bab ii tinjauan pustakadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-karnadinim... ·...

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Ibu dalam pemberian Makanan pendamping ASI 1. Definisi Motivasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Motiv adalah sebab – sebab yang menjadi dorongan, atau tindakan seseorang, atau pendapat sesuatu yang menjadi pokok (Suharso, Retnoningsih 2005). Motiv merupakan dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak bentuk lain yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu (Walgito,2002). Motivasi adalah suatu perangsangan keinginan dan daya tertentu yang ingin dicapai (Hasibun, 2005). Motivasi adalah kenginanan di dalam diri dan untuk bertindak (Moekijat,2002). Motivasi merupakan kekuatan yang ada dalam individu yang menjadi penggerak dan pengaruh tingkah laku seseorang (Koesworo, 1995). 2. Konsep Motivasi Menurut Notoatmodjo (2007), para ahli merumuskan konsep atau teori tentang motivasi, diantaranya yaitu: a. Teori Mc Clelland Teori ini menjelaskan bahwa dalam diri manusia ada dua motivasi, yakni motif primer atau motif yang yang tidak dipelajari, dan motif skunder atau motif yang dipelajari melalui pengalaman serta interaksi dengan orang

Upload: trinhnhi

Post on 06-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi Ibu dalam pemberian Makanan pendamping ASI

1. Definisi Motivasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Motiv adalah sebab – sebab yang

menjadi dorongan, atau tindakan seseorang, atau pendapat sesuatu yang menjadi

pokok (Suharso, Retnoningsih 2005). Motiv merupakan dorongan, keinginan,

hasrat dan tenaga penggerak bentuk lain yang berasal dari dalam diri seseorang

untuk melakukan sesuatu (Walgito,2002).

Motivasi adalah suatu perangsangan keinginan dan daya tertentu yang

ingin dicapai (Hasibun, 2005). Motivasi adalah kenginanan di dalam diri dan

untuk bertindak (Moekijat,2002). Motivasi merupakan kekuatan yang ada dalam

individu yang menjadi penggerak dan pengaruh tingkah laku seseorang

(Koesworo, 1995).

2. Konsep Motivasi

Menurut Notoatmodjo (2007), para ahli merumuskan konsep atau teori

tentang motivasi, diantaranya yaitu:

a. Teori Mc Clelland

Teori ini menjelaskan bahwa dalam diri manusia ada dua motivasi,

yakni motif primer atau motif yang yang tidak dipelajari, dan motif skunder

atau motif yang dipelajari melalui pengalaman serta interaksi dengan orang

lain. Motif ini sering disebut dengan motif sosial. Motif primer atau motif

yang tidak dipelajari ini secara alamiah timbul pada setiap manusia secara

biologis, sehingga mendorong seseorang untuk terpenuhinya kebutuhan

biologis seperti makan, minum, seksualitas dan kebutuhan-kebutuhan biologis

yang lain. Motif skunder adalah motif yang ditimbulkan karena dorongan dari

luar akibat interaksi sosial. Motif sosial ini dapat dibedakan menjadi

3 motif yaitu:

1) Motif berprestasi

Berprestasi adalah suatu dorongan yang ada pada setiap manusia

untuk mencapai hasil kegiatannya atau hasil kerjanya secara maksimal.

Dalam memperoleh hasil yang lebih baik realitanya tidak mudah dan

banyak kendala, oleh sebab itu perlu dorongan untuk berusaha mengatasi

kendala tersebut dengan memelihara semangat belajar yang tinggi,

sehingga motif berprestasi adalah dorongan untuk sukses dalam situasi

kompetisi yang didasarkan kepada ukuran keunggulan dibanding dengan

standar ataupun orang lain.

2) Motif berafiliasi

Motif berafiliasi adalah kebuthan atau dorongan manusia untuk

menjadi bermakna interaksinya dengan manusia yang lain (sosial). Agar

kebutuhan berafiliasi ini terpenuhi, maka harus menjaga hubungan baik

dengan orang lain.

3) Motif Berkuasa

Motif berkuasa adalah dorongan manusia untuk berusaha

mengarahkan perilaku seseorang atau manusia lain untuk mencapai

kepuasan melalui tujuan tertentu, seperti kekuasaan dengan cara

mengontrol atau mengawasi orang lain.

b. Teori Mc Gregor

Dalam penelitiannya, Mc Gregor menyimpulkan teori motivasi itu

dalam teori X dan Y. Teori ini didasarkan pada pandangan konvensional atu

klasik (teori X) dan pandangan baru atau modern (teori Y). teori X yang

bertolak dari pandangan klasik ini bertolak dari angapan bahwa :

1) Pada umumnya manusia itu tidak senang bekerja.

