dewan redaksiforbiswira.stie-mdp.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/pdf-gabungan... · ... ekonomi,...

115
Dewan Redaksi Pembina : Johannes Petrus, S.Kom., M.T.I.,CFP® (Ketua STIE MDP) Penanggungjawab : M.Ricky Pribadi, M.Kom (Ketua LPPM STIE MDP) Ketua Penyunting : Dr. Anton Arisman, SE., M.Si., Ak., CA Penyunting Ahli : 1. Prof. H. Syamsurijal, Ak, Ph.D. (Universitas Sriwijaya) 2. Prof. Dr. Kamaludin, S.E., M.M (Universitas Bengkulu) 3. Dr. Istijanto, M.M., M.Com. (Prasetiya Mulya Business School) 4. Dr. H. Zakaria Wahab, MBA. (Magister Manajemen UNSRI) 5. Dr. H. Zamzami, S.E., M.Si. (Universitas Jambi) 6. Dr. Lukluk Fuadah, SE., MBA., Ak., CA (Pasca Sarjana UNSRI) 7. Dr. Yulizar Kasih, SE., M.Si. (STIE MDP) Penyunting Pelaksana : 1. Siti Khairani, S.E., Ak, M.Si.,CFP® 2. Retno Budi Lestari, S.E., M.Si 3. Kardinal, SE., M.M., CFP® Sekretariat : Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom., M.Si Penerbit : STIE Multi Data Palembang Alamat : Jl. Rajawali 14 Palembang 30113 Telp. 0711-376400 Fax. 0711-376360 E-mail: [email protected] Forum Bisnis dan Kewirausahaan adalah jurnal ilmiah untuk mempublikasikan hasil penelitian dan pengembangan gagasan dalam bidang manajemen, akuntansi, perpajakan, ekonomi, dan kewirausahaan. Jurnal ini terbit 2 (dua) kali dalam setahun (September dan Maret) dan bertujuan untuk menyebarkan hasil-hasil penelitian terbaru dan gagasan dalam bidang manajemen, akuntansi, ekonomi, dan kewirausahaan kepada masyarakat ilmiah.

Upload: dobao

Post on 14-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Dewan Redaksi

Pembina : Johannes Petrus, S.Kom., M.T.I.,CFP® (Ketua STIE MDP)

Penanggungjawab : M.Ricky Pribadi, M.Kom (Ketua LPPM STIE MDP)

Ketua Penyunting : Dr. Anton Arisman, SE., M.Si., Ak., CA

Penyunting Ahli : 1. Prof. H. Syamsurijal, Ak, Ph.D. (Universitas Sriwijaya)2. Prof. Dr. Kamaludin, S.E., M.M (Universitas Bengkulu)3. Dr. Istijanto, M.M., M.Com. (Prasetiya Mulya Business School)4. Dr. H. Zakaria Wahab, MBA. (Magister Manajemen UNSRI)5. Dr. H. Zamzami, S.E., M.Si. (Universitas Jambi)6. Dr. Lukluk Fuadah, SE., MBA., Ak., CA (Pasca Sarjana UNSRI)7. Dr. Yulizar Kasih, SE., M.Si. (STIE MDP)

Penyunting Pelaksana : 1. Siti Khairani, S.E., Ak, M.Si.,CFP®2. Retno Budi Lestari, S.E., M.Si3. Kardinal, SE., M.M., CFP®

Sekretariat : Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom., M.Si

Penerbit : STIE Multi Data Palembang

Alamat : Jl. Rajawali 14 Palembang 30113 Telp. 0711-376400Fax. 0711-376360 E-mail: [email protected]

Forum Bisnis dan Kewirausahaan adalah jurnal ilmiah untuk mempublikasikan hasil penelitiandan pengembangan gagasan dalam bidang manajemen, akuntansi, perpajakan, ekonomi, dankewirausahaan. Jurnal ini terbit 2 (dua) kali dalam setahun (September dan Maret) danbertujuan untuk menyebarkan hasil-hasil penelitian terbaru dan gagasan dalambidang manajemen, akuntansi, ekonomi, dan kewirausahaan kepada masyarakat ilmiah.

DAFTAR ISI

Pengaruh Kemampuan Aparatur, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah,Dan Peran Pengawas Internal Terhadap Akuntabilitas Keuangan Dengan Kualitas LaporanKeuangan Sebagai Variabel Intervening

Dimas PratamaUniversitas Tridinanti, Palembang 82 - 103

Pengaruh Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar,dan Surat Ketetapan Kurang Bayar Tambahan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak OrangPribadi Usahawan Dalam Pembayaran PPH Pasal 21 Di Kota Palembang (Studi Kasus KantorPajak Pratama Palembang Seberang Ulu)

Icha Fajriana dan Cherrya Dhia WennySTIE MDP, Palembang 104 - 117

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Leverage Dan Aktivitas Terhadap Return Saham(Studi Empiris Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di BEI Periode2014-2016)

Raisa Pratiwi, Charisma Ayu PramudithaSTIE MDP, Palembang 118 - 135

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha KecilDan Menengah (UKM) Kain Songket Di Kota Palembang

Usnia Wati KeristinSTIE MDP, Palembang 136 - 153

Evaluasi Sistem Pengendalian Persediaan Material Pada PT Buluh Cawang Plantations Suka Mulya

Oza Putri Laraswati dan NurussamaPalComTech Palembang 154 - 168

Pengaruh Moralitas Aparatur Pemerintah Terhadap Kecenderungan Kecurangan AkuntansiPemerintah

MuhsinUniversitas Tanjungpura, Kalimantan Barat 169 - 184

Pedoman Penulisan Artikel 185 - 188Biodata Penulis 189 - 190Indeks Penyunting/Mitra Bestari 191Abstrak Volume 7 Nomor 1 192 - 195Indeks Jurnal Volume 7 Nomor 1 196

Pengaruh Kemampuan Aparatur, Pemanfaatan Sistem InformasiAkuntansi Keuangan Daerah, dan Peran Pengawas Internal

Terhadap Akuntabilitas Keuangan DenganKualitas Laporan Keuangan Sebagai Variabel Intervening

Dimas Pratama Putra

Universitas [email protected]

Abstract: This study was conducted on the local work unit (read: SKPD) in Palembang. The objective of this studyis to determine the effect of apparatus’ capability and the use of regional financial accounting information system,and the role of internal control on the financial accountability with the quality of financial reports as a mediatorvariable. Population in this study is the local work unit in Palembang. The sample is taken using purposive samplingwith the specified criteria of 40 respondents. This study conducted through path analysis by using SPSS 20. Fortesting the mediator variable, the reseacher used causal strategy. The results show that: (1) apparatus’ capabilitydoes not have any effectson the quality of financial reports, (2) the use of regional financial accounting informationsystem is positive and significant effect on the quality of financial reports, (3) the role of internal control does nothave any effects on the quality of financial reports, (4) apparatus’ capability is positive and significantly effect thefinancial accountability, (5) the use of regional financial accounting information system has positive and significanteffect on the financial accountability, (6) the role of internal control is positive and significantly effect the financialaccountability, (7) the quality of financial reports has positive and significant effect on the financial accountability,(8) the quality of the finacial reports mediate the apparatus’ capability towards the financial accountability, (9) thequality of financial reports mediate the use of regional financial accounting information system towards financialaccountability, (10) the quality of financial reports mediate the role of internal controltowards financial accountability.

Keywords: apparatus’ capability, the use of regional financial accounting information system, the role of internalcontrol, quality of financial reports, financial accountability.

Abstrak: Penelitian ini dilakukan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Palembang. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen kemampuan aparatur, pemanfaatan sistem informasiakuntansi keuangan daerah, dan peran pengawas internal terhadap variabel dependen akuntabilitas keuangan dengankualitas laporan keuangan sebagai variabel mediator. Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja PerangkatDaerah (SKPD). Sampel yang ditentukan dengan metode purposive sampling dengan kriteria yang ditentukanadalah 40 responden. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis jalur dengan menggunakan SPSS 20. Tesvariabel mediator dilakukan dengan strategi kausal. Hasil penelitian menunjukkan (1) Kemampuan aparatur tidakberpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan, (2) Pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerahberpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan, (3) Peran pengawas internal tidak berpengaruhterhadap kualitas laporan keuangan, (4) Kemampuan aparatur berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitaskeuangan, (5) Pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah berpengaruh signifikan positif terhadapakuntabilitas keuangan, (6) Peran pengawas internal berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas keuangan,(7) Kualitas laporan keuangan berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas keuangan, (8) Kualitas laporankeuangan memediator antara kemampuan aparatur terhadap akuntabilitas keuangan, (9) Kualitas laporan keuanganmemediator antara pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah terhadap akuntabilitas keuangan,(10) Kualitas laporan keuangan memediator peran pengawas internal terhadap akuntabilitas keuangan.

Kata kunci: kemampuan aparatur, pemanfaatan SIKD, peran pengawas internal, kualitas laporan keuangan,akuntabilitas keuangan.

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 82

1. PENDAHULUAN

Kebutuhan atas pengelolaan keuangandaerah yang baik menjadi sangat penting di eradesentralisasi saat ini. Di sini peran pemerintah daerahperlu didorong untuk menerapkan prinsip-prinsipgood governance berupa transparansi danakuntabilitas publik. Misi utama Undang-UndangNomor 22 Tahun 1999 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan PemerintahDaerah adalah meningkatkan efisiensi dan efektifitaspengelolaan sumber daya keuangan daerah dalamrangka peningkatan dan pelayanan publik. Reformasiyang terjadi di Indonesia tidak hanya mengubahkehidupan politik di Indonesia, tetapi tatananpemerintah pun menjadi berubah seiring besarnyakeinginan masyarakat untuk mengatur pemerintahandaerahnya secara otonom, selain itu keinginanmasyarakat juga didorong untuk menciptakan goodgovernance yang terbebas dari tindakan korupsi,kolusi dan nepotisme yang sudah menjadi suatubudaya bangsa Indonesia

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yangdiperbaharui menjadi Undang-undang Nomor 12Tahun 2008 adalah Undang-Undang yang berupayamewujudkan otonomi daerah yang lebih luas.Pelaksanaan otonomi daerah yang lebih luas berartimemberikan kebebasan yang sangat luas untukmengatur segala segi pemerintahan daerah, baikpengelolaan keuangan, sumber daya yang ada bahkanpemanfaatan potensi daerah itu sendiri. Namundibalik kebebasan itu harus ada suatu pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada masyarakat,sehingga timbul transparansi dan akuntabilitas. Untukhal tersebut maka dibutuhkan kontrol masyarakatterhadap jalannya pemerintahan terutama mengenaikeadaan keuangan. Khusus untuk melaksanakankontrol tersebut, masyarakat membutuhkan informasiakuntansi yang berkualitas. Informasi akuntansi yangberkualitas tersebut tersirat kepada laporan keuanganyang berkualitas. Selain itu laporan keuangan yangdihasilkan oleh pemerintah juga harus memenuhistandar yang baku serta harus sesuai dengan prinsipakuntansi yang berlaku umum. Standar yang bakutersebut adalah Standar Akuntansi Pemerintahan yangmerupakan produk hukum dari Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010. Disamping PeraturanPemerintah, disusul dengan peraturan yang lebihteknis yaitu dengan dikeluarkanya PermendagriNomor 21 Tahun 2012 tentang pedoman PengelolaanKeuangan daerah.

Suwardjono (2005) menyatakan bahwatujuan utama dalam pelaporan keuangan organisasinon bisnis seperti unit-unit kepemerintahan yaituuntuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagipara penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalanmaupun potensial, dalam membuat keputusan-keputusan rasional tentang alokasi danakeorganisasian tersebut. Pemerintah sudahseharusnya meningkatkan kualitas laporan keuanganyang mengandung informasi keuangan yangdibutuhkan berbagai pihak. Peningkatan kualitaslaporan keuangan di maksudkan agar dapatmeningkatkan kredibilitasnya, menyajikan informasiyang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan pemakai,dan pada gilirannya akan dapat mewujudkantransparansi dan akuntabilitas keuangan pemerintahdaerah.

Roviyantie (2011) menyebutkan bahwalaporan keuangan merupakan sebuah produk yangdihasilkan oleh bidang atau disiplin ilmu akuntansi.Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusiayang kompeten untuk menghasilkan sebuah laporankeuangan yang berkualitas. Begitu juga di entitaspemerintahan, untuk menghasilkan laporan keuangandaerah yang berkualitas dibutuhkan sumber dayamanusia yang memahami dan kompeten dalamakuntansi pemerintahan, keuangan daerah bahkanorganisasional tentang pemerintahan. Untuk membuatlaporan keuangan yang berkualitas yang memenuhikarakterist ik kualitatif diperlukan aparaturpengelolaan keuangan yang mempunyai kemampuandalam bidang akuntansi.

Widodo (2001:308), menyatakan bahwakemampuan didapat dengan berbagai macam caraantara lain sebagai berikut; (1) Melalui Pendidikan,(2) Melalui Pelatihan, (3) Melalui Pengalaman. Darideskripsi teori kemampuan aparatur yang telahdiuraikan di atas, diperoleh suatu konsep pemahamanbahwa kemampuan aparatur adalah suatu kondisi

Hal - 83 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

dinamis sumber daya manusia yang mencakup aspekPendidikan, Pelatihan, dan Pengalaman.

Selain kemampuan, pemanfaatan teknologiinformasi juga dapat meningkatkan kualitas laporankeuangan pemerintah daerah. Dalam rangkamewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalampengelolaan keuangan daerah, penggunaan teknologiinformasi merupakan suatu kebutuhan yang harusdipenuhi, untuk membantu pengelolaan data yanglebih cepat efektif dan efisien. Karakteristik yangmenonjol dari kerangka sistem informasi diantaranyadimensi sumber daya manusia, meliputi: data,pelaksanaan atau personalia, perlengkapan, peralatan,dan dana; dimensi tugas, meliputi: pengumpulan data,pemrosesan data, manajemen data, pengendalian data,pengadaan informasi; dimensi tujuan, meliputi:dukungan terhadap pengambilan keputusan,dukungan terhadap operasi harian, dukunganterhadap kewajiban kepengurusan; dimensi pemakaiinformasi, meliputi: manajer, pegawai, pemilik, danpemakai eksternal lainnya; dimensi tahapan, meliputi:masukan, pemrosesan,, keluaran. (Nunuy 2009).

Saat ini Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD) telah memanfaatkan teknologi informasiyang menghasilkan suatu sistem informasi, dimanamenyediakan informasi mengenai keuangan daerahyang dapat diakses. Dalam Peraturan PemerintahNomor 65 Tahun 2010, Sistem Informasi KeuanganDaerah adalah suatu sistem yangmendokumentasikan, serta mengelolah data keuangandaerah dan data terkait lainnya menjadi informasiyang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahanpengambilan keuputusan dalam rangka perencanaan,pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawabanpemerintah daerah. Pemanfaatan sistem informasikeuangan daerah dapat mempercepat proses kerjadalam mengelolah keuangan daerah dan menyediakaninformasi keuangan daerah yang komprehensifkepada masyarakat luas.

Selain itu peran pengawas internal berperanpenting dalam peningkatan kualitas laporankeuangan. Menurut Yuliani (2010) menyatakanbahwa internal audit adalah suatu aktivitasindependen, keyakinan objektif dan konsultasi yang

dirancang untuk memberi nila i tambah danmeningkatkan operasi organisasi. Dengan demikianpengawas internal membantu organisasi dalammencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatanyang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasidan meningkatkan efektivitas proses pengelolaanresiko kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi.Dengan adanya peran internal audit/inspektoratselaku aparat pengawas internal diharapkan dapatmembantu pemerintah daerah dalam mengarahkanlaporan keuangan yang sesuai dengan standarakuntansi pemerintah memiliki karakteristik kualitatiflaporan keuangan yang relevan, handal, dapatdipahami, dan dapat diperbandingkan.

Salah satu cara bagaimana melihat apakahlaporan keuangan yang telah disusun telah sesuaidengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dantelah sesuai dengan kualitas yang diharapkan, dapatdilihat dari opini auditor eksternal Pemerintah. BadanPemeriksaan Keuangan (BPK) RI PerwakilanSumatera Selatan. Pada tahun 2015 Kota Palembangtelah memperoleh penghargaan ‘Wajar TanpaPengecualian’ (WTP) untuk penyajian dan pelaporankeuangan pemerintah. Penghargaan tersebut diperolehkota Palembang berturut-turut sejak tahun 2010.Walaupun demikian, berdasarkan hasil evaluasiBPKP perwakilan Sumatera Selatan, dan hasilpemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan RepublikIndonesia Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan atasLaporan Keuangan Pemerintah Kota Palembangtemuan-temuan yang berkaitan dengan pengaruhkemampuan aparatur, pemanfatan sistem informasiakuntansi keuangan daerah, dan peran pengawasinternal terhadap akuntabilitas keuangan adalahsebagai berikut:

(1)Kesiapan Pemerintah Provinsi Sumsel dalamrangka penerapan sistem akuntansi berbasis akrualbelum memadai. Penjelasan: Belum tersedianyasumber daya manusia yang kompeten danmemadai setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD) terutama dalam hal pengelolaan keuanganberdasarkan data yang diperoleh dari badankepegawaian daerah provinsi Sumsel yangmemiliki latar belakang Sarjana Ekonomisebanyak 504 orang, yang terdiri dari 126 orang

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 84

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Sarjana Akuntansi dan sebanyak 378 orangSarjana Ekonomi Non Akuntansi,

(2)Pengendalian dan pengelolaan teknologi informasibelum memadai dalam aspek strategi dankebijakan teknologi informasi, aspek keamanan,integritas sistem informasi, sumber daya manusia,dan pengendalian terhadap pemrosesan dan filedata,

(3)Peran pengawas internal masih berada di level satu(initial). Hal ini menunjukkan APIP belum mampuuntuk memberikan Assurance bahwa perogramatau kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahtelah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, APIP belum mampu mencegah korupsi,APIP belum mampu memberikan assurance atasefisiensi dan efektifitas program kegiatanpemerintah. Dari permasalahan tersebut walaupunkota Palembang diberikan opini Wajar TanpaPengecualian (WTP) bukan berarti tidak adapermasalahan yang berkaitan dengan kemampuanaparatur, pemanfaatan sistem akuntansi keuangandaerah, dan peran pengawas internal dalampeningkatan akuntabilitas keuangan dengankualitas laporan keuangan. Hal tersebut menarikuntuk dikaji lebih jauh dan adanya perubahanperaturan pemerintah yang harus menerapkanstandar akuntansi pemerintah sesuai dengan PP71 tahun 2010.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Agency Theory

Dalam teori keagenan, Jensen dan Meckling(Jensen, 1976) mendeûnisikan hubungan keagenansebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih(principal) menyewa orang lain (agent) untukmelakukan beberapa jasa untuk kepentingan merekadengan mendelegasikan beberapa wewenangpembuatan keputusan kepada agen. Dipandang darisudut pandang teori keagenan diatas.

Hubungan antara masyarakat denganpemerintah adalah seperti hubungan antara prinsipaldan agen. Masyarakat adalah prinsipal danpemerintah adalah agen. Prinsipal memberikan

wewenang pengaturan kepada agen, danmemberikansumberdaya kepada agen (dalam bentukpajak dan lain-lain). Sebagai wujudpertanggungjawaban atas wewenang yang diberikan,agen memberikan laporan pertanggungjawabanterhadap prinsipal. Karena tidak mengetahui apa yangsebenarnya dilakukan oleh agen (terjadi asimetriinformasi) maka prinsipal membutuhkan pihak ketigayang mampu meyakinkan prinsipal bahwa apa yangdilaporkan oleh agen adalah benar. Dalam posisisebagai pihak ketiga inilah sebenarnya peran akuntansektor publik diharapkan berperan besar. Mengingatbahwa sebagian (atau bahkan sebagian besar) laporanyang diberikan pemerintah adalah berbentukinformasi keuangan.

2.2 Decision Usefullness Theory

Teori kegunaan-keputusan informasiakuntansi merupakan bagian dari teori normatif. Teorikegunaan-keputusan (decision-usefullness theory)dari informasi akuntansi dikemukakan dalam disertasistaubus untuk pertama kalinya pada Tahun 1954.Premis dari teori kegunaan-keputusan merupakantujuan akuntansi untuk menyediakan informasikeuangan mengenai organisasi guna pengambilankeputusan. Sikap manajemen terhadap penerapansuatu standar akuntansi berhubungan dengankepentingan terhadap pengungkapan informasiakuntansi yang menggambarkan kinerja finansialdalam bentuk laporan keuangan. Teori kegunaan-keputusan informasi akuntansi tercermin dalambentuk kaidah-kaidah yang harus dipenuhi olehkomponen-komponen pelaporan keuangan agar dapatbermanfaat dalam rangka pengambilan keputusan.

Pengelompokkan users dalam konsepdecision-usefullness terbagi dalam tiga kelompokyaitu kelompok masyarakat, kelompok legislatif, dankelompok dewan pengawas. Kelompok masyarakatmenggunakan laporan keuangan pemerintah untukmengevaluasi koefisienan dan keefektifan kegiatanyang dilakukan pemerintah, membandingkan hasilprogram yang sedang berjalan dengan tahunsebelumnya, menaksir operasional keuangan dankondisi keuangan, dan untuk menentukanterlaksananya anggaran yang dibuat. Kelompok

Hal - 85 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

dewan pengawas menggunakan laporan keuanganpemerintah untuk mengevaluasi pendanaan danpengeluaran yang dilakukan oleh eksekutif,membandingkan antara anggaran yang telah dibuatdengan realisasi anggaran yang terjadi, pengawasanaktivitas dana dan posisi keuangan untukmenganalisis keseimbangan dana.

2.3 Accountability Theory

Boven (2008) membahas dua konsep utamaakuntabilitas sebagai kebajikan dan akuntabilitassebagai mekanisme. Akuntabilitas sebagai kebajikandigunakan terutama sebagai konsep normatif, sebagaisatu set standar untuk evaluasi perilaku sektor publik.Akuntabilitas dipandang sebagai kualitas positif dariorganisasi atau pejabat, oleh karena itu, studiakuntabilitas sering berfokus pada isu-isu normatif,pada penilaian perilaku agen publik. Akuntabilitassebagai mekanisme, digunakan dalam arti lebihsempit, deskriptif. Hal ini dilihat sebagai hubungankelembagaan atau pengaturan dimana seseorang aktordapat dimintai pertanggungjawaban oleh forum.Akuntabilitas sebagai mekanisme yangmemperlihatkan pengaturan bagaimana kelembagaanberoperasi. Kedua konsep ini sangat berguna untukstudi dan perdebatan tentang pemerintahan yangdemokratis.

Di sisi lain Boven (2008) telah menetapkanakuntabilitas dalam pengertian lebih sempit sebagaihubungan antara aktor dan forum, dimana aktormemiliki kewajiban untuk menjelaskan pertanyaandan aktor mungkin lulus dalan penilaian. Aktormungkin individu, misalnya seorang pejabat ataupegawai sipil, mungkin juga organisasi sepertilembaga publik dan agen. Hubungan antara forumdan aktor dapat bersifat hubungan principal-agentforum menjadi pimpinan tertinggi, misalnyaparlemen, yang telah mendelegasikan kewenanganuntuk menteri, agen, yang dimintaipertanggungjawaban atas kinerja di kantor.

4.4 Kemampuan Aparatur

Aparatur akan berkualitas ketika merekamempunyai kemampuan untuk melaksanakan

kewenangan dan tanggung jawab yang diberikankepadanya. Kemampuan tersebut hanya dapat dicapaimanakala mereka mempunyai bekal pendidikan,pelatihan, dan pengalaman yang cukup memadaiuntuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab yangdiberikan. Widodo (2001:308), kemampuan didapatdengan berbagai macam cara antara lain sebagaiberikut: (1) Melalui Pendidikan, (2) MelaluiPelatihan, (3) Melalui Pengalaman.

Dari deskripsi teori kemampuan aparaturyang telah diuraikan di atas, diperoleh suatu konseppemahaman bahwa kemampuan aparatur adalahsuatu kondisi dinamis sumber daya manusia yangmencakup aspek Pendidikan, Pelatihan, danPengalaman.

2.5 Sistem Informasi Akuntansi KeuanganDaerah

Akuntansi dan sistem informasi akuntansibertitik tolak dari suatu landasan yang terdiri dariberbagai konsep, yaitu konsep mengenai akuntansiitu sendiri, konsep sistem, konsep informasi, konseporganisasi, dan konsep pengambilan keputusan.(Nunuy, 2009).

Pada sistem akuntansi pemerintahan, adabeberapa ciri terpenting atau persyaratan yangdiperlukan, diantaranya sistem akuntansipemerintahan harus dirancang sesuai dengankonstitusi dan peraturan perundang-undangan yangberlaku pada suatu negara. Sistem akuntansipemerintahan harus dapat menyediakan informasiyang dapat dipertanggungjawabkan dan diaudit.Sistem akuntansi pemerintahan harus mampumenyediakan informasi keuangan yang diperlukanuntuk penyusunan rencana/program dan evaluasipelaksanaan secara fisik dan keuangan.

2.6 Peran Pengawas Internal

Menurut Yuliani (2010) menyatakan bahwainternal audit adalah suatu aktivitas independen,keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancanguntuk memberi nilai tambah dan meningkatkanoperasi organisasi. Dengan demikian internal audit

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 86

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

membantu organisasi dalam mencapai tujuannyadengan menerapkan pendekatan yang sistematis danberdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkanefektivitas proses pengelolaan resiko kecukupankontrol dan pengelolaan organisasi.

Berdasarkan PP No 60 Tahun 2008 Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur dan Bupati/Walikotabertanggungjawab atas efektifitas penyelenggaraansistem pengendalian intern dilingkungan masing-masing.

2.7 Akuntabilitas Keuangan

Akuntabilitas dalam arti sempit dapatdipahami sebagai benuk pertanggungjawaban yangmengacu kepada siapa organisasi bertanggungjawabdan untuk apa organisasi bertanggungjawab. Dalampengertian luas, akuntabilitas dapat dipahami sebagaikewajiban pihak pemegang amanah (agen) untukmemberikan pertanggungjawaban, menyajikan, danmengungkapkan segala aktifitas dan kegiatan yangmenjadi tanggungjawab kepada pihak pemberiamanah (principal) yang memiliki hak dankewenangan untuk meminta pertanggungjawabantersebut.

Menurut Mardiasmo (2006), akuntabilitasmerupakan prinsip pertanggungjawaban yang berartibahwa proses penganggaran dimulai dariperencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus benar-

Pada penelitian ini akan dilakukan analisiskemampuan aparatur, pemanfaatan sistem informasiakuntansi keuangan daerah, dan peran pengawas

benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkankepada DPRD dan Masyarakat.

2.8 Kualitas Laporan Keuangan

Berbicara mengenai kualitas laporankeuangan pemerintah berarti berbicara mengenaikarakteristik kualitas laporan keuangan tersebut.Dalam lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71Tahun 2010 disebutkan bahwa karakteristik kualitatiflaporan keuangan adalah ukuran-ukuran normativeyang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi,sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempatkarakteristik berikut ini merupakan prasyaratnormative yang diperlukan agar laporan keuanganpemerintah dapat memenuhi kualitas yang dihendaki:(1) relevan, (2) handal, (3) dapat dipahami, (3) dapatdiperbandingkan.

Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangandimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami danditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar,penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangandalam melakukan kegiatannya, serta penggunalaporan keuangan dalam memahami laporankeuangan yang disajikan.

2.9 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian inidisusun seperti dalam bagan berikut ini:

internal terhadap akuntabilitas keuangan terhadapkualitas laporan keuangan sebagai variabelintervening.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Hal - 87 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

2.10 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalahsebagai berikut:

H1 : Ada pengaruh kemampuan aparaturterhadap kualitas laporan keuangan.

H2 : Ada pengaruh antara pemanfaatan sisteminformasi keuangan daerah terhadapkualitas laporan keuangan.

H3 : Ada pengaruh antara peran pengawas internalterhadap kualitas laporan keuangan

H4 : Ada pengaruh antara kemampuan aparaturterhadap akuntabilitas keuangan

H5 : Ada pengaruh antara sistem informasiakuntansi keuangan daerah terhadapakuntabilitas keuangan

H6 : Ada pengaruh antara peran pengawas internalterhadap akuntabilitas keuangan.

H7 : Ada pengaruh antara kualitas laporankeuangan terhadap akuntabilitaskeuangan.

H8 : Ada pengaruh antara kemampuan aparaturterhadap akuntabilitas keuangan melaluikualitas laporan keuangan.

H9 : Ada pengaruh antara pemanfaatan sisteminformasi akuntansi keuangan daerah terhadapakuntabilitas keuangan melalui kualitaslaporan keuangan.

H10 :Ada pengaruh antara kemampuan aparaturterhadap akuntabilitas keuangan melaluikualitas laporan keuangan.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Lingkup penelitian ini adalah KemampuanAparatur, Pemanfaatan Sistem Informasi AkuntansiKeuangan Daerah, dan Peran Pengawas InternalTerhadap Akuntabilitas Keuangan dengan KualitasLaporan Keuangan Sebagai Variabel Intervening.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakanoleh penulis berupa data Kuantitatif. Skor jawabanAparatur SKPD sebagai responden yang diperolehmelaui quesioner.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data dikumpulkanadalah data primer yang langsung diperoleh darilapangan melalui percobaan, survei, dan observasi.Dalam penelitian ini penulis menyebarkan kuesionerke Aparatur SKPD Kota Palembang terdiri dariKepala Subbagian Keuangan dan Bagian Bendahara.

3.4 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisisjalur (path analysis). Adapun struktur (jalur)hubungan antar variabel dalam penelitian inidigambarkan:

Gambar 2. Struktur Hubungan Variabel Penelitian

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 88

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Diagram jalur di atas dapat dituliskanmenjadi persamaan struktural yang menggambarkanhubungan sebab akibat antar variabel yang diteliti,yaitu:

Pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung:

Y1 = PX1Y1 + PX2Y1 + PX3Y1 + e1Y2 = PX1Y2 + PX2Y2 +PX3Y2 + PY1Y2 + e2Dimana :X1 = Kemampuan Aparatur.

X2 = SIKD.X3 = Pengawas Internal.Y1 = Kualitas Laporan Keuangan.Y2 = Akuntabilitas Keuangan.e = Koefisien korelasi di luar model.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Definisi variabel operasional pada penelitianini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1: Operasionalisasi Variabel Penelitian

Hal - 89 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Tabel 1: Operasionalisasi Variabel Penelitian Lanjutan

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 90

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Tabel 1: Operasionalisasi Variabel Penelitian Lanjutan

Sumber: Data Diolah Penulis

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Responden

Dalam desain penelitian telah dijelaskan

bahwa responden penelitian ini adalah aparatur SKPDkota Palembang. Oleh karena pejabat SKPD yangmengisi kuesioner hanya terdiri dari dua yakniBendahara dan Kasubag Keuangan.Tabel 2 berikutini adalah sebaran sampel berdasarkan jabatan:

Tabel 2: Sebaran Sampel Aparatur SKPD Kota Palembang

Hal - 91 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

laporan keuangan (Y1) menunjukkan nilaisignifikan atau probabilitas 0,553 > 0,05 artinyadata residual berdistribusi normal,

(3) uji normalisasi terhadap variabel kemampuanaparatur (X1) menunjukkan nilai signifikan atauprobabilitas 0,954 > 0,05 artinya data residualberdistribusi normal,

(4) uji normalisasi terhadap variabel pemanfaatansistem informasi akuntansi keuangan daerah(X2) menunjukkan nilai signifikan atauprobabilitas 0,849 > 0,05 artinya data residualberdistribusi normal, dan

(5) uji normalisasi terhadap variabel peranpengawas internal (X3) menunjukkan nilaisignifikan atau probabilitas 0,340 > 0,05data residual berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas(1) menyajikan data hasil uji multikolinearitas

terhadap variabel kualitas laporan keuanganmenunjukkan bahwa keamampuan aparatur nilaitolerance 0,660 > nilai tolerance hitung 0,10dan nilai VIF 1,516 < nilai VIF hitung 10,00,maka tidak terjadi multikoliniearitas antarvariabel independen, pemanfaatan sisteminformasi akuntansi keuangan daerah nilaitolerance 0,445 > nilai tolerance hitung 0,10dan nilai VIF 2,197 < nilai VIF hitung 10,00,maka tidak terjadi multikolinearitas antarvariabel independen, peran pengawas internalnilai tolerance 0,593 > nilai tolerance hitung0,10 dan nilai VIF 1,685 < nilai VIF hitung10,00, maka tidak terjadi multikoliniearitas antarvariabel independen, dan

Tabel 2: Sebaran Sampel Aparatur SKPD Kota Palembang Lanjutan

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2016Berdasarkan tabel 2 di atas sampel aparatur

SKPD kota Palembang dengan jabatan sebagaibendahara sebanyak 24 orang (60%) sedangkan 16orang (40%) sebagai Kasubag Keuangan. Kemudianlama bekerja 6 tahun sebanyak 23 orang (57,5%),lama bekerja 7 tahun sebanyak 16 orang (40%) dan1 orang (2.5%) dengan lama bekerja 8 tahun.

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Dua prosedur yang dilakukan dalampenelitian ini mengukur kekonsistenan dankeakurasian data yang dikumpulkan dari penggunaaninstrumen, yaitu (1) uji konsistensi internal denganuji statistik Cronbach’s Alpha, (2) uji korelasionalantara skor masing-masing butir dengan skor total(Imam Ghozali, 2001). Hasil pengujian reliabilitastersaji pada tabel 3 sebagai berikut:

4.3 Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalisasi(1) uji normalisasi terhadap variabel akuntabilitas

keuangan (Y2) menunjukkan nilai signifikanatau probabilitas 0,650 > 0,05 artinya dataresidual berdistribusi normal,

(2) uji normalisasi terhadap variabel kualitas

Tabel 3: Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 92

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

(2) menyajikan multikolinearitas terhadap variabelakuntabilitas keuangan menunjukkan bahwakemampuan aparatur nilai tolerance > 0,660nilai tolerance hitung 0,10 dan nilai VIF 1,516< nilai VIF hitung 10,00 maka tidak terjadimultikolinearitas antar variabel independen,pemanfaatan sistem informasi akuntansikeuangan daerah nilai tolerance o,455 > nilaitolerance hitung 0,10 dan nilai VIF 2,197 < nilaiVIF hitung 10,00 maka tidak terjadimultikoliniearitas antar variabel independen,peran pengawas internal nilai tolerance 0,593> nilai tolerance hitung 0,10 dan nilai VIF 1,685< nilai VIF hitung 10,00 maka t idakterjadi multikoliniearitas antar variabelindependen.

4.4 Pengujian Hipotesis

1. Analisis Substruktur 1

Y1 = a + PX1 + PX2 + PX3 + e1

4.5 Pengujian Simultan (Uji F)

Besarnya angka R square (R2) padakemampuan aparatur, pemanfaatan sistem informasiakuntansi keuangan daerah, dan peran pengawas internal terhadap kualitas laporan keuangan secarasimultan adalah 0,860 atau 86% untuk mengetahuikelayakan model regresi digambarkan angka-angkadari tabel ANOVA. Jika F-hitung > F-tabel, makaHo ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya F-hitung< F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Darihasil perhitungan, diperoleh angka F-hitung sebesar80,741 > F-tabel sebesar 2,64 sehingga Ho ditolakdan Ha diterima. Dengan demikian model regresitersebut sudah layak dan benar.

Kesimpulannya adalah kemampuan aparatur,pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangandaerah, dan peran pengawas internal secara simultanmempengaruhi kualitas laporan keuangan sebesar86% dan tingkat signifikan 0,000a < = 0,05. Besarpengaruh variabel lain di luar model regresi tersebutdihitung dengan rumus: (1-r2) atau (1-0,860) yaitu0,14% atau 14%.

Tabel 4: Pengaruh Kemampuan Aparatur,Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi

Keuangan Daerah dan Peran Pengawas InternalSecara Parsial Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan

4.6 Pengujian Parsial (Uji t)

a. Pengaruh Kemampuan Aparatur terhadapKualitas Laporan KeuanganJika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan Haditerima dan sebaliknya t-hitung < t-tabel makaHo diterima dan Ha ditolak. Hasil perhitunganSPSS diperoleh angka t-hitung sebesar 1,548.Besarnya angka t-tabel dengan ketentuan = 0,05 dan dk = (n-2) atau (40-2) = 38. Dariketentuan tersebut diperoleh angka t-tabelsebesar 1,685. Berdasarkan hasil perhitungantabel signifikan diperoleh angka sebesar 0,130 >

= 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolakartinya tidak terdapat pengaruh variabelkemampuan aparatur terhadap kualitas laporankeuangan. Tidak adanya pengaruh kemampuanaparatur terhadap kualitas laporan keuangandilihat dari besarnya nilai signifikan penelitianterhadap tingkat signifikan 0,130 > = 0,05.

b. Pengaruh Pemanfaatan Sistem InformasiAkuntansi Keuangan Daerah terhadap KualitasLaporan KeuanganJika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan Haditerima dan sebaliknay t-hitung < t-tabel makaHo diterima dan Ha ditolak. Hasil perhitunganSPSS diperoleh angka t-hitung sebesar 5,838.Besarnya angka t-tabel dengan ketentuan = 0,05 dan dk = (n-2) atau (40-2) = 38. Dariketentuan tersebut diperoleh angka t-tabelsebesar 1,685. Berdasarkan hasil perhitungantabel signifikan diperoleh angka sebesar 0,000 < = 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima

artinya terdapat pengaruh variabel pemanfaatansistem informasi akuntansi keuangan daerah

Sumber: Diolah Melalui SPSS

Hal - 93 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

terhadap kualitas laporan keuangan. Adanyapengaruh pemanfaatan sistem informasiakuntansi keuangan daerah terhadap kualitaslaporan keuangan dilihat dari kecilnya nilaisignifikan penelitian terhadap tingkat signifikan0,000 < = 0,05.

c. Pengaruh Peran Pengawas Internal terhadapKualitas Laporan KeuanganJika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan Haditerima dan sebaliknay t-hitung < t-tabel makaHo diterima dan Ha ditolak. Hasil perhitunganSPSS diperoleh angka t-hitung sebesar 0,334.Besarnya angka t-tabel dengan ketentuan = 0,05dan dk = (n-2) atau (40-2) = 38. Dari ketentuantersebut diperoleh angka t-tabel sebesar 0,740.Berdasarkan hasil perhitungan tabel signifikandiperoleh angka sebesar 0,740 > = 0,05sehingga Ho diterima dan Ha ditolak artinyatidak terdapat pengaruh variabel peranpengawas internal terhadap kualitas laporankeuangan. Tidak adanya pengaruh peranpengawas internal terhadap kualitas laporankeuangan dilihat dari besarnya nilai signifikanpenelitian terhadap tingkat signifikan 0,740 > =0,05.

2. Analisis Substruktur 2

Y2 = a + PX1 + PX2 + PX3 + PY1Y2 + e2

4.6 Pengujian Simultan (Uji F)

Besarnya angka R-square (r2) adalah 0,953dimana angka tersebut mempunyai arti bahwapengaruh kemampuan aparatur, pemanfaatan sisteminformasi akuntansi keuangan daerah, dan peranpengawas internal terhadap akuntabilitas keuangansecara simultan adalah 95,3%. Untuk mengetahuikelayakan model regresi digambarkan angka-angkadari tabel ANOVA. Jika F-hitung > F-tabel, makaHo ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya F-hitung< F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Darihasil perhitungan, diperoleh angka F-hitung sebesar265,066 > F-tabel sebesar 2,64 sehingga Ho ditolakdan Ha diterima. Dengan demikian model regresitersebut sudah layak dan benar. Kesimpulannya

adalah kemampuan aparatur, pemanfaatan sisteminformasi akuntansi keuangan daerah, dan peranpengawas internal secara simultan mempengaruhiakuntabilitas keuangan sebesar 95,3% dan tingkatsignifikan 0,000a < = 0,05. Besar pengaruh variabellain di luar model regresi tersebut dihitung denganrumus: (1-r2) atau (1-0,953) yaitu 0,047 atau 4,7%.Pengujian kualitas laporan keuangan sebagai mediasiterhadap akuntabilitas keuangan. Besarnya angka R-square (r2) adalah 0,878 dimana angka tersebutmempunyai arti bahwa kualitas laporan keunganterhadap akuntabilitas keuangan adalah 87,8%.Untuk mengetahui kelayakan model regresidigambarkan angka-angka dari tabel ANOVA. JikaF-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterimadan sebaliknya F-hitung < F-tabel, maka Ho diterimadan Ha ditolak. Dari hasil perhitungan, diperolehangka F-hitung sebesar 281,469 > F-tabel sebesar2,64 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengandemikian model regresi tersebut sudah layak danbenar. Kesimpulannya adalah kualitas laporankeuangan mempengaruhi akuntabilitas keuangansebesar 87,8% dan tingkat signifikan 0,000a < =0,05. Besar pengaruh variabel lain di luar modelregresi tersebut dihitung dengan rumus: (1-r2) atau(1-0,878) yaitu 0,112 atau 12,2%.

4.7 Uji Parsial (Uji t)

a. Pengaruh Kemampuan Aparatur terhadapAkuntabilitas KeuanganJika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan Haditerima dan sebaliknya t-hitung < t-tabel makaHo diterima dan Ha ditolak. Hasil perhitunganSPSS diperoleh angka t-hitung sebesar 2,165.

