bab ii tinjauan pustaka a. kajian teori - …€¦dan pengembang program-program pembelajaran yang...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Belajar
Belajar adalah merupakan kegiatan sehari-hari. Belajar adalah suatu proses
yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,
kegiatan belajar yang berupa perilaku kompleks itu telah lama menjadi objek
penelitian ilmuwan. Karena kompleksnya masalah belajar, banyak sekali teori
yang berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi (Miarso,
2004:550).Meskipun banyak teori belajar, namun ada kesamaan umum dalam
mendefinisikan belajar. Empat rujukan yang terkandung dalam definisi belajar
adalah: a) adanya perubahan atau kemampuan baru; b) perubahan atau
kemampuan baru itu tidak berlangsung sesaat, tetapi menetap dan dapat disimpan
(permanen); c) perubahan atau kemampuan baru tidak hanya timbul karena
adanya usaha; dan d) perubahan atau kemampuan baru tidak hanya timbul karena
faktor pertumbuhan (Miarso, 2004:550-551). Para guru perancang pembelajaran
dan pengembang program-program pembelajaran yang profesional perlu memilih
teori belajar yang relevan dan tepat untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
yang akan dikembangkan.
Galloway dalam Sukamto (1997:27) mmmengemukakan pendapat yang sama
yaitu belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-
pengalaman sebelumnya.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang merupakan pola
baru dari reaksi berupa kepandaian, kecakapan, sikap, kebiasaan atau suatu
pengertian yang dihasilkan dari proses terjadinya hubungan antara stimulus
dengan unsur di luar individudan potensi yang dimiliki oleh individu itu sendiri.
2. Teori Belajar Kognitivisme
a. Teori Belajar Ausubel
Ausubel berpendapat pembelajaran haruslah bermakna. Pembelajaran
bermakna dapat diartikan sebagai suatu proses mengkaitkan informasi baru pada
konsep-konsepyang relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang.
Ausubel menyatakan bahwa belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua dimensi.
Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran
disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua
menyangkut cara siswa mengkaitkan informasi dengan struktur kognitif yang
dimiliki oleh siswa. Bermakna disini adalah apabila siswa mampu mengkaitkan
informasi baru ke dalam konsep yang relevan pada struktur kognitif yang ada
sebelumnya (Dahar, 1989).
Tiga kondisi yang diperlukan dalam belajar bermakna yaitu: 1) materi yang
harus dipelajari oleh siswa harus konseptual, jelas dan disajikan dengan bahasa
dan contoh-contoh yang dapat diterima sesuai deangan pengetahuansiswa
sebelumnya; 2) siswa harus memiliki pengetahuan yang relevan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pengetahuan yang akan diperoleh; 3) siswa harus memilih cara belajar penuh arti.
Satu syarat terakhir guru hanya memiliki kontrol secara tidak langsung yaitu
memotivasi siswa untuk belajar dengan mencoba memasukkan makna-makna
baru ke dalam pengetahuan mereka, bukan hanya sekedar menghafal definisi
konsep. Gagasan yang relevan dalam hal ini harus memperhakat pengalaman,
tingkat perkembangan, intelegensia dan usia anak.
b. Teori Belajar Gagne
Gagne dalam Indrawati (2001:35) menyatakan hasil-hasil belajar yang
diharapkan dapat tercapai bila dalam pembelajaran kondisi internal dan eksternal
yang diciptakan oleh guru berhasil. Kondisi internal berupa pernyataan-
pernyataan internal siswa dan proses kognitif, hasil belajar yang diharapkan
adalah informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sikap
dan teknik kognitif.Guru harus mengetahui struktur kognitif anak dan teknik
untuk memproses informasi baru dalam kondisi interna. Sebaliknya dalam kondisi
eksternal, tujuan belajar harus jelas dan materi baru disajikan secara bermakna
sehingga siswa dapat memprosesnya. Ketrampilan intelektual memungkinkan
seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol
atau gagasan-gagasan. Ketrampilan motorik adalah kemampuan untuk
memperagakan kegiatan-kegiatan fisik dan keterampilan intelektual (Dahar, 1989)
c. Teori Belajar Piaget
Piaget dalam Dahar (1989:152) memandang bahwa perkembangan kognitif
sebagai suatu proses ketika anak secara aktif membangun sistem makna dan
pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
mereka. Pemikiran Piaget tentang rekontruksi pengetahuan individu adalah proses
belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi dan
keseimbangan kognitif. Asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian)
informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa.
Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi baru. Sedangkan
keseimbangan kognitif adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi
dan akomodasi.
Menurut Piaget, paling sedikit ada empat faktor utama yang mempengaruhi
perkembangan kognitif anak, yaitu: (1) perkembangan organik dan perkembangan
fisik; (2) latihan dan pengalaman; (3) interaksi sosial dan transmisi; (4) ekuilibrasi
dan mekanismeny. Faktor yang paling penting dari keempatnya adalah faktor
ekuilibrasi dan mekanismenya, dalam proses ini anak senantiasa dituntut untuk
mengembangkan pemikiran dan pengetahuannya (Suparno, 2001). Menurut
Piaget, setiap individu mengalami tingkat-tingkat perkembangan intelektual
sebagai berikut:
1) Periode sensori motor (0-2 tahun)
Pada periode ini anak mengatur alamnya dengan indra-indranya (sensori) dan
tindakan-tindakannya (motor). Konsep-konsep yang tidak ada pada waktu
lahir seperti konsep-konsep ruang, waktu, berkembang dan tercermin ke
dalam pola-pola perilaku anak.
2) Periode pra-operasional (2-7 tahun)
Periode ini disebut pra-operasional, karena pada umur ini anak belum mampu
melaksanakan operasi-operasi mental.anak pada tingkat pra-operasional tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dapat berpikir reversible, mempunyai sifat egosentris yaitu sulit untuk
menerima pandapat orang lain serta lebih menfokuskan diri pada aspek status
tentang suatu peristiwa daripada transformasi dari suatu keadaan kepada
keadaan lain.
3) Periode operasional konkret (7-11 tahun)
Periode ini merupakan permulaan proses berfikir rasional yang berarti anak
memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya pada masalah-
masalah konkret. Bila menghadapi suatu pertentangan antara pikiran dan
persepsi, anak dalam periode ini memilih pengambilan keputusan secara
logis.
4) Periode operasional formal (lebih dari 11 tahun)
Pada periode ini anak akan dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya
untuk membantu operasi-operasi yang lebih kompleks dan mempunyai
kemampuan untuk berfikir abstrak.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kemampuan yang harus dimiliki
oleh siswa yang dapat mencerminkan pengawasan konsep IPA adalah meliputi
kemampuan intelektual, mengklasifikasi, menghubungkan, menganalisis dan
menerapkan konsep yang diajarkan untuk memecahkan masalah, soal, atau
kejadian.
Siswa SMA atau yang sederajatnya menurut Piaget masuk ke dalam
perkembangan kognitif pada tahap operasional formal karena berada pada rentang
umur 11 atau 12 sampai 18 tahun. Usia 11-18 tahun anak telah dapat dikatakan
menginjak usia remaja. Tahap operasional formal merupakan tahap terakhir dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
perkembangan kognitif Piaget. Anak pada tahap operasional formal telah mampu
berpikir secara logis, berpikir teoritis formal berdasarkan preposisi-preposisi dan
hipotesis, serta dapat mengambil keputusan lepas dari yang diamati saat itu. Anak
dapat berpikir abstrak dan dapat berpikir tidak hanya terikat oleh tempat dan
waktu tetapi dapat pula berpikir mengenai sesuatu yang akan datang karena
mampu berhipotesis (Suparno, 2001:26)
d. Teori Belajar Jerome Bruner
Teori belajar Jerome Bruner menekankan bahwa dalam belajar yang
terpenting adalah cara-cara bagaimana orang memilih, mempertahankan dan
mentranformasikan informasi secara aktif. Lebih jauh Bruner mengemukakan
bahwaoses itu belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung dalam waktu
bersamaan. Ketiga proses itu adalah: (1) Memperoleh informasi baru, (2)
Tranformasi informasi, dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Menurut Bruner dalam Ratna Wilis Dahar (1989:106) dikatakan bahwa: “We
teach a subject not to produce little living libraries on that rather to get a student
to think mathematicallyfor himself, to consider matters as an historian does, to
take part in the process of knowledge-getting. Knowing is a process, not a
product”.
Ungkapan itu dapat dijabarkan: Dalam mengajarkan sains misalnya, kita
bukan akan mengahsilkan catatan-catatan tentang sains melainkan kita ingin
mengarahkan siswa agar berfikir secara matematis, berperan dalam proses
perolehan pengetahua. Mengetahui itu suatu proses, bukan suatu produk. Lebih
lanjut Bruner mengungkapkan bahwa belajar bermakna hanya dapat terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
melalui belajar penemuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan
akan bertahan lama dan mempunyai efek transfer lebih baik. Belajar penemuan
meningkatkan penalaran dan kemampuan fikir secara beas dan melatih
ketrampilant kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah.
3. Proses Belajar Mengajar Biologi
Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau
unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling
berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman,
2000: 5).Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini
sesuai dengan yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami proses
belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya,
keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa,
dari tidak mengerti menjadi mengerti. (dalam Usman, 2000: 5).
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggungjawab
moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam
kegiatan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan
anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.Proses belajar
mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan
guru sebagai pemegangn peran utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi eduaktif untuk mencapai
tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar yang
sedang dilaksanakan (Usman, 2000: 4).
4. Metode Pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning)
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang ditempuh oleh guru dan
siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional
tertentu (Sagala, 2009: 69).Menurut Muhibin Syah (2004: 139) pendekatan
pembelajaran didefinisikan sebagai segala cara atau seperangkat langkah
operasional yang direkayasa untuk memecahkan atau mencapai tujuan belajar
dalam menunjang efektifitas dan efisensi proses pembelajaran.Contextual
Teaching and Learning (CTL) disebut juga pembelajaran kontekstual merupakan
suatu pendekatan yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya
dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa dapat menerapkannya
dalam kehidupan nyata (Sanjaya, 2008: 109).
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya denga
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (Wenno, 2008: 12).Hanafiah dan Cucu S. (2009: 67) mendefinisikan
CTL sebagai suatu proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk
membelajarkan siswa dalam memahami bahan ajar secara bermakna (meaningfull)
yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan
lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi, maupun kultural.Menurut Johnson
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
(2007: 35) Pembelajaran dan pengajaran kontekstual melibatkan para siswa dalam
aktivitas penting yang membantu pelajaran akademis dengan konteks
kehidupanre nyata yang mereka hadapi sehingga menemukan makna atas apa
yang dipelajari.
