berdayakan penyuluh, sejahterakan petani · republik indonesia @kementan kementerian pertanian ri...

16
HABA TANI Informasi Pertanian Terbaru 14 P4S Langgang Jaya Pratama Bangkitkan Gairah Petani Muda NAMANYA Pusat Pelahan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) ‘Langgang Jaya Pratama.’ Tempat yang didirikan oleh Muhibuddin pada 6 Desember 2007 ini beralamat di Jalan Blang Bintang Lama, Kilometer 9, Gampong Lambro Bileu, Kecamatan Kutabaro, Aceh Besar. Lembaga yang kini menjadi sarana menuntut ilmu dan pelahan yang bermutu dan berdaya guna bagi petani dari beberapa kabupaten/ kota di Aceh awalnya hanya tempat usaha kecil-kecilan berupa penggemukan sapi milik pribadi Muhibuddin yang dikelolanya secara tradisonal alias turun temurun. 04 SMK‑PP Saree, Pencetak Generasi Muda Cinta Pertanian SEKOLAH Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMK-PP) Negeri Saree yang dulu dikenal dengan nama Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP-SPMA) berdiri tahun 1967. Awalnya sekolah ini berlokasi di Jalan Panglima Nyak Makam, Nomor 24, Banda Aceh. 05 11 Premi Ditanggung Pemerintah 80 % Premi Dibayar Oleh Petani 20 % = Rp 36.000/ha/MT Resiko Yang Dijamin - Umur padi >10 hari - Umur padi >30 hari (teknologi tabela) - Intensitas dan luas kerusakan > 75 % - Kementerian Pertanian Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pertanian RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman Kriteria Ganti Rugi Ayo, Membuat Saus Cabai Sehat CABAI merah merupakan salah satu komoditas horkul- tura yang mempunyai nilai ekonomis cukup nggi. Cabai merah tersebut banyak diusahakan atau dibudidayakan petani dalam berbagai skala usaha tani. Latela Meraih Pundi dari Labu dan Ketela EDISI I/2018 Asuransi Pertanian Lindungi Petani dari Kerugian 08 Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani DINAS Pertanian dan Per kebunan (Dis tanbun) Aceh da- lam melaksanakan tugas dan fungsi guna mencapai program prioritas Gubernur/Wakil Gubernur Aceh, drh Irwandi Yusuf MSc/Ir Nova Iriansyah MT, mendapat program ‘Aceh Meugoe (Aceh Bertani-red)’ dan ‘Aceh Troe (Aceh Kenyang).’ Terkait pencapaian kegiatan ter- sebut, Pemerintah Aceh memfasilitasi dinas ter- sebut dengan 2.845 penyuluh yang tersebar di seluruh Aceh. Se bagai ujong tombak pembangunan sektor pertanian, penyuluh di kabupaten/kota bertanggung jawab untuk mem bina dan mengawal semua kegiatan pertanian yang ada di da- erah tugasnya masing- masing. www.penyuluhanaceh.com

Upload: vandat

Post on 18-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani · Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pert RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman ... pada periode

1DISTANBUN ACEHEdisi I/2018

www.penyuluhanaceh.com

HABA

TANIInformasi Pertanian Terbaru

Email: distanbun[at]acehprov.go.id

14

P4S Langgang Jaya PratamaBangkitkan Gairah Petani Muda

NAMANYA Pusat Pe la tihan Pertanian Pe de saan Swadaya (P4S) ‘Langgang Jaya Pratama.’ Tempat yang didiri kan oleh Muhibuddin pada 6 De sember 2007 ini beralamat di Jalan Blang Bintang Lama, Kilometer 9, Gampong Lambro Bileu, Keca matan Kutabaro, Aceh Besar. Lem baga yang kini menjadi sarana me nuntut ilmu dan pelatihan yang bermutu dan berdaya guna bagi petani dari beberapa kabupaten/kota di Aceh awalnya hanya tempat usaha kecil-kecilan berupa penggemukan sapi milik pribadi Muhibuddin yang dikelolanya secara tradisonal alias turun temurun.

04

SMK‑PP Saree, Pencetak Generasi Muda Cinta Pertanian

SEKOLAH Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMK-PP) Negeri Saree yang dulu dikenal dengan nama Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP-SPMA) berdiri tahun 1967. Awalnya sekolah ini berlokasi di Jalan Panglima Nyak Makam, Nomor 24, Banda Aceh.

05

11

Premi Ditanggung Pemerintah 80 %

Premi Ditanggung Pemerintah 80 %

Premi Dibayar Oleh Petani 20 %

= Rp 36.000/ha/MT

Resiko Yang Dijamin- Umur padi >10 hari- Umur padi >30 hari (teknologi tabela)- Intensitas dan luas kerusakan > 75 %-

Kementerian PertanianRepublik Indonesia

@kementan Kementerian PertanianRI

Kementerian PertanianRI

BanjirKekeringanOPT :- Hama - Penyakit Tanaman

Kriteria Ganti Rugi

Ayo, Membuat Saus Cabai Sehat

CABAI merah meru pakan salah satu ko moditas hortikul-tura yang mempunyai ni lai ekonomis cukup tinggi. Ca bai merah tersebut banyak diusahakan atau dibudidayakan petani dalam berbagai skala usa ha tani.

Latela Meraih Pundi dari Labu dan Ketela

EDISI I/2018

Asuransi Pertanian Lindungi Petani dari Kerugian

08

Berdayakan Penyuluh,Sejahterakan Petani

DINAS Pertanian dan Per kebunan (Dis tan bun) Aceh da­lam me laksana kan tu gas dan fungsi guna men capai program prioritas Gubernur/Wakil Gu ber nur Aceh, drh Irwandi Yusuf MSc/Ir Nova Iriansyah MT, mendapat pro gram ‘Aceh Meugoe (Aceh Bertani­red)’ dan ‘Aceh Troe (Aceh Kenyang).’ Terkait pen ca paian kegiatan ter­

sebut, Pe me rintah Aceh memfasilitasi dinas ter­sebut dengan 2.845 penyuluh yang

tersebar di seluruh Aceh. Se bagai ujong tombak pem bangunan

sek tor per tanian, pe nyu luh di ka bu paten/kota ber tanggung

ja wab untuk mem bina dan me ngawal semua ke giatan

pertanian yang ada di da­erah tugas nya masing­ma sing.

www.penyuluhanaceh.com

Page 2: Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani · Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pert RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman ... pada periode

2 DISTANBUN ACEHEdisi I/2018

www.penyuluhanaceh.com

HABATANI OPINI

PEMUDA adalah salah satu komponen bangsa yang memainkan peranan sangat penting dalam berbagai dimensi pembangunan. Seperti kita ketahui, di kancah perjuangan kemerdekaan Indonesia keterlibatan dan

peran pemuda dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan tidak dapat dinafikan lagi. Berdasarkan fakta tersebut, dalam konteks pembangunan sektor pertanian, sejogyanya kita juga harus merujuk dan mengacu kepada semangat pemuda dalam mempertahankan kemerdekaan sebagai landasan untuk membangun sektor pertanian.

Persoalan yang kemudian muncul adalah sampai sejauhmana ketertarikan pemuda dalam sektor pertanian? Selain itu, tulisan singkat ini juga berupaya memberikan solusi tepat mengenai upaya apa saja yang perlu dilakukan oleh pemangku kepentingan untuk memotivasi dan memberi ruang kepada pemuda terjun berwirausaha dalam bidang pertanian.

Pertanian vs Industri dan JasaPenggunaan tenaga kerja di sektor pertanian memiliki

perbedaan yang sangat kontras dengan penggunaan tenaga kerja di sektor industri maupun sektor jasa. Salah satu karakteristik sektor pertanian adalah ketergantungan kepada alam dan sifatnya musiman. Konsekuensinya penggunaan tenaga kerja di sektor pertanian tidak merata sepanjang tahun. Berbeda halnya dengan penggunaan tenaga kerja di sektor industri dan jasa yang sifatnya merata sepanjang tahun.

Karakteristik khusus lain yang membedakan sektor pertanian dan sektor industri maupun jasa adalah jarak yang lebar antara kegiatan proses produksi dan kegiatan panen. Istilah tersebut dalam bahasa ilmiah dikenal dengan Gestation Period. Sebagai contoh untuk memproduksi atau menghasilkan tanaman pangan/bahan makanan, rata-rata diperlukan waktu antara 1 - 3 bulan. Demikian pula halnya, untuk memproduksi tanaman keras/tahunan, hasil produksi baru bisa dinikmati setelah usia tanamanlebih dari 3 tahun.

PermasalahanAkibat jarak yang lebar antara proses produksi dan panen

menyebabkan pelaku di sektor pertanian harus mengeluarkan biaya produksi dan biaya untuk kebutuhan hidup selama tanaman belum menghasilkan. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah besarnya risiko kegagalan panen sebagai salah satu penyebab pemuda enggan terjun di sektor pertanian. Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) oleh Badan Pusat Statistik, pada periode 1998-2017 jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian menurun. Tahun 1998 sebanyak 39,14 juta orang, sedangkan pada Agustus 2017 sebanyak 35, 92 juta orang yang bekerja di sektor pertanian.

Hasil penelitian di Jawa Tengah memperlihatkan bahawa rata-rata umur pelaku pertanian adalah di atas 40 tahun (Metro News, 20/05/2016). Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda termasuk di Aceh masih enggan berkecimpung di sektor pertanian. Dengan perkataan lain, generasi muda belum menjadikan sektor pertanian sebagai pilihan utama dalam bekerja.

Berdasarkan fenomena yang telah diutarakan di atas, setidak-tidaknya ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan rendahnya minat atau motivasi pemuda untuk terjun dalam sektor pertanian. Pertama, jarak yang lebar antara proses produksi dan kegiatan panen sehingga pendapatan yang diperoleh sifatnya tidak secepat pendapatan yang diperoleh dari sektor industri maupun sektor jasa. Kedua, risiko

Oleh: Dr. Ir. Azhar, M.Sc*

kegagalan panen merupakan salah satu faktor penyebab pemuda enggan terjun dalam sektor pertanian. Ketiga, Image atau citra bekerja di sektor pertanian lebih rendah dibandingkan bekerja di sektor industri maupun sektor jasa.

Solusi Berdasarkan fakta yang telah dikemukakan sebelum ini,

pemerintah sebenarnya sudah pernah melancarkan program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP). Dalam program PWMP, pemerintah melalui Kementerian Pertanian memfasilitasi mahasiswa tingkat akhir dan alumni untuk terjun dalam bidang pertanian. Mereka yang terpilih, dilatih dan dibimbing serta didampingi oleh dosen pembimbing. Tidak hanya bantuan pendampingan, kelompok mahasiswa terpilih juga disediakan modal kerja untuk memulai usaha. Kita memberi apresiasi terhadap program yang sudah memasuki tahun ketiga. Namun, menurut hemat penulis, program ini juga perlu disempurnakan sehingga sasaran penerima manfaat tidak tidak hanya mereka yang sedang dan telah menempuh jalur pendidikan formal tingkat sarjana dan diploma. Kita memiliki pemuda lulusan sekolah menengah yang belum memiliki pekerjaan dan tersebar di setiap desa. Nah, bagaimana upaya pemerintah mendorong kaum muda pedesaan agar siap terjun dalam sektor agribisnis?

Terkait dengan hal tersebut di atas, ada beberapa model dan teknik yang dapat digunakan, antara lain. Pertama, memotivasi pemuda desa untuk ikut serta sebagai pengelola alat dan mesin pertanian (Alsintan). Keterlibatan mereka bisa sebagai operator alsintan maupun sebagai mekanik pada bengkel-bengkel alsintan (seeder, hand-tractor, rice transplanter, combine harvester) yang dikelola oleh desa. Kedua, pemuda bisa terlibat langsung dalam kegiatan budidaya pertanian dimana hari ini pengunaan teknologi diharapkan lebih mendekatkan pemuda dengan dunia pertanian. Penggunaan teknologi baru telah menggeser persepsi bahwa pertanian adalah sebuah profesi yang erat kaitannya dengan kekumuhan dan kemiskinan.

Ketiga, pemuda dapat digalakkan dalam kegiatan pengolahan hasil-hasil pertanian berskala kecil dan rumah tangga (home industry). Selain dapat meningkatkan nilai tambah produk, keterlibatan pemuda dalam kegiatan agroindustri tentu dapat mengurangi arus urbanisasi ke kota. Keempat, dengan semakin mudahnya akses terhadap teknologi informasi, terbuka peluang bagi pemuda desa memasarkan produk pertanian secara cepat misalnya dengan menciptakan aplikasi berbasis smartphone untuk aktivitas pesan antarproduk pertanian dari produsen kepada konsumen. Era digitalisasi ini tidak dapat kita hindari, namun kecerdasan generasi muda hari ini dapat dijadikan sebagai satu cara untuk memperoleh pendapatan.

Dengan demikian, keterlibatan pemuda dalam sektor pertanian harus dilihat dalam perspektif makro dimana pemuda dapat mengisi ruang profesi pertanian pada kegiatan pra produksi, produksi dan pasca panen. Tentu, upaya yang telah kita diskusikan di atas harus didukung oleh semua pemangku kepentingan yang ada baik secara horizontal maupun secara vertikal. (*)

Penulis adalah Ketua Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala,

Darussalam, Banda Aceh

Menggalakkan Pemuda Berwirausaha Pertanian

HABATANI

PENGARAH: Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, A. Hanan, SP, MMPENANGGUNG JAWAB: Kepala Bidang Penyuluhan dan Pengembangan SDMPP Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir. Cut Rita MeutiaPIMPINAN REDAKSI: Kasie Penyuluhan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Nona Evy Maulina, SP, MM DEWAN REDAKSI: Sabri, S.Hut, M.Si dan Ir. RosdianaSEKRETARIAT: Roy Andriyan, SP dan Fatwa Anggian Siregar, S.HutREPORTER/LAYOUTER/ILUSTRATOR: Tim Serambi IndonesiaEMAIL: [email protected], [email protected]

HABA Tani edisi perdana tahun 2018 ini adalah lanjutan dari Haba Meugoe yang diter bitkan pada tahun 2017 lalu. Saat itu tabloid masih memiliki keterbatasan baik dari jumlah halaman yang hanya dela pan halaman, minim nya informasi yang ditam-pilkan, serta tema yang belum seragam. Pengalaman mengelola tabloid yang masih minim membuat tim redaksi berusaha untuk memperbaiki materi agar menjadi lebih menarik dan sarat informasi. Walaupun tabloid pelat merah, namun informasi yang disajikan diupayakan lebih beragam dengan dukungan foto dan infografis.

Pada edisi ini tetap mengedepankan tokoh pemerintahan yaitu Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, A. Hanan, SP, MM. Beliau menjelaskan secara umum kegiatan Distanbun Aceh yang sudah ditargetkan untuk tahun 2018 ini. Menarik, karena bagaimanapun dinas ini adalah dinas yang sarat dengan kepentingan ekonomi daerah yaitu kontribusi untuk PDRB baik dari subsector tanaman pangan, horti kultura, maupun perkebunan.

Hal lain yang coba ditampilkan pada tabloid ini adalah Haba Tani Edukasi yang mengangkat profil lembaga pendidikan atau sekolah menengah pertanian di beberapa kabupaten/kota di Aceh. Informasi ini dirasakan perlu untuk menarik minat generasi muda agar mau menimba ilmu dan meningkatkan keterampilan di sektor pertanian. Terkait dengan generasi muda pertanian juga ada kolom khusus Haba Tani Milenia yang mengangkat usaha dan pe kerjaan kaum muda yang berlatar belakang pertanian namun memberikan kontribusi positif dari sisi ekonomi dan menginspirasi lingkungannya.

