brand image
TRANSCRIPT
MAKALAH MANAGEMEN INDUSTRI II
MANAGEMEN BRAND PADA PT. AQUA
Restu Maharsi Jati
3.33.08.0.18
TK3A. 15
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2010
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................3
1.1 Pengertian Brand dan Jenisnya......................................................................3
1.2 Peranan Managemen Brand dalam Dunia Industri.........................................4
1.3 Cara Membangun Merek...............................................................................6
1.4 Keputusan Strategi Merek..............................................................................7
1.5 Brand Equity..................................................................................................8
1.6 Citra Merek....................................................................................................8
1.7 Brand Image featuring Pembajakan...............................................................9
1.8 Produk dengan Brand Paling Mengena di masyarakat Indonesia...................10
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................16
2.1 Sejarah Berdirinya Aqua................................................................................16
2.2 Brand Image pada Aqua.................................................................................17
2.3 Peranan Media Periklanan terhadap Brand Image Aqua................................18
2.4 Analisa Media Periklanan terhadap Brand Image Aqua.................................19
BAB III PENUTUP.............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................26
2
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian Brand dan Jenisnya
Brand merupakan nama, symbol, design atau kombinasi dari ketiganya yang
mengidentifikasi barang atau jasa dari sebuah perusahaan (Straub dan Attner,
1994:391)
Jenis dari merek itu sendiri adalah
a. Brand Name (Nama Merek)
Merupakan bagian dari yang dapat diucapkan misal: Pepsodent,
Toyota, Mercedes dan lainnya
b. Brand Mark (Tanda Merek)
Merupakan sebagian dari merek yang dapat dikenal namun susah untuk
diucapkan, seperti simbo Nike, symbol Toyota, gambar tiga berlian
Mitsibishi
c. Trade Mark (Tanda Merek Dagang)
Merupakan merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk
menghasikan sesuatu yang istimewa.
d. Copyright (Hak Cipta)
Merupakan hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang, untuk
memproduksi, menerbitkan dan menjual sebuah karya.
3
Menurut Lamb (2001:423) ciri - ciri dari nama merek yang efektif yaitu :
1. Mudah diucapkan
2. Mudah dikenali
3. Mudah diingat
4. Pendek
5. Berbeda atau unik
6. Menggambarkan produk
7. Menggambarkan manfaat dari produk
8. Mempunyai konotasi yang positif
9. Memperkuat citra produk yang diinginkan
10. Secara hukum kepentingannya terlindungi baik di pasar dalam negeri
11. maupun pasar luar negeri.
2.2 Peranan Managemen Brand dalam Dunia Industri
Managemen Brand adalah serentetan usaha tentang dan untuk membangun sebuah
kata di benak konsumen, yaitu berupa suatu merek.
Merek adalah suatu keniscayaan. Jika merek sudah menjelma menjadi merek
yang kuat, maka nilai komersial juga akan meningkat. Dengan adanya brand
(merek), bisnis suatu perusahaan menjadi lebih mudah untuk dipasarkan dan
mendunia.
Merek akan berekuitas tinggi apabila memiliki:
a. loyalitas merek yang tinggi (brand loyalty),
b. kesadaran merek (brand awareness),
c. kesan kualitas (perceived quality),
d. asosiasi-asosiasi merek (brand assosiation).
4
Merek dengan ekuitas merek yang tinggi adalah aset yang sangat berharga,
ekuitas merek yang tinggi dapat memberikan perusahaan begitu banyak
keunggulan bersaing. Merek yang kuat dapat memberikan kesadaran serta
loyalitas merek konsumen yang tinggi. (Sumber: Romi dan Adi, 2007)
Manfaat Lain dari Merek:
a. Loyalitas Konsumen
b. Kebalnya perusahaan terhadap krisis
c. Solidnya dukungan dari orang tengah
d. Mulusnya proses komunikasi pemasaran
e. Terbukanya peluang lisensi dan perluasan merek
f. Bukan hanya pembeli; karyawan, supplier, investor, konsultan, dan
stakeholder juga cenderung mengincar produk dengan merek yang lebih
mapan dan bersinar.
Namun penting untuk diingat bahwa merek merupakan janji penjual untuk secara
konsisten memberikan manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli sehingga
untuk mendapatkan tempat di masyarakat, dibutuhkan jaminan kualitas dan
pelayanan yang berkesinambungan.
