bahan ajar-ilmu tanaman lanskap-nurfaidad.pdf

165
BAHAN AJAR ILMU TANAMAN LANSKAP NURFAIDA, SP. M.Si. TIGIN DARIATI, SP. MES. CRI WAHYUNI BRAHMI YANTI, SP. M.Si. PROGRAM HIBAH PENULISAN BUKU AJAR UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2011

Upload: masyithah-de-coil

Post on 11-Aug-2015

874 views

Category:

Documents


321 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

BAHAN AJAR ILMU TANAMAN LANSKAP

NURFAIDA, SP. M.Si. TIGIN DARIATI, SP. MES.

CRI WAHYUNI BRAHMI YANTI, SP. M.Si.

PROGRAM HIBAH PENULISAN BUKU AJAR UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN 2011

Page 2: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN JL. Perintis Kemerdekaan Km.10 Makassar 90245 (Gedung Perpustakaan Unhas Lantai Dasar)

Telp. (0411) 586 200, Ext. 1064 Fax. (0411) 585 188 e-mail : [email protected]

HALAMAN PENGESAHAN

HIBAH PENULISAN

BUKU AJAR BAGI TENAGA AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN 2011

Judul Buku Ajar : Ilmu Tanaman Lanskap Nama Lengkap : Nurfaida, SP. M.Si. N I P : 19730223 200501 2 001 Pangkat/Golongan : Penata Muda / III-a Jurusan/Bagian/Program Studi : Agroteknologi Fakultas/Universitas : Pertanian/Universitas Hasanuddin Alamat e-mail : [email protected] Biaya : Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah) Dibiayai oleh dana DIPA BLU Universitas Hasanuddin Tahun 2011 Sesuai SK Rektor Unhas Nomor: 20875/H4.2/KU.10/2011 Tanggal 29 Nopember 2011 Makassar, 29 Nopember 2011 Dekan Fakultas Pertanian, Penulis, Prof. Dr. Ir. Yunus Musa, M.Sc. Nurfaida, SP. M.Si. NIP. 19541220 198303 1 001 NIP. 19730223 200501 2 001

Mengetahui: Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan (LKPP)

Universitas Hasanuddin,

Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc. NIP. 19630501 198803 1 004

Page 3: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan alam dan

seisinya sebagai suatu karunia yang besar dan indah. Dia yang memberikan

ketentuan dan peraturan yang tepat untuk memelihara dan merawatnya. Atas segala

karunia-Nya pulalah bahan ajar Ilmu Tanaman Lanskap ini berhasil diselesaikan.

Pengembangan bahan ajar merupakan tanggung jawab dosen dalam

mengemban dan mengembangkan tridarma perguruan tinggi. Perubahan model

pembelajaran dari Teacher Central Learning (TCL) menjadi Student Central Learning

(SCL) menuntut dosen tidak hanya berperan sebagai pengajar tetapi juga sebagai

fasilitator. Penerapan model pembelajaran SCL membutuhkan bahan ajar sebagai

pelengkap kegiatan pembelajaran sehingga dibuatlah bahan ajar ini. Bahan ajar ini

dihasilkan melalui Program Hibah Penulisan Buku Ajar Universitas Hasanuddin

Tahun 2011.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc.selaku Ketua LKPP dan Dr. Sri Suryani, DEA

selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam

menyelesaikan bahan ajar ini. Terima kasih yang tidak terhingga kepada rekan-rekan

sejawat di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

yang telah membantu dalam penyusunan tulisan ini. Semoga bahan ajar ini

bermanfaat dan dapat membantu dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran

khususnya pada Mata Kuliah Ilmu Tanaman Lanskap.

Makassar, Nopember 2011

Penulis

Page 4: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1

BAB 2 PENGERTIAN TANAMAN LANSKAP DAN SEJARAH

PERKEMBANGANNYA.......................................................................... 11

BAB 3 SELEKSI TANAMAN BERDASARKAN ASPEK ARSITEKTURAL......... 24

BAB 4 SELEKSI TANAMAN BERDASARKAN ASPEK VISUAL ....................... 35

BAB 5 SELEKSI TANAMAN BERDASARKAN EKOLOGI................................. 56

BAB 6 SELEKSI TANAMAN BERDASARKAN HABITUS FUNGSIONAL ......... 68

BAB 7 FUNGSI TANAMAN DALAM LANSKAP ................................................ 80

BAB 8 KOMPOSISI TANAMAN......................................................................... 98

BAB 9 TEKNIK PENANAMAN TANAMAN LANSKAP....................................... 109

BAB 10 TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN LANSKAP ................................. 123

BAB 11 PENATAAN TANAMAN PADA BERBAGAI TIPE LANSKAP ................. 143

Page 5: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

SENARAI KATA PENTING (GLOSARIUM)

Broadcast: perlakuan pemupukan dengan cara menyebar di permukaan tanah. Colonade: deretan kolom-kolom yang memberi kesan ruang pada bangunan Yunani

atau Romawi. Dinding hijau (green wall): berbagai cara menahan longsor atau erosi suatu lereng

secara biologi terhadap erosi dengan menanam tanaman, dibantu dengan membangun struktur.

Enclosure: dinding, tabir, pemagar; misalnya suatu area tidak ingin terlihat oleh banyak orang dari arah tertentu dapat diberikan dinding berupa tanaman atau elemen lainnya.

Fungsi tanaman: peran utama dari tanaman dalam suatu taman, antara lain, estetika, sosial, budaya, dan ekologis.

Habitus tanaman: keragaan tanaman secara keseluruhan berupa pohon, perdu, semak, herba, penutup tanah, pemanjat, dan perayap.

Herba: tanaman-tanaman yang batangnya relatif lunak dan tidak berkayu, bahkan kadang-kadang sukulen (banyak mengandung air).

Irama: urutan atau perulangan elemen-elemen, misalnya barisan pohon, urutan dari anak tangga, rangkaian batu yang serupa, mungkin berbentuk beraturan atau tidak beraturan.

Lanskap: bentang alam atau hamparan lahan, tapak yang berada di luar ruangan (eksterior).

Lawn: padang rumput di halaman rumah atau perkantoran yang dimaksudkan untuk meningkatkan keindahan.

Metode tekanan udara: metode pemupukan yang dilakukan dengan cara melubangi tanah daerah perakaran yang dapat menyerap hara dengan menggunakan injektor bertekanan udara tinggi.

Metode thumb: metode untuk menentukan posisi perakaran pohon yang dapat menyerap hara.

Parterre: tanaman yang ditata menyerupai tampilan karpet (apabila dilihat dari atas), umumnya dibentuk dari massa tanaman yang dipergunakan sebagai hiasan dalam suatu taman pada Periode Renaissance.

Penutup tanah (groundcover): tanaman yang relatif rendah, mampu memberikan penutupan yang intensif di atas permukaan tanah, umumnya berbentuk herba rendah.

Perdu (shrub): tanaman yang relatif tinggi (3 – 5 m), tetapi tidak setinggi pohon, memiliki batang utama yang berkayu dan percabangannya dimulai pada bagian yang agak jauh dengan permukaan tanah.

Page 6: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

Planter box: wadah berukuran relatif besar untuk menempatkan satu hingga beberapa pot tanaman sehingga tatanan pot terlihat rapih.

Pohon (tree): tanaman berkayu, memiliki batang utama, tinggi >5 m. Punch-bar: metode pemupukan untuk pohon-pohon besar dengan cara membuat

lubang-lubang pemupukan. Semak (bush): tanaman yang relatif rendah, batangnya berkayu dan

percabangannya biasanya telah dimulai di bagian yang dekat dengan permukaan tanah (tidak mempunyai cabang utama).

Tanaman indoor: semua jenis tanaman lanskap yang dapat ditanam dalam rumah atau dengan kata lain tanaman yang dapat tumbuh secara normal di tempat teduh (tertutup) atau setengah teduh.

Tanaman lanskap: tanaman yang belum, sedang dan sudah dibudidayakan, ditanam atau sudah ada di suatu tapak/lahan yang secara fungsional berdayaguna dan secara estetis memiliki seni/nilai keindahan sehingga antara satu dan lainnya dapat melahirkan suatu kesatuan yang harmonis.

Tanaman lapangan rumput: jenis tanaman yang ditanam secara sendiri atau secara berkelompok pada lapangan rumput karena bentuknya yang menarik (eksotik).

Tanaman memanjat (climber): tanaman yang tumbuh di tanah atau bidang apa saja seperti tembok dan struktur pendukung lain sebagai tempat menggantungkan diri atau membelit untuk pertumbuhan tanaman tersebut.

Tanaman outdoor: tanaman hias yang dapat tumbuh secara normal di tempat terbuka (langsung terkena sinar matahari).

Tanaman pagar: suatu garis atau barisan permanen yang padat dari tumbuh-tumbuhan yang hidup, biasanya diatur dalam bentuk yang hampir sama dengan maksud untuk menggantikan pagar.

Tanaman rumput lapangan: jenis-jenis rumput yang dipergunakan untuk menutupi permukaan tanah yang hanya terdiri atas lapisan tanah saja.

Teknik puteran: penanaman pohon dengan mengikutsertakan tanah asalnya dalam bentuk gumpalan.

Titik perhatian (point of interest): fokus perhatian dari suatu taman yang dapat menghilangkan kemonotonan pada suatu taman, dapat dibuat dengan memberikan kontras atau pola susunan tertentu.

Topiary: pemangkasan bentuk pada tanaman sesuai dengan yang diinginkan, misalnya spiral, piramid, keong, dan lain-lain.

Trenching: metode pemupukan yang dilakukan dengan cara pembuatan parit di bawah lingkar tajuk pohon.

Zigurat: bentukan piramida yang dibangun menuruni teras bukit dan memiliki struktur internal yang menakjubkan, kompleks, dan sulit untuk dipercaya, berbentuk rectangular yang dipersiapkan untuk kepentingan saluran irigasi dan drainase.

Page 7: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

1

BAB 1 PENDAHULUAN

PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI Profil alumni yang diharapkan adalah:

1. PELAKU di bidang pertanian (birokrat, teknorat, pengambil kebijakan);

2. MANAJER (planner, designer, organizer, evaluator, mediator);

3. PENGUSAHA (enterpreneur, initiator, adaptor, cooperator);

4. PENELITI; dan

5. PENDIDIK (fasilitator, motivator, mediator).

KOMPETENSI LULUSAN A. Kompetensi Utama

Kompetensi utama minimal yang diharapkan dari seorang lulusan pada Program

Studi Agroteknologi untuk mencapai profil lulusan adalah:

1. Kompetensi Utama sebagai PELAKU (birokrat, teknorat, pengambil kebijakan):

(a) Kemampuan menerapkan IPTEKS di bidang budidaya tanaman

berdasarkan prinsip pertanian berkelanjutan baik secara modern maupun

yang mengangkat kearifan lokal.

(b) Kemampuan berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

(c) Kemampuan merencanakan dan merancang sistem produksi tanaman

secara efektif dan produktif.

(d) Kemampuan mengevaluasi dan menilai proses produksi tanaman dan

pasca panen.

(e) Keberanian memulai, melaksanakan, dan mengembangkan usaha

inovatif bidang produksi tanaman dalam pertanian berkelanjutan.

(f) Kemampuan menerapkan etika bisnis pertanian yang berwawasan

lingkungan.

(g) Kemampuan merekomendasi penyelesaian masalah secara tepat dalam

sistem budidaya pertanian yang berkelanjutan.

Page 8: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

2

2. Kompetensi Utama sebagai MANAJER (planner, designer, organizer,

evaluator, mediator):

(a) Kemampuan berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

(b) Kemampuan merencanakan dan merancang sistem produksi tanaman

secara efektif dan produktif.

(c) Kemampuan mengaktualisasikan potensi diri untuk bekerjasama dalam

tim yang multidisiplin.

(d) Kemampuan menjalin kerjasama (bernegosiasi dan berkomunikasi)

secara efektif.

3. Kompetensi Utama sebagai PENGUSAHA (enterpreneur, initiator, adaptor,

cooperator):

(a) Kemampuan berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

(b) Kemampuan mengevaluasi dan menilai proses produksi tanaman dan

pasca panen.

(c) Keberanian memulai, melaksanakan, dan mengembangkan usaha

inovatif bidang produksi tanaman dalam pertanian berkelanjutan.

(d) Kemampuan menjalin kerjasama (bernegosiasi dan berkomunikasi)

secara efektif.

(e) Kemampuan menerapkan etika bisnis pertanian yang berwawasan

lingkungan.

4. Kompetensi Utama sebagai PENELITI:

(a) Kemampuan menerapkan IPTEKS di bidang budidaya tanaman

berdasarkan prinsip pertanian berkelanjutan baik secara modern maupun

yang mengangkat kearifan lokal.

(b) Kemampuan berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

(c) Kemampuan merencanakan dan merancang sistem produksi tanaman

secara efektif dan produktif.

(d) Kemampuan mengevaluasi dan menilai proses produksi tanaman dan

pasca panen.

(e) Kemampuan mengaktualisasikan potensi diri untuk bekerjasama dalam

tim yang multidisiplin.

Page 9: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

3

(f) Kemampuan berinovasi dalam menerapkan IPTEKS di bidang budidaya

pertanian ke dalam praktek bisnis.

(g) Kemampuan merancang dan melaksanakan penelitian serta

menginterpretasikan data secara profesional.

(h) Kemampuan merekomendasi penyelesaian masalah secara tepat dalam

sistem budidaya pertanian yang berkelanjutan.

5. Kompetensi Utama sebagai PENDIDIK (fasilitator, motivator, mediator):

(a) Kemampuan mengaktualisasikan potensi diri untuk bekerjasama dalam

tim yang multidisiplin.

(b) Kemampuan berinovasi dalam menerapkan IPTEKS di bidang budidaya

pertanian ke dalam praktek bisnis.

(c) Kemampuan menerapkan etika bisnis pertanian yang berwawasan

lingkungan.

(d) Kemampuan merancang dan melaksanakan penelitian serta

menginterpretasikan data secara profesional.

(e) Kemampuan merekomendasi penyelesaian masalah secara tepat dalam

sistem budidaya pertanian yang berkelanjutan.

B. Kompetensi Penunjang 1. Kemampuan belajar sepanjang hayat

2. Kemampuan berpikir analitis dan sintesis dengan memperhitungkan dampak

penyelesaian masalah di lingkup global dalam berkehidupan bermasyarakat.

3. Kemampuan sebagai fasilitator, motivator, dan mediator secara sistematik dan

efektif.

C. Kompetensi Lainnya 1. Kemampuan menerapkan etika bisnis pertanian yang berwawasan lingkungan.

2. Kemampuan menerapkan aplikasi bioteknologi pada aspek pertanian terpadu.

3. Kemampuan menggunakan fasilitas internet dalam pencarian literatur dan

berkomunikasi dengan sejawat lainnya dalam bidang teknik budidaya

tanaman.

Page 10: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN

(10) Menata tanaman dalam berbagai tipe lanskap melalui studi lapang, gambar, dan pameran hasil case study secara individu dan praktikum

(8) Menguasai teknik-teknik penanaman tanaman lanskap melalui makalah hasil diskusi cooperative learning secara

berkelompok dan praktikum

(9) Menguasai teknik-teknik pemeliharaan tanaman lanskap melalui makalah hasil diskusi cooperative learning

secara berkelompok dan praktikum

(7) Merencanakan komposisi tanaman dalam lanskap melalui studi lapang dan gambar hasil case study secara individu dan praktikum

(6) Menjelaskan fungsi tanaman dalam lanskap melalui makalah hasil diskusi cooperative learning secara berkelompok dan praktikum

(2) Mengidentifikasi tanaman berdasarkan aspek arsitektural melalui makalah hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum

(3) Mengidentifikasi tanaman berdasarkan aspek visual

melalui makalah hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum

(4) Mengidentifikasi tanaman berdasarkan kondisi ekologi melalui makalah hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum

(5) Mengidentifikasi tanaman berdasarkan habitus fungsional melalui makalah hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum

(1) Menjelaskan pengertian tanaman lanskap dan sejarah perkembangannya melalui makalah hasil kaji pustaka secara individu

Prasyarat: Pengantar Arsitektur Lanskap

GARIS ENTRY BEHAVIOR

Page 11: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

5

GARIS BESAR RANCANGAN PEMBELAJARAN (GBRP)

Mata Kuliah : Ilmu Tanaman Lanskap

Kompetensi Utama : 1. Kemampuan melaksanakan perencanaan sistem produksi tanaman secara tepat sesuai kaidah pertanian berkelanjutan.

2. Kemampuan mengaktualisasikan potensi diri untuk bekerjasama dalam tim yang multidisiplin. 3. Kemampuan menjalin kerjasama (bernegosiasi dan berkomunikasi) secara efektif. 4. Kemampuan merancang dan melaksanakan penelitian serta menginterpretasikan data secara

profesional.

Kompetensi Pendukung : Kemampuan sebagai fasilitator, motivator, dan mediator secara sistematik dan efektif.

Kompetensi Lainnya : Kemampuan menggunakan fasilitas internet dalam pencarian literatur dan juga dalam berkomunikasi dengan sejawat lainnya dalam bidang teknik budidaya tanaman.

Sasaran Belajar : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu menata tanaman dalam suatu lanskap berdasarkan fungsi dan estetika dengan baik dan benar.

MINGGU

KE SASARAN

PEMBELAJARAN MATERI PEMBELAJARAN STRATEGI

PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN BOBOT

NILAI (%) 1 Menjelaskan kontrak

pembelajaran Kontrak pembelajaran Kuliah

2 Menjelaskan pengertian tanaman lanskap dan sejarah perkembangannya melalui makalah hasil kaji pustaka secara individu

Pengertian tanaman lanskap dan sejarah perkembangannya

Kuliah, kaji pustaka - Ketepatan penjelasan pengertian tanaman lanskap dan sejarah perkembangan

- Ketepatan penjelasan karakteristik tanaman pada berbagai periode perkembangan

- Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan

5

Page 12: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

6

MINGGU

KE SASARAN

PEMBELAJARAN MATERI PEMBELAJARAN STRATEGI

PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN BOBOT

NILAI (%) 3 Mengidentifikasi

tanaman berdasarkan aspek arsitektural melalui makalah hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum

Seleksi tanaman berdasarkan aspek arsitektural: - Pembentukan ruang, penyekat,

dan pengendali keleluasaan pribadi

Collaborative learning, praktikum

- Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai seleksi tanaman berdasarkan aspek arsitektural

- Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan

- Kemampuan melakukan praktikum identifikasi tanaman berdasarkan aspek arsitektural

- Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum

7,5

4 Mengidentifikasi tanaman berdasarkan aspek visual melalui makalah hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum

Seleksi tanaman berdasarkan aspek visual: - Ukuran, bentuk, warna dan tekstur

tanaman

Collaborative learning, praktikum

- Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai seleksi tanaman berdasarkan aspek visual

- Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan

- Kemampuan melakukan praktikum identifikasi tanaman berdasarkan aspek visual

- Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum

7,5

5 Mengidentifikasi tanaman berdasarkan kondisi ekologi melalui makalah hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum

Seleksi tanaman berdasarkan ekologi:- Tanaman pantai, pegunungan, air,

batu karang, teduh, setengah teduh, dan panas

Collaborative learning, praktikum

- Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai seleksi tanaman berdasarkan kondisi ekologi

- Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan

- Kemampuan melakukan praktikum identifikasi tanaman berdasarkan kondisi ekologi

- Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum

7,5

Page 13: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

7

MINGGU

KE SASARAN

PEMBELAJARAN MATERI PEMBELAJARAN STRATEGI

PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN BOBOT

NILAI (%) 6 Mengidentifikasi

tanaman berdasarkan habitus fungsional melalui makalah hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum

Seleksi tanaman berdasarkan habitus fungsional: - Tanaman indoor dan outdoor,

peneduh, pohon tepi jalan, median jalan, pagar, border/tepi, penutup tanah, berdaun/berbunga indah, memanjat/pergola, rumput lapangan, dan lapangan rumput

Collaborative learning, praktikum

- Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai seleksi tanaman berdasarkan habitus fungsional

- Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan

- Kemampuan melakukan praktikum identifikasi tanaman berdasarkan habitus fungsional

- Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum

7,5

7 – 8 Menjelaskan fungsi tanaman dalam lanskap melalui makalah hasil diskusi cooperative learning secara berkelompok dan praktikum

Fungsi tanaman dalam lanskap: - Mengontrol radiasi, suhu, dan

kelembaban, penahan angin, penahan silau, penaung dari hujan, pencegah erosi, mengurangi kebisingan, kontrol pandangan, mengurangi polusi udara, mengharumkan udara, pembatas fisik, penahan kebakaran, dan sosial budaya

Cooperative learning, praktikum

- Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai fungsi tanaman dalam lanskap

- Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan

- Kemampuan melakukan praktikum fungsi tanaman dalam lanskap

- Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum

10

9 – 10 Merencanakan komposisi tanaman dalam lanskap melalui studi lapang dan gambar hasil case study secara individu dan praktikum

Komposisi tanaman: - Kesatuan, irama, aksen,

keseimbangan, dan proporsi - Komposisi tanaman pada area

menyudut, pada bidang lurus, dan untuk memanipulasi bangunan

Studi lapang, case study, praktikum

- Kemampuan melakukan studi lapang mengenai komposisi tanaman

- Kemampuan membuat gambar rencana penanaman dengan komposisi tanaman yang baik

- Kemampuan melakukan praktikum fungsi tanaman dalam lanskap

- Sikap dan perilaku yang baik dalam studi lapang, case study, dan praktikum

12,5

Page 14: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

8

MINGGU

KE SASARAN

PEMBELAJARAN MATERI PEMBELAJARAN STRATEGI

PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN BOBOT

NILAI (%) 11 Menguasai teknik-

teknik penanaman tanaman lanskap melalui makalah hasil diskusi cooperative learning secara berkelompok dan praktikum

Teknik penanaman tanaman lanskap: - Penanaman pohon, semak,

penutup tanah, rumput, dan tanaman pagar

Cooperative learning, praktikum

- Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai teknik penanaman tanaman lanskap

- Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan

- Kemampuan melakukan praktikum teknik penanaman tanaman lanskap

- Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum

10

12 Menguasai teknik-teknik pemeliharaan tanaman lanskap melalui makalah hasil diskusi cooperative learning secara berkelompok dan praktikum

Teknik pemeliharaan tanaman lanskap: - Pembersihan tapak, penyiangan

gulma, penggemburan dan aerasi tanah, penyiraman, pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penyulaman

Cooperative learning, praktikum

- Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai teknik pemeliharaan tanaman lanskap

- Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan

- Kemampuan melakukan praktikum teknik pemeliharaan tanaman lanskap

- Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum

10

13 – 16 Menata tanaman dalam berbagai tipe lanskap melalui studi lapang, gambar, dan pameran hasil case study secara individu dan praktikum

Penataan tanaman pada berbagai tipe lanskap: - Taman instan, taman rumah

tinggal, jalur hijau jalan, dan lanskap perkotaan area-area khusus

Studi lapang, case study, pameran, praktikum

- Kemampuan melakukan studi lapang mengenai penataan tanaman pada berbagai tipe lanskap

- Kemampuan membuat gambar rencana penataan tanaman

- Kemampuan menata tanaman berdasarkan fungsi dan estetika

- Kemampuan melakukan praktikum penataan tanaman dalam berbagai tipe lanskap

- Sikap dan perilaku yang baik dalam studi lapang, case study, pameran dan praktikum

22,5

Page 15: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

TINJAUAN MATA KULIAH A. Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini membahas mengenai sejarah dan perkembangan tanaman

serta fungsi-fungsi tanaman dalam lanskap. Pemahaman terhadap aspek-aspek yang

harus diperhatikan dalam memilih dan menyusun tanaman, komposisi tanaman

dalam sebuah lanskap, teknik penanaman, dan pemeliharaan tanaman lanskap.

B. Prasyarat Mata Kuliah Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini harus telah melulusi mata kuliah

Pengantar Arsitektur Lanskap.

C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Penjelasan bagi mahasiswa

(a) Sebelum mengikuti perkuliahan hendaknya mahasiswa telah membaca

bahan ajar ini dan dapat diperkaya dengan sumber acuan lainnya yang

relevan pada setiap pertemuan.

(b) Untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan sangat dianjurkan

penelusuran literatur khususnya mengenai deskripsi tanaman dan fungsi

dalam lanskap melalui sumber bacaan dan internet.

(c) Mintalah petunjuk dari dosen jika ada hal yang belum terselesaikan, baik

dalam tugas kuliah maupun tugas praktikum.

(d) Kerjakan setiap tugas yang diberikan pada setiap akhir kegiatan/pertemuan

dengan baik.

(e) Perbanyaklah informasi dalam menata tanaman, baik teori maupun praktek

gambar desain dan lapang.

2. Penjelasan bagi dosen/tutor/asisten (a) Sebelum memberikan perkuliahan, dosen/tutor/asisten dianjurkan untuk

melengkapi materi berupa contoh, gambar/foto yang bersumber dari karya

sendiri, buku bacaan lain atau dari internet.

(b) Dosen/tutor/asisten sebaiknya menyiapkan materi dalam bentuk power

point yang dilengkapi contoh, gambar atau foto.

Page 16: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

10

(c) Dosen/tutor/asisten dianjurkan menyediakan waktu di luar jadwal

perkuliahan untuk memberikan petunjuk kepada mahasiswa dalam

menyelesaikan tugas kuliah atau tugas praktikum.

D. Tujuan Pembelajaran (TIU) Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu menata tanaman

lanskap dalam suatu lanskap berdasarkan fungsi dan estetika dengan baik dan

benar.

E. Elemen Kompetensi (TIK) Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan pengertian tanaman lanskap dan sejarah perkembangannya

melalui makalah hasil kaji pustaka secara individu.

2. Mengidentifikasi tanaman berdasarkan aspek arsitektural melalui makalah

hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum.

3. Mengidentifikasi tanaman berdasarkan aspek visual melalui makalah hasil

diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum.

4. Mengidentifikasi tanaman berdasarkan kondisi ekologi melalui makalah hasil

diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum.

5. Mengidentifikasi tanaman berdasarkan habitus fungsional melalui makalah

hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum.

6. Menjelaskan fungsi tanaman dalam lanskap melalui makalah hasil diskusi

cooperative learning secara berkelompok dan praktikum.

7. Merencanakan komposisi tanaman dalam lanskap melalui studi lapang dan

gambar hasil case study secara individu dan praktikum.

8. Menguasai teknik-teknik penanaman tanaman lanskap melalui makalah hasil

diskusi cooperative learning secara berkelompok dan praktikum.

9. Menguasai teknik-teknik pemeliharaan tanaman lanskap melalui makalah hasil

diskusi cooperative learning secara berkelompok dan praktikum.

10. Menata tanaman dalam berbagai tipe lanskap melalui studi lapang, gambar,

dan pameran hasil case study secara individu dan praktikum.

Page 17: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

11

BAB 2 PENGERTIAN TANAMAN LANSKAP DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

PENDAHULUAN Tanaman merupakan unsur fisik yang penting di dalam perancangan dan

pengelolaan ruang luar. Untuk dapat merancang taman dengan baik sebaiknya

mengenali terlebih dahulu sifat dan karakter tanaman. Seorang arsitek lanskap, harus

benar-benar memahami unsur ini. Hal ini disebabkan unsur tanaman mempunyai ciri

khas yang tidak terdapat pada unsur lain, yaitu tanaman merupakan unsur yang

hidup, tumbuh, dan berkembang.

A. Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan

pengertian tanaman lanskap dan sejarah perkembangannya melalui makalah hasil

kaji pustaka secara individu.

B. Strategi Pembelajaran 1. Kuliah

2. Kaji pustaka

C. Kegiatan Belajar Langkah-langkah kegiatan belajar yang harus dilakukan:

1. Mahasiswa mengikuti kegiatan perkuliahan di kelas.

2. Mahasiswa melakukan penelusuran literatur mengenai sejarah perkembangan

tanaman lanskap melalui sumber bacaan dan internet.

3. Mahasiswa membuat makalah sesuai format yang diberikan.

4. Mahasiswa menyelesaikan tes formatif/evaluasi kegiatan pembelajaran.

Page 18: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

12

D. Indikator Pencapaian 1. Ketepatan penjelasan pengertian tanaman lanskap dan sejarah

perkembangan.

2. Ketepatan penjelasan karakteristik tanaman pada berbagai periode

perkembangan.

3. Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN A. Pengertian Tanaman Lanskap

Tanaman lanskap adalah tanaman yang belum, sedang dan sudah

dibudidayakan, ditanam atau sudah ada di suatu tapak/lahan yang secara fungsional

berdayaguna dan secara estetis memiliki seni/nilai keindahan sehingga antara satu

dan lainnya dapat melahirkan suatu kesatuan yang harmonis. Tanaman lanskap

merupakan salah satu unsur dengan berbagai ragam potensi dalam lanskap dan

kemungkinan fungsi yang tidak terhingga. Tanaman lanskap mempunyai berbagai

bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan karakter yang beragam.

Akan tetapi, meskipun tanaman lanskap memiliki berbagai potensi dan fungsi,

banyak orang awam dan para profesional dalam bidang perancangan melihat

tanaman hanya sebagai hiasan. Akibatnya tanaman sering ditempatkan dalam

perancangan ruang luar sebagai langkah terakhir dalam penyelesaian suatu proyek.

Sikap yang sama dalam penggunaan unsur tanaman juga berpengaruh terhadap citra

yang kurang benar tentang pengetahuan dan profesi arsitektur lanskap. Banyak

orang awam dan para profesional bidang perancangan lain mengartikan arsitektur

lanskap sekedar menata unsur tanaman sebagai hiasan belaka. Akibat dari sikap ini

menimbulkan salah pengertian bahwa perancangan lanskap hanya terbatas pada

proses penataan tanaman dalam bentuk yang menyenangkan pandangan.

Gambaran keliru terhadap peran utama yang dimainkan oleh unsur tanaman

dalam perancangan arsitektur lanskap berawal dari kekeliruan umum tentang

perbedaan antara arsitektur lanskap dan usaha pembibitan tanaman. Orang awam

masih berpendapat bahwa perhatian utama arsitektur lanskap adalah perancangan

taman rumah tinggal dan perencanaan kebun dengan unsur tanaman sebagai salah

Page 19: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

13

satu unsur perancangan yang penting. Akan tetapi, profesi arsitektur lanskap

sebenarnya terlibat dalam skala yang lebih luas daripada itu, yaitu menitikberatkan

pada pengelolaan sumberdaya alam pada semua skala. Dengan ruang lingkup yang

lebih luas ini, unsur tanaman tetap merupakan unsur utama perancangan yang

membantu arsitek lanskap dalam mencapai tujuan perancangan tidak hanya sebagai

unsur penghias tetapi juga memiliki fungsi-fungsi yang sama dan kadang-kadang

mempunyai nilai tertentu dalam perancangan arsitektur lanskap.

Keahlian arsitek lanskap terkait dengan unsur tanaman, terletak pada

pengetahuan tentang fungsi, kemampuan, keterampilan, dan kepekaan penggunaan

dalam konteks perancangan tertentu. Hal ini mencakup pemahaman tentang

karakteristik-karakteristik perancangan seperti ukuran, bentuk, warna, dan tekstur

serta pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kearifan

seorang arsitek lanskap terletak pada pemahamannya terhadap karakteristik visual

tanaman secara keseluruhan, pertimbangan ekologis tanaman untuk pertumbuhan

yang baik, dan dampak lingkungannya jika ditanam pada situasi tertentu.

Unsur tanaman memiliki beberapa sifat yang membedakan dari unsur-unsur

perancangan arsitektur lanskap lainnya. Karakteristik penting adalah bahwa tanaman

merupakan unsur yang hidup dan tumbuh (Booth, 1983). Pertama, unsur tanaman

adalah dinamis, yaitu secara teratur berubah warna, tekstur, kelebatan daun, dan

karakter keseluruhan sesuai musim dan pertumbuhannya. Misalnya, beberapa

tanaman berdaun rontok di daerah beriklim sedang mempunyai 4 karakteristik visual

yang berbeda berdasarkan pada musim-musim yang dialami, yaitu 1) pada musim

semi dengan bunga dan daun-daun hijau kekuningan yang rimbun, 2) pada musim

panas dengan daun-daun hijau tua, 3) pada musim rontok dengan daun-daun warna

cerah, dan 4) pada musim dingin dengan cabang yang gundul dan percabangan yang

jelas. Tanaman-tanaman di daerah tropis tidak berubah begitu dramatis seperti

tanaman berdaun rontok, meskipun ada perubahan pada musim panas dan dingin,

atau musim hujan dan kemarau. Bahkan di gurun pasir, tanaman berubah dalam

penampakannya khususnya selama musim dingin dan berbunga di musim semi.

Semua tanaman tumbuh besar dalam proses pertumbuhannya. Pertumbuhan

ini tidak tampak dalam jangka waktu pendek, tetapi cenderung dramatis dalam jangka

Page 20: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

14

waktu yang panjang. Kualitas dinamis dari unsur tanaman ini mempunyai implikasi

penggunaannya dalam perancangan. Perubahan penampakan tanaman pada setiap

musim mempersulit untuk memilih dan menempatkannya dalam merancang taman.

Perancang tidak hanya memperhatikan bagaimana suatu kelompok tanaman

berfungsi dan tampak pada musim tertentu, tetapi juga bagaimana peranannya

sepanjang tahun dan pertumbuhan dari waktu ke waktu. Suatu kesalahan mungkin

saja terjadi di dalam memilih tanaman yang menarik pada musim tertentu, tetapi

tampak tidak menarik pada musim lain. Masalah ini dapat disederhanakan jika

sebagian unsur komposisi tanaman dibiarkan berubah sepanjang tahun, sedangkan

sebagian yang lain tetap konstan secara visual.

Aspek pertumbuhan unsur tanaman juga memiliki implikasi yang lain.

Umumnya, perancang menanam tanaman muda di tapak karena lebih murah dan

mudah dipindah serta mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk hidup dan

tumbuh dibandingkan tanaman dewasa. Akan tetapi, hal ini memiliki kelemahan bagi

perancang. Tanaman memerlukan waktu lama untuk mencapai ketinggian, lebar, dan

bentuk tanaman dewasa. Untuk pohon besar di daerah beriklim sedang, tanaman

baru memerlukan waktu 15-20 tahun untuk tumbuh dewasa bahkan mungkin lebih

untuk mencapai ukuran optimal. Masalahnya akan lebih sulit karena tanaman

penutup dan semak pada umumnya mencapai kedewasaan lebih cepat daripada

pohon sehingga memerlukan program pemeliharaan berkala untuk memindahkan

tanaman penutup dan semak yang telah melebihi umurnya. Akibatnya, arsitek

lanskap tidak dapat menilai dengan baik kualitas yang ingin dicapai untuk suatu

perancangan dalam beberapa tahun (mungkin lebih dari 20-25 tahun). Hal ini

mempersulit untuk menilai apakah perancangan tersebut berhasil atau tidak, agar

perbaikan dapat dilakukan pada tahap berikutnya.

Faktor kesulitan waktu hampir tidak terdapat dalam profesi perancangan lain

karena penilaian terhadap perancangan dapat dilakukan setelah selesainya proyek.

Penyataan bahwa bangunan atau patung dapat rusak dimakan usia adalah benar,

tetapi perubahan tersebut tidak dapat dibandingkan dengan pohon muda yang

tumbuh dari ketinggian 2 m pada waktu pertama ditanam dengan pohon setinggi 15

m setelah beberapa tahun kemudian. Oleh karena itu, arsitek lanskap tidak hanya

Page 21: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

15

mempelajari pengaruh tanaman dalam jangka pendek terhadap perancangan, tetapi

juga pengaruh jangka panjang. Hal ini menimbulkan masalah dalam menjelaskan

kepada klien, tentang bagaimana wujud perancangan setelah selesai pelaksanaan.

