bab ii tinjauan pustakadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-karnadinim... ·...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi Ibu dalam pemberian Makanan pendamping ASI
1. Definisi Motivasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Motiv adalah sebab – sebab yang
menjadi dorongan, atau tindakan seseorang, atau pendapat sesuatu yang menjadi
pokok (Suharso, Retnoningsih 2005). Motiv merupakan dorongan, keinginan,
hasrat dan tenaga penggerak bentuk lain yang berasal dari dalam diri seseorang
untuk melakukan sesuatu (Walgito,2002).
Motivasi adalah suatu perangsangan keinginan dan daya tertentu yang
ingin dicapai (Hasibun, 2005). Motivasi adalah kenginanan di dalam diri dan
untuk bertindak (Moekijat,2002). Motivasi merupakan kekuatan yang ada dalam
individu yang menjadi penggerak dan pengaruh tingkah laku seseorang
(Koesworo, 1995).
2. Konsep Motivasi
Menurut Notoatmodjo (2007), para ahli merumuskan konsep atau teori
tentang motivasi, diantaranya yaitu:
a. Teori Mc Clelland
Teori ini menjelaskan bahwa dalam diri manusia ada dua motivasi,
yakni motif primer atau motif yang yang tidak dipelajari, dan motif skunder
atau motif yang dipelajari melalui pengalaman serta interaksi dengan orang
lain. Motif ini sering disebut dengan motif sosial. Motif primer atau motif
yang tidak dipelajari ini secara alamiah timbul pada setiap manusia secara
biologis, sehingga mendorong seseorang untuk terpenuhinya kebutuhan
biologis seperti makan, minum, seksualitas dan kebutuhan-kebutuhan biologis
yang lain. Motif skunder adalah motif yang ditimbulkan karena dorongan dari
luar akibat interaksi sosial. Motif sosial ini dapat dibedakan menjadi
3 motif yaitu:
1) Motif berprestasi
Berprestasi adalah suatu dorongan yang ada pada setiap manusia
untuk mencapai hasil kegiatannya atau hasil kerjanya secara maksimal.
Dalam memperoleh hasil yang lebih baik realitanya tidak mudah dan
banyak kendala, oleh sebab itu perlu dorongan untuk berusaha mengatasi
kendala tersebut dengan memelihara semangat belajar yang tinggi,
sehingga motif berprestasi adalah dorongan untuk sukses dalam situasi
kompetisi yang didasarkan kepada ukuran keunggulan dibanding dengan
standar ataupun orang lain.
2) Motif berafiliasi
Motif berafiliasi adalah kebuthan atau dorongan manusia untuk
menjadi bermakna interaksinya dengan manusia yang lain (sosial). Agar
kebutuhan berafiliasi ini terpenuhi, maka harus menjaga hubungan baik
dengan orang lain.
3) Motif Berkuasa
Motif berkuasa adalah dorongan manusia untuk berusaha
mengarahkan perilaku seseorang atau manusia lain untuk mencapai
kepuasan melalui tujuan tertentu, seperti kekuasaan dengan cara
mengontrol atau mengawasi orang lain.
b. Teori Mc Gregor
Dalam penelitiannya, Mc Gregor menyimpulkan teori motivasi itu
dalam teori X dan Y. Teori ini didasarkan pada pandangan konvensional atu
klasik (teori X) dan pandangan baru atau modern (teori Y). teori X yang
bertolak dari pandangan klasik ini bertolak dari angapan bahwa :
1) Pada umumnya manusia itu tidak senang bekerja.
2) Pada umumnya manusia cenderung sesedikit mungkin melakukan aktivitas
atau bekerja.
3) Pada umumnya manusia bersifat egois dan kurang acuh terhadap
organisasi. Oleh sebab itu, dalam melakukan pekerjaan harus diawasi
denga ketat.
Teori Y yang bertumpu pada pandangan atau pendekatan abru ini
beranggapan bahwa:
1) Pada dasarnya manusia itu tidak pasif, tetapi aktif.
2) Pada dasarnya manusia itu tidak malas kerja, tapi suka bekerja.
3) Pada umumnya manusia itu dapat berprestasi dalam menjalankan
pekerjannya.
