sop gabungan

34
LOGO POLTEKKES STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PENYUNTIKAN INSULIN No Dokumen……. No Revisi……… Halaman……. Prosedur Tetap Tanggal Terbit ……………………………….. Ditetapkan oleh Direktur Pengertian Menyuntikkan obat insulin melalui sub cutan pada pasien Diabetes Mellitus (penderita DM tipe I, DM tipe II dengan kadar gula darah tidak terkontrol menggunakan therapy obat oral dan DM gestasional). Tujuan 1. Mencapai kadar gula darah dalam batas normal 2. Menyelaraskan sekresi insulin fisiologis 3. Menghindari hipoglikemia/hiperglikemia 4. Meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan risiko komplikasi 5. Memperbaiki kemampuan exercise dan penampilan kerja 6. Mengurangi malformasi janin 7. Mengurangi angka kematian janin dan ibu hamil 8. Mencapai kadar glukosa darah dalam batas normal 9. Memberikan tambahan insulin eksogen 10. Menghilangkan gejala primer glukosuri 11. Meningkatkan rasa nyaman / sejahtera (sense of well-being) 12. Mencegah ketoasidosis dan koma hiperosmoler 13. Memulihkan berat badan yang kurus 14. Mengurangi kejadian infeksi 15. Mencegah – menghentikan – menghambat komplikasi vaskuler mikro dan makro Persiapan 1. Persiapan Alat: a. Bak injeksi b. Penfill yang berisi insulin / spuit insulin c. Jarum steril d. Kapas alkohol dalam tempatnya e. Bengkok f. Perlak dan alasnya g. Buku catatan pemberian obat h. Insulin sesuai kebutuhan i. Sarung tangan 2. Persiapan Klien: a. Ucapkan salam b. Validasi identitas klien sesuai dengan program terapi (status klien)

Upload: sari-widhiani

Post on 22-Jul-2016

261 views

Category:

Documents


39 download

TRANSCRIPT

Page 1: SOP Gabungan

LOGO POLTEKKES

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)PENYUNTIKAN INSULIN

No Dokumen……. No Revisi……… Halaman…….Prosedur Tetap Tanggal Terbit

………………………………..

Ditetapkan olehDirektur

Pengertian Menyuntikkan obat insulin melalui sub cutan pada pasien Diabetes Mellitus (penderita DM tipe I, DM tipe II dengan kadar gula darah tidak terkontrol menggunakan therapy obat oral dan DM gestasional).

Tujuan 1. Mencapai kadar gula darah dalam batas normal2. Menyelaraskan sekresi insulin fisiologis3. Menghindari hipoglikemia/hiperglikemia4. Meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan risiko komplikasi5. Memperbaiki kemampuan exercise dan penampilan kerja 6. Mengurangi malformasi janin 7. Mengurangi angka kematian janin dan ibu hamil

8. Mencapai kadar glukosa darah dalam batas normal9. Memberikan tambahan insulin eksogen 10. Menghilangkan gejala primer glukosuri 11. Meningkatkan rasa nyaman / sejahtera (sense of well-being)12. Mencegah ketoasidosis dan koma hiperosmoler 13. Memulihkan berat badan yang kurus 14. Mengurangi kejadian infeksi 15. Mencegah – menghentikan – menghambat komplikasi vaskuler mikro dan makro

Persiapan 1. Persiapan Alat:a. Bak injeksib. Penfill yang berisi insulin / spuit insulinc. Jarum sterild. Kapas alkohol dalam tempatnyae. Bengkokf. Perlak dan alasnyag. Buku catatan pemberian obath. Insulin sesuai kebutuhani. Sarung tangan

2. Persiapan Klien:a. Ucapkan salamb. Validasi identitas klien sesuai dengan program terapi (status klien)c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakand. Siapkan posisi klien sesuai dengan kebutuhan

3. Persiapan Lingkungan:a. Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi klienb. Jaga privacy klien

Prosedur 1. Membawa alat ke dekat pasien 2. Mencuci tangan 3. Memakai sarung tangan

Page 2: SOP Gabungan

A. Pemberian dengan menggunakan spuit insulin:4. Ambil spuit insulin dan jarum pada tempatnya5. Bersihkan karet penutup botol insulin dengan kapas beralkohol6. Tarik piston ke tahap yang diperlukan untuk memasukkan sedikit udara masuk ke dalam

botol sebanyak dosis yang akan diambil7. Masukkan jarum penyuntik ke dalam penutup karet sambil menegakkan botol itu8. Tekan piston perlahan-lahan supaya udara dalam spuit masuk ke dalam botol insulin9. Balikkan botol serta spuit dan tarik piston sehingga 5 unit di bawah ukuran dosis. 10. Jika tidak terdapat udara, tekan piston ke ukuran dosis yang dibutuhkan11. Jika ada udara keluarkan dengan mendorong piston12. Tetukan lokasi suntikan dengan menanyakan ke pasien lokasi suntikan terakhir (abdomen,

lengan dan paha). Lakukan rotasi pada lokasi suntikan 13. Bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian14. Desinfeksi kulit kemudian angkat sedikit (± 5 cm ) lokasi suntikan dengan cara dicubit

menggunakan tangan kiri

15. Tusukkan jarum dengan posisi lubang menghadap ke atas dan membuat sudut 900 dengan permukaan kulit (sesuai dengan ukuran jarum dan ketebalan lemak). Pada orang kurus sudut penyuntikan 450.

