bab ii tinjauan pustaka a. loyalitas peminat pertunjukan...

41
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan Wayang Kulit Ki Seno Nugroho 1. Pengertian a. Loyalitas Loyalitas merupakan kunci untuk mencapai kesuksesan perusahaan. Pelanggan memiliki pengaruh yang besar yaitu sampai pada tingkat menentukan hidup matinya perusahaan. Pelanggan yang loyal secara otomatis dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Griffin (2009) mendefinisikan loyalitas sebagai wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan. Menurut Jacoby dan Chestnut (dalam Johnston 2004), kesetiaan atau loyalitas sebagai perilaku yang dihasilkan oleh pilihan pelanggan kepada merek tertentu yang berasal dari seleksi terhadap merek yang serupa dalam waktu tertentu, dan yang paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara evaluatif. Mowen dan Minor (1998) mendefinisikan loyalitas pelanggan sebagai kondisi dimana pelanggan memiliki sikap positif terhadap suatu objek, mempunyai komitmen pada objek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa mendatang. Loyalitas juga ditegaskan sebagai sesuatu yang mutlak dan dibutuhkan bagi perusahaan untuk dapat bertahan. Konsumen loyal adalah yang terus menerus melakukan pembelian dan atau melakukan bisnis dengan perusahaan, serta menceritakan pengalaman positif mereka melalui word

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Loyalitas Peminat Pertunjukan Wayang Kulit Ki Seno Nugroho

1. Pengertian

a. Loyalitas

Loyalitas merupakan kunci untuk mencapai kesuksesan perusahaan.

Pelanggan memiliki pengaruh yang besar yaitu sampai pada tingkat menentukan

hidup matinya perusahaan. Pelanggan yang loyal secara otomatis dapat

meningkatkan profitabilitas perusahaan. Griffin (2009) mendefinisikan loyalitas

sebagai wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan

pembelian secara terus-menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan. Menurut

Jacoby dan Chestnut (dalam Johnston 2004), kesetiaan atau loyalitas sebagai

perilaku yang dihasilkan oleh pilihan pelanggan kepada merek tertentu yang

berasal dari seleksi terhadap merek yang serupa dalam waktu tertentu, dan yang

paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara evaluatif.

Mowen dan Minor (1998) mendefinisikan loyalitas pelanggan sebagai

kondisi dimana pelanggan memiliki sikap positif terhadap suatu objek,

mempunyai komitmen pada objek tersebut, dan bermaksud meneruskan

pembeliannya di masa mendatang. Loyalitas juga ditegaskan sebagai sesuatu yang

mutlak dan dibutuhkan bagi perusahaan untuk dapat bertahan. Konsumen loyal

adalah yang terus menerus melakukan pembelian dan atau melakukan bisnis

dengan perusahaan, serta menceritakan pengalaman positif mereka melalui word

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

15

of mouth (WOM) dalam menjalin bisnis perusahaan kepada orang lain. Hubungan

baik dengan pelanggan adalah yang paling utama bagi perusahaan (Kotler dan

Keller, 2012). Berdasarkan beberapa pengertian di atas, loyalitas didefinisikan

sebagai pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus-menerus

terhadap barang/jasa suatu perusahaan.

b. Peminat

Peminat secara umum dikatakan sebagai orang yang menaruh minat pada

sesuatu (KBBI). Misalnya peminat seni, berarti orang yang menaruh minat atau

parhatian terhadap seni. Ia sering mengikuti pameran seni atau melakukan

aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan seni. Peminat atau konsumen dari

produk (seni) adalah pengguna akhir yang disebut sebagai target pasar

(Situmorang, 2015). Peminat dalam tingkat kesukaan yang tinggi atau ekstrim

digolongkan sebagai penggemar atau maniak. Penggemar dicirikan sebagai suatu

kefanatikan yang potensial. Hal ini dilihat sebagai sebuah perilaku yang

berdekatan dengan kegilaan terhadap sesuatu (Jenkins, 2005). Penggemar

biasanya tidak ragu untuk mengkoleksi merchandise atau barang-barang yang

berhubungan dengan idola mereka walaupun harus menggunakan nominal harga

yang tidak sedikit. Handoko (2017) menguraikan pendapatnya mengenai

penggemar wayang yaitu orang-orang yang menggemari atau menyukai wayang,

yang setidaknya dalam satu mingggu minimal satu kali mendengarkan atau

menonton wayang di radio atau televisi atau secara langsung dengan durasi tiga

jam, juga mengadakan perbincangan santai dengan tetangga maupun rekan kerja

mengenai lakon-lakon wayang kulit.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

16

c. Pertunjukan wayang kulit Ki Seno Nugroho

Perwakis adalah model paket pertunjukan wayang pasca tradisional dengan

dalang KSN sebagai pusat dari pemain pertunjukan. KSN merupakan dalang di

Yogyakarta yang memiliki frekuensi mendalang dan tarif pertunjukan yang cukup

tinggi dan populer. Murtiyoso (1995) memberikan kriteria populer atau yang ia

sebut sebagai ketenaran tingkat puncak seorang dalang yaitu: wilayah pentasnya

melampaui batas daerah propinsi tempat tinggal dalang, minimal mendalang 15

kali setiap bulannya, gaya pribadi permainan pakelirannya berpengaruh terhadap

dalang lain, sering menjadi bahan berita dalam berbagai media massa, dan

imbalan yang diterima tiap kali pentas paling sedikit 5 juta rupiah.

KSN memiliki wilayah pentas melebihi daerah propinsinya sendiri.

Disebutkan bahwa PWKSN diselenggarakan antara lain di: Jogjakarta, Jawa

Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan. Perwakis juga pernah

diselenggarakan di manca negara antara lain Portugal dan Argentina (Allasso,

2016). KSN memulai karir mendalang sejak tahun 1991 dan karirnya mulai naik

pada tahun 1994. Pada saat itu ia masih sering menggunakan gaya Yogyakarta

klasik. Di tahun 1996 mulai terjadi pembaharuan dan perubahan-perubahan dalam

pakelirannya. Oleh karena perubahan-perubahan dalam sajian pakeliran itulah, ia

dianggap sebagai dalang muda yang naik daun di Yogyakarta. Sejak tahun 1996

hingga 2018 ia berhasil bertahan menjadi dalang populer dengan banyak

penanggap dan penggemar. Pada pertengahan hingga akhir tahun 2017, frekuensi

mendalang KSN tercatat di lapangan sebagai berikut: bulan Juli terdapat 28

malam, Agustus 24 malam, September 28 malam, Oktober 23 malam, November

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

17

23 malam dan Desember 27 malam. Gaya pakeliran KSN cukup berpengaruh

terhadap pakeliran dalang lain. Dari data yang ada, gaya KSN mendalang juga

ditirukan oleh banyak dalang muda. Di sisi lain model Perwakis cukup menjadi

perhatian bagi kelompok pertunjukan wayang lain di Yogyakarta (Allasso, 2016).

Cukup banyak berita Perwakis di surat kabar salah satu diantaranya,

“Menyambut tahun baru 2018, dalang kondang Ki Seno Nugroho siap

menggebrak DPRD DIY pada pergelaran wayang kulit dengan lakon Banjaran

Bima, Rabu (27/12/2017) mulai pukul 20:00” (https://www.koranbernas.id).

Selain di media massa seperti koran dan blog ataupun website, berita mengenai

Perwakis juga tersebar melalui sosial media seperti facebook, twitter, dan youtube.

Melalui media youtube peminat Perwakis semakin meluas. Jika ditelusuri di

minggu kedua bulan Januari 2018, Perwakis mulai dari 4 bulan yang lalu ditonton

sekitar 18-58 ribu kali, 3 bulan yang lalu sekitar 16-38 ribu kali, 2 bulan yang lalu

sekitar 28-60 ribu kali, 1 bulan yang lalu sekitar 18-35 ribu kali, 1 minggu yang

lalu sekitar 43 ribu kali. Subscriber pwks live sebanyak 14.917 pada hari Rabu, 10

Januari 2018 (https://www.youtube.com). Melalui hal ini dapat diketahui bahwa

Perwakis menjadi bahan berita di media massa, dan cukup diminati masyarakat.

Perwakis memiliki harga tenggapan sekitar 30-35 juta hingga akhir tahun

2017 dan di tahun 2018 mencapai 45 juta. Artinya KSN mendapatkan imbalan

lebih dari 5 juta setiap kali pentas. Perwakis juga menerima beberapa tanggapan

dari kerabat atau orang-orang tertentu untuk dijalankan tanpa upah. Namun

demikian, jika dibandingkan dengan upah kerja yang didapatkan di waktu lainnya,

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

18

frekuensi pertunjukan tanpa upah tidak sebanding dengan banyaknya frekuensi

pertunjukan tarif normal.

Berdasarkan penjabaran pengertian di atas, yang dimaksud dengan loyalitas

peminat Perwakis adalah pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian

secara terus-menerus terhadap Perwakis.