2) Pada umumnya manusia cenderung sesedikit mungkin melakukan aktivitas

atau bekerja.

3) Pada umumnya manusia bersifat egois dan kurang acuh terhadap

organisasi. Oleh sebab itu, dalam melakukan pekerjaan harus diawasi

denga ketat.

Teori Y yang bertumpu pada pandangan atau pendekatan abru ini

beranggapan bahwa:

1) Pada dasarnya manusia itu tidak pasif, tetapi aktif.

2) Pada dasarnya manusia itu tidak malas kerja, tapi suka bekerja.

3) Pada umumnya manusia itu dapat berprestasi dalam menjalankan

pekerjannya.

4) Pada umumnya manusia selalu berusaha mencapai sasaran atau tujuan

organisasi.

5) Pada umumnya manusia selalu mengembangkan diri untuk mencapai

tujuan atau sasaran.

c. Teori Herzberg

Teori motivasi ini dikenal dengan teori motivasi ‘dua faktor’ (Herzberg’s

two factors motivation theory). Jadi menurut teori ini, ada dua faktor yang

mempengaruhi seseorang dalam tugas atau pekerjaannnya, antara lain:

1) Faktor-faktor penyebab kepuasaan (Satisfierr) atau faktor

motivasional. Faktor ini menyangkut kebutuhan psikologis seseorang

seperti serangkaian kondisi intrinsik. Apabila kepuasaan belajar

tercapai, maka akan menggerakkan tingkat motivasi atau kepuasan ini

antara lain; prestasi (achievement), penghargaan (recognition),

tanggung jawab (responsibility), kesempatan untuk maju (possibility of

growth), dan pekerjaan itu sendiri (work).

2) Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan (dissastifaction) atau hygiene

factor. Faktor ini menyangkut kebutuhan akan pemeliharaan atau

maintenance factor yang merupakan hakikat manusia yang ingin

memperoleh kesehatan badaniyah. Hilangnya faktor-faktor ini akan

menimbulkan ketidakpuasan bekerja (dissatisfaction). Faktor higienes

ini meliputi kondisi fisik lingkungan (physical environment),

hubungan interpersonal (interpersonal relationship) kebijakan dan

administrasi (policy and administration), dan pengawasan

(supervision), reward, dan keamanan.

d. Teori Maslow

Teori motivasi ini merupakan lanjutan atau pengembangan dari

teori Eltom Mayo (1880-1949) dengan mendasarkan pada kebutuhan

manusia yang dibedakan antara kebutuhan biologis dan kebutuhan

psikologis, atau disebut kebutuhan materi (biologis) dan kebutuhan non

materi (psikologis). Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia secara

hierarkis semuanya laten pada diri manusia. Kebutuhan tersebut mencakup

kebutuhan fisiologis (sandang pangan), kebutuhan rasa aman (bebas

cahaya), kebutuhan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan dihormati, dan

kebutuhan aktualisasi diri. Teori ini dikenal sebagai teori kebutuhan

(needs) yang digambarkan seperti berikut

Aktualisasi Diri

Perasaan aman dan nyaman

Rasa memiliki dan cinta/sayang

Penghargaan/penghormatan

Kebutuhan Fisiologis

Gambar 2.1 Hierarki kebutuhan Maslow (Sumber: Stephen P. Robbin, 1996:214 dikutip oleh Uno 2008)

Teori ini mempunyai makna serta peranan kognisi dalam kaitannya

dengan perilaku seseorang yang menjelaskan adanya peristiwa internal

yang terbentuk sebagai perantara dari stimulus tugas dan tingkah laku

berikutnya (Uno, 2008).

3. Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah

seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu

sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Dalam

mencapai tujuan motivasi, maka setiap orang yang akan memberikan motivasi

harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan,

kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi (Purwanto, 2007).

