plagiat merupakan tindakan tidak terpujijamangilak tak pernah menangis karya martin aleida...

162
RELASI ANTARA MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM NOVEL JAMANGILAK TAK PERNAH MENANGIS KARYA MARTIN ALEIDA: KAJIAN INTRINSIK DAN EKOKRITIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh: Roswita Rambu Lodang NIM: 121224088 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

RELASI ANTARA MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN HIDUP

DALAM NOVEL JAMANGILAK TAK PERNAH MENANGIS

KARYA MARTIN ALEIDA: KAJIAN INTRINSIK

DAN EKOKRITIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Roswita Rambu Lodang

NIM: 121224088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

i

RELASI ANTARA MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN HIDUP

DALAM NOVEL JAMANGILAK TAK PERNAH MENANGIS

KARYA MARTIN ALEIDA: KAJIAN INTRINSIK

DAN EKOKRITIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Roswita Rambu Lodang

NIM: 121224088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Allah Pencipta alam semesta, Bunda Maria, Yesus Kristus.

Bapak Dominikus Umbu Rauta dan Mama Imelda Gori yang setia menanam

demi mata air bagi anak dan cucu.

Kelima saudara saya yang melimpahi saya dengan kasih sayang.

Ponakan- ponakan yang sedang bertumbuh dan belajar.

Keluarga besar Laitarung dan Praikatodu yang terus menanam.

Semua orang yang peduli dan berjuang untuk kelestarian alam.

Semua orang yang membaca dan menulis untuk perubahan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

v

MOTO

Pertolongan Tuhan tidak pernah datang terlambat

(Roswita Rambu Lodang)

High quality of life, yes! High standar of living, maybe yes, maybe no!

(Arne Naess)

Langit itu kepunyaan Tuhan dan bumi itu telah diberikan-Nya

kepada anak-anak manusia

(Mazmur 115:16)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

viii

ABSTRAK

Lodang, Roswita Rambu. 2017. Relasi Antara Manusia dengan Makhluk

Hidup dalam Novel Jamangilak Tak Pernah Menangis Karya

Martin Aleida: Kajian Intrinsik dan Ekokritik. Skripsi. Yogyakarta:

PBSI, JPBS, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Lingkungan yang rusak (pencemaran yang terjadi di air, tanah, udara,

hutan, laut dan seterusnya) disebabkan oleh perilaku manusia yang tidak

bertanggung jawab dan mementingkan diri sendiri. Manusia keliru

menempatkan diri dalam konteks alam semesta. Manusia adalah penyebab

krisis lingkungan, dan seharusnya menjadi yang bertanggung jawab

menyelamatkannya. Untuk meyelamatkan lingkungan, manusia harus

menyadari penempatan dirinya dalam berinteraksi dengan alam dan manusia

dalam keseluruhan ekosistem.

Penelitian ini membahas relasi antara manusia dengan lingkungan hidup

dalam novel Jamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida. Untuk

dapat memahami relasi antara manusia dengan lingkungan hidup, peneliti

melakukan analisis menggunakan kajian intrinsik dan ekokritik. Metode yang

digunakan adalah analisis deskriptif, untuk mendeskripasikan fakta yang

ditemukan dalam novel kemudian dianalisis untuk memahami relasi manusia

dengan lingkungan hidup.

Dari hasil analisis dokumen menggunakan metode analisis deskriptif

dan kajian intrinsik dan ekokritik, peneliti dapat menyimpulkan bahwa novel

Jamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan

antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

adalah satu kesatuan. Keegoisan manusia akan berdampak pada krisis

lingkungan, dan krisis lingkungan akan berdampak pada keselamatan manusia.

Kata kunci: ekokritik, lingkungan, alam, novel, struktural.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

ix

ABSTRACT

Lodang, Roswita Rambu. 2017. Relationship between Human and

Environmental in the Novel Jamangilak Tak Pernah Menangis

by Martin Aleida: Intrinsic and Ecocritic Studies. Thesis.

Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Sanata Dharma University

The damaged environment (the contamination on water, land, air,

forest, etc.) is caused by irresponsible and greed human’s behavior. The

man is erroneous in placing themselves on nature context. Human being is

the cause of environment crisis and so on become the care-taker of the

rescuing. To rescue the environment, human being should realize

themselves’ placing in interacting with the nature and the other man in all

ecosystems

This research discuses about the relation among human and the

living environment in Jamangilak Tak Pernah Menangis novel by Martin

Aleida. To be able to comprehend the relation among them, the researcher

does the analysis using intrinsic and ecocritic studies. The method used is

descriptive analysis, to describe the fact which is found in the novel then it

is analyzed to comprehend the relation among them.

The result of analyzing the document uses the descriptive method

analysis and intrinsic and ecocriticis studies, the researcher can conclude

that Jamangilak Tak Pernah Menangis novel by Martin Aleida presents the

relation among human being and the environment. They are unity. Human

being selfishness will impact on the environment crisis, and it will impact

on the human being’s safety.

Key Word: ecocritic, environment, nature, novel, intrinsic.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

x

KATA PENGANTAR

Puji, syukur dan terima kasih penulis haturkan kepada Allah Pencipta alam

semesta atas kehidupan, karunia dan berkat yang dilimpahkan sehingga penulis

mampu menyelesaikan pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta dengan melunasi syarat untuk memperoleh gelar sarjana berupa skripsi

yang berjudul: Relasi Antara Manusia dengan Lingkungan Hidup dalam Novel

Jamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida: Kajian Intrinsik dan

Ekokritik.

Penulis menyadari bahwa dalam proses menyelesaikan pendidikan, penulis

menghadapi masalah dan tantangan, namun, banyak waktu telah dilalui, banyak

pelajaran berharga telah dipelajari dan banyak bantuan telah penulis terima untuk

menghadapi masalah dan tantangan yang ada. Oleh karena itu penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia.

3. Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan banyak motivasi, perhatian, dan arahan dengan penuh kesabaran

demi selesainya skripsi ini.

4. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar

memberikan masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi

ini.

5. Seluruh dosen Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah mendidik dan

membimbing penulis selama perkuliahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

xi

6. Bapak Robertus Marsidiq, selaku sekretaris Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia yang telah banyak membantu kelancaran kebutuhan administrasi

penulis di Prodi PBSI.

7. Bapak Dominikus Umbu Rauta dan Mama Imelda Gori atas kelimpahan cinta,

dukungan doa, materi dan motivasi kepada penulis, sehingga pendidikan di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dapat penulis selesaikan.

8. Kakak Karolina Rambu Fuji dan keluarga, Kakak Robertus Umbu Tayi dan

keluarga, Kakak Martha Diana Rambu Nawu dan Keluarga, Kakak Thobias

Umbu Jama dan keluarga, untuk kasih sayang yang berlimpah, dukungan doa

dan materi bagi penulis.

9. Adik Melania Rambu Day untuk kasih sayang, perlindungan, doa, dan

kebersamaan yang menguatkan.

10. Om Agustinus Umbu Sebu dan Tante Marselina Rambu Nawu, keluarga besar

Praikatodu dan Laitarung yang setia mendoakan, memberikan perhatian, kasih

sayang dan memotivasi bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

11. Sahabat-sahabat penulis, Eva Tri R., Denok Vivi Angelina, Irene Kayep,

Chrisan Wungo, Srisusantri Rambu E., Roy Milla, Rolis Rohi, Fr. Ino Lefan

C.Ss.R., Skolastika Wawo, Vania, Istu, Yanta dan Ben yang setia

menguatkan, mendukung dan menyayangi penulis.

12. Frater Linus C.Ss.R., Kak Helmi yang membantu penulis menemukan

referensi untuk kelancaran skripsi dan Kak Frans No Awe yang dengan baik

boleh penulis pinjam buku-bukunya selama berbulan-bulan, memotivasi, dan

berbagi ilmu dalam diskusi.

13. Teman-teman di PBSI angkatan 2012, kelas A, B, dan C, teman-teman PBSI

angkatan 2013, dan teman-teman di Unit Kegiatan Pers Mahasiswa natas

Universitas Sanata Dharma untuk kebersamaan dan semua dukungan pada

penulis.

14. Pater Mateus Mali, C.Ss.R., dan Komunitas C.Ss.R. di Nandan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

xii

15. Saudara-saudara saya di Keluarga Mahasiswa Katolik Sumba Yogyakarta,

Keluarga Besar Gailaru Marada Jogja dan semua saudara-saudara mahasiswa

Sumba yang telah boleh menjadi rumah kedua tempat berlindung selama di

Jogja.

16. Teman-teman kost Serafim Cantique (Kak Stefy, Tanty, Try, Rini, Tia, Vivi,

Tinsi, Citra, Angel, Nana, Iin) dan Gailar Mrican (Iwin, Dairu, Soli dan Dedu)

yang mendukung dan mencintai penulis dengan cara yang lucu.

17. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi dan tidak

sempat penulis sebutkan satu persatu. Tuhan Memberkati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv

MOTO .......................................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................................ vii

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

ABSTRACT ................................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8

E. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................................ 10

B. Kajian Teori .................................................................................................... 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

xiv

1. Unsur Intrinsik Novel ................................................................................ 12

a. Tokoh dan Penokohan ......................................................................... 13

b. Alur ..................................................................................................... 18

c. Latar .................................................................................................... 22

d. Tema .................................................................................................... 24

2. Ekokritik .................................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................................ 32

B. Sumber Data Penelitian ................................................................................... 32

C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 33

D. Instrumen Penelitian........................................................................................ 33

E. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ................................................................................................. 35

B. Kajian Unsur Intrinsik Novel Jamangilak Tak Pernah Menangis .................. 35

1. Tokoh dan Penokohan ............................................................................... 36

a. Tokoh Sentral ...................................................................................... 42

b. Tokoh Bawahan .................................................................................. 62

2. Alur ........................................................................................................... 63

a. Paparan. .............................................................................................. 63

b. Rangsangan ......................................................................................... 67

c. Gawatan............................................................................................... 71

d. Tikaian................................................................................................. 73

e. Rumitan ............................................................................................... 74

f. Klimaks ............................................................................................... 77

g. Leraian................................................................................................. 79

h. Selesaian .............................................................................................. 79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

xv

3. Latar ......................................................................................................... 80

a. Latar Tempat ....................................................................................... 81

b. Latar Waktu ......................................................................................... 85

c. Latar Sosial.......................................................................................... 90

4. Tema .......................................................................................................... 92

C. Relasi Antara Manusia dengan Lingkungan Hidup: Kajian Ekokritik ........... 96

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 122

B. Saran .............................................................................................................. 127

DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................. 128

LAMPIRAN ............................................................................................................. 130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bumi berada dalam kondisi kritis karena kerusakan yang ditimpakan

padanya. Aktivitas manusia tidak memikirkan tanggung jawab mereka untuk

tetap melestarikan alam yang telah memberikan kehidupan. Manusia

menghirup udaranya, dan hidup serta disegarkan oleh air dari bumi.

Pembangunan di mana-mana tidak memperhatikan dampaknya terhadap alam.

Terjadi pengalihan fungsi lahan, penjarahan hutan, pencemaran udara, tanah,

dan air tanpa memikirkan usia bumi. Limbah pabrik mengalir ke sungai, hutan

dijarah untuk membangun pabrik, lahan-lahan beralih fungsi untuk

membangun perumahan mewah yang tidak ramah lingkungan. Banyak

makhluk hidup menggantungkan kehidupannya pada alam, seperti sungai

sebagai lalu lintas perekonomian, mata air sebagai sumber air bersih, hutan

sebagai rumah bagi binatang, namun ada pihak lain yang tidak memikirkan

panjang umurnya ketergantungan manusia pada alam itu.

Manusia sebagai makluk hidup selalu berinteraksi dengan

lingkungannnya mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan ekologi seperti

kerusakan tanah, pencemaran lingkungan dan sebagainya (Supardi, 1985:1).

Manusia harus menyadari bahwa perlakuan mereka terhadap bumi adalah

sebuah penyiksaan terhadap rumah kita bersama yang perlu dijaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

2

keselamatannya demi kelangsungan makhluk yang menumpangkan hidup

padanya.

Kekerasan yang dilakukan manusia terhadap bumi tidak saja

menyakiti bumi tetapi juga menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia,

misalnya gangguan pernapasan dari udara yang tercemar, gangguan

pencernaan, dan penyakit kulit dari air yang tercemar limbah. Masalah

kesehatan yang timbul ini baru diambil tindakan ketika telah terjadi masalah

yang cukup serius dan permanen dalam kesehatan manusia (Fransiskus,

2016:18).

Untuk memenuhi kebutuhannya berdasarkan konsep ekonomi,

perdagangan, dan produksi jangka pendek, manusia menjarah sumber daya

alam yang berakibat pada hilangnya hutan, vegetasi lainnya, dan spesies yang

juga mempunyai peran sebagai sumber daya penting bagi kebutuhan manusia

dan pengatur masalah lingkungan di masa yang akan datang (Fransiskus,

2016: 24).

Lingkungan hidup adalah suatu hal yang paling dekat dengan

kehidupan masyarakat. Membicarakan lingkungan hidup sama halnya

membicarakan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, sungai, sawah, air, tanah,

dan lain-lain. Manusia menyatu dengan alam, hidup dari hasil alam, dan

bersama makhluk hidup yang lain memiliki relasi dengan alam.

Kekerasan terhadap lingkungan kerap terjadi di Indonesia, tanpa

disadari bahwa bumi sedikit demi sedikit mendekati kehancuran. Penebangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

3

hutan secara sembarangan, pembakaran lahan dan hutan, serta pembangunan

tanpa memperhatikan kebutuhan air lingkungan terjadi di mana-mana.

Aktivitas manusia yang tidak terkendali mengakibatkan masalah ekologi yang

tragis dan menyebabkan manusia menjadi korban dari degradasi ini

(Fransiskus, 2016: 8).

Hubungan antara makhluk hidup sebagai suatu kesatuan dengan

lingkungannya dipelajari dalam ilmu yang disebut ekologi. Di dalam

hubungan ekologi tersebut tercakup faktor fisik, biologik, sosioekonomi, dan

juga politis. Hubungan ini bersifat timbal balik dan membentuk suatu sistem

yang disebut ekosistem (Supardi, 1987:1).

Interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya menimbulkan

ketidakselarasan ekologi. Dalam hal ini manusia sebagai makhluk hidup

adalah makhluk yang paling berpengaruh pada tidak seimbangnya ekologi.

Usaha-usaha manusia menunjang kehidupannya dengan memanfaatkan

sumber alam berakibat apada kerusakan tanah dan pencemaran lingkungan

(Supardi, 1987:1).

Yang harus terjadi dalam interaksi manusia dengan lingkungannya

adalah semakin manusia terancam oleh kemerosotan kualitas lingkungan,

manusia semakin giat memulihkan keseimbangan lingkungan. Kenyataan

yang terjadi adalah, manusia terus melakukan eksploitasi terhadap

lingkungan, tanpa memikirkan kualitas dan umur panjangnya bumi yang

menyediakan lingkungan bagi makhluk hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

4

Sumardjo dan Saini dalam buku Apresiasi Kesusastraan (1986:3)

mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa

pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu

bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan bahasa.

Menurut Plato dalam Susanto (2016:4) sastra sebagai tiruan dunia atau alam

dan karya sastra sebagai tiruan yang kreatif yang berpuncak pada ide-ide.

Sastra adalah suatu produk kreatif yang dekat dan timbul karena adanya

desakan-desakan emosional masyarakat dan kemudian turut membangun

emosi masyarakat yang bersentuhan dengan sastra itu.

Sayangnya belum banyak karya sastra yang memberikan perhatian

pada kondisi lingkungan hidup di Indonesia. Novita Dewi, dalam penelitian

melalui Hibah Desentralisasi DIKTI 2015 melalui Skim Penelitian

Fundamental yang telah terlaksana 25 Maret 2015 sampai dengan 32 Oktober

2015, meneliti cerpen-cerpen yang terbit di surat kabar Kompas 2010-2015

yang bertemakan lingkungan hidup sebagai data dan dianalisis dengan

metode pembacaan kritis dan Teori Ekokritik. Dari penelitian tersebut,

disinyalir bahwa karya sastra, khususnya cerpen-cerpen yang berperspektif

lingkungan hidup belum menjadi primadona dalam sastra Indonesia (Diharja,

2016).

Beberapa pengarang memberi perhatian pada keadaan bumi yang kritis

melalui karya yang mengangkat isu lingkungan. Salah satu karya sastra yang

mengangkat isu lingkungan adalah Novel Jamangilak Tak Pernah Menangis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

5

(2004) karya Martin Aleida, dan Novel Partikel (2012) karya Dee Lestari.

Kedua novel tersebut menggugat ulah manusia yang tidak memperhatikan

keseimbangan ekologi.

Martin Aleida lahir di Sungai Kepayang, Tanjung Balai, Sumatera

Utara. Mulai menulis cerita pendek ketika masih duduk di Sekolah Menengah

Atas dan diterbitkan di Indonesia Baru (Medan) dan Harian Rakyat (Jakarta),

dua harian yang pada awal 1960-an setiap hari memuat cerita pendek.

Kumpulan cerita pendeknya yang pertama, Malam Kelabu, Ilyana dan Aku,

terbit tahun1998, disusul noveletnya, Layang-layang Itu Tak Lagi Mengepak

Tinggi-tinggi, yang terbit setahun kemudian. Cerita-cerita yang dikumpulkan

dalam Leontin Dewangga (Penerbit Buku KOMPAS, Desember 2003)

memperoleh Penghargaan Penulisan Karya Sastra Pusat Bahasa, Departemen

Pendidikan Nasional tahun 2004, yang diberikan berdasarkan “keajekan

berkarya serta pencapaian artistik.” (Aleida, 2004:241).

Martin menulis berdasarkan keadaan lingkungan di Sumatera Utara

yang sedang menuju kehancuran namun tidak mendapat perhatian dari

manusia. Martin menceritakan tokoh Molek dan anaknya Hurlang yang

gelisah pada kekuatan industri yang dapat menghantarkan bumi pada

kehancuran dan kematian gerakan ekonomi kampung mereka. Limbah sebuah

perusahaan rayon di Sumatera mengotori Sungai Asahan yang merupakan

sumber mata pencarian penduduk setempat sejak berpuluh-puluh tahun yang

lalu. Pasir yang menebal pada dasar sungai menyebabkan sungai yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

6

menjadi lalu lintas ekonomi tidak layak dilayari kapal. Ikan-ikan mati karena

pencemaran limbah. Pemerintah yang mengelola pajak rakyat seharusnya

bertanggung jawab menyelesaikan persoalan, namun tidak demikian, usaha

Molek dan anaknya dibalas tindak kekerasan penguasa.

Teori ekokritik bersifat multidisiplin. Di satu sisi ekokritik

menggunakan teori sastra dan di sisi lain menggunakan teori ekologi. Dalam

teori sastra, teori ekokritik dapat dirunut dalam paradigma teori mimetik yang

memiliki asumsi dasar bahwa kesusastraan memiliki keterkaitan dengan

kenyataan. Biasanya ekologi didefinisikan sebagai kajian hubungan

organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme terhadap

lingkungannya atau ilmu yang mengkaji hubungan timbal balik antara

organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Teori ekologi dapat

digunakan sebagai alat kritik, maka perjumpaannya dengan teori sastra

melahirkan ekokritik (Harsono dkk, 2008:34).

Quick dalam Endraswara (2016) mengungkapkan bahwa novel adalah

fiksi yang banyak melukiskan lingkungan. Tak ada novel yang tidak terkait

dengan lingkungan. Novel absurd pun tetap terkait dengan lingkungan. Oleh

sebab itu, ekokritisisme dapat diterapkan untuk memahami novel. Novel

banyak menampilkan lingkungan yang pantas dibaca dengan sadar ekologis.

Hal ini berarti pengkaji ekokritik novel akan mempelajari hubungan antara

sastra dan alam melalui berbagai pendekatan memiliki kesamaan selain

keprihatinan bersama dengan lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

7

Penulis memilih menganalisis Novel Jamangilak Tak Pernah

Menangis karya Martin Aleida dengan pendekatan ekokritik pertama, karena

sejauh pengetahuan penulis, belum ada yang menganalisis novel ini dengan

menggunakan pendekatan ekokritisisme. Kedua, penulis tertarik pada

pendekatan ekokritik yang menurut penulis merupakan pendekatan baru

dalam dunia sastra Indonesia. Ketiga, novel Jamangilak Tak Pernah

Menangis karya Martin Aleida ini menarik untuk dikaji upaya-upaya manusia

menyelamatkan lingkungannya. Martin Aleida mengisahkan Molek, wanita

yang berusaha menyelamatkan Sungai Asahan yang semakin hari semakin

dangkal karena luapan pasir dan tercemar oleh limbah sebuah perusahaan

rayon di Sumatera.

Novel Jamangilak Tak Pernah Menangis mengisahkan penolakan

manusia terhadap keadaan alam yang memberinya kehidupan. Molek, tokoh

dalam novel ini sadar benar bahwa Sungai Asahan adalah bagian dari semesta

yang telah memberinya kehidupan selama bertahun-tahun. Kehidupan itu

tidak boleh dihentikan oleh gunungan pasir yang mendangkalkan sungai dan

limbah yang membunuh makhluk hidup, merusak tanah, air dan udara. Molek

kemudian menuntut pemerintah mengeruk Sungai Asahan. Namun usaha

Molek berbuah kekerasan dari pemerintah.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis akan

menganalisis relasi antara manusia dan lingkungan hidup dalam novel

Jamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida. Analisis ini dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

8

untuk mengetahui relasi antara manusia dan lingkungan hidup dalam novel

tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana unsur tokoh, alur, latar dan tema novel Jamangilak Tak

Pernah Menangis karya Martin Aleida?

2. Bagaimana analisis ekokritik dalam novel Jamangilak Tak Pernah

Menangis karya Martin Aleida?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka

tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan unsur tokoh, alur, latar dan tema novel Jamangilak Tak

Pernah Menangis karya Martin Aleida.

2. Mendeskripsikan analisis ekokritik dalam novel Jamangilak Tak Pernah

Menangis karya Martin Aleida.

D. Manfaat penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penulis berharap penelitian ini dapat

bermanfaat secara teoritis dan praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Analisis novel Jamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida

diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi studi kritik sastra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

9

dalam menerapkan pendekatan ekokritik untuk menganalisis karya

sastra.

b. Sebagai referensi dan bahan perbandingan.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan ataupun dasar bagi peneliti-peneliti

selanjutnya.

b. Membantu pembaca untuk memahami hubungan penting antara

manusia dan lingkungan hidupnya dalam novel Jamangilak Tak

Pernah Menangis karya Martin Aleida.

c. Menyadarkan pembaca akan penting melestarikan lingkungan hidup.

E. Sistematika Penyajian

Tulisan ini terdiri dari lima bab. Bab I berupa Pendahuluan yang berisi

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II berupa landasan teori yang berisi

penelitian terdahulu dan kajian teori. Bab III berupa metodologi penelitian

yang berisi jenis penelitian, sumber data, metode dan teknik pengumpulan

data, instrumen penelitian, teknik analisis data. Bab IV berupa hasil penelitian

dan pembahasan. Bab V berupa penutup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berdasarkan pengetahuan penulis, analisis relasi antara manusia dan

lingkungan hidup dalam novel Jamangilak Tak Pernah Menangis belum

pernah dilakukan. Penulis menemukan beberapa penelitian yang relevan

dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Alfi Yusrina

Ramadhani (2013), J. Prapta Diharja (2016), Fatimah (2016) dan Novita Dewi

(2013)

Penelitian yang dilakukan oleh Alfi Yusrina Ramadhani (2013)

berjudul “Relasi Antara Manusia dan Lingkungan Hidup dalam Novel

Partikel Karya Dewi Lestari: Sebuah Kajian Ekokritisisme”. Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif-analitik. Hasil penelitian ini menyimpulkan

bahwa novel Partikel mengandung sebuah gagasan utama bahwa pada

hakikatnya manusia dan alam adalah satu.

Penelitian yang dilakukan oleh J. Prapta Diharja (2016) berjudul

“Analisis Puisi ‘Rumah’ Karya Darmanto JT dengan Pendekatan Semiologi

dan Ekologi Sastra”. Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa rumah

bukan sekadar sebuah bangunan, tetapi sebuah tempat bertemunya laki-laki

dan perempuan, di mana perempuan mampu menjadikan dan mengajarkan

anak-anaknya menjaga kebersihan halaman agar anak-anak dapat bermain,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

11

dan memfungsikan tanaman sebagai obat. Penelitian ini menggambarkan

bagaimana manusia memberdayakan lingkungannya.

Fatimah (2016) melakukan penelitian dengan judul “Analisis ekokritik

pada Tokoh Sean Anderson dalam Film The Journey 2: The Mysterious

Island”. Penelitian ini menggunakan pendekaatan kualitatif dengan

melakukan analisis tekstual. Analisis scene film didasarkan pada klasifikasi

etika lingkungan biosentris, ekosentris, dan antroposentris. Penelitian ini

sampai pada kesimpulan bahwa film yang dikaji melegitimasi kedudukan

manusia terhadap alam yakni sebagai penguasa yang egois dan selalu ingin

memuaskan rasa penasaran dan ketidakpuasan tanpa henti hingga

mengakibatkan kiamat kecil berupa bencana alam dan penderitaan bagi

kehidupan di muka bumi.

Pada tahun 2013, Novita Dewi menulis sebuah prosiding dengan Judul

“Ekokritisisme dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia: Sebuah

Usulan”. Karya ilmiah ini memaparkan bagaimana kerusakan bumi saat ini,

dan seharusnya manusia bertanggung jawab memelihara kelestarian

lingkungan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan pendidikan

karakter melalui pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis juga

membahas novel Jamangilak Tak Pernah Menangis dalam jurnal ini, namun

tidak banyak. Penulis hanya memaparkan novel tersebut sebagai contoh karya

sastra yang memuat kritik terhadap lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

12

Dari penelitian terdahulu di atas, peneliti terdahulu memaparkan

kepada penikmat karya sastra tentang hubungan manusia dan lingkungannya.

Penulis berharap penelitian terdahulu dapat dijadikan referensi untuk

kelancaran penelitian ini, karena penelitian terdahulu juga mengkaji karya

sastra dengan teori ekokrtik seperti topik yang diangkat peneliti.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu, Fatimah

(2016) menjadikan Film The Journey 2: The Mysterious Island sebagai objek

penelitiannya, Diharja (2016) menjadikan Puisi Rumah karya Darmanto JT

sebagai objek penelitiannya, dan yang menjadi objek penelitian dari Yusrina

(2013) adalah novel Partikel karya Dewi Lestari sedangkan objek penelitian

penulis adalah novel Jamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida.

Novita Dewi (2013) dalam jurnalnya juga membahas Novel Jamangilak Tak

Pernah Menangis, namun tidak membahas seluruh isi novel, sedangkan

peneliti mengkaji seluruh isi novel.

B. Kajian Teori

Pada bagian ini diuraikan teori yang digunakan penulis sebagai landasan

dalam penelitian yaitu kajian unsur-unsur intrinsik novel yang mencakup

tokoh, latar, alur dan tema serta teori ekokritik.

1. Unsur Intrinsik Novel

Sebuah novel merupakan sebuah totalitas, suatu

kemenyeluruhan yang bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas, novel

mempunyai bagian-bagian, unsur-unsur yang saling berkaitan satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

13

dengan yang lain secara erat dan saling menggantungkan. Unsur

pembangun sebuah novel-yang kemudian membentuk totalitas itu.

Pembagian unsur yang dimaksud adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.

Unsur yang dimaksud antara lain: plot, penokohan, tema, latar, sudut

pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa dan lain-lain

(Nurgiyantoro, 2012:22-25).

Pada penelitian ini, peneliti hanya akan membahas tokoh dan

penokohan, alur, latar dan tema karena keempat unsur ini yang

mempunyai kaitan dengan pengkajian ekokritik dalam novel

Jamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida

Berikut ini adalah unsur-unsur pembangun cerita dalam Sudjiman

(1988: 17-20).

a. Tokoh dan penokohan

Menurut Sudjiman (1988:16) yang dimaksud dengan tokoh

ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di

dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Tokoh pada umumnya

berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda

yang diinsankan; sedangkan menurut Abrams (dalam

Nurgiyantoro, 2012: 165), tokoh cerita (character) adalah orang-

orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama

yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

14

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan

dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita, dapatlah dibedakan

tokoh sentral dan tokoh bawahan. Sudjiman (1988:17-20).

1) Tokoh Sentral

Panuti Sudjiman (1988), mengungkapkan bahwa tokoh

yang memegang peran pimpinan disebut tokoh utama atau

protagonis. Protagonis selalu menjadi tokoh yang sentral dalam

cerita. Kriteria yang digunakan untuk menentukan tokoh utama

bukan frekuensi kemunculan tokoh itu di dalam cerita,

melainkan intensitas keterlibatan tokoh itu dalam peristiwa-

peristiwa yang membangun cerita. Protagonis dapat juga

ditentukan dengan memperhatikan hubungan antartokoh.

Protagonis berhubungan dengan tokoh-tokoh yang lain,

sedangkan tokoh-tokoh itu sendiri tidak berhubungan satu

dengan yang lain.