Biasanya, arsitek lanskap membuat gambar perancangan berdasarkan tanaman 75-

100% ukuran dewasa. Klien harus diberi penjelasan tentang kenyataan yang

sebenarnya, agar memahami bagaimana hasil akhir perancangannya serta

perubahannya dari waktu ke waktu. Apabila hal ini tidak dijelaskan, klien cenderung

kaget melihat kenyataan yang berbeda dengan apa yang dilihat dalam maket atau

denah yang tanamannya digambarkan mendekati umur dewasa. Untuk menghindari

penampilan yang kurang bagus yang diakibatkan penanaman tanaman yang masih

kecil, perancang biasanya menanam tanaman kecil dalam jumlah banyak agar cepat

memenuhi suatu area. Akan tetapi, masalah lain dapat timbul dengan cara ini,

tanaman tumbuh saling memenuhi ruang. Hal ini memerlukan pemeliharaan

tambahan dan biaya pemangkasan agar ukuran tanaman tetap seperti yang

diinginkan.

Karakteristik kedua yang menonjol adalah bahwa tanaman merupakan unsur

perancangan yang hidup sehingga memerlukan beberapa persyaratan lingkungan

untuk hidup dan tumbuh dengan baik (Booth, 1983). Faktor-faktor seperti kimia tanah,

drainase tanah, sinar matahari, angin, dan suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman. Setiap jenis tanaman memerlukan persyaratan tertentu untuk pertumbuhan

optimal sehingga salah satu langkah di dalam merancang taman adalah menetapkan

syarat-syarat pertumbuhan tanaman pada tapak. Setelah ditetapkan dapat dipilih

tanaman yang sesuai dengan syarat-syarat tersebut. Semua tanaman memerlukan

tingkat pemeliharaan tertentu untuk tetap tumbuh sehat. Tanaman tidak seperti unsur

perancangan lain, dapat dilupakan setelah ditanam. Beberapa jenis tanaman

memerlukan pemeliharaan lebih daripada yang lain. Bahkan, beberapa jenis tanaman

asli suatu daerah memerlukan perhatian khusus secara terus menerus. Penyiraman,

pemangkasan, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit merupakan

kegiatan pemeliharaan dari tanaman lanskap.

Page 22: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

16

B. Sejarah Perkembangan Tanaman dalam Lanskap Sejarah perkembangan tanaman dalam lanskap sesungguhnya berkembang

sejalan dengan perkembangan taman. Perkembangan taman mulai dari sebelum

Masehi hingga sekarang, yang dapat dibagi dalam 4 periode, yaitu: 1) Periode Antik,

2) Periode Abad Pertengahan, 3) Periode Renaissance, dan 4) Periode Modern.

1. Periode Antik Periode Antik yang terjadi pada masa sebelum Masehi memperlihatkan bahwa

tanaman hias belum dikenal. Tanaman yang pertama ditanam dalam suatu taman

adalah jenis yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, yaitu jenis

tanaman yang dapat dimakan (edible) atau jenis tanaman obat-obatan (medicinal)

dan bahan baku parfum. Taman-taman pada periode ini, yaitu taman-taman di

Mesopotamia, Mesir, Asyiria, Persia, Yunani, dan Romawi.

Taman dibuat pertama kali di daerah Mesopotamia yang terletak di lembah

Sungai Euphrat oleh bangsa Babylon (3.500 SM). Seni pertamanan bangsa ini

diperlihatkan dengan pengaturan tempat-tempat pertanian sebagai tempat yang

menyenangkan. Pengaturan dilakukan pada petak-petak tanaman produktif, sistem

irigasi, penanaman pohon-pohon besar, dan lain sebagainya untuk kebutuhan

kesenangan. Salah satu taman yang terkenal adalah Zigurat atau Taman Gantung

yang ditanami pohon, semak, dan tanaman merambat dengan pola formal dan

rectalinier (Hyams, 1971).

Mesir seperti halnya Mesopotamia telah memiliki keahlian atau keunggulan di

bidang hortikultura. Akan tetapi, berbeda dengan bangsa Babylon, bangsa Mesir

kuno membangun taman di dalam tempat kediaman dan dipagar dengan tembok

tebal. Taman-taman di Mesir ditata dalam komposisi yang teratur berupa petak-petak

berisikan bunga-bungaan kolam atau enclosure (Hakim, 2003). Selain itu, pepohonan

yang ditanam merupakan pohon buah-buahan dan yang dapat digunakan sebagai

kayu bangunan.

Taman kerajaan Asyiria kemungkinan dipengaruhi oleh desain Mesir. Ciri

taman Asyiria umumnya berbentuk formal dalam penyusunan tanaman. Dari relief-

relief peninggalan bangsa Asyiria menunjukkan pohon-pohon dan palem disusun

Page 23: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

17

berbaris dengan teratur seperti di Mesir. Pohon-pohon ini ditanam secara berbaris

juga untuk memudahkan pengairan (Wahid dan Karsono, 2011).

Taman-taman istana kerajaan Persia diciptakan untuk mengekspresikan

keagungan dan kemegahan dalam bentuk lain. Taman-taman ini umumnya

menggunakan sistem irigasi yang dialirkan dari ladang pertanian yang jauh dari

istana. Unsur air yang digunakan dalam taman bernilai simbolis sebagai aliran air

yang berasal dari Taman Firdaus dalam kitab suci.

Kerajaan bangsa Yunani terutama pada pemerintahan Alexander the Great

mengerjakan taman-taman dengan mengambil inspirasi taman-taman kerajaan

Persia dan Mesir. Biasanya ruang duduk atau ruang keluarga dihadapkan ke inner

court atau patio yang selalu diberikan perkerasan serta dihiasi dengan patung dan

tanaman di dalam pot. Pola rumah bangsa Yunani ini dijadikan dasar oleh bangsa

Romawi untuk membangun tempat tinggal. Posisi bangunan diletakkan mengarah

jalan dan letak kamar-kamar ditata ke sebelah dalam (in ward) yang dihubungkan

dengan colonade serta pembukaan ke arah ruang terbuka atau atrium.

Perkembangan taman terjadi dari Mediteran di Barat sampai Cina di Timur

Jauh. Catatan sejarah dan peninggalan kuno merupakan bukti yang mengisahkan

kekayaan budaya dan flora negeri Cina. Bunga-bunga indah dan tanaman eksotik

sering menjadi motif dekoratif pada sutera dan porselen. Taman Cina yang terkenal

dibuat pada jaman pemerintahan dinasti Chin dan dinasti Han. Pada masa

pemerintahan kedua dinasti tersebut sudah terdapat taman istana megah yang

bernuansa religius pengaruh ajaran Tao dan benilai estetika tinggi serta ditujukan

sebagai tempat beristirahat dan bersenang-senang (Hyams, 1971). Selain itu, semua

bunga dan pohon mempunyai arti simbolis dan makna. Misalnya peoni

melambangkan kekayaan dan kehormatan, anggrek melambangkan kehalusan budi

pekerti, kebaikan, dan budaya, chrysanthemum melambangkan kerendahan hati,

sopan santun, dan panjang umur, dan lotus melambangkan kemurnian dan

kebenaran (Mariana, 2001).

2. Periode Abad Pertengahan Periode abad pertengahan berlangsung sekitar abad ke-7 hingga abad 15.

Pada permulaan abad ini, taman tempat bersenang-senang jarang ditemukan di

Page 24: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

18

antara kota-kota dan benteng-benteng yang padat. Ruang terbuka umumnya

berfungsi sebagai tempat menanami berbagai jenis tanaman obat-obatan dan

buahan. Kebun-kebun ini dipelihara dan dipagari dengan tembok sebagai benteng

yang kuat. Pada akhir abad ini, dengan sistem politik pemerintahan yang semakin

baik, serta perkembangan perdagangan dan peningkatan perekonomian

menyebabkan berkembangnya keberadaan taman-taman (Hakim, 2003).

Tanaman Porticoes merupakan salah satu elemen taman yang penting yang

dimasukkan oleh Byzantine Basilicos. Pada waktu itu, terdapat tempat yang

berbentuk semacam taman yang disebut Purgatones, merupakan taman tertutup

yang pertama kali dibuat di Eropa pada abad pertengahan (Hyams, 1971). Taman ini

memakai tanaman sayuran dan obat-obatan serta perpohonan dan tanaman hias

bunga. Tanaman bunga mulai menjadi berarti bagi kepentingan masyarakat pada

abad ke-6 dan ke-7. Madonna Lily sebagai bunga persembahan kepada Bunda Maria

dan menjadi simbol yang bermakna dari bunga violet dan mawar. Bangsawan dari

Eropa Utara mengungkapkan keindahan dari taman-taman gereja dengan membuat

taman bunga dengan gaya Pietro de Carescenzi, dengan pola tertutup dan dengan

tanaman rumput dan bunga-bungaan. Tanaman hias yang penting adalah mawar,

violet, dan marygold.

3. Periode Renaissance Periode ini berlangsung sekitar abad 15 sampai 20. Karakteristik taman yang

menonjol pada Periode Renaissance adalah kebun raya. Kebun raya ini muncul

sekitar abad ke-16 dan diduga berasal dari Mesiko lalu bentuk taman dibawa oleh

orang-orang Spanyol dan akhirnya menyebar ke Eropa. Kebun raya memberi

pengaruh yang kuat pada pertamanan sehingga dapat dikatakan bahwa kebun raya

merupakan ciri dari jaman Renaissance.

Dua contoh kebun raya yang banyak dipelajari dalam botani adalah Kebun

Raya Padua dan Kebun Raya Pisa. Kebun Raya Padua dibuat pada tahun 1545 dan

tetap bertahan sampai bertahun-tahun. Tanaman yang dibudidayakan di Kebun Raya

Padua, antara lain, Bignonia radicans, Cedros deodara, Robinia pseudoacacia,

Pelargonium cuculatum, Cyclamen persicum, Jasminum nudiflorum, dan Solanum

tuberosum. Tanaman yang dibudidayakan di Kebun Raya Pisa, antara lain, Juglans

Page 25: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

19

nigra, Alianthus glandulosa, Cinnamomum camphora, Chaenomeles japonica,

Magnolia grandiflora, dan Tulip sp.

Secara umum tanaman yang digunakan pada Periode Renaissance ialah

menggunakan tanaman dalam bentuk pohon dan kelompok tanaman. Taman-taman

pada periode ini, yaitu Taman Italia, Perancis, dan Inggris. Taman pada era ini

diistilahkan memiliki “beauty and perfect form” yang dikaitkan dengan perubahan

dalam segi kualitas, artistik, dan falsafah desain. Taman-taman dibuat oleh para

seniman taman bekerjasama dengan para botanis, melalui perhitungan dan

perencanaan matang sehingga tercipta suatu taman yang nilai artistiknya tinggi,

bernuansa matematis, dengan falsafah desain yang bertumpu pada peningkatan

kenyamanan bagi manusia yang ingin menikmatinya. Taman-taman tidak hanya

sebagai tempat meditasi tetapi lebih diutamakan sebagai tempat rekreasi, relaksasi,

dan pesta perjamuan, serta bersifat lebih terbuka (Damayanti, 1999).

Beberapa karya yang terkenal di Italia adalah Villa Medici, Villa de Este, dan

Villa Lante. Villa Medici dibangun oleh Annibale Lippi untuk Cardinal Ricci pada tahun

1544, lalu dibeli oleh Ferdinando de Medici pada tahun 1580. Villa ini adalah satu-

satunya villa yang tamannya masih utuh. Elemen tanaman yang digunakan adalah

pohon buah-buahan yang ditanam dalam pot besar dari tanah liat dan parterre. Villa

de Este dibangun oleh Pirro Ligorio untuk Cardinal Ippolito de Este, sedangkan Villa

Lante dibangun oleh Mignolia. Ciri taman ini ialah menggunakan pohon-pohon,

semak evergreen, dan bunga-bungaan.

Taman-taman di Perancis awalnya berkiblat pada taman-taman pada Periode

Abad Pertengahan. Orang yang pertama kali membawa pengaruh Renaissance ke

Perancis ialah Leonardo da Vinci pada tahun 1514. Taman yang dibuat

menggunakan tanaman-tanaman yang ditanam rapat dalam baris-baris. Orang lain

yang berjasa dalam pembentukan Taman Perancis ialah Claude Mollet, Olivier de

Serre, dan Boyceau. Taman-taman yang dibangun oleh Olivier de Serre kebanyakan

berisi sayuran, buah-buahan, semak, dan bunga-bungaan. Bunga-bunga yang

digunakan, antara lain, violet, wallflower, dan lily of the valley.

Raja Henri VII dan Kardinal Wolsey adalah orang-orang yang berjasa dalam

kemajuan taman-taman Renaissance di Inggris. Salah satu elemen utama taman

Page 26: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

20

adalah mount. Bentuk mount berasal dari Italia, yaitu jalan berbentuk spiral yang

dikelilingi pepohonan. Model terbesar dari taman Renaissance di Inggris ialah

Nonsuch Garden. Ciri-cirinya ialah ditiru dari fountainbleau, termasuk hutan-hutan

dengan vistanya, ada bosco, lapangan-lapangan hijau, dan tiruan-tiruan binatang.

Buah yang ditanam, antara lain, peach, aprikot, dan almond, sedangkan bunganya,

antara lain, marygold, pansy, wallflower, carnation, madonna lily, dan daffodils.

Beberapa taman memiliki parterre seperti pada Taman Perancis, tetapi pola-polanya

lebih sederhana.

4. Periode Modern Periode ini dimulai pada abad 20 hingga sekarang. Pada periode ini telah

berkembang penggunaan tanaman dalam taman bahkan mutlak ada tanaman hias

sebagai ornamen. Taman telah berkembang sedemikian rupa, misalnya taman kota,

taman rumah, dan taman bermain dengan penggunaan berbagai jenis tanaman.

Karya taman yang dihasilkan pada periode ini lebih beragam. Arsitek lanskap

pada periode ini merencanakan taman tidak hanya sekedar tempat untuk koleksi

bunga, tetapi juga sebagai outdoor livingroom. Selain itu, tanaman yang digunakan

tidak hanya tanaman yang bersifat dekoratif, tetapi juga tanaman yang disesuaikan

dengan kondisi tapak di sekitarnya dan sedikit memerlukan tenaga kerja dalam

penanaman dan pemeliharaan. Taman pada periode ini dapat dianggap sebagai

tempat untuk melakukan aktivitas sehari-hari (living space), sebagai tempat untuk

bermain anak-anak (playground), dan juga sebagai tempat melakukan kegiatan seni

atau hobby (work of art).

C. Rangkuman Tanaman lanskap adalah tanaman yang belum, sedang dan sudah

dibudidayakan, ditanam atau sudah ada di suatu tapak/lahan yang secara fungsional

berdayaguna dan secara estetis memiliki seni/nilai keindahan sehingga antara satu

dan lainnya dapat melahirkan suatu kesatuan yang harmonis. Sejarah perkembangan

tanaman dalam lanskap sesungguhnya berkembang sejalan dengan perkembangan

taman. Perkembangan taman mulai dari sebelum Masehi hingga sekarang, dapat

Page 27: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

21

dibagi dalam 4 periode, yaitu 1) Periode Antik, 2) Periode Abad Pertengahan, 3)

Periode Renaissance, dan 4) Periode Modern.

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang pengertian tanaman lanskap dan

sejarah perkembangan tanaman lanskap, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas di

bawah ini dan mendiskusikannya dengan kawan-kawan Anda!

1. Jelaskan pengertian tanaman lanskap.

2. Jelaskan karakteristik tanaman lanskap yang membedakan dari unsur-unsur

perancangan lainnya.

3. Jelaskan periode-periode perkembangan tanaman lanskap.

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

kawan-kawan Anda.

2. Lakukan penelusuran literatur mengenai sejarah perkembangan tanaman lanskap

melalui sumber bacaan dan internet.

B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

1. Tanaman yang melambangkan kekayaan dan kehormatan adalah.............

(a) Anggrek

(b) Peoni

(c) Chrysanthemum

(d) Lotus

2. Karakteristik taman yang menonjol pada Periode Renaissance adalah.............

(a) Kebun raya

(b) Taman bunga

(c) Kebun buah

(d) Taman villa

Page 28: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

22

3. Elemen tanaman yang digunakan pada Villa Medici adalah.............

(a) Pohon buah-buahan

(b) Lapangan hijau

(c) Bunga-bungaan

(d) Semak evergreen

4. Jalan berbentuk spiral yang dikelilingi oleh pepohonan disebut.............

(a) Parterre

(b) Bosco

(c) Mount

(d) Grotto

5. Taman dengan pola tertutup dan dengan tanaman rumput dan bunga-bungaan

disebut gaya.............

(a) The Maze

(b) Grotto Palissy

(c) Pietro de Carescenzi

(d) Fountainbleau

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 2.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 29: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

23

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 2. Anda dapat meneruskan pada Bab 3. Akan tetapi, apabila tingkat

penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 2, terutama

bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Booth NK. 1983. Basic Elements of Landscape Architectural Design. Illinois:

Waveland Pr. Inc.

2. Damayanti VD. 1999. Karakteristik Taman Italia. Buletin Taman dan Lanskap

Indonesia. 2(1): 25-28.

3. Hakim R. 2003. Arsitektur Lansekap Manusia, Alam dan Lingkungan. Jakarta:

Penerbit Univ. Trisakti.

4. Hyams E. 1971. A History of Garden and Gardening. New York: Praeger Publ.

5. Mariana F. 2001. Sejarah Penggunaan Bunga sebagai Elemen Taman dalam

Taman Cina. Buletin Taman dan Lanskap Indonesia. 4(3): 21-25.

6. Wahid J, B. Karsono. 2011. Desain dan Konsep Arsitektur Lansekap Dari

Zaman ke Zaman. Yogyakarta: Graha Ilmu.

D. Kunci Jawaban 1. b

2. a

3. a

4. c

5. c

Page 30: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

24

BAB 3 SELEKSI TANAMAN BERDASARKAN ASPEK ARSITEKTURAL

PENDAHULUAN Kegunaan arsitektural unsur tanaman sangat penting dalam penataan lanskap

terutama sebagai pembentuk ruang luar. Dalam pengembangan perancangan,

kegunaan arsitektural adalah yang pertama dipelajari. Karakteristik visual unsur

tanaman umumnya dipilih setelah fungsi arsitekturalnya ditetapkan. Unsur tanaman

digunakan secara arsitektural dalam fungsi lanskap sebagai komponen struktural

seperti lantai, atap, dan dinding. Secara arsitektural tanaman merupakan ruang

kegiatan pada ruang luar.

A. Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi

tanaman berdasarkan aspek arsitektural melalui makalah hasil diskusi collaborative

learning secara berkelompok dan praktikum.

B. Strategi Pembelajaran 1. Collaborative learning

2. Praktikum

C. Kegiatan Belajar Langkah-langkah kegiatan belajar yang harus dilakukan:

1. Mahasiswa melakukan penelusuran literatur mengenai seleksi tanaman

berdasarkan aspek arsitektural melalui sumber bacaan dan internet.

2. Mahasiswa aktif melakukan kegiatan diskusi di kelas dan praktikum.

3. Mahasiswa membuat makalah sesuai format yang diberikan.

4. Mahasiswa menyelesaikan tes formatif/evaluasi kegiatan pembelajaran.

Page 31: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

25

D. Indikator Pencapaian

1. Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai seleksi tanaman

berdasarkan aspek arsitektural.

2. Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan.

3. Kemampuan melakukan praktikum identifikasi tanaman berdasarkan aspek

arsitektural.

4. Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Istilah aspek arsitektural tidak dimaksudkan hanya untuk lingkungan buatan.

Unsur tanaman pada lingkungan alami dapat berperan dengan baik dengan

menyempurnakan fungsi-fungsi ”arsitekturnya". Penggolongan tanaman berdasarkan

aspek arsitektural artinya menciptakan ruang dengan unsur tanaman. Berdasarkan

aspek arsitektural, tanaman dapat digolongkan berdasarkan fungsinya sebagai

pembentukan ruang, penyekat, dan pengendali keleluasaan pribadi.

A. Pembentukan Ruang Pembentukan ruang berarti mengolah bidang atau unsur pembentuk ruang,

yaitu bidang dasar, bidang vertikal, dan bidang pengatap. Kesan ruang tergantung

pada pembatas nyata dan maya dengan memodifikasi ketiga bidang tersebut baik

secara sendiri maupun digabung. Unsur tanaman dapat digunakan dalam lanskap

untuk saling mempengaruhi bidang-bidang pembatas tersebut. Rumput atau tanaman

penutup tanah (groundcover) dapat digunakan untuk membentuk bidang dasar

(lantai). Tanaman semak dapat digunakan sebagai pembentuk bidang vertikal

(dinding). Pohon dapat digunakan untuk membentuk bidang pengatap/atap. Berbagai

kesan ruang dapat diciptakan dengan elemen tanaman, antara lain, ruang yang

bersifat terbuka, semi terbuka, tertutup, intim, publik, semi publik, dan sebagainya.

Jenis tanaman sebagai pembentuk ruang dikelompokkan menjadi tanaman pelantai,

tanaman pedinding, dan tanaman pengatap.

Page 32: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

26

2. Tanaman Pelantai Untuk membentuk bidang dasar, tanaman penutup atau semak dapat secara

tidak langsung membentuk ruang dengan perbedaan ketinggian dan bahan. Dalam

hal ini, tanaman membentuk ruang vertikal secara fisik, tetapi dengan ketinggian

yang rendah memberi kesan suatu dinding. Misalnya, batas antara daerah rumput

dan tanaman penutup memberikan gambaran batas ruang tanpa penyekat fisik

(Gambar 1). Jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pembentuk bidang lantai

adalah tanaman yang tingginya sampai setinggi mata kaki, seperti lumut, rumput, dan

groundcover.

Gambar 1. Ruang maya terbentuk di antara penutup tanah dan rumput (Sumber: Booth, 1983)

3. Tanaman Pedinding Untuk membentuk bidang vertikal, unsur tanaman dapat mempengaruhi

persepsi ruang dalam berbagai cara. Pertama, batang pohon berperan sebagai tiang

vertikal pada ruang luar, sekali lagi pembatasan ruang ini lebih banyak secara tidak

nyata daripada secara nyata (Gambar 2). Tingkat ketertutupan dapat bervariasi

dengan ukuran batang, kepadatan massa, dan pola susunannya. Komposisi tanaman

berupa susunan pohon atau semak dapat membentuk bidang pembatas atau dinding

Page 33: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

27

(Hakim dan Utomo, 2003). Semakin banyak batang pohon seperti dalam suasana

hutan alami, semakin kuat kesan ketertutupannya. Contoh lain dari batang pohon

yang membentuk batas ruang dapat dilihat sepanjang jalan yang ditanami pohon

dimana massa batang pohon pada musim dingin memberi gambaran batas-batas

ruang walaupun tanpa daun.

Kedua, massa daun tanaman dapat mempengaruhi bidang vertikal

ketertutupan ruang. Dalam hal ini, kepadatan dan ketinggian massa daun

mempengaruhi kualitas ruang. Semakin tinggi pohon dan semakin besar dan rapat

daunnya, semakin kuat kesan ketertutupannya. Perubahan tingkat ketertutupan lebih

jelas dan cenderung tampak dengan adanya variasi musim pada tanaman berdaun

rontok.

Gambar 2. Batas ruang maya terbentuk oleh massa batang pohon (Sumber: Booth, 1983)

4. Tanaman Pengatap

Bidang pengatap suatu ruang dapat dimodifikasi melalui unsur tanaman.

Massa daun dan percabangan pada tajuk pohon membentuk atap pada ruang luar,

membatasi pandangan ke langit, dan mempengaruhi skala vertikal ruang tersebut

(Gambar 3). Kesan pengatap yang kuat dapat dirasakan jika tajuk pohon saling

tumpang tindih, dengan demikian menutup pandangan langsung ke langit.

Page 34: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

28

Dalam pembentukan ruang luar dengan menggunakan unsur tanaman, seperti

dengan unsur perancangan yang lain, perancang harus menentukan terlebih dahulu

tujuan yang akan dicapai dan kualitas ruang yang diinginkan (terbuka, tertutup, akrab,

monumental, dan sebagainya). Setelah itu arsitek lanskap dapat melanjutkan dengan

memilih dan menyusun tanaman yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. Beberapa

tipe dasar ruang yang terbentuk oleh tanaman diuraikan sebagai berikut.

Gambar 3. Bidang pengatap terbentuk oleh bagian bawah tajuk pohon (Sumber: Booth, 1983)

1. Ruang yang Terbuka Arsitek lanskap dapat menciptakan ruang secara tidak langsung terbuka ke

semua arah dengan menggunakan semak dan tanaman penutup sebagai pembatas

ruang. Ruang seperti memberi kesan luas, tidak memberi kesan pribadi, dan terbuka

terhadap sinar matahari dan langit.

2. Ruang Semi Terbuka Ruang ini sama dengan ruang terbuka, tetapi sebagian tertutup pada salah

satu sisi atau lebih dengan tanaman tinggi. Tanaman tersebut berperan sebagai

dinding vertikal yang menghalangi pandangan ke dalam dan luar ruang. Tipe ruang

yang demikian memiliki kualitas yang sama dengan ruang yang terbuka, tetapi agak

transparan dan berorientasi kuat pada sisi yang terbuka. Ruang ini umumnya sesuai

untuk teras rumah dimana kesan pribadi diperlukan pada satu arah, tetapi diinginkan

pandangan yang terbuka pada sisi lain

Page 35: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

29

3. Ruang Beratap (Canopied Space) Ruang beratap dapat dibentuk dengan bagian-bagian atas tertutup dan sisi-sisi

terbuka menggunakan massa tanaman peneduh dengan tajuk tanaman yang padat.

Secara keseluruhan ruang ini berkesan "terapit" antara bidang atas dari tajuk pohon

dan bidang dasar apabila seseorang melewati antara batang-batang pohon. Ruang

beratap juga membentuk kesan skala vertikal yang kuat dengan penutupan

ketinggian ruang. Secara arsitektural, tipe ruang ini sering dirasakan jika seseorang

berdiri di lantai dasar bangunan yang terbuka dengan sisi-sisi yang terbuka.

Dalam kaitannya dengan lanskap, ruang ini merupakan karakteristik ruang

terbuka hijau perkotaan. Sinar matahari tersaring tajuk tanaman dan cahaya

menembus dari sisi-sisinya. Ruang ini berkesan sejuk dan memungkinkan

pandangan tak langsung ke dalam dan luar ruang melalui sisi-sisinya. Salah satu

variasi ruang ini adalah ”lorong” yang terbentuk oleh tanaman peneduh sepanjang

jalan raya atau jalan setapak.

4. Ruang Tertutup Beratap (Enclosed Canopied Space) Ruang ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan ruang beratap.

Perbedaan utama ruang ini adalah tertutup pada sisi-sisinya dan tanaman berukuran

sedang dan kecil. Ruang seperti ini dapat dirasakan seperti suasana hutan, agak

gelap, berorientasi ke dalam, memberikan kesan keleluasaan pribadi, dan terisolir.

5. Ruang Vertikal Dengan menggunakan tanaman tinggi, arsitek lanskap dapat membentuk

ruang luar dengan orientasi vertikal dan terbuka ke arah langit. Tergantung besarnya

tekanan yang diinginkan, ruang tersebut dapat terbuka atau tertutup pada sisi-sisinya.

Salah satu variasi yang memungkinkan dari ruang ini adalah menggunakan tanaman

yang berbentuk meruncing ke atas sebagai unsur pembentuk ruang. Hal ini

dimaksudkan agar ruang yang terbentuk dapat mengembang atau mengecil apabila

ruangnya bertambah tinggi.

B. Penyekat (Screening) Apabila pembentukan ruang luar merupakan salah satu kegunaan arsitektural

tanaman, kegunaan lain adalah untuk menutup obyek atau pemandangan yang

Page 36: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

30

kurang menarik suatu lingkungan. Unsur tanaman sebagai penyekat vertikal dapat

mengendalikan pandangan agar obyek yang diinginkan dalam lanskap dapat terlihat

dan obyek yang kurang baik terhalangi. Hal ini sangat tergantung dari tujuan

perancangannya, tanaman dapat membatasi pandangan secara total sehingga tidak

tembus sama sekali (opaque), atau dibuat transparan agar menghalangi sebagian

pandangan. Untuk membentuk penyekat tanaman secara efektif, perancang terlebih

dahulu harus menganalisis titik-titik mana agar pengamat dapat melihat, tinggi unsur-

unsur yang tidak menarik, jarak antara pengamat, unsur yang kurang menarik, dan

bentuk permukaan tanah.

Faktor-faktor tersebut secara bersama-sama mempengaruhi tinggi, susunan,

dan penempatan tanaman pembatas yang diinginkan. Tanaman yang tinggi, tidak

berarti baik untuk penyekat, walaupun kadang-kadang perlu pada situasi tertentu.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah musim, apabila tanaman digunakan

sebagai penyekat. Tanaman hijau sepanjang tahun adalah yang paling sesuai untuk

penyekat permanen untuk menghalangi pandangan sepanjang tahun.

C. Pengendali Keleluasaan Pribadi Fungsi tanaman yang mirip dengan fungsi penyekat adalah sebagai

pengendali keleluasaan pribadi. Pengendali keleluasaan pribadi adalah teknik

penempatan tanaman di sekitar area tertentu agar pandangan ke dalam dan dari

ruang dapat dihalangi. Tujuan dari pengendalian pandangan ini adalah untuk

memisahkan ruang dengan sekitarnya (Gambar 4). Perbedaan yang jelas antara

keduanya adalah pengendali keleluasaan pribadi memisahkan ruang dengan

sekitarnya, dengan demikian menghalangi pandangan ke dan dari ruang. Penyekat

menghalangi secara bijaksana sebagian dari pandangan pengendali keleluasaan

pribadi mengurangi kebebasan bergerak dalam ruang, sedangkan penyekat

memungkinkan pergerakan di sekitar tanaman pembatas. Pengendali keleluasaan

pribadi sering merupakan tujuan perancangan yang diinginkan sebagai ruang duduk

yang akrab (intim) atau merupakan teras rumah.

Page 37: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

31

Gambar 4. Pengendali keleluasaan pribadi (Sumber: Booth, 1983)

Penyekat tingkat pengendali keleluasaan pribadi dipengaruhi langsung oleh

karakteristik tanaman yang digunakan untuk menghalangi pandangan.

Tanaman.yang rimbun dengan tinggi lebih dari 2 meter, umumnya memberi kesan

keleluasaan pribadi yang kuat. Tanaman sebatas dada memberikan keleluasaan

pribadi sebagian, tetapi akan memberikan keleluasaan pribadi secara total jika

sedang duduk, dan tanaman lebih rendah lagi kurang memberikan rasa keleluasaan

pribadi.

D. Rangkuman Unsur tanaman digunakan secara arsitektural dalam fungsi lanskap sebagai

komponen struktural seperti atap, dinding, dan lantai. Kegunaan arsitektural lebih

ditekankan pada aspek struktural. Berdasarkan aspek arsitektural, tanaman dapat

digolongkan berdasarkan fungsinya sebagai 1) pembentukan ruang, 2) penyekat, dan

3) pengendali keleluasaan pribadi.

Page 38: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

32

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang seleksi tanaman berdasarkan aspek

arsitektural, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas di bawah ini dan mendiskusikannya

dengan kawan-kawan Anda!

1. Jelaskan fungsi tanaman sebagai pembentukan ruang.

2. Jelaskan fungsi tanaman sebagai penyekat (screening).

3. Jelaskan fungsi tanaman sebagai pengendali keleluasaan pribadi.

4. Jelaskan lima tipe dasar ruang yang terbentuk oleh tanaman.

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

kawan-kawan Anda.

2. Renungkan tentang seleksi tanaman berdasarkan aspek arsitektural.

B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

1. Tanaman penutup tanah dapat digunakan untuk membentuk bidang.............

(a) Dasar

(b) Vertikal

(c) Horizontal

(d) Atap

2. Ruang yang terbentuk oleh tanaman peneduh dengan tajuk tanaman yang

rapat adalah.............

(a) Ruang terbuka

(b) Ruang semi terbuka

(c) Ruang beratap

(d) Ruang vertikal

3. Tanaman yang digunakan untuk memberi kesan pribadi yang kuat

adalah.............

(a) Tanaman rendah

Page 39: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

33

(b) Tanaman rimbun dengan tinggi > 2 m

(c) Tanaman dengan tinggi > 2 m

(d) Tanaman setinggi dada

4. Apabila massa daun tanaman semakin besar dan rapat, maka ruang akan

semakin.............

(a) Lemah kesan ketertutupannya

(b) Kuat kesan keterbukaannya

(c) Lemah kesan keterbukaannya

(d) Kuat kesan ketertutupannya

5. Jarak antara pohon yang memiliki efektivitas visual adalah.............

(a) < 3 m

(b) 3 – 5 m

(c) 5 – 9 m

(d) > 9 m

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 3.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 3. Anda dapat meneruskan pada Bab 4. Akan tetapi, apabila tingkat

penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 3, terutama

bagian yang belum Anda kuasai.

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 40: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

34

C. Sumber/Referensi 1. Booth NK. 1983. Basic Elements of Landscape Architectural Design. Illinois:

Waveland Pr. Inc.

2. Hakim R, H. Utomo. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap,

Prinsip – Unsur dan Aplikasi Desain. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

D. Kunci Jawaban 1. a

2. c

3. b

4. d

5. d

Page 41: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

35

BAB 4 SELEKSI TANAMAN BERDASARKAN ASPEK VISUAL

PENDAHULUAN Unsur tanaman selain berfungsi untuk kegunaan arsitektural dalam

perancangan, yaitu untuk membentuk ruang, menciptakan urut-urutan ruang,

menghalangi pandangan, membentuk ruang keleluasaan pribadi, juga memiliki

kegunaan estetika. Kegunaan arsitektural lebih ditekankan pada aspek struktural,

sedangkan kegunaan estetika lebih menyangkut pada kualitas visual suatu

perancangan.

Ukuran, bentuk, warna, dan tekstur tanaman serta susunan komposisi dan

hubungannya dengan lingkungan sekitar merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas estetika suatu perancangan. Kualitas visual dalam penataan

tanaman sangat penting, karena tanggapan seseorang merupakan reaksi terhadap

apa yang terlihat. Suatu penataan tanaman dapat berfungsi dengan baik sebagai

pembentuk ruang, memodifikasi suhu udara, menstabilkan tanah, tetapi apabila

kurang menarik akan mengganggu pandangan. Penataan tanaman yang berhasil,

apabila dapat menarik pandangan, disamping menyempurnakan fungsi-fungsi yang

lain.

E. Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi

tanaman berdasarkan aspek visual melalui makalah hasil diskusi collaborative

learning secara berkelompok dan praktikum.

F. Strategi Pembelajaran 1. Collaborative learning

2. Praktikum

Page 42: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

36

G. Kegiatan Belajar Langkah-langkah kegiatan belajar yang harus dilakukan:

1. Mahasiswa melakukan penelusuran literatur mengenai seleksi tanaman

berdasarkan aspek visual melalui sumber bacaan dan internet.

2. Mahasiswa aktif melakukan kegiatan diskusi di kelas dan praktikum.

3. Mahasiswa membuat makalah sesuai format yang diberikan.

4. Mahasiswa menyelesaikan tes formatif/evaluasi kegiatan pembelajaran.

H. Indikator Pencapaian 1. Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai seleksi tanaman

berdasarkan aspek visual.

2. Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan.

3. Kemampuan melakukan praktikum identifikasi tanaman berdasarkan aspek

visual.

4. Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

Secara umum, karakteristik visual tanaman mencakup ukuran, bentuk, warna,

dan tekstur. Setiap karakteristik visual tanaman memiliki sub-kategori, kualitas, dan

kegunaan tersendiri dalam ruang luar, yang akan diuraikan terinci pada bagian

berikut.

A. Ukuran Tanaman Ukuran merupakan karakteristik visual penting unsur tanaman yang perlu dikaji

terlebih dahulu dalam pemilihan tanaman untuk perancangan. Ukuran tanaman

secara langsung mempengaruhi ukuran ruang, daya tarik komposisi, dan

keseluruhan kerangka kerja perancangan. Unsur tanaman dapat dikategorikan

dengan ukuran-ukuran sebagai berikut.

1. Pohon besar dan sedang Berdasarkan ukurannya, tanaman yang paling cepat terlihat dari segi

komposisi dan ruang dalam lanskap adalah pohon besar dan sedang. Pohon besar

yang sudah tumbuh dewasa berukuran tinggi 12 meter atau lebih, sedangkan pohon

Page 43: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

37

sedang ketinggian maksimum 9 – 12 meter. Contoh pohon besar adalah flamboyan

(Delonix regia), beringin (Ficus benjamina), trembesi (Samanea saman), dan

kecrutan (Spathodea campanulata), sedangkan contoh pohon sedang adalah bunga

kupu-kupu (Bauhinia purpurea), sawo kecik (Manilkara kauki), cemara kipas (Thuja

orientalis), dan kayu manis (Cinnamommum burmanii).

