daftar isi halaman sampul depan halaman … filehalaman pengesahan panitia penguji...

27
i DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DEPAN…………………………………………. HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA…………………… HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………… HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI…………. KATA PENGANTAR…………………………………………………….. DAFTAR ISI………………………………………………………………. HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN……………………. ABSTRAK…………………………………………………………………. ABSTRACT……………………………………………………………….. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………………... 1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………..... 1.3. Ruang Lingkup Masalah……………………………………………... 1.4. Orisinalitas Penelitian………………………………………………... 1.5. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 1.5.1. Tujuan umum…………………………………………………..... 1.5.2. Tujuan khusus…………………………………………………… 1.6. Manfaat Penelitian…………………………………………………… 1.6.1. Manfaat teoritis………………………………………………...... 1.6.2. Manfaat praktis………………………………………………….. i ii iii iv v ix xii xiii xiv 1 13 13 13 16 16 16 17 17 17

Upload: vuongngoc

Post on 01-Apr-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN………………………………………….

HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA……………………

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI………….

KATA PENGANTAR……………………………………………………..

DAFTAR ISI……………………………………………………………….

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN…………………….

ABSTRAK………………………………………………………………….

ABSTRACT………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………………...

1.2. Rumusan Masalah………………………………………………….....

1.3. Ruang Lingkup Masalah……………………………………………...

1.4. Orisinalitas Penelitian………………………………………………...

1.5. Tujuan Penelitian……………………………………………………..

1.5.1. Tujuan umum………………………………………………….....

1.5.2. Tujuan khusus……………………………………………………

1.6. Manfaat Penelitian……………………………………………………

1.6.1. Manfaat teoritis………………………………………………......

1.6.2. Manfaat praktis…………………………………………………..

i

ii

iii

iv

v

ix

xii

xiii

xiv

1

13

13

13

16

16

16

17

17

17

ii

1.7. Landasan Teoritis……………………………………………………..

1.8. Metode Penelitian………………………………………………….....

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GANTI RUGI , LOGO ,

DAN HAK CIPTA

2.1. Hak Cipta.…………………………………………………………….

2.1.1. Pengertian Hak Cipta….…………………………………………

2.1.2. Pengertian Pencipta, Ciptaan, dan Pemegang Hak Cipta……......

2.1.3. Hak Moral dan Hak Ekonomi Dalam Hak Cipta...………………

2.1.4. Ciptaan Yang Dilindungi……..………………………………….

2.1.5. Hasil Karya Yang Tidak Dilindungi Hak Cipta………..………...

2.2. Ganti Rugi…………………………………………………….............

2.2.1. Pengertian Ganti Rugi………………….....……………………...

2.2.2. Ganti Rugi Materiil dan Immateriil….………...……………...…

2.3. Logo…………..………………………………………………………

2.3.1. Pengertian Logo………………………………………………….

2.3.2. Fungsi Logo……………………………………….......................

2.3.3. Jenis-jenis Logo………………………………………………….

BAB III PELANGGARAN ATAS KARYA CIPTA LOGO BAND

BERDASARKAN UUHC NO. 28 TAHUN 2014

3.1. Bentuk Pelanggaran Karya Cipta Logo Band Berdasarkan Undang-

Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta……………………..

3.2. Sanksi Terhadap Pelanggaran Atas Karya Cipta Logo Band

Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak

17

20

21

21

22

23

24

26

26

26

29

31

31

32

34

37

iii

Cipta………………………………………….……………………….

BAB IV CARA MENENTUKAN BESARNYA GANTI RUGI ATAS

PELANGGARAN KARYA CIPTA LOGO BAND

BERDASARKAN UUHC NO. 28 TAHUN 2014

4.1. Bentuk Ganti Rugi Atas Pelanggaran Karya Cipta Logo Band

Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak

Cipta…………………………………………………………………..

4.2. Besarnya Ganti Rugi Atas Pelanggaran Karya Cipta Logo Band ……

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan…………………………………………………………...

5.2. Saran-saran……………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RESPONDEN

LAMPIRAN

44

52

55

60

61

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa Karya Ilmiah/Penulisan

Hukum/Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis, tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

manapun, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh penulis lain, kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila Karya Ilmiah/Penulisan Hukum/Skripsi ini terbukti merupakan

duplikasi atau plagiasi dari hasil karya penulis lain dan/atau dengan sengaja

mengajukan karya atau pendapat yang merupakan hasil karya penulis lain, maka

penulis bersedia menerima sanksi akademik dan/atau sanksi hukum yang berlaku.

Demikian Surat Pernyataan ini penulis buat sebagai pertanggungjawaban

ilmiah tanpa ada paksaan maupun tekanan dari pihak manapun juga.

Denpasar, 28 Oktober 2016

Yang menyatakan,

(AA Ngurah Tian Marlionsa)

1216051085

v

ABSTRAK

Logo adalah bagian dari seni rupa, karena logo dapat berupa gambar yang

dibuat dari elemen dasar seni rupa seperti garis, warna, dan ruang. Logo yang

dimiliki oleh band memiliki fungsi utama untuk menunjukan identitas, mengenai

pelanggaran karya cipta logo yang dimiliki band Uncle Bendoth dan As Julia

Fades dapat terjadi karena logo dapat digunakan untuk memperoleh keuntungan

ekonomi. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah : bentuk pelanggaran

Hak Cipta dan bagaimana cara untuk menentukan besarnya ganti rugi atas

pelanggaran karya cipta logo band berdasarkan UUHC No.28 Tahun 2014.