16. Dorong piston perlahan-lahan (3 – 5 detik), pastikan semua dosis insulin yang sudah diatur masuk semua dengan menunggu 10 detik sebelum jarum dicabut.

Page 3: SOP Gabungan

17. Apabila telah selesai menyuntik, letakkan kapas beralkohol di tempat yang disuntik. Cabut jarum dan usapkan kapas pelahan-lahan pada tempat yang disuntik. JANGAN sekali-kali memijit atau mengurut tempat yang disuntik.

B. Pemberian menggunakan penfill:

18. Ambil penfill, bersihkan membran karet di penfill dengan kapas alkohol (gbr. 6)19. Lepaskan tutup pelindung jarum penfill dan pasang jarum kemudian putar jarum sampai

kencang. Cabut tutup luar dan dalam jarum (gbr.7).

20. Jika penfill berisi suspensi insulin (Insulin kerja panjang), penfill sebaiknya diputar-balikkan antara posisi A dan B (gbr. 8), seperti tampak di gambar. Lakukan sekurang-kurangnya 10 kali, sampai semua cairan menjadi putih keruh rata.

21. Penfill mungkin mengandung gelembung udara. Untuk menghindari penyuntikan udara: Dial/atur 2 unit. Pegang penfill dengan jarum menghadap atas dan ketuk-ketuk holder penfill perlahan dengan jari beberapa kali. Tekan bagian Tombol Tekan segera. Setetes insulin akan tampak di ujung jarum. Jika tidak, ulangi prosedur sampai setetes insulin keluar. Mungkin

Page 4: SOP Gabungan

masih akan ada udara di Penfill setelah ini, tapi tidak akan ikut tersuntik (gbr.9)

22. Periksa apakah pengatur dosis diposisi nol. Selalu periksa bahwa masih cukup insulin yang tersedia untuk penyuntikan. Angka ganjil ditunjukkan sebagai garis tebal diantara angka genap (gbr. 10)

23. Atur dosis insulin dengan cara memutar sesuai dengan dosis yang dibutuhkan24. Jika anda mengatur dosis melebihi dari yang dibutuhkan, regangkan bagian mekanis dan

holder Penfill, seperti tampak pada gambar 11. Kemudian tekan bagian Tombol Tekan kembali ke nol.

25. Bersikan tempat yang hendak disuntik dengan menggunakan kapas beralkohol. Gerakan kapas secara berputar, bermula dari tengah menuju tepi. Biarkan beberapa saat sehingga kering.

26. Ambil penyuntik dengan cermat dan pastikan jarumnya tidak tersentuh apa-apa. Jika anda telah gunakan penutup untuk melindungi penyuntik, tanggalkan dengan cermat. Cubit ± 2” (5cm) kulit dan suntikkan insulin ke bahagian kulit itu. Suntikan tegak lurus pada sudut 90°.

Page 5: SOP Gabungan

27. Apabila telah selesai menyuntik, letakkan kapas beralkohol di tempat yang disuntik. Cabut jarum dan usapkan kapas pelahan-lahan pada tempat yang disuntik. JANGAN sekali-kali memijit atau mengurut tempat yang disuntik.

28. Dengan menggunakan tutup jarum bengkokkan jarum ke belakang sehingga patah untuk menghindari penyalah gunaan jarum bekas. Juga terdapat alat-alat khas yang dipergunakan untuk merusak jarum spuit yang telah dipergunakan.

29. Jelaskan kepada pasien bahwa pasien harus makan 5-10 menit atau 15-30 menit (sesuai jenis insulin) setelah disuntik.

30. Jelaskan akibat klien tidak makan setelah penyuntikan31. Rapikan alat dan pasien32. Mencuci tangan33. Dokumentasikan tindakan dan hasil

Sumber Rujukan

1. Smeltzer, Zusnne C,. and Bare, Brenda, 2007, Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing, 10th Edition, Lippincott Wilhams & Wilkins

2. Mills, Elizabeth Jacqueline, 2004, Nursing Procedures, 4th Edition, Lippincott Wilhams & Wilkins

3. Materi Pelatihan dari Prof Rudi.

Page 6: SOP Gabungan

LOGO POLTEKKES

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)MELAKUKAN PEREKAMAN EKG

No Dokumen……. No Revisi……… Halaman…….Prosedur Tetap Tanggal Terbit

………………………………..