Tabel 5: Pengaruh Kemampuan Aparatur,Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi

Keuangan Daerah, Peran Pengawas Internal, danKualitas Laporan Keungan Secara Parsial

Terhadap Akuntabilitas Keuangan

Sumber: Diolah Melalui SPSS

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 94

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Besarnya angka t-tabel dengan ketentuan =0,05 dan dk = (n-2) atau (40-2) = 38. Dariketentuan tersebut diperoleh angka t-tabel sebesar1,685. Berdasarkan hasil perhitungan tabelsignifikan diperoleh angka sebesar 0,037 < =0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima artinyaterdapat pengaruh variabel kemampuanaparatur terhadap akuntabilitas keuangan.Adanya pengaruh kemampuan aparaturterhadap akuntabilitas keuangan dilihat daribesarnya nilai signifikan penelitian terhadaptingkat signifikan 0,037 < = 0,05.

b. Pengaruh Pemanfaatan Sistem InformasiAkuntansi Keuangan Daerah terhadapAkuntabilitas KeuanganJika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan Haditerima dan sebaliknya t-hitung < t-tabel makaHo diterima dan Ha ditolak. Hasil perhitunganSPSS diperoleh angka t-hitung sebesar 7,152.Besarnya angka t-tabel dengan ketentuan =0,05 dan dk = (n-2) atau (40-2) = 38. Dariketentuan tersebut diperoleh angka t-tabelsebesar 1,685. Berdasarkan hasil perhitungantabel signifikan diperoleh angka sebesar 0,000 <

= 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterimaartinya terdapat pengaruh variabel sisteminformasi akuntansi keuangan daerah terhadapakuntabilitas keuangan. Berpengaruhnya sisteminformasi akuntansi keuangan daerah terhadapakuntabilitas keuangan dilihat dari besarnyanilai signifikan penelitian terhadap tingkatsignifikan 0,000 < = 0,05.

c. Pengaruh Peran Pengawas Internal terhadapAkuntabilitas KeuanganJika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan Haditerima dan sebaliknya t-hitung < t-tabel makaHo diterima dan Ha ditolak. Hasil perhitunganSPSS diperoleh angka t-hitung sebesar 4,002.Besarnya angka t-tabel dengan ketentuan = 0,05 dan dk = (n-2) atau (40-2) = 38. Dariketentuan tersebut diperoleh angka t-tabelsebesar 1,685. Berdasarkan hasil perhitungantabel signifikan diperoleh angka sebesar 0,000 <

= 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterimaartinya terdapat pengaruh variabel peran

pengawas internal terhadap akuntabilitaskeuangan. Adanya pengaruh peran pengawasinternal terhadap akuntabilitas keuangan dilihatdari kecilnya nilai signifikan penelitian terhadaptingkat signifikan 0,000 < = 0,05.

d. Pengaruh Kualitas Laporan Keuangan terhadapAkuntabilitas KeuanganJika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan Haditerima dan sebaliknya t-hitung < t-tabel makaHo diterima dan Ha ditolak. Hasil perhitunganSPSS diperoleh angka t-hitung sebesar 16,777.Besarnya angka t-tabel dengan ketentuan = 0,05 dan dk = (n-2) atau (40-2) = 38. Dariketentuan tersebut diperoleh angka t-tabelsebesar 1,685. Berdasarkan hasil perhitungantabel signifikan diperoleh angka sebesar 0,000< = 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterimaartinya terdapat pengaruh variabel kualitaslaporan keuangan terhadap akuntabilitaskeuangan. Adanya pengaruh kualitas laporankeuangan terhadap akuntabilitas keuangandilihat dari kecilnya nilai signifikan penelitianterhadap tingkat signifikan 0,000 < = 0,05.

4.8 Pengujian Variabel Intervening

Strategi Causal Step

Tiga persamaan regresi yang harusdiestimasi dalam strategi causal step dalam pengujianvariabel intervening adalah sebagai berikut:a. Persamaan regresi variabel intervening Kualitas

Laporan Keuangan (Y1) pada variabel independenKemampuan Aparatur (X1)

Gambar 3. Hubungan Pengaruh KemampuanAparatur Terhadap Akuntabilitas KeuanganDengan Kualitas Laporan Keuangan SebagaiVariabel Intervening Menggunakan Strategi

Causal

Hal - 95 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Tabel 6: Strategi Causal Step PengaruhKemampuan Aparatur Terhadap Kualitas Laporan

Keungan

Sumber: Diolah dari SPSSHasil analisis ditemukan bukti bahwa

kemampuan aparatur tidak berpengaruh signifikanterhadap kualitas laporan keuangan dengan nilaisignifikan 0,130 > = 0,05 dan koefisien regresi =0,369.

b. Persamaan regresi variabel independenAkuntabilitas Keuangan (Y2) terhadap variabelindependen Kemampuan Aparatur (X1)

Hasil analisis ditemukan bahwa kemampuanaparatur signifikan positif terhadap akuntabilitaskeuangan dengan nilai signifikan 0,037 < = 0,05dan koefisien regresi = 0,322.

c. Persamaan regresi berganda variabel dependenAkuntabilitas Keuangan (Y2) pada variabelindependen Kemampuan Aparatur (X1) denganKualitas Laporan Keuangan sebagai intervening(Y1)

Hasil analisis ditemukan bahwa kemampuanaparatur signifikan positif terhadap akuntabilitaskeuangan, setelah dimediasi oleh kualitas laporankeuangan dengan nilai signifikan 0,012 < = 0,05dan koefisien regresi = 0,536. Selanjutnya ditemukanbahwa kualitas laporan keuangan signifikan terhadap

Tabel 7: Strategi Causal Step PengaruhKemampuan Aparatur Terhadap Akuntabilitas

Keuangan

Sumber: Diolah dari SPSS

akuntabilitas keuangan, setelah memediasi olehkemampuan aparatur dengan nilai signifikan 0,000< = 0,05 dan koefisiensi regresi = 0,868.Selanjutnya maka dapat disimpulkan bahwa modelini termasuk ke dalam part mediation dimana variabelkemampuan aparatur dapat mempengaruhiakuntabilitas keuangan secara langsung dan bisamelalui kualitas laporan keuangan sebagai mediasi.

a. Persamaan regresi variabel intervening KualitasLaporan Keuangan (Y1) pada variabel independenPemanfaatan Sistem Informasi AkuntansiKeuangan Daerah (X2)

Hasil analisis ditemukan bukti bahwapemanfaatan SIKD berpengaruh signifikan positifterhadap kualitas laporan keuangan dengan nilaisignifikan 0,000 < = 0,05 dan koefisien regresi =1,189.

Gambar 4.Hubungan Pengaruh Pemanfaatan SIKD

Terhadap Akuntabilitas KeuanganDengan Kualitas Laporan Keuangan Sebagai

Variabel InterveningMenggunakan Strategi Causal

Tabel 8:Strategi Causal Step Pengaruh Kemampuan

AparaturTerhadap Akuntabilitas Keuangan dengan Kualitas

Laporan Keuangan Sebagai Intervening

Sumber: Diolah dari SPSS

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 96

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Tabel 9: Strategi Causal Step PengaruhPemanfaatan SIKD Terhadap Kualitas Laporan

Keungan

Sumber: Diolah dari SPSS

b. Persamaan regresi variabel independenAkuntabilitas Keuangan (Y2) terhadap variabeldependen Pemanfaatan SIKD (X2)

c. Persamaan regresi berganda variabel dependenAkuntabilitas Keuangan (Y2) pada variabelindependen Pemanfaatan SIKD (X2) denganKualitas Laporan Keuangan sebagai intervening(Y1)

Hasil analisis ditemukan bahwa pemanfaatanSIKD signifikan positif terhadap akuntabilitaskeuangan, setelah dimediasi oleh kualitas laporankeuangan dengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05

Sumber: Diolah dari SPSS

Tabel 10: Strategi Causal Step PengaruhPemanfaatan SIKD Terhadap Akuntabilitas

Keuangan

Tabel 11: Strategi Causal Step PengaruhPemanfaatan SIKD Terhadap Akuntabilitas

Keuangan dengan Kualitas Laporan KeuanganSebagai Intervening

Sumber: Diolah dari SPSS

dan koefisien regresi = 0,969. Selanjutnya ditemukanbahwa kualitas laporan keuangan signifikan terhadapakuntabilitas keuangan, setelah dimediasi olehpemanfaatan SIKD dengan nilai signifikan 0,001 <

= 0,05 dan koefisiensi regresi = 0,423. Selanjutnyamaka dapat disimpulkan bahwa model ini termasukke dalam part mediation dimana variabelpemanfaatan SIKD dapat mempengaruhiakuntabilitas keuangan secara langsung dan bisamelalui kualitas laporan keuangan sebagai mediasi.

a. Persamaan regresi variabel intervening KualitasLaporan Keuangan (Y1) pada variabel independenPeran Pengawas Internal (X3)

Hasil analisis ditemukan bukti bahwa peranpengawas internal tidak berpengaruh signifikanterhadap kualitas laporan keuangan dengan nilaisignifikan 0,740 > = 0,05 dan koefisien regresi =0,071.

b. Persamaan regresi variabel independenAkuntabilitas Keuangan (Y2) terhadap variabeldependen Peran Pengawas Internal (X3)

Gambar 5. Hubungan Pengaruh PeranPengawas Internal Terhadap Akuntabilitas

Keuangan Dengan Kualitas Laporan KeuanganSebagai Variabel Intervening Menggunakan

Strategi Causal

Tabel 12. Strategi Causal Step Pengaruh PeranPengawas Internal Terhadap Kualitas Laporan

Keungan

Sumber: Diolah dari SPSS

Hal - 97 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Tabel 13: Strategi Causal Step Pengaruh PeranPengawas Internal Terhadap Akuntabilitas

Keuangan

Sumber: Diolah dari SPSS

Hasil analisis ditemukan bahwa peranpengawas internal signifikan positif terhadapakuntabilitas keuangan dengan nilai signifikan 0,000< = 0,05 dan koefisien regresi = 0,531.

a. Persamaan regresi berganda variabel dependenAkuntabilitas Keuangan (Y2) pada variabelindependen Peran Pengawas Internal (X3) denganKualitas Laporan Keuangan sebagai intervening(Y1)

Hasil analisis ditemukan bahwa PeranPengawas Internal signifikan positif terhadapakuntabilitas keuangan, setelah dimediasi olehkualitas laporan keuangan dengan nilai signifikan0,000 < = 0,05 dan koefisien regresi = 0,779.Selanjutnya ditemukan bahwa kualitas laporankeuangan signifikan positif terhadap akuntabilitaskeuangan, setelah dimediasi oleh Pemanfaatan SIKDdengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05 dankoefisiensi regresi = 0,524. Selanjutnya maka dapatdisimpulkan bahwa model ini termasuk ke dalam partmediation dimana variabel Peran Pengawas Internaldapat mempengaruhi akuntabilitas keuangan secara

Sumber: Diolah dari SPSS

langsung dan bisa melalui kualitas laporan keuangansebagai mediasi.

4.9 Perhitungan Pengaruh

Tabel 14: Strategi Causal Step Pengaruh PeranPengawas Internal Terhadap Akuntabilitas

Keuangan dengan Kualitas Laporan KeuanganSebagai Intervening

Tabel 15: Pengaruh Langsung (Direct Effect)

Tabel 16: Pengaruh Tidak Langsung (IndirectEffect)

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 98

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Tabel 17: Pengaruh Total (Total Effect)

4.10 Pembahasan

Berikut disajikan pembahasan pengaruhkemampuan aparatur, pemanfaatan sistem informasiakuntansi keuangan daerah, dan peran pengawasinternal terhadap akuntabilitas keuangan dengankualitas laporan keuangan sebagai variabelintervening.

a. Analisis Pengaruh Kemampuan Aparatur terhadapKualitas Laporan Keuangan

Berdasarkan hasil analisis secara parsialpada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kotaPalembang menunjukkan bahwa variabel kemampuanaparatur tidak berpengaruh signifikan terhadapvariabel kualitas laporan keuangan dibuktikan dengannilai signifikan > 0,05 Hal ini tidak sejalan denganhipotesis yaitu kemampuan aparatur t idakberpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

Hasil penelitian ini dilandasi oleh LaporanHasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (LHPBPK, 2014-2015) atas laporan keuangan pemerintahProvinsi Sumsel menyatakan bahwa kesiapanPemerintah Provinsi Sumsel dalam rangka penerapansistem akuntansi berbasis akrual belum memadai yangdimana belum tersedianya sumber daya manusia yangkompeten setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) terutama dalam hal pengelolaan keuanganberdasarkan data yang diperoleh dari badankepegawaian daerah provinsi Sumsel yang memilikilatar belakang sarjana ekonomi sebanyak 504 orang,yang terdiri dari 126 orang sarjana akuntansi dansebanyak 378 orang sarjana ekonomi non akuntansi.Oleh karena itu merupakan faktor t idakberpengaruhnya kemampuan aparatur terhadapkualitas laporan keuangan.

b. Analisis Pengaruh Pemanfaatan Sistem InformasiAkuntansi Keuangan Daerah terhadap KualitasLaporan Keuangan

Berdasarkan hasil analisis secara persialpada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kotaPalembang menunjukkan bahwa variabelpemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangandaerah berpengaruh signifikan positif terhadapkualitas laporan keuangan dengan nilai signifikan <0,05. Hal ini sejalan dengan hipotesis yaitupemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangandaerah berpengaruh terhadap kualitas laporankeuangan.

Penelitian ini sesuai dengan hipotesis sertateori kegunaan-keputusan (Decision UsefullnessTheory) yang mencakup mengenai syarat dari kualitasinformasi akuntansi yang berguna dalam keputusanyang akan diambil oleh pengguna. Hasil penelitianini juga didukung temuan dari penelitian sebelumnyayang dilakukan oleh Yuliani Safrida (2010), SIKDberpengaruh signifikan positif terhadap kualitaslaporan keuangan.

c. Analisis Pengaruh Peran Pengawas InternalTerhadap Kualitas Laporan Keuangan

Berdasarkan hasil analisis secara persialpada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kotaPalembang menunjukkan bahwa peran pengawasinternal tidak berpengaruh signifikan terhadapkualitas laporan keuangan dengan nilai signifikan >0,05. Hal ini tidak sejalan dengan hipotesis.

Hasil penelitian ini dilandasi oleh LaporanHasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (LHP

Hal - 99 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

BPK, 2014-2015) menyatakan bahwa AparaturPengawas Internal Pemerintah (APIP) belum mampuuntuk memberikan assurance bahwa program ataukegiatan yang dilakukan oleh pemerintah telah sesuaidengan peraturan undang-undang,

Aparatur pengawas internal pemerintahbelum mampu mencegah korupsi, aparatur pengawasinternal pemerintah belum mampu memberikanassurance atas efisiensi dan efektifitas programkegiatan pemerintah di dalam pelaksanaan sistemlaporan keuangan pemerintah, dan jumlah instansipemerintah yang dinilai akuntabel baru mencapai24%. Oleh karena itu merupakan faktor tidakberpengaruhnya peran pengawas internal terhadapkualitas laporan keuangan.

d. Analisis Pengaruh Kemampuan AparaturTerhadap Akuntabilitas Keuangan

Berdasarkan hasil analisis secara persialpada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kotaPalembang menunjukkan bahwa kemampuanaparatur berpengaruh signifikan terhadapakuntabilitas keuangan dengan nilai signifikan < 0,05.Hal ini sejalan dengan hipotesis bahwa kemampuanaparatur berpengaruh terhadap akuntabilitaskeuangan. Dengan demikian, hasil penelitian inisesuai dengan hipotesis dan sangat berkaitan denganteori akuntabilitas menyatakan bahwa akuntabilitassebagai mekanisme yang harus diterapkan olehaparatur pemerintahan sehingga dibutuhkan keahlianuntuk menerapkan mekanisme tersebut di dalampeningkatan akuntabilitas keuangan.

e. Analisis Pengaruh Pemanfaatan Sistem InformasiAkuntansi Keuangan Daerah terhadapAkuntabilitas Keuangan

Berdasarkan hasil analisis secara persialpada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kotaPalembang menunjukkan bahwa sistem informasiakuntansi keuangan daerah berpengaruh signifikanpositif terhadap akuntabilitas keuangan dengan nilaisignifikan < 0,05. Hasil penelitian ini sesuai denganhipotesis dan berkaitan dengan teori keagenan bahwaprinsipal memberikan kepercayaan kepada agen untuk

mengelola sumberdaya dalam bentuk pajak dan lain-lain. Dalam rangka mewujudkanpertanggungjawaban dan transparansi dalampengelolaan keuangan daerah, penggunaan teknologiinformasi merupakan suatu kebutuhan yang harusdipenuhi untuk membantu pengelolaan data yang lebihcepat, efektif, dan efisien.

f. Analisis Pengaruh Peran Pengawas InternalTerhadap Akuntabilitas Keuangan

Berdasarkan hasil analisis secara persialpada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kotaPalembang menunjukkan bahwa peran pengawasinternal berpengaruh signifikan positif terhadapakuntabilitas keuangan dengan nilai signifikan < 0,05.Hal ini sejalan dengan hipotesis bahwa peranpengawas internal berpengaruh terhadap akuntabilitaskeuangan. Hasil penelitian sesuai dengan hipotesisdan berkaitan dengan teori akuntabilitas yangmenyatakan bahwa akuntabilitas sebagai mekanismeyang harus diterapkan oleh aparatur pemerintahanuntuk pertanggung jawaban keuangan.

Dalam menunjang mekanisme tersebut selainkemampuan aparatur itu sendiri juga dibutuhkanperan pengawas internal karena peran pengawasinternal tugasnya memonitoring seluruh aktifitasaparatur pemerintah yang akan memberikan masukandan saran di dalam pemenuhan sistem akuntabilitaskeuangan yang sesuai dengan mekanisme regulasiyang di tetapkan.

g. Analisis Pengaruh Kualitas Laporan KeuanganTerhadap Akuntabilitas Keuangan

Berdasarkan hasil analisis secara persialpada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kotaPalembang menunjukkan bahwa kualitas laporankeuangan berpengaruh signifikan positif terhadapakuntabilitas keuangan dengan nilai signifikan < 0,05.Hal ini sejalan dengan hipotesis bahwa kualitaslaporan keuangan berpengaruh terhadap akuntabilitaskeuangan. Dengan demikian, hasil penelitian sesuaidengan hipotesis dan dengan polapertanggungjawaban atas pengelolaan keuanganNegara dikembangkan sejalan dengan teori keagenan.

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 100

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

h. Analisis Pengaruh Kemampuan AparaturTerhadap Akuntabilitas Keuangan denganKualitas Laporan Keuangan Sebagai VariabelIntervening

Berdasarkan hasil analisis jalur secara parsialpada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kotaPalembang menunjukkan bahwa variabel kualitaslaporan keuangan memediasi kemampuan aparaturterhadap akuntabilitas keuangan dengan signifikanpositif, oleh karena itu dikatakan sebagai partmediation, karena kemampuan aparatur dapatmempengaruhi secara langsung akuntabilitaskeuangan tanpa harus menggunakan mediasi dengannilai signifikannya 0,000.

Setelah dimediasai kualitas laporan keuangansecara tidak langsung dapat memediasi kemampuanaparatur dengan nilai signifikannya 0,012. Hasilpenelitian mendukung hipotesis yang menyatakanbahwa kualitas laporan keuangan memediasikemampuan aparatur terhadap akuntabilitaskeuangan. Dengan demikian, hasil dari penelitian inimempunyai arah yang sama dari hipotesis yaituberpengaruh signifikan.

Berdasarkan analisis variabel kemampuanaparatur terhadap akuntabilitas keuangan pada satuankerja perangkat daerah kota Palembang menunjukkanterdapat pengaruh. Artinya kemampuan aparatursangat di butuhkan di dalam peningkatanakuntabilitas keuangan karena berkaitan dengan teoriakuntabilitas menyatakan bahwa akuntabilitassebagai mekanisme yang harus di terapkan olehaparatur pemerintah, untuk menerapkan mekanismetersebut di butuhkan kemampuan untuk memutuskankebijakan-kebijakan yang ada sesuai denganperaturan yang telah ditetapkan.

Selanjutnya setelah di mediasi oleh kualitaslaporan keuangan menunjukkan nilai signifikannyamenurun menjadi 0,012 dari 0,000 artinya variabelkemampuan aparatur sangat di butuhkan dalammenciptakan kualitas laporan keuangan yang sesuaidengan standar akuntansi pemerintah danmeningkatkan akuntabilitas keuangan sesuai denganmekanisme yang telah ditetapkan.

i. Analisis Pengaruh Pemanfaatan Sistem InformasiAkuntansi Keuangan Daerah TerhadapAkuntabilitas Keuangan dengan Kualitas LaporanKeuangan Sebagai Variabel Intervening

Berdasarkan hasil analisis jalur secara parsialpada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kotaPalembang menunjukkan bahwa variabel kualitaslaporan keuangan memediasi pemanfaatan sisteminformasi akuntansi keuangan daerah terhadapakuntabilitas keuangan dengan signifikan positif, olehkarena itu dikatakan sebagai part mediation, karenapemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangandaerah dapat mempengaruhi secara langsungakuntabilitas keuangan tanpa harus menggunakanmediasi dengan nilai signifikannya 0,000.

Setelah dimediasai kualitas laporan keuangansecara tidak langsung dapat memediasi kemampuanaparatur dengan nilai signifikannya 0,001. Hasilpenelitian mendukung hipotesis yang menyatakanbahwa kualitas laporan keuangan memediasipemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangandaerah terhadap akuntabilitas keuangan. Dengandemikian, hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesisdan berkaitan dengan teori keagenan.

j. Analisis Pengaruh Peran Pengawas Internalterhadap Akuntabilitas Keuangan dengan KualitasLaporan Keuangan Sebagai Variabel Intervening

Berdasarkan hasil analisis jalur secara parsialpada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kotaPalembang menunjukkan bahwa variabel kualitaslaporan keuangan memediasi peran pengawas internalterhadap akuntabilitas keuangan dengan signifikanpositif, oleh karena itu dikatakan sebagai partmediation, karena peran pengawas internal dapatmempengaruhi secara langsung akuntabilitaskeuangan tanpa harus menggunakan mediasi dengannilai signifikannya 0,000.

Setelah dimediasai kualitas laporan keuangansecara tidak langsung dapat memediasi peranpengawas internal dengan nilai signifikannya 0,000.Hasil penelitian mendukung hipotesis yangmenyatakan bahwa kualitas laporan keuangan

Hal - 101 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

memediasi peran pengawas internal terhadapakuntabilitas keuangan. Dengan demikian, hasil daripenelitian ini mempunyai arah yang sama darihipotesis yaitu berpengaruh signifikan. Dengandemikian, hasil penelitian sesuai dengan hipotesis danberkaitan dengan teori keagenan.

Maka dapat disimpulkan bahwa, variabelperan pengawas internal mempunyai pengaruh positifsignifikan terhadap akuntabilitas keuangan danmenambahkan kualitas laporan keuangan sebagaimediasi.

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian telahdilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagaiberikut:Pada variabel bebas antara kemampuan aparatur,pemanfaatan SIKD, dan peran pengawas internalterbukti bahwa secara bersama-sama mempengaruhivariabel terikat kualitas laporan keuangan secarasignifikan positif. Secara parsial antara kemampuanaparatur terhadap kualitas laporan keuangan danperan pengawas internal terhadap kualitas laporankeuangan hasilnya tidak ada pengaruh. Selanjutnyapada variabel bebas antara kemampuan aparatur,pemanfaatan SIKD, dan peran pengawas internalterbukti bahwa secara bersama-sama mempengaruhivariabel terikat akuntabilitas keuangan secarasignifikan positif. Secara parsial seluruh variabelindependen memiliki pengaruh signifikan positifterhadap variabel dependen.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulandiatas, maka dapat diberikan saran-saran sebagaiberikut:

1. Bagi praktisi, Berdasarkan observasi di lapangandi dapat bahwa tingkat akademisi yang ada masihdirasa kurang dari 40 sampel yang ada masihbanyak yang memiliki jenjang S1 dan tugas yang

diberikan tidak sesuai dengan bidang akademismasing-masing aparatur pemerintahan. Kedepandiharapkan pemerintah untuk meningkatkankemampuan aparatur dalam pengelolaan keuanganagar diberikan pelatihan yang memadai supayaproses pengelolaan keuangan dapat dilakukandengan cepat dan tepat sesuai yang diharapkandan mampu melaksanakan pertanggungjawabandengan baik.

Dalam hal aksesibilitas laporankeuangan sebaiknya melakukan pengkajian ulangmengenai sistem informasi akuntansi keuangandaerah untuk lebih mempertanggungjawabkanpenyampaian laporan keuangan pemerintahdaerah sebagai informasi penting yang berhakdiperoleh publik. Serta pengawas internal lebihmemberikan assurance terhadap aparaturpemerintah di dalam pengelolaan pemerintahanyang lebih baik.

2. Bagi akademisi, untuk peneliti selanjutnyadisarankan untuk menambahkan variabel lain yangdiduga memiliki pengaruh terhadap akuntabilitaskeuangan serta variabel mediasi yang berbeda.Penambahan objek SKPD juga dirasa perlu, tidakhanya dari satu wilayah SKPD saja, namun lebihbaik jenis maupun wilayahnya sehingga jumlahresponden penelitian dapat lebih banyak dan dapatdibandingkan antar daerah.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bovens, Mark. 2008, Two Concepts ofAccountability. European Law Journal, Vol 13.No 4, PP. 447-468, Akses 8 Januari 2015,pada http://www.researchgate.net.

[2] Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi AnalisisMultivariate dengan Program SPSS,Universitas Diponegoro, Semarang.

[3] Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976,Theory of the Firm : Managerial Behavior,Agency Costs and Ownership Structure,Journal of Financial Economics, Vol. 3, No.

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 102

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

4, PP. 305-360, Akses 2 Oktober 2015,pada http://scholar.google.co.id.

[4] Laporan Hasil Pemeriksaan Badan PemeriksaKeuangan (BPK). 2015, Melaluiwww.BPK.go.id.

[5] Mardiasmo. 2006, Perwujudan Transparansidan Akuntabilitas Publik Melalui AkuntansiSektor Publik: Suatu Sarana GoodGovernance, Jurnal Akuntansi Pemerintahan,Vol 2. No 1. PP 1-17, Akses 28 Oktober 2015,pada https://id.scribd.com.

[6] Nunuy. 2009, Pengaruh Kompetensi AnggotaDPR dan Kompetensi Aparatur PemerintahDaerah terhadap Pelaksanaan SistemInformasi Akuntansi, Jurnal Riser t danAkuntansi, Vol 12, No 1, PP 44-56, Akses 10Oktober 2016, pada http://scholar.google.co.id.

[7] Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008,Tentang Pertanggungjawaban PimpinanLembaga Atas Efektifitas PenyelenggaraanSistem SPIP.

[8] Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010,Tentang Pedoman Sistem Informasi KeuanganDaerah.

[9] Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010,Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

[10] Roviyantie, Devi. 2011, Pengaruh KompetensiSumberdaya Manusia dan Penerapan SistemAkuntansi Keuangan Daerah TerhadapKualitas Laporan Keuangan Daerah TerhadapKualitas Laporan Keuangan Daerah, JurnalBisnis dan Akuntansi, Vol 13, No 2 PP 68-75,Akses 15 November 2015, pada https://www.google.co.id.

[11] Suwardjono. 2005, Teori Akuntansi:Pengungkapan Pelaporan Keuangan, BPFE,Yogyakarta.

[12] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12Tahun 2008, Tentang Pelaksanaan OtonomiDaerah yang Lebih Luas.

[13] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22Tahun 1999, Tentang Perimbangan KeuanganAntara Pemerintah Daerah.

[14] Permendagri Nomor 21 Tahun 2012, TentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

[15] Widodo, Joko. 2001, Good Governanance:Telaah dari Dimensi Akuntabilitas dan KontrolBirokrasi Era Disentralisasi dan OtonomiDaerah, Insan Cendekia, Surabaya.

[16] Yuliani, Syafrida. 2010, Pengaruh PemahamanAkuntansi, Peran Sistem Informasi AkuntansiKeuangan Daerah, dan Peran Internal AuditTerhadap Kualitas Laporan KeuanganPemerintah Daerah (Studi Empiris padaPemerintah Kota Banda Aceh), Jurnal Telaahdan Risert Akuntansi, Vol 3, No 2, PP 206-220, Akses 2 Januari 2016, pada http://scholar.google.co.id.

Hal - 103 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Pengaruh Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, SuratKetetapan Pajak Kurang Bayar, dan Surat Ketetapan Kurang

Bayar Tambahan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak OrangPribadi Usahawan Dalam Pembayaran PPH Pasal 21 Di Kota

Palembang(Studi Kasus Kantor Pajak Pratama Palembang Seberang Ulu)

Icha Fajriana dan Cherrya Dhia Wenny

STIE [email protected]

[email protected]

Abstract: The purpose of this research is to determine the effect of Tax Underpayment Assessment Letter (SKPKB),Tax Overpayment Assessment Letter (SKPLB), and Additional Tax Underpayment Assessment Letter (SKPKBT) onthe compliance of Individual Taxpayers of particular entrepreneur, either simultaneously or partially. The dataused are Individual Taxpayers of particular entrepreneur who get the SKPKB, SKPLB, and SKPKBT in KPP PratamaSeberang Ulu in 2016. The method of analysis used is quantitative analysis, with the multiple regression models.The research shows that SKPKB, SKPLB, and SKPKBT has impact on the taxpayers’ compliance simultaneously.However, partially, only SKPKB and SKPLB have a dominant influence on taxpayers’ compliance, while SKPKBTis not dominant affect on the taxpayers’ compliance in the payment of income tax art 21 in Palembang

Keywords: Tax Underpayment Assessment Letter (SKPKB), Tax Overpayment Assessment Letter (SKPLB), and Additional Tax Underpayment Assessment Letter (SKPKBT), Individual Taxpayers’ complience

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar(SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan(SKPKBT) berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi usahawandalam pembayaran pajak penghasilan pasal 21 di Kota Palembang. Data yang digunakan dalam penelitian iniadalah wajib pajak orang pribadi usahawan yang mendapatkan SKPKB, SKPLB, dan SKPKBT di KPP PratamaSeberang Ulu tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan model regresilinear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh signifikanterhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan secara parsial, hanya variabel penerbitan SKPKB dan SKPLBberpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi usahawan dalam melakukan pembayaranpajak penghasilan pasal 21 di Palembang.

Kata kunci: Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), danSurat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Kepatuhan Wajib Pajak

1. LATAR BELAKANG

Penerimaan pajak bagi Negara berkembangsangat penting karena penerimaan tersebut bergunauntuk membiayai pembangunan Negara danmenjadikan Negara tersebut menjadi Negara maju.

Sehingga pemerintah berupaya untukmeningkatkan penerimaan Negara khususnya darisektor pajak. Di Indonesia dalam segi pendapatannegara berasal dari dua sektor yaitu sektor internalberasal dari pajak, sedangkan pendapatan dari sektoreksternal berasal dari pinjaman luar negeri. Oleh

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 104

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

sebab itu pemerintah daerah harus lebih berusahakeras untuk meningkatkan sumber potensi pendapatandaerahnya Provinsi Sumatera Selatan khususnya diKota Palembang untuk penerimaan pajak cukup baik

Dari tabel diatas menunjukan pada tahun2010-2012 terjadi peningkatan sebesar 93,7%-108,8%, namun pada tahun 2013 mengalamipenurunan menjadi 79,7%. Pada tahun 2014 kembalimengalami peningkatan sebesar 105,5%, sementarapada tahun 2015 kembali terjadi penurunan sebesar86,7%. Hal ini menunjukan dalam realisasipenerimaan pajak masih berfluktuasi. Artinya,meskipun penerimaan pajak di Negara setiaptahunnya meningkat, target realisasi penerimaanpajak Negara yang ditentukan oleh pemerintah masihbelum tercapai.

Di Indonesia yang telah menganut prinsip SelfAssessment System, pemerintah memberikepercayaan penuh kepada Wajib Pajak untukmelaksanakan kewajiban perpajakan atas kesadaran,kejujuran dan rasa tanggung jawab, serta denganmenegakkan keadilan hukum dan juga perbaikanmutu pelayanan yang prima diharapkan dapatmeningkatkan kesadaran, Wajib Pajak akankewajbannya. Kepatuhan Wajib Pajak dalammelaksanakan kewajiban perpajakannya denganbenar merupakan faktor penting dalam targetpenerimaan pajak. Semakin tingginya tingkatkepatuhan wajib pajak, maka semakin meningkat pulapenerimaan pajak demikian sebaliknya.

Di Kota Palembang salah satunya di KPPPalembang Seberang Ulu, realisasi jumlahpenerimaan pajak khususnya PPh Pasal 21 rata-ratamengalami kenaikan setiap tahunnya. Ini dapatdibuktikan dari tabel dibawah ini:

karena penerimaan pajaknya melebihi target.

Adapun target dan realisasi penerimaan pajakdi Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut:

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwaPenerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 SSP tahun2012 sebesar 13.718.619.627 dan SPM sebesar7.376.311.945 terus mengalami kenaikan hinggatahun 2016 Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21menurun dari tahun-tahun sebelumnya dengan nilaipenerimaan SSP sebesar 29.324.889.508 dan SPMsebesar 12.618.265.025. Ini berarti ada suatu kendalayang menyebabkan Wajib Pajak belum sepenuhnyapatuh menjalankan kewajiban perpajakannya.

Dengan menganut prinsip Self AssessmentSystem pemerintah memberi kepercayaan penuhkepada Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajibanperpajakan atas kesadaran, kejujuran dan rasatanggung jawab, serta dengan menegakkan keadilanhukum dan kepastian hukum juga perbaikan mutupelayanan yang prima diharapkan dapatmeningkatkan kesadaran, pemahaman danpenghayatan Wajib Pajak akan kewajbannya dibidang

Tabel 1: Target dan Realisasi Penerimaan Pajak

Sumber: Kanwil DJP Sumsel Babel 2017

Tabel 2: Jumlah Penerimaan PPh 21 di KPPPalembang Seberang Ulu

Tahun 2012 – 2016

Sumber: Kantor Pelayanan Pajak PratamaPalembang Seberang Ulu

Hal - 105 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

perpajakan dan ikut serta berperan dalammensukseskan pembangunan nasional. KepatuhanWajib Pajak dalam melaksanakan kewajibanperpajakannya dengan benar merupakan faktorpenting dalam target penerimaan pajak. Semakintingginya tingkat kepatuhan Wajib Pajak, makasemakin meningkat pula penerimaan pajak demikiansebaliknya. Salah satu bentuk perwujudan kepatuhanWajib Pajak yaitu dalam hal pengawasan, yaitumelakukan pemeriksaan dengan menerbitkansejumlah surat ketetapan pajak, baik itu lebih bayar,kurang bayar dan kurang bayar tambahan.

Dapat kita lihat tabel dibawah ini jumlahpenerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, SuratKetetapan Pajak Kurang Bayar, dan Surat KetetapanPajak Kurang Bayar Tambahan di Kantor PelayananPajak Pratama Palembang Seberang Ulu:

Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwamasih adanya Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar,Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan SuratKetetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan yangditerbitkan pada tahun 2012 hingga 2016 oleh KPPPratama Palembang Seberang Ulu. Dari ketigapenerbitan surat ketetapan pajak tersebut yang palingbanyak diterbitkan adalah Surat Ketetapan PajakKurang Bayar. Ini membuktikan bahwa pihak fiskusyang berada di KPP Pratama Seberang Ulu konsistendengan tugasnya untuk meningkatkan kepatuhanWajib Pajak yang ada di areanya.

Salah satu faktor tidak tercapainya targetpenerimaan pajak, yaitu masih kurangnya kesadaranmasyarakat untuk melaksanakan kewajibanperpajakannya. Oleh karena itu, hal tersebut menarik

Tabel 3: Penerbitan SKPKB, SKPLB dan SKPNPPh 21 di KPP Palembang Seberang Ulu

Sumber: Kantor Pelayanan Pajak PratamaPalembang Seberang Ulu

perhatian peneliti untuk melakukan penelitianterhadap wajib pajak yang terdaftar di KantorPelayanan Pajak Pratama Palembang Seberang Ulu.Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengupayakanpeningkatan penerimaan pajak dengan caramenjalankan fungsi penagihan kepada wajib pajakyang tidak patuh dalam melaksanakan kewajibanperpajakannya.

Penagihan tersebut dapat berupaditerbitkannya Surat Ketetapan Pajak. SuratKetetapan Pajak diterbitkan untuk menyatakan pajakyang terutang masih kurang dibayar. Surat KetetapanPajak meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar,Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan,Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar dan SuratKetetapan Pajak Nihil. Surat Ketetapan Pajakditerbitkan dari hasil proses pemeriksaan pajak yangdilakukan oleh petugas pemeriksa pajak/penyidikpajak.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Teori Kepatuhan

Kepatuhan pajak identik dengan kesediaanseorang Wajib Pajak dalam memenuhi peraturanperpajakannya. Menurut Gunadi (2013) “Dalam halini diartikan bahwa wajib pajak mempunyai kesediaanuntuk memenuhi kewajiban perpajakannya sesuaidengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakanpemeriksaan, investigasi seksama, peringatan ataupunancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupunadministrasi”

Menurut Norman D. Nowank (Zain, 2014)yang dikutip Firdaus, kepatuhan Wajib Pajak adalahsuatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhankewajiban atas perpajakan, tercermin dalam situasidimana Wajib Pajak paham atau berusaha untukmemahami semua ketentuan perundang-undanganperpajakan, mengisi formulir pajak dengan jelas danlengkap, menghitung jumlah pajak yang terutangdengan benar dan membayar pajak yang terutangtepat pada waktunya. Menurut Siti Kurnia Rahayu(2010) “tindakan wajib pajak dalam pemenuhan

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 106

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan dan peraturanpelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatuNegara”.

Dapat disimpulkan bahwa teori kepatuhanmerupakan suatu sikap taat dari Wajib Pajak untukmelaksanakan semua kewajiban dan memenuhi hakperpajakannya sesuai dengan aturan yang berlaku.Namun teori kepatuhan harus didukung oleh faktor-faktor lain seperti kesadaran dan pengetahuan WajibPajak. Penelitian yang dilakukan penulis ini bertujuanuntuk mencari tahu apakah Penerbitan SuratKetetapan Pajak Lebih Bayar, Surat Ketetapan PajakKurang Bayar, dan Surat Ketetapan Pajak KurangBayar Tambahan dapat menjadi salah satu faktorpemicu meningkatknya kepatuhan Wajib Pajak dalammelaksanakan kewajiban perpajakannya.

Menurut Theory of Planned Behavior (TPB)(Ajzen,1991) perilaku yang ditampilkan oleh individutimbul karena adanya niat untuk berperilaku.Sedangkan munculnya niat berperilaku ditentukanoleh 3 faktor penentu yaitu:(1) behavioral beliefs, yaitu keyakinan individu akan

hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasiltersebut (beliefs strength and outcomeevaluation),

(2) normative beliefs, yaitu keyakinan tentangharapan normatif orang lain dan motivasi untukmemenuhi harapan tersebut (normative beliefs andmotivation to comply), dan

(3) control beliefs, yaitu keyakinan tentangkeberadaan hal-hal yang mendukung ataumenghambat perilaku yang akan ditampilkan(control beliefs) dan persepsinya tentang seberapakuat hal-hal yang mendukung dan menghambatperilakunya tersebut (perceived power).

Hambatan yang mungkin timbul pada saatperilaku ditampilkan dapat berasal dari dalam dirisendiri maupun dari lingkungan. Niat atau intensiadalah kecenderungan atau keputusan taxprofessional untuk melakukan perilakuketidakpatuhan pajak.

2.2 Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan

Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan adalahorang pribadi dalam bentuk apapun yang dalamkegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkanbaranag, mengimpor barang, mengekspor barang,melakukan usaha perdagangan, memanfaatkanbarang tidak berwujud dan luar daerah, melakukanusaha jasa atau memandaatkan jasa dari liar daerah.Contohnya: Pengusaha Toko Emas, PengusahaIndustri Kertas. Wajib Pajak Orang PribadiUsahawan dibagi menjadi 2 yaitu:

1.Pengusaha Kena Pajak (PKP)Pengusaha Kena Pajak menurut Undang-

Undang Republik Indonesia No.18 Tahun 2000adalah pengusaha sebagaimana dimaksud dalamangka 14 yang melakukan penyerahan Barang KenaPajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yangdikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang ini,tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannyaditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan,kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untukdikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

2.Non Pengusaha Kena pajakMenurut PP 46 Tahun 2014 tentang Pajak

Penghasilan atas penghasilan dari usaha yangditerima atau diperoleh Wajib Pajak yang memilikiperedaran bruto tertentu Wajib Pajak yangmenyelenggarakan pembukuan adalah Wajib PajakOrang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha ataudiperoleh Wajib Pajak dengan peredaran bruto tidakmelebihi Rp. 4.800.000.000,00 dalam 1 tahun tidaktermasuk penghasilan dari usaha adalah penghasilandari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas. Dalamperhitungannya pajak penghasilan jika peredaranbruto dalam 1 tahun kurang dari Rp. 4.800.000.000maka dikenai PPh Final dengan tarif 1% dari jumlahperedaran bruto dari tempat usaha.

2.3 Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan pajak telah diatur dalam pasal1 angka 25 UU nomor 6 tahun 1983 tentangKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakansebagaimana telah diubah terakhir dengan UU nomor

Hal - 107 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

16 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa:“Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untukmenghimpun dan mengolah data, keterangan dan ataubukti yang dilaksanakan secara objektif danprofesional berdasarkan suatu standar pemeriksaanuntuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajibanperpajakan dan atau untuk tujuan lain dalam rangkamelaksanakan ketentuan perundang-undanganperpajakan”.

Objek pemeriksaan menurut Priantara(2000), pada umumnya adalah Surat Pemberitahuan(SPT) Tahunan dan atau SPT Masa beserta lampiran-lampirannya. SPT Tahunan adalah surat yangdipergunakan Wajib Pajak untuk melaporkanpenghitungan dan pembayaran pajak yang terutangdalam suatu tahun pajak dan SPT Masa adalah suratyang digunakan Wajib Pajak/PKP untuk melaporkanpenghitungan dan atau pembayaran pajak terutangdalam suatu masa pajak.

Lampiran-lampiran SPT meliputi laporankeuangan, daftar perhitungan penyusutan/amortisasifiskal, Surat Setoran Pajak (SSP), dan lain-lain. SPTdan lampirannya akan menjadi tolak ukur kepatuhanWajib Pajak. Dalam melaksanakan tugas pemeriksaanpajak terhadap Wajib Pajak sesuai Surat PerintahPemeriksaan Pajak, setiap pemeriksa pajak harusmengikuti tata cara pemeriksaan pajak yang sudahditetapkan, baik yang berbentuk peraturanperundang-undangan maupun norma-norma tertentumengenai pemeriksaan pajak.

Tujuannya adalah agar hak dan kewajiban,baik pemeriksa pajak maupun Wajib Pajak tetapdihormati karena masing-masing telah diatur,sedangkan tujuan yang lain dari pengaturan tata carapemeriksaan pajak, yaitu untuk menghindariterjadinya penyimpangan-penyimpangan dalampelaksanaan pemeriksaan, sekaligus sebagai alatpengawasan bagi atasan pemeriksa pajak.

2.4 Penagihan Pajak

Kegiatan penagihan pajak merupakan ujungtombak dalam menyelamatkan penerimaan negarayang tertunda, oleh sebab itu seksi penagihan

merupakan seksi produksi yang paling dibanggakanoleh Direktorat Jendral Pajak. Dalampelaksaanaannya penagihan pajak haruslahdilandaskan pada peraturan perundang-undang yangberlaku, sehingga mempunyai kekuatan hukum baikbagi Wajib Pajak maupun aparatur pajaknya.

Dasar hukum melakukan tindakan penagihanpajak adalah Undang-Undang No.19 tahun 1997tentang penagihan pajak dengan surat paksa. Undang-Undang ini mulai berlaku tanggal 23 Mei 1997.Undang-Undang ini kemudian diubah denganUndang-Undang No.19 tahun 2000 yang mulaiberlaku tanggal 1 Januari 2001.

