di balik isu tenggelamnya pulau nipah

Download Di Balik Isu Tenggelamnya Pulau Nipah

If you can't read please download the document

Upload: rachindi-qory-trysia

Post on 26-Dec-2015

58 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

sejarah

TRANSCRIPT

Di Balik Isu Tenggelamnya Pulau Nipah Di Balik Isu Tenggelamnya Pulau Nipah Oleh: NA Kristanto HARI-hari ini media massa terus menyoroti pro-kontra penambangan pasir laut. Kalau pertengahan tahun ini ramai disoroti hilangnya Pulau Sipadan dan Ligitan, sebenarnya diam-diam pengerukan pasir yang berdalih devisa sudah menghilangkan beberapa pulau kecil di Indonesia.SATU di antaranya yang sudah nyaris hilang adalah Pulau Nipah, salah satu pulau kecil yang terletak di Selat Philip, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini merupakan batas laut antara Indonesia dan Singapura sejak tahun 1973.Di Pulau Nipah ada suatu titik acuan yang menjadi dasar pengukuran dan penetapan median line Indonesia-Singapura. Maka, bila Pulau Nipah tenggelam, titik acuan itu akan hilang. Dampaknya adalah bergesernya median line tersebut sehingga akan mempengaruhi batas wilayah NKRI. Secara spesifik lagi, mempengaruhi pula Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPGL) mengirim timnya untuk menyurvei kondisi geologi dan geofisika kelautan di sekitar perairan Pulau Nipah akhir April 2003. Kegiatan survei lapangan ini untuk mendapatkan data geologi kelautan dan oseanografi di sekitar perairan Pulau Nipah. Sasaran akhirnya adalah data dan kajian geologi kelautan serta oseanografi di kawasan itu sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan kebijakan, terutama menghadapi berbagai isu perbatasan.Kegiatan survei lapangan dilakukan secara umum dengan beberapa metode. Pertama, metode pemetaan situasi dengan pengamatan secara langsung daratan Pulau Nipah, kemudian pengukuran sounding, seismik, pengambilan contoh sedimen permukaan dasar laut, pengamatan pasang surut, dan pengukuran arus. Penentuan posisi pada semua kegiatan tersebut menggunakan peralatan DGPS (differential global positioning system) Trimble yang memanfaatkan fasilitas Radio Beacon Singapura sehingga kesalahan kurang dari 1 meter.Kondisi lautHasil penelitian menunjukkan bahwa pulau yang terletak pada koordinat 10339'04,68"- 10339'39,38" BT dan 18'26,88"-19'12,21" LU ini kondisinya stabil. Secara administratif termasuk Desa Pemping, Kecamatan Belakangpadang, Kota Batam.Perairan Pulau Nipah bertipe pasang surut campuran dominan ganda. Artinya, terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam waktu 24 jam dengan intertidal air maksimum 2,560 meter. Mean sea level (MSL) dari hasil perhitungan sementara adalah 2,525 meter.Penelitian pada arus menggunakan current- meter selama 7 jam pada satu lokasi di sebelah barat Pulau Nipah menunjukkan arah umum ke utara. Adapun pengamatan arus dinamis menggunakan trayektori menunjukkan pola yang tidak beraturan. Arus di sekitar Pulau Nipah mengalami turbulensi akibat arus kuat dengan massa air besar dari barat-utara dan timur-selatan membentur Pulau Nipah.Gelombang relatif tenang dengan tinggi gelombang kurang dari 0,5 meter. Lalu lintas kapal internasional di kawasan tersebut terhitung padat. Karena perairan bebas antara Pulau Nipah dan Singapura sempit, lalu lintas kapal dibagi dalam dua jalur.Jalur kapal yang menuju ke Selat Malaka (arah barat laut) berada di perairan bebas sebelah utara Pulau Nipah, sedangkan jalur kapal yang menuju Singapura (arah tenggara) dibelokkan ke selatan Pulau Nipah memasuki wilayah perairan dalam Indonesia. Walaupun jarak lalu lintas kapal-kapal tersebut relatif cukup jauh dari Pulau Nipah, gelombang yang dihasilkan relatif signifikan, tercatat tinggi gelombang mencapai 0,6 m dengan 7-10 periode selama 15-20 detik.Peta kontur batimetri di perairan Pulau Nipah menunjukkan morfologi bergelombang dengan beberapa tonjolan dasar laut. Di