Dalam cakupan yang lebih luas, Dave Mc Nally dan Karl Speak dalam
karyanya “Be Your Own Brand” berargumen bahwa merek bukan hanya soal
produk atau servis. Merek juga menempel pada individu, komunitas,
organisasi, partai, kota, Negara dll. Misal artis bermerek Bunga Citra Lestari,
program Televisi bermerek Empat Mata, lukisan bermerek Monalissa, dan
apapun. Manfaat dasar dari merek itu sendiri adalah tetap sama, yakni sebagai
identitas pembeda.
Ketika brand suatu perusahaan secara konsisten mempertahankan
komunikasi dengan konsumen, semakin kuat potensi untuk terbentukcitra
merek (brand image) yang kemudian menjadi sumber asset terbesar bagi
perusahaan.
5
2.3 Cara Membangun Merek
Sebelum mengembangkan suatu merek, langkah awal yang harus diambil
adalah pemberian brand suatu produk. Menurut Ippho Santosa dalam buku 10
Jurus Terlarang, strategi awal branding suatu produk adalah sebagai beikut:
a. Temukan sebuah kata yang menyiratkan kekuatan produk untuk
dipasarkan
b. Kunci kata tersebut dan terus ekspos ke masyarakat
c. Cepat atau lambat publik mempercayai, menguatkan dan terbentuk
persepsi publik
d. Niscaya tidak ada siapa pun yang bisa mengambil kata itu.
Selanjutnya adalah membangun citra merek tersebut. Menurut Freddy
Rangkuti (2004: 5), membangun merek yang kuat tidak berbeda dari
membangun sebuah rumah. Untuk memperoleh bangunan rumah yang kukuh,
kita memerlukan fondasi yang kuat. Cara membangun merek adalah sebagai
berikut:
(1) Memiliki positioning yang tepat. Merek dapat diposisikan dengan
berbagai cara, misalnya dengan menempatkan posisinya secara spesifik
di benak pelanggan. Membangun positioning adalah menempatkan
semua aspek dari brand value (termasuk manfaat fungsional) secara
konsisten sehingga selalu menjadi nomor satu dibenak pelanggan,
(2) Memiliki brand value yang tepat. Brand value juga mencerminkan
brand
equty secara real sesuai dengan customer values-nya, dan
(3) Memiliki konsep yang tepat. Tahap akhir untuk mengkomunikasikan
brand value dan positioning yang tepat kepada konsumen harus didukung
oleh konsep yang tepat.
6
2.4 Keputusan Strategi Merek
Menurut Kotler (2000) ada lima pilihan strategi merek yang dapat digunakan oleh
perusahaan yaitu:
1. Perluasan lini (Line extension), yaitu. Perluasan lini ini dilakukan jika
perusahaan memperkenalkan unit produk tambahan dalam kategori
produk yang sama dengan merek yang sama Contoh: Pantene
mengeluarkan shampoo untuk rambut rontok, rambut berketombe,
rambut kering, rambut berminyak, dan lain sebagainya.
2. Perluasan merek (Brand Extension), yaitu suatu strategi yang dilakukan
perusahaan untuk meluncurkan suatu produk dalam kategori baru dengan
menggunakan merek yang sudah ada. Contoh: Pepsodent mengeluarkan
produk mouthwash, permen dan sikat gigi
3. Multi-merek (Multibrand), adalah suatu strategi perusahaan untuk
memperkenalkan merek tambahan dalam kategori produk yang sama.
Sebagai contoh adalah P&G memproduksi sebelas merek deterjen.
Indofood meluncurkan berbagai merek untuk produk mie instannya.
4. Merek baru (new brand), yaitu strategi perusahaan meluncurkan produk
dalam suatu kategori baru, tetapi perusahaan tidak mungkin
menggunakan merek yang sudah ada lalu menggunakan merek baru.
Contoh: Coca Cola memproduksi minuman bersoda tetapi memiliki rasa
buah-buahan diberi merek Fanta, dan (5) Merek bersama (cobrand), yaitu
dua atau lebih merek yang terkenal dikombinasikan dalam satu tawaran,
sebagai contoh Aqua-Danone.
