skripsi analisa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

134
i SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN Oleh : WIWIK ARFIANTI NIM : 201402054 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2018

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

i

SKRIPSI

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DESA

SIDOMUKTI KECAMATAN PLAOSAN

KABUPATEN MAGETAN

Oleh :

WIWIK ARFIANTI

NIM : 201402054

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 2: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

ii

SKRIPSI

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DESA

SIDOMUKTI KECAMATAN PLAOSAN

KABUPATEN MAGETAN

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

WIWIK ARFIANTI

NIM : 201402054

PRODI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 3: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui

oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

mengikuti Ujian Sidang

SKRIPSI

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DESA

SIDOMUKTI KECAMATAN PLAOSAN

KABUPATEN MAGETAN

Menyetujui, Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Sesaria Betty M., S.Kep.,Ns., M.Kes) (Zaenal Abidin., SKM.,M.Kes (Epid)

NIS. 20150124 NIS. 20160130

Mengetahui,

Ketua Program Studi Keperawatan

(Mega Arianti P, S.Kep.,Ns., M.Kep)

NIS. 20130092

Page 4: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

iv

P E N G E S A H A N

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi dan dinyatakan telah memenuhi

sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Pada Tanggal : .............................................

Dewan Penguji

1. Mertisa Dwi Klevina, SST., M.kes : ...................................................

Dewan Penguji

2. Sesaria Betty M., S.Kep., Ns., M.Kes : ...................................................

Penguji I

3. Zaenal Abidin., SKM., M.Kes (Epid) : ...................................................

Penguji II

Mengesahkan,

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Ketua,

Zaenal Abidin S.KM., M.Kes (Epid)

NIS. 20160130

Page 5: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

v

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wiwik Arfianti

NIM : 201402054

Judul : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya ISPA Pada Balita

Di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini berdasarkan pemikiran

dan pemaparan asli dari saya sendiri. Jika terdapat karya orang lain, saya akan

mencantumkan sumber yang jelas.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di

kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik dan sanksi lain sesuai dengan

peraturan yang berlaku di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari

pihak manapun.

Madiun, Agustus 2018

Wiwik Arfianti

NIM. 201402054

Page 6: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

vi

PERSEMBAHAN

Dengan segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT dan atas dukungan dan

doa dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya banyak bersyukur dan

berterimakasih saya kepada :

Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan karunianyalah maka skripsi ini dapat

dibuat dan selesai tepat waktu. Puji syukur saya yang tak terhingga pada tuhan

penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala doa.

Kedua orang tuaku bapak Suparni dan ibu pariyem terrimakasih telah memberikan

dukungan moril maupun materi serta doa yang tak henti dipanjatkan. Terimakasih

juga untuk adikku Aldi Arfian atas dukungan dan doa.

Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Ibu Sesaria Betty M, S.Kep.,Ns.,M.Kes dan bapak Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes

(Epid) selaku pembimbing tugas akhir saya, terimakasih banyak bapak dan ibu, saya

sudah dibantu dengan sabar selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak

akan lupa atas bantuan dan kesabaran bapak. Serta tidak lupa saya ucapkan

terimakasih kepada ibu Mertisa Dwi Klevina, SST.,M.Kes selaku penguji skripsi

saya. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen Prodi S1 Keperawatan dan

seluruh dosen STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN atas semua ilmu,

didikan dan bimbingan yang telah diberikan.

Sahabat – sahabatku

Terimakasih kepada sahabat – sahabatku Tri wulandari, Putri, Vio, Emma, Roshella,

Syilvia, Indah, Aliefa, Heny, Desi, Anita, Mey, Mbak dian terimakasih sudah

memberi semangat dan membantu dalam mengerjakan skripsi saya ini.

Page 7: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

vii

Keperawatan 8A

Teman temanku satu angkatan Prodi S1 Keperawatan tahun 2014 kelas A dan B

terimakasih atas kekompakan dan kebersamaannya selama 4 tahun ini.

Serta almamaterku SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA

MULIA MADIUN

Page 8: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wiwik Arfianti

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Magetan, 23 Desember 1995

Agama : Islam

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. Lulus Dari Pendidikan TK Kholid bin Walid Tahun 2002

2. Lulus Dari Madrasah Ibtidaiyah Sidomukti Tahun 2008

3. Lulus Dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Plaosan Tahun 2011

4. Lulus Dari Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi Tahun 2014

5. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun 2014-

sekarang

Page 9: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

ix

ABSTRAK

Wiwik Arfianti

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

ISPA PADA BALITA DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN

PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN

114 Halaman + 21 Tabel + 2 Gambar + 13 Lampiran

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran

pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi atau bakteri.

Menurut WHO (2012) 40%-60% dari penduduk balita di dunia mengalami ISPA.

ISPA sendiri terjadi karena banyak faktor antara lain faktor BBLR, Status Gizi,

Status Imunisasi, Kepadatan Tempat Tinggal, dan Ventilasi. Tujuan penelitian ini

untuk mengetahui apakah ada hubungan antara faktor tersebut dengan kejadian

ISPA di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

Desain penelitian ini menggunakan survey analitik dengan rancangan

cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 90 balita dengan teknik sampling

simple random sampling dan alat ukur yang digunakan adalah kuisioner dan

KMS. Analisis data menggunakan uji chi square.

Hasil penelitian dengan uji chi suare diperoleh nilai P=0,049 (BBLR),

P=0,013 (status gizi), P=0,000 (status imunisasi), P=0,001 (kepadatan tempat

tinggal), P=0,000 (ventilasi), karena niai ρ-value = <0,05 maka Ha diterima,

berarti ada hubungan dari beberapa faktor terhadap kejadian ISPA pada balita di

Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kondisi BBLR, status

gizi, status imuisasi, kepadatan tempat tinggal dan ventilasi mempunyai hubungan

yang bermakna. Diharapkan keluarga menambah informasi dengan berparisipasi

aktif dengan mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tentang

cara mengurangi faktor-faktor yang dapat menyebabkan ISPA pada balita.

Kata kunci : Faktor yang mempengaruhi, ISPA, Balita

Page 10: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

x

ABSTRACT

Wiwik Arfianti

ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCED ARTICLES IN ACTIVITY IN

SIDOMUKTI VILLAGE PLAOSAN DISTRICT MAGETAN

114 pages +21 Tables +2 Pictures +13 Appendix

Acute respiratory tract infection (ISPA) is an acute inflammation of the

upper and lower respiratory tract caused by infection or bacteria. According to

WHO (2012) 40% -60% of the population of children under five in the world

experience ARI. ARI itself occurs due to many factors including LBW, Nutrition

Status, Immunization Status, Density of Residence, and Ventilation. The purpose

of this study to determine whether there is a relationship between these factors

with the incidence of ARI in the Village Sidomukti Plaosan District Magetan.

The design of this study used an analytical survey with cross sectional

design. The sample of research is 90 balita with simple random sampling and the

measuring instrument used is questionnaire and KMS. Data analysis using chi

square test.

The result of the research by chi suare test obtained P = 0.049 (BBLR), P

= 0.013 (nutritional status), P = 0,000 (immunization status), P = 0.001 (density

of residence), P = 0,000 (ventilation), because niai 0 -value = <0.05 then Ha is

accepted, it means there is a relationship of several factors to the incidence of

ARI in toddlers in the Village Sidomukti Plaosan District Magetan District.

From the results of this study it can be concluded that the conditions of low birth

weight, nutritional status, imitation status, density of dwellings and ventilation

have a meaningful relationship. The family is expected to add information by

actively participating by participating in activities carried out by health workers

on how to reduce the factors that can cause ARI in infants.

Keywords: influencing factors, ARI, toddlers

Page 11: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xi

DAFTAR ISI

Sampul Depan….. .......................................................................................... i

Sampul Dalam .............................................................................................. ii

Lembar Persetujuan ....................................................................................... iii

Lembar Pengesahan ....................................................................................... iv

Lembar Pernyataan ........................................................................................ iv

Lembar Persembahan ..................................................................................... vi

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... viii

Abstrak ........................................................................................................... ix

Abstract .......................................................................................................... x

Daftar Isi......................................................................................................... xi

Daftar Tabel ................................................................................................... xiii

Daftar Gambar ................................................................................................ xv

Daftar Lampiran ............................................................................................. xvi

Daftar Singkatan......................................................................................... … xvii

Daftar Istilah................................................................................................... xviii

Kata Pengantar ............................................................................................... xx

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

1.3.1 Tujuan Umum .............................................................. 3

1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 4

1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................... 4

1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................ 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6

2.1 Konsep ISPA ............................................................................. 6

2.1.1 Pengertian ISPA ............................................................ 6

2.1.2 Etiologi ISPA ................................................................ 6

2.1.3 Klasifikasi ISPA ........................................................... 8

2.1.4 Tanda Gejala ISPA ....................................................... 11

2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi ISPA ...................... 12

2.1.6 Bahaya ISPA ................................................................. 19

2.1.7 Pencegahan ISPA ......................................................... 19

2.2 Konsep BBLR .......................................................................... 21

2.3 Konsep Status Gizi ................................................................... 22

2.4 Konsep Status Imunisasi ........................................................... 28

2.5 Konsep Kepadatan Tempat Tinggal ........................................ 29

2.6 Konsep Ventilasi ....................................................................... 30

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA ........................... 31

3.1 Kerangka Konseptual ............................................................ 31

3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................ 32

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN........................................................ 33

4.1 Desain Penelitian ...................................................................... 33

Page 12: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xii

4.2 Populasi dam Sampel ................................................................ 33

4.2.1 Populasi Penelitian ....................................................... 33

4.2.2 Sampel .......................................................................... 33

4.2.3 Kriteria Sampel ............................................................. 34

4.3 Tehnik Sampling ....................................................................... 35

4.4 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................ 36

4.5 Definisi Operasional ................................................................ 37

4.6 Instrumen Penelitian ................................................................ 38

4.7 Lokasi dan Penelitian ............................................................... 38

4.8 Prosedur Pengumpulan Data .................................................... 39

4.9 Pengolahan Data dan Analisa Data .......................................... 40

4.9.1 Pengolahan Data .......................................................... 40

4.9.2 Analisa Data ................................................................. 42

4.10 Etika Penelitian ......................................................................... 44

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian .................................. 45

5.2 Hasil Penelitian ......................................................................... 46

5.3 Pembahasan .............................................................................. 59

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ............................................................................... 70

6.2 Saran ......................................................................................... 71

Daftar Pustaka ................................................................................................ 73

Lampiran-lampiran ......................................................................................... 75

Page 13: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xiii

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Tabel Z-skor………………………..……….. 23

Tabel 2.2 Tabel Antropometri………………………… 24

Tabel 4.2 Definisi Operasional……………………….. 37

Tabel 4.4 Tingkat Keeratan Hubungan……………….. 43

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Orang Tua…………………………………..

46

Tabel 5.2 Krakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan…………………………………..

47

Tabel 5.3 Karakeristik Responden Berdasarkan

Pekerjaan…………………………………….

47

Tabel 5.4 Karakeristik Responden Berdasarkan

Hubungan Dengan Balita……………………

48

Tabel 5.5 Karakeristik Responden Berdasarkan Umur

Balita……………………...............................

49

Tabel 5.6 Karakeristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin………………………………...........

49

Tabel 5.7 Karakeristik Responden Berdasarkan

Kejadian ISPA………………………………

50

Tabel 5.8 Karakeristik Responden Berdasarkan BBL… 50

Tabel 5.9 Karakeristik Responden Berdasarkan Status

Gizi Balita…………………………………...

51

Tabel 5.10 Karakeristik Responden Berdasarkan Status

Imunisasi Balita……………………………..

52

Tabel 5.11 Karakeristik Responden Berdasarkan

Kepadata Tempat Tingal…………………….

52

Tabel 5.12 Karakeristik Responden Berdasarkan

Ventilasi……………………………………..

53

Tabel 5.13 Karakeristik Responden Berdasarkan

Hubugan BBLR Dengan Kejadian ISPA……

54

Tabel 5.14 Karakeristik Responden Berdasarkan

Hubungan Status Gizi Degan Kejadian ISPA

55

Tabel 5.15 Karakeristik Responden Berdasarkan

Hubungan Status Imunisasi Dengan

Kejadian ISPA………………………………

56

Tabel 5.16 Karakeristik Responden Berdasarkan

Hubungan Kepaatan Tempat Tinggal

Dengan Kejadian ISPA...................................

57

Tabel 5.17 Karakeristik Responden Berdasarkan

Hubungan Ventilasi Dengan Kejadian ISPA..

58

Page 14: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep………………………… 31

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian………………... 36

Page 15: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan surat izin STIKES ......................................... 75

Lampiran 2 Permohonan surat izin pengambilan

dataBanKesBangPol ............................................... ……... 76

Lampiran 3 Lembar permohonan menjadi responden .......................... 78

Lampiran 4 Lembar persetujuan menjadi responden ............................ 79

Lampiran 5 Lembar kuesioner responden ............................................. 80

Lampiran 6 Surat ijin penelitian STIKES ............................................. 83

Lampiran 7 Surat Ijin penelitian BANKESBANGPOL ....................... 84

Lampiran 8 Surat ijin selesai penelitan ................................................. 86

Lampiran 9 Tabuasi Data ...................................................................... 87

Lampiran 10 Hasil uji SPSS .................................................................... 91

Lampiran 11 Jadwal kegiatan ................................................................. 103

Lampiran 12 Lembar konsutasi ............................................................... 104

Lampiran 13 Foto kegiatan penelitian ................................................... 107

Page 16: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xvi

DAFTAR SINGKATAN

ASI : Air Susu Ibu

BB : Berat Badan

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

BCG : Bacille CalmetteGuerin

DEPKES : Departemen Kesehatan

DINKES : Dinas Kesehatan

DPT : Difteri, pertusis dan tetanus

ISPA : Infeksi Saluran Pernafasan Akut

KEPMENKES : Keputusan Menteri Kesehatan

MENPERA : Menteri Perumahan Rakyat

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

RSV : Respiratory Syincitial Virus

TBC : Tuberkolosis

WHO : World Health Organization

Page 17: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xvii

DAFTAR ISTILAH

Adenovirus : Virus yang dapat menyebabkan infeksi

Asma bronchial : Suatu keadaan dimana saluran nafas

mengalami penyempitan

Autonomy : Kemampuan

Chi-square : Pengujian mengenai perbandingan antara

frekuensi observasi atau yang benar-

benar terjadi atau aktual dengan frekuensi

harapan

Chyanosis : Kebiruan pada kulit yang di sebabkan

karena jumlah hemoglobin deoksigenasi

yang berebihan

Chlamydia : Penyakit menular seksual

Coding : Pengkodean

Confidentiality : kerahasiaan

Coxsackie : Virus yang dapat menyebabkan penyakit

coxsackie yang sangat menular melalui

tangan atau ludah penderita

Editing : Penyuntingan data

Endokarditis : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh

mikroorganisme pada dinding jantung

bagian dalam

Explanatory research : Penelitian bertujuan untuk menguji suatu

teori atau hipotesis guna memperkuat

atau menolak hasil penelitian yang sudah

ada

Haemophilus influenzae : bakteri yang dapat menyebabkan

berbagai jenis infeksi

Inform Consent : Lembar persetujuan

Input : Sasaran

Klebsiella pneumonia Bakteri yang dapat menyebabkan

pneumonia

Kognitif : Pengetahuan

Kolmogorov smirnov Pengujian normalitas yang banyak

dipakai, terutama setelah adanya banyak

program statistik

Laringitis Peradangan yang terjadi pada laring

Mycoplasma pneumonia Infeksi paru-paru yang disebabkan oleh

mycoplasma pneumonia

Parainfluenza Virus yang menyebabkan infeksi saluran

pernafasan

Pneumoia : Radang paru

Scoring : Penilaian

Streptococcus pneumonia : Bakteri penyebab pneumonia

Staphylococcus aureaus : Bakteri gram positif yang menghasilkan

Page 18: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xviii

pigmen kuning, biasanya terdapat pada

saluran pernafasan

Tabulating : Tabel data

Torch Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus,

dan Herpes

Wheezing : Mengi

Page 19: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA pada balita”

dengan baik. Tersusunnya skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, saran dan

dukungan moral kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Dra. Furyana kartini sebagai pelaksana tugas (plt) kepala dinas kesehatan

kabupaten magetan yang mengijinkan untuk pencarian data awal

2. dr. Siti Maifuroh sebagai kepala puskesmas sumberagung kecamatan

plaosan kabupaten magetan yang telah memberikan izin penelitian

3. Supeno selaku kepala desa sidomukti yang telah memberikan ijin

penelitian

4. Seluruh Staf kantor Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan, yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk melakukan

penelitian

5. Zainal Abidin, SKM.,M.Kes (Epid) selaku ketua STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun dan dosen pembimbing 2

6. Sesaria Betty M, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing 1 yang

selalu membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan

7. Mertisa Dwi Klevina SST., M. Selaku Dewan Penguji

Page 20: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

xx

8. Orang tua responden yang tinggal di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan yang telah mau menjadi bagian dari penelitian ini

9. Kedua Orang tua saya yang telah memberi dorongan dan semangat tanpa

henti dalam menyelesaikan skripsi ini

10. Teman-teman keperawatan kelas A dan B angkatan tahun 2014 yang

banyak memberikan bantuan baik moral maupun materil yang tidak bisa

disebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Aamiin

Wassalamualaikum Wr.Wb

Madiun, Agustus 2018

Peneliti

Wiwik Arfianti

NIM. 201402054

Page 21: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan

atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri ,virus

,maupun riketsia, tanpa atau disertai radang parenkim paru (Alsagaff ; mukty,

2013). Terjadinya infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dipengaruhi oleh tiga

hal yaitu adanya kuman (terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus, dan riketsia),

keadaan daya tahan tubuh (status nutrisi, imunisasi) dan keadaan lingkungan

(rumah yang kurang ventilasi , lembab, basah, dan kepadatan penghuni) (Depkes

RI, 2012).