Haba Tani Investigasi adalah kolom baru yang juga dimunculkan pada edisi ini untuk men jawab pertanyaan yang berhubungan dengan rasa penasaran dan ingin tahu kita ter-hadap permasalahan pertanian. Edisi sekarang mengangkat tentang asal-usul produk pertanian yang dipasarkan di pasar modern, dari mana sumbernya dan bagaimana jalur tataniaganya sehingga hasil petani lokal juga bisa bersaing di pasar modern.

Banyak hal yang ingin disampaikan oleh tim redaksi karena diharapkan melalui media ini dapat menarik minat danmeningkatkanpeduli terhadap pertanian di Aceh. Walaupun Aceh selama ini dikenal sebagai lumbung pangan khususnya mampu ber-swasembada padi tapi masih banyak hal lain yang harus dibenahi. Masih banyak pekerjaan yang harus diperbaiki mulai dari hulu ke hilir agar produk pertanian dapat menjadi tuan rumah sendiri dan mampu menembus pasar nasional. Tantangan peningkatan kualitas dan pemasaran hasil merupakan simpul utama agar Aceh bisa bangga dengan produknya.

Besar harapan media ini dapat memberikan manfaat dan kami menerima umpan balik dari masyarakat agar bisa berbenah diri untuk menjadi lebih baik bagi pertanian Aceh ke depan.(Nona Syarief)

Salam Redaksi

Menjadi Lebih Baik

Page 3: Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani · Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pert RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman ... pada periode

3DISTANBUN ACEHEdisi I/2018

www.penyuluhanaceh.com

HABATANI KARTUN

BALAI Penyuluhan Per tanian (BPP) Keca-matan Kuta baro, Aceh Besar terpilih sebagai

BPP Berprestasi Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2017. Prestasi itu diraih setelah lembaga tersebut me raih nilai tertinggi dalam penilaian yang dilakukan tim ben tukan Dinas Pertanian dan Per kebunan (Distanbun) Aceh bebe rapa waktu lalu.

Dengan hasil itu, BPP Kuta-baro dengan Koordinator Farizal SP menerima penghargaan da-ri Pemerintah Aceh pada pe-ringatan Hari Krida Pertanian Tingkat Provinsi Aceh tahun ini, 26 Juli 2018. Selain itu, BPP Kutabaro juga berhak mewakili Aceh ke even yang sama tingkat nasional. Juara tingkat nasional nanti akan diundang untuk me-nerima penghargaan dan me-ngikuti peringatan HUT Ke-73 Republik Indonesia, di Istana Mer deka, Jakarta.

“Prestasi ini merupakan peng hargaan yang diberikan ter hadap penyuluhan dan pem-binaan yang kami berikan ke-pada petani selama ini. Kami bersyukur dengan capaian ini dan hendaknya menjadi moti-vasi bagi keluarga besar BPP Kutabaro untuk meningkatkan ke bersamaan dengan petani yang masuk dalam wilayah kerja kami yaitu Kecamatan Kutabaro dan

BPP Kutabaro Terbaik Se-Aceh

Darussalam,” ungkap Koordinator BPP Kutabaro, Fahrizal SP, kepada Haba Tani, pekan lalu. Dikatakan, disiplin dan bekerja sesuai tupoksi me rupakan salah satu kunci keber-hasilan pihaknya mendapatkan peng-hargaan ter sebut.

Ia menyampaikan terima ka sih dan apresiasi yang tinggi ke pada seluruh PNS, penyuluh, tena ga ha-rian lepas tenaga bantu penyuluh pertanian (THL-TBPP), mantri tani, kelompok tani (poktan), dan pihak terkait lainnya yang sudah bekerja sama dengan baik hingga mendapat penghargaan BPP berprestasi ting-kat provinsi. “Ada tidaknya lomba

ini, kerja kami tetap sama. Kami terus melakukan pembinaan dan menyebarkan informasi yang bermanfaat bagi petani,” ujarnya.

Saat ini, BPP Kutabaro me-miliki 26 personel yang terdiri

atas 22 PNS dan empat THL-TBPP. De ngan staf yang

ada serta dibantu man-tri tani dan PHP, lanjut Fahrizal, pihaknya te rus ber usaha mem-

bantu pe tani di wilayah kerja secara maksimal.

Dengan cakupan wila yah kerja yang luas, katanya, pe nyuluh terkadang kewalahan da lam menampung dan mencari so lusi yang disampaikan oleh pe tani. “Bahkan, dalam bertugas ka mi tidak jarang menggunakan ang-garan swadaya penyuluh,” tan das Fahrizal.

Ditanya kendala yang diha-dapi dalam bertugas, Fahrizal mengatakan, selama ini masalah ketersediaan air secara merata di semua areal persawahan masih menjadi keluhan petani di wilayah kerjanya. “Menurut petani di wi la yah kerja kami, jika benih atau pupuk bantuan tidak bisa

disediakan oleh pemerintah, itu tak masalah karena bisa dibeli secara swadaya. Tapi, hanya satu harapan mereka yaitu air harus betul-betul ada agar aktivitas pertanian bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.

Karena itu, Fahrizal berharap dukungan dari dinas teknis terkait di tingkat kabupaten maupun pro vinsi agar dapat mencari solusi terhadap masalah tersebut. Sebab, masyarakat di dua kecamatan se bagian besar meng gantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Selain itu, dengan lahan 3.274 hektare, Kutabaro dan Darussalam menjadi kecamatan yang memiliki areal pertanian terluas kedua di Kabupaten Aceh Besar setelah Indrapuri.

Ditanya koordinasi pihaknya dengan dinas pertanian dan per-kebunan baik di tingkat kabupaten maupun provinsi, Fahrizal me-ngatakan, selama ini hal tersebut sudah berjalan dengan baik. “Kabu-paten memberi support yang tinggi kepada kami. Terhadap hal-hal ter-tentu kami diarahkan untuk ber-koordinasi langsung dengan dinas pertanian dan perkebunan provinsi. Alhamdulillah, selama ini berjalan

dengan baik. Kami berharap kon-disi ini terus berlangsung, sehingga tar get kita untuk meningkatkan kese jah teraan petani lambat laun akan ter capai,” demikian Koordi-nator BPP Kutabaro, Fahrizal SP.

Informasi yang diperoleh Haba Tani, setiap tahun Distanbun Aceh juga memilih penyuluh pertanian PNS terbaik, penyuluh pertanian THL-TBPP berprestasi, petani ber-prestasi, gabungan kelompok tani (gapoktan), kelembagaan eko-nomi petani (KEP) terbaik, dan BPP berprestasi. Yang terbaik dari semua kategori akan mewakili Aceh ke lomba yang sama tingkat nasional.

Untuk tahun 2017, peng-hargaan itu masing-masing di-te rima oleh Yulia Raima SST da ri Bireuen sebagai penyuluh pertanian PNS terbaik, Iwanto dari Aceh Tamiang (penyuluh pertanian THL-TBPP berprestasi), Maimun Ar dari Bireuen (petani berprestasi), Ilham Sabe dari Bireuen (gapoktan), Lembah Krueng Aceh dari Aceh Besar (ke-lem bagaan ekonomi petani), dan BPP Kutabaro.(*)

Page 4: Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani · Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pert RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman ... pada periode

4 DISTANBUN ACEHEdisi I/2018

www.penyuluhanaceh.com

INSPIRASI

NAMANYA Pusat Pe-la tihan Pertanian Pe de saan Swadaya (P4S) ‘Langgang Jaya

Pratama.’ Tempat yang didiri-kan oleh Muhibuddin pada 6 De-sember 2007 ini beralamat di Jalan Blang Bintang Lama, Kilometer 9, Gampong Lambro Bileu, Keca matan Kutabaro, Aceh Besar. Lem baga yang kini menjadi sarana me nuntut ilmu dan pelatihan yang bermutu dan berdaya guna bagi petani dari beberapa kabupaten/kota di Aceh awalnya hanya tempat usaha kecil-kecilan berupa penggemukan sapi milik pribadi Muhibuddin yang dikelolanya secara tradisonal alias turun temurun.

Setelah beberapa tahun me-ne kuni pekerjaan tersebut, Muhi-buddin yang hanya menamat kan pendidikan SMA mendapat info adanya pelatihan tentang pertanian di Kampus Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam, Banda Aceh. Dengan tekad ingin berubah, pria yang lahir di Lambro Bileu, 6 Juli 1980 ini memberanikan diri mengikuti pelatihan tersebut.

Ilmu yang didapat dari pela tihan itu dan wawasan yang dite rima dari berbagai pihak lain, kemudian coba diterapkan oleh Muhibuddin dalam kegiatan usa hanya. Lambat tapi pasti, usaha dari ayah tiga anak ini mulai membuahkan hasil. Di sela-sela menjalankan aktivitas sehari-ha ri, Muhibuddin juga terus mem perdalam ilmunya di bidang pertanian dengan mengikuti ber-bagai pelatihan, seminar, wor kshop, dan kegiatan sejenis lainnya.

Dengan tekad kuat, Muhibuddin terus berupaya menambah penge-tahuan tak hanya di Aceh. Malah, pria berusia 38 tahun ini sempat mengecap pendidikan dan pelatihan sampai ke Provinsi Sumatera Utara (pelatihan perikanan dari BPPP Medan) dan Badan Penyluhan Per-tanian (BPP) Jambi. Hal itu dilakukan Muhibuddin karena dalam jiwanya tertanam kuat prinsip ‘kalau kita mau pasti ada jalan dan tidak ada yang tidak mung kin jika kita mau berusaha.’ Apalagi, sumber daya untuk mendukung usaha itu ter-sedia cukup banyak di desa tersebut.

Benar saja, semangat pan-tang menyerah yang dimiliki Muhibuddin membuahkan hasil.

P4S Langgang Jaya PratamaBangkitkan Gairah Petani Muda

“Pelatihan yang kami lakukan antara lain tentang fermentasi limbah pertanian (limbah jerami dan batang pisang) untuk dijadikan pakan ternak. Pelatihan itu sudah kami laksanakan di Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya.”

-- MUHIBUDDIN,Pendiri P4S Langgang Jaya Pratama

peserta seperti tiga kabupaten tersebut. Kalau di Pidie Jaya, ta-hun lalu kami melatih petani dari enam kecamatan,” rincinya.

Keberhasilan P4S ‘Langgang Jaya Pratama’ menjadi lembaga me nuntut ilmu dan pelatihan yang bermutu dan berdaya gu na ba gi petani membuat se jumlah lembaga tertarik untuk me lihat langsung kegiatan di tempat ter-sebut. Di antara ta mu penting yang pernah meng unjungi P4S itu adalah Kepala Bidang Pe nye -lenggaraan dan Penyu luhan Per-tanian Kementerian Pertanian (Ke-mentan) RI, Dr Ir Ranny Mutiara Chaidirsyah, perwakilan PT Asabri, delegasi ASEAN, dan anggota Alumni Magang Petani Jepang.

Tak hanya itu, prestasi yang di-ukir Muhibuddin cs juga mendapat apreasiasi dari pemerintah. Apre-asiasi itu diterima P4S ‘Langgang Jaya Pratama’ dalam bentuk peng hargaan seperti sertifikat da ri Kementan RI pada tahun 2016 dan dari Pemerintah Aceh berupa Penghargaan sebagai Pelaku Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2018. Dalam menjalankan usahanya, P4S tersebut mendapat dukungan modal dari Bank BRI, Permodalan Nasional Madani (PMN), dan PT Asabri.

“Kalau perhatian dan pembinaan dari pemerintah, 70 persen kami terima dari Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh dan 30 persen dari Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh,” sebutnya. Khusus untuk Distanbun Aceh, sambung Muhibuddin, selama ini pihaknya menjadi penyuplai pupuk pupuk organik padat dan pupuk cair sebanyak 1.500 ton per tahun. Pupuk itu selanjutnya disalurkan oleh

Distanbun untuk membantu petani di seluruh Aceh.

Dalam waktu dekat, tambah Muhibuddin, pihaknya akan bekerja sama dengan Pemkab Aceh Besar untuk melatih petani di kabupaten itu tentang cara membuat pakan ternak dari limbah pertanian. “Se mua biaya untuk pelatihan tersebut menggunakan dana desa,” demi-kian Muhibuddin.(*)

Lokasi usahanya di areal seluas 5.000 meter persegi ini sekarang menjadi tempat bermanfaat ba gi orang banyak. Selain bisa menampung 15 warga desa itu sebagai pekerja, tempat yang kemudian dinyatakan layak menjadi P4S oleh pihak terkait sekarang sudah menjadi wadah menuntut ilmu dan pelatihan dalam bidang pertanian yang bermutu dan berdaya guna bagi sejumlah elemen masyarakat mulai dari mahasiswa, penyuluh pertanian, instansi peme-rintah, dan petani.

Sekarang, P4S ‘Langgang Jaya Pratama’ setidaknya memiliki em-pat bidang usaha masing-masing pemijahan bibit lele dumbo, pe-ter nakan (penggemukan sapi), pe ngolah pupuk organik padat dan cair, serta tempat pelatihan ba gi petani atau pihak lain seperti mahasiswa dan penyuluh. Untuk mendukung operasionalnya, P4S ‘Langgang Jaya Pratama’ dilengkap prasarana dan sarana pendukung seperti perkarangan organik, kolam ikan, tempat ternak sapi dan domba pedaging, aula pelatihan, dan tempat penginapan bagi tamu.

Pelatihan yang sudah dilak-sanakan oleh Muhibuddin dan pe-kerjanya antara lain cara membuat probiotik bagi mahasiswa Unsyiah, melatih penyuluh pertanian tentang cara pembuatan pestisida nabati dan pupuk kompos, pelatihan pemi-jahan ikan lele bagi mahasiswa Unsyiah, dan pelatihan fermentasi pakan ternak bagi petani.

Muhibuddin saat disambangi Haba Tani beberapa waktu lalu menyebutkan, untuk pengolahan pupuk organik padat, pihaknya selama ini sudah memproduksi bio hartan (pupuk organik pa-dat) dan bio hara (pupuk cair). Sementara produk peternakan yang dihasilkan adalah bio farm & fishery (suplemen organic cair).

“Pelatihan yang kami lakukan antara lain tentang fermentasi lim bah pertanian (limbah jera-mi dan batang pisang) untuk dijadikan pakan ternak. Pelatihan itu sudah kami laksanakan di Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya. “Pela tihan ada yang kami laksa-nakan di P4S Langgang Jaya Pra-tama dan ada juga yang kami datang langsung ke daerah asal

Pekerja P4S Langgang Jaya Pratama memberi pelatihan pemi jahan ikan lele bagi mahasiswa Unsyiah.

Pupuk organik padat (bio hartan) yang dihasilkan P4S Langgang Jaya Pratama.

HABATANI

Page 5: Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani · Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pert RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman ... pada periode

5DISTANBUN ACEHEdisi I/2018

www.penyuluhanaceh.com

HABATANI EDUKASI

SEKOLAH Menengah Ke-juruan Pembangunan Per tanian (SMK-PP) Ne-geri Saree yang dulu di-

kenal dengan nama Sekolah Per-tanian Pembangunan (SPP-SPMA) berdiri tahun 1967. Awalnya seko-lah ini berlokasi di Jalan Panglima Nyak Makam, Nomor 24, Banda Aceh. Pada 14 Agustus 1987, SPP-SPMA pindah ke Jalan Banda Aceh–Medan, Km 69, Saree, Aceh Besar. Seiring perkembangannya, SPP-SPMA Negeri Saree berubah nomenklaturnya menjadi menjadi SMK-PP Negeri Saree. Hal itu sesuai dengan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 35 Tanggal 25 Juli 2011.