Berdasarkan pengertian di atas, ada tiga konsep pembelajaran kontekstual.
Pertama, CTL metenekankan pada keterlibatan siswa untuk mencari dan
menemukan materi melalui pengalaman secara langsung. Kedua, CTL
mendorong siswa menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan
situasi kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa menerapkan materi yang
dipelajari dalam kehidupan nyata (Sanjaya, 2008: 109-110).Pembelajaran
menggunakan model Contekstual Teaching Learning (CTL) pada materi sistem
peredaran darah manusia dapat dilakukan pada siswa SMA karena sudah memiliki
kemamppuan kognitif secara simultan maupun berurutan. Inkuiri bebas
termodifikasi dan Inkuiri terbimbing merupakan metode yang dapat diterapkan
untuk membantu model CTL. Pertimbngannya adalah siswa SMA (usia 15-18
tahun) sudah dapat melakukan analisis dan berpikir abstrak dan logis dengan
menggunakan pola pikir, mengkaitkan konsep-konsep serta bekerja secara
sistematis dan efektif serta dapat memadukan antara faktor internal dan eksternal.
a. Karakteistik dalam CTL
CTL memiliki beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.Menurut Sanjaya (2008:110) terdapat lima
karakteristik dalam CTL yaitu:1)Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan
yang sudah dimiliki oleh peserta didik.2)Belajar dalam rangka memperoleh dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
menambah pengetahuan baru dengan cara deduktif yaitu pembelajaran dimulai
dengan mempelajari secara keseluruhan menuju ke bagian-bagian
khusus.3)Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman siswa.4)Pengetahuan
dan pengalaman yang diperoleh harus diaplikasikan dalam kehidupan
siswa.5)Adanya refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan.
b. Prinsip dalam CTL
Pembelajaran kontekstul memiliki 3 prinsip melandasi pelaksanaan proses
pembelajaran.Menurut Johnson (2007:69-85) ketiga prinsip tersebut antara lain
kesaling-bergantungan/intedependensi (prinsip ini mengajak para pendidik untuk
mengenali keterkaitan mereka dan bekerja sama dengan pendidik lain,peserta
didik,masyarakat,dan lingkungannya).Prinsip perbedaan/diferensiasi (mendorong
peserta didik menghasilkan keberagaman,perbedaan,dan keunikan).Prinsip
pengaturan diri (proses pembelajaran diatur,dipertahankan,dan disadari oleh
peserta didik sendiri dalam rangka mengeluarkan seluruh potensinya).
c. Komponen dalam CTL
Menurut Sanjaya (2008:118-123) pembelajaran CTL mempuyai tujuh
komponen yaitu:konstruktivisme (constructivism),menemukan (inquiri),bertanya
(questioning),masyarakat belajar (learning community),pemodelan
(modeling),refleksi (reflection),dan penilaian yang sebenarnya (authentic
assesment).
1) Konstruktivisme (constructivism)
Konstruktivisme adalah teori belajar yang ,menyatakan bahwa pengetahuan
yang di bangun siswa sedikit demi sedikit dari pengalaman-pengalaman baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
melalui penemuan dan mentransformasikan informasi ke dalam situasi lain
secara kontekstual.Bukan sekedar menerima pengetahuan sebab siswa sebagai
pusat dalam pembelajaran. Pewmbelajaran konstruktivisme berfokus pada
proses menyusun arti, baik dari sudut pandang mereka sendiri atau dari interaksi
dengan orang lain. Untuk teori belajar konstruktivisme dibedakan dua bentuk,
yaitu konstruktivisme individu dan konstruktivisme sosial.
Konstruktivisme Individu fokus pada “inner psikologi” manusia, yaitu
mengartikan sesuatu dengan menggunakan pengetahuan dan keyakinan secara
individu. Pengetahuan bukan cerminan dari luar walaupun pengalaman
mempengaruhi pemikiran dan pemikiran mempengaruhi pengetahuan.
Pengetahuan disusun dengan mentranformasikan, mengorganisasikan dan
mereorganisasikan pengetahuan sebelumnya. Sedangkan untuk konstruktivisme
sosial, Vygotsky meyakini bahwa interaksi sosial, unsur-unsur budaya dan
aktivitasnya adalah yang membentuk pengembangan dan pembelajaran individu,
atau dengan kata lain, pengetahuan disusun berdasarkan interaksi sosial dalam
konteks sosial budayanya. Pengetahuan merefleksikan dunia luar yang disaring
dan dipengaruhi oleh budaya, bahasa, keyakinan dan interaksi antar sesama,
pengajaran klasikal dan role modelling (Salvin, 2008).
2) Menemukan (inquiri)
Inquiri berarti proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan
melalui proses berfikir secara sistematis.Proses inquiri terdiri atas merumuskan
masalah,mengajukan hipotesis,mengumpulkan data,menguji hipotesis,dan
membuat kesimpulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3) Bertanya (questioning)
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap
individu.Guru dalam pembelajaran CTL tidak menyampaikan informasi begitu
saja tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri.Kegiatan bertanya
akan sangat berguna untuk menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam
penguasaan materi,membangkitkan motivasi belajar,merangsang keingintahuan
siswa,memfokuskan siswa,dan membimbing siswa untuk menemukan dan
menyimpulkan materi.
4) Masyarakat belajar (learning community)
Konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain.Kerja sama itu dapat dilakuan
dalam bentuk belajar kelompok baik formal maupun nonformal.Hasil belajar
dapat diperoleh dari hasil sharing tukar pengalaman tau informasi antar teman
maupun antar kelompok.
5) Pemodelan (modeling)
Pemodelan dapat diartikan bahwa proses pembelajaran dilakukan dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.Proses
memperagakan tidak hanya terbatas pada guru saja tetapi juga dapat
memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan.Proses memperagakan
juga dapat dilakukan dengan cara mendatangkan nara sumber dari luar yang dapat
membantu memahamkan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
6) Refleksi (reflection)
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang
dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian atau peristiwa
pembelajaran yang telah dilalui. Refleksi dapat dilakukan dengan cara memberi
kesempatan di akhir pembelajaran pada siswa untuk mengingat kembali apa yang
telah dipelajari kemudian siswa diberi kebebasan menafsirkan dan menyimpulkan
pengalamannya sendiri.
7) Penilaian yang sebenarnya (authentic assement)
Penilaian yang sebenarnya merupakan proses yang dilakukan guru untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan
siswa.Penilaian autentik dilakukan dengan cara terintegrasi dengan proses
pembelajaran.Penilaian dilakuakan secara terus-menerus selama kegiatan
pembelajaran berlangsung sehingga penekananya pada proses belajar bukan hasil
belajar.Peran guru dalam CTL adalah sebagai fasilitator untuk siswa menemukan
makna (pengetahuan).Setiap siswa memiliki potensi keinginan untuk menemukan
makna segala sesuatu yang dipelajari.Tugas utama pendidik adalah
memberdayakan potensi kodrati siswa untuk menemukan makna dari materi yang
diajarkan.Setiap materi yang disajikan mempunyai makna dengan kualitas yang
beragam.Makna yang berkualitas adalah makna konstektual yaitu dengan
menghubungkan materi ajar dengan lingkungan personal dan sosial (Johnson,
2007:_20).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
5. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry Approach)
Pendekatan Inkuiri Terbimbing adalah pendekatan inkuiri saat guru
membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan
mengarahkan kepada suatu diskusi. Gurupun mempunyai peran aktif dalam
menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri
terbimbing digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan
pendekatan inkuiri . Dengan pendekatan ini, siswa belajar lebih berorientasi
kepada bimbingan dan petunjuk dari guru, sehingga ia mampu memahami
konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan itu, siswa akan dihadapkan kepada
tugas-tugas yng relevan untuk diselesaikan, baik melalui diskusi kelompok
maupun individual, agar bisa menyelesaikan masalah dan menarik suatu
kesimpulan secara mandiri.Pada dasarnya, selama proses belajar, siswa akan
memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru
banyak memberikan bimbingan. Kemudian pada tahap-tahap berikutnya
bimbingan tersebut dikurangi sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri
secara mandiri.Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan
dan diskusi multiarah yang menggiring siswa agar bisa memahami konsep
pelajaran matematika. Selain itu, bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar
kerja siswa yang terstruktur. Selama berlangsungnya proses belajar, guru harus
memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru sanggup memberikan petunjuk-
petunjuk kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
a) Strategi Pembelajaran Guided Inquiry
Ada berbagai macam metode mengajar yang baik, namun tidak ada satu
metode mengajar yang baik untuk semua pengajaran, Suatu strategi pembelajaran
akan berjalan efektif dalam mencapai tujuan tergantung pada kondisi masing-
masing unsur yang terlibat dalam proses belajar mengajar secara
faktual.Kemampuan siswa, kemampuan guru, sifat materi, sumber belajar, media
pengajaran, faktor logistik, tujuan yang ingin dicapai, adalah unsur-unsur
pengajaran yang berbeda-beda di setiap tempat dan waktu (Gulo, 2002).Standar
kompetensi yang dikembangkan dalam kurikulum berbasis kompetensi,
merupakan standar minimal pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus
dicapai dan mampu dilakukan oleh siswa pada setiap tingkatan dalam suatu mata
pelajaran.Sedangkan standar kompetensi dalam bidang Biologi pada jenjang SMA
ditekankan pada kemampuan bekerja ilmiah, dan kemampuan memahami konsep-
konsep sains serta kemampuan dalam menerapkannya dalam kehidupan (Amri,
2010).
Dengan mengimplementasikan Guided Inquiry, ada bebarapa kriteria sasaran
belajar yang dapat dicapai oleh guru biologi sebagian bagian dari sains (IPA)
menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses
sains.Oleh karena itu, pembelajaran biologi harus mengutamakan keterlibatan
penngalaman langsung sehingga dapat mengembangkan sejumlah ketrampilan
proses seperti melakukan observasi, menyusun hipotesis, menggunakan bahan-
bahan dan peralatan secara tepat dan benar, mengajukan pertanyaan, menggolong-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
golongkan, menafsirkan data dan mengkomunikasikan hasil temuannya.Dengan
kata lain, inkuiri sangat penting diterapkan dalam proses belajar mengajar, karena
dengan Guided Inquiry akan melibatkan peserta didik secara langsung dalam
proses pembelajaran, sehingga peserta didik akan lebih mempunyai ketrampilan
proses dan penguasaan konsep yang lebih baik (Amri, 2010).Hal itu diperkuat
juga oleh Michal Zion dalam jurnalnya menyatakan bahwa pembelajaran Guided
Inquiry menghasilkan peningkatan pemahaman konsep melalui mengajukan
pertanyaan, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data dan
mengkomunikasikan data.Selain itu, Guided Inquiry juga membuat siswa
melakukan aktivitas kognitif seperti ilmuan.