Kegiatan penagihan pajak dilakukan olehbagian penagihan dikantor pelayanan pajak tempatWajib Pajak terdaftar. Definisi penagihan pajakmenurut Soemitro (2006), yaitu penagihan pajakadalah perbuatan yang dilakukan Direktorat JendralPajak karena Wajib Pajak tidak mematuhi ketentuanUndang-Undang pajak, khususnya mengenaipembayaran pajak yang terutang. Dasar penagihanpajak antara lain:

1. Surat Tagihan Pajak (STP)2. Surat Ketetapan Pajak (SKP)3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)4. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKBT)5. Surat Keputusan Pembetulan Putusan Banding6. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)7. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar

(SKPDKB)8. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar

Tambahan (SKPDKBT)9. Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan Kurang Bayar (SKBKB)10.Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan Kurang Bayar tambahan(SKBKBT)

11.Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah danBangunan

12.Surat Ketetapan Sejenis yang memuat besarnyajumlah utang pajak

Tindakan penagihan pajak dilakukan apabilapajak yang terutang sebagaimana tercantum dalam

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 108

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Surat Tagihan Pajak (STP), SKPKB, SKPKBT,Surat Keputusan Pembetulan, Surat KeputusanKeberatan, Putusan Banding yang menyebabkanpajak yang harus dibayar bertambah, tidak ataukurang bayar setelah lewat tanggal jatuh tempopembayaran pajak yang bersangkutan.

Penagihan aktif adalah penagihan yangdidasarkan pada STP, SKPKB, SKPKBT dimanaUndang-Undang telah menentukan tanggal jatuhtempo pembayaran yaitu 1 bulan terhitung mulai dariSTP, SKPKB, SKPKBT diterbitkan.

Jika dalam jangka waktu 30 hari hutang pajakbelum juga dilunasi maka 7 hari setelah tanggal jatuhtempo akan dilakukan tindakan penagihan pajak yangdi awali dengan menerbitkan surat teguran danmelaksanakan surat paksa. Penagihan aktif inimerupakan kelanjutan dari penagihan pasif, dimanadalam upaya penagihan ini fiskus berperan aktif,dalam arti tidak hanya mengirim STP atau SKP tetapijuga akan diikuti dengan tindakan dan dilanjutkandengan pelaksanaan lelang.

2.5 Penelitian Terdahulu

Selain menggunakan teori sebagai landasandi dalam penelitian, terdapat beberapa penelitianterdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan dalampenelitian ini. Dalam hal ini, fokus peneliti yangdijadikan acuan adalah terkait dengan masalahkepatuhan Wajib Pajak. Oleh karena itu, penelitimelakukan langkah kajian terhadap beberapa hasilpenelitian terdahulu.

Dedy (2014) meneliti pengaruh SuratKetetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Tagihan Pajak,Jumlah PKP dan SPT terhadap Pajak PertambahanNilai (PPN). Hasil pengujian membuktikan bahwaPKP Terdaftar dan SSP PPN berpengaruh positif dansignifikan terhadap penerimaan PPN, akan tetapi STPberpengaruh negatif dan signifikan terhadappenerimaan PPN. Sebaliknya, tidak ada pengaruhantara SPT Masa Kurang Bayar dan SKPKBterhadap penerimaan PPN.

Juniardi (2014) meneliti Pengaruh Surat

Ketetapan Pajak dan tindakan Penagihan Aktifterhadap pencairan tunggakan pajak penghasilanBadan. Hasil pengujian membuktikan bahwa SuratKetetapan Pajak dan Penagihan Aktif memilikipengaruh yang signifikan secara simultan terhadapjumlah pencairan tunggakan pajak penghasilanBadan.

Hidayat (2013) meneliti Pengaruh KualitasPenetapan Pajak dan Tindakan Penagihan AktifTerhadap Pencairan Tunggakan Pajak. Hasilpengujian membuktikan bahwa Kualitas penetapandan tindakan penagihan aktif berpengaruh signifikanpositif terhadap pencairan tunggakan pajak.

Diah (2010) meneliti Pengaruh PenerbitanSurat Tagihan Pajak terhadap tingkat kepatuhan dankesadaran Wajib Pajak atau penanggung pajak OrangPribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Hasilpengujian membuktikan bahwa Penerbitan STP yangditerbitkan kepada Wajib Pajak atau penanggungpajak Orang Pribadi mempunyai pengaruh signifikanterhadap pelunasan tunggakan pajak oleh WajibPajak.

2.6 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitianini merupakan pengembangan dari beberapa konsepteori dan beberapa penelitian terdahulu, dimanaPenerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, SuratKetetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat KetetapanPajak Kurang Bayar Tambahan diduga memilikipengaruh dalam tingkat Kepatuhan Wajib PajakOrang Pribadi Usahawan dalam Pembayaran PPhPasal 21. Hubungan variabel Penerbitan SuratKetetapan Pajak Lebih Bayar, Surat Ketetapan PajakKurang Bayar dan Surat Ketetapan Pajak KurangBayar Tambahan dan variabel tingkat KepatuhanWajib Pajak Orang Pribadi Usahawan dalamPembayaran PPh Pasal 21. Undang–undangpenagihan pajak dengan surat ketetapan pajakdiharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajibpajak dalam membayarkan kewajiban pajaknya.Kepatuhan ini akan sangat berdampak baik secaralangsung maupun tidak langsung pada gambar 1.berikuti ini:

Hal - 109 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Keterangan :Simultan =Parsial =

Sumber: Penulis , 2018Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yang terlihat padagambar 1. menunjukkan hubungan variabelPenerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, SuratKetetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat KetetapanPajak Kurang Bayar Tambahan dan variabel tingkatKepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawandalam Pembayaran PPh Pasal 21. Undang–undangpenagihan pajak dengan surat ketetapan pajakdiharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajibpajak dalam membayarkan kewajiban pajaknya.Kepatuhan ini akan sangat berdampak baik secaralangsung maupun tidak langsung pada penerimaanpajak.

2.7 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagaiberikut:H1: Pengaruh Penerbitan Surat Ketetapan Pajak

Lebih Bayar terhadap Tingkat Kepatuhan WajibPajak Orang Pribadi Usahawan dalamPembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21 di kotaPalembang

H2: Pengaruh Penerbitan Surat Ketetapan PajakKurang Bayar terhadap Tingkat KepatuhanWajib Pajak Orang Pribadi Usahawan dalamPembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21 di kotaPalembang

H3: Pengaruh Penerbitan Surat Ketetapan PajakKurang Bayar Tambahan terhadap TingkatKepatuhan Wajib Pajak Orang PribadiUsahawan dalam Pembayaran PajakPenghasilan Pasal 21 di kota Palembang

H4: Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar,Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan SuratKetetapan Pajak Kurang Bayar Tambahanberpengaruh terhadap Tingkat Kepatuhan WajibPajak Orang Pribadi Usahawan dalamPembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21 di kotaPalembang.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan jenis penelitiankuantitatif. Sumber data tersebut dapat diperoleh baiksecara langsung (data primer) maupun tidak langsung(data sekunder) yang berhubungan dengan objekpenelitian. Menurut Sanusi (2011), data primeradalah data yang pertama kali dicatat dandikumpulkan peneliti, sedangkan data sekunderadalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkanoleh pihak lain. Dalam penelitian ini data yangdigunakan adalah data sekunder. Data sekunder yang

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 110

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

digunakan adalah berupa data Wajib Pajak OrangPribadi Usahawan yang mendapatkan penerbitanSurat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, Surat KetetapanPajak Kurang Bayar dan Surat Ketetapan PajakKurang Bayar Tambahan di KPP Pratama SeberangUlu Tahun 2016.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yangterdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitasdan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitiuntuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya(Sugiyono, 2013).

Populasi dalam penelitian ini adalah 1020Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan yang terdaftardi KPP Pratama Palembang Seberang Ulu. Selamatahun 2012 hingga 2016, Wajib Pajak Orang PribadiUsahawan yang terdaftar di Kantor Pelayanan PajakPratama Palembang Seberang Ulu semakinbertambah. Hingga di tahun 2016 Wajib pajak yangterdaftar telah mencapai 1020 dan dapat dilihat padatabel dibawah ini:

Teknik sampling dalam penelitian inimenggunakan purposive sampling. Purposive

Tabel 4: Jumlah SPT Tahunan PPh Orang PribadiUsahawan

Sumber: Kantor Pelayanan Pajak PratamaPalembang Seberang Ulu

n = N1 + N.(e)

sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukanberdasarkan pertimbangan dari peneliti yangmenggangap unsur-unsur yang dikehendaki telah adadalam populasi (Nazir, 2011). Dalam penentuanjumlah sampel, peneliti menggunakan rumus slovin(Bambang Prasetyo, 2005) dari 1020 total populasipeneliti memasukkannya dalam rumus slovin dengantingkat error responden sebesar 10%.

dimana:n= Ukuran sampelN = Ukuran Populasie = Tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampelyang diteliti (Tingkat kesalahan yang diambil dalamsampling ini adalah sebesar 10%)

N =

= 91,07 dibulatkan menjadi 91

Jumlah sampel yang digunakan dalampenelitian ini adalah sejumlah 91 dari 1020 WajibPajak Orang Pribadi Usahawan yang terdaftar di KPPPratama Seberang Ulu Palembang.

3.3 Definisi Variabel Operasional

Dalam Operasional Variabel, indikatorpengukuran penelitian ini adalah penerbitan SuratKetetapan Pajak Lebih Bayar, Surat Ketetapan PajakKurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang BayarTambahan, dan Kepatuhan Wajib Pajak. Definisioperasional variabel dependen dan independen dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 5: Operasionalisasi Variabel Penelitian

2

1020 2 1+1020.(0.10)

Hal - 111 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Tabel 5: Operasionalisasi Variabel Penelitian Lanjutan

Sumber: Penulis, 2017 diolah

3.4 Metode Analisis Data

Menurut Sugiyono (2013), penelitian initermasuk penelitian asosiatif (hubungan) yaitupenelitian bertujuan untuk mengetahui hubunganantara dua variabel atau lebih. Penelitian inimempunyai tingkatan yang paling tinggi biladibandingkan dengan penelitian deskriptif dankomparatif.

Melalui penelitian ini maka akan dapatdibangun suatu teori yang dapat berfungsi untukmenjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatugejala. Penelitian ini digolongkan kedalam hubungankausal yaitu terdapat variabel independen. Penelitimenggunakan penelitian asosiatif karena peneliti inginmengetahui hubungan antara penerbitan SuratKetetapan Pajak Lebih Bayar, Surat Ketetapan PajakKurang Bayar dan Surat Ketetapan Pajak KurangBayar Tambahan di KPP Pratama Seberang UluTahun 2016.

3.5 Model Persamaan

Untuk menguji hipotesis yang telahdikembangkan, maka penelit ian ini akanmenggunakan analisis regresi berganda yangbertujuan untuk meramalkan bagaimana keadaan(naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebihvariabel independen sebagai faktor predictordimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Rumuslinear berganda ditunjukkan oleh persamaan:

1 2 3

Dimana : Y = Jumlah Tingkat Kepatuhan Wajib

Pajak Orang Pribadi = Konstanta

= Koefisien Regresi

= Penerbitan SKPLB

= Penerbitan SKPKB

Y = + x1 + x2 + + x3 + e ... ...

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 112

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

= Penerbitan SKPKBT

= variabel residual (tingkat eror)

3.6 Uji Asumsi Klasik

3.6.1Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengujiapakah dalam model regresi, variabel penggangguatau residual memiliki distribusi normal. Normalitasdapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihathistogram dari residualnya. Dasar pengambilankeputusannya adalah:1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal atau grafikhistogramnya menunjukkan pola berdistribusinormal, maka model regresi memenuhi asumsinormalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidakmengikuti arah garis diagonal atau grafikhistogram tidak menunjukkan data berdistribusinormal, maka model regresi tidak memenuhiasumsi normalitas.

3.6.2Uji Multikolinearitas

Uji Multikolonieritas bertujuan untukmenguji apakah model regresi ditemukan adanyakorelasi antara variabel independen. Model regresiyang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabelindependen. Ada tidaknya multikolonieritas dapatdideteksi dengan melihat nilai matriks korelasi(correlation matrix) dari semua variabel adalahkurang dari 0,8.

3.6.3Uji Heteroskedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakahdalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansdari residual suatu pengamatan ke pengamatan yanglain. Apabila varians dari residual satu pengamatanke pengamatan lainnya tetap, maka disebuthomoskedastisitas. Apabila varians berbeda, makadisebut heterokedasitas. Ada tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihatpola residual dari hasil estimasi regresi. Jika residualbergerak konstan maka tidak ada heteroskendastisitas.Akan tetapi, jika residual membentuk suatu polatertentu, maka hal tersebut mengindikasikan adanyaheteroskendastisitas.

3.7 Pengujian Hipotesis

3.7.1Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui bahwavariabel independen (penerbitan Surat KetetapanPajak Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak KurangBayar dan Surat Ketetapan Pajak Kurang BayarTambahan) secara simultan mempunyai pengaruhyang signifikan terhadap variabel dependen(Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawandalam Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21).

Uji statistik dalam pengujian hipotesis adalahsebagai berikut:Ha: Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar,

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan SuratKetetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan tidakberpengaruh terhadap Tingkat Kepatuhan WajibPajak Orang Pribadi Usahawan dalamPembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21 di kotaPalembang.

Dasar pengambilan keputusan:Jika F-hitung < F-tabel maka Ho diterimaJika F-hitung > F-tabel maka Ho ditolak

berdasarkan nilai probabilitasnya(signifikansi) dasarpengambilan keputusannya adalah:Jika probabilitas > 0,10 maka Ho diterimaJika probabilitas < 0,10maka Ho ditolak

3.7.2Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui bahwavariabel independen (penerbitan Surat KetetapanPajak Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak KurangBayar dan Surat Ketetapan Pajak Kurang BayarTambahan) secara simultan mempunyai pengaruhyang signifikan terhadap variabel dependen

Hal - 113 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

(Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawandalam Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21).Ujistatistik dalam pengujian hipotesis adalah sebagaiberikut:H1: Pengaruh Penerbitan Surat Ketetapan Pajak

Lebih Bayar terhadap Tingkat Kepatuhan WajibPajak Orang Pribadi Usahawan dalamPembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21 di kotaPalembang

H2: Pengaruh Penerbitan Surat Ketetapan PajakKurang Bayar terhadap Tingkat KepatuhanWajib Pajak Orang Pribadi Usahawan dalamPembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21 di kotaPalembang

H3: Pengaruh Penerbitan Surat Ketetapan PajakKurang Bayar Tambahan terhadap TingkatKepatuhan Wajib Pajak Orang PribadiUsahawan dalam Pembayaran Pajak PenghasilanPasal 21 di kota Palembang

H4: Penerbitan Surat Ketetapan Pajak LebihBayar,Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar danSurat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahanberpengaruh terhadap Tingkat Kepatuhan WajibPajak Orang Pribadi Usahawan dalamPembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21 di kotaPalembang.

Dasar pengambilan keputusan:a) Jika t-hitung < t-tabel maka Ho diterima

Jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolakb) Berdasarkan nilai probabilitasnya (signifikansi)

dasar pengambilan keputusannya adalah:

Jika probabilitas > 0,10 maka Ho diterimaJika probabilitas < 0,10maka Ho ditolak

3.7.3Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) ini menunjukkankemampuan garis regresi yang menerangkan variasivariabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabelbebas. Nilai (R2) atau (R2 adjusted) berkisar antara0 sampai 1. Semakin mendekati 1 maka semakin baik.(Ajija dkk, 2011).

Dalam penelitian ini koefisien determinasi (R2)atau (R2 adjusted) berguna untuk mengukur seberapabesar peranan variabel Penerbitan Surat KetetapanPajak Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak KurangBayar dan Surat Ketetapan Pajak Kurang BayarTambahan secara bersama-sama menjelaskanperubahan yang terjadi pada variabel KepatuhanWajib Pajak Orang Pribadi Usahawan dalamPembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21 di kotaPalembang.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1Uji Asumsi Klasik

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan,terbukti bahwa data yang digunakan dalam penelitianini telah terdistribusi normal, bebas dari masalahmultikolinearitas, heteroskedastisitas, dan masalahautokorelasi. Hasil pengujian dapat dilihat padaringkasan tabel berikut ini:

Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Asumsi Klasik

Sumber: Data Diolah Penulis, 2018

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 114

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

4.1.2Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan,maka dilakukan uji-F dan uji-t guna mengetahuipengaruh variabel independen terhadap variabeldependen secara simultan maupun secara parsial.Hasil uji simultan menggunakan uji-F menyatakanbahwa keseluruhan variabel independen yang terdiridari penerbitan SKPKB, penerbitan SKPLB, danpenerbitan SKPKBT secara bersama-sama (simultan)berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajibpajak. Namun secara parsial, penerbitan SKPKBTterbukti tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajibpajak, hanya penerbitan SKPKB dan SKPLB yangterbukti berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Dari tabel di atas juga dapat dibentuk modelregresi linear berganda sebagai berikut:

Nilai konstanta sebesar 0,173 menunjukkanbahwa jika tidak ada penerbitan SKPKB, SKPLB,dan SKPKBT, maka nilai dari kepatuhan wajib pajakadalah sebesar 0,173. Nilai kepatuhan wajib pajakini akan meningkat sebesar 0,623 jika penerbitanSKPKB juga meningkat sebanyak 1 satuan denganasumsi penerbitan SKPLB dan SKPKBT tetap. Jikadiasumsikan penerbitan SKPKB dan SKPKBT tetapsedangkan nilai dari penerbitan SKPLB yangmeningkat 1 satuan, maka kepatuhan wajib pajakakan meningkat sebesar 0,434. Namun nilaikepatuhan wajib pajak akan mengalami penurunan

Tabel 7: Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

Sumber: Data diolah penulis, 2018

Y = 0,173 + 0,623X1 + 0,434X2 – 0,078X3 + e

sebesar 0,078 jika adanya peningkatan dalampenerbitan SKPKBT sebesar 1 satuan dengan asumsivariabel lain tetap.

4.2 Pembahasan

Hasil pengujian membuktikan bahwapenerbitan SKPKB berpengaruh positif dan signifikanterhadap kepatuhan Wajib Pajak. Artinya, semakinbanyak penerbitan SKPKB maka semakin tinggi pulatingkat kepatuhan WP tersebut untuk membayarpajak.

Undang – Undang No 6 Tahun 1983menyebutkan bahwa Surat Ketetapan Pajak KurangBayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukanbesarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak,jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak,besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masihharus dibayar.

Ketika Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar(SKPKB) telah diterbitkan, maka Wajib Pajakdiharuskan untuk membayar sejumlah pokok pajaktanpa terkecuali. Jika Wajib Pajak tidak melakukanpembayaran atas pajak kurang bayar tersebut, makaakan masuk ke dalam fase penagihan, yaitu denganditerbitkannya surat teguran, surat paksa, hinggasurat penyitaan. Maka dari itu, untuk menghindarifase penagihan tersebut, Wajib Pajak akan segeramembayar untuk menghindari sanksi tersebut. Halini membuktikan bahwa hipotesis pertama diterima,yaitu penerbitan SKPKB berpengaruh positif dansignifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

Hasil yang sama dibuktikan untukmendukung hipotesis kedua, yaitu penerbitan SKPLBberpengaruh positif dan signifikan terhadapkepatuhan Wajib Pajak. Surat Ketetapan Pajak LebihBayar adalah Surat Keputusan yang menentukanpengembalian kelebihan pembayaran jumlah pajakyang telah dibayar dan/atau dipotong dan/ataudipungut, karena dan atau dipotong dan/atau dipungutlebih besar dari pajak yang terhutang (UU No 6 Tahun1983). Untuk menghindari berbagai sanksi yang akandidapat oleh Wajib Pajak tersebut, maka semakinbanyak surat ketetapan pajak lebih bayar diterbitkan,

Hal - 115 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

maka Wajib Pajak akan terdorong untuk lebih patuhdalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Namun, dari hasil pengujian yang telahdilakukan, hipotesis ketiga dalam penelitian ini tidakterbukti. Penerbitan SKPKBT tidak terbukti memilikipengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan WajibPajak.

Faktor Control Beliefs dalam TheoryPlanned of Behavior menjelaskan bahwapengambilan keputasan individu dipengaruhi olehpengalaman pribadi atau orang disekitar individu.Control beliefs berkaitan dengan sanksi perpajakan.Artinya Wajib Pajak akan mematuhi segala kewajibanperpajakannya karena ada sanksi yang mengikat.

UU No 28 tahun 2007 menjelaskan SKPKBTadalah surat ketetapan pajak yang menentukantambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan(dalam surat ketetapan pajak yang telah diterbitkansebelumnya). Tidak adanya sanksi yang mengikatmenyebabkan Wajib Pajak tidak mematuhi segalakewajiban perpajakannya meskipun telah diterbitkanSKPKBT.

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telahdipaparkan sebelumnya maka didapati kesimpulansebagai berikut:1. Penerbitan SKPKB berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.Artinya, semakin banyak penerbitan SKPKBmaka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan WPtersebut untuk membayar pajak.

2. Penerbitan SKPLB berpengaruh positif dansignifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Untukmenghindari berbagai sanksi yang akan didapatoleh wajib pajak tersebut, maka semakin banyaksurat ketetapan pajak lebih bayar diterbitkan,maka wajib pajak akan terdorong untuk lebihpatuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

3. Penerbitan SKPKBT tidak berpengaruh terhadapkepatuhan wajib pajak. Artinya, tinggi ataurendahnya SKPKBT yang diterbitkan tidak akanmempengaruhi wajib pajak orang pribadiusahawan untuk meningkatkan kepatuhannyadalam pembayaran pajak penghasilan pasal 21 diKota Palembang.

5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang dapatdisampaikan di sini adalah:1. Bagi KPP Pratama Palembang Seberang Ulu,

prosedur dalam pelaksanaan pengawasan pajakmelalui Penerbitan Surat Ketetapan Pajak LebihBayar,Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar danSurat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahanharus menjalankan sesuai dengan peraturan yangberlaku. Selain itu pihak fiskus dapat memberikansosialisasi perpajakan bagi Wajib Pajak agardalam pelaksanaannya mampu dan secara efektifdapat mendeteksi upaya penghindaran pajak yangdilakukan oleh Wajib Pajak Orang PribadiUsahawan di KPP Pratama Palembang SeberangUlu.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukanpenelitian sejenis, disarankan untuk menambahfaktor-faktor lain diluar ruang lingkup penelitianini sehingga lebih dapat dijadikan sebagai dasarpenilaian lainnya.

3. Penerbitan SKPKBT tidak terbukti memilikipengaruh yang signifikan terhadap kepatuhanwajib pajak. Tidak adanya sanksi yang mengikatmenyebabkan wajib pajak tidak mematuhi segalakewajiban perpajakannya meskipun telahditerbitkan SKPKBT.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ajzen. 1991, The Theory of Planned Behavior,In: Organizational Behavior and HumanDecision Process, Amherst, MA: Elseive

[2] Diah, Rice. 2010, Pengaruh Penerbitan Surat

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 116

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Tagihan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan danKesadaran Wajib Pajak atau PenanggungJawab Orang Pribadi Dalam MemenuhiKewajiban Perpajakan, Jurnal Akuntansi.

[3] Diaz, Priantara. 2000, Pemeriksaan danPenyidikan Pajak, Jembatan, Jakarta

[4] Gunadi. 2013, Panduan Komprehensif PajakPenghasilan, Bee Media, Jakarta.

[5] Hidayat Rudi 2013, Pengaruh Kual itasPenetapan Pajak dan Tindakan Penagihan AktifTerhadap Pencairan Tunggakan Pajak, JurnalWRA, Vol. 1, No. 1

[6] Juniardi, P. K., S.R. Handayani, dan D.F. Azizah.2014, Pengaruh Surat Ketetapan Pajak danTindakan Penagihan Aktif terhadap PencairanTunggakan Pajak Penghasilan Badan pada KPPPratama Malang Utara, Jurnal AdministrasiBisnis, Vol. 17, No. 1

[7] Nazir. Muhammad, Ph.D. 2011, MetodePenelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.

[8] Pajak. 2016, Target Penerimaan Pajak yangTerealisasi, Diakses 08 September 2017 dariwww.m.tempo.com

[9] Putra, Dedy. 2014, Pengaruh Surat Ketetapan

Pajak Kurang Bayar, Surat Tagihan Pajak,Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan SuratPemberitahuan Terhadap Pajak PertambahanNilai, Jurnal Akuntansi.

[10] Rahayu, Siti Kurnia. 2010, PerpajakanIndonesia (Konsep dan Aspek Formal), GrahaIlmu, Yogyakarta

[11] Sanusi, Anwar. 2001, Metodologi PenelitianBisnis, Erlangga, Jakarta

[12] Soemitro, Rochmat. 2006, Dasar – dasar HukumPajak dan Pajak Pendapatan, PT Eresco,Bandung.

[13] Sugiyono. 2013, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitiatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung

[14] Undang-Undang No 28 Tahun 2007 TentangPerubahan Ketiga Atas Undang-Undang No.6Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan TataCara Perpajakan

[15] Undang-Undang No.36 Tahun 2008 TentangPerubahan Keempat Atas Undang-Undang No.7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.

[16] Zain, Mohammad. 2014, ManajemenPerpajakan, Salemba Empat, Jakarta

[17] ____ 2017, Laporan Kinerja DirektoratJenderal Pajak 2016, Diakses 08 September2017 dari www.pajak.go.id

Hal - 117 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Leverage Dan AktivitasTerhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Property

Dan Real Estate Yang Terdaftar Di BEI Periode 2014-2016)

Raisa Pratiwi, Charisma Ayu Pramuditha

STIE Multi Data [email protected]

[email protected]

Abstract: The objective of this research is to examine the effect of liquidity ratio, profitability ratio, leverage ratio,and activity ratio to stock return. We use Property and Real Estate firms that listed on Indonesia Stock Exchangethrough periode 2011-2015 and 2012-2016 with signaling theory as a sample of the research and based on purposivesampling, we selected 40 firms as the sample of this research. Data resources on this research are secondary data.Samples used on this research which were taken by using purposive sampling technique. The research methods usedon this research are multiple regression and hypotheses test using t test and F test. Based on t test, liquidity ratio,profitability ratio, leverage ratio is not significantly. Based on F test, simultaneously liquidity ratio, profitabilityratio, leverage ratio, and activity ratio influence to stock return.

Keywords: liquidity ratio, profitability ratio, leverage ratio, activity ratio, and stock return.

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasioleverage, dan rasio aktivitas terhadap return saham. Kami menggunakan perusahaan Properti dan Real Estat yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan periode 2011-2015 dan 2012-2016 dengan teori pensinyalansebagai sampel penelitian dan berdasarkan purposive sampling, kami memilih 40 perusahaan sebagai sampel dalampenelitian ini. Sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder. Sampel yang digunakan pada penelitian inidiambil dengan teknik purposive sampling. Metode penelitian diuji dan diuji dengan uji dan uji. Berdasarkan uji t,rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage tidak signifikan. Berdasarkan uji F, secara simultan rasio likuiditas,rasio profitabilitas, rasio leverage, dan rasio aktivitas berpengaruh terhadap return saham.

Kata kunci: rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan return saham.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam proses pembangunan suatu Negaraperlu adanya dorongan terutama dari pasar modalsebagai sarana yang efektif untuk menyalurkan danadari masyarakat kepada sektor produktif dalamjangka panjang. Para investor lebih tertarikmenanamkan dana di pasar modal berupa sahamselain aktiva riil dan simpanan di bank sehinggakeberadaan pasar modal sangat bermanfaat bagi parainvestor yang ingin melakukan penanaman modal di

pasar modal. Selembar kertas yang menunjukkan haksebagai pemodal pada suatu perusahaan dalammenjalankan haknya disebut saham (Suad dan Enny,2004).

Dalam mencapai tujuan investasi yangdiharapkan, investor tentu saja perlu pertimbangandan analisis terhadap informasi yang disajikan berupainformasi yang terdapat dalam laporan keuangan yangmenunjukkan kinerja perusahaan dalam periodewaktu tertentu untuk mengetahui kekuatan dankelemahan yang dimiliki oleh perusahaan tersebutsebelum melakukan kegiatan investasi (Harahap,

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 118

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

2004). Selain mengharapkan keuntungan dari hasilinvestasi, investor juga mengharapkan deviden danreturn saham dari kegiatan investasi tersebut denganmemprediksi harga saham di periode yang akan untukdapat memprediksi tingkat pengembalian (return) dankeuntungan yang akan diperoleh.

Pengembalian (return) terbagi menjadi returnrealisasi dan return ekspektasi. Return realisasiadalah pengembalian yang telah terjadi sedangkanreturn ekspektasi adalah pengembalian yang belumterjadi (Jogiyanto, 2010). Return realisasi sebagaisalah satu alat ukur dalam kinerja perusahaan, sertasebagai dasar penentu return ekspektasi dan risikodi masa yang akan datang.

Pengembalian (return) dapat berupa capitalgain ataupun deviden atas saham yang dimiliki sertabunga yang diperoleh dari kegiatan investasi atassurat berharga. Investor perlu melakukan pendekatanpasar yaitu pendekatan fundamental dalammenganalisis saham yang merupakan pillihan yangtepat.

Pendekatan fundamental memperhatikanrasio keuangan yang dapat menjelaskan faktor yangakan berdampak pada harga saham di waktu yangakan datang serta kekuatan dan kelemahan kinerjakeuangan perusahaan dari laporan keuangan yang

disajikan perusahaan. Analisis fundamental dilakukandengan membandingkan rasio keuangan suatuperusahaan dengan perusahaan lain dalam lingkupindustri yang sama serta dapat membandingkanperkembangan yang terjadi pada perusahaan.

Pola return saham yang diterima ditentukandari kontribusi perilaku harga saham yang akibat polaperilaku perdagangan saham di pasar modal. Danaoperasional dan investasi yang dilakukan investor danmasyarakat dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Penulis melakukan penelitian padaperusahaan property dan real estate karena hargatanah yang cenderung akan naik terus-menerusdiakibatkan penawaran tanah yang bersifat tetaptetapi permintaan yang selalu meningkat karenapertambahan jumlah penduduk sehingga membuatsektor property dan real estate menjadi daya tarikbagi investor maupun masyarakat.

Namun ternyata terdapat indeksperkembangan property komersil tahun 2014-2016mengalami fluktuatif (dapat dilihat pada gambar 1)yang menunjukkan terjadi penurunan permintaanpada sektor ini, hal tersebut disebabkan oleh laporankeuangan tidak sehat yang tidak menarik bagiinvestor, harga yang tidak sesuai dengan keinginandan lain-lain.

Gambar 1. Indeks Perkembangan Properti Komersial

Sumber: website resmi bank Indonesia (www.bi.go.id)

Hal - 119 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Berdasarkan laporan perkembangan propertikomersial kuartal 4 tahun 2016 Bank Indonesiamenunjukkan penurunan indeks harga sebesar 0, 33%.Hal tersebut terjadi karena permintaan masyarakatyang terbatas dibandingkan dengan kenaikan pasokan

Dari hasil grafik diatas, menunjukkan nilaiperusahan mengalami penurunan sejak tahun 2014-2016. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaanproperty masih belum dapat menyesuaikan hargaperusahaan, sehingga permintaan tidak sesuai denganharga, dan berimplikasi kepada penurunan hargaperusahaan dan juga menyebabkan nilai perusahaanmenjadi menurun. Sebelum melakukan investasi,terdapat lima rasio keuangan perlu dianalisis yaiturasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage/solvabilitas/utang,rasio profitabilitas, dan nilai pasar(Mardiyanto, 2009).Rasio tersebut menjelaskankekuatan dan kelemahan dalam memprediksi returnsaham di pasar modal.

Penelitian mengenai rasio keuangan danpengaruhnya terhadap return saham sudah penahdilakukan oleh peneliti terdahulu. Namun terdapathasil penelitian yang ditemukan tidak konsisten,seperti hasil penelitian mengenai rasio likuiditasterhadap return saham Ratna Prihantini (2009)menemukan pengaruh positif namun Ruspinondang

Gambar 2. Nilai Rata-rata Perusahaan PropertyTahun 2012-2016

(Bank Indonesia, 2017). Perusahaan propertymasih belum dapat menyesuaikan hargaperusahaan, sehingga permintaan tidak sesuaidengan harga, dan berimplikasi kepada penurunanharga perusahaan.

Rhenata Igantia Manurung (2015) tidak menemukanadanya pengaruh rasio likuiditas terhadap returnsaham. Hasil penelitian mengenai rasio leverageterhadap return saham, peneliti I Gusti Agung AyuSiska Suandewi dan I Putu Sudana (2016)menemukan pengaruh positif tapi Ratna Prihantini(2009) menemukan adanya pengaruh negatifsedangkan Ruspinondang Rhenata Igantia Manurung(2015) tidak menemukan adanya pengaruh rasioleverage terhadap return saham.

Hasil penelitian rasio profitabilitas terhadapreturn saham, peneliti Ruspinondang Rhenata IgantiaManurung (2015) menemukan adanya pengaruhpositif namun Rita Rosiana, Wulan Retnowati danHendro (2014) tidak menemukan adanya pengaruhrasio profitabilitas terhadap return saham. Serta hasilpenelitian rasio aktivitas terhadap return saham,peneliti Widodo (2007) menemukan adanya pengaruhpositif sedangkan Ruspinondang Rhenata IgantiaManurung (2015) tidak menemukan adanya pengaruhrasio aktivitas terhadap return saham.

Sumber: Bloomberg, ICMD, IDX

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 120

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas makapenelitian ini akan mengidentifikasi permasalah yaitu:

1. Apakah rasio likuiditas berpengaruh terhadapreturn saham pada perusahaan property dan realestate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode 2014-2016?

2. Apakah rasio profitabilitas berpengaruh terhadapreturn saham pada perusahaan property dan realestate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode 2014-2016?

3. Apakah rasio leverage berpengaruh terhadapreturn saham pada perusahaan property dan realestate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode 2014-2016?

4. Apakah rasio aktivitas berpengaruh terhadapreturn saham pada perusahaan property dan realestate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode 2014-2016?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telahdijabarkan di atas, adapun tujuan dari penelitian iniadalah :1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh rasio

likuiditas terhadap return saham perusahaanproperty dan real estate yang terdaftar di BursaEfek Indonesia periode 2014-2016.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh rasioprofitabilitas terhadap return saham perusahaanproperty dan real estate yang terdaftar di BursaEfek Indonesia periode 2014-2016.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh rasioleverage terhadap return saham perusahaanproperty dan real estate yang terdaftar di BursaEfek Indonesia periode 2014-2016.

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh rasioaktivitas terhadap return saham perusahaan

property dan real estate yang terdaftar di BursaEfek Indonesia periode 2014-2016.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Menurut Wolk, et al. (2001:375) teori sinyalmenyatakan alasan perusahaan menyajikan informasiuntuk pasar modal. Teori sinyal memaparkanmengenai bagaimana perusahaan seharusnyamemberikan sinyal-sinyal terhadap penggunalaporan keuangan. Laporan keuangan memberikaninformasi yang menyajikan keterangan, catatanatau gambaran mengenai keadaan masa lalu ataupun kelangsungan hidup suatu perusahaan. Informasitersebut berguna bagi perusahaan dalam menganalisisperusahaan yang akan dilakukan investasi(Suwardjono, 2005).

Informasi dalam atau inside informationseperti rencana manajemen, kebijakan manajemen,pengembangan produk, strategi yang dirahasiakandan lain-lain yang tidak tersedia di publik akhirnyaakan terrefleksikan dalam angka yang dipublikasikanmelalui statement laporan keuangan. Statementlaporan keuangan berupa salah satu sinyal darikumpulan informasi yang ada di pasar modal.Sehingga investor berkeinginan untuk mencariinformasi mengenai prediksi laba yang akandipublishkan atas dasar data yang tersedia secarapublik (Suwardjono, 2005).

Signalling theory berasumsi bahwa adanyainformasi asimetris antara manajemen perusahaandengan investor. Hal ini dikarenakan manajemenperusahaan mempunyai informasi yang berbedatentang perusahaan daripada seorang investor.Manajemen perusahaan mempunyai informasi yanglebih baik mengenai perusahaan karena manajemenperusahaan mengelola perusahaan secara langsung.Untuk menangani asimetri informasi ini, manajemenperusahaan akan mengumumkan informasi mengenaiperusahaan dan prospeknya kepada para masyarakat(investor). Informasi yang diumumkan olehmanajemen perusahaan yang dinyatakan dalam harga

Hal - 121 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Namun dengan nilai current asset yang terlalu tinggimenunjukkan bahwa dana perusahaan tidak berputaryang akan menyebabkan laba perusahaan menurun.Rumus Current ratio (CR) sebagai berikut:

2.2.2Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas diproksikan dengan rasioreturn on equity mengukur kemampuanperusahaan dalam menghasilkan keuntungandengan menggunakannya modal sendiri. Rasioprofitabilitas dinilai dari besar kecilnya utangperusahaan, jika utang semakin besar maka rasioini juga akan semakin besar. Return on Equity(ROE) dinyatakan dalam presentasi yangdiperoleh dari laba bersih dibagi dengan rata-ratamodal sendiri. Investor berpandangan bahwa ROEdapat menjadi salah satu indikator untuk menilaiprospek perusahaan dimasa yang akan datang danmampu memberikan return yang diharapkan olehinvestor. ROE yang tinggi akan meningkatkanharga saham karena menunjukkan kinerjaperusahaan yang baik. Return on Equitydirumuskan sebagai berikut (Sartono, 2010):

2.2.3Rasio Leverage

Menurut Fahmi (2012), rasio solvabilitasatau leverage adalah rasio yang mengukur seberapabesar kewajiban membiayai perusahaan. Debt toEquity Ratio (DER) sebagai proksi dari rasioleverage menggambarkan struktur modalperusahaan yang digunakan sebagai sumberpendanaan usaha, DER digunakan untuk menilaikewajiban dengan ekuitas (modal) (Kasmir, 2012).

Rasio ini membandingkan antara seluruhkewajiban baik kewajiban lancar atau tidak lancardengan modal/ekuitas. Analisis rasio leveragesangat penting karena perusahaan yang gagaldalam memenuhi utang/kewajiban jangka pendeknyaakan membuat perusahaan menjadibangkrut. Semakin tinggi rasio maka akan

Current Ratio = x 100%Current Asset Current Liabilities

Return on Equity = x 100%Total Equity

Profit After Taxes

saham akan ditanggapi oleh investor (Aditya danIsnurhadi, 2013).

2.2 Rasio-rasio Keuangan

Brigham dan Houston (2013) menyatakanInvestor melakukan peramalan masa depan denganmenganalisis laporan keuangan. Dari laporankeuangan yang dianalisis dibutuhkan beberapa rasiountuk menghasilkan gambaran tentang situasi dariperusahaan. Rasio merupakan gambaran situasi suatuperusahaan yang berada di waktu tertentu agar dapatmengetahui kecenderungan (tren) situasi perusahaandi masa yang akan datang melalui gerakan yangterjadi pada masa lalu hingga sekarang.

Hasil perbandingan suatu laporan keuangandengan pos lainnya yang memiliki hubungan relevandan signifikan disebut rasio keuangan. Dengan caraini dapat diketahui hubungan antar pos bisadibandingkan dengan rasio lain sehingga dapatmemberikan penilaian (Mulyawan, 2015). Brighamdan Houston (2013) menjelaskan rasio keuangandibuat untuk membantu dalam mengevaluasi laporankeuangan.Rasio keuangan yang digunakan adalahantara lain:

2.2.1Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas diproksikan dengan CurrentRatio (CR) berguna untuk menunjukkan kemampuanoperasional perusahaan untuk kelancaran prosesproduksi. Angka rasio yang besar menunjukkanperusahaan “likuid”, yaitu proses produksi akanlancar jika perusahaan dapat melunasi semuatagihan jangka pendek yang baik (Wira, 2011).

Hal tersebut memberikan keuntungan bagiinvestor karena hal tersebut menunjukkan bahwaperusahaan tersebut dapat menghadapi fluktuasibisnis. Sedangkan nilai current ratio yang rendahdapat mengakibatkan harga pasar sahamperusahaan tersebut turun dan investor mengganggapbahwa perusahaan tersebut mengalami masalahdalam hal likuidasi. Sehingga perusahaan yangmemiliki nilai current asset yang tinggi lebih menarikinvestor dibanding nilai current asset yang rendah.

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 122

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

mendapatkan return berupa capital gain jika hargasaham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga sahamperiode sebelumnya (Pt-1). Namun, seiring denganberfluktuasinya harga saham, ada kalanya pemodalharus menjual saham dengan harga jual lebih rendahdari harga beli, maka hal ini disebut dengan capitalloss. Menurut Hartono (2014), Secara matematisformulasi return saham dapat dirumuskan sebagaiberikut:

Dimana :Rt = Return Saham pada periode ke–tPt = Harga saham pada periode tPt-1 = Harga saham sebelum pada periode ke-t

Terdapat beberapa penelitian sebelumnyayang berkaitan dengan manfaat informasi akuntansiuntuk memprediksi laba atau return saham adalahsebagai berikut:

Ruspinondang Rhenata Igantia Manurung(2015) menganalisis tentang pengaruh rasio likuiditas,rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio aktivitasterhadap return saham. Dengan tujuan untukmengetahui bahwa apakah ada pengaruh positif rasiolikuiditas, profitabilitas, rasio leverage, dan rasioaktivitas terhadap return saham pada perusahaanmanufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI) tahun 2008-2013.

Dengan menggunakan jenis data kuantitatifdan sumber data menggunakan data perusahaanemiten yang terdaftar di BEI, data harga dan returnsaham dalam BEI periode 2008-2013, data rasio-rasiokeuangan dari perusahaan emiten dalam BEI tahun2008-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwarasio profitabilitas berpengaruh positif, rasiolikuiditas dan rasio aktivitas tidak memiliki pengaruhpositif serta rasio leverage tidak berpengaruh negatifterhadap return saham.

Bramantyo Nugroho (2012) menelitipengaruh kinerja keuangan terhadap returnsaham.Dengan tujuan untuk menganalisis pengaruhCR, DER, TATO, dan ROA terhadap return saham

Pt - Pt - 1Rt = x 100%Pt - 1

menunjukkan kinerja yang buruk bagi perusahaankarena risiko yang dihadapi semakin besar, selainitu laba perusahaan digunakan untuk memenuhikewajiban hutangnya sebelum memberikandeviden kepada investor sehingga investor kurangtertarik pada perusahaan yang memiliki nilai DERyang tinggi. Selain itu rasio yang tinggi jugamenunjukkan proporsi modal sendiri yang rendahuntuk membiayai aktiva (Sartono, 2010). DebtEquity Ratio (DER) dapat dirumuskan sebagaiberikut:

2.2.4Rasio Aktivitas

Menurut Fahmi (2012), rasio aktivitas ialahrasio yang menunjukkan sejauhmana suatuperusahaan memanfaatkan sumber daya yangdimilikinya dalam membantu kelancaran aktivitasperusahaan. Total Asset Turnover (TATO) merupakanproksi dari rasio aktivitas. Menurut Kasmir (2012),Total Asset Turnover (TATO) adalah alat pengukurperputaran semua aset yang dimiliki perusahaan danmengukur berapa jumlah pendapatan yang diperolehdari tiap rupiah aset. Total Asset Turnover (TATO)dapat dirumuskan sebagai berikut:

2.3 Return Saham

Hasil dari kegiatan investasi yang dilakukanoleh investor disebut return saham (Hartono, 2014)yang merupakan salah satu faktor mempengaruhiinvestor dalam melakukan investasi. Menurut Fahmi(2013), return diartikan sebagai keuntungan yangdiperoleh oleh perusahaan, institusi dan individu darihasil kebijakan investasi yang dilaksanakannya.Terdapat dua jenis return yaitu return realisasi ataureturn ekspektasi (Hartono, 2013).