SMK-PP Negeri Saree saat ini sudah mengembangkan em pat program studi (prodi) atau program keahlian yaitu Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura yang disingkat dengan ATPH (Grade A), Agribisnis Ternak Ruminansia yang disingkat dengan ATR (Grade A), Agribisnis Tanaman Perkebunan yang disingkat dengan ATP (Grade A), dan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian yang disingkat dengan TPHP (Grade B). Pada awal tahun ajaran 2017/2018, SMK-PP Negeri Saree membuka dua kompetensi ke ahlian (prodi) baru yang Agri-bisnis Ternak Unggas (ATU) serta Pemuliaan dan Perbenihan Tana-man (PPT). Kedua prodi baru itu khusus program 4 Tahun.

Sejak berdiri tahun 1967 sam-pai sekarang, SMK-PP Negeri Saree

sudah dipimpin oleh Sembilan kepala sekolah, yaitu M Hasbi Hamid BSA (tahun 1967-1981), Zainuddin MD (tahun 1981-1992), Ir Mahraja Saril (tahun 1992-1996), Ir Rustam Efendi Periode (tahun 1996-1998), Ir Daski Ali (tahun 1998-2002), Ir Razali Adami MP (tahun 2002-2008), Maswadi SP MPd (2008-2013), Ir Rusli Saleh MSi (tahun 2013-2015), dan Muham mad Amin SP MP (tahun 2016 sam pai sekarang).

Sesuai dengan visinya yaitu “Terwujudnya lulusan pendidikan menengah pertanian yang ber-iman, mandiri, profesional dan ber jiwa wirausaha yang mampu mengembangkan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, ber-kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi,” SMK-PP Sa-ree siap mendidik lulusan SMP/se derajat di Aceh untuk menjadi wirausaha muda sektor pertanian.

“Kami berharap kesempatan ini dapat dimanfaatkan anak-anak di Aceh yang memiliki minat dan jiwa untuk mengembangkan potensi pertanian,” kata Kepala SMK-PP Negeri Saree, Muhammad Amin SP MM, kepada Haba Tani, pekan lalu. Menurut Muhammad Amin, sekolah yang dipimpinnya berusaha menjadi institusi pendidikan pen-cetak generasi muda yang men cintai pertanian. Karena itu, kata nya, SMK-PP Negeri Saree da lam pembelajaran melakukan ber bagai inovasi dengan cara memadu kan ilmu pengetahuan dengan ber bagai teknologi terbaru

SMK‑PP Saree, Pencetak Generasi Muda Cinta Pertanian

guna men dukung pengembangan sek tor pertanian dan peternakan. “Kita terus melakukan berbagai ino-vasi dan pengembangan ilmu, se-hingga peserta didik yang ada mam-pu menjadi wirausaha mu da dan menjadi agen dalam pengem bangan sektor pertanian saat kem bali ke daerah asal masing-masing,” katanya.

Guna memastikan kegiatan be lajar mengajar berjalan se suai dengan yang diharapkan, pe-lak sanaan kurikulum dan meto-delogi Pembelajaran di SMK-PP Negeri Saree mengacu pada atur-an Kemendikbud dan sesuai de-ngan kebutuhan pembangunan per tanian pada tingkat nasional dan regional Aceh. “Secara umum kurikulum di sekolah kita terdiri atas tiga kelompok yaitu normatif, adaptif, dan produktif.

“Dalam proses pembelajaran ke lompok produktif, materi disam-paikan dengan perbandingan 70 per sen praktik dan 30 perse te-ori. Dengan kurikulum dan meto-delogi tersebut, kita harapkan lu lusan menjadi wirausahawan yang siap memasuki dunia usaha dan industri serta memasuki jen-jang pendidikan yang lebih ting gi,” ungkap Muhammad Amin. Me-nyangkut jumlah guru di SMK-PP Negeri Saree, lanjutnya, guru yang ada saat ini sudah mencukupi stan dar kebutuhan dalam proses be lajar mengajar. Namun, bila di-hubungkan dengan praktek dan ke giatan ekstrakurikuler, tentu

Dari Juara LKS Hingga Sertifikat ISO

ma sih diperlukan penambahan jum lah tenaga pendidikan. “Guru di sekolah kita sekarang se ba-nyak 54 orang. Dari jumlah itu, 22 orang berijazah S1/D-IV dan sepuluh orang lulus magister (S2). Sementara tenaga administrasi, tenaga teknis, honorer, dan bakti, totalnya 148 orang,” rincinya. Un-tuk mendukung kegiatan belajar mengajar terlaksana sesuai dengan tuntutan kurikulum, menurut Muhammad Amin, sekolah itu me miliki prasarana dan sarana yang memadai. Di samping rumah untuk instruktur dan asrama un-tuk siswa dan siswi, fasilitas yang dimiliki SMK-PP Negeri Saree an-tara lain bengkel latih/workshop, aneka laboratorium (fisika/biologi, kultur jaringan, multimedia, dan pascapanen), dan tempat praktek.

Dengan fasilitas yang ada, SMK-PP Negeri Saree dari hari ke

hari terus berbenah khususnya da-lam meningkatkan mutu lulu san. Berbagai langkah terus di la kukan oleh pihak pengelola se kolah, salah satunya melakukan pe ngembangan dan penyelarasan kurikulum. Se-lanjutnya, pelaksa na an In House Training (IHT), me lak sanakan studi banding un tuk guru, siswa, dan staf, serta me ngadakan pembelajaran ba ha sa asing lain di luar bahasa Ing gris. Hasil dari upaya tersebut mulai terlihat. Salah satunya, dari tahun ke tahun jumlah lembaga pen didikan, instansi pemerintah, dan berbagai elemen masyarakat yang berkunjung ke SMK-PP Negeri Saree dengan berbagai tujuan terus meningkat. Tujuan itu antara lain untuk melakukan praktek lapangan, magang, diskusi, penyuluhan, pe-nelitian, studi banding, kunjungan edukatif, dan berbagai keperluan lainnya.(*)

SELAIN memberikan pelayanan pen didikan bidang pertanian ke-pada siswanya, Sekolah Me nengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMK-PP) Negeri Saree juga terus memberi peluang seluas-luasnya kepada masyarakat termasuk pa-ra pemuda yang mau belajar di sekolahnya, terutama dalam bidang pertanian. Dengan demikian, keha-diran sekolah tersebut sebagai sa lah satu Unit Kerja Pelayanan Pu blik (UKPP) bidang pertanian benar-benar dirasakan oleh semua pihak yang membutuhkannya.

Hasil kerja keras selama

ini ternyata membuahkan ha-sil yang luar biasa. Buktinya, SMK-PP Negeri Saree di bawah kepemimpinan Muhammad Amin SP MM memperoleh sejumlah peng hargaan dari ting kat provinsi hingga nasio nal. Penghargaan yang di dapat sekolah ini mu lai dari juara Lomba Kom petensi Siswa (LKS) Tingkat Provinsi hingga Sertifikat International Orga-nization for Standar dization (ISO) 9001:2008. Untuk diketahui, ISO ada-lah salah satu standar inter nasional dalam sis tem manajemen un tuk pengukuran mutu organisasi.

16 September 2017. Pada tahun yang sama, SMK-PP Negeri Saree juga memperoleh penghargaan tingkat nasional yaitu Abdi Bhakti Tani 2017 dari Kementerian Pertanian RI sebagai Unit Kerja Pelayan Publik (UKPP) berprestasi bidang pertanian. Penghargaan tersebut diserahkan Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman kepada Kepala SMK-PP Negeri Saree, Muhammad Amin SP MP, di Jakarta, 23 Februari 2017.

Wakil Kepala Bidang Humas dan Kerja Sama SMK-PP Negeri Saree, Khatmi SPd, mengatakan, pihaknya bersyukur atas raihan prestasi itu dan berterima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung. “Semoga ini menjadi penyemangat bagi seluruh warga SMK-PP Negeri Saree untuk terus berbuat yang lebih baik lagi di masa mendatang,” ujarnya.

Prestasi terbaru yang didapat SMK-PP Negeri Saree adalah ter-pilihnya tiga tenaga pendidik dan kependidikan sekolah itu sebagai Tenaga Pendidik dan Kependidikan (TPK) Berprestasi jenjang SMK Ting-kat Provinsi Aceh Tahun 2018. Ketiga TPK tersebut adalah Muhammad Amin SP MP sebagai Juara 1 Kepala SMK Berprestasi, Rita Raminingsing SP (Juara 1 La boran SMK Ber pres-tasi), dan drh Hermawaty Tarigan MSi sebagai Ha rapan 2 Guru SMK Berprestasi.

Bagi juara 1 masing-masing lomba mendapat hadiah berupa tiket gratis umrah dan mewakili Aceh ke lomba yang sama tingkat nasional, Agustus mendatang.Se-dangkan Sertifikat ISO 9001:2008 berhasil diraih untuk sekolah ini tiga periode berturut-turut yaitu periode 2010-2013, 2013-2016, dan 2016-2018. (*)

Adapun penghargaan yang diraih SMK-PP Negeri Saree selama ini antara lain pada Agustus 2016, siswa sekolah ini meraih juara tigkat nasional Lomba Karya Inovatif Siswa (LKIS) lingkup Kementerian Pertanian dan salah seorang guru sekolah ini juga meraih gelar gu-ru pembimbing LKIS terbaik. Pa-da tahun yang sama, anak-anak SMK-PP Negeri Saree juga sukses menampilkan karya teknologi pe-ngolahan pangan dalam Agro Pro duct and Technology Expo (AP-TEX) di Jakarta International Ex po, Kemayoran.

Pada tahun berikutnya, SMK-PP Negeri Saree juga meraih juara pertama mata lomba landscape dan agronomi, serta juara ke dua mata lomba post harvest tech-nology pada LKS Ke-26 Tingkat Pro vinsi Aceh. Kegiatan tersebut berlangsung di Banda Aveh, 12-

Kepala SMK-PP Negeri Saree menerima penghargaan Abdi Bhakti Tani 2017 dari Kementerian Pertanian RI sebagai Unit Kerja Pelayan Publik (UKPP) berprestasi bidang pertanian.

Siswa SMK-PP Negeri Saree yang tampil sebagai juara LKS tingkat Provinsi Aceh Tahun 2017.

Page 6: Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani · Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pert RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman ... pada periode

6 DISTANBUN ACEHEdisi I/2018

www.penyuluhanaceh.com

HABATANI KEBIJAKAN

S EBAGIAN petani di Aceh sudah mulai merasakan manfaat Asu ransi Usaha Tani Padi (AUTP). Dengan kondisi cuaca

yang tidak menentu, mereka tidak perlu was-was lagi dengan risiko budidaya padi yang dibayang-bayangi gagal panen. Dengan hanya membayar premi Rp 36.000 per hektare dalam sekali musim tanam, nilai pertanggungan yang diperoleh sebesar Rp 6 juta jika mereka gagal panen. Dengan demikian, petani bisa memperoleh modal kembali untuk siap-siap menanam pada musim tanam berikutnya.

Menurut Kasi Sarana Prasarana Ta-naman Pangan Hortikultura Dinas Per-tanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, Rizal Fahlevi SP, premi yang dibayar kan petani tersebut tergolong mu rah. Maklum saja, sisanya atau se-besar Rp 144.000 ditanggung oleh peme rintah. Dengan subsidi hingga 80 persen oleh pemerintah itu, tentu mem-buat petani sangat terbantu.

Namun, meskipun pro gram subsidi asuransi ini mem berikan banyak manfaat, belum banyak petani di Aceh yang tertarik pada pro gram tersebut. Hingga ta hun ketiga, realisasi di la pangan belum sesuai dengan harapan. Dari luas lahan total sawah Aceh sekira 307.000 hektare, belum sampai 5 per sen usaha tani yang dija lan kan mendapat program per lindungan asuransi.

“Masyarakat kita terdiri atas ber bagai budaya dan karakte ristik. Sebagian petani masih mem per debatkan keha lalan dari segi syariah. Inilah tantangan dalam sosi-alisasi AUTP,” tandas Rizal dalam wa wan-cara khusus dengan kru tabloid Haba Tani di Kantor Distanbun Aceh, Banda Aceh, pekan lalu.

Rizal mengakui bahwa, saat ini belum semua peta ni mendapat informasi me ma-dai terkait manfaat AUTP. Pihaknya juga memi liki keterbatasan menginformasi-kan, mengingat wilayahnya di seluruh Aceh dengan berbagai kendala geografis. Kalaupun dilakukan sosialisasi, paling

SEBAGAI pihak yang le bih dekat dengan petani, penyu-luh diharapkan menjadi salah sa tu ‘aktor’ penting yang lebih aktif menyampai kan infor ma-si Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) ke pada petani. Sedangkan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distan bun) Aceh sudah menyo-sialisasi kan infor masi ini, baik se cara langsung atau tidak lang-sung. Namun, dalam praktiknya, mung kin tak semua informasi

sam pai ke pe tani secara langsung.Kasi Sarana Prasarana Ta-

naman Pangan Hortikultura Distanbun Aceh, Rizal Fahlevi SP, mengatakan, pada pertengahan tahun 2018 ada penguatan AUTP di 10 kabupaten/kota di Aceh. Sebanyak empat kabupaten yaitu Aceh Besar, Pidie, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang, sudah dilaksanakan sebelum puasa.

Direncanakan, bulan de-pan pihak nya akan menyisir

wila yah barat de ngan mengun-dang langsung PT. Jasin do, se-bagai perusahaan asuransi yang ditun juk pemerintah melak sana-kan program itu. Dengan ada upaya yang lebih maksimal ter-sebut, pihaknya manargetkan ca-kupan asuransi hingga 6.000 hek-tare pada tahun ini.

Selain AUTP, Distanbun juga punya berbagai program. Di bi dang sarana dan prasa ra-na lebih fokus pada perluasan

Asuransi Pertanian Lindungi Petani dari Kerugian

“Masyarakat kita terdiri atas berbagai budaya dan

karakteristik. Sebagian petani masih memperdebatkan

kehalalan dari segi syariah. Inilah tantangan dalam

sosialisasi AUTP.”

-- RIZAL FAHLEVI,Kasi Sarana Prasarana

Tanaman Pangan Hortikultura Distanbun Aceh

Penyuluh Harus Jadi “Aktor” Penting dalam Sosialisasi AUTP

fasilitas kredit yang dijamin oleh pemerintah melalui usaha segmen mikro, kecil, menengah, maupun koperasi yang ma sih un-bankable. “Pada akhir bulan April lalu disampaikan oleh pusat ke kami bahwa ini merupakan program kerja sama dengan bank. Akan ada tenaga fasilitator petani swadaya yang sudah dilatih oleh Kementerian Pertanian untuk menjembatani.

Untuk Aceh ada 32 orang. Me reka yang akan men dam-pi ngi petani di masing-masing wila yah nya, meng hubung kan de-ngan sum ber pembiayaan yak ni bank. Program ini masih baru,” tandasnya.(*)

banyak dua kali dalam seta hun. Itu pun sebagian besar informasi ditujukan kepada kelompok tani, sekretaris, dan bendahara kelompok. “Pihak yang diharapkan ber pe ran aktif adalah penyuluh. Bah kan di sela-sela menyuluh budi daya tanaman lain se perti cabai atau jagung, AUTP ini bisa disosialisasikan kepa da petani,” tandasnya.