Ditetapkan olehDirektur

Pengertian Suatu tindakan untuk merekam aktifitas listrik jantung dengan menggunakan mesin EKG

Tujuan Untuk mengetahui : 1. Hipertropi atrium & ventrikel 2. Iskemik & infark miokardial 3. Aritmia / disritmia 4. Efek obat-obatan (contoh : digitalis)5. Gangguan elektrolit (contoh : kalium, kalsium)

Persiapan 4. Persiapan Alat:a. Mesin EKG + kabel (listrik, ground, elctrode)b. Elektrode : - Ektremitas (Klem)

- Precordial (penghisap)c. Kertas EKGd. Jellye. Kapas alkohol f. Spidol g. Tissueh. Sketsel i. Bengkok j. Dressing car + taplak k. Tempat tidur

5. Persiapan Klien:a. Ucapkan salamb. Validasi identitas klien c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakand. Siapkan posisi klien sesuai dengan kebutuhan

6. Persiapan Lingkungan:a. Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi klienb. Jaga privacy klien

Prosedur 1. Membawa alat ke dekat pasien 2. Cuci tangan 3. Bersihkan kulit tempat pasang elektrode dg kapas alkohol 4. Oleskan jely pd lokasi pasang elektrode 5. Pasang ground ke tanah 6. Pasang klem elektrode ektrimitas 7. Hubungkan kabel elektrode extremitas (RA, LA, LF & RF) ke klem 8. Pasang elektroda dada (V1 s/d V6)9. On kan power EKG10. Atur kalibrasi 1 MV, speed 25 mm/dt 11. Jalankan dan lakukan kalibrasi 3 X

Page 7: SOP Gabungan

12. Pindah ke Lead I, jalankan s/d V6 msg cukup 3 beat, akhir dg kalibrasi 13. Matikan EKG (tekan power off)14. Lepas elktrode-elektrode yang nempel kepasien, bersihkan jeli dengan tisu rapikan

klem 15. Sobek kertas EKG catat nama, umur, jenis kelamin, No. reg, tgl & jam, tulis pula nama

perekam 16. Bersihkan alat, rapikan 17. Cuci tangan18. Dokumentasikan hasil tindakan

Sumber Rujukan

1. Dharma, S. 2010. Sistematika Interpretasi EKG. Jakarta. EGC2. Mills, Elizabeth Jacqueline, 2004, Nursing Procedures, 4th Edition, Lippincott

Wilhams & Wilkins3. Smeltzer, Zusnne C,. and Bare, Brenda, 2007, Brunner & Suddarth’s Textbook of

Medical-Surgical Nursing, 10th Edition, Lippincott Wilhams & Wilkins 4. Wijaya, S. 2009. EKG Praktis. Jakarta. Binarupa Aksara

Page 8: SOP Gabungan

LOGO POLTEKKES

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)PENGUKURAN TINGGI BADAN

No Dokumen……. No Revisi……… Halaman…….Prosedur Tetap Tanggal Terbit

………………………………..

Ditetapkan olehDirektur

Pengertian Pengukuran tinggi badan (cm) dimaksudkan untuk mendapatkan data tinggi badan agar dapat diketahui status gizi klien

Tujuan Untuk mengetahui status gizi klienPersiapan 1. Persiapan Alat

Pengukur tinggi badan : MICROTOISE dengan kapasitas ukur 2 meter dan ketelitian0,1 cm.

2. Persiapan Klien Menjelaskan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan

3. Persiapan Lingkungan Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise di dinding

agar tegak lurus. Letakan alat pengukur di lantai yang DATAR tidak jauh dari bandul tersebut

dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau tonjolan (rata). Tarik papan penggeser tegak lurus keatas, sejajar dengan benang berbandul

yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca menunjukkan angka 0 (NOL). Kemudian dipaku atau direkat dengan lakban pada bagian atau microtoise.

Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat pada posisi sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.

Prosedur PROSEDUR PENGUKURAN TINGGI BADAN1. Minta responden melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi (penutup kepala).2. Pastikan alat geser berada diposisi atas.3. Reponden diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser.4. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit menempel pada

dinding tempat microtoise di pasang.5. Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas.6. Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala responden. Pastikan alat

geser berada tepat di tengah kepala responden. Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada dinding.

7. Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih besar (kebawah ) Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah,sejajar dengan mata petugas.

8. Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri di atasbangku agar hasil pembacaannya benar.

9. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang koma (0,1cm). Contoh 157,3 cm; 160,0 cm; 163,9 cm.

Sumber Rujukan

Pedoman pengukuran dan pemeriksaan , Riset kesehatan Dasar 2007, badan penelitian dan pengembangan DepKes RI. Jakarta.

Page 9: SOP Gabungan

LOGO POLTEKKES

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)PENGUKURAN BERAT BADAN

No Dokumen……. No Revisi……… Halaman…….Prosedur Tetap Tanggal Terbit

………………………………..

