bab iv analisa terhadap peningkatan akhlak ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/bab 4.pdfwirid yang harus...

25
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 51 BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK JAMAAH “NGAJI BELAJAR URIP” MELALUI WIRID DI DESA SUNGELEBAK KARANGGENENG LAMONGAN C. Pokok Ajaran “Ngaji Belajar Urip” Dalam jamaah “Ngaji Belajar Urip” di Desa Sungelebak ini sederhana, dalam suatu pertemuan diisi dengan sering-sering seputar masalah kehidupan, dalam ngaji ini tidak menggunakan kitab khusus seperti halnya ngaji di pondok atau di tempat ngaji lainnya, melainkan mengkaji tentang kehidupan. Dengan cara seperti inilah yang menjadikan orang tertarik untuk mengikuti “Ngaji Belajar Urip”. Dalam mengikuti ngaji ini tidak berasal dari paksaan namun dari dalam dirinya sendiri. Ngaji di tempat ini terbuka untuk semua orang, tua maupun muda yang berniat untuk belajar dan mendalami agama, selain ngaji dalam hal sering ada juga amalan yang diberikan oleh pemimpinnya, yaitu dalam bentuk wirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu sekitar ba’da ‘Isha’ sampai sebelum Subuh. Namun waktu yang paling utama yaitu setelah ‘Isha’ atau tengah malam. 71 Kalimat wirid yang diberikan yaitu wirid kalimat dasar, di antaranya yaitu kalimat ta‘a>wudh, basmalah, shaha>dat, inna li Allah, dan awqalah. Wirid yang diamalkan tidak hanya sekedar dibaca manun ada cara dan aturan dalam mengamalkannya. 71 Muji, Wawancara, Lamongan, 25 Mei 2015.

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

51

BAB IV

ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK JAMAAH

“NGAJI BELAJAR URIP” MELALUI WIRID DI DESA

SUNGELEBAK KARANGGENENG LAMONGAN

C. Pokok Ajaran “Ngaji Belajar Urip”

Dalam jamaah “Ngaji Belajar Urip” di Desa Sungelebak ini sederhana,

dalam suatu pertemuan diisi dengan sering-sering seputar masalah kehidupan,

dalam ngaji ini tidak menggunakan kitab khusus seperti halnya ngaji di pondok

atau di tempat ngaji lainnya, melainkan mengkaji tentang kehidupan. Dengan cara

seperti inilah yang menjadikan orang tertarik untuk mengikuti “Ngaji Belajar

Urip”. Dalam mengikuti ngaji ini tidak berasal dari paksaan namun dari dalam

dirinya sendiri. Ngaji di tempat ini terbuka untuk semua orang, tua maupun muda

yang berniat untuk belajar dan mendalami agama, selain ngaji dalam hal sering

ada juga amalan yang diberikan oleh pemimpinnya, yaitu dalam bentuk wirid

yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu

malam hari yaitu sekitar ba’da ‘Isha’ sampai sebelum Subuh. Namun waktu yang

paling utama yaitu setelah ‘Isha’ atau tengah malam.71

Kalimat wirid yang diberikan yaitu wirid kalimat dasar, di antaranya yaitu

kalimat ta‘a>wudh, basmalah, shaha>dat, inna li Allah, dan ḥawqalah. Wirid

yang diamalkan tidak hanya sekedar dibaca manun ada cara dan aturan dalam

mengamalkannya.

71

Muji, Wawancara, Lamongan, 25 Mei 2015.

Page 2: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

52

Bagi para pemula harus mengamalkan wirid kalimat dasar 7 hari berturut-

turut tidak boleh sampai terputus. Apabila terputus sebelum 7 hari maka diulang

kembali dari hitungan pertama. Dalam membaca ada aturan-aturannya yaitu

dengan mengambil nafas, kemudian ditahan sebentar lalu dikeluarkan beriringan

dengan membaca wirid kalimat dasar tersebut. Ketika dalam mengamalkannya

melewati waktu yang sudah ditentukan maka membaca wiridnya dianggap gagal

dan harus diulang lagi mulai hitungan pertama.72

Cara membaca wirid kalimat dasar tersebut, di antaranya yaitu:

1. Wirid pertama kalimat Ta‘a>wudh, dibaca satu kali dalam satu nafas.

Maksudnya yaitu mengambil nafas, kemudian ditahan sebentar lalu

dikeluarkan bersamaan dengan membaca kalimat ta‘a>wudh satu kali sampai

nafasnya habis.

2. Wirid kedua kalimat Basmalah, dibaca tiga kali dalam satu nafas. Maksudnya

yaitu mengambil nafas, kemudian ditahan sebentar lalu dikeluarkan bersamaan

dengan membaca kalimat basmalah tiga kali sampai nafasnya habis.

3. Wirid ketiga kalimat Shaha>dat, dibaca satu kali dalam satu nafas. Maksudnya

yaitu mengambil nafas, kemudian ditahan sebentar lalu dikeluarkan bersamaan

dengan membaca kalimat shaha>dat satu kali sampai nafasnya habis.

4. Wirid keempat kalimat Inna li Allah, dibaca satu kali dalam satu nafas.

Maksudnya yaitu mengambil nafas, kemudian ditahan sebentar lalu

dikeluarkan bersamaan dengan membaca kalimat Inna li Allah satu kali sampai

nafasnya habis.

72

Susi, Wawancara, Lamongan, 25 Mei 2015.

Page 3: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

53

5. Wirid terahir kalimat Ḥauqalah, dibaca satu kali dalam satu nafas. Maksudnya

yaitu mengambil nafas, kemudian ditahan sebentar lalu dikeluarkan bersamaan

dengan membaca kalimat ḥauqalah satu kali sampai nafas habis.

Adapun cara posisi duduk dalam melakukan wirid yaitu dengan duduk

bersila kaki kanan di atas kaki kiri, tangan terbuka diletakkan di atas paha (seperti

yoga), dan mata terpejam. Sikap harus kosentrasi di waktu melaksanakan wiridan.