Saham dikenal dengan karakteristik high riskhigh return. Hal tersebut karena saham merupakansurat berharga yang tidak hanya memberikan peluangkeuntungan tinggi tetapi memiliki potensi resiko yangtinggi juga. Saham memungkinkan pemodal untuk

Total Liabilities Equity

SalesTotal Asset

Total Asset Turnover = x 100%

Current Ratio = x 100%

Hal - 123 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Rita Rosiana, Wulan Retno Wati, dan Hendro(2014) meneliti pengaruh rasio profitabilitas, rasioaktivitas, rasio pasar, firm size, tingkat suku bungadan nilai tukar terhadap return saham. Dengan tujuanuntuk menganalisis pengaruh rasio aktivitas, rasioprofitabilitas, rasio pasar, firm size, tingkat sukubunga dan nilai tukar terhadap return saham yangdilakukan pada perusahaan makanan dan minumanyang terdaftar di BEI periode 2008-2011 dengan jenisdata adalah data sekunder yang bersumber dari BEIyang memuat laporan keuangan tahunan periode2008-2011.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasioaktivitas (TATO) dan nilai tukar (Kurs tengah BI)berpengaruh namun rasio profitabilitas (ROE), rasiopasar (PBV), firm size (total aset), tingkat suku bunga(SBI) tidak berpengaruh terhadap return.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan signalling theory, laporankeuangan yang disajikan dan dipublikasikan olehperusahaan sebagai daya tarik bagi investor untukmelakukan investasi atau penanaman modal padaperusahaan tersebut. Dan investor menanggapilaporan keuangan yang disajikan perusahaan berisiinformasi perusahaan yang direfleksasikan dalamharga saham perusahaan.

Signalling theory berasumsi adanyainformasi asimetris antara manajemen perusahaandengan investor. Hal ini dikarenakan manajemenperusahaan memiliki informasi yang berbedamengenai perusahaan dibandingkan investor.Manajemen perusahaan memiliki informasi yanglebih baik berkaitan dengan perusahaan besertaprospeknya (lebih akurat).

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telahdibahas sebelumnya mengenai faktor analisis rasiokeuangan yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas,rasio leverage dan rasio aktivitas serta return saham.Maka dapat disusun suatu kerangka pemikiranteoritis yang memberikan gambaran pengaruh antaravariabel independen terhadap variabel dependen akandiduga sebagai berikut:

yang dilakukan pada saham perusahaan otomotif dankomponen di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2011 dengan jenis data adalah data sekunder bersifatkuantitatif yang diperoleh dari Pojok Bursa EfekIndonesia (BEI) dan Indonesian Capital MarketDirectory (ICMD) tahun 2005-2011.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROAberpengaruh signifikan sedangkan Current Ratio,Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn Over tidakberpengaruh terhadap return saham.

Ken Aditya dan Isnurhadi (2013)menganalisis pengaruh rasio lancar, rasio perputarantotal aktiva, debt to equity ratio, return on equity,dan earning per share terhadap return saham.Dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh rasiolancar, rasio perputaran total aktiva, debt to equityratio, return on equity, dan earning per shareterhadap return saham yang dilakukan padaperusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dantransportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode 2007-2011 dengan jenis data sekunder yangdiambil dari laporan keuangan perusahaan sektorinfrastruktur, utilitas, dan transportasi yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROEberpengaruh positif signifikan sedangkan rasio lancar,rasio perputaran total aktiva, debt to equity ratio danearnings per share tidak berpengaruh signifikanterhadap return saham.

I Gusti Agung Ayu Siska Suandewi dan IPutu Sudana (2016) meneliti tentang rasio-rasiokeuangan dan return saham.Dengan tujuan untukmembuktikan secara empiris pengaruh rasio-rasiokeuangan yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasioprofitabilitas dan rasio leverage pada return sahamyang dilakukan pada industri tekstil dan garment diPT BEI dengan jenis data data sekunder yangdiperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasioprofitabilitas dan rasio leverage berpengaruh positifsedangkan rasio likuiditas, rasio aktivitas tidakberpengaruh terhadap return saham.

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 124

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

mendukung penelitian oleh Prihantini (2009) yangmenemukan bahwa rasio likuiditas berpengaruhpositif namun tidak sesuai dengan hasil penelitian dariSubalono (2009), Aditya dan Isnurhadi (2013) danNugroho (2012) yang menemukan bahwa rasiolikuiditas tidak berpengaruh terhadap return saham.

H1: Likuiditas berpengaruh positif terhadapreturn saham

2. Pengaruh Rasio Profitablitas Terhadap ReturnSaham

Profitabilitas merupakan gambarankemampuan perusahaan dalam memperoleh laba darisumber dana yang dimiliki. Semakin tinggi nilaiprofitabilitas menunjukkan kinerja perusahaan yangbaik karena memanfaatkan aktiva yang dimilikinyauntuk memperoleh laba. Investor lebih tertarik untukmemiliki saham perusahaan yang mampumenghasilkan laba yang besar, dan jika banyakinvestor yang tertarik pada perusahaan dengankemampuan menghasilkan laba yang tinggi denganharapan harga saham perusahaan tersebut naik dan

Berdasarkan kerangka pikir yang telahdikemukakan diatas, maka peneliti mengajukanhipotesis yang akan diujikan kebenarannya. Adapunhipotesis yang di jabarkan sebagai berikut:

1. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap ReturnSaham

Likuiditas menunjukkan kemampuanperusahaan membayar utang jangka pendek tepatpada waktunya (Sartono, 2010). Nilai likuiditas yangrendah menunjukkan masalah dalam perusahaan danberakibat menyebabkan terjadinya penurunan hargapasar dari saham perusahaan yang bersangkutan.Semakin tinggi likuiditas menunjukkan semakin besarkemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibanfinansial jangka pendek (Sartono, 2010).

Nilai likuiditas yang tinggi menunjukkanperusahaan dalam kondisi liquid, perusahaan yangliquid lebih menarik minat investor (Daljono et.al,2013). Maka investor tertarik untuk membeli sahamperusahaan sehingga nilai saham perusahaan naik danmempengaruh peningkatan return saham. Hasil ini

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

Sumber: Penulis, 2017

Hal - 125 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

(2012) yang menyatakan bahwa rasio leverage tidakberpengaruh terhadap return saham.

H3: Leverage berpengaruh negative terhadapreturn saham

4. Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap ReturnSaham

Aktivitas menggambarkan kemampuan sertaefisiensi dalam menghasilkan penjualan denganmendayagunakan aktiva yang dimiliki. Efektivitasperusahaan dalam menggunakan aktiva untukmendapatkan penjualan dalam memperoleh laba dapatdilihat dari perputaran total aktiva. Semakin tinggirasio ini berarti semakin efisien penggunaaan aktivatersebut.

Perusahaan yang mampu mengoptimalkanaktivanya dan meningkatkan penjualannya akan lebihmenarik untuk investor, hal tersebut dapatmeningkatkan return saham yang dapat dilihat padapeningkatan harga saham dari perusahaan tersebut(Daljono et al, 2013). Hasil ini mendukung penelitianoleh Widodo (2007) yang menemukan bahwa rasioaktivitas berpengaruh positif namun tidak sesuaidengan hasil penelitian dari Subalno (2009), Adityadan Isnurhadi (2013), Nughono (2012) yangmengatakan bahwa rasio aktivitas berpengaruh negatifterhadap return saham.

H4: Aktivitas berpengaruh positif terhadap returnsaham

3. METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian expostfacto, yaitu penelitian yang meneliti peristiwa yangtelah terjadi dengan kondisi tidak ada manipulasilangsung terhadap variabel atau tidak menciptakankondisi tertentu. Penelitian ini bersifat asosiatif kausalyaitu penelitian yang mencari hubungan (pengaruh)sebab akibat, yaitu variabel independen/bebas (X)terhadap variabel dependen/terikat (Y) (Sugiyono,

return saham menjadi naik, sehingga profitabilitasmemiliki pengaruh positif terhadap return saham.

Hasil ini mendukung penelitian dari Adityadan Isnurhadi (2013), Subalono (2009) serta I GustiAgung Ayu Siska Suandewi dan I Putu Sudana (2016)yang menemukan rasio profitabillitas berpengaruhpositif namun bertentangan dengan hasil penelitianRita rosiana (2009) serta Ayu Nurhayani Aisah dankastawan mandala (2016) menemukan rasioprofitibalitas tidak berpengaruh terhadap returnsaham.

H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadapreturn saham

3. Pengaruh Rasio Leverage Terhadap ReturnSaham

Hubungan yang digambarkan antara utangperusahaan terhadap modal maupun aset akanmemberikan pengaruh negatif bagi return saham,karena jika total utang lebih besar dari modal makayang terjadi perusahaan akan memperoleh tingkatpengembalian atau return yang rendah. karena utangyang terlalu banyak akan menjadikan perusahaan sulituntuk melunasi utang-utangnya (Asmi, 2014).

Meningkatnya utang menunjukkan sumbermodal perusahaan tergantung pada pihak luar(kreditur) yang dapat mengurangi keinginan investordalam penanaman dananya dalam perusahaantersebut karena investor lebih memilih perusahaanyang memiliki nilai leverage yang rendah, karenamenunjukkan kewajiban yang ditanggung perusahaanjuga semakin kecil. Menurunnya minat investor yangingin berinvestasi di perusahaan tersebut berdampakpada rendahnya harga saham yang menyebabkanreturn saham menjadi rendah.

Hasil ini mendukung penelitian olehPrihantini (2009) yang menemukan bahwa rasioleverage berpengaruh negatif namun tidak sesuaidengan hasil penelitian dari I Gusti Agung Ayu SiskaSuandewi dan I Putu Sudana (2016) yang menemukanrasio leverage berpengaruh positif serta Subalno(2009), Aditya dan Isnurhadi (2013) dan Nugroho

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 126

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Tabel 1: Seleksi Sampel

Sumber: Diolah Penulis, 2017

Berdasarkan berbagai kriteria pemilihansampel dapat diperoleh jumlah Perusahaan propertydan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiayang menjadi sampel pada penelitian sebanyak 40perusahaan.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini menggunakan jenis datakuantitatif yang berupa data sekunder dan termasukdalam kategori data time series yang diambil selamaperiode 2014-2016. Data sekunder yang digunakanberupa laporan keuangan dan ringkasan kinerja yangdiperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia(www.idx.co.id).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian inimenggunakan teknik studi pustaka dan dokumentasi.Studi Pustaka, yaitu dengan melakukan telaahpustaka, eksplorasi dan mengkaji berbagai literaturpustaka seperti jurnal, buku, literatur dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian.Dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan,mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupalaporan keuangan dan ringkasan kinerja perusahaanproperty dan real estate yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia periode tahun 2014-2016.

2009). Dalam penelitian ini, variabel independen yangditeliti adalah Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas,Rasio Leverage, dan Rasio Aktivitas sedangkanvariabel dependennya adalah Return Saham.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan subjek penelitianperusahaan property dan real estate yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016 merupakansubjek penelitian pada penelitian ini. Penelitian inimenggunakan objek penelitian laporan keuanganperusahaan property dan real estate yang go publicdan listing di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2013), populasimerupakan objek atau subjek yang berada padawilayah generalisasi serta mempunyai kualitas dankarakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitiuntuk dipelajari dan kemudian dapat diperolehkesimpulannya. Saham perusahaan property dan realestate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)periode 2014-2016 merupakan populasi daripenelitian ini.

Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa sampeladalah bagian dari populasi yang memiliki jumlahdan karakteristik tertentu. Bila populasi berjumlahbesar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semuayang ada pada populasi, maka peneliti hanya menelitisebagian dari populasi tersebut. Penelitian ini denganmenggunakan metode purposive sampling dalampenentuan sampel, dengan kriteria sebagai berikut:

Perusahaan bidang property dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016. Laporan keuangan lengkap yang diterbitkanperusahaan selama periode 2014-2016. Selamaperiode pengamatan perusahaan memiliki datalaporan keuangan lengkap yang diterbitkan di BursaEfek Indonesia selama periode 2014-2016. Sesuaikriteria-kriteria pengambilan sampel diatas, makadapat dilihat proses pemilihan sampel pada tabel 1berikut ini:

Hal - 127 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

equity ratio (proksi dari variabel rasio leverage),total asset turnover (proksi dari varibel rasioaktivitas), serta variabel return saham.Analisis statistik deskriptif yang dilakukanuntuk memberikan gambaran data dari seluruhvariabel.

menjadi sampel penelitian berkisar antara 2,00sampai dengan 202,00 dengan nilai rata-rata sebesar67,8500 dan standart deviasi sebesar 47,16441.Rasio leverage tertinggi terjadi pada PT CowellDevelopment Tbk (COWL) tahun 2015 sedangkanraiso leverage terendah terjadi pada PT. GreenwoodSejahtera Tbk (GWSA) tahun 2014.

Pada rasio aktivitas (X4) terdapat nilaiminimum sebesar 1,00 dan maksimum sebesar 83,00.Hal tersebut menunjukkan besar total asset turnoveryang merupakan proksi dari rasio aktivitas padaperusahaan property dan real estate yang menjadisampel penelitian berkisar antara 1,00 sampai dengan83,00 dengan nilai rata-rata sebesar 21,6750 danstandart deviasi sebesar 11,19136. Rasio aktivitastertinggi terjadi pada PT Kawasan Industri JababekaTbk (KIJA) tahun 2014 sedangkan rasio aktivitasterendah terjadi pada PT. Greenwood Sejahtera Tbk(GWSA) tahun 2015.

Pada return saham (Y) terdapat nilaiminimum sebesar -66,96 dan maksimum sebesar113,33. Hal tersebut menunjukkan besar rasio returnsaham pada perusahaan property dan real estate yangmenjadi sampel penelitian berkisar antara -66,96sampai dengan 180,29 dengan nilai rata-rata sebesar6,7543 dan standart deviasi sebesar 37,68764. Returnsaham tertinggi terjadi pada PT Lippo Karawaci Tbk(LPCK) tahun 2014 sedangkan return saham terendahpada PT. Metro Realty Tbk (MTSM) tahun 2015.

4. HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Dalam penelitian ini meneliti current ratio(proksi dari variabel rasio likuiditas), return on equity(proksi dari variabel rasio profitabilitas), debt to

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa nilaiminimum rasio likuiditas (X1) sebesar 21,00 danmaksimum sebesar 1907,00. Hal tersebutmenunjukkan besarnya rasio likuiditas yangdiproksikan dengan current ratio pada perusahaanproperty dan real estate yang diteliti pada penelitianini berkisar antara 21,00 sampai dengan 1907,00dengan nilai rata-rata sebesar 277,5417 dan standartdeviasi sebesar 305,39144. Rasio likuiditas tertinggiterjadi pada PT Metro Realty Tbk (MTSM) tahun2016 sedangkan raiso likuiditas terendah terjadi padaPT. Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) tahun 2016.

Pada rasio profitabilitas (X2) terdapat nilaiminimum sebesar -15,00 dan maksimum sebesar41,00. Hal tersebut menunjukkan besarnya rasioprofitabilitas yang diproksikan dengan return onequity (ROE) pada perusahaan property dan realestate yang menjadi sampel penelitian berkisar antara-15,00 sampai dengan 41,00 dengan nilai rata-ratasebesar 9,6083 dan standart deviasi sebesar 9,71467.Rasio profitabilitas tertinggi terjadi pada PT FortuneMate Indonesia Tbk (FMII) tahun 2016 sedangkanraiso likuiditas terendah terjadi pada PT. CowellDevelopment Tbk (COWL) tahun 2015.

Pada rasio leverage (X3) terdapat nilaiminimum sebesar 2,00 dan maksimum sebesar202,00. Hal tersebut menunjukkan besarnya rasioleverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio(DER) pada perusahaan property dan real estate yang

Tabel 2: Statistik Deskriptif

Sumber: Data diolah

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 128

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

4.1.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahuibahwa pada model regresi linear terjadi korelasi atautidak antara kesalahan penganggu pada periode tdengan periode t-1 (sebelumnya). Penelitian inimenggunakan lagrange Multiplier atau BreuschGodfrey Test dalam uji autokorelasi.

Pada uji Langrange multiplier untukpengujian normalitas menyatakan bahwa jikalagrange residual berpengaruh terhadap redisualsecara signifikan (Sig. < 0,05) menunjukkan bahwaterjadi autokorelasi, sedangkan data dikatakan bagusjika tidak terjadi autokorelasi (Sig. > 0,05).

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwaSig. lagrange residual terhadap residual sebesar 0,020(Sig. < 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa padamodel regresi linier tidak terjadi autokorelasi karenalagrange residual tidak berpengaruh signifikanterhadap residual.

4.1.4Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahuibahwa spesifikasi model yang digunakan padapenelitian ini sudah benar atau belum. Pada penelitianini untuk melakukan uji linearitas menggunakan ujilagrange multiplier.

Sumber: Data diolah

Sumber: Data diolah

Tabel 4: Uji Multikolinearitas

Tabel 5.: Hasil Uji Autokorelasi (Lagrange Multiplier)

4.1 Uji Asumsi Klasik

4.1.1Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengujibahwa data yang digunakan dalam penelitian ini telahberdistribusi secara normal. Data dapat dikatakanberdistribusi normal apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) variabel residual berada di atas 0,05 atau 5%.

Berdasarkan hasil analisis, besarnya nilai ujiNormalitas menggunakan uji Kolmogrov-smirnov (K-S) menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed)sebesar 0,137 sehingga dapat disimpulkan dari hasiltersebut bahwa data yang digunakan dalam penelitianini berdistribusi normal.

4.1.2Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untukmengetahui bahwa pada model regresi yangdigunakan tidak terjadi korelasi antar variabel bebas.Jika dalam model regresi t idak terjadimultikolinearitas maka dapat disimpulkan bahwamodel regresi tersebut baik. Nilai tolerance serta nilaiVariance Inflation Factor (VIF) menunjukkan bahwadalam model regresi tersebut terjadi multikolinearitasatau tidak.

Dapat disimpulkan bahwa pada model tidakterjadi multikolnearitas Jika nilai tolerance < 0,1dan nilai VIF > 10 maka dapat disimpulkan bahwapada model regresi tidak terjadi multikolinieritas.

Berdasarkan tabel 4 berikut ini menunjukkanbahwa nilai tolerance setiap variabel > 0,10 dannilai VIF < 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwatidak terjadi multikolinieritas pada model regresi danmodel tersebut layak untuk digunakan pada penelitian.

Tabel 3: Hasil Uji Normalitas (Uji Komogrov-Smirnov)

Sumber: Data diolah

Hal - 129 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Berdasarkan tabel 8 dapa t diperolehpersamaan regresi sebagai berikut:

Y= -18,406 - 0,001 X1+ 0.657 X2+0,058 X3 + 0,705X4

Dari persamaan regresi linear bergandadiatas dapat menunjukkan arah tiap variabelindependen terhadap variabel dependen. Nilaikonstanta sebesar -18,406 yang mempunyai artiapabila semua variabel independen sama dengan nol,maka return saham perusahaan property dan realestate bernilai sebesar -18,406.

Rasio likuiditas mempunyai koefisien regresisebesar -0,001 mempunyai arti bahwa setiap kenaikancurrent rasio (proksi dari rasio likuiditas) sebesar 1satuan maka return saham perusahaan property danreal estate turun sebesar 0,001 dengan asumsi ceterisparibus atau faktor-faktor yang lain tetap.

Rasio leverage mempunyai koefisien regresisebesar 0,058 yang berarti bahwa setiap kenaikandebt to equity ratio (proksi dari rasio leverage)sebesar 1 satuan maka return saham perusahaanproperty dan real estate naik sebesar 0,058 denganasumsi faktor-faktor yang lain tetap atau ceterisparibus. Rasio aktivitas mempunyai koefisien regresisebesar 0,705 yang berarti bahwa setiap kenaikanrasio aktivitas sebesar 1 satuan maka return sahamperusahaan property dan real estate naik sebesar0,705 dengan asumsi ceteris paribus.

Tabel 8: Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan nilai R2

sebesar 0,002 dengan jumlah observasi 120, makabesarnya nilai c2

hitung = 120 x 0,002 = 0,24 dan tingkatsignifikansi 0,05 didapat dilai c2

tabel sebesar 141,03.Oleh karena nilai c2

hitung lebih kecil dari c2tabel, maka

dapat disimpulkan bahwa model yang benar adalahmodel linear.

4.1.5Uji Heteroskedatisitas

Dalam Uji Heteroskedatisitas bertujuanuntuk menguji bahwa dalam model regresi terjadiketidaksamaan varians dan redisual atau tidak darisatu pengamatan yang lain ke pengamatan lainnya.Penelitian ini menggunakan uji white dalam mengujiheteroskedatisitas.

Berdasarkan tabel 7 dengan nilai R squaresebesar 0,100 dengan jumlah observasi sebanyak 120,maka besarnnya nilai c2

hitung = 120 x 0,100 = 12.Nilai ini dibandingkan dengan c2

tabel dengan df = (n-k) = 120 – 10 = 110. Dan tingkat signifikan 0,05didapat nilai c2

tabel sebesar 135,48. Oleh karena nilaic2

hitung lebih kecil dari c2tabel. Maka dapat disimpulkan

bahwa dalam model regresi t idak terjadiheteroskedatisitas dan model regresi layak digunakanuntuk memprediksi return saham.

4.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda bertujuanuntuk mengetahui bahwa hubungan antara variabel-variabel baik variabel bebas dan terikat secarasimultan maupun secara parsial.

Tabel 6: Uji Linearitas(Uji Lagrange Multiplier)

Sumber: Data diolah

Tabel 7: Uji Heteroskedatisitas (Uji White)

Sumber: Data diolah

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 130

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Jika t hitung > t tabel, sehingga hipotesisditerima dan sebaliknya jika t hitung < t tabel makahipotesis ditolak. Besarnya angka t tabel denganketentuan =0,05 dan dk = (n-2) atau (120 – 5) =115. Dari ketentuan tersebut diperoleh t tabel sebesar1,66.

Berdasarkan tabel 10 variabel rasio likuiditasmempunyai nilai t hitung -0.116 dengan profitabilitassebesar 0,908. Nilai signifikansi 0,908 > 0,05 dannilai – t hitung > - t tabel yaitu sebesar -0,116 > -1,66, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabelrasio likuiditas berpengaruh signifikan terhadapreturn saham perusahaan property dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016, jadi hipotesis pertama ditolak.

Hasil ini tidak mendukung penelitian olehPrihantini (2009) yang menemukan rasio likuiditasberpengaruh positif namun mendukung hasilpenelitian dari Subalono (2009), Aditya dan Isnurhadi(2013) dan Nugroho (2012) yang menemukan bahwalikuiditas tidak berpengaruh terhadap return saham.Current ratio (CR) sebagai alat ukur rasio likuiditastidak mempengaruhi minat investor dalammenanamkan modalnya. Current ratio (CR)menunjukkan nilai yang tinggi, artinya kemampuanperusahaan dalam mengelola aktiva lancar kurangbegitu baik dan efisien, perusahaan t idakmengoptimalkan aktiva lancar yang dimilikinya. Halini terjadi karena adanya aktiva yang tidakdioptimalkan menimbulkan beban tetap yang justruakan mengurangi keuntungan yang akan diterima olehperusahaan menyebabkan current ratio sebagai alatukur likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadapreturn saham dari perusahaan.

Jika aktiva lancar dapat dikelola olehperusahaan secara optimal maka current ratiomungkin akan berpengaruh signifikan terhadap returnsaham. Sublono (2009) tidak menemukan adanyapengaruh rasio likuiditas dikarenakan investor dalammelakukan investasi mungkin tidak memperhatikanrasio perusahaan. Current ratio denganmembandingkan aktiva lancar dengan hutang lancaryang dimiliki perusahaan mungkin dipandang investormemiliki beberapa keterbatasan.

4.2.1Uji f

Uji F menguji signifikan model regresidengan tujuan untuk membuktikan secara statistikkeseluruhan koefisien regresi yang digunakan dalamanalisis ini signifikan, dengan nilai signifikansi F lebihkecil dari 0,05.

Berdasarkan tabel 9 menunjukkan nilai Fhitung sebesar 4,133 dan signifikansi sebesar 0,004,menunjukkan nilai signifikansi yang lebih kecil dariyang diharapkan yaitu sebesar 0,05. Sehingga dapatdisimpulkan bahwa rasio likuiditas, profitabilitas,leverage dan aktivitas berpengaruh simultan terhadapreturn saham perusahaan property dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

4.2.2Uji t

Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruhsecara parsial antar variabel independen denganvariabel dependen yang pada dasarnya pengujian inibertujuan untuk mengetahui sejauhmana variabeldependen dipengaruhi oleh variabel penjelas/independen (Ghozali, 2011).

Tabel 9: Uji F

Sumber: Data diolah

Tabel 10:Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas,

Leverage, dan Aktivitas Terhadap Return Saham

Sumber: Data diolah

Hal - 131 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

(2013) dan Nugroho (2012) yang juga menemukanbahwa rasio leverage tidak berpengaruh terhadapreturn saham.

Debt to Equity Ratio (DER) sebagai alat ukurleverage mencerminkan proporsi antara total hutangdan total modal sendiri Investor dalam melakukaninvestasi mungkin tidak memandang pentingpenggunaan hutang maupun pengambilan bunga danpokok bunga yang pada akhirnya tidak mempengaruhipendapat investor terhadap keuntungan di masa yangakan datang, sehingga menyebabkan rasio leveragetidak berpengaruh signifikan terhadap return saham(Subalno, 2009).

Variabel rasio aktivitas mempunyai nilai thitung 1,818 dengan profitabilitas sebesar 0,072.Nilai signifikansi 0,072 > 0,05 dan nilai t hitung > ttabel yaitu sebesar 1,818 > 1,66 serta nilai positifpada koefisien unstandardize (B), maka dapatdisimpulkan bahwa variabel rasio aktivitasberpengaruh positif namun tidak signifikan terhadapreturn saham perusahaan property dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016, jadi hipotesis keempat ditolak.

Hasil ini mendukung penelitian oleh Widodo(2007) yang menemukan bahwa rasio aktivitasberpengaruh positif namun tidak mendukung hasilpenelitian dari Subalno (2009), Aditya dan Isnurhadi(2013), Nughono (2012) yang menemukan rasioaktivitas berpengaruh negatif terhadap returnsaham.

Perusahaan yang mampu mengelolaaktivanya secara optimal dan dapat meningkatkanpenjualannya akan lebih menarik untuk investor,karena hal tersebut akan meningkatkan return sahamperusahaan tersebut serta meningkatnya harga sahamperusahaan (Daljono et al, 2013).

4.2.3Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (Adjusted R2)mengukur persentasi variasi total dalam variabeldependen yang dijelaskan dari seluruh variabelindependen dalam persamaan regresi linier berganda.

Variabel rasio profitabilitas mempunyai nilait hitung 1,463 dengan profitabilitas sebesar 0,146.Nilai signifikansi 0,146 > 0,05 dan nilai t hitung < ttabel yaitu sebesar 1,463 < 1,66, sehingga dapatdisimpulkan bahwa variabel rasio profitabilitas tidakberpengaruh signifikan terhadap return sahamperusahaan property dan real estate yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016, jadihipotesis kedua ditolak. Hasil ini tidak mendukungpenelitian dari Aditya dan Isnurhadi (2013), Subalono(2009) serta I Gusti Agung.

Ayu Siska Suandewi dan I Putu Sudana(2016) yang menemukan bahwa rasio profitabillitasberpengaruh positif namun mendukung hasilpenelitian Rita rosiana (2009) serta Ayu NurhayaniAisah dan Kastawan Mandala (2016) yang sama-sama menemukan bahwa rasio profitibalitas tidakberpengaruh terhadap return saham.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ReturnOn Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap returnsaham, hal tersebut berarti tinggi rendahnya ROEtidak akan mempengaruhi investor dalampengambilan keputusan investasi, karena apabilaperusahaan mampu mengelola modalnya dengan baikmaka akan mampu menghasilkan profit.

Maka tidak semua perusahaan yangmodalnya menurun akan berpengaruh pada returnsaham perusahaan tersebut. Variabel rasio leveragemempunyai nilai t hitung 0,760 dengan profitabilitassebesar 0,449. Nilai signifikansi 0,449 > 0,05 dannilai t hitung < t tabel yaitu sebesar 0,760 < 1,66,maka dapat disimpulkan bahwa variabel rasioleverage tidak berpengaruh signifikan terhadap returnsaham perusahaan property dan real estate yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016,jadi hipotesis ketiga ditolak.

Hasil ini tidak mendukung penelitian olehPrihantini (2009) yang menemukan rasio leverageberpengaruh negatif dan hasil penelitian dari I GustiAgung Ayu Siska Suandewi dan I Putu Sudana (2016)yang menemukan bahwa rasio leverage berpengaruhpositif. Namun hasil penelitian ini mendukung hasilpenelitian Subalno (2009), Aditya dan Isnurhadi

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 132

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

selanjutnya yang akan melanjutkan penelitian ini ataumelakukan penelitian dengan topik yang samadisarankan untuk menggunakan objek yang lebih luas,menambah periode penelitian yang lebih panjang sertamenambah variabel penelitian seperti inflasi, tingkatsuku bunga, dan faktor eksternal lainnya agarmendapatan gambaran yang lebih jelas pada returnsaham.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Agus, Sartono. 2010, Manajemen KeuanganTeori dan Aplikasi, BPFE, Yogyakarta.

[2] Aisah, Ayu Nurhayani dan Kastawan Mandala.2016, Pengaruh Return On Equity, Earning PerShare, Firm Size dan Operating Cash FlowTerhadap Return Saham, E-Jurnal ManajemenUnud, Vol. 5, No. 11, 2016: 6907- 6936, Bali,Jurnal Diakses 25 Oktober 2017 dari unud.ac.id.

[3] Aditya, Ken dan Isnurhadi. 2013, AnalisisPengaruh Rasio Lancar, Rasio Perputaran TotalAktiva, Debt to Eduity Ratio, Return On Equitydan Earnings Per Share Terhadap ReturnSaham Perusahaan Sektor Infrastruktur,Utilitas, dan Transportasi yang terdaftar di BEIperiode 2007-2011, Jurnal Manajemen & BisnisSriwijaya Vol 11: ISSN 1412-4521, Universitas

Sriwijaya, Palembang, Jurnal Diakses 7November 2017 dari unsri.ac.id.

[4] Asmi, T., L. 2014, Current Ratio, Debt toEquity, Total Asset Turnover, Return on Asset,Price to Book Value sebagai Faktor PenentuReturn Saham, Management Analysis Journal3(2).

[5] Brigham, Eugene F dan Joel F Houston.2013, Dasar-dasar Manejemen Keuangan, EdisiSebelas, Salemba Empat, Jakarta.

[6] Fahmi, Irham. 2012, Analisis KinerjaKeuangan, Alfabeta, Bandung.

[7] Harahap, S.S. 2004, Analisis Kritis Atas

Tabel 11. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan tabel 11 menunjukkan nilaiAdjusted R2 adalah sebesar 0,095, menunjukkanbahwa 9,5% return saham dipengaruhi oleh rasiolikuiditas, profitabilitas, leverage dan aktivitas,sedangkan 90,5% dipengaruhi oleh faktor lain yangtidak diteliti dalam penelitian ini.

5. SIMPULAN DAN SARAN

5. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapatdisimpulkan bahwa Rasio likuiditas yang diukurdengan Current Ratio tidak berpengaruh terhadapreturn saham. Rasio profitabilitas yang diukur denganreturn on equity tidak berpengaruh terhadap returnsaham. Rasio leverage diukur dengan debt to equityratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Rasioaktivitas diukur dengan total asset turnoverberpengaruh positif namun tidak signifikan terhadapreturn saham.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitimemiliki beberapa saran yang diajukan yaitu bagiinvestor atau calon investor sebaiknya lebihmemperhatikan rasio aktivitas perusahaan yangdiukur dengan total asset turnover karena pada hasilpenelitian menunjukkan bahwa rasio tersebutmemiliki hubungan positif terhadap return sahamwalau tidak signifikan. Bagi investor dan manajerinvestasi sebaiknya juga melakukan pendekatan lainseperti faktor di luar kebijakan perusahaan sepertikeadaan pasar dan faktor eksternal lain selain analisisrasio sebelum memutuskan kegiatan investasi dalammenilai return saham yang akan mempengaruhtingkat keuntungan yang akan diperoleh. Bagi peneliti

Sumber: Data diolah

Hal - 133 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada,Jakarta.

[8] Jogiyanto. 2010, Teori Portofolio dan AnalisisInvestasi. BPFE UGM, Yogyakarta, Diakses dariwww.bi.go.id.

[9] Hartono, Jogiyanto. 201, Teori Portofolio danAnalisis Investasi, Edisi Kedepalan, BPFE,Yogyakarta.

[10] Hartono, Jogiyanto. 2014, MetodologiPenelitian Bisnis (Salah Kaprah danP e n g a l a m a n - p e n g a l a m a n ) , B P F E ,Yogyakarta.

[11] I Gusti Agung Ayu Siska Suandewi dan I PutuSudana. 2016, Rasio-rasio Kuangan dan ReturnSaham, E-Jurnal Akuntansi UniversitasUdayana, Vol.16.1.Juli 2016: 756-780, JurnalDiakses 7 November 2017 dari unud.ac.id.

[12] Igantia Manurung. Ruspinondang Rhenata.2015, Analisis Pengaruh Likuiditas,Profitabilitas, Leverage dan Aktivitas TerhadapReturn Saham Studi Empiris di PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia (BEI) Tahun 2008 sampai Tahun2013, Skripsi Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta, Jurnal Diakses 25 Oktober 2017dari repository.usd.ac.id

[13] Imam Ghozali. 2011, Aplikasi AnalisisMultivariate dengan Program IBM SPSS 19,Edisi Kelima, Universitas Diponegoro,Yogyakarta.

[14] Kasmir. 2012, Analisis Laporan Keuangan,Rajawali Pers, Jakarta.

[15] Nugroho, B. and Daljono, D. 2012, PengaruhKinerja Keuangan Terhadap Return Saham(Studi Empiris Perusahaan Automotive andComponent yang Lis ting di Bursa EfekIndonesia Periode 2005-2011) (Doctoraldissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis),Jurnal Diakses 6 November 2017 dari undip.ac.id

[16] Nugroho, B., Daljono. 2013, Pengaruh KinerjaKeuangan Terhadap Return Saham (StudiEmpiris Perusahaan Automotive andComponent yang Lis ting di Bursa EfekIndonesia Periode 2005-2011). DiponegoroJournal of Accounting, 2(1), pp.1-11. JurnalDiakses 6 November 2017 darieprints.undip.ac.id

[17] Parwati, R.R.A. and Sudiartha, G.M. 2016,Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas,dan Penilaian Pasar Terhadap Return Sahampada Perusahaan Manufaktur, E-JurnalManajemen Unud, 5(1), pp.385-413, JurnalDiakses 7 November 2017 dari unud.ac.id.

[18] Rosiana, R., Retnowati, W. and Hendro, H.2014, Pengaruh Rasio Profitabilitas, RasioAktivitas, Rasio Pasar, Firm Size, Tingkat SukuBunga, dan Nilai Tukar Terhadap Return Saham(Studi Empiris pada Perusahaan Makanan danMinuman di Bursa Efek Indonesia Periode2008-2011) . Esensi: Jurnal Bisnis danManajemen, 4 (1), Jurnal Diakses 7 November2017 dari uinjkt.ac.id.

[19] Saud. H, dan Pudjiastuti, E. 2004, Dasar-dasarManajemen Keuangan, UPP STIM YKPN,Yogyakarta.

[20] Subalno, S. 2009, Analisis Pengaruh FaktorFundamental dan Kondisi Ekonomi TerhadapReturn Saham (Study Kasus pada PerusahaanOtomotif dan Komponen yang Listed di BursaEfek Indonesia Periode 2003-2007) (DoctoralDissertation, Program Pasca Sarjana UniversitasDiponegoro), Jurnal Diakses 7 November 2017dari undip.ac.id.

[21] Sugiyono. 2009, Metode Penelitian Bisnis,Alfabeta, Bandung.

[22] Sugiyono. 2013, Metode Penelitian Bisnis(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),Alfabeta, Bandung.

[23] Suwarjono. 2005, Teori Akuntansi Perekayasaan

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 134

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Pelaporan Keuangan, Edisi Ketiga, BPFEUniversitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

[24] White, Gerald l.,et al. 2002, The Analysis andUse of Financial Statement, Third Edition, USA,John Wiley & Sons.Inc

[25] Widodo, S. 2007, Analisis Pengaruh RasioAktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Pasar,Terhadap Return Saham Syariah DalamKelompok Jakarta Islamic Index (jii) Tahun2003–2005 (Doctoral Dissertation, ProgramPasca Sarjana Universitas Diponegoro), JurnalDiakses 28 Oktober 2017 dari undip.ac.id

[26] Wira Desmond. 2011, Analisis FundamentalSaham, Exceed, Jakarta.

[27] Wolk, et al. 2001, Signaling, Agency Theory,Accounting Policy Choice. Accounting andBusiness Research. Vol. 18. No 69:47-56

[28] BI 2017; Indeks Perkembangan PropertiKomersial Tahun 2014-2016 , http://www.bi.go.id/id/Default.aspx, Diakses BulanDesember 2017

[29]IDX 2017; Rasio Keuangan, http://www.idx.co.id, Diakses Bulan Desember2017

Hal - 135 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan InformasiAkuntansi Pada Usaha Kecil Dan Menengah (UKM)

Kain Songket Di Kota Palembang

Usnia Wati Keristin

STIE Multi Data [email protected]

Abstrack: This study aims to determine the factors that affect the use of accounting information in the small andmedium entreprises of Songket in Palembang. This study focuses to test empirically the effect of owner/ managereducation, firm age, business scale and adherence to the Act and Government Regulation on the use of accountinginformation on the small and medium entreprises of Songket in Palembang. The data used is primary data ofrespondents in which the respondents give written responses as the feedback on the questions given. The method ofanalysis used in this study is quantitative method through multiple regression analysis. The variables used in thisstudy firm age (X1), business scale (X2), government regulation that is related to small and medium enterprises(UKM) (X3), and accounting information (Y). The results show that firm’s age (X1), partially, is found to be negativeand insignificant. Meanwhile, the business scale (X2) partially has positive and insignificant in affecting the use ofaccounting information. Government regulation that is related to small and medium enterprises (X3)is also foundto be positive and significant.

Keywords: Business Scale and Adherence to The Act And Government Regulation,The Use of Accounting Information.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan InformasiAkuntansi pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kain Songket di Kota Palembang. Tujuan dari penelitian iniuntuk menguji secara empiris pengaruh pendidikan pemilik/ Manajer, umur perusahaan, skala usaha, dan Ketaatanterhadap Undang-Undang (UU) dan Peraturan Pemerintah (PP) berpengaruh terhadap penggunaan informasiakuntansi pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kain Songket di Kota Palembang. Data yang digunakan dalampenelitian ini adalah data primer dengan menggunakan data responden, dimana responden akan memberikan respontertulis sebagai tanggapan atas pertanyaan yang diberikan (angket). Metode analisis yang digunakan dalam penelitianini adalah metode kuantitatif, dengan analisis regresi berganda. Variabel yang digunakan dalam penelitian iniadalah umur perusahaan (X1), skala usaha (X2), kepatuhan terhadap Peraturan Pemerintah (PP) dan Undang-Undang (UU) yang berhubungan dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) (X3), dan Informasi akuntansi (Y). Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa variabel umur perusahaan (X1) secara parsial berpengaruh negatif dan tidaksignifikan, untuk variabel skala usaha (X2) secara parsial berpengaruh positif dan tidak singnifikan, dan variabelkepatuhan terhadap Peraturan Pemerintah (PP) dan Undang-Undang (UU) yang berhubungan dengan Usaha KecilMenengah (UKM) (X3) berpengaruh positif dan sangat signifikan.

Kata kunci: Umur Perusahaan, Skala Usaha, Kepatuhan Terhadap Peraturan Pemerintah (PP) dan Undang-Undang(UU) yang Berhubungan dengan Usaha Kecil Menengah (UKM), dan Informasi Akuntansi.

1. PENDAHULUAN

Setiap daerah memiliki kebudayaan yang

berbeda-beda dari makanan, pakaian, tarian danmasih banyak lagi. Salah satunya kota Palembang.Sejarah kota Palembang dimulai dari Kerajaan

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 136

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Sriwijaya hingga Kesultanan Palembang, salahsatunya budaya warsa (kain) tenun yang indah yaituKain Songket (Ariska, Windi, 2015). Pada zamandahulu kain songket hanya digunakan oleh golonganbangsawan dan keluarga kerajaan. Kedudukan danmartabat seseorang tercermin dari motif dan warnakain tenun songket yang dipakai (Iwenk, 2013).Dengan semakin berkembangnya zaman, kain songkettidak hanya dipakai untuk keluarga bangsawan, tetapidapat dipakai oleh setiap golongan dan menjadifashion.

Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah(UKM) meningkat cukup besar ditunjukkan denganbesarnya pertumbuhan UKM dan kontibusi UKMterhadap pendapatan Nasional (KementrianPerdagangan RI, 2013). Data Kementerian Koperasidan UKM menunjukkan bahwa lebih dari 99%perusahaan di Indonesia adalah UKM. Merekamemberikan kontribusi terhadap GDP sebesar 59%dan kontribusi terhadap lapangan pekerjaan sebesar97%,” (Kementrian Perdagangan RI, 2013).

Pada 2011-2012, UKM tumbuh 2,41% daritotal lebih dari 55 juta unit UKM. UKM jugamemberikan kontribusi signifikan terhadap PDBIndonesia. Misalnya pada tahun 2011, UKMmenciptakan 97,24% pekerjaan atau setara dengan101 juta orang, dan berkontribusi sebesar 57,94%dari PDB Indonesia. Sementara itu, pada tahun 2012kontribusi UKM terhadap lapangan pekerjaanmeningkat sebesar 9,16% atau setara dengan 107 jutaorang, dan berkontribusi 59,08% dari PDB Nasional(Kementrian Perdagangan RI, 2013). Usaha Kecil danMenengah (UKM) merupakan usaha yang padatkarya dan tidak membutuhkan persyaratan sepertipendidikan yang tinggi, tidak membutuhkan keahlianyang tinggi, dan masih menggunakan teknologi yangsederhana (Darwanto, 2013).