Menurut World Health Organization (WHO), Penyakit ISPA adalah penyakit

yang paling sering menyebabkan kematian pada anak balita, sehingga ISPA masih

merupakan penyakit yang mengakibatakan kematian cukup tinggi, kematian

tersebut sebagian besar disebabkan oleh pneumonia. Sebagai kelompok penyakit ,

ISPA juga merupakan penyebab utama kunjungan pasien ke sarana kesehatan

yakni sebanyak 40%-60% kunjungan berobat di puskesmas dan 15%-30%

kunjungan berobat di rumah sakit. Gejala yang sering dijumpai adalah batuk,

pilek, dan kesukaran bernafas. ISPA dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu ISPA

atas dan ISPA bawah. ISPA terdiri beberapa faktor antara lain faktor lingkungan

faktor individu anak serta faktor perilaku (Depkes RI, 2012).

Page 22: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

2

Kematian akibat ISPA lebih di dominasi balita usia 1-4 tahun yaitu lebih dari 2

juta kematian tiap tahunnya, ini juga berarti 1 dari 5 orang balita di dunia

meninggal setiap harinya. Di Indonesia ISPA selalu menempati urutan pertama

penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Selain itu ISPA juga sering

berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Dengan jumlah kasus

ISPA pada balita pada tahun 2017 di Kabupaten Magetan sejumlah 86.257 kasus

(Dinkes, 2017).

Penderita ISPA pada balita di Indonesia pada akhir tahun 2013 terdapat

sebanyak 5 diantara 1000 balita, setiap tahun sebanyak 150.000 balita meninggal

atau 12.500 korban perbulan atau 416 kasus sehari atau 17 anak per jam atau

seorang balita tiap lima menit (Maryunani, 2013). Sedangkan data yang diperoleh

dari (RISKESDES, 2013) sebanyak 28,3% balita yang menderita ISPA. Di

Kabupaten Magetan kasus ISPA pada balita sejumlah 86.257 kasus. Dan

berdasarkan studi pendahuluan di peroleh data pada periode September 2017

angka kejadian ISPA terdapat diDesa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan dengan jumah ISPA sebanyak 116 orang balita.

ISPA dapat disebabkan oleh kuman dan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh

sendiri terdiri dari beberapa faktor antara lain keadaan gizi, keadaan kekebalan,

keadaan lingkungan dan pengetahuan (Depkes RI, 2009). Faktor lingkungan yang

mempengaruhi terjadinya ISPA salah satunya ialah ventilasi rumah. Apabila suatu

ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik akan menimbulkan keadaaan

yang dapat merugikan kesehatan (Lamsidi, 2013). Akibatnya jika penyakit ISPA

ini diabaikan dapat menyebabkan komplikasi seperti faringitis, sinusitis,

Page 23: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

3

bronchitis, dan demam tinggi (Dinkes, 2012). ISPA sendiri dapat menyebabkan

radang paru (pneumonia) yang bisa mengakibatkan kematian (Depkes RI, 2013).

Faktor individu untuk anak terdiri dari umur anak, berat badan lahir rendah

(BBLR), status gizi, pemberian vitamin A, dan status imunisasi. Faktor perilaku

dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit ISPA pada bayi dan balita dalam

hal ini adalah praktek penanganan ISPA dikeluarga baik yang dilakukan oleh ibu

ataupun keluarga lainnya (Maryunani, 2010).

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai analisa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA

(Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan.

ISPA pada balita memerlukan penanganan dengan melibatkan banyak pihak

antara lain keluarga, dinas kesehatan, puskesmas untuk mengetahui tingkat

terjadiya ISPA pada balita dan segera dilakukan intervensi, contohnya

pembentukan posyandu balita untuk pembinaan ibu balita ataupun keluarga balita

dalam pencegahan terjadiya ISPA.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

pertanyaan masalah penelitian “Bagaimana Analisa Faktor Yang Mempengaruhi

Terjadinya ISPA Pada Balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan ?”

Page 24: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

4

1.3 TujuanPenelitian

1.3.1 TujuanUmum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA pada

balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kejadian ISPA pada balita di Desa Sidomukti

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ISPA pada balita di

Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

3. Menganalisa faktor BBLR dengan kejadian ISPA pada balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

4. Menganalisa faktor status gizi dengan kejadian ISPA pada balita di

Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

5. Menganalisa faktor status imunisasi dengan kejadian ISPA pada balita

di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

6. Menganalisa faktor kepadatan tempat tinggal dengan kejadian ISPA

pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

7. Menganalisa faktor ventilasi dengan kejadian ISPA pada balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

Page 25: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat

khususnya dibidang kesehatan anak.

2. Pengembangan ilmu pengetahuan tentang analisa faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya ISPA pada balita.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman pertama bagi peneliti dalam bidang penelitian

kesehatan anak terutama pada balita.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumber informasi dan kajian pustaka mengenai apa saja

faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA.

3. Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan masyarakat tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya ISPA pada balita.

4. Bagi Perawat atau Petugas Puskesmas

Sebagai referensi atau rujukan dalam merawat dan menangani

penyakit ISPA pada balita

5. Bagi Institusi Kesehatan

Agar dapat dijadikan masukan dan pertimbangan dalam meningkatkan

dan memperbaiki mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat

khusunya pelayanan dalam penyakit ISPA.

Page 26: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep ISPA

2.1.1 Pengertian ISPA

Menurut WHO (2012), infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) didefinisikan

sebagai penyakit saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius

yang ditularkan dari manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam

waktu beberapa jam atau beberapa hari.

Menurut DepKes RI (2014), infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah

penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari aluran

pernafasan mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (sauran bawah)

termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga, telinga tengah dan pleura.

ISPA adalah penyakit saluran pernafasan akut yang berlangsung selama 14

hari yang dapat ditularkan melalui air liur, darah, bersin, maupun udara yang

terhirup.

2.1.2 Etiologi ISPA

1. Kuman

ISPA disebabkan oleh lebih dari 300 kuman, baik berupa bakteri, virus

maupun jamur (Maryunani, 2010).Bakteri penyebab ISPA tersering

adalah Haemophilus influenza (20%) dan Steptococcus pneumonia

(50%). Bakteri penyebab lain adalah Staphylococcuus aureaus dan

Page 27: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

7

Klebsiella pneumonia, sedangkan virus yang sering menjadi penyebab

ISPA adalah respiratory syncitial virus (RSV) dan influenza.

2. Umur

Bayi umur dibawah bulan mempunyai angka infeksi yang rendah,

karena fungsi pelindung dari antibody. Infeksi meningkat pada umur 3-

6 bulan, pada waktu ini antara hilangnya antibody dan produksi

antibody bayi itu sendiri.Sisa infeksi dari virus berkelanjutan pada

waktu balita dan prasekolah. Pada waktu anak-anak berumur 5 tahun,

infeksi pernafasan yang disebabkan virus yang akan berkurang

frekuensinya tetapi pengaruh infeksi Mycoplasma Pneumonia dan

group A B-Hermoltic streptococcus akan meningkat. Klasifikasi

penyebab ISPA berdasarkan umur antara lain (DepKes RI, 2013).

a) Bayi baru lahir

ISPA pada bayi baru lahir seringkali terjadi karena aspirasi, infeksi

virus Varicella-zooster dan infeksi berbagai bakteri gram negatif

seperti bakteri Coli, torch, Streptcoccus dan Pnuemococcus.

Pneumonia biasanya disebabkan oleh berbagai virus, yaitu

Adenovirus, Coxsackie,Peumonia, S. (DepKes RI, 2013).

b) Balita dan prasekolah

ISPA pada balita dan anak prasekolah seringkali disebabkan oleh

virus, yaitu: Adeno, Parainfluenza, InfluenzaA atau B dan berbagai

Page 28: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

8

bakteri yaitu: S.pneumoniae, Hemophilus influenza, Streptococci A,

dan Chlamydia (DepKes RI, 2013).

c) Anak usia sekolah dan remaja

ISPA pada anak usia sekolah dan remaja biasanya disebabkan oleh

virus, yaitu Adeno, Parainfluenza, InfluenzaA atau B, dan berbagai

bakteri, yaitu S. pneumonia, streptococcus A dan Mycoplasma

(DepKes RI, 2013).

3. Daya tahan tubuh

Daya tahan tubuh merupakan kemampuan untuk menahan organism

penyerang dipengaruhi banyak faktor. Kekurangan sistem kekebalan

apada anak beresiko terinfeksi, kondisi lain yang mengurangi daya

tahan tubuh adalah malnutrisi, anemia, kelelahan, dan daya tahan tubuh

atau imun tubuh.

2.1.3 Klasifikasi ISPA

1. Klasifikasi ISPA berdasarkan anatomis

Maryunani (2010), mengatakan secara anatomis ISPA dibagi menjadi 2

bagian yaitu:

a) ISPA Atas (Acute Upper Respiratory Infections)

Ispa atas yang perlu diwaspadai adalah radang saluran tenggorokan

atau pharingitis dan radang telinga tengah atau otitis.Pharingitisyang

disebabkan kuman tertentu (Streptococcus Hemolyticus) dapat

Page 29: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

9

berkomplikasi dengan penyakit jantung (endokarditis).Sedangkan

radang telinga tengah yang tidak diobati berakibat terjadinya

ketulian.

ISPA berdasarkan golongan umur kurang 2 bulan yaitu:

a) Pneumonnia Berat

Bila disertai salah satu tanda tarikan kuat di dinding pada bagian

bawah atau napas cepat.

b) Bukan Pneumonia (batuk pilek biasa)

Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian

bawah atau napas cepat.”Tanda Bahaya” untuk golongan umur

kurang 2 bulan, yaitu:

1) Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai

kurang dari setengah volume yang biasa diminum).

2) Kejang

3) Kesadaran menurun

4) Stridor

5) Wheezing

6) Demam

Page 30: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

10

b) ISPA Bawah (Acute Lower Respiratory Infections)

ISPA bagian bawah adalah infeksi yang terutama mengenai struktur-

struktur saluran nafas bagian bawah mulai dari laring sampai alveoli.

Penyakit-penyakit yang tergolong infeksi saluran pernafasan akut

(ISPA) bagian bawah: Laringitis, Asma Bronchial, Bronchitis akut

maupun kronik, Bronco Pneumonia atau Pneumonia (suatu

peradangan tidak saja pada jaringan paru tapi juga pada Bronchioli.

ISPA berdasarkan golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun:

1. Pneumonia Berat

Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada

bagian bawah ke dalam pada waktu anak menarik napas (pada saat

diperiksa anak harus dalam keadaan tenang,tidak menangis atau

meronta).

2. Pneumonia Sedang

Bila disertai napas cepat. Batas napas cepat untuk usia lebih dari

bulan sampai 12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih, untu

usia 1-4 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.

3. Bukan Pneumonia

Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak

ada napas cepat. “Tanda Bahaya” untuk golongan umur 2 bulan -5

tahun yaitu:

Page 31: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

11

a) Tidak bisa minum

b) Kejang

c) Kesadaran menurun

d) Stridor

e) Gizi buruk

2.1.4 Tanda gejala ISPA

Widiyono (2008) menyatakan bahwa tanda dan gejala ISPA didasarkan

pada deretan keparahan antara lain:

1. ISPA ringan (bukan pneumonia) mecakup kelompok pasien balita dengan

tanda dan gejala:

a. Batuk pilek

b. Serak

c. Demam atau tanpa demam

2. ISPA sedang (pneumonia)

a. Batuk pilek

b. Serak

c. Nafas cepat

d. Wheezing

e. Demam (suhu badan mencapai 38 0)

Page 32: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

12

3. ISPA berat (pneumonia berat)

a. Cyanosis

b. Pernafasan cuping hidung

c. Kejang

d. Dehidrasi

e. Kesadaran menurun

f. Demam tinggi (suhu mencapai lebih dari 39 0)

g. Frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih.

2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi ISPA

Menurut DepKes RI (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi ISPA adalah:

1. Agent

Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru.Kejadiannya

bisa secara akut atau kronis, yang palig sering adalah rhinitis simpleks,

faringitis, tonsilitis, dan sinusitis. Rinitis simpleks atau yang lebih

dikenal sebagai salesma/common cold/korizal/flu/pilek, merupakan

penyakit virus myxovirus, coxsackie, dan Echo (WHO, 2007)

2. Manusia

a) Umur

Berdasarkan hasil penelitian Anom (2006), resiko untuk terkena

ISPA pada anak yang lebih muda umumnya lebih besar dbandingkan

Page 33: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

13

dengan anak umurnya yang lebih tua.Dari hasil uji statistik

menunjukkan ada pengaruh umur terhadap kejadian ISPA pada anak

balita.

b) Riwayat BBLR

Berat badan lahir menentukan pertumbuhan dan perkembangan fisik

dan mentalpada masa balita. Bayi dengan berat badan lahir rendah

(BBLR) mempuyai resiko kematian yang lebih besar dibandingkan

dengan berat badan lahir normal, terutama pada bulan-bulan pertama

kelahiran karena pembentukan zat anti kekebalan kurang sempurna

sehingga lebih mudah terkena penyakit, terutama penyakit

pneumonia dan penyakit saluran nafas lainnya (Maryunani, 2010).

Balita yang mengalami BBLR lebih besar resikonya untuk

terdiagnosa ISPA.Dikarenakan pada balita BBLR organ-organ

pernafasannya belum matang yang menyebabkan pengembangan

paru kurang adekuat, otot-otot prnafasan masih lemah dan pusat

pernafasan belum berkembang.Kurangnya zat surfaktan dapat

mengurangi tegangan pada permukaan paru.Anatomi dari organ

pernafasan yang belum matang menyebabkan ritme dari pernafasan

tidak teratur sering kali ditemukan apneu dan sianosis.Kecepatan

pernafasan bervariasi mencapai 60-80 kali per menit (Ibrahim,

2013).

