bab ii tinjauan pustaka 2.1 penelitian terdahulu 1.eprints.perbanas.ac.id/2981/3/bab ii.pdf ·...

34
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini terdapat penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam pembahasan. Berikut ini diuraikan penelitian terdahulu antara lain : 1. I Gede Andi Suta Darmawan, Made Arie Wahyuni dan Anantawikrama Tungga Atmadja (2017) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) terhadap penyaluran kredit perbankan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 28 perusahaan perbankan, yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan perbankan periode tahun 2013-2015. Dan sampelnya yang memenuhi kriteria dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS versi 20.

Upload: lamtuyen

Post on 07-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini terdapat penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam

pembahasan. Berikut ini diuraikan penelitian terdahulu antara lain :

1. I Gede Andi Suta Darmawan, Made Arie Wahyuni dan

Anantawikrama Tungga Atmadja (2017)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh xCapital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On

Asset (ROA) terhadap penyaluran kredit perbankan (Studi Empiris pada Perusahaan

Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015). Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 28 perusahaan perbankan,

yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Jenis data yang digunakan

adalah data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan perbankan periode tahun

2013-2015. Dan sampelnya yang memenuhi kriteria dengan menggunakan teknik

purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan analisis regresi linear

berganda dengan bantuan program SPSS versi 20.

11

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Capitalx Adequacy Ratio (CAR)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluranx kredit. Non Performing

Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Produk

Domestik Bruto (PDB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran

kredit. Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

penyaluran kredit. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL),

Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) secara simultan

berpengaruh x positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.

Persamaan :

1) Variabel yang digunakan adalah Capital Adequacy Ratio dan Return On Asset.

2) Teknik analisis data yang digunakan menggunakan analisis regresi linier berganda.

Perbedaan :

1) Variabel yang digunakan pada peneliti terdahulu menggunakan Produk

Domestik Bruto (PDB) sedangkan peneliti saat ini menggunakan Dana

Pihak Ketiga (DPK), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio

(LDR).

2) Periode yang digunakan pada peneliti terdahulu adalah 2013-2015

sedangkan peneliti saat ini menggunakan periode 2014-2016.

2. Dwinur Arianti, Rita Andini dan Rina Arifati (2016)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh BOPO, NIM, NPL, dan

CAR terhadap jumlah penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang go publik

di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari BOPO, NIM, NPL, dan CAR. Populasi yang digunakan

12

dalam penelitian ini sebanyak 27 bank umum go public yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2010-2014. Dan sampelnya yang memenuhi kriteria sebanyak 20

bank go public pada tahun 2010-2014 dengan menggunakan teknik purposive

sampling. Teknik analisis data yang digunakan uji asumsi klasik, analisis regresi

berganda dan uji t serta uji F.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada pengaruh negatif seginifikan variabel

BOPO, NPL dan CAR terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang go

public. Ada pengaruh positif signifikan variabel NIM terhadap penyaluran kredit pada

perusahaan perbankan yang go public.

Persamaan :

Variabel yang digunakan adalah Capital Adequacy Ratioxdan Net Interest Margin.

Perbedaan :

1) Variabel yang digunakan pada peneliti terdahulu menggunakan BOPO

sedangkan peneliti saat ini menggunakan DPK, ROA dan LDR.

2) Periode yang digunakan pada peneliti terdahulu adalah 2010-2014

sedangkan peneliti saat ini menggunakan periode 2014-2016.

3. Zulcha Mintachus Sania dan Dewi Urip Wahyuni (2016)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Dana Pihak Ketiga

(DPK), Non Permorming Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

jumlah penyaluran kredit yang diberikan oleh bank-bank persero di Indonesia pada

periode 2009-2014. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh dan

menggunakan sampel pada Bank Persero yang terdiri dari 4 obyek. Teknik analisis

13

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda,

uji kelayakan model (uji F dan koefisien determinasi), uji hipotesis (uji t) serta

menggunakan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinearitas,

heteroskedastisitas, dan uji autokolerasi.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan, Dana Pihak

Ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL), dan Capital Adequacy Ratio (CAR)

berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit yng diberikan oleh bank

persero. Dana pihak ketiga (DPK) berpengaruh signifikan terhadap jumlah

penyaluran kredit perbankan. Non Performing Ratio (NPL), Capital Adequacy

Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit

perbankan.

Persamaan :

1) Variabel yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga, dan Capital Adequacy

Ratio.

2) Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi bergandan, uji t, dan

uji F.

Perbedaan :

1) Variabel yang digunakan pada peneliti terdahulu tidak menggunakan

variabel Net Interest Margin, Return On Asset dan Loan to Deposit Ratio.

2) Sampel yang digunakan pada peneliti terdahulu menggunakan pada Bank

Persero sedangkan peneliti saat ini menggunakan sampel pada BUSN

Devisa dan BUSN Non Devisa.

4. Adnan, Ridwan dan Fildzah (2016)

14

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran bank, dana

pihak ketiga, capital adequacy ratio, dan loan to deposit ratio terhadap penyaluran

kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2011-2015. Sampel dikumpulkan dengan menggunakan metode purposive

sampling dan menghasilkan 29 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran bank, dana pihak ketiga,

Capital Adequacy Ratio dan Loan To Deposit Ratio secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2015.Ukuran bank berpengaruh positif

terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2015. Dana pihak ketiga berpengaruh positif terhadap

penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2015. Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh

terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2015. Loan To Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif

terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2015.