4. Unsur – unsur motivasi

Menurut Purwanto(1998) unsur motivasi terdiri dari

a. Motiv merupakan suatu tenaga dinamis manusia dan munculnya memerlukan

rangsangan dari dalam maupun dari luar.

b. Motiv seringkali ditandai dengan perilaku yang penuh dengan emosi .

c. Motivasi merupakan suatu reaksi pilihan dari beberapa pencapaian tujuan.

d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam diri manusia

5 Jenis – jenis motivasi

Menurut Abraham C. dan Shanley F. (1999) dalam bukunya Sunaryo (2004),

jenis motivator secara umum adalah uang, penghormatan, tantangan, pujian,

kepercayaan atasan, lingkungan kerja yang menarik, jam kerja yang fleksibel,

promosi, persahabatan, pengakuan, ucapan terimakasih, dan keyakinan dalam

bekerja.

6. Faktor yang mempengaruhi motivasi

Faktor eksternal menurut Atkinson (2007) dan Handoko (1998) adalah:

a. Sosial budaya

Dalam arti sempit budaya diartikan sebagai pikiran, akal budi, adat

istiadat, atau peradaban manusia (Suharso,Retnoningsih, 2005). Sosial adalah

cara melakukan proses penyesuian perilaku yang sesui dengan norma yang

berlaku di masyarakat, berkumpul dalam kegiatan bermasyarakat (Hidayat,

2007).

Sosial budaya adalah cara untuk mengadakan perubahan peradaban

dengan melakukan proses penyesuian perilaku yang sesui dengan adat istiadat

yang berlaku di masyarakat, kebiasan sehari hari yang sering dilakukan

masyarakat (Mulyono, 2004)

Kebudayaan yang sudah turun – temurun dan mendarah daging dalam

kehidupan seseorang maka sangat berpengaruh terhadap kebiasaan di

masyarakat, sehingga budaya yang kuat maka akan sulit untuk menerima

perubahan yang datang dari luar (DEPKES RI, 1999).

b. Pelayanan kesehatan

Pelayan adalah orang yang bekerja melayani (Suharso, Retnoningsih,

2005). Pelayanan kesehatan adalah orang yang bertugas memberikan

palayanan kesehatan yang disuatu pihak menimbulkan kepuasan pada setiap

klien sesui dengan tingkat kepuasan masyarakat, serta pada pihak lain serta

tatacara penyelenggara sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan

profesional yang ditetapkan (DEPKES RI, 1998).

c. Petugas Kesehatan

Petugas adalah pengelola, atau pengurus kesehatan (Suharso,

Retnoningsih 2005). Petugas merupakan sebagai kekuatan yang dapat

memberikan rasa aman dan nyaman dan memberikan motivasi kepada klien.

Peranan petugas sangatlah besar dalam hal memberikan informasi dan

pendidikan kesehatan dalam pemberian makanan pendamping kepada bayi

(Friedmen, 1998).

d. Sumber informasi / media masa

Media masa adalah suatu tehnik atau tempat untuk mengumpulkan,

menyampaikan informasi dan menyimpan, memanipulasi, menganalisa dan

menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan. 27 Mei 2009).

e. Dukungan suami

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dukungan dari kata dukung –

an adalah menyokong, dorongan (Suharso, Retnoningsih, 2005). Dukungan

suami adalah dorongan, motivasi terhadap istri secara moral dan material

(Bobak, 2000).

Menurut House (1981) yang dikutip Bobak (2000) wujud dari dukungan

suami antara lain :

1) Dukungan emosional/Psikologis

Dukungan yang berupa perhatian, mendampingi atau menemani istri di

rumah dalam pemberian makanan pendamping ASI kepada anaknya.

2) Dukungan informasi

Dukungan informasi suami adalah informasi tentang bagaimana tentang

cara pemberian makanan dan macam – macam makanan yang cocok

diberikan kepada bayi.

3) Dukungan penilaian

Dukungan penilaian yang positif terhadap suami bahwa pemberian

makanan tambahan kepada bayi bahwa sangat baik diberikan kepada bayi.

4) Dukungan finansial

Pemberian berupa dana atau biaya kepada suami untuk keperluan keluarga

guna untuk membeli makanan tambahan kepada bayi

5) Lingkungan

Kemiskinan selalu diidentikkan dengan tingkat sosial ekonomi yang

masih relatif rendah, dan ini sering dikaitkan dengan kepadatan

lingkungan kehidupan yang tingi. Suatu dampak yang negatif dalam

kehidupan lingkungan kepadatan tinggi mungkin timbul dari perasaan

yang tidak berdaya, yaitu perasaan seseorang bahwa ia tidak berdaya atas

interaksi sosial dan tidak dapat mengatur gangguan orang lain pada tempat

dan sifanya pribadi (Atkinson, 2007).

