laporan yayasan wisnu · kolaborasi dari pemkab klungkung, puri loka asri sebagai pengembang dan...

27
1 LAPORAN YAYASAN WISNU NEPTU IV, PERIODE 2013-2016 PENGURUS YAYASAN WISNU 2016

Upload: trinhnhan

Post on 28-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

LAPORAN YAYASAN WISNU NEPTU IV, PERIODE 2013-2016

PENGURUS YAYASAN WISNU

2016

2

Pendahuluan Berawal dari Ide Piramida Plastik dari Teguh Ostentrik di Desa Munduk Buleleng, merupakan

pelopor pendirian Yayasan WIsnu pada tahun 1993. Bersama beberapa orang hebat yang peduli lingkungan, Yayasan Wisnu akhirnya lahir pada tanggal 25 Mei 1993. Sejak berdirinya sampai tahun 2016 Yayasan Wisnu telah melewati 4 kali fase yang kami sebut dengan Neptu. Neptu kami ambil dari istilah Bali untuk perhitungan waktu 6 tahunan. Neptu I yakni tahun 1993-1999, Neptu II tahun 2000-2006, Neptu III, tahun 2007-2012, dan Neptu IV, tahun 2013-2018. Perencanaan jangka panjang Yayasan Wisnu biasa dilakukan setiap 6 tahun sekali dan jangka menengah dilakukan setiap 3 tahun sekali untuk melakukan evaluasi.

Visi dan Misi

Melalui visi “Bersama-sama kita melestarikan dan mengelola lingkungan secara harmonis

didasari budaya lokal”, Yayasan Wisnu memulai kerja enam tahun pertama (19393-1999) dengan memfokuskan diri pada pengelolaan lingkungan melalui program pengelolaan sampah dari Hotel sampai ke banjar-banjar dengan dengan sistem pengelolaan sampah terpadu. Pengel-olaan lingkungan ini dilakukan mulai dari penyadaran hingga membuat model-model pengel-olaan sampah.

Memasuki Neptu II, yakni tahun 2000 Yayasan Wisnu melakukan pemabaharuan visi seiring dengan perubahan politik dalam negeri Indonesia, dimana ruang untuk berpartisipasi dalam me-nyuarakan aspirasi dan kreatifitas terbuka luas bagi LSM tanpa takut ada tekanan dari pihak pemerintah. Karena lingkungan adalah ruang hidup dan masyarakat adalah pemiliknya, maka Yayasan Wisnu kemudian memutuskan untuk memfokuskan kegiatanyya pada Pengelolaan Sum-berdaya Komunitas dengan visi :

“ Terciptanya sebuah ruang kehidupan bersama di Bali untuk mewujudkan tatanan sosial yang demokratis, menghargai kemajemukan (pluralisme), nondiskriminatif, berkeadilan sosial dan gender, menghormati dan menegakkan Hak Asasi Manusia, serta menjaga kelestarian lingkungan dan kearifan lokal, sehingga kelompok masyarakat yang terpinggirkan memiliki kekuatan mengelola ruang dan sumberdaya ekonomi, politik, dan sosial budaya”, dengan misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kepedulian masyarakat tentang di-mensi ekonomi, politik, dan sosial budaya dalam pengelolaan sumberdaya

2. Mendorong, melaksanakan, dan mendukung upaya pengelolaan sumberdaya yang berkeadilan dan berkelanjutan

3. Melakukan penelitian dan dokumentasi, serta membuat analisis upaya penguatan dan pengembangan transformasi sosial

4. Melakukan kajian terhadap berbagai kebijakan di Bali dan mendorong penyeleng-garaan perubahan kebijakan yang dinilai tidak adil

5. Membangun jaringan kerjasama dengan lembaga otonom lain serta jaringan luar

Pada Neptu II (2000-2006) ini Yayasan Wisnu tetap memfocuskan gerakan pada issu lingkungan yang semakin terdegradasi karena pembangunan fasilitas kepariwisataan yang tidak terkendali. Yayasan Wisnu juga melihat bahwa masyarakat selama ini dibuat tidak berdaya untuk mengel-ola ruang hidup mereka, karena kurangnya trasnformasi informasi kepada masyarakat. Maka itu mulai Neptu II dan sampai saat ini Wisnu memfokuskan gerakan pada lingkungan dan tra-sportmasi social.

3

Sampai memasuki Neptu III tahun 2007 Yayasan Wisnu masih tetap dengan visi dan misi yang sama. Namun pada akhir Neptu III, pada tahun 2012 Yayasan WIsnu kembali melakukan Renstra untuk Neptu IV yakni 2013-2018 dan terjadi pula perubahan visi seiring dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi diinternal Yayasan WIsnu.

Pada tahun 2012 dapat dirumuskan Visi Yayasan Wisnu adalah “ Menjadi Lembaga Sosial

Mandiri Terbaik dan Terpercaya dalam Pengelolaan Sumberdaya Komunitas”

Visi ini mengandung makna jelas bahwa Yayasan Wisnu diarahkan menjadi lembaga sosial yang bergerak

di bidang pengelolaan sumberdaya komunitas. Mandiri mengandung makna bahwa wujud lembaga sosial

nanti harus mandiri secara keuangan dan sumberdaya lain yang mendukung organisasi, termasuk

sumberdaya manusia. Dengan kemandirian ini, Yayasan Wisnu akan mampu dengan konsisiten

menjalankan kegiatannya sesuai dengan idealisme pendirian yayasan. Menjadi terbaik berarti bahwa

dalam jenis lembaga dengan badan hukum yayasan, Yayasan Wisnu menjadi lembaga terbaik di antara

yayasan yang mengelola sumberdaya komunitas di Bali dan bahkan di Indonesia. Sedangkan, terpercaya

mengandung makna bahwa melalui kegiatan dan reputasi yang dimiliki, maka kredibilitas akan terbangun

yang mana dengan kredibilitas ini kiprah Yayasan Wisnu akan mampu berkontribusi bagi komunitas yang

lebih luas.

Untuk menterjemahkan dan menjalankan visi tersebut, maka Yayasan Wisnu merumuskan misinya untuk

“Memberi Daya Hidup Bagi Ruang Kehidupan di Bali”

Misi ini mengandung makna bahwa kehadiran Yayasan Wisnu dikontribusikan dalam memberikan

daya hidup bagi ruang kehidupan yang telah ada di Bali. Walaupun secara eksplisit dinyatakan

kehidupan di Bali, namun sesungguhnya Yayasan Wisnu juga ingin berkontribusi bagi kehidupan

nasional, bahkan dunia, yang mana kontribusi tersbut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan

misi di Bali. Pelaksanaan misi ini dapat diwujudkan melalui program-program yang sangat

bermanfaat bagi komunitas, baik dalam memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya bagi

sebesar-besarnya untuk kepentingan komunitas dan juga bagi upaya dalam mempertahankan

jatidiri, makna, dan kelangsungan hidup komunitas.

Peristiwa Penting Seperti halnya manusia, yang pasti memiliki perisitiwa penting dalam perkembangannya.

Yayasan Wisnupun mengalami berbagai peristiwa yang mewarnai setiap fase pertumbuhan dan perkembangan Yayasan Wisnu sebagai lembaga swadaya masyarakat di Bali.

Berbagai peristiwa penting yang terjadi dalam setiap fase perjalanan Yayasan Wisnu sampai saat ini telah mempengaruhi gerak langkah Yayasan Wisnu menuju pendewasaan sebuah organisasi.