Persamaan :

Variabel yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga, xCapital Adequacy Ratio

dan Loan to Deposit Ratio.

Perbedaan :

15

1) Variabel yang digunakan pada peneliti terdahulu tidak menggunakan

variabel Net Interest Margin dan Return On Asset.

2) Populasi yang digunakan pada peneliti terdahulu pada bank umum

sedangkan peneliti saat ini pada BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa.

5. Erwin Siregar (2016)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui x pengaruh dana pihak ketiga dan

CAR terhadap jumlah penyaluran kredit periode 2012-2014. Populasi yang

digunakan adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang ada di Kabupaten Bantul

dan sampel dengan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang

digunakan adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi sederhana

dan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dana pihak ketiga berpengaruh

positif dan signifikanx terhadap jumlah penyaluran xkredit.CAR tidak berpengaruh

dan tidak signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit.

Persamaan :

1) Variabel yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga dan Capital Adequacy

Ratio.

2) Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Perbedaan :

1) Varibel pada peneliti ini menggunakan Net Interest Margin, Return On

Asset, dan Loan to Deposit Ratio.

16

2) Periode yang digunakan peneliti terdahulu adalah 2012-2014 sedangkan

periode yang digunakan peneliti saat ini adalah 2014-2016.

3) Sampel yang digunakan pada peneliti terdahulu adalah pada BPR sedangkan

peneliti saat ini pada BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa.

1. Susan Pratiwi dan Lela Hindasah (2014)

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh variabel internal yaitu

DPK, CAR, ROA, NIM dan NPL terhadap penyaluran kredit pada Bank Umum di

Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum selama

periode penelitian pada Januari 2009 sampai Desember 2013. Penelitian ini

menggunakan data sekunder berupa time series, total data bulanan sebanyak 60

data. Metode yang digunakan adalah metode Error Correction Model (ECM) dalam

e-veiws untuk mengukur pengaruh variabel internal perbankan terhadap penyaluran

kredit daam jangka panjang dan jangka pendek.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor internal (DPK, CAR,

ROA, NIM dan NPL) yang dijadikan variabel independen memiliki pengaruh

secara simultan dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Variabel DPK

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit,

sedangkan variabel CAR dan ROA keduanya variabel tidak mempunyai pengaruh

dan bernilai negatif terhadap pennyaluran kredit. Dan variabel NIM bernilai positif

dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit. Disisi lain, untuk variabel NPL

memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.

Persamaan :

17

Variabel yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy

Ratio, Return On Asset dan Net Interest Margin.

Perbedaan :

1) Variabel yang digunakan peneliti saat ini menggunakan Loan to Deposit

Ratio.

2) Periode yang digunakan peneliti terdahulu adalah 2009-2013 sedangkan

peneliti saat ini adalah 2014-2016.

2. Febry Amithya Yuwono dan Wahyu Meiranto (2012)

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bukti tentang pengaruh Dana

Pihakx Ketiga (DPK), Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacyx Ratio, Non

Performing Loan, Return On Asset, dan Sertifikat Bankx Indonesia terhadap

penyaluran kredit. Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan

perbankan sebanyak 24 bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2007-

2010 dengan menggunakan data cross. Selanjutnya, dari data digunakan untuk

analisis data dan pengujian hipotesis. Data yang didapatkan sebesar 63 data, yang

diperoleh dari 21 bank yang telah memenuhi kreteria selama 3 tahun berturut-turut.

Hasil penelitian ini memberikan bahwa deposito dari DPK, LDR

menghasilkan positif yang signifikan terhadap penyaluran kredit. Sedangkan untuk

rasio kecukupan modal, return on asset, Sertifikat Bank Indonesia tidak signifikan

dan berdampak positif dan NPL tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap

penyaluran kredit.

Persamaan :

18

Varibel yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio,

Capital Adequacy Ratio dan Return On Asset.

Perbedaan :

1) Peneliti terdahulu menggunakan variabel Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

sedangkan peneliti saat ini menggunankan variabel Net Interest Margin.

2) Periode yang digunkan pada peneliti terdahulu adalah pada 2007-2010

sedangkan peneliti saat ini menggunakan periode pada 2014-2016.

19

Tabel 2.1

Hasil Matriks Penelitian Terdahulu

Sumber : Berbagai penelitian terdahulu

Keterangan :

DPK : Dana Pihak Ketiga

CAR : Capital Adequacy Ratio

NIM : Net Interest Margin

No Peneliti DPK CAR NIM ROA LDR

1 I Gede Andi Suta

Darmawan, Made Arie

Wahyuni, Anantawikrama

Tungga Atmadja (2017)

S (-) - - S (+) -

2 Dwinur Arianti, Rita Andini,

Rina Arifati (2016)

- S (+) S (+) - -

3 Zulcha Mintachus Sania,

Dewi Urip Wahyuni (2016)

S S - - -

4 Adnan, Ridwan, Fildzah

(2016)

S (+) TS - - S (+)

5 Erwin Siregar (2016) S (+) TS - - -

6 Susan Pratiwi, Lela Hindasah

(2014)

S (+) TS TS TS -

7 Febry Amithya Yuwono,

Wahyu Meiranto (2012)

S (+) TS - TS S (-)

20

ROA : Return On Asset

LDR : Loan to Deposit Ratio

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Menurut Scoott (2012: 475) teori sinyal menjelaskan bahwa para manajer

perusahaan yang memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaannya akan

terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor yang

bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui suatu

pelaporan dengan mengirimkan sinyal melalui laporan tahunannya. Teori ini

menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahannya dengan

pihak yang berkepentingan mengenai informasi-informasi tersebut.