Dalam proses wiridan disarankan untuk mengabaikan semua hal-hal yang ada

disekitar. Semisal tidak boleh garuk-garuk, memikirkan hal-hal lain, dan

sebagainya. Pikiran dikonsentrasikan pada lafad dan arti (makna) yang di

ucapkan.73

Sedangkan cara wirid atau zikir yang dilakukan oleh tarekat-tarekat yakni

zikir dengan satu dhard (atau ketukan), sang dha>kir mestilah mengucapkan

nama Allah dengan kekuatan hati dan tenggorokan dengan cara yang tegas, keras,

serta memanjangkannya. Kemudian ia boleh berhenti untuk mengambil nafas, dan

kemudian melanjutkan zikir selama mungkin. Inilah zikir yang sederhana tetapi

efektif dan indah

Zikir dengan dua ketukan: sang dha>kir duduk dalam posisi ṣalat

(vajrasan dalam istilah yoga), menghadap kiblat, dan mengucapkan nama Allah,

sambil menoleh ke kiri sekali, dan kedua kalinya mencamkannya pada hati. Ia

harus terus-menerus mengulanginya tanpa henti, ketukan mestilah dilakukan

73

Ibid.

Page 4: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

54

dengan sekuat-kuatnya agar hati terkena pengaruh-Nya dan kemudian menjadi

tenang serta agar bisikan-bisikan jahat bisa dihilangkan.74

Zikir dengan tiga ketukan: sang dha>kir mesti duduk bersila. Ia

mengenakan ketukan ini sekali pada lutut kaki kanannya, lalu pada lutut kaki

kirinya dan terakhir pada hati. Ketukan ini mesti lebih kuat dan lebih keras.

Zikir dengan empat ketukan: sang dha>kir mesti duduk bersila. Ia

mengenakan ketukan pertama pada lutut kaki kanannya, dan yang terakhir pada

yang ada di depannya. Ketukan terakhir ini mestilah dilakukan dengan suara kuat

dan dipanjangkan.75

Para syekh dari berbagai tarekat telah menciptakan berbagai posisi yang

berbeda untuk membangun konsentrasi mereka kepada Allah dengan sama sekali

mengabaikan yang lainnya. Ini dilakukan untuk mencapai tujuan akhir, yakni

merasakan kehadiran Allah dan hadir bersama Allah. Karena-Nya kesemuanya ini

tidak bertentangan dengan shari>‘at Islam.76

Jadi, cara wiridan dalam “Ngaji Belajar Urip” tidak bertentangan dengan

shari>‘at. Karena tidak ada aturan-aturan yang dianjurkan dalam berwirid. Setiap

orang yang melakukan wirid boleh membuat cara sendiri yang dapat mencapai

tujuan akhir yakni merasakan kehadiran Allah, namun harus ada guru yang

mengajarinya.

Kelima wirid kalimat dasar tersebut dilakukan secara berulang-ulang

samapi 13 kali dalam satu kali duduk (waktu). Dalam melakukan wirid kalimat

dasar tersebut tidak hanya asal-asalan, namun dilakukannya dengan istiqa>mah,

74

Mir Valiuddin, Zikir dan Kontemplasi dalam Tasawuf (Bandung: Pustaka Hidayah, 1980), 123. 75

ibid., 124. 76

Ibid.

Page 5: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

55

sungguh-sungguh dan juga diniati menanam benih karena suatu saat benih yang di

tanam di dalam diri suatu ketika akan dapat menghasilkan.77

Dalam

mengamalkannya juga harus dengan niat semata-mata beribadah kepada Allah

dengan ikhlas tanpa pamrih suatu apapun. Baik pamrih duniawi maupun pamrih

ukhrowi, misalnya yaitu terbesit supaya begini, supaya begitu, ingin pahala, ingin

surga dan sebagainya.

Ketika mengamalkannya supaya bersungguh-sungguh hadir hati kita

kepada Allah, merasa seolah-olah seperti benar-benar berada di hadapan Allah

dengan adab lahir dan batin sebaik-baiknya. Disamping itu supaya merasa dan

mengakui dengan jujur bahwa diri kita ini penuh berlumuran dosa dan senantiasa

berlarut-larut dalam kedholiman.78

Sedangkan di dalam acara rutinitas diisi dengan tawṣiyah dari ustadz

Abdullah, setiap pertemuan selalu berbeda tema, namun tema yang dibawakannya

tidak di bicarakan, tema-tema yang dibawakan yaitu seputar dengan kehidupan.

Dari tawṣiyah tersebut para jamaah disarankan supaya menemukan sendiri apa inti

yang telah disampaikan. Di dalam tawṣiyah tidak hanya terdapat satu tema yang

bisa diambil, melainkan banyak tema yang dapat diperoleh dalam satu pertemuan.

Para jamaah tidak diharuskan memahami semua apa yang dibicarakan. Namun

pemahaman tergantung dari kemampuan masing-masing jamaah, karena setiap

jamaah tingkat pemahamannya berbeda.

Selain diisi dengan tawṣiyah, acara rutin diisi dengan membaca wirid

bersama-sama. Kenapa wirid tersebut selain dibaca individu juga dibaca secara

77

Abdullah, Wawancara, Lamongan, 24 Mei 2015. 78

Ibid.

Page 6: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

56

bersama-sama? karena ketika dibaca secara bersama-sama akan memperoleh hasil

lebih banyak dibandingkan ketika dibaca sendiri. Ibaratnya suatu lilin, ketika

setiap orang diibaratkan membawa lilin satu, maka ketika dibaca bersama-sama

dengan orang banyak maka lilin-lilin akan terkumpul dan juga cahaya yang di

hasilkan akan lebih terang dibandingkan hanya membawah lilin satu. Dari situlah

alasannya mengapa kalimat wirid tersebut tidak hanya dilakukan sendiri-sendiri

namun ada juga waktu untuk melakukan secara bersama-sama.79

D. Makna Teologis Kandungan Wirid dalam “Ngaji Belajar Urip”

1. Wirid Pertama Kalimat Ta‘a>wudh

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

Artinya: “Aku Berlindung Kepada Allah dari Godaan Setan yang

Terkutuk”.

