buku pedoman etik perki

Upload: adekresnahernata

Post on 01-Mar-2018

252 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    1/92

    P E D O M A N

    KODE ETIK DOKTER

    PERHIMPUNAN KARDIOLOGI INDONESIA

    ( P E R K I )

    BADAN ETIK DAN PEMBELAAN ANGGOTA

    PENGURUS PUSAT PERKI2014

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    2/92

    P E D O M A N

    KODE ETIK DOKTERPERHIMPUNAN KARDIOLOGI INDONESIA

    ( P E R K I )

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 1

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    3/92

    Edisi Pertama 2014Cetakan Pertama Maret 2014Cetakan Kedua Setelah Revisi

    Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan(KDT)

    Pedoman Kode Etik Dokter PerhimpunanKardiologi Indonesia. Jakarta PP. PERKI, 2014

    ISBN :

    PenerbitPP. PERKIJln. Letjen S. Parman Kav.87Telepone : 021 5681149Fax : 021 568 4220JAKARTA

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 2

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    4/92

    Tim Penyusun :

    Dr. Pri Utomo, SpJP(K), SpA., MM., SH., FIHA.

    Prof. Dr. dr. Zainal Musthafa, SpJP(K), MSi, FIHA.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 3

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    5/92

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas rahmat dan karunia-Nya dan denganmengucap Alhamdulillah buku Pedoman KodeEtik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesiadapat diterbitkan. Buku ini dimaksudkansebagai pedoman bagi Dokter PerhimpunanKardiologi Indonesia dalam menjalankantugas profesi Spesialis Jantung dan PembuluhDarah (SpJP).

    Buku pedoman ini dibuat dalam bentuk buku

    saku sehingga mudah dibawa untuk dipahamidan dilaksanakan dalam menjalankan tugasprofesi.

    Penyusunan buku melibatkan para pihak yangdianggap memahami kondisi s i tuasi

    pelayanan medis di Indonesia, baik dari sisidokter SpJP maupun pasien. Kontributorpenyusunan naskah meliputi dokter SpJPyang berkecimpung dalam dunia pendidikan,pelayanan maupun manajemen, juga praktisihukum, psikolog dan rohaniawan.

    Pembahasan naskah di lakukan olehkelompok kerja Badan Etik dan Pembelaan

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 4

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    6/92

    Anggota PP. PERKI periode 2012/2014. Timpenyusun menyampaikan terimakasih kepadasemua pihak yang telah memberi masukan,saran, kritik sejak konsep sampai denganfinalisasi.

    Semoga buku ini membantu dokter SpJPdalam menjalankan profesi sehingga kualitanpelayanan medis dapat terus ditingkatkan.

    Jakarta, Maret 2014

    Tim Penyusun

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 5

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    7/92

    SAMBUTAN

    KETUABADAN ETIK dan PEMBELAAN ANGGOTAPP.PERKI

    Assallamuallaikum wr.wb.,

    Dewasa ini hampir tidak ada bidangkehidupan yang tidak terjamah hukum, baiksebagai kaidah maupun sebagai sikap tindakmanusia yang mempunyai hasrat untuk hidupteratur.

    Hukum mengakui antar manusia melaluikeserasian antara ketertiban dan ketentramansedangkan etik menjamin hubungan antarmanusia yang menyenangkan.

    Rumah sakit merupakan bagian suatu sistempelayanan kesehatan yang memerlukan

    kerjasama yang terkoordinasi dan terintegrasitenaga kesehatan yang ada yang berdasarkanakhlak (mores), kesopanan (ethos) dankesadaran hukum yang tinggi.

    Dalam memberikan pelayanan kesehatan

    kepada perorangan/pasien, keluarga ataukomunitas diperlukan etik kesehatan, yangmerupakan tatanan yang didasari filsafat yang

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 6

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    8/92

    mengarahkan tanggungjawab moral yangesensial bagi pelaksanaan praktek medik,dimana inti dari filsafat tersebut adalah hak danmartabat manusia,oleh karena itu fokus etikkesehatan ditujukan kepada sifat manusiayang mempunyai nilai perilaku tersendiri.

    Pada umumnya ketidakpuasan para pasienatau keluarganya terhadap pelayanankesehatan karena harapannya tidak dapatdipenuhi oleh para tenaga kesehatan, ataudengan kata lain terdapat kesenjangan antaraharapan pasien dan kenyataan yang

    didapatkan oleh pasien.

    Dengan terbitnya buku ini diharapkan masalahetik dan hukum di bidang kesehatan yangmuncul akibat kesalah-pahaman antara pasiensebagai pengguna jasa kesehatan dan sistempelayanan kesehatan sebagai pemberi jasapelayanan kesehatan dapat dikurangi menjadisekecil mungkin.

    Jakarta, Maret 2014

    Ketua Badan Etik dan Pembelaan AnggotaPP PERKIDr.Pri Utomo,SpJP(K),SpA,MM,SH,FIHA.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 7

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    9/92

    DAFTAR ISI

    Kata PengantarSambutan Ketua Badan Etik dan

    Pembelaan Anggota PP. PERKIDaftar isiBab 1. PendahuluanBab 2. Kewajiban UmumBab 3. Kewajiban Dokter Terhadap

    PasienBab 4. Kewajiban Dokter Terhadap

    Teman SejawatBab 5. Kewajiban Dokter Terhadap

    Diri SendiriBab 6. Penjelasan Kode Etik

    Dokter SpJPBab 7. Protap Pembelaan Anggota,Bagan Untuk Mendapatkan Outcome

    Apabila Mendapatkan Claim Tuntutan

    Dalam Melaksanakan Tugas ProfesiPelayanan

    Skema Preventive / Pencegahan KonflikBagan Untuk Mendapatkan Outcome

    Praktik Yang MemuaskanPengurus Badan Etik Dan Pembelaan

    Anggota PP PERKI Periode 2012 2014Daftar Pustaka / Referensi

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 8

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    10/92

    BAB 1PENDAHULUAN

    Dalam menjalankan profesi kedokterandiperlukan suatu kode etik yang digunakansebagai pedoman. Kode Etik Kedokteran

    Indonesia (KODEKI), yang revisi terakhirnyaditetapkan penerapannya oleh PB IDI padatahun 2012, menjadi pedoman bagi dokterIndonesia dalam melaksanakan praktekkedokteran.

    Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh

    Darah (SpJP) dalam menjalankan profesinyaharus menunjukkan keluhuran dan kemuliaanyang ditunjukkan oleh 6 sifat dasar yangmelekat pada diri seorang dokter, yaitu sifatketuhanan, kemurnian niat, keluhuran budi,kerendahan hati, kesungguhan kerja,

    integritas ilmiah dan social. Kode etikKedokteran Indonesia yang merupakankesepakatan dokter Indonesia, harus menjadipedoman bagi dokter SpJP agar sifat dasardiatas tetap terjaga, dalam hubungannyadengan manusia yang mengharapkan

    perto longan dalam suatu hubunganterapeutik.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 9

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    11/92

    Suatu penjabaran yang khusus dari pedomanetik seorang dokter SpJP dalam menjalankanprofesinya sangat diperlukan. Hal inim e n g i n g a t b e r k e m b a n g p e s a t n y apengetahuan dan teknologi diasnostik danterapi dalam bidang kardiovaskular,

    meningkatnya kebutuhan dan harapanmasyarakat akan pelayanan kardiovaskulardan perkembangan dinamika etika global yangmenuntut standar pelayanan yang tinggidengan didasari etika moral yang luhur.

    Setiap dokter SpJP mempunyai kewajiban etikterhadap pasien, profesi, antar sejawat, jugakepada masyarakat. Kewajiban etik ini harusdihormati oleh setiap dokter SpJPdalammenjalankan profesinya.

    Pedoman etik ini disusun dalam suatu

    Pedoman Etik Dokter Spesialis Jantung danPembuluh darah Indonesia. Diharapkansemua dokter SpJP di Indonesia, selainmengamalkan sumpah dokter, menjalankanprofesinya dengan standar yang tinggi,mempunyai kemandirian profesi, dan

    senantiasa mengikuti perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi dalam bidangkardiovaskular.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 10

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    12/92

    BAB 2KEWAJIBAN UMUM

    Pasal 1

    Setiap dokter SpJP wajib menjunjung tinggi,memahami, menghayati dan mengamalkansumpah dan atau janji dokter.

    Pasal 2

    Seorang dokter SpJP wajib selalu melakukanpengambilan keputusan professional secaraindependen, dan mempertahankan perilakuprofessional dalam ukuran yang tertinggi.

    Pasal 3

    Dalam menjalankan profesinya, seorangdokter SpJP tidak boleh dipengaruhi olehsesuatu yang mengakibatkan hilangnyakebebasan dan kemandirian profesi.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 11

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    13/92

    Pasal 4

    Seorang dokter SpJP wajib menghindarkan diridari perbuatan yang bersifat memuji diri.

    Pasal 5

    Tiap perbuatan atau nasihat dokter SpJP yangmungkin melemahkan daya tahan psikismaupun fisik, wajib memperoleh persetujuanpasien, keluarganya dan hanya diberikan untukkepentingan dan kebaikan pasien tersebut.

    Pasal 6

    Setiap dokter SpJP wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan

    setiap penemuan teknik atau pengobatan baruyang belum diuji kebenarannya dan terhadaphal-hal yang dapat menimbulkan keresahanmasyarakat.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 12

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    14/92

    Pasal 7

    Seorang dokter SpJP wajib hanya memberisurat keterangan dan pendapat yang telahdiperiksa sendiri kebenarannya.

    Pasal 8

    Seorang dokter SpJP wajib, dalam mejalankanprofesi medisnya, memberikan pelayanansecara kompeten dengan kebebasan teknisdan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih

    sayang (compassion) dan penghormatan atasmartabat manusia.

    Pasal 9

    Seorang dokter SpJP wajib bersikap jujurdalam berhubungan dengan pasien dans e j a w a t n y a , d a n b e r u p a y a u n t u kmengingatkan sejawatnya pada saatmenangani pasien dia ketahui memilikikekurangan dalam karakter atau kompetensi,atau yang melakukan penipuan ataupenggelapan.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 13

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    15/92

    Pasal 10

    Seorang dokter SpJP wajib menghormati hak-hak pasien, teman sejawatnya, dan tenagakesehatan lainnya, serta wajib menjagakepercayaan pasien.

