dalai lama

30
KEHIDUPAN GEMILANG DALAI LAMA Judul Asli: The Luminous Life of Dalai Lama Penerjemah: Wahid Winoto Kata Pengantar dari Penerbit ‘Kehidupan Gemilang’ merupakan sebuah kumpulan tentang kehidupan orang-orang terbesar yang pernah hidup atau masih hidup di bumi sekarang ini sejak zaman Yesus Kristus hingga Napoleon dan Tony Blair. Seri ini menyusuri perjalanan orang-orang besar yang telah memberikan sumbangan secara luas kepada umat manusia di bidang Seni, Literatur, Musik, Sains, Politik, Film, Olah Raga, atau Pelayanan Sosial, dan lain- lain. Seri ini mendeskripsikan secara singkat perjuangan dan pencapaian berbagai macam diktator dan pemimpin seperti Adolf Hitler dan Napoleon yang pada zamannya merupakan ancaman utama bagi perdamaian dunia. Di sisi lain, kumpulan ini menceritakan para pembaharu besar seperti Nelson Mandela, Dalai Lama dan Karl Marx. Seri ini juga menyoroti kehidupan para penulis yang namanya selalu dikenang sepanjang sejarah seperti Shakepeare, Charles Dickens, Leo Tolstoy, Enid Blyton dan Thomas Hardy dan faktor-faktor yang mendorong mereka untuk menghasilkan tulisan-tulisan yang sedemikian emotif. Karya-karya dan prestasi dari sejumlah pakar ilmu pengetahuan dan para penemu besar seperti Albert Einstein, Charles Babbage, Alfred Nobel, dan Wright Brothers juga dibicarakan di sini. Pembaca juga dapat mengetahui lebih banyak tentang sejumlah olahragawan kondang kaliber internasional seperti Sir Donald Bradman, Steffi Graf, Brian Lara, David Beckham, Pele dan Muhammad Ali. Aktor-aktor film kondang seperti Charlie Chaplin, Tom Cruise, Julia Roberts, Marylin Monroe, dan Jacky Chan juga dibicarakan dalam buku ini. Sketsa kehidupan dari orang-orang terkemuka seperti Ratu Elisabeth, Picasso, Walt Disney dan Lady Diana juga dihadirkan dalam buku ini. Secara keseluruhan, ‘Kehidupan Gemilang’ merupakan sebuah informasi kaya yang membicarakan kehidupan-kehidupan ‘abadi’ dari orang-orang terbesar tingkat internasional dan kita perlu mengambil seluruh gagasan pikiran yang mengilhami dan menyelidiki itu. BAB I MENEMUKAN BUDDHA BELAS KASIH Yang Mulia Dalai Lama XIV, Tenzin Gyatso, adalah kepala negara dan pemimpin spiritual rakyat Tibet. Dia dilahirkan di Lhamo Dhondrub pada tanggal 6 Juli 1935 di sebuah desa kecil bernama Takser, di Tibet bagian timur laut. Dalai Lama, yang dilahirkan di sebuah keluarga petani, pada usia dua tahun dikenal sebagai reinkarnasi pendahulunya, yakni Dalai Lama XIII, dan dipandang sebagai reinkarnasi Avalokitesvara, Buddha Belas Kasih.

Upload: effendy-zhang-v

Post on 21-Jan-2016

89 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Dalai Lama

TRANSCRIPT

Page 1: Dalai Lama

KEHIDUPAN GEMILANG DALAI LAMA Judul Asli: The Luminous Life of Dalai Lama

Penerjemah: Wahid Winoto

Kata Pengantar dari Penerbit

‘Kehidupan Gemilang’ merupakan sebuah kumpulan tentang kehidupan orang-orang terbesar yang pernah hidup atau masih hidup di bumi sekarang ini sejak zaman Yesus Kristus hingga Napoleon dan Tony Blair. Seri ini menyusuri perjalanan orang-orang besar yang telah memberikan sumbangan secara luas kepada umat manusia di bidang Seni, Literatur, Musik, Sains, Politik, Film, Olah Raga, atau Pelayanan Sosial, dan lain-lain. Seri ini mendeskripsikan secara singkat perjuangan dan pencapaian berbagai macam diktator dan pemimpin seperti Adolf Hitler dan Napoleon yang pada zamannya merupakan ancaman utama bagi perdamaian dunia. Di sisi lain, kumpulan ini menceritakan para pembaharu besar seperti Nelson Mandela, Dalai Lama dan Karl Marx. Seri ini juga menyoroti kehidupan para penulis yang namanya selalu dikenang sepanjang sejarah seperti Shakepeare, Charles Dickens, Leo Tolstoy, Enid Blyton dan Thomas Hardy dan faktor-faktor yang mendorong mereka untuk menghasilkan tulisan-tulisan yang sedemikian emotif. Karya-karya dan prestasi dari sejumlah pakar ilmu pengetahuan dan para penemu besar seperti Albert Einstein, Charles Babbage, Alfred Nobel, dan Wright Brothers juga dibicarakan di sini. Pembaca juga dapat mengetahui lebih banyak tentang sejumlah olahragawan kondang kaliber internasional seperti Sir Donald Bradman, Steffi Graf, Brian Lara, David Beckham, Pele dan Muhammad Ali. Aktor-aktor film kondang seperti Charlie Chaplin, Tom Cruise, Julia Roberts, Marylin Monroe, dan Jacky Chan juga dibicarakan dalam buku ini. Sketsa kehidupan dari orang-orang terkemuka seperti Ratu Elisabeth, Picasso, Walt Disney dan Lady Diana juga dihadirkan dalam buku ini. Secara keseluruhan, ‘Kehidupan Gemilang’ merupakan sebuah informasi kaya yang membicarakan kehidupan-kehidupan ‘abadi’ dari orang-orang terbesar tingkat internasional dan kita perlu mengambil seluruh gagasan pikiran yang mengilhami dan menyelidiki itu.

BAB I MENEMUKAN BUDDHA BELAS KASIH

Yang Mulia Dalai Lama XIV, Tenzin Gyatso, adalah kepala negara dan pemimpin spiritual rakyat Tibet. Dia dilahirkan di Lhamo Dhondrub pada tanggal 6 Juli 1935 di sebuah desa kecil bernama Takser, di Tibet bagian timur laut. Dalai Lama, yang dilahirkan di sebuah keluarga petani, pada usia dua tahun dikenal sebagai reinkarnasi pendahulunya, yakni Dalai Lama XIII, dan dipandang sebagai reinkarnasi Avalokitesvara, Buddha Belas Kasih.

Page 2: Dalai Lama

Ketika Dalai Lama XIII wafat pada tahun 1935, tugas yang membebani Pemerintah Tibet bukan hanya menunjuk seorang penerus tetapi juga mencari dan menemukan seorang anak yang merupakan reinkarnasi dari Buddha Belas Kasih. Pada tahun 1935, Wali Negeri Tibet pergi ke sebuah danau keramat Lhamo Lhatso di Chokhorgyal, kira-kira 80 mil di sebelah tenggara Lhasa, ibu kota Tibet. Selama berabad-abad orang-orang Tibet telah mengobservasi bahwa visi-visi masa depan dapat dilihat di danau tersebut. Wali Negeri mendapatkan penglihatan tentang tiga aksara Tibet: Ah, Ka, dan Ma, diikuti dengan sebuah gambar berupa sebuah vihara besar dengan atap dari jade berwarna hijau keemasan dan sebuah rumah dengan lantai dari batu pirus. Pada tahun 1937 para Lama tingkat tinggi dan orang-orang terkemuka yang membawa rahasia-rahasia visi dikirim ke seluruh pelosok Tibet untuk mencari tempat yang dilihat oleh Wali Negeri di air danau itu. Rombongan pencari yang menuju timur dibawah pimpinan Lama Kewtsang Rinpoche dari Vihara Sera. Ketika mereka tiba di Amdo, mereka menemukan tempat yang cocok dengan gambaran dari visi rahasia itu. Rombongan pergi ke rumah itu dengan Kewtsang menyamar sebagai pembantu dan pejabat yunior, Lobsang Tsewang menyamar sebagai pemimpin. Rinpoche sedang mengenakan tasbih yang pernah menjadi milik Dalai Lama XIII dan anak laki-laki balita itu mengenali tasbih tersebut dan meminta barang itu diberikan kepada dirinya. Kewtsang Rinpoche berjanji akan memberikan barang itu kepadanya jika dia dapat menebak siapa dia dan anak kecil itu menjawab: ‘Sera aga’, yang dalam dialek lokal berarti ‘lama dari Sera’. Kemudian Rinpoche bertanya siapa yang pemimpin vihara itu dan anak itu menyebutkan namanya dengan tepat. Dia juga mengetahui nama pelayan itu yang sebenarnya. Ini diikuti dengan serangkaian ujian yang mencakup pemilihan barang-barang yang tepat yang merupakan milik Dalai Lama XIII. Dengan adanya ujian-ujian tersebut mereka kemudian diyakinkan bahwa reinkarnasi tersebut telah ditemukan dan keyakinan mereka dikuatkan dengan arti dari tiga huruf yang dilihat di danau Lhamo Lhatso. Para Lama dan pejabat tinggi percaya bahwa ‘Ah’ dapat diartikan Amdo, nama provinsi, ‘Ka’ untuk Kumbum, salah satu vihara terbesar di lingkungan tersebut, dan dua huruf ‘Ka’ dan ‘Ma’ untuk vihara Karma Rolpai Dorje di pegunungan di atas desa itu. Pada tahun 1940, Dalai Lama XIV dinobatkan. Para Dalai Lama adalah manifestasi dari Bodhisattva (Buddha) Belas Kasih, yang memilih untuk berinkarnasi guna melayani orang banyak. Lhamo Dhrondurub, sebagai Dalai Lama, diberi nama baru Jetsun Jamphel Ngawang Lobsang Yeshe Tenzin Gyatso. Artinya: Junjungan yang Suci, Cahaya Kemuliaan yang Lembut, Pembela Keyakinan yang Berbelaskasih, dan Lautan Kebijaksanaan. Orang-orang Tibetan pada umumnya memandang Dalai Lama sebagai Yeshe Norbu, Permata Pengharapan atau gampangnya Kundun – Kehadiran. Upacara penobatan (pengesahan) berlangsung pada tanggal 22 Februari 1940 di Lhasa, ibu kota Tibet.

