berbakti kepada orang tua

17
ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. NAMA SAYA MUHAMMAD DAVIQ BAYHAQIE TRG SAYA AKAN MEMPRESENTASIKAN TUGAS SAYA YANG BERJUDUL BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

Upload: mawar-devi

Post on 14-Apr-2017

756 views

Category:

Education


10 download

TRANSCRIPT

ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.NAMA SAYA MUHAMMAD

DAVIQ BAYHAQIE TRGSAYA AKAN

MEMPRESENTASIKAN TUGAS SAYA YANG BERJUDUL

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

Menggapai Ridho Allah dengan Berbakti Kepada Orang TuaBERBAKTI KEPADA KEDUA

ORANG TUAMenghormati Serta

Menyayangi Orang TuaBirrul Walidain

Kaum Muslimin rahimakumullah,Saya mewasiatkan kepada diri khatib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah Ta’ala, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Bertakwa dengan cara menaati-Nya bukan berbuatk maksiat kepada-Nya, mensyukuri nikmat-Nya bukan malah mengkufurinya, dan selalu mengingat-Nya bukan melupakan-Nya.Segala puji bagi-Nya Rabb semesta alam, yang telah mengaruniakan berbagai kenikmatan yang tak terhingga. Shalawat dan salam bagi penghulu para rasul, kekasih dan penyejuk hati kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya, serta pengikutnya hingga akhir zaman.

Kaum Muslimin rahimakumullah,Seorang anak, meskipun telah berkeluarga, tetap wajib berbakti kepada kedua orang tuanya. Kewajiban ini tidaklah gugur bila seseorang telah berkeluarga. Namun sangat disayangkan, betapa banyak orang yang sudah berkeluarga lalu mereka meninggalkan kewajiban ini. Mengingat pentingnya masalah berbakti kepada kedua orang tua, maka masalah ini perlu dikaji secara khusus.

Menggapai Ridho Allah dengan Berbakti Kepada Orang Tua

Jalan yang haq dalam menggapai ridha Allah ‘Azza wa Jalla melalui orang tua adalah birrul walidain. Birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) merupakan salah satu masalah penting dalam Islam. Di dalam Alquran, setelah memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan untuk berbakti kepada orang tuanya.Seperti tersurat dalam surat al-Israa’ ayat 23-24, Allah Ta’ala berfirman:

ل�ا ل� ل�ا ه� ل�ا ك و� ل� ل�ا ه� ه� ل� ل� ل� ل� ك� و� ل� ل� و� ك� ل�� ل� ه� و� �ل ل��ا �ك � ن!ا ل#ا و� �ك ك� �و ل� ك� ل$ و� ك%ا ل� ه& �ا� ل �ك ل�)ا �ك ه�� ه� و( ل* ل�)ا ل� ل+ ه�% ل, ى- ل/ ل0 ل�ب1 ل, و3 ه0 ل� ك4 ل� و� ل�� � ل� �ك ب5 ه�6 � ل7 ل�ا ل8 ل�ا ه9 ل� و: ك; و> ل� ن�ا �ك� ل ن)ا و$ ل0 ل�ا ه9 ل� و3 ه0 ل� ل�ا ه� و� ل9 و� ل* ل)ا ل� ف= ه� ل�ا ه9 ل� و3 ه? ل*

ن� ك�ي Aل ك!ي ليا %� ل ل, ل�ا ل ل�ا ه9 و� ل� و, “Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” (QS. Al-Isra': 23-24).

Dalam surat al-‘Ankabuut ayat 8, tercantum larangan mematuhi orang tua yang kafir jika mereka mengajak kepada kekafiran:

ل�ي ل� �ك � ل�ا ه9 و( Cك ه* ل�ا ل� Dم و� ك� Fك ك% ل+ ل� Gل وي ل� ل�ا ك%ي ل� ك� Hو Iه ك� ل� ل� ل� ل8ا Jو �ك ل� � ن�ا و# ه� Fك �و ل� ك� ل$ ك% Jل ل#ا و! ك�ا و) ل�ا وي Aل� ل� ل� Jل ه�$ ل� و( ل* Dو Iه و� ه ل�ا ك% Dو ه� Lه ب� ل! ه�ا ل� Dو ه� ه( ك8 و� �ل

“Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-‘Ankabuut (29): 8)Kaum Muslimin rahimakumullah,Di antara keutamaan amalan birrul walidain adalah:Birrul Walidain Merupakan Amal Yang Paling Utama‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata.