Implikasi pada penelitian ini teori sinyal akan menunjukkan informasi

mengenai apa yang dilakukan manajer khususnya manajer kredit untuk

menyampaikan pengaruh independen terhadap penyaluran kredit kepada debitur.

Teori ini mengirim sinyal kepada debitur yang mengindikasikan bahwa perusahaan

perbankan mampu menyalurkan kredit melalui beberapa faktor sehingga

penyaluran kredit akan tepat pada sasaran. Pihak perbankan tidak dapat

menyalurkan kredit kepada debitur tanpa melihat sinyal-sinyal yang diberikan oleh

debitur dalam proses peminjaman dana karena debitur harus menjamin agar pokok

pinjaman dan bunga dapat dilunasi sehingga perusahaan perbankan tidak terlalu

menanggung risiko dengan adanya penyaluran kredit.

21

2.2.2 Bank

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998

tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank dapat

diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun

dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut kepada

masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2004: 11).

Di era modern, peran bank sangat besar dalam menciptakan pertumbuhan

ekonomi suatu negara. Hampir semua sektor usaha, yang meliputi sektor industri,

perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa dan perumahan sangat membutuhkan

bank sebagai mitra dalam menjalankan transaksi keuangan. Dalam semua sektor

usaha maupun individu pada masa kini dan masa depan tidak lepas dari sektor

perbankan bahkan menjadi kebutuhan dalam menjalankan aktivitas keuangan

dalam mendukung kelancaran usaha (Ismail, 2010 : 2).

Menurut Ismail (2010: 4), menjelaskan fungsi utama bank sebagai berikut:

1. Menghimpun dana dari masyarakat

Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Masyarakat

percaya bank merupakan tempat yang aman untuk melakukan investasi dan

menyimpang dana (uang). Dengan menyimpan menyimpan uangnya dibank,

nasabah juga akan mendapat keuntungan berupa return atas simpanannya yang

besarnya tergantung kebijakan masing-masing bank.

22

2. Menyalurkan dana kepada masyarakat

Kebutuhan dana oleh masyarakat, akan lebih mudah diberikan oleh bank

apabila masyarakat yang membutuhkan dana dapat memenuhi semua

persyaratan yang diberikan oleh bank. Menyalurkan dana merupakan aktivitas

yang sangat penting bagi bank karena bank akan memperoleh pendapatan tas

dana yang disalurkan.

3. Pelayanan jasa perbankan

Pelayanan jasa kepada nasabah merupakan fungsi bank yang ketiga. Berbagai

jenis produk pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh bank antara lain jasa

pengiriman uang (transfer), pemindahbukuan, penagihan surat-surat berharga,

kliring, Letter of Credit, inkaso, garansi bank dan pelayanan jasa lainnya.

Produk pelayanan jasa bank yang ditawarkan kepada masyarakat merupakan

aktivitas pendukung yang dapat diberikan oleh bank.

2.2.3 Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa dan Bank Umum

Swasta Nasional (BUSN) Non Devisa

Menurut Kasmir (2012, 11) menjelaskan bahwa bank umum atau yang lebih

dikenal dengan nama bank komersil merupakan bank yang paling banyak beredar

di Indonesia. Dalam praktiknya ragam produk tergantung dari status bank yang

bersangkutan. Menurut status bank dibagi ke dalam dua jenis, yaitu bank umum

devisa dan bank umum non devisa. Masing-masing status memberikan pelayanan

yang berbeda. Bank umum devisa misalnya memiliki jumlah layanan jasa yang

paling lengkap seperti dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan jasa

luar negeri.

23

Menurut Kasmir (2012: 9), mengatakan bahwa kegiatan bank misalnya

menghimpun dana. Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana

dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegitan funding. Kedudukan atau

status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik

dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Untuk memperoleh

status tertentu diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu. Jenis bank

dilihat dari segi status adalah sebagai berikut :

a. Bank devisa

Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri

atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya

transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travellers cheque, pembukuan dan

pembayaran letter of credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi

bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.

b. Bank non devisa

Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk

melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat

melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa

kebalikan daripada bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam

batas-batas negara.

2.2.4 Kredit

Kredit berasal dari kata credere yaitu bahasa Italia yang artinya percaya,

jadi orang yang mendapat kredit dari bank berarti orang tersebut dipercaya oleh

bank untuk mendapat pinjaman. Menurut Iskandar (2008 : 79) kredit merupakan

24

piutang bagi bank atau lembaga keuangan bukan bank, maka pelunasannya

(repayment) merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh debitur terhadap

utangnya, hal ini dianggap dapat meminimalkan risiko kredit macet dapat

dihindarkan.