2. Karakteristik loyalitas konsumen

Kotler dan Keller (2012) menjelaskan bahwa loyalitas dapat diterjemahkan

menjadi kesediaan pelanggan membayar harga yang lebih tinggi sehingga

penetapan merek menjadi alat yang berguna untuk mengamankan keunggulan

kompetitif. Hal inilah yang menjadikan bahwa menciptakan dan memelihara

konsumen saat ini penting dilakukan. Loyalitas menjadi ukuran yang dapat

diandalkan untuk memprediksi pertumbuhan penjualan. Beberapa karakteristik

konsumen yang loyal menurut Griffin (2009) yaitu:

a. Melakukan pembelian berulang secara teratur. Konsumen melakukan

pembelian secara kontinyu pada suatu produk tertentu. Contoh: pencinta

motor Harley Davidson akan membeli motor Harley baru jika ada model

Harley Davidson yang terbaru, bahkan tidak hanya membeli tetapi mereka

juga mengeluarkan uang tambahan untuk mengubahnya sesuai dengan

keinginan mereka (Griffin, 2009). Pada penelitian ini, karakteristik

melakukan pembelian berulang secara teratur berarti kecenderungan

konsumen untuk menonton Perwakis secara berulang atau terus-menerus.

b. Membeli antar lini produk atau jasa (purchase across product and

service lines). Konsumen tidak hanya membeli jasa dan produk utama tetapi

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

19

konsumen juga membeli lini produk dan jasa dari perusahaan yang sama.

Contoh: konsumen tidak hanya membeli motor Harley Davidson saja, tetapi

mereka juga membeli aksesoris dari Harley Davidson untuk mempercantik

motor mereka (Griffin, 2009). Pada penelitian ini, karakteristik membeli

antar lini produk atau jasa berarti konsumen Perwakis tidak hanya menonton

secara terus-menerus melainkan juga membeli kaos penggemar, atau

mengkoleksi CD atau kaset pertunjukan, atau juga menyawer (memberi

uang pada pelaku pertunjukan untuk meminta lagu), dan sebagainya.

c. Mereferensikan kepada orang lain (refers other). Konsumen melakukan

komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth) berkenaan dengan produk.

Contoh: seorang konsumen Harley Davidson yang sudah lama memakai

motor tersebut, menceritakan tentang kehebatan dan keunggulan dari motor

tersebut, kemudian setelah itu temannya tertarik untuk membeli motor

Harley Davidson karena mendengar cerita tersebut (Griffin, 2009). Dalam

penelitian ini yang dimaksud dengan karakteristik mereferensikan pada

orang lain yaitu kemampuan konsumen untuk memberitakan keunggulan

Perwakis dan membuat orang lain tertarik pada Perwakis. Misalnya saja

suatu desa hendak menanggap wayang, semakin banyak orang

mereferensikan dan memberitakan keunggulan Perwakis maka akan

semakin besar keinginan mereka untuk menanggap dan menonton Perwakis.

d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing (demonstrates

an immunity to the full of the competition). Konsumen menolak untuk

menggunakan produk atau jasa alternatif yang ditawarkan oleh pesaing.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

20

Contoh: para pencinta motor Harley Davidson menolak untuk menggunakan

motor lain, bahkan mereka juga cenderung menolak untuk mengetahui ada

jenis-jenis motor lainnya (Grifin, 2009). Pada penelitian ini, karakteristik

menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing berarti

kecenderungan konsumen untuk menolak pertunjukan wayang selain

Perwakis karena bagi konsumen tersebut Perwakis adalah yang paling baik.

Menurut Mardalis (2005) loyalitas memiliki empat aspek yaitu kognitif,

afektif, konatif dan tindakan.

a. Kognitif. Pelanggan menggunakan informasi keunggulan suatu produk atau

produk lainnya. Hal ini lebih didasarkan pada karakteristik fungsional,

terutama biaya, manfaat dan kualitas. Jika ketiga hal tersebut tidak baik

maka pelanggan cenderung pindah ke produk lain.

b. Afektif. Aspek ini didorong oleh faktor kepuasan yang menjadikan

kesukaan dan menjadikan objek sebagai preferensi. Pelanggan yang puas

akan memiliki niat pembelian ulang yang tinggi. Pada aspek ini kerentanan

pelanggan banyak terfokus pada ketidakpuasan dengan merek, persuasi dari

pemasar maupun pelanggan merek lain, dan upaya mencoba produk lain.

c. Konatif. Aspek ini menunjukkan niat atau komitmen untuk melakukan

sesuatu. Niat merupakan fungsi pada masa sebelum konsumsi dan sikap

pada masa setelah konsumsi. Aspek ini mencakup komitmen mendalam

untuk melakukan pembelian. Hasil penelitian Mardalis (2005)

menggunakan model runtutan sikap: keyakinan-sikap-niat memperlihatkan

komitmen untuk melakukan (niat) menyebabkan preferensi pemilih untuk

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

21

tetap stabil selama 3 tahun. Komitmen menunjukkan keinginan untuk

melaksanakan tindakan.

d. Tindakan. Pada aspek konatif atau niat untuk melakukan akan berkembang

pada tindakan. Niat yang diikuti motivasi akan mengarah pada kesiapan

bertindak dan keinginn mengatasi hambatan. Pelanggan yang terintegrasi

penuh pada aspek tindakan dapat dihipotesiskan memiliki tingkat

kerentanan yang rendah untuk berpindah produk. Dengan kata lain, pada

aspek ini hanya sedikit peluang pelanggan untuk berpindah ke produk lain.

Berdasarkan pendapat mengenai karakteristik loyalitas, pendapat yang

dikemukakan oleh Griffin (2009) akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:

melakukan pembelian secara teratur, membeli antar lini produk atau jasa,

mereferensikan kepada orang lain, dan menunjukkan kekebalan terhadap tarikan

pesaing. Alasan penggunaan pendapat tersebut karena dapat mengungkapkan

karakteristik loyalitas dengan jelas beserta contohnya, selain itu setiap aspeknya

berdiri sendiri dan tidak bertahap. Dengan demikian akan memudahkan peneliti

dalam pembuatan skala.

3. Faktor-faktor loyalitas

Baker dan Susan (2008) menuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi

loyalitas tergolong menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Faktor internal

loyalitas adalah individual personality (kepribadian individu), sedangkan faktor

eksternal loyalitas berupa: price (harga), quality (kualitas), service (layanan).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

22

a. Faktor internal loyalitas (individual personality).

Individual Personality atau kepribadian individu mempengaruhi

perilaku konsumen karena setiap konsumen memiliki kepribadian yang

berbeda. Kepribadian setiap konsumen akan terlihat apabila dihadapkan

pada situasi yang sama. Kepribadian konsumen tersebut termasuk

kebiasaan individu, pola pikir, cara berbicara dan bertindak. Kebiasaan

individu dalam hal ini mencakup: antusiasme, ketepatan, keandalan dan

kebijakan. Keberagaman sifat dalam kepribadian konsumen akan

memperlihatkan berbagai macam variasi persepsi. Selain itu juga pola sifat,

respon, dan senstivitas yaitu kemampuan untuk merasakan kepekaan

terhadap stimuli yang berasal dari panca indra. Hal ini juga termasuk

memilah, menganalisis, dan mengambil keputusan. Karakter-karakter ini

berpengaruh terhadap keberagaman individu dan akan menyebabkan

perilaku pembelian ulang termasuk loyalitas konsumen.

Baker dan Susan (2008) menyebutkan bahwa keberagaman sifat

dalam kepribadian konsumen akan memperlihatkan berbagai macam variasi

persepsi, sehingga ketika konsumen dihadapkan pada situasi yang sama

setiap konsumen akan memperlihatkan kepribadian mereka. Kepribadian

dalam bahasa latin disebut personaliti yang berasal dari kata persona atau

topeng (Chaplin, 2002). Menurut Cattel dalam Hall dan Lindzey (1999)

kepribadian dipandang sebagai suatu hal yang dapat memungkinkan

prediksi tentang apa yang akan dilakukan individu dalam situasi tertentu

berkenaan pada perilaku yang menyeluruh baik perilaku yang tampak atau

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

23

tidak tampak. Larsen dan Buss (2002) menyebutkan bahwa kepribadian

merupakan sekumpulan trait psikologis dan mekanisme dalam diri individu

yang diorganisasikan, relatif bertahan dan mempengaruhi interaksi juga

adaptasi individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun

sosial.

b. Faktor eksternal loyalitas (price, product quality, and service).

1) Price atau harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan

sejumlah kombinasi dari barang beserta layanannya. Faktor harga

berkaitan dengan loyalitas konsumen. Perusahaan harus mampu

menciptakan strategi penentuan harga yang tidak membebani konsumen.

Konsumen yang merasa mampu untuk membeli produk atau jasa yang

ditawarkan akan cenderung memilih dan melakukan pembelian ulang. Hal

ini berbeda ketika konsumen merasa tidak mampu dengan harga yang

ditawarkan oleh perusahaan. Mereka akan cenderung mencari harga yang

lebih murah pada produk yang sama.

