bahan ajar tpth i
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
1/80
DOSEN PENGASUH MATA KULIAH :
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
HORTIKULTURA II
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS ANDALASAND
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
2/80
Teknologi Produksi Tanamann Sayuran
Usahatani Tanaman Sayuran
Berdasarkan tujuannya, usahatani tanaman sayurann terbagi dalam
lima macam, yaitu:
1. Budidaya pekarangan :
Hasil panen digunakan untuk keperluan sendiri.
Aktivitas usaha dilakukan di sekitar rumah tinggal atau pekarangan.
Jenis dan jumlah tanaman tidak banyak dan
pemIliharaan kurang intensif.
Sayuran yang ditanam misalnya, lombok, tomat, kemangi dan lain-lain.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
3/80
2. Budidaya sayuran komersial
Hasil panen untuk dijual ke pasar.
Aktivitas usaha dilakukan pada sebidang tanah yang
cukup luas. Jenis dan jumlah tanaman lebih banyak
dibandin kan den an budida a ekaran an.
Pemeliharaan tanaman dilakukan secara intensif
dengan mempertimbangkan biaya produksi dan
perkiraan pendapatan.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
4/80
3. Budidaya agribisnis
Usahatani ini sama dengan budidaya sayuran
komersial;
perbedaannya hanya dalam luas skala usaha dan
transportasi.
Aktivitas usaha dilakukan di tempat yang jauh dari
pasar, sehingga memerlukan unit pengangkutan yang
cukup besar. Perhitungan biaya produksi lebih
kompleks, karena jenis pekerjaan lebih bervariasi.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
5/80
4 Budidaya sayuran olahan atau agroindustri
Hasil panen akan diolah lebih lanjut, misalnyadiawetkan dalam kaleng.
Areal usahatani ini sangat luas denganmenggunakan peralatan mesin pertanian
yang cangg .
Akhir-akhir ini jenis usaha semacam ini diIndonesia sangat menarik perhatian.
Oleh karena memerlukan lahan skala luas,karena itu banyak dilakukan di luar Jawa.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
6/80
Beberapa aktivitas usaha yang dilakukan dalam
pengolahan hasil ini antara lain:
a. Pengalengan: hasil panen dikalengkan dengan
menggunakan bahan pengawet agar tahan lama serta
warna produk masih tetap segar seperti semula.
b. Pembekuan: hasil panen diawetkan dengan perlakuan
suhu rendah di bawah nol.
c. Dehidrasi: hasil panen diisap kadar airnya melalui
pengeringan atau cara lain sebelum disimpan.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
7/80
II. ASAL-USUL DAN PENYEBARANKENTANG
A. Daerah Asal Dan Penyebaran Data pada
saat angsa panyo atang enuaAmerika Selatan dan data arkeologismenunjukkan bahwa tanaman kentang telahlama dibudidayakan di bagian benua
tersebut.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
8/80
Terdapatnya banyak kentang liar di bagian benua ini
terutama di daerah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia
makin memperkuat dugaan bahwa tanaman kentang
berasal dari Amerika Selatan. Walaupun macam-macam
-
.
negara-negara Amerika Tengah lainnya, namun species-
species ini tidak mengalami pembudidayaan dan dibawa
oleh bangsa Spanyol ke daerah ini pada waktu menduduki
benua Amerika bagian tengah tersebut (Hawkes, 1978).
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
9/80
Dalam sejarah penyebaran dari daerahasalnya, mula-mula kentang diintroduksikanke benua Eropa melalui Spanyol pada tahun1570 (Salaman, 1937 cit. Hawkes, 1978),tetapi menurut Lorth (1952 cit. Burton, 1966)kentang didatangkan ke Spanyol pada tahun
1534 an i u i aya an i pegununganAndalusia.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
10/80
Selain melalui Spanyol kentang juga masuk
benua Eropa melalui Inggris yang terjadi kira-
kira pada akhir abad ke-16, sedangkan
penyebarannya ke benua Amerika bagian
Utara terjadi kira-kira pada awal abad ke-17
melalui Bermuda.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
11/80
Saat masuknya kentang ke Indonesia tidak diketahui secara
pasti, tecapi pada tahun 1794 kentang ditemukan telah ditanamdi sekitar Cisarua (Cimahi, Bandung) dan pada tahun 1811
kentang telah tersebar luas di Indonesia terutama di daerah-
daerah pegunungan di Aceh, tanah Karo, Padang, Bengkulu,
, , .
Di Jawa daerah-daerah pertanaman kentang berpusat di
Pangalengan, Lembang, dan Pacet (Jawa Barat), Wonosobo
dan Tawangmangu (JawaTengah), Batu dan Tengger (Jawa
Timur ).
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
12/80
5. Budidaya rumah kaca
Usahatani yang dilakukan di ruang terkontrol,
misalnya di dalam rumah kaca.
Tujuannya untuk memproduksi sayuran di luar
musimnya.
Usahatani semacam ini biaya mahal
namun prospeknya sangat baik karena dapat menyuplai
pasar setiap saat dengan kualitas produk lebih tinggi.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
13/80
Nilai Gizi Tanaman Sayuran
Tanaman sayuran mengandung nilai gizitinggi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Gizi sayuran meningkatkan daya cerna
meta o sme serta men m u an aya ta anterhadap gangguan penyakit ataukelemahan jasmani lainnya.
