bab ii tinjauan dan landasan teori ii. 1 tinjauan umum...

33
7 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum II. 1. 1 Definisi Kostel Rumah Kost adalah rumah yang penggunaannya sebagian atau seluruhnya dijadikan sumber pendapatan oleh pemiliknya dengan jalan menerima penghuni pemondokan minimal 1 (satu) bulan dengan memungut uang pemondokan. ( http://dinasperumahan.jakarta.go.id/doc/sosialisasi_pemukiman.ppt ) Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. M aknanya kira-kira, "tempat penampungan buat pendatang" atau bisa juga "bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum". Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat. (http://id.wikipedia.org/wiki/Hotel) Dalam buku Anatomi Pariwisata (Soekadijo.R.G. 1997), hotel adalah jasa yang berupa bangunan atau kompleks bangunan yang secara komersial memberi fasilitas tempat tinggal sementara kepada umum yang memenuhi syarat. Menurut Fred Lawson, hotel adalah suatu bangunan umum yang diusahakan untuk melayani wisatawan yang membayar untuk dua pelayanan utama berupa akomodasi serta makanan dan minuman.

Upload: hakhanh

Post on 02-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

7

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II. 1 Tinjauan Umum

II. 1. 1 Definisi Kostel

Rumah Kost adalah rumah yang penggunaannya sebagian atau

seluruhnya dijadikan sumber pendapatan oleh pemiliknya dengan jalan

menerima penghuni pemondokan minimal 1 (satu) bulan dengan memungut

uang pemondokan.

( http://dinasperumahan.jakarta.go.id/doc/sosialisasi_pemukiman.ppt )

Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis

kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17.

Maknanya kira-kira, "tempat penampungan buat pendatang" atau bisa juga

"bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum". Jadi, pada

mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Hotel)

Dalam buku Anatomi Pariwisata (Soekadijo.R.G. 1997), hotel adalah

jasa yang berupa bangunan atau kompleks bangunan yang secara komersial

memberi fasilitas tempat tinggal sementara kepada umum yang memenuhi

syarat.

Menurut Fred Lawson, hotel adalah suatu bangunan umum yang

diusahakan untuk melayani wisatawan yang membayar untuk dua

pelayanan utama berupa akomodasi serta makanan dan minuman.

Page 2: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

8

Jadi definisi kostel yaitu bangunan yang dijadikan tempat usaha

pemondokan yang bisa dibayar bulanan ataupun juga harian yang dilengkapi

dengan fasilitas yang memenuhi syarat.

II. 1. 2 Kategori rumah kost.

Dalam buku Kelayakan usaha jasa rumah kost ditinjau dari aspek

administrasi Negara I kotamadya dati II Bandung ( Drs. Lili Sutisna, 1998)

rumah kos di kategorikan menjadi :

a. Kategori Biasa

Yaitu rumah kost yang terletak di sekitar lokasi, akan tetapi berada jauh

di dalam perkampungan dengan jalan setapak yang sempit, yang hanya

bisa dilalui sepeda motor.

b. Kategori Menengah

Yaitu rumah kost yang berada di pinggir jalan besar yang dapat dilalui

kendaraan mobil serta berada tersebar di sekitar kampus.

c. Kategori Mewah

Yaitu rumah kos yang berada di pinggir jalan besar terletak baik di

sekitar kampus maupun terletak pada kompleks perumahan mewah.

II. 1. 3 Kategori Hotel

Kategori hotel berdasarkan buku Hotel, Motel, & Condominium

Design Planning and Maintenance.

Page 3: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

9

Kategori hotel dapat dibedakan berdasarkan kelas bintangnya:

A. Hotel Bintang Satu ( )

Memiliki minimal 10 kamar tamu yang terdiri dari 9 double, 1 single,

dengan luas minimal 18 – 20 m²

B. Hotel Bintang Dua ( )

Mempunyai minimal 15 kamar tamu yang terdiri dari 13 double dan 2

single, dengan luas minimal 20 – 24 m²

C. Hotel Bintang Tiga ( )

Mempunyai minimal 30 kamar tamu yang terdiri dari 27 double dan 3

single dengan luas minimal 22 – 26 m²

D. Hotel Bintang Empat ( )

Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang terdiri dari 43 double dan 5

single + 2 suites dengan luas minimal 24 – 28 m²

E. Hotel Bintang Lima ( )

Mempunyai minimal 100 kamar tamu yang terdiri dari 86 double dan 10

single + 4 suites dengan luas minimal 26 – 30 m².