Pentingnya dilakukan penelitian dalam penulisan ini agar memperoleh kebenaran

yang akurat berdasarkan observasi di lapangan.

Dalam penulisan ini metode yang digunakan adalah metode yuridis empiris.

Metode yuridis merupakasan metode penulisan hukum berdasarkan teori hukum,

literatur, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Metode empiris

merupakan metode yang dilakukan dengan cara penelitian atau observasi langsung

ke lapangan.

Dari hasil penelitian bahwa bentuk pelanggaran Hak Cipta atas logo yang

dimiliki band Uncle Bendoth berupa penjiplakan, adapun sanksi ganti rugi

immateriil yang ditimbulkan berupa kesepakatan perubahan logo dan permohonan

maaf oleh pihak band yang melakukan pelanggaran. Sedangkan bentuk

pelanggaran atas logo yang dimiliki band As Julia Fades berupa penggandaan

tanpa izin, sanksi ganti rugi yang ditimbulkan adalah ganti rugi materiil berupa

pembayaran uang tunai yang ditentukan berdasarkan jumlah dan harga pokok

pembuatan stiker. Dengan demikian diharapkan kepada masyarakat luas agar

lebih memahami dan menghargai pentingnya karya cipta logo agar tidak

menimbulkan kerugian kepada pencipta atau pemegang Hak Cipta.

Kata Kunci: Pelanggaran , Hak Cipta , Logo , Ganti Rugi

vi

ABSTRACT

Logo is known as a part of art, because logo image can be created from

the basic elements of art such as line, color and space. Band logo has a primary

function to show the identity. The case of band logo copyright infringement that

be owned by Uncle Bendoth and As Julia Fades occurred because logo can be

used to collect economic profit. Therefore, this study concern about; type of

copyright infringement and how to determine the amount of compensation rooted

in the UUHC No. 28 Tahun 2014. The importance of this study was conducted in

order to obtain an accurate truth based on field observation.

This study used yuridis empirical method, a method of legal writing that

derived from theory of law, literature and legislation in force. This method can be

done by doing research or direct field observation.

Based on the result of this study, the type of copyright infringement related

to logo that be owned by Uncle Bendoth band was a plagiarism. Consequently,

logo change agreement and apology by the band that had the infringement

became penalty of immaterial compensation that inflicted, whereas type of logo

infringement that happen to As Julia Fades band was duplication without

permission. As a result, penalty of immaterial compensation that should be done

was payment cash which determine by the number and cost of goods from the

sticker production. Therefore, society are expected to give more of appreciation

related to logo copyright so that copyright holder does not undergo any costs

Keywords: Infringement, Copyright, Logo, Compensation

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Segala pemikiran serta ide kreatif yang tercipta dari seorang atau

sekelompok orang sebagai suatu bentuk dari kemampuan intelektual manusia

yang menghasilkan bentuk nyata, berfungsi dan memberikan dampak baik dari

semua aspek perlu untuk diakui dan dilindungi secara umum, agar pemikiran serta

ide kreatif yang telah diciptakan dan dituangkan kedalam bentuk nyata tidak

dibajak atau diklaim oleh pihak lain. Untuk hal tersebut diperlukanlah suatu

wadah yang bisa membantu dan menaungi pemikiran serta ide kreatif yang telah

dituangkan kedalam bentuk nyata tersebut. Hal ini sangatlah penting, karena

apabila tidak adanya wadah untuk melindungi hasil nyata dari pemikiran serta ide

kreatif dari seseorang atau kelompok orang itu, maka akan dapat menimbulkan

kerugian bagi pemilik ide kreatif serta dapat menimbulkan rasa takut untuk

menuangkan hasil pemikirian dari seseorang atau kelompok orang kedalam

bentuk yang nyata, dengan kata lain hal ini dapat menghambat perkembangan dan

pertumbuhan dalam berkreativitas.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta,

ciptaan adalah setiap hasil karya di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra

yang dihasilkan atas kecekatan dan kemampuan pikiran, keterampilan, atau

keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata. Menurut Sophar Maru

Hutagalung, yang dimaksud ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang

2

menunjukan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra.1

Ciptaan yang dihasilkan oleh seseorang atau sekelompok orang yang selanjutnya

disebut sebagai pencipta, dalam hal ini pencipta memiliki hak eksklusif yang

timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan

diwujudkan dalam bentuk nyata, tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Suatu karya cipta yang dibuat dengan

pemikiran serta ide kreatif, nantinya akan menghasilkan suatu karya yang nyata

oleh pencipta, memiliki ciri khas serta kekhususan yang berbeda-beda. Dengan

demikian bahwa setiap pemikiran serta ide kreatif yang kemudian diwujudkan

kedalam bentuk yang nyata dari seorang maupun sekelompok orang itu sangat

penting untuk diakui dan dilindungi.