Page 3: Dalai Lama

BAB 2 PENDIDIKAN DAN TANGGUNGJAWAB

Beliau mulai pendidikannya pada usia 6 tahun dan menyelesaikan pendidikan tingkat Geshe (doktor dalam filosofi Buddhis) pada tahun 1959 dalam usia 25 tahun. Pada usia 24 dia menjalani ujian persiapan di tiga universitas monastik secara bergiliran: Drepung, Sera, dan Ganden. Ujian akhir dilangsungkan di Jokhang, Lhasa, selama Festival Doa Monlam yang diadakan setiap tahun, yang berlangsung pada bulan pertama menurut kalender Tibetan. Pada tanggal 17 November 1950 Yang Mulia diminta untuk menerima kekuasaan politis sepenuhnya (Kepala Negara dan Pemerintahan), setelah sekitar 80.000 Tentara Pembebasan Rakyat menyerang Tibet. Pada tahun 1954 beliau pergi ke Beijing untuk merundingkan perdamaian dengan Mao Tse-tung dan para pemimpin RRC lainnya, termasuk Chou En-lai dan Deng Xiaoping. Pada tahun 1956, sementara mengunjungi India untuk menghadiri Ulang Tahun Buddha Jayanti 2500, beliau melakukan serangkaian pertemuan dengan Perdana Mentri Nehru dan Perdana Mentri Chou tentang berbagai kondisi di Tibet yang memburuk. Usaha-usahanya untuk menciptakan solusi damai bagi konflik Sino-Tibet dikandaskan oleh kebijakan Beijing yang zalim di Tibet bagian Timur, yang menyulut terjadinya pemberontakan dan perlawanan dimana-mana. Gerakan perlawanan ini menyebar ke bagian-bagian lain dari negeri itu. Pada tanggal 10 Maret terjadi demonstrasi terbesar dalam sejarah Tibet, yang menuntut RRC untuk meninggalkan Tibet dan menegaskan kembali independensi Tibet. Pemberontakan Nasional Tibet telah dihancurkan secara brutal oleh tentara RRC. Yang Mulia mengungsi ke India dimana dia diberi suaka politik. Sekitar 80.000 pengungsi mengikuti Yang Mulia ke tempat pengasingan. Sekarang ini ada lebih dari 120.000 orang Tibet di tempat pengungsian. Sejak 1960 beliau berdiam di Dharamsala, India, yang dikenal sebagai ‘Lhasa Kecil’, tempat kedudukan Pemerintah Tibet di pengasingan. Pada tahun-tahun awal di pengasingan, Yang Mulia mendesak kepada PBB tentang masalah Tibet, yang membuahkan tiga revolusi yang diterima oleh Dewan Pimpinan pada tahun 1959, 1961 dan 1965, yang meminta kepada RRC untuk menghormati hak-hak asasi rakyat Tibet dan mengindahkan keinginan mereka untuk menentukan nasibnya sendiri. Dengan Pemerintah Tibetan di pengasingan yang baru dibentuk, Yang Mulia melihat bahwa tugasnya yang segera dan mendesak adalah menyelamatkan orang-orang Tibet yang mengasingkan diri dan budaya mereka. Para pengungsi Tibet ditampung di berbagai perkampungan petani, perkembangan ekonomi ditingkatkan dan kreasi tentang sebuah sistem pendidikan Tibetan dibangun untuk memajukan anak-anak pengungsi dengan pengetahuan yang penuh tentang bahasa mereka, sejarah, agama, dan budaya mereka. The Tibetan Institute of Performing Arts (Institut Kesenian Tibetan) telah dibangun pada tahun 1959 sementara the Central Institute of Higher Tibetan Studies menjadi satu universitas untuk orang-orang Tibet di India. Lebih dari 200 vihara telah

Page 4: Dalai Lama

dibangun kembali, untuk melestarikan kumpulan besar ajaran Buddhis Tibetan yang merupakan esensi dari pandangan hidup orang Tibet. Pada tahun 1963, Yang Mulia mengumumkan konstitusi demokratik, yang didasarkan pada prinsip-prinsip Buddhis dan Deklarasi Umum Hak-hak Asasi Manusia sebagai model untuk negeri Tibet yang merdeka di masa depan. Dewasa ini para anggota perlemen Tibet dipilih secara langsung oleh rakyat. Para anggota Kabinet Tibetan dipilih oleh Parlemen, sehingga Kabinet bertanggungjawab kepada Parlemen. Yang Mulia terus menerus menekankan pentingnya untuk semakin mendemokratiskan administrasi Tibetan dan telah menyatakan secara terbuka bahwa begitu Tibet mendapatkan kembali independensinya, dia tidak akan mencampuri urusan politis.

BAB 3 HUBUNGAN DENGAN BARAT DAN TIMUR

Di Washington DC, pada Konggres HAM tahun 1987 Dalai Lama mengajukan Lima Butir Rencana Perdamaian, sebagai langkah pertama untuk membahas status Tibet di masa yang akan datang. Rencana ini menghendaki Tibet sebagai sebuah zona perdamaian, mengakhiri perpindahan besar-besaran orang Tiongkok ke Tibet, merestorasi HAM yang mendasar dan menghendaki kebebasan berdemokrasi dan membatalkan maksud RRC untuk memproduksi senjata nuklir dan membuang limbahnya di Tibet, dan juga mendesak berbagai negosiasi yang serius tentang masa depan Tibet. Di Strasborg, Prancis, 15 Juni 1988, beliau menguraikan Lima Butir Rencana Perdamaian dan mengusulkan Pembentukan Tibet demokratik yang memerintah sendiri, dalam hubungannya dengan RRC. Pada tanggal 2 September 1991, Pemerintah Tibet di pengasingan menyatakan Proposal Strasborg tidak berlaku disebabkan sikap negatif dan tertutup dari pemimpin RRC saat itu, terhadap gagasan-gagasan yang diekspresikan di dalam proposal itu. Pada tanggal 9 Oktober 1991, selama kunjungan di Universitas Yale, USA, Yang Mulia mengatakan bahwa beliau ingin mengunjungi Tibet secara pribadi untuk mengakses situasi politis. Beliau berkata, “Saya sangat mengkhawatirkan hal itu, dalam situasi eksplosif (gawat) ini, kekerasan bisa terjadi. Saya ingin melakukan apa yang dapat saya lakukan untuk mencegah hal itu. . . Kunjungan saya akan menjadi sebuah kesempatan baru untuk meningkatkan pengertian dan menciptakan sebuah landasan untuk satu solusi yang dihasilkan dari negosiasi.” Sejak tahun 1967, Yang Mulia memulai serangkaian perjalanan yang telah membawanya mengunjungi sekitar 46 bangsa. Pada tahun 1991 beliau mengunjungi Negara-negara Baltik atas undangan Presiden Lithuania, Vytautas Landsbergis, dan menjadi pemimpin asing pertama yang berbicara di Parlemen Lithuania. Yang Mulia berjumpa dengan Alm. Paus Paulus IV di Vatikan pada tahun 1973. Dalam Konferensi Pers di Roma pada tahun 1980 beliau mengemukakan harapannya untuk bertemu dengan Paus Yohanes II, “Kami hidup dalam satu masa krisis yang besar, sebuah periode dari perkembangan dunia yang

Page 5: Dalai Lama

bermasalah. Sungguh tidak mungkin menemukan kedamaian di dalam jiwa tanpa keamanan dan harmoni di antara sesama manusia. Untuk alasan ini, saya berusaha dengan keyakinan dan harapan untuk bertemu dengan Bapa Suci (Paus); untuk bertukar pendapat dan untuk menerima saran-sarannya, guna membuka pintu bagi perdamaian progresif di antara umat manusia.” Yang Mulia bertemu Paus Paulus Yohanes II di Vatikan pada tahun 1980, 1982 dan 1990. Pada tahun 1981 Yang Mulia berbicara dengan Uskup Besar Canterbury, Dr. Robert Runcie, dan dengan Pemimpin-pemimpin Gereja Anglikan lainnya di London. Beliau juga bersua dengan para pemimpin Katolik Roma dan komunitas Yahudi dan berbicara dalam acara antar iman, yang diselenggarakan oleh Konggres Agama-agama Sedunia, “Saya selalu percaya bahwa jauh lebih baik untuk memiliki berbagai ragam agama, berbagai ragam filosofi, daripada satu agama tunggal atau satu filosofi tunggal. Hal ini diperlukan karena setiap insan memiliki disposisi mental yang berbeda. Setiap agama memiliki gagasan-gagasan unik tertentu atau teknik-teknik tertentu dan mengajarkan tentang hal-hal tersebut benar-benar akan memperkaya keyakinan seseorang.” Pelbagai negara yang dikunjungi oleh Dalai Lama Argentina pada tahun 1992, 1999. Australia pada tahun 1982, 1992, 1996. Austria pada tahun 1973, 1983, 1986, 1989, 1991, 1992, 1993, 1995, 1998. Belgia pada tahun 1973, 1990, 1991, 1994, 1999. Bulgaria pada tahun 1991. Buryat Autonomous pada tahun 1991, 1993. Brasilia pada tahun 1992, 1999. Kanada pada tahun 1980, 1990, 1993. Chili pada tahun 1992, 1999. Rosta Rica pada tahun 1989. Chekoslovakia pada tahun 1990. Denmark pada tahun 1973, 1991, 1996, 2000. Estonia pada tahun 1991. Finlandia pada tahun 1988, 1996, 1998. Prancis pada tahun 1982, 1986, 1988, 1989, 1990, 1991, 1993, 1994, 1996, 1997, 1998. Jerman pada tahun 1973, 1982, 1983, 1984, 1986, 1987, 1988, 1989, 1990, 1991, 1992, 1994, 1995, 1996, 1998, 1999, 2000 Yunani pada tahun 1979. Hungaria pada tahun 1982, 1989, 1992, 1993, 1996. Indonesia pada tahun 1982. Israel pada tahun 1994, 1999. Italia pada tahun 1982, 1986, 1988, 1989, 1991, 1994, 1996, 1999. Jepang pada tahun 1967, 1978. 1980, 1984, 1994, 1995, 1998, 2000. Latvia pada tahun 1991. Liechtenstein pada tahun 1991. Lithuania pada tahun 1991.

Page 6: Dalai Lama

Malaysia pada tahun 1982. Mexico pada tahun 1989. Mongolia pada tahun 1979, 1982, 1991, 1994. Nepal pada tahun 1981. New Zealand pada tahun 1992, 1996. Norway pada tahun 1973, 1989, 1991, 1996, 2000. Republik Rakyat China pada tahun 1954. Polandia pada tahun 1993, 2000. Republik India pada tahun 1956, 1959 (sekarang tinggal di sana). Republik Irlandia pada tahun 1973, 1991. Singapore pada tahun 1982. Spanyol pada tahun 1982, 1994, 1997. Afrika Selatan pada tahun 1996. Swedia pada tahun 1973, 1988, 1990, 1991, 1996, 2000. Swiss pada tahun 1973, 1974, 1974, 1983, 1985, 1987, 1988, 1990, 1991, 1994, 1995, 1996, 1998, 1999. Thailand pada tahun 1967, 1972, 1993. Netherland pada tahun 1973, 1986, 1990, 1994, 1999. Vatikan (Roma) pada tahun 1973, 1981, 1984, 1988, 1990, 1991, 1996, 1999. Turki pada tahun 1983. United Kingdom pada tahun 1973, 1981, 1984, 1988, 1991, 1993, 1994, 1996, 1999. Republik Sosialis Uni Soviet pada tahun 1991, 1994. USA pada tahun 1979, 1980, 1981, 1984, 1987, 1990, 1991, 1992, 1993, 1994, 1995, 1996, 1998, 1999.

BAB 4 PENGAKUAN DAN PENGHARGAAN

Sejak kunjungan pertamanya ke Barat pada awal 1973, sejumlah universitas dan institusi di Barat telah menganugerahkan Piagam Perdamaian dan gelar Doktor Kehormatan berdasarkan pengakuan dan penghargaan terhadap tulisan-tulisan cemerlang Yang Mulia yang berlandaskan filosofi Buddhis dan karena kepemimpinannya dalam menyelesaikan pelbagai konflik internasional, issue-issue HAM dan berbagai problem lingkungan global. Dalam acara penyerahan Piagam Penghargaan HAM pada tahun 1989 di USA Pemimpin Konggres Tom Lantos berkata, “Perjuangan ulet Yang Mulia Dalai Lama telah menjadikan beliau sebagai seorang proponen (pendukung) terkemuka HAM dan Perdamaian Dunia. Usaha-usaha beliau yang tak kenal lelah untuk mengakhiri penderitaan rakyat Tibet melalui berbagai negosiasi dan rekonsiliasi damai membutuhkan kebulatan tekad dan pengorbanan besar sekali. Hadiah Nobel Perdamaian Keputusan Komisi Nobel Norwegia untuk menganugerahkan Piagam Perdamaian 1989 kepada Yang Mulia Dalai Lama memenangkan pujian dan tepuk tangan dari seluruh dunia, kecuali RRC. Surat tanda penghargaan tersebut berbunyi: “Komisi ingin

