bulbus januari 2016

32
1 Bulbus 2016 Bulbus | Januari 2016 Januari 2016

Upload: bulbus-bempd-uin-jakarta

Post on 25-Jul-2016

247 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

BULBUS edisi Januari 2016 dengan Tema "Medical Profession and Beyond"

TRANSCRIPT

Page 1: Bulbus Januari 2016

1B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

Januari 2016

Page 2: Bulbus Januari 2016

2 B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil ‘alamin. Puji syukur kepada Allah swt atas semua nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga kita dapat diikat menjadi sebuah keluarga

di bawah naungan atap profesi luhur dengan tiang – tiang nya yang masih berdiri kokoh oleh semangat kesejawatan. Tak lupa shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada Muhammad SAW yang telah membawa kita dari masa kegelapan keadaan dunia ke masa terang – benderang akan berartinya kehidupan ini.

Sebelumnya, saya ucapkan terimakasih banyak kepada semua Ma-hasiwa PSPD UIN atas partisipasinya untuk menyuarakan aspirasi dalam Pemilu Raya UIN 2015 yang belum lama selesai dilaksanakan. Jumlah partisipasi yang cukup signifikan mencoblos pun merefleksi-kan semakin sadar dan dewasanya kita akan politik dalam menang-

gapi kebutuhan PSPD ke depan. Kakak – kakak, teman – teman, dan adik – adikku sadarlah bahwa ke depan rintangan dan masalah yang akan kita hadapi secara bersama akan semakin banyak dan besar. Dibutuhkan sebuah komitmen yang nyata dari kita semua untuk memperkuat ikatan dan merapatkan barisan dalam satu haluan untuk bersama – sama melangkah maju. Kuatkan lagi fungsi kita secara konkret sebagai seorang Mahasiswa, posisi yang sangat kuat dan fundamental untuk dapat mendobrak batas yang selama ini membatasi kita untuk maju dan melangkah. Paling penting lagi untuk memperkuat ikatan dan merapatkan barisan itu dibutuhkan sebuah kela-pangan hati yang paling dalam untuk bersama - sama bersatu. Bersatu di atas sebuah cita – cita luhur PSPD UIN ini. Lupakan sejenak perbedaan yang membedakan kita, jadikanlah pilihan yang membedakan kita itu menjadi sebuah wadah untuk kita optimal dan total dalam bersinergi, dan akhirnya semua perbedaan itu ujungnya hanya satu, yaitu membawa PSPD UIN lebih baik. Di akhir sambutan ini , saya ingin mengajak kakak – kakak, teman – teman, dan adik – adik semua agar tidak sungkan dan malu - malu untuk menyampaikan semua aspirasi, baik berupa saran dan kritik yang membangun kepada kami. Karena, keharmonisan dalam persatuan di PSPD hanya dapat tercipta dengan adanya semangat juang dari segenap KBMJPD.Mari bergerak bersama, dalam satu keharmonisan yang nyata, untuk kita, bangsa, dan almamater!

Wassalamualaikum W. W.

Warm Regards

M. Ade WijayaPresident of Medical Student Executive Board of UIN Jakarta

F R O N T P A G E  SAMBUTAN                                  

Page 3: Bulbus Januari 2016

3B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

4 dokter bisa jadi apa saja?Cari tahu Kedinamisan Profesi Dokter dan laporan mengenai kegiatan MEDPROBE 2015

7 Wawancara : DR. PanondangSimak wawancara tim bulbus dengan dr. Panondang dan ambil inspirasimu!

9 Wawancara : Maizan KHaerun NIsaSimak wawancara kami dengan kak Maizan dari PSPD 2010 yang baru saja merilis bukunya berjudul Mimpi. Asa. Cinta

11 Wawancara : Khoirul Ahmada PutraKoas adalah keniscayaan bagi semua mahasiswa kedokteran. Seperti apa sih koas tersebut? benarkah koas itu harus ditakuti? Simak wawancaranya!

13 Wawancara : Fikryfar rizki faridhoInternship? Seperti apa sebenarnya? Simak wawancara menarik kami dengan Kak Fikry dari PSPD 2009 mengenai Insternship!

17-21 HOT ISSUE : MEA, SDGS & DLPsimak ulasan terupdate mengenai MEA dan SDG dan mengapa penting bagi profesi kedokteran. Serta pencerdasan terbaru dari KASPROF HMPSPD mengenai dokter layanan primer dan seluk beluknya.

22-23 Reborn dan MagangSeperti Apakah kegiatan Magang 4 organisasi di mata PSPD 2015? simak pendapat mereka!

25-27 berita organisasiBerita terbaru dari organisasi-organisasi di PSPD

28-31 art corner and comicKarya Seni dari Mahasiswa PSPD! kali ini menampilkan Cerita pendek karya Wildana Aqila Dzaky dari PSPD 2013

SALAM REDAKSI

Awal tahun bisa menjadi momen evaluasi untuk perubahan diri menjadi lebih baik. Awal tahun juga merupakan waktu yang tepat untuk menyusun ide-ide sekaligus merencanakan target-target yang akan dilakukan satu tahun ke depan.

Dalam edisi awal tahun ini, Buletin Bulanan PSPD (BULBUS) membawakan tema Dokter Bisa Jadi Apa Saja. Banyak info-info unik yang membukakan wawasan kita bahwa sebenarnya menjadi dokter bukanlah hanya melulu berkutat dengan buku-buku, laboratorium, dan rumah sakit saja. Profesi dokter adalah profesi yang mulia sekaligus menyenangkan. Lingkup profesi dokter pun bisa dieksplorasi seluas-luasnya. Seorang dokter bisa sekaligus menjadi peneliti, manager rumah sakit, TNI, penulis, dosen dan masih banyak lagi.

Selain menyajikan info-info seputar dunia kedokteran, BULBUS juga menyuguhkan artikel-artikel baru seputar kegiatan mahasiswa PSPD yang tentunya sangat menarik untuk diperbincangkan.

Selamat menikmati BULBUS dengan semangat awal tahunmu!

Tim RedaksiOUR TEAM!Ketua UmumHafiz Muhammad IkhsanPemimpin RedaksiFebianza Mawaddah PutriRedaktur PelaksanaAprilia LarasatiAzmi Jabbar NasutionIshlahiyatinSilma

Pandu Nur AkbarPenulisAsiah MuthiiahM. Rizki RamadhanEditorSafitri Nenik

M. Iqbal SyauqiReporterCharifa SamaSri Nur ShadrinaZulfiana AmaliaDesign dan LayoutWidyandini SekarpratiwiHafiz Muhammad IkhsanKontributor SpesialMuhammad Nicco HakimZaima Dzatul IlmaRisna Wahyu AnandaAris Rivaldi WicaksonoWildana Aqila DzakyQotrun Nada

SPESIAL Hal. 15 GOODBYE KAKAK 2012! Kesan dan pesan kakak 2012 kepada 2013

D A F TA R I S I  BULBUS                                  

Page 4: Bulbus Januari 2016

4 B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

M. Rizki Ramadhan

Tahukah anda, dokter sekarang tidak harus menjadi seorang klinisi? Pena-saran bagaimana penjelajahan dokter

dari berbagai macam bidang menempuh karirnya? Ingin lebih menelusuri seberapa luas profesi dokter? Yuk, kita mulai sharing nya

Acara Medical Profession and Beyond (Med-Probe) ini merupakan acara pertama yang diadakan oleh kolaborasi 3 organisasi besar Mahasiswa Ke-dokteran di Indonesia. Yaitu CIMSA (Center of In-donesian Medical Student Activities), AMSA (Asian

Medical Student Association) dan ISMKI (Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia). Acara ini diselenggarakan di kampus Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta dengan ketua acara adalah kakak ke-las kita PSPD angkatan 2012, yaitu M. Ilyas Sa-putera, yang pada saat itu menjabat sebagai Pengurus Harian Nasional ISMKI di Bidang Medical Education and Profession.

Pada acara MedProbe ini terdapat be-berapa materi, yaitu mengenai Pengenalan Dokter sebagai Peneliti, Dokter sebagai Klin-isi, Seminar Dokter sebagai Manager Rumah Sakit, Dokter TNI dan Dokter yang menerus-kan karirnya di Organisasi Kesehatan Dunia yaitu WHO (World Health Organization).

Materi mengenai Dokter sebagai Peneliti dibawakan oleh Prof. dr. Amin Soe-

bandrio, Sp. M.K., PhD. Pada kesempatan tersebut beliau bercerita tentang karirnya sebagai seorang dokter yang beliau jalani sebagai peneliti. Sebagai seorang dokter peneliti, tentunya banyak sekali pel-uang yang didapatkan, antara lain bekerja di sebuah industri, pemerintahan dan juga berkesempatan mengikuti penelitian internasional.

Beliau juga menyampaikan mengenai hal yang dibutuhkan sebagai seorang dokter peneliti. Ada empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu ilmu pengetahuan dan kemampuan intelektual, kepan-

D O K T E R B I S A J A D I A P A S A J A?  ARTIKEL HOT NEWS                                    

Page 5: Bulbus Januari 2016

5B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

daian mengatur diri sendiri, hubungan dan pengala-man riset dengan lembaga pemerintahan dan organ-

isasi lainnya, dan memiliki pengaruh di bidangnya.

Beliau juga menjelaskan bahwa sebagai dokter yang berkonsentrasi pada penelitian tentu memilki berbagai kendala, misalkan dalam sebuah penelitian membutuhkan waktu yang lama, keteli-tian yang akurat dan biaya yang tidak sedikit. Namun dengan ketekunan dan ketelatenan maka tidak ada hal yang tidak mungkin. “Penelitian itu dilakukan di kepala kita bukan perpus, laboratorium maupun di lapangan” itulah sebuah kalimat yang cukup meng-gambarkan profesi seorang dokter sebagai peneliti.

Dokter sebagai Klinisi, pembahasan materi ini dibuat menjadi sebuah wawancara interaktif dengan dipandu oleh seorang PPDS (Program Pen-didikan Dokter Spesialis) Kedokteran Jiwa dengan mengundang tiga orang dokter yang memiliki Spe-sialisasi yang berbeda, yaitu Dokter Spesialis Ke-dokteran Olahraga, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Pada wawancara tersebut, para dokter ini memberi-kan berbagai gambaran tentang spesialisasi yang mereka tekuni.