: Dل� Mه Nه و� ه0 ل5 ل0ا ل9ا، Iك و0 ل� ل�- ل� Pه لا �Qل� � ل ل5 ل0ا ه3؟ ل/ و� ل� ك3 ل� ل( و� Sه� ل� Dل �� ل Tل ل� Fك وي ل� ل� Fه �� ل��- Aل Fك �� ل5 $Tه ل, Nه و� ل�ا Tل : : : Fك �� ك3 وي ك� Tل ك�ي Uه ل9ا Vك و� ل5 ل0ا ه�S؟ ل� Dل� Mه Nه و� ه0 ل5 ل0ا ك�، �و ل� ك� ل$ و� ه�� ك% ل5 ل0ا ه�S؟ ل�

“Aku bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling utama?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya).’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab, ‘Jihad di jalan Allah’ (HR. Bukhari dan Muslim)

Ridha Allah Bergantung Kepada Ridha Orang TuaSesuai hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, disebutkan:

أ�ن ا ع�نهم� الله ضي� ر� الع�اص بن ع�مرو بن الله ع�بد ع�ن : في ب الر ا رض� ال� ق� لم� و�س� ع�ل�يه الله لى ص� الله سول� ر�

الد الو� سخط في ب الر و�سخط الد، الو� ا رض�“Darii ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua” (HR. Bukhari)Berbakti Kepada Orang Tua Dapat Menghilangkan Kesulitan Yang Sedang DialamiKaum Muslimin rahimakumullah,Ada sebuah kisah, dimana secara logika kesulitan tersebut sulit untuk dipecahkan atau bahkan tidak bisa dipecahkan menurut perhitungan manusia, namun lantaran amalan berbakti kepada kedua orang tua, kesulitan itu mendapatkan jalan keluar. Kisah tentang hal ini diriwayat dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma mengenai tiga orang yang terjebak dalam gua, dan salah seorangnya bertawassul dengan bakti kepada ibu bapaknya.

Haditsnya sebagai berikut:غ�ار إل�ى بيت� الم� وا أ�و� تى ح� بل�كم ق� ك�ان� ن مم هط ر� ث�ال�ث�ة انط�ل�ق� : . الوا ق� ف� الغ�ار� ا ع�ل�يه� دت ف�س� ب�ل الج� من� ة خر� ص� ت د�ر� انح� ف� لوه، د�خ� ف� . الكم أ�عم� الح بص� الله� ت�دعوا �ن أ إال ة خر� الص ذه ه� من ال�ينجيكم إنه : و�كنت ان ك�بير� ان يخ� ش� �ب�و�ان أ لي ك�ان� �للهم ا منهم جل ر� ال� ق� ف�ل�م ف� ي�وما يئ ش� ط�ل�ب في بي ن�أ�ى ف� اال، م� ال� و� أ�هال ا هم� بل� ق� �غبق أ . ين ن�ائم� ا دتهم� و�ج� ف� ا هم� غ�بوق� ا ل�هم� ل�بت ح� ف� ن�ام� تى ح� ا ع�ل�يهم� أرحي�د�ي ع�ل�ى د�ح الق� و� ل�بثت ف� اال، �وم� أ أ�هال ا بل�هم� ق� �غبق� أ �ن أ ك�رهت ف�رب�ا ف�ش� ظ�ا است�يق� ف� جر الف� ق� ب�ر� تى ح� ا اظ�هم� استيق� �نت�ظر أا. م� ع�نا ج ر ف� ف� و�جهك� ابتغ�اء� ذ�لك� ع�لت ف� كنت إن �للهم ا ا هم� غ�بوق�

يئا ش� ت ج� ر� انف� ف� ة، خر� الص ذه ه� من فيه ن�حن“ …Pada suatu hari tiga orang dari ummat sebelum kalian sedang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah gunung. Ketika mereka berada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi mulut gua. Sebagian mereka berkata kepada yang lain: ‘Ingatlah amal terbaik yang pernah kamu lakukan.’ Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut. Salah satu di antara mereka berkata: ‘Ya Allah, sesung-guhnya aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai isteri dan anak-anak yang masih kecil. Aku menggembala kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang sudah larut malam dan aku dapati orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi keduanya namun keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah keduanya minum lalu kuberikan kepada anak-anakku. Ya Allah, seandainya perbuatan ini adalah perbuatan yang baik karena mengharap wajah-Mu, maka bukakanlah mulut gua ini.’ Maka batu yang menutupi pintu gua itu pun bergeser sedikit..” (HR. Bukhari (no. 2272), Fathul Baari (IV/449), Muslim (no. 2743).