Perisitiwa-peristiwa penting yang tercatat tersebut antara lain :

Pertama , saat memasuki akhir Neptu I dan memasuki Neptu II, Yayasan Wisnu mengalami perubahan secara organisastoris, dimana para pendiri dan para pembina awal pendirian Yayasan Wisnu sepakat mengundurkan diri karena kesibukan masing-masing. Akhirnya pada tahun 2000 Yayasan Wisnu kembali menghadap notaris untuk mempebaharui semua administrasi lembaga.

4

Selain manajemen organisasi, pada tahun ini pula secara program Yayasan Wisnu mulai melakukan gerakan ke masyarakat melaui program pemberdayaan masyarakat.

Untuk pertama kalinya Yayasan Wisnu mulai melaksanakan program pengelolaan sumberdaya komunitas di Nusa Ceningan bekerjasama dengan LSM lainnya di Bali seperti Manikaya Kauci dan LBH Bali, juga LSM nansional seperti JKPP di Nusa Ceningan, Desa Lembongan-Klungkung Bali melalui kegiatan pemetaan partisipatif. Kegiatan ini diarahkan untuk advokasi pernecanaan dan pengelolaan atas ruang Nusa Ceningan oleh masyarakat Nusa Ceningan sendiri.

Hal hasil, pada tahun 2000 seluruh masyarakat Ceningan berhasil membatalkan rencana besar pengembangan fasilitas pariwisata oleh NPDW (Nusa Penida Depindo Wisata) yang merupakan kolaborasi dari Pemkab Klungkung, Puri Loka Asri sebagai pengembang dan BTDC yang akan melokalisir masyarakat Ceningan untuk pembangunan pasilitas pariwisata. Peristiwa ini dicatat oleh berbagai media sebagai salah satu gerakan masyarakat yang sukses mempertahankan ru-ang hidupnya dari kerakusan investor atas nama pariwisata.

Kedua , pada tahun 2002, pertengahan Neptu II, kembali Yayasan Wisnu mencatatkan peristiwa penting dalam perjalanannya, yakni diresmikannya Jaringan Ekowisata Desa oleh Menteri Pari-wisata dan Kebudayaan RI, Bapak Gede Ardika, yang merupakan usaha komunitas di bidang ekowisata pertama kali dan satu-satunya di Indonesia yang dimiliki, direncanakan dan dikelola oleh masyarakat. Ini merupakan hasil nyata dari gerakan Yayasan Wisnu dalam mengkritisi perkembangan pariwisata masal di Bali yang sudah banyak memberikan dampak negative atas ruang dan budaya Bali selain dampak positif meningkatkan PAD Bali.

5

Ketiga, saat Yayasan Wisnu memasuki tahun 2005 usia 12 tahun, seperti anak sekolah, baru lu-

lus SD. Kembali Yayasan Wisnu mengalami perubahan secara organisastoris, dan pada masa

2005-2006 organ Yayasan Wisnu hampir megalami kevakuman. Pada saat ini pernah muncul

pemikiran untuk mendirikan sebuah perkumpulan yang diberi nama Lingling Bali untuk men-

jalankan fungsi dari Yayasan Wisnu. Namun sampai tahun 2006 perkumpulan Lilngling Bali ini belum

sampai didaftarkan pada notaris. Akhirnya pada tahun 2007, memasuki Neptu III, diputuskan kembali

mengaktifkan Yayasan Wisnu dengan melakukan pembaharuan organ Yayasan sesuai dengan UU

Yayasan terbaru. Pada masa ini perwakilan masyarakat 4 Desa yang menjadi pendiri dan pemilik JED mu-

lai ditempatkan sebagai Pembina dari Yayasan yang sejak 1999 telah bersama-sama dengan Yayasan

Wisnu memulai program pengelolaan sumberdaya komunitas melalui kegiatan pembentukan model pari-

wisata yang berbasis masyarakat dan lingkungan yang sering disebut ekowisata.

Memasuki tahun kedua Neptu III, yakni tahun 2008, Yayasan Wisnu telah memperbaharui dan melengkapi

seluruh dokumen Yayasan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sejak saat itu, Yayasan Wisnu kembali

aktif dengan organ yang baru dan kembali melakukan aktifitas program sesuai dengan program kerja yang

telah ditetapkan.

Keempat, pada Neptu III ini tepatnya pada tahun 2009,

Yayasan Wisnu kembali mencatat peristiwa penting

dalam perjalanannya untuk mendorong pembangunan

kepariwisataan di Bali yang adil terhadap alam dan

manusia dengan tetap berpegang pada nilai-nilai bu-

daya Bali melalui Assosiasi Bali DWE. Assosiasi ini

didirikan untuk mewadahi dan membina desa-desa

yang ingin mengelola ruang hidup desa mereka se-

bagai destinasi ekowisata.

Kelima, pada tahun 2011 sebelum memasuki

Neptu IV, Yayasan WIsnu berhasil mengantarkan

Asosiasi Perarjin dan Industri Kecil (APIK) Buleleng, sebagai kumpulan dari perajin kecil yang

bergerak di industry kerajinan kayu yang mendapatkan sertikat “LEGAL” secara komunal untuk

pertama kalinya di Indonesia, dari Pemmerintah RI melalui program SVLK dari Kementrian Ke-

hutanan RI. Salah satu peristiwa penting yang ikut mewarnai perkembangan Yayasan Wisnu da-

lam menjalankan program pengelolaan sumberdaya komunitas.

6

Peristiwa penting lainnya yakni pada saat

Yayasan WIsnu memasuki Neptu IV, yakni

pada tahun 2012. Yayasan Wisnu memasuki

usia 19 tahun, memasuki usia dewasa dalam

pertumbuhan manusia. Pada masa ini, seper-

ti halnya anak muda yang kreatif dan punya

energy berlebih, begitu pula dengan Yayasan

WIsnu. Diusia yang sudah cukup matang,

kembali Yayasan Wisnu melakukan evaluasi

dan refleksi terhadap organisasi juga

gerakannya. Secara organisasi Yayasan

Wisnu kembali melakukan perubahan pada visi dan misi lembaga, dengan berubahnya visi dan misi lem-

baga maka program kerja juga berubah walauun tidak keseluruhan dan dapat dikatakan lebih lengkap. Visi

dan misi Yayasan WIsnu pada Neptu IV ini adalah “ Menjadi Lembaga Sosial Mandiri Terbaik dan

Terpercaya dalam Pengelolaan Sumberdaya Komunitas” dengan misi “Memberi Daya Hidup

Bagi Ruang Kehidupan di Bali”. Visi dan misi yang sangat holistik dan mengandung makna yang

dalam.

Merayakan kedewasaan ini, Yayasan Wisnu untuk pertama kalinya merayakan ulang tahun

dengan cukup megah dan lama, dengan mengambil filosofi Bali 12 hari, ulang tahun ke 19 ini

dirayakan selama 12 hari. Mungkin satu-satunya LSM di Bali yang merayakan ulang tahunnya

sepanjang 12 hari. Hal ini juga menjadi catatan peristiwa penting bagi Yayasan Wisnu.