    Pasal 11

    Setiap dokter SpJP wajib senantiasamengingat kewajiban dirinya melindungi hidupmakhluk insani.

    Pasal 12

    Dalam melakukan profesinya seorang dokterSpJP wajib memperhatikan keseluruhan aspek

    pelayanan kesehatan (promotif, preventif,kuratif, dan rehabilitatif), baik fisik maupunpsiko-sosial-kultural pasiennya serta berusahamenjadi pendidik dan pengabdi sejatimasyarakat.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 14

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    16/92

    Pasal 13

    Setiap dokter SpJP dalam bekerjasamadengan para pejabat lintas sektoral di bidangkesehatan, bidang lainnya dan masyarakat,wajib saling menghormati.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 15

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    17/92

    BAB 3KEWAJIBAN DOKTERTERHADAP PASIEN

    Pasal 14

    Seorang dokter SpJP wajib bersikap tulusikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuandan ketrampilannya untuk kepentingan pasien,yang ketika ia tidak mampu melakukan suatupemeriksaan atau pengobatan, ataspersetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib

    merujuk pasien kepada dokter yangmempunyai keahlian untuk itu.

    Pasal 15

    Setiap dokter SpJP wajib memberikankesempatan pasiennya agar senantiasa dapatb e r i n te ra k s i d e n g a n k e lu a rg a d a npenasihatnya, termasuk dalam beribadat danatau penyelesaian masalah pribadi lainnya.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 16

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    18/92

    Pasal 16

    Setiap dokter SpJP wajib merahasiakan segalasesuatu yang diketahuinya tentang seorangpasien, bahkan juga setelah pasien itumeninggal dunia.

    Pasal 17

    Setiap dokter SpJP wajib melakukanpertolongan darurat sebagai suatu wujud tugasperikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada

    o r a n g l a i n b e r s e d i a d a n m a m p umemberikannya.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 17

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    19/92

    BAB 4KEWAJIBAN DOKTER

    TERHADAP TEMAN SEJAWAT

    Pasal 18

    Setiap dokter SpJP memperlakukan temansejawatnya sebagaimana ia sendiri ingindiperlakukan.

    Pasal 19

    Setiap dokter SpJP tidak boleh mengambil alihpasien dari teman sejawat, kecuali denganpersetujuan keduanya atau berdasarkanprosedur yang etis.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 18

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    20/92

    BAB 5KEWAJIBAN DOKTER

    TERHADAP DIRI SENDIRI

    Pasal 20

    Setiap dokter SpJP wajib selalu memeliharakesehatannya, supaya dapat bekerja denganbaik.

    Pasal 21

    Setiap dokter SpJP wajib senantiasa mengikutiperkembangan ilmu pengetahuan danteknologi kedokteran/ kesehatan.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 19

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    21/92

    BAB 6PENJELASAN KODE ETIK KEDOKTERAN

    INDONESIA PASAL DEMI PASAL

    Pasal 1:Sumpah Dokter

    Setiap dokter wajib menjunjung tinggi,menghayati dan mengamalkan sumpah danatau janji dokter.

    Cakupan pasal:1) Dokter lulusan Fakultas Kedokteran di

    Indonesia wajib melafalkan sumpah/janjidokter sebagaimana dimaksud pada Pasal1, di depan pimpinan fakultas kedokteranyang bersangkutan dalam suasana

    khidmat.2) Dokter lulusan luar negeri dan/ atau dokter

    asing yang hendak melakukan pekerjaanprofesi di Indonesia wajib melafalkansumpah/ janji dokter sebagaimanadimaksud dalam Pasal 1 di depan

    pemimpin IDI dan penjabat kesehatansetempat.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 20

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    22/92

    3) Setiap dokter yang akan menjalankantugas, sebagai anggota tim dokterpemeriksa atau pembuat visum et repertum,keterangan ahli, wajib menyatakan dibahwa ia telah / belum melafalkan sumpahsebagaimana dimaksud Pasal 1

    4) Bunyi sumpah atau janji sebagaimanadimaksud pada Pasal 1 cakupan pasal (1)dan (2) sebagai berikut:Demi Tuhan / Allah saya bersumpah,bahwa:1. Saya akan membaktikan hidup saya

    guna kepentingan perikemanusiaan.2. Saya akan menjalankan tugas dengancara yang terhormat dan bersusilasesuai dengan martabat pekerjaan sayasebagai dokter.

    3. Saya akan memelihara dengan sekuattenaga martabat dan tradisi luhurprofesi kedokteran.

    4. Saya akan merahasiakan segalasesuatu yang saya ketahui karenakeprofesian saya

    5. Saya t idak akan menggunakanpengetahuan saya untuk sesuatu yangbertentangan dengan perikemanusia-an, sekalipun diancam.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 21

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    23/92

    6. Saya akan menghormati setiap hidupinsani mulai saat pembuahan.

    7. Saya akan senantiasa mengutamakankesehatan pasien, dengan memper-hatikan kepentingan masyarakat.

    8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-

    sungguh supaya saya tidak ter-pengaruh oleh pertimbangan ke-agamaan, kebangsaan, kesukuan,gender, politik, kedudukan sosial danjenis penyakit dalam menunaikankewajiban terhadap pasien.

    9. Saya akan memberi kepada guru-gurusaya penghormatan dan pernyataanterima kasih yang selayaknya.

    10. Saya akan perlakukan teman sejawatsaya seperti saudara kandung.

    11. Saya akan mentaati dan mengamalkanKode Etik Kedokteran Indonesia.

    12. Saya ikrarkan sumpah ini dengansungguh-sungguh dan denganmempertaruhkan kehormatan diri saya.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 22

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    24/92

    Pasal 2:Standar Pelayanan Kedokteran Yang Baik

    Seorang dokter wajib selalu melakukanpengambilan keputusan profesional secaraindependen, dan mempertahankan perilaku

    professional dalam ukuran yang tertinggi.

    Cakupan pasal:(1) Seorang dokter wajib mempertahankan

    standar profesi, integritas moral dankejujuran intelektual dirinya sebagai dasarpengambilan keputusan professional.

    (2) Pengambilan keputusan professionalsebagaimana dimaksud pada Pasal 2 daristandar tertinggi profesi sebagaimanadimaksud cakupan pasal 2 butir 1merupakan kombinasi selaras, serasi danseimbang antara keputusan medis teknis

    dengan keputusan etis yang berasal daritotalitas pelayanan terhadap pasien yangmerupakan perilaku keutamaan profesi.

    (3) Pengambilan keputusan kedokteran yangprofesional sebagaimana dimaksud padaPasal 2, dilakukan setelah melakukan

    pemeriksaan dan penilaian yang telititerhadap pasien dengan menggunakanstandar/pedoman pelayanan kedokteran

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 23

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    25/92

    yang telah diakui secara sah.(4) Dalam hal situasi fasilitas pelayanan

    kesehatan tidak optimal atau kurangmemadai untuk mendukung pelayananyang diberikan, pengambilan keputusanprofesional wajib diwujudkan dalam atau

    disertai dengan perilaku profesionalterbaik dokter demi kepentingan terbaikpasien.

    (5) Dalam hal terjadi dilema etik dalampemberian pelayanan kesehatan, setiapdokter wajib bersikap sesuai keutamaanprofesinya.

    (6) Setiap dokter secara sendiri-sendirimaupun bersama melalui organisasiprofesi kedokteran wajib memper-juangkan dipenuhinya fasilitas, sarana danprasarana sesuai dengan standar minimaldanatau pedoman nasional pelayanan

    kedokteran yang menjamin dipenuhinyakeselamatan pasien.

    Pasal 3:Kemandirian Profesi Dalam Melakukan

    Pekerjaan Kedokterannya

    seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 24

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    26/92

    sesuatu yang mengakibatkan hilangnyakebebasan dan kemandirian profesi.

    Cakupan Pasal:(1) Setiap dokter memiliki moral dan tanggung

    jawab untuk mencegah keinginan pasien

    atau pihak manapun yang sengaja atautidak sengaja bermaksud menyimpangiatau melanggar hukum dan atau etikamelalui praktek pekerjaan kedokteran.

    (2) Setiap dokter dilarang melakukanperbuatan yang dapat mengakibatkan

    hilangnya kebebasan dan kemandirianprofesi sebagaimana dimaksud padaPasal 3, antara lain:a. Memberikan obat, alat produk

    kesehatan, anjuran nasehat atautindakan kedokteran, prototype caraperangkat sistem manajemen klinispelayanan langsung pasien dan ataupenerapan i lmu pengetahuan,teknologi,keterampilan kiat kedokter-an yang belum berdasarkan buktiilmiah (evidence) dan/atau diakui dibidang kedokteran yang mengakibat-kan hilangnya integritas moral dankeilmuannya.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 25

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    27/92

    b. Membuat ikatan atau menerimaimbalan berasal dari perusahaanfarmasi, obat, vaksin, makanan,suplemen, alat kesehatan, alatkedokteran, bahan produk atau jasakesehatan terkait kesehatan dan atau

    berasal dari fasilitas pelayanankesehatan apapun dan dari manapundan/atau berasal dari pengusaha,perorangan atau badan lain yang akanmenghilangkan kepercayaan publikm a s y a r a k a t t e r h a d a p d a nmenurunkan martabat profes ikedokteran

    c. Melibatkan diri secara langsung atautidak langsung dalam segala bentukkegiatan yang bertujuan untuk mem-promosikan atau mengiklankan diri-n y a , b a r a n g d a n a t a u j a s a

    sebagaimana dimaksud Pasal 3,cakupan pasal butir 1 dan 2 di atasguna kepentingan dan keuntunganpribadinya, sejawat pihak lainkelompoknya.

    d. Melakukan upaya diagnostik, peng-

    obatan atau tindakan medis apapunpada pasien secara menyimpang dariatau tanpa indikasi medik yang

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 26

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    28/92

    mengakibatkan turunnya martabatprofesi kedokteran dan kemungkinanterganggunya keselamatan pasien

    e. Menerima pemberian imbalan jasaapapun untuk pengiriman rujukanpasien ke dokter atau fasilitas

    pelayanan kesehatan lainnya, didalam maupun di luar negeri.(3) Dokter sebagai perseorangan praktisi

    wajib menolak pemberian segala bentukapapun bila dikaitkan atau patut didugad i k a i t k a n d e n g a n k a p a s i t a sprofesionalnya dalam meresepkan obatalat produk barang industri kesehatantertentu dan anjuran penggunaan jasakesehatan tertentu, termasuk berniatmempengaruhi kehendak pasien/keluarganya untuk membeli ataumengkonsumsi obat alat produk barang

    jasa tertentu karena ia telah menerimaatau dijanjikan akan menerima komisikeuntungan dari perusahaan farmasi alatproduk jasa kesehatan tersebut.

