bahan ajar statistik peluang

Download Bahan Ajar Statistik Peluang

If you can't read please download the document

Upload: yoesof-romadhoni

Post on 19-Jan-2016

66 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

1

Bahan Ajar-Mat XI IPA

Standar Kompetensi:

Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah.

STATISTIKA

Statistika adalah sebuah cabang dari ilmu matematika yang mempelajari cara-cara:

mengumpulkan, mengolah dan menganalisa, serta menyajikan data dalam bentuk kurva atau diagram (statistika deskriptif)menarik kesimpulan, menafsirkan parameter, dan menguji hipotesa (dugaan) yang didasarkan pada hasil pengolahan data (statistika inferensial)

Beberapa pengertian dalam statistik:

vPopulasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti.

vSampel adalah bagian dari populasi yang akan benar-benar diamati.

vDatum adalah catatan atau informasi yang diperoleh dalam suatu penelitian, selanjutnya kumpulan dari datum-datum disebut dengan data.

Berdasarkan jenisnya, data terbagi menjadi dua macam yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Sedang menurut cara memperolehnya, data kuantitatif dapat dibagi menjadi dua macam yaitu data ukuran/kontinu dan data cacahan/diskrit.

Untuk mengetahui secara detail mengenai macam-macam data dan istilah-istilah lain dalam statistika, carilah dari berbagai sumber yang ada!

Kompetensi Dasar: 1. 1 Membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive.

I.Membaca data dalam bentuk tabel

Diskusikan dengan teman sekelompokmu informasi apa saja yang dapat diperoleh dari tabel berikut!

Tabel Potensi dan Pemanfaatan Lahan Pertanian

di Beberapa Kabupaten/Kota

Tahun 2006

No.

Kabupaten/Kota

Lahan

Potensi

(Ha)

Pemanfaatan

(Ha)

Persen

(%)

1.

Kab. Tangerang

2.390,70

50,00

2,09

2.

Kota Tangerang

94,3

-

0,00

3.

Kab. Serang

1.174,00

6,10

0,52

4.

Kota Cilegon

-

-

0,00

5.

Kab. Pandeglang

7.197,00

8.170,00

113,52

6.

Kab. Lebak

7.033,00

2.450,50

34,84

Jumlah

17.889,00

10.676,60

59,68

Hasil pembacaan data:

Pada tahun 2006 kabupaten/kota yang mempunyai potensi lahan pertanian yang paling besar adalah kabupaten/kota................................................................................

Sedang kabupaten/kota yang hampir tidak berpotensi adalah kabupaten/kota.............

Persentase lahan yang dimanfaatkan oleh

a. Kabupaten Lebak= ........%

Kabupaten Tangerang= ........%Total persentase lahan yang dimanfaatkan oleh keenam kabupaten itu dari potensi yang dimilikinya adalah....................%Informasi lain yang dapat kamu peroleh dari tabel di atas adalah..

II.Membaca data dalam bentuk diagaram batang

Diskusikan dengan teman sekelompokmu informasi apa saja yang dapat diperoleh dari diagram berikut!

Chart11980198019811981198219821983198319841984
pria
wanita
Tahun
Jumlah
Jumlah Peserta Test Masuk Perguruan Tinggi Negeri Tahun 1980-1984
125000
30000
160000
50000
190000
75000
250000
100000
275000
125000
Sheet1tahunpria19801250003000019811600005000019821900007500019832500001000001984275000125000
Sheet10000000000
pria
wanita
Tahun
Jumlah
Jumlah Peserta Test Masuk Perguruan Tinggi Negeri Tahun 1980-1984
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Sheet2
Sheet3

Jumlah Peserta Test Masuk Perguruan

Tinggi Negeri Tahun 1980-1984

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

1980

1981

1982

1983

1984

Tahun

Jumlah

pria

wanita

Chart11980198019811981198219821983198319841984
pria
wanita
Tahun
Jumlah
Jumlah Peserta Test Masuk Perguruan Tinggi Negeri Tahun 1980-1984
125000
30000
160000
50000
190000
75000
250000
100000
275000
125000
Sheet1tahunpria19801250003000019811600005000019821900007500019832500001000001984275000125000
Sheet10000000000
pria
wanita
Tahun
Jumlah
Jumlah Peserta Test Masuk Perguruan Tinggi Negeri Tahun 1980-1984
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Sheet2
Sheet3

Jumlah Peserta Test Masuk Perguruan

Tinggi Negeri Tahun 1980-1984

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

1980

1981

1982

1983

1984

Tahun

Jumlah

pria

wanita

Hasil pembacaan data:

Jumlah pria yang mengikuti test masuk perguruan tinggi negeri pada tahun 1983 ada .... orang.Jumlah wanita yang mengikuti test masuk perguruan tinggi negeri pada tahun 1984 ada .... orang. Jumlah pria yang mengikuti test masuk perguruan tinggi negeri mengalami kenaikan paling besar antara tahun ......... dan tahun...........Menurut kalian, Faktor yang mendasari kenaikan jumlah para peserta test masuk perguruan tinggi negeri setiap tahunnya adalah......................................................................

Chart30.250.33333333330.41666666670.50.58333333330.66666666670.75
Pukul
Jumlah Kendaraan
Jumlah Kendaraan yang Diparkir Antara Pukul 6:00-18:00
0
14
18
20
12
8
16
Sheet16:008:0010:0012:0014:0016:0018:00014182012816
Sheet10000000
Pukul
Jumlah Kendaraan
Jumlah Kendaraan yang Diparkir Antara Pukul 6:00-18:00
0
0
0
0
0
0
0
Sheet2
Sheet3

Jumlah Kendaraan yang Diparkir Antara

Pukul 6:00-18:00

0

5

10

15

20

25

6:00

8:00

10:00

12:00

14:00

16:00

18:00

Pukul

Jumlah Kendaraan

Chart30.250.33333333330.41666666670.50.58333333330.66666666670.75
Pukul
Jumlah Kendaraan
Jumlah Kendaraan yang Diparkir Antara Pukul 6:00-18:00
0
14
18
20
12
8
16
Sheet16:008:0010:0012:0014:0016:0018:00014182012816
Sheet10000000
Pukul
Jumlah Kendaraan
Jumlah Kendaraan yang Diparkir Antara Pukul 6:00-18:00
0
0
0
0
0
0
0
Sheet2
Sheet3

Jumlah Kendaraan yang Diparkir Antara

Pukul 6:00-18:00

0

5

10

15

20

25

6:00

8:00

10:00

12:00

14:00

16:00

18:00

Pukul

Jumlah Kendaraan

..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

III.Membaca data dalam bentuk diagaram garis

Diskusikan dengan teman sekelompokmu informasi apa saja yang dapat diperoleh dari diagram berikut!