2) Product quality (kualitas produk). Kualitas produk adalah suatu nilai dari

produk atau jasa dimana nilai produk atau jasa sesuai atau melebihi apa

yang diharapkan. Sehingga produk atau jasa tersebut dapat memenuhi

kebutuhan pemakainya. Kualitas yang baik dari suatu produk akan

menghasilkan kepuasan konsumen. Konsumen yang memperoleh

kepuasan atas produk atau jasa yang dibelinya cenderung melakukan

pembelian ulang produk yang sama.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

24

3) Service (layanan). Kualitas pelayanan adalah keseluruhan ciri serta sifat

dari suatu produk atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen. Ciri kualitas

pelayanan yang baik antara lain: kesigapan, keandalan, jaminan, perhatian

dan pemberian fasilitas fisik. Jika pelayanan diterima atau dirasakan oleh

konsumen sesuai dengan yang diharapkan maka kualitas pelayanan

dipersepsikan sebagai kualitas yang memuaskan. Pelayanan yang baik

akan menghasilkan kepuasan konsumen, sehingga mereka akan

cenderung melakukan pembelian ulang produk atau jasa.

Berdasarkan penjelasan di atas, loyalitas seseorang digerakkan oleh tujuan

yang didorong secara internal dan eksternal. Kebutuhan individu untuk bertindak

atau melakukan sesuatu dari dalam diri tumbuh dari hasrat untuk terlibat dalam

kegiatan yang dihargai oleh karena kepuasan yang ditawarkan. Loeke dan Tony

(2005) menuliskan bahwa faktor dari dalam diri cenderung lebih memunculkan

energi yang lebih berkesinambungan daripada faktor dari luar. Permasalahan yang

terjadi pada loyalitas peminat Perwakis seperti yang dijelaskan pada bab

sebelumnya, lebih cenderung emosional dan terletak pada kepuasan dari

konsumennya. Berdasarkan hal tersebut, faktor internal dari loyalitas yaitu sifat

kepribadian menjadi perhatian dalam penelitian ini. Penelitian Davis (2000)

menunjukkan bahwa loyalitas merek konsumen dipengaruhi kepribadian

konsumen sebesar 26%. Hasil penelitian Lin (2010) menyatakan sifat kepribadian

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas (afektif) sebesar 53%, sifat

kepribadian juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas (tindakan)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

25

sebesar 60%. Dengan demikian faktor internal dari loyalitas yang dituliskan oleh

Baker dan Susan (2008) akan digunakan dalam penelitian ini dengan alasan

berdasarkan penelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa sifat kepribadian

sebagai faktor internal memberi pengaruh pada loyalitas, hanya saja keberagaman

sifat kepribadian memiliki nilai pengaruh yang berbeda terhadap loyalitas.

Sifat-sifat seperti apa yang dapat mempengaruhi loyalitas peminat

pertunjukan wayang akan dilihat dari fungsi pertunjukan wayang sebagai alasan

datangnya penonton. Sears (1986) menuliskan bahwa wayang kulit sebagai proses

aktivitas mistik atau olah batin. Filsafat dasar otoritas tradisi lokal dalang

meyakini seni pertunjukan sebagai kekuatan magis yang dapat digunakan untuk

ruwat atau pembangunan kembali harmoni kehidupan (Groenendael, 1987).

Selanjutnya pertunjukan wayang disebutkan oleh Kayam (2001) memiliki fungsi

yang berbeda pada dalang dengan pendidikan formal dan dalang populer.

Pertunjukan wayang pada dalang pendidikan formal memiliki otoritas fungsi

aktivitas seni estetik, jika pada dalang populer akan menempatkannya pada

hiburan, sedangkan penguasa Orde Baru mengotoritaskan seni pertunjukan

sebagai tontonan, tuntunan, dan tatanan. Sebagai tontonan, wayang

memperlihatkan seni pertunjukan yang kompleks dengan perpaduan antara seni

rupa, seni musik, dan seni bercerita. Sebagai tuntunan, terdapat banyak pesan

moral yang yang terkandung dalam wayang. Sebagai tatanan, wayang kulit

mampu menata kembali ajaran ajaran dalam individu, termasuk dalam menjalani

kehidupannya dan bernegara. Menurut Soetarno dalam Sutino (2009), didapatkan

mengenai keperluan orang menonton wayang kini cenderung dominan mengarah

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

26

pada tontonan, yang mana mereka datang sebagai sarana berkumpul, mencari

hiburan dan mengekspresikan kesenangan. Dengan demikian sifat kepribadian

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mereka yang cenderung senang

berkumpul yaitu sifat sosiabel, mencari hiburan tau kesenangan yaitu sifat

impulsif, dan mengekspresikan diri yaitu sifat ekspresif.

B. Sifat Sosiabel (Sociability)

1. Pengertian

Arti sosiabilitas atau sifat sosiabel sangat luas sebab istilah ini dapat

ditemukan di berbagai literatur yang berkaitan dengan ilmu sosial seperti

antropologi, sejarah, sosiologi, dan psikologi. Secara garis besar orang yang

bersedia untuk berbicara, membentuk hubungan dan terlibat dalam kegiatan

dengan orang lain misalnya keramahan atau kesukaan disebut sebagai sifat

sosiabel (Leach, dkk., 2007). Sosiabilitas merupakan istilah yang mengalami

penyesuaian dari sociability, yaitu keadaan untuk bertindak atau melakukan

sesuatu untuk menjadi sosiabel (http://www.merriam-webster.com). Sociability

memiliki sinonim atau derivasi istilah dari sociality dan sociable. Arti lain

mengenai sosiabilitas adalah bersedia untuk berbicara dan terlibat dalam kegiatan

dengan orang lain; atau sifat ramah (http://oxforddictionaries.com). Berdasarkan

beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sifat sosiabel adalah

sensitivitas rasa sosial.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

27

2. Karakteristik

Karakteristik sociabilty menurut Eysenck (1975) tersusun dalam butir-butir

aitem dalam skala EPQ (Eysenck Personality Questionaire), di mana:

a. Sociability yang kuat atau memiliki skor tinggi cenderung suka keluar dari

kelompoknya untuk mencari orang lain, menyukai fungsi sosial seperti pesta

dan tarian. Orang sosiabel mudah bertemu dengan orang-orang dan bahagia

dalam situasi bersosialisasi.

b. Sebaliknya, untuk skor rendah, biasanya lebih memilih untuk cukup

memiliki teman-teman khusus, menikmati kegiatan sendiri seperti

membaca, mengalami kesulitan untuk mengetahui hal-hal yang dibicarakan

orang lain dan cenderung menarik diri dari kontak sosial yang menekan.

Contoh aitem sociability dalam skala EPQ “saya suka berada di tempat di mana

saya dapat bertemu banyak orang dan berbicara hal baru”, atau “saya merasa sedih

apabila dicegah untuk bertemu dengan teman-teman” (Eysenck, 1975).

Rosenberg dkk (1968) menunjukkan bahwa karakteristik sosiabilitas yaitu:

a) baik hati, b) bahagia, c) hangat, d) mudah bergaul. Leach dkk (2007)

menuliskan bahwa dalam banyak penelitian stereotip, sosiabilitas dinilai dengan

karakteristik: a) menyenangkan, b) hangat, c) ramah. Salahudin (2010)

menuliskan karakteristik sosiabilitas menggambarkan: a) orang yang bersahabat,

b) ramah, c) sopan, d) bijaksana, e) diplomatis, f) kemampuan bersosialisasi (yaitu

hangat, disukai, baik).

Dari uraian di atas karakteristik sifat sosiabel berdasarkan pendapat Eysenck

(1975) akan digunakan sebagai acuan, yang meliputi: banyak teman, suka

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

28

bergaul, menyukai kegiatan sosial, mudah beradaptasi dengan lingkungan baru,

dan menyukai suasana ramah tamah. Alasan penggunaan pendapat Eysenck

(1975) karena memiliki aitem-aitem skala yang jelas dan teruji untuk

menggambarkan sifat sosiabel.

C. Sifat Impulsif (Impulsiveness)

1. Pengertian

Sifat impulsif atau impulsiveness didefinisikan sebagai melakukan hal

secara tiba-tiba tanpa perencanaan dan tanpa mempertimbangkan akibat yang

mungkin akan diterima (Cambridge Dictionary, 2013). Individu yang impulsif

merasa sulit menunggu untuk melakukan hal-hal yang mereka inginkan

(Dickman, 1990). Stedman (2005) mendefinisikan impulsiveness sebagai perilaku

yang diaktifkan oleh impuls daripada dikendalikan oleh alasan atau pertimbangan

yang matang. Daruna dan Barnes (1993) menyatakan impulsiveness sebagai

perilaku yang meliputi tindakan terlalu beresiko dan sering tidak sesuai dengan

situasi sehingga mengakibatkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Lebih jauh,

Evenden (1999) mendefinisikan impulsiveness sebagai tindakan yang kurang bisa

dipahami tanpa dipikirkan terlebih dahulu, terlalu beresiko dan tidak sesuai

dengan situasi yang sering mengakibatkan konsekuensi yang tidak diinginkan.