    (4) Dokter yang bekerja penuh dan/atauparuh waktu untuk industri farmasi alat

    produk kesehatan dan atau barangproduk terkait lainnya wajib menjelaskanposisi status pekerjaannya bila ia

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 27

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    29/92

    memberi ceramah atau informasi tentangatau berkaitan dengan barang produktersebut kepada dokter atau masyarakatawam. Demikian pula setiap dokter padafasilitas pelayanan kesehatan untuk jasapelayanan.

    (5) Dalam kehadirannya pada temu ilmiah,setiap dokter dilarang mengikatkan diriuntuk mempromosikan meresepkanbarang produk dan jasa tertentu, apapunbentuk bantuan sponsorshipnya.

    (6) Dokter dapat menerima bantuan dari pihaksponsor untuk keperluan keikutsertaand a l a m t e m u i l m i a h m e n c a k u ppendaftaran, akomodasi dan transportasisewajarnya sesuai kode etik masing-masing.

    (7) Dokter di larang menyalahgunakanhubungan profesionalnya dengan

    terhadap pasien dan/atau keluarganyademi keuntungan pribadi dan dilarangm e l i b a t k a n d i r i d a l a m k o l u s i ,kongkalikong, berbagi imbalan komisidiskon, termasuk pola pemasaranberagam jenjang (multi-level marketing)

    dan penarikan imbalan jasa secara paketyang dibayarkan dimuka.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 28

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    30/92

    (8) Dokter dilarang menerima bantuanapapun dari perusahaan atau badan yangproduk barang jasanya bertentangandengan prinsip kesehatan, seperti rokok,minuman beralkohol dan sejenisnya.

    (9) Dokter yang menyandang jabatan resmi

    kepemerintahan, lembaga negara lainnyadan organisasi profesi dalam sosialisasiprogram kemitraan bersama seyogyanyasecara sendiri-sendiri tidak mengiklankanproduk barang jasa tertentu serta dilarangmengkaitkannya dengan identitaskeahlian spesialisasi profesi tertentu.

    (10) Setiap dokter dilarang menyalahgunakansecara tidak sah dan tidak etis forumwahana peningkatan ilmu dan ketrampilankedokteran beserta berbagai bentuk temuilmiah pengembangan profesionalismekedokteran.

    (11) Pemberian sponsor kepada seorangdokter haruslah dibatasi pada kewajarandan dinyatakan jelas tujuan, jenis, waktudan tempat kegiatan ilmiah tersebut sertakeje lasan peruntukan pemberiandimaksud dan secara berkala dilaporkan

    kepada pimpinan organisasi profesisetempat untuk diteruskan ke pimpinannasional Ikatan Dokter Indonesia.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 29

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    31/92

    (12) Setiap dokter di larang menerimapembayaran untuk kompensasi praktekatau biaya tambahan lainnya sehubungandengan partisipasinya dalam temu ilmiah.

    (13) Pemberian beasiswa/bantuan finansialdari sponsor untuk peserta didik

    kedokteran wajib disalurkan melaluiinstitusi pendidikan kedokterannya danpimpinan institusi pendidikan tersebutseyogyanya melaporkan nama pemberidan penerima kepada organisasi profesisetempat.

    (14) Setiap dokter di larang bert indakmemenangkan persaingan bisnis apapunsecara melanggar hukum.

    (15) Setiap dokter wajib mendukung programanti korupsi, kolusi, dan nepotisme daripemerintah, organisasi profesi atau pihakmanapun juga.

    (16) Setiap dokter memiliki yang kepentinganfinansial terhadap suatu institusi/perusahaan badan usaha seharusnyabertindak patut, teliti dan hati-hati agarjangan sampai mempengaruhi dirinyadalam menangani pasien.

    (17) Setiap dokter seyogyanya tidak menarikhonorarium sejumlah yang tidak pantasdan bertentangan dengan rasa peri-

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 30

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    32/92

    kemanusiaan.(18) Setiap dokter wajib mengkomunikasikan

    secara jujur honorarium dan atau jasamediknya kepada pasien agar tidak terjadiaduan menerapkan honorarium di luarkemampuan pasien atau keluarganya.

    (19) Seorang dokter dalam berbisnis /bekerjasama dengan perusahaan di luarbidang kedokteran wajib untuk :a. Tidak berniaga yang tidak cocok atau

    b e r te n ta n g a n d e n g a n p ro fe s ikedokteran atau membawa pengabdianatau profesinya menjadi tidak layakdihormati.

    b. Memisahkan barang dan jasa yangdihasilkan dari praktek kedokterannyadan keahliannya sehingga tidakdirancukan masyarakat sebagai jasakedokteran atau diakui oleh profesi

    kedokteran.c. Tidak mempromosikan nama, jenis

    keahlian dan pelayanan praktekpribadinya.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 31

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    33/92

    Pasal 4:Memuji Diri

    Setiap dokter wajib menghindarkandiri dariperbuatan yang bersifat memuji diri.

    Cakupan Pasal:(1) Setiap dokter wajib mempertahankan

    profesionalisme dalam menginformasikankualitas kompetensi dan kewenangandirike sesama profesi kesehatan dan/ataupublik, wajib menjamin bahwa informasiyang dimaksudkan sesungguhnya adalah

    faktual dan wajib menghindari segala niatdan upaya untuk menunjukkan kehebatandiri melalui wahana/media publik sepertipertemuan ke khalayak, media massa,media elektronik dan media komunikasiberteknologi canggih lainnya.

    (2) Perbuatan yang dilarang karena bersifatmemuji diri sebagaimana dimaksud padaPasal 4 cakupan pasal (1) antara lain:a) Menggunakan gelar yang bukan

    menjadi haknya atau secara melawanhukum.

    b) Mencantumkan gelar profesor ataugelar akademis atau sebutankeanggotaan profesi yang tidak

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 32

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    34/92

    berhubungan dengan pelayananmedis pada papan praktik, kertasresep, atribut praktik lainnya danwahana/media publik sebagaimanadimaksud Pasal 4 dan cakupan pasal 1di atas.

    c) M en g i k l a nk an d i r i , s e j aw a t ,almamater atau fasilitas pelayanankesehatannya yang bertentangandengan ketentuan hukum disiplinyang berlaku seperti : fakta tidakakurat, tidak adil, tidak berimbang,berpihak, beritikad buruk, palsu,m e n i p u , m e n g h a s u t d a nmenyesatkan, mencampur adukkanfakta dan opini pribadi, menonjolkanunsur kekerasan, mempertentangkansuku, agama, ras dan antar golongan,serta membuat berita bohong, fitnah,

    sadis dan cabul.(3) Mengiklankan kemampuan kelebihan-

    kelebihan yang dimilikinya baik lisanmaupun tul isan, dalam berbagaiwahana/media publik dalam dan luarnegeri yang mengandung pernyataan

    superlatif, menyiratkan pengertian"satu-satunya" atau maknanya samatentang keunggulan, keunikan atau

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 33

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    35/92

    kecanggihan pelayanan yang cenderungmenyesatkan, pamer yang berselerarendah buruk yang menimbulkankehinaan profesi, termasuk namun tidakterbatas melalui:a) Wawancara/siaran publ ik yang

    terencana/menulis karangan popularsendirian untuk mempromosikan/memperkenalkan ciri dan cara dirinyasebagai satu-satunya pusat perhatiandalam mengobati suatu penyakit,tanpa persetujuan tertulis MKEKPusat IDI.

    b) Tidak mencegah orang pihak lainmenyiarkan menyebut-nyebut namad i s e r t a i f o t o d i r i d a n h a s i lpengobatannya dalam wahana mediapubl ik , apalagi yang bers i fa tpermanen.

    c) Memberikan kesempatan langsungkepada orang awam menghadiripresentasi teknik baru pengobatanyang dilakukannya secara berlebihan,komersial dan/atau ajakan untukmengunjungi menggunakan jasa

    produknya.d) Membagi-bagikan selebaran, kartu

    nama dan identitas lain yang

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 34

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    36/92

    berkesan komersial.e) Melakukan semua hal-hal yang

    tertera dalam larangan tata caraperiklanan sebagaimana ketentuanyang berlaku.

    (4) Perbuatan berikut tidak dipandang

    sebagai memuji diri adalah sebagaiberikut:a) Memasang iklan di media cetak,

    ukuran maksimum 2 kolom x 10 cm,s e c a r a p a t u t d a l a m r a n g k ap e n g e n a l a n a w a l p r a k t e k ,pengumuman cuti praktek, kembalibuka praktek pasca cuti, berisiinformasi nama, jenis spesialisasi,alamat, waktu praktek, nomor telponseperti ketentuan papan namapraktek dengan nomor surat ijinpraktek lengkap, tanpa disertai

    embel-embel ajakan apapun danalasan cutinya.

    b) Memasang papan nama praktekukuran maksimum 60 x 90 cm, dasarputih, huruf hitam, wajib men-cantumkan nama, jenis spesialisasi,

    nomor surat ijin praktek, waktu danseyogyanya juga nomor rekomendasiIDI, dengan penerang sewajarnya.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 35

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    37/92

    Bagi praktek perorangan, dipasang didinding bangunan bagian depantempat ia praktek atau dipancangkandi tepi jalan. Untuk rumah sakit,puskesmas, klinik bersama,kantorkesehatan merupakan papan nama

    kolek t i f dengan ukuran yangsewajarnya di pasang di bagiandepan/dinding lorong masuk.

    c) Kertas resep, surat keterangandokter, amplop dan kuitansi dokterberisi nama, jenis spesialisasi dannomor surat ijin praktek, sepanjangsesuai dengan keperluan administratifsepatutnya.

    d) Menjadi maksimal satu kali pemeraniklan layanan masyarakat dalamr a n g k a p r o m o s i k e s e h a t a nmasyarakat suatu program resmi

    yang dibuat oleh pemerintah,pemer in tah daerah dan a taupengurus besar IDI yang telahdirekomendasikan MKEK Pusat.Seyogyanya pemeran iklan adalahdokter yang tidak berpraktek. Untuk

    media elektronik dan internet harusterlebih dahulu disetujui oleh IDIdengan pertimbangan dari MKEK

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 36

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    38/92

    Pusat dan sesuai ketentuan yangberlaku.

    e) Pencantuman hanya nama dan jenisspesialisasi, tanpa foto diri, dalamiklan resmi yang dibuat oleh fasilitasp e l a y a n a n k e s e h a t a n y a n g

    direkomendasikan oleh asosiasifasilitas pelayanan kesehatan yangdiakui pemerintah dan IDI, hanya dimedia cetak dan dalam rangkaglobalisasi. Untuk media elektronikdan internet harus terlebih dahulud i s e t u j u i o l e h I D I d e n g a npertimbangan dari MKEK Pusat.Untuk media internet harus dimuat disitus IDI sesuai dengan ketentuanyang berlaku.