Adapun tokoh yang merupakan penentang utama dari

protagonis disebut antagonis atau tokoh lawan. Antagonis

termasuk tokoh sentral. Dalam karya sastra tradisional seperti

cerita rakyat, biasanya pertentangan antara protagonis dan

antagonis jelas sekali. Protagonis mewakili yang baik dan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

15

terpuji, karena itu biasanya menarik simpati pembaca, sedang

antagonis mewakili pihak jahat atau yang salah. Dalam

fungsinya sebagai sumber nilai, cerita rakyat selalu

memenangkan protagonis yang menjadi tokoh teladan itu.

Selain protagonis dan antagonis, wirawan atau wirawati

dan antiwirawan atau antiwirawati juga merupakan tokoh

sentral. Tokoh ini penting dalam cerita, dan karena pentingnya,

cenderung mengeser kedudukan tokoh utama. Wirawan pada

umumnya punya keagungan pikiran dan keluhuran budi yang

tercermin di dalam maksud dan tindakan yang mulia.

Sebaliknya antiwirawan adalah tokoh yang tidak memiliki

nilai-nilai tokoh wirawan dan berlaku sebagai tokoh kegagalan.

Menurut Sayuti (2000:74) tokoh utama atau tokoh

sentral suatu fiksi dapat ditentukan, paling tidak dengan tiga

cara. Pertama, tokoh itu yang paling terlibat dengan makna

atau tema. Kedua, paling banyak berhubungan dengan tokoh

lain. Ketiga, banyak memerlukan waktu penceritaan. Tokoh

sentral juga terlibat dalam konflik dan klimaks serta menjadi

pemenang dalam cerita.

2) Tokoh Bawahan

Menurut Grimes dalam Sudjiman (1988: 19) yang

dimaksud dengan tokoh bawahan adalah tokoh yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

16

sentral kedudukannya di dalam cerita, tetapi kehadirannya

sangat diperlukan untuk menunjang atau mendukung tokoh

utama. Ada tokoh bawahan yang sebenarnya sulit disebut

tokoh karena ia boleh dikatakan tidak memegang peranan di

dalam cerita.

Menurut Sudjiman dalam buku Memahami Cerita

Rekaan (1988:23), tokoh-tokoh itu merupakan rekaan

pengarang, maka hanya pengaranglah yang ‘mengenal’

mereka. Tokoh-tokoh itu perlu digambarkan ciri-ciri lahir dan

sifat serta sikap batinnya agar wataknya juga dikenal oleh

pembaca. Yang dimaksud dengan watak ialah kualitas tokoh,

kualitas nalar dan jiwanya yang membedakannya dengan tokoh

lain. Penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh inilah

yang disebut sebagai penokohan. Pengertian penokohan lebih

luas dibanding pengertian tokoh karena sekaligus mencakup

masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan

bagaimana penempatan, dan pelukisannya dalam sebuah cerita

sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada

pembaca (Nurgiyantoro, 2012:166).

a) Teknik Pelukisan Tokoh

Secara garis besar teknik pelukisan tokoh dalam

suatu karya atau pelukisan sifat, watak, tingkah laku dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

17

berbagai hal lain yang berhubungan dengan jati diri tokoh,

dapat dibedakan ke dalam dua cara atau teknik, yang

masing-masing tokoh memiliki sebutan yang berbeda.

Abrams menyebutnya teknik uraian (telling) dan ragaan

(showing), Kenny menyebutnya teknik diskursiv

(discursive), dramatik dan kontekstual. Teknik pelukisan

tokoh yang akan dibahas peneliti adalah teknik pelukisan

tokoh menurut Kenny dalam Sudjiman (1988:24-27).

1. Teknik Diskursif

Dalam teknik diskursif ini adakalanya pengarang

melalui pencerita mengisahkan sifat-sifat tokoh, hasrat,

pikiran, dan perasaannya, kadang-kadang dengan

menyisipkan kilatan (allusion) atau komentar

pernyataan setuju atau tidaknya akan sifat-sifat tokoh

itu. Pengarang dapat memaparkan saja watak tokohnya,

tetapi dapat juga menambahkan komentar tentang

watak tersebut. Cara yang mekanis sifatnya ini memang

sederhana dan hemat, tetapi tidak menggalakkan

imajinasi pembaca. Pembaca tidak dirangsang untuk

membentuk gambarannya tentang si tokoh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

18

2. Teknik Dramatik

Watak tokoh dapat disimpulkan pembaca dari pikiran,

cakapan dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang,

bahkan juga dari penampilan fisiknya serta dari

gambaran lingkungan atau tempat tokoh. Cakapan atau

lakuan tokoh demikian pula pikiran tokoh yang

dipaparkan pengarang dapat menyiratkan sifat

wataknya.

3. Teknik Kontekstual

Dengan metode ini, watak tokoh dapat disimpulkan dari

bahasa yang digunakan pengarang dalam mengacu

kepada tokoh. Misalnya, pengarang menggambarkan

kelakuan tokoh A dengan kata-kata “serigala itu

menjilati seluruh tubuh wanita itu dengan

pandangannya yang liar” maka dapat diperkirakan

bagaimana watak tokoh A itu.

b. Alur

Sudjiman (1988:29) berpendapat bahwa alur adalah urutan

peristiwa yang membangun tulang punggung cerita. Masih dalam

Sudjiman, Marjorise Boulton mengibaratkan alur sebagai rangka

dalam tubuh manusia. Tanpa rangka, tubuh tidak dapat berdiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

19

Berikut struktur umum alur dan pengaluran dalam Sudjiman

(1988:30-36).

1. Paparan

Awal 2.Rangsangan

3.Gawatan

4.Tikaian

Tengah 5.Rumitan

6.Klimaks

7.Leraian

Akhir 8.Selesaian

Pengaluran adalah pengaturan urutan peristiwa pembentuk

cerita. Cerita diawali dengan peristiwa tertentu dan diakhiri dengan

peristiwa tertentu lainnya, tanpa terikat pada urutan waktu.

1) Paparan

Peristiwa yang mengawali cerita selalu berisi sejumlah informasi

bagi pembaca. Penyampaian informasi kepada pembaca ini disebut

paparan atau eksposisi. Paparan merupakan fungsi utama awal

suatu cerita. Tentu saja bukan informasi selengkapnya yang

diberikan, melainkan keterangan sekadarnya untuk memudahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

20

pembaca mengikuti kisahan selanjutnya. Lain daripada itu, situasi

yang digambarkan pada awal harus membuka kemungkinan cerita

itu berkembang.

2) Rangsangan

Rangsangan adalah peristiwa yang mengawali timbulnya gawatan.

Rangsangan sering ditimbulkan oleh masuknya seorang tokoh baru

yang berlaku sebagai katalisator. Rangsangan dapat pula

ditimbulkan oleh hal lain, misalnya oleh datangnya berita yang

merusak keadaan yang semula terasa laras.

3) Gawatan

Tegangan adalah ketidakpastian yang berkepanjangan dan semakin

menjadi-jadi. Adanya tegangan menyebabkan pembaca terpancing

keingintahuannya akan kelanjutan cerita serta akan penyelesaian

masalah yang dihadapi tokoh; suatu keprihatinan akan nasib tokoh

selanjutnya.

4) Tikaian

Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua

kekuatan yang bertentangan. Tikaian merupakan pertentangan

antara dirinya dengan kekuatan alam, dengan masyarakat, orang

atau tokoh lain, ataupun pertentangan antara dua unsur dalam diri

satu tokoh itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

21

5) Rumitan

Rumitan adalah perkembangan dari gejala mula tikaian menuju

klimaks cerita. Klimaks tercapai apabila rumitan mencapai puncak

kehebatannya.

6) Klimaks

Klimaks terlihat ketika rumitan mencapai puncak kehebatannya.

Menurut Sumardjo dan Saini (1985), klimaks adalah bagian alur

yang menunjukkan adanya pihak-pihak yang berlawanan atau

bertentangan, berhadapan untuk melakukan perhitungan terakhir

yang menentukan.

7) Leraian

Leraian adalah bagian struktur alur sesudah klimaks yang

menunjukkan perkembangan peristiwa ke arah selesaian.

8) Selesaian

Selesaian bagian akhir atau penutup cerita. Selesaian boleh jadi

mengandung penyelesaian masalah yang melegakan (happy

ending), boleh juga mengandung penyelesaian masalah yang

menyedihkan; misalnya si tokoh bunuh diri. Boleh jadi juga pokok

masalah tetap menggantung tanpa pemecahan, tanpa adanya

penyelesaian masalah, dalam keadaan yang penuh ketidakpastian,

ketidakjelasan, ataupun ketidakpahaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

22

c. Latar

Sudjiman dalam buku Memahami Cerita Rekaan (1988:44)

berpendapat bahwa cerita berkisah tentang seseorang atau beberapa

orang tokoh. Peristiwa-peristiwa dalam cerita tentulah terjadi pada

suatu waktu atau dalam suatu rentang waktu tertentu dan pada suatu

tempat tertentu. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa segala

keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang

dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra membangun

latar cerita. Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (2012:216) latar

atau setting disebut juga sebagai landasan pada pengertian, tempat,

hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan.

Hudson dalam Sudjiman (1988:44) membedakan latar atas dua

macam yaitu latar sosial dan latar fisik/ material, sedangkan

Nurgiyantoro membedakan latar dalam tiga unsur pokok yaitu tempat,

waktu, dan sosial.

1) Latar Tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa

yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang

dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama

tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

23

Menurut Sudjiman, (1988:44) Latar fisik adalah tempat

dalam ujud fisiknya, yaitu bangunan, daerah, dan sebagainya.

Dalam penggambaran latar fisik, tidak semata-mata

menggambarkan fisik alam sekitar tanpa menyaran sesuatu. Jika

sebuah cerita dinyatakan berlangsung di sebuah kota kecil,

misalnya, pasti timbul dugaan-dugaan tertentu dalam hati pembaca

tentang suasananya, sifat tokoh-tokohnya dan sebagainya. Latar

fisik yang menimbulkan dugaan atau tautan pikiran tertentu ini

disebut latar spiritual.

Dalam bukunya yang berjudul Teori Pengkajian Fiksi

(2012:218-219), Nurgiyantoro membahas latar fisik dan spiritual.

Latar tempat, berhubung secara jelas menyaran pada lokasi tertentu

dapat disebut sebagai latar fisik. Nilai-nilai yang melingkupi atau

dimiliki oleh latar fisik disebut latar spiritual

2) Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan”

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah

karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan

dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya dengan peristiwa

sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

24

3) Latar Sosial

Latar sosial mencakup penggambaran keadaan masyarakat,

kelompok-kelompok sosial dan sikapnya, adat kebiasaan, cara

hidup, bahasa dan lain-lain yang melatari peristiwa.

Latar fisik adalah tempat dalam ujud fisiknya, yaitu bangunan,

daerah, dan sebagainya. Dalam penggambaran latar fisik, tidak

semata-mata menggambarkan fisik alam sekitar tanpa menyaran

sesuatu. Jika sebuah cerita dinyatakan berlangsung di sebuah kota

kecil, misalnya, pasti timbul dugaan-dugaan tertentu dalam hati

pembaca tentang suasananya, sifat tokoh-tokohnya dan

sebagainya. Latar fisik yang menimbulkan dugaan atau tautan

pikiran tertentu ini disebut latar spiritual.

Dalam bukunya yang berjudul Teori Pengkajian Fiksi

(2012:218-219), Nurgiyantoro membahas latar fisik dan spiritual.

Latar tempat secara jelas menyaran pada lokasi tertentu dapat

disebut sebagai latar fisik. Nilai-nilai yang melingkupi atau

dimiliki oleh latar fisik disebut latar spiritual.

d. Tema

Tema adalah gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasar

suatu karya sastra itu. Adanya tema membuat karya sastra lebih

penting dari sekedar bacaan hiburan. (Sudjiman, 1988:50). Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

25

Hartoko dan Rahmanto (Nurgiyantoro, 2012: 68) tema merupakan

gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang

terkandung di alam teks sebagai struktur semantik dan yang

menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan. Tema disaring dari

motif-motif yng terdapat dalam karya yang bersangkutan yang

menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik, dan situasi tertentu.

2. Ekokritik

Menurut Glotfelty (1996) Ecocriticism is the study of the

relationship between literatur and the physical environment:

Ekokritisisme adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara sastra dan

lingkungan fisik. Harsono (2008: 1) berpendapat bahwa istilah ekokritik

berasal dari bahasa Inggris ecocriticism yang merupakan bentukan dari

kata ecology dan kata criticism. Ekologi dapat diartikan sebagai kajian

ilmiah tentang pola hubungan tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan dan

manusia terhadap satu sama lain dan terhadap lingkungannya. Kritik dapat

diartikan sebagai bentuk dan ekspresi penilaian tentang kualitas-kualitas

baik atau buruk dari sesuatu. Secara sederhana ekokritik dapat dipahami

sebagai kritik sastra berwawasan lingkungan.

Menurut Endraswara (2016), ekokritik adalah kajian yang

menghubungkan karya sastra dengan lingkungan fisik, pertumbuhan

populasi, hilangnya hutan belantara dan liar, punahnya spesies dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

26

cepat, serta peningkatan kontaminasi udara, air dan tanah di muka bumi

ini. Ekokritik memberikan perhatian terhadap hubungan timbal balik

antara karya sastra dengan lingkungan hidup termasuk hubungan dengan

realitas sosial dan fisik yang biasanya menjadi perhatian ekologi.

Ekokritik juga merupakan perspektif kajian yang berusaha

menganalisis sastra dari sudut pandang lingkungan. Kajian ini berupaya

mengamati bahwa krisis lingkungan tidak hanya menimbulkan pertanyaan

teknis, ilmiah dan politik, tetapi juga persoalan budaya yang terkait

dengan fenomena sastra. Kebiasaan yang terjadi dalam ekokritik sastra

adalah merepresentasikan fenomena kultural, iklim, perubahan lingkungan

dalam sastra.

Dalam bukunya yang berjudul Ekokritik Sastra, (2016)

Endraswara mengungkapkan bahwa ekokritisisme adalah kemampuan

untuk mengkritik wacana yang ada, artefak budaya, bentuk dan genre, dan

mengeksplorasi alternatif lingkungan sastra. Lingkungan yang mengitari

sastra menjadi fokus pengkajian ekokritisisme. Ada materi pokok kajian

ekokritisisme sastra, yaitu: (1) penelitian ekokritik dan pedagogi sastra

dalam kaitannya dengan lingkungan, (2) bagaimana prinsip-prinsip utama

yang seharusnya diajarkan lewat sastra terhadap lingkungan untuk

menyelamatkan bumi (Endraswara 2016: 2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

27

Ekokritisisme muncul dari abad ke-20 dan di awal dekade pertama

abad ke 21. Sejak saat itu di Indonesia mulai mencium aroma ekokritik

sastra. Ekokritisisme adalah salah satu dari beberapa perspektif baru teori

pemahaman sastra untuk meneliti sebuah atau sepotong sastra dengan

kriteria eko-ilmiah memang sudah saaatnya. Perspektif ekokrtik sastra

merupakan jalur alternatif studi analisis sastra dan lingkungan dari

perspektif interdisipliner. Dalam pandangan ini, semua disiplin datang

bersama-sama untuk menganalisis lingkungan dan mencari tahu

kemungkinan solusi untuk masalah lingkungan saat ini terkait dengan

sastra (Endraswara 2016: 10).

Ekokritik menggunakan teori sastra dan teori ekologi. Teori sastra

merupakan teori yang multidisiplin begitu pula teori ekologi. Dalam sudut

pandang teori sastra, teori ekokritik dapat dirunut dalam paradigma teori

mimetik yang memiliki asumsi dasar bahwa kesusastraan memiliki

keterkaitan dengan kenyataan. Paradigma teori mimetik yang dapat

digunakan, misalnya paradigma imitasi dari Plato atau rekreasi yang

kemudian dikembangkan oleh M.H. Abrams dengan teori universe-nya

(Endraswara 2016: 12).

Paus Paulus VI dalam Ensiklik Laudato Si’ yang diserukan Paus

Fransiskus (2016: 8) berbicara tentang masalah ekologi disebabkan akibat

tragis dari aktivitas manusia yang tidak terkendali: “Karena eksploitasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

28

alam yang sembarangan, manusia mengambil resiko merusak alam dan

pada giliranya menjadi korban degradasi ini”.

Ada beberapa bentuk pencemaran yang dialami orang setiap hari.

Terkena polusi udara mengakibatkan berbagai masalah kesehatan,

terutama bagi masyarakat miskin, dan menyebabkan jutaan kematian dini.

Orang jatuh sakit, misalnya karena terus menghirup asap bahan bakar

tingkat tinggi yang digunakan untuk memasak atau memanaskan rumah.

Adalagi polusi yang mempengaruhi semua orang, yang disebabkan oleh

transportasi, asap industri, zat yang memberikan kontribusi pada

pengasaman tanah dan air (Fransiskus, 2015: 17).

Perlu dipertimbangkan pencemaran yang disebabkan limbah,

termasuk limbah berbahaya yang ada di berbagai daerah. Setiap tahun

dihasilkan ratusan juta ton limbah, yang sebagian besar tidak bisa diurai

oleh proses biologis: limbah domestik dan komersial, limbah

pembongkaran bangunan, limbah klinis, elektronik dan industri, limbah

yang sangat beracun dan bersifat radioaktif (Fransiskus, 2016: 18).

Sebuah masalah yang serius adalah kualitas air yang tersedia bagi

orang miskin, yang menyebabkan banyak kematian setiap hari. Penyakit

yang berhubungan dengan air, banyak ditemukan di antara orang miskin,

termasuk yang disebabkan oleh mikro-organisme dan zat kimia. Disentri

dan kolera yang terkait dengan layanan higienis dan persediaan air yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

29

tidak layak dikonsumsi, adalah penyebab signifikan penderitaan dan

kematian bayi. Sumber air bawah tanah di banyak tempat terancam oleh

polusi yang disebabkan oleh kegiatan pertambangan, pertanian dan

industri tertentu, terutama di negara-negara di mana tidak ada peraturan

atau pengawasan yang memadai. Hal ini tidak hanya disebabkan limbah

industri. Banyak detergen dan produk kimia, yang masih lazim digunakan

oleh penduduk di banyak tempat di dunia terus mengalir ke sungai, danau

dan laut (Fransiskus, 2015: 22).

Menurunnya kualitas air juga menyebabkan kematian kegiatan

ekonomi pedagang, nelayan dan petani. Sungai yang dialiri limbah

membunuh ikan-ikan dan makhluk air lainnya. Air yang tercemar tidak

dapat membantu kelanjutan hidup tanaman, dan limbah industri

mengalirkan lumpur yang mendangkalkan sungai, menyebabkan

ketidaklancaran lalulintas air yang banyak membantu kegiatan para

pedagang.

Etika lingkungan hidup dipahami sebagai refleksi kritis tentang

apa yang harus dilakukan manusia dalam menghadapi pilihan-pilihan

moral yang terkait dengan isu lingkungan. Termasuk, apa yang harus

diputuskan manusia dalam membuat pilihan moral dalam mememuhi

kebutuhan hidupnya yang berdampak pada lingkungan hidup. Juga, apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

30

yang harus diputuskan pemerintah dalam kebijakan ekonomi dan

politiknya yang berdampak pada lingkungan hidup (Keraf, 2010: 41).

Antroposentrisme adalah etika lingkungan hidup yang memandang

manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan

kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan

ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam,

baik secara langsung atau tidak langsung. Nilai tertinggi adalah manusia

dan kepentingannya Kalaupun manusia mempunyai sikap peduli terhadap

alam, itu semata-mata dilakukan demi menjamin kebutuhan hidup

manusia, bukan karena pertimbangan bahwa alam mempunyai nilai pada

diri sendiri sehingga pantas untuk dilindungi (Keraf, 2010: 48).

Biosentrisme menganggap setiap kehidupan dan makhluk hidup

mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Teori ini menganggap

serius setiap kehidupan dan makhluk hidup di alam semesta. Semua

makhluk hidup bernilai pada dirinya sendiri sehingga pantas mendapat

pertimbangan dan kepedulian moral. Alam perlu diperlakukan secara

moral, terlepas dari apakah ia bernilai bagi manusia atau tidak (Keraf,

2010: 65).

Ekosentrisme memusatkan etika pada seluruh komunitas ekologis

baik yang hidup maupun tidak. Secara ekologis, makhluk hidup dan

benda-benda abiotis lainnya saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

31

kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk

hidup, tetapi juga berlaku terhadap semua realitas ekologis (Keraf, 2010:

92).

Untuk melakukan analisis hubungan manusia dan lingkungannya

menggunakan pendekatan ekokritisisme, peneliti melakukan pemeriksaan

bahasa yang digunakan untuk menggambarkan alam, khususnya kutipan-

kutipan tokoh Molek yang berkaitan dengan interaksinya dengan alam,

dan dengan melibatkan etika lingkungan yaitu biosentris, ekosentris dan

antroposentris, peneliti berharap dapat memaparkan hubungan antara

manusia dan lingkungannya dalam novel Jamagilak Tak Pernah Menangis

karya Martin Aleida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab 3 ini memuat jenis penelitian, sumber data penelitian, instrumen penelitian,

teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Kirk dan Miller

(Moleong 1989:3) penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan

manusia dalam kawasannya sendiri.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

ilmiah.

B. Sumber Data Penelitian

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperi dokumen dan lain-lain.

Sumber data penelitian yang dipilih oleh penulis untuk meneliti adalah novel

Jamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida yang diterbitkan pada

tahun 2004 oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama dengan ukuran buku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

33

panjang 20,5cm dan lebar 13,5cm dan tebal 124 halaman. Data dari penelitian

ini berupa kalimat dan paragraf yang diambil dari kutipan novel Jamangilak

Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida yang menggambarkan hubungan

manusia dan lingkungannya.

C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dengan

analisis deskriptif: penelitian ini berfokus pada sumber data berupa novel

yang berjudul Jamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida,

khususnya kutipan-kutipan tokoh Molek yang berkaitan dengan interaksinya

dengan alam. Studi pustaka pada novel ini dilakukan dengan membaca,

mencatat, dan memberikan tanda pada kejadian atau tingkah laku Molek yang

berkaitan dengan interaksinya dengan alam menggunakan pedekatan

ekokritik.

D. Instrumen Penelitian

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia

sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis,

penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.

Peneliti adalah instrumen penelitian ini sendiri. Penulis berhubungan langsung

dengan semua proses dalam melakukan penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

34

E. Teknik Analisis Data

Proses analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan metode deskriptif analitik yang dilakukan dengan cara

mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis

(Ratna, 2013:53). Dalam penelitian ini, penulis menguraikan novel

Jamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida, dengan

mengumpulkan data-data yang sudah diberi tanda, kemudian diuraikan

secara tepat melalui kajian struktural yaitu analisis tokoh, latar, alur, dan

tema serta analisis ekokritik dalam novel, sehingga rumusan masalah

dapat terjawab dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dalam bab ini peneliti menganalisis empat unsur intrinsik yaitu tokoh

dan penokohan, alur, latar, dan tema dalam novel Jamangilak Tak Pernah

Menangis karya Martin Aleida. Peneliti menganalisis tokoh dan penokohan

untuk menemukan tokoh sebagai manusia yang memiliki hubungan dengan

lingkungan. Selanjutnya peneliti menganalisis latar yang membentuk

hubungan antara manusia dan lingkungan. Latar yang dianalisis adalah latar

latar sosial dan fisik. Setelah itu peneliti menganalisis alur dan tema dari

novel Jamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida.

Setelah menganalis unsur intrinsik dalam novel Jamangilak Tak

Pernah Menangis karya Martin Aleida, peneliti mendeskripsikan hasil

analisis ekokritik dalam novel Jamangilak Tak Pernah Menangis karya

Martin Aleida untuk memaparkan hubungan manusia dan lingkungan dalam

novel tersebut.

B. Kajian Unsur Intrinsik Novel Jamangilak Tak Pernah Menangis

Sebuah karya sastra merupakan suatu bentuk gambaran yang konkret

dari pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan. Dalam

novel Jamangilak Tak Pernah Menangis, terdapat empat unsur yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

36

memberikan gambaran konkret. Keempat unsur tersebut adalah tokoh dan

penokohan, alur, latar dan tema.

1. Tokoh dan Penokohan

Menurut Sudjiman (1988:16) yang dimaksud dengan tokoh ialah

individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam

berbagai peristiwa dalam cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia,

tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan.

Sedangkan menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2012: 165), tokoh

cerita (character) adalah orang(-orang) yang ditampilkan dalam suatu

karya naratif, atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas

moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam

ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan fungsi tokoh

dalam cerita, dapatlah dibedakan tokoh sentral dan tokoh bawahan dalam

Sudjiman, (1988:17-20).

Menurut Sudjiman dalam buku Memahami Cerita Rekaan

(1988:23), tokoh-tokoh itu merupakan rekaan pengarang, maka hanya

pengaranglah yang ‘mengenal’ mereka. Tokoh-tokoh itu perlu

digambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya agar wataknya

juga dikenal oleh pembaca. Yang dimaksud dengan watak ialah kualitas

tokoh, kualitas nalar dan jiwanya yang membedakannya dengan tokoh

lain. Penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh inilah yang disebut

sebagai penokohan. Pengertian penokohan lebih luas dibanding pengertian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

37

tokoh karena sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana

perwatakan, dan bagaimana penempatan, dan pelukisannya dalam sebuah

cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada

pembaca (Nurgiyantoro, 2012:166).

Tokoh yang terdapat dalam novel Jamangilak Tak Pernah

Menangis karya Martin Aleida adalah Molek Saragi, Jabosi, Hurlang

Jamangilak, Jumontam, Jamangilak, Sibarani, Ali Badak, laki-laki di

rumah Bupati, laki-laki di kantor Bupati, sekretaris Bupati, pejabat di

kantor Dewan Perwakilan Rakyat, interogator, Asmu, Lebi, Kristin, Emi

Binti Madali, Pastor, Pastor Hilarius, pengayuh sampan, penduduk tepi

sungai, penduduk wilayah hutan, perempuan Siraituruk, Boru Sirait. Akan

tetapi, dalam penelitian ini peneliti perlu melakukan pembatasan terhadap

tokoh-tokoh yang dibahas agar analisis menjadi lebih fokus. Berikut ini

tokoh-tokoh yang akan dibahas.

a. Molek Saragi memiliki sifat pantang menyerah dan peka terhadap

lingkungan. Keadaan sungai yang mengancam lingkungan hidup

membuat dia bertekad untuk melakukan usaha penyelamatan.

Berbagai langkah ditempuhnya. Dia sendiri mengadu pada

pemerintah, hingga mengadakan rapat besar, serta demonstrasi di

kecamatan. Berikut ini bukti dari Molek yang bersikap pantang

menyerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

38

1) Molek meninggalkan halaman gedung Dewan yang luas itu dengan

perasaan yang enteng. Memang belum ada hasil. Namun dia

merasa telah menemukan pintu masuk untuk mempermasalahkan

sungai kesayangannya (Aleida, 2004:35).

Berikut ini bukti dari sikap Molek yang peka terhadap lingkungan.

2) Rupanya kepergian suaminya tidak memberati hati. Hanya pasir,

lumpur dan entah apalagi, yang membikin dangkal sungai, yang

menyesakkan benaknya, yang terus menerus datang mendera

pikirannya (Aleida, 2004:29).

b. Hurlang Jamangilak bersifat pantang menyerah. Setelah membantu

Molek, ibunya untuk mengumpulkan masyarakat dalam rapat besar di

Lapangan Padang Bundar, Hurlang disiksa aparat keamanan, dan

hampir dibunuh ibunya karena melakukan dosa besar yang

diharamkan keluarga, namun, Hurlang tetap berkemauan mendukung

usaha ibunya menyelamatkan sungai yang sekarat. Dia hadir dalam

demonstrasi di Porsea. Berikut ini adalah bukti dari sikap pantang

menyerah Hurlang.

3) Dengan langkah yang diseret, dia tinggalkan tempat di mana dia

akan dibakar hidup-hidup menuju kolam yang dibangun kakek-

buyutnya, Jamangilak, yang entah sudah berapa dasawarsa

ditinggalkan (Aleida, 2004: 174).

4) Molek setengah menjerit begitu matanya tertumbuk pada mata

yang sekelebat dilihatnya persis Hurlang, anaknya yang menurut

pikirannya sudah tewas terbakar (Aleida, 2004: 219).

c. Jabosi adalah orang yang mudah putus asa. Keadaan sungai yang tidak

bisa diandalkan membuat Jabosi putus asa. Dia tidak percaya bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

39

sungai dapat diselamatkan dengan perjuangan manusia. Berikut ini

bukti dari sikap Jabosi yang putus asa karena keadaan sungai yang

rusak.

5) Jabosi menimpali, “Kan sudah berkali-kali kukatakan. Kita takkan

bisa melawan pasir yang membikin tumpat sungai itu. Kalaupun

ada kapal keruk, berapa tahun yang diperlukan besi raksasa itu

untuk mengembalikan arus sungai seperti sediakala. Pemerintah

saja tak bisa berbuat, apalagi kita. Dengan tangan telanjang seperti

yang kau lakukan? Ah pekerjaan sia-sia…” (Aleida 2004:18).

d. Jamangilak merupakan tokoh yang gigih, pandai, dan pantang

menyerah. Kakek Jabosi ini meninggalkan teladan baik yang amat

kuat bagi keturunannya. Ketegarannya menyeberangi punggung Pulau

Sumatera memberi pelajaran pada Molek untuk tidak mudah berputus

asa. Kepandaiannya dalam mengolah hasil alam menurun pada anak

dan cucunya. Berikut ini bukti dari karakter Jamangilak.