Hasil pembacaan data:

Pada pukul ............. jumlah kendaraan yang parkir mencapai nilai minimum yaitu sebanyak..... kendaraan.Perkiraan jumlah kendaraan yang parkir pada pukul:

a. 9:00 adalah..........................kendaraan

b. 15:00 adalah..........................kendaraan

Keuntungan menyajikan data dalam diagram garis adalah.....................................................................

IV.Membaca data dalam bentuk diagram lingkaran

Chart51 jam2 jam3 jam4 jam
Lama Waktu Belajar 900 Siswa Kelas XIperhari
375
200
225
100
Sheet16:008:0010:0012:0014:0016:0018:000141820128161 jam2 jam3 jam4 jam375200225100
Sheet10000000
Pukul
Jumlah Kendaraan
Jumlah Kendaraan yang Diparkir Antara Pukul 6:00-18:00
0
0
0
0
0
0
0
Sheet20000
Lama Waktu Belajar 900 Siswa Kelas XI
Sheet3

Lama Waktu Belajar 900 Siswa Kelas XI

perhari

1 jam

42%

2 jam

22%

3 jam

25%

4 jam

11%

Chart51 jam2 jam3 jam4 jam
Lama Waktu Belajar 900 Siswa Kelas XIperhari
375
200
225
100
Sheet16:008:0010:0012:0014:0016:0018:000141820128161 jam2 jam3 jam4 jam375200225100
Sheet10000000
Pukul
Jumlah Kendaraan
Jumlah Kendaraan yang Diparkir Antara Pukul 6:00-18:00
0
0
0
0
0
0
0
Sheet20000
Lama Waktu Belajar 900 Siswa Kelas XI
Sheet3

Lama Waktu Belajar 900 Siswa Kelas XI

perhari

1 jam

42%

2 jam

22%

3 jam

25%

4 jam

11%

Diskusikan dengan teman sekelompokmu informasi apa saja yang dapat diperoleh dari diagram berikut!

Hasil pembacaan data:

Banyaknya siswa yang belajar selama:1 jam perhari ada ..........siswa2 jam perhari ada ..........siswa3 jam perhari ada ..........siswa4 jam perhari ada ..........siswaBagaimana dengan kalian, berapa jam rata-rata kalian belajar perharinya?...................

V.Membaca data dalam bentuk ogive

Pengantar materi:

Selain dengan tabel dan diagram, data statistika dapat pula disajikan dalam bentuk ogive. Data yang disajikan dalam bentuk ogive adalah data-data berkelompok atau data-data yang berupa interval sedangkan untuk data-data tunggal penyajiannya dapat dilakukan dengan diagram-diagram yang telah kalian pelajari di atas. Bentuk ogive hampir sama dengan diagram garis namun ogive berbentuk kurva mulus. Terdapat dua macam ogive yaitu ogive positif dan ogive negatif. Bagian-bagian ogive adalah:

Tepi-tepi kelas sebagai komponen sumbu x

0

10

20

30

40

50

60

70

80

20,5 40,5 60,5 80,5 100,5 120,5

Ogive ( - )

Ogive ( + )

0

10

20

30

40

50

60

70

80

20,5 40,5 60,5 80,5 100,5 120,5

Ogive ( - )

Ogive ( + )

Frekuensi kumulatif kurang dari (untuk ogive positif) dan frekuensi kumulatif lebih dari (untuk ogive negatif) sebagai komponen sumbu y

Contoh:

f.

k

u

m

u

l

a

t

i

f

Tepi bawah kelas

Ogive di atas menunjukkan score yang diperoleh 70 peserta lomba catur dalam sebuah turnamen.

Hasil pembacaan data:

Jumlah peserta yang mendapat score dibawah:60 ada 10 peserta.80 ada .......peserta.Jumlah peserta yang mendapat score diatas:80 ada 40 peserta.100 ada ....... pesertaJumlah peserta yang mendapat score antara:60 sampai 80 ada (30 10) peserta = 20 peserta. Atau dengan cara (60 40) peserta = 20 peserta20 sampai 60 ada (... - ...) peserta = ... peserta. Atau dengan cara (... ...) peserta = ... pesertaSimpulkan cara membaca ogive!

Kesimpulan:

VI.Membaca data dalam bentuk histogram dan poligon frekuensi

Pengantar materi:

Selain dengan ogive data berkelompok atau data-data yang berupa interval dapat pula disajikan dalam bentuk histogram dan poligon frekuensi. Bentuk histogram hampir mirip dengan diagram batang. Cari perbedaannya! Lebar persegi panjang dalam histogram menyatakan panjang kelas sedang tingginya menyatakan frekuensi kelas. Sedang poligon frekuensi adalah garis-garis yang menghubungkan titik tengah dari puncak persegi panjang pada histogram.

0

5

10

15

20

25

30

Frekuensi

20,5 40,5 60,5 80,5 100,5 120,5

0

5

10

15

20

25

30

Fr

ek

ue

nsi

20,5 40,5 60,5

80,5 100,5 120,5

0

5

10

15

20

25

30

Frekuensi

20,5 40,5 60,5 80,5 100,5 120,5

0

5

10

15

20

25

30

Fr

ek

ue

nsi

20,5 40,5 60,5

80,5 100,5 120,5

Contoh:

Tepi bawah kelas

Histogram dan poligon frekuensi di atas menunjukkan score yang diperoleh 70 peserta lomba catur dalam sebuah turnamen.

Hasil pembacaan data:

Peserta yang mendapatkan score antara 80 - 100 ada .peserta.Peserta yang mendapatkan score antara 100 - 120 ada .peserta.score maksimum yang diperoleh peserta adalah.sedang score minimumnya adalah

Kompetensi Dasar: 1. 2 Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive.

Menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tunggal dan berkelompokTabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal

Berikut ini adalah data mengenai jumlah anggota keluarga dari 30 rumah yang termasuk dalam RT 07 RW 02 Kelurahan Giri setelah diadakan pendataan secara acak:

7, 10, 4, 8, 8, 8, 9, 7, 6, 5, 5, 4, 9, 8, 4 , 8, 8. 6. 9, 10, 6, 7, 7, 6, 5, 8, 4, 8, 4, 7

data tersebut dapat dinyatakan dalam tabel distribusi frekuensi tunggal sebagai berikut:

Jumlah Anggota Keluarga dari 30 Rumah

Di RT 07 RW 02 GIRI

Jumlah anggota keluarga

4 orang

5 orang

6 orang

7 orang

8 orang

9 orang

10 orang

frekuensi

5

...

4

...

...

...

2

Jika sebuah keluarga dikatakan keluarga kecil apabila jumlah anggotanya tidak lebih dari 4 orang dalam satu rumah, maka berapa banyaknya keluarga yang tidak termasuk keluarga kecil ada ...........keluarga

Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompok

Jika data yang akan disajikan sangat banyak jumlahnya, maka akan sangat membantu jika disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berkelompok.

