definisi

7
Definisi Limfogranuloma venereum (LGV) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis serotype L1, L2, L3, afek primer biasanya cepat hilang, bersifat sistemik, mengenai sistem saluran pembuluh limfe dan kelenjar limfe, terutama pada daerah genital, inguinal, anus dan rektum, dengan perjalanan klinis, akut, sub-akut, atau kronis tergantung pada imunitas penderita dan biasanya berbentuk sindrom inguinal. Sindrom tersebut berupa limfadenitis dan periadenitis beberapa kelenjar getah bening inguinal medial dengan kelima tanda radang akut dan disertai gejala konstitusi, kemudian akan mengalami perlunakkan yang tak serent Epidemiologi LGV bersifat sporadis tersebar di seluruh dunia terutama pada negara-negara yang beriklim tropis dan subtropics, seperti I daerah Amerika Utara, Eropa, Australia dan prevalensi tinggi yang terdapat di Asia dan Amerika Selatan, LGV merupakan penyakit endemis di timur dan barat Afrika, India, sebagian Asia Tenggara, Amerika Utara dan Kepulauan Karibia. Pada daerah nonendemis ditemukan padapelaut, tentara, dan wisatawan yang mendapat infeksi pada saat berkunjung atau pernah tinggal di daerah endemis. Seperti pada penyakit IMS lainnya, limfogranuloma venereum merupakan penyakit yang lebih sering dijumpai pada daerah-daerah rural dan orang-orang berperilaku promiskus serta golongan social ekonomi rendah. Penyakit ini dijumpai pada usia antara 20-40 tahun, lebih sering pada laki-laki dibanding dengan perempuan dengan rasio 5:1 atau lebih, hal ini disebakan karena adanya perbedaan

Upload: lalu-febryan-cipta-amali

Post on 30-Sep-2015

20 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

maafkan demi scrib

TRANSCRIPT

DefinisiLimfogranuloma venereum (LGV) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis serotype L1, L2, L3, afek primer biasanya cepat hilang, bersifat sistemik, mengenai sistem saluran pembuluh limfe dan kelenjar limfe, terutama pada daerah genital, inguinal, anus dan rektum, dengan perjalanan klinis, akut, sub-akut, atau kronis tergantung pada imunitas penderita dan biasanya berbentuk sindrom inguinal. Sindrom tersebut berupa limfadenitis dan periadenitis beberapa kelenjar getah bening inguinal medial dengan kelima tanda radang akut dan disertai gejala konstitusi, kemudian akan mengalami perlunakkan yang tak serentEpidemiologi LGV bersifat sporadis tersebar di seluruh dunia terutama pada negara-negara yang beriklim tropis dan subtropics, seperti I daerah Amerika Utara, Eropa, Australia dan prevalensi tinggi yang terdapat di Asia dan Amerika Selatan, LGV merupakan penyakit endemis di timur dan barat Afrika, India, sebagian Asia Tenggara, Amerika Utara dan Kepulauan Karibia. Pada daerah nonendemis ditemukan padapelaut, tentara, dan wisatawan yang mendapat infeksi pada saat berkunjung atau pernah tinggal di daerah endemis. Seperti pada penyakit IMS lainnya, limfogranuloma venereum merupakan penyakit yang lebih sering dijumpai pada daerah-daerah rural dan orang-orang berperilaku promiskus serta golongan social ekonomi rendah.Penyakit ini dijumpai pada usia antara 20-40 tahun, lebih sering pada laki-laki dibanding dengan perempuan dengan rasio 5:1 atau lebih, hal ini disebakan karena adanya perbedaan patogenesis. Kejadian akut LGV berhubungan erat dengan usia dan tingginya aktivitas seksual, pernah dilaporkan kasus LGV pada remaja. Kini penyakit ini jarang ditemukan.Etiologi Penyebab Limfogranuloma venereum (LGV) adalah Chlamydia trachomatis, yang merupakan salah satu organisme dari 4 spesies dari genus Chlamydia, yang memiliki siklus pertumbuhan yang unik . Chlamydia trachomatis memiliki sifat sebagian seperti bakteri dalam hal pembelahan sel, metabolisme, struktur, maupun kepekaan terhadap antibiotika dan kemoterapi, dan sebagian bersifat seperti virus yaitu memerlukan sel hidup untuk berkembang biaknya (parasit obligat intrasel). Spesies Chlamydia trachomatis terdiri dari dua biovars yaitu trachoma atau organisme TRIC dan organisme LGV. Organisme LGV sendiri terdiri atas 3 serovars yaitu L1, L2, L3. Chlamydia berukuran lebih kecil dari bakteri, berdiameter 250-550 mm, namun lebih besar dari ukuran virus pada ummunya. Di dalam jaringan pejamu , membentuk sitoplasma inklusi yang merupakan patognomoni infeksi Chlamydia. Penyakit yang segolongan dengan Limfogranuloma venereum ialah psitakosis, trakoma, dan Inclusion conjunctivitis.Manifestasi klinis LGV adalah penyakit sistematik primer menyerang system limfatik, dengan manisfestasi klinis dapat akut, subakut atau kronik,dengan komplikasi pada stadium lanjut. Masa tunas penyakit ini adalah 1-4 minggu. Gejal konstitusi timbul sebelum penyakitnya mulai dan biasanya menetap selam sindrom inguinal. Gejal tersebut berupa malese, nyeri kepala, artralgia, anoreksia, nausea dan demam. Terdapat perbedaan gambaran klinis pada pria dan dan wanita. Pada wanita jarang didapatkan lesi primer genital dan bubo inguinal. Gambaran klinis LGV secara umum dapat dibagi dalam 2 stadium, yaitu : 1. Stadium dini, yang terdiri atas : a. Lesi primer genital b. Sindrom inguinal 2. Stadium lanjut, dapat berupa : a. Sindrom ano-rektal b. Elefantiasis/Sindrom genital (esthiomene)

