bahan ajar-ilmu tanaman lanskap-nurfaida

165
BAHAN AJAR ILMU TANAMAN LANSKAP NURFAIDA, SP. M.Si. TIGIN DARIATI, SP. MES. CRI WAHYUNI BRAHMI YANTI, SP. M.Si. PROGRAM HIBAH PENULISAN BUKU AJAR UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2011

Upload: totok-subyantoro

Post on 26-Nov-2015

250 views

Category:

Documents


31 download

TRANSCRIPT

  • BAHAN AJAR ILMU TANAMAN LANSKAP

    NURFAIDA, SP. M.Si. TIGIN DARIATI, SP. MES.

    CRI WAHYUNI BRAHMI YANTI, SP. M.Si.

    PROGRAM HIBAH PENULISAN BUKU AJAR UNIVERSITAS HASANUDDIN

    TAHUN 2011

  • KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

    LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN JL. Perintis Kemerdekaan Km.10 Makassar 90245 (Gedung Perpustakaan Unhas Lantai Dasar)

    Telp. (0411) 586 200, Ext. 1064 Fax. (0411) 585 188 e-mail : [email protected]

    HALAMAN PENGESAHAN

    HIBAH PENULISAN

    BUKU AJAR BAGI TENAGA AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

    TAHUN 2011

    Judul Buku Ajar : Ilmu Tanaman Lanskap Nama Lengkap : Nurfaida, SP. M.Si. N I P : 19730223 200501 2 001 Pangkat/Golongan : Penata Muda / III-a Jurusan/Bagian/Program Studi : Agroteknologi Fakultas/Universitas : Pertanian/Universitas Hasanuddin Alamat e-mail : [email protected] Biaya : Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah) Dibiayai oleh dana DIPA BLU Universitas Hasanuddin Tahun 2011 Sesuai SK Rektor Unhas Nomor: 20875/H4.2/KU.10/2011 Tanggal 29 Nopember 2011 Makassar, 29 Nopember 2011 Dekan Fakultas Pertanian, Penulis, Prof. Dr. Ir. Yunus Musa, M.Sc. Nurfaida, SP. M.Si. NIP. 19541220 198303 1 001 NIP. 19730223 200501 2 001

    Mengetahui: Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan (LKPP)

    Universitas Hasanuddin,

    Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc. NIP. 19630501 198803 1 004

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan alam dan

    seisinya sebagai suatu karunia yang besar dan indah. Dia yang memberikan

    ketentuan dan peraturan yang tepat untuk memelihara dan merawatnya. Atas segala

    karunia-Nya pulalah bahan ajar Ilmu Tanaman Lanskap ini berhasil diselesaikan.

    Pengembangan bahan ajar merupakan tanggung jawab dosen dalam

    mengemban dan mengembangkan tridarma perguruan tinggi. Perubahan model

    pembelajaran dari Teacher Central Learning (TCL) menjadi Student Central Learning

    (SCL) menuntut dosen tidak hanya berperan sebagai pengajar tetapi juga sebagai

    fasilitator. Penerapan model pembelajaran SCL membutuhkan bahan ajar sebagai

    pelengkap kegiatan pembelajaran sehingga dibuatlah bahan ajar ini. Bahan ajar ini

    dihasilkan melalui Program Hibah Penulisan Buku Ajar Universitas Hasanuddin

    Tahun 2011.

    Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

    kepada Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc.selaku Ketua LKPP dan Dr. Sri Suryani, DEA

    selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam

    menyelesaikan bahan ajar ini. Terima kasih yang tidak terhingga kepada rekan-rekan

    sejawat di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

    yang telah membantu dalam penyusunan tulisan ini. Semoga bahan ajar ini

    bermanfaat dan dapat membantu dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran

    khususnya pada Mata Kuliah Ilmu Tanaman Lanskap.

    Makassar, Nopember 2011

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1

    BAB 2 PENGERTIAN TANAMAN LANSKAP DAN SEJARAH

    PERKEMBANGANNYA.......................................................................... 11

    BAB 3 SELEKSI TANAMAN BERDASARKAN ASPEK ARSITEKTURAL......... 24

    BAB 4 SELEKSI TANAMAN BERDASARKAN ASPEK VISUAL ....................... 35

    BAB 5 SELEKSI TANAMAN BERDASARKAN EKOLOGI................................. 56

    BAB 6 SELEKSI TANAMAN BERDASARKAN HABITUS FUNGSIONAL ......... 68

    BAB 7 FUNGSI TANAMAN DALAM LANSKAP ................................................ 80

    BAB 8 KOMPOSISI TANAMAN......................................................................... 98

    BAB 9 TEKNIK PENANAMAN TANAMAN LANSKAP....................................... 109

    BAB 10 TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN LANSKAP ................................. 123

    BAB 11 PENATAAN TANAMAN PADA BERBAGAI TIPE LANSKAP ................. 143

  • SENARAI KATA PENTING (GLOSARIUM)

    Broadcast: perlakuan pemupukan dengan cara menyebar di permukaan tanah. Colonade: deretan kolom-kolom yang memberi kesan ruang pada bangunan Yunani

    atau Romawi. Dinding hijau (green wall): berbagai cara menahan longsor atau erosi suatu lereng

    secara biologi terhadap erosi dengan menanam tanaman, dibantu dengan membangun struktur.

    Enclosure: dinding, tabir, pemagar; misalnya suatu area tidak ingin terlihat oleh banyak orang dari arah tertentu dapat diberikan dinding berupa tanaman atau elemen lainnya.

    Fungsi tanaman: peran utama dari tanaman dalam suatu taman, antara lain, estetika, sosial, budaya, dan ekologis.

    Habitus tanaman: keragaan tanaman secara keseluruhan berupa pohon, perdu, semak, herba, penutup tanah, pemanjat, dan perayap.

    Herba: tanaman-tanaman yang batangnya relatif lunak dan tidak berkayu, bahkan kadang-kadang sukulen (banyak mengandung air).

    Irama: urutan atau perulangan elemen-elemen, misalnya barisan pohon, urutan dari anak tangga, rangkaian batu yang serupa, mungkin berbentuk beraturan atau tidak beraturan.

    Lanskap: bentang alam atau hamparan lahan, tapak yang berada di luar ruangan (eksterior).

    Lawn: padang rumput di halaman rumah atau perkantoran yang dimaksudkan untuk meningkatkan keindahan.

    Metode tekanan udara: metode pemupukan yang dilakukan dengan cara melubangi tanah daerah perakaran yang dapat menyerap hara dengan menggunakan injektor bertekanan udara tinggi.

    Metode thumb: metode untuk menentukan posisi perakaran pohon yang dapat menyerap hara.

    Parterre: tanaman yang ditata menyerupai tampilan karpet (apabila dilihat dari atas), umumnya dibentuk dari massa tanaman yang dipergunakan sebagai hiasan dalam suatu taman pada Periode Renaissance.

    Penutup tanah (groundcover): tanaman yang relatif rendah, mampu memberikan penutupan yang intensif di atas permukaan tanah, umumnya berbentuk herba rendah.

    Perdu (shrub): tanaman yang relatif tinggi (3 5 m), tetapi tidak setinggi pohon, memiliki batang utama yang berkayu dan percabangannya dimulai pada bagian yang agak jauh dengan permukaan tanah.

  • Planter box: wadah berukuran relatif besar untuk menempatkan satu hingga beberapa pot tanaman sehingga tatanan pot terlihat rapih.

    Pohon (tree): tanaman berkayu, memiliki batang utama, tinggi >5 m. Punch-bar: metode pemupukan untuk pohon-pohon besar dengan cara membuat

    lubang-lubang pemupukan. Semak (bush): tanaman yang relatif rendah, batangnya berkayu dan

    percabangannya biasanya telah dimulai di bagian yang dekat dengan permukaan tanah (tidak mempunyai cabang utama).

    Tanaman indoor: semua jenis tanaman lanskap yang dapat ditanam dalam rumah atau dengan kata lain tanaman yang dapat tumbuh secara normal di tempat teduh (tertutup) atau setengah teduh.

    Tanaman lanskap: tanaman yang belum, sedang dan sudah dibudidayakan, ditanam atau sudah ada di suatu tapak/lahan yang secara fungsional berdayaguna dan secara estetis memiliki seni/nilai keindahan sehingga antara satu dan lainnya dapat melahirkan suatu kesatuan yang harmonis.

    Tanaman lapangan rumput: jenis tanaman yang ditanam secara sendiri atau secara berkelompok pada lapangan rumput karena bentuknya yang menarik (eksotik).

    Tanaman memanjat (climber): tanaman yang tumbuh di tanah atau bidang apa saja seperti tembok dan struktur pendukung lain sebagai tempat menggantungkan diri atau membelit untuk pertumbuhan tanaman tersebut.

    Tanaman outdoor: tanaman hias yang dapat tumbuh secara normal di tempat terbuka (langsung terkena sinar matahari).

    Tanaman pagar: suatu garis atau barisan permanen yang padat dari tumbuh-tumbuhan yang hidup, biasanya diatur dalam bentuk yang hampir sama dengan maksud untuk menggantikan pagar.

    Tanaman rumput lapangan: jenis-jenis rumput yang dipergunakan untuk menutupi permukaan tanah yang hanya terdiri atas lapisan tanah saja.

    Teknik puteran: penanaman pohon dengan mengikutsertakan tanah asalnya dalam bentuk gumpalan.

    Titik perhatian (point of interest): fokus perhatian dari suatu taman yang dapat menghilangkan kemonotonan pada suatu taman, dapat dibuat dengan memberikan kontras atau pola susunan tertentu.

    Topiary: pemangkasan bentuk pada tanaman sesuai dengan yang diinginkan, misalnya spiral, piramid, keong, dan lain-lain.

    Trenching: metode pemupukan yang dilakukan dengan cara pembuatan parit di bawah lingkar tajuk pohon.

    Zigurat: bentukan piramida yang dibangun menuruni teras bukit dan memiliki struktur internal yang menakjubkan, kompleks, dan sulit untuk dipercaya, berbentuk rectangular yang dipersiapkan untuk kepentingan saluran irigasi dan drainase.

  • 1

    BAB 1 PENDAHULUAN

    PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI Profil alumni yang diharapkan adalah:

    1. PELAKU di bidang pertanian (birokrat, teknorat, pengambil kebijakan);

    2. MANAJER (planner, designer, organizer, evaluator, mediator);

    3. PENGUSAHA (enterpreneur, initiator, adaptor, cooperator);

    4. PENELITI; dan

    5. PENDIDIK (fasilitator, motivator, mediator).

    KOMPETENSI LULUSAN A. Kompetensi Utama

    Kompetensi utama minimal yang diharapkan dari seorang lulusan pada Program

    Studi Agroteknologi untuk mencapai profil lulusan adalah:

    1. Kompetensi Utama sebagai PELAKU (birokrat, teknorat, pengambil kebijakan):

    (a) Kemampuan menerapkan IPTEKS di bidang budidaya tanaman

    berdasarkan prinsip pertanian berkelanjutan baik secara modern maupun

    yang mengangkat kearifan lokal.

    (b) Kemampuan berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    (c) Kemampuan merencanakan dan merancang sistem produksi tanaman

    secara efektif dan produktif.

    (d) Kemampuan mengevaluasi dan menilai proses produksi tanaman dan

    pasca panen.

    (e) Keberanian memulai, melaksanakan, dan mengembangkan usaha

    inovatif bidang produksi tanaman dalam pertanian berkelanjutan.

    (f) Kemampuan menerapkan etika bisnis pertanian yang berwawasan

    lingkungan.

    (g) Kemampuan merekomendasi penyelesaian masalah secara tepat dalam

    sistem budidaya pertanian yang berkelanjutan.

  • 2

    2. Kompetensi Utama sebagai MANAJER (planner, designer, organizer,

    evaluator, mediator):

    (a) Kemampuan berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    (b) Kemampuan merencanakan dan merancang sistem produksi tanaman

    secara efektif dan produktif.