Pengembangan Guided Inquiry merupakan salah satu komponen penting dari
pendekatan pembelajaran kontekstual dan kontruk tivistik yang telah berkembang
pesat dalam proses pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini.Teori
kontruktivisme menegaskan bahwa siswa harus membangun pengetahuannya
sendiri.Dengan belajar melalui strategi pembelajaran inkuiri siswa akan terlibat
dalam proses membangun dan mereorganisasi struktur pengetahuannya melalui
penggabungan konsep-konsep yang sudah dimiliki sebelumnya dengan ide-ide
baru yang didapatkan (Trianto, 2007).Hasil belajar yang diperoleh siswa dapat
ditunjukkan dari perubahan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.Rustaman (2002) menyatakan bahwa pandangan kontrutivisme
adalah keberhasilan belajar tergantung tidak hanya pada lingkungan atau kondisi
belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa.Pengetahuan yang dibangun oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
seseorang bergantung pada pengalamannya dan hasil persepsi yang berbeda-
beda.Oleh karena itu, makna yang dihasilkan bisa berbeda pula.
Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih
menekankan pada upaya guru untuk membuat kaitan antara materi pembelajaran
dengan situasi dunia nyata siswa serta mendorong siswa untuk menghubungkan
pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupannya
sehari-hari.Oleh karena itu, pendekatan kontekstual sangat erat kaitannya dengan
inkuiri yang menekankan kegiatan pada proses belajar dengan melakukan
sehingga siswa tidak hanya belajar untuk sebanyak mungkin menghafal fakta dan
kosep yang sudah ada di buku-buku teks saja, melainkan terlibat dalam kegiatan
mempelajari proses pencarian dan penemuan fakta-fakta dan konsep-konsep
berdasarkan masalah-masalah kontekstual yang ada di sekitarnya.(Amri,
2010)Inquiry dalam bahasa Inggris yang berarti pertanyaan, pemeriksaan atau
penyidikan.Guided Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penyidikannya dan menemukan konsep dengan penuh rasa
percaya diri (Gulo, 2002).Strategi Guided Inquiry dalam sains adalah sesuatu
yang sangat manantang dan melahirkan interaksi antara siswa yakni sebelumnya
terhadap suatu bukti baru untuk mencapai pemahaman yang lebih baik, melalui
proses dan metodeeksplorasiuntuk menguji gagasan-gagasan baru.Hal ini
melibatkan sikap-sikap untuk mencari penjelasan dan menghargai gagasan orang
lain, terbuka terhadap gagasan baru, berpikir kritis, jujur, kreatif, dan berpikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
lateral (Wenno, 2008).Guided Inquiry bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan intelektual seluruh potensi peserta didik termasuk pengembangan
emosional dan pengembangan ketrampilan.Pada hakikatnya, Guided Inquiry
merupakan suatu proses. Proses ini bermula darimerumuskan masalah,
mengembangkan hipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, dan menarik
kesimpulan sementara, menguji kesimpulan sementara supaya sampai pada
kesimpulan yang pada taraf tertentu diyakini oleh peserta didik yang
bersangkutan.(Gulo, 2002).Hampir senada dengan pernyataan gulo, menurut
Opara dalam jurnalnya mengatakan bahwa metode pembelajaran Guided Inquiry
memberikan efek yang signifikan tentang pemahaman siswa, selain itu juga
memberikan efek terhadap minat, sikap dan prestasi siswa.Pembelajaran Guided
Inquiry,siswa berkesempatan belajar dalam hal menginvestigasi masalah,
mengkonstruk pemahamannya dan mencari pemecahan masalah.Menurut Tessier
(2010) menyatakan bahwa penggunaan Guided Inquiry menghasilkan peningkatan
terhadap kualitas pembelajaran sains dan membuat siswa lebih tertarik dalam
pelajaran biologi.
Dilihat dari sudut pandang lain, Guided Inquiry terdiri dari banyak proses
belajar yang meliputi beberapa kegiatan ilmlah, diantaranya adalah :
1) Mengobservasi, yaitu suatu kegiatan mengamati obyek untuk mendapatkan
informasi yang sebanyak-banyaknya tentang obyek tersebut.
2) Merumuskan pertanyaan yang relevan, setelah mendapatkan banyak
informasi dari kegiatan observasi, kemudian muncullahpertanyaan yang
berhubungan untuk mendapat pengetahuan baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3) Mengkaji literatur dari buku-buku atau sumber-sumber lain yang
relevan.Untuk mendapatkan jawaban sementara atas pertanyaan yang
dirumuskan maka perlu mengkaji sumber informasi yang mendukung dan
relevan.hasil kajian juga dapat dijadikan deduksi atau penguat/dasar untuk
melaksanakan percobaan.
4) Merencanakan penyelidikan, setelah mengumpulkan informasi sebagai dasar
yang kuat, kegiatan dilanjutkan dengan merencanakan penyelidikan dimana
rencana ini akan menjadi panduan dalam melaksanakan penyelidikan.
5) Mereview pengetahuan yang dimiliki, setelah mantap dalam perencanaan dan
dasar teori perlu mempersiapkan pengetahuan yang dimilikiuntuk persiapan
diri melaksanakan penyelidikan.
6) Melaksanakan penyelidikan menggunakan perencanaan yang telah disusun
menggunakan alat dan bahan yang tersedia untuk mendapatkan data yang
diinginkan.
7) Menganalisis dan menginterprentasikan data pengamatan hasil penyelidikan
kemudian membuat prediksi.
8) Menyusun laporan untuk mengkomunikasikan hasil atau kesimpulan.(Amri,
2010).
Pelaksanaan pembelajaran Guided Inquiry, Gulo(2002) menyatakan bahwa
kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran Guided Inquiry
adalah sebagai berikut:
1) Mengajukan pertanyaan atau permasalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan.
Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan
dipapan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.
(a) Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi perma
salahan yang dapat diuji dengan data.Untuk memudahkan proses ini, guru
menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin.Dari semua
gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan
permasalahanyang diberikan.
(b) Mengumpulkan data
Hipotesis digunakan untuk menuntut proses mengumpulan data.Data yang
dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik.
(c) Analisis data
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan
menganalisis data yang telah diperoleh.Faktor penting dalam menguji hipotesis
adalah pemiiran “ benar atau salah “.Setelah memperoleh kesimpulan, dari data
percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan.Bila ternyata
hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses
inkuiri yang telah dilakukannya.
(d) Membuat kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan
sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa. Pembelajaran akan lebih
bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk tahu dan terlibat secara aktif dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
menemukan konsep dari fakta-fakta yang dilihat dari lingkungan dengan
diberikan guru.Tahapan pembelajaran Guided Inquiry dikemukakan oleh Eggen
& Kauchak (1996) sebagai berikut :
Tabel 2.3 Tahapan Pembelajaran Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing).
Fase Perilaku Guru
1. Menyajikan
pertanyaan atau
masalah
Dalam kegiatan ini guru membimbing siswa
mengidentifikasi masalah yang ada dan
dituliskan dipapan tulis. Guru membagi siswa
dalam kelompok
2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk berpendapat dan membimbing siswa
menentukan hipotesis yang relevan
3. Merancang Percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk menemukan dan mengurutkan langkah-
langkah yang sesuai dengan hipotesis yang
akan dilakukan
4. Melakukan
percobaan untuk
memperoleh
informasi
Guru membimbing siswa mendapat informasi
melalui percobaan
5. Mengumpulkan dan
menganalisis data
Guru memberi kesempatan pada tiap
kelompok untuk menyampaikan hasil
pengolahan data yang terrkumpul
6. Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel 2.4 Tahapan Pembelajaran menggunakan CTL yang dimodifikasi dengan Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing).
Fase CTL Perilaku Guru
1. Menyajikan pertanyaan atau masalah
bertanya (questioning)
Dalam kegiatan ini guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah yang ada dan dituliskan dipapan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok
2. Membuat hipotesis
menemukan (inquiri)
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berpendapat dan membimbing siswa menentukan hipotesis yang relevan
3. Merancang Percobaan
masyarakat belajar (learning community)
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan dan mengurutkan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan
4. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi
masyarakat belajar (learning community)
Guru membimbing siswa mendapat informasi melalui percobaan
5. Mengumpulkan dan menganalisis data
menemukan (inquiri)
Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terrkumpul
6. Membuat kesimpulan
menemukan (inquiri)
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
Menurut Amri (2010) pembelajaran dengan pendekatan Guided Inquiry
ditandai dengan beberapa ciri sebagai berikut: a) dalam kegiatan, inkuiri
menekankan ketrampilan proses, b) siswa mencari sendiri jawaban dari
permasalahan yang ada, c) siswa aktif dan antusias dalam memecahkan masalah
yang ada, d) masalah yang ditemukan ditemakan dan dipecahkan siswa, e) siswa
merumuskan hipotesis sebagai jawaban sementara atas permasalahan, f) siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
merencanakan cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan
mengkaji literatur, g) siswa melakukan percobaan secara individu atau kelompok
untuk mendapatkan data yang digunakan dalam uji hipotesis, h) siswa mengolah
data hingga pada kesimpulan.
Berdasarkan ciri-ciri model pembelajaran Guided Inquiry diatas, guru
berusaha membimbing dan membiasakan siswa untuk terampil berpikir secara
logis, kritis dan analitis karena mereka mengalami keterlibatan secara mental
maupun secara fisik seperti terampil menggunakan alat, terampil untuk merangkai
peralatan percobaan dan sebagainya.
