daftar isibab i pendahuluan a. latar belakang indeks kualitas lingkungan hidup (iklh) diintrodusir...

147

Upload: others

Post on 22-Apr-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara
Page 2: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

DAFTAR ISI Halaman

DAFTAR ISI………………………………………………………….. DAFTAR TABEL ..……………………………………………………

i iv

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. v

KATA PENGANTAR…………………………………………………... vii

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………. A. Latar belakang………………………………………………………… B. Maksud dan Tujuan …………………………………………………. C. Ruang Lingkup ……………………………………………………... D. Dasar Hukum ………………………………………………………...

1 1 2 2 3

BAB II. METODOLOGI IKLH………………………………………. A. Kerangka Pemikiran………………………………………………….. B. Struktur dan Indikator Kualitas Lingkungan Hidup………………...

1. Indeks Kualitas Air………………………………………………. 2. Indeks Kualitas Udara…………………………………………… 3. Indeks Kualitas Tutupan Lahan…………………………………

C. Sumber dan Kualitas Data……………………………………………

4 4 6 6 8 10 15

BAB III. ANALISIS DATA……………………………………………... 1. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Provinsi………………………

1. Aceh…………………………………………………………….. 2. Sumatera Utara…………………………………………………… 3. Sumatera Barat…………………………………………………… 4. Riau………………………………………………………………... 5. Jambi……………………………………………………………… 6. Sumatera Selatan…………………………………………………… 7. Bengkulu………………………………………………………… 8. Lampung………………………………………………………… 9. Bangka Belitung………………………………………………….....

18 18 18 21 24 27 30 33 36 39 42

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup i

Page 3: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

10. Kepulauan Riau…………………………………………………. 11. DKI Jakarta……………………………………………………….. 12. Jawa Barat………………………………………………………… 13. Jawa Tengah……………………………………………………… 14. DI Yogyakarta……………………………………………………. 15. Jawa Timur……………………………………………………….. 16. Banten…………………………………………………………….. 17. Bali………………………………………………………………… 18. Nusa Tenggara Barat……………………………………………. 19. Nusa Tenggara Timur……………………………………...…… 20. Kalimantan Barat………………………………………………… 21. Kalimantan Tengah……………………………………………… 22. Kalimantan Selatan……………………………………………… 23. Kalimantan Timur……………………………………………….. 24. Sulawesi Utara…………………………………………………… 25. Sulawesi Tengah………………………......................................... 26. Sulawesi Selatan……………………………………………….… 27. Sulawesi Tenggara………………………………………………. 28. Gorontalo………………………………………………………… 29. Sulawesi Barat…………………………………………………… 30. Maluku…………………………………………………………… 31. Maluku Utara……………………………………………………. 32. Papua Barat……………………………………………………… 33. Papua……………………………………………………………..

2. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Nasional…………………… a. Analisis Indeks Kualitas Air…………………………………….. b. Analisis Indeks Kualitas Udara…………………………………. c. Analisis Indeks Kualitas Tutupan Lahan……………………….

45 48 51 54 57 60 63 66 69 72 75 78 81 84 87 90 93 96 99 102 105 108 111 114 117 123 133 135

BAB IV. SIMPULAN DAN REKOMENDASI …………………….. A. Simpulan………………………………………………………………

136 136

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup ii

Page 4: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

B. Rekomendasi…………………………………………………………. 136

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 138

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup iii

Page 5: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

DAFTAR TABEL

No Uraian Halaman

1 Kriteria dan Indikator IKLH…………………………......………. 5 2 Standar Kualitas Udara Berdasarkan EU

Directives……………………………………................………....... 9

3 Baku Mutu Udara Berdasarkan WHO……………............…….…. 9 4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan IKA, IKU, IKTL dan IKLH

Tahun 2015………………………………………...........…...….…

117 5 Peringkat Nilai IKLH secara Nasional Tahun 2015…..............…… 120 6 Nilai IKA, IKU, IKTL dan IKLH Provinsi di Indonesia Periode

Tahun 2014 – 2015……………………………............................….

121 7 8

Distribusi Frekuensi Nilai IKA Tahun 2011 – 2015…….............…. Tren BOD 2010 – 2014............................................................................

124 125

9 10

Tabel Parameter DO per Provinsi dari Tahun 2011 s.d. 2015.......… Tabel Parameter COD Per Provinsi dari Tahun 2011 s.d. 2015........

127 129

11 Persentase Rumah Tangga Menurut Provinsi dan Tempat Pembuangan Akhir Tinja, Tahun 2014…………………..................

131

12 Distribusi Frekuensi Nilai IKU Tahun 2011 – 2015….............……. 133

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup iv

Page 6: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Halaman

1. Dinamika nilai EVI setiap 16 hari sekali………….……………..... 13 2. Kecenderungan Nilai IKA Tahun 2011-2015……………………. 124 3. Nilai IKU Nasional dari Tahun 2011 – 2015...………………….. 133 4. Nilai IKU Tahun 2015 Per provinsi……………………………..... 134 5. Nilai IKTL Tahun 2015 – 2015……………..………………..…. 135

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup v

Page 7: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Tim Analisis dan Perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Tahun 2015

1. Sekretaris Jenderal KLHK Pengarah

2. Kepala Pusat Data dan Informasi Penanggung jawab

3. Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Ketua

4. Dra. Tina Artini, MA. Wakil Ketua

5. Kepala Subbidang Penyaji Informasi Sekretaris

6. Prof. Dr. Lilik Budi Prasetyo Anggota

7. Dr. Suryo Adi Wibowo Anggota

8. Dr. Esrom Hamonangan, S.Si. MEE Anggota

9. Dr. Liyantono Anggota

10. Ir. Sri Hudyastuti Anggota

11. Drs. Hendra Setiawan Anggota

12. Drs. Maulyani Djajadilaga Anggota

13. Lukmi Purwandari, ST. M.Si Anggota

14. Ir. Edy Nugroho Santoso Anggota

15. Safrudin, ST. Anggota

16. Lindawati, S.Si Anggota

Tim Sekretariat:

1. Wiyoga, SE

2. Bagus Martiandi, S.Hut

3. S. Dombot Sunaryedi, SAP

4. Sudarmanto, ST

5. Yulfikar Tahir Zain, S.Hut

6. Juarno

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup vi

Page 8: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

KATA PENGANTAR

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) tahun 2015 menggambarkan kondisi lingkungan hidup Indonesia, yang difokuskan pada media lingkungan air, udara dan tutupan lahan. IKLH juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja program perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Dokumen ini menggambarkan kondisi kualitas air, kualitas udara dan tutupan lahan pada 33 provinsi. Kualitas air diukur pada 139 sungai prioritas nasional pada 33 provinsi, kualitas udara diukur pada kawasan-kawasan perumahan, transportasi, industri, dan perkantoran pada 150 kabupaten/kota, sedangkan tutupan lahan dihitung berdasarkan indeks tutupan lahan.

Nilai IKLH Tahun 2015 adalah 68,23 yang berada di atas target RPJMN 2014- 2019, yaitu target nilai IKLH tahun 2015 adalah sebesar 63,8. Kondisi ini mencerminkan bahwa program perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tahun 2015, telah berkontribusi terhadap peningkatan nilai IKLH Tahun 2015.

Penghitungan IKLH Tahun 2015 ini telah menggunakan perhitungan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) yang merupakan penyempurnaan dari Indeks Tutupan Hutan (ITH). Penyempurnaan ini telah mempertimbangkan dinamika vegetasi setiap tahun, kondisi habitat, kondisi tutupan lahan di luar kawasan hutan, dan kondisi tutupan lahan di sempadan sungai.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang berkontribusi dalam proses penyusunan dokumen IKLH Tahun 2015.

Semoga IKLH Tahun 2015 bermanfaat bagi yang memerlukan.

Jakarta, 27 Desember 2017

Menteri Lingkungan

Hidup dan Kehutanan,

Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup vii

Page 9: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara
Page 10: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang

merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara nasional. Konsep ini

merupakan penerapan konsep Environmental Performance Index (EPI), yang kriterianya

meliputi kualitas air sungai, kualitas udara, dan kualitas tutupan lahan.

Penyusunan IKLH merupakan mandat dari Chapter 40 Agenda 21 yang lebih

menitikberatkan pada manfaat informasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup untuk

mendukung kepala pemerintahan pada proses pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan perbaikan kualitas lingkungan hidup.

Penghitungan nilai IKLH didasarkan pada 3 (tiga) indikator utama yaitu: (a) kualitas

air sungai; (b) kualitas udara ambien; dan (c) kualitas tutupan lahan. Kualitas air

sungai diukur pada 139 sungai nasional di 33 Provinsi dengan 7 parameter, yaitu: (i)

Total Suspended Solid (TSS); (ii) Disolved Oxygen (DO); (iii) Biological Oxygen

Demand (BOD); (iv) Chemical Oxygen Demand (COD); (v) Total Fosfat; (vi) Fecal

Coli; dan (vii) Total Coliform. Kualitas udara diukur menggunakan parameter Sulfur

Dioksida (SO2) dan Nitrogen Dioksida (NO2). Pemantauan parameter kualitas udara

dilakukan pada kawasan-kawasan transportasi, perumahan, perkantoran dan kawasan

industri. Penghitungan IKLH mulai Tahun 2015 telah menggunakan perhitungan

Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) yang merupakan penyempurnaan dari

Indeks Tutupan Hutan (ITH) yang digunakan pada penghitungan IKLH pada tahun-

tahun sebelumnya. Penyempurnaan ini telah mempertimbangkan dinamika vegetasi

setiap tahun, kondisi habitat, kondisi tutupan lahan di luar kawasan hutan, dan

kondisi tutupan lahan di sempadan sungai.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 1

Page 11: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 -

2019, bahwa IKLH merupakan cerminan kondisi pengelolaan lingkungan hidup

secara nasional yang diindikasikan dengan kondisi-kondisi kualitas air, kualitas udara

dan kualitas tutupan lahan, yang diperkuat dengan peningkatan kapasitas pengelolaan

lingkungan dan penegakan hukum lingkungan.

B. Maksud dan Tujuan

IKLH dimaksudkan sebagai gambaran secara umum atas pencapaian kinerja

program perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara nasional.

Tujuan IKLH adalah sebagai berikut :

1. Sebagai informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan di tingkat

Pusat maupun Daerah yang berkaitan dengan bidang perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup.

2. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik tentang pencapaian target

kinerja program perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

3. Sebagai instrumen keberhasilan pemerintah dalam melindungi dan mengelola

lingkungan hidup.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup IKLH meliputi analisis indeks kualitas air sungai, kualitas udara

ambien, dan kualitas tutupan lahan pada 33 provinsi. Sumber data yang digunakan

adalah sebagai berikut :

1. Hasil pemantauan kualitas air sungai pada 139 sungai prioritas nasional di 33

provinsi.