Pokok masalah yang terpenting dalam kalimat ta‘a>wudh terletak pada 2

kata, yaitu kata berlindung dan kata setan. Dengan memahami sebaik-baiknya

tentang perlindungan Allah dan tentang setan kita akan memahami dan

mengerti sedalam-dalamnya akan isi yang terkandung dalam kalimat

ta‘a>wudh.

Manusia meyakini bahwa alam yang maha luas dan besar ini bukanlah

terjadi dengan sendirinya. Tidak mungkin sesuatu terjadi dengan sendirinya,

tanpa ada yang menjadikan atau menciptakan, atau yang menyebabkan

terciptanya. Yang menciptakan alam seluruhnya ialah Tuhan. Tuhan bukan

79

Ibid.

Page 7: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

57

hanya menciptakan alam tetapi juga yang mengatur seluruh alam. Tuhanlah

yang memutar bumi dan bulan, menjadikan matahari bersinar dan bulan

bercahaya, dan lain sebagainya.

Seharusnya manusia mengetahui bahwa Tuhan bukan hanya menciptakan

dan mengatur alam semua, tetapi Tuhan pulalah yang melindungi alam ini

semua. Tanpa perlindungan dari Allah, alam ini semua tidak mungkin bisa

tahan lama sampai berjuta abad sebagaimana yang kita saksikan sampai

sekarang ini. Tanpa perlindungan Allah, tidak mungkin akan ada kehidupan di

permukaan bumi ini.80

Kandungan yang terdapat di dalam kalimat ta‘a>wudh tersebut sangat

penting sekali untuk kehidupan di dunia. Karena, manusia bisa hidup karena

ada yang melindungi. Kesadaran maupun keyakinan bahwa hidup itu mustahil

tanpa adanya perlindungan. Segala sesuatu yang hidup maupun yang ada pasti

ada yang melindungi, tanpa adanya perlindungan manusia tidak dapat hidup.

Kehidupan ini diciptakan dan dilestarikan serta dilindungi oleh Sang Maha

Pencipta, Sang Maha Kuasa, Sang Maha Pemelihara yiatu Allah Swt.81

Kalimat ta‘a>wudh merupakan suatu tekat dan tindakan dalam diri

manusia untuk berlindung kepada Allah Yang Maha Suci dan menjauhkan diri

dari perbuatan-perbuatan setan. Secara hakikatnya, apabila setiap manusia

mampu menjalankan atau mempraktekkan kalimat ta‘a>wudh dalam

kehidupan sehari-hari sesuai yang telah diucapka maka akan selamat dalam

kehidupan di dunia hingga di akhirat. Karena setiap tindakannya minta

80

Bey Arifin, Samudera Al-Fatihah (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1976), 19. 81

Abdullah, Wawancara, Lamongan 24 Mei 2015.

Page 8: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

58

perlindungan dari Allah Swt.82

Akan tetapi manusia tidak mengerti dan tidak

mengetahui sehingga tidak mengakui bahwa hidup adalah perlindungan Allah

Swt. Sebenarnya hidup ini tidak terlepas dari perlindungan dari Allah Swt.

Kalimat ta’a>wudh bisa menjadi benteng pertahanan bagi orang yang

mengamalkannya, sehingga tidak merasa takut atau khawatir akan gangguan

setan. Karena sudah diberi Allah sesuatu kekuatan ajaib, sehingga iblis dan

setan menjadi tidak berdaya lagi untuk mengganggunya. Senjata yang

dimaksud yaitu Iman, Ta’a>wudh, dan Zikir.

Orang-orang beriman teguh dan selalu berlindung diri dengan Allah, serta

selalu sadar dan ingat terhadap Allah tidak akan mungkin dapat digoda maupun

diperdaya oleh iblis atau setan, bahkan mendekatpun tidak berani. Kalau orang

tersebut berjalan melalui satu jalan, semua iblis atau setan akan menyingkirkan

diri dari jalan yang akan ditempuh orang itu.83

Seperti yang sudah dijelasakan

dalam QS. Al-Mu’minun: 96-98

Artinya: Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih

mengetahui apa yang mereka sifatkan. Dan Katakanlah: "Ya Tuhanku aku

berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan. Dan aku berlindung

(pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku."84

82

Ibid. 83

Bey Arifin, Samudera Al-Fatehah, 35-36. 84

Al-Qur’an., 23:96-98.

Page 9: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

59

Dari ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa jauhilah perbuatan buruk

dengan perbuatan yang baik. Allah mengetahui apa pun yang telah terjadi,

maka disetiap perbuatan dan tindakan mintalah perlindungan dari Allah atas

segala gangguan dan godaan setan maupun perbuatan yang tidak baik.

2. Wirid Kedua Kalimat Basmalah

بسم الله الرحن الرحيم

Artinya: “Dengan Menyebut Nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan

Penyayang”.

Kalimat basmalah memiliki kandungan makna yang sangat luas dan dalam

serta memiliki keutamaan yang sangat besar. Karena itu basmalah menjadi

kunci pertolongan apabila dibaca ketika sedang memulai aktivitas. Basmalah

merupakan ringkasan atau intisari dari seluruh isi al-Qur’an. Terdapat banyak

hadith dan pendapat ulama yang menerangkan tentang dasyatnya basmalah

ini.85

Bagi umat Islam basmalah adalah harus, tidak ada hari tanpa basmalah.

Bahkan dalam hukum Islam tanpa basmalah yang halal bisa menjadi haram.

Karena semua makhluk hidup ada karena kehendak yang Maha Hidup. Semua

aktivitas hidup dan kehidupan adalah mewakili kehendak Tuhan. Tidak ada

kegiatan apa pun yang dapat dilakukan oleh benda mati. Seperti yang terdapat

85

Bey Arifin, Samudera Al-Fatehah, 35-36.

