di kelas iii sd negeri iii gesikan kecamatan pakel ... · pdf filecholiq, abdul,: peningkatan...

28
Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model Belajar Kooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung Semester I Tahun 2012/2013 191 Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model Belajar Kooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung Semester I Tahun 2012/2013 Oleh : Choliq, Abdul, S.Pd.2012. Guru SDN III Gesikan Kec. Pakel Kab. Tulungagung ABSTRAK Selama ini pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia tersebut terjadi di SDN III Gesikan pada kelas III belum optimal. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa masih kesulitan dalam memahami konsep tema Lingkungan. Karena dalam pembelajaran guru masih monoton dan kurang variasi. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang aktif, dan cepat jenuh saat pembelajaran berlangsung. Hal itu didukung data dari pencapaian hasil observasi dan evaluasi memahami konsep tema Lingkungan pada siswa kelas III Tahun 2012/2013 masih di bawah KKM yang dirterapkan sekolah yaitu 75. Data hasil belajar menunjukkan dalam pembelajarn bahasa Indonesia tema Lingkungan, dari 18 siswa hanya 13 siwa(41,94%) yang mendapatkan nilai di atas KKM, sedangkan sisanya 18 siswa (58,06%) nilanya di bawah KKM. maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah melalui strategi belajar kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia? (2) Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan metode Strategi Belajar kooperatif ? maka penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui pengaruh implementasi strategi belajar kooperatif dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas III pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Tema Lingkungan. (2) Mengetahui dan mendiskripsikan sikap dan aktivitas siswa dalam menerima dan melaksanakan strategi belajar kooperatif yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.Strategi belajar kelompok adalah suatu proses transfer ilmu yang melibatkan lebih dari satu orang, dimana antara orang yang satu dengan yang lain saling melengkapi. Belajar kelompok merupakan salah satu metode dalam belajar selain belajar secara individu dan juga belajar secara formal di sekolah.Lokasi dan objek penelitian harus ditentukan terlebih dahulu, ini bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam mengambil keputusan dalam setiap penilaian yang akan diadakan adapun dalam penelitian ini berada pada lokasi SDN III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung dan objek penelitian dipilih siswa Kelas III pada SDN III Gesikan tersebut dengan jumlah siswa sebayak 31 siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia Tema Lingkungan.Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan ini adalah: (1) Strategi Belajar kooperatif dalam proses pembelajaran ini dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Pemakaian Strategi Belajar kooperatif membuat proses pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas dari siklus I yaitu 72,22 dan pada siklus II : nilai rata-rata 91,11 dengan ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 100,00% pada akhir siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi belajar kooperatif ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. (2) Sikap siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan strategi belajar kooperatif ini sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari data hasil angket yang diberikan kepada siswa setelah berakhirnya suatu siklus penelitian. . Kata Kunci: Bahasa Indonesia, Prestasi Belajar, Strategi Belajar Kelompok PENDAHULUAN Dalam melaksanakan tugas mengajar, guru harus memberikan bimbingan yang diperlukan siswa dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal. Hal ini sangat penting, sebab dalam proses belajar mengajar guru akan menghadapi siswa yang tergolong memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Bagi siswa yang pandai akan cepat menguasai bahan pembelajaran, sedangkan siswa yang memilki kemampuan renda, mereka

Upload: vanhanh

Post on 01-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

191

Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model Belajar KooperatifDi Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

Oleh : Choliq, Abdul, S.Pd.2012.Guru SDN III Gesikan Kec. Pakel Kab. Tulungagung

ABSTRAK Selama ini pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia tersebut terjadi di SDNIII Gesikan pada kelas III belum optimal. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa masihkesulitan dalam memahami konsep tema Lingkungan. Karena dalam pembelajaran guru masihmonoton dan kurang variasi. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang aktif, dan cepat jenuhsaat pembelajaran berlangsung. Hal itu didukung data dari pencapaian hasil observasi danevaluasi memahami konsep tema Lingkungan pada siswa kelas III Tahun 2012/2013 masih dibawah KKM yang dirterapkan sekolah yaitu 75. Data hasil belajar menunjukkan dalampembelajarn bahasa Indonesia tema Lingkungan, dari 18 siswa hanya 13 siwa(41,94%) yangmendapatkan nilai di atas KKM, sedangkan sisanya 18 siswa (58,06%) nilanya di bawahKKM. maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah melalui strategibelajar kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia? (2) Bagaimanasikap siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan metode Strategi Belajar kooperatif ?maka penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui pengaruh implementasi strategi belajarkooperatif dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas III pada pembelajaranBahasa Indonesia dengan Tema Lingkungan. (2) Mengetahui dan mendiskripsikan sikap danaktivitas siswa dalam menerima dan melaksanakan strategi belajar kooperatif yang diberikanoleh guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.Strategi belajar kelompok adalah suatuproses transfer ilmu yang melibatkan lebih dari satu orang, dimana antara orang yang satudengan yang lain saling melengkapi. Belajar kelompok merupakan salah satu metode dalambelajar selain belajar secara individu dan juga belajar secara formal di sekolah.Lokasi danobjek penelitian harus ditentukan terlebih dahulu, ini bertujuan untuk menghindari kesalahandalam mengambil keputusan dalam setiap penilaian yang akan diadakan adapun dalampenelitian ini berada pada lokasi SDN III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagungdan objek penelitian dipilih siswa Kelas III pada SDN III Gesikan tersebut dengan jumlahsiswa sebayak 31 siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia Tema Lingkungan.Kesimpulan yangdapat diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan ini adalah: (1) Strategi Belajarkooperatif dalam proses pembelajaran ini dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.Pemakaian Strategi Belajar kooperatif membuat proses pembelajaran lebih bermakna bagisiswa, yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas dari siklus I yaitu 72,22dan pada siklus II : nilai rata-rata 91,11 dengan ketuntasan belajar siswa secara klasikalsebesar 100,00% pada akhir siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategibelajar kooperatif ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasaIndonesia. (2) Sikap siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan strategibelajar kooperatif ini sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari data hasil angket yang diberikankepada siswa setelah berakhirnya suatu siklus penelitian. .

Kata Kunci: Bahasa Indonesia, Prestasi Belajar, Strategi Belajar KelompokPENDAHULUAN

Dalam melaksanakan tugas mengajar,

guru harus memberikan bimbingan yang

diperlukan siswa dalam mencapai

tingkat perkembangan yang optimal.

Hal ini sangat penting, sebab dalam

proses belajar mengajar guru akan

menghadapi siswa yang tergolong

memiliki kemampuan tinggi, sedang,

dan rendah. Bagi siswa yang pandai

akan cepat menguasai bahan

pembelajaran, sedangkan siswa yang

memilki kemampuan renda, mereka

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

192

biasanya lambat dalam menguasai

bahan pelajaran, karena mereka

mengalami kesulitan dalam belajar.

Pembelajaran bahasa Indonesia

meliputi 4 aspek (1) mendengarkan;

memahami wacana lisan berbentuk

perintah, penjelasan, petunjuk, pesan,

pengumuman, berita, deskripsi berbagai

Lingkungan dan benda di sekitar, serta

karya sastra berbentuk dongeng, puisi,

cerita, drama, pantun, dan cerita rakyat.

(2) berbicara ;menggunakan wacan lisan

untuk mengungkapakan pikiran,

perasaan, dan informasi, dalam kegiatan

perkenalan, tegur sapa, percakapan

sederhana, wawancara, percakapan

telepon, diskusi, pidato, deskripsi

berbagai Lingkungan dan benda di

sekitar, memberi petunjuk, deklamasi,

cerita, pelaporan hasil pengamatan,

pemahaman isi buku dan berbagai karya

sastra untuk anak berbentu dongeng,

pantun, drama, dan puisi. (3) membaca;

menggunakan berbagai jenis membaca

untuk memahami wacana berupa

petunjuk, teks panjang, dan berbagai

karya satra untuk anak berbentuk puisi,

dongeng, pantun, percakapan, cerita,

dan drama. (40 menulis; melakukan

berbagai jenis kegiatan menulis untuk

mengungkapkan pikiran, perasaan, dan

informasi dalam bentuk karangan

sederhana, petunjuk, surat

pengumuman, dialog, formulir, teks

pidato, laporan ringkasan, paraphrase,

serta berbagai karya sastra untuk anak

berbentuk cerita, puisi, dan pantun.

Melalui pembelajaran, penguasaan

bahasa Indonesia diharapkan dapat

mengembangkan berbagai kecerdasan,

karakter, dan kepribadian.

Dalam pengajaran di sekolah,

khususnya pengajaran bahasa

Indonesia, guru senantiasa berusaha

agar siswa tidak mengalami kesulitan

dalam memahami konsep bahasa

Indonesia yaitu tema Lingkungan.