Kategori unsur tanaman ini merupakan unsur visual yang dominan karena

ketinggian dan massanya. Fungsinya sama dengan kerangka besi atau kayu sebuah

bangunan, memberikan bentuk tiga dimensi keseluruhan suatu komposisi dengan

membentuk struktur dasar dan kerangka ruang luar. Demikian juga pohon besar dan

sedang merupakan tanaman yang pertama-tama terlihat dalam suatu komposisi, oleh

karena itu berperan sebagai pusat perhatian jika diletakkan di antara tanaman-

tanaman kecil (Gambar 5).

Gambar 5. Pohon besar sebagai unsur dominan (Sumber: Booth, 1983)

Pohon besar dan sedang menjadi semakin penting sebagai unsur komposisi

jika ukuran ruang luar semakin besar. Jika dilihat dari seberang lapangan terbuka

atau plaza, yang pertama terlihat adalah pohon-pohon besar, dan mungkin satu-

satunya unsur tanaman yang terlihat. Pohon-pohon kecil atau perdu hanya terlihat

pada jarak yang relatif dekat. Oleh karena itu, pohon besar dan sedang seharusnya

merupakan unsur tanaman yang ditempatkan dalam perancangan karena

penempatan tersebut dapat memberikan pengaruh besar terhadap penampakkan

dan kesan komposisi secara keseluruhan. Apabila pohon besar telah ditempatkan,

perdu dan semak dapat diatur untuk melengkapi dan memperkuat kualitas komposisi

ruang luar. Tanaman-tanaman kecil memberikan detail dengan skala yang lebih

Page 44: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

38

terukur dalam kerangka keseluruhan komposisi yang terbentuk oleh pohon besar.

Pada tapak berukuran kecil, agar berhati-hati untuk tidak menggunakan pohon besar,

karena hal ini cenderung mengaburkan skala perancangan dan unsur-unsur yang

lebih kecil.

Fungsi lain pohon besar dan sedang di lingkungan adalah untuk membatasi

ruang pada bidang atas dan bidang vertikal. Tajuk dan batang pohon besar dan

sedang dapat membentuk atap dan dinding ruang luar. Kesan ruang luar dapat

bervariasi, tergantung ketinggian tajuk pohon, ruang akan terasa lebih manusiawi jika

tinggi tajuk pohon 3 – 4,5 meter di atas tanah atau berkesan monumental jika tinggi

tajuk 12 – 15 meter di atas tanah, seperti di hutan rimba. Pohon besar dan sedang

merupakan unsur penting di dalam membagi-bagi (subdividing) ruang-ruang

perkotaan dan pedesaan luas yang awalnya dibatasi oleh bangunan-bangunan dan

permukaan tanah, menjadi ruang-ruang yang lebih kecil. Disini ketinggian dan sisi-sisi

massa tajuk tanaman merupakan aspek penting dalam membentuk batas-batas

ruang dan skalanya.

2. Pohon kecil (perdu) Dilihat dari segi ukuran tanaman, perdu diartikan sebagai tanaman yang

tumbuh dengan ketinggian maksimal 4,5 – 6 meter. Contoh tanaman ini adalah kol

banda (Pisonia alba), jakaranda (Jakaranda filicifolia), dadap merah (Erythrina

cristagalli), kembang merak (Caesalpinia pulcherima), dan palem wregu (Rhapis

exelsa).

Perdu dapat membatasi ruang, baik pada bidang vertikal maupun bidang atas.

Tergantung ketinggian tajuk tanaman, perdu dapat membentuk batas-batas ruang

pada bidang vertikal dengan batang-batang pohon atau melingkupi ruang pada

bidang vertikal jika massa tajuknya sebatas mata. Jika dari sela-sela batang dan

cabang-cabangnya yang rendah dari perdu dapat melihat pandangan (Gambar 6),

pohon tampak sebagai latar depan yang transparan sehingga memberikan kesan

lebih mendalam terhadap ruang yang sedang dilihat.

Perdu dapat berperan sebagai aksen visual dalam komposisi (Gambar 7). Hal

ini dapat diciptakan melalui ukuran yang kontras dengan tanaman-tanaman rendah,

atau dari bentuk, bunga, dan buah yang menyolok pada tanaman ornamental.

Page 45: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

39

Tanaman ini digunakan sebagai pusat perhatian di tempat-tempat yang diinginkan

untuk menarik perhatian. Selain itu, dapat dipakai sebagai titik akhir ruang linier

seperti bentuk patung atau bentuk abstrak untuk mengarahkan dan menarik orang ke

dalam ruang.

Gambar 6. Batang pohon kecil sebagai latar depan suatu pusat perhatian (Sumber: Booth, 1983)

Gambar 7. Perdu sebagai pusat perhatian dalam komposisi tanaman (Sumber: Booth, 1983)

3. Semak tinggi Semak tinggi merupakan tanaman yang tumbuh dengan tinggi maksimal 3 –

4,5 meter. Contoh semak tinggi, antara lain, kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis), pangkas kuning (Duranta repens), kembang kertas (Bougenvillea

spectabilis), nusa indah (Mussaenda sp), dan hanjuang (Cordyline terminalis).

Semak tinggi tidak hanya lebih pendek dari perdu, tetapi dapat dikenal dari

massa daunnya yang rendah. Umumnya massa daun semak, hampir atau sampai ke

tanah, membentuk kanopi atau atap pada suatu daerah. Walaupun perbedaan ini

Page 46: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

40

membantu mengkategorikan tanaman menurut ukuran, tetapi pada kenyataannya

tidak selalu jelas, khususnya jika banyak terdapat semak tinggi yang bercabang-

cabang membentuk kanopi terapung (floating canopy). Namun demikian, perbedaan

antara semak tinggi dengan perdu dibuat untuk mempermudah perbedaan.

Semak tinggi dapat digunakan dalam lanskap sebagai dinding untuk

melengkapi batas ruang (spatial enclosure) pada bidang vertikal. Ruang yang

dibatasi semak tinggi hanya melingkupi sisinya dan terbuka di bagian atas (Gambar

8). Dengan demikian, kesan ruang tersebut cenderung tampak ringan (light) dan

terang (sunny) dengan orientasi kuat ke atas. Semak tinggi juga dapat

menciptakan ruang semacam koridor yang kuat dan tegas mengarahkan pergerakan

dan pandangan ke terminus. Kualitas pelingkupnya dapat lebih bervariasi menurut

musim jika semak tinggi terdiri atas tanaman berdaun rontok, sedangkan tanaman

hijau sepanjang tahun akan tetap konsisten.

Gambar 8. Tanaman semak tinggi membatasi ruang pada bidang vertikal tetapi memberikan pandangan terbuka ke atas (Sumber: Booth, 1983)

4. Semak sedang Kategori ini mencakup tanaman yang mempunyai tinggi 1 – 2 meter. Tanaman

ini terdiri atas berbagai bentuk, warna, dan tekstur. Massa daun tanaman ini dapat

mencapai tanah atau sedikit lebih tinggi. Contoh tanaman semak sedang, antara lain,

asoka (Ixora javanica), kaca piring (Gardenia angusta), lolypop kuning (Pacystachys

lutea), dan bunga mentega (Nerium oleander).

Tanaman semak sedang berfungsi sama seperti semak rendah dalam

perancangan, tetapi dengan pelingkup ruang (spatial containment) lebih banyak.

Page 47: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

41

Semak sedang berperan sebagai peralihan visual suatu komposisi antara perdu atau

semak tinggi dengan semak rendah.

5. Semak rendah Semak rendah merupakan kategori tanaman kecil dalam hirarki ukuran

tanaman. Semak rendah yang optimal mempunyai tinggi 1 meter atau kurang. Semak

rendah dianggap lebih tinggi dari 30 cm, karena tanaman dengan ketinggian di

bawah itu nampak dan berfungsi sebagai penutup tanah. Contoh tanaman semak

rendah, antara lain, difenbachia (Dieffenbachia spp.), pisang hias (Heliconia sp),

bunga kana (Canna sp), dan tapak dara (Vinca rosea).

Semak rendah dapat membatasi ruang atau memisahkan ruang tanpa

menghalangi pandangan ke dalam atau keluar. Oleh karena semak rendah

mempunyai tinggi yang tidak menyolok, maka tanaman tersebut membentuk ruang

semu (implication) daripada pembatas fisik secara nyata. Dengan demikian ruang

yang direncanakan terbuka pada sisi-sisinya dapat dibatasi dengan semak rendah

pada bidang vertikalnya. Fungsi lain berkaitan dengan hal itu adalah menggunakan

semak rendah sepanjang jalan setapak untuk mengarahkan pejalan kaki tanpa

mengganggu garis pandangnya (line of vision).

Semak rendah dengan komposisi tertentu dapat menghubungkan secara

vertikal unsur-unsur yang tidak berhubungan. Hal ini agak berbeda dengan tanaman

penutup. Tanaman penutup tanah menghubungkan unsur lain secara visual dengan

berperan sebagai bidang dasar, sedangkan semak rendah berfungsi sebagai

penghubung vertikal, sama seperti tembok yang rendah. Oleh karena itu, semak

rendah berperan sebagai penghubung visual yang kuat diantara unsur-unsur

dalam suatu komposisi, jika dilihat dari batas mata normal.

6. Tanaman Penutup Tanah Kategori tanaman-tanaman terkecil menurut ukurannya adalah tanaman

penutup tanah. Istilah tanaman penutup tahah digunakan untuk tanaman rendah atau

yang menyebar dengan tinggi maksimal 15 – 30 cm. Tanaman penutup tanah

mempunyai berbagai macam karakteristik, mulai dari tanaman berbunga sampai

yang herbaceous. Contoh tanaman ini, antara lain, begonia (Begonia sp), kembang

coklat (Widelia biflora), bunga pukul empat (Mirabilis jalava), adam hawa (Rhoeo

Page 48: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

42

discolor), dan daun mutiara (Philea sp). Tanaman penutup tanah dapat dikatakan

sebagai "permadani" tanaman atau material pelantai ruang luar serta mempunyai

berbagai fungsi dalam perancangan.

Tanaman penutup tanah dapat digunakan dalam perancangan untuk

membentuk tepi atau batas ruang. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, tanaman

penutup sering dipakai dalam ruang luar untuk membentuk tepi-tepi pola pada bidang

dasar. Tanaman penutup tanah merupakan bahan yang efektif untuk membuat

bentuk luar suatu pola yang direncanakan pada bidang dasar tanpa menggunakan

bahan arsitektural yang keras. Garis yang tercipta oleh tepi tanaman penutup tanah

dengan rumput atau perkerasan tampak menarik dan mengarahkan mata ke sekitar

ruang. Kegunaan yang sama tanaman penutup adalah untuk membatasi permukaan

bukan jalan, khususnya jika berbatasan dengan halaman rumput atau perkerasan.

Kegunaan lain dari tanaman penutup tanah adalah memberikan daya tarik

visual berdasarkan warna dan tekstur yang menyolok. Tanaman penutup tanah akan

tampak menarik jika ditata berdampingan dengan unsur yang berwarna dan

bertekstur menyolok. Kegunaan ini amat penting bagi tanaman penutup tanah yang

memiliki bunga-bunga yang indah.

Kegunaan tanaman penutup tanah dapat menciptakan latar belakang atau

“setting” yang senada menjadi pusat perhatian. Sebagai contoh, suatu petak bunga di

bawah patung atau pohon ornamental yang menarik. Untuk dapat berperan sebagai

"setting" yang netral, area tanaman penutup tanah harus luas untuk mencegah

gangguan visual unsur-unsur lain yang berdekatan.

Penerapan lain dari tanaman penutup tanah dalam perancangan adalah

menghubungkan secara visual unsur-unsur yang terpisah atau kelompok unsur-unsur

dalam satu kesatuan. Tanaman penutup tanah juga dapat berfungsi sebagai unsur

netral yang menghubungkan berbagai bagian dari komposisi. Kelompok perdu atau

pohon yang tidak berhubungan dapat dibuat sebagai bagian dari komposisi yang

sama oleh tanaman penutup tanah, karena dapat menghubungkan semua tanaman

menjadi satu area pada bidang dasar.

Kegunaan praktis tanaman penutup tanah adalah untuk menutup daerah-

daerah yang kurang sesuai untuk rumput atau unsur-unsur lain. Daerah-daerah yang

Page 49: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

43

sukar untuk ditanami rumput atau unsur-unsur lain adalah dekat bangunan atau

tempat-tempat lain yang sukar dicapai mesin pemotong rumput atau tempat-tempat

yang terlampau gelap dan teduh. Dengan luas yang sama, tanaman penutup tanah

pada umumnya memerlukan pemeliharaan lebih sedikit daripada halaman rumput.

Dalam jangka waktu yang panjang, area-area dengan tanaman penutup tanah dapat

menghemat biaya, waktu, dan energi dalam pemeliharaan dibanding dengan

halaman berumput.

Kegunaan tanaman penutup tanah yang lain adalah untuk menstabilkan tanah

dan mencegah erosi pada lereng-lereng curam. Agak sukar untuk membentuk

permukaan rumput pada lereng dengan kemiringan lebih dari 4:1 dan berbahaya

untuk memangkasnya. Pada keadaan seperti ini tanaman penutup tanah dapat

digunakan sebagai pengganti rumput.

B. Bentuk Tanaman Karakteristik visual tanaman selanjutnya adalah bentuk tanaman. Bentuk

tanaman secara individual atau kelompok merupakan bentuk keseluruhan dan

sesuai dengan habitat pertumbuhannya, atau bentuk luar (outline) silhouetnya.

Walaupun secara visual tidak sekuat ukuran, bentuk tanaman juga merupakan

faktor kunci dalam membentuk struktur komposisi tanaman, yang dapat

mempengaruhi kesatuan dan keanekaragaman, berperan sebagai aksen atau latar

belakang, dan menyeleraskan tanaman dengan unsur-unsur padat lain dalam

perancangan. Bentuk tanaman dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan bentuk dua

atau tiga dimensi, memberi kesan dinamis, indah, memperlebar atau memperluas

pandangan ataupun sebagai aksentuasi dalam suatu ruang (Hakim, 2006).

Tipe-tipe dasar bentuk tanaman adalah: fastigiate, kolumnar,

menyebar/horizontal, bulat (globular), piramidal/kerucut, merunduk (weeping) dan

picturesque (Gambar 9). Setiap tipe-tipe bentuk tersebut, masing-masing memiliki

karakteristik yang khas dan penerapannya dalam perancangan diuraikan sebagai

berikut.

Page 50: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

44

Gambar 9. Tipe dasar bentuk tanaman (Sumber: Booth, 1983)

5. Fastigiate (tinggi-ramping) Bentuk tanaman fastigiate adalah bentuk yang meninggi-ramping dan

meruncing di bagian atas. Contoh tanaman seperti ini adalah cemara lilin (Cupressus

lucitanica). Dalam perancangan, tanaman berbentuk fastigiate memberi penekanan

vertikal dan mengarahkan mata ke atas. Tanaman-tanaman tersebut memberi kesan

vertikal dan meninggi, baik terhadap massa tanamannya maupun ruang yang

dibatasi. Jika digunakan dalam jumlah banyak, tanaman dengan bentuk fastigiate

dapat memberikan kesan massa atau ruang yang terjadi tampak lebih tinggi dari

Page 51: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

45

sebenarnya. Jika diletakkan secara kontras dengan tanaman rendah dan bentuk-

bentuk bulat atau menyebar, fastigiate berperan sebagai aksen dan exclamation point

seperti menara gereja pada kaki langit suatu kota di pedalaman.

Tanaman berbentuk fastigiate dapat menarik perhatian sehingga sebaiknya

digunakan secara seksama dalam jumlah sedikit pada titik-titik tertentu dengan tepat.

Tanaman dengan bentuk tinggi ramping seharusnya tidak ditempatkan di berbagai

tempat pada suatu komposisi, karena hal ini dapat menciptakan perancangan yang

kacau karena banyak titik-titik perhatian individual.

2. Bentuk Kolumnar Tanaman berbentuk kolumnar sama seperti tanaman berbentuk fastigiate,

hanya agak bulat di bagian atasnya. Tanaman damar (Agathis damara) dan kenanga

(Cananga odorata) merupakan contoh-contoh tanaman dengan bentuk kolumnar.

Tanaman berbentuk kolumnar memiliki kegunaan yang sama dengan bentuk

fastigiate dalam perancangan.

3. Bentuk Menyebar/Horizontal Tipe bentuk tanaman ini lebarnya lebih kurang sama dengan ketinggiannya,

dengan habit umumnya horizontal. Contoh tanaman tersebut adalah trembesi

(Samanea saman) dan bunga lampion (Brownea capitella). Tanaman berbentuk

menyebar dapat digunakan dalam perancangan untuk memberikan kesan luas dan

melebar (Gambar 10). Oleh karena itu, dapat digunakan untuk menghubungkan

bentuk-bentuk lain dalam komposisi secara visual, khususnya jika bentuk-bentuk

horizontal diulang secara seksama di dalam perancangan. Sebaliknya, tanaman

berbentuk menyebar dapat digunakan sebagai kontras terhadap bentuk fastigiate dan

kolumnar dalam suatu komposisi. Tanaman berbentuk menyebar tampak harmonis

dengan permukaan tanah rata, garis-garis panjang yang menjangkau kaki langit dan

bangunan-bangunan berbentuk horizontal yang rendah. Jika diletakkan berdekatan

dengan bangunan, tanaman-tanaman tersebut dapat memperkuat garis-garis

arsitektur menyatukan dengan tapak sekitarnya.

4. Bentuk Bulat (Globular) Sesuai dengan namanya, tipe tanaman ini memiliki bentuk bulat menyerupai

bola. Tanaman johar (Cassia siamea) dan kiara payung (Filicium decipiens) adalah

Page 52: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

46

contoh tanaman berbentuk bulat. Tanaman berbentuk bulat merupakan tipe bentuk

tanaman terbanyak sehingga tanaman ini banyak dipakai dalam komposisi

perancangan. Tidak seperti bentuk-bentuk tanaman fastigiate atau menyebar,

tanaman berbentuk bulat "tidak memberi kesan mengarahkan" dan "netral". Oleh

karena itu, tanaman berbentuk bulat akan mudah digunakan untuk menyatukan suatu

komposisi perancangan. Tanaman berbentuk bulat dapat berperan sebagai tanaman

pelembut dan netral terhadap bentuk-bentuk lain yang lebih menyolok. Tanaman

berbentuk bulat juga dapat ditempatkan pada perancangan untuk menyelaraskan

serta mengulang bentuk-bentuk curvilinier seperti permukaan tanah yang berbukit-

bukit.

Gambar 10. Bentuk-bentuk spreading memberi kesan lebar dan luas (Sumber: Booth, 1983)

5. Bentuk Piramidal/Kerucut Tipe bentuk tanaman ini memiliki bentuk piramidal dari dasar secara gradual

meruncing ke atas. Contoh tanaman ini adalah cemara kipas (Thuja occidentalis) dan

pinus (Pinus merkusii). Tanaman dengan bentuk piramidal mempunyai bentuk-bentuk

luar (outline) yang menyolok, terutama bagian atas yang meruncing dan mudah

dilihat. Oleh karena itu, tanaman ini digunakan sebagai aksen visual, khususnya jika

ditata secara kontras dengan bentuk-bentuk bulat rendah. Selain itu, tanaman ini juga

dapat digunakan untuk mengulang bentuk bangunan piramidal atau permukaan tanah

yang bergunung-gunung. Oleh karena itu, beberapa ahli teori perancangan

menyarankan agar bentuk-bentuk piramidal/kerucut digunakan secara hati-hati pada

wilayah yang rata, dimana secara visual tidak terdapat gunung sama sekali. Terakhir,

tanaman dengan bentuk kerucut dapat digunakan secara harmonis dan selaras pada

Page 53: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

47

perancangan-perancangan yang bersifat formal dengan bentuk-bentuk geometrik

yang kaku.

6. Bentuk Merunduk (Weeping) Bentuk tanaman merunduk memiliki struktur percabangan yang menggantung

atau melengkung ke bawah. Janda merana (Salix babilonica) dan beringin karet

(Ficus elastica) merupakan contoh tanaman merunduk. Di alam tanaman merunduk

sering ditemukan di daerah atau titik-titik terendah suatu tanah, misalnya di

sepanjang tepi daerah perairan sering ditemukan tanaman janda merana. Dalam

perancangan, tanaman tersebut dapat menuntun mata ke arah permukaan tanah (ke

bawah), suatu fungsi yang dapat dimanfaatkan setelah mata dituntun ke atas oleh

bentuk-bentuk yang meninggi. Tanaman dengan bentuk merunduk juga dapat

digunakan pada pinggir daerah perairan yang berkelok-kelok (curvilinier) untuk

mencerminkan bentuk berombak dan melambangkan kualitas kemudahan mengalir

dari air. Untuk mengekspresikan tanaman dengan bentuk merunduk kadang-kadang

untuk menempatkannya pada tepi bak tanaman atau titik-titik tanah yang ditinggikan

agar tanaman dapat menjuntai pada tepinya.

7. Bentuk Yang Menarik (Picturesque) Tanaman dengan bentuk yang menarik atau eksotis merupakan bentuk

scullptural yang unik. Bentuknya mungkin dapat tak beraturan, meliuk-liuk, atau

berbagai bentuk yang luar biasa. Tanaman dengan bentuk seperti ini biasanya

merupakan tanaman dewasa yang telah menyesuaikan diri (beradaptasi) dalam

jangka waktu lama terhadap kondisi lingkungan tertentu. Kecuali tanaman bonsai

yang sengaja dibentuk, semua tanaman picturesque adalah hasil/akibat kekuatan

alam yang unik. Sesuai dengan penampakannya yang luar biasa, tanaman dengan

bentuk yang menarik ini amat baik digunakan sebagai "specimen" yang diletakkan

pada titik tertentu dalam perancangan. Biasanya tidak lebih dari satu tanaman

ditempatkan pada suatu daerah/area untuk menghindarkan kesan kacau atau ruwet.

C. Warna Tanaman Warna tanaman dapat dianggap sebagai karakteristik emosional karena

mempengaruhi secara langsung kesan dan suasana ruang-ruang luar. Warna-warna

Page 54: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

48

terang menimbulkan suasana cerah dan menyenangkan, sedangkan warna-warna

gelap mengesankan suram. Warna tanaman juga penting karena mudah dilihat.

Variasi warna tanaman kadang-kadang dapat dilihat pada jarak relatif jauh dalam

lanskap. Warna dari suatu tanaman dapat menimbulkan efek visual juga tergantung

dari refleksi cahaya yang jatuh pada tanaman tersebut (Hakim, 2006).

Warna yang terdapat pada unsur-unsur tanaman dari berbagai bagian

tanaman mencakup daun, bunga, buah, tunas, dan cabang, serta kulit batang pohon.

Warna utama daun adalah warna hijau, dengan berbagai variasi mulai dari hijau

muda sampai dengan hijau tua mencakup warna-warna shades kuning, biru, dan

perak. Disamping itu, berbagai rangkaian warna dengan potensi hue terdapat pada

daun, bunga, tunas, dan cabang/batang pohon pada musim semi dan musim gugur.

Organisasi warna suatu komposisi tanaman harus dikoordinasikan dengan

karakteristik visual yang lain. Warna tanaman harus digunakan untuk memperkuat

fungsi ukuran dan bentuk tanaman dalam perancangan lanskap. Sebagai contoh,

tanaman yang ditempatkan sebagai titik perhatian dalam perancangan karena ukuran

atau bentuk seharusnya juga memiliki warna yang menarik perhatian. Dengan

pendekatan ini, daun pada musim panas beserta ranting di musim dingin dan warna-

warna batang, umumnya penting untuk dipertimbangkan, karena memiliki mayoritas

waktu. Warna bunga dan warna musim semi, sering tampak dramatis dan

mengesankan, umumnya hanya dalam waktu singkat, kurang lebih beberapa minggu.

Memilih tanaman hanya berdasarkan pada bunga atau warna musim semi adalah

keliru mengingat waktu yang singkat.

Dalam mengomposisikan warna dalam suatu perancangan, nada warna hijau

yang netral sebaiknya lebih menonjol dari warna-warna lain. Warna netral dapat

digunakan sebagai unsur pemersatu, dimana secara visual mengikat semua warna.

Warna hijau yang kontras harus terdapat dalam massa-massa daun dan akan

tampak jelas antara satu dengan yang lain. Berbagai warna hijau seharusnya tidak

membentuk telalu banyak titik-titik individu yang sebanding dengan skala keseluruhan

dari komposisi atau menimbulkan penampakan yang tidak teratur. Diperlukan

kecermatan di dalam menempatkan warna daun yang luar biasa seperti warna perak,

ungu atau warna yang beraneka, karena warna-warna tersebut cenderung mudah

Page 55: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

49

dilihat karena keunikannya. Daun dengan warna hijau luar biasa harus disimpan

sebagai cadangan untuk beberapa lokasi khusus di dalam perancangan.

Demikian juga bunga berwarna terang harus dikelompokkan dan ditempatkan

hanya pada tempat-tempat tertentu. Jika warna terang banyak ditempatkan di

berbagai titik (spot) dalam perancangan, akan menimbulkan kesan kacau dan

berkesan tidak ada hubungan. Warna bunga yang ditempatkan secara sensitif harus

ditempatkan sebagai selingan atau variasi tanpa mengganggu kesatuan secara

keseluruhan.

D. Tekstur Tanaman Tekstur tanaman adalah kesan kasar atau halusnya keseluruhan tanaman

(secara visual) pada tanaman individual atau sekelompok tanaman. Tekstur tanaman

dipengaruhi oleh ukuran daun, ukuran ranting dan cabang, konfigurasi kulit tanaman,

habitat pertumbuhan secara keseluruhan, dan jarak dimana tanaman tersebut dilihat.

Pada jarak dekat, ukuran daun tanaman individual, bentuk permukaan, dan susunan

ranting merupakan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi tekstur secara visual,

sedangkan kepadatan cabang dan habit pertumbuhan merupakan variabel-variabel

utama yang mempengaruhi tekstur apabila tanaman dilihat secara keseluruhan pada

jarak tertentu. Selain jarak yang bervariasi, tekstur juga mudah berubah sesuai

musim terutama pada tanaman berdaun gugur.

Tekstur mempengaruhi berbagai faktor dalam komposisi tanaman, meliputi

kesatuan komposisi dan keanekaragaman, persepsi terhadap jarak, nada warna,

daya tarik visual, dan suasana perancangan. Tekstur tanaman biasanya

diklasifikasikan sebagai kasar, sedang, dan halus (Gambar 11) dengan sifat dan

kegunaan potensial dalam lanskap sebagai berikut.

1. Tekstur Kasar Tekstur kasar biasanya terbentuk oleh daun-daun yang besar, cabang-cabang

yang besar dan masif (tidak memunyai ranting halus dan kecil) dan/atau habit

pertumbuhan yang menyebar bebas. Contoh tanaman yang bertekstur kasar adalah

kembang dedes (Saraca palembanica), agave (Agave americana), dan rumput

gajah/paitan (Axonopus compressus).

Page 56: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

50

Gambar 11. Tekstur tanaman (Sumber: Booth, 1983)

Karakteristik tanaman yang bertekstur kasar adalah mudah dilihat, jelas/tegas,

dan agresif. Jika diletakkan di antara tekstur sedang dan halus, tekstur kasar tampak

"bergerak keluar" ke arah pengamat dan merupakan tekstur yang pertama terlihat.

Oleh karena itu, tekstur kasar dapat digunakan sebagai titik perhatian untuk menarik

perhatian atau untuk memperkuat kesan. Seperti halnya dengan aksen-aksen lain,

tanaman bertekstur kasar harus ditempatkan secara seksama dan digunakan tidak

berlebihan agar tidak "mengalahkan" komposisi atau menarik perhatian pada banyak

tempat dalam suatu perancangan.

Karena kekuatan ini tekstur kasar menimbulkan kesan "bergerak ke depan" ke

arah pengamat, menyebabkan jarak antara pengamat dan unsur tanaman tampak

lebih dekat dari yang sebenarnya. Dengan demikian tanaman bertekstur kasar dalam

kuantitas yang banyak dapat memberi kesan menyempitkan ruang luar, yaitu dengan

cara bergerak ke dalam ruang tersebut. Hal ini mungkin diperlukan apabila ukuran

Page 57: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

51

fisik ruang terlalu luas bagi kenyamanan manusia secara normal, tetapi tidak

diperlukan jika ruangnya sempit dan terbatas walau tanpa tanaman sekalipun.

Tanaman bertekstur kasar dalam beberapa hal tampak lebih terbuka, longgar,

dan kurang jelas bentuk globalnya dibandingkan tanaman-tanaman bertekstur halus.

Tanaman bertekstur kasar biasanya lebih banyak variasi gelap dan terang. Oleh

karena kualitas ini, tanaman bertekstur kasar umumnya lebih mudah dipakai pada

penataan secara informal. Tanaman ini sukar digunakan pada situasi formal yang

memerlukan bentuk-bentuk sempurna dan bentuk global yang jelas/tegas.

2. Tekstur Sedang Tekstur sedang adalah hasil dari daun dan cabang berukuran sedang dan/atau

habit pertumbuhan yang sedang. Dibanding dengan tekstur kasar, tanaman

bertekstur sedang kurang transparan dan kurang tegas silhouettenya. Karena

mayoritas tanaman bertekstur sedang, maka umumnya merupakan bagian tekstur

terbanyak dipakai dalam komposisi tanaman. Seperti warna hijau dengan nada

sedang (medium tone greens) tekstur sedang harus merupakan tekstur dasar dalam

perancangan, berperan sebagai unsur peralihan antara tekstur kasar dan halus.

Tekstur sedang dapat menghubungkan/mengikat komposisi dalam suatu kesatuan

yang menyeluruh. Contoh tanaman bertekstur sedang, antara lain, daun kupu-kupu

(Bauhinia purpurea), trengguli (Cassia fistula), sapu tangan (Maniltoa grandiflora),

angsana (Pterocarpus indicus), dan rumput embun (Polytrias amaura).

3. Tekstur Halus Tekstur halus dihasilkan oleh banyaknya daun-daun kecil, cabang-cabang dan

ranting kecil, dan/atau habit pertumbuhan yang padat. Kembang merah (Caesalpinia

pulcherima), flamboyan (Delonix regia), trembesi (Samanea saman), suplir (Adiantum

cuneatum), rumput manila (Zoysia matrella), dan rumput peking (Agrostis stolonifera)

adalah contoh-contoh unsur tanaman bertekstur halus.

Tanaman bertekstur halus memiliki karakteristik dan kemampuan perancangan

yang berlawanan dengan tanaman bertekstur kasar. Tanaman bertekstur halus

memiliki penampakan halus dan lembut sehingga kurang nyata/jelas dalam lanskap.

Tanaman ini biasanya tanaman terakhir dilihat dalam komposisi (berdasarkan

teksturnya) dan yang pertama kabur dari pandangan dalam perancangan, apabila

Page 58: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

52

jarak antara pengamat dan komposisi tanaman semakin jauh. Tanaman bertekstur

halus dapat dimasukkan dengan tepat ke dalam komposisi berperan sebagai latar

belakang yang netral terhadap tekstur yang lebih agresif. Hal ini untuk memberikan

karakter permukaan yang lebih halus dan lunak, atau menambah keanekaragaman

visual apabila dilengkapi dengan tekstur kasar dan sedang.

Karena tanaman bertekstur halus kurang begitu jelas dalam suatu komposisi,

tanaman ini cenderung "tertarik ke belakang" dari pengamat. Oleh karena itu, jika

digunakan dalam jumlah banyak dalam ruang luar, tanaman bertekstur halus dapat

memberikan gambaran (ilusi) lebih luas dari sebenarnya. Kualitas ini sangat

bermanfaat jika diterapkan pada ruang yang kecil dan sempit dimana tepi-tepi ruang

akan tampak meluas dan bukan menyempit.

Tanaman bertekstur halus sering mempunyai silhouette yang jelas dan

permukaan secara keseluruhan halus, tetapi padat (solid) karena kuantitas daun-

daun kecil dan/atau kepadatan percabangannya. Beberapa tanaman bertekstur halus

tampak seperti dipangkas rapi walaupun dalam keadaan alami. Oleh karena itu,

tanaman bertekstur halus lebih tepat digunakan pada setting yang memberikan

karakter formal dan rapi.

Sebagai panduan, lebih baik apabila mendapatkan keanekaragaman yang

seimbang dari ketiga tipe dasar dalam perancangan agar memberi pandangan yang

menarik. Variasi tekstur yang sedikit akan tampak monoton, tetapi jika terlalu

berlebihan akan tampak kacau. Keseimbangan yang diinginkan ini akan lebih penting

pada ruang-ruang berukuran kecil dan akan semakin kurang penting pada ruang

yang luas atau taman jauh dari pengamat. Satu lagi saran penyusunan berbagai tipe

tekstur dalam area yang luas, agar proporsional dalam menggunakan tanaman

bertekstur sedang sebagai peralihan antara tekstur kasar dan halus. Jika terlalu

banyak digunakan tekstur yang berbeda-beda dalam area kecil, atau perubahan yang

mendadak dari tekstur kasar ke tekstur halus cenderung membuat komposisi terasa

kacau dan tidak menyatu. Pemilihan dan kegunaan tekstur dalam komposisi tanaman

perlu diselaraskan dengan semua karakteristik visual tanaman, ukuran, bentuk, dan

warna tanaman agar memperkuat kualitas-kualitas ini.

Page 59: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

53

E. Rangkuman Karakteristik visual tanaman dari ukuran, bentuk, warna, dan tekstur

merupakan "palette" variabel-variabel bagi perancang dalam merancang dengan

menggunakan unsur tanaman. Karakteristik visual tanaman mempunyai pengaruh

langsung terhadap keteraturan dan kesatuan perancangan, keanekaragaman visual,

kesenangan, dan suasana atau kesan ruang luar. Hal-hal ini perlu dikaji lebih

mendalam dalam menciptakan perancangan dan diselaraskan dengan seluruh tujuan

perancangan.

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang seleksi tanaman berdasarkan aspek

visual, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas di bawah ini dan mendiskusikannya

dengan kawan-kawan Anda!

1. Jelaskan karakteristik visual tanaman yang mencakup ukuran, bentuk, warna, dan

tekstur tanaman.

2. Sebutkan contoh-contoh tanaman berdasarkan karakteristik tersebut.

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut

dengan kawan-kawan Anda.

2. Renungkan tentang seleksi tanaman berdasarkan aspek visual.

B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

1. Karakteristik visual yang harus dikaji terlebih dahulu dalam pemilihan tanaman

untuk perancangan adalah.............

(a) Ukuran tanaman

(b) Bentuk tanaman

(c) Warna tanaman

(d) Tekstur tanaman

Page 60: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

54

2. Contoh pohon besar adalah.............

(a) Bauhinia purpurea

(b) Cinnamommum burmanii

(c) Samanea saman

(d) Manilkara kauki

3. Ruang yang direncanakan terbuka pada sisi-sisinya, pada bidang vertikalnya

dapat dibatasi dengan tanaman.............

(a) Perdu

(b) Semak tinggi

(c) Semak sedang

(d) Semak rendah

4. Bentuk tanaman yang tinggi ramping dan meruncing di bagian atas

disebut.............

(a) Fastigiate

(b) Columnar

(c) Pyramidal

(d) Weeping

5. Contoh tanaman yang berbentuk pyramidal adalah.............

(a) Filicium decipiens

(b) Pinus merkusii

(c) Cananga odorata

(d) Brownea capitella

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 4.

Rumus:

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 61: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

55

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 4. Anda dapat meneruskan pada Bab 5. Akan tetapi, apabila tingkat

penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 4, terutama

bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Booth NK. 1983. Basic Elements of Landscape Architectural Design. Illinois:

Waveland Pr. Inc.

2. Dahl B, DJ. Molnar. 2003. Anatomy of a Park. Ed ke-3. Illinois: Waveland Pr.

Inc.