Page 7: Dalai Lama

menekankan fakta bahwa Dalai Lama dalam perjuangannya untuk kemerdekaan Tibet secara konsisten telah menentang penggunaan kekerasan. Sebagai gantinya beliau telah menyerukan solusi-solusi damai berdasarkan toleransi dan saling menghormati dalam rangka melestarikan warisan sejarah dan budaya rakyatnya.” Pada tanggal 10 Desember 1989 Yang Mulia menerima hadiah tersebut pada saat terjadi penindasan dimana-mana yang dialami oleh semua orang Tibet yang berjuang untuk kebebasan dan berkarya bagi perdamaian dunia dan rakyat Tibet. Beliau berkata, “Hadiah ini menguatkan kembali keyakinan saya bahwa dengan kebenaran, dorongan dan kebulatan tekad sebagai senjata kami, Tibet akan menjadi merdeka. Perjuangan kami akan tetap tanpa kekerasan dan bebas dari kebencian.” Beliau juga memiliki sebuah pesan berupa dorongan kepada gerakan demokrasi yang dipelopori oleh mahasiswa di RRC. “Di China gerakan umum untuk demokrasi telah dihancurkan oleh kekuatan brutal pada bulan Juni tahun ini. Namun saya tidak percaya jikalau demonstrasi-demonstrasi itu sia-sia, karena semangat kebebasan telah dinyalakan kembali di antara rakyat Tiongkok dan RRC tidak dapat menghindari dampak kuat dari semangat kebebasan yang melanda banyak tempat di dunia ini.” Para mahasiswa yang berani dan para supporter mereka menunjukkan wajah manusiawi kepada Chinese Leadership dan dunia.” Yang Mulia sering berkata, “Saya hanyalah seorang bhiksu yang sederhana, tidak lebih dan tidak kurang.” Yang Mulia menjalani kehidupan sebagai seorang rahib Buddhis. Tinggal di sebuah pondok kecil di Dharamsala, beliau bangun pada jam 4 pagi untuk bermeditasi, melaksanakan jadual petemuan-pertemuan administratif, audiensi pribadi, ajaran-ajaran dan upacara-upacara religius. Beliau selalu mengakhiri setiap harinya dengan doa sebelum istirahat. Dalam rangka menjelaskan sumber-sumber aspirasinya yang terbesar, beliau sering menyuguhkan syair-syair favorit dari tulisan-tulisan Santideva, orang suci Buddhis termahsyur yang hidup pada abad kedelapan. Selama ruang masih ada dan selama makhluk-makhluk hidup masih ada, selama itu pula saya ingin tinggal di dunia untuk melenyapkan penderitaan dunia. Pelbagai penghargaan Utama yang dianugerahkan kepada YM Dalai Lama AWARD/Degress Date JAIME BRUNE PRIZE 9 Oktober 2003 FOR HUMAN RIGHTS, Madrid, spanyol HILTON HUMANTARIAN AWARD 24 September 2003 New York, USA

Page 8: Dalai Lama

INTERNATIONAL LEAGUE 19 September 2003 FOR HUMAN RIGHTS AWARD, New York, USA. DOCTORAL DEGREE IN HUMANE LETTERS 5 September 2003 San Fransisco, USA SIGTUNA MEDAL IN DEFENCE OF 3 Juni 2003 HUMAN DIGNITY AND FREEDOM Stockholm, Swedia LIFE ACHIEVEMENT AWARD 24 November 1999 Hadasah Women’s Zionist Organisation, Jerusalem, Israel JULIET HOLLISTER AWARD 5 Mei 1998 New York, USA HONORARY DEGREE 8 Mei 1998 Brandies University, Boston, USA HONORARY DEGREE 11 Mei 1998 Emory University, Atlanta, USA HONORARY DOCTORATE OF 23 Maret 1997 PHILOSOPHY Sun Yat Sen University, Chungshan, Taiwan SPIRIT OG THE DREAM 15 Januari 1996 THE INTERNATIONAL HOUSE OF BLUES FOUNDATION Hollywood, Ca, USA ROOSEVELT FOUR FREEDOMS AWARD 14 Juni 1994 Franklin and Eleanor Roosevelt Institute Middenburg, Holland WORLD SECURITY ANNUAL PEACE AWARD 27 April 1994 New York Lawyer’s Alliance, New York, USA DOCTOR OF HUMAN ARTS AND LETTERS 6 April 1994 Columbia University, New York, USA DOCYOR OF HUMAN LETTERS 25 April 1994 Berea College, USA

Page 9: Dalai Lama

HONORARY FELLOW 20 Maret 1994 Hebrew University Jerusalem, Israel FIRST PRIZE FOR HUMANITY 13 Juni 1993 Sartonius Foundation, Jerman HONORARY DEGREE OF DOCTOR OF LAWS 14 Mei 1993 St. Andrews University, St. Andrews, UK. HONORARY DEGREE OF DOCTOR OF LAWS 13 Mei 1993 Aberdeen University Aberdeen, UK DEGREE OF DOCTOR HONORIS CAUSA 10 Juni 1992 Pontifica Universiadade Catolica De Dao Paulo, Brazil WHEEL OF LIFE AWARD 10 Oktober 1991 The Temple of Understanding New York, USA EARTH PRIZE 5 Juni 1991 United Earth and UN Environmental Program New York, USA DISTINGUISHED PEACE 6 April 1991 LEADERSHIP AWARD FOR 1991 Nuclear Age Peace Foundation Santa Barbara, USA DEGREE OF LITERATUR 5 Januari 1992 Andra University, Visakapatnam, India HONORARY DOCTORATE OF LAWS 5 Mei 1992 Melbourne University, Australia SHIROMANI AWARD 25 Maret 1991 Shiromani Institute Delhi, India PEACE AND UNITY AWARDS 23 Agustus 1991 National Peace Conference New Delhi, India

Page 10: Dalai Lama

ADVANCING HUMAN LIBERTY 17 April 1991 Freedom House New York, USA DEGREE OF DOCTORATE LITERATURE 8 Desember 1990 Karnataka University Dharwad, India DOCTOR OF EDUCATION Juni 1990 Bologna University Bologna, Italia DOCTOR OF DEVINITY 4 Januari 1990 Central Institute of High Tibetans Studies, Sarnath, India LE PRIX DE LA MEMORIE 4 Desember 1989 Foundation Danielle Mitterrand Paris, Perancis NOBEL PEACE PRIZE 10 Desember 1989 Norwegian Nobel Committee Oslo, Norwegia IN RECOGNITO OF PERSERVERANCE 23 September 1989 OF TIMES OF ADVERSITY World Management Council, USA LE PRIX DE MEMORIE 12 April 1989 Foundation of France Danielle Mitterrand, Paris, Perancis RAOUL WALLENBERG HUMAN 21 Juli 1989 RIGHTS AWARDS Congressional Rights Caucus Human Rights, Washington, DC, USA DR. LEOPOLD LUCAS PRIZE 16 Juni 1988 University of Tubingen, Jerman THE ALBERT SCHWEITZER 28 Februari 1987 HUMANTARIAN AWARD The Human Behavioral Foundation, NewYork, USA

Page 11: Dalai Lama

DOCTOR HONORIS CAUSA 16 Januari 1984 University of Paris, Perancis HONORARY CITIZEN 21 Juli 1981 The City of Wheaton, Illionis, USA LIBERTY TORCH 19 Oktober 1979 Gilbert di Lucia, New York, USA DOCTOR OF HUMANITIES 4 Oktober 1979 Seattle University, USA KEY TO LOS ANGELES September 1979 The Major Tom Bradley KEY TO SAN FRANSISCO 27 September 1979 The Major Feinstein DOCTOR OF BUDDHIST PHILOSOPHY 22 September 1979 Oriental Studies, UCLA, USA HONORARY CITIZENSHIP 17 September 1979 The Major Houston, Texas DOCTOR OF DIVINITY 17 September 1979 Carol, College, Waukesh, USA SPECIAL MEDAL 17 Juni 1979 The Asian Buddhist Council of Peace Mongolia PLAKETT AWARD Norwegian Refugge Council for His Holiness’contribution towards refugee work, Norwegia THE LINCOLN AWARD 23 Januari 1960 Research Institute of America for His Holiness’distinguished leadership in the service of freedom, USA THE ADMIRAL, RICHARD E. BYRD 16 September 1959 MEMORIAL AWARD USA

Page 12: Dalai Lama

THE RAMON MAGSAYSAY AWARD 31 Agustus 1959 TO COMMUNITY LEADERSHIP Philipina DOCTOR OF LETTERS 1957 Benares Hindu University, India

BAB 5

BUKU-BUKU YANG MENGISAHKAN YM DALAI LAMA Ancient Wisdom, Modern World – Ethics for a New Millenium (Kebijaksanaan Zaman Dahulu, Dunia Modern – Etika untuk Milenium Baru). Buku terakhir yang ditulis oleh Dalai Lama ini merupakan publikasi mayor yang pertama dalam tahun-tahun terakhir ini sejak riwayat hidupnya yang berjudul Freedom in Exile (Kebebasan di Tempat Pengasingan) terjual paling laris. Yang Mulia menyebutnya sebagai revolusi yang tidak bersifat politis, ekonomis, teknis maupun religius, tetapi revolusi spiritual untuk menolong rakyat melalui keagungan moral dari kehidupan modern. Aryasura’s Aspiration and a Meditation on Compassion (Aspirasi dan Meditasi tentang Belas Kasih). Buku ini berisi empat teks tentang belas kasih: doa inspirasional Bodhisattva oleh penyair India Aryasura dan komentarnya oleh Dalai Lama II, plus Ketidakterpisahan Guru Spiritual dan Avalokiteshvara, keduanya oleh Dalai Lama sekarang. Awakening the Mind, Lightening the Heart (Membangunkan Pikiran, Menerangi Hati). Ini merupakan sebuah buku instruksi praktis tentang mengembangkan belas kasih dalam kehidupan sehari-hari melalui pelbagai meditasi yang sederhana yang secara langsung berkaitan dengan hubungan-hubungan di masa lalu dan sekarang. Dalai Lama memberikan sebuah komentar tentang karya klasik Kadampa abad ke-14: Rays of Sun (Sinar Mentari), Training of the Mind (Latihan Pikiran) yang terkenal karena potensinya dalam membangkitkan belas kasih di dalam hati manusia. Beyond Dogma (Diluar Dogma). Di sini YM Dalai Lama berbicara secara sederhana dan menarik tentang jalan menuju perdamaian dan masa depan di planet ini, berusaha untuk menunjukkan bahwa Pencerahan Sejati hanya dapat muncul dari dalam. Buddhism of Tibet And the Key to the Middle Way (Buddhisme Tibet dan Kunci untuk Jalan Tengah). Buku ini diterjemahkan oleh Jeffrey Hopkins. Ia merupakan volume kombinasi yang mencakup introduksi terhadap Buddhisme Tibetan, bimbingan umat awam menuju pencerahan dan berbagai petunjuk untuk meditasi kekosongan.