2. Hasil pemantauan passive sampler kualitas udara ambien pada 150 kabupaten/kota.

3. Hasil analisis tutupan lahan dan dinamika vegetasi berdasarkan data citra satelit

tahun 2013 dan 2014.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2

Page 12: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

D. Dasar Hukum

1. Pasal 28 H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air

dan Pengendalian Pencemaran Air.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran

Udara.

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.

8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang

Pedoman Penentuan Status Mutu Air.

9. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 1997 tentang

Indeks Standar Pencemar Udara.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 3

Page 13: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

BAB II

METODOLOGI

A. Kerangka Pemikiran

Pada Tahun 2008 Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan penghitungan indeks

kualitas lingkungan (IKL) pada 30 ibu kota provinsi, yang menggunakan 3 indikator

kualitas lingkungan yaitu kualitas air sungai, kualitas udara, dan tutupan hutan.

Pada tahun 2009 Kementerian Lingkungan Hidup bekerja sama dengan Dannish

International Development Agency (DANIDA) menyusun indeks kualitas

lingkungan hidup (IKLH) yang mengadopsi konsep Environmental Performance Index

(EPI).

IKLH sebagai indikator pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia merupakan

perpaduan antara konsep IKL dan konsep EPI. IKLH dapat digunakan untuk

menilai kinerja program perbaikan kualitas lingkungan hidup. IKLH juga dapat

digunakan sebagai bahan informasi dalam mendukung proses pengambilan kebijakan

yang berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Nilai IKLH merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara nasional,

yang merupakan generalisasi dari indeks kualitas lingkungan hidup seluruh provinsi

di Indonesia.

Pada tahun 2012 dilakukan pengembangan metodologi dengan melakukan

pembobotan untuk menghasilkan keseimbangan dinamis antara isu hijau (green issues)

dan isu coklat (brown issues).

Isu hijau adalah semua aktivitas pengelolaan lingkungan hidup yang bersumber dari

pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Isu coklat adalah aktivitas

pengelolan lingkungan hidup yang berkaitan dengan pengendalian pencemaran dan

kerusakan lingkungan hidup.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 4

Page 14: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Kriteria yang digunakan untuk menghitung IKLH adalah: (1) Kualitas Air, yang

diukur berdasarkan parameter-parameter TSS, DO, BOD, COD, total fosfat, fecal

coli, dan total coliform; (2) Kualitas udara, yang diukur berdasarkan parameter-

parameter: SO2 dan NO2; serta (3) Kualitas tutupan lahan yang diukur berdasarkan

luas tutupan lahan dan dinamika vegetasi.

Tabel 1. Kriteria dan Indikator IKLH

No. Indikator Parameter Bobot Keterangan

1. Kualitas Air Sungai

TSS 30%

DO

BOD

COD

Total Fosfat

Fecal Coli

Total Coliform

2. Kualitas Udara SO2 30%

NO2

3. Kualitas Tutupan Lahan

Luas Tutupan Lahan dan

Dinamika Vegetasi

40%

Rumus yang digunakan untuk IKLH Provinsi adalah:

IKLH_Provinsi = (30% x IKA) + (30% x IKU) + (40% x IKTL)

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 5

Page 15: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Keterangan:

IKLH_Provinsi = indeks kualitas lingkungan tingkat provinsi

IKA = indeks kualitas air

IKU = indeks kualitas udara

IKTL = indeks kualitas tutupan lahan

Setelah didapatkan nilai IKLH provinsi, selanjutnya untuk menghitung IKLH

Nasional digunakan rumus sebagai berikut:

B. Struktur dan Indikator Kualitas Lingkungan Hidup

IKLH tahun 2015 dihitung berdasarkan: (1) data hasil pemantauan kualitas air pada

864 titik pantau di 139 sungai prioritas nasional di 33 provinsi; (2) pemantauan

kualitas udara pada kawasan-kawasan transportasi, pemukiman, industri dan

komersial pada 150 kabupaten/kota; dan (3) hasil analisis citra satelit tutupan lahan

dan dinamika vegetasi tahun 2013 dan tahun 2014.

1. Indeks Kualitas Air

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003,

bahwa salah satu metode untuk menentukan indeks kualitas air digunakan metode

indeks pencemaran air sungai (PIj).

Indeks pencemaran air dapat digunakan untuk menilai kualitas badan air, dan

kesesuaian peruntukan badan air tersebut. Informasi indeks pencemaran juga

dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas badan air apabila terjadi penurunan

kualitas dikarenakan kehadiran senyawa pencemar.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 6

Page 16: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks pencemaran air dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

PIj = Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j) yang merupakan fungsi dari Ci/Lij

Ci = konsentrasi parameter kualitas air ke i

Lij = konsentrasi parameter kualitas air i yang dicantumkan dalam baku mutu

peruntukan air j.

Baku mutu yang digunakan dalam analisis indeks pencemaran adalah klasifikasi

baku mutu air kelas I berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.

Nilai PIj > 1 artinya bahwa air sungai tersebut tidak memenuhi kriteria kualitas air

I Penghitungan Indeks Kualitas Air (IKA) dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Setiap titik pantau pada lokasi dan waktu pemantauan kualitas air sungai

dianggap sebagai satu sampel;

2. Indeks pencemaran (PIj) dihitung pada setiap sampel untuk parameter TSS,

DO, BOD, COD, Total Phosphat, Fecal Coli dan Total Coliform. Hasil

penghitungan indeks pencemaran untuk setiap parameter dibandingkan

dengan status mutu air (Kepmen LH No. 115/2003),

3. Penentuan IKA berdasarkan nilai dari PIj sebagai berikut:

a. IKA = 100, untuk PIj<=1,

b. IKA = 80, untuk PIj>1 dan PIj<=4,67 (4,67 adalah nilai PIj dari baku

mutu kelas II terhadap kelas I),

c. IKA = 60, untuk PIj>4,67 dan PIj<=6,32 (6,32 adalah nilai PIj dari baku

mutu kelas III terhadap kelas I),

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 7

Page 17: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

d. IKA = 40, untuk PIj>6,32 dan PIj<=6,88 (6,88 adalah nilai PIj dari baku

mutu kelas IV terhadap kelas I),

e. IKA = 20, untuk PIj>6,88.

4. Selanjutnya Nilai IKA setiap propinsi dihitung dari rata-rata IKA semua

sampel dalam propinsi tersebut.

2. Indeks Kualitas Udara

Pencemaran udara merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh

beberapa wilayah perkotaan di dunia dan tidak terkecuali di Indonesia.

Kecenderungan penurunan kualitas udara di beberapa kota besar di Indonesia

telah terlihat dalam beberapa dekade terakhir yang dibuktikan dengan data hasil

pemantauan khususnya partikel (PM10, PM2.5) dan oksidan/ozon (O3) yang

semakin meningkat. Selain itu kebutuhan akan transportasi dan energi semakin

meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Peningkatan

penggunaan transportasi dan konsumsi energi akan meningkatkan pencemaran

udara yang akan berdampak pada kesehatan manusia dan lingkungan. Penyusunan

dan penghitungan indeks kualitas udara ditujukan:

1. sebagai pelaporan kualitas udara yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan

informasi yang mudah dipahami kepada masyarakat tentang kondisi kualitas

udara; dan

2. sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan pengelolaan kualitas udara yang

tujuannya menlindungi manusia dan ekosistem.

Indeks kualitas udara pada umumnya dihitung berdasarkan lima pencemar utama

yaitu oksidan/ozon di permukaan, bahan partikel, karbon monoksida (CO), sulfur

dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2). Namun pada saat ini penghitungan

indeks kualitas udara menggunakan dua parameter yaitu NO2 dan SO2. Parameter

NO2 mewakili emisi dari kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar

bensin, dan SO2 mewakili emisi dari industri dan kendaraan diesel yang

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 8

Page 18: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

menggunakan bahan bakar solar serta bahan bakar yang mengandung sulfur

lainnya.

Parameter NO2 dan SO2, diukur pada empat lokasi pada setiap kabupaten/kota

dengan menggunakan metode passive sampler. Lokasi tersebut mewakili area

transportasi, industri, perumahan dan komersial atau perkantoran/perdagangan.

Pada tahun 2015, pengukuran dilakukan pada bulan Oktober dan November di

masing-masing lokasi selama empat belas hari.

Penghitungan Indeksnya adalah dengan membandingkan nilai rata-rata tahunan

terhadap standar European Union (EU) Directives. Apabila nilai indeks > 1,

berarti bahwa kualitas udara tersebut melebihi standar EU. Sebaliknya apabila nilai

indeks ≤ 1 artinya kualitas udara memenuhi standar EU.

Tabel 2. Standar Kualitas Udara Berdasarkan EU Directives

Air Quality Index Value (IEU)

EU Standards are exceeded by one pollutant or more >1

EU Standards are fulfilled on average 1

The situation is better than the norms requirements on average <1

Standar kualitas udara EU Directive ini saat ini masih diperhitungkan sebagai

dasar penentuan baku mutu oleh World Health Organisation (WHO).

Tabel 3. Baku Mutu Udara Berdasarkan WHO

No Pollutant Target Value/ Limit Value

1 NO2 Year average is 40 μg/m3

2 PM10 Year average is 40 μg/m3

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 9

Page 19: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

3 PM10 daily Number of daily averages above 50 μg/m3 is 35 days

4 Ozone 25 days with an 8 hour average value>=120 μg/m3

5 PM2,5 Year average is 20 μg/m3

6 SO2 Year average is 20 μg/m3

7 Benzene Year average is 5 μg/m3

8 CO -

Selanjutnya indeks udara model EU (IEU) dikonversikan menjadi Indeks Kualitas

Udara (IKU) melalui persamaan sebagai berikut:

Rumus tersebut digunakan dengan asumsi bahwa data kualitas udara yang diukur

merupakan data konsentrasi pencemar. Sehingga harus dilakukan konversi ke

dalam konsentrasi kualitas udara, dengan melakukan pengurangan dari 100 persen.

3. Indeks Kualitas Tutupan Lahan

Indeks kualitas tutupan lahan (IKTL) merupakan penyempurnaan dari indeks

tutupan hutan (ITH) yang digunakan pada tahun-tahun sebelumnya. Pada metode

perhitungan IKLH sebelumnya, terdapat keterbatasan dalam metode perhitungan

indikator tutupan hutan sebagai satu-satunya indikator yang mewakili isu hijau.