Page 34: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

14

Pada balita BBLR tidak mempunyai nutrisi dan protein yang cakup

untuk pembentukan sistem imun, maka apabila balita menghirup udara

yang tidak sehat akan mudah terkena infeksi.

c) Status Gizi

Gizi baik adalah keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrisi

sehingga berpengaruh terhadap daya tahan tubuh dan respon

imunologik terhadap penyakit, sedangkan gizi buruk merupakan status

kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi atau nutrisi dibawah standar

rata-rata (Soeditama, 2010).

Konsumsi gizi pada seseorang dapat menetukan tercapainya tingkat

kesehatan bila tubuh berada dalam tingkat kessehatan gizi yang

optimum. Dalam kondisi demikian tubuh terbebas dari penyakit dan

mempunyai daya tahan tubuh yang sangat tinggi (Notoatmodjo, 2013).

Status gizi pada sangat penting, karena status gizi yang baik akan

meningkatkan daya tahan tubuh dan keebalan tubuh anak, sehingga

anak tidak mudah terkena penyakit infeksi. Semakin rendah status gizi

balita maka semakin rendah pula daya tahan tubuh balita, maka semaki

rentan balita untuk terinfeksi.Dan pada balita dengan ststus gizi baik

cenderung menderita penyakit infeksi ringan.

Page 35: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

15

d) Status Imunisasi

Pemberian imunisasi dapat mencegah berbagai jenis penyakit infeksi

termasuk ISPA.Untuk mengurangi faktor yang meningkatkan mortalitas

ISPA, diupayakan imunisasi lengkap terutama DPT dan Campak. Bayi

dan balita yang mempunyai status imunisasi lengkap bia menderita

ISPA dapat diharapkan perkembangan penyakitnya tidak akan menjadi

berat. Imunisasi DPT dan Campak merupakan imunisasi yang

berkontribusi dengan penyakit ISPA. DPT (difteri, anti infeksi saluran

pernafasan), pertusis (untuk batuk rejan dan tetanus), merupakan

penyakit yang bersifat toxin-mediated, toksin yang dihasilkan kuman

(melekat pada bulu getar saluran nafas atas) akan melumpuhkan bulu

getar tersebut, sehingga menyebabkan gangguan aliran secret

pernafasan, dan berpotensi menyebabkan ISPA. Sehingga peemberian

imunisasi DPT cukup esensial untuk menyiapkan balita menghadapi

lingkungan yang tidak selalu bisa dijamin kebersihannya.Selain DPT,

imunisasi Campak juga merupakan salah satu pencegahan ISPA.Karena

virus campak masuk melalui saluran pernafasan dan selanjutnya masuk

ke kelenjar getah bening yang berada dibawah mukosa.Pada saat 5-6

hari setelah infeksi awa kemudian menyebar kepermukaan epitel

saluran pernafasan dan berpotensi meyebabkan ISPA.Dan dengan

pemberian vaksin campak dapat mencegah adanya infeksi yang

mengganggu saluran pernafasan, kususnya ISPA.

Page 36: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

16

d) Faktor lingkungan

a. Kepadatan tempat tinggal

Kepadatan tempat tinggal menurut keputusan menteri kesehatan

nomor 829/MENKES/SK.VII.1999 tentang persyaratan kesehatan

rumah satu orang minima menempati luas rumah 8m.Dengan kriteia

tersebut diharapkan dapat mencegah penularan penyakit dan

melancarkan aktivitas.Keadaan tempat tinggal yang padat

menngkatkan faktor populasi dalam rumah yang telah ada.

Kepadatan penghuni dalam satu rumah tinggal akan menberikan

pengaruh bagi penghuninya. Hal ini tidak sehat karena disamping

meneyebabkan kuranya oksigen, juga bila salah satu anggota keluarga

terkena penyakit infeksi, terutama ISPA akan mudah menular kepada

anggota keluarga yang lainnnya (Notoadmodjo, 2013).

b. Ventilasi

Salah satu upaya pencegahan penularan ISPA kepada anggota

keluarga yanglain, dapat dilakukan melalui rumah sehat. Syarat rumah

sehat secara sederhana meliputi ventilasi, penerangan alami dan suhu.

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi, diantaranya :

1) Mensuplai udara bersih yaitu udara yang mengandung kadar

oksigen yang optimum bagi pernafasan.

Page 37: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

17

2) Membebaskan udara ruangan dari bau-bauan, asap ataupun debu

dan zat-zat pencemaran lain dengan cara pengeceran udara.

3) Mensuplai panas agar hilangnya panas badan seimbang.

4) Mensuplai panas akibat hilangnya panas ruangan dan bangunan.

5) Mengeluarkan kelebihan udara panas yang disebabkan radiasi

tubuh, kondisi, evaporasi ataupun keadaan eksternal.

6) Mendisfungsikan suhu udara secara rata.

c. Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan

tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk kedalam rumah,

terutama cahaya matahari akan menyebakan lembab dan tempat untuk

hidup berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya cahaya yang

berlebihan akan megakibatkan silau dan akhirnya dapat merusak mata

(Notoadmodjo, 2003). Rumah harus cukup mendapatkan penerangan

baik pada siang maupun malam hari.Idealnya, penerangan didapat

drngan bantuan listrik.Setiap ruang diupayakan mendapat sinar

matahari terutama di pagi hari (Chandra, 2007).

Cahaya dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Cahaya alamiah, yaitu cahaya matahari. Cahaya matahari dapat

membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah misalnya

bakteri TBC.

Page 38: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

18

b. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api, dan sebagainya.

Dampak dari pencahayaan adalah apabila niai pencahayaan yang

terlalu rendah akan berpengaruh terhadap proses akomodasi mata

yang terlalu tinggi, sehingga akan berakibat terhadap keusakan retina

pada mata. Cahaya yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kenaikan

suhu pada ruangan (Kemenkes RI, 2011). Pencahayaan yang cukup

member kesempatan cahaya matahari masuk, dan tidak menyilaukan ,

sehingga matahari mampu membunuh kuman-kuman patogen dan jika

cahaya kurang akan mengakibatkan ketegangan pada mata

(Kusnoputranto, 2000).

d. Suhu

Suhu ruang harus tetap terjaga agar jangan banyak berubah.Suhu

sebaiknya berkisar antara 8- 0 C. Suhu ruang dapat sangat dipengaruhi

oleh suhu udara luar, pergerakan udara, kelembaban udara, dan suhu

benda-benda yang ada disekitarnya.Dirumah-rumah modern, suhu ruang

dapat diatur engan fasilitas air conditioning (Chandra, 2007).

Perubahan suhu udara dalam rumah dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain, menurut Kemenkes RI, 2011.

a. Penggunaan bahan bakar

b. Ventilasi yag tidak memenuhi syarat

c. Kepadatan hunian

Page 39: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

19

d. Bahan dan struktur bangunan

2.1.6 Bahaya ISPA

ISPA sangat berbahaya kematia pada penderita ISPA terjadi jika penyakit

mencapai derajat yang berat.Palinng sedikit kematian karea infeksi telah

mencapai paru-paru, keadaan ini terjadi karena penyakit ISPA ringan yang

diabaikan.Seringkali dimulai dengan batuk pilek biasa tetapi karena daya

tahan tubuh yang jelek, maka penyakit dengan cepat menjalar ke paru-paru.

Apabila tidak medapat pengobatan yang tepat maka penderita dalam waktu

24 jam bisa meninggal.

2.1.7 Pencegahan ISPA

ISPA dapat dicegah melalui beberapa cara baik dengan mengindarkan atau

mengurangi faktor resiko maupun melalui beberapa pendekatan, yaitu

melakukan pendidikan kesehatan di komunitas, perbaikan gizi, pelatihan

tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman diagnosis dan

pengobatan ISPA, penggunaan antibiotika yang benar dan efektif, dan

waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus ISPA terutama

pneumonia berat. Peningkatan gizi termasuk pemberian ASI eksklusif dan

asupan zinc, peningkatan cakupan imunisasi, dan pengurangan polusi udara

di dalam ruangan dapat pula mengurangi faktor resiko.

Penelitian terkini juga menyimpulkan bahwa mencuci tangan dapat

mengurangi kejadian ISPA (DepKes RI, 2010).

Page 40: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

20

Menurut Hood Alsagaff dan Abdul Mukty (2010) pencegahan ISPA dapat

melalui :

a.Tenaga kesehatan

Penyuluhan diharapkan dapat mengubah sikap dan perilaku masyarakat

terhadap hal-hal yang meningkatkan faktor resiko ISPA. Kegiatan

penyuluhan berupa penyuluhan penyakit ISPA, penyuluhan ASI (air susu

ibu) eksklusif, penyuluhan imunisasi, penyuluhan gizi seimbang untuk ibu

dan anak, penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan bahaya

merokok.

b.Keluarga

1) Rumah harus berjendela dan sanitasinya harus bagus

2) Asap daur dan asap rokok tidak boleh berkumpul dirumah

3) Rumah harus kering dan tidak boleh lembab

4) Rumah tidak boleh padat penghuni

5) Kebersihan didalam rumah dan diluar rumah harus dijaga. Rumah harus

mempunyai jamban yang sehat dan diatur dengan baik

6) Air buangan dan pembuangan sampah harus diatur degan baik agar

nyamuk, lalat tidak berkeliaran didalam rumah dan di sekitar rumah

7) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara makan makanan yang

bergizi

Page 41: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

21

8) Rutin melakukan imunisasi

2.2 Konsep BBLR

Berat badan lahir menentukan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan

mental pada masa balita. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

mempuyai resiko kematian yang lebih besar dibandingkan dengan berat badan

lahir normal, terutama pada bulan-bulan pertama kelahiran karena pembentukan

zat anti kekebalan kurang sempurna sehingga lebih mudah terkena penyakit,

terutama penyakit pneumonia dan penyakit saluran nafas lainnya (Maryunani,

2010).

Balita yang mengalami BBLR lebih besar resikonya untuk terdiagnosa

ISPA.Dikarenakan pada balita BBLR organ-organ pernafasannya belum matang

yang menyebabkan pengembangan paru kurang adekuat, otot-otot prnafasan

masih lemah dan pusat pernafasan belum berkembang.Kurangnya zat surfaktan

dapat mengurangi tegangan pada permukaan paru.Anatomi dari organ pernafasan

yang belum matang menyebabkan ritme dari pernafasan tidak teratur sering kali

ditemukan apneu dan sianosis.Kecepatan pernafasan bervariasi mencapai 60-80

kali per menit (Ibrahim, 2013).

Pada balita BBLR tidak mempunyai nutrisi dan protein yang cakup untuk

pembentukan sistem imun, maka apabila balita menghirup udara yang tidak sehat

akan mudah terkena infeksi.

Page 42: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

22

2.3 Konsep Status Gizi

Gizi adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi proses perubahan zat makanan

yang masuk kedalam tubuh dan dapat mempertahankan suatu kehidupan

(Soenardi, 2006). Macam-macam zat gizi atau zat makanan yang diperlukan oleh

tubuh manusia anatara lain karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air

(Suhardjo, 2010). Penyimpangan dari kebutuhan gizi dapat menjadi suatu faktor

resiko penyakit maupun penyakit yang degenerative sehinngga gizi yang

diperlukan oleh tubuh adalah gizi yang seimbang yaitu gizi yang terpenuhi namun

tidak kurang atau pun tidak lebih melainkan cukup. Gizi yang kurang akan

mempengaruhi kesehatan anak karena dengan adanya gizi kurang anak akan

mudah rentan terhadap suatu penyakit terutama penyakit infeksi. Gizi yang cukup

dapat mempertahankan imunitas anak sebagai perlawanan dari suatu penyakit

(PERSAGI, 2009).

Balita dengan gizi yang kurang akan lebih mudah terserang ISPA dibandingkan

dengan balita gizi normal karena faktor daya tahan tubuh yang kurang. Penyakit

infeksi sendiri akan meyebabkan balita tidak mempunyai nafsu makan dan

mengakibatkan kekurangan gizi. Keadaan gizi kurang, balita lebih mudah

terserang ISPA bahkan serangannya lebih lama (DepKes, 2004). Status gizi anak

dapat dilihat dari berat badan anak disbanding dengan usia anak (BB/U) atau juga

dapat dilihat dari berat badan dengan tinggi badan anak (Kepmenkes, 2010).

Page 43: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

23

Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks

Tabel 2.1 tabel Z-Skor

Page 44: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

24

Tabel 2.2 Tabel antropometri

Page 45: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

25

Page 46: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

26

Page 47: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

27

Rumus Z Score = ( Nilai Pengukuran – Nilai Median Baku Rujukan ) /

nilai simpangan baku rujukan.

Nilai simpangan baku rujukan adalah : + 1 SD (jika nilai pengukuran lebih dari

median), dan -1 SD bila nilai pengukuran kurang dari median.

Page 48: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

28

2.4 Konsep Status Imunisasi

Imunisasi adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan kekebalan

(imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit tertentu (Depkes,

2004). Indonesia memiliki jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah

(imunisasi dasar) yaitu :

1) Vaksin BCG

Pemberian imunisasi BCG ini bertujuan menimbulkan kekebalan aktif

terhadap penyakit tuberkolosis (TBC).

2) Vaksin DPT

Manfaat pemberian imunisasi ini adalah untuk menimbulkan kekebalan

aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteria, pertusis

(batuk rejan) dan tetanus.

3) Vaksin Campak

Imunisasi ini diberikan untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit

campak secara aktif.

4) Vaksin Hepatitis B

Imunisasi ini dilakukan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit

Hepatitis B. penyakit ini dalam istilah sehari-hari dikenal sebagai penyakit

liver.

5) Imunisasi Poliomielitis

Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit

poliomyelitis. Terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran, yang masing-

masing mengandung virus polio tipe I, II, III yaitu :

Page 49: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

29

a) Vaksin yang memgandung virus polio tipe I, II, III yang sudah

dimatikan (vaksin salk), cara pemberiannya dengan penyuntikan.

b) Vaksin yang memgandung virus polio tipe I, II, III yang masih hidup

tetapi telah dilemahkan (vaksin sabin), cara pemberiannya dengan cara

melalui mulut dalam bentuk pil atau cairan.

Imunisasi dasar ini diberikan pada anak sesuai dengan usianya. Anak

yang telah medapatkan imunisasi lengkap tubuhnya akan bertambah

kekebalan tubuhnya sehingga tidak mudah terserang penyakit tertentu

yang sering dialami oleh anak-anak (Hidayat, 2009).

2.5 Konsep Kepadatan Tempat Tinggal

Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) RI megungkapan bahwa aturan luas

rumah yang sehat untuk memenuhi kebutuhan minimal 9 m2

untuk per jiwa atau

per orang, sehingga jika dalam satu rumah berisi empat orang maka luas rumah

yang ideal berkisar 36 m2. Keputusan Menteri Kesehatan (KepMenKes) RI No

829 menetapkan mengenai kesehatan pembanguan rumah bahwa luas ruang tidur

minimal 8 m2 dan tidak digunakan untuk lebih dari 2 orang dewasa dalam 1 ruang

tidur, kecuali anak usia di bawah 5 tahun (Kompas, 2012). Kepadatan tempat

tinggal atau keadaan rumah yang sempit dengan jumlah ppenghuni rumah yang

banyak akan brdampak kurangya oksigen di dalam rumah.