bagian timur pulau relatif terjal, sedangkan di bagian barat relatif lebih landai dengan kedalaman laut yang terukur mencapai 25 meter.Kondisi geologisKondisi geologis Pulau Nipah pada Peta Geologi Lembar Tanjungpinang (Kusnama, 1994) tidak terpetakan. Namun, dipercayai pulau ini merupakan kelanjutan dari gugusan Barelang, khususnya Pulau Bulan, Kepala Jerih, dan Pemping. Kelurusan struktur geologi berarah barat laut-tenggara pada gugusan pulau-pulau tersebut sesuai dengan arah sumbu Pulau Nipah.Jenis batuan (litologi) yang muncul saat Pulau Nipah surut ada beberapa jenis. Batuan sedimen yang tersingkap di beberapa tempat di sumbu sepanjang daratan Pulau Nipah yang diyakini sebagai batuan dasar. Singkapan batuan sedimen ini relatif telah berubah menjadi metasedimen dan mengalami pelapukan berat sehingga berwarna kecoklatan.Di beberapa tempat terlihat pelapukan mengulit bawang (speroidal weathering), namun masih masih tampak sifat keras atau kompak, khususnya pada kekar-kekar yang terisi kuarsa. Tidak dapat dibedakan lebih detail lagi jenis sedimennya dan diduga tersusun dari jenis konglomerat, batu pasir, dan lanau yang mengalami kekar-kekar. Jika disepadankan dengan formasi pada geologi regionalnya, maka satuan batuan sedimen ini diduga merupakan Formasi Pancur (Ksp) berumur Kapur Awal.Batuan lainnya adalah terumbu karang yang berada di atas batuan sedimen. Terumbu karang ini merupakan terumbu masa lampau, sudah mati, bersifat masif, dan bermorfologi datar. Terdapat pula sedimen tak terkonsolidasi berupa pasir-kerakal yang merupakan pecahan dari batuan sedimen dan terumbu, terhampar di sela-sela dua satuan batuan di atas.Pada penelitian sedimen permukaan laut, berdasarkan pengamatan megaskopis, jenis sedimen permukaan dasar laut perairan sekitar Pulau Nipah dapat dibedakan menjadi tiga satuan, yaitu kerikil pasiran, pasir lanauan, dan boulder karang yang sudah mati.Adapun hasil interpretasi penampang seismik pantul dangkal dapat menggambarkan satuan batuan yang mendasari laut di sekitar Pulau Nipah. Satuan A merupakan seismic basement dengan ciri reflektor chaotic. Makin mendekati arah pulau, gelombang seismik tak mampu menembus satuan ini. Pada beberapa tempat, satuan ini membentuk tinggian dasar laut. Dengan alasan tersebut diperkirakan satuan ini sebagai batuan dasar, bukan tubuh granit, tetapi batuan metasedimen di daratan Pulau Nipah.Satuan B dengan posisi stratigrafi di atas satuan A memperlihatkan adanya pelapisan dengan ciri reflektor semiparalel. Hal ini menunjukkan adanya batuan sedimen tak terkonsolidasi yang diperkirakan sebagai sedimen Kuarter. Satuan ini umumnya tipis menempati morfologi lembah satuan A, namun terdapat di bagian utara Pulau Nipah, yakni pada alur selat mencapai 20 m.Satuan C mencirikan pinnacle reef dengan bentuk runcing dan reflektor di bawahnya buram, satuan ini di atas satuan A ataupun B.Dari kenampakan rekaman penampang seismik menunjukkan, kondisi permukaan dasar laut sekitar Pulau Nipah masih alami, tidak ada indikasi adanya bekas pengerukan (penambangan) pasir laut.Kondisi daratanDaratan Pulau Nipah datar dan berbentuk lonjong berarah barat laut-tenggara. Pada kondisi air surut, daratan pulau ini muncul dengan luas 62,83 hektar, panjang garis pantai 3,96 km, sumbu panjang 1,6 km, dan sumbu lebar sekitar 0,4 km. Pada kondisi pasang, pulau ini sebagian besar tergenang, yang terlihat hanya beberapa tonjolan singkapan batuan metasedimen, kolam, beberapa pohon bakau, dan mercu suar.Biota di Pulau Nipah terdiri atas tumbuhan mangrove yang secara alami tumbuh pada substrat batuan dan pasir. Biota lain yang hidup pada zona pasang surut di daratan pulau adalah rumput laut, hard-soft coral, sejenis tripang, dan berbagai jenis ikan karang.Sampai saat ini Pulau Nipah adalah pulau kosong dan tak berpenghuni. Tidak ada pemanfaatan lahan di pulau tersebut. Meski demikian, di bagian tengah Pulau Nipah