Di beberapa negara produk sayuran juga
dimanfaatkan sebagai substitusi bahanpangan pada saat terjadi paceklik.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
14/80
Pada Tabel 7 disajikan nilai gizi sayuran
dibandingkan dengan bahan pangan lainnya.
-
tergantung jenisnya, selain itu daur hidup,
produktivitas dan manfaatnya serta nilai
ekonomisnya juga beragam.
Keragaman ini dapat dilihat pada Tabel 7.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
15/80
Tabel. Komposisi Gizi Sayuran Dibandingkan dengan Tanaman Pangan dan Palawija
(Setiap 100 g Bahan)
Jenis Bahan A B C D E F G H I J K
Jagung 88 362 9,5 1,5 12 2,5 0,00 0,35 0,13 2,0 0,00
Beras 88 354 8,0 0,5 10 2,0 0,00 0,25 0,05 2,0 0,08
Ketela pohon 40 153 0,7 1,0 25 1,0 0,00 0,07 0,03 0,7 30,00
Ketela rambat 30 114 1,5 1,0- 25 1,0 0,06 0,10 0,04 0,7 30,00
Ketela tanah 55 332 15,0 1,5 30 1,5 0,00 0,50 0,10 10,0 10,00
Cowpea 90 340 22,0 4,0 90 5,0 0,01 0,90 0,15 2,0 0,00
Sayuran daun 15 48 5,0 1,5 250 4,0 1,80 0,10 0,30 1,50 100,00
Tomat 6 20 1,0 0,6 5 0,4 0,15 0,06 0,04 0,70 25,00
Okra 10 33 2,0 1,0 70 1,0 0,09 0,10 0,10 1,00 25,00
Polong hijau 10 34 2,0 1,0 50 1,4 0,12 0,08 0,12 0,50 20,00
Kebutuhan per
hari: 2.530 4,6 - 500 9,0 1,50 1,00 1,50 17,00 30,00
Keterangan : A : berat kering (g), B: energi (Kcal), C: protein (g), D: serat (g), E: kalsium, F: besi (mg), G: karoten (mg), H:
tiamin (mg), I: riboflavin (mg), J: niasin (mg), K: vit. C (mg).Sumber : Grubben, 1977
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
16/80
Kebutuhan sayuran bagi orang Indonesia perkapita per hari berdasarkan Workshop on Food
tahun 1968 adalah 150 g/hari. Sepertiga diantaranya berasal dari sayuran daun.
Sedangkan konsumsi rata-rata penduduk Asia,termasuk Indonesia baru mencapai 100 g/hari,
-- kebutuhan sayuran keluarga berdasarkan datatersebut masih baru mencapai 66%.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
17/80
Dalam mengusahakan budidaya tanaman
sayuran hendaknya diperhatikan aspek
tanah, pengolahan tanah, penanaman biji
sayuran, dan pengendalian hama.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
18/80
Tabel 8. Daur Hidup, Potensi dan Nilai Ekonomis Beberapa Sayuran
Jenis
Hasil (ton/ha)ANV ANV/M2
Lama Tumbuh
(hari) ANV/M2 /hari
kotor bersih*
TomatTerung
manis
Okra
Timun
Semangka
Bayam
Kangkung
4525
30
15
50
40
30
80
42,324,0
26,1
13,5
40,0
25,2
18,0
57,6
2,392,14
6,61
3,21
1,69
0,90
11,32
7,57
10151
173
43
68
23
204
436
160200
130
90
150
120
50
270
0,630,27
: 1,33
0,48
0,45
0,19
4,08
1,61
Kubis
Daun singkong
Asparagus
Buncis
**'Kecambah'
B. bombai
Wortel
40
60
7
9
2,5
40
20
,34,0
52,2
6,2
5,1
20,9
38,4
16,6
,3,52
16,67
3,74
4,88
2,94
2,05
6,48
120
870
23
25
61,5
78,7
107,6
90
270
150
210
110
150
90
,1,33
3,22
0,15
0,12
0,56
0,52
1,20
* Bersih: bagian yang dimakan (edible part ). Nilai gizi, ANV (average nutrient values): Untuk 100 g x editable part (t/ha) = ANV total per m2.
** 1 kg kacang hijau kering menghasilkan 9 kg kecambah. ; ANV = g protein/5 + g serat + mg Ca/100 +mg Caroten +mg vit. C/40 ** ; Bila bahan dimakan mentah, vit C dihitung: mg vit. C/20 ; Bila kandungan asam oksalat tinggimakaCa dihitung: mg Ca/200.
Sumber : Grubben, 1977.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
19/80
Tanah
Tanah yang ideal untuk usahatani sayuran adalah tanah
yang subur, solum dalam, drainase baik (porositas baik)
serta tinggi kandungan bahan organiknya.
en s ana u an merupa an a yang pen ng
dibandingkan dengan struktur dan kesuburan tanah.
Struktur ataupun kesuburan lahan dapat ditingkatkan,
misalnya, dengan pemberian bahan organik dan pupuk
buatan yang memadai.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
20/80
Kondisi lapisan kedalaman tanah (subsoil) besar peranannya terhadap
perkembangan perakaran tanaman. Lapisan tanah cadas atau yang
kedap air misalnya, dapat menghalangi pertumbuhan akar tanaman
sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas
tanaman.