Untuk kawasan Barat, ada beberapa kabu-paten yang menjadi perhatian Distanbun Aceh yakni Aceh Jaya, Aceh barat, Abdya, dan Aceh Selatan. Hanya saja, sampai saat ini realisasinya belum sesuai harapan. “Masih harus diarah-kan agar bersedia menerima program peme-rintah melalui AUTP. Petani juga harus mau mengajak petani lainnya agar bersedia mengikuti program tersebut,” tuturnya.

Perubahan kebijakanMengingat Aceh saat ini masih men-

jadi perhatian besar Pemerintah Pusat seperti halnya provinsi lain, Rizal berharap masyarakat atau petani seharusnya meres-pons dengan baik program tersebut. Boleh jadi dalam beberapa tahun ke depan peme-rintah menghapuskan kebijakan subsidi untuk premi asuransi ini. Apalagi di daerah lain lebih berhasil dibanding Aceh, terutama di Pulau Jawa yang lebih banyak petani penggarap, sedangkan di Aceh lebih banyak petani pemilik lahan.

Saat ini pun kuota untuk Aceh terus menurun. Jika pada awal program ini atau tahun 2016 kuota Aceh mencapai 30.000 hektare, tahun 2017 menjadi 10.000 hektare, dan di tahun 2018 turun lagi menjadi 8.000 hektare. Penurunan kuota ini setelah pusat mengevaluasi dan ternyata hanya sedikit uang subsidi yang terserap dalam realisasinya.

“Ketika pemerintah pusat melihat bahwa beberapa provinsi sudah berhasil, tentu saja program ini akan ditarik kembali dan digantikan dengan program lainnya. Saya khawatir, apabila tidak berlanjut, akan dialihkan ke program lain yang lebih produktif, maka petani harus membayar full, yakni per hektare mencapai Rp 180.000, sementara saat ini hanya Rp 36.000,” tandasnya.(*)

areal, seperti cetak sawah ba-ru. Sampai saat ini program ce tak sawah baru masih pola swakelola dengan Kodam. Ke-mudian ada pula kegiatan penge-lolaan air irigasi. Ada tiga subsektor di dalamnya, yaitu rehab jaringan irigasi tersier, pembuatan embung sederhana, dan irigasi perpipaan. Selanjutnya, terkait fasilitasi pe-nyediaan alat mesin pertanian. Di bidang sarana prasarana, khu-susnya di Alsintan prapanen, ada bantuan traktor roda empat, traktor planter, cultivator.

Pada tahun ini, ada juga program baru yang difokuskan ke bidang pertanian, yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ini adalah

Page 7: Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani · Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pert RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman ... pada periode

7DISTANBUN ACEHEdisi I/2018

www.penyuluhanaceh.com

SELAMA ini Usaha Mi-kro, Kecil, dan Me ne-ngah (UMKM) ma sih ke sulitan untuk me-

ma sok ber bagai komoditi seperti sa yur dan buah-buahan ke toko ritel modern. Penyebabnya, apa lagi kalau bukan terkait per-sya ratan kualitas produk yang diterapkan oleh pemilik toko sa ngat ketat. Di Aceh, tidak ba-nyak toko modern yang berdiri. Salah satunya adalah Grup Suzu-ya, yang memiliki lima outlet di seluruh Aceh. Puluhan outlet lainnya beroperasi di berbagai provinsi di Indonesia. Toko mo dern didefinisikan sebagai toko mandiri yang menjual berbagai jenis ba-rang secara eceran berbentuk mini market, supermarket, depar-tement strore, hypermarket, dan sebagainya.

Store Manajer Suzuya Mal Banda Aceh, Suhandi SE mengata-kan, pihaknya sangat terbuka me nerima berbagai ko mo diti lokal. Hal ini karena semakin de kat jarak outlet dengan produk yang diha silkan, tentu akan semakin segar pula produk tersebut. Biaya pengiriman pun menjadi semakin murah. “Semakin dekat dengan barang barang yang kita pe-roleh, semakin fresh produk tersebut. Jadi, ini menguntungkan kedua pihak. Cuma, suplai di sini belum mampu memenuhi kebutuhan kita,” tandas Suhandi dalam wawancara khusus dengan

Pasar Modern Siap Tampung

Komoditi Lokal

“Syarat-syarat ini mungkin memberatkan bagi sebagian orang yang belum biasa. Ini

berbeda dengan makanan yang dijual di pasar-pasar tradisional, yang tidak

mewajibkan persyaratan tersebut.”

-- SUHANDI, Store Manajer Suzuya Mal Banda Aceh

HABATANI INVESTIGASI

wartawan tabloid Haba Tani, pekan lalu.

Saat ini pihaknya menjual ber-bagai buah-buahan dan sayuran. Untuk mangga, melon, semangka, dan jeruk Bali didapat dari Aceh. Sedangkan alpukat sifat nya musiman atau hanya pada musim tertentu saja di Aceh. Intinya, kata Suhandi, apa pun pro duk pertanian yang dihasilkan oleh petani lokal Aceh, sepanjang konsumen mem bu-tuhkan, pihaknya siap menampung.

Untuk sayuran, menurut Su-handi, Suzuya saat ini tidak me -miliki kendala apa pun dari pemasok di Aceh. Hanya sa yur organik seperti paprika yang disuplai dari Sumatera Uta-ra. “Kalau sayur di Aceh ada, ka mi pasti mengambil stok dari sini,” tandas Suhandi. Saat ini, se-butnya, untuk sayur 70-80 persen bisa dipenuhi dari produsen lo-kal. Sebenarnya, kata Suhandi la gi, pihaknya ingin mendapatkan se-mua stok dari produksi lokal, tapi ternyata sulit mencari pemasoknya.

Sedangkan pasokan buah-buah an, menurut Suhandi, tergan-tung jenisnya. “Ka lau melon dan semangka full dari sini dan bisa dipasok secara kontinyu. Namun, beberapa buah lain tidak ada di sini, misalnya saja apel,” katanya. Bukan hanya itu. Jambu air dan manggis juga tak mampu disuplai oleh produsen lokal. “Sekitar 30-40 persen buah-buahan yang hanya mampu dipenuhi oleh produsen

lokal. Suplai yang ada di sini ti-dak lengkap,” katanya.

Saat ini, beberapa UMKM Aceh juga mema sok makanan olahan ke Suzuya, seperti makanan olahan keripik, dendeng, ro-ti. Cuma, masuk ke outlet Su-zuya harus melalui sistem dan sesuai dengan kebutuhan cus-to mer. Syarat-syarat yang ha rus dipenuhi, antara lain kemasannya

harus kuat. Maklum saja, Suzuya punya beberapa outlet, yang berarti punya jalur distribusi yang panjang. Oleh karena itulah, kemasannya harus kuat dan stabil selama perjalanan pengiriman barang. Selain itu, produsen juga harus memenuhi kriteria yang disyaratkan BPPOM, label halal, dan sebagainya. “Syarat-syarat ini mungkin memberatkan bagi sebagian orang yang belum biasa. Ini berbeda dengan ma-ka nan yang dijual di pasar-pa-sar tradisional, yang tidak me-wajibkan persyaratan tersebut,” tandasnya kembali.

Mengingat sebagian petani di Aceh belum paham dengan per-syaratan tersebut, kata Suhandi, pihaknya sudah pernah mela-kukan sosialisasi di berbagai tempat. “Saya sudah jelaskan di depan UMKM, bagaimana pro-sedur masuk, supaya UMKM Aceh bisa berkembang,” tandasnya kem bali.

Sedangkan Pemilik Toko Modern Blang Rakal Banda Aceh, Zunizam me ngatakan, kapasitas tokonya saat ini da lam menjual buah-buahan dan sayuran menurun drastis. Meskipun begitu, masih ada beberapa pemasok lokal yang rutin memenuhi etalase tokonya saban hari, seperti sayuran, buah-buahan, dan bum bu da-

pur. “Dulu kami punya tenaga kerja hingga 45 orang. Saat ini hanya sekitar 6 orang,” tandasnya kepada wartawan tabloid Haba Meugoe, pekan lalu.

Itu sebabnya, menurut dia, untuk saat ini semua komo-ditas sayuran dan buah-buahan di tokonya mampu dipasok oleh petani lokal. Kecuali beberapa buah-buahan dan sayuran yang tak dimiliki oleh petani di Aceh seperti apel dan paprika, yang masih harus didatangkan dari Sumatera Utara. Terkait syarat, kata dia, tidak jauh berbeda dengan Suzuya dan toko modern lainnya. Blang Rakal adalah salah satu retail modern yang sejak 10 tahun lalu menjual aneka produk seperti sayuran, buahan-buahan, dan bumbu da-pur.(*)

Syarat Produk UMKM Masuk Suzuya

• Kemasan bagus dan kuat• Dilengkapi dengan izin dari lem-

baga nasional• Mencantumkan tanggal produksi

dan tanggal kedaluwarsa• Kemasannya dilengkapi dengan

komposisi bahan• Mampu mengirim barang secara

kontinyu• Menemui merchandising atau ba-

gian pem belian di Suzuya untuk listing pro duk.

Warga melihat buah-buahan segar yang dijual di pasar modern, Suzuya Departement Store, Banda Aceh.

Pedagang menjajakan berbagai rempah dan sayuran di tradisional kawasan Peunayong, Banda Aceh.

Page 8: Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani · Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pert RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman ... pada periode

8 DISTANBUN ACEHEdisi I/2018

www.penyuluhanaceh.com

HABATANI UTAMA

Berdayakan Penyuluh,Sejahterakan Petani

SELAIN pertanian, Dinas Per tanian dan Perkebunan (Dis-tanbun) Aceh juga memiliki bebe rapa program strategis di bidang perkebunan. Salah satu pro gram prioritas tersebut adalah pengembangan kopi arabika Gayo di dataran tinggi Aceh. Un-tuk mendukung pro gram ter se-but, Distanbun Aceh juga mene-rima dana dari APBN dan APBA.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, A Hanan SP MM, menje-laskan, tahun ini kegiatan pe-ngembangan kopi arabika Ga-yo yang didukung oleh dana APBA meliputi rehab atau pe-nambahan populasi tanaman kopi untuk Aceh Tengah 230 hektare dan Beneri Meriah 175 hektare, dan peremajaan ka-

Pengembangan Kopi ArabikaGayo Jadi Prioritas

untuk tanaman kopi. Dengan pola pangairan itu diyakinan produksi kopi di Aceh bisa ditingkatkan,” ungkap Hanan.

Selain peningkatan produksi baik melalui pemeliharaan mau-pun pemberian sarana produksi, tambah Hana, untuk kopi arabika pihaknya juga mengajukan ban-tuan dana untuk perluasan kopi arabika. “Sebab, saat ini pro duksi

wasan kopi arabika di Bener Me riah seluas 100 hektare.

Dari APBN 2018, sebutnya, untuk kopi arabika Gayo ada du-kungan dalam bentuk kegiatan intensifikasi tanaman kopi masing-masing di Aceh Tengah 200 hektare, Bener Meriah 200 hektare, dan dan Gayo lues seluas 200 hektare. Selain itu, peremajaan tanaman kopi di Aceh Tengah 200, Bener Meriah 830 hektare, dan Gayo Lues 400 hektare, serta program peremajaan kopi arabika di Bener Meriah seluas 250 hektare dan Aceh Tengah 250 hektare. “Kegiatan-kegiatan tersebut saya yakin akan mendukung penyelesaian masalah kopi yang ada di Aceh saat ini,” ujarnya.

Saat ini, sebut Hanan, luas la-han tanaman kopi arabika di Aceh

sekitar 100 ribu hektare. Dengan kegiatan itu, ia berharap luas ta-naman kopi terus bertambah setiap tahun. Hanan mengakui, satu masalah yang kopi arabika yang masih terjadi sampai sekarang ada lah prosuksinya antara 700-800 per hektare per tahun. “Jumlah itu masih rendah dibanding dengan luar Aceh. Bahkan, di Thailand mungkin produksi kopi sudah bisa dihasilkan dua ton per hektare per tahun,” tandasnya.

Untuk itu, menurut Hanan, di-perlukan kerja keras semua pihak terkait agar ke depan kopi yang ada di Aceh dapat berproduksi le bih banyak lagi. “Terkait hal ini, Kemen terian Pertanian RI melalui Dirjen Perkebun serta Dirjen Sarana dan Prasarana akan memetakan atau buat kluster kopi di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Caranya, akan dibuat pengairan

kopi Aceh tak mam pu memenuhi permintaan pa sar di tingkat nasional dan inter na sional. Per-min taan dunia inter nasional ter-hadap kopi Aceh jauh lebih banyak dari pro duksi dan konsumsi kopi Aceh dalam skala nasional juga terus meningkat. Karena itu, kita harus menyiapkan solusi untuk,” tutup Hanan saat diwawancarai Haba Tani, pekan lalu.(*)

DINAS Pertanian dan Per kebunan (Dis tan bun) Aceh da lam me-laksana kan tu gas dan fungsi guna men capai program

prioritas Gubernur/Wakil Gu ber nur Aceh, drh Irwandi Yusuf MSc/Ir Nova Iriansyah MT, mendapat pro gram ‘Aceh Meugoe (Aceh Bertani-red)’ dan ‘Aceh Troe (Aceh Kenyang).’

“Jika petani bisa menanam tiga kali

setahun, kami pastikan petani akan sejahtera. Hanya petani malaslah yang tidak sejahtera.”

-- A. HANAN, SP, MM,Kadistanbun Aceh

data pe tani di wilayah kerja masing-masing yang disebut de ngan unit kerja pe layanan publik (UKPP).

“Setiap pe nyuluh bisa me ng usul kan apapun program pri oritas di wilayah ker-janya ke dinas kabupaten untuk ditindak-lanjuti ke provinsi baik melalui dana APBK, APBA, maupun APBN. Ka lau penyuluh yang ber ada di tingkat paling bawah atau di sekitar petani bisa mengadopsi atau meng him pun persoalan petani yang ada, maka masalah petani kita pastikan akan cepat selesai,” ung-kap Ha nan optimis.

Di tingkat kabupaten/kota hing ga ke UKPP dan desa, lan jutnya, penyuluh wajib men catat aktivitas petani yang ada di wi-layah ker ja masing-ma sing. Apa lagi, me nu-rut Hanan, se karang Ke men terian Per tanian (Ke mentan) RI me wajibkan penyuluh

untuk mencatat luas tambah tanam (LTT) un tuk komo diti pa di, jagung, dan kedelai

(Pa ja le) yang me rupakan pro gram nasional serta ditam bah dua ko mo -

diti di ling kup pertanian yaitu cabai merah dan bawah me rah atau disingkat dengan babe.

Setelah itu, kata Hanan lagi, data tersebut dila porkan

ke Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) keca matan atau mantri tani.

“Jadi, tak ada aktivitas yang dilakukan ter-kait dengan pertanian yang tidak terinput atau terawasi oleh penyuluh,” tegas Hanan kepada Haba Tani di ruang kerjanya ka-wasan Lampineung, Banda Aceh, beberapa waktu lalu.

Setelah dilaporkan oleh pe nyu luh, Kepala BPP kecamatan atau man tari tani melaporkan data LTT tersebut ke kabu-paten/kota setiap hari menjelang Magrib. “Selanjutnya, kabupaten/kota mela por ke

Terkait pen ca paian kegiatan ter sebut, Pe me rintah Aceh

memfasilitasi dinas tersebut dengan 2.845 penyuluh yang tersebar di seluruh Aceh. Se bagai ujong tombak pem bangunan sek tor per-tanian, pe nyu luh di ka-bupaten/kota ber tanggung jawab untuk mem bina dan mengawal semua ke-

giatan pertanian yang ada di

daerah

tugas nya masing-ma sing. Kepala Dinas Pertanian dan Per-

kebunan (Dis tanbun) Aceh, A Hanan SP MM, menjelaskan, awal dari pro gram per tanian di pedesaaan di rangkum oleh penyuluh. Kemudian diinput dalam bentuk data calon petani calon lokasi (CPCL). Dalam hal ini, menurut Hanan, penyuluh diwa jibkan men-

provisi dan provinsi dan pusat. Data harian itu dirangkum oleh pusat dan tercatatlah LTT un tuk kelima komoditi tersebut yaitu pajale dan babe,” jelas A Hanan.