Sebagai seorang Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, karir yang dapat ditempuh sangatlah luas,

diantaranya dapat bekerja pada Instansi Pemerin-tahan, seperti menjadi Kementrian Pemuda dan

Olahraga dan juga dapat menjadi konsultan olah-raga yang sesuai dengan nilai-nilai kedokteran. Sementara penjelasan yang disampaikan oleh seorang Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Spesialis Kandungan) lebih banyak menjelas-kan berbagai tantangan dalam menjalani pro-gram spesialisasi terse-but, termasuk diantaran-ya biaya yang mahal dan waktu yang cukup lama. Dari penjelasan yang

disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dapat kita petik penjelasan tentang luasnya spesi-alisasi tersebut sehingga tidak heran jika seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam dapat mengambil kesempatan untuk mengambil Sub Spesialis yang bermacam-macam.

Ketiga dokter spesialis tersebut juga menjelaskan bagaimana proses, tantangan dan juga tips masuk PPDS. Nah, sebenarnya hal apa saja sih yang harus kita persiapkan sebagai seorang calon dokter spesialis? Apakah cukup dengan hanya siap dan suka terhadap bidang yang ingin digeluti? Tentu saja tidak. Hal terpenting yang harus dipupuk adalah kemampuan dan pengalaman sesuai dengan bidang spesialis yang ingin digeluti. Selain itu, IPK juga meru-pakan hal yang harus digarisbawahi. Proses peneri-maan PPDS yang masih mempertimbangkan nilai IPK, tentu menjadi “why” tersendiri sebagai seorang mahasiswa kedokteran untuk tetap mempertahank-an IPK nya dalam keadaan “aman”. Untuk PPDS, IPK minimal umumnya adalah 2,75. Disamping IPK yang bagus, Surat Rekomendasi dan juga proses magang yang meliputi pelaksanaan project berupa Riset dan sebagainya merupakan hal yang tidak boleh dikesa-mpingkan.

Page 6: Bulbus Januari 2016

6 B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

Di PPDS, selain berbagai persyaratan yang harus dipersiapkan, dokter pelamar PPDS juga harus siapterhadag berbagai tantangan yang ada dalam perjalanan sebagai seorang spesialis. Salah satu tan-tangan yang ada adalah biaya Pendidikan Dokter Spesialis yang tidak murah. Perihal biaya ini, bagi dokter yang melamar PPDS dapat mencoba berbagai beasiswa yang ditawarkan bagi PPDS. Point terakhir pada pembahasan PPDS ini adalah mengenai tips masuk PPDS. Beberapa tips yang dapat dilakukan oleh dokter pelamar PPDS adalah tabungan berupa IPK >2,75, pengalaman klinik, memiliki SIP, TOEFL> 500 dan memiliki hard skill dan soft skill yang sesuai dengan bidang spesialis yang ingin di-tempuh.

Selanjutnya, kita akan beralih pada pembahasan men-genai Dokter sebagai Manajer Rumah Sakit, yaitu mengenai ber-bagai penjelasan ter-kait wewenang dok-ter dalam mengatur tatanan Rumah Sakit. Hal yang perlu diketahui mengenai manajemen RS adalah adanya pendidikan khusus bagi seorang dokter yang ingin mendalami tentang Managemen Rumah Sakit yaitu jurusan MARS (Magister Administrasi Rumah Sakit).

Materi MedProbe selanjutnya adalah men-genai pengenalan sebuah ranah profesi dokter yang lain, yaitu ranah hukum kedokteran. Materi ini dis-ampaikan oleh Mantan Ketua Konsil Kedokteran In-donesia (KKI), Prof. Minaldi Rasmin, Sp.P (K). Beliau menjelaskan perlunya mendalami Hukum Kedok-teran (Medikolegal) bagi seorang dokter. Pasalnya, semua peraturan tentang pendidikan kedokteran, perizinan praktik dan peraturan kedokteran lain diatur oleh seorang dokter hukum ini. Pentingnya mengerti Hukum Kedokteran juga dapat terlihat dari maraknya dokter yang terjerat kasus Malpraktik aki-bat tidak mengetahui proses hukum yang berlaku di

Hukum Kedokteran.

Materi yang tak kalah menarik dari acara MedProbe ini adalah perihal Dokter Tetara Nasional Indonesia (Dokter TNI) yang mengabdikan dirinya pada negara. Seminar mengenai Dokter TNI ini dib-awakan oleh seorang Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan yang sangat kental dengan TNI – AU. Beliau menuturkan bahwa selain seorang dokter bisa mengabdi di rumah sakit swasta dan daerah, sorang dokter juga bisa masuk ke rumah sakit khusus TNI. Perjalanan sebagai dokter TNI pun tidak semu-

dah yang dibayangkan. Pendidikan dasar militer terlebih dahulu harus diikuti untuk meyakink-an bahwa beliau pantas sebagai Dokter TNI – AU. Kesulitan yang harus di-alami tentu berbanding dengan segala manfaat yang beliau dapatkan setelah memasuki ranah kedokteran TNI. Banyak sekali kelebihan yang be-liau dapatkan, misalnya

berkesempatan untuk menempuh Program Dokter Spesialis tanpa biaya sedikitpun sehingga kini beliau telah berhasil menyandang gelar Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan.

Nah, bagian terakhir dari berbagai ranah kedokteran yang juga cukup menarik untuk dige-luti adalah menjadi seorang dokter yang berkecim-pung di Organisasi Kesehatan Dunia, misalnya World Health Organization (WHO). Dalam praktiknya, seorang dokter yang berkesempatan untuk berke-cimpung di WHO akan mendapatkan lebih banyak pengalaman dalam berkomunikasi dengan dokter dokter dari negara lain dan memiliki kesempatan untuk banyak belajar hal-hal baru terkait penyakit tropic dan juga dunia. Selain itu, dengan berkecim-pung di WHO, seorang dokter akan lebih banyak menjalin koneksi di kancah internasional yang ten-tunya bisa menunjang karir sebagai seorang dokter.

Page 7: Bulbus Januari 2016

7B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

“ S a y a ini dosen t e r b a n g . ”

Begitu beliau menyebutnya. Beliau sudah terbiasa terbang ke berbagai daerah di Indonesia untuk mengajarkan ilmu-ilmu kedokteran, terutama dalam bidang emergency yang kebanyakan menyangkut masalah jantung, trauma, dan kebidanan.

DR. PANONDANG : SAYA INI DOSEN TERBANG  WAWANCARA                                  

Mengenal Sosok Dokter Panondang Lebih Dekat

Dokter Panondang, begitu kita menyapa beliau. Dokter

Panondang merupakan seorang suami sekaligus ayah dari tiga orang anak. Beliau terlahir dari keluarga Tapanuli non-muslim namun pada akhirnya menempuh jalan Islam sejak di bangku SMP. Beliau merupakan dokter spesialis bedah yang berpraktik di tiga rumah sakit; di daerah Kebayoran Lama, Bekasi, dan Jatiasih.

Dokter Panondang menempuh pendidikan dokter

umum di FKUI sejak tahun 1985. Di pertengahan masa perkuliahan,

beliau mendaftar menjadi TNI. Suka duka dirasakan beliau saat menempuh pendidikan dokter TNI. “Di pendidikan tentara itu ujiannya besar sekali, terkadang saya berkelahi dengan teman dan instruktur karena merasa tidak sesuai dengan cara mereka mendidik,” cerita beliau.

Beliau pernah ditugaskan menjadi pasukan khusus yang bertugas di daerah konflik, Timor Timur.

Di sana beliau mengobati pasien-pasien dalam suasana peperangan yang penuh musuh, senjata, dan ledakan. Namun, dibalik beratnya perjalanan menjadi tentara, jiwa keberanian pun menjadi terasah di dalam diri beliau.

Latar belakang pendidikan tentara rupanya membuat Dokter Panondang memilih jalan spesialis bedah pada tahun 2001. “Bedah itu ada sisi militernya. Dibutuhkan keberanian, maju tak gentar, berani mengambil tindakan yang cukup berisiko. Banyak orang

Charifa SamaFebianza MP

Page 8: Bulbus Januari 2016

8 B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

menganggap bahwa menjadi dokter bedah hanya modal dengkul saja, modal olahraga, yang penting sehat seperti tukang cukur. Namun sebenarnya dokter bedah itu harus punya hati Singa, tangan penari, dan mata Elang. Maka dokter bedah harus tetap banyak membaca buku untuk menguasai knowledge dan basic concept-nya,” ujar beliau.

Ternyata di samping kesibukannya menjadi seorang dokter bedah, beliau juga aktif di dalam dunia pendidikan. Selain menjadi dosen di Pendidikan Dokter UIN Jakarta, beliau sering pergi ke berbagai daerah di Indonesia untuk mengajar.

“Saya ini dosen terbang.” Begitu beliau menyebutnya. Beliau sudah terbiasa terbang ke berbagai daerah di Indonesia untuk mengajarkan ilmu-ilmu kedokteran, terutama dalam bidang emergency yang kebanyakan menyangkut masalah jantung, trauma, dan kebidanan. Murid beliau kebanyakan adalah Mahasiswa S1 dan S3 Keperawatan serta D3 Kebidanan. Dalam satu bulan biasanya beliau mendapat jadwal empat kali penerbangan. Sejauh ini daerah yang paling sering beliau kunjungi adalah Jawa Tengah; yang terjauh adalah Sumbawa dan Aceh.

Bagaimana bisa Dokter Panondang menjadi dosen terbang? Rupanya beliau bekerjasama dengan suatu organisasi, sebut saja Emergency Medical Service 119 yang merupakan usaha milik temannya. Organisasi ini memiliki program untuk memberikan jasa pelatihan di berbagai daerah.

“Dulu, saya sering diberangkatkan ke daerah Jawa Tengah naik mobil ambulans keperawatan yang masih jelek. Tapi Alhamdulillah sekarang profit usaha mereka meningkat dan saya bisa diterbangkan dengan transportasi yag lebih nyaman ke berbagai daerah,” ujar beliau.

Ketertarikan beliau dalam dunia pendidikan ternyata sudah dimulai sejak masih berada di bangku SMP dan SMA, bahkan beliau pernah menjadi pengajar kursus bimbingan belajar semasa koas dulu. Ketertarikannya pada ilmu dan keinginannya menanamkan karakter yang baik pada para pelajar merupakan motivasi utama beliau.