Oleh Karena itu dilakukan penyempurnaan metode perhitungan IKTL yang

mengelaborasikan beberapa parameter kunci yang menggambarkan adanya aspek

konservasi dan aspek rehabilitasi, namun dapat disajikan secara sederhana dan

mudah dipahami. IKTL dihitung dengan menjumlahkan nilai dari lima indeks

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 10

Page 20: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

penyusunan yang telah diberikan bobot. IKTL dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

Keterangan:

IKTL = Indeks Kualitas Tutupan Lahan

ITH = Indeks Tutupan Hutan

IPH = Indeks Performance Hutan

IKT = Indeks Kondisi Tutupan Tanah

IKBA = Indeks Konservasi Badan Air

IKH = Indeks Kondisi Habitat

Indeks Tutupan Hutan (ITH)

Tutupan lahan merupakan kenampakan biofisik permukaan bumi. Penghitungan

indeks tutupan lahan mengacu pada Klasifikasi Penutup Lahan (SNI 7645-2010).

Berdasarkan SNI 7645-2010, penutup lahan didefinisikan sebagai tutupan biofisik

pada permukaan bumi yang dapat diamati merupakan suatu hasil pengaturan,

aktivitas, dan perlakukan manusia yang dilakukan pada jenis penutup lahan

tertentu untuk melakukan kegiatan produksi, perubahan, ataupun perawatan pada

penutupan tersebut.

Penghitungan ITH dilakukan dengan membandingkan antara luas hutan dengan

luas wilayah administrasinya. Berdasarkan UU Nomor 41 Tahun 1999, bahwa

setiap provinsi minimal memiliki kawasan hutan sekitar 30 persen dari luas

wilayah. Dalam perhitungan ITH ini, diasumsikan bahwa daerah yang ideal

memiliki kawasan hutan adalah Provinsi Papua pada tahun 1982 (84,3% dari luas

wilayah administrasinya). Asumsi yang digunakan dalam penghitungan ITH,

bahwa daerah-daerah yang memiliki kawasan hutan 30 persen dari luas wilayah

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 11

Page 21: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

administrasinya diberi nilai 50. Sedangkan yang nilai ITH tertinggi (100) adalah

daerah yang memiliki kawasan 84,3 persen dari luas wilayah administrasinya.

Penghitungan indeks tutupan hutan diawali dengan melakukan penjumlahan luas

hutan primer dan hutan sekunder untuk setiap provinsi. Penghitungan indeks

tutupan hutan menggunakan rumus:

Keterangan:

TH = Tutupan Hutan

LTH = Luas Tutupan Hutan

LWP = Luas Wilayah Provinsi

Kemudian dilakukan konversi persentase yang merupakan perbandingan luas

tutupan hutan dengan luas wilayah provinsi melalui persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

ITH = Indeks Tutupan Hutan

TH = Tutupan Hutan

Indeks Performance Hutan (IPH)

Karakterisasi dinamika temporal vegetasi dalam waktu yang panjang digunakan

untuk mengamati tren perubahan yang terjadi pada satu kelas penggunaan lahan.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 12

Page 22: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Gambar 1. Dinamika nilai EVI setiap 16 hari sekali (Setiawan, et al. 2014)

Performance hutan dinilai dari pertumbuhan hutan dengan menggunakan nilai rata-rata

Enhanced Vegetation Index (EVI) per tahun. Nilai signifikan perbedaan nilai dua tahun

berurutan (threshold change) ditetapkan dengan menggunakan asumsi sebaran normal,

sehingga threshold yang digunakan adalah μ ± standard deviasi (SD). Setiap poligon

yang terdeteksi sebagai area yang signifikan berubah, baik positif maupun negatif,

akan dihitung luasan dan presentase terhadap luas wilayah.

Indeks Performance Hutan (IPH) untuk setiap provinsi diperoleh dari agregat nilai

bobot per luas poligon terhadap luas wilayah total (area-weighted aggregated). Nilai

indeks pada areal yang tidak mengalami perubahan pada periode tertentu diberi nilai

= 50. Perhitungan nilai IPH setiap provinsi menggunakan persamaan sebagai berikut

:

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 13

Page 23: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kondisi Tutupan Tanah (IKT)

IKT merupakan nilai dari fungsi tutupan lahan atau tanah terhadap konservasi tanah

dan air. Indeks ini terkait dengan parameter koefisien tutupan lahan (C) dalam

perhitungan erosi tanah atau air limpasan. Nilai parameter C ditentukan berdasarkan

fungsi konservasi tanah dan air.

Nilai indeks kondisi tanah dihitung dengan memberikan nilai indeks terbesar sebesar

100 dan terkecil sebesar 50. Nilai IKT dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

IKT = (1 – C x 0,625) x 100

Indeks Konservasi Badan Air (IKBA)

IKBA merupakan fungsi dari sempadan sungai/danau dalam menjaga kualitas badan

air. Nilai IKBA dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

IKBA : Indeks Konservasi Badan Air

LTH : Luas Tutupan Hutan

Indeks Kondisi Habitat (IKH)

IKH mencerminkan kondisi keanekaragaman hayati di suatu tempat, sehingga secara

tidak langsung mengukur kondisi habitat adalah mengukur tingkat keanekaragaman

hayati yang ada di tempat tersebut. Dalam penilaian kualitas lahan/lanskap ini hanya

satu indeks yang digunakan yaitu Total Core Area Index (TCAI) dengan rentang nilai

0 – 100%.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 14

Page 24: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Keterangan:

TCAI = Total Core Area Index

aijc = Patch dengan core area

aij = Patch

C. Sumber dan Kualitas Data

1. Sumber Data

1) Data bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer berasal

dari hasil pengukuran pemantauan kuallitas air dan kualitas udara. Data

sekunder berasal dari hasil interpretasi satelit tutupan lahan liputan tahun

2014, demografi, dan luas wilayah Indonesia Tahun 2015.

2) Data primer pengukuran kualitas air udara dan kualitas udara berasal dari

Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Tahun 2015.

3) Data tutupan lahan bersumber dari Direktorat Jenderal Planologi

Kehutanan dan Tata Lingkungan Tahun 2014.

4) Data EVI dari MODIS MOD 13Q1 tahun 2013 dan 2014.

5) Data demografi dan luas wilayah bersumber dari BPS Tahun 2015.

6) Provinsi Kalimantan Utara masih digabungkan dengan Provinsi

Kalimantan Timur.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 15

Page 25: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

2. Jenis Data

Kualitas Air

1) Pemantauan kualitas air sungai dilakukan pada 33 provinsi yang

merupakan sungai utama lintas provinsi

2) Pemantauan kualitas air sungai dilakukan pada 139 sungai

3) Pemantauan kualitas air sungai dilakukan paling sedikit 4 kali setahun pada

tiga lokasi,

4) Jumlah titik pantau : 864 titik pantau

Kualitas Udara

1) Pemantauan kualitas udara ambien dilakukan pada 150 kabupaten/kota.

Sekitar 60 persen kabupaten/kota yang dipantau termasuk kedalam

kategori kabupaten/kota sedang dan kabupaten/kota yang termasuk

kategori kecil. Kategori ini didasarkan kepada besaran jumlah penduduk.

2) Pemantauan dilakukan pada lokasi-lokasi yang mewakili dampak

pencemaran udara dari kawasan transportasi, kawasan perumahan,

kawasan perkantoran dan kawasan industri

3) Pengukuran kualitas udara ambien menggunakan metode passive sampler

4) Periode pengukuran maksimal dilakukan dua kali per tahun

5) Provinsi-provinsi Riau, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara,

Papua, Papua Barat, tidak terpantau kualitas udaranya.

Tutupan Lahan

1) Data penutupan lahan yang digunakan merupakan hasil interpretasi Landsat

liputan tahun 2014.

2) Persentase perbandingan luas tutupan hutan dengan luas wilayah

administasi provinsi, yaitu tutupan hutan yang meliputi klasifikasi

penutupan lahan:

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 16

Page 26: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

� Hutan lahan kering primer.

� Hutan lahan kering sekunder.

� Hutan mangrove primer.

� Hutan mangrove sekunder.

� Hutan rawa primer.

� Hutan rawa sekunder.

� Hutan tanaman.

3) Data EVI dari citra MODIS MOD13Q1 sebanyak 46 data serial waktu

tahun 2013 dan 2014 untuk wilayah Indonesia.

5. Jaminan Kualitas Data

Untuk menjamin validitas data dengan cara membuat sistem kontrol, yaitu

dengan membuat blanko perjalanan, dan blanko laboratorium.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 17

Page 27: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

BAB III

ANALISIS DATA

A. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Provinsi

1. Nanggroe Aceh Darussalam

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 74,83

Indeks Kualitas Air 71,32

Indeks Kualitas Udara 89,44

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 66,50

Kondisi Umum Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Letak : 2º - 6º LU dan 95º - 99º BT

Luas Wilayah : 56.743,37 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 2,93

Jumlah Kota : 5 kota

Jumlah Kabupaten : 18 kabupaten

Jumlah Pulau : 663 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri kimia, migas, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 5.001.953 jiwa

Kepadatan Penduduk : 88,15 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 18

Page 28: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 19

Page 29: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 20

Page 30: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

2. Sumatera Utara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 69,37 Indeks Kualitas Air 76,00

Indeks Kualitas Udara 88,15

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 50,32

Kondisi Umum Provinsi Sumatera Utara

Letak : 1º - 5º LU dan 97º - 101º BT

Luas Wilayah : 72.981,23 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 3,77

Jumlah Kota : 8 kota

Jumlah Kabupaten : 25 kabupaten

Jumlah Pulau : 419 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri Crude Palm Oil, pengolahan kayu, migas, makanan dan minuman, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 13.937.797jiwa

Kepadatan Penduduk : 190,98 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 21

Page 31: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 22

Page 32: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 23

Page 33: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

3.Sumatera Barat

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 59,07

Indeks Kualitas Air 31,04

Indeks Kualitas Udara 88,48

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 58,04

Kondisi Umum Provinsi Sumatera Barat

Letak : 1º LU - 4º LS dan 98º - 102º BT

Luas Wilayah : 42.297,3 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 2,19

Jumlah Kota : 7 kota

Jumlah Kabupaten : 12 kabupaten

Jumlah Pulau : 391 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri kimia, bahan bangunan, makanan dan, pengolahan ikan, tekstil, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 5.196.289 jiwa

Kepadatan Penduduk : 122,85 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 24

Page 34: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 25

Page 35: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 26

Page 36: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

6. Riau

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 53,07 Indeks Kualitas Air 46,39

Indeks Kualitas Udara 60,30

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 52,66

Kondisi Umum Provinsi Riau

Letak : 2º LU - 3º LU dan 100º - 109º BT

Luas Wilayah : 87.023,66 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 4,50

Jumlah Kota : 2 kota

Jumlah Kabupaten : 10 kabupaten

Jumlah Pulau : 139 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri migas, kertas, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 6.344.402jiwa

Kepadatan Penduduk : 72,90 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 27

Page 37: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 28

Page 38: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 29

Page 39: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

5. Jambi

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61,85 Indeks Kualitas Air 57,50