6) Dialah yang memperkenalkan kepada masyarakat setempat

bagaimana memetik buah kelapa dengan aman.

Jamangilak juga yang memperkenalkan kepada penduduk

bagaimana membuka lahan untuk tambak ikan mas, sepat siam dan

lele yang di daerah ini disebut dengan sebuah nama yang terdengar

mewakili bentuk fisik sejenis makhluk air yang licin berlendir,

limbat (Aleida 2004:11).

7) … Jamangilak, Tak pernah menangis dalam hidupnya,

mengembara dengan berjalan kaki dari pantai barat di tanah Batak

ini menuju tepian Selat Malaka.” (Aleida, 2004: 236).

e. Pihak pabrik merupakan tokoh yang digambarkan acuh tak acuh. Sejak

berdirinya, pabrik Rayon i Toba telah ditolak oleh masyarakat karena

limbah yang mencemari dan pohon-pohon aneh sebagai bahan baku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

40

pabrik itu merusak tanah, air, dan tumbuhan lain, namun pabrik itu

masih kokoh berdiri dan membuang limbah ke sungai. Berikut ini

bukti dari sikap pihak pabrik yang acuh tak acuh terhadap masalah

yang sedang terjadi.

8) Selama dua puluh tahun keberadaannya, selama itu pula Rayon i

Toba ditantang supaya tutup, tetapi dia tetap saja berdiri

mengepulkan gas dan mencurahkan limbah yang mencemaskan

(Aleida, 2004: 234).

f. Pemerintah bersifat tidak peka terhadap lingkungan. Selama dua puluh

tahun masyarakat melakukan penolakan, selama itu juga pemerintah

tetap melindungi pabrik yang merusak kehidupan makhluk hidup itu.

Berikut ini bukti dari pemerintah yang bersifat tidak peka terhadap

lingkungan.

9) Selama dua puluh tahun keberadaannya, selama itu pula Rayon i

Toba ditantang supaya tutup, tetapi dia tetap saja berdiri

mengepulkan gas dan mencurahkan limbah yang mencemaskan

(Aleida, 2004: 234).

10) … Simpang tiga itu menjadi simbol perlawanan terhadap

perlakuan sebuah pabrik yang terus mencemari dengan restu

kekuasaan (Aleida, 2004: 195).

g. Aparat keamanan memiliki sifat yang kejam. Aksi protes masyarakat

terhadap pabrik Rayon i Toba ditanggapi dengan kekerasan yang

berakhir penderitaan dan kematian bagi masyarakat.

11) “Baik, kalau lu hanya mau bicara kalo di-strum, ditenggelamkan

ke dalam sumur. Dan mulutmu dijejali sambal merah, maka saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

41

kan melakukannya. Akan ku matikan kepekaan dengan sebotol ciu,

dan koé takkan bisa sembunyi (Aleida, 2004: 104).

12) Dan, acapkali, perlawanan damai itu dihadapi pasukan keamanan

dengan kekerasan, dengan tembakan peringatan ataupun letusan

peluru yang langsung diarahkan kepada massa, membuat peristiwa

itu menjadi peistiwa yang penuh luka dan malahan membawa

kematian (Aleida, 2004:194).

h. Peserta Rapat di Padang Bundar adalah tokoh yang diceritakan

mendukung usaha Molek menyelamatkan lingkungan yang terancam

rusak.

13) Orang itu berkata: “Kami tak punya apa-apa. Cuma inilah yang

bisa kami berikan sebagai tanda terima kasih untuk apa yang kau

lakukan untuk sungai kita. Sungai diraja. Terimalah pemberian

kami ini,” katanya sambil menyerahkan selempit tikar pandan

sebagai tanda penyerahan diri pada rencana baik yang telah

diuraikan Molek (Aleida, 2004:100).

i. Penduduk Porsea adalah tokoh yang juga berusaha menyelamatkan

lingkungan hidup. Bertahun-tahun mereka berjuang menuntut agar

pabrik bubur kayu yang mencemari sungai dan danau ditutup.

14) Perlawanan terhadap keberadaan pabrik itu berpusat di simpang

tiga, Simpang Sigura-gura, di Siraituruk, tempat pertemuan jalan

raya yang menghubungkan Porsea dengan kota-kota kecil yang

menetek di tepi Danau Toba. Hampir saban hari berlangsung

barbagai macam perlawanan terhadap Rayon i Toba di sini, mulai

dari ibu-ibu yang duduk bersaf-saf di tepi jalan… (Aleida,

2004:193).

j. Pastor adalah tokoh yang melindungi masyarakat dari tindak

kekerasan aparat keamanan ketika melakukan aksi protes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

42

15) Ada tiga orang pastor yang mengenakan juba berat, seperti mau

menyapu tanah, berwarnah coklat tua, yang terus mondar-mandir

mengawasi keadaan. Ini pula dalam sejarah perlawanan di tanah

batak yang Protestan (Aleida, 2004: 214).

k. Provokator adalah perusuh yang menyebabkan kekacauan dalam

demonstrasi yang direncanakan berjalan damai dalam rangka menuntut

agar pemerintah menutup pabrik Rayon i Toba.

16) Sekelebat dari arah massa yang panik terlihat ada tangan dari satu-

dua orang yang berdiri dengan kokoh, lain dari pada yang lain,

denga terburu-buru, tetapi dengan arah lemparan yang terukur,

melayang batu bata yang menghantam dinding dan kaca-kaca

jendela kecamatan (Aleida, 2004: 28).

Pada umumnya tokoh dibedakan menjadi dua jenis yaitu tokoh sentral dan

tokoh bawahan, (Sudjiman, 1988: 17)

a. Tokoh Sentral

(1) Protagonis

Protagonis mewakili yang baik dan yang terpuji, karena itu

biasanya menarik simpati pembaca. Dalam fungsinya sebagai sumber

nilai, cerita rakyat selalu memenangkan protagonis yang menjadi

tokoh teladan itu (Sudjiman, 1988). Dalam novel Jamangilak Tak

pernah Menangis, digambarkan seorang tokoh utama atau protagonis

bernama Molek. Molek merupakan seorang perempuan yang gelisah

melihat kotanya yang sudah mati dan terancam tenggelam karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

43

dasar sungai yang tercemar dan tertimbun lumpur limbah perusahaan

bubur kayu di hulu sungai.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan tokoh utama

adalah intensitas keterlibatan tokoh tersebut dalam peristiwa yang

membangun cerita, intensitas hubungannya dengan tokoh-tokoh yang

lain, terlibat dalam tema, konflik, dan klimaks cerita, serta

digambarkan sebagai pemenang dalam cerita.

Berikut adalah kutipan yang menunjukkan Molek sebagai

tokoh protagonis dalam novel Jamangilak Tak Pernah Menangis.

Pengarang menggambarkan watak Molek yang memiliki intensitas

keterlibatan dalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita dengan

teknik dramatik. Kutipan berikut adalah bukti keterlibatan Molek pada

peristiwa pertama dalam cerita yaitu tingkah lakunya yang

menggambarkan bentuk protesnya terhadap keadaan sungai.

17) Sejak subuh tadi, sebelum matahari menyeruak dari pelepah-

pelepah pohon kelapa untuk membangunkan kota, dia sudah tegak

di tengah sungai itu, membiarkan arus yang mengalir berpendar-

pendar seperti mau menyeret, menenggelamkan tubuhnya (Aleida

2004: 1).

18) Hampir saban hari istrinya tegak memaku di tengah sungai.

berjam-jam lamanya. Melamun kayak dipukau setan. Atau

menggumamkan kata-kata, menyesal tiada ujung. Tak jarang pula

ia mengambil sikap rukuk, sehingga rambutnya mencium arus,

seperti bisik-bisik pada air yang lalu dan angin yang berkibas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

44

Atau pada burung-burung walet, yang di daerah ini disebut layang-

layang mandi, yang berkejaran di udara (Aleida, 2004: 3).

Kutipan berikut adalah bukti keterlibatan Molek pada peristiwa di

mana ia mulai mengubah bentuk protesnya dengan mengadu kepada

pemerintah.

19) “Kita ingatkan pemerintah. Tak pernah ada kata terlambat untuk

menyelamatkan sungai itu. Jangan biarkan pemerintah hanya

memungut pajak. Ke mana uang pajak itu dibelanjakan pemerintah

kalau bukan untuk memelihara sungai? Kalau sungai itu jadi

kering, timpas, dari mana kita dapat uang? Apa pemerintah juga

mau membiarkan dirinya mati? Pemerintah macam apa itu…?”

Molek meningkahi (Aleida, 2004:19).

20) “Saya datang kesini tidak untuk mengemis barang sebutir

pasirpun. Saya mau mempertanyakan kemana saja pajak puluhan

tahun yang kami bayar. Saya mau bertemu dengan Bupati.”

(Aleida, 2004:33).

21) “Berpuluh tahun suami saya dan para pedangan di kota ini, kecil

maupun besar, menyerahkan pajak kepada pemerintah, ke mana

saja uang itu? Mengapa tidak dipergunakan untuk mengeruk

sungai? Kalau kota ini mati dan orang-orang semua pergi, apakah

Bupati juga mau terbenam? Kan tidak?” (Aleida, 2004:33).

22) Molek meninggalkan halaman gedung Dewan yang luas itu dengan

perasaan yang enteng. Memang belum ada hasil. Namun dia

merasa telah menemukan pintu masuk untuk mempermasalahkan

sungai kesayangannya (Aleida, 2004:35).

Kutipan berikut adalah bukti keterlibatan Molek pada peristiwa di

mana ia pertama kali menghimpun aspirasi masyarakat yang terkena

dampak kerusakan sungai, untuk melakukan protes terhadap

pemerintah sebagai pengelola pajak rakyat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

45

23) Manusia yang menyemut, tumpah-ruah, itulah hasil kerja Molek

dan anaknya selama berminggu-minggu. Mengumpulkan

penduduk untuk mendukung cita-citanya menyelamatkan kota

yang sedang terancam oleh sungai yang mendangkal (Aleida,

2004:84).

24) Molek mengatakan kepada massa yang membanjir seperti air

sungai di sekelilingnya itu bahwa hari itu di seluruh dunia

dirayakan sebagai Hari Bumi. Hari untuk mengingatkan manusia

pada kenyataan sudah begitu rapuhnya lingkungan hidup mereka.

Sudah berada di bendul kebinasaan disebabkan oleh keserakahan

yang dipicu oleh kehendak mengejar kemakmuran sesaat bagi

segelintir pemodal dengan mengorbankan anak-anak dan mereka

yang sedang beranjak dewasa, dari siapa manusia zaman sekarang

telah meminjam planet yang fana ini (Aleida, 2004:95).

Kutipan berikut adalah bukti keterlibatan Molek pada peristiwa di

mana ia kedua kalinya melakukan protes terhadap pemerintah untuk

menutup pabrik Rayon i Toba yang menjadi akar kerusakan sungai.

25) Sesuai dengan kesepakatan yang dicapai kemarin, penduduk yang

berhimpun dalam kelompok perempuan dan laki-laki, dari seluruh

desa yang terhampar di daratan Porsea, berjalan kaki menuju

Simpang Sigura-gura untuk kesekian kalinya berdemonstrasi

menuntut Rayon i Toba supaya segera ditutup. Mereka bergerak

dari Lumban Huala, Lumba Lobu, Naga Mosik, Sihiong,

Silamosik, Siruar, Sosor Dolok, dan dua puluh desa lainnya yang

selama dua puluh tahun belakangan ini sengsara melihat pucuk

padi, kelapa dan singkong mereka memerah dan layu, serta kerbau,

babi dan ikan emas mereka mati mendadak seperti disantet setan.

Atau kena ardom, racun, dari neraka. Saban hari, angin

mengantarkan bau busuk yang tak terkira (Aleida, 2004: 211).

Kutipan berikut adalah bukti keterlibatan Molek pada peristiwa di

akhir cerita, di mana ia dipenjarakan karena melakukan protes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

46

terhadap pemerintah untuk menutup pabrik Rayon i Toba yang

menjadi akar permasalahan kerusakan sungai.

26) Rahma Boru Saragi alias Molek, duduk di kursi terdakwa.

Pengunjung yang bersimpati memadati ruang sidang, sampai-

sampai melimpah ke pekarangan. Molek dituduh menghasut

penduduk untuk menyerang dan merusak kantor kecamatan dan

dijatuhi hukuman penjara dua tahun (Aleida, 2004:234).

27) Selama dua tahun, sebatang sungai yang teraniaya harus menunda

perubahan nasib yang telah diserahkannya kepada seorang

perempuan yang bersumpah akan berbuat sesuatu untuk

menyelamatkannya. Selama itu pula, ribuan orang yang bermukim

di kedua tepi sungai itu harus menanti pulangnya orang yang telah

menggerakkan dan meyakinkan mereka bahwa kota yang terancam

tenggelam itu akan bisa ditolong dengan kehendak

memperjuangkannya dalam niat yang padu, yang muncul dalam

pikiran dan hati seluruh penduduk (Aleida, 2004:238).

Pengarang menggambarkan watak Molek yang memiliki hubungan

dengan tokoh-tokoh lain menggunakan teknik dramatik. Kutipan

berikut adalah bukti hubungan Molek dengan Hurlang putranya.

28) Molek menuntun tangan anaknya itu. ketika mereka sama beranjak

masuk, hatinya membusung berbunga-bunga. Karena pada langkah

kaki anaknya itu tertumpang harapannya yang besar. Sangat besar.

Dalam upaya menyelamatkan kota yang terancam karam. Hurlang

tentulah akan bisa memberikan pandangan atau nasihat tentang apa

yang harus dilakukan (Aleida, 2004:40).

29) Untuk membangun dukungan sebesar dukungan yang diberikan

orang-orang yang tumpah di lapangan Padang Bundar itu, anak-

beranak tersebut mengunjungi sekolah, madrasah, mengimbau

dukungan bagi penyelamatan sungai. Setiap hari setelah subuh,

Molek dan Hurlang berangkat, berjalan kaki jauh-jauh, terkadang

disambung dengan sampan; mengetuk pintu orang-orang kampung

yang berdiam di berbagai pelosok yang dilalui sungai, semisal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

47

Sabang Kiri, Si Jambi, Sungai Lendir, Sungai Lebah, Sarang

Elang, dan bahkan Nantalu yang jauhnya hampir seratus

kilometer… (Aleida, 2004:85).

30) Molek dan anaknya beranggapan penduduk wilayah hutan itu

musti dibujuk supaya turut serta dalam aksi penyelamatan yang

mereka rencanakan berdua (Aleida, 85).

31) Seorang terdakwa lagi duduk tak jauh dari sebelah Molek, adalah

anaknya sendiri, Hurlang Jamangilak, yang dituduh berada di

belakang kerusuhan, dijatuhi hukuman empat tahun. (Aleida,

2004:234).

32) Sekali lagi perempuan kita itu merangkul terhukum yang bernama

Hurlang. Ketika dekapan berurai, Molek sempat menunduk, dan

ketika matanya kembali tertumbuk pada mata anaknya itu, terasa

ada air yang agak hangat mendorong dari balik bola matanya dan

tubuhnya sedikit bergetar dijalari darah yang mengalir lebih

hangat, lebih kencang (Aleida, 2004:236).

33) Hurlang memegang bahu ibunya dan katanya perlahan seakan

berbisik: “Jangan menangis. Kuatkan hati kita di depan mereka.

Ingat, Omak sendiri yang mengatakan kakek-buyutku, Jamangilak,

tak pernah menangis dalam hidupnya, mengembara dengan

berjalan kaki dari pantai barat di tanah Batak ini menuju tepian

Selat Malaka. (Aleida, 2004:236).

Jabosi adalah suami Molek, yang setiap hari menjadi saksi istrinya

memunguti pasir dari tengah sungai dan melemparnya ke tepi. Suatu

hari Jabosi berniat mencari peruntungan di tempat lain, karena sungai

yang dulu menjadi andalannya tidak lagi dapat menolong

pekerjaannya sebagai pedagang. Kutipan berikut adalah bukti

hubungan Molek dengan Jabosi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

48

34) Mengapa suaminya itu yang diberi nama Jabosi, yang bermakna

kuat seperti besi tak kuat memanggul namanya sendiri? Menjadi

tanah liat yang lembek (Aleida 2004:17-18).

35) Merasa kena sindir, Jabosi menimpali, “kan sudah berkali-kali

kukatakan. Kita takkan bisa melawan pasir yang membikin tumpat

sungai itu. Kalaupun ada kapal keruk, berapa tahun yang

diperlukan besi raksasa itu untuk mengembalikan arus sungai

seperti sediakala. Pemerintah saja tak bisa berbuat, apalagi kita.

Dengan tangan telanjang seperti yang kau lakukan? Ah pekerjaan

sia-sia…” (Aleida 2004:18).

36) Jabosi, suami Molek menjadi pemikat dalam membujuk dukungan.

Nama itu masih dikenal orang sebagai warga kota yang pantas jadi

teladan yang memulai usahanya dari seorang penjual minyak

kelapa dari kampung, kemudian menjadi pengusaha besar, yang

bisa bersaing dengan para pedagang Tionghoa yang piawai. Hanya

sungai yang mendangkal dan suasana politik yang berbau amis

yang telah menghambat kemajuannya (Aleida 2004:84).

37) Sementara itu, di perantauannya yang jauh, Jabosi mengikuti kabar

mengenai sepak terjang istrinya dalam menyelamatkan kota yang

dia tinggalkan melalui berita-berita di koran. Juga tentang

ditangkapnya Molek dan tuduhan penghasut yang dikenakan

padanya (Aleida 2004:237).

Kutipan berikut adalah bukti hubungan Molek dengan masyarakat

yang terkena dampak dari rusaknya sungai.

38) Manusia yang menyemut, tumpah-ruah, itulah hasil kerja Molek

dan anaknya selama berminggu-minggu. Mengumpulkan

penduduk untuk mendukung cita-citanya menyelamatkan kota

yang sedang terancam oleh sungai yang mendangkal (Aleida,

2004:84).

39) Molek mengatakan kepada massa yang membanjir seperti air

sungai di sekelilingnya itu bahwa hari itu di seluruh dunia di

rayakan sebagai Hari Bumi. Hari untuk mengingatkan manusia

pada kenyataan sudah begitu rapuhnya lingkungan hidup mereka

(Aleida, 2004:95).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

49

Kutipan berikut adalah bukti hubungan Molek dengan penjaga rumah

Bupati, ketika berniat bertemu Bupati untuk mengadukan keadaan

sungai yang rusak.

40) “Saya mau bertemu dengan Bupati,” ucapnya tegas kepada

seseorang yang muncul menyambut ketukannya di pintu rumah

besar yang dia intai kemarin.

“Keperluan?”

“Saya mau mempertanyakan kemana pajak yang kami bayarkan

selama puluhan tahun,” cepat dia menyambut.

Laki-laki yang tegak di depannya itu tersentak, dan menjawab

sekenanya, “itu urusan kantor. Silahkan ke kantor saja. Bapak ada

di kabupaten.” (Aleida, 2004: 32).

Kutipan berikut adalah bukti hubungan Molek dengan sekretaris

Bupati, ketika berniat bertemu Bupati untuk mengadukan keadaan

sungai yang rusak.

41) Ketika dipertemukan dengan sekretaris Bupati, Molek mengulangi

lagi alasannya untuk bertemu dengan penguasa kecil dari kota

kecil itu.

“Apa maksud ibu dengan mempermasalahkan pajak?”

“Berpuluh tahun suami saya dan para pedagang di kota ini, kecil

maupun besar menyerahkan pajak kepada pemerintah. Ke mana

saja uang itu? Mengapa tidak dipergunakan untuk mengeruk

sungai? Kalau kota ini mati, dan orang-orang semua pergi, apakah

Bupati juga mau terbenam? Kan tidak?!” (Aleida 2004:33).

Kutipan berikut adalah bukti hubungan Molek dengan aparat

keamanan, ketika diinterogasi karena melaksanakan rapat di Padang

Bundar untuk melakukan protes terhadap pemerintah atas

terbengkalainya sungai yang mendangkal dan tercemar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

50

42) Merasa seperti burung layang-layang mandi disongsong angin

buritan, Molek Melihat kesempatan dan dia mendesak. “Aku sudah

mengenal benar orang-orang seperti kau ini. Kau tahu, ketika

anakku masih berusia tujuh belas, dia pernah ditahan di markas ini

juga. Ya di sini ini. Bersama-sama aku juga. Masalahnya, dia

menjual barang dagangan dengan harga di atas ketentuan. Dia

ditangkap kawanmu, ya, orang seperti kau inilah. Aku sempat

mendekam di kamar rombeng yang dulu terletak di sini. Tapi

ketahuilah, waktu itu kami dengan mudahnya bebas setelah

suamiku menyogok. Masalahnya waktu itu adalah pelanggaran

ketentuan harga. Sekarang, kesalahan apa yang telah kami

lakukan? Mencuri? Merusak? Tau kau, tak sejumput tanah pun

yang terkelupas di Padang Bundar. Tak sehelai daunpun yang kan

mati selamanya. Apakah kami tak punya hak bersuara untuk

menyelamatkan sungai yang mengancam kami, mengancam kau

juga?!” (Aleida, 2004:109).

Pengarang menggambarkan Molek yang terlibat dalam tema,

menggunakan teknik dramatik. Novel Jamangilak Tak Pernah

Menangis mengangkat tema penyelamatan lingkungan hidup dari

kerusakan. Kutipan berikut adalah bukti bahwa Molek terlibat dalam

tema.

43) Selama dua tahun, sebatang sungai yang teraniaya harus menunda

perubahan nasib yang telah diserahkannya kepada seorang

perempuan yang bersumpah akan berbuat sesuatu untuk

menyelamatkannya. Selama itu pula, ribuan orang yang bermukim

di kedua tepi sungai itu harus menanti pulangnya orang yang telah

menggerakkan dan meyakinkan mereka bahwa kota yang terancam

tenggelam itu akan bisa ditolong dengan kehendak

memperjuangkannya dalam niat yang padu, yang muncul dalam

pikiran dan hati seluruh penduduk (Aleida, 2004:238).

44) Manusia yang menyemut, tumpah-ruah, itulah hasil kerja Molek

dan anaknya selama berminggu-minggu. Mengumpulkan

penduduk untuk mendukung cita-citanya menyelamatkan kota

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

51

yang sedang terancam oleh sungai yang mendangkal (Aleida,

2004:84).

Pengarang menggambarkan Molek yang terlibat dalam konflik,

menggunakan teknik dramatik. Konflik diawali dengan Molek dan

Hurlang yang diinterogasi oleh petugas keamanan karena dicurigai

menghasut penduduk, diperintah oleh orang lain untuk melakukan

kekacauan, dan melakukan pemufakatan jahat dengan Gerwani dan

beberapa sanak keluarga dari tahanan politik tahun 1965 yang sudah

meninggal. Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan di atas.

45) “Koé jangan macam-macam, ya! Dipanggil lu sudah bagus.

Tukang hasut minta penghormatan segala lagi! Hah… lekaslah,

kasi tau siapa yang memerintahkan lu datang ke sini?”

“Mak lu sendiri bilang, kota ini sudah mati. Mampus. Di pusat, di

Jakarta, hidup lebih enak. Lantas kalau bukan membawa perintah

untuk mengacau, tak mungkin lu datang kemari.” (Aleida,

2004:103).

46) ”Lu mau ngaku atau nggak? Lu datang dan berdiskusi mengenai

rencana rapat umum di Padang Bundar itu dengan Idham

Margolang, Tiar Eden, Kaman Rahman, kutu-kutu yang

semestinya ikut mampus tahun 1965-66. Kami sudah tau semua

tentang permufakatan jahatmu.” (Aleida, 2004:104).

47) Molek tak kuat mempertahankan kesabaran menghadapi sikap dan

kata-kata kasar yang dilontarkan interrogator yang duduk

ongkang-ongkang di depannya. Melonjor. Mengepulkan asap

rokok sesukanya (Aleida, 2004:106).

48) “Ya, kami tahu, kami juga menyaksikan ibu sendiri yang

melempar-lemparkan pasir ke tepi sungai. tapi, menyelenggarakan

rapat raksasa seperti itu, mana mungkin ibu lakukan seorang diri.

Hatta dengan bantuan anak ibu sekalipun.” Interrogator itu diam

sejenak untuk kemudian melanjutkan, “Kami tahu ada orang-orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

52

Gerwani yang masih hidup. Yang bernasib baik, yang luput dari

penghakiman rakyat. Ibu, katakanlah sejujurnya, siapa saja yang

membantu.” (Aleida, 2004:106).

49) Merasa seperti burung layang-layang mandi disongsong angin

buritan, Molek Melihat kesempatan dan dia mendesak. “Aku sudah

mengenal benar orang-orang seperti kau ini. Kau tahu, ketika

anakku masih berusia tujuh belas, dia pernah ditahan di markas ini

juga. Ya di sini ini. Bersama-sama aku juga… (Aleida, 2004:109).

Pengarang menggambarkan Molek yang terlibat dalam klimaks,

menggunakan teknik dramatik. Klimaks terjadi ketika Molek kembali

tampil berpidato di depan masyarakat yang terkena dampak dari

limbah pabrik yang berdiri di hulu sungai. Setelah berpidato, Molek

memimpin massa untuk menyampaikan aspirasi pada pemerintah,

supaya pabrik yang menjadi akar masalah kerusakan sungai segera

ditutup.

50) Sesuai dengan kesepakatan yang dicapai kemarin, penduduk yang

berhimpun dalam kelompok perempuan dan laki-laki, dari seluruh

desa yang terhampar di daratan Porsea, berjalan kaki menuju

Simpang Sigura-gura untuk kesekian kalinya berdemonstrasi

menuntut Rayon i Toba supaya segera ditutup (Aleida, 2004: 211).

51) “Karena sungai mendangkal, kota menjadi mati, suami saya

meninggalkan saya karena tak percaya bahwa kemauan yang baik

pasti bisa mengatasi beting-beting yang dengan ganas memakani

alur sungai. Dia memang tak salah. Saya coba menahannya,

mengajaknya mengikuti cara saya sendiri dengan mengangkuti

pasir dari dasar sungai dengan tangan. Tapi, sungai yang sepanjang

dan selebar itu mana mungkin diselamatkan hanya dengan tangan

telanjang… (Aleida 2004:218).

52) Molek memang sudah pernah menyelenggarakan pertemuan

dengan dihadiri ribuan manusia. Tetapi inilah untuk pertama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

53

kalinya dia berjalan paling depan mengiringi teman-temannya

dalam kesepakatan untuk menyampaikan protes ke kantor

pemerintah dan di negeri orang, jauh dari kotanya (Aleida,

2004:227).

53) ….Berikan kami hak bertanya, ada apa sebenarnya di belakang

Rayon i Toba, sehingga dia dibiarkan terus mencemari lingkungan

kami, mengancam jiwa anak-anak kami,”sambungnya lagi di

depan hidung polisi yang tetap diam melongo (Aleida, 2004:228).

Kriteria tokoh utama yang lain adalah dilahirkan sebagai pemenang

dalam cerita. Kemenangan Molek digambarkan dengan

keberhasilannya menyadarkan masyarakat bahwa kerusakan sungai

hanya bisa diatasi dengan berjuang. Molek dan Hurlang berhasil

mengumpulkan masyarakat yang terkena dampak kerusakan sungai

untuk melakukan rapat besar membahas usaha menyelamatkan sungai,

dan melakukan aksi protes agar pabrik bubur kayu yang menjadi akar

permasalahan segera ditutup. Berikut kutipan yang membuktikan

pernyataan di atas.

54) Manusia yang menyemut, tumpah-ruah, itulah hasil kerja Molek

dan anaknya selama berminggu-minggu. Mengumpulkan

penduduk untuk mendukung cita-citanya menyelamatkan kota

yang sedang terancam oleh sungai yang mendangkal (Aleida,

2004:84).

55) …. ribuan orang yang bermukim di kedua tepi sungai itu harus

menanti pulangnya orang yang telah menggerakkan dan

meyakinkan mereka bahwa kota yang terancam tenggelam itu akan

bisa ditolong dengan kehendak memperjuangkannya dalam niat

yang padu, yang muncul dalam pikiran dan hati seluruh penduduk

(Aleida, 2004:238).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

54

(2) Antagonis

Tokoh yang merupakan penentang utama dari protagonis

disebut antagonis atau tokoh lawan. Antagonis termasuk tokoh sentral.

Dalam karya sastra tradisional seperti cerita rakyat, biasanya

pertentangan antara protagonis dan antagonis jelas sekali, (Sudjiman,

1988). Pihak pabrik Rayon i Toba, sumber masalah kerusakan sungai

dan lingkungan digambarkan pengarang sebagai tokoh antagonis yang

tidak terlihat. Pihak pabrik bersikap acuh tak acuh pada keadaan

sungai yang merana karena limbah pabrik dibuang ke sungai. Selama

dua puluh tahun berdiri, selama itu juga masyarakat berteriak-teriak

agar pabrik yang membawa masalah bagi kehidupan makhluk hidup

itu ditutup, namun, tidak membawa hasil. Pabrik itu tetap berdiri, dan

terus membuang limbah ke sungai. Berikut adalah kutipan yang

menunjukkan pabrik Rayon i Toba sebagai tokoh antagonis dalam

cerita.