    (c) Kemampuan mengaktualisasikan potensi diri untuk bekerjasama dalam

    tim yang multidisiplin.

    (d) Kemampuan menjalin kerjasama (bernegosiasi dan berkomunikasi)

    secara efektif.

    3. Kompetensi Utama sebagai PENGUSAHA (enterpreneur, initiator, adaptor,

    cooperator):

    (a) Kemampuan berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    (b) Kemampuan mengevaluasi dan menilai proses produksi tanaman dan

    pasca panen.

    (c) Keberanian memulai, melaksanakan, dan mengembangkan usaha

    inovatif bidang produksi tanaman dalam pertanian berkelanjutan.

    (d) Kemampuan menjalin kerjasama (bernegosiasi dan berkomunikasi)

    secara efektif.

    (e) Kemampuan menerapkan etika bisnis pertanian yang berwawasan

    lingkungan.

    4. Kompetensi Utama sebagai PENELITI:

    (a) Kemampuan menerapkan IPTEKS di bidang budidaya tanaman

    berdasarkan prinsip pertanian berkelanjutan baik secara modern maupun

    yang mengangkat kearifan lokal.

    (b) Kemampuan berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    (c) Kemampuan merencanakan dan merancang sistem produksi tanaman

    secara efektif dan produktif.

    (d) Kemampuan mengevaluasi dan menilai proses produksi tanaman dan

    pasca panen.

    (e) Kemampuan mengaktualisasikan potensi diri untuk bekerjasama dalam

    tim yang multidisiplin.

  • 3

    (f) Kemampuan berinovasi dalam menerapkan IPTEKS di bidang budidaya

    pertanian ke dalam praktek bisnis.

    (g) Kemampuan merancang dan melaksanakan penelitian serta

    menginterpretasikan data secara profesional.

    (h) Kemampuan merekomendasi penyelesaian masalah secara tepat dalam

    sistem budidaya pertanian yang berkelanjutan.

    5. Kompetensi Utama sebagai PENDIDIK (fasilitator, motivator, mediator):

    (a) Kemampuan mengaktualisasikan potensi diri untuk bekerjasama dalam

    tim yang multidisiplin.

    (b) Kemampuan berinovasi dalam menerapkan IPTEKS di bidang budidaya

    pertanian ke dalam praktek bisnis.

    (c) Kemampuan menerapkan etika bisnis pertanian yang berwawasan

    lingkungan.

    (d) Kemampuan merancang dan melaksanakan penelitian serta

    menginterpretasikan data secara profesional.

    (e) Kemampuan merekomendasi penyelesaian masalah secara tepat dalam

    sistem budidaya pertanian yang berkelanjutan.

    B. Kompetensi Penunjang 1. Kemampuan belajar sepanjang hayat

    2. Kemampuan berpikir analitis dan sintesis dengan memperhitungkan dampak

    penyelesaian masalah di lingkup global dalam berkehidupan bermasyarakat.

    3. Kemampuan sebagai fasilitator, motivator, dan mediator secara sistematik dan

    efektif.

    C. Kompetensi Lainnya 1. Kemampuan menerapkan etika bisnis pertanian yang berwawasan lingkungan.

    2. Kemampuan menerapkan aplikasi bioteknologi pada aspek pertanian terpadu.

    3. Kemampuan menggunakan fasilitas internet dalam pencarian literatur dan

    berkomunikasi dengan sejawat lainnya dalam bidang teknik budidaya

    tanaman.

  • ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN

    (10) Menata tanaman dalam berbagai tipe lanskap melalui studi lapang, gambar, dan pameran hasil case study secara individu dan praktikum

    (8) Menguasai teknik-teknik penanaman tanaman lanskap melalui makalah hasil diskusi cooperative learning secara

    berkelompok dan praktikum

    (9) Menguasai teknik-teknik pemeliharaan tanaman lanskap melalui makalah hasil diskusi cooperative learning

    secara berkelompok dan praktikum

    (7) Merencanakan komposisi tanaman dalam lanskap melalui studi lapang dan gambar hasil case study secara individu dan praktikum

    (6) Menjelaskan fungsi tanaman dalam lanskap melalui makalah hasil diskusi cooperative learning secara berkelompok dan praktikum

    (2) Mengidentifikasi tanaman berdasarkan aspek arsitektural melalui makalah hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum

    (3) Mengidentifikasi tanaman berdasarkan aspek visual

    melalui makalah hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum

    (4) Mengidentifikasi tanaman berdasarkan kondisi ekologi melalui makalah hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum

    (5) Mengidentifikasi tanaman berdasarkan habitus fungsional melalui makalah hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum

    (1) Menjelaskan pengertian tanaman lanskap dan sejarah perkembangannya melalui makalah hasil kaji pustaka secara individu

    Prasyarat: Pengantar Arsitektur Lanskap

    GARIS ENTRY BEHAVIOR

  • 5

    GARIS BESAR RANCANGAN PEMBELAJARAN (GBRP)

    Mata Kuliah : Ilmu Tanaman Lanskap

    Kompetensi Utama : 1. Kemampuan melaksanakan perencanaan sistem produksi tanaman secara tepat sesuai kaidah pertanian berkelanjutan.

    2. Kemampuan mengaktualisasikan potensi diri untuk bekerjasama dalam tim yang multidisiplin. 3. Kemampuan menjalin kerjasama (bernegosiasi dan berkomunikasi) secara efektif. 4. Kemampuan merancang dan melaksanakan penelitian serta menginterpretasikan data secara

    profesional.

    Kompetensi Pendukung : Kemampuan sebagai fasilitator, motivator, dan mediator secara sistematik dan efektif.

    Kompetensi Lainnya : Kemampuan menggunakan fasilitas internet dalam pencarian literatur dan juga dalam berkomunikasi dengan sejawat lainnya dalam bidang teknik budidaya tanaman.

    Sasaran Belajar : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu menata tanaman dalam suatu lanskap berdasarkan fungsi dan estetika dengan baik dan benar.

    MINGGU

    KE SASARAN

    PEMBELAJARAN MATERI PEMBELAJARAN STRATEGI

    PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN BOBOT

    NILAI (%) 1 Menjelaskan kontrak

    pembelajaran Kontrak pembelajaran Kuliah

    2 Menjelaskan pengertian tanaman lanskap dan sejarah perkembangannya melalui makalah hasil kaji pustaka secara individu

    Pengertian tanaman lanskap dan sejarah perkembangannya

    Kuliah, kaji pustaka - Ketepatan penjelasan pengertian tanaman lanskap dan sejarah perkembangan

    - Ketepatan penjelasan karakteristik tanaman pada berbagai periode perkembangan

    - Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan

    5

  • 6

    MINGGU

    KE SASARAN

    PEMBELAJARAN MATERI PEMBELAJARAN STRATEGI

    PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN BOBOT

    NILAI (%) 3 Mengidentifikasi

    tanaman berdasarkan aspek arsitektural melalui makalah hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum

    Seleksi tanaman berdasarkan aspek arsitektural: - Pembentukan ruang, penyekat,

    dan pengendali keleluasaan pribadi

    Collaborative learning, praktikum

    - Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai seleksi tanaman berdasarkan aspek arsitektural

    - Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan

    - Kemampuan melakukan praktikum identifikasi tanaman berdasarkan aspek arsitektural

    - Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum

    7,5

    4 Mengidentifikasi tanaman berdasarkan aspek visual melalui makalah hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum

    Seleksi tanaman berdasarkan aspek visual: - Ukuran, bentuk, warna dan tekstur

    tanaman

    Collaborative learning, praktikum

    - Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai seleksi tanaman berdasarkan aspek visual

    - Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan

    - Kemampuan melakukan praktikum identifikasi tanaman berdasarkan aspek visual

    - Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum

    7,5

    5 Mengidentifikasi tanaman berdasarkan kondisi ekologi melalui makalah hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum

    Seleksi tanaman berdasarkan ekologi:- Tanaman pantai, pegunungan, air,

    batu karang, teduh, setengah teduh, dan panas

    Collaborative learning, praktikum

    - Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai seleksi tanaman berdasarkan kondisi ekologi

    - Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan

    - Kemampuan melakukan praktikum identifikasi tanaman berdasarkan kondisi ekologi

    - Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum

    7,5

  • 7

    MINGGU

    KE SASARAN

    PEMBELAJARAN MATERI PEMBELAJARAN STRATEGI

    PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN BOBOT

    NILAI (%) 6 Mengidentifikasi

    tanaman berdasarkan habitus fungsional melalui makalah hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum

    Seleksi tanaman berdasarkan habitus fungsional: - Tanaman indoor dan outdoor,

    peneduh, pohon tepi jalan, median jalan, pagar, border/tepi, penutup tanah, berdaun/berbunga indah, memanjat/pergola, rumput lapangan, dan lapangan rumput

    Collaborative learning, praktikum

    - Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai seleksi tanaman berdasarkan habitus fungsional

    - Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan

    - Kemampuan melakukan praktikum identifikasi tanaman berdasarkan habitus fungsional

    - Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum

    7,5

    7 8 Menjelaskan fungsi tanaman dalam lanskap melalui makalah hasil diskusi cooperative learning secara berkelompok dan praktikum

    Fungsi tanaman dalam lanskap: - Mengontrol radiasi, suhu, dan

    kelembaban, penahan angin, penahan silau, penaung dari hujan, pencegah erosi, mengurangi kebisingan, kontrol pandangan, mengurangi polusi udara, mengharumkan udara, pembatas fisik, penahan kebakaran, dan sosial budaya

    Cooperative learning, praktikum

    - Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai fungsi tanaman dalam lanskap

    - Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan

    - Kemampuan melakukan praktikum fungsi tanaman dalam lanskap

    - Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum

    10

    9 10 Merencanakan komposisi tanaman dalam lanskap melalui studi lapang dan gambar hasil case study secara individu dan praktikum

    Komposisi tanaman: - Kesatuan, irama, aksen,

    keseimbangan, dan proporsi - Komposisi tanaman pada area

    menyudut, pada bidang lurus, dan untuk memanipulasi bangunan

    Studi lapang, case study, praktikum

    - Kemampuan melakukan studi lapang mengenai komposisi tanaman

    - Kemampuan membuat gambar rencana penanaman dengan komposisi tanaman yang baik

    - Kemampuan melakukan praktikum fungsi tanaman dalam lanskap

    - Sikap dan perilaku yang baik dalam studi lapang, case study, dan praktikum

    12,5

  • 8

    MINGGU

    KE SASARAN

    PEMBELAJARAN MATERI PEMBELAJARAN STRATEGI

    PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN BOBOT

    NILAI (%) 11 Menguasai teknik-

    teknik penanaman tanaman lanskap melalui makalah hasil diskusi cooperative learning secara berkelompok dan praktikum

    Teknik penanaman tanaman lanskap: - Penanaman pohon, semak,

    penutup tanah, rumput, dan tanaman pagar

    Cooperative learning, praktikum

    - Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai teknik penanaman tanaman lanskap

    - Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan

    - Kemampuan melakukan praktikum teknik penanaman tanaman lanskap

    - Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum

    10

    12 Menguasai teknik-teknik pemeliharaan tanaman lanskap melalui makalah hasil diskusi cooperative learning secara berkelompok dan praktikum

    Teknik pemeliharaan tanaman lanskap: - Pembersihan tapak, penyiangan

    gulma, penggemburan dan aerasi tanah, penyiraman, pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penyulaman

    Cooperative learning, praktikum

    - Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai teknik pemeliharaan tanaman lanskap

    - Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan

    - Kemampuan melakukan praktikum teknik pemeliharaan tanaman lanskap

    - Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum

    10

    13 16 Menata tanaman dalam berbagai tipe lanskap melalui studi lapang, gambar, dan pameran hasil case study secara individu dan praktikum

    Penataan tanaman pada berbagai tipe lanskap: - Taman instan, taman rumah

    tinggal, jalur hijau jalan, dan lanskap perkotaan area-area khusus

    Studi lapang, case study, pameran, praktikum

    - Kemampuan melakukan studi lapang mengenai penataan tanaman pada berbagai tipe lanskap

    - Kemampuan membuat gambar rencana penataan tanaman

    - Kemampuan menata tanaman berdasarkan fungsi dan estetika

    - Kemampuan melakukan praktikum penataan tanaman dalam berbagai tipe lanskap

    - Sikap dan perilaku yang baik dalam studi lapang, case study, pameran dan praktikum

    22,5

  • TINJAUAN MATA KULIAH A. Deskripsi Mata Kuliah

    Mata kuliah ini membahas mengenai sejarah dan perkembangan tanaman

    serta fungsi-fungsi tanaman dalam lanskap. Pemahaman terhadap aspek-aspek yang

    harus diperhatikan dalam memilih dan menyusun tanaman, komposisi tanaman

    dalam sebuah lanskap, teknik penanaman, dan pemeliharaan tanaman lanskap.