4) Pada umumnya manusia selalu berusaha mencapai sasaran atau tujuan
organisasi.
5) Pada umumnya manusia selalu mengembangkan diri untuk mencapai
tujuan atau sasaran.
c. Teori Herzberg
Teori motivasi ini dikenal dengan teori motivasi ‘dua faktor’ (Herzberg’s
two factors motivation theory). Jadi menurut teori ini, ada dua faktor yang
mempengaruhi seseorang dalam tugas atau pekerjaannnya, antara lain:
1) Faktor-faktor penyebab kepuasaan (Satisfierr) atau faktor
motivasional. Faktor ini menyangkut kebutuhan psikologis seseorang
seperti serangkaian kondisi intrinsik. Apabila kepuasaan belajar
tercapai, maka akan menggerakkan tingkat motivasi atau kepuasan ini
antara lain; prestasi (achievement), penghargaan (recognition),
tanggung jawab (responsibility), kesempatan untuk maju (possibility of
growth), dan pekerjaan itu sendiri (work).
2) Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan (dissastifaction) atau hygiene
factor. Faktor ini menyangkut kebutuhan akan pemeliharaan atau
maintenance factor yang merupakan hakikat manusia yang ingin
memperoleh kesehatan badaniyah. Hilangnya faktor-faktor ini akan
menimbulkan ketidakpuasan bekerja (dissatisfaction). Faktor higienes
ini meliputi kondisi fisik lingkungan (physical environment),
hubungan interpersonal (interpersonal relationship) kebijakan dan
administrasi (policy and administration), dan pengawasan
(supervision), reward, dan keamanan.
d. Teori Maslow
Teori motivasi ini merupakan lanjutan atau pengembangan dari
teori Eltom Mayo (1880-1949) dengan mendasarkan pada kebutuhan
manusia yang dibedakan antara kebutuhan biologis dan kebutuhan
psikologis, atau disebut kebutuhan materi (biologis) dan kebutuhan non
materi (psikologis). Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia secara
hierarkis semuanya laten pada diri manusia. Kebutuhan tersebut mencakup
kebutuhan fisiologis (sandang pangan), kebutuhan rasa aman (bebas
cahaya), kebutuhan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan dihormati, dan
kebutuhan aktualisasi diri. Teori ini dikenal sebagai teori kebutuhan
(needs) yang digambarkan seperti berikut
Aktualisasi Diri
Perasaan aman dan nyaman
Rasa memiliki dan cinta/sayang
Penghargaan/penghormatan
Kebutuhan Fisiologis
Gambar 2.1 Hierarki kebutuhan Maslow (Sumber: Stephen P. Robbin, 1996:214 dikutip oleh Uno 2008)
Teori ini mempunyai makna serta peranan kognisi dalam kaitannya
dengan perilaku seseorang yang menjelaskan adanya peristiwa internal
yang terbentuk sebagai perantara dari stimulus tugas dan tingkah laku
berikutnya (Uno, 2008).
3. Tujuan Motivasi
Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah
seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu
sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Dalam
mencapai tujuan motivasi, maka setiap orang yang akan memberikan motivasi
harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan,
kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi (Purwanto, 2007).
4. Unsur – unsur motivasi
Menurut Purwanto(1998) unsur motivasi terdiri dari
a. Motiv merupakan suatu tenaga dinamis manusia dan munculnya memerlukan
rangsangan dari dalam maupun dari luar.
b. Motiv seringkali ditandai dengan perilaku yang penuh dengan emosi .
c. Motivasi merupakan suatu reaksi pilihan dari beberapa pencapaian tujuan.
d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam diri manusia
5 Jenis – jenis motivasi
Menurut Abraham C. dan Shanley F. (1999) dalam bukunya Sunaryo (2004),
jenis motivator secara umum adalah uang, penghormatan, tantangan, pujian,
kepercayaan atasan, lingkungan kerja yang menarik, jam kerja yang fleksibel,
promosi, persahabatan, pengakuan, ucapan terimakasih, dan keyakinan dalam
bekerja.