Pada umumnya, impulsif menunjukkan spontanitas dan kecenderungan untuk

bertindak sesuai keinginan mereka (Steel, 2007). Berdasarkan berbagai pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa sifat impulsif adalah kecenderungan cepat

mengambil tindakan atas rangsangan atau dorongan yang dirasakan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

29

2. Karakteristik

Karakteristik impulsiveness menurut Eysenck (1975) tersusun dalam butir-

butir item dalam skala EPQ (Eysenck Personality Questionaire), di mana:

a. Impulsiveness yang kuat atau memiliki skor tinggi cenderung untuk

bertindak mendadak, membuat keputusan terburu-buru, sering bertindak

terlebih dahulu, dan biasanya riang, mudah berubah dan tak terduga.

b. Sedangkan impulsiveness yang lemah atau memiliki skor rendah

cenderung sangat hati-hati sebelum membuat keputusan, sistematis, tertib,

hati-hati, dan merencanakan hidup mereka.

Contoh item impulsiveness dalam skala EPQ “saya lebih menyukai aktivitas yang

mengalir begitu saja daripada yang sudah direncanakan sebelumnya”, atau “saya

suka melakukan hal-hal di mana saya harus bertindak cepat”.

Steel (2007) menyatakan impulsiveness memiliki dua karakteristik yaitu:

spontanitas dan rentang perhatian yang pendek.

a. Spontanitas: individu yang impulsif seringkali melakukan tindakan tanpa

memikirkan dampak yang mungkin timbul dari tindakannya tersebut.

Mereka melakukannya secara mendadak tanpa direncanakan terlebih

dahulu. Keinginan saat ini menjadi fokus utamanya. Mengingat bahwa

pikiran tentang masa depan bukan merupakan titik berat dalam keputusan

mereka, mereka seringkali mengupayakan kepuasan sesaat dan

mengesampingkan atau mengabaikan tanggung jawab jangka panjang

(Steel, 2007).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

30

b. Rentang perhatian yang pendek: Impulsiveness merepresentasikan sistem

aktivasi perilaku yaitu Behavior Activation System atau BAS (Pickering,

dkk., 1997). BAS bertindak dalam memotivasi orang untuk mencari

pengalaman berharga. Namun, BAS yang terlalu aktif akan mengakibatkan

munculnya karakteristik tertentu seperti pengambilan keputusan yang

cepatdan rentang perhatian yang pendek, akibatnya tidak dapat

memfokuskan diri pada satu pekerjaaan (Steel, 2007).

Selain itu, Dickman (1990) membedakan impulsiveness menjadi dua yaitu

impulsiveness disfungsional dan fungsional.

a. Impulsiveness disfungsional didefinisikan sebagai kecenderungan untuk

bertindak tanpa pemikiran yang matang yang seringkali mengarahkan

subjek ke dalam kesulitan. Contoh impulsiveness disfungsional adalah

“sering saya tidak berfikir secara matang dalam mengambil tindakan atas

masalah yang sedang saya hadapi”.

b. Impulsiveness fungsional didefinisikan sebagai kecepatan bertindak dengan

pemikiran sedikit ketika situasi optimal. Contoh dari impulsiveness

fungsional adalah “saya pandai memaanfaatkan peluang tak terduga ketika

saya harus segera mengambil keputusan atau saya akan kehilangan

kesempatan”.

Kedua jenis impulsiveness di atas tidak muncul secara serentak. Hasil ini

memunculkan pendapat bahwa tidak selamanya impulsiveness membawa dampak

yang buruk. Individu yang memiliki impulsiveness yang tinggi melakukan tugas

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

31

yang lebih baik dengan dibutuhkannya perhatian dan pengambilan keputusan

yang cepat (Dickman, 1990).

Dari uraian di atas karakteristik sifat impulsif berdasarkan pendapat

Eysenck (1975) akan digunakan sebagai acuan, yang meliputi beberapa unsur

tingkah laku seperti: cenderung untuk bertindak mendadak, membuat keputusan

terburu-buru, sering bertindak terlebih dahulu, riang, dan tidak terduga. Alasan

penggunaan pendapat Eysenck (1975) karena memiliki aitem-aitem skala yang

jelas dan teruji untuk menggambarkan sifat impulsif, selain itu karakteristik

Eysenck telah mencakup pendapat Steel (2007) mengenai spontanitas dan rentang

perhatian yang pendek.

D. Sifat Ekspresif (Expressiveness)

1. Pengertian

Ekspresif adalah pola atau gaya yang berhubungan dengan emosi

(Halberstad dkk, 1995). Penelitian awal di bidang ekspresif sangat luas, namun

penelitian saat ini biasanya menggunakan definisi yang lebih sempit, seperti

"perbedaan individu sejauh mana orang secara lahiriah menunjukkan emosinya”

(Kring dan Smith 1994) atau “perubahan tingkah laku (misalnya wajah, postural)

yang biasanya menyertai emosi "(Gross dan John 1998). Ekspresif juga dikatakan

oleh Snyder (1974) sebagai kemampuan perilaku verbal dan nonverbal seseorang

untuk membuat isyarat sosial. Ekspresif merujuk pada tampilan luar dari emosi,

dari valensi (positif atau negatif) atau penyalurnya (wajah, vokal, atau gestural).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sifat ekspresif adalah

kecenderungan mengungkapkan cita rasa emosional secara terbuka.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

32

2. Karakteristik

Eysenck (1975) menggolongkan expressiveness atau sifat ekspresif sebagai

salah satu dari tujuh sifat yang menyusun kepribadian ekstraversi. Karakteristik

expressiveness menurut Eysenck (1975) tersusun dalam butir-butir aitem dalam

skala EPQ (Eysenck Personality Questionaire), di mana:

a. Expressiveness yang kuat atau memiliki skor tinggi memiliki

kecenderungan umum untuk menampilkan emosi seseorang secara lahiriah

dan secara terbuka, apakah kesedihan, kemarahan, ketakutan, cinta atau

benci. Skor tinggi cenderung sentimental, simpatik, lincah dan demonstratif.

b. Expressiveness yang lemah atau memiliki skor rendah cenderung dingin,

terpisah, dan umumnya dikendalikan dalam hal ekspresi pikiran dan

perasaan mereka. Faktor ini, pada tingkat ekstrim akan mengacu pada

perilaku klasik yang disebut 'histeris' (Eysenck, 1975).

Contoh aitem expressiveness dalam skala EPQ “saya memperlihatkan raut muka

yang menggambarkan keadaan hati saya” atau “saya kesal saat melihat tokoh di

film tidak dapat menyelesaikan masalahnya”.

Gross dan John (1998) menemukan bukti model hierarkis di mana konsep

menyeluruh tentang ekspresivitas secara umum terdiri dari tiga domain: a)

ekspresivitas emosional inti, b) kepercayaan terhadap ekspresi emosi, c)

kemampuan untuk menutupi emosi. Allport (dalam Hall, 1993) meneliti aspek-

aspek ekspresif tingkah laku sebagai jalan untuk mempelajari sumber-sumber

penting motivasi dan konflik dalam diri individu. Tingkah laku ekspresif dapat

diklasifikasikan menurut tipe perbuatan yang dilakukan misalnya: ekspresi wajah,

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

33

gaya berjalan, suara, dan tulisan tangan. Berdasarkan penelitiannya Allport (dalam

Hall, 1993) mengelompokkan tiga aspek ekspresif:

a. Pertama yaitu kelompok area, yang meliputi variabel-variabel seperti: area

seluruh tulisan, area gambar-gambar pada papan tulis, area luas kaki,

overtimasi sudut-sudut, dan panjangnya garis pada self-rating. Faktor ini

adalah sejenis keluasan motorik (motor expansiveness).

b. Kedua disebut kelompok sentrifugal meliputi variabel-variabel seperti:

overestimasi jarak dari tubuh dengan menggunakan lengan kaki, luas

kubus, kecepatan berbicara, anderestimasi berat, anderestimasi jarak ke

arah tubuh dengan tangan. Selanjutnya faktor ini diinterpretasikan sebagai

“kecenderungan ke luar” yang bersifat umum, kebebasan, ekstroversi

gerakan ekspresif, kebalikan dari gerakan tertutup, terkekang dan serba

teratur.

c. Kelompok ketiga disebut kelompok tekanan. Meliputi variabel-variabel

seperti intensitas suara, gerakan selama berbicara, tekanan tulisan, tekanan

ketukan, overestimasi sudut-sudut, dan sebagainya. Para peneliti

menyimpulkan bahwa faktor ini relatif heterogen, tetapi faktor tekanan

yang umum ini mendasari sebagian besar variabel. Tekanan atau tegangan

fisik ternyata hanya merupakan bagian dari kecenderungan yang lebih luas

dan lebih bersifat psikologis untuk melakukan gerakan-gerakan empatik.

Dari uraian di atas karakteristik sifat ekspresif berdasarkan pendapat

Eysenck (1975) akan digunakan sebagai acuan, yang meliputi beberapa unsur

tingkah laku seperti: mengungkapkan cita rasa emosional secara terbuka (sedih,

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

34

senang, takut, dan sebagianya), cenderung sentimental, simpatik atau penuh

perasaan, lincah, dan demontratif. Alasan penggunaan pendapat Eysenck (1975)

karena memiliki aitem-aitem skala yang jelas dan teruji untuk menggambarkan

sifat ekspresif. Kelompok aspek dalam penelitian Allport (dalam Hall, 1993) tidak

digunakan karena merupakan hasil dari penelitian khusus mengenai konsistensi

gerakan ekspresif, sedangkan dalam penelitian ini karakteristik yang akan diukur

lebih mengarah pada pemikiran mengenai ungkapan cita rasa emosional secara

umum.