Namun dalam kenyataannya masih

banyak siswa yang tidak dapat

memahami konsep bahasa Indonesia

tentang tema Lingkungan sebagaimana

yang diharapkan oleh guru. Hal ini

dapat diketahui dari rendahnya daya

serap siswa dalam memahami konsep.

Selama ini pelaksanaan

pembelajaran bahasa Indonesia tersebut

terjadi di SDN III Gesikan pada kelas

III belum optimal. Dalam pembelajaran

bahasa Indonesia siswa masih kesulitan

dalam memahami konsep tema

Lingkungan. Karena dalam

pembelajaran guru masih monoton dan

kurang variasi. Hal tersebut

menyebabkan siswa kurang aktif, dan

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

193

cepat jenuh saat pembelajaran

berlangsung. Hal itu didukung data dari

pencapaian hasil observasi dan evaluasi

memahami konsep tema Lingkungan

pada siswa kelas III Tahun 2012/2013

masih di bawah KKM yang dirterapkan

sekolah yaitu 75. Data hasil belajar

menunjukkan dalam pembelajarn

bahasa Indonesia tema Lingkungan, dari

31 siswa hanya 13 siwa(41,94%) yang

mendapatkan nilai di atas KKM,

sedangkan sisanya 18 siswa (58,06%)

nilanya di bawah KKM.

Dengan melihat data hasil belajar

dan pelaksanaan mata pelajaran tersebut

perlu sekali dilaksanakan proses

pembelajaran yang mampu

meningkatkan kualitas, agar siswa

tersebut terampil dalam memahami

konsep tema Lingkungan, sebagai

upaya untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran bahasa Indonesia.

Berdasarkan diskusi peneliti

dengan mitra guru , untuk memecahkan

masalah pembelajaran tersebut, tim

kolaborasi menetapkan alternative

tindakan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran yang dapat mendorong

aktivitas dan keterampilan siswa dalam

pembelajaran serta meningkatkan

kreativitas guru dalam mengajar. Maka

peneliti (guru kelas III) menggunakan

salah satu pendekatan pembelajaran

yaitu strategi belajar kooperatif.

Strategi belajar kooperatif adalah

suatu proses transfer ilmu yang

melibatkan lebih dari satu orang,

dimana antara orang yang satu dengan

yang lain saling melengkapi. Belajar

kooperatif merupakan salah satu metode

dalam belajar selain belajar secara

individu dan juga belajar secara formal

di sekolah.

Dari ulasan latar belakang di atas,

peneliti akan mengkaji masalah tersebut

melalui penelitian tindakan kelas

dengan judul “Peningkatan Prestasi

Belajar Bahasa Indonesia Melalui

Model Belajar Kooperatif Di Kelas III

SD Negeri III Gesikan Kecamatan

Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013”.

Hipotesis Tindakan

Penelitian ini menggunakan

hipotesis tindakan atau kesimpulan

sementara sebagai berikut : “Jika dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia tema

Lingkungan guru dapat menggunakan

strategi belajar kooperatif, maka hasil

belajar siswa kelas III semester I SDN

III Gesikan Kecamatan Pakel tahun

pelajaran 2012/2013 dapat

meningkat”.Tinjauan Tentang Belajar

1. Pengertian Belajar

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

194

Sebagai landasan penguraian

mengenai apa yang dimaksud dengan

belajar, terlebih dahulu akan

dikemukakan beberapa definisi :

Witherington dalam buku Educational

Psycology mengemukakan, bahwa:

"Belajar adalah suatu perubahan

di dalam kepribadian yang menyatakan

diri sebagai suatu pola baru dan reaksi

yang berupa kecakapan, sikap,

kebiasaan, kepandaian atau sesuatu

pengertian". (dalam Ngalim Purwanto,

1990:84) Menurut Wasty Soemanto

(1990:99).

"Belajar adalah proses sedemikian

hingga tingkah laku ditimbulkan atau

diubah melalui praktik, latihan atau

pengalaman".

Dari definisi di atas dapat

dikemukakan adanya beberapa elemen

penting yang mencirikan tentang

belajar, yaitu :

a. Belajar merupakan suatu

perubahan yang terjadi melalui latihan

atau pengalaman, dalam arti perubahan-

perubahan yang disebabkan oleh

pertumbuhan atau perkembangan tidak

dianggap sebagai hasil belajar, seperti

perubahan-perubahan yang terjadi pada

diri seorang bayi.

b. Tingkah laku yang mengalami

perubahan karena belajar menyangkut

berbagai aspek kepribadian, baik fisik

maupun psikis, seperti : perubahan

dalam pengertian, pemecahan suatu

masalah atau berfikir, ketrampilan

kecakapan, kebiasaan, atau sikap.

Belajar merupakan proses dasar

perkembangan hidup manusia. Dengan

belajar manusia melakukan perubahan

kualitas individu, sehingga tingkah

lakunya berkembang. Semua aktifitas

dan prestasi hidup manusia tidak lain

adalah hasil belajar. Kita hidup dan

bekerja menurut apa yang telah

dipelajari. Belajar itu bukan sekedar

pengalaman. Belajar adalah suatu

proses dan bukan suatu hasil. Oleh

karena itu berlangsung secara aktif dan

interaktif dengan menggunakan

berbagai bentuk perubahan untuk

mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu

guru harus dapat memberikan

rangsangan dalam rangka membimbing

siswa untuk melakukan kegiatan

belajar. Proses belajar berbeda dengan

proses kematangan. Kematangan adalah

proses, sedemikian hingga tingkah laku

dimodifikasi sebagai akibat dan

pertumbuhan dalam perkembangan

struktur serta fungsi-fungsi jasmani.

Dengan demikian tidak setiap

perubahan tingkah laku pada diri

individu merupakan hasil belajar.

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

195

Menurut pengertian secara psikologis,

belajar merupakan suatu proses

perubahan tingkah laku sebagai hasil

interaksi dengan lingkungannya, dalam

memenuhi kebutuhan hidup.

2. Faktor-fakktor yang

mempengaruhi belajar

Dalam belajar banyak sekali

faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Dari sekian banyak faktor yang

mempengaruhi belajar, menurut Wasty

Soemarno (1989) dapat digolongkan

menjadi tiga faktor:

a. Faktor-faktor stimulasi belajar.

Yang dimaksud Stimulasi belajar di sini

yaitu segala hal di luar individu yang

merangsang individu untuk

mengadakan reaksi atau perubahan

belajar. Stimulasi dalam hal ini

mencakup materi penugasan, serta

suasana lingkungan eksternal yang

harus diterima atau dipelajari oleh

siswa. Berikut ini dikemukakan

beberapa hal yang berhubungan dengan

faktor-faktor stimulasi belajar,

1) Panjangnya bahan pelajaran

Panjangnya bahan pelajaran

berhubungan dengan banyak bahan

pelajaran. Semakin panjang bahan

pelajaran, semakin panjang pula waktu

yang diperlukan oleh siswa untuk

mempelajarinya. Bahan yang terlalu

panjang atau terlalu banyak dapat

menyebabkan kesulitan siswa dalam

belajar. Kesulitan siswa itu tidak

semata-mata karena panjangnya waktu

untuk belajar, melainkan lebih

berhubungan dengan faktor kelemahan

atau faktor kejenuhan siswa dalam

menghadapi atau mengerjakan bahan

yang banyak.

2) Kesulitan bahan pelajaran

Tiap-tiap bahan pelajaran mempunyai

tingkat kesulitan yang berbeda. Tingkat

kesulitan bahan pelajaran

mempengaruhi kecepatan belajar.

Makin sulit bahan pelajaran makin

lambat orang mempelajarinya. Bahan

yang sulit memerlukan aktifitas belajar

yang lebih intensif, sedangkan bahan

yang sederhana mempengaruhi

intensitas belajar seseorang.

3) Beratnya bahan pelajaran

Belajar memerlukan modal

pengalaman yang diperoleh dari

belajar sebelumnya. Modal

pengalaman itu dapat berupa

penguasaan bahasa, pengetahuan dan

prinsip-prinsip. Modal pengalaman itu

menentukan keberartian bahan yang

dipelajari pada waktu sekarang. Bahan

yang berarti adalah bahan yang dapat

dikenali. Bahan yang berarti

memungkinkan siswa untuk belajar,

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

196

karena siswa dapat mengenalnya.

Bahan yang tanpa arti sukar dikenali

akibat tidak ada perhatian siswa

terhadap bahan itu.

4) Berat ringannya tugas

Mengenali berat ringannya tugas, hal ini

erat kaitannya dengan tingkat

kemampuan siswa. Tugas yang sama

kesukarannya berbeda bagi masing-

masing siswa. Hal ini disebabkan

karena kapasitas intelektual serta

pengalaman mereka tidak sama. Boleh

jadi pula, berat ringannya tugas

berhubung dengan usia siswa. Ini berarti

bahwa kematangan individu ikut

menjadi indikator atas berat atau

ringannya tugas bagi siswa yang

bersangkutan. Dapat dibuktikan bahwa

tugas-tugas yang terlalu ringan atau

mudah akan mengurangi tantangan

belajar, sedangkan tugas-tugas yang

terlalu berat atau sukar membuat jera

bagi siswa untuk belajar.