Kembali

BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

Teman – teman yang berbahagia...Setiap manusia pastinya memiliki orang tua. Tidak ada seorangpun manusia yang terlahir tanpa adanya orang tua. Kita juga menyadari bahwasanya orang tua kita telah bersusah payah, baik siang maupun malam membanting tulang, memeras pikiran, sekuat tenaga untuk memperjuangkan agar semua anaknya bisa hidup sebaik – baiknya. Pada waktu yang singkat ini, izinkanlah saya untuk menyampaikan betapa sangat pentingnya berbakti kepada kedua orang tua.

Berbakti kepada kedua orang tua adalah salah satu amalan yang sangat mulia bahkan Allah SWT telah menyebutkannya dalam Al-Quran tentang keutamaan berbakti pada kedua orang tua. Allah berfirman:

Di dalam firman Allah Tersebut kita diperintah untuk berbakti kepada dua orang tua dan disandingkan dengan amalan yang paling utama dalam islam yaitu tauhid, maka ini menunjukkan bahwa amal yang satu ini sangat utama di sisi Allah SWT. Begitu besarnya martabat kedua orang tua dipandang dari kacamata syari’at.

Teman-teman yang berbahagia..Rosulullah SAW menghubungkan antara kedurhakaan kepada kedua

orang tua dengan berbuat syirik kepada Allah SWT. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abi Bakrah, beliau bersabda: “Maukah kalian ku

beritahukan dosa paling besar?” lalu para sahabat menjawab, “Tentu.” Nabi kembali bersabda, “(Yaitu) berbuat syirik dan durhaka kepada

kedua orang tua” (HR. Al Bukhori).

Membuat menangis dalam artian sedih kedua orang tua maka itu sudah terhitung sebagai salah satu perbuatan durhaka, tangisan

mereka sama halnya dengan terkoyaknya hati, oleh tingkah laku sang anak. Ibnu ‘Umar menegaskan:

“Tangisan kedua orang tua adalah termasuk dalam kedurhakaan yang besar” (HR. Bukhari).

Allah SWT juga menegaskan dalam Al-Quran surat Al Isro’ bahwa perkataan “uh” saja atau “ah” kepada orang tua saja sudah dilarang apalagi yang lebih dari pada itu. Dalam surah tersebut juga dijelaskan perintah untuk berbuat baik pada orang tua. Sekarang kita bersama – sama sudah mengetahui akan penting dan keutamaan berbakti pada kedua orang tua. Jika kita ingat – ingat kembali, berapa seringnya kita membuat mereka marah dan menangisnya orang tua? Berapa seringkah kita tidak melaksanakan apa perintahnya? Memang tidak ada namanya ketaatan kepada makhluk dalam hal bermaksiat kepada Allah SWT, akan tetapi bagaimana cara kita untuk menolak itupun harus dengan cara yang baik tidak serampangan.

Untuk itu bersegeralah kita meminta maaf pada keduanya, perlu kita ingat kembali bahwa ridhanya orang tua adalah juga ridha Allah SWT adalah ridhanya orang tua, murkanya kedua orang tua maka murkanya Allah SWT juga.

Saya rasa demikianlah pidato saya pada kesempatan kali ini, terima kasih atas perhatiannya semoga apa-apa yang saya sampaikan tadi bisa kita ambil hikmahnya, mohon maaf atas segala kekurangan.. Wassalam Wr Wb...Kembali

Menghormati Serta Menyayangi Kedua Orang Tua

Dewan hakim yang budiman.Banyaksekalipenjelasandalam Al-qur’anmengenaikewajibanseoranganakterhadap orang tua.Seperti yang tercantumdalam surah lukmanayat 14 yang berbunyi.

وفصله و و�هن ع�ل�ى و�هنا امه ل�ته م� ح� الد�يه بو� ان� نس� اال ين�ا ص �و�صير الم� ال�ي الد�يك� لو� و� اشكرلي �ن ا ين ع�ام� في

Yang artinya:“dan kami perintahkankepadamanusia agar berbuatbaikterhadapkedua orang tuanya. Ibunyatelahmengandungnyadalamkeadaanlemah yang bertambahlemah, danmenyapihnyadalamusia 2 tahun. Bersyukurlahkepada-Ku dankepadakedua orang tuamu, hanyakepada-Ku kembalimu “.