Hukum Hak Kekayaan Inteletual merupakan salah satu aspek hukum yang

melindungi hak-hak manusia didalam hal intelektualnya. HKI pada dasarnya

merupakan suatu hak yang timbul sebagai hasil kemampuan intelektual manusia

dalam berbagai bidang demi menghasilkan suatu proses atau produk bermanfaat

bagi umat manusia.2 Untuk mendorong dan melindungi karya cipta,

penyebarluasan karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra dirasakan

perlu untuk mendapat perlindungan hukum, sebagaimana untuk menjaga

pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, serta meningkatkan kemampuan di

bidang perdagangan. Perlindungan hukum tersebut dimaksudkan agar menjadi

upaya untuk mewujudkan suasana dan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan

1 Sophar Maru Hutagalung, 2012, Hak Cipta : Kedudukan & Peranannya Dalam

Pembangunan, Sinar Grafika, Jakarta, Hal. 177 2 Budi Santoso, 2009, Pengantar Hak Kekayaan Intelektual, Pustaka Magister, Semarang,

Hal. 3

3

dan perkembangan semangat untuk berkarya dan berinovasi di bidang ilmu

pengetahuan, seni dan sastra di kehidupan masyarakat Indonesia sendiri. Dalam

hal ini undang-undang Hak Cipta yang berlaku di Indonesia adalah Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, dimana melindungi pencipta

atas pemikiran ide kreatifnya yang menghasilkan setiap karya dalam bentuk nyata,

memiliki kekhususan dan menunjukkan keasliannya di bidang ilmu pengetahuan,

seni dan sastra.

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hak untuk menikmati secara

ekonomis hasil dari kreatifitas intelektual. Menurut Kholis Roisah hak atas

kekayaan yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia, atas hasil

kreasi tersebut masyarakat beradab mengakui bahwa pihak yang menciptakan

boleh menguasai untuk tujuan mendapatkan keuntungannya.3 Dengan demikian

bahwa Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak yang lahir karena hasil

kemampuan atau karya cipta manusia. Jika suatu barang diciptakan dari hasil

kreatifitas intelektual, maka pada barang tersebut melekat dua hak, yaitu hak

ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi merupakan hak untuk mendapatkan

manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk hak terkait. Hak moral merupakan hak

yang melekat pada diri si pencipta atau si pelaku yang tidak dapat dihilangkan

atau dihapus tanpa alasan apa pun, walaupun Hak Cipta atau hak terkait itu telah

dialihkan.4 Hak Cipta merupakan bagian dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI),

menurut H. Adami Chazawi pengertian Hak Cipta adalah suatu hak eksklusif

3 Kholis Roisah, 2015, Konsep Hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Setara Press,

Malang, Hal. 7 4 Much. Nurachmad, 2012, Segala Tentang HAKI Indonesia, Buku Biru, Jogjakarta, Hal.

15

4

(exclusive rights) berupa hak yang bersifat khusus, bersifat istimewa yang semata-

mata hanya diperuntukkan bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta sehingga tidak

ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izin pencipta atau

pemegang Hak Cipta.5 Maka dari itu hasil karya cipta perlu untuk mendapatkan

perlindungan untuk mencegah pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk

meniru, memperbanyak serta memperdagangkan karya cipta milik orang lain.

Hukum Hak Cipta bertujuan untuk melindungi hak pencipta atau

pemegang Hak Cipta dalam mendistribusikan, menjual, atau membuat turunan

dari karya cipta tersebut. Dengan kata lain perlindungan yang didapatkan oleh

pencipta adalah perlindungan terhadap karya cipta agar tidak digunakan tanpa izin

oleh pihak lain, sehingga pihak lain tidak semena-mena untuk menggunakan karya

cipta tersebut. Pendaftaran Hak Cipta bukanlah untuk memperoleh perlindungan

Hak Cipta, artinya seorang pencipta yang tidak mendaftarkan karya ciptanya juga

mendapatkan perlindungan, asalkan ia benar-benar sebagai pencipta suatu ciptaan

tersebut. Oleh sebab itu pendaftaran bukanlah jaminan mutlak sebagai pencipta

yang dapat dilindungi oleh hukum. Undang-undang Hak Cipta melindungi

pencipta terlepas ia mendaftarkan ciptaannya atau tidak.6 Mengenai hal itu

meskipun pada umumnya Hak Cipta bersifat otomatis dan tidak perlu untuk

didaftarkan, namun demikian dianjurkan kepada pencipta maupun pemegang Hak

Cipta untuk mendaftarkan ciptaannya, karena surat pendaftaran ciptaan tersebut

5 H. Adami Chazawi, 2007, Tindak Pidana Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI),

Bayumedia Publishing, Malang, Hal. 14 6 Adrian Sutedi, 2009, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, Hal. 118.

5

bisa dijadikan sebagai suatu alat bukti awal di pengadilan, apabila dikemudian

hari terjadi suatu sengketa terhadap ciptaannya tersebut.