Ditetapkan olehDirektur

Pengertian Pengukuran Berat badan (kg) dimaksudkan untuk mendapatkan data berat badan agar dapat diketahui status gizi klien

Tujuan Untuk mengetahui status gizi klienPersiapan 1. Persiapan Alat

Timbangan berat badan Analog yang telah di kalibrasi Cek timbangan dengan memastikan jarum tepat pada angka 0

2. Persiapan Klien Menjelaskan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan Klien dianjurkan untuk menggunakan pakaian yang tipis dan melepaskan

benda-benda yang dapat mempengaruhi pengukuran, spt: sepatu/sandal, jaket dan mengeluarkan isi saku seperti kunci.

3. Persiapan Lingkungan Tempatkan timbangan berat badan pada lantai yang datar.

Prosedur 1. Klien diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di tengah alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca .

2. Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengah alat timbang, sikap tenang (JANGAN BERGERAK-GERAK) dan kepala tidak menunduk (memandang lurus kedepan)

3. Jarum akan bergerak menunjukkan Angka di kaca jendela alat timbang, dan tunggu sampai jarum tidak bergerak lagi (statis)

4. Catat angka yang terakhir di tunjukkan oleh jarum dengan mengisi pada format yang tersedia

5. Persilahkan klien turun dari alat timbang6. Rapikan klien.

Sumber Rujukan

Pedoman pengukuran dan pemeriksaan , Riset kesehatan Dasar 2007, badan penelitian dan pengembangan DepKes RI. Jakarta.

Page 10: SOP Gabungan

LOGO POLTEKKES

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)PENGUKURAN LINGKAR PERUT

No Dokumen……. No Revisi……… Halaman…….Prosedur Tetap Tanggal Terbit

………………………………..

Ditetapkan olehDirektur

Pengertian Pengukuran lingkar perut adalah tindakan yang dilakukan untuk mengukur lingkaran perut dengan menggunakan meteran.

Tujuan Untuk mengetahui ada tidaknya obesitas abdominal/sentral.Persiapan 1. Persiapan Alat

Pita pengukur/meteran Spidol atau pulpen Buku Catatan

2. Persiapan Klien Menjelaskan kepada klien tentang tujuan mengukur lingkar perut Menjelaskan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan

3. Persiapan Lingkungan Ruangan yang tertutup dari pandangan umum. Gunakan tirai pembatas (jika perlu) Pengunjung/keluarga di silahkan keluar

Prosedur 1. Perawat mencuci tangan2. Klien diminta dengan cara yang santun untuk membuka pakaian bagian

atas atau menyingkapkan pakaian bagian atas.3. Raba tulang rusuk terakhir klien untuk menetapkan titik pengukuran.4. Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah.5. Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul.6. Tetapkan titik tengah di antara titik tulang rusuk terakhir ke titik ujung

lengkung tulang pangkal paha/panggul.7. Tandai titik tengah tersebut dengan alat tulis.8. Minta klien untuk berdiri tegak dan bernafas dengan normal (ekspirasi

normal).9. Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/diambil dari titik tengah

kemudian secara sejajar horizontal melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal pengukuran.

10.Apabila klien mempunyai perut yang gendut kebawah, pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi.

11.Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm.

Page 11: SOP Gabungan

Hal yang perlu diperhatikan:

1. Pengukuran lingkar perut yang benar dilakukan dengan menempelkan pita pengukur diatas kulit langsung. Pengukuran di atas pakaian sangat tidak dibenarkan.

2. Apabila klien tidak bersedia membuka/menyingkap pakaian bagian atasnya, pengukuran dengan menggunakan pakaian yang sangat tipis (kain nilon, silk dll) diperbolehkan dan beri catatan pada kuesioner.

3. Apabila klien tetap menolak untuk diukur, pengukuran lingkar perut tidak boleh dipaksakan dan beri cacatan pada kuesioner.

Sumber Rujukan

Pedoman pengukuran dan pemeriksaan , Riset kesehatan Dasar 2007, badan penelitian dan pengembangan DepKes RI. Jakarta.

Page 12: SOP Gabungan

LOGO POLTEKKES

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)PENDIDIKAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS

No Dokumen……. No Revisi……… Halaman…….Prosedur Tetap Tanggal Terbit

………………………………..

Ditetapkan olehDirektur

Pengertian Pendidikan keperawatan diabetes mellitus diberikan pada pasien mengiringi pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Tujuan 1. Agar penyandang diabetes dapat hidup lebih lama dan dalam bahagian, karena kualitas hidup sudah merupakan kebutuhan bagi seseorang.