Kepadatan penghuni menimbulkan perubahan suhu ruangan yang kalor dalam

tubuh keluar disebabkan oleh pengeluaran panas badan yang akan meningkatan

kelembaban akibat uap air dari pernafasan tersebut. Semakin banyak jumlah

Page 50: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

30

penghuni ruang tidur atau dengan penghuni lebih dari 2 orang dalam ruang tidur

maka semakin cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri,

selain itu juga memperlambat proses penukaran gas udara bersih yang dapat

menyebabkan peyakit ISPA (Sukandarrumidi, 2010).

2.6 Konsep Ventilasi

Ventilasi adalah proses memasukan dan menyebarkan udara dari dalam ke

luar atau udara dari luar yang telah diolah sebagai daur ke dalam ruangan.

Ventilasi udara yang di buat serta pencahyaan di dalam rumah sangat diperlukan

karena akan mengurangi polusi asap yang ada di di dalam rumah sehingga dapat

mencegah seseorang menghirup asap tersebut yang lama kelamaan bisa

menyebabkan terkena penyakit ISPA. Luas penghawaan atau ventilasi rumah

yang permanen minimal 10% dari luas lantai (Depkes, 2004; WHO, 2007).

Berdasarkan peraturan bangunan nasional, lubang ventilasi suatu bangunan harus

memenuhi syarat sebagai berikut :

1) Luas bersih dari jendela atau lubang ventilasi sekurang-kurangya 1/10

dari luas lantai ruangan.

2) Jendela atau lubang vetilasi harus meluas ke arah atas sampai setinggi

minimal 1,95 m dari permukaan lantai.

3) Adanya lubang ventilasi yang berlokasi dibawah langit-langit yang

sekurang-kurangnnya 0,35 % luas lantai yang bersangkutan (Mukono,

2000).

Page 51: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

31

BAB 3

Kerangka Konsep Dan Hipotesa

3.1 Kerangka Konseptual

Faktor yang mempengaruhi ISPA

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

: Berhubungan

Gambar 3.1 kerangka konseptual penelitian tentang analisis faktor faktor yang

mempengaruhi ISPA pada balita.

1. Faktor Agen Infeksi & Virus Myxovirus

2. Faktor Host :

a. Umur

b. Status Gizi

c. BBLR

d. Status Imunisasi

3. Faktor lingkungan :

a. Kepadatan tempat tinggal

b. Lingkungan fisik ventilasi

c. Pencahayaa

naa

d. Suhu ruangan

I S P A

Page 52: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

32

Dari kerangka konsep diatas kejadian ISPA pada balita dapat dipengaruhi dari

beberapa faktor, diantaranya :agen infeksi dari virus mycovirus, faktor host terdiri

dari umur, status gizi, BBLR, dan status imunisasi, dan yang terakhir faktor

lingkungan terdiri dari kepadatan tempat tinggal, lingkungan fisik ventilasi,

pencahayaan, dan suhu ruangan.

3.2 Hipotesis Penelitian

H1I : Ada hubungan dari faktor BBLR dengan kejadian ISPA pada

balita di desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

H1II : Ada hubungan dari faktor Status Gizi dengan kejadian ISPA pada

balita di desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

H1III

: Ada hubungan dari faktor Status Imunisasi dengan kejadian ISPA

pada balita di desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan

H1IV

: Ada hubungan dari faktor Kepadatan Tempat Tinggal dengan

kejadian ISPA pada balita di desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan

H1V : Ada hubungan dari faktor Ventilasi dengan kejadian ISPA pada

balita di desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Page 53: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

33

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain atau rancangan penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian

survey analitik, penelitian dilakukan untuk menggali bagaimana fenomena

kesehatan tersebut terjadi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Cross Sectional, dimana waktu pengukuran / observasi variabel dependen

mengenai analisa faktor-faktor terjadinya ISPA hanya satu kali pada satu saat

(Nursalam, 2013). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA pada balita di

Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi yang digunakan sebagai objek dalam penelitian ini adalah seluruh

balita yang terkena ISPA di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 116 balita dari 24 RT.

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian keluarga dengan anggota

keluarga yang memiliki balita dengan ISPA di Desa Sidomukti Kecamatan

Plaosan Kabupaten Magetan.

Page 54: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

34

Jumlah sampel minimal dalam penelitian inidihitung dengan rumus besar

sampel menggunakan rumus Slovin yang dikutip dari Nursalam (2016) :

n

( ( ))

n=

( ( ))

n=

( ( ))

n= 89,9

n= 90

4.2.3 Kriteria Sampel

Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi

bias hasil penelitian, khususnya jika terdapat variabel-variabel kontrol ternyata

mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita teliti. Kriteria sampel dapat

dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2013).

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Balita yang memiliki ISPA

b. Keluarga balita yang ada di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan

c. Keluarga yang menyetujui balita di jadikan responden

2. Kriteria ekslusi

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini, yaitu :

a. Keluarga yang pindah tempat tinggal

Page 55: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

35

4.3 Tehnik Sampling

Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Dimana setiap

unit populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk di seleksi sebagai sampel.

Langkah-langkah dalam pemilihan sampel dengan teknik simple random sampling

yaitu :

1. Membuat nomor undian sejumlah populasi, yaitu 001-116 dilipat sedemikian

rupa sehingga memudahkan dalam pengambilan undian.

2. Nomor undian yang sudah dilipat dimasukkan dalam kaleng dikocok-kocok

sampai keluar nomer undian .

3. Lakukan langkah 1 dan 2 sampai sampel yang dibutuhkan terpenuhi. Sampel

yang dibutuhkan sejumlah 90 sampel.

Page 56: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

36

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 4.4 Kerangka kerja penelitian.

Populasi

Seluruh balita yang menderita ISPA di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan tahun 2018 dengan jumlah 116 balita

Sampel

Sebagian balita yang menderita ISPA di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan tahun 2018 dengan jumlah 90 balita

Teknik Sampling

Simple random sampling

Desain Penelitian

Survey Analitik

Pengumpulan Data

Kuisioner dan KMS

Pengolahan Data

Editing, Coding,Scoring, Tabulating

Analisis

Chi square

Hasil dan Kesimpulan

Penyajian

Page 57: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

37

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional secara rinci dapat dilihat dalam definisi operasional

penelitian yang digambarkan :

No Variabel Definisi

Operasional

Parameter Cara Ukur Alat

Ukur

Skala

Data

Skor

1 ISPA ispa ditandai

dengan gejala

batuk, pilek,

demam, nafas,

cepat

Tanda atau

gejala ispa

Keluarga

balita diberi

lembar

kuisioner

kuisioner ordinal (2) Ispa ringan, jika

batuk pilek

(1) Ispa sedang, jika

batuk pilek demam

(0) Ispa berat, jika

batuk pilek demam

nafas cepat

1 Riwayat

BBLR

Berat badan

bayi saat

dilahirkan,

dilihat dari

catatan surat

kelahiran atau

kms

Riwayat berat

badan bayi

saat dilahirkan

Keluarga

balita diberi

lembar

kuisioner

Kuisione

r dan

KMS

Ordinal (0) Berat badan <

2500 gr

(1) Berat badan

≥2500 gr

2

Status gizi Kondisi

respon pada

nutrisi

berdasarkan

ukuran

antropometri

Mengetahui

berat badan/

umur balita

Keluarga

balita diberi

lembar

kuisioner

Kuisione

r dan

KMS

Ordinal (1) Gizi baik, jika

nilai Z-score = -

2SD sampai 2SD

(0) Gizi kurang=< -

2SD

3

Status

Imunisasi

Imunisasi

berdasarkan

catatan kms

Mengetahui

sudah

mendapatkan

vaksin BCG,

DPT, campak,

hepatitis B,

poliomeitis

Keluarga

balita diberi

lembar

kuisioner

Kuisione

r dan

KMS

Ordinal (1) lengkap

(0) tidak lengkap

4 Kepadatan

tempat

tinggal

Perbandinga

luas ruangan

dan jumlah

penghuni

(minimal 9m2

untuk setiap

orang

ukuran rumah

dan jumlah

penghuni

Keluarga

balita diberi

lembar

kuisioner

Kuisione

r dan

KMS

Ordinal (0)Padat

(1)Tidak padat

5 ventilasi Ventilasi

berdasarkan

jumah lubang

dalam rumah

Ukuran

ventilasi 10%

dari luas lantai

Keluarga

balita diberi

lembar

kuisioner

Kuisione

r dan

KMS

Ordinal (1)Memenuhi

syarat :bila ventilasi

berukuran 10% dari

luas lantai

(0) Tidak

memenuhi syarat

:bila ventilasi

berukuran kurang

Page 58: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

38

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah :

4.6.1 Kuisioner

Kuisioner yang digunakan dalam peneltian untuk mengetahui riwayat

BBLR, status gizi status imunisasi, kepadatan tempat tinggal, lingkungan

fisik ventilasi.

4.6.2 KMS

Kartu yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui riwayat BBLR,

status gizi, status imunisasi balita

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan 20 Mei sampai 5 Juni 2018.

dari 10% luas lantai

Page 59: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

39

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

Beberapa langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan

data adalah sebagai berikut :

1. Mengurus ijin penelitian dengan membawa surat dari STIKes Bhakti

Husada Mulia Madiun untuk ditujukan kepada Bakesbangpol

Kabupaten Magetan

2. Setelah mendapatkan surat ijin penelitian dari Bakesbangpol, surat ijin

ditujukan kepada Kepala DINKES Kabupaten Magetan

3. Setelah mendapatkan ijin dari pihak DINKES Kabupaten Magetan,

surat ijin ditujukan ke puskesmas sumberagung Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan.

4. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang maksud dan

tujuan serta inform consent.

5. Setelah mendapatkan persetujuan dari responden peneliti membagikan

kuesioner pada responden dan peneliti menjelaskan cara pengisian

kuesiner serta tiap item pertanyaan pada kuesioner. Kuesioner yang

telah diisi secara lengkap selanjutnya diserahkan kepada peneliti untuk

pengolahan data.

6. Kuesioner yang telah diisi lengkap selanjutnya diserahkan kepada

peneliti untuk pengolahan data.

Page 60: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

40

4.9 Pengolahan Data dan Analisa Data

4.9.1 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data perlu diproses dan

dianalisis secara sistematis supaya bisa terdeteksi. Data tersebut di tabulasi dan

dikelompokkan sesuai dengan variabel yang diteliti. Langkah-langkah pengolahan

data :

1. Editing

Editing adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk melihat kembali apakah

isian pada lembar pengumpulan data sudah cukup baik sebagai upaya

menjaga kualitas data agar dapat di proses lebih lanjut. Pada saat melakukan

penelitian, apabila ada soal yang belum diisi oleh responden maka responden

diminta untuk mengisi kembali.

2. Coding

Coding atau pengkodean yaitu mengubah data yang berbentuk kalimat

menjadi bentuk angka. Pada penelitian inidiberikan kode antara lain yaitu :

a. Umur Umur Balita

18-25 tahun : 1 1-2 tahun :1

26-33 tahun : 2 2-3 tahun :2

34-41 tahun : 3 3-4 tahun :3

42-49 tahun : 4 4-5 tahun :4

50-60 tahun : 5

b. Jenis kelamin

Laki –laki : 1 perempuan : 2

Page 61: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

41

c. Pendidikan

Tidak sekolah : 1

SD : 2

SMP : 3

SMA/SMK : 4

Diploma/Sarjana : 5

d. Pekerjaan

Tidak bekerja : 1

Pedagang : 2

Petani : 3

Pegawai negeri : 4

Swasta : 5

TNI/Polri : 6

e. Hubungan dengan klien

Orang tua : 1

Suami/istri : 2

Anak : 3

Saudara : 4

Bukan Keluarga Inti : 5

3. Scoring

Menentukan skor atau nilai untuk setiap item pertanyaan dan tentukan nilai

terendah dan tertinggi.

Page 62: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

42

4. Tabulating

Tabel yang akan ditabulasi adalah tabel yang berisikan data yang sesuai

dengan kebutuhan analisis.

4.9.2 Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap masing-masing variabel yang

diteliti. Tujuan dari analisis univariat adalah menjelaskan karakteristik

setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Distribusi frekuensi dalam penelitian ini untuk data kategorik sebagai

berikut: umur,pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,hubungan dengan

balita,rutinitas minum obat,jumlah kekambuhan ISPA dan jumlah

dirawat.

b. Analisa bivariat

Tujuan analisis bivariat dalam penelitian ini adalah mengetahui faktor-

faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Untuk mencari

kemaknaan variabel bebas dan terikat perlu dilakukan analisis variabel

tersebut, dengan melihat tabulasi silang dengan uji Chi-Square atau Kai

Kuadrat. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 95% dengan nilai

kemaknaan atau nilai p sebesar 5% (Sugiyono, 2004). Rumus uji Chi-

Square yaitu:

Page 63: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

43

x2

( )

Keterangan:

X2 = Chi-Square

fo = Frekuensi yang diobservasi

fh = Frekuensi yang diharapkan Kriteria hubungan berdasarkan p value

(probabilitas) yang dihasilkan dengan nilai kemaknaan, dengan kriteria:

1. Jika p value > 0,05 maka Ho diterima

2. Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak (Sopiyudin, 2008)

Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat, maka digunakan koefisien kontingensi, yaitu sebagai berikut:

Koefisien Kontingensi Keterangan

1. 0,00 – 0,199 hubungan sangat rendah

0,20 – 0,399 hubungan rendah

0,40 – 0,599 hubungan cukup kuat

0,60 – 0,799 hubungan kuat

0,80 – 1,00 hubungan sangat kuat

Syarat dalam menggunakan rumus Chi-Square adalah data kategorik, jenis

penelitian explanatory research, tidak berpasangan, jenis hipotesis assosiatif atau

hubungan, dan skala pengukurannya nominal atau ordinal. Apabila tidak

memenuhi syarat uji Chi-Square maka digunakan uji alternatifnya yaitu Fisher

atau Kolmogorov Smirnov (Sopiyudin, 2008).

Page 64: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

44

4.11 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini , masalah etika meliputi :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Penelitimempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan

informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta

memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy)

2. Kerahasiaan (Confidentiality)

Setiap subyek mempunyai hak-hak dasartermasuk privasi dan

kebebasan dalam memberikan informasi. Subyek berhak untuk tidak

memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain.Oleh sebab itu,

peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan

kerahasiaan identitas subyek. Peneliti seyogyanya cukup menggunakan

coding sebagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan Keterbukaan (Respect for Justice an Inclusiveness)

Menurut peneliti di dalam hal ini menjamin bahwa semua subjek

penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa

membedakan jender, agama, etnis, dan sebagainya serta perlunya

prinsip keterbukaan dan adil pada kelompok.

Page 65: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

45

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menyampaikan hasil dan pembahasan dari penelitian

Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya ISPA pada Balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Penelitian ini diuraikan

secara deskriptif sesuai tujuan umum dan tujuan khusus. Pengumpulan data

dilakukan pada bulan Mei 2018 dengan responden sebanyak 90 orang. Penyajian

data dibagi menjadi dua yaitu data umum dan data khusus. Data umum berisi

karakteristik responden meliputi umur orang tua, pendidikan, pekerjaan,

hubungan dengan balita, umur balita dan jenis kelamin. Data khusus yang

disajikan berdasarkan hasil pengukuran variabel, yaitu BBLR, status gizi, status

imunisasi, kepadatan tempat tinggal dan ventilasi pada balita yang menderita

ISPA dan memiliki riwayat ISPA. Data yang didapat dari lembar kuesioner dan

KMS akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase.

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di wilayah Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan. Letak perbatasan Desa Sidomukti sebelah utara berbatasan

dengan Desa Buluharjo, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sumberagung,

sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bogoarum dan sebelah barat berbatasan

dengan Desa Bulugunung. Di Desa Sidomukti penduduknya kebanyakan bermata

pencaharian sebagai petani, dan membatik. Lingkungan di Desa sidomukti

kebanyakan padat penghuni rumahnya. Desa Sidomukti ada 24 RT dan 4 RW.

