bahan ajar pemprosesan polimer

35
PEMPROSESAN POLIMER BAHAN AJAR JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

Upload: hendra-leosu

Post on 09-Nov-2015

124 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

Pemprosesan Polimer

TRANSCRIPT

  • PEMPROSESAN POLIMER

    BAHAN AJAR

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    2013

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Definisi Pemprosesan

    Istilah pemprosesan digunakan untuk mendeskripsikan suatu teknologi dalam mengubah

    bahan mentah misalnya polimer, atau campuran-campuran yang mengandung bahan mentah

    menjadi sebuah benda dengan bentuk yang diinginkan. Ada beberapa referensi yang patut

    dipertimbangkan untuk mengetahui secara detail gambaran mengenai operasi pengolahan

    polimer. Pada bab ini kita akan membahas teknik pengolahan polimer secara umum, dan

    bagaimana cara memilih teknik pengolahan polimer.

    Materi ini memiliki pengetahuan menarik tentang pembuatan polimer secara fisik dalam

    kehidupan modern, tetapi ini hanya dapat dibuat di pabrik polimer. Metode yang digunakan di

    industri akan dijelaskan dalam bab ini.

    Metode di industri besar menggunakan sifat polimer. Bahan asli yang digunakan adalah

    thermoplastik kemudian dialirkan temperatur dalam waktu yang lama atau pengaturan panas

    yang kemudian reaksinya dikontrol, ada beberapa cara yang menggunakan temperatur yang

    harus disesuaikan dengan produk yang akan dihasilkan.

    Tadmor (1979) mengemukakan cara pemrosesan polimer, memasukkan plastik, serat dan

    elastomer. Memiliki beberapa tahap yaitu, menjaga partikel padatan, larutan, pemompaan dan

    penekanan, pencampuran dan diakhiri dengan stripping dan proses pembentukan.

  • BAB II URAIAN

    2.1. TEKNOLOGI PLASTIK

    Pada bab ini hanya dibahas metode pembuatan plastik meliputi cara pembentukannya. Pada

    bagian D dibahas tentang komposisi yang meliputi struktur atau komposisi bahan polimer. Pada

    bagian E ada beberapa tambahan yang dimasukkan dalam pengisian dan beberapa langkah dari

    Tadmor. Terakhir pada bagian F menjelaskan pendekatan bahan polimer

    A. MOLDING

    Proses molding ini sangat berguna untuk membuat plastik, cara ini di aplikasikan dengan

    menggunakan panas dan tekanan yang dialirkan kedalam, diisi dan disesuai dengan bentuk

    lubang (cetakan). Salah satu metode yang paling lama dalam pemrosesan polimer, molding dapat

    dibawa keluar dan memiliki banyak perbedaan, cara paling lama dan termudah dapat dimulai

    dengan penekanan molding ( compression molding).

    Compression Molding

    Didalam compression molding polimer dimasukkan diantara cetakan yang tidak mudah bergerak

    dan dapat dipindahkan (Gambar 1), cetakan ditutup dan kemudian digunakan panas dan tekanan

    pada bahan sebelum menjadi plastik, kemudian dialirkan hingga cetakan terisi dan masanya

    menjadi homogen. Diperlukan tekanan dan temperatur yang sangat dipertimbangkan

    bergantung dari panas dan sifat-sifat reologi yang dimiliki polimer, untuk tipe compression

    molding mungkin mendekati 150 0C dan 1000 3000 psi, kelebihan bahan sedikit ditempatkan

    didalam cetakan sehingga menjamin pengisian sampai selesai. Polimer diistirahatkan dengan

    memasukkan diantara alas permukaan cetakan dengan tipis dan cepat dan dapat dengan mudah

  • dilakukan .

    Injection Molding

    Banyak bahan thermoplastik dicetak dari proses injection molding. Polimer dipanaskan didalam

    cetakan silinder dengan temperatur yang dibiarkan mengalir dan cara ini relatif menggunakan

    temperatur dingin, lubang cetakan ditutup dan menggunakan tekanan yang tunggi, tetapi

    sampai sekarang cara ini tak berubah, dinggunakan dua buah mur yang berfungsi untuk

    memberikan cairan. Bagian B di angkat kedalam cetakan dengan melihat Gambar 2, mur diputar

    hingga menusuk polimer, padatan dan larutan ini dicampurkan dan dikirim ke cetakan

    kemudian mur digerakkan ke depan. Angkat isi larutan polimer kedalam cetakan dan tutup,

    temperature larutan yang tinggi sangat dipertimbangkan dalam compression molding dan 100

    sampai 100 ton tekanan yang bisa digunakan, setelah larutan polimer padat dan dingin

    didalam cetakan mur diputar dan dikembalikan ke depan sehingga pengisian polimer telah

    selesai untuk saat itu, setelahnya cetakan dibuka dan dipindahkan.

    Ciri-ciri dari injection molding sangatlah cepat berakhirnya dimana untuk produk yang

    dihasilkan membutuhkan waktu 10-30 menit

  • Gambar 2. Injection molding Machine (Modern Plastics Encyclopedia, McGraw-Hill, 1969

    1970

    TEKNIK MOLDING LAINNYA

    Blow molding. Operasi ini adalah salah satu dari bagian B yaitu baut mesin penyuntik, bagian

    larutan polimer dialirkan kedalam cetakan yang dibuka (Gambar 3) dan udara ditekan dan

    steam plastik ditiup kedalam cetakan, teknik ini digunakan untuk pembuatan botol, ini khusus

    pembuatan bolol yang besar, botol minum 2 liter. Sebelum disuntuk kedalam cetakan

    Gambar 3. sketsa dari proses blow-molding

    Reaksi Molding Suntik ( Reaction-Injection Molding (RIM) ).

  • Merupakan proses baru (Gambar 4) mulai dari komponen-komponen yang tidak bereaksi

    menjadi suatu produk polimer. Komponen-komponen ini dipompa masuk kedalam mixing,

    dimana komponen-komponen ini secara menyeluruh dicampur dan disuntik kedalam sebuah

    cetakan hangat (~ 65oC) dibawah tekanan rendah (50-100 psi). Polimerisasi berlangsung di

    dalam cetakan. Sementara itu, mixing dibersihkan, dengan monomer yang tidak terpakai yang

    sedang direcycle. Sampai saat ini, RIM telah digunakan hampir seluruhnya untuk molding

    poliurethan (bab 16C), tetapi secara komersial RIM nylon dan epoxy lebih diantisipasi.

    Pemutaran Molding ( Rotational Molding).

    Pada teknik ini, polimer bubuk terisi kedalam suatu cetakan tertutup, yang dipanaskan secara

    intensif dan diputar secara biaxial. Polimer melapisi dinding cetakan bagian dalam dengan

    ketebalan yang seragam dan dipadukan disana. Metode ini memiliki keuntungan untuk produksi

    bagian-bagian cekungan yang besar dan dapat digunakan untuk produksi konstruksi-konstruksi

    yang beraneka dengan langkah-langkah yang berurutan.

    Gambar 4 Komponen-komponen dasar dari proses sistem RIM.

    Thermoset Molding.

    Molding suntik dari resin thermoset hanya berbeda sedikit dari proses molding suntik yang

    diuraikan diatas untuk termo-plastik. Pertama, bahan-bahan (B-tingkat resin) dipanaskan

  • secukupnya untuk membuatnya mengalir tetapi tidak untuk pengasapan awal (initiate cure). Pada

    langkah ini viscositas bahan sangat rendah dari kualitas molding thermoplastik. Cetakan pada

    umumnya dipanaskan dan kelebihannya dihasilkannya panas gesekan seperti resin yang

    disuntikan kedalam cetakan yang cukup meningkatkan temperatur untuk pengasapan awal

    (initiate cure). Sebagian mungkin pindah dari cetakan ketika bentuknya stabil tetapi sebelum

    pengasapan diselesaikan. Simpanan panas di bagian memberikan pengasapan (cure) untuk

    diselesaikan sebentar sebelum sebagian dapat dingin.