5) Suasana lingkungan Eksternal

Suasana lingkungan eksternal

menyangkut banyak hal antara lain

cuaca, waktu, kondisi, tempat,

penerangan dan sebagainya. Faktor-

faktor ini mempengaruhi sikap dan

interaksi siswa dalam aktifitas

belajarnya, sebab siswa yang belajar

adalah interaksi dengan

lingkungannya.

b. Faktor-faktor metode belajar

Faktor metode belajar menyangkut

hal-hal sebagai berikut :

1) Kegiatan berlatih dan praktik

Berlatih dapat diberikan secara maraton

(non stop) atau secara distribusi (dengan

selingan waktu istirahat). Latihan yang

diberikan secara marathon dapat

melelahkan dan membosankan,

sedangkan latihan yang didistribusi

menjamin terpeliharanya stamina dan

kegairahan belajar. Jam pelajaran yang

terlalu panjang kurang efektif. Semakin

pendek distribusi waktu untuk latihan

semakin efektif latihan itu. Latihan

memerlukan waktu istirahat yang

sedang, lamanya tergantung tugas atau

keterampilan yang dipelajari atau

lamanya waktu pelaksanaan seluruh

kegiatan.

2) Resistansi selama belajar

Kombinasi lamanya dengan Resistansi

(transfer belajar) sangat bermanfaat

untuk meningkatkan kemampuan

membaca itu maupun untuk

menghafalkan tanpa melihat bacaannya.

Jika setelah menguasai suatu bagian

dapat melanjutkan ke bagian

selanjutnya. Resistansi sangat cocok

diterapkan pada belajar membaca atau

menghafal,

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

197

3) Pengenalan tentang hasil belajar.

Dalam proses belajar, sering

mengabaikan tentang perkembangan

hasil belajar selama dalam belajarnya.

Hasil penelitian para ahli psikologi

menunjukkan bahwa pengenalan

seorang terhadap hasil atau kemajuan

belajarnya adalah penting, karena

dengan mengetahui yang telah dicapai

seseorang akan lebih berusaha

meningkatkan hasil belajar selanjutnya.

4) Bimbingan dalam belajar

Bimbingan yang terlalu banyak yang

diberikan oleh seorang guru atau orang

lain cenderung membuat siswa

menjadi tergantung. Bimbingan dapat

diberikan dalam batas yang diperlukan

siswa. Hal yang paling penting yaitu

perlunya pemberian modal kecakapan

pada individu. Sehingga yang

bersangkutan dapat melaksanakan

tugas yang diberikan dengan sedikit

saja bantuan dari pihak lain.

c. Faktor-faktor individual

Kecuali faktor stimulasi dan

metode belajar, faktor individual sangat

besar pengaruhnya terhadap belajar

siswa. Adapun faktor itu menyangkut

hal - hal sebagai berikut:

1) Kematangan

Kematangan dicapai individu dan

proses pertumbuhan psikologisnya.

Kematangan terjadi akibat perubahan

kuantitatif di dalam struktur jasmani

dibarengi dengan perubahan kuantitatif

terhadap struktur tersebut. Kematangan

memberi kondisi pada fungsi psikologis

termasuk sistem saraf dan otak menjadi

berkembang.

2) Bakat

"Bakat adalah kemampuan untuk belajar

karena kemampuan itu baru terealisir

menjadi kecakapan yang nyata setelah

belajar dan berlatih (Slameto, 1988:59).

Bakat itu juga mempengaruhi hasil

belajar siswa jika bahan pelajaran sesuai

dengan bakat siswa, hasil, pelajaran

akan lebih baik karena ia akan senang

terhadap bahan pelajaran tersebut,

selanjutnya mereka akan lebih giat lagi,

oleh karena itu penting sekali untuk

mengetahui bakat dari siswa, dan

menempatkan siswa di sekolah yang

sesuai dengan bakatnya.

3) Kesiapan

Kesiapan itu timbul dari siswa itu

sendiri dan juga berhubungan dengan

kesiapan fisik dan mental dari siswa

yang bersangkutan. Dengan sudah

siapnya untuk menerima pelajaran, hasil

pelajaran akan lebih baik, Lain halnya

apabila belum siap menerima pelajaran.

Prestasi yang dihasilkan akan lebih

rendah. Dengan demikian faktor

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

198

kesiapan juga berpengaruh pada prestasi

siswa.

4) Faktor usia kronologis

Pertambahan dalam usia selalu

dibarengi dengan proses pertumbuhan

dan perkembangan. Semakin tua usia

anak semakin meningkat pula

kematangan berbagai fungsi

fisiologisnya. Anak yang lebih tua lebih

kuat, lebih sabar, lebih sanggup

melaksanakan tugas-tugas yang lebih

berat, lebih mampu mengarahkan energi

dan perhatiannya dalam waktu yang

lebih lama, lebih memiliki koordinasi

gerak kebiasaan kerja dan ingatan yang

lebih baik dan tingkat kemampuan

belajar siswa.

5) Faktor perbedaan jenis kelamin

Hingga saat ini belum ada petunjuk

yang menguatkan tentang adanya

perbedaan skill, sikap, minat,

temperamen, bakat dan pola-pola

tingkah laku sebagai akibat dan

perbedaan jenis kelamin. Misalnya

dalam prestasi akademik dapat kita lihat

banyak anak perempuan yang

menunjukkan prestasi yang lebih baik

tidak kalah dengan prestasi anak laki-

laki. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

ada perbedaan yang berarti antara anak

laki-laki dan perempuan dalam hal

intelegensi.

6) Pengalaman sebelumnya

Pengalaman yang diperoleh individu

ikut mempengaruhi belajar yang

bersangkutan, terutama dalam hal

transfer belajarnya,

7) Kondisi kesehatan jasmani

Siswa yang belajar membutuhkan

kondisi yang sehat. Siswa yang

badannya sakit akibat penyakit-

penyakit tertentu serta kelemahan

tidak akan dapat belajar dengan

efektif, Cacat-cacat pisik juga

mengganggu belajar

8) Kondisi kesehatan rohani

Gangguan terhadap cacat-cacat mental

pada seseorang sangat mengganggu

belajar orang yang bersangkutan

9) Motivasi

Motivasi yang berhubungan dengan

kebutuhan, motif dan tujuan, sangat

mempengaruhi kegiatan dan hasil

belajar. Motivasi adalah sangat penting

bagi proses belajar karena motivasi

menggerakan organisme, mengarahkan

tindakan serta memilih tujuan belajar

yang dirasakan paling penting bagi

kehidupan siswa.

Pengertian Hasil belajar

Hasil belajar mencerminkan

sejauh mana siswa telah dapat mencapai

tujuan yang telah ditetapkan disetiap

bidang studi. Gambaran Hasil belajar

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

199

siswa bisa dinyatakan dengan angka (0

s.d 10) (Suharsimi Arikunto, 1988),

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu

usaha, kemampuan, dan sikap seseorang

dalam menyelesaikan suatu hal di

bidang pendidikan. Kehadiran hasil

belajar dalam kehidupan manusia pada

tingkat dan jenis tertentu yang berada di

bangku sekolah (Zainal Arifin, 1989).

Faktor yang mempengaruhi hasil

belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar siswa tidak terlepas dari

faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar siswa itu sendiri. Menurut

Slameto (1988) faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa yaitu

faktor intern dan faktor ekstern. Faktor

intern terdiri atas faktor-faktor

jasmaniah, psikologi, minat, motivasi

dan cara belajar. Faktor ekstern yaitu

faktor-faktor keluarga, sekolah dan

masyarakat. Salah satu faktor ekstern

yang mempengaruhi hasil belajar siswa

adalah faktor sekolah, yang mencakup

metoda mengajar, kurikulum, relasi

guru siswa, sarana, dsb.

Mengajar adalah salah satu cara

yang digunakan di dalam mengajar.

Metode mengajar harus tepat, efisien

dan efektif sehingga siswa dapat

menerima, memahami, menguasai, dan

mengembangkan bahan pelajaran.

Dalam mengajar (Winkel, 1989),

beberapa kepribadian guru yang

berperan adalah:

1. Penghayatan nilai-nilai kehidupan

Seorang guru harus berpegang pada

nilai-nilai tertentu misalnya, tanggung

jawab dalam bertindak, kebanggaan atas

hasil jerih payahnya sendiri, kerelaan

membantu sesama yang memerlukan

bantuannya.

2. Motivasi kerja

Merupakan dorongan yang datang dari

dalam dirinya untuk mendapatkan

kepuasan yang diinginkan, serta

mengembangkan kemampuan dan

keahlian guna menunjang profesinya

yang dapat meningkatkan prestasi dan

profesinya. Dalam hal ini guru yang

bercita-cita menyumbangkan

keahliannya demi perkembangan anak

didiknya, profesi sebagai guru

merupakan kepuasan pribadi, rela

mengorbankan waktu dan tenaga demi

kepentingan anak didiknya.