Kandungan bahan organik tanah cukup beragam.
Tanah dengan kandungan bahan organik antara 20-65% disebut
tanah gemuk (muck), di atas 65% adalah tanah gambut (peat soil).
Pada umumnya lahan pertanian yang selalu diolah mengandung
bahan organik kurang dari 20%.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
21/80
Pengolahan Tanah
Tanaman sayuran menghendaki tanah dengan solum
dalam. Apabila solum tanah dangkal, perlu dicangkul atau
dibajak.
Dengan pem a i an tana me a ui aja atau cang u
berarti terjadi pertukaran/penambahan udara ke dalam
tanah.
Pembalikan lahan yang serampangan dapat merusak lahan.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
22/80
Dengan pengolahan tanah yang baik,
pertumbuhan akar dan mikroorganisme di dalam
tanah menjadi semakin baik pula.
Pemberian bahan organik berupa pupuk
kandang, pupuk hijau atau kompos sebaiknya
dilakukan pada saat pengolahan tanah.
Bahan organik tersebut dicampur merata
dengan tanah.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
23/80
Kesuburan lahan alami ditentukan oleh beberapa faktor,
termasuk bahan induk, umur tanah, iklim, topografi, dan
jenis vegetasinya.
Lahan yang belum pernah diusik (belukar) mempunyai
nilai kesuburan tinggi.
Sebaliknya, lahan yang selalu diolah unsur haranya terus
berkurang.
Unsur hara tersebut beralih wujud menjadi tubuh
tanaman, hilang tercuci serta terbuang karena panen atausisa-sisa lain yang terambil saat panen.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
24/80
Jumlah unsur hara yang terangkut dari dalam tanah
beragam, tergantung jenis tanaman dan hasil
panennya.
diangkut dari dalam tanah.
Tanaman sayuran termasuk komoditas yang
mengkonsumsi hara tanah cukup tinggi.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
25/80
Panen tanaman sayuran frekuensinya lebihtinggi dibandingkan dengan tanaman yang
lain.
Dengan demikian, unsur hara yang terangkut
pun lebih banyak.
Karenanya, pemberian pupuk baik organik
maupun anorganik sangat perlu.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
26/80
Tabel 9. Unsur Hara yang Terangkut dari Dalam Tanah saat PanenSumber: Splittstoesser, 1984.
Jenis sayuran Hasil
(kg/40 m2)
Unsur yang terangkut l(kg/40 rrO)
N P2O5 K2o
Asparagus 40,8 0.23 0.05 0.09
Buncis, k.tunggak dl. 40,8 0,14 0,05 0.14
Kubis 204.3 0.64 0.14 0.59
Wortel 263.3 0.64 0.27 1.54
Kol bunga 190,7 0,64 0,23 0,50
Jagung manis 61,3 0,27 0,04 0,09
Timun 195 2 0 23 0 09 0
TerunB 118 1 0 23 0 09 0.50
, , , ,
Selada. 122.6 0.41 0.50 0.23
Melon 68,1 0,14 0,05 0,27
B. bombai 204,3 0,45 0,02 0,23
Lombok 0,05 108,9 0,27 0,23
Kentang 186,1 0,64 0,27 0,91
Waluh 263,3 0,27 0,63 0,27 1,77
Lobak 40,9 0,18 0,40 0,18 0,32
Tomat 186 1 0 64 0 27 0
Semangka 102 2 0 09 0 03 0
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
27/80
Unsur hara yang terkandung dalam bahan organik
asal pupuk kandang relatif rendah.
Sekalipun demikian, manfaat pupuk organik, inisangat besar.
Misalnya meningkatkan nilai tukar kation (CEC),
kelembapan tanah (daya ikat air), memperbaiki aerasitanah dan sebagainya.
Setiap bahan organik dari hewan berbedakandungan mineralnya, selain ditentukan oleh
jenis hewan, umur, juga oleh mutu pakan yangdiberikan.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
28/80
5. Budidaya rumah kaca
Usahatani yang dilakukan di ruang terkontrol,
misalnya di dalam rumah kaca.
Tujuannya untuk memproduksi sayuran di luar
musimnya.
Usahatani semacam ini biaya mahal
namun prospeknya sangat baik karena dapat menyuplai
pasar setiap saat dengan kualitas produk lebih tinggi.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
29/80
Nilai Gizi Tanaman Sayuran
Tanaman sayuran mengandung nilai gizitinggi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Gizi sayuran meningkatkan daya cerna
meta o sme serta men m u an aya ta anterhadap gangguan penyakit ataukelemahan jasmani lainnya.
Di beberapa negara produk sayuran juga
dimanfaatkan sebagai substitusi bahanpangan pada saat terjadi paceklik.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
30/80
Pada Tabel 7 disajikan nilai gizi sayuran
dibandingkan dengan bahan pangan lainnya.
-
tergantung jenisnya, selain itu daur hidup,
produktivitas dan manfaatnya serta nilai
ekonomisnya juga beragam.