Umur Perusahaan menentukan cara pandangdan tindakan yang harus diambil dalam upayamengembangkan usaha yang telah turun temurun.Pemilik usaha harus memiliki pola pikir yang luasdalam menggunakan dan menyediakan informasiakuntansi yang baik (Chandra, 2010). Usaha KecilMenengah (UKM) memiliki peluang yang sangat

besar untuk memperoleh kredit sebagai suntikanmodal. Banyak program pembinaan dan pelatihanyang dilakukan oleh pemerintah dan perbankan yangbertujuan untuk mengembangkan Usaha KecilMenengah (UKM).

Perkembangan teknologi yang sangat pesatjuga harus didukung dengan modal yang cukup baik.Modal yang digunakan oleh Usaha Kecil Menengahsebagian besar mengunakan modal pribadi.Pertumbuhan UKM tidak selamanya berjalan denganbaik ada hambatatan-hambatan yang muncul dari segipermodalan dan segi manajerial (kemampuanmanjemen, produksi, pemasaran, dan sumber dayamanusia) (Hamid, 2010). Selain modal pribadi UsahaKecil Menengah memerlukan tambahan modal untukmengembangkan usahanya (Kemendag, 2013).

Dalam mengajukan pinjaman, pihakperbankan memerlukan informasi akuntansi yangberkaitan dengan kondisi Usaha Kecil Menengah(UKM). Sistem informasi akuntansi yang kurangmemadai mengakibatkan informasi yang kurangmemadai (Purnamasari, 2009). Informasi akuntansisangat diperlukan dalam pertanggung-jawaban,manajemen keuangan, pengelolaan usaha, danpengambilan keputusan manajerial. Kekuranganinformasi akuntansi dalam manajemen perusahaansangat membahayakan perusahaan kecil, ketikakondisi keuangan yang memburuk dan pencatatanyang kurang baik akan membatasi akses dalammemperoleh informasi (Holmes dan Nicholls, 1989).

Lungu, Caraiani, Dascalu (2007) dan Morris(2007) menyatakan bahwa salah satu sistem informasiyang sangat dibutuhkan adalah sistem informasiakuntansi. Keterbatasan UKM dalam menggunakandan menghasilkan informasi akuntansimengakibatkan kegagalan dalam pengembanganusaha. Pemerintah telah menegaskan pentingnyapencatatan dan penyelenggaraan informasi akuntansipada UKM (Fuad, 2013).

Informasi akuntansi sangat berpengaruhterhadap kinerja usaha, karena dari informasiakuntansi dapat dijadikan sebagai pertimbangandalam pengambilan keputusan dan sangat

Hal - 137 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

bermanfaat untuk mengetahuiInformasi akuntansisangat berpengaruh terhadap kinerja usaha, karenadari informasi akuntansi dapat dijadikan sebagaipertimbangan dalam pengambilan keputusan dansangat bermanfaat untuk mengetahui struktur modaldan keuntungan dalam satu periode (Pacter, 2007).Schiebel (2006) menyatakan, informasi akuntansisangat bermanfaat untuk pengambilan keputusandalam menentukan pilihan-pilihan dari alternatif-alternatif yang telah disusun oleh pengusaha.Penggunaan informasi akuntansi digunakan untukperencanaan strategis, pengawasan manajemen danpengawasan operasional. Informasi akuntansi yangdigunakan dalam perusahaan kecil dan menengahsecara garis besar adalah (Holmes dan Nicholls,1989):1. Statutary Information, yaitu informasi yang

diwajibkan oleh Undang-Undang atau peraturanyang berlaku di Indonesia,

2. Budget Information, adalah informasi yangberkaitan dengan anggaran perusahaan, dimanaanggaran merupakan sistem pengendali danperencanaan manajemen dalam suatu organisasi(Welch, Hilton dan Gordon, 1996) dan strategiyang akan digunakan dalam jangka pendek(Hansen dan Mowen, 2003), dan

3. Additional information, adalah informasi yangdigunakan dalam pengelolaan perusahaan dalammengambil keputusan.

Sistem informasi akuntansi yang kurangmemadai mengakibatkan informasi yang kurangmemadai (Purnamasari, 2009). Informasi akuntansisangat diperlukan dalam pertanggungjawaban,manajemen keuangan, pengelolaan usaha, danpengambilan keputusan manajerial. Kekuranganinformasi akuntansi dalam manajemen perusahaansangat membahayakan perusahaan kecil, ketikakondisi keuangan yang memburuk dan pencatatanyang kurang baik akan membatasi akses dalammemperoleh informasi (Holmes dan Nicholls, 1989).

Dalam perkembangannya, pencatatatankeuangan yang dilakukan oleh Usaha Kecil Menengah(UKM) tidak sistematis dan belum ada pemisahan

antara uang pribadi dan uang perusahaan. Masihbanyak UKMyang belum melakukan pembukuandengan baik karena keterbatasan pengetahuan dalammelakukan pembukuan. Hal ini berakibat padapemanfaatan kredit yang diterima tidak dapatdimanfaatkan dengan optimal karena keterbataanakses dari UKM dan sulitnya UKM memenuhipernyaratan yang telah di tetapkan (KEMENDAG,2013).

Umur perusahaan berpengaruh terhadappenyediaan informasi akuntansi. Semakin lama usahaberdiri, maka semakin banyak informasi akuntansistatutori, informasi akuntansi anggaran dan informasitambahan akan berpengaruh terhadap keputusan yangakan diambil terhadap manajemen keuangan danpengungkapan informasi yang berkaitan denganperusahaan (Solovina , 2003). Umur usahamenentukan cara pandang dan tindakan yang harusdiambil dalam upaya mengembangkan usaha yangtelah turun temurun. Pemilik usaha harus memilikipola pikir yang luas dalam menggunakan danmenyediakan informasi akuntansi yang baik(Chandra, 2010).

Skala usaha berhubungan positif terhadaptingkat penyediaan informasi (Holmes dan Nicholls,1989). Menurut Holmes dan Nicholls (1989) tingkatinformasi akuntansi yang disediakan tergantung padaskala usaha yang diukur dengan perputaran danjumlah karyawan. Hasil penelitian Holmes danNicholls (1989:3) menyatakan: “... apabila skalameningkat, maka proporsi perusahaan dalammenyediakan informasi akuntansi statutori, anggaran,informasi tambahan juga meningkat...”.

Besarnya jumlah pendapatan atau penjualanyang diperoleh oleh UKM menunjukkan perputaranmodal yang dimiliki oleh UKM. Semakin besarpendapatan atau penjualan yang dilakukan oleh UKMmaka semakin kompleksitas informasi akuntansi yangdibutuhkan (Kristian, 2010).

Dalam mendirikan usaha secara legaldiperlukan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkandalan Peraturan Pemerintah atau Undang-Undang.

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 138

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Pemilik Usaha Kecil Menengah dapat memperolehSIUP setelah pemilik usaha menanda tanganidokumen dan persyaratan yang terdapat padaLampiran II Permendag Nomor 36 Tahun 2007,memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, Izin Gangguan(Pasal 1 angka 3 Permendagri 27/2009), dankelengkapan lainnya.

Di kota Palembang banyak sekali terdapatUsaha Kecil Menengah (UKM). Salah satu UKMyang terdapat di kota Palembang adalah UKM KainSongket. Usaha Kecil Menengah (UKM) kain songkettumbuh secara tradisional dan merupakan usahakeluarga turun temurun.

Umur perusahaan UKM songket tergolonglama membuat usaha kain songket harus dapatbersaing dengan perkembangan zaman. Dalampraktek dilapangan menunjukkan bahwa masihbanyaknya perusahaan kecil dan menengah yang tidakmembuat laporan keuangan, seperti neraca, laporanrugi laba, biaya produksi, perubahan ekuitas, aruskas (Fuad, 2013).

Hal yang terjadi bahwa perusahaan hanyaberdasarkan transaksi yang dilakukan dilapangan,tanpa mengetahui seberapa besar keuntungan ataukerugian yang diterima tiap bulan/tahun, seberapabesar harga per-unit dengan mengambil keuntunganberapa persen, dan masih banyak yang lainnya. Haltersebut menarik untuk dikaji lebih dalam.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Kontijensi

Pendekatan teori kontijensi mengidentifikasibentuk-bentuk optimal pengendalian organisasi dibawah kondisi operasi yang berbeda dan mencobauntuk menjelaskan bagaimana prosedur operasipengendalian organisasi tersebut. Hal ini dilakukanuntuk memperoleh informasi yang baik, tepat, dansesuai dengan kebutuhan dalam mengambilkeputusan. Pendekatan akuntansi pada akuntansididasarkan pada premis bahwa tidak ada sistemakuntansi manajemen secara universal selalu tepat

untuk dapat diterapkan pada setiap organisasi, tetapihal ini tergantung pada faktor kondisi atau situasiyang ada dalam organisasi.

Menurut Otley (1980) pendekatan kontinjensidiguna untuk menganalisis dan mendesain sistemkontrol, khususnya di bidang sistem akuntansimanajemen.

Beberapa peneliti dalam bidang akuntansimanajemen melakukan pengujian untuk melihathubungan variabel-variabel kontekstual sepertiketidakpastian lingkungan, ketidakpastian tugas,struktur dan kultur organisasional, ketidakpastianstrategi dengan desain sistem akuntansi manajemen.Tingkat kebutuhan para pengguna informasiakuntansi dipertimbangkan dalam penyajianinformasi akuntansi. Kegunaan informasi akuntansimengandung komponen-komponen yang perludipertimbangkan oleh para penyaji informasiakuntansi agar cakupan yang ada dapat memenuhikebutuhan para pengambil keputusan yang akanmenggunakannya.

Secara umum teori ini menyatakan bahwaperancangan dan penggunaan desain sistempengendalian manajemen tergantung karakteristikorganisasi dan kondisi lingkungan dimana sistemtersebut akan diterapkan (Fisher, 1995). Teori inimerespon pendekatan universalistic yang menyatakanbahwa suatu sistem pengendalian bisa diterapkandalam karakteristik perusahaan apapun dan kondisilingkungan dimana saja. Pendekatan universalistictersebut mendasarkan pada scientific managementtheory (Hudayati, 2002).

2.2 Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi sangat berguna bagiperusahaan-perusahaan yang beroperasi dilingkungan yang dinamis dan kompetitif karenainformasi akuntansi membantu para Manajer dalammengintegrasikan inisiatif operasional dalamperencanaan strategi jangka panjang (Ismail andKing, 2005). Agar data keuangan dapat dimanfaatkanoleh pihak internal dan eksternal perusahaan, makadata tersebut harus disusun dengan baik.

Hal - 139 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Holmes dan Nicholls (1989) dalam Astuti(2007) mengklasifikasikan informasi akuntansi dalamtiga jenis yang berbeda-beda menurut manfaatnyabagi para pemakai, yaitu:1. Informasi Akuntansi Statutor i (Statutory

Accounting Information) merupakan informasiyang harus disiapkan sesuai dengan peraturanyang ada.

2. Informasi Anggaran (Budgetary Information)merupakan informasi akuntansi yang disajikandalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihakinternal dalam perencanaan, penilaian, danpengambilan keputusan.

3. Informasi Tambahan merupakan informasiakuntansi lain yang disiapkan perusahaan gunameningkatkan efektivitas pengambilan keputusan,seperti laporan gaji karyawan, laporan jumlahproduksi dan laporan biaya produksi.

2.3 Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) tidak lepasdari Sistem Informasi Manajemen (SIM). Sisteminformasi manajemen adalah sistem yang merekam,menyimpan dan memutakhirkan data dalam suatuorganisasi sehingga dapat menyesuaikan informasiyang relevan dan tepat waktu dalam mengambilkeputusan. Sistem informasi akuntansi memiliki peranpenting dalam proses bisnis, karena sistem informasiakuntansi mengidentifikasi, mengukur, dan mencatatproses bisnis dalam suatu model sehingga informasiyang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh orang-orangyang berkepentingan (Diana, 2011).

2.4 Usaha Kecil dan Menengah

Usaha Kecil Menengah dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 telah di definisikantentang apa itu Usaha Mikro, Kecil dan Menengahatau UKM.

2.4.1Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM)

Usaha Kecil Menengah adalah peluang usahaproduktif yang berdiri sendiri milik orang perorangan

atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteriausaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang dan dikuasai, atau menjadi bagian baiklangsung maupun tidak langsung dari usahamenengah atau usaha besar yang memenuhi kriteriausaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU ini.

2.4.2Kriteria UKM Berdasarkan PendapatanPertahun

a. Peluang usaha mikro memiliki aset maksimal Rp50 juta dan omsetnya maksimal Rp 300 juta/tahun.

b. Peluang usaha kecil memiliki aset > Rp 50 juta-Rp 500 juta dengan omset > Rp 300 juta-Rp 2,5miliar/tahun

c. Peluang usaha menengah memiliki aset > Rp 500juta-Rp 10 miliar dengan omset > Rp 2,5 miliar -Rp 50 miliar/tahun.

2.4.3Kriteria UKM Berdasarkan Jumlah TenagaKerja

a. Usaha mikro memiliki jumlah tenaga kerja < 5orang

b. Usaha kecil memiliki tenaga kerja 5 s.d 19 orangc. Usaha menengah memiliki tenaga kerja 20 s.d 99

orangd. Usaha besar diatas 100 orang.

2.4.4Kriteria UKM Berdasarkan Badan PusatStatistik (BPS) Tahun 2008

a. Usaha mikro memiliki tenaga kerja lebih kecil dari4 (empat) orang dan sudah termasuk dengantenaga kerja yang tidak dibayar

b. Usaha kecil memiliki tenaga kerja 5-19 orangtenaga kerja

c. Usaha menengah memiliki tenaga kerja 20-99orang tenaga kerja.

2.5 Skala Perusahaan

Skala usaha dalam UMK dapat dilihat darijumlah karyawan yang dipekerjakan dan besarnyapendapatan yang diperoleh oleh UKM dalam satuperiode akuntansi (Nicholl and Holmes, 1989).Besarnya jumlah pendapatan atau penjualan yang

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 140

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

diperoleh oleh UKM menunjukkan perputaran modalyang dimiliki oleh UKM. Semakin besar pendapatanatau penjualan pertahun yang dilakukan oleh UKMmaka semakin kompleksitas informasi akuntansi yangdibutuhkan (Kristian, 2010).

2.6 Umur Perusahaan

Usaha Kecil Menengah (UKM) songkettumbuh secara tradisional dan merupakan usahakeluarga turun temurun. Umur usaha songket yangtergolong lama membuat usaha songket sulit bersaingjika tidak disesuaikan dengan perkembangan jaman.Umur usaha menentukan cara pandang dan tindakanyang harus diambil dalam upaya mengembangkanusaha yang telah turun temurun. Pemilik usaha harusmemiliki pola pikir yang luas dalam menggunakandan menyediakan informasi akuntansi yang baik(Chandra, 2010).

Keterbatasan SDM dalam mengadopsiperkembangan teknologi baru menyebabkan produkyang dihasilkan sulit untuk bersaing (Hafsah, 2004).Dalam mengembangkan usaha pemimpin usaha akanmemperoleh banyak pengalaman baik dari dalamusaha maupun diluar usaha sesuai dengan jenjangjabatan yang dimiliki oleh karyawan. Semakin lamaseorang pemimpin usaha, maka semakin besarpengalaman yang akan diperoleh (Astuti, 2007).

2.7 Teori Kepatuhan (Compliance Theory)

Teori kepatuhan telah di teliti pada ilmu-ilmusosial khususnya dibidang psikologi dan sosiologiyang menekankan pada proses sosialisasi yangmempengaruhi perilaku ketaatan seorang individu(Septiana, 2005). Menurut Tyler (Septiana, 2005)terdapat dua perspektif instrumen mengenaikepatuhan pada hukum yaitu instrumental dannormatif. Perspektif instrumen mengasumsikanindividu secara utuh didorong oleh kepentinganpribadi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan dalam tangible, insentif, dan penalti yangberhubungan dengan perilaku. Perspektif normatifberhubungan dengan apa yang orang anggap sebagaimoral dan berlawanan dengan kepentingan pribadimereka.

Seorang individu akan mematuhi hukumyang sesuai dan konsisten dengan norma-normainternal mereka. Komitmen normatif melalui moralpersonal (normative commitment through legitimacy)diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturankarena otoritas penyusunan hukum memiliki hakuntuk mendikte perilaku. Dalam perspektif normatif,teori kapatuhan dapat diterapkan dalam bidangakuntansi (Septiana, 2005).

Dalam penelitihan ini teori kepatuhanterhadap ketaatan pada pelaku Usaha Kecil Menengah(UKM) tentang Usaha Kecil (UU No. 9 tahun 1995),tentang Ketenagakerjaan (UU No.13 Tahun 2003),dan tentang Usaha Kecil dan Menengah (UU No. 20Tahun 2008).

2.8 Kepatuhan Terhadap Undang-Undang ( UU)dan Peraturan Pemerintah (PP) yangBerhubungan dengan Usaha Kecil Menengah(UKM)

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mampubertahan di tengah ancaman krisis ekonomi. Saat ini,banyak sekali berdiri UKM dari berbagai bidang,mulai kuliner hingga kerajinan. Di Indonesia, UKMdiatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)pasal 6 ayat 2 dan 3 berbunyi: ....”usaha kecilmemiliki kekayaan bersih Rp 50 juta hingga Rp 500juta. Sedangkan usaha menengah memiliki kekayaanbersih Rp 500 juta hingga Rp10 miliar”... ..

Setelah memperoleh akta pendirian usaha,pengusaha membutuhkan dokumen berupa KartuTanda Penduduk (KTP), penanggung jawab dan suratketerangan dari Kelurahan setempat untuk uruslegalitas. Dokumen-dokumen diatas dibutuhkan untukmengurus Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yangditujukan ke Dinas Perdagangan masing-masing.Setelah mengurus Surat Izin Usaha Perdagangan(SIUP), perusahaan harus mengurus surat TandaDaftar Perusahaan (TDP). TDP merupakan sebuahcatatan resmi perusahaan dan jenis usahanya. Suratini bisa diurus di kantor pendaftaran perusahaan diDinas Perdagangan setempat. TDP berlaku selama 5tahun. Pelaku UKM harus mengurus surat izin tempat

Hal - 141 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

usaha. Perizinan UKM diatur dalam PeraturanPresiden No. 98 tahun 2014.

Surat izin usaha memberikan kekuatan danlegalitas bagi pelaku UKM dan memberikankepercayaan kepada konsumen. Surat izin usahamerupakan wujud kepatuhan terhadap hukum usahayang ada di negara kita. Selain perizinan para pelakuUKM harus mematuhi peraturan/hukum dalam halini menyangkut melaksanakan kewajiban standarterhadap konsumen dengan memberikan produk danlayanan yang bermutu, terhadap pekerja denganmemberikan hak-haknya seperti membayar upah,memberikan upah lembur, memberikan waktuistirahat dsb (UU No.13 Tahun 2003).

Demikian juga dalam melakukan kewajibanmembayar pajak dan melakukan pengelolaan limbahatau sampah dari proses produksi (Gomulia, 2014).

2.9 Penelitian Terdahulu

Holmes dan Nichols (1988), menganalisispenggunaan informasi akuntansi perusahaan kecildiAustralia . Penelitian menunjukkan bahwapenyiapan informasi akuntansi hanya untuk laporanpajak dan laporan tambahan secara statutory.Penggunaan informasi non- statutory sangat kecildigunakan dalam pelaporan. Penyiapan informasiakuntansi oleh pihak eksternal dan internal terdapatperbedaan.

Holmes dan Nichols membagi informasiakuntansi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu: statutory,budget, dan additional. Hasil penelitian menunjukkanbahwa ukuran usaha, masa memimpin Manajer,sektor industri, dan pendidikan pemilik/Manajerberpengaruh terhadap penyiapan dan penggunaaninformasi akuntansi.

Holmes dan Nichols (1989), menganalisistingkat penyiapan/penggunaan informasi olehpemilik/Manajer perusahaan kecil dalam mengambilkeputusan. Variabel yang digunakan skala usaha,masa memimpin Manajer, sektor industri, danpendidikan Manajer/pemilik. Hasil penelitianmenunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan

pada penyiapan informasi akuntansi untuk pihakeksternal dan internal. Selain itu terdapat permintaaninformasi akuntansi yang sangat besar dari pemilik/Manajer kepada pihak eksternal dari pada pihakinternal perusahaan. Pihak internal perusahaan hanyamenyiapkan informasi tambahan.

Murniati (2002), menganalisis faktor-faktoryang mempengaruhi penyiapan dan penggunaaninformasi akuntansi pada perusahaan kecil danmenengah di Semarang. Penelitian ini menggunakan238 perusahaan. Variabel yang digunakan masamemimpin, pendidikan pemilik, pelatihan akuntansi,sektor industri, umur perusahaan, dan skala usaha.Hasil penelitian menunjukkan bahwa masamemimpin, pelatihan akuntansi, umur perusahaan,skala usaha, kecuali sektor industri berpengaruhsignifikan terhadap penyiapan dan penggunaaninformasi akuntansi pada perusahaan kecil danmenengah.

St. Vena Purnamasari, Agnes AdvensiaChrismastuti, dan Stephana Dyah Ayu R. (2009),menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhipenyiapan dan penggunaan informasi akuntansiperusahaan kecil dan menengah (studi di JawaTengah). Penelitian ini menggunakan variabel masamemimpin, pendidikan pemilik/manajer, pelatihanakuntansi, sektor industri, umur perusahaan, skalausaha, status wajib pajak, struktur organisasi, statusbinaan perusahaan, bidang pendidikan Manajerperusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan tingkatpenyiapan informasi akuntansi UKM di Jawa Tengahmasih rendah (jarang). Penyiapan informasi akuntansidi Jawa Tengah dipengaruhi oleh masa jabatanmanajer/pemilik, tingkat pendidikan Manajer/pemilikperusahaan, dan penggunaan informasi akuntansioleh perusahaan. Sedangkan untuk informasiakuntansi dipengaruhi oleh faktor masa jabatanManajer/pemilik perusahaan, sektor industri, usiaperusahaan, skala usaha, status wajib pajak, danpendelegasian wewenang.

Hariyadi (2013), menganalisis faktor-faktoryang mempengaruhi penggunaan informasi

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 142

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

akuntansi pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM) yang bergerak dibidang jenis usahamakanan di kota Tanjungpinang. Variabel yangdigunakan pendidikan pemilik/ Manajer perusahaan,umur perusahaan, skala usaha, dan masa memimpinpendidikan pemilik/ Manajer perusahaan, umurperusahaan, skala usaha, dan masa memimpin. Hasilpenelitian menunjukkan terdapat pengaruh yangnegatif variabel independen secara sendiri-sendiriyakni pendidikan pemilik/Manajer perusahaan, umurperusahaan dan skala usaha terhadap penggunaaninformasi akuntansi. Sedangkan masa memimpinperusahaan berpengaruh positif terhadap penggunaaninformasi akuntansi.

Informasi merupakan sumber daya yangpenting dalam proses pengelolaan perusahaan gunakelangsungan usaha perusahaan. Informasi tersebutdapat berupa informasi akuntansi keuangan daninformasi manajemen. Keduanya merupakan outputdari akuntansi yang notabenenya merupakan sebuahsistem.

Informasi-informasi tersebut dapatdigunakan oleh berbagai pihak, diantaranya olehpihak internal perusahaan dan eksternal perusahaan.Penggunaan informasi tersebut dipengaruhi olehbeberapa faktor, yaitu skala usaha, umurperusahaan, dan pendidikan Manajer.

Menurut Reeve (2009) informasi yangkhusus ditujukan untuk kepentingan manajemendisebut dengan informasi manajemen, yaitu:

Linear Diah Sitoresmi dan Fuad (2013),menganalisis faktor-faktorm yang mempengaruhipenggunaan informasi akuntansi pada Usaha Kecildan Menengah (Studi pada Kub Sido RukunSemarang). Variabel yang digunakan dalamPendidikan pemilik, skala usaha, umur perusahaandan pelatihan akuntansi. Hasil penelitianmenunjukkan pendidikan pemilik, skala usaha, umurperusahaan dan pelatihan akuntansi berpengaruhpositif terhadap penggunaan informasi akuntansi.Sedangkan ketidak-pastian lingkungan terbukti tidakmemoderasi pengaruh pendidikan pemilik, skalausaha, umur perusahaan dan pelat ihanakuntansi terhadap penggunaan informasi akuntansi.

(1) perencanaan;(2) implementasi; dan(3) pengendalian.

Holmes dan Nicholls (1989)mengklasifikasikan informasi berdasarkanmanfaat bagi pemakainya ke dalam tiga jenis,yaitu:

(1) Tatutory accounting information, merupakaninformasi yang harus disiapkan sesuai denganperaturan yang ada;

(2) Budgetary information, yaitu informasiakuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaranyang berguna bagi pihak internal perusahaandalam perencanaan, penilaian dan pengambilansuatu keputusan;

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Hal - 143 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

(3) additional accounting information, yaituinformasi akuntansi lainnya yang disiapkanperusahaan guna meningkatkan efektivitaspengambilan keputusan Manajer.

UKM sebagai salah satu entitas bisnis yangtumbuh pesat di kalangan masyarakat dan mampumenunjukkan peran yang sangat berarti dalamperekonomian Indonesia. Namun, dalampengembangannya UKM menghadapi suatupermasalahan yaitu kurangnya kemampuan untukberkembang dari sebuah perusahaan kecil menjadiperusahaan besar. Selain itu, tidak sedikitnyaUKM yang gulung tikar karena tidak mampumenghadapi kerasnya persaingan dunia bisnis,bahkan tidak sedikit pula UKM yang bangkrut karenaimbas dari krisis ekonomi global.

Peterson, Kometsky dan Ridgway (1993);Mook (2000), mengungkapkan bahwa kelemahanmanajemen keuangan adalah merupakan salah satualasan utama kegagalan UKM. Kemampuanakuntansi seorang Manajer/ pemilik merupakan faktorpenting yang mempengaruhi kesuksesan dankegagalan UKM (Wichman, 1983).

Berdasarkan penelitian Holmes dan Nichols(1989) skala usaha berpengaruh positif terhadaptingkat penggunaan informasi akuntansi. Hasilpenelitian Holmes dan Nichols (1989) menyatakanbahwa tingkat informasi akuntansi yang disediakantergantung pada skala usaha, yang diukur denganjumlah pendapatan atau hasil penjualan dan jumlahkaryawan. Apabila skala usaha meningkat,makaproporsi perusahaan dalam penggunaaninformasi akuntansi statutori, anggaran daninformasi tambahan juga meningkat.

Hal tersebut dikarenakan, semakinmeningkatnya jumlah karyawan dengan klasifikasiyang sudah ada, maka kebutuhan akan informasiakuntansi akan semakin meningkat. Seiring denganperkembangan perusahaan, tentunya karyawanmembutuhkan informasi untuk mengetahui hak-haknya, iklim atau atmosfir yang terjadi dalamperusahaan, jaminan sosial yang dapat dinikmati,dan sebagainya ( Sofyan Safri, 2001).

Holmes dan Nicholls (1989) menyatakanbahwa umur perusahaan berpengaruh positif terhadappenggunaan dan penyiapan informasi akuntansi padausaha kecil dan menengah. Hasil penelitian merekamenunjukkan bahwa perusahaan yang berdiri selama10 tahun atau kurang akan menyediakan lebihbanyak informasi akuntansi statutori, informasiakuntansi anggaran dan informasi akuntansitambahan untuk digunakan dalam pengambilankeputusan, berbeda dengan perusahaan yang berdiriselama 11-20 tahun.

Hal ini dikarenakan, pertumbuhanperusahaan selain dipengaruhi oleh ukuran usaha,juga dipengaruhi oleh umur perusahaan, yangnotabenenya semakin muda usia perusahaan terdapatkecenderungan untuk menggunakan informasiakuntansi yang ekstensif untuk tujuan pembuatankeputusan dibandingkan perusahaan yang lebih tua.Kemampuan dan keahlian pemilik atau Manajerperusahaan kecil dan menengahsangat ditentukan oleh pendidikan formal yangpernah ditempuh (Murniati, 2002).

Tingkat pendidikan formal yang rendah(tingkatan pendidikan Sekolah Dasar sampai denganSekolah Menengah Umum) pemilik atau Manajerakan rendah penggunaan informasi akuntansidibandingkan dengan tingkatan pendidikan formalyang tinggi (perguruan tinggi) pemilik atau Manajer.

2.10 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagaiberikut:1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

pendidikan Manajer/pemilik usaha terhadappenggunaan informasi akuntansi Usaha Kecil danMenengah Kain Songket di kota Palembang.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antaraumur perusahaan terhadap penggunaan informasiakuntansi Usaha Kecil dan Menengah kainsongket di kota Palembang.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antaraskala usaha terhadap penggunaan informasi

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 144

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

akuntansi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)kain songket di kota Palembang.

4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antaraKepatuhan terhadap Undang-Undang (UU) danPeraturan Pemerintah (PP) yang berhubungandengan Usaha Kecil Mengengah (UKM) terhadappenggunaan informasi akuntansi Usaha Kecil danMenengah kain songket di kota Palembang.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis melakukananalisis untuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi penggunaan informasi akuntansidengan menggunakan variabel-variabel pendidikanManajer/pemilik, umur perusahaan, skala usaha, dankepatuhan terhadap Undang-Undang (UU) danPeraturan Pemerintah (PP) terhadap informasiakuntansi pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)kain songket di kota Palembang.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah penelitian kausal. Penelitian

kausal adalah penelitian-penelitian sebab akibat yangbertujuan untuk membuktikan hubungan sebabakibat, sehingga dapat mengetahui variabel yangmempengaruhi dan mana variabel yang dipengaruhi.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptifkuantitatif, data yang diperoleh dari sampel populasipenelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik.Sumber data yang digunakan adalah data primer.

3.3 Metode Pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan data responden,dimana responden akan memberikan respons tertulissebagai tanggapan atas pertanyaan yang di berikan.Dalam penelitian ini kuesioner dibagikan langsungkepada responden (UKM kain songket)

3.4 Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini akan dianalisis dandiuji dengan pengujian statistik yang terdiri daristatistik deskriptif dan uji statistik untuk mengujihipotesis. Menggunakan uji validitas, reliabilitas, danuji asumsi klasik

3.5 Definisi Variabel Operasional

Definisi variabel operasional pada penelitianini dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1:Operasionalisasi Variabel Penelitian

Hal - 145 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Tabel 1:Operasionalisasi Variabel Penelitian (Lanjutan)

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 146

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendidikan Pemilik/Manajer

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwapendidikan pemilik atau manajer memiliki pengaruhnegatif dan tidak signifikan terhadap penggunaaninformasi akuntansi Usaha Kecil dan Menengah(UKM) kain songket di kota Palembang. Hal inimenunjukkan perbedaan hasil penelitian Murniati(2002); Solovina (2003); Purnamasari, Chrismastuti,dan Ayu (2009); dan Mandala (2012) yangberpengaruh positif dan signifikan.

Hasil penelitian ini mengarah pada TeoriKontijensi, dimana lingkungan usaha yang turuntemurun membuat sudut pandang pemilik yang masihmenggunakan cara berfikir dari pemilik sebelumnya,hal ini dikarenakan usaha yang didirikan diwariskandari pemilik sebelumnya kepada anak-anak merekayang meniru cara pandang orang tua mereka danmerasa nyaman dengan cara pikir yang lama. Umurperusahaan menentukan cara pandang dan tindakanyang harus diambil dalam upaya mengembangkanusaha yang telah turun temurun. Dalam teorikontijensi, ketidakpastian lingkungan akanmempengaruhi sudup pandang pemilik usaha lebih

muda untuk memiliki pola pikir yang luas dalammenggunakan dan menyediakan informasi akuntansiyang baik.

Walaupun umur perusahaan lebih tua,pemilik usaha telah menjalankan usaha dari usia mudadan lebih berpengalaman dalam menjalankan bisnis,tetapi lebih kaku dan tidak bisa menerima perubahanpada kondisi lingkungan sekitar usaha yang dapatmenyebabkan usaha tidak dapat mengikutiperkembangan jaman. Sedangkan untuk umurperusahaan yang lebih muda lebih cenderungmempunyai struktur organisasi yang lebih fleksibeldan reaktif dibandingkan dengan perusahaan yanglebih tua, dan juga lebih memiliki sifat kewirausahaanyang lebih tinggi dimana dapat menerima perubahanyang terjadi pada lingkungan sekitar dan dapatmenerima perubahan kondisi lingkungan denganmenerima perubahan-perubahan yang ada menjadimasukan dalam mengembangkan suatu usaha.

Semakin muda usia usaha justru akanmembuat persepsi yang semakin baik terkaitpentingnya pembukuan dan pelaporan usaha dansemakin lama usaha itu berdiri cenderung persepsipenting tersebut justru akan berpengaruh semakinkecil. Perkembangan teknologi adalah faktor eksternal

Tabel 1:Operasionalisasi Variabel Penelitian (Lanjutan)

Hal - 147 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

yang berpengaruh terhadap penggunaan informasiakuntansi. Dengan berkembangnya suatu usaha daritahun ke tahun maka usaha tersebut harus mengikutiperkembangan jaman dan tren yang sedang berjalan,sehingga produk yang dihasilkan akan sesuai dengankeinginan konsumen. Teknologi yang semakinberkembang memaksa suatu usaha yang bersifattradisional untuk dapat mengikuti sehingga usahayang dibangun dapat bersaing dengan baik.Kebanyakan usaha yang turun temurun akanmenggunakan metode yang sama dengan pemilik yangsebelumnya karena merasa nyaman dengan cara yanglama dan agak sulit menerima cara yang lebihmoderen seperti alat yang di gunakan dalam membuatkain songket. Sedangkan untuk usaha yang barudirintis pasti akan langsung mengikuti perkembanganteknologi dan tren baik dalam hal pemasaran, alat-alat produksi, bahan baku, dan lain-lain

4.2 Skala Usaha

Hasil penelitian untuk skala usaha,berdasarkan hasil responden yang diukurmenggunakan jumlah tenaga kerja dan berdasarkanjumlah pendapatan pertahun. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa skala usaha memiliki pengaruhpositif dan tidak signifikan terhadap penggunaaninformasi akuntansi Usaha Kecil dan Menengah(UKM) kain songket di kota Palembang. Hal inimenunjukkan perbedaan dengan hasil penelitianNicholl dan Holmes (1989); Murniati (2002);Solovina (2003); Purnamasari, Chrismastuti, dan Ayu(2009); dan Mandala (2012) yang berpengaruhpositif dan signifikan.

Hasil penelitian ini mengarah pada teorikontijensi. Dalam teori kontijensi, pengendalianmelalui anggaran tergantung pada bermacam-macamaspek seperti tingkat desentralisasi dan sentralisasidan sampai sejauhmana kegiatan-kegiatan yang adaterstruktur. Hubungan kontijensi antar aspek-aspekperusahaan (ukuran perusahaan, jenis produk dandesain organisasi) dengan penggunaan informasiakuntansi. Dalam penelitian ini variabel kontijensilebih mengarah pada pendekatan universal dimanapengendalian terletak pada karakteristik perusahaandan kondisi lingkungan dimana usaha dibangun.

Tujuan dari pengendalian variabel kontijensiadalah merancang dan mengendalikan sistempengendalian manajemen yang baik. Dalam penelitianini pengendalian strategi yang berbeda bergantungpada skala usaha pada UKM baik skala mikromaupun skala makro. Ketika UKM mengalami tingkatpendapatan yang lebih besar maka UKM akanmenambah jumlah tenaga kerja lebih banyak untukmemperoleh pendapatan yang lebih besar lagi.

Dimana semakin besar permintaan makasemakin banyak jumlah tenaga kerja yang diperlukanuntuk memenuhi permintaan dan semakin besarpermintaan suatu barang maka akan semakin besarpendapatan yang diperoleh UKM. Sedangkan dalampengolahan keuangan belum ada pemisah antara uangpribadi dan uang untuk usaha. Hal ini menunjukkankondisi pencatatan keuangan yang sederhana, hanyasebatas stok opname, stok barang, uang keluar danuang masuk yang dicatat seadanya dan diluar standarakuntansi. Ada juga UKM yang tidak melakukanpencatatan sama sekali yang penting ia tahu modalyang ada dan berapa untung yang diterima perbulan.

4.3 Kepatuhan Terhadap Peraturan Pemerintah(PP) dan Undang-Undang (UU) yangBerhubungan dengan Usaha Kecil Menengah(UKM)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwakepatuhan terhadap Peraturan Pemerintah (PP) danUndang-Undang (UU) yang berhubungan denganUsaha Kecil Menengah (UKM) memiliki pengaruhpositif dan sangat signifikan terhadap penggunaaninformasi akuntansi Usaha Kecil dan Menengah(UKM) kain songket di kota Palembang.

Dalam membangun suatu usaha yang pemilikusaha yang baik harus membangun usaha sesuaidengan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintahdaerah dimana usaha tersebut dibangun. Setiap daerahmemiliki peraturan yang berbeda-beda. Hal ini jugaberlaku untuk para pengusaha dan pekerja yangdipekerjakan. Hal ini dapat terlihat dari pemberianupah, pemberian tunjangan, dan lain-lain yang sesuaidengan peraturan yang berlaku. Hal ini dapatmemotivasi kerja karyawan bekerja lebih baik.

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 148

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Dalam teori kepatuhan, faktor lingkungansangatlah berpengaruh. Dimana pemilik usahadituntut untuk sadar hukum dan peraturan yangberlaku yang disesuaikan dengan usaha yangdibangun. Manfaat dan fungsi hukum perusahaan.Perusahaan diharapkan bertindak dengan cara-carayang baik dan benar (bertanggungjawab) yaitu:

(1)bekerja secara efektif-efisien sehingga akandiperoleh nilai tambah-keuntungan bagipemiliknya,

(2)melayani dan memberikan kepuasan kepada parapemangku kepentingan sehingga perusahaanmendapatkan legitimasi dari masyarakat dan

(3)mempertimbangkan kelestarian alam karena adahubungannya dengan kesejahteraan kehidupanmasyarakat. Keberlanjutan perusahaan (secaraekonomi) berimplikasi pada keberlanjutan sosialdan alam.

Ketika perusahaan melakukan kewajibannyakepada konsumen, pekerja dan masyarakat,perusahaan dapat mengharapkan: pertama terjadikelancaran usaha, usahanya didukung semua pihaktermasuk pemerintah (menjaga kepastian hukum).Berarti dengan mematuhi hukum yang ada,perusahaan dapat memperoleh: litigasi sekaliguslegitimasi. Hal itu menentukan kelancaran darikegiatan usaha. Keuntungan pemilik diperoleh ketikahak berbagai pihak (konsumen, pekerja danmasyarakat) bersamaan dipenuhi.

Dari hukum yang harus dipatuhi, perusahaanmendapatkan patokan apa yang boleh dan yang tidakboleh dilakukan. Upaya penegakan hukum(sosialisasi, pengawasan, sangsi dan sebagainya)seharusnya akan menyebabkan semua perusahaanbertindak sama; perusahaan mematuhi hukum/peraturan sebagai tindakan tertib hukum (motifdeskriptif). Dengan demikian perusahaan mengikutiperaturan yang ada karena rasa takut pada penegakanperaturan dan sangsi (didorong oleh faktor luar).

Kemungkinan yang ke dua, perusahaan dapatmemperhitungkan tindakan mematuhi hukum untukmendapat keuntungan jangka pendek atau jangkapanjang. Dalam hal ini perusahaan dapat

memperhitungkan manfaat yang diperolehnya.Menjalankan hukum sebagai cara dan strategiperusahaan (motif instrumental). Ada kemungkinanlain, perusahaan mematuhi hukum/peraturan sebagaitindakan tulus, yang memperhatikan kepentingan-kebaikan semua pihak (pihak selain dirinya),walaupun mungkin saja untuk dir inya t idakmenguntungkan. Tindakan itu lebih didorong olehkebutuhan untuk kebahagiaan yang nilainya lebihtinggi. Dorongan semacam ini mungkin ada hubungandengan nilai religius atau keagamaan yang dianut olehperusahaan (motif normatif).

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasanmengenai faktor-faktor yang mempengaruhipenggunaan infromasi akuntansi pada Usaha KecilMenengah (UKM) kain songket di kota Palembang,maka dapat disimpulkan umur perusahaan yangberpengaruh negatif dan tidak signifikan, dimanalingkungan usaha yang turun temurun membuat sudutpandang pemilik yang masih menggunakan caraberfikir dari pemilik sebelumnya, hal ini dikarenakanusaha yang didirikan diwariskan dari pemiliksebelumnya kepada anak-anak mereka yang menirucara pandang orang tua mereka dan merasa nyamandengan cara pikir yang lama. Umur perusahaanmenentukan cara pandang dan tindakan yang harusdiambil dalam upaya mengembangkan usaha yangtelah turun temurun.

Dalam teori kontijensi, ketidakpastianlingkungan akan mempengaruhi sudut pandangpemilik usaha lebih muda untuk memiliki pola pikiryang luas dalam menggunakan dan menyediakaninformasi akuntansi yang baik. Denganberkembangnya suatu usaha dari tahun ke tahun makausaha tersebut harus mengikuti perkembangan jamandan tren yang sedang berjalan, sehingga produk yangdihasilkan akan sesuai dengan keinginan konsumen.

Variabel skala usaha secara parsialberpengaruh positif dan tidak signifikan, dengan hasil

Hal - 149 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

dari responden berdasarkan pendapatan dan jumlahtenaga kerja. Berdasarkan dari hasil respondenpnelitian, teori kontijensi lebih mempengaruhi. Halini mengarah pada pengendalian melalui anggarantergantung pada bermacam-macam aspek sepertitingkat desentralisasi dan sentralisasi dan sampaisejauhmana kegiatan-kegiatan yang ada terstruktur.

Hubungan kontijensi antar aspek-aspekperusahaan (ukuran perusahaan, jenis produk dandesain organisasi) dengan penggunaan informasiakuntansi. Dalam penelitian ini variabel kontijensilebih mengarah pada pendekatan universal dimanapengendalian terletak pada karakteristik perusahaandan kondisi lingkungan dimana usaha dibangun.

Tujuan dari pengendalian variabel kontijensiadalah merancang dan mengendalikan sistempengendalian manajemen yang baik. Dalam penelitianini pengendalian strategi yang berbeda bergantungpada skala usaha pada UKM baik skala mikromaupun skala makro. Ketika UKM mengalamitingkat pendapatan yang lebih besar maka UKM akanmenambah jumlah tenaga kerja lebih banyak untukmemperoleh pendapatan yang lebih besar lagi.Dimana semakin besar permintaan maka semakinbanyak jumlah tenaga kerja yang diperlukan untukmemenuhi permintaan dan semakin besar permintaansuatu barang maka akan semakin besar pendapatanyang diperoleh UKM.