2. Membantu penderita diabetes agar dapat merawat dirinya sendiri, sehingga kompliaksi dapat dikurangi, selain itu jumlah hari sakit dapat ditekan

3. Agar penyandang diabetes tetap produktif sehingga dapat berfungsi dan berperan sebaik-baiknya di dalam masyarakat

4. Menekan biaya perawatan baik yang dikeluarkan secara pribadi, asuransi ataupun secara nasional

Persiapan 1. Menjelaskan tindakan2. Lingkungan tenang dan terang3. Leaflet4. Lembar balik5. Flipchart6. LCD7. Laptop

Prosedur 1. Mengucapkan salam pembuka2. Melakukan kontrak waktu3. Memberikan alat bantu penyuluhan 4. Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan5. Menjelaskan materi penyuluhan6. Memberi kesempatan bertanya7. Mengevaluasi keberhasilan penyuluhan dengan menanyakan beberapa

materi berhubungan dengan topik penyuluhan8. Terminasi9. Mengucapkan salam

Sumber Rujukan

Doak C, Doak L, Root J (1995) Teaching patiens with law literacy skills. 2nd

edn. Philadelpia PA : Lippincott. Philadelphia: Elsevier Inc.Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I. (2009). Penatalaksanaan diabetes

melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.Soegondo, S. & Sukardji, K (2008). Hidup Secara Mandiri dengan Diabetes

Mellitus. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Page 13: SOP Gabungan

LOGO .........................

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PENGKAJIAN STATUS KAKI DIABETES MELLITUS (DM)

No Dokumen……. No Revisi……… Halaman…….1/6

Prosedur Tetap Tanggal Terbit

……………………………..

Ditetapkan oleh

Direktur

Pengertian Pengkajian status kaki adalah langkah awal dalam melakukan pemeriksaan keadaan kaki klien DM. Pengkajian sebagai dasar dalam membuat rumusan masalah keperawatan pada klien DM, sehingga klien terhindar dari masalah kaki DM yang kompleks.

Tujuan Memperoleh data secara lengkap dan komprehensif tentang keadaan status kaki klien DM, melalui teknik anamnesa kondisi kaki dan risiko timbulnya luka, pemeriksaan fisik vaskuler kaki, sensitifitas kaki, kulit kaki, tulang dan otot di sekitar kaki, dan faktor alas kaki serta mengidentifikasi hasil pemeriksaan penunjang.

Persiapan 1. Persiapan alat:- Doppler- Jelly- Garpu tala 128 Hz- Semmes-Weinstein Monofilamen 10 gr- Tensimeter - Stetoskop - Baki- Bengkok- Format pengkajian status kaki diabetik - Sarung tangan bersih

2. Persiapan klien:

- Ucapkan salam.- Bina hubungan saling percaya perawat dengan klien. - Klien diberitahu maksud, tujuan dan langkah-langkah pemeriksaan status

kaki.- Buat kontrak waktu pemeriksaan dengan klien.- Atur posisi kaki klien dengan cara meluruskan kaki klien di tempat tidur.

1. Persiapan Lingkungan:

- Jaga privacy klien dengan cara memasang sampiran atau menutup horden pembatas kamar.

- Atur pencahayaan ruangan.- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.

Prosedur 1. Mendekatkan alat-alat ke sekitar klien.2. Lakukan cuci tangan.

Page 14: SOP Gabungan

3. Gunakan sarung tangan.4. Lakukan anamnesa secara mendalam dan sistimatis kepada klien, tentang hal-

hal sebagai berikut:

a. Data dasar, meliputi: nama, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, dll. (lihat format pengkajian status kaki DM)

b. Riwayat penyakit klien dan faktor-faktor yang berkontribusi, meliputi: 1) Jenis/tipe DM, 2) Lama menderita DM, 3) Pengobatan/jenis obat yang sedang dan telah digunakan, 4) Pernah/tidaknya mendapatkan edukasi DM, 5) Kebiasaan merokok, 6) Penggunaan alas kaki, 7) Riwayat pernah mengalami luka yang sulit sembuh dan lamanya, 8) Penyebab luka, lokasi/area luka, 9) Riwayat pernah/tidaknya mengalami amputasi 10) Komplikasi yang diderita akibat penyakit DM.

5. Lakukan pemeriksaan fisik kaki klien, dengan urutan sebagai berikut:a. Inspeksi dan palpasi keadaan dua kaki pada area dorsal dan plantar kaki

kanan/kiri: ada/tidaknya ulkus, gangraen, tanda-tanda selulitis, meliputi:1) Kulit kaki: kering/bersisik, bulu rambut menipis, tinea pedis, kalus,

corn, bunion, edema, hiperpigmentasi dan healed ulcer.2) Kuku kaki: menebal/tidak, tanda-tanda infeksi, perubahan warna,

rapuh/tidak, ingrowing nail, atropi.3) Telapak kaki: ada/tidaknya hallux valgus, pes planus, charcot foot. 4) Jari kaki: ada/tidaknya hammer toe, claw toe, hiperekstensi (cocked up),

maserasi interdigital.b. Catat semua keadaan kaki klien sesuai dengan lembar pengkajian status

kaki klien.