    B. Prasyarat Mata Kuliah Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini harus telah melulusi mata kuliah

    Pengantar Arsitektur Lanskap.

    C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Penjelasan bagi mahasiswa

    (a) Sebelum mengikuti perkuliahan hendaknya mahasiswa telah membaca

    bahan ajar ini dan dapat diperkaya dengan sumber acuan lainnya yang

    relevan pada setiap pertemuan.

    (b) Untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan sangat dianjurkan

    penelusuran literatur khususnya mengenai deskripsi tanaman dan fungsi

    dalam lanskap melalui sumber bacaan dan internet.

    (c) Mintalah petunjuk dari dosen jika ada hal yang belum terselesaikan, baik

    dalam tugas kuliah maupun tugas praktikum.

    (d) Kerjakan setiap tugas yang diberikan pada setiap akhir kegiatan/pertemuan

    dengan baik.

    (e) Perbanyaklah informasi dalam menata tanaman, baik teori maupun praktek

    gambar desain dan lapang.

    2. Penjelasan bagi dosen/tutor/asisten (a) Sebelum memberikan perkuliahan, dosen/tutor/asisten dianjurkan untuk

    melengkapi materi berupa contoh, gambar/foto yang bersumber dari karya

    sendiri, buku bacaan lain atau dari internet.

    (b) Dosen/tutor/asisten sebaiknya menyiapkan materi dalam bentuk power

    point yang dilengkapi contoh, gambar atau foto.

  • 10

    (c) Dosen/tutor/asisten dianjurkan menyediakan waktu di luar jadwal

    perkuliahan untuk memberikan petunjuk kepada mahasiswa dalam

    menyelesaikan tugas kuliah atau tugas praktikum.

    D. Tujuan Pembelajaran (TIU) Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu menata tanaman

    lanskap dalam suatu lanskap berdasarkan fungsi dan estetika dengan baik dan

    benar.

    E. Elemen Kompetensi (TIK) Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu:

    1. Menjelaskan pengertian tanaman lanskap dan sejarah perkembangannya

    melalui makalah hasil kaji pustaka secara individu.

    2. Mengidentifikasi tanaman berdasarkan aspek arsitektural melalui makalah

    hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum.

    3. Mengidentifikasi tanaman berdasarkan aspek visual melalui makalah hasil

    diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum.

    4. Mengidentifikasi tanaman berdasarkan kondisi ekologi melalui makalah hasil

    diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum.

    5. Mengidentifikasi tanaman berdasarkan habitus fungsional melalui makalah

    hasil diskusi collaborative learning secara berkelompok dan praktikum.

    6. Menjelaskan fungsi tanaman dalam lanskap melalui makalah hasil diskusi

    cooperative learning secara berkelompok dan praktikum.

    7. Merencanakan komposisi tanaman dalam lanskap melalui studi lapang dan

    gambar hasil case study secara individu dan praktikum.

    8. Menguasai teknik-teknik penanaman tanaman lanskap melalui makalah hasil

    diskusi cooperative learning secara berkelompok dan praktikum.

    9. Menguasai teknik-teknik pemeliharaan tanaman lanskap melalui makalah hasil

    diskusi cooperative learning secara berkelompok dan praktikum.

    10. Menata tanaman dalam berbagai tipe lanskap melalui studi lapang, gambar,

    dan pameran hasil case study secara individu dan praktikum.

  • 11

    BAB 2 PENGERTIAN TANAMAN LANSKAP DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

    PENDAHULUAN Tanaman merupakan unsur fisik yang penting di dalam perancangan dan

    pengelolaan ruang luar. Untuk dapat merancang taman dengan baik sebaiknya

    mengenali terlebih dahulu sifat dan karakter tanaman. Seorang arsitek lanskap, harus

    benar-benar memahami unsur ini. Hal ini disebabkan unsur tanaman mempunyai ciri

    khas yang tidak terdapat pada unsur lain, yaitu tanaman merupakan unsur yang

    hidup, tumbuh, dan berkembang.

    A. Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan

    pengertian tanaman lanskap dan sejarah perkembangannya melalui makalah hasil

    kaji pustaka secara individu.

    B. Strategi Pembelajaran 1. Kuliah

    2. Kaji pustaka

    C. Kegiatan Belajar Langkah-langkah kegiatan belajar yang harus dilakukan:

    1. Mahasiswa mengikuti kegiatan perkuliahan di kelas.

    2. Mahasiswa melakukan penelusuran literatur mengenai sejarah perkembangan

    tanaman lanskap melalui sumber bacaan dan internet.

    3. Mahasiswa membuat makalah sesuai format yang diberikan.

    4. Mahasiswa menyelesaikan tes formatif/evaluasi kegiatan pembelajaran.

  • 12

    D. Indikator Pencapaian 1. Ketepatan penjelasan pengertian tanaman lanskap dan sejarah

    perkembangan.

    2. Ketepatan penjelasan karakteristik tanaman pada berbagai periode

    perkembangan.

    3. Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan.

    URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN A. Pengertian Tanaman Lanskap

    Tanaman lanskap adalah tanaman yang belum, sedang dan sudah

    dibudidayakan, ditanam atau sudah ada di suatu tapak/lahan yang secara fungsional

    berdayaguna dan secara estetis memiliki seni/nilai keindahan sehingga antara satu

    dan lainnya dapat melahirkan suatu kesatuan yang harmonis. Tanaman lanskap

    merupakan salah satu unsur dengan berbagai ragam potensi dalam lanskap dan

    kemungkinan fungsi yang tidak terhingga. Tanaman lanskap mempunyai berbagai

    bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan karakter yang beragam.

    Akan tetapi, meskipun tanaman lanskap memiliki berbagai potensi dan fungsi,

    banyak orang awam dan para profesional dalam bidang perancangan melihat

    tanaman hanya sebagai hiasan. Akibatnya tanaman sering ditempatkan dalam

    perancangan ruang luar sebagai langkah terakhir dalam penyelesaian suatu proyek.

    Sikap yang sama dalam penggunaan unsur tanaman juga berpengaruh terhadap citra

    yang kurang benar tentang pengetahuan dan profesi arsitektur lanskap. Banyak

    orang awam dan para profesional bidang perancangan lain mengartikan arsitektur

    lanskap sekedar menata unsur tanaman sebagai hiasan belaka. Akibat dari sikap ini

    menimbulkan salah pengertian bahwa perancangan lanskap hanya terbatas pada

    proses penataan tanaman dalam bentuk yang menyenangkan pandangan.

    Gambaran keliru terhadap peran utama yang dimainkan oleh unsur tanaman

    dalam perancangan arsitektur lanskap berawal dari kekeliruan umum tentang

    perbedaan antara arsitektur lanskap dan usaha pembibitan tanaman. Orang awam

    masih berpendapat bahwa perhatian utama arsitektur lanskap adalah perancangan

    taman rumah tinggal dan perencanaan kebun dengan unsur tanaman sebagai salah

  • 13

    satu unsur perancangan yang penting. Akan tetapi, profesi arsitektur lanskap

    sebenarnya terlibat dalam skala yang lebih luas daripada itu, yaitu menitikberatkan

    pada pengelolaan sumberdaya alam pada semua skala. Dengan ruang lingkup yang

    lebih luas ini, unsur tanaman tetap merupakan unsur utama perancangan yang

    membantu arsitek lanskap dalam mencapai tujuan perancangan tidak hanya sebagai

    unsur penghias tetapi juga memiliki fungsi-fungsi yang sama dan kadang-kadang

    mempunyai nilai tertentu dalam perancangan arsitektur lanskap.

    Keahlian arsitek lanskap terkait dengan unsur tanaman, terletak pada

    pengetahuan tentang fungsi, kemampuan, keterampilan, dan kepekaan penggunaan

    dalam konteks perancangan tertentu. Hal ini mencakup pemahaman tentang

    karakteristik-karakteristik perancangan seperti ukuran, bentuk, warna, dan tekstur

    serta pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kearifan

    seorang arsitek lanskap terletak pada pemahamannya terhadap karakteristik visual

    tanaman secara keseluruhan, pertimbangan ekologis tanaman untuk pertumbuhan

    yang baik, dan dampak lingkungannya jika ditanam pada situasi tertentu.

    Unsur tanaman memiliki beberapa sifat yang membedakan dari unsur-unsur

    perancangan arsitektur lanskap lainnya. Karakteristik penting adalah bahwa tanaman

    merupakan unsur yang hidup dan tumbuh (Booth, 1983). Pertama, unsur tanaman

    adalah dinamis, yaitu secara teratur berubah warna, tekstur, kelebatan daun, dan

    karakter keseluruhan sesuai musim dan pertumbuhannya. Misalnya, beberapa

    tanaman berdaun rontok di daerah beriklim sedang mempunyai 4 karakteristik visual

    yang berbeda berdasarkan pada musim-musim yang dialami, yaitu 1) pada musim

    semi dengan bunga dan daun-daun hijau kekuningan yang rimbun, 2) pada musim

    panas dengan daun-daun hijau tua, 3) pada musim rontok dengan daun-daun warna

    cerah, dan 4) pada musim dingin dengan cabang yang gundul dan percabangan yang

    jelas. Tanaman-tanaman di daerah tropis tidak berubah begitu dramatis seperti

    tanaman berdaun rontok, meskipun ada perubahan pada musim panas dan dingin,

    atau musim hujan dan kemarau. Bahkan di gurun pasir, tanaman berubah dalam

    penampakannya khususnya selama musim dingin dan berbunga di musim semi.

    Semua tanaman tumbuh besar dalam proses pertumbuhannya. Pertumbuhan

    ini tidak tampak dalam jangka waktu pendek, tetapi cenderung dramatis dalam jangka

  • 14

    waktu yang panjang. Kualitas dinamis dari unsur tanaman ini mempunyai implikasi

    penggunaannya dalam perancangan. Perubahan penampakan tanaman pada setiap

    musim mempersulit untuk memilih dan menempatkannya dalam merancang taman.

    Perancang tidak hanya memperhatikan bagaimana suatu kelompok tanaman

    berfungsi dan tampak pada musim tertentu, tetapi juga bagaimana peranannya

    sepanjang tahun dan pertumbuhan dari waktu ke waktu. Suatu kesalahan mungkin

    saja terjadi di dalam memilih tanaman yang menarik pada musim tertentu, tetapi

    tampak tidak menarik pada musim lain. Masalah ini dapat disederhanakan jika

    sebagian unsur komposisi tanaman dibiarkan berubah sepanjang tahun, sedangkan

    sebagian yang lain tetap konstan secara visual.

    Aspek pertumbuhan unsur tanaman juga memiliki implikasi yang lain.