Page 13: Dalai Lama

Commentary on the 37 Practices of a Bodhisattva (Komentar tentang 37 Latihan Bodhisattva). Ini merupakan sebuah komentar oleh Dalai Lama tentang teks klasik karya Thongmed Zangpo, yang diberikan di Bodh Gaya pada tahun 1974. Cultivating a Daily Meditation (Mengembangkan Meditasi Harian). Buku ini mengandung dua ceramah dimana Yang Mulia menyinggung ha-hal esensial tentang Dharma dan menyediakan sebuah metode yang jelas dan sederhana untuk mengembangkan latihan meditasi harian. Beliau juga menerangkan bagaimana seseorang dapat memulai usahanya untuk membangkitkan hati belas kasih dan pandangan ekspansif (luas) tentang kekosongan dalam kehidupan sehari-hari. Dalai Lama at Harvard Lectures on the Buddhist Path to Peace (Dalai Lama dalam Kuliah-kuliah di Harvard tentang Jalan Buddhis menuju Perdamaian). Buku ini berisi serangkaian kuliah yang diberikan oleh Yang Mulia di Universitas Harvard, yang menyediakan sebuah introduksi untuk teori dan latihan Buddhis dan mencakup sebuah spektrum yang luas dengan pelbagai issue yang penting. Dalai Lama’s Little Book of Wisdom (Buku Saku Dalai Lama tentang Kebijaksanaan). Volume inspirasional ini mempersembahkan dorongan kepada siapa saja yang mencari jalan hidup (pandangan hidup) yang lebih damai dan lebih bebas. Dengan kesederhanaannya Dalai Lama membagikan perspektifnya tentang tema-tema yang selalu up to date seperti cinta kasih, agama, keadilan, hak-hak asasi manusia, kemiskinan, konflik kultural (budaya) dan perlindungan terhadap lingkungan. Dialogues on Universal Responsibility and Education (Dialog tentang Tanggungjawab Universal dan Pendidikan). Ini berdasarkan lokakarya yang berlangsung di New Delhi antara Dalai Lama dan sekelompok sarjana, pakar-pakar filsafat, para guru dan para pembaharu sosial India. Berdasarkan konsep tanggungjawab universal, para partisipan (peserta) mendiskusikan pelbagai hal untuk membawa perubahan yang manusiawi di dalam masyarakat kita, pembicaraan juga berfokuskan pada pendidikan, untuk mendatangkan perubahan yang positif. Essential Teachings (Ajaran-ajaran Pokok). Buku ini merupakan sebuah introduksi tentang 37 latihan untuk pengembangan Bodhicitta, yakni Pikiran Pencerahan, dan bagaimana latihan-latihan tersebut dapat diterapkan, terutama di masyarakat Barat. Flash of Lightning in the Dark of Night (Kilasan Cahaya di Kegelapan Malam). Yang Mulia menyuguhkan sebuah manual (pedoman) yang rinci tentang filosofi praktis yang didasarkan pada Bimbingan untuk Jalan Hidup Bodhisattva. Beliau menerangkan dan memperkuat dengan ayat demi ayat dari kitab suci, menghubungkan seluruhnya dengan pengalaman hidup sehari-hari dan menunjukkan bagaimana seseorang dapat mengembangkan kebaikan hati nan sejati. Four Noble Truths (Empat Kebenaran Mulia). Buku tersebut didasarkan pada pelbagai pembicaraan di Barbican London pada tahun 1996. Ini merupakan bimbingan esensial untuk memahami ajaran Buddhisme yang mendasar.

Page 14: Dalai Lama

Freedom in Exile the Autobiography of the Dalai Lama of Tibet (Kebebasan di Tempat Pengasingan, Otobiografi Dalai Lama dari Tinet). Sebuah otobiografi yang ditulis setelah menerima penghargaan Nobel Perdamaian, dimana Dalai Lama bicara secara bebas tentang kehidupannya dan kisah tragis yang menimpa Tibet dan juga mendiskusikan pelbagai issue kontemporer. Generous Wisdom Commentaries on the Jatakamala (Kebijaksanaan dalam bermurah hati, Komentar berdasarkan Jatakamala). Kumpulan empat ajaran tentang bunga rampai Kisah-kisah Kelahiran Buddha, yang mana tema utamanya adalah kesempurnaan dalam kemurahanhati para bodhisattva, tetapi juga mencakup kesempurnaan dalam etika dan kesabaran, pemunculan yang bergantung (Paticca Samuppada) dan karma. Healing Angry The Power of Patience from a Buddhist Perspective (Memadamkan Kemarahan, Kekuatan Kesabaran dari Perspektif Buddhis). Diterjemahkan oleh Thupten Jinpa. Dalai Lama mempersembahkan banyak teknik dan metode untuk mengembangkan kesabaran yang relevan bukan hanya bagi kaum Buddhis tetapi juga bagi setiap orang yang ingin meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Beliau mendasarkan diskusinya pada bagian kesabaran dari ‘A Guide to Bodhisattva’s Way of Life’, salah satu buku Buddhis yang sangat kondang yang membahas tentang mengembangkan pelbagai kualitas seorang Bodhisattva. Joy of Living and Dying in Peace (Sukacita dalam Kehidupan dan Menghadapi Kematian dengan Damai). Dari Library of Tibet series. Buku ini menyuguhkan pelbagai Ajaran Buddhis yang esensial dan pemikiran Dalai Lama sendiri tentang mencapai sebuah kehidupan dan kematian yang berarti. Kindness, Clarity and Insight (Kebaikan, Kejernihan dan Pandangan Terang). Diterjemahkan oleh Hopkins J & Napper E: Sebuah koleksi yang hangat dan inspirasional tentang berbagai pembicaraan yang diberikan oleh Dalai Lama di Amerika Utara tentang pentingnya kebaikan hati, cinta kasih dan belas kasih. Love, Kindness and Universal Responsibility (Cinta Kasih, Kebaikan Hati dan Tanggungjawab Universal). Dalam sebuah kumpulan berisi tiga karya lama, Dalai Lama menyatakan filosofi pribadinya yang didasarkan pada konsep tanggungjawab dan sikap hormat universal kepada semua makhluk hidup. Meaning of Life from a Buddhist Perspective (Arti Hidup dari Perspektif Buddhis). Diterjemahkan dan disunting oleh Jeffrey Hopkins. Berisi ajaran-ajaran tentang filosofi Buddhis yang didasarkan pada ‘Dua Belas Mata Rantai tentang Pemunculan yang Saling Bergantung’ (‘Paticca Samuppada’), yang dilukiskan dalam gambaran Buddhis yang terkenal: Roda Kehidupan. Sleeping, Dreaming and Dying (Tidur, Mimpi dan Menghadapi Kematian). Buku ini merupakan catatan tentang sebuah dialog historik antara para pakar sains Barat yang terkemuka dan Dalai Lama, dalam posisinya sebagai salah satu tokoh Buddhis yang

Page 15: Dalai Lama

terkemuka saat ini. Berkisar sekitar tiga keadaan transisional utama tentang tidur, mimpi, dan mati, pelbagai pembicaraan yang tercatat di sini terjadi di Konferensi keempat tentang Pikiran dan Kehidupan yang berlangsung di Dharamsala, India. Apakah topiknya tentang pengalaman mimpi yang jelas, pengalaman menjelang kematian maupun struktur kesadaran itu sendiri, para partisipan terus menerus mengagumi penemuan-penemuan yang sama dan berbeda di antara berbagai tradisi mereka masing-masing. Violence and Compassion (Kekerasan dan Belas Kasih). Dalam buku ini Dalai Lama berbicara untuk pertama kalinya tentang issue kehidupan kontemporer. Dalam serangkaian dialog yang penting ini penulis film Prancis, Jean-Claude Carriere, sependapat dengan beliau. Dalai Lama menunjukkan kehangatannya yang khas dan pikirannya yang jernih sepanjang dialog itu, tetapi apa yang paling berharga dalam diskusi-diskusi itu adalah kemampuannya untuk menyuguhkan esensinya.

BAB 6 SEBUAH DOA YANG DIGUBAH OLEH DALAI LAMA

O para Buddha dan para Bodhisattva dan para murid di masa lalu, kini, dan nanti: Yang memiliki kualitas-kualitas mengagumkan yang luas dan tidak terukur bagai samudra, Yang memandang semua makhluk hidup yang malang sebagai anak tunggalMu sendiri; sudilah kiranya mempertimbangkan kebenaran dari permohonan-permohonanku yang bertolak dari keprihatinan yang amat dalam. Ajaran-ajaran Buddha yang sempurna dan lengkap melenyapkan derita dalam kehidupan dunia dan kedamaian yang berorientasi pada diri sendiri; Semoga ajaran-ajaran tersebut tumbuh dengan subur, membawa kemakmuran dan kebahagiaan ke seluruh dunia yang luas ini. Oh para penguasa Dharma: para sarjana dan para praktisi yang telah merealisasi: sudilah kiranya kalian menunjukkan praktik kebajikan rangkap sepuluh. Makhluk-makhluk hidup yang rendah hati, yang tersiksa oleh pelbagai penderitaan yang tiada henti, yang tertekan sepenuhnya oleh aksi-aksi negatif yang sangat berat, yang tampaknya tak akan berakhir, Semoga semua ketakutan mereka akibat perang yang dahsyat, kelaparan, dan penyakit diredakan, sehingga dengan bebas mengarungi sebuah lautan kebahagiaan dan kesejahteraan. Dan khusus kepada orang-orang saleh dari Negeri Salju (Tibet - Red) yang dihancurkan secara kejam dengan berbagai cara oleh gerombolan barbarik (biadab) yang dikuasai kegelapan., kiranya kekuatan belas kasihMu muncul untuk segera menghapus aliran darah dan air mata. Orang-orang yang kejam itu, objek-objek bagi belas kasih, yang dikendalikan oleh kejahatan dari delusi, secara ceroboh menghancurkan diri mereka sendiri dan orang lain; semoga mereka mencapai mata kebijaksanaan, mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, dan berdiam di dalam kemuliaan dari persahabatan dan cinta kasih.

Page 16: Dalai Lama

Semoga keinginan dari dasar hati segenap orang Tibet untuk mendapatkan kemerdekaan penuh, yang telah ditunggu dalam waktu lama sekali, segera terpenuhi; mohon berilah segera peruntungan yang baik untuk menikmati perayaan yang bahagia dari peraturan spiritual dan temporal. O pelindung Chenrezig, perhatikanlah dengan belas kasih orang-orang yang telah mengalami bermiliar-miliar kesukaran, yang benar-benar mengorbankan kehidupan, tubuh, dan kekayaan mereka yang berharga untuk kepentingan ajaran, praktisi, rakyat, dan bangsa. Dengan demikian pelindung Chenrezig menjadikan banyak sekali doa di hadapan para Buddha dan Bodhisattva memenuhi seluruh Negeri Salju; semoga hasil-hasil baik dari doa-doa tersebut segera muncul sekarang. Dengan adanya saling bergantung yang besar sekali dari kekosongan dan bentuk-bentuk relatif, bersama dengan kekuatan belas kasih di dalam Tiga Permata dan Kata-kata Kebenaran mereka, dan melalui kekuatan hukum aksi dan buah mereka yang tidak pernah gagal, semoga doa yang benar ini tidak terintangi dan segera terkabul. Doa ini, Kata-kata Kebenaran ini, digubah oleh Yang Mulia Tenzin Gyatso, Dalai Lama Tibet keempatbelas, pada tanggal 29 September 1960 di kantor pusat sementara di Swarg Ashram di Dharamsala, Distrik Kangra, Negara Bagian Himachal, India. Doa ini untuk merestorasi perdamaian, ajaran-ajaran dan kultur Buddhis dan kebulatan tekad rakyat Tibet sendiri di tanah mereka. Doa ini ditulis berdasarkan permintaan berulang-ulang oleh para pejabat pemerintah Tibetan, komunitas monastik dan umat awam.