7
2.5 Brand Equity (Ekuitas Merek)
Brand equity adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan
suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang
diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pelanggan
(Durianto, dkk, 2004).
Menurut Aaker (1997), brand equity dapat dikelompokkan dalam lima
kategori, yaitu:
1. Brand Awareness (kesadaran merek)
Menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk
tersebut.
2. Brand Association (asosiasi merek)
Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam
kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis,
harga pesaing, selebritis, dan lain-lain.
3. Perceived Quality (persepsi kualitas)
Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau
keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang
diharapkan.
4. Brand Loyalty (loyalitas merek)
Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek produk
5. Other proprietary brand asset (aset-aset merek lainnya)
Aset-aset merek lainnya akan sangat bernilai jika aset-aset itu menghalangi
dan mencegah para kompetitor menggerogoti loyalitas konsumen. Aset-
aset merek lainnya seperti paten, cap dagang, dan saluran hubungan.
2.6 Citra Merek
Citra merek (brand image) merupakan sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek tertentu. Ada tiga indikator dari
brand image, yaitu :
8
a. Citra Perusahaan (Corporation Image) adalah sekumpulan asosiasi yang
dipersesikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk
atau jasa. Dalam penelitian ini citra pembuat meliputi: popularitas,
kredibilitas serta jaringan perusahaan.
b. Citra Konsumen ( User Image) adalah sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu
barang atau jasa. Meliputi : pemakai itu sendiri, gaya hidup/kepribadian, serta
status sosialnya.
c. Citra Produk (Product Image) adalah sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Meliputi artibut produk
tersebut, manfaat bagi konsumen, penggunanya, serta jaminan.
2.7 Brand Image featuring Pembajakan
Tidak selamanya pembajakan berimbas buurk pada perusahaan, namun yang
jelas itu bukan merupakan perbuatan yang terpuji. Akan tetapi, ada beberapa,
atau mungkin banyak perusahaan yang mesti berterimakasih kepada para
pembajak. Contohnya perusahaan Microsoft, pembajak lah yang telah
menyebar luaskan Windows sehingga operating system ini tersimpan di
mana-mana , semakin ternama dan kemudian menjadi standar industry. Pada
akhirnya, kondisi ini menyulitkan Linux dan Apple untuk menyelinap. Artis-
artis juga harus berterimakasih kepada para pembajak, terutama Inul
Daratista.
Inilah dalam dunia pemasaran yang disebut dengan cara jungkir balik untuk
mengatrol merek (brand). Bisa jadi, harga ditetapkan mahal terlebih dahulu
sehingga produk dipandang berkualita, namun bisa juga perusahaan membuat
produk yang berkualitas sehingga masyarakat berani membayar lebih mahal
dibanding dengan produk lain yang serupa.
9
2.8 Produk Dengan Brand Paling Mengena di Masyarakat Indonesia
Selama ini, ternyata sudah banyak produk-produk yang telah melekat dan diingat
oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, karena manfaatnya, populernya
atau bahkan karena memang banyak yang memakai dan mengkonsumsinya.
Berikut adalah daftar 10 produk dengan brand yang paling mengena di masyarakat
Indonesia:
1. Aqua (Air Mineral Dalam Kemasan)
Produk air mineral yang berada di bawah Lisensi danone ini memang
memegang brand yang sangat cemerlang di Indonesia. hampir semua orang
di Indonesia akan menyebutkan aqua ketika akan membeli air mineral. baik
Ades, Machoa, Pristine, dan lain-lain, tetap dianggap sebagai Aqua oleh sebagian
besar masyarakat Indonesia
10
2. Honda (Sepeda Motor)
Dalam bahasa jawa, sepeda motor sering disebut dengan Honda, padahal
honda adalah merk salah satu produk sepeda motor. bahkan tak peduli
apapun merk sepeda motor tersebut (baik Yamaha, Kawasaki, Suzuki,dll),
masyarakat luas jawa tetap menyebutnya dengan Honda. Hal ini
dikarenakan produk Hondalah yang paling pertama mengorbit di
Indonesia, sehingga masyarakat Indonesia (terutama Jawa).