E. Pengaruh Sifat Sosiabel terhadap Loyalitas Peminat Perwakis

Pertunjukan wayang kulit lahir sebagai budaya Jawa yang mana dalam

pertunjukan ini orang-orang akan berkumpul di malam hari untuk menikmati

tontonan secara bersama-sama. Falsafah mengenai „mangan ora mangan sing

penting kumpul‟ yang berarti harus selalu membentuk hubungan dengan

berinteraksi dengan sesama dan juga memikul tanggungan satu sama lain,

merupakan gambaran sifat sosiabel (sociabillity) yang kental dalam budaya timur.

Orang-orang sosiabel suka melakukan hubungan dengan orang lain dengan

berinteraksi dan melakukan fungsi sosial (Eysenck, 1975).

Sifat sosiabel adalah sensitivitas rasa sosial. Karakteristik sifat sosiabel

yaitu: banyak teman, suka bergaul, menyukai kegiatan sosial, mudah beradaptasi

dengan lingkungan baru dan menyukai kegiatan ramah tamah (Eysenck, 1975).

Karakteristik loyalitas yaitu: melakukan pembelian secara teratur, membeli antar

lini produk atau jasa, mereferensikan kepada orang lain, dan menunjukkan

kekebalan terhadap tarikan pesaing (Griffin, 2009).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

35

Karakteristik „banyak teman‟ pada sifat sosiabel memiliki indikator seperti:

menyukai waktu ketika berada di kerumunan, suka bergaul dengan banyak orang

dan terhibur saat bersama teman-teman dekat. Dalam menonton Perwakis, para

peminat suka berkerumun bersama keluarga atau orang-orang dekat, atau juga

berkenalan secara langsung di tempat pertunjukan. Orang sosiabel berkerumun

dan membuat teman baru untuk dapat melakukan interaksi sosial sambil

menikmati pertunjukan. Karakteristik ini diperkirakan mampu mempengaruhi

loyalitas karena adanya keramaian pada saat Perwakis berlangsung tersebut akan

memberikan kesenangan pada orang-orang yang bersifat sosiabel sehingga akan

cenderung melakukan pembelian ulang atau menonton kembali.

Karakteristik „suka bergaul‟ pada sifat sosiabel memiliki indikator seperti:

menyukai humor berlebihan atau juga menertawakan satu sama lain, suka

bercerita dan membuat lelucon dalam kelompok teman, suka menghabiskan

malam dengan teman seperti menyanyi bersama atau menonton bersama. Dalam

konteks penelitian ini, para peminat Perwakis memiliki alasan utama untuk

menyukai Perwakis karena bentuk sajiannya yang menghibur, banyak humor

ringan juga ledekan-ledekan yang terselip dalam adegan-adegan wayang. Selain

itu, kisah-kisah dalam pewayangan sangat kental dengan budaya timur yang mana

pertemanan adalah hal yang sangat dijunjung. Dengan demikian peminat Perwakis

akan cenderung melakukan pembelian ulang karena apa yang disukai akan

didapatkan pada saat pertunjukan berlangsung.

Karakteristik „menyukai kegiatan sosial‟ pada sifat sosiabel memiliki

indikator seperti: ingin menjadi bagian dari kelompok - kelompok grup, suka

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

36

berpergian. Bagi anggota klub penggemar Perwakis, menyukai kegiatan sosial

menjadi salah satu model agenda yang telah dirancang. Para penggemar Perwakis

membuat kegiatan bersama seperti bakti sosial, penggalangan dana, nonton

bersama, dan sebagainya. Para penggemar cenderung memiliki jiwa berkelompok

dan bepergian, secara tidak langsung orang-orang dengan kebutuhan yang sama

terwadahkan dalam kelompok penggemar sehingga kecenderungan untuk

merangsang pembelian ulang selalu terkondisikan oleh keadaan kelompok.

Karakteristik „mudah beradaptasi‟ pada sifat sosiabel memiliki indikator

seperti: suka mencoba untuk berbicara atau bertanya kepada orang, santai dan

percaya diri ketika berada di tempat baru, senang mengenalkan diri pada orang-

orang sekitar. Orang-orang sosiabel dengan karakteristik ini berpotensi pada

loyalitas sebab akan terpengaruh dan terkondisikan oleh peminat yang mayoritas

kini cenderung memilih Perwakis. Kemampuan beradaptasi dapat membuat ia

merasakan kesenangan dari suasana yang dikondisikan Perwakis dan selanjutnya

dapat mereferensikan Perwakis pada orang lain.

Karakteristik „menyukai ramah tamah‟ pada sifat sosiabel memiliki

indikator seperti: suka berada di tempat yang mana dapat bertemu banyak orang

dan berbicara hal baru, suka membuat obrolan dalam waktu yang lama. Orang-

orang sosiabel yang memiliki karakter ramah tamah memiliki kemampuan untuk

berbicara dan membuat obrolan, sehingga bentuk Perwakis yang kini sedang

diminati akan menjadi bahan pembicaraan yang hangat untuk dibahas. Orang-

orang pecinta pertunjukan wayang yang menyukai kegiatan ramah tamah biasanya

tidak lepas untuk memperbincangkan Perwakis yang kini sedang naik daun,

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

37

orang-orang tersebut membahas bagaimana pertunjukannya bisa diminati, apa saja

kiat-kiat yang dilakukan KSN sehingga pertunjukannya mudah diterima, dan

sebagainya. Sehingga, dalam konteks loyalitas orang-orang tersebut sangat

berpotensi untuk melakukan referensi produk.

Berdasarkan penelitian Lau dan Ng (2001), kepribadian dan nilai yang lebih

berorientasi sosial akan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk

memegang niat WOM yang positif dan nantinya mengarah pada loyalitas.

Analisis mengenai hubungan sosial dapat digunakan untuk memahami bagaimana

pikiran orang lain memengaruhi sikap loyalitas konsumen (Russel, dkk., 2013).

F. Pengaruh Sifat Impulsif terhadap Loyalitas Peminat Perwakis

Orang-orang bersifat impulsif biasanya melakukan hal secara tiba-tiba tanpa

perencanaan dan tanpa mempertimbangkan akibat yang mungkin akan diterima

(Dickman, 1990). Sifat impulsif dalam penelitian ini disimpulkan sebagai

kecenderungan cepat mengambil tindakan atas rangsangan dan dorongan.

Karakteristik sifat impulsif yaitu: cenderung untuk bertindak mendadak, membuat

keputusan terburu-buru, sering bertindak terlebih dahulu, riang, dan tak terduga

(Eysenck, 1975). Loyalitas memiliki karakteristik: melakukan pembelian secara

teratur, membeli antar lini produk atau jasa, mereferensikan kepada orang lain,

dan menunjukkan kekebalan terhadap tarikan pesaing (Griffin, 2009).

Karakteristik „bertindak mendadak‟ pada sifat impulsif memiliki indikator

seperti: spontan dan tidak merencanakan terlebih dahulu sebelum melakukan

sesuatu, juga membuat keputusan dengan cepat. Orang-orang impulsif yang

bertindak mendadak akan lebih mudah untuk secara spontan melakukan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

38

pembelian. Misalnya seseorang peminat Perwakis dengan sifat impulsif ketika di

malam hari diajak untuk menonton wayang bersama, ia cenderung mau

menanggalkan pekerjaannya dan lebih memilih untuk pergi menikmati hiburan

dan melampiaskan kesenangannya. Orang yang cenderung bertindak mendadak

juga berpotensi pada pembelian antar lini produk, misalnya menyawer ketika ia

ingin memperlihatkan dirinya saat Perwakis berlangsung. Dengan menyawer

maka namanya akan dibacakan di panggung kemudian lagu yang diminta akan

dinyanyikan. Selain menyawer, orang-orang yang cenderung spontan dan

membuat keputusan yang cepat akan cenderung dapat mereferensikan produk

yang disukai secara mayoritas atau umum tanpa memikirkan pertimbangan yang

berlebih, seperti harga yang tinggi, antrian tanggal menanggap Perwakis yang

cukup padat dan sebagainya.

Karakteristik „lebih mengutamakan tindakan‟ pada sifat impulsif memiliki

indikator seperti: beranggapan membuat keputusan dengan benar, membeli barang

yang seharusnya tidak dibeli, mengutamakan kesenangan hidup tanpa berpikir

mendalam mengenai tindakan yang dilakukan. Para peminat Perwakis yang

memiliki sifat mengutamakan tindakan dan cenderung tidak berpikir panjang akan

cenderung berpotensi melakukan pembelian ulang terutama menonton secara

langsung maupun live streaming karena lebih mengutamakan kesenangan hidup.

Bagi orang impulsif, menonton hiburan menambah kesenangan hidup dan jika

diberi kesempatan lebih baik dilakukan sebelum menyesalinya. Orang yang

mengutamakan tindakan juga sering membeli barang yang seharusnya tidak

dibeli, contoh yang paling sering dilakukan penggemar adalah pembelian kuota

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

39

yang habis digunakan untuk menonton live streaming PWKS, pembelian produk

lain seperti kaos penggemar, stiker, tas, ataupun jaket juga dapat dilakukan oleh

orang-orang yang cenderung mengutamakan tindakan daripada berfikir panjang

dan merancang pembelian.