6. Lakukan penilaian kondisi kaki DM berdasarkan klasifikasi PEDIS:a. Perfusi (P): ada/tidak nya perabaan kaki dingin, sianosis, kebiruan/iskemik,

nyeri saat istirahat, klaudikasio. Untuk menilai perfusi kaki DM, lakukan pemeriksaan angkle brachial index (ABI) Lihat SPO pemeriksaan ABI.

b. Extend (E): luas luka, dengan cara menggunakan pengukur luas luka/plastic dengan skala.

c. Depth (D): kaji kedalaman luka dengan menggunakan gradasi menurut Wagner, yaitu: Grade I: luka hanya sampai lapisan epidermis, Grade II: luka sudah menembus sampai dengan lapisan sub cutis, fascia,

otot atau tendon, Grade III: luka sampai sendi dan tulang

d. Infeksi: kaji ada/tidaknya tanda/gejala infeksi (bengkak, eritema, nyeri, hipertermi local, secret, maserasi, krepitasi, abses, peningkatan TTV, leukosit). Lalu tentukan gradasinya, yaitu: Grade 1: apabila tidak ada gejala atau tanda infeksi Grade 2: apabila infeksi hanya pada kulit dan jaringan subkutan Grade 3: apabila terdapat eritema >2 cm atau infeksi meliputi struktur

subkutan, tanpa tanda-tanda sistemik dari respon inflamasi Grade 4: apabila terdapat tanda-tanda infeksi dengan manifestasi

sistemik: demam, leukositosis (shift to the left), instabilitas, metabolik, hipotensi, azotemia

e. Sensasi (S): Apakah klien masih bisa merasakan sensasi/tidak, ada/tidaknya rasa baal, terbakar, tertusuk, teriris.

Page 15: SOP Gabungan

Untuk menilai sensitifitas kaki DM dengan menggunakan pemeriksaan Monofilamen Semmens Weinstein 10 gr, garpu tala, dan reflex hammer (lihat SOP pemeriksaan sensifitas).

7. Tuliskan hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium dan diagnostic) terkini dan bandingkan dengan standar normal.

8. Identifikasi ada/tidaknya faktor risiko yang dapat memperberat kondisi klien, yaitu:

Kategori Profil risiko Frekuensi check-up

0 Tidak ada neuropati sensorik 1 kali dalam 1 tahun

1 Ada neuropati sensorik. ABI Normal 1 kali dalam 6 bulan

2 Neuropati sensorik disertai tanda-tanda penyakit vaskular perifer dan/atau deformitas kaki

1 kali dalam 3 bulan

3 Ulkus/riwayat ulkus atau amputasi 1 kali dalam 1-3 bulan

9. Bereskan alat-alat yang telah dipergunakan.10. Rapihkan kembali klien.11. Ucapkan salam.12. Buka sarung tangan, lalu buang ke dalam bengkok.13. Lakukan cuci tangan.14. Dokumentasikan seluruh hasil pengumpulan data pada format yang telah

disiapkan.

Referensi Perkeni. (2009). Pedoman Pengkajian Status Kaki Diabetik. Jakarta : PB Perkeni

Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I. (2009). Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Soegondo, S. & Sukardji, K (2008). Hidup Secara Mandiri dengan Diabetes Mellitus. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Widiasari SG, (2008). Perawatan Luka Diabetes. Jakarta: Wocare Publishing.

Page 16: SOP Gabungan

LOGO

POLTEKKES STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

MELAKUKAN LATIHAN FISIK (KAKI) PADA PENDERITA DM (LEG EXERCISE)

No Dokumen……. No Revisi……… Halaman…….1/6

Prosedur Tetap Tanggal Terbit

………………………………..

Ditetapkan oleh

Direktur

Pengertian Kegiatan atau latihan kaki yang dilakukan oleh klien diabetes mellitus untuk membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki sehingga dapat mencegah terjadinya kaki diabetik

Tujuan 1. Memperlancar peredaran darah untuk mencegah kaki diabetes

2. Memperkuat otot-otot kecil daerah kaki

3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki

4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha

5. Mengatasi keterbatasan gerak sendiPersiapan 1. Persiapan alat :

kertas koran 2 lembar kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk) sarung tangan.

2. Persiapan Klien : k Ucapkan salam Kontrak Topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan senam kaki Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3. Persiapan lingkungan :

Page 17: SOP Gabungan

Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien Jaga privacy klien

Prosedur 1. Cuci tangan

2. Pakai sarung tangan

3. Atur posisi duduk klien dengan memposisikan klien duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai (seperti gambar)

Posisi duduk awal

Duduklah tegak di atas sebuah kursi (jangan bersandar)

3. Latihan ke-1 (lakukan 10 kali)o Gerakkan jari-jari kedua kaki seperti bentuk cakar, dano Luruskan kembali

4. Latihan ke-2 (lakukan 10 kali)

Page 18: SOP Gabungan

o Angkat ujung kaki, tumit tetap diletakkan di atas lantai.o Turunkan ujung kaki, kemudian angkat tumitnya dan turunkan kembali

5. Latihan ke-3 (lakukan 10 kali)o Angkat kedua ujung kakio Putar kaki pada pergelangan kaki ke arah sampingo Turunkan kembali ke lantai dan gerakkan ke arah tengah