3. Sifat dan sikap

Guru harus memiliki sifat dan sikap

luwes dalam pergaulan, suka humor,

rela membantu, kreatif dan berharap

bahwa siswa mampu berpartisipasi

dalam proses belajar mengajar secara

aktif.

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

200

Dengan kepribadian guru yang

positif, siswa akan merasa senang, puas,

dan gembira. Simpati guru merupakan

faktor yang sangat utama dalam

melaksanakan tugasnya sehingga proses

belajar mengajar dapat berjalan sesuai

dengan apa yang direncanakan. Di

samping itu, siswa dapat mengikuti

pelajaran yang disampaikan oleh guru

dengan sebaik-baiknya, dan akan

meningkatkan hasil belajarnya.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi

Yang dimaksud dengan prestasi

belajar adalah hasil yang diperoleh

setelah siswa menjalankan usaha

belajar. Misalnya dapat menyelesaikan

dengan baik suatu unit bahasan atau

pelajaran, ini tidak sama antara siswa

satu dengan yang lainnya, ada yang

lebih cepat selesai dan ada yang lambat

menyelesaikannya. Seperti dalam buku

Dardji Darmodihardjo sebagai berikut:

“Bahan pelajaran dan waktu belajar itu

sebenarnya dijabarkan untuk program

belajar murid-murid dengan

kemampuan belajar rata-rata. Apabila

bahan pelajaran ini sama untuk

disajikan kepada anak didik yang lebih

cepat kemampuan belajarnya, maka

anak tersebut akan menguasai dalam

waktu yang lebih pendek. Sebaliknya

apabila bahan pelajaran yang sama itu

disajikan ini kepada anak yang lebih

lamban, dalam artian kurang mampu

untuk menguasai dalam belajar, maka

waktu yang dibutuhkannya lama (Dardji

Darmodihardjo. Prof. 1982: 25).

Dengan demikian anak yang

memiliki kemampuan lebih cepat juga

dalam usaha belajar akan cepat pula dan

mudah untuk memperoleh hasil belajar

akan cepat pula dalam hasil prestasi

belajar dengan baik, sebaliknya anak

yang memiliki kemampuan lebih

lamban akan menemui kesukaran

didalam memperoleh hasil yang baik.

Apabila bahan pelajaran yang sama

disajikan pada anak didik yang

memiliki kemampuan belajarnya

berbeda satu dengan yang lainnya.

2. Macam-macam Prestasi Belajar

Berdasarkan tujuan yang hendak

dicapai dalam prestasi belajar dapat

dibagi menjadi 3 (tiga) macam yaitu :

Prestasi belajar yang berupa adanya

perubahan kemampuan terhadap

penguasaan ilmu pengetahuan

tentang apa yang diajarkan.

Prestasi belajar yang berupa adanya

perubahan sikap dan tingkah laku

setelah menerima pelajaran.

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

201

Prestasi belajar yang serupa adanya

perubahan ketrampilan atau

kecekatan didalam melaksanakan

atau mengajarkannya, tugas yang

termasuk juga dalam ketrampilan

menggunakan alat.

3. Tujuan Pemberian Penilaian

Prestasi Hasil Belajar

a. Untuk mengetahaui kemajuan dan

kemampuan yang telah dicapai oleh

anak didik dalam mengikuti

pelajaran.

b. Untuk mengukur kekurangan-

kekurangan atau kelemahannya

yang terdapat, baik pihak pendidik

sendiri maupun bagi anak didik

yang selama dalam melaksanakan

kegiatannya dalam belajar

mengajar.

c. Untuk menentukan langkah-

langkah yang bisa diambil dalam

menentukan program belajar

mengajar berikutnya.

d. Penilaian juga berfungsi dan

bertujuan untuk :

1) Membantu anak didik agar mereka

lambat laun dapat menilai dirinya

sendiri guna meningkatkan

kemampuan dalam menggunakan

bahasa Indonesia.

2) Bagi guru memperoleh umpan balik

sebagai dasarnya untuk

memperbaiki proses belajar

mengajar.

3) Peserta didik merasa terhargai atas

jerih payahnya dalam mengerjakan

tugas.

C. Strategi Belajar kooperatif

Strategi Belajar kooperatif adalah

suatu penyajian bahan pelajaran

dengan cara siswa membahas, bertukar

pendapat mengenai topik/masalah

tertentu, untuk memperoleh suatu

kesepakatan atau kesimpulan.

Teknik ini sebagai salah satu

strategi belajar mengajar. Ialah suatu

cara mengajar, dimana siswa di dalam

kelas dipandang sebagai suatu

kelompok atau dibagi menjadi beberapa

kelompok. Setiap kelompok terdiri dari

2-6 siswa, mereka bekerja bersama

dalam memecahkan masalah, atau

melaksanakan tugas tertentu, dan

berusaha mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditentukan pula oleh guru.

Robert L. Cilstrap dan William R.

Martin memberikan pengertian kerja

kelompok sebagai kegiatan sekelompok

siswa yang biasanya berjumlah kecil,

yang diorganisir untuk kepentingan

belajar. Keberhasilan kerja kelompok

ini menuntut kegiatan yang kooperatif

dari beberapa individu tersebut.

Adapun pengelompokan itu

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

202

biasanya didasarkan pada:

1. Adanya alat belajar mengajar

yang tidak mencukupi jumlahnya.

Agar penggunaannya dapat lebih

efisien dan efektif, maka siswa perlu

dijadikan kelompok-kelompok kecil.

Karena bila seluruh siswa sekaligus

menggunakan alat-alat itu tidak

mungkin. Dengan pembagian kelompok

mereka dapat memanfaatkan alat-alat

yang terbatas itu sebaik mungkin, tanpa

saling menunggu gilirannya.

2. Kemampuan Belajar Siswa

Di dalam satu kelas kemampuan

belajar siswa tidak sama. Siswa yang

pandai di dalam bahasa Indonesia,

belum tentu sama pandainya dalam

pelajaran sejarah. Dengan adanya

perbedaan kemampuan belajar itu, maka

perlu dibentuk kelompok menurut

kemampuan belajar masing-masing,

agar setiap siswa dapat sesuai dengan

kemampuannya.

3. Minat Khusus

Setiap individu memiliki minat khusus

yang perlu dikembangkan, hal mana

yang satu pasti berbeda dengan yang

lain. Tetapi tidak menutup

kemungkinan ada anak yang minat

khususnya sama, sehingga

memungkinkan dibentuknya kelompok,

agar mereka dapat dibina dan

mengembangkan bersama minat khusus

tersebut.

4. Memperbesar Partisipasi Siswa

Di sekolah pada tiap kelas biasanya

jumlah siswa terlalu besar, dan kita tahu

bahwa jumlah jam pelajaran adalah

sangat terbatas, sehingga dalam jam

pelajaran yang sedang berlangsung

sukar sekali untuk guru akan

mengikutsertakan setiap murid dalam

kegiatan itu. Bila itu terjadi siswa yang

ditunjuk guru akan aktif, yang tidak

disuruh akan tetap pasif saja. Karena

itulah bila berkelompok, dan diberikan

tugas yang sama pada masing-masing

kelompok, maka banyak kemungkinan

setiap siswa ikut serta melaksanakan

dan memecahkannya.

5. Pembagian Tugas atau Pekerjaan

Di dalam kelas bila guru

menghadapi suatu masalah yang

meliputi berbagai persoalan, maka perlu

tugas membahas masing-masing

persoalan pada kelompok, sesuai

dengan jumlah persoalan yang akan

dibahas. Dengan demikian masing-

masing kelompok harus membahas

tugas yang diberikan itu.

6. Kerja Sama yang Efektif

Dalam kelompok siswa harus bisa

bekerja sama, mampu menyesuaikan

diri, menyeimbangkan

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

203

pikiran/pendapat atau tenaga untuk

kepentingan bersama, sehingga

mencapai suatu tujuan untuk bersama

pula.

Keuntungan penggunaan teknik

kerja kelompok itu, adalah :

a. Dapat memberikan kesempatan

kepada para siswa untuk

menggunakan keterampilan

bertanya dan membahas sesuatu

masalah.

b. Dapat memberikan kesempatan

pada siswa untuk lebih intensif

mengadakan penyelidikan

mengenai sesuatu kasus atau

masalah.

c. Dapat mengembangkan bakat

kepemimpinan dan mengajarkan

keterampilan berdiskusi.

d. Dapat memungkinkan guru untuk

lebih memperhatikan siswa sebagai

individu serta kebutuhannya

belajar.

e. Para siswa lebih aktif tergabung

dalam pelajaran mereka, dan

mereka lebih aktif berpartisipasi

dalam diskusi.

f. Dapat memberikan kesempatan

kepada para siswa untuk

mengembangkan rasa menghargai

pendapat orang lain, hal mana

mereka telah saling membantu

kelompok dalam usahanya

mencapai tujuan bersama.