Dalam Hak Cipta, hak yang dimiliki pencipta itu sangat penting

sehubungan dengan penggunaan karya ciptanya, serta mengenai pentingnya peran

dari Hak Cipta untuk mendukung, melindungi dan memajukan kesejahteraan

didalam masyarakat Indonesia, oleh sebab itu dalam hal ini pihak lain yang ingin

menggunakan suatu karya cipta milik orang lain tentu harus dengan izin dan

sepengetahuan penciptanya. Mengenai hal ini izin yang diberikan oleh pencipta

kepada pihak lain yang bermaksud untuk melaksanakan hak ekonomi atas

ciptaanya disebut dengan lisensi. Pengertian lisensi menurut Gunawan Widjaja

adalah pemberian izin dalam bentuk dokumen (tertulis) untuk melakukan sesuatu

atau untuk memanfaatkan sesuatu, tanpa izin tersebut merupakan suatu perbuatan

tidak sah atau tidak diperkenankan oleh hukum.7 Pentingnya lisensi dalam hal

penggunaan karya cipta yang diperuntukan bagi pihak lain untuk melaksanakan

hak ekonomi pencipta atau pemegang hak cipta agar tidak terjadinya pelanggaran

Hak Cipta atas suatu karya cipta tersebut.

Terkait mengenai izin tertulis tersebut, pencipta juga berhak untuk

menerima royalti atas penggunaan suatu karya cipta milikinya. Pengertian dari

royalti adalah imbalan atas pemanfaatan hak ekonomi suatu ciptaan atau produk

terkait yang diterima oleh pencipta atau pemilik hak terkait. Dengan demikian

bahwa adanya izin tertulis yang sudah diberikan pencipta atau pemegang Hak

7 Gunawan Widjaja, 2001, Seri Hukum Bisnis : Lisensi, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta, Hal. 8

6

Cipta kepada pihak lain untuk pemanfaatan hak ekonominya, pencipta atau

pemegang Hak Cipta berhak untuk mendapatkan royalti. Setiap karya cipta yang

dihasilkan oleh pencipta dilakukan demi mendorong kemajuan dalam bidang ilmu

pengetahuan, seni dan sastra, harus mendapatkan perlindungan hukum agar tidak

diakui oleh pihak lain. Dalam hal ini pencipta memiliki kekhususan dalam

ciptaannya, hal ini dapat membedakan suatu ciptaan satu dengan ciptaan yang

lainnya. Seperti dalam hasil karya dibidang seni gambar, setiap hasil karya yang

dihasilkan memiliki karakter dan kekhususannya masing-masing, sehingga dapat

membedakan dengan hasil karya seni gambar yang lainnya. Begitu juga dengan

sebuah logo, logo yang diciptakan oleh penciptanya mencerminkan atau

memberikan suatu pandangan yang berbeda-beda, hal itulah yang dapat

membedakan logo satu dengan logo yang lainnya, karena didalam logo tersebut

memiliki makna tersendiri yang mendasari suatu logo tersebut.

Logo menjadi bagian dari seni rupa dan merupakan bagian yang penting,

karena melalui logo dapat menunjukan suatu keberadaan atau sebagai suatu

identitas. Seni Rupa menurut Andi Fachruddin adalah cabang seni yang

membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang,

bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.8 Oleh

karena itu dalam pembuatan suatu logo sangatlah tidak mudah, karena dalam hal

pembuatan logo diperlukan pemikiran yang baik sehingga dapat untuk mendasari

dan memaknai suatu logo yang dihasilkan. Setiap logo memiliki makna tersendiri

8 Andi Fachruddin, 2015, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi, CV Andi Offset,

Yogyakarta, Hal. 52

7

dalam penyampaiannya kepada kalangan umum, logo sebagai sebuah karya seni

rupa yang bisa memberikan makna tidak hanya dalam satu pandangan saja,

melainkan dalam sebuah logo dapat memberikan banyak makna. Hal itu karena

logo sebagai karya seni rupa yang berupa gambar, dibuat dan tak terlepas dari

elemen-elemen seni rupa dasar seperti garis, bentuk, ruang, warna, dan lainnya.

Logo menjadi bagian yang penting dalam penyampaiannya ke kalangan

umum, karena masing-masing logo memiliki arti dan makna yang berbeda-beda.

Seperti dalam kelompok band, logo sudah menjadi bagian yang sangat penting

dalam perjalanan sebuah band. Apabila hanya dengan melihat suatu logo, sudah

dapat disimpulkan bahwa logo tersebut adalah pemilik dari suatu band tertentu,

selain itu logo juga dapat menjadi daya tarik dalam sebuah band. Keunikan dan

nilai seni yang terkandung dalam suatu logo apabila dituangkan ke dalam bentuk

merchandise yang dapat berupa baju, topi, stiker dan lainnya dapat menjadi daya

tarik dan memiliki nilai jual tersendiri, karena banyaknya fungsi logo yang

dimiliki band dengan demikian hal ini yang menjadikan suatu logo itu adalah

bagian yang penting dalam sebuah band, sehingga logo dan band itu terkadang

sulit untuk dipisahkan dan akan tetap saling berkaitan.