3. Hakim R. 2006. Rancangan Visual Lanskap Jalan. Jakarta: Bumi Aksara.

D. Kunci Jawaban 1. a

2. c

3. d

4. a

5. b

Page 62: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

56

BAB 5 SELEKSI TANAMAN BERDASARKAN EKOLOGI

PENDAHULUAN Tanaman dapat dibedakan berdasarkan ekologi dan lingkungannya. Secara

ekologi, tanaman dapat dibedakan berdasarkan hubungannya dengan jenis tanah,

air, cuaca, kelembaban, cahaya matahari, angin, dan sebagainya sehingga timbul

istilah tanaman teduh/panas, tanaman basah/kering dan sebagainya. Secara

fitogeografi, pembagian tanaman berdasarkan daerah asalnya seperti laut/pantai,

payau/rawa-rawa, gurun, bukit karang, daerah rendah/tinggi, dan sebagainya. Oleh

karena itu, dalam pembahasan ini, tanaman untuk penataan lanskap/taman

digolongkan menjadi: tanaman pantai, tanaman pegunungan, tanaman air, tanaman

batu karang, tanaman teduh, tanaman setengah teduh, dan tanaman panas.

A. Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi

tanaman berdasarkan kondisi ekologi melalui makalah hasil diskusi collaborative

learning secara berkelompok dan praktikum.

B. Strategi Pembelajaran 1. Collaborative learning

2. Praktikum

C. Kegiatan Belajar Langkah-langkah kegiatan belajar yang harus dilakukan:

1. Mahasiswa melakukan penelusuran literatur mengenai seleksi tanaman

berdasarkan kondisi ekologi melalui sumber bacaan dan internet.

2. Mahasiswa aktif melakukan kegiatan diskusi di kelas dan praktikum

3. Mahasiswa membuat makalah sesuai format yang diberikan.

Page 63: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

57

4. Mahasiswa menyelesaikan tes formatif/evaluasi kegiatan pembelajaran

D. Indikator Pencapaian

1. Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai seleksi tanaman

berdasarkan kondisi ekologi.

2. Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan.

3. Kemampuan melakukan praktikum identifikasi tanaman berdasarkan kondisi

ekologi.

4. Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Umumnya tanaman tidak dapat tumbuh secara baik apabila faktor

lingkungannya atau tempat hidupnya tidak sesuai. Misalnya, kuping gajah lebih

senang ditempatkan di dalam ruang (tempat teduh) daripada di luar ruangan yang

terbuka, sedangkan tanaman mawar lebih menginginkan di tempat-tempat terang

yang penuh dengan cahaya matahari. Akan tetapi, terkadang ada juga tanaman yang

tumbuh di luar ruangan, dapat tumbuh dan menyesuaikan diri di dalam ruangan

tertutup seperti beringin (Ficus elastica).

Setiap jenis tanaman lanskap menghendaki iklim yang sesuai untuk

pertumbuhannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh tanaman lanskap yang tumbuh

normal, subur, dan menghasilkan bunga yang baik, haruslah ditanam pada iklim yang

sesuai baginya. Apabila tanaman ditanam pada tempat yang tidak sesuai iklimnya,

akan tumbuh tidak normal atau pada mulanya tumbuh baik, tetapi lama-kelamaan

pertumbuhannya menurun, lambat laun tanaman akan mati. Untuk menghindari hal

tersebut, perlu adanya penyesuaian tahap demi tahap yang berarti tidak secara

drastis.

Dalam lanskap, tanaman dapat tumbuh baik apabila faktor lingkungan

hidupnya seperti tanah, air, cahaya, dan suhu udara diperhatikan. Penempatan suatu

tanaman pada tempat tertentu harus disesuaikan dengan lingkungannya. Misalnya,

pemilihan jenis tanaman pada tanah yang berkapur atau berpasir akan berbeda

dengan daerah yang tanahnya banyak mengandung tanah liat atau humus. Selain itu,

Page 64: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

58

suhu dan cahaya setempat juga mempengaruhi pemilihan jenis tanaman karena

tanaman sendiri ada yang tahan akan panas dan ada pula yang harus tumbuh di

tempat sejuk.

Berdasarkan hal tersebut, tanaman untuk penataan lanskap/taman dapat

digolongkan menjadi: 1) tanaman pantai, 2) tanaman pegunungan, 3) tanaman air, 4)

tanaman batu karang, dan 5) tanaman teduh, setengah teduh, dan panas.

A. Tanaman Pantai Tanaman pantai adalah semua jenis tanaman yang dapat tumbuh secara

normal di pinggir pantai. Dalam hal ini lingkungan seperti tanah, air, angin, suhu serta

faktor tumbuh lainnya sesuai. Penanaman tanaman di tepi pantai harus

memperhatikan faktor angin dan keadaan tanah. Seperti diketahui, tiupan angin di

daerah pantai selalu ada. Oleh karena itu, sebaiknya dipilih tanaman dimana

daunnya tidak mudah rontok dan tanamannya tidak mudah rebah. Selain itu, faktor

tanah tidak boleh diabaikan karena menanam tanaman yang tidak sesuai dengan

kondisi tanah tidak akan memberikan hasil yang memuaskan.

Pantai di Indonesia dikelompokkan menjadi pantai berpasir, pantai berlumpur,

pantai berawa, dan pantai berbatu (Sugiarto dan Ekariyono, 1996).

1. Pantai Berpasir Pantai berpasir merupakan pantai yang didominasi oleh hamparan atau

dataran pasir, baik yang berupa pasir hitam, abu-abu, atau putih. Selain itu, terdapat

lembah-lembah di antara beting pasir. Pantai berpasir banyak terdapat di pesisir

Sumatera dan Kalimantan. Tumbuh-tumbuhan yang dominan di hutan pantai berpasir

adalah kelapa (Cocos nucifera), cemara laut (Casuarina equisetifolia), waru laut

(Hibiscus tiliaceus), dan ketapang (Terminalia catappa).

Pantai berpasir biasanya dijadikan kawasan pariwisata pantai karena

keindahan alamnya. Kawasan pantai berpasir yang sudah berkembang, misalnya

kawasan pantai Sanur dan Kuta (Bali), pantai Pangandaran, Carita, dan Pelabuhan

Ratu (Jawa Barat), Parang Tritis (Yogyakarta), pantai Kepulauan Seribu (Jakarta),

dan pantai Pasir Putih (Jawa Timur dan Lampung).

Page 65: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

59

2. Pantai Berlumpur Pantai berlumpur merupakan hamparan lumpur sepanjang pantai yang

dihasilkan dari proses sedimentasi atau pengendapan, biasanya terletak di dekat

muara sungai. Lumpur tersebut terdiri atas partikel-partikel halus yang mengandung

humus atau gambut. Tanah pantai ini mempunyai kandungan oksigen yang rendah

dan hanya terdapat pada lapisan permukaan, sedangkan kandungan asam

sulfidanya cukup tinggi sehingga dapat mereduksi senyawa besi (ferri) di dalam tanah

menjadi senyawa ferro sulfida (FeS2) atau pirit. Penampakan fisik tanah pantai ini

adalah hitam dengan nilai pH (derajat keasaman) antara 3 – 5.

Tanah pantai ini berasal dari endapan lumpur yang dibawa oleh aliran sungai.

Lumpur yang berasal dari laut mengandung cangkang-cangkang foraminifera,

fragmen-fragmen karang, cangkang moluska, dan bahan lain yang menjadi sumber

kapur yang penting bagi pantai berlumpur. Kualitas tanah pantai berlumpur

tergantung pada sumber endapan aluviumnya. Sungai yang mengalir melalui daerah

bertanah vulkanik akan membawa endapan aluvium yang berkualitas tinggi,

sedangkan sungai yang melalui daerah berkapur dan berbatu (kuartz dan granit)

akan membawa endapan aluvium yang berkualitas rendah.

Struktur dan komposisi tumbuhan di kawasan pantai berlumpur Indonesia

merupakan formasi hutan mangrove. Mangrove adalah sekumpulan pohon dan

semak-semak yang tumbuh di daerah pasang surut. Tumbuhan mangrove memiliki

fungsi yang istimewa karena dapat beradaptasi pada lingkungan yang mengandung

garam dengan bentuk lahan berupa pantai dan kondisi tanah yang hampa udara

(berlumpur). Hutan mangrove didominasi oleh bakau hitam (Rhizophora mucronata),

bakau putih (Rhizophora apiculata), api-api (Avicennia sp), tanjang (Bruguiera

gymnorrhiza), pedada (Sonneratia alba), buta-buta (Exoecaria sp), dan nibung

(Oncosperma tigillaria).

Selain menghasilkan kayu, hutan mangrove juga menghasilkan bahan

penyamak atau bahan pewarna. Tunas-tunas baru selalu tumbuh dalam hutan

mangrove sehingga kawasan hutan menjadi luas. Akibatnya, lambat laun daratan pun

makin meluas ke arah laut. Hutan mangrove memberikan perlindungan terhadap

daratan dari ancaman erosi. Hutan mangrove juga berfungsi sebagai tempat

Page 66: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

60

pelestarian populasi ikan, udang, kepiting, dan kerang-kerangan. Di dalam perairan

hutan mangrove banyak terdapat jenis alga dan plankton yang menjadi sumber

makanan bagi biota-biota tadi. Daun, dahan, dan pohon-pohon mangrove yang telah

tua akan tumbang dan didekomposisi oleh fungi dan bakteri menjadi bahan organik.

Selanjutnya bahan organik ini akan menjadi penyubur tanah dan menjadi bahan

makanan bagi biota lainnya.

3. Pantai Berawa Pantai berawa merupakan daerah yang tergenang air, baik secara permanen

ataupun temporer. Tanah dan air pantai ini memiliki tingkat keasaman yang tinggi.

Hutan pantai berawa umumnya ditumbuhi oleh jenis tumbuhan seperti nipah (Nypa

fructicans), kelapa (Cocos nucifera), sagu (Metrorylon sago), dan nibung

(Oncosperma tigillaria).

4. Pantai Berbatu Pantai berbatu umumnya terdiri dari bongkahan-bongkahan batuan granit.

Pantai seperti ini terdapat di Kepulauan Anambas, Natuna, Pulau Buton, dan pantai

selatan Jawa (Pelabuhan Ratu dan Ujung Kulon). Hutan pada pantai ini umumnya

tergolong formasi butun (Baringtonnia). Pantai ini langsung ke laut dan tidak berpasir.

Di sela-sela bebatuan kadang ditumbuhi kelapa (Cocos nucifera), pandan (Polalthis

glanen), ketapang (Terminalia cattapa), dan waru laut (Hibiscus tiliaceus).

B. Tanaman Pegunungan Tanaman pegunungan adalah tanaman-tanaman yang dapat tumbuh normal di

pegunungan, baik yang berbentuk pohon maupun semak. Pada umumnya tanaman

pegunungan berbentuk pohon dan mempunyai sistem perakaran yang kuat yang

berfungsi untuk menahan terkikisnya lapisan tanah bagian atas (erosi). Contoh

tanaman pegunungan (Gambar 12), antara lain, pinus (Pinus mercusii), damar

(Agathis alba), bunga sikat botol (Callistemon citrinus), kayu manis merah

(Cinnamomum burmanii), kayu putih (Eucalyptus alba), kecrutan (Spathodea

campanulata), dan bungur (Lagerstroemia loudonii).

Page 67: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

61

Gambar 12. Tanaman pegunungan: (a) damar (Agathis dammara), (b) kayu manis (Cinnamomum burmanni), dan (3) bunga sikat botol (Callistemon citrinus)

C. Tanaman Air Begitu banyak ragam tanaman air yang dapat dijadikan pilihan untuk

memperindah kolam atau taman. Namun, sebelum memutuskan untuk memilihnya,

harus diketahui terlebih dahulu tipe dan karakter tanaman-tanaman air tersebut. Tipe

dan karakter setiap tanaman air otomatis berpengaruh terhadap tujuan dan

pemanfaatannya. Dengan kata lain, mengetahui tipe dan karakter berbagai tanaman

air akan lebih memudahkan perencanaan aspek praktis tanaman air tersebut.

(a) (b)

(c) Foto

: Nur

faid

a (2

007)

Page 68: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

62

Ada empat tipe tanaman air yang dikenal, yaitu tanaman air oksigen, tanaman

air lumpur, tanaman air pinggir, dan tanaman air mengapung (Marianto, 2001).

1. Tanaman Air Oksigen (Oxygenerator) Tanaman ini disebut sebagai tanaman air oksigen karena mampu

membersihkan udara sekaligus menyerap kandungan garam yang berlebihan di

dalam air. Fungsi lainnya adalah sebagai tempat berlindung dan menyimpan telur

ikan. Seluruh bagian tanaman ini tenggelam dalam air. Lazimnya digunakan sebagai

tanaman penghias akuarium. Contoh tanaman air oksigen, antara lain, spatterdock

(Nuphar japonicum), varen (Synnema triflorum), dan red talenthera (Talenthera

lilaciana)

2. Tanaman Air Lumpur (Bog Plant) Sesuai dengan namanya, tanaman jenis ini habitat aslinya daerah berlumpur

dan sedikit digenangi air. Termasuk tanaman air lumpur, antara lain, typha (Typha

angustifolia), anggrek air/iris, pisang air (Typhonodorum lindleyanum), dan papyrus

(Cyperus papyrus).

Apabila digunakan sebagai penghias kolam yang terbuat dari tanah, bog plant

dapat langsung ditancapkan. Dapat juga ditanam dahulu di dalam pot. Tanaman ini

sering digunakan untuk menciptakan kesan alami pada kolam. Ada yang

menganggap bog plant sama dengan marginal plant dengan pertimbangan tempat

hidupnya sama-sama di pinggiran kolam. Ada juga yang membedakan tidak hanya

dari tempat tumbuhnya, tetapi juga dari jenis media tanamnya.

3. Tanaman Air Pinggir (Marginal Plant) Tanaman jenis inilah yang paling banyak dijumpai. Tanaman air pinggir

memiliki akar dan batang yang terendam di dalam air. Namun, sebagian besar

batangnya justru menyembul ke permukaan air. Selain batang, bagian daun dan

bunganya juga berada di atas permukaan air. Media tanamnya berupa tanah yang

terendam di dalam air. Karena sosoknya yang tumbuh meninggi, biasanya ditanam di

bagian pinggir kolam sebagai latar belakang (background) kolam. Contoh tanaman

air pinggir adalah rumput payung (Cyperus alternifolius), apu-apu (Pastia stratiotes),

dan ekor kucing (Typha angustijolia).

Page 69: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

63

4. Tanaman Air Mengapung (Floating Plant) Tidak seperti umumnya tanaman air, akar tanaman ini tidak tertanam dalam

tanah, melainkan mengapung di permukaan air. Karena itulah ia dinamakan floating

plant. Tanaman ini tidak memerlukan tanah sebagai media tanamnya sehingga cara

menanamnya lebih gampang, yakni tinggal meletakkannya di atas permukaan air.

Tanaman ini hidup dari menyerap udara dan unsur hara yang terkandung di dalam

air. Contoh tanaman ini eceng gondok (Eichornia crassipes) dan azolla (Azolla

pinnata).

Tanaman ini memiliki keunggulan dalam kegiatan fotosintesis, penyediaan

oksigen, dan penyerapan sinar matahari. Bagian dinding permukaan akar, batang,

dan daunnya memiliki lapisan yang sangat peka sehingga pada kedalaman yang

ekstrem sampai 8 meter di bawah permukaan air masih mampu menyerap sinar

matahari serta zat-zat yang larut di bawah permukaan air. Akar, batang, dan daunnya

juga memiliki kantung-kantung udara sehingga mampu mengapung di air. Hal yang

perlu diperhatikan bila memilih tanaman mengapung sebagai salah satu komponen

taman air atau kolam adalah kepadatan populasinya. Jangan sampai keberadaannya

menutupi atau memenuhi seluruh permukaan kolam.

D. Tanaman Batu Karang Tanaman batu karang tumbuh di tempat yang berbatu-batu. Tanaman ini

kurang memerlukan air untuk pertumbuhannya dan biasanya tahan terhadap

kekeringan. Umumnya batangnya banyak mengandung air dan tidak berkayu.

Contohnya tanaman batu karang, antara lain, yucca (Yucca gloriosa), sansiviera

(Sanseviera ehrenbergii), dan agave (Agave americana) (Gambar 13).

Gambar 13. Tanaman batu karang: (a) yucca (Yucca gloriosa), (b) sansiviera (Sanseviera ehrenbergii), dan (c) agave (Agave americana)

(a) (b) (c)

Foto

: Nur

faid

a (2

007)

Page 70: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

64

E. Tanaman Teduh, Setengah Teduh, dan Panas Tanaman teduh adalah tanaman yang hanya dapat tumbuh baik di tempat

yang teduh atau tanaman yang tumbuh di tempat yang tidak langsung disinari

matahari. Kalau ditanam di tempat terbuka, pertumbuhannya akan terhambat, bahkan

dapat mengalami kematian. Contoh tanaman teduh adalah kuping gajah (Anthurium

crystallinum). Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah atau di pegunungan,

membutuhkan cahaya, suhu, dan air yang sedang. Contoh lain, antara lain, aglonema

(Aglaonema sp), paku sarang burung (Asplenidum nidus), mosaik (Fittonia sp), dan

pilodendron (Philodendron sp).

Tanaman setengah teduh terletak antara tanaman teduh dan tanaman panas.

Tanaman ini dapat tumbuh secara normal di tempat yang agak teduh, tetapi tidak

terlalu panas. Contohnya, antara lain, drasena (Dracaena fragrans), maranta

(Marantha sp), dan sansiviera (Sansiviera sp).

Tanaman panas adalah semua jenis tanaman yang dapat tumbuh normal

apabila ditanam di tempat panas atau tempat yang langsung disinari matahari.

Contoh bogenvil (Bougainvillea spectabilis), untuk mendapatkan pertumbuhan yang

baik sebaiknya ditanam di tempat yang mendapat sinar matahari penuh sehingga

warna bunga akan lebih terang.

F. Rangkuman Tanaman dapat tumbuh baik apabila faktor lingkungan hidupnya seperti tanah,

air, cahaya, dan suhu udara diperhatikan. Penempatan suatu tanaman pada tempat

tertentu harus disesuaikan dengan lingkungannya. Oleh karena itu, untuk penataan

lanskap/taman tanaman digolongkan menjadi 1) tanaman pantai, 2) tanaman

pegunungan, 3) tanaman air, 4) tanaman batu karang, dan 5) tanaman teduh,

setengah teduh, dan panas.

Page 71: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

65

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang seleksi tanaman berdasarkan

kondisi ekologi, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas di bawah ini dan

mendiskusikannya dengan kawan-kawan Anda!

1. Jelaskan penggolongan tanaman berdasarkan ekologi.

2. Jelaskan apa yang dimaksud tanaman pantai, tanaman pegunungan, tanaman air,

tanaman batu karang, dan tanaman teduh, setengah teduh, dan panas.

3. Sebutkan contoh-contoh tanaman berdasarkan penggolongan tersebut.

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

kawan-kawan Anda.

2. Renungkan tentang seleksi tanaman berdasarkan kondisi ekologi.

B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

1. Contoh tanaman pegunungan adalah.............

(a) Tanjang

(b) Pedada

(c) Ketapang

(d) Kecrutan

2. Azolla merupakan contoh tanaman air .............

(a) Oksigen

(b) Lumpur

(c) Pinggir

(d) Mengapung

3. Hal yang perlu diperhatikan bila memilih tanaman mengapun sebagai

komponen taman adalah.............

(a) Kepadatan populasi

(b) Panjang akar

Page 72: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

66

(c) Ketinggian tanaman

(d) Ukuran daun

4. Karakteristik dari tanaman batu karang adalah.............

(a) Berkayu

(b) Batang banyak mengandung air

(c) Kemampuan menyerap sinar matahari

(d) Sosoknya yang tumbuh meninggi

5. Bougenvil ditanam di tempat yang mendapat sinar matahari penuh

agar.............

(a) Jumlah daunnya lebih banyak

(b) Batangnya lebih tinggi

(c) Warna bunga lebih terang

(d) Warna daun lebih muda

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 5.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 5. Anda dapat meneruskan pada Bab 6. Akan tetapi, apabila tingkat

penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 5, terutama

bagian yang belum Anda kuasai.

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 73: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

67

C. Sumber/Referensi 1. Arifin HS. 2007. Tanaman Hias Tampil Prima. Jakarta: Penebar Swadaya.

2. Lestari G, IP. Kencana IP. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Jakarta:

Penebar Swadaya.

3. Marianto LA. 2001. Tanaman Air. Jakarta: Agromedia Pustaka.

4. Sugiarto, W. Ekariyono. 1996. Penghijauan Pantai. Jakarta: Penebar

Swadaya.

D. Kunci Jawaban

1. d

2. d

3. a

4. b

5. c

Page 74: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

68

BAB 6 SELEKSI TANAMAN BERDASARKAN HABITUS FUNGSIONAL

PENDAHULUAN Berdasarkan habitus fungsional, tanaman dapat digolongkan dengan “ciri

khas” (bunga, daun, buah atau tajuk), “watak dan kebiasaan” (ciri pertumbuhan,

cepat lambatnya), “kesukaan” dan kegunaan suatu tanaman. Muncullah istilah

tanaman berbunga indah, berdaun indah, tanaman peneduh, dan sebagainya.

Penggolongan tanaman berdasarkan habitus fungsional disebabkan oleh

banyak di antara tanaman lanskap kebiasaannya hanya dapat tumbuh secara normal

di tempat teduh dan adapula hanya dapat tumbuh baik di tempat terbuka (outdoor).

Selain itu, fungsi tanaman dalam lanskap harus pula diperhatikan. Peletakan setiap

jenis tanaman haruslah disesuaikan dengan apa maksud dan tujuan dari tanaman

tersebut. Apakah ditanam sebagai pelindung ataukah sebagai pagar dan lain

sebagainya.

Dalam pembangunan kota, adanya taman dan tanaman merupakan tuntutan

mutlak. Selain berfungsi sebagai paru-paru kota, tanaman juga berfungsi sebagai

penghias lingkungan. Dalam hal pembersihan udara, banyak macam pepohonan

yang dapat menahan pengotoran udara, terutama di kota-kota besar. Daun-daun

menahan debu dan asap yang diterbangkan oleh angin sehingga dapat mengurangi

kotornya lingkungan. Juga dalam upacara adat, kepercayaan, dan agama,

penggunaan tanaman lanskap mempunyai fungsi yang tidak kurang pula.

E. Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi

tanaman berdasarkan habitus fungsional melalui makalah hasil diskusi collaborative

learning secara berkelompok dan praktikum.

Page 75: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

69

F. Strategi Pembelajaran 1. Collaborative learning

2. Praktikum

G. Kegiatan Belajar Langkah-langkah kegiatan belajar yang harus dilakukan:

1. Mahasiswa melakukan penelusuran literatur mengenai seleksi tanaman

berdasarkan habitus fungsional melalui sumber bacaan dan internet.

2. Mahasiswa aktif melakukan kegiatan diskusi di kelas dan praktikum.

3. Mahasiswa membuat makalah sesuai format yang diberikan.

4. Mahasiswa menyelesaikan tes formatif/evaluasi kegiatan pembelajaran.

H. Indikator Pencapaian

1. Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai seleksi tanaman

berdasarkan habitus fungsional.

2. Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan.

3. Kemampuan melakukan praktikum identifikasi tanaman berdasarkan habitus

fungsional.

4. Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

Berdasarkan habitus fungsional, tanaman lanskap dapat digolongkan sebagai

berikut.

A. Tanaman Indoor dan Outdoor Tanaman indoor adalah semua jenis tanaman lanskap yang dapat ditanam

dalam rumah atau dengan kata lain tanaman yang dapat tumbuh secara normal di

tempat teduh (tertutup) atau setengah teduh. Faktor-faktor yang harus diperhatikan

dalam penggunaan tanaman indoor adalah warna daun, jumlah daun, tinggi tanaman,

warna bunga, waktu berbunga, dan kesanggupan tanaman untuk hidup di tempat

teduh. Selain itu, jika ingin menempatkan tanaman dalam ruang, harus menjamin

Page 76: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

70

kondisi iklim mikro di dalam ruangan yang berhubungan dengan kebutuhan masing-

masing tanaman (Nurhayati dan Arifin, 2000).

Warna daun dan bunga harus disesuaikan dengan warna ruangan sehingga

diperoleh kesan yang harmonis. Jumlah daun dan tinggi tanaman juga disesuaikan

dengan keadaan ruangan. Contoh tanaman indoor, antara lain, kuping gajah

(Anthurium chrystallium), kembang rejeki (Aglaonema sp), begonia (Begonia sp),

suplir (Adiantum raddianum), daun bahagia (Dieffenbachia picta), daun doa

(Asplenium nidus), dan monstera (Monstera deliciosa). Contoh penggunaan tanaman

indoor dalam desain taman dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Penggunaan tanaman indoor dalam desain taman

Tanaman outdoor adalah tanaman hias yang dapat tumbuh secara normal di

tempat terbuka (langsung terkena sinar matahari). Contoh tanaman outdoor, antara

lain, kembang kertas (Bougenvillia spectabilis), kembang sepatu (Hibiscus

rosasinensis), oleander (Nerium indicum), lantana (Lantana camara), soka (Ixora sp),

serta semua jenis pohon, perdu, dan semak.

B. Tanaman Peneduh/Parkir Pohon peneduh adalah pohon-pohon yang digunakan sebagai pelindung

karena daunnya rimbun, baik untuk menahan sinar matahari maupun tiupan angin

kencang. Hal yang perlu diperhatikan dalam menata lanskap yang berfungsi sebagai

peneduh adalah mahkota harus besar/lebar, daun-daun tumbuh rapat/rimbun, buah

Foto

: Nur

faid

a (2

009;

201

0)

Page 77: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

71

tidak terlalu besar yang dapat jatuh menimpa di bawahnya, dan tidak menggugurkan

daunnya sekaligus.

Contoh tanaman peneduh/parkir, antara lain, kirai payung (Filicium decipiens),

tanjung (Mimusops elengi), damar (Agathis alba), trengguli (Cassia fistula), daun

saputangan (Maniltoa grandiflora), dan mahoni (Swietania mahagoni).

C. Pohon Tepi Jalan Pohon tepi jalan adalah pohon-pohon yang ditanam di tepi jalan yang

berfungsi, antara lain, sebagai pelindung, penahan debu, dan pengarah jalan.

Persyaratan pohon tepi jalan adalah a) memiliki tajuk yang dapat memberi naungan,

tetapi tidak terlalu teduh, b) tidak menggugurkan daunnya secara sekaligus, c)

batangnya kuat dan lurus dengan percabangan yang tegak dan kompak, 4)

percabangannya lebih kurang 2 meter di atas permukaan tanah, 5) perakarannya

dalam hingga tidak merusak konstruksi jalan dan drainase, dan 6) tanaman berasal

dari perbanyakan secara generatif/biji. Contoh pohon tepi jalan, antara lain, tanjung

(Mimusops elengi), cempaka (Michelia champaca), kenari (Canarium commune),

asam (Tamarandus indica), dan mahoni (Swietania mahagoni).

D. Tanaman Median Jalan Tanaman median jalan adalah tanaman yang ditanam di median jalan.

Persyaratan tanaman median jalan adalah a) jenis perdu/semak berbunga, b)

bermassa dan padat, dan tinggi tanaman lebih kurang 1,5 meter. Contoh tanaman

median jalan, antara lain, kembang merak (Caesalpinia pulcherrima), oleander

(Nerium oleander), kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis), kaliandra (Calliandra

haemathocephala), dan kaca piring (Gardenia augusta).

E. Tanaman Pagar Tanaman pagar adalah suatu garis atau barisan permanen yang padat dari

tumbuh-tumbuhan yang hidup, biasanya diatur dalam bentuk yang hampir sama

dengan maksud untuk menggantikan pagar. Tanaman pagar terdiri atas tumbuhan

yang bertahan lama membentuk pertumbuhan yang rapat dan tak tembus pandang.

Page 78: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

72

Umumnya tanaman pagar berupa semak yang merupakan tanaman pinggiran yang

tumbuh rendah dan berfungsi sebagai garis sementara.

Dalam pembuatan pagar dari tanaman, hendaknya dipertimbangkan segi

keharmonisan dan keindahannya. Pemangkasan dan pemeliharaan yang teratur

diperlukan sehingga pagar tumbuh baik serta mengikuti bentuk yang dikehendaki.

Contoh tanaman pagar, antara lain, pangkas-pangkasan (Duranta repens), kemuning

(Murraya paniculata), bunga ungu (Bougenvillia glabra), bambu siam (Thyrsostachy

siamensis), dan akalipa (Acalypha wilkesiana).

F. Tanaman Border/Tepi Tanaman border atau tanaman batas adalah suatu penanaman yang terbatas

sepanjang suatu garis batas atau pemisah. Biasanya luas border (lebar) kira-kira 1

meter sehingga border tersebut dapat dirawat dari satu sisi dan bahkan lebih baik lagi

apabila dapat dirawat dari kedua sisi. Jadi border merupakan suatu garis batas dari

suatu lanskap yang dapat membatasi pekarangan, taman atau daerah yang lain.

Pada umumnya tanaman border terdiri atas tanaman perdu/semak dan

tanaman semusim yang tumbuhnya agak rendah. Sebagai tanaman border,

pemeliharaan terutaman pemangkasan sangat diperlukan agar tumbuhnya tidak

terlalu tinggi. Contoh tanaman border, antara lain, Codiaeum variegatum,

Althernanthera ficoidea, Chlorophytum sp, Dracaena sanderium, dan Iresine

herbetsii.

G. Tanaman Penutup Tanah Tanaman penutup tanah (groundcover) merupakan tanaman rendah non

rumput setinggi 10 – 40 cm. Kelompok penutup tanah ini banyak sekali macamnya,

ada yang menarik karena bunganya, tekstur daunnya, dan kepadatan/kekompakan

tumbuhnya. Tanaman penutup tanah berfungsi untuk mencegah tanah menjadi becek

pada musim hujan dan mengurangi pengikisan tanah oleh air. Keindahannya

menutupi tanah-tanah yang terbuka (tanpa tanaman) sehingga memberikan kesan

yang menyenangkan. Contoh tanaman penutup tanah, antara lain, kriminil

(Althernanthera ficoidea), bayam-bayaman (Amaranthus sp), sambang darah

Page 79: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

73

(Hemigrafis odorata), sutera bombay (Portulaca grandiflora), plumbago (Plumbago

capensis), pedang-pedangan (Sanseviera sp), dan verbena (Verbena laciniata).

Tanaman bawah pohon (undercover) adalah tanaman penutup tanah yang

ditanam di bawah pohon. Persyaratan tanaman tersebut adalah tahan terhadap

naungan dan titik-titik air dari pohon. Contoh tanaman bawah pohon, antara lain,

kencur-kencuran (Kaempferia pluchera), violces (Saintpaulia ionantha), kembang

rejeki (Aglaonema sp), daun zebra (Zebrina pendula), dan daun perak (Pilea

cadierei).

H. Tanaman Berdaun/Berbunga Indah Tanaman berdaun/berbunga indah ialah tanaman hias yang memperlihatkan

keindahan, baik dari daunnya maupun bunganya. Keindahan tersebut berupa warna

dan bentuk sehingga dengan penempatan yang teratur dalam taman dapat

memberikan kesan menarik.

Jenis tanaman ini terdiri atas tanaman bentuk pohon, semak, memanjat atau

semusim. Contoh tanaman berdaun/berbunga indah, antara lain, nusa indah

(Mussaenda philippica), akalipa (Acalypha wilkesiana), anturium (Anthurium

crystallinum), dan bougenvil (Bougainvillea spectabilis).

I. Tanaman Memanjat/Pergola Tanaman memanjat (climber) adalah tanaman yang tumbuh di tanah atau

bidang apa saja seperti tembok dan struktur pendukung lain sebagai tempat

menggantungkan diri atau membelit untuk pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman

memanjat dapat berupa vines (tidak berkayu; berupa terna atau tanaman berbatang

lunak) ataupun liana (tanaman berkayu yang memanjat).

Tanaman melakukan pemanjatan sebagai usaha untuk beradaptasi dengan

lingkungan dan mendapatkan sinar matahari serta menampakkan bunga kepada

agen untuk membantu penyerbukan (Griffiths, 1994). Tanaman memanjat biasanya

membutuhkan naungan dan arah rambatannya ke sumber cahaya. Tanaman

memanjat di habitat aslinya, beradaptasi untuk memanfaatkan cabang atau batang

tanaman lain sebagai tempat bertumpu.

Page 80: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

74

Berdasarkan mekanisme pemanjatan, ada lima pengelompokan tanaman

memanjat (Menninger, 1970). Akan tetapi, pada pengelompokan ini ada

kemungkinan terjadi overlap, karena dalam proses pemanjatan ada kemungkinan

tanaman tersebut mengalami kesulitan saat melakukan panjatan, pada saat itu

tanaman tersebut dapat merubah cara pemanjatannya. Misalnya pada spesies

Boston-ivy (Parthenocissus tricuspidata) yang menggunakan sulur untuk memanjat,

tetapi jika ditanam menggunakan teralis kawat maka akan tumbuh dengan cara

weaving (zig-zag diantara celah teralis) dan tidak ditemukan sulur pada tanaman

tersebut.

Lima cara pemanjatan yang dipergunakan oleh tanaman memanjat adalah 1)

learners, mekanisme memanjat yang primitif, tanaman yang memanjat dengan

metode ini tidak mempunyai kemampuan untuk melekat pada bidang panjat, untuk itu

harus didukung agar bisa tumbuh ke atas (misal pada Allamanda cathartica), 2) thorn

clingers, melekat pada bidang panjat dengan menggunakan duri (misal pada

Euphorbia milii), 3) weaver, dengan cara zig-zag pada bidang panjat

(Trachelospermum jasminoides), 4) graspers, menggunakan modifikasi bagian

tanaman (batang maupun daun) yang membantu melekat pada bidang panjat

(Bauhinia galpinii), dan 5) rooters, menggunakan akar yang tumbuh dari ruas-ruas

batang untuk memanjat (Hedera helix).

Tanaman memanjat banyak digunakan dalam lanskap untuk berbagai

keperluan, sebagai tanaman hias baik luar ruangan (outdoor) maupun tanaman

dalam ruang (indoor). Sesuai dengan cara tumbuhnya, tanaman ini digunakan

sebagai penghias atau pelembut permukaan vertikal yang tampak kaku dan gersang.

Di kota-kota besar banyak bentuk atau permukaan bidang vertikal yang terbentuk,

baik yang ternaungi maupun yang tidak ternaungi, seperti bangunan tinggi dan jalan

layang (fly over). Pada dinding sebuah taman yang paling sempit sekalipun dengan

lahan yang sangat terbatas tanaman memanjat dapat tumbuh. Tanaman memanjat

yang termasuk tanaman hias daun banyak digunakan sebagai penghias atau

dekorasi di tempat-tempat penting seperti hotel, perkantoran, pusat perbelanjaan dan

tempat tinggal. Beberapa contoh penggunaan tanaman memanjat dalam lanskap

dapat dilihat pada Gambar 15.

Page 81: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

75

Gambar 15. Penggunaan tanaman memanjat dalam lanskap

Beberapa jenis tanaman ini juga dapat difungsikan sebagai tanaman penutup

tanah (groundcover) untuk menggantikan hamparan rumput, sebagai pagar tanaman

untuk membatasi daerah pribadi, dan sebagai peneduh. Sering juga terlihat beberapa

tanaman memanjat sengaja dibuatkan bidang panjat dengan bentuk beraneka ragam

sesuai dengan selera pemiliknya seperti pergola, tripod (kaki tiga), arch (bangunan

melengkung yang dipakai sebagai gerbang) dan colonnade (deretan tiang yang

dihubungkan dengan tali serta gazebo.

Tanaman memanjat dapat digunakan untuk mengurangi panas karena terkena

sorotan sinar matahari, misalnya pada dinding gedung dan beranda rumah. Untuk

menciptakan suasana rumah yang asri, tanaman hias memanjat bisa menjadi pilihan.

Selain membuat suasana teduh, bunganya pun tak kalah menawan dari jenis

tanaman hias lainnya. Beberapa jenis tanaman juga dapat dimanfaatkan sebagai

tanaman bedengan (bedding plants) dan juga digunakan sebagai tanaman gantung

(hanging basket plants). Dapat ditanam untuk dirambatkan pada pergola atau

digantung di tiang-tiang pergola.