Keragaman ini dapat dilihat pada Tabel 7.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
31/80
Tabel. Komposisi Gizi Sayuran Dibandingkan dengan Tanaman Pangan dan Palawija
(Setiap 100 g Bahan)
Jenis Bahan A B C D E F G H I J K
Jagung 88 362 9,5 1,5 12 2,5 0,00 0,35 0,13 2,0 0,00
Beras 88 354 8,0 0,5 10 2,0 0,00 0,25 0,05 2,0 0,08
Ketela pohon 40 153 0,7 1,0 25 1,0 0,00 0,07 0,03 0,7 30,00
Ketela rambat 30 114 1,5 1,0- 25 1,0 0,06 0,10 0,04 0,7 30,00
Ketela tanah 55 332 15,0 1,5 30 1,5 0,00 0,50 0,10 10,0 10,00
Cowpea 90 340 22,0 4,0 90 5,0 0,01 0,90 0,15 2,0 0,00
Sayuran daun 15 48 5,0 1,5 250 4,0 1,80 0,10 0,30 1,50 100,00
Tomat 6 20 1,0 0,6 5 0,4 0,15 0,06 0,04 0,70 25,00
Okra 10 33 2,0 1,0 70 1,0 0,09 0,10 0,10 1,00 25,00
Polong hijau 10 34 2,0 1,0 50 1,4 0,12 0,08 0,12 0,50 20,00
Kebutuhan per
hari: 2.530 4,6 - 500 9,0 1,50 1,00 1,50 17,00 30,00
Keterangan : A : berat kering (g), B: energi (Kcal), C: protein (g), D: serat (g), E: kalsium, F: besi (mg), G: karoten (mg), H:
tiamin (mg), I: riboflavin (mg), J: niasin (mg), K: vit. C (mg).Sumber : Grubben, 1977
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
32/80
Kebutuhan sayuran bagi orang Indonesia perkapita per hari berdasarkan Workshop on Food
tahun 1968 adalah 150 g/hari. Sepertiga diantaranya berasal dari sayuran daun.
Sedangkan konsumsi rata-rata penduduk Asia,termasuk Indonesia baru mencapai 100 g/hari,
-- kebutuhan sayuran keluarga berdasarkan datatersebut masih baru mencapai 66%.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
33/80
Dalam mengusahakan budidaya tanaman
sayuran hendaknya diperhatikan aspek
tanah, pengolahan tanah, penanaman biji
sayuran, dan pengendalian hama.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
34/80
Tabel 8. Daur Hidup, Potensi dan Nilai Ekonomis Beberapa Sayuran
Jenis
Hasil (ton/ha)ANV ANV/M2
Lama Tumbuh
(hari) ANV/M2 /hari
kotor bersih*
Tomat
Terung
manis
Okra
Timun
Semangka
Bayam
Kangkung
45
25
30
15
50
40
30
80
42,3
24,0
26,1
13,5
40,0
25,2
18,0
57,6
2,39
2,14
6,61
3,21
1,69
0,90
11,32
7,57
101
51
173
43
68
23
204
436
160
200
130
90
150
120
50
270
0,63
0,27
: 1,33
0,48
0,45
0,19
4,08
1,61
Kubis
Daun singkong
Asparagus
Buncis
**'Kecambah'
B. bombai
Wortel
40
60
7
9
2,5
40
20
,34,0
52,2
6,2
5,1
20,9
38,4
16,6
,3,52
16,67
3,74
4,88
2,94
2,05
6,48
120
870
23
25
61,5
78,7
107,6
90
270
150
210
110
150
90
,1,33
3,22
0,15
0,12
0,56
0,52
1,20
* Bersih: bagian yang dimakan (edible part ). Nilai gizi, ANV (average nutrient values): Untuk 100 g x editable part (t/ha) = ANV total per m2.
** 1 kg kacang hijau kering menghasilkan 9 kg kecambah. ; ANV = g protein/5 + g serat + mg Ca/100 +mg Caroten +mg vit. C/40 ** ; Bila bahan dimakan mentah, vit C dihitung: mg vit. C/20 ; Bila kandungan asam oksalat tinggimakaCa dihitung: mg Ca/200.
Sumber : Grubben, 1977.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
35/80
Tanah
Tanah yang ideal untuk usahatani sayuran adalah tanah
yang subur, solum dalam, drainase baik (porositas baik)
serta tinggi kandungan bahan organiknya.
en s ana u an merupa an a yang pen ng
dibandingkan dengan struktur dan kesuburan tanah.
Struktur ataupun kesuburan lahan dapat ditingkatkan,
misalnya, dengan pemberian bahan organik dan pupuk
buatan yang memadai.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
36/80
Kondisi lapisan kedalaman tanah (subsoil) besar peranannya terhadap
perkembangan perakaran tanaman. Lapisan tanah cadas atau yang
kedap air misalnya, dapat menghalangi pertumbuhan akar tanaman
sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas
tanaman.
Kandungan bahan organik tanah cukup beragam.
Tanah dengan kandungan bahan organik antara 20-65% disebut
tanah gemuk (muck), di atas 65% adalah tanah gambut (peat soil).
Pada umumnya lahan pertanian yang selalu diolah mengandung
bahan organik kurang dari 20%.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
37/80
Pengolahan Tanah
Tanaman sayuran menghendaki tanah dengan solum
dalam. Apabila solum tanah dangkal, perlu dicangkul atau
dibajak.
Dengan pem a i an tana me a ui aja atau cang u
berarti terjadi pertukaran/penambahan udara ke dalam
tanah.