BAB 7 CERAMAH YANG MULIA DALAI LAMA

Saudara dan Saudari sekalian, Adalah sebuah kehormatan dan kesukaan untuk berada di antara Anda sekalian pada hari ini. Saya benar-benar bahagia melihat begitu banyak teman-teman lama yang telah datang dari berbagai penjuru dunia yang berbeda-beda, yang kepadanya saya ingin bertemu lagi di masa yang akan datang. Ketika saya bertemu orang-orang di berbagai bagian yang berbeda dari dunia ini, saya selalu ingat bahwa kita semua pada dasarnya adalah sama; kita semua umat manusia. Mungkin kita mengenakan pakaian yang berbeda, kulit kita berbeda warna, atau kita bicara dengan bahasa yang berbeda. Namun itu tidak mendasar. Itu hanya perbedaan luar yang tipis. Akan tetapi pada hakikatnya kita ini sama-sama umat manusia. Hal itulah yang mengikatkan kita satu sama lain. Itu adalah hal yang memungkinkan kita untuk mengerti satu sama lain dan mengembangkan persahabatan dan Kedekatan. Mempertimbangkan apa yang harus saya katakan hari ini, saya memutuskan untuk berbagi dengan anda sesuatu dari pemikiran saya tentang problem-problem umum yang kita semua hadapi selaku anggota keluarga manusia. Karena kita semua mendiami planet bumi yang kecil ini, maka kita satu sama lain harus belajar untuk hidup dalam harmoni

Page 17: Dalai Lama

dan damai dengan sesama dan alam. Kita saling bergantung satu sama lain dalam banyak hal sehingga kita tidak lagi dapat hidup dalam komunitas yang terisolasi dan mengabaikan apa yang terjadi di luar komunitas kita. Kita harus saling membantu di kala kita menghadapi pelbagai kesulitan, dan kita harus saling membagikan keberuntungan yang kita nikmati. Saya bicara kepada Anda sekalian sebagai seorang bhiksu yang sederhana. Jikalau Anda mendapatkan bahwa apa yang saya katakan berguna, maka sudilah kiranya Anda mempraktikkannya. Saya juga ingin membagikan perasaan saya kepada Anda hari ini berkenaan dengan keadaan buruk dan aspirasi rakyat Tibet, Hadiah Nobel yang berhak mereka terima karena kebesaran hati dan kebulatan tekad mereka yang tak pernah goyah selama empat puluh tahun pendudukan asing. Sebagai seorang pembicara yang bebas bagi rakyat saya yang terbelenggu kebebasannya, saya merasa bahwa tugas sayalah untuk berbicara demi kepentingan mereka. Saya berbicara tanpa perasaan marah atau benci kepada orang-orang yang bertanggungjawab terhadap penderitaan berat yang ditanggung rakyat kami dan kehancuran negeri, rumah dan budaya kami. Mereka juga manusia yang berjuang untuk mendapatkan kebahagiaan dan pantas kami kasihi. Saya berbicara untuk memberitahu Anda tentang situasi yang menyedihkan di negeri saya dewasa ini dan aspirasi rakyat saya bahwa dalam perjuangan kami untuk mendapatkan kebebasan, kebenaran merupakan satu-satunya senjata yang kami miliki. Menyadari bahwa kita semua pada hakikatnya adalah sesama umat manusia, makhluk yang mendambakan kebahagiaan dan berusaha untuk menghindari penderitaan, sangat membantu kita dalam usaha mengembangkan rasa persaudaraan, sebuah perasaan hangat dari cinta kasih dan belas kasih kepada sesama. Ini, pada gilirannya, penting jikalau kita ingin bertahan hidup di dunia yang selalu berubah ini. Karena jika kita masing-masing secara egois hanya mengejar apa yang kita butuhkan dan inginkan, tanpa menghiraukan kepentingan sesama, kita bukan hanya merugikan orang lain, tetapi juga diri kita sendiri. Fakta ini telah menjadi jelas sepanjang segala abad. Kita tahu bahwa memicu perang nuklir dewasa ini, misalnya, dalam rangka mencapai keuntungan dalam waktu singkat, merupakan sebuah bentuk tindakan bunuh diri. Begitu pula jikalau kita mencemarkan udara atau lautan, kita sedang menghancurkan sesuatu yang sangat mendasar untuk survival kita. Karena pribadi-pribadi dan bangsa-bangsa menjadi semakin saling bergantung, maka kita tidak memiliki pilihan lain kecuali mengembangkan apa yang kita namakan rasa tanggung jawab bersama. Dewasa ini, kita benar-benar menjadi sebuah keluarga global. Apa yang terjadi di satu bagian dunia dapat mempengaruhi kita semua. Tentu saja ini bukan hanya benar untuk hal-hal negatif yang terjadi, tetapi juga berlaku untuk perkembangan yang positif. Berkat teknologi komunikasi modern yang menakjubkan, kita bukan hanya tahu apa yang terjadi di tempat lain, kita juga secara langsung dipengaruhi oleh berbagai peristiwa yang terjadi di tempat yang jauh sekali. Kita merasa sangat prihatin ketika anak-anak di Afrika Timur sedang menderita kelaparan. Begitu pula, kita merasa bersukacita ketika satu keluarga bersatu kembali setelah sekian dekade terpisah oleh Tembok Berlin. Hasil panen dan peternakan kita terkontaminasi, kesehatan dan kehidupan kita terancam ketika sebuah

Page 18: Dalai Lama

ledakan nuklir terjadi di negara lain yang berjarak sekian mil. Keamanan kita terancam ketika pecah perang di bagian benua yang lain. Namun peperangan atau perdamaian; kehancuran atau perlindungan alam; kekerasan atau perlindungan hak-hak asasi manusia dan kebebasan demokratik; kemiskinan atau kekayaan material; hilangnya nilai-nilai moral dan spiritual atau keberadaan dan perkembangan nilai-nilai moral dan spiritual; dan merosotnya atau berkembangnya pengertian manusia, bukan fenomena-fenomena terpisah yang dapat dianalisis dan ditangani secara independen. Sesungguhnya, berbagai fenomena tersebut berhubungan sangat erat di semua tingkat dan perlu didekati dengan pengertian tersebut. Perdamaian, dalam arti tidak adanya perang, memiliki nilai kecil bagi seseorang yang sedang menghadapi kematian akibat kelaparan atau kedinginan. Perdamaian tidak akan menyingkirkan kesakitan akibat siksaan yang terjadi pada seseorang yang hati nuraninya terbelenggu. Perdamaian tidak menyamankan orang-orang yang telah kehilangan orang-orang yang dicintai dalam banjir yang disebabkan oleh penebangan hutan secara semena-mena di negara tetangga. Perdamaian hanya dapat berlangsung dimana HAM dihargai, dimana orang-orang dipelihara, dan dimana para individu dan bangsa-bangsa dalam keadaan bebas. Damai sejati dengan diri sendiri dan dengan alam sekitar (lingkungan) hanya dapat dicapai dengan mengembangkan kedamaian batin. Fenomena lain yang disebutkan di atas pun saling berhubungan. Dengan demikian, kita tahu bahwa sebuah lingkungan yang bersih, kekayaan atau demokrasi, semuanya itu hampir tidak berarti pada saat terjadi perang, terutama perang nuklir, dan bahwa kemajuan (perkembangan) material tidak cukup untuk menjamin kebahagiaan manusia. Perkembangan di bidang materi tentu saja penting untuk kemajuan manusia. Di Tibet, kami memberikan perhatian yang terlalu sedikit pada perkembangan teknologi dan ekonomi, dan dewasa ini kami menyadari bahwa hal tersebut salah. Pada saat yang sama, kemajuan material tanpa perkembangan spiritual juga dapat menyebabkan aneka problem yang serius. Di beberapa negara, begitu besar perhatian yang diberikan pada hal-hal eksternal dan sangat sedikit perhatian yang diberikan pada perkembangan batiniah. Saya percaya keduanya sama-sama penting dan harus dikembangkan secara bersama untuk mencapai keseimbangan yang baik di antara keduanya. Orang-orang Tibet selalu digambarkan oleh para pengunjung asing sebagai orang yang bahagia dan baik hati. Ini adalah bagian dari karakter bangsa kami, yang dibentuk oleh nilai-nilai kultural dan religius yang menekankan pentingnya kedamaian batin yang dicapai melalui pengembangan cinta kasih dan kebaikan hati kepada sesama manusia dan semua makhluk hidup yang lain. Kedamaian batin adalah kunci: Jikalau Anda memiliki kedamaian batin, maka pelbagai problem eksternal tidak akan mempengaruhi kedamaian dan ketenangan besar yang Anda miliki. Dengan keadaan batin tersebut Anda dapat menghadapi pelbagai situasi dengan tenang dan pertimbangan yang sehat sambil tetap mempertahankan kebahagiaan batiniah. Hal itu sungguh amat penting. Tanpa kedamaian batin, tak peduli senyaman apa kehidupan Anda secara material, Anda pasti akan diliputi rasa khawatir, terganggu atau tidak bahagia akibat pelbagai keadaan.

Page 19: Dalai Lama

Karena itu, jelaslah bahwa hal yang amat penting adalah mengerti hubungan timbal balik antara pelbagai keadaan itu dan fenomena lain, dan mendekati dan mencoba memecahkan pelbagai problem dengan satu cara yang seimbang, yaitu dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang berbeda itu. Tentu saja, hal itu tidak mudah. Namun sedikit manfaatnya untuk mencoba memecahkan satu problem jika dengan melakukannya menciptakan satu masalah baru yang sama seriusnya. Jadi, kita benar-benar tidak memiliki alternatif lain: kita harus mengembangkan rasa tanggungjawab universal, bukan hanya dalam pengertian geografik, tetapi juga dalam respek terhadap berbagai issue yang berbeda yang dihadapi oleh planet kita. Tanggung jawab bukan hanya di pundak para pemimpin negara atau orang-orang yang telah ditunjuk atau dipilih untuk melakukan satu tugas tertentu. Ia juga terletak di pundak kita masing-masing. Jikalau kita memiliki kedamaian batin, kita akan berdamai dengan orang-orang di sekitar kita. Apabila komunitas kita berada dalam kedamaian, ia dapat membagikan kedamaian itu kepada komunitas tetangga, dan seterusnya. Jika kita mencintai dan baik kepada orang lain, hal itu tidak hanya membuat orang lain merasakan cinta dan perhatian, tetapi juga membantu kita mengembangkan kebahagiaan dan kedamaian batin kita sendiri. Dan ada cara-cara dimana kita dapat bekerja dengan sadar untuk mengembangkan cinta kasih dan kebaikan hati. Bagi sebagian dari kita, cara yang paling efektif untuk berbuat demikian adalah melalui praktik religius. Bagi orang lain, mungkin melalui praktik non-religius. Yang penting: kita masing-masing melakukan suatu usaha yang tulus untuk memberikan tanggung jawab kita kepada orang lain dan menciptakan lingkungan yang alami dimana kita hidup di dalamnya. Saya sangat memperhatikan perkembangan yang terjadi di sekitar kita. Setelah anak-anak muda dari berbagai negara, khususnya Eropa Utara, menyerukan berkali-kali untuk mengakhiri penghancuran lingkungan yang membahayakan, yang dilakukan dengan mengatasnamakan pengembangan ekonomi, para pemimpin politis dunia sekarang mulai melakukan langkah-langkah yang berarti untuk mengatasi problem ini. Laporan kepada Sekretaris Jendral PBB oleh Komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pengembangan merupakan sebuah langkah penting untuk menyadarkan pemerintah di berbagai negara terhadap desakan issue tersebut. Usaha yang serius untuk membawa perdamaian ke berbagai zona yang dilanda perang dan memberikan hak untuk menentukan nasib sendiri kepada rakyat telah berhasil, terbukti adanya penarikan pasukan Soviet dari Afganistan dan pendirian negara Namibia yang independen. Melalui usaha-usaha tanpa kekerasan yang terus berlangsung berbagai perubahan yang dramatik, yang membawa banyak negara lebih dekat pada demokrasi yang nyata, telah terjadi di banyak tempat, dari Manila di Filipina hingga Berlin di Jerman Timur. Dengan berakhirnya era Perang Dingin diharapkan orang di setiap negara hidup dengan harapan baru. Sungguh menyedihkan, usaha-usaha yang berani dari orang-orang Tiongkok untuk membawa perubahan yang sama bagi negara mereka telah dihancurkan secara brutal. Militer tidak dapat memadamkan keinginan rakyat Tiongkok untuk mencapai hal itu. Saya secara pribadi mengagumi fakta bahwa para pemuda yang telah diajari bahwa ‘kekuasaan mengalir dari barrel senjata’, sebagai gantinya justru memilih untuk menggunakan tanpa kekerasan sebagai senjata mereka.