    Pasal 5:Perbuatan Melemahkan Psikis

    maupun Fisik

    Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang

    mungkin melemahkan daya tahan psikismaupun fisik, wajib memperoleh persetujuanpasien/keluarganya dan hanya diberikan

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 37

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    39/92

    untuk kepentingan dan kebaikan pasientersebut.

    Cakupan Pasal:(1) Setiap dokter wajib memberikan informasi

    memadai dengan jujur dan cara yang

    santun kepada pasien dan ataukeluarganya ketika ia akan memberikantindakan atau obat yang berakibatpenurunan daya tahan fisik pasienwalaupun belum tentu menurunkan dayatahan psikisnya.

    (2) Setiap dokter terhadap pasien yang

    s e d a n g m e n d e r i t a s a k i t w a j i bmenyampaikan informasi yang dapatmelemahkan kondisi psikis pasien secarapatut, teliti dan hati-hati dengan perkataanyang tepat.

    (3) Dalam rangka menimbulkan dan atau

    menjaga rasa percaya diri pasien, dokterseyogyanya dilarang berbohong kepadapasiennya yang menderita penyakitberat/parah, kecacatan atau gangguankualitas hidup tetapi boleh menahansebag ian in fo rmas i yang dapa t

    melemahkan psikis pasien dan ataufisiknya.

    (4) Dokter wajib menghormati keinginan

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 38

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    40/92

    pasien yang menolak untuk mendapatinformasi mengenai penyakitnya sendiria tau t indakan pengobatan yangmemperlemah fisik dan mentalnya, namuns e y o g y a n y a d i l a k u k a n s e t e l a hmemperoleh ijin pasien dan menjelaskan

    informasi tersebut kepada keluargapasien.(5) Pada saat menggunakan teknologi

    modern atau baru sebagai modalitaspengobatan, setelah diyakini lebihmemungkinkan untuk kepentingan terbaikpasien, seorang dokter wajib menjelaskanalasan keharusan memanfaatkankelebihan dan kekurangan teknologitersebut dibandingkan dengan teknologisejenis sebelumnya, sebagai imbangand a r i a s p e k k e m a m p u l a k s a n a a npenerapannya saja kepada pasien

    tersebut.

    Pasal 6:Bijak Dalam Penemuan Baru

    Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hatidalam mengumumkan atau menerapkansetiap penemuan tehnik atau pengobatan

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 39

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    41/92

    baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahanmasyarakat.

    Cakupan pasal:(1) Seorang dokter hanya dibenarkan

    mengumumkan hasil penelitian baru yangdilakukannya sendiri untuk pertama kalihanya pada media ilmiah profesi yangdiakui sesuai ketentuan tentang penelitiankedokteran yang lazim dan berlaku.Penelitian baru tersebut harus telah loloskaji etik dari komite panitia penilai sesuaiketentuan yang berlaku.

    (2) Setiap dokte r yang menerapkanpenemuan teknik keilmuan, ketrampilanatau modalitas pengobatan baru yangd a p a t m e n i m b u l k a n k e r e s a h a nmasyarakat seharusnya memperoleh

    tanggapan dan saran dari mitra bestarinyamasing-masing.

    (3) Setiap dokter yang mengumumkanpenerapan perkembangan terbaru daricakupan pasal butir 1 dan 2 di atasseyogyanya menuliskan dalam media

    ilmiah profesi yang sama atau setarasejenis, pertemuan atau pendidikan danpelatihan profesi yang diselenggarakan

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 40

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    42/92

    dirinya atau bersama sejawatnya, dalamforum resmi yang diakui organisasi profesisesuai ketentuan yang berlaku.

    (4) Setiap dokter wajib menerapkan praktikkedokteran berbasis bukti ilmiah yangtelahteruji kebenarannya dan diterima

    dalam standar praktek kedokteran, demikepentingan terbaik dan memperhatikankeselamatan pasien sesuai dengantujuan, cara dan ciri metodologipenelitiannya masing-masing sebagai-mana yang lazim berlaku.

    (5) Setiap dokter yang berpartisipasi dalampenelitian kedokteran harus mengikutiseluruh kaidah-kaidah penel i t iankedokteran yang baik.

    (6) Setiap dokter dilarang mengumumkan,menganjurkan penerapan barang/produkdan jasa kesehatan / terkait kesehatan

    yang dipasarkan secara multi levelmarketing (MLM).

    (7) Seorang dokter dapat menggunakanpengobatan secara kesehatan tradisional,khususnya jenis alternatif- komplementermaupun empirik yang diakui Pemerintah

    bersama organisasi profesi, termasuknamun tidak terbatas pada programsaintifikasi jamu/ramuan atau ketrampilan

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 41

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    43/92

    setelah meyakini dan mendalami metodesistem pengobatan tradisional Indonesiayang dikembangkan resmi secaranasional dan menggunakan bahan /produk yang diijinkan Pemerintah

    (8) Dalam menggunakan obat, ramuan herba

    / jamu, suplemen makanan, alat metodapengobatan ketrampilan dan pelbagaimodalitasnya yang berasal dari pelayanankesehatan tradisional dan atau kedokterana l t e r n a t i f - k o m p l e m e n t e r u n t u kkepentingan kuratif dan atau rehabilitatif,seorang dokter seharusnya memilikikompetensi dan kewenangan yang diakuiPemerintah bersama organisasi profesid a n a t a u j a j a r a n n y a , d i l a r a n gmengemukakan klaim khasiat dan ataukeamanan produk yang belum terbuktikebenarannya atau dibuat, diedarkan dan

    dipasarkan secara melanggar ketentuanperundangan-undangan.

    (9) Se tiap dokte r be rkompeten danberwenang yang menggunakan obat,ramuan herbal jamu, suplemen makanan,alat metoda pengobatan ketrampilan dan

    pelbagai modalitasnya yang berasal daripelayanan kesehatan tradisional dan ataukedokteran alternative - komplementer

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 42

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    44/92

    sebagaimana dimaksud cakupan pasalbutir 7 di atas tetapi untuk kepentinganpromotif dan preventif seharusnyamemberi ekspertisnya demi paradigmasehat, menghormati pilihan pasien untukdilakukan pengobatan secara holistik

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku(10) Setiap dokter seharusnya mampu menilaisecara akal sehat setiap pengumumanpublikasi di pelbagai wahana media,termasuk yang disampaikan oleh sesamasejawat, tenaga non medis atauperorangan siapapun yang menggunakanprinsip ilmiah yang metodenya belumdiakui oleh organisasi profesi

    (11) Seorang dokter dilarang menggunakanbarang/alat/produk kesehatan tradisional,alternative komplementer untuk diagnosisdan terapi kausal yang sudah memiliki

    baku emas (golden standard) dalamsistem pengobatan konvensional.

    Pasal 7:Keterangan dan pendapat yang valid

    Seorang dokter wajib hanya memberi suratketerangan dan pendapat yang telah diperiksa

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 43

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    45/92

    sendiri kebenarannya.

    Cakupan Pasal:(1) Dalam memberikan surat keterangan

    medis/ahli atau ekspertis dan pendapatahli apapun bentuk dan tujuannya, dokter

    wajib mendasarkan isinya pada faktamedis yang diyakininya benar sesuaidengan pertanggungjawaban profesinyasebagai dokter.

    (2) Surat keterangan dokter dan ataupendapat/keterangan ahli wajib dibuatdengan penuh kejujuran, kepatutan,

    ketelitian dan kehati-hatian berdasarkansumpah jabatan, sesuai ketentuanperundang-undangan dan sedapatmungkin bebas dari konflik kepentingan.

    (3) Seorang dokter yang dalam posisi tidaktak-berpihak bebas (imparsial indepen-

    dent) atau patut menduga t idaksepenuhnya imparsial/ independenterhadap kepentingan dalam pembuatansurat keterangan dan atau pendapat ahlis e b a g a i m a n a d i m a k s u d , w a j i bmemberitahukan posisi dirinya kepada

    pihak berwenang dan klien/pasien yangakan diperiksanya serta seyogyanyamenyerahkan urusan pembuatan tersebut

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 44

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    46/92

    kepada dokter lain yang paling/lebihimparsial/independen.

    (4) Seorang dokter dalam membuat suratketerangan ahli sebagaimana dimaksudPasal 7 seyogyanya melaksanakannya diinstansi lembaga yang paling imparsial

    independen dari tempat ia bekerja ataumelaksanakannya atas nama organisasiprofesi tempat ia menjadi anggotanya.

    (5) Dalam hal dalam surat keterangan medikd ipe r lukan penu l i san d iagnos ispasiennya, dokter perlu mendapatpersetujuan tertulis dari pasiennya.

    (6) Seorang dokter wajib melakukankonsultasi atau melakukan rujukan kesejawatnya yang mempunyai kompetensiuntuk memberikan keterangan yang lebihbermutu apabila kasus yang dihadapi diluar kompetensinya.

    (7) Seorang dokter pengobat pasien, dilarangmemberikan keterangan sakit sehat didepan media publik tentang pasiennyayang diduga pelaku tindak pidana.