Indeks Kualitas Udara 82,93

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 49,29

Kondisi Umum Provinsi Jambi

Letak : 1º LS - 3º LS dan 101º - 105º BT

Luas Wilayah : 50.160,05 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 2,59

Jumlah Kota : 2 kota

Jumlah Kabupaten : 9 kabupaten

Jumlah Pulau : 19 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri kelapa sawit, migas, plywood, makanan dan, kertas, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 3.402.052 jiwa

Kepadatan Penduduk : 67,82 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 30

Page 40: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 31

Page 41: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 32

Page 42: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

7. Sumatera Selatan

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 69,06 Indeks Kualitas Air 86,67

Indeks Kualitas Udara 79,64

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 47,92

Kondisi Umum Provinsi Sumatera Selatan

Letak : 1º LS - 5º LS dan 102º -107º BT

Luas Wilayah : 87.421,17 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 4,52

Jumlah Kota : 4 kota

Jumlah Kabupaten : 13 kabupaten

Jumlah Pulau : 53 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri CPO, kimia, pengolahan kayu, migas, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 8.052.315 jiwa

Kepadatan Penduduk : 92,11 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 33

Page 43: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 34

Page 44: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 35

Page 45: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

7. Bengkulu

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 76,92 Indeks Kualitas Air 88,33

Indeks Kualitas Udara 92,51

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 56,68

Kondisi Umum Provinsi Bengkulu

Letak : 2º LS - 6º LS dan 101º -104º BT

Luas Wilayah : 19.919,33 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 1,03

Jumlah Kota : 1 kota

Jumlah Kabupaten : 9 kabupaten

Jumlah Pulau : 47 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri CPO, makanan dan minuman, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 1.874.944 jiwa

Kepadatan Penduduk : 94,13 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 36

Page 46: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 37

Page 47: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 38

Page 48: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

8. Lampung

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 63,04

Indeks Kualitas Air 71,85

Indeks Kualitas Udara 82,26

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 42,01

Kondisi Umum Provinsi Lampung

Letak : 3º LS - 7º LS dan 103º - 106º BT

Luas Wilayah : 34.623,80 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 1,79

Jumlah Kota : 2 kota

Jumlah Kabupaten : 13 kabupaten

Jumlah Pulau-Pulau : 188 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri tapioka, sawit, pakan ternak, makanan dan minuman, pengolahan ikan, karet, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 8.117.268 jiwa

Kepadatan Penduduk : 234,4 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 39

Page 49: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 40

Page 50: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 41

Page 51: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

9. Kepulauan Bangka Belitung

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 71,26

Indeks Kualitas Air 81,67

Indeks Kualitas Udara 95,61

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 45,20

Kondisi Umum Provinsi Bangka Belitung

Letak : 1º LS - 4º LS dan 105º - 109º BT

Luas Wilayah : 16.424,23 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 0,85

Jumlah Kota : 1 kota

Jumlah Kabupaten : 6 kabupaten

Jumlah Pulau : 950 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri peleburan dan pemurnian biji timah, CPO, pengolahan kayu, minuman, asphalt mixing plant, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 1.372.813 jiwa

Kepadatan Penduduk : 83,58 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 42

Page 52: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 43

Page 53: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 44

Page 54: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

10. Kepulauan Riau

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 73,11

Indeks Kualitas Air 84,67

Indeks Kualitas Udara 86,61

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 54,31

Kondisi Umum Provinsi Kepulauan Riau

Letak : 1º LS - 3º LS dan 101º - 104º BT

Luas Wilayah : 8.201,72 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 0,42

Jumlah Kota : 2 kota

Jumlah Kabupaten : 5 kabupaten

Jumlah Pulau : 2.408 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri pabrikasi, engineering, konstruksi, instalasi anjungan migas lepas pantai, makanan dan minuman, pelapisan logam, kimia dasar, gas equipment, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 1.973.043 jiwa

Kepadatan Penduduk : 240,56 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 45

Page 55: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 46

Page 56: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 47

Page 57: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

11. DKI Jakarta

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 43,79

Indeks Kualitas Air 22,35

Indeks Kualitas Udara

78,78

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 33,62

Kondisi Umum Provinsi DKI Jakarta

Letak : 6º LS - 7º LS dan 106º -107º BT

Luas Wilayah : 662,33 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 0,03

Jumlah Kota : 5 Kota

Jumlah Kabupaten : 1 Kabupaten

Jumlah Pulau : 218 Pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri Kimia, logam dasar, kulit, olahan kayu, agro industri, makanan dan minuman, tekstil, perkebunan, permukiman, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 10.177.924 jiwa

Kepadatan Penduduk : 15.366,85 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 48

Page 58: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 49

Page 59: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 50

Page 60: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

12. Jawa Barat

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 63,49

Indeks Kualitas Air 75,30

Indeks Kualitas Udara 74,63

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 46,29

Kondisi Umum Provinsi Jawa Barat

Letak : 5º LS - 8º LS dan 106º -107º BT

Luas Wilayah : 35.377,76 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 1,83

Jumlah Kota : 9 Kota

Jumlah Kabupaten : 18 Kabupaten

Jumlah Pulau : 131 Pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri kimia, tekstil, makanan dan minuman, mesin logam, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 46.709.600 jiwa

Kepadatan Penduduk : 1.320,31 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 51

Page 61: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 52

Page 62: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 53

Page 63: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

13. Jawa Tengah

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 60,78

Indeks Kualitas Air 47,45

Indeks Pencemaran Udara 81,32

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 55,38

Kondisi Umum Provinsi Jawa Tengah

Letak : 6º LS - 9º LS dan 108º -112º BT

Luas Wilayah : 32.544,12 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 1,68

Jumlah Kota : 6 kota

Jumlah Kabupaten : 29 kabupaten

Jumlah Pulau : 296 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri tekstil, karet, makanan dan minuman, pengolahan kayu dan rotan, rokok, kertas, penyamakan kulit, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah. Atas

Jumlah Penduduk : 33.774.141 jiwa

Kepadatan Penduduk : 1.037,80 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 54

Page 64: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 55

Page 65: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 56

Page 66: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 50,99

Indeks Kualitas Air 21,84

Indeks Kualitas Udara

90,58

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 43,16

Kondisi Umum Provinsi D.I. Yogyakarta

Letak : 7º LS - 9º LS dan 110º - 111º BT

Luas Wilayah : 3185,8 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 0,16

Jumlah Kota : 1 kota

Jumlah Kabupaten : 4 kabupaten

Jumlah Pulau : 23 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri kimia, penyamakan kulit, makanan, peralatan/alat berat, tekstil, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 3.679.176 jiwa

Kepadatan Penduduk : 1.154,87 jiwa/km2

14. D.I. Yogyakarta

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 57

Page 67: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 58

Page 68: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 59

Page 69: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

15. Jawa Timur

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 62,67

Indeks Kualitas Air 48,25

Indeks Kualitas Udara 89,21

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 53,59

Kondisi Umum Provinsi Jawa Timur

Letak : 6º LS - 9º LS dan 110º - 115º BT

Luas Wilayah : 47.799,75 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 2,47

Jumlah Kota : 9 kota

Jumlah Kabupaten : 29 kabupaten

Jumlah Pulau : 287 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri kimia, bahan bangunan, peleburan logam makanan dan minuman, pakan ternak, pengolahan ikan, tekstil, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 38.847.561jiwa

Kepadatan Penduduk : 812,71 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 60

Page 70: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61

Page 71: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 62

Page 72: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

16. Banten

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 55,36

Indeks Kualitas Air 72,75

Indeks Kualitas Udara

50,65

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 45,85

Kondisi Umum Provinsi Banten

Letak : 5º LS - 8º LS dan 105º - 107º BT

Luas Wilayah : 9.662,92 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 0,50

Jumlah Kota : 4 kota

Jumlah Kabupaten : 4 kabupaten

Jumlah Pulau : 131 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri besi dan baja, logam, kimia, bahan bangunan, makanan dan minuman, pelumas, plastik, pulp dan kertas, tekstil, karet, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasaan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 11.955.243 jiwa

Kepadatan Penduduk : 1.237,23 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 63

Page 73: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 64

Page 74: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 65

Page 75: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

17. Bali

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 73,71

Indeks Kualitas Air 87,67

Indeks Pencemaran Udara

92,35

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 49,25

Kondisi Umum Provinsi Bali

Letak : 8º LS - 9º LS dan 114º - 116º BT

Luas Wilayah : 5636,66 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 0,29

Jumlah Kota : 1 kota

Jumlah Kabupaten : 8 kabupaten

Jumlah Pulau : 85 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri kimia, bahan bangunan, makanan dan minuman, pengolahan ikan, tekstil, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 4.152.800 jiwa

Kepadatan Penduduk : 736,75 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 66

Page 76: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 67

Page 77: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 68

Page 78: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

18. Nusa Tenggara Barat

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 58,82

Indeks Kualitas Air 23,59

Indeks Kualitas Udara 92,27

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 60,15

Kondisi Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat

Letak : 8° LS - 10° LS dan 115° - 120° BT

Luas Wilayah : 20.153,15 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 1,04

Jumlah Kota : 2 kota

Jumlah Kabupaten : 8 kabupaten

Jumlah Pulau : 864 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri makanan dan minuman, bahan bangunan, perhiasan, logam, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 4.835.577 jiwa

Kepadatan Penduduk : 239,94 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 69

Page 79: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 70

Page 80: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 71

Page 81: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

19. Nusa Tenggara Timur

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 63,79

Indeks Kualitas Air 55,19

Indeks Kualitas Udara 77,13

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 60,25

Kondisi Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur

Letak : 8° LS - 11° LS dan 118° - 126° BT

Luas Wilayah : 47.931,54 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 2,48

Jumlah Kota : 1 kota

Jumlah Kabupaten : 21 kabupaten

Jumlah Pulau : 1.192 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 5.120.061 jiwa

Kepadatan Penduduk : 106,82 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 72

Page 82: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 73

Page 83: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 74

Page 84: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

20. Kalimantan Barat

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 75,88

Indeks Kualitas Air 82,33

Indeks Kualitas Udara 91,57

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 59,28

Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat

Letak : 2° LU - 3° LS dan 108° - 114°BT

Luas Wilayah : 146.807 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 7,59

Jumlah Kota : 2 kota

Jumlah Kabupaten : 12 kabupaten

Jumlah Pulau : 339 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri kimia, kelapa sawit, karet, pengolahan kayu, makanan, pengolahan ikan, tekstil, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 4.789.574 jiwa

Kepadatan Penduduk : 32,62 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 75

Page 85: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 76

Page 86: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 77

Page 87: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

21. Kalimantan Tengah

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 74,09

Indeks Kualitas Air 70,89

Indeks Kualitas Udara 89,87

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 64,66

Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Tengah

Letak : 1° LU - 4° LS dan 110° - 116° BT

Luas Wilayah : 153.564,50 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 7,94

Jumlah Kota : 1 kota

Jumlah Kabupaten : 13 kabupaten

Jumlah Pulau : 32 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri pengolahan kayu, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 2.495.035 jiwa

Kepadatan Penduduk : 16,25 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 78

Page 88: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 79

Page 89: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 80

Page 90: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

22. Kalimantan Selatan

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 57,47

Indeks Kualitas Air 36,00

Indeks Kualitas Udara 87,60

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 50,97

Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Selatan

Letak : 1° LS - 5° LS dan 114° - 117 BT

Luas Wilayah : 37.530,52 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 1.94

Jumlah Kota : 2 kota

Jumlah Kabupaten : 11 kabupaten

Jumlah Pulau : 320 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri kimia, karet, plastik, makanan dan minuman, pengolahan kayu, tekstil, barang dari logam, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah, izin pengelolaan limbah B3.