Page 20: Dalai Lama

Apa yang mengindikasikan perubahan-perubahan positif tersebut adalah alasan (pertimbangan) bahwa keberanian, kebulatan tekad, dan keinginan yang tak terpadamkan untuk mendapatkan kebebasan pada akhirnya akan menang. Dalam perjuangan antara kekuatan-kekuatan perang, kekerasan dan opresi (penindasan) di satu sisi, dan perdamaian, pertimbangan dan kebebasan di sisi lain, yang kedua mendapatkan acungan jempol. Kesadaran ini memenuhi kami orang-orang Tibetan dengan harapan bahwa suatu hari kami juga akan mendapatkan kembali kemerdekaan kami. Pemberian Hadiah Nobel kepada saya, seorang bhiksu sederhana dari Tibet yang letaknya sangat jauh dari Norwegia ini, juga mendatangkan harapan baru bagi kami orang-orang Tibetan. Ini berarti bahwa, meskipun fakta menunjukkan bahwa kami tidak merespons keadaan buruk kami dengan memakai kekerasan, kami juga tidak mengabaikannya. Ini juga berarti bahwa kami menghargai berbagai nilai, khususnya respek kami pada semua bentuk kehidupan dan keyakinan kami pada kekuatan kebenaran, yang diakui dan dianjurkan dewasa ini. Ini juga merupakan satu tribut (penghormatan) kepada mentor saya, Mahatma Gandhi, yang keteladanannya memberikan inspirasi kepada banyak orang. Hadiah tahun ini merupakan satu indikasi bahwa rasa tanggung jawab universal ini berkembang. Saya sangat tersentuh oleh perhatian tulus yang ditunjukkan oleh begitu banyak orang di belahan bumi ini pada penderitaan rakyat Tibet. Itu merupakan sumber pengharapan, bukan hanya bagi kami orang-orang Tibetan, tetapi juga bagi semua orang yang tertindas. Sebagaimana Anda ketahui, Tibet sudah 40 tahun dibawah pendudukan asing. Hari ini, lebih dari seper empat juta tentara RRC ditempatkan di Tibet. Beberapa sumber menafsirkan bahwa tentara pendudukan telah menjadi dua kali lipat. Selama masa itu, orang-orang Tibet telah dicabut dari hak-hak asasi mereka yang paling mendasar, termasuk hak untuk hidup, bergerak, berbicara (menyatakan pendapat), beribadah, semuanya itu sangat dibatasi. Lebih dari seper enam penduduk Tibet mati sebagai akibat langsung dari invasi dan pendudukan RRC. Bahkan sebelum Revolusi Kebudayaan dimulai, banyak vihara besar di Tibet, kuil-kuil dan bangunan-bangunan bersejarah dihancurkan. Hampir semua yang ada dihancurkan selama Revolusi Kultural (Kebudayaan). Saya tidak ingin mengingat-ingat peristiwa itu, peristiwa yang telah didokumentasikan dengan baik. Bagaimanan pun, apa yang penting untuk disadari ialah bahwa meskipun ada kebebasan terbatas yang diberikan setelah tahun 1979, misalnya membangun kembali bagian-bagian dari vihara yang rusak dan kebebasan lain yang serupa, tetapi hak-hak asasi yang mendasar dari rakyat Tibet hingga kini masih ditindas secara sistematis. Beberapa bulan belakangan ini, situasi yang buruk tersebut bahkan meningkat. Jika tidak untuk komunitas kami di pengasingan, yang dilindungi dan di-support dengan sangat baik oleh Pemerintah dan rakyat India dan dibantu oleh berbagai organisasi dan individu-individu dari berbagai belahan bumi, bangsa kami sekarang ini akan menjadi lebih kecil daripada yang ada sekarang ini. Budaya kami, agama kami dan identitas kami pasti akan tereliminasi secara efektif. Karena itu, kami telah membangun sekolah-sekolah dan vihara-vihara di pengasingan dan telah menciptakan berbagai institusi yang

Page 21: Dalai Lama

demokratik untuk melayani rakyat kami dan mempertahankan benih-benih peradaban kami. Dengan pengalaman ini, kami bermaksud mengimplementasikan demokrasi penuh di Tibet pada suatu saat nanti. Dengan demikian, ketika kami mengembangkan komunitas kami di pengasingan berdasarkan cara-cara yang modern, kami juga menghargai dan mempertahankan identitas dan budaya kami sendiri dan membawakan pengharapan bagi berjuta-juta rakyat kami di Tibet. Issue yang paling mendesak untuk diperhatikan pada saat ini ialah membanjirnya banyak sekali orang Tiongkok ke Tibet. Meskipun pada dekade pertama dari pendudukan, cukup banyak orang Tiongkok yang dipindahkan ke Tibet bagian Timur, di berbagai provinsi di Tibet seperti Amdo (Chinghai) dan Kham (sebagian besar provinsi ini telah dicaplok oleh provinsi-provinsi China yang bertetangga dengannya) sejak 1983 (dimana belum pernah terjadi sebelumnya) sejumlah besar orang Tiongkok didorong oleh pemerintah mereka untuk bermigrasi ke seluruh bagian Tibet, termasuk pula Tibet tengah dan barat (yang mana RRC menyebutnya sebagai Kawasan Tibet yang otonom). Orang-orang Tibet dengan cepat direduksi menjadi satu minoritas yang tidak signifikan di negara mereka sendiri. Perkembangan ini, yang mana mengancam survival bangsa Tibet, kulturnya dan warisan spiritualnya, masih dapat dihentikan dan dipertahankan. Namun hal ini harus dilakukan sekarang, sebelum terlambat. Siklus protes yang baru dan penindasan kejam yang dimulai di Tibet bulan September 1987 dan memuncak dalam imposisi (pemaksaan) hukum marital (pernikahan) di ibukota, Lhasa, Maret tahun ini, sebagian besar merupakan reaksi terhadap membanjirnya orang-orang Tiongkok secara besar-besaran ke Tibet. Informasi yang sampai kami di pengasingan menunjukkan bahwa barisan protes dan bentuk-bentuk protes damai lainnya berkelanjutan di Lhasa dan di sejumlah tempat lain di Tibet, meskipun hukuman berat dan perlakuan yang tidak manusiawi diberikan kepada orang-orang Tibet yang bertahan untuk mengekspresikan kedukaan mereka. Sejumlah orang Tibet dibunuh oleh kekuasaan sekuritas selama protes pada bulan Maret itu dan sejumlah orang yang mati dalam tahanan setelah itu tidak diketahui, tetapi pasti lebih dari dua ratus orang. Ribuan orang telah ditahan atau ditangkap dan dipenjara dan penyiksaan merupakan hal yang umum. Menghadapi kenyataan dari situasi yang memburuk ini dan untuk mencegah penumpahan darah lebih banyak, saya mengusulkan apa yang secara umum dirujuk sebagai Lima Butir Rencana Perdamaian untuk merestorasi perdamaian dan hak-hak asasi manusia di Tibet. Saya menjelaskan secara rinci rencana ini dalam sebuah pembicaraan di Strasbourg tahun lalu. Saya percaya, rencana itu menyediakan sebuah kerangka kerja yang masuk akal dan realistik untuk negosiasi dengan RRC. Walaupun begitu, sedemikian jauh para pemimpin RRC tidak berkeinginan untuk merespons secara konstruktif. Penindasan brutal oleh gerakan demokrasi China pada bulan Juni tahun ini, bagaimana pun juga, menguatkan pandangan saya bahwa penyelesaian masalah Tibet hanya akan menjadi berarti jika ia didukung oleh garansi-garansi internasional yang memadahi. Lima Butir Rencana Perdamaian mengacu pada pelbagai issue penting dan saling berhubungan, dan saya membahasnya di bagian pertama dari kuliah ini. Saya menyebutnya: (1) Transformasi untuk seluruh Tibet, termasuk provinsi bagian timur:

Page 22: Dalai Lama

Kham dan Amdo, (2) Pembatalan terhadap Kebijakan tentang perpindahan populasi China, (3) Respek pada hak-hak asasi manusia yang mendasar dan kebebasan demokrasi bagi rakyat Tibet, (4) Restorasi dan proteksi terhadap lingkungan alam Tibet, (5) Dimulainya negosiasi yang sungguh-sungguh tentang status masa depan Tibet dan hubungan antara orang-orang Tibet dan orang-orang Tiongkok. Di Strasbourg, saya mengusulkan agar Tibet menjadi satu entitas politis-demokratik yang memerintah sendiri sepenuhnya. Saya bermaksud mengambil kesempatan ini untuk menerangkan Zona Ahimsa atau konsep perlindungan terhadap perdamaian, yang merupakan elemen pokok dari Lima Butir Rencana Perdamaian. Saya yakin bahwa itu sangat penting, bukan hanya untuk Tibet, tetapi juga untuk perdamaian dan stabilitas di Asia. Imipian saya adalah bahwa seluruh dataran tinggi Tibeta akan menjadi sebuah tempat perlindungan yang bebas dimana umat manusia dan alam dapat hidup dalam kedamaian dan keseimbangan yang harmonis. Ia akan menjadi sebuah tempat dimana orang-orang dari seluruh dunia dapat datang untuk mencari makna sejati kedamaian yang ada di dalam diri mereka sendiri, sebuah tempat yang jauh dari tekanan dan tindasan. Sesungguhnya Tibet dapat menjadi sebuah pusat yang kreatif untuk promosi dan pengembangan perdamaian. Berikut adalah elemen-elemen pokok dalam Zona Ahimsa yang diusulkan: Seluruh dataran tinggi Tibetan harus dibebaskan dari militer. -Pembuatan, pengujian, dan penyediaan senjata-senjata nuklir dan senjata-senjata perang lain di dataran Tibet harus dilarang. -Dataran tinggi Tibet harus diubah menjadi taman alami terbesar di dunia atau lahan hayati. Hukum yang tegas harus ditegakkan untuk melindungi kehidupan binatang dan kehidupan tanaman. Eksploitasi sumber-sumber alam harus diregulasi dengan hati-hati supaya tidak merusak ekosistem yang relevan; dan kebijakan untuk pengembangan yang cocok harus diterapkan di berbagai area yang berpenduduk. -Manufaktur dan penggunaan kekuatan nuklir dan teknologi lain yang memproduksi limbah yang berbahaya harus dilarang. -Sumber-sumber dan kebijakan nasional harus diarahkan ke promosi aktif untuk perdamaian dan perlindungan lingkungan. Berbagai organisasi yang berdedikasi untuk memajukan perdamaian dan perlindungan terhadap semua bentuk kehidupan harus mendapatkan tempat yang layak di Tibet. -Pendirian berbagai organisasi internasional dan regional untuk promosi dan proteksi hak-hak asasi manusia di Tibet perlu digalakkan.

Page 23: Dalai Lama

Tinggi dan ukuran Tibet (ukuran komunitas Eropa), dan juga sejarahnya yang unik dan warisan spiritualnya yang sangat dalam membuatnya sangat cocok untuk memenuhi perannya sebagai tempat perlindungan untuk perdamaian di jantung Asia yang strategis. Ia juga sesuai dengan peran historis Tibet sebagai satu bangsa Buddhis yang cinta damai dan daerah penyangga yang memisahkan negara-negara besar di benua Asia dan negara-negara tetangganya. Untuk mereduksi berbagai tekanan yang ada di Asia, Presiden Uni Soviet, Mr. Gorbachev, mengusulkan demiliterisasi di daerah-daerah perbatasan Soviet-RRC dan mengubah daerah-daerah itu menjadi sebuah ‘frontir perdamaian dan batas pertetanggaan yang baik’. Pemerintah Nepal telah mengusulkan lebih dahulu supaya negeri Nepal di Himalaya, yang berbatasan dengan Tibet, menjadi sebuah zona perdamaian, meskipun proposal itu tidak memasukkan demiliterisasi di negara itu. Untuk stabilitas dan perdamaian di Asia, menciptakan zona-zona damai adalah penting supaya dapat memisahkan negara-negara besar di benua Asia dan lawan-lawan yang potensial di benua tersebut. Proposal Presiden Gorbachev, yang juga mencakup penarikan pasukan Soviet seluruhnya dari Mongolia akan mengurangi tekanan dan potensi terjadinya konfrontasi antara Uni Soviet dan RRC. Sebuah zona damai yang sebenarnya tentu saja harus diciptakan untuk memisahkan dua negara yang terpadat di dunia: RRC dan India. Pendirian Zona Ahimsa, tentu saja menuntut penarikan tentara dan berbagai instalasi militer dari Tibet, yang memungkinkan juga India dan Nepal untuk menarik tentara dan berbagai instalasi militer dari daerah Himalaya yang berbatasan dengan Tibet. Hal ini tentu dapat dicapai dengan persetujuan internasional. Ia akan berada dalam daya tarik terbaik untuk semua negara Asia, khususnya RRC dan India, karena ia akan mempertinggi keamanan mereka, sementara mereduksi beban ekonomik yang digunakan untuk mempertahankan konsentrasi pasukan yang tinggi di berbagai daerah yang terpencil. Tibet bukan sebagai tempat strategis pertama yang mengalami demiliterisasi. Bagian-bagian semenanjung Sinai, wilayah Mesir yang memisahkan Israel dan Mesir, telah mengalami demiliterisasi beberapa waktu sebelumnya. Tentu saja, Costa Rica merupakan contoh terbaik untuk negara yang mengalami demiliterisasi sepenuhnya. Tibet juga bukan daerah pertama yang diubah menjadi sebuah cagar alam atau biosfer. Banyak taman di seluruh dunia yang sebelumnya telah diciptakan. Sebagian daerah yang strategis telah diubah menjadi ‘taman-taman perdamaian’ yang alami. Dua contoh adalah taman La Amistad, di perbatasan Costa Rica - Panama dan Proyek Si A Paz di perbatasan Costa Rica – Nicaragua. Ketika saya mengunjungi Costa Rica lebih awal tahun ini, saya melihat bagaimana sebuah negara dapat berkembang dengan sukses tanpa tentara dan menjadi sebuah demokrasi yang stabil yang bertindak untuk perdamaian dan perlindungan lingkungan