Berikut ini adalah data mengenai nilai ulangan 40 siswa.

40

51

86

72

65

32

54

62

68

69

62

53

47

91

75

67

60

71

64

72

60

61

79

52

67

54

66

62

65

87

46

63

55

60

78

66

73

69

68

67

Data tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk yang lebih singkat yaitu dengan tabel distribusi frekuensi berkelompok.

Langkah-langkah:

Temukan data terkecil (xmin) = 32 dan data terbesar (xmax) = .......Tentukan jangkauan data/ Rentang dengan rumus:

Jangkauan = xmax - xmin = .... - 32 = 59

Tentukan banyak kelas (k) dengan aturan sturgess berikut!

K = 1 + 3,3 log n

dengan n adalah banyak data yaitu.......

sehingga k = 1 + 3,3 log 40

k = 1 + 3,3 (......) = 6,3 dibulatkan menjadi 6

Tentukan panjang kelas atau interval kelas (i) dengan cara:

kelas(k)

banyak

jangkauan

kelas(i)

Panjang

=

kelas(k)

banyak

jangkauan

kelas(i)

Panjang

=

Sehingga i = 59/....

i = ....... dibulatkan menjadi 10

Susunlah kelas-kelas menurut panjang kelas yang telah didapatkan sebagai berikut:

Kelas ke-1: dimulai dari data terkecil yaitu: 32 sampai (32 + i 1 )

interval untuk kelas ke-1: 32 (32 + 10 1 ) 32 41, selanjutnya

kelas ke-2: 42 51

kelas ke-3: 52 ....

kelas ke-4: .... ....

kelas ke-5: .... .... , dan terakhir

kelas ke-6: .... ....

Catt: 42 disebut sebagai batas bawah kelas ke-1 dan 52 batas atas kelas ke-1,dst

Apakah seluruh data telah masuk dalam interval-interval? Jika ya, lanjutkan ke langkah berikutnya namun jika tidak, maka periksa kembali pembulatan pada langkah 3 dan 4.

Catt: banyak kelas dan panjang kelas harus sesuai dengan perhitungan pada langkah 3 dan 4.

Buatlah tabel

Daftar Nilai Ulangan

Nilai

Turus

Jumlah siswa

32 41

2

42 51

...............................

...

52 ...

...............................

...

.... ...

...............................

...

.... ...

...............................

...

.... ...

...............................

...

Menyajikan data dalam bentuk diagram batang

Diagram batang biasanya digunakan untuk menyajikan data tunggal bukan data berkelompok.

Contoh:

Diketahui data penghasilan bersih beberapa perusahaan air mineral pada tahun 2006 disajikan dalam tabel 1.1 sebagai berikut

No.

Nama Perusahaan

Penghasilan bersih

(dalam Juta Rupiah)

1.

Aquades

45

2.

Total

32

3.

Aqua

80

4.

Ades

72

5.

SWA

15

Jika dinyatakan dalam diagram batang, maka sumbu-x mewakili nama perusahaan sedang sumbu-y mewakili...................................

Penghasilan Bersih Beberapa Perusahaan Air

Mineral Tahun 2006

0

20

40

60

80

100

Aquades

Total

Aqua

Ades

SWA

Nama perusahaan

Penghasilan bersih (dalam

juta rupiah)

Penghasilan Bersih Beberapa Perusahaan Air

Mineral Tahun 2006

0

20

40

60

80

100

Aquades

Total

Aqua

Ades

SWA

Nama perusahaan

Penghasilan bersih (dalam

juta rupiah)

Menyajikan data dalam bentuk diagram garis

Jika data pada tabel 1.1 disajikan dalam diagram garis, maka:

Penghasilan Bersih Beberapa Perusahaan Air

Mineral Tahun 2006

0

20

40

60

80

100

Aquades

Total

Aqua

Ades

SWA

Nama perusahaan

Penghasilan bersih (dalam

juta rupiah)

Penghasilan Bersih Beberapa Perusahaan Air

Mineral Tahun 2006

0

20

40

60

80

100

Aquades

Total

Aqua

Ades

SWA

Nama perusahaan

Penghasilan bersih (dalam

juta rupiah)

Menyajikan data dalam bentuk diagram Lingkaran

Berbeda dengan diagram garis dan batang, diagram lingkaran hanya digunakan untuk menyatakan data-data yang saling berkesinambungan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan.

Contoh:

Setelah dilakukan survey terhadap 72 siswa putra dan putri mengenai stasiun TV favorit mereka didapatkan bahwa 3 orang siswa menyukai TVRI, 8 siswa menyukai ANTV, 13 siswa menyukai Indosiar, 20 siswa menyukai RCTI dan sisanya menyukai Trans TV.

Maka data tersebut dapat disajikan dalam diagram lingkaran sebagai berikut:

TVRI=

=

15

360

72

3

ANTV=

=

...

360

72

...

Indosiar=

=

...

360

72

...

RCTI=

=

...

360

72

...

Trans TV=

=

...

360

72

...

Penting!! Gunakan busur untuk mengukur sudut!!

Menyajikan data dalam bentuk Ogive

Ogive digunakan untuk menyatakan data yang berupa interval atau data kelompok.

Istilah-istilah dalam ogive:

Tepi bawah = batas bawah 0,5

Tepi atas = batas atas + 0,5

Frekuensi kumulatif yaitu jumlah frekuensi yang kurang dari nilai tepi bawah/atas.

Frekuensi kumulatif yaitu jumlah frekuensi yang lebih dari nilai tepi bawah/atas.

Contoh:

Nyatakan data pada tabel 1.2 berikut dalam Ogive positif dan negatif!

Data Tinggi Badan 100 orang

Tinggi Badan

frekuensi

145 149

4

150 154

9

155 159

21

160 164

40

165 169

18

170 174

8

Langkah-langkah:

Ingat!!!

Tepi bawah = batas bawah 0,5

Tepi atas = batas atas + 0,5

(untuk data bulat)

Bagaimana jika data sudah berupa desimal????

Dari tabel distribusi frekuensi berkelompok yang ada, tambahlah dengan kolom tepi bawah dan frekuensi kumulatif kurang dari (untuk ogive positif) dan frekuensi kumulatif lebih dari (untuk ogive negatif)

Tinggi Badan

Freku-ensi

Tepi atas/bwh

Frek.

Kum

Frek.

Kum

145 149

4

144,5

0

100

150 154

9

149,5

4

...

155 159

21

154,5

13

87

160 164

40

159,5

...

66

165 169

18

164,5

74

...

170 174

8

169,5

...