Page 10: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

60

dalam sifat wajib Allah yang 20 di dalamnya ada sifat hayat (Hidup), yang

hidup hanyalah Allah Swt.86

Adanya makhluk hidup karena diwujudkan oleh Allah Swt. Hidup adalah

atas nama yang menghidupkan (Allah Swt). Atas nama Allah yang Maha

Pengasih dan Maha Penyayang, perwujudan kehendak Allah Swt terhadap

makhluk adalah kasih dan sayang-Nya.87

Sifat Al-Rahma>n mengandung makna pengasih, pemberi (hidup) yang

awalnya tidak ada menjadi ada. Sedangkan Al-Rahi>m artinya penyayang.

penyayang adalah pemelihara, perawat apa yang telah diadakan. Sesuatu yang

ada namun tidak dipelihara sesaat akan hancur, binasa, dan hilang.

Pemeliharaan tidak mungkin dilakukan apabila tidak ada yang dipelihara.

Sebagaimana yang terdapat dalam kehidupan nyata, yaitu tentang bayi. Bayi

tersebut mustahil hidup tanpa adanya pemelihara dan kasih sayang orang tua.

Karena hidup ada dan terus berlangsung atas dasar kasih dan sayang-Nya

Tuhan terhadap makhluk ciptaan-Nya. Bayi lahir dan dapat tumbuh

berkembang hingga menjadi dewasa tidak lepas dari kasih dan sayang orang

tuanya. Tanpa adanya itu mustahil dapat hidup sendiri. Hal ini terjadi secara

alami dan bersifat menyeluruh (universal) diseluruh dunia, dibelahan bumi

manapun, proses kejadian sama, terus berlangsung hingga ribuan tahun.

Kesinambungan itu atas dasar kasih dan sayang adalah hukumnya wajib,

86

Abdullah, Wawancara, Lamongan, 24 Mei 2015. 87

Ibid.

Page 11: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

61

mutlak tidak dapat ditawar-tawar ataupun dikurangi. Inilah mengapa basmalah

itu wajib dalam hidup.88

Pengamalan kalimat basmalah sebagai bacaan zikir, sebanyak dan

sesering yang kita mampu, dapat membangkitkan kekuatan ruhani. Dari

beberapa keterangan dan pengalaman, terdapat kekuatan internal dalam

pengamalan basmalah dan pemaknaannya. Basmalah memberi keberkahannya

bagi setiap orang yang mengamalkannya sehingga ia mendapat banyak

keutamaan dalam hidupnya. Diantaranya sebagai berikut:

Pertama, mendapat petunjuk, dicukupi kebutuhan, dan diberi penjagaan.

Hal ini sebagaimana diterangkan dalam sabda Rasulullah, “Barang siapa yang

ketika keluar dari rumahnya mengucapkan bismilla>hi tawakaltu ‘alallah, la>

haula wa la> quwwata illah billah (dengan menyebut nama Allah aku

bertawakal, tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah)

maka engkau telah diberi petunjuk, telah pula dicukupi keperluanmu, jika telah

diberi penjagaan, setan pun menyingkir darinya”. (HR. Abu Dawud, Turmudzi,

dan Nasa’i).89

Kedua, meraih kehidupan yang baik, kehidupan yang baik diartikan

sebagai kehidupan seseorang yang suasananya berbeda dari kehidupan orang

kebanyakan. Kehidupan yang baik diindikasikan oleh perasaan lega, kerelaan,

kesabaran dalam menerima berbagai ujian Allah, dan semangat bersyukur yang

sangat kuat. Dengan kondisi seperti itu, orang yang ada di dalamnya tidak

mengalami ketakutan yang mencekam, atas kesedihan yang melampaui batas.

88

Ibid. 89

Ruang Kata, http://ruangkata.com/.../mengamalkan-basmalah-untuk-meraih-sukses-dan-berkah/

“Mengamalkan Basmalah untuk Meraih Sukses dan Berkah” (24 Juni 2015, 20.15).

Page 12: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

62

Dalam konteks modern, kehidupan yang baik sepadan dengan kehidupan yang

berkualitas, baik dalam hal ekonomi, kesehatan, hubungan sosial, partisipasi,

pekerjaan, maupun pendidikan.90

Ketiga, mendapat rizki dari arah yang tidak terduga, yaitu rizki yang

datang dengan tiba-tiba yang diberikan oleh Allah dengan cara yang tidak

disangka-sangka dan melalui perantara apapun maupun siapapun.91

Membaca bismillah adalah penting dan sangat penting, sehingga Allah dan

Rasul-Nya mengajarkan demikian. Apabila diawal tiap-tiap pekerjaan

hendaklah menyebut Nama Allah, mengingat akan kebesaran Allah, menyadari

akan keagungan Allah akan mempunyai pengaruh yang tak terhingga hebat dan

besarnya terhadap pekerjaan dan orang yang mengerjakannya.92

Ada pun khasiat yang terdapat di dalam rahasia bismillah yaitu

menyempurnakan sebuah perbuatan dalam barokah-Nya, sebagaimana yang

terdapat di dalam hadith: “setiap perkara yang bagus yang tidak dimulai

dengan bismillah, maka perkara itu dianggap kurang”.93

3. Wirid Ketiga Kalimat Shaha>dat

إله إل الله وأشهد أن ممدا رسول الله أشهد أن ل

Artinya: “Aku Bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah, dan Aku Bersaksi

Bahwa Nabi Muhammad Utusan Allah”.

90

Ibid. 91

Ibid. 92

Bey Arifin, Samudera Al-Fatihah, 57. 93

Ibid.