Tetapi di samping itu keunggulan

teknik kerja kelompok memiliki pula

kelemahannya, yaitu:

a. Kerja kelompok sering-sering

hanya melibatkan kepada siswa

yang mampu sebab mereka cakap

memimpin dan mengarahkan

mereka yang kurang.

b. Strategi ini kadang-kadang

menuntut pengaturan tempat duduk

yang berbeda-beda dan cara

mengajar yang berbeda pula.

c. Keberhasilan strategi kerja

kelompok ini tergantung kepada

kemampuan siswa memimpin

kelompok atau untuk bekerja

sendiri.

Bentuk-bentuk kerja kelompok

yang bisa dilaksanakan ialah :

1. Kerja Kelompok Berjangka Pendek

Bentuk ini dapat disebut pula "rapat

kilat" karena hanya mengambil waktu

lebih kurang 15 menit, yang

mempunyai tujuan untuk memecahkan

persoalan khusus yang terdapat pada

sesuatu masalah. Umpamanya: ketika

instruktur menjelaskan sesuatu

pelajaran terdapat suatu masalah yang

perlu didiskusikan. Guru dapat

menunjuk beberapa siswa, atau

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

204

membagi kelas mejadi beberapa

kelompok untuk membahas masalah

itu dalam waktu singkat.

2. Kerja Kelompok Berjangka

Panjang

Pembicaraan disini memakan waktu

yang panjang, misalnya memakan

waktu 2 hari, satu minggu atau mungkin

tiga bulan, tergantung pada luas dan

banyaknya tugas yang harus

diselesaikan siswa. Apabila siswa telah

menyelesaikan tugasnya didalam suatu

kelompok, ia boleh memilih membantu

kelompok lain sesuai dengan minat

mereka.

Kerja kelompok berjangka panjang

dapat dilaksanakan dengan tujuan:

a. Membahas masalah yang benar-

benar ada di dalam masyarakat,

umpamanya: masalah Menjumlah

dan Mengurangkan Pecahan,

lingkungan sehat, pembuangan

sampah dan lain sebagainya.

Masalah itu dibahas agar siswa

mengetahui, memahami dan dapat

memberikan sumbangan pemikiran

untuk memecahkan masalah-masalah

yang ada di dalam masyarakat

tersebut.

b. Memotivasi siswa ke arah kegiatan-

kegiatan yang berhubungan dengan

masyarakat. Misalnya: penerangan

tentang makanan sehat, penggunaan

metode mengajar yang lebih efisien,

menggalakkan KB dan sebagainya.

Jadi dengan kerja kelompok disini

siswa dapat menerapkan teori yang

dipelajari di sekolah ke dalam

praktek hidup sehari-hari, di samping

dapat menyumbangkan

pemikirannya/ide-idenya serta bagi

masyarakat sekitarnya.

c. Dengan melaksanakan kerja

kelompok memberi pengalaman

kepada siswa untuk mengenal

kepemimpinan /leadership, seperti

membuat rencana sebelum

melakukan sesuatu pekerjaan,

membagi pekerjaan, memecahkan

masalah/menyelesaikan tugas dengan

bekerja bersama.

d. Dengan bekerja sama itu siswa dapat

mengumpulkan bahan-bahan

informasi atau data lebih banyak

tentang berbagai jenis aspek suatu

masalah di dalam waktu relatif

singkat.

3. Kerja Kelompok Campuran

Disini siswa dibagi menjadi

kelompok-kelompok yang disesuaikan

dengan kemampuan belajar siswa.

Dalam kerja kelompok ini siswa diberi

kesempatan untuk bekerja sesuai

dengan kemampuan masing-masing

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

205

sehingga kelompok yang pintar dapat

selesai terlebih dahulu tidak usah

menunggu kelompok yang lain.

Kelompok siswa yang agak lamban,

diizinkan menyelesaikan tugasnya

dalam waktu yang sesuai dengan

kemampuannya. Agar kerja kelompok

campuran itu mencapai sasaran, guru

perlu memperhatikan hal-hal ialah harus

menyediakan tugas atau kegiatan belajar

yang sesuai dengan kemampuan belajar

setiap kelompok, kemudian setiap tugas

harus disusun sedemikian rupa sehingga

setiap kelompok dapat mengerjakan

sendiri tanpa bantuan orang lain atau

guru. Akhirnya guru harus memberi

petunjuk yang jelas, sehingga siswa

tahu apa yang harus dikerjakan, dan apa

yang diharapkan dari mereka masing-

masing. Supaya kerja kelompok dapat

lebih berhasil, maka harus melalui

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menjelaskan tugas kepada siswa

b. Menjelaskan apa tujuan kerja

kelompok itu

c. Membagi kelas menjadi beberapa

kelompok

d. Setiap kelompok menunjuk seorang

pencatat yang akan membuat laporan

tentang kemajuan dan hasil kerja

kelompok tersebut.

e. Guru berkeliling selama kerja

kelompok itu berlangsung, bila perlu

memberi saran/pertanyaan

f. Guru membantu menyimpulkan

kemajuan dan menerima hasil kerja

kelompok.

Tujuan dan manfaat

a. Tujuan penggunaan Strategi Belajar

kooperatif ialah Agar siswa aktif

dalam kegiatan belajar mengajar

dengan cara membahas dan

memecahkan masalah tertentu.

b. Manfaat Strategi Belajar kooperatif

ialah Penggunaan Strategi Belajar

kooperatif baik untuk :

1. Menimbulkan dan membina sikap

serta perbuatan siswa yang

demokratis.

2.Menumbuhkan dan mengembangkan

sikap dan cara berfikir kritis, analitis

dan logis.

3.Memupuk rasa kerjasama, sikap

toleran dan rasa sosial.

4. Membina kemampuan untuk

mengemukakan pendapat dengan

bahasa yang baik dan benar.

Hambatan dan solusi

a. Dalam belajar kooperatif sering sekali

terjadi pemusatan pemikiran 9 yang

berfikir dan bekerja hanya satu orang

saja). Hal ini yang akan menghambat

jalannya belajar kooperatif yang

efektif. Maka dari itu setiap kelompok

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

206

harus membuat aturan yang disepakati

oleh seluruh anggota yang isi dan

tujuannya agar setiap anggota bias

menyampaikan pendapatnya dan tidak

berpusat ke salah satu orang di dalam

kelompok tersebut.

b. Belajar kooperatif bertujuan untuk

menyelesaikan pekerjaan rumah tanpa

berfikir( hanya meniru). Ini

sebenarnya hamper sama dengan

hambatan yang pertama tadi namun

yang dipermasalahkan disini adalah

niat dari anggota. Jadi, mereka harus

mengubah niat yang demikian itu

dengan niat untuk belajar bersama

dengan teman namun juga harus

belajar mandiri. Selain itu juga harus

ada ketegasan dari teman-temannya

untuk tidak memperbolehkan teman

yang hanya asala meniru jawaban saja.

c. Belajar kooperatif hanya untuk

sekedar bermain-main dengan teman.

Hal ini seharusnya tidak terjadi apabila

orang tersebut sadar akan kewajiban-

kewajibannya dalam hal belajar.

Apabila kita mengetahui tujuan kita

mengkuti belajar kooperatif dengan

benar maka keinginan untuk hanya

sekedar bermain-main dengan teman itu

akan hilang dengan sendirinya.

Walaupun sekarang ini apabila belajar

dengan terlalu serius maka akan

menimbulkan kejenuhan, jadi kita juga

ada waktu untuk bercanda dan serius

namun masih dalam batas yang wajar

dan tidak berlebihan dalam bercanda.

d.Tidak mau mengikuti kegiatan belajar

kooperatif karena ada salah satu

anggota kelompok yang dia tidak sukai.

Kejadian ini mungkin sering terjadi

karena mungkin antara kedua orang

tersebut sedang terjadi masalah pribadi

yang melibatkan keduanya. Maka dari

itu dengan belajar kooperatif ini

seharusnya dapat dijadikan momentum

untuk saling membuka diri sehingga

dapat mengakrabkannya kembali dapat

dibantu oleh teman yang lain yang

sekiranya mengetahui kondisi kawan

yang sedang mengalami masalah,

sehingga dengan belajar kooperatif akan

memudahkan datangnya jalan damai.

Bidang Studi Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan

salah satu pelajaran wajib, baik dalam

tingkat Sekolah Dasar, Sekolah

Menengah Pertama, Sekolah Menengah

Atas, maupun perguruan tinggi. Bahasa

Indonesia mempunyai beberapa fungsi

sebagai bahasa nasional dan bahasa

Negara. Diantaranya sebagai sarana

pembinaan kesatuan dan persatuan

bangsa, meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan berbahasa Indonesia dalam

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

207

rangka pelestarian dan pengembangan

budaya dan lain sebagainya.