Variabel kepatuhan terhadap PeraturanPemerintah (PP) dan Undang-Undang (UU) yangberhubungan dengan Usaha Kecil Menengah (UKM)berpengaruh positif dan sangat signifikan. Setiapdaerah memiliki peraturan yang berbeda-beda.Ketaatan terhadap peraturan yang ada akanmenciptakan lingkungan usaha yang baik danmembuat sudut pandang dari pelanggan/pembelimerasa nyaman dalam membeli suatu produk baikitu barang maupun jasa.

Dalam teori kepatuhan, faktor lingkungansangatlah berpengaruh. Dimana pemilik usahadituntut untuk sadar hukum dan peraturan yangberlaku yang disesuaikan dengan usaha yangdibangun. Hukum/peraturan sebagai lingkungan

usaha atau faktor eksternal yang akan mempengaruhikeputusan dan tindakan perusahaan. Hukum usahamerupakan bagian dari hukum yang lebih luas, yangsecara khusus mengatur bentuk perusahaan dankegiatan perusahaaan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Astuti, Era 2007, Pengaruh KarakteristikInternal Perusahaan Terhadap Penyimpanandan Penggunaan Informasi AkuntansiPerusahaan Kecil dan Menengah diKabupaten Kudus, Tesis, UniversitasDiponegoro, Semarang, Diakses 12 April 2016dari http://eprints.undip.ac.id

[2] Ardy Mandala, Edy Raharja 2012, PeranPendidikan, Pengalaman, dan InovasiTerhadap Produktivitas Usaha KecilMenengah . Diponegoro Journal ofManagement, Volume 1, Nomor 4, Diakses 12April 2016 http://ejournal-s1.undip.ac.id.

[3] Ariska, Windi 2015, Sejarah danPerkembangan Kain Songket, Diakses 12April 2016 dari http://www.kompasiana.com.

[4] Badan Pusat Statistik (BPS) 2008, KriteriaUsaha Kecil Menengah, Diakses 27 Oktober2015, dari https://infoukm.wordpress.com.

[5] Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati 2011,Sistem Informasi Akuntansi Perancangan,Proses, dan Penerapan, Andi Offset,Yogyakarta.

[6] Darwanto 2013, Peningkatan Daya SaingUMKM Berbasis Inovasi dan Kreativitas(Strategi Penguatan Property Right TerhadapInovasi Kreativitas, Jurnal Bisnis dan Ekonomi(JBE), Hal. 142 – 149 Vol. 20, No. 2, FakultasEkonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro,Semarang, Diakses 16 September 2016 darihttps://media.neliti.com.

[7] Fisher J 1995, Contingency-Based Research on

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 150

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Management Control Systems, Categorizationby Level of Complexity, Journal of AccountingLiteratur, 14: 24-53, Diakses 16 September 2016dari https://link.springer.com.

[8] Fuad dan Linear Diah Sitoresmi 2013, Faktor-faktor yang Mempengaruhi PenggunaanInformasi Akuntansi pada Usaha Kecil danMenengah (Studi pada Kub Sido RukunSemarang), Journal of Accounting. Vol. 2 No. 2Tahun 2013, pp. 1-13. Fakultas Ekonomika danBisnis Universitas Diponegoro, Semarang,Diakses 16 September 2016 darihttp://portalgaruda.org.

[9] Gomulia, Budiana; Catharina Ria Budiningsih,dan Vera Intanie 2014, Perusahaan BertanggungJawab: Motivasi Kepatuhan UKM TerhadapPeraturan, LPPM Universitas KatolikParahyangan, Bandung, Diakses 16 September2016 dari https://media.neliti.com.

[10] Holmes, S., and Nicholls, D 1988, An Analysisof The Use of Accounting Information byAustralian Small Busines, Journal of SmallBusiness Management, Vol.26, Editie. 2 April,pp 57-68, Diakses 16 September 2016 dari https://www.econbiz.de.

[11] Holmes, S., and Nicholls, D 1989, ModellingThe Acconting Information Requirements ofSmall Businesses, Journal Accounting andBusiness Research, Vol.19, Issue 74 March 1989,pp 143-150, Diakses 16 September 2016 darihttps://scholar.google.com.

[12] Hudayati , Ataina 2002, PerkembanganPenelitian Akuntansi Keperilakuan: BerbagaiTeori dan Pendekatan yang Melandasi, JAAIVol. 6, No. 2. Diakses 20 Maret 2016 darihttp://journal.uii.ac.id/index.php/JAAI/.

[13] Hafsah, M.J. 2004, Upaya PengembanganUsaha Kecil dan Menengah (UKM), JurnalInfokop Nomor 25 Tahun XX, Diakses 16September 2013 dari www.smecda.com/jurnal/index.php/infokop/article/

[14] Hansen, Don R. and Marynne M. Mowen2003, Management Accounting, 6th ed,Thomson South Western, United Stated ofAmerica.

[15] Hamid, E.S. 2010, Pengembangan UMKMuntuk Meningkatkan Pertumbuhan EkonomiDaerah, http://dppm.uii.ac.id, Diakses 16September 2013.

[16] Hariyadi 2013, Faktor-faktor yangMempengaruhi Penggunaan InformasiAkuntansi pada Usaha Mikro, Kecil danMenengah (UMKM) yang Bergerak DibidangJenis Usaha Makanan di Kota Tanjungpinang,Jurnal Akuntansi, Umrah Tanjungpinang 2012.pp 1-18, Diakses 16 September 2016 http://jurnal.umrah.ac.id

[17] Ismail, N.A. and King, M 2005, TheAlignment of Accounting and InformationSystems in SMEs in Malaysia, Journal ofGlobal Information Technology Management,9(3), pp. 24-42, Diakses 16 September 2016,http://www.tandfonline.com/doi/abs/

[18] Iwenk, Zafra 2013, Sejarah PerkembanganKain Songket, Diakses 20 Maret 2016 darihttp://advertisingfashionfurniture.blogspot.co.id.

[19] Kristian, Candra 2010, Pengaruh Skala Usaha,Umur Perusahaan, Pendidikan PemilikTerhadap Penggunaaan Informasi AkuntansiPada Usaha Kecil Menengah di KabupatenBlora, Skripsi, Fakultas Ekonomi UniversitasNegeri Semarang. Diakses 20 Maret 2016 darihttp://lib.unnes.ac.id.

[20] Kementrian Keuangan 2012, Laporan TimKajian Kebijakan Antisipasi Krisis Tahun 2012Melalui KUR.

[21] Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam NegeriBadan Pengkajian dan Pengembangan KebijakanPerdagangan Kementrian Perdagangan 2013,Analisis Peran Lembaga Pembiayaan dalam

Hal - 151 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Pengembangan UMKM, Diakses 20 Maret2016 dari http://bppp.kemendag.go.id/media_content

[22] Laurie Mook, John R. Whitman, Jack 2000,Understanding The Social Economy of TheUnited States, Toronto Press, London.

[23] Lungu C, Caraiani C, Dascalu C and Morris2007, New Directions of Financial ReportingWithin Global Accounting Standards for Smalland Medium-Sized Entities, Journal ofAccounting Research, 40 (1). pp 1-15, Diakses20 Maret 2016 dar i https://www.researchgate.net.

[24] Murniati 2002, Investigasi Faktor-Faktor yangMempengaruhi Penyiapan dan PenggunaanInformasi Akuntansi Perusahaan Kecil danMenengah, Semarang, SNA V 5-6 September2002, Diakses 20 Maret 2016 dari http://pdeb.fe.ui.ac.id.

[25] Meuthia, Reno Fithri dan Endrawati 2008,Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, PengalamanKerja, dan Penguasaan Komputer Staf BagianAkuntansi Terhadap Kualitas PenyajianInformasi Akuntansi (Studi Pada KantorCabang Bank Nagari), Jumal Akuntansi &Manajemen Vol. 3 No.1, Juni Hal 1-15,Jurusan Akuntansi Politeknlk Negeri Padang,Diakses 20 Maret 2016 darihttp://repo.polinpdg.ac.id.

[26] Otley David T 1980, The Contingency Theoryof Management Accounting: Achievement andPrognosis, Accounting, Organization andSociety, Vol. 5, No. 4, pp. 413-428. Diakses 20Maret 2016 dari http://econpapers.repec.org

[27] Reeve, James M 2009, Pengantar AkuntansiAdaptasi Indonesia Buku, Salemba Empat,Jakarta.

[28] Solovina, Grace Tianna 2003, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyiapan danPenggunaan Informasi Akuntansi pada

Perusahaan Kecil dan Menengah di JawaTengah, Tesis, Universitas Diponegoro,Program Pasca Sarjana Program StudiMagister Akuntansi, Semarang, Diakses 20Maret 2016 dari http://eprints.undip.ac.id.

[29] Septiani, Aditya 2005, Faktor-Faktor yangMempengaruhi Ketepatwaktuan PelaporanKeuangan pada Pasar Modal yang SedangBerkembang: Perspektif Teori Pengungkapan.Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang,Diakses 20 Maret 2016 dari http://eprints.undip.ac.id.

[30] Schiebel, Alexanser 2006, To What ExtentWould the Proposed IFRS for Small andMedium-Sized Entities (‘IFRS for SMEs’) beIndependent of the Full IFRS System, SocialScience Research Network 6 Desember 2006,Diakses dari http://papers.ssrn.com.

[31] Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995Tentang Usaha Kecil, Diakses 20 Maret2016 dari www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/1995/9TAHUN~1995UU

[32] Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003Tentang Ketenagakerjaan, Diakses 20 Maret2016 dari www.eodb.ekon.go.id/d o wn l o a d / p e r a t u r a n / u n d a n gu n d a n g /UU_13_2003

[33] Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah,Diakses 20 Maret 2016 dariw w w. h u k u m o n l i n e . c o m / p u s a t d a t a /downloadfile

[34] Peterson, R.A; Kozmetsky, G; dan N.M.Ridgway 1983, Perceived Cause of SmallBusiness Failure: A. Research Note, AmericanJournal of Small Business, Vol. 8, No.1, July-Sept, Diakses 20 Maret 2016 dari https://www.researchgate.net.

[35] Pacter, P 2007, Should U.S. PrivateCompanies Use IFRS for SMEs?, Financial

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 152

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Executive International, Diakses 20 Maret2016 dari https://www.thefreelibrary.com.

[36] Purnamasari, St, Vena; Agnes AdvensiaChrismastuti; dan Stephana Dyah Ayu R 2009,Faktor-Faktor yang MempengaruhiPenyiapan dan Penggunaan InformasiAkuntansi Perusahaan Kecil dan Menengah(Studi di Jawah Tengah), Kekuatan Lokalsebagai Roh Pembangunan Jawa Tengah:Sumbang Pikir Universitas KhatolikSoegijapranata, Skripsi, Universitas KhatolikSoegijapranata. Semarang. pp 89-113, Diakses20 Maret 2016 dari http://repository.unika.ac.id.

[37] Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2014Tentang Perizinan untuk Usaha Mikro danKecil, Diakses 20 Maret 2016 darihttps:/ /www.eodb.ekon.go. id/download/peraturan/perpres/Perpres_98_2014

[38] Wichman, I.S and Williams, F.A 1983, ASimplified Model of Flame Spread in AnOpposed Flow Along A Flat Along A FlatSurfaces of Solid Fuels, Nineteenth Symp. (Int’l)on Combustion, The Combustion InstitutePittsburgh, PA, pp 835-845. Diakses 20 Maret2016 dari https://www.combustioninstitute.org.

[39] Welch, Hilton, Gordon 1996, Anggaran:Perencanaan dan Pengendalian Laba,Terjemahan, Buku 1 Edisi 2, Salemba Empat,Jakarta.

[40] Wibowo, Alex dan Elisabeth Penti Kurniawati2015, Pengaruh Penggunaan InformasiAkuntansi Terhadap Keberhasilan UsahaKecil Menengah (Studi pada Sentra Konveksidi Kecamatan Tingkir Kota Salatiga), JurnalEkonomi dan Bisnis Vol. XVIII, No. 2, Agustus2015, Hal.107-126. Diakses 20 Maret 2016 dariejournal.uksw.edu.

Hal - 153 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Evaluasi Sistem Pengendalian Persediaan Material Pada PT BuluhCawang Plantations Suka Mulya

Oza Putri Laraswati dan Nurussama

PalComTech [email protected]

[email protected]

Abstract: Supply is one of the important asset had by company. Because supply represent asset of hence must bedone internal control which is good to taking care of the supply from ugly things is which is possible happened the.System of internal control of stock to control and manage the stock. Especial target from operation to the supply isprotect the supply and report it precisely in financial statement. Method used by is approach method qualitativethat is, descriptive analysis. The research result at PT Buluh Cawang Plantations Suka Mulya represent a peripateticcompany is area of cultivation oil palm plantations. System evaluation, internal control to the supply have effective,where existence of duty dissociation of between functions of related to revenue and expenditure goods. System ofinventory control of merchandise at PT Buluh Cawang Plantations Suka Mulya have walked better.

Keywords: evaluate, internal control system, supply.

Abstrak: Persediaan adalah salah satu aktiva penting yang dimiliki oleh perusahaan. Karena persediaan merupakansuatu aktiva maka harus dilakukan pengendalian intern yang baik untuk menjaga persediaan tersebut dari hal-halburuk yang mungkin terjadi. Sistem pengendalian intern persediaan barang bertujuan untuk mengendalikan danmengelola persediaan barang. Tujuan utama dari pengendalian atas persediaan adalah mengamankan persediaandan melaporkannya secara tepat dalam laporan keuangan. Metode yang digunakan adalah metode pendekatankualitatif yaitu, analisis deskriptif. Hasil penelitian pada PT Buluh Cawang Plantations Suka Mulya merupakansebuah perusahaan yang bergerak dibidang budidaya sawit. Evaluasi sistem, pengendalian intern atas persediaansudah efektif, dimana adanya pemisahan tugas antara fungsi – fungsi terkait dengan penerimaan dan pengeluaranbarang. Sistem pengendalian persediaan barang dagangan pada PT Buluh Cawang Plantations Suka Mulya berjalandengan baik.

Kata kunci: evaluasi, sistem pengendalian intern, persediaan.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perekonomian di Indonesia yang sedangberkembang, ditandai dengan persaingan sengitdisetiap sektor bisnis. Dalam menghadapi persaingantersebut maka, suatu perusahaan berusaha untukmempertahankan sekaligus mengembangkan bisnismereka. Pada dasarnya, tujuan utama setiapperusahaan swasta maupun perusahaan pemerintahbaik yang bergerak di bidang jasa, perdaganganataupun industri cenderung untuk mendapatkan laba

sehingga dapat mengembangkan perusahaan tersebutmenjadi perusahaan yang lebih besar. Oleh karenaitu, untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran setiapperusahaan di tuntut untuk memiliki suatu sistempengendalian yang baik.

Sistem pengendalian yang dimaksud adalahsuatu cara atau sistem yang mampu mencegahterjadinya penyimpangan-penyimpangan yang terjadidalam perusahaan. Pengendalian internal pada suatuperusahaan dapat meliputi struktur perusahaan dansemua cara serta alat yang digunakan dengan tujuanuntuk menjaga keamanan harta perusahaan,

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 154

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

meningkatkan efisiensi dalam operasional kegiatanperusahaan. Salah satu yang harus dikendalikan olehperusahaan yaitu persediaan. Karena persediaanmerupakan aset yang memegang peranan pentingpada perusahaan. Sehingga jika tidak adapengendalian maka kegiatan operasional perusahaantidak akan berjalan sesuai dengan tujuan yangdiharapkan.

Dengan adanya sistem pengendalian internpada persediaan material maka akan mempermudahsistem otorisasi oleh perusahaan terutama dalampengambilan keputusan dan dalam menentukanlangkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaanterutama dalam persediaan material agar dapatberjalan dengan lancar. Oleh karena itu perusahaanperlu mengadakan evaluasi pengendalian persediaanmaterial.

Persediaan merupakan aktiva lancar yangterbesar dalam operasi perusahaan yang bergerakdalam bidang perkebunan kelapa sawit. Persediaanmaterial yang dimiliki merupakan bagian yangsignifikan. Pihak gudang harus jeli dalammengendalikan sejumlah prosedur agar pengendalianpersediaan material berjalan secara efektif dan efisien.

Menurut Luayyi (2013) dalam suatuperusahaan, persediaan material merupakan faktorpemegang peran penting. Persediaan material selaludibutuhkan, baik didalam perusahaan kecil, menengahmaupun dalam perusahaan besar. Materialmerupakan faktor utama yang dapat menunjangkelangsungan proses produksi dalam suatuperusahaan. Dengan adanya persediaan material yangcukup diharapkan kemacetan dalam proses produksidi perusahaan tersebut dapat teratasi.

Perusahaan akan berusaha untuk memenuhipersediaan material guna kelangsungan produksinya.Jenis persediaan material pada gudang PT BuluhCawang Plantations Suka Mulya meliputi cat, kuas,tiner, glisat, pupuk, semen padang, lem fox, braket,bushing, plate sub assy, glass sub assy, oil seal,yamato regulator, grinding wheel, ban serta bahanpenunjang untuk memperbaiki alat maupunkendaraan.

PT Buluh Cawang Plantations Suka Mulyamerupakan anak perusahaan dari WilmarInternasional. PT Buluh Cawang Plantations hanyamengelola dari tahap penanaman sampai pemanenan,kemudian dari hasil panen tersebut di berikan kepadaPKS untuk di produksi lebih lanjut. Persediaanmaterial yang cukup menjadi penunjang dalamkegiatan perkebunan. Perusahaan ini mengelolasendiri persediaan material yang dibutuhkan danmelakukan pembelian atau pengadaan materialpendukung produksi perusahaan.

Sistem pengendalian persediaan material digudang pada PT Buluh Cawang Plantation SukaMulya sudah menggunakan metode FIFO dan metodeLIFO. Sistem pengendalian material pada PT BuluhCawang Plantations Suka Mulya masih kurang baikdikarenakan adanya perangkapan tugas dan kurangotorisasi dari pihak yang berwenang. Maka dari itu,sebaiknya pihak perusahaan harus dapat merancangdan membuat suatu sistem pengendalian persediaanmaterial yang lebih terstruktur dan terkendali gunameminimalisir segala kesalahan yang terjadi.

Penelitian yang mendukung dalam penelitianini dilakukan oleh Wahyuni (2013) dengan judulPelaksanaan Sistem Pengendalian Intern TerhadapProsedur Penerimaan dan Pengeluaran Barang padaUD. Dwi Jaya Sentosa Surabaya. Hasil penelitianini adalah adanya adanya perangkapan fungsi yangdilakukan oleh bagian penerimaan barang denganbagian penyimpanan barang (gudang) disebabkantidak adanya pemisahan fungsi secara tegas dalambagian ini. Adanya kesalahan dalam hal permintaanpenerimaan dan pengeluaran barang disebabkankarena masih banyak permintaan atau perintah yangdilakukan secara lisan serta kurangnya formulir danpendistribusian atas formulir tersebut kepada bagian-bagian yang bersangkutan. Selain itu terdapat suatukesulitan dalam melakukan pengendalian ataspersediaan yang ada di dalam perusahaan.

Penelitian lain yang mendukung dalampenelitian ini dilakukan oleh Mardania (2013) denganjudul Tinjauan atas Sistem Pengendalian InternPersediaan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero)Kantor Pusat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

Hal - 155 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

bahwa didalam sistem pengendalian intern persediaansudah cukup baik namun masih ada kendala dalampelaksanaannya seperti kurangnya sumber dayamanusia dan kegunaan dari program aplikasi yangada.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelititertarik melakukan penelitian berjudul EvaluasiSistem Pengendalian Persediaan Material pada PTBuluh Cawang Plantations Suka Mulya.

1.2 Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telahdiuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskanmasalah yaitu apakah sistem pengendalianpersediaan material yang diterapkan pada PTBuluh Cawang Plantations Suka Mulya sudahefisien dan efektif ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui apakah sistem pengendalianpersediaan material yang diterapkan pada PTBuluh Cawang Plantations Suka Mulya sudahefisien dan efektif.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan daripenelitian ini adalah dapat mengetahui sistempengendalian persediaan material yang diterapkanpada PT Buluh Cawang Plantations Suka Mulyasudah efisien dan efektif, supaya manajemenperusahaan dapat memperbaiki sistem menjadilebih baik lagi.

1.5 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:1. Data Primer

Menurut Sunyoto (2013), data primer adalah

data asli yang dikumpulkan sendiri olehpeneliti untuk menjawab masalah penelitiannyasecara khusus. Data primer dalam penelitianini adalah data SOP material gudang serta datayang diperoleh melalui wawancara dengankepala gudang dan data pengamatan secaralangsung proses pengendalian persediaanmaterial pada PT Buluh Cawang PlantationsSuka Mulya.

2. Data SekunderMenurut Sunyoto (2013), data sekunder adalahdata yang bersumber dari catatan yang ada padaperusahaan dan dari sumber lainnya yaitu denganmengadakan studi kepustakaan denganmempelajari buku-buku yang ada hubungannnyadengan obyek penelitian. Adapun data yangpeneliti dapatkan dari PT Buluh CawangPlantations Suka Mulya, yaitu berupa kartu stok(kartu persediaan), kartu bin, bukti barang masukdan keluar, sejarah singkat, visi dan misi, strukturorganisasi serta pembagian tugas, tanggung jawabdan peraturan PT Buluh Cawang PlantationsSuka Mulya.

1.6 Definisi Operasional Variabel

1.6.1Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mulyadi (2008), sistem informasiakuntansi merupakan suatu bentuk sistem informasiyang memiliki tujuan untuk menyediakan informasibagi pengelola kegiatan usaha, memperbaikiinformasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah adasebelumnya, memperbaiki pengendalian akuntansidan juga pengecekan internal, serta membantumemperbaiki biaya klerikal dalam pemeliharaancatatan akuntansi.

Menurut Krismiaji (2015), sistem informasiakuntansi adalah sebuah sistem yang memproses datadari transaksi guna menghasilkan informasi yangbermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan danmengoperasikan bisnis. Menurut Azhar Susanto(2008), Sistem informasi akuntansi dapatdidefinisikan sebagai kumpulan dari sub sistem/komponen baik fisik maupun non fisik yang salingberhubungan dan bekerjasama satu sama lain secara

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 156

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

harmonis untuk mengolah data transaksi yangberkaitan dengan masalah keuangan menjadiinformasi keuangan.

1.6.2Sistem Pengendalian Internal

Menurut Anggreini (2012), Pengendalianinternal merupakan metode yang berguna bagimanajemen untuk menjaga kekayaan organisasi,meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja.Menurut Chung (2015), Pada umumnya perusahaanmenggunakan sistem pengendalian internal untukmencegah terjadinya penyalahgunaan sistem danmembantu operasional perusahaan agar dapat terarahdengan baik.

Sedangkan Menurut Mulyadi (2014), sistempengendalian internal meliputi struktur organisasi,metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikanuntuk menjaga kekayaan organisasi, mengecekketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorongefisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakanmanajemen. Definisi sistem pengendalian internaltersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai, danbukan pada unsur-unsur yang membentuk sistemtersebut. Dengan demikian, pengertian pengendalianinternal tersebut diatas berlaku baik dalamperusahaan yang mengolah informasinya secaramanual, dengan mesin pembukuan, maupun dengankomputer.

1.6.3Unsur Sistem Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2016), unsur pokokpengendalian internal dalam perusahaan adalah:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas

Struktur organisasi merupakan kerangkapembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakankegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagiantanggung jawab fungsional dalam organisasi inididasarkan fungsi operasi yang memilih wewenanguntuk melaksanakan suatu kegiatan harus terpisahdari fungsi akuntansi yang memiliki wewenang untukmencatat peristiwa keuangan perusahaan.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yangmemberikan perlindungan yang cukup terhadapkekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

Dalam organisasi, setiap transaksi hanyaterjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memilikiwewenang untuk menyetujui terjadinya sistem yangmengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atasterlaksananya setiap transaksi.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas danfungsi setiap unit organisasi

Adapun cara-cara yang umumnya ditempuholeh perusahaan dalam menciptakan praktik yangsehat adalah:a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang

pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan olehyang berwenang.

b. Pemeriksaan mendadak (suprised audit). Hal iniakan mendorong karyawan melaksanakantugasnya sesuai dengan aturan yang telahditetapkan.

c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dariawal sampai akhir oleh satu orang atau satu unitorganisasi, tanpa ada campur tangan dari orangatau satu organisasi lain.

d. Perputaran jabatan (job rotation). Perputaranjabatan yang diadakan secara rutin akan dapatmenjaga independensi pejabat dalammelaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolandiantara mereka dapat dihindari.

e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yangberhak. Selama cuti, jabatan karyawan yangbersangkutan digantikan untuk sementara olehpejabat ini, sehingga seandainya terjadikecurangan dalam departemen yang bersangkutan,diharapkan dapat diungkapkan oleh pejabat yangmenggantikan untuk sementara tersebut.

f. Secara periodik diadakan pencocokan fisikkekayaan dengan catatannya. Untuk menjagakekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dankeandalan catatan akuntansinya, secara periodikharus diadakan pencocokan atau rekonsiliasi

Hal - 157 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

antara kekayaan secara fisik dengan catatanakuntansi yang bersangkutan dengan kekayaantersebut.

g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untukmengecek efektivitas unsur-unsur sistempengendalian internal yang lain. Unit organisasiini disebut satuan pengawas intern atau stafpemeriksaan intern. Adanya satuan pengawasintern dalam perusahaan akan menjamin efektifitasunsur-unsur sistem pengendalian intern, sehinggakekayaan perusahaan akan terjamin keamanannyadan data akuntansi akan terjamin ketelitian dankeandalannya.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya. Bagaimanapun baiknya strukturorganisasi, sistem otorisasi dan prosedurpencatatan, serta berbagai cara yang diciptakanuntuk mendorong praktik yang sehat, semunyatergantung kepada manusia yangmelaksanakannya.

1.6.4Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2016), tujuan dari sistempengendalian internal ialah sebagai berikut:1. Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi

Manajemen memerlukan informasi yang telitidapat dipercaya dan tepat pada waktunya untukmengolah kegiatan-kegiatan perusahaan.

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansiPengawasan yang memadai diperlukan untukmelindungi barang-barang atau harta milikperusahaan yang mungkin hilang karena dicuri,disalahgunakan, rusak karena kecelakaan ataumusibah dan sebab-sebab lain yang dapatmerugikan perusahaan.

3. Mendorong efisiensi kerja atau operasionalperusahaan.Mekanisme pengawasan atau pengendalian internyang diasosiasikan dengan para personil dankegiatannya, dimaksudkan untuk mencegah ataumenghindari terjadinya berbagai peristiwa dankeadaan yang berakibat timbulnya

ketidakefisiensian dari operasi manajemenperusahaan.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.Kebijaksanaan peraturan dan prosedur-prosedurpelaksanaan itu ditetapkan oleh manajemensebagai alat untuk mencapai tujuan yang telahdirancang. Sistem pengendalian intern besertamekanismenya diciptakan untuk manajemenbahwa semua kebijakan, peraturan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan itu selalu dipatuhi olehperusahaan.

1.6.5 Pengertian dan Jenis Persediaan

Menurut Mulyadi (2014), yang dimaksuddengan persediaan adalah barang-barang yang dibeliperusahaan dengan maksud untuk dijual lagi (barangdagangan), atau masih dalam proses produksi yangakan diolah lebih lanjut menjadi barang jadi kemudiandijual (barang dalam proses) atau akan dipergunakandalam proses produksi barang jadi yang kemudiandijual (bahan baku/ pembantu).

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2011),persediaaan adalah aset:a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasab. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut;

atauc. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk

digunakan dalam proses produksi atau pemberianjasa.

Menurut La Midjan dan Susanto (2011),didalam perusahaan dagang, perusahaan industri danperusahaan jasa persediaan dapat dibedakan menjadibeberapa jenis, yaitu:1. Persediaan bahan baku atau persediaan material

merupakan bahan baku atau bahan tambahan yangdimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalamaktivitas proses produksi persediaan materialmenjadi komponen utama dari suatu produk.

2. Persediaan barang dalam proses adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapipada tanggal neraca barang-barang tersebut belumselesai dikerjakan untuk dapat dijual masihdiperlukan pengerjaan lebih lanjut.

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 158

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

3. Persediaan hasil jadi yaitu barang-barang yangtelah selesai diproses atau diolah dalam pabrikdan siap untuk dijual kepada pelanggan atauperusahaan lain.

4. Persediaan suku cadang merupakan persediaanbarang yang akan digunakan untuk memperbaikiatau mengganti bagian yang rusak dari peralatanmaupun mesin.

5. Persediaan bahan bakar merupakan persediaanyang harus ada dalam perusahaan terutama bagiperusahaan industri yang menggunakan mesindisel sebagi pembangkit listrik.

6. Persediaan barang cetakan dan alat tulismerupakan persediaan untuk kebutuhan kantoruntuk memperlancar kegiatan tata usaha.

7. Persediaan barang dagangan merupakanpersediaan yang dipergunakan oleh suatuperusahaan dagang.

1.6.6Sistem Pengendalian Persediaan

Pengertian pengendalian persediaan materialadalah langkah-langkah kebijaksanaan yangdilakukan dalam mengatur suatu persediaan materialtanpa mengurangi kelancaran tugas-tugasoperasional, sehingga persediaan material itu dalambatas-batas yang normal dan wajar sesuai kebutuhan,jadi tidak kelebihan atau kekurangan. Sasaran utamapengendalian persediaan material adalah:a. Selalu tersedia material yang jenis jumlahnya

melebihi kebutuhan.b. Menghindari adanya jenis barang yang jumlahnya

kurang dari kebutuhan.c. Menghilangkan kemungkinan timbulnya kerugian

karena material hilang atau rusak.

Untuk menyimpan persediaan materialdiperlukan biaya-biaya yang terdiri dari unsur-unsurseperti modal, bunga modal, sewa tempat, biayapemeliharaan, resiko hilang dn resiko rusak. Karenaitu wajar bila persediaan material diusahakanserendah mungkin tanpa mengganggu kelancaranoperasi perusahaan.

1.6.7Tujuan Sistem Pengendalian Persediaan

Menurut Assauri (2014), tujuan pengendalian

secara terinci dapat dinyatakan sebagai berikut:1. Menjaga jangan sampai perusaaan kehabisan

persediaan sehingga mengakibatkan terhentinyakegiatan produksi.

2. Memberikan informasi mengenai persediaan mulaidari pengakuan sampai proses penerimaannyadengan prosedur yang baku.

3. Menjaga agar pembentukan persediaan olehperusahaan tidak terlalu besar atau berlebihan,sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaantidak terlalu besar.

4. Pengendalian terhadap persediaan agar dapatdiperhitungkan secara ekonomis keberadaannya.

5. Menjaga agar pembelian kecil-kecilan dapatdihindari karena ini akan memperbesar biayapemesanan.

6. Memberikan informasi mengenai alur persediaanyang ada sehingga perusahaan dapatmemperhitungkan tingkat pengendalian yangdiperlukan.

1.6.8Fungsi yang Terkait Dalam Permintaan danPengeluaran Barang Gudang

Menurut Mulyadi (2014), fungsi yang terkaitpada elemen pengendalian internal dalam prosedurpermintaan dan pengeluaran barang gudang yaitu:

a. Fungsi ProduksiFungsi ini bertanggung jawab atas pembuatanperintah produksi bagi fungsi-fungsi yang adadibawahnya yang terkait dalam pelaksanaanproses produksi guna memenuhi permintaanproduksi.

b. Fungsi GudangFungsi gudang bertanggung jawab atas pelayananpermintaan bahan baku, bahan penolong danbarang yang lain yang digudangkan.

c. Fungsi Kartu PersediaanFungsi ini bertanggungjawab mencatatpengeluaran bahan baku dalam kartu persediaan.

d. Fungsi Kartu BiayaFungsi ini bertanggungjawab mencatat hargapokok produk pada kartu harga pokok produk.

e. Fungsi JurnalFungsi ini bertanggungjawab membuat jurnalpenyesuaian.

Hal - 159 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

1.7 Dokumen yang Terkait DalamPermintaan dan Pengeluaran BarangGudang

Menurut Mulyadi (2014), dokumen yangterkait pada elemen pengendalian internal dalamprosedur permintaan dan pengeluaran barang gudangialah dokumen yang digunakan dalam sistempermintaan dan pengeluaran barang gudang yaitubukti pengeluaran barang gudang.

1.8 Catatan Akuntansi yang Terkait DalamPermintaan dan Pengeluaran BarangGudang

Menurut Mulyadi (2014), catatan yang terkaitpada elemen pengendalian internal dalam prosedurpermintaan dan pengeluaran barang gudang yaitu:a. Kartu Gudang

Catatan ini digunakan untuk mencatatadjustment terhadap data persediaan(kuantitas) yang tercantum dalam kartugudang yang diselenggarakan oleh bagiangudang.

b. Kartu PersediaanDigunakan untuk mencatat berkurangnyaharga pokok persediaan karena barangdigunakan untuk proses produksi.

c. Kartu Harga Pokok ProdukUntuk mengetahui harga pokok produk persatuan.

d. Jurnal Pemakaian Bahan BakuJurnal ini merupakan jurnal khusus yangdigunakan untuk mencatat harga pokok bahanbaku yang digunakan dalam produksi.

1.9 Gambaran Umum PerusahaanSejarah Perusahaan

Wilmar Internasional didirikan pada tahun1991 sebagai perkebunan kelapa sawit di sumateradan merupakan salah satu perusahaan agribisnisterbesar di Asia. Selain itu, Wilmar Internasional jugamengolah minyak sawit dan biodesel berbasis kelapasawit terbesar didunia. Wilmar juga memiliki lahantebu yang luas dan fasilitas pemrosesan minyak nabatidi seluruh dunia. Wilmar juga memiliki banyak anak

perusahaan yang tersebar di kota-kota besar diIndonesia, salah satunya Sumatera Selatan. PT BuluhCawang Plantations Suka Mulya merupakan salahsatu anak perusahaan dari PT Wilmar yang berlokasidi Jl. Lintas Timur KM 170 Kecamatan LempuingKabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), KotaPalembang, Sumatera Selatan, Indonesia.

PT Buluh Cawang Plantation didirikan padatahun 1988, perusahaan yang bergerak di bidangperkebunan kelapa sawit ini terbagi menjadi 3 kebunyaitu, Bumi Arjo, Suka Mulya, dan Dabuk Rejo.Masing-masing perusahaan memiliki peranan, adayang sebagai tempat buah, tempat pembibitan buah,dan juga pabrik. PT Buluh Cawang Plantations SukaMulya merupakan perusahaan yang hanya mengeloladari tahap penanaman sampai pemanenan, kemudiandari hasil panen tersebut di berikan kepada PKS untukdi produksi lebih lanjut. Hasil panen 4 tahunbelakangan ini tidak sebanyak tahun-tahun kemarindikarenakan sudah banyak pohon yang tidakproduktif lagi karena sudah tua, maka dari ituperusahaan menebang sebagian pohon yang tidakproduktif untuk penanaman kembali, dengan bibit-bibit unggulan dengan waktu tumbuh dan produksihanya jangka waktu 5 tahun saja. Dan maka dari itu,perusahaan menambah sumber daya manusia untukbagian perawatan sawit, dan pertumbuhan sawit.

2. METODE PENELITIAN

Adapun metode yang peneliti gunakan dalammengumpulkan data adalah sebagai berikut:

1. Metode ObservasiMenurut Sunyoto (2013), metode observasi

(pengamatan) adalah suatu metode yang digunakanoleh peneliti dengan cara pengamatan langsungterhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan.Metode ini dipilih karena bisa mengumpulkaninformasi secara akurat.

Observasi (pengamatan) yang dilakukanyaitu pada Bagian Gudang PT Buluh CawangPlantations Suka Mulya, untuk mengetahuibagaimana sistem pengendalian persediaan material.

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 160

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

2. Metode WawancaraMenurut Sugiyono (2011), metode

wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulandata apabila peneliti ingin melakukan studipendahuluan untuk menemukan permasalahan yangharus diteliti, dan juga apabila peneliti inginmengetahui hal-hal dari responden yang lebihmendalam dan jumlah respondennya sedikit. Teknikpengumpulan data dengan melakukan wawancaradapat dilakukan secara terstruktur maupun tidakterstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap mukamaupun menggunakan telepon.

Peneliti melakukan wawancara secaralangsung dengan bapak Khoirul Anwar, selakuKepala Gudang, mengenai bagaimana alurpengendalian persediaan material pada PT BuluhCawang Plantations Suka Mulya.

3. Metode DokumentasiMenurut Arriesanti, Yusuf dan Marcelina

(2014), dokumentasi adalah pemberian ataupengumpulan bukti-bukti dan keterangan (sepertikutipan-kutipan dari surat kabar dan gambar-gambar).

Dokumentasi yang diperoleh untuk laporanini diantaranya adalah SOP material gudang, kartupersediaan, bukti masuk dan keluarnya materialgudang, struktur organisasi, visi dan misi, dan profilPT Buluh Cawang Plantations Suka Mulya.

3. HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Adapun data penelitian yang diperolehberupa dokumen yang berkaitan dengan sistempengendalian persediaan material pada PT BuluhCawang Plantations Suka Mulya. Data penelitianadalah berupa data primer, diantaranya data SOPgudang, struktur organisasi, prosedur pengendalianpersediaan material serta data yang diperoleh melaluiwawancara dengan kepala gudang.a. Mendengarkan pengarahan dari Bapak Ronald H.

Tambunan. SP selaku Sr. AM (AssistantManager) di PT Buluh Cawang Plantations SukaMulya mengenai gambaran umum perusahaandan prosedur pengendalian persediaan material.

b. Peneliti melakukan wawancara dengan bapakKhoirul Anwar, selaku Kepala Gudang, mengenaibagaimana alur pengendalian persediaan materialpada PT Buluh Cawang Plantations Suka Mulya.

c. Mengambil data dari pihak perusahaan mengenaipengendalian persediaan material pada PT BuluhCawang Plantations Suka Mulya.

3.1 Fungsi yang Terkait Dalam SistemPengendalian Atas Permintaan danPengeluaran Material pada PT BuluhCawang Plantations Suka Mulya

Fungsi terkait dalam sistem pengendalianatas permintaan dan pengeluaran material yangberjalan pada PT Buluh Cawang Plantations SukaMulya adalah:a. Fungsi Kerani Gudang

Fungsi kerani gudang bertanggung jawab untukmenerima permintaan dan pengeluaran material,memeriksa kelengkapan dari Bukti PengeluaranBarang Gudang, memeriksa persediaan materialpada kartu stok, membuat permintaan pembelianmaterial, menginstruksikan untuk mengeluarkanmaterial dan mencatat pengeluaran material.

b. Fungsi Kerani ProduksiFungsi Kerani Produksi bertanggung jawab untukmembuat Purchase Request (PR) pada programSystem Application and Product in dataProcessing (SAP).

c. Fungsi Accounting OfficerFungsi Accounting Officer bertanggung jawabuntuk melakukan proses pembelian, pembuatanSurat Pengantar Barang (SPB) serta mengirimkanmaterial yang diminta.

3.2 Dokumen yang Digunakan Dalam SistemPengendalian Atas Permintaan danPengeluaran Material pada PT BuluhCawang Plantations Suka Mulya

Beberapa dokumen yang digunakan dalamsistem pengendalian atas permintaan dan pengeluaranmaterial pada PT Buluh Cawang Plantations Suka

Hal - 161 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Mulya adalah:a. Bukti Pengeluaran Barang Gudang (BPBG)

Dokumen Bukti Pengeluaran Barang Gudang(BPBG) ini merupakan bukti yang digunakan olehkaryawan di PT Buluh Cawang Plantations SukaMulya untuk meminta persediaan material yangdibutuhkan.

b. Surat Pengantar Barang (SPB)Dokumen ini berfungsi sebagai tanda terimapenyerahan barang kepada pihak yang memintapersediaan material.

c. Purchase Request (PR)Purchase Request (PR) digunakan untuk mencatatpermintaan pembelian persediaan material darikerani gudang.

3.3 Catatan Akuntansi yang Digunakan DalamSistem Pengendalian Atas Permintaan danPengeluaran Material pada PT BuluhCawang Plantations Suka Mulya

Catatan akuntansi yang digunakan dalamsistem pengendalian atas permintaan dan pengeluaranmaterial pada PT Buluh Cawang Plantations SukaMulya adalah Kartu persediaan (Stock Card). Kartupersediaan (Stock Card) digunakan untuk mencatatpersediaan material.

Pencatatan persediaan material pada PTBuluh Cawang Plantations Suka Mulya masihdilakukan secara manual, sehingga untuk mengecekdata persediaannya dapat dilihat melalui kertaspersediaan, hal ini akan menyebabkan aktivitasterhambat karena harus mengecek terlebih dahulupersediaan yang ada di kartu persediaan, selain ituhal ini juga bisa mengakibatkan semakin besarnyapeluang human error.

3.4 Prosedur Sistem Pengendalian AtasPermintaan dan Pengeluaran Material padaPT Buluh Cawang Plantations Suka Mulya

Berdasarkan hasil wawancara dengan KepalaGudang, pelaksanaan sistem dan prosedurpengendalian persediaan atas permintaan dan

pengeluaran material pada PT Buluh CawangPlantations Suka Mulya adalah sebagi berikut:

a. Prosedur Permintaan Barang1. Kerani gudang mengisi buku data permintaan pada

program System Application and Product in dataProcessing SAP. Kemudian buku data permintaandiserahkan ke bagian kerani produksi.

2. Kerani produksi membuat Purchase Request (PR)dari buku data permintaan kemudia disimpandalam database.

3. Kerani produksi memeriksa Purchase Request(PR) jika ya, kerani produksi akan mencetakPurchase Request (PR) dan jika tidak, makakerani produksi akan mengembalikannya kebagian kerani gudang.

4. Selanjutnya kerani produksi akan menyerahkanPurchase Request (PR) ke bagian AccountingOfficer.

5. Accounting Officer akan melakukan pembeliandan membuat Surat Pengantar Barang (SPB).

6. Accounting Officer mnegirimkan barang danSurat Pengantar Barang (SPB) ke bagian keranigudang.

7. Kerani gudang akan memeriksa barang yang telahdikirm dari Accounting Officer jika telah sesuai,kerani gudang akan membuat laporan penerimaanbarang dan jika tidak, maka kerani gudang akanmengembalikannya ke bagian Accounting Officer.

b.Prosedur Pengeluaran Barang1. User membuat permintaan pengeluaran material

berupa Bon Pengeluaran Barang Gudang (BPBG).Kemudian Bon Pengeluaran Barang Gudang(BPBG) tersebut diserahkan ke bagian keranigudang.