6. Faktor yang mempengaruhi motivasi
Faktor eksternal menurut Atkinson (2007) dan Handoko (1998) adalah:
a. Sosial budaya
Dalam arti sempit budaya diartikan sebagai pikiran, akal budi, adat
istiadat, atau peradaban manusia (Suharso,Retnoningsih, 2005). Sosial adalah
cara melakukan proses penyesuian perilaku yang sesui dengan norma yang
berlaku di masyarakat, berkumpul dalam kegiatan bermasyarakat (Hidayat,
2007).
Sosial budaya adalah cara untuk mengadakan perubahan peradaban
dengan melakukan proses penyesuian perilaku yang sesui dengan adat istiadat
yang berlaku di masyarakat, kebiasan sehari hari yang sering dilakukan
masyarakat (Mulyono, 2004)
Kebudayaan yang sudah turun – temurun dan mendarah daging dalam
kehidupan seseorang maka sangat berpengaruh terhadap kebiasaan di
masyarakat, sehingga budaya yang kuat maka akan sulit untuk menerima
perubahan yang datang dari luar (DEPKES RI, 1999).
b. Pelayanan kesehatan
Pelayan adalah orang yang bekerja melayani (Suharso, Retnoningsih,
2005). Pelayanan kesehatan adalah orang yang bertugas memberikan
palayanan kesehatan yang disuatu pihak menimbulkan kepuasan pada setiap
klien sesui dengan tingkat kepuasan masyarakat, serta pada pihak lain serta
tatacara penyelenggara sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesional yang ditetapkan (DEPKES RI, 1998).
c. Petugas Kesehatan
Petugas adalah pengelola, atau pengurus kesehatan (Suharso,
Retnoningsih 2005). Petugas merupakan sebagai kekuatan yang dapat
memberikan rasa aman dan nyaman dan memberikan motivasi kepada klien.
Peranan petugas sangatlah besar dalam hal memberikan informasi dan
pendidikan kesehatan dalam pemberian makanan pendamping kepada bayi
(Friedmen, 1998).
d. Sumber informasi / media masa
Media masa adalah suatu tehnik atau tempat untuk mengumpulkan,
menyampaikan informasi dan menyimpan, memanipulasi, menganalisa dan
menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan. 27 Mei 2009).
e. Dukungan suami
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dukungan dari kata dukung –
an adalah menyokong, dorongan (Suharso, Retnoningsih, 2005). Dukungan
suami adalah dorongan, motivasi terhadap istri secara moral dan material
(Bobak, 2000).
Menurut House (1981) yang dikutip Bobak (2000) wujud dari dukungan
suami antara lain :
1) Dukungan emosional/Psikologis
Dukungan yang berupa perhatian, mendampingi atau menemani istri di
rumah dalam pemberian makanan pendamping ASI kepada anaknya.
2) Dukungan informasi
Dukungan informasi suami adalah informasi tentang bagaimana tentang
cara pemberian makanan dan macam – macam makanan yang cocok
diberikan kepada bayi.
3) Dukungan penilaian
Dukungan penilaian yang positif terhadap suami bahwa pemberian
makanan tambahan kepada bayi bahwa sangat baik diberikan kepada bayi.
4) Dukungan finansial
Pemberian berupa dana atau biaya kepada suami untuk keperluan keluarga
guna untuk membeli makanan tambahan kepada bayi
5) Lingkungan
Kemiskinan selalu diidentikkan dengan tingkat sosial ekonomi yang
masih relatif rendah, dan ini sering dikaitkan dengan kepadatan
lingkungan kehidupan yang tingi. Suatu dampak yang negatif dalam
kehidupan lingkungan kepadatan tinggi mungkin timbul dari perasaan
yang tidak berdaya, yaitu perasaan seseorang bahwa ia tidak berdaya atas
interaksi sosial dan tidak dapat mengatur gangguan orang lain pada tempat
dan sifanya pribadi (Atkinson, 2007).
Sedangkan Faktor internal menurut Kariyoso (1994) adalah :
a) Fisik
Fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik.