Disebutkan, luas baku la han sawah di Aceh saat ini sekitar 307 ribu hek tare dan yang di tanami sekitar 295 ribu hektare. Ji ka luas lahan yang ditanami di ku rangi tega kan tanaman yang ada di la pangan (pe na naman tiga bu lan terakhir), sambung nya, itu lah target ta nam yang seharus nya dicapai.

Kemudian, kata Hanan, jika lahan 295 ribu hektare itu bisa ditanami dengan jeda wak tu 20 hari setahun petani bisa menanam tiga kali dalam setahun dengan komoditi bervariasi. “Tiga kali itu bisa tanam padi, padi, pa di, atau padi, padi, kedelai, dan bisa juga padi, padi, dan jagung. Selain itu dapat juga dikombinasikan dengan cabai merah atau bawang merah,” tan dasnya.

Jika petani bisa menanam tiga kali setahun, Hanan memastikan petani akan sejahtera. Untuk mewujudkan hal tersebut, ia berharap kerja dan pe ran serta penyuluh di tingkat kabu paten/kota. Di luar hal ter sebut, kata Hanan lagi, ada tang gung jawab dinas kabupten/kota untuk me ng input data CPCL yang di him pun oleh penyuluh dan dite rus-kan ke provinsi. Data itu, menu rutnya, aka menjadi dasar dinas provinsi mengajukan usulan ban tuan sarana produksi baik yang bersumber dari APBA mau pun APBN.

Hanan juga berharap bu pati/ wali kota di Aceh un tuk menggerakkan atau menye jah terakan petani yang masih men jadi mendominasi masyara miskin di Aceh. Selain itu, bu pati/wali kota mestinya juga memberikan perhatian dan du kungan kepada penyuluh agar mereka benar-benar bisa melaksanakan tugas dengan baik. “Kami di provinsi melalui dana APBN juga ada alokasi ban tuan untuk penyuluh ber upa biaya operasional. Nilai nya memang tak besar, tapi minimal sudah dukungan biaya operasinal mereka,” ungkapnya.

Karena itu, ia berharap bupati/wali kota juga bisa me nambah atau memberi du kungan tambahan biaya ope rasional dan sarana tran-sportasi agar penyuluh di lapangan bisa bekerja maksimal. Ditam bah kan, pola penyuluhan dengan sistem kunjungan ke kelompok tani yang dikenal zaman dulu ha rus dipraktekkan kembali oleh pe nyuluh saat ini. (*)

Page 9: Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani · Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pert RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman ... pada periode

9DISTANBUN ACEHEdisi I/2018

www.penyuluhanaceh.com

HABATANI UTAMA

UNTUK mendukung per ce-patan tanam, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distabun) Aceh terus memberikan du kung an dengan berbagai ca ra mulai deri penyediaan per alatan kepada petani sampai pada proses cetak sawah baru. Peralatan itu bisa berasal dari dana APBA dan atau APBN.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, A Hanan SP MM, mengatakan, pihaknya mempunyai sejumlah fasilitas. Saat ini, sebut Hanan, Distanbun Aceh memiliki satu unit pelakdana teknis dinas (UPTD) yang khusus menangani atau membidangi mekanisasi per-tanian. Menurutnya, UPTD itu didukung oleh tujuh workshop yang tersebar di beberapa kab/kota se-Aceh.

“Workshop itu adalah per-wakilan peralatan mesin kita yang ada di kabupaten/kota untuk mempercepat atau mendukung penanaman berbagai komditi terutama pajale dan babe,” ka ta

Hanan seraya menyatakan per-alatan itu antara lain alat pengolah tanah berupa traktor dan hand traktor, serta combine untuk memotong padi.

Pada tahun 2018, sambung-nya, Dis tanbun Aceh me lalui da na APBA juga mene ri ma ban-tuan ber upa traktor 45 unit, hand trac tor (traktor tangan) 50 unit, traktor 4WD un tuk praktek sis wa di sekolah menengah em pat unit, sarana pengolahan ta nah (cultivator) 35 unit, hand tractor sinkal 45 unit, dan ada ju ga peralatan bantuan yang peng a daannya dilakukan de-ngan Dana Alokasi Khusus Aceh (DOKA)

Dari dana APBN 2018, lan jut Hanan, pihaknya juga men dapat alokasi dana untuk peng adaan hand traktor 665 unit, pompa 325 unit, cultivator 65 unit, rice transplanter 47 unit, handsplayer 1.078 unit, dan alat tanam jagung sebanyak 199 unit. “Pengadaan alat-alat ter sebut sudah dilakukan dan kini sudah memasuki tahap kontrak tual dengan sistem

Dukungan Peralatan hingga Cetak Sawah Baru

KOMODITI perkebunan lainnya yang mendapat perhatian dari Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh adalah bawang merah. Pasalnya, hingga kini Aceh masih menghadapi kendala untuk komoditi ini yaitu harga di pasaran belum stabil. Untuk bawang merah lokal harga rata-rata saat

ini berkisar antara Rp 30 ribu-Rp 40 ribu per kilogram. Pemerintah melalui APBN dan APBA sudah coba menjawab persoalan yang ada di masyarakat tersebut.

Pada tahun 2018, Pemerintah Aceh melalui dana APBA meng-alo kasikan anggaran untuk pena-naman 22 hektare (Ha) bawang

Aceh Menuju Sentra Produksi Bawang Merah di Sumatera

Pusat agar ada tambahan bantuan untuk pengembangan bawang merah 250 hektare dan bawang putih 100 hektare. Untuk lahan 100 hektare pada prinsipanya sudah disetujui, tapi selebihnya kami terus melakukan pendekatan agar Pusat menyetujuinya,” jelas Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, A Hanan SP MM, kepada Haba Tani, pekan lalu.

Sementara dalam APBA, sebut Hanan, Pemerintah Aceh melalui pihaknya menyediakan program perbanyakan benih bawang merah untuk lahan seluas 25 hektare. Jumlah itu masing-masing tersebar di Aceh Besar lima hektare, Pidie lima hektare, Aceh Utara lima hectare, Aceh Tengah lima hectare, dan Bener Meriah lima hektare. “Benih tersebut merupakan cikal bakal benih untuk penanaman berikutnya,” ujar Hanan.

Dikatakan, pihaknya juga sudah menyampaikan ke Pemerintah Pusat agar Aceh dijadikan sebagai daerah sentra produksi bawang merah di Sumatera. Pusat, lanjut Hanan, pada prinsipnya sudah setuju dengan keinginan tersebut dan mendukung agar target ter sebut tercapai pada tahun 2019 mendatang.

“Pola yang akan dilakukan Pu-sat adalah mengembangkan be-

nih dan menyiapkan tenaga pen-dampingan yang berasal dari petani Pangalengan, Jawa Barat. Dengan cara itu, kita harapkan ke depan Aceh bisa terwujud sebagai daerah sentra produksi bawang merah di Sumatera. Dengan demikian har ga komoditi ini di Aceh bisa di-kendalikan dan petaninya bisa lebih sejahtera,” ungkapnya.

AlpukatMelalui dana APBN, lanjut Ha-

nan, pihaknya juga sudah mem-bahas dengan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian RI bahwa pada 2019 mendatang akan men-jadikan kawasan Saree, Aceh Besar, sebagai daerah pengembangan al pukat. “Pusat sudah setuju dan tahun ini kita dapat pengadaan bi bit alpukat lebel unggu (pohon in duk) untuk lahan seluas lima hectare. Tanaman itu, sebut Hanan, rencananya akan dikembangan di Eks UPTD Balai Diklat dan Balai Be-nih Induk (BBI) Saree,” katanya.

Dalam rangka mengembalikan fung si Hutan Taman Hutan Ra ya (Tahura) Seulawah melalui pengem-bangan alpukat, lanjut Hanan, ta-hun ini ada bantuan bibit untuk masyarakat sekitar Saree. Walaupun jumlah tidak banyak, tambah Hanan, tapi setidaknya untuk tahun pertama sudah ada gerakan.(*)

merah dan Pemerintah Pusat melalui APBN menggangarkan dana untuk 127 Ha bawang. Penanaman itu di-rencanakan tersebar di beberapa kabupaten/kota di Aceh.

“Jadi, tahun ini kita akan kem-bangkan bawah merah seluas 149 hektare. Selain itu, kita juga sudah ajukan permohonan ke Pemerintah

e-katalog,” katanya.Setelah kontraktual itu se-

le sai, ternyata ada sisa dana se-kitar Rp 9,1 miliar. “Kami sudah berbicara dengan Dirjen Sarana dan Prasana Kementan tentang uang sisa tersebut. Hasilnya, Pak Dirjen setuju dana sisa itu akan digunakan kembali untuk pengadaan traktor. Kita juga sudah lapor ke pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh bahwa si sa dana itu untuk pengadaan traktor 4wd sekitar 30 unit,” jelas Hanan.

Dari APBN, tambah Hanan, pihaknya tahun ini juga mene-rima program cetak sawah seluas 400 hektare--di Pidie 200 hektare dan Subussalam 200 hektare. Pro-gram yang me makai pola swa-kelola saat ini. “Tahun ini kita juga menerima bantuan saprodi un tuk lokasi cetak swah 400 hektare, rehab jaringan tersier seluas 8.200 hektare, embung 20 unit, serta irigasi perpompaan besar dan menengah masing-masing satu unit,” rincinya menjawab Haba Tani, pekan lalu.(*)

Petani mengumpulkan bawang merah hasil panen di Desa Lam Manyang, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar.

Traktor.

Combine Harvester.

Page 10: Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani · Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pert RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman ... pada periode

10 DISTANBUN ACEHEdisi I/2018

www.penyuluhanaceh.com

AGENS Hayati adalah makhluk hidup perantara yang mem-bantu petani dalam mengen-dalikan hama dan penyakit di

lahan pertanian. Jenis Agens hayati bisa berasal dari cendawan, bakteri, dan virus. Agens hayati sebenarnya sudah ada di la-han pertanian, namun akibat penggunaan pestisida kimia yang terus menerus meng-akibatkan agens pengendali hayati ini terus berkurang dan punah.

Peran agens hayati dalam mengendali-kan hama dan penyakit di lapangan sa-ngat besar. Sebab, fungsinya hampir sa ma dengan fungisida, bakterisida, dan insek-tisida. Tapi, karena daya bunuh pestisida kimia yang lebih cepat membuat petani lebih cenderung memilih pestisida kimia dalam menyelamatkan tanamannya dari serangan hama dan penyakit tanpa menghiraukan efek samping penggunaan bahan kimia dimaksud.

Dalam beberapa tahun terakhir, masalah yang selalu dihadapi petani adalah serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) atau lebih dikenal dengan hama dan penyakit. Hal ini disebabkan oleh hilangnya makhluk hidup yang bersifat antagonis terhadap serangan hama dan penyakit sehing ga menurunkan hasil/produksi dan akhir nya menurunkan pendapatan pe-tani. Pestisida kimia disukai petani selain mempunyai daya bunuh yang tinggi, juga karena penggunaannya mudah dan hasilnya dapat diketahui segera.

Namun, bila pengaplikasiannya kurang bijaksana dapat menimbulkan masalah kese hatan, pencemaran lingkungan dan gang guan keseimbangan ekologi (resis-tensi hama sasaran, gejala resurjensi ha ma, terbunuhnya musuh alami), serta meng-akibatkan peningkatan residu pada hasil yang sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

Pengembangan dan penerapan tek-nologi pengendalian OPT ramah lingkungan dilakukan dengan menyediakan bahan pengendali OPT yang efektif dan ramah ling kungan sebagai salah satu jalan keluar dalam mengendalikan dan menekan per-kembangan OPT, menghasilkan produksi pertanian yang aman untuk dikonsumsi serta untuk mengembalikan kondisi ling-kungan yang mulai rusak akibat penggunaan pestisida yang tidak tepat.

Pemerintah sudah menganjurkan pe-ngen dalian OPT dilaksanakan dengan sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yaitu memadukan berbagai cara pengendalian hama dan penyakit yang kompatibel (sesuai) dan menempatkan pengendalian dengan pestisida kimia sebagai alternatif terakhir apabila berbagai cara pengendalian yang

Memahami Peran Agens Hayati bagi Petani

Oleh: Helliani Krissanti, SP*

yaitu: Kupas kentang sebanyak 1 kg, potong tipis, cuci lalu rebus dalam air hingga kentang lunak, saring kemudian tambahkan gula 20 gram, lalu dinginkan. Inokulasikan biakan murni (1 tabung isolat untuk 5 liter EKG). Inkubasikan biakan bakteri tersebut dengan menggunakan fermentor selama 7 hari atau dengan diaduk/diguncang setiap hari selama 14 hari. Setelah itu siap untuk diaplikasi ke lapangan dengan cara disemprot yang dosisnya 20 cc/liter air pada sore hari. Hasil perbanyakan bakteri Pf ini dapat juga untuk perendaman benih.

Paenibacillus polymyxa adalah juga bakterisida dari jenis agens hayati yang bersifat antagonis, yang dapat mengen-dalikan penyakit kresek, blas, sarocladium pada tanaman padi dan bercak daun pada tanaman jagung. Perbanyakan bakteri Pae-ni bacillus ini menggunakan media EKG seperti di atas. Penggunaannya dengan cara disemprotkan dengan dosis 20 cc/liter air pada sore hari dan dapat juga digunakan untuk perendaman benih.

Selain beberapa Agens Hayati di atas, untuk mengurangi penyakit atau keru-sakan oleh serangga dan memacu pertum-buhan tanaman digunakan PGPR yaitu Bakteri Perakaran Pemacu Pertumbuhan Tanaman. Awal mulanya bakteri PGPR dite mukan saat para ahli melihat be-gitu cepatnya pertumbuhan rumput yang tum buh di antara tanaman yang dibu-didayakan, sementara tanaman yang dibu di dayakan pertumbuhannya sangat lambat dan mudah terserang penyakit. Selan jutnya para ahli meneliti apa ge-rangan penyebab cepat dan suburnya per-tumbuhan rumput tersebut.

para ahli menemukan ada 3 jenis bakteri yang terdapat pada akar rumput yaitu bakteri Bacillus, Rhizobium dan Pseudomonas yaitu bakteri yang hidup berkoloni menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman keberadaan bakteri sangat menguntungkan. Bakteri ini dapat menekan perkembangan penyakit dan meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman, memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya.

Bakteri ini dapat memacu pertumbuhan

tanaman, karena bakteri PGPR mampu mengikat Nitrogen bebas dari alam dan diubah menjadi amonia kemudian disalurkan ke tanaman. PGPR mampu berperan sebagai bakteri pelarut phosphate. Bakteri akar ini juga mampu menyediakan beragam mineral yang dibutuhkan tanaman seperti besi, fosfor, atau belerang.