Beliau berkata bahwa ada tiga hal penting

yang diperlukan saat menuntut ilmu yakni knowledge, skill, dan attitude. Knowledge harus didapatkan dari buku-buku yang sahih. Skill bisa didapat dari seringnya berlatih. Karena sekarang modelnya adult learning, mahasiswa seharusnya lebih inisiatif untuk belajar keterampilan sendiri. Beliau menyayangkan tipikal generasi masa kini yang cenderung berpikir kognitif dan belajar praktik dengan membayangkan saja, malas bergerak. Padahal berlatih keterampilan dengan menggunakan tangan dan memegang alat sungguhan itu sangat dibutuhkan.

Selain itu, masalah yang paling beliau prihatinkan adalah masalah attitude. Beliau sangat menyayangkan masyarakat Indonesia masa kini banyak yang lebih suka berobat ke luar negeri, ke Singapura atau Malaysia. Kebanyakan kasusnya karena attitude dokter Indonesia yang sering melenceng dari prinsip memanusiakan manusia.

“Saya rasa kata amanah dan jujur itu sudah mulai terkikis,” ujar beliau miris. “Saya sering bilang sama anak saya, kalau nggak bisa saat ujian dikosongkan saja, nanti bisa belajar lagi. Prinsipnya jangan sampai mengotori jiwa dengan ketidakjujuran,” ujar beliau lagi.

Beliau berkata bahwa kuncinya adalah amanah dan jujur. Amanah dan jujur adalah dua hal yang sangat dibutuhkan dalam jiwa seorang dokter dan calon dokter dalam menuntut ilmu maupun menjalankan praktiknya. Dalam menangani pasien harus amanah, menangani pasien dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab, pun harus jujur dalam bekerja. Jangan sampai niat mengobati pasien hanya karena uang. “Mencari rezeki itu seperti burung yang terbang di pagi hari mencari makan. Yang penting usaha saja, nanti rezekinya Allah yang mengatur,” kata beliau.

Senang sekali bisa mengenal sosok Dokter Panondang lebih dekat. Pesan beliau yang harus kita pegang adalah untuk menjadi seorang dokter diperlukan knowledge, skill, dan attitude. Selain itu, dalam diri kita juga harus terkandung prinsip teguh dalam memegang amanah dan jujur. Semoga kita bisa terinspirasi dan turut menebar inspirasi untuk orang lain. Amiin.

Page 9: Bulbus Januari 2016

9B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

“Kalau al-mamatermu

tidak membuatmu cukup bangga, buatlah kebanggaan untuk almamater-mu”. Sebarkanlah kebanggaan itu.

MAIZAN KHAERUN NISA : DOKTER ATAU PENULIS?  WAWANCARA                                  

Asiah MuthiiahFebianza MP

Maizan Khaerun Nisa, Pendi-dikan Dokter UIN Jakarta 2010 asal Cilegon, Banten.

Sejak kapan kakak men-genal dunia menulis? Saya mengenal dunia menulis se-dari SD, soalnya dulu kakak suka banget sama majalah BOBO. Tapi, mulai benar-benar menekuni du-nia penulisan itu saat SMP. Saat itu, kakak sudah mengikuti ber-bagai macam lomba di Diknas. Waktu itu, kakak mewakili provinsi Banten di tingkat nasional dan berhasil mendapat juara ketiga.

Sebenernya cita-ci-ta kakak dulu apa? Dulu kakak pengen jadi wartawan, tapi dari keluarga kakak sendiri

anak cewek biasanya jadi dokter atau guru. Tidak dipaksa sih, tapi memang sudah jadi tradisi. Akh-irnya kakak memilih untuk jadi dokter, karena dengan menjadi dokter juga bisa menjadi guru.

Bagaimana perjuangan ka-kak untuk menjadi penulis? Setelah tamat SMP, kakak melan-jutkan SMA di Jakarta dan ber-gabung dengan komunitas penu-lis, dari situ mulai banyak belajar. Belum lagi mengenal dunia free-lance, dan mengikuti lomba-lom-ba yang diadakan Diknas dan BNN. Alhamdulillah, prestasi yang paling membanggakan saat itu kakak bisa menang di lomba KEMENPORA ta-hun 2008. rasanya Senang sekali saat itu bisa bertemu menteri.

Page 10: Bulbus Januari 2016

10 B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

Lanjut kuliah, masih sebagai freelance, kakak menu-lis artikel di blog dan ikut doctor’s project. Waktu itu kami bertiga: kakak dan temen kakak, Ahep dan Ben-ing. Suatu hari Ahep bilang “Daripada kamu menulis sedikit-sedikit, mending buat buku sekalian,”. Terus kita berjanji 5 tahun kemudian harus punya karya. Dan sekarang berhasil, kakak punya buku, Ahep pu-nya band dan Bening punya bisnis.

Setelah masuk koas, nah kebetulan waktu stase be-dah ternyata kakak kurang cocok di bedah, karena bedah itu tipe-tipe pekerja, sedangkan aku tipe pe-mikir. Karena senggang, akhirnya bikin buku. Target awalnya 2 minggu selesai satu buku, tapi baru draf kasarnya saja. Akhirnya kakak perbaiki, selesai di stase IPD minggu kedua.

Nah, kakak kelasku punya buku dan diterbitkan Gramedia. Selanjutnya setelah diskusi, aku disuruh mengirim naskah. Dua bulan kemudian, akhirnya di-setujui untuk diterbitkan.

Inspirasi menulisnya darimana kak? Dari kehidupan sehari-hari, juga film dan musik.

Dukungan dari siapa yang menu-rut kakak paling berkesan? keluarga dan teman. Keluarga adalah inspirasi tanpa henti yang membuat kakak lebih kuat. Keluarga san-gat mendukung tapi menekankan akan kewajiban. Juga teman-teman di 401, mereka luar biasa. 401 sangat peduli, dan kita selalu BABINSKI, yaitu “Buka Bersama Bareng Kita-Kita”. Itu buka bersama PSPD angkatan 2010 dan tiap tahun selalu berjalan.

Apakah mempunyai “link” di penerbitan mempermudah untuk terbitnya buku kita? Kalau mempermudah untuk terbit kita juga harus mengantri sama dengan yang lain, harus bersaing dengan yang lain juga. Adanya link hanya memper-cepat kita tahu “diterima atau tidak”. Sedangkan eti-ka dalam penerbitan adalah kita tidak boleh “tebar jaring”. Kalau kita sudah mengirim naskah ke satu penerbit, kita harus menunggu kabar “ditolak” da-hulu baru boleh naskahnya dikirim ke penerbit lain.

Apa motivasi kakak untuk ter-us berkarya dalam dunia penulisan? Motivasi kakak sih, karena kakak gak tau umur ka-kak sampai mana. Setidaknya kakak sudah ningga-

lin satu bukti kepada orang- orang, tidak terbatas waktu.

Apa rencana kakak ke depannya? kakak ingin MAC tidak hanya berhenti sebagai novel tapi menjadi komunitas seperti komunitas sahabat 5 cm atau komunitas lainnya tetapi yang bergerak di bidang kesehatan dan pendidikan. Untuk mem-perjuangkan mimpi, asa dan cintanya. Dan kalaupun nanti, MAC bisa jadi film, kakak sangat bersyukur.

Harapan kakak yang lain untuk ke depannya? Yang pasti lulus UKDI dan Pendidikan Dokter UIN bisa jadi FK. Nanti internship tidak jauh, kalau bisa kembali ke Banten.

Apa pesan kakak untuk adik-adik yang lagi belajar di pendidikan dokter UIN? jika ingin meraih sesuatu, yang paling penting niat dan komitmen. Jangan cepat berpuas diri karena berpuas diri itu sama dengan mati. Boleh berpikir dan menerima banyak ilmu secara global, tapi mu-lailah melakukan sesuatu dari hal yang paling kecil dan paling dekat. Jangan lupa doa orang tua, dan jangan kufur nikmat.

Satu kalimat untuk adik-adik di PSPD UIN kak? “Kalau almamatermu tidak membuatmu cukup bangga, butlah kebanggaan untuk almamatermu”. Sebarkanlah kebanggaan itu.

Page 11: Bulbus Januari 2016

11B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

G u n a k a n waktu seng-

gang semaksimal mungkin. Jangan sampai kita fokus dan melupakan kesenangan diri, soalnya koas itu m e n g h a b i s k a n masa muda.

KHOIRUL AHMADA PUTRA : DUNIA KOAS  WAWANCARA                                  

Sri Nur Shadrina

Wawancara koas (Khoirul Ahmada Putra, PSPD UIN 2010)Menurut kakak, koas itu apa?

Sebenar-benarnya tempat belajar, preklinik hanya sebagai landasan kita untuk belajar praktek di dunia nyata dengan pasien.

Apa saja kesibukan koas itu kak? Bisa diceritakan?

Menurut kakak jadi ada 2 jenis kesibukan, yaitu : kesibukan pen-didikan dan kesibukan pelayanan.

Kesibukan pendidikan dimulai dengan bikin ka-sus baik di poli maupun bangsa. Kita belajar an-amnesis, pemeriksaan fisik, penunjang, serta hal-hal terkait diagnosis-nya secara komprehen-sif. Kita melakukan mini clinical examination, yaitu melakukan dan diobservasi bagaimana performa dokter di ha-dapan konsulen. Lalu membuat laporan ka-sus, tutorial, serta tugas-tugas lain baik individu maupun kelompok.

Lalu di kesibukan pelayanan, adalah sarana kita belajar, dimana pagi-pagi kita dataang untuk fol-low up pasien. Ditanyakan keluhan pasien, kemudian mencocokkan diagnosis dengan di rekam medik kemudian cek obat yang diberi konsulen sebelumnya. Kalo ma-salah obet itu hanya bisa diganti kalo konsulen setuju karena koass tidak punya wewenang menulis SOAP (Subjective, Objektive, As-sessment, Planning. Juga tak lupa jaga IGD dan kamar bersalin.

Kemudian bagaimana tentang

Page 12: Bulbus Januari 2016

12 B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

stase di Rumah Sakit?

Stase menarik maupun susah itu tergantung dari orangnya, persiapannya, dan tuntutan situasi. Saya sebutkan beberapa nih.

Contoh, PSIKIATRI. Menurut kakak itu santai dan sua-sananya enak. 1 minggu kuliah dan review preklinik, presentasi dan bahas obat psikofarmaka, mendiag-nosis, menguji gangguan perkembangan anak, dan lainnya. Karena di Bogor itu menginap, interaksi ke pasien bareng-bareng, pagi-pagi ada kuliah. Malam-nya santai, jadi enak bisa jalan-jalan, sejuk tidak sep-erti Ciputat.