Page 13: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

63

Kalimat shaha>dat bagi mereka (manusia) yang mengetahui mempunyai

arti yang sebenarnya mencakup pengertian ikrar, sumpah dan janji. Mayoritas

umat Islam hanya mengartikan shaha>dat sebagai ikrar saja. Apabila mereka

tahu bahwa shaha>dat juga mengandung arti sumpah dan janji, serta tahu

bahwa akibat janji dan sumpah, maka mereka akan benar-benar mengamalkan

Islam dan beriman. Iman sebagai dasar dan juga hasil dari pengertian

shaha>dat yang betul. Iman secara lisan oleh mulut, juga diyakini oleh hati

dan diamalkan dalam perbuatan sebagai pengertian yang sebenarnya dari iman.

Apabila kita mengamalkan shaha>dat dan mendasarinya dengan iman yang

konsisten dan istiqa>mah, maka beberapa hasil akan dirasakan seperti

keberanian, ketenangan, dan optimis menjalani kehidupan. Kemudian Allah

Swt memberikan kebahagiaan kepada mereka di dunia dan di akhirat.94

Kalimat shaha>dat adalah kalimat yang sangat ringan diucapkan dengan

lisan namun memiliki bobot yang sangat agung. Karena pada hakekatnya ia

merupakan intisari ajaran Islam. Akan tetapi tentu saja kalimat ini bukan

sekadar ucapan tanpa makna dan tanpa konsekuensi yang harus dijalankan.95

Shaha>dat adalah prinsip dasar yang dianut setiap mukmin. Ia merupakan

kombinasi antara keyakinan dan pemahaman. Keyakinan saja yang tidak

disadari oleh pemahaman masih akan dapat diguncang. Sedangkan pemahaman

tanpa adanya keyakinan, juga akan menyebabkan shaha>dat tidak memiliki

94

Ari Wahyudi, http://abu0mushlih.wordpress.com/2013/08/.../makna-kalimat-syahadat/ “Makna

Kalimat Syahadat” (25 Agustus 2013, 14.25). 95

Ibid.

Page 14: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

64

daya dorong yang kuat. Harus dipahami bahwa shaha>dat yang benar

mengandung unsur-unsur yang tanpa shaha>dat tidak akan bisa tegak.96

Dua kalimat shaha>dat merupakan pondasi ibadah dimana semua ibadah

dibangun di atasnya. Tidaklah diterima suatu ibadah, kecuali jika diniatkan

ikhlas karena Allah, dan mengikuti shari>‘at Rasulullah Saw. Kualitas ibadah

seseorang berbeda-beda sebanding dengan kadar ikhlas dan ittiba’ dalam

ibadahnya tersebut.97

4. Wirid Keempat Kalimat Inna li Allah

إنا لل ه و إنا إليه راجعون

Artinya: “Sesungguhnya Kita Milik Allah SWT dan Kepada-Nya Kita

Kembali”.

Kalimat ini memuat asal-usul dan tujuan hidup. Hidup berasal dari Allah

Swt dan berakhir kepada Allah Swt. Sebagaimana kita ketahui bersama adanya

keseimbangan dalam hidup hitam dan putih, kanan dan kiri, baik dan buruk,

bertentangan tapi saling membutuhkan. Langkah kaki dapat berjalan karena

adanya pergantian kanan dan kiri, roda berputar karena pergantian atas dan

bawah. Resiko pengabdi kebenaran adalah bertentangan dengan ketidak

benaran. Orang yang menjunjung tinggi kebenaran akan memiliki banyak

musuh ditengah masyarakat. Bahkan kadang teman maupun kerabat.

96

Ibid. 97

Ibid.

Page 15: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

65

Kesadaran bahwa hidup milik Allah akan membuat seseorang mantap dan

ikhlas akan langkah yang dijalani. Seseorang tidak akan memusuhi orang-

orang yang tidak sejalan dengannya. Pada hakekatnya, manusia yang

sebenarnya adalah dirinya sendiri. Nafsu sendiri, keinginan-keinginan untuk

dianggap lebih dari yang lain.98

Orang yang mengucapkan kalimat inna li Allah dengan menghayati

makna-maknanya antara lain seperti dikemukakan di atas mereka itulah yang

mendapat keberkatan.

Keberkatan itu sempurna, banyak dan beraneka ragam, antara lain berupa

limpahan pengampunan, pujian, menggantikan yang lebih baik daripada

kalimat sebelumnya yang telah hilang, dan lain-lain. Semua keberkatan itu

bersumber dari Tuhan Yang Memelihara dan mendidik mereka. Dengan

demikian keberkatan itu dilimpahkan sesuai dengan pendidikan dan

pemeliharaan-Nya.99

Mereka juga mendapat rahmat. Tapi seseorang tidak tahu persis makna

rahmat Ilahi. Yang pasti, rahmat-Nya bukan seperti rahmat makhluk. Rahmat

makhluk merupakan rasa pedih melihat ketidakberdayaan pihak lain. Rasa

pedih itulah yang menghasilkan dorongan untuk membantu mengatasi

ketidakberdayaan. Bagaiman rahmat Allah? Allah yang Maha Mengetahui

tentang hakekat rahmat-Nya. Seseorang hanya dapat melihat dampak atau

hasilnya, yaitu limpahan karunia. Mereka juga dapat petunjuk. Bukan saja

98

Abdullah, Wawancara, Lamongan, 24 Mei 2015. 99

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misba>h (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an), vol. 1 (t.k.:

Lentera Hati, t.th), 344.

Page 16: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

66

petunjuk mengatasi kesulitan dan kesedihan, tetapi juga petunjuk menuju jalan

kebahagiaan dunia dan ukhrawi.100

Seperti yang tercantum dalam hadith, Rasulullah bersabda: “Tidaklah

seorang hamba terkena musibah kemudian ia berdoa, “sesungguhnya kita

milik Allah dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya, ya Allah berilah

pahala dalam musibah ini dan berilah aku ganti yang lebih baik dari

padanya,” kecuali Allah akan memberikan pahala dalam musibahnya dan

Allah memberi ganti yang lebih baik dari padanya.” (HR. Muslim No. 1526)

5. Wirid Kelima Kalimat Ḥawqala

لحول ول ق وة إل بالله العلي العظيم

Artinya: “Tiada Daya Upaya dan Kekuatan Kecuali dengan Ijin Allah

SWT”.