3. Indomie (Mie Instant)
Bagi banyak orang Indonesia, mie Instant biasa disebut dengan Indomie.
padahal kita tahu, produk mie instant di indonesia bukan hanya Indomie.
melainkan ada banyak produk lain seperti Sarimi, Mie sedap, Supermie,
11
dan lain lain. Tapi rakyat Indonesia sudah terlanjur menyebut Indomie
sebagai brand Mie instant walaupun produk mereka sudah kalah dengan
Mie Sedap yang kini menjadi produk Mie Instant terlaris di indonesia
4. Baygon (Obat Nyamuk)
Seandainya kita disuruh untuk membeli obat nyamuk oleh orang tua kita,
maka pikiran kita akan langsung tertuju pada produk Baygon, walaupun
ada produk lain semacam Vape, Lavenda, dan yang lainya, tapi bagi
Baygon tetaplah menjadi prioritas utama untuk penyebutan produk obat
nyamuk
12
5. Softex (Pembalut Wanita)
Inilah mastro produk pembalut wanita yang paling laris sekaligus paling
terkenal di Indonesia, maka tak heran jika banyak wanita indonesia lebih
suka mneyebut Softex ketimbang pembalut. selain karna softex adalah
produk pembalut paling terkenal, softex juga merupakan produk yang
paling mudah didapat
6. Vitacimin (Tablet Vitamin C)
Jika kita sariawan kemudian ingin membeli tablet vitamin C, maka dalam
benak kita akan tertuju pada tablet vitacimin karena merupakan produk
vitamin C non resep pertama yang mengorbit di Indonesia.
13
7. Chiki (Snack/Makanan Ringan)
Produk Chiki pernah menguasai pasar Indonesia sebagai produk snack
yang paling terkenal di Indonesia. dan walaupun sekarang pamornya sudah
menurun, brand chiki tetap masih mengena di mata masyarakat Indonesia.
8. Sanyo (Pompa Air)
Sanyo, begitulah masyarakat indonesia kebanyakan menyebut suatu alat
yang berfungsi untuk menyedot dan memopa air itu, memang begitu
adanya. Masyarakat Indonesia sudah mengganti nama pompa air dengan
Sanyo. hal ini karna Sanyo adalah merk Pompa air pertama yang beredar
di Indonesia.
14
9. Hansaplas (Plester Luka)
Dari sekian banyak merk Produk plester luka, hansaplaslah yang menjadi
si nomer 1. dari dulu hansaplas memang sudah eksis menjadi produk
plester luka paling terkenal, walaupun dulu sempat tersaingi oleh
tensoplast, tapi kini hansaplas tetaplah menguasai pasar Indonesia di
bidang plester luka.
10. Glukol (Lem Kertas)
Hampir semua institusi dan individu mengggunakan lem ini. lem Glukol,
begitulah namanya. Lem ini seakan telah sangat melekat di hati
masyarakat Indonesia. dari sekian banyak produk lem kertas (yang
biasanya berakhiran ol), merk glukol tetap menjadi pilihan utama, selain
itu juga karna lem glukol ini adalah produk yang paling banyak dijual .
15
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah berdirinya Aqua
PT. Aqua Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 oleh Bapak Tirto
Utomo, sebagai produsen pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia. Pabrik
pertama didirikan di Bekasi. Setelah beroperasi selama 30 tahun, kini Aqua
memiliki 14 pabrik di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1998, Aqua (yang berada di bawah naungan PT. Tirta Investama)
melakukan langkah strategis untuk bergabung dengan Group DANONE, yang
merupakan salah satu kelompok perusahaan air minum dalam kemasan
terbesar di dunia dan ahli dalam nutrisi. Langkah ini berdampak pada
peningkatan kualitas produk, market share, dan penerapan teknologi
pengemasan air terkini. Di bawah bendera DANONE-AQUA, kini Aqua
memiliki lebih dari 1.000.000 titik distribusi yang dapat diakses oleh
pelanggannya di seluruh Indonesia.
AQUA adalah pemimpin pasar yang tidak dipertanyakan dalam industri air
dalam botol. Sistem penyaluran, strategi pemasaran, dan kemasan yang
istimewa menciptakan keunggulan bersaing. Memungkinkan harga premium
sekitar 10% sampai 25% diatas harga-harga yang dipatok merek-merek
pesaing. Selama lima tahun terakhir sukses AQUA telah menarik persaingan
dari sekitar 50 perusahaan air dalam botol di Indonesia, yang menjual lebih
dari 70 merek dagang.