Page 66: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

46

Jumlah penduduknya sendiri ada 3.280 jiwa dari 780 Kepala Keluarga (KK).

Tempat pelayanan kesehatan yang terdekat ada di Puskesmas Sumberagung.

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Analisa Univariat dan Data Demografi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 20 juni sampai 5

juli 2018 di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan akan

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden Bersadarkan Umur Orang Tua

Karakteristik responden berdasarkan umur orang tua di Desa Sidomukti

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Orang Tua Balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan

No Umur ibu Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 18-25 tahun 28 31,1

2 26-33 tahun 33 36,7

3 34-41 tahun 29 32,2

TOTAL 90 100.0

Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei-Juni

Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh data bahwa sebagian besar responden

berusia 26-33 tahun sejumlah 33 responden dengan prosentase 36,7 %.

Page 67: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

47

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Desa Sidomukti

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan

No Pendidikan Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 SD 17 18.7

2 SMP 44 48.4

3 SLTA 25 27.5

4 SARJANA 4 4.4

TOTAL 90 100,0

Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei-Juni

Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh data bahwa sebagian besar responden

sejumlah 44 responden (48,4%) dengan tingkat pendidikan SLTA dan

sebagian kecil responden yaitu 4 responden (4,4%) dengan tingkat

pendidikan SARJANA.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Desa Sidomukti

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pekerjaan di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan

Page 68: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

48

No Pekerjaan Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 Pedagang 1 1.1

2 Pegawai Negeri 9 9.9

3 Wiraswasta 24 26.4

4 IRT 56 61.5

TOTAL 90 100,0

Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei-Juni

Berdasarkan pekerjaan pada tabel 5.3 diperoleh data bahwa sebagian

besar pekerjaan responden adalah IRT dengan jumlah 56 responden (61,5%)

dan sebagian kecil responden adalah pedagang dengan jumlah 1 responden

(1,1%).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Hubungan Dengan Balita

Karakteristik responden berdasarkan hubungan dengan balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Hubungan dengan Balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan

NO Hubungan dgn balita Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 Orang Tua 90 100,0

TOTAL 90 100,0

Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei-Juni

Berdasarkan hubungan dengan balita pada tabel 5.4 diperoleh data

bahwa seluruh reponden adalah orangtua degan jumlah 90 responden

(100%). Tidak ada pengasuh, tidak diasuh nenek ataupun saudara lainnya.

Page 69: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

49

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Balita

Karakteristik responden berdasarkan umur balita di Desa Sidomukti

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan umur

Balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

No Umur Balita Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 1-2 tahun 32 35.2

2 2-3 tahun 26 28.6

3 3-4 tahun 17 18.7

4 4-5 tahun 15 16.5

TOTAL 90 100.0

Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei-Juni 2018

Berdasarkan umur balita pada tabel 5.5 diperoleh data bahwa sebagian

besar responden adalah berusia 1-2 tahun dengan jumlah 32 responden

(35,2%) dan sebagian kecil responden berusia 4-5 tahun dengan jumlah 15

responden (16,5%).

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin Balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan

No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 Laki-laki 46 51.1

2 Perempuan 44 48,9

TOTAL 90 100.0

Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei-Juni 2018

Page 70: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

50

Berdasarkan tabel diatas diperoleh data bahwa sebagian besar dari

responden yaitu 46 responden (51,1%) berjenis kelamin laki-laki sedangkan

sebagian kecil dari responden yaitu 44 responden (48,9%).

5.2.2 Analisa Univariat Variabel Dependen

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Kejadian ISPA

Karakteristik responden berdasarkan kejadian ISPA pada balita di

Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Kejadian ISPA di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

No Kejadian ISPA Frekuensi (f) Prosentase(%)

1 ISPA Berat 66 73.3

2 ISPA Sedang 22 24.4

3 ISPA Ringan 2 2.2

TOTAL 90 100.0

Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei-Juni 2018

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh sebagian besar yaitu 66

responden (73,3%) mengalami ISPA berat, sedangkan sebagian kecil yaitu 2

responden (2,2 %) mengalami ISPA ringan.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan BBL

Karakteristik responden berdasarkan BBL balita di Desa Sidomukti

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan BBL

Balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan

Page 71: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

51

No BBL Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 <2500 20 22.2

2 ≥2500 70 77.8

TOTAL 90 100.0

Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei-Juni 2018

Berdasarkan BBL dari tabel 5.8 diperoleh data bahwa sebagian besar

balita yaitu 70 balita (77,8%) ≥2500 dan sebagian kecil balita yaitu 20 balita

(22,2 %) <2500.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Gizi balita

Karakteristik responden berdasarkan status gizi balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Status

Gizi Balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan No Status Gizi Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 Gizi Kurang Baik 54 60.0

2 Gizi Baik 36 40.0

TOTAL 90 100.0

Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei-juni 2018

Berdasarkan status gizi pada tabel 5.9 diperoleh data sebagian besar

responden yaitu 54 responden (60.0%) gizi kurang baik, sedangkan sebagian

kecil responden yaitu 36 responden (40,0%) gizi baik.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Imunisasi

Karakteristik responden berdasarkan status imunisasi balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Page 72: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

52

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Status Imunisasi Balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan

NO Status Imunisasi Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 Tidak Lengkap 13 14.4

2 Lengkap 77 85.6

TOTAL 90 100,0

Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei-Juni 2018

Berdasarkan status imunisasi pada tabel 5.10 diperoleh data sebagian

besar responden yaitu 77 responden (85,6%) dengan imunisasi lengkap,

sedangkan sebagian kecil responden yaitu 13 responden (14,4%) dengan

imunisasi tidak lengkap.

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Kepadatan Tempat Tinggal

Karakteristik responden berdasarkan kepadatan tempat tinggal di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Kepadatan Tempat Tinggal Balita di Desa Sidomukti Kecamatan

Plaosan Kabupaten Magetan

No Kepadatan Tempat Tinggal Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 Padat 38 42.2

2 Tidak Padat 52 57.8

TOTAL 90 100.0

Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei-juni 2018

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian sebagian besar

yaitu sejumlah 52 (57,8%) mengalami kepadatan tempat tinggal tidak padat

dan sebagian kecil yaitu 38 (42,2 %) mengalami kepadatan tempat tinggal.

Page 73: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

53

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Ventilasi

Karakteristik responden berdasarkan ventilasi di Desa Sidomukti

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Ventilasi di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan

No Ventiasi Frekuensi(f) Prosentase (%)

1 Tidak Memenuhi Syarat 72 80.0

2 Memenuhi Syarat 18 20.0

TOTAL 90 100.0

Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei-Juni 2018

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian sebagian besar

yaitu 72 (80%) memiliki ventilasi yang belum memenuhi syarat sedangkan

sebagian kecil yaitu 18 (20%) memiliki ventilasi yang sudah memenuhi

syarat.

5.2.3 Analisa bivariat

Pengujian bivariat digunakan untuk menguji hubungan antara faktor-faktor

yang mempengaruhi terjadinya ISPA pada balita dengan kejadian ISPA yaitu

hubungan faktor BBLR dengan ISPA, hubungan status gizi dengan ISPA,

hubungan status imunisasi denga ISPA, hubungan kepadatan tempat tinggal

dengan ISPA, hubungan ventilasi denggan ISPA. Dengan menggunakan uji chi

square dengan nilai ρ value < α =0,05, yang diperoleh hasil sebagai berikut :

Page 74: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

54

1. Hubungan BBLR dengan Kejadian ISPA pada Balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Hubungan responden berdasarkan BBL balita di Desa Sidomukti

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 5.13 hasil analisis hubungan BBLR dengan kejadian ISPA pada

balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan BBLR Kejadian ISPA

ISPA Berat ISPA Sedang ISPA Ringan Total

F % f % f % f %

<2500 14 15,5 6 6,7 0 0 20 22,2

≥2500 52 57,8 16 17,8 2 2,2 70 77,8

Total 66 73,3 22 24,5 2 31,2 90 100

ρ –value =0,627>0,05 r = 0,101

Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei-Juni 2018

Tabel 5.13 menunjukkan hasil penelitian bahwa proporsi

responden dengan kategori BBL <2500 yang mengalami ISPA berat

sejumlah 14 % (15,5%) responden, sedangkan responden dengan kategori

BBL ≥2500 yang mengalami ISPA berat sejumlah 52 (57,8 %) responden.

Berdasarkan hasil pengujian data diatas menunjukkan nilai signifikan ρ-

value = 0,627>0,05, maka H0 diterima H1 ditolak berarti tidak hubungan

antara BBLR dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Sidomukti

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Keeratan hubungan dapat dilihat

dari nilai r hitung = 0,101 yang dikategorikan sangat rendah (0,00 – 0,199)

yang artinya keeratan hubungan BBLR dengan kejadian ISPA pada balita

di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan adalah sangat

rendah.

Page 75: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

55

2. Hubungan Status Gizi dengan kejadian ISPA pada Balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Hubungan responden berdasarkan status gizi balita di Desa Sidomukti

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 5.14 hasil analisis hubungan Status Gizi dengan kejadian ISPA pada

balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Status

Gizi

Kejadian ISPA

ISPA Berat ISPA Sedang ISPA Ringan Total

F % f % f % f %

Gizi

kurang

baik

44 49 10 11,1 0 0 54 60

Gizi

baik

22 24,4 12 13,3 2 2,2 36 40

Total 66 73,4 22 24,4 2 2,2 90 100

ρ –value =0,046<0,05 r =0,253

Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei-Juni 2018

Tabel 5.14 menunjukkan hasil penelitian bahwa proporsi

responden dengan kategori status gizi kurang baik yang mengalami ISPA

berat 44 (49,0%) responden, Sedangkan responden dengan kategori gizi

baik yang mengalami ISPA berat sejumlah 22 (24,4%) responden.

Berdasarkan hasil pengujian data diatas menunjukkan nilai signifikan ρ –

value =0,046<0,05,maka H0 ditolak H1 diterima berarti ada hubungan

antara status gizi dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Sidomukti

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Keeratan hubungan dapat dilihat

dari nilai r hitung = 0,253 yang dikategorikan rendah (0,20 – 0,399) yang

artinya keeratan hubungan status gizi dengan kejadian ISPA pada balita di

Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan adalah rendah.

Page 76: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

56

3. Hubungan Status Imunisasi dengan kejadian ISPA pada Balita di

Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

hubungan responden berdasarkan status imunisasi balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 5.15 hasil analisis hubungan Status Imunisasi dengan kejadian ISPA

pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Status

Imunisasi

Kejadian ISPA

ISPA Berat ISPA Sedang ISPA Ringan Total

F % f % f % f %

Tidak

lengkap

7 7,8 5 5,6 1 1,1 13 14,4

Lengkap 59 65,6 17 18,8 1 1,1 77 85,6

total 66 73,4 22 24,4 2 2,2 90 100

ρ –value =0,132>0,05 r =0,208

Sumber : Data primer dari hasil penelitian bulan Mei-Juni 2018

Tabel 5.15 menunjukkan hasil penelitian bahwa proporsi

responden dengan kategori imunisasi tidak lengkap yang mengalami ISPA

berat sejumlah 7 (7,8 %) responden. Sedangkan dengan kategori imunisasi

lengkap sejumlah 59 (65,6 %) responden. Berdasarkan hasil pengujian

data diatas menunjukkan nilai signifikan ρ –value =0,132>0,05 maka H0

diterima H1 ditolak berarti tidak ada hubungan antara status imunisasi

dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan. Keeratan hubungan dapat dilihat dari nilai r hitung =

0,208 yang dikategorikan rendah (0,20 – 0,399) yang artinya keeratan

hubungan status imunisasi dengan kejadian ISPA pada balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan adalah rendah.

Page 77: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

57

4. Hubungan Kepadatan Tempat Tinggal dengan kejadian ISPA pada

Balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Hubungan responden berdasarkan kepadatan tempat tinggal di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 5.16 hasil analisis hubungan Kepadatan Tempat Tinggal dengan

kejadian ISPA pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan Kepadatan

Tempat

Tinggal

Kejadian ISPA

ISPA Berat ISPA Sedang ISPA Ringan Total

F % f % f % f %

padat 33 36,7 5 5,6 0 0 38 42,2

Tidak

padat

33 36,7 17 18,8 2 2,2 52 57,8

total 66 73,4 22 24,4 2 2,2 90 100

ρ –value =0,038<0,05 r =0,260

Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei-Juni 2018

Tabel 5.16 menunjukkan hasil penelitian bahwa proporsi

responden dengan kategori rumah dengan kepadatan tempat tinggal padat

yang mengalami ISPA berat sejumlah 33 (36,7%) responden. Sedangkan

kategori tidak padat yang mengalami ISPA berat 33 (36,7%) responden.

Berdasarkan hasil pengujian data diatas menunjukkan nilai signifikan ρ –

value =0,038<0,05 maka H0 ditolak H1 diterima berarti ada hubungan

antara kepadatan tempat tinggal dengan kejadian ISPA pada balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Keeratan hubungan

dapat dilihat dari nilai r hitung = 0,260 yang dikategorikan rendah (0,20 –

0,399) yang artinya keeratan hubungan kepadatan tempat tinggal dengan

kejadian ISPA pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan adalah rendah.

Page 78: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

58

5. Hubungan Ventilasi dengan kejadian ISPA pada Balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Hubungan responden berdasarkan ventilasi di Desa Sidomukti

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 5.17 hasil analisis hubungan Ventilasi dengan kejadian ISPA pada

balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan ventilasi Kejadian ISPA

ISPA Berat ISPA Sedang ISPA Ringan Total

F % f % f % f %

Tidak

memenuhi

syarat

54 60 18 20 0 72 80

Memenuhi

syarat

12 13,3 4 4,5 2 2,2 18 20

total 66 73,3 22 24,5 2 2,2 90 100

ρ –value =0,017<0,05 r =0,289

Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Mei-Juni 2018

Tabel 5.17 menunjukkan hasil penelitian bahwa proporsi

responden dengan kategori ventilasi yang tidak memenuhi syarat yang

mengalami ISPA berat sejumlah 54 (60 %) responden. Sedangkan kategori

ventilasi memenuhi syarat yang mengalami ISPA berat 12 (13,3 %)

responden. Berdasarkan hasil pengujian data diatas menunjukkan nilai

signifikan ρ –value =0,017<0,05maka H0 ditolak H1 diterima berarti ada

hubungan antara ventilasi dengan kejadian ISPA pada balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Keeratan hubungan

dapat dilihat dari nilai r hitung = 0,289 yang dikategorikan rendah (0,20-

0,399) yang artinya keeratan hubungan ventilasi dengan kejadian ISPA

Page 79: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

59

pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

adalah rendah.

5.3 Pembahasan

Berikut pembahasan hasil dari perhitungan masing-masing variabel dan ada

tidaknya hubunga dari beberapa faktor terhadap kejadian ISPA pada balita.

5.3.1 Kejadian ISPA pada Balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan

Berdasarkan hasil penelitian kejadian ISPA di Desa Sidomukti Kecamatan

Plaosan Kabupaten Magetan diperoleh hasil bahwa dari 90 respoden yang diteliti

paling banyak terjadi ISPA berat sebanyak 66 balita (73,3 %). Mayoritas ISPA

menyerang balita usia 1-2 tahun.

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di definisikan sebagai penyakit

saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari

manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam atau

beberapa hari. ISPA adalah penyakit saluran pernafasan akut yang berlangsung

selama 14 hari yang dapat ditularkan melalui air liur, darah, bersin, maupun udara

yang terhirup (DepKes RI, 2014).