Jumlah Penduduk : 3.989.793 jiwa

Kepadatan Penduduk : 106,31 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 81

Page 91: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 82

Page 92: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 83

Page 93: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

23. Kalimantan Timur

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 81,15 Indeks Kualitas Air 77,90

Indeks Kualitas Udara 96,20

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 72,30

Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Timur

Letak : 1° LU - 3° LS dan 113° - 120° BT

Luas Wilayah : 202.814,62 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 10,49

Jumlah Kota : 3 Kota

Jumlah Kabupaten : 7 Kabupaten

Jumlah Pulau : 370 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri petrokimia, migas, batubara, pengolahan kayu, perkebunan, permukiman, pertambangan, peternakan, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 4.068.574 jiwa

Kepadatan Penduduk : 20,06 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 84

Page 94: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 85

Page 95: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 86

Page 96: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

24. Sulawesi Utara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 66,27

Indeks Kualitas Air 50,46

Indeks Kualitas Udara 92,72

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 58,30

Kondisi Umum Provinsi Sulawesi Utara

Letak : 0° LU - 6° LS dan 120° - 128° BT

Luas Wilayah : 15.273 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 0,79

Jumlah Kota : 4 kota

Jumlah Kabupaten : 11 kabupaten

Jumlah Pulau : 668 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri makanan dan minuman,pengolahan ikan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 2.412.118 jiwa

Kepadatan Penduduk : 157,93 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 87

Page 97: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 88

Page 98: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 89

Page 99: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

25. Sulawesi Tengah

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 76,43

Indeks Kualitas Air 73,33

Indeks Kualitas Udara 89,12

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 69,23

Kondisi Umum Provinsi Sulawesi Tengah

Letak : 2° LU - 4° LS dan 119° - 125° BT

Luas Wilayah : 61.841,29 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 3,20

Jumlah Kota : 1 kota

Jumlah Kabupaten : 12 kabupaten

Jumlah Pulau : 750 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri pengolahan kayu, bahan bangunan, makanan dan minuman, logam, mesin, tekstil, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 2.876.689 jiwa

Kepadatan Penduduk : 46,52 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 90

Page 100: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 91

Page 101: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 92

Page 102: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

26. Sulawesi Selatan

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 67,01

Indeks Kualitas Air 72,43

Indeks Kualitas Udara 76,80

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 55,59

Kondisi Umum Provinsi Sulawesi Selatan

Letak : 0° LS - 8° LS dan 118° - 122° BT

Luas Wilayah : 46.083,94 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 2,38

Jumlah Kota : 3 kota

Jumlah Kabupaten : 21 kabupaten

Jumlah Pulau : 295 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri Kimia, karet, minyak sawit, tekstil, bahan bangunan , makanan dan minuman, pengolahan ikan, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 8.520.304 jiwa

Kepadatan Penduduk : 184, 89 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 93

Page 103: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 94

Page 104: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 95

Page 105: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

27. Sulawesi Tenggara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 75,18

Indeks Kualitas Air 80,00

Indeks Kualitas Udara 83,61

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 65,25

Kondisi Umum Provinsi Sulawesi Tenggara

Letak : 2° LS - 7° LS dan 120° - 125° BT

Luas Wilayah : 38.067,70 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 1,97

Jumlah Kota : 2 kota

Jumlah Kabupaten : 12 kabupaten

Jumlah Pulau : 651 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri makanan dan minuman, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 2.499.540 jiwa

Kepadatan Penduduk : 65,66 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 96

Page 106: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 97

Page 107: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 98

Page 108: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

28. Gorontalo

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 71,08

Indeks Kualitas Air 49,67

Indeks Kualitas Udara 96,20

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 68,30

Kondisi Umum Provinsi Gorontalo

Letak : 0° LU - 1° LU dan 120° - 124° BT

Luas Wilayah : 12.435 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 0,64

Jumlah Kota : 1 kota

Jumlah Kabupaten : 5 kabupaten

Jumlah Pulau : 136 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 1.133.237 jiwa

Kepadatan Penduduk : 91,13 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 99

Page 109: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 100

Page 110: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 101

Page 111: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

29. Sulawesi Barat

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 68,78

Indeks Kualitas Air 56,00

Indeks Kualitas Udara 89,21

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 63,03

Kondisi Umum Provinsi Sulawesi Barat

Letak : 0° LS - 3° LS dan 118° - 120° BT

Luas Wilayah : 16.787,18 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 0,89

Jumlah Kota : 8 Kota

Jumlah Kabupaten : 6 kabupaten

Jumlah Pulau : -

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri kimia dasar, mesin dan logam dasar, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 1.282.162 jiwa

Kepadatan Penduduk : 76,38 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 102

Page 112: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 103

Page 113: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 104

Page 114: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

30. Maluku

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 76,33

Indeks Kualitas Air 78,61

Indeks Kualitas Udara 82,33

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 70,13

Kondisi Umum Provinsi Maluku

Letak : 0° LS - 9° LS dan 124° - 136° BT

Luas Wilayah : 54.185 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 2,80

Jumlah Kota : 2 kota

Jumlah Kabupaten : 9 kabupaten

Jumlah Pulau : 1.422 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 1.686.469 jiwa

Kepadatan Penduduk : 31,12 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 105

Page 115: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 106

Page 116: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 107

Page 117: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

31. Maluku Utara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 75,97

Indeks Kualitas Air 65,19

Indeks Kualitas Udara 96,94

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 68,34

Kondisi Umum Provinsi Maluku Utara

Letak : 3° LU - 3° LS dan 124° - 129° BT

Luas Wilayah : 31.982,50 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 1,65

Jumlah Kota : 2 kota

Jumlah Kabupaten : 8 kabupaten

Jumlah Pulau : 1.474 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 1.162.354 jiwa

Kepadatan Penduduk : 36,34 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 108

Page 118: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 109

Page 119: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 110

Page 120: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

32. Papua Barat

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 82,33

Indeks Kualitas Air 76,67

Indeks Kualitas Udara 91,03

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 80,05

Kondisi Umum Provinsi Papua Barat

Letak : 0° LS - 5° LS - dan 130° - 138° BT

Luas Wilayah : 120.777,02 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 6,25

Jumlah Kota : 1 kota

Jumlah Kabupaten : 12 kabupaten

Jumlah Pulau : 1.945 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri makanan dan minuman, pengolahan kayu, rotan, Bahan Bangunan, makanan dan, pengolahan ikan, perkebunan, permukiman, pertambangan, pertanian, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 871.510 jiwa

Kepadatan Penduduk : 7,22 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 111

Page 121: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 112

Page 122: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 113

Page 123: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

33. Papua

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 81,01

Indeks Kualitas Air 80,00

Indeks Kualitas Udara 84,24

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 79,35

Kondisi Umum Provinsi Papua

Letak : 1° LS - 6° LS dan 131° - 141° BT

Luas Wilayah : 316.533,07 km2

Persentasi Terhadap Luas Indonesia

: 16,37

Jumlah Kota : 1 kota

Jumlah Kabupaten : 28 kabupaten

Jumlah Pulau : 598 pulau

Potensi yang Mempengaruhi Kualitas Lingkungan Hidup

: Industri makanan dan minuman, bahan bangunan, rotan, pengolahan kayu, pertanian, perkebunan, permukiman, pertambangan, peternakan, industri pariwisata, jumlah kendaraan, limbah padat sarana transportasi, beban limbah cair dan limbah B3 dari sarana penginapan serta rumah sakit, keterbatasan fasilitas buang air besar, timbulan sampah.

Jumlah Penduduk : 3.149.375 jiwa

Kepadatan Penduduk : 9,95 jiwa/km2

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 114

Page 124: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 115

Page 125: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 116

Page 126: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

2. INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP NASIONAL

Nilai IKLH pada Tahun 2015 sebagai indikasi bahwa semakin meningkatnya

kompleksitas persoalan lingkungan hidup di Indonesia. Hasil penghitungan pada

Tahun 2015, nilai IKLH per provinsi di Indonesia berkisar antara 43,79 – 82,33.

Penghitungan IKLH memiliki sifat komparatif yang berarti nilai satu provinsi

relatif terhadap terhadap provinsi lainnya. Dalam perspektif IKLH angka indeks

ini bukan semata-mata sebagai peringkat, namun sebagai suatu upaya dalam

perbaikan kualitas lingkungan hidup. Dalam konteks ini, pemerintah provinsi

dapat menjadikan IKLH sebagai titik referensi untuk menuju kondisi

keseimbangan dinamis. Kesembangan dinamis ini dipengaruhi oleh upaya

melakukan perbaikan kualitas dan pemanfaatan sumber daya lingkungan.

Sehingga upaya untuk melakukan perbaikan kualitas lingkungan harus sejalan

dengan pemanfaatan sumber daya lingkungan.

Nilai IKLH Tahun 2015 lebih tinggi 4,81 dari nilai IKLH Tahun 2014 (IKLH

Tahun 2014 = 63,42). Peningkatan ini lebih disebabkan oleh perbaikan penilaian

Indeks Kualitas Air (IKA) dan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL).

Perbaikan ini menyebabkan rentang nilai minimum – maksimum yang lebih besar

(meningkat), yang menunjukkan bahwa sensitivitasnya meningkat.

Hasil penghitungan nilai IKLH 2015 pada masing-masing provinsi disajikan

selengkapnya pada Tabel 4.