Untuk itulah para ahli mencoba mengambil bakteri pada akar rumput tersebut dan memindahkannya ke akar tanaman budidaya yaitu dengan memotong akar rumput gajah, akar bambu atau akar putri malu yang direndam dalam air selama 2 – 4 hari untuk memisahkan bakteri dari akar ke dalam air. Selanjutnya air yang sudah mengandung bakteri ini menjadi biang sumber bakteri bagi kita untuk diperbanyak. Perbanyakan bibit/biang bakteri ini dengan menggunakan air bersih 20 liter + terasi tanpa bahan pengawet 100 gram + dedak halus 0,5 kg + gula merah 200 gram + kapur sirih 1 sendok teh.

Semua bahan ini dimasak, didinginkan lalu disaring. Masukkan 2-5 gelas air rendaman per 20 liter media, aduk hingga merata, lakukan pengadukan setiap hari, atau gunakan aerator, tunggu antara 5-7 hari, PGPR siap digunakan dengan tanda munculnya bau masam/busuk & cairan lebih keruh dan siap untuk diaplikasikan ke lapangan untuk perendaman benih dan penyiraman di lapangan. Pemanfaatan Agens Hayati pada tanaman sebaiknya dilakukan di awal penanaman untuk mencegah serangan OPT, dengan syarat pertanaman yang sudah menggunakan Agens Hayati tidak boleh lagi disemprot dengan pestisida kimia.

Kita berharap ke depan SEMUA petani sudah mengenal dan memanfaatkan agens hayati dalam budidaya tanaman sehat sehingga serangan hama dan penyakit berkurang, produksi meningkat dan aman terbebas dari bahan kimia, serta kelestarian lingkungan hidup tetap aman dan lestari. Semoga bermanfaat bagi pembaca Haba Tani.(*)

Penulis adalah Staf UPTD BPTPH Distanbun Aceh

ramah lingkungan tidak berhasil dilakukan. Salah satu cara pengendalian dalam

sistem PHT adalah dengan menggunakan Agens Hayati, yaitu dengan memanfaatkan musuh alami yang bersifat patogen yaitu jasad renik yang menginfeksi serangga hama (membuat sakit dan mati hama) contoh Cendawan, Bakteri dan Virus. Agens Hayati yang sudah dikembangkan dan mulai diaplikasikan ke lapangan diantaranya Trichoderma sp. dan Beauveria bassiana dari jenis cendawan, Pf (Pseudomanas fluorescens) dan Paenibacillus polymyxa dari jenis bakteri.

Trichoderma adalah jenis fungisida yang merupakan cendawan antagonis yang banyak terdapat di tanah dan digunakan untuk mengendalikan patogen tular tanah dan penyakit layu seperti Hawar pelepah pada tanaman pangan. Trichoderma sp juga mempunyai kemampuan sebagai dekom-poser dalam pembuatan pupuk organik, meningkatkan ketegaran bibit, mencegah serangan penyakit layu, dan meningkatkan kesuburan tanah.

Cara perbanyakan cendawan Tricho-derma di lapangan adalah dengan meng-gunakan media beras atau jagung sebanyak 3 kg, air dan biang/bibit cendawan Tricho-derma sebanyak 100 gr. Dimulai dengan mencuci beras/jagung hingga bersih, masukkan dalam kukusan yang telah men-didih, lalu kukus selama ±30 menit (untuk mensterilkan). Ratakan diatas wadah yang lebar, tunggu dingin. Setelah dingin aduk bibit Trichoderma hingga rata lalu tutup dengan kertas koran/kertas ubi. Pada hari ke-tiga aduk lagi. Pada hari ketujuh Trichoderma siap untuk diaplikasi.

Cara Aplikasi Trichoderma dapat dicam-pur dengan pupuk kandang/kompos dengan perbandingan 1:50, sedangkan untuk pe-nyem protan dapat dilakukan dengan meng ambil 1 genggam Trichoderma remas dalam air 1 ember kecil, lalu tuang (saring) ke dalam tangki lalu isi tangki dengan air hingga penuh.

Beauveria bassiana adalah jenis fungi-sida yang mampu menyebabkan infeksi dan membunuh serangga hama di lapangan. Cendawan ini akan menyerang jaringan yang lunak dan cairan tubuh inangnya kemudian tumbuh keluar dari tubuh inang. Cendawan B. bassiana ini untuk mengendalikan hama tanaman seperti ulat, wereng, kutu, kepik, kepinding tanah dan walang sangit. Cara perbanyakannya di lapangan sama seperti perbanyakan cendawan Trichoderma. Aplikasikan dengan cara disemprot dengan dosis 20 cc/liter air pada sore hari.

Pseudomonas fluorescens (Pf) adalah bakterisida dari jenis agens hayati yang mampu meningkatkan pertumbuhan ta-na man, melindungi akar, antibiosis, dan kompetisi zat besi. Penyakit yang da-pat dikendalikan adalah Hawar daun bak teri (BLB), penyakit layu dan Hawar Pelepah. Perbanyakan bakteri Pf dengan menggunakan media buatan (cair) terutama mengandung karbohidrat dan protein yaitu menggunakan Ekstrak Kentang Gula (EKG).

Tahapan cara perbanyakan bakteri Pf adalah dengan menyiapkan media EKG

HABATANI PROTEKSI

Page 11: Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani · Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pert RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman ... pada periode

11DISTANBUN ACEHEdisi I/2018

www.penyuluhanaceh.com

C ABAI merah meru-pakan salah satu ko-moditas hortikul tura yang mempunyai ni-

lai ekonomis cukup tinggi. Ca-bai merah tersebut banyak diusahakan atau dibudidayakan petani dalam berbagai skala usa-ha tani. Dibanding produk segar, produk olahan cabai mam pu memberikan nilai tambah yang sangat besar. Beberapa bentuk olahan cabai yaitu cabai giling

Ayo, Membuat Saus Cabai SehatOleh: Nurbaiti*

Penulis adalah Penyuluh Pertanian Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh

dalam kemasan, saus cabai, cabai kering, cabai bubuk, manisan cabai, bumbu nasi goreng dan oleoresin cabai.

Saus cabai sudah lama men-jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita di zaman yang serba instan ini. Kepraktisan da lam menyantap merupakan hal yang menjadikan saus instan atau kemasan ini begitu popular. Terutama untuk melengkapi jaja nan yang dikonsumsi dan disukai oleh anak-anak berupa bakso go reng, bakso bakar miso, dan beberapa makanan lain yang tidak ter pisahkan dengan anak-anak dan remaja.

Keberadaan saus cabai juga membuat orang tua merasa was-

was apakah cabai yang digunakan aman dikonsumsi oleh anak-anak dan terbebas dari unsur 3P (Pewarna, Perasa, dan Pengawet. Di pasaran, merk saus cabai ini sangat beragam dari harga yang mahal sampai yang dikemas dalam plastik yang harganya cukup murah yang mutu dan kualitas sangat diragukan.

Maka dari itu, salah satu cara untuk mendapatkan saus cabai yang sehat adalah memproduksi saus cabe di rumah adalah pilihan terbaik. Cara pembuatannya sangat mudah dilakukan dan peralatan yang digunakan sangat sederhana dan tersedia di dapur. Untuk lebih jelasnya, ikuti langkah-langkah di bawah ini:

Diagram Alir Pembuatan Saus Cabai

Gambar proses pembuatan sambal cabai

dan saus cabai sudah dikemas dalam botol

Gambar Peyiapan bahan baku pembuatan sambal cabai dan saus tomat

Gambar Diagram Alir Pembuatan Saus Cabai

CARA PEMBUATAN SAUS CABAI

A. Bahan :

• Cabai Merah

• Pepaya

• Gula pasir

• Bawang putih

• Cuka

• Minyak

• Kecap Inggris

• Tepung kanji/maizena

• Garam

B. Alat :

• Pisau

• Penggorengan (wajan)

• Botol kaca atau botol plastik (kemasan)

• Blender

• Saringan

C. Cara Pembuatan :

• Cabai dan pepaya dicuci dengan air mengalir.

• Cabai diblansing (dikukus) selama kurang lebih 5 menit

• Cabai dihancurkan dengan blender hingga menjadi bubur cabai dan disaring

• Pepaya dihancukan dengan blender

• Bubur cabai dan papaya diukur dan dimasukkan ke dalam panci

• Tambahkan gula, bawang putih, garam kemudian dimasukkan ke dalam panci, masak dan aduk sampai rata

• Saus cabai siap dikemas

HABATANI IPTEK

PEMBUATAN SAOS CABAU

Cabe Segar

Sortasi

Pencucian

Blanshing

Pengemasan

Penyaringan

+ Pepaya 0,5 ltr

Penghancuran Cabe0,5 ltr

Pemasakan Hingga Kental

Tapioka atauMaizena 20 g/l

(Cairkan)

Bawang Putih 50 g/l,Gula 240 g/l, Garam

40 g/l, MinyakMakan 3 sdm, Cuka

2-3 sdm, KecapInggris 1-2 sdm

Bubur Cabe 0,5 ltr dan Bubur Pepaya

0,5 ltr

Page 12: Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani · Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pert RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman ... pada periode

12 DISTANBUN ACEHEdisi I/2018

www.penyuluhanaceh.com

Hand Tractor, Pengolah Sawah yang Multifungsi

Oleh: Safaruddin, SPPenyuluh Pertanian Provinsi Aceh

D I ERA teknologi saat ini, penggunaan alat-alat atau mesin-mesin pertanian mo-dern membantu percepatan

proses produksi komoditi pertanian. Salah satu alat yang umum dan paling sering digunakan petani untuk mengolah tanah adalah hand tractor (traktor tangan). Traktor hadir mengantikan fungsi tenaga hewan seperti sapi dan kerbau dalam pengolahan tanah. Traktor kini menjadi komponen yang tak terpisahkan dari aktivitas pertanian di pedesaan. Pasalnya, penggunaan traktor lebih menguntungkan petani dari segi biaya, waktu, dan tenaga kerja disbanding dengan sistem tradisional sebelumnya.

Walau sudah dikenal luas, namun dalam tulisan ini kita akan memperkenalkan traktor tangan lebih detail dalam rangka mempercepat proses modernisasi per-tanian. Sebab, selain untuk mengolah tanah, hand traktor juga memiliki banyak fungsi (multifungsi). Seperti dapat digunakan sebagai alat transportasi de-ngan memasang gandengan serta sumber penggerak dari implemen (peralatan) seperti pompa air, alat prosesing, dan trailer.

Pada tulisan ini kita akan membahas tentang kom-ponen hand traktor mulai dari bajak singkal (moldboard plow), bajak piringan (disk plow), bajak rotari (rotary plow), bajak chisel (chisel plow), bajak subsoil (subsoil plow), garu paku, garu piring, dan garu sisir.

1. Cara mengoperasikan hand traktor Traktor dilengkapi dengan ballast yang

dipasang pada bagian depan traktor yang berfungsi untuk mecegah roda depan traktor terangkat jika digunakan untuk menarik beban yang berat. Di samping kopling utama, ada dua kopling kemudi yang terletak di bawah gigi persneleng, di pangkal poros kedua roda. Kopling kemudi dioperasikan melalui tuas kemudi kanan dan kiri. Apabila kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi persneleng tidak tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan akan ber-henti, dan traktor akan berbelok ke kiri. Begitu juga sebaliknya apabila kopling kiri ditekan. Traktor tangan dapat bergerak maju-mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerak disalurkan sampai ke roda. Ada tiga jenis

roda yang digunakan pada traktor tangan yaitu roda ban, roda besi, roda apung (roda sangkar/cage wheell).

Roda ban berfungsi untuk transportasi dan mengolah tanah kering. Bentuk permukaan roda ban beralur agak dalam untuk mencegah slip. Roda ban dapat meredam getaran, sehingga tidak merusak jalan. Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi akan menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik beban berat. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah. Roda apung ini ada yang lebar, ada juga yang diameternya besar, sehingga dapat menahan beban traktor agar tidak tenggelam dalam lumpur. Ukuran roda disesuaikan dengan spesifikasi traktor. Besar kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya traktor.

Sebagian besar, traktor tangan menggu-nakan motor diesel sebagai tenaga peng-gerak dan dihidupkan dengan engkol. Pemakaian poros engkol dimaksudkan agar traktor tangan dapat lebih murah harganya, dan relatif lebih awet dibanding dengan sistem start yang lain. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah penting dalam menghidupkan dan mematikan traktor tangan, beserta tujuannya.

Cara menghidupkan traktor tangan:1. Tuas kopling utama diposisikan “off”

atau “rem”, sehingga traktor tidak berjalan pada saat dihidupkan

2. Untuk keamanan, semua tuas persneleng pada posisi netral

3. Buka kran bahan bakar, sehingga terjadi aliran bahan bakar ke ruang pembakaran

4. Gas dibesarkan pada posisi “start”, sehingga ada aliran bahan bakar (solar) yang cukup banyak di ruang pembakaran

5. Tuas dekompresi ditarik dengan ta-ngan kiri, untuk menghilangkan tekanan di ruang pembakaran pada saat engkol diputar

6. Engkol dimasukkan ke poros engkol, lalu putar engkol searah jarum jam beberapa kali, agar oli pelumas dapat mengalir ke atas melumasi bagian-bagian traktor. Biasanya dilengkapi dengan indikator, untuk menunjukkan adanya aliran pelumas

7. Percepat putaran engkol, sehingga akan menghasilkan cukup tenaga untuk menghidupkan motor

8. Lepaskan tuas dekompresi, untuk

meng hasilkan tekanan, sementara eng-kol masih tetap diputar sampai motor hidup

9. Setelah motor hidup, engkol akan terlepas sendiri dari poros engkol. Hal ini disebabkan bentuk pengait engkol yang miring

10. Geser posisi tuas gas pada posisi “idle” atau stasioner

11. Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih selama 2-3 menit, agar proses pelu masan dapat berjalan dengan baik

12. Traktor siap untuk diope rasikan.2. Macam-macam Bajak /plow : Bajak berdasarkan ben tuk dan kegunaan-

nya dibe dakan atas : bajak singkal (mold-board plow), bajak piringan (disc plow), bajak putar (ro tary plow), bajak pahat (chisel plow), bajak tanah bawah (sub soil

plow). A. Bajak singkal (moldboard plow) Bajak singkal merupakan jenis bajak tertua yang dikenal manusia untuk mengolah tanah.Bajak singkal dapat digunakan untuk berbagai macam jenis tanah dan sangat baik untuk mem balik tanah. Bajak singkal be kerja memotong dan membalik tanah maka akan terbentuk alur yang disebut furrow. Bagian bajak singkal yang memotong dan membalik tanah disebut bottom. Bottom terdiri dari bagian-bagian

utama yaitu: Singkal (mold board) berguna

untuk melempar tanahPisau (share) berguna untuk me-

motong tanahPenahan samping (landside) ber-

guna untuk menyeimbangkan serta menahan bajak.

Pengoperasian traktor dilakukan dengan cara ketiga bagian tersebut diikat pada bagian yang disebut penyatu (frog).

B. Bajak piringan (disc plow) Bajak piringan fungsinya sama dengan

bajak singkal, yaitu untuk pengolahan tanah pertama tetapi sing kalnya diganti dengan pi ringan. Piringan bulat seperti parabola dan ber fungsi untuk memotong dan membalik tanah. Bajak rotary (pisau berputar/rotary plow)

Bajak rotary adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar, bajak ini terdiri

dari pisau–pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada poros yang berputar karena digerakkan oleh motor. Bajak ini banyak ditemui pada pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi. Meski termasuk golongan bajak, tapi bajak rotary berfungsi tidak untuk membalik dan melempar tanah, tapi hanya untuk

memotong tanah saja. Bajak rotary ini terdiri dari pisau-pisau putar yang terpasang pada poros. Semakin cepat putaran poros maka semakin cepat putaran pisau. Dalam penggunaannya seringkali tanah lengket dan menempel pada mata pisau. Untuk mengurangi tanah lengket yang menempel pada mata pisau saat penggunaannya bisa dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau atau memperlambat gerakan saat menggunakannya (Anonymous 1993).C. Bajak chisel (chisel plow)

Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka.digunakan untuk memecah tanah yang keras sampai kedalaman sekitar 18 inchi dan digu-nakan sebelum pembajakan tanah dimulai. Bajak chisel diguna kan untuk menembus tanah dengan alat yang menyerupai pahat / ujung sekop yang disebut mata bajak chisel / chisel point.