8

174,5

100

0

Gambarlah sumbu-x dan sumbu-y dengan sumbu-x mewakili tepi bawah data tinggi badan, dan sumbu-y mewakili frekuensi kumulatif.Gambar:

Menyajikan data dalam bentuk histogram dan poligon frekuensi

Contoh:

Nyatakan data pada tabel 1.2 dalam histogram dan poligon frekuensi!

Langkah-langkah:

Ubahlah batas bawah dan atas tiap kelas dalam tepi bawah dan tepi atas (untuk histogram dan tambahlah kolom titik tengah kelas (untuk poligon frekuensi)

Tinggi Badan

Titik tengah kelas (xi)

2

atas

batas

bawah

batas

i

X

+

=

atau

2

atas

tepi

bawah

tepi

i

X

+

=

2

atas

batas

bawah

batas

i

X

+

=

2

atas

tepi

bawah

tepi

i

X

+

=

frekuensi

144,5 149,5

147

4

... ...

...

9

154,5 159,5

...

21

... 164,5

...

40

164,5 ...

...

18

... 174,5

...

8

Gambarlah sumbu-x dan sumbu-y dengan sumbu-x mewakili interval tepi bawah dan atas dari data tinggi badan, dan sumbu-y mewakili frekuensi.Gambar:

Kompetensi Dasar: 1. 3 Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran data, serta penafsirannya

Pengantar materi

Ukuran pemusatan DataRata-rata/Mean (

x

)

Data tunggal

n

x

S

=

=

data

banyak

data

semua

jumlah

X

contoh:

Tentukan rata-rata/mean dari data berikut!

4,5,6,7,8,10,10,10

Data

6

7

8

9

frekuensi

5

10

13

2

Penyelesaian:

a.

...

...

...

=

=

+

+

+

+

+

+

+

=

...

...

...

...

...

...

...

...

4

X

b.

...

...

...

...)

(...

...)

=

=

+

+

+

+

+

+

+

=

...

...

13

...

5

(...

...)

(7

5)

(6

X

Data Kelompok

Ada beberapa metode untuk menghitung rata-rata dari data kelompok.

Dengan definisi langsung

menggunakan rumus

f

i

x

i

f

=

X

Dengan rata-rata sementara

menggunakan rumus

f

s

x

i

x

i

f

s

-

+

=

)

(

X

X

dengan

s

x

adalah titik tengah kelas dengan frekuensi terbesarDengan cara pengkodean

Menggunakan rumus

+

=

i

f

i

c

i

f

s

X

X

Contoh:

Tentukan rata-rata hitung dari data pada tabel 1.3 berikut! Menggunakan ketiga metode. Apakah kalian mendapatkan hasil yang sama?

nilai

Frekuensi

21 30

31 40

41 50

51 60

61 70

71 80

6

10

11

17

9

7

dengan definisi langsung

nilai

Xi

Fi

Fi Xi

21 30

31 40

41 50

51 60

61 70

71 80

25,5

35,5

...

...

...

...

6

10

11

17

9

7

153

...

...

...

...

528,5

60

..........

...

60

...

=

=

=

f

i

x

i

f

X

dengan rataan sementara

mula-mula temukan kelas dengan frekuensi paling besar yaitu kelas ke-....

titik tengah interval kelas tersebut selanjutnya disebut sebagai rataan sementara (

s

x

)

s

x

= 55,5

nilai

Xi

Fi

(xi -

s

x

)

Fi (xi -

s

x

)

21 30

31 40

41 50

51 60

61 70

71 80

25,5

35,5

...

...

...

...

6

10

11

17

9

7

-30

...

...

...

...

20

-180

...

...

...

...

140

60

...

...

...

...

60

...

5

,

55

)

(

=

+

=

+

=

-

+

=

f

s

x

i

x

i

f

s

X

X

dengan cara pengkodean

mula-mula temukan kelas dengan frekuensi paling besar yaitu kelas ke-....

titik tengah interval kelas tersebut selanjutnya disebut sebagai rataan sementara (

s

x

)

s

x

= 55,5 selain itu cari panjang kelas/interval. Dengan cara: i = 31 21 =

nilai

Fi

ci

Fi ci

21 30

31 40

41 50

51 60

61 70

71 80

6

10

11

17

9

7

-3

-2

0

-180

...

...

...

...

140

60

...

...

...

...

...

10

60

...

5

,

55

=

+

=

+

=

+

=

i

f

i

c

i

f

s

X

X

Median (Nilai tengah)

Data tunggal

Untuk mencari nilai median bagilah data menjadi dua bagian yang sama.

Untuk data ganjil:untuk data genap:

2

1

+

=

n

X

Med

2

1

2

2

+

+

=

n

n

X

X

Med

dengan Me = median, Xn = data ke-n

Data kelompok

i

f

fks

n

T

Med

med

b

-

+

=

2

1

med

dengan:

Tb med = tepi bawah kelas median

n = jumlah frekuensi/banyak data

Fks= frekuensi kumulatif sebelum kelas median

F med = frekuensi kelas median

i = panjang kelas/interval

Dengan terlebih dahulu mencari kelas median tentunya.

Contoh:

Tentukan median dari data pada tabel 1.3 diatas!

nilai

nilai

Fi

fks

21 30

31 40

41 50

51 60

61 70

71 80

20,5 30,5

30,5 40,5

40,5 50,5

50,560,5

60,5 70,5

70,5 80,5

6

10

11

17

9

7

6

16

kelas median

27

...

...

60

60

Karena jumlah frekuensi 60 maka median/nilai tengah dari data adalah data ke-

2

60

atau data ke-30. lihat pada kolom fks data ke 30 ada pada kelas ke 4. mengapa?.........................................................................................................................................

Jadi diperoleh:

Tb med = 50,5

n = ...

Fks= ...

F med = 17

i = 31 21 = ...

kemudian masukkan ke rumus

i

f

fks

n

T

Med

med

b

-

+

=

2

1

med

...

17

...

...

2

1

5

,

50

-

+

=

Med

...

...

...

...

+

=

Med

...

=

Med

Modus (nilai paling sering muncul)

Data tunggal

Carilah nilai data yang paling banyak muncul atau nilai data yang frekuensinya terbesar.

Data kelompok

Gunakan rumus:

i

d

d

d

T

Mod

b

+

+

=

2

1

1

mod

dengan:

Tb mod = tepi bawah kelas modus

d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya

d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya

i = panjang kelas/interval

contoh:

carilah modus dari data pada tabel 1.3 diatas!

Penyelesaian:

nilai

nilai

Fi

21 30

31 40

41 50

51 60

61 70

71 80

20,5 30,5

30,5 40,5

40,5 50,5

50,560,5

60,5 70,5

70,5 80,5

6

10

kelas modus

11

17

9

7

60

Mengapa kelas ke-4 adalah kelas modus?................................................................................