Keenam, peristiwa lainnya yang terjadi pada Neptu IV, tepatnya pada tahun 2014, kembali

Yayasan Wisnu melakukan rapat seluruh organ Yayasan yakni pembina, pengawas dan pengurus

untuk melakukan restrukturisasi organ Yayasan, karena semakin hari organ Yayasan semakin

kurang perhatian terhadap keberlangsungan hidup Yayasan selain karena semakin berkurangnya

personil yang menjalankan roda organisasi Yayasan Wisnu .

7

Selain tujuan menengah per tiga tahun, Yayasan Wisnu juga telah berhasil menyusun Program

dan Kegiatan Strategis tahun 2012-2024.

Berikut adalah program dan kegiatan strategis Yayasan Wisnu tahun 2012-2014:

Pada tahun 2014, tepatnya oada bulan April para Pembina memutuskan untuk menambah ang-gota Pembina baru dan melakukan pembaharuan kepengurusan Yayasan. Namun keputusan pe-rubahan struktur ini belum sampai didaftarkan pada notaries, dan belum pernah diujicobakan karena ketidaksiapan dari seluruh personil Yayasan.

Banyak hal dan peristiwa penting yang terjadi sepanjang Neptu IV 2012-2016, karena itu me-masuki tahun ke 5 ini, kembali Yayasan Wisnu akan melakukan Renstra, seiring perubahan-perubahan yang terjadi sepanjang 2012-2016.

Pencapaian

Neptu IV (Periode 2012-2016)

Sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan pada Renstra 2012, dan tujuan yang dibagi dalam

tonggak-tonggak jangka menengah (3 tahun), diuraikan sebagai berikut :

Tujuan Tahun 2013-2015

Penyelesaian Aspek Tatakelola Yayasan dan Program

Terwujudnya Kejelasan Hubungan Antarentitas dalam koneksitas dengan Yayasan

Wisnu

Mewujudkan Kemandirian Pengelolaan Sumberdaya Komunitas yang telah

didampingi oleh Yayasan Wisnu

Terbentuknya Sekolah Kaderisasi

Telah Terbentuknya Infrastruktur Knowledge Management

Terbentuknya Produk dan Jasa yang Bisa Dijual

Tujuan Tahun 2015-2018

Memperluas Komunitas dan Mendiversifikasi Sumberdaya

Terbentuknya Pool Of Consultant

Menjadi Model Peran dalam Pengelolaan Komunitas

Tujuan Tahun 2019-2021

Penyebaran Model Wisnu di Tempat Lain

Tujuan Tahun 2022-2024

Seluruh Desain Usaha Produktif Telah Mampu Hidup dan Menghidupkan

8

Perspektif Sasaran Strategis Indikator Kinerja Program Strategis

1. Pembela-jaran dan

1. Meningkatkan Kom-petensi SDM

Rata-Rata Pemenuhan Kom-petensi Personil Pelatihan-Pelatihan

Pertum-buhan

Penyelesaian Model Kompe-tensi

Menyusun Model Kompetensi Se-luruh Peran Organisasi

2. Meningkatkan Kuali-tas Tatakelola SDM

Penyelesaian Sistem Mana-jemen Kinerja

Menyusun Kebijakan Manajemen Kinerja

Penyelesaian Sistem Imbalan Menyusun Kebijakan Sistem Imbalan

3. Meningkatkan Kuali-tas Infrastruktur

Penyelesaian Jaringan Kom-puter Merapikan Jaringan Komputer

Manajemen Informasi

Penyelesaian Website Mengembangkan dan Mengkoordi-nasikan Website

4. Mengembangkan Inovasi Komunikasi

Jumlah inovasi komunikasi audiovisual

Mengembangkan media audiovisual untuk setiap program

Jumlah inovasi media cetak Pembuatan Buku Program

2. Proses In-ternal

1. Mengembangkan Knowledge Manage-ment

Penyelesaian Framework Knowledge Management

Menyusun Framework Knowledge Management

Pembentukan Fasilitas Knowledge Management

Membangun Fasilitas Knowledge Management

2.Meningkatkan kuali-tas Tatakelola Organ-isasi dan Program

Penyelesaian Metodologi Ma-najemen Proyek

Menyusun Metodologi Manajemen Proyek

Penyelesaian Struktur Organ-isasi dan Job Description

Menyusun Struktur Organisasi dan Job Des

Penyelesaian SOP Menyusun SOP

Penyelesaian Kebijakan Akuntansi Menyusn Kebijakan Akuntansi

Penyelesaian Good Organiza-tion Governance

Menyusun Panduan Pelaksanaan Tatakelola Organisasi

Penyelesaian Manajemen Resiko

Menyusun Kebijakan Manajemen Risiko

9

3. Meningkatkan Kuali-tas Kemitraan

Pembentukan Kesepatan Kemitraan dengan

Menyusun Alternatif Kesepakatan Mitra Lembaga

Mitra Lembaga (domain bersama dann entitas)

Penerapan Model Kemitraan Jejering (Cyber)

Menyusun Tatakelola Kemitraan Jaringan

Menginisiasi Lembaga Jejaring

4 Meningkatkan Kuali-tas Kerjasama Jaringan

Jumlah Kerjasama Inter-nasional Baru

Penyelenggaraan Konferensi Inter-nasional

Nasional dan Inter-nasional

Jumlah Kerjasama Nasional Baru Penyelenggaraan Exchange Program

5. Meningkatkan Pem-anfaatan Akses dan

Penyelesaian Profiling Lem-baga Menyusun Profil Lembaga

Reputasi Pembentukan Fungsi Komu-nikasi Organisasi

Menyusun Panduan Komunikasi Or-ganisasi

6. Mengembangkan Ruang Belajar

Pembentukan Socio Entrepre-neur Education

Mmbentuk Lembaga Pendidikan dan Pengisian Personil

Penyelesaian Paket-Paket Pelatihan dan Pendidikan Menyusun Silabus dan Kurikulum

7. Mengembangkan Desa Berbasis DWE

Jumlah model desa wisata ekologis bertambah setiap tahun

8. Meningkatkan Trans-formasi Program

Penyelesaian Model-Model Bisnis

Mengembangkan model-model bisnis

Untuk Usaha Produk-tif

Pembentukan Badan Usaha di Masyarakat Membentuk Badan Hukum Usaha

Mengembangkan SDM dan Organ-isasi Badan Usaha

3. Keuangan

1. Mengembangkan Unit Bisnis dan Inves-tasi Unit Usaha Paud

Penyiapan Badan Hukum dan Pemodalan

Unit Usaha Panti Jompo Menyusun Business Plan dan Busi-ness Policy

Unit usaha Daur Ulang Pengembangan SDM dan Organisasi

2. Meningkatkan Sum-ber Income Lembaga

Jumlah Program CSR dan Do-nor

Jumlah Penyelenggaraan Fund Rising Penyelenggaraan Green Charity

Nilai saving Program dan Proyek

10

Pencapaian berdasarkan Program dan Kegiatan Startegis tahun 2012-2016

I. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini ada beberapa sasaran program dan kegiatan yang direncanakan, namun belum semua dapat dilaksanakan dan diselesaikan dalam kurun waktu 2012-2016 ini. Beberapa sasaran program dan kegiatan dalam perspektif pembela-jaran dan pertumbuhan yang telah berhasil diwujudkan dalan tahun 2012-2016, antara lain

1. Meningkatkan Kompetensi SDM.

Dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM internal Yayasan Wisnu telah dilakukan kegiatan pelatihan

dan workshop pengenalan diri dan kaitannya dengan kerja-kerja yang dilakukan baik dalam lembaga mau-

pun diluar lembaga. Hasil yang dicapai dalam pelatihan ini adalah seluruh SDM pada masing-masing enti-

tas yang ada di lingkungan Yayasan Wisnu dapat dengan jelas merumuskan tujuan hidup masing-masing

dan menyusun rencana jangka panjang baik dalam kehidupan pribadi maupun hubungannya dengan lem-

baga masing-masing .