    (8) Seorang dokter dilarang memberikanpendapat mengenai pasien yang

    diperiksa oleh sejawat lain tanpapermintaan dari pihak berwenang dantanpa memeriksa atau melihat sendiri

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 45

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    47/92

    pasien tersebut.(9) Seorang dokter tidak boleh membuat

    suratketerangan sakit bagi orangtua ataupengantar yang tidak bisa bekerja karenamengurusi anaknya atau keluarganyayang sakit.

    (10) Seorang dokter yang menjadi anggotapenguji kesehatan atas permintaan pihaktertentu:a) Dokter harus senantiasa obyektif dan

    jangan dipengaruhi baik oleh pihakpeminta maupun peserta teskesehatan.

    b) S ey o gy an y a j a ng an me ng u j ikesehatan calon yang masih ataupernah menjadi pasiennya sendiri,untuk menghindarkan dilema antaramembuka atau mempertahankanrahasia jabatan.

    c) Jangan memberitahukan kepadacalon tentang kesimpulan dari hasilpemeriksaan medik, serahkan haltersebut kepada institusi yangmemintanya.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 46

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    48/92

    Pasal 8:Profesionalisme

    Seorang dokter wajib, dalam setiap praktikmedisnya, memberikan pelayanan secaraberkompeten dengan kebebasan teknis dan

    moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang(compassion) dan penghormatan atasmartabat manusia.

    Cakupan pasal:(1) Seorang dokter yang akan menjalankan

    praktek wajib memiliki kompetensi dankewenangan sesuai ketentuan yangberlaku sebagai prasyarat sekaliguskesinambungan profesionalisme.

    (2) Setiap dokter seharusnya menyadaribahwa penyimpangan etika sudah dimulai

    sejak dirinya menjadi dokter bermasalah.(3) Setiap dokte r bermasa lah wa j ib

    memahami bahwa kekurangan tanggungjawab dirinya berpeluang menjadi konfliketikolegal dengan teman sejawat sesamaprofesional di fasilitas pelayanan

    kesehatan.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 47

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    49/92

    Pasal 9:Kejujuran dan Kebajikan Sejawat

    Seorang dokter wajib bersikap jujur ketikaberhubungan dengan pasien dan sejawatnya,dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya

    yang pada saat menangani pasien dia ketahuimemiliki kekurangan dalam karakter ataukompetensi, atau yang melakukan penipuanatau penggelapan.

    Cakupan Pasal:(1) Setiap dokter wajib secara umum

    bertanggung jawab menjaga martabatdan keluhuran profesi kedokteran denganmemberi kesan mendalam bahwa korsakedokteran senantiasa menjunjung tinggikejujuran sebagai pilarutama reputasi danbonafiditas profesi dalam rangka terjaga-

    nya kepercayaan publik.(2) Setiap dokter dalam rangka mencegah

    akibat buruk yang merugikan klien/pasienwajib secara tulus dan ikhlas meluangkanwaktu untuk memberikan nasihat/kebajikan dan memberi ketauladanan

    kepada teman sejawatnya yangdikategorikan dokter bermasalah.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 48

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    50/92

    (3) Setiap dokter yang berpengalaman profesidan memiliki kelebihan dalam bidangkeilmuan, pengalaman, perhitungan danpemahaman pengabdian profesi wajibmemberikan nasehatnya apabila dimintakepada sejawat bermasalah dan atau

    konflik etikolegal.(4) Seorang dokter seyogyanya tidakmengomentari secara tidak bijak ataumemberikan komentar negatif atas terapiyang diberikan sejawatnya, tanpamengetahui dasar kebijakan ataumetodologi yang sesungguhnya.

    (5) Seorang dokter atau dokter yuniorseyogyanya berterima kasih dan tidakmerasa sakit hati bila secara pribadi atauempat mata diberi nasihat ataudiberitahukan kekurangannya dalammenangani pasien atau kemungkinan

    terjadinya pelanggaran hukum oleh dokterlain atau seniornya sepanjang dilakukandengan niat baik.

    (6) A p a b i l a s e o r a n g do k t e r t e l a hmengingatkan rekan sejawat yangmelakukan pelanggaran tetapi tidak ada

    perubahan, maka dapat menyampaikanlaporan kepada pihak yang berwenang.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 49

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    51/92

    (7) Dalam mengingatkan sejawat, seorangdokter wajib untuk tidak melakukannya didepan pasien sejawat tersebut.

    Pasal 10:Penghormatan hak-hak pasien

    dan sejawat

    Seorang dokter wajib senantiasa meng-hormati hak-hak pasien, teman sejawatnya,dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajibmenjaga kepercayaan pasien.

    Cakupan Pasal:(1) Seorang dokter wajib memberikan akses

    kepada pasien dan mengobatinya tanpaprasangka terhadap ras, agama, suku,kedudukan sosial, kondisi kecacatan

    t u b u h d a n s t a t u s k e m a m p u a nmembayarnya.

    (2) Seorang dokter dalam mengobati pasienwa j ib senan t iasa mengho rma t i ,melindungi dan atau memenuhi hak-hakpasien sebagai bagian dari hak asasi

    manusia dalam bidang kesehatan.(3) Seorang dokter wajib berperi lakuberwibawa, tutur kata sopan, perilaku

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 50

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    52/92

    santun, menghormati hak-hak pasien,sejawat maupun tenaga kesehatanlainnya.

    (4) Seorang dokter wajib memberikaninformasi yang jelas dan memadai sertamenghormati pendapat atau tanggapan

    pasien atas penjelasan dokter.(5) Seorang dokter seharusnya tidakmenyembunyikan informasi yangdibutuhkan pasien, kecuali dokterberpendapat ha l te rsebut untukkepentingan pasien, dalam hal ini dokterdapat menyampaikan informasi ini kepadapihak keluarga atau wali pasien.

    (6) Seorang dokter dilarang merokok danminum minuman keras di depanpasiennya.

    Pasal 11 :Pelindung kehidupan

    Setiap dokter wajib senantiasa mengingatkewajiban dirinya dalam melindungi hidup

    makhluk insani.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 51

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    53/92

    Cakupan Pasal:(1) Se ora ng d ok ter waj i b me n ge r t i

    memahami siklus dan mutu kehidupanmanusia, mulai saat pembuahan dan atausaat kehidupan diawali, proses alamiahkehidupan berlangsung sampai dengan

    menjelang saat sesudah kematianmanusia, dengan tujuan untuk meng-hormati, melindungi dan memeliharahidup mahluk insani.

    (2) Seorang dokter dilarang terlibat ataumelibatkan diri ke dalam abortus,euthanasia, maupun hukuman mati yangtidak dapat dipertanggung jawabkanmoralitasnya.

    (3) Seorang dokter wajib berhati-hati,mempertimbangkan berbagai aspekdiagnosis, pengobatan/perlakuan danprognosis pada konteks kehidupan

    reproduksi pada umumnya sertamenggunakan pelbagai kemajuan/kecanggihan teknologi reproduktif apapunyang dapat menghi langkan ataumenurunkan harkat manusia dan martabatkemanusiaan.

    (4) Seorang dokter harus mengerahkansegala kemampuannya untuk me-ringankan penderitaan dan memelihara

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 52

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    54/92

    hidup akan tetapi tidak untukmengakhirinya.

    (5) Seorang dokter dialrang menggugurkankandungan (abortus provocatus) tanpaindikasi medis yang membahayakankelangsungan hidup ibu dan janin atau

    mengakhiri kehidupan seseorang yangmenurut ilmu dan pengetahuan tidakmungkin akan sembuh (euthanasia).

    Pasal 12 :

    Pelayanan Kesehatan Holistik

    Dalam melakukan pekerjaannya seorangdokter wajib memperhatikan keseluruhanaspek pelayanan kesehatan (promotif,preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif), baik

    fisik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya,serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdisejati masyarakat.

    Cakupan pasal:(1) Setiap dokter wajib memandang seorang

    klien pasien sebagai manusia utu holistikberwujud kesatuan bio-psiko-sosio-kultural-spiritual dan bertindak dalam

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 53

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    55/92

    pelayanan kesehatan menyeluruh/komprehensif untuk mendukung terwujudnya derajat kesehatan individu danmasyarakat yang optimal dengan caramelakukan intervensi medik terhadapberbagai faktor yang berpengaruh

    terhadap derajat kesehatan masyarakat.(2) Setiap dokter wajib menghargai kearifanlokal dan berperan sebagai agen perubahke arah masyarakat lebih baik, damai, adildan sejahtera berkat kepemimpinantransformatif yang dimilikinya, sesuaidengan kompetensi dokter yang terteradalam dokumen pendidikan kedokteransejagat.

    (3) Seorang dokter seharusnya memahamiklien/pasien yang ditanganinya memilikikonstruksi berpikir dan bersikap tindakperilaku sesuai dengan lingkungan

    keluarga dan lingkungan sosialnya dalammenya takan , meng ing inkan danmengatasi penyakitnya.

    (4) Seorang dokter seharusnya memahamibahwa pendekatan kedokteran modernyang positivistik selain memiliki kekuatan

    juga mengandung kelemahan, yang dapatdiatasi melalui pendekatan kedokteranholistik baik yang integratif maupun yang

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 54

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    56/92

    sinergistik.(5) Dalam aspek promotif, seorang dokter

    seharusnya bertindak sebagai advocatorpemberdaya masyarakat mela lu ipengorganisasian mereka baik melaluipendidikan kesehatan, perbaikan

    lingkungan fisik, sosial, ekonomi danbudaya agar dapat membantu masyarakatmampu memilih pola hidup sehat dansemakin lebih sehat lagi.

    (6) Dalam aspek preventif, seorang dokterseharusnya bertindak sebagai pemberipelayanan, pendidikan kesehatan danperlindungan pencegahan supaya kliendan keluarganya dapat tetap sehat,terhindar dari risiko/sumber penyakit.

    (7) Dalam aspek rehabilitatif, seorang dokters e h a r u s n y a b e r t i n d a k u n t u kmengembalikan dan memulihkan fungsi

    gangguan, disabilitas kecacatan sertaketerbatasan gerak sosial pasientermasuk mencegah stigmatisasi danketimpangan sosialnya sehingga tercapaikualitas hidup yang layak.

    (8) Dalam aspek paliatif, seorang dokter

    khususnya pada pasien yang tidak akantersembuhkan walau segala upaya medikd i lakukan, wa j ib mengupayakan

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 55

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    57/92

    kenyamanan pasien agar jangan sampaitersiksa menderita karena penyakitnyaseh ingga te r jun jung t ingg i n i la ikemanusiaannya dan akhirnya wafatsecara bermartabat.