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Penghitungan IKA, IKU, IKTL dan IKLH Tahun

2015

No Provinsi IKU IKA IKTL IKLH

1 Nanggroe Aceh Darussalam

89,44 71,32 66,50 74,83

2 Sumatera Utara 88,15 76,00 50,32 69,37

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 117

Page 127: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

3 Sumatera Barat 88,48 31,04 58,04 59,07

4 Riau 60,30* 46,39 52,66 53,07

5 Jambi 82,93 57,50 49,29 61,85

6 Sumatera Selatan 79,64 86,67 47,92 69,06

7 Bengkulu 92,51 88,33 56,68 76,92

8 Lampung 82,26 71,85 42,01 63,04

9 Bangka Belitung 95,61 81,67 45,20 71,26

10 Kepulauan Riau 86,61 84,67 54,31 73,11

11 DKI Jakarta 78,78 22,35 33,62 43,79

12 Jawa Barat 74,63 75,30 46,29 63,49

13 Jawa Tengah 81,32 47,45 55,38 60,78

14 DIY 90,58 21,84 43,16 50,99

15 Jawa Timur 89,21 48,25 53,59 62,67

16 Banten 50,65 72,75 45,85 55,36

17 Bali 92,35 87,67 49,25 73,71

18 Nusa Tenggara Barat 92,27 23,59 60,15 58,82

19 Nusa Tenggara Timur 77,13* 55,19 60,25 63,79

20 Kalimantan Barat 91,57 82,33 59,28 75,88

21 Kalimantan Tengah 89,87 70,89 64,66 74,09

22 Kalimantan Selatan 87,60 36,00 50,97 57,47

23 Kalimantan Timur 96,20 77,90 72,30 81,15

24 Sulawesi Utara 92,72 50,46 58,30 66,27

25 Sulawesi Selatan 76,80 72,43 55,59 67,01

26 Sulawesi Tengah 89,12 73,33 69,23 76,43

27 Sulawesi Tenggara 83,61 80,00 65,25 75,18

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 118

Page 128: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

28 Gorontalo 96,20* 49,67 68,30 71,08

29 Sulawesi Barat 89,21 56,00 63,03 68,78

30 Maluku 82,33 78,61 70,13 76,33

31 Maluku Utara 96,94* 65,19 68,34 75,97

32 Papua Barat 91,03* 76,67 80,05 82,33

33 Papua 84,24* 80,00 79,35 81,01

NASIONAL 83,84 65,86 58,30 68,23

Keterangan: * Nilai pengukuran tahun sebelumnya

Berdasarkan Penghitungan IKLH Tahun 2015, Indeks kualitas lingkungan hidup

nasional menunjukkan peningkatan sebesar 4,81 poin dibandingkan tahun 2014

yaitu dari 63,42 menjadi 68,23. Hal ini dipengaruhi meningkatnya angka IKU sebesar

3,30 dibandingkan tahun 2014 yaitu 80,54 menjadi 83,84. Di samping itu terjadi

peningkatan angka IKA sebesar 13,67 dibandingkan tahun 2014 yaitu 52,19 menjadi

65,86. Nilai IKTL mengalami penurunan sebesar 0,71 poin dibandingkan tahun

2014 yaitu sebesar 59,01 menjadi 58,30.

Penurunan nilai IKTL disebabkan masih adanya kegiatan penggunaan kawasan

hutan untuk pembangunan sektor-sektor lain di luar kehutanan. Nilai IKTL berada

dalam rentang antara 50 – 60, sehingga upaya perbaikan kualitas lingkungan hidup

oleh berbagai tingkat pemerintahan (pemerintah pusat dan pemerintah daerah) harus

lebih ditingkatkan lagi.

Nilai IKU mengalami peningkatan dikarenakan masih terkendalinya laju emisi di

kawasan transportasi, perindustrian, pemukiman dan perkantoran. Peningkatan nilai

IKA dikarenakan adanya peningkatan keberhasilan program yang berkaitan dengan

peningkatan kualitas air sungai (rehabilitasi DAS), pengendalian pencemaran air dan

pengawasan industri pencemar.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 119

Page 129: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Nilai IKLH Nasional tahun 2015 dapat diartikan bahwa kinerja pengelolaan kualitas

lingkungan hidup di Indonesia masih dalam tahap keseimbangan antara pemanfaatan

sumber daya lingkungan dengan upaya perbaikan kualitas lingkungan hidup.

Tabel 5. Peringkat Nilai IKLH secara Nasional Tahun 2015

No Predikat Kisaran Nilai IKLH

1 Sangat Baik IKLH > 80

2 Baik 70 < IKLH ≤ 80

3 Cukup Baik 60 < IKLH ≤ 70

4 Kurang Baik 50 ≤ IKLH ≤ 60

5 Sangat Kurang Baik 40 ≤ IKLH > 50

6 Waspada 30 ≤ IKLH > 40

Pengklasifikasian peringkat sebagaimana yang tercantum pada Tabel 5 di atas

didasarkan pada sebaran nilai IKLH pada 33 provinsi. Klasifikasi ini bersifat

dinamis sesuai dengan sebaran nilai IKLH dari masing-masing provinsi. Berdasarkan

peringkat nilai IKLH Tahun 2015, IKLH Tahun 2015 berada pada peringkat Cukup

Baik.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 120

Page 130: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Tabel 6. Nilai IKA, IKU, IKTL dan IKLH Tahun 2014 - 2015

Rank Provinsi Tahun 2014 Tahun 2015

IKU IKA IKTL IKLH IKU IKA IKTL IKLH

1 Papua Barat 91,03 58,00 99,51 84,51 91,03* 76,67 80,05 82,33

2 Kalimantan Timur 83,96 54,80 80,93 74,00 96,20 77,90 72,30 81,15

3 Papua 84,24 54,67 97,44 80,65 84,24* 80,00 79,35 81,01

4 Bengkulu 86,48 62,67 55,03 66,76 92,51 88,33 56,68 76,92

5 Sulawesi Tengah 85,99 60,67 81,01 76,40 89,12 73,33 69,23 76,43

6 Maluku 91,81 48,11 82,04 74,79 82,33 78,61 70,13 76,33

7 Maluku Utara 96,94 50,83 82,22 77,22 96,94* 65,19 68,34 75,97

8 Kalimantan Barat 84,57 64,81 58,73 68,31 91,57 82,33 59,28 75,88

9 Sulawesi Tenggara 92,56 54,74 69,87 72,14 83,61 80,00 65,25 75,18

10 Aceh 91,20 54,57 72,17 72,60 89,44 71,32 66,50 74,83

11 Kalimantan Tengah 92,69 49,17 69,54 70,37 89,87 70,89 64,66 74,09

12 Bali 86,61 60,89 38,90 59,81 92,35 87,67 49,25 73,71

13 Kepulauan Riau 95,53 64,29 53,30 69,27 86,61 84,67 54,31 73,11

14 Bangka Belitung 90,39 61,30 36,77 60,21 95,61 81,67 45,20 71,26

15 Gorontalo 96,20 48,49 80,28 75,52 96,20* 49,67 68,30 71,08

16 Sumatera Utara 87,23 56,67 45,89 61,53 88,15 76,00 50,32 69,37

17 Sumatera Selatan 89,25 66,19 37,47 61,62 79,64 86,67 47,92 69,06

18 Sulawesi Barat 92,23 58,63 67,59 72,29 89,21 56,00 63,03 68,78

19 Sulawesi Selatan 90,43 56,29 50,10 64,07 76,80 72,43 55,59 67,01

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 121

Page 131: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

20 Sulawesi Utara 88,55 50,00 60,30 65,69 92,72 50,46 58,30 66,27

21 NTT 77,13 52,48 60,23 62,98 77,13* 55,19 60,25 63,79

22 Jawa Barat 59,24 39,00 38,98 45,06 74,63 75,30 46,29 63,49

23 Lampung 85,98 60,86 30,92 56,42 82,26 71,85 42,01 63,04

24 Jawa Timur 73,20 49,11 49,47 56,48 89,21 48,25 53,59 62,67

25 Jambi 91,26 52,75 47,09 62,04 82,93 57,50 49,29 61,85

26 Jawa Tengah 82,64 51,09 51,33 60,63 81,32 47,45 55,38 60,78

27 Sumatera Barat 89,16 53,71 65,13 68,91 88,48 31,04 58,04 59,07

28 NTB 92,83 53,50 63,72 69,39 92,27 23,59 60,15 58,82

29 Kalimantan Selatan 88,35 44,00 44,51 57,51 87,60 36,00 50,97 57,47

30 Banten 53,15 42,86 37,16 43,67 50,65 72,75 45,85 55,36

31 Riau 60,30 47,53 50,60 52,59 60,30* 46,39 52,66 53,07

32 DI. Yogyakarta 82,01 39,00 33,08 49,53 90,58 21,84 43,16 50,99

33 DKI Jakarta 46,28 34,00 31,99 36,88 78,78 22,35 33,62 43,79

Indeks Nasional 80,54 52,19 59,01 63,42 83,84 65,86 58,30 68,23

Keterangan: * Nilai pengukuran tahun sebelumnya

Nilai IKA Tahun 2015 mengalami peningkatan pada 24 provinsi dengan

peningkatan bervariasi antara 0,46 hingga 36,30, dimana peningkatan tertinggi terjadi

di Provinsi Jawa Barat dan terendah di Provinsi Sulawesi Utara. Sementara itu, nilai

IKA pada 9 provinsi mengalami penurunan bervariasi antara 0,86 hingga 29,91.

Penurunan tertinggi terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan terendah di

Provinsi Jawa Timur. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan adalah Sulawesi

Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat,

Kalimanatan Selatan, Riau, DI Yogyakarta, dan DKI Jakarta.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 122

Page 132: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Nilai IKU Tahun 2015, pada beberapa provinsi juga menunjukkan peningkatan

apabila dibandingkan nilai IKU Tahun 2014. Peningkatan terjadi di Provinsi-

Provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Bengkulu, Kalimantan Barat, Sulawesi

Utara, Bangka Belitung, Bali, Sumatera Utara, Jawa Timur, Jawa Barat, DI

Yogyakarta dan DKI Jakarta. Pada Penghitungan IKU Tahun 2015 ini, data yang

digunakan di 6 (enam) Provinsi yaitu Riau, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo,

Maluku Utara, Papua dan Papua Barat adalah data tahun sebelumnya. Hal ini

dikarenakan tidak tersedianya data hasil pemantauan kualitas udara ambien.

Nilai IKTL Tahun 2015, walaupun secara nasional menunjukkan penurunan nilai

sebesar 1,10, akan tetapi ada peningkatan tutupan lahan di beberapa provinsi seperti

di Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Sulawesi

Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Papua,

Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara.

a. Analisis Indeks Kualitas Air

Secara umum, nilai rata-rata IKA provinsi pada periode Tahun 2011 – 2015

kecenderungannya meningkat dari 55,02 – 63,62.