Terlepas dari hakekat logo tersebut, di Indonesia sendiri seiring dengan

kemajuan teknologi yang pesat ternyata dapat memberikan dampak yang baik dan

buruk. Hadirnya internet menyebabkan perkembangan informasi tumbuh sangat

pesat, saat ini dalam waktu yang singkat sudah dapat disaksikan serangkaian

peristiwa yang terjadi di dunia. Penggunaan internet sebagai media informasi

multimedia membuat beragam karya digital dapat secara terus-menerus

8

digandakan dan disebarluaskan ke ribuan orang dalam waktu singkat, hal itu dapat

dilakukan dengan cara menekan beberapa tombol pada komputer. Tidak heran jika

internet kemudian dipandang sebagai lautan informasi yang memiliki banyak

muatan hak milik intelektual khususnya Hak Cipta.9 Oleh karena itu bagi

pencipta, internet merupakan suatu wadah tepat untuk melakukan pengumuman

mengenai hasil karya cipta yang dimilikinya.

Menurut Henry Soelistyo, pengertian dari pengumuman adalah

pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran atau penyebaran suatu

ciptaan, dengan menggunakan alat apapun, termasuk media internet, atau

melakukan dengan cara apa pun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar,

atau dilihat orang lain.10

Dalam hal ini suatu ciptaan tanpa dilakukannya

pengumuman sudah mendapatkan Hak Cipta, menurut Budi Agus Riswandi dan

M. Syamsudin suatu ciptaan yang diumumkan maupun yang tidak diumumkan

(published / unpublished work) kedua-duanya dapat memperoleh Hak Cipta.11

Namun, kemajuan teknologi tersebut ternyata dapat memberikan dampak

yang merugikan bagi setiap pencipta atau pemilik Hak Cipta logo, karena hal ini

dapat dimanfaatkan oleh para pihak yang tidak bertanggung jawab untuk

mengklaim, menjiplak, dan menggandakan, baik demi untuk mendapatkan

keuntungan ekonomi maupun tidak. Mengenai hal tersebut, bahwa kemajuan

teknologi dapat memicu pihak lain untuk melakukan kegiatan demi mendapatkan

9 Yusran Isnaini, 2009, Hak Cipta Dan Tantangannya Di Era Cyber Space, Ghalia

Indonesia, Bogor, Hal. 1 10

Henry Soelistyo, 2011, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta, Hal. 49 11

Budi Agus Riswandi & M. Syamsudin, 2004, Hak Kekayaan Intelektual Dan Budaya

Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 9

9

keuntungan ekonomi atas penggandaan logo yang dimiliki band. Dengan

demikian hal ini dapat dikatakan sebagai suatu pelanggaran Hak Cipta, karena

apabila pihak lain menggunakan karya cipta yang dimiliki pencipta atau

pemegang Hak Cipta yang digunakan untuk mendapatkan manfaat ekonomi, tanpa

adanya izin dan sepengetahuan dari pencipta atau pemegang Hak Cipta

merupakan suatu pelanggaran Hak Cipta.

Pelanggaran Hak Cipta seperti itu dapat dikategorikan sebagai

pembajakan, karena pihak lain melakukan kegiatan penggandaan ciptaan tanpa

adanya izin atau tanpa sepengetahuan penciptanya, yang dimana dari kegiatan

penggandaan tersebut ditujukan secara luas untuk memperoleh keuntungan

ekonomi. Adapun dalam pembuatan suatu karya cipta, hal yang paling ditakuti

ialah bahwa adanya tindakan meniru atau menjiplak dari pihak lain terhadap suatu

ciptaan, yang kemudian diakui sebagai milik atau hasil pemikirannya sendiri.

Terjadinya pelanggaran Hak Cipta ini dapat mengakibatkan pencipta mengalami

kerugian, karena berkaitan dengan hak moral dan hak ekonomi yang dimiliki

pencipta atau pemegang Hak Cipta telah digunakan oleh pihak lain tanpa adanya

izin dan sepengetahuan. Kerugian yang ditimbulkan akibat pelanggaran Hak Cipta

dapat dikatakan sebagai kerugian atas kehilangan manfaat, karena atas

penggunaan suatu karya cipta yang dimiliki pencipta atau pemegang Hak Cipta

dapat dilakukan untuk mendapatkan manfaat ekonomi. Dengan terjadinya

pelanggaran Hak Cipta baik berupa pembajakan atau penjiplakan, pembajakan

dan penjiplakan merupakan suatu kegiatan yang dilarang, karena dapat merugikan

pencipta atau pemegang Hak Cipta.

10

Sehubungan dengan pelanggaran Hak Cipta tersebut, pencipta atau

pemegang Hak Cipta berhak untuk memperoleh ganti rugi kepada pihak yang

telah melakukan pelanggaran Hak Cipta, karena atas pelanggaran Hak Cipta logo

tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta.

Hak ekonomi atau hak moral yang dimiliki oleh pencipta atau pemegang Hak

Cipta tidak boleh digunakan tanpa adanya izin, sehingga dapat dikatakan bahwa

pencipta atau pemegang Hak Cipta mengalami kerugian. Ganti rugi merupakan

upaya yang dapat dilakukan oleh pencipta atau pemegang Hak Cipta, dalam hal

ini ganti rugi dapat berupa pembayaran atas sejumlah uang yang dibebankan

kepada pelaku pelanggaran Hak Cipta. Pengadilan yang berwenang untuk

menangani penyelesaian sengketa Hak Cipta adalah pengadilan niaga, pengadilan

selain pengadilan niaga tidak berwenang untuk menangani penyelesaian sengketa

Hak Cipta.