Berdasarkan penelitian terdahulu tentang faktor-faktor kejadian ISPA pada

balita menunjukkan bahwa penyakit ISPA menduduki peringkat pertama 10 jenis

penyakit rawat jalan di Sulawesi pada tahun 2014 termasuk empat besar dari 13

puskesmas yang ada. Pada tahun 2014 terdapat 653 kasus (88,81%). Banyaknya

faktor resiko yang mempengaruhi kejadian ISPA pada balita seperti dampak dari

kelahiran balita dengan berat badan lahir rendah (BBLR), rendahnya pengetahuan

ibu terhadap gizi balita, pemberian imunisasi yang tidak konsisten, dan rendahnya

Page 80: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

60

motivasi ibu untuk memberikan ASI Eksklusif yang berpengaruh terhadap

kejadian ISPA (Marhamah, 2014).

Dari hasil penelitian ini di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan sendiri paling banyak balitanya menderita ISPA berat, hal ini

dikarenakan ada pengaruh dari faktor lingkungan, faktor cuaca yang dapat

meningkatkan kejadian ISPA karena adanya perubahan suhu udara, hal ini juga

dapat terpengaruh dari faktor lain seperti faktor BBLR, status gizi, status

imunisasi, kepadatan tempat tinggal, dan ventilasi.

5.3.2 Identifikasi dari Faktor yang Mempengaruhi Kejadian ISPA pada

Balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan ada 5 faktor yang mempengaruhi

terjadinya ISPA pada balita, yang pertama adalah faktor BBLR. Pada penelitian

ini sebagian besar respoden (77,8%) sejumlah 70 balita tidak mengalami BBLR.

Tetapi masih ada responden (22,2%) sejumlah 20 balita yang mengalami riwayat

BBLR.

Berat badan lahir menentukan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan

mentalpada masa balita. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) mempuyai

resiko kematian yang lebih besar dibandingkan dengan berat badan lahir normal,

terutama pada bulan-bulan pertama kelahiran karena pembentukan zat anti

kekebalan kurang sempurna sehingga lebih mudah terkena penyakit, terutama

penyakit pneumonia dan penyakit saluran nafas lainnya (Maryunani, 2010).

Page 81: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

61

Balita yang mengalami BBLR lebih besar resikonya untuk terdiagnosa

ISPA.Dikarenakan pada balita BBLR organ-organ pernafasannya belum matang

yang menyebabkan pengembangan paru kurang adekuat, otot-otot prnafasan

masih lemah dan pusat pernafasan belum berkembang.Kurangnya zat surfaktan

dapat mengurangi tegangan pada permukaan paru.Anatomi dari organ pernafasan

yang belum matang menyebabkan ritme dari pernafasan tidak teratur sering kali

ditemukan apneu dan sianosis.Kecepatan pernafasan bervariasi mencapai 60-80

kali per menit (Ibrahim, 2013). Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

mempunyai resiko kematian yang lebih besar dibandingkan bayi dengan dengan

berat badan lahir normal, terutama pada bulan-bulan pertama kelahiran karena

pembentukan zat anti kekebalan kurang sempurna sehingga lebih mudah terkena

penyakit infeksi, terutama pneumonia dan sakit saluran pernafasan lainnya.

Untuk faktor yang kedua adalah faktor status gizi pada balita, pada

penelitian ini terdapat sebanyak (60,0%) sejumlah 54 balita dengan gizi baik,

(40,0%) sejumlah 36 balita mengalami gizi kurang.

Gizi baik adalah keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrisi

sehingga berpengaruh terhadap daya tahan tubuh dan respon imunologik terhadap

penyakit, sedangkan gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang

kekurangan nutrisi atau nutrisi dibawah standar rata-rata (Soeditama, 2010).

Konsumsi gizi pada seseorang dapat menetukan tercapainya tingkat

kesehatan bila tubuh berada dalam tingkat kessehatan gizi yang optimum. Dalam

kondisi demikian tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan tubuh

yang sangat tinggi (Notoatmodjo, 2013).

Page 82: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

62

Status gizi pada anak sangat penting, karena status gizi yang baik akan

meningkatkan daya tahan tubuh dan keebalan tubuh anak, sehingga anak tidak

mudah terkena penyakit infeksi. Semakin rendah status gizi balita maka semakin

rendah pula daya tahan tubuh balita, maka semakin rentan balita untuk terinfeksi.

Status gizi yang baik pada balita sangat diperlukan karena dapat terhindar

dari penyakit-penyakit ISPA. Status gizi yang baik dapat dicapai jika asupan gizi

balita sesuai dengan kebutuhannya.

Faktor yang ketiga adalah faktor status imunisasi pada balita, pada

penelitian ini terdapat sebanyak (14,4%) sejumlah 13 balita dengan imunisasi

tidak lengkap, (85,6 %) sejumlah 77 balita dengan imunisasi lengkap

Pemberian imunisasi dapat mencegah berbagai jenis penyakit infeksi

termasuk ISPA.Untuk mengurangi faktor yang meningkatkan mortalitas ISPA,

diupayakan imunisasi lengkap terutama DPT dan Campak. Bayi dan balita yang

mempunyai status imunisasi lengkap bila menderita ISPA dapat diharapkan

perkembangan penyakitnya tidak akan menjadi berat.

Ketidakpatuhan imunisasi berhubungan dengan peningkatan penderita

ISPA, hal ini sesuai dengan peneliti lain yang mendapat bahwa imunisasi yang

lengkap dapat memberikan peranan yang cukup berarti dalam mencegah kejadian

ISPA (Maryunani, 2010).

Faktor yang ke empat adalah faktor kepadatan tempat tinggal, hasil dari

penelitian kepadatan tempat tinggal di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan di dapatkan dengan prosentase (42,2%) sejumlah 38 rumah

Page 83: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

63

mempunya kepadatan tempat tinggal yang padat, dan (57,8%) sejumlah 52 rumah

yang memiliki penghuni tidak padat.

Hal ini sesuai keputusan menteri kesehatan nomor

829/MENKES/SK.VII.1999 tentang persyaratan kesehatan rumah satu orang

minimal menempati luas rumah 8m. Dengan kriteia tersebut diharapkan dapat

mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas. Keadaan tempat tinggal

yang padat menngkatkan faktor populasi dalam rumah yang telah ada.

Kepadatan penghuni dalam satu rumah tinggal akan menberikan pengaruh

bagi penghuninya. Hal ini tidak sehat karena disamping menyebabkan kuranya

oksigen, juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, terutama

ISPA akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lainnnya

(Notoadmodjo, 2013).

Kepadatan penghuni menimbulkan perubahan suhu ruangan yang kalor

dalam tubuh keluar disebabkan oleh pengeluaran panas badan yang akan

meningkatan kelembaban akibat uap air dari pernafasan tersebut. Semakin banyak

jumlah penghuni ruang tidur atau dengan penghuni lebih dari 2 orang dalam ruang

tidur maka semakin cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri,

selain itu juga memperlambat proses penukaran gas udara bersih yang dapat

menyebabkan peyakit ISPA (Sukandarrumidi, 2010).

Faktor yang ke lima adalah faktor ventilasi, hasil dari penelitian ventilasi

rumah di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan di dapatkan

dengan prosentase (80 %) sebanyak 72 rumah yang ventilasinya tidak memenuhi

Page 84: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

64

syarat, dan (20 %) sebanyak 18 rumah yang ventilasinya sudah memenuhi syarat.

Ventilasi yang baik berukuran 10% dari luas lantai.

Salah satu upaya pencegahan penularan ISPA kepada anggota keluarga

yang lain, dapat dilakukan melalui rumah sehat secara sederhana yang salah

satunya adalah ventilasi yang baik. Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi,

yang salah satunya adalah menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar.

Hal ini berarti keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh penghuni rumah tetap

terjaga.

5.3.3 Menganalisa Faktor BBLR dengan Kejadian ISPA pada Balita di

Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Hasil uji chi suare diperoleh ρ value 0,6 7(ρ-value>0,05) maka H0

diterima H1 ditolak berarti tidak ada hubungan antara BBLR dengan kejadian

ISPA pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

Keeratan hubungan dapat dilihat dari nilai r hitung = 0,101 yang dikategorikan

sangat rendah (0,00 – 0,199) yang artinya keeratan hubungan BBLR dengan

kejadian ISPA pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan adalah sangat rendah.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Tri Astuti Lestari

(2014) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara berat badan lahir

rendah dengan kejadian ISPA. Menurut Tri Astuti Lestari (2014) bayi yang lahir

dengan berat badan lahir rendah memiliki resiko ISPA 3 kali lebih besar daripada

bayi yang lahir dengan berat badan normal.

Page 85: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

65

Pada penelitian ini balita dengan BBL yang normal justru lebih banyak

terkena ISPA berat dibandingkan dengan balita yang lahir dengan BBL rendah, ini

dikarenakan karena balita yang lahir dengan BBL rendah perawatannya lebih baik

dan orang tuanya lebih memperhatikan kodisi bayi mereka. Kemungkinan balita

dengan BBL normal tinggal pada keluarga yang banyak penghuninya.

Untuk mengantisipasi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

diperklukan berbagai upaya. Setiap bulannya selalu didakan posyandu, hal

tersebut bisa dimanfaatkan oleh ibu hamil untuk berkonsultasi dengan bidan

bagaimana pentingnya mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang

sehingga bayi dapat lahir dengan berat badan normal. Selain itu juga dilakukan

pemerisaan rutin kkepada ibu hamil mengenai kesehatan ibu dan kesehatan bayi.

5.3.4 Menganalisa Faktor Status Gizi dengan Kejadian ISPA pada Balita di

Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Berdasarkan uji chi square diperoleh ρ value 0,046 (ρ-value<0,05) maka

H0 ditolak H1 diterima berarti ada hubungan antara status gizi dengan kejadian

ISPA pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

Keeratan hubungan dapat dilihat dari nilai r hitung = 0,253 yang dikategorikan

rendah (0,20 – 0,399) yang artinya keeratan hubungan status gizi dengan kejadian

ISPA pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

adalah rendah.

Penelitian ini sejalan dengan Sukmawati (2010) bahwa 40% balita yang

mempunyai gizi kurang atau gizi buruk akan mengalami serangan ISPA secara

berulang bahkan serangan lebih berat. Pemberian gizi cukup juga berkaitan

Page 86: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

66

dengan faktor pengetahuan orang tua balita. Semakin orang tuanya mempunyai

pengetahuan lebih banyak maka tingkatan dalam pemberian gizi juga akan

terpenuhi.

Di Desa Sidomukti sendiri balita yang mengalami gizi buruk masih sangat

banyak, hal ini dikarenakan faktor pengetahuan ibu yang kurang akan pemenuhan

nutrisi dan gizi bagi anaknya.Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah gizi

yang kurang atau gizi buruk pada masyarakat yang mempunyai balita perlu

dilakukan penyuluhan mengenai pengaturan gizi baik dengan pembinaan dari

pihak puskesmas setempat.

5.3.5 Menganalisa Faktor Status Imunisasi dengan Kejadian ISPA pada

Balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai ρ value 0,0 3 (ρ-

value>0,05) maka H0 diterima H1 ditolak berarti tidak ada hubungan antara status

imunisasi dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan

Plaosan Kabupaten Magetan. Keeratan hubungan dapat dilihat dari nilai r hitung =

0,208 yang dikategorikan rendah (0,20 – 0,399) yang artinya keeratan hubungan

status imunisasi dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan

Plaosan Kabupaten Magetan adalah rendah.

Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Tri Astuti Lestari (2014) yang

menyatakan ada hubungan antara kelengkapan imunisasi dengan kejadian ISPA.

Pada balita yang pernah terserang campak akan mendapat kekebalan alami

terhadap pneumonia dan penyakit saluran pernafasan lainnya. Karena itu

Page 87: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

67

peningkatan cakupan imunisasi akan berperan besar dalam upaya pemberantasan

ISPA. Untuk mengurangi faktor yang meningkatkan mortalitas ISPA, diupayakan

imunisasi lengkap. Bayi dan balita yang mempunyai status imunisasi lengkap bila

menderita ISPA dapat diharapkan perkembangan penyakitnya tidak akan menjadi

lebih berat.

Tetapi dalam penelitian ini yang mempunyai status imunisasi lengkap

justru lebih banyak yang menderita ISPA, ini dikarenakan faktor lain yaitu

kemungkinan kepadatan tempat tinggalnya, ventilasi yang kurang baik, serta

pemberian gizi yang kurang seimbang.

Upaya yang dapat dilakukan dari pihak peskesmas untuk meningkatan

status imunisasi adalah mengingatkan kembali untuk penyuluhan mengenai

pentingnya imunisasi bagi balita dan dampaknya jika tidak mendapatkan

imunisasi lengkap.

5.3.6 Menganalisa Faktor Kepadatan Tempat Tinggal dengan Kejadian

ISPA pada Balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan

Berdasarkan hasil uji chi squarediperoleh nilai ρ value 0,038 (ρ-

value<0,05). 05 maka H0 ditolak H1 diterima berarti ada hubungan antara

kepadatan tempat tinggal dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Sidomukti

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Keeratan hubungan dapat dilihat dari

nilai r hitung = 0,260 yang dikategorikan rendah (0,20 – 0,399) yang artinya

keeratan hubungan kepadatan tempat tinggal dengan kejadian ISPA pada balita di

Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan adalah rendah.

Page 88: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

68

. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Eni Setyaningsih (2014)

yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kepadatan tempat tinggal dengan

kejadian ISPA. Bahwa semakin meningkat jumlah anggota keluarga kemungkinan

mendapat resiko untuk terjadinya penularan ISPA akan lebih mudah.

Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan dengan

meminta bantuan kepada puskesmas setempat jika dalam rumah terdapat anggota

keluarga yang banyak sebaiknya dilakukan perbaikan dalam pemenuhan

ventilasinya supaya pertukaran udara dapat terjadi dengan baik.

5.3.7 Menganalisa Faktor Ventilasi dengan Kejadian ISPA pada Balita di

Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai ρ value 0,0 7 (ρ-

value<0,05). maka H0 ditolak H1 diterima berarti ada hubungan antara ventilasi

dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan. Keeratan hubungan dapat dilihat dari nilai r hitung = 0,289

yang dikategorikan rendah (0,20 - 0,399) yang artinya keeratan hubungan

ventilasi dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan adalah rendah.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Sulistyorini (2005), bahwa di

dapatkan hasil ada hubungan antara ventilasi dengan kejadian ISPA pada balita di

Desa Wolongsari rata-rata tidak dibuka pada siang hari.

Berdasarkan hasil yang didapatkan maka peneliti berpendapat bahwa

sebagian rumah responden memiliki ventilasi yang kurang baik, hal ini terlihat

Page 89: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

69

langsung pada saat penelitian banyak jendela yang tidak dibuka oeh responden

pada siang hari.Upaya yang dilakukan pihak puskesmas dalam menangani faktor

vetilasi dengan kejadian ISPA yaitu dengan pemberian penyuluhan agar sistem

ventilasi dalam rumah diperbaiki agar terjadi pertukaran oksigen dengan baik. Hal

itu akan mngurangi resiko terjadinya penulran ISPA dalam rumah.

Page 90: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

70

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Kejadian ISPA pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan sebagian besar adalah ISPA Berat sejumlah 66 balita

dengan prosentase (73,3 %) dari 90 balita.

2. Faktor BBLR dengan kejadian ISPA pada balita sejumlah 20 balita yang

mengalami BBLR dengan prosentas (22,2 %), faktor status gizi dengan

kejadian ISPA pada balita yang mengalami status gizi kurang baik

sejumlah 54 balita dengan prosentase (60,0 %), faktor imunisasi dengan

kejadian ISPA pada balita yang mempunyai riwayat imunisasi tidak

lengkap sejumlah 13 balita dengan prosentase (14,4 %), faktor kepadatan

tempat tinggal dengan kejadian ISPA pada balita yang rumahnya

mengalami kepadatan tempat tinggal sejumlah 38 rumah dengan

prosentase (42,2 %), faktor ventilasi dengan kejadian ISPA pada balita

yang rumahnya mempunyai ventilasi tidak memenuhi syarat sejumlah 72

rumah dengan prosentase (80 %).