Sasaran utama kegiatan mengajar dengan strategi ini adalah: 1) keterlibatan
siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.Kegiatan belajar melibatkan
kegiatan mental intelektual dan social emosional, 2) keterarahan kegiatan secara
logis dan sistematis pada tujuan pengarahan, 3) mengembangkan sikap percaya
diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses Guided Inquiry, 4) untuk
menyusun strategi yang terarah pada siswa agar dapat berinkuiri secara maksimal
sasaran yang perlu diperhatikan adalah kondisi-kondisi yang memungkinkan
siswa dalam memperoleh dan memproses informasi.Joyce mengemukakan
kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan Guided
Inquiry bagi siswa. Kondisi tersebut ialah: a) aspek sosial didalam kelas dan
suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi.Hal ini menuntut adanya
Suasana bebas di dalam kelas, dimana tidak adanya tekanan pada siswa.Adanya
rasa takut atau rasa rendah diri, atau rasa malu dan sebagainya, baik terhadap
teman, siswa maupun terhadap guru adalah faktor-faktor yang menghambat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
terciptanya suasana bebas di kelas.Kebebasan berbicara dan pemberian peng
hargaan walaupun pendapat tidak relevan atau tepat, perlu selalu dipeliharadalam
batas-batas disiplin anda, b) Guided Inquiry pada dasarnya berfokus pada
hipotesis.Siswa perlu menyadari bahwa pada dasarnya semua pengetahuan
bersifat tentatif yang berarti tidak ada kebenaran yang bersifat mutlak.Dengan
kata lain, kebenaran selalu bersifat sementara.Sikap terhadap pengetahuan yang
demikian perlu dikembangkan.Dengan demikian, maka penyelesaian hipotesis
merupakan fokus strategi Guided Inquiry.Apabila pengetahuan dipandang sebagai
hipotesis, maka kegiatan belajar berkisar sebagai sekitar pengujian
hipotesis.Dengan pengajuan berbagai informasi yang relevan.Dengan adanya
sudut pandang yang berbeda di antara siswa maka sedapat mungkin
dimungkinkan adanya variasi penyelesaian masalah sehingga inkuiri bersifat open
ended.Inkuiri bersifat open ended jika ada berbagai kesimpulan yang berbeda dari
siswa masing-masing dengan argument yang benar.Di samping inkuiri terbuka
terkenal pula inkuiri tertutup, yaitu jika hanya ada satu-satunya kesimpulan yang
benar sebagai hasil proses Inquiry, c) penggunaan kata sebagai evidensi yang
berarti penggunaannya di dalam kelas dibicarakan validitas dan reabilitas tentang
fakta sebagaimana dituntut dalam pengujian hipotesis pada umumnya.
Melalui pembelajaran yang berbasis Guided Inquiry, siswa belajar sains
sekaligus juga belajar metode sains.Proses Guided Inquiry memberi kesempatan
kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif, siswa
dilatih bagaimana memecahkan masalah sekalipun membuat keputusan.
Pembelajaran berbasis Guided Inquiry memungkinkan siswa belajar sistem karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
disini memungkinkan terjadinya integrasi dari berbagai disiplin ilmu. Ketika
siswa melakukan eksplorasi akan muncul pertanyaan-pertanyaan matematika,
bahasa, ilmu social, seni atau teknik.Peran guru dalam pembelajaran inkuiri lebih
dari sebagai pemberi bimbingan, arahan jika diperlukan siswa.Dalam proses
Guided Inquiry siswa dituntut bertanggung jawab terhadap proses belajarnya,
sehingga guru harus menyesuaikan diri dengan kegiatan yang dilakukan oleh
siswa agar tidak mengganggu proses belajar siswa.(Amri, 2010). Adapun
keunggulan lain menurut Sanjaya (2006) yang berhubungan dengan gaya belajar
bahwa strategi pembelajaran inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk
belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.Oleh karena itu, dengan menggunakan
strategi pembelajaran inkuiri maka akan terakomodasi beranekaragamnya gaya
belajar dan dimilik tiap siswa.
6. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (Modified Free Inquiry Approach)
Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari kedua pendekatan
inkuiri sebelumnya yaitu pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri
bebas. Meskipun begitu, permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki
tetap diberikan atau tetap mempedomani acuan kurikulum yang telah ada artinya,
dalam pendekatan ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk
diselidiki secara secara sendiri, namun ia belajar dengan pendekatan ini dalam
menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh
bimbingan. Tetapi bimbingan yang diberikan lebih sedikit daripada inkuiri
terbimbing dan tidak terstruktur.Dalam pendekatan inkuiri jenis ini, guru
membatasi memberi bimbingan agar siswa berupaya terlebih dahulu secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
mandiri, dengan harapan ia bisa menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun,
apabila ada siswa yang tidak mampu menyelesaikan permasalahannya maka
bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan memberikan contoh-
contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi atau melalui diskusi
dengan siswa dalam kelompok lain.
Selain ketiga jenis pendekatan inkuiri berdasarkan besarnya intervensi guru
terhadap siswa tersebut, masih terdapat beberapa jenis pendekatan inkuiri lainnya.
Achmad A. Hinduan, dkk., k Edi Hendri M. mengemukakan empat jenis
pendekatan untuk mengembangkan model inkuiri. Keempat pendekatan tersebut
adalah pendekatan rasional (rational approach), pendekatan penemuan murni
(pure discovery approach), pendekatn penemuan terbimbing (guided discovery
approach) dan pendekatn eksperimental (eksperimental approach).
a. Strategi Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (Free Modified Inquiry)
Strategi pembelajaran ini dimana guru hanya berperan sebagai pendorong,
nara sumber dan bertugas memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin
kelancaran proses belajar siswa. Pada saat siswa melakukan proses belajar untuk
mencari pemecahan atau jawaban dari masalah yang diajukan oleh guru, bantuan
yang dapat diberikan diberikan oleh guru berupa teknik-teknik pertanyaan dan
bukan berupa penjelasan ataupun bimbingan dapat diberikan secara tidak
langsung dengan memberikan contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan
yang dihadapi. Hal ini dimaksudkan agar siswa tetap dirangsang berpikir untuk
mencari dan menemukan cara-cara penelitian yang tepat. Belajar bermakna bagi
siswa apabila mereka mendapat kesempatan untuk mengajukan pertanyaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
melaksanakan penyelidikan, mengumpulkan data, membuat kesimpulan dan
berdiskusi. Dengan kata lain siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran
aktif yang ada pada gilirannya akan membimbing atau mengarahkan mereka pada
pembelajaran inkuiri. Bruner (dalam Dahar, 1978) mengemukakan bahwa
penggunaan pendekatan inkuiri menghasilkan aspek yang baik. Pertama
meningkatkan potensi intelektual siswa karena mereka mendapat kesempatan
untuk mencari dan menemukan keteraturan dan aspek lainnya melalui observasi
dan eksperimen mereka sendiri, kedua siswa memperoleh keputusan intelektual,
ketiga seorang siswa dapat belajar bagaimana melakukan proses penemuan, dan
ke empat belajar melalui inkuiri mempengaruhi siswa mengingat lebih lama.
Menurut Sudirman (2007) menjelaskan dalam inkuiri bebas termodifikasi ini
guru hanya memberikan permasalahan saja. Biasanya disediakan pula alat-alat
atau bahan yang dipperlukan, kemudian siswa diajak untuk memcahkan masalah
melalui pengamatan, eksplorasi dan melalui prosedur penelitian untuk
memperoleh jawabannya. Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya
sendiri secara berkelompok atau berpasangan.Strategi inkuiri ini merupakan
kolaborasi atau modifikasi dua strategi inkuiri yaitu strategi inkuiri terbimbing
dengan strategi inkuiri bebas, meskipun demikian permasalahan yang akan
dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau berpedoman pada acuan
kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam strategi pembelajaran ini siswa tidak
memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa
yang belajar dengan pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk
dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan, namun bimbingan yang diberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
lebih sedikit dari pembelajaran inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur. Adapun
sintaks strategi pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi dan penerapannya dapat
dilihat Sintaks Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (Free Inquiry
Modified) sebagai berikut :
Tabel 2.5. Tahapan Sintaks Pembelajaran Free Inquiry Modified (Inkuiri Bebas Termodifikasi).
Tahap Pembelajaran
Jenis – jenis Kegiatan
a. Aktivitas Guru 1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. 2. Guru Memberikan sebuah permasalahan kepada siswa
b.Aktivitas Siswa
1. Siswa duduk berdasarkan kelompoknya. 2. Siswa menerima respon positif terhadap masalah yang
dikemukakan oleh guru. c.Tahap Penyajian Masalah
1. Siswa mengidentifikasi masalah. 2. Siswa mengemukakan ide awal
d.Tahap Pengumpulan dan Verifikasi Data
1. Guru meminta kepada siswa untuk mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang telah diajukan dilanjutkan dengan membuat hipotesis.
2. Siswa mengumpulkan informasi dengan berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
3. Siswa membuat dan mengemukakan hipotesis. e. Tahap Eksperimen
1. Guru membagikan LKS percobaan pada setiap kelompok. 2. Siswa menentukan alat dan bahan. 3. Siswa melakukan percobaan. 4. Siswa melakukan pengamatan dan kerja sama dalam
pengumpulan data. 5. siswa mencatat hasil percobaan.
f.Tahap Merumuskan Kesimpulan
1. Guru meminta siswa untuk mengolah dan menganalisis data hasil percobaannya berdasarkan pada LKS.
2. Siswa mendiskusikan hasil penyelidikannya. 3. Siswa merumuskan dan menarik kesimpulan dari hasil
percobaannya. g. Tahap Analisis
1. Guru meminta siswa untuk membuat dan mengemukakan
kesimpulan yang sekaligus dapat menjawab pertanyaan sesuai dalam LKS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2. Siswa mempresentasikan hasil percobaannya. 3. Siswa terlibat aktif dalam diskusi kelas.
Tabel 2.6. Tahapan Pembelajaran menggunakan CTL yang dimodifikasi dengan Free Inquiry Modified (Inkuiri Bebas Termodifikasi).
Fase CTL Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1. Menyajikan pertanyaan atau masalah
bertanya (questioning)
3. Guru membagi siswa dalam beberapa kelom pok.
4. Guru Memberikan sebuah permasalahan kepada siswa
1.Siswa duduk berdasarkan kelompoknya.
2.Siswa menerima res pon positif terhadap masalah yang dikemu kakan oleh guru.
2. Membuat hipotesis
menemukan (inquiri)
1.Guru memotivasi untuk menemukan dan menentukan masalah atau suatu ide.
1.Siswa mengidentifika si masalah. 2.Siswa mengemukakan ide awal
3. Merancang Percobaan
masyarakat belajar (learning community)
2. Guru membagi LKS percobaan pada setiap kelompok.
1. .Siswa menentukan alat dan bahan.
4. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi
masyarakat belajar (learning community)
3. Guru menentukan percobaan pada setiap kelompok.
1.Siswa melakukan percobaan. 2..Siswa melakukan pengamatan dan
kerja sama dalam pengum pulan data.
3. siswa mencatat hasil percobaan. 5. Mengumpu
lkan dan menganalisis data
menemukan (inquiri)
4. Guru meminta kepada siswa untuk mengum pulkan berbagai infor masi yang berhubung an dengan permasa lahan yang telah diaju kan dilanjutkandengan membuat hipotesis.
1. Siswa mengumpul kan informasi deng an berdiskusi untuk menjawab pertanya an yang diajukan guru.
2. Siswa membuat dan mengemukakan hipotesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
6. Membuat kesimpulan
menemukan (inquiri)
1.Guru meminta siswa untuk mengolah dan menganalisis data hasil percobaannya berdasar kan pada LKS.
2.Guru meminta siswa untuk membuat dan mengemukakan kesim pulan yang sekaligus dapat menjawab perta nyaan sesuai dalam LKS.
1.1.Siswa mendiskusikan hasil penyelidikannya 2.Siswa merumuskan dan menarik kesim pulan dari hasil percobaannya.. 3.Siswa mempresenta sikan hasil percoba annya.
4.Siswa terlibat aktif dalam diskusi kelas.
7. Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas
Menurut Treffinger yang dikutip oleh Hawadi (2002), menjelaskan bahwa
“Tidak ada seorangpun manusia yang tidak memiliki kreativitas”.Kreativitas
sangat penting bagi manusia. Kreativitas merupakan sebuah konsep yang
majemuk dan dimensional sehingga sulit untuk didefinisikan secara
operasional.Semiawan (1992:8), menyatakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan membuat kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru
antar unsur, data,atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya.Ditinjau dari
kemampuan aktivitas otak dalam kaitannya dengan kreativitas, ternyata potensi
tersebut memang telah tersedia.Buzan (2006:16) fungsional antar konsep, berupa
peta konsep, sehingga terjalin kaitan antar konsep yang satu dengan konsep yang
lain.Inilah yang dimaksud dengan struktur kognitif yaitu skemata baru akan
terbentuk dalam sistem kerja otak dan terkait dengan skemata lain yang sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
terbentuk.Proses belajar siswa diusahakan tidak hanya berasimilasi (menyerap
pengetahuan) akan tetapi dikombinasikan dengan akomodasi (mengkonstruksi
pengetahuan).Salah satu tafsiran tentang hakikat kreatifitas dikemukakan oleh
Ausubel, sebagai berikut: Creative achievement ... reflects a rare capacity for
developing insights, sensitivities, ang appreciations in a circumscribed content
area of intelectual or artistic activity.Berdasarkan rumusan itu, maka seseorang
yang kreatif adalah yang memiliki kemampuan pemahaman, sensitivitas, dan
apresiasi melebihi seseorang yang tergolong intelegen. Berdasarkan eksperimen
Maltzman, ternyata latihan (belajar) menambah kreativitas, baik aspek keluwesan
maupun aspek keaslian dan jumlah, dari jenjang yang rendah sampai pada jenjang
yang tinggi. Banyak pakar yang mendiskusikan kreativitas sebagai hasil berfikir
kreatif atau pemecahan masalah. Thorrance misalnya, mendefinisikan berfikir
kretif sebagai proses penyadaran adanya gap, gangguan atau unsur- unsur yang
keliru, pembentukan gagasan- gagasan atau hipotesis, pengujian hipotesis
tersebut, pengkomunikasian hasil- hasil, mungkin juga pengujian kembali atau
perbaikan hipotesis.
Kreativitas itu merupakan produk pada level berpikir tertinggi. Itu sebabnya,
teori Bloom yang baru menempatkan to create atau berkreasi menjadi bagian
penting penyempurnaannya sehingga ranah kognitif tidak diakhiri dengan
evaluasi, melainkan kreasi. Untuk mengembangkan siswa yang kreatif
diperlukan guru-guru yang memiliki kompetensi sebagai berikut:1.
berpengetahuan tentang karakater dan kebutuhan siswa kreatif, 2. terampil
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi,3. terampil mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
kemampuan siswa memecahkan masalah, 4. mampu mengembangkan bahan ajar
sehingga menantang siswa lebih kreratif.5. mengembangkan strategi
pembelajaran individual dan kolaboratif.6. memberi toleransi dan memberi
kebebasan kepada siswa sekali pun hal itu tidak dikehendakinya jika ternyata
prilaku berbeda itu menghasilkan produk belajar yang lebih kreatif.
Menurut hasil studi Utami Munandar (1997) ciri-ciri siswa kreatif adalah: 1)
terbuka terhaadap pengalaman baru; 2) kelenturan dalam sikap; 3) kebebasan
dalam ungkapan diri; 4) menghargai fantasi; 5) minat dalam kegiatan kreatif; 6)
memiliki tingkat kepercayaan diri terhadap gagasan sendiri; 7)mandiri dan
menunjukkan inisiatif; 8) kemandirian dalam memberi pertimbangan. Seperti
dijelaskan Jeff DeGraff dan Khaterine dapat dikembangkan ihtisar ringkas profil
kreativitas individu sebagai berikut:
1) Imajinatif (imagine) mementingkan pencapaian tujuan inovasi dan
pertumbuhan. Karakter : generalis, senang bereksplorasi, menyukai
perubahan dan menyukai keragaman.
2) Penanam Modal (Invest) mementingkan kecepatan dan keuntungan. Karakter:
berorientasi pada kinerja, mengandalkan daya pikir, disiplin, dan menyukai
tantangan.
3) Pembaharu (improve) mementingkan kualitas dan optimalisasi. Karakter
sistematik, menyukai teknik, praktis, dan memiliki perhatian terhadap proses.
4) Penggagas (Incubate) mementingkan peran minat dan kelapangan ide-ide.
Karakter: menyukai curah ide, berorientasi pada kekuatan komunikasi,
bersifat komunikatif dan menyukai belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
b. Ciri-ciri Perilaku Kreatif
Menurut Munandar (2004:35) ciri dari perilaku kreatif adalah sebagai berikut:
“Memepunyai daya imajinasi yang tinggi, mempunyai insiatif, mempunyai minat
yang luas,mandiri dalam berpikir,bersifat ingin tahu, selalu ingin mendapatkan
pengalaman-pengalaman baru, memiliki kepercayaan diri yang kuat,penuh
semangat,berani mengambil resiko,berani mengemukakan pendapat dan memiliki
keyakinan”. Parnes dalam Munandar (2004:10-11) mengungkapkan kemampuan
kreativitas dapat dibangkitkan melalui masalah yang mengacu pada 5 macam
perilaku kreatif,yaitu(1) Kelancaran,yaitu kemampuan mengungkapkan ide-ide
yang serupa untuk memecahkan suatu masalah.(2) Keluesan,yaitu kemampuan
untuk menghasilkan berbagai manfaat guna memecahkan suatu masalah di luar
kategori biasa.(3) keaslian,yaitu kemampuan memberikan respon yang unik atau
luar biasa.(4) keterperincian,kemampuan menyatakan pengarahan ide secara
terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.(5) Kepekaan,yaitu peka
menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap situasi.
Lahirnya kreativitas dalam bentuk gagasan maupun karya nyata merupakan
hasil perpaduan antara fungsi kedua otak manusia.Menurut Clark yang dikutip
oleh Hawadi (2002:24) dalam karyanya dalam konsep otak mengenalkan
perbedaan fungsi otak menurut belahannya yaitu: “Left hemisphere,adalah
belahan otak kiri yang berkenan dengan kempuan berpikir
ilmiah,kritis,logis,linier,Right hemisphere,adalah belahan otak kanan,yang
berkenan dengan fungsi-fungsi pemikiran yang non linier,non
verbal,holistik,humanistik,dan mistik.Keterkaitan fungsi otak terlihat pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
aktivitas belahan otak kiri untuk menerima masukaan berupa data dan informasi
dari lingkungan yang berupa tahap persiapan,kemudian dilanjutkan otak kanan
untuk mengerami (inkubasi).Pada saat ini sublimasi berlangsung sebagai
kelanjutan proses menuju tahap iluminasi dan vertifikasi.”
c. Pengukuran Kreativitas
Kreativitas dapat diukur melalui tes dan non tes Munandar (2004:59)
menyatakan pendekatan yang dilakukan untuk mengukur kreativitas melalui tes
dengan non tes adalah dengan daftar periksa atau check list,kuesioner,atau daftar
pengalaman.Pengukuran kreativitas menggunakan tes,dapat dilakukan melalui
cara yaitu:
1) Tes Kreativitas Verbal
Tes kreativitas verbal terdiri atas 6 sub tes yaitu: 1). Permulaan kata:tes
permulaan kata bertujuan mengukur kelancaran dengan kata yaitu kemampuan
menemukan kata yang memenuhi persyaratan struktual tertentu; 2). Menyusun
kata:tes menyusun kata hampir sama dengan sub tes pertama,tetapi subyek
diminta untuk mereorganisasi persepsi atau menyusun sebanyak mungkin kata
menggunakan huruf dan satu kata yang diberikan; 3). Membentuk kalimat tiga
kata: pada sub ini subyek harus mampu menyusun kalimat tiga kata.Kata diawal
kalimat sebagai rangsangan untuk mengurutkan kata dengan susunan yang
berbeda-beda; 4). Sifat-sifat yang sama:tes ini menemukanmengukur kelancaran
menemukan gagasan yang memenuhi persyaratan tertentu,menemukan sebanyak-
banyaknya obyek yang semuanya memiliki sifat-sifat sama; 5). Macam-macam
penggunaan:bertujuan untuk mengukur kelenturan dalam berpikir dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
orisinalitasnya; 6). Apa akibatnya: tes ini bertujuan mengukur kelancaran,dalam
memberi gagasan digabungkan dengan “elaborasi” diartikan sebagai kemampuan
untuk mendapatkan kemampuan mengembangkan suatu gagasan,merinci,dengan
mempertimbangkan macam-macam implikasi (Munandar,2004:62).
2) TesKreativitas Figural (TKF)
Tes kreativitas figural merupakan tes kreativitas yang diadaptasi circle test of
torrance.Standarisasi TKF dilakukan pada tahun 1976 (Munandar,2004:69). Tes
kreativitas figural memiliki manfaat yang hampir sama dengan tes kreativitas
verbal yaitu digunakan untuk mengukur kelancaran,kelenturan,orisinalitas,serta
elaborasi dari kemampuan berpikir kreatif.