Lalu BEDAH. Menurut kakak paling asyik, walaupun capek tapi jelas. Kita benar-benar dilibatkan dengan pasien, dan pagi-pagi kita follow up pasien. Yang lebih berperan lagi itu jaga walaupun capek, jadi kita megang pasien dari awal datang hingga pulang itu tanggung jawab koas. Contohnya ada pasien kecelakaan, pas pasiennya datang kita dibimbing residen. Rencana operasi surat izin, radiologi surat pengantar, uji laboratorium, sampai kita ke dokter anastesi untuk naik operasi, kita menyiapkan itu. Jika kita mengurusi beberapa pasien, itu bisa dititip ke teman dulu. Jadi banyak tindakan, dan pasien luka kecil itu robek kita jahit di IGD dengan persetu-juan. Itu yang asyik.

Lalu ANAK, yang bertekanan tinggi meski tidak be-gitu capek. secara mental dia capek karena tekanan tinggi konsulennya yang menuntut kita bisa padahal kompetensi kita tidak begitu tinggi. Kita jadi seperti residen, kita yang follow up dan dikelilingi bareng konsulen. Jadi tuh konsulennya ingin kita bagus, se-hingga kita yang tertekan.

Bolehkah kaka berbagi tips-tips untuk yang mau masuk koas ?

Prinsipnya koas hanya sekali dan bertanggung jawab atas nyawa pasien. Jangan hanya lewat saja. Con-tohnya saja ada pasien nyeri dada, jangan sampai pasien itu mati hanya karena kita malas. Kemudian jangan dianggap beban. Gunakan waktu senggang semaksimal mungkin. Jangan sampai kita fokus dan melupakan kesenangan diri, soalnya koas itu meng-habiskan masa muda. Belum lagi jangan berbuat aneh-aneh, harus mengikuti aturan yang ada. Jadi

harus sadar posisi, kita kenalan dulu dengan ling-kungan. Tetap jaga kekompakan, di koas itu jika satu salah dianggap seluruhnnya.

Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum masuk stase?

Jadi teknisnya itu setiap kita mau pindah stase, kita oper-operan. Maksudnya itu yang udah lewat ya ngasih tahu ke yang belum lewat. Cari baiknya, jan-gan cari jeleknya doang. Kita harus pintar-pintar me-milah informasi yang kita dapat. Tanyain detail dari hari pertama.

Biasanya sih kita buat buku operan, tapi jangan sam-pai ketahuan konsulen. Jangan lupa bikin ringkasan materi stase itu jadi memudahkan yang lain. Isinya tentang kompetensi dasar dokter umum, penyakit yang harus dikuasai, dan lainnya itu sebagai selingan saja. Sebenernya tidak terlalu susah. Jika semasa ku-liah bagus, nanti bisa bantu karena berkaitan den-gan fisiologinya. Kalau prekliniknya serius, nanti di klinik bisa paham betul. Jangan berpikir ilmu yag di preklinik itu gak penting, nanti di klinik sangat ter-pakai.

Ada Pesan untuk kakak 2012 yang mau memulai koass?

Ini beberapa poin penting untuk yang mau memulai koas nih...

Koass hanya sekali, jalani dengan baik karena setelah koass tanggungjawab nyawa pasien, penyakit pasien, dan diri pasien itu ada di kita.

Jalanin koas dengan baik. Serius tapi santai.

Selesaikan masalah dengan baik . Jangan lari dari masalah, kalau kita punya masalah sama konsulen kita kejar jangan sampai kita tidak melakukan apa-apa karena hakekatnya koas itu selalu salah.

Harus kompak, meski kita tidak suka sama teman kita.

Siapkan mental.

Page 13: Bulbus Januari 2016

13B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

“Intinya kamu jan-

gan takut jauh dari rumah. Jangan takut gak bisa beradap-tasi. Selama masih di Indonesia masih aman kok insyaal-lah. Sebisa mungkin Indonesia itu harus di eksplorasi.

FIKRYFAR RIZKI FARIDHO : INTERNSHIP NGAPAIN AJA SIH KAK?  WAWANCARA                                  

Zulfiana Amalia

Assalamualaikum kak....

“Kak Fikri internshipnya dimana?”

“Aku internship di Masamba, Su-lawesi Selatan.”

“Sejak dari kapan ya kak?”

“Sejak Mei 2015”

“Kalau boleh tau kenapa kakak milihnya disitu?”

“Aku kerjanya kan di area pulau terpencil sebagai dokter umum. Nah, aku ingin menco-ba disitu, dengan pertimbangan berdasarkan jumlah kedatangan

pasien, fasilitas rumah sakit, jenis-jenis penyakit, dan tempat wisata tentunya. Sebenarnya alasan lebih tepatnya sih karena pengen ke-luar dari regional Banten, karena kan aku kuliahnya di UIN Jakarta jadi regionalnya masih di Banten. Selain itu disini juga bisa santai dalam bekerja, budayanya baru, terus enaknya, mau sejauh apa-pun lokasi yang mau dituju itu tiket pesawat dan akomodasi lain-nya dibayarin pemerintah (gratisss :D). Tapi sebenarnya ada satu inti terpentingnya yaitu wewenang jadi seorang dokter disana lebih besar dari pada di kota-kota be-

Page 14: Bulbus Januari 2016

14 B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

sar di pulau Jawa. Karena kalo internshipnya di kota besar kita tetep harus ada laporan-laporan ke dok-ter umum yg lebih senior dari kita, ya bisa dibilang semacam koass tapi tingkatan lebih tinggi dan sudah bertitel dokter. Jadi yaa... pergerakannya masih ter-batas. Sedangkan kalo disana lebih terpencil kita pu-nya wewenang dan kesempatan lebih besar dalam menangani pasien yang sudah selayaknya dokter umum biasalah. Jadi dengan begitupun berfikir akan lebih enak.”

“Lalu suka dukanya apa aja kak selama disana?”

“Hmm suka duka ya, apa ya.. disini kan aku dari UIN gak sendirian, berdua dengan kak Syukron. Sejauh ini sih, aku ngerasain alhamdulillah lancar. Sukanya ya alhamdulillah internshipnya lancar, enak. Untuk fasilitasnya, disini dikasih mobil dinas, rumah dinas dan sukanya ya itu tadi, kita disini dilepas seb-agai dokter umum . Oh iya, kalian silahkan cek insta-gram dan path saya. Disitu banyak foto-foto saya lagi piknik. Disini bisa hampir tiap bulan piknik. Liburan-nya longgar dan udah gitu kalo keliling dapat uang tambahan dari daerah.”

“Terus dukanya masa ga ada kak? Apa gitu yg susah dijalani selama disana?”

“Apa ya.. palingan ya harus adaptasi budaya disini, adaptasi makanan. Kan makanan disini beda dengan makanan di Jawa. Terus apa lagi ya.. paling jarak sih, LDR misalnya heheh. Kan jauh dari rumah ya pasti ada konsekuensi jauh dari keluarga, orang tua.”

“Apakah kakak merasa beruntung bisa in-ternship disana? Apakah masih ada harapan lain yang belum terpenuhi?”

“Ya, alhamdulillah tergantung kita me-nyikapinya. Harapannya sih, bisa menolong orang lebih banyak lagi .”

“Lalu bagaimana sih kak tipsnya agar sukses dan lancar internship?”

“Intinya kamu jangan takut jauh dari rumah. Jangan takut gak bisa beradaptasi. Selama masih di Indonesia masih aman kok insyaallah. Sebisa mung-kin Indonesia itu harus di eksplorasi. Kalo ga seka-rang kapan lagi? Tapi tipsnya, kamu jangan sendiri.

Harus ada barengan/temen karena kalo ada temen lebih enak. Suka dukanya bisa dirasain bareng-bareng. Jadi dukanya bisa sedikit ditekan. Terus saat pemilihan tempat untuk internship H-5 sebelum me-milih diliat-liat dulu, kan kelihatan RS-RS yang buka buat internship. Misalkan ada 2 pilihan Rsnya, mulai dikepoin tuh tentang kedatangan pasien, mayoritas pasiennya gimana, lebih bagus lagi kalo tanya-tanya kaka yang sblmnya (kalo ada), yang penting harus tau aja. Risikonya gak seberapa kok.”

“Terakhir nih kak, apakah kakak ada pesan buat adik-adik koass dan preklinik? Terus tipsnya buat memlilih tempat yg baik buat internship apa ya kak?”

“Kalau untuk milih tempat sih, kamu harus punya geng yang satu tujuan. Jadi, nanti itu akan ada geng yang tetep stay di dalam zona nyaman, ada juga yang mau keluar. Tapi yang keluar itu ha-rus bersatu, minimal ada 5 orang. Terus ya itu tadi, jangan lupa dikepoin, dibikin prioritas dan dilihat di internet juga buat milih wahana-wahana internship. Eitsss, wahana ini beda ya sama wahana-wahana di dufan. Di dunia internship, wahana = Rumah Sakit.”

“Oke terima kasih kak atas waktunya untuk wawa-ncara.