3. Meningkatkan Uti-lisasi Aset Perputaran Aset

Pendapatan Jasa Menyusun Program Penjualan Jasa (Personal, EO, dan Konsep)

4. Mewujudkan Ke-mandirian Lembaga Return On Invesment

Nilai Kekayaan Bersih Lem-baga

Nilai Endowment Fund Sosialisasi Program Endowment Fund

4. Pelanggan 1. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Indeks Kepuasan Pelanggan

Menyusun dan Menyebarkan Kuesioner

Pembentukan Sister Entity Membentuk Sister Entity terkait JED

2. Meningkatkan Citra Lembaga Indeks Brand Association

Menyusun dan Menyebarkan Kuesioner

3. Mewujudkan Masyarakat Berjiwa Wirausaha Penurunan Tingkat Urbanisasi

Terbentuknya Produk Identi-tas Launching Produk Identitas

4. Mewujudkan Kesadaran Hak Masyarakat Penyelesaian Tataruang Desa

Penyusunan Renstra Desa

11

2. Meningkatkan Kualitas Tata Kelola SDM

Peningkatan kualitas tata kelola SDM seluruh entitas yang ada dilingkungan Yayasan Wisnu,

dapat dicapai melalui kegiatan menyusun kebijakan manajemen kinerja dan menyusun ke-

bijakan sistem imbalan. Dalam kurun waktu 2012-2016 ini, hal yang baru dapat dilaksanakan

adalah menyusun sistem imbalan. Setiap entitas yang ada dilingkungan Yayasan WIsnu telah

menerapkan sistem imbalan yang telah disepakati, namun jumlah imbalan masing-masing SDM

pada masing-masing entitas berbeda-beda sesuai dengan kemampuan lembaga masing-masing.

3. Meningkatkan Kualitas Infrastruktur Manajemen Informasi

Dalam rangka meningkatkan kualitas infrastruktur manajemen informasi, pada tahun 2012-2016 telah dilakukan kegiatan 2 kegiatan penting yaitu merapikan jaringan komputer dan mengem-bangkan dan mengkoordinasikan Website. Pada tahun 2016 seluruh jaringan computer pada masing-masing entitas yang ada dilingkungan Yayasan Wisnu sudah terkoordinasi dalam satu jaringan server. Dan pada tahun 2016 pula website masing-masing entitas terutama JED dan Yayasan WIsnu telah diperbaharui dan saling terkoneksi.

4.

Mengembangkan Inovasi Komunikasi

Sasaran program pengembangkan inovasi komunikasi tidak hanya dilakukan melalui website dan brosur tapi juga dapat dilakukan melalui kegiatan pengembangan media audio visual dan pem-buatan buku dalam setiap program. Beberapa audio visual dan buku yang telah dihasilkan da-lam setiap program sepenjang 2012-2016 adalah sebagai berikut :

WISNU FOUNDATION

The Wisnu Foundation is a leader within Indonesia for holistic community develop-ment working directly with local villages to responsibly manage their own natural and social resources

We are an independent, non-profit organi-zation based in Indonesia specializing in community resource management.

The Wisnu Foundation was founded in 1993 by eight Indonesian visionaries and environmentalists in response to increas-ing environmental pressures exerted from the tourism industry in Bali, Indonesia.

We actively facilitate and build local ca-pacity and awareness by catalyzing local

12

A. Vidio Bali Wood Bali Good dan Klinik SVLK,

merupakan hasil program pendampingan terhadap IKM yang bergerak pada industry kerajinan kayu dalam program SVLK kersama Kementerian Kehutanan RI, Kementrian Disperindag dan Yayasan Kehati Jakarta. Pendampingan ini dilakukan di Buleleng, Bangli dan Gianyar. Program ini dilakukan pada tahun 2012-2013

B. Vidio dan buku Re-Non Organik Menuju Renon Organik

Vidio dan buku ini dihasilkan dari program pendampingan kepada Desa Adat Renon dalam rang-ka optimalisasi sumberdaya komunitas melalui kegiatan pengembangan ekowisata dengan gaga-san pengembangan gumi banten di wilayah subak Desa Adat Renon. Program ini kerjasama Yayasan Kehati-Bank Niaga dengan Desa Adat Renon dan Yayasan Wisnu pada tahun 2013.

C. Vidio dan Buku Bali Peduli

Vidio dan buku Bali Peduli merupakan video dan buku yang dihasilkan dari program Pemberdayaan untuk Memperoleh Akses dan Kontrol terhadap Sumberdaya Ekonomi, Politik, Sosial dan Budaya bagi Komunitas Miskin dan Terpinggirkan. Mitra: Indonesia untuk Kemanusiaan, Jakarta tahun 2012 untuk kelompok pemangku di Nusa Ceningan dan kelompok PKK Pengubengan Kauh Kerobokan.

13

D. Vidio Delta Api Bali dan Penyusunan Renstra dan Rencana Tata Ruang Desa Perancak dan Budeng Vidio ini merupakan video laporan untuk kegiatan pemmetaan partisipatif untuk menyusun perencanaan Strategis dan Tata Ruang Desa-desa Kawasan Pesisir dalam melalui program Delta Api (Desa Tangguh Adaptif Perubahan Iklim) kerjasama dengan Samdhana Institute, pada tahun 2014-2015. E. Buku Panduan Krama Nyambu Buku panduan ini meerupakan hasil program

pengembangan Desa Wisata Ekologis di desa Nyambu, Kediri Tabanan tahun 2015-2016 , ker-jasama dengan British Council dan PT. LKJ/Diagio

II. Perspektif Proses Internal

Dalam perspektif Proses Internal ini ada beberapa sasaran program dan kegiatan yang di-rencanakan, namun belum semua dapat dilaksanakan dan diselesaikan dalam kurun waktu 2012-2016 ini. Beberapa sasaran program dan kegiatan dalam perspektif proses internal yang telah berhasil diwujudkan dalan tahun 2012-2016, antara lain

1. . Mengembangkan Knowledge Management

Kegiatan untuk mencapai sasaran program mengembangkan Knowladge Manajemen seperti Me-nyusun Framework Knowledge Management dan Membangun Fasilitas Knowledge Management belum dapat dilakukan sampai saat ini karena keterbatasan sumbedaya yang dimiliki Yayasan Wisnu.

2. Meningkatkan kualitas Tatakelola Organisasi dan Program

Dalam rangka meningkatkan kualitas tata kelola organisasi dan program, pada tahun 2015 telah dilakukan beberapa kegiatan seperti :

14

Menyusun Struktur Organisasi dan Job Des

Menyusun SOP

Menyusn Kebijakan Akuntansi

Saat ini telah ada struktur organisasi masing-masing entitas yang ada di lingkungan Yayasan Wisnu sesuai

dengan kebutuhan masing-masing lembaga bersama dengan uraian pekerjaan dari semua SDM yang terli-

bat didalam kerja-kerja lembaga masing-masing. Sedangkan untuk SOP, hanya SOP keuangan saja t=yang

berhasil disusun sampai saat ini. Sedangkan SOP fungsi dan jabatan lainnya belum dapat disusun sampai

saat ini.