Selain itu juga kondisi fisik seseorang dipengaruhi beberapa faktor di
antaranya status gizi, kesehatan (Bobak, 2004).
b) Kepribadian
Kepribadian adalah corak kebiasaan manusia yang terhimpun
dalam diri yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuikan diri
terhadap rangsangan dari dalam diri maupun lingkungan, sehingga
corak dan cara kebiasaannya itu merupakan kesatuan fungsional yang
khas pada manusia (Kariyoso, 1994).
c) Intelegensia
Intelegensia adalah seluruh kemampuan individu untuk berfikir
dan bertindak secara efektif, sehingga orang mempunyai intelegensia
tinggi akan lebih muda menyerap informasi dan nasehat ( Kariyoso,
1994).
d) Umur
Umur adalah seseorang sejak dilahirkan sampai saat
berulangtahun kembali. Tingkat kemempuan seseorang dalam berfikir
dapat dilihat dari segi umur seseorang, dimana seorang yang cukup
umur maka kematamngan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja (Nursalam, 2001).
e) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh seseorang
dengan jalan apapun atau segala sesuatu yang diketahui orang dari
pengalaman yang didapat (Patmonodewo, 2000). Suatu pengetahuan
yang dibentuk oleh sebuah sikap akan meimbulkan perilaku dalam
kehidupan sehari – hari akan lebi baik dari pada tanpa didasari apapun
(Notoatmodjo, 1997).
f) Sikap dan perilaku
Sikap adalah suatu respon yang muncul sehingga dapat diterima
atau ditolak (Wudiarto, 1992).
Perilaku adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh organisme
tersebut baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung
(Notoatmodjo, 2007). Perilaku merupakan segala bentuk tanggapan
dari ligkungan yang ada dan merupakan suatu proses (Budioro,
2007).
g) Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah segala sesuatu upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat
sehingga merka melakukan apa yang diharapkan oleh perilaku
pendidikan (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pendidikan ibu sangat
menentukan sikap dan tingkah laku dalam menghadapi beberapa
masalah dalam keluarga dan meningkatkan daya tangkap informasi
dan cepat mengambil keputusan ( Satoto, 1992 ).
7. Pemberian MP – ASI
a. Definisi MP – ASI
Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi
guna memenuhi kebutuhan bayi atau anak dalam melengkapi ASI dan
biasanya diberikan pada bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan guna
pemenuhan energi dan nutrisi yang tidak tercukupi oleh ASI karena pada
masa itu produksi ASI mulai menurun (Kumpulan Makalah Bidang Gizi,
(2000) dan Azwar (2000).
b. Syarat – Syarat makanan pendamping ASI
Menurut Ali komson (2006) Dalam pemberiamn makanan pendamping pada
anak harus memenuhi beberapa syarat yang harus diperhatikan pada ibu,
diantaranya adalah:
1) Makanan yang di sajikan harus padat gizi dan seimbang, kaya energi,
cukup protein, dengan mutu yang tinggi dengan perbandingan lemak yang
berimbang diantara lemak jenuh dan tak jenuh dan nantinya akan mudah
di cerna oleh organ pencernaan tubuh bayi.
2) Makanan yang di sajikan dapat di terima dengan baik oleh organ
pencernaan si bayi yaitu di lambung, dan di sukai, dibutuhkan terjangkau,
mengandung nilai nilai sosial ekonomi budaya dan agama serta tradisi
yang baik.
3) Makanan yang disajikan aman dikonsumsi oleh bayi yaitu makanan yang
disajikan bebas dari gangguan dari patogen dan organik lainnya bebas dari
racun dan bahan – bahan yang berbahaya lainnya.
Di tambahkan lagi menurut WHO (2003) tentang makan tambahan yang baik
untuk bayi adalah:
1) Makanan yang dimakan kaya energi protein dan mikronutrien terutama
zat – zat besi, zink, kalsium, vitamin A, vitamin B, C, D, dan K.
2) .Bersih dan Aman
a) Tidak ada pathogen misalnya tidak ada baktrei penyebab penyakit,
atau organisme penyebab penyakit.
b) Tidak ada bahan kimia lainnya yang berbahaya atau toksik.
c) Makanan yang disajikan tidak terlalu panas.
d) Makanan yang disajikan tidak terlalu pedas.
e) Makan mudah dicerna oleh organ pencernaan.
f) Makanan disukai oleh anak.
g) Makanan tersedia dan mudah dijangkau.
c. Tahapan pemberian makanan pendamping ASI menurut kelompok
umur
1) Umur 0 – 6 bulan
Bayi hanya diberi ASI saja, lebih sering lebih baik karena ASI banyak
mengandung zat - zat antibodi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, serta
sangat baik untuk pertumbuhan otak bayi.