Selain mengajukan ganti rugi, pencipta atau pemegang Hak Cipta yang

mengalami kerugian dapat untuk meminta agar melakukan penyitaan terhadap

benda atau hasil karya cipta yang telah digandakan agar tidak semakin beredar

lebih banyak di dalam masyarakat. Dalam penyelesaian sengketa, pemegang Hak

Cipta berhak mengajukan gugatan ganti rugi kepada pengadilan niaga atas

pelanggaran hak ciptaannya dan meminta penyitaan terhadap benda yang

diumumkan atau hasil perbanyakan. Barang yang merupakan hasil dari

pelanggaran Hak Cipta untuk selanjutnya harus dimusnahkan, agar mengurangi

kerugian yang diderita oleh pencipta dan mengurangi beredarnya barang tersebut

kedalam masyarakat luas. Selain itu barang hasil pelanggaran Hak Cipta dapat

11

juga disita untuk dijadikan bukti, yang dimana untuk kelancaran pemeriksaannya

suatu saat nanti.

Di Bali sendiri kemajuan teknologi dan kemajuan dalam industri musik

pada saat ini berkembang sangat pesat, hal itu dapat dilihat dari peminatnya yang

tergolong tidak mengenal batasan umur. Baik dari kalangan anak muda sampai

dengan kalangan dewasa, tidak memiliki batasan untuk menyalurkan karya dan

inspirasinya melalui bermusik. Dalam bermusik seseorang dapat melakukannya

dengan cara membentuk suatu kelompok yang dapat disebut sebagai band, tidak

menutup kemungkinan juga untuk seseorang yang ingin bermusik melalui dirinya

sendiri, atau yang lebih dikenal dengan sebutan solo career. Anggota band

biasanya terdiri dari dua sampai dengan enam atau bahkan lebih, sebagaimana

anggota band tersebut dapat disebut sebagai personil. Personil dalam sebuah band

memiliki perannya masing-masing dalam memainkan alat musik, karena dalam

sebuah band hal itu dapat ditentukan melalui bakat atau keahlian yang dimiliki

setiap orang berbeda-beda.

Kemajuan dalam bermusik di Bali tentunya tidak luput dari hasil karya

cipta yang dihasilkan oleh band maupun solo career, hasil karya cipta yang

dihasilkan merupakan suatu bentuk nyata atas pemikiran serta kreativitasnya yang

dapat berupa lagu ataupun berupa logo yang dimiliki band. Fungsi logo dalam

sebuah band sangat penting, fungsi utama logo dalam sebuah band adalah sebagai

suatu identitas band itu sendiri, selain itu fungsi lain logo adalah dapat dituangkan

dalam bentuk merchandise berupa baju, topi, stiker dan lainnya yang nantinya

dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pemasukan tambahan dalam sebuah

12

band, selain dari pemasukan utama atas upah yang diterima setelah melakukan

konser dan atas penjualan album. Sehubungan dengan terjadinya pelanggaran Hak

Cipta, penulis mencoba untuk meneliti mengenai band indie Bali, dimana pada

band indie Bali yang pernah mengalami kerugian dalam pelanggaran Hak Cipta,

sehingga pencipta atau pemegang Hak Cipta tersebut dapat melakukan ganti rugi

atas pelanggaran Hak Cipta yang dialaminya. Berdasarkan latar belakang diatas

mendorong penulis untuk mengkaji dan melakukan penelitian hukum yang

dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul : “Ganti Rugi Atas Pelanggaran

Karya Cipta Logo Band Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak

Cipta”

13

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat

dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah bentuk pelanggaran atas karya cipta logo band

berdasarkan UUHC No. 28 Tahun 2014 ?

2. Bagaimanakah cara menentukan besarnya ganti rugi atas pelanggaran

karya cipta logo band berdasarkan UUHC No. 28 Tahun 2014 ?

1.3. Ruang Lingkup Masalah

Mengingat bahwa begitu luasnya permasalahan yang dapat untuk diangkat,

maka dari itu dipandang perlu adanya pembatasan mengenai ruang lingkup

masalah yang akan dibahas. Adapun permasalahan yang pertama dibatasi

mengenai bentuk pelanggaran atas karya cipta logo band. Permasalahan yang

kedua dibatasi pada cara untuk menentukan besarnya ganti rugi atas pelanggaran

karya cipta logo band.

1.4. Orisinalitas Penelitian

Bahwa dalam penulisan penelitian ini dibuat berdasarkan hasil pemikiran,

pemaparan dan penelitian asli, demi orisinalitas penelitian yang dibuat dan

dikembangkan dalam penulisan ini. Meskipun ada penelitian yang membahas

permasalahan yang sama, akan tetapi dalam penelitian ini lebih dikhususkan studi

pada logo yang dimiliki band indie Bali. Adapun penelitian ini yang dilakukan

berjudul “Ganti Rugi Atas Pelanggaran Karya Cipta Logo Band Berdasarkan UU

No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta”, dan permasalahan yang diangkat adalah

bagaimanakah bentuk pelanggaran atas karya cipta logo band berdasarkan UUHC

14

No. 28 Tahun 2014, bagaimanakah cara menentukan besarnya ganti rugi atas

karya cipta logo band berdasarkan UUHC No. 28 Tahun 2014.