    Umumnya, perancang menanam tanaman muda di tapak karena lebih murah dan

    mudah dipindah serta mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk hidup dan

    tumbuh dibandingkan tanaman dewasa. Akan tetapi, hal ini memiliki kelemahan bagi

    perancang. Tanaman memerlukan waktu lama untuk mencapai ketinggian, lebar, dan

    bentuk tanaman dewasa. Untuk pohon besar di daerah beriklim sedang, tanaman

    baru memerlukan waktu 15-20 tahun untuk tumbuh dewasa bahkan mungkin lebih

    untuk mencapai ukuran optimal. Masalahnya akan lebih sulit karena tanaman

    penutup dan semak pada umumnya mencapai kedewasaan lebih cepat daripada

    pohon sehingga memerlukan program pemeliharaan berkala untuk memindahkan

    tanaman penutup dan semak yang telah melebihi umurnya. Akibatnya, arsitek

    lanskap tidak dapat menilai dengan baik kualitas yang ingin dicapai untuk suatu

    perancangan dalam beberapa tahun (mungkin lebih dari 20-25 tahun). Hal ini

    mempersulit untuk menilai apakah perancangan tersebut berhasil atau tidak, agar

    perbaikan dapat dilakukan pada tahap berikutnya.

    Faktor kesulitan waktu hampir tidak terdapat dalam profesi perancangan lain

    karena penilaian terhadap perancangan dapat dilakukan setelah selesainya proyek.

    Penyataan bahwa bangunan atau patung dapat rusak dimakan usia adalah benar,

    tetapi perubahan tersebut tidak dapat dibandingkan dengan pohon muda yang

    tumbuh dari ketinggian 2 m pada waktu pertama ditanam dengan pohon setinggi 15

    m setelah beberapa tahun kemudian. Oleh karena itu, arsitek lanskap tidak hanya

  • 15

    mempelajari pengaruh tanaman dalam jangka pendek terhadap perancangan, tetapi

    juga pengaruh jangka panjang. Hal ini menimbulkan masalah dalam menjelaskan

    kepada klien, tentang bagaimana wujud perancangan setelah selesai pelaksanaan.

    Biasanya, arsitek lanskap membuat gambar perancangan berdasarkan tanaman 75-

    100% ukuran dewasa. Klien harus diberi penjelasan tentang kenyataan yang

    sebenarnya, agar memahami bagaimana hasil akhir perancangannya serta

    perubahannya dari waktu ke waktu. Apabila hal ini tidak dijelaskan, klien cenderung

    kaget melihat kenyataan yang berbeda dengan apa yang dilihat dalam maket atau

    denah yang tanamannya digambarkan mendekati umur dewasa. Untuk menghindari

    penampilan yang kurang bagus yang diakibatkan penanaman tanaman yang masih

    kecil, perancang biasanya menanam tanaman kecil dalam jumlah banyak agar cepat

    memenuhi suatu area. Akan tetapi, masalah lain dapat timbul dengan cara ini,

    tanaman tumbuh saling memenuhi ruang. Hal ini memerlukan pemeliharaan

    tambahan dan biaya pemangkasan agar ukuran tanaman tetap seperti yang

    diinginkan.

    Karakteristik kedua yang menonjol adalah bahwa tanaman merupakan unsur

    perancangan yang hidup sehingga memerlukan beberapa persyaratan lingkungan

    untuk hidup dan tumbuh dengan baik (Booth, 1983). Faktor-faktor seperti kimia tanah,

    drainase tanah, sinar matahari, angin, dan suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan

    tanaman. Setiap jenis tanaman memerlukan persyaratan tertentu untuk pertumbuhan

    optimal sehingga salah satu langkah di dalam merancang taman adalah menetapkan

    syarat-syarat pertumbuhan tanaman pada tapak. Setelah ditetapkan dapat dipilih

    tanaman yang sesuai dengan syarat-syarat tersebut. Semua tanaman memerlukan

    tingkat pemeliharaan tertentu untuk tetap tumbuh sehat. Tanaman tidak seperti unsur

    perancangan lain, dapat dilupakan setelah ditanam. Beberapa jenis tanaman

    memerlukan pemeliharaan lebih daripada yang lain. Bahkan, beberapa jenis tanaman

    asli suatu daerah memerlukan perhatian khusus secara terus menerus. Penyiraman,

    pemangkasan, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit merupakan

    kegiatan pemeliharaan dari tanaman lanskap.

  • 16

    B. Sejarah Perkembangan Tanaman dalam Lanskap Sejarah perkembangan tanaman dalam lanskap sesungguhnya berkembang

    sejalan dengan perkembangan taman. Perkembangan taman mulai dari sebelum

    Masehi hingga sekarang, yang dapat dibagi dalam 4 periode, yaitu: 1) Periode Antik,

    2) Periode Abad Pertengahan, 3) Periode Renaissance, dan 4) Periode Modern.

    1. Periode Antik Periode Antik yang terjadi pada masa sebelum Masehi memperlihatkan bahwa

    tanaman hias belum dikenal. Tanaman yang pertama ditanam dalam suatu taman

    adalah jenis yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, yaitu jenis

    tanaman yang dapat dimakan (edible) atau jenis tanaman obat-obatan (medicinal)

    dan bahan baku parfum. Taman-taman pada periode ini, yaitu taman-taman di

    Mesopotamia, Mesir, Asyiria, Persia, Yunani, dan Romawi.

    Taman dibuat pertama kali di daerah Mesopotamia yang terletak di lembah

    Sungai Euphrat oleh bangsa Babylon (3.500 SM). Seni pertamanan bangsa ini

    diperlihatkan dengan pengaturan tempat-tempat pertanian sebagai tempat yang

    menyenangkan. Pengaturan dilakukan pada petak-petak tanaman produktif, sistem

    irigasi, penanaman pohon-pohon besar, dan lain sebagainya untuk kebutuhan

    kesenangan. Salah satu taman yang terkenal adalah Zigurat atau Taman Gantung

    yang ditanami pohon, semak, dan tanaman merambat dengan pola formal dan

    rectalinier (Hyams, 1971).

    Mesir seperti halnya Mesopotamia telah memiliki keahlian atau keunggulan di

    bidang hortikultura. Akan tetapi, berbeda dengan bangsa Babylon, bangsa Mesir

    kuno membangun taman di dalam tempat kediaman dan dipagar dengan tembok

    tebal. Taman-taman di Mesir ditata dalam komposisi yang teratur berupa petak-petak

    berisikan bunga-bungaan kolam atau enclosure (Hakim, 2003). Selain itu, pepohonan

    yang ditanam merupakan pohon buah-buahan dan yang dapat digunakan sebagai

    kayu bangunan.

    Taman kerajaan Asyiria kemungkinan dipengaruhi oleh desain Mesir. Ciri

    taman Asyiria umumnya berbentuk formal dalam penyusunan tanaman. Dari relief-

    relief peninggalan bangsa Asyiria menunjukkan pohon-pohon dan palem disusun

  • 17

    berbaris dengan teratur seperti di Mesir. Pohon-pohon ini ditanam secara berbaris

    juga untuk memudahkan pengairan (Wahid dan Karsono, 2011).

    Taman-taman istana kerajaan Persia diciptakan untuk mengekspresikan

    keagungan dan kemegahan dalam bentuk lain. Taman-taman ini umumnya

    menggunakan sistem irigasi yang dialirkan dari ladang pertanian yang jauh dari

    istana. Unsur air yang digunakan dalam taman bernilai simbolis sebagai aliran air

    yang berasal dari Taman Firdaus dalam kitab suci.

    Kerajaan bangsa Yunani terutama pada pemerintahan Alexander the Great

    mengerjakan taman-taman dengan mengambil inspirasi taman-taman kerajaan

    Persia dan Mesir. Biasanya ruang duduk atau ruang keluarga dihadapkan ke inner

    court atau patio yang selalu diberikan perkerasan serta dihiasi dengan patung dan

    tanaman di dalam pot. Pola rumah bangsa Yunani ini dijadikan dasar oleh bangsa

    Romawi untuk membangun tempat tinggal. Posisi bangunan diletakkan mengarah

    jalan dan letak kamar-kamar ditata ke sebelah dalam (in ward) yang dihubungkan

    dengan colonade serta pembukaan ke arah ruang terbuka atau atrium.

    Perkembangan taman terjadi dari Mediteran di Barat sampai Cina di Timur

    Jauh. Catatan sejarah dan peninggalan kuno merupakan bukti yang mengisahkan

    kekayaan budaya dan flora negeri Cina. Bunga-bunga indah dan tanaman eksotik

    sering menjadi motif dekoratif pada sutera dan porselen. Taman Cina yang terkenal

    dibuat pada jaman pemerintahan dinasti Chin dan dinasti Han. Pada masa

    pemerintahan kedua dinasti tersebut sudah terdapat taman istana megah yang

    bernuansa religius pengaruh ajaran Tao dan benilai estetika tinggi serta ditujukan

    sebagai tempat beristirahat dan bersenang-senang (Hyams, 1971). Selain itu, semua

    bunga dan pohon mempunyai arti simbolis dan makna. Misalnya peoni

    melambangkan kekayaan dan kehormatan, anggrek melambangkan kehalusan budi

    pekerti, kebaikan, dan budaya, chrysanthemum melambangkan kerendahan hati,

    sopan santun, dan panjang umur, dan lotus melambangkan kemurnian dan

    kebenaran (Mariana, 2001).

    2. Periode Abad Pertengahan Periode abad pertengahan berlangsung sekitar abad ke-7 hingga abad 15.

    Pada permulaan abad ini, taman tempat bersenang-senang jarang ditemukan di

  • 18

    antara kota-kota dan benteng-benteng yang padat. Ruang terbuka umumnya

    berfungsi sebagai tempat menanami berbagai jenis tanaman obat-obatan dan

    buahan. Kebun-kebun ini dipelihara dan dipagari dengan tembok sebagai benteng

    yang kuat. Pada akhir abad ini, dengan sistem politik pemerintahan yang semakin

    baik, serta perkembangan perdagangan dan peningkatan perekonomian

    menyebabkan berkembangnya keberadaan taman-taman (Hakim, 2003).

    Tanaman Porticoes merupakan salah satu elemen taman yang penting yang

    dimasukkan oleh Byzantine Basilicos. Pada waktu itu, terdapat tempat yang

    berbentuk semacam taman yang disebut Purgatones, merupakan taman tertutup

    yang pertama kali dibuat di Eropa pada abad pertengahan (Hyams, 1971). Taman ini

    memakai tanaman sayuran dan obat-obatan serta perpohonan dan tanaman hias

    bunga. Tanaman bunga mulai menjadi berarti bagi kepentingan masyarakat pada

    abad ke-6 dan ke-7. Madonna Lily sebagai bunga persembahan kepada Bunda Maria

    dan menjadi simbol yang bermakna dari bunga violet dan mawar. Bangsawan dari

    Eropa Utara mengungkapkan keindahan dari taman-taman gereja dengan membuat

    taman bunga dengan gaya Pietro de Carescenzi, dengan pola tertutup dan dengan

    tanaman rumput dan bunga-bungaan. Tanaman hias yang penting adalah mawar,

    violet, dan marygold.

    3. Periode Renaissance Periode ini berlangsung sekitar abad 15 sampai 20. Karakteristik taman yang

    menonjol pada Periode Renaissance adalah kebun raya. Kebun raya ini muncul

    sekitar abad ke-16 dan diduga berasal dari Mesiko lalu bentuk taman dibawa oleh

    orang-orang Spanyol dan akhirnya menyebar ke Eropa. Kebun raya memberi

    pengaruh yang kuat pada pertamanan sehingga dapat dikatakan bahwa kebun raya

    merupakan ciri dari jaman Renaissance.

    Dua contoh kebun raya yang banyak dipelajari dalam botani adalah Kebun

    Raya Padua dan Kebun Raya Pisa. Kebun Raya Padua dibuat pada tahun 1545 dan

    tetap bertahan sampai bertahun-tahun. Tanaman yang dibudidayakan di Kebun Raya

    Padua, antara lain, Bignonia radicans, Cedros deodara, Robinia pseudoacacia,

    Pelargonium cuculatum, Cyclamen persicum, Jasminum nudiflorum, dan Solanum

    tuberosum. Tanaman yang dibudidayakan di Kebun Raya Pisa, antara lain, Juglans

  • 19

    nigra, Alianthus glandulosa, Cinnamomum camphora, Chaenomeles japonica,

    Magnolia grandiflora, dan Tulip sp.