Gambar 2 Kecenderungan Nilai IKA Tahun 2011 – 2015

35.65 41.05 34.71 34.00

21.84

64.50 70.00 65.56 66.19

88.33

55.05 55.55 52.77 53.20 63.62

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

2011 2012 2013 2014 2015

Min Maks Rata-rata

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 123

Page 133: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indikasi nilai keseimbangan dinamis IKA juga dapat dilihat berdasarkan distribusi

frekuensinya berada pada rentang nilai 50 – 59.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai IKA Tahun 2011 - 2015

Nilai IKA

Jumlah Provinsi Berdasarkan Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

< 39 1 0 1 3 5

40 - 49 5 3 9 5 4

50 - 59 17 21 16 17 4

60 - 69 10 8 7 8 1

> 70 0 1 0 0 19

Jumlah 33 33 33 33 33

Sesuai dengan tren data BOD dari Tahun 2011 – 2015 sebagaimana disajikan pada

Tabel 8, nilai BOD berfluktuasi. Ini sebagai indikasi bahwa pencemaran limbah

organik baik yang berasal dari industri, domestik maupun pertanian masih terjadi.

Dalam kurun waktu 5 tahun, 14 provinsi (Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau,

Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, NTB, Kalbar,

Kalsel, Kaltim, Gorontalo) nilai rata-rata BOD selalu berada diatas baku mutu air

kelas I sebanyak 5 kali, 9 provinsi (Sumatera Barat, Jambi, Banten, Bali, Kalteng,

Sultra, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat) sebanyak 4 kali, 4 provinsi (Bangka

Belitung, NTT, Sulsel, Sulut) sebanyak 3 kali, 2 provinsi (Bengkulu, Sulteng)

sebanyak 2 kali dan 3 provinsi (Sumatera Selatan, Sulbar, Papua) sebanyak 1 kali.

Nilai rasio BOD terhadap baku mutu rata-rata selama 5 untuk seluruh provinsi

adalah 3,10 dengan nilai rasio tertinggi adalah 16,41.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 124

Page 134: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Tabel 8. Tren BOD 2011 – 2015

No Provinsi Parameter BOD (mg/l)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Nanggroe Aceh Darussalam 1,96 1,41 1,48 1,78 1,91

2 Sumatera Utara 22,28 2,92 2,68 20,89 4,21

3 Sumatera Barat 9,00 1,60 2,60 2,33 3,16

4 Riau 7,95 9,26 5,97 18,10 14,02

5 Kepulauan Riau 2,60 2,94 2,94 2,51 2,68

6 Bangka Belitung 1,16 2,56 3,07 2,83 1,51

7 Jambi 3,80 5,15 4,05 3,19 1,76

8 Sumatera Selatan 1,20 1,51 1,45 7,42

9 Bengkulu 1,17 4,96 1,74 1,55 3,34

10 Lampung 2,67 19,06 2,98 3,19 5,16

11 Banten 4,50 2,44 21,51 21,80

12 DKI Jakarta 11,43 13,40 16,70 12,26 5,63

13 Jawa Barat 7,46 22,68 14,13 16,84 4,39

14 Jawa Tengah 6,91 7,00 10,83 10,33 7,72

15 DIY 2,09 5,94 7,02 5,28 7,62

16 Jawa Timur 3,88 6,26 4,62 10,28 9,54

17 Bali 11,08 1,87 2,87 2,36 2,25

18 NTB 5,71 7,55 4,07 11,95 13,54

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 125

Page 135: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

19 NTT 11,85 2,01 2,00 3,96 1,47

20 Kalbar 2,32 2,26 2,47 2,04 5,97

21 Kalteng 15,24 15,35 1,33 12,25 19,12

22 Kalsel 9,40 8,88 7,90 9,49 10,55

23 Kaltim 6,58 7,98 6,50 4,98 6,46

24 Sulsel 2,12 1,79 2,28 2,09 2,00

25 Gorontalo 5,04 19,77 16,80 2,08 3,10

26 Sulbar 1,31 1,53 1,95 6,09

27 Sulteng 1,31 1,34 6,05 10,18

28 Sultra 24,97 26,94 19,03 2,95 1,91

29 Sulut 2,60 0,51 4,05 2,00 2,16

30 Maluku 2,72 32,81 2,44 2,51 2,00

31 Maluku Utara 2,03 2,03 2,02 2,85

32 Papua Barat 5,59 6,44 6,11 10,53

33 Papua 7,06

Rata-rata Nasional 6,29 8,32 5,50 6,69 7,29

Sementara itu, berdasarkan Tabel 9, nilai DO selama rentang 2011 – 2015 relatif

tidak berubah dan mendekati ambang baku mutu. Dalam kurun waktu 5 tahun, 4

provinsi (Riau, Bangka Belitung, Jawa Barat, Kaltim) nilai rata-rata DO selalu berada

diluar baku mutu air kelas I sebanyak 5 kali, 8 provinsi (Jambi, Bengkulu, Banten,

DKI Jakarta, NTB, Kalteng, Sultra, Papua Barat) sebanyak 4 kali, 5 provinsi

(Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalsel, Sulbar, Papua) sebanyak 3 kali, 4 provinsi

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 126

Page 136: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

(Lampung, Jawa Timur, Sulteng, Maluku) sebanyak 2 kali dan 5 provinsi (Kepulauan

Riau, Jawa Tengah, Kalbar, Sulsel, Gorontalo) sebanyak 1 kali. Nilai rasio DO

terhadap baku mutu rata-rata selama 5 untuk seluruh provinsi adalah 1,11 dengan

nilai rasio tertinggi adalah 4,72.

Tabel 9. Tabel Parameter DO per Provinsi dari Tahun 2011 s.d. 2015

No Provinsi Parameter DO (mg/l)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Nanggroe Aceh Darussalam 7,08 6,31 7,08 6,87 6,66

2 Sumatera Utara 5,73 7,28 5,91 6,84 5,86

3 Sumatera Barat 6,48 6,83 6,98 9,47 6,51

4 Riau 4,22 3,33 3,24 3,46 3,54

5 Kepulauan Riau 6,49 6,43 6,13 6,68 5,13

6 Bangka Belitung 5,67 5,38 4,88 5,25 5,18

7 Jambi 5,40 5,90 5,96 6,01 5,76

8 Sumatera Selatan 4,98 5,66 5,84 6,02

9 Bengkulu 4,33 5,05 5,95 4,27 6,23

10 Lampung 4,23 7,15 4,40 6,01 6,61

11 Banten 4,51 5,99 1,27 3,37

12 DKI Jakarta 2,63 2,63 3,54 3,74

13 Jawa Barat 5,90 4,20 5,10 4,28 3,81

14 Jawa Tengah 6,32 5,96 6,16 6,13 6,08

15 DIY 7,26 7,21 6,44 6,73 6.19

16 Jawa Timur 5,78 6,83 5,15 5,35 6,72

17 Bali 6,47 7,13 7,61 7,20 6,90

18 NTB 5,52 5,71 5,66 4,30 6,50

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 127

Page 137: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

19 NTT 6,72 7,66 6,09 6,55 6,72

20 Kalbar 7,53 6,75 6,75 6,50 5,75

21 Kalteng 6,94 2,96 5,08 5,36 4,60

22 Kalsel 5,49 6,55 6,68 5,59 5,39

23 Kaltim 5,69 5,88 5,71 5,57 5,02

24 Sulsel 7,19 7,23 6,77 6,68 5,97

25 Gorontalo 6,25 6,07 5,39 8,17 6,85

26 Sulbar 5,07 6,96 5,51 4,22

27 Sulteng 7,04 6,91 3,94 4,98

28 Sultra 3,73 4,58 4,08 3,78 6,64

29 Sulut 7,67 8,26 7,65 7,90 6,89

30 Maluku 7,56 6,16 4,90 6,37 5,72

31 Maluku Utara 7,74 7,91

32 Papua Barat 5,17 3,97 5,81 3,65

33 Papua 4,50 5,35 5,39

32 Rata-rata Nasional 5,82 6,02 5,74 5,82 5,50

Tren COD dari Tahun 2011 – 2015 sebagaimana disajikan pada Tabel 10 adalah

berfluktuasi. Dalam kurun waktu 5 tahun, 17 provinsi (Nanggroe Aceh Darussalam,

Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat,

Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, NTB, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Sultra, Maluku) nilai

rata-rata COD selalu berada diatas baku mutu air kelas I sebanyak 5 kali, 5 provinsi

(Kalteng, Sulsel, Gorontalo, Maluku Utara, Papua Barat) sebanyak 4 kali, 5 provinsi

(Bangka Belitung, Banten, NTT, Sulut, Papua) sebanyak 3 kali, 3 provinsi (Sumatera

Utara, Sulbar, Sulteng) sebanyak 2 kali dan 1 provinsi (Bali) sebanyak 1 kali. Nilai

rasio COD terhadap baku mutu rata-rata selama 5 untuk seluruh provinsi adalah

2,40 dengan nilai rasio tertinggi adalah 11,20.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 128

Page 138: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Tabel 10. Tabel Parameter COD Per Provinsi dari Tahun 2011 s.d. 2015

No Provinsi Parameter COD (mg/l)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Nanggroe Aceh Darussalam 44,81 38,75 30,61 26,94 17,30

2 Sumatera Utara 38,73 3,44 5,83 43,35 8,88

3 Sumatera Barat 18,50 13,33 16,54 20,54 16,98

4 Riau 27,25 51,43 30,50 57,53 37,37

5 Kepulauan Riau 66,24 19,07 19,07 20,59 11,04

6 Bangka Belitung 7,48 65,10 9,63 15,32 13,94

7 Jambi 11,32 14,08 12,81 18,40 14,84

8 Sumatera Selatan 7,89 9,61 9,59 8,67

9 Bengkulu 1,38 9,38 8,90

10 Lampung 20,79 41,46 12,11 18,40 38,14

11 Banten 19,91 85,73 35,17

12 DKI Jakarta 35,83 59,25 54,22 53,06 102,00

13 Jawa Barat 33,40 76,65 45,46 43,32 19,90

14 Jawa Tengah 37,37 33,67 30,89 31,71 23,41

15 DIY 17,82 14,24 14,61 21,55 16,8

16 Jawa Timur 16,99 15,78 11,38 13,17 18,46

17 Bali 31,76 7,37 7,80 6,72 5,87

18 NTB 38,21 45,04 22,84 26,81 38,52

19 NTT 64,19 14,42 6,94 20,79 6,43

20 Kalbar 22,05 28,43 28,43 14,74 17,31

21 Kalteng 30,76 51,07 55,61 69,13

22 Kalsel 23,53 22,41 19,92 23,66 26,68

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 129

Page 139: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

23 Kaltim 27,53 60,76 37,00 14,18 16,84

24 Sulsel 18,95 6,38 11,92 16,58 18,62

25 Gorontalo 12,28 49,48 42,13 10,00 10,16

26 Sulbar 5,65 5,66 11,71 11,2

27 Sulteng 4,67 5,72 53,03 23,51

28 Sultra 95,58 79,00 37,25 17,19

29 Sulut 16,06 6,18 13,11 10,00 10,09

30 Maluku 15,12 61,15 11,24 10,14 14,27

31 Maluku Utara 13,03 11,72 10,73 15,6

32 Papua Barat 43,01 21,40 12,34 22,65

33 Papua 31,06 9,09 13,53 32,33

Rata-rata Nasional 26,98 29,65 22,78 25,59 25,52

Fluktuasi penurunan nilai IKA lebih banyak dipengaruhi oleh (berurutan dari yang

paling besar) fluktuasi nilai dari Fecal Coli, Total Coli dan BOD. Data pada Tabel

11 menunjukkan bahwa keberadaan sarana pembuangan di luar tangki septik masih

cukup tinggi, sehingga sungai masih dijadikan sarana akhir untuk membuang tinja.