E. Bajak subsoil (subsoil plow) Alat ini digunakan untuk memecah

lapi san keras didalam tanah (hard pan) atau untuk memperbaiki drai-nase tanah, ham pir sama dengan bajak chisel, namun diper gunakan untuk pengerjaan tanah de ngan kedalaman yang lebih dalam, yaitu mencapai kedalaman sekitar 50–90 cm. (Anonymous 1994).

Solusi Mesin sukar di hidupkan1. Kalau mesin sukar dihidupkan

a. Periksa Injection pump (pompa ba han bakar) kemungkinan flu-nyer tidak bias memompa lagi aki bat kehausan, dan tidak dapat be kerja dan memompa minyak de ngan sempurna, atau pun moer-pe ngikat selang minya kendor, dan-tersumbatnya selang minyak dll.

b. Tekanan pompa flunyer tidak sem purna atau tekanan minyak melemah

c. Adanya udara atau air yang ter campur di dalam saluran minyak.

2. Tenaga mesin berkuranga. Pipa ijecktion tersumbatb. Kelonggaran stelan klep atau stelan

klep sewaktu penyetelan klep tidak sesuaidengan ukurannya.

c. Kurangnya kompresi pada tekanan piston

3. Mesin mati dengan tiba–tiba a. Kemungkinan kehabisan bahan bakarb. Kemungkinan tidak bekerjanya de ngan

baik pompa oli pelumas.c. Tidak terjadinya penyempurnaan

pengabutan pada nozel.d. Pompa injection tidak bekerja atau

rusak.4. Kalau asap yang keluar dari knalpot terlalu

tua atau hitam a. Kerusakan yang terjadi pada reng

piston b. Jika kita tutup knolpot dengan telapak

tangan akan adanya berjak olibekas di telapak tangan tenaga mesin berkurang mesin harus bongkar pengantian reng dan lain-lain

c. Suara mesin tidak sempurna.(*)

HABATANI MEKANISASI

Page 13: Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani · Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pert RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman ... pada periode

13DISTANBUN ACEHEdisi I/2018

www.penyuluhanaceh.com

S EJAK tahun 2003, Fa-kultas Pertanian (FP) Uni versitas Syiah Ku-ala (Unsyiah), Banda

Aceh, mem buka Program Studi (Prodi) Diploma Tiga (D-III) Ma-na jemen Agribisinis (MAB). Pem bukaan pro di ini dimulai sete lah keluarnya SK pendirian dari Dikti 1991/D/T2012 tanggal 20 September 2002 dan izin operasional Nomor 10831/D/T/K-N/2012 tanggal 5 Maret 2012. Adapun visi dari Prodi MAB FP Unsyih adalah mewujudkan Pro-gram Studi Diploma Manajemen Agri bisnis sebagai pusat penye-lenggara pendidikan ahli madya yang unggul di bidang agribisnis berbasis sumber daya alam dan kearifan lokal pada tahun 2020.

Untuk mewujudkan visi ter-sebut, setidaknya ada empat mi si yang ditetapkan oleh prodi ter-sebut. Keempat misi itu adalah

Unsyiah Siapkan Tenaga Agribisnis Profesional

D-III Manajemen Agribisnis di Mata Alumni

menyelenggarakan pendidikan ting gi profesional di bidang agri -bisnis yang unggul dan ber-orientasi pada kebutuhan pa sar kerja, menghasilkan ahli madya yang profesional dan kom poten di bidang agribisnis, mengem-bangkan penelitian terapan dan pe ngabdian kepada masyarakat da lam bidang agribisnis ber-basis sumber daya dan kearifan lokal sesuai kebutuhan masya-rakat, ser ta menjalin kerja sa-ma yang berkesinam bungan un tuk mengembangkan penye-lenggaraan pendidikan ahli madya dan penerapan ilmu pengetahuan.

Mengacu pada visi dan misi, Prodi MAB Fakultas Pertanian Unsyiah dirancang khusus un-tuk menjawab tantangan SDM di bidang pertanian untuk me-man faatkan potensi agribisnis secara optimal termasuk bidang pekerjaan pendukung lainnya.

Prodi ini menghasilkan ahli madya yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, menguasai konsep teoritis penge-tahuan, dan keterampilan bidang agribisnis. Sehingga lulus prodi tersebut siap berkompetisi di dunia kerja saat ini.

Kemudahan akses fasilitas yang dimiliki Unsyiah untuk mem persiapkan mahasiswanya agar memiliki hardskill dan soft-skill yang sangat berguna untuk berwirausaha dan bekerja dalam bidang pekerjaan yang lebih luas baik di instansi peme rintah maupun swasta.

Untuk mencapai tujuan itu, Pro di Manajemen Agrisnis Un-syiah memiliki beberapa keung-gulan. Dari segi pelaksanaan be lajar mengajar, prodi ini dirancang dengan komposisi 60 per sen praktek dan 40 persen te-

ori. Dengan cara tersebut, Prodi MAB akan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki bekal ke-ahlian pertanian dan bisnis yang maksimal, kepercayaan diri, dan entrepreunership yang tinggi. Se-lain itu, kurikulumnya sesuai de-ngan standard nasional yaitu Ke-rangka Kualifikasi Nasional Indo-nesia (KKNI).

Dalam hal tenaga pengajar, Prodi MAB memilikistaf pengajar tetap lulusan magister (S2) dan doktor (S3) dari dalam dan luar negeri. Selain alumni Unsyiah, dosen prodi ini merupakan lulus-an Kyoto University Jepang, Uni-versity of Putra Malaysia, Uni-versitat Zu Gottingen Jerman, Nagoya University Jepang, Asian Institute of Technology Thailand, Universitas Bonn Jerman, Uni ver-sitas Gajah Mada (UGM) Yogya-

karta, Universitas Padjajaran Ban-dung, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Brawijaya Ma lang (Jawa Timur).

Dalam bertugas, tenaga pe-ngajar yang ahli di bidang agribisnis, agroteknologi, teknologi hasil pertanian, peternakan, dan perikanan ini juga dibantu oleh dosen tidak tetap yang berasal dari kalangan profesional dan praktisi agribisnis yang sudah berpengalaman.

Terkait prasaran dan sara na pendukung, Prodi MAB melak-sanakan kegiatan perkuliahan di ruang kelas ber-AC dan terkoneksi dengan internet. Tujuannya, maha-siswa mudah mengakses sum ber belajar yang ada di kam pus Unsyiah. Selain belajar ru tin, mahasiswa prodi ini juga di haruskan mengikuti praktikum, praktek lapangan, dan magang/ku liah kerja praktek.

Laboratorium pendukung ter -baik di Aceh yang dimiliki Pro di MAB dapat digunakan oleh ma-hasiswa dalam rangka me nunjang pemahaman ma ta kuliah dasar pendukung lain nya. Fasilitas pra-ktek berupa labo ratorium dan ex-perimental farm pertanian dan pe-ternakan ju ga tersedia di kam pus Unsyiah, Darussalam, Ban da Aceh.(*)

HABATANI PROMOSI

Kampus Pertanian Unsyiah.

Mahasiswa Diploma III Fakultas Pertanian Unsyiah mengibarkan bendera himpunan mereka di kawasan perbukitan Samahani, Aceh Besar.

Bangga Jadi AlumniKelulusan bukan akhir dari pem-

belajaran, tapi justru awal dari proses belajar yang lebih gigih. Saya sangat bangga menjadi bagian dari Prodi D-III MAB Unsyiah. Ilmu dan keterampilan yang saya dapat menjadikan saya seorang penyuluh pertanian yang berhasil saat ini.

· Mulia Fahzami (Lulusan Tahun 2007), PNS Penyuluh Pertanian Banda

Aceh.(*)

Banyak Jaringan PekerjaanProdi D-III MAB Unsyiah tidak hanya

memberikan ilmu dan keterampilan yang dibutuhkan terkini bagi dunia pekerjaan, tapi

juga memberikan banyak jaringan la pa ngan pekerjaan. Saat ini, saya dapat berga bung sebagai karyawan tetap di lembaga peme-rintahan juga berkat bantuan program studi.

· Kurnia Lestari (Lulusan Tahun 2014), Karyawan Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) Banda Aceh.(*)

Wujudkan ImpianMenjadi seorang karyawan di Bank

Mandiri merupakan impian saya. Namun, hal ini tidak terlepas dari ilmu yang saya dapatkan di bangku kuliah. Saya sangat bangga bisa bergabung dengan Program Studi Manajemen Agribisnis dan Universitas Syiah Kuala yang ber akreditasi A.

· Fenny Irawati (Lulusan Tahun 2014), Karyawan Bank Mandiri Banda

Aceh.(*)

Kreatif dan InovatifSaya mendapatkan kurikulum aka demik

yang membentuk saya siap kerja, baik menjadi entrepreuneur maupun di pemerintahan. Belajar di Prodi D-III MAB Unsyiah membuat saya menjadi bijaksana, kreatif, inovatif, dan supe. Sebab, saya bertemu dan berinteraksi dengan teman-teman dari seluruh Aceh dan Indonesia melalui kegiatan ekstrakurikuler yang tersedia di Universitas Syiah Kuala. Yuk, bergabung dengan Prodi D-III MAB Unsyiah.

· Edo Sukandar (Lulusan Tahun 2013), Staf Balai Diklat Pertanian Aceh.(*)

Fasilitas TerbaikMenempuh studi di D-III MAB Unsyiah

memberikan banyak manfaat kompetensi tenaga pengajar dan kurikulum, disertai nuansa akademis yang kental didukung oleh fasilitas pendidikan terbaik di Aceh seperti perpustakaan, teknologi informasi, rumah sakit, serta fasilitas ibadah dan olahraga. Sehingga mendorong maha siswa untuk berusaha maksimal dan menghasilkan ide-ide kreatif dalam pengembangan ilmu agribisnis.

· Rika Miranda (Lulusan Tahun 2014), PNS Karantina Kementerian Pertanian RI.(*)

Page 14: Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani · Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pert RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman ... pada periode

14 DISTANBUN ACEHEdisi I/2018

www.penyuluhanaceh.com

IDA (32), sapaan akrab pe-rem puan bernama lengkap Nur zahidah kelahiran Aceh Jaya tahun 1986 ini merupakan salah seorang pengusaha muda sukses menginspirasi bidang Kuliner kekinian. Awalnya tidak pernah terlintas sama sekali di benaknya untuk terjun ke bisnis kuliner yang sekarang digelutinya dengan nama GetLatela, donat yang berbahan baku labu dan ketela. Setelah menyelesaikan studi strata satu (S1) di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian (THP) Fakultas Pertanian, Unsyiah tahun 2004, beberapa kali dia coba mengikuti tes CPNS. Namun, apa boleh buat nasib berkata lain di mana dia tidak kunjung lulus dalam seleksi tersebut. Saudara-sau dara kandungnya yang sudah lebih dulu men jadi PNS membuat Ida sedikit merasa minder.

Alhasil, Ida mencoba peruntungannya di dunia bisnis. Berawal dari banyaknya labu dan ketela di kampung

halamannya yang tidak termanfaatkan dengan maksimal dan bahkan bisa dibilang nyaris tidak memiliki nilai eko nomis karena terbuang begitu saja di perkarangan rumah.

Pada tahun 2014, Ida dengan status peng-angguran kembali mem-beranikan diri memulai usaha lagi, yang sebe-lumnya sem pat gagal.

Dengan modal awal ku-rang dari Rp 150.000 saat itu, ia mencoba mengolah dan membuat donat berbahan dasar dari labu dan ketela di dapur rumah kos-kosan dengan meng-gunakan peralatan seada nya. Walau awalnya ke su-litan menjual do nat yang di-buat nya, namun Ida te tap sabar dengan te-rus mempromosikan donat-donatnya kepada teman ter-dekat keluarga dan kemudian merambah ke media sosial. Dan siapa sangka dengan ikhtiar dan keyakinannya yang luar biasa, kini donat Getlatela sudah dikenal dan diterima oleh masyarakat di seluruh Aceh, khususnya Banda Aceh dan Aceh Besar.

“Alhamdulilah perlahan bisnis donat getlatela mulai berkembang, tadinya saya agak ragu terhadap bisnis yang saya geluti ini. Sekarang,

O XFAM melalui jari-ngan nya di Indonesia, AgriProFocus Indo-nesia, bekerja sama

dengan Koalisi Rakyat untuk Ke-daulatan Pangan (KRKP) kembali menggelar “Pemilihan Duta Petani Muda 2018.” Even yang ketiga kali berturut-turut sejak tahun 2014 itu turut didukung oleh Kuncup Padang Ilalang (KAIL), workout.id, dan PIKUL. Pemilihan itu meru-pakan salah satu bentuk upaya untuk menarik minat kaum muda untuk terjun ke du nia pertanian.

Bagi pemuda dan pemudi yang ingin mengikuti kegiatan ini, caranya cukup mudah. Pendafta ran bisa dilakukan secara online atau offline (via pos). Secara on line, calon peserta mengisi for mulir pendaftaran pada www.dutapetanimuda.id serta me-lam pirkan scan persyaratan berkas yang sudah ditetapkan. Sedangkan pendaftaran secara offline (via pos),

calon peserta melampirkan print formulir pendaftaran yang sudah diisi dan persyaratan berkas pendaftaran lainnya dimasukkan dalam amlop, lalu diantar atau di kirim melalui pos ke secretariat panitia.

Adapun syarat-syarat peserta yaitu Warga Negara Indonesia (WNI), usia di bawah 35 tahun, me-miliki usaha pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan perda-gang an pangan) serta diutamakan yang sudah berjalan minimal dua tahun, peserta tidak terbatas pada latar belakang pendidikan tertentu, serta panitia mendorong petani muda dari Indonesia Ti mur dan perempuan muda yang bergerak di usaha pertanian untuk mendaftarkan diri.

Syarat dan mekanisme pen daf-taran yaitu melengkapi for mu lir online atau download for mu lir offline di website www.duta petanimuda.id, serta tulisan (mak simal 500 kata)

tentang visi dan misi usaha, kendala yang dihadapi, cara anda mengatasi, dan motivasi mengikuti Pemiihan Duta Petani Muda 2018. Selanjutnya, surat rekomendasi dari LSM atau pemerintah setempat (dinas per-tanian atau aparat desa/kelu rahan) terhadap aplikasi dan usa ha anda, scan kartu identitas (KTP/SIM/iden-titas resmi lainnya), dan foto selfie berlatang belakang usaha anda.