3. Tidak ada hubungan antara BBLR dengan kejadian ISPA pada balita di

Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

4. Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA pada balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten.

Page 91: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

71

5. Tidak ada hubungan antara status imunisasi dengan kejadian ISPA pada

balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

6. Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA pada balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

7. Ada hubungan antara kepadatan tempat tinnggal dengan kejadian ISPA

pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

8. Ada hubungan antara ventilasi dengan kejadian ISPA pada balita di Desa

Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

6.2 Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA pada

balita dan menyertakan faktor yang paling dominan

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah pustaka mengenai faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi terjadinya ISPA pada balita, dijadikan sumber penelitian

mahasiswa, pengembangan teori dan meningkatkan pengetahuan bagi

pembaca tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadiya ISPA

pada balita.

3. Bagi Masyarakat

Supaya dapat memperbaiki kondizi gizi dan kondisi lingkungan agar

mencegah angka kejadiam ISPA pada balita

4. Bagi Perawat atau Petugas Puskesmas

Page 92: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

72

Supaya dapat dilakukan penyuluhan kesehatan tentang kejadian ISPA pada

saat ada kegiatan posyandu.

5. Bagi Institusi Kesehatan

Keterlibatan pelayanan kesehatan dalam menurunkan angka kejadian ISPA

pada balita sangat penting, misalnya dengan pemberian penyuluhan

tentang bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan

ISPA pada balita.

Page 93: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

73

DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff, Hood & Mukty, Abdul. 2010. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :

Airlangga university press.

Arif, sulfa. 2013. Analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian pada ISPA

berdasarkan pendekatan teori florence nightingale di wilayah puskesmas

Alak Kota Kupang NTT. Universitas Airlangga.

Astuti, R. 2011. Hubungan Antara Riwayat ISPA Dengan Tumbuh Kembang Anak di

Posyandu di Desa Cetan Kabupaten Klaten.Skripsi.

Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta :penerbit buku

kedokteran EGC.

Departemen Kesehatan RI. 2010. Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta

Hidayat, Alimul. 2012. Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika

Hidayat, Aziz. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Surabaya :Health Book.

Hidayat. 2008. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta :Salemba

medika.

Ibrahim, Hartati. 2011. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian ISPA Pada

Anak Balita di Wilayah Puskesmas Botumoitu Kabupaten Boalemo. Tesis

program pascasarjana Unhas.Skrisi.

Kusnoputranto, Haryoto. 2000. Kesehatan Lingkungan. Jakarta :Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia.

Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta :Trans Info

Media

Page 94: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

74

Namira, Siti. 2013. Gambaran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian ISPA

Prasekolah di Kampung Pemulung Tangerang Selatan. Jakarta : Skripsi. UIN

Syarif Hidayatullah.

Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2003. Konsep dan penerapan Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika

. 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Slemba Medika.

.2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Persagi. 2009. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta. PT Elex Media Komputindo.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Prevalensi ISPA Di Indonesia. Tersedia

Dalamhttp://www.depkes.go.id (Diakses 10 Januari 2018).

Suhardjo. 2010. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta : Bumi Aksara

World Health Organization (WHO). 2007. Pencegahan & Pengendalian Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA).http://www.depkes.go.id(Diakses 7 febuari 2018).

Page 95: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

75

Lampiran 1

Surat Ijin Pencarian Data Awal STIKES

Page 96: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

76

Lampiran 2

Surat Ijin Pencarian Data Awal BanKesangPol

Page 97: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

77

Page 98: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

78

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Calon Responden

Di Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Progam Studi Ilmu

Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun,

Nama : Wiwik Arfianti

NIM : 201402054

Bermaksud melakukan penelitian tentang berjudul “Faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya ISPA pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan”.Sehubungan dengan ini, saya mohon kesediaan saudara untuk

bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data

pribadi saudara akan sangat kami jaga dan informasi yang akan saya gunakan untuk

kepentingan penelitian.

Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya ucapkan

terimakasih.

Madiun,Agustus 2018

Peneliti

Wiwik Arfianti

(201402054)

Lampiran3

Page 99: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

79

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama:

Umur :

Alamat :

Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan

kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang

bernama Wiwik Arfianti mengenai berjudul “faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

ISPA pada balita di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan”. Saya

mengetahui bahwa informasi yang akan saya berikan ini sangat bermanfaat bagi

pengetahuan keperawatan di Indonesia. Untuk itu saya akan memberikan data yang

diperlukan dengan sebenar-benarnya. Demikian penyataan ini saya buat untuk

dipergunakan sesuai keperluan.

Peneliti Madiun, Agustus 2018

Responden

wiwik arfianti

(201402054)

Page 100: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

80

Lampiran 5

KUESIONER

KEMAMPUAN IBU BALITA

Tanggal wawancara :

Nama pewawancara :

No responden :

A. Identitas Responden

Jawablah beberapa pertanyaan ini sebagai identitas diri anda, yaitu sebagai

berikut:

1. Umur :…..tahun

18-20 tahun 21-27 tahun 28-32 tahun

33-39 tahun 40-65 tahun

2. Pendidikan :

Tidak sekolah SD SMP SLTA Diploma/Sarjana

3. Pekerjaan :

Tidak bekerja Pedagang Petani PegawaiNegeri

Wiraswasta TNI/POLRI Lain-lain

4. Hubungan dengan balita :

Orangtua Suami/istri Anak Saudara Bukan Keluarga inti

B. Identitas Balita

1.Umur :

1-2 tahun 3-4 tahun

2-3 tahun 4-5 tahun

2. jenis Kelamin :

Laki-laki perempuan

Page 101: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

81

C. Kejadian ISPA

1.Apa saja tanda-tanda anak anda mengalami ISPA ? (jawaban boleh lebih dari satu)

Batuk Pilek panas nafas cepat

2.Jika anak anda sakit ISPA, sudah berapa lama ?

….. tahun ….. bulan

3.Jika ISPAnya kambuh diperiksakan kemana ?

Rumah Sakit Puskesmas Bidan / tenaga kesehatan

4.Apakah saat ini masih ISPA ?

Ya Tidak

Keterangan:

1. ISPA ringan jika batuk dan pilek

2. ISPA sedang jika batuk,pilek dan panas

3. ISPA berat jika batuk,pilek panas dan nafas cepat

D.Konsep BBLR

1. Berat Lahir : gr

2. Tinggi badan saat ini : cm

3.Berat badan saat ini : cm

E. Konsumsi Gizi

1.Apakah makanan yang diberikan kepada anak anda setiap harinya ?

Nasi : sering kadang-kadang tidak pernah

Sayuran hijau : sering kadang-kadang tidak pernah

Lauk pauk : sering kadang-kadang tidak pernah

Buah : sering kadang-kadang tidak pernah

Page 102: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

82

E. Imunisasi

1. Apakah anak anda sudah mendapat imunisasi BCG ?

Ya Tidak

2. Apakah anak anda sudah mendapat imunisasi DPT ?

Ya Tidak

3. Apakah anak anda sudah mendapat imunisasi Polio ?

Ya Tidak

4. Apakah anak anda sudah mendapat imunisasi Campak ?

Ya Tidak

5. Apakah anak anda sudah mendapat imunisasi Hepatitis ?

Ya Tidak

F. Kondisi Rumah

1.Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah anda ?

2.Kondisi atau keadaan rumah =

a. Luas rumah : m2

b. Luas kamar : m2

3.Berapakah luas ventilasi dalam rumah anda ? ….m2

4.Apakah jendela rumah anda dibuka setiap hari ?

Ya Tidak

Page 103: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

83

Lampiran 6

Page 104: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

84

Lampiran 7

Page 105: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

85

Page 106: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

86

Lampiran 8

Page 107: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

87

Lampiran 9

TABULASI DATA

Batuk Pilek Panas Nafas Cepat Nasi Sayur Lauk Pauk Buah Umur balita J.Kelamin BB (KG) TB (CM)36 SLTA IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2660 Tidak kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 1 Th 4 Bl L 7,5 85

25 SMP IRT ORANGTUA 2 ya ya ya ya Berat 2500 Tidak sering kadang-kadang sering kadang-kadang 2 Th 9 Bl P 12 95

35 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2780 Tidak sering sering sering kadang-kadang 1 Th 9 Bl P 11 80

30 SD IRT ORANGTUA 1,5 ya ya ya ya Berat 3000 Tidak sering kadang-kadang sering kadang-kadang 3 Th P 19 100

27 SMP IRT ORANGTUA 1,6 ya ya ya ya Berat 2350 ya sering kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 4 Th L 15 107

25 SMP WIRASWATA ORANGTUA 2 ya ya ya tidak Sedang 2100 ya kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 1 Th 2 Bl P 8 88

36 SMP WIRASWATA ORANGTUA 2 ya ya ya tidak Sedang 3200 Tidak sering sering kadang-kadang kadang-kadang 1 Th 3 Bl L 9,7 89

28 SLTA PNS ORANGTUA 2 ya ya ya ya Berat 3700 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering sering 2 Th L 12 90

22 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3100 Tidak kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 1 Th L 10 81

26 SD IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2950 Tidak sering kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 3 Th P 16 93

25 SLTA IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2000 ya kadang-kadang kadang-kadang sering sering 5 Th L 24 119

25 SMP WIRASWATA ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2350 ya kadang-kadang kadang-kadang sering kadang-kadang 3 Th 1 Bl P 16 97

40 SD IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2600 Tidak sering kadang-kadang sering kadang-kadang 5 Th P 19 115

37 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3400 Tidak sering kadang-kadang sering kadang-kadang 2 Th 3 Bl L 17 90

41 SLTA PNS ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2400 ya kadang-kadang sering kadang-kadang kadang-kadang 3 Th 9 Bl P 14 90

23 SLTA IRT ORANGTUA 2 ya ya ya ya Berat 1800 ya sering kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 2 Th 7 Bl P 16 85

27 SI WIRASWASTA ORANGTUA 1 ya ya ya tidak Sedang 3300 Tidak sering kadang-kadang kadang-kadang sering 2 Th 5 Bl L 17 80

40 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2700 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering sering 1 Th 6 Bl L 11 89

35 SLTA IRT ORANGTUA 1 ya ya ya tidak Sedang 2800 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering kadang-kadang 3 Th 4 Bl P 16 98

33 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2600 Tidak sering kadang-kadang kadang-kadang sering 1 Th 11 Bl P 10 87

27 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya tidak Sedang 3300 Tidak kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang sering 1 Th 6 Bl P 13 89

27 SLTA WIRASWASTA ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3500 Tidak sering sering sering kadang-kadang 2 Th P 15 86

33 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3100 Tidak sering kadang-kadang sering kadang-kadang 5 Th P 20 119

21 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya Tidak tidak Ringan 3200 Tidak sering kadang-kadang sering kadang-kadang 4 Th L 21 118

29 SMP WIRASWASTA ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2900 Tidak sering kadang-kadang kadang-kadang sering 3 Th 6 Bl L 18 97

30 SD IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2800 Tidak kadang-kadang sering sering kadang-kadang 2 Th 1 Bl L 16 96

19 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya tidak Sedang 2400 ya sering kadang-kadang sering kadang-kadang 2 Th 4 Bl P 15,5 98

36 S1 PEDAGANG ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2350 ya sering sering kadang-kadang sering 3 Th P 18 110

30 SD IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2600 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering kadang-kadang 1 Th P 9 75

32 SD IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3400 Tidak sering kadang-kadang sering kadang-kadang 1 Th 3 Bl L 12,5 79

26 SLTA IRT ORANGTUA 1 ya ya ya tidak Sedang 2400 ya sering kadang-kadang sering kadang-kadang 5 Th L 27 123

25 SMP WIRASWATA ORANGTUA 1 ya ya ya tidak Sedang 1800 ya kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 1 Th 2 Bl P 14 87

36 SMP WIRASWATA ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2800 Tidak sering sering kadang-kadang kadang-kadang 1 Th 3 Bl L 14 87

28 SLTA PNS ORANGTUA 1 ya ya Tidak tidak Ringan 2600 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering sering 2 Th L 16 90

22 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3300 Tidak kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 1 Th L 10 75

26 SD IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3500 Tidak sering kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 3 Th P 18 88

25 SLTA IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3100 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering sering 5 Th L 25 122

25 SMP WIRASWATA ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3200 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering kadang-kadang 3 Th 1 Bl P 15 100

36 SLTA IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2900 Tidak kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 1 Th 4 Bl L 12 76

25 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3000 Tidak sering kadang-kadang sering kadang-kadang 2 Th 9 Bl P 15 87

35 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2350 ya sering sering sering kadang-kadang 1 Th 9 Bl P 15 75

30 SD IRT ORANGTUA 1 ya ya ya tidak Sedang 2100 ya sering kadang-kadang sering kadang-kadang 3 Th P 18 90

27 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3200 Tidak sering kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 4 Th L 18 98

37 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3700 Tidak sering kadang-kadang sering kadang-kadang 2 Th 3 Bl L 16 80

41 SLTA PNS ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3100 Tidak kadang-kadang sering kadang-kadang kadang-kadang 3 Th 9 Bl P 19 80

23 SLTA IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2950 Tidak sering kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 2 Th 7 Bl P 18 89

27 SI WIRASWASTA ORANGTUA 1 ya ya ya tidak Sedang 2000 ya sering kadang-kadang kadang-kadang sering 2 Th 5 Bl L 16 79

Status ISPAKejadian ISPA

Tanda Gejala ISPAUmurIbu Pendidikan Pekerjaan Hubungandgnbalita

LamanyaBBL Status BBLR

GIZI

Page 108: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

88

40 SMP IRT ORANGTUA 2bl ya ya ya ya Berat 2660 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering sering 1 Th 6 Bl L 14 75

35 SLTA IRT ORANGTUA 1bl ya ya ya ya Berat 2500 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering kadang-kadang 3 Th 4 Bl P 18 80

36 SMP WIRASWATA ORANGTUA 1th ya ya ya ya Berat 2780 Tidak sering sering kadang-kadang kadang-kadang 1 Th 3 Bl L 13 75

28 SLTA PNS ORANGTUA 1 ya ya ya tidak Sedang 3000 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering sering 2 Th L 15 80

22 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2350 ya kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 1 Th L 10 70

26 SD IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2100 ya sering kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 3 Th P 17 95

25 SLTA IRT ORANGTUA 2 ya ya ya ya Berat 3200 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering sering 5 Th L 25 120

25 SMP WIRASWATA ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2800 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering kadang-kadang 3 Th 1 Bl P 16 90

36 SLTA IRT ORANGTUA 1 ya ya ya tidak Sedang 2600 Tidak kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 1 Th 4 Bl L 14 76

25 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3300 Tidak sering kadang-kadang sering kadang-kadang 2 Th 9 Bl P 17 80

35 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3500 Tidak sering sering sering kadang-kadang 1 Th 9 Bl P 15 80

30 SD IRT ORANGTUA 2bl ya ya ya ya Berat 3100 Tidak sering kadang-kadang sering kadang-kadang 3 Th P 16 98

27 SMP IRT ORANGTUA 3bl ya ya ya ya Berat 3200 Tidak sering kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 4 Th L 21 103

36 SLTA IRT ORANGTUA 1bl ya ya ya tidak Sedang 2900 Tidak kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 1 Th 4 Bl L 8 80