Page 24: Dalai Lama

alam. Hal ini menguatkan kepercayaan saya bahwa visi saya tentang Tibet di masa depan merupakan sebuah rencana yang realistik, bukan hanya sebuah impian. Perkenankanlah saya mengakhiri dengan ucapan berterimakasih saya pribadi kepada Anda semua dan sahabat-sahabat kami yang tidak hadir di sini pada hari ini. Perhatian dan dukungan yang telah Anda nyatakan untuk keadaan buruk orang-orang Tibet sangat menyentuh hati kami semua, dan terus memberikan kepada kami dorongan untuk berjuang guna mendapatkan kebebasan dan keadilan; tidak dengan menggunakan senjata, tetapi dengan senjata-senjata kebenaran nan damai dan kebulatan hati. Saya tahu bahwa saya berbicara untuk kepentingan seluruh rakyat Tibet ketika saya berterimakasih kepada Anda dan meminta kepada Anda untuk tidak melupakan Tibet di saat yang kritis dalam sejarah negeri kami ini. Kami juga berharap untuk berkontribusi pada perkembangan dunia yang lebih damai, lebih manusiawi dan lebih indah. Sebuah negara Tibet yang merdeka di masa mendatang akan berusaha membantu mewujudkan hal-hal tersebut di seluruh dunia yang membutuhkan, melindungi alam, dan mewujudkan perdamaian. Saya percaya bahwa kemampuan rakyat Tibet kami untuk mengkombinasikan kualitas-kualitas spiritual dengan sikap realistik dan praktis memungkinkan kami untuk membuat satu kontribusi khusus, meskipun dengan satu cara yang paling sederhana. Inilah harapan dan doa saya. Sebagai kesimpulan, perkenankanlah saya menyampaikan sebuah doa pendek, yang memberikan kepada saya inspirasi dan kebulatan tekad yang besar: Selama ruang masih ada, Dan selama makhluk-makhluk hidup masih ada, Saya akan tetap tinggal Untuk melenyapkan penderitaan dunia.

BAB 8 PESAN DALAI LAMA PADA PERINGATAN 6 TAHUN

TRAGEDI TIAN AN MEN

RRC sekarang dalam transisi menuju sebuah zaman baru. Nasib China pasti menjadi perhatian besar komunitas internasional. Ia memiliki relevansi yang besar untuk perdamaian, kebebasan dan keamanan di Asia dan di dunia. Sebagai seorang rahib Buddhis, sebagai seorang Tibetan, dan sebagai anggota dari keluarga besar umat manusia, saya telah mengikuti perubahan perjalanan politis China dengan perhatian dan pengharapan. Salah satu peristiwa yang paling membesarkan dan menggerakkan hati dan penuh harapan dalam sejarah Tiongkok akhir-akhir ini ialah gerakan demokrasi pada tahun 1989. Dunia mendapatkan satu kesempatan langka untuk melihat wajah dan semangat China. Berjuta-juta orang Tiongkok, laki-laki dan perempuan, menyerukan tuntutan mereka secara damai dan terbuka untuk mendapatkan kebebasan, demokrasi dan

Page 25: Dalai Lama

perlakuan yang manusiawi. Meskipun mereka telah dilahirkan dan dibesarkan dibawah slogan yang berbunyi ‘kekuasaan bertumbuh dari laras-laras senjata’, ternyata mereka menganut paham tanpa kekerasan dengan satu cara yang paling mengesankan yang mencerminkan nilai-nilai yang melandasi gerakan itu. Tragedi di lapangan Tian An Men pada tanggal 4 Juni 1989 menunjukkan bawa gerakan demokrasi telah mampu menempatkan sebuah proses, yang saya pandang tidak dapat diubah. Kekuasaan yang brutal, tidak peduli bagaimana diaplikasikan secara kuat, tidak akan dapat menaklukkan keinginan dasar manusia untuk mendapatkan kebebasan. Rakyat tidak suka diganggu, dicurangi atau dibohongi baik oleh perorangan maupun sistem. Tindakan-tindakan yang demikian kontras dengan spirit hakiki manusia. Karena itu, meskipun mereka mempraktikkan penipuan dan menggunakan kekuasaan untuk mencapai sukses dalam waktu singkat, akhirnya mereka akan gagal. Di satu sisi, setiap orang menghargai kebenaran dan respek pada kebenaran sungguh-sungguh ada di dalam darah kami. Kebenaran adalah pemberi garansi terbaik dan fondasi nyata untuk kebebasan dan demokrasi. Saya selalu memandang pembunuhan besar-besaran di lapangan Tian An Men yang sangat patut disesalkan itu sebagai kemunduran zaman bagi gerakan demokrasi di Tiongkok. Pada hari itu, para patriot Tiongkok dengan keberanian dan visi melanjutkan perjuangan untuk mendapatkan keadilan, kebebasan dan demokrasi di Tiongkok dengan menghadapi resiko pribadi yang besar. Saya sangat percaya bahwa komunitas internasional memiliki satu tanggung jawab untuk mendukung secara moral dan politis gerakan demokrasi orang-orang Tiongkok. Adalah cukup bijaksana untuk tidak mengisolasi RRC, tetapi sebagai gantinya melakukan usaha untuk membawanya ke dalam arus utama ekonomi dunia. Namun integrasi ekonomi saja tidak cukup. Rakyat di negara tersebut membutuhkan hak-hak asasi manusia, demokrasi dan peranan hukum. Nilai-nilai tersebut merupakan fondasi untuk mencapai masyarakat yang bebas, dinamik, stabil dan damai. Masyarakat yang demikian juga akan memberikan kebebasan ekonomik, keamanan, dan kegunaan lain yang jauh lebih besar. Karena itu, setiap usaha juga harus diarahkan untuk membawa China ke dalam arus utama dari demokrasi dunia. Menurut analisis terakhir, para anggota gerakan demokrasi China yang berdedikasi dan berani itulah yang akan membawa Negeri Tengah (Tiongkok) menuju suatu masa depan yang bebas dan demokratis, dan tidak ada yang lain. Untuk alasan ini, gerakan demokrasi dari orang-orang Tiongkok harus diberi segala bantuan, dorongan dan dukungan dengan sebaik-baiknya. Sebagai orang yang cinta pada tanpa kekerasan, perdamaian dan kebebasan, saya mendukung gerakan demokrasi tanpa kekerasan di Tiongkok sejak awal. Meskipun terjadi kebrutalan dalam bentuk pembunuhan besar-besaran di Lapangan Tian-an-men dan penyiksaan politis yang berkepanjangan, saya berdoa agar orang-orang yang terlibat dalam gerakan demokrasi China akan selalu mempertahankan paham dan sikap tanpa kekerasan. Ini adalah pendekatan manusiawi dan pengupayaan jalan tanpa kekerasan dan perdamaian yang terdekat dengan sifat dasar manusia.

Page 26: Dalai Lama

Hari ini, seperti saudara-saudara kami orang-orang Tiongkok yang memperingati tragedi Tian-an-men 4 Juni 1989, saya ingin menyampaikan hormat saya kepada mereka-mereka yang gugur dalam memperjuangkan kebebasan, demokrasi dan hak-hak asasi manusia untuk bangsa Anda yang besar. Saya juga berdoa untuk para patriot Anda yang dipenjara karena advokasi (tuntutan) mereka yang berani terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang universal dan inheren dan untuk suksesnya gerakan demokrasi anda. Dharamsala, 4 Juni 1995

BAB 9

HARI KEBANGKITAN NASIONAL TIBET

Berikut adalah pernyataan YM Dalai Lama pada Peringatan Ulang Tahun ke-41 Hari Kebangkitan Nasional Tibet yang jatuh pada tanggal 10 Maret 2000: Pada Peringatan Ulang Tahun ke-41 Hari Kebangkitan Nasional Tibet ini saya menyampaikan salam yang tulus kepada saudara-saudara sebangsa di Tibet dan di pengasingan dan kepada teman-teman dan para pendukung di seluruh dunia. Kita berada di awal abad ke-21. Jika kita melihat berbagai peristiwa yang terjadi pada abad ke-20 kita mendapatkan kenyataan bahwa umat manusia membuat kemajuan yang mengagumkan di bidang kesejahteraan material. Pada saat yang sama, ada kehancuran besar sekali berkenaan dengan kehidupan manusia dan berbagai struktur fisik karena banyak individu dan bangsa yang mengupayakan sumber-sumber penghasilan dengan konfrontasi dan bukan dengan dialog untuk memecahkan problem-problem bilateral dan multi-lateral. Karena itu abad ke-20, di satu sisi bisa disebut abad perang dan pertumpahan darah. Saya percaya bahwa kita telah mendapatkan pelajaran-pelajaran yang berharga melalui pengalaman-pengalaman tersebut. Jelaslah bahwa solusi yang dihasilkan dari kekerasan atau konfrontasi itu tidak akan berlangsung lama. Saya sangat yakin bahwa hanya melalui cara yang damai barulah kita dapat mengembangkan pengertian yang lebih baik di antara kita sendiri. Kita harus menjadikan abad yang baru ini sebagai abad perdamaian dan dialog. Kami memperingati peristiwa 10 Maret ini pada saat keadaan dari perjuangan kami untuk kebebasan benar-benar kompleks, tetapi semangat resistensi pada rakyat kami yang ada di dalam negeri Tibet terus meningkat. Memperhatikan bahwa dunia luas yang mendukung maksud kami meningkat, kami jadi berbesar hati. Sayang sekali, di pihak Beijing ada bukti kurangnya kemauan politis dan dorongan untuk menanggapi issue Tibet secara bijak dan pragmatis melalui dialog. Memang dari awal, sejak saat kami di pengasingan, kami telah mengharapkan untuk mendapatkan yang terbaik tetapi siap untuk mendapatkan yang terburuk. Dengan semangat yang sama, kami telah sekian tahun berusaha dengan sebaik mungkin untuk mendekati pemerintah RRC guna melakukan suatu proses dialog dan rekonsiliasi. Kami