56) Selama dua puluh tahun keberadaannya, selama itu pula Rayon i

Toba ditantang supaya tutup, tetapi dia tetap saja berdiri

mengepulkan gas dan mencurahkan limbah yang mencemaskan

(Aleida, 2004: 234).

57) … begitu derasnya pasir meluru dari hulu, hendak membikin

tumpat sungai yang menghidupi itu dalam itungan beberpa

purnama saja (Aleida, 2004:3).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

55

(3) Wirawan/wirawati

Wirawan pada umumnya punya keagungan pikiran dan

keluhuran budi yang tercermin di dalam maksud dan tindakan yang

mulia. Tokoh wirawan yang terdapat dalam novel Jamangilak Tak

Pernah Menangis adalah Hurlang, Jabosi, Jamangilak, peserta rapat di

Lapangan Padang Bundar, penduduk Porsea dan Pastor.

a) Hurlang

Hurlang adalah anak bungsu Molek dan Jabosi. Setelah

pergi bertahun-tahun meninggalkan keluarganya, Hurlang

kembali ke tepi Sungai Asahan dan membantu ibunya

menyelamatkan kota yang hampir karam karena sungai yang

mendangkal. Hurlang lahir di tepi sungai asahan. Dalam masa

pertumbuhannnya ia pernah merasakan kebaikan sungai

Asahan. Pengarang menggambarkan Hurlang dengan teknik

dramatik. Berikut buktinya dalam kutipan.

58) Molek dan anaknya beranggapan penduduk wilayah hutan itu

musti dibujuk supaya turut serta dalam aksi penyelamatan yang

mereka rencanakan berdua. Karena kalau wilayah hutan itu tandus,

maka air akan dengan leluasa menggenangi tanah-tanah yang luas

membentang sampai ketepi Selat Malaka (Aleida,2004: 85).

59) Untuk membangun dukungan sebesar dukungan yang diberikan

orang-orang yang tumpah di lapangan Padang Bundar itu, anak-

beranak tersebut mengunjungi sekolah, madrasah, mengimbau

dukungan bagi penyelamatan sungai. Setiap hari setelah subuh,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

56

Molek dan Hurlang berangkat, berjalan kaki jauh-jauh, terkadang

disambung dengan sampan; mengetuk pintu orang-orang kampung

yang berdiam di berbagai pelosok yang dilalui sungai (Aleida,

2004: 85).

b) Jabosi

Jabosi adalah suami Molek. Seorang pedang minyak

kelapa dari kampung yang kemudian menjadi pedagang sukses

selama berpuluh-puluh tahun, dan mampu bersaing dengan

pedagang Tionghoa. Karena sungai yang mendangkal, kegiatan

perdagangan menjadi mati. Karena merasa tidak ada yang

mampu menyelamatkan sungai yang menjadi andalan kegiatan

dagangnya, Jabosi memilih pergi dari tepi Sungai Asahan dan

meninggalkan Molek sendiri untuk mencari peruntungan di

tempat lain. Setelah kepergiannya, Molek dijatuhi hukuman

penjara karena berusaha menyelamatkan sungai. Kabar itu

sampai ke telinga Jabosi. Dia kembali dan menunggu Molek

bebas dan berjanji akan berjuang bersama menyelamatkan

sungai. Pengarang menggambarkan Jabosi dengan teknik

dramatik. Berikut ini adalah bukti dalam bentuk kutipan:

60) Sementara itu, diperantauannya yang jauh, Jabosi mengikuti kabar

mengenai sepak terjang istrinya dalam menyelamatkan kota yang

dia tinggalkan melalui berita-berita di koran. Juga tentang

ditangkapnya Molek dan tuduhan penghasut yang dikenakan

padanya (Aleida 2004:237).

61) “Aku menunggumu. Sudah kuputuskan untuk pulang. Aku akan

menjaga rumah. Dan kalau kau sudah pulang nanti, aku akan ikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

57

Bertiga kita akan lebih berhasil, apalagi dengan dukungan ribuan

orang,” kata Jabosi (Aleida 2004:237).

c) Jamangilak

Jamangilak adalah kakek dari Jabosi, suami Molek. Jamangilak

adalah perantauan dari selatan Danau Toba ke pesisir Selat

Malaka. Dia adalah sosok petani yang mengajarkan pada

masyarakat tepi Sungai Asahan, bagaimana bertani dan

bagaimana mengelola sumber daya sungai dengan baik.

Pengarang menggambarkan Jamangilak dengan teknik

diskursif.

62) Dialah yang memperkenalkan kepada masyarakat setempat

bagaimana memetik buah kelapa dengan aman. Jamangilak juga

yang memperkenalkan kepada penduduk bagaimana membuka

lahan untuk tambak ikan mas, sepat siam dan lele yang di daerah

ini disebut dengan sebuah nama yang terdengar mewakili bentuk

fisik sejenis makhluk air yang licin berlendir, limbat (Aleida,

2004:11).

63) … Jamangilak, Tak pernah menangis dalam hidupnya,

mengembara dengan berjalan kaki dari pantai barat di tanah Batak

ini menuju tepian Selat Malaka.” (Aleida, 2004: 236).

d) Peserta rapat di Lapangan Padang Bundar

Peserta rapat di Padang Bundar adalah masyarakat yang

berhasil dihimpun oleh Molek dan Hurlang untuk

membicarakan usaha menyelamatkan sungai yang bertahun-

tahun tidak lagi mampu menghidupi manusia dan makhluk

hidup lain. Mereka mendukung usaha Molek dengan hadir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

58

dalam rapat dan membawa buah tangan untuk Molek. Berikut

kutipan yang membuktikan pernyataan di atas.

64) Manusia yang menyemut, tumpah-ruah, itulah hasil kerja Molek

dan anaknya selama berminggu-minggu. Mengumpulkan

penduduk untuk mendukung cita-citanya menyelamatkan kota

yang sedang terancam oleh sungai yang mendangkal (Aleida,

2004:84).

65) “… Katakan yang ingin kau katakan, Kami akan mengikutimu

Molek…” Suara itu, kata-kata pujian itu, membahana dari pojok-

pojok lapangan, menyusul salam yang dilafalkan pembicara di

podium itu (Aleida, 2004:94).

66) Orang itu berkata: “Kami tak punya apa-apa. Cuma inilah yang

bisa kami berikan sebagai tanda terima kasih untuk apa yang kau

lakukan untuk sungai kita. Sungai diraja. Terimalah pemberian

kami ini,” katanya sambil menyerahkan selempit tikar pandan

sebagai tanda penyerahan diri pada rencana baik yang telah

diuraikan Molek (Aleida, 2004:100).

e) Penduduk Porsea

Kabar tentang rapat besar yang diadakan Molek di Padang

Bundar tersiar hingga ke luar daerah, hingga ke tepi Danau

Toba. Masyarakat tepi danau itu menemui Molek dan

memintanya membantu usaha mereka menutup pabrik yang

telah menghancur kehidupan di sana dan juga kehidupan

sungai yang sedang diperjuangkan keselamatannya oleh

Molek. Molek pun berangkat ke Porsea untuk berjuang

bersama penduduk Porsea dalam rangka menyelamatkan

sungai. Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan diatas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

59

67) … Utusan dari masyarakat di tepi Danau Toba telah datang

menemui Molek dan memohon pada perempuan kita itu supaya

berkenan diundang untuk datang ke daerah mereka dan membantu

perjuangan menutup pabrik yang telah menghancurkan kehidupan

di sana (Aleida, 2004: 179).

68) Kemarin, sesampainya di Siraituruk, Molek di tempatkan di rumah

seorang petani paling makmur. Perempuan-perempuan desa,

terutama mereka yang aktif dalam gerakan menuntut penutupan

pabrik pulp, atau pabrik bubur kayu, itu menemaninya menjelang

tidur sambil martarombo (Aleida, 2004: 186).

69) Percakapan berlanjut sampai menjelang dini hari. Dari perempuan-

perempua itu, Molek mengetahui bagaimana pabrik bubur kayu

Rayon i Toba, yang berdiri pada tahun 1986, telah membawa

kesengsaraan, merusak Danau Toba dan lingkungan sekitarnya

(Aleida, 2004: 187).

70) … Penduduk yang berhimpun dalam kelompok perempuan dan

laki-laki, dari seluruh desa yang terhampar di daratan Porsea,

berjalan kaki menuju Simpang Sigura-gura untuk kesekin kalinya

berdemonstrasi menuntut Rayon i Toba supaya segera ditutup

(Aleida, 2004: 211).

f) Pastor

Demostrasi di Porsea dengan tuntutan agar pabrik Rayon i

Toba ditutup, diikuti oleh tiga orang pastor. Mereka menjadi

pelindung jika ada peserta demonstran yang menjadi korban

kekerasan. Namun, di akhir kegiatan demonstrasi, tiga pastor

itu terbunuh oleh orang-orang yang tidak diketahui. Berikut ini

kutipan yang membuktikan pernyataan di atas.

71) Ada tiga orang pastor yang mengenakan juba berat, seperti mau

menyapu tanah, berwarnah coklat tua, yang terus mondar-mandir

mangawasi keadaan. Ini pula dalam sejarah perlawanan di tanah

batak yang Protestan (Aleida, 2004: 214).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

60

72) Anjing-anjing itu merubung berkelompok. Di sisi mereka terbujur

tiga sosok manusia yang masih mengenakan pakaian kebesaran

duniawi mereka, jubah yang berwarna cokelat tua. Bdan mereka

dibiarkan menengkurap mencium aspal, sehingga Rosario meraka

yang terbuat dari perak tertindih di bawah dada mereka, tak

tampak (Aleida, 2004: 231).

(4) Antiwirawan/antiwirawati

Antiwirawan adalah tokoh yang tidak memiliki nilai-nilai

tokoh wirawan dan berlaku sebagai tokoh kegagalan. Tokoh

antiwirawan dalam novel Jamangilak Tak Pernah Menangis

adalah pemerintah, interogator, provokator dan aparat keamanan.

Tokoh-tokoh ini tidak memiliki keagungan pikiran dan keluhuran

budi yang tercermin di dalam maksud dan tindakan yang mulia.

Pemerintah acuh terhadap keadaan sungai yang tidak tertolong.

Para aparat keamanan yang juga merupakan interogator diceritakan

bertindak kasar dan kejam, provokator menimbulkan kekacauan

dalam aksi damai yang dilakukan oleh Molek dan penduduk yang

lain. Berikut kutipan yang membuktikan pernyataan di atas:

a. Pemerintah

Pemerintah dalam hal ini Bupati dan Dewan Parwakilan

Rakyat, bersikap acuh terhadap aduan masyarakat mengenai

keadaan sungai yang mengancam lingkungan hidup. Sejak

berdirinya pabrik yang mencemari sungai itu, masyarakat telah

berulang kali menolak, namun pemerintah seolah diam saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

61

73) Benar-benar suntuk pikirannya mempertanyakan bagaimana

mungkin Dewan yang dipilih rakyat itu begitu mempersulit

keinginan seorang warga masyarakat yang ingin mengadukan

nasib (Aleida, 2004: 34).

74) … Simpang tiga itu menjadi simbol perlawanan terhadap

perlakuan sebuah pabrik yang terus mencemari dengan restu

kekuasaan (Aleida, 2004: 195).

b. Aparat Keamanan

Para aparat keamanan yang juga merupakan interogator

diceritakan bertindak kasar dan kejam. Setelah melakukan

rapat besar di Padang Bundar, Hurlang dan Molek di interogasi

secara kasar, Hurlang ditahan dan disiksa. Usaha protes

masyarakat terhadap pabrik yang mencemari sungai,

ditanggapi aparat keamanan dengan kekerasan. Kutipan berikut

merupakan bukti dari pernyataan di atas.

75) “Baik, kalau lu hanya mau bicara kalo di-strum, ditenggelamkan

ke dalam sumur. Dan mulutmu dijejali sambal merah, maka saya

kan melakukannya. Akan ku matikan kepekaan dengan sebotol ciu,

dan koé takkan bisa sembunyi (Aleida, 2004: 104).

76) Di seberang meja, duduk interogator dengan kaki yang dijulurkan

nyaris meyenggol kaki perempuan yang ingin dilumpuhkan. Asap

rokok seenaknya disemburkan tak peduli apakah Molek terganggu

atau tidak oleh nikotin bercampur bau busuk yang dihantarkan uap

mulutnya (Aleida, 2004: 105).

77) “Mereka tahu, kalau tali manila kurang menyiksa. Mereka gunakan

ekor pari yang dikeringkan. Kalau ekor pari itu kebetuan lengket

tertancap, mereka masukkan pula arus listrik ke cambuk itu

(Aleida, 2004:117).

78) Dan, acapkali, perlawanan damai itu dihadapi pasukan keamanan

dengan kekerasan, dengan tembakan peringatan ataupun letusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

62

peluru yang langsung diarahkan kepada massa, membuat peristiwa

itu menjadi peristiwa yang penuh luka dan malahan membawa

kematian (Aleida, 2004:194).

c. Provokator

Demonstrasi yang direncakan akan berjalan damai dikacaukan

oleh provokator yang menyusup dalam barisan demonstran.

Aksi mereka menyebabkan beberapa peserta demonstrasi

tertangkap dengan tuduhan menyerang dan merusak kantor

kecamatan. Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan di

atas.

79) Sekelebat dari arah massa yang panik terlihat ada tangan dari satu-

dua orang yang berdiri dengan kokoh, lain dari pada yang lain,

dengan terburu-buru, tetapi dengan arah lemparan yang terukur,

melayang batu bata yang menghantam dinding dan kaca-kaca

jendela kecamatan (Aleida, 2004: 28).

80) Menjelang senja itu, kaum perusuh yang menyusup masuk ke

dalam barisan demonstran meyaksikan hasil dari kemauan jahat

mereka. Molek dan tiga puluh perempuan yang menemaninya

ditangkap, berikut belasan pelajar dan sejumlah lelaki yang

terkepung tak bisa melepaskan diri dari jebakan polisi (Aleida,

2004: 229).

b. Tokoh Bawahan

Menurut Grimes dalam Sudjiman (1988: 19) yang dimaksud

dengan tokoh bawahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya

di dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk

menunjang atau mendukung tokoh utama. Ada tokoh bawahan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

63

sebenarnya sulit disebut tokoh karena ia boleh dikatakan tidak

memegang peranan di dalam cerita. Tohoh bawahan dalam novel

Jamangilak Tak Pernah Menangis adalah Sibarani, Ali Badak, laki-

laki di rumah Bupati, laki-laki di kantor Bupati, sekretaris Bupati,

pejabat di kantor Dewan Perwakilan Rakyat, Asmu, Lebi, Kristin, Emi

Binti Madali, pengayuh sampan, penduduk tepi sungai, penduduk

wilayah hutan, perempuan Siraituruk, Boru Sirait.

2. Alur

Sudjiman (1988:29) berpendapat bahwa alur adalah urutan peristiwa yang

membangun tulang punggung cerita. Alur yang terdapat dalam novel

Jamangilak Tak Pernah Menangis terdiri atas paparan, rangsangan,

gawatan, tikaian, rumitan, klimaks, leraian, selesaian.

a. Paparan

Tahap paparan dalam novel Jamangilak Tak Pernah Menangis

diawali dengan memaparkan kebiasaan aneh Molek yang tegak

memaku di tengah sungai, hampir setiap hari, sejak subuh. Kebiasaan

aneh itu sebagai bentuk protesnya terhadap keadaan sungai yang tidak

lagi dapat membantu perekonomian masyarakat, tidak lagi menjadi

tempat hidup makhluk yang lain, dan tidak lagi seperti berpuluh-puluh

tahun yang lalu ketika mertuanya Jumontam dan kakek-buyut

mertuanya, Jamangilak tiba di kota itu. Kisah Jumontam dan kisah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

64

Jamangilak yang tak putus asa menyeberangi punggung Pulau

Sumatera itu dihadirkan oleh pengarang sebagai sorot balik.

Suatu hari, suaminya, Jabosi memutuskan pergi dari kota itu

karena keadaan sungai sudah tidak mendukung usahanya sebagai

pedagang. Tahap paparan diakhiri dengan sorot balik yang

mengisahkan ingatan Molek tentang keaadan politik puluhan tahun

yang lalu, ketika pecah revolusi sosial di Sumatera Timur, di mana

ikan di sungai tidak dapat dikonsumsi karena banyaknya jenasah

korban sembelih, dan pancung yang dibuang di sungai dan menjadi

makanan ikan.

Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan kebiasaan aneh

Molek sebagai bentuk protesnya terhadap keadaan sungai yang tidak

lagi dapat membantu perekonomian masyarakat dan tidak lagi menjadi

tempat hidup makhluk yang lain.

81) Sejak subuh tadi, sebelum matahari menyeruak dari pelepah-

pelepah pohon kelapa untuk membangunkan kota, dia sudah tegak

di tengah sungai itu, membiarkan arus yang mengalir berpendar-

pendar seperti mau menyeret, menenggelamkan tubuhnya (Aleida

2004: 1).

82) Hampir saban hari istrinya tegak memaku di tengah sungai.

berjam-jam lamanya. Melamun kayak dipukau setan. Atau

menggumamkan kata-kata, menyesal tiada ujung. Tak jarang pula

ia mengambil sikap rukuk, sehingga rambutnya mencium arus,

seperti bisik-bisik pada air yang lalu dan angin yang berkibas.

Atau pada burung-burung walet, yang di daerah ini disebut layang-

layang mandi, yang berkejaran di udara (Aleida 2004: 3).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

65

83) Sebentar-sebentar dia memungut pasir dan melemparkannya ke

arah tepi. Karena sungai itu tidak sesempit bengawan atau kali

yang paling besar sekalipun di pulau Jawa, maka lemparan itu tak

pernah menjangkau tebing sungai (Aleida 2004: 3).

Kisah Jumontam dan kisah Jamangilak yang tak putus asa

menyebrangi punggung Pulau Sumatera itu dihadirkan oleh pengarang

sebagai sorot balik. Berikut bukti dalam kutipan:

84) Ketika kakek Jumontam, yang bernama Jamangilak, sampai di

kota itu hampir seabad yang lalu, kota kecil itu sedang

menunggang pasang menuju kejayaan sebagai kota pelabuhan.

Sebagai pendatang, ia mencari pintu kesempatan di satu kampung

yang terletak di seberang sungai… (Aleida, 2004:9).

85) Dialah yang memperkenalkan kepada masyarakat setempat

bagaimana memetik buah kelapa dengan aman. Dia latih beruk.

Hewan itu dia bujuk memanjat batang kelapa. Dari bawah dia

merayu beruk itu untuk hanya memetik butir-butir kelapa yang

sudah tua (Aleida, 2004:11).

86) Jamangilak juga yang memperkenalkan kepada penduduk

bagaimana membuka lahan untuk tambak ikan mas, sepat siam dan

lele yang di daerah ini disebut dengan sebuah nama yang terdengar

mewakili bentuk fisik sejenis makhluk air yang licin berlendir,

limbat. Beratus tahun, mungkin lebih, agaknya, penduduk asli

hidup hanya dengan memanjakan diri pada kemurahan air di

sungai, di muara atau di laut yang menyediakan ikan untuk

dipancing, ditangguk, dijala, dilukah atau dipukat. Mereka tak

pernah digoda ilham untuk mendekatkan ikan ke rumah mereka

(Aleida, 2004:11).

87) Sementara cucu Jamangilak si Jumontam, yang melanjutkan usaha

kakeknya, mengembangkan alat kukur kelapa yang digerakkan

pedal sepeda sehingga penduduk tidak hanya menjual kelapa ke

kota. Mereka juga bisa membawa minyak kelapa yang mereka olah

sendiri (Aleida 2004:11).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

66

Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan suami Molek, Jabosi

memutuskan pergi dari kota itu karena keadaan sungai sudah tidak

mendukung usahanya sebagai pedagang.

88) Di pojok kamar, suaminya sedang menjejalkan pakaian ke dalam

tas, kemudian menyandarkannya ke dinding. Begitu dia keluar

lagi, suaminya masih saja sibuk sendiri membenahi beban yang

akan dia bawa besok menuju dunia baru (Aleida 2004: 9).

Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan sungai dan kota

pelabuhan tidak lagi seperti berpuluh-puluh tahun yang lalu ketika

mertuanya Jumontam dan kakek-buyut mertuanya, Jamangilak tiba di

kota itu.

89) Laki-laki yang menjadi suaminya itu adalah anak Jumontam yang

tertua. Ketika kakek Jumontam, yang bernama Jamangilak, sampai

di kota pelabuhan itu hampir seabad yang lalu, kota kecil itu

sedang menunggang pasang menuju kejayan sebagai kota

pelabuhan (Aleida 2004: 9).

Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan keadan politik tiga puluh

tahun yang lalu, di mana ikan di sungai tidak dapat dikonsumsi karena

banyaknya jenasah yang dibuang di sungai dan menjadi makanan ikan.

90) Lebih tiga puluh tahun yang lalu, untuk pertama kali dalam

ingatannya, mereka yang menunggu ayahnya, suaminya,

menantunya, pulang dari melaut dilanda duka begitu dalam. Ketika

itu nelayan terpaksa berkejar-kejaran dengan perahu menuju laut

yang paling jauh. Mungkin sudah ada yang mencapai bibir Selat

Malaka. Tetapi mereka belum juga sampai hati menebarkan pukat

merebak laut karena dihadang anggota tubuh manusia yang hanyut

mengambang sampai ke situ (Aleida 2004: 22).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

67

91) Dia masih ingat ketika pecah revolusi sosial di Sumatera Timur

dulu, pada waktu dia masih bocah, tak ada cecunguk raja, para

perampas tanah rakyat yang sampai dikarungi, dipancung dan

dibuang ke sungai. Tetapi dalam bencana kedua, dua puluh tahun

kemudian, mereka yang tuduh telah menginjak-injak, meludahi Al-

Quran, yang dikabarkan mengingkari keberadaan Tuhan, yang

memuja Presiden Soekarno melebihi Nabi, mereka yang, katanya,

mau memberikan lukah dan jala kepada nelayan yang tak punya,

ditangkapi, disembelih di tepi sungai. Dibuang, tak lebih berharga

dari ikan patin yang sudah busuk (Aleida 2004: 22).

b. Rangsangan

Rangsangan mulai tampak ketika Molek mulai melakukan

pengintaian dan mengadu terhadap pihak-pihak yang menurutnya

bertanggung jawab membereskan masalah pasir yang menebal di dasar

sungai dan air yang tercemar. Selain itu, rangsangan cerita didukung

dengan munculnya anak bungsu Molek, yang bernama Hurlang

Jamangilak. Hurlang kembali dari Jakarta setelah bertahun-tahun

menjalani pilihan politiknya. Hurlang kembali dengan membawa kisah

keadaan politik di Jakarta ynga digambarkan dengan sorot balik oleh

pengarang. Sorot balik juga digunakan Aleida untuk menceritakan

masa kecil Hurlang.

Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan Molek mulai

melakukan pengintaian terhadap pihak-pihak yang menurutnya

bertanggung jawab membereskan masalah pasir yang menebal di dasar

sungai dan air yang tercemar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

68

92) Sudah sejak beberapa saat lalu dia berdiri di bawah pokok asam itu

sambil melemparkan pandangan ke seberang jalan, melintasi pagar

bambu, dan dengan menyelidik matanya terus menuju beranda dan

ruang tamu dari rumah peninggalan belanda yang terletak di

seberang. Itulah rumah bupati, yang menurut pikirannya, menjadi

orang yang bertanggung jawab terhadap kelanjutan hidup kota

kecil itu (Aleida, 2004: 27).

Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan Molek mulai

menyampaikan pengaduan pada pihak-pihak yang menurutnya

bertanggung jawab membereskan masalah pasir yang menebal di dasar

sungai dan air yang tercemar.

93) Maka, pagi keesokan harinya, dia keluarkan lagi pakaian yang dia

kenakan kemarin dari lemari perkawinan. Dia mengenakannya

tanpa mematut-matut diri di depan cermin, lalu berangkat menuju

rumah Bupati (Aleida, 2004: 32).

94) Kemudian sampailah dia di depan gedung Dewan Perwakilan

Rakyat. Sebuah bangunan yang kokoh, bertingkat dua, yang di

bagian depannya berhias pilar-pilar bulat yang kuat menyerupai

bentuk batang kelapa atau pohon nibung (Aleida, 2004: 28).

95) Untuk pertama kali dalam hidupnya, dia menginjak gedung Dewan

Perwakilan Rakyat. Benar-benar suntuk pikirannya

mempertanyakan bagaimana mungkin dewan yang dipilih rakyat

itu begitu mempersulit keinginan seorang warga masyarakat yang

ingin mengadukan nasib (Aleida, 2004: 34).

96) Dia menuju kantor bupati. Di sini hatinya mulai tersayat karena

merasa dipermainkan, seperti perempuan yang tiada berharga.

Kepada penerima tamu dia mengemukakan keinginannya untuk

bertemu dengan Bupati (Aleida, 2004:32).

97) Ketika dipertemukan dengan sekretaris Bupati, Molek mengulangi

lagi alasannya untuk bertemu dengan penguasa kecil dari kota

kecil itu (Aleida, 2004:33).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

69

98) Molek meninggalkan halaman gedung Dewan yang luas itu dengan

perasaan yang enteng. Memang belum ada hasil. Namun dia

merasa telah menemukan pintu masuk untuk mempermasalahkan

sungai kesayangannya (Aleida, 2004:35).

Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan Hurlang kembali dari

Jakarta setelah bertahun-tahun menjalani pilihan politiknya.

99) “Ini aku, Omak. Akulah itu. Si Hurlang, anakmu. Aku pulang.”

Patah-patah tamu tengah malam itu berkata-kata.Ketika pintu

terkuak dan bendul menganga, tatapan Molek tiba-tiba disambut

sepasang tangan yang dengan cepat melingkar di kedua bahunya

(Aleida, 2004:37).

100) Molek menuntun tangan anaknya itu. Ketika mereka sama

beranjak masuk, hatinya membusung berbunga-bunga. Karena

pada langkah kaki anaknya itu tertumpang harapannya yang besar.

Sangat besar. Dalam upaya menyelamatkan kota yang terancam

karam. Hurlang tentulah akan bisa memberikan pandangan atau

nasihat tentang apa yang harus dilakukan (Aleida, 2004:40).

Sorot balik juga digunakan Aleida untuk menceritakan masa kecil

Hurlang. Berikut bukti dalam kutipan.

101) Sama halnya ketika dia masih kecil, merebahkan kepalanya di

pangkuan ibunya itu, dan menyesali kesalahannya. Keslahan anak

kecil, mengutil uang segobang dari dompet emaknya untuk

membeli kedondong. Kesalahan kecil-kecilan itu telah membawa

pelajaran kepada Hurlang cilik. Hampir saja dia mampus waktu

itu. setelah melahap kedondong dia terserang muntah berak yang

parah. Setelah merawatnya beberapa hari, rumah sakit di kota kecil

itu menyerah. Tubuhnya yang kecil menjadi setipis papan. Tulang

rusuknya menjentang, duburnya menganga. Kedua orang tuanya

putus asa (Aleida, 2004:42).

102) Waktu itu adalah satu masa dalam sejarah republik ini, ketika

politik dan ekonomi berada dalam genggaman yang tiada ampun

dari tangan pemerintah. Harga-harga bukan ditentukan oleh hukum

pasar, melainkan oleh tangan besi Negara. Karena keterbatasan

persediaan dan jalur distribusi yang tidak memadai maka harga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

70

yang tercantum ditiap barang dagangan, bukan harga jual yang

sesungguhnya. Kebohongan menjadi sistematis dan tak bisa

dielakkan oleh siapa pun. Dia menjadi keharusan yang

diundangkan. Hurlang yang baru balig dengan polos mengatakan

kepada calon pembeli yang kelihatannya sopan itu bahwa harga

semen yang ada di tokonya itu bukanlah harga sebenarnya, supaya

transaksi berlangsung, si pembeli harus membayar lebih dari harga

yang tertera. Maka, datanglah nasib Buruk menggoda peruntungan

remaja itu. Selang beberapa lama setelah meninggalkan tokoh,

orang yang baru membeli semen tadi tiba-tiba muncul lagi.

Sekarang dengan seragam tentara. Dia tidak mengulurkan uang,

tetapi secarik kertas bertahtakan senapan. Di situ dengan jelas

dituliskan Hurlang ditangkap karena menjual semen di atas harga

ketentuan pemerintah (Aleida, 2004:49).

Hurlang kembali dengan membawa kisah keadaan politik di Jakarta,

diceritakan secara sorot balik oleh pengarang. Berikut adalah bukti

dalam bentuk kutipan:

103) Hurlang melarikan diri dari lingkungan keluarga, terjun ke

dalam kancah politik, hanya untuk pada akhirnya menemukan

dirinya dipenjarakan beberapa tahun di Pulau Jawa, di Jakarta,

tanpa dakwaan. Tiada yang berani membela. Merasakan betapa

menyakitkannya sebuah fitnah. Dibubu selama bertahun karena

dicurigai bersimpati pada satu gerakan militer, memihak pada

perwira yang terlibat perang antarkelompok tentara. Tuduhan

membabi buta (Aleida, 2004:40).