Pengertian kredit berdasarkan pasal 1 ayat 11 UU No 10 tahun 1998 kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kasmir (2014 : 85) kredit adalah

kepercayaan pemberi kredit kepada penerima kredit bahwa kredit yang

disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si

penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban

untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya.

1. Unsur-Unsur Kredit

Ismail, (2010: 94), menjelaskan unsur-unsur kredit antara lain :

a. Kreditor

Kreditor merupakan pihak yang memberikan kredit (pinjaman) kepada pihak

lain yang mendapat pinjaman. Pihak tersebut bisa perorangan atau badan

usaha. Bank yang memberikan kredit kepada pihak peminjam merupakan

kreditor.

25

b. Debitur

Debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana atau pihak yang mendapat

pinjaman dari pihak lain.

c. Kepercayaan (Trust)

Kreditur memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima pinjaman

(debitur) bahwa debitur akan memenuhi kewajibannya untuk membayar

pinjamannya sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan.

d. Perjanjian

Perjanjian merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang

dilakukan antara bank (kreditur) dengan pihak peminjam (debitur).

e. Risiko

Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengandung adanya risiko tidak

kembalinya dana. Risiko merupakan kemungkinan kerugian yang akan timbul

atas penyaluran kredit bank.

f. Jangka waktu

Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur untuk

membayar pinjamannya kepada kreditur.

g. Balas jasa

Imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditor, maka debitur akan membayar

seumlah uang tertentu sesuai dengan perjanjian.

2. Fungsi Kredit

Ismail (2010: 96), menerangkan fungsi kredit antara lain :

a. Kredit dapat meningkatkan arus tukar menukar barang dan jasa

26

b. Kredit merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fund

c. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran yang baru

d. Kredit sebagai alat pengendali harga

e. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada.

3. Prinsip Dasar Pemberian Kredit

Ismail (2010: 112), menjelaskan prinsip-prinsip dasar pemberian kredit

sebagai berikut :

a. Prinsip 5 C

1) Character

Character menggambarkan watak dan kepribadian calon debitur. Bank

perlu melakukan analisis terhadap karakter calon debitur, tujuannya

adalah untuk mengetahui bahwa calon debitur mempunyai keinginan

untuk memenuhi kewajiban membayar pinjamannya sampai dengan

lunas.

2) Capacity

Analisis terhadap capacity ditujukan untuk mengetahui kemampuan

calon debitur dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu

kredit. Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan calon debitur

tersebut. Kemampuan keuangan calon debitur sangat penting karena

merupakan sumber utama pembayaran kembali kredit yang diberikan

oleh bank.

27

3) Capital

Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek kredit perlu

dilakukan analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah

modal yang dimiliki oleh calon debitur atau berapa banyak dana yang

akan diikutsertakan dalam proyek yang dibiayai oleh calon debitur.

4) Collateral

Collateral merupakan jaminan/agunan yang diberikan oleh calon

debitur atas kredit yang diajukan. Agunan merupakan sumber

pembayaran kedua, artinya apabila debitur tersebut tidak dapat

membayar angsurannya dan termasuk dalam kredit macet, maka bank

dapat melakukan eksekusi terhadap angunan.

5) Condition of economy

Condition of economy merupakan analisis kondisi perekonomian.

Beberapa analisis yang perlu dilakukan terkait dengan condition of

economy adalah kebijakan pemerintah. Apabila kebijakan pemerintah

sering berubah, maka hal ini juga akan sulit bagi bank untuk melakukan

analisis condition of economy.

b. Prinsip 5 P

1) Party (Golongan)

Bank mencoba melakukan penelitian terhadap beberapa golongan yang

terdiri dari golongan yang sesuai dengan character, capacity, capital.

Bank akan melihat ketiga prinsip tersebut dalam mengambil keputusan

kredit, karena ketiga prinsip tersebut merupakan prinsip minimal yang

28

harus dianalisis oleh bank sebelum memutuskan kredit yang diajukan

calon debitur.

2) Pupose (Tujuan)

Purpose lebih difokuskan terhadap tujuan penggunaan kredit yang

diajukan oleh calon debitur. Bank akan melihat dan melakukan analisis

terhadap tujuan kredit tersebut dengan mengaitkannya dengan beberapa

aspek sosial lainnya. Kredit yang digunakan tidak sesuai dengan tujuan

akan berdampak negatif pada kelangsungan kredit tersebut.

3) Payment (Pembayaran kembali)

Sebelum memutuskan permohonan kredit nasabah, maka yang perlu

dilakukan oleh bank adalah mengitung kembali kemampuan calon

nasabah dengan melakukan estimasi terhadap pendapatan dan biaya.

4) Profitability (Kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan)

Profitability tidak terbatas pada keuntungan calon debitur akan tetapi

juga keuntungan yang aka dicapai oleh bank apabila kredit tersebut

diberikan. Bank akan menghitung jumlah keuntungan yang dicapai oleh

calon debitur dengan adanya kredit dari bank.

5) Protection (Perlindungan)

Proteksi merupakan upaya perlindungan yang dilakukan bank dalam

rangka berjaga-jaga apabila calon debitur tidak dapat memenuhi

kewajibannya. Untuk melindungi kredit tersebut maka bank meminta

jaminan kebendaan kepada nasabah.