Pembalikan lahan yang serampangan dapat merusak lahan.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
38/80
Dengan pengolahan tanah yang baik,
pertumbuhan akar dan mikroorganisme di dalam
tanah menjadi semakin baik pula.
Pemberian bahan organik berupa pupuk
kandang, pupuk hijau atau kompos sebaiknya
dilakukan pada saat pengolahan tanah.
Bahan organik tersebut dicampur merata
dengan tanah.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
39/80
Kesuburan lahan alami ditentukan oleh beberapa faktor,
termasuk bahan induk, umur tanah, iklim, topografi, dan
jenis vegetasinya.
Lahan yang belum pernah diusik (belukar) mempunyai
nilai kesuburan tinggi.
Sebaliknya, lahan yang selalu diolah unsur haranya terus
berkurang.
Unsur hara tersebut beralih wujud menjadi tubuh
tanaman, hilang tercuci serta terbuang karena panen atausisa-sisa lain yang terambil saat panen.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
40/80
Jumlah unsur hara yang terangkut dari dalam tanah
beragam, tergantung jenis tanaman dan hasil
panennya.
diangkut dari dalam tanah.
Tanaman sayuran termasuk komoditas yang
mengkonsumsi hara tanah cukup tinggi.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
41/80
Panen tanaman sayuran frekuensinya lebihtinggi dibandingkan dengan tanaman yang
lain.
Dengan demikian, unsur hara yang terangkut
pun lebih banyak.
Karenanya, pemberian pupuk baik organik
maupun anorganik sangat perlu.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
42/80
Tabel 9. Unsur Hara yang Terangkut dari Dalam Tanah saat PanenSumber: Splittstoesser, 1984.
Jenis sayuran Hasil
(kg/40 m2)
Unsur yang terangkut l(kg/40 rrO)
N P2O5 K2o
Asparagus 40,8 0.23 0.05 0.09
Buncis, k.tunggak dl. 40,8 0,14 0,05 0.14
Kubis 204.3 0.64 0.14 0.59
Wortel 263.3 0.64 0.27 1.54
Kol bunga 190,7 0,64 0,23 0,50
Jagung manis 61,3 0,27 0,04 0,09
Timun 195 2 0 23 0 09 0
TerunB 118 1 0 23 0 09 0.50, , , ,
Selada. 122.6 0.41 0.50 0.23
Melon 68,1 0,14 0,05 0,27
B. bombai 204,3 0,45 0,02 0,23
Lombok 0,05 108,9 0,27 0,23
Kentang 186,1 0,64 0,27 0,91
Waluh 263,3 0,27 0,63 0,27 1,77
Lobak 40,9 0,18 0,40 0,18 0,32
Tomat 186 1 0 64 0 27 0
Semangka 102 2 0 09 0 03 0
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
43/80
Unsur hara yang terkandung dalam bahan organik
asal pupuk kandang relatif rendah. Sekalipun demikian, manfaat pupuk organik, ini
sangat besar.
Misalnya meningkatkan nilai tukar kation (CEC),
kelembapan tanah (daya ikat air), memperbaiki aerasitanah dan sebagainya.
Setiap bahan organik dari hewan berbedakandungan mineralnya, selain ditentukan oleh
jenis hewan, umur, juga oleh mutu pakan yangdiberikan.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
44/80
Gambar Gambar;; FotoFoto;; PertanamanPertanaman kentangkentang didi datarandataran mediummedium dalamdalam “sistem“sistem tumpangsatitumpangsati
kentangkentang / / jagung jagung dandan ditopangditopang dengandengan turus”turus” didi NangrakNangrak sukabumisukabumi
jawa jawa baratbarat
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
45/80
Gambar Gambar;; FotoFoto PertanamanPertanaman kentangkentang didi
datarandataran mediummedium dalamdalam “sistem“sistem
tumpangsatitumpangsati kentangkentang / / jagung jagung dandan
ditopangditopang dengandengan turus”turus” didi NangrakNangrakSukabumiSukabumi JawaJawa BaratBarat (Umur (Umur kentangkentang
5555 harihari dandan jagung jagung umur umur 4848 hari)hari)
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
46/80
pada umur 35 haripada umur 35 hari
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
47/80
Tanaman kentang dala keadaan sakit “Layu Bakteri”Tanaman kentang dala keadaan sakit “Layu Bakteri”
P.SolanacearumP.Solanacearum
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
48/80
Gambar :Foto Potongan Umbi KentangGambar :Foto Potongan Umbi Kentang(A= sehat, B=terjangkit bakteri(A= sehat, B=terjangkit bakteri Xantomonas s .) Xantomonas s .)
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
49/80
bakteribakteri Xantomonas s .) Xantomonas s .)
Gambar :Foto Umbi Kentang terjangkit bakteriGambar :Foto Umbi Kentang terjangkit bakteri Xantom onas s.) Xantom onas s.)
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
50/80
Interaksi bakteriInteraksi bakteri Pseudomonas s olanacearum dengan akar Pseudomonas s olanacearum dengan akar tanaman kentang tanaman kentang
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
51/80
EKOLOGI DAN MORFOLOGI TANAMAN KENTANG
Ekologi
1. Iklim
Indonesia berada di garis katulistiwa maka panjang hari dan
intensitas cahaya hampir sama sepanjang tahun.
dataran tinggi, itupun relatif kecil kalau dibandingkan dengan
perbedaan panjang hari pada musim panas dan musim dingin di
daerah suptropis (beriklim dingin).