Waktu terjadinya lesi primer hingga sindrom inguinal 3-6 minggu, sedangkan dari bentuk dini hingga bentuk lanjut yaitu selam satu tahun hingga beberapa tahun.

Patogenesis Chlamydia trachomatis tidak dapat menembus membran atau kulit yang utuh, tetapi masuk melalui aberasi atau lesi kecil di kulit, kemudian mengadakan penyebaran secara limfogen untuk bermultiplikasi ke dalam fagositosis mononuklear pada kelenjar limfe regional kemudian akan menimbulkan peradangan di sepanjang saluran limfe (limfangitis dan perilimfangitis), seterusnya mencapai kelenjar limfe terdekat sehingga terjadi peradangan kelenjar limfe dan jaringan di sekitarnya (limfadenitis dan perilimfadenitis). Jadi LGV adalah penyakit yang terutama mengenai jaringan limfatik. Proses patologis yang penting adalah trombolimfangitis dan perilimfangitis, dengan penyebaran proses inflamasi dari limfenod ke jaringan sekitarnya. Limfangitis ditandai dengan ploriferasi sel endotel sepanjang pembuluh limfe saluran penghubung dalam limfenod. Pada tempat infeksi limfenod cepat membesar, dan pada area tersebut dikelilingi oleh daerah yang nekrosis yang terdiri atas kumpulan sel endotel yang padat. Area yang nekrosis diserbu oleh sel lekosit polimorfonuklear dan mengalami pembesaran yang khas berbentuk segitiga atau segiempat disebut sebagai stelata abses. Pada peradangan lanjut abses-abses bersatu dan pecah membentuk lokulasi abses, fistel atau sinus. Proses inflamasi dapat berlansung beberapa minggu atau beberapa bulan. Penyembuhan disertai dengan pembentukan jaringan fibrosis, yang merusak struktur limfenod dan dapat menyumbat saluran limfe. Edema kronis dan fibrous sklerosis menyebabkan indurasi dan pembengkakan daerah yang terkena. Fibrosis juga mempengaruhi pembuluh darah kulit dan membrane mukosa sehingga menyebabkan ulserasi. Dapat terjadi kerusakan rektum akibat ulserasi mukosa, peradangan transmural dinding usus, obstruksi aliran limfe, pembentukan jaringan fibrotic, dan striktur. Juga dapat terjadi perlekatan diantara kolon sigmoid dan dinding rektum dengan dinding rektum dengan dinding pelvis. Limfopatia pada laki-laki terjadi pada daerah inguinal, sedangkan pada perempuan dan laki-laki homoseksual biasanya terjadi di daerah genital, anal dan rektal. Perbedaan lokasi lesi penyakit ini tergantung dari letak lesi primer. Pada laki-laki penis merupakan tempat pertama kali masuknya (lesi primer) Chlamydia trachomatis kemudian menyebar ke kelenjar limfe inguinal sedangkan perempuan melalui intravagina atau servikal menuju kelenjar limfe intrapelvik, anus dan rektal. LGV akut lebih sering pada laki-laki karena pada perempuan biasanya asimtomatik dan baru didiagnosis setelah berkembang menjadi proktokolitis akut atau bubo inguinalLGV kemungkinan bukanlah suatu penyakit menular seperti gonore. Lesi primer herpes, urethritis, servisitis, proktokolitis, dan ulserasi kronis kemungkinan adalah bentuk infeksi yang terbanyak dari LGV. Walaupun bukti yang menyokong sangat minimal, endoservik kelihatanya adalah tempat infeksi yang paling sering pada wanita, dan infeksinya masih berlangsung sampai beberapa minggu atau bebrapa bulan. Penularan secara kongenital tidak terjadi, tetapi infeksi mungkin terjadi melalui jalan lahir selama proses kelahiran.