2) Umur 6 – 9 bulan
Bayi yang diberi ASI dan makanan pendamping karena pada usia umur 6
bulan lebih ASI mulai menurun, dan alat cerna sudah berfungsi dengan
baik, makan yang cocok diberikan diantaranya bubur, tepung beras, bubur
encer, pisang lumat dan pepaya lumat.
3) Umur 9 – 12 bulan
Bayi diberi ASI dan diberi makanan pendamping seperti makanan bubur,
nasi, dan mulai menginjak umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan
makanan keluarga.
4) Umur 12 – 24 bulan
Bayi tetap terus diberi ASI dan makan lengkap sekurang kurangnya
diberikan 3x sehari dengan porsi separoh makan tetapi diberi makanan
selingan 2-3x se hari.
d. Kerugian dalam pemberian MP – ASI terlalu dini
1). Gangguan menyusui
Dari bayi – bayi yang masih umur 0 – 6 bulan makanan yang paling cocok
adalah ASI eksklusif tetapi dalam hal ini bayi sudah diperkenelkan
makanan selain ASI sehingga dalam kelangsungan laktasi akan mengalami
gagguan dan bayi sulit untuk menyusu.
2). Beban ginjal yang meningkat
Sistem organ terutama organ ginjal, yang mempunyai fungsi sebagai
reabsobsi. Apa bila makanan yang dimakan pada bayi terlalu banyak
mengandung natrium akan meningkatkan beban kerja ginjal 2x lipat, dan
kemungkinan akan terjadi hiperosmolaritas sehingga bayi cepat lapar,
haus.
3). Alergi terhadap makanan
Pemberian makanan pendamping ASI akan memberikan dampak pada
bayi mudah alergi terhadap makanan yang dia makan diantaranya diare,
gatal gatal, Di samping itu juga bayi alergi terhadap sayuran, ikan, telor.
4). Perubahan selera makan
Pada bayi biasanya makan makanan yang sering disukai bayi. Kebisaan
makanan yang manis dan banyak mengandung gula kurang baik untuk
bayi dan biasanya akan menyebabkan kerusakan pada gigi dan akan
membiasakan bayi untuk makan yang manis dan susah menerima jens
makanan yang lain.
B. Karakteristik ibu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Karakter adalah sifat kejiwaan,
ahlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lainnya, atau ciri –
ciri kusus yang mempunyai sifat khas yang sesuai dengan perwatakan tertentu
(Suharso, Retnoningsih, 2005).
Menurut Notoatmoodjo (2003) bahwa karakteritik merupakan salah satu
faktor pendukung yang meliputi antara lain umur, jeniskelamin, status
perkawinan, etnik, budaya, pendidikan formal, sosial dan lain – lain. Karakteristik
ibu diantaranya dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Umur ibu
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
saat berulangtahun. Tingkat kemampuan atau kematangan individu dalam
berfikir hal ini ibu bisa dilihat dari segi umur seseorang dimana semakin
cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseoramg akan leih
matang dalam berfikir dan bekerja (Nursalam, 2001). Pandangan yang lain
pada umur 20 – 35 tahun, menurut Hurlock (1997) disebutkan bahwa sebagai
masa dewasa dan masa reproduksi, dimana pada masa ini diharapkan
seseorang telah mampu dalam memecahkan sebuah permasalahan –
permasalahan yang sedang dihadapi dengan tenang dan secara emosional.
Dalam hal ini perkembangan usia ibu sangat menentukan didalam
pengambilan sebuah keputusan kepada keluarga dalam pemberian makanan
pendamping kepada bayi supaya nantinya tidak terjadi sesuatu hal yang tidak
diinginkan kepada bayinya.. Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan bahwa
semakin meningkatnya umur, maka persentase pengetahuan semakin baik,
karena disebabkan oleh akses informasi wawasan dan mobilitas yang tinggi
(Kusmayanti, 2005). Di dalam diri seseorang diharapkan bahwa semakin
meningkatnya umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam
berfiir dan bekerja akan lebih matang dan siap untuk menghadapi tantangan di
dalam rumah tangga (Hurlock, 2002).