Ucapan ḥawqalah ini adalah ucapan yang istimewa dan memiliki

keutamaan yang luar biasa. Oleh karena itu jadikanlah ucapan ini sebagai

amalan, terutama saat menghadapi kesulitan.

Rasulullah bersabda: “siapa yang mengucapkan La> Haula wa La>

Quwwata Illah Billah, maka ia akan menjadi obat kepada 99 penyakit. Yang

paling ringan adalah kebimbangan” (HR. Tabrani).101

Tidak ada sedikitpun peristiwa tanpa kehendak-Nya. Daya upaya atau

kemampuan Allah Swt meliputi seluruh kehidupan ini, tanpa itu tidak ada

100

Ibid. 101

Ahmad Sanusi Husaini, http://ahmad-sanusi-husain.com/.../fadhilat-hauqalah-/ “Fadhilat

Hauqalah (La Hawla Wala Quwwata Illa Billah)” (11 Juni 2011, 09.30).

Page 17: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

67

kemampuan sama sekali. Kemampuan dimiliki oleh makhluk hidup, sedangkan

hidup itu adalah perintah yang Maha Hidup (Allah Swt).

Kalimat ḥawqalah ini mengajarkan kepada seseorang, tentang siapa yang

mampu dan tidak mampu, yang menghidupkan dan yang dihidupkan, yang

menggerakkan dan yang digerakkan. Manusia sendiri atas jasad dan ruh. Itulah

yang paling mendasar dalam hidup ini. Ketidak pahaman seseorang mengenai

hal ini akan mendorong seseorang itu menjadi orang yang ẓolim karena

kemampuan Tuhan diakui oleh manusia, kemampuan ruh diakui oleh jasad,

padahal jasad itu dihidupkan dan digerakkan.102

Mengenali aku sebagai jiwa tidak bisa lepas dari mengenali tubuh terlebih

dahulu. Siapa yang mengenali dirinya, pasti mengenali Tuhan-Nya. Bila

mengenal Tuhan-Nya pasti mencintai-Nya, bila mencintai Allah pasti dicintai

Allah. Mencintai pencipta adalah hal yang semestinya, bila tidak maka

termasuk golongan orang yang ingkar.

Sedangkan mencintai selain Allah adalah kesalahan terbesar, sebab

seseorang akan tersesat jauh dari tujuan penciptaan sebenarnya. Seluruh

kemampuan adalah rahmad pertolongan-Nya, dengan ujian-Nya (berupa

hidup), tanpa itu tidak berdaya sama sekali. Menyadari begitu pentingnya

mengerti dasar-dasar pemahaman hidup (kalimat dasar).103

Apabila kalimat ḥauqa>lah diamalkan setiap hari maka akan membawa

keberkahan, karena di dalam kalimat ḥauqa>lah terdapat banyak

keistimewaan, di antaranya menjadi obat, sala satu pintu surga, merupakan

102

Abdullah, Wawancara, Lamongan 24 Mei 2015. 103

Ibid.

Page 18: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

68

tanaman di surga, salah satu harta simpanan di surga, termasuk al-baqiyatuṣ

ṣolihat, dan dapat menghapuskan dosa. Seperti yang dijelaskan dalam hadith.

Rasulullah bersabda: “Tidaklah seorang di muka bumi mengucapkan la ilaha

illallah, Allahu akbar, subhanallah, alhamdulillah dan la> haula wa la>

quwwata illah billah, melainkan dosa-dosanya akan diampuni, walaupun lebih

banyak dibanding buih di lautan”. (HR. Ahmad).104

Dari keutamaan-keutamaan yang terdapat di dalam kalimat ḥauqalah,

maka banyak orang yang menggunakan kalimat ini sebagai wirid atau zikir

kepada Allah maupun dijadikan amalan sehari-hari.

E. Pengaruh Wirid dalam “Ngaji Belajar Urip” Terhadap Peningkatan Akhlak

Jamaah

Setiap manusia pasti memiliki tujuan hidup, meskipun tujuannya

sementara maupun untuk tujuan akhir. Dalam mencapai tujuannya harus di dasari

dengan akhlak yang baik. Sedangkan dalam diri setiap manusia, terdapat potensi

dasar yang dapat mewujudkan akhlak baik dan buruk, tetapi sebaliknya pada

dirinya juga dilengkapi dengan rasio (pertimbangan pemikiran) dan agama yang

dapat menuntun perbuatannya, sehingga potensi keburukan dalam dirinya dapat

ditekan, lalu potensi kebaikannya dapat dikembangkan. Karena itu manusia sejak

lahir harus diberi pendidikan, bimbingan dan pembiasaan yang baik, untuk

merangsang pertumbuhan dan perkembangannya.105

104

Abu Musa Al-Atsari, http://mutiara-kalimat-hauqalah-abu-musa-al-atsar.html “Mutiara Kalimat

Hauqalah” (20 Oktober 2012, 19.43). 105

Mahjuddin, Akhlak Tasawuf II (Pencarian Ma’rifah Bagi Sufi Klasik dan Penemuan

Kebahagiaan Batin Bagi Sufi Kontemporer) (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), 2.

Page 19: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

69

Selain itu, terdapat konsep manusia yang ideal dalam Islam yaitu manusia

yang kuat imannya dan kuat dalam bertaqwa. Ketika manusia memiliki kekuatan

taqwa, ia pun dapat memiliki kekuatan ibadah dan kekuatan akhlak. Orang yang

memiliki kekuatan iman disebut mukmin, orang yang memiliki kekuatan ibadah

disebut muslim, dan orang yang memiliki kekuatan akhlak disebut muhsin. Bila

ketiga macam sifat ini menjadi kekuatan dalam diri setiap manusia, maka ia akan

selamat dan bahagia di dunia dan akhirat. Inilah yang menjadi tujuan hidup setiap

manusia, sehingga manusia selalu berdoa kepada Allah.

Dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat maka setiap manusia pasti

membutuhkan nilai-nilai spiritual dan nilai-nilai material. Apabila nilai-nilai

spiritual ditinggalkan, maka akan mudah terjerumus ke berbagai penyelewengan

dan kerusakan akhlak, misalnya melakukan perampasan hak-hak orang lain,

penyelewengan seksual dan pembunuhan. Ketika kita terjerumus dalam hal-hal

seperti itu maka tidak bisa dikatakan bahagia. Sedangkan yang menjadi ukuran

kehidupan manusia adalah mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.106

Untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di akhiran itu mudah

namun harus dengan tekat dan keyakinan yang kuat. Dengan melatih diri untuk

menuju ke jalan kebahagiaan yakni harus mempunyai bekal pendidikan

keagamaan beserta seringnya latihan spiritual.

Sebenarnya setiap manusia mempunyai potensi-potensi dalam hal spiritual

masing-masing. Akan tetapi sering kali manusia tersebut belum tau cara untuk

menemukannya maupun menyadarinya. Seperti dalam teori pesikologi

106

Mahjudin, Akhlak Tasawuf (Mu’jizat Nabi, Karamah Wali dan Ma’rifah Sufi) (Jakarta: Kalam

Mulia, 2009), 43.

Page 20: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

70

transpersonal yang mana dijelaskan bahwa psikologi yang mempelajari potensi-

potensi lahir batin manusia dan memusatkan perhatian pada pengenalan dan

pemahaman terhadap keseluruhan dan kesadaran spiritual dan transendental.

Dari penjelasan tersebut, maka ada dua hal penting yang menjadi sarana

telaah psikologi transpersonal, yaitu potensi-potensi luhur batin manusia dan

fenomena kesadaran manusia. Potensi-potensi luhur adalah potensi-potensi yang

bersifat spiritual seperti; transendensi diri, keruhanian, daya-daya batin dan juga

praktek keagamaan di kawasan dunia timur. Sedangkan fenomena kesadaran

manusia adalah pengalaman seseorang melewati batas-batas kesadaran biasa,

misalnya pengalaman meditasi, memasuki alam-alam kebatinan, dan lain-lain.107

Jadi, dapat disimpulkan bahwa psikologi transpersonal menaruh perhatian pada

dimensi spiritual manusia yang mengandung berbagai potensi yang luar biasa.

Di Desa Sungelebak terdapat kelompok jamaah “Ngaji Belajar Urip” yang

menggunakan wirid sebagai sarana dan latihan spiritual. Dengan adanya latihan-

latihan dengan sendirinya akan tumbuh jiwa-jiwa yang baik dan berakhlak, karena

sudah tertanam sifat-sifat Allah dari latihan tersebut.

Wirid yang digunakan sebagai sarana latihan yakni kalimat ta‘a>wudh,

basmalah, shaha>dat, inna li Allah, dan ḥauqalah. Ustadz Abdullah

menggunakan kalimat tersebut sebagai sarana latihan karena lafad-lafad yang

dijadikan wirid terdapat makna kandungan yang sangat luar biasa dan mudah

dihafal. Karena kebanyakan orang sudah mengetahui dan hafal, hanya saja mereka

107

Baharuddin, Aktualisasi Psikologi Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 87.

Page 21: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

71

belum mengetahui manfaat mengamalkannya. kalimat wirid tersebut berasal dari

KH. Amilin yaitu guru ustadz Abdullah.108

Setiap masing-masing jamaah diberikan amalan yang sama yakni wirid.

Wirid yang diberikan harus dilakukan dengan istiqa>mah dan sungguh-sungguh

untuk mengamalkannya setiap hari. Arti dari wirid sendiri yaitu kumpulan doa-

doa yang dibaca setiap hari yang mengandung permohonan tertentu kepada Allah

atau bisa juga diartikan sebagai doa-doa yang diucapkan berulang-ulang setiap

hari dengan bilangan tertentu dan waktu tertentu.109

Dari pengertian wirid tersebut

maka di dalam “Ngaji Belajar Urip” menentukan jumlah dan waktu untuk

mengamalkannya sebagai latihan spiritual sehari-hari. Jumlah yang digunakan

tidak terlalu banyak yakni dari 5 kalimat tersebut di baca sebanyak 13 kali dalam

satu pelaksanaan. Sedangkan waktu yang digunakan untuk wiridan yaitu setelah

ṣalat ‘Isha’ sampai sebelum waktu ṣalat Subuh.110

Ustadz Abdullah menggunakan amalan wirid sebagai metode pembinaan

mental dan pendidikan etika dengan tujuan agar terjadi keseimbangan dan

kebaikan akhlak serta kesehatan jiwa. Seperti halnya Al-Ghazali yang

menggunakan cara memberikan jalan dengan tazkiyat al-nafs (membersihkan

jiwa) dan tahdhib al-akhlaq (membina etika). Bagi Al-Ghazali wawasan tazkiyat

al-nafs merupakan konsep pembinaan mental spiritual, pembentukan jiwa, atau

penjiwaan hidup dengan nilai-nilai agama Islam. Jika menjernikan jiwa sudah

108

Abdullah, Wawancara, Lamongan, 24 Mei 2015. 109

Nina M. Armando, Ensiklopedi Islam, vol. 7, ed (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005),

273. 110

Abdullah, Wawancara, Lamongan, 24 Mei 2015.

Page 22: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

72

dilakukan dan pengaruh positif telah muncul, maka hubungan jiwa dengan Tuhan

dapat teraktualisasi dan etika ketuhanan selalu tercermin dalam kehidupannya.