6. Latihan ke-4 (lakukan 10 kali)o Angkat kedua tumit o Putar pada kedua tumit ke arah sampingo Turunkan kembali ke lantai dan gerakkan ke tengah

Page 19: SOP Gabungan

7. Latihan ke-5 (lakukan 10 kali)o Angkat salah satu lutut, dano Luruskan kaki o Gerakkan jari-jari kaki ke depano Turunkan kembali kaki, bergantian kiri dan kanan

8. Latihan ke-6 (lakukan 10 kali)o Luruskan salah satu kaki di atas lantaio Kemudian angkat kaki tersebuto Gerakkan ujung-ujung jari ke arah muka o Turunkan kembali tumit ke lantai

9. Latihan ke-7 (lakukan 10 kali)o Seperti latihan sebelumnya, tetapi kali ini dengan kedua kaki bersamaan

Page 20: SOP Gabungan

10. Latihan ke-8 (lakukan 10 kali)o Angkat kedua kaki , luruskan dan pertahankan posisi tersebuto Gerakkan kaki pada pergelangan kaki, ke depan dan ke belakang

11. Latihan ke-9 (lakukan 10 kali)o Luruskan salah satu kaki dan angkato Putar kaki pada pergelangan kakio Tuliskan di udara dengan kaki angka-angka 0 -9

12. Latihan ke-10 (lakukan 1 kali)o Selembar koran dilipat-lipat dengan kaki menjadi bentuk bulat seperti bola.

Kemudian dilicinkan kembali dengan menggunakan kedua kaki dan setelah itu sobek koran menjadi dua dengan menggunakan kaki.

o Kemudian salah satu sobekan koran disobek-sobek lagi menjadi lebih kecil. Kumpulkan sobekan-sobekan kecil tersebut dengan kedua kaki dan letakkanlah di atas lembaran koran lainnya. Akhirnya bungkuslah semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.

Page 21: SOP Gabungan

13. Rapihkan alat-alat14. Lepas sarung tangan15. Cuci tangan16. Dokumentasikan hasil latihan

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Selama melakukan latihan perhatikan keadaan umum klien

Sumber

Rujukan

1. Perkeni,

2. Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Ed.8.Jakarta: EGC.

3. Noer, Sjaifoellah.1996.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3.Jakarta: FKUI.

4. S,Sumosardjuno.1986.Manfaat dan macam olahraga bagi penderita diabetesd melitus.Bandung.

5. www.wikipedia.com

6. www.diabetesmelitus.com

Page 22: SOP Gabungan

LOGO .........................

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALPEMERIKSAAN SENSITIFITAS KAKI

No Dokumen……. No Revisi……… Halaman…….1/6

Prosedur Tetap Tanggal Terbit

………………………………..

Ditetapkan oleh

Direktur

Pengertian Pemeriksaan sensitifitas kaki adalah pengkajian yang dilakukan pada kedua plantar kaki menggunakan monofilament semmes 10 gr.

Tujuan Mendeteksi terjadinya neuropati perifer pada kaki penderita DM

Persiapan 1. Persiapan alat :- Garpu tala 128 Hz- Semmes-Weinstein Monofilamen 10 gr- Sarung tangan- Buku catatan

2. Klien :- Ucapkan salam- Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan tindakan.- Klien tidur terlentang

3. Lingkungan :- Lingkungan tenang- Pencahayaan.

Prosedur 1. Cuci tangan2. Sentuhkan ujung dari monofilament pada punggung tangan klien (orientasi sensasi).3. Anjurkan klien untuk menutup mata4. Lakukan test pada 4 lokasi (lihat gambar) secara acak untuk tiap kaki. Hindari apabila

ada jaringan parut, kalus dan luka

5. Tahan monofilament pada lokasi test/pemeriksaan sampai berbentuk setengah lingkaran selama 1 detik.

6. Nilailah respon klien dengan menanyakan “ Apakah bapak/ibu merasakan sentuhan?” ya atau tidak?”

7. Ulangi pemeriksaan dua kali pada setiap lokasi dan secara acak

Page 23: SOP Gabungan

8. Apabila klien bisa menjawab dengan benar dua atau lebih dari 3 pemeriksaan maka klien tidak mengalami neuropatiApabila klien hanya bisa menjawab benar pada satu pemeriksaan atau tidak bisa menjawab sama sekali maka dilakukan pemeriksaan ulang.

Apabila pada pemeriksaan ulang klien tidak bisa menjawab benar maka klien mengalami neuropati.

9. Jelaskan pada klien bahwa tindakan sdh selesai dilakukan. 10. Catat hasil pemeriksaan klien pada status klien.

Sumber Rujukan American College of Physicians. (2007)

Page 24: SOP Gabungan

LOGO .........................

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALPERAWATAN KAKI SEHAT DM

No Dokumen……. No Revisi……… Halaman…….

Prosedur Tetap Tanggal Terbit

………………………………..