Indonesia yang oleh hasil studi FAO (1982) dinyatakan sebagai salah
satu negara yang mempunyai iklim non-tradisional bagi
pertumbuhan kentang.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
52/80
Ciri-ciri daerah penanaman kentang di daerah-daerah non
tradisional ini yaitu :
1) daerah-daerah tropis berhawa panas dengan ketinggian
sampai 1000 meter dari permukaan laut
2) panjang hari mendekati 12 jam,
3) suhu minimum malam hari antara 19-20 0C dan suhu
maksimum siang 40 0C
4) mempunyai dua musim yairu musim hujan yang lebat dan
musim kemarau. Curah hujan mencapai 1500–5000 mmdengan pola curah hujan yang terus menerus atau terputus.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
53/80
5) Daerah-daerah yang beriklim tradisinal untuk produksi kentang
baik daerah tropik maupun daerah subtropik adalah:
(1) daerah tropik berhawa dingin dengan suhu rata-rata harian
selama pertumbuhan antara 10 - 150 C,
(2) daerah subtropik berhawa sedang/panas dengan suhu rata-rata
harian antara 15 - 200 C dan hujan dimusim panas (summer),
(3) daerah subtropik berhawa sedang dengan suhu rata - rata
harian antara 15 - 200 C dan hujan di musim panas,
(4) daerah subtropik berhawa dingin dengan hujan di musim
panas dan suhu rata-rata harian 10-150 C, dan
(5) derah subtropik berhawa dingin dengan hujan di musim
dingin (winter) dan suhu rata-rata harian antara 10-200 C.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
54/80
Kentang tumbuh baik di daerah dengan suhu udara dingin
Faktor-faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan hasil kentang adalah suhu, panjang hari,
kelembaban (air), dan tanah.
Apabila kentang ditanam di dataran medium, faktor lingkungan
yang sangat mempengaruhi adalah suhu dan kelembaban
Menurut Smith (1977) faktor lingkungan yang mempengaruhi
per um u an an per em angan anaman en ang apadikelompokkan menjadi dua, yaitu:
(1) lingkungan udara (suhu, intensitas penyinaran, panjang
hari),
(2) kondisi fisika tanah dan pasokan hara. Suhu adalah salahsatu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kentang.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
55/80
suhu yang dibutuhkan tanaman kentang dalam
pembentuk-an umbi agar berlansung dengan
baik di dataran tinggi rata-rata suhu 25 0C siang
dan 17 0C malam,
kisaran suhu tersebut san at sulit untuk da at
dicapai di dataran medium karena suhu siang
dapat mencapai 35 0C dan suhu malam 25 0C.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
56/80
Menurut Wattimena et al . (1991), untuk pembentukan
umbi, kentang memerlukan suhu udara dan suhu tanah
yang dingin, yairu 100 sampai 20 0C. Suhu malam yang
dingin dan perbedaan suhu siang dan malam yang besar
sangat menguntungkan dalam proses pengisian umbi
en ang.
(Burton, 1981; Ewing, 1981). Hasil tertinggi tanaman
kentang diperoleh pada suhu antara 150 sampai 20 0C
Pengaruh suhu terhadap perkembangan umbi kentangdapat dilihat pada Gambar 1.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
57/80
Gambar 1. Pengaruh suhu terhadap perkembangan umbi
kentang (Edmond et al., 1967).
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
58/80
Menurut Slater (1963), di daerah dataran tinggi
tropis pembentukan umbi terjadi dengan baik
pada suhu siang 25 0C dan suhu malam 17 0C
atau lebih rendah.
Suhu malam yang rendah lebih
menguntungkan bagi tanaman kentang.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
59/80
Berdasarkan hasil penelitian Adisarwanto (1990),
peningkat-an suhu sebesar 2 oC (dari 31 ke 33 0C) di
daerah tropika (dengan mengabaikan faktor lingkungan
lainnya) mampu menekan hasil sebesar 77%.
mpu an : pengaru su u ngg esar se a er a ap
hasil.
Menurut Thompson dan Kelly (1979), tanaman kentang
juga dapat berproduksi dengan baik di daerah dataran
rendah tropika yang bersuhu 220 sampai 30 0C.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
60/80
bukan suhu rata-rata saja yang penting, suhuminimum dan maksimum pun penting.
Daerah dengan suhu maksimum 30 0C dan suhu
minimum 15 0C lebih baik untuk pertumbuhan
tanaman kentang daripada daerah dengan suhu
yang relatif konstan, yaitu rata-rata 240C.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
61/80
Menurut Smith (1977), untuk pembentukan umbi
kentang, diperlukan suhu siang 17.70 sampai 23.7
0C dan suhu malam 6.10 sampai 12.2 0C.
untuk pertumbuhan umbi, suhu malam lebih
penting dibandingkan dengan suhu siang.
Jumlah umbi akan menurun dengan
meningkatnya suhu malam.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
62/80
Dengan suhu tinggi, terutama pada malam hari,
bagian tanaman di atas tanah lebih banyak tumbuh
daripada bagian di dalam tanah. Tanaman lebih banyak menghasilkan daun baru,
cabang, dan bunga.