104) Nama yang menjadi pengganti dari nama yang dibisikkan ke

telinganya ketika dia masih berusia dua minggu, yang diberi

kekuatan berupa jampi dan jimat, ternyata tak mempan terhadap

kebengisan tentara yang melemparkannya ke dalam kamp

konsentrasi di Jakarta, menyusul peristiwa bersimbah darah di

tahun 1965 (Aleida, 2004:44).

105) Ketika untuk pertama kali aku bertemu dengannya, dialah yang

lebih dulu mengulurkan tangan dan genggaman itu kemudian

dengan cepat berubah menjadi pelukan yang hangat. Jantungku

dibuat berdentam dan membuat kau yang berusia separuh dari

umurnya merasa diperlakukan sederajat, dihormati, ketika dia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

71

menyapaku dengan ucapan “Bung.” Lidahnya tiada duanya.

Layaknya besi berani. Aku masih ingat, ketika itu terjadi paceklik

di seluruh Jawa karena serangan hama tikus. Untuk membasmi, tak

ada bahan kimia. Karena, impor dilarang. Pemerintah

mencanangkan berdiri di atas kaki sendiri, tapi tidak bisa berbuat

apa-apa untuk mengatasi keadaan. Yang menyelamatkan justru

lidah Asmu (Aleida, 2004:54).

106) Ada persamaan kepentingan yang saling mengejar antara

Asmu dengan kawan-kawan dengan para petani yang tidak

bertanah, yang jumlahnya jutaan. Ketika kepentingan petani

dimenangkan di Dewan Perwakilan Rakyat, maka sang pemimpin

melihat jalan lebih terbuka baginya untuk menarik jumlah petani

yang tambah besar lagi supaya berada di belakangnya. Undang-

undang menyebutkan, seseorang atau lembaga, hanya

diperbolehkan menguasai lima hektar tanah produktif. Tetapi

pelaksanaan peraturan yang baik bagi kemaslahatan orang banyak

ini nyatanya berjalan alot (Aleida, 2004:61).

107) Pada satu dini hari yang paling malang, paling gelap dalam

sejarah, sekelompok tentara menculik dan membantai para jenderal

yang mereka anggap menjadi penghalang bagi persemaian

gagasan-gagasan kiri (Aleida, 2004:61).

108) Tentara dengan keji menuduh pembunuhan para jenderal tadi

dilakukan oleh orang-orang komunis dan para pendukungnya.

Melalui koran mereka melansir berita-berita yang

dijungkirbalikkan untuk membakar histeria massa supaya

mengejar dan membinasakan orang-orang komunis, seperti Asmu

dan para pendukungnya maupun pengagumnya, termasuk aku yang

sekuman ini (Aleida, 2004:64).

c. Gawatan

Gawatan dimulai ketika Molek menunjukkan keadaan sungai

yang mendangkal dan tercemar kepada Hurlang, anaknya. Berdua,

anak beranak itu menghimpun dukungan dari masyarakat yang tempat

hidupnya di lalui sungai yang sedang diusahakan keselamatannya oleh

Molek dan Hurlang. Gawatan berakhir dengan rapat besar di Padang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

72

Bundar untuk meminta pemerintah mempedulikan sungai yang rusak.

Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan Molek menunjukkan

keadaan sungai yang mendangkal dan tercemar kepada Hurlang.

109) Permainan angin di ujung-ujung daun kelapa di kejauhan dan

keringnya air di dalam got itu memberikan isyarat kepada Molek

bahwa sungai sudah surut diisap muara menuju laut. Tibalah

saatnya untuk mengajak anaknya melihat-lihat sungai di belakang

sesuai dengan apa yang dia rencanakan (Aleida, 2004:75).

110) Dia tahu bahwa dia sudah mendapat dukungan pertama dan tak

lain tak bukan dari anaknya yang baru pulang dari pengembaraan

yang getir (Aleida, 2004:82).

Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan Molek dan Hurlang

menghimpun dukungan dari masyarakat yang tempat hidupnya dilalui

sungai yang sedang diusahakan keselamatannya.

111) Untuk membangun dukungan sebesar dukungan yang

diberikan orang-orang yang tumpah di lapangan Padang Bundar

itu, anak beranak tersebut, mengunjungi sekolah, madrasah,

mengimbau dukungan bagi upaya penyelamatan sungai (Aleida,

2004: 85).

Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan pelaksanaan rapat besar

di Padang Bundar untuk meminta pemerintah mempedulikan sungai

yang rusak.

112) Padang bundar, lapangan berbentuk bulan bulat sempurna

dengan garis tengah hampir setengah kilometer, yang sedang

menengadah ke langit yang membiru terserak di atas kota kecil itu,

sudah penuh berjejel manusia (Aleida 2004: 83).

113) “Baiklah kalau begitu kita sepakat untuk melanjutkan

pertemuan kita ini dengan satu tuntutan kepada pemerintah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

73

Menggugat ke mana pajak selama ini? Mengapa sungai dibikin

merana? Kita dibiarkan mati. Aku sendiri yang akan membawa

suara kesepakatan kita ke perwakilan rakyat. Apakah usulku

disetujui…?” (Aleida 2004:98).

d. Tikaian

Tikaian diawali dengan Molek dan Hurlang yang diinterogasi

oleh petugas keamanan karena dicurigai menghasut penduduk,

diperintah oleh orang lain untuk melakukan kekacauan, dan

melakukan pemufakatan jahat dengan Gerwani dan beberapa sanak

keluarga dari tahanan politik tahun 1965 yang sudah meninggal.

Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan Molek dan Hurlang yang

diinterogasi oleh petugas keamanan karena dicurigai menghasut

penduduk, diperintah oleh orang lain untuk melakukan kekacauan.

114) “Koé jangan macam-macam, ya! Dipanggil lu sudah bagus.

Tukang hasut minta penghormatan segala lagi! Hah… lekaslah,

kasi tau siapa yang memerintahkan lu datang ke sini?”

“Mak lu sendiri bilang, kota ini sudah mati. Mampus. Di pusat, di

Jakarta, hidup lebih enak. Lantas kalau bukan membawa perintah

untuk mengacau, tak mungkin lu datang kemari.”(Aleida

2004:103).

Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan Molek dan Hurlang

diinterogasi oleh petugas keamanan karena dicurigai melakukan

pemufakatan jahat dengan Gerwani dan beberapa sanak keluarga dari

tahanan politik yang sudah meninggal.

115) ”Lu mau ngaku atau nggak? Lu datang dan berdiskusi

mengenai rencana rapat umum di Padang Bundar itu dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

74

Idham Margolang, Tiar Eden, Kaman Rahman, kutu-kutu yang

semestinya ikut mampus tahun 1965-66. Kami sudah tau semua

tentang permufakatan jahatmu.” (Aleida 2004:104).

116) Molek tak kuat mempertahankan kesabaran menghadapi sikap

dan kata-kata kasar yang dilontarkan interogator yang duduk

ongkang-ongkang di depannya. Melonjor. Mengepulkan asap

rokok sesukanya (Aleida 2004:106).

117) “Ya, kami tahu, kami juga menyaksikan ibu sendiri yang

melempar-lemparkan pasir ke tepi sungai. Tapi, menyelenggarakan

rapat raksasa seperti itu, mana mungkin ibu lakukan seorang diri.

Hatta dengan bantuan anak ibu sekalipun.” Interogator itu diam

sejenak untuk kemudian melanjutkan, “Kami tahu ada orang-orang

Gerwani yang masih hidup. Yang bernasib baik, yang luput dari

penghakiman rakyat. Ibu, katakanlah sejujurnya, siapa saja yang

membantu.” (Aleida 2004:106).

118) Merasa seperti burung layang-layang mandi disongsong angin

buritan, Molek Melihat kesempatan dan dia mendesak. “Aku sudah

mengenal benar orang-orang seperti kau ini. Kau tahu, ketika

anakku masih berusia tujuh belas, dia pernah ditahan di markas ini

juga. Ya di sini ini. Bersama-sama aku juga… (Aleida, 2004:109).

e. Rumitan

Rumitan terjadi setelah Molek selesai diinterogsi, dan Hurlang

sempat ditahan dan disiksa beberapa hari, ibu dan anak itu bertukar

cerita tentang kejadian-kejadian selama Hurlang berada di Jakarta.

Hurlang mengakui telah melakukan dosa yang paling dilarang dalam

budaya keluarganya. Di tengah harapan yang besar bahwa anaknya

adalah orang pertama yang akan membantunya menyelamatkan

sungai, Molek harus membersihkan anaknya itu dari dosa dengan cara

membakarnya, namun Hurlang selamat dari amukan api yang

dinyalakan Omaknya untuk membakar dirinya. Kutipan berikut adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

75

bukti dari pernyataan setelah Molek selesai diinterogsi, dan Hurlang

sempat ditahan dan disiksa beberapa hari.

119) Seminggu setelah rapat raksasa yang disusul interogasi di

markas tentara itu merupakan hari-hari yang melelahkan, membuat

dengkul Molek seperti terserang semutan. Juga, hari-hari yang

mencemaskan, terutama karena Hurlang masih juga mendekam

dalam tahanan. Belum pulang. Sampai kapan, siapa yang tahu?

Karena itulah pada hari kedelapan, manakala terdengar suara

ketukan yang lemah di daun pintu dan ketika angin sore

menerjang, menguak jalan masuk, dan Hurlang berdiri dengan

tungkai yang agak lunglai, Molek menghambur menebarkan

tubuhnya untuk merangkul anak senasib sepenanggungannya itu

(Aleida 2004:114).

120) Molek menyampirkan tangannya ke bahu Hurlang. Mengiring

anaknya itu masuk. Ketika tangannya secara tak sengaja melorot

ke arah tulang belikat, dan perlahan merayap ke punggung si anak,

Molek tersentak. Jari-jemarinya tersentuh semacam cairan kental

yang membuat baju anaknya itu lengket ke kulit punggunya sendiri

(Aleida 2004:115).

121) Setelah mengamati balur-balur luka yang memanjang dari

bahu, terus merembet ke bawah menjangkau bokong, menjentang

serupa tali penambat perahu yang sudah lapuk sebesar ibu jari kaki

di belakang anaknya itu, Molek menahan duka dan bertanya dalam

desah, “Mereka lumatkan punggungmu dengan tali manila?!”

(Aleida 2004:117).

Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan ibu dan anak itu bertukar

cerita tentang kejadian-kejadian selama Hurlang berada di Jakarta.

122) “di Jawa sana,” lembut Hurlang berkata untuk menghentikan

lajunya kata-kata umpatan yang mengkin masih tertahan di

tenggorokan ibunya, “ mereka menemukan variasi baru selain

cambuk, alat kejut listrik, dan kaki-kaki meja yang keras seperti

baja untuk diinjakkan ke kaki para tahanan. Mereka juga

menggunakan tali yang dipelintir di kepala untuk melumpuhkan,

mendapatkan pengakuan. Yang membuat tahanan terpaksa

mengakui apa yang tidak mereka lakukan (Aleida, 2004:118).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

76

123) Seperti hendak menghibur hati emaknya Hurlang berkata

bahwa dia dan ibunya masih mujur, dipanggil dengan surat

perintah penahanan. Anak-anak muda di Jakarta, dan beberapa

kota lain di Pulau Jawa yang berjuang untuk satu cita-cita tentang

munculnya perubahan politik, tidak sebaik itu peruntungannya.

Mereka diculik, dipindahkan dari kamp penyiksaan yang satu ke

kamp penyiksaan yang lain dengan kepala yang ditutupi ember

yang dilumuri kotoran (Aleida, 2004:121).

Hurlang mengakui telah melakukan dosa yang paling dilarang dalam

budaya keluarganya. Di tengah harapan yang besar bahwa anaknya

adalah orang pertama yang akan membantunya menyelamatkan

sungai, Molek harus membersihkan anaknya itu dari dosa dengan cara

membakarnya.

124) “Ada kejadian yang tak ada hubungannya dengan politik, di

mana aku terlibat, yang telah menyadarkan aku untuk pulang,

meminta maaf. Pada gerakan politik yang telah kupilih seperti

kukatakan tadi, aku tak pernah menyesal. Kupikir, aku tak

membuat kesalahan sedikitpun ketika aku menentukan untuk

memihak pada gerakan politik, seperti membela petani yang tak

bertanah di Jawa. Turut dalam “aksi sepihak” yang dilancar

Barisan Tani Indonesia. Omak tak pernah dirugikan gerakan itu,

kupikir. Tetapi dalam perjalanan waktu setelah aku di bebaskan

dari tahanan, menjalani hidup di dunia yang kelihatannya seperti

bebas, aku telah melakukan perbuatan yang hanya akan diampuni

Tuhan kalau Omak memafkannya.” (Aleida 2004:133).

125) Jadi, setelah hampir setahun ditinggalkan istriku, maka pada

suatu hari, ketika menyerahkan laporan kepadaku, Dwipati Kristi,

teman sekantor juga, menyentuh jariku dan memegangnya dengan

genggaman yang tak biasa, tiada tara, seraya menatapku dengan

mata yang mengantarkan kata hati yang lembut ingin disambut,

direbahkan di pangkuan, dipuja, dimanja. (Aleida 2004:147).

126) “Tak pernah dalam garis keturunanku, apalagi keturunan

Ayahmu, yang melakukan pekerjaan memalukan tiada tara seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

77

itu.” Molek melipat tepi tikar kuat-kuat, menahan amarah, (Aleida

2004:152).

127) “Tidak akan pernah kuampuni. Kau harus menerima hukuman

atas perbuatanmu yang memalukan keluarga. Menistakan

Jamangilak. Kau harus dirajam. Aku sendiri yang akan

melakukannya. Kau harus di bakar. Dibakar…! Dibakar ditempat

dimana kau dilahirkan!” Molek tak pernah durja sehebat itu

(Aleida 2004:155).

128) Molek Kemudian berjongkok sekitar dua langkah dari

anaknya, mengeluarkan kotak korek api dari balik kutangnya. Dia

berdiri lagi, mengangkat kedua tangannya, membelakangi kiblat.

Bibirnya bergetar membaca doa tanpa suara. Molek jongkok,

menyentikkan korek api. Sambil berseru “Allahu Akbar…!” dia

lemparkan anak korek api yang nyala ke daun yang menggunung

mengelilingi anaknya yang berserah diri (Aleida 2004:169).

Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan Hurlang selamat dari

amukan api yang dinyalakan Omaknya untuk membakar dirinya.

129) Ribuan rangrang merah itu boleh dikutuk karena merekalah

yang membatalkan rajam dengan api. Hukuman yang telah

dijatuhkan seorang ibu kepada anaknya si pendosa tiada berampun.

Di sungut-sungut mereka yang halus sekuman, di kaki-kai mereka

yang rapuh, jalan hidup seorang cucu Adam yang berdarah

Jamangilak menemukan tikungan baru. Rupanya, ketika Molek

melemparkan anak korek-api yang nyala ke daun yang menimbun

di depan anaknya yang sedang bersila menunggu maut, dengan

kedua tangan terikat ke belakang, nyala itu ternyata padam begitu

mendarat di daun-daun yang masih basah dibasuh embun

semalaman (Aleida, 2004:172).

f. Klimaks

Klimaks terjadi ketika Molek kembali tampil berpidato di

depan masyarakat yang terkena dampak dari limbah pabrik yang

berdiri di hulu sungai. Setelah berpidato, Molek memimpin massa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

78

untuk meyampaikan aspirasi pada pemerintah, supaya pabrik yang

menjadi akar masalah kerusakan sungai ditutup. Kutipan berikut

adalah bukti dari pernyataan Molek kembali tampil berpidato di depan

masyarakat yang terkena dampak dari limbah pabrik yang berdiri di

hulu sungai.

130) Sesuai dengan kesepakatan yang dicapai kemarin, penduduk

yang berhimpun dalam kelompok perempuan dan laki-laki, dari

seluruh desa yang terhampar di daratan Porsea, berjalan kaki

menuju Simpang Sigura-gura untuk kesekian kalinya

berdemonstrasi menuntut Rayon i Toba supaya segera ditutup

(Aleida, 2004: 211).

131) Karena sungai mendangkal, kota menjadi mati, suami saya

meninggalkan saya karena tak percaya bahwa kemauan yang baik

pasti bisa mengatasi beting-beting yang dengan ganas memakani

alur sungai. Dia memang tak salah. Saya coba menahannya,

mengajaknya mengikuti cara saya sendiri dengan mengangkuti

pasir dari dasar sungai dengan tangan…” (Aleida, 2004:218).

Kutipan berikut adalah bukti dari pernyataan Molek memimpin massa

untuk meyampaikan protes pada pemerintah, supaya pabrik yang

menjadi akar masalah kerusakan sungai, segara ditutup.

132) Molek memang sudah pernah menyelenggarakan pertemuan

dengan dihadiri ribuan manusia. Tetapi inilah untuk pertama

kalinya dia berjalan paling depan mengiringi teman-temannya

dalam kesepakatan untuk menyampaikan protes ke kantor

pemerintah dan di negeri orang, jauh dari kotanya (Aleida,

2004:227).

133) “Kami datang dengan damai, tangan telanjang, dengan baik-

baik ingin menyampaikan tuntutan kepada pemerintah yang sudah

selayaknya memperhatikan hidup kami. Apa yang mau diperintah

kalau bukan kami? Maka, lindungilah kami,” kata Molek dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

79

wajah tegang yang tak bisa disembunyikannya. Kami sudah

menderita. Berikan kami hak bertanya, ada apa sebenarnya di

belakang Rayon i Toba, sehingga dia dibiarkan terus mencemari

lingkungan kami, mengancam jiwa anak-anak kami,”sambungnya

lagi di depan hidung polisi yang tetap diam melongo (Aleida,

2004:228).

g. Leraian

Leraian muncul ketika usaha protes diwarnai kekacauan yang

ditimbulkan oleh penyusup yang masuk ke barisan demostran. Berikut

buktinya dalam kutipan.

134) Menjelang senja itu, kaum perusuh yang menyusup masuk

dalam barisan demonstran menyaksikan hasil dari kemauan jahat

mereka. Molek dan tiga puluh perempuan yang menemaninya

ditangkap, berikut belasan pelajar, dan sejumlah lelaki yang

terkepung tak bisa melepaskan diri dari jebakan polisi. Mederu-

deru, dua truk kosong tak lama kemudian berhenti di pekarangan

kantor kecamatan itu. molek dan puluhan orang yang senasib

seperlawanan dengannya dinaikkan ke truk dan dilarikan ke

markas polisi (Aleida, 2004:229).

h. Selesaian

Pada tahap selesaian, cerita diakhiri dengan usaha Molek

menyelamatkan sungai berbuah putusan penjara dua tahun bagi Molek

atas tuduhan penghasutan, penyerangan dan pengrusakan kantor

kecamatan, dan empat tahun bagi Hurlang atas tuduhan otak di balik

kerusuhan.

135) Rahma Boru Saragi alias Molek, duduk di kursi terdakwa.

Pengunjung yang bersimpati memadati ruang sidang, sampai-

sampai melimpah ke pekarangan. Molek dituduh menghasut

penduduk untuk menyerang dan merusak kantor kecamatan dan

dijatuhi hukuman penjara dua tahun. Seorang terdakwa lagi duduk

tak jauh dari sebelah Molek, adalah anaknya sendiri, Hurlang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

80

Jamangilak, yang dituduh berada di belakang kerusuhan, dijatuhi

hukuman empat tahun (Aleida, 2004:234).

136) Sekali lagi perempuan kita itu merangkul terhukum yang

bernama Hurlang. Ketika dekapan berurai, Molek sempat

menunduk, dan ketika matanya kembali tertumbuk pada mata

anaknya itu, terasa ada air yang agak hangat mendorong dari balik

bola matanya dan tubuhnya sedikit bergetar dijalari darah yang

mengalir lebih hangat, lebih kencang. Hurlang memegang bahu

ibunya dan katanya perlahan seakan berbisik: “Jangan menangis.

Kuatkan hati kita di depan mereka. Ingat, Omak sendiri yang

mengatakan kakek-buyutku, Jamangilak, tak pernah menangis

dalam hidupnya, mengembara dengan berjalan kaki dari pantai

barat di tanah Batak ini menuju tepian Selat Malaka.” (Aleida

2004:236).

137) Selama dua tahun, sebatang sungai yang teraniaya harus

menunda perubahan nasib yang telah diserahkannya kepada

seorang perempuan yang bersumpah akan berbuat sesuatu untuk

menyelamatkannya. Selama itu pula, ribuan orang yang bermukim

di kedua tepi sungai itu harus menanti pulangnya orang yang telah

menggerakkan dan meyakinkan mereka bahwa kota yang terancam

tenggelam itu akan bisa ditolong dengan kehendak

memperjuangkannya dalam niat yang padu, yang muncul dalam

pikiran dan hati seluruh penduduk (Aleida, 2004: 240).

3. Latar

Peristiwa-peristiwa dalam cerita tentulah terjadi pada suatu

waktu atau dalam suatu rentang waktu tertentu dan pada suatu tempat

tertentu. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa segala keterangan,

petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana

terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra membangun latar cerita.

Hudson dalam Sudjiman (1988:44) membedakan latar atas dua macam

yaitu latar sosial dan latar fisik/ material, sedangkan Nurgiyantoro

membedakan latar dalam tiga unsur pokok yaitu tempat waktu dan sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

81

a. Latar Tempat

Latar tempat yang digunakan dalam cerita novel Jamangilak Tak

Pernah Menangis adalah sungai, rumah, rumah Bupati, kantor Dewan

Perwakilan Rakyat, kantor bupati, kota, Padang Bundar, Siraituruk,

Sosor Ladang. Sungai sebagai latar penceritaan Molek ketika

melakukan aksi tidak terimanya terhadap keadaan sungai yang

mendangkal dan berbau, serta penceritaan tentang ketika sungai belum

dipenuhi pasir dan lumpur.

138) Sejak subuh tadi, sebelum matahari menyeruak dari pelepah-

pelepah pohon kelapa untuk membangunkan kota, dia sudah tegak

di tengah sungai itu, membiarkan arus yang mengalir berpendar-

pendar seperti mau menyeret, menenggelamkan tubuhnya (Aleida

2004: 1).

139) Hampir saban hari istrinya tegak memaku di tengah sungai.

berjam-jam lamanya. Melamun kayak dipukau setan. Atau

menggumamkan kata-kata, menyesal tiada ujung. Tak jarang pula

ia mengambil sikap rukuk, sehingga rambutnya mencium arus,

seperti bisik-bisik pada air yang lalu dan angin yang berkibas.

Atau pada burung-burung walet, yang di daerah ini disebut layang-

layang mandi, yang berkejaran di udara (Aleida 2004: 3).

140) Sebentar-sebentar dia memungut pasir dan melemparkannya ke

arah tepi. Karena sungai itu tidak sesempit bengawan atau kali

yang paling besar sekalipun di pulau Jawa, maka lemparan itu tak

pernah menjangkau tebing sungai (Aleida 2004: 3).

141) Sekarang, air itu berubah menjadi kusam, coklat kehitam-

hitaman. Dan aromanya pun sudah tidak surgawi lagi. Baunya

lebih menyengat dari pada daun pandan yang busuk. Sedangkan

hamparan gosong di tengah sungai, nun persis di depan pelabuhan

sana, mengganas dengan leluasa. Menghimpun pasir yang tiada

terkira jumlahnya. Mula-mula membuat alur sungai menjadi

dangkal, kemudian, melalui proses timbun-menimbun yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

82

berlangsung bertahun-tahun, butir-butir pasir membentuk diri

menjadi pulau yang menyesakkan dada (Aleida 2004: 2).

142) Dia ingat ketika masih kanak-kanak, air sungai itu sebersih

langit biru, sebenderang kaca, bisa langsung direguk sambil

menyelam. Sesungguhnya itu bukan hanya suasana pada masa

kanak-kanaknya. Sejak ribuan tahun lalu, air itu telah memberikan

kemurahan hati dan mengilhami penduduk menyulam kearifan ke

dalam peribahasa yang bersenandung: “sambil menyelam minum

air” (Aleida 2004: 2).

143) Riak yang terdampar di bawah lututnya terkadang mendesau

disapu angin pagi dan membawa ingatan Hurlang pada masa

kanak-kanak dan remaja. Selain sekolah dan madrasah, sungai ini

memainkan peran sendiri dalam membesarkannya (Aleida,

2004:77).

Kota pelabuhan sebagai latar tempat di mana kota yang dulu

merupakan kota produktif, berubah menjadi kota mati karena sungai

yang mendangkal dan berbau amis.

144) Sebagai pelabuhan, kota ini memang sudah dilupakan, kalau

bukan sengaja diterbengkalaikan oleh penguasa dan penduduk

bahwa hidup hanya bisa mengapung kalau dasar sungai itu tetap

terbuka untuk palung-palung yang dalam. Kini hanya tongkang-

tongkang yang malas dan sampan-sampan bermuatan penumpang

yang tambat di dermaganya, (Aleida 2004: 5).

145) Pelabuhan itulah yang telah mengilhami para pendatang, para

pedagang yang bermata elang untuk membangun rumah-rumah

yang berderet menyisir tepi sungai dan berhenti pada satu lahan

luas yang menjadi pusat perdagangan kota kecil itu (Aleida 2004:

5).

Rumah atau kedai panjang sebagai latar tempat Molek tinggal sendiri

setelah di tinggal anak dan suaminya.

146) Rumah-rumah beratap genteng, berlantai dua, berdiri berdempet-

dempet, membujur di sepanjang tepi sungai yang sedang

mengancam kehidupan penduduk kota itu dengan pasir. Rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

83

toko itu berjejer beradu tembok, memanjang mulai dari pelabuhan

dan berhenti di pasar. Beberapa ratus meter panjangnya. Karena

itulah, mungkin, tiga ratus tahun yang lampau, orang-orang

menamakan deretan rumah toko itu kedai panjang (Aleida 2004:

5).

147) Lantai bagian atas rumah-rumah itu berfungsi sebagai tempat

tinggal, sedangkan bagian bagian bawah menjadi tempat kopra,

ikan asin, beras, gula, kopi, garam, juga karet, dan rupa-rupa

komoditas lain yang berganti tangan dalam perdagangan (Aleida

2004: 5).

148) Rumah-rumah itu ditinggalkan. Cuma angin yang bertahan di

situ. Orang-orang pada berangkat menuju berbagai tujuan mencari

kehidupan yang diperkirakan akan lebih baik (Aleida 2004: 8).

Rumah bupati tempat Molek melakukan pengintaian dan meminta

pertanggungjawaban atas keadaan sungai yang mendangkal.

149) Sudah sejak beberapa saat lalu dia berdiri di bawah pokok asam

itu sambil melemparkan pandangan ke seberang jalan, melintasi

pagar bambu, dan dengan menyelidik matanya terus menuju

beranda dan ruang tamu dari rumah peninggalan belanda yang

terletak di seberang. Itulah Rumah Bupati, yang menurut

pikirannya, menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap

kelanjutan hidup kota kecil itu (Aleida, 2004: 27-28).

150) Maka, pagi keesokan harinya, dia keluarkan lagi pakaian yang

dia kenakan kemarin dari lemari perkawinan. Dia mengenakannya

tanpa mematut-matut diri di depan cermin, lalu berangkat menuju

rumah Bupati (Aleida, 2004: 32).

Gedung Dewan Perwakilan Rakyat tempat molek melakukan

pengintaian dan dan meminta pertanggung jawaban atas keadaan

sungai yang mendangkal.

151) Kemudian sampailah dia di depan gedung Dewan Perwakilan

Rakyat. Sebuah bangunan yang kokoh, bertingkat dua, yang di

bagian depannya berhias pilar-pilar bulat yang kuat menyerupai

bentuk batang kelapa atau pohon nibung (Aleida, 2004: 28).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

84

152) Untuk pertama kali dalam hidupnya, dia menginjak gedung

Dewan Perwakilan Rakyat. Benar-benar suntuk pikirannya

mempertanyakan bagaimana mungkin dewan yang dipilih rakyat

itu begitu mempersulit keinginan seorang warga masyarakat yang

ingin mengadukan nasib (Aleida, 2004: 34).

Kantor bupati tempat Molek menyampaikan protesnya mengenai

sungai yang tidak lagi dapat membantu perekonomian masyarakat tepi

sungai.

153) Dia menuju kantor bupati. Di sini hatinya mulai tersayat karena

merasa dipermainkan, seperti perempuan yang tiada berharga.

Kepada penerima tamu dia mengemukakan keinginannya untuk

bertemu dengan Bupati (Aleida 2004:32).

154) Ketika dipertemukan dengan sekretaris Bupati, Molek

mengulangi lagi alasannya untuk bertemu dengan penguasa kecil

dari kota kecil itu (Aleida 2004:33).

Padang Bundar tempat Molek menghimpun massa untuk melakukan

protes pada pemerintah karena sungai yang dangkal tidak diperhatikan.

155) Padang Bundar, lapangan berbentuk bulan bulat sempurna

dengan garis tengah hampir setengah kilometer, yang sedang

menengadah ke langit yang membiru terserak di atas kota kecil itu,

sudah penuh berjejel manusia (Aleida 2004: 83).