29

c. Prinsip 3 R

1) Return

Return diartikan sebagai hasil usaha yang dicapai oleh perusahaan calon

debitur. Bank perlu melakukan analisis terhadap hasil yang akan dicapai

oleh calon debitur. Analisis tersebut dilakukan dengan melihat hasil

yang telah dicapai sebelum mendapat kredit dari bank, kemudian

melakukan estimasi terhadap usaha yang mungkin akan dicapai setelah

mendapat kredit.

2) Repayment

Repayment diartikan sebagai kemampuan perusahaan calon debitur

untuk melakukan pembayaran kembali kredit yang telah dinikmati.

Bank perlu melakukan analisis terhadap kemampuan calon debitur

dalam mengelola usahanya.

3) Risk Bearing Ability

Risk bearing ability merupakan kemampuan calon debitur untuk

menanggung risiko apabila terjadi kegagalan dalam usahanya. Salah

satu pertimbangan untuk meyakini bahwa calon debitur akan mampu

menghadapi risiko ketidakpastian yaitu dengan melihat struktur

permodalannya.

2.2.5 Penyaluran Kredit

Menurut Riva’i et al., 2007: 110 mengemukakan bahwa kredit merupakan

suatu penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditor atau pemberi

pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau

30

pengutang/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi

kredit pada tanggal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

Penyaluran kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi kewajibannya setelah jangka waktu

tertentu. Penyaluran kredit dapat mempengaruhi perkembangan modal karena hasil

dari penyaluran kredit bank memperoleh pendapatan bunga yang cukup tinggi.

Sehingga hal ini dapat meningkatkan laba dan akhirnya modal. Pengukuran

penyaluran kredit dapat dirumuskan dari total penyaluran kredit yang ada di laporan

keuangan perusahaan (Febrianto dan Muid, 2013) sebagai berikut :

Jumlah kredit yang disalurkan = Ln (jumlah kredit yang disalurkan)

2.2.6 Indikator Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Perbankan

1. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Dana merupakan hal terpenting bagi sebuah perusahaan, termasuk bagi

bank. Kagiatan operasional bank baru dapat dilakukan jika dana telah tersedia. Oleh

karena itu, setiap bank berusaha untuk mengumpulkan dana semaksimal mungkin,

namun dengan cost of money yang wajar. (Hasibuan, 2001:56).

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang dihimpunx masyarakat yang

merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. (Dendawijaya,

2005: 47). Bagi sebuah bank, Dana Pihak Ketiga merupakan darah dalam tubuh

bank dan persoalan yang paling utama. Tanpa sebuah dana, bank tidak dapat

berbuat apa-apa yang artinya bank tidak akan bisa berfungsi sama sekali. Biasanya

31

dana tersebut berupa giro, deposito, dan tabungan. Dengan semakin tingginya dana

yang bisa dihimpun masyarakat, maka akan meningkatkan jumlah penyaluran

kredit yang diberikan oleh bank.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank atau dana yang bersumber

dari pihak ketiga dan dihimpun oleh sektor perbankan adalah sebagai berikut :

a. Tabungan

b. Deposito berjangka

c. Giro

d. Sertifikat deposito.

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, bank memerlukan sujumlah

dana. Dana tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu dari bank itu

sendiri, dari masyarakat luas dan dari lembaga lainnya. (Kasmir, 2012:66). Dana

yang bersumber dari masyarakat luas atau Dana Pihak Ketiga merupakan sumber

dana terpenting bagi bank (Kasmir, 2014:47). Hal tersebut dikarenakan hampir

80%-90% dana yang dikelola oleh bank berasal dari Dana Pihak Ketiga.

(Dendawijaya, 2005:49). Pengukuran Dana Pihak Ketiga menurut Febrianto dan

Muid (2013) adalah :

Total Dana Pihak Ketiga = Ln (Giro + Tabungan + Deposito)

2. Capital Adequacyx Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bankx untuk mengukur

kecukupan modal yang dimiliki bank dalam menunjang aktiva yang mengandung

32

atau mengasilkan risiko, contohnya kredit yang diberikan (Kasmir, 2012 : 136).

Tingkat dana atau modal bank yang cukup dapatmenciptakan rasa aman kepada

calon ataupun pemilik dana. Jika para calon atau pemilik dana merasa aman, maka

rasa kepercayaan akan timbul sehingga dana yang dapat dihimpun oleh bank juga

semakin besar dan tentu akan berdampak pada kegiatanoperasional bank.

Menurut Herman (2011: 94), modal yang cukup berdasarkan rasio modal

saja tidak dapat mencegah terjadinya kegagalan suatu bank. Kerugian operasi dan

kerugian investasi harus segera diserap atau ditutupi dengan laba yang mencukupi,

bila suatu bank ingin bertahan dan bersaing. Ada delapan faktor terkait yang dipakai

untuk memperkuat perkiraan kecukupan modal adalah sebagai berikut :

1. Kualitas manajemen

2. Likuiditas aset

3. Riwayat laba dan riwayat laba yang ditahan

4. Kualitas dan sifat kepemilikan

5. Potensi perubahan struktur aset

6. Kualitas prosedur operasi

7. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan keuangan

8. Beban untuk menutupi biaya penempatan.

Perhitungan Capital Adequacy Ratio didasarkan pada prinsip bahwa setiap

penanaman yang mengandung risiko harus disediakan jumlah modal sebesar

persentase terhadap jumlah penanamannya. Peraturan Bank Indonesia Nomor

8/1/PBI/2006 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/26/PBI/2008 tanggal 30

33

Oktober 2008, menetapkan bahwa kewajiban penyediaan modal minimum.