Stolon akan muncul pada permukaan tanah,
membentuk batang dan daun, sehingga jumlah umbihanya sedikit.
Sebaliknya, dengan suhu rendah, bagian tanaman di
dalam tanah lebih banyak tumbuh daripada bagian
tanaman di atas tanah sehingga lebih banyak
menghasilkan umbi.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
63/80
Suhu tanah juga berpengaruh terhadap
pembentukan umbi.
Suhu tanah yang baik untuk pertumbuhan umbi
adalah 14.90 sampai 17.7 0C (Smith,1977; Ng dan
Loomis, 1984).
Laju pertumbuhan umbi yang masih melekat pada
tanman, apabila diperlakukan dengan suhu 30 0C
selama 6 hari, akan turun dalam jangka waktu 3
sampai 5 hari dan akhirnya umbi tidak tumbuh
sama sekali.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
64/80
Umbi tanaman yang ditanam pada suhu 20 0C
ternyata dapat bertambah besar (Krauss dan
Marschner, 1984). Pada suhu tanah 30 0C aktivitas beberapa enzim
yang berperan dalam metabolisme pati tertekan
sehingga terjadi penurunan kadar pati dalam
perubahan gula menjadi pati (Krauss dan
Marschner, 1984).
Dari penjelasan di atas, tampak adanya
perbedaan yang berarti dalam distribusikarbohidrat ke umbi sebagai akibat suhu tinggi.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
65/80
Suhu tanah berhubungan dengan proses
penyerapan unsur hara oleh akar, fotosintesis, dan
respirasi.
akumulasi bahan kering akan tertunda pada suhu
tanah yang lebih dari 24 0C dan akan sangat
terganggu pada suhu tanah 33 0C karena jumlah
karbohidrat yang dikonsumsi untuk respirasi
melebihi yang diproduksi oleh fotosintesis.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
66/80
suhu tanah yang rendah akan meningkatkan inisiasi
umbi.
Dari percobaan Mildmore (1985), suhu tanah tidak
saja mempengaruhi hasil, tetapi juga
, ,daun, jumlah daun, dan struktur percabangan. Suhu
tanah siang dan malam atau suhu siang saja yang
rendah mempercepat pertumbuhan tanaman,
sedangkan suhu tanah siang dan malam yang tinggimenghambat tumbuhnya tanaman di atas tanah.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
67/80
Suhu tanah siang hari lebih berpengaruh dibandingkan
dengan suhu tanah malam hari (Mildmore, 1985)
karena perbedaan suhu siang akibat pemberian mulsa atau
naungan dalam percobaan tersebut lebih besar (sampai 10
0C ) daripada suhu malam dan pagi hari (sampai 4 0C).
Suhu tinggi siang hari (sampai 40 0C) menurunkan laju
pertumbuhan umbi, sedangkan suhu tinggi malam hari
(sampai 26 0C) tidak berpengaruh.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
68/80
Pengaruh suhu tanah tinggi terhadap bobot
kering umbi berhubungan erat dengan
pertumbuhan vegetatif tanaman.
Indeks panen tanaman yang tumbuh dengan
rata-rata 10% lebih rendah dibandingkan dengan
yang dengan suhu tanah yang lebih rendah
(Mildmore, 1985).
L i d i i i j
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
69/80
Lama penyinaran dan intensitas penyinaran juga
berpengaruh terhadap proses pengumbian (Wattimena et
al., 1991).
Pertumbuhan dan perkembangan umbi kentang di daerah
tropika akan berlangsung baik apabila panjang hari relatif
Oleh karena itu, umumnya tanaman kentang lebih baik
ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian 500 sampai
3000 m di atas permukaan laut dan terbaik padaketinggian 1300 m di atas permukaan laut dengan RH
80% sampai 90%.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
70/80
Jadi, dapat dikatakan secara ringkas bahwa
masalah pertumb. kentang dalam lingkungan
bersuhu tinggi terletak pada pemben tukan
klorofil, produksi bahan kering, dan proses
pembentukan umbi.
Selain suhu tanah, kelembaban tanah juga
sangat mempenga ruhi pembentukan umbi.
Hambatan itu dapat diatasi dengan pemberian
mulsa (Mildmore, 1985).
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
71/80
Penggunaan mulsa merupakan salahsatu cara untuk mengubahiklim mikro yang dapat mempengaruhi perubahan-perubahansifat fisika tanah dan pertumbuhan tanaman.
Penggunaan mulsa dimaksudkan untuk mengurangi pengaruhburuk seperti temperatur tanah dengan kisaran harian terlalubesar.
Penggunaan mulsa, terutama pada tanah yang tidak diolah, dapatmemperbaiki struktur tanah dengan cara:
,perbaikan kapasitas infiltrasi tanah,
(3) peningkatan dan stabilisasi kadar bahan organik dan N dalamtanah,
(4) pemeliharaan kegemburan tanah, dan oleh karena itu,
(5) dapat mempertahankan dan meningkatkan produksi tanaman
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
72/80
Penggunaan mulsa :
1) akan mempengaruhi suhu tanah.
2) mulsa akan mencegah radiasi langsung matahari. Suhu tanahmaksimum di bawah mulsa rumput pada kedalaman 5 cm 10 C
lebih rendah daripada tanpa mulsa,
3) sedangkan suhu minimum 1.9 C lebih tinggi.