16
2.2 Brand Image pada Merek Aqua
Pada awal mula didirikan, diferensiasi adalah tujuan pertama Tirto. Pada cara
pengenalan brand/merek yang cerdas, dia menyebut produknya AQUA
(bahasa latin untuk “air”). Orang-orang asing di Indonesia, sebagai pasar
sasaran awal, bisa paham apa maksud kata tersebut. Lebih dari 300 bahasa
yang diucapkan di Indonesia dan sensitivitas etnis sangatlah penting.
Pemilihan istilah Latin adalah netral, dan tidak menguntungkan kelompok
etnis tertentu. Sebagai bonus, AQUA adalah kata yang mudah diucapkan bagi
penutur bahasa manapun.
Contohnya beberapa tahun silam, katagori ini termasuk baru dan nyeleneh -
pada saat itu, yaitu katagori ‘air minum dalam kemasan‘, dan Aqua, sang
perintis, memerlukan waktu 10 tahun untuk menjadi merek superior di
Indonesia. Karena pada waktu peluncuran produk Agua ini, pasar masih
merasa “aneh” dengan ‘air minum dalam kemasan‘, apalagi pada waktu itu harga 1
liter Agua lebih mahal dari harga 1 liter minyak tanah (maklum, saat itu minyak
tanah masih disubsidi-red). Pada masa itu, orang berfikir produk ini mengada-
ngada. Tetapi lama-kelamaan pasar bisa menerima produk air dalam kemasan ini,
karena kepraktisannya, higenitasnya dll.
Dan karena Aqua terlebih dahulu masuk sebagai pionir di katagori ‘air minum
dalam kemasan’ ini, akhirnya Aqua menjadi market leader dalam waktu lama.
Sampai akhirnya bermunculan pesaing yang tergiur lezatnya kue bisnis air
minum dalam kemasan ini. Tidak mudah untuk menggeser Aqua, karena
merek “AQUA” sudah menancap begitu kuat dibenak konsumen. Coba
dengar percakapan pembeli yang hendak membeli air minum dalam kemasan,
pasti kalimat yang di ucapkan si pembeli ke penjual adalah “Aqua”.
Padahal belum tentu pembeli tersebut mencari air minum dalam kemasan
dengan merek ‘Aqua’, tetapi yang dimaksud dengan Aqua disini adalah ‘air
minum dalam kemasan’, apapun mereknya. Jadi, konsumen sudah memiliki
persepsi, bahwa kata Aqua adalah menunjukkan maksud pada ‘air minum
17
dalam kemasan’. Dan tentu saja ini merupakan keuntungan besar untuk merek
Aqua. Dan dalam kasus jual beli diatas, tentu saja si pedagang akan
mengeluarkan air minum dalam kemasan dengan merek Aqua, bukan merek
yang lainnya.
2.3 Peranan Media Periklanan terhadap Brand Image Aqua
Walaupun suatu perusahaan sudah memiliki brand image yang bagus, dalam
pembahasan kali ini adalah Produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK),
periklanan juga mendorong sikap positif terhadap suatu merek. Ketika
konsumen memiliki kerangka acuan yang netral atau baik terhadap suatu
merek atau priduk, mereka seringkali dipengaruhi secara positif oleh iklan
tersebut. Periklanan mempunyai 5 media yang utama yaitu televisi, radio,
surat kabar, amjalah, dan iklan outdoor (shimp, 2003:505) Berdasarkan
pendapat di atas maka perumusan merek adalah sebagai berikut
Periklanan: Citra Merek
Media Televisi (X1) Air Mineral Aqua
Media Majalah (X2)
18
ANALISA MEDIA PERIKLANAN TERHADAP BRAND IMAGE AQUA
(Puspito Wedari, 2007:53-57)
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah Persentase
Perempuan 74 responden 76,29%
Laki-laki 23 responden 23,71%
Total 97 responden 100 %
Sumber : data primer yang diolah peneliti, 2007.