25 SMP IRT ORANGTUA 2 ya ya ya tidak Sedang 3400 Tidak sering kadang-kadang sering kadang-kadang 2 Th 9 Bl P 12 80

35 SMP IRT ORANGTUA 3bl ya ya ya tidak Sedang 2400 ya sering sering sering kadang-kadang 1 Th 9 Bl P 16 79

30 SD IRT ORANGTUA 6bl ya ya ya ya Berat 1800 ya sering kadang-kadang sering kadang-kadang 3 Th P 14 90

27 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2800 Tidak sering kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 4 Th L 20 115

25 SMP WIRASWATA ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2600 Tidak kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 1 Th 2 Bl P 7 70

36 SMP WIRASWATA ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3300 Tidak sering sering kadang-kadang kadang-kadang 1 Th 3 Bl L 8 80

28 SLTA PNS ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3500 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering sering 2 Th L 15 90

22 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya tidak Sedang 3100 Tidak kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 1 Th L 8 80

26 SD IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3200 Tidak sering kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 3 Th P 11 80

25 SLTA IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2900 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering sering 5 Th L 24 119

25 SMP WIRASWATA ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2780 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering kadang-kadang 3 Th 1 Bl P 16 90

40 SD IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3000 Tidak sering kadang-kadang sering kadang-kadang 5 Th P 16 123

37 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya tidak Sedang 2350 Tidak sering kadang-kadang sering kadang-kadang 2 Th 3 Bl L 13 97

41 SLTA PNS ORANGTUA 1 ya ya ya tidak Sedang 2100 ya kadang-kadang sering kadang-kadang kadang-kadang 3 Th 9 Bl P 21 89

27 SI WIRASWASTA ORANGTUA 1 ya ya ya tidak Sedang 3200 Tidak sering kadang-kadang kadang-kadang sering 2 Th 5 Bl L 15 89

40 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2800 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering sering 1 Th 6 Bl L 9 75

35 SLTA IRT ORANGTUA 1 ya ya ya tidak Sedang 2600 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering kadang-kadang 3 Th 4 Bl P 18 100

36 SMP WIRASWATA ORANGTUA 1 ya ya ya tidak Sedang 3300 Tidak sering sering kadang-kadang kadang-kadang 1 Th 3 Bl L 13 80

28 SLTA PNS ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3500 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering sering 2 Th L 15 89

22 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3100 Tidak kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 1 Th L 8 70

26 SD IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3200 Tidak sering kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 3 Th P 11 90

25 SLTA IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2900 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering sering 5 Th L 24 125

25 SMP WIRASWATA ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2600 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering kadang-kadang 3 Th 1 Bl P 15 100

27 SMP IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 3400 Tidak sering kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 4 Th L 20 111

25 SMP WIRASWATA ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2400 ya kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 1 Th 2 Bl P 7 79

36 SMP WIRASWATA ORANGTUA 2 ya ya ya ya Berat 1800 ya sering sering kadang-kadang kadang-kadang 1 Th 3 Bl L 8 80

28 SLTA PNS ORANGTUA 3bl ya ya ya ya Berat 3300 Tidak kadang-kadang kadang-kadang sering sering 2 Th L 15 80

22 SMP IRT ORANGTUA 6bl ya ya ya tidak Sedang 2700 Tidak kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 1 Th L 8 70

26 SD IRT ORANGTUA 1 ya ya ya ya Berat 2800 Tidak sering kadang-kadang kadang-kadang kadang-kadang 3 Th P 11 99

Page 109: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

89

BCG DPT POLIO CAMPAK HEPATITIS Jml anggt Luas Rumah (m) Luas Kamar (m)Baik ya ya ya ya ya Lengkap 4 100 9 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 40 6 Padat 3 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 50 6 Padat 3 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 45 6 Padat 1 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya tidak Tidak Lengkap 6 50 6 Padat 3 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 4 100 6 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 7 40 6 Tidak Padat 5 Mmnhi Syrt

Kurang Baik tidak ya ya ya ya Tidak Lengkap 3 70 7 Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 50 8 Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 3 100 8 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 4 80 8 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 8 100 7 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 4 75 8 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 4 90 8 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 7 80 9 Tidak Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya tidak ya ya Tidak Lengkap 5 40 9 Padat 3 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 100 9 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 4 100 9 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 90 9 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 7 80 6 Tidak Padat 10 Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 4 100 6 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 7 60 6 Padat 9 Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 3 80 6 Tidak Padat 10 Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya tidak ya Tidak Lengkap 6 80 6 Tidak Padat 10 Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 90 9 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 50 9 Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 7 80 9 Tidak Padat 10 Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 3 75 9 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 100 9 Tidak Padat 10 Mmnhi Syrt

Kurang Baik tidak ya ya ya ya Tidak Lengkap 4 70 9 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 80 9 Tidak Padat 10 Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 50 9 Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 50 6 Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 3 100 6 Tidak Padat 10 Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 90 6 Tidak Padat 10 Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 80 6 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 40 6 Padat 3 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 8 100 7 Tidak Padat 7 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 7 100 7 Tidak Padat 10 Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 50 8 Padat 2 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 40 7 Padat 2 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 120 7 Tidak Padat 10 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 100 8 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 40 8 Padat 5 Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 50 8 Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 3 90 9 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 40 9 Padat 3 Tdk Mmnhi Syrt

Status GiziImunisasi

Status ImunisasiKondisi Rumah

Status Kepadatan Luas Ventilasi (m) Status Ventilasi

Page 110: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

90

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 4 120 9 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 40 9 Padat 3 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya tidak ya ya Tidak Lengkap 7 80 9 Tidak Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 3 100 9 Tidak Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 50 8 Padat 5 Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 50 8 Padat 2 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 4 90 9 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 8 80 7 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 40 8 Padat 5 Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 50 8 Padat 5 Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya tidak ya Tidak Lengkap 5 70 9 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 80 9 Tidak Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 40 6 Padat 2 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya tidak ya ya ya Tidak Lengkap 7 120 2 Tidak Padat 10 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 3 100 6 Tidak Padat 8 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 90 6 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 80 9 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 40 8 Padat 5 Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 40 8 Padat 5 Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 4 90 8 Tidak Padat 8 Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 50 8 Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 60 8 Tidak Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 75 9 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 50 9 Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 40 9 Padat 2 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 40 6 Padat 2 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 4 80 6 Tidak Padat 3 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya tidak ya Tidak Lengkap 7 60 6 Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 40 6 Padat 2 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 50 6 Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya tidak ya ya Tidak Lengkap 5 90 8 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya tidak Tidak Lengkap 7 80 8 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 40 8 Padat 3 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 100 8 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 120 8 Tidak Padat 10 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 4 80 9 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 3 90 9 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 50 9 Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya tidak tidak Tidak Lengkap 6 50 6 Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 5 40 6 Padat 2 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 45 6 Padat 2 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya tidak Tidak Lengkap 3 70 6 Tidak Padat 5 Tdk Mmnhi Syrt

Kurang Baik ya ya ya ya ya Lengkap 6 50 6 Padat 4 Tdk Mmnhi Syrt

Page 111: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

91

Lampiran 10

HASIL SPSS ANALISA FAKTOR KEJADIAN ISPA PADA BALITA

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

bblr * kejadianispa 90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

bblr * kejadianispa Crosstabulation

kejadianispa

Total ispa berat ispa sedang ispa ringan

Bblr <2500 Count 14 6 0 20

Expected

Count 14.7 5.9 6.4 27.0

% within bblr 70.0% 30.0% .0% 100.0%

>2500 Count 52 16 2 70

Expected

Count 51.3 17.1 5.6 74.0

% within bblr 74.3% 22.9% 2.9% 100.0%

Total Count 66 22 2 90

Page 112: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

92

Expected

Count 66.0 23.0 12 90.0

% within bblr 73.3% 24.4% 2.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square .935a 2 .627

Likelihood Ratio 1.354 2 .508

Linear-by-Linear Association .013 1 .911

N of Valid Cases 90

a. 0 cells (0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

.5.4

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.a

Nominal by

Nominal

Contingency Coefficient .101

.627

Interval by Interval Pearson's R -.012 .099 -.111 .912c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.032 .106 -.301 .764c

N of Valid Cases 90

a. Not assuming the null hypothesis.

Page 113: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

93

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.a

Nominal by

Nominal

Contingency Coefficient .101

.627

Interval by Interval Pearson's R -.012 .099 -.111 .912c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.032 .106 -.301 .764c

N of Valid Cases 90

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

statusgizi * kejadianispa 90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

Page 114: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

94

statusgizi * kejadianispa Crosstabulation

Kejadianispa

Total ispa berat ispa sedang ispa ringan

statusgizi kurang baik Count 44 10 0 54

Expected Count 39.6 13.2 6.2 59.0

% within statusgizi 81.5% 18.5% .0% 100.0%

baik Count 22 12 2 36

Expected Count 26.4 8.8 .8 36.0

% within statusgizi 61.1% 33.3% 5.6% 100.0%

Total Count 66 22 2 90

Expected Count 66.0 22.0 7.0 90.0

% within statusgizi 73.3% 24.4% 2.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 6.162a 2 .046

Likelihood Ratio 6.806 2 .033

Linear-by-Linear Association 5.746 1 .017

N of Valid Cases 90

a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is .80.

Page 115: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

95

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.a

Nominal by

Nominal

Contingency

Coefficient .253

.046

Interval by

Interval

Pearson's R .254 .099 2.464 .016c

Ordinal by

Ordinal

Spearman

Correlation .236 .105 2.280 .025c

N of Valid Cases 90

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

statusimunisasi * kejadianispa 90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

Page 116: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

96

statusimunisasi * kejadianispa Crosstabulation

kejadianispa

Total

ispa berat

ispa

sedang

ispa

ringan

statusi

munis

asi

tidak

lengkap

Count 7 5 1 13

Expected Count 9.5 3.2 6.3 19.0

% within

statusimunisasi 53.8% 38.5% 7.7% 100.0%

lengkap Count 59 17 1 77

Expected Count 56.5 18.8 1.7 77.0

% within

statusimunisasi 76.6% 22.1% 1.3% 100.0%

Total Count 66 22 2 90

Expected Count 66.0 22.0 8.0 90.0

% within

statusimunisasi 73.3% 24.4% 2.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 4.054a 2 .132

Likelihood Ratio 3.334 2 .189

Linear-by-Linear Association 3.746 1 .053

Page 117: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

97

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 4.054a 2 .132

Likelihood Ratio 3.334 2 .189

Linear-by-Linear Association 3.746 1 .053

N of Valid Cases 90

a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is .29.

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.a

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .208 .132

Interval by Interval Pearson's R -.205 .125 -1.966 .052c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.190 .119 -1.814 .073c

N of Valid Cases 90

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Page 118: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

98

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kepadatantmpttnggl *

kejadianispa 90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

kepadatantmpttnggl * kejadianispa Crosstabulation

kejadianispa

Total ispa berat ispa sedang ispa ringan

kepadatantm

pttnggl

padat Count 33 5 0 38

Expected Count 27.9 9.3 7.8 45.0

% within

kepadatantmpttnggl 86.8% 13.2% .0% 100.0%

tidak

padat

Count 33 17 2 52

Expected Count 38.1 12.7 1.2 52.0

% within

kepadatantmpttnggl 63.5% 32.7% 3.8% 100.0%

Total Count 66 22 2 90

Expected Count 66.0 22.0 9.0 90.0

Page 119: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

99

kepadatantmpttnggl * kejadianispa Crosstabulation

kejadianispa

Total ispa berat ispa sedang ispa ringan

kepadatantm

pttnggl

padat Count 33 5 0 38

Expected Count 27.9 9.3 7.8 45.0

% within

kepadatantmpttnggl 86.8% 13.2% .0% 100.0%

tidak

padat

Count 33 17 2 52

Expected Count 38.1 12.7 1.2 52.0

% within

kepadatantmpttnggl 63.5% 32.7% 3.8% 100.0%

Total Count 66 22 2 90

Expected Count 66.0 22.0 9.0 90.0

% within

kepadatantmpttnggl 73.3% 24.4% 2.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 6.526a 2 .038

Likelihood Ratio 7.502 2 .023

Linear-by-Linear Association 6.441 1 .011

Page 120: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

100

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 6.526a 2 .038

Likelihood Ratio 7.502 2 .023

Linear-by-Linear Association 6.441 1 .011

N of Valid Cases 90

a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is .84.

Page 121: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

101

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb

Approx.

Sig.a

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .260 .038

Interval by Interval Pearson's R .269 .084 2.620 .010c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .266 .092 2.587 .011c

N of Valid Cases 90

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

ventilasi * kejadianispa 90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

Page 122: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

102

ventilasi * kejadianispa Crosstabulation

kejadianispa

Total ispa berat ispa sedang ispa ringan

ventilasi tidak memenuhi syarat Count 54 18 0 72

Expected Count 52.8 17.6 1.6 72.0

% within ventilasi 75.0% 25.0% .0% 100.0%

memenuhi syarat Count 12 4 2 18

Expected Count 13.2 4.4 .4 18.0

% within ventilasi 66.7% 22.2% 11.1% 100.0%

Total Count 66 22 2 90

Expected Count 66.0 22.0 2.0 90.0

% within ventilasi 73.3% 24.4% 2.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 8.182a 2 .017

Likelihood Ratio 6.624 2 .036

Linear-by-Linear Association 2.155 1 .142

N of Valid Cases 90

Page 123: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

103

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 8.182a 2 .017

Likelihood Ratio 6.624 2 .036

Linear-by-Linear Association 2.155 1 .142

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is .40.

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.a

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .289 .017

Interval by Interval Pearson's R .156 .127 1.478 .143c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .100 .116 .944 .348c

N of Valid Cases 90

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Page 124: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

104

HASIL UJI SPPS ANALISA FAKTOR KEJADIAN ISPA PADA BALITA

umurortu

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 18-25 th 28 31.1 31.1 31.1

26-33 th 33 36.7 36.7 67.8

34-41 th 29 32.2 32.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sd 17 18.9 18.9 18.9

smp 44 48.9 48.9 67.8

slta 25 27.8 27.8 95.6

diploma/sarjana 4 4.4 4.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 125: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

105

pekerjaan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid pedagang 1 1.1 1.1 1.1

pegawai negeri 9 10.0 10.0 11.1

wiraswsta 24 26.7 26.7 37.8

irt 56 62.2 62.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

hbngandgnbalita

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid orangtua 90 100.0 100.0 100.0

Page 126: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

106

umurbalita

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 1-2 th 32 35.6 35.6 35.6

2-3 th 26 28.9 28.9 64.4

3-4 th 17 18.9 18.9 83.3

4-5 th 15 16.7 16.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

jeniskelamin

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 47 52.2 52.2 52.2

perempuan 43 47.8 47.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 127: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

107

bblr

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid <2500 20 22.2 22.2 22.2

>2500 70 77.8 77.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

statusgizi

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 54 60.0 60.0 60.0

baik 36 40.0 40.0 100.0

Total 90 100.0 100.0

statusimunisasi

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak lengkap 13 14.4 14.4 14.4

lengkap 77 85.6 85.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 128: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

108

kepadatantmpttnggl

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid padat 38 42.2 42.2 42.2

tidak padat 52 57.8 57.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

ventilasi

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak memenuhi

syarat 72 80.0 80.0 80.0

memenuhi syarat 18 20.0 20.0 100.0

Total 90 100.0 100.0

kejadianispa

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid ispa berat 66 73.3 73.3 73.3

ispa sedang 22 24.4 24.4 97.8

ispa ringan 2 2.2 2.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 129: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

109

Lampiran 11

JADWAL KEGIATAN

No. Kegiatan

Bulan

Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1. Pengajuan dan konsul

judul

2. Penyusunan proposal

3. Bimbingan proposal

4. Ujian proposal

5. Revisi proposal

6. Pengambilan data

(Penelitian)

7. Penyusunan dan

bimbingan skripsi

8. Ujian Skripsi

Page 130: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

110

Lampiran 12

Page 131: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

111

Page 132: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

112

Page 133: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

113

Lampiran 12

Page 134: SKRIPSI ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

114