Kebijakan Akuntansi sangat oenting dalam sebuah organisasi, karena itu kegiatan ini menjadi prioritas per-

tama dalam pembenahan tata kelola Yayasan Wisnu. Kebijakan akutansi sudah mulai diterapkan sejak ta-

hun 2015.

3. Meningkatkan Kualitas Kemitraan

Kualitas kemitraan ini penting sebagai salah satu bagian dalam proses internal lembaga karena hal ini menyangkut performa lembaga dimata konstituen maupun mitra kerjasama. Kegiatan yang direncanakan untuk meningkatkan kualitas kemitraan ini adalah menyusun Alternatif Kesepakatan mitra lembaga, menyusun tatakelola kemitraan jaringan dan menginisiasi lembaga jejaring. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah Pembentukan Kesepatan Kemitraan dengan Mitra Lembaga (domain bersama dann entitas) dan Penerapan Model Kemitraan Jejering (Cyber). Namun sampai saat ini hal tersebut belum dapat tercapai

4. Meningkatkan Kualitas Kerjasama Jaringan Nasional dan Internasional

Pencapaian pada aspek ini cukup signifikan perkembangannya jika dilihat dari jumlah SDM yang dimilki Yayasan Wisnu. Untuk manambah kualitas dan kuatitas kerjasama lembaga baru, Yayasan Wisnu bersama JED berkemsempatan ditunjuk sebagai EO untuk pekalaknaan Workshop Internasional dari Murdoch University dan Universitas Australia Barat di Bali pada bulan Sep-tember 2016 dan di Lombok pada bulan Nopember 2016. Kegiatan ini merupakan kerjasama in-ternasional baru bagi Yayasan Wisnu. Selain melalui kegiatan workshop ini, kerjasama inter-nasional baru juga dilakukan melalui pertukaran program melalui kegiatan ekowisata desa yakni dari Korea. Selain kerjasama internasional, kerjasama nasionalpun bertambah pada periode 2012-2016 melalui kegiatan studi banding LSM, Pemerintah dan masyarakat desa berbagai wila-yah di Indonesia untuk pengembangan ekowisata, diantaranya dari Kalimnantan, Papua, Sangi-he dan juga dari Sulawesi.

5. Meningkatkan Pemanfaatan Akses dan Reputasi Lembaga

Pencapain yang terjadi pada sasaran strate-gis ini adalah sudah tersusunnya pro Yayasan Wisnu.Namun untuk pembentukan funsi komunikasi organisasi dengan menyusun pan-duan komunikasi organisasi sampai saat ini belum dilakukan.

15

6. Mengembangkan Ruang Belajar

Pada proses perjalananannya Yayasan Wisnu sudah beberapa kali bermaksusd mengembangkan ruang belajar bagi anak-anak maupun masyarakat luas. Beberapa kali ide dan gagasan mengem-bangkan ruang belajar pernah diwujudkan melalui kegiatan yang sederhana untuk melihat po-tensi dan kemampuan dari lembaga dalam pengelolaannya, diantaranya melalui kegiatan anak-anak yang dikemas dalam program Melali Sambil Melajah.

Pada periode 2012-2016, gagasan mengembangakan ruang belajar juga kembali ingin di-wujudkan dengan ide mendirikan PAUD. Namun sampai saat ini ide pendirian PAUD jiga belum sempat terwujud, namun syarat-syarat administrasi mendirikan PAUD sudah pernah dilakukan. Selain gagasan mendirikan PAUD sebagai ruang belajar, juga lahirnya Bali Life Institute (BLI) yang direncanakan sebagai wadah ruang belajar tentang hidup santun dengan berbagai paket-paket pelatihan, selain itu BLI juga diharapkan dapat berfungsi sebagai pool of consultan.

Secara umum sasaran mengembangkan ruang belajar dengan fasilitas dan SDM yang cukup di Yayasan Wisnu belum dapat diwujudkan pada periode 2012-2016.

7. Mengembangkan Desa Berbasis DWE

Sasaran untuk mengembangan model desa wisata ekologis ini dilakukan melalui 3 program uta-ma yakni program riset pemetaan, program pemberdayaan masyarakat dan program data info. Pencapaian pada sasaran ini yang paling besar dapat diwujudkan pada periode 2012-2016, wa-laupun tidak semua desa yang didampingi sudah melalui proses sama dan sudah menjadi desti-nai ekowisata.

Beberapa desa yang sudah didampingi untuk menginisisasi model pengembangan Desa Wisata ekologis adalah :

A. Desa Nyambu, Kecamatan Kediri Tabanan.

Desa Nyambu, satu-satunya desa pada periode ini yang sudah sampai pada tahap launching dan peresmian dalam proses pendampingan dalam upaya mengembangkan desa wisata ekologis. Pendampingan desa Nyambu sebagai model desa wisata ekolgis dilakukan selama 1.5 tahun yakni mulai Pebruari 2015-Juni 2016 sesuai dengan tahapan yang telah ditatapkan dalam program. Kegiatan diawali dengan riset dan pemetaan, perencana-naan dan akhirnya implementasi tahapan untuk mewujudkan Nyambu sebagai destinasi DWE.

Pengembangan Nyambu sebagai model Desa Wisata Ekologis diresmikan dan dilaunching pada bulan April 2016 dan kini sudah mendapat SK dari Bupati Tabanan sebagai salah satu Desa Wisata di Kabupaten Tabanan. Sejak diresmikannya Nyambu sebagai destinasi kunjungan, tidak kurang dari 100

orang sudah menjadi tamu dari DWE Nyambu. Pro-gram ini terse-lenggara atas dukungan dan kerjasama dengan British Council dan PT, LKJ/Diagio serta pemerintahan Desa Nyambu

16

B. Desa Pengotan, Kec. Kintamani Bangli

Program di Desa Pengotan dijalankan atas kerjasama Bank Mandiri dan PT. Vista Touristama yang dikemas dalam program untukm mewujudkan kemampuan dan kapasitas warga Desa Pengotan dalam mengelola sumberdaya yang dimilikinya untuk sebesar-besarnya kepentingan

warga desa, dalam perspektif sosial, budaya, lingkungan, dan ekonomi. Kegiatan program pengel-

olaan sumberdaya komunitas di Desa Pengotan ini baru sampai perencanaan strategis desa setelah

pemetaan potensi dan social budaya. Sedangkan kegiatan untuk implementasi untuk mewujudkan

Pengeton sebagai destinasi DWE belum dilakukan. Namun secara kapasitas SDM dalam pariwisata ,

Desa Pengelotan sudah cukup karena sudah ada pihak swasta yang masuk desa Pengotan untuk

pengembangan pengetotan sebagai destinasi wisata. Walaupun tahapan yang dialkukan tidak sama

seperti standar yang diterapkan Yayasan Wisnu.