Page 82: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

76

J. Tanaman Rumput Lapangan Tanaman rumput lapangan adalah jenis-jenis rumput yang dipergunakan untuk

menutupi permukaan tanah yang hanya terdiri atas lapisan tanah saja. Halaman

pekarangan sedapat mungkin tidak dibiarkan terbuka tanpa adanya tanaman di

atasnya, sebab pada musim hujan akan menjadi becek. Oleh karena itu, tanah

tersebut perlu ditanami dengan rumput-rumputan. Halaman rumput yang tumbuh baik

dan rata sudah merupakan elemen taman yang menyenangkan.

Rumput dapat digunakan untuk menutupi lapangan luas seperti lapangan olah

raga. Kriteria rumput untuk lapangan olah raga harus mempunyai kemampuan

tumbuh yang baik serta memiliki daya adaptasi terhadap air, suhu, dan tanah yang

baik. Rumput juga harus memiliki fleksibilitas dan resistensi untuk mengakomodasi

aktivitas lari, melompak, dan menginjak dalam kegiatan olah raga (Munandar dan

Hardjosuwignyo, 1990; Kumurur, 1998).

Contoh tanaman rumput untuk lapangan luas, antara lain, rumput paitan

(Axonopus compresus) dan rumput golf (Eragrostis sp). Untuk lapangan

terbatas/sempit, antara lain, rumput manila (Zoysea matrella), rumput Jepang

(Zoysea japonica), dan rumput peking (Agrotis stolonifera).

K. Tanaman Lapangan Rumput Tanaman lapangan rumput adalah jenis tanaman yang ditanam secara sendiri

atau secara berkelompok pada lapangan rumput karena bentuknya yang menarik

(eksotik). Tanaman ini juga berfungsi untuk memberi aksen pada hamparan hijau

yang luas.

Kehadiran tanaman lapangan rumput akan lebih menonjol apabila ditempatkan

secara sendiri-sendiri, dengan dasar rumput-rumput lapangan yang teratur baik

dibandingkan bila ditanam bercampur dengan tanaman lain. Contoh tanaman

lapangan rumput, antara lain, pinang merah (Cyrtostachys lakka), cemara papua

(Cupressus papuana), palem ekor tupai (Wodyetia bifurcata), dan palem puteri

(Veitchia merrillii).

Page 83: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

77

L. Rangkuman Penggolongan tanaman berdasarkan habitus fungsional terdiri atas tanaman

indoor dan outdoor, tanaman peneduh/parkir, pohon tepi jalan, tanaman median

jalan, tanaman pagar, tanaman border/tepi, tanaman penutup tanah, tanaman

berdaun/ berbunga indah, tanaman memanjat/pergola, tanaman rumput lapangan,

dan tanaman lapangan rumput.

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang seleksi tanaman berdasarkan

habitus fungsional, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas di bawah ini dan

mendiskusikannya dengan kawan-kawan Anda!

1. Jelaskan penggolongan tanaman berdasarkan habitus fungsional.

2. Jelaskan apa yang dimaksud tanaman indoor dan outdoor, tanaman peneduh,

pohon tepi jalan, tanaman median jalan, tanaman pagar, tanaman border,

tanaman penutup tanah, tanaman berdaun/berbunga indah, tanaman memanjat,

tanaman rumput lapangan, dan tanaman lapangan rumput.

3. Sebutkan contoh-contoh tanaman berdasarkan penggolongan tersebut.

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

kawan-kawan Anda.

2. Renungkan tentang seleksi tanaman berdasarkan habitus fungsional.

B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

1. Karakteristik tanaman yang berfungsi sebagai peneduh adalah.............

(a) Mahkota kecil

(b) Daun tumbuh rapat

(c) Batangnya tinggi

Page 84: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

78

(d) Menggugurkan daun sekaligus

2. Persyaratan tanaman median jalan adalah.............

(a) Jenis pohon

(b) Bermassa dan padat

(c) Tinggi tanaman >2 m

(d) Tanaman hias daun

3. Alasan lebar penanaman border sekitar 1 m adalah.............

(a) Mudah pemeliharaan

(b) Mudah dilihat

(c) Mudah dilewati

(d) Mudah membatasi tapak

4. Tanaman yang ditanam pada lapangan rumput karena bentuknya yang

menarik disebut tanaman.............

(a) Berdaun indah

(b) Berbunga indah

(c) Lapangan rumput

(d) Rumput lapangan

5. Contoh tanaman undercover adalah.............

(a) Sutera bombay

(b) Daun perak

(c) Sambang darah

(d) Verbena

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 6.

Rumus:

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 85: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

79

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 6. Anda dapat meneruskan pada Bab 7. Akan tetapi, apabila tingkat

penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 6, terutama

bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Griffiths M. 1994. Manual of Climbers and Wall Plants. New York: Macmillan.

2. Kumurur VA. 1998. Rumput Lanskap. Jakarta: Penebar Swadaya.

3. Menninger E. 1970. Flowering Vines of The World, An Encyclopedia of

Climbing Plants. New York: Heartside Press Incorporated.

4. Munandar A, S. Hardjosuwignyo. 1990. Rumput Lanskap. Bogor: IPB.

5. Nurhayati, HS. Arifin. 2000. Taman dalam Ruang. Jakarta: Penebar Swadaya.

D. Kunci Jawaban 1. b

2. b

3. a

4. c

5. b

Page 86: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

80

BAB 7 FUNGSI TANAMAN DALAM LANSKAP

PENDAHULUAN Tanaman merupakan bagian dari ekosistem, mutlak diperlukan

keberadaannya untuk kelangsungan hidup manusia, tanaman, dan hewan. Selain itu,

tanaman juga memberi kesan menarik dan menyenangkan. Oleh karena itu, tanaman

tidak hanya mengandung/mempunyai nilai estetika saja, tetapi juga berfungsi untuk

meningkatkan kualitas lingkungan.

A. Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan fungsi

tanaman dalam lanskap melalui makalah hasil diskusi cooperative learning secara

berkelompok dan praktikum.

B. Strategi Pembelajaran 1. Cooperative learning

2. Praktikum

C. Kegiatan Belajar Langkah-langkah kegiatan belajar yang harus dilakukan:

1. Mahasiswa melakukan penelusuran literatur mengenai fungsi tanaman dalam

lanskap melalui sumber bacaan dan internet.

2. Mahasiswa aktif melakukan kegiatan diskusi di kelas dan praktikum.

3. Mahasiswa membuat makalah sesuai format yang diberikan.

4. Mahasiswa menyelesaikan tes formatif/evaluasi kegiatan pembelajaran.

Page 87: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

81

D. Indikator Pencapaian 1. Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai fungsi tanaman dalam

lanskap.

2. Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan.

3. Kemampuan melakukan praktikum fungsi tanaman dalam lanskap.

4. Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Secara umum, fungsi tanaman dalam lanskap meliputi fungsi ameliorasi iklim

(climate amelioration), rekayasa lingkungan (engineering use), penggunaan untuk

keperluan arsitektural (architectural use), dan pengunaan untuk estetika/keindahan

(aesthetics use). Selanjutnya dijabarkan secara detail menjadi beberapa fungsi,

antara lain, 1) mengontrol radiasi, suhu, dan kelembaban, 2) penahan angin, 3)

penahan silau, 4) penaung dari hujan, 5) mengontrol erosi, 6) mengontrol siklus

hidrologi, 7) memperbaiki kualitas udara, 8) mengurangi bising, 9) mengharumkan

udara, 10) menyediakan habitat satwa liar, 11) membentuk ruang (lantai, dinding, dan

atap), 12) membentuk ruang vertikal/horizontal, 12) menyempitkan dan meluaskan

ruang, 13) sebagai penyekat (screen), 14) sebagai pagar (barrier), 15) sebagai

pembatas (border), 16) sebagai pengarah, 17) menampilkan ciri fisik yang dapat

diindera, 18) membingkai view, 19) memberi latar belakang, 20) menonjolkan obyek

tertentu, 21) melembutkan garis dan massa bangunan, 22) menyatukan elemen

arsitektur bangunan, dan 23) menciptakan pola bayangan.

A. Mengontrol Radiasi, Suhu, dan Kelembaban Tanaman dapat menyerap panas dan memantulkan pancaran sinar matahari

sehingga dapat menurunkan suhu iklim mikro. Selain itu, tanaman juga mampu

meningkatkan kelembaban udara dan presipitasi air hujan melalui evapotranspirasi

sehingga meningkatkan kenyamanan sekitar.

Tanaman dalam lingkungan iklim mikro dapat menurunkan suhu udara dengan

adanya naungan pohon dan evapotranspirasi tanaman. Tegakan hijau pohon mampu

mengurangi energi sinar matahari yang sampai ke permukaan tanah sehingga

Page 88: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

82

mampu mempengaruhi suhu udara. Pepohonan, semak belukar, dan rerumputan

dapat mengubah suhu. Daun-daun dapat mengintersepsi, refleksi, mengabsorpsi,

dan mentrasmisikan sinar matahari dimana efektivitasnya tergantung kepada

spesiesnya, misalnya rindang, berdaun, bercabang, dan beranting banyak.

B. Penahan Angin Tanaman berguna sebagai penahan, penyerap, dan mengalirkan tiupan angin

sehingga menimbulkan iklim mikro. Jenis tanaman yang dipakai harus diperhatikan

tinggi pohon, bentuk tajuk, jenis, kepadatan tajuk tanaman, serta lebar tajuk.

Komposisi tanaman yang berbeda ketinggian mampu mengurangi kecepatan angin

sekitar 40-50%. Jika pohon sebagai penahan angin, secara tidak langsung harus

dapat menurunkan suhu (pohon jangan terlalu masif). Faktor yang menentukan

fungsi pohon sebagai penahan angin, antara lain, tinggi pohon, penetrability, dan

kepadatan tajuk optimum (50 – 60%).

C. Penahan Silau Tanaman dapat menahan silau yang ditimbulkan oleh sinar matahari, lampu

jalan, dan sinar lampu kendaraan pada jalan raya dan bangunan. Peletakan tanaman

di sisi jalan atau jalur tengah jalan sebaiknya dipilih pohon atau perdu padat. Pada

jalur jalan raya bebas hambatan, penanaman pohon tidak dibenarkan pada jalur

median jalan. Sebaiknya pada jalur median jalan ditanami tanaman semak, agar sinar

lampu kendaraan dari arah yang berlawanan dapat dikurangi. Peletakan tanaman

dapat menahan pantulan sinar dari perkerasan, hempasan air hujan, dan menahan

jatuhnya sinar matahari ke daerah yang menimbulkan keteduhan.

D. Penaung dari Hujan Tanaman mampu meningkatkan kelembaban udara dan presipitasi air hujan

melalui evapotranspirasi sehingga meningkatkan kenyamanan sekitar.

Page 89: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

83

E. Pencegah Erosi (Erosion Control) Kegiatan manusia dalam menggunakan lahan, selain menimbulkan efek positif

juga menyebabkan efek negatif terhadap kondisi tanah/lahan. Misalnya dalam

pembentukan muka tanah, pemotongan dan penambahan muka tanah (cut and fill),

penggalian tanah untuk danau buatan. Kondisi tanah menjadi rapuh dan mudah

tererosi oleh karena pengaruh air hujan dan hembusan angin yang kencang. Akar

tanaman dapat mengikat tanah sehingga tanah menjadi kokoh dan tahan terhadap

pukulan air hujan serta tiupan angin. Selain itu, tanaman dapat pula berfungsi untuk

menahan air hujan yang jatuh secara tidak langsung ke permukaan tanah.

F. Mengurangi Kebisingan Kebisingan adalah bentuk suara yang tidak diinginkan karena tidak sesuai

dengan tempat dan waktunya. Definisi kebisingan adalah semua bunyi yang

mengalihkan perhatian, mengganggu atau berbahaya bagi kegiatan sehari-hari

(kerja, istirahat, hiburan, atau belajar) (Doelle, 1986). Sebagai definisi standar,

kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan, termasuk bunyi yang tidak sengaja

dan bunyi yang ditimbulkan dari suatu kegiatan seperti bunyi transportasi dan

industri.

Bunyi diinginkan atau tidak oleh seseorang tergantung pada kekerasan bunyi,

frekuensi, waktu terjadinya, kesinambungan, isi informasi, juga pada aspek subyektif

seperti asal bunyi, keadaan pikiran, dan tempramen penerima. Sumber utama

kebisingan diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu: (1) bising interior, berasal dari

manusia, alat-alat rumah tangga atau mesin-mesin di dalam gedung; dan (2) bising

luar (outdoor), berasal dari lalu lintas, transportasi, industri, alat-alat mekanis yang

terlihat di luar gedung, tempat pembangunan gedung-gedung, perbaikan jalan,

kegiatan olahraga dan lain-lain di luar gedung (Doelle, 1986).

Sumber kebisingan juga dapat dikelompokkan: (1) sumber stasioner dari

kegiatan rumah tangga dan industri, dan (2) sumber dinamis dari kendaraan. Tingkat

kekerasan bunyi pada suatu bunyi pada suatu tempat dapat diduga berdasarkan

bentuk sumber, besar kebisingan dan jarak dari sumber bising.

Page 90: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

84

Bentuk sumber bising dapat berupa titik (point source) dan garis (line source).

Kebisingan yang keluar dari sumber berupa titik menyebar melalui udara dalam

bentuk bola dengan kecepatan 334 m/s dan sumbernya statis atau tetap, sedangkan

sumber berupa garis menyebar melalui udara dengan pola berbentuk silender yang

memanjang dan sumbernya bergerak. Untuk sumber suara yang berupa titik,

intensitas suaranya dapat berkurang sekitar 6 dB setiap jarak sumber pendengar

menjadi dua kali lipat, sedangkan untuk sumber suara bergerak atau berbentuk garis,

intensitas suara hanya berkurang sekitar 3 dB bila jarak sumber dengan penerima

menjadi dua kalinya

Cara pengendalian kebisingan dilakukan dengan tiga cara, yaitu pengendalian

kebisingan pada sumbernya, pengendalian bising pada jalur transmisi suara, dan

penggunaan peralatan untuk melindungi penerima dari kebisingan. Pengendalian

bising pada jalur transmisi dilakukan dengan meningkatkan jarak atau dengan

menggunakan barrier. Barrier buatan berupa dinding atau bangunan, sedangkan

barrier alami berupa vegetasi baik pohon maupun semak.

Pohon meredam suara dengan cara mengabsorbsi gelombang suara oleh

daun, cabang, dan ranting. Dedaunan tanaman dapat menyerap kebisingan sampai

95%. Syarat tanaman yang dapat meredam kebisingan adalah berupa pohon, perdu

atau semak yang membentuk massa, susunan daun rapat, tajuk tebal daun rindang,

bentuk komposisi dengan menanam berbagai jenis tanaman berbagai strata yang

cukup rapat dan tinggi. Contoh tanaman, antara lain, tanjung (Mimusops elengi), kirei

payung (Filicium decipiens), teh-tehan pangkas (Acalypha sp), kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis), bougenvil (Bougenvillea sp), dan oleander (Nerium

oleander).

Pengendalian kebisingan untuk sumber suara yang berbentuk garis, misalnya

kendaraan yang bergerak, penyebaran suaranya berbentuk silinder yang

memanjang, dapat dilakukan dan dihitung dengan rumus:

D1 – 2 = 10 log 10 (d2/d1)

Dimana D1= Tingkat suara di lokasi 1

D2 = Tingkat suara di lokasi 2

d1 = Jarak lokasi 1 terhadap sumber suara

Page 91: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

85

d2 = Jarak lokasi 2 terhadap sumber suara

Tingkat kebisingan akan berkurang 3 dB apabila jaraknya bertambah menjadi

dua kali lipat. Pada dinding masif pengurangan tingkat kebisingan oleh barrier

(Gambar 16) dapat dinyatakan dengan fungsi Fresnel Number (δ = (A+B)-C).

Dimana N = Fresnel Number

A = Jarak dari sumber suara ke puncak barrier

B = Jarak dari puncak barrier ke penerima

C = Jarak dari sumber suara ke penerima

λ = Panjang gelombang suara

Gambar 16. Pengurangan tingkat kebisingan dengan fungsi Fresnel Number (Wilson, 1989)

G. Kontrol Pandangan (Visual Control) Pohon secara visual dapat berfungsi sebagai penghalang pandangan.

Tanaman penghalang berfungsi untuk menutupi pandangan ke suatu tempat seperti

bangunan yang kasar atau tempat-tempat yang tidak menyenangkan dipandang.

Salah satu cara menutupi beton atau tembok bangunan adalah dengan

menggunakan tanaman merambat atau dengan penambahan semak atau perdu.

δ λ2N =

λCB)2(AN −+

=

Page 92: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

86

Teori penghalang adalah jika titik pandang telah ditentukan maka pohon

diletakkan di antara titik pandang dan obyek yang ditutupi. Teori ini dapat dilakukan

pada pengamat yang dian dan bergerak.

Pengamat diam (Gambar 17), menggunakan rumus:

Dimana l : tinggi mata pengamat

α: sudut pandang dari mata ke puncak obyek yang ditutupi

H: tinggi obyek

h: tinggi pohon

D: jarak dari titik memandang ke obyek

d: jarak dari titik memandang ke pohon

Gambar 17. Penghalang pada pengamat diam (Shinzo, 1975)

Pengamat bergerak (Gambar 18), menggunakan rumus:

Dimana S: jarak antar pohon

α: sudut antara arah gerak dan penglihatan

d: diameter tajuk pohon

r: jari-jari tajuk pohon

DlH

dlhα Tan −=

−= 1l)(H

Dd l α Tan dh +−=+=

α Sind

α Sin2rS ==

Page 93: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

87

Gambar 18. Penghalang pada pengamat bergerak (Shinzo, 1975)

H. Kontrol Pandangan terhadap Ruang Luar Tanaman dapat dipakai untuk komponen pembentuk ruang sebagai dinding,

atap, dan lantai. Dinding dapat dibentuk oleh tanaman semak sebagai border. Atap

dibentuk oleh tajuk pohon yang membentuk kanopi atau tanaman merambat pada

pergola, sedangkan sebagai lantai dapat dipergunakan tanaman rumput atau

penutup tanah (groundcover) (Gambar 19). Dengan demikian pandangan dari arah

atau ke arah ruang yang diciptakan dapat dikendalikan.

Gambar 19. Tanaman sebagai kontrol pandangan terhadap ruang luar (Carpenter et al., 1975)

I. Kontrol Pandangan untuk Ruang Pribadi Tanaman dapat dipergunakan untuk membatasi pandangan dari arah luar

dalam usaha untuk menciptakan ruang pribadi (privacy space). Ruang pribadi ini

Page 94: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

88

biasanya ruang yang terlindung dari pandangan orang lain. Ruang ini memerlukan

penempatan tanaman pembatas pandangan setinggi 1,5 – 2 meter (Gambar 20).

Gambar 20. Kontrol pandangan untuk ruang pribadi (Carpenter et al., 1975)

J. Kontrol Pandangan terhadap Hal yang Tidak Menyenangkan Tanaman dapat pula dimanfaatkan sebagai penghalang pandangan terhadap

hal-hal yang tidak menyenangkan untuk ditampilkan atau dilihat, seperti timbunan

sampah, tempat pembuangan sampah, dan galian tanah.

K. Mengurangi polusi udara Pencemaran udara diperkirakan semakin meningkat dan meluas seiring

dengan cepatnya proses industrialisasi dan makin banyaknya kendaraan bermotor.

Pembakaran bensin dalam kendaraan bermotor merupakan lebih dari separuh

penyebab pencemaran udara di perkotaan. Sumber pencemaran udara yang utama

berasal dari transportasi terutama kendaraan bermotor yang menggunakan bahan

bakar yang mengandung bahan pencemar, 60% dari bahan pencemar yang

dihasilkan terdiri dari karbon monoksida dan sekitar 15% terdiri dari hidrokarbon.

Sumber-sumber pencemaran lainnya berasal dari pembakaran, proses industri,

Page 95: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

89

pembuangan limbah dan lain-lain. Pencemaran udara di Indonesia, terutama di kota-

kota besar, disebabkan gas buang kendaraan bermotor (60-70%); industri (10-15%);

dan sisanya berasal dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan atau

ladang, dan lain-lain.

Komponen pencemaran udara yang bersumber dari kegiatan transportasi di

Indonesia yang paling banyak berpengaruh sebagai pencemar udara adalah karbon

monoksida (CO) sebesar 70,50%, nitrogen oksida (NOx) sebesar 8,89%, sulfur

oksida (SOx) sebesar 0,88%, Hidrokarbon (HC) sebesar 18,34%, dan partikel

sebesar 1,33%.

Vegetasi merupakan elemen alami yang dominan sebagai pembentuk lanskap

kota. Selain sebagai elemen estetis, vegetasi berfungsi dalam mereduksi partikel

padat dari udara yang merupakan dampak dari kegiatan manusia. Debu yang

terdapat pada lapisan biosfer bumi, dapat dibersihkan oleh tajuk pohon melalui

beberapa mekanisme. Mekanisme tanaman mengurangi polusi udara, yaitu: 1)

menjerap (adsorpsi), hanya sampai di permukaan daun (menempel), antara lain,

untuk polutan padat, partikel debu, logam-logam (Pb, Zn, Fe, dsb), 2) menyerap

(absorpsi), diasimilasi oleh jaringan tanaman dalam daun, antara lain, untuk gas NOx

(NO2, NO3), SOx (SO2, SO3) CO2, CO, HC, PAN (Peroxy Acetic Nitrat), 3)

mendifusi, yaitu mengencerkan konsentrasi polutan, dan 4) mendeposisi, yaitu

menjatuhkan polutan ke tanah. Dengan adanya mekanisme ini, jumlah debu yang

melayang di udara akan menurun. Partikel yang melayang-layang di permukaan bumi

sebagian akan terjerap (menempel) pada permukaan daun, khususnya daun yang

berbulu dan yang mempunyai permukaan yang kasar dan sebagian lagi terserap

masuk ke dalam ruang stomata daun. Ada juga partikel yang menempel pada kulit

pohon, cabang dan ranting.

Vegetasi khususnya pohon tepi jalan harus memenuhi kriteria ciri dan bentuk

arsitektural antara lain mencakup tinggi pohon dewasa, tekstur daun, batang dan

perakaran. Selain itu pohon tepi jalan yang digunakan juga harus efektif dalam

menjerap dan menyerap pencemar udara. Efektifnya mekanisme penjerapan

ditentukan oleh ukuran, kerapatan dan bentuk trikoma. Dalam menyerap zat

pencemar dipengaruhi oleh karakteristik morfologi tanaman, seperti ukuran dan

Page 96: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

90

bentuk daun, adanya rambut pada permukaan daun dan juga tekstur daun. Jenis

tanaman yang dipakai untuk menyerap gas adalah tanaman yang mempunyai sifat:

mempunyai stomata yang banyak, mempunyai ketahanan tertentu terhadap gas

tertentu, dan mempunyai tingkat pertumbuhan yang cepat. Contoh tanaman

penyerap NO2, antara lain, kenanga (Cananga odorata), melinjo (Gnetum gnemon),

cempaka (Michelia campaka), flamboyan (Delonix regia), kembang merak

(Caesalpinia pulcherrima), akalipa merah (Acalypha wilkesiana), bougenvil ungu

(Bougenvillea glabra), lantana (Lantana camara), lollipop kuning (Pachystachys

lutea), kriminil (Alternanthera ficoides), rumput manila (Zoysia matrella), dan adam

hawa (Rhoeo discolor).

Kemampuan adaptasi terhadap polusi tinggi, dapat diketahui dengan APTI (Air

Pollution Tolerance Index). Rumus APTI dan nilainya (Tabel 1) sebagai berikut.

Dengan variabel-variabel yang peka terhadap polusi:

A: kandungan Asam Ascorbic

T: total klorofil

P: pH ekstrat daun

R: kandungan/kadar air

Tabel 1. Kriteria sensitivitas dan toleransi tanaman terhadap polusi

Nilai APTI Kriteria Decidious Evergreen Herba

Sensitif < 15 < 13 11 Sedang 15 – 19 13 – 16 11 – 14Cukup toleran 20 – 24 17 – 20 15 – 18 Toleran > 24 > 20 > 18 Keterangan:

- Semakin besar nilai APTI maka tanaman semakin toleran - Pohon memiliki nilai APTI yang paling besar - Tanaman dengan genus sama, karakter tidak beda jauh

10R P) (TA APTI ++

=

Page 97: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

91

L. Mengharumkan Udara Tanaman dapat membersihkan udara yang baunya tidak enak (setelah

melewati vegetasi, bau berkurang). Tanaman yang dapat dipakai adalah tanaman

yang dapat mengeluarkan aroma tertentu yang disebut tanaman aromatik. Tanaman

aromatik adalah tanaman-tanaman yang dapat menghasilkan aroma tertentu, baik

melalui bunga, daun, batang, buah, maupun akarnya. Aroma yang ditimbulkan ada

yang enak atau harum dan ada yang tidak enak. Ada yang beraroma lembut tetapi

ada juga yang beraroma menusuk hidung atau menyengat. Ada tanaman yang

mengeluarkan aroma pada pagi, siang, sore, dan malam hari (Nugrahani, 2006).

Tanaman aromatik mampu menghasilkan aroma yang harum hingga pada

jarak tertentu dari tempat tumbuhnya. Contoh tanaman beraroma, antara lain, melati

(Jasminum sambac), kacapiring (Gardenia jasminoides), kemuning (Murraya

paniculata), kenanga (Canangium odoratum), dan cempaka (Michelia champaca).

M. Pembatas Fisik (Physical Barrier) Tanaman pembatas merupakan tanaman yang ditanam secara berbaris untuk

membatasi baik pergerakan maupun pandangan. Tanaman ini dapat berfungsi

sebagai pembatas untuk jalan, pengarah dan pembentuk pandangan, pembatas ke

arah pandangan yang kurang baik, pengarah gerakan bagi pemakai jalan pada jalan

berbelok atau ke tujuan tertentu, dan menghilangkan kejenuhan bagi pemakai jalan.

Contoh tanaman pembatas untuk jalan, antara lain, bambu (Bambusa sp),

cemara, kembang sepatu, dan oleander. Contoh tanaman pengarah pada jalan,

antara lain, cemara, mahoni (Swietania mahagoni), hujan mas (Cassia glauca),

kembang merak, kol banda (Pisonia alba), akalipa (Acalypha wilkesiana), dan

pangkas-pangkasan. Contoh tanaman pembentuk pandangan, antara lain, cemara,

glodogan tiang (Polyalthea sp), bambu, glodogan biasa (Polyalthea longifolia),

akalipa, dan pangkas-pangkasan.

N. Tanaman Penahan Kebakaran Tanaman dengan daun apabila terjadi kebakaran juga ikut terbakar.

Sebenarnya penahanan kebakaran secara sempurna oleh tanaman adalah sulit.

Page 98: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

92

Umumnya pada kebakaran bangunan total, api membesar dalam 3 – 4 menit dan

alam waktu tersebut, jika bisa bertahan atau melakukan pemadaman, bangunan

sekeliling dapat dilindungi dari perambatan api

Tanaman menghalangi perambatan panas sehingga bersama dengan tanah

kosong (terbuka) di sekeliling rumah, tanaman meningkatkan ketahanan gedung

terhadap kebakaran. Fungsi tanaman dalam menahan kebakaran adalah menahan

perambatan panas. Jika ada angin, api mengalir, bara api terbang, maka pohon

menahan aliran angin sehingga menghalangi perpindahan api, pohon juga

menghalangi bara api yang terbang.

Struktur penanaman untuk menahan kebakaran (Gambar 21, 22, dan 23):

- Kombinasi dengan tanah kosong

- Menggunakan dua atau lebih deretan pohon

- Tanah kosong ≥ 6 m

- Tidak menanam rumput pada tanah kosong

- Tinggi pohon ≥ 10 m (tergantung bangunan yang ingin dilindungi)

- Di depan pohon ditanam semak

- Lebar penanaman 6 – 10 m

Gambar 21. Struktur penanaman

Semak

Pohon Pohon

Semak

6 – 10 m 6 – 10 m 6 m

> 10 m

Tanah kosong

Page 99: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

93

Gambar 22. Tanaman penahan kebakaran untuk lahan yang sempit

Gambar 23. Tanaman penahan kebakaran untuk lahan yang lebih lebar

O. Fungsi Sosial Budaya Fungsi tanaman sebagai sosial budaya terkait dengan tanaman yang

mengandung nilai adat/kepercayaan. Tanaman ini merupakan tanaman yang pada

daerah tertentu memiliki nilai tersendiri karena kepercayaan yang dianut masyarakat

sebagai pengaruh budaya, adat atau keagamaan. Beberapa tanaman mempunyai

nilai karena berhubungan dengan upacara adat, pantangan dan himbauan, tempat-

tempat tertentu misalnya tempat yang dianggap keramat, rejeki, jodoh, status sosial,

dan sebagainya.

Contoh nilai budaya tanaman dalam masyarakat Bali, dimana nilai tanaman

berpengaruh terhadap peletakan tanaman dalam tata ruang lanskap tradisional Bali

(konsep Tri Mandala yang membagi menjadi tiga zona: utama, madya, nista). Pada

zona utama diletakkan tanaman Ficus benjamina, Santalum album, Cordyline sp,

Dengan batas 2 pohon

7 m

2 m

Tanaman dipangkas dibentuk fence

5 m

Page 100: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

94

Michelia champaca, dan Pandanus sp yang ditanam sekitar pura. Pada zona madya

diletakkan tanaman Cananga odorata dan Hibiscus rosa-sinensis, sedangkan pada

zona nista atau di kebun/tegalan terdapat tanaman Musa paradisiaca, Bambusa sp,

Cocos nucifera, dan Citrus sp.

Contoh lain, dadap (Erythrina indica) yang digunakan untuk struktur pemujaan

temporer di pura dan merupakan salah satu kayu penting dan bernilai religi. Tanaman

cendana (Santalum album) sebagai bagian penting pegangan keris bagi para empu.

P. Rangkuman Fungsi tanaman dalam lanskap terdiri atas 1) mengontrol radiasi, suhu, dan

kelembaban, 2) penahan angin, 3) penahan silau, 4) penaung dari hujan, 5)

pencegah erosi (erosion control), 6) mengurangi kebisingan, 7) kontrol pandangan

(visual control), 8) kontrol pandangan terhadap ruang luar, 9) kontrol pandangan

untuk ruang pribadi, 10) kontrol pandangan terhadap hal yang tidak menyenangkan,

11) mengurangi polusi udara, 12) mengharumkan udara, 13) pembatas fisik (physical

barrier), 14) tanaman penahan kebakaran, dan 15) fungsi sosial budaya.

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang fungsi tanaman dalam lanskap,

Anda perlu mengerjakan tugas-tugas di bawah ini dan mendiskusikannya dengan

kawan-kawan Anda!

1. Jelaskan fungsi tanaman dalam lanskap.

2. Jelaskan fungsi ameliorasi iklim, rekayasa lingkungan, penggunaan untuk

keperluan arsitektural, dan pengunaan untuk estetika dari tanaman lanskap.

3. Sebutkan contoh-contoh tanaman berdasarkan masing-masing fungsi.

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

kawan-kawan Anda.

2. Renungkan tentang fungsi tanaman dalam lanskap.

Page 101: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

95

B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

1. Pada jalur median jalan bebas hambatan tidak dibenarkan menanam

tanaman.............

(a) Penutup tanah

(b) Semak

(c) Perdu

(d) Pohon

2. Syarat tanaman yang dapat meredam kebisingan adalah.............

(a) Semak soliter

(b) Susunan daun rapat

(c) Tajuk lebar

(d) Daun lebar

3. Karakteristik tanaman yang efektif untuk membatasi pergerakan manusia

adalah tanaman yang.............

A. Bermassa daun sedikit

B. Berjarak tanaman rapat

C. Berukuran daun besar

D. Berbatang besar

4. Toleransi tanaman terhadap polusi dapat diketahui dari nilai APTI, dimana nilai

APTI semakin.............

A. Tinggi maka tanaman semakin toleran

B. Rendah maka tanaman semakin toleran

C. Tinggi maka tanaman semakin sensitif

D. Rendah maka tanaman cukup toleran

5. Struktur penanaman tanaman yang efektif menahan kebakaran adalah.............

A. Menanam rumput pada tanah kosong

B. Menggunakan dua atau lebih deretan pohon

C. Menggunakan pohon tinggi ≤ 10 m

D. Menggunakan satu baris pohon

Page 102: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

96

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 7.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 7. Anda dapat meneruskan pada Bab 8. Akan tetapi, apabila tingkat

penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 7, terutama

bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Carpenter PL, TD. Walker, FO. Lanphear. 1975. Plants in the Landscape. San

Fransisco: Freeman & Co.

2. Doelle LL. 1986. Akustik Lingkungan. Jakarta: Erlangga.

3. Nugrahani P. 2006. Vegetasi Aromatik sebagai Elemen Lanskap Ruang

Terbuka Hijau Perkotaan. Di dalam: Winarno et al., editor. Prosiding Seminar

Nasional Lanskap Perkotaan; Surabaya, 18 Mei 2006. Surabaya: Jurusan

Agronomi Fakultas Pertanian UPN Veteran Jatim. hlm 102-108.

4. Shinzo N. 1975. Theory and Technique of Planting. Tokyo: Kashima.

5. Wilson CE. 1989. Noise Control: Measurement, Analysis, and Control of

Sound and Vibration. New York: Harper and Row Publ. Inc.

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 103: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

97

D. Kunci Jawaban 1. d

2. b

3. b

4. a

5. b

Page 104: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

98

BAB 8 KOMPOSISI TANAMAN

PENDAHULUAN Penataan tanaman dalam sebuah taman memang tidak semudah yang diduga

apabila diharapkan hasil yang bagus. Selain itu, penataan tanaman berkaitan juga

dengan unsur pertanaman lain, seperti bangunan, batu-batuan, kolam, lampu taman,

dan sebagainya. Ada beberapa hal pokok yang sangat penting diketahui terlebih

dahulu bila ingin menata tanaman dengan hasil yang cukup memuaskan.

Tanaman memang memiliki beberapa sifat yang dapat dibedakan dengan

unsur-unsur pertamanan yang lain. Sifat atau karakteristik yang paling menonjol

adalah bahwa tanaman merupakan unsur yang hidup dan tumbuh. Hal ini tentu saja

sangat perlu diketahui terlebih dahulu agar tanaman yang ditata hidup dan tumbuh

dengan baik. Faktor-faktor seperti keadaan tanah, drainase, sinar matahari, angin,

dan suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

Hal lain yang penting diketahui ialah tanaman bukan hanya sebagai unsur

hiasan saja, tetapi memiliki beberapa fungsi dan potensi. Dengan lebih mengenal

atau mengetahui fungsi dan potensi dari unsur tanaman tersebut, komposisi tanaman

yang dibuat tentu akan lebih fungsional berguna dan visual indah.

A. Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat merencanakan

komposisi tanaman dalam lanskap melalui studi lapang dan gambar hasil case study

secara individu dan praktikum.

B. Strategi Pembelajaran 1. Studi lapang

2. Case study

3. Praktikum

Page 105: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

99

C. Kegiatan Belajar Langkah-langkah kegiatan belajar yang harus dilakukan:

1. Mahasiswa melakukan studi lapang mengenai komposisi tanaman pada suatu

lanskap.

2. Mahasiswa membuat gambar rencana penanaman dengan komposisi

tanaman yang baik.

3. Mahasiswa melakukan penelusuran literatur mengenai komposisi tanaman

dalam lanskap melalui sumber bacaan dan internet.

4. Mahasiswa aktif melakukan praktikum.

5. Mahasiswa menyelesaikan tes formatif/evaluasi kegiatan pembelajaran.

D. Indikator Pencapaian 1. Kemampuan melakukan studi lapang mengenai komposisi tanaman.

2. Kemampuan membuat gambar rencana penanaman dengan komposisi

tanaman yang baik.