Hubungan antara Kreativitas dengan Peningkatan Prestasi Belajar setiap
manusia pada dasarnya memiliki kreativitas yang dibawa oleh masing-masing
manusia sejak lahir.Tinggi rendahnya kreativitas seseorang berbeda kadarnya,ada
yang memiliki kreativitas tinggi dan ada yang memiliki kreativitas
rendah.Berdasarkan ciri-ciri perilaku kreatif yang dingkapkan oleh Munandar
(2004:35),kreativitas dapat dikatakan merupakan faktor internal dari seseorang
yang dapat dilatih dan dikembangkan melalui proses pembelajaran.Siswa yang
kreatif akan mampu mengungkapkan ide-ide untuk memecahkan suatu masalah,
menemukan konsep-konsep,teori,dan fakta melalui serangkaian kegiatan
ilmiah,serta mencari keterkaitan antar konsep-konsep yang ada.Siswa dengan
kreativitas tinggi lebih mudah untuk menyerap materi pembelajaran dibandingkan
siswa yang memiliki kreativitas rendah.Penyerapan materi pembelajaran secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
maksimal menyebabkan siswa dengan kreativitas tinggi cenderung memiliki
prestasi belajar yang lebih baik.
8. Kemampuan Verbal
a. Pengertian Kemampuan Verbal
Kemampuan verbal merupakan salah satu potensi yang dimiliki peserta didik
yang dapat mendukung tercapainya peningkatan prestasi belajar. Menurut Winkel
(1997: 99) kemampuan verbal adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
menuangkan pengetahuan dan pengalaman yang dimillikinya dalam bentuk
bahasa yang memadahi, sehingga dapat dikomunikasikan kepada orang lain.
Kemampuan tersebut dapat berupa sebuah informasi yang berupa fakta, data,
konsep, dan kaidah-kaidah yang disimpan dalam ingatan. Kemampuan verbal
adalah kemampuan dalam perbendaharaan kata, pemahaman bacaan, analogi
verbal dan mencocokkan kesamaan arti dalam bahasa. Kemampuan verbal melalui
pengamatan media serta kemampuan mengkomunikasikan baik secara lesan
maupun tulisan makna dari pesan berupa simbol, gambar, skema maupun sumber
pembelajaran lain,peserta didik yang dapat mendukung tercapainya peningkatan
prestasi belajar.Menurut Winkel (1997:99) kemampuan verbal kemampuan yang
dimiliki seseorang dalam menuangkan pengetahuan dan pengalaman yang
dimilikinya dalam bentuk bahasa yang memadai, sehingga dapat dikomunikasikan
kepada orang lain.Kemampuan tersebut dapat berupa sebuah informasi yang
berupa fakta,data,konsep,dan kaidah-kaidah yang disimpan dalam ingatan.Lwin
dkk. (2008: 11) mendefenisikan kemampuan verbal sebagai kemampuan untuk
menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan pikiran. Kemampuan verbal
penting untuk berkomunikasi, mengungkapkan pikiran, keinginan, dan pendapat
seseorang.
Salah satu jenis kemampuan yang diperoleh dari kegiatan belajar adalah
kemampuan informasi verbal. Seperti yang diungkapkan oleh Gagne dalam
Dimyati dan Mudjiono (2006: 11) bahwa “kemampuan verbal yaitu kapabilitas
untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun
tulisan”. Pengetahuan verbal dapat diperoleh dari sumber-sumber yang
menggunakan bahasa, lisan, tertulis, data, fakta, kata-kata yang diucapkan
seseorang, bacaan, radio, televisi, dan dari sumber-sukmber yang lain. Lebih
lanjut Gagne yang dikutip Winkel (1997: 322) menyatakan bahwa dalam
mengolah informasi baru dan mengaitkannya dengan informasi lama selama
informasi tersebut berda dalam ingatan jangka pendek, siswa harus mengadakan
organisasi mental yang diekspresikan dalam bentuk verbal (perumusan bahasa
yang memadahi).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan verbal merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
mengolah informasi yang didapatkan dan mengungkapkan kembali ide
,gagasan,pendapat, dan pikiran kedalam bentuk bahasa verbal, baik lisan maupun
tulisan.Rustaman (2007:263) berpendapat bahwa “Bernalar verbal dalam berbagai
bentuk dapat dikembangkan melalui pembelajaran sains yang sesuai dengan
karakteristik materinya”. Kemampuan verbal sangat berperan ketika pembelajaran
terutama dalam mengembangkan keterampilan proses sains, misalnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
keterampilan bertanya, menjawab, menginterpretasi data, menuangkan konsep-
konsep dalam ide-ide pokok, serta mengkomunikasikan data, hasil pengamatan
dalam bentuk tabel dan data.
b. Pengukuran Kemampuan Verbal
Pengukuran kemampuan verbal siswa dilakukan melalui tes mencakup
delapan aspek yaitu kemampuan berpikir verbal, kemampuan numerik,
kemampuan berpikir abstrak, kecepatan dan keakuratan, pemikiran mekanis,
hubungan jarak, ejaan, dan penggunaan bahasa.Delapan aspek dalam tes
perbedaan kemampuan tidak diukur semuanya tetapi hanya tes kemampuan
berpikir verbal yang digunakan sebagai salah satu instrumen.Tes kemampuan
verbal berfungsi untuk mengukur kemampuan memahami pola-pola konsep dalam
suatu kalimat serta mengevaluasi kemampuan siswa dalam berpikir konnstruktif
dalam permasalahan abstrak atau umum. Tes kemampuan verbal diharapkan dapat
memprediksi ketercapaian pembelajaran biologi yang berhubungan dengan
konsep-konsep sistem peredaran darah.
c. Hubungan antara Kemampuan Verbal dengan Peningkatan Prestasi Belajar
Kemampuan verbal berkaitan dengan kapabilitas seseorang untuk
mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.
Siswa dengan kemampuan verbal tinggi mampu menyusun dan mengolah
informasi yang didapatkan dengan jelas sehingga siswa berkemampuan verbal
tinggi lebih mudah mengungkapkan jalan pikirannya dalam bentuk kata-kata
maupun ide-ide dalam tulisan. Seseorang yang pernah menulis atau mengucapkan
suatu pengetahuan secara verbal akan lebih mudah mengingat kembali di waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
yang akan datang. Tinggi rendahnya kemampuan verbal berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Siswa dengan kemampuan verbal tinggi memiliki prestasi
belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan kemampuan verbal rendah.
9. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Azwar (2007:11) prestasi belajar adalah “Hasil belajar yang telah
dicapai siswa dalam proses belajar mengajaryang dinyatakan dalam bentuk
simbol, angka, atau huruf melalui suatu proses evaluasi”. Gunarso (1981:75)
berpendapat, yang dinamakan prestasi belajar adalah “Hasil maksimum yang
dapat dicapai seseorang setelah melakukan usaha belajar”. Keller dalam
Abdurrohman (2003:38) mengatakan bahwa “Hasil belajar adalah keluaran dari
suatu sistem pemrosesan berbagai masukan yang berupa informasi.Berdasarkan
pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar
yang telah dicapai siswa setelah terjadi proses pmbelajaran melalui proses
evaluasi.
b. Pengukuran Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah tujuan pembelajaran yang dapat diaktualisasikan atau
dicapai oleh siswa. Menurut Bloom dalam Winkel (1997:149-154) ada tiga ranah
(domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Selanjutnya tiga
ranah Bloom tersebut diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif
Pengukuran ranah kognitif digunakan untuk : 1). Mengetahui tingkat
penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan melalui proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
pembelajaran, 2). Menentukan ketercapaian tujuan, 3). Memperoleh nilai. Ada
dua jenis tes yang dapat digunakan oleh guru untuk mengukur prestasi belajar
siswa, yaitu tes subyektif yang pada umumnya berbentuk tes essay serta tes
obyektif yang dapatberbentuk tes pilihan ganda. Soal benar-salah (B-S), tes
menjodohkan dan tes isian/melengkapi jawaban. Menurut Anderson dalam
Nuryani (2005:155), kemampuan yang termasuk ranah kognitif oleh Bloom
dikategorikan ke dalam enam jenjang, yakni jenjang menghafal, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
2) Ranah Afektif
Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif
Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat karena pengubahan
sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama. Sasaran penilaian kawasan
afektif adalah perilaku anak didik, bukan pengetahuannya. Penilaian ranah afektif
bertujuan untuk: a. mendapatkan umpan balik bagi guru maupun bagi siswa
sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar-mengajar dan mengadakan
program perbaikan bagi anak didik yang dicapai, b. mengetahui tingkat
perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai, c. menempatkan anak didik
dalam situasi belajar-mengajar yang tepat, d. mengetahui latar belakang kegiatan
belajar dan kelainan tingkah laku anak didik (Depdikbud dalam Arikunto,
1996:180-181).
Pertanyaan afektif tidak menuntut jawab benar atau salah tetapi jawaban
khusus tentang dirinya mengenai sikap, minat dan internalisasi nilai. Ada
beberapa bentuk skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap antara lain;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Skala Likert, skala pilihan ganda, skala Thurstone, skala Guttman.
Pengklasifikasian ranah afektif adalah penerimaan, partisipasi, penilaian,
penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup (Arikunto, 1996:181).
3) Ranah Psikomotor
Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang
berupa penampilan. Pengukuran ranah psikomotor biasanya disatukan atau
dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus (Arikunto, 1996:185).
Taksonomi ranah Psikomotor adalah persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing,
gerakan yang terbiasa, gerakan yang kompleks, penyesuaian pola gerakan dan
kreativitas.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar sebagai cerminan dari hasil belajar seseorang dapat dilihat
dari perubahan tingkah laku yang ditampilkan dan dapat diamati pada siswa
sebelum dan sesudah terjadinya proses pembelajaran. Prestasi belajar siswa
dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Faktor intern antara lain: 1) motivasi;
2) minat; 3) kemampuan verbal; 4) kreativitas; 5) intelegensi. Sedangkan faktor
ekstern antara lain: 1) sarana dan prasarana belajar; 2) kondisi pembelajaran; 3)
metode pembelajaran; 4) lingkungan sosial siswa. Faktor eksternal adalah faktor
yang berada di luar individu yang meliputi faktor keluarga yaitu cara mendidik
orang tua, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengeertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah
yaitu metode mengajar, kurikulum, hubungan antara guru dan siswa, hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
antara siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah (Indrawati, 2001).
d. Manfaat Pengukuran Prestasi Belajar
Assesment/penilaian sebagai bagian dari program pembelajaran mempunyai
peran yang sangat penting dalam pencapaian hasil belajar siswa. Assesment
adalah proses pengumpulan data yang dapat memberikan gambaran
perkembangan siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh
guru untuk memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan
benar. Tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil belajar
yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar. Selain it, tes prestasi belajar juga
dapat digunakan sebagai upaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru
menyelenggarakan proses pembelajaran agar dapat melakukan evaluasi program
pembelajaran yang sudah di susun dan selanjutnya menjadikan hal tersebut
sebagai acuan untuk penyelengaraan proses pembelajaran selanjutnya (Arikunto,
1996).