C. Desa Perancak dan Budeng , Jembrana

Pengembangan model desa wisata ekologis di desa Prancak dan Budeng dilakukan melalui program Del-ta Api (Desa Tangguh Adaptif Perubahan Iklim) dengan kegiatan awal riset dan pemetaan patisipatif, perencanaan strategis desa dan perencanaan tata ruang desa. Program pendamp-ingan untuk pengembangan model ini awalnya dil-akukan pada 3 desa kawasan pesisir di jembrana yakni Desa Perancak, Desa Budeng dan Desa Air Kuning. Namun Desa Air Kuning hanya terlibat sam-pai pemetaan, sedangkan Perancak dan Budeng dilanjutkan sampai perencanaan tata ruang dan Renstra Desa. Kegiatan pendampingan kepada 2 de-sa dalam pengembangan model desa wisata ekologis (DWE) saat ini baru sampai pada tahap perencanaan, sedangkan tahap implementasi dari perencanaan

untuk peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan serta pengadaan infrastruktur penunjang sebagai destinasi kunjungan belum dilakukan. Kegiatam pengembangan kawasan Delta Api ini dilakukan pada akhir tahun 2014-juni 2015, kerjasama dengan Samdhana Institute, Bogor.

17

D. Desa Panca Bali Aga ( Sidatapa, Cempga, Tigawasa, Pedawa dan Banyusri), Kecamatan Banjar, Buleleng

Program pengembangan kawasan Desa Wisata Ekologis perdesaan Panca Bali Aga, dimulai pada bulan September—Desember 2016 kerjasama dengan BPMD Kabupaten Buleleng. Pengembangan kawasan perdesaaan ini merupakan program dari pemerintah kabupaten Buleleng, dimana Yayasan Wisnu ditunjuk sebagai tim ahli oleh Pemda buleleng untuk men-dampingi 5 Desa Bali dalam melakukan riset dan pememtaan serta membangun perencanaan kawasan Perdesaan Bali Aga sebagai model kawasan perdesaaan desa wisata ekologis.

Sampai tahun 2016 ini, dalam rangka pengembangan kawasan perdesaaan Bai Aga sebagai model desa wisata ekologis baru sampai pada perencanaan strategis kawasan, dimana imple-mentasi untuk rencana DWE akan dilakukan bertahap mulai tahun 2017-2019.

E. Desa Munduk, Kec. Banjar, Buleleng

Program berbasis DWE di Desa Munduk dilakukan melalui program “Munduk menuju desa mandiri energi “ dengan kegiatan pengorgasian dan menyiapkan manajemen pengelolaan untuk pembangunan pembangkit listrik bio-masa. Kegiatan ini berlangsung selama setahun agustus 2013-juli 2014. Program ini merupakan kerjasama dengan IIEE (Institue Indonesia un-tuk ekonomi Energi) Jakarta. Pencapaian pro-gram ini adalah ada data potensi energy dan ekowisata Desa Munduk, dan pembangkit listrik Biomasa untuk usaha produktif. Namun sayang, saat ini pembangkit tidak berfunsi karena kekurangan bahan baku.

18

F. Desa Renon, Denpasar

Pengembangan potensi DWE Desa Renon dil-akukan melalui program Pendampigan untuk pen-ingkatan kapasitas dalam pengembangan Desa Renon sebagai destinasi DWE. Pencapaian pada program ini adalah ada disain jalur trekking, ter-wujudnya gumi banten sebagai salah satu paket kunjungan, terjadinya peningkatan kapasitas dibidang ekowisata bagi kelompok masyarakat dan pengelola BUMDes. Kegiatan ini merupakan kerjasama Yayasan Kehati dan Bank Niaga

G. Pendampingan untuk Industri Kayu di Bangli dan Gianyar.

Pengembangan potensi tidak hanya dapat dilakukan melalui kegiatan DWE, tapi juga melalui kegiatan memperkuat potensi yang telah ada di wilayah masing-masing baik melalui struktur desa maupun kelompok. Pengembangan potensi bagi usaha perkatuan di Bangli dan Gianya dil-akukan dalam rangka memperkuat para IKM dibidang kayu untuk mendapatkan sertifikat legal dari lembaga auditor sehingga dapat bersaing dipasaran. Program ini terselenggara atas ker-jasama dengan MFP II dan Yayasan Kehati Jakarta. Pencapaian yang diraih pada keiatan ini ada-lah 8 perusahan dan indurtri kecil kayu di 2 kabupaten telah mendapat sertifikat legal dari Au-ditor.

8.

Meningkatkan Transformasi Program Untuk Usaha Produktif

Dalam gagasan Yayasan Wisnu setiap program yang dijalankan terutama program pengelolaan sumberdaya komunitas, diharapkan tidak hanya berdampak secara benefit bagi komunitas dan juga dapat berdampak secara profit bagi komunitas maupun organisasi yang terlibat. Untuk mencapai sasaran program tersebut, Yayasan Wisnu merencanakan beberapa program strategis seperti Mengembangkan model-model bisnis komunitas, Membuat badan usaha dan mengem-bangkan SDM dan organisasi badan usaha. Pada periode 2012-2016 ini badan usaha milik komunitas yang sudah berhasil ditingkatkan kapasitasnya maupun diinisiasi baru melalui pro-gram pengelolaan sumberdaya komunitas adalah BUMDes Desa Pengotan, BumDes Renon, badan pengelola biomassa di Munduk Buleleng dan Badan Pengelola DWE Nyambu yang menjadi salah satu unit usaha BUMDes Nyambu merupakan usaha baru dari BumDes Nyambu.

19

III. Perspektif Keuangan Dalam perspektif Keuangan ini ada beberapa sasaran program dan kegiatan yang direncanakan, namun belum semua dapat dilaksanakan dan diselesaikan dalam kurun waktu 2012-2016 ini. Be-berapa sasaran program dan kegiatan dalam perspektif keuangan yang direncanakan dan telah berhasil diwujudkan dalan tahun 2012-2016, antara lain :

1. Mengembangkan Unit Bisnis dan Investasi

Sasaran program mengembangkan unit bisnis dan investasi bagi lembaga direncanakan melalui dalam beberapa kegiatan strategis diantaranya mendirikan usaha PAUD, mendirikan usaha Panti Jompo dan membangun kembali usaha kertas daur ulang yang pernah jaya pada Neptu I yang dapat menghidupi SDM yang terlibat. Namun sampai tahun 2016 ini, seluruh gagasan dalam mengembangan unit bisnis dan investasi ini belum dapat diwujudkan. Namun pada tahun 2012 Yayasan Wisnu sempat berinvestasi kepada PT. Selarah Alam untuk mengembangkan usaha Wisnu Open Space. Namun dalam perjalanannya usaha ini tidak berlanjut dan Yayasan Wisnu menarik kembali investasi yang ditanamkan dengan mengkonvensasi untuk sewa kantor.

2. Meningkatkan Sumber Income Lembaga

Pencapaian Yayasan Wisnu dalam meningkatkan income lembaga dilakukan berbagai program kegiatan diantaranya melalui kerjasama program dengan lembaga donor dan yang paling ban-yak dilakukan adalah penghematan terhadap pengeluaran organisasi sehingga organisasi dapat berlanjut sampai saat ini. Jumlah kerjasama dengan lembaga donor sepanjang 2012-2016 akan disajikan dalam tabel. Sedangkan kegiatan fundrising baru dalam perencanaan dan belum dil-akukan.

3. Meningkatkan Utilisasi Aset

Sasaran program meningkatkan utilitas asset baik barang maupun SDM untuk meningkatkan sumber pedapatan organiasi. Kegiatan strategis yang dilakukan dalam pencapaian utilisasi Aset dalam periode ini yakni meningkatkan pendapatan dibidang penjualan jasa baik SDM maupun konsep. Karena hanya aset SDM dan konsep saja yang dimiliki Yayasan Wisnu yang dapat di-maksimalkan untuk meningkatkan pendapatan organisasi. Beberapa kegiatan penjualan jasa yang dilakukan selama 2012-2016 adalah :

Sebagai narasumber : Imvolment Insisst _ Yogyakarta, Social Interpreneur-British Concil, Bedah Buku Tri Ning Tri

Sebagai fasilitator : Pelatihan Sadar Wisata Desa Geluntung, Strategi Planing WWF, Pengembangan ekowisata di Aceh

Sebagai Tim Ahli : pengembangan kawasan wisata budaya perdesaan Bali Aga

Sebagai Konsultan : Disain kampung ekowisata di Nabire dan Teluk Wondama, Papua Barat

Sebagai penulis : Bambu Tabah

Sebagai Peneliti : Assesment peluang pengembangan DWE di kepulauan Sangihe-Tahuna, Asisten riset modal social Murdoch University, Assesment potensi di Haltim

4. Mewujudkan Kemandirian Lembaga

Cita-cita mewujudkan kemandirian lembaga mungkin sudah menjadi cita-cita sejak Yayasan Wisnu diidrikan. Menjadi lembaga yang punya unit bisnis sendiri, tidak tergantung kepada lem-baga donor selalu menjadi cita-cita yang terus disematkan dalam setiap orang yang tergabung dalam Yayasan Wisnu.

20

Berbagai usaha untuk mencapainya juga sudah banyak dilakukan Yayasan Wisnu sejaka berdirinya. Tidak

kurang dari 10 kali dan lebih dari 5 jenis usaha sudah diusahakan dalam perjalanannya, seperti membuat

bisnis pengangkutan sampah, usaha daur ulang kertas, koperasi karyawan wisnu untuk simpan pinjam dan

melayani kebutuhan pokok, warung makan, usaha pembuatan vidio , usaha penerbitan, sampai menanam

saham. Masing-masing usaha yang sudah dilakukan telah banyak memberikan pembelajaran kepada ma-

najerial Yayasan Wisnu. Namun sampai saat ini kemandirian organisasi belum sepenuhnya dapat di-

wujudkan dari usaha-usaha yang telah dilakukan.

Salah satu usaha yang sudah dapat dilihat perkembangannya dalam periode ini adalah mewujudkan en-

dowment fund bagi organisasi yang didapat dari pengelolaan program , walaupun jumlahnya masih sangat

kurang untuk menuju kemandirian sebuah oraganisasi.

III. Perspektif Pelanggan Dalam perspektif Pelanggan ada beberapa sasaran program dan kegiatan startegis yang di-rencanakan, namun belum semua dapat dilaksanakan dan diselesaikan dalam kurun waktu 2012-2016 ini. Beberapa sasaran program dan kegiatan strategis dalam perspektif Pelangga yang di-rencanakan dan telah berhasil diwujudkan dalan tahun 2012-2016, adalah :

1. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Indikator keberhasilan yang dirumuskan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan adalah adan-ya Indeks Kepuasan Pelanggan dan terjadinya Pembentukan Sister Entity terutama terkait dengan JED. Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui layanan Yayasan Wisnu selama ini telah memuaskan pelanggan terutama konstituen dan lembaga yang pernah bekerjasama dengan Yaysan Wisnu selama ini. Pada tahun 2012, saat menyusun Renstra IV, Yayasan Wisnu mulai melakukan hal ini. Ringkasan terhadap masukan dan kepuasan pelanggan disajika sebagai lam-piran.

2. Meningkatkan Citra Lembaga

Untuk menigkatkan citra lembaga, Yayasan Wisnu mulai menyusun dan akan menyebarluaskan kuisioner kepada pelanggan terutama konstituen dan lembaga-lembaga yang beerjasama dengan Yayasan Wisnu. Pencapaian untuk hal ini baru sampai penyusunan kuisioner dan baru

disebarkan pada tahun ke-5 Neptu IV ini.

3. Mewujudkan Masyarakat Berjiwa Wirausaha

Salah satu tujuan dari program pengelolaan sumberdaya komunitas yang dilakukan Yayasan Wisnu sleama ini adalah menurunkan tingkat urbanisasi dari desa ke kota dengan memnciptakan usaha-usaha produktif di desa. Namun sampai saat ini Yayasan Wisnu belum pernah mengukur secara kuantitatf berapa penurunan tingkat urbanisasi yang terjadi di desa-desa yang telah mendapat pencampingan atas peningkatan kesadaran dan kapasitas yang telah didapat dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki.

Salah satu indikator keberhasilan dari sasaran program ini adalah telah dilunncurkannya satu produk komunitas yakni produk ekowisata di desa Nyambu “Nyambu Eco-tourism”

21

4. Mewujudkan Kesadaran Hak Masyarakat

Mewujudkan kesadaran masyarakat atas ruang hidup mereka dilakukan melalui program riset dan pemetaan. Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam mewujudkan kesadaran hak masyarakat ini adalah terwujudnya recana strategis desa dan rencana tata ruang desa.

Dalam tahap ini Pencapaian yang telah berhasil diwujudkan dalam program riset dan pemetaan periode 2012-2016 adalah :

A. Riset dan Pemetaan Desa Perancak dan Budeng.

Kegiatan riset dan Pemetaan di Perancak dan Budeng sudah sampai pada perncanaan tata ruang an rencana strategis desa yang dilakukan pada tahun 2014-2015 kerjsama dengan Samdhana Isntitute.

B. Riset dan Pemetaan Desa Nyambu

Kegiatan Riset dan Pememtaan desa Nyambu sudah sampai terwujudnya usaha komunitas di bi-dang ekowisata yakni usaha DWE Nyambu. Kegiatan ini kerjasama dengan British Council dan PT. LKJ/Diagio, yang dilakukan pada tahun 2015-2016

C. Riset Pemetaan 5 Desa Bali Aga (Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa dan Banyusri).

Kegiatan ini sudah sampai pada perencanaan kawasan perdesaaan sebagai kawasan perdesaaan wisata budaya ekologis. Kegiatan ini dilakukan atas kerjasama BPMD, pada bulan Agustus-Desamber 2016.

D. Riset /Assesment Desa Wisata Ekologis di Kabupaten Sanghe, Maliku Utara.

Riset ini dilakukan pada tahun 2014 atas kerjasama dengan Yayasan Kehati untuk melihat po-tensi pengembangan DWE pada beberapa kampung di Kabupaten Sangihe

E. Riset Pengembangan program PSDK di Haltim

Kegiatan ini dilakukan atas inisiatif internal Yayasan Wisnu untuk melihat potensi perluasan program PSDK ke wilayah timur Indonesia khususnya di Haltim.

22

Laporan Keuangan 2016

Terlampir

23

Struktur Organisasi Badan Pembina

I Nyoman Sadra

I Made Sujana

I Made Sumiarta

I Ketut Sumarta

I Made Japa

Badan Pengawas

I Gusti Ketut Agung

Manajer Pem-berdayaan

(Ni Made Puriati)

Badan Pengurus

I Made Suarnatha (Ketua)

Ni Made Puriati (Sekretaris)

Ambarwati Kurnianingsih (Bendahara)

Manajer Riset Pemetaan (Ambarwati Kurnianingsih)

Manajer Data Info

(Gede Sugiarta)

Manajer Keu-angan

(Tari Indraputri)

24

Daftar Donor dan Program Periode 2012-2016

NO KEGIATAN DONOR DAN JUMLAH DANA PELAKSANAAN

I Program Pemberdayaan Masyarakat

1.1 Pendampingan kepada desa Adat Renon

Kehati-Niaga

108.800.000

Maret-Des 2012

1.2. Pemberdayaan untuk Memperoleh Akses dan Kontrol terhadap Sumberdaya Ekonomi, Politik, Sosial dan Budaya bagi Komunitas Miskin dan Terpinggirkan.

IKA_Indonesia untuk Kemanusiaan, Jakarta 677.590.000

2012-2013

1.3 Pelatihan dan pendampingan sertifi-kasi SVLK IKM di Gianyar

MFP II_Yayasan KEHATI Jakarta

205.600.000

Juli-Desember 2012

1.4 Pendampingan IKM untuk sertifikasi SVLK dan pembetukan klinik SVLK Bali

MFP II_Yayasan KEHATI Jakarta

439.910.000

Juni-Nopember 2013

1.6 Pendampingan dan penguatan Ke-lompok masyarakat Br, Beji Desa Adat Munduk untuk energi terbarukan

IIEE (Institute Indonesia Ekonomi energi)

30.000.000

Juni-Desember 2013

1,7 Pendampingan pengembangan model DWE di desa Nyambu, Kediri Tabanan

British Council-PT.LKJ/DIAGIO

862.474.750

Pebruari-Desember 2015 dan Januari-Juni 2016

II Program Riset Pemetaan 2.1 Pemetaan potensi untuk penyusunan

Perencanaan Strategis Desa Adat Pen-gotan

CSR Bank Mandiri

306.000.000

Januari-Maret 2013

2.2 Riset Pemetaan dan penysusunan Renstra serta Tata Ruang Persan dan Budeng

Samdhana Institute

200.745.00

Juni-Agustus 2014 dan Oktober-Desember 2015

2.3 Riset Pemetaan dan Penyusunan Renstra kawasan perdesaaan Panca Desa Bali Aga

BPMPD Buleleng

37.000.000

Agustus-Desember 2016

2.4 Secondary Cities Project Menuju Denpasar Clean & Green serta Denpasar Smart City

AAG-Amerika

1,857,800,000

Maret 2016-Pebruari 2017

2.5. Assesment DWE di Kabupaten Sangihe-Sulawesi Utara

Yayasan KEHATI

11.000.000

Peneliti

2.6 Assesment potensi pengembangan program PSDK di Haltim

15.000.000 Swadaya

25

III Program Data Info

3.1 Vidio dan buku Bali Wood Bali Good

MFP II_Yayasan KEHATI 2012

3.2 Vidio dan Buku Klinik SVLK

MFP II_Yayasan KEHATI 2013

3.3 Buku Bali TLAS

MFP II_Yayasan KEHATI 2013

3.4 Buku dan Vidio Bali Peduli

IKA 2012

3.5 Vidio dan Buku Re-Non Organik menuju Renon Organik

Yayasan KEHATI 2013

3.6 Vidio Delta Api

Samdhana institute 2014

3.7 Buku Panduan DWE Nyambu

British council-PT.LKJ/Diagio 2016

3.8 Buku Bambu Tabah

Yayasan KEHATI 2016

3.9 Profil Yayasan Wisnu

Yayasan Wisnu 2015

26

DAFTAR DESA KONSTITUEN DAN CALON KONSTITUEN YAYASAN WISNU

Desa-desa yang sudah menjadi tujuan destinasi wisata ekologis/desa ekowisata dampingan Yayasan Wisnu sejak tahun 2002 adalah :

Desa Adat Tenganan Pegringsingan-Karangasem

Banjar Dukuh, Desa Sibetan-Karangasem

Nusa Ceningan, Desa Lembongan-lungkung

Desa/Br. Adat Kiadan Pelaga, Badung

Desa Nyambu, Kediri Tabanan

Desa Perancak-Jembrana (kurang peningkatan kapasitas kepariwisataan)

Sedang Desa-desa calon Desa Wisata Ekologis yang sudah terdaftar dalam rencana kerja Yayasan Wisnu untuk did-ampingi :

1. Desa Les , Tejakula-Buleleng (terdaftar)

2. Desa Sudaji-Buleleng (sudah disurvey)

3. Desa Selat Buleleng (sudah disurvey)

4. Desa Munduk Buleleng (sudah disurvey danpro-gram pembangkit listrik biomas 2013 dan

rencana pememtaan 2017 )

5. Desa Pemuteran (Sudah disurvey)

6. Desa Sumber Klampok Buleleng (sudah disu

vey dan pemetaan)

7. Desa Bondalem-Buleleng (terdaftar)

8. Desa adat Gobleg-Buleleng (dalam rencana

pemetaan 2017)

9. Desa Sidatapa, Buleleng (sudah pemetaan)

10. Desa Cempaga, Buleleng (sudah pememtaa

11. Desa Tigawasa, Buleleng (sudah Pememtaan)

12. Desa Pedawa, Buleleng (sudah pemetaan)

13. Desa Banyusri, buleleng (sudah pemetaan )

14. Desa Gesing , Buleleng (rencana pemetaan

2017)

15. Desa umajero, Buleleng (rencana pemetaan N

2017)

1. Desa Budeng – Jembrana (sudah pemetaa

dan perencanaan)

2. Desa Blimbingsari-Jembrana (terdaftar)

3. Desa Geluntung, Marga-Tabanan (sudah

disurvey )

4. Desa Angkah – Selemadeg, Tabanan

(terdaftar)

5. Desa Tanggungtiti-Tabanan (terdaftar)

6. Desa Beraban – Tabanan (terdaftar)

7. Desa Belimbing, Pupuan – Tabanan

(terdaftar)

8. Desa Wangaya Gede-Tabanan (terdaftar)

9. Desa Adat Apuan-Tabanan (terdaftar)

10. Desa Adat Jatiluwih – Tabanan (terdaftar)

11. Desa Sangeh – Badung (terdaftar)

12. Desa Pangsan-Badung (terdaftar)

13. Desa Bongkasa Pertiwi– Badung (terdaftar)

14. Desa Carangsari –Badung (terdaftar)

15. Desa Adat Mengwi-Badung (terdaftar)

16. Desa Adat Kapal-Badung (terdaftar)

17. Desa Adat Nunung – Badung (terdaftar)

18. Desa Belok Sidan – Badung (terdaftar dan Pernah ikut)

19. Desa Adat Sibang – Badung (terdaftar)

27

1. Desa Adat Payangan – Gianyar ( terdaftar)

2. Desa Adat Sukawati – Gianyar (terdaftar)

3. Desa Adat Pejeng – Gianyar (terdaftar)

4. Desa Adat Guwang-Gianyar (terdaftar)

5. Desa Adat Taro – Gianyar (sudah disurvey)

6. Desa Adat tunon – Gianyar (terdaftar)

1. Desa Adat Renon – Denpasar (sudah disurvey dan peningkatan kapasitas)

1. Nusa Penida-Klungkung (terdaftar)

1. Desa Adat Purwayu –Karangasem (sudah disurvey)

2. Desa Bugbug-Manggis Karangasem

3. Desa Tulamben-Karangasem

4. Desa Bunutan-Karangasem

1. Desa Adat Pengotan-Bangli (sudah pendampingan)

2. Banjar Adat Bumbung Klambu-Bangli (terdaftar)