3. Kemampuan melakukan praktikum fungsi tanaman dalam lanskap.

4. Sikap dan perilaku yang baik dalam studi lapang, case study, dan praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Untuk membuat sebuah komposisi tanaman yang indah dan menarik, masalah

pengenalan karakteristik visual tanaman sangat penting diketahui lebih jauh

disamping hal-hal yang lainnya. Bentuk tanaman misalnya ada yang berbentuk tinggi

ramping, tinggi membulat, menyebar, bulat, piramidal, merunduk, dan eksotis atau

unik. Ukuran tanaman juga bervariasi, seperti pohon besar, sedang, dan kecil; semak

tinggi, sedang, dan rendah; serta tanaman penutup tanah dan rumput. Warna-warna

tanaman yang beraneka warna merupakan karakteristik penting yang dianggap

sebagai karakteristik emosional karena mempengaruhi secara langsung kesan dan

suasana ruang luar. Warna-warna terang, misalnya dapat menimbulkan suasana

cerah dan menyenangkan, sedangkan warna gelap mengesankan suasana yang

suram. Tekstur tanaman adalah kesan kasar atau halusnya keseluruhan tanaman

Page 106: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

100

secara visual pada tanaman individual atau kelompok. Tekstur tanaman ternyata

mempengaruhi faktor dalam komposisi tanaman, meliputi kesatuan komposisi dan

keanekaragaman, daya tarik visual, persepsi terhadap jarak, nada warna dan lain

sebagainya.

A. Prinsip Komposisi Tanaman Prinsip dan aturan dalam menyusun komposisi tanaman mengikuti prinsip

desain lanskap, yaitu kesatuan, irama, aksen, keseimbangan, dan proporsi.

1. Kesatuan/tema Kesatuan adalah organisasi antara beberapa unsur yang saling bergantung

satu sama lain atau tidak terpisahkan. Bilamana suatu unsur memisahkan diri berarti

kesatuan tersebut tidak tercapai. Suatu komposisi yang baik harus mempunyai

kesatuan yang kompak antara unsur-unsur yang tersusun di dalamnya termasuk

faktor keseimbangan, aksen, dan irama. Kesatuan komposisi tanaman dapat

diperoleh dari pemilihan tanaman yang sama dalam jenis, bentuk, tekstur, warna,

sifat, cara tumbuh, dan berasal dari sifat ekologisnya yang sama.

2. Irama/gradasi Irama adalah urutan atau perulangan elemen-elemen, misalnya barisan

pohon, urutan dari anak tangga, rangkaian batu yang serupa, mungkin berbentuk

beraturan atau tidak beraturan. Irama pada lanskap dapat diciptakan dengan

penggunaan warna tanaman yang berulang-ulang, jarak penanaman, tinggi rendah

tanaman yang diatur berulang-ulang, dan sebagainya. Adanya irama memberikan

kesan dinamis, tidak monoton dan membosankan, serta lebih hidup dan menarik.

3. Aksen/kontras/point of interest Suatu desain dapat membosankan tanpa adanya aksen. Oleh karena itu,

harus diciptakan aksen sebagai point of interest pada bagian atau titik-titik tertentu.

Aksen merupakan bagian terpenting yang menjadi pusat perhatian dan mampu

memberikan ciri tertentu yang mengandung ide, tujuan, dan isi. Pada sebuah taman

harus ada unsur taman sebagai pusat pemandangan berupa elemen estetis yang

mewakili seluruh bagian taman yang dapat menampilkan ide.

Aksen dalam lanskap dapat diciptakan dengan memanfaatkan unsur desain

lainnya yang dimiliki oleh elemen lanskap. Aksen tersebut dapat diciptakan dari

Page 107: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

101

perbedaan tekstur, perbedaan bentuk, ukuran atau warna. Tanaman yang tinggi

dengan tekstur halus yang dominan dapat menjadi aksen di antara tanaman

berukuran sedang dan bertekstur kasar.

4. Keseimbangan/kontrol Kontrol terhadap ketiga prinsip sebelumnya jangan berlebihan atau

kekurangan sehingga tercipta kesan seimbang, serasi, dan harmonis. Keseimbangan

yang tercipta dapat berupa keseimbangan simetris dan asimetris. Keseimbangan

simetris yang memberi kesan formal lebih mudah dicapai dan dimengerti, sedangkan

keseimbangan asimetris yang memberi kesan informal atau alami lebih sulit dicapai,

tetapi memberi kesan lebih halus karena mendekati alam.

Keseimbangan diumpamakan taman dibagi dua sama besar, jika kedua sisi

dari taman tersebut sama-sama menarik perhatian dari pengamat, desain tersebut

mempunyai keseimbangan, sebagai berikut.

a. Keseimbangan simetris, yaitu penempatan tanaman yang sama tepat satu sama

lain. Keseimbangan simetris terbagi 3 jenis, yaitu simetri bentuk, warna, dan

bobot. Keseimbangan adalah pembagian elemen yang menghasilkan suatu

aksen, keseimbangan terletak pada penciptaan pandangan yang sama bobotnya

dari satu pusat perhatian.

b. Keseimbangan asimetris, yaitu keseimbangan yang elemen-elemennya tidak

sama dan serupa antara sisi yang satu dengan sisi yang lainnya pada garis

sumbu. Keseimbangan asimetri menghasilkan perhatian yang sama pada kedua

sisi ruang luar, tetapi tidak dalam bentuk dan materi yang sama antara sisi yang

satu dengan yang lain.

c. Keseimbangan sentral atau radial, yaitu keseimbangan yang berpusat pada

pertemuan antara dua garis sumbu yang membentuknya.

d. Keseimbangan segitiga, yaitu mempunyai ciri-ciri yang jelas, ada tiga titik yang

jika dihubungkan satu sama lain menjadi segitiga.

5. Proporsi Apabila membuat suatu taman, sebaiknya memilih tanaman dan struktur

taman yang ukurannya sesuai dengan garis-garis lanskap bangunan. Satu hal yang

Page 108: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

102

tidak boleh dilupakan adalah ukuran maksimal tanaman, dalam hal ini pohon.

Proporsi merupakan ciri dari suatu lanskap yang berkaitan dengan ukuran.

Setiap elemen lanskap harus dalam hubungan ukuran yang tepat dengan

elemen lainnya. Pada taman yang kecil, pemilihan jenis tanamannya lebih terbatas,

teksturnya halus, dan warna tidak terlalu menyolok, sedangkan pada taman yang

cukup luas, kesempatan memilih jenis tanaman lebih banyak. Ukuran tanaman

terhadap bangunan harus sebanding, sehingga proporsi harus sesuai dengan

fungsinya.

Untuk menciptakan komposisi tanaman yang menarik dan indah, ada

beberapa kiat yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Tanaman soliter atau tunggal seperti palem merah, beringin, dan lain sebagainya,

sebaiknya ditanam menyendiri sebagai eye catcher atau daya tarik yang berfungsi

sebagai karya sculpture yang dinamis terlihat dari berbagai sisi.

2. Untuk sebuah komposisi, sebaiknya memilih jenis-jenis tanaman berdasarkan

ukuran, bentuk, warna, dan teksturnya.

3. Perancang harus menghindari penanaman dengan jumlah genap karena

cenderung memecah komposisi. Tanaman dengan jumlah ganjil cenderung

mempersatukan komposisi.

4. Sebaiknya tidak menanam secara menyebar atau jarang, tanaman dibuat secara

mengelompok, terutama pada tanaman-tanaman individu.

5. Masa-masa tanaman yang saling bersinggungan atau tumpang tindih tajuknya

akan memperkuat hubungan antara satu dengan yang lainnya.

6. Sebaiknya mengisi di bawah tajuk pohon dengan tanaman semak agar tidak

terbentuk ruang tersisa.

7. Tanaman khususnya semak, sebaiknya ditanam dalam bak tanam (cultivated bed)

sehingga terlindung dari kerusakan akibat mesin potong rumput saat

pemangkasan. Penanaman di dalam bak memungkinkan menutup permukaan

tanah dengan lumut, serbuk kayu, batuan atau material lain untuk mencegah

timbulnya tanaman liar.

Berikut ini diberikan contoh komposisi tanaman pada area menyudut, pada

bidang lurus, dan untuk memanipulasi bangunan.

Page 109: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

103

a. Komposisi Tanaman Menyudut Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada penataan komposisi penanaman

menyudut, yaitu 1) titik tengah sudut atau lengkung dalam (incurve) dan 2) kedua

tepian atau lengkung luar (outcurve). Lengkung dalam merupakan tempat yang

sesuai untuk menempatkan tanaman yang memiliki daya tarik visual kuat sehingga

biasanya digunakan untuk menempatkan focal point dengan tanaman yang khas,

baik ukuran, bentuk, maupun warnanya. Dari segi ukuran, sebaiknya tanaman

tersebut merupakan tanaman yang paling tinggi di antara tanaman lain pada bagian

outcurve. Selain tanaman khas, untuk focal point dapat juga ditempatkan bentuk

aksen lainnya pada incurve seperti patung, air mancur atau lampu yang bentuknya

artistik.

Aksen utama dapat diletakkan di lokasi incurve atau di lokasi lain. Jika aksen

di luar incurve, maka incurve dapat dijadikan tempat untuk meletakkan aksen minor

dengan catatan aksen ini tidak melebihi kekuatan aksen utamanya. Variasi dapat

dilakukan dalam komposisi menyudut ini, antara lain, 1) meletakkan tanaman tinggi

pada incurve kemudian memendek ke arah outcurve dan 2) pada incurve diletakkan

tanaman tinggi, sedangkan bagian depan serta outcurve diisi dengan tanaman yang

lebih pendek. Komposisi tanaman pada incurve dan outcurve ini sebaiknya tidak lebih

dari tiga sampai empat jenis saja. Contoh komposisi tanaman menyudut dapat dilihat

pada Gambar 24.

Gambar 24. Contoh komposisi tanaman menyudut (Sumber: Handayani, 2009)

Page 110: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

104

b. Komposisi Tanaman pada Bidang Lurus Komposisi penanaman pada bidang lurus pada dasarnya mencoba

menerapkan fungsi arsitektur yang diantaranya adalah membentuk bidang vertikal.

Penanaman cara ini dapat berperan baik sebagai pembentuk ruang privacy, total

maupun semi privacy, atau ruang dengan tingkat keterbukaan terbatas.

Selain fungsi arsitektural, komposisi ini berperan pula sebagai pengendali

visual dan pengendali lingkungan, seperti pengendalian pandangan ke arah tempat

yang kurang menarik dan pengendalian terik matahari. Penanaman pada bidang

lurus secara umum dikelompokkan pada: 1) berderet mengikuti bidang lurus, dan 2)

berderet seolah mengikuti garis lengkung/berbelok-belok (Gambar 25).

Gambar 25. Contoh penataan tanaman pada bidang lurus (Handayani, 2009)

Page 111: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

105

Seperti halnya dalam pembuatan komposisi menyudut, jenis tanaman yang

digunakan harus dibatasi dan disusun dalam bentuk kelompok. Namun, jumlah

tanaman yang terlalu sedikit pun dapat mengakibatkan komposisi menjadi monoton.

Disamping itu, pengaturan dalam perletakan titik tanam sangat mempengaruhi daya

tarik komposisi secara keseluruhan.

Komposisi tanaman pada bidang lurus akan lebih menarik bila di bagian depan

ditempatkan tanaman yang lebih rendah dari bagian belakang. Hal ini untuk

menciptakan area transisi antara penutup tanah dengan tanaman tinggi.

c. Komposisi Tanaman untuk Memanipulasi Bangunan Komposisi ini diperlukan bila menghadapi bangunan yang bentuknya terlalu

tinggi, dinding yang telah tua atau bagian bangunan lain yang kurang menarik.

Komposisi untuk memanipulasi bangunan ini memiliki peran penting dalam

mempercantik sebuah bangunan, tidak hanya terbatas pada sudut-sudut bangunan

saja tetapi menyeluruh hingga ke bagian lanskap lainnya. Fungsi lainnya adalah

untuk mengarahkan pandangan pengamat pada pintu masuk di area publik sebuah

bangunan.

B. Rangkuman Prinsip dan aturan dalam menyusun komposisi tanaman mengikuti prinsip

desain lanskap, yaitu kesatuan, irama, aksen, keseimbangan, dan proporsi.

Komposisi ini dapat diterapkan pada area menyudut, pada bidang lurus, dan untuk

memanipulasi bangunan.

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang komposisi tanaman dalam lanskap,

Anda perlu mengerjakan tugas-tugas di bawah ini dan mendiskusikannya dengan

kawan-kawan Anda!

1. Jelaskan persyaratan dalam menyusun komposisi tanaman yang baik.

2. Berikan contoh komposisi tanaman pada area menyudut, bidang lurus, dan untuk

memanipulasi bangunan.

Page 112: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

106

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

kawan-kawan Anda.

2. Renungkan tentang komposisi tanaman dalam lanskap.

B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

1. Salah satu cara untuk mempersatukan komposisi tanaman adalah.............

(a) Penanaman berjumlah ganjil

(b) Penanaman berjumlah genap

(c) Penanaman secara menyebar

(d) Penanaman dengan jenis yang sama

2. Kesan yang dapat ditimbulkan dari irama adalah kesan.............

(a) Dinamis

(b) Statis

(c) Monoton

(d) Ramai

3. Aksen pada suatu taman dapat diciptakan dengan cara.............

(a) Pengulangan bentuk

(b) Perbedaan bentuk

(c) Ukuran yang sama

(d) Warna yang terang

4. Penempatan tanaman yang sama tepat satu sama lainn disebut

keseimbangan .............

(a) Simetris

(b) Asimetris

(c) Radial

(d) Segitiga

Page 113: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

107

5. Untuk menciptakan komposisi tanaman yang baik, tanaman tinggi sebaiknya

diletakkan pada.............

(a) Lengkung dalam

(b) Lengkung luar

(c) Bidang lurus

(d) Garis berbelok-belok

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 8.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 8. Anda dapat meneruskan pada Bab 9. Akan tetapi, apabila tingkat

penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 8, terutama

bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Handayani S. 2009. Elemen-elemen Pendukung Lanskap. http://www.upi.edu/

Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/196609301997032-

SRI_HANDAYANI/Bahan_Ajar_Mata_Kuliah_ArsLansekap_4.pdf. [13 Maret

2011].

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 114: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

108

D. Kunci Jawaban 1. a

2. a

3. b

4. a

5. a

Page 115: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

109

BAB 9 TEKNIK PENANAMAN TANAMAN LANSKAP

PENDAHULUAN Untuk mewujudkan suatu karya desain, haruslah melewati tahap pelaksanaan.

Kegiatan pelaksanaan lebih terkait dengan pekerjaan secara fisik di lapangan dengan

acuan hasil desain yang telah dibuat sebelumnya. Kegiatan pelaksanaan meliputi

tahap persiapan, pembuatan konstruksi, penanaman, dan pembersihan. Untuk

penanaman tanaman lanskap, dibedakan menjadi penanaman pohon, semak,

penutup tanah, rumput, dan tanaman pagar.

A. Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat menguasai teknik-

teknik penanaman tanaman lanskap melalui makalah hasil diskusi cooperative

learning secara berkelompok dan praktikum.

B. Strategi Pembelajaran 1. Cooperative learning

2. Praktikum

C. Kegiatan Belajar Langkah-langkah kegiatan belajar yang harus dilakukan:

1. Mahasiswa melakukan penelusuran literatur mengenai teknik-teknik

penanaman tanaman lanskap melalui sumber bacaan dan internet.

2. Mahasiswa aktif melakukan kegiatan diskusi di kelas dan praktikum.

3. Mahasiswa membuat makalah sesuai format yang diberikan.

4. Mahasiswa menyelesaikan tes formatif/evaluasi kegiatan pembelajaran.

Page 116: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

110

b. Indikator Pencapaian 1. Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai teknik penanaman

tanaman lanskap.

2. Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan.

3. Kemampuan melakukan praktikum teknik penanaman tanaman lanskap.

4. Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

A. Penanaman Pohon dan Semak Sangat banyak pilihan untuk pohon dan semak. Karenanya, kehadirannya

selalu mewarnai suatu taman. Dari sekian jenis yang ada, perancang dapat memilih

semak atau pohon yang menghasilkan buah-buahan, atau yang dapat dimanfaatkan

daunnya untuk obat atau bahkan juga untuk sayuran/lalapan, tergantung dari

kesesuaiannya dengan rancangan taman yang kita inginkan.

Penanaman bukan sekedar memasukkan tanaman ke lubang. Kontraktor

sebagai pelaksana bertanggung jawab menciptakan iklim mikro yang optimum untuk

pertumbuhan tanaman. Tanaman yang sehat dan kuat diperlukan untuk mencapai

efek yang diinginkan. Tanaman yang sehat juga tidak memerlukan pemeliharaan

yang banyak dan hasil akhirnya akan memuaskan pemilik tapak. Penanaman yang

benar dari segi pembiayaan penting bagi kontraktor. Penggantian tanaman

mengurangi atau menghilangkan keuntungan. Jadi penanaman yang baik merupakan

bagian pengelolaan usaha.

Teknik penanaman pada pohon dan semak terdiri atas penanaman untuk

tanaman cabutan, penanaman pada tanaman puteran (balling), dan pemindahan

tanaman.

1. Tanaman cabutan Buatlah lubang tanam terlebih dahulu. Pada tanah yang kurang subur, lubang

tanam ini dibuat dengan ukuran yang lebih besar, misalnya 80 cm x 80 cm x 60 cm,

kemudian ke dalamnya diisikan tanah yang subur. Kalau perlu pergunakanlah pupuk

organik (pupuk hijau atau pupuk kandang). Tiap lubang tanam dapat diisi 2 – 5 kg

pupuk, tergantung ukurannya.

Page 117: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

111

Isikan campuran tanah dan bahan organik tersebut ke dalam lubang tanam

sehingga tanaman dapat diletakkan cukup dalam. Sebagai patokan dalam hal ini,

ketinggian tanah dari tanaman setinggi permukaan tanah halaman. Tekanlah dengan

kuat hingga tanah di sekitar tanaman cukup padat, dan kemudian siramlah dengan

air secukupnya. Penanaman dengan sistem cabutan dapat dilihat pada Gambar 26.

2. Tanaman puteran (balling) Pohon atau semak yang tidak dapat atau sulit ditanam secara cabutan, harus

ditanam dalam bentuk puteran (Gambar 27), yaitu dengan mengikutsertakan tanah

asalnya dalam bentuk gumpalan. Dengan cara ini akan lebih bagus hasilnya

walaupun pelaksanaannya lebih berat.

Apabila tanaman yang ditanam cukup tinggi sehingga mudah roboh bila

dihembus angin, maka untuk sementara diperlukan tongkat-tongkat penguat di

samping kiri dan kanannya. Kemudian, perlu juga dibuatkan kayu melintang sehingga

dapat dilakukan pengikatan antara tongkat penguat dengan batang tanaman. Tali

pengikat sebaiknya dilapisi selang plastik, maksudnya agar batang pohon tidak luka

terjerat

Pohon yang tumbuh membesar dengan bebas sering akarnya merusak

bangunan yang ada di sekitarnya. Hal tersebut dapat dicegah atau diatasi dengan

cara membuat batasan daerah pertumbuhan akar. Cara ini dilakukan pada saat kita

akan mulai menanam pohon tersebut. Salah satu caranya adalah dengan membuat

tembok/dinding mengelilingi bagian bawah pohon. Dalam susunan yang tepat, maka

dinding tersebut selain berfungsi membatasi pertumbuhan akar, juga dapat

dimanfaatkan sebagai tempat duduk. Pertumbuhan akar dibatasi sehingga akar tidak

leluasa menembus lapisan tanah. Cara ini perlu disertai pemangkasan tajuk pohon.

Page 118: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

112

Gambar 26. Penanaman dengan sistem cabutan (Sumber: Sulistyantara, 1992)

1. Lubang tanam dibuat dengan ukuran tertentu. Apabila tanah kurang subur, ukurannya diperbesar

2. Lubang tanam diisi tanah subur atau tanah yang telah dicampur pupuk organik

3. Tanaman dimasukkan ke dalam lubang tanam sehingga letak akar cukup dalam. Sebagai patokan, pangkal akar sejajar dengan tanah halaman

4. Tanah subur ditambahkan lagi sehingga akar tertutup tanah

5. Tanah di sekitar tanaman dipadatkan

6. Disiram air secukupnya

Page 119: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

113

Gambar 27. Penanaman dengan sistem puteran (Sumber: Sulistyantara, 1992)

1. Puteran diangkat secara bersama-sama dengan lembaran karung goni atau sejenisnya

2. Letakkan dalam lubang tanam, lebarnya 2× lebar puteran dan dalamnya 15 cm lebih dalam daripada puteran

3. Tambahkan tanah yang subur (topsoil), lepaskan tali pengikat puteran

4. Tanah dipadatkan

5. Pasang tongkat untuk menyangga berdirinya tanaman jangan sampai merusak akar tanaman

6. Ikatkan pada tongkat dan siram sampai basah betul

Page 120: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

114

3. Pemindahan tanaman Pada saat membuat rancangan taman adakalanya dijumpai hal-hal yang di

luar keinginan. Misalnya saja pada tapak terdapat pohon yang indah/bagus, tetapi

sayang sekali letaknya tidak sesuai dengan gambar rancangan baru yang disiapkan.

Bagaimana harus memindahkannya? Ada dua kemungkinan, apabila pohon tersebut

relatif masih kecil, dengan ukuran yang masih memungkinkan dipindahkan dengan

tenaga manusia, ada baiknya hal tersebut dilakukan saja, tidak ada masalah. Akan

tetapi, apabila pohon tersebut sudah cukup besar sehingga ukurannya sudah tidak

memungkinkan diatasi dengan tenaga manusia, maka terpaksa diperlukan bantuan

tenaga mesin (traktor). Namun, tetap harus diperhatikan bahwa dalam memindahkan

pohon tersebut harus berlaku hati-hati.

B. Penanaman Penutup Tanah Menurut ukurannya, tanaman penutup tanah termasuk dalam kelompok semak

kecil. Pada umumnya kelompok ini tidak berkayu (herba) atau berkayu lunak.

Kehadiran tanaman penutup tanah dalam suatu taman sangat diperlukan, karena

tanaman jenis ini mampu memancarkan ketenangan di halaman dengan daun dan

bunganya yang beraneka warna. Di samping dapat menyemarakkan suasana,

tanaman penutup tanah juga berfungsi melunakkan kesan keras dari perkerasan di

sekitarnya, seperti jalan setapak, dinding, atau bangku-bangku beton. Dalam

susunan yang tepat, kumpulan atau kelompok tanaman penutup tanah dapat menjadi

jembatan yang baik antara rumput dan pohon atau antara rumput dan dinding atau

pagar, dengan membentuk gradasi ketinggian yang memberi kesan tidak

mengejutkan. Pada rancangan yang baik dapat diciptakan ruang dan massa antara

rumput dan penutup tanah, atau pada tempat-tempat yang sulit ditanami rumput

digantikan dengan tanaman penutup tanah.

Untuk mengisi taman dengan tanaman penutup tanah ini hendaknya kita

mengenali lebih jauh sifat-sifatnya, baik dari segi persyaratan hortikultura yang

dikehendaki maupun sifat-sifat fisik yang dimilikinya. Apabila sudah didapatkan

tanaman yang sesuai dengan keadaan tapak, maka perancang tinggal memilih

kesesuaian fisiknya terhadap rancangan taman yang ada. Tanaman penutup tanah

Page 121: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

115

macam manakah yang diinginkan, apakah yang berdaun hijau muda, berdaun merah,

berdaun variasi hijau putih, atau berbunga kuning, dan yang lain. Kemudian dari

ketinggiannya, misalnya dengan memilih tanaman dengan ketinggian tertentu, yang

dapat dipangkas setiap mencapai ketinggian tertentu, dan sebagainya.

Tanaman penutup tanah dapat berupa tanaman hias daun ataupun tanaman

hias bunga, dari jenis tanaman setahun maupun tanaman tahunan, dan yang berumbi

maupun yang tidak berumbi. Tanaman setahun menghabiskan siklus hidupnya dalam

satu kali musim, atau dalam satu tahun, sedangkan tanaman tahunan memungkinkan

manusia menikmatinya selama beberapa periode dari siklus hidupnya sehingga

dapat dinikmati penampilan keindahan bunganya untuk beberapa kali. Tanaman

berumbi mempunyai struktur akar atau batang yang membentuk umbi. Umbi ini

merupakan cadangan makanan tanaman yang sekaligus berfungsi sebagai alat

perbanyakan. Dengan demikian tanaman ini dapat ditanam dengan umbinya saja.

Pelaksanaan penanaman dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Umumnya tanaman penutup tanah tumbuh subur pada tanah yang dilengkapi

bahan organik (pupuk kandang, pupuk hijau, atau kompos). Bahan organik yang

diberikan sebanyak 2 – 4 kg untuk setiap 1 m2.

2. Terlebih dahulu tanah dicangkul, dibersihkan dari batu-batuan dan tanaman liar

yang tidak dikehendaki. Kemudian tanah dihaluskan. Apabila tanahnya kurang

subur, sebaiknya ditambahkan pupuk pabrik pada saat mempersiapkan tanah ini,

yaitu dengan pupuk TSP, Urea, dan KCl masing-masing sebanyak 10 gram setiap

1 m2 atau NPK (15-15-15) sebanyak 30 gram setiap 1 m2. Pada dasarnya

persiapan tanah untuk tanaman penutup tanah ini tidak berbeda dengan

persiapan tanah untuk rumput.

3. Tanamlah tanaman dengan jarak tanam yang teratur. Agar terlihat lebih rapat,

penanaman diatur dengan mengikuti pola segitiga sama sisi.

C. Penanaman Rumput Hamparan rumput yang datar memberi kesan luas. Ini merupakan suatu nilai

positif untuk dipermainkan pada halaman rumah yang sempit. Penanaman yang rapi

dan terpelihara akan mendukung tersampaikannya kesan keanggunan, yang

Page 122: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

116

sekaligus membawa suasana tenang, kelembutan, ketertiban, dan kedisiplinan. Satu

keuntungan lagi adalah kemampuan hamparan rumput menyerap kilauan cahaya

matahari yang menimpa halaman, serta kesan lembutnya yang mampu melunakkan

perkerasan di dekatnya.

Secara umum, cara penanaman rumput dapat dilakukan baik dengan bagian

generatifnya (benih) maupun dengan bagian vegetatifnya (rhizoma atau anakan).

Penanaman bagian vegetatif ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan

rhizoma atau anakan tunggal, dalam bentuk kumpulan rhizoma (potongan rumput),

dan lempengan. Menanam lempengan rumput atau karpet rumput memang lebih

mahal, tetapi dapat menekan biaya tenaga kerja dan waktu penanaman. Di samping

itu, risiko kematian jauh lebih kecil dibanding cara yang lain. Apabila tapak yang akan

ditanami rumput cukup luas, maka biaya penanamannya besar. Akan tetapi, kalau

menanaminya dengan kumpulan rhizoma akan sangat melelahkan, apalagi dengan

rhizoma tunggal. Oleh karena itu, cara terbaik menanam rumput di halaman yang

cukup luas, adalah dengan cara pertama, yaitu menebar benih, sedangkan untuk

halaman yang relatif sempit, lebih praktis ditanami rumput secara lempengan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai penanaman

rumput. Pertama, amatilah baik-baik keadaan rumput yang dibeli, apakah tercampur

rumput jenis lain atau tidak. Apabila tercampur dengan jenis rumput lain, seperti

misalnya rumput teki atau alang-alang, segeralah buang bagian-bagian yang

tercampur tadi dengan pisau yang tajam hingga ke akar-akarnya. Kedua,

memperhatikan saat penanamannya. Usahakan penanaman dapat dilakukan

secepatnya, jangan sampai terlambat karena rumput mudah sekali rusak atau mati

bila kekeringan. Untuk menghindari kemungkinan tersebut, sebaiknya halaman yang

akan ditanami (sesuai dengan desain) telah disiapkan terlebih dahulu sebelum

membeli benih atau lempengan rumputnya.

Bagian halaman dan tanah yang akan ditanami rumput haruslah dipersiapkan

secara cermat. Buanglah bongkahan-bongkahan batu atau kayu yang mengganggu,

bahkan mungkin juga akar-akar pohon yang telah mati, kalau ada. Bersihkan tanah

dari rumput yang tidak dikehendaki dengan cangkul atau koret sambil dipungut satu

per satu hingga bersih ke akar-akarnya. Setidaknya sampai kedalaman 20 cm, tanah

Page 123: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

117

yang akan ditanami harus betul-betul bebas dari pengganggu tersebut di atas.

Setelah itu, tanah dihaluskan, dipupuk, diratakan, dan dipadatkan. Sebelum mulai

menanam, harus diperhatikan bahwa permukaan tanah telah betul-betul rata,

andaikata sengaja dibuat bergelombang pun harus tetap diupayakan agar alur

gelombang yang terbentuk cukup halus. Persiapan tanah yang kurang baik akan

menghasilkan hamparan rumput yang tidak rapi. Selain itu, tanah yang tidak rata

dengan kesuburan yang juga tidak merata mengakibatkan pertumbuhan rumput tidak

rata pula, sehingga ketebalan rumput pada masing-masing bagian tidak sama.

1. Menanam Rhizoma Tunggal Untuk menanam rumput dengan rhizoma dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut.

a) Memilih rhizoma yang baik, segar, dan tebal. Memotong rhizoma dengan

gunting, satu potong rhizoma mengandung 3 tunas.

b) Pada tanah yang telah disiapkan (sesuai tahap 1 – 6) buat alur dengan cetok

atau koret sedalam kurang lebih 2 – 3 cm, dengan jarak antara alur 10 cm.

Untuk mendapatkan alur yang lurus, buat regangan tali rafia atau benang

kenur sebagai pembantu.

c) Rhizoma yang telah disiapkan ditanam dalam alur, kemudian tutup dengan

tanah dan padatkan.

d) Lakukan penyiraman dua kali sehari. Upayakan kondisi tetap lembab, agar

rhizoma tidak kekeringan. Penyiraman harus hati-hati, percikan air jangan

sampai merusak susunan rhizoma.

e) Akan lebih baik apabila di atasnya ditutup hamparan mulsa (jerami).

2. Menanam potongan rumput (suwiran) a) Lempengan rumput yang telah dibersihkan dari rumput pengganggu dipotong-

potong dengan pisau yang tajam. Ukuran setiap potongan kurang lebih 4 cm x

4 cm.

b) Membuat lubang tanam pada tanah yang sudah dipersiapkan dengan jarak

tanam antara 10 cm x 10 cm sampai 15 cm x 15 cm. Usahakan membuat lajur

yang lurus dengan bantuan tali rafia atau benang.

Page 124: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

118

c) Potongan rumput ditanamkan dalam lubang tanam, kemudian tanah ditekan

sedikit.

d) Lakukan penyiraman dua kali sehari dan usahakan agar kelembaban tanahnya

tetap terjaga. Penanaman dengan cara suwiran dapat dilihat pada Gambar 28.

3. Menanam lempengan rumput karpet a) Lempengan yang telah bebas dari pengganggu dibuat halus bagian tepinya,

juga tebal tanah lempengannya dibuat sama, kurang lebih 2 cm.

b) Tanamlah pada tanah yang telah disiapkan dengan menyusunnya secara

paralel (sejajar). Kelebihan pada bagian tepi yang berbatasan dengan

batu/lantai dipotong dengan pisau yang tajam. Tekanlah dengan kuat.

c) Lakukan penyiraman secara teratur serta jaga kelembaban tanah (Gambar

29).

Gambar 28. Menanam suwiran (Sumber: Sulistyantara, 1992)

Gambar 29. Menanam lembaran/karpet (Sumber: Sulistyantara, 1992)

- Pilih suwiran yang sehat dan seragam

- Buatlah pola penanaman (segitiga atau segiempat)

- Suwiran ditanam satu per satu, agak ditekan

- Setelah tertanam semuanya, segera disiram; penyiraman berikutnya dilakukan secara terus-menerus

- Pilihlah bahan tanaman yang sehat dan seragam

- Karpet rumput ditanamkan secara rapat menutup permukaan media penanaman

- Bagian-bagian yang berlebihan dipotong sesuai dengan batas-batas yang dikehendaki

- Lempengan ditekan - Disiram secara teratur

Page 125: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

119

4. Tebar benih a) Memilih benih bermutu baik yang daya kecambahnya tinggi.

b) Biasanya benih yang akan ditanam merupakan campuran benih dari beberapa

spesies rumput.

c) Agar tidak sulit waktu menebarkannya, benih dicampur rata dengan pasir yang

telah disterilkan (dimasak). Setiap luasan 10 m2 diperlukan benih sebanyak

100 – 300 gram.

d) Campuran benih-pasir ditabur dengan tangan secara merata di atas tanah

yang telah disiapkan. Cara yang lebih baik dapat dilakukan dengan

menggunakan gerobak dorong yang telah disetel sehingga benih dapat

tertabur secara merata.

D. Penanaman Tanaman Pagar Kebanyakan tanaman yang dipergunakan untuk pagar adalah golongan

semak. Tanaman ini dapat ditanam langsung sebagai pagar atau pembatas, tetapi

adakalanya ditanam di samping pagar besi. Sesuai dengan sifat tanaman yang dapat

memberi kesan lunak, pagar yang terbuat dari besi atau beton ini kesannya menjadi

lebih halus dan lembut setelah ada tanaman pagar.

Erat kaitannya dengan fungsi pemagaran yang diinginkan, satu hal yang harus

menjadi perhatian adalah ketekunan dan kesabaran dalam mengatur dan memelihara

tanaman pagar tersebut agar dapat dibentuk menjadi pagar (hedge) yang baik dan

rapi.

Teknik penanaman tanaman pagar adalah pertama kali dipersiapkan

tanahnya. Tanah dicangkul sedalam kurang lebih 20 cm, kemudian dihaluskan sesuai

dengan bentuk pagar yang direncanakan. Campurkan ke dalamnya dengan pupuk

organik (pupuk hijau atau pupuk kandang) sebanyak 2 – 4 kg per m2. Sebaiknya

tambahkan juga pupuk Urea, TSP, KCl masing-masing sebanyak 10 gram/m2 atau

NPK (15-15-15) sebanyak 30 gram/m2. Tanamlah tanaman pagar tersebut dengan

jarak yang teratur, pola segiempat, dengan jarak tanam lebih kurang 25 cm x 25 cm.

Lakukanlah penyiraman secara teratur, apalagi pada waktu musim kemarau,

setidaknya siram dua kali sehari. Setiap 2 – 3 minggu sekali dilakukan pemangkasan

Page 126: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

120

sehingga selalu didapatkan permukaan yang rata. Pemangkasan akan merangsang

tumbuhnya tunas-tunas baru, dan pemangkasan yang teratur dapat menghasilkan

tanaman pagar yang bagus, sehat, dan rapi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari tanaman pagar adalah:

a) Lebih baik memilih tanaman yang masih kecil daripada yang sudah besar untuk

membuat tanaman pagar.

b) Jarak antar tanaman tergantung jenis tanamannya.

c) Pemangkasan dilakukan secara teratur dan kontinu.

d) Pemupukan setiap bulan sekali dengan pupuk yang kandungan N-nya tinggi.

e) Tanaman pagar hias bunga, setelah cukup dewasa diberi pupuk dengan

kandungan P tinggi.

E. Rangkuman Penanaman tanaman lanskap dibedakan menjadi penanaman pohon, semak,

penutup tanah, rumput, dan tanaman pagar. Penanaman pohon dapat dilakukan

dengan sistem cabutan dan sistem puteran (balling). Penanaman rumput dapat

dilakukan dengan menanam rhizoma tunggal, menanam potongan rumput (suwiran),

menanam lempengan rumput (karpet), dan tebar benih.

PENUTUP B. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang teknik penanaman tanaman lanskap,

Anda perlu mengerjakan tugas-tugas di bawah ini dan mendiskusikannya dengan

kawan-kawan Anda!

1. Jelaskan teknik-teknik penanaman tanaman lanskap.

2. Jelaskan sistem-sistem dalam penanaman pohon.

3. Jelaskan cara penanaman rumput

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

kawan-kawan Anda.