    Secara umum tanaman yang digunakan pada Periode Renaissance ialah

    menggunakan tanaman dalam bentuk pohon dan kelompok tanaman. Taman-taman

    pada periode ini, yaitu Taman Italia, Perancis, dan Inggris. Taman pada era ini

    diistilahkan memiliki beauty and perfect form yang dikaitkan dengan perubahan

    dalam segi kualitas, artistik, dan falsafah desain. Taman-taman dibuat oleh para

    seniman taman bekerjasama dengan para botanis, melalui perhitungan dan

    perencanaan matang sehingga tercipta suatu taman yang nilai artistiknya tinggi,

    bernuansa matematis, dengan falsafah desain yang bertumpu pada peningkatan

    kenyamanan bagi manusia yang ingin menikmatinya. Taman-taman tidak hanya

    sebagai tempat meditasi tetapi lebih diutamakan sebagai tempat rekreasi, relaksasi,

    dan pesta perjamuan, serta bersifat lebih terbuka (Damayanti, 1999).

    Beberapa karya yang terkenal di Italia adalah Villa Medici, Villa de Este, dan

    Villa Lante. Villa Medici dibangun oleh Annibale Lippi untuk Cardinal Ricci pada tahun

    1544, lalu dibeli oleh Ferdinando de Medici pada tahun 1580. Villa ini adalah satu-

    satunya villa yang tamannya masih utuh. Elemen tanaman yang digunakan adalah

    pohon buah-buahan yang ditanam dalam pot besar dari tanah liat dan parterre. Villa

    de Este dibangun oleh Pirro Ligorio untuk Cardinal Ippolito de Este, sedangkan Villa

    Lante dibangun oleh Mignolia. Ciri taman ini ialah menggunakan pohon-pohon,

    semak evergreen, dan bunga-bungaan.

    Taman-taman di Perancis awalnya berkiblat pada taman-taman pada Periode

    Abad Pertengahan. Orang yang pertama kali membawa pengaruh Renaissance ke

    Perancis ialah Leonardo da Vinci pada tahun 1514. Taman yang dibuat

    menggunakan tanaman-tanaman yang ditanam rapat dalam baris-baris. Orang lain

    yang berjasa dalam pembentukan Taman Perancis ialah Claude Mollet, Olivier de

    Serre, dan Boyceau. Taman-taman yang dibangun oleh Olivier de Serre kebanyakan

    berisi sayuran, buah-buahan, semak, dan bunga-bungaan. Bunga-bunga yang

    digunakan, antara lain, violet, wallflower, dan lily of the valley.

    Raja Henri VII dan Kardinal Wolsey adalah orang-orang yang berjasa dalam

    kemajuan taman-taman Renaissance di Inggris. Salah satu elemen utama taman

  • 20

    adalah mount. Bentuk mount berasal dari Italia, yaitu jalan berbentuk spiral yang

    dikelilingi pepohonan. Model terbesar dari taman Renaissance di Inggris ialah

    Nonsuch Garden. Ciri-cirinya ialah ditiru dari fountainbleau, termasuk hutan-hutan

    dengan vistanya, ada bosco, lapangan-lapangan hijau, dan tiruan-tiruan binatang.

    Buah yang ditanam, antara lain, peach, aprikot, dan almond, sedangkan bunganya,

    antara lain, marygold, pansy, wallflower, carnation, madonna lily, dan daffodils.

    Beberapa taman memiliki parterre seperti pada Taman Perancis, tetapi pola-polanya

    lebih sederhana.

    4. Periode Modern Periode ini dimulai pada abad 20 hingga sekarang. Pada periode ini telah

    berkembang penggunaan tanaman dalam taman bahkan mutlak ada tanaman hias

    sebagai ornamen. Taman telah berkembang sedemikian rupa, misalnya taman kota,

    taman rumah, dan taman bermain dengan penggunaan berbagai jenis tanaman.

    Karya taman yang dihasilkan pada periode ini lebih beragam. Arsitek lanskap

    pada periode ini merencanakan taman tidak hanya sekedar tempat untuk koleksi

    bunga, tetapi juga sebagai outdoor livingroom. Selain itu, tanaman yang digunakan

    tidak hanya tanaman yang bersifat dekoratif, tetapi juga tanaman yang disesuaikan

    dengan kondisi tapak di sekitarnya dan sedikit memerlukan tenaga kerja dalam

    penanaman dan pemeliharaan. Taman pada periode ini dapat dianggap sebagai

    tempat untuk melakukan aktivitas sehari-hari (living space), sebagai tempat untuk

    bermain anak-anak (playground), dan juga sebagai tempat melakukan kegiatan seni

    atau hobby (work of art).

    C. Rangkuman Tanaman lanskap adalah tanaman yang belum, sedang dan sudah

    dibudidayakan, ditanam atau sudah ada di suatu tapak/lahan yang secara fungsional

    berdayaguna dan secara estetis memiliki seni/nilai keindahan sehingga antara satu

    dan lainnya dapat melahirkan suatu kesatuan yang harmonis. Sejarah perkembangan

    tanaman dalam lanskap sesungguhnya berkembang sejalan dengan perkembangan

    taman. Perkembangan taman mulai dari sebelum Masehi hingga sekarang, dapat

  • 21

    dibagi dalam 4 periode, yaitu 1) Periode Antik, 2) Periode Abad Pertengahan, 3)

    Periode Renaissance, dan 4) Periode Modern.

    PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang pengertian tanaman lanskap dan

    sejarah perkembangan tanaman lanskap, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas di

    bawah ini dan mendiskusikannya dengan kawan-kawan Anda!

    1. Jelaskan pengertian tanaman lanskap.

    2. Jelaskan karakteristik tanaman lanskap yang membedakan dari unsur-unsur

    perancangan lainnya.

    3. Jelaskan periode-periode perkembangan tanaman lanskap.

    Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus memperhatikan rambu-rambu berikut:

    1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

    kawan-kawan Anda.

    2. Lakukan penelusuran literatur mengenai sejarah perkembangan tanaman lanskap

    melalui sumber bacaan dan internet.

    B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

    1. Tanaman yang melambangkan kekayaan dan kehormatan adalah.............

    (a) Anggrek

    (b) Peoni

    (c) Chrysanthemum

    (d) Lotus

    2. Karakteristik taman yang menonjol pada Periode Renaissance adalah.............

    (a) Kebun raya

    (b) Taman bunga

    (c) Kebun buah

    (d) Taman villa

  • 22

    3. Elemen tanaman yang digunakan pada Villa Medici adalah.............

    (a) Pohon buah-buahan

    (b) Lapangan hijau

    (c) Bunga-bungaan

    (d) Semak evergreen

    4. Jalan berbentuk spiral yang dikelilingi oleh pepohonan disebut.............

    (a) Parterre

    (b) Bosco

    (c) Mount

    (d) Grotto

    5. Taman dengan pola tertutup dan dengan tanaman rumput dan bunga-bungaan

    disebut gaya.............

    (a) The Maze

    (b) Grotto Palissy

    (c) Pietro de Carescenzi

    (d) Fountainbleau

    Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

    bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

    di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 2.

    Rumus:

    Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

    90% - 100% = baik sekali

    80% - 89% = baik

    70% - 79% = cukup

    - 69% = kurang

    100%5

    benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat =

  • 23

    Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

    memahami Bab 2. Anda dapat meneruskan pada Bab 3. Akan tetapi, apabila tingkat

    penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 2, terutama

    bagian yang belum Anda kuasai.

    C. Sumber/Referensi 1. Booth NK. 1983. Basic Elements of Landscape Architectural Design. Illinois:

    Waveland Pr. Inc.

    2. Damayanti VD. 1999. Karakteristik Taman Italia. Buletin Taman dan Lanskap

    Indonesia. 2(1): 25-28.

    3. Hakim R. 2003. Arsitektur Lansekap Manusia, Alam dan Lingkungan. Jakarta:

    Penerbit Univ. Trisakti.

    4. Hyams E. 1971. A History of Garden and Gardening. New York: Praeger Publ.

    5. Mariana F. 2001. Sejarah Penggunaan Bunga sebagai Elemen Taman dalam

    Taman Cina. Buletin Taman dan Lanskap Indonesia. 4(3): 21-25.

    6. Wahid J, B. Karsono. 2011. Desain dan Konsep Arsitektur Lansekap Dari

    Zaman ke Zaman. Yogyakarta: Graha Ilmu.

    D. Kunci Jawaban 1. b

    2. a

    3. a

    4. c

    5. c

  • 24

    BAB 3 SELEKSI TANAMAN BERDASARKAN ASPEK ARSITEKTURAL

    PENDAHULUAN Kegunaan arsitektural unsur tanaman sangat penting dalam penataan lanskap

    terutama sebagai pembentuk ruang luar. Dalam pengembangan perancangan,

    kegunaan arsitektural adalah yang pertama dipelajari. Karakteristik visual unsur

    tanaman umumnya dipilih setelah fungsi arsitekturalnya ditetapkan. Unsur tanaman

    digunakan secara arsitektural dalam fungsi lanskap sebagai komponen struktural

    seperti lantai, atap, dan dinding. Secara arsitektural tanaman merupakan ruang

    kegiatan pada ruang luar.

    A. Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi

    tanaman berdasarkan aspek arsitektural melalui makalah hasil diskusi collaborative

    learning secara berkelompok dan praktikum.

    B. Strategi Pembelajaran 1. Collaborative learning

    2. Praktikum

    C. Kegiatan Belajar Langkah-langkah kegiatan belajar yang harus dilakukan:

    1. Mahasiswa melakukan penelusuran literatur mengenai seleksi tanaman

    berdasarkan aspek arsitektural melalui sumber bacaan dan internet.

    2. Mahasiswa aktif melakukan kegiatan diskusi di kelas dan praktikum.

    3. Mahasiswa membuat makalah sesuai format yang diberikan.

    4. Mahasiswa menyelesaikan tes formatif/evaluasi kegiatan pembelajaran.

  • 25

    D. Indikator Pencapaian

    1. Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai seleksi tanaman

    berdasarkan aspek arsitektural.

    2. Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan.

    3. Kemampuan melakukan praktikum identifikasi tanaman berdasarkan aspek

    arsitektural.

    4. Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum.

    URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN Istilah aspek arsitektural tidak dimaksudkan hanya untuk lingkungan buatan.

    Unsur tanaman pada lingkungan alami dapat berperan dengan baik dengan

    menyempurnakan fungsi-fungsi arsitekturnya". Penggolongan tanaman berdasarkan

    aspek arsitektural artinya menciptakan ruang dengan unsur tanaman. Berdasarkan

    aspek arsitektural, tanaman dapat digolongkan berdasarkan fungsinya sebagai

    pembentukan ruang, penyekat, dan pengendali keleluasaan pribadi.

    A. Pembentukan Ruang Pembentukan ruang berarti mengolah bidang atau unsur pembentuk ruang,

    yaitu bidang dasar, bidang vertikal, dan bidang pengatap. Kesan ruang tergantung

    pada pembatas nyata dan maya dengan memodifikasi ketiga bidang tersebut baik

    secara sendiri maupun digabung. Unsur tanaman dapat digunakan dalam lanskap

    untuk saling mempengaruhi bidang-bidang pembatas tersebut. Rumput atau tanaman

    penutup tanah (groundcover) dapat digunakan untuk membentuk bidang dasar

    (lantai). Tanaman semak dapat digunakan sebagai pembentuk bidang vertikal

    (dinding). Pohon dapat digunakan untuk membentuk bidang pengatap/atap. Berbagai

    kesan ruang dapat diciptakan dengan elemen tanaman, antara lain, ruang yang

    bersifat terbuka, semi terbuka, tertutup, intim, publik, semi publik, dan sebagainya.