Penelitian yang dilakukan oleh Gulmudin Hikmatyar berjudul

“Perlindungan Hukum Terhadap Pemilik Logo Band Rolling Stones Akibat

Penggunaan Tanpa Hak Oleh Produsen Kaos”, permasalahan yang diangkat

adalah bagaimanakah perlindungan hukum terhadap pemegang hak logo band

Rolling Stones yang digunakan tenpa hak oleh produsen kaos di Indonesia, apa

akibat hukum bagi produsen kaos yang memproduksi logo band Rolling Stones

tanpa hak, bagaimanakah cara penyelesaian bila terjadi sengketa antara pemegang

hak logo band Rolling Stones dengan produsen kaos tanpa hak.

Penelitian yang dilakukan oleh Alinda Yani berjudul “Perlindungan

Hukum Atas Karya Cipta Seni Lukis (Analisis Putusan Mahkamah Agung No.

596k/Pdt.Sus/2011)”, permasalahan yang diangkat adalah bagaimana

perlindungan hukum atas karya cipta seni lukis dalam analisis putusan Mahkamah

Agung No. 596 k/Pdt.Sus/2011, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hakim

dalam memberikan putusan MA No. 596 k/Pdt.Sus/2011, bagaimana

pertimbangan hakim dalam memberikan putusan MA No. 596 k/Pdt.Sus/2011.

Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

15

Tabel penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan Hak Cipta

No Judul Penulis Rumusan Masalah

1.

2.

Perlindungan Hukum

Terhadap Pemilik Logo

Band Rolling Stones

Akibat Penggunaan

Tanpa Hak Oleh

Produsen Kaos

Perlindungan Hukum

Atas Karya Cipta Seni

Lukis (Analisis Putusan

Mahkamah Agung No.

596k/Pdt.Sus/2011)

Gulmudin

Hikmatyar,

(Mahasiswa

Fakultas Hukum

Universitas

Jember), Tahun

2015

Alinda Yani,

(Mahasiswa

Fakultas Syariah

dan Hukum

Universitas

Islam Negeri

Syarif

Hidayatullah

Jakarta), Tahun

2013

1. Bagaimanakah

perlindungan hukum

terhadap pemegang hak

logo band Rolling Stones

yang digunakan tanpa hak

oleh produsen kaos di

Indonesia ?

2. Apa akibat hukum bagi

produsen kaos yang

memproduksi logo band

Rolling Stones tanpa hak ?

3. Bagaimanakah cara

penyelesaian bila terjadi

sengketa antara pemegang

hak logo band Rolling

Stones dengan produsen

kaos tanpa hak ?

1. Bagaimana perlindungan

hukum atas karya cipta seni

lukis dalam analisis putusab

Mahkamah Agung No. 596

k/Pdt.Sus/2011

2. Faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi hakim dalam

memberikan putusan MA

No. 596 k/Pdt.Sus/2011

3. Bagaimana pertimbangan

hakim dalam memberikan

putusan MA No. 596

k/Pdt.Sus/2011

16

Dengan demikian, bahwa berdasarkan penelusuran dari skripsi dengan

permasalahan seperti yang dijelaskan pada tabel diatas, maka menunjukan

penelitian dengan judul “Ganti Rugi Atas Pelanggaran Karya Cipta Logo Band

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta” belum

ada yang membahasnya, sehingga skripsi ini dapat untuk dipertanggungjawabkan

secara ilmiah orisinalitasnya.

1.5. Tujuan Penelitian

Sebagai suatu karya tulis ilmiah, maka skripsi ini pun mempunyai 2

macam tujuan yang hendak dicapai, yaitu sebagai berikut.

1.5.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan skripsi ini antara lain adalah :

1. agar mengetahui mengenai bentuk pelanggaran atas karya cipta logo

band tersebut.

2. agar mengetahui mengenai cara untuk menentukan besarnya ganti

rugi atas pelanggaran karya cipta logo band.

1.5.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan skripsi ini antara lain adalah :

1. agar lebih memahami mengenai bentuk pelanggaran atas karya cipta

logo band tersebut.

2. agar lebih memahami mengenai cara untuk menentukan besarnya

ganti rugi atas pelanggaran karya cipta logo band.

17

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penulisan ini adalah agar dapat dijadikan sebagai

suatu referensi, serta sebagai bahan penelitian dan penulisan selanjutnya di

Fakultas Hukum Universitas Udayana. Selain dari itu, agar diharapkan dapat

berguna sebagai pengembangan dalam ilmu hukum bisnis khususnya dalam

Hukum Hak Kekayaan Intelektual.