Page 127: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

121

2. Renungkan tentang teknik-teknik penanaman tanaman lanskap.

C. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

1. Penanaman pohon yang memiliki ukuran besar dilakukan dengan cara.............

(a) Cabutan

(b) Puteran

(c) Memotong batang

(d) Menanam cabangnya

2. Cara terbaik menanam rumput di halaman yang luas adalah.............

(a) Rhizoma tunggal

(b) Suwiran

(c) Lempengan rumput

(d) Tebar benih

3. Maksud penggunaan tali pengikat yang dilapisi plastik pada penanaman pohon

adalah agar.............

(a) Mudah dalam penanaman

(b) Tanaman tidak mudah roboh

(c) Memudahkan penyiraman

(d) Batang pohon tidak luka terjerat

4. Penanaman pohon dengan sistem puteran adalah.............

(a) Batangnya diputar-putar

(b) Dengan mencabut batang pohon

(c) Membuang tanah asal supaya bersih

(d) Mengikutsertakan tanah asal dalam bentuk gumpalan

5. Penanaman rumput dengan resiko kematian jauh lebih kecil dibanding cara

lainnya adalah.............

(a) Tebar benih

(b) Lempengan rumput

(c) Rhizoma tunggal

(d) Suwiran

Page 128: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

122

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 9.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 9. Anda dapat meneruskan pada Bab 10. Akan tetapi, apabila

tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 9,

terutama bagian yang belum Anda kuasai.

D. Sumber/Referensi 1. Kumurur VA. 1998. Rumput Lanskap. Jakarta: Penebar Swadaya.

2. Sulistyantara B. 1992. Taman Rumah Tinggal. Jakarta: Penebar Swadaya.

E. Kunci Jawaban 1. b

2. d

3. d

4. d

5. b

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 129: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

123

BAB 10 TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN LANSKAP

PENDAHULUAN Pemeliharaan berperan penting dalam menentukan keberhasilan suatu proyek

pembangunan taman/lanskap. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan mengenai

aspek-aspek pemeliharaan tersebut.

Pemeliharaan merupakan upaya menjaga taman dan fasilitasnya seperti

dalam keadaan awalnya atau mendekati aslinya, meliputi kegiatan rutin (penyiangan,

pemupukan, pembersihan, dan lain-lain), perbaikan minor atau mayor, dan konstruksi

minor (penambahan bak sampah, tempat duduk, dan lain-lain). Tujuan utama

pemeliharaan adalah menjaga kesinambungan wujud lanskap agar tetap sesuai

dengan fungsi dan nilai estetika.

A. Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat menguasai teknik-

teknik pemeliharaan tanaman lanskap melalui makalah hasil diskusi cooperative

learning secara berkelompok dan praktikum.

B. Strategi Pembelajaran 1. Cooperative learning

2. Praktikum

C. Kegiatan Belajar Langkah-langkah kegiatan belajar yang harus dilakukan:

1. Mahasiswa melakukan penelusuran literatur mengenai teknik pemeliharaan

tanaman lanskap melalui sumber bacaan dan internet.

2. Mahasiswa aktif melakukan kegiatan diskusi di kelas dan praktikum.

3. Mahasiswa membuat makalah sesuai format yang diberikan.

Page 130: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

124

4. Mahasiswa menyelesaikan tes formatif/evaluasi kegiatan pembelajaran.

D. Indikator Pencapaian 1. Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai teknik pemeliharaan

tanaman lanskap.

2. Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan.

3. Kemampuan melakukan praktikum teknik pemeliharaan tanaman lanskap.

4. Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Kegiatan pemeliharaan tanaman dalam taman berbeda dengan pemeliharaan

tanaman pada umumnya. Pemeliharaan tanaman secara umum dilakukan untuk

meningkatkan produksi dari tanaman tersebut, tetapi pemeliharaan tanaman dalam

taman dilakukan untuk kepentingan visual dari tanaman sebagai unsur atau

komposisi taman baik secara fungsional maupun estetis. Tanaman dalam taman

tidak dituntut untuk berproduksi baik kualitas maupun kuantitas, tetapi dituntut agar

bentuk visual tanaman tersebut indah dan berfungsi. Oleh karena itu, terlebih dahulu

harus dipahami konsep rancangan suatu taman, baru selanjutnya ditentukan

bagaimana pemeliharaan tanaman pada taman tersebut. Sebagai contoh, tanaman

kirai payung yang ditanam sebagai peneduh tempat parkir, dilakukan pemangkasan

awal untuk membentuk percabangan dan tajuk yang memayung dan tidak terlalu

tinggi, kemudian pemangkasan berikutnya adalah membuang cabang atau ranting

bawah sehingga berfungsi sebagai peneduh parkir. Akan tetapi, berbeda jika kirai

payung ditanam sebagai pembatas atau penyangga (buffer), dimana pemangkasan

bagian bawah justru dihindari.

Pemeliharaan dibedakan atas pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik.

Pemeliharaan ideal adalah pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain

semula, sedangkan pemeliharaan fisik meliputi pekerjaan untuk tetap menjaga

keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanan taman. Pekerjaan tersebut

mencakup kegiatan pembersihan taman, penggantian elemen-elemen taman yang

Page 131: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

125

rusak atau tidak berfungsi, penyiraman tanaman, penyiangan gulma, pemangkasan,

pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penyulaman.

A. Pembersihan Tapak Kebersihan taman merupakan salah satu tujuan pengelolaan dan

pemeliharaan taman. Kebersihan taman ini meliputi penyapuan benda-benda yang

mengotori taman (misalnya sampah dan daun-daun yang berguguran), pembersihan

parit/selokan, pengecatan pagar, pembersihan elemen taman lainnya (seperti bangku

taman, kolam air, dan jalan setapak), serta penyediaan bak sampah. Pelaksanaan

pembersihan taman biasanya dilakukan secara rutin setiap hari. Namun, ada juga

yang frekuensinya cukup dengan seminggu sekali, sebulan sekali, atau setengah

tahun sekali.

Kebersihan areal taman sebenarnya tidak terlepas dari kebersihan tanaman

yang berada di dalam taman itu sendiri. Ada jenis-jenis tanaman pada musim tertentu

akan merontokkan daunnya secara berkala (decidous), tetapi ada juga tanaman yang

selalu hijau sepanjang tahun (evergreen). Apabila taman memiliki jenis tanaman yang

merontokkan daun (misalnya flamboyan, ketapang, dan jakaranda) maka intensitas

pekerjaan pembersihan taman akan lebih tinggi daripada taman yang memiliki

tanaman selalu hijau. Selain itu, kebersihan tanaman juga dilakukan terhadap dahan-

dahan yang mati, percabangan dan ranting-ranting yang kering, serta pembersihan

tanaman terhadap benalu. Pembersihan bagian tanaman yang rusak dan mati

biasanya dilakukan dengan pemangkasan.

B. Penyiangan Gulma Gulma merupakan tanaman pengganggu yang kehadirannya tidak diinginkan.

Kehadiran gulma ini dinilai merugikan karena secara estetika akan mengganggu

keindahan taman dan secara fungsi akan mengurangi hara, pemanfaatan sinar

matahari, air tanah, dan tempat tumbuh bagi tanaman utama. Oleh karena

kehadirannya mengganggu, gulma perlu dikendalikan dan diberantas. Pengendalian

gulma dengan cara penyiangan atau pendangiran juga termasuk dalam kegiatan

pemeliharaan.

Page 132: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

126

Gulma umumnya menyebar di hamparan rumput sehingga rumput yang

seharusnya homogen ternyata banyak ditumbuhi rumput liar yang kehadirannya tidak

diinginkan dan mengganggu pemandangan. Selain tumbuh di antara rumput, gulma

juga dijumpai di bedengan tanaman penutup tanah maupun tanaman perdu yang

ditanam secara massal, bahkan di sekitar pepohonan. Gulma tersebut terdiri dari

tumbuhan berdaun kecil (rumput-rumput liar) maupun tumbuhan berdaun lebar

(bayam-bayaman, putri malu, dan sebagainya).

Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual, yaitu dicabut, baik

menggunakan tangan maupun alat, seperti kored atau cangkul. Hal ini bisa dilakukan

apabila ukuran taman tidak terlalu luas, misalnya taman rumah. Sementara untuk

taman yang relatif luas dan terdiri dari berbagai macam tanaman, mulai tanaman

penutup tanah, perdu, dan pohon, umumnya penyebaran gulma pun relatif banyak.

Pengendalian gulma yang banyak ini dapat dibantu dengan penggunaan herbisida,

yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas tanaman pengganggu. Satu hal

yang penting diperhatikan dalam penggunaan herbisida yaitu yang akan diberantas

adalah tumbuhan. Hal ini berarti sesuatu yang bersifat relatif sama dengan elemen

taman, yaitu tanaman. Oleh karenanya, harus mengetahui betul gulma tersebut

termasuk tumbuhan berdaun sempit atau tumbuhan berdaun lebar agar dalam

pemberantasannya menggunakan herbisida yang tepat.

Secara teknis, bila ingin mengendalikan rumput-rumput liar pada suatu

hamparan taman berumput (lawns) maka tidak disarankan menggunakan herbisida.

Hal ini dikarenakan yang akan musnah tidak hanya gulma, tetapi juga rumput

utamanya. Untuk kasus seperti ini, alangkah baiknya pengendalian gulma tetap

dilakukan secara manual. Hal terpenting dalam pencabutan gulma, semua akar

rimpang (stolon) dari rumput pengganggu harus terangkat sehingga tidak

memungkinkan gulma tumbuh kembali.

Penyiangan gulma tanaman perdu maupun pohon dapat dilakukan seiring

dengan pelaksanaan penggemburan tanah. Caranya dengan membuat bokoran di

sekeliling pangkal batang tanaman pada jarak tertentu sesuai dengan ukuran

tanaman.

Page 133: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

127

Penyiangan gulma pada suatu taman hendaknya dilakukan secara terarur,

minimal sebulan sekali atau sesuai dengan tingkat sebaran jumlah gulma yang ada.

Penyiangan ini dilakukan sebelum pemupukan tanaman.

C. Penggemburan dan Aerasi Tanah Penggemburan tanah dan pemberian aerasi pada lahan pertamanan

diperlukan untuk memberikan pertumbuhan tanaman yang optimal. Hal ini dilakukan

pada lahan pertanaman, baik penutup tanah, tanaman perdu, maupun pohon yang

kondisi permukaan tanahnya sudah memadat. Penggemburan tanah akan

memberikan sirkulasi udara yang baik di daerah perakaran. Oleh karenanya,

pengemburan tanah perlu dilakukan secara terarur pada waktu tertentu, tergantung

sifat fisik tanah.

Pada areal penutup tanah, sering kali penggemburan tanah ini dilakukan

sebelum peremajaan tanaman. Sementara untuk lahan berumput biasanya dilakukan

dengan membuat lubang-lubang udara pada jarak tertentu (dapat dilakukan dengan

linggis atau alat sejenis). Untuk tanaman perdu, penggemburan tanah dilakukan

dengan mencangkul permukaan tanah sambil membersihkan gulma di sekitarnya.

Penggemburan ini dapat menggunakan kored secara lajur atau bedengan bagi perdu

yang ditanam massal atau secara bokoran bagi perdu yang ditanam tunggal. Untuk

pohon, penggemburan dilakukan dengan cara membuat bokoran di sekeliling pangkal

batang dengan radius sekitar 50 – 75 cm, tergantung besar kecilnya batang pohon.

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam penggemburan tanah adalah jangan sampai

merusak perakaran tanaman dan tidak dilakukan pada musim kemarau atau pada

saat terik matahari. Hal ini dikarenakan dapat mempercepat laju evaporasi yang

dapat menyebabkan tanaman mengalami stres.

D. Penyiraman Penyiraman tanaman sangat diperlukan untuk memudahkan perakaran

tanaman menyerap larutan hara yang tersedia di dalam tanah. Selain itu, penyiraman

dapat meningkatkan kelembapan tanah untuk mencegah kelayuan tanaman akibat

proses evapotranspirasi. Oleh karena itu, jumlah air siraman tergantung pada

Page 134: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

128

besarnya penguapan yang terjadi di dalam pertamanan tersebut. Air yang tersedia di

daerah perakaran hendaknya lebih banyak daripada air yang dibutuhkan untuk

evapotranspirasi.

Waktu penyiraman pada dasarnya dapat dilakukan kapan saja saat

dibutuhkan. Satu hal yang perlu diperhatikan apabila menyiram siang hari,

penyiraman hendaknya langsung pada permukaan tanah, tidak pada permukaan

daun tanaman, khususnya tanaman berdaun lebar. Penyiraman secara langsung

pada daun tanaman di siang hari dapat menyebabkan suhu permukaan daun

meningkat dan lebih tinggi dari suhu udara di sekitarnya sehingga daun menjadi luka

bakar (gosong). Untuk mencegahnya, penyiraman lebih baik dilakukan pada pagi

atau sore hari. Di kawasan atau daerah yang memiliki kelembaban udara relatif

tinggi, penyiraman pada pagi hari lebih baik daripada penyiraman sore hari.

Tujuannya untuk menghindari berkembangnya penyakit yang disebabkan oleh

cendawan.

Pelaksanaan penyiraman tanaman pada suatu taman ada bermacam-macam

cara, tergantung besar atau kecilnya ukuran taman dan ketersediaan alat. Cara

penyiraman yang sering dilakukan, antara lain, dengan ember, gayung, embrat,

selang plastik, selang mobil tangki, ataupun sprinkler.

Cara yang paling sederhana, penyiraman dilakukan dengan ember dan

gayung atau gembor/embrat. Cara tersebut umum digunakan untuk taman skala

relatif kecil. Bila tamannya luas maka cara ini tidak efisien. Penyiraman dengan

gayung perlu diperhatikan agar tidak terlalu keras mengenai permukaan tanah karena

dapat mengakibatkan tanah memantul dan mengotori batang dan daun tanaman

yang dekat dengan tanah. Cara penyiraman yang paling umum dilakukan yaitu

menggunakan selang plastik. Selang ini terkadang dilengkapi dengan sprayer untuk

mengatur air yang keluar.

Untuk taman yang berukuran luas (taman-taman di pinggir jalan/ jalur hijau,

taman lingkungan, atau taman kota), penyiraman dilakukan dengan menggunakan

mobil tangki air dan penyiraman rumput dengan selang plastik biasa.

Untuk taman-taman yang terdiri dari hamparan rumput yang luas maka

penyiraman menggunakan alat bantu sprinkler (Gambar 30) yang dapat menyiram

Page 135: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

129

secara otomatis berdasarkan mekanisme tekanan air. Jarak antar sprinkler

berdasarkan radius jangkauan semprotan air dan besar/kecilnya tekanan sumber air.

Beberapa jenis sprinkler ada yang harus ditanam di permukaan tanah secara

permanen, tetapi ada yang knockdown dan dapat digunakan secara berpindah-

pindah dari satu titik penyiraman ke titik lainnya.

Gambar 30. Penyiraman dengan sprinkler

Akhir-akhir ini sering juga diterapkan cara penyiraman melalui tabung bambu

atau sepotong paralon yang ditanam di kedalaman antara 20 – 30 cm dari

permukaan tanah. Tabung bambu atau paralon tersebut diletakkan di dekat batang

pohon. Penyiraman ini mempunyai sasaran langsung ke perakaran sehingga akar

dapat mengabsorbsi air. Teknik ini biasa dilakukan pada saat musim kemarau yang

laju evaporasinya sangat cepat. Dengan penyiraman ini, diharapkan dapat

memperkecil laju evaporasi karena permukaan air relatif kecil, seukuran penampang

tabung. Biasanya dalam sehari dilakukan beberapa kali pengisian air ke dalam

tabung agar tanaman tidak mengalami defisit air. Indikasi jumlah kebutuhan air

Foto

: HS

. Arif

in (2

009)

Page 136: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

130

siraman untuk tanaman secara praktis dapat diukur dari kedalaman penetrasi air

siraman di dalam tanah. Apabila air siraman dapat menerobos sedalam 15 – 20 cm

ke dalam tanah, dapat dianggap siraman tersebut sudah cukup. Namun, pada kondisi

tertentu, misalnya pada musim kemarau, penyiraman dalam bedengan atau tanaman

massal sering dilakukan dengan cara di-leb hingga tercapai kondisi jenuh.

E. Pemangkasan Pemangkasan tanaman (baik penutup tanah, semak, perdu, dan pohon)

ditujukan untuk mengontrol pertumbuhan tanaman sesuai yang diinginkan serta

menjaga keamanan dan kesehatan tanaman. Pemangkasan tanaman dapat

memberikan penampilan tanaman secara estetis. Sementara dari segi keamanan,

pemangkasan dilakukan pada tanaman yang mengganggu, baik karena pertumbuhan

yang berlebihan, kondisi tanaman yang sudah tua atau rusak, serta tajuk pohon yang

telah menyentuh kabel listrik atau kabel telepon. Pemangkasan untuk kesehatan

tanaman dilakukan pada bagian-bagian yang telah terserang hama dan penyakit.

Secara teknis, pemangkasan rumput dapat dilakukan dengan parang secara

manual, grass mower, atau gunting pangkas biasa. Untuk tanaman perdu, umumnya

pemangkasan dilakukan dengan gunting pangkas dan gunting dahan. Untuk tanaman

pohon, ranting, dan percabangan yang tinggi pemangkasan dilakukan dengan

gunting galah (Gambar 31). Sementara pemangkasan dahan besar menggunakan

gergaji tangan atau chainsaw. Waktu pemangkasan yang tepat yaitu setelah masa

pertumbuhan generatif tanaman (setelah selesai masa pembungaan) dan sebelum

pemberian pupuk.

Jenis pemangkasan tanaman dan pohon dapat dibedakan berdasarkan

tujuannya, yaitu pemangkasan untuk kesehatan tanaman/pohon, pemangkasan untuk

penampilan tanaman/pohon, dan pemangkasan untuk keamanan pengguna taman.

4. Pemangkasan untuk kesehatan pohon Pemangkasan yang bertujuan untuk kesehatan pohon dilakukan pada cabang,

dahan, dan ranting yang retak, patah, mati, atau berpenyakit. Bagian tersebut perlu

dipangkas agar kerusakan tidak meluas, terutama bagian yang terkena

jamur/cendawan atau parasit lainnya. Sementara untuk mencegah gesekan yang

Page 137: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

131

akan menyebabkan luka baru pemangkasan dilakukan pada cabang, dahan, atau

ranting-ranting yang tumpang tindih.

Gambar 31. Pemangkasan dengan gunting galah dan gunting pangkas

Pemangkasan terhadap cabang, dahan, atau ranting berarti pula mengurangi

jumlah dedaunan pohon yang dipangkas. Pemangkasan daun yang drastis dapat

mengakibatkan pengaruh serius terhadap suplai makanan dan kesehatan pohon.

Begitu pula pemangkasan pada bagian-bagian pucuk dengan porsi besar dapat

meningkatkan serangan cendawan dan hama di bekas pemangkasan tersebut, juga

meningkatkan luka bakar akibat sengatan sinar matahari langsung.

Pemangkasan cabang-cabang yang kecil dalam jumlah banyak lebih baik

daripada pemangkasan cabang-cabang yang besar. Pemangkasan pada cabang

besar menyebabkan luka yang besar dan lebih lama sembuh. Selain itu,

pengerjaannya lebih sulit daripada pemangkasan pada ranting (Gambar 32).

Umumnya, ada juga batang atau bagian pohon yang kering atau mati. Bagian

ini pun sangat perlu dipangkas. Kematian tersebut dapat disebabkan oleh beberapa

hal berikut ini: 1) kekurangan makanan, 2) kerusakan pada sistem perakaran, 3)

kelembaban atau suhu (udara/tanah) yang tidak sesuai 4) adanya unsur beracun

(udara/tanah), 5) aerasi pada sistem perakaran yang kurang baik, 6) tajuk pohon

tumbuh berlebihan, 7) adanya serangan jamur, bakteri, dan hama, dan 8) luka

mekanik atau luka bakar pada batang/cabang dan akar.

Foto

: Nur

faid

a (1

997;

H

S. A

ifin

(200

9))

Page 138: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

132

Pemangkasan dengan perlakuan yang tepat, baik saat pelaksanaan maupun

sesudahnya, dapat meningkatkan ketegaran percabangan yang tumbuh pada

keseluruhan pohon, terlebih bila diikuti penambahan suplai makanan (pemupukan

tanaman). Pemangkasan sebagai kontrol penyakit dilakukan dengan memotong

batang-batang yang terserang hingga 10 cm di bawah bagian yang terserang atau

terkena infeksi. Kemudian, luka bekas pangkasan diolesi etil alkohol 70%. Hal yang

perlu diperhatikan, hendaknya dihindari pemangkasan saat daun masih basah karena

organisme parasit akan mudah berkembang.

Gambar 32. Pemangkasan pohon besar

5. Pemangkasan untuk keamanan pengguna taman Batang, cabang, dahan, atau ranting yang mati, patah, retak, dan terserang

penyakit dapat menambah kerusakan pohon serta dapat mengancam keamanan

manusia pengguna taman. Bahkan tidak mustahil, pohon tersebut dapat menjadi bom

waktu bagi kehidupan manusia yang setiap saat dapat tumbang dan akhirnya

menelan korban. Oleh karena itu, sangat diperlukan perhatian yang lebih seksama

terhadap pohon-pohon tua yang sudah tidak patut untuk dipertahankan, baik

sebagian maupun seluruh pohon. Bagi pengelola pemeliharaan perlu melakukan

pengecekan rutin terhadap pohon-pohon yang sudah tua.

Foto

: Nur

faid

a (2

010)

Page 139: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

133

Keamanan bagi pengguna taman harus selalu ada maka pemangkasan pada

bagian pohon yang menjuntai harus dilakukan secara teratur. Di daerah pejalan kaki,

diperlukan ruang yang terbebas dari juntaian ranting dan dahan pohon sekitar 2,5

meter dari permukaan tanah. Untuk jalan-jalan di daerah pemukiman, sekitar 3,5

meter untuk jalan mobil, minimal 4,5 – 5 meter dari permukaan tanah harus bebas

dari cabang dan dahan pohon.

Batang atau dahan yang mencapai kabel telepon atau kawat listrik perlu

dipangkas. Hal ini dikarenakan gesekan yang intensif dapat mengganggu kesehatan

pohon dan dapat menyebabkan korsleting/kebakaran.

6. Pemangkasan untuk penampilan tanaman Penampilan tanaman dapat terkontrol dengan adanya pemangkasan. Bentuk

tanaman dapat dipertegas kembali atau dibuat bentuk baru dengan pemangkasan.

Pemangkasan yang bertujuan untuk menjaga penampilan pohon, biasanya dilakukan

pada penanaman formal. Kesan yang formal dapat terjangkau dengan bentuk-bentuk

simetri, monumental, dan akbar. Kontrol terhadap penampilan pohon ini terkadang

juga bertujuan untuk mengimbangi bentuk arsitektur bangunan itu sendiri.

Topiari merupakan pemangkasan untuk membentuk tajuk pohon/perdu sesuai

dengan yang diinginkan. Dengan demikian, terbentuk tajuk seperti spiral, silindris,

kubus, bulatan, dan piramidal.

F. Pemupukan Pemupukan tanaman mempunyai prinsip menyuplai hara tambahan yang

dibutuhkan tanaman sehingga tanaman tidak kekurangan makanan. Pupuk yang

diberikan dapat berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik.

Pemupukan yang efektif yaitu harus dapat diserap oleh perakaran pohon. Akar

yang berfungsi menyerap hara (feeder roots) adalah akar rambut yang diameternya

berukuran lebih kecil dari 1/16 inci (sekitar 1,5 mm). Akar ini sebagian besar berada

di ujung-ujung akar yang terletak di sekitar garis lingkar tajuk pohon. Beberapa

metode pemupukan pohon, yaitu metode thumb, broadcast, trenching, punch-bar,

dan metode tekanan udara.

Page 140: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

134

Metode thumb pada prinsipnya merupakan metode untuk menentukan posisi

perakaran pohon yang dapat menyerap hara. Metode ini menyatakan bahwa

penyebaran daerah perakaran (dalam feet (ft), 1 feet sekitar 33 cm) sama dengan

diameter batang pohon (dalam inci) yang terletak 1 ft di atas tanah. Contoh, diameter

batang pohon 1 ft di atas tanah adalah 9 inci maka daerah perakaran di radius 9 ft

dari pangkal batang dengan ketebalan 6 ft ke arah luar.

Broadcast merupakan perlakuan pemupukan dengan cara menyebar di

permukaan tanah. Syarat pemupukan cara ini yaitu harus digunakan pupuk yang

tidak mudah menguap, misalnya pupuk P, serta perakaran pohon harus dangkal

sehingga pupuk yang terlarut mudah dan segera diserap oleh akar.

Trenching merupakan metode pemupukan yang dilakukan dengan cara

pembuatan parit di bawah lingkar tajuk pohon. Lebar dan dalam parit biasanya cukup

semata cangkul, yaitu 20 cm. Kerugian cara ini yaitu tanah yang diperkaya hanya

sebagian kecil saja, hanya tanah di sekitar lingkar tajuk pohon. Karena dibuat parit,

terkadang perakaran menjadi terbuka sehingga perlu dilakukan penanaman rumput

kembali.

Punch-bar merupakan metode pemupukan untuk pohon-pohon besar dengan

cara membuat lubang-lubang pemupukan. Jarak antar lubang sekitar 75 cm dengan

kedalaman lubang sekitar 20 cm. Ke dalam lubang tersebut dimasukkan pupuk,

kemudian ditutup dengan top soil atau moss, setelah itu diinjak-injak.

Metode tekanan udara merupakan metode pemupukan yang dilakukan dengan

cara melubangi tanah daerah perakaran yang dapat menyerap hara dengan

menggunakan injektor bertekanan udara tinggi. Alat ini dapat mengeluarkan gas yang

terakumulasi dalam tanah dan dapat menggemburkan struktur tanah sehingga

merangsang pertumbuhan pohon .

Pupuk dalam bentuk cair memiliki keuntungan yang lebih daripada pupuk

kering karena distribusinya lebih merata, lebih irit tenaga kerja (menggunakan

sprayer), dan sekaligus inemberi air pada tanaman. Kerugian pupuk cair yaitu tidak

tersedia dalam waktu yang lama, mudah tercuci, dan tidak bekerja baik pada tanah

yang keras atau miskin drainase.

Page 141: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

135

Pemupukan dapat juga dilakukan dengan cara penyuntikan pada batang atau

ranting pohon (transfusi). Keuntungannya, hara tersebut dapat segera diangkut dan

dimanfaatkan pohon. Sementara kerugiannya adalah jaringan batang bekas suntikan

bisa rusak dan menjadi tempat ideal untuk penetrasi hama dan penyakit.

Pemupukan pada dasarnya adalah memberi makanan tambahan pada

tanaman untuk memenuhi nutrisi yang diperlukan. Apabila semua komposisi zat hara

yang tersedia dalam tanah telah memenuhi syarat yang diperlukan tanaman,

sebenarnya pemupukan tidak perlu dilakukan. Permasalahannya adalah setiap

kondisi lahan memiliki tingkat kesuburan yang berbeda. Di lain pihak, setiap jenis

tanaman juga memerlukan asupan hara yang berbeda pula. Oleh karena itu, sebelum

dilakukan pemupukan sebaiknya diketahui terlebih dahulu jenis tanah dan

kesuburannya. Kebutuhan hara dari tanaman juga perlu diketahui.

Secara umum, jenis tanaman digolongkan berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu

tanaman rumput dan penutup tanah, tanaman semak dan perdu, serta tanaman

pohon. Hal penting lainnya dalam pemupukan adalah harus diketahui waktu

pemupukan, jumlah dosis pemupukan, dan tempat pemberian pupuk yang tepat

sehingga kesuburan tanaman optimum dapat tercapai.

1. Pemupukan rumput dan tanaman penutup tanah Pemupukan pada rumput biasanya cukup dengan menggunakan pupuk N

saja, misalnya urea, karena hanya dibutuhkan untuk menyuburkan dan menghijaukan

daun. Penggunaannya dengan cara disebar di permukaan atau dilarutkan terlebih

dahulu dengan air, kemudian disiramkan. Cara pertama sering kali menyebabkan

perubahan warna rumput, dari hijau menjadi kecokelatan (seperti gosong), meskipun

pada akhirnya akan menjadi hijau kembali setelah sekian waktu. Sementara cara

kedua dianggap lebih baik karena dengan melarutkan sekitar satu sendok makan

urea per liter air, akan diperoleh konsentrasi N yang relatif kecil sehingga rumput

tidak menjadi kering atau gosong. Untuk pemupukan rumput yang luas (lawns),

biasanya digunakan 400 liter larutan per hektar.

Pupuk kandang tidak disarankan digunakan di lawns, baik sebelum

penanaman maupun pemupukan pemeliharaan rumput. Apabila dalam pengolahan

tanah, sebelum penanaman rumput, digunakan pupuk kandang maka pertumbuhan

Page 142: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

136

rumput akan bersaing berat dengan gulma yang berasal dari pupuk kandang.

Akibatnya, dapat menyulitkan di dalam pekerjaan sehingga pemeliharaan dan

penyiangan gulma harus intensif. Pupuk kandang biasanya banyak mengandung biji-

biji rumput, terutama pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi, kerbau, kuda,

maupun kambing. Sementara pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam harus

sudah terdekomposisi dengan baik, yaitu setelah 2 – 3 bulan diangin-anginkan di

tempat yang ternaungi.

Untuk tanaman penutup tanah (ground cover) selain rumput, seperti seruni

rambat (Widelia trilobata), lantana saudi (Lantana camara), sutera bombay (Portulaca

sp), remek daging (Hemigraphis sp), dan mutiara (Philea sp) yang juga biasa

digunakan sebagai hamparan bunga (flower bed) atau border, pemupukannya bisa

menggunakan pupuk kandang dengan dosis 20 ton per hektar atau pupuk kimiawi

dengan dosis sesuai rekomendasi. Pemupukan pada ground cover biasanya

dilakukan pada saat sebelum penanaman, bersamaan dengan pengolahan tanah.

Untuk tanaman yang bersifat semusim, pemupukan dilakukan pada setiap

penggantian tanaman atau penanaman ulang. Sementara untuk tanaman yang

bersifat tahunan, pemupukan dilakukan setiap 4 – 6 bulan sekali. Pemupukan

tanaman penutup tanah dengan cara disebar di atas permukaan tanah, kemudian

diaduk dengan kored sambil tanah digemburkan.

2. Pemupukan tanaman semak dan perdu Tanaman semak dan perdu di taman pada umumnya ditanam secara individu

maupun massal sebagai tanaman pembatas/border atau tanaman pengarah. Untuk

tanaman perdu yang ditanam secara massal, seperti tapak dara (Vinca rosea), pacar

air (Impatiens sp), soka (Ixora sp), mawar (Rosa sp), melati (Jasminum sambac),

puring (Codeacum variegatum), dan bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis),

pemupukan biasanya dilakukan secara paritan (trenching) di sekitar pinggir tanaman.

Sementara bagi perdu yang ditanam secara tunggal, yaitu perdu sedang atau perdu

tinggi (1,5 – 3 m), misalnya kaca piring (Gardenia sp), bugenvil (Bougenvillea sp),

bunga merak (Caesalpinia sp), dan hujan emas (Cassia multiyuga), pemupukannya

dengan sistem bokoran. Pupuk diberikan secara melingkar di sekitar batang dengan

radius yang hampir sama dengan radius tajuknya. Pemberian pupuk kandang

Page 143: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

137

biasanya dilakukan pada saat sebelum tanam dan saat pemeliharaan. Pemupukan

sebelum tanam diberikan dalam lubang tanam sekitar 10 kg per lubang. Pada

pemupukan pemeliharaan, pupuk kandang dapat diberikan di permukaan tanah

sambil diaduk dengan cangkul/kored yang sekaligus untuk menggemburkan tanah.

Dalam memberikan pupuk kimiawi, hendaknya diperhatikan dosis rekomendasi. Agar

tanaman taman tetap terlihat segar dan subur maka pemupukan dilakukan 3 – 4

bulan sekali.

3. Pemupukan pohon Pemupukan pohon hias (ornamental trees) masih jarang dilakukan di

Indonesia dibandingkan dengan pohon perkebunan atau tanaman hortikultura. Oleh

karena itu, datanya pun masih sangat kurang. Namun, dengan semakin

meningkatnya perhatian terhadap taman, pemupukan pohon telah banyak dilakukan.

Hal yang terpenting dalam pemupukan adalah jumlah, tempat, cara, dan waktu

pemupukan.

G. Pengendalian Hama dan Penyakit Salah satu pemeliharaan fisik taman adalah pengendalian hama dan penyakit

tanaman. Tanaman yang terkena gangguan hama dan penyakit, selain memberikan

kesan yang kurang baik, juga mengganggu keindahan karena dedaunan yang tidak

segar, meranggas, percabangan dan batang yang kering atau keropos, serta

hadirnya jenis-jenis serangga yang tidak diinginkan. Hal tersebut selain

membahayakan bagi keberlanjutan elemen tanaman dalam taman, juga akan

mengganggu kenyamanan dan keamanan pengguna taman.

Pengendalian hama dan penyakit bukan berarti hanya pemberantasan secara

langsung, tetapi juga mencakup tindakan pencegahan terhadapnya. Tindakan

pencegahan dapat dilakukan dengan memperbaiki keadaan lingkungan agar tetap

bersih dan sehat. Lingkungan taman yang kotor, lembap, dan kurang sinar matahari

sangat baik bagi pertumbuhan hama dan penyakit tanaman.

Pemberantasan dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan membunuh

hama secara langsung satu per satu, atau membuang daun dan tempat-tempat yang

Page 144: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

138

terdapat penyakitnya. Selain itu, dapat dilakukan juga dengan obat-obatan

(pestisida), tetapi penggunaannya harus cermat.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian pestisida, agar

tidak menimbulkan kerugian-kerugian.

a) Pestisida tertentu hanya dapat digunakan untuk suatu jasad pengganggu tertentu.

Jadi, insektisida untuk golongan serangga (insekta), fungisida untuk golongan

jamur (fungi), bakterisida untuk bakteri, herbisida untuk gulma, dan sebagainya.

b) Perhatikan keterangan pada label; jenis jasad pengganggu yang sesuai, cara

pemakaian, dan bahaya pemakaiannya.

c) Memilih jenis pestisida yang terdaftar dan diizinkan beredar oleh Departemen

Pertanian.

d) Menyimpan pestisida di tempat yang aman dalam wadah atau pembungkus

aslinya, jauhkan dari jangkauan anak-anak, hewan piaraan, ternak, makanan,

minuman, dan sumber api.

e) Penggunaan herbisida bila memang benar-benar diperlukan saja.

f) Sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan pengendalian hama dan

penyakit, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli pertanian atau

hama penyakit tanaman.

H. Penyulaman Pelaksanaan pembuatan taman oleh seorang kontraktor taman pada

umumnya mencakup kegiatan penyulaman tanaman (pemeliharaan awal) sebagai

suatu jaminan bahwa tanaman yang ditanam dapat beradaptasi dan tumbuh secara

sempurna. Penyulaman dilakukan apabila tanaman yang baru ditanam rusak atau

mati, baik karena gangguan lingkungan maupun kesalahan teknis (seperti

kekeringan, kesalahan pemupukan, dan kesalahan penanaman

Penyulaman tanaman dilakukan tidak hanya untuk taman yang baru dibangun

saja, tetapi juga taman yang sudah terwujud dengan baik agar penampilan

keseluruhan taman tetap impresif. Dalam suatu taman biasanya selalu dihadirkan

berbagai jenis tanaman yang dapat dibedakan berdasarkan masa hidupnya. Jenis

tersebut adalah tanaman berbunga semusim (annual flower) seperti tanaman

Page 145: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

139

cosmos, kenikir, dan jengger ayam; tanaman dua musim (biannual) biasanya

terdapat di taman daerah subtropis; dan tanaman tahunan (perennial), yaitu tanaman

yang dapat mengalami fase vegetatif dan reproduktif secara berulang kali. Tanaman

penutup tanah yang bersifat tahunan, contohnya berbagai jenis rumput, krokot atau

kriminil (Portulaca sp), seruni rambat (Widelia trilobata); dari jenis herba dan perdu,

misalnya tapak dara, mawar, melati, kembang sepatu, dan bugenvil; serta berbagai

jenis pohon-pohonan.