II. 2 Tinjauan Khusus

II. 2. 1 Tinjauan Tapak

Data tapak

Lokasi : Pertigaan Jln. Kebun Jeruk dan Jln. Batusari,

Jakarta Barat

Luas Lahan : ± 7548 m²

Page 4: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

10

KDB : 80 %

KLB : 3.5

GSB : 6 dan 10 m

Ketinggian Max : 6 lantai

Gambar 1 : Lokasi Tapak

II. 2. 2 Tinjauan Tema

Dari hasil observasi sebagian besar pembangunan hunian kos di

sekitar kampus Binus University yang ada sekarang ini sangat padat,

diantaranya boros energi. Pada kamar berukuran 2,5 m x 3 m tidak terdapat

ventilasi, penghawaan hanya mengandalkan exhaust fan dan juga AC. Hal

ini sangat memprihatinkan mengingat AC yang konsumtif terhadap energi

Page 5: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

11

dan melepaskan jutaan ton CO2; terlalu banyak energi dibuang untuk

pendingin ruangan yang semestinya tidak perlu jika arsitek menguasai

perancangan bangunan hemat energi sesuai dengan iklim setempat (dikutip

dari kompas, selasa 11 September 2007, oleh Tri Harso Karyono, Guru

Besar Arsitektur Universitas Tarumanagara; Peneliti Utama Balai Besar

Teknologi Energi (B2TE BPPT), Serpong). Hasil observasi ini sangat

bertentangan dengan isu krisis energi dan pemanasan global, sehingga perlu

diciptakan bangunan yang dapat mengurangi dampak buruk lingkungan

(sustainable architecture), dan hemat energi untuk menanggulangi isu krisis

energi dan pemanasan global.

Definisi Energi

Dalam buku Arsitektur Sadar Energi (Prasasto Satwiko, 2005)

Energi adalah kemampuan untuk mengerjakan sesuatu. Energi dapat

ditemukan dalam beragam bentuk, seperti energi kimia, energi listrik, energi

cahaya, energi panas, energi mekanik, dan energi nuklir.

Dari sisi ketersediaannya energi dapat dibagi menjadi dua, yaitu

energi yang terbarui (renewable) dan tak terbarui (non- renewable). Energi

terbarui adalah energi yang relatif tidak akan pernah habis, seperti energi

matahari, angin, air, dan massa bio seperti sampah rumah tangga dan

limbah pertanian . sedangkan energi tak terbarui tidak dapat diadakan lagi

setelah habis. Minyak, batubara, dan gas alam adalah bentuk energi yang tak

terbarui.

Page 6: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

12

Sustainable Architecture, Hemat Energi

Hemat energi dalam arsitektur adalah meminimalkan penggunaan

energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan

maupun produktivitas penghuninya.

(http://jurnal.bl.ac.id/wp-content/uploads/2008/01/tri%202007.pdf)

Sustainable architecture juga dikenal dengan “Green Building” atau

“Green Architecture” adalah istilah umum yang menggambarkan teknik

desain sadar lingkungan di bidang arsitektur. Arsitektur berkelanjutan adalah

kerangka dari pembicaraan sustainability dan persoalan ekonomi, politik di

dunia. Dalam konteks yang luas, arsitektur berkelanjutan berusaha

meminimalkan dampak buruk lingkungan dari bangunan dengan

meningkatkan efisiensi dan tidak berlebihan dalam menggunakan material,

energi dan ruang pembangunan.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Sustainable_architecture)

Sustainable architecture adalah desain atas bangunan yang

berkelanjutan. Arsitektur berkelanjutan mencoba untuk mengurangi dampak

– dampak lingkungan selama menghasilkan komponen bangunan, proses

konstruksi berlangsung, dan juga pada saat melakukan daur ulang sistem

bangunan (pemanasan, penggunaan listik, pembersih carpet,dll). Penerapan

desain ini menekankan pada effisiensi sistem pemanasan dan pendinginan,

alternatif sumber energy seperti passive solar, menggunakan material daur

Page 7: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

13

ulang, dan menggunakan tenaga yang ada dalam tapak ( teknology solar ray,

kekuatan angin), penyiraman tanaman dengan air hujan untuk taman dan

cuci, dan juga penggunaan atap hijau yang dapat menyaring dan

mengkontrol air hujan.