terdapat kolam yang terlihat jelas jika pulau didekati.Mengingat batuan di pulau ini keras dan pejal, maka diperkirakan pembuatan kolam menggunakan peralatan berat dengan cara mengeruk batuan dasar atau bahkan dengan peledakan kecil. Kekuatan demikianlah yang mampu membentuk kolam sedemikian rupa.Di pinggirannya tampak timbunan material batuan dan pasir yang diambil dari sekitar pulau. Pada kondisi surut, panjang kolam 100 m, lebar 45 m, dan kedalaman tengah kolam mencapai 3,5 m. Tidak didapatkan keterangan lebih lanjut mengenai kegunaan kolam ini. Namun, di kalangan penduduk sekitar berkembang isu bahwa Pulau Nipah akan dipergunakan untuk keperluan tempat pariwisata, perikanan, sampai pembuangan limbah B3 dari Singapura.Penduduk juga memberi keterangan bahwa kondisi Pulau Nipah dari dulu sampai sekarang-untuk batuan dasarnya-adalah tetap (tidak mengalami perubahan). Adapun sedimen pasir telah banyak berubah, terutama setelah pembuatan kolam. Tumbuhan pun kini sudah banyak berkurang.Pulau yang stabilFakta lapangan menunjukkan, proses dominan yang mempengaruhi kondisi pulau adalah proses marine, khususnya gelombang laut musiman. Selain itu, pulau ini mendapat beban gelombang laut yang ditimbulkan oleh lalu lintas kapal. Karena morfologi daratan pulau ini datar dan tergenang di saat pasang, proses abrasi tidak terlihat jelas. Bukti abrasi hanya dapat dilihat pada bagian yang menonjol di permukaan kolam dan mercu suar.Mengingat Pulau Nipah tersusun oleh batuan metasedimen dan terumbu karang yang mempunyai sifat relatif keras atau kompak, secara alami proses abrasi yang terjadi tidak begitu signifikan. Batuan penyusun pulau yang bermorfologi datar cukup mampu menahan gempuran gelombang laut, khususnya saat surut.Kondisi batuan penyusun di daratan Pulau Nipah dan data rekaman seismik menunjukkan bahwa Pulau Nipah tersusun oleh batuan dasar yang kuat, resisten, dan masif. Dengan demikian dapat disimpulkan, Pulau Nipah tidaklah tenggelam.Fakta lapangan menunjukkan bahwa pulau ini telah direkayasa. Pembuatan kolam yang materialnya diambil dari batuan setempat merupakan bentuk rekayasa yang bisa diduga justru mempercepat proses abrasi Pulau Nipah. Siapa pelaku rekayasa dan apa maksud serta tujuannya adalah hal lain yang harus ditindaklanjuti oleh lembaga yang kompeten.Satu hal yang pasti adalah, Pulau Nipah hendaklah dijaga keberadaannya agar tetap lestari. Salah satu pulau terluar di Indonesia ini juga harus dipertahankan sebagai monumen historis kewilayahan perjanjian perbatasan Indonesia-Singapura tahun 1973. Pulau ini pun dapat difungsikan sebagai lahan peruntukan wisata atau dibiarkan alami sebagai cagar alam.Sengketa Pulau Nipah SelesaiRI-Singapura SepakatJAKARTA, POS BELITUNG -- Sengketa perbatasan laut antara Pulau Nipah dengan Singapura berakhir. Pemerintah Indonesia dan Singapura memutuskan sepakat menentukan garis tengah batas Pulau Nipah dan Singapura tidak berdasarkan pulau hasil reklamasi Singapura. Batas tengah Singapura dengan Pulau Nipah diukur dari Pulau Sultan. Garis pangkal yang melampui Pulau Nipah turun yang menuju ke Batam disepakati kurang lebih 3.950 meter (milik Indonesia), dan sekitar 1.900 meter dari garis reklamasi Singapura ke garis tengah (milik Singapura), ungkap Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda usai mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (2/2).Kesepakatan Indonesia dan Singapura itu dianggap telah memenuhi prinsip dasar negosiasi yang diusung Indonesia. Kita telah amankan masalah prinsip dalam proses negosiasi pada Februari 2007, paparnya.Masalah-masalah dasar yang menjadi prinsip negosiasi pemerintah, maksud Hassan, menyangkut perundingan yang tetap berdasarkan pada Konvensi PBB tentang hukum laut 1982. Selain itu, Indonesia juga berhasil menggunakan dasar pengukuran batas tengah laut, bukan mengacu pada laut terluar hasil reklamasi Singapura.Kita bicarakan dengan