2. Pendidikan ibu
Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga
mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan
(Notoatmodjo 2003). Sementara itu A Joint Comunitee on Terminologi in
Health Education United States (1973) yang dikutip Notoatmodjo (2003)
menambahkan tentang pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang
mencakup dimensi dan kegiatan – kegiatan dari internal, psikologi dan sosial
yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam mengambil
keputusan secara sadar dan mempunyai kesejahteraan diri, keluarga, dan
masyarakat.
Tingkatan pendidikan ibu sangat banyak menentukan sikap dan tingkah
laku ibu dalam hal untuk menghadapi beberapa masalah yang nantinya suatu
saat akan muncul dalam keluarga.(Satoto,1992)
Fatimah Muiz (1994) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pada
kelompok ibu yang berpendidikan rendah dalam pemberian makanan
tambahan kepada bayinya pada usia 1 -2 minggu setelah lahir, sedangkan pada
kelompok ibu yang berpendidikan cukup dalam pemberian makanan
tambahan bayinya setelah berusia lebih dari 1 bulan. Jadi dalam hal ini
tingkat pendidikan ibu dengan berpendidikan yang cukup dan berpendidikan
formal merupakan salah satu faktor pendukung dalam kemampuan menyerap
informasi tentang gizi.
Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi dapat meningkatkan
daya tangkap ibu dengan masalah gizi dan dalam keluarga mampu mengambil
tindakan secara cepat dalam masalah kesehatan (Fatimah dan Hernanto,1992).
Di tambahkan pula dalam factor pendidikan dalam pemberian makanan
pendamping ASI adalah dalam pendidikan yaitu tentang penerimaan informasi
tentang makanan tambahan dari suatu provaider atau dari informan. Sebuah
informasi yang disampaikan dengan cepat dengan mudah diterima oleh
seseorang lebih cepat dan dipahami oleh seseorang yang berpendidikan lebih
tinggi bila dibanding oleh seseorang yang berpendidikan rendah (Saefudin,
1996).
3. Pekerjaan
Kerja merupakan melakukan kegiatan atau aktifitas dengan maksud
memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan
selama paling sedikit satu jam dalam seminggu. Waktu tersebut berurutan dan
tidak terpitus (Barthos, 2001).
Pekerjaan adalah kedudukan seseorang didalam melakukan pekerjaan,
yaitu apakah orang tersebut berkedudukan sebagai buruh atau karyawan,
berusaha dengan dibantu pekerja keluarga atau buruh tidak tetap, buruh yang
dibantu atau karyawan tetap pekerja keluarga tanpa upah atau segi pekerja
sosial (Hasibuan, 2003). Jadi kegiatan yang dimaksud adalah aktivitas guna
mendapatkan uang atau penghasilan guna menambah kebutuhan ekonomi
kelaurga.
4. Pendapatan
Pendapataan merupakan berupa pendapatan atau uang yang mempunyai
daya beli. Seseorang mampu untuk membeli sesuatu kebanyakan
menggunakan mata uang. Pendapatan merupakan salah satu faktor pendukung
untuk menentukan derajat sosial seseorang. Kwalitas makanan seseorang
berhubungan dengan pendapatan dalam pemberian makanan pendamping ASI
karena apabila seseorang memiliki pendapatan cukup akan mudah
membelanjakan uang untuk pemenuhan kebutuhan bayi.
C. Tingkat Pengetahuan
1. Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tahu adalah mengerti, sudah
melihat, Mendapatkan afiks pe – an. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
sudah diketahui (Suharso, Retnoningsih, 2005). Pengetahuan adalah informasi,
maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseoang. Pengetahuan adalah
berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melelui pengamatan indrawi
dan secara observasi yang dilakukan secara impiris dan rasional.