    Pasal 13 :Kerjasama

    Setiap dokter dalam bekerjasama dengan parapejabat lintas sektoral di bidang kesehatan,

    bidang lainnya dan masyarakat, wajib salingmenghormati.

    Cakupan pasal:(1) Dokter wajib mentaati peraturan internal

    dan membina hubungan harmonis dengan

    manajemen dan petugas lain dalamfasilitas pelayanan kesehatan dimana iabekerja.

    (2) Setiap dokter yang berpraktik di Indonesia,termasuk dokter warganegara asing, wajibmematuhi dan tunduk pada Kode Etik

    Kedokteran Indonesia.(3) Dokter dilarang menutup-nutupi praktikdokter asing yang tidak legal di Indonesia.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 56

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    58/92

    (4) Setiap dokter wajib berusaha dengansungguh-sungguh untuk menggunakansumberdaya pelayanan kesehatandengan cara terbaik untuk kepentinganpasien dan masyarakat

    Pasal 14 :Konsul dan Rujukan

    Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas danmempergunakan seluruh keilmuan dan

    ketrampilannya untuk kepentingan pasien,yang ketika ia tidak mampu melakukan suatupemeriksaan pengobatan atau demikepentingan terbaik pasien, atas persetujuanpasien keluarganya, ia wajib berkonsultasimerujuk pasien kepada dokter lain yang

    mempunyai keahlian untuk itu.

    Cakupan pasal:(1) Setiap dokter wajib memerankan sikap

    tulus ikhlas dan bekerja dengan seluruh

    keilmuan kepada setiap pasiennya.(2) Dalam hal problem penyakit pasien di luarkompetensinya, seorang dokter wajib

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 57

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    59/92

    mengkonsultasikan ke ahlinya.(3) Setiap dokter perujuk wajib menuliskan

    ringkasan medik pasien tersebutsecukupnya dalam amplop tertutup, agarsejawat terujuk dapat memperolehinformasi memadai untuk secepatnya

    menangani pasien.(4) Seorang dokter seyogyanya berkonsul-tasi dengan sejawat lain sesama satufasilitas pelayanan kesehatan (intramural,termasuk rawat bersama) atau merujukalih rawat (ekstramural) secara patut.

    Pasal 15 :Kebebasan beribadat dan lain-lain

    Setiap dokter wajib memberikan kesempatan

    pasien agar senantiasa dapat berinteraksidengan keluarga dan penasihatnya, termasukdalam beribadat dan/atau penyelesaianmasalah pribadi lainnya.

    Cakupan Pasal:(1) Setiap dokter wajib menghormati danmenghargai hak asasi setiap pasien

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 58

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    60/92

    dalam menjaga kesehatannya dengancara berinteraksi dengan keluarga,beribadat dan atau berkonsultasi dengansiapapun tentang masalah pribadinya.

    (2) Setiap dokter wajib bertindak hati-hatidalam memberi nasehat pasien dan atau

    keluarganya untuk menjalankan ibadatdan atau menyelesaikan masalahpribadinya selama dalam hubungandokter pasien, termasuk pada masakonsultasi anamnesis, diagnostik,pengobatan perawatan sakit maupunpemul ihannya serta peningkatankesehatan dan pencegahan penyakitberikutnya.

    (3) Merupakan perbuatan tercela bila seorangd o k t e r m e l a k u k a n t i n d a k a nmempengaruhi keimanan agama, danatau kepercayaan pasien supaya berbeda

    berpindah dari yang dianut sebelumnya.

    Pasal 16 :Rahasia Jabatan

    Setiap dokter wajib merahasiakan segalasesuatu yang diketahuinya tentang seorang

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 59

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    61/92

    pasien, bahkan juga setelah pasien itumeninggal dunia.

    Cakupan Pasal :(1) Seorang dokter wajib merahasiakan apa

    yang dia ketahui tentang pasien yang ia

    peroleh dari diri pasien tersebut dari suatuhubungan dokter - pasien sesuaiketentuan perundang-undangan.

    (2) Seorang dokter tidak boleh memberikanpernyataaan tentang diagnosis dan/ataupengobatan yang terkait diagnosis pasienkepada pihak ketiga atau kepada

    masyarakat luas tanpa persetujuanpasien.

    (3) Seorang dokter tidak boleh menggunakanrahasia pasiennya untuk merugikanpasien, keluarga atau kerabat dekatnyadengan membukanya kepada pihak ketiga

    atau yang tidak berkaitan.(4) Dalam hal terdapat dilema moral atau etis

    akan dibuka atau dipertahankannyarahasia pasien, setiap dokter wajibberkonsultasi dengan mitra bestaridan/atau organisasi profesinya terhadap

    pilihan keputusan etis yang akandiambilnya.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 60

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    62/92

    (5) Setiap dokter wajib hati-hati danmempertimbangkan implikasi sosial-ekonomi-budaya dan legal terkait denganpembukaan rahasia pasiennya yangdiduga/mengalami gangguan jiwa,penyakit infeksi menular seksual dan

    penyakit la in yang menimbulkanstigmatisasi masyarakat.(6) Setiap dokter pemeriksa kesehatan untuk

    kepentingan hukum dan kemasyarakatanwajib menyampaikan hasil pemeriksaaankepada pihak berwewenang yangmemintanya secara tertulis sesuaiketentuan perundang-undangan.

    (7) Seorang dokter dapat membuka rahasiamedis seorang pasien untuk kepentinganpengobatan pasien tersebut, perintahundang-undang, permintaan pengadilan,untuk melindungi keselamatan dan

    k e h i d u p a n m a s y a r a k a t s e t e l a hberkonsultasi dengan organisasi profesi,sepengetahuan ijin pasien dan dalamdugaan perkara hukum pihak pasien telahsecara sukarela menjelaskan sendiridiagnosis pengobatan penyakitnya di

    media massa elektronik internet.(8) Seorang dokter wajib menyadari bahwa

    membuka rahasia jabatan dokter dapat

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 61

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    63/92

    membawa konsekuensi etik, disiplin danhukum.

    Pasal 17 :Pertolongan Darurat

    Setiap dokter wajib melakukan pertolongandarurat sebagai suatu wujud tugasperikemanusiaan, kecuali bila ia yakin adao r a n g l a i n b e r s e d i a d a n m a m p umemberikannya.

    Cakupan Pasal :(1) S e o r an g d o k t e r w a j i b me n i l a i

    diperlukannya Bantuan Hidup Dasar atautidak bagi setiap pasien saat panggilanpertolongan darurat yang diterimanya di

    lingkungan sekitarnya.(2) Dalam hal pasien membutuhkan Bantuan

    Hidup Dasar, dokter wajib bersediamelaksanakannya kepada pasiendimaksud segera setiba di tempat kejadiansesuai standar prosedur operasional yang

    berlaku.(3) Dalam hal kondisi gawat darurat tertentu

    yang tidak membutuhkan Bantuan Hidup

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 62

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    64/92

    Dasar, dokter wajib berperan sesuaikewenangan klinisnya menangani kondisidimaksud, serta segera merujuk danmemandu transportasi ke Rumah Sakitklinik fasilitas pelayanan kesehatan lainyang lebih memadai serta dengan syarat

    pasien memungkinkan d i lakukantransportasi.

    (4) Dalam hal kondisi sebagaimana dimaksudPasal 17 cakupan pasal butir (3) di ataspasien tidak memungkinkan dilakukantransportasi, dokter bersangkutan harus

    segera menghubungi ambulans sambilmengusahakan pertolongan terbaikselama ambulans datang.

    (5) Dalam hal melakukan pertolongan padakeadaan bencana yang memerlukankerjasama tim, upaya pertolongan

    sebagaimana dimaksud cakupan pasalbutir (1), (2), (3) dan (4) hendaknyadilakukan dengan koordinasi yang baiksesuai kewenangan klinis masing-masing.

    (6) S e t i a p d ok t er y a n g me l ak u ka npertolongan darurat maka kewajiban etisin i menga lahkan per t imbangan-pertimbangan etika lainnya.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 63

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    65/92

    (7) Dalam menjalankan kewajiban etis ini,dokter tersebut harus dilindungi dandibela oleh teman sejawat, mitra bestaridan/atau organisasi profesi, pemerintahdan/atau masyarakat.

    (8) Jika terdapat kasus yang membutuhkan

    gawat darurat, maka dokter dapatmenghentikan layanannya pada pasienlain yang non-gawat darurat atau gawatdarurat dengan kondisi saat itu memilikiprioritas secara pertimbangan medik lebihrendah dari saat ini.

    (9) Dalam hal terdapat perbedaan penafsirankondisi darurat antara penderita dengandokter sebagaimana dimaksud padaPasal 17, dokter seyogyanya dengantulus berupaya menjelaskan kepadapenderita keluarganya untuk sedapat

    mungkin menyamakan penafsirantersebut.(10) Pertolongan gawat darurat sebagaimana

    dimaksud cakupan pasal butir (5)seharusnya dilakukan dokter dalamkondisi perang perkelahian kepada keduabelah pihak yang bertikai.

    (11) Kewajiban sebagaimana cakupan pasal 8dimaksud hanya dapat gugur dalam

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 64

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    66/92

    syarat dan kondisi tertentu yaitu:a) Dalam saat yang sama, dokter

    tersebut dalam kondisi terancamjiwanya.

    b) Dokter tersebut memiliki kecacatansedemik ian rupa yang t i dak

    memungkinkan melakukan per-tolongan darurat.c) Ada dokter tenaga medis khusus

    yang lebih kompeten, dengan acuank o m p e t e n s i s e s u a i d e n g a nkewenangan klinis yang didapatkan

    melalui kolegium /sertifikasi pelatihanpenanganan kedaruratan yang ada disekitar tempat kejadian dan sanggupmenolong pasien.

    d) Kejadian kedaruratan berada di suatuklinik RS dimana dokter penanggungjawab tenaga medis yang terlatihtersedia pada saat itu, sehinggaberikutnya penanganan itu menjaditanggungjawab pihak klinik RS dandokter penanggung jawabnya.

    e) Pada pas ien te lah mendapa tk e p u t u s a n m e d i s " D o N o tRescucitation" (DNR) yang diberikanpada pasien paliatif.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 65

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    67/92

    f) Kondisi -kondisi yang menuru tprosedur Bantuan Hidup Dasar,pertolongan tersebut dapat diakhiri.