4) Hal ini mengakibatkan kelembaban tanah di sekitar perakaran
kentang tetap tinggi karena fungsi utama mulsa di daerah
tropika yang mengalami musim kemarau dan musim
penghujan adalah untuk mencegah radiasi langsung matahari
yang dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman dengan
perakaran pendek, terutama tanaman yang membentuk umbi
di dalam tanah.
Di daerah daerah agak landai dan berbukit bukit pemberian mulsa
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
73/80
Di daerah-daerah agak landai dan berbukit-bukit, pemberian mulsa
dapat mencegah erosi permukaan yang disebabkan oleh angin atau
air dan mencegah pencucian oleh air hujan. Mulsa dapat efektif
untuk konservasi tanah sampai lereng sekitar 20 % Perbedaan suhu tanah siang dan malam sampai kedalaman 5 cm
mencapai 12 0C. Dengan pemulsaan, kisaran perubahan suhu tanah
siang dan malam dapat ditekan menjadi 20 sampai 3 0C.
Pemberian mulsa erami adi 1 ton ha-1 da at menurunkan suhu
tanah dari 31.20 sampai 19.7 0C menjadi 230 sampai 14.5 0C.
Pemberiaan mulsa jerami padi pada tanaman bawang putih di
dataran tinggi memberikan hasil yang lebih baik dibanding-kan
dengan pemberian mulsa plastik transparan ataupun plastik hitam
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
74/80
Kentang yang.dibudidayakan terdiri dari beberapa speciesatau hibrida species dan termasuk ke dalam familiSolanaceae, genus Solanum, Subgenus Pachystemonum, SeksiTuberarium, Subseksi Hyperbasarthrum yang meliputi kira-kira 150 species yang berumbi. Speciesnya dapat berupa
= = , = = ,tetraploid (2n = 4 x = 48), pentaploid (2n = 5 x = 60) atauhexaploid (2n = 6 x = 72).
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
75/80
Namun sebagian besar kentang budidaya merupakankentang tetraploid (70010) dan 25°Io lagi merupakankentang diploid dan triploid (Hawkes, 1944 cit. Burton1966; Howard, 1969; Hooker, 1983).
Kentang diploid banyak terdapat secara liar di AmerikaSelatan aitu di e unun an Andes an membentan dari
daerah Venezuela sampai Bolivia. Dari kentang diploid ini yang paling luas penyebarartnya
ialah Solanum stenotomum yang umbinya mempunyaiperiode dormansi tertentu, dan species ini dianggapsebagai asal dari kentang tipe Andigena. Species- lainnya
ialah Solanum phureja, yang periode dormansi umbinyatidak tertentu (Dodds dan Paxma, 1962; Hooker 1983).
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
76/80
Pertumbuhan Tanaman Kentang
Menurut Beukema dan van der Zaag (1979),pertumbuhan tanaman
kentang dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu :
(1) fase pertumbuhan tunas ( preemergence-
emergence ,
(2) fase pertumbuhan brangkasan (haulm growth),(
(3) fase pertumbuhan umbi (tuber growth).
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
77/80
Pada fase pertumbuhan tunas ( preemergence),
tunas dapat tumbuh, baik
di dalam ruangan penyimpanan maupun di
apangan, engan a au anpa ca aya
matahari. Moorby dan Milthorpe (1975)
menyatakan bahwa setelah umbi
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
78/80
Umbi yang digunakan sebagai bibit adalah umbi
yang telah keluar tunas sepanjang 1 cm. Tunas apikal yang telah tumbuh lebih dari 3 cm
biasanya dibuang sebelum umbi ditanam untukmenghilangkan dominansi apikal dan memacupertumbuhan tunas lateral agar pertumbuhan
tanaman e seragam. Pembuangan tunas apikal tidak berpengaruh
terhadap luas daun dan bahan kering
tanaman, tetapi akan mempengaruhi saatmunculnya tanaman di atas permukaan
tanah (Allen, 1978).
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
79/80
Moorby dan Milthorpe (1975) menyatakan bahwa
setelah umbi mengakhiri masa dormansi, tunas
mulai tumbuh. Laju pertumbuhan tunas
bergantung pada suhu dan kelembaban.
Pada suhu tinggi tunas tumbuh lebih cepat
sehingga tanaman tumbuh lebih awal di atas
permukaan tanah. Jika kondisi tanah kering, umbi
kehilangan bobot sehingga tunas tumbuh lebih
lambat.
-
8/18/2019 Bahan Ajar TPTH I
80/80
Pembuangan tunas apikal tidak berpengaruh terhadap luas
daun dan bahan kering tanaman, tetapi akanmempengaruhi saat munculnya tanaman di ataspermukaan tanah (Allen, 1978).
Tunas apikal akan tumbuh lebih awal yang selanjutnyadiikuti oleh pertumbuhan tunas lateral.
Fase pertumbuhan brangkasan (haulm growth) dimulaisejak daun pertama terbuka di atas permukaan tanahsampai tercapai bobot kering maksimum.
Sejak daun pertama terbuka, kegiatan fotosintesis dimulaisehingga peran umbi induk sebagai pemasok karbohidrat
dalam pertumbuhan tanaman sedikit demi sedikit berkurang dan akhirnya tidak berfungsi sama sekali.