“Oke oke, sama sama”

Page 15: Bulbus Januari 2016

15B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

Kata Perpisahan 2012 untuk 2013

”First impression of you is most lasting” begitu kata pepatah orang sana. Kesan pertama bagitu melekat, entah mengapa. Jika ditanyakan bagaimana pandangan saya tentang adik adik PSPD 2013, yang saya ingat adalah saat

mereka menghadapi “masa-masa sulit” beradaptasi dengan sistem kehidupan FK saat masih berstatus sebagai Maba. Menurut saya, adik adik PSPD 2013 itu mau belajar dan bersikap kritis. Sejak awal masa kaderisasi hingga sekarang terlihat banyak perubahan yg semakin baik, juga selama saya dan teman-teman menjalankan organisasi yang beranggotakan dari angkatan 2013. Banyak masukan-masukan kritis namun juga membangun yg disampaikan kepada kami. Pesan saya terhadap adik-adik PSPD 2013, tetaplah menjadi angkatan yg kompak dan belajarlah dari angkatan angkatan sebelumnya agar bisa terus lebih baik. Semangat menjalani masa preklinik terakhirnya dan manfaatkan waktu senggangnya sebaik mungkin karena bisa jadi moment tersebut tidak kalian dapatkan di klinik nanti. Teruslah berjuang

menopang tonggak organisasi masing-masing di PSPD. Jaga terus tradisi baik dan perbaiki yg buruk dari kami. -M. Reza Syahli-

Tentang 2013, saya belajar banyak tentang kemauan untuk terus belajar dalam hal apa pun. Saya mengenal seseorang yang sangat gila akademik tapi tetap berorganisasi dan orang yang berkembang pesat di organisasi dan tidak

melupakan akademik. Banyak jiwa jiwa pembelajar di dalamnya, terkadang sampai kewalahan klo banyak yang bertanya tentang apa yang sudah saya jalani lebih dulu dari mereka. Pesan saya, jangan lupa diintegrasikan dengan nilai keislamannya. Sayang kan, kalau kita muslim, kuliah di Univ Islam dan Islam itu punya value yg keren, tetapi tidak kita realisasikan #dokmuskece -Mahdiah Maimunah-

Sebelumnya aku mau ucapin terima kasih banyak untuk PSPD 2013 atas Farewell Party untuk 2012 ^^ We really appreciated it. Kesan untuk 2013, PSPD 2013 itu anaknya baik-baik dan seru untuk diajak kerjasama khususnya dalam organisasi. Dari tahun ke tahun, PSPD

2013 juga semakin kelihatan kompak. Saran aku, tetap jaga kekompakan kalian sampai nanti, khususnya sekarang di preklinik ini. Jangan sampai

GOODBYE KAKAK 2012!  SPESIAL                                  

Page 16: Bulbus Januari 2016

16 B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

ada teman yg ‘tertinggal’, saling membantu dan support satu sama lain supaya bisa lulus bareng dan lanjut koas bareng *aamiin*. Untuk yg diamanahkan jadi pemimpin pemimpin organisasi, usahakan balance ya akademik dan non akademiknya, karena sepengalaman aku gak mudah untuk menyeimbangkan keduanya. Jadi pintar pintar mengatur waktu kalian, jangan sampai terlalu fokus ke organisasi jadinya malah sedikit ninggalin kuliah. Oh ya, segera selesaikan risetnya! No tunda-tunda lagi, menunda malah bikin kalian panik sendiri loh, soalnya di akhir akhir itu bakal banyak hal yg bikin kalian sibuk sendiri. Gak nyesel kok kalau risetnya selesai lebih cepet hehe. Pokoknya, tetap semangat, jangan nyerah, dan selalu minta doa sama orang tua :) karena dalam hidup pasti akan ada masa-masa sulit yg bikin kita seolah-olah mau menyerah saja, tapi justru disitu sebenarnya kita hampir sampai di tujuan kita. Perjalanan masih panjang, Just enjoy our adventure! Get ready to be in the real jungle, soon. -Ranita Rusydina-

Banyak 2013 yg saya tau orangnya baik, sopan, dan ramah, termasuk orang2 yang punya posisi penting di kelas/a n g k a t a n n y a . Pesannya Based on things I should have done mungkin ya:

1. Baca KSK dari sekarang. (bukan referensi utama tapi)

2. Untuk yg belum masuk kategori “ramah” menurut kakak kelas, segera dicontoh teman teman kelasnya yg “ramah” sama kakak kelas. Insya Allah ketika suatu saat kawan kawan perlu kakak kelas, mereka akan dengan senang hati membantu kawan kawan yg “ramah”.

3. Masa preklinik kan banyak acara acara tuh, coba dimanfaatin buat memperkuat mental, misal aktif di public speaking dll

4. Kan udah mau MEA nih, bahasa Inggris nya dilatih lagi biar nanti ga kalah sama orang.

-Irvan Fathurohman-

Assalamualaikum t e m e n - t e m e n p r e k l i n i k angkatan 2013. Apa kabar kaliaan? Semoga selalu sehat yaaa, kan calon dokter semua amiin. Ga terasa sudah sekitar 3 tahun kita berada dalam satu

rumah yang sama, PSPD UIN Jakarta. Kakak inget ketika pertama kali kakak menyambut adik-adik kakak angakatan 2013 mulai dari pas OPAK sampe sekarang udah jadi keluarga besar PSPD. Kesan kakak untuk kalian campur aduk deh, mulai yang awalnya pusing ngurusin kalian selama kaderisasi sampe timbul rasa sayang yang bener2 sayang ga dibuat2 kayak kakak sayang ke adek kandung kakak sendiri. Kita berjuang bersama di segala bidang mulai dari akademik sampai suara hati kita bersama. Keringet, air mata yang kita keluarin bersama berasa kayak lem yang makin mengeratkan hubungan kita. Pesan kakak untuk calon teman sejawat kakak sekalian, tetep solid dibawah naungan Keluarga Besar PSPD. Karena ga akan ada yang bisa misahin ikatan persaudaran kita dibawah janji suci kepada Allah SWT dan sumpah Hippocrates bahwa kita adalah saudara sejawat. -Rakha Faturachman-

Page 17: Bulbus Januari 2016

17B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

Charifa Sama

MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) adalah bentuk integrasi ekonomi ASE-

AN dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara di Asia Tenggara untuk meningkatkan stabilitas perekonomian. Salah satu program MEA adalah akan membuka pasar tenaga kerja secara be-bas untuk berbagai profesi, mulai praktisi ekonomi, pekerja teknisi, tenaga pariwisata dan praktisi me-

dis.

Sertifikat dokter Indonesia melalui IDI (Ikatan Dokter Indonesia) ternyata telah diakui di negara-negara Asia Tenggara. Maka, jika dokter asal Indo-nesia ingin berkarir di kawasan Asia Tenggara, maka mereka perlu mengikuti tes lanjutan sesuai permin-taan negara setempat. Sebaliknya, berikut beberapa syarat dokter asing yang ingin berkarier di Indonesia:

• Dokter asing diperbolehkan melakukan prak-tek di Indonesia jika tidak ada tenaga kese-hatan lain di tempat yang dituju.

• Diperbolehkan untuk transfer teknologi dan pengetahuan melalui kerjasama dengan rumah sakit pendidikan.

• Keberadaan dokter asing diperbolehkan jika Indonesia dan negara asal dokter tersebut memiliki “reciprocal agreement”, yaitu kes-epakatan terkait pengiriman dokter bisa ber-laku untuk kedua pihak negara.

• Dokter asing yang hendak berpraktek di In-donesia harus memiliki izin yang dikeluarkan baik oleh pemerintah maupun organisasi profesi terkait yaitu Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP).

Selain persyaratan di atas, dokter asing yang akan berpraktek di Indonesia juga harus terampil berbahasa Indonesia karena konsumen mereka adalah masyarakat lokal.

KEDOKTERAN INDONESIA DI ERA MEA  ARTIKEL HOT ISSUE                                  

Page 18: Bulbus Januari 2016

18 B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

Ternyata entah suka dan siap atau tidak, pelaksanaan MEA perlu disambut positif. MEA di-harapkan membawa dampak positif bagi pertumbu-han dan kemajuan bangsa, sehingga tantangan per-saingan global menjadi pemicu untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi di kancah internasional.

Tabel Perbandingan Standar Pendidikan Kedokteran di ASEAN

Page 19: Bulbus Januari 2016

19B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

Charifa Sama

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah kerangka pembangunan baru yang mengakomodasi semua peruba-

han yang terjadi pasca MDGs-2015. Program ini bercita-cita untuk menghapuskan kemiskinan di du-nia. Terdapat tiga pilar yang menjadi pokok indikator dalam konsep pengembangan SDGs yaitu :

1. Pembangunan manusia (Human Devel-opment)

2. Perkembangan ekonomi (Social Econom-ic Development)

3. Lingkungan (Environmental Develop-ment).

Didapatkan 17 indikator yang harus dicapai oleh negara pemberlaku SDGs dalam 15 tahun kedepan, yaitu periode 2015-2030. Ketujuh belas indikator tersebut adalah sebagai berikut :

1) Mengakhiri segala bentuk kemiskinan2) Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan

pangan, meningkatkan gizi, dan mendorong pertanian yang berkelanjutan

3) Menjamin kehidupan yang sehat dan men-dorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia

4) Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang

5) Menjamin kesetaraan gender serta member-dayakan seluruh wanita dan perempuan

6) Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang

7) Menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan dan modern bagi semua orang

8) Mendorong pertumbuhan ekonomi yang

terus menerus, inklusif dan berkelanjutan serta kesempatan kerja penuh, produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua orang

9) Membangun infrastruktur yang berketahan-an, mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi

10) Mengurangi kesenjangan di dalam dan antar negara

11) Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, berketahanan dan berkelan-jutan

12) Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan

13) Mengambil tindakan mendesak untuk mem-erangi perubahan iklim dan dampaknya

14) Melestarikan dan menggunakan samu-dera, lautan dan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pembangunan yang berkelanjutan

15) Melindungi, memperbarui, serta mendo-rong penggunaan ekosistem daratan yang berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanek-aragaman hayati

16) Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi semua orang, serta membangun institusi yang efektif, accountable dan inklusif di seluruh tingkatan

17) Memperkuat cara-cara implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pem-bangunan berkelanjutan.

SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGS)  ARTIKEL HOT ISSUE                                  

Page 20: Bulbus Januari 2016

20 B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

Departemen Kajian Studi dan ProfesiHMPS PD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Laporan tahunan WHO: Family Health Care: No More Than Ever menyebut-kan beberapa kesalahan Family Care di

negara berkembang pada tahun 2008. Beberapa di-antaranya adalah dokter hanya menangani masalah kesehatan yang menjadi prioritas: pelayanan lebih bersifat satu arah, murah dan berteknologi rendah sehingga cenderung terlihat kurang profesional. Se-lain itu ditegaskan pula bahwa negara yang memiliki pelayanan kesehatan primer yang baik akan mencip-takan suatu sistem pelayanan yang lebih bermutu dan hemat.

Sebelumnya pada tahun 2005 dalam si-dang ke-58 di Jenawa, organisasi World Health Assembly (WHA) meng-garisbawahi perlunya pengembangan sistem pembiayaan kesehatan yang terjamin untuk ma-syarakat dan memberikan perlindungan terhadap resiko keuangan. Selain itu WHA ke- 58 ini menge-luarkan resolusi berisi pernyataan pembiayaan kesehatan berkelanjutan melalui Universal Health Coverage diselenggarakan melalui asuransi kesehatan sosial.