Distribusi pendapat responden
Variabel citra merek air mineral Aqua (Y)
Indikator Frekuensi Total Presentase (dlm %) Total
Penelitian 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Konsistensi 1 1 9 72 14 97 1.03 1.03 9.28 74.23 14.43 100%
produk
Proses 0 2 20 60 15 97 0 2.06 20.62 61.86 15.46 100%
pembuatan produk
Standar 0 1 13 63 2 97 0 1.03 13.4 64.95 20.62 100%kualitas produk
Citra 0 1 2 45 49 97 0 1.03 2.06 46.39 50.52 100%
produk
19
Higienitas 0 2 4 66 25 97 0 2.06 4.13 68.04 25.77 100%
produk
Keterangan :
5 = sangat setuju
4 = setuju
3 = ragu - ragu
2 = tidak setuju
1 = sangat tidak setuju
Pada tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa dari kelima pernyataan jawaban
responden mayoritas memilih jawaban setuju (4) dan yang paling besar persentase yakni
74,23% terletak pada pernyataan kualitas produk Aqua konsisten (P1) atau yang berarti
sebanyak 72 responden memilih jawaban ini.
Untuk jawaban sangat setuju (5) pernyataan bahwa Aqua memiliki citra yang baik
(P4) mendapat respon paling besar yakni 50,52%, ini berarti sebanyak 49
responden sangat setuju bahwa Aqua merupakan air mineral yang mempunyai citra
yang baik.
Sedangkan untuk jawaban ragu-ragu (3) paling besar persentasenya terletak pada
pernyataan produk Aqua dibuat dengan baik (P2) yakni sebesar 20,62% yang
mengartikan sebanyak 20 responden memberikan jawaban ragu-ragu untuk
pernyataan ini.
Untuk jawaban tidak setuju (2) di dominasi oleh dua pernyataan yaitu produk
Aqua dibuat dengan baik (P2) dan pernyataan Aqua bersifat higienis dan sehat
(P5) yakni masing - masing sebesar 2%.
20
Sedangkan jawaban sangat tidak setuju (1) paling besar persentasenya terletak
pada pernyataan kualitas produk Aqua konsisten (P1) sebesar 1,03% yang
mengartikan bahwa satu responden sangat tidak setuju pada pernyataan ini.
Distribusi pendapat responden
Variabel periklanan melalui media televisi (X1)
Indikator Frekuensi Tota Presentase (dlm %) Totall
Penelitian 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Iklan Aqua 1 4 12 71 9 97 1.03 4.12 12.37 73.20 9.28 100di televisi %menarikuntukditonton
Iklan 1 18 37 34 7 97 1.03 18.5 38.14 35.05 7.22 100Aqua di 6 %televisi lebih kreatif dari iklan air mineral lainnya
Iklan Aqua 0 4 18 71 4 97 0 4.12 18.56 73.20 4.12 100di televisi %menggambar
kan produk
yang konsisten
Keterangan :
5 = sangat setuju
4 = setuju
3 = ragu - ragu
2 = tidak setuju
1 = sangat tidak setuju
21
Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari kelima pernyataan jawaban
responden mayoritas memilih jawaban setuju (4) dan yang paling
besarpersentasenya terletak pada pernyataan iklan Aqua di televisi menarik untuk
ditonton (P1) dan iklan Aqua di televisi menggambarkan produk yang konsisten
(P3) dengan persentase sebesar 71%.
Untuk jawaban sangat setuju (5) didominasi oleh pernyataan iklan Aqua di televisi
menggambarkan citra Aqua yang baik yakni sebesar 37,11% , hal ini
menunjukkan bahwa responden sangat setuju bahwa iklan Aqua di televisi
menggambarkan citra Aqua yang baik.
Untuk pernyataan iklan Aqua di televisi lebih kreatif dari iklan air mineral lainnya
(P2) mendominasi jawaban ragu-ragu (3) dan jawaban tidak setuju (2) yakni
masing - masing sebesar 38,14% dan 18,56%.
Sedangkan untuk jawaban sangat tidak setuju (1) paling besar persentasenya
terletak pada dua pernyataan yakni iklan Aqua di televisi menarik untuk ditonton
(P1) dan iklan Aqua di televisi lebih kreatif dari iklan air mineral lainnya, dengan
persentase masing-masing sebesar 1,03% mengartikan bahwa 1 (satu) responden
sangat tidak setuju pada pernyataan iklan Aqua di televisi menarik untuk ditonton
(P1), dan 1 (satu) responden sangat tidak setuju pada pernyataan iklan Aqua di
televisi lebih kreatif dari iklan air mineral lainnya (P2).