( http://en.wikipedia.org/wiki/Sustainable_design )

Menurut arsitek Probo Hindarto (2007) berbagai konsep dalam

arsitektur yang mendukung arsitektur berkelanjutan, antara lain;

a. Dalam efisiensi penggunaan energi

Arsitektur dapat menjadi media yang paling berpengaruh dengan

implementasi arsitektur berkelanjutan, karena dampaknya secara

langsung terhadap lahan. Konsep desain yang dapat meminimalkan

penggunaan energi listrik, misalnya, dapat digolongkan sebagai konsep

sustainable dalam energi, yang dapat diintegrasikan dengan konsep

penggunaan sumber cahaya matahari secara maksimal untuk penerangan,

penghawaan alami, pemanasan air untuk kebutuhan domestik, dan

sebagainya.

• Memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami secara

maksimal pada siang hari, untuk mengurangi penggunaan energi listrik.

• Memanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti pengkondisian udara

buatan (air conditioner). Menggunakan ventilasi dan bukaan,

penghawaan silang.

Page 8: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

14

• Memanfaatkan air hujan dalam cara-cara inovatif untuk menampung

dan mengolah air hujan untuk keperluan domestic.

• Konsep efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan dan

penghawaan alami merupakan konsep spesifik untuk wilayah dengan

iklim tropis

b. Dalam efisiensi penggunaan lahan

Lahan yang semakin sempit, mahal dan berharga tidak harus digunakan

seluruhnya untuk bangunan, karena sebaiknya selalu ada lahan hijau.

• Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus.

dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan bangunan, karena dengan

demikian lahan yang ada tidak memiliki cukup lahan hijau dan taman.

• Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau

dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya pembuatan atap

diatas bangunan (taman atap), taman gantung (dengan menggantung

pot-pot tanaman pada sekitar bangunan), pagar tanaman atau yang

dapat diisi dengan tanaman, dinding dengan taman pada dinding dan

sebagainya.

Page 9: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

15

Foto 1 : Dinding dengan tanaman dalam pot dari kaleng bekas

• Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak mudah

menebang pohon-pohon, sehingga tumbuhan yang ada dapat menjadi

bagian untuk berbagi dengan bangunan.

• Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman (sesuai

dengan fleksibilitas buka-tutup yang direncanakan sebelumnya) dapat

menjadi inovasi untuk mengintegrasikan luar dan dalam bangunan,

memberikan fleksibilitas ruang yang lebih besar.

• Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal yang dapat

menjadi tolak ukur dalam menggunakan berbagai potensi lahan,

misalnya; berapa luas dan banyak ruang yang diperlukan? Dimana

letak lahan (dikota atau didesa) dan bagaimana konsekuensinya

terhadap desain? Bagaimana bentuk site dan pengaruhnya terhadap

desain ruang-ruang? Berapa banyak potensi cahaya dan penghawaan

alami yang dapat digunakan?

Page 10: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

16

c. Dalam efisiensi penggunaan material

• Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam

pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa

bekisting dapat digunakan untuk bagian lain bangunan.

• Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang

masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan lama.

• Menggunakan material yang masih berlimpah maupun yang jarang

ditemui dengan sebaik-baiknya, terutama untuk material yang semakin

jarang seperti kayu.

d. Dalam penggunaan teknologi dan material baru

• Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya

matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik domestik untuk

rumah tangga dan bangunan lain.

• Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara

global dapat membuka kesempatan menggunakan material terbarukan

yang cepat diproduksi, murah dan terbuka terhadap inovasi, misalnya

bambu

e. Dalam manejemen limbah

• Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor yang

mandiri dan tidak membebani sistem aliran air kota.

Page 11: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

17

• membuat benda-benda yang biasa menjadi limbah atau sampah

domestik dari bahan-bahan yang dapat didaur ulang atau dapat dengan

mudah terdekomposisi secara alami.