Karakteristik „terburu-buru‟ pada sifat impulsif memiliki indikator seperti:

melakukan tindakan tanpa pertimbangan kelebihan dan kekurangannya, dengan

cepat memutuskan suka atau tidak suka, juga menyukai hal-hal di mana individu

harus bertindak cepat. Jika banyak berpikir maka penanggap cenderung tidak

membeli Perwakis karena mahal, namun kenyataannya transaksi pembelian

banyak, dan hingga kini beberapa penanggap bersedia untuk antri mendapatkan

tanggal dari pihak Perwakis agar dapat dilaksanakan. Dengan demikian orang

yang cenderung terburu-buru dan tidak berpikir panjang memiliki potensi sebagai

pembeli secara terus menerus. Demikian juga bagi penontonnya, sifat yang

terburu-buru dan mudah memutuskan tanpa pertimbangan tentu dilakukan oleh

peminat Perwakis tanpa memikirkan resiko seperti meninggalkan keluarga di

malam hari ataupun ada pekerjaan di pagi hari.

Karakteristik riang pada sifat impulsif memiliki indikator seperti: suka

membicarakan barang-barang kesukaan, menyukai aktivitas yang mengalir begitu

saja daripada yang sudah direncanakan sebelumnya, menyukai kejutan menarik.

Karakteristik „riang‟ yang dimiliki oleh orang-orang impulsif memiliki

kecenderungan untuk terus melakukan pembelian ulang terhadap Perwakis. Orang

impulsif akan cenderung mengutamakan kesenangan daripada aktivitas yang

dirancang sedemikian rupa. Orang impulsif cenderung spontan untuk mencari

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

40

hiburan dan menambah kesenangan hidup, bertemu dangan teman-teman juga

menambah kenikmatan hidup dengan menikmati Perwakis. Orang-orang yang

riang juga senang untuk membicarakan barang kesukaannya. Sehingga jika ini

berupa produk maka orang-orang tersebut berpotensi sebagai pelaku WOM positif

atau mereferensikan pada orang lain mengenai Perwakis.

Karakteristik „tidak terduga‟ pada sifat impulsif memiliki indikator seperti:

mengubah keinginan dengan mudah, sering mengalami kebuntuan berpikir,

mudah terbawa oleh gagasan yang menarik, tidak sabar. Berdasarkan pengamatan

dan pembicaraan orang-orang yang menyukai pertunjukan wayang, Perwakis

dianggap sebagai salah satu pertunjukan wayang klasik namun inovatif dan

diminati. Dengan demikian individu pecinta pertunjukan wayang akan cenderung

menyukai ide-ide cerita pertunjukan yang disajikan oleh Perwakis. Orang-orang

yang memiliki sifat tidak sabar juga cenderung memilih Perwakis sebagai sajian

yang lengkap dengan aturan waktu yang pasti dan sesuai (tidak lebih tidak

kurang), dibandingkan dengan pertunjukan wayang klasik yang penuh makna

ataupun sastra yang tinggi yang cenderung menyelesaikan cerita dengan waktu

yang lama. Perwakis memiliki pembagian waktu yang tepat dengan gambaran

sebagai berikut: pada jam 21.30 – 23.00 adegan negara dan permasalahan, pukul

23.00-00.30 hiburan, pukul 00.30-02.00 atraksi permainan wayang dan isi cerita,

pukul 02.00-03.00 hiburan, pukul 03.00-04.00 penyelesaian masalah. Bagi orang

tidak sabar yang mengerti kemasan pertunjukan ini, akan cenderung memilih

menonton Perwakis dari pada menonton pertunjukan wayang lain yang

memberatkan makna, atau pertunjukan wayang lainnya lagi yang mengutamakan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

41

hiburan dibanding cerita. Dengan demikian, peminat yang impulsif yang tidak

terduga dapat berpotensi untuk melakukan pembelian ulang pada Perwakis yang

terkondisikan dengan banyaknya inovasi atau gagasan-gagasan menarik pada

pertunjukannya.

Gray (1987) menyatakan bahwa orang-orang impulsif mengalami kesulitan

untuk berhenti dan menyesuaikan aktivitas yang sedang berjalan. Choi dan Kim

(2004) meneliti tentang loyalitas pemain game online, dan hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa semakin impulsif pemain game maka ia akan semakin loyal

pada game tersebut. Ini berarti bahwa individu yang memiliki sifat impulsif

cenderung kesulitan untuk mengatur dan membatasi kegiatan yang sering

dilakukan terutama pada kesenangan sehingga diperkirakan mengarah pada

loyalitas.

G. Pengaruh Sifat Ekspresif terhadap Loyalitas Peminat Perwakis

Para maniak yang menaruh minatnya terhadap sesuatu dalam tingkat

ekstrem seperti penggemar kendaraan khusus dengan berbagai aksesorisnya, atau

penggemar sepak bola yang biasanya senang berteriak, menata rambut, merias

muka, membeli aksesori dan properti untuk melampiaskan sifat ekspresif dalam

dukungan di lapangan, akan cenderung setia pada objek kesayangan (Schiffman

dan Kanuk, 2000). Orang-orang yang ekspresif cenderung mudah menunjukkan

emosinya secara lahiriah (Kring dan Smith, 1994). Penonton pertunjukan wayang

sejak dahulu kala merupakan orang-orang ekspresif dan telah digambarkan dalam

sastra Arjunawiwaha bahwa orang yang menonton wayang, menangis, terpesona

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

42

dan sedih meskipun tahu bahwa yang ditonton hanyalah kulit yang dipahat

(Haryanto, 1988).

Sifat ekspresif yaitu kecenderungan mengungkapkan cita rasa emosional

secara terbuka. Karakteristik sifat ekspresif yaitu: terbuka (mengungkapkan sedih,

senang, takut, dan sebagianya), cenderung sentimental, simpatik atau penuh

perasaan, lincah, dan demontratif (Eysenck, 1975). Loyalitas memiliki

karakteristik: melakukan pembelian secara teratur, membeli antar lini produk atau

jasa, mereferensikan kepada orang lain, dan menunjukkan kekebalan terhadap

tarikan pesaing (Griffin, 2009).

Karakteristik „terbuka‟ pada sifat ekspresif memiliki indikator seperti:

mudah tertawa dengan keras saat menyaksikan atau mendengar hal lucu dalam

pertunjukan atau drama, memperlihatkan raut muka yang menggambarkan

keadaan hati, secara spontan mengatakan kata-kata kasar saat merasa kesal.

Orang-orang ekspresif yang cenderung memiliki karakteristik terbuka akan

dengan mudah menggambarkan keadaan hati. Keterbukaan ini dapat memberikan

pancingan pada orang lain untuk tertarik dan menyukai apa yang ia sukai. Orang-

orang seperti ini harus dibuat senang hatinya sehingga ia akan memberikan

dampak baik dan melakukan WOM positif untuk mereferensikan produk. Orang-

orang ekspresif biasanya juga berkomentar pada live streaming dengan emoticon

menunjukkan kepuasannya. Jika konsumen puas maka hal ini akan sangat

berdampak baik bagi perusahaan karena kepuasannya secara otomatis

memberikan energi untuk menonton kembali. Dengan demikian Perwakis yang

dapat menghibur juga menenggelamkan penonton pada cerita terutama bagi para

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

43

penonton yang ekspresf, tidak perlu merayu atau mempromosikan kembali, hanya

saja Perwakis harus mempertahankan kualitasnya.

Karakteristik „sentimental‟ pada sifat ekspresif memiliki indikator seperti:

mudah marah namun hanya sesaat, mudah kesal saat melihat hal-hal yang idak

disukai, cenderung melebih-lebihkan. Orang-orang yang sentimental dapat

dimanfaatkan sebagai promotor handal untuk memperluas pembelian produk.

Orang sentimental mudah kesal saat melihat hal yang tidak disukai namun

sebaliknya akan cenderung melebih-lebihkan terhadap kesenanganya atau apa

yang disukainya. Salah satu pengamatan yang dilakukan peneliti, bahwa peminat

Perwakis memiliki standar kualitas lengkap layaknya Perwakis, sehingga di

pertunjukan wayang lain, peminat Perwakis dengan mudah meremehkan dan

mengatakan jelek atau tidak menarik. Orang-orang ini memiliki kekebalan

terhadap produk pesaing karena standar kualitas dan kesenangan hanya terwujud

pada produk Perwakis saja, sehingga pertunjukan wayang lain pun menjadi

dianggap memiliki kualitas di bawah Perwakis.