    Perpindahan Molding (Transfer Molding).

    Pada variasi tekanan molding, yang ditingkatkan kedalam pertanda molding suntik dan resin

    termoset baru saja diuraikan, resin ditempatkan dalam kamar yang terpisah yang disebut dengan

    pot, pemanasan dibawah temperatur pengasapan (cure). Ini kemudian disuntikkan dan ditransfer

    kedalam cetakan dimana pengasapan (cure) berlangsung.

    B. Extrusi (Extrusion)

    Pada proses extrusi, polimer didorong secara terus menerus disepanjang baling-baling melalui

    daerah bertemperatur dan

    bertekanan tinggi kemudian dilelehkan dan dipadatkan dan akhirnya dipaksa melalui suatu

    bentuk die untuk mendapatkan obyek akhir (Gambar 5). Suatu bentuk yang luas dapat dibuat

  • oleh ektrusi, mencakup balok, saluran dan bentuk struktural lainnya, tabung dan pipa karet,

    lembaran atas pada beberapa macam umpan dan inch one-quarter atau yang lebih tebal dan film

    dari lebar yang serupa hingga menuju ke beberapa perseribu dar suatu inchi didalam ketebalan.

    Gambar 5. Diagram plastik extruder

    Baling-baling dari suatu extruder dapat dibagi menjadi beberapa bagian, masing-masing dengan

    suatu tujuan spesifik (chung 1977). Bagian umpan disusun oleh polimer bercabang dari suatu

    hopper dan menggerakkannya kedalam bagian yang utama dari extruder. Dalam daerah yang

    bertekanan, umpan yang disusun dengan longgar dipadatkan, dilelehkan dan dibentuk kedalam

    suatu arus kontinyu dari plastik yang dicairkan. Beberapa panas eksternal harus diterapkan tetapi

    banyak dihasilkan oleh friksi. Bagian meter berperan untuk laju alir yang seragam, diperlukan

    untuk menghasilkan dimensi-dimensi yang seragam dalam produk akhir dan membangun

    tekanan yang cukup didalam lelehan polimer untuk mendorong plastik itu melalui sisa dari

    extruder dan keluar dari die. Sejak viscositas lelehan polimer dapat dicampur hanya oleh aplikasi

    gaya lintang (viscositasnya terlalu tinggi untuk memberikan turbulensi atau difusi untuk

    memperbesar campuran). Bagian tambahan mungkin diperlukan sebelum die.

    Kecenderungan modern didalam pemakaian extruder meliputi extruder baling-baling ganda

    (twin-screw extruder) atau extruder baling-baling multiple (multiple-screw extruder) dimana

    kedua baling-baling turun berdampingan di arah yang berlawanan, menyediakan lelehan yang

    lebih aktif dan lubang extruder memiliki bukaan atau lubang di beberapa titik di sepanjang

    baling-baling yang dapat dibuka atau di tempuh menuju vaccum untuk ekstrak volatile dari

    lelehan polimer.

    Coextrusion

  • Film atau lembaran-lembaran yang terdiri dari dua atau lebih lapisan-lapisan polimer yang

    berbeda dapat dihasilkan oleh pencampuran arus lelehan dari sesuatu seperti jumlah axtruder

    didalam jenis-jenis die. Proses ini dapat digunakan untuk bahan-bahan kombinasi untuk

    menghasilkan kombinasi-kombinasi dari sifat-sifat yang tidak diperoleh dari polimer tunggal.

    Contohnya, suatu film untuk membungkus makanan boleh terdiri dari tiga lapisan yang

    imparting, respectively, berkekuatan tinggi, sukar menyerap oksigen, dan heat scalability.

    Lapisan Ektrusi (Film Extrusion)

    Lapisan ekstrusi dapat dilaksanakan dengan cetakan seperti pada lembaran ekstrusi atau oleh

    proses lelehan film (blown-film). Kemudian suatu turbular die digunakan, dari suatu produk

    tabung cekung yang ditekan secara tegak lurus naik ke arah menara film seperti ditunjukkan pada

    Gambar 6. Tabung dipukul kedalam suatu lapisan silinder yang tipis dengan menggunakan udara

    melalui die dan terjerat didalam gelembung film. Pada puncak menara, gelembung dipecahkan

    dan setelah itu membelah kedalam flat film.

  • Gambar 6. Skema dari film blowing : (A) film die, (B) die inlet dari extruder, (C) udara inlet dan valve,

    (D) plastik tube (bubble), (E) udara ring untik pendinginan, (F) guide rolls, (G)

    collapsing frame, (H) pull rolls, (I) windup roll

    Pultrusi (Pultrusion)

    Pada variasi ekstrusi ini, bahan lebih ditarik dari pada didorong melalui die atau pembentukan.

    Proses ini digunakan untuk menghasilkan perpanjangan yang terus menerus dari fiber-penguatan

    resin termoset (gambar17-7). Penguatan bahan secara kontinyu ditarik melalui suatu tampungan

    resin cair yang memenuhi masing-masing fiber. Kelebihan (excess) resin dipindahkan dengan

  • konstruksi pembentukan dan campuran ditekan ke cetakan panas yang membentuk dan

    memulihkan.

    Gambar 7. Diagram skema proses pultrusi

    Proses Ekstrusi Lainnya

    Dalam lembaran extruksi, produk dan lembaran yang mati di lalui diantara roll yang mengontrol

    ketebalan dan menerapkan permukaan yang diinginkan dengan pelumuran dan penyimpulan.

    Extruksi wire dan kabel mengerjakan pematian melalui bare copper atau wire aluminium yang

    dilalui dan didalamnya diselimuti dengan insulasi plastik. Laju extruksi bisa lebih tinggi dari

    8000 ft/min.

    C. Metode Proses Lainnya

    Calendering (Proses dengan mempergunakan kalender sebagai pedoman)

    Calendering adalah proses yang digunakan untuk perusahaan berkelanjutan dari lembaran atau

    film, Granular resin (damar berisi butiran-butiran kecil), atau lembaran-lembaran tebal, yang

    dilewatkan diantara rollan panas tinggi dibawah tekanan tinggi (Fig. 17-8). Untuk produksi film

    tipis seri dari pasangan-pasangan ini digunakan, dengan reduksi granular dalam pemisah roll

    sebagai stok persiapan ke unit ini. Sistem kalender yang tepat mengisyaratkan kontrol yang tepat

    untuk temperatur roll, tekanan, dan kecepatan rotasi. Dengan mempertahankan diferensial

    kecepatan kilatv antara pasangan roll. Hal memungkinkan memberi permukaan kehalusan tinggi

    ke sumber film atau lembaran. Design timbul bisa diproduksi diatas permukaan dengan bantuan

  • roll kalender, kira-kira seperti diukir. Dengan sistem kalender campuran chip granular resin

    dengan variasi warna, hal ini memungkinkan memproduksi efek dekorasi yang tidak biasa

    (contohnya gundukan)pada produk; teknik ini secara luas telah dikerjakan pada perusahaan

    komposisi lantai.

    Fraksi tinggi resin digunakan pada penghitungan kalender untuk poly(vinyl chloride) (Chapter

    14 D). Range produk dari film tipis sampai yang tebal, lembaran semi keras. Harus diingat

    bahwa, dengan teknik proses sebenarnya, lebih dari kalender sendiri disyratkan untuk mengubah

    bentuk polimer dari bahan mentah ke resin akhir (Gambar 9).

    Gambar 8. Diagram skema dari empat roll inverted-L calender

  • Casting (Pencetakan)

    Pada proses pencetakan, materi cair dituangkan ke cetakan dan menjadi padat dengan cara fisika

    (contoh pendinginan) atau cara kimia (contohnya polimerisasi) yang berarti, dan benda padat

    dipindahkan dari cetakan. Proses pencetakan ini memerlukan peralatan dengan biaya rendah

    (cetakan bisa dibuat dari bahan lunak). Materi yang murah tersebut seperti karet dan plaster)

    tetapi ini merupakan proses yang relatif lambat.

    Casting of thermosetting Resins (pencetakan resin thermoset)

    Resin thermoset dituang dengan menghentikan polimerisasi pada tahap A., dimana resin masih

    melebur dan masih fluida. Setelah cetakan diisi, taruh resin dalam oven.

    Casting of Vinyl Polymers (pencetakan polimer vinil)

    Polimer vinil, pada dasarnya adalah resin akrilic, dicetak dengan menyiapkan monomer dan

    polimer, dan polimerisasekan monomer tersebut ke dalam cetakan. Lembaran-lembaran, balok

    dan pipadisiapkan penggambarannya pada bagian 14B.

    Film Casting (pencetakan Film)

  • Film, termasuk film foto dan kertas kaca, dibuat dengan mengalirkan larutan polimer ke

    permuakaan yang sangat lembut dalam bentuk setir penggosok atau jika diperlukan tali logam

    atau band. Setelah solvent menguap (atau pada kasus kertas kaca, polimer telah terkoagulasi)

    film diangkat dari permukaan cetakan.

  • Gambar 9. Diagram skema tipe poli (vinil khlorida) sistem calendering ynang menunjukkan

    elemen-elemen yang dibutuhkan untuk convert bubuk resin kedalam sheet akhir.

    Epoxy Resin (Resin Epoxy)

    Pencetakan Epoxy secara luas digunakan penghilangan karena stabilitas dimensinya yang bagus

    dan efek kekuatan tingginya.

    Polyesters (poliester)

    Jelas (tidak ada gaya) resin poliester(bab 16B) dicetak dalam cetakan terbuka dari keramik,

    plastik, atau logam untuk keperluan industri dan hobby kerajinan.

    Nylon

    Dicetak dari monomer yang digunakan untuk polimerisasi anionik Kaprolaktam ke dinding-tebal

    bagian nylon-6.

    Coating (pelapisan)

    Teknologi pelapisan pabrik dan kertas, keluaran utama untuk beberapa plastik, adalah subjek

    yang dikendalikan dan penempatan kompleks diluar dari batas buku ini. Plastik bisa

    diutilisasikan sebagai lelehan, larutan, lateks, pasta, glasir atau pernis. Plastik bisa diaplikasikan

    ke substrat dengan penyebaran dengan pisau, sikat, menggunakan roller, sistem kalender,

    pencetakan dan ekstrusi. Proses pelapisan meliputi dipping (pencelupan), dimana bentuk (seperti

    untuk sarung tangan karet) dicelupkan ke suspensi atau lateks dari polimer dan ke pemandian

  • bahan penggumpal.Setelah banyak dicelupuntuk mendapatkan ketebalan yang diinginkan, film

    digulung dari bentuknyadan disubjek untuk proses pemanasan untuk pemulihan atau crosslink

    resin. Dalam pencetakan slush (lumpur salju), semua cetakan diisi dengan lateks viscous lebih

    atau slush dari bagian mbahan praktis seperti vinyl plastisol Bab 14D). Kelebihannya

    dicurahkan, meninggalkan film dengan diperlakuan pemanasan dan dipindahkan. Proses ini

    sangat fleksibel dan memerlukan peralatan yang tidak mahal.

    Foaming (pembuihan)

    Produksi dari buih plastik dikerjakan dengan membangkitkan gas ke fluida polimer, biasanya

    pada temperatur elevasi. Produksi kimia dari gas tersebut selama polimerisasi untuk membentuk

    buih uretan dijelaskan pada bab 16C. Thermoplastik dibuihkan dengan kerja sama bahan

    gelembung berbeda, dimana terdekomposisi menjadi gas p[ada terperatur tertentu, atau gas inert.

    Situs referensi ada pada akhir sesi ini .

    Gambar 10. sheet-molding compound line.

    Forming (pembentukan)

  • PostForming Thermosetting resins.

    Lembaran laminating dari resing thermoset dibentuk menjadi berbagai macam bentuk dengan

    proses menyerupai yang digunakan untuk lembaran logam. Lembaran dipanaskan sebelum reaksi

    akhir thermosetting., bentuk secepatnya dalam cetakan atau disekeliling bentuk. Dan diamkan

    pada tempat yang tekanan light sampai terbentuk. Tipe proses ini telah digunakan dengan

    sheet-molding compound (SMC) (senyawa cetak-lembaran), campuran yang murah dari

    sepertiga unsaturated resin poliester (Bab 16B), sepertiga isi (biasanya CaCO3), dan sepertiga

    potongan gelas fiber. Resin cair dan isi , dengan pemekat (MgO dan CaO, yang berbentuk ion

    lemah crosslink dengan kelompok asam pada poliester), dan sedikit bahan pemulihan (biasanya

    organik peroksida), dicampur dan disemprotkan ke layer dari film polietilen yang ditunjukkan

    gambar 17-10. Potongan gelas fiber, sekitar 1 in panjangnya, ditambahkan dan dipadatkan untuk

    membasahi gelas. Polietilen kemudian dikeluarkan dari lembaran keras, yang dibentuk dan

    dipanaskan untuk diawetkan. SMC digunakan secara luas untuk bodi mobil seperti perpanjangan

    roda dan untuk bagian yang struktural.

    Forming Thermoplastic Sheets (lembaran termoplastik)

    Lembaran vakum banyak digunakan untuk manipulasi selulosa asetat dan lembaran resin akrilik.

    Lembaran plastik dipanaskan dan dikeluarkan dengan membentuk cetakan, dan vakum akan

    menarik ke cetakan. Setelah lembaran didinginkan vakum dilepaskan lalu objek yang divakum

    dikeluarkan.

    Banyak modifikasi yang digunakan dalam proses ini. Salah satunya adalah kekuatan lembaran

    kantong karet inflatable untuk menyesuaikan dengan bentuk cetakan, dan vakum dikeluarkan

    pada saat lembaran masih hangat. Lembaran akan memperoleh bentuk yang cembung dan

    menjadi beku saat didinginkan.

    Laminating and Low-Pressure Molding

    Kedua lapisan, proses tekanan tinggi dan tekanan rendah meliputi :

    a) mengisi lembaran (kayu, kertas, kain) dengan cairan atau dengan melarutkan resin

    termosetting dengan bahan perekat.

  • b) Menyusun masing-masing lembaran

    c) Menekan dan mengawetkan

    Pada pembentukkan tekanan rendah atau pelapisan, lembaran material diisi dengan meletakkan

    cetakan dan menahan matras karet atau kantong yang digembungkan dengan uap untuk

    memberikan panas dan tekanan untuk menahan lapisan pada tempatnya dan untuk diawetkan.

    Banyak variasi lain yang diaplikasikan dengan proses ini.

    Perbedaan lapisan dari pembentukkan bertekanan rendah pada bentuk standar di produksi pada

    kuantitas yang cukup untuk aplikasi ekonomi pada metode tekanan panas. Untuk mengawetkan

    resin dibutuhkan temperatur yang tinggi.

    D. Sistem Multipolimer

    Pada bab 7, campuran 2 atau lebih polimer adalah bukan bentuk yang umum pada sistem

    miscible. Sistem 2 fasa, sifat mekanik sangat sedikit kecuali pada kondisi tertentu. Alfrey (1980)

    mengusulkan bahwa kondisi penting akan menjadi baik, tentu saja akan lebih unggul, sifat

    sisitem immiscible adalah perkembangan pelekatan permukaan yang kuat antara 2 fasa, jika

    tidak terjadi secara alami, mungkin untuk membawa dengantambahan polimer ketiga yang

    melekat dengan baik untuk kedua fasa, atau dengan penggunaan balok yang cocok atau graft

    kopolimer. Beberapa contoh menggunakan sistem multipolimer, beberapa contoh telah di

    diskusikan pada bab lain.

    Multilayer Films

    Produksi lapisan multilayer denga coextrusion dijelaskan singkat pada bagian B. Jika ada

    perekatan yang baik antara 2 lapisan, sifat mekanis pada lapisan ini yaitu bahan tambahan yang

    biasa, tapi ada pengecualian. Contohnya, adanya lapisan yang panjang bisa mencegah retaknya

    garis potong, lapisan rapuh, tapi kadang-kadang sebaliknya efeknya dapat dilihat.

    Polymer Blends

    Kedua campuran miscible dan immiscible yang diketahui dan digunakan secara komersil.

  • Contohnya, campuran miscible polystyrene dan poly (phenylene oxide) (PPO). Yang terakhir

    adalah kekerasan, temperatur tahanan teknologi plastik, tapi prosesnya sulit. Campurannya

    adalah prosesnya lebih mudah dibandingkan PPO dan daya tahan nya lebih tinggi dan lebih keras

    dibandingkan polystyrene.

    Contoh yang telah diketahui, cmapuran polimer immiscible (kadang disebut campuran) tapi

    artinya tepat dan perbeddan pada bagian ini tidak jelas) yaitu pengaruhnya kuat dan resin ABS.

    Pembentukkannya dengan cara melarutkan karet pada monomer styrene kemudian di

    polimerisasi. Pemisahan fasa dan struktur di kontrol untuk fasa polystyrene dengan memisahkan

    partikel karet yang memiliki pemasukan polystyrene. Pada resin ABS, termasuk butadiene dalam

    fasa continous styrene-acrylonitrile copolimer agar menarik permukaan adhesi.

    Interpenetrating Polymer Network

    Multipolymer system baru saja di sintesis dalam bentuk bebas. Contohnya, polimer A dengan

    mudah melewati, bertambah dengan monomer B kedua, dan polimer B atau dapat dipilih sistem

    A dan B untuk polimerisasi secara bersamaan dengan mekanisme yang berbeda, contohnya,

    campuran styrene-divinyl benzene dengan mekanisme rantai redikal.

    Composites

    Istilah composites umumnya digunakan untuk teknologi fiber-reinforced struktur material,

    dimana fiber yang cukup panjang dapat di orientasikan untuk mempertinggi produksi sifat

    kekuatan. Beberapa contoh resin polyester beton dengan fiber glass menggunakan lilitan kawat

    pijar dan dengan pultrasi (bagian B pada bab ini). Fiber lain menyediakan kekuatan yang

    terkemuka pada aplikasi ini (albeit tetap tinggi biayanya) yaitu grafit dan aramid (aromatic

    polyamide)

    Fiber grafit digunakan pada composisi dengan performa yang tinggi yaitu di diproduksi dengan

    perlakuan lebih lanjut pada jenjang pembuatan polimer dengan pirolyzing poliacrilonitril

    meskipun telah digunakan seperti rayon. Jika poliacrilonitril telah selesai dioksidasi pada suhu

    250 400 0C kemudian dipirolisis pada suhu 1500 25000C untuk menghilangkan semua atom,

    tetapi karbon, fiber dengan struktur grafit menjadi lebih besar atau kadarnyaa kurang dari yang

    dihasilkan.pada matrik apoksi komposisi hasil dari fiber grafit yang kontinyu dengan daya

  • rentang dan kekerasan yang kuat, tetapi tenyataa dengan temperatur yang paling rendah. Berat

    komposisi plastik adalah bagian dari struktur besi dengan sifat yang sebanding

    Terutama jika produksi yang dihasilkan lebih tinggi pada harga yang lebih murah, aplikasi yang

    penting untuk komposisi ini adalah antisipasi pada industri auto mobil, contohnya digunakan

    pada produksi mobil dan truk.

    E. ADDITIVES AND COMPOUNDING

    Fillers

    Banyak plastik yang tidak berguna tetapi sebenarnya dapat dirubah menjadi produk yang

    bermutu tinggi dengan menggabungkan partikulat atau serat padat. Phenolic dan amino resin

    selalu yang diisi dengan substansi seperti tepung kayu, selulosa murni atau bubuk mica.

    Material ini mempertinggi stabilitas dimensi, pengaruh yang kuat, daya renggang yang banyak

    hal, tahana gesek dan stabilitas thermal. Penggunaan fiber glass untuk memperkuat lembaran

    untuk resin polyester adalah ilustrasi penting lainnya. Soft thermoplastik seperti

    coumaron-indene dan resin hydrokarbon biasanya dicampur dengan jumlah yang sangat besar (

    diatas 80 % berat) dari padatan minral seperti kuarsa yang dihancurkan, batu kapur atau tanah

    liat.

    2.2. TEKNOLOGI KARET

    A. Sejarah Karet Sintetik

    Awal usaha dihasilkannya karet sintetik dipusatkan sekitar homopolimerisasi dienes,

    terutama isoprena karena diketahui dapat menjadi monomer untuk karet alam. Ini ditemukan

    pada abad ke-19 bahwa produk karet tiruan dapat dibuat dari isoprene dengan mengolahnya

    dengan hidrogen klorida atau membiarkannya mengalami polimerisasi spontan di atas tangki.

    Material ini dapat dipanaskan dengan sulfur, menjadi lebih elastis, kencang, dan lebih tahan

    terhadap panas.

    Sekitar tahun 1900 ditemukan bahwa dienes lain seperti butadiene dan 2, 3

  • dimetilbutadiena dapat dipolimerisasi menjadi karet tiruan material spontan dengan logam metal

    atau dengan radikal bebas. Contohnya selama perang dunia I di Jerman, dimana 2, 3

    dimetilbutadiena dipolimerisasi spontan.

    Setelah perang dunia I penelitian terhadap produk karet tiruan dilanjutkan, dengan

    mengubah bahannya menjadi butadiena karena lebih siap pakai, pada waktu asetaldehid

    melewati sintesis aldol. Logam Alkali digunakan sebagai inisiator, dan produknya disebut karet

    Buna diambil dari kata pertama butadiena dan lambang Na untuk Natrium.

    Tabel 1. Perkiraan pemakaian karet di Amerika Serikat tahun 1982*

    Tipe Pemakaian (juta lb)

    Karet Alam

    Sintetik

    SBR

    Polibutadiena

    EPDM

    Butil

    Neoprene

    Nitril

    Poliisoprena

    Lainnya

    Total Sintetik

    Total

    1600

    2200

    800

    300

    290

    270

    170

    120

    50

    4200

    5800

    * Perkiraan didasarkan dari bab sebelumnya dan Rubber World 187 (6). 8 (1983).

    Memperbaiki proses dan sifat-sifat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : mengenalkan

    kopolimer butadiena sebagai monomer vinil, stiren berlebih, dan mengadopsi emulsi

    polimerisasi. Hal penting dalam menjaga konversi yang rendah atau melakukan perubahan

    seperti CCl4 dan rantai panjang merkaptan ditemukan pada awal perang dunia II, polimer

    (Buna-S) diproduksi di Jerman dengan kandungan 68 70 % butadiena dan 30 32 % stiren.

    Sifat-sifat unik dari karet meliputi kemampuan untuk merenggang dan dapat cepat

    kembali ke bentuk semula, mempunyai kekuatan yang besar dan modulus yang tinggi, dan

    memperoleh kembali tekanan yang hilang. Untuk mendapatkan sifat-sifat tersebut, tentunya

    dibutuhkan tempat di atas struktur molekular campuran-campuran : harus polimer yang tinggi,

    berada di atas temperatur transisi gelas dan menjadi amorf dalam keadaan tak terdistorsi.

    B. VULKANISASI

  • Proses dimana jaringan mata rantai menyilang diperkenalkan ke dalam suatu karet disebut

    dengan vulkanisasi. Pengaruh dari vulkanisasi adalah terjadinya perubahan bentuk karet dari

    massa termoplastik yang lunak tanpa menggunakan sifat-sifat mekanik ke dalam suatu karet

    yang kuat, elastis, dan kencang (Tabel 2).

    Tabel 2. Sifat-sifat dari tipe Raw, Vulcanized, dan Reinforced karet alam

    Sifat Raw

    Rubber

    Vulcanized

    Rubbera

    Reinforced

    Rubber

    Kekuatan Tensile, psi

    Panjang Patahan (%)

    Modulus (psi)b

    Bagian Permanen

    Kecepatan Retraksion (Snap)

    Penyerapan Air

    Tahanan Solven (Hidrokarbon)

    300

    1200

    -

    panjang

    baik

    panjang

    terlarut

    3000

    800

    400

    kecil

    sangat Baik

    kecil

    hanya

    mengembang

    4500

    600

    2500

    kecil

    sangat Baik

    kecil

    hanya

    mengembang a Tidak diperkuat

    b Tegangan tensile pada panjang 400 %, ukuran kekakuan

    Kekuatan tensil, kekakuan, dan histeresis (menjelaskan kehilangan energi sebagai panas)

    karet alam sebelum dan sesudah vulkanisasi ditunjukkan pada Gambar 11 dan dampak dari

    besarnya vulkanisasi terhadap karet alam dan sifat-sifat lain dari karet ditunjukkan secara

    sistematis dalam Gambar 12 .

    Beberapa dekade mengikuti percobaan pertama Goodyears yaitu memanaskan karet

    dengan sedikit jumlah sulfur, proses ini bagus dan kebanyakan praktek metode untuk

    memberikan perubahan sifat yang dinyatakan oleh batas vulkanisasi, tidak hanya pada karet alam

    tapi juga dalam karet sintetik diene seperti SBR, butil, dan karet nitril. Karet dapat dipanaskan

    atau dibengkokkan tanpa panas oleh sulfur klorida. Jumlah besar dari campuran yang tidak

    mengandung sulfur dapat karet vulkanis. Hal ini umumnya dimasukkan ke dalam tiga kelompok

    : oxidizing agents (selenium, tellurium, peroksida organic, campuran nitro), generator radikal

    bebas (oksida organik, campuran azo, beberapa akselerator, dll.), dan resin fenolik.

    Sejak reaksi kimia digabungkan dengan vulkanisasi, jenis dan keterlibatan hanya

    beberapa atom pada tiap molekul polimer, definisi vulkanisasi pada batas sifat-sifat fisik karet

    yang dibutuhkan.

  • VULKANISASI KIMIA

    Vulkanisasi Belerang (Sulfur).

    Perawatan karet hanya dengan menggunakan belerang berjalan sangat lambat dan tidak

    lagi dipraktekkan secara komersial. Bahkan pada saat ini mekanisme yang tepat reaksi

    perawatannya tidak secara penuh dimengerti. Kedua-duanya yaitu radikal bebas dan ion

    intermediete pernah di postulatkan.

    Vulkanisasi Belerang yang Dipercepat.

    Tipe pemercepat (accelerator) untuk vulkanisasi belerang meliputi thiazoles, contohnya

    2-mercaptobenzothiazole,

    N

    C SH

    S

    Dithiocarbamates, contohnya, tetramethyl thiuram disulfide,

    H3C S S CH3

    N C S S C N

    H3C S S CH3

    dan amina, contohnya diphenyl guanidine,

    NH

    NH C NH

    Sebagai tambahan, pemerlambat (retarder) N-(cyclohexylthio)phthalimide,

    C

    N S C

  • yang telah terbukti sangat efektif memperlambat vulkanisasi yang terlalu dini (premature).

    Bahan-bahan kimia ini umumnya digunakan bersama zinc oxide (besi oksida) dan asam lemak,

    resep khasnya menggunakan 0,5-2 bagian pemercepat (accelerator), 0,1-1 bagian pemerlambat

    (retarder), 2-10 bagian zinc oxide, 1-4 bagian asam lemak, dan 0,5-4 bagian belerang per 100

    bagian karet.

    Sekali lagi, mekanismenya tidak diketahui secara detail, tetapi ini terpikirkan bahwa

    pemercepat (accelerator) bereaksi dengan belerang untuk memberikan sulfida tipe Ac-Sx-Ac,

    dimana Ac adalah radikal bebas yang diperoleh dari accelerator. Polysulfida ini kemudian saling

    berhubungan dengan karet menghasilkan tipe karet intermediete Sx-Ac. Kemudian bereaksi

    lebih lanjut dengan ikatan silang terakhir menghasilkan bentuk umum

    CH3

    CH C CH CH2

    S

    S

    CH C CH CH2

    CH3

    Banyak kemungkinan lain hadir. Peranan zinc oxide, yang menghasilkan ion zinc dengan

    kehadiran asam lemak, kehadirannya akan membentuk chelates dengan accelerator dan sulfida,

    memperlambat dan kemudian menghaluskan vulkanisasi. Ikatan rangkap pada elastomer tidak

    dijenuhkan pada mekanisme ini, tetapi disumbang oleh penambahan aktifitas allylic hydrogens,

    dimana ikatan silang berada.

    Vulkanisasi Nonbelerang.

    Pengaruh aktivasi yang sama terhadap elastomer ikatan rangkap dipostulatkan untuk

    mempermainkan peranan vulkanisasi nonbelerang, berdasarkan skema berikut ini :

    a. Radikal bebas R dibentuk oleh dekomposisi atau oksidasi dari agen penyembuh (curing

    agent), atau sebagai langkah pada oksidatif degradasi karet.

  • b. Radikal bebas ini merupakan permulaan vullkanisasi dengan meringkas atom hidrogen

    dari salah satu grup -metylene (pada karet alam, group sisi metil langsung menyerang

    group metylene yang terdekat) :

    CH3 CH3

    R + CH C CH CH2 RH + CH C CH CH2

    H

    c. Radikal bebas karet kemudian menyerang ikatan rangkap yang bersebelahan dengan

    rantai polimer. Menghasilkan formasi ikatan silang dan regenerasi radikal bebas pada

    reaksi yang analog dengan propagasi dalam adisi polimerisasi.

    CH3 CH3

    CH C CH CH2 + CH2 C CH CH2

    CH3

    CH C CH CH2

    CH3

    CH2 C CH CH2

    Vulkanisasi dapat berlanjut dengan beberapa langkah propagasi.

    Transfer rantai dapat juga terjadi. Terminasi dapat terjadi oleh reaksi karet radikal bebas

    dengan fragment radikal bebas dari curing agent. Hal ini berlawanan dengan adisi polimerisasi

    pada sistem fluida, reaksi terminasi antara dua karet radikal bebas mau tidak mau harus

    dipertimbangkan karena rendahnya kemungkinan dari dua buah radikal berada pada posisi untuk

    bereaksi, dikarenakan viskositas yang tinggi dari medium.

    Sejak radikal bebas intermediete juga terdapat pada vulkanisisasi belerang yang

    dipercepat, reaksi yang serupa tidak diragukan berlangsung pada kasus ini juga. Beberapa ikatan

  • rangkap dijenuhkan dengan cara ini, beberapa adisi hidrogen sulfida (dikenal sebagai produk

    vulkanisasi belerang), dan beberapa oleh mekanisme lainnya.

    ASPEK FISIKA DARI VULKANISASI

    Vulkanisasi dengan kehadiran belerang berlangsung ketika 0,5-5 bagian (berdasarkan berat)

    belerang dikombinasikan dengan 100 bagian karet. Jika reaksi diijinkan untuk berlanjut sampai

    sangat berlebih belerang yang dikombinasikan (dapat dikatakan 30-50 bagian per 100 bagian

    karet), karet akan menjadi kaku, dan plastik nonelastomer dikenal sebagai hard rubber (karet

    keras) atau ebonit. Jangkauan tensile strenghtnya maksimum, dengan pemanjangan

    (elongation) cukup tinggi, pada keadaan awal daerah soft cure; kemudian keduanya mengalami

    penurunan nilai dengan meningkatnya jumlah belerang yang dikombinasikan.

    Daerah maksimum tensile properties pada di sekitar 5-10 bagian belerang yang

    dikombinasikan dikenal sebagai daerah optimum cure untuk campuran ini. Di luar titik stock

    (yaitu campuran) disebut overcured dan nampaknya menjadi lebih kasar, pada titik ini, kekerasan

    dan kekakuannya lebih daripada optimum cure tetapi lebih rapuh dan berkurang kemampuan

    untuk memanjang. Kombinasi belerang pada proporsi yang tinggi membuat kekuatan dari

    material kembali meningkat, dan pemanjangan menjadi sangat rendah sehingga daerah karet

    keras dapat dijangkau.

    Banyak properties dari soft vulcanizates, meliputi tensile dan tear strenght (kekuatan

    tarik dan kekuatan sobekan), kekakuan, dan kekerasan, melewati shallow maximum sebagai

    perawatan waktu yang ditingkatkan. Lainnya, seperti pemanjangan (elongation) dan permanent

    set, menambah (seperti tetesan) secara terus-menerus. Pengaruh dari kenaikan temperatur, seperti

    yang diharapkan, untuk menggerakkan kurva ke waktu yang lebih pendek. Penelitian terhadap

    komposisi campuran yang divariasikan menunjukkan bahwa kenaikan awal tensile strenght

    diiringi oleh persatuan yang cepat dari belerang dalam karet, dan hal itu sebagai laju penurunan

    adisi belerang, laju kenaikan tensile strength mulai menurun. Hal ini juga diketahui bahwa

    jumlah total dari kombinasi belerang tidak akan mengukur tingkat perubahan pada properties

    fisika selama perawatan, dan menunjukkan rasio dari belerang yang dikombinasikan ke ikatan

    rangkap bervariasi dari campuran satu ke campuran yang lain.

    Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa proses ikatan silang dan degradasi terjadi secara

  • simultan selama peristiwa vulkanisasi. Bukti tambahan untuk peristiwa ini timbul dari fakta

    bahwa overcured stock yang sangat buruk dapat mengalami reversion (pembalikan), hal ini

    ,mambuat karet menjadi lembut dan lembab dengan kerugian pada kekuatan. Beberapa stocks

    menyerupai karet yang diturunkan secara oxidatif. Reversion (pembalikan) berbeda dari

    overcuring, dimana reversion berada pada pemanasan yang diperpanjang ketika pada saat awal

    tidak cukup belerang untuk mendapatkannya ke dalam daerah leathery cures.

    C. PENGUATAN (REINFORCEMENT)

    Untuk banyak kegunaan, seringkali karet hasil vulkanisasi tidak memperlihatkan tensile strenght

    yang memuaskan, kekakuan, resistansi abrasi, dan tear resistansi. Tentu saja, properties ini dapat

    ditingkatkan dengan adisi oleh filter tertentu terhadap karet sebelum proses vulkanisasi. Filter

    untuk karet dapat dipisahkan ke dalam dua kelas : inert filter, seperti tanah liat (clay), kapur

    halus (whitting), dan barytes, yang membuat campuran karet mudah ditangani sebelum

    vulkanisasi tetapi mempunyai sedikit efek pada properties fisikanya; dan reinforcing filters, yang

    dapat meningkatkan properties tidak menguntungkan yang disebutkan diatas pada karet hasil

    vulkanisasi. Karbon hitam (carbon black) adalah reinforcing filters yang terkenal untuk karet

    alam maupun karet sintetik. Penambahan efek penguatan dengan karbon hitam pada properties

    karet diatas efek vulkanisasi sendiri diilustrasukan pada Tabel 19-2. Walaupun penguatan

    alamiah tidak diketahui lengkap, tetapi memperlihatkan untuk menambah jaringan yang secara

    relatif banyak yang lemah fix points dan untuk lebih menyebar jaringan dari ikatan silang

    utama yang kuat diperkenalkan oleh vulkanisasi. Vulkanisasi mengendalikan pergerakan range

    panjang dari molekul polimer, tetapi meninggalkan pergerakan tinggi lokal segmentalnya;

    penguatan kekerasan massa dan peningkatan keliatannya (toughness) dengan pembatasan

    pergerakan bebas lokalnya.

    Karet tanpa penguatan (non reinforced), terkadang disebut pure-gum vulcanizates,

    sifatnya relatif halus, lembut, dan extensible (mampu meluas), dan banyak digunakan sebagai

    karet pita, tabung dan sarung tangan. Karet akan jadi nilai kecil pada industri modern dimana

    bukanlah untuk efek penguatan karbon hitam.

    JENIS- JENIS BAHAN PENGISI ( FILLER)

  • Hanya sedikit filler yang dapat memperkuat (reinforcing) meskipun hanya memiliki satu atau

    dua sifat mekanik yang penting dari karet alam, sedangkan filler

    yang lain bersifat melemahkan vulkanisasi dalam satu bagian penting atau lebih yang dikenal

    sebagai filler inert. Secara umum diketahui bahwa aksi penguatan suatu filler ditentukan dari

    sifat dasarnya, tipe elastomer yang digunakan dan jumlah filler yang dimasukkan.

    Karbon hitam adalah filler penguat yang paling penting pada hampir semua elastomer,

    meskipun filler silika dan silikat dapat digunakan dalam beberapa kasus, dan begitu pula

    elastomer silokon. Filler nonreinforcing yang penting diantaranya talk, ZnO dan magnesium

    karbonat.

    Sifat Filler

    Komposisi kimia filler terutama ditentukan oleh aksi penguatan filler tersebut. Karbon

    hitam merupakan agent yang selalu lebih efisien dibandingkan talk, meskipun ukuran partikel,

    kondisi permukaan dan sifat- sifat yang lain bervariasi untuk keduanya. Namun dalam suatu

    kelas kimia tunggal, ukuran partikel dan keadaan permukaan merupakan variabel yang penting.

    Sifat Elastomer

    Filler yang dapat menguatkan dengan baik seperti karbon hitam meskipun dapat

    meningkatkan tear resistance dan abrasion resistance pada hampir semua elastomer, tetapi ia

    tidak mempengaruhi tensile strenght dari neoprene atau karet butil, sedangkan disisi lain

    peningkatan tensile strenght dapat terjadi dalam karet alam, SBR, Karet nitril dan elastomer

    polisulfida. Perbedaan tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan dua efek dari filler yaitu :

    a. memperkuat teganagan filler dan kekuatan struktur pada titik yang relatif lemah.

    b. Secara simultan, dapat menyebabkan polimer mengkristalisasi pada elongation yang

    tinggi.

    Jumlah filler

    Peningkatan jumlah filler menyebabkan peningkatan sifat secara kontinyu hingga

    mencapai keadaan maksimum, dimana ia menunjukkan bahwa komposisi muatan telah mencapai

    optimum. Pada titik ini, penambahan filler lebih lanjut akan menjadikan filler sebagai penyebab

  • vulkanisasi.

    KARBON HITAM

    Beberapa jenis koloid yang berkomposisikan karbon merupakan filler penguat terpenting untuk

    karet. Karbon hitam merupakan material yamg tidak begitu mahal yang menguatkan ketiga jenis

    sifat yang penting yaitu tensile strenght, tear resistance dan abrasion resistance. Terdapat

    beberapa jenis karbon hitam yang biasa digunakan yang dibedakan berdasarkan ukuran partikel,

    kondisi permukaan dan derajat aglomerasi. Derajat penguatan dapat ditingkatkan dengan

    menurunkan ukuran partikel hitam bawah (black down) menjadi nilai yang lebih rendah dimana

    batasan diameternya adalah sekitar 100 angstrom.

    Hampir semua karbon hitam yang digunakan untuk memperkuat elastomer diproduksi

    dengan membakar gas atau minyak dalam furnace dengan sejumlah udara dan pemisahan karbon

    dari off-gas oleh sentrifugal dan presipitasi elektrostatik. Diameter partikel yang dihasilkan yaitu

    pada range 300 sampai 800 angstrom.

    Mikroskop elektron menunjukkan bahwa karbon hitam mengandung agregat irreguler

    yang berbentuk subunit spheris yang disebut nodule, mereka bergabung bersama dalam suatu

    cabang, dan strukturnya berikatan. Nodule tersebut dianggap sebagai domain parakristalin

    dimana struktur kristalnya sama dengan graphite kecuali atom karbon yang berikatan tertutup

    secara heksagonal, mereka tersusun secara acak diatas satu dan yang lainnya atau bersilanagan.

    Permukaan partikel mengandung material yang banyak diserap termasuk stuktur hidrogenasi dan

    oksigenasi. Hasilnya pH dari air slurry black pada range 2,5 11.

    Efek dari struktur dan reinforcement karbon hitam

    Ketiga parameter yaitu ukuran partikel, pH dan index struktur yang mempengaruhi

    aglomerasi dan struktur rantai merupakan parameter yang dominan dalam menentukan sifat

    penguatan (reinforcing) dari karbon hitam. Tensile strenght, abrasi dan tear resistance, hardness

    dan toughness meningkat dengan menurunnya ukuran partikel, dimana pengikatan ulang dan

    tingkat kesulitan pemprosesan menjadi semakin besar. Karbon hitam dengan struktur index yang

    tinggi akan sulit untuk terdispersi dan menyebabkan stiffness dan hardness yang tinggi tetapi

    tensile strenght, thoughness dan elektrikal resistivity rendah. pH mempengaruhi laju vulkanisasi

  • berdasarkan sifat asam atau basa akselerator.

    Stiffness dari vulkanisai yang dikuatkan (reinforced) meningkat bertahap dengan

    pengisian karbon hitam dan ia tidak tergantung pada ukuran partikel karbon hitam. Kedua

    gambaran tersebut merupakan sifat yang unik. Sifat lain, seperti tensile strenght, mencapai

    maksimum saat pengisiian meningkat. Ia juga bergantung pada ukuran partikel.

    Tensile strenght dari karet alam dapat meningkat sekitar 40% dengan proses

    reinforcement. Pada SBR, meskipun, sifat vulkanisasi dari gum murni sangat buruk namun

    elastomer tidak mengkristal. Tensile strenght SBR dapat ditingkatkan dengan reinforcement.

    Tear resistance dari SBR juga kiecil untuk vulkanisasi yang tidak dimuati, tetapi sama dengan

    karet alam setelah reinforcement.

    Kekuatan abrasi sangat dibutuhkan oleh karet yang berbeban berat. Kekuatan abrasi baik

    pada karet alam atau SBR dapat ditingkatkan. Hanya saja, kelenturan dari karet menurun dengan

    meningkatnya muatan filler. Dan juga panas yang timbul atau panas yang hilang dapat

    meningkat. Sehingga penggunaan filler pada proses penguatan (reinforcing) dapat menyebabkan

    kekuatan abrasi dan tear resistance yang diinginkan namun juga peningkatan panas yang tidak

    normal.

    Origin Reinforcement (penguatan asli)

    Dua keadaan harus dijumpai untuk reinforcement (penguatan) karet yang berarti dengan

    menggunakan carbon black. Pertama, ukuran partikel dari black harus kecil, biasanya antara 200

    dan 500 . Hal ini menjamin area permukaannya luas dan sehingga interface filler-rubbernya

    besar. Kedua, karet harus basah carbon black. Ini tidak hanya yakin dipersi black dalam karet,

    tetapi menunjukkan bahwa adesi rubber-black mendekati kekuatan kohesi karet untuk keret itu

    sendiri. Hal ini penting jika ikatan carbon-black itu menyelamatkan gabungan kekuatan yang

    besar dengan pemanjangan yang tinggi.adesi ini diproduksi sebagian oleh forces ikatan kedua,

    ini saja cukup untuk menyebabkan penguatan (reinforcement), dan sebagian oleh chemical

    grafting karet pada permukaan partikel black, hampir selalu sebagai hasil dari proses radikal.

    Dimana ikatan kimia antara karet dan filler bukan merupakan hal-hal yang penting untuk

    penguatan (reinforcement), ini menjadi penting untuk kombinasi yang unik dari sifat-sifat yang

    dihasilkan ketika filler-nya adalah carbon-black.

  • D. SIFAT-SIFAT ELASTOMER DAN PENYUSUNANNYA

    SIFAT-SIFAT MEKANIK ELASTOMER

    Kelakuan stress-strain dari gum (reinforcement) vulcanizates murni dari berbagai elastomer

    tergantung pada struktur molekul, polaritas dan kristalisabilitas polimer. Nitrile rubber dan SBR,

    menjadi kopolimer kompleks dan struktur ireguler, tidak kristalis pada semua, tetapi karet alami

    dan butyl rubber kristalis pada stretching di temperatur ruang. Pada elastomer ini kristalitas

    mempunyai pengaruh pengerasan seperti reinforcing filler dengan hasilnya bahwa kurva

    stress-strain menaik sangat mencolok pada elongations yang lebih tinggi. Kesamaan dari kurva

    stress-strain yang diprediksi dari teori kinetik elastisitas karet harus dicatat.

    Unvulcanized rubber melalui kondisi mekanik dalam jumlah yang sangat besar ketika

    pertama diekspos tensile stress. Gambar 11 menunjukkan siklus pertama dari loading dan

    unloading tensile contoh unvulcanized natural rubber. Berturut-turut siklus mengmbil tempat,

    perubahan dalam resistance ke stretcing, kekuatan tensile, energi adsorpsi dan permanent set

    menjadi lebih kecil. Keadaan mekanik tidak disertai oleh degradasi berat molekul. Seperti

    degradasi yang terjadi, bagaimanapun, dalam proses milling bahan baku karet untuk mengurangi

    viskositas melt-nya ke range yang diingninkan sebelum penggabungan fillers dan seterusnya.

    Disini proses disempurnakan oleh kehadiran oksigen. Vulcanized rubber melalui yang sama

    tetapi banyak kehilangan perubahan ekstensif sifat-sifat stress-strainnya pada urutan siklus test.

    Sifat-sifat mekanik elastomer sangat tergantung pada laju testing. Ketika keadaan servis

    automobile tires ( benar-benar lebih penting akhir menggunakan elastomer) melibatkan rapid

    cyclic stresses, metode test dimamik perlu jika hasil adalah untuk menggabungkan performance

    artikel akhir.

    OXIDATIVE AGING OF ELASTOMER

    Karet yang memiliki ikatan ganda dalam struktur vulcanizednya, seperti karet alami, SBR dan

    nitrile rubber, sensitif pada panas, cahaya dan partikel oksigen. Tanpa perlindungan dengan

    antioksidan (dimana yang umum adalah phenyl - dan -naphthylamine) umur karet berdasarkan

  • proses autocatalytic disertai dengan kenaikan kandungan oksigen. Hasil dari aging mungkin

    softening atau embrittlement, mensugesti persaingan proses degradasi dan crosslinking rantai

    polimer. Langkah utama proses adalah mengasumsikan sama dengan oksidasi beberapa olefin,

    bahwa, pembentukan oleh serangan radikal bebas peroksid pada atom karbon berikutnya menjadi

    ikatan ganda :

    CH2CH=CH CHCH=CH +H H +

    CHCH=CH + O2 CHCH=CH

    O

    OH

    Langkah berikutnya boleh memasukkan crosslinking atau pemutusan rantai atau keterlibatan

    ikatan ganda, mungkin awalnya melalui grup epoxide. Beberapa langkah dalam reaksi

    menyerupai sekali sehingga pasti tipe vulcanization.

    Beberapa karet juga sensitif terhadap serangan ozon, membutuhkan perlindungan dengan

    antioksidan. Terkadang digunakan derivatif p-phenylene diamine dan memikirkan reaksi dengan

    ozon sebelum dia bereaksi dengan permukaan karet atau membantu menyatukan rantai yang

    terputus oleh ozon. Karet alami jauh lebih sensitif terhadap serangan ozon dan oksigen dari pada

    elastomer lain.

    PENYUSUNAN (COMPOUNDING)

    Istilah compounding mendiskripsikan pemilihan aditif dan penggabunngannya kedalam sebuah

    polimer sehingga memberikan campuran yang homogen yang siap untuk langkah proses

    berikutnya. Kecuali untuk perbedaan dalam kealamian bahan penyusunan, khususnya yang

    diperlukan untuk vulcanization dan reinforcement , penyusunan karet sama untuk sebagian besar

    plastik. Peralatannya dideskripsikan di Bab 17 yang digunakan untuk penyusunan karet juga

    digunakan untuk penyusunan plastik.

    Jika karet alami, SBR dan karet sintetik lainnya diproduksi melalui polimerisasi emulsi,

    polimer pertama tersedia dalam bentuk lateks. Prosedur normal dalam penyusunan adalah

    menjadi koagulan dan lateks kering dan kemudian menjadi masticate dan bahan campuran karet

  • didalam mills atau peralatan lainnya. Dengan SBR, bagaimanapun, dua langkah penyusunan

    penting, oil extending dan masterbatching, biasanya berlangsung sebelum koagulasi lateks.

    Penambahan Minyak (Oil Extending)

    Penggunaan minyak hidrokarbon sebagai pelarut, atau pemekat, karet sudah dikenal

    selama puluhan tahun. Sejak 1950, penggunaan ini telah diaplikasikan untuk mempolimerisasi

    SBR hingga berat molekul yang lebih tinggi. Minyaknya berfungsi sebagai plasticizer dan

    pelembut, mengurangi viskositas lelehan karet hingga jumlah normal yang dibutuhkan dalam

    compounding (penyusunan). Proses ini, merupakan proses yang tidak mahal untuk menghasilkan

    produk akhir, sehingga banyak digunakan. Sekitar 90% dari stok ban yang dihasilkan dinegara

    ini merupakan hasil dari pemekatan minyak hingga kadar tertentu. Minyak yang ditambahkan

    adalah sebagai emulsi pada latex sebelum proses koagulasi.

    Masterbatching

    Metode yang paling aman untuk mencampurkan karet dan karbon hitam adalah

    coprecipitation dari campuran karet latex dan slurry karbon hitam dalam fase cair. Metode ini

    memberikan proses pencampuran yang cukup ketika ukuran dari partikel karbon hitam sama

    dengan partikel latex dan jumlah dari setiap tipe partikel per cm3 sebelum koagulasi dapat dibuat

    hampir sama. Situasi ini berlaku untuk SBR dan paling berguna untuk karbon hitam.

    E. TABEL PROPERTIES ELASTOMER

    Tabel 3 memberikan daftar nilai-nilai dari komposisi kimia dan fisika untuk elastomer yang

    komersial. Perlu diketahui bahwa properties dari elastomer bergantung pada seberapa besar

    perpanjangan pada detail proses vulkanisasi, reinforcement dan compounding. Konsekuensinya,

    hanya berlaku pada tipe-tipe polimer tertentu. Oleh karena itu, kebanyakan data pada Tabel 3

    tidak lebih dari nilai kualitatif dan sebagai bahan perbandingan untuk keadaan ekstrim.

    Tabel 3. Tipe Properties-Properties Dari Commercial Elastomer

    Property

    Natural

    Rubber SBR Acrylate Butyl

    Chlorosulfonate

    d Polyethylene EPDM

    Ephichloro

    -hydrin

    Fluorinated

    Rubbers

    Tensile strengh (psi) 4000 3500 2200 3000 2800 3000 2500 2400

  • Elongation (%) 700 700 400 700 500 300 400 400

    Modulus (psi, 300-400%

    elongation)

    2500 2500 --- 1000 --- --- --- 250

    Dynamic properties Excel Good Good Poor --- --- --- Poor

    Permanent set Low Low Low Moder --- --- --- High

    Tear resistance Excel Good Fair Excel Good Good Good Fair

    Abrasion resistance Fair Good Good Good --- --- --- ---

    Adhesion Excel Excel Good Good Excel Excel Fair Good

    Electrical properties Excel Fair Poor Excel Fair Excel Fair Excel

    Gas permeability High High Low Low --- --- --- ---

    Upper use temperature (oC) 80 110 150 100 120 150 120 230

    Lower use temperature (oC) -50 -50 -20 -50 -50 -40 -45 -40

    Weather resistance Fair Fair Excel Excel Excel Excel Good Excel

    Ozone resistance Poor Fair Excel Excel Excel Excel Good Excel

    Oil resistance Poor Poor Excel Poor Good Poor Good Excel

    Gasoline resistance Poor Poor Fair Poor Fair Poor Good Excel

    Water swelling Excel Good Poor Excel Excel Excel Good Excel

    Adhesion to metal Excel Excel Good Good Excel Excel Excel Excel