    Jenis tanaman sebagai pembentuk ruang dikelompokkan menjadi tanaman pelantai,

    tanaman pedinding, dan tanaman pengatap.

  • 26

    2. Tanaman Pelantai Untuk membentuk bidang dasar, tanaman penutup atau semak dapat secara

    tidak langsung membentuk ruang dengan perbedaan ketinggian dan bahan. Dalam

    hal ini, tanaman membentuk ruang vertikal secara fisik, tetapi dengan ketinggian

    yang rendah memberi kesan suatu dinding. Misalnya, batas antara daerah rumput

    dan tanaman penutup memberikan gambaran batas ruang tanpa penyekat fisik

    (Gambar 1). Jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pembentuk bidang lantai

    adalah tanaman yang tingginya sampai setinggi mata kaki, seperti lumut, rumput, dan

    groundcover.

    Gambar 1. Ruang maya terbentuk di antara penutup tanah dan rumput (Sumber: Booth, 1983)

    3. Tanaman Pedinding Untuk membentuk bidang vertikal, unsur tanaman dapat mempengaruhi

    persepsi ruang dalam berbagai cara. Pertama, batang pohon berperan sebagai tiang

    vertikal pada ruang luar, sekali lagi pembatasan ruang ini lebih banyak secara tidak

    nyata daripada secara nyata (Gambar 2). Tingkat ketertutupan dapat bervariasi

    dengan ukuran batang, kepadatan massa, dan pola susunannya. Komposisi tanaman

    berupa susunan pohon atau semak dapat membentuk bidang pembatas atau dinding

  • 27

    (Hakim dan Utomo, 2003). Semakin banyak batang pohon seperti dalam suasana

    hutan alami, semakin kuat kesan ketertutupannya. Contoh lain dari batang pohon

    yang membentuk batas ruang dapat dilihat sepanjang jalan yang ditanami pohon

    dimana massa batang pohon pada musim dingin memberi gambaran batas-batas

    ruang walaupun tanpa daun.

    Kedua, massa daun tanaman dapat mempengaruhi bidang vertikal

    ketertutupan ruang. Dalam hal ini, kepadatan dan ketinggian massa daun

    mempengaruhi kualitas ruang. Semakin tinggi pohon dan semakin besar dan rapat

    daunnya, semakin kuat kesan ketertutupannya. Perubahan tingkat ketertutupan lebih

    jelas dan cenderung tampak dengan adanya variasi musim pada tanaman berdaun

    rontok.

    Gambar 2. Batas ruang maya terbentuk oleh massa batang pohon (Sumber: Booth, 1983)

    4. Tanaman Pengatap

    Bidang pengatap suatu ruang dapat dimodifikasi melalui unsur tanaman.

    Massa daun dan percabangan pada tajuk pohon membentuk atap pada ruang luar,

    membatasi pandangan ke langit, dan mempengaruhi skala vertikal ruang tersebut

    (Gambar 3). Kesan pengatap yang kuat dapat dirasakan jika tajuk pohon saling

    tumpang tindih, dengan demikian menutup pandangan langsung ke langit.

  • 28

    Dalam pembentukan ruang luar dengan menggunakan unsur tanaman, seperti

    dengan unsur perancangan yang lain, perancang harus menentukan terlebih dahulu

    tujuan yang akan dicapai dan kualitas ruang yang diinginkan (terbuka, tertutup, akrab,

    monumental, dan sebagainya). Setelah itu arsitek lanskap dapat melanjutkan dengan

    memilih dan menyusun tanaman yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. Beberapa

    tipe dasar ruang yang terbentuk oleh tanaman diuraikan sebagai berikut.

    Gambar 3. Bidang pengatap terbentuk oleh bagian bawah tajuk pohon (Sumber: Booth, 1983)

    1. Ruang yang Terbuka Arsitek lanskap dapat menciptakan ruang secara tidak langsung terbuka ke

    semua arah dengan menggunakan semak dan tanaman penutup sebagai pembatas

    ruang. Ruang seperti memberi kesan luas, tidak memberi kesan pribadi, dan terbuka

    terhadap sinar matahari dan langit.

    2. Ruang Semi Terbuka Ruang ini sama dengan ruang terbuka, tetapi sebagian tertutup pada salah

    satu sisi atau lebih dengan tanaman tinggi. Tanaman tersebut berperan sebagai

    dinding vertikal yang menghalangi pandangan ke dalam dan luar ruang. Tipe ruang

    yang demikian memiliki kualitas yang sama dengan ruang yang terbuka, tetapi agak

    transparan dan berorientasi kuat pada sisi yang terbuka. Ruang ini umumnya sesuai

    untuk teras rumah dimana kesan pribadi diperlukan pada satu arah, tetapi diinginkan

    pandangan yang terbuka pada sisi lain

  • 29

    3. Ruang Beratap (Canopied Space) Ruang beratap dapat dibentuk dengan bagian-bagian atas tertutup dan sisi-sisi

    terbuka menggunakan massa tanaman peneduh dengan tajuk tanaman yang padat.

    Secara keseluruhan ruang ini berkesan "terapit" antara bidang atas dari tajuk pohon

    dan bidang dasar apabila seseorang melewati antara batang-batang pohon. Ruang

    beratap juga membentuk kesan skala vertikal yang kuat dengan penutupan

    ketinggian ruang. Secara arsitektural, tipe ruang ini sering dirasakan jika seseorang

    berdiri di lantai dasar bangunan yang terbuka dengan sisi-sisi yang terbuka.

    Dalam kaitannya dengan lanskap, ruang ini merupakan karakteristik ruang

    terbuka hijau perkotaan. Sinar matahari tersaring tajuk tanaman dan cahaya

    menembus dari sisi-sisinya. Ruang ini berkesan sejuk dan memungkinkan

    pandangan tak langsung ke dalam dan luar ruang melalui sisi-sisinya. Salah satu

    variasi ruang ini adalah lorong yang terbentuk oleh tanaman peneduh sepanjang

    jalan raya atau jalan setapak.

    4. Ruang Tertutup Beratap (Enclosed Canopied Space) Ruang ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan ruang beratap.

    Perbedaan utama ruang ini adalah tertutup pada sisi-sisinya dan tanaman berukuran

    sedang dan kecil. Ruang seperti ini dapat dirasakan seperti suasana hutan, agak

    gelap, berorientasi ke dalam, memberikan kesan keleluasaan pribadi, dan terisolir.

    5. Ruang Vertikal Dengan menggunakan tanaman tinggi, arsitek lanskap dapat membentuk

    ruang luar dengan orientasi vertikal dan terbuka ke arah langit. Tergantung besarnya

    tekanan yang diinginkan, ruang tersebut dapat terbuka atau tertutup pada sisi-sisinya.

    Salah satu variasi yang memungkinkan dari ruang ini adalah menggunakan tanaman

    yang berbentuk meruncing ke atas sebagai unsur pembentuk ruang. Hal ini

    dimaksudkan agar ruang yang terbentuk dapat mengembang atau mengecil apabila

    ruangnya bertambah tinggi.

    B. Penyekat (Screening) Apabila pembentukan ruang luar merupakan salah satu kegunaan arsitektural

    tanaman, kegunaan lain adalah untuk menutup obyek atau pemandangan yang

  • 30

    kurang menarik suatu lingkungan. Unsur tanaman sebagai penyekat vertikal dapat

    mengendalikan pandangan agar obyek yang diinginkan dalam lanskap dapat terlihat

    dan obyek yang kurang baik terhalangi. Hal ini sangat tergantung dari tujuan

    perancangannya, tanaman dapat membatasi pandangan secara total sehingga tidak

    tembus sama sekali (opaque), atau dibuat transparan agar menghalangi sebagian

    pandangan. Untuk membentuk penyekat tanaman secara efektif, perancang terlebih

    dahulu harus menganalisis titik-titik mana agar pengamat dapat melihat, tinggi unsur-

    unsur yang tidak menarik, jarak antara pengamat, unsur yang kurang menarik, dan

    bentuk permukaan tanah.

    Faktor-faktor tersebut secara bersama-sama mempengaruhi tinggi, susunan,

    dan penempatan tanaman pembatas yang diinginkan. Tanaman yang tinggi, tidak

    berarti baik untuk penyekat, walaupun kadang-kadang perlu pada situasi tertentu.

    Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah musim, apabila tanaman digunakan

    sebagai penyekat. Tanaman hijau sepanjang tahun adalah yang paling sesuai untuk

    penyekat permanen untuk menghalangi pandangan sepanjang tahun.

    C. Pengendali Keleluasaan Pribadi Fungsi tanaman yang mirip dengan fungsi penyekat adalah sebagai

    pengendali keleluasaan pribadi. Pengendali keleluasaan pribadi adalah teknik

    penempatan tanaman di sekitar area tertentu agar pandangan ke dalam dan dari

    ruang dapat dihalangi. Tujuan dari pengendalian pandangan ini adalah untuk

    memisahkan ruang dengan sekitarnya (Gambar 4). Perbedaan yang jelas antara

    keduanya adalah pengendali keleluasaan pribadi memisahkan ruang dengan

    sekitarnya, dengan demikian menghalangi pandangan ke dan dari ruang. Penyekat

    menghalangi secara bijaksana sebagian dari pandangan pengendali keleluasaan

    pribadi mengurangi kebebasan bergerak dalam ruang, sedangkan penyekat

    memungkinkan pergerakan di sekitar tanaman pembatas. Pengendali keleluasaan

    pribadi sering merupakan tujuan perancangan yang diinginkan sebagai ruang duduk

    yang akrab (intim) atau merupakan teras rumah.

  • 31

    Gambar 4. Pengendali keleluasaan pribadi (Sumber: Booth, 1983)

    Penyekat tingkat pengendali keleluasaan pribadi dipengaruhi langsung oleh

    karakteristik tanaman yang digunakan untuk menghalangi pandangan.

    Tanaman.yang rimbun dengan tinggi lebih dari 2 meter, umumnya memberi kesan

    keleluasaan pribadi yang kuat. Tanaman sebatas dada memberikan keleluasaan

    pribadi sebagian, tetapi akan memberikan keleluasaan pribadi secara total jika

    sedang duduk, dan tanaman lebih rendah lagi kurang memberikan rasa keleluasaan

    pribadi.

    D. Rangkuman Unsur tanaman digunakan secara arsitektural dalam fungsi lanskap sebagai

    komponen struktural seperti atap, dinding, dan lantai. Kegunaan arsitektural lebih

    ditekankan pada aspek struktural. Berdasarkan aspek arsitektural, tanaman dapat

    digolongkan berdasarkan fungsinya sebagai 1) pembentukan ruang, 2) penyekat, dan

    3) pengendali keleluasaan pribadi.

  • 32

    PENUTUP A. Tugas dan Latihan Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang seleksi tanaman berdasarkan aspek

    arsitektural, Anda perlu mengerjakan tugas-tugas di bawah ini dan mendiskusikannya

    dengan kawan-kawan Anda!

    1. Jelaskan fungsi tanaman sebagai pembentukan ruang.

    2. Jelaskan fungsi tanaman sebagai penyekat (screening).

    3. Jelaskan fungsi tanaman sebagai pengendali keleluasaan pribadi.

    4. Jelaskan lima tipe dasar ruang yang terbentuk oleh tanaman.

    Petunjuk Jawaban: Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda harus memperhatikan rambu-rambu berikut:

    1. Buatlah kelompok belajar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan

    kawan-kawan Anda.

    2. Renungkan tentang seleksi tanaman berdasarkan aspek arsitektural.

    B. Tes Formatif/Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Lingkari huruf di depan jawaban yang paling benar dari setiap soal di bawah ini!