Pemerintah Indonesia menyadari penting-nya sistem pelayanan kesehatan primer., Sebagai solusi atas masalah tersebut pada tahun 2004 dike-luarkanlah UU No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang mengamanatkan penyeleng-garaan jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Pro-gram tersebut dimulai pemerintah sejak tanggal 1 Januari 2014, dengan target dapat mencapai kepe-sertaan se-Indonesia pada tahun 2019. Tentunya untuk mencapai target tersebut dibutuhkan ber-bagai faktor pendukung, antara lain ketersediaan fasilitas kesehatan primer yang merata di seluruh wilayah NKRI, ketersediaan dokter layanan primer yang handal, serta penguatan sistem rujukan seb-

agaimana diperlihatkan oleh gambar berikut:\ Berdasarkan grafik tersebut, fasilitas kesehatan dibagi menjadi 3 strata: strata pertama berfungsi se-

DOKTER LAYANAN PRIMER  ARTIKEL HOT ISSUE                                  

Page 21: Bulbus Januari 2016

21B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

bagai gatekeeper untuk memenuhi kesehatan warga yang diharapkan dapat menyelesaikan 80 % masalah kesehatan di masyarakat; strata kedua berperan se-bagai back up untuk menyelesaikan masalah yang tidak teratasi di strata pertama; dan strata ketiga se-bagi pusat rujukan untuk masalah-masalah dengan keahlian khusus dan spesifik.

Selain itu JKN dalam pembiayaannya meng-gunakan kapitasi. Dalam metode ini dokter dibayar menurut jumlah peserta kliennya – tidak bergan-tung pada frekuensi kunjungan, intensitas dan kompleksitas pelayanan – serta biaya dikeluarkan untuk kepentingan peserta.

Contoh:

dr.A berdomisili dan membuka praktik di Peruma-han Ciputat Molek dikontrak BPJS untuk melayani 3000 peserta JKN yang bertempat tinggal di Pe-rumahan Ciputat Molek. Dalam kontrak DLP dengan pembayaran kapitasi @Rp.10.000 per peserta per bulan .

Pendapatan Praktik Dr.AA = 3000 x Rp.10.000 = Rp.30.000.000 per bulan

*nilai sebenarnya telah diatur undang-un-dang.

Dana sebesar Rp. 30.000.000 tersebut bu-kanlah gaji dokter melainkan digunakan untuk pem-biayaan fasilitas kesehatan dr. A, mulai dari jasa dokter, perawat, serta kegiatan kuratif, promotif dan preventif lainnya. Menilik alur tersebut, dapat dipa-hami bahwa sistem JKN ini memberdayakan Dokter Layanan Primer yang diharapkan dapat menyele-saikan berbagai masalah kesehatan di masyarakat.

Dokter Layanan Primer sebelum digagasnya spesialis di bidang ini, merupakan semua dokter non-spesialis yang berpraktik di strata pertama. Para dokter ini, yang jumlahnya sekitar 80.000-an bekerja di puskesmas dan berbagai klinik, berhadapan den-gan gagasan program spesialis dokter layanan prim-er dengan definisi sebagai berikut : dokter spesialis di bidang generalis yang secara konsisten mener-apkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Keluarga, ditunjang dengan Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kesehatan Masyarakat dan mampu memimpin

maupun menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer.

Untuk menjadi dokter spesialis di layanan primer memang bukan kewajiban setiap dokter. Na-mun jika kita pahami lebih lanjut, dapat terjadi keti-dakjelasan pembagian tugas antara dokter spesialis Layanan Primer dengan dokter praktek umum. Salah satu konsekuensinya adalah bertambah panjangnya masa pendidikan kedokteran, terkait spesialisasi tersebut.

Selain itu, dokter layanan primer diharapkan mengedepankan preventif dan promotif dibanding-kan kuratif saja seperti saat ini. Hal tersebut memang merupakan hal yang positif karena dengan dikem-bangkannya pelayanan yang bukan hanya kuratif dan rehabilitatif, dapat menimbulkan suatu keka-cauan mengenai pembagian ranah dokter layanan primer dan sarjana kesehatan masyarakat. Tentunya kita berharap dalam pembagian ranah kerja terse-but terbentuk sebuah kolaborasi tenaga kesehatan yang lebih baik di Indonesia.

Meninjau juga dari UU Pendidikan Kedokter-an pasal 8 ayat 2 yang disebutkan “ Dalam hal mem-percepat terpenuhinya kebutuhan dokter layanan primer, Fakultas Kedokteran dengan akreditas kat-egori tertinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran yang akreditasinya setingkat lebih rendah dalam menjalankan program dokter layanan primer”, tam-pak bahwa yang dapat menyelenggarakan program pendidikan dokter layanan primer hanya Fakultas Kedokteran dengan akreditasi A serta beberapa Fakultas Kedokteran terakreditasi B yang beker-jasama dengan Fakultas dengan akreditasi A. Data fakultas kedokteran di Indonesia yang berakreditasi A terdapat berjumlah 15, sedang Fakultas kedok-teran yang berakreditasi B hanya berjumlah 11. Ber-dasarkan kalkulasi sederhana melihat dokter yang lulus tiap tahunnya yang minim, pertanyaan yang muncul: mampukah tercetak dokter layanan primer yang kompeten sebagaimana yang dibutuhkan oleh era JKN saat ini ?

Page 22: Bulbus Januari 2016

22 B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

REBORN, SINERGI 4 ORGANISASI  ARTIKEL                                  Ishlahiyatin N

Ini dia acara menarik di PSPD yang secara lang-sung melibatkan ketiga organisasi baik itu HMP-SPD, CIMSA, maupun USMR. Tim building den-

gan tema REBORN “Rebring Our Togetherness to Make Golden Generation” ini diadakan selama dua hari dua malam pada tanggal 16-18 Oktober 2015 yang lalu di Villa Khalifah Cigombong Bogor.

Acara ini dipersembahkan khusus oleh ka-kak 2013 dengan ketuanya Kak Raudya Iwana. “Tim building tahun ini kita mengambil tema REBORN yang intinya adalah tentang kebersamaan. Jadi me-lalui acara ini kita bisa menyatukan sekaligus mem-pertemukan ketiga organisasi di PSPD saat ini yang pada dasarnya merupakan sebuah keluarga yang utuh. Tujuan lainnya ialah untuk mempersiapkan

generasi penerus organisasi agar mampu bergerak sinergi dan saling bahu mem-bahu dalam membangun PSPD.” Kata Kak Raudya.

Materi yang disuguhkan oleh panitia juga tak kalah menarik. Mulai dari materi tentang kepe-mimpinan, sejarah tiga organ-isasi di PSPD, maupun materi keorganisasian USMR, CIMSA, dan HMPSPD. Disela-sela itu ada SWG dimana kita diajak berdis-kusi perkelompok membahas pemicu, bukan pemicu modul yaa tapi mengenai beberapa ma-salah yang sering dihadapi dalam berorganisasi.

Malam kedua, kita menik-mati bersama barbeque dan

hangatnya api unggun ditengah dinginnya malam Kota Hujan. Apalagi ditemani dengan penampilan-penampilan menarik dari ketiga organisasi. Lanjut di pagi harinya, kita melakukan bakti sosial kepa-da warga setempat. Dan agenda terakhir sebelum penutupan ialah main games yang super seru.

Di akhir sebuah kata, harapannya acara ini benar-benar bermanfaat dan membawa kesan baik bagi kita semua keluarga besar mahasiswa pendidi-kan dokter untuk terus semangat bersinergi mem-bangun PSPD yang jauh lebih baik nantinya. Amin..

Page 23: Bulbus Januari 2016

23B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

M A G A N G O R G A N I S A S I 2 0 1 5  ARTIKEL                                    Febianza Mawaddah PQotrun Nada

Sekitar bulan Oktober – November 2015 kemarin, empat organisasi di PSPD melaksanakan rangkaian acara magang untuk adik-adik maba

2015. Acara magang ini merupakan ajang promosi untuk menciptakan ketertarikan adik-adik maba 2015 yang sebentar lagi akan memasuki dunia organisasi.

Tentunya masing-masing organisasi membawakan kekhasannya masing-masing. Ada HMPSPD (Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter) yang merupakan organisasi yang meliputi seluruh kegiatan di PSPD dan menjadi lahan untuk menampung aspirasi mahasiswa/i PSPD. Ada USMR (UIN Syahid Medical Rescue) yang merupakan organisasi yang fokus mendidik anggotanya dalam bidang kegawatdaruratan medis. Ada pula CIMSA (Center for Indonesian Medical Students Activities) yang bisa dibilang spesialis dalam membuat project-project seperti penyuluhan dan desa binaan. Dan tak lupa ada MERCY (Medical Research UIN Syahid) yang merupakan organisasi baru yang bergerak

dalam bidang penelitian.

Dalam s e t i a p k e g i a t a n magang empat organisasi ini, maba 2015 t a m p a k n y a s a n g a t a n t u s i a s

mengikutinya. Berikut ini kesan dan pesan dari mereka-mereka selepas mengikuti magang. Yuk simak!

Wafa untuk MERCY

Kesan: Berhubung MERCY masih baru, tapi di magang kemarin insyaAllah sudah bagus dan memberikan yang terbaik. Materinya juga bikin kita tambah yakin kalo yang namanya reasearch itu ga se-boring yang

kita pikirin. Masih bisa have fun sambil research.

Pesan: Semoga untuk tahun ini kami dari PSPD 2015 banyak yang bisa memberikan kontribusinya di MERCY untuk maju ke depannya dan kakak-kakak MERCY bisa membimbing kami serta memberikan yang terbaik untuk PSPD.

Nurbaiti untuk USMR

Kesan: Kalau boleh milih tingkat kepuasan antara 1-8. Yah 7 boleh. Bagian magang yang paling menarik adalah waktu di akhir magang yang ada “teaternya”

Page 24: Bulbus Januari 2016

24 B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

hahaha.

Pesan: Masih harus di perbaiki lagi managemen-nya. Contohnya materinya lebih dihubungkan dengan modulnya anak-anak maba.