Dengan demikian, konsep tazkiyat al-nafs sangat erat hubungannya

dengan etika dan kejiwaan. Dalam hal ini Al-Ghazali mengarahkan manusia pada

sikap beretika baik dan beriman kepada Allah. Untuk menempuh jalan tersebut, ia

harus melaksanakan penyucian jiwa. Untuk itu penyucian jiwa sangat dibutuhkan

untuk sampai kepada Allah. Ia sebagai instrumen dan pengantar agar manusia

sampai kepada Tuhan. Tuhan itulah sebagai satu-satunya zat yang dituju oleh

manusia sehingga perilakunya mencerminkan etika yang bernuansa ketuhanan.

Namun untuk mencapai tingkat tersebut tidak mudah karena harus mengekang diri

secara optimal.111

Sedangkan di tempat “Ngaji Belajar Urip” untuk mendekatkan diri kepada

Allah melalui wirid yang telah dijadikan amalan bagi jamaah. Karena dengan

melakukan wirid dengan istiqa>mah, terus menerus, dengan hati yang khusyu’

akan mencapai kedekatan dengan Allah.

Apabila seseorang mempunyai wirid dan selalu mengamalkannya maka

akan tertanam jiwa warid. Wirid seseorang adalah apa yang dia bebankan kepada

dirinya sendiri yang berupa berbagai jenis ketaatan dan ibadah kepada Allah.

Sedangkan warid adalah sesuatu yang dengannya Allah memuliakan hati hamba-

Nya dengan berupa limpahan cahaya dan ilmu pngetahuan. Lebih jelasnya Wirid

111

Sahid HM, “Filsafat Etika Sufistik Al-Ghazali”, paramedia Jurnal Komunikasi dan Informasi

Keagamaan, Vol. 2 No. 1 (Januari, 2001), 31-32.

Page 23: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

73

adalah amalan yang telah dikerjakan setiap hari, sedangkan warid adalah hasil

dari wirid yang telah dilakukan.112

Manfaat dari membaca wirid kalimat sangat besar yaitu bisa mencegah

perbuatan yang jelek, karena dengan selau ingat kepada Allah kita akan merasa

malu melakukan perbuatan yang dilarang Allah dan berusaha untuk berbuat

ikhlas, baik dalam ibadah kepada Allah maupun hidup sesama, karena Allah

selalu melihat tigkah laku seseorang.

Selain itu manfaat yang dirasakan setelah mengikuti jamaah “Ngaji

Belajar Urip” dan mengamalkan amalannya yaitu memperoleh ketenangan dalam

berfikir, lebih sabar dan lebih optimis. Dalam beribadah menjadi lebih baik, lebih

bersemangat untuk melakukan ṣalat sunnah. Bila ada masalah mereka akan

berpikiran lebih dewasa, tidak melakukan hal-hal yang negatif karena hati selalu

ingat kepada Allah. Berzikir adalah hal yang paling mudah dan paling efektif

dilakukan bagi siapa saja yang ingin mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam jamaah “Ngaji Belajar Urip” telah diajarkan untuk mengatasi dan

mencari solusi masalah-masalah dalam kehidupan, yakni dengan cara

mendekatkan diri kepada Allah Swt melalui wirid.113

Bu Dewi yaitu salah satu anggota jamaah “Ngaji Belajar Urip” yang telah

merasakan manfaat dari mengamalkan wirid. Manfaat yang ia peroleh sangat

besar, dulunya setiap menghadapi masalah selalu putus asa, mudah mengeluh,

yang di utamakan hanyalah tentang duniawi. Namun semenjak mengikuti jamaah

112

Sa’id Hawwa, Pendidikan Spiritual, terj. Abdul Munip (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2006), 144-

146. 113

Sulika, Wawancara, Lamongan, 1 Juni 2015.

Page 24: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

74

“Ngaji Belajar Urip” sekarang malah sebaliknya. Itu semua juga tidak jauh dari

amalan wirid yang telah diamalkan setiap hari.114

Dari pengajaran yang di berikan oleh Ustadz Abdullah dalam “Ngaji

Belajar Urip” dengan sendirinya akan tertanam jiwa yang baik, akhlak yang baik

yang mencerminkan sifat-sifat Allah. Dengan adanya pendidikan yang baik maka

akan terpupuknya akhlak yang baik pula. Seperti yang telah dijelaskan oleh Al-

Ghazali yakni, akhlak adalah keadaan batin yang menjadi sumber lahirnya suatu

perbuatan dimana perbuatan itu lahir secara spontan, mudah, tanpa perhitungan.

Al-Ghazali melihat sumber kebaikan terletak pada kebersihan rohaninya dan rasa

taqarrub kepada Allah.115

Seseorang dapat bertaqarrub dengan Tuhan tidak

mudah melainkan dengan usaha, seperti halnya melalui wirid, ṣalat wajib maupun

sunnah, dan amalan-amalan sunnah lainnya yang dapat mendekatkan seseorang

kepada Tuhan.

Ustadz Abdullah bertujuan untuk menumbuhkan jiwa yang muṭmainnah

dalam diri seseorang, seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Fajr ayat 27-30, yaitu:

Artinya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati

yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-

hamba-Ku. Masuklah ke dalam syurga-Ku”.116

114

Dewi, Wawancara, Lamongan, 1 Juni 2015. 115

Sudarsono, Filsafat Islam (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), 71. 116

Al-Qur’an., 89:27-30.

Page 25: BAB IV ANALISA TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK ...digilib.uinsby.ac.id/3534/11/Bab 4.pdfwirid yang harus diamalkan dengan rutin (istiqa>mah), pelaksanaannya pada waktu malam hari yaitu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

75

Dari ayat tersebut sudah dijelaskan bahwa jiwa yang ada pada diri manusia

supaya di latih untuk kembali pada yang membuat hidup (Tuhan), dengan cara

berzikir maupun yang lainnya, bisa juga seperti wirid untuk dijadikan sarana

mendekat diri kepada-Nya. Karena Allah sudah bersabdah bahwa orang-orang

yang mau mendekat dengan hati yang ikhlas dan lapang akan di masukan dalam

surga-Nya.