Biasanya untuk jenis tanaman setahun, penggantian tanaman/penyulamam

harus dilakukan secara teratur karena masa hidupnya sangat terbatas, hanya satu

musim. Jenis tanaman setahun akan mati setelah melampaui masa reproduktif

berbunga/berbuah. Walaupun hanya hidup dalam sekali reproduksi, kehadiran

tanaman ini sangat dibutuhkan untuk menghindari kesan kemonotonan warna,

bentuk, dan ukuran tanaman dalam suatu taman. Dengan menggunakan tanaman

bunga yang bersifat setahun maka dapat ditanam tanaman yang berbeda apabila

masa hidup tanaman pertama sudah habis sehingga terwujud pemandangan baru.

Hal ini tidak akan dialami seandainya seluruh taman hanya terdiri dari tanaman

tahunan saja. Oleh karena itu, komposisi elemen taman yang seimbang, terdiri dari

kombinasi tanaman tahunan dan tanaman setahun, sangat penting dalam suatu

taman.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penyulaman tanaman sebagai

berikut.

a) Tersedianya tanaman pengganti yang kondisinya harus lebih baik daripada

tanaman yang akan digantikan.

b) Tanaman yang rusak atau mati sebaiknya dicabut atau dibuang terlebih dahulu

dengan tidak mengganggu tanaman lain yang masih baik dan sehat.

c) Mempersiapkan kembali lubang tanam bekas tanaman yang mati untuk dapat

ditanami kembali. Pastikan lubang tersebut bebas dari gangguan patogen yang

ada di dalam tanah.

d) Lubang tanam dibiarkan/diangin-anginkan beberapa saat dan diberi pupuk

kandang (bila perlu).

Page 146: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

140

e) Tanaman baru dilepaskan dari kontainernya (pot, karung, atau polibag), kemudian

di tanam.

f) Penyiraman dilakukan secara rutin.

I. Rangkuman Pekerjaan pemeliharaan lanskap terutama pemeliharaan terhadap tanaman

meliputi kegiatan pembersihan taman, penyiraman tanaman, penyiangan gulma,

pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penyulaman.

Kegiatan ini harus dilakukan di taman untuk menjaga kesinambungan wujud lanskap

agar tetap sesuai dengan fungsi dan nilai estetika.

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang pemeliharaan tanaman lanskap,

Anda perlu mengerjakan tugas-tugas di bawah ini dan mendiskusikannya dengan

kawan-kawan Anda!

1. Jelaskan apa yang dimaksud pemeliharaan ideal dan fisik.

2. Jelaskan teknik-teknik dalam pemeliharaan tanaman lanskap.

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

kawan-kawan Anda.

2. Renungkan tentang teknik-teknik pemeliharaan tanaman lanskap.

B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

1. Pengendalian rumput-rumput liar pada suatu hamparan taman berumput

sebaiknya dilakukan dengan cara.............

(a) Manual

(b) Disemprot pestisida

(c) Membuat bokoran

Page 147: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

141

(d) Menggali tanaman

2. Penggemburan pada lahan berumput dapat dilakukan dengan.............

(a) Bokoran

(b) Linggis

(c) Kored secara lajur

(d) Mencangkul tanah

3. Waktu pemangkasan tanaman yang tepat adalah.............

(a) Sebelum pemberian pupuk

(b) Setelah pemberian pupuk

(c) Sebelum pertumbuhan generatif

(d) Setelah pertumbuhan generatif

4. Pemangkasan untuk membentuk tajuk tanaman sesuai dengan yang

diinginkan disebut.............

(a) Parterre

(b) Topiary

(c) Border

(d) Spiral

5. Pemupukan dengan cara menyebar di permukaan tanah disebut.............

(a) Broadcast

(b) Trenching

(c) Punch-bar

(d) Injektor

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 10.

Rumus:

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 148: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

142

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 10. Anda dapat meneruskan pada Bab 11. Akan tetapi, apabila

tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 10,

terutama bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Arifin HS, Nurhayati. 1999. Pemeliharaan Taman. Jakarta: Penebar Swadaya.

2. Nurfaida. 1997. Pemeliharaan Taman Puri Tirto Sari di Taman Buah Mekarsari

[Laporan Keterampilan Profesi]. Bogor: Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas

Pertanian IPB

3. Sulistyantara B. 1992. Taman Rumah Tinggal. Jakarta: Penebar Swadaya.

D. Kunci Jawaban 1. a

2. b

3. d

4. b

5. a

Page 149: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

143

BAB 11 PENATAAN TANAMAN PADA BERBAGAI TIPE LANSKAP

PENDAHULUAN Tanaman merupakan unsur utama suatu taman, terutama dalam taman-taman

tropis atau taman-taman yang "dekat" dengan kehidupan manusia. Tanaman ini tidak

hanya sebagai elemen estetik dan kesehatan (fisik dan psikis), tetapi juga merupakan

salah satu mata rantai ekosistem alam.

Dalam menggunakan tanaman sebagai elemen pembentuk taman harus

diperhatikan dua aspek yang terkait dengan tanaman ini, yaitu 1) aspek arsitektural,

yang terkait dengan fungsi dan estetika; dan 2) aspek ekologis, yang terkait dengan

keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Paduan dari dua aspek ini

akan menjamin keberhasilan dan keberlangsungan suatu bentuk taman yang

berdasarkan atas elemen tanaman.

A. Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat menata tanaman

dalam berbagai tipe lanskap melalui studi lapang, gambar, dan pameran hasil case

study secara individu dan praktikum.

B. Strategi Pembelajaran 1. Studi lapang

2. Case study

3. Pameran

4. Praktikum

Page 150: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

144

C. Kegiatan Belajar Langkah-langkah kegiatan belajar yang harus dilakukan:

1. Mahasiswa melakukan studi lapang mengenai penataan tanaman pada suatu

lanskap.

2. Mahasiswa membuat gambar rencana penataan tanaman

3. Mahasiswa melakukan penataan tanaman berdasarkan fungsi dan estetika.

4. Mahasiswa aktif melakukan praktikum.

5. Mahasiswa menyelesaikan tes formatif/evaluasi kegiatan pembelajaran.

D. Indikator Pencapaian 1. Kemampuan melakukan studi lapang mengenai penataan tanaman pada

berbagai tipe lanskap.

2. Kemampuan membuat gambar rencana penataan tanaman.

3. Kemampuan menata tanaman berdasarkan fungsi dan estetika.

4. Kemampuan melakukan praktikum penataan tanaman dalam berbagai tipe

lanskap

5. Sikap dan perilaku yang baik dalam studi lapang, case study, pameran dan

praktikum.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Taman merupakan hasil karya manusia dalam melakukan perubahan dan

penataan ulang bentuk lingkungan untuk menciptakan suasana yang sesuai dengan

keinginannya, yaitu nyaman, aman, dan indah. Sesuai dengan skala luasan,

membuat taman bukan semata-mata untuk kepentingan manusianya saja, tetapi

selayaknya juga mempertimbangkan kepentingan makhluk hidup lainnya, seperti

tumbuhan, tanaman, satwa, dan hewan. Sebagai elemen taman, baik manusia,

tumbuhan, tanaman, satwa, dan hewan akan saling berinteraksi satu sama lain

dalam suatu ekosistem taman. Hal tersebut juga akan dipengaruhi oleh faktor abiotik

atau lingkungan, seperti tanah, air, iklim, sinar matahari, dan udara. Taman

direncanakan, dirancang, dibangun, dan akhirnya dipelihara untuk mencapai suatu

tujuan penggunaan yang keberlanjutan. Taman-taman tersebut dapat dijumpai dalam

Page 151: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

145

bentuk taman permanen, seperti taman rumah (homegardens), taman ketetanggaan

di lingkungan pemukiman skala RT-RW (neighborhood parks), taman lingkungan,

taman kota, taman rekreasi (recreation garden), serta taman-taman bertema (theme

parks) dan taman tujuan khusus.

Umumnya, taman lingkungan berada pada skala ruang tingkat kelurahan

hingga kecamatan (community parks). Sementara, taman kota (urban landscape)

yaitu taman umum pada skala kota dimana dapat mengakomodir kegiatan rekreasi

bagi masyarakat kota yang bersangkutan, misalnya city parks, public parks, squares,

rijk parks, dan kouen. Beberapa contoh taman bertema dan tujuan khusus, antara

lain, taman fantasi, taman wahana anak-anak, taman rekreasi bahari, taman rekreasi

pegunungan, taman wisata pertanian, taman wisata hutan, taman safari, dan taman

wisata ekologis.

Pada prinsipnya, pembuatan desain taman, baik untuk taman luas maupun

taman sempit adalah sama. Yang membedakan adalah skala ukuran ruangnya.

Sepanjang perancang mengerti prinsip desain yang meliputi tema taman, pembuat

kontras taman, penyeimbang taman, pengulangan-pengulangan, dan lain-lainnya

maka taman sekecil apa pun yang dihadirkan akan menarik perhatian, indah

dipandang, serta nyaman dirasakan. Untuk hal itu, perlu dipahami cara-cara

penataan taman yang baik. Cara peletakan tanaman dan berbagai meterial

pendukung lainnya memerlukan kejelian pengalaman dan sensitifitas rasa keindahan

penata taman agar taman memiliki komposisi dan nuansa sesuai dengan keinginan

pemilik taman. Selain itu, taman juga hendaknya memiliki nuansa yang sesuai

dengan desain arsitektur bangunan. Sebisa mungkin dimunculkan pesona pada

taman tersebut yang kelak tidak hanya memuaskan pemiliknya, tetapi juga

menyenangkan bagi orang lain yang berkunjung ke taman tersebut.

A. Taman Instan Taman instan adalah taman yang bersifat insidentil dan temporer yang ditata

pada suatu tapak, baik di luar ruangan maupun di dalam ruangan. Elemen taman

instan sebenarnya tidak hanya terdiri dari tanaman saja baik yang berbunga maupun

nonbunga, tetapi juga seperti taman permanen, yaitu dilengkapi dengan elemen

Page 152: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

146

lainnya seperti batu-batuan, pagar, pergola, sculpture, lampu-lampu taman, bahkan

kolam air mancur dan air terjun. Dengan rekayasa desain, bentuk taman secara

miniatur dapat terwujud dalam ruang yang terbatas.

Beberapa kegunaan dan peran taman instan sebagai berikut.

1. Taman instan dengan elemen-elemennya berupa tanaman, batuan, air, dan

lampu dapat menjadi media penghubung perasaan manusia terhadap alam dan

menghilangkan stres. Taman-taman ini memberi variasi desain yang sangat

dinamis. Dengan cara bongkar pasang, tema taman dapat disesuaikan dengan

suasana yang diinginkan pada saat itu.

2. Taman instan dalam bentuk gelar bunga di tengah-tengah hamparan hijaunya

taman dapat menjadi titik pusat perhatian (focal point) bagi pengunjung atau

pengguna taman. Pada umumnya, gelar bunga dapat diselenggarakan di plaza,

atrium, alun-alun kota, serta ruang-ruang terbuka (taman kota) pada acara-acara

perayaan tertentu atau pada saat ada pameran, festival, maupun karnaval.

3. Taman instan yang ditata di dalam bangunan stand pameran, ruang-ruang bagian

rumah tinggal, perkantoran, hotel, restaurant, dan bandar udara dapat

memperlembut suasana ruangan yang didominasi oleh elemen keras. Beberapa

contoh elemen keras tersebut yaitu dinding tembok; kaca; tiang dan pilar kayu,

besi, atau stainless steel; serta lantai keramik, marmer. Taman-taman instan

biasanya akan sangat impresif bila dilengkapi dengan permainan cahaya alami

dari sudut-sudut ruang tertentu yang berjendela, bagian dinding yang terbuka,

atau bahkan dengan cahaya buatan.

4. Taman instan yang menghiasi ruang-ruang pesta dan panggung pelaminan dapat

berfungsi sebagai area penyambut, pembatas, pengarah, latar belakang yang

sekaligus menyemarakkan suasana pesta, serta mengharmonisasikan ruangan

dan tema pesta.

Selain empat kegunaan dan peran tersebut, taman instan memiliki kelebihan

dalam beberapa hal, sebagai berikut.

1. Mudah dan cepat didesain dan diimplementasikan mengikuti keinginan pemilik

atau pengguna taman.

Page 153: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

147

2. Dapat dikerjakan oleh pelaku-pelaku dengan pengetahuan pertamanan yang

paling dasar sekali pun (hobiis dan gardener yang rajin membaca buku-buku

pertamanan, mengetahui pengetahuan tanaman dan elemen taman lainnya, serta

mengikuti kursus dan pelatihan pertamanan).

3. Dapat dibongkar-pasang sehingga bisa memberikan impresi yang variatif pada

skala temporal. Misalnya, taman instan di ruangan hotel, perkantoran, bandara

udara dapat diubah setiap minggu, setiap dua minggu, atau setiap bulan. Taman

instan ini dapat memberi variasi panorama bagi tempat-tempat umum yang selalu

menerima kehadiran tamu yang silih berganti. Suasana tersebut dapat

menghindari kemonotonan spatial (ruang) dan temporal (waktu).

4. Dapat dikerjakan oleh sendiri (in house) maupun dipercayakan pada jasa

penyewaan tanaman. Untuk skala pekerjaan yang tidak terlalu besar, misalnya di

teras rumah, di dalam ruangan atau interior rumah, dan ruang kantor pribadi,

mulai pembuatan desain taman, penyediaan material taman, pelaksanaan

penataan taman, hingga pemeliharaan dapat dikerjakan sendiri. Namun, bila

skalanya cuikup besar, misalnya untuk penataan ruang-ruang perkantoran, lobi

hotel dan koridor hotel, ruang gedung-gedung pertemuan, sudut-sudut ruang di

departement store, interior bandar udara, dan interior rumah sakit, maka

profesionalisme mulai dari persiapan desain, penyediaan material, operasional

penataan, pemeliharaan, hingga penggantian tanaman diperlukan tanggung

jawab yang tinggi.

5. Tanaman bekas digunakan dapat dipelihara kembali dan ditempatkan ke ruang

recovery atau karantina dalam pembibitan. Pemeliharaan pemulihan bagi

tanaman-tanaman yang terkena stres dapat diatasi dengan penyiraman serta

pemupukan agar kesehatan tanaman dapat pulih dan pertumbuhannya normal

kembali. Setelah mencapai kondisi kesehatan, bentuk tanaman, dan warna

tanaman yang prima maka tanaman tersebut dapat digunakan kembali sebagai

material tanaman instan untuk proyek selanjutnya (Arifin, 2006). Contoh desain

taman instan dapat dilihat pada Gambar 33.

Page 154: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

148

Gambar 33. Contoh desain taman instan (Sumber: Arifin, 2006)

B. Taman Rumah Tinggal Taman dan rumah sejak dulu merupakan satu kesatuan yang penting dan

saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan penghuninya dalam menjalani

kehidupan sehari-hari. Secara fisik-ekologis, taman di halaman rumah merupakan

sebuah kantung terbuka hijau yang dapat menyejukan udara, meresapkan air ke

dalam tanah, menghasilkan berbagai produksi tanaman, bahkan bisa menjadi habitat

beberapa jenis satwa liar seperti kupu-kupu dan aneka jervs burung berkicau. Selain

keberadaan aneka jenis tanaman, taman juga berarti sebagai gudang plasma nutfah.

Keberadaan taman dapat membuat rumah memiliki fungsi estetik. Kehadiran

aneka elemen taman, baik berupa tanaman, bebatuan, air, ataupun etemen yang

hidup seperti ikan hias dapat menjadi selingan hiburan setelah penghuni rumah

bekerja seharian di luar rumah. Taman tidak hanya sebagai fungsi estetik dan

pajangan saja, tetapi taman juga mengambil peran penting dalam memberi kontribusi

kesehatan bagi pemiliknya. Dalam keadaan sibuk dan tekanan pekerjaan yang rutin,

taman dengan aneka isinya bisa menjadi obat untuk melenyapkan stres. Dengan

demikian, keberadaan taman di rumah sangat penting peranannya.

Pada dasamya berbagai jenis tanaman dapat dipilih sebagai pengisi taman.

Akan tetapi, untuk menata tanaman menjadi taman yang memiliki fungsi dan nilai

Page 155: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

149

estetika diperlukan pengetahuan mengenai kesesuaian tempat tumbuh tanaman

secara ekologis dan hortikultura serta kondisi fisik tanaman seperti ukuran, bentuk,

warna, tekstur, dan aroma.

Dalam membuat taman di lahan sempit, ukuran tanaman, baik tinggi tanaman

maupun lebar tajuk, merupakan sesuatu yang perlu dipertimbangkan dengan baik

agar tanaman tersebut sesuai dengan tujuan dan fungsi desain. Dalam memilih dan

mempertimbangkan tanaman yang digunakan, sebaiknya mengetahui karakteristik

berbagai jenis tanaman. Memilih jenis tanaman bisa dimulai dari tanaman penutup

tanah yang hanya mencapai tinggi beberapa sentimeter saja (grasses); tanaman

herba yaitu tanaman yang tidak berkayu (herbs umumnya hanya beberapa puluh

sentimeter saja); tanaman semak (bushes, tanaman berkayu, tetapi tidak memiliki

batang utama, mempunyai tinggi 1-2 m); serta perdu (shrubs, tanaman berkayu dan

memiliki batang utama dengan tinggi bisa mencapai 5 m, atau disebut sebagai pohon

kecil). Penggunaan pohon untuk taman yang sempit tidak terlalu disarankan karena

akan mendominasi ruang taman serta mengakibatkan kesan ruang semakin sempit

dengan naungan yang semakin luas. Oleh karena itu, yang terpenting adalah

bagaimana membuat desain kombinasi jenis tanaman yang justru memberikan kesan

ruang yang lebih luas. Pengaturan strata tanaman pada satu tapak juga sangat

menentukan daya tarik taman. Misalnya, tanaman yang lebih rendah ditempatkan di

depan tanaman yang lebih tinggi.

Ukuran lahan yang sempit bagi peruntukan taman akan lebih pas bila dipilih

elemen tanaman yang bertekstur halus. Tanaman-tanaman yang bertekstur halus

dapat dicirikan dari ukuran daun yang kecil, antara lain, kriminil, taiwan beauty,

portulaka atau tanaman yang berdaun jarum, seperti asparagus dan beberapa jenis

pinus yang dikerdilkan. Jenis tanaman yang berukuran relatif kecil seperti tanaman

jenis-jenis rerumputan dan penutup tanah. Untuk tanaman yang bertekstur kasar

yang dicirikan oleh tanaman yang berdaun lebar dan besar, seperti kadaka,

philodendron, hanjuang, sikas, dan palem-paleman Tanaman yang bertekstur halus

maupun kasar bisa saja ditanam untuk mengisi taman yang sempit. Namun, yang

perlu diperhatikan adalah keragaman jenis maupun jumlah tanaman yang dipilih. Bila

ingin menggunakan tanaman bertekstur kasar sebaiknya jumlahnya jangan

Page 156: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

150

berlebihan karena akan mendominasi ruang sehingga taman berkesan semakin

sempit. Bila menggunakan tanaman bertekstur halus dapat berkreasi memadukan

berbagai ragam jenis tanaman. Banyaknya ragam jenis dapat menjadi koleksi

sehingga keindahan dan keunikan masing-masing jenis tersebut menarik perhatian.

Namun, dapat pula diterapkan jumiah tanaman yang relatif banyak, tetapi jenisnya

harus dikurangi agar taman tidak terlihat crowded. Di lain pihak, dapat digunakan

satu atau dua tanaman bertekstur kasar di tengah-tengah penggunaan tanaman

bertekstur halus sehingga bisa menjadi kontras atau daya tarik dalam taman (point of

interest). Contoh desain taman rumah tinggal dapat dilihat pada Gambar 34.

Gambar 34. Contoh desain taman rumah tinggal (Sumber: Arifin dan Suwita, 2007)

C. Jalur Hijau Jalan Jalur hijau adalah jalur penempatan tanaman serta elemen lanskap lainnya

yang terletak di dalam Daerah Milik Jalan (Damija) maupun di dalam Daerah

Pengawasan Jalan (Dawasja). Disebut jalur hijau karena dominansi elemen

lanskapnya adalah tanaman yang pada umumnya berwarna hijau.

Adanya penataan jalur hijau jalan memungkinkan kenyamanan dan keamanan

pengguna jalan. Sebagai contoh penanaman jalur hijau jalan di sepanjang berm dan

median jalan yang bersifat sederhana dalam pelaksanaannya harus berpedoman

Page 157: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

151

pada kebutuhan, kecocokan penampilan di tiap musim, penampilan di tiap tahapan

pertumbuhan, kecocokan antara tanaman dan bangunan serta lingkungan sekitar dan

keefisienan dalam pemeliharaan.

Berdasarkan letak penanamannya jalur hijau dibedakan menjadi empat yaitu:

1) jalur tanaman tepi, 2) median jalan, 3) daerah tikungan, 4) persimpangan dan

daerah berterrain. Daerah tepi jalan adalah daerah yang berfungsi untuk keselamatan

dan kenyamanan pemakai jalan, lahan untuk pengembangan jalan, kawasan

penyangga, jalur hijau, tempat pembangunan fasilitas pelayanan dan melindungi

bentukan alam. Median jalan adalah jalan yang memisahkan dua jalan yang

berlawanan, dapat digunakan sebagai pendukung keselamatan pengendara,

peletakkan rambu-rambu lalu lintas, ataupun sebagai jalur hijau dengan persyaratan

tertentu. Median berfungsi sebagai rintangan atau penuntun arah untuk mencegah

tabrakan dengan kendaraan dari arah yang berlawanan dan mengurangi silau lampu

kendaraan dengan menempatkan tanaman dengan kepadatan dan ketinggian yang

tepat. Hal ini merupakan satu dari sekian pertimbangan estetik yang seharusnya

menjadi suatu peraturan dalam kebanyakan situasi perkotaan.

Pemilihan jenis tanaman pada jalur hijau jalan tergantung pada fungsi

tanaman dan lokasi penanaman. Tanaman yang dipergunakan adalah dari kelompok

pohon, perdu, semak dan penutup tanah. Kriteria pemilihan jenis tanaman sebagai

berikut.

1. Klasifikasi hortikultura, yaitu syarat tumbuh, toleransi terhadap suhu, air, cahaya,

tanah, angin, hama dan penyakit, sifat penyebaran, sifat adaptasi.

2. Klasifikasi fisik, yaitu tujuan desain, ukuran dewasa tanaman, kecepatan tumbuh,

sifat umur, bentuk, tekstur, warna, aroma, budidaya.

Klasifikasi hortikultura berorientasi terhadap tindakan budidaya dan keberhasilan

penanaman dan klasifikasi sifat fisik tanaman biasanya berorientasi rerhadap

penilaian dan keberhasilan bentuk serta fungsi arsitekturisnya. Kriteria tanaman yang

digunakan adalah yang mudah didapat, dapat beradaptasi dengan kondisi setempat

baik dari segi kondisi tanah maupun iklim, tidak memerlukan perawatan khusus,

mudah dikembangkan dan sedapat mungkin dipilih jenis yang dapat memperbaiki

atau meningkatkan kesuburan tanah baik secara langsung maupun tidak langsung.

Page 158: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

152

Persyaratan pohon tepi jalan secara ekologis meliputi: 1) mempunyai sistem

perakaran yang dalam, 2) selalu hijau, 3) tahan terhadap kekurangan air, 4) mampu

hidup pada berbagai jenis tanah, 5) memiliki tajuk yang rapat, 6) tahan terhadap

polusi udara dan polutan lainnya, 7) tahan terhadap serangan hama dan penyakit, 8)

tidak disukai oleh kupu-kupu yang menimbulkan jenis ulat.

Pemilihan jenis-jenis tanaman yang akan digunakan, terutama untuk tanaman

yang didatangkan dari luar tapak berpedoman kepada beberapa kriteria. Kriteria

tersebut berlaku untuk pohon, semak, dan penutup tanah yang ditanam di perkotaan,

yaitu sebagai berikut.

1. Pohon peneduh dengan ketinggian sedang atau tinggi kurang dari 15 meter.

2. Bentuk tajuk pohon bulat atau kolumnar dengan lebar tajuk tidak menutupi bahu

jalan.

3. Tinggi cabang pohon pertama dari bawah tidak kurang dari 5 meter.

4. Tidak membahayakan pengguna jalan, yaitu tanaman yang tidak menghasilkan

duri, buah yang besar dan keras, memiliki batang dan cabang yang kuat serta

tidak menghasilkan zat yang berbahaya.

5. Perakarannya tidak merusak trotoar dan saluran drainase.

6. Berdaun kecil sampai sedang dan tidak menggugurkan daun secara serempak.

7. Pohon dan semak yang memiliki karakter fisik (bentuk,warna, daun, dan bunga)

yang menarik.

8. Tanaman penutup tanah yang tidak memerlukan pemeliharaan intensif.

9. Tidak mudah terserang hama dan penyakit serta tahan terhadap polusi dan

kekeringan.

10. Mampu bertahan hidup pada kondisi yang kurang baik dan dapat tumbuh pada

berbagai jenis tanah.

11. Semak yang tumbuh berumpun, rapat dan mudah diperbanyak.

12. Mudah dalam pemeliharaan.

D. Lanskap Perkotaan Area-area Khusus Pada wilayah perkotaan, terutama pada pusat-pusat kegiatan masyarakat

perkotaan atau pada permukiman, cenderung sulit untuk menemukan lahan yang

Page 159: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

153

dapat dikembangkan untuk pertamanan atau untuk lahan penanaman. Lahan yang

tersedia biasanya lahan sisa yang luasannya terbatas dan terkadang kondisinya

bermasalah, seperti kemiringan lereng lahan yang curam, lingkungan tumbuh yang

tidak mendukung, dan sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan-

pertimbangan khusus dalam melakukan penamanan pada area-area khusus tersebut.

Beberapa karakteristik ruang yang potensial untuk ditanami dengan kondisi khusus

sebagai berikut. 1. Penanaman dengan Planter Box

Adanya kecenderungan penutupan lahan perkotaan dengan perkerasan

merupakan salah satu penyebab sulitnya mendapatkan areal penamanan. Hal

tersebut dapat diatasi dengan menanam pada bak tanaman (planter box). Terdapat

beberapa alternatif material untuk pembuatan bak tanaman, seperti beton, kayu,

bata, kombinasi kaca, dan beton. Bak tanaman dapat diisi satu atau lebih pot. Untuk

taman kota, satu bak tanaman bahkan diisi hingga puluhan pot. Dengan

menggunakan bak tanaman, pot dapat lebih sering diganti sehingga penampilan

tanaman selalu bagus.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk penanaman pada bak tanaman

sebagai berikut.

a. Sistem drainase, untuk menyediakan kondisi drainase yang baik dalam bak

tanaman, sistem drainase dibuat untuk mengatasi air penyiraman yang

berlebihan. Selain dipengaruhi oleh media tanam, drainase juga ditunjang dengan

adanya kemiringan pada dasar bak tanaman dan jalur drainase/outlet yang cukup

untuk mengalirkan air keluar dari pot dan bak tanaman.

b. Media tanam, penyediaan media tanam yang sesuai untuk pot atau bak tanaman

mempengaruhi aerasi dalam bak serta beban berat yang ditanggung oleh bak

tanaman. Salah satu contoh perbandingan media tanaman, yaitu pasir kasar

(ukuran sekitar I mm) : material organik/kompos : top soil = 50 :45 :5, atau

70:25:5. Selain media dipupuk secara periodik, setelah beberapa tahun media

perlu diganti.

c. Pemilihan jenis tanaman, dengan mempertimbangkan tanaman yang perakaran

tidak intensif, ukurannya tidak terlalu besar, dan lambat pertumbuhannya (untuk

Page 160: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

154

pohon). Jika bak tanaman diletakkan pada area yang kecepatan anginnya cukup

tinggi, maka perlu pertimbangan pemilihan jenis tanaman yang tahan hembusan

angin, adanya struktur penopang atau penahan (staking/staggering).

d. Ukuran kedalaman bak tanaman mempengaruhi pemilihan jenis tanaman (Tabel

2).

Tabel 2. Jenis tanaman sesuai ukuran kedalaman bak tanaman

No Jenis Tanaman Kedalaman Bak Tanaman 1. Rumput 150-300 mm 2. Penutup tanah, herba, semak/perdu kecil 0,5-1,0m 3. Semak/Perdu besar, pohon 1,0-1,5m Sumber: Arifin et al. (2008)

2. Lahan Berlereng Lahan berlereng dengan kemiringan curam merupakan ruang pofensial untuk

penanaman di kawasan perkotaan yang padat. Lahan berlereng yang ditanami dapat

difungsikan sebagai area penyangga dan konservasi. Tanaman yang ditanam dapat

mengurangi erosi permukaan oleh air, mengurangi terjadinya suhu tanah yang

ekstrim, dan melindungi tanah dari erosi angin. Untuk tujuan tersebut maka hal-hal

yang perlu dipertimbangkan yaitu:

1. Pemilihan jenis tanaman terutama pada jenis-jenis yang perakarannya mampu

mengikat tanah dan menangkap air hujan.

2. Pemilihan jenis tanaman, baik penutup tanah, semak, dan pohon memperhatikan

keselarasannya dengan lingkungan sekitar.

3. Jika kondisi awal lahan dalam keadaan tanpa penutupan tanaman, maka sebagai

langkah pertama perlu ditanami vegetasi penutup tanah (rumput, herba) yang

cepat tumbuh, kemudian ditanami dengan pohon dan semak besar untuk

meningkatkan kestabilan lereng.

4. Pola penanaman sebaiknya dibuat sedemikan rupa agar pemeliharaan tidak

intensif, mengingat akses ke lahan berlereng pada umumnya sulit.

Page 161: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

155

Untuk kasus tertentu dimana lereng sangat curam (kemiringan >45) sulit untuk

ditanami tanaman besar, maka penanaman tanaman perdu/semak kecil untuk

menstabilkan tanah masih dapat dilakukan dengan beberapa teknik bio-engineering. 3. Teknik Penanaman Area yang Tergenangi Secara Periodik

Berbagai bentuk ruang-ruang di perkotaan yang secara periodik tergenang

merupakan salah satu area yang potensial untuk ditanami, yang tidak hanya

memberikan manfaat ekologis/iingkungan (perbaikan habitat satwa, perlindungan

bantaran dan tanggul), tetapi juga manfaat sosial (area rekreasi mayarakat

setempat).

Beberapa contoh area tergenang/banjir secara periodik, misalnya pada

reservoir, kanal, saluran drainase, sungai, rawa, mangrove atau tepi laut. Penanaman

dapat dilakukan di bantaran/tepian perairan (sungai, kanal, saluran, dan pesisir)

maupun di perairan (rawa, mangrove).

Hal yang perlu diperhatikan untuk kegiatan penanaman area ini, yaitu dalam

pemilihan jenis tanaman yang toleran terhadap genangan dan banjir serta

mengutamakan pemilihan jenis-jenis lokal (native species) yang relatif adaptif

terhadap lingkungan setempat dan dapat meminimalkan pemeliharaan. Jenis

tanaman lain yang dapat dipertimbangkan, yaitu tanaman air, sebaiknya dipilih jenis-

jenis yang tidak bersifat invasive karena dapat mengakibatkan turunnya muka air dan

eutrofikasi meningkatnya unsur nitrogen dalam air.

4. Area Bekas Penimbunan Sampah (Landfill) Lokasi yang sebelumnya digunakan sebagai penimbunan sampah, baik yang

berskala rumah tangga maupun lingkungan merupakan alternatif area penanaman.

Untuk penanaman pada lubang sampah skala rumah tidak serumit pada skala

lingkungan. Pada penanaman di lokasi penimbunan sampah skala lingkungan

terdapat hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut.

a. Pemantapan permukaan dengan tanah setebal 15 – 45 cm.

b. Karena permukaannya cenderung tidak rata, maka sebaiknya tidak membangun

struktur penunjang taman yang berlebihan (seperti bangku taman, shelter, area

bermain, dan lain-lain) di atasnya untuk meminimalkan terjadinya kerusakan dan

gangguan terhadap aktivitas maupun struktur tersebut.

Page 162: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

156

c. Jika membuat saluran utilitas (irigasi, listrik) sebaiknya di permukaan atau sedikit

di bawah permukaan untuk mempermudah pemeliharaan.

d. Mengatasi adanya gas-gas hasil dekomposisi sampah dengan membuat sumur

pengumpul gas, yang selanjutnya jika diberi perlakuan tertentu dapat

dimanfaatkan sebagai penghasil energi yang dapat digunakan untuk lingkungan

sekitar.

e. Menghindari penanaman pada lokasi-lokasi yang memiliki suhu tanah yang tinggi

karena dapat mematikan tanaman.

f. Memilih jenis tanaman yang toleran terhadap kondisi landfill (misalnya toleran

terhadap gas-gas yang dihasilkan, tanah yang dangkal, tingginya hembusan

angin, drainase yang buruk, dan adanya genangan).

5. Pembuatan Dinding Hijau (Greenwall) Penanaman ini dilakukan pada struktur vertikal seperti tanggul atau dinding

penahan (retaining wall) yang pada umumnya dibangun untuk menahan lereng.

Penanaman atau penghijauan pada area ini selain membantu meningkatkan

kestabilan lereng, juga menjadikan dinding lebih menarik dan bahkan dapat

menciptakan habitat bagi satwa.

E. Rangkuman Penataan tanaman dapat dilakukan pada berbagai tipe lanskap, antara lain,

taman instan, taman rumah tinggal, jalur hijau jalan, lanskap perkotaan area-area

khusus. Penanaman pada area khusus, seperti penanaman dengan bak tanaman

(planter box), lahan berlereng, area yang tergenangi secara periodik, area bekas

penimbunan sampah (landfill), dan pembuatan dinding hijau (greenwall).

PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang penataan tanaman pada berbagai

tipe lanskap, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas di bawah ini dan

mendiskusikannya dengan kawan-kawan Anda!

Page 163: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

157

1. Jelaskan apa yang dimaksud taman instan, taman rumah tinggal, jalur hijau jalan,

dan lanskap perkotaan area-area khusus.

2. Berikan contoh gambar desain taman-taman tersebut.

Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus

memperhatikan rambu-rambu berikut:

1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

kawan-kawan Anda.

2. Renungkan tentang penataan tanaman pada berbagai tipe lanskap.

B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

1. Kelebihan tanaman instan adalah.............

A. Biaya relatif mahal

B. Pembuatan desain kompleks

C. Dapat dibongkar pasang

D. Dapat dikerjakan oleh arsitek lanskap

2. Ukuran lahan yang sempit bagi peruntukan taman akan lebih pas bila dipilih

elemen tanaman yang.............

A. Bertekstur halus

B. Bertekstur kasar

C. Berukuran besar

D. Berwarna terang

3. Persyaratan pohon tepi jalan secara ekologis adalah.............

A. Menggugurkan daun

B. Kebutuhan air banyak

C. Tajuk yang jarang

D. Tidak disukai oleh kupu-kupu

4. Pemilihan jenis tanaman untuk planter box sebaiknya memilih tanaman

yang.............

A. Berukuran besar

B. Batangnya besar

Page 164: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

158

C. Perakaran tidak intensif

D. Cepat pertumbuhan untuk pohon

5. Hal yang perlu diperhatikan pada penanaman di lokasi penimbunan sampah

adalah.............

A. Pemantapan permukaan tanah setebal < 15 cm

B. Membangun struktur penunjang seperti area bermain

C. Saluran irigasi dibuat jauh di permukaan

D. Pemilihan tanaman yang toleran gas

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 11.

Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

- 69% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

memahami Bab 11. Akan tetapi, apabila tingkat penguasaan Anda masih dibawah

80%, Anda harus mengulangi Bab 11, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

C. Sumber/Referensi 1. Arifin HS, Munandar A, Nurhayati, Pramukanto Q, Damayanti VD. 2008.

Sampoerna Hijau Kotaku Hijau. Bogor: Tim Sampoerna Hijau.

2. Arifin HS, Suwita A. 2007. 22 Desain Taman Mungil. Jakarta: Penebar

Swadaya.

3. Arifin HS. 2006. Taman Instan. Jakarta: Penebar Swadaya.

100%5

benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat ×=

Page 165: Bahan Ajar-Ilmu Tanaman Lanskap-Nurfaidad.pdf

159

D. Kunci Jawaban 1. c

2. a

3. d

4. c

5. d