156) Untuk membangun dukungan sebesar dukungan yang diberikan

orang-orang yang tumpah di Lapangan Padang Bundar itu, anak

beranak tersebut, mengunjungi sekolah, madrasah, mengimbau

dukungan bagi upaya penyelamatan sungai (Aleida, 2004: 85).

Sosor Ladang tempat di mana pabrik Rayon i Toba berdiri. Pabrik

yang menjadi hulu permasalahan yang terjadi di derah yang di lalui

Sungai Asahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

85

157) Ketika Molek melakukan pengembaraan di Sosor Ladang,

orang-orang di Siraituruk, terutama perempuan-perempuannya,

kacau balau seperti anak ayam yang induknya disambar elang.

“Ke Porsea begitu lama? Dari pagi kami mencari.”

“Kemudian ke Sosor Ladang.”

Perempuan-perempuan yang mengerumuninya terperanjat.

“Mengapa ke sana?”

“Melihat pabrik. Rayon i Toba. Sekali basah, sudah kemari,

sekalian saja ke sana.” (Aleida, 2004: 2017).

Latar spiritual adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh latar fisik, atau

dugaan-dugaan yang timbul dalam pikiran pembaca tentang

suasananya, sifat tokoh-tokohnya dan sebagainya. Dalam novel

Jamangilak Tak Pernah Menangis, rumah-rumah toko yang di sebut

kedai panjang menimbulkan suasana mewah, ramai dan sibuk pada

latar tempat itu. Latar spiritual dibuktikan dalam kutipan berikut.

158) Rumah-rumah beratap genteng, berlantai dua, berdiri berdempet-

dempet, membujur di sepanjang tepi sungai yang sedang

mengancam kehidupan penduduk kota itu dengan pasir. Rumah

toko itu berjejer beradu tembok, memanjang mulai dari pelabuhan

dan berhenti di pasar. Beberapa ratus meter panjangnya. Karena

itulah, mungkin, tiga ratus tahun yang lampau, orang-orang

menamakan deretan rumah toko itu kedai panjang, (Aleida 2004:

5).

159) Lantai bagian atas rumah-rumah itu berfungsi sebagai tempat

tinggal, sedangkan bagian bagian bawah menjadi tempat kopra,

ikan asin, beras, gula, kopi, garam, juga karet, dan rupa-rupa

komoditas lain yang berganti tangan dalam perdagangan, (Aleida

2004: 5).

b. Latar Waktu

Latar waktu dalam novel Jamangilak Tak Pernah Menangis,

penceritaannya terjadi pada waktu di mana Molek mengenang kembali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

86

keadaan kota pelabuhan berpuluh-tahun yang lalu ketika sungai masih

dilayari kapal besar, dan nelayan masih bisa menangkap ikan, serta

waktu-waktu yang dilalui Molek dalam upaya menyelamatkan sungai.

Berikut beberapa kutipan latar waktu ketika Molek menunjukkan

kekecewaannya pada keadaan sungai yang tidak tertolong.

160) Sejak subuh tadi, sebelum matahari menyeruak dari pelepah-

pelepah pohon kelapa untuk membangunkan kota, dia sudah tegak

di tengah sungai itu, membiarkan arus yang mengalir berpendar-

pendar seperti mau menyeret, menenggelamkan tubuhnya (Aleida

2004: 1).

161) Laki-laki itu ingat, sejak setahun yang lalu, istrinya itu

menunjukkan sikap yang semakin asing. Yang membuat

keningnya berkerut, hatinya ciut. Hampir saban hari istrinya tegak

memaku di tengah sungai. berjam-jam lamanya. Melamun kayak

dipukau setan. Atau menggumamkan kata-kata, menyesal tiada

ujung (Aleida 2004: 2).

Latar waktu juga diceritakan terjadi ketika Molek mengenang keadaan

kota pelabuhan sebelum akhirnya dimatikan oleh sungai yang dangkal

dan tercemar. Berikut ini bukti dalam kutipan.

162) Peluit kapal yang membikin hidup kota pelabuhan itu hanya

tinggal dalam impian perempuan itu. Suara itu takkan kembali

lagi. Sebagian besar penduduk kota malahan tak pernah

mendengarnya. Karena, mereka adalah penduduk dari generasi

yang lahir beberapa puluh tahun setelah perempuan yang

menantang arus sebatang kara di tengah sungai itu (Aleida 2004:

4).

163) Ketika kakek Jumontam yang bernama Jamangilak, sampai di

kota pelabuhan itu hampir seabad yang lalu, kota kecil itu sedang

menunggang pasang menuju kejayaan sebagai kota pelabuhan

(Aleida 2004: 9).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

87

164) Katanya, kita berkumpul untuk mensyukuri sungai yang sudah

berpuluh tahun atau bahkan sudah berbad-abad menghidupi kita.

Kita telah dibesarkan sungai. kita juga menimang dan

membesarkan anak serta cucu-cucu kita dengan rahmat yang

dilimpahkan sungai kita itu (Aleida 2004: 95).

Latar waktu terjadi ketika Molek tidak lagi menunjukkan

kekecewaannya dengan berdiri di tengah sungai. berikut kutipannya.

165) Hari itu, untuk pertama kali, Molek tidak terlihat berdiri

memainkan dramanya sendiri di tengah sungai. tidak berkelahi

melempar-lemparkan pasir ke tepi. Juga, tidak memuntahkan

sumpah serapa terhadap sungai yang mendangkal, yang

mengganjal hatinya (Aleida 2004: 29).

Latar waktu terjadi ketika Molek memikirkan langkah yang harus

ditempuhnya untuk menyelamatkan sungai. Berikut kutipannya.

166) Menjelang dini hari, mata dan hatinya belum juga lelap terpejam.

Angan-angannya melambung tinggi mencari jalan bagaimana

memperbaiki nasib sebatang sungai yang terancam (Aleida 2004:

36).

Latar waktu terjadi ketika Molek dan Hurlang anaknya mengumpulkan

dukungan masyarakat untuk menyelamatkan sungai. Berikut

kutipannya.

167) Manusia yang menyemut, tumpah-ruah, itulah hasil kerja Molek

dan anaknya selama berminggu-minggu. Mengumpulkan

penduduk untuk mendukung cita-citanya menyelamatkan kota

yang sedang terancam oleh sungai yang mendangkal (Aleida,

2004:84).

Latar waktu diceritakan setelah Molek dan Hurlang anaknya

mengumpulkan dukungan masyarakat untuk menyelamatkan sungai.

Berikut kutipannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

88

168) Seminggu setelah rapat raksasa yang disusul interogasi di markas

tentara itu merupakan hari-hari yang melelahkan dan membuat

dengkul Molek seperti terserang semutan (Aleida, 2004:114).

Latar waktu terjadi ketika Molek pergi ke Porsea memenuhi undangan

masyarakat daerah hulu sungai. Berikut kutipannya.

169) Setelah matahari tergelincir, masih saja ada orang yang datang

memastikan bahwa Molek memang benar telah berangkat ke hulu

dari yang paling hulu dari sungai yang pelan-pelan mendangkal

dan mengancam kota (Aleida, 2004:181).

170) Kemarin, sesampainya di Siraituruk, Molek ditempatkan di

rumah seorang petani yang paling makmur. Perempuan-perempuan

desa, terutama mereka yang aktif dalam gerakan menuntut

penutupan pabrik pulp dan pabrik bubur kayu itu, menemaninya

menjelang tidur sambil martarombo (Aleida, 2004:186).

171) Percakapan berlanjut sampai menjelang dini hari. Dari

perempuan-perempuan itu, Molek mengetahui bagaimana pabrik

bubur kayu Rayon i Toba yang berdiri pada Tahun 1986, telah

membawa kesengsaraan, merusak danau Toba dan lingkungan

sekitarnya (Aleida, 2004:187).

Latar waktu terjadi ketika Molek dan wakil dari desa yang terkena

dampak dari limbah pabrikk Rayon i Toba mengadakan pertemuan.

Berikut kutipannya.

172) Sore itu selepas tuntas pekerjaan di sawah, wakil dari 21 desa

yang terkena dampak paling buruk dari pabrik bubur kayu, Rayon i

Toba, berkumpul di Sihiung (Aleida, 2004:185).

173) Keputusan rapat desa: hari Sabtu, besok sore, protes besar-

besaran di Siraituruk; anak-anak sekolah mogok belajar dan

mereka akan datang berjalan kaki dan mereka akan bergabung

dalam demonstrasi itu; Molek akan tampil berpidato (Aleida,

2004:186).

Latar waktu terjadi ketika Molek berniat melihat secara langsung

pabrik bubur kayu Rayon i Toba. Berikut kutipannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

89

174) Selepas salat subuh, keesokan harinya dengan perasan ingin tahu

yang meluap, Molek berjalan kaki sendirian ke Simpang Sigura-

gura. Ketik dia berdiri dengan agak ragu di tepi jalan itu, sebuah

kendaraan umum berpenumpang kurang dari sepuluh orang

berhenti menawarkan apakah Molek ingin ke Porsea? Molek

mengatakan kepada Sopir angkutan umum itu bahwa dia mau ke

pabrik Rayon i Toba, apakah kendaraan itu sampai ke sana?

(Aleida, 2004: 196).

Latar waktu terjadi ketika tiba waktunya untuk melakukan demonstrasi

menuntut penutupan pabrik bubur kayu Rayon i Toba. Berikut

kutipannya.

175) Sesuai dengan kesepakatan yang dicapai kemarin, penduduk

yang berhimpun dalam kelompok perempuan dan laki-laki, dari

seluruh desa terhampar di daratan Porsea, berjalan kaki menuju

Simpang Sigura-gura untuk kesekian kalinya berdemonstrasi

menuntut Rayon i Toba supaya segera ditutup (Aleida, 2004: 211).

176) Menjelang senja itu, kaum perusuh yang menyusup masuk ke

dalam barisan demonstran menyaksikan hasil dari kemauan jahat

mereka. Molek dan tiga puluh perempuan yang menemaninya

ditangkap, berikut belasan pelajar dan sejumlah lelaki yang

terkepung tak bisa melepaskan diri dari jebakan polisi (Aleida,

2004: 229).

Latar waktu terjadi ketika Molek ditangkap dan dihukum 2 tahun

penjara. Berikut kutipannya.

177) Selama dua tahun, sebatang sungai yang teraniaya harus

menunda perubahan nasib yang telah diserahkannya kepada

seorang perempuan yang bersumpah akan melakukan sesuatu

untuk menyelamatkannya. Selama itu pula, ribuan orang yang

bermukim di kedua tepi sungai itu harus menanti pulangnya orang

yang telah menggerakkan dan meyakinkan mereka bahwa kota

yang terancam tenggelam itu akan bisa ditolong dengan kehendak

memperjuangkannya dalam niat yang padu, yang muncul di dalam

pikiran dan hati seluruh penduduk (Aleida, 2004: 238).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

90

c. Latar Sosial

Latar sosial yang dapat diungkap dalam novel Jamangilak Tak pernah

Menangis adalah tradisi yang turun temurun. Darah tani dan dagang

Jamangilak, diwarisi oleh anak, cucu dan cicitnya.

178) Jamangilak sampai ke satu kampung di seberang kota pelabuhan

itu dan memulai hidup di situ sebagai petani kembali, modal yang

dia bawa dalam perjalanan jauh menyeberangi punggung Pulau

Sumatera. Dialah yang memperkenalkan kepada masyarakat

setempat bagaimana memetik buah kelapa dengan aman (Aleida,

2004: 10).

179) Sementara cucu Jamangilak, Si Jumontam melanjutkan usaha

kakeknya, mengembangkan alat kukur kelapa yang digerakkan

pedal sepeda, sehingga penduduk tidak cuma menjual kelapa ke

kota. Mereka juga bisa membawa minyak kelapa yang mereka olah

sendiri. Jumontam mempertahankan apa yang telah dicapai ayah

dan kakeknya dan malah mengembangkan usaha pendahulunya itu,

sehingga keluarga pendatang itu menguasai beratus meter bujur

sangkar penjemuran kopra. Dengan darah dagang yang juga

mengalir dalam dirinya, anak Jumontam yang bernama Jabosi

melanjutkan usaha yang dirintis kakek buyut dan ayahnya (Aleida

2004:11).

Masyarakat tepi sungai berprofesi sebagai pedagang. Berikut bukti

dalam kutipan.

180) Pelabuhan itulah yang telah mengilhami para pendatang, para

pedagang bermata elang, untuk membangun rumah-rumah yang

berderet menyisir tepi sungai dan berhenti pada satu lahan luas

yang menjadi pusat perdagangan kota kecil itu. lantai bagian atas

rumah-rumah itu berfungsi sebagai tempat tinggal, sedangkan

bagian bawah menjadi tempat kopra, ikan asin, beras, gula, kopi,

garam, juga karet dan rupa-rupa komoditas yang lain berganti

tangan dalam perdagangan (Aleida, 2004:5).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

91

Sebelum Jamangilak datang dari seberang danau Toba, masyarakat

tepi sungai belum mengenal cara-cara membuka lahan untuk tambak

ikan. berikut buktinya dalm kutipan.

181) Jamangilak juga yang memperkenalkan kepada penduduk

bagaimana membuka lahan untuk tambak ikan mas, sepat siam dan

lele yang di derah ini disebut dengan sebuah nama yang terdengar

mewakili bentuk fisik sejenis makhluk air yang licin berlendir,

limbat. Beratus tahun, mungkin lebih, agaknya, penduduk asli

hidup dengan hanya memanjakan diri pada kemurahan air di

sungai, di muara atau di laut yang menyediakan ikan untuk

dipancing, ditangguk, dijala, dilukah. Mereka tak pernah digoda

ilham untuk mendekatkan ikan ke rumah mereka sampai

Jamangilak datang dari pantai yang jauh, menyeberangi gunung

dan hutan untuk memperkenalkannya kepada mereka (Aleida,

2004:12).

Seni suara lokal yang bernama sinandong merupakan adat kebiasaan

masyarakat kota pelabuhan itu. berikut bukti dalam kutipan.

182) Suara yang membujuk merayu itu sudah menjadi bagian dari

sejarah kota kecil itu. itulah seni suara lokal yang bernama

sinandong, sebentuk kesenian rakyat di mana para nelayan

mengantarkan kabar tentang nasib baik atau peruntungan buruk

yang mereka temukan ketika melaut. Suara yang dibawakan angin

pasang itu akan hinggap di rumah tujuan. Penghuni rumah yaitu

anak-istri yang menunggu di bendul pintu akan tahu seberapa sarat

atau seberapa hampa perahu yang dibawa pulang oleh pahlawan

kehidupan yang sedang dinanti (Aleida, 2004:20-21).

Sikap tidak peduli masyarakat kota kecil itu terhadap keadaan sungai

yang mendangkal dan tercemar dengan cara pergi mencari

peruntungan di tempat lain.

183) Sebagai pelabuhan, kota ini memang sudah dilupakan, kalau

bukan sengaja diterbengkalaikan oleh penguasa dan penduduk

yang lupa bahwa hidup hanya bisa mengapung kalau dasar sungai

itu tetap terbuka untuk palung-palung yang dalam. Kini hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

92

tongkang-tongkang yang malas dan sampan-sampan bermuatan

penumpang yang tambat di dermaganya (Aleida, 2004: 5).

184) Orang-orang pada berangkat menuju berbagai tujuan, mencari

kehidupan yang diperkirakan akan lebih baik. Paling tidak,

begitulah sangkaan mereka. Kota itu mereka biarkan menghadapi

kematiannya sendiri. Dan, mereka mengadu nasib di tempat-

tempat yang lebih gampang, yang tak memerlukan kucuran

keringat, apalagi darah sebagaimana yang siap ditimpahkan

perempuan itu (Aleida, 2004: 8).

4. Tema

Tema yang terkandung dalam Novel Jamangilak Tak Pernah

Menangis adalah perjuangan yang tak kenal menyerah dari seorang

perempuan bernama Molek yang berjuang menyelamatkan lingkungan

hidupnya yang dirusak oleh limbah pabrik bubur kayu. Usaha yang

dilakukan Molek adalah menuntut pemerintah melakukan pengerukan

Sungai yang mendangkal, dan penutupan pabrik Rayon i Toba. Namun

usaha Molek menuai kekerasan dari pemerintah. Kekerasan yang diterima

Molek tidak membuat dia menyerah. Berikut bukti pernyataan di atas

dalam kutipan:

185) “Kita ingatkan pemerintah. Tak pernah ada kata terlambat untuk

menyelamatkan sungai itu. Jangan biarkan pemerintah hanya

memungut pajak. Ke mana uang pajak itu dibelanjakan pemerintah

kalau bukan untuk memelihara sungai? Kalau sungai itu jadi

kering, timpas, dari mana kita dapat uang? Apa pemerintah juga

mau membiarkan dirinya mati? Pemerintah macam apa itu…?”

Molek meningkahi, (Aleida, 2004:19).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

93

186) “Saya datang kesini tidak untuk mengemis barang sebutir

pasirpun. Saya mau mempertanyakan kemana saja pajak puluhan

tahun yang kami bayar. Saya mau bertemu dengan Bupati.”

(Aleida, 2004:33).

187) “Berpuluh tahun suami saya dan para pedangan di kota ini, kecil

maupun besar, menyerahkan pajak kepada pemerintah, ke mana

saja uang itu? Mengapa tidak dipergunakan untuk mengeruk

sungai? Kalau kota ini mati dan orang-orang semua pergi, apakah

Bupati juga mau terbenam? Kan tidak?” (Aleida, 2004:33).

Usaha molek menyelamatkan sungai dengan cara menggugat

pemerintah, tidak ditanggapi. Molek dan anaknya Hurlang kemudian

menyiapkan bentuk perlawanan yang berbeda. Mereka menghimpun

aspirasi rakyat dalam rapat besar di Lapangan Padang Bundar. Kutipan

berikut merupakan bukti dari pernyataan di atas.

188) Manusia yang menyemut, tumpah-ruah, itulah hasil kerja Molek

dan anaknya selama berminggu-minggu. Mengumpulkan

penduduk untuk mendukung cita-citanya menyelamatkan kota

yang sedang terancam oleh sungai yang mendangkal (Aleida,

2004:84).

Setelah menyelenggarakan rapat besar yang dihadiri oleh manusia

yang memenuhi Lapangan Padang Bundar, Molek diinterogasi,

Hurlang ditahan selama delapan hari dan dicambuki. Berikut ini bukti

dari pernyataan di atas.

189) Molek tak kuat mempertahankan kesabaran menghadapi sikap

dan kata-kata kasar yang dilontarkan interogator yang duduk

ongkang-ongkang di depannya. Melonjor. Mengepulkan asap

rokok sesukanya (Aleida 2004:106).

190) Seminggu setelah rapat raksasa yang disusul interogasi di markas

tentara itu merupakan hari-hari yang melelahkan, membuat

dengkul Molek seperti terserang semutan. Juga, hari-hari yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

94

mencemaskan, terutama karena Hurlang masih juga mendekam

dalam tahanan (Aleida 2004:114).

191) Setelah mengamati balur-balur luka yang memanjang dari bahu,

terus merembet ke bawah menjangkau bokong, menjentang serupa

tali penambat perahu yang sudah lapuk sebesar ibu jari kaki di

belakang anaknya itu, Molek menahan duka dan bertanya dalam

desah, “Mereka lumatkan punggungmu dengan tali manila?!”

(Aleida 2004:117).

Perlakuan kasar aparat keamanan karena rapat besar yang

diselenggarakan Molek di Padang Bundar, tidak membuat Molek

berniat menghentikan perlawanan. Molek menerima undangan dari

Porsea untuk membantu perjuangan masyarakat Porsea menuntut agar

pabrik yang merusak lingkungan itu ditutup. Pernyataan di atas

dibuktikan dalam kutipan berikut.

192) Sesuai dengan kesepakatan yang dicapai kemarin, penduduk

yang berhimpun dalam kelompok perempuan dan laki-laki, dari

seluruh desa yang terhampar di daratan Porsea, berjalan kaki

menuju Simpang Sigura-gura untuk kesekian kalinya

berdemonstrasi menuntut Rayon i Toba supaya segera ditutup.

Mereka bergerak dari Lumban Huala, Lumba Lobu, Naga Mosik,

Sihiong, Silamosik, Siruar, Sosor Dolok, dan dua puluh desa

lainnya yang selama dua puluh tahun belakangan ini sengsara

melihat pucuk padi, kelapa dan singkong mereka memerah dan

layu, serta kerbau, babi dan ikan emas mereka mati mendadak

seperti disantet setan (Aleida, 2004: 211).

193) Molek memang sudah pernah menyelenggarakan pertemuan

dengan dihadiri ribuan manusia. Tetapi inilah untuk pertama

kalinya dia berjalan paling depan mengiringi teman-temannya

dalam kesepakatan untuk menyampaikan protes ke kantor

pemerintah dan di negeri orang, jauh dari kotanya (Aleida,

2004:227).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

95

Namun usaha Molek menuai kekerasan dan hukuman penjara dari

pemerintah. Berikut bukti dalam bentuk kutipan:

194) Rahma Boru Saragi alias Molek, duduk di kursi terdakwa.

Pengunjung yang bersimpati memadati ruang sidang, sampai-

sampai melimpah ke pekarangan. Molek dituduh menghasut

penduduk untuk menyerang dan merusak kantor kecamatan dan

dijatuhi hukuman penjara dua tahun (Aleida, 2004:234).

195) Seorang terdakwa lagi duduk tak jauh dari sebelah Molek, adalah

anaknya sendiri, Hurlang Jamangilak, yang dituduh berada di

belakang kerusuhan, dijatuhi hukuman empat tahun (Aleida,

2004:234).

Rayon i Toba adalah sebuah pabrik pulp atau bubuk kayu, yang berdiri

di hulu sungai dan membuang limbah ke sungai yang menyebabkan

sungai tercemar dan mendangkal dari hulu ke Muara. Kutipan yang

mendukung pernyataan di atas adalah sebagai berikut:

196) Selama dua puluh tahun keberadaannya, selama itu pula Rayon i

Toba ditantang supaya tutup, tetapi dia tetap saja berdiri

mengepulkan gas dan mencurahkan limbah yang mencemaskan.

Cuma penduduk yang selalu dikalahkan, terbunuh, dihukum, atau

diusir. Dan, hanya empat hari setelah demonstrasi yang berakhir

rusuh di depan kantor kecamatan, sebuah pengadilan digelar

dengan tergesa-gesa di Tarutung (Aleida, 2004:234).

197) Selama dua tahun, sebatang sungai yang teraniaya harus

menunda perubahan nasib yang telah diserahkannya kepada

seorang perempuan yang bersumpah akan berbuat sesuatu untuk

menyelamatkannya. Selama itu pula, ribuan orang yang bermukim

di kedua tepi sungai itu harus menanti pulangnya orang yang telah

menggerakkan dan meyakinkan mereka bahwa kota yang terancam

tenggelam itu akan bisa ditolong dengan kehendak

memperjuangkannya dalam niat yang padu, yang muncul dalam

pikiran dan hati seluruh penduduk (Aleida, 2004:238-239).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

96

C. Relasi Antara Manusia dengan Lingkungan Hidup: Kajian Ekokritik

Ekokritik bertujuan menunjukkan bagaimana karya sastra mempunyai

kepedulian terhadap lingkungan dan berperan memecahkan masalah ekologi.

Ekokritik mempertanyakan bagaimana alam direpresentasikan dalam sebuah

karya sastra? (Endraswara, 2016: 33). Novel Jamangilak Tak Pernah

Menangis merepresentasikan alam sebagai korban eksploitatif manusia. Alam

digambarkan dalam keadaan menderita. Udara tercemar gas, air dan tanah

tercemar limbah, tumbuhan tidak dapat bertahan hidup, binatang mati

keracunan dan manusia mengidap penyakit kulit dan pernapasan serta terusir

dari rumah sendiri karena lingkungannya tidak nyaman untuk ditinggali.

198) Pabrik bubur kayu Rayon i Toba yang berdiri pada tahun1986,

telah membawa kesengsaraan, merusak Danau Toba dan

lingkungan sekitarnya…. Pohon-pohon pinus yang menjaga

kelestarian hamparan air yang melingkung Pulau Samosir, dibabat

untuk memberi makan kepada gerigi mesin di pabrik itu. tanah

yang sudah ditanduskan kemudian ditanami pohon yang ganas,

yang didatangkan dari luar negeri, eucalyptus namanya. Pohon ini

tumbuh dengan kerasukan yang amat ganjil. Begitu cepat dia

membesar, mengalahkan pohon mana saja yang pernah dikenal

manusia di tepi danau itu. tetapi untuk menopang laju

pertumbuhannya yang cepat untuk emenuhi kebutuhan perut

pabrik yang selalu lapar itu, pohon tadi menyedot air secara luar

biasa derasnya. Di atas lahan tempat dia ditanam, pohon itu

menjadi momok penyedot air yang membikin kering kerontang

tidak saja tanah tempatnya tumbuh, tetapi juga wilayah sekitar.

Zat-zat yang menyuburkan tanah terbunuh (Aleida, 2004:187).

199) Luka jadi bernanah ketika uap yang terlempar ke udara sebagai

ampas buangan pabrik itu saban hari menimbulkan bau yang

sangat menyengat, terkadang membikin muntah. Bau bususk yang

menusuk itu bertebar dalam radius berkilo-kilometer. Pucuk-pucuk

pohon kelapa, padi, dan jagung, untuk pertama kali dalam sejarah

disaksikan Pusuk Buhit, berwarna kemerah-merahan, tak tahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

97

kena gas. Sulur-sulur daun padi tidak lagi hijau menggairahkan

seperti yang dikenal selama ini, tetapi sudah ditaburi semacam

rona yang membikin hati petani jadi ciut dan membuat seluruh

permukaan ladang persawahan seperti dihiggapi awan tipis kelabu.

Ikan-ikan di kolam mendadak megap-megap, kemudian diam dan

mati (Aleida, 2004:192).

Pertanyaan lain yang diajukan ekokritik dalam Endraswara (2016), apa

peranan lingkungan hidup dalam plot sebuah novel, dan dengan cara apa

sastra berpengaruh pada hubungan antara manusia dan alam? Usaha-yang

dilakukan tokoh sentral protagonis untuk menyelamatkan lingkungannya

menjadi benang merah yang memadukan cerita novel Jamangilak Tak Pernah

Menangis. Aleida menempatkan kisah Molek yang berusaha menyelamatkan

lingkungan dalam setiap tahap alur.

Melalui novel Jamangilak Tak Pernah Menangis, Martin Aleida

menuntun pembaca untuk menyadari bahwa sesungguhnya alam menyediakan

kehidupan bagi manusia, namun jika manusia menikmati kebaikan alam

secara serakah, eksploitatif dan mengacuhkan keadaan lingkungan yang rusak,

selain bumi yang akan menanggung penderitaan, manusia juga akan menjadi

korban. Aleida mempengaruhi pembaca untuk memperbaiki hubungan

manusia dan alam yang tidak seimbang.

Greg Garrad dalam Endraswara (2016:37) berpendapat bahwa manusia

hampir selalu bersentuhan dengan konsep-konsep ekokritik seperti, polusi,

hutan belantara, bencana, tempat tinggal dan bumi. Martin Aleida sependapat

dengan Garrad. Dalam novel Jamangilak Tak Pernah Menangis Aleida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

98

mengisahkan bagaimana polusi yang disebabkan oleh pabrik Rayon i Toba

mengganggu masyarakat, hutan belantara ditanduskan demi pohon perusak

tanah dan pembunuh tanaman lain yang menjadi bahan baku pabrik.

Ketidakpedulian manusia terhadap bumi yang sekarat menimbulkan ancaman

bencana. Limbah pabrik yang mengalirkan pasir menyebabkan dasar sungai

mendangkal dan daerah sekitar sungai terancam terbenam. Bencana lain yang

mungkin terjadi adalah kematian makhluk hidup. Kualitas tanah dan air yang

merosot tidak mampu membantu kelanjutan hidup tanaman, limbah yang

mencemari udara dan air meracuni manusia dan binatang. Seumpama seorang

ibu, bumi adalah seorang ibu yang merintih dalam rasa sakit bersalinnya.

Dalam bukunya yang berjudul Ekologi Sastra, Endraswara (2016: 1)

mengungkapkan bahwa ekokritik adalah perspektif kajian yang berusaha

menganalisis sastra dari sudut pandang lingkungan. Kajian ini berupaya

mengamati bahwa krisis lingkungan tidak hanya menimbulkan pertanyaan

teknis, ilmiah dan politik, tetapi juga persoalan budaya yang terkait dengan

fenomena sastra. Kebiasaan yang terjadi dalam ekokritik sastra adalah

merepresentasikan fenomena kultural, iklim, perubahan lingkungan dalam

sastra.

Martin Aleida memberikan gambaran fenomena kultural dan

perubahan lingkungan dalam novel Jamangilak Tak Pernah Menangis.

Lingkungan yang bersahabat dan menjadi sumber pemenuhan kebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

99

hidup serta menjadi sumber pendapatan ekonomi, berubah menjadi

lingkungan yang berbahaya bagi makhluk hidup. Air sungai yang berbau,

kotor, dasar sungai yang mendangkal, tanah dan udara yang tercemar

membuat sunyi pergerakan ekonomi manusia, menimbulkan penyakit bahkan

membunuh makhluk hidup.

