definisi, etiologi, klasifikasi rhinitis (1) (1)

10
DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI RHINITIS

Upload: intan-kartikasari

Post on 01-Feb-2016

104 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

medis

TRANSCRIPT

Page 1: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Rhinitis (1) (1)

DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI RHINITIS

Page 2: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Rhinitis (1) (1)

DEFINISI RINITIS GEJALA RINITIS

A. Rhinitis adalah suatu inflamasi ( peradangan) pada membran mukosa di hidung.(Dipiro, 2005 )

B. Rhinitis adalah peradangan selaput lendir hidung.( Dorland, 2002 )

Bersin – bersin

Pilek encer

Hidung tersumbat

Gatal pada hidung

Penciuman berkurang

Page 3: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Rhinitis (1) (1)

Klasifikasi RinitisMenurut sifat nya dibedakan menjadi :A. RINITIS AKUTB. RINITIS KRONIK

1. Rinitis Non Alergi1. Rinitis Vasomotor2. Rinitis Medikamentosa

2. Rinitis karna Infeksi3. Rinitis Alergi

Page 4: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Rhinitis (1) (1)

A. Rinitis AkutPeradangan membran mukosa hidung dan

sinus-sinus aksesoris (influenza)Penyebab : Virus dan BakteriTujuan : untuk mencegah infeksi ke paru-paruGejala : Panas, Sakit kepala, lemas, Pilek,

bersin-bersin.Virus : sekret encer dan jernih (3-5 hari)Bakteri : sekret kental dan tidak jernihSering terjadi pada musim dingin, musim

hujan, atau jika imunitas seseorang turun.

Page 5: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Rhinitis (1) (1)

B. Rinitis Kronik1. RINITIS NON ALERGI• Rhinitis non allergi disebabkan oleh infeksi

saluran napas (rhinitis viral dan rhinitis bakterial)

• Penyebab : masuknya benda asing kedalam hidung, deformitas struktural, neoplasma, dan massa, penggunaan kronik dekongestan nasal, penggunaan kontrasepsi oral, kokain dan anti hipertensif.

Page 6: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Rhinitis (1) (1)

B. Rinitis Kronik1. RINITIS NON ALERGI

berdasarkan penyebabnya, rinitis non alergi digolongkan menjadi:a) Rinitis Vasomotor

terdapatnya gangguan fisiologik lapisan mukosa hidung yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas parasimpatis.

Etiologi belum diketahui, diduga akibat gangguan keseimbangan vasomotor. (Obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis, Faktor fisik, seperti iritasi asap rokok, udara dingin, kelembapan udara yang tinggi, dan bau yang merangsang)

b) Rinitis Medikamentosa Rhinitis medikamentosa adalah suatu kelainan hidung

berupa gangguan respon normal vasomotor sebagai akibat pemakaian vasokonstriktor topical (obat tetes hidung atau obat semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan, sehingga menyebabkan sumbatan hidung yang menetap

Page 7: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Rhinitis (1) (1)

B. Rinitis Kronik2. RINITIS KARNA INFEKSI

1. Rinitis Atrofi  Infeksi kronik dengan atrofi progresif pada mukosa dan tulang konka. Sekret

kental, cepat mengering dan berbau busuk.

2. Rinitis Hipertrofi Timbul akibat infeksi berulang dalam hidung dan sinus, lanjutan dari rinitis

alergi atau vasomotor. 

3. Rinitis Candida  Akibat aspergilosis, blastomikosis dan kandidiasis. Dapat mengenai tulang

rawan septum.

4. Rinitis Tuberkulosa  Mengenai tulang rawan septum dan dapat mengakibatkan perforasi.

5. Rinitis Difteri Disebabkan oleh corynebacterium diphteri  (primer dari hidung, sekunder

dari tenggorokan)

6. Rinitis sifilis Disebabkan oleh treponema pollidium.

Page 8: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Rhinitis (1) (1)

B. Rinitis Kronik3. RINITIS ALERGI• penyakit umum yang paling banyak di derita oleh

perempuan dan laki-laki yang berusia 30 tahunan.• Merupakan inflamasi mukosa saluran hidung yang

disebabkan oleh alergi terhadap partikel, seperti: debu, asap, serbuk/tepung sari yang ada di udara.

• dapat terjadi bertahun-tahun atau musiman.• Dapat terjadi pada semua ras bangsa.• Onset dari rhinitis alergi adalah anak-anak,

remaja dan dewasa. 80% dewasa muda, 40% anak-anak dan remaja.

Page 9: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Rhinitis (1) (1)

B. Rinitis Kronik3. RINITIS ALERGIEtiologi Rhinitis Alergi Rhinitis alergi adalah penyakit peradangan yang diawali oleh dua tahap sensitisasi

yang diikuti oleh reaksi alergi. Reaksi alergi terdiri dari dua fase yaitu : a.       Immediate Phase Allergic Reaction, Berlangsung sejak kontak dengan allergen

hingga 1 jam setelahnya. b.      Late Phase Allergic Reaction, Reaksi yang berlangsung pada dua hingga empat

jam dengan puncak 6-8 jam setelah pemaparan dan dapat berlangsung hingga 24 jam.

Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi atas : a.       Alergen Inhalan, yang masuk bersama dengan udara pernafasan, misalnya debu

rumah, tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur b.      Alergen Ingestan, yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan, misalnya susu,

telur, coklat, ikan dan udang c.       Alergen Injektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya penisilin

atau sengatan lebah d.      Alergen Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan

mukosa, misalnya bahan kosmetik atau perhiasan

Page 10: Definisi, Etiologi, Klasifikasi Rhinitis (1) (1)

TERIMAKASIH