Ruang lingkup yang melingkupi

mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia meliputi penguasaan

kebahasaan, kemampuan memahami,

mengapresiasikan sastra dan

kemampuan menggunakan Bahasa

Indonesia. Namun hakikat dari

pelajaran bahasa Indonesia adalah

belajar berkomunikasi. Oleh karena itu

pembelajaran bahasa Indonesia

diarahkan meningkatkan kemampuan

siswa dalam berkomunikasi dengan

bahasa Indonesia, baik secara lisan

maupun tertulis.

Bahasa sebagai alat komunikasi

digunakan untuk bermacam-macam

fungsi sesuai apa yang ingin

disampaikan oleh penutur, misalnya

untuk menyatakan informasi faktual

termasuk mengidentifikasikan,

melaporkan, menanyakan dan

mengoreksi. Menyatakan sikap

intelektual yaitu menyatakan setuju atau

tidak setuju, menyanggah dan

sebagainya, menyatakan sika emosional

(senang, tidak senang, harapan,

kepuasan, dan sebagainya, menyatakan

sikap moral, menyatakan perintah,

untuk bersosialisasi, menyampaikan

selamat, meminta perhatian dan

sebagainya.

Pembelajaran fungsi penggunaan

bahasa itu sebaiknya disajikan dalam

konteks, tidak dalam bentuk kalimat-

kalimat lepas. Dalam pelaksanaanya,

bermacam-macam fungsi tersebut dapat

dipadukan melalui berbagai kegiatan

pembelajaran seperti bermain peran,

percakapan mengenai topic tertentu,

menulis karangan dan sebagainya.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan

rancangan penelitian Tindakan Kelas.

Dalam penelitian ini bertindak sebagai

peneliti adalah guru kelas III SDN III

Gesikan Kecamatan Pakel.

Model rancangan penelitian ini

mengacu pada model yang dikemukanan

oleh Kemmis dan Tagart (1998) dengan

dua siklus. Masing-masing siklus terdiri

dari empat tahap yaitu:

1. Tahap penyusunan rencana tindakan

2. Tahap pelaksanaan Tindakan

3. Tahap observasi

4. Tahap refleksi

Penyusunan Rencana Tindakan

Pada tahap penyusunan rencana

tindakan ini, guru mula - mula

mengidentifikasikan konsep-konsep

bagaimana menciptakan kondisi dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia Tema

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

208

Lingkungan.

Cara yang ditempuh untuk tahap

ini adalah memeriksa kembali nilai rata-

rata ulangan harian, jurnal guru, metode

pembelajaran yang biasa digunakan.

Sebagai implementasi tindakan dipilih

Tema Lingkungan.

Setelah konsep-konsep

teridentifikasi, maka akan disusun

rencana pembelajaran. Sebagai tata

pembelajaran akan digunakan LKS

yang dimodifikasi oleh guru. Masing-

masing kelompok siswa diberi tugas

menulis karangan kemudian

mendiskusikan dan menjelaskan.

Sebagai refleksi dari hasil belajarnya.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dimulai

dengan cara mendiskusikan dan

menjelaskan manfaat untuk dirinya dan

orang lain tentang menulis karangan.

Sebagai alat belajar digunakan buku-

buku Pembelajaran dan LKS yang ada

di perpustakaan. Pembelajaran

dilakukan di kelas seperti biasa. Tahap

ini adalah merupakan tahap introduksi.

Tahap berikutnya siswa dibagi dalam

kelompok-kelompok dan saling

berdiskusi untuk menemukan jawaban

dari pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan.

Tahap Observasi

Tahap ini dilakukan bersamaan

dengan tahap pelaksanaan tindakan

(action), selama proses pembelajaran

berlangsung dilakukan observasi untuk

memperoleh bahan bagi penyusunan

refleksi.

Fokus observasi dilakukan

terhadap pelaksanaan eksplorasi, situasi

diskusi. Umpan balik dan siswa berupa

kuisioner yang berisi pertanyaan tentang

respon mereka terhadap kegiatan yang

berlangsung.

Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi diawali dengan

memeriksa catatan hasil observasi

pemeriksaan dilakukan oleh guru.

Kesan guru terhadap aktivitas siswa

maupun respon siswa dicatat untuk

dianalisa.

Hasil pemeriksaan dikaji dan

dievaluasi, kemudian dirumuskan

sebagai refleksi dan pembelajaran siklus

I. Lokasi dan objek penelitian harus

ditentukan terlebih dahulu, ini bertujuan

untuk menghindari kesalahan dalam

mengambil keputusan dalam setiap

penilaian yang akan diadakan adapun

dalam penelitian ini berada pada lokasi

SDN III Gesikan Kecamatan Pakel

Kabupaten Tulungagung dan objek

penelitian dipilih siswa Kelas III pada

SDN III Gesikan tersebut dengan

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

209

jumlah siswa sebayak 31 siswa pada

pelajaran Bahasa Indonesia Tema

Lingkungan.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan

dengan cara observasi selama

pembelajaran berlangsung setiap siklus.

Data hasil observasi dicatat dalam

catatan bebas atau dalam format khusus

yang disetujui bersama, Kesan guru

mengenai pengalaman pembelajaran

siswanya dengan menggunakan Strategi

Belajar kooperatif dicatat dalam catatan

tersendiri.

Dari dimensi siswa ada dua data

yang dikumpulkan, yaitu data tentang

respon siswa terhadap Strategi Belajar

kooperatif yang diterapkan, serta hasil

nilai test siswa sebagai indikator

keberhasilan metode pembelajaran yang

diterapkan.

Teknik Analisis Data

Analisa data untuk mengetahui

keefektivan suatu metode dalam

kegiatan pengajaran perlu diadakan.

Pada penelitian ini teknik analisis data

yang digunakan adalah teknik analisis

deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode

penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta

sesuai dengan data yang diperoleh

dengan tujuan untuk mengetahui

prestasi belajar yang dicapai siswa juga

untuk memperoleh respon siswa

terhadap kegiatan pengajaran serta

aktivitas siswa selama proses

pengajaran.

Untuk menganalisis tingkat

keberhasilan atau persentase

keberhasilan siswa setelah proses

belajar mengajar setiap putarannya

dilakukan dengan cara memberikan

evaluasi berupa soal tes tertulis pada

setiap akhir putaran. Analisis ini

dihitung dengan menggunakan statistik

sederhana yaitu :

1. Untuk menilai ulangan atau tes

formatif

Peneliti melakukan penjumlahan

nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa

yang ada di kelas tersebut sehingga

diperoleh rata-rata tes formatif dapat

dirumuskan:

N

XX

Dengan : X = Nilai rata-rata

X = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan

belajar yaitu secara perorangan dan

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

210

secara klasikal. Berdasarkan petunjuk

pelaksanaan belajar mengajar

kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994),

yaitu seorang siswa telah tuntas belajar

bila telah mencapai skor 75% atau nilai

75, dan kelas disebut tuntas belajar bila

di kelas tersebut terdapat 85% yang

telah mencapai daya serap lebih dari

atau sama dengan 75%. Untuk

menghitung persentase ketuntasan

belajar digunakan rumus sebagai

berikut:

%100...

xSiswa

belajartuntasyangSiswap

3. Untuk lembar observasi

a. Lembar observasi pengolahan

Strategi Pembelajaran Belajar

kooperatif Untuk menghitung

lembar observasi pengolahan

Strategi Pembelajaran Belajar

kooperatif digunakan rumus

sebagai berikut:

221 PPX

Dimana: P1 = pengamat 1 dan P2 =

pengamat 2

b.Lembar observasi aktivitas guru dan

siswa

Untuk menghitung lembar observasi

aktivitas guru dan siswa digunakan

rumus sebagai berikut:

% =denganx

X

X%.100

2.

tan.. 21 PPpengamatjumlah

pengamahasilJumlahX

dimana: % = Persentase

pengamatan

X = Rata-rata

X= Jumlah rata-rata

P1 = Pengamat 1

P2 = Pengamat 2

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Siklus I

Refleksi Awal

Peneliti (guru kelas III) dan

kolaborator penelitian

mengidentifikasi permasalahan di

kelas III tentang rendahnya nilai

hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia.

1. Planning (perencanaan)

Persiapan yang perlu dilakukan sebelum

pelaksanaan tindakan ini adalah :

Membentuk kelompok - kelompok

dalam pembelajaran

Menentukan topik bacaan yang akan

dibahas oleh masing - masing kelompok

Meminjamkan buku yang memuat tema

Lingkungan

Merumuskan butir-butir pengarahan,

petunjuk dan tindakan-tindakan lain

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

211

untuk kelancaran jalannya diskusi

dalam kelompok (kapan memberikan

pujian, teguran, meluruskan

pembicaraan yang menyimpang, dan

sebagainya).

Mempersipakan fomat observasi

aktivitas guru dan siswa

Menyusun lembar penilaian

Action (pelaksanaan)

Dalam tahap ini peneliti akan

mendikripsikan secara runtut proses

pembelajaran Bahasa Indonesia

dengan tema Lingkungan yang terjadi

di Kelas III SDN III Gesikan.