Singapura adalah wilayah yang sama. Jadi ini bukan soal bertambah atau tidak, tapi memaksimalkam raihan kita, kata Wirajuda.Dengan kesepakatan ini, Indonesia dan Singapura kini menyisahkan masalah perbatasan di sisi timur. Perbatasan Pulau Bintan dengan wilayah Bandara Singapura Chang Hi menjadi pembahasan selanjutnya selepas putusan Mahkamah Internasional yang memenangkan Singapura selaku pemilik Pulau Batu Puteh atau Pulau Pedra Branca.Sebenarnya masalah perbatasan Pulau Bintan ini ingin kita bicarakan sejak Januari 2005. Kita ingin menyelesaikan sekaligus, tapi pihak Singapura masih berpendapat mereka ada sengketa dengan Malaysia soal Pulau Batu Puteh, tandasnya.Untuk diketahui, Pulau Batu Puteh terletak 65 km dari Singapura dan hanya 10 km dari Malaysia. Sengketa Pulau Puteh meletus setelah Malaysia menerbitkan sebuah peta pada 1979 yang memasukkan pulau bermercu suar itu ke dalam wilayahnya untuk kali pertama dalam sejarah modern. Lalu pada 2003, kedua negara sepakat menyelesaikan masalah itu lewat Mahkamah Internasional.Putusan pengadilan itu didasarkan kenyataan bahwa Singapura telah berdaulat sejak mercu suar itu beroperasi pada 1851, tanpa secuil pun protes dari Malaysia sampai 30 tahun lalu. Mercu suar itu pun dioperasikan oleh Singapura.SBY SenangMenanggapi keberhasilan kesepakatan Singapura dan Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyambut baik keberhasilan Menlu Hassan Wirajuda dan Menko Polhukam Widodo AS beserta tim yang telah menarik batas tengah Pulau Nipah berdasar ketentuan PBB.Kesepakatan ini sangat penting, terutama kalau kita melihat kawasan ini dari dua cara pandang. Yang pertama sisi geoekonomi dan kedua geopolitik, kata SBY.SBY menambahkan, ditambah wilayah Batam, Bintan dan Karimun telah dideklrasikan sebagai wilayah free trade zone, kesepakatan ini justru menjadikan batas laut teritorial semakin jelas. Kita bisa mengembangkan lagi kegiatan-kegiatan ekonomi di kawasan itu, tandasnya.Tidak hanya itu, dari sisi keamanan, Indonesia akan memiliki peran yang strategis dalam pengamanan Selat Malaka yang saat ini dikenal sebagai wilayah patroli bersama. Batas laut teritorial Indonesia dan Singapura itu sempat ditetapkan pada tahun 1973. Berarti sudah 36 tahun lalu, setelah itu belum ada perundingan lanjutan dan kemudian pada Febuari 2005 pada masa kabinet pemerintahan yang sekarang ini, kita mulai lagi perundingan agar ada kemajuan sesuatu yang puluhan tahun terhenti, urainya.Menurut rencana kesepakatan batas laut Singapura dan Indonesia di perbatasan Pulau Nipah akan ditandatangani pada bulan Februari 2009. Indonesia akan mengirim Menlu Hassan Wirajuda sebagai perwakilan. (Persda Network/ade)Batas Nipah DefinitifAPA tanggapan Menteri Perhubungan Jusman Sjafii Djamal perihal batas laut Pulau Nipah dengan Singapura yang telah menuai kata sepakat antara pemerintah Indonesia dan Singapura, berikut ini adalah paparannya kepada Persda Network di Jakarta, Senin (2/2):Saya melihat sebelumnya perbatasan Pulau Nipah dengan Singapura itu belum definitif, belum ada perjanjian. Jadi dengan adanya kesepakatan tersebut, maka akan ada definisi daerah ekonomi, dan bagaimana nantinya kita mengendalikan alur pelayaran di sana. Dari gambar yang dipaparkan, lintas yang menentukan batas koordinat Pulau Nipah terlihat ada penambahan. Namun seperti apa jelasnya, Menlu Hassan Wirajuda akan menjelaskan pada saat penandatanganan kesepakatan.Yang jelas, penentuan batas tengah laut tidak ditentukan atas batas reklamasi yang telah dilakukan pemerintah Singapura. Basisnya adalah masih kesepakatan tahun 1973. Dengan adanya kesepakatan ini, tentu akan ada konsekuensinya. Daerah-daerah yang menjadi wilayah Indonesia akan diatur semua oleh Indonesia. (Persda Network/ade) Kawasan Perbatasan Pulau Nipah Kep. RiauThursday, 13 August 2009 Pulau Nipah merupakan satu dari 19 pulau terluar di Provinsi Kepulauan Riau. Letaknya di