22
Distribusi pendapat responden Variabel periklanan melalui media majalah (X2)
Indikator Frekuensi Total Presentase (dlm %) Total
Penelitian 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Iklan Aqua di majalah 0 5 18 70 4 97 0 5.15 18.56 72.17 4.12 100%menggambarkan produk yang konsisten
iklan Aqua di majalah 0 3 19 64 11 97 0 3.09 19.59 65.98 11.13 100%menggambarkan air mineral yang memiliki standar iklan Aqua di majalah 0 0 11 53 33 97 0 0 11.34 34.12 20.62 100%menggambarkan citra Aqua yang baik
Keterangan :
5 = sangat setuju
4 = setuju
3 = ragu - ragu
2 = tidak setuju
1 = sangat tidak setuju
Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari keempat pernyataan jawaban
responden mayoritas memilih jawaban setuju (4) dan yang paling besar
persentasenya terletak pada pernyataan iklan Aqua di majalah menggambarkan
produk yang konsisten (P1) dengan persentase sebesar 72,17% atau sebanyak 70
responden memilih jawaban setuju untuk pernyataan ini.
Untuk jawaban sangat setuju (5) didominasi oleh pernyataan iklan Aqua di
majalah menggambarkan citra Aqua yang baik (P3) yakni sebesar 34,02%, hal ini
menunjukkan bahwa responden sangat setuju bahwa iklan Aqua di majalah
menggambarkan citra Aqua yang baik.
23
Untuk pernyataan iklan Aqua di majalah menggambarkan air mineral yang
memiliki standar (P2) mendominasi jawaban ragu-ragu (3) yakni sebesar 19,59% atau
sebanyak 19 responden.
Sedangkan untuk jawaban tidak setuju (2) paling besar persentasenya terletak
pada pernyataan iklan Aqua di majalah menggambarkan produk yang konsisten
(P1) dengan persentase sebesar 5,15% mengartikan bahwa 5 responden sangat tidak
setuju pada pernyataan iklan Aqua di majalah menggambarkan produk yang konsisten
(P1). Untuk jawaban sangat tidak setuju (1), tidak satupun responden yang
memberikan jawaban ini dari ketiga pernyataan yang ada.
24
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
a. Kunci sukses dari Aqua tak lain adalah karena perusahaan ini pasca
ditinggalkan pendirinya, Tirto Utomo yang wafat pada 1994, tetap
menjadi sebuah perusahaan yang visionary companies
dengan
memiliki brand image yang bagus, core values, yaitu tanggungjawab,
kepemimpinan, dan keterbukaan dan konsistensi perusahaan hanya
pada industri Air Minum Dalam Kemasan.
b. Hasil penelitian menyatakan bahwa periklanan di televisi lebih
dominan mempengaruhi citra merek air mineral Aqua, maka penulis
menyarankan kepada produsen air mineral Aqua untuk terus
meningkatkan iklannya di televisi dengan cara membuat iklan yang
lebih variatif dan inovatif sehingga dapat meningkatkan persepsi
konsumen dan calon konsumen terhadap citra merek air mineral
Aqua..
2. Saran
Dari simpulan di atas, penulis menyarankan:
a. Sebaiknya supaya produsen Aqua selalu menjaga image brand Aqua
tetap baik, dibutuhkan konsistensi dan upaya perusahaan untuk
senantiasa meningkatkan pelayanan dan menjaga kualitas produk yang
dihasilkan
b. Mengingat periklanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
citra merek air mineral Aqua maka perusahaan PT. Aqua sebagai
produsen perlu lebih meningkatkan nilai periklanan oleh karena
periklanan memiliki kontribusi yang berpengaruh positif terhadap
brand image/citra merek air mineral Aqua
25
DAFTAR PUSTAKA
Nurmiyanti. 2009. Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan
Promosi
Penjualan terhadap Citra Perusahaan. Semarang: UNDIP
Santosa, Ippho. 2010. 10 Jurus Terlarang. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Wedari, Puspito. 2007. Analisis periklanan terhadap Citra Merek.
Medan:
Universitas Sumatera Utara
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/brand-loyalty-loyalitas-merek-
definisi.html
http://www.dalimunthe.com/2010/03/10-brand-paling-mengena-di-indonesia.html
26