    Pasal 18 :Menjunjung Tinggi Kesejawatan

    Setiap dokter wajib memperlakukan temansejawatnya sebagaimana ia sendiri ingindipertakukan.

    Cakupan Pasal :(1) Setiap dokter yang saling berdekatan

    tempat pengabdiannya wajib memper-lakukan sejawat tersebut untuk salingberlomba unjuk prestasi menuju praktekprofesional tertinggi dan tidak terlibat ke

    arah persaingan yang saling men-jatuhkan.

    (2) Setiap dokter yang termasuk sukses atauterpandang pengabdian profesinya disuatu wilayah wajib mawas diri bahwareputasi dirinya juga berkat pengorbanan

    teman sejawat satu lingkungan profesiatau fasilitas pelayanan kesehatan yangsama.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 66

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    68/92

    (3) Setiap dokter wajib menegakkansewajarnya budaya menolong temansejawatnya yang saki t , ter t impamusibah,bencana dan kesulitan beratlainnya

    (4) Setiap dokter wajib berupaya untuk

    mencegah dan tidak memulai terjadinyakonflik etikolegal di dalam dan/atau antarprofesi dalam bentuk apapun sertadilarang bertengkar dengan sejawat padasaat tugas profesi.

    (5) Setiap dokter penanggungjawab pasien disuatu fasilitas pelayanan kesehatanseyogyanya membentuk tim pelaksanarawat bersama atau saling berkonsultasidengan sejawat berkompeten lainnyaapabila menangani penderita denganpenyulit penyakit lintas bidang spesialisasikeahlian.

    (6) Setiap dokter dilarang memberikankomentar negatif tentang sejawat lainpada saat di depan pasien keluarganya.

    (7) Setiap dokter penanggungjawab pasien disuatu fasilitas pelayanan kesehatanseyogyanya membentuk tim melak-

    sanakan rawat bersama atau salingberkonsultasi dengan sejawat dokter yangkompeten dan berwenang terhadap

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 67

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    69/92

    penderita dengan penyulit penyakit lebihdari satu bidang spesialisasi.

    Pasal 19 :Pindah Pengobatan

    Setiap dokter tidak boleh mengambil alihpasien dari teman sejawat, kecuali denganpersetujuan keduanya atau berdasarkanprosedur yang etis.

    Cakupan Pasal:(1) Setiap dokter dalam rangka menarik

    pasien, wajib untuk tidak membuatrenggang situasi dan kondisi hubungandokter-pasien dari sejawatnya tersebut.

    (2) Setiap dokter wajib, apabila indikasi medis

    pasien memerlukan, berkomuni- kasidengan teman sejawat yang terlibatmerawat pasien yang sama, dengan caraharus saling menghormati kerahasiaanpasien dan bertukar informasi sebatashanya pada informasi yang benar-benar

    seperlunya.(3) Setiap dokter wajib mengingatkan sejawatyang terlihat tengah abai terhadap

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 68

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    70/92

    pasiennya, tanpa keinginan untukmengambil alih perawatan pasientersebut.

    (4) Setiap dokter wajib menghormatipengetahuan pasien yang ia perolehsebelumnya secara aktif dari sumber

    terbuka publik, termasuk internet, bukupopuler, dan informasi publik lainnya. Bilaterdapat kekeliruan pemahaman, dokterdengan sabar, arif dan hati-hati wajibmeluruskannya.

    (5) Dalam hal berkonsultasi penangananpasien kepada sejawat ahli, setiap dokterperujuk wajib menuliskan ringkasan medikpasien tersebut secukupnya dalamamplop tertutup, agar sejawat terujukdapat memperoleh informasi memadaiuntuk secepatnya menangani pasien.

    (6) Dalam hal hubungan konsul/ merujuk

    setiap dokter wajib menjelaskan kepadapasien dan keluarga yang sama tersebutkejelasan hubungan pasien - dokter,sebagai rawat bersama atau alih rawat.

    (7) Seorang dokter tidak wajib membuatringkasan medik bila ia bersama

    organisasi profesi yang ia laporibersama-sama patut menduga bahwa iaakan menjadi korban dari gugatan hukum

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 69

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    71/92

    secara semena-mena dari pasien tersebutdan atau keluarganya.

    (8) Perbuatan setiap dokter berikut ini tidakdikategorikan sebagai merebut pasien darisejawat dokter lain apabila:a) pasien sendiri yang menghendaki.

    b) Ada kesepakatan antar sejawat dalampenanganan pasienc) Ada ketentuan internal fasilitas

    pelayanan kesehatan yang mengaturdemikian

    (9) Pemberitahuan mengenai pengalihanpasien (karena suatu sebab baik atas

    kehendak pasien maupun kehendakdokter) dapat diinformasikan ditulis dalamrekam medik pasien, atau melaluiteknologi informasi telepon, fax, email, dll

    (10) Dokter wajib mentransfer ilmu penge-tahuan dan teknologi kedokteran yang

    diperlukan kepada teman sejawat untukkepentingan kaderisasi sesuai dengankompetensinya.

    (11) Tempat praktek jauh di perifer untukkepentingan pasien mendapatkanpengobatan yang baik, dokter pengobat

    dapat konsultasi ke senior di kota besara tau sen t rum pend id ikan un tukmendapatkan advis pengobatan, atas

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 70

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    72/92

    tanggungjawab dokter pemegang pasien,termasuk yg mendapat informasi viaInternet.

    (12) Dalam menghormati hak- hak pasiensebagai bagian dari Hak Azasi Manusia,dokter wajib memberi kesempatan pasien

    untuk second opinion, apabila ada alasantertentu atau keluhan sakit belumberkurang dan penjelasan dari dokterpertama dianggap kurang memadai,dengan risiko pasien akan pindah rawat kedokter kedua, tidak melanggar etik ataumerebut pasien, sejauh hal tersebut murnikehendak pasien.

    (13)Dalam menangani pas ien yangsebelumnya telah ditangani temansejawat, dokter berkewajiban untuk:a) tidak membuat renggang situasi dan

    kondisi hubungan dokter-pasien dari

    sejawatnya tersebut,b) berkomunikasi dengan teman sejawat

    yang terlibat merawat pasien yangsama, dengan cara harus salingmenghormati kerahasiaan pasien danbertukar informasi sebatas hanya

    pada informasi yang benar-benarseperlunya,

    c) mengingatkan sejawat yang terlihat

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 71

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    73/92

    tengah abai terhadap pasiennya,tanpa keinginan untuk mengambil alihperawatan pasien tersebut.

    Pasal 20 :Menjaga Kesehatan

    Setiap dokter wajib selalu memeliharakesehatannya, supaya dapat bekerja denganbaik.

    Cakupan Pasal :(1) Setiap dokter yang menyadari bahwa

    dir inya mengalami kondis i yangmengakibatkan tidak laik praktik wajib:a) Mencari pengobatan yang memadai

    dari dokter lainnya; dan

    b) Melaporkan kondis inya ke IDIsetempat.

    (2) Dokter sebagaimana dimaksud cakupanpasal (1) huruf a wajib melaporkankepada IDI setempat jika dari hasilpemeriksaan benar-benar didapatkan

    kondisi tidak laik praktik dari temansejawatnya. Laporan sebagaimanadimaksud cakupan pasal (1) huruf b

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 72

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    74/92

    dilakukan dengan ketentuan:a) telah memberikan terapi yang adekuat

    namun tetap tidak ada perubahanpada kondisi yang mengakibatkantidak laik praktik; dan

    b) menginformasikan terlebih dahulu

    kepada sejawat yang bersangkutan.(3) IDI setempat membentuk Tim DokterPemeriksa untuk menanggapi laporansebagaimana dimaksud pada cakupanpasal (2) yang tidak melibatkan dokterpelapor. IDI setempat melaporkan kondisitidak laik praktik dari seorang dokteranggotanya ke Konsil KedokteranIndonesia

    (4) Guna mengetahui kondisinya yang fit,dokter wajib melakukan general check upsecara berkala, dan sebaiknya ber-konsultasi tentang kesehatannya kepada

    teman sejawat dokter pribadinya.(5) Tujuan dokter memelihara kesehatannya:

    a) Dokter tetap sehat dalam men-jalankan tugasnya

    b) Menjadi pendidik & panutan bagipasien dan masyarakat

    c) Tidak memberikan risiko kepadapasien yang bisa dihindari (men-cegah penularan, mencegah bahaya

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 73

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    75/92

    bagi pasien)(6) Seorang dokter harus menyadari walau

    tanpa dirasa, praktik yang sukses danramai telah mendorong dokter yangbersangkutan untuk berkerja secaraberlebihan, sehingga dapat mengganggu

    kesehatan pribadinya, untuk itu dapatmembentuk tim asisten yang tidakmenyalahi peraturan dan perundang-undangan yang ada

    (7) Dokter wa j ib mengundurkan d i riberpraktik atau mengurangi kompetensiuntuk keselamatan pasien apabila adasuatu sebab yang mengakibatkan gang-guan dalam menjalankan profesi(ditentukan oleh dirinya sendiri maupuntim)

    (8) Seorang dokter karena merasa bisamengobati dan enggan mengganggu

    teman sejawatnya yang diketahui sibuk,maka bila sakit tidak memeriksakan diri kedokter lain. Namun demikian seorangdokter perlu menghindari mengobati dirisendiri, karena biasanya kurang tuntas

    (9) Seorang dokter perlu melaksanakan

    tindakan perlindungan diri, sepertiimmunisasi terlebih dahulu saat terjadiwabah, cuci tangan setelah memeriksa

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 74

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    76/92

    pasien, atau memakai masker untukperlindungan penularan lewat udara danprosedur pencegahan lainnya

    (10) Seorang dokter wajib menjadi teladandalam pelaksanaan perilaku sehat,seperti menjaga kebugaran fisik-mental-

    spiritual, menghindari kebiasaan yangmengganggu kesehatan mengkonsumsimakanan berlebihan, dan juga bergaulatau duduk bersama dengan orang-orangyang tidak bermoral

    Pasal 21 :Perkembangan llmu

    dan teknologi kedokteran

    Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti

    perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi kedokteran / kesehatan.