200) Dialah yang memperkenalkan kepada masyarakat setempat

bagaimana memetik buah kelapa dengan aman.

Jamangilak juga yang memperkenalkan kepada penduduk

bagaimana membuka lahan untuk tambak ikan mas, sepat siam dan

lele yang di daerah ini disebut dengan sebuah nama yang terdengar

mewakili bentuk fisik sejenis makhluk air yang licin berlendir,

limbat (Aleida 2004:11).

201) Dia ingat ketika masih kanak-kanak, air sungai itu sebersih langit

biru, sebenderang kaca, bisa langsung direguk sambil menyelam.

Sesungguhnya itu bukan hanya suasana pada masa kanak-

kanaknya. Sejak ribuan tahun lalu, air itu telah memberikan

kemurahan hati dan mengilhami penduduk menyulam kearifan ke

dalam peribahasa yang bersenandung: “sambil menyelam minum

air” (Aleida 2004: 2).

202) Sekarang, air itu berubah menjadi kusam, coklat kehitam-

hitaman. Dan aromanya pun sudah tidak surgawi lagi. Baunya

lebih menyengat dari pada daun pandan yang busuk. Sedangkan

hamparan gosong di tengah sungai, nun persis di depan pelabuhan

sana, mengganas dengan leluasa. Menghimpun pasir yang tiada

terkira jumlahnya. Mula-mula membuat alur sungai menjadi

dangkal, kemudian, melalui proses timbun-menimbun yang

berlangsung bertahun-tahun, butir-butir pasir membentuk diri

menjadi pulau yang menyesakkan dada (Aleida 2004: 2).

Dalam buku yang sama Endraswara memaparkan bahwa ekokritisisme

adalah kemampuan untuk mengkritik wacana yang ada, artefak budaya,

bentuk dan genre, dan mengeksplorasi alternatif lingkungan sastra.

Lingkungan yang mengitari sastra menjadi fokus pengkajian ekokritisisme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

100

Ada materi pokok kajian ekokritisisme sastra, yaitu: (1) penelitian ekokritik

dan pedagogi sastra dalam kaitannya dengan lingkungan, (2) bagaimana

prinsip-prinsip utama yang seharusnya diajarkan lewat sastra terhadap

lingkungan untuk menyelamatkan bumi (Endraswara, 2016: 2).

Novel Jamangilak Tak Pernah Menangis mengemukakan masalah

lingkungan yang terjadi di Sumatera Utara. Sebuah sungai dicemari oleh

limbah pabrik bubur kayu di hulunya. Kegiatan ekonomi kota pelabuhan yang

terkena dampak buruk dari sungai yang tercemar menjadi mati. Masyarakat

memilih pergi meninggalkan kota pelabuhan yang beranjak mati dari pada

memperjuangkan penyelamatan terhadap sungai yang telah menghidupi

selama berpuluh-puluh tahun.

Novel ini memaparkan ketidaksadaran manusia bahwa lingkungan

hidup mereka sedang terancam. Terbukti ketika pemerintah tidak melakukan

apapun untuk menanggapi protes Molek dan nampak ketika pengarang

mengisahkan rumah dan sampan-sampan yang ditinggalkan pemiliknya. Hal

ini merupakan bukti bahwa manusia masyarakat tepi sungai lebih

mengutamakan kepentingannya, dari pada keselamatan sungai. Usaha Molek

berujung tuduhan menghasut oleh aparat keamanan. Pengarang mengajarkan

bagaimana seharusnya manusia bersikap terhadap alam dalam keadaan baik

maupun buruk. Kutipan yang mendukung pernyataan tersebut adalah sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

101

203) Bertih-bertih pasir yang terbilang milyaran itu memagut

pikirannya dan membuat dia kembali menangkap isyarat tentang

bencana yang tidak hanya akan membinasakan dirinya, tetapi juga

seluruh lingkungan tempat dia hidup, seluruh kota (Aleida,

2004:1).

204) Rumah-rumah itu ditinggalkan. Cuma angin yang bertahan di

situ. Orang-orang pada berangkat menuju berbagai tujuan, mencari

kehidupan yang diperkirakan akan lebih baik. Paling tidak

begitulah sangkaan mereka. Kota itu mereka biarkan menghadapi

kematiannya sendiri (Aleida, 2004:8).

205) Simpang tiga itu menjadi simbol perlawanan terhadap

perlakuan sebuah pabrik yang terus mencemari dengan restu

kekuasaan (Aleida, 2004: 195).

206) Selama dua puluh tahun keberadaannya, selama itu pula Rayon

i Toba ditantang supaya tutup, tetapi dia tetap saja berdiri

mengepulkan gas dan mencurahkan limbah yang mencemaskan.

Cuma penduduk yang selalu dikalahkan, terbunuh, dihukum, atau

diusir. Dan, hanya empat hari setelah demonstrasi yang berakhir

rusuh di depan kantor kecamatan, sebuah pengadilan digelar

dengan tergesa-gesa di Tarutung. Rahma Boru Saragi alias Molek,

duduk di kursi terdakwa. Pengunjung yang bersimpati memadati

ruang siding, sampai-sampai melimpah ke pekarangan. Molek

dituduh mengahsut penduduk untuk menyerang dan merusak

kantor kecamatan dan dijatuhi hukuman penjara dua tahun (Aleida,

2004:234).

Masalah ekologi adalah akibat tragis dari aktivitas manusia

yang tidak terkendali: “Karena eksploitasi alam yang sembarangan,

manusia mengambil resiko merusak alam dan pada giliranya menjadi

korban degradasi ini, (Fransiskus, 2015: 8). Ada beberapa bentuk

pencemaran yang dialami orang setiap hari. Terkena polusi udara

mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, terutama bagi masyarakat

miskin, dan menyebabkan jutaan kematian dini. Orang jatuh sakit,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

102

misalnya karena terus menghirup asap bahan bakar tingkat tinggi yang

digunakan untuk memasak atau memanaskan rumah. Adalagi polusi

yang mempengaruhi semua orang, yang disebabkan oleh transportasi,

asap industri, zat yang memberikan kontribusi pada pengasaman tanah

dan air (Fransiskus, 2015: 17-18).

Kerusakan lingkungan dan kemerosotan masyarakat lebih

berdampak pada pihak yang paling lemah di bumi: “Baik pengalaman

hidup sehari-hari maupun penelitian ilmiah menunjukkan bahwa efek

paling parah dari serusakan lingkungan diderita oleh kaum miskin”,

(Fransiskus, 2015: 33). Kerusakan lingkungan yang terjadi dalam

novel Jamangilak Tak Pernah Menangis berdampak pada masyarakat

yang miskin. Air sungai yang tercemar limbah tidak layak untuk

diminum dan digunakan untuk mandi. Berikut kutipan yang

membuktikan pernyataan di atas:

207) Dia ingat, ketika masih kanak-kanak, air sungai itu sebersih

langit biru, sebenderang kaca, bisa di reguk sambil menyelam.

Sesungguhnya itu bukan hanya suasana pada masa kanak-

kanaknya. Sejak ribuan tahun lalu, air itu telah memberikan

kemurahan hati dan mengilhami penduduk menyulam kearifan ke

dalam peribahasa yang bersenandung: “Sambil menyelam minum

air.” (Aleida, 2004: 2).

208) Sekarang air itu berubah menjadi kusam, coklat kehitam-

hitaman. Dan aromanyapun sidah tidak surgawi lagi. Baunya lebih

menyengat daripada daun pandan yang busuk. Sedangkan

hamparan gosong di tengah sungai, nun persis di depan pelabuhan

sana, mengganas dengan leluasa. Menghimpun pasir yang tiada

terkira jumlahnya. Mula-mula membuat alur sungai menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

103

dangkal. Kemudian, melalui proses timbun-menimbun yang

berlangsung bertahun-tahun, butir-butir pasir membentuk diri

menjadi pulau yang menyesakkan dada (Aleida, 2004: 2).

209) “Dari mana Inang mengambil air minum? Dari sungai itu?”

Tanya Molek kepada perempuan yang menghentikan ayunan

penampinya hanya untuk melayani pertanyaan seorang tamu yang

sedang lewat.

“Ah, Inang, ai tak si minuman itu. Dibikin mandi juga gatal.”

(Aleida, 2004: 203).

210) Selama dua puluh tahun keberadaannya, selama itu pula Rayon

i Toba ditantang supaya tutup, tetapi dia tetap saja berdiri

mengepulkan gas dan mencurahkan limbah yang mencemaskan.

Cuma penduduk yang selalu dikalahkan, terbunuh, dihukum, atau

diusir (Aleida, 2004:234).

211) Limbah kulit kayu biasanya dimanfaatkan lagi di pabrik,

sedangkan lumpur CaCO₃ yang bercampur dengan senyawa-

senyawa lain akan dibuang. Jika pembuangannya dilakukan di

sungai, akan menyebabkan pendangkalan dan menutupi benthos

(makanan ikan) yang terdapat di dasar sungai, di dalam limbah cair

akan terdapat berbagai Zat kimia, yaitu sulfat SO₄²,NaCOl, resin

dan sabun dari asam-asam lemak. Senyawa-senyawa kimia

tersebut di atas akan bersifat racun terhadap organisme perairan,

seperti ikan, dan juga berbahaya bagi kesehatan manusia (Aleida,

2004: 188).

Keraf (2010) mengemukakan beberapa teori etika lingkungan

untuk menjelaskan hubungan dan relasi manusia dan alam, yaitu:

antroposentrisme, biosentrisme dan ekosentrisme. Antroposentrisme

merupakan etika lingkungan hidup yang memandang manusia sebagai

pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya

dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam

kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

104

langsung atau tidak langsung. Nilai tertinggi adalah manusia dan

kepentingannya.

Biosentrisme menganggap setiap kehidupan dan makhluk

hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Teori ini

menganggap serius setiap kehidupan dan makhluk hidup di alam

semesta. Semua makhluk hidup bernilai pada dirinya sendiri sehingga

pantas mendapat pertimbangan dan kepedulian moral. Alam perlu

diperlakukan secara moral, terlepas dari apakah ia bernilai bagi

manusia atau tidak.

Ekosentrisme memusatkan etika pada seluruh komunitas

ekologis baik yang hidup maupun tidak. Secara ekologis, makhluk

hidup dan benda-benda abiotis lainnya saling terkait satu sama lain.

Oleh karena itu, kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya

dibatasi pada makhluk hidup, tetapi juga berlaku terhadap semua

realitas ekologis, (Keraf, 2010: 92).

Untuk melakukan analisis hubungan manusia dan lingkungan

hidupnya menggunakan pendekatan ekokritik, peneliti melakukan

pemeriksaan bahasa yang digunakan untuk menggambarkan alam, dan

dengan melibatkan etika lingkungan hidup yaitu biosentris, ekosentris

dan antroposentris, peneliti berharap dapat memaparkan hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

105

antara manusia dan lingkungannya dalam novel Jamagilak Tak Pernah

Menangis karya Martin Aleida.

Berdasarkan etika lingkungan di atas, novel Jamangilak Tak

Pernah Menangis mengungkapkan bagaimana seharusnya manusia

memperlakukan alam. Novel ini menampilkan bagaimana manusia

tidak peduli pada keadaan sungai sebagai tempat hidup biota air,

sebagai sumber air bagi manusia, hewan dan tumbuhan.

Antroposentris muncul dalam kutipan-kutipan tokoh utama, yaitu

dalam usaha Molek memperjuangkan keselamatan sungai Asahan

untuk kepentingan manusia. Kutipan yang mendukung pernyataan

tersebut adalah sebagai berikut:

212) “Kita ingatkan pemerintah. Tak pernah ada kata terlambat

untuk menyelamatkan sungai itu. Jangan biarkan pemerintah hanya

memungut pajak. Ke mana uang pajak itu dibelanjakan pemerintah

kalau bukan untuk memelihara sungai? Kalau sungai itu jadi

kering, timpas, dari mana kita dapat uang? Apa pemerintah juga

mau membiarkan dirinya mati? Pemerintah macam apa itu…?”

Molek meningkahi (Aleida, 2004:19).

213) “Saya datang kesini tidak untuk mengemis barang sebutir

pasirpun. Saya mau mempertanyakan kemana saja pajak puluhan

tahun yang kami bayar. Saya mau bertemu dengan Bupati.”

(Aleida, 2004:33).

214) “Berpuluh tahun suami saya dan para pedangan di kota ini,

kecil maupun besar, menyerahkan pajak kepada pemerintah, ke

mana saja uang itu? Mengapa tidak dipergunakan untuk mengeruk

sungai? Kalau kota ini mati dan orang-orang semua pergi, apakah

Bupati juga mau terbenam? Kan tidak?” (Aleida, 2004:33).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

106

Bagi teori antroposentrisme, etika hanya berlaku bagi manusia.

Maka segala tuntutan mengenai perlunya kawajiban dan tanggung

jawab moral manusia terhadap lingkungan hidup dianggap sebagai

tuntutan yang berlebihan, tidak relevan, dan tidak pada tempatnya.

Krisis lingkungan hidup dianggap terjadi karena perilaku manusia

yang dipengaruhi oleh cara pandang antroposentris. Cara pandang

antroposentris ini menyebabkan manusia mengeksploitasi dan

menguras alam semesta demi memenuhi kepentingan dan kebutuhan

hidupnya tanpa cukup memberi perhatian kepada kelestarian alam.

Pola perilaku yang eksploitatif, destruktif dan tidak peduli

terhadap alam tersebut dianggap berakar pada cara pandang yang

hanya mementingkan kepentingan manusia. Cara pandang ini

melahirkan sikap dan perilaku rakus dan tamak yang menyebabkan

manusia mengambil semua kebutuhannya dari alam tanpa

mempertimbangkan kelestariannya, karena alam dipandang hanya ada

demi kepentingan manusia. Apa saja boleh dilakukan manusia

terhadap alam, sejauh tidak merugikan kepentingan manusia, sejauh

tidak mempunyai dampak yang merugikan kepentingan manusia.

Kepentingan manusia yang dianggap di sini lebih bersifat jangka

pendek. Itulah akar dari berbagai krisis lingkungan (Keraf, 2010:48).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

107

Keantroposentrisan tokoh dalam Jamangilak Tak Pernah

Menangis digambarkan pengarang melalui bagaimana manusia

meninggalkan alam yang sekarat setelah bertahun-tahun hidup dari

alam. Berikut ini adalah bukti dari pernyataan di atas.

215) Sejak ribuan tahun lalu, air itu telah memberikan kemurahan

hati dan mengilhami penduduk menyulam kearifan dalam

peribahasa yang bersenandung: “ Sambil menyelam minum air.”

(Aleida, 2004: 2).

216) Di pojok kamar, suaminya sedang menjejalkan pakaian ke

dalam tas, kemudian menyandarkannya ke dinding. Begitu dia

keluar lagi, suaminya masih saja sibuk sendiri membenahi beban

yang akan dia bawa besok menuju dunia baru (Aleida 2004: 9).

217) Pelabuhan itulah yang telah mengilhami para pendatang, para

pedagang yang bermata elang untuk membangun rumah-rumah

yang berderet menyisir tepi sungai dan berhenti pada satu lahan

luas yang menjadi pusat perdagangan kota kecil itu (Aleida 204:

5).

218) Sebagai pelabuhan, kota ini memang sudah dilupakan, kalau

bukan sengaja diterbengkalaikan oleh penguasa dan penduduk

bahwa hidup hanya bisa mengapung kalau dasar sungai itu tetap

terbuka untuk palung-palung yang dalam. Kini hanya tongkang-

tongkang yang malas dan sampan-sampan bermuatan penumpang

yang tambat di dermaganya (Aleida 2004: 5).

Bagi biosentrisme, tidak benar bahwa hanya manusia yang

mempunyai nilai. Alam juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri

lepas dari kepentingan manusia. Teori ini menganggap serius setiap

kehidupan dan makhluk hidup di alam semesta. Semua makhluk hidup

bernilai pada dirinya sendiri sehingga pantas mendapat pertimbangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

108

dan kepedulian moral. Alam perlu diperlakukan secara moral, terlepas

dari apakah ia bernilai bagi manusia atau tidak (Keraf, 2010:65)

Menurut Keraf (2010) etika biosentrisme didasarkan pada

hubungan yang khas antara manusia dan alam, dan nilai yang ada pada

alam itu sendiri. Alam dan seluruh isinya mempunyai harkat dan nilai

di tengah dan dalam komunitas kehidupan di bumi. Alam mempunyai

nilai justru karena ada kehidupan di dalamnya. Oleh karena itu,

sebagaimana dikatakan Paul Taylor, terlepas dari apapun kewajiban

dan tanggung jawab moral yang kita miliki terhadap sesama manusia,

kita mempunyai kewajiban dan tanggung jawab moral terhadap semua

makhluk hidup di bumi ini demi kepentingan mereka begitu saja.

Kewajiban dan tanggung jawab ini semata-mata didasarkan pada

pertimbangan moral bahwa makhluk-makhluk di alam semesta

memang mempunyai nilai atas dasar mereka mempunyai kehidupan

sendiri yang bermartabat. Karena itu manusia harus melindungi dan

melestarikannya.

Dalam bagian lain dari novel ini, ditemukan teori biosentris.

Konteks cerita menggambarkan keadaan hutan pinus yang dijarah dan

digantikan dengan eucalyptus yang berbahaya bagi tanah dan tubuhan

lain serta Molek yang tidak setuju pada keadaan lingkungan yang

membunuh makhluk hidup lain. Hal ini dilihat dari kutipan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

109

219) Pabrik bubur kayu Rayon i Toba yang berdiri pada tahun1986,

telah membawa kesengsaraan, merusak Danau Toba dan

lingkungan sekitarnya…. Pohon-pohon pinus yang menjaga

kelestarian hamparan air yang melingkung Pulau Samosir, dibabat

untuk memberi makan kepada gerigi mesin di pabrik itu. tanah

yang sudah ditanduskan kemudian ditanami pohon yang ganas,

yang didatangkan dari luar negeri, eucalyptus namanya. Pohon ini

tumbuh dengan kerasukan yang amat ganjil. Begitu cepat dia

membesar, mengalahkan pohon mana saja yang pernah dikenal

manusia di tepi danau itu. tetapi untuk menopang laju

pertumbuhannya yang cepat untuk emenuhi kebutuhan perut

pabrik yang selalu lapar itu, pohon tadi menyedot air secara luar

biasa derasnya. Di atas lahan tempat dia ditanam, pohon itu

menjadi momok penyedot air yang membikin kering kerontang

tidak saja tanah tempatnya tumbuh, tetapi juga wilayah sekitar.

Zat-zat yang menyuburkan tanah terbunuh (Aleida, 2004:187).

220) Luka jadi bernanah ketika uap yang terlempar ke udara sebagai

ampas buangan pabrik itu saban hari menimbulkan bau yang

sangat menyengat, terkadang membikin muntah. Bau bususk yang

menusuk itu bertebar dalam radius berkilo-kilometer. Pucuk-pucuk

pohon kelapa, padi, dan jagung, untuk pertama kali dalam sejarah

disaksikan Pusuk Buhit, berwarna kemerah-merahan, tak tahan

kena gas. Sulur-sulur daun padi tidak lagi hijau menggairahkan

seperti yang dikenal selama ini, tetapi sudah ditaburi semacam

rona yang membikin hati petani jadi ciut dan membuat seluruh

permukaan ladang persawahan seperti dihiggapi awan tipis kelabu.

Ikan-ikan di kolam mendadak megap-megap, kemudian diam dan

mati (Aleida, 2004:192).

Berbeda dengan biosentris yang hanya memusatkan etika pada

komunitas biotis, pada kehidupan seluruhnya, ekosentrisme justru

memusatkan etika pada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup

maupun tidak. Secara ekologis, makhluk hidup dan benda-benda

abiotis lainnya saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

110

kewajiban dan tanggungjawab moral tidak hanya dibatasi pada makluk

hidup. Kewajiban dan tanggung jawab moral juga berlaku terhadap

semua realitas ekologis (Keraf, 2010: 92).

Ekosentrisme juga tergambar dalam novel ini. Semua langkah

yang dilakukan Molek dan semua orang yang mendukung usaha

penyelamatan lingkungan merupakan suatu usaha agar tidak hanya

faktor biotis saja yang diselamatkan tetapi semua komunitas ekologis.

Hal ini dilihat dari kutipan:

221) Tanah yang sudah ditanduskan kemudian ditanami pohon yang

ganas, yang didatangkan dari luar negeri, eucalyptus namanya.

Pohon ini tumbuh dengan kerasukan yang amat ganjil. Begitu

cepat dia membesar, mengalahkan pohon mana saja yang pernah

dikenal manusia di tepi danau itu. Tetapi, untuk menopang laju

pertumbuhannya yang cepat untuk memenuhi kebutuhan perut

pabrik yang selalu lapar itu, pphon itu menyedot air secara luar

biasa derasnya. Di atas lahan temat dia ditanam, pohon itu menjadi

momok penyedot air yang membikin kering kerontang tidak saja

tanah tempatnya tumbuh, tetapi juga wilayah sekitar (Aleida,

2004:187)

222) Kata laporan itu tentang kemungkinan bencana yang muncul

akibat limbah kimia yang disemprotkan pabrik keudara dan yang

dibuang seenaknya ke sungai: “limbah gas juga merusak kesehatan

manusia, secara langsung merusak saluran pernapasan dan kulit

manusia. Gas SO₂ dapat terbawah oleh aliran darah ke seluruh

jaringan tubuh dan merusak sistem saraf, bahkan merusak gen

dalam sperma” (Aleida, 2004:190)

Terlepas dari perbedaan cara pandang di antara

antropsentrisme, biosentrisme, dan ekosentrisme, semua teori etika

lingkungan hidup tersebut sama-sama mengakui bahwa alam semesta

perlu dihormati. Bedanya antroposentrisme menghormati alam karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

111

kepentingan manusia bergantung pada kelestarian dan integritas alam.

Sebaliknya biosentrisme dan ekosentrisme beranggapan bahwa

manusia mempunyai kewajiban moral untuk menghargai alam semesta

dengan segala isinya karena manusia adalah bagian dari alam semesta

dan karena alam mempunyai nilai pada dirinya sendiri (Keraf, 2010:

167).

Masalah-masalah lingkungan yang mengganggu manusia tidak

lagi menjadi suatu rahasia. Di berbagai tempat di bumi ini juga

mengalami masalah yang sama, seperti polusi, perubahan iklim,

masalah air, hilangnya keanekaragaman hayati, penurunan kualitas

hidup manusia, kemerosotan sosial dan ketimpangan global. Situasi

yang terjadi ini merangsang lingkungan melalui sastra memohon

kepada manusia untuk menemukan jalan lain yang lebih adil bagi

lingkungan.

Ada beberapa bentuk pencemaran yang dialami orang setiap

hari. Terkena polusi udara mengakibatkan berbagai masalah

kesehatan, terutama bagi masyarakat miskin, dan menyebabkan jutaan

kematian dini. Iklim merupakan kebaikan bersama, milik semua dan

untuk semua. Pada tingkat global, iklim merupakan suatu sistem yang

kompleks, terkait dengan banyak syarat mutlak untuk kehidupan

manusia. Sebuah kesepakatan ilmiah secara kuat menunjukkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

112

kita saat ini sedang meyaksikan pemanasan yang mencemaskan dalam

sistem iklim (Fransiskus, 2016:17).

Fransiskus dalam ensiklik Laudato Si’ (2016) mengungkapkan

bahwa air merupakan salah satu masalah yang terjadi pada bumi

sebagai rumah kita bersama. Air minum bersih merupakan topik yang

paling penting, karena sangat dibutuhkan oleh kehidupan manusia dan

untuk mendukung ekosistem di daratan dan peraian. Sumber-sumber

air tawar bersih diperlukan untuk perawatan kesehatan, pertanian dan

industri. Sumber air bawah tanah di banyak tempat terancam oleh

polusi yang di sebabkan oleh kegiatan pertambangan, petanian dan

industri tertentu, terutama di Negara-negara di mana tidak ada

pengaturan dan pengawasan yang memadai.

Air merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung

kehidupan baik untuk hewan maupun untuk tumbuh-tumbuhan.

Banyaknya air untuk mendukung kehidupan setiap spesies tidak selalu

sama. Ada yang hanya memerlukan sedikit air saja untuk hidupnya

seperti tumbuhan xerophyte dan hean yang hidup di padang pasir.

Hewan yang hidup di air dan tumbuhan hidrophyt memerlukan banyak

air untuk hidupnya, sedangkan tumbuhan dan hewan yang hidup di

darat, memerlukan air secukupnya. Bagi manusia, ar merupakan hal

yang vital. Agar mendapatkan hidup yang sehat dan bersih diperlukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

113

banyak air bersih. Yang dimaksudkan dengan air yang bersih adalah

air yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mengandung zat-zat

yang dapat menggangu kesehatan (Supardi, 1985: 18).

Sumber daya bumi dijarah karena konsep ekonomi,

perdagangan dan produksi jangka pendek saja. Hilangnya rimba dan

kawasan hutan lainnya membawa hilangnya spesies yang dapat

menjadi sumber daya yang sangat penting di masa depan, tidak hanya

untuk pangan, tetapi juga untuk penyembuhan penyakit dan berbagai

kegunaan lainnya. Berbagai spesies mengandung gen yang biasa

menjadi sumber daya penting di tahun-tahun mendatang untuk

memenuhi kebutuhan manusia dan mengatur beberapa masalah

lingkungan. Ekosistem hutan tropis memiliki keanekaragaman hayati

yang sangat kompleks dan hampir mustahil diinventarisasi

sepenuhnya, namun ketika hutan tersebut terbakar atau ditebang untuk

tujuan pertanian dalam waktu beberapa tahun, spesies yang tak

terhitung jumlahnya punah dan wilayah itu bisa berubah menjadi

gurun gersang.

Lingkungan manusia dan lingkungan alam merosot bersama-

sama dan kita tidak dapat secara memadai menangani kemerosotan

lingkungan alam jika kita tidak memperhatikan sebab-sebab yang

berkaitan dengan kemerosotan manusia dan masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

114

Sesungguhnya kerusakan lingkungan dan kemerosotan masyarakat

mempengaruhi mereka yang paling lemah di bumi: “Baik pengalaman

hidup sehari-hari maupun penelitian ilmiah menunjukkan bahwa

dampak terburuk dari semua serangan lingkungan di derita oleh kaum

miskin”. Sebagai contoh, menipisnya cadangan ikan terutama

merugikan masyarakat nelayan kecil yang tanpa sarana untuk

mengganti sumber daya tersebut; pencemaran air terutama berdampak

pada orang-orang miskin yang tidak dapat membeli air minum

kemasan, dan naiknya permukaan laut berakibat bagi orang-orang

pesisir miskin yang tidak punya tampat lain untuk pindah (Fransiskus,

2004: 30).

Krisis lingkungan yang dipaparkan Paus Fransiskus di atas

dapat ditemukan dalam Jamangilak Tak Pernah Menangis. Dalam

cerita, hutan ditanduskan untuk menanam pohon yang merusak tanah,

dan tumbuhan lain sebagai bahan baku pabrik yang kemudian

membuang limbahnya ke Sungai Asahan, mencemari sungai itu

selama bertahun-tahun. Pihak yang paling merasakan dampak dari

kemerosotan lingkungan adalah masyarakat tepi sungai yang

mengandalkan air sungai pendukung kehidupan mereka sebagai

petani, peternak, dan pedagang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

115

Krisis lingkungan yang terjadi di atas muka bumi ini

merupakan sebuah bentuk pelecehan terhadap bumi yang diakibatkan

oleh perilaku manusia. Maka, manusia patut bertanggung jawab

mengatasi kerusakan lingkungan demi menjaga bumi yang menjadi

rumah bersama segala makhluk. Jamangilak Tak Pernah Menangis

menggambarkan manusia, dalam konteks ini, perempuan yang

berjuang menyelamatkan kehidupan banyak makhluk di muka bumi.

Molek, si tokoh sentral dalam novel ini berjuang agar masyarakat

sadar bahwa lingkungan harus segera diselamatkan agar manusia tidak

menjadi korban. Selain Molek, pengarang menggambarkan

perempuan-perempuan di Siraituruk yang membentuk gerakan

menolak pabrik, dan ibu-ibu yang duduk bersaf-saf di pinggir jalan

dalam rangka menuntut agar pabrik Rayon i Toba ditutup. Berikut ini

merupakan bukti yang mendukung pernyataan di atas:

223) Perempuan-perempuan desa terutama mereka yang aktif

adalam gerakan penutupan pabrik pulp, atau pabrik bubur kayu itu,

menemaninya… (Aleida, 2004:186).

224) Hampir saban hari berlangsung perlawanan terhadap Rayon i

Toba di sini, mulai dari ibu-ibu yang duduk bersaf-saf di tepi

jalan… (Aleida, 2004: 193).