Jadi diperoleh:

Tb mod = 50,5

d1 = 17 11 = ...

d2 = 17 - ... = ...

i = ...

masukkan ke dalam rumus:

i

d

d

d

T

Mod

b

+

+

=

2

1

1

mod

...

...

...

...

...

+

+

=

Mod

...

...

...

+

=

Mod

...

=

Mod

Ukuran Letak dataKuartil

Kuartil membagi data yang ada menjadi empat bagian yang sama.

Q1 Q2 = med Q3

Q1 = kuartil bawah, Q2 = kuartil tengah = median, dan Q3 = kuartil atas

Data tunggal

Untuk mencari kuartil data tunggal, urutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar terlebih dahulu. Kemudian bagilah data menjadi 4 bagian yang sama dengan terlebih dahulu mencari mediannya.

Data kelompok

Gunakan rumus:

i

f

fks

n

T

Q

p

Q

b

p

-

+

=

4

p

p

Q

dengan:

p = 1,2,3

p

Q

b

T

= tepi bawah kelas Qp

n = jumlah frekuensi/banyak data

Fks= frekuensi kumulatif sebelum kelas Qp

F med = frekuensi kelas Qp

i = panjang kelas/interval

contoh:

carilah kuartil bawah dan atas dari data pada tabel 1.3 di atas!

Penyelesaian:

nilai

nilai

Fi

fks

21 30

31 40

41 50

51 60

61 70

71 80

20,5 30,5

30,540,5

40,5 50,5

50,5 60,5

60,570,5

70,5 80,5

6

10

11

17

9

7

kelas Q1

6

16

27

kelas Q3

...

...

60

60

Karena jumlah frekuensi 60 maka Q1 dari data adalah data ke-

4

60

atau data ke-15. lihat pada kolom fks data ke 15 ada pada kelas ke 2. mengapa?..................................................................................................................................

Jadi diperoleh:

1

Q

b

T

= ...

n = ...

Fks= ...

F Q1 = ...

i = 31 21 = ...

kemudian masukkan ke rumus

i

f

fks

n

T

Q

Q

b

-

+

=

1

4

1

Q1

1

...

...

...

...

4

1

...

1

-

+

=

Q

...

...

...

...

1

+

=

Q

...

1

=

Q

Karena jumlah frekuensi 60 maka Q3 dari data adalah data ke-

60

4

3

atau data ke-45. lihat pada kolom fks data ke 45 ada pada kelas ke .... mengapa?..................................................................................................................................

Jadi diperoleh:

3

Q

b

T

= ...

n = ...

Fks= ...

F Q3 = ...

i = 31 21 = ...

kemudian masukkan ke rumus

i

f

fks

n

T

Q

Q

b

-

+

=

3

Q3

3

4

3

...

...

...

...

4

3

...

3

-

+

=

Q

...

...

...

...

3

+

=

Q

...

3

=

Q

Desil

Desil hampir sama pengertiannya dengan kuartil tapi desil membagi data menjadi 10 bagian yang sama.

Data tunggal

Data harus diurutkan terlebih dahulu untuk mencari desil. Kemudian gunakan rumus:

(

)

10

1

+

=

n

i

i

X

d

dengan

di = desil ke-i n = banyak data

i = 1,2,3,...,9

(

)

10

1

+

n

i

X

= data ke-

10

)

1

(

+

n

i

namun jika ternyata hasil yang diperoleh bukan bilangan bulat maka perlu dipakai metode interpolasi liner. Carilah apakah metode interpolasi linear itu!

Rumus-rumus penting

Jangkauan/Range =

min

max

X

X

-

Hamparan(H)/jangkauan interkuartil =

1

3

Q

Q

-

Simpangan interkuartil(Qd) =

H

2

1

Langkah (L) =

H

2

3

Pagar dalam = Q1 L

Pagar luar = Q3 + L

Ukuran Penyebaran DataSimpangan rata-rata (SR)

Gunakan rumus:

-

=

f

x

x

f

SR

i

i

dengan:

fi = frekuensi kelas ke-i

xi = titik tengah kelas ke-i

x

= rata-rata

contoh:

carilah simpangan rata-rata dari data pada tabel 1.3!

penyelesaian:

setelah dihitung, ternyata rata-rata (

x

) = ....

nilai

Xi

Fi

x

x

i

-

Fi (xi -

x

)

21 30

31 40

41 50

51 60

61 70

71 80

25,5

35,5

...

...

...

...

6

10

11

17

9

7

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

60

...

Kemudian masukkan ke rumus:

-

=

f

x

x

f

SR

i

i

...

60

....

=

=

SR

Varians (Ragam) dan simpangan baku/ standar deviasi

Rumus varians yang umum adalah:

(

)

-

=

f

x

x

f

S

i

i

2

2

dengan

S2 = varians/ragam

fi = frekuensi kelas ke-i

xi = titik tengah kelas ke-i

x

= rata-rata

sedangkan simpangan baku adalah akar dari varians.

S =

2

s

contoh:

carilah varians dan simpangan baku dari data pada tabel 1.3!

penyelesaian:

setelah dihitung, ternyata rata-rata (

x

) = ....

nilai

Xi

Fi

(xi -

x

)

(xi -

x

)2

Fi (xi -

x

)2

21 30

31 40

41 50

51 60

61 70

71 80

25,5

35,5

...

...

...

...

6

10

11

17

9

7

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

60

...

Kemudian masukkan ke rumus:

(

)

-

=

f

x

x

f

S

i

i

2

2

...

...

2

=

S

sehingga s =

2

s

s =

...

....

=

coba carilah rumus yang lebih cepat untuk menghitung ragam dan simpangan baku!

PELUANG

Kompetensi dasar : 1.4 Menggunakan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi dalam pemecahan masalah

Kaidah Pencacahan (Prinsip Perkalian dan penjumlahan)

Pengantar materi:

Jika untuk terjadinya suatu peristiwa, memerlukan beberapa peristiwa secara berantai, misalkan: kejadian pertama dapat terjadi dengan n1 cara, kejadian kedua dapat terjad dengan n2 cara, kejadian ketiga dapat terjadi dengan n3 cara dan seterusnya hingga kejadian ke-p dapat terjadi dengan np cara, maka keseluruhan kejadian berantai tersebut dapat terjadi dalam (n1n2n3np) cara. Namun jika terdapat n buah peristiwa yang saling lepas dengan k1 adalah banyak peristiwa pertama, k2 banyak peristiwa kedua dan k3 banyak peristiwa ketiga dan seterusnya hingga kp adalah banyak peristiwa ke-p maka banyak cara untuk p buah peristiwa itu secara keseluruhan adalah (k1+k2+k3++kp) cara.