Karakteristik „simpatik‟ pada sifat ekspresif memiliki indikator seperti:

mudah terbawa perasaan dan meneteskan air mata saat tersentuh atau bersedih,

mudah memberi tahu teman ketika melakukan kesalahan. Pada karakteristik ini,

kemampuan Perwakis untuk membuat penonton terhanyut pada cerita akan

membuat orang-orang ini dapat melampiaskan perasaannya. Pada kisah-kisah

kerakyatan Perwakis cenderung memberatkan hiburan dan kerakyatan, namun di

cerita perang Baratayuda, Perwakis memberikan sajian yang menitikberatkan pada

cerita, drama dan perasaan sedih, tegang, haru dan sebagainya. Oleh karenanya,

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

44

Perwakis memberikan kepuasan pada orang-orang sentimental sehingga secara

pribadi mereka senang untuk menonton kembali. Orang-orang simpatik juga

berperan sebagai promotor produk, sebab cenderung tidak ingin kerabat atau

kelompoknya rugi dalam menonton wayang dengan biaya yang besar. Dengan

demikian pandangan terhadap Perwakis yang memberikan kepuasan pada

perasaannya akan membuat ia mereferensikan produk terhadap kerabat.

Karakteristik „lincah‟ pada sifat ekspresif memiliki indikator seperti: tidak

malu untuk tampil, percayadiri, memiliki anggapan harus bergembira dan

bersenang-senang sebelum mati. Peminat Perwakis dalam kategori maniak artinya

sebagai anggota PWKS yang mengutamakan digelarnya Perwakis secara terus

menerus adalah para ekspresif yang tergolong lincah. Orang-orang yang

cenderung lincah dapat menunjukkan loyalitas dengan kehadiran yang terlihat

dengan menonton di atas panggung, membantu kebutuhan-kebutuhan mendadak

di panggung. Peminat Perwakis yang tergolong lincah cenderung percaya diri dan

mengutamakan kegembiraan untuk bergabung dengan kelompok dan

mempromosikan Perwakis. Orang-orang ekspresif yang lincah sangat berpotensi

untuk malakukan pembelian ulang, membeli produk lini Perwakis, mereferensikan

produk, juga menujukkan kekebalan terhadap produk pesaing.

Karakteristik „demonstratif‟ pada sifat ekspresif memiliki indikator seperti:

suka bermain „caci-maki‟ atau „saling mengejek‟ dengan teman-teman, mudah

untuk mendiskusikan masalah pribadi, menyukai inovasi. Sifat ekspresif dalam

karakteristik domonstartif digambarkan memiliki sifat suka berpendapat, mudah

menceritakan masalah, dan menyukai inovasi. Maka orang-orang dengan sifat

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

45

seperti ini akan menyukai humor-humor ringan dalam Perwakis juga bentuk kritik

yang sering disampaikan KSN sebagai dalang mewakili pesan masyarakat

terhadap pemerintah. Kesesuaian akan bentuk demonstratif pada Perwakis dengan

diriya secara pribadi akan membuat kepuasan yang berakhir pada pembelian

ulang. Orang-orang demonstratif yang kritis juga dengan mudah menyampaikan

alasan kekebalannya terhadap produk pesaing, dan cenderung bertahan pada

produk yang memberikan kesenangan pada dirinya.

Menurut Dick dan Basu (1994) konsumen yang fungsi dominannya

bermanifestasi sebagai komponen emosional (yakni nilai-ekspresif atau

egodefensif) cenderung menunjukkan kesetiaan yang lebih nyata yaitu sikap dan

perilaku loyalitas, daripada konsumen yang fungsi utamanya tidak bergantung

pada emosi yaitu pengetahuan dan utilitarian. Ekspresifitas nilai memiliki

hubungan dengan kesetiaan emosional (loyalitas) karena keterikatan emosional

yang dimiliki konsumen terhadap objek tertentu (Tajfel, 1972). Temuan Russel,

dkk (2013) menggarisbawahi mengenai perusahaan butuh untuk menciptakan nilai

emosional (ekspresif) bagi konsumen ketika loyalitas merupakan hasil bisnis yang

penting bagi perusahaan tersebut.

H. Pengaruh Sifat Sosiabel, Impulsif, dan Ekspresif secara Bersama-sama

terhadap Loyalitas Peminat Perwakis

Berdasarkan penelitian Lau dan Ng (2001), kepribadian dan nilai yang lebih

berorientasi sosial akan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk

memegang niat WOM yang positif dan nantinya mengarah pada loyalitas. Secara

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

46

garis besar peminat Perwakis yang memiliki kebutuhan berinteraksi dengan

sesama teman akan cenderung melakukan pembelian secara teratur dan senang

untuk kembali datang menonton Perwakis. Para penggemar yang suka bergaul

juga cenderung mencari berbagai kegiatan untuk dapat berinteraksi, sehingga

memiliki ketertarikan untuk terus menonton Perwakis. Orang-orang dengan sifat

sosiabel yang menyukai kegiatan ramah tamah biasanya senang berkumpul dan

menikmati humor-humor ringan, membicarakan dan membahas sesuatu seperti

kesukaan bersama-sama, memberi referensi dan merekomendasi, hal ini

berkenaan dengan salah satu karakteristik loyalitas yaitu mereferensikan pada

orang lain. Dengan demikian penggemar dengan sifat sosiabel diprediksikan akan

cenderung loyal dan menyukai kehadiran juga keberlanjutan Perwakis.

Choi dan Kim (2004) meneliti tentang loyalitas pemain game online, dan

hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semakin impulsif pemain game maka ia

akan semakin loyal pada game tersebut. Seperti halnya pemain video game,

semakin impulsif pemain maka semakin besar loyalitas dan keinginannya untuk

bertahan menjadi pemain agar mendapatkan reward atau hadiah untuk menunjang

kesenangannya bermain game di level selanjutnya. Demikian pula para

penggemar Perwakis yang menyukai pertunjukan wayang sebagai pelampiasan

kesenangannya, ketika keinginannya untuk sekedar mencari kesenangan dapat

terpenuhi dengan bertemu dalang atau sinden idola atau mencari hiburan canda

dan tawa oleh pelawak, maka mereka akan cenderung loyal untuk menonton

kembali. Penggemar Perwakis dengan sifat impulsif yang selalu terburu-buru

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

47

biasanya cepat untuk mengambil keputusan dengan referensi singkat dengan dasar

membuat mereka senang.

Tajfel (1972) menuliskan bahwa ekspresifitas memiliki hubungan dengan

kesetiaan emosional (loyalitas) karena keterikatan emosional yang dimiliki

konsumen terhadap sekelompok orang tertentu. Penelitian Dick dan Basu (1994)

menyebutkan konsumen yang fungsi dominannya bermanifestasi sebagai

komponen emosional (yakni nilai-ekspresif atau egodefensif) cenderung

menunjukkan kesetiaan yang lebih nyata yaitu sikap dan perilaku loyalitas,

daripada konsumen yang fungsi utamanya tidak bergantung pada emosi yaitu

pengetahuan dan utilitarian. Dalam Perwakis, penggemar yang mengatas namakan

dirinya sanggota klub biasanya mengekspresikan diri secara terbuka, seperti

mengenakan kaos atau asesoris lain untuk memperlihatkan identitasnya sebagai

anggota kelompok saat menonton Perwakis. Dengan demikian orang-orang yang

mengkspresikan dirinya secara terbuka cenderung melakukan karakteristik

loyalitas salah satunya membeli lini produk atau jasa. Para penggemar yang

ekspresif juga cenderung memperlihatkan raut muka sesuai pesan ekspresi yang

disampaikan dalam pertunjukan, bahkan dapat menunjukkan sentimental dengan

berkomentar dengan suara keras di tengah adegan pertunjukan wayang baik itu

kekecewaan atau kesukaan. Para penggemar tersebut juga dapat tertawa terbahak-

bahak. Penggemar cenderung bersifat sentimental akan cenderung setia menonton

atau pada karakteritik loyalitas disebut dengan melakukan pembelian ulang.

Penggemar yang ekpresif yang cenderung lincah biasanya menjadi orang-orang

yang dikenal dalam kelompok penggemar sehingga akan menunjukkan

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

48

kesetiaannya pula terhadap Perwakis dan memiliki kekebalan dari produk pesaing.

Penggemar dengan sifat ekspresif yang cenderung demontratif menuliskan

komentar, usulan pada live streaming sehingga cenderung lebih sering untuk

menonton kembali, juga membicarakannya pada orang lain termasuk

mereferensikan produk.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka diketahui sifat sosiabel diprediksikan

mempengaruhi loyalitas peminat Perwakis, sifat impulsif mempengaruhi loyalitas

peminat Perwakis, sifat ekspresif mempengaruhi peminat Perwakis. Sehingga

setiap variabel independen memiliki pengaruh masing-masing terhadap loyalitas

peminat Perwakis sebagai variabel dependen. Apabila setiap variabel independen

memiliki pengaruh terhadap variabel dependen, maka diperkirakan ketiga

prediktor tersebut memiliki pengaruh secara simultan terhadap kriterium. Artinya

sifat sosiabel, sifat impulsif, dan sifat ekspresif memiliki pengaruh secara

bersama-sama terhadap loyalitas peminat Perwakis.

I. Landasan Teori

Loyalitas merupakan kunci untuk mencapai kesuksesan perusahaan.