Keberadaan Fecal Coli di air permukaan menunjukkan masih banyak masyarakat

yang membuang tinja langsung ke badan-badan air. Hal ini ditunjukkan dengan data

bahwa pada tahun 2014 masih ada 34 persen rumah tangga yang tidak dilengkapi

dengan tangki septik. Persentase terbesar rumah tangga tanpa tangki septik adalah

Provinsi Nusa Tenggara Timur, diikuti Papua, Kalimantan Tengah, Bengkulu, dan

Nanggroe Aceh Darussalam.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 130

Page 140: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Tabel 11. Persentase Rumah Tangga Menurut Provinsi dan Tempat Pembuangan Akhir Tinja, 2014

No Provinsi Tangki Septik Selain Tangki Septik*)

Jumlah

1 Nanggroe Aceh Darussalam 38,62 61,38 100

2 Sumatera Utara 73,34 26,66 100

3 Sumatera Barat 44,15 55,85 100

4 Riau 51,62 48,38 100

5 Kepulauan Riau 72,58 27,42 100

6 Jambi 61,21 38,79 100

7 Sumatera Selatan 63,69 36,31 100

8 Bangka Belitung 78,86 21,14 100

9 Bengkulu 33,63 66,37 100

10 Lampung 39,36 60,64 100

11 DKI Jakarta 93,13 6,87 100

12 Jawa Barat 64,28 35,72 100

13 Banten 71,56 28,44 100

14 Jawa Tengah 70,25 29,75 100

15 DI Yogyakarta 83,62 16,38 100

16 Jawa Timur 66,41 33,59 100

17 Bali 80,43 19,57 100

18 Nusa Tenggara Barat 64,59 35,41 100

19 Nusa Tenggara Timur 18,86 81,14 100

20 Kalimantan Barat 50,25 49,75 100

21 Kalimantan Tengah 32,65 67,35 100

22 Kalimantan Selatan 50,30 49,70 100

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 131

Page 141: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

23 Kalimantan Timur 75,83 24,17 100

24 Sulawesi Utara 76,14 23,86 100

25 Gorontalo 66,32 33,68 100

26 Sulawesi Tengah 59,06 40,94 100

27 Sulawesi Se1atan 74,99 25,01 100

28 Sulawesi Barat 58,20 41,80 100

29 Sulawesi Tenggara 66,43 33,57 100

30 Maluku 70,58 29,42 100

31 Maluku Utara 70,06 29,94 100

32 Papua 26,70 73,30 100

33 Papua Barat 76,83 23,17 100

Indonesia 64,57 35,43 100

*) Terdiri dari kolam/sawah, sungai/danau/laut, lobang tanah, pantai/kebun, dan lainnya Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat 2014, Badan Pusat Statistik.

b. Analisis Indeks Kualitas Udara

Secara umum, nilai IKU pada periode tahun 2011 – 2015 bervariasi 79,61 – 84,32

dengan tren menurun (lihat Gambar 3). Nilai IKU pada tahun 2015 sebesar 83,84 ini

mempunyai arti bahwa kualitas udara nasional berada dalam kategori baik dilihat dari

parameter SO2 dan NO2.

Gambar 3. Nilai IKU Nasional dari tahun 2011 – 2015

84.32

79.61 80.13

80.54

83,84

77.0078.0079.0080.0081.0082.0083.0084.0085.00

2011 2012 2013 2014 2015

Indeks Kualitas Udara Tahun 2011 - 2015

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 132

Page 142: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Indikasi nilai keseimbangan dinamis IKU seperti yang ditunjukan pada Tabel 12,

distribusi frekuensinya berada pada rentang nilai 82 – 91.

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Nilai IKU Tahun 2011 - 2015

Nilai

IKU

Jumlah Provinsi Berdasarkan Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

< 51 1 1 1 1 1

52 - 61 0 2 2 3 1

62 - 71 1 2 1 0 0

72 - 81 5 3 3 2 6

82 - 91 16 23 22 16 17

> 91 10 2 4 11 8

Jumlah 33 33 33 33 33

Pencapaian nilai IKU dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebijakan sektor

terkait dalam mendukung pengendalian pencemaran udara, dan dukungan dari

Pemerintah Daerah, masyarakat dan pelaku usaha.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 133

Page 143: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

Gambar 4 Nilai IKU tahun 2015 per provinsi

Gambar 4 menunjukkan Nilai IKU yang rendah di Banten. Hal ini kemungkinan

disebabkan oleh meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, industri dan masih

digunakannya energi fossil dalam menjalankan kegiatan transportasi dan industri.

50.65

74.63

76.8

78.78

79.64

81.32

82.26

82.33

82.93

83.61

86.61

87.6

88.15

88.48

89.12

89.21

89.21

89.44

89.87

90.58

91.57

92.27

92.35

92.51

92.72

95.61

96.2

0 20 40 60 80 100 120

Banten

Jawa Barat

Sulawesi Selatan

DKI Jakarta

Sumatera Selatan

Jawa Tengah

Lampung

Maluku

Jambi

Sulawesi Tenggara

Kep Riau

Kal Selatan

Sumatera Utara

Sumatera Barat

Sulawesi Tengah

Jawa Timur

Sulawesi Barat

Aceh

Kal Tengah

DI Jogja

Kal Barat

Nusa Tenggara Barat

Bali

Bengkulu

Sulawesi Utara

Bangka Belitung

Kal Timur dan Kal Utara

Indeks Kualitas Udara

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 134

Page 144: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

C. Analisis Indeks Kualitas Tutupan Lahan

Secara umum, nilai IKTL pada periode tahun 2011 – 2015 cenderung menurun,

Penurunan nilai rata-rata IKTL dari 60,49 pada tahun 2011 menjadi 58,30 pada

tahun 2015.

Gambar 5 Nilai IKTL Tahun 2011- 2015

Pada Gambar 5 menunjukan tren menurun, hal ini dikarenakan tutupan hutan

menurun dan dinamika vegetasinya sedikit menurun.

Pada Tahun 2015 terjadi penurunan sebesar 0,71 poin yaitu dari 59,01 Tahun 2014

menjadi 58,30. Beberapa provinsi yang memberikan kontribusi terhadap penurunan

nilai indeks tutupan lahan nasional adalah provinsi-provinsi Papua Barat, Papua,

Malulu Utara, Gorontalo, Maluku dan Sulawesi Tengah.

Kontribusi terbesar pada penurunan IKTL adalah provinsi-provinsi yang luasan

kawasan hutannya masih paling dominan dari luas wilayah administrasinya. Faktor-

faktor yang mempengaruhi penurunan nilai indeks kualitas tutupan lahan antara lain

kegiatan pembukaan lahan, kebakaran hutan/lahan, penebangan liar, penggunaan

kawasan hutan untuk sektor diluar kehutanan, penambangan tanpa izin dan

pemukiman.

60.49

59.26 59.01 59.01

58.30

Perkembangan IndeksKualitas TutupanLahan

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 135

Page 145: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

BAB IV

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

1. Hasil Penghitungan IKLH Tahun 2015 adalah 68,23 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan IKLH Tahun 2014 sebesar 4,81. Hal ini menunjukkan

bahwa kinerja pengelolaan kualitas lingkungan berada pada kondisi cukup

baik.

2. Indikasi nilai keseimbangan dinamis IKA berada pada rentang nilai 50 – 59.

3. Indikasi nilai keseimbangan dinamis IKU berada pada rentang nilai 82 – 91.

Nilai indeks tersebut menunjukkan kualitas udara berada pada kondisi baik

untuk parameter SO2 dan NO2.

4. Nilai keseimbangan dinamis IKTL berada pada rentang nilai 57 – 61.

5. Konversi Lahan menjadi areal budidaya pertanian, perkebunan, perindustrian,

dan permukiman, mempengaruhi berkurangnya kualitas tutupan lahan dan

dinamika vegetasi.

B. Rekomendasi

1. Untuk menggambarkan kualitas lingkungan hidup yang sebenarnya,

metodologi IKLH perlu disempurnakan dengan menambahkan indikator

lingkungan lainnya seperti kualitas pesisir dan laut, kualitas danau, serta

keanekaragaman hayati.

2. Perlu dilakukan penambahan parameter-parameter polutan yang

mempengaruhi dan mewakili sumber-sumber pencemar seperti Partikulat

(PM-10 dan PM-2,5) dan CO untuk IKU; debit air, parameter logam berat, dan

parameter persistent organic pollutants (POPs) untuk IKA.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 136

Page 146: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

3. Peningkatan kualitas data dengan menjamin kesahihan data sejak dari tahapan

pengambilan data di lapangan, analisis laboratorium dan evaluasi dan analisis

data harus memenuhi kriteria yang sudah berlaku.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 137

Page 147: DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) diintrodusir sejak tahun 2009, yang merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat Jenderal Pengendalian

Kerusakan Lingkungan: Laporan Kinerja 2015

Kementerian Lingkungan Hidup (2014), Status Lingkungan Hidup Indonesia 2013 :

Ketahanan Lingkungan Hidup Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup

Kementerian Negara Lingkungan Hidup, (2003), Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status

Mutu Air, Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup,

Jansen,L,J,M and DiGregono,A, (2002) Parametric Land–use classifications as tools

for environmental change detection, Agriculture, Ecosystems & Environment

Kementerian Negara Lingkungan Hidup, (1999), Peraturan Pemerintah Nomor 41

Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara, Jakarta: Sekretariat Negara

Republik Indonesia,

Kementerian Negara Lingkungan Hidup, (2001), Peraturan Pemerintah Nomor 82

Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencedmaran Air,

Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia,

Setiawan, Y., Yoshino, K. and Prasetyo, L. B. 2014. Characterizing the dynamics

change of vegetation cover on tropical forestlands using 250 m multi-temporal

MODIS EVI. International Journal of Applied Earth Observation and

Geoinformation, 26, pp. 132-144

VCU Center for Environmental Studies, (2000, December 6), Virginia

Environmental Quality Index, Dipetik March 10, 2009, dari Virginia Commonwealth

University: http://www,veqi,vcu,edu/index,htm

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 138