Diskripsi dari proses pembelajaran

Bahasa Indonesia peneliti tampilkan

sesuai dengan rencana pembelajaran

yang telah dirancang berikut ini:

Adapun langkah-langkah

pembelajaran pada siklus I sebagai

berikut:

a. Kegiatan pendahuluan

Siswa bersama guru berdoa bersama

Guru mengecek kehadiran siswa

Guru melakukan kegiatan tanya jawa

“Anak-anak siapa yang pernah

mendengar cerita tentang Si Kancil?

Cerita binatang apa saja yang pernah

kalian dengar?

b. Kegiatan inti

Siswa menyimak cerita tentang Si

Kancil

Siswa menerima LKS

Siswa mendiskusikan tentang watak dan

unsur-unsur dalam cerita

Siswa mempresentasikan hasil

diskusinya, siswa lain memberikan

tanggapan

Siswa membuat kesimpulan

c. Kegiatan penutup

Guru melakukn refleksi

Guru memberikan penguatan

Pemberian tugas rumah

2. Observation (pengamatan)

Evaluasi terhadap tindakan kelas

dilakukan dengan menggunakan

observasi dan tes. Melalui observasi

diharapkan perilaku siswa di kelas yang

berkaitan dengan pembelajaran materi

pelajaran dapat diamati. Pengamatan

yang dilakukan hanya terbatas pada

respon siswa terhadap proses belajar

mengajar, relevansi respon siswa

terhadap sajian materi dan stimulus

yang diberikan guru kepada siswa. Dari

hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti menunjukkan bahwa aktivitas

guru memperlihatkan perkembangan

yang baik dengan prosentase aktivitas

sebesar 62,50%. Demikian pula dengan

aktivitas siswa yang turut mengalami

perkembangan yang pula dengan

prosentase sebesar 57,50%

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

212

Guru mengukur produk pembelajaran

dapat dilihat dari prestasi yang

diperoleh siswa dalam kelompok. Di

samping pengukuran nilai siswa, juga

akan diperhitungkan daya serap dan

ketuntasannya. Pada pelaksanaan

tindakan sesuai dengan skenario yang

telah dibuat berkaitan dengan

penggunaan Pembelajaran Kooperatif

dalam pembelajaran bahasa indonesia

maka tindakan kelas dapat berlangsung.

Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan, nampaknya siklus II perlu

dilakukan untuk memperbaiki

pembelajaran. Perbaikan pembelajaran

dilakukan untuk mengatasi kelemahan

pembelajaran dalam siklus I. Prestasi

siswa pada siklus I dapat ditunjukkan

pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan siklus 2

No Nama SiswaNilaisiklus

1

NilaSiklus

2i

Ketuntasansiklus1

KetuntasanSiklus 2

Tuntas TuntasTidakTuntas

TidakTuntas

1 Khoir Nur Ayuni 90 100 T T - -2 M. Imam Mukti 80 100 T T - -3 Jodi Chrishermawan 80 90 T T - -4 Rinto Tri Cahyono 80 90 T T - -5 Ahmad Dani S 50 90 - - TT TT6 Ahmad Rendi S 60 80 - - TT TT7 Aldy Ardiansyah 80 80 T T - -8 Devi Nuzulul H 80 80 T T - -9 Dimas Andi P 80 90 T T - -10 Elsa Vera Tama 80 100 T T T -11 Fera Afiana 80 100 T T T -12 Ferdy Winata 50 90 - - T -13 Fitria Tri Utomo 60 80 - - T -14 Helmi Sgustin 90 100 T T T -15 Maya Nur Elisa 80 100 T T T -16 M. Anju Septiardy 80 90 T T T -17 M. Wahyu Aji 80 90 T T T -18 Nadia Sela Ivana 50 90 - - T -19 Nia Zapera 60 80 - - T -20 Nurul Hidayati 80 80 T T T -21 Pipit Puspitasari 80 80 T T T -22 Rino Bagaswara 80 90 T T T -23 Roni Saputra 80 100 T T T -24 Silma Tamafatus S 80 100 T T T -25 Vivi Lailatus S 50 90 - - T -

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

213

No Nama SiswaNilaisiklus

1

NilaSiklus

2i

Ketuntasansiklus1

KetuntasanSiklus 2

Tuntas TuntasTidakTuntas

TidakTuntas

26 Wanda Ahra M 60 80 - - T -27 Wisnu Fajar B 80 100 T T T -28 Youngky Pranata 80 100 T T T -29 Yulis Triani 50 90 - - T -30 Mega Riang Patricia 60 80 - - T -31 Wahyu Agung Pamuji 80 100 T T T -

Jumlah 2250 2810 2810 10 21 TRata-Rata 72,22 91,11 91,11 32,26 67,74 T

Reflection (refleksi)

Dari hasil observasi ditemukan

kelemahan-kelemahan sebagai berikut :

a) Guru kurang dalam memotivasi

siswa, sehingga dalam forum diskusi

masih banyak siswa yang kurang aktif.

b) Teknik bertanya yang

disampaikan oleh guru masih kurang

baik, sehingga kemampuan siswa untuk

menjawab pertanyaan yang sifatnya

memprediksi, mengobservasi maupun

menjelaskan suatu fenomena masih

sangat rendah.

c) Guru belum mampu menjadi

fasilitator secara maksimal sehingga

banyak kelompok belajar yang tidak

tertampung aspirasinya ketika sedang

bertanya saat diskusi kelompok sedang

berlangsung.

Dalam hasil temuan di atas akan

dipergunakan sebagai acuan untuk

melakukan perbaikan pada siklus

berikutnya.

Siklus II Planning (perencanaan)

Secara garis besar perencanaannya

sama dengan siklus I dengan materi

yang sama pada siklus I. Berdasar pada

temuan siklus I maka ada beberapa

tambahan dalam perencanaan sebagai

berikut :

a. Meningkatkan perbaikan teknik

bertanya.

b. Meningkatkan pemberian motivasi

kepada siswa.

c. Meningkatkan peran sebagai

fasilitator secara merata.

Action (pelaksanaan)

Pada siklus II pelaksanaan tindakannya

secara garis besar sama dengan siklus I

dengan adanya perbaikan mengurangi

dominasi guru, memperbaiki teknik

bertanya dan memotivasi siswa agar

lebih aktif dalam kegiatan diskusi.

Langkah-langkah pelaksanaan

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

214

pembelajaran pada siklus II sebagai

berikut:

a. Kegiatan pendahuluan

Siswa bersama guru berdoa

bersama

Guru mengecek kehadiran siswa

Guru melakukan kegiatan tanya

jawa

“Anak-anak siapa yang pernah

mendengar cerita tentang Si Kancil?

Cerita binatang apa saja yang pernah

kalian dengar?

b. Kegiatan inti

Siswa menyimak cerita tentang

Si Kancil

Siswa menerima LKS

Siswa mendiskusikan tentang

watak dan unsur-unsur dalam cerita

Siswa mempresentasikan hasil

diskusinya, siswa lain memberikan

tanggapan

Siswa membuat kesimpulan

c. Kegiatan penutup

Guru melakukn refleksi

Guru memberikan penguatan

Pemberian tugas rumah

Observation (pengamatan)

Pengamataan yang dilakukan terbatas

pada respon siswa terhadap sajian

materi. Dari hasil pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakanformat yang sama pada

siklus I menunjukkan bahwa aktivitas

guru memperlihatkan perkembangan

yang baik dengan prosentase aktivitas

sebesar 80,00%. Demikian pula dengan

aktivitas siswa yang turut mengalami

perkembangan yang pula dengan

prosentase sebesar 75,00%

Guru mengukur produk pembelajaran

dari prestasi yang dicapai oleh siswa.

Hal ini dapat dilihat dalam lampiran. Di

samping pengukuran nilai siswa, dalam

pengukuran juga akan diperhitungkan

daya serap dan ketuntasannya.

Dengan melaksanakan apa yang telah

direncanakan hasilnya menunjukkan

keaktifan siswa di kelas menjadi lebih

baik, sudah ada interaksi yang relevan,

baik itu interaksi siswa dangan siswa,

maupun siswa dengan guru. Begitu pula

prestasi siswa dalam proses

pembelajaran sangat baik, sudah tampak

pemanfaatan waktu melaksanakan tugas

secara efisien dan efektif.

Sesuai dengan perencanaan evaluasi

hasil tindakan yang telah dirancang

nampaknya keberhasilan pembelajaran

kooperatif dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia mengalami peningkatan, baik

yang dilihat dari respon yang

ditunjukkan siswa maupun prestasi

akhir yang dicapai.