Ketentuan tersebt mengatur bahwa penyediaan modal minimum bank diukur dari

persentase tertentu terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), yaitu

sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko.Perhitungan Capital Adequacy

Ratio menurut Dendawijaya, (2005: 123) adalah :

𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑑𝑒𝑞𝑢𝑎𝑐𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Modal Bank

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko × 100%

3. Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) adalah indikator untuk menunjukkan tingkat

efisiensi operasional suatu bank (Taswan, 2010: 117). Menurut Kasmir (2012: 44)

menyatakan bahwa tingkat kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan

suatu bank untuk melaksanakan kegiatan operasional perbankan secara normal dan

mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik yang sesuai dengan peraturan

bank yang berlaku. Sebuah bank dapat dikatakan memiliki keuntungan atau margin

bunga bersih cukup tinggi apabila nilai rasio Net Interest Margin berada di kisaran

minimal 1,5%-2%.

Pendapatan bunga bersih diperoleh dengan melihat laporan laba rugi pos

pendapatan (beban) bunga bersih. Pendapatan bunga bersih adalah selisih

pendapatan bunga dan beban bunga bank pada periode perhitungan. Dalam

perhitungannya, nilai rata-rata produktif diperoleh dari nilai rata-rata jumlah total

aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif yang menghasilkan

pendapatan bunga.

34

Menurut Taswan (2010, 120) mengatakan bahwa Net Interest Margin

(NIM) dapat bermakna ganda yaitu Net Interest Margin yang tinggi merupakan

bahwa biaya intermediasi bank relatif tinggi. Semakin tinggi nilai rasio Net Interest

Margin (NIM) yang dihasilkan menunjukkan semakin efektif dan efisiennya

manajemen bank dalam menghimpun dan mengelola dana ke dalam aktoiva

produktif sehingga menghasilkan bunga bersih yang tinggi. Sementara itu di sisi

efisiensi, bank mampu meminimalkan pengeluaran biaya bunga yang ditekan dalam

aktifitas penghimpun dana. Pendapatan dapat dimaksimalkan sementara biaya

bunga mampu ditekan serendah rendahnya, maka tingkat laba dan rasio Net Interest

Margin akan naik sehingga tingkat profotabilitas bank akan semakin baik.

Menurut Taswan (2010: 134) Net Interest Margin (NIM) yang umum

digunakan terdiri dari tiga macam yaitu :

1. Net Interest Margin (NIM) dalam rupiah merupakan perbedaan antar semua

hasil bunga dengan biaya bunga, hal ini dapat digunakan untuk menilai

kemampuan bank menutupi semua biaya bunganya.

2. Net Interest Margin (NIM) dalam presentase merupakan total pendapatan

bunga bersih (hasil bunga dikurangi biaya bunga) dibagi dengan jumlah dengan

jumlah aktiva produktif bank. Net Interest Margin (NIM) dalam presentase

sangat membantu untuk menilai perubahan tren dalam margin tingkat bunga

dengan membandingkan margin bunga bank lainnya.

3. Net Spread merupakan perbedaan antara interest return (hasil bunga dibagi

dengan aktiva produktif) dan interest cost (biaya bunga dibagi dengan dana-

35

dana yang berbiaya). Spread merupakan indikator yang cukup akurat untuk

menilai baik buruknya kinerja suatu bank.

Rasio Net Interest Margin mencerminkan kualitas dari aktiva produktif

yang dimiliki bank. Rasio Net Interest Margin yang positif menunjukkan bahwa

kualitas aset produktif bank tersebut masih baik sehingga mampu menghasilkan

laba bunga. Rasio ini menunjukkan kemampuan earning assets dalam

menghasilkan pendapatan bunga. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (NIM) =Pendapatan bunga bersih

Rata − rata aktiva produktif× 100%

4. Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Laba

merupakan tujuan utama dalam usaha, termasuk dalam perusahaan perbankan.

Alasan pencapaian laba perbankan dapat berupa kecukupan dalam memenuhi

kewajiban pemegang saham, penilaian kinerja pimpinan, dan dapat meningkatkan

daya tarik terhadap investor untuk menanamkan modalnya. Return On Assets

merupakan faktor internal dalam melaksanakan penyaluran kredit yang dapat

digunakan untuk mengukur profitabilitas dalam perbankan. Laba yang tinggi

membuat bank mendapat kepercayaan dari masyarakat yang memungkinkan bank

untuk menghimpun modal yang lebih banyak sehingga bank memperoleh

kesempatan meminjamkan dengan lebih luas. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

6/23/DPNP, 2004 Return On Asset dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

36

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 = Laba sebelum pajak

Total aset × 100%

5. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan sebagai rasio yang dapat

menunjukan kerawanan satu kemampuan bank. Dalam hal ini bank dituntut untuk

menyediakan kemampuan dalam membayar kembali ketika deposan menarik

kembali dananya. Sehingga mengakibatkan semakin tinggi Loan To Deposit

Ratiopada suatu bank maka akan mengakibatkan semakin rendahnya likuiditas

yang bersangkutan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit

menjadi semakin besar, sebaliknya jika semakin rendahnya Loan To Deposit Ratio

pada suatu bank maka akan mengakibatkan semakin tingginya likuiditas yang

bersangkutan.

Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan dan

dana pihak ketiga ditambah modal sendiri. Oleh karena itu, manajemen bank perlu

memelihara Loan to Deposit Ratio yang dapat meningkatkan kesehatan bank

(Riva’i, 2007: 281). Hal ini menunjukan pengaruh pada kemampuan kredit pada

suatu bank, karena jika semakin tinggi Loan To Deposit Ratioyang ada maka

kemampuan dalam kredit yang telah disalurkan oleh bank juga semakin tinggi

dalam membayar kewajiban jangka pendeknya, dan sebaliknya x jika semakin rendah

Loan to Deposit Ratio yang ada maka kemampuanx kredit yang telah disalurkan oleh

bankx juga semakin rendah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Surat

Edaran Bank Indonesia Nomor 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 rumus Loan to

Deposit Ratio sebagai berikut :

37

𝐿𝑜𝑎𝑛 𝑡𝑜 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Total kredit

Total dana pihak ketiga × 100%

2.2.7 Keterkaitan Antar Variabel

1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Penyaluran Kredit

Perbankan

Dana pihak ketiga (DPK) adalah dana yang dihimpun dari masyarakat yang

merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (Dendawijaya,

2005 : 47). Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat akan disalurkan kembali

oleh bank kepada masyarakat yang membutuhkan dana tersebut dalam bentuk

penyaluran kredit. Pertumbuhan dana pihak ketiga akan mengakibatkan

pertumbuhan kredit yang pada akhirnya Loan to Deposit Ratio juga akan

meningkat.

Dana Pihak Ketiga (DPK) diperoleh bank dari masyarakat yang kelebihan

dana, yang kemudian menyimpan dana tersebut di bank. Dana tersebut dapat

disimpan di bank dalam bentuk deposito, tabungan, dan giro. Oleh bank, dana

tersebut tidak hanya dipendam saja, tetapi harus di salurkan kembali kepada

masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentu kredit. Semakin banyak dana

yang dapat dihimpun. Dari masyarakat, maka kemungkinan kredit yang dapat

disalurkan jugasemakin besar yang berarti akan berdampak akan pendapat bank

(Pandia, 2012:1). Hal inilah yang mengindikasikan bahwa jumlah DPK yang

berhasil diperoleh bank dapat berpengaruh terhadap jumblah penyaluran kredit.

Berpengaruhnya Dana Pihak Ketiga terhadap penyaluran kredit juga

didukung oleh penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh I Gede

38

Andi et al. (2017), Zulcha et al. (2016), Adnan et al. (2016), Erwin Siregar (2016),

Susan dan Lela (2014), dan Febry et al. (2012). Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh signifikan terhadap

penyaluran kredit.

2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Penyaluran Kredit

Perbankan

Capital Adequacy Ratio(CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur

kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjangx aktiva yang mengandung

atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. (Dendawijaya 2005 :

121). Capital Adequacy Ratio merupakan faktor internal dalam bank dalam

menentukan penyaluran kredit perbankan. Capital Adequacy Ratio ditentukan

menggunakan perbandingkan dengan kewajiban x penyediaan modal minimum

sebesar 10%. Jika Capital Adequacy Ratio tinggi maka akan meningkatkan sumber

daya finansial untuk perkembangan usahax perusahaan, dan mengantisipasi kerugian

yang akan diterima dari penyaluran jumlah kredit. Jumlah Capital Adequacy Ratio

yang tinggi akan membuat kepercayaan diri x pada bank dalam melakukan

penyaluran kredit. Oleh sebab itu, jika kecukupan modal yang dimiliki oleh suatu

bank tinggi maka jumlah penyaluran kredit yang akan diberikan dapat meningkat.

Berpengaruhnya Capital Adequacy Ratio terhadap penyaluran kredit juga

didukung oleh penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dwinur et

al. (2016) dan Zulcha et al. (2016). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.

39

3. Pengaruh Net Interest Margin (NIM) Terhadap Penyaluran Kredit

Perbankan

Net Interest Margin (NIM) adalah indikator untuk menunjukkan tingkat

efisiensi operasional suatu bank (Taswan, 2010: 117). Semakin tinggi nilai rasio

Net Interest Margin (NIM) yang dihasilkan menunjukkan semakin efektif dan

efisiennya manajemen bank dalam menghimpun dan mengelola dana ke dalam

aktoiva produktif sehingga menghasilkan bunga bersih yang tinggi. Sementara itu

di sisi efisiensi, bank mampu meminimalkan pengeluaran biaya bunga yang ditekan

dalam aktifitas penghimpun dana. Pendapatan dapat dimaksimalkan sementara

biaya bunga mampu ditekan serendah rendahnya, maka tingkat laba dan rasio Net

Interest Margin akan naik sehingga tingkat profotabilitas bank akan semakin baik.