    1. Tanaman penutup tanah dapat digunakan untuk membentuk bidang.............

    (a) Dasar

    (b) Vertikal

    (c) Horizontal

    (d) Atap

    2. Ruang yang terbentuk oleh tanaman peneduh dengan tajuk tanaman yang

    rapat adalah.............

    (a) Ruang terbuka

    (b) Ruang semi terbuka

    (c) Ruang beratap

    (d) Ruang vertikal

    3. Tanaman yang digunakan untuk memberi kesan pribadi yang kuat

    adalah.............

    (a) Tanaman rendah

  • 33

    (b) Tanaman rimbun dengan tinggi > 2 m (c) Tanaman dengan tinggi > 2 m (d) Tanaman setinggi dada

    4. Apabila massa daun tanaman semakin besar dan rapat, maka ruang akan

    semakin.............

    (a) Lemah kesan ketertutupannya

    (b) Kuat kesan keterbukaannya

    (c) Lemah kesan keterbukaannya

    (d) Kuat kesan ketertutupannya

    5. Jarak antara pohon yang memiliki efektivitas visual adalah.............

    (a) < 3 m (b) 3 5 m

    (c) 5 9 m

    (d) > 9 m

    Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di

    bagian akhir bab ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus

    di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Bab 3.

    Rumus:

    Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

    90% - 100% = baik sekali

    80% - 89% = baik

    70% - 79% = cukup

    - 69% = kurang

    Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Anda cukup

    memahami Bab 3. Anda dapat meneruskan pada Bab 4. Akan tetapi, apabila tingkat

    penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi Bab 3, terutama

    bagian yang belum Anda kuasai.

    100%5

    benar yangjawaban Jumlahpenguasaan Tingkat =

  • 34

    C. Sumber/Referensi 1. Booth NK. 1983. Basic Elements of Landscape Architectural Design. Illinois:

    Waveland Pr. Inc.

    2. Hakim R, H. Utomo. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap,

    Prinsip Unsur dan Aplikasi Desain. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

    D. Kunci Jawaban 1. a

    2. c

    3. b

    4. d

    5. d

  • 35

    BAB 4 SELEKSI TANAMAN BERDASARKAN ASPEK VISUAL

    PENDAHULUAN Unsur tanaman selain berfungsi untuk kegunaan arsitektural dalam

    perancangan, yaitu untuk membentuk ruang, menciptakan urut-urutan ruang,

    menghalangi pandangan, membentuk ruang keleluasaan pribadi, juga memiliki

    kegunaan estetika. Kegunaan arsitektural lebih ditekankan pada aspek struktural,

    sedangkan kegunaan estetika lebih menyangkut pada kualitas visual suatu

    perancangan.

    Ukuran, bentuk, warna, dan tekstur tanaman serta susunan komposisi dan

    hubungannya dengan lingkungan sekitar merupakan faktor-faktor yang

    mempengaruhi kualitas estetika suatu perancangan. Kualitas visual dalam penataan

    tanaman sangat penting, karena tanggapan seseorang merupakan reaksi terhadap

    apa yang terlihat. Suatu penataan tanaman dapat berfungsi dengan baik sebagai

    pembentuk ruang, memodifikasi suhu udara, menstabilkan tanah, tetapi apabila

    kurang menarik akan mengganggu pandangan. Penataan tanaman yang berhasil,

    apabila dapat menarik pandangan, disamping menyempurnakan fungsi-fungsi yang

    lain.

    E. Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi

    tanaman berdasarkan aspek visual melalui makalah hasil diskusi collaborative

    learning secara berkelompok dan praktikum.

    F. Strategi Pembelajaran 1. Collaborative learning

    2. Praktikum

  • 36

    G. Kegiatan Belajar Langkah-langkah kegiatan belajar yang harus dilakukan:

    1. Mahasiswa melakukan penelusuran literatur mengenai seleksi tanaman

    berdasarkan aspek visual melalui sumber bacaan dan internet.

    2. Mahasiswa aktif melakukan kegiatan diskusi di kelas dan praktikum.

    3. Mahasiswa membuat makalah sesuai format yang diberikan.

    4. Mahasiswa menyelesaikan tes formatif/evaluasi kegiatan pembelajaran.

    H. Indikator Pencapaian 1. Kemampuan melakukan diskusi dengan baik mengenai seleksi tanaman

    berdasarkan aspek visual.

    2. Kemampuan membuat makalah sesuai format yang ditentukan.

    3. Kemampuan melakukan praktikum identifikasi tanaman berdasarkan aspek

    visual.

    4. Sikap dan perilaku yang baik dalam diskusi dan praktikum.

    URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

    Secara umum, karakteristik visual tanaman mencakup ukuran, bentuk, warna,

    dan tekstur. Setiap karakteristik visual tanaman memiliki sub-kategori, kualitas, dan

    kegunaan tersendiri dalam ruang luar, yang akan diuraikan terinci pada bagian

    berikut.

    A. Ukuran Tanaman Ukuran merupakan karakteristik visual penting unsur tanaman yang perlu dikaji

    terlebih dahulu dalam pemilihan tanaman untuk perancangan. Ukuran tanaman

    secara langsung mempengaruhi ukuran ruang, daya tarik komposisi, dan

    keseluruhan kerangka kerja perancangan. Unsur tanaman dapat dikategorikan

    dengan ukuran-ukuran sebagai berikut.

    1. Pohon besar dan sedang Berdasarkan ukurannya, tanaman yang paling cepat terlihat dari segi

    komposisi dan ruang dalam lanskap adalah pohon besar dan sedang. Pohon besar

    yang sudah tumbuh dewasa berukuran tinggi 12 meter atau lebih, sedangkan pohon

  • 37

    sedang ketinggian maksimum 9 12 meter. Contoh pohon besar adalah flamboyan

    (Delonix regia), beringin (Ficus benjamina), trembesi (Samanea saman), dan

    kecrutan (Spathodea campanulata), sedangkan contoh pohon sedang adalah bunga

    kupu-kupu (Bauhinia purpurea), sawo kecik (Manilkara kauki), cemara kipas (Thuja

    orientalis), dan kayu manis (Cinnamommum burmanii).

    Kategori unsur tanaman ini merupakan unsur visual yang dominan karena

    ketinggian dan massanya. Fungsinya sama dengan kerangka besi atau kayu sebuah

    bangunan, memberikan bentuk tiga dimensi keseluruhan suatu komposisi dengan

    membentuk struktur dasar dan kerangka ruang luar. Demikian juga pohon besar dan

    sedang merupakan tanaman yang pertama-tama terlihat dalam suatu komposisi, oleh

    karena itu berperan sebagai pusat perhatian jika diletakkan di antara tanaman-

    tanaman kecil (Gambar 5).

    Gambar 5. Pohon besar sebagai unsur dominan (Sumber: Booth, 1983)

    Pohon besar dan sedang menjadi semakin penting sebagai unsur komposisi

    jika ukuran ruang luar semakin besar. Jika dilihat dari seberang lapangan terbuka

    atau plaza, yang pertama terlihat adalah pohon-pohon besar, dan mungkin satu-

    satunya unsur tanaman yang terlihat. Pohon-pohon kecil atau perdu hanya terlihat

    pada jarak yang relatif dekat. Oleh karena itu, pohon besar dan sedang seharusnya

    merupakan unsur tanaman yang ditempatkan dalam perancangan karena

    penempatan tersebut dapat memberikan pengaruh besar terhadap penampakkan

    dan kesan komposisi secara keseluruhan. Apabila pohon besar telah ditempatkan,

    perdu dan semak dapat diatur untuk melengkapi dan memperkuat kualitas komposisi

    ruang luar. Tanaman-tanaman kecil memberikan detail dengan skala yang lebih

  • 38

    terukur dalam kerangka keseluruhan komposisi yang terbentuk oleh pohon besar.

    Pada tapak berukuran kecil, agar berhati-hati untuk tidak menggunakan pohon besar,

    karena hal ini cenderung mengaburkan skala perancangan dan unsur-unsur yang

    lebih kecil.

    Fungsi lain pohon besar dan sedang di lingkungan adalah untuk membatasi

    ruang pada bidang atas dan bidang vertikal. Tajuk dan batang pohon besar dan

    sedang dapat membentuk atap dan dinding ruang luar. Kesan ruang luar dapat

    bervariasi, tergantung ketinggian tajuk pohon, ruang akan terasa lebih manusiawi jika

    tinggi tajuk pohon 3 4,5 meter di atas tanah atau berkesan monumental jika tinggi

    tajuk 12 15 meter di atas tanah, seperti di hutan rimba. Pohon besar dan sedang

    merupakan unsur penting di dalam membagi-bagi (subdividing) ruang-ruang

    perkotaan dan pedesaan luas yang awalnya dibatasi oleh bangunan-bangunan dan

    permukaan tanah, menjadi ruang-ruang yang lebih kecil. Disini ketinggian dan sisi-sisi

    massa tajuk tanaman merupakan aspek penting dalam membentuk batas-batas

    ruang dan skalanya.

    2. Pohon kecil (perdu) Dilihat dari segi ukuran tanaman, perdu diartikan sebagai tanaman yang

    tumbuh dengan ketinggian maksimal 4,5 6 meter. Contoh tanaman ini adalah kol

    banda (Pisonia alba), jakaranda (Jakaranda filicifolia), dadap merah (Erythrina

    cristagalli), kembang merak (Caesalpinia pulcherima), dan palem wregu (Rhapis

    exelsa).

    Perdu dapat membatasi ruang, baik pada bidang vertikal maupun bidang atas.

    Tergantung ketinggian tajuk tanaman, perdu dapat membentuk batas-batas ruang

    pada bidang vertikal dengan batang-batang pohon atau melingkupi ruang pada

    bidang vertikal jika massa tajuknya sebatas mata. Jika dari sela-sela batang dan

    cabang-cabangnya yang rendah dari perdu dapat melihat pandangan (Gambar 6),

    pohon tampak sebagai latar depan yang transparan sehingga memberikan kesan

    lebih mendalam terhadap ruang yang sedang dilihat.

    Perdu dapat berperan sebagai aksen visual dalam komposisi (Gambar 7). Hal

    ini dapat diciptakan melalui ukuran yang kontras dengan tanaman-tanaman rendah,

    atau dari bentuk, bunga, dan buah yang menyolok pada tanaman ornamental.

  • 39

    Tanaman ini digunakan sebagai pusat perhatian di tempat-tempat yang diinginkan

    untuk menarik perhatian. Selain itu, dapat dipakai sebagai titik akhir ruang linier

    seperti bentuk patung atau bentuk abstrak untuk mengarahkan dan menarik orang ke

    dalam ruang.

    Gambar 6. Batang pohon kecil sebagai latar depan suatu pusat perhatian (Sumber: Booth, 1983)

    Gambar 7. Perdu sebagai pusat perhatian dalam komposisi tanaman (Sumber: Booth, 1983)

    3. Semak tinggi Semak tinggi merupakan tanaman yang tumbuh dengan tinggi maksimal 3

    4,5 meter. Contoh semak tinggi, antara lain, kembang sepatu (Hibiscus rosa-

    sinensis), pangkas kuning (Duranta repens), kembang kertas (Bougenvillea

    spectabilis), nusa indah (Mussaenda sp), dan hanjuang (Cordyline terminalis).

    Semak tinggi tidak hanya lebih pendek dari perdu, tetapi dapat dikenal dari

    massa daunnya yang rendah. Umumnya massa daun semak, hampir atau sampai ke

    tanah, membentuk kanopi atau atap pada suatu daerah. Walaupun perbedaan ini

  • 40

    membantu mengkategorikan tanaman menurut ukuran, tetapi pada kenyataannya

    tidak selalu jelas, khususnya jika banyak terdapat semak tinggi yang bercabang-

    cabang membentuk kanopi terapung (floating canopy). Namun demikian, perbedaan

    antara semak tinggi dengan perdu dibuat untuk mempermudah perbedaan.

    Semak tinggi dapat digunakan dalam lanskap sebagai dinding untuk

    melengkapi batas ruang (spatial enclosure) pada bidang vertikal. Ruang yang

    dibatasi semak tinggi hanya melingkupi sisinya dan terbuka di bagian atas (Gambar

    8). Dengan demikian, kesan ruang tersebut cenderung tampak ringan (light) dan

    terang (sunny) dengan orientasi kuat ke atas. Semak tinggi juga dapat

    menciptakan ruang semacam koridor yang kuat dan tegas mengarahkan pergerakan

    dan pandangan ke terminus. Kualitas pelingkupnya dapat lebih bervariasi menurut

    musim jika semak tinggi terdiri atas tanaman berdaun rontok, sedangkan tanaman

    hijau sepanjang tahun akan tetap konsisten.

    Gambar 8. Tanaman semak tinggi membatasi ruang pada bidang vertikal tetapi memberikan pandangan terbuka ke atas (Sumber: Booth, 1983)

    4. Semak sedang Kategori ini mencakup tanaman yang mempunyai tinggi 1 2 meter. Tanaman

    ini terdiri atas berbagai bentuk, warna, dan tekstur. Massa daun tanaman ini dapat

    mencapai tanah atau sedikit lebih tinggi. Contoh tanaman semak sedang, antara lain,

    asoka (Ixora javanica), kaca piring (Gardenia angusta), lolypop kuning (Pacystachys

    lutea), dan bunga mentega (Nerium oleander).

    Tanaman semak sedang berfungsi sama seperti semak rendah dalam

    perancangan, tetapi dengan pelingkup ruang (spatial containment) lebih banyak.

  • 41

    Semak sedang berperan sebagai peralihan visual suatu komposisi antara perdu atau

    semak tinggi dengan semak rendah.

    5. Semak rendah Semak rendah merupakan kategori tanaman kecil dalam hirarki ukuran

    tanaman. Semak rendah yang optimal mempunyai tinggi 1 meter atau kurang. Semak

    rendah dianggap lebih tinggi dari 30 cm, karena tanaman dengan ketinggian di

    bawah itu nampak dan berfungsi sebagai penutup tanah. Contoh tanaman semak

    rendah, antara lain, difenbachia (Dieffenbachia spp.), pisang hias (Heliconia sp),

    bunga kana (Canna sp), dan tapak dara (Vinca rosea).

    Semak rendah dapat membatasi ruang atau memisahkan ruang tanpa

    menghalangi pandangan ke dalam atau keluar. Oleh karena semak rendah

    mempunyai tinggi yang tidak menyolok, maka tanaman tersebut membentuk ruang

    semu (implication) daripada pembatas fisik secara nyata. Dengan demikian ruang

    yang direncanakan terbuka pada sisi-sisinya dapat dibatasi dengan semak rendah

    pada bidang vertikalnya. Fungsi lain berkaitan dengan hal itu adalah menggunakan

    semak rendah sepanjang jalan setapak untuk mengarahkan pejalan kaki tanpa

    mengganggu garis pandangnya (line of vision).

    Semak rendah dengan komposisi tertentu dapat menghubungkan secara

    vertikal unsur-unsur yang tidak berhubungan. Hal ini agak berbeda dengan tanaman

    penutup. Tanaman penutup tanah menghubungkan unsur lain secara visual dengan

    berperan sebagai bidang dasar, sedangkan semak rendah berfungsi sebagai

    penghubung vertikal, sama seperti tembok yang rendah. Oleh karena itu, semak

    rendah berperan sebagai penghubung visual yang kuat diantara unsur-unsur

    dalam suatu komposisi, jika dilihat dari batas mata normal.

    6. Tanaman Penutup Tanah Kategori tanaman-tanaman terkecil menurut ukurannya adalah tanaman

    penutup tanah. Istilah tanaman penutup tahah digunakan untuk tanaman rendah atau

    yang menyebar dengan tinggi maksimal 15 30 cm. Tanaman penutup tanah

    mempunyai berbagai macam karakteristik, mulai dari tanaman berbunga sampai

    yang herbaceous. Contoh tanaman ini, antara lain, begonia (Begonia sp), kembang

    coklat (Widelia biflora), bunga pukul empat (Mirabilis jalava), adam hawa (Rhoeo

  • 42

    discolor), dan daun mutiara (Philea sp). Tanaman penutup tanah dapat dikatakan

    sebagai "permadani" tanaman atau material pelantai ruang luar serta mempunyai

    berbagai fungsi dalam perancangan.

    Tanaman penutup tanah dapat digunakan dalam perancangan untuk

    membentuk tepi atau batas ruang. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, tanaman

    penutup sering dipakai dalam ruang luar untuk membentuk tepi-tepi pola pada bidang

    dasar. Tanaman penutup tanah merupakan bahan yang efektif untuk membuat

    bentuk luar suatu pola yang direncanakan pada bidang dasar tanpa menggunakan

    bahan arsitektural yang keras. Garis yang tercipta oleh tepi tanaman penutup tanah

    dengan rumput atau perkerasan tampak menarik dan mengarahkan mata ke sekitar

    ruang. Kegunaan yang sama tanaman penutup adalah untuk membatasi permukaan

    bukan jalan, khususnya jika berbatasan dengan halaman rumput atau perkerasan.

    Kegunaan lain dari tanaman penutup tanah adalah memberikan daya tarik

    visual berdasarkan warna dan tekstur yang menyolok. Tanaman penutup tanah akan

    tampak menarik jika ditata berdampingan dengan unsur yang berwarna dan

    bertekstur menyolok. Kegunaan ini amat penting bagi tanaman penutup tanah yang

    memiliki bunga-bunga yang indah.

    Kegunaan tanaman penutup tanah dapat menciptakan latar belakang atau

    setting yang senada menjadi pusat perhatian. Sebagai contoh, suatu petak bunga di

    bawah patung atau pohon ornamental yang menarik. Untuk dapat berperan sebagai

    "setting" yang netral, area tanaman penutup tanah harus luas untuk mencegah

    gangguan visual unsur-unsur lain yang berdekatan.

    Penerapan lain dari tanaman penutup tanah dalam perancangan adalah

    menghubungkan secara visual unsur-unsur yang terpisah atau kelompok unsur-unsur

    dalam satu kesatuan. Tanaman penutup tanah juga dapat berfungsi sebagai unsur

    netral yang menghubungkan berbagai bagian dari komposisi. Kelompok perdu atau

    pohon yang tidak berhubungan dapat dibuat sebagai bagian dari komposisi yang

    sama oleh tanaman penutup tanah, karena dapat menghubungkan semua tanaman

    menjadi satu area pada bidang dasar.

    Kegunaan praktis tanaman penutup tanah adalah untuk menutup daerah-

    daerah yang kurang sesuai untuk rumput atau unsur-unsur lain. Daerah-daerah yang

  • 43

    sukar untuk ditanami rumput atau unsur-unsur lain adalah dekat bangunan atau

    tempat-tempat lain yang sukar dicapai mesin pemotong rumput atau tempat-tempat

    yang terlampau gelap dan teduh. Dengan luas yang sama, tanaman penutup tanah

    pada umumnya memerlukan pemeliharaan lebih sedikit daripada halaman rumput.

    Dalam jangka waktu yang panjang, area-area dengan tanaman penutup tanah dapat

    menghemat biaya, waktu, dan energi dalam pemeliharaan dibanding dengan

    halaman berumput.

    Kegunaan tanaman penutup tanah yang lain adalah untuk menstabilkan tanah

    dan mencegah erosi pada lereng-lereng curam. Agak sukar untuk membentuk

    permukaan rumput pada lereng dengan kemiringan lebih dari 4:1 dan berbahaya

    untuk memangkasnya. Pada keadaan seperti ini tanaman penutup tanah dapat

    digunakan sebagai pengganti rumput.

    B. Bentuk Tanaman Karakteristik visual tanaman selanjutnya adalah bentuk tanaman. Bentuk

    tanaman secara individual atau kelompok merupakan bentuk keseluruhan dan

    sesuai dengan habitat pertumbuhannya, atau bentuk luar (outline) silhouetnya.

    Walaupun secara visual tidak sekuat ukuran, bentuk tanaman juga merupakan

    faktor kunci dalam membentuk struktur komposisi tanaman, yang dapat

    mempengaruhi kesatuan dan keanekaragaman, berperan sebagai aksen atau latar

    belakang, dan menyeleraskan tanaman dengan unsur-unsur padat lain dalam

    perancangan. Bentuk tanaman dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan bentuk dua

    atau tiga dimensi, memberi kesan dinamis, indah, memperlebar atau memperluas

    pandangan ataupun sebagai aksentuasi dalam suatu ruang (Hakim, 2006).

    Tipe-tipe dasar bentuk tanaman adalah: fastigiate, kolumnar,

    menyebar/horizontal, bulat (globular), piramidal/kerucut, merunduk (weeping) dan

    picturesque (Gambar 9). Setiap tipe-tipe bentuk tersebut, masing-masing memiliki

    karakteristik yang khas dan penerapannya dalam perancangan diuraikan sebagai

    berikut.

  • 44

    Gambar 9. Tipe dasar bentuk tanaman (Sumber: Booth, 1983)

    5. Fastigiate (tinggi-ramping) Bentuk tanaman fastigiate adalah bentuk yang meninggi-ramping dan

    meruncing di bagian atas. Contoh tanaman seperti ini adalah cemara lilin (Cupressus

    lucitanica). Dalam perancangan, tanaman berbentuk fastigiate memberi penekanan

    vertikal dan mengarahkan mata ke atas. Tanaman-tanaman tersebut memberi kesan

    vertikal dan meninggi, baik terhadap massa tanamannya maupun ruang yang

    dibatasi. Jika digunakan dalam jumlah banyak, tanaman dengan bentuk fastigiate

    dapat memberikan kesan massa atau ruang yang terjadi tampak lebih tinggi dari

  • 45

    sebenarnya. Jika diletakkan secara kontras dengan tanaman rendah dan bentuk-

    bentuk bulat atau menyebar, fastigiate berperan sebagai aksen dan exclamation point

    seperti menara gereja pada kaki langit suatu kota di pedalaman.

    Tanaman berbentuk fastigiate dapat menarik perhatian sehingga sebaiknya

    digunakan secara seksama dalam jumlah sedikit pada titik-titik tertentu dengan tepat.

    Tanaman dengan bentuk tinggi ramping seharusnya tidak ditempatkan di berbagai

    tempat pada suatu komposisi, karena hal ini dapat menciptakan perancangan yang

    kacau karena banyak titik-titik perhatian individual.

    2. Bentuk Kolumnar Tanaman berbentuk kolumnar sama seperti tanaman berbentuk fastigiate,

    hanya agak bulat di bagian atasnya. Tanaman damar (Agathis damara) dan kenanga

    (Cananga odorata) merupakan contoh-contoh tanaman dengan bentuk kolumnar.

    Tanaman berbentuk kolumnar memiliki kegunaan yang sama dengan bentuk

    fastigiate dalam perancangan.

    3. Bentuk Menyebar/Horizontal Tipe bentuk tanaman ini lebarnya lebih kurang sama dengan ketinggiannya,

    dengan habit umumnya horizontal. Contoh tanaman tersebut adalah trembesi

    (Samanea saman) dan bunga lampion (Brownea capitella). Tanaman berbentuk

    menyebar dapat digunakan dalam perancangan untuk memberikan kesan luas dan

    melebar (Gambar 10). Oleh karena itu, dapat digunakan untuk menghubungkan

    bentuk-bentuk lain dalam komposisi secara visual, khususnya jika bentuk-bentuk

    horizontal diulang secara seksama di dalam perancangan. Sebaliknya, tanaman

    berbentuk menyebar dapat digunakan sebagai kontras terhadap bentuk fastigiate dan

    kolumnar dalam suatu komposisi. Tanaman berbentuk menyebar tampak harmonis

    dengan permukaan tanah rata, garis-garis pa