Adapun diantaranya faktor yang dinilai

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

215

dapat mempengaruhi hasil tersebut yaitu

meningkatnya kemampuan guru dalam

membangkitkan motivasi belajar

melalui pembelajaran kooperatif pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Reflection (refleksi)

Dari hasil obsrevasi ditemukan

perbaikan-perbaikan sebagai berikut :

a. Guru sudah bisa menjadi

motivator dan fasilitator sehinga

mampu menjadikan suasana kelas

menjadi hidup.

b. Teknik bertanya yang

disampaikan oleh guru sudah dapat

diterima siswa dengan baik, sehingga

kemampuan siswa untuk menjawab

pertanyaan yang sifatnya

memprediksi, mengobservasi maupun

menjelaskan suatu bacaan sudah

sangat baik.

c. Dalam forum diskusi semua

siswa sudah terlibat dengan aktif.

d. Siswa sudah mulai terbiasa

dengan tema bacaan yang baru,

bahkan dalam hal menulis karangan

dari kalimat acak pada siklus II

bertambah baik dan lebih terarah.

Interpretasi Data

Dari hasil data di atas prestasi

belajar siswa (hasil tes belajar) dengan

menggunakan Strategi Belajar

kooperatif menunjukkan hasil belajar

yang meningkat dari setiap siklusnya

dapat diketahui bahwa nilai rata-rata

pada siswa Kelas III SDN III Gesikan

Kecamatan Pakel Kabupaten

Tulungagung pada siklus I : nilai rata-

rata 72,22 dan pada siklus II : nilai

rata-rata 91,11. Hal ini menandakan

keberhasilan dalam meningkatkan

hasil belajar pada siswa Kelas III

Semester I SDN III Gesikan

Kecamatan Pakel Kabupaten

Tulungagung sehingga dapat

dikatakan penelitian ini sudah berhasil

dengan baik.

Pembahasan

Kompetensi yang diharapkan

dalam Tema Lingkungan ini adalah

Siswa dapat menjelaskan petunjuk

melakukan sesuatu kemudian

menanggapi penjelasan tersebut.

Siswa dapat menceriterakan

pengalaman yang tak terlupakan

Siswa dapat membaca bacaan dengan

ucapan yang tepat sehingga mudah

dipahami pendengarnya.

Siswa dapat menulis karangan dengan

kalimat yang tepat

Tema Lingkungan, adalah

materi yang diberikan untuk siswa

Kelas III pada Semester I, melihat dari

tujuan instruksional, ada beberapa hal

yang ingin dicapai melalui

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

216

pembelajaran ini, yaitu:

Siswa dapat menjelaskan petunjuk

melakukan sesuatu kemudian

menanggapi penjelasan tersebut.

Siswa dapat menceriterakan

pengalaman yang tak terlupakan.

Siswa dapat membaca bacaan dengan

ucapan yang tepat sehingga mudah

dipahami pendengarnya.

Siswa dapat menulis karangan dengan

kalimat yang tepat.

Ditinjau dari hasil belajar yang

ditunjukkan oleh nilai test pada siklus

I dan siklus II, maka dapat dikatakan

bahwa proses pembelajaran ini sudah

berhasil, kekurangan yang terdapat

pada Siklus I, sudah diperbaiki pada

siklus II. Sehingga pada saat observasi

dan refleksi pada siklus II, sudah

diperoleh gambaran yang

menunjukkan peningkatan hasil

belajar siswa.

Hasil penelitian ini juga

menunjukkan bahwa kualitas belajar

siswa dapat ditingkatkan dengan

diberikan perlakuan-perlakuan tertentu

yang sesuai dengan materi pokok

bahasan yang harus dipelajari oleh

siswa. Hal ini juga nampaknya

dipengaruhi oleh gairah belajar yang

dimiliki, karena model pembelajaran

yang monoton saja akan membuat siswa

bosan dan menganggap proses

pembelajaran bukanlah suatu hal yang

menarik.

Kegairahan belajar siswa juga

ditunjukkan dengan partisispasi mereka

yang meningkat selama diskusi dalam

Strategi Belajar kooperatif berlangsung,

ataupun juga kesiapan tim ahli pada saat

mempresentasikan hasil diskusi

kelompok mereka.

Siswa yang memiliki kekurangan

juga dapat belajar pada temannya, ini

adalah suatu hal yang menguntungkan,

karena dengan belajar melalui temannya

resistensi seperti rasa segan, malu untuk

bertanya jika tidak mengerti akan dapat

dikurangi jika dibandingkan mereka

harus bertanya pada guru.

Indikator yang jelas terbaca dari

penelitian tindakan kelas ini adalah

meningkatnya nilai rata-rata kelas,

tingkat pemahaman siswa, serta nilai

tertinggi dan terendah yang berhasil

dicapai oleh siswa.

Dari hasil pengamatan paparan

data dapat diketahui bahwa ada

peningkatan yang besar pada hasil

belajar siswa dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia dengan Tema

Lingkungan dari rata-rata siklus I ke

siklus II. Hal ini didukung dengan nilai

rata-rata siklus I sebesar 72,22 dan pada

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

217

siklus II : nilai rata-rata 91,11 ini

menandakan bahwa dengan

menggunakan Strategi Belajar

kooperatif, maka hasil belajar siswa

Kelas III SDN III Gesikan Kecamatan

Pakel Kabupaten Tulungagung dapat

meningkat secara tajam dan

meyakinkan. Dapat dikatakan bahwa

penelitian tindakan ini dapat berhasil

dengan baik. Maka dapat di gambarkan

dengan grafik peningkatan hasil belajar

sebagai berikut :

Grafik 4.1 : Peningkatan Hasil

Belajar Siswa

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh

dari hasil penelitian dan pembahasan ini

adalah: Strategi Belajar kooperatif

dalam proses pembelajaran ini dapat

meningkatkan kualitas belajar siswa.

Pemakaian Strategi Belajar kooperatif

membuat proses pembelajaran lebih

bermakna bagi siswa, yang ditunjukkan

dengan meningkatnya nilai rata-rata

kelas dari siklus I yaitu 72,22 dan pada

siklus II : nilai rata-rata 91,11 dengan

ketuntasan belajar siswa secara klasikal

sebesar 100,00% pada akhir siklus II.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penggunaan strategi belajar kooperatif

ini dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia.

1. Sikap siswa dalam pembelajaran

bahasa Indonesia dengan

menerapkan strategi belajar

kooperatif ini sangat positif. Hal ini

dapat dilihat dari data hasil angket

yang diberikan kepada siswa setelah

berakhirnya suatu siklus penelitian. .

Saran

Saran-saran yang dapat

disampaikan dalam laporan penelitian

ini adalah:

1. Pemakaian Strategi Belajar

kooperatif sangat tepat diterapkan

untuk materi bahasan yang lain untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Penelitian lebih lanjut tentang

metode ini dapat dilakukan untuk

kelas - kelas lain dengan materi yang

berbeda.

3. Perlu adanya beberapa metode atau

metode bervariasi dalam

penyampaian materi pada setiap

Choliq, Abdul,: Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Model BelajarKooperatif Di Kelas III SD Negeri III Gesikan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Semester I Tahun 2012/2013

218

PBM, sebab dengan metode yang

bervariasi siswa tidak akan jenuh dan

bahkan menyenangi materi yang

disampaikan.

4. Hendaknya terjadi interaksi antara

peserta didik dengan pendidik agar

PBM berjalan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1993. Kurikulum SekolahMenengah umum LandasanProgram dan Pengembangan,Jakarta Depdikbud

Coni Semiawan. 1992. PendekatanKeterampilan Proses:Bagaimana Mengaktifkan Siswadalam Belajar. Gramedia.Jakarta,

DC Porter Bobbi & Henacki Mike.1992. Quantum Learning :Membiasakan Pelqjar Nyamandan Menyenangkan. Bandung-KAIFA

Hidayat , Kosadi dkk. 1986. StrategiBelajar Mengajar BahasaIndonesia. Bandung: Binacipta.

Joni, Raka. 1984. Strategi BelajarMengajar. Jakarta: ProyekPengembangan LembagaPendidikan TenagaKependidikan.

Poerwodarminto, WJS. 1976. KamusUmum Bahasa Indonesia.Jakarta: PN. Balai Pustaka.

Saliwangi, Bassenang. 1989. PengantarStrategi Belajar MengajarBahasa Indonesia. Malang: IKIP

Malang.

Suharsimi, Arikunto. 1993. ProsedurPenelitian Suatu PendekatanPraktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Surachmad, Winarno. 1986. MetodologiPengajaran Nasional. Bandung:IKIP Bandung.

Suwarsih Madya. 1994. Seri MetodologiPenelitian, Panduan PenelitianTindakan. Lembaga PenelitianIKIP, Yogyakarta.

Sudjana, Nana. 1991. Dasar-dasarProses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru.

Tim, 1995. Psikologi Pendidikan,Yogyakrta: FIP IKIPYogyakarta.

T, Raka Djono, 1998. Konsep DasarPenelitian Tindakan Kelas,Departemen Pendidikan danKebudayaan Direktorat JenderalPendidikan Tinggi. Jakarta.