2. Kerani gudang memeriksa persediaan material dariBon Pengeluaran Barang Gudang (BPBG) apabilamaterial tersedia, kerani gudang akanmengeluarkan material dan jika tidak, maka keranigudang akan membuat Purchase Request (PR)yang kemudian diserahkan ke bagian keraniproduksi.

3. Kemudian kerani produksi akan melakukanpembelian dari Purchase Request (PR).

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 162

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

4. Kerani produksi mengirimkan barang besertaSurat Pengantar Barang (SPB) ke bagian keranigudang.

Gambar 1. Flowchart Sistem Pengendalian Pengeluaran Material yang Sedang Berjalan pada PTBuluh Cawang Plantations Suka Mulya

Hal - 163 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

3.5 Flowchart Sistem Pengendalian AtasPermintaan dan Pengeluaran PersediaanMaterial yang Berjalan

Berdasarkan hasil pengamatan dari prosedursistem pengendalian atas permintaan dan pengeluaranpersediaan material pada PT Buluh CawangPlantations Suka Mulya, bahwa ditemukan adanyakesalahan prosedur seperti kurangnya otorisasi daripihak yang berwenang dan mengakibatkan adanyaperangkapan tugas yang mengakibatkan sistempengendalian persediaan pada PT Buluh CawangPlantations Suka Mulya masih kurang efektif danefisien.

Berdasarkan kesalahan yang terjadi padasistem pengendalian atas permintaan dan pengeluaranpersediaan material pada PT Buluh CawangPlantations Suka Mulya, terdapat dibawah ini caramenanggulanginya:

1. Tugas dan wewenang harus sesuai dengan fungsitanggung jawab masing-masing.

2. Pimpinan harus mengecek setiap proses laporanyang dikeluarkan oleh divisi yang bersangkutandalam bentuk penandatanganan laporan PurchaseRequest dan Surat Pengantar Barang.

3.6 Rekomendasi Flowchart Sistem PengendalianAtas Permintaan dan Pengeluaran Materialpada PT Buluh Cawang Plantations SukaMulya

Berdasarkan hasil pengamatan dari prosedursistem pengendalian atas permintaan dan pengeluaranpersediaan material pada PT Buluh CawangPlantations Suka Mulya sudah cukup baik karenasudah memiliki dokumen Bon Pengeluaran BarangGudang, Purchase Request dan Surat PengantarBarang yang masing-masing rangkap 2 dan telahbernomor urut cetak serta proses pencatatannya punsesuai dengan nomor urut cetak.

Akan tetapi hal tersebut tidak digambarkandidalam flowchart dan kurangnya otorisas dari pihakyang berwenang atas laporan Purchase Request danSurat Pengantar Barang menjadi acuan peneliti untukmemberikan rekomendasi prosedur flowchart agarsistem pengendalian atas permintaan dan pengeluaranpersediaan pada PT Buluh Cawang Plantations Suka

Mulya dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Berikut ini rekomendasi prosedur sistempengendalian atas permintaan dan pengeluaranmaterial yang diusulkan pada PT Buluh CawangPlantations Suka Mulya:

a. Prosedur Permintaan Barang

1. Kerani gudang mengisi buku data permintaan padaprogram System Application and Product in dataProcessing SAP. Kemudian buku data permintaandiserahkan ke bagian kerani produksi.

2. Kerani produksi membuat Purchase Request (PR)dari buku data permintaan kemudia disimpandalam database.

3. Kerani produksi memeriksa Purchase Request(PR) jika ya, kerani produksi akan mencetakPurchase Request (PR) 2 rangkap dan jika tidak,maka kerani produksi akan mengembalikannya kebagian kerani gudang.

4. Selanjutnya kerani produksi akan menyerahkanPurchase Request (PR) ke bagian AccountingOfficer.

5. Accounting Officer akan menandatanganiPurchase Request (PR) sebanyak 2 rangkap danmemberikannya ke bagian Sr. AM (AssistantManager) untuk ditanda tangani. SetelahPurchase Request (PR) sudah ditanda tanganimakan diserahkan kembali ke bagian AccountingOfficer.

6. Selanjutnya Accounting Officer melakukanpembelian dan membuat Surat Pengantar Barang(SPB) 2 rangkap yang telah ditanda tangani olehbagian Accounting Officer dan Sr. AM (AssistantManager).

7. Accounting Officer mengirimkan barang danSurat Pengantar Barang (SPB) kepada keranigudang.

8. Kerani gudang akan memeriksa barang yang telah

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 164

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

dikirm dari Accounting Officer jika telah sesuai,kerani gudang akan membuat laporan penerimaanbarang dan jika tidak, makan kerani gudang akanmengembalikannya ke bagian Accounting Officer.

9. Selanjutnya jika material yang dikirim dari bagianAccounting Officer telah sesuai maka keranigudang akan membuat laporan penerimaanbarang.

b. Prosedur Pengeluaran Barang

1. User membuat permintaan pengeluaran materialberupa Bon Pengeluaran Barang Gudang (BPBG)2 rangkap. Kemudian Bon Pengeluaran BarangGudang (BPBG) tersebut diserahkan kepadakerani gudang.

2. Kerani gudang menerima Bon PengeluaranBarang Gudang (BPBG) 2 rangkap kemudianakan diberikan kepada Accounting Officer dan Sr.AM (Assistant Manager) untuk ditanda tangani.

3. Bon Pengeluaran Barang Gudang (BPBG) yangsudah ditanda tangani kemudian dikembalikan lagike bagian kerani gudang. selanjutnya keranigudang memeriksa persediaan material dari BonPengeluaran Barang Gudang (BPBG) apabilamaterial tersedia, kerani gudang akan megeluarkanmaterial dan jika tidak, maka kerani gudang akanmembuat Purchase Request (PR) 2 rangkap yangakan diberikan ke bagian kerani produksi.

4. Kerani produksi memberikan Purchase Request(PR) kepada Accounting Officer dan Sr. AM(Assistant Manager) untuk ditanda tangani.Purchase Request (PR) yang sudah ditandatangani kemudian dikembalikan ke bagian keraniproduksi untuk melakukan pembelian.

5. Selanjunya kerani produksi akan melakukanpembelian dari Purchase Request (PR).

6. Setelah kerani produksi melakukan pembelianmaka akan keluar Surat Pengantar Barang. SuratPengantar Barang diberikan kepada AccountingOfficer dan Sr. AM (Assistant Manager) untuk

ditanda tangani. Surat Pengantar Barang yangsudah di tanda tangani dikembalikan ke bagiankerani poduksi.

7. Kerani produksi mengirimkan barang besertaSurat Pengantar Barang (SPB) ke bagian keranigudang.

8. Surat pengantar Barang dan material telah sampaidi bagian kerani gudang maka kerani gudang akanmengeluarkan material kemudian akanmencatatnya pada kartu persediaan sesuai dengannomor urut yang tercetak.

Berdasarkan evaluasi sistem pengendalianatas permintaan dan pengeluaran persedian materialpada PT Buluh Cawang Plantations Suka Mulyadapat ditemukan beberapa kelebihan dan kelemahanyaitu sebagai berikut:

Kelebihan:1. Dokumen Bukti pengeluaran barang gudang telah

bernomor urut cetak dan pemakaiannya dapatdipertanggungjawabkan.

2. Pencatatan pengeluaran persediaan material sudahberdasarkan nomor urut yang telah tercetak olehpihak gudang.

Kelemahan:1. Pencatatan kartu persediaan masih menggunakan

sistem manual sehingga hal ini dapat memicuterjadinya human error dan adanya kecurangandari pihak gudang.

2. Prosedur sistem pengendalian atas permintaan danpengeluaran persediaan material pada PT BuluhCawang Plantations Suka Mulya masih belumefektif dan efisien karena adanya perangkapanfungsi tugas dan kurangnya otorisasi dari pihakyang berwenang.

Akan lebih baik jika prosedur sistempengendalian atas permintaan dan pengeluaranpersediaan material pada PT Buluh CawangPlantations Suka Mulya dapat mengikutsertakanfungsi-fungsi yang berkaitan.

Hal - 165 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Gambar 2. Rekomendasi Flowchart Sistem Pengendalian Atas Permintaan Persediaan Material padaPT Buluh Cawang Plantations Suka Mulya

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 166

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Gambar 3. Rekomendasi Flowchart Sistem Pengendalian Atas Pengeluaran Persediaan Materialpada PT Buluh Cawang Plantations Suka Mulya

Hal - 167 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

5. Simpulan dan Saran

5.1. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh darilapangan dan hasil pembahasan mengenai evaluasisistem pengendalian persediaan material pada PTBuluh Cawang Plantations Suka Mulya mengenaiprosedur permintaan dan pengeluaran persediaanmaterial di gudang masih belum efektif dan efisienkarena adanya perangkapan fungsi tugas dankurangnya otorisasi dari pihak yang berwenang.

Untuk menghasilkan sistem pengendalianyang baik maka perlu dibuat suatu struktur organisasiyang didalamnya bukan hanya terdapat wewenangdan tanggung jawab yang jelas tetapi juga harusterdapat pemisahan fungsi kerja yang sesuai denganprinsip-prinsip sistem pengendalian internal.Dokumen-dokumen yang digunakan untuk transaksitelah bernomor urut cetak sehingga memudahkanpengendalian terhadap persediaan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, makapeneliti dapat memberikan saran kepada PT BuluhCawang Plantations Suka Mulya yaitu denganmerancang atau membuat suatu sistem pengendalianinternal atas persediaan material yang mengaturpembagian tugas dan wewenang untuk setiappengeluaran persediaan material guna meminimalisiradanya kesalahan dan kecurangan. Untuk membuatsuatu sistem pengendalian persediaan material yangbaik bisa dengan melakukan penambahan SumberDaya Manusia (SDM) dan melihat latarbelakangpendidikan karyawan yang sesuai agar bisamendorong praktik yang sehat pada prosespengendalian persediaan material pada PT BuluhCawang Plantations Suka Mulya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Arriesanti Dewi Hani, Yusup Muhammad,Marcelina Ceria. 2014, Penerapan MultimediaAudio Galery Ilearning Community And

Services (Magics) Sebagai Media Penyimpanan,Journal CCIT Vol.7 No.2 – Januari 2014.Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang.

[2] Assauri, S. 2014, Manajemen Pemasaran,Rajawali Pers, Jakarta.

[3] Chung, Sunghun, Kyung Young lee, dan JinhoChoi. 2015, Exploring Digital Creativity in TheWorkspace: The Role of EnterprisemobileApplications on Perceived Job Performance andCreativity, Computers in Human Behavior 42(2015) 93–109, ELSEVIER.

[4] Danang, Sunyoto. 2011, Metodologi PenelitianEkonomi, Cetakan Pertama, CAPS, Yogyakarta.

[5] Danang, Sunyoto. 2013, Metodologi PenelitianAkuntansi, PT. Refika, Bandung.

[6] IAI. 2011, Standar Profesional AkuntansiPublik, Salemba Empat, Jakarta

[7] Krismiaji. 2015, Sistem Informasi Akuntansi,Edisi 4, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

[8] Luayyi, S. 2013, Evaluasi Sistem PengendalianIntern Persediaan Bahan Baku untukMemperlancar Proses Produksi ( Studi Kasuspada Pr. Kn Jaya Sentosa Kediri). DosenJurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKAKediri (Vol. 1 No. 1 – Januari 2013)

[9] Mulyadi. 2008, Sistem Akuntansi, SalembaEmpat, Jakarta.

[10] Midjan La dan Susanto. 2011, Sistem InformasiAkuntansi, Edisi Kedelapan, Linggajaya,Bandung

[11] Mardania, Mirna. 2013, Tinjauan Atas SistemPengendalian Intern Persediaan pada PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat,Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)l,Bandung.

[12] Mulyadi. 2014, Sistem Akuntansi, Salemba

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 168

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Empat, Yogyakarta.

[13] Mulyadi. 2016, Sistem Akuntansi, SalembaEmpat, Jakarta Selatan.

[14]Susanto, Azhar. 2008, Sistem InformasiAkuntansi, Gramedia, Jakarta.

[15] Sugiyono 2011, Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),Alfabeta, Bandung

[16] Wahyuni, Sri. 2013, Pelaksanaan SistemPengendalian Intern Terhadap ProsedurPenerimaan dan Pengeluaran Barang pada UD.Dwi Jaya Sentosa Surabaya, Sekolah TinggiIlmu Ekonomi Indonesia (STIESIA), Surabaya.

Hal - 169 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 170

Pengaruh Moralitas Aparatur Pemerintah TerhadapKecenderungan Kecurangan Akuntansi Pemerintah

Muhsin

Universitas [email protected]

Abstract: This study aims to analyze and obtain empirical evidence about the morality of government apparatus togovernment accounting fraud exams. The population used is a student majoring in Accounting and Business PontianakUniversity Tanjungpura, as many as 128 questionnaires. The type of data used is primary data. Data method usedis questionnaire. Analytical tool used is WarpPLS 6.0. The results of examination of the morality of the governmentapparatus have a significant effect on the level of government accounting fraud.

Keywords: morality of government apparatus, government accounting fraud, GONE theory, and attributiontheory.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris tentang moralitas aparaturpemerintah terhadap ujian penipuan akuntansi pemerintah. Populasi yang digunakan adalah mahasiswa jurusanAkuntansi dan Bisnis Universitas Pontianak Tanjungpura, sebanyak 128 kuesioner. Jenis data yang digunakanadalah data primer. Metode data yang digunakan adalah kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah WarpPLS6.0. Hasil pemeriksaan terhadap moralitas aparat pemerintah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkatkecurangan akuntansi pemerintah.

Kata kunci: moralitas aparat pemerintah, kecurangan akuntansi pemerintah, teori GONE, dan teori atribusi.

1. PENDAHULUAN

Kasus korupsi banyak terjadi di negara yangsedang berkembang, jumlah kasus korupsi diIndonesia terus meningkat. Kasus korupsi yang telahdiputus oleh Mahkamah Agung (MA) dari 2014-2015sebanyak 803 kasus. Jumlah ini meningkat jauhdibanding tahun sebelumnya. Hasil penelitianLaboratorium Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi danBisnis, Universitas Gadjah Mada, mengungkap 803kasus menjerat 967 terdakwa korupsi. Jikadikalkulasikan sejak tahun 2001 hingga 2015, kasuskorupsi yang telah diputus MA pada tingkat kasasimaupun peninjauan kembali mencapai 2.321 kasus.Di lain pihak, jumlah koruptor yang dihukum padaperiode itu mencapai 3.109. Jumlah tersebutmeningkat drastis jika dibanding dengan data pada2001-2009. Pada saat itu, kasus korupsi yang tercatatberjumlah 549 dengan 831 terpidana. Namun,

“Update di tahun 2014 seringkali berisi peningkatanputusan-putusan untuk tahun sebelumnya (Maula,2017).

Adanya penyimpangan-penyimpangantersebut biasa disebut dengan fraud (kecurangan).Fraud merupakan penipuan yang disengaja dilakukanbaik perorangan maupun sekelompok pihak yangtidak diketahui oleh pihak yang dirugikan namunmemberikan keuntungan bagi pihak yang melakukanfraud (Bologna, 1993). Fraud dapat disebabkan olehtiga penyebab yaitu: tekanan (pressure), kesempatan(opportunity), dan rasionalisasi (rationalization).Ketiga elemen tersebut biasanya disebut sebagai fraudtriangle. Biasanya fraud akan muncul ketika ketigaelemen tersebut muncul secara bersamaan. Dalamperkembangannya Wolfe dan Hermanson (2004)menyebutkan bahwa untuk meningkatkan pencegahandan pendeteksian kecurangan selain adanya fraud

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Hal - 171 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

triangle perlu mempertimbangkan elemen keempatyaitu indivual’s capability (kemampuan individu).

Berdasarkan ikhtisar hasil pemeriksaansemester (IHPS) II tahun 2016, Badan PemeriksaKeuangan (BPK) pada pemerintah pusat, pemerintahdaerah, BUMN, dan badan lainnya, secara umumBPK mengungkapkan 5.810 temuan yang memuat7.594 permasalahan, meliputi 1.393 (18%) kelemahanSistem Pengendalian Intern (SPI) dan 6.201 (82%)permasalahan ketidak patuhan terhadap ketentuanperaturan perundang-undangan senilai Rp19,48triliun. Temua BPK tersebut jelas membuat kita harusbekerja keras bagaimana individu/aparatur dapatbekerja sesuai dengan etika moral yang tinggi.

Semakin tinggi keterlibatan individu dalamhal ini adalah manajer tingkat bawah, maka semakintinggi pula rasa tanggung jawab mereka untukmelaksanakan keputusan yang dihasilkan bersamatersebut. Namun, keterlibatan manajer tingkat bawahdalam penyusunan anggaran terkadang menimbulkanmasalah lain yaitu kecurangan akuntansi atau yanglebih dikenal dengan fraud (Aranta, (2013).

Wilopo (2006) melakukan penelitianmengenai analisis faktor-faktor yang berpengaruhterhadap kecendrungan kecurangan akuntansi padaBUMN dan perusahaan terbuka lainnya yang diukurdengan variabel bebas: sistem pengendalian intern,kesesuaian kompensasi, ketaatan akuntansi, asimetriinformasi dan moralitas manajemen terhadap perilakutidak etis dan kecendrungan kecurangan akuntansisebagai variable independen.

Menurut Wilopo, (2006), kecuranganakuntansi yang terjadi di pemerintahan menyebabkandata dan informasi laporan keuangan yang diterbitkanoleh pemerintah sangat tidak objektif dan dapatmenyesatkan pengguna laporan keuangan dalammenilai kinerja atau bahkan dalam membuatkeputusan. Hal tersebut akan menghambattercapainya tujuan dari akuntansi pemerintahan, yaitu

(a) menjaga keuangan publik dengan mencegah danmendeteksi tindakan korupsi dan tindakan untukmencari keuntungan secara tidak beretika,

(b)memfasilitasi pengelolaan keuangan pemerintahansecara sehat,

(c) membantu pemerintah dalam memberikanakuntabilitas kepada masyarakat.

Sumiati, (2010) melakukan penelitianmengenai pengaruh Pengaruh Ketaatan Akuntansi,Sistem Pengendalian Intern, Kesesuaian Kompensasidan Moralitas terhadap Kecendrungan KecuranganAkuntansi Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)di Padang, memperoleh hasil ketaatan akuntansiberpengaruh signifikan dan negatif terhadapkecendrungan kecurangan akuntansi, sistempengendalian intern berpengaruh signifikan dannegatif terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi,kesesuaian kompensasi berpengaruh signifikan dannegatif terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi,moralitas berpengaruh signifikan dan negatif terhadapkecendrungan kecurangan akuntansi pada BUMN diKota Padang.

Sebuah study CFE (certified fraud examiner)dalam Hall, 2001 seorang individu dengan tingkatintegritas tinggi dan tekanan (kebutuhan) sertakesempatan terbatas untuk melakukan fraud cendrungbersifat jujur, sebaliknya individu yang integritaspribadinya kurang, ketika ditempatkan dalam situasitekanan kebutuhan meningkat dan diberikankesempatan cendrung melakukan fraud asalkankebutuhannya terpenuhi.

Dalam Widjaja (1992) alasan yang melatarbelakangi kecurangan manajemen adalah manajertidak mengindahkan moral (unscruplulous) mungkinmembantu kepentingan yang bertentangan. Denganmengetahui sifat dan karakteristik manusia yangpaling mungkin melakukan kecurangan, pemerintahandapat mengurangi kemungkinan terjadinyakecurangan akuntansi.

Hasil penelitian Aranta, (2013) menunjukkanhubungan negatif moralitas aparat terhadapkecenderungan kecurangan akuntansi, yang berartisemakin rendah moral aparat, maka kecenderungankecurangan akuntansi akan semakin tinggi, demikianjuga sebaliknya.

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 173

Penelitian ini merupakan replikasi daripenelitian Aranta, (2013), dengan menghilangkanvariabel asimetris informasi dengan alasan bahwasektor publik belum familiar dengan variabel asimetrisinformasi kecuali untuk sektor swasta. Perbedaanriset ini dengan riset Aranta, (2013) adalah pertamapada sampel. Sampel yang digunakan Aranta, (2013)adalah Kepala dan Staf Sub. Bagian Akuntansi/Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)Kota Sawahlunto, sedangkan penelitian inimenggunakan sampel Mahasiswa Jurusan AkuntansiFEB UNTAN.

Penulis menggunakan mahasiswa sebagaisampel berdasarkan riset Houghton dan Hronsky(1993) menyimpulkan bahwa tidak ditemukanperbedaan signifikan antara struktur faktor individualgrup mahasiswa dengan grup praktisi, kesesuaianmahasiswa sebagai surogat untuk praktisi akuntansipada tugas-tugas yang melibatkan pengukuran sebuahmakna. Mereka menyatakan bahwa mahasiswa yangtidak berpengalaman namun terdidik dan kolegapraktisi akuntansi memiliki struktur kognitif yangserupa sehubungan dengan konsep akuntansi. Keduapada alat analisis. Alat analisis riset Aranta, (2013)menggunakan software SPSS, sedangkan riset inimenggunakan WarpPLS 6.0. Ketiga teori. Aranta,(2013), menggunakan teori GONE dan teori agensi,sedangkan teori dalam riset ini adalah menggunakanteori GONE dan menambah teori baru yaitu teoriatribusi.

1.1 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang penelitian yangtelah dikemukakan diatas, penulis merumuskanmasalahsebagai berikut, Apakah ada pengaruhmoralitas aparatur pemerintah terhadapkecenderungan kecurangan akuntansi pemerintah.

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori GONE

Kecenderungan kecurangan akuntansi jugadapat dipicu dan dipengaruhi oleh faktor perusahaan

(eksternal) dan faktor dalam diri individu (internal)sebagai pelaku kecurangan itu sendiri, menurut teoriGONE dalam Simanjuntak (2008) terdapat empatfaktor seseorang untuk melakukan kecurangan yaitu:Greed (keserakahan), Opportunity (kesempatan),Need (kebutuhan) dan Exposure (pengungkapan).Opportunity dan Exposure berhubungan denganorganisasi sebagai korban perbuatan kecurangan(disebut juga faktor generik/umum).

Faktor generik berhubungan denganorganisasi yang berbuat kecurangan dapatdipengaruhi asimetri informasi. Sedangkan Greed danNeed merupakan faktor yang berhubungan denganindividu pelaku kecurangan (disebut dengan faktorindividual). Faktor individual berhubungan denganperilaku yang melekat dari individu itu sendiri, dalamkaitannya faktor individu ini berhubungan denganmoralitas untuk melakukan kecurangan.

Menurut Teori Gone, Wahyudi (2006)kecenderungan fraud juga berasal dari dalam diriindividu itu sendiri, salah satunya moralitas. MenurutBertens (1993), moralitas berasal dari kata sifat lain“moralis” mempunyai arti yang pada dasarnya samadengan dengan moral. Moralitas yaitu suatuperbuatan atau perilaku baik ataupun buruk.Berdasarkan teori Gone diatas, faktor pendorongseseorang melakukan kecurangan yang disebabkanoleh moral yaitu Greed (keserakahan). Denganadanya perilaku serakah yang secara potensial adadalam diri setiap orang, sifat pribadi yang rakus,sudah punya satu bukit, masih ingin bukit yanglainnya, ketikaharta menjadi jembatan menujukekuasaan, orang terdorong untuk melakukan apasaja untuk menggapainya, termasuk dengan caramelakukan kecurangan (fraud).

2.2 Teori Atribusi

Teori yang dikembangkan oleh Fritz Heiderini mempelajari proses bagaimana seseorangmenginterpretasikan sesuatu peristiwa, alasan, atausebab perilakunya. Perilaku seseorang oleh kombinasiantara kekuatan internal dan eksternal. Dalammembuat penilaian terhadap orang lain, persepsi akandikaitkan dengan teori atribusi. Hal yang sama

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Hal - 174 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

dikemukakan Robbins (2003) dalam Maula, (2017)bahwa teori atribusi merupakan dari penjelasan cara-cara manusia menilai orang secara berlainan,tergantung pada makna apa yang dihubungkan kesuatu perilaku tertentu. Pada dasarnya teori inimenyarankan bahwa jika seseorang mengamatiperilaku seseorang individu, orang tersebut berusahamenentukan apakah perilaku itu disebabkan olehfaktor internal atau eksternal.

Perilaku seseorang dalam organisasi sepertiperilaku pimpinan dan perilaku bawahan tidakterlepas dari tori ini. Tindakan atau keputusan yangdiambil oleh pemimpin ataupun orang yang diberikanwewenang disebabkan oleh atribut penyebab. Faktor-faktor seperti pengendalian internal dan kompensasimerupakan beberapa faktor yang menjadi penyebabterjadinya kecurangan tersebut.

3. KERANGKA PEMIKIRAN DANPENGEMBANGAN HIPOTESIS

3.1 Kecenderungan Kecurangan AkuntansiPemerintah

Singleton dan Singleton (2010)mendefinisikan kecurangan pertama sebagai suatukejahatan, dimana kecurangan merupakan istilahumum yang mencakup berbagai kelihaian manusiadimanasatu individu mengambil keuntungan dari yanglain melalui gambaran yang salah. Kemudian,kecurangan sebagai suatu kesalahan, dimanakecurangan adalah tindakan yang disengaja dalammemberikan laporan tentang fakta-fakta materialyang salah, sehingga seseorang salah dalammengambil keputusan karena menganggap fakta-faktaitu benar. Terdapat dua jenis kejahatan, yakni:

(1)Kecurangan sebagai suatu kejahatan. Kecuranganmerupakan istilah umum yang mencakup berbagaikelihaian manusia dimana satu individumengambil keuntungan dari yang lain melaluigambaran yang salah.

(2)Kecurangan sebagai suatu kesalahan.Kecuranganadalah tindakan yang disengajadalam memberikan laporan tentang fakta-fakta

material yang salah, sehingga seseorang salahdalam mengambil keputusan karena menganggapfakta-fakta itu benar.

Sawyer et al. (2006) menyebutkankecurangan adalah serangkaian tindakan-tindakantidakwajar dan ilegal yang sengaja dilakukan untukmenipu, kecurangan dilakukan oleh individuatauorganisasi untuk mendapatkan uang.Associationof Certified Fraud Examiners (ACFE)mengelompokkan kecurangan dalam tiga kelompok.

Kelompok pertama yaitu kecurangan laporankeuangan (financial statement fraud), yaitu tindakanyang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatuperusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupikondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukanrekayasa keuangan dalam penyajian laporankeuangannya untuk memperoleh keuntungan.

Kelompok kedua adalah penyalahgunaan aset(asset misappropriation), yaitu penyalahgunaan/pencurian aset atau harta perusahaan atau pihak lain.Ini merupakan bentuk kecurangan yang paling mudahdideteksi karena sifatnya yang dapat diukur/dihitung(defined value).

Sedangkan kelompok ketiga adalah korupsi,yaitu jenis kecurangan ini yang paling sulit dideteksikarena menyangkut kerja sama dengan pihak lain.Kecurangan jenis ini yang terbanyak terjadi di negara-negara berkembang yang penegakan hukumnya lemahdan masih kurang kesadaran akan tata kelola yangbaik sehingga faktor integritasnya masihdipertanyakan.

Bentuk-bentuk korupsi bisa berupapenyalahgunaanwewenang/konflik kepentingan(conflict of interest), penyuapan (bribery),penerimaan yang tidak sah/ilegal (illegal gratuities),dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion).Secara rinci, dapat dibagi menjadi;

(1)Kecurangan laporan keuangan (financialstatement fraud), yaitu tindakan yangdilakukanoleh pejabat atau eksekutif suatuperusahaan atau instansi pemerintah untuk

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 175

menutupi kondisi keuangan yang sebenarnyadengan melakukan rekayasa keuangan dalampenyajian laporan keuangannya untukmemperoleh keuntungan.

(2)Penyalahgunaan aset (asset misappropriation)yaitu penyalahgunaan/pencurian aset atau hartaperusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentukkecurangan yang paling mudah dideteksi karenasifatnya yang dapat diukur/dihitung (definedvalue).

(3)Korupsi, yaitu jenis kecurangan ini yang palingsulit dideteksi karena menyangkut kerja samadengan pihak lain. Kecurangan jenis ini yangterbanyak terjadi di negara negara berkembangyang penegakan hukumnya lemah dan masihkurang kesadaran akan tata kelola yang baiksehingga faktor integritasnya masihdipertanyakan. Bentuk bentuk korupsi bisa berupapenyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan(conflict of interest), penyuapan (bribery),penerimaan yang tidak sah/ilegal (illegalgratuities), dan pemerasan secara ekonomi(economic extortion).

3.2 Moralitas Aparatur Pemerintah

Model Kohlberg merupakan salah satu teoriperkembangan moral yang banyak digunakan dalampenelitian etika. Kohlberg (1969) menyatakan bahwaada tiga tahapan dalam perkembangan moral, yaitutahapan pra-konvensional, tahapan konvensional dantahapan pasca-konvensional.Liyanarachi (2009)memaparkan bahwa level penalaran moral individuakan mempengaruhi perilaku etis mereka.

Orang yang mempunyai level penalaranmoral yang rendah berperilaku berbeda dengan orangyang memiliki level penalaran moral yang tinggi disaat mereka menghadapi dilema etika. Semakin tinggilevel penalaran moral seseorang, maka individutersebut semakin mungkin untuk melakukan ‘hal yangbenar’. Individu akan melakukan suatu tindakankarena takut terhadap hukum/peraturan yang ada jikaberada pada tahapan yang paling rendah(prakonvensional). Selain itu individu pada level

moral ini juga akan memandang kepentinganpribadinya sebagai hal yang utama dalam melakukansuatu tindakan.

Pada tahap kedua (konvensional), individuakan mendasarkan tindakannya pada persetujuanteman-teman dan keluarganya dan juga pada norma-norma yang ada di masyarakat. Pada tahap tertinggi(pasca-konvensional), individu mendasaritindakannya dengan memperhatikan kepentinganorang lain dan berdasarkan tindakannya pada hukum-hukum universal. Menurut Rest (2000), semakintinggi level moral seseorang maka semakin besarkemungkinan mereka melakukan ‘hal yang benar’.

3.3 Kerangka Model Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas yangberkaitan dengan moralitas aparatur pemerintah dankecenderungan kecurangan akuntansipemerintah, kerangka model penelitian berikut:

Sumber: Dikembangkan untuk Penelitian ini, 2018.

Gambar 1. Model Penelitian

3.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabelmoralitas aparatur pemerintah dan kecenderungankecurangan akuntansi pemerintah.Penelitian Moroneydan McDevitt (2008) menyatakan individu denganlevel penalaran moral tinggi dalam perbuatannya akanlebih mengedepankan prinsip-prinsip moral yanguniversal. Sementara itu menurut Puspasari (2012)ada interaksi antara moralitas individu danpengendalian internal dalam mempengaruhi

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Hal - 176 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

kecenderungan akuntansi. Interaksi yang dimaksudmerupakan perubahan pada satu level faktor moralatau pada kondisi pengendalian internal akanmenyebabkan perubahan individu dalam melakukankecurangan akuntansi.

Individu dengan moralitas rendah cenderunguntuk memanfaatkan kondisi yang tidak terdapatelemen pengendalian internal dalam suatu organisasiuntuk kepentingan pribadinya (self-interest), sepertitindakan yang berhubungan dengan kecuranganakuntansi. Kondisi tersebut sesuai dengan tingkatanlevel pre-conventional Kohlberg. Individu denganmoralitas tinggi dalam kondisi tidak terdapat elemenpengendalian internal di organisasi tetap tidak akanmelakukan kecurangan akuntansi yang tidak etis danakan merugikan banyak pihak.

Pada level moral pre-conventional, Kohlbergmenyatakan bahwa individu yang hanya taat kepadaperaturan yang ada karena menghindari sanksitertentu termasuk dalam tahap yang rendah.Individudengan moralitas rendah cenderung tidakakanmelakukan kecurangan akuntansi dalam kondisiterdapat elemen pengendalian internal karena takutperbuatannya akan terdeteksi oleh pengendalianinternal organisasi karena dia takut mendapat sanksihukum. Hal ini sesuai dengan temuan dari Moroneydan McDevitt (2008) yang menemukan bahwaindividu dengan level penalaran moral rendah lebihberorientasi pada peraturan dan sanksi hukum yangmungkin didapatkan.

Penelitian Mazar et al. (2008) tentangkecurangan individu menyatakan bahwa setelahmereka melakukan beberapa percobaan, merekamenyimpulkan ketika seseorang punya kesempatanuntuk berbuat curang, mereka akan melakukannya,tetapi tingkat ketidakjujuran perorang relatif rendah.Sejalan dengan Ariely (2013) menyatakan bahwaketikapartisipan dihadapkan dengan kondisi di manabisa melakukan kecurangan, partisipanmelakukannya pada batas dimana si partisipanmerasa nyaman melakukan kecurangan.

Seseorang berani melakukan kecurangan,jika menurut rasionalisasinya tindakan curangnya

tidak akan melukai harga dirinya. Penelitian yangdilakukan oleh Ayal dan Gino (2011) dan Gino etal.(2009) menyimpulkan bahwa ketika orang memilikikesempatan untuk curang saat probabilitas untuktertangkapdan biaya reputasional bisadiminimumkan, maka sebagian besar orang akanberlaku curang. Namun, perbuatan mereka tersebuthanya sekedar untuk mendapatkan keuntunganfinansial, tidak sedemikian rupa bisa menciptakancitra negatif bagi diri mereka (Mazar dan dan Ariely,2006).

Ketika seseorang mengalami dilema etisseringkali akan muncul konflik antara apakah akanberperilaku etis sehingga tetap bisa mempertahankancitra positif diri, atau berperilaku tidak etis agar tetapbisa mendahulukan kepentingan pribadi (Gino et al.,2011). Ketika berhadapan dengan dilema etis sepertiitu, orang seringkali memecahkan konflik denganpenilaian-ulang yang kreatif (creative reassessment)dan rasionalisasi mau-menang-sendiri (self-servingrationalization) (Gino dan Ariely, 2012). Dengan caraini, orang bisa bertindak dengan tidak jujur demikeuntungan tak etis, namun masih cukup jujur untukmempertahankan konsep diri yang positif mereka(Gino et al., 2009, Mazar et al., 2008).

Riset Mazar et al. (2008) mengindikasikanbahwa jika seseorang diingatkan pada suatu nilaimoral yang seharusnya ia miliki, maka ia tidak akanmelakukan kecurangan jika kesempatan untukmelakukan kecurangan itu ada karena pada saat ituia berada pada level moral yang tinggi. Implisit didalam simpulan mereka adalah bahwa seseorang yangberada pada level moralitas yang tinggi tidak akanberlaku curang.

Menurut Magnis-Susono dalam Aranta(2013), moral selalu mengacu pada baik buruknyamanusia sebagai manusia, sehingga bidang moraladalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segikebaikannya sebagai manusia. Magnis-Suseno dalamAranta, (2013) mengatakan bahwa sikap moral yangsebenarnya disebut moralitas. Ia mengatakanmoralitas sebagai sikap hati orang yang terungkapdalam tindakan lahiriah. Jadi moralitas adalah sikapdan pebuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih.

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 177

Menurut Amin (2009), kecurangan dapatdisebabkan oleh tingkah laku rasionalisasi.Sedangkan menurut Sawyer (2006), salah satupenyebab kecurangan ialah kepribadian yangmenggerogoti integritas seseorang. Beberapa orangmemiiki kecendrungan untuk mengambil jalanyang tidak jujur. Ketika orang lain melihat tidakadanya halangan dalam jalan tersebut, maka merekaakan cendrung untuk ikut melakukan kecurangan.Moral atau tingkah laku juga akan menjadi faktorpemicu kecurangan terhadap laporankeuangan.Adanya perubahan tingkah laku atau moralbias menjadikan seseorang menyalahgunakan kas/aktiva yang ada. Penyalahgunaan ini nantinya akanberusaha ditutupi melalui manipulasi terhadaplaporan keuangan.

Menurut Bertens (1993), moralitasberasaldari kata sifat latin “moralis” mempunyai arti yangpada dasarnya sama dengan “moral”. Moralitas yaitusuatu perbuatan/prilaku baik ataupun buruk.Berdasarkan penelitian Wilopo (2006), moralitasmanajemen memberikan pengaruh yang signifikannegatif pada kecenderungan kecurangan akuntansi.Artinya semakin tinggi moralitas manajemen semakinrendah kecenderungan kecurangan akuntansi atausemakin tinggi tahapan moralitas manajemen semakinmanajemen memperhatikan kepentingan yang lebihluas dan universal dari pada kepentingan perusahaansemata, terlebih kepentingan pribadi.

Menurut Simanjuntak (2008), dalam teoriGONE, faktor pendorong seseorang melakukankecurangan yang disebabkan oleh moral yaitu greed(keserakahan). Keserakahan merupakan bentuk moralseseorang yang jelek. Semua orang berpotensi untukberperilaku serakah karena pada umumnya manusiaitu mempunyai sifat yang tidak pernah merasa puas.Jadi kecurangan muncul karena keserakahan dalamdiri seseorang. Selain itu, menurut Koletar (2003),penyalahgunaan jabatan merupakan prilaku/moralyang tidak sesuai dengan pedoman atau ketentuanyang berlaku, baik secara tertulis maupun tidaktertulis dan adanya kebiasaan berjudi merupakanfaktor yang mempengaruhi tingkat kecuranganseseorang, dimana faktor ini secara langsungberkaitan dengan moral (perbuatan).

Berdasarkan penelitian Sumiati, (2010)moralitas memberikan pengaruh signifikan negatifterhadap tingkat kecurangan dalam laporankeuangan. Apabila moral manajemen atau pegawairendah, mereka akan melakukan tindakan yangmerugikan perusahaan, dan nantinya untuk menutupihal tersebut, mereka akan melakukan tindakan sepertimemanipulasi data yang berkaitan dengan laporankeuangan.

Hasil penelitian Aranta, (2013) menunjukkanhubungan negatif moralitas aparat terhadapkecenderungan kecurangan akuntansi, yang berartisemakin rendah moral aparat, maka kecenderungankecurangan akuntansi akans emakin tinggi, demikianjuga sebaliknya. Berdasarkan kerangka modelpenelitian yang telah dikemukakan diatas dirumuskanhipotesis penelitian sebagai berikut:

Hipotesis:Moralitas Aparatur Pemerintahberpengaruh negatif terhadap KecenderunganKecurangan Akuntansi Pemerintah.

4. METODE PENELITIAN

4.1 Populasi dan Sampel

Populasi menurut Sekaran (2006) adalahmengacu pada keseluruhan kelompok orang,kejadian, atau hal minat yang ingin penelitiinvestigasi. Populasi dalam penelitian ini adalahMahasiswa Akuntansi FEB UNTAN Pontianak,Kalimantan Barat.

Sampel menurut Sekaran (2006) adalahsebagian dari populasi, sampel terdiri atas sejumlahanggota yang dipilih dari populasi, dengan kata lain,sejumlah, tapi tidak semua, elemen populasi akanmembentuk sampel. Sampel dalam penelitian iniadalah Mahasiswa Akuntansi yang sudah menempuhmata kuliah auditing FEB UNTAN Pontianak,Kalimantan Barat.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitianini adalah secara nonprobabilitas atau secara tidakacak dengan jenis (purposive sampling) yaitu

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Hal - 178 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

pemilihan sampel bertujuan atau target tertentu dalammemilih sampel tidak acak. Dimana salah satu jenisdari (purposive sampling) yaitu pemilihan sampelberdasarkan pertimbangan (judgment sampling)dengan menggunakan pertimbangan tertentu yangdisesuaikan dengan tujuan penelitian atau masalahpenelitian yang dikembangkan karena penelitimenyadari bahwa yang memiliki informasi baik danbenar mengenai kecenderungan kecurangan akuntansipemerintah.

4.2 Definisi Operasional dan PengukuranVariabel Penelitian

4.3 Kecenderungan Kecurangan AkuntansiPemerintah

Menurut Aranta (2013), kecendrungankecurangan akuntansi(fraud) adalah serangkaiantindakan-tindakan tidak wajar dan ilegal yang sengajadilakukanuntuk menipu, kecurangan dilakukanolehindividu atau organisasi untuk mendapatkanuang,kekayaan, atau jasa untuk kepentingansendiri danmerugikan pemerintah.Instrumenyang digunakanuntuk mengukur kecenderungan kecuranganakuntansi pemerintahterdiri dari 14 (empat belas) itempertanyaan yangdikembangkan oleh peneliti Aranta(2013) dengan skalaLikert 1-5.

4.4 Moralitas Aparatur Pemerintah

Menurut Aranta (2013) moralitas yangmengacu pada nilai-nilai pribadi atau budaya, kodeetik atau adat istiadat sosial yang membedakan antarabenar dan salah, sehingga moralitas pada seorangaparat sangat berperan penting sebagai pemegangkomitmen penyelenggaraan pemerintahan danpembangunan sesuai dengan konstitusi, berpihakkepada kepentingan rakyat, transparan, akuntabel dantidak korup. Instrumen yang digunakan untukmengukur moralitas aparatur pemerintah 6 (enam)item pertanyaan yang dikembangkan oleh penelitiAranta (2013) dengan skala Likert 1-5.

4.5 Teknik Analisis Data

Teknis analisis data dalam penenlitian ini

adalah model persamaan struktural denganpendekatan varians atau berbasis komponen atauyang dikenal dengan Partial Least Squares. Metodeini digunakan karena cukup kuat karena tidakdidasarkan banyak asumsi, data tidak harusberdistribusi normal, dan juga data dengan skalakategorial, ordinal, interval hingga rasio dapatdigunakan dalam model serta sampel tidak harusbesar. Adapun perangkat lunak yang digunakan untukmenganalisis data penelitian untuk menguji hipotesisyaitu WarpPLS 6.0.

4.6 Tahapan Analisis Model Penelitian

Dalam analisis statistik menggunakan SEM(Structural Equation Model), sebelum dilakukanpengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukanpengujian atas model yang diusulkan. Tahapanpersamaan struktural yang dilakukan adalah sebagaiberikut:

4.6.1Pengembangan Model Berbasis Teoritis

Pada bagian terdahulu telah didiskusikanteori yang digunakan sebagai dasar membangunmodel teoritis pengaruh moralitas aparaturpemerintah terhadap kecenderungan kecuranganakuntansi pemerintah.

Model analisis jalur semua variabel latendalam PLS terdiri dari tiga set hubungan:(1) inner model yang menspesifikasi hubungan antar

variabel laten (structural model),

(2)outer model yang menspesifikasi hubungan antaravariabel laten dengan indikator atau variabelmanifestnya (measurement model), dan

(3)weight relation dimana nilai kasus dari variabellaten dapat diestimasi.

Tanpa kehilangan generalisasi, dapatdiasumsikan bahwa variabel laten dan indikator ataumanifest variabel di skala zero means dan unitvariance (nilai standardized) sehingga parameterlokasi (parameter konstanta) dapat dihilangkan dalammodel.