Contoh 1:

Diketahui lima buah angka 0,1,2,3, dan 4, akan disusun menjadi bilangan-bilangan yang terdiri dari empat angka. Berapa banyak cara untuk menyusun bilangan-bilangan tersebut jika:

a. boleh mempunyai angka yang sama

b. tidak boleh mempunyai angka yang sama.

Penyelesaian:

a. perhatikan keempat susunan kotak berikut!

Karena bilangan yang akan disusun adalah 4 angka, maka kotak yang dibuat terdiri dari kotak yang mewakili ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan.

Ribuan

Ratusan

Puluhan

satuan

Kotak ribuan dapat diisi oleh salah satu angka dari 4 angka yang tersedia ada cara, angka nol tidak dihitung karena.

Kotak dapat diisi oleh salah satu angka dari .. angka yang tersedia ada cara. Apakah angka nol boleh mengisi kotak ini? Boleh/tidak*) alasan..

Kotak dapat diisi oleh salah satu angka dari .. angka yang tersedia ada cara.

Kotak dapat diisi oleh salah satu angka dari .. angka yang tersedia ada cara.

Jadi banyaknya bilangan yang dapat disusun adalah:

Ribuan

Ratusan

Puluhan

Satuan

4 = 500 cara

b. karena tidak boleh ada angka yang sama, maka angka yang telah masuk mewakili ribuan tidak boleh dihitung kembali untuk masuk ke mewakili ratusan. Begitu seterusnya.

Kotak ribuan dapat diisi oleh salah satu angka dari angka yang tersedia ada cara

Kotak dapat diisi oleh salah satu angka dari 4 angka yang tersedia ada cara. Mengapa bukan 5 angka yang tersedia? Alasan

Kotak dapat diisi oleh salah satu angka dari .. angka yang tersedia ada cara.

Kotak dapat diisi oleh salah satu angka dari .. angka yang tersedia ada cara.

Jadi banyaknya bilangan yang dapat disusun adalah:

Ribuan

Ratusan

Puluhan

Satuan

4 = 96 cara

Contoh 2:

Terdapat 5 buah huruf dalam kata M E D A N. berapa banyak cara menyusun huruf-huruf yang terdiri dari dua huruf atau tiga huruf tanpa ada huruf yang berulang?

Penyelesaian:

Untuk menyusun 2 huruf maka:

Kotak Huruf ke-1 dapat diisi oleh salah satu huruf dari . huruf yang ada ada cara

Kotak huruf ke-2 dapat diisi oleh salah satu huruf dari . huruf yang ada ada cara

Huruf ke-1

Huruf ke-2

= cara

Untuk menyusun 3 huruf maka:

Kotak Huruf ke-1 dapat diisi oleh salah satu huruf dari . huruf yang ada ada cara

Kotak huruf ke-2 dapat diisi oleh salah satu huruf dari . huruf yang ada ada cara

Kotak huruf ke-3 dapat diisi oleh salah satu huruf dari . huruf yang ada ada cara

Huruf ke-1

Huruf ke-2

Huruf ke-3

= cara

Peristiwa menyusun 2 huruf dan 3 huruf adalah peristiwa yang saling lepas, jadi banyak cara menyusun 2 huruf dan 3 huruf totalnya adalah (... + ) cara = cara.

Masalah 1.

Jalur penerangan sebuah pesawat udara dari Surabaya ke Yogyakarta dapat melalui 3 jalur, dari Yogyakarta ke Jakarta dapat melalui 2 buah jalur dan dari Jakarta ke Bengkulu dapat melalui 4 jalur.

Berapa banyak jalur penerbangan yang dapat dipilih untuk penerbangan dari Surabaya ke Bengkulu melalui Yogyakarta dan Jakarta?

Penyelesaian:

Jalur penerbangan dari Surabaya untuk menuju Bengkulu melalui Yogyakarta dan Jakarta dapat dipetakan sebagai berikut:

Surabaya Yogyakarta ..Jakarta .Bengkulu

3

jalur jalur jalur jalur = jalur

jadi banyak jalur penerbangan yang dapat dipilih adalah jalur

Faktorial

Definisi: hasil perkalian semua bilangan asli dari 1 sampai dengan n disebut n faktorial. Dan dilambangkan dengan: n! = 1234n

n! = n. (n-1)! atau

1! = 0! = 1

masalah 2:

Hitunglah!

a. 2! + 3! dan (2 + 3)! Apakah hasilnya sama? Simpulkan!

b. 6! : 3! dan (6:3)! Apakah hasilnya sama? Simpulkan!

c.

!

4

!

3

!

7

penyelesaian:

a. 2! + 3! = (21) + (321) = 2 + 6 = 8

(2 + 3)! = 5! = 54321 = 120 ternyata hasilnya tidak sama.

Kesimpulan: 2! + 3! (2 + 3)!

b. 6! : 3! = (...) : (.) = =

(6:3)! = ()! = (.) = ternyata hasilnya sama/tidak*)

Kesimpulan: .

c.

(

)

(

)

...

...

...

...

...

3

...

...

7

...

...

...

4

...

...

3

...

...

...

...

...

...

7

!

4

!

3

!

7

=

=

=

=

Permutasi

Pegantar materi:

permutasi adalah suatu aturan menyusun semua atu sebagian anggota antau elemen suatu anggota himpunan denan tetap memperhatikan urutan/susunannya. (maksudnya AB dan BA dihitung 2 susunan)

Permutasi dari k unsur dari n unsur

permutasi yang dapat terjadi dari n unsur yang ada dan akan disusun dalam k unsur dilambangkan (dinotasikan ) dengan: n P k atau P(n,k)

nPk =

)!

(

!

k

n

n

-

sedangkan pemutasi n unsur dari n unsur yang tersedia, terdeinisi: nPn = n!

diskusikan dengan kelompok belajar anda, masalah berikut!

Masalah 3

Dari 10 orang peserta lomba akan dipilih juara satu dua, dan tiga. Ada berapa banyak cara memilih yang mungkin dapat dilakukan oleh dewan juri jika setiap peserta punya kesempatan yang sama untuk menang.

Penyelesaian:

Karena pemilihan ini memperhatikan urutan, maka cara pemilihan tersebut merupakan pola permutasi 3 unsur dari 10 unsur yang tersedia. Sehingga:

10P3 =

...

...

...

...

...!

!

7

...

...

...

!

7

...!

...)!

10

(

...!

=

=

=

=

-

Permutasi n unsur yang mengandung p,q,r, elemen yang sama

jika dari n unsur terdapat beberapa unsur yang sama dan seterusnya, mka banyaknya pemutasi yang tesusun terdefinisi dengan:

nPp,q,r,=

!....

!

!