Teman-teman yang Shaleh-shalehah.Dari ayattersebutsebagianahliTafsirmenjelaskanbahwamanusiaharuslahberbaktikepada orang tualebih-lebihkepadaibu.Mengapademikian ?... sebabseorangibuberpotensiuntuktidakdihiraukanolehanakkarenakelemahanibu. BerbedadenganBapak.Namunteman-teman di sisilainseorang ayah pun patutkitahormatiataskerjakerasbeliaudalammencarinafkah, membesarkandanmendidikkita. Begitupula BapakdanIbu guru di sekolah, yang mengajarkananekailmusebagaibekalkebahagiaandiduniamaupundiakhirat.

Hadirin yang sayacintaidan yang mencintaisaya.Tapimengapasampaihariinimasihbanyakanak yang tidakhormatkepada orang tua, tidaksedikitanak yang menbangkangperintahorang tuadanmenyakitiperasaannya. Di suruhbelibumbumasaksamaibu, dengansantaisianakberkata,“Sory Ma! AkulagiBBMannihsamateman !UdalahMaa… gakpakebumbuitujugajadi !.Padahalnihteman-teman, masakannyaenakkanuntukkitajuga (betulapabetul ? ). Disuruhmijitin ayah karenacapekpulangkerja, sang anakdenganenakberkata, “Sory Yah , lagitanggungnih ! AkulagiFacebookannihsamateman, kalau ayah capek temple sajatuh Koyo yang bisamijitsendiri kayak di TV ! “. ( Na’uzuBillah ).

Sampai-sampaiteman-teman sang ayah danibuterkadangmeneteskan air matakarenaulahnegatif sang anak. Padahal Abdullah bin Umar R.A berkata.

العقوق من� الد�ين الو� �اء إبك“Membuat orang tuamenangistermasukbentukkedurhakaan”.

Hadirin yang berbaktikepada orang tua.IngatlahpesanRasulullahbahwa:

فى الله و�سخط الد�ين االو� رض� فى الله ا رض�الد�ين الو� سخط

“ Ridha Allah tergantungRihda orang tua, danmurkah Allah tergantungkepadakemurkaan orang tua “.

Sebagaioleh-olehteman-teman se- Nusantara, sekaligusmenjadikesimpulandaripenyampaiansaya, inilahsyaratatau Tips untukmenjadianakatausiswa yang berbaktikepada orang tuadan guru.

Yang pertama, mengutamakanridha orang tuadaripadaridhadirisendiri, istri, anakdanseluruhinsan.Yang kedua, taatilah orang tuadan guru, selamaperintahitutidakmengandungkemaksiatan.Dan yang ketiga, memberikan orang tuadanjuga guru sesuatu yang merekasukaisebelummerekamemintahaltersebut.Namunsemuaharuslahd

Kembali

Birrul WalidainPuji dan Syukur tak henti kita panjatkan kepada Allah SWT yang tiada henti memberikan nikmat, berkah, dan hidayah-Nya kepada kita semua. Karena nikmat dan hidayah dari Allah berupa keimanan dan keislaman-lah yang membuat kita tetap kokoh berjalan di atas jalan Allah. Dan nikmat kesehatan dan kesempatan dari Allah pula sehingga hari ini kita dapat berkumpul di tempat ini dalam rangka melaksanakan salah satu aktivitas yang merupakan kewajiban kita sebagai umat Islam, yakni menuntut ilmu.Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang diutus oleh Allah SWT ke muka bumi ini sebagai rahmatan lil alamiin, yang telah menggempur kesesatan dan mengibarkan panji-panji kebenaran, serta memperjuangkan islam hingga sampai kepada kita sebagai rahmat tak terperi dari allah SWT“Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik – baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua – duanya sampai berumur lanjut dalam pemliharaanmu, maka sekali – kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” ( Al Isra’ ayat 23).Begitulah Alquran menggambarkan tentang bagaimana manusia harus berbuat baik kepada kedua orang tua. Karena memang sudah sepantasnya dan seharusnya bagi seorang anak untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, yang demikian itu karena betapa besar jasa keduanya kepada sang anak.