antara Pulau Batam dan Pulau Karimun. Di bagian utara, di perairan Selat Philip, Pulau Nipah berbatasan dengan negara Singapura. Pulau seluas sekitar 1,5 hektar saat air laut pasang ini sebelum direklamasi berupa karang saja, tidak berpenghuni, dan nyaris tenggelam saat air laut pasang. Saat air laut surut, luas Pulau Nipah menjadi 60-an hektar.Meskipun berbatasan dengan Singapura, tahun 1960-an para nelayan dari wilayah Kepulauan Riau leluasa melintas di perairan Singapura. Sebaliknya, nelayan-nelayan dari Singapura (sebagian besar juga merupakan orang Melayu) dapat memasuki perairan Indonesia.Pada 1980-an Singapura mulai memperketat pengawasan wilayah perairannya. Mobilitas nelayan Riau pun semakin terbatas. Pulau-pulau yang dulu lahan penghidupan nelayan kian hari ditinggalkan karena mobilitas nelayan berkurang. Lambatlaun, kerawanan perbatasan itu semakin terasa. Apalagi Singapura terus mereklamasi wilayah, seperti di daerah Tuas, dan Jurong, termasuk di pulau-pulau seperti Pulau Semakau dan Pulau Sentosa. Di sisi lain, sampai akhir 2008, batas wilayah perairan Indonesia-Singapura belum juga disepakati.Pada 10 Maret 2009, Pemerintah RI dan Singapura menandatangani perjanjian batas wilayah laut di antara kedua negara untuk segmen barat. Perundingan untuk menyepakati batas laut di atas Pulau Nipah. (Kompas, 11/3).Kesepakatan itu memiliki arti penting bagi Indonesia. Apalagi Indonesia sudah diakui dunia internasional sebagai negara kepulauan (archipelagic state) melalui ratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982 dengan UU No 17/1985 tentang Pengesahan UNCLOS.Arti Penting Arti pentingnya adalah bahwa Pulau Nipah yang tidak terlihat di dalam peta Indonesia itu memiliki nilai strategis di bidang pertahanan. Keberadaan Pulau Nipah menunjukkan betapa penting pulau terluar sebagai titik batas wilayah NKRI, termasuk titik tolak perundingan batas wilayah. Itulah yang menjadi alasan kuat mengapa Pulau Nipah direklamasi sejak 2004. Dari sekian banyak pulau terluar di Indonesia, hanya Pulau Nipah yang direklamasi secara besar-besaran. Pulau Nipah jadi simbol pertahanan di wilayah perbatasan.Nilai strategis Direktur Rawa dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum Jaya Murni mengungkapkan, biaya reklamasi Pulau Nipah sejak 2004 mencapai Rp 365 miliar.Saat ini ada beberapa bangunan di Pulau Nipah. Misalnya, Pos TNI Angkatan Laut (AL), rumah kosong untuk istirahat, dermaga, jalan kecil yang mengitari sebagian Pulau Nipah, mercusuar, dan beberapa bangunan sementara untuk para pekerja. Pada umumnya, Pulau Nipah masih berupa lahan kosong dan gersang. Tanaman sangat sedikit karena baru ditanam.Menurut Jaya, pemerintah merencanakan mengembangkan tiga zonasi di Pulau Nipah, yaitu pertahanan, kegiatan ekonomi terbatas, dan konservasi. Untuk zonasi pertahanan, pemerintah tetap menempatkan pos TNI AL dan dermaga TNI AL. Untuk zonasi ekonomi, kemungkinan dibuat tempat transit kapal-kapal tanker untuk pengisian bahan bakar, air, dan kebutuhan pokok. Untuk zonasi konservasi, ditanam tanaman bakau.Dengan pengelolaan seperti itu, diharapkan Pulau Nipah makin memiliki fungsi pertahanan, fungsi ekonomi, ataupun konservasi.Mampu Mengelola Sebagai negara kepulauan, Pemerintah Indonesia seharusnya mampu menunjukkan kemampuan mengelola wilayah laut sesuai ketentuan UNCLOS. Bahkan, pemerintah pusat, termasuk pemerintah daerah, perlu memprioritaskan kebijakan yang berbasis negara kepulauan. Misalnya, sektor minyak dan gas bumi di lepas pantai, sektor perikanan, pariwisata, pengelolaan pulau-pulau tak berpenghuni, dan industri pelayaran nasional.Dengan meratifikasi UNCLOS, Pemerintah Indonesia dimungkinkan mendapat perlakuan khusus dari dunia internasional melalui kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional.Karena itu, pengelolaan pulau terluar harus lebih konkret melalui pembangunan ekonomi di daerah yang lebih luas.