1.6.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penulisan ini adalah sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini akan memberikan wawasan bagi masyarakat mengenai

Hak Kekayaan Intelektual, terkait mengenai karya cipta logo

2. Agar dapat untuk memberikan masukan kepada masyarakat dan pencipta

mengenai pentingnya Hak Cipta, dimana agar tidak terjadinya pelanggaran

Hak Cipta yang dapat merugikan pencipta atau pemegang Hak Cipta oleh

pihak lain.

1.7. Landasan Teoritis

Menurut H. OK. Saidin, Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau

penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaanya atau

memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.12

Sebagaimana yang telah

dijelaskan, bahwa yang dimaksudkan dengan hak eksklusif dari pencipta ini ialah

12

H. OK. Saidin, 2007, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, Hal. 58

18

tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut kecuali dengan

adanya izin dari penciptanya. Eksklusif dapat juga berarti khusus, spesifikasi,

unik. Karena hasil karya pencipta terhadap karya cipta logo band itu tidak mudah

untuk dibuat, dimana memerlukan pemikiran serta ide kreatif sehingga

menjadikan logo memiliki keunikan tersendiri.

Menurut Adrian Sutedi, suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai suatu

pelanggaran Hak Cipta apabila perbuatan tersebut melanggar hak khusus dari

pencipta atau pemegang Hak Cipta.13

Dengan kata lain, pihak lain yang telah

memanfaatkan karya cipta tanpa sepengetahuan dan izin dari pencipta atau

pemegang karya cipta atas logo tersebut, maka dapat dikatakan sebagai suatu

pelanggaran Hak Cipta. Karena sesungguhnya dalam hal ini hanya pencipta atau

pemegang Hak Cipta yang dapat untuk memanfaatkan atas hasil karya ciptanya,

terkecuali telah adanya izin dan dengan sepengetahuan pencipta atau pemegang

Hak Cipta pihak lain dapat untuk memanfaatkan hasil karya tersebut. Akibat

adanya pelanggaran Hak Cipta tersebut maka pencipta atau pemegang hak cipta

berhak untuk mengajukan ganti rugi atas kerugian yang dideritanya.

Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, ganti

rugi adalah pembayaran sejumlah uang yang dibebankan kepada pelaku

pelanggaran hak ekonomi pencipta, pemegang Hak Cipta dan / atau pemilik hak

terkait berdasarkan putusan pengadilan perkara perdata atau pidana yang

berkekuatan hukum tetap atas kerugian yang diderita pencipta, pemegang Hak

Cipta dan / atau pemilik hak terkait. Pencipta dikatakan mengalami kerugian

13

Ibid, Hal. 120

19

dalam hak ekonominya, karena sepantasnya bahwa hak ekonomi dari pencipta

atau pemegang Hak Cipta itu ialah hak untuk memperoleh manfaat ekonomi atas

ciptaan yang dihasilkan oleh pencipta atau pemegang Hak Cipta.

H. OK. Saidin berpendapat bahwa kata “ganti rugi” menunjuk pada suatu

peristiwa, di mana ada seorang yang menderita kerugian di satu pihak, dan di

pihak lain ada orang yang dibebankan kewajiban untuk mengganti atas kerugian

yang diderita orang lain tersebut karena perbuatannya.14

Pada umumnya, pencipta

dapat mengalami kerugian atas pelanggaran Hak Cipta yang dilakukan dengan

cara pembajakan atau penjiplakan oleh pihak lain. Pembajakan dalam Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta mengartikan bahwa

penggandaan ciptaan dan / atau produk hak terkait secara tidak sah dan

pendistribusian barang hasil penggandaan dimaksud secara luas untuk

memperoleh keuntungan ekonomi. Sedangkan penjiplakan atau plagiat merupakan

perbuatan sengaja maupun tidak sengaja dalam memperoleh nilai suatu karya,

dengan mengutip seluruh atau sebagian karya dan tanpa menyebutkan

sumbernya.15

1.8. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono pengertian penelitian adalah cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.16

Metode penelitian yang

14

Ibid, Hal. 121 15

Riris K. Toha-Sarumpaet, Manneke Budiman & Ade Armando, 2012, Membangun di

Atas Puing Integritas: Belajar dari Universitas Indonesia, Gerakan UI Bersih Bekerja Sama

dengan Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, Hal. 227 16

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Dan Kualitatif,

Alfabeta, Bandung, Hal. 3

20

digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan metode secara yuridis

empiris. Metode yuridis ini merupakan suatu metode penulisan hukum

berdasarkan atas teori hukum, literatur-literatur serta peraturan perundang-

undangan yang berlaku dalam masyarakat itu sendiri. Sedangkan metode empiris

itu merupakan suatu metode dengan cara melakukan penelitian atau observasi

secara langsung ke lapangan atau dapat dikatakan ke tempat yang terdapat

permasalahan hukum atas pelanggaran karya cipta logo band, hal itu dilakukan

agar mendapatkan kebenaran yang akurat, sehingga pentingnya untuk proses

penyempurnaan penulisan skripsi ini. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah

tentang bentuk pelanggaran Hak Cipta atas logo yang dimiliki oleh band, serta

cara untuk menentukan besarnya ganti rugi atas pelanggaran karya cipta logo band

tersebut