Niken Syahdian untuk CIMSA

Kesan: Awal ikut Magang CIMSA sih ogah-ogahan. Bukan karena nggak tertarik atau apa. Cuma pengen istirahat aja di akhir pekan karena sibuk selama seminggu kuliah. Walaupun Ken udah niat masuk CIMSA, tapi malasnya itu loh. Ya walau pada akhirnya Ken datang juga. Pas sebelum disuruh masuk ke audit sih mikir pasti magangnya bakal ngebosenin dan ngantuk. Tapi astaga! Pas masuk ke audit lampu-lampu dekorasinya keren. Baru liat lampu yang kelap-kelip gitu, biasanya cuma di TV doing, haha. Ngerasa lost in galaxy. Terus awalnya ada kata-kata pembukaan gitu terus pengenalan CIMSA, smakin tertarik ikut CIMSA ^_^. Apalagi pas pengenalan satu-satu departemen atau bagian CIMSA, asiiiik bangett. Wah Ken di coret-coret. Terus kakak-kakaknya juga ngasih makanan yang enak-enak. Jadi betah lama-lama di magang CIMSA. Pokoknya magang CIMSA 2015 rancak bana! 😀

Pesan: Lebih baik mendatangkan pembicara yang lebih wah & greget, kayak kakak yang exchange ke Jerman kemarin. Biar lebih tertarik gitu buat masuk

CIMSA, pokoknya tamunya datangin yg lebih wah kak.

Ahmad Faris untuk HMPSPD

Kesan: Waktu magang tuh ngeliat temanya yang superhero terus bener-bener diterapin gitu jadi keren bangeet, mana kakak-kakaknya niat juga jadi tambah keren. Yang paling rame waktu awal2 yang semua superhero keluar 1-1.

Pesan: Buat magangnya tuh menurut saya waktu masuk-masuk ke tiap divisi itu kelamaan, jadinya ada waktu kita udah beres di divisi itu tapi belum bisa keluar jadi gabut.

Page 25: Bulbus Januari 2016

25B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

Departemen Kessos HMPSPD UIN Jakarta

Bukti Pengabdian untuk Indonesia.

Pada 5 November 2015 lalu, Program Studi Pendidikan Dokter UIN Jakarta bekerja sama dengan Departemen Kes-

ejahteraan Sosial HMPS Pendidikan Dokter mengge-lar talkshow terkait program unggulan baru PSPD di Auditorium FKIK yaitu Dokter Santri Cerdas Activities (DSC Act). Talkshow tersebut dimulai setelah Ashar dan diikuti oleh mahasiwa preklinik.

Talkshow DSC diselenggarakan dalam rangka sosialisasi kepada seluruh sivitas PSPD UIN Jakarta tentang program tersebut. Dalam talkshow yang berdurasi kurang lebih satu jam, awal program ini muncul dari dua orang mahasiswa angkatan 2010 yaitu Adibia Jidi dan Adhya Aji setelah berdiskusi dengan salah seorang dosen IMDB (Integrated Mos-lem Doctor and Bioethics) PSPD. Kondisi santri yang kurang baik terkait kesadaran akan kebersihan dan kesehatan merupakan titik tolak program ini.

Dua orang dosen PSPD yang sering bergelut dibidang kesantrian dan pendidikan kesehatan, dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp.OT dan drg. Laifa Hendarmin,

Ph.D, menjadi narasumber talkshow ini. Dijelaskan bahwa adanya program DSC ini, merupakan pro-gram yang baugs jika digarap dengan serius. Saat moderator menanyakan keunggulan program ini, drg. Laifa menyatakan, “Program ini bukan sekedar UKS, namun tentang bagaimana menimbulkan ke-sadaran dan merubah kebiasaan yang salah di ma-syarakat tentang kesehatan,”.

“Para santri adalah orang yang akan menjadi panutan di masyarakat. Islam seharusnya masuk ke semua sendi kehidupan, termasuk kesehatan. Den-gan program ini harapannya akan muncul pemuka agama mampu memberi pemahaman mengapa kebersihan dilakukan sesuai dasar agama kita. Kita didik hari ini seratus santri, kelak mereka bisa men-didik banyak orang,” ungkap dr. Bis, sapaan akrab dr. Bisatyo.

Acara ini juga menghadirkan santri-santri dari pesantren Jagat Arsy yang telah melewati pelatihan dari mahasiswa PSPD baik klinik maupun pre-klinik. Santri Jagat Arsy yang diwakili oleh siswa bernama Ayesha dan Sandy, menceritakan dan memberi tes-timoni atas berbagai hal yang telah didapatkan

TALKSHOW DOKTER SANTRI CERDAS  ARTIKEL HMPSPD                                  

Page 26: Bulbus Januari 2016

26 B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

Risna Wahyu Ananda PutriPENDIDIKAN DASAR & PENDIDIKAN BER-JENJANG

Belum lama ini, UIN Syahid Medical Rescue (USMR) khususnya Divisi Diklat telah melak-sanakan program kerjanya, yaitu Pendidikan

Dasar atau dikdas dan Pendidikan Berjenjang 1 atau PB 1.

Dikdas telah dilakukan sebanyak 2 kali, yakni Dikdas 1 dan Dikdas 2. Dalam Dikdas ini, anggota inti USMR yang menjadi peserta adalah anggota inti angkatan X. Materi yang disampaikan dalam dikdas 1 dan 2 ini adalah Initial Assement dan Basic Life Support oleh kak Evan Pramudito, S. Ked, Resusitasi Cairan dan Syok oleh Kak Cut Neubi Getha, S. Ked, Farmakologi Praktis oleh dr. Alyya Shiddiqa Siregar, Sp. FK, materi mengenai PTBMMKI oleh Alya Bhakti serta materi Sterilisasi Alat dan Alur Baksos masing-masing disampaikan oleh Kadiv. Logistik (A. Fahmi Zamzami) dan Kadiv. Operasional (Eriska Muharani).

Pendidikan Berjenjang 1 sendiri merupakan pelatihan lanjutan dari dikdas. Peserta yang mengi-kuti PB 1 adalah anggota inti angkatan IX yang sudah pernah dibekali dengan materi-materi dikdas terse-but. Materi yang disampaikan dalam PB 1 adalah

Kegawatdaruratan Sistem Kardiovaskular dan Per-napasan oleh dr. Lucky Briliantina, M. Biomed dan materi Fire Rescue oleh perwakilan tim USMR dalam Meridien Cup. Harapan dari dilaksanakannya kedua kegiatan tersebut adalah agar seluruh angti (ang-gota inti) USMR mendapat bekal yang maksimal se-bagai Tim Bantuan Medis.

BAKTI SOSIAL SIRKUMSISISabtu, 24 Okto-ber 2015

B e r t e p a -tan dengan 11 Muharram 1437 H yang masih dalam suasana per-ingatan tahun baru Hijriyah, USMR kembali

mendapatkan amanah untuk bekerja sama dalam bidang medis. Kali ini, USMR bekerjasama dengan Sekolah Islam Citra Nuansa melalui narahubung dr. Risahmawati, P. hD. Kerjasama kali ini dalam ben-tuk sunatan massal atau sirkumsisi bagi anak-anak yang berada di sekitar sekolah yang berada di dae-rah Cileungsi tersebut. Dalam pelaksanaan sirkum-sisi kali ini, USMR mengirimkan 16 anggota inti untuk turun langsung menjadi panitia dan juga se-bagai asisten dari 5 orang operator yang dalam hal ini adalah dokter-dokter alumni PSPD UIN Jakarta. Pasien yang berjumlah 19 orang hari itu cukup men-arik perhatian panitia, lantaran usianya yang berva-riasi mulai dari 3 tahun sampai 12 tahun.

Selain menjadi ajang pengabdian USMR ke-pada masyarakat, acara ini diharapkan dapat mem-berikan pelajaran kepada panitia untuk semakin me-ningkatkan skill dan terus membawa manfaat bagi USMR kedepannya. USMR, SIAP!!

UIN SYAHID MEDICAL RESCUE  ARTIKEL USMR                                  

Page 27: Bulbus Januari 2016

27B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

Rivaldi Wicaksono

Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedu-nia, SCORA (Standing Committee of Repro-ductive Health include AIDS) CIMSA UIN Ja-

karta mengadakan beberapa rangkaian kegiatan. Mulai dari pembagian buku SCORA, tanda tangan spanduk, foto “Red Ribbon”, edukasi publik, sampai pemeriksaan HIV/AIDS. Program ini dimulai sejak bulan November sampai Desember 2015.

Masih banyaknya anggapan di masyarakat mengenai penyakit HIV/AIDS yang kurang tepat, menyebabkan penderita HIV yang disebut dengan ODHA (orang dengan HIV/AIDS) terdiskriminasi oleh masyarakat. Sebagai bentuk edukasi, SCORA CIMSA UIN Jakarta membuat sebuah buku berjudul “The Story Book of ODHA” yang memuat kisah kehidu-pan para ODHA. Diceritakan dalam buku tersebut mengenai momen awal mereka dinyatakan HIV, lalu

perubahan hidup mereka baik sebelum dan setelah terkena HIV, juga harapan untuk diri pribadi maupun masyarakat.

Selanjutnya, tepat pada tanggal 1 Desember 2015 lalu, seluruh mahasiswa Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah memakai baju merah seb-agai seremonial peringatan Hari AIDS Sedunia, diiku-ti penandatanganan spanduk, foto dengan formasi “pita merah”ditutup dengan pembagian buku oleh SCORA CIMSA UIN.

Sebagai akhir rangkaian program Hari AIDS sedunia, SCORA CIMSA UIN mengadakan penyulu-han kepada masyarakat mengenai HIV/AIDS melalui pembagian pamflet dan buku. SCORA CIMSA UIN bekerjasama dengan Klinik Angsa Merah juga men-gadakan pemeriksaan HIV gratis untuk masyarakat. Pemeriksaan ini diikuti secara sukarela dan terjamin privasinya, dengan tujuan agar masyarakat dapat mengetahui indikasi HIV pada dirinya sejak dini se-hingga dapat diobati lebih cepat.

Dengan adanya buku dan rangkaian acara tersebut, diharapkan masyarakat akan lebih mema-hami bahwa orang dengan HIV tidaklah berbahaya. Jangan jauhi orangnya tetapi jauhi virusnya! Selamat Hari AIDS Sedunia!

WORLD AIDS DAY  ARTIKEL CIMSA                                  

Page 28: Bulbus Januari 2016

28 B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

ART CORNER  CERPEN                                  

HidingWildana Aqila Dzaky (PSPD 2013)

“Woooii!! ada yang gantung diri di sekolah!!” .

Teriakan itu membuat Dewa terperanjat kaget. Cowok berkacamata minus itu mencoba membunuh rasa penasarannya dengan mengikuti anak-anak lain tergesa-gesa menuju sebuah kamar mandi.