Krisis ekologi sesungguhnya disebabkan oleh cara pandang

dan perilaku yang androsentris: cara pandang dan perilaku yang

mengutamakan dominasi, manipulasi dan eksploitasi terhadap alam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

116

Menurut Karren J. Warren, kerangka konseptual androsentrisme yang

menindas memiliki tiga ciri utama: (a) berpikir tentang “nilai-secara-

hierarkis”, yang menempatkan nilai dan status yang lebih tinggi pada

pihak yang dianggap lebih tinggi; (b) dualisme nilai, yang melakukan

penilaian moral dalam kerangka dualistis (laki-laki dilawankan dengan

perempuan, manusia dilawankan dengan alam) untuk memberi nilai

lebih tinggi pada yang satu sambil menilai rendah yang lain; (c) logika

dominasi, yaitu struktur dan cara berpikir yang cenderung

membenarkan dominasi dan subordinasi (Keraf, 2010: 151).

Dalam lagika dominasi, pihak yang satu selalu dianggap baik

(laki-laki, manusia, ras barat, kulit putih dan seterusnya) sementara

yang lain dengan sendirinya buruk atau tidak bernilai hanya karena

jenis kelaminnya (perempuan), hakikatnya sebagai bukan manusia

(alam), kulit yang berwarna (bangsa kulit hitam), etnisnya, rasnya dan

seterusnya (Keraf, 2010: 151).

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik akan menentukan

sejauh mana tujuan penyelenggaraan pemerintahan itu bisa dicapai dan

diwujudkan. Paradigma penyelenggaraan pemerintahan yang benar

adalah pemerintah memerintah berdasarkan aspirasi dan kehendak

masyarakat demi menjamin kepentingan bersama seluruh rakyat untuk

mewujudkan paradigma penyelenggaraan pemerintahan yang benar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

117

ini, penyelenggaraan pemerintahan itu harus dilaksanakan secara baik

(Keraf, 2010: 151).

Menurut Keraf (2010: 219), penyelenggaraan pemerintah yang

dilaksanakan secara baik mensyaratkan beberapa hal yaitu

pemerintahan yang tegar dan tahan terhadap berbagai tarik menarik

kepentingan, tunduk kepada aturan hukum yang berlaku, sebagai

penjaga aturan hukum yang ada demi menjamin kepentingan bersama

seluruh rakyat, dan adanya perangkat-perangkat kelembagaan

demokrasi yang berfungsi secara maksimal dan efektif.

Penyelenggaraan pemerintah merupakan aspek yang niscaya

demi mengatasi krisis ekologi sekarang ini, selain karena kesalahan

cara pandang dan perilaku manusia, juga disebabkan oleh kegagalan

pemerintah (Keraf, 2010:217). Kegagalan pemerintah yang

digambarkan dalam novel Jamangilak Tak Pernah Menangis adalah

kegagalan pemerintah dalam memainkan peran sebagai penjaga

kepentingan bersama akan lingkungan hidup yang baik. Usaha Molek

mengadukan keadaan sungai yang rusak dipandang sebagai

ketidakwajaran oleh pihak pemerintah. Bertahun-tahun masyarakat

melakukan aksi protes penutupan pabrik, bertahun-tahun pula

pemerintah tidak peduli. Berikut ini merupakan bukti dari pernyataan

di atas:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

118

225) Di depan pintu, mata si penerima tamu tajam seperti menyindir

kedatangannya. Seperti menghina bahwa tak selayaknya seorang

perempuan membawa masalah ke dalam dunia yang dikuasai laki-

laki (Aleida, 2004:43).

226) Selama dua puluh tahun keberadaannya, selama itu pula Rayon

i Toba ditantang supaya tutup, tetapi dia tetap saja berdiri

mengepulkan gas dan mencurahkan limbah yang mencemaskan

(Aleida, 2004: 234).

227) Hampir saban hari berlangsung perlawanan terhadap Rayon i

Toba di sini, mulai dari ibu-ibu yang duduk bersaf-saf di tepi

jalan… (Aleida, 2004: 193).

Ekologi mempelajari hubungan antara organisme-organisme

hidup di mana mereka berkembang. Ekologi manusia menyiratkan hal

mendalam mengenai hubungan antara kehidupan manusia dan hukum

moral yang tertulis dalam kodrat kita sendiri, dan diperlukan untuk

dapat menciptakan lingkungan yang lebih bermartabat. Paus

Benediktus XVI menegaskan tentang suatu “ekologi manusia”

mengingat manusia juga memiliki sifat dasar yang perlu ia hormati

dan tidak dapat ia manipulasi (Fransiskus, 2016).

Dalam Jamangilak Tak Pernah Menangis, dikisahkan

bagaimana martabat khas manusia dikacaukan oleh keadaan politik

yang terjadi kala itu. Hukum moral yang tertulis dalam kodrat manusia

bermartabat seolah dicoreng. Manusia-manusia yang tidak sejalan dan

sepemikiran dengan manusia yang memegang kuasa, menjadi manusia

yang tidak bernilai. Dengan mudahnya mereka ditangkap, disiksa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

119

disembelih, dipancung, kemudian dibuang ke sungai atau laut. Kutipan

berikut merupakan bukti dari pernyataan di atas.

228) Mereka yang dituduh telah menginjak-injak, meludahi Al-

Quran, yang dikabarkan mengingkari keberadaan Tuhan, yang

memuja Presiden Soekarno melebihi Nabi, mereka yang katanya

mau memberikan lukah dan jala kepada nelayan yang tidak punya,

ditangkapi. Disembelih di tepi sungai. Dibuang, tak lebih berarti

dari ikan patin yang sudah busuk (Aleida, 2004:22).

229) Kata orang, Sibarani lantas dimasukkan ke dalam karung goni

dan dilemparkan ke dalam truk tentara. Di Suatu tempat, di tebing

sungai, tali yang semula melilit tangannya dikalungkan ke

lehernya. Kemudian, tali manila penambat sampan itu disentakkan

dengan kasar oleh para tukang ayau. Sunyi dan gelap malam terusi

suara tertahan berbunyi hik yang menggelincir dari leher Sibarani

yang tercekik. Sebilah parang panjang menakik leher itu berkali-

kali… air sungai yang tak pernah berdosa membelah muka ketika

menerima tubuh yang tak berdaya itu (Aleida, 2004:25).

Paus Fransiskus (2016) mengungkapkan bahwa ketika kita

berpikir tentang situasi dunia yang kita tinggalkan untuk generasi

mendatang, kita memasuki logika yang berbeda, yaitu bahwa dunia

adalah anugerah cuma-cuma yang kita terima dan kita bagi bersama.

Jika bumi dianugerahkan kepada kita, kita tidak lagi dapat berpikir

hanya menurut ukuran manfaat, efisiensi dan produktivitas demi

keuntungan pribadi. Kita tidak berbicara tentang sikap opsional, tetapi

soal keadilan mendasar, karena bumi yang kita terima adalah juga

milik mereka yang akan datang

Dunia macam apa yang ingin kita tinggalkan untuk mereka

yang datang sesudah kita, anak-anak yang kini sedang bertumbuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

120

kembang? Masalah ini tidak hanya menyangkut lingkungan hidup

sendiri, karena kita tidak bisa mendekati masalah ini secara

fragmentaris. Ketika kita bertanya tentang dunia yang ingin kita

wariskan, kita terutama berbicara tentang arahnya secara keseluruhan,

maknanya, nilai-nilainya. Jika pertanyaan lebih mendasar ini tidak

diajukan, kepedulian kita terhadap lingkungan tidak akan

mengahasilkan sesuatu yang signifikan. Kita tidak cukup sekedar

menyatakan bahwa kita harus peduli pada generasi mendatang. Kita

harus menyadari bahwa kita mempertaruhkan martabat kita sendiri.

Kitalah yang pertama-tama berkepentingan untuk mewariskan planet

yang layak huni kepada generasi mendatang. Ini adalah drama bagi

kita sendiri, karena mempertaruhkan makna peziarahan kita di bumi.

230) Molek mengatakan kepada massa yang membanjir seperti air

sungai di sekelilingnya itu bahwa hari itu di seluruh dunia

dirayakan sebagai Hari Bumi. Hari untuk mengingatkan manusia

pada kenyataan sudah begitu rapuhnya lingkungan hidup mereka.

Sudah berada di bendul kebinasaan disebabkan oleh keserakahan

yang dipicu oleh kehendak mengejar kemakmuran sesaat bagi

segelintir pemodal dengan mengorbankan anak-anak dan mereka

yang sedang beranjak dewasa, dari siapa manusia zaman sekarang

telah meminjam planet yang fana ini (Aleida, 2004:95).

Dalam sudut pandang teori sastra, teori ekokritik dapat dirunut

dalam paradigma teori mimetik yang memiliki asumsi dasar bahwa

kesusastraan memiliki keterkaitan dengan kenyataan (Endraswara,

2016: 12). Martin Aleida menggambarkan latar yang dialiri Sungai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

121

Asahan dan Porsea di mana pabrik bubur kayu Rayon i Toba berdiri.

Aleida memang tidak menyebutkan nama kota pelabuhan yang dialiri

Sungai Asahan namun dapat diduga bahwa yang dimaksud adalah

Tanjung Balai dan pabrik bubur kayu Rayon i Toba mengingatkan kita

pada PT. Inti Indirayon Utama yang juga berdiri di Porsea, Sumatera

Utara.

Perspektif ekokrtik sastra merupakan jalur alternatif studi

analisis sastra dan lingkungan dari perspektif interdisipliner. Dalam

pandangan ini, semua disiplin datang bersama-sama untuk

menganalisis lingkungan dan mencari tahu kemungkinan solusi untuk

masalah lingkungan saat ini terkait dengan sastra (Endraswara 2016:

10). Martin Aleida dalam novel Jamangilak Tak Pernah Menangis

menawarkan solusi untuk mengatasi kerusakan lingkungan dengan

cara memaparkan relasi manusia dengan lingkungan dan sebab-sebab

rusaknya lingkungan. Pembaca novel Jamangilak Tak Pernah

Menangis dapat menyimpulkan solusi untuk mengatasi kerusakan

lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

122

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Martin Aleida menggambarkan krisis lingkungan yang disebabkan

oleh krisis moral manusia dalam novel Jamangilak Tak Pernah Menangis.

Aleida menyoroti perlakuan manusia terhadap lingkungan dan terhadap

sesamanya manusia. Untuk mendekati karya sastra ini, penulis menggunakan

kajian intrinsik dan pendekatan ekokritik untuk memahami relasi manusia

dengan lingkungan hidup dalam novel ini.

Novel Jamangilak Tak Pernah Menangis menggambarkan kota yang

mati karena kerusakan sebatang sungai yang pernah menghidupkan

masyarakat tepi sungai itu. Manusia, dalam hal ini penduduk tepi sungai, tidak

melakukan apa-apa setelah bertahun-tahun hidup dari sungai yang sekarang

merana dan sekarat. Sungai dicemari limbah pabrik yang berdiri di hulu

Sungai. Dasar sungai menjadi dangkal oleh lumpur dan pasir, air menjadi

kotor dan berbau, ikan-ikan mati, dan tumbuhan menjadi layu, serta udara

tercemar.

Bertahun-tahun sungai itu merana, sekarat dan tidak dapat diharapkan

sebagai moda transportasi, tempat hidup makhluk air, dan harapan hidup

manusia, tetapi pemerintah seolah-olah tidak melihat. Setelah seorang

perempuan bertindakpun, pemerintah seperti tidak mendengar. Demonstrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

123

masyarakat selama bertahun-tahun untuk menuntut penutupan pabrik yang

menjadi biang permasalahan lingkungan, berakhir dengan kekerasan,

pembunuhan dan hukuman penjara.

Untuk memahami relasi manusia dengan lingkungan hidup dalam

novel Jamangilak Tak Pernah Menangis, penulis terlebih dahulu melakukan

kajian terhadap unsur naratif novel tersebut. Penelitian ini membahas empat

unsur naratif yaitu tokoh dan penokohan, alur, latar dan tema. Keempat unsur

ini berperan dalam kajian ekokritik.

Melalui analisis tokoh dan penokohan, penulis dapat melihat krisis

moral manusia yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Molek, tokoh

sentral dalam novel ini digambarkan sebagai manusia yang berjuang

menyelamatkan lingkungan dan sesamanya manusia dari kematian. Menurut

Molek, kerusakan lingkungan akan berakhir dengan kebinasaan manusia.

pihak pabrik dan pemerintah adalah tokoh yang acuh terhadap lingkungan,

demi kepuasan pribadi. Tokoh-tokoh dalam Jamangilak Tak Pernah

Menangis dimunculkan dengan menggambarkan reaksi tokoh terhadap

kejadian di sekitar mereka.

Latar novel Jamangilak Tak Pernah Menangis memperlihatkan krisis

yang dihadapi manusia. Latar waktu menggambarkan degradasi keadaan

lingkungan yang dihadapi manusia. Aleida menggambarkan bagaimana

sungai yang dulu menolong kehidupan manusia berubah menjadi sekarat dan

membutuhkan pertolongan manusia. Latar tempat yang mendapat porsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

124

penceritaan yang lebih besar dalam novel ini adalah sebuah kota kecil di

muara sungai Asahan, dan Sosor Ladang di Porsea. Kerusakan lingkungan

yang terjadi di tempat ini bukan hanya cerita belaka.

Martin Aleida tidak pernah menyebutkan nama kota kecil di muara

Sungai asahan, namun dapat diduga bahwa yang dimaksudkan adalah Tanjung

Balai, kota yang pada kenyataannya pada Agustus 1988 pernah merasakan

limbah dari Perusahaan Inti Indorayon Utama yang berdiri di Sosor Ladang,

Porsea. Dalam novel Jamangilak Tak Pernah Menangis, Rayon i Toba adalah

nama perusahaan yang berdiri di Sosor Ladang, yang akan mengingatkan kita

pada Perusahaan Inti Indirayon Utama.

Alur adalah tulang punggung cerita. Jamangilak Tak Pernah

Menangis memiliki alur campuran. Hal ini dapat dibuktikan dengan

menemukan awal cerita yang dimulai dengan Molek yang melakukan aksi

protes, dengan berdiri di tengah sungai sambil melemparkan pasir ke tepi

sungai. Cerita berlanjut ke usaha-usaha Molek yang lain yaitu, mendatangi

kantor pemerintah. Sesekali terdapat adegan sorot balik dalam novel ini.

Rangkaian cerita ini disusun menjadi kesatuan yang padu dan disatukan oleh

kisah perjuangan menyelamatkan lingkungan. Di akhir cerita, usaha Molek

menyelamatkan lingkungan berujung hukuman dua tahun penjara. Namun

Molek telah berhasil menyadarkan ribuan masyarakat yang dulunya diam

untuk berani menuntut. Niatnya untuk berjuang dan ribuan masyarakat yang

mendukungnya setia menunggu selama dua tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

125

Novel Jamangilak Tak Pernah Menangis bertemakan perjuangan yang

tak menyerah dari manusia (perempuan) untuk menyelamatkan lingkungan

yang rusak. Perjuangan Molek untuk menyelamatkan sungai tergambar

sebagai benang merah cerita dalam novel ini.

Pencemaran dan kerusakan lingkungan yang terjadi di bumi ini karena

perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab dan merasa terasing dari

lingkungannya. Manusia tidak menyadari bahwa dirinya dan alam adalah satu.

Keantroposentrisan manusia tergambar dalam novel Jamangilak Tak pernah

Menangis. Pemerintah tidak melakukan apapun untuk menangaini sungai

yang tercemar. Masyarakat tepi sungai memilih pergi mencari peruntungan di

tempat lain, dan meninggalkan sungai yang berbau, kotor dan sedikit demi

sedikit tertimbun pasir. Setelah disegarkan oleh air sungai yang bersih, ikan

yang segar, manusia lantas pergi tanpa usaha setelah sungai menjadi kotor.

Biosentris dan ekosentris juga diperlihatkan dalam cerita. Molek

menjadi marah ketika menyadari bahwa limbah yang mengotori air, tanah dan

udara dapat membunuh makhluk hidup dan merusak makhluk tak hidup.

Hujan asam dari limbah pabrik tidak hanya merusak makluk hidup tetapi juga

rumah-rumah penduduk.

Ekologi manusia juga dimunculkan dalam Novel ini. Ekologi manusia

menyiratkan hal mendalam mengenai hubungan antara kehidupan manusia

dan hukum moral yang tertulis dalam kodrat manusia itu sendiri, dan

diperlukan untuk dapat menciptakan lingkungan yang lebih bermartabat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

126

Martin Aleida menampilkan cerita tentang peristiwa politik tahun 1965,

bagaimana pada rezim itu manusia yang berbeda pemikiran dianggap tidak

bermartabat, sehingga dengan mudahnya dibunuh dan dibuang.

Martin Aleida menampilkan pemerintah yang gagal dalam memainkan

perannya sebagai penjaga kepentingan bersama akan lingkungan hidup yang

baik. Sungai yang tercemar, kota yang berubah mati, masyarakat yang

menggugat perhatian pemerintah terhadap lingkungan yang hampir

membinasakan manusia, seolah-olah tidak pernah terlihat dan terdengar oleh

pemerintah. Masyarakat yang menggugat pada akhirnya tersingkir bahkan

terbunuh oleh pemerintah melalui tangan aparat.

Dari hasil penelitian ini, penulis menemukan bahwa relasi manusia

dengan lingkungan mengalami ketimpangan. Krisis lingkungan yang terjadi

disebabkan oleh ketidaksadaran manusia bahwa dirinya dan alam adalah satu

kerusakan lingkungan yang terjadi di bumi ini seharusnya menjadi tanggung

jawab manusia. Manusia hidup dari sumber daya alam, namun setelah selesai

dinikmati, manusia pergi tanpa melakukan usaha perbaikan demi panjang

umurnya kehidupan yang diberikan oleh alam. Pengarang menawarkan solusi

pencegahan kerusakan lingkungn hidup dengan cara memaparkan relasi

manusia dengan lingkungan hidup dan sebab-sebab kerusakan lingkungn,

sehingga pembaca dapat menyimpulkan solusi yang ditawarkan pengarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

127

B. Saran

Secara umum, bagi peneliti sastra, penelitian ini dapat dijadikan

sebagai pembanding untuk melakukan penelitian agar dapat memecahkan

masalah-masalah baru yang ditemukan dalam karya sastra, khususnya novel

Jamangilak Tak Pernah Menangis. Selain itu novel Jamangilak Tak Pernah

Menangis dapat dijadikan referensi dalam penelitian, sebagai objek penelitian

untuk dikembangkan atau ditinjau kembali dari segi sastra, ekokritik,

ekofeminisme, feminisme, postkolonial dan lain-lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

128

DAFTAR RUJUKAN

Aleida, Martin. 2004. Jamangilak Tak Pernah Menangis. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Dewi, Novita. 2014. “Ekokritisisme dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia: Sebuah Usulan”. Makalah Seminar Nasional Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Diharja, J. Prapta. 2016. “Analisis Puisi ‘Rumah’ Karya Darmantao Jt, dengan

Pendekatan Semiotik dan Ekologi Sastra. Yogyakarta: Prosiding Seminar

Nasional Sastra dan Politik Partisan. Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Endraswara, Suwardi. 2016. Ekokritik Sastra: Konsep, Teori dan Terapan

Yogyakarta: Morfolingua.

__________________. 2016. Metode Penelitian Ekologi Sastra: Konsep,

Langkah, dan Penerapan. Yogyakarta: CAPS.

Fatimah. 2016. “Analisis Ekokritik Pada Tokoh Sean Anderson dalam Film The

Journey 2: The Mysterious Island. Yogyakarta: Prosiding Seminar

Nasional Sastra dan Politik Partisan. Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Fransiskus,. 2016. Laudato Si’. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan

Penerangan Konferensi Wali Gereja.

Fromm, Harold, and Cheryll Glotfelty, eds. 1996. Ecocriticism: Landmarks In

Literary Ecology. Athens: University of Georgia Press. [online]. Tersedia

https://www.amazon.com/Ecocriticism-Reader-Landmarks-Literary-

Ecology/dp/0820317810 [22 Mei 2017]

Harsono, Siswo. 2009. “Ekokritik: Kritik Sastra Berwawasan Lingkungan”

Semarang: Kajian Sastra; Jurnal Kebahasaan dan Kesusasteraan. [online].

Tersedia

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kajiansastra/article/view/2702/2607

[22 Mei 2017]

Keraf, Sonny A. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

129

Ramadhani, Alfi Y. 2013. Relasi antara Manusia dan Lingkungan Hidup dalam

Novel Partikel Karya Dewi Lestari: Sebuah Kajian Ekokritisisme.

[online]. Tersedia http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-03/S46846-

Alfi%20Yusrina%20Ramadhani [2 Februari 2017]

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sayuti, Suminto. A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama

Media.

Sudjiman, Panuti. 1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sumardjo, Jakob dan Saini K. M. 1985. Apresiasi Kesusastraan: Gramedia.

Supardi, I. 1985. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung: Alumni

Sutanto, D. 2016. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: CAPS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

130

SINOPSIS NOVEL

Judul : Jamangilak Tak Pernah Menangis

Pengarang : Martin Aleida

Tahun Terbit : 2004

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tempat Terbit : Jakarta

Tebal : 241 halaman

Cetakan : ke-1

Novel Jamangilak Tak Pernah Menangis mengisahkan tentang orang-orang

yang berjuang menyelamatkan lingkungan hidupnya. Sungai yang menjadi sumber

kehidupan manusia dan makhluk lain, serta menjadi penentu berputarnya roda

kehidupan ekonomi masyarakat tercemar dan mendangkal. Keadaan lingkungan yang

tidak mampu menjamin keberlanjutan kehidupan makhluk hidup ini, membangkitkan

niat mereka untuk melakukan sesuatu untuk menyelamatkannya. Namun tidak semua

manusia sadar bahwa keadaan lingkungan akan semakin mengancam manusia jika

tidak segera tidak dilakukan tindakan penyelamatan.

Dalam novel ini diceritakan Molek, seorang perempuan yang tidak terima

akan keadaan sungai Asahan yang mendangkal akibat sebuah pabrik yang membuang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

131

limbah ke sungai. Limbah pabrik itu mengalirkan lumpur yang mendangkalkan dasar

sungai dan mencemari air. Sungai berubah menjadi keruh, berbau, membunuh ikan

dan makhluk air lainya, serta tidak layak dilayari kapal besar yang biasa mengangkut

barang-barang pertanian masyarakat ke kota.

Molek melakukan aksi protes dengan berdiri di tengah sungai dan memungut

pasir, melemparkannya ke tepi sungai sambil menggumamkan kata-kata sesal. Molek

dianggap tidak waras oleh warga, namun setiap hari ia tetap melakukan kegiatan

anehnya itu. Suatu hari suaminya, Jabosi memilih pergi mencari peruntungan ke

daerah lain karena pelabuhan dan sungai yang dulu mendukungnya sebagai pedagang

tidak dapat diandalkan lagi. Molek tidak dapat menahan Jabosi. Ia tidak menyangka

suaminya tidak setangguh kakeknya, Jamangilak seorang perantau ulung yang tidak

mengenal kata menyerah menyeberangi separuh pulau Sumatera dan kemudian

terkenal menjadi petani ulung di kota pelabuhan itu.

Setelah ditinggal suaminya, Molek mengubah bentuk protesnya dengan

mendatangi rumah dan kantor bupati serta kantor Dewan Perwakilan Rakyat.

Menurut Molek orang-orang yang mendiami gedung-gedung itulah yang bertanggung

jawab membereskan masalah sungai. Pajak rakyat yang setia dibayarkan seharusnya

dapat digunakan untuk mengeruk dasar sungai sehingga tidak lagi menjadi dangkal.

Molek memang tidak mendapatkan jawaban pasti dari orang-orang yang ditemuinya

di kantor pemerintah itu, namun ia tidak berkecil hati. Ia percaya akan ada jalan

terbuka setelah apa yang ia lakukan hari itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

132

Putra bungsu Molek yang bernama Hurlang kembali dari Jakarta, setelah

bertahun-tahun menjadi tahanan politik di sana. kedatangan Hurlang membawa

harapan bagi Molek bahwa ia tidak akan berjuang sendiri. Hurlang membawa cerita

bagaimana ia menjalani hari-hari sebagai anggota sebuah partai politik. Hurlang

memberi masukan bagaimana agar suara Molek dapat didengarkan oleh pemerintah.

Masyarakat terdampak pencemaran sungai harus sadar bahwa diam saja tidak

membawa perubahan bagi sungai yang mendangkal. Maka, Molek dan Hurlang

melakukan sosialisasi ke wilayah-wilayah tepi sungai dan terdampak pencemaran

sungai. mereka berhasil mengumpulkan banyak orang untuk melakukan rapat besar

yang menghasilkan keputusan unruk mendesak pemerintah agar melakukan

pengerukan terhadap sungai yang mendangkal.

Usaha Molek dan Hurlang berhasil menyadarkan masyarakat bahwa sungai

masih bisa diandalkan sebagai sumber penghidupan dan kelacaran kegiatan ekonomi,

asalkan pemerintah dapat menggunakan pajak yang dibayarkan masyarakat untuk

mengeruk dasar sungai yang mendangkal, serta mengatasi pencemaran yang

membunuh ikan-ikan. Rapat besar yang digagas Molek dan Hurlang melibatkan

masyarakat yang menyemut di lapangan Padang Bundar menyebabkan mereka berdua

diinterogasi. Mereka dicurigai mengadakan mufakat jahat dengan gerwani dan

beberapa orang yang sudah meninggal pada tahun 1965. Molek diperbolehkan pulang

pada malam itu, namun Hurlang ditahan selama delapan hari. Ia dibebaskan dengan

syarat selalu melapor dan bekerja sama dengan aparat untuk memberi kabar tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

133

orang-orang yang terlibat dalam partai komunis. Tidak hanya itu, aparat

meninggalkan bekas luka yang masih mencair di punggung Hurlang sebagai hadiah

untuk ibunya.

Sekembalinya Hurlang ke rumah, ibu dan anak itu melanjutkan berbagi kisah

yang belum sempat terselesaikan ketika Hurlang kembali dari Jakarta. Hurlang

bercerita bagaimana kehidupannya setelah bebas dari tahanan politik. Hurlang

bercerita bahwa dirinya telah menjadi selingkuhan seorang wanita bersuami. Hal itu

membuat Molek tak dapat menguasai amarahnya. Menurutnya Hurlang telah

melakukan dosa yang ditabukan di dalam keluarganya. Dosa Hurlang tidak dapat

diampuni. Ia harus dirajam dan dibakar. Molek membawa Hurlang ke tempat

kelahiran Hurlang dan membakarnya di bekas bangunan rumah mereka. Tanpa

sepengetahuan Molek, Hurlang selamat dari api hukuman yang dinyalakan Molek.

Kabar tentang rapat besar yang pernah diadakan oleh Molek dan masyarakat

yang tumpah di Lapangan Padang Bundar telah tersiar ke Porsea, daerah di luar kota

pelabuhan tempat Molek dan keluarganya tinggal. Mereka mengundang Molek

membantu perjuangan masyarakat Porsea untuk menyelamatkan danau dan sungai-

sungai yang tercemar limbah pabrik. Sungai yang sedang diperjuangkan oleh Molek

adalah salah satu korban dari limbah pabrik yang juga mencemari danau di Porsea.

Karena merasa sedang memperjuangkan hal yang sama, Molek berangkat ke Porsea

bersama orang-orang yang menjemputnya. Di porsea, Molek dan gabungan

masyarakat yang menolak berdirinya babrik bubur kayu yang mencemari danau,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

134

sungai, udara dan tanah melakukan demonstrasi ke kantor kecamatan, menuntut agar

pemerintah mau menutup pabrik bubur kayu yang telah meresahkan masyarakat.

Demontrasi yang dilakukan Molek dan masyarakat, disusupi provokator,

sehingga demonstrasi yang di rencanakan berjalan damai, berakhir kacau. Molek,

beberapa warga, dan beberapa siswa yang ikut berdemo di tahan oleh aparat. Molek

dijatuhi hukuman dua tahun penjara dengan tuduhan menghasut penduduk untuk

menyerang dan merusak kantor kecamatan, sedangkan Hurlang anaknya yang

ternyata juga hadir dalam kegiatan demo itu dijatuhi hukuman empat tahun penjara

karena ditemukan menyusup di antara demonstran, tanpa terlebih dahulu mendapat

izin dari pemerintah setempat. Ribuan masyarakat yang menggantungkan harapan

penyelamatan sungai pada Molek harus menunggu selama dua tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIJamangilak Tak Pernah Menangis karya Martin Aleida memaparkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup

146

BIOGRAFI PENULIS

Roswita Rambu Lodang lahir di Binatana, Sumba Tengah,

Nusa tenggara Timur pada 2 Juni 1994. Memulai pendidikan

di Taman Kanak-kanak Stella Matutina Katiku Loku, Sumba

Tengah. Pada tahun 2006 lulus dari Sekolah Dasar Masehi

Waibakul, Sumba Tengah, dan melanjutkan ke Sekolah

Menengah Pertama St. Aloysius Weetebula, Sumba Barat

Daya, lulus pada tahun 2009. Tahun 2012 lulus dari Sekolah

Menengah Atas Katolik Andaluri, Waingapu, Sumba Timur.

Tahun 2012, melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Bahasa dan Seni, Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Lulus pada tahun 2017 dengan skripsi berjudul

Relasi Antara Manusia Dengan Lingkungan Hidup dalam Novel Jamangilak Tak

Pernah Menangis: Kajian Intrinsik dan Ekokritik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI