bahan ajar mbs-2012

39
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTUPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012 T U T W U R I H A N D A Y A N I

Upload: mochammad-haikal

Post on 14-Aug-2015

148 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

materi kuliah manajemen berbasis sekolah

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Ajar MBS-2012

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA PENDIDIKAN

DAN PENJAMINAN MUTUPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2012

TU

T

WURI HANDAYA

NI

Page 2: Bahan Ajar MBS-2012

i

SAMBUTAN

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Dalam rangka pelaksanaan program penguatan kemampuan kepala sekolah

yang merupakan amanat Inpres Nomor 1 tahun 2010, Badan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu

Pendidikan (Badan PSDMPK dan PMP) telah menyusun materi pelatihan untuk

penguatan kemampuan kepala sekolah. Pengembangan materi tersebut telah

mengacu pada standar kepala sekolah/madrasah sebagaimana diatur dalam

Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Saya memberikan penghargaan yang tinggi kepada Pusat Pengembangan

Tenaga Kependidikan atas dihasilkannya materi penguatan kemampuan kepala

sekolah dalam rangka meningkatkan kompetensi kepala sekolah.

Materi pelatihan ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi individu kepala

sekolah dan lembaga yang terkait dalam penguatan kemampuan kepala sekolah

di propinsi dan kabupaten/kota. Berbagai pihak yang ingin berkontribusi terhadap

program penguatan kepala sekolah dapat memperkaya dengan berbagai

referensi dan khasanah bacaan lainnya untuk mewujudkan kepala sekolah yang

profesional dan akuntabel.

Semoga semua usaha kita untuk penguatan kemampuan kepala sekolah

sesuai dengan standar kepala sekolah sebagaimana diamanatkan dalam

Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

dapat diwujudkan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya

dan menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif, inovatif, berpikir kritis, cakap

menyelesaikan masalah, dan bernaluri kewirausahaan.

Jakarta, Maret 2012 Kepala Badan PSDMPK dan PMP

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd NIP.196202031987031002

Page 3: Bahan Ajar MBS-2012

ii

KATA PENGANTAR

Materi pelatihan yang telah disusun merupakan bagian dari rencana

pelaksanaan program penguatan kepala sekolah, program kedua dari delapan

program 100 hari Mendiknas. Program penguatan kemampuan kepala sekolah

sangat penting mengingat peran strategis kepala sekolah di dalam proses

peningkatan mutu pendidikan.

Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong

guru untuk melakukan proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan berpikir

kritis, kreatif, inovatif, cakap menyelesaikan masalah, dan bernaluri

kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Materi

pelatihan ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi peningkatan kompetensi

kepala sekolah sesuai yang diamanahkan Permendiknas No 13 Tahun 2007

tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Kami menyadari bahwa materi pelatihan ini masih jauh dari sempurna.

Namun kami perlu menyampaikan penghargaan kepada tim penyusun yang telah

berusaha dan berhasil menyiapkan materi pelatihan yang dapat dijadikan bahan

bacaan bagi usaha peningkatan kompetensi kepala sekolah. Berbagai pihak yang

terkait dengan penguatan kemampuan kepala sekolah dapat memperkaya

dengan materi yang lain sepanjang mencapai tujuan yang sama yaitu

meningkatkan kompetensi kepala sekolah sesuai dengan Permendiknas No 13

Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Semoga materi pelatihan ini bermanfaat bagi usaha penguatan kemampuan

kepala sekolah di seluruh kabupaten/kota di Indonesia.

Jakarta, Maret 2012

Kepala Pusbang Tendik

Dr. Muhammad Hatta NIP 195507201983031003

Page 4: Bahan Ajar MBS-2012

iii

DAFTAR ISI

SAMBUTAN

.......................................................................................... i

KATA PENGANTAR

............................................................................... iii

DAFTAR ISI

............................................................................................. v

PENDAHULUAN

..................................................................................... 1

A. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Latar Belakang .............................................................................

1

B. Kompetensi MBS Yang Diharapkan ............................................. 3

C. Deskripsi Materi Pelatihan ............................................................ 4

KEGIATAN BELAJAR 1

KONSEP MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

.................................... 5

A. Pengantar ..................................................................................... 5

Page 5: Bahan Ajar MBS-2012

iv

B. Materi Pokok 8

C. Latihan/TugasError! Reference source not found.

............................................

14Error

!

Bookm

ark not

defined

.

D. RangkumanError! Reference source not found. ..... 15Error!

Bookma

rk not

defined.

KEGIATAN BELAJAR 2

PELAKSANAAN MBS

.............................................................................

A. Pengantar ..................................................................................... 16

B. Materi PokokError! Reference source not found.

...........................................................

17Error!

Bookma

rk not

defined.

C. Latihan/Tugas: .............................................................................. 255

D. Error! Reference source not found.

..................................................................................... 25

KEGIATAN BELAJAR 3

MONITORING DAN EVALUASI

............................................................ 27

A. Pengantar ..................................................................................... 277

B. Materi Pokok............................................................................... 288

C. Latihan /Tugas .............................................................................. 3030

D. Ringkasan ..................................................................................... 3030

Page 6: Bahan Ajar MBS-2012

v

E. Refleksi ......................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: Bahan Ajar MBS-2012

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tantangan yang dihadapi oleh kepala sekolah semakin beragam dan cepat

berubah. Tantangan ini dapat lebih cepat direspon oleh sekolah kalau

pengelola sekolah menerapkan kebijakan dengan menganggap sekolah

sebagai pusat perhatiannya (“school at the center”). Konsep

pengembangan manajemen berbasis sekolah (MBS) berkembang

sebagai respon dari sistem manajemen yang dikendalikan oleh

otoritas eksternal (MKE). Upaya pengembangan konsep dan teori

manajemen berbasis sekolah sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang

lalu, dan sejak tahun 1999 konsep MBS telah di diujicobakan di beberapa

sekolah di Indonesia. Beberapa sekolah berkemauan untuk melaksanakan

MBS, tetapi terbentur kepada belum terbentuknya pemahaman bagaimana

menerapkan konsep tersebut secara operasional.

Page 8: Bahan Ajar MBS-2012

2

Di beberapa belahan dunia, MBS terlahir dengan beberapa nama yang

berbeda, antara lain “tata kelola berbasis sekolah” (school-based

governance), “manajemen mandiri sekolah” (school self-manegement),

dan bahkan juga dikenal dengan “school site management” atau

“manajemen yang bermarkas di sekolah”. Istilah-istilah tersebut memang

mempunyai pengertian dengan penekanan yang sedikit berbeda. Namun,

nama-nama tersebut memiliki roh yang sama, yakni sekolah diharapkan

dapat menjadi lebih otonom (bukan hanya sekedar unit pelaksana teknis)

dalam pelaksanaan manajemen sekolahnya, khususnya dalam

penggunaan 3M-nya, yakni man, money, dan material.

Sekolah mengemban fungsi berposisi di garis paling depan dalam

melayani pendidikan masyarakat, sehingga sekolah harus dapat merespon

dengan cepat perubahan yang ada, namun juga tetap mengikuti standar-

standar yang sudah ditentukan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. Sekolah sebagai unit organisasi yang mempunyai otonomi,

mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri. Pengoperasionalan MBS

memerlukan langkah-langkah perumusan lingkup kegiatan pengelolaan

yang sudah digariskan dalam peraturan kementerian dalam bentuk

standar-standar pengelolaan yang harus diikuti oleh sekolah (kegiatan

yang diikat oleh aturan), dan kegiatan-kegiatan yang sepenuhnya diatur

oleh sekolah (otonomi sepenuhnya).

Penerapan MBS secara yuridis diamanatkan oleh beberapa aturan

perundangan antara lain

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 51, Ayat (1);

Page 9: Bahan Ajar MBS-2012

3

“Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah”

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 49, Ayat (1);

“Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas”

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang

Standar Pengelolaan Pendidikan, yang akan diuraikan lebih mendetail lagi

pada BAB II dan III

4. Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendididikan, Pasal 50 dan 51.

Pasal 50 “Satuan atau program pendidikan wajib bertanggung jawab mengelola sistem pendidikan nasional di satuan atau program pendidikannya serta merumuskan dan menetapkan kebijakan pendidikan sesuai dengan kewenangannya”.

Pasal 51 (1) “Kebijakan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 merupakan penjabaran dari kebijakan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 17, Pasal 28, dan/atau Pasal 39, serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

B. Kompetensi MBS Yang Diharapkan

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan belajar MBS, peserta penguatan

kepala sekolah diharapkan memiliki kompetensi-kompetensi berikut:

a. memahami konsep MBS;

b. menerapkan konsep MBS;

c. melaksanakan monitoring dan evaluasi MBS.

Page 10: Bahan Ajar MBS-2012

4

C. Deskripsi Materi Pelatihan

Untuk mencapai tiga kompetensi MBS sebagaimana disebut pada butir B,

tiga kegiatan pembelajaran untuk penguatan kemampuan kepala sekolah

telah disusun, yaitu:

1. Kegiatan pembelajaran 1, ditujukan untuk penguasaan materi

Konsep MBS; mencakup arti, tujuan, konteks, prinsip, target,

praktek-praktek dan kewenangan

2. Kegiatan pembelajaran 2, ditujukan untuk penguasaan

kompetensi Penerapan MBS; mencakup mengidentifikasi

kegiatan pengelolaan, menyusun “best practice” dalam bentuk

diagram alir, mengidentifikasi aturan mengenai kewenangan,

dan mengidentifikasi penanggung jawab kegiatan dan pihak

terlibat.

3. Kegiatan pembelajaran 3 ditujukan untuk penguasaan

kompetensi monitoring dan Evaluasi, mencakup menyusun

perangkat monitoring dan evaluasi kegiatan pengelolaan.

Page 11: Bahan Ajar MBS-2012

5

II. KEGIATAN BELAJAR 1

KONSEP MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

A. Pengantar

Bukti-bukti empirik lemahnya pola lama manajemen pendidikan nasional

dan digulirkannya otonomi daerah telah mendorong dilakukannya

penyesuaian diri dari pola lama manajemen pendidikan menuju pola baru

manajemen pendidikan masa depan yang lebih bernuansa otonomi dan

yang lebih demokratis. Berikut disajikan dimensi-dimensi perubahan pola

manajemen, dari yang lama menuju ke yang baru.

Dimensi-dimensi perubahan pola manajemen pendidikan

Pola Lama Pola Baru

Subordinasi Otonomi

Pengambilan keputusan terpusat Pengambilan keputusan partisipatif

Ruang gerak kaku Ruang gerak luwes

Pendekatan birokratik Pendekatan professional

Sentralistik Desentralistik

Page 12: Bahan Ajar MBS-2012

6

Pola Lama Pola Baru

Diatur Motivasi diri

Overregulasi Deregulasi

Mengontrol Mempengaruhi

Mengarahkan Memfasilitasi

Menghindari resiko Mengelola resiko

Gunakan uang semuanya Gunakan uang seefisien mungkin

Individual yang cerdas Teamwork yang cerdas

Informasi terpribadi Informasi terbagi

Pendelegasian Pemberdayaan

Organisasi herarkis Organisasi datar

Pada pola lama, tugas dan fungsi sekolah lebih pada melaksanakan

program dari pada mengambil inisiatif merumuskan dan melaksanakan

program peningkatan mutu yang dibuat sendiri oleh sekolah. Pada Pola

baru, sekolah memiliki wewenang lebih besar dalam pengelolaan

lembaganya, pengambilan keputusan dilakukan secara partisipatif dan

partsisipasi masyarakat makin besar, sekolah lebih luwes dalam mengelola

lembaganya, pendekatan profesionalisme lebih diutamakan dari pada

pendekatan birokrasi, pengelolaan sekolah lebih desentralistik, perubahan

sekolah lebih didorong oleh motivasi-diri sekolah dari pada diatur dari luar

sekolah, regulasi pendidikan lebih sederhana, peranan pusat bergeser dari

mengontrol menjadi mempengaruhi dan dari mengarahkan ke

memfasilitasi, dari menghindari resiko menjadi mengolah resiko,

penggunaan uang lebih efisien karena sisa anggaran tahun ini dapat

digunakan untuk anggaran tahun depan (efficiency-based budgeting),

lebih mengutamakan teamwork, informasi terbagi ke semua warga

Page 13: Bahan Ajar MBS-2012

7

sekolah, lebih mengutamakan pemberdayaan, dan struktur organisasi

lebih datar sehingga lebih efisien.

B. Materi Pokok

Lingkup materi yang akan dibahas dalam konsep MBS mencakup; arti

MBS, Tujuan MBS, dan Karakteristik MBS.

1. Pengertian MBS

Secara umum, manajemen berbasis sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai

model pengelolaan yang memberikan otonomi (kewenangan dan

tanggungjawab) lebih besar terhadap sekolah, memberikan

fleksibilitas/keluwesan-keluwesan terhadap sekolah, dan mendorong

partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah,

karyawan) dan masyarakat (orangtua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan,

pengusaha, dan sebagainya). Hal-hal tersebut dilakukan untuk

meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional

serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan otonomi

tersebut, sekolah diberikan kewenangan dan tanggungjawab untuk

mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan

dan tuntutan sekolah serta masyarakat atau stakeholder yang ada.

(Catatan: MBS tidak dibenarkan menyimpang dari peraturan perundang-

undangan yang berlaku).

De Grauwe dalam laporan kajiannya “The Quality Imperative School-based

management (SBM): does it improve quality? (2005) memberikan definisi

MBS sebagai transfer kewenangan dalam pembuatan keputusan

pengelolaan sekolah ke tingkat sekolah. Konsep MBS harus dapat

Page 14: Bahan Ajar MBS-2012

8

menjawab kewenangan mana saja yang sebelumnya menjadi kewenangan

pengelola pendidikan tingkat nasional ditransfer menjadi kewenangan

sekolah, dan kepada siapa saja kewenangan-kewenangan di tingkat

sekolah tersebut diberikan.

2. Tujuan MBS

MBS bertujuan untuk meningkatkan kinerja sekolah melalui pemberian

kewenangan dan tanggungjawab yang lebih besar kepada sekolah yang

dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola sekolah yang baik

yaitu partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas. Peningkatan kinerja

sekolah yang dimaksud meliputi peningkatan kualitas, efektivitas, efisiensi,

produktivitas, dan inovasi pendidikan.

Dengan MBS, sekolah diharapkan makin berdaya dalam mengurus dan

mengatur sekolahnya dengan tetap berpegang pada koridor-koridor

kebijakan pendidikan nasional. Perlu digarisbawahi bahwa pencapaian

tujuan MBS harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola yang

baik (partisipasi, transparansi, akuntabilitas, dan sebagainya)

3. Karakteristik MBS

Leithwood K., & Menzies T. (1998) (Forms and effects of school-based

management: a review. Educational policy, vol. 12, no. 3, pp.325-347.

13) mengidentifikasi karakteristik MBS mencakup 4 aspek, yaitu:

1. Kontrol administratif: dibawah kewenangan kepala sekolah.

2. Kontrol professional: dibawah kewenangan korps guru

3. Kontrol masyarakat: dibawah kewenangan wali siswa melalui dewan

sekolah

Page 15: Bahan Ajar MBS-2012

9

4. Kontrol keseimbangan: kontrol professional dan kontrol masyarakat

diperagakan secara seimbang.

Di Indonesia karakteristik MBS akan diuraikan dalam prinsip, konteks,

target, dan praktek-praktek MBS. Prinsip, kontek, dan target MBS akan

diuraikan dalam lanjutan BAB II ini, sedangkan praktek-praktek MBS akan

diuraikan dalam bab selanjutnya, yaitu BAB III PELAKSANAAN MBS.

a. Prinsip

Penerapan MBS ini didasari oleh empat prinsip yang dikemukakan oleh Yin

Cheong Cheng (1996) “School effectiveness and school-based

management: a mechanism for development”; yaitu, ekuifinalitas,

desentralisasi, sekolah sebagai unit swakelola, dan inisiatif, yang

mana prinsip-prinsip diatas tidak pernah diakomodasi pada MKE.

Prinsip equifinalitas menyatakan bahwa ada banyak cara yang

berbeda untuk mencapai satu tujuan. Satu organisasi mempunyai potensi

dan kendala yang berbeda dibandingkan organisasi lain. Sangat tidak

masuk akal kalau organisasi-organisasi yang berbeda karakternya dipaksa

untuk mencapai satu tujuan dengan cara yang sama.

Prinsip desentralisasi didasarkan kepada pelibatan kegiatan tidak

hanya di pusat saja, tetapi disebar ke daerah-daerah untuk terlibat dalam

pembuatan keputusan. Tugas pusat untuk membuat keputusan akan

semakin sulit karena keragaman kondisi di daerah masing-masing.

Pelibatan daerah untuk ikut memutuskan sendiri apa yang harus

dilakukan, menjadi keharusan agar organisasi dapat melakukan tindakan

Page 16: Bahan Ajar MBS-2012

10

terbaik sesuai dengan kondisinya. Demikian juga dengan kewenangan di

sekolah, pelibatan staf sekolah perlu dilakukan.

Prinsip sekolah sebagai unit swakelola didasarkan bahwa kegiatan sekolah

sehari-hari harus tetap berjalan. Semua masalah yang ada harus cepat

ditangani tanpa menunggu instruksi dari otoritas eksternal. Kegiatan

sekolah tidak dapat berjalan lancar kalau semua kegiatan harus

menunggu instruksi dari otoritas eksternal.

Prinsip inisiatif menegaskan bahwa sekolah sebagai organisasi mandiri

tidak perlu menunggu keputusan otoritas eksternal dalam melakukan

kegiatannya. Ada empat tingkat inisiatif dari yang paling rendah yaitu

hanya menunggu, menuju ke tingkat lebih tinggi yaitu meminta petunjuk,

meningkat ke lebih tinggi lagi yaitu meminta ijin, menuju ke inisiatif yang

paling tinggi yaitu melakukan dulu baru melaporkan.

b. Konteks

Konteks penerapan MBS adalah dalam rangka membentuk sekolah yang

memiliki kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan

akuntabilitas sebagaimana pesan PP 17, 2007 pasal 49; “Pengelolaan

satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan

kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan

akuntabilitas”.

Kemandirian

Kemandirian dapat diartikan sebagai kemandirian dalam mengatur dan

mengurus dirinya sendiri, kemandirian dari sisi program dan pendanaan

Page 17: Bahan Ajar MBS-2012

11

merupakan tolok ukur utama kemandirian sekolah. Jadi kemandirian

sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus

kepentingan warga sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

warga sekolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan pendidikan

nasional yang berlaku.

Kemitraan

Setiap warga sekolah mempunyai fungsi dan peran yang spesifik.

Hubungan antar warga sekolah didasarkan atas kemitraan atau

partnership yaitu bentuk hubungan setara dalam berbagi tanggung jawab

sesuai dengan fungsi dan perannya.

Partisipasi

Sekolah dapat mewujudkan visinya kalau semua warga terlibat sesuai

dengan fungsi dan perannya. Pelibatan warga sekolah dalam

penyelenggaraan sekolah harus mempertimbangkan keahlian, batas

kewenangan, dan relevansinya dengan tujuan partisipasi. Peningkatan

partisipasi warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan sekolah

akan mampu menciptakan keterbukaan, kerjasama yang kuat,

akuntabilitas, dan demokrasi pendidikan. Keterbukaan yang dimaksud

adalah keterbukaan dalam program dan keuangan.

Keterbukaan

Keterbukaan memberi kesempatan kepada warga sekolah untuk

mengetahui hal-hal yang sedang terjadi dan memahami kondisi nyata

sekolah. Pemahaman ini menjadi awal tumbuhnya kepedulian warga

sekolah.

Page 18: Bahan Ajar MBS-2012

12

Akuntabilitas

MBS harus dipahami sebagai model pemberian kewenangan yang lebih

besar kepada sekolah. Sebagai konsekuensinya, sekolah harus

bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan. Untuk itu sekolah

berkewajiban mempertanggungjawabkan kepada publik tentang apa yang

dikerjakan sebagai konsekuensi dari mandat yang diberikan oleh publik.

Itu berarti akuntabilitas publik menyangkut hak publik untuk memperoleh

pertanggungjawaban penyelenggara sekolah.

c. Target

Target manajemen berbasis sekolah dirumuskan dalam permendiknas

nomer 19 tahun 2007 tentang pengelolaan pendidikan, mencakup 6 target

seperti berikut: (a) perencanaan program; (b) pelaksanaan rencana kerja;

(c) pengawasan dan evaluasi; (d) kepemimpinan sekolah/madrasah; (e)

sistem informasi manajemen; dan (f) penilaian khusus. Masing-masing

target diuraikan lebih lanjut menjadi butir-butir target, misalnya

komponen perencanaan program dibagi menjadi 4 butir yaitu visi, misi,

tujuan dan rencana kerja sekolah. Secara ringkas target MBS digambarkan

dalam Gambar 1 peta konsep berikut.

Page 19: Bahan Ajar MBS-2012

13

Gambar 1. Peta konsep pengelolaan sekolah sesuai dengan Permen nomer 19 tahun 2007 tentang pengelolaan sekolah

Untuk melakukan perumusan rencana kerja, sekolah perlu melakukan

evaluasi diri sekolah, sebagaimana diatur dalam Permen 19 tahun 2007

tentang pengelolaan sekolah, peraturan menteri Pendidikan Nasional

Nomer 63 tahun 2009 tentang Sistim Penjaminan Mutu Pendidikan.

Page 20: Bahan Ajar MBS-2012

14

C. Latihan/Tugas:

Individu:

1. Pecahkanlah kasus manajemen di bawah ini secara individual.

Kasus:

MANAJEMEN SEKOLAH

Kemajuan Sekolah, sebenarnya tidak hanya berada di pundak kepala sekolah saja. Ada tim kerja yang seharusnya solid di dalamnya. Ada guru, karyawan, siswa, dan komite sekolah. Mereka inilah yang berpengaruh dan yang terkena pengaruh oleh stakeholder yang seharusnya bahu membahu dalam mengembangkan sekolah. Hal ini terlihat pada kepedulian para guru terhadap materi yang diajarkan, kepedulian para orang tua terhadap mutu pendidikan yang telah diterima anaknya, dan juga kepedulian komite sekolah terhadap kualitas sekolah yang turut mereka kelola.

Sebenarnya, terbuka juga kemungkinan untuk membuat jalur hubungan dengan pihak di luar dinas pendidikan setempat. Ada kepedulian pihak swasta yang seharusnya juga mampu kita dorong untuk mulai peduli pada pendidikan yang digelar tak jauh dari wilayah perusahaan mereka.

Kepekaan ini mungkin memang butuh bantuan pihak pemda masing-masing. Karena sesungguhnya peluang melibatkan pihak swasta memang belum banyak dilakukan di Indonesia. Kontribusi pihak swasta bisa kita masukkan pada aneka aspek. Mulai dari kontribusi fisik sampai pada peningkatan mutu guru dan kepala sekolah melalui gelaran acara pelatihan. Sponsor-sponsor utamanya dapat ditarik dari pihak swasta.

Dalam kenyataannya, semua cerita di atas belum terjadi secara maksimal. Kasus di atas dimodifikasi dari cerita Ade Hidayat, Guru SD Cipayung, Bogor.

Upaya-upaya apa yang harus dilakukan agar teamwork yang kompak, cerdas, dinamis, harmonis, dan lincah, baik di dalam sekolah maupun dengan pihak di luar sekolah dapat diwujudkan secara ikhlas dan amanah?

Page 21: Bahan Ajar MBS-2012

15

Kelompok:

Bentuklah kelompok dengan anggota 5 sampai 10 orang. Diskusikan

kasus di atas! Hasil diskusi disajikan untuk dikomentari kelompok

lainnya dan fasilitator.

D. Ringkasan

Konsep manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan model

pengelolaan sekolah yang memberikan otonomi (kewenangan dan

tanggungjawab) yang lebih besar kepada sekolah, karena konsep

lama dimana pengelolaan sekolah terlalu dipengaruhi oleh kekuasaan

eksternal (MKE). MBS dicirikan oleh prinsip-prinsip, konteks, yang

berbeda dengan manajemen dikontrol oleh otoritas luar. MBS

menerapkan empat prinsip, yaitu prinsip equifinalitas,

desentralisasi, sekolah sebagai unit swakelola, dan inisiatif,

dan konteks MBS adalah dalam rangka menuju kemandirian,

kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

Page 22: Bahan Ajar MBS-2012

16

III. KEGIATAN BELAJAR 2

PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

A. Pengantar

Pelaksanaan MBS lebih menekankan kepada merumuskan bagaimana

praktek-praktek MBS dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.

Kegiatan-kegiatan yang sudah lama diotonomkan di sekolah diungkapkan

oleh Alison Bullock dan Hywel Thomas dalam “school at the center” 1997

halaman 7-8, mencakup lingkup kegiatan (1) penerimaan siswa; (2)

penilaian (assessment) siswa; (3) informasi seleksi , berupa dokumen,

yang dipublikasikan ke luar sekolah (4) pendanaan mencakup keputusan

penggalian dan penggunaan dana. Dengan diterapkannya MBS, Caldwell

and Spinks (dalam Alison Bullock dan Hywel Thomas dalam “school at the

center” 1997 halaman 7) melaporkan otonomi yang lebih luas dalam

kegiatan pengelolaan sekolah, yang mencakup desentralisasi :

isi pendidikan/knowledge (desentralisasi pembuatan keputusan menyangkut kurikulum termasuk perumusan tujuan akhir lulusan);

Page 23: Bahan Ajar MBS-2012

17

teknologi (desentralisasi pembuatan keputusan berkaitan dengan sarana teknologi pengajaran dan pembelajaran);

kewenangan/power (desentralisasi dalam membuat kebijakan sekolah);

bahan/material (desentralisasi pembuatan keputusan menyangkut penggunaan fasilitas, bahan dan perkakas);

pemberdayaan sumberdaya manusia/people (desentralisasi keputusan berkaitan dengan alokasi sdm untuk pengajaran);

waktu/time (desentralisasi pembuatan keputusan menyangkut alokasi waktu dalam kegiatan delajar mengajar), dan

keuangan/finance (desentralisasi pembuatan keputusan menyangkut alokasi dana).

Penerapan MBS di Indonesia belum mengotonomikan kegiatan-kegiatan

pengelolaan sepenuhnya seperti yang dirumuskan oleh Caldwell dan

Spinks. Pelaksanaan MBS di Indonesia mengacu kepada Permen 19 th

2007 sebagaimana akan diuraikan pada bagian B Materi Pokok MBS.

Kegiatan pembelajaran 2 mengenai pelaksanaan MBS ditujukan untuk

mengidentifikasi “kewenangan-kewenangan apa saja yang diberikan

sekolah dan kepada siapa kewenangan tingkat sekolah diberikan” Hasil

identifikasi ini menjadi acuan dalam melaksanakan MBS.

B. Materi Pokok

Sesuai dengan prinsip ekuifinalitas dan swakelola, praktek-praktek MBS

perlu dijabarkan supaya lebih operasional oleh masing-masing sekolah,

menjadi bentuk prosedur baku atau praktek terbaik untuk masing-masing

sekolah. Prinsip-prinsip MBS mengamanatkan bahwa pelaksanaan MBS

menerapkan pendekatan “idiograpik” dalam arti membolehkan adanya

keragaman dalam cara melaksanakan MBS dan bukan lagi menggunakan

Page 24: Bahan Ajar MBS-2012

18

pendekatan “nomotetik” yaitu cara melaksanakan MBS yang cenderung

seragam/konformitas untuk semua sekolah. Oleh karena itu, tidak ada

satu resep pelaksanaan MBS terbaik yang cocok untuk diberlakukan ke

semua sekolah, atau praktek terbaik di satu sekolah belum tentu menjadi

praktek terbaik bagi sekolah lain.

Sebagai model-model manajemen, maka MBS merupakan model

deskriptif, yakni model yang menjelaskan tentang apa itu MBS, bagaimana

pelaksanaannya, bukan merupakan model preskriptif yaitu model yang

sudah memberikan petunjuk langkah-langkah secara detil. Untuk

melaksanakan MBS sekolah merumuskan sendiri resepnya melalui

pengalaman, pengkajian hasil riset orang lain, atau hasil penelitian

tindakan sekolah, sekolah dapat merumuskan prosedur pengelolaan

terbaik untuk semua praktek pengelolaan yang diamanatkan oleh permen

19 tahun 2007.

Praktek-praktek manajemen berbasis sekolah dirumuskan dalam

permendiknas 19 tahun 2007 tentang pengelolaan pendidikan. Praktek-

praktek ini merupakan jabaran dari butir-butir target. Praktek-praktek

pengelolaan selengkapnya disajikan dalam Tabel 1 berikut ini

Tabel 1. Praktek-praktek pengelolaan sekolah menurut Peraturan Menteri no 19 tahun 2007 tentang pengelolaan sekolah

Target Butir Target Praktek pengelolaan

Perencanaan Visi Merumuskan dan menetapkan visi sekolah dan mengembangkannya

Misi Merumuskan dan menetapkan misi sekolah dan mengembangkannya

Page 25: Bahan Ajar MBS-2012

19

Target Butir Target Praktek pengelolaan

Tujuan Merumuskan dan menetapkan tujuan sekolah dan mengembangkannya

Rencana kerja Menyusun rencana kerja jangka menengah

Menyusun rencana kerja tahunan

Pelaksanaan Pedoman sekolah Membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan

Struktur organisasi Menyusun struktur organisasi

Pengelolaan bidang kesiswaan

Menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional mengenai proses penerimaan peserta didik

Pengelolaan bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran

Menyusun KTSP

Menjamin mutu pembelajaran

Menyusun program penilaian

Menyusun peraturan akademik

Pengelolaan bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Menyusun program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan

Mengangkat pendidik dan tenaga kependidikan tambahan

Mendukung upaya promosi, pengembangan, penempatan, dan mutasi

Page 26: Bahan Ajar MBS-2012

20

Target Butir Target Praktek pengelolaan

Pengelolaan Bidang Sarana dan Prasarana

Menetapkan kebijakan program secara tertulis mengenai pengelolaan sarana dan prasarana

Pengelolaan bidang Keuangan dan Pembiayaan

Menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional

Pengelolaan bidang budaya dan Lingkungan Sekolah/Madrasah

Menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan.

Peranserta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah

Melibatkan warga dan masyarakat pendukung sekolah/madrasah dalam mengelola pendidikan.

Pengawasan dan evaluasi

Program pengawasan

Menyusun program pengawasan secara obyektif, bertanggung jawab dan berkelanjutan

Evaluasi diri Melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah/madrasah

Evaluasi dan pe ngembangan KTSP

Melakukan evaluasi dan pengembangan KTSP

Evaluasi pendayagunaan PTK

Melakukan evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan direncanakan secara komprehensif pada setiap akhir semester

Akreditasi

Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk mengikuti akreditasi

Kepemimpinan Kepemimpinan Menganalisis tantangan, peluang,

Page 27: Bahan Ajar MBS-2012

21

Target Butir Target Praktek pengelolaan

kekuatan, dan kelemahan sekolah

Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah/madrasah

Melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan

Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta didik dan masyarakat

Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan

Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik

Bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai pelaksanaan kurikulum

Melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja sekolah

Meningkatkan mutu pendidikan

M emberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya

Page 28: Bahan Ajar MBS-2012

22

Target Butir Target Praktek pengelolaan

Memfasilitasi pengembangan, pe-nyebarluasan, dan pelaksanaan visi pembelajaran

Membantu, membina, dan mem-pertahankan lingkungan sekolah/ madrasah dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga kependidikan

Menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah/madrasah untuk mencipta-kan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif

Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan komite sekolah

Memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab

Mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepala sekolah sesuai dengan bidangnya

Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen

Mengelola sistem informasi Manajemen yang memadai untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel;

Menyediakan fasilitas informasi yang efisien, efektif dan mudah

Page 29: Bahan Ajar MBS-2012

23

Target Butir Target Praktek pengelolaan

diakses;

Menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan untuk mela-yani permintaan, maupun pemberian informasi atau peng-aduan dari masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sekolah/ madrasah secara lisan maupun tertulis, direkam dan didokumen-tasikan;

Melaporkan data informasi sekolah/ madrasah yang telah terdokumen-tasikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Komunikasi antar warga sekolah/ madrasah di lingkungan sekolah/ madrasah dilaksanakan secara efisien dan efektif

Untuk melaksanakan MBS perlu dirumuskan (1) tahapan-tahapan atau

langkah-langkah kegiatan dari semua praktek misalnya dalam bentuk

bagan alir (“flow chart”), (2) mengidentifikasi aturan masing-masing

langkah kegiatan, (3) mengidentifikasi siapa yang bertanggungjawab

dalam masing-masing kegiatan, dan (4) siapa saja yang terlibat dalam

masing-masing kegiatan tersebut. Keempat rumusan tersebut merupakan

pedoman dalam pelaksanaan MBS, dan menjawab pertanyaan yang

dikemukakan pada pengantar kegiatan pembelajaran 2 yaitu di dalam

MBS kewenangan pengelolaan apa saja yang ditransfer ke tingkat sekolah,

dan kepada siapa kewenangan ini diberikan pada level sekolah.

Page 30: Bahan Ajar MBS-2012

24

Diagram alir atau bagan alir adalah penggambaran secara grafis langkah-

langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu kegiatan agar lebih mudah

dipahami. Kegiatan pengelolaan sekolah dapat dipetakan secara garis

besar, atau dapat juga dipetakan secara lebih detil.

Elemen-elemen yang terdapat pada flowchart diantaranya adalah:

serangkaian langkah, input dan output, keputusan yang diambil, orang

yang terlibat, waktu hingga evaluasi. Manfaat flowchart salah satunya

adalah untuk menganalisa dan mendefinisikan proses, supaya langkah dan

keputusan dijabarkan lebih detail. Sehingga, dengan demikian melalui

proses pada flowchart ini kita dapat melihat potensi masalah. Flowchart

juga sangat bermanfaat sebagai perangkat komunikasi yang dapat

menghindarkan dari kesalahpahaman yang mungkin terjadi. Sebagai alat

manajemen bagan alir dapat berfungsi sebagai pedoman penerapan

praktek terbaik, juga dapat digunakan untuk penjaminan mutu (akan

diuraikan lebih rinci pada kegiatan pembelajaran 3). Contoh diagram alir

salah satu kegiatan pengelolaan sekolah disajikan dalam Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Contoh diagram alir pengembangan kurikulum

Proses Deskripsi Penanggung

Jawab / Pihak

Terkait Acuan

Permendiknas

22/2006

Membentuk Tim Pengembang

KTSP

Menyusun Struktur dan Muatan

KTSP

Kepala Sekolah

Waka.

Kurikulum

Ketua Program

Keahlian

Guru

Panduan

Pengembangan

KTSP oleh

BNSP

Penyusunan

Draf KTSP

Permendiknas

22 th 2006

Page 31: Bahan Ajar MBS-2012

25

Mengkaji substansi SK/KD dan

menjabarkannya ke dalam

indikator,

Mengembangkan kegiatan

pembelajaran, menentukan

jenis penilaian dan alokasi

waktu

Waka.

Kurikulum

Ketua Program

Keahlian

Guru

Panduan

Pengembanngan

KTSP oleh

BNSP

Mengirim dokumen ke Tim

Pengembang Kurikulum

Tim Pengembang Kurikulum

melakukan validasi dan

memberikan masukan terhadap

substansi pembelajaran

Melakukan revisi sesuai

masukan

Waka.

Kurikulum

Ketua Program

Keahlian

Guru

Idustri

Permendiknas

22/2006 Panduan

Pengembanngan

KTSP oleh

BNSP

Validasi dan rekomendasi dinas

pend kab/kota

Verifikasi dan

penandatanganan oleh dinas

pend. Propinsi

Pemberlakuan disahkan oleh

kepala sekolah dengan

pertimbangan komite

Dokumen KTSP dikirim ke

dinas Kabupaten untuk

mendapat persetujuan

Waka.

Kurikulum

Ketua Program

Keahlian

Dinas pendidikan

Komite sekolah

E. Latihan/Tugas:

a. Pilihlah satu praktek pengelolaan dari 6 target pengelolaan

sekolah dalam permen 19 tahun 2007, yaitu: Perencanaan

Program, Pelaksanaan Rencana Program, Pengawasan dan

Evaluasi, Kepemimpinan Sekolah, Sistem Informasi Manajemen,

dan penilaian khusus (dipandu fasilitator).

b. Rumuskan alur proses atau langkah-langkah kegiatan dalam

bentuk diagram alir.

c. Setelah rumusan alur proses selesai, inventarisir aturan-aturan

yang menjadi acuan pada setiap tahapan alur proses tersebut.

d. Tentukan penanggung jawab setiap tahapan kegiatan

KTSP

sah digunakan

Penyusunan

Dokumen

Silabus

Validasi

Pengesahan

dokumen

Kurikulum

Rev

isi

Page 32: Bahan Ajar MBS-2012

26

e. Tentukan fihak-fihak yang terlibat dalam setiap tahapan kegiatan

f. Presentasikan hasil kegiatan tersebut (dipandu fasilitator)

D. Ringkasan

Sebagai model manajemen, MBS merupakan model deskriptif (model yang

menjelaskan apa MBS, pelaksanaannya fleksibel), bukan merupakan

model preskriptif (dari kata “prescription” artinya resep dokter, model

yang sudah memberikan petunjuk langkah-langkah detil, pelaksanaannya

sudah baku). Untuk melaksanakan MBS sekolah perlu merumuskan (1)

tahapan-tahapan atau langkah-langkah kegiatan dari semua praktek

misalnya dalam bentuk bagan alir (2) mengidentifikasi aturan hukum

masing-masing kegiatan, (3) mengidentifikasi siapa yang bertanggung-

jawab dalam masing-masing kegiatan, dan (4) siapa saja yang terlibat

dalam masing-masing kegiatan tersebut.

Page 33: Bahan Ajar MBS-2012

27

IV. KEGIATAN BELAJAR 3

MONITORING DAN EVALUASI

A. Pengantar

Monitoring adalah suatu proses pemantauan untuk mendapatkan

informasi tentang pelaksanaan MBS. Jadi, fokus monitoring adalah

pemantauan pada pelaksanaan MBS, bukan pada hasilnya. Tepatnya,

fokus monitoring adalah pada komponen proses MBS, baik menyangkut

proses pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan

program, maupun pengelolaan proses belajar mengajar. Sedang evaluasi

merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi tentang hasil MBS.

Jadi, fokus evaluasi adalah pada hasil MBS. Informasi hasil ini kemudian

dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil sesuai

dengan sasaran yang telah ditetapkan, berarti MBS efektif. Sebaliknya jika

hasil tidak sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, maka MBS

dianggap tidak efektif (gagal). Oleh karena itu, sebaiknya setiap sekolah

yang melaksanakan MBS diharapkan memiliki data-data tentang prestasi

siswa sebelum dan sesudah MBS. Hal ini penting untuk dilakukan agar

Page 34: Bahan Ajar MBS-2012

28

sekolah dengan mudah membandingkan prestasi siswa sebelum dan

sesudah MBS. Jika setelah MBS ada peningkatan prestasi yang signifikan

dibanding sebelum MBS, maka hal ini dapat diduga bahwa MBS cukup

berhasil.