Alqur’an juga menyinggung bagaimana pengorbanan orang tua terhadap anaknya ketika sang anak masih dalam kandungan. Betapa susah dan payahnya sang ibu dalam menjaga kandungannya agar sang anak terlahir dengan sehat dan sempurna. Bagaimana sakitnya derita yang di tanggung sang ibu ketika menanti detik – detik kelahiran, dia berjuang sekuat tenaga antara hidup dan mati demi si mungil pujaan hati. Dan seberapa banyak keringat yang di keluarkan sang ayah dalam mencari nafkah untuk membahagiakan sang anak yang nantinya akan menjadi pelita ke hidupan mareka, kata – kata lelah tidak pernah terucap dari bibir sang ayah tatkala melihat senyum bahagia dari bibir mungil Si Penyejuk Mata.Maka dengan tegas Allah memerintahkan dalam al qur’an Surah Al luqman ayat 14 Firmannya.“Dan kami perintahkan kepada manusia ( berbuat baik ) kepada dua orang ibu bapanya ; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah – tambah dan menyapihnya dalam dua tahun ., bersyukurlah kepada –Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada –Kulah kembalimu”Dengan konteks ayat tersebut Allah menghendaki agar sang anak berbakti kepada kedua orang tua mereka dan bersifat lemah lembut kepada keduanya, itupun masih jauh dari cukup bila dibandingkan dengan kepayahan dan kelelahan orang tua dalam mengandung , membesarkan dan mendidik sang anak hingga beranjak dewasa.Melihat kebesaran perjuangan orang tua, Allah menghukumkan kepada sang anak wajib bersifat lemah lembut kepada ibu bapaknya dalam berbagai macam dimensi kehidupan Firmanya.“ Maka sekali – kali kamu janganlah mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mareka”

Al qur’an adalah kitab pegangan umat Islam yang sangat sempurna, semua hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan ini telah tercantum dalam kitab yang mulia itu, dan tak terkecuali tentang hakul awlad ‘alal walid dan hakul walid ‘alal awlad (hak anak terhadap orang tua dan hak orang tua terhadap anak). Dalam kontiks ini tidak kurang dari 5 ayat dalam al qur’an ungkapan yang menyinggung tentang birrul walidaini, yang menunjukkan bahwa betapa pentingnya masalah ini.Selama ini orang tua kebanyakannya hanya menuntut haknya saja, hak minta dihormati , hak minta ditaati, hak minta dikasihi oleh anak – anaknya. Para orang tua kelihatannya terlena dalam memahami makna Birrul Walidaini dengan pemahaman yang sempit, menurut mareka anak wajib tunduk dan taat ke pada mereka dan anak wajib menerimanya.Permasalahan semacam ini kelihatannya sudah menjadi rahasia umum, sering terjadi beda pendapat antara orang tua dan anak. Dan yang sering menjadi korban Power Birrul Walidain adalah anak.Doktrin orang tua terhadap anaknya bahwa anaknya wajib taat terhadap mareka berdua. Anak tidak di perbolehkan untuk protes apapun yang akan di bebankan kepadanya, kalau anak berani protes maka power Birrul Walidain berkata ” Kamu akan menjadi anak yang kualat berani membantah orang tua”.Apakah benar yang di maksud Alqur’an semacam itu ? tidak ada diskusi dan musyawarah dengan anak dalam mengambil keputusan, yang akhirnya keputusan itu membuat anak terbebani dan kecewa, yang pada akhirnya kekecewaan itulah penyebab anak berani dengan orang tuanya baik dengan tingkah laku atau perkataan.

Menurut Mahmud Mahdi Al Istanbuli dalam bukunya mendidik anak nakal ( Terjemhan) Katanya “ Lemah lembutlah terhadap anak mu dan bantulah dia untuk mentaati mu, mengoreksi kekurangannya dan memperbaiki kesalahannya janganlah engaku bersikap keras dan kasar terhadapnya. Dalam suatu hadis Rasulullah SAW pernah bersabda:Artinya: Allah mengasihi orang tua yang membantu anaknya dalam berbakti kepadanya.Seharusnya orang tua bersikap lemah lembut dalam bertutur dan bertindak. Lebih memikirkan perasaan anak ketimbang perasaan mareka sendiri. Dan mareka seharusnya lebih bijak dalam mengambil keputusan yang nantinya keputusan itu akan di bebankan kepada anak. Namun kebiasaan orang tua selalu otoreter terhadap anak apalagi dalam masalah pendidikan dan perjodohan. Seolah – olah orang tua lebih mengetahui nasib anaknya ketimbang anaknya sendiri, padahal anaklah yang menjalani hidupnya . Sehingga sering terjadi kehancuran masa depan anak akibat keputusan orang tua yang keliru.

Kembali