!

r

q

p

n

masalah 4

dari susunan huruf dalam kata MATEMATIKA ada berapa susunan huruf yang dapat dibuat?

Penyelesaian:

Dari kata matematika jumlah semua hurufnya adalah 10 namun ada huruf-huruf yang sama yaitu: huruf M ada 2, A ada 3, T ada 2. sehingga banyaknya susunan huuf yang mungkin terjadi adalah:

10P2,3,2 =

...

...

...

...

2

!

3

...

2

...!

...

...

...

...

...

...

10

!...!

3

!

2

!

10

=

=

=

Permutasi siklis

Permutasi siklis adalah permutasi yang elemem-elemennya tersusun melingkar.

Permutasi siklis dari n unsur yang berbeda, didefinsikan: P = (n-1)!

Masalah 5

Terdapat 6 mutiara berbeda warna yang akan dirangkai menjai gelang.. Ada berapa banyak susunan berbeda yang dapat dibuat untuk merangkai gelang tersebut?

Penyelesaian:

Karena bentuk gelang melingkar, maka kemungkinan cara penyusunan dapat ditentukan dengan pemutasi siklis dari 6 unsur berbeda.

P = (6-1)! = ! =..=

Kombinasi

Pengantar materi:

Kombinasi adalah suatu aturan menyusun semua atau sebagian anggota atau elemen suatu anggota himpunan dengan tanpa mempehatikan urutan /susunannya.

Kombinasi k unsur dari n unsur:

Kominasi yang dapat terjadi dari n unsur yang dan akan disusun dalam k unsur dilambangkan dengan nCk atau C(n,k)

Masalah 6

Dari 20 orang pemain club Chelsea akan dipilih 11 orang untuk bertanding dengan MU. Ada berapa cara memilih yang mungkin dapat dilakukan oleh pelatih jika:

tiap orang mempunyai kesempatan yang sama!Drogba dan C. Tefez selalu ikut?

Penyelesaian:

karena pemilihan ini tidak memperhatikan urutan, maka cara pemilihannya menggunakan kombinasi sebagai berikut!

20C11 =

...

...

...

...!

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...!

...

...

...

...

...

...

...

...

20

)!...!

11

(...

!

20

=

=

=

-

karena dua orang pasti iku, maka hanya tinggal memilih 9 orang dari 18 orang yang tersedia

18C9 =

...

...

...

...!

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...!

...

...

...

...

...

...

...

...

18

)!...!

9

(...

!

18

=

=

=

-

Kompetensi dasar: 1.5 Menentukan ruang sampel suatu percobaan

Teori peluang

Sebelum mempelajari, memahami dan menyelesaikan beberapa permasalahan matematika yang menyangkut teori peluang suatu kejadian diharapkan peserta didik secara mandiri atau kelompok diskusi menggali informasi dan pengalaman belajar terdahulu dari beberapa sumber referensi maupun media interaktif.

Teori peluang

Pengantar materi:

A. Pengertian pecobaan, ruang sampel dan kejadian

Percobaan adalah tindakan atau kegiatan yang dapat diulang dengan keadaan yang sama, yang hasilnya merupkan salah satu anggota himpunan tertentu. Contoh :

Percobaan melempar mata uang untuk memulai pertandingan sepak bola.

Ruang sampel adalah himpunan dari setiap hasil yang mungkin pada suatu percobaan. Ruang sampel dilambangkan dengan S

contoh:

Pada kegiatan melempar mata uang, maka yang mungkin terjadi adalah munculnya sisi angka atau sisi gambar. Jadi ruang sampelnya adalah {angka, gambar} dan banyak anggota ruang sampel [n(s)] = 2.kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel. Contoh:

P adalah kejadian munculnya sisi gambar pada pelemparan mata uang. Jadi kejadian P {gambar} dan [n(p)] = 1

masalah 1

diskusikan masalah berikut dengan kelompok anda!

Tulislah ruang sampel dari percobaan berikut!

melempar sebuah uang logam dua kalimelempar sebuah uang logam tiga kalimelempar tiga buah uang logam satu kalimelempar sebuah dadu bersisi 6 satu kalimelempar dua buah dadu bersisi 6 satu kali

penyelesaian:

kejadian-kejadian yang mungkin muncul yaitu:

Lemparan I

Lemparan II

A (angka)

A (angka)

G (gambar)

G (gambar)

A (angka)

G (gambar)

Jadi S = { AA, , GA, } n(s) = 4

kejadian-kejadian yang mungkin muncul yaitu:

Lemparan I

Lemparan II

Lemparan III

A (angka)

A (angka)

A (angka)

G (gambar)

G (gambar)

A (angka)

G (gambar)

G (gambar)

A (angka)

A (angka)

G (gambar)

G (gambar)

A (angka)

G (gambar)

Jadi S = { AAA, AAG, , AGG, ., ., .,GGG } n(s) =

kejadian-kejadian yang mungkin muncul yaitu:

Mata uang I

Mata uang II

Mata uang III

A (angka)

A (angka)

A (angka)

G (gambar)

G (gambar)

A (angka)

G (gambar)

G (gambar)

A (angka)

A (angka)

G (gambar)

G (gambar)

A (angka)

G (gambar)

Jadi S = { AAA, AAG, , AGG, ., ., .,GGG } n(s) =

kejadian-kejadian yang mungkin muncul yaitu:

S = { 1, 2, 3, , 5, ,,} n(s) =

kejadian-kejadian yang mungkin muncul yaitu:

D1

D2

1

2

3

4

5

6

1

(1,1)

(2,1)

(3,1)

(4,1)

(5,1)

(6,1)

2

(1,2)

(2,2)

(3,2)

(4,2)

(5,2)

(6,2)

3

(1,3)

(2,3)

(3,3)

(4,3)

(5,3)

(6,3)

4

(1,4)

(2,4)

(3,4)

(4,4)

(5,4)

(6,4)

5

(1,5)

(2,5)

(3,5)

(4,5)

(5,5)

(6,5)

6

(1,6)

(2,6)

(3,6)

(4,6)

(5,6)

(6,6)

Jadi S = {(1,1), (1,2), (1,3),....} n(s) =

Kompetensi dasar: 1.6 Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya

Peluang suatu kejadian

Peluang suatu kejadian dapat diartikan dengan nilai yang menyatakan tafsiran kemungkinan kejadian itu dapat terjadi.

Peluang suatu kejadian A dapat didefinisikan P(A) =

)

(

)

(

S

n

A

n

Dimana:

P(A) = peluang terjadinya kejadian A

n(A) = banyaknya kejadian A

n(s) = banyaknya anggota ruang sampel

perlu diperhatikan bahwa rentang atau kisaran nilai peluang [P(A)] terletak pada interval: 0P(A)1 dengan ketentuan bahwa jika P(A)=0 maka kejadian A mustahil/tidak mungkin terjadi

jika P(A) =1 maka kejadian A pasti terjadi

contoh: terdapat kartu yang diberi nomor 1 sampai 9. jika diambil sebuah kartu secara acak berapa peluang terambil kartu bernomor ganjil?