Menurut Taswan (2010, 120) mengatakan bahwa Net Interest Margin

(NIM) dapat bermakna ganda yaitu Net Interest Margin yang tinggi merupakan

bahwa biaya intermediasi bank relatif tinggi. Semakin tinggi nilai rasio Net Interest

Margin (NIM) yang dihasilkan menunjukkan semakin efektif dan efisiennya

manajemen bank dalam menghimpun dan mengelola dana ke dalam aktoiva

produktif sehingga menghasilkan bunga bersih yang tinggi. Sementara itu di sisi

efisiensi, bank mampu meminimalkan pengeluaran biaya bunga yang ditekan dalam

aktifitas penghimpun dana. Pendapatan dapat dimaksimalkan sementara biaya

bunga mampu ditekan serendah rendahnya, maka tingkat laba dan rasio Net Interest

Margin akan naik sehingga tingkat profotabilitas bank akan semakin baik.

Berpengaruhnya Net Interest Margin terhadap penyaluran kredit juga

didukung oleh penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dwinur et

40

al. (2016). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Net Interest Margin

(NIM) berpengaruh signifikan dan bernilai positif terhadap penyaluran kredit.

4. Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Penyaluran Kredit

Perbankan

Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Laba

merupakan tujuan utama dalam usaha, termasuk dalam perusahaan perbankan.

Alasan pencapaian laba perbankan dapat berupa kecukupan dalam memenuhi

kewajiban pemegang saham, penilaian kinerja pimpinan, dan dapat meningkatkan

daya tarik terhadap investor untuk menanamkan modalnya. Return On Asset

merupakan faktor internal dalam melaksanakan penyaluran kredit yang dapat

digunakan untuk mengukur profitabilitas dalam perbankan. Laba yang tinggi

membuat bank mendapat kepercayaan dari masyarakat yang memungkinkan bank

untuk menghimpun modal yang lebih banyak sehingga bank memperoleh

kesempatan meminjamkan dengan lebih luas.

Menurut (Dendawijaya 2005 : 49) menyebutkan bahwa pemberian kredit

pada suatu perbankan yang didapatkanx dari dana–dana yang dihimpun dari

masyarakat mencapai 80% - 90%, sehingga membuktikan sebagian besar kegiatan

usahax untuk mendapatkan profitabilitas dihasilkan darix penyaluran kredit. Oleh

sebab itu, jika Return On Asset dalam perbankan menunjukan nilai yang tinggi

maka profitabilitas yang dimiliki semakin meningkat, sehingga kemampuan

perbankanx dalam melakukan penyaluran kredit juga dapat semakin meningkat.

41

Berpengaruhnya Return On Asset terhadap penyaluran kredit juga didukung

oleh penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan olehI Gede Andi et al.

(2017). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Return On Assets (ROA)

berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.

5. Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Penyaluran Kredit

Perbankan

Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan sebagai rasio yang dapat

menunjukan kerawanan satu kemampuan bank. dalam hal ini bank dituntut untuk

menyediakan kemampuan dalam membayar kembali ketika deposan menarik

kembali dananya. Sehingga mengakibatkan semakin tinggi Loan to Deposit Ratio

pada suatu bankx maka akan mengakibatkan semakin rendahnya x likuiditas yang

bersangkutan karena jumlah danax yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi

semakin besar, sebaliknya x jika semakin rendahnya Loan to Deposit Ratio pada

suatu bank maka akanx mengakibatkan semakin tingginya likuiditas yang

bersangkutan. Hal ini menunjukan pengaruh pada kemampuan kredit pada suatu

bank, karena jika semakin tinggi Loan to Deposit Ratio yang ada maka kemampuan

kemampuan kredit yang telah disalurkan oleh bank juga semakin tinggi dalam

membayar kewajiban jangka pendeknya, dan sebaliknya jika semakin rendah Loan

to Deposit Ratio yang ada maka kemampuan kredit yang telah disalurkan oleh bank

juga semakin rendah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.

Berpengaruhnya Loan to Deposit Ratio terhadap penyaluran kredit juga

didukung oleh penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan Adnan et al .

42

(2016), dan Febry et al. (2012). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Loan

to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan telaah pustaka dan diperkuat dengan penelitian terdahulu

bahwa Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Return

On Asset dan Loan to Deposit Ratio berpengaruh terhadap penyaluran kredit

perbankan, demikian dirumuskan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

H1

H2

H3

H4

H5

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir diatas maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah atau berdasarkan hubungan antara tujuan penelitian serta

Dana Pihak Ketiga (DPK)

X1

Capital Adequacy Ration

(CAR) X2

Net Interest Margin (NIM)

X3 Penyaluran Kredit (Y)

Return On Assets (ROA) X4

Loan to Deposit Ratio

(LDR) X5

43

kerangka pemikiran teoritis terhadap rumusan masalah penelitian ini, maka

hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H1 : Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit pada

BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa yang terdaftar di BEI.

H2 : Capital Adequacy Ratio berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit

pada BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa yang terdaftar di BEI.

H3 : Non Performing Loan berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit pada

BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa yang terdaftar di BEI.

H4 : Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit pada

BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa yang terdaftar di BEI.

H5 : Loan to Deposit Ratio berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit pada

BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa yang terdaftar di BEI.