Bagaimanapun, biaya melayani konsumen loyal akan lebih murah dari pada

mencari konsumen baru. Konsumen yang loyal bisa jadi membayar harga yang

lebih mahal dan mampu mempromosikan perusahaan kepada orang lain (word of

mouth) sehingga mengurangi biaya pemasaran dan diuntungkan dengan

meluasnya pelanggan (Reinartz dan Kumar, 2012). Loyalitas sebagai kondisi di

mana pelanggan memiliki sikap positif terhadap suatu objek, mempunyai

komitmen pada objek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

49

mendatang (Mowen dan Minor, 1998). Karakteristik loyalitas menurut Griffin

(2009) antara lain: melakukan pembelian secara teratur, membeli di luar lini

produk/jasa, mereferensikan kepada orang lain, dan menunjukan kekebalan dari

daya tarik pesaing (tidak mudah terpengaruh oleh daya tarik produk sejenis dan

pesaing). Baker dan Susan (2008) menuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi

loyalitas salah satunya adalah individual personality, yang mana setiap orang akan

menentukan perilakunya ketika dihadapkan pada situasi yang sama. Disebutkan

bahwa keberagaman sifat dalam kepribadian konsumen akan memperlihatkan

berbagai macam variasi persepsi, sehingga ketika konsumen dihadapkan pada

situasi yang sama setiap konsumen akan memperlihatkan kepribadian mereka.

Dengan demikian ragam sifat kepribadian setiap orang akan menunjukkan

tingkatan loyalitas yang berbeda satu sama lain.

Sifat-sifat seperti apa yang dapat mempengaruhi loyalitas peminat

pertunjukan wayang akan dilihat dari fungsi pertunjukan wayang. Menurut

Kayam (2001), sejak Orde Baru seni pertunjukan diotoritaskan sebagai tontonan,

tuntunan, dan tatanan. Namun kini pertunjukan sebagai industri lebih mengarah

pada fungsi tontonan atau hiburan. Menurut Soetarno dalam Sutino (2009),

didapatkan mengenai ketertarikan utama orang menonton wayang pada generasi

masa kini cenderung mengarah pada tontonan, yang mana mereka datang pada

pertunjukan wayang untuk sarana berkumpul, mencari hiburan dan

mengekspresikan kesenangan. Dengan demikian sifat kepribadian yang digunakan

dalam pelitian ini adalah sifat yang sejalan dengan kecenderungan senang

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

50

berkumpul yaitu sifat sosiabel, mencari hiburan atau kesenangan yaitu sifat

impulsif, dan mengekspresikan diri yaitu sifat ekspresif.

Sifat sosiabel adalah sensitivitas rasa sosial. Karakteristik sifat sosiabel

yaitu: banyak teman, suka bergaul, menyukai kegiatan sosial, mudah beradaptasi

dengan lingkungan baru dan menyukai kegiatan ramah tamah (Eysenck, 1975).

Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas adalah kepribadian individu

(Susan dan Baker, 2008) dalam hal ini adalah sifat sosiabel yang mana apabila

sifat konsumen lebih berorientasi sosial akan cenderung senang berkumpul dan

membicarakan produk dengan orang lain, hal ini terkait dengan karakteristik

loyalitas pertama dan ketiga yaitu melakukan pembelian ulang dan

mereferensikan produk.

Sifat impulsif adalah kecenderungan cepat mengambil tindakan atas

rangsangan dan dorongan. Karakteristik sifat impulsif yaitu: cenderung untuk

bertindak mendadak, membuat keputusan terburu-buru, sering bertindak terlebih

dahulu, riang, mudah berubah dan tak terduga (Eysenck, 1975). Salah satu faktor

yang mempengaruhi loyalitas adalah kepribadian individu (Susan dan Baker,

2008) dalam hal ini adalah sifat impulsif dalam arti cenderung bertindak

mendadak dan mengutamakan tindakan, berpotensi untuk menjadi peminat yang

loyal terutama pada karakteristik pembelian antar lini produk atau jasa.

Penggemar Perwakis dengan sifat impulsif yang selalu terburu-buru biasanya

cepat untuk mengambil keputusan dengan referensi singkat dengan dasar

membuat mereka senang. Orang impulsif yang riang dan mengutamakan

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

51

kesenangannya diperkirakan cenderung loyal dalam arti melakukan karakteristik

pembelian ulang.

Sifat ekspresif adalah kecenderungan mengungkapkan cita rasa emosional

secara terbuka. Karakteristik sifat ekspresif yaitu: terbuka (mengungkapkan sedih,

senang, takut, dan sebagianya), cenderung sentimental, simpatik atau penuh

perasaan, lincah, dan demontratif (Eysenck, 1975). Salah satu faktor yang

mempengaruhi loyalitas adalah kepribadian individu (Susan dan Baker, 2008)

dalam hal ini adalah sifat ekspresif yang mana keterbukaan sesorang akan

emosionalnya yang mengarah pada kecintaannya pada sesuatu dapat mengarah

pada kesetiaan atau loyalitas. Orang-orang yang mengkspresikan dirinya secara

terbuka cenderung melakukan karakteristik loyalitas salah satunya membeli lini

produk atau jasa. Para penggemar cenderung bersifat sentimental akan cenderung

setia menonton atau pada karakteritik loyalitas disebut dengan melakukan

pembelian ulang. Penggemar yang ekpresif yang cenderung lincah biasanya

menjadi orang-orang yang dikenal dalam kelompok penggemar sehingga akan

menunjukkan kesetiaannya pula terhadap Perwakis dan memiliki kekebalan dari

produk pesaing. Selain itu, penggemar dengan sifat ekspresif yang cenderung

demontratif seperti menaruh komentar atau usulan akan cenderung setia untuk

menonton, dan juga membicarakannya pada orang lain termasik mereferensikan

produk.

Sifat sosiabel, sifat impulsif, dan sifat ekspresif, berdasarkan penelitian-

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, masing-masing diprediksikan

memiliki pengaruh yang positif terhadap loyalitas. Pengaruh sifat sosiabel

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

52

terhadap loyalitas dituliskan oleh Lau dan Ng (2001), bahwa kepribadian dan

nilai yang lebih berorientasi sosial memiliki kecenderungan yang lebih besar

untuk memegang niat WOM yang positif dan nantinya mengarah pada loyalitas.

Russel dkk (2013) juga menuliskan analisis mengenai hubungan sosial dapat

digunakan untuk memahami bagaimana pikiran orang lain memengaruhi sikap

loyalitas konsumen. Pengaruh sifat impulsif terhadap loyalitas dituliskan oleh

Choi dan Kim (2004) dalam penelitiannya tentang loyalitas pemain game online,

yang menunjukkan bahwa semakin impulsif pemain game maka ia akan semakin

loyal pada game tersebut. Ini berarti bahwa individu yang memiliki sifat impulsif

cenderung kesulitan untuk mengatur dan membatasi kegiatan yang sering

dilakukan terutama kesenangan sehingga diperkirakan mengarah pada loyalitas.

Selanjutnya, pengaruh sifat ekspresif terhadap loyalitas dituliskan oleh Dick dan

Basu (1994) bahwa konsumen yang fungsi dominannya bermanifestasi sebagai

komponen emosional (yakni nilai-ekspresif atau egodefensif) cenderung

menunjukkan kesetiaan yang lebih nyata yaitu sikap dan perilaku loyalitas,

daripada konsumen yang fungsi utamanya tidak bergantung pada emosi yaitu

pengetahuan dan utilitarian. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dapat

diketahui bahwa ketiga variabel independen memiliki pengaruh masing-masing

terhadap variabel dependen. Selanjutnya dalam penelitian ini akan diuji pengaruh

ketiga variabel independen tersebut yaitu sifat sosiabel, sifat impulsif dan sifat

ekspresif terhadap loyalitas sebagai variabel dependen secara bersama-sama.

Sehingga berdasarkan uraian di atas maka kerangka teori yang diajukan sebagai

berikut:

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

53

Gambar1. Dinamika Hubungan Antar Variabel

Keterangan gambar :

Prediktor : sifat sosiabel, sifat impulsif, sifat ekspresif

Kriterium : loyalitas peminat Perwakis

a : menunjukkan hubungan X1, X2, X3 dengan Y secara simultan.

b : menunjukkan hubungan mana yang lebih kuat; X1-Y, X2-Y, X3-Y.

Sifat Sosiabel

- banyak teman

- suka bergaul

- menyukai kegiatan

sosial

- mudah beradaptasi

- menyukai ramah

tamah Loyalitas Peminat

Perwakis

- melakukan pembelian

secara teratur

- membeli di luar lini

produk atau jasa

- mereferensikan kepada

orang lain

- menunjukkan kekebalan

dari produk sejenis dan

pesaing

PREDIKTOR

KRITERIUM

Sifat Impulsif

- mendadak

- lebih mengutamakan

tindakan

- terburu-buru

- riang

- tidak terduga

Sifat Ekspresif

- terbuka

- sentimental

- simpatik

- lincah

- demonstratif

a

b

b

b

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Peminat Pertunjukan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3674/3/BAB II.pdf · paling penting hasilnya merupakan proses pembuatan keputusan secara

54

J. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini yaitu:

1. Hipotesis mayor: sifat sosiabel, sifat impulsif dan sifat ekspresif secara

simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas peminat

Perwakis.

2. Hipotesis minor: sifat ekspresif memiliki pengaruh yang lebih

meyakinkan terhadap loyalitas peminat Perwakis dibandingkan sifat

sosiabel dan sifat impulsif.