Prinsipnya adalah pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap domain
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa
untuk menangkap isi dan pesan belajar maka dalam belajar tersebut individu
menggunakan kemampuan pada ranah-ranah diantaranya ranah kognitif, ranah
afektif dan ranah psikomotorik.
Pembelajaran pokok bahasan sistem peredaran darah manusia di SMA
Negeri 1 Kudus, prestasi yang di ukur berupa tingkah laku pada ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik. Jenis penilaian yang digunakan dalam penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
berupa penilaian formatif yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran pokok
bahasan sistem peredaran darah manusia. Alat penilaian dalam bentuk tes maupun
non tes. Penilaian non tes digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
aspek afektif, sedangkan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam aspek
kognitif dan psikomotorik dilakukan melalui tes obyektif. Alat penilaian
mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memenuhi dua hal yaitu
ketepatan atau validitasnya dan keajegan atau reliabilitasnya (Sudjana, 1999).
B. Bahan Ajar Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah manusia dikenal sebagai sistem peredaran darah
ganda dan tertutup. Dalam pembelajaran sistem peredaran darah ini yang diambil
sebagai konsep esensiil antara lain fungsi darah, komponen darah, alat peredaran
darah, mekanisme peredaran darah, golongan darah, tekanan darah, hubungan
antara frekuensi denyut jantung terhadap aktivitas manusia yang berbeda, sistem
peredaran getah bening, kelainan pada sistem peredaran darah dan sistem
peredaran darah hewan.
1. Komposisi Darah Manusia
dar
plasma darah
sel-sel darah
zat terlarut10
%
1. Protein
2.
air eritro leuko tromb
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Gambar 2.1. Komposisi darah manusia.
2. Fungsi Darah
Fungsi darah bagi tubuh yaitu a) Mengangkut oksigen dari paru-paru ke
seluruh sel tubuh, b) pembawa zat makanan dari sistem pencernaan ke seluruh
tubuh, c) mengangkut sisa-sisa metabolisme misalnya sisa karbon dioksida, d)
mengangkut hormon dari kelenjar hormon ke sasaran, e) memelihara
keseimbangan cairan tubuh, f) mempertahankan tubuh dari serangan
mikroorganisme oleh sel darah putiih, g) memelihara suhu tubuh.
3. Komponen darah
Volume darah manusia adalah sekitar 8% dari berat tubuh. Darah tersusun atas
plasma darah (sekitar 55% dari volume darah) serta sel-sel darah dan keping-
keping darah (sekitar 45% dari volume darah). Fungsi Plasma darah antara lain: a.
Sebagai pelarut bahan kimia, b. Membawa bahan mineral terlarut seperti glukosa
dan asam amino, c. Menyebarkan suhu panas keseluruh tubuh, d. Menjaga
keseimbangan cairan di dalam dan di luar sel tubuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Darah tersusun atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (Leukosit) dan
keping-keping darah (Trombosit). Fungsi Eritrosit mengangkut oksigen dari paru-
paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh, karena eritrosit memiliki Hemoglobin
(Hb) yaitu protein yang mengandung zat besi dan mampu mengikat oksigen.
Eritrosit di buat di dalam sumsum merah pada tulang-tulang tertentu dan di
rombak dalam hati. Jumlah Eritrosit pada laki-laki berkisar 4,2 juta -5,4 juta/ml
dan pada perempuan berkisar 3,6 juta – 5,0 juta/ml.
Leukosit berfungsi dalam pertahanan tubuh dari serangan mikroorganisme.
Ukurannya lebih besar dari eritrosit tetapi jumlahnya lebih sedikit sekitar 5 ribu –
10 ribu/ml. Berdasarkan ada tidaknya granula dibedakan leukosit bergranula dan
tidak bergranula. Leukosit granulosit sitoplasmanya bergranula dan inti berlobus,
terdapat tiga jenis yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil. Sedangkan yang
agranulosit sitoplasmanya tidak bergranula dan intinya berbentuk bulat sperti
ginjal, terdapat dua Keping darah (trombosit) berasal dari fragmentasi sel
megakariosit di sumsum tulang merah. Bentuknya tidak teratur, berukuran kecil,
tidak berwarna dan tidak berinti. Trombosit hidup kurang lebih 10 hari dan
berperan penting dalam proses pembekuan darah. Ketika terjadi luka dibagian
tubuh tertentu, trombosit menyentuh permukaan luka yang kasar akan pecah dan
mengeluarkan enzim trombokjenis yaitu limfosit dan monosit.Enzim ini
menyebabkan perubahan protombin menjadi trombin, yang dipercepat dengan
kehadiran ion kalsium dan vitamin K. Selanjutnya trombin mengubah fibrinogen
manjadi benang-benang fibrin yang akan menutup luka.
4. Alat-alat Peredaran Darah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
a. Jantung
Gambar 2.2. Struktur anatomi jantung.
Jantung berfungsi untuk memompa darah agar tidak terus beredar.Jntung
manusia berukuran kira-kira sekepalan tangan dan memiliki tiga lapisan,yaitu:
perikardium,miokardium,endokardium.Jantung manusia terbagi menjadi empat
ruang (Gambar 2.4),yaitu ventrikel dekster dan sinister,atrium dekster dan
sinister.Diantara bilik kanan dan kiri terdapat sekat septum
interventrikularis.Antara bilik dan serambi dipisahkan oleh sekat septum
atrioventrikularis.Diantara bilik dan serambi terdapat katup yang berfungsi
menjaga agar darah yang masuk dari serambi ke bilik tidak kembali lagi ke
serambi saat dipompa oleh bilik.Antara bilik dan dan serambi kiri disebut katup
valvula bilkuspidalis,antara bilik dan serambi kanan disebut katup valvula
trikuspidalis.
b. Pembuluh darah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Arteri disebut juga pembuluh nadi.Pembuluh nadi adalah pembuluh yang
membawa darah meninggalkan jantung menuju seluruh tubuh.Ciri-ciri arteri
adalah: tebal dan kuat,letaknya di bagian dalam jauh dari permukaan tubuh,jika
diraba akan terasa ada denyutan,jika arteri terpotong maka darah akan memancar
keluar,arteri membawa darah yang kaya akan oksigen.Vena disebutpembuluh
balik karena membawa aliran darah menuju jantung.Ciri-ciri pembuluh vena
adalah: tipis,umumnya terletak di permukaan tubuh,memiliki banyak katup di
sepanjang pembuluh darah yang berfungsi menahan darah tetap mengalir menuju
ke jantung,jika pembuluh va terpotong darah tidak memancar hanya
menetes,membawa darah yang kaya karbondioksida.
Kapiler/pembuluh rambut merupakan pembuluh yang sangat
kecil.Dindingnya tersusun atas selapis sel.Diameter pembuluh vena sangat sempit
sehingga darah harus lewat satu persatu.Kapiler berhubungan langsung dengan
sel tubuh.Fungsinya sebagai tempat pertukaran zat yang dibawa oleh arteri dan
vena.
c. Mekanisme Peredaran Darah
Darah manusia selalu beredar di dalam pembuluh darah.Sekali beredar,darah
manusia dua kali melewati jantung sehingga peredaran darah manusia disebut
peredaran darah ganda.Peredaran darah ganda meliputi peredaran darah paru-paru
atau peredaran darah kecil dan peredaran darah tubuh atau peredaran darah besar.
Peredaran darah kecil dimulai dari jantung(ventrikel kanan) menuju ke paru-paru
dan kembali lagi ke jantung (atrium kiri).Sedangkan peredaran darah besar darah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
keluar dari jantung (ventrikel kiri) menuju ke seluruh tubuh dan kembali lagi ke
jantung melalui atrium kanan.
5. Golongan Darah
Gambar 2.3. Penggolongan darah sistem ABO.
Beberapa sistem penggolongan darah,misalnya sistem ABO,sistem Rh,atau
sistem MN.Penggolongan darah sistem ABO dikemukakan oleh Karl Landsteiner
pada tahun 1901.Berdasarkan sistem ABO,darah manusia dapat dikelompokkan
menjadi empat macam golong darah.Penggolongan sistem ABO didasarkan pada
adanya senyawa aglutinogen dan aglutinin dalam darah.Aglutinogen merupakan
senyawa protein darah yang terdapat pada sel-sel darah merah dan berfungsi
sebagai antigen.Aglutinogen ada dua macam, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen
B.Aglutinin adalah suatu protein darah yang terdapat pada plasma darah, dan
berfungsi sebagai antibodi.Aglutinin ada dua macam, yaitu aglutinin a (anti-A)
dan aglutinin B (anti-B).Aglutinogen A dapat digumpalkan oleh aglutinin a dan
aglutinogen B dapat digumpalkan aglutinin b.Cara aglutinogen dan aglutinin
tersebut bereaksi satu dengan yang lain menentukan golongan darah
seseorang.Menurut sitem ABO,darah digolongkan menjadi empat,yaitu: 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Golongan darah A,yaitu darah yang memiliki aglutinogen A dan aglutinin a,2)
Golongan darah B,yaitu darah yang memiliki aglutinogen B dan aglutinin B,3)
Golongan darah AB,yaitu darah yang memiliki aglutinogen A dan B,tetapi tidak
memiliki aglutinin a dan b,dan 4) Golongan darah O,yaitu darah yang tidak
memiliki aglutinogen A dan B,tetapi memiliki aglutinin a dan b.