Monitoring dan evaluasi MBS bertujuan untuk mendapatkan informasi

yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Hasil monitoring

dapat digunakan untuk memberi masukan (umpan balik) bagi perbaikan

pelaksanaan MBS. Sedang hasil evaluasi dapat memberikan informasi

yang dapat digunakan untuk memberi masukan terhadap keseluruhan

komponen MBS, baik pada konteks, input, proses, output, maupun

outcome nya. Masukan-masukan dari hasil monitoring dan evaluasi akan

digunakan untuk pengambilan keputusan.

B. Materi Pokok

Bagian C permendiknas 19 tahun 2007 mengamanatkan bahwa sekolah

perlu melakukan pengawasan dan evaluasi mencakup Program

pengawasan, Evaluasi diri, Evaluasi dan pengembangan KTSP, Evaluasi

pendayagunaan PTK, dan Akreditasi. Praktek-praktek pengawasan dan

evaluasi MBS juga perlu dirumuskan dalam bentuk prosedur baku praktek

terbaik pengawasan dan evaluasi.

Semua kegiatan MBS perlu dilakukan monitoring dan evaluasi untuk

melihat keterlaksanaan dan keberhasilan setiap kegiatan tersebut. Karena

itu diperlukan pengembangan perangkat-perangkat untuk melakukan

monitoring dan evaluasi tersebut. Di bagian kegiatan pembelajaran 2

sudah dibahas penyusunan bagan alir kegiatan pengelolaan sekolah.

Page 35: Bahan Ajar MBS-2012

29

Perangkat monitoring dan evaluasi dapat dikembangkan dari prosedur

baku yang sudah disusun. Prosedur baku antara lain berisi langkah-

langkah yang diberi simbol segi empat dan keputusan yang diberi simbol

belah ketupat. Monitoring dilakukan untuk melihat apakah langkah-

langkah tersebut dilakukan sesuai dengan yang tertulis di prosedur baku

atau tidak, sedangkan evaluasi dilakukan untuk membuat keputusan

(decision) ya atau tidak pada simbol belah ketupat. Contoh bagan alur

monitoring dan evaluasi salah satu kegiatan pengelolaan sekolah disajikan

dalam Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Contoh bagan alir monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan

kurikulum

Proses Penanggung

Jawab / Pihak

Terkait Aturan

Pemantauan

Dilakukan Tidak

Permendiknas

22/2006

Kepala Sekolah

Waka.

Kurikulum

Ketua Program

Keahlian

Guru

Panduan

Pengembangan

KTSP oleh

BNSP

Waka.

Kurikulum

Ketua Program

Keahlian

Guru

Panduan

Pengembanngan

KTSP oleh

BNSP

Waka.

Kurikulum

Ketua Program

Keahlian

Guru

Permendiknas

22/2006 Panduan

Pengembanngan

KTSP oleh

BNSP

Digunakan perangkat evaluasi *)

Penyusunan

Draf KTSP

Penyusunan

Dokumen

Silabus

Rev

isi

Permendiknas

22 th 2006

Validasi

Page 36: Bahan Ajar MBS-2012

30

Waka.

Kurikulum

Ketua Program

Keahlian

Dinas

pendidikan

Komite sekolah

*)Perangkat evaluasi yang digunakan adalah menilai kesesuaian dokumen mencakup kesesuaian komponen

kurikulum, struktur program, mata pelajaran, SKKD.

C. Latihan /Tugas

Kelompok:

Buatlah instrumen untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi MBS!

D. Ringkasan

Monitoring dan evaluasi (monev) merupakan bagian integral dari

pengelolaan pendidikan, baik di tingkat mikro, meso maupun makro.

Monev dapat mengukur tingkat kemajuan pendidikan pada tingkat

sekolah, dinas pendidikan kabupaten/kota, dinas pendidikan propinsi,

dan kementerian. Dengan monev, kita dapat menilai apakah MBS

benar-benar mampu meningkatkan mutu pendidikan. Monev MBS

bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk

memperbaiki/mengembangkan MBS.

KTSP

sah digunakan

Pengesahan

dokumen

Kurikulum

Page 37: Bahan Ajar MBS-2012

31

E. Refleksi

Mata Diklat : ……………………………, tanggal …………..

Nama Peserta : …..………………………………………………

Sekolah Asal : …………………………………………………..

Setelah kegiatan berakhir saudara dapat melakukan refleksi dengan

menjawab pertanyaan berikut ini secara Individu!

1. Apa yang saudara pahami setelah mempelajari materi ini ?

2. Pengalaman penting apa yang anda peroleh setelah mempelajari materi ini ?

3. Apa manfaat materi ini terhadap tugas anda sebagai kepala sekolah/ pengawas sekolah?

4. Apa rencana tindak lanjut yang akan saudara lakukan setelah kegiatan ini?

Page 38: Bahan Ajar MBS-2012

32

F. Rencana Tindak Lanjut

Pilih 5 praktek pengelolaan MBS (lihat hal 18-23) sebagaimana

diamanatkan oleh permendiknas 19 th 2007. Susun prosedur-prosedur

pengelolaan sekolah. Gunakan tabel seperti pada halaman 25.

Page 39: Bahan Ajar MBS-2012

33

DAFTAR PUSTAKA

Alison Bullock dan Hywel Thomas (1997). School at the center: a study of decentralisastion. Routledge Publication New York.

De Grauwe (2005). The Quality Imperative School-based management (SBM): does it improve quality? (2005).

Leithwood K., & Menzies T. (1998). Forms and effects of school-based management: a review. Educational policy, vol. 12, no. 3, pp.325-347. 13)

Yin Cheong Cheng (1996). School effectiveness and school-based management: a mechanism for development