Page 27: Dalai Lama

juga telah membangun “jembatan-jembatan” bersama saudara-saudari Chinese di luar negeri, termasuk saudara-saudari yang ada di Taiwan, dan meningkatkan saling pengertian, sikap hormat dan solidaritas secara signifikan. Pada saat yang sama kami melanjutkan pekerjaan kami untuk menguatkan basis komunitas kami di pengasingan dengan menciptakan kesadaran tentang sifat sejati dari perjuangan rakyat Tibetan, mempertahankan nilai-nilai Tibetan, mempromosikan tanpa kekerasan, meningkatkan demokrasi dan meluaskan network para supporter kami di seluruh dunia. Dengan kesedihan yang dalam saya melaporkan bahwa situasi hak asasi manusia di Tibet telah mengalami perubahan yang kritis pada tahun-tahun belakangan ini. Kampanye-kampanye ‘strike hard’ dan ‘patriotic re-education’ menentang agama dan patriotisme Tibet telah diintensifkan seiring dengan perjalanan waktu. Di berbagai bidang kehidupan kami menyaksikan kembalinya atmosfer intimidasi, kekerasan (paksaan) dan ketakutan, yang mengingatkan saya pada hari-hari selama berlangsungnya Revolusi Kebudayaan. Pada tahun 1999 sendiri ada enam kasus kematian yang diketahui akibat penyiksaan dan perlakuan kejam. Para penguasa telah memaksa keluar 1.432 bhiksu dan bhiksuni dari vihara mereka karena menolak untuk menentang pembebasan Tibet atau mencela saya. Ada 615 orang tahanan politis Tibetan yang diketahui dan didokumentasikan di Tibet. Sejak 1996, sejumlah 11.409 bhiksu dan bhiksuni telah dipaksa keluar dari tempat-tempat pemujaan dan studi mereka. Jelas bahwa ada sedikit perubahan berkenaan dengan tujuan politis kejam China di Tibet sejak awal tahun 60-an ketika almarhum Panchen Lama , yang secara pribadi menyaksikan pendudukan China Komunis atas Tibet sejak tahun 50-an hingga tahun 60-an, menulis petisi 70.000 karakternya yang terkenal. Bahkan dewasa ini Panchen Lama muda yang sekarang menjadi tahanan rumah yang sebenarnya, yang menjadikan dia sebagai tahanan politis termuda di dunia. Saya sangat prihatin dengan adanya hal ini. Kecenderungan yang paling mencemaskan di Tibet adalah membanjirnya orang-orang Tiongkok yang terus berdatangan ke Tibet untuk mengambil keuntungan dari terbukanya Tibet bagi kapitalisme pasar. Keadaan ini seiring dengan penyakit prostitusi, perjudian dan bar-bar karaoke yang menyebar luar, yang mana semuanya itu meruntuhkan norma-norma sosial tradisional dan nilai-nilai moral rakyat Tibetan, tetapi didukung sepenuhnya oleh para penguasa. Semua itu, yang melebihi kekuasaan brutal, berhasil mereduksi orang-orang Tibet menjadi satu minoritas di negeri mereka sendiri dan membelokkan mereka dari kepercayaan dan nilai-nilai tradisional. Keadaan dari kehidupan yang menyedihkan di Tibet ini tidak mengurangi penderitaan rakyat Tibet atau membawa stabilitas dan kesatuan bagi RRC. Jika RRC sungguh memperhatikan kesatuan, ia harus melakukan usaha yang jujur dan tidak mencoba untuk memaksakan kemauannya terhadap mereka. Adalah tanggung jawab para penguasa yang memerintah untuk menjamin agar kebijakan-kebijakan terhadap seluruh kelompok etniknya didasarkan pada persamaan dan keadilan untuk mencegah separasi. Meskipun kebohongan dan kesalahan dapat menipu rakyat untuk sementara dan penggunaan kekerasan dapat mengontrol manusia secara fisik, tetapi hanya dengan pengertian yang

Page 28: Dalai Lama

benar (tepat), keterbukaan (kejujuran), dan sikap saling menghormati umat manusia baru dapat diyakinkan dan dipuaskan. Para penguasa RRC melihat kultur dan agama Tibet yang berbeda sebagai sebab utama untuk separasi. Dengan demikian, ada usaha untuk menghancurkan sendi-sendi pokok peradaban dan identitas Tibetan. Berbagai tingkat pembatasan yang baru di bidang budaya, agama, dan pendidikan dibarengi dengan membanjirnya besar-besaran imigran China ke Tibet dalam rangka memusnahkan budaya Tibet. Adalah benar bahwa akar utama resistensi dan perjuangan pembebasan dari rakyat Tibet terletak di dalam sejarah panjang Tibet; kulturnya yang berbeda dan kuno, dan identitasnya yang unik. Issue Tibetan jauh lebih kompleks dan lebih dalam daripada versi pemerintahan sederhana yang didirikan oleh pemerintah Beijing. Sejarah adalah sejarah dan tidak ada sesuatu apa pun yang dapat mengganti masa silam. Sebenarnya seseorang tidak dapat tetap menguasai apa yang dia inginkan dan membuang apa yang dia tidak inginkan. Yang terbaik adalah membiarkan para sejarahwan dan pakar-pakar legal mempelajari kasus tersebut secara objektif dan memberikan penilaian (pertimbangan) mereka. Dalam persoalan sejarah, keputusan-keputusan politis itu tidak diperlukan. Karena itu saya memandang ke masa depan. Karena kurangnya pengertian, apresiasi dan respek terhadap budaya, sejarah dan identitas Tibet yang berbeda China terus menerus salah menerapkan kebijakan-kebijakannya terhadap Tibet. Di Tibet yang terjajah masih ada sedikit ruang untuk kebenaran. Penggunaan kekuasaan dan paksaan (kekerasan) sebagai cara-cara yang pokok untuk memerintah dan menata Tibet memaksa rakyat Tibet tunduk dalam ketakutan dan para pejabat lokal menyembunyikan kebenaran dan menciptakan fakta-fakta yang salah supaya klop dan menyenangkan Beijing dan para pembantunya yang ada di Tibet. Sebagai akibatnya, perlakuan China terhadap Tibet berlanjut dengan menyingkirkan berbagai realitas di Tibet. Pendekatan ini dangkal dan counter-productive. Kebijakan seperti itu picik dan menunjukkan wajah buruk dari arogansi rasial dan kultural dan rasa ketidakamanan politis yang dalam. Perkembangan yang berkenaan dengan pengusiran Agya Rinpoche dan Ketua Vihara Kumbum, dan terakhir Karmapa Rinpoche merupakan kasus-kasus yang penting. Akan tetapi, waktu telah berlalu ketika dengan mengatasnamakan kedaulatan dan integritas nasional sebuah negara dapat terus menerapkan berbagai kebijakan yang kejam itu dengan bebas dan terhindar dari hukuman internasional. Selain itu, orang-orang Tiongkok sendiri pasti sangat menyesalkan kehancuran warisan kebudayaan kuno Tibet yang kaya itu. Saya sungguh percaya bahwa kultur dan spiritualitas kami yang kaya bukan hanya bermanfaat bagi berjuta-juta orang Tiongkok tetapi juga memperkaya negeri tersebut. Sayangnya, bahwa sebagian pemimpin RRC tampaknya berharap agar issue Tibet itu lenyap bersama dengan berlalunya sang waktu. Pemikiran seperti itu yang ada pada para pemimpin RRC sama saja mengulangi salah perhitungan yang dibuat di masa lalu. Tentu saja, tak ada pemimpin RRC yang mengenang kejadian pada tahun 1949/50 dan 1959 bahwa pada tahun 2000 China masih akan berhadapan dengan issue Tibet. Generasi tua Tibet telah berlalu, generasi kedua dan ketiga telah bertumbuh. Tanpa menghiraukan

Page 29: Dalai Lama

berlalunya sang waktu perjuangan kemerdekaan rakyat Tibet terus berlangsung dengan kebulatan tekad yang tak pernah pudar. Jelas bahwa ini bukan perjuangan untuk kepentingan satu orang maupun kepentingan satu generasi Tibetan. Karena itu jelas bahwa generasi-generasi Tibetan yang akan datang akan terus menghargai, menghormati dan melakukan sendiri perjuangan untuk kebebasan ini. Cepat atau lambat para pemimpin RRC pasti akan menghadapi fakta ini. Para pemimpin RRC menolak untuk mempercayai bahwa saya tidak mengupayakan separasi tetapi otonomi untuk rakyat Tibet. Mereka secara terang-terangan menuduh saya berbohong. Mereka bebas untuk datang dan mengunjungi komunitas saya di pengasingan untuk menemukan kebenaran bagi mereka sendiri. Telah menjadi usaha saya yang konsisten untuk menemukan sebuah solusi damai dan saling dapat diterima untuk memecahkan problem Tibetan. Pendekatan saya mempertimbangkan bahwa Tibet menikmati otonomi yang sebenarnya di dalam framework RRC. Sebuah solusi yang saling menguntungkan seperti itu akan mendukung stabilitas dan kesatuan China –dua prioritas utama mereka- sementara pada saat yang sama rakyat Tibet dapat diyakinkan tentang hak yang mendasar untuk mempertahankan peradaban mereka dan melindungi lingkungan nan asri di dataran tinggi Tibet. Dengan tidak adanya respons positif dari pemerintah RRC terhadap tawaran saya selama bertahun-tahun, saya tidak punya alternatif lain kecuali mengimbau para anggota komunitas internasional. Sekarang jelas bahwa hanya usaha-usaha internasional yang meningkat dan terpadu yang dapat membujuk Beijing untuk mengubah kebijakannya terhadap Tibet. Meskipun ada reaksi-reaksi negatif yang serentak dari pihak China, saya sangat percaya bahwa berbagai ekspresi dalam bentuk perhatian dan dukungan internasional tersebut penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi resolusi damai untuk masalah Tibet. Di pihak saya, saya tetap mengupayakan proses dialog dan satu keinginan untuk melihat dengan jujur dan jelas pada realitas Tibet yang dapat membimbing kita menuju satu solusi yang semestinya. Pada kesempatan ini saya ingin berterimakasih kepada sejumlah orang, pemerintah, para anggota parlemen, organisasi non-pemerintah dan berbagai ordo keagamaan atas dukungan mereka. Simpati dan dukungan yang telah ditunjukkan pada maksud kami oleh sejumlah saudara-saudari Chinese kami yang banyak mengetahui hal ini merupakan simpati dan dukungan yang memiliki arti khusus dan memberikan dorongan besar kepada kami orang-orang Tibetan. Saya juga ingin menyampaikan salam saya dan mengungkapkan rasa hormat saya yang dalam kepada pada pendukung di seluruh dunia yang sedang memperingati anniversary ini sekarang. Diatas semuanya saya atas nama rakyat Tibet ingin mengucapkan terima kasih kepada rakyat dan Pemerintah India atas kemurahan hati yang tak terbalas dan dukungan mereka selama 40 tahun kami di pengasingan ini. Dengan penghormatan saya kepada para pahlawan Tibet, laki-laki dan perempuan, yang berani dan telah gugur dalam perjuangan untuk kebebasan kami, saya berdoa untuk mereka dan rakyat kami yang menderita.

Page 30: Dalai Lama

Dalai Lama 10 Maret 2000 ----0000--- “Kehidupan Gemilang Dalai Lama” merupakan seri yang dihimpun dengan baik yang mengisahkan secara ringkas kehidupan dan pencapaian orang-orang yang paling kondang di dunia. Pembaca bisa membaca berbagai keadaan yang jelas dan berbagai peristiwa besar di masa lalu dan sekarang dari zaman Yesus Kristus hingga Adolf Hitler dan Tom Cruise. Seri bergambar yang menarik ini mencerminkan sketsa-sketsa kehidupan para penulis besar seperti Charles Dickens, Shakespeare dan Enod Blyton. Selanjutnya pembaca akan mengetahui lebih jauh tentang bintang-bintang film favorit mereka seperti Julia Robert, Marylin Monroe dan Charlie Chaplin. Fakta-fakta yang dikenal maupun tidak dikenal tentang pemusik-pemusik besar seperti Madonna dan Michael Jackson juga disebutkan. Para pembaca dapat menyusuri masa-masa yang buruk dari orang-orang berprestasi seperti Nelson Mandela dan Karl Marx. Para pakar ilmu pengetahuan seperti Albert Einstein dan Alfred Noble juga ada di dalam buku ini. Secara keseluruhan, ‘Kehidupan yang Gemilang’ merupakan kumpulan spektakuler yang mengisahkan kehidupan orang-orang terbesar yang pernah hidup di planet bumi ini, sehingga merupakan sebuah koleksi yang bagus sekali untuk perpustakaan pribadi yang indah.