Di kamar mandi cewek gedung B lantai 2, seorang siswi mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Menurut gosip yang beredar, dia hamil dan pacarnya tidak mau bertanggung jawab sehingga dia nekat untuk gantung diri. Namun ada yang aneh dari kamar mandi itu. Dibawah siswi itu menggantung, tak ada barang apapun.

Memang bukan pertama kali ini kejadian aneh yang terjadi di sekolah Dewa. Dua minggu yang lalu, Pak Tri, cleaning service sekolah menemukan ceceran darah di dekat ruang tari. Namun kejadian itu tak sampai menghebohkan seluruh sekolah. Dan yang lebih aneh lagi, ditemukan sebuah parang dengan noda darah kering di mata parang itu. Desas-desus menyebar di kalangan siswa dan guru. Ada hantu di sekolah. Kebenaran peristiwa yang terjadi pun semakin absurd.

***

Dewa melangkah dengan mantap memasuki gerbang sekolahnya. Dilihatnya gedung megah peninggalan kolonial berdiri kokoh didepannya. Sekolah yang diimpikannya dari SMP. Tak terasa ia sudah berada di depan pintu kelasnya, pintu besar dengan jendela yang besar pula.

Namun ada yang tidak beres, dia mencium bau yang tidak enak, bau anyir, darah.

“Eh Don, loe nyium bau aneh ga?”, Tanya Dewa pada Doni teman sebangkunya.

“Iya nih, kayak bau borok gue waktu jatuh di depan sekolah”, jawab Doni sekenanya.

Lama lama bau itu hilang seiring bergantinya jam pelajaran. Ada yang mengganjal di pikiran Dewa, apa yang terjadi dengan sekolah ini. Dia berjalan dengan kepala berisi banyak pertanyaan. Doni yang berjalan dibelakangnya saja tak dihiraukannya. Mereka berdua berjalan menuju arah tempat parkir, tempat motor mereka diparkir. Namun langkah mereka terhenti di depan Lab. Kimia B di sebelah lapangan basket.

Dari dalam lab yang terkunci itu, terdengan suara aneh, seperti gemerincing benda logam yang diadu.

“Don, siapa ya yang di dalem, lab ini kan jarang dipake, masa ada susulan praktikum pulang sekolah?”, tanya Dewa pada teman akrabnya itu.

“Iya ya, mungkin Bu Yanti ngecek alat-alat lab. Kalo enggak…”, omongan Doni terputus.

“Kalo enggak apaan?”, Dewa penasaran.

“Hantu yang pengen praktikum”, celoteh Doni

“Hahahaha ada-ada aja lo”, Dewa tertawa.

“Wuuzz”, sekelabat bayangan seperti mencoba sembunyi dari tawa Dewa yang cukup keras. Sepertinya bayangan itu terganggu dengan tawa Dewa.

“Apaan tu Don?”, tanya Dewa gugup.

“Hantu..”, Doni gemetaran.

“Wooii !! siapa lo?”, teriak Dewa.

Page 29: Bulbus Januari 2016

29B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

Cowok pemberani yang masuk dalam anggota pencinta alam sekolah itu berusaha menghilangkan rasa takutnya, demi membunuh rasa penasaran yang sudah ia rasakan sejak lama tentang sekolahnya. Mereka berdua mengintip dari jendela laboratorium tua itu. Namun hanya samar-samar yang bisa mereka lihat. Lalu..Buukkkk. Semuanya hitam.

***

Doni terbangun dengan kepala pusing. Tangannya terikat di sebuah tiang penyangga ruangan. Di sebelahnya, Dewa masih pingsan dengan keadaan yang sama seperti Doni.

“Woii bangun!”, bisik Doni pada Dewa.

“Dimana gue?”, tanya Doni.

“Gue juga nggak tau, kayaknya kita disekap”, jawab Dewa.

“Emang hantu bisa nyekap ya?”, kata Doni.

Disekitar mereka banyak barang-barang sekolah yang sudah tidak terpakai. Ruangan dengan banyak debu dan cahaya yang sangat sedikit membuat lantai dan dindingnya lembab.Di depan dua sahabat itu terdapat gunungan kertas-kertas arsip tak terpakai. Disampingnya ada pintu kayu yang terkunci. Diseberang pintu itu ada ventilasi kecil berbentuk kotak yang merupakan satu-satunya jalan sang matahari mengirim sinarnya ke ruangan itu. Sinarnya berwarna oranye menandakan hari telah sore.

Dari luar terdengar cekikan beberapa orang, sepertinya mereka adalah “hantu” yang selama ini menjadi bahan pembicaraan warga sekolah.

“Don itu ada pecahan kaca, ambil pake kaki lo!”, perintah Dewa.

Dengan susah payah pecahan kaca itu berhasil diambil oleh Doni. Dewa mengambil dengan kakinya. Akhirnya pecahan kaca itu sampai di tangannya. Perlahan, dia mengiris pecahan itu pada tali yang terikat pada keduanya. Namun.. brakkk. Pintu ruangan itu dibuka, tiga orang bertopeng memasuki ruangan itu, salah satunya membawa parang. Mereka tertawa. Doni segera berusaha menyembunyikan pecahan kaca ditangannya.

“Selamat sore, anak-anak manis”, canda salah seoarang dari mereka.

“Mau kita apain nih mereka berdua? kita bunuh aja gimana? hahahaha”, kata si Topeng Merah.

“Tunggu, kita dapetin dulu duit dari mereka”, usul pria bertopeng hijau.

“Caranya?”, tanya si Topeng Biru.

“Kita telfon orangtua nih anak dua, terus kita minta tebusan sebanyak-banyaknya, hahahahaa”, tawa si Topeng Hijau menyebar ke seluruh ruangan sempit itu.

***

Tali pengikat itu akhirnya lepas, tangan Dewa dan Doni bisa merasa lega. Namun sekarang bagaimana cara mereka kabur dari tempat itu. Dewa mencoba melongok dari lubang ventilasi ruangan itu. Ternyata dia berada di ruangan yang biasanya terkunci di dekat ruang TU. Dewa tahu karena dia melihat tiang bendera yang letaknya di depan ruang TU. Kreekkk..pintu terbuka lagi. Si Topeng Merah kaget, tali pengikat Dewa dan Doni lepas.

“Wooi talinya lepas!”, teriak topeng merah

Doni dan Dewa mencoba kabur. Doni memukul pipi Topeng Merah itu dari samping hingga si Topeng Merah terjatuh. Mereka berdua segera keluar ruangan namun dua orang “hantu” itu sudah ada di depan pintu dengan si Topeng Hijau sudah siap dengan parangnya. Mereka berdua maju, Dewa dengan bekal beladiri pecinta alam, sementara Doni bertarung dengan karatenya.

Creesss… parang menggores lengan Dewa, namun ia masih saja bertahan. Pergelutan sengit antara hantu bertopeng melawan dua murid SMA terjadi. Doni yang terjatuh ketanah berhasil merebut parang dari para “hantu”. Dia menghunuskan parang ke arah mereka. Namun dia diserang dari belakang.

Ternyata si Topeng Merah sudah sadar dari pingsannya. Doni terjatuh lagi ke tanah dan parang itu diambil lagi oleh si Topeng Hijau. Dewa langsung

Page 30: Bulbus Januari 2016

30 B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

melepas sabuk di pinggangnya dan menggunakannya sebagai senjata. Cetarrr… suara sabuk kulit Dewa memecut tanah. Para pria bertopeng itu sedikit ketakutan.

“Siapa lo semua? Ngapain lo ada di sekolah gue?”, tanya Dewa marah.

“Lo mau tau? Kita yang ngebunuh cewek di kamar mandi itu, kita yang buat sekolah bau anyir hahahhaa, kita nyimpen kepala korban-korban kita di gudang sekolah hahaha. Puas?”, jawab si Hijau bengis.

“Dasar bajingan”, teriak Dewa

Darah masih mengalir di lengan Dewa, lengan baju seragam SMA nya memerah. Namun ia tetap mau melawan ketiga orang jahat itu. Doni yang melihat ada batu sebesar bola voli di sampingnya buru-buru ia ambil. Dia melemparkannya ke kepala si Biru yang berdiri dua meter di depannya. Buugg… suara batu itu menghantam kepala si Biru. Darah mengalir dari kepalanya. Si Biru pun pingsan.

“Sialan!”, umpat si Topeng Hijau sambil menyabetkan parangnya kearah Doni. Doni mengelak namun parang itu menggores bahunya, darahnya membasahi bajunya. Dewa yang melihat sahabatnya diserang lalu balas menyerang. Disabetkan sabuknya kearah leher si Hijau, cetarrr...

“Arrgghhhh…”, si Hijau mengerang kesakitan dan jatuh berlutut. Dewa tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, disabetkan sabuknya ke arah si Merah. Si Merah pun jatuh tersungkur. Doni yang menyadari parang itu tidak di tangan si hijau lagi langsung mengambilnya. Dewa segera mengikat si hijau dengan sabuknya di pohon depan ruang TU. Sementara Doni masih mengancamkan parangnya ke arah si Merah.

“Bangun lo!”, perintah Doni.

***

Dewa bangun dengan malas. Ia melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul lima. Hari ini ia dan Doni akan diberi penghargaan dari sekolah saat upacara. Dia berjasa membongkar misteri yang melanda sekolahnya.

Komplotan itu di tangkap polisi atas pembunuhan berantai. Mereka adalah pembunuh berdarah dingin yang buron dan bersembunyi di sekolah. Salah satu diantaranya merupakan adik wakil kepala sekolah yang memberikan sekolahnya untuk tempat mereka bersembunyi. Wakil kepala sekolah juga ditahan karena bekerjasama dengan komplotan itu.

Tepuk tangan dan sorak sorai para siswa mengiringi pemberian penghargaan itu. Dewa dan Doni bangga atas apa yang sudah mereka lakukan meski harus bercucuran darah. Mereka sudah bisa belajar dengan tenang tanpa gangguan apapun.***

Punya Karya Menarik? Ingin Karyamu ditampilkan di BULBUS?? Kirimkan segera karya senimu berupa Gambar, Foto, maupun karya tulis berupa Cerpen dan puisi ke [email protected]

Page 31: Bulbus Januari 2016

31B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6

Page 32: Bulbus Januari 2016

32 B u l b u s 2 0 1 6

B u l b u s | J a n u a r i 2 0 1 6