Pemeriksaan Penunjang Tes Frei Merupakan metode diagnosis pertama yang dilakukan untuk mendiagnosis LGV (1930-1970) Tes ini berdasarkan pada imunitas seluler terhadap virus LGV. Bahan diambil dari aspirasi bubo yang belum pecah atau antigen yang dibuat dari hasil pembiakan dalam selaput kuning telur embrio ayam, nama dagang lygnanum. Cara kerja 1. Caranya dengan menyuntikkan 0,1 ml antigen intradermal pada lengan bawah dengan kontrol pada lengan lainnya. 2. Reaksi dibaca setelah 48-72 jam, hasil positif bila tampak papul eritematosa dikelilingi daerah infaltrat dengan diameter >6 mm dan daerah control negative. 3. Hasil positif dalam waktu 2 sampai beberapa minggu (bahkan sampai 6 bulan) setelah infeksi dan akan tetap positif untuk jangka waktu lama bahkan seumur hidup. Reaksi ini merupakan delayed intradermal yang spesifik terhadap golongan Chlamydia sehingga dapat member hasil positif semu pada penderita dengan infeksi Chlamydia yang lain.

Tes Serologi Tes serologi yang digunakan dalam pemeriksaan ini meliputi: 1. complement fixation tes (CFT) 2. radio isotop presipitation (RIP) 3. micro imunofluorescence (micro-IF) typing

CFT lebih sensitive dan dapat mendiagnosis lebih awal (positif), dan antibodi bisa menetap selama bertahun-tahun. Pada pemeriksaan CFT menggunakan antigen yang spesifik, yang merupakan tes yang lebih sensitive. Terdapat reaksi silang dengan infeksi Chlamydia yang lain dan antibodi dapat tetap positif dengan titer tinggi atau rendah sampai beberapa tahun. Titer lebih atau sama dengan 1:64 menunjukkan adanya infeksilimfogranuloma venereum yang aktif. Penurunan titer dapat dipakai untuk menunjukkan keberhasilan terapi. Titer yang rendah biasanya pada kasus-kasus in-aktif atau infeksi Chlamydia lainnya. Pemeriksaan micro-IF dianggap lebih sensitive dibandingkan tes fiksasi komplemen. Tes ini dapat memperlihatkan tipe strain antigen yang menyebabkan infeksi melalui pola reaktivitasnya. Pada LGV, serumfase akut biasanya mengandung antibody micro-IF yang sangat tinggi. Pada LGV dapat ditemukan titer antibody IgG yang sangat tinggi (>1 : 2000) jauh melebihi titer urethritis non gonokokus yang disebabkan oleh Chlamydia. Pemeriksaan RIP digunakan oleh Philip et al untuk mendeteksi antibody limfogranuloma venereum yang menggunakan antiglobulin untuk persipitasi antibody Chlamydia dan kompleks Chlamydia meningopneumonitis radiolabeled yang tidak dapat dilihat dari proporsi radioaktif yang dilepaska. Antigen spesifik trachoma limfogranuloma venereum diekstrasi dari pertumbuhan Chlamydia dalam kultur jaringa. Pemeriksaan ini lebih sensitive dari pemeriksaan micro-IF.

Kultur Jaringan Dilakukan dalam yolk sac embrio ayam atau dalam biakan sel dengan bahan pemeriksaan dari aspirasi pus bubo yang belum pecah dapat member konfirmasi diagnosis