    Cakupan Pasal:(1) Setiap dokter wajib berada di lini terdepan

    dalam pengetahuan kedokteran yang

    relevan bagi praktiknya dan meneguhkanbahwa kemampuan klinis dan teknisnyaakan dijaga.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 75

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    77/92

    (2) Setiap dokter wajib bersikap terbuka,bicara benar, faktual dan sopan santuns e c a r a p r o f e s i o n a l p a d a s a a tberkomunikasi dengan anggota profesilainnya, dengan pasien dan denganmasyarakat luas.

    (3) Setiap dokter wajib membaktikan hidupuntuk menyelenggarakan pelayananmedis ke pasien secara berkompeten,berhati-nurani dan memadai.

    (4) Setiap dokter yang menjadi dosen wajibmemperhatikan semua peserta pen-didikan profesi sebagai sejawat,m e m p e r l a k u k a n m e re k a s e c a rabermartabat, menyapa mereka penuhhormat dan mengelola mereka yangdibawah tanggungjawab pendidikannyadengan profesionalisme, kepedulian danpembimbingan.

    (5) Setiap dokter wajib mengikuti per-kembangan ilmu pengetahuan danteknologi kedokteran/ kesehatansebagaimana dimaksud pada cakupanpasal (1) dilakukan dengan :a. Membaca berbagai literatur dalam

    buku, majalah ilmiah, kepustakaanelektronik, brosur dan sebagainya

    b. Mengikuti kegiatan ilmiah seperti:

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 76

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    78/92

    seminar, simposium, workshops/lokakarya, kursus-kursus, pelatihandan lain sebagainya, agar ilmu danketrampi lan te tap d iakui dandipercaya.

    c. Secara aktif melakukan penelitian

    kedokteran atau kesehatan.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 77

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    79/92

    BAB. 7PROTAP PEMBELAAN ANGGOTA

    (1) Ditingkat rumah sakit, Penyelesaiancomplain, Pendekatan secara religius,rasio/science dan kekeluargaan berupaklarifikasi.

    (2) Ditingkat wilayah, Koordinasi denganPerki wilayah, kajian kasus, masukan dansaksi ahli. Koordinasi dengan IDI wilayahBHP 2A, Pendampingan masalah hukum.

    (3) Ditingkat Pusat, Koordinasi dengan PerkiPusat, kajian kasus, masukan dan saksiahli (banding bila diperlukan). Koordinasidengan IDI Pusat BHP 2A.

    (4) Penyelesaian claim / tuntutan oleh pihakketiga (pengacara) berupa mediasi,

    pengadilan.

    (5) UU No.44 Th 2009 tentang Rumah Sakit,Ps. 46 :

    RS bertanggung jawab secara hukumterhadap semua kerugian yang

    ditimbulkan atas kelalaian yangdilakukan oleh tenaga kesehatan diRumah Sakit

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 78

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    80/92

    BAGAN UNTUK MENDAPATKANOUTCOME APABILA MENDAPATKAN

    KLAIM - TUNTUTAN DALAMMELAKSANAKAN TUGAS

    PROFESI PELAYANAN.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 79

    Klaim pasien (langsung/tidaklangsung)

    Humas melakukan koordinasidengan komite medik

    Hasil Audit Medik

    Audit Medik

    Penunjukkan Juru Bicara

    Laporan ke Direktur Rumah sakit

    menunggu reaksi atau gugatan

    dari keluarga pasien

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    81/92

    KOMPLAIN VS KLAIM

    Penanganan complain yang baik sering

    menghasilkan solusi non-konflik, dengan

    arti mencegah klaim

    Bila berkembang menjadi klaim, kasusnya

    harus dianalisis secara klinis dengan baik

    dan juga secara medikolegal

    Cara penyelesaian yang efektif dan

    efisien harus di upayakan untukditemukan (terlebih dahulu melalui

    mediasi, sesuai UU N0.36 th.2009 ps.29)

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 80

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    82/92

    Hal hal yang perlu diperhatikan:

    A. Hak Dokter, menurut UU 29 tahun 2004tentang praktek kedokteran pasal 50isinya: memperoleh periindungan hukumsepanjang melaksanakan tugas sesuaidengan standart profesi dan standartprosedur operasional (SOP).

    B. Azas praduga tak bersalah. Selamabelum ada keputusan tetap dariPengadilan / Hakim.

    C. Rekam medik. Berkas milik rumah sakit,Isi rekam medik milik pasien beruparingkasan medik (menurut Permenkes269 tahun 2008 Pasal 12). Rekam medikdisimpan baik baik (jangan hilang)merupakan rahasia medik dan sebagai

    alat bukti.

    D. Yang mendalilkan kesalahan yang harusmembukt ikan (pengadu, pe lapor ,penggugat) kecuali kasus pidana olehpolisi.

    E. Hindari dialog /perdebatan antarapengacara (pakar hukum) dari Pasien

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 81

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    83/92

    dan dokter (awam hukum), dan sebaiknyadokter menunjuk / diwakili oleh pengacarayang telah disepakati kecuali yangbersifat murni science.

    F. Bagian Penting Pelaksanaan PraktikPasal 39 UU N0.29 tahun 2004 :

    Praktik kedokteran diselenggarakanberdasarkan pada kesepakatanantara dokter atau dokter gigi denganp a s i e n d a l a m u p a y a u n t u kpemeliharaan kesehatan, pencegahanpenyakit, peningkatan kesehatan,

    pengobatan penyakit dan pemulihankesehatan

    G. Paragraf 6 Hak dan Kewajiban Dokter danDokter Gigi UU 29 Tahun 2004 pasai 50{4 Item) :

    HAK DOKTER / DOKTER GIGI dalammelaksanakan praktik kedokteran a.l. :1. Memperoleh perlindungan hukum

    sepanjang melaksanakan tugassesuai dengan standar profesi danStandar Operasianal Prosedur.

    2. Memberikan pelayanan medismenurut standar profesi dan standarprosedur operasional;

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 82

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    84/92

    3. Memperoteh informasi yang lengkapdan ju ju r da r i pas ien a taukeluarganya.

    4. Menerima imbalan balas jasa.

    H. HAK PASIEN dalam UU 44 Tahun 2009Setiap pasien mempunyai hak :

    1. Memperoleh informasi mengenaitata tertib dan peraturan yangberlaku di Rumah Sakit.

    2. Memperoleh informasi tentang hakdan kewajiban pasien.

    3. M em pe ro le h l ay an an y an g

    manusiawi, adil, jujur, dan tanpadiskriminasi;

    4. Memperoleh layanan kesehatanyang bermutu sesuai denganstandar profesi dan standarprosedur operasional.

    5. Memperoleh layanan yang efektifdan efisien sehingga pasienterhindar dari kerugian fisik danmateri.

    6. Mengajukan pengaduan a taskualitas pelayanan yang didapatkan.

    7. Memilih dokter dan kelas perawatan

    sesuai dengan keinginannya danperaturan yang berlaku di Rumah

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 83

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    85/92

    Sakit.8. Meminta konsultasi tentang penyakit

    yang dideritanya kepada dokter lainyang mempunyai Surat Izin Praktik(SIP) baik di dalam maupun di luarRumah Sakit.

    9. M e n d a p a t k a n p r i v a s i d a nkerahasiaan penyakit yang dideritatermasuk data-data medisnya.

    10. Mendapat informasi yang meliputidiagnosis dan tata cara tindakanmedis, tujuan tindakan medis,alternatif tlndakan, risiko dan

    komplikasi yang mungkin terjadi,dan prognosis terhadap tindakanyang dilakukan serta perkiraan biayapengobatan.

    11. Memberikan persetujuan ataumenolak atas tindakan yang akan

    dilakukan oleh tenaga kesehatanterhadap penyakit yang dideritanya.

    12. Didampingi keluarganya dalamkeadaan kritis.

    13. Menjalankan ibadah sesuai agamaatau kepercayaan yang dianutnyaselama hal itu tidak mengganggupasien lainnya.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 84

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    86/92

    14. Mempero leh keamanan dankeselamatan dirinya selama dalamperawatan di Rumah Sakit.

    15. Mengajukan usul, saran, perbaikanatas perlakuan Rumah Sakitterhadap dirinya.

    16. Menolak pelayanan bimbinganrohani yang tidak sesuai denganagama dan kepercayaan yangdianutnya.

    17. Menggugat dan atau menuntutRumah Sakit apabila Rumah Sakitdiduga memberikan pelayanan yang

    tidak sesuai dengan standar baiksecara perdata ataupun pidana.

    18. Mengeluhkan pelayanan RumahSakit yang tidak sesuai denganstandar pelayanan melalui mediacetak dan elektronik sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 85

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    87/92

    S K E M APREVENTIVE / PENCEGAHAN KONFLIK

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 86

    GOOD CLINICAL GOVERNANCE

    GOOD CORPORATE GOVERNANCE

    GOOD ETHICAL BEHAVIOUR

    PROFESIONALISME

    KODERSI

    KODEETIK

    PATIENT SAFETY

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    88/92

    BAGAN UNTUK MENDAPATKANOUTCOME PRAKTIK YANG MEMUASKAN

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 87

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    89/92

    PENGURUSBADAN ETIK DAN PEMBELAAN ANGGOTAPP PERKI

    Periode 2012 2014

    Ketua :

    Dr. Pri Utomo, SpJP(K),SpA,MM,SH,FIHA.

    Sekretaris :Prof. DR. dr. Zainal Musthafa, SpJP(K),MSi,FIHA

    Anggota :Dr. RWM Kaligis,SpJP(K),FIHA

    Dr. Hadi Hartono,SpJP(K),FIHAProf.DR.dr. Sutomo Kasiman, SpPD,SpJP(K),FIHADr. SAntoso Karo Karo,MPH,SpJP(K),FIHA

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 88

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    90/92

    DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

    1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004tentang Praktik Kedokteran (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 116,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4431) ;

    2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009tentang Kesehatan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor144,Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5063) ;

    3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009tentang Rumah Sakit (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor153 Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5072) ;

    4. Kode Etik Kedokteran IndonesiaMajelis Kehormatan Etika KedokteranPusat IDI, Jakarta, 2012

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 89

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    91/92

    Pedoman Kode Etik Dokter Perhimpunan Kardiologi Indonesia 90

  • 7/26/2019 Buku Pedoman Etik PERKI

    92/92