6. Tekanan Darah Sistole – Diastole
Tekanan darah memiliki dua nilai,yaitu tekanan sistole dan diastole.Tekanan
sistole adalah tekanan di dalam pembuluh darah yang terjadi saat bilik menguncup
sehingga darah dipompa ke seluruh tubuh.Tekanan sistole normal adalah sekitar
120 mmHg untuk laki-laki dewasa dan 110 mmHg untuk perempuan
dewasa.Tekanan distole adalah tekanan di dalam pembuluh darah yang terjadi saat
bilik mengembang maksimum sehingga darah dari serambi masuk ke
bilik.Tekanan distole normal adalah sekitar 80mmHg untuk laki-laki dewasa dan
70 mmHg untuk perempuan dewasa.Tekanan darah dapat naik atau turun selama
melakukan aktivitas yang berbeda-beda.Tekanan darah cenderung meningkat
sesuai dengan usia,ras,serta jenis kelamin.Tekanan darah yang jauh melebihi nilai
120/80 mmHg,dinamakan tekanan darah tinggi (hipertensi).Tekanan darah yang
jauh dibawah nilai 120/80 mmHg,dinamakan tekanan darah rendah (hipotensi).
7. Hubungan antara Frekuensi Denyut Jantung terhadap Aktivitas Manusia yang
Berbeda
Denyut nadi dapat digunakan sebagai tolok ukur kondisi jantung.Frekuensi
denyut nadi pada umumnya seirama dengan frekuensi denyut jantung.Denyut nadi
orang yang sedang beristirahat pada umumnya adalah sekitar 60-80 permenit pada
orang dewasa,80-100 permenit pada anak-anak,dan 100-140 permenit pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
bayi.Frekuensi denyut jantung tergantung dari faktor ras,jenis kelamin,usia,berat
badan,kondisi kesehatan,serta aktivitas tubuh.Seseorang yang melakukan aktivitas
tinggi seperti olahraga atau bekerja kasar akan memacu kerja jantung lebih cepat
dibandingkan dengan orang yang sedang duduk diam atau sedang tidur.
8. Sistem Peredaran Getah Bening ( Limfatik)
Pembuluh darah bukanlah satu-satunya pembuluh yang terdapat di dalam
tubuh. Ada sistem pembuluh lain yang dinamakan pembuluh getah bening
merupakan bagian dari sistem limfatik. Sistem limfatik tersusun atas pembuluh
Fungsi sistem limfatik antara lain: a) menarik kelebihan cairan tubuh dan
mengembalikan ke dalam darah, b) mengambil sisa-sisa metabolisme sel, dan c)
menyerap emulsi lemak dari jonjot (villi) usus halus dan membawanya ke sistem
peredaran darah.
9. Pembekuan darah
Proses pembekuan darah, dimulai trombosit pecah dibantu dengan anti
hemofilia akan membentuk trombokinase sedang trombokinase akan membantu
mereaksikan protrombin menjadi trombin dibantu dengan vitamin K dan ion Ca+
lalu trombin akan membantu mereaksikan fibrinogen menjadi hasil akhir fibrin
yang bentuknya seperti lendir sehingga darah akan membeku. Seperti yang
digtambarkan dalam skema tabel dibawah ini ( gambar 2.4 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Gambar 2.4. Skema proses pembekuan pembekuan darah
C. Penelitian yang Relevan
Dalam pembuatan tesis ini, acuan sebagai bahan kelengkapannya
menggunakan hasil penelitian yang relevan sebagai berikut :
1. Pembelajaran IPA Menggunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Melalui
Metode Eksperimen Dan Demonstrasi Ditinjau Dari Kemampuan Analisis
Dan Sikap Ilmiah Siswa oleh Ika Candra Sayekti. Rekomendasi dari hasil
penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: (a) Peneliti dapat
mengembangkan penelitian serupa dengan mengukur prestasi belajar aspek
psikomotorik, sehingga mengetahuiperbedaan psikomotorik siswa yang
diberikan pembelajaran melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi.
(b) Perlu dilakukan penelitian tentang faktor internal lain misalkan tentang
kecerdasan siswa dari siswa yang dimungkinkan mempengaruhi prestasi
belajar siswa. (c) Jika mengkaji sikap ilmiah dan prestasi belajar afektif,
sebaiknya komponen yang dijadikan pedoman penilaian kedua aspek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
dibedakan. (d) Sebaiknya dalam menentukan pengkategorian variabel
moderator dilihat terlebih dahulu skor yang diperoleh siswa, sehingga
diharapkan dapat menampilkan perbedaan yang signifikan.
2. Pembelajaran Kimia Menggunakan Inkuiri Terbimbing Dengan Media Modul
Dane – Learning Ditinjau Dari Kemampuan Pemahaman Membaca Dan
Kemampuan Berpikir Abstrak oleh Endah Dwi Yuniyanti, Berdasarkan hasil
penelitian ini direkomendasikan: (a). Pembelajaran yang optimal dapat
dilakukan dengan pemilihan pendekatan, strategi, metode, dan media yang
sesuai dengan karakteristik materi dan karakteristik siswa. (b). Pembelajaran
inkuiri terbimbing dengan media modul dan e- learningdapat digunakan
sebagai strategi pembelajaran alternatif untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. (c). Dalam pembelajaran kimia sebaiknya guru memperhatikan
kemampuan pemahaman membaca siswa dan kemampuan berpikir abstrak,
karena sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. (d). Pemanfaatan
media e-learningsebagai media pembelajaran dapat mempermudah
pemahaman
3. Pengaruh penerapan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas
termodifikasi terhadap motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas VIII di
SMP Negeri 11 Balikpapan oleh Nur Ana Masruro. Berdasarkan hasil analisis
data ditemukan bahwa: (1) terdapat pengaruh penerapan metode inkuiri
terbimbing dan bebas termodifikasi terhadap motivasi belajar siswa dengan
materi memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan, (2) terdapat pengaruh
penerapan metode inkuiri terbimbing dan bebas termodifikasi terhadap hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
belajar biologi siswa, (3) siswa memiliki respon positif terhadap pembelajaran
inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi sehingga prosesnya berjalan
baik.
D. Kerangka Berfikir.
Dalam kerangka berfikir ini dimana hasil pengamatan dilapangan terdapat
permasalahan pembelajaran dimana prestasi belajar siswa rendah maka dilakukan
tindakan untuk mengatasinya dengan melihat fakta hasil belajar dilapangan dan
tujuan yang baik secara ideal untuk memecahkan permasalahan guru dan siswa
tersebut. Pemecahannya proses belajar tersebut dengan model CTL menggunakan
teori belajar kognitivisme dan konstruktivisme dengan disertai sintaks inkuiri
bebas termodifikasi dan inkuiri terbimbing untuk menggali hasil kreativitas siswa
dan kemampuan verbal sehingga akan menghasilkan produk hasil belajar kognitif,
afektif dan psikomotor meningkat, maka yang paling tepat dalam pemecahan
masalah pembelajaran tersebut menggunakan penelitian Pengaruh Pembelajaran
CTL dengan Inkuiri Bebas Termodifikasi dan Inkuiri Terbimbing Terhadap
Ketrampilan Proses Sains Ditinjau Dari Kreativitas Siswa dan Kemampuan
Verbal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Bagan kerangka pemikiran yang divisualisasikan sebagai berikut:
Gambar 2.5. Kerangka Pemikiran.
Siswa
Masalah nasional: Prestasi Sains internasional rendah
Guru
Fakta Ideal 1. Pembelajaran ber- 1. Pembelajaran ber
sifat teacher cente- sifat Student cen red dan teoritis. tered dan inkuiri
2. Kurang memperhati- 2. Selalu mengguna kan KPS. kan KPS
3. Pembelajaran belum 3. Pembelajaran sudah sesuai hakikat sains sesuai hakikat sains
4. Pembelajaran berori 4. Pembelajaran ber- entasi pada produk orientasi pada pro- pembelajaran ses pembelajaran
Permasalahan
Fakta Ideal 1. Kemampuan siswa 1. Siswa sudah mampu
dalam menghubung- menghubungkan an- kan antar konsep ku- tar konsep dengan rang baik baik.
2. Siswa pasif, KPS tidak 2. Siswa aktif, KPS su- Terarah dengan baik dah terarah baik.
3. Tidak mengkonstruksi 3. Pengetahuan sudah Pengetahuan terkontruksi baik
4. Kreativitas dan kemam- 4. Kreativitas dan ke- puan verbal siswa ber- mampuan verbal variasi siswa tetap
5. Prestasi belajar kurang 5. Prestasi belajar se- Berkembang lalu meningkat.
Teori Konstruktivisme 1. Kontruktivisme individu 2. Kontruktivisme Sosial
Sintaks Inkuiri bebas dimodifikasi 1. Menyajiikan pertanyaan atau masalah 2. Membuat hipotesis 3. Merancang percobaan 4. Melakukan percobaan 5. Mengumpulkan danmenganalisa data 6. Membuat kesimpulan
Sintaks Inkuiri Terbimbing 1. Menyajikan pertanyaan atau masalah 2. Membuat hipotesis 3. Merancang percobaan 4. Melakukan percobaan 5. Mengumpulkan dan menganalisa data 6. Meembuat kesimpulan
Hasil Belajar Kognitif, Afektif dan Psikomotor meningkat Kemampuan verbal Kreativitas siswa
Model CTL
Pengaruh Pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) Dengan Inkuiri Bebas Termodifikasi Dan Inkuiri Terbimbing Terhadap ketrampilan Proses Sains Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Dan Kemampuan Verbal
Teori Kognitivisme: 1. Teori belajar D. Ausubel 2. Teori belajar Gagne 3. Teori Belajar Piaget 4. Teori Belajar J. Bruner
Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
E. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah , tujuan penelitian dan kajian
teori sebagaimana diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh model pembelajaran CTL melalui Inkuiri bebas
termodifikasi dan Inkuiri terbimbing terhadap prestasi belajar biologi siswa
kelas XI IPA SMA 1 Kudus.
2. Terdapat pengaruh kreativitas siswa terhadap prestasi belajar biologi siswa.
3. Terdapat pengaruh Kemampuan memori verbal terhadap prestasi belajar
biologi siswa.
4. Terdapat interaksi model pembelajaran CTL melalui Inkuiri bebas
termodifikasi dan Inkuiri terbimbing dengan kreativitas siswa terhadap
prestasi belajar biologi siswa.
5. Terdapat interaksi model pembelajaran CTL melalui Inkuiri bebas
termodifikasi dan Inkuiri terbimbing kemampuan memori verbal siswa
terhadap prestasi belajar biologi siswa
6. Terdapat interaksi antara kreativitas dengan kemampuan memori verbal
siswa terhadap prestasi belajar biologi siswa
7. Terdapat interaksi antara pembelajaran model CTL melalui Inkuiri bebas
termodifikasi dan Inkuiri terbimbing dengan kreativitas dan kemampuan
memori verbal siswa terhadap prestasi belajar biologi siswa.