Penyelesaian:

S = { 1, 2, 3, , 5, ,,,} n(s) =

Misal A kejadian muncul kartu bernomor ganjil

A = {1,3,5,7,9} n(A) =

P(A) =

)

(

)

(

S

n

A

n

P(A) =

...

9

...

=

Frekuensi harapan suatu kejadian

Frekuensi harapan adalah banyak kejadian atau peristiwa yang diharapkan dapat terjadi pada sebuah percobaan

Fh(A) = n x P(A) dengan Fh(A) = frekuensi harapan kejadian A

n = banyaknya percobaan

P(A) = peluang kejadian A

Contoh:

Tentukan frekuensi harapan muncul bilangan prima pada pelemparan sebuah dadu sebanyak 300 kali.

Penyelesaian:

S = { 1, 2, 3, , 5, } n(S) =

Misal kejadian muncul bilangan prima adalah B

B = { ,3,} n(B) =

P(B) =

...

6

...

)

(

)

(

=

=

S

n

B

n

Fh(B) =

...

...

...

...

=

kaliKejadian majemuk

Misalkan A dan B adalah dua kejadian sembarang yang terdapat dalam ruang sampel S. maka peluang kejadian A atau kejadian B dinotasikan

P(AB) adalah: P(AB) = P(A) + P(B) P(AB) dengan:

P(AB) = peluang kejadian A atau B

P(A) = peluang kejadian A

P(B) = peluang kejadian B

P(AB) = peluang kejadian A dan B

Contoh:

Sebuah kotak berisi bola-bola kecil bernomor 1 sampai 10. misalkan A adalah kejadian terambil bola bernomor ganjil dan B adalah kejadian terambil bola bernomor bilangan prima. Tentukan peluang kejadian A dan B.

S = {1,2,3,,10} n(S) = .

A = {1,3,5,7,9} n(A) =

B = {2,3,5,7} n(B) =

AB = {,5,} n(AB) =

P(AB) = P(A) + P(B) P(AB)

=

)

(

)

(

S

n

A

n

+

)

(

)

(

S

n

B

n

-

)

(

)

(

S

n

B

A

n

=

...

...

...

...

...

...

-

+

=

...

...

Peluang komplemen suatu kejadian

misalkan A adalah kejadian sembarang yang terdapat dalam ruang sampel S. maka kejadian selain kejadian A diberi simbol kejadian Ac

sedemikian hingga n(A) + n(Ac) = n(S)

sehingga peluang dari kejadian bukan A adalah:

P(Ac) = 1- P(A)

Contoh:

Sebuah kubus bernomor 1 samapai 6 dilemparkan sekali. Berapa peluang kejadian munculnya:

bilangan kelipatan 2bukan kelipatan 2

penyelesaian:

S = {1,2,3,4,5,6} n(S) =

A = {,,} n(A) =

P(A) =

...

6

...

)

(

)

(

=

=

S

n

A

n

P(Ac) = 1 - = Dua kejadian saling lepas

Dua kejadian A dan B dikatan saling lepas apabila kejadian A dan B tidak mungkin terjadi bersama-sama atau dengan kata lain AB = { } n(AB) = 0. sehingga:

P(AB) = P(A) + P(B)

Contoh:

Dua buah dadu bersisi enam dilempar secara bersamaan sebanyak satu kali. Hitunglah peluang kejadian munculnya jumlah kedua mata dadu dua atau delapan!

Penyelesaian:

n(S) = .

Misal: A kejadian munculnya kedua mata dadu berjumlah 2 maka n(A) =

Maka P(A) =

...

...

1

)

(

)

(

=

=

S

n

A

n

Dan B adalah kejadian munculnya mata dadu berjumlah 8 maka n(B) =

Maka P(B) =

...

...

...

)

(

)

(

=

=

S

n

B

n

Karena A dan B tidak memiliki anggota yang sama, maka A dan B merupakan dua kejadian saling lepas.

P(AB) = P(A) + P(B) =

...

...

...

...

...

=

+

Dua kejadian saling bebas

Misalkan terdapat dua buah kejadi A dan B dimana terjadinya kejadian A tidak tergantung pada terjadi atau tidaknya kejadian B, artinya kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B dan sebaliknya. Dengan demikian kejadian A dan kejadian B merupakan kejadian yang saling bebas.

Peluang terjadinya A dan B ditulis P(AB) , yang dirumuskan:

P(AB) = P(A) x P(B)

Contoh:

Pada percobaan pelemparan dua buah dadu, tentukan peluang untuk memperoleh angka genap pada dadu pertama dan angka ganjil pada dadu kedua!

Penyelesaian:

S = {1,2,3,4,5,6} n(s) =

Misal:

A = muncul angka genap pada dadu pertama = {2,4,6} n(A) =

Maka P(A) =

...

...

...

)

(

)

(

=

=

S

n

A

n

B = muncul angka ganjil pada dadu pertama = {1,3,5} n(B) =

Maka P(B) =

...

...

...

)

(

)

(

=

=

S

n

B

n

jadi:

P(AB) = P(A) x P(B)

= x =

kejadian bersyarat

jika kejadian A dan B dapat terjadi bersama-sama, dimana terjadi atau tidaknya kejadian A akan mempengaruhi terjadi atau tidaknya kejadian B. kejadian tersebut dinamakan kejadian saling tidak bebas atau kejadian bersyarat.

peluang terjadinya kejadian A dengan syarat kejadian B telah muncul dilambangkan P(A/B) adalah:

)

(

)

(

)

/

(

B

P

B

A

P

B

A

P

=

; dengan syarat P(B) 0

peluang terjadinya kejadian B dengan syarat kejadian A telah muncul dilambangkan P(B/A) adalah:

)

(

)

(

)

/

(

A

P

B

A

P

A

B

P

=

; dengan syarat P(B) 0

contoh:

sebuah dadu dilempar satu kali. Hitunglah peluang munculnya bilangan ganjil, bila diketahui telah muncul bilangan prima

misal:

A = kejadian munculnya bilangan ganjil = {1,3,5}. Maka P(A) =

...

...

...

)

(

)

(

=

=

S

n

A

n

B = kejadian munculnya bilangan prima = {2,3,5}. Maka P(B) =

...

...

...

)

(

)

(

=

=

S

n

B

n

AB = {3,5} P(AB) =

...

...

...

...

)

(

)

(

=

=

S

n

B

A

n

sehingga

...

...

...

...

...

...

)

(

)

(

)

/

(

=

=

=

B

P

B

A

P

B

A

P