Pendaftaran dibuka mulai 9 Mei 2018 dan ditutup 17 Agustus men datang. Peserta yang masuk ke-lompok 30 besar dimumkan pada 1 September 2018. Sedangkan pe-ngumuman 10 Duta Petani Muda tahun ini dilakukan pada 1 Oktober 2018. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Agri Pro Focus Indo-nesia, Jalan Kemang Selatan XII No-mor 1 Jakarta Selatan, telepon 021-7892489 atau via nomor 081 212503496 (Gea Citta) dan 085364473739 (Widya Hasian). (*/dbs)

Dicari, Duta Petani Muda 2018

Latela Meraih Pundi dari Labu dan Ketela(Kisah Sukses Anak Muda Milenial di

Dunia Bisnis)saya sudah memiliki tempat usaha sendiri yang saya bangun dari hasil menjual donat berupa. Selain toko tempat produksi donat, saya juga sudah memiliki mesin-mesin untuk mempermudah produksi. Jum lah karyawan lima orang yang terdiri atas 2 orang bagian produksi, 2 Orang marketing, dan 1 orang kurir. Se bagian besar kar-yawan saya adalah ma syarakat biasa dan ma hasiswa,” ujar Ida dalam wawancara dengan Haba Tani beberapa waktu lalu

”Getlatela ini membawa berkah bagi saya. Di awal menciptakan brand ini niatnya adalah ingin

mem berikan sesuatu yang ber manfaat bagi masya-

rakat. Alham dulillah, dengan adanya get-latela yang lain juga ikut merasakan man-faatnya, ada karyawan

dan petani yang ikut sejahtera bersama tum-

buhnya getlatela. Getlatela sendiri memiliki arti yang diambil dari dua kata GET dan LATELA (Get yaitu Baik dan LATELA merupakan singkatan labu dan ketela” ujarnya.

Keuntungan yang didadapt juga terbilang lumayaan, karena ida berhasil mengembangkan bisnis hingga seperti sekarang yang telah dikenal di Banda Aceh serta luar Aceh. Produknya dijual Rp 20.000 per kotak (isi 12 donat). Ini adalah harga yang relatif terjangkau di kalangan masyarakat.

”Dalam sehari Ida bisa menjual

maksimal 60 Kotak, pemesanan dilakukan melalui online seperti WhatsApps (WA), Facebook, dan Instagram. Donat latela dibuat dengan mencampurkan pasta labu dan ketela dengan beberapa bahan utama lain seperti terigu

susu, gula, dan telur,” jelasnya.

Kisah sukses Ida kian mulai terlihat. Dengan penuh percaya diri, ia mengikuti kompetisi

enteurpreneuer muda. Banyak prestasi yang diraih

selama 4 tahun membangun getlatela. Di antaranya, tahun 2015 getlatela menjadi finalis dalam kompetisi wirausaha muda mandiri, 2016 terpilih menjadi salah satu Juara muda Bank Indonesia, dan baru-baru ini terpilih sebagai tiga besar UMKM Terbaik Aceh dalam kompetisi Wirausaha Inovatif Sumatera yang diselenggarakan Inotek, Sampoerna untuk Indonesia. Dari kompetisi yang diikuti, Ida mendapatkan pembiayaan untuk mengembangkan sarana dan alat-

alat pendukung usaha donatnya. Workshop getlatela bertem-

pat di Desa Garot, Nomor 29, Keutapang, Banda Aceh. Ida juga berharap ke depan dirinya bisa mengembangkan varian baru untuk produk nya berupa Pizza Tela dan donat Tela Freezer. Selain memproduksi donat, getlatela juga membuka kelas edukasi bagi siapapun yang ingin belajar di tempatnya, baik belajar mengolah produk atau sekedar sharing bisnis.

Perjuangan Ida membangun usaha ini menjadi motivasi ba gi anak-anak muda, bahwa mem -bangun usaha tak sela ma nya butuh modal besar. Karena itu pula, Ida sekarang sudah se ring diundang untuk menjadi nara-sumber pada acara-acara kewira-usahaan di Banda Aceh maupun luar Kota.

“Untuk menjadi sukses, kita tidak butuh modal besar tapi butuh keberanian, keyakinan, dan cinta yang besar. Jangan lu pa libat kan Allah SWT dalam se tiap langkahmu,” pungkas Ida me nu tup penjelasannya.(Roy Andriyan SP)

HABATANI Milenial

Page 15: Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani · Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pert RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman ... pada periode

15DISTANBUN ACEHEdisi I/2018

www.penyuluhanaceh.com

TAIWAN adalah salah satu negara yang tergolong maju da-lam dunia industri. Tapi, per tanian sebagai salah satu pe nunjang kemajuan ekonomi juga mengalami kemajuan yang sangat pesat di Negara itu. Ber bagai inovasi dan lembaga un tuk meningkatkan cara ber tani dan produksi pertanian su-dah dikembangkan dengan baik. Sehingga, saat ini Taiwan mem-punyai corak usaha tani yang ber-beda dengan negara lain dalam me-majukan sector pertanian.

Proses inovasi dan adanya sis-tem kelembagaan yang baik me-ngantarkan Taiwan sebagai salah satu negara paling inovatif dalam bidang pertanian. Hal itu sekaligus

mengukuhkan negara ini sebagai pengeskpor produk pertanian se-perti sayuran, buah-buahan dan hasil pengolahannya, serta beras.

“Di Taiwan, tidak ada middle-man yang mengambil untung dari usaha tani,” kata General Manager Wu-Feng Farmers’ Association, Ching-Chien Huang menjelaskan tentang bagaimana pertanian di Taiwan dikembangkan.

Menurut Ching Chien, peran dari middle-man yang menjadi pe ran-tara digantikan oleh aso siasi petani. “Tidak ada calo. Se mua pedagang yang bergerak me rupakan anggota asosiasi sehingga keuntungannya menjadi milik semua anggota yang terdiri atas petani hingga pedagang,”

M ENURUT laporan De partemen Po pu-lasi Divisi Urusan Sosial dan Ekonomi

PBB, diperkirakan populasi du-nia saat ini hampir 7,6 miliar jiwa. Pada 2030, akan meningkat menjadi 8,6 miliar orang, tahun 2050 menjadi 9,8 miliar orang, dan pada tahun 2100 menjadi 11,2 miliar jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat ditambah dengan dampak perubahan iklim, meningkatnya tingkat geografis lahan kering, dan berkurangnya pasokan air tawar membuat pe-nurunan jangka panjang lahan pertanian per kapita.

Organisasi Pangan dan Pertani an PBB (FAO) mengungkapkan bahwa lahan subur per orang di proyeksikan akan menurun pada tahun 2050, menjadi hanya sepertiga dari jumlah yang tersedia pada tahun 1970. Kecenderungan ini berarti bahwa planet ini akan kekurangan lahan subur pertanian untuk memberi makan penduduknya yang semakin banyak.

Ancaman lain adalah penu-runan pasokan ikan. Ini akan mendorong beban makanan yang lebih besar pada produk berbasis lahan. Lainnya, meningkatnya urba-nisasi, biaya agribisnis yang semakin tinggi (misal; pupuk, bahan bakar, pestisida ), deplesi tanah, degradasi dari pertanian berlebih, dan praktik produksi yang buruk.

Untuk menghadapi masalah ini, salah satu solusi yang paling

mungkin dikerjakan un-tuk me ningkatkan pro-duksi pangan di masa depan adalah pertanian vertikal dalam ruangan (vertical indoor farming) di perkotaan. Cara ini akan melibatkan lebih ba nyak penggunaan tek-nologi dan otomasi untuk optimasi penggunaan la-han.

Strategi indoor far -ming ber tujuan mening-katkan produk tivitas se cara signifikan. Di-klaim bahwa indoor far ming membe rikan ba nyak keuntungan se-bagai sumber makanan ber sih dan hijau, bebas ha ma, kekeringan, dan pengurangan penggu-na an tran sportasi dan ba han bakar fosil. Ke-un tungan lain, de-ngan indoor farming, ke-giatan pertanian dapat dila kukan di gedung-ge-dung tinggi.

Tidak seperti bercocok tanam di lahan terbuka, indoor farming tidak mengenal gagal panen karena cuaca, seperti hujan terus menerus. Perubahan iklim yang tidak me nentu, juga bukan ancaman. Model pertanian indoor farming ada bebe rapa pilihan seperti hidroponik, aquaponic, dan aeroponic. Sa at ini, sebagian besar indoor far ming menggunakan

Pertanian Vertikal ala Jepang

kombinasi hidro ponik dan caha-ya buatan. Namun, beberapa metode indoor farming seperti yang diterapkan di rumah kaca, dapat menggunakan kombinasi sumber daya alam dan buatan.

Negara dengan teknologi per-tanian yang maju seperti Ame-rika Serikat dan Jepang, te lah giat mengerjakan indoor far-ming dengan serius. Indoor far-

mingtelah dijadikan se-bagai pili han pertama. Bahkan, kualitas pro duk yang dihasilkan le bih ung gul dari hasil per-tanian biasa.

Namun bukan ber-arti indoor farming ti dak memiliki keku-rang an. Biaya indoor far-ming sangat mahal. Selain itu, harus melibatkan tek nologi, software dan hardware. Suhu, ke-lem baban, hingga ca-haya harus dikontrol de ngan baik. Selain itu, indoor farming juga di anggap menghasilkan CO2 lebih banyak dari-pada pertanian di sa-wah. Masalah terakhir ini yang membuat hing-ga sekarang indoor far-ming masih dalam per-debatan.

Di Jepang usaha pertanian indoor telah memberikan hasil yang sangat sukses. Dengan

lahan seluas sekitar 2.300 meter persegi dihasilkan 10.000 pucuk selada per hari. Hasil ini sekitar 10 kali lebih banyak per meter persegi dari cara tradisional, dengan daya 40% lebih sedikit, 80% lebih sedikit nutrisi, dan 99% lebih sedikit penggunaan air (karena tidak ada air yang terbuang terserap ke dalam tanah) dari pada di luar ruangan. Limbah

Mengintip Kiat SuksesPertanian di Taiwan

pun nyaris tidak ada.Walaupun begitu, saat ini pro-

ses indoor farming di Jepang masih ”setengah otomatis”. Beberapa pe-kerjaan memang telah dikerjakan oleh mesin, tapi untuk pekerjaan memetik masih dilakukan secara manual. Untuk ke depan, robot akan banyak mengambil alih pekerjaan manusia, seperti memanen, tran-splantasi bibit, dan mengangkut ha-sil panen.

Selain pemakaian robot, lam-pu LED (Light Emitting Diode) yang diproduksi khusus –meniru sifat cahaya matahari- untuk keperluan indoor farming, akan meningkatkan hasil panen indoor farming. Siklus siang dan malam di lingkungan buatan ini dapat diperpendek sehingga tanaman tum buh lebih cepat. Dengan ca ra ini, indoor farming tidak lagi ber-gantung pada cahaya matahari. Variabel lain seperti suhu dan ke-lembaban dioptimalkan.

Jika Amerika Serikat, Jepang, dan beberapa negara telah meng-garap indoor farming dengan serius untuk mengantisipasi ke-ku rangan pasokan makanan di masa depan, bagaimana de ng an Indonesia ? Sebenarnya di Indo-nesia indoor farming telah di-kerjakan sejak lama. Hidroponik bahkan dengan green house, telah dikerjakan sejak tahun 1990-an. Namun, sayangnya belum ada yang menggarap indoor farming dalam skala industri.(agronet.co.id)

kata Ching Chien. Dalam asosiasi setiap anggotanya bekerja keras, tekun, ulet, dan kompak dalam kerja sama.

Berbeda dengan Indonesia, kerja sama dalam tim yang besar secara kompak, sinergis, terpadu, dan sistematis belum menjadi budaya. Di Taiwan, terdapat Council of Agriculture yang membentuk, membina, dan membimbing aso-siasi petani yang mirip dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) di Indonesia. Asosiasi ini dibentuk mulai dari tingkat kecamatan (sub district), kabupaten (district), dan pusat (nasional).

Di bawah asosiasi petani, ter dapat berbagai kelompok produksi, seperti kelompok produksi padi, kelompok produksi sayur-sayuran, dan ke-lompok produksi buah-buahan. Ke-lompok itu dibentuk tergantung po-tensi daerah masing-masing. Asosiasi petani di Taiwan juga mendapat bim bingan dari Research dan Ex-tention Center di bawah Council of Agriculture, sehingga sistem usaha

pertaniannya berbasis ilmiah. Wu-Feng Farmer’ Association

di Taichung misalnya, berbisnis komoditas padi. Mereka memiliki berbagai jenis usaha dengan aset yang sangat besar. Jenis usaha nya antara lain koperasi, toko, penggilingan padi, hingga pabrik minuman beralkohol asal padi untuk sake, perbankan, dan asu ransi. Setiap unit usaha dikelola tenaga oleh profesional.

Berbeda lagi dengan bisnis yang ada di Bade, Kota Taoyuan. Asosiasi petani di kota imi lebih banyak bergerak di komoditas sayuran. Di bawah asosiasi petani, terdapat berbagai kelompok pro-duksi sayuran (utamanya sayuran daun berumur pendek seperti pakchoi, seledri, dan sawi). Semua tahapan bisnis komoditas sayuran di Bade dikelola oleh Bade Farmers’ Association yang sahamnya milik petani. Kelompok produksi yang terdiri atas 10-20 petani focus memproduksi sayuran, mulai dari pengolahan tanah, pengairan, pe-nanaman, pemeliharaan, hing ga

panen. Selanjutnya, petani dari kelompok produksi menjual hasil usahanya kepada asosiasi.

Beberapa hari sebelum pa nen, asosiasi melakukan uji labo ratorium terhadap kualitas produk. Tes itu antara lain meliputi uji residupestisida dalam sayuran. “Di Taiwan, uji kualitas produk sa yuran sangat ketat. Ini penting untuk menjaga kepercayaan kon sumen,” kata Manager Bade Far-mers’ Association, Mr Lee. Bila lolos uji laboratorium, maka produknya masuk dalam kelompok sortir dan pengepakan. “Sortir dan penge-pa kan ini sangatpenting agar kon-sumen mendapatkan produk yang berkualitas,” kata Ming-Hsin Lai, Ahli Agronomi dari Taiwan Agricultural Research Institute.

Selanjutnya, asosiasi akan men-jual produk petani kepada kon-sumen domestic maupun ek spor. Dengan pola seperti itu, bis nis sayuran di Taiwan sangat meng-untungkan. “Pendapatan petani sa-yuran jauh melampaui orang kan-toran,” pungkas Lee.(*/dbs)

HABATANI LUAR NEGERI

Lahan pertanian di Taiwan.

Page 16: Berdayakan Penyuluh, Sejahterakan Petani · Republik Indonesia @kementan Kementerian Pertanian RI Kementerian Pert RI Banjir Kekeringan OPT : - Hama - Penyakit Tanaman ... pada periode

16 DISTANBUN ACEHEdisi I/2018

www.penyuluhanaceh.com

HABATANI Galeri

Panen raya benih padi IF8 dari IPB oleh Kadistanbun Aceh, A Hanan SP MM (kiri), di Gampong Meunasah Rayeuk, Kecamatan Nisam, Aceh Utara. Siswi SMK-PP Negeri Saree, Aceh Besar memanen bunga rosella sebagai minuman herbal.

Kadistanbun Aceh menyerahkan tanda daftar varietas tanaman lokal untuk Aceh Besar yang diterima bupati setempat. Penyuluh memberikan materi tentang sistem tanam pola jarwo super di Kabupaten Aceh Tenggara.

Proses pembuatan minyak serewangi di Kabupaten Aceh Selatan. Panen bawang varietas lokal yaitu bawang Gayo di Kecamatan Bintang, Aceh Tengah.

Tim Penyuluh Pertanian di BPP Kutabaro, Aceh Besar yang berhasil menjadi BPP terbaik berprestasi se-Aceh tahun 2018. Anggota P4S Langgang Jaya Pratama mengajari petani cara mengolah limbah jerami dan batang pisang menjadi pakan ternak.