Ditetapkan oleh

Direktur

Pengertian Perawatan kaki sehat DM adalah perawatan kaki yang dilakukan pada kaki penderita diabetes meliputi mencuci kaki, membersihkan kalus, dan memotong kuku.

Tujuan 1. Mencegah terjadinya luka kaki diabetik2. Menjaga kelembaban kulit kaki

Persiapan 1. Persiapan alat : Air bersih hangat dalam waskom/ember Sabun mandi bayi Batu apung Handuk Lotion Gunting kuku Alkohol 70% Kassa steril Mess Handsvat/scalpel Gerinda Mata gerinda Handschoen Bengkok Perlak dan alas

2. Klien :- Ucapkan salam- Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan tindakan.- Klien duduk/tidur terlentang (sesuai kemampuan klien)

3. Lingkungan :- Lingkungan tenang- Pencahayaan.

Prosedur 1. Dekatkan alat 2. Cuci tangan3. Gunakan sarung tangan4. Apabila klien tidur terlentang letakkan perlak dan alas di bawah kaki klien. Kemudian

tekuk kaki klien dan rendam dalam air hangat (waktu .....)5. Cuci kaki klien menggunakan air hangat dan sabun cair. 6. Keringkan menggunakan handuk

Kalus tipis

7. Gosok kalus menggunakan batu apung

Page 25: SOP Gabungan

8. Cuci kaki sekali lagi9. Keringkan menggunakan handuk yang lembut pastikan sela-sela jari kering10. Oleskan lotion pada kedua kaki11. Rapikan klien dan alat-alat

Kalus tebal

3. Keringkan kaki menggunakan handuk4. Pasang bistouri pada handsvat atau scalpel

Pasang mata gerinda

5. Desinfeksi daerah kaki yang akan dibersihkan menggunakan alkohol6. Tipiskan kalus menggunakan bistouri atau gerinda

Bila menggunakan bistouri, lakukan dengan hati-hati untuk menghindari terjadi luka

7. Setelah selesai desinfeksi lagi menggunakan alkohol8. Rapikan klien dan alat-alat

Dokumentasikan tindakan dan kondisi kaki klien pada status

Sumber Rujukan American College of Physicians. (2007)Perkeni. (2009). Pedoman Penatalaksanaan Kaki Diabetik. Jakarta : PB Perkeni Soegondo, S. & Sukardji, K (2008). Hidup Secara Mandiri dengan Diabetes Mellitus.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Page 26: SOP Gabungan

LOGO .........................

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALPERAWATAN LUKA GANGREN

No Dokumen……. No Revisi……… Halaman…….

Prosedur Tetap Tanggal Terbit

………………………………..

Ditetapkan oleh

Direktur

Pengertian Perawatan luka adalah perawatan yang dilakukan pada luka kaki penderita DM, dengan mencuci luka, mengangkat jaringan mati..

Tujuan 1. Meningkatkan integritas kulit 2. Mencegah perluasan infeksi3. Mengoptimalkan vaskularisasi jaringan granulasi dengan baik tanpa adanya

tanda-tanda infeksi lokal seperti: drainase, selulitis dan bau Petugas ??????

Persiapan 1. Persiapan alat :Alat steril:

Pinset anatomi 2 buah Pinset chirrurgis 2 buah Gunting lurus 1 buah Penjepit arteri 2 buah Kapas lidi Kassa steril Kassa penekan (deppres) Mangkok steril Sarung tangan Normal salin 0,9%

Alat tidak steril:

Gunting pembalut Plester Bethadin Bengkok/kantong plastik Kain pembalut/perband secukupnya Obat luka yang diperlukan

2. Klien : Menjelaskan Prosedur Mengatur Posisi Senyaman mungkin Memasang sketsel/tirai

3. Lingkungan :- Lingkungan tenang- Pencahayaan.

Prosedur 1. Cuci tangan2. Memakai sarung tangan3. Buka luka perlahan, hindari terjadinya perdarahan/trauma pada luka.

Page 27: SOP Gabungan

4. Luka dikaji dengan seksama sesuai dengan cara mengkaji luka. Dokumentasikan kondisi luka dengan tulisan maupun gambar.

5. Cuci luka menggunakan NaCl 0,9%. Hati-hati dalam mencuci luka, jangan sampai menyebabkan trauma.

6. Apabila harus dilakukan kultur, lakukan pengambilan kultur.7. Bersihkan luka menggunakan tangan, bersih jaringan luka yang sudah mati

atau jaringan nekrotik.8. Cuci kembali luka menggunakan NaCl 0,9%.9. Berikan topikal terapi sesuai dengan kondisi luka10. Cuci tangan

Sumber Rujukan

Suriadi, MSN. (2007). Manajemen Luka. STIKEP Muhammadiyah PontianakHarapan, Sinar. Konsultasi, Pencurian Kaki Pada Diabetes http://rds.yahoo.com/

Cunha BA: Diabetic foot infections. Emerg Med, 1997; 10: 115-24. Rush M.D. Diabetic Foot Care, Http//www.emedicine.com/