Dalam buku Arsitektur Sadar Energi, (Prasasto Satwiko, 2005), energi

untuk kegiatan operasional dan perawatan lebih sering dirasakan dan

diusahakan penghematannya. Masing-masing bangunan, sesuai aktivitas

didalamnya, mempunyai komposisi alokasi energi sendiri-sendiri. Namun

pada umumnya energi untuk system penyejuk udara mengambil porsi

terbanyak, disusul energi untuk penerangan dan keperluan rumah tangga lain.

Dalam konteks iklim tropis seperti di Indonesia (panas lembab), maka

konsep rancangan bangunan dan lingkungan perlu diarahkan untuk :

• Meminimalkan energi yang diperlukan untuk memperoleh kenyaman

termal,

• Meminimalkan energi yang diperlukan untuk memperoleh penerangan

yang sehat dan indah.

• Meminimalkan energi yang diperlukan untuk pengadaan air

• Meminimalkan energi yang diperlukan untuk transportasi vertical

• Meminimalkan energi yang diperlukan untuk merawat dan mengganti

peralatan.

• Meminimalkan energi yang diperlukan untuk merawat elemen

bangunan.

Page 12: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

18

Pertimbangan lebih rinci adalah sebagai berikut :

Lokasi daerah

• Ketinggian : Tinggi-rendah lokasi akan mempengaruhi arus angin dan

suhu. Udara dilokasi yang tinggi, seperti di pegunungan , akan lebih

sejuk daripada di dataran rendah atau dipantai . Untuk daerah beriklim

panas lembab, kesejukan tersebut akan membantu mengurangi energi

yang seharusnya dialokasikan untuk AC. Namun jika keadaan terlalu

ekstrim, seperti di pegunungan yang terlalu tinggi, energi mungkin

justru diperlukan untuk penghangat ruang.

• Lingkungan : lingkungan dapat mengandung potensi energi seperti

aliran sungai, limbah pertanian, dll yang dapat dimanfaatkan sebagai

sumber energi terbarui. Lingkungan mungkin juga telah menyediakan

bahan-bahan bangunan gratis seperti kayu, bamboo, batu, tanah liat,

dan batu kapur. Selain itu kepadatan lingkungan juga perlu

diperhatikan. Lingkungan kota padat dengan bangunan-bangunan

tinggi akan memberikan pembayangan terhadap matahari namun juga

sekaligus menghalangi aliran angin yang menyebabkan panas tidak

mudah pergi.

Lahan

• Topografi

• Dimensi: lahan yang luas memberikan keleluasaan untuk

menempatkan bangunan ditengah, sehingga semua sisi memperoleh

Page 13: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

19

akses langsung ke ruang luar untuk memperoleh udara dan cahaya.

Sekeliling bangunan dapat ditanami tanaman yang menjadi peneduh

dan memberi kesempatan angin untuk lebih leluasa mengalir.

• Ketinggian air tanah : jika tidak tersedia jaringan air minum kota,

maka terpaksa memperoleh air dari dalam tanah. Semakin dalam

sumber air, semakin besar ukuran pompa yang diperlukan, dan

semakin banyak energi yang diperlukan.

Massa

• Jumlah dan bentuk : Untuk iklim tropis lembab, massa satu ruang

(berdenah sederhana) tersebar akan lebih tepat untuk penghawaan

alami daripada massa besar tunggal. (Contoh pengudaraan alami,

Gambar 2, hal 24)

• Orientasi : orientasi ke Selatan atau Utara mengurangi luas dinding

yang terpapar oleh panasnya matahari pagi dan sore. Ini akan

mengurangi beban AC. (Gambar 3, hal 25)

• Ketinggian : Semakin tinggi bangunan, semakin besar energi untuk

transportasi vertikal, menaikan air, dan sistem ventilasinya.

Sebenarnya semakin tinggi, semakin besar kecepatan anginnya,

sehingga justru mengganggu kenyamanan. Bangunan tinggi juga harus

menyesuaikan proporsinya, sehingga semakin tinggi bangunan, tapak

(denah) juga semakin rumit dan luas. Ini memerlukan penerangan dan

penghawaan buatan di bagian tengah hampir setiap saat.

Page 14: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

20

Gambar 2 : mengarahkan angin agar masuk ke dalam rumah Sumber : Arsitektur Sadar Energi, Prasasto Satwiko, 2005

Page 15: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

21

Gambar 3 : orientasi bangunan ke selatan dan utara Sumber : Arsitektur Sadar Energi, Prasasto Satwiko, 2005

Page 16: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

22

Elemen Bangunan

• Atap : sebenarnya untuk iklim tropis atap yang baik adalah gabungan

antara seng mengkilat dan isolator dibawahnya. Seng mengkilat akan

memantulkan sebagian besar panas matahari sedang yang diserap akan

menjadikan seng panas, namun ditahan oleh isolator, sehingga panas

dari seng tidak masuk ke ruang dibawahnya. Segera setelah matahari

terbenam, seng akan mendingin. Atap berwarna gelap akan menjadi

sangat panas, dan panas ini akan disebarkan ke sekeliling sehingga

udara menjadi panas. Genteng berwarna gelap tetap hangat, lama

setelah matahari terbenam. Ini akan menyebabkan suhu udara panas di

malam hari. Gejala ini sering terjadi sebagai urban heat island yaitu

suhu kota yang lebih tinggi daripada luar kota. Teritisan lebar perlu

untuk menahan sinar langsung matahari masuk ke dalam ruang, dan

sekaligus melindungi dinding.

• Dinding: dinding ringan dan memiliki banyak bukaan. Bukaan ini akan

membantu kelancaran sirkulasi udara. Sebaliknya jika memakai AC,

dinding harus tertutup. Baik memakai atau tidak memakai AC, dinding

sebaiknya terlindungi dari sinar langsung matahari.

• Lantai : Pemilihan pelapis lantai yang tepat juga akan membantu

mengurangi panas dalam ruangan yang diserap oleh pelapis, sehingga

suhu dalam ruangan tidak terlalu panas dan tidak memerlukan

penyejuk ruangan atau AC.

Page 17: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

23

Penerangan

• Penerangan alami : penerangan alami sangat berlimpah di siang hari.

Gunakan cahaya dari matahari, bukan sinar langsung matahari. Sinar

langsung akan membawa serta panas.

• Penerangan Buatan : gunakanlah lampu hemat energi. Lampu

penerangan umum tidak perlu terlalu terang. Pakailah standar

penerangan yang wajar.

Penghawaan

Penghawaan alami :

• gunakan penghawaan alami sebanyak-banyaknya jika kualitas udara

dari luar baik ( tidak berdebu, berbau), sejuk, dan lingkungan tidak

bising. Hindari gangguan privasi visual dari luar. (Gambar 4).

Gambar 4 : Sirkulasi udara alami Sumber : Arsitektur Sadar Energi, Prasasto Satwiko, 2005

Page 18: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

24

Penghawaan buatan :

• Hindari pemasangan suhu AC pada suhu terlalu rendah, misalnya

16ºC, pasanglah pada 25 ºC -26 ºC. Suhu ruang yang terlalu rendah

dibandingkan dengan suhu ruang luar, lebih dari 6 ºC akan

menyebabkan gangguan kesehatan. Selain itu energi yang dipakai AC

akan boros.

• Kurangi ventilasi jika ruangan tetap terjaga bersih dari sumber polusi,

seperti asap rokok, ventilasi dapat dikurangi sehingga jumlah udara

panas dari luar yang harus disejukkan oleh AC berkurang, ini berarti

kerja AC semakin hemat.

• Kurangi celah-celah pada bangunan yang menyebabkan kebocoran

udara yang tidak perlu dan tidak terpantau seperti jendela yang tidak

rapat, kaca nako, dan bekas lubang angin.

• Minimalkan panas matahari yang masuk melalui kaca jendela dengan

kaca penahan surya, memasang tirai di sebelah luar atau teritisan yang

cukup lebar.

• Minimalkan rambatan panas matahari dari atap dengan menggunakan

langit-langit.

• Minimalkan sumber panas dari dalam ruangan seperti lampu dan

peralatan masak.

Page 19: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

25

• Penghambatan aliran panas cukup dengan memaksimalkan sifat-sifat

bahan isolator yang ada misalnya, dengan memakai dinding batu alam

yang agak tebal.

• Sejukkan ruang yang perlu saja

• Udara dingin lebih berat daripada udara yang lebih panas sehingga

akan mengumpul di zona bawah. Kolam udara sejuk ini dapat

dimanfaatkan dengan cara membuat ceruk-ceruk pada ruangan

(penurunan lantai) yang dapat dipergunakan untuk duduk-duduk

(seperti di ruang keluarga). (Gambar 5).

Gambar 5 : kolam udara dingin Sumber : Arsitektur Sadar Energi, Prasasto Satwiko, 2005

Struktur

• Usahakan memakai bahan-bahan lokal seperti kayu, bambu, batu, dan

tanah liat.

• Bahan-bahan tertentu seperti aluminium sangat boros energi listrik

pada saat pembuatannya, tetapi cukup rendah biaya perawatannya.

Page 20: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

26

Utilitas

• Penyediaan air : amati secara detail seluruh sistem yang ada pada

jaringan air untuk memperkirakan potensi pemborosan, seperti keran

dan toilet. Pada area umum sangat baik untuk memakai keran yang

dapat secara otomatis dapat menutup sendiri, karena ada

kecenderungan orang untuk malas menutup keran. Pikirkan untuk

menampung air hujan.

• Transportasi vertikal : desainlah tangga sedemikian rupa sehingga

untuk jarak dekat penghuni lebih tertarik untuk memakai tangga

daripada lift. Tangga lebar dengan tanjakan nyaman akan mengundang

orang memakainya daripada menunggu lift terlalu lama.

Beberapa contah bangunan hemat energi (Imelda akmal, sustainable

construction, 2007)

1. Grha Wonokoyo, Surabaya

Foto 2 : Gedung Grha Wonokoyo

Page 21: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

27

Foto 3 : Eksterior Grha Wonokoyo

Gedung perkantoran Grha Wonokoyo dirancang oleh arsitek Jimmy

Priatman, terletak tepat di persimpangan jalan raya Darmo dan Taman

Bungkul, Surabaya ini ternyata memang di desain dengan prinsip hemat

energi. Dari awal perencanaan sampai proses konstruksi melibatkan kontraktor

dan arsitektur lokal. Perawatan saat bangunan beroperasi ditangani oleh pihak

kontraktor. Kelebihan lain sebagian besar komponen dan material yang

digunakan merupakan produk lokal. Kualitas keberlanjutan juga ditunjukkan

melalui kemudahan perawatan pembangunan. Pembersihan dan perawatan

kaca bangunan misalnya dapat dilakukan dengan gondola yang semuanya

memakai rel.

Penghematan energi merupakan upaya yang menjadi prioritas dalam

mewujudkan nilai keberlanjutan pada bangunan Grha Wonokoyo. Usaha yang

memberikan dampak signifikan adalah pengaplikasian teknologi penghawaan

buatan yang dapat mengurangi konsumsi energi. Upaya ini dibarengi pula

dengan system mematikan AC secara otomatis di lantai perkantoran pada jam

Page 22: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

28

istirahat dan pada jam 16.00. Gedung lantai perkantoran yang sebagian besar

menghadap ke selatan memberikan keuntungan, yaitu paparan cahaya

matahari tidak langsung masuk kedalam bangunan. Dengan demikian panas

yang masuk bisa direduksi, beban kerja AC pun menurun. Efisiensi energi

juga dicapai melalui pemanfaatan potensi cahaya matahari sebagai penerangan

alami pada jam-jam kerja. Lampu hanya dinyalakan saat kondisi cuaca

ekstrem, misalnya mendung.

Foto 4 : Interior Grha Wonokoyo

2. Rumah Sharon, Yogyakarta

Foto 5 : Rumah Sharon

Page 23: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

29

Foto 6 : Eksterior Rumah Sharon

Proyek rumah tinggal ini dirancang oleh arsitek Eko Prawoto di

Bantul Yogyakarta. Salah satu kualitas keberlanjutan bangunan ini

ditunjukkan melalui pemanfaatan material yang serbalokal, misalnya

pemakaian kayu pohon kelapa untuk strukturnya, tegel untuk lantai, pintu

gebyok khas Jawa, genteng lokal untuk atap, dan furniture etnik.

Lahan yang digunakan bukanlah lahan baru. Bahkan rumah lama

yang kondisinya sudah tidak layak lagi tidak sepenuhnya dihancurkan.

Beberapa dinding dari rumah lama tetap digunakan. Prinsipnya memanfaatkan

kembali barang bekas (reuse) menjadi konsep yang benar-benar terealisasi

dalam proyek ini. Sikap arif dalam menyikapi kondisi tapak yang banyak

ditumbuhi pepohonan juga ditunjukkan oleh arsitek dengan tidak

mengorbankan satu pohon pun yang ada dilahan bangunan. Kompromi dengan

iklim yang panas dan lembab diselesaikan dengan menerapkan prinsip desain

tropis yang punya banyak bukaan dan langit-langit yang tinggi. Bukaan

Page 24: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

30

berupa jendela-jendela kaca tinggi yang dapat dibuka lebar dan sejenis

skylight miring diatas jendela tersebut menjamin tersedianya aliran udara yang

dapat mengurangi hawa panas dan kelembaban. Hal ini merupakan contoh

penghematan konsumsi energi untuk penyejuk udara. Pada siang hari, cahaya

matahari pun dapat menerangi rumah dengan baik. Disinilah pohon-pohon

yang tidak ditebang itu berperan sebagai filter cahaya yang bersifat panas dan

menyilaukan.

Foto 7 : Interior rumah Sharon.

Page 25: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

31

Kesimpulan desain bangunan hemat energi yaitu :

• Penggunaan material seefektif dan seefisien mungkin, juga

pemanfaatan material bekas yang masih layak.

• Banyak bukaan yang diberi teritisan agar cahaya matahari dapat

menerangi ruangan tanpa panas.

• Ventilasi silang untuk penghawaan alaminya.

• Jarak lantai ke plafond yang cukup tinggi, untuk penghawaan.

• Orientasi massa bangunan ke selatan dan utara untuk menghindari

sinar matahari langsung.

• Seminimal mungkin melakukan penebangan pohon yang ada di tapak.

• Memberikan daerah resapan yang cukup pada tapak.

• pengaplikasian teknologi,

Seperti pada gedung perkantoran Grha Wonokoyo dalam penghawaan

buatannya yang dapat secara otomatis mati pada jam-jam yang sudah

diperhitungkan tidak ada orang yang berada dalam kantor, sehingga

energi untuk AC tidak terbuang percuma, atau dengan menggunakan

kran yang secara otomatis dapat menutup sendiri pada bangunan

umum.

Page 26: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

32

II. 2. 3 Studi Kasus

Studi literature, hotel bintang 3

1. Spark Hotel

Foto 8 : Sparks hotel

Spark hotel terletak di jalan Mangga Besar Raya 42, Jakarta Barat,

merupakan salah satu hotel kategori bintang 3. Sparks hotel mempunyai 114

kamar yang terdiri dari 89 superior room, 16 deluxe room, 5 junior suite

room, 4 suite. Setiap kamar tersedia :

• In-room Tea/Coffee Making

• In-room Safe Deposit Box

• 21” Colour Television with Entertainment

Page 27: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

33

• Program Cable Channels

• Separate Bath and Shower in both Junior Suites and Suites

• Shower only in Superior and Deluxe Rooms

• In-room DVD Players in all Deluxe Rooms, Junior Suites, and Suites

• Refrigerator

Tabel 4 : Type kamar dan luasannya ( sparks hotel) Sumber : www.sparks-hotel.com

Fasilitas yang terdapat di Sparks hotel yaitu ;

• Restaurant and bar

• Coffee shop

• Karaoke

• Swimming pool

• Pool Bar

• Mini Shop and Mini Drugstore 24 hours

• Massage spa

Room Type No. of Rooms Bed Type Space SQ Meters Super ior Room 36 Rooms - Double 1 Queen Size

(160 x 200 cm) 25.5 sqm

53 Rooms - Twin 2 x Singles (90 x 200 cm) 25.5 sqm

Deluxe Room 11 Rooms - Double 1 Queen Size

(160 x 200 cm) 25.5 sqm

5 Rooms - Twin 2 x Singles (90 x 200 cm) 25.5 sqm

Junior Suite 5 Rooms - Double 1 King Size

(180 x 200 cm) 41.99 sqm

Suite 4 Rooms - Double 1 King Size (180 x 200 cm) 48 sqm

Page 28: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

34

2. Grand Kemang Hotel

Foto 9 : Grand Kemang Hotel

Grand Kemang Hotel terletak di jalan Kemang Raya 2H, Kebayoran

Baru, Jakarta Selatan, merupakan salah satu hotel kategori bintang 3 di

Jakarta. Grand Kemang mempunyai 205 kamar, setiap kamar dilengkapi

dengan :

• safety deposit,

• IDD lines,

• International channel TV

• Individual remote AC.

• hairdryers,

• bathrobes and slippers

• coffee and tea facilities,

• high speed broadband internet access

Page 29: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

35

Services :

• Drug Store

• Money Changer

• CCTV Security System

• High speed free access Internet

• Doctor on call

• Laundry & Dry cleaning service

• Postal service

• In-room safety deposit box

• Outside Catering service

• Taxi & Limousine service

• Shopping Arcade

Facilities and Leisure :

• Restaurant and bars

• Fully equipped Business Center

• Swimming Pool

• In room massage

• Gym

Page 30: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

36

Survey Lapangan

1. Singapore Residence

Foto 10 : Singapore Residence

Singapore residence berlokasi ditengah kawasan bisnis segitiga

emas kuningan, termasuk dalam kategori rumah kost mewah dan merupakan

hunian eksklusif dengan pelayanan dan fasilitas yang setara dengan hotel.

Terdapat fasilitas tempat parkir yang cukup luas, lobby, ruang

duduk/komunal, serta taman dilengkapi dengan gazebonya pada bagian atas.

Foto 11 dan 12 : parkiran dan ruang duduk Singapore residence

Page 31: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

37

Foto 13 dan 14 : Gazebo dan taman di Singapore residence

Setiap kamar dilengkapi dengan AC Split, TV kabel, kulkas, lemari

pakaian, meja rias, kamar mandi dengan air panas/dingin, dan toilet, tersedia

juga internet akses secara gratis tanpa batas waktu. Kebanyakan penghuni

kost ini adalah para eksekutif muda ataupun ex-patriat, yang berkantor di

kawasan kuningan.

Foto 15 dan 16 : bukaan di kamar dan lobby Singapore Residence.

Page 32: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

38

2. Kost Maharani

Kost Maharani termasuk dalam kategori rumah kost menengah,

terletak di jalan KH. Syahdan, gang keluarga yang hanya bisa dilalui oleh

kendaraan sepeda motor di daerah kampus Binus University. Rumah kost ini

menyediakan 35 kamar dengan fasilitas internet, AC, dan kamar mandi pada

setiap kamarnya. Kos-kosan ini bisa dihuni oleh pria ataupun wanita

Fasilitas lainnya yaitu ruang nonton bersama, ruang komunal dan dapur

bersama.

Foto 17: exterior kos maharani Foto 18 : R. komunal kos maharani

Page 33: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1 Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00078-AR bab 2.pdf · D. Hotel Bintang Empat ( ) Mempunyai minimal 50 kamar tamu yang

39

Tabel 5 : Kelebihan dan kekurangan pada bangunan (survey lapangan).

Singapore Residence Kost Maharani

Penghawaan Penghawaan alami cukup baik, banyak terdapat bukaan disetiap kamar ataupun ruang bersama. (+)

Penghawaan buatan di ruang bersama cukup baik banyak terdapat bukaan (+) Tidak terdapat bukaan di kamar, penghawaan hanya mengandalkan Exhaust fan dan AC (-)

Pencahayaan Pencahayaan alami cukup baik, banyak terdapat ventilasi baik dikamar ataupun ruang bersama dan dilengkapi dengan teritisan,sehingga cahaya matahari tidak langsung dapat masuk menerangi ruangan tanpa rasa panas.(+)

Bagian kamar menggunakan pencahayaan buatan karena tidak terdapat ventilasi (-) Hanya pada ruang bersama yang diterangi oleh cahaya alami (+)

Penghijauan Penghijauan di sekitar bangunan cukup baik banyak ditanami pohon disekeliling bangunan, begitu juga pada sebagian atapnya dibuat seperti roof garden dengan diletakkan banyak pohon-pohon kecil. (+)

Penghijauan pada bangunan sangat kurang, tidak terdapat taman di sekeliling tapak, hanya terdapat sedikit tanaman dalam pot pada bagian atap(-)

Utilitas Sistem tranportasi vertikalnya boros energi karena selain tangga juga disediakan lift, hanya untuk bangunan 3 lantai. (-)

Sistem transportasi vertikalnya hanya memakai tangga dengan jumlah lantai 3 lantai.(+)