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 179

4.6.2Outer Model

Outer model sering juga disebut (outerrelation atau measurement model) mendefinisikanbagaimana setiap blok indikator berhubungan denganvariabel latennya.

4.6.3Inner Model

Inner model yang kadang disebut jugadengan (inner relation, structural model, dansubstantive theory) menggambarkan hubungan antarvariabel laten berdasarkan substantive theory.

4.6.4Weight Relation

Inner atau outer model memberikanspesifikasi yang diikuti dalam estimasi algoritma PLS.kita memerlukan definisi weight relation. Nilai kasusuntuk setiap variabel laten diestimasi dalam PLS.

4.6.5Evaluasi Model

PLS tidak mengasumsikan adanya distribusitertentu untuk estimasi parameter, maka teknikparametrik untuk menguji signifikansi parameter tidakdiperlukan (Chin, 1998).

Model evaluasi PLS berdasarkan padapengukuran prediksi yang mempunyai s ifatnonparametrik. Model pengukuran atau outer modeldengan indikator refleksif dievaluasi denganconvergent dan discriminant validity dariindikatornya dan composite reliability untuk blokindikator. sedangkan outer model dengan formatifindikator dievaluasi berdasarkan pada substantivecontent-nya yaitu dengan membandingkan besarnyarelatif weight dan melihat signifikansi dari ukuranweight tersebut (Chin, 1998).

5. PEMBAHASAN

5.1 Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakanteknik analisis Structural Equation Modelling (SEM)dengan menggunakan program WarpPLS 6.0.

Tabel 1: Latent Variabel Coefficient

Tabel 1 di atas menunjukkan Ajusted R-squared untuk kecenderungan kecurangan akuntansipemerintah(KKAP) sebesar 0.040, artinya untukvariabel kecenderungan kecurangan akuntansipemerintah (KKAP) dapat dijelaskan bahwapengaruh variabel moralitas aparatur pemerintah(MOAP) dalam menjelaskan variasi variabel kriterionadalah sebesar 40% dan sisanya 60% dipengaruhioleh variabel lain diluar model penelitian ini.Nilai Ajusted R-squared dalam penelitian ini masukpada kategori menengah (Ghozali dan Latan,2014).

Sedangkan Ajusted R-squared untukmoralitas aparatur pemerintah (MOAP) sebesar0.032, artinya untuk variabel kecenderungankecurangan akuntansi pemerintah (KKAP) dapatdijelaskan bahwa pengaruh variabel moralitasaparatur pemerintah (MOAP)dalam menjelaskanvariasi variabel kriterion adalah sebesar 32% dansisanya 68% dipengaruhi oleh variabel lain diluarmodel penelitian ini. Nilai Ajusted R-squared dalampenelitian ini masuk pada kategori kuat (Ghozali danLatan, 2014).

Kedua variabel dalam model penelitian inimempunyai nilai reliabilitas yang sedang.. Hal inidapat dilihat dari nilai cronbach alpha yang terdapatpada tabel 1, memiliki nilai di atas > 0.50-> 0.70,(Ghozali, 2009). Hal tersebut menunjukan bahwaseluruh variabel memenuhi tingkat reliabilitaskonsisten internal.

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Sumber: Output Olah Data WarpPLS 6.0. (2018).

Hal - 180 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Berikutnya, nilai full colinearity varianceinflation factor (VIF) untuk setiap konstruk/variabeljuga sangat baik yaitu < 3.3 sehingga tidak terdapatproblem vertikal maupun lateral collinearity di dalammodel penelitian ini. Terakhir koefisien Q-squareddalam penelitian ini menghasilkan nilai di atas/lebih

5.2 Hasil Dan Pembahasan

5.2.1Statistik Deskriptif

Penelitian ini dilakukan di Pontianak enganobjek penelitian di Fakultas Ekonomi dan BisnisUNTAN. Sampel yang digunakan adalah mahasiswajurusan akuntansi yang sudah menempuh mata kuliahauditing. Kuesioner yang didistribusikan sejumlah155 eksemplar, setelah batas waktu terkumpulkuesioner 150 eksemplar. 150 eksemplar kuesionerkemudian di screening, dan terdapat 22 kuesioneryang jawaban tidak lengkap sehingga kuesioner yangbisa diolah selanjutnya adalah 128 eksemplar.Responden rate penelitian ini adalah sebesar 82.58%persen, responden rate penelitian ini diatas respondenrata-rata untuk penelitian sosial di Indonesia yanghanya 10-20% (Indriantoro & Supomo, 2007).

besar dari nol yaitu untuk variabel kecenderungankecurangan akuntansi pemerintah (KKAP) sebesar0.045, dengan demikian dapat disimpulkan bahwamodel penelitian ini memiliki nilai validitas predictiverelevance yang layak dapat dilihat pada tabel berikutini:

Mahasiswa yang berpartisipasi dalampenelitian ini terdiri dari 44 mahasiswa berjeniskelamin pria, dan 84 mahasiswa berjenis kelaminperempuan, mayoritas angkatan 2014 yaitu berjumlah124 mahasiswa, sisanya 4 orang mahasiswa angkatantahun 2013.

Hasil output General SEM analysis resultsyang tersaji pada Tabel 1 dan Gambar 2 menunjukkanbahwa seluruh variabel memenuhi tingkat validitas

Tabel 2:Deskripsi Pengukuran Model Fit

Sumber: Hasil WarpPLS 6.0 (2018)

Sumber: Hasil Olah Data WarpPLS 6.0 (2017).

Gambar 2. Model Hasil Penelitian

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 181

dan reliabilitas konsisten internal dan model yangdigunakan dalam penelitian ini, dengan demikian

Hasil pengujian mengindikasikan bahwaMoralitas Aparatur Pemerintah (MOAP) berpengaruhnegatif dan signifikan terhadap KecenderunganKecurangan Akuntansi Pemerintah (KKAP). denganestimasi = 0,20 dan p<0,01, diterima.

Dengan demikian bahwa semakin tinggimoralitas aparatyang dimiliki aparatur makakecenderungan kecurangan akuntansi yang dilakukanoleh pemerintah juga akan semakin menurun. Hasilpenelitian ini konsisten dengan Amrizal (2004;24),moralitas terjadi apabila orang mengambil yang baikkarena ia sadar akan kewajiban dantanggungjawabnya dan bukan karena ia mencarikeuntungan, jadi moralitas adalah sikap danperbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih.

Amrizal (2004) juga mengemukakankepedulian positif dari lingkungan kerja sangatdiperlukan dalam membangun suatu etika perilakudan kultur organisasi yang kuat. Rendahnyakepedulian dan rendahnya moral menyuburkantindakan kecurangan yang pada akirnya dapatmerusak bahkan menghancurkan organisasi, sehinggadapat ditarik kesimpulan semakin tinggi moralitasaparatur maka semakin kecil kecenderungannya untukmelakukan kecurangan akuntansi.

Menurut teori GONE terdapat empat faktorseseorang untuk melakukan kecurangan yaitu: Greed(keserakahan), Opportunity (kesempatan), Need(kebutuhan) dan Exposure (pengungkapan).Opportunity dan Exposure berhubungan denganorganisasi sebagai korban perbuatan kecurangan(disebut juga faktor generik/umum).

Tabel 3: Hasil Riset

bahwa model riset yang digunakan dalam riset iniadalah fit/baik.

Faktor umum berhubungan denganorganisasi yang berbuat kecurangan dapatdipengaruhi moralitas aparatur pemerintah.Sedangkan Greed dan Need merupakan faktor yangberhubungan dengan individu pelaku kecurangan(disebut dengan faktor individual). Faktor individualberhubungan dengan perilaku yang melekat dariindividu itu sendiri, dalam kaitannya faktor individuini berhubungan dengan moralitas untuk melakukankecurangan.

Teori GONE kecendrungan fraud jugaberasal dari dalam diri individu itu sendiri, salahsatunya moralitas. Moralitas yaitu suatu perbuatanatau perilaku baik ataupun buruk. Berdasarkan teoriGone diatas, faktor pendorong seseorang melakukankecurangan yang disebabkan oleh moral yaitu Greed(keserakahan). Dengan adanya perilaku serakah yangsecara potensial ada dalam diri setiap orang, sifatpribadi yang rakus, sudah punya satu bukit, masihingin bukit yang lainnya, ketika harta menjadijembatan menuju kekuasaan, orang terdorong untukmelakukan apa saja untuk menggapainya, termasukdengan cara melakukan kecurangan (fraud).

Hasil penelitian ini konsisten dengan Wilopo(2006) moralitas berpengaruh signifikan negatifterhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, sertapenelitian yang dilakukan Anggraini (2008), moralitassignifikan negatif terhadap kecurangan pelaporankeuangan.

Teori atribusi yang dikembangkan oleh FritzHeider ini mempelajari proses bagaimana seseorangmenginterpretasikan sesuatu peristiwa, alasan, atau

Sumber: Data Primer diolah (2018).

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Hal - 182 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

sebab perilakunya. Perilaku seseorang oleh kombinasiantara kekuatan internal dan eksternal. teori atribusimerupakan dari penjelasan cara-cara manusia menilaiorang secara berlainan, tergantung pada makna apayang dihubungkan ke suatu perilaku tertentu. Padadasarnya teori ini menyarankan bahwa jika seseorangmengamati perilaku seseorang individu, orangtersebut berusaha menentukan apakah perilaku itudisebabkan oleh faktor internal atau eksternal.

Terakhir hasil penelitian ini konsisten denganriset Aranta (2013) yang menguji pengaruh moralitasaparat terhadap kecenderungan kecuranganakuntansi, hal ini mempunyai makna bahwa moralitasaparatur pemerintah yang tinggi akan mengurangiterjadinya kecenderungan kecurangan akuntansipemerintah. Moralitas aparatur pemerintah perludijaga dan ditingkatkan supaya kecurangan akuntansipemerintah semakin menurun dan bahkan tidak terjadikecurangan akuntansi.

6. S I M P U L A N , I M P L I K A S I ,KETERBATASAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitiandanpengujian hipotesis yang telah dilakukan makadapatdisimpulkan bahwa,hasil penelitianmenunjukkan hubungan negatif moralitasaparaturpemerintah terhadapkecenderungankecurangan akuntansi pemerintah, yangberartisemakin tinggi moralitas aparatur pemerintah,makakecenderungan kecurangan akuntansipemerintah akansemakin rendah, begitu jugasebaliknya apabila moralitas aparatur pemerintahyang rendah maka kecenderungan kecuranganakuntansi pemerintah akan semakin tinggi pula.

6.2 Keterbatasan

Variabel penelitian yang digunakan hanyadapat menjelaskan sebesar 32%. Sedangkan 68%dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat modelriset ini. Sehingga hasil belum bisa digeneralisasiuntuk menjelaskan pengaruhnya terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi pemerintah.Kedua, penelitian ini merupakan metode surveimenggunakan kuesioner tanpa dilengkapi denganwawancara atau pertanyaan lisan. Sebaiknya dalamriset berikutnya bisa menggunakan metode kualitatifdan eksperimen.

6.3 Saran

Saran kepada peneliti yang akan datangsebagai berikut:

(a) mereplikasi model penelitian ini dan selanjutnyamengujikan pada penyusun dan pengguna laporankeuangan dan akuntansidimasing-masing satuankerja perangkat daerah (SKPD) di Kalbar, karenamereka adalah penyusun laporan keuangan.;

(b)mempertimbangkan variasi variabel kriterion yanglain seperti variabel pengendalian internal dankomitmen kepemimpinan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Amin Widjaja. 1992, PemeriksaanKecurangan (Fraud Auditing), Rineka Cipta,Jakarta.

[2] Amrizal. 2004, Pencegahan dan PendektesianKecurangan Oleh Internal Auditor, Melalui(www.google.com), Diakses [2017-07-10].

[3] Anggraini, Arie Aviora. 2008, Faktor-Faktoryang Mempengaruhi KecuranganPelaporanKeuangan pada Perusahaan Manufaktur diSumatera Barat, Skripsi S1, FE UBH.

[4] Ayal, S. Dan F. Gino. 2011, Honest Rationalesfor Dishonest Behavior. In: Mikulincer, M.,Shaver, P.R. (Editor), The Social Psychologyof Morality, Exploring The Causes of Goodand Evil , American PsychologicalAssociation, Washington, DC.

[5] Aranta, Petra Zulia. 2013, Pengaruh MoralitasAparat dan Asimetri Informasi Terhadap

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 183

Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (StudiEmpiris Pemerintah Kota Sawahlunto), SkripsiUniversitas Negeri Padang, Padang.h t t p : / / e jo u r n a l . u n p . a c . i d / s t u d e n t s /index.php/akt/article/viewFile/116/103

[6] Ariely, D. 2013, The Honest Truth AboutDishonesty - TAM 2013, https://www.youtube.com

[7] Bertens, K.1993, Etika, Gramedia, Jakarta.

[8] Bologna, G. Jack., Robert J.Lindquist and JosephT.Wells. 1993, Investigation Audit, FourthEdition, Prentice-Hall&New Jersey.

[9] Ghozali, I. 2009, Aplikasi Analisis Multivariatedengan Program SPSS, BP UNDIP, Semarang.

[10] Gino, F., S. Ayal., dan D. Ariely. 2009,Contagion and Differentiation in UnethicalBehavior: The Effect of One Bad Apple on TheBarrel, Psychological Science, 20 (3), 393-398.

[11] Ghozali, I. dan Hengky Latan. 2014, PartialLeast Squares Konsep, Metode, dan AplikasiMenggunakan Program Warp PLS 4.0, BP-UNDIP, Semarang.

[12] Houghton, K.A. dan J. J. F. Hronsky. 1993, TheSharing of Meaning Between AccountingStudents and Members of The AccountingProfesion, Accounting and Finance, 33 (2), 131-147.

[13] Hall, James A. 2001, Sistem InformasiAkuntansi, PT Salemba Empat, Jakarta.

[14] Kohlberg, L. 1969, Stage and Sequence: TheCognitive-Development Approach Moral Actionto Socialization. In D. A. Goslin (Ed), Handbookof Socialization Theory and Research,RandMcNally, Chicago.

[15] Koletar, Joseph. W. 2003, Fraud Exposed, JohnWiley and Sons, Inc, New York.

[16] Liyanarachi, G. dan C. J. Newdick. 2009, TheImpact of Moral Reasoning and Retaliation onWhistle-Blowing: New-Zealand Evidence,Journal of Business Ethics, 89 (1), 37-57.

[17] Maula, Kholida Atiyatul. 2017, AnalisisPengaruh Faktor- Faktor Pendorong TindakKecurangan Terhadap Kecendrungan AparaturPemerintah Melakukan Fraud (PersepsiPegawai Dinas Kabupaten Banyumas), Vol. 2No. 01, Jurnal Accountink, Unikal.

[18] Mazar, N. dan D. Ariely. 2006, Dishonesty inEveryday Life and Its Policy Implication,Journal of Public Policy and Marketing, 25 (1),117-126.

[19]Mazar, N, O. Amir dan D. Ariely. 2008, TheDishonesty of Honest People: A Theory ofSelf-Concept Maintenance, Journal ofMarketing Research Vol. XLV (December2008), 633–644.

[20] Moroney, J. J. dan R. E. McDevitt. 2008, TheEffects of Moral Reasoning on FinancialReporting Decisions in a Post Sarbanes OxleyEnvironment , Behavioral Research ofAccounting, Behavioral Research in Accounting,20 (2) 89-110

[21] Puspasari, N. 2012, Pengaruh MoralitasIndividu dan Pengendalian Internal TerhadapKecenderungan Kecurangan Akuntansi: StudiEksperimen pada Konteks PemerintahanDaerah, Tesis, Universitas Gajah Mada.

[22] Rest, J. R. 2000, A Neo-Kohlbergian ApproachTo Morality Research, Journal of MoralEducation, 29 (4), 381-395.

[23] Sawyer, L. B., M. A. Dittenhofer dan J. H.Scheiner. 2006, Internal Auditing, Diter-jemahkan oleh: Ali Akbar, Jilid 3, Edisi 5,Salemba Empat, Jakarta.

[24] Sekaran, Uma. 2006, Metedologi Penelitian

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Hal - 184 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Bisnis, BPFE, Yogyakarta.

[25] Simanjuntak, Ridua. 2008, “Kecurangan:Pengertian dan Pencegahan” (diunduh dariw ww. a s e i . c o . i d / i n t e r n a l / d o c s / A s e iKecurangan.docs); [05/02/12].

[26] Singleton, T. W. dan A. J. Singleton. 2010, FraudAuditing danForensic Accounting, 4 Edition,John Wiley dan Son Inc, New Jersey.

[27] Sumiati, Friskila Rini. 2010, PengaruhKetaatan Akuntansi, Sistem PengendalianIntern, Kesesuaian Kompensasi danMoralitas Terhadap KecendrunganKecurangan Akuntansi (Fraud) Pada BadanUsaha Milik Negara di Padang, Skripsi S1,FE UNP, Padang.

[28] Wolfe, David T., Dana R. Hermanson. 2004, TheFraud Diamond: Considering The FourElements of Fraud, The CPA Journal, p.38-42.

[29] Wilopo. 2006, Analisis Faktor-faktor yangBerpengaruh Terhadap KecenderunganKecurangan Akuntansi: Studi pada PerusahaanPublik dan Badan Usaha Milik Negara diIndonesia, Simposium Nasional Akuntansi(SNA) 9, Padang, 23 – 26 Agustus 2006.

[30] Wahyudi “Fraud, Apa dan Mengapa?”, Diunduhdari http://internal.dsuc.co.id/fraud apa danmengapa?,on Fri 2012-03-10 10:09.

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL

1.Artikel yang akan dipublikasi dalam jurnal ini merupakan hasilpenelitian, dan pengembangan atau usulan gagasan baru yang berhubungandengan bidang manajemen, akuntansi, ekonomi, dan kewirausahaan.

2.Artikel yang diterima penyunting ditulis dalam bahasa Indonesia bakuatau bahasa Inggris dan tidak sedang dikirimkan ke jurnal/terbitanlain serta belum dipublikasikan dalam jurnal lain.

3.Naskah diketik dengan komputer menggunakan Microsoft Word, di ataskertas ukuran A4, 2 kolom, spasi 1,5, jenis huruf Times New Romandengan ukuran 11 point. Naskah dapat dikirim dalam bentuk file.Panjang artikel sekitar 12-20 halaman termasuk daftar pustaka danlampiran.

4.Judul Artikel harus mencerminkan dengan tepat masalah yang dibahas,dengan menggunakan kata-kata yang tepat, jelas dan mengandung unsur-unsur yang akan dibahas. Ukuran huruf untuk judul adalah Times NewRoman 16 point bold (huruf besar). Nama penulis ditulis di bawah judulsebelum abstrak tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun,asal lembaga tempat penulis bernaung dan alamat email untuk korespondensidengan ukuran 11 point bold.

5.Sistematika Penulisan

a.Artikel Hasil Penelitian

i. Abstrak dan Kata KunciAbstrak secara ringkas memuat uraian mengenai masalah dantujuan penelitian, metode yang digunakan, dan hasil penelitian.Panjang abstrak 50-75 kata yang disusun dalam satu paragrafdengan ukuran 10 point Times New Roman. Kata kunci terdiridari 3-5 kata, yakni istilah yang mewakili ide-ide ataukonsep dasar yang dibahas dalam artikel.

ii. PendahuluanBerisi permasalahan penelitian, batasan masalah penelitian,serta tujuan dan manfaat penelitian.

iii.Landasan TeoriBerisi rancangan penelitian atau desain penelitian, sasarandan target penelitian (populasi dan sampel), teknik pengumpulandata, dan teknik analisis.

iv. Metode PenelitianBerisi rancangan penelitian atau desain penelitian, sasarandan target penelitian (populasi dan sampel), teknik pengumpulandata, dan teknik analisis.

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 185

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Hal - 186 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

v. Hasil Penelitian dan PembahasanBerisi hasil analisis data, pengujian hipotesis, menjawabpertanyaan-pertanyaan penelitian, temuan-temuan, danmenginterpretasikan temuan-temuan.

vi. Simpulan dan SaranBerisi ringkasan dan penegasan penulis mengenai hasil penelitiandan pembahasan. Saran dapat berisi tindakan praktis, pengembanganteori baru dan penelitian lanjutan.

vii.Daftar PustakaDiutamakan apabila sumber pustaka atau rujukan berasal darilebih satu sumber seperti buku, jurnal, makalah, internet, danlain-lain.

b.Artikel Konseptual atau non penelitian

i. Abstrak dan Kata KunciAbstrak adalah ringkasan dari isi artikel yang dituangkan secarapadat bukan komentar atau pengantar penulis. Panjang abstrak50-75 kata yang disusun dalam satu paragraf dengan ukuran huruf10 point Times New Roman. Kata kunci terdiri dari 3-5 kata,yakni istilah yang mewakili ide-ide atau konsep dasar yangdibahas dalam artikel.

ii. PendahuluanMenguraikan hal-hal yang menarik perhatian pembaca, memberikankonteks bagi permasalahan yang akan dibahas, serta tujuanpembahasan.

iii.PembahasanBerisi kupasan, analisis, argumentasi, komparasi, dan pendirianpenulis mengenai masalah yang dibahas.

iv. Penutup atau SimpulanBerisi penegasan sikap penulis atas masalah yang dibahas.

v. Daftar PustakaDiutamakan apabila sumber pustaka atau rujukan berasal darilebih satu sumber seperti buku, jurnal, makalah, internet, danlain-lain.

6.Tabel/gambar sebaiknya diletakkan pada halaman tersendiri, umumnyadiakhir teks. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di dalam tekstempat pencantuman tabel atau gambar. Setiap tabel dan gambar diberinomor urut, judul yang sesuai dengan isi tabel dan gambar, sertadilengkapi dengan sumber kutipan.

7.Daftar pustaka disusun menurut alphabet penulis atau nomor urut.Urutannya dimulai dengan penulisan nama penulis, tahun, judul, penerbit,dan kota terbit. Nama penulis mendahulukan nama keluarga atau namadibalik, tanpa gelar. Untuk kutipan dari internet berisi nama penulis,judul artikel, alamat website dan tanggal akses.

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 187

8.Sumber kutipan dalam teks ditulis diantara kurung buka dan kurungtutup yang berisi nama akhir penulis, tahun, dan nomor halaman bilaperlu.

Contoh :

a. Kutipan berasal dari satu sumber dan satu penulis: (Hendra, 2008:22).b. Kutipan berasal dari satu sumber dan dua penulis: (Ely dan Thomas,

2001), bila lebih dari dua penulis (Jensen,et.all, 2007) atau(Mulyadi, dkk, 2009).

c. Kutipan berasal dari dua sumber dengan penulis yang berbeda: Hendra,2008 dan Mulyadi, 2009).

d. Kutipan berasal dari dua sumber dengan penulis yang sama: (Hendra,2008, 2010), jika tahunnya sama (Hendra 2008a, 2008b).

e. Kutipan berasal dari institusi: (BPS, 2009).

9.Daftar pustaka ditulis menurut urutan alphabet sesuai dengan namaakhir penulis tanpa gelar akademik, baik penulis asing maupun penulisIndonesia.

Contoh:

a. Satu PengarangBecker, Gary S. 1993, Human Capital, A Theoritical and EmpiricalAnalysis with Special Reference to Education, Third Edition,Chicago: The University of Chicago Press.

b. Dua PengarangVan Horne, J. and J. M. Wachowicz. 1997, Fundamentals of FinancialManagement, Eleventh Edition, USA: Prentice Hall Inc.c. ReferensiJurnal/Majalah Ilmiah.

c. Referensi Jurnal/Majalah IlmiahGarbarino, E. and M.S. Johnson. 1999, “The Different Roles ofSatisfaction , Trust, and Commitment in Customer Relationships”,Journal of Marketing, Vol 63, p.70-87.

d. Referensi dari InstitusiIkatan Akuntansi Indonesia. 1994, “Standar Profesional AkuntanPublik”, Jakarta, Devisi Penerbitan IAI.

e. Referensi dari Makalah/ProceedingMayangsari, Sekar, dan Murtanto. 2002, “Reaksi Pasar Modal IndonesiaTerhadap Pembentukan Komite Audit”, Proceeding Simposium SurvivingStrategies to Cope With the Future , Fakultas Ekonomi UniversitasAtma Jaya Yogyakarta (FE UAJY), Yogyakarta.

f. Referensi dari Situs InternetSulistyanto, H. Sri. 2003, ”Good Corporate Governance: BisakahMeningkatkan Kepercayaan Masyarakat?,”http://artikel.us/sulistyanto1.html, diakses pada 29/08/2007.

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Hal - 188 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

10. Isi tulisan bukan tanggung jawab penyunting. Penyunting berhakmengedit redaksionalnya tanpa mengubah arti. Naskah yang tidakmemenuhi syarat atau yang tidak akan diterbitkan tidak dikembalikankecuali ada permintaan dari penulis.

11. Redaksi berhak menentukan naskah yang akan diterbitkan di jurnal.

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Herry Widagdo adalah dosen tetap Program StudiManajemen STIE Multi Data Palembang.Pendidikan sarjana (S1) diselesaikan tahun 2001dari Universitas Muhammadyah Palembang.Pendidikan pascasarjana (S2) diperoleh dariUniversitas Sriwijaya pada tahun 2009. Saat inimengajar pada program studi Manajemendengan mata kuliah yang diampuh saat ini antaralain: manajemen pemasaran, manajemen bisnisritel, riset pemasaran dan praktek bisnis.

Kardinal adalah dosen tetap Program StudiManajemen STIE Multi Data Palembang.Pendidikan sarjana diselesaikan tahun 1996dari Universitas Tridinanti Palembang.Pendidikan pasca sarjana diperoleh dariuniversitas yang sama pada tahun 2006.Mengikuti program pendidikan konsultankeuangan Certified Financial Planner tahun2014 dan Qualifield Wealt Planner pada tahun2015. Saat ini aktif mengajar di STIE MDPPalembang untuk mata kuliah Pemasaran danKeuangan selain itu juga menjadi pengajardalam pelatihan Register Financial Plannerdan Certified Financial Planner.

Nurussama adalah dosen tetap Program StudiAkuntansi pada Politeknik PalcomtechPalembang. Pendidikan sarjana diperolehnyadari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi luluspada tahun 2011. Sedangkan gelar MagisterSains (M.Si) dalam bidang manajemendiperolehnya dari Program PascasarjanaUniversitas Bina Darma diselesaikan padatahun 2015. Saat ini mengasuh mata kuliahManajemen Kewirausahaan, Sistem InformasiAkuntansi, Penganggaran, Manajemen Bisnis,dan Manajemen Pemasaran.

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 189

Abdika Jaya adalah dosen tetap prodi akuntansiuniversitas musi rawas lubuklinggau.Pendidikansarjana ilmu Akuntansi telah diselesaikan padaTahun 2004 dari Universitas sriwijayapalembang dan pasca sarjana magisteradministrasi publik diselsaikan pada tahun 2008dari Universitas sriwijaya Palembang saat inimengampu mata kuliah akuntansi manajemen,pajak dan retribusi daerah

Cherrya Dhia Wenny dosen tetap Program StudiAkuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi MultiData Palembang (STIE MDP). Pendidikansarjana akuntansi diperoleh dari UniversitasSriwijaya (UNSRI) Palembang pada tahun2007. Tahun 2012 mendapat kesempatanmenempuh pendidikan pascasarjana (S2) dalambidang kajian utama akuntansi pada Program

` Pascasarjana Universitas Sriwijaya. Matakuliah yang diasuh antara lain statistik bisnis,akuntansi perbankan, akuntansi sektor public,E-government, dan Akuntansi menengah.

Esti Dwi Rinawiyanti saat ini sedang mengejar PhDManagement, School of Business, di RMITUniversity dengan beasiswa PemerintahIndonesia. Ia telah lulus dari Institut TeknologiSepuluh Nopember di Indonesia dengan gelarSarjana Teknik Industri dan mendapat gelarMBA dari Universitas Nuertingen-Geislingen diJerman. Beliau pernah menjadi dosen di JurusanTeknik Industri, Universitas Surabaya,Indonesia dengan beberapa mata kuliahpengajaran, seperti Manajemen Organisasi,Inovasi, Kewirausahaan, dan ManajemenPemasaran. Selain mengajar, dia telahberpartisipasi aktif dalam penelitian danpengabdian masyarakat. Dia telah mendapatbeberapa hibah penelitian yang berkaitan denganinovasi dan manajemen khususnya. Dia jugatelah menerbitkan beberapa artikel di jurnalnasional.

BIODATA PENULIS

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Hal - 190 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Dimas Pratama adalah dosen tetap pada ProgramStudi Akuntansi, Fakultas Ekonomi UniversitasTridinanti Palembang (UTP). Pendidikansarjana diperoleh dari Universitas Tridinantitahun 2012 dan pendidikan pascasarjanadiperoleh dari Program Magister SainsUniversitas Sriwijaya.

Icha Fajriana adalah alumni Program Studi IlmuAdministrasi Fiskal pada Fakultas Ilmu Sosialdan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. GelarSarjana Ilmu Administrasi, dengan konsentrasiperpajakan diperoleh pada tahun 2011. Sejakmasih dibangku kuliah, beliau aktif mengikutiberbagai seminar dan workshop, khususnyayang terkait dengan ilmu perpajakan.

Raisa Pratiwi adalah dosen tetap Program StudiAkuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIEMDP). Pendidkan sarjana akuntansi diperolehdari Universitas Islam Indonesia Yogyakartapada tahun 2011. Tahun 2012 mendapatkesempatan menempuh pendidikan pascasarjana(S2) dalam bidang kajian utama akuntansi padaProgram Pascasarjana Universitas Sriwijaya.Mata kuliah yang diasuh antara lain AkuntansiKeuangan Lanjutan, Teori Akuntansi, AkuntansiSektor Publik dan Audit Keuangan Pemerintah.

Charisma Ayu Pramudita adalah alumni programManagement of Technology dari UniversityUtara Malaysia (UUM), lulus pada tahun 2010.Sedangkan pendidikan Master HumanReseource Management diselesaikan pada tahun2012 juga University Utara Malaysia (UUM).

Usnia Wati Keristin adalah dosen tetap ProgramStudi Akuntansi pada Sekolah Tinggi IlmuEkonomi Multi Data Palembang (STIE MDP)sejak tahun 2014 hingga sekarang. PendidikanSarjana Ekonomi diperolehnya dari SekolahTinggi Ilmu Ekonomi Musi Palembangjurusan Akuntansi Pajak. Pendidikan PascaSarjana diperoleh dari Universitas SriwijayaPalembang Jurusan Akuntansi Umum. Saatini mengasuh mata kuliah Akuntansi KoperasiUMKM dan BLKL

Muhsin adalah Dosen tetap Program Studi Akuntansipada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UniversitasTanjungpura (UNTAN) Pontianak, sejak tahun2006 hingga sekarang. Pendidikan SarjanaEkonomi dalam bidang Ilmu Akuntansi diperolehdari Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak,Pendidikan Magister dalam bidang IlmuAkuntansi diperoleh dari Universitas GadjahMada (UGM) Yogyakarta, dan PendidikanDoktor dalam bidang Ilmu Akuntansi diperolehdari Universitas Diponegoro (UNDIP)Semarang. Saat ini mengasuh mata kuliahAkuntansi Sektor Publik, Auditing, AuditingSektor Publik, Audit Investigasi, MetodologiPenelitian, Seminar Akuntansi Sektor Publik,Seminar Auditing, dan Good CorpoRate Governance.

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

INDEKS PENYUNTING/MITRA BESTARI

UNSRI. Selain mengajar, beliau juga aktifmenulis di beberapa jurnal ilmiah.

Sri Rahayu adalah dosen tetap Jurusan ManajemenFakultas Ekonomi Universitas MuhammadyahPalembang (UMP). Pendidikan SarjanaEkonomi diselesaikannya pada tahun 1991 dariFakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya.Pendidikan pascasajana diperoleh dari ProgramMagister Manajemen UNSRI pada tahun 1998dengan mengambil bidang ManajemenKeuangan. Sedangkan pendidikan strata 3(program doktor) diperoleh dari ProgramPascasarjana Universitas Pancasila Jakarta padatahun 2010.

Yulizar Kasih adalah dosen tetap Program StudiManajemen STIE Multi Data Palembang.Pendidikan Sarjana Ekonomi (Manajemen)diselesaikannya pada tahun 1990 dari FakultasEkonomi Universitas Tridinanti Palembang.Pendidikan pascasarjana (M.Si) diperoleh dariProgram Pascasarjana Universitas Andalaspada tahun 1998 dengan mengambil bidangPerencanaan Pembangunan. Kemudian padatahun 2008 memperoleh gelar doctor (Dr.) dariProgram Pascasarjana Universitas AndalasPadang dengan spesialisasi Micro Finance.Saat ini mengasuh mata kuliah PembiayaanUsaha Kecil dan Mikro dan Kewirausahaan.

Zakaria Wahab adalah dosen tetap pada FakultasEkonomi Universitas Sriwijaya Palembang.Pendidikan sarjana diperoleh dari UniversitasSriwijaya Tahun 1983 dan pascasarjanadiperoleh dari Universitas Padjadjaran Bandungpada tahun 2008. Saat ini aktif mengajar padaProgram Studi Manajemen dengan mengampumata kuliah Manajemen Pemasaran, ManajemenStrategik, dan Kewirausahaan.

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 191

Betri Sirajudin adalah dosen tetap pada FakultasEkonomi Universitas MuhammadyahPalembang. Pendidikan sarjana akuntansidiperolehnya dari Fakultas Ekonomi UniversitasMuhammadyah Palembang tahun 1994.Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) diperolehdari Universitas Sr iwijaya tahun 2007.Sedangkan pendidikan pascasarjana dalambidang ilmu ekonomi kajian utama akuntansiumum diperoleh dari PPS Universitas Sriwijayatahun 2008.

Kamaludin adalah Guru Besar tetap FakultasEkonomi Universitas Bengkulu dengan bidangkeahlian manajemen keuangan dan stratejik.Pendidikan magister diperolehnya dari ProgramPascasarjana Universitas Brawijaya Malangtahun 1995. Sedangkan pendidikan doktoraldiperolehnya dari Program PascasarjanaUniversitas Padjadjaran Bandung tahun 2005dalam bidang ilmu manajemen keuangan. Saatini aktif menulis artikel ilmiah dibeberapa jurnalbaik dalam dan luar negeri, beberapa buku yangsudah diterbitkan antara lain : ManajemenKeuangan, Teori dan Aplikasi, 2011;Manajemen Keuangan Perusahaan, 2009;Manajemen Keuangan Keputusan JangkaPendek, 2002.

Luk Luk Fuadah adalah dosen tetap JurusanAkuntansi Fakultas Ekonomi UniversitasSriwijaya (UNSRI). Pendidikan SarjanaAkuntansi diselesa ikannya pada tahun1997 dari Fakultas Fakultas EkonomiUniversitas Sriwijaya. Sedangkan pendidikanpascasajana diperoleh dari Flinders UniversityAustralia pada tahun 2004 denganmengambil bidang Internasional Business. Saatini beliau sedang menempuh pendidikan strata3 (program doktor) pada ProgramPascasarjana Universitas Diponegoro,Semarang. Beliau juga pernah mengelolajurnal ilmiah “Jurnal Akuntabilitas” F.E.

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

ABSTRAKJURNAL FORUM BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN

VOLUME 7 NOMOR 1, 2017

Pengaruh Pengendalian Internal Dan Komitmen Pimpinan Terhadap Kecenderungan KecuranganAkuntansi Pada

Pemerintah Kabupaten Musi Rawas

Abdika Jaya, SE, M.Si, Ak, CA

ABSTRACT

Fraud is an intentional mistake that can inflict a financial loss to many parties and within the scope of government,fraud is very detrimental to the public interest. The purpose of this study is to explore the perceptions of employeesin government agencies on the factors that influence the tendency of the accounting fraud such as internal controland leadership commitment. This study uses primary data in the form of a questionnaire as a data source. Thesample in this study is employees of SKPD in Musi Rawas amounted to 97 respondents. The sampling techniqueused is stratified random sampling and multiple linear regression analysis is used as data analysis method throughSPSS tool. The results show that the internal control and leadership commitment are significant and negative onaffecting the accounting fraud. This indicates that with better implementation of internal control, the individualopportunity to conduct accounting fraud could be minimized. Furthermore, with larger commitment, individualstend to not rationalize the acts that contrary to the values and the achievement of organizational goals, especiallythe action of the accounting fraud.

Keywords: internal control, leadership commitment, accounting fraud.

Pengaruh Struktur Modal Sebagai Variabel InterveningPada Hubungan Antara Ukuran Perusahaan

Dengan Audit Delay

Cherrya Dhia Wenny

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the effect of company size on audit delay, directly or indirectly throughcapital structure as variabel intervening. The data used in this study is financial statements of 2016 obtainedthrough idx.co.id. Population used in this research is service and investment company, sub sector retail and wholesaletrade counted 58 company, then sampling method using purposive sampling counted 39 company. The result of thisresearch proves that directly company size has negative and significant effect on audit delay, firm size have asignificant and positive effect on capital structure, and capital structure also have positive and significant effect onaudit delay. However, the test results shows that the relationship between firm size and audit delay is an indirectrelationship mediated by a capital structure.

Keywords: company size, capital structure, audit delay.

Hal - 193 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Identifikasi Faktor Pemicu Minat Wirausaha Pada Mahasiswa

Esti Dwi Rinawiyanti, Linda Herawati Gunawan

ABSTRACT

Students are expected to be not only as a job seeker after graduation, but they could be a job creator as anentrepreneur. Incorporating the entrepreneurship into the curriculum of higher education is carried out to preparegraduates with the hardskills and softskills of entrepreneurship Furthermore, it should be recognized some factorsthat can encourage students to become entrepreneurs, so that the university can facilitate it from the beginning.This study was conducted to identify the triggering factors that can arouse the interest of entrepreneurship amongstudents, especially at the University of Surabaya. Data obtained from the distribution of questionnaires to 405students were analyzed that consist of descriptive analysis, analysis of the level of interest, and factor analysis. Theresult of those analysis can identify some key factors that trigger the interest in entrepreneurship among students.They were grouped into four factors, namely personal (internal), universities, external, and information. Consideringthat the university has a significant influence, so that the university should create the conducive campus environmentand arrange the attractive entrepreneurship courses and programs to foster the interest of entrepreneurship amongstudents.

Keywords: the interest of entrepreneurship, university, factor analysis.

Analisis Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Krupuk KemplangDi Palembang

Herry Widagdo

ABSTRACT

This research was conducted with the aim to know how the influence of product quality and price to the decision ofpurchasing kerupuk kemplang in Palembang. The type of this research is quantitative descriptive research, withdata collection through the distribution of questionnaires distributed to 100 respondents who have made purchasesof kemplang kerupuk in Palembang by purposive sampling technique and data analysis using multiple regression.The results of this study together product and price quality influential in the amount of 11.016 with a significantlevel of 0.000. While partially the most dominant effect of the price of purchasing decisions of 3.244witha significant level of 0.002. In this study the coefficient of determination (R2) of 18.5%.

Keywords: product quality, price, purchase decision .

Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Penggunaan Produk KeuanganPada Mahasiswa STIE Multi Data Palembang

Kardinal, SE, MM

ABSTRACT

This study aims to determine the level of financial literacy on the use of financial products at students of theCollege of Economics (STIE) Multi Data Palembang. This research uses descriptive research method, data source

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 194

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

Hal - 195 Vol. 7 No. 2 Maret 2018

used is primary data obtained from questionnaire given to the respondent. The results of this study found that thelevel of knowledge of students at the School of Economics (STIE) Multi Data Palembang is good enough is seenfrom several categories that are defined, of 243 respondents who asked the percentage of entry into the low categoryonly 8 respondents or 3.3 percent, while Which included in the category enough as many as 127 respondents or 52.3 percent and high category as much as 108 respondents or by 44.4 percent. Likewise, the overall use of financialproducts in all categories for Mutual Funds is 16.9 percent, insurance 36.3 percent, savings of 40 percent, bonds4.5 percent and others (financing and pawnshops) of 2.3 percent From the distribution of data on the use of financialproducts is seen mahasisawa College of Economics (STIE) Multi Data Palembang is still a lot of investing ininsurance products and savings (banks) only a few who menginvetasikan funds in capital market finance productssuch as Mutual funds, this is because students still give priority Investments in instruments that provide guaranteedsecurity and stable returns.

Keywords: financial literacy, use of financial products, financial instrument.

Analisis Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas LayananE-Service Quality Pada Online Travel Agent

Nurussama

ABSTRACT

Travel Agent is a business that connects purchase travel services and tourism to the serviceproviders who provide information and advice for buyers as possible. Therefore, an Online Travel Agentshould command all the information related to the travel industry to develop and sell products and servicesto provide satisfactory services to consumers. The purpose of the study is for the company can finda shortage of the E-service Quality of customer perception, so that the management company can improveon the shortcomings and make a profit that will come. For customers, get a better quality of service thanever before. Can evaluate variables of E-service Quality Online Travel Agent so that the companycan provide better services to customers. For researchers, can know that E-service Quality is necessary forthe company Online Travel Agent, so that the company can fix the flaws before. Respondents of this researchcomes from the users of Online Travel Agent students in Palembang. Survey methods used for thecollection of primary data by distributing questionnaires to the respondents, with the distribution of questionnairesas many as 200 people. Analysis of the data using the Statistical Package for the SocialSciences (SPSS) version 17. The results from the perceptions of students in the city of Palembang, Trustand Experience shows have positive influence and directly influence the E-service Quality. Besidesvariable Ease of Use, Website Design, Reliability, System Availability, Privacy, Empathy and Responsivenessdoes not have a significant effect on E-Service Quality.

Keywords: service quality, e-service quality, travel agent.

Forum Bisnis Dan KewirausahaanJurnal Ilmiah STIE MDP

INDEKS JURNAL FORUM BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN

Vol.

Vol. 7 No. 1

Judul

Pengaruh Pengendalian Internal Dan KomitmenPimpinan Terhadap Kecenderungan KecuranganAkuntansi Pada Pemerintah Kabupaten Musi Rawas

Pengaruh Struktur Modal Sebagai Variabel InterveningPada Hubungan Antara Ukuran Perusahaan DenganAudit Delay

Identifikasi Faktor Pemicu Minat Wirausaha PadaMahasiswa

Analisis Pengaruh Strategi Pemasaran TerhadapKeputusan Pembelian Krupuk Kemplang DiPalembang

Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap PenggunaanProduk Keuangan Pada Mahasiswa STIE Multi DataPalembang

Analisis Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas LayananE-Service Quality Pada Online Travel Agent

Halaman

1

15

27

43

55

65

Penulis

Abdika Jaya, SE,M.Si, Ak, CA

Cherrya Dhia Wenny

Esti DwiRinawiyanti, LindaHerawati Gunawan

Herry Widagdo

Vol. 7 No. 2 Maret 2018 Hal - 196

Kardinal, SE, MM

Nurussama