Sedangkan Faktor internal menurut Kariyoso (1994) adalah :

a) Fisik

Fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik.

Selain itu juga kondisi fisik seseorang dipengaruhi beberapa faktor di

antaranya status gizi, kesehatan (Bobak, 2004).

b) Kepribadian

Kepribadian adalah corak kebiasaan manusia yang terhimpun

dalam diri yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuikan diri

terhadap rangsangan dari dalam diri maupun lingkungan, sehingga

corak dan cara kebiasaannya itu merupakan kesatuan fungsional yang

khas pada manusia (Kariyoso, 1994).

c) Intelegensia

Intelegensia adalah seluruh kemampuan individu untuk berfikir

dan bertindak secara efektif, sehingga orang mempunyai intelegensia

tinggi akan lebih muda menyerap informasi dan nasehat ( Kariyoso,

1994).

d) Umur

Umur adalah seseorang sejak dilahirkan sampai saat

berulangtahun kembali. Tingkat kemempuan seseorang dalam berfikir

dapat dilihat dari segi umur seseorang, dimana seorang yang cukup

umur maka kematamngan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam berfikir dan bekerja (Nursalam, 2001).

e) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh seseorang

dengan jalan apapun atau segala sesuatu yang diketahui orang dari

pengalaman yang didapat (Patmonodewo, 2000). Suatu pengetahuan

yang dibentuk oleh sebuah sikap akan meimbulkan perilaku dalam

kehidupan sehari – hari akan lebi baik dari pada tanpa didasari apapun

(Notoatmodjo, 1997).

f) Sikap dan perilaku

Sikap adalah suatu respon yang muncul sehingga dapat diterima

atau ditolak (Wudiarto, 1992).

Perilaku adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh organisme

tersebut baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung

(Notoatmodjo, 2007). Perilaku merupakan segala bentuk tanggapan

dari ligkungan yang ada dan merupakan suatu proses (Budioro,

2007).

g) Tingkat pendidikan

Pendidikan adalah segala sesuatu upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat

sehingga merka melakukan apa yang diharapkan oleh perilaku

pendidikan (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pendidikan ibu sangat

menentukan sikap dan tingkah laku dalam menghadapi beberapa

masalah dalam keluarga dan meningkatkan daya tangkap informasi

dan cepat mengambil keputusan ( Satoto, 1992 ).

7. Pemberian MP – ASI

a. Definisi MP – ASI

Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi

guna memenuhi kebutuhan bayi atau anak dalam melengkapi ASI dan

biasanya diberikan pada bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan guna

pemenuhan energi dan nutrisi yang tidak tercukupi oleh ASI karena pada

masa itu produksi ASI mulai menurun (Kumpulan Makalah Bidang Gizi,

(2000) dan Azwar (2000).

b. Syarat – Syarat makanan pendamping ASI

Menurut Ali komson (2006) Dalam pemberiamn makanan pendamping pada

anak harus memenuhi beberapa syarat yang harus diperhatikan pada ibu,

diantaranya adalah:

1) Makanan yang di sajikan harus padat gizi dan seimbang, kaya energi,

cukup protein, dengan mutu yang tinggi dengan perbandingan lemak yang

berimbang diantara lemak jenuh dan tak jenuh dan nantinya akan mudah

di cerna oleh organ pencernaan tubuh bayi.

2) Makanan yang di sajikan dapat di terima dengan baik oleh organ

pencernaan si bayi yaitu di lambung, dan di sukai, dibutuhkan terjangkau,

mengandung nilai nilai sosial ekonomi budaya dan agama serta tradisi

yang baik.

3) Makanan yang disajikan aman dikonsumsi oleh bayi yaitu makanan yang

disajikan bebas dari gangguan dari patogen dan organik lainnya bebas dari

racun dan bahan – bahan yang berbahaya lainnya.

Di tambahkan lagi menurut WHO (2003) tentang makan tambahan yang baik

untuk bayi adalah:

1) Makanan yang dimakan kaya energi protein dan mikronutrien terutama

zat – zat besi, zink, kalsium, vitamin A, vitamin B, C, D, dan K.

2) .Bersih dan Aman

a) Tidak ada pathogen misalnya tidak ada baktrei penyebab penyakit,

atau organisme penyebab penyakit.

b) Tidak ada bahan kimia lainnya yang berbahaya atau toksik.

c) Makanan yang disajikan tidak terlalu panas.

d) Makanan yang disajikan tidak terlalu pedas.

e) Makan mudah dicerna oleh organ pencernaan.

f) Makanan disukai oleh anak.

g) Makanan tersedia dan mudah dijangkau.

c. Tahapan pemberian makanan pendamping ASI menurut kelompok

umur

1) Umur 0 – 6 bulan

Bayi hanya diberi ASI saja, lebih sering lebih baik karena ASI banyak

mengandung zat - zat antibodi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, serta

sangat baik untuk pertumbuhan otak bayi.

2) Umur 6 – 9 bulan

Bayi yang diberi ASI dan makanan pendamping karena pada usia umur 6

bulan lebih ASI mulai menurun, dan alat cerna sudah berfungsi dengan

baik, makan yang cocok diberikan diantaranya bubur, tepung beras, bubur

encer, pisang lumat dan pepaya lumat.

3) Umur 9 – 12 bulan

Bayi diberi ASI dan diberi makanan pendamping seperti makanan bubur,

nasi, dan mulai menginjak umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan

makanan keluarga.

4) Umur 12 – 24 bulan

Bayi tetap terus diberi ASI dan makan lengkap sekurang kurangnya

diberikan 3x sehari dengan porsi separoh makan tetapi diberi makanan

selingan 2-3x se hari.

d. Kerugian dalam pemberian MP – ASI terlalu dini

1). Gangguan menyusui

Dari bayi – bayi yang masih umur 0 – 6 bulan makanan yang paling cocok

adalah ASI eksklusif tetapi dalam hal ini bayi sudah diperkenelkan

makanan selain ASI sehingga dalam kelangsungan laktasi akan mengalami

gagguan dan bayi sulit untuk menyusu.

2). Beban ginjal yang meningkat

Sistem organ terutama organ ginjal, yang mempunyai fungsi sebagai

reabsobsi. Apa bila makanan yang dimakan pada bayi terlalu banyak

mengandung natrium akan meningkatkan beban kerja ginjal 2x lipat, dan

kemungkinan akan terjadi hiperosmolaritas sehingga bayi cepat lapar,

haus.

3). Alergi terhadap makanan

Pemberian makanan pendamping ASI akan memberikan dampak pada

bayi mudah alergi terhadap makanan yang dia makan diantaranya diare,

gatal gatal, Di samping itu juga bayi alergi terhadap sayuran, ikan, telor.

4). Perubahan selera makan

Pada bayi biasanya makan makanan yang sering disukai bayi. Kebisaan

makanan yang manis dan banyak mengandung gula kurang baik untuk

bayi dan biasanya akan menyebabkan kerusakan pada gigi dan akan

membiasakan bayi untuk makan yang manis dan susah menerima jens

makanan yang lain.

B. Karakteristik ibu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Karakter adalah sifat kejiwaan,

ahlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lainnya, atau ciri –

ciri kusus yang mempunyai sifat khas yang sesuai dengan perwatakan tertentu

(Suharso, Retnoningsih, 2005).

Menurut Notoatmoodjo (2003) bahwa karakteritik merupakan salah satu

faktor pendukung yang meliputi antara lain umur, jeniskelamin, status

perkawinan, etnik, budaya, pendidikan formal, sosial dan lain – lain. Karakteristik

ibu diantaranya dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Umur ibu

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

saat berulangtahun. Tingkat kemampuan atau kematangan individu dalam

berfikir hal ini ibu bisa dilihat dari segi umur seseorang dimana semakin

cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseoramg akan leih

matang dalam berfikir dan bekerja (Nursalam, 2001). Pandangan yang lain

pada umur 20 – 35 tahun, menurut Hurlock (1997) disebutkan bahwa sebagai

masa dewasa dan masa reproduksi, dimana pada masa ini diharapkan

seseorang telah mampu dalam memecahkan sebuah permasalahan –

permasalahan yang sedang dihadapi dengan tenang dan secara emosional.

Dalam hal ini perkembangan usia ibu sangat menentukan didalam

pengambilan sebuah keputusan kepada keluarga dalam pemberian makanan

pendamping kepada bayi supaya nantinya tidak terjadi sesuatu hal yang tidak

diinginkan kepada bayinya.. Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan bahwa

semakin meningkatnya umur, maka persentase pengetahuan semakin baik,

karena disebabkan oleh akses informasi wawasan dan mobilitas yang tinggi

(Kusmayanti, 2005). Di dalam diri seseorang diharapkan bahwa semakin

meningkatnya umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam

berfiir dan bekerja akan lebih matang dan siap untuk menghadapi tantangan di

dalam rumah tangga (Hurlock, 2002).

2. Pendidikan ibu

Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga

mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan

(Notoatmodjo 2003). Sementara itu A Joint Comunitee on Terminologi in

Health Education United States (1973) yang dikutip Notoatmodjo (2003)

menambahkan tentang pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang

mencakup dimensi dan kegiatan – kegiatan dari internal, psikologi dan sosial

yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam mengambil

keputusan secara sadar dan mempunyai kesejahteraan diri, keluarga, dan

masyarakat.

Tingkatan pendidikan ibu sangat banyak menentukan sikap dan tingkah

laku ibu dalam hal untuk menghadapi beberapa masalah yang nantinya suatu

saat akan muncul dalam keluarga.(Satoto,1992)

Fatimah Muiz (1994) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pada

kelompok ibu yang berpendidikan rendah dalam pemberian makanan

tambahan kepada bayinya pada usia 1 -2 minggu setelah lahir, sedangkan pada

kelompok ibu yang berpendidikan cukup dalam pemberian makanan

tambahan bayinya setelah berusia lebih dari 1 bulan. Jadi dalam hal ini

tingkat pendidikan ibu dengan berpendidikan yang cukup dan berpendidikan

formal merupakan salah satu faktor pendukung dalam kemampuan menyerap

informasi tentang gizi.

Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi dapat meningkatkan

daya tangkap ibu dengan masalah gizi dan dalam keluarga mampu mengambil

tindakan secara cepat dalam masalah kesehatan (Fatimah dan Hernanto,1992).

Di tambahkan pula dalam factor pendidikan dalam pemberian makanan

pendamping ASI adalah dalam pendidikan yaitu tentang penerimaan informasi

tentang makanan tambahan dari suatu provaider atau dari informan. Sebuah

informasi yang disampaikan dengan cepat dengan mudah diterima oleh

seseorang lebih cepat dan dipahami oleh seseorang yang berpendidikan lebih

tinggi bila dibanding oleh seseorang yang berpendidikan rendah (Saefudin,

1996).

3. Pekerjaan

Kerja merupakan melakukan kegiatan atau aktifitas dengan maksud

memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan

selama paling sedikit satu jam dalam seminggu. Waktu tersebut berurutan dan

tidak terpitus (Barthos, 2001).

Pekerjaan adalah kedudukan seseorang didalam melakukan pekerjaan,

yaitu apakah orang tersebut berkedudukan sebagai buruh atau karyawan,

berusaha dengan dibantu pekerja keluarga atau buruh tidak tetap, buruh yang

dibantu atau karyawan tetap pekerja keluarga tanpa upah atau segi pekerja

sosial (Hasibuan, 2003). Jadi kegiatan yang dimaksud adalah aktivitas guna

mendapatkan uang atau penghasilan guna menambah kebutuhan ekonomi

kelaurga.

4. Pendapatan

Pendapataan merupakan berupa pendapatan atau uang yang mempunyai

daya beli. Seseorang mampu untuk membeli sesuatu kebanyakan

menggunakan mata uang. Pendapatan merupakan salah satu faktor pendukung

untuk menentukan derajat sosial seseorang. Kwalitas makanan seseorang

berhubungan dengan pendapatan dalam pemberian makanan pendamping ASI

karena apabila seseorang memiliki pendapatan cukup akan mudah

membelanjakan uang untuk pemenuhan kebutuhan bayi.

C. Tingkat Pengetahuan

1. Pengertian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tahu adalah mengerti, sudah

melihat, Mendapatkan afiks pe – an. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang

sudah diketahui (Suharso, Retnoningsih, 2005). Pengetahuan adalah informasi,

maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseoang. Pengetahuan adalah

berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melelui pengamatan indrawi

dan secara observasi yang dilakukan secara impiris dan rasional.

(.http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan. 27 Mei 2009). Di tambahkan pula

Patmonodewo (2000) pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh

seseorang dengan jalan apapun atau segala sesuatu yang diketahui orang dari

pengalaman yang didapat.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 1997). Suatu pengetahuan dapat

dibentuk oleh sebuah sikap dan akan menimbulkan perilaku didalam kehidupan

sehari – hari (Notoatmaodjo, 2002). Dari sebuah informasi yang logis dan lengkap

dan dapat diterima oleh seseorang dan mudah dipahami akan mempermudah

membantu seorang ibu dalam mengambil keputusan dalam hal ini memberikan

makanan pendamping ASI ke pada seorang bayi karena dengan alasan – alasan

tertentu kepada anaknya dan mempunyai keinginan yang akan dicapai (Hartono,

2004).

Notoatmodjo (2003) dalam bukunya membagi pengetahuan dalam beberapa

tingkatan yang diantaanya adalah:

a. Tahu

Yang diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Mengingat yang biasa disebut dengan recel yaitu secara spesifik

dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang telah diterinma dengan

cara menyebutkan, mengurutkan dan mendefinisikan.

b. Memahami

Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat menginterpretasikan kembali tentang materi yang

telah disampaikan.

c. Aplikasi

Yang dapat diartikan bahwa mampu menggunakan hukum dan mampu

merumuskan tentang metode dan prinsip yang sesui dan berlaku dilingkungan

tersebut.

d. Analisis

Suatu kemempuan untuk menjabarkan kembali kedalam komponen –

komponen tetapi masih dalam suatu sturuktur dan masih ada dalam kaitannya

satu dengan yang lain yang ditunjukkan dengan mampu menggambarkan,

membedakan, dan lain sebagainya.

e. Sintesis

Suatu kemempuan untuk meletakkan dan mengembangkan bagian- bagian

dalam bentuk keseluruhan yang baru dengan ditunjukkan dengan

mengumpulkan informasi dari informasi yang lama.

f. Evaluasi

Kemampuan untuk memulai suatu materi atas kriteria yang ditentukan sendiri

dan dibandingkan dengan yang lainnnya dan memberikan respon kembali.

Menurut Sukmadinata (2003) Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara

lain:

1) Pendidikan : Seseorang yang berpendidikan tinggi akan mempunyai cara

pandang dan berfikir dalam pengabilan keputusan.

2) Paparan media massa: Pengaruh dari informasi yang sekarang ini yang sangat

pesat maka mempengaruhi perkembangaan dan membawa perubahan tentang

pengetahuan dalam hal bersikap dan bertindak.

3) Ekonomi: Pada kelurga yang status ekonomi rendah akan mempengaruhi

pendapatan. Disamping itu juga kemempuan untuk membelanjakan uang.

dibandingkan dengan yang status ekonomi yang tinggi.

4) Sosial: kegiatan interaksi komunikasi antar manusia ini akan terjadi sebuah

yang namanya transfer informasi antara satu dengan yang lain yang nantinya

akan mempenngaruhi pada diri seseorang dan pada dasarnya membawa

sebuah perubahan.

5) Pengalaman: Pengalamaan seseorang yang pernah dilakukan serta kejadian –

kejadian akan memberikan pengalaman yang pada masa yang akan

mendatang.

6) Mitos: Merupakan kepercayaan yang dipunyai oleh seseorang dan biasanya

terjadi pada daerah tertentu dan dijadikan kebiasaan (Rochmah, 2005).

7) Nilai agama: Keyakinan dalam mentransformasikan dan mengekpresikan

keabstrakan tuhan. Berkembangnya kesadaran atau keyakinan bergama

semakin menambah keberagaman polapikir pada masyarakat.

2. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan kuesioner atau angket

untuk mengukur kemempuan menjawab isi materi yang akan dijawab oleh

responden. Pengetahuan yang ingin diketahui oleh peneliti dapat disesuiakan

dengan tingkat responden yang ada (Notoatmodjo, 2003).

3. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2000) dari berbagai macam cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah yaitu:

a. Cara tradisional

Untuk memperoleh pengetahuan cara kuno atau tradisional dipakai orang

untuk memperoleh kebenaran tentang pengetahuan. Sebelum ditemukannya

metode ilmiah untuk penemuan secara logis dan sistematis.

b. Cara coba – coba

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan belum adanya

peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan untuk

memecahkan masalah, upaya yang dilakukan dengan cara mencoba. Dimana

metode ini telah digunakan orang dalam sudah cukup lama untuk

memecahkan masalah, bahkan pada masa sekarang metode ini masih sering

digunakan terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui cara

memecahkan masakah.

c. Cara kekerasan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari – hari banyak kebiasaan dan tradisi yang

dilakukan oleh orang tanpa melalui peralatan apa yang dilakukan tersebut baik

atau tidak. Kebiasaan ini biasanya diwariskan secara turun temurun dari

generasi ke generasi berikutnya. Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan

otoritas atau kebiasan. Baik tradisi otoritas pemerintah, otoritas pemeimpin

agama atau otoritas ilmu pengetahuan.

d. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan guru yang baik, demikian yang diungkapkan kata

pepatah dengan maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber

pengetahuan, atau pengetahuan merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran didalam pengetahuan. Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai

upaya memperoleh pengetahuan, namun perlu diperhatikan bahwa tidak sama

pengalaman pribadi dapat menentukan seseorang untuk menarik kesimpulan

dengan benar maka diperlukan berpikir secara kritis dan logis.

e. Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan lewat manusia, cara berfikir

manusia ikut berkembang juga. Dari sini manusia telah mampu menggunakan

penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain dalam

memperoleh kebenaran tentang pengetahuan manusia telah menggunakan

jalan pikirannya baik secara induksi maupun deduksi.

f. Cara moderen dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini sering disebut dengan metode penelitian ilmiah. Penelitian cara ini

mula – mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala - gejala alam

atau kemasyarakatan kemudian hasil pengamatan tersebut dikumpulkan dan

diklasifikasikan dan akhirnya diambil sebuah kesimpulan.

D. Hubungan karakteristik dan pengetahuan dengan motivasi ibu dalam

pemberian makanan pendamping ASI

Hubungan karakteristik dan pengetahaun pada ibu merupakan salah satu faktor.

Sebab akan mempengaruhi perkembengan pada keluarga. Apabila seorang ibu

mempunyai pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan

pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatan setiap anggota keluarga

(Notoatmodjo, 2003).

Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dwi Retno Pujiastuti (2007)

tentang pemberian makanan pendamping pada usia bayi pertamakali,di Puskesmas

Tambak aji Semarang, dengan uji validitas 0,44 dan reliabelitas >0,6 bahwa ada

hubungan antara tingkat pendidikan, pendapatan dan pengetahuan dalam pemberian

makanan pendamping. Hasil tersebut sesuai dengan dengan pernyataan Satoto (1992)

dan Wiryo (2002) bahwa faktor pendidikan, pendapatan, pengetahuan dapat

mempercepat pemberian MP – ASI..

Perkembangan teknologi komunikasi dan media masa yang menyebar dan

memberikan informasi dan hiburan sehingga dapat mempercepat perkembengan

budaya. Derasnya tekanan arus globalisasi dari luar dan tak mungkin dibendung.

Menurut para ahli menyakini bahwa dengan pendidikan yang kuat serta pengetahuan

yang baik dapat menyelamatkan anak dan keluarga.

E. Kerangaka Teori

`

Motivasi

Internal - Fisik

- Sikap - Kepribadian - Intelegensia - Perilaku - Umur - Tingkat pengetahuan - Tingkat pendidikan

Faktor motivasi Ekternal

- Sosial - Budaya - Paparan media masa - Pelayanan kesehatan - Petugas kesehatan - Dukungan suami - Lingkungan

Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2003),Atkinson (2008), Kariyoso (1994) dan Handoko

(1998)

Gambar 2.1 : Kerangka Teori

F. Kerangka Konsep

Variabel dependen Variabel independen

Karakteristik ibu

Motivasi

Tingkat Pengetahuan

Gambar 2.2 : Kerangka Konsep

G. Varibel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap

sesuatu (benda,manusia dll). (Soeprapto, Taat putra,dan Haryanto, 2000) Variabel

juga merupakan konsep dari berbagai level dari abstrak yang di definisikan sebagai

suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian (Nursalam,

2003).

1. Variabel independent (bebas) yaitu varibel yang nilainya menentukan variabel

lain. Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik (Umur, Pendidikan,

Pekerjaan) dan pengetahuan.

2. Variabel dependen (tergantung) yaitu variable yang nilainya di tentukan oleh

variable lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi.

H. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan antara karakteristik dan tingkat pengetahuan dengan motivasi

ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI di wilayah kerja Puskesmas

Kedungmundu Semarang.