(.http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan. 27 Mei 2009). Di tambahkan pula
Patmonodewo (2000) pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh
seseorang dengan jalan apapun atau segala sesuatu yang diketahui orang dari
pengalaman yang didapat.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 1997). Suatu pengetahuan dapat
dibentuk oleh sebuah sikap dan akan menimbulkan perilaku didalam kehidupan
sehari – hari (Notoatmaodjo, 2002). Dari sebuah informasi yang logis dan lengkap
dan dapat diterima oleh seseorang dan mudah dipahami akan mempermudah
membantu seorang ibu dalam mengambil keputusan dalam hal ini memberikan
makanan pendamping ASI ke pada seorang bayi karena dengan alasan – alasan
tertentu kepada anaknya dan mempunyai keinginan yang akan dicapai (Hartono,
2004).
Notoatmodjo (2003) dalam bukunya membagi pengetahuan dalam beberapa
tingkatan yang diantaanya adalah:
a. Tahu
Yang diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Mengingat yang biasa disebut dengan recel yaitu secara spesifik
dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang telah diterinma dengan
cara menyebutkan, mengurutkan dan mendefinisikan.
b. Memahami
Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan kembali tentang materi yang
telah disampaikan.
c. Aplikasi
Yang dapat diartikan bahwa mampu menggunakan hukum dan mampu
merumuskan tentang metode dan prinsip yang sesui dan berlaku dilingkungan
tersebut.
d. Analisis
Suatu kemempuan untuk menjabarkan kembali kedalam komponen –
komponen tetapi masih dalam suatu sturuktur dan masih ada dalam kaitannya
satu dengan yang lain yang ditunjukkan dengan mampu menggambarkan,
membedakan, dan lain sebagainya.
e. Sintesis
Suatu kemempuan untuk meletakkan dan mengembangkan bagian- bagian
dalam bentuk keseluruhan yang baru dengan ditunjukkan dengan
mengumpulkan informasi dari informasi yang lama.
f. Evaluasi
Kemampuan untuk memulai suatu materi atas kriteria yang ditentukan sendiri
dan dibandingkan dengan yang lainnnya dan memberikan respon kembali.
Menurut Sukmadinata (2003) Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara
lain:
1) Pendidikan : Seseorang yang berpendidikan tinggi akan mempunyai cara
pandang dan berfikir dalam pengabilan keputusan.
2) Paparan media massa: Pengaruh dari informasi yang sekarang ini yang sangat
pesat maka mempengaruhi perkembangaan dan membawa perubahan tentang
pengetahuan dalam hal bersikap dan bertindak.
3) Ekonomi: Pada kelurga yang status ekonomi rendah akan mempengaruhi
pendapatan. Disamping itu juga kemempuan untuk membelanjakan uang.
dibandingkan dengan yang status ekonomi yang tinggi.
4) Sosial: kegiatan interaksi komunikasi antar manusia ini akan terjadi sebuah
yang namanya transfer informasi antara satu dengan yang lain yang nantinya
akan mempenngaruhi pada diri seseorang dan pada dasarnya membawa
sebuah perubahan.
5) Pengalaman: Pengalamaan seseorang yang pernah dilakukan serta kejadian –
kejadian akan memberikan pengalaman yang pada masa yang akan
mendatang.
6) Mitos: Merupakan kepercayaan yang dipunyai oleh seseorang dan biasanya
terjadi pada daerah tertentu dan dijadikan kebiasaan (Rochmah, 2005).
7) Nilai agama: Keyakinan dalam mentransformasikan dan mengekpresikan
keabstrakan tuhan. Berkembangnya kesadaran atau keyakinan bergama
semakin menambah keberagaman polapikir pada masyarakat.
2. Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan kuesioner atau angket
untuk mengukur kemempuan menjawab isi materi yang akan dijawab oleh
responden. Pengetahuan yang ingin diketahui oleh peneliti dapat disesuiakan
dengan tingkat responden yang ada (Notoatmodjo, 2003).
3. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2000) dari berbagai macam cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah yaitu:
a. Cara tradisional
Untuk memperoleh pengetahuan cara kuno atau tradisional dipakai orang
untuk memperoleh kebenaran tentang pengetahuan. Sebelum ditemukannya
metode ilmiah untuk penemuan secara logis dan sistematis.
b. Cara coba – coba
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan belum adanya
peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan untuk
memecahkan masalah, upaya yang dilakukan dengan cara mencoba. Dimana
metode ini telah digunakan orang dalam sudah cukup lama untuk
memecahkan masalah, bahkan pada masa sekarang metode ini masih sering
digunakan terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui cara
memecahkan masakah.
c. Cara kekerasan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari – hari banyak kebiasaan dan tradisi yang
dilakukan oleh orang tanpa melalui peralatan apa yang dilakukan tersebut baik
atau tidak. Kebiasaan ini biasanya diwariskan secara turun temurun dari
generasi ke generasi berikutnya. Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan
otoritas atau kebiasan. Baik tradisi otoritas pemerintah, otoritas pemeimpin
agama atau otoritas ilmu pengetahuan.
d. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan guru yang baik, demikian yang diungkapkan kata
pepatah dengan maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber
pengetahuan, atau pengetahuan merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran didalam pengetahuan. Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai
upaya memperoleh pengetahuan, namun perlu diperhatikan bahwa tidak sama
pengalaman pribadi dapat menentukan seseorang untuk menarik kesimpulan
dengan benar maka diperlukan berpikir secara kritis dan logis.
e. Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan lewat manusia, cara berfikir
manusia ikut berkembang juga. Dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain dalam
memperoleh kebenaran tentang pengetahuan manusia telah menggunakan
jalan pikirannya baik secara induksi maupun deduksi.
f. Cara moderen dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini sering disebut dengan metode penelitian ilmiah. Penelitian cara ini
mula – mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala - gejala alam
atau kemasyarakatan kemudian hasil pengamatan tersebut dikumpulkan dan
diklasifikasikan dan akhirnya diambil sebuah kesimpulan.
D. Hubungan karakteristik dan pengetahuan dengan motivasi ibu dalam
pemberian makanan pendamping ASI
Hubungan karakteristik dan pengetahaun pada ibu merupakan salah satu faktor.
Sebab akan mempengaruhi perkembengan pada keluarga. Apabila seorang ibu
mempunyai pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatan setiap anggota keluarga
(Notoatmodjo, 2003).
Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dwi Retno Pujiastuti (2007)
tentang pemberian makanan pendamping pada usia bayi pertamakali,di Puskesmas
Tambak aji Semarang, dengan uji validitas 0,44 dan reliabelitas >0,6 bahwa ada
hubungan antara tingkat pendidikan, pendapatan dan pengetahuan dalam pemberian
makanan pendamping. Hasil tersebut sesuai dengan dengan pernyataan Satoto (1992)
dan Wiryo (2002) bahwa faktor pendidikan, pendapatan, pengetahuan dapat
mempercepat pemberian MP – ASI..
Perkembangan teknologi komunikasi dan media masa yang menyebar dan
memberikan informasi dan hiburan sehingga dapat mempercepat perkembengan
budaya. Derasnya tekanan arus globalisasi dari luar dan tak mungkin dibendung.
Menurut para ahli menyakini bahwa dengan pendidikan yang kuat serta pengetahuan
yang baik dapat menyelamatkan anak dan keluarga.
E. Kerangaka Teori
`
Motivasi
Internal - Fisik
- Sikap - Kepribadian - Intelegensia - Perilaku - Umur - Tingkat pengetahuan - Tingkat pendidikan
Faktor motivasi Ekternal
- Sosial - Budaya - Paparan media masa - Pelayanan kesehatan - Petugas kesehatan - Dukungan suami - Lingkungan
Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2003),Atkinson (2008), Kariyoso (1994) dan Handoko
(1998)
Gambar 2.1 : Kerangka Teori
F. Kerangka Konsep
Variabel dependen Variabel independen
Karakteristik ibu
Motivasi
Tingkat Pengetahuan
Gambar 2.2 : Kerangka Konsep
G. Varibel Penelitian
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap
sesuatu (benda,manusia dll). (Soeprapto, Taat putra,dan Haryanto, 2000) Variabel
juga merupakan konsep dari berbagai level dari abstrak yang di definisikan sebagai
suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian (Nursalam,
2003).
1. Variabel independent (bebas) yaitu varibel yang nilainya menentukan variabel
lain. Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik (Umur, Pendidikan,
Pekerjaan) dan pengetahuan.
2. Variabel dependen (tergantung) yaitu variable yang nilainya di tentukan oleh
variable lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi.