analisis hubungan dan pengaruh struktur modal …thesis.binus.ac.id/asli/lain-lain/tesis.pdf ·...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS HUBUNGAN DAN PENGARUH
STRUKTUR MODAL TERHADAP
IMBAL HASIL SAHAM DAN RISIKO SAHAM
PADA INDUSTRI OTOMOTIF DAN KOMPONEN
GROUP PENELITIAN
LINA BUDHIANTI KOKO 0440000896
YULIANA 0440001072
DEA ASDEWI 0440001324
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FINANCE & INVESTMENT
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
JAKARTA
2005
ii
ANALISIS HUBUNGAN DAN PENGARUH
STRUKTUR MODAL TERHADAP
IMBAL HASIL SAHAM DAN RISIKO SAHAM
PADA INDUSTRI OTOMOTIF DAN KOMPONEN
GROUP PENELITIAN
LINA BUDHIANTI KOKO 0440000896
YULIANA 0440001072
DEA ASDEWI 0440001324
Tesis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar
Magister Manajemen
Program Pascasarjana Finance & Investment
Universitas Bina Nusantara
iii
ANALISIS HUBUNGAN DAN PENGARUH
STRUKTUR MODAL TERHADAP
IMBAL HASIL SAHAM DAN RISIKO SAHAM
PADA INDUSTRI OTOMOTIF DAN KOMPONEN
GROUP PENELITIAN
LINA BUDHIANTI KOKO 0440000896
YULIANA 0440001072
DEA ASDEWI 0440001324
Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. Roy Sembel, MBA Tanggal : 9 – 12 - 2005
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur pertama-tama kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
semua berkat dan anugerah-Nya dari awal penyusunan tesis ini hingga akhirnya dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Tesis dengan judul “Analisis Hubungan dan Pengaruh Struktur Modal
terhadap Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham pada Industri Otomotif dan
Komponen” disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister
Manajemen di Universitas Bina Nusantara.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah
membantu dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, yaitu:
1. Bapak Firdaus Alamsjah, Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Bina Nusantara yang telah memberi kesempatan kepada kami
untuk menyelesaikan program pascasarjana di kampus ini
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Roy Sembel, MBA, selaku Program Direktur Finance &
Investment dan Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya
dan memberi masukan dalam penyusunan tesis ini
3. Seluruh dosen Program Pascasarjana Universitas Bina Nusantara yang telah
membagikan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat selama kami belajar di
kampus ini
4. Para staff Student Service, Library, dan seluruh staff dan petugas yang ada di
Universitas Bina Nusantara atas semua layanan dan dukungan selama kami
belajar dan menyelesaikan tesis ini
5. Orang tua, kakak – adik, dan seluruh keluarga yang selalu membantu kami
baik secara moril maupun materiil selama kami belajar dan menyelesaikan
tesis ini
6. Yudo dan Hendra yang selalu memberikan dukungan dan semangat selama
penyusunan dan penyelesaian tesis ini
v
7. Leonard, Merriel, Gita, Kartono, Adi dan teman-teman program pascasarjana
UBinus lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah banyak
membantu dan memberikan masukan selama penyusunan tesis ini
Walaupun kami telah berusaha memberikan yang terbaik dalam penyusunan
tesis ini, tetapi kami menyadari bahwa tesis ini belumlah sempurna. Meski demikian
kami berharap bahwa tesis dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Jakarta, 15 Oktober 2005
Penulis
vi
ABSTRAK
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, suatu perusahaan
membutuhkan modal sebagai sumber pembiayaannya dan modal tersebut dapat
berasal dari dalam (saham dan laba ditahan) maupun luar (hutang) perusahaan.
Komposisi sumber pembiayaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan inilah yang
disebut sebagai struktur modal. Kebijakan pembiayaan yang dambil perusahaan,
khususnya perusahaan terbuka, dengan lebih banyak dari hutang maupun ekuitas,
memiliki kelebihan dan kekurangan yang menjadi bahan pertimbangan investor
dalam mengambil langkah investasinya. Langkah yang diambil investor dalam
kegiatan investasi khususnya saham tentunya akan mempengaruhi harga saham yang
diperjualbelikan di bursa. Tujuan penelitian pada tesis ini adalah menganalisis
hubungan dan pengaruh struktur modal terhadap imbal hasil dan risiko sahm, serta
mengikutsertakan beberapa variabel lain yang mungkin ikut mempengaruhi imbal
hasil dan risiko saham, dan membatasi ruang lingkup penelitian pada saham-saham
industri otomotif dan komponen. Dengan menggunakan metode korelasi Pearson
untuk menganalisis hubungan, hasil penelitian yang diperoleh adalah struktur modal
(Debt to Equity Ratio), return market, dan ROE mempunyai hubungan linier yang
signifikan dengan imbal hasil saham. Sedangkan risiko saham mempunyai hubungan
linier dengan struktur modal (Debt to Assets Ratio dan Debt to Equity Ratio,) ROA,
dan ROE. Penggunaan metode regresi berganda untuk menganalisis pengaruh
memberikan kesimpulan bahwa imbal hasil saham dipengaruhi secara signifikan
oleh Debt to Equity Ratio, IHSG, dan ROE, sedangkan risiko saham dipengaruhi
secara signifikan oleh Debt to Equity Ratio, ROA, dan ROE.
Kata kunci: struktur modal, imbal hasil saham, risiko saham
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………… i
Halaman Pernyataaan…………………………………………………………. ii
Persetujuan Pembimbing……………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………... iv
ABSTRAK……………………………………………………………………. vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………… 1
1.2 Rumusan Permasalahan …………………………………….. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat ………………………………………… 4
1.4 Ruang Lingkup ……………………………………………... 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Struktur Modal ………………………………….. 6
2.1.1 Business Risk dan Financial Risk …………………... 7
2.1.2 Struktur Modal Optimal …………………………….. 10
2.2 Teori Struktur Modal ……………………………………….. 10
2.2.1 Teori Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) … 11
2.2.2 The Effect of Taxes ………………………………… 11
2.2.3 The Effect of Potential Bankruptcy ………………… 13
2.2.4 Teori Trade-Off …………………………………….. 14
2.2.5 Teori Signaling ……………………………………... 17
2.2.6 Teori Pecking-Order ……………………………….. 19
2.3 Kinerja Perusahaan …………………………………………. 22
2.4 Return dan Risk …………………………………………….. 24
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pikir ……………………………………………… 26
3.2 Gambaran Umum Perusahaan ……………………………… 28
3.2.1 PT Astra International Tbk ………………………… 28
3.2.2 PT Astra Otoparts Tbk ……………………………... 29
3.2.3 PT Andhi Chandra Automotive Products Tbk……… 30
3.2.4 PT Goodyear Indonesia Tbk ……………………….. 31
3.2.5 PT Selamat Sempurna Tbk ………………………... 31
3.3 Model dan Metode Analisis ………………………………... 32
3.4 Variabel Penelitian ………………………………………… 35
3.5 Hipotesis …………………………………………………… 36
3.6 Populasi dan Sampel ……………………………………….. 41
3.7 Metode Pengumpulan Data ………………………………… 41
3.8 Perhitungan Data …………………………………………… 42
3.8.1 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham …………….. 42
3.8.2 Debt Ratio ………………………………………….. 43
3.8.3 ROA dan ROE ……………………………………... 43
3.8.4 Return Market dan Return Kurs …………………… 43
3.8.5 Metode Korelasi …………………………………… 44
3.8.6 Metode Regresi Berganda …………………………. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Perhitungan Data……………………………………… 47
4.1.1 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham……………… 47
4.1.2 D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, ROE………………….. 48
4.1.3 Return Market dan Return Kurs…………………….. 50
4.2 Analisis Hubungan dengan Metode Korelasi………………. 50
4.2.1 Uji Korelasi antara D/A Ratio dengan Imbal Hasil
Saham………………………………………………. 51
4.2.2 Uji Korelasi antara D/A Ratio dengan Risiko Saham. 52
4.2.3 Uji Korelasi antara D/E Ratio dengan Imbal Hasil
ix
Saham……………………………………………….. 52
4.2.4 Uji Korelasi antara D/E Ratio dengan Risiko Saham. 53
4.2.5 Uji Korelasi antara Return Market dengan Imbal Hasil
Saham……………………………………………….. 54
4.2.6 Uji Korelasi antara Return Market dengan Risiko
Saham……………………………………………….. 54
4.2.7 Uji Korelasi antara Return Kurs dengan Imbal Hasil
Saham……………………………………………….. 55
4.2.8 Uji Korelasi antara Return Kurs dengan Risiko Saham 56
4.2.9 Uji Korelasi antara ROA dengan Imbal Hasil Saham. 56
4.2.10 Uji Korelasi antara ROA dengan Risiko Saham……. 57
4.2.11 Uji Korelasi antara ROE dengan Imbal Hasil Saham. 58
4.2.12 Uji Korelasi antara ROE dengan Risiko Saham…….. 58
4.2.13 Ringkasan Hasil Korelasi…………………………… 59
4.3 Analisis Pengaruh dengan Metode Regresi Berganda………. 61
4.3.1 Uji Regresi Berganda D/A, D/E terhadap Imbal Hasil
Saham……………………………………………….. 62
4.3.1.1 Stepwise Regression………………………. 63
4.3.1.2 F-test………………………………………. 64
4.3.2 Uji Regresi Berganda D/A, D/E terhadap Risiko
Saham……………………………………………….. 64
4.3.2.1 Stepwise Regression………………………. 65
4.3.2.2 F-test………………………………………. 66
4.3.3 Uji Regresi Berganda D/A, D/E, Return Market,
Return Kurs, ROA, dan ROE terhadap Imbal Hasil
Saham……………………………………………….. 66
4.3.3.1 Stepwise Regression……………………….. 67
4.3.3.2 F-test………………………………………. 68
4.3.3.3 T-test………………………………………. 69
x
4.3.4 Uji Regresi Berganda D/A, D/E, Return Market,
Return Kurs, ROA, dan ROE terhadap Risiko Saham 70
4.3.4.1 Stepwise Regression……………………….. 71
4.3.4.2 F-test………………………………………. 72
4.3.4.3 T-test……………………………………….. 72
4.3.5 Ringkasan Hasil Regresi Berganda…………………. 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………………………………………………….. 74
5.2 Saran………………………………………………………… 77
DAFTAR ACUAN…………………………………………………………… 79
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 80
LAMPIRAN………………………………………………………………….. L-1
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham ASII……………………. 47
Tabel 4.2 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham AUTO…………………. 47
Tabel 4.3 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham ACAP…………………. 48
Tabel 4.4 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham GDYR…………………. 48
Tabel 4.5 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham SMSM…………………. 48
Tabel 4.6 D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, dan ROE ASII…………………… 48
Tabel 4.7 D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, dan ROE AUTO………………… 49
Tabel 4.8 D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, dan ROE ACAP………………... 49
Tabel 4.9 D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, dan ROE GDYR………………… 49
Tabel 4.10 D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, dan ROE SMSM………………… 49
Tabel 4.11 Return Market dan Return Kurs……………………………….. 50
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Korelasi………………………………………. 60
Tabel 4.13 Hasil Regresi Berganda D/A, D/E terhadap Imbal Hasil Saham.. 62
Tabel 4.14 Hasil Regresi Sederhana D/E terhadap Imbal Hasil Saham......... 63
Tabel 4.15 Hasil Regresi Berganda D/A, D/E terhadap Risiko Saham…….. 64
Tabel 4.16 Hasil Regresi Sederhana D/E terhadap Risiko Saham................ 65
Tabel 4.17 Hasil Regresi Berganda D/A, D/E, Return Market, Return Kurs,
ROA, dan ROE terhadap Imbal Hasil Saham………………….. 67
Tabel 4.18 Hasil Regresi Berganda Return Market, ROE terhadap Imbal
Hasil Saham…………………………………………………….. 68
Tabel 4.19 Hasil Regresi Berganda D/A, D/E, Return Market, Return Kurs,
ROA, dan ROE terhadap Risiko Saham………………………… 70
Tabel 4.20 Hasil Regresi Berganda D/A, ROA, ROE terhadap Risiko Saham 71
Tabel 4.21 Ringkasan Hasil Regresi Berganda…………………………….. 73
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pengaruh Penggunaan Hutang terhadap Nilai Saham………... 16
Gambar 3.1 Kerangka Pikir………………………………………………... 27
Gambar 3.2 Model dan Metode Analisis………………………………….. 34
Gambar 4.1 Scatter Plot Diagram D/A Ratio Vs Imbal Hasil Saham…….. 51
Gambar 4.2 Scatter Plot Diagram D/A Ratio Vs Risiko Saham………….. 52
Gambar 4.3 Scatter Plot Diagram D/E Ratio Vs Imbal Hasil Saham…….. 53
Gambar 4.4 Scatter Plot Diagram D/E Ratio Vs Imbal Hasil Saham……... 53
Gambar 4.5 Scatter Plot Diagram Return Market Vs Imbal Hasil Saham.. 54
Gambar 4.6 Scatter Plot Diagram Return Market Vs Risiko Saham……... 55
Gambar 4.7 Scatter Plot Diagram Return Kurs Vs Imbal Hasil Saham….. 55
Gambar 4.8 Scatter Plot Diagram Return Kurs Vs Risiko Saham……….. 56
Gambar 4.9 Scatter Plot Diagram ROA Vs Imbal Hasil Saham…………. 57
Gambar 4.10 Scatter Plot Diagram ROA Vs Risiko Saham………………. 57
Gambar 4.11 Scatter Plot Diagram ROE Vs Imbal Hasil Saham…………. 58
Gambar 4.12 Scatter Plot Diagram ROE Vs Risiko Saham………………. 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi saat ini menuntut kemampuan bersaing setiap pelaku pasar,
khususnya produsen barang dan jasa dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas dan
kuantitas produk yang dihasilkan. Selain itu perusahaan juga harus dapat melihat
peluang pasar yang luas di tengah persaingan yang makin tajam, agar dapat
memenangkan persaingan dengan tujuan akhir yang sama pada setiap perusahaan
yaitu memperoleh profit semaksimal mungkin. Usaha untuk memperoleh profit
semaksimal mungkin ini sebenarnya ditujukan untuk kepentingan pemilik atau
pemegang saham.
Dalam pengambilan keputusan investasi, investor akan menilai risk dan return
dari saham perusahaan, apakah layak atau tidak? Sebelumnya investor tentu akan
menganalisa kinerja perusahaan dengan mengacu pada laporan keuangan perusahaan.
Beberapa hal penting yang diperhatikan investor adalah alokasi dana dan sumber
dana perusahaan, yakni investor menilai bagaimana perusahaan membelanjakan dana
perusahaan dan bagaimana dana tersebut diperoleh.
Bagaimana sumber dana ini diperoleh mencerminkan struktur modal
perusahaan tersebut, apakah perusahaan tersebut lebih banyak dibiayai oleh hutang
atau oleh modal. Ketetapan perusahaan dalam menentukan struktur modal akan
mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasinya. Investor seperti
2
bank atau kreditur lainnya akan lebih waspada jika suatu perusahaan terlalu banyak
dibiayai oleh hutang. Dalam kondisi seperti ini pemegang saham juga akan
memikirkan kembali keputusan investasinya karena dengan hutang perusahaan yang
besar, berarti pembayaran bunga akan mengurangi profit dan risiko perusahaan juga
akan bertambah. Sebaliknya jika perusahaan memiliki ekuitas yang lebih besar, maka
profit yang dihasilkan perusahaan harus dibagikan ke lebih banyak lembar saham
sehingga nilai EPS (earning per share) akan lebih kecil.
Setelah krisis ekonomi Indonesia yang terjadi pada pertengahan 1997, dunia
otomotif masih merupakan suatu perdagangan yang ramai. Permintaan akan
kendaraan bermotor meningkat yang ditandai oleh peningkatan jumlah kendaraan
bermotor baru yang muncul dan didukung oleh angka penjualan yang meningkat dari
tahun 2002 hingga 2004. Dari tahun 2002 hingga tahun 2003, angka penjualan
otomotif meningkat dari 317.780 unit ke 354.208 unit. Total penjualan kendaraan di
tahun 2005 diperkirakan akan mencapai 520.000 unit atau naik dari penjualan tahun
2004 yang diperkirakan mencapai 483.000 unit. Dengan adanya perkembangan baik
tersebut, maka industri otomotif dirasa masih merupakan pilihan investasi yang
bagus.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Analisa Pengaruh Sruktur Modal Perusahaan Terhadap Resiko dan Imbal
Hasil Saham di beberapa perusahaan yang bergerak di bidang otomotif dan
komponen, yang akan ditulis dalam Thesis dengan judul: ”Analisis Hubungan dan
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham Pada
Industri Otomotif dan Komponen”.
3
1.2 Rumusan Permasalahan
Seperti diketahui sumber pembiayaan perusahaan dapat dibagi atas:
- modal eksternal, yaitu berupa pinjaman jangka pendek dan panjang
- modal internal, yaitu berupa saham dan laba ditahan
Perusahaan yang dibiayai oleh modal eksternal dapat mengakibatkan profit
yang lebih kecil dikarenakan biaya bunga atas pinjaman yang harus dibayarkan.
Sedangkan perusahaan yang dibiayai oleh modal internal mempunyai kewajiban
untuk membayar deviden kepada pemegang sahamnya, sehingga laba ditahan
semakin kecil dengan demikian perusahaan membatasi ekspansinya. Perusahaan
tentunya telah menetapkan kebijakan tersendiri mengenai komposisi sumber dana
tersebut.
Setiap kebijakan finansial yang diambil perusahaan dapat mempengaruhi
harga dari saham perusahaan di bursa, termasuk kebijakan atas struktur modal. Harga
saham ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan return bagi para investor.
Deviasi dari harga saham tersebut terhadap pasar mencerminkan risk dari perusahaan
tersebut. Dalam mencari hubungan antara struktur modal perusahaan dengan imbal
hasil saham dan risiko saham akan ada suatu kemungkinan timbulnya faktor-faktor
lain yang mempengaruhi hubungan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan
menjadi:
1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara struktur modal perusahaan
dengan imbal hasil saham (return) pada industri otomotif dan komponen?
4
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara struktur modal perusahaan
dengan risiko saham pada industri otomotif dan komponen?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara struktur modal perusahaan
terhadap imbal hasil saham saham (return) pada industri otomotif dan
komponen?
4. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara struktur modal perusahaan
terhadap risiko saham pada industri otomotif dan komponen?
5. Adakah faktor-faktor lain yang mempengaruhi imbal hasil saham dan risiko
pada industri otomotif dan komponen?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat:
1) Membuktikan hubungan antara struktur modal dengan imbal hasil saham dan
risiko pada industri otomotif dan komponen.
2) Membuktikan pengaruh struktur modal terhadap imbal hasil saham dan risiko
pada industri otomotif dan komponen.
3) Menentukan faktor paling signifikan yang diujikan yang dapat mempengaruhi
imbal hasil saham dan risiko pada industri otomotif dan komponen.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:
1) Bagi akademik: sebagai bahan yang dapat digunakan untuk penelitian lebih
lanjut dan mendalam.
5
2) Bagi perusahaan: sebagai bahan pertimbangan dalam mengkaji ulang struktur
modalnya, dengan tujuan mempertimbangkan value perusahaan tersebut di
mata para investor.
3) Bagi investor: sebagai dasar pertimbangan dalam melakukan investasi.
1.4 Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini, kami membatasi ruang lingkup pada:
1) Analisis dilakukan terhadap struktur modal perusahaan yang sudah terbentuk.
Penelitian ini tidak akan membahas lebih dalam mengenai alasan perencanaan
strukur modal perusahaan.
2) Variabel bebas pendukung dibatasi hanya pada empat variabel, yaitu return
market, return kurs, ROA dan ROE.
3) Analisis ini hanya akan dilakukan pada 5 (lima) perusahaan terbuka pada
industri otomotif dan komponen yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan berdasarkan pada 6 (enam) periode laporan keuangan per semester dari
tahun 2002 – 2004.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Struktur Modal
Menurut Keown, Martin, Petty, Scott dalam bukunya “Financial
Management” pada halaman 552, disebutkan:
“Capital structure is the mix of the long-term sources of funds used by the
firm”. Struktur modal (capital structure) diartikan sebagai perpaduan sumber-sumber
dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan. Dalam neraca perusahaan
stuktur modal dapat dilihat pada financial structure (sisi kanan neraca yang terdiri
atas hutang dan modal) dikurangi current liabilities (hutang lancar). Jadi modal kerja
terdiri atas hutang jangka panjang dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa).
Kebijakan stuktur modal yang diambil perusahaan menyebabkan trade-off
antara risk dan return (Brigham & Houston, 2004, p478):
− menggunakan hutang lebih banyak mengakibatkan risiko yang ditanggung oleh
pemegang saham menjadi lebih tinggi.
− namun, dengan menggunakan hutang yang lebih banyak secara umum
diharapkan akan membuat tingkat return-nya lebih tinggi.
Keputusan perusahaan terhadap pemilihan struktur modal dipengaruhi oleh
empat faktor utama (Brigham & Houston, 2004, p478-479) yaitu:
7
1. Business risk, risiko yang melekat pada operasional perusahaan karena
perusahaan tidak menggunakan hutang dan semakin besar risiko bisnisnya,
maka rasio hutang optimal akan semakin rendah.
2. The firm’s tax position, alasan utama untuk menggunakan hutang untuk
pembiayaan perusahaan adalah biaya bunga hutang tersebut dapat mengurangi
pajak yang akan menurunkan cost of debt efektif.
3. Financial flexibility, atau kemampuan perusahaan untuk menaikkan modal pada
kondisi yang pantas dibawah kondisi yang merugikan. Penyediaan modal terus-
menerus dibutuhkan untuk kegiatan operasional yang stabil dan para investor
lebih memilih untuk menyediakan dana bagi perusahaan dengan neraca yang
kuat. Kebutuhan dana di masa depan dan konsekuensi kekurangan dana
mempengaruhi struktur modal.
4. Managerial conservative or aggressiveness, beberapa manager yang agresif
lebih cenderung untuk menggunakan hutang dalam usahanya menaikkan profit.
Hal ini akan mempengaruhi komposisi struktur modalnya.
2.1.1 Business Risk dan Financial Risk
Business risk adalah risiko terhadap operasional perusahaan jika perusahaan
tidak menggunakan hutang dalam pembiayaannya. Selain itu risiko bisnis juga dapat
merupakan fungsi dari ketidakpastian dalam memproyeksikan tingkat pengembalian
modal atau Return on Invested Capital (ROIC) perusahaan di masa depan (Brigham
& Houston, 2004, p480). ROIC dirumuskan sebagai:
8
Capital
paymenterestinttaxAfterrsstockholdecommontoincomeNetROIC
−+=
Capital (modal) yang dimaksud di atas merupakan jumlah dari hutang dan saham
biasa. Jika perusahaan tidak menggunakan hutang, maka pembayaran bunga akan nol
dan modal adalah seluruh saham. Sehingga ROIC akan sama dengan Return on
Equity (ROE) yang dirumuskan sebagai:
equityCommon
rsstockholdecommontoincomeNetROE)debtzero(ROIC ==
Risiko bisnis tidak hanya dari industri ke industri, namun juga terjadi diantara
perusahaan dalam suatu industri. Risiko bisnis dapat berubah dengan berjalannya
waktu. Risiko bisnis bergantung pada beberapa faktor antara lain:
1. Variasi permintaan. Jika permintaan akan suatu produk perusahaan tetap dan
yang lainnya tetap, maka risiko bisnisnya kecil.
2. Variasi harga jual. Perusahaan yang menjual produknya pada pasar yang
bergejolak, maka risiko bisnisnya lebih besar dibandingkan dengan perusahaan
sejenis yang harga jualnya stabil.
3. Variasi biaya input. Perusahaan yang biaya inputnya tidak pasti memiliki risiko
bisnis yang lebih tinggi.
4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga jual dengan perubahan biaya input.
Beberapa perusahaan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menaikan
harga ketika biaya meningkat. Jika kemampuan perusahaan cukup baik dalam
mengatasi hal ini, maka risiko bisnisnya dapat ditekan.
9
5. Kemampuan dalam mengembangkan produk baru dengan biaya efektif. Jika
produk yang dihasilkan suatu perusahaan cepat usang, membuat perusahaan
tersebut berisiko tinggi.
6. Keterbukaan terhadap risiko luar. Perusahaan yang memperoleh sebagian besar
penjualannya dari luar negeri, maka pendapatannya akan dipengaruhi oleh
fluktuasi nilai tukar mata uang asing. Selain itu juga adanya risiko politik dari
negara-negara yang menjalin kerjasama dengan perusahaan tersebut.
7. Tingkat biaya tetap. Presentase biaya tetap yang tinggi membuat perusahaan
memiliki risiko bisnis yang tinggi.
Financial risk merupakan risiko tambahan yang dibebankan kepada
pemegang saham biasa sebagai akibat dari keputusan perusahaan untuk menggunakan
hutang. Para pemegang saham menghadapi risiko bisnis yaitu ketidakpastian dalam
memproyeksikan pendapatan di masa depan. Pemberi hutang yang memberikan
dananya untuk kegiatan operasional perusahaan menerima pembayaran bunga hutang
tetap, sehingga tidak menanggung risiko bisnis. Jadi dengan adanya kebijakan
penggunaaan hutang untuk pembiayaan perusahaan, risiko yang seharusnya menjadi
beban pemberi hutang beralih menjadi risiko bagi pemegang saham biasa (Brigham &
Houston, 2004, p486).
10
2.1.2 Struktur Modal Optimal
Manajemen perusahaan diharuskan untuk menentukan proporsi pembiayaan
yang tepat sesuai kebutuhan perusahaan. Tujuan dari manajemen struktur modal
adalah untuk menyatukan beberapa sumber pendanaan tetap yang akan digunakan
oleh perusahaan dengan tujuan akhir memaksimalkan harga sahamnya dan
meminimalkan cost of capital (biaya modal). Tujuan menyatuan sumber dana ini
disebut sebagai struktur modal optimal.
Tingkat hutang yang tinggi akan mengurangi pajak sehingga earning (profit)
yang diperoleh akan lebih tinggi. Profit yang tinggi akan menyebabkan Earning per
Share (EPS) juga tinggi dan perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar
dividen lebih banyak. Dalam hal ini penggunaan hutang bertujuan meningkatkan
harga saham di bursa. Namun, dengan tingkat hutang yang tinggi juga menambah
risiko perusahaan, dan menaikkan biaya modal sehingga dapat menurunkan harga
sahamnya.
2.2 Teori Sruktur Modal
Struktur modal yang ditentukan perusahaan dapat berbeda pada setiap industri
maupun antar perusahaan dalam industri. Perbedaan-perbedaan tersebut berdasarkan
atas beberapa teori yang dikembangkan oleh para akademis dan praktisi (Brigham &
Houston, 2004, p498-504).
11
2.2.1 Teori Franco Modigliani dan Merton Miller (MM)
Teori MM membuktikan bahwa dengan adanya batasan asumsi-asumsi
tertentu, nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal. Jadi, apapun cara
perusahaan dalam melakukan pembiayaan operasionalnya, struktur modal tidak ada
pengaruhnya. Asumsi-asumsi yang mendasari teori MM yaitu:
− tidak ada biaya komisi
− tidak ada pajak
− tidak ada biaya kebangkrutan
− investor dapat meminjam dengan tingkat bunga yang sama seperti perusahaan
− semua investor mempunyai informasi yang sama dengan manajemen mengenai
peluang investasi perusahaan di masa depan
− EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang
2.2.2 The Effect of Taxes
Pada tahun 1963, MM mempublikasikan tulisan selanjutnya mengenai
struktur modal dengan mempertimbangkan unsur pajak. Peraturan perpajakan (The
Tax Code) memperbolehkan suatu perusahaan untuk memasukkan pajak sebagai
unsur biaya, tetapi hal tersebut tidak berlaku untuk pembayaran dividen kepada
pemegang saham. Perlakuan yang berbeda terhadap kedua unsur tersebut mendorong
perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modalnya. MM menunjukkan
bahwa apabila asumsi-asumsi lainnya masih tetap dipegang, maka hal tersebut akan
dapat menimbulkan suatu kondisi yang dinamakan penggunaan hutang secara 100%.
12
Miller berpendapat bahwa investor akan menerima nilai pengembalian dari
saham sebelum dipotong pajak yang relatif lebih rendah daripada nilai pengembalian
dari obligasi sebelum dipotong pajak. Sebagai contoh, apabila seorang investor
menginginkan tingkat pengembalian sebesar 10 persen dari suatu obligasi, dan bila
pendapatan dari hasil saham dikenakan tingkat pajak yang sama dengan pendapatan
dari obligasi tersebut, maka tingkat pengembalian untuk saham dapat mencapai 16
persen, karena tingkat risiko saham yang lebih tinggi. Tetapi, mengingat perlakuan
khusus terhadap pendapatan dari saham, maka investor mungkin saja akan menerima
tingkat pengembalian dari saham sebelum pajak hanya 14 persen.
Dalam hal ini, Miller mengemukakan dua hal penting, yaitu: (1) keuntungan
penggunaan hutang yang didasari oleh pemotongan pajak dari bunga pinjaman, dan
(2) perlakuan khusus terhadap pendapatan dari saham yang dapat menurunkan tingkat
pengembalian yang diminta oleh investor, yang akan lebih mendorong penggunaan
pembiayaan dengan ekuitas. Sulit untuk menentukan efek dari kombinasi kedua
faktor tersebut. Banyak pengamat yang berpendapat bahwa keuntungan pemotongan
pajak dari penggunaan hutang mempunyai pengaruh yang lebih besar, sehingga
menciptakan suatu sistem yang mendorong penggunaan hutang oleh perusahaan.
Namun efek tersebut akan dikurangi dengan tingkat pajak yang lebih rendah untuk
pendapatan modal jangka panjang.
13
2.2.3 The Effect of Potential Bankruptcy
Salah satu asumsi yang juga dipergunakan oleh MM adalah perusahaan tidak
akan bangkrut, atau dengan kata lain tidak adanya biaya kebangkrutan. Dalam
kenyataannya, kebangkrutan suatu perusahaan itu adalah mungkin dan dapat menjadi
sangat mahal. Suatu perusahaan yang berada dalam situasi (menjelang) kebangkrutan
akan mempunyai biaya akunting yang tinggi, mengalami kesulitan dalam
mempertahankan pelanggan, pemasok/produsen, dan karyawan. Kebangkrutan juga
akan memaksa suatu perusahaan untuk melikuidasi atau menjual asetnya dengan
harga yang lebih rendah daripada ketika perusahaan tersebut berada dalam kondisi
operasi yang normal. Aset perusahaan yang berupa mesin-mesin berat pada umumnya
bersifat tidak cair (illiquid ), karena aset-aset tersebut biasanya telah dikonfigurasikan
untuk kebutuhan khusus suatu perusahaan dan sulit untuk dibongkar-pasang maupun
dipindahkan.
Selain hal tersebut, apabila suatu perusahaan berada dalam ancaman
kebangkrutan, maka juga akan menimbulkan masalah-masalah lainnya. Karyawan
penting dalam perusahaan mulai mengundurkan diri dan pindah ke perusahaan lain,
supplier menolak memberikan pinjaman, pelanggan mulai lari dan pindah ke
perusahaan pesaing yang lebih stabil, dan pihak yang memberikan pinjaman modal
akan menuntut tingkat bunga pinjaman yang lebih tinggi serta kondisi kontrak yang
lebih ketat.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan kebangkrutan ini akan menjadi
semakin berpotensial terjadi apabila suatu perusahaan menggunakan hutang yang
14
semakin banyak dalam struktur modalnya. Sehingga hal tersebut akan mengurangi
minat perusahaan dalam menggunakan hutang secara berlebihan.
Biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan ini mempunyai dua komponen
utama, yaitu: (1) kemungkinan atau probabilitas terjadinya dan (2) biaya yang akan
ditimbulkan apabila kondisi keuangan yang buruk tersebut terjadi. Suatu perusahaan
dengan tingkat pendapatan yang tidak stabil akan menghadapi kemungkinan
kebangkrutan yang lebih tinggi, dan seharusnya menggunakan komposisi hutang
yang lebih sedikit daripada perusahaan yang lebih stabil.
2.2.4 Teori Trade-Off
“Trade-off theory of leverage” adalah suatu teori yang menyatakan keadaan di
mana suatu perusahaan dapat memperoleh keuntungan sekaligus kerugian dari
penggunaan hutang. Keuntungan yang utama dari penggunaan hutang adalah bunga
pinjaman tersebut dapat dimasukkan sebagai komponen biaya, sedangkan
kerugiannya adalah bunga pinjaman yang cukup tinggi serta risiko kebangkrutan.
Gambar 2.1 merupakan suatu model yang digunakan untuk menjabarkan teori ini
secara lebih deskriptif, dengan penjelasan sebagai berikut:
− Bunga pinjaman dapat dimasukkan sebagai komponen biaya untuk mengurangi
pajak (tax shelter benefits), sehingga hutang lebih murah untuk digunakan
daripada penawaran saham. Dalam hal ini pemerintah ikut mengambil bagian
dalam menanggung biaya hutang tersebut. Sehingga dengan menggunakan
hutang, investor dapat memperoleh pendapatan operasional suatu perusahaan
15
(EBIT) yang lebih tinggi. Sehingga semakin besar hutang yang digunakan oleh
suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi nilai dan harga sahamnya. Dengan
berdasarkan pada asumsi-asumsinya, MM menyatakan bahwa nilai saham suatu
perusahaan akan maksimal apabila menggunakan hutang secara 100%. Hal ini
ditunjukkan pada Gambar 2.1 oleh garis dengan label “Model MM yang
menyertakan hutang sebagai efek terhadap pajak”.
− Dalam dunia nyata, sangat jarang ada perusahaan yang menggunakan hutang
secara 100% dalam struktur modalnya. Alasan utamanya adalah perusahaan
membatasi penggunaan hutang untuk mencegah atau mengurangi terjadinya
risiko kebangkrutan.
− Dalam Gambar 2.1, terdapat label D1, yang menyatakan bahwa sampai dengan
titik D1 tersebut, kemungkinan terjadinya kebangkrutan suatu perusahaan adalah
sangat kecil, sehingga dapat diabaikan. Setelah melewati titik D1 ini, biaya yang
berkaitan dengan risiko kebangkrutan menjadi semakin nyata dan penting,
sehingga mulai mengurangi keuntungan penggunaan hutang seiring dengan
semakin besarnya nilai hutang itu sendiri. Sehingga pada daerah diantara titik D1
dan D2, biaya risiko kebangkrutan mulai mengurangi nilai keuntungan hutang
terhadap pajak. Nilai saham perusahaan masih dapat tetap meningkat, namun
sudah tidak sebesar yang sebelumnya. Selanjutnya, setelah melewati titik D2,
biaya risiko kebangkrutan sudah melebihi keuntungan yang diperoleh. Sehingga
dengan semakin meningkatnya komposisi hutang, maka akan semakin
mengurangi nilai saham perusahaan tersebut. Dengan demikian, titik D2
16
merupakan titik optimal struktur modal. Tentunya dengan catatan, bahwa titik D1
dan D2 tersebut bervariasi untuk setiap perusahaan, bergantung pada risiko bisnis
dan biaya kebangkrutan masing-masing perusahaan.
Gambar 2.1. Pengaruh Penggunaan Hutang Terhadap Nilai Saham
− Walaupun model kurva pada Gambar 2.1 tersebut telah didukung secara teoritis
maupun empiris, namun demikian gambar tersebut harus digunakan sebagai suatu
pendekatan saja, bukan sebagai suatu fungsi yang terdefinisi secara tepat.
− Namun demikian, ada aspek-aspek lain yang mempengaruhi teori ini, di mana
ada beberapa perusahaan besar dan sukses, seperti halnya Intel dan Microsoft,
ternyata menggunakan hutang yang jauh lebih kecil daripada yang diusulkan oleh
teori Trade-Off ini. Hal ini akan dibahas kemudian dalam teori Signaling.
D2 D1
Tambahan nilai dari Debt Tax Shelter Benefits
Nilai saham tanpa adanya hutang
Nilai Saham
Tingkat Hutang
Nilai yang dikurangkan akibat risiko kebangkrutan
Nilai saham aktual
Nilai saham jika perusahaan tidak menggunakan hutang
Model MM yang menyertakan efek hutang terhadap pajak: Nilai/harga saham apabila tidak ada risiko kebangkrutan
0
Titik di mana level hutang mulai menjadi penting
Struktur Modal Optimal: Marginal Tax Shelter Benefits = Marginal Bankcruptcy-Related Costs
17
2.2.5 Teori Signaling
MM juga mengasumsikan bahwa investor mempunyai tingkat informasi yang
sama mengenai prospek suatu perusahaan dengan para manajer atau pihak
manajemen yang bekerja di perusahaan tersebut. Kondisi ini dinamakan symmetric
information. Namun pada kenyataannya, pihak manajemen suatu perusahaan akan
mempunyai akses informasi yang lebih baik daripada para investor luar tersebut, dan
keadaan ini disebut asymmetric information. Kedua keadaan tersebut mempunyai
pengaruh penting dalam optimalisasi struktur modal.
Untuk mengilustrasikan hal ini, dimisalkan ada dua buah perusahaan, yaitu A
dan B. Perusahaan A memiliki prospek yang baik di masa depan, karena baru saja
menemukan suatu produk baru yang belum dipatenkan. Perusahaan A akan berusaha
untuk menyimpan rahasia produk tersebut selama mungkin untuk menunda masuknya
pesaing dalam pasar. Maka akan timbul kebutuhan modal untuk membangun pabrik
guna membuat produk baru tersebut. Apabila perusahaan A menjual sahamnya, maka
saat perusahaan mendapatkan keuntungan dari produk baru tersebut, harga saham
akan naik tajam, dan pemegang saham akan menikmati keuntungan juga. Akan tetapi
pemegang saham yang sekarang (termasuk pihak manajemen juga) akan berusaha
untuk tidak menjual saham sebelum harga saham tersebut meningkat, sehingga
mereka tidak perlu berbagi keuntungan dengan para pemegang saham yang baru. Hal
ini akan menciptakan suatu kondisi, yaitu apabila suatu perusahaan memiliki prospek
yang sangat bagus, maka perusahaan tersebut akan menghindari menjual saham baru,
18
dan akan berusaha mencari modal dengan cara yang lainnya, termasuk dengan cara
menggunakan hutang melebihi target normal struktur modalnya.
Sedangkan di perusahaan B, para manajernya telah mengetahui bahwa
prospek ke depan kurang baik, karena perusahaan pesaing telah memasang dan
menggunakan teknologi yang lebih baru dan canggih untuk meningkatkan kualitas
produk mereka. Situasi ini merupakan kebalikan dari perusahaan A, yang tidak ingin
menjual saham baru untuk mendapatkan modal. Maka perusahaan B ini justru lebih
menyukai untuk menjual sahamnya guna mendapatkan investor baru, yang nantinya
akan berbagi kerugian dengan mereka.
Kesimpulannya, suatu perusahaan dengan prospek yang cerah tidak akan
berusaha untuk menjual saham baru, sedangkan perusahaan dengan prospek yang
buruk akan lebih menyukai untuk mendapatkan modal dengan menjual saham baru
kepada para investor. Maka pengumuman adanya penawaran saham baru suatu
perusahaan pada umumnya dianggap menjadi suatu sinyal bahwa prospek ke depan
perusahaan tersebut kurang bagus. Riset empiris telah menunjukkan bahwa kondisi
tersebut memang benar adanya.
Hal ini memiliki implikasi pada keputusan struktur modal suatu perusahaan.
Karena penawaran saham baru akan menimbulkan sinyal kurang baik dan dapat
menurunkan harga saham, maka suatu perusahaan dalam kondisi yang normal dan
prospek yang cerah akan tetap berusaha memiliki dan menjaga suatu reserve
borrowing capacity, yaitu kemampuan untuk meminjam dengan biaya yang normal
apabila suatu investasi yang baik muncul. Suatu perusahaan seringkali menggunakan
hutang yang lebih sedikit daripada yang dispesifikasikan oleh MM dalam optimalisasi
19
struktur modal pada kondisi normal. Hal ini untuk memastikan bahwa perusahaan
tersebut akan dapat memperoleh hutang di kemudian hari apabila mereka
membutuhkannya untuk suatu investasi baru. Dengan kata lain, suatu perusahaan
dalam keadaan normal seharusnya lebih menggunakan ekuitas dan sedikit hutang
daripada yang disarankan oleh model tax benefit/bankcruptcy cost trade-off.
2.2.6 Teori Pecking-Order
Penggunaan modal yang berasal dari hutang atau ekuitas selalu
mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan pengurangan pajak (tax benefits),
resiko kebangkrutan, dan biaya agen (agency costs). Namun demikian ada satu faktor
lagi yang perlu diperhatikan, yaitu waktu.
Dilihat dari sisi perusahaan, mengeluarkan saham baru di pasar modal akan
menguntungkan apabila harga saham perusahaan tersebut sedang dinilai lebih
(overvalued). Misalnya saham perusahaan tersebut diperdagangkan dengan harga Rp.
1000, sementara pihak manajemen perusahaan berpendapat bahwa saham tersebut
seharusnya hanya bernilai Rp. 800. Maka perusahaan akan mengeluarkan saham baru
di pasar modal, sehingga dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp. 200. Sebaliknya
apabila harga saham perusahaan tersebut sedang dinilai rendah (undervalued), maka
pihak manajemen akan merasa rugi untuk mengeluarkan saham baru. Dalam hal ini
perusahaan akan memilih untuk menggunakan tambahan modal yang berasal dari
hutang. Hal seperti demikian dapat terjadi pada keadaan informasi yang tidak simetris
20
(asymmetric information), yaitu pihak manajemen selalu mengetahui hal yang
sebenarnya dalam suatu perusahaan lebih baik daripada para investor biasa.
Bila dilihat dari kacamata para investor, mereka tentunya juga berpikir bahwa
apabila suatu perusahaan yang mengeluarkan saham baru, tentunya harga saham
perusahaan tersebut sedang dinilai lebih. Sedangkan bila perusahaan tersebut
menggunakan tambahan hutang, maka harga sahamnya sedang dinilai lebih rendah
daripada yang sebenarnya.
Dari pandangan di atas tersebut, maka muncul dua pertimbangan untuk
mendapatkan tambahan modal, yaitu:
� Perusahaan akan menggunakan hutang apabila sahamnya sedang dinilai rendah.
� Perusahaan juga akan menggunakan hutang walaupun sahamnya sedang dinilai
lebih. Hal ini bertujuan untuk menutupi kondisi yang sebenarnya, sehingga nilai
saham perusahaan tidak akan jatuh karena mengeluarkan saham baru.
Pemikiran teori Pecking-Order adalah berdasarkan pada latar belakang
tersebut, dan menyatakan dua aturan, yaitu:
Peraturan 1
Gunakan sumber keuangan internal
Investor akan selalu mempunyai penilaian terhadap perusahaan apabila
menggunakan hutang maupun ekuitas. Hutang menimbulkan resiko kebangkrutan,
sementara penggunaan ekuitas menimbulkan pemikiran bahwa harga saham
perusahaan tersebut sedang dinilai lebih (overvalued).
Teori Pecking-Order menyatakan apabila suatu perusahaan membutuhkan
tambahan modal, maka sumber yang terbaik untuk dipergunakan pertama kali adalah
21
keuangan internal, yang berasal dari laba yang ditahan (retained earnings). Karena
dengan menggunakan sumber keuangan internal, maka perusahaan tersebut tidak
perlu lagi mengkuatirkan mengenai sikap skeptis para investor terhadap penggunaan
hutang maupun ekuitas.
Peraturan 2
Gunakan jenis sekuritas yang paling aman lebih dulu
Walaupun pada dasarnya investor mempunyai penilaian yang kurang baik
terhadap hutang maupun ekuitas, kekuatiran yang lebih besar ada pada ekuitas.
Hutang suatu perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan
ekuitas, karena bila ancaman kebangkrutan dapat dihindari, maka investor akan
menerima pengembalian yang tetap dari bunga hutang tersebut. Maka teori Pecking-
Order menyatakan bahwa apabila modal tambahan eksternal diperlukan, maka harus
digunakan hutang lebih dulu sebelum ekuitas. Hanya jika kapasitas hutang
perusahaan tersebut telah maksimal, maka baru dipertimbangkan untuk menggunakan
sumber dari ekuitas.
Hutangpun ada beberapa jenisnya, misalnya hutang yang dapat dikonversi
(convertible debt) dan hutang langsung (straight debt). Hutang yang dapat dikonversi
ini mempunyai resiko yang lebih besar daripada hutang langsung, maka teori
Pecking-Order juga menyatakan bahwa suatu perusahaan seharusnya menggunakan
hutang langsung lebih dulu, baru kemudian hutang yang dapat dikonversi.
Jadi inti dari peraturan Pecking-Order yang kedua ini adalah, apabila suatu
perusahaan membutuhkan tambahan modal eksternal, maka seharusnya menggunakan
22
sumber yang resikonya relatif lebih kecil terlebih dulu (Ross, Westerfield, Jaffe,
2002, p438-440).
2.3 Kinerja Perusahaan
Penilaian terhadap kinerja suatu perusahaan dapat dilihat pada laporan
keuangan yang diterbitkan secara periodik. Laporan keuangan menunjukkan posisi
perusahaan tersebut dalam suatu waktu tertentu dan hasil kegiatan operasional yang
telah dilakukan beberapa waktu sebelumnya. Nilai laporan keuangan yang telah
dihasilkan dapat dipergunakan untuk memprediksi pendapatan di masa depan.
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu
perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap rasio keuangan. Ratio
keuangan memperlihatkan hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam neraca,
laporan rugi laba seperti aset, hutang, modal, laba, dan sebagainya.
Beberapa rasio yang biasa digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan (Brigham & Houston, 2004, p77-88):
1. Liquidity Ratio, menunjukkan tingkat likuiditas suatu perusahaan dengan
memperlihatkan hubungan antara aset lancar terhadap hutang lancarnya.
2. Asset Management Ratio, menunjukkan seberapa efektifnya sebuah
perusahaan mengelola aset-asetnya.
3. Debt Management Ratio, menunjukkan seberapa besar porsi hutang yang
digunakan perusahaan atas aset yang dimilikinya.
23
4. Profitability Ratio, menunjukkan efek gabungan dari likuiditas, manajemen
aset dan hutang terhadap hasil kegiatan operasionalnya (ROA, ROE).
Dari beberapa rasio yang telah dijelaskan di atas, rasio yang paling mendekati
dalam menggambarkan struktur modal adalah debt management ratio. Rasio ini
menunjukkan kebijakan manajemen dalam melakukan pembiayaan terhadap
perusahaan tersebut, apakah pembiayaan dilakukan dengan menggunakan hutang atau
modal. Rasio yang biasa digunakan adalah debt to asset ratio, yang artinya seberapa
besar aset yang ada dibiayai oleh hutang (Brigham & Houston, 2004, p84).
AssetsTotal
DebtTotalA/D =
Ada pula bentuk rasio lain yang juga menunjukkan perbandingan antara hutang dan
modal adalah debt to equity ratio.
EquityTotal
DebtTotalE/D =
Namun, seperti telah dijelaskan pada awal bab ini bahwa struktur modal
terdiri atas hutang jangka panjang dan ekuitas, maka lebih tepat jika rasio-rasio
tersebut dirumuskan kembali dalam (Wild, Subramanyam, Halsey, 2003, p545):
AssetsTotal
DebttermLongA/D
−=
EquityTotal
DebttermLongE/D
−=
24
2.4 Return dan Risk
Dalam melakukan investasi, seorang individual atau suatu bisnis
mengeluarkan uang pada saat ini dengan ekspektasi untuk mendapatkan uang yang
lebih banyak di masa yang akan datang. Konsep dari return menyediakan kepada para
investor suatu cara nyaman untuk mencerminkan kinerja keuangan atas investasinya.
Cara untuk mengekspresikan return dari suatu investasi adalah dengan menghitung
jumlah Dollar yang diterima dikurangi jumlah Dollar yang diinvestasikan (Brigham
& Daves, 2004, p27-28), yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
investedAmountreceivedAmountturnReDollar −=
Akan tetapi untuk mendapatkan gambaran dari hasil return yang lebih baik adalah
dengan menggunakan prosentase, yaitu rate of return, atau percentage return. Rate of
return dapat dirumuskan sebagai berikut:
InvestedAmount
investedAmountrecievedAmountturnReofRate
−=
Seorang investor dalam melakukan investasi dengan ekspektasi mendapatkan
return yang tinggi di masa yang akan datang dihadapkan pada risiko yang timbul dari
investasinya tersebut. Para investor akan cenderung melakukan diversifikasi dalam
membangun portofolio investasinya guna mengurangi risiko yang timbul tersebut.
Risiko dari suatu saham individual dari suatu portofolio saham dapat dihitung
menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Brigham & Daves dalam
bukunya “Intermediate Financial Management”, 2004, halaman 47 menyimpulkan
CAPM dalam pernyataan berikut: “The relevant risk of an individual stock is its
contribution to the risk of a well-diversified portfolio” . Selanjutnya, kontribusi dari
25
jumlah risiko terhadap portofolio pasar diwakili oleh koefisien beta. Beta dirumuskan
sebagai berikut:
2M
Mii
)r,r(Cov
σ=β
Untuk menanggung risiko yang diwakili oleh koefisien beta, investor
memerlukan suatu tingkat imbal hasil yang dapat mengkompensasi tingkat risiko
tersebut. Persamaan Security Market Line menggambarkan hubungan antara required
return dan risiko ( Brigham & Daves, 2004, p 59) sebagai berikut:
SML equation : Required return = Risk free + Market risk Stock i’s on Stock I rate premium beta
ri = rRF + (rM – rRF) bi
Brigham & Daves (International Financial Management, 2004, p53)
menyatakan bahwa koefisien beta yang digunakan investor seharusnya
menggambarkan volatilitas yang diharapkan dari suatu return saham terhadap return
pasar dalam beberapa periode di masa yang akan datang. Akan tetapi, umumnya para
investor menghitung beta dengan menggunakan data dari beberapa periode di masa
lalu, dan mengasumsikan bahwa volatilitas saham akan relatif sama di masa yang
akan datang.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pikir
Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, struktur modal merupakan
perpaduan sumber-sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan.
Struktur modal dapat berupa hutang jangka panjang maupun ekuitas (saham).
Proporsi sumber pembiayaan yang tepat sesuai kebutuhan dan kemampuan
perusahaan merupakan tugas dari manajemen perusahaan itu sendiri.
Penggunaan hutang jangka panjang sebagai sumber pembiayaan perusahaan
mempunyai sisi positif dan sisi negatif. Sisi positifnya yaitu dengan penggunaan
hutang, perusahaan diharuskan untuk membayar bunga pinjaman yang mengurangi
operating profit, sehingga pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah semakin
kecil. Apabila jumlah pajak yang disetor sedikit, maka net profit menjadi lebih besar
dan tentunya akan menguntungan bagi pemegang saham. Hal ini dapat disebut
sebagai tax benefit. Namun, di sisi lain dengan jumlah hutang yang besar dapat
menyebabkan kemungkinan kebangkrutan, jika perusahaan ternyata tidak dapat
membayar hutang tersebut beserta bunganya.
Sedangkan dengan menggunakan ekuitas untuk pembiayaan perusahaan tidak
memperoleh tax benefit, karena dividen yang dibagikan berasal dari net profit. Laba
bersih yang diperoleh perusahaan sebagian ditahan untuk investasi dan sebagian lagi
dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen. Dengan adanya pembagian
27
dividen, keuntungan perusahaan yang akan digunakan sebagai perluasan perusahaan
menjadi semakin kecil. Namun, pembagian dividen ini bukan merupakan hutang yang
wajib dibayarkan pada waktu tertentu.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen perusahaan
perlu untuk menentukan struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal
merupakan penyatuan sumber dana hutang dan ekuitas yang dapat meminimalkan
biaya modal (cost of capital) dan pada akhirnya dapat memaksimalkan nilai
perusahaan tersebut yang tercermin pada harga sahamnya.
Gambar 3.1 Kerangka Pikir
Struktur Modal
Hutang
Tax Benefit
Ekuitas
No Tax Benefit
Struktur Modal Optimal
Meminimalkan biaya modal
Memaksimalkan nilai perusahaan
Imbal hasil saham
28
3.2 Gambaran Umum Perusahaan
Berikut ini dijelaskan secara singkat 5 (lima) perusahaan terbuka yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta serta termasuk dalam industri otomotif dan
komponennya. Perusahaan-perusahaan yang dipakai pada penelitian ini merupakan
perusahaan yang telah mengalami pertumbuhan penjualan selama 3 (tiga) tahun
terakhir sebesar lebih dari 10% ( 2005, “Peringkat Emiten Per Sektor”, Investor, edisi
122, p36).
3.2.1 PT Astra International Tbk
PT Astra International Tbk (ASII) didirikan pada tahun 1957 dengan alamat
kantor pusat sekarang berada di Gedung AMDI, Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter
Jakarta. ASII merupakan induk perusahaan investasi dan perusahaan operasional
dalam beberapa sektor ekonomi penting di Indonesia. Saat ini Pemegang saham
terbesar ASII adalah Jardine Cycle & Carriage Limited yaitu sebesar 49,85%, dengan
komisaris utamanya Theodore P. Rahmat dan Direktur Utamanya yang baru terpilih
akhir Mei 2005 yaitu Michael Dharmawan Ruslim.
ASII telah terpilih sebagai “Emiten Terbaik 2005“ menurut versi majalah
Investor. Menurut beberapa analis pasar modal, keberhasilan Astra terletak pada
kemampuannya melakukan inovasi, jeli menangkap dan memanfaatkan peluang serta
kemampuan manajemen mengelola perusahaan secara profesional sehingga dapat
mencapai angka tertinggi dalam penilaian kinerja fundamental dan teknikal.
Pendapatan usaha bersih meningkat tajam 40,7% menjadi Rp44,3 trilyun atau lebih
29
tinggi dibandingkan dengan tahun 2003 sejumlah Rp31,5 trilyun, sedangkan laba
bersih yang bertambah 22,3% menjadi Rp5,4 trilyun dari Rp4,4 trilyun pada tahun
sebelumnya, yang merupakan pencapaian tertinggi selama perusahaan berdiri.
3.2.2 PT Astra Otoparts Tbk
PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) didirikan pada tanggal 20 September 1991
dengan nama PT Federal Adiwiraserasi yang kemudian pada tahun 1997 berubah
namanya menjadi PT Astra Otoparts. AUTO merupakan perusahaan distributor
otomotif dan komponen. Perusahaan ini beralamat di Jl. Raya Pagangsaan 2 KM 2,2
Kelapa Gading Jakarta 14250. Pemegang saham terbesarnya adalah PT Astra
International Tbk yaitu sebesar 84,91% per 31 Mei 2005. Saat ini AUTO dipimpin
oleh komisaris utamanya Tossin Himawan dan direktur utamanya Budi Setiawan
Pranoto.
Laba bersih yang diraih AUTO hingga akhir tahun 2004 telah meningkat
sebesar 8,12% dari Rp 206,398 milyar menjadi Rp 223,158 milyar. Sedangkan
penjualan bersihnya melonjak sebesar 35,93% yaitu dari Rp 2,151 trilyun sepanjang
tahun 2003 menjadi Rp 2,924 trilyun selama tahun 2004. Sementara itu bila dilihat
dari sisi neraca, jumlah aktiva AUTO mengalami peningkatan, yaitu dari Rp1,957
trilyun pada akhir Desember 2003 menjadi Rp2,436 trilyun pada 31 Desember 2004.
Peningkatan juga terjadi di sisi kewajiban dan ekuitas, pada akhir Desember 2004
jumlah kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar perseroan masing-masing
tercatat sebesar Rp766,124 milyar dan Rp101,990 milyar, padahal pada akhir 2003
30
lalu kedua pos tersebut masih berada di posisi Rp540,973 milyar dan Rp82,972
milyar. Sedangkan jumlah ekuitasnya naik dari Rp1,194 trilyun menjadi Rp1,398
trilyun. Peningkatan pada asset, hutang, dan ekuitas tersebut kira-kira lebih dari 20%.
3.2.3 PT Andhi Chandra Automotive Products Tbk
PT Andhi Chandra Automotive Products (ACAP) didirikan pada tanggal 26
Januari 1976 di Jakarta dan bergerak di bidang industri alat-alat atau perlengkapan
(spare-part) kendaraan bermotor. Perusahaan yang saat ini memiliki kantor pusat di
Wisma ADR Jl. Pluit Raya I No.1, Jakarta ini menghasilkan dan mendistribusikan
produk-produk antara lain saringan minyak pelumas, saringan udara, dan saringan
bahan bakar.
Pada akhir tahun 2004 ACAP telah membukan laba bersih sebesar Rp 20,440
milyar atau naik hampir 46% dibanding tahun 2003 sebesar Rp 14,008 milyar.
Penjualan dan laba kotor yang dihasilkan perusahaan pada 2004 hanya meningkat
sekitar 32% dari tahun sebelumnya, namun penekanan biaya dan pendapatan lain-lain
telah mengdongkrak peningkatan laba bersihnya.
Sementara itu dilihat dari sisi neraca, sampai akhir tahun 2004 tercatat adanya
penurunan nilai aktiva sebesar 2% dibandingkan akhir tahun 2003 dan penurunan
total ekuitas sebesar 6,4%. Sedangkan hutang bank mengalami peningkatan sebesar
25% dengan sebagian besar adalah hutang kepada Bank Mandiri dengan mata uang
asing ( US Dollar).
31
3.2.4 PT Goodyear Indonesia Tbk
PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) didirikan pada 11 Januari 1901 dan
sebagai pembuat ban pertama kali di Indonesia. Sebelumnya perusahaan ini
merupakan agen penjualan perusahaan karet dan ban Goodyear dari Amerika. GDYR
yang berlokasi di Jl. Pemuda No. 27 Bogor – Jawa Barat, saat ini sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh The Goodyear Tire & Rubber Company (Amerika) sebesar
85%, dan roda perusahaan dijalankan oleh Douglas Brian Hampton sebagai komisaris
utama dan Zakariah Ahmad sebagai direktur utamanya.
Selama periode Januari-Desember 2004 penjulan GDYR tercatat mengalami
kenaikan 30% lebih dibanding periode sama tahun 2003, yaitu menjadi Rp767,89
milyar, sedangkan laba bersihnya tumbuh 52% menjadi Rp24,99 milyar dari periode
sebelumnya Rp16,436 milyar.
3.2.5 PT Selamat Sempurna Tbk
PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) didirikan pada tanggal 19 Januari 1976
dengan komisaris utamanya saat ini adalah Darsuki Gani dan direktur utamanya Eddy
Hartono. Kantor pusat SMSM beralamat di Wisma ADRI Jl. Pluit Selatan No. 1A
Jakarta dan pabrik berada Jl. Kapuk Kamal Raya No. 88 Jakarta.
Sampai dengan akhir kuartal ketiga 2004, SMSM telah membukukan
kenaikan penjualan sebesar hampir 10% menjadi Rp 539,746 milyar dari 494,297
milyar pada 2003 periode yang sama. Namun, laba bersih yang dicatat hanya
mengalami kenaikan sebesar 2%. Untuk periode yang sama, aktiva SMSM
32
mengalami kenaikan sebesar 8,7%, sedangkan kewajiban lancar, kewajiban tidak
lancar, dan ekuitas masing-masing mengalami kenaikan sebesar 59%, 3%, dan
hampir 1%.
3.3 Model dan Metode Analisis
Model penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dan analitik. Penelitian
secara deskriptif dilakukan dengan melihat tabel, grafik, diagram yang berhubungan
dengan saham dan kinerja perusahaan tersebut (data laporan keuangan). Selain itu
juga dilakukan penelitian analitik dengan melakukan uji statistika terhadap variabel-
variabel yang dianggap saling mempengaruhi.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistika
yaitu dengan menggunakan metode - metode:
1. Korelasi
Metode korelasi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Korelasi dinyatakan oleh koefisien
korelasi, untuk koefisien korelasi populasi ditunjukkan dengan ρ, sedangkan
koefisien korelasi sampel ditunjukkan dengan r. Nilai r dapat berupa:
- jika r = 0, maka tidak ada korelasi antara variabel X dan Y.
- jika r > 0, maka ada hubungan linear positif antara variabel X dan Y.
Artinya jika salah satu variabel meningkat, maka variabel lainya juga
33
meningkat dan jika salah satu variabel menurun, maka variabel lainnya
juga akan menurun.
- jika r < 0, maka ada hubungan linear negatif antara variabel X dan Y.
Artinya jika salah satu variabel meningkat, maka variabel lainya akan
menurun dan jika salah satu variabel menurun, maka variabel lainnya
akan meningkat.
2. Regresi Berganda
Metode regresi berganda digunakan untuk mengetahui apakah beberapa
variabel bebas yang diujikan mempunyai pengaruh terhadap sebuah variabel
terikat. Model persamaan untuk regresi berganda adalah:
nn22110 XbXbXbby +++=
Metode analisis korelasi dan regresi berganda dilakukan dengan bantuan
software SPSS versi 13 dan Microsoft Excel.
34
Perusahaan
Laporan Keuangan
Capital Structure
Imbal hasil saham Resiko saham
Hubungan variabel dependen dan variabel
independen (utama dan pendukung)
Regresi berganda dengan variabel bebas
Debt-to-Assets dan Debt-to-Equity
Ada multicollinear?Buang variabel yang
menyebabkan multicollinear
F-test
t-testCari variabel yang signifikan
Regresi berganda D/A, D/E, ditambah dengan
empat variabel bebas pendukung
Ada multicollinear? Stepwise regression
F-test
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Persamaan regresi berganda
yang terbaik
t-testCari variabel yang signifikan
Didapatkan variabel yang signifikan
Gambar 3.2 Model dan Metode Analisis
35
3.4 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan terdiri atas dua variabel yaitu
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel terikat merupakan variabel yang
dianggap dapat dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat yang telah dipilih
untuk diujikan dalam penelitian ini adalah imbal hasil saham (return) dan risiko
(risk), sedangkan variabel bebasnya adalah yang mencerminkan struktur modal
perusahaan yang dipilih yaitu Debt to Asset Ratio (D/A Ratio) dan Debt to Equity
Ratio (D/E Ratio). Selain itu juga ditambahkan variabel bebas lainnya yang dianggap
sebagai faktor diluar struktur modal dan dapat mempengaruhi imbal hasil saham dan
risiko, antara lain: tingkat pengembalian saham di pasar (IHSG), tingkat
pengembalian (return) kurs rupiah terhadap dollar Amerika, Return on Assets (ROA),
dan Return on Equity (ROE).
Bila ditulis dalam notasi matematika, hubungan variabel terikat dan variabel
bebas yang akan diujikan adalah sebagai berikut:
Imbal hasil saham = f{D/A Ratio, D/E Ratio}
Risiko = f{D/A Ratio, D/E Ratio}
Imbal hasil saham = f{D/A Ratio, D/E Ratio, return market, return kurs,
ROA, ROE}
Risiko = f{D/A Ratio, D/E Ratio, return market, return kurs,
ROA, ROE }
36
3.5 Hipotesis
Sebelum dilakukan pengujian terhadap data-data yang telah diperoleh,
terlebih dahulu ditentukan hipotesis atau pernyataan sementara dari rumusan
permasalahan yang telah disebutkan di bab pertama. Hipotesis yang diberikan ada
dua macam yaitu hipotesis nol (null hypothesis) dan hipotesis alternatif (alternative
hypothesis). Hipotesis nol (H0) merupakan sebuah pernyataan mengenai nilai dari
sebuah parameter populasi dan dianggap sebagai kebenaran sampai ditemukan bukti
statistik yang menunjukkan sebaliknya. Sedangkan hipotesis alternatif (H1) berisi
sangkalan atas hipotesis nol. Jadi hipotesis nol dan hipotesis alternatif memiliki
pernyataan yang bertentangan, hanya satu hipotesis yang akan dinyatakan benar
setelah dilakukan uji statistik. Menolak hipotesis nol berarti menerima hipotesis
alternatif dan begitu pula sebaliknya (Aczel, 2004, p284).
Berikut ini hipotesis-hipotesis yang akan diuji menggunakan tiga metode
statistika (korelasi, regresi linier, regresi berganda):
1. Uji korelasi antara D/A dengan imbal hasil saham
H0 (1): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara D/A dengan
imbal hasil saham)
H1 (1): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara D/A dengan imbal
hasil saham)
2. Uji korelasi antara D/A dengan risiko saham
H0 (2): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara D/A dengan
risiko saham)
37
H1 (2): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara D/A dengan risiko
saham)
3. Uji korelasi antara D/E dengan imbal hasil saham
H0 (3): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara D/E dengan
imbal hasil saham)
H1 (3): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara D/E dengan imbal
hasil saham)
4. Uji korelasi antara D/E dengan risiko saham
H0 (4): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara D/E dengan
risiko saham)
H1 (4): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara D/E dengan risiko
saham)
5. Uji korelasi antara return market dengan imbal hasil saham
H0 (5): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara return
market dengan imbal hasil saham)
H1 (5): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara return market
dengan imbal hasil saham)
6. Uji korelasi antara return market dengan risiko saham
H0 (6): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara return
market dengan risiko saham)
38
H1 (6): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara return market
dengan risiko saham)
7. Uji korelasi antara return kurs dengan imbal hasil saham
H0 (7): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara return kurs
dengan imbal hasil saham)
H1 (7): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara return kurs dengan
imbal hasil saham)
8. Uji korelasi antara return kurs dengan risiko saham
H0 (8): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara return kurs
dengan risiko saham)
H1 (8): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara return kurs dengan
risiko saham)
9. Uji korelasi antara ROA dengan imbal hasil saham
H0 (9): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara ROA dengan
imbal hasil saham)
H1 (9): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara ROA dengan imbal
hasil saham)
10. Uji korelasi antara ROA dengan risiko saham
H0 (10): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara ROA
dengan risiko saham)
39
H1 (10): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara ROA dengan
risiko saham)
11. Uji korelasi antara ROE dengan imbal hasil saham
H0 (11): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara ROE
dengan imbal hasil saham)
H1 (11): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara ROE dengan
imbal hasil saham)
12. Uji korelasi antara ROE dengan risiko saham
H0 (12): ρ1 = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara ROE
dengan risiko saham)
H1 (12): ρ1 ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara ROE dengan
risiko saham)
13. Uji regresi berganda D/A, D/E terhadap imbal hasil saham
H0 (13): β1 = β2 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan antara D/A, D/E
terhadap imbal hasil saham)
H1 (13): Minimal ada satu βi ≠ 0 (Minimal ada satu diantara D/A, D/E
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham)
14. Uji regresi berganda D/A, D/E terhadap risiko saham
H0 (14): β1 = β2 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan antara D/A, D/E
terhadap risiko saham)
40
H1 (14): Minimal ada satu βi ≠ 0 (Minimal ada satu diantara D/A, D/E
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap risiko saham)
15. Uji regresi berganda D/A, D/E, return market, return kurs, ROA, dan ROE
terhadap imbal hasil saham
H0 (15): β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan
antara D/A, D/E, return market, return kurs, ROA, dan ROE terhadap imbal
hasil saham)
H1 (15): Minimal ada satu βi ≠ 0 (Minimal ada satu diantara D/A, D/E, return
market, return kurs, ROA, dan ROE mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap imbal hasil saham)
16. Uji regresi berganda D/A, D/E, return market, return kurs, ROA, dan ROE
terhadap risiko saham
H0 (16): β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan
antara D/A, D/E, return market, return kurs, ROA, dan ROE terhadap risiko
saham)
H1 (16): Minimal ada satu βi ≠ 0 (Minimal ada satu diantara D/A, D/E, return
market, return kurs, ROA, dan ROE mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap risiko saham)
* Jika pada uji regresi berganda terjadi Multicollinearity, maka akan
dilakukan stepwise regression untuk mencari persamaan terbaik, dan
selanjutnya dilakukan kembali uji regresi berganda untuk persamaan terbaik
tersebut.
41
3.6 Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
populasi yang dimaksud adalah seluruh laporan keuangan perusahaan yang tercatat
dalam Bursa Efek Jakarta beserta seluruh harga saham yang diperdagangkan setiap
harinya.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih untuk diujikan. Sampel
yang dipilih adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan tercatat yang
merupakan bagian dari industri otomotif dan komponennya. Dari beberapa
perusahaan yang ada dipilih kembali 5 (lima) perusahaan otomotif dan komponennya
yang telah mengalami peningkatan penjualan selama 3 (tiga) tahun terakhir lebih dari
10%.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini yaitu: debt ratio
(D/A Ratio dan D/E Ratio), ROA, ROE, dan harga saham perusahaan terpilih, serta
IHSG yang dikeluarkan oleh BEJ dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar
Amerika. Keseluruhan data tersebut dibatasi untuk periode 1 Januari 2002 hingga 31
Desember 2004.
Debt ratio, ROA, dan ROE diperoleh dari laporan keuangan konsolidasi per
semester yang telah dipublikasikan oleh perusahaan yang dipilih. Sedangkan harga
saham, IHSG, dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika yang dipakai
merupakan harga penutupan setiap akhir minggunya. Harga saham perusahaan dan
42
IHSG dapat diperoleh dari catatan transaksi Bursa Efek Jakarta dan nilai tukar mata
uang diperoleh berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia.
3.8 Perhitungan Data
Berikut ini akan dijelaskan cara-cara yang digunakan dalam menghitung data
sehingga siap untuk diolah (diujikan).
3.8.1 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham
Karena data harga saham yang diambil merupakan harga penutupan tiap akhir
minggunya, maka tingkat return yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus:
sebelumnyagguminpenutupanaargH
sebelumnyagguminpenutupanaargHinigguminpenutupanaargHturnRe
−=
Sedangkan untuk menghitung risiko dapat dilakukan dengan cara:
2
returnIHSG
)IHSGturnRe,Sahamturn(ReCovRisiko
σ=
dimana:
∑=
−−−
=n
1iIHSGIHSGii )RR)(RR(
1n
1)IHSGturnRe,Sahamturn(ReCov
1n
)turnReturn(Ren
1i
2IHSGIHSGi
2turnIHSGRe −
−=σ∑=
43
3.8.2 Debt Ratio
Untuk menghitung debt ratio, data diperoleh dari laporan keuangan
konsolidasi masing-masing perusahaan. Rumus yang dipakai adalah:
AssetsTotal
debttermLongA/D =
EquityTotal
debttermLongE/D =
Sehingga data-data yang dibutuhkan yaitu jumlah hutang jangka panjang perusahaan
tersebut, jumlah keseluruhan aset yang dimilikinya, dan jumlah keseluruhan ekuitas.
3.8.3 ROA dan ROE
ROA dan ROE dihitung berdasarkan data laporan keuangan konsolidasi
dengan menggunakan rumus:
AssetsTotal
IncomeNetROA =
EquityTotal
IncomeNetROE =
3.8.4 Return Market dan Return Kurs
Return market merupakan tingkat pengembalian yang didapat oleh
keseluruhan pasar dan dalam pasar saham di BEJ diwakilkan oleh IHSG.
sebelumnyagguminpenutupanIHSG
sebelumnyagguminpenutupanIHSGinigguminpenutupanIHSGMarketturnRe
−=
44
Sedangkan return kurs merupakan tingkat pengembalian yang didapat atas
perubahan nilai tukar mata uang rupiah dengan dollar Amerika.
sebelumnyagguminpenutupanKurs
sebelumnyagguminpenutupanKursinigguminpenutupanKursKursturnRe
−=
3.8.5 Metode Korelasi
Seperti telah dijelaskan di atas, korelasi untuk sampel dinyatakan dengan
koefisien korelasi sampel, yang didapat dengan menggunakan rumus korelasi
Pearson:
∑ ∑
∑
−−
−−=
22 )YYi()XXi(
)YYi)(XXi(r
Untuk melihat hasil korelasi sample tersebut terhadap populasi yang
diwakilinya, maka di lakukan t-test. T-test menguji koefisien korelasi populasi untuk
melihat adanya hubungan linier antara dua variabel.
)2n/()r1(
rt
2)2n(−−
=−
Kemudian hasil dari t-test tersebut dibandingkan dengan t-table pada level
signifikan (�) tertentu, jika t-test < + t-table atau t-test > - t-table dan p-value > level
of significant maka hipotesis nol diterima. Namun, jika pada keadaan sebaliknya
maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
45
3.8.6 Metode Regresi Berganda
Dengan bantuan software SPSS atau Microsoft Excel, data-data yang
dimasukkan akan langsung menghasilkan persamaan regresi berganda termasuk beta
(b), standar deviasi beta (s(b)), t, p-value, serta VIF (variance inflation factor) untuk
masing-masing variabel bebas. Dari hasil tersebut akan diketahui apakah terjadi
multicollinearity atau tidak. Multicollinearity dapat terjadi karena adanya redudansi
variabel, yaitu ada hubungan antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas
lainnya. Untuk menghilangkan multicollinearity cara yang paling umum digunakan
yaitu dengan melakukan stepwise regression.
Stepwise regression bertujuan untuk menghilangkan variabel-variabel bebas
yang saling berkorelasi dan mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Sehingga
pada akhirnya akan didapatkan persamaan regresi yang terbaik. Setelah persamaan
regresi tersebut diperoleh, dilakukan F-test yang menguji persamaan regresi
keseluruhan dan melihat apakah seluruh variabel bebas tersebut dapat secara tepat
menjelaskan variabel terikat. F-test dilakukan dengan menggunakan tabel ANOVA
(yang juga dapat diperoleh dari software):
Source of Variation
Sum of Squares Degree of Freedom
Mean Square F-Ratio
Regression SSR k k
SSRMSR =
MSE
MSRF =
Error SSE n – (k +1) )1k(n
SSEMSE
+−=
Total SST n – 1
46
Sama seperti t-test pada metode korelasi, hasil dari F-test tersebut dibandingkan
dengan F-table pada level of signifikan (�) tertentu, jika F-test hasil hitung berada
dalam critical region atau p-value lebih besar dari level of significant maka hipotesis
nol diterima dan begitu pula sebaliknya.
Bila hasil dari F-test ternyata didapatkan kesimpulan untuk menerima
hipotesis alternatif, yang artinya ada variabel bebas yang mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel terikat, maka perlu dilakukan tes hipotesis (individual
regresi) untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh paling signifikan.
H0 : βi = 0
H1 : βi ≠ 0
Tes statistik yang dilakukan untuk menguji hipotesis tersebut adalah:
)b(s
0bt
i
i)]1k(n[
−=+−
Untuk melihat seberapa baiknya kombinasi variabel-variabel bebas yang
diujikan dalam menjelaskan variabel terikat pada model regresi berganda, digunakan
Multiple Coefficient of Determination (R2) dan Adjusted Multiple Coefficient of
Determination (R2):
SST
SSE1
SST
SSRR2 −==
)1k(n
1n)R1(1R 22
+−−−−=
47
BAB IV
HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
4.1 Hasil Perhitungan Data
Data-data mentah yang telah didapat melalui berbagai sumber diolah dengan
menggunakan rumus perhitungan seperti yang telah tertulis pada bab III. Selanjutnya
data-data hasil perhitungan tersebut dipakai dalam pengujian hubungan dan pengaruh
menggunakan metode korelasi dan regresi berganda. Dari hasil pengujian akan
diperoleh suatu kesimpulan berdasarkan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya.
4.1.1 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham
Dari data harga penutupan mingguan lima saham yang dipilih dan harga
penutupan mingguan IHSG, diperoleh data-data imbal hasil saham dan risiko saham
untuk masing-masing saham perusahaan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham ASII 2002 2003 2004
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Imbal Hasil 0.0348 -0.0036 0.0095 0.0143 0.0055 0.0214 Risiko 1.7795 2.4326 2.1287 1.4313 1.1523 0.4699
Tabel 4.2 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham AUTO 2002 2003 2004
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Imbal Hasil 0.0219 -0.0110 0.0013 0.0097 -0.0093 0.0172 Risiko 0.9542 1.4190 1.4713 0.5548 0.8460 0.7581
48
Tabel 4.3 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham ACAP 2002 2003 2004
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Imbal Hasil -0.0052 0.0143 0.0018 0.0010 0.0004 -0.0020 Risiko -0.0742 -0.2307 0.1493 0.0580 -0.0286 0.0441
Tabel 4.4 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham GDYR 2002 2003 2004
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Imbal Hasil 0.0042 -0.0062 -0.0018 -0.0003 0.0036 0.0339 Risiko 0.4592 0.0105 1.0364 0.2532 0.5387 1.0781
Tabel 4.5 Imbal Hasil Saham dan Risiko Saham SMSM 2002 2003 2004
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Imbal Hasil -0.0070 0.0003 0.0074 -0.0091 0.0092 0.0072 Risiko 0.3543 0.2280 0.3231 0.2085 0.5358 0.3939
4.1.2 D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, dan ROE
Dari data-data long-term debt, net income, total assets, dan total equity yang
telah diperoleh dari laporan keuangan setiap perusahaan per semester untuk tahun
2002 – 2004, maka rasio-rasio keuangan setiap perusahaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, dan ROE ASII 2002 2003 2004
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 D/A Ratio 0.2952 0.3270 0.2703 0.2013 0.1868 0.1314 D/E Ratio 1.6130 1.3178 0.8250 0.4711 0.5044 0.3120 ROA 0.0813 0.1389 0.0608 0.1613 0.0706 0.1381 ROE 0.4444 0.5596 0.1857 0.3776 0.1905 0.3279
49
Tabel 4.7 Debt Ratio, ROA, dan ROE AUTO 2002 2003 2004
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 D/A Ratio 0.1026 0.0831 0.0325 0.0301 0.0063 0.0331 D/E Ratio 0.1969 0.1454 0.0552 0.0493 0.0110 0.0576 ROA 0.0943 0.1405 0.0700 0.1055 0.0488 0.0916 ROE 0.1810 0.2458 0.1189 0.1728 0.0854 0.1596
Tabel 4.8 Debt Ratio, ROA, dan ROE ACAP 2002 2003 2004
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 D/A Ratio 0.0200 0.0112 0.0205 0.0203 0.0377 0.0282 D/E Ratio 0.0236 0.0130 0.0245 0.0243 0.0484 0.0354 ROA 0.0540 0.0838 0.0502 0.0947 0.0598 0.1410 ROE 0.0637 0.0975 0.0600 0.1135 0.0767 0.1770
Tabel 4.9 Debt Ratio, ROA, dan ROE GDYR 2002 2003 2004
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 D/A Ratio 0.0020 0.0012 0.0003 0.0002 0.0000 0.0000 D/E Ratio 0.0031 0.0018 0.0005 0.0004 0.0000 0.0000 ROA 0.0234 0.0427 0.0285 0.0419 0.0451 0.0567 ROE 0.0363 0.0609 0.0402 0.0615 0.0698 0.0873
Tabel 4.10 Debt Ratio, ROA, dan ROE SMSM 2002 2003 2004
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 D/A Ratio 0.1659 0.1687 0.1674 0.1566 0.1599 0.0000 D/E Ratio 0.2934 0.2829 0.2960 0.2773 0.2928 0.0000 ROA 0.0454 0.0689 0.0412 0.0757 0.0443 0.0881 ROE 0.0803 0.1155 0.0728 0.1340 0.0811 0.1672
50
4.1.3 Return Market dan Return Kurs
Data harga penutupan mingguan IHSG dan harga penutupan mingguan nilai
tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dihitung tingkat return-nya
sehingga diperoleh data berikut ini yang siap untuk diolah:
Tabel 4.11 Return Market dan Return Kurs 2002 2003 2004
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 IHSG 0.0115 -0.0052 0.0091 0.0129 0.0015 0.0120 Kurs -0.0077 0.0003 -0.0030 0.0015 0.0044 0.0003
4.2 Analisis Hubungan dengan Metode Korelasi
Dengan menggunakan data-data yang telah dihitung, selanjutnya dilakukan
pengujian hubungan antara variabel stuktur modal dan beberapa variabel lain dengan
imbal hasil saham dan risiko. Pengujian hubungan menggunakan metode korelasi
Pearson dengan bantuan fasilitas statistik yang telah disediakan oleh Microsoft
Excel.
Dari hasil pengujian akan diperoleh koefisien korelasi (r) antara dua variable
yang menunjukkan seberapa kuat hubungan antara variabel. Selanjutnya dilakukan
t-test untuk melihat hasil korelasi sampel tersebut terhadap populasi yang diwakilinya
dan hasil t-test tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil t-table. Jika – t-tabel <
t-test < t-tabel atau p-value > level signifikan (�), maka diambil kesimpulan bahwa
hipotesis nol diterima, dan jika terjadi keadaan yang sebaliknya, maka hipotesis nol
ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
51
4.2.1 Uji Korelasi antara D/A Ratio dengan Imbal Hasil Saham
Setelah dilakukan perhitungan untuk mencari koefisien korelasi dengan
menggunakan rumus Pearson, didapatkan koefisien korelasi (r) antara D/A Ratio
dengan imbal hasil saham adalah sebesar 0,1889. Hasil t-test dan p-value yang
diperoleh masing-masing sebesar 1,0174 dan 0,318.
Dengan menggunakan level signifikan 5%, maka t-table yang didapatkan
untuk t0.025 dengan degree of freedom sebanyak 28 adalah ± 2,048. Dari hasil t-test
1,0174 < 2,048 dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan linier yang
signifikan antara Debt to Asset Ratio dengan imbal hasil saham pada industri otomotif
dan komponen.
D/A Vs Imbal Hasil Saham
-0.02
-0.01
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35
Debt to Asset Ratio
Imba
l Has
il Sa
ham
Gambar 4.1 Scatter Plot Diagram D/A Ratio Vs Imbal Hasil Saham
52
4.2.2 Uji Korelasi antara D/A Ratio dengan Risiko Saham
Koefisien korelasi (r) antara D/A Ratio dengan risiko saham yang diperoleh
adalah 0,6237, dengan hasil t-test 4,2225 dan p-value sebesar 0,000. Karena hasil t-
test 4,2225 > 2,763 maka dapat diambil kesimpulan yaitu ada hubungan linier yang
signifikan antara Debt to Asset Ratio dengan risiko saham pada level signifikan 1%.
D/A Vs Risiko Saham
-0.50
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35
Debt to Asset Ratio
Ris
iko
Saha
m
Gambar 4.2 Scatter Plot Diagram D/A Ratio Vs Risiko Saham
4.2.3 Uji Korelasi antara D/E Ratio dengan Imbal Hasil Saham
Koefisien korelasi (r) antara D/E Ratio dengan imbal hasil saham yang
diperoleh adalah 0,3114, dengan hasil t-test –1,734 dan p-value sebesar 0,094. Karena
hasil t-test –1,734 < -1,701, maka dapat diambil kesimpulan yaitu pada level
signifikan 10% terdapat hubungan linier yang signifikan antara Debt to Equity Ratio
dengan imbal hasil saham.
53
D/E Vs Imbal Hasil Saham
-0.02
-0.01
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00
Debt to Equity Ratio
Imba
l Has
il Sa
ham
Gambar 4.3 Scatter Plot Diagram D/E Ratio Vs Imbal Hasil Saham
4.2.4 Uji Korelasi antara D/E Ratio dengan Risiko Saham
Koefisien korelasi (r) antara D/E Ratio dengan risiko saham yang diperoleh
adalah 0,6989, dengan hasil t-test 5,1715 dan p-value sebesar 0,000. Karena hasil
t-test 5,1715 > 2,763, dapat ditarik kesimpulan yaitu adanya hubungan linier yang
signifikan antar Debt to Equity Ratio dengan risiko saham pada level signifikan 1%.
D/E Ratio Vs Risiko Saham
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00
Debt to Equity Ratio
Ris
iko
Saha
m
Gambar 4.4 Scatter Plot Diagram D/E Ratio Vs Risiko Saham
54
4.2.5 Uji Korelasi antara Return Market dengan Imbal Hasil
Saham
Koefisien korelasi (r) antara return market dengan imbal hasil saham yang
diperoleh adalah 0,3365, dengan hasil t-test 1,8907 dan p-value sebesar 0,069. Karena
hasil t-test 1,8907 > 1,701, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu pada level signifikan
10% terdapat hubungan linier yang signifikan antara return market dengan imbal
hasil saham.
Return Market Vs Imbal Hasil Saham
-0.02
-0.01
0
0.01
0.02
0.03
0.04
-0.010 -0.005 0.000 0.005 0.010 0.015
Return Market
Imba
l Has
il Sa
ham
Gambar 4.5 Scatter Plot Diagram Return Market Vs Imbal Hasil Saham
4.2.6 Uji Korelasi antara Return Market dengan Risiko Saham
Koefisien korelasi (r) antara return market dengan risiko saham yang
diperoleh adalah -0,0630, dengan hasil t-test -0,3338 dan p-value sebesar 0,741. Jadi
kesimpulan yang diambil pada uji korelasi ini yaitu tidak ada hubungan linier yang
signifikan antara return market dengan risiko saham.
55
Return Market Vs Risiko Saham
-0.50
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
-0.010 -0.005 0.000 0.005 0.010 0.015
Return Market
Ris
iko
Saha
m
Gambar 4.6 Scatter Plot Diagram Return Market Vs Risiko Saham
4.2.7 Uji Korelasi antara Return Kurs dengan Imbal Hasil
Saham
Koefisien korelasi (r) antara return kurs dengan imbal hasil saham yang
diperoleh adalah -0,1758. Karena hasil t-test -0,9451 > -2,048 dan p-value adalah
sebesar 0,353, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu pada level signifikan 5% dan 10%
tidak ada hubungan yang signifikan antara return kurs dan imbal hasil saham.
Return Kurs Vs Imbal Hasil Saham
-0.02
-0.01
0.00
0.01
0.02
0.03
0.04
-0.010 -0.008 -0.006 -0.004 -0.002 0.000 0.002 0.004 0.006
Return Kurs
Imba
l Has
il Sa
ham
Gambar 4.7 Scatter Plot Diagram Return Kurs Vs Imbal Hasil Saham
56
4.2.8 Uji Korelasi antara Return Kurs dengan Risiko Saham
Koefisien korelasi (r) antara return kurs dengan risiko saham yang diperoleh
adalah -0,1100, dengan hasil t-test -0,5858 dan p-value sebesar 0,563. Jadi
kesimpulan yang diambil pada uji korelasi ini yaitu pada level signifikan 5% maupun
10% tidak ada hubungan linier yang signifikan antara return kurs dengan risiko
saham.
Return Kurs Vs Risiko Saham
-0.50
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
-0.010 -0.008 -0.006 -0.004 -0.002 0.000 0.002 0.004 0.006
Return Kurs
Ris
iko
Saha
m
Gambar 4.8 Scatter Plot Diagram Return Kurs Vs Risiko Saham
4.2.9 Uji Korelasi antara ROA dengan Imbal Hasil Saham
Koefisien korelasi (r) antara ROA dengan imbal hasil saham yang diperoleh
adalah 0,1518, dengan hasil t-test 0,8127 dan p-value sebesar 0,423. Jadi kesimpulan
yang dapat diambil pada uji korelasi ini yaitu pada level signifikan 5% maupun 10%
tidak ada hubungan linier yang signifikan antara ROA dengan imbal hasil saham.
57
RO A Vs Imbal Hasil Saham
-0.02
-0.01
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20
ROA
Imba
l Has
il Sa
ham
Gambar 4.9 Scatter Plot Diagram ROA Vs Imbal Hasil Saham
4.2.10 Uji Korelasi antara ROA dengan Risiko Saham
Koefisien korelasi (r) antara ROA dengan risiko saham yang diperoleh adalah
0,3037, dengan hasil t-test 1,6866 dan p-value sebesar 0,103. Jadi kesimpulan yang
dapat diambil pada uji korelasi ini yaitu adanya hubungan linier yang signifikan
antara ROA dengan risiko saham pada level signifikan 10%
RO A Vs Risiko Saham
-0.50
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20
ROA
Ris
iko
Saha
m
Gambar 4.10 Scatter Plot Diagram ROA Vs Risiko Saham
58
4.2.11 Uji Korelasi antara ROE dengan Imbal Hasil Saham
Koefisien korelasi (r) antara ROE dengan imbal hasil saham yang diperoleh
adalah 0,3081, dengan hasil t-test 1,7135 dan p-value sebesar 0,098. Jadi kesimpulan
yang diambil pada uji korelasi ini yaitu pada level signifikan 10% terdapat hubungan
linier yang signifikan antara ROE dengan imbal hasil saham.
RO E Vs Imbal Hasil Saham
-0.02
-0.01
0.00
0.01
0.02
0.03
0.04
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
RO E
Imba
l Has
il Sa
ham
Gambar 4.11 Scatter Plot Diagram ROE Vs Imbal Hasil Saham
4.2.12 Uji Korelasi antara ROE dengan Risiko Saham
Koefisien korelasi (r) antara ROE dengan risiko saham yang diperoleh adalah
0,6773, dengan hasil t-test 4,8716 dan p-value sebesar 0,000. Karena hasil t-test
4,8716 > 2,763, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu pada level signifikan 1%
terdapat hubungan linier yang signifikan antara ROE dengan risiko saham.
59
RO E Vs Risiko Saham
-0.50
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
RO E
Ris
iko
Saha
m
Gambar 4.12 Scatter Plot Diagram ROE Vs Risiko Saham
4.2.13 Ringkasan Hasil Korelasi
Dari pengujian hubungan variabel stuktur modal dan beberapa variabel
lainnya dengan imbal hasil saham dan risiko saham, ternyata didapatkan hasil bahwa
pada level signifikan 10% hanya variabel D/E Ratio, return market, dan ROE
mempunyai hubungan linier yang signifikan dengan imbal hasil saham. Sedangkan
risiko saham mempunyai hubungan linier yang signifikan pada level 1% dan 10%
dengan variabel-variabel D/A Ratio, D/E Ratio, ROA, dan ROE. Ringkasan hasil
pengujian korelasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
60
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Korelasi
Variabel Koefisien
Korelasi (r) p-value Korelasi
D/A Ratio Vs Imbal Hasil Saham 0.1888 0.318 Tidak ada D/A Ratio Vs Risiko Saham 0.6237 0.000 Ada* D/E Ratio Vs Imbal Hasil Saham 0.3114 0.094 Ada** D/E Ratio Vs Risiko Saham 0.6989 0.000 Ada* R. Market Vs Imbal Hasil Saham 0.3365 0.069 Ada** R. Market Vs Risiko Saham -0.0630 0.741 Tidak ada R. Kurs Vs Imbal Hasil Saham -0.1758 0.353 Tidak ada R. Kurs Vs Risiko Saham -0.1100 0.563 Tidak ada ROA Vs Imbal Hasil Saham 0.1518 0.423 Tidak ada ROA Vs Risiko Saham 0.3037 0.103 Ada** ROE Vs Imbal Hasil Saham 0.3081 0.098 Ada** ROE Vs Risiko Saham 0.6773 0.000 Ada*
Keterangan:
* pada level signifikan 1%
** pada level signifikan 10%
61
4.3 Analisis Pengaruh dengan Metode Regresi Berganda
Dengan menggunakan data-data yang telah dihitung, selanjutnya dilakukan
pengujian pengaruh variabel stuktur modal dan beberapa variabel lain terhadap imbal
hasil saham dan risiko. Pengujian pengaruh menggunakan metode regresi berganda
dengan bantuan fasilitas statistik yang telah disediakan oleh Microsoft Excel dan
template regresi berganda yang disediakan oleh buku acuan.
Pengujian tersebut akan menghasilkan suatu persamaan regresi berganda
termasuk beta (b), standar deviasi (s(b)), t, p-value, serta VIF untuk masing-masing
variabel bebas. Pengujian regresi berganda akan dilakukan dalam dua tahap. Pertama,
pengujian regresi berganda akan dilakukan dengan menggunakan variabel bebas
utama yaitu Debt to Assets dan Debt to Equity. Dari pengujian tersebut akan diketahui
apakah terdapat multicollinearity atau tidak. Bila tidak terdapat multicollinearity,
selanjutnya dilakukan F-test untuk melihat pengaruh struktur modal terhadap imbal
hasil saham dan risiko saham. Bila terdapat multicollinearity, maka akan dipilih
variabel bebas utama yang paling signifikan untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Kedua, pengujian regresi berganda dilakukan dengan menggunakan variabel utama
ditambah variabel pendukung yaitu, Return Market, Return Kurs, ROA, dan ROE.
Dari pengujian tersebut juga akan diketahui apakah terdapat multicollinearity atau
tidak. Jika tidak terjadi mullticollinearity, selanjutnya akan langsung dilakukan F-test.
Akan tetapi jika terjadi mullticollinearity, maka selanjutnya akan dilakukan stepwise
regression sampai didapatkan persamaan regresi yang terbaik dan dilanjutkan dengan
F-test.
62
Jika hasil F-test > F-critical atau p-value > level signifikan, maka diperoleh
kesimpulan hipotesis nol ditolak, yang artinya minimal ada satu variabel bebas yang
diujikan memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya, dan perlu dilanjutkan
dengan T-test untuk setiap variabel bebas tersebut. Sehingga akan diketahui variabel
mana yang memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
4.3.1 Uji Regresi Berganda D/A, D/E terhadap Imbal Hasil
Saham
Dengan menggunakan bantuan template perhitungan (Aczel, “Complete
Business Statistics”, 2004) didapatkan hasil regresi berganda D/A, D/E terhadap
imbal hasil saham sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Regresi Berganda D/A, D/E terhadap Imbal Hasil Saham
Multiple Regression Results Return 0 1 2 3 4 5 6 Intercept D/A D/E
b 0.0052 -0.0592 0.023 s(b) 0.00294 0.04916 0.0125
t 1.77175 -1.2042 1.8392 p-value 0.0877 0.2389 0.0769
VIF 5.4014 5.4014
ANOVA Table
Source SS df MS F FCritical p-value Regn. 0.00057 2 0.0003 2.2529 3.3541 0.1245 s 0.0112 Error 0.00341 27 0.0001 Total 0.00398 29 0.0003 R2 0.1430 Adjusted R2 0.0795
63
Hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa terjadi multicollinearity antara
D/A dan D/E, karena kedua VIF untuk D/A dan D/E diperoleh adalah 5,4014.
Sehingga perlu dilakukan stepwise regression untuk mendapatkan persamaan terbaik.
4.3.1.1 Stepwise Regression
Stepwise regression perlu dilakukan guna mendapatkan variabel-variabel
bebas yang dapat menjelaskan pengaruhnya dengan baik terhadap variabel terikatnya.
Hasil stepwise regression dengan bantuan software SPSS menunjukkan bahwa
diantara variabel D/A Ratio dan D/E Ratio, variabel yang paling baik menjelaskan
pengaruhnya terhadap imbal hasil saham adalah D/E Ratio.
Tabel 4.14 Hasil Regresi Sederhana D/E terhadap Imbal Hasil Saham
Simple Regression Results Return 0 1 2 3 4 5 6 Intercept D/E
b 0.0032 0.0094 s(b) 0.00244 0.00542
t 1.312 1.73413 p-value 0.2002 0.0939
ANOVA Table
Source SS df MS F FCritical p-value Regn. 0.00039 1 0.0004 3.0072 2.8938 0.0939 s 0.0113 Error 0.00359 28 0.0001 Total 0.00398 29 0.0003 R2 0.0970 Adjusted R2 0.0647
Persamaan terbaik yang diperoleh adalah:
Imbal Hasil Saham = 0,0032 + 0,0094 D/E
64
4.3.1.2 F-test
Pada tabel ANOVA di atas telah diperoleh F-test sebesar 3,0072, sedangkan
F-critical untuk � = 10% adalah sebesar 2,8938. Karena hasil F-test lebih kecil dari
F-critical dan p-value yang dihasilkan persamaan tersebut sebesar 0,0939, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa pada level signifikan 10% D/E Ratio memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham. Selain itu tabel anova juga
memperlihatkan nilai koefisien determinan R2 = 0,0970 dan adjusted R2 = 0,0647
yang artinya hanya 6,47% perubahan atau variasi dari imbal hasil saham dapat
dijelaskan oleh D/E Ratio, sedangkan 93,53% dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain.
4.3.2 Uji Regresi Berganda D/A, D/E terhadap Risiko Saham
Hasil regresi berganda D/A,D/E terhadap risiko saham yang diperoleh adalah:
Tabel 4.15 Hasil Regresi Berganda D/A, D/E terhadap Risiko Saham
Multiple Regression Results Risk 0 1 2 3 4 5 6 Intercept D/A D/E
b 0.40923 -0.2665 1.2775 s(b) 0.13074 2.18912 0.5565
t 3.13002 -0.1217 2.2955 p-value 0.0042 0.9040 0.0297
VIF 5.4014 5.4014
ANOVA Table
Source SS df MS F FCritical p-value Regn. 6.46422 2 3.2321 12.909 3.3541 0.0001 s 0.5004 Error 6.7602 27 0.2504
Total 13.2244 29 0.5016 R2 0.4888 Adjusted R2 0.4509
65
Hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa terjadi multicollinearity antara
D/A dan D/E, karena kedua VIF untuk D/A dan D/E diperoleh adalah 5,4014.
Sehingga perlu dilakukan stepwise regression untuk mendapatkan persamaan terbaik.
4.3.2.1 Stepwise Regression
Hasil stepwise regression dengan bantuan software SPSS menunjukkan
bahwa diantara variabel D/A Ratio dan D/E Ratio, variabel yang paling baik
menjelaskan pengaruhnya terhadap risiko saham adalah D/E Ratio.
Tabel 4.16 Hasil Regresi Sederhana D/E terhadap Risiko Saham
Simple Regression Results Risk 0 1 2 3 4 5 6 Intercept D/E
b 0.40023 1.21634 s(b) 0.10591 0.2352
t 3.77887 5.17146 p-value 0.0008 0.0000
ANOVA Table
Source SS df MS F FCritical p-value Regn. 6.46051 1 6.4605 26.744 7.6357 0.0000 s 0.4915 Error 6.76391 28 0.2416 Total 13.2244 29 0.0003 R2 0.4885 Adjusted R2 0.4703
Persamaan terbaik yang diperoleh untuk menjelaskan pengaruh struktur modal
terhadap risik saham adalah:
Risiko Saham = 0,40023 + 1,21634 D/E
66
4.3.2.2 F-test
Pada tabel ANOVA di atas telah diperoleh F-test sebesar 26,744 dan
F-critical untuk � = 1% adalah sebesar 7,6357. Karena hasil F-test lebih besar dari
F-critical dengan p-value yang dihasilkan dari persamaan tersebut sebesar 0,000,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa minimal D/E Ratio mempunyai pengaruh
yang sangat signifikan terhadap risiko saham. Selain itu tabel anova juga
memperlihatkan nilai koefisien determinan R2 = 0,4885 dan adjusted R2 = 0,4703
yang artinya bahwa perubahan atau variasi dari risiko saham dapat dijelaskan oleh
D/E Ratio sebesar 47,03% dan sisanya sebesar 52,97% dijelaskan oleh factor lain.
4.3.3 Uji Regresi Berganda D/A, D/E, Return Market, Return
Kurs, ROA, dan ROE terhadap Imbal Hasil Saham
Hasil regresi berganda D/A, D/E, Return Market, Return Kurs, ROA, ROE
terhadap imbal hasil saham adalah sebagai berikut:
67
Tabel 4.17 Hasil Regresi Berganda D/A, D/E, Return Market, Return Kurs, ROA, dan ROE terhadap Imbal Hasil Saham
Multiple Regression Results Return 0 1 2 3 4 5 6 Intercept D/A D/E IHSG Kurs ROA ROE
b -0.0009 -0.0532 0.0208 0.6476 0.1578 0.0063 0.0078 s(b) 0.00592 0.0558 0.0256 0.3469 0.6388 0.1677 0.0796
t -0.1516 -0.9526 0.8117 1.8669 0.247 0.0377 0.0984 p-value 0.8808 0.3507 0.4253 0.0747 0.8071 0.9703 0.9225
VIF 7.0057 22.8209 1.2669 1.4206 8.9227 22.7642
ANOVA Table
Source SS df MS F FCritical p-value
Regn. 0.00109 6 0.0002 1.4536 2.5277 0.2379 s 0.0112 Error 0.00288 23 0.0001
Total 0.00398 29 0.0003 R2 0.2749 Adjusted R2 0.0858
Hasil pengujian tersebut memperlihatkan bahwa terjadi multicollinearity di
antara variabel-variabel bebas yang diuji, karena terdapat dua variabel yang memiliki
VIF yang sangat besar yaitu D/E dan ROE sehingga perlu dilakukan stepwise
regression untuk mendapatkan persamaan regresi terbaik.
4.3.3.1 Stepwise Regression
Dengan menggunakan software SPSS diperoleh hasil bahwa diantara enam
variabel bebas yang diujikan hanya variabel Return Market dan ROE yang dapat
menjelaskan pengaruhnya dengan baik terhadap imbal hasil saham. Hasil regresi
berganda Return Market dan ROE terhadap imbal hasil saham adalah sebagai berikut:
68
Tabel 4.18 Hasil Regresi Berganda Return Market, ROE terhadap Imbal Hasil Saham
Multiple Regression Results Return 0 1 2 3 4 5 6 Intercept IHSG ROE
b -0.0037 0.619 0.031 s(b) 0.00385 0.29525 0.016
t -0.951 2.09654 1.9392 p-value 0.3500 0.0455 0.0630
VIF 1.0037 1.0037
ANOVA Table
Source SS df MS F FCritical p-value Regn. 0.00088 2 0.0004 3.8439 3.3541 0.0340 s 0.0107 Error 0.0031 27 0.0001
Total 0.00398 29 0.0003 R2 0.2216 Adjusted R2 0.164
Persamaan terbaik yang menjelaskan imbal hasil saham:
Imbal hasil saham = -0,0037 + 0,619 IHSG + 0,031 ROE
Dari tabel anova diperoleh koefisien determinan R2 = 0,2216 dan adjusted R2
= 0,164 yang artinya hanya 16,40% perubahan atau variasi dari imbal hasil saham
dapat dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari Return Market dan ROE, sedangkan
83,60% dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain.
4.3.3.2 F-test
Dari tabel ANOVA diperoleh F-test untuk persamaan regresi tersebut adalah
sebesar 3,8439 yang lebih besar dari F- critical yaitu 3,3541, dan didukung dengan p-
value sebesar 0,0340. Jadi kesimpulan yang diambil adalah bahwa pada level
signifikan 5% minimal ada satu diantara return market dan ROE yang mempunyai
pengaruh signifikan terhadap imbal hasil saham.
69
4.3.3.3 T-test
Karena dari F-test diperoleh hasil bahwa minimal ada satu diantara dua
variabel bebas yang diujikan mempunyai pengaruh signifikan terhadap imbal hasil
saham, selanjutnya dilakukan t-test untuk mengetahui variabel bebas mana yang
mempunyai pengaruh signifikan. Hipotesis-hipotesis yang diujikan adalah:
H0 : β1 = 0 (Return Market tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap imbal hasil saham)
H1 : β1 ≠ 0 (Return Market mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
imbal hasil saham)
dan
H0 : β2 = 0 (ROE tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal
hasil saham)
H1 : β2 ≠ 0 (ROE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil
saham)
Pada tabel hasil regresi berganda dapat dilihat t-test yang diperoleh untuk
Return Market dan ROE masing-masing adalah sebesar 2,09654 dan -1,9392. Karena
hasil t-test Return Market 2,0965 > t-table 2,052 dengan p-value sebesar 0,0455 maka
dapat diambil kesimpulan bahwa pada level signifikan 5% Return Market maupun
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham. Sedangkan ROE
mempunyai pengaruh terhadap imbal hasil saham pada level 10% dengan hasil t-test
-1,9392 < t-table -1,703 dengan p-value 0,0630.
70
4.3.4 Uji Regresi Berganda D/A, D/E, Return Market, Return
Kurs, ROA, dan ROE terhadap Risiko Saham
Hasil regresi berganda D/A, D/E, Return Market, Return Kurs, ROA, ROE
terhadap risiko saham adalah sebagai berikut:
Tabel 4.19 Hasil Regresi Berganda D/A, D/E, Return Market, Return Kurs, ROA, dan ROE terhadap Risiko Saham
Multiple Regression Results Risk 0 1 2 3 4 5 6 Intercept D/A D/E IHSG Kurs ROA ROE
b 0.47707 1.52725 -0.5254 1.1225 -1.7711 -10.673 6.518 s(b) 0.26409 2.49119 1.143 15.486 28.519 7.4879 3.5557
t 1.80648 0.61306 -0.4597 0.0725 -0.0621 -1.4254 1.8331 p-value 0.0839 0.5459 0.6501 0.9428 0.9510 0.1675 0.0798
VIF 7.0057 22.8209 1.2669 1.4206 8.9227 22.7642
ANOVA Table
Source SS df MS F FCritical p-value
Regn. 7.47465 6 1.2458 4.9833 2.5277 0.0021 s 0.5 Error 5.74977 23 0.25
Total 13.2244 29 0.5016 R2 0.5652 Adjusted R2 0.4518
Persamaan regresi yang diperoleh dari pengujian ini adalah:
Risiko Saham = 0,47707 + 1,52725 D/A - 0,5254 D/E + 1,1225 IHSG
- 1,7711 Kurs + 10,673 ROA + 6,518 ROE
Hasil pengujian tersebut memperlihatkan terjadinya multicollinearity di antara
variabel-variabel bebas yang diuji, dimana terdapat dua variabel yang memiliki VIF
yang sangat besar yaitu D/E dan ROE sehingga perlu dilakukan stepwise regression
untuk mendapatkan persamaan regresi terbaik.
71
4.3.4.1 Stepwise Regression
Dengan menggunakan software SPSS diperoleh hasil bahwa diantara enam
variabel bebas yang diujikan hanya variabel Return Market dan ROE yang dapat
menjelaskan pengaruhnya dengan baik terhadap imbal hasil saham. Hasil regresi
berganda Return Market dan ROE terhadap imbal hasil saham adalah sebagai berikut:
Tabel 4.20 Hasil Regresi Berganda ROA, ROE terhadap Risiko Saham
Multiple Regression Results Risk 0 1 2 3 4 5 6 Intercept ROA ROE
b 0.48613 -8.7464 5.6318 s(b) 0.20126 3.55104 1.0557
t 2.41548 -2.463 5.3347 p-value 0.0228 0.0204 0.0000
VIF 2.3175 2.3175
ANOVA Table
Source SS df MS F FCritical p-value Regn. 7.37991 2 3.69 17.047 5.4881 0.0000 s 0.4653 Error 5.84451 27 0.2165
Total 13.2244 29 0.5016 R2 0.5581 Adjusted R2 0.5253
Persamaan terbaik yang menjelaskan risiko saham pada industri otomotif sebagai
berikut:
Risiko Saham = 0,48613 - 8,7464 ROA + 5,6318 ROE
Dari tabel anova diperoleh koefisien determinan R2 = 0,5581 dan adjusted R2
= 0,5253 yang artinya hanya 52,53% perubahan atau variasi dari risiko saham dapat
dijelaskan oleh perubahan atau variasi ROA dan ROE, sedangkan 47,47% dijelaskan
oleh faktor-faktor yang lain.
72
4.3.4.2 F-test
Tabel ANOVA memperlihatkan hasil F-test persamaan regresi tersebut adalah
sebesar 17,047 lebih tinggi dari F- critical 5,4881 dengan p-value yang dihasilkan
0,0000. Jadi kesimpulan yang diambil adalah pada level signifikan 1% minimal ada
satu diantara variabel-variabel ROA dan ROE yang mempunyai pengaruh signifikan
terhadap risiko saham.
4.3.4.3 T-test
Hipotesis-hipotesis yang diujikan untuk mengetahui variabel bebas yang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap risiko saham, adalah sebagai berikut:
1. H0 : β1 = 0 (ROA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap risiko
saham)
H1 : β1 ≠ 0 (ROA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap risiko
saham)
2. H0 : β2 = 0 (ROE tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap risiko
saham)
H1 : β2 ≠ 0 (ROE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap risiko
saham)
Pada tabel 4.20 dapat dilihat ROA memiliki hasil t-test -2,463 > t-tabel 2,052
dengan p-value 0,0204, dan ROE memiliki hasil t-test 5,3347 > t-table 2,771 dengan
p-value 0,000. Artinya ROE mempunyai pengaruh signifikan terhadap risiko saham
73
pada level signifikan 1%, sedangkan ROA mempunyai pengaruh signifikan terhadap
risiko saham pada level signifikan 5%.
4.3.5 Ringkasan Hasil Regresi Berganda
Dari pengujian pengaruh variabel stuktur modal dan beberapa variabel lainnya
dengan imbal hasil saham dan risiko saham, ternyata didapatkan hasil bahwa hanya
variabel return market dan ROE yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap
imbal hasil saham. Sedangkan risiko saham dipengaruhi secara signifikan oleh
variabel D/A Ratio, ROA, dan ROE. Ringkasan hasil pengujian regresi berganda
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.21 Ringkasan Hasil Regresi Berganda
Variabel Terikat
Variabel Bebas p-value Adjusted
R2 F-test
Variabel Signifikan
Imbal Hasil Saham
D/E 0.0939 6.47%Ada
pengaruh*** D/E***
Risiko Saham
D/E 0.0000 47.03%Ada
pengaruh* D/E*
Imbal Hasil Saham
Return Market, ROE
0.0340 16.40%Ada
pengaruh**
Return Market**, ROE***
Risiko Saham
ROA, ROE 0.0000 52.53%Ada
pengaruh* ROA**, ROE*
Keterangan:
* pada level signifikan 1%
** pada level signifikan 5%
*** pada level signifkan 10%
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan uji statistik yang telah dilakukan, maka diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
• Hasil analisa korelasi menunjukkan bahwa hanya debt to equity ratio, return
market, dan return on equity yang mempunyai hubungan dengan imbal hasil
saham pada level signifikan 10%. Dari hasil analisis korelasi keempat variabel
ini dengan imbal hasil saham, masing-masing variabel menolak hipotesis nol
dengan nilai p-value dibawah level signifikan. Artinya, ada hubungan linier
yang signifikan antara keempat variabel ini dengan imbal hasil saham.
Berdasarkan hasil analisis korelasi juga diketahui bahwa debt to equity
ratio, return market, dan return on equity menghasilkan nilai korelasi positif
yang berarti hubungan diantara variabel tersebut dengan imbal hasil saham
merupakan hubungan searah. Jika ketiga variabel tersebut meningkat maka
imbal hasil saham juga akan meningkat, dan begitu pula sebaliknya.
Sedangkan hubungan return kurs dan imbal hasil saham merupakan
hubungan negatif, artinya jika salah satu variabel meningkat maka variabel
lainnya akan menurun, begitu pula sebaliknya. Namun hasil t-test
menunjukkan bahwa hubungan antara return kurs dan imbal hasil saham tidak
signifikan.
75
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa memang ada
hubungan yang signifikan antara struktur modal perusahaan, yang diwakili
oleh debt to equity ratio, dengan imbal hasil saham pada industri otomotif dan
komponen.
• Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa debt to assets ratio, debt to equity
ratio, ROA, dan ROE hubungan linier yang signifikan dengan risiko saham.
Bahkan debt to assets ratio, debt to equity ratio, dan ROE memiliki
hubungan yang sangat signifikan terhadap risiko saham, hal ini ditunjukkan
dengan nilai p-value sebesar 0,000. Sedangkan ROA memiliki hubungan
signifikan dengan risiko saham pada level 10%. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara struktur modal
perusahaan, yang diwakili oleh debt to assets ratio dan debt to equity ratio,
dengan risiko saham pada industri otomotif dan komponen.
• Hasil uji regresi berganda untuk melihat pengaruh debt to assets ratio dan
debt to equity ratio terhadap imbal hasil saham memperlihatkan bahwa kedua
variabel bebas yang diujikan ternyata memiliki hubungan linier, sehingga
perlu dilakukan stepwise regression. Hasilnya merupakan simple regression
karena hanya ada satu variabel bebas yang mempunyai pengaruh signifikan
terhadap imbal hasil saham yaitu debt to equity ratio pada level signifikan
10%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara struktur modal perusahaan, yang diwakili oleh debt to equity ratio,
terhadap imbal hasil saham pada industri otomotif dan komponen.
76
• Sama seperti pada uji regresi berganda pengaruh debt to assets ratio dan debt
to equity ratio terhadap imbal hasil saham, uji regresi berganda terhadap
risiko saham juga harus melalui tahap stepwise regression dengan hasil simple
regression. Hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa risiko saham sangat
dipengaruhi oleh debt to equity ratio, dengan p-value sebesar 0,000 yang
artinya sangat signifikan. Selain itu hasil F-test juga memperlihatkan bahwa
47% risiko saham dijelaskan dengan baik oleh debt to equity ratio. Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
struktur modal perusahaan, yang diwakili oleh debt to equity ratio, terhadap
risiko saham pada industri otomotif dan komponen.
• Hasil akhir dari keseluruhan dari analisa regresi berganda yang telah
dilakukan, ditemukan bahwa imbal hasil saham memang dipengaruhi oleh
struktur modal perusahaan. Namun, hasil uji regresi berganda dengan
memasukkan enam variabel bebas yaitu debt to assets ratio, debt to equity
ratio, return market, return kurs, ROA, dan ROE diperoleh hasil bahwa
hanya variabel Return Market dan ROE yang dapat menjelaskan pengaruhnya
dengan baik terhadap imbal hasil saham. Perubahan atau variasi dari imbal
hasil saham hanya dapat dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari Return
Market dan ROE sebesar 16,40%, sedangkan sisa 83,60% dijelaskan oleh
faktor-faktor yang lain.
• Sedangkan hasil akhir dari keseluruhan dari analisis regresi berganda juga
menemukan bahwa risiko saham dipengaruhi oleh struktur modal perusahaan.
77
Akan tetapi setelah dilakukan analisa regresi berganda terhadap enam variabel
bebas yang diujikan, diperoleh hasil bahwa hanya variabel ROA dan ROE
yang dapat menjelaskan pengaruhnya dengan baik terhadap risiko saham.
Perubahan atau variasi dari risiko saham hanya dapat dijelaskan oleh
perubahan atau variasi dari return on assets, dan return on equity sebesar
52,53% sedangkan sisa 47,47% dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain.
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah dibahas, maka berikut beberapa saran yang dapat
diberikan:
• Walaupun pasar saham di Indonesia sebagian besar saat ini masih
mementingkan trend dari harga saham, akan tetapi perusahaan tetap perlu
meningkatkan kinerja keuangannya serta berhati-hati dalam menetapkan
kebijakan struktur modal perusahaan dan menjaga komposisi dari struktur
modalnya tersebut. Karena saat ini tidak sedikit investor yang mulai
mempertimbangkan pilihan investasinya melalui analisa fundamental dan
melihat pada kondisi keuangan perusahaan. Hal ini terbukti dari hasil analisa
bahwa ternyata komposisi struktur modal perusahaan akan mempengaruhi
sikap investor saham dalam menentukan pilihan investasinya yang tercermin
dari imbal hasil saham.
• Perusahaan juga perlu memperhatikan komposisi hutang pada struktur modal
di mana penggunaan hutang untuk mendanai perusahaan dapat mempengaruhi
78
risiko saham perusahaan. Hal ini mungkin disebabkan karena jika perusahaan
menggunakan hutang yang lebih banyak maka risiko finansial perusahaan
juga akan semakin besar. Pasar memperhatikan keadaan ini sehingga harga
saham perusahaan mengalami pergerakan yang signifikan dan kemudian
mempengaruhi risiko saham.
• Dari hasil analisis pengaruh struktur modal terhadap imbal hasil saham
berdasarkan data dari tahun 2002 sampai 2004, selain profitabilitas ternyata
struktur modal perusahaan dapat mempengaruhi imbal hasil saham
perusahaan-perusahaan pada industri otomotif dan komponen. Sehingga
investor selayaknya tidak hanya menginvestasikan dananya hanya
berdasarkan analisis teknikal semata akan tetapi juga mempertimbangkan
hasil analisis fundamental terhadap perusahaan yang diinvestasikannya.
• Dari hasil analisis pengaruh struktur modal terhadap risiko saham berdasarkan
data dari tahun 2002 sampai 2004, risiko saham perusahaan-perusahaan pada
industri otomotif dan komponen dapat dipengaruhi oleh struktur modal dan
profitabilitas perusahaan. Investor selayaknya menginvestasikan dananya
dengan mempertimbangkan risiko atas saham yang diinvestasikannya. Oleh
karena itu, investor perlu melakukan analisis fundamental terhadap
perusahaan yang diinvestasikannya yaitu dengan menganalisa kebijakan
perusahaan dalam menetapkan struktur modalnya dan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan profit.
79
DAFTAR ACUAN Aczel, Amir D. and Jayavel Sounderpandian. 2004, Complete Business Statistics, 5th
ed., McGraw-Hill, New York. Bodie, Zvi, Alex Kane and Alan J. Marcus. 2005, Investment, 6th ed., McGraw-Hill,
New York. Brigham, Eugene F. and Juel F. Houston. 2004, Fundamental of Financial
Management, 10th ed., Thomson – South Western, Ohio. Brigham, Eugene F. and Phillip R. Daves. 2004, Intermediate Financial
Management, 8th ed., Thomson – South Western, Ohio. Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty, and David F. Scott, Jr. 2005,
Financial Management: Principal and Application, 10th ed., Pearson – Prentice Hall, New Jersey.
Ross, Stephen A., Randolph W. Westerfield, Jeffrey F. Jaffe. 2002, Corporate
Finance, 6th ed., McGraw-Hill, New York. Wild, John J., K.R. Subramanyam, Robert F. Halsey. 2003, Financial Statement
Analysis, 8th ed., McGraw-Hill, New York.
80
DAFTAR PUSTAKA Aczel, Amir D. and Jayavel Sounderpandian. 2004, Complete Business Statistics, 5th
ed., McGraw-Hill, New York. Berenson, Mark L., David M. Levine, and Timothy C. Krehbiel. 2004. Basic Business
Statistics: Concepts and Applications, 9th ed., Pearson – Prentice Hall, New Jersey.
Bodie, Zvi, Alex Kane and Alan J. Marcus. 2005, Investment, 6th ed., McGraw-Hill, New York. Dasmi, La Ode Dahmiel. 2005, “PT Astra International Tbk: Konsisten Mengukir
Prestasi”, Investor, no. 122, tahun VII 26 April – 9 Mei 2005, p 31. Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty, and David F. Scott, Jr. 2005,
Financial Management: Principal and Application, 10th ed., Pearson – Prentice Hall, New Jersey.
Levine, David M., David Stephan, Timothy C. Krehbiel, Mark L. Berenson. 2005,
Statistic for Managers Using Microsoft Excel, 4th ed., Pearson – Prentice Hall, New Jersey.
Santosa, Purbayu Budi and Ashari. 2005, Analisis Statistik dengan Microsoft Excel &
SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta. Sya. 2005. Menuju Pameran Kelas Dunia, [Online] Available:
http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=4&id=194318&kat_id=105&kat_id1=148 [2005, April 14]
ASII Return ASII AUTO Return AUTO ACAP Return ACAP GDYR Return GDYR SMSM Return SMSM
Jan 4 1,975 1,225 1875 4,900 1,80011 2,175 0.1013 1,325 0.0816 1800 -0.0400 4,900 0.0000 1,800 0.000018 2,225 0.0230 1,350 0.0189 1800 0.0000 4,900 0.0000 1,750 -0.027825 2,425 0.0899 1,375 0.0185 1750 -0.0278 4,900 0.0000 1,750 0.0000
Feb 1 2,600 0.0722 1,475 0.0727 1750 0.0000 4,600 -0.0612 1,750 0.00008 2,525 -0.0288 1,625 0.1017 1650 -0.0571 4,200 -0.0870 1,550 -0.1143
15 2,725 0.0792 1,625 0.0000 1650 0.0000 4,200 0.0000 1,550 0.000021 2,950 0.0826 1,650 0.0154 1650 0.0000 4,100 -0.0238 1,550 0.0000
Mar 1 2,600 -0.1186 1,600 -0.0303 1750 0.0606 4,100 0.0000 1,550 0.00008 2,750 0.0577 1,600 0.0000 1600 -0.0857 4,100 0.0000 1,450 -0.0645
14 2,725 -0.0091 1,575 -0.0156 1675 0.0469 4,100 0.0000 1,450 0.000022 2,550 -0.0642 1,575 0.0000 1675 0.0000 4,100 0.0000 1,725 0.189728 2,550 0.0000 1,600 0.0159 1650 -0.0149 4,500 0.0976 1,725 0.0000
Apr 5 2,975 0.1667 1,700 0.0625 1650 0.0000 4,900 0.0889 1,725 0.000012 3,400 0.1429 1,850 0.0882 1750 0.0606 4,900 0.0000 1,750 0.014519 3,900 0.1471 2,100 0.1351 1675 -0.0429 5,000 0.0204 1,625 -0.071426 3,825 -0.0192 2,100 0.0000 1650 -0.0149 5,000 0.0000 1,775 0.0923
Mei 3 3,925 0.0261 2,125 0.0119 1650 0.0000 5,600 0.1200 1,800 0.014110 4,200 0.0701 2,125 0.0000 1650 0.0000 5,600 0.0000 1,750 -0.027817 4,250 0.0119 2,050 -0.0353 1650 0.0000 5,600 0.0000 1,750 0.000024 3,850 -0.0941 1,750 -0.1463 1600 -0.0303 5,200 -0.0714 1,750 0.000031 4,425 0.1494 2,050 0.1714 1650 0.0313 5,200 0.0000 1,675 -0.0429
Juni 7 4,175 -0.0565 1,950 -0.0488 1650 0.0000 5,200 0.0000 1,500 -0.104514 5,000 0.1976 2,125 0.0897 1625 -0.0152 5,500 0.0577 1,475 -0.016721 4,525 -0.0950 2,000 -0.0588 1625 0.0000 5,500 0.0000 1,450 -0.016928 4,250 -0.0608 2,000 0.0000 1625 0.0000 5,300 -0.0364 1,450 0.0000
Average Return 0.0348 0.0219 -0.0052 0.0042 -0.0070
Risk 1.7795 0.9542 -0.0742 0.4592 0.3543
Penutupan
HARGA PENUTUPAN, IMBAL HASIL, DAN RISIKO SAHAMPeriode: 01 Januari 2002 - 30 Juni 2002
Tanggal Harga Penutupan (Rp) / Return
L-1
ASII Return ASII AUTO Return AUTO ACAP Return ACAP GDYR Return GDYR SMSM Return SMSM
Juli 5 4,175 1,950 325 5,300 1,45012 4,050 -0.0299 1,875 -0.0385 325 0.0000 5,300 0.0000 1,450 0.000019 4,375 0.0802 1,875 0.0000 325 0.0000 5,300 0.0000 1,475 0.017226 3,825 -0.1257 1,550 -0.1733 365 0.1231 5,000 -0.0566 1,375 -0.0678
Agt 2 3,350 -0.1242 1,525 -0.0161 370 0.0137 5,000 0.0000 1,425 0.03649 3,250 -0.0299 1,525 0.0000 395 0.0676 5,000 0.0000 1,450 0.0175
16 3,150 -0.0308 1,525 0.0000 350 -0.1139 4,000 -0.2000 1,500 0.034523 3,500 0.1111 1,625 0.0656 380 0.0857 4,500 0.1250 1,450 -0.033330 3,200 -0.0857 1,550 -0.0462 415 0.0921 4,500 0.0000 1,400 -0.0345
Sept 6 3,200 0.0000 1,500 -0.0323 440 0.0602 4,500 0.0000 1,425 0.017913 3,075 -0.0391 1,450 -0.0333 455 0.0341 4,500 0.0000 1,425 0.000020 2,425 -0.2114 1,325 -0.0862 460 0.0110 4,500 0.0000 1,450 0.017527 2,750 0.1340 1,450 0.0943 460 0.0000 4,500 0.0000 1,475 0.0172
Okt 3 2,625 -0.0455 1,375 -0.0517 455 -0.0109 4,500 0.0000 1,475 0.000011 2,100 -0.2000 1,175 -0.1455 455 0.0000 4,500 0.0000 1,450 -0.016918 1,825 -0.1310 1,200 0.0213 455 0.0000 4,500 0.0000 1,450 0.000025 1,900 0.0411 1,150 -0.0417 455 0.0000 4,500 0.0000 1,450 0.0000
Nov 1 2,075 0.0921 1,250 0.0870 470 0.0330 4,000 -0.1111 1,450 0.00008 1,825 -0.1205 1,175 -0.0600 460 -0.0213 4,000 0.0000 1,450 0.0000
15 1,925 0.0548 1,225 0.0426 460 0.0000 4,000 0.0000 1,450 0.000022 2,450 0.2727 1,250 0.0204 465 0.0109 4,000 0.0000 1,450 0.000029 2,500 0.0204 1,275 0.0200 435 -0.0645 4,000 0.0000 1,400 -0.0345
Des 4 2,675 0.0700 1,275 0.0000 435 0.0000 4,000 0.0000 1,450 0.035713 2,525 -0.0561 1,275 0.0000 425 -0.0230 4,000 0.0000 1,450 0.000020 3,325 0.3168 1,400 0.0980 450 0.0588 4,000 0.0000 1,450 0.000027 3,150 -0.0526 1,400 0.0000 450 0.0000 4,350 0.0875 1,450 0.0000
Average Return -0.0036 -0.0110 0.0143 -0.0062 0.0003
Risk 2.4326 1.4190 -0.2307 0.0105 0.2280
Penutupan
HARGA PENUTUPAN, IMBAL HASIL, DAN RISIKO SAHAMPeriode: 1 Juli 2002 - 31 Desember 2002
Tanggal Harga Penutupan (Rp) / Return
L-2
ASII Return ASII AUTO Return AUTO ACAP Return ACAP GDYR Return GDYR SMSM Return SMSM
Jan 3 3,150 1,300 450 4,350 1,45010 2,300 -0.2698 1,225 -0.0577 450 0.0000 4,350 0.0000 1,450 0.000017 2,425 0.0543 1,300 0.0612 450 0.0000 4,350 0.0000 1,450 0.000024 2,350 -0.0309 1,275 -0.0192 450 0.0000 4,350 0.0000 1,450 0.000031 2,100 -0.1064 1,175 -0.0784 450 0.0000 4,350 0.0000 1,450 0.0000
Feb 7 2,450 0.1667 1,250 0.0638 450 0.0000 4,350 0.0000 1,450 0.000014 2,400 -0.0204 1,275 0.0200 455 0.0111 4,200 -0.0345 1,450 0.000021 2,375 -0.0104 1,275 0.0000 460 0.0110 4,200 0.0000 1,450 0.000028 2,350 -0.0105 1,225 -0.0392 460 0.0000 4,000 -0.0476 1,450 0.0000
Mar 7 2,325 -0.0106 1,250 0.0204 460 0.0000 3,400 -0.1500 1,450 0.000014 2,325 0.0000 1,250 0.0000 455 -0.0109 3,400 0.0000 1,450 0.000021 2,450 0.0538 1,275 0.0200 455 0.0000 3,400 0.0000 1,450 0.000028 2,600 0.0612 1,275 0.0000 465 0.0220 4,000 0.1765 1,500 0.0345
Apr 4 2,725 0.0481 1,300 0.0196 450 -0.0323 4,100 0.0250 1,500 0.000011 3,050 0.1193 1,500 0.1538 450 0.0000 4,200 0.0244 1,500 0.000017 3,125 0.0246 1,575 0.0500 450 0.0000 4,200 0.0000 1,500 0.000025 2,925 -0.0640 1,475 -0.0635 450 0.0000 3,750 -0.1071 1,500 0.0000
Mei 2 3,025 0.0342 1,500 0.0169 450 0.0000 3,600 -0.0400 1,700 0.13339 3,400 0.1240 1,575 0.0500 470 0.0444 3,900 0.0833 1,775 0.0441
14 3,250 -0.0441 1,550 -0.0159 470 0.0000 3,900 0.0000 1,725 -0.028223 3,350 0.0308 1,525 -0.0161 470 0.0000 3,850 -0.0128 1,725 0.000029 3,600 0.0746 1,575 0.0328 470 0.0000 4,000 0.0390 1,725 0.0000
Juni 6 3,650 0.0139 1,550 -0.0159 470 0.0000 4,000 0.0000 1,725 0.000013 3,625 -0.0068 1,500 -0.0323 470 0.0000 4,000 0.0000 1,725 0.000020 3,700 0.0207 1,425 -0.0500 470 0.0000 4,000 0.0000 1,725 0.000027 3,650 -0.0135 1,300 -0.0877 470 0.0000 4,000 0.0000 1,725 0.0000
Average Return 0.0095 0.0013 0.0018 -0.0018 0.0074
Risk 2.1287 1.4713 0.1493 1.0364 0.3231
Penutupan
HARGA PENUTUPAN, IMBAL HASIL, DAN RISIKO SAHAMPeriode: 01 Januari 2003 - 30 Juni 2003
Tanggal Harga Penutupan (Rp) / Return
L-3
ASII Return ASII AUTO Return AUTO ACAP Return ACAP GDYR Return GDYR SMSM Return SMSM
Juli 4 3,575 1,250 470 4,100 1,70011 4,100 0.1469 1,425 0.1400 470 0.0000 4,100 0.0000 1,675 -0.014718 3,900 -0.0488 1,400 -0.0175 485 0.0319 4,000 -0.0244 1,575 -0.059725 3,750 -0.0385 1,350 -0.0357 485 0.0000 4,000 0.0000 1,550 -0.0159
Agt 1 3,750 0.0000 1,375 0.0185 480 -0.0103 4,000 0.0000 1,475 -0.04848 3,825 0.0200 1,375 0.0000 480 0.0000 3,900 -0.0250 1,400 -0.0508
15 3,750 -0.0196 1,450 0.0545 480 0.0000 3,800 -0.0256 1,450 0.035722 3,800 0.0133 1,450 0.0000 480 0.0000 3,800 0.0000 1,425 -0.017229 3,800 0.0000 1,450 0.0000 480 0.0000 3,800 0.0000 1,500 0.0526
Sept 5 4,400 0.1579 1,475 0.0172 480 0.0000 4,000 0.0526 1,475 -0.016712 4,300 -0.0227 1,600 0.0847 500 0.0417 4,000 0.0000 1,475 0.000019 4,300 0.0000 1,575 -0.0156 500 0.0000 4,000 0.0000 1,400 -0.050826 4,550 0.0581 1,600 0.0159 500 0.0000 4,000 0.0000 1,375 -0.0179
Okt 3 4,750 0.0440 1,650 0.0313 500 0.0000 4,000 0.0000 1,400 0.018210 4,825 0.0158 1,650 0.0000 500 0.0000 4,000 0.0000 1,425 0.017917 4,775 -0.0104 1,650 0.0000 500 0.0000 3,225 -0.1938 1,425 0.000024 4,675 -0.0209 1,625 -0.0152 475 -0.0500 3,450 0.0698 1,375 -0.035131 4,350 -0.0695 1,575 -0.0308 475 0.0000 3,475 0.0072 1,300 -0.0545
Nov 7 4,600 0.0575 1,550 -0.0159 470 -0.0105 3,650 0.0504 1,325 0.019214 4,475 -0.0272 1,500 -0.0323 470 0.0000 3,650 0.0000 1,350 0.018921 4,475 0.0000 1,500 0.0000 470 0.0000 3,650 0.0000 1,300 -0.0370
Des 5 4,550 0.0168 1,525 0.0167 470 0.0000 3,950 0.0822 1,350 0.038512 4,525 -0.0055 1,550 0.0164 475 0.0106 3,950 0.0000 1,325 -0.018519 4,750 0.0497 1,550 0.0000 475 0.0000 3,950 0.0000 1,325 0.000023 4,875 0.0263 1,550 0.0000 480 0.0105 3,950 0.0000 1,350 0.0189
Average Return 0.0143 0.0097 0.0010 -0.0003 -0.0091
Risk 1.4313 0.5548 0.0580 0.2532 0.2085
Penutupan
HARGA PENUTUPAN, IMBAL HASIL, DAN RISIKO SAHAMPeriode: 1 Juli 2003 - 31 Desember 2003
Tanggal Harga Penutupan (Rp) / Return
L-4
ASII Return ASII AUTO Return AUTO ACAP Return ACAP GDYR Return GDYR SMSM Return SMSM
Jan 2 5,100 1,525 480 3,750 2659 5,650 0.1078 1,650 0.0820 480 0.0000 3,900 0.0400 270 0.0189
16 5,700 0.0088 1,700 0.0303 480 0.0000 4,250 0.0897 280 0.037023 5,600 -0.0175 1,650 -0.0294 480 0.0000 4,250 0.0000 285 0.017930 5,200 -0.0714 1,575 -0.0455 480 0.0000 4,100 -0.0353 280 -0.0175
Feb 6 5,350 0.0288 1,625 0.0317 475 -0.0104 4,000 -0.0244 280 0.000013 5,350 0.0000 1,600 -0.0154 475 0.0000 4,050 0.0125 270 -0.035720 5,550 0.0374 1,650 0.0313 475 0.0000 4,100 0.0123 270 0.000027 5,400 -0.0270 1,550 -0.0606 475 0.0000 4,000 -0.0244 260 -0.0370
Mar 5 5,700 0.0556 1,550 0.0000 475 0.0000 4,000 0.0000 260 0.000012 5,350 -0.0614 1,375 -0.1129 475 0.0000 3,875 -0.0313 270 0.038519 5,400 0.0093 1,400 0.0182 475 0.0000 3,900 0.0065 275 0.018526 5,150 -0.0463 1,375 -0.0179 475 0.0000 3,900 0.0000 265 -0.0364
Apr 2 5,600 0.0874 1,400 0.0182 475 0.0000 4,000 0.0256 280 0.05668 5,600 0.0000 1,425 0.0179 475 0.0000 3,950 -0.0125 280 0.0000
16 5,300 -0.0536 1,450 0.0175 475 0.0000 4,025 0.0190 280 0.000023 6,100 0.1509 1,575 0.0862 475 0.0000 4,075 0.0124 270 -0.035730 5,700 -0.0656 1,425 -0.0952 485 0.0211 4,100 0.0061 300 0.1111
Mei 7 5,550 -0.0263 1,375 -0.0351 485 0.0000 4,100 0.0000 315 0.050014 5,750 0.0360 1,375 0.0000 485 0.0000 3,850 -0.0610 300 -0.047621 5,800 0.0087 1,300 -0.0545 485 0.0000 3,500 -0.0909 280 -0.066728 5,750 -0.0086 1,275 -0.0192 485 0.0000 3,500 0.0000 245 -0.1250
Juni 4 5,450 -0.0522 1,275 0.0000 485 0.0000 3,600 0.0286 225 -0.081611 5,450 0.0000 1,300 0.0196 485 0.0000 3,750 0.0417 230 0.022218 5,500 0.0092 1,250 -0.0385 485 0.0000 3,500 -0.0667 220 -0.043525 5,650 0.0273 1,175 -0.0600 485 0.0000 4,000 0.1429 305 0.3864
Average Return 0.0055 -0.0093 0.0004 0.0036 0.0092
Risk 1.1523 0.8460 -0.0286 0.5387 0.5358
Penutupan
HARGA PENUTUPAN, IMBAL HASIL, DAN RISIKO SAHAMPeriode: 01 Januari 2004 - 30 Juni 2004
Tanggal Harga Penutupan (Rp) / Return
L-5
ASII Return ASII AUTO Return AUTO ACAP Return ACAP GDYR Return GDYR SMSM Return SMSM
Juli 2 5,750 1,300 485 4,000 2559 5,700 -0.0087 1,300 0.0000 485 0.0000 4,000 0.0000 285 0.1176
16 5,650 -0.0088 1,225 -0.0577 485 0.0000 4,100 0.0250 245 -0.140423 5,850 0.0354 1,275 0.0408 485 0.0000 4,100 0.0000 270 0.102030 5,550 -0.0513 1,250 -0.0196 485 0.0000 4,050 -0.0122 245 -0.0926
Agt 6 5,650 0.0180 1,525 0.2200 465 -0.0412 4,100 0.0123 255 0.040813 5,800 0.0265 1,500 -0.0164 465 0.0000 4,150 0.0122 245 -0.039220 5,750 -0.0086 1,475 -0.0167 465 0.0000 4,300 0.0361 250 0.020427 6,400 0.1130 1,500 0.0169 465 0.0000 4,400 0.0233 250 0.0000
Sept 3 6,600 0.0313 1,500 0.0000 465 0.0000 4,450 0.0114 250 0.000010 6,750 0.0227 1,575 0.0500 465 0.0000 4,300 -0.0337 285 0.140017 6,950 0.0296 1,625 0.0317 465 0.0000 4,350 0.0116 300 0.052624 6,700 -0.0360 1,600 -0.0154 465 0.0000 4,525 0.0402 310 0.0333
Okt 1 7,000 0.0448 1,700 0.0625 465 0.0000 4,725 0.0442 300 -0.03238 7,650 0.0929 1,775 0.0441 465 0.0000 6,100 0.2910 300 0.0000
15 7,950 0.0392 1,725 -0.0282 465 0.0000 6,600 0.0820 340 0.133322 7,950 0.0000 1,675 -0.0290 475 0.0215 6,500 -0.0152 325 -0.044129 7,850 -0.0126 1,700 0.0149 475 0.0000 6,500 0.0000 325 0.0000
Nov 5 8,150 0.0382 1,775 0.0441 475 0.0000 8,300 0.2769 325 0.000012 8,550 0.0491 1,850 0.0423 475 0.0000 8,000 -0.0361 310 -0.046226 8,600 0.0058 1,900 0.0270 485 0.0211 8,300 0.0375 300 -0.0323
Des 3 9,300 0.0814 1,925 0.0132 460 -0.0515 9,100 0.0964 290 -0.033310 9,450 0.0161 1,800 -0.0649 460 0.0000 8,800 -0.0330 285 -0.017217 9,650 0.0212 1,850 0.0278 460 0.0000 8,700 -0.0114 285 0.000023 9,700 0.0052 1,950 0.0541 460 0.0000 8,500 -0.0230 285 0.000030 9,600 -0.0103 1,925 -0.0128 460 0.0000 8,600 0.0118 290 0.0175
Average Return 0.0214 0.0172 -0.0020 0.0339 0.0072
Risk 0.4700 0.7581 0.0441 1.0781 0.3939
Penutupan
HARGA PENUTUPAN, IMBAL HASIL, DAN RISIKO SAHAMPeriode: 1 Juli 2004 - 31 Desember 2004
Tanggal Harga Penutupan (Rp) / Return
L-6
PT Astra International (ASII) (dalam jutaan rupiah)
Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2Long Term Debt 8,011,133 8,563,753 7,996,785 5,516,685 6,886,607 5,142,819 Total Assets 27,135,645 26,185,605 29,589,206 27,404,308 36,862,805 39,145,053 Total Equity 4,966,663 6,498,561 9,692,980 11,710,712 13,654,221 16,485,126 Net Income 2,207,083 3,636,608 1,799,768 4,421,583 2,601,589 5,405,506
PT Astra Otoparts (AUTO) (dalam jutaan rupiah)
Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2Long Term Debt 191,092 152,259 61,419 58,865 13,955 80,566 Total Assets 1,862,047 1,831,509 1,889,279 1,957,303 2,218,266 2,436,481 Total Equity 970,339 1,047,092 1,113,457 1,194,707 1,268,017 1,398,514 Net Income 175,639 257,379 132,337 206,398 108,302 223,158
PT Andhi Chandra Automotive Products (ACAP) (dalam rupiah)
Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2Long Term Debt 2,701,910,905 1,550,464,379 2,849,904,393 3,003,036,289 5,411,542,969 4,091,857,081 Total Assets 135,055,862,559 138,463,199,251 139,039,655,120 147,905,401,492 143,569,365,396 144,933,262,565 Total Equity 114,467,453,643 119,014,475,810 116,367,821,736 123,389,576,768 111,872,127,148 115,515,290,202 Net Income 7,286,332,633 11,605,354,800 6,986,345,926 14,008,100,958 8,582,550,380 20,440,713,434
DATA KEUANGAN PERUSAHAAN Periode: per 30 Juni 2002, 2003, 2004
dan per 30 Desember 2002, 2003, 2004
2002 2003 2004
2002 2003 2004
2002 2003 2004
L-7
PT Goodyear Indonesia (GDYR) (dalam ribuan rupiah)
Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2Long Term Debt 829,562 480,848 128,854 94,065 - - Total Assets 409,134,567 385,547,832 384,625,529 392,262,794 450,492,960 440,841,057 Total Equity 263,461,883 270,259,883 273,190,256 267,294,383 291,283,531 286,135,380 Net Income 9,575,952 16,454,776 10,979,069 16,436,082 20,337,816 24,990,997
PT Selamat Sempurna (SMSM) (dalam rupiah)
Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2Long Term Debt 98,164,486,000 98,470,405,000 98,776,324,000 99,082,243,000 99,388,162,000 - Total Assets 591,816,950,408 583,627,131,987 589,908,149,533 632,609,649,320 621,745,069,040 650,930,144,026 Total Equity 334,624,165,703 348,118,528,821 333,738,674,553 357,327,605,902 339,401,795,393 343,158,403,575 Net Income 26,875,693,586 40,222,626,888 24,309,470,988 47,898,402,338 27,527,597,490 57,371,201,049
2002 2003 2004
DATA KEUANGAN PERUSAHAAN Periode: per 30 Juni 2002, 2003, 2004
dan per 30 Desember 2002, 2003, 2004
2002 2003 2004
L-8
IHSG Return IHSG Kurs Return KursJan 4 385.20 10,365
11 411.77 0.0690 10,425 0.005818 426.41 0.0356 10,400 -0.002425 452.46 0.0611 10,454 0.0052
Feb 1 453.91 0.0032 10,330 -0.01198 436.98 -0.0373 10,300 -0.0029
15 449.38 0.0284 10,230 -0.006821 459.39 0.0223 10,173 -0.0056
Mar 1 452.16 -0.0157 10,125 -0.00478 475.11 0.0508 9,937 -0.0186
14 467.99 -0.0150 9,960 0.002322 484.73 0.0358 9,862 -0.009828 481.77 -0.0061 9,655 -0.0210
Apr 5 508.99 0.0565 9,605 -0.005212 531.51 0.0442 9,540 -0.006819 532.78 0.0024 9,380 -0.016826 539.96 0.0135 9,363 -0.0018
Mei 3 544.08 0.0076 9,331 -0.003410 543.91 -0.0003 9,287 -0.004717 531.58 -0.0227 9,075 -0.022824 506.95 -0.0463 8,984 -0.010031 530.79 0.0470 8,785 -0.0222
Juni 7 514.03 -0.0316 8,970 0.021114 545.00 0.0602 8,705 -0.029521 525.86 -0.0351 8,590 -0.013228 505.01 -0.0396 8,730 0.0163
Average Return 0.0115 -0.0077
PenutupanAngka Penutupan / Return
ANGKA PENUTUPAN & RETURN IHSGNILAI KURS RUPIAH & RETURN KURS
Periode: 1 Januari 2002 - 30 Juni 2002
Tanggal
L-9
IHSG Return IHSG Kurs Return KursJuli 5 492.78 8,850
12 479.61 -0.0267 9,138 0.032519 484.85 0.0109 8,818 -0.035026 441.88 -0.0886 9,010 0.0218
Agt 2 456.32 0.0327 9,141 0.01459 450.24 -0.0133 8,960 -0.0198
16 450.98 0.0016 8,843 -0.013123 458.27 0.0162 8,866 0.002630 443.67 -0.0319 8,867 0.0001
Sept 6 427.80 -0.0358 8,867 0.000013 421.00 -0.0159 8,930 0.007120 408.80 -0.0290 9,035 0.011827 412.97 0.0102 9,012 -0.0025
Okt 3 408.43 -0.0110 9,014 0.000211 376.47 -0.0783 9,010 -0.000418 360.90 -0.0414 9,215 0.022825 353.65 -0.0201 9,226 0.0012
Nov 1 371.14 0.0495 9,228 0.00028 365.70 -0.0147 9,208 -0.0022
15 374.15 0.0231 9,032 -0.019122 381.45 0.0195 9,014 -0.002029 390.42 0.0235 8,976 -0.0042
Des 4 397.08 0.0171 8,970 -0.000713 391.22 -0.0148 8,868 -0.011420 425.12 0.0867 8,877 0.001027 424.95 -0.0004 8,905 0.0032
Average Return -0.0052 0.0003
Penutupan
ANGKA PENUTUPAN & RETURN IHSGNILAI KURS RUPIAH & RETURN KURS
Periode: 1 Juli 2002 - 31 Desember 2002
Tanggal Angka Penutupan / Return
L-10
IHSG Return IHSG Kurs Return KursJan 3 407.51 8,931
10 399.67 -0.0192 8,933 0.000217 401.65 0.0050 8,876 -0.006424 405.34 0.0092 8,890 0.001631 388.44 -0.0417 8,876 -0.0016
Feb 7 394.63 0.0159 8,867 -0.001014 399.52 0.0124 8,935 0.007721 402.24 0.0068 8,881 -0.006028 399.22 -0.0075 8,905 0.0027
Mar 7 389.79 -0.0236 8,875 -0.003414 387.88 -0.0049 8,910 0.003921 394.04 0.0159 9,025 0.012928 404.43 0.0264 8,899 -0.0140
Apr 4 405.68 0.0031 8,905 0.000711 438.55 0.0810 8,870 -0.003917 443.86 0.0121 8,795 -0.008525 435.04 -0.0199 8,740 -0.0063
Mei 2 447.82 0.0294 8,661 -0.00909 469.63 0.0487 8,535 -0.0145
14 467.94 -0.0036 8,451 -0.009823 472.11 0.0089 8,325 -0.014929 494.78 0.0480 8,279 -0.0055
Juni 6 510.69 0.0322 8,175 -0.012613 510.48 -0.0004 8,230 0.006720 511.45 0.0019 8,230 0.000027 506.78 -0.0091 8,280 0.0061
Average Return 0.0091 -0.0030
Penutupan
ANGKA PENUTUPAN & RETURN IHSGNILAI KURS RUPIAH & RETURN KURS
Periode: 1 Januari 2003 - 30 Juni 2003
Tanggal Angka Penutupan / Return
L-11
IHSG Return IHSG Kurs Return KursJuli 4 504.10 8,203
11 524.69 0.0408 8,218 0.001818 525.50 0.0015 8,270 0.006325 510.08 -0.0293 8,525 0.0308
Agt 1 508.70 -0.0027 8,480 -0.00538 505.36 -0.0066 8,553 0.0086
15 516.65 0.0223 8,547 -0.000722 528.94 0.0238 8,406 -0.016529 529.67 0.0014 8,535 0.0153
Sept 5 582.32 0.0994 8,503 -0.003712 578.38 -0.0068 8,471 -0.003819 585.67 0.0126 8,491 0.002426 599.84 0.0242 8,450 -0.0048
Okt 3 621.86 0.0367 8,375 -0.008910 644.82 0.0369 8,386 0.001317 649.65 0.0075 8,445 0.007024 634.57 -0.0232 8,498 0.006331 625.55 -0.0142 8,495 -0.0004
Nov 7 626.74 0.0019 8,490 -0.000614 610.34 -0.0262 8,522 0.003821 617.08 0.0110 8,537 0.0018
Des 5 638.04 0.0340 8,500 -0.004312 656.74 0.0293 8,490 -0.001219 672.29 0.0237 8,496 0.000723 679.31 0.0104 8,495 -0.0001
Average Return 0.0129 0.0015
Penutupan
ANGKA PENUTUPAN & RETURN IHSGNILAI KURS RUPIAH & RETURN KURS
Periode: 1 Juli 2003 - 31 Desember 2003
Tanggal Angka Penutupan / Return
L-12
IHSG Return IHSG Kurs Return KursJan 2 704.50 8,454
9 753.69 0.0698 8,343 -0.013116 770.33 0.0221 8,363 0.002423 785.88 0.0202 8,391 0.003330 752.93 -0.0419 8,441 0.0060
Feb 6 758.92 0.0080 8,450 0.001113 773.14 0.0187 8,414 -0.004320 794.47 0.0276 8,417 0.000427 761.08 -0.0420 8,447 0.0036
Mar 5 778.01 0.0222 8,580 0.015712 738.15 -0.0512 8,610 0.003519 742.91 0.0064 8,560 -0.005826 714.13 -0.0387 8,620 0.0070
Apr 2 750.65 0.0511 8,593 -0.00318 779.62 0.0386 8,581 -0.0014
16 776.57 -0.0039 8,615 0.004023 815.44 0.0501 8,629 0.001630 783.41 -0.0393 8,661 0.0037
Mei 7 743.64 -0.0508 8,693 0.003714 722.71 -0.0281 8,985 0.033621 724.93 0.0031 9,025 0.004528 733.99 0.0125 9,215 0.0211
Juni 4 697.94 -0.0491 9,413 0.021511 704.12 0.0089 9,364 -0.005218 692.72 -0.0162 9,403 0.004225 720.23 0.0397 9,416 0.0014
Average Return 0.0015 0.0044
Penutupan
ANGKA PENUTUPAN & RETURN IHSGNILAI KURS RUPIAH & RETURN KURS
Periode: 1 Januari 2004 - 30 Juni 2004
Tanggal Angka Penutupan / Return
L-13
IHSG Return IHSG Kurs Return KursJuli 2 745.03 9,307
9 761.14 0.0216 8,994 -0.033616 756.09 -0.0066 8,915 -0.008823 766.37 0.0136 9,043 0.0144
Agt 30 756.98 -0.0123 9,168 0.01386 753.93 -0.0040 9,191 0.0025
13 755.92 0.0026 9,265 0.008120 750.47 -0.0072 9,227 -0.004127 746.76 -0.0049 9,287 0.0065
Sept 3 786.49 0.0532 9,273 -0.001510 797.78 0.0144 9,290 0.001817 814.63 0.0211 9,010 -0.030124 819.82 0.0064 9,105 0.0105
Okt 1 835.91 0.0196 9,145 0.00448 855.72 0.0237 9,084 -0.0067
15 857.59 0.0022 9,102 0.002022 850.77 -0.0080 9,086 -0.001829 860.49 0.0114 9,090 0.0004
Nov 5 893.64 0.0385 9,061 -0.003212 934.03 0.0452 9,051 -0.001126 965.22 0.0334 8,960 -0.0101
Des 3 981.41 0.0168 9,038 0.008710 945.23 -0.0369 9,190 0.016817 973.35 0.0297 9,310 0.013123 986.51 0.0135 9,305 -0.000530 1000.23 0.0139 9,355 0.0054
Average Return 0.0120 0.0003
Penutupan
ANGKA PENUTUPAN & RETURN IHSGNILAI KURS RUPIAH & RETURN KURS
Periode: 1 Juli 2004 - 31 Desember 2004
Tanggal Angka Penutupan / Return
L-14
L-15
KORELASI ANTAR VARIABEL Correlations
1 .903** -.116 -.139 .315 .713** .189 .624**
. .000 .540 .463 .090 .000 .318 .000
30 30 30 30 30 30 30 30
.903** 1 -.092 -.213 .285 .803** .311 .699**
.000 . .628 .258 .127 .000 .094 .000
30 30 30 30 30 30 30 30
-.116 -.092 1 -.391* .011 -.061 .336 -.063
.540 .628 . .033 .953 .748 .069 .741
30 30 30 30 30 30 30 30
-.139 -.213 -.391* 1 .181 -.019 -.176 -.110
.463 .258 .033 . .338 .921 .353 .563
30 30 30 30 30 30 30 30
.315 .285 .011 .181 1 .754** .152 .304
.090 .127 .953 .338 . .000 .423 .103
30 30 30 30 30 30 30 30
.713** .803** -.061 -.019 .754** 1 .308 .677**
.000 .000 .748 .921 .000 . .098 .000
30 30 30 30 30 30 30 30
.189 .311 .336 -.176 .152 .308 1 .248
.318 .094 .069 .353 .423 .098 . .187
30 30 30 30 30 30 30 30
.624** .699** -.063 -.110 .304 .677** .248 1
.000 .000 .741 .563 .103 .000 .187 .
30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
DA
DE
IHSG
KURS
ROA
ROE
RETURN
RISK
DA DE IHSG KURS ROA ROE RETURN RISK
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
L-16
STEPWISE REGRESSION – D/E VS RETURN
Model Summary
.311a .097 .065 .011327119Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), DEa.
ANOVAb
.000 1 .000 3.007 .094a
.004 28 .000
.004 29
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), DEa.
Dependent Variable: RETURNb.
Coefficientsa
3.202E-03 .002 1.312 .200
9.400E-03 .005 .311 1.734 .094 1.000 1.000
(Constant)
DE
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: RETURNa.
L-17
STEPWISE REGRESSION – D/E VS RISK
Model Summary
.699a .489 .470 .491496063Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), DEa.
ANOVAb
6.461 1 6.461 26.744 .000a
6.764 28 .242
13.224 29
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), DEa.
Dependent Variable: RISKb.
Coefficientsa
.400 .106 3.779 .001
1.216 .235 .699 5.171 .000 1.000 1.000
(Constant)
DE
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: RISKa.
L-18
STEPWISE REGRESSION – IHSG, ROE VS RETURN
Model Summary
.471a .222 .164 .010709343Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), IHSG, ROEa.
ANOVAb
.001 2 .000 3.844 .034a
.003 27 .000
.004 29
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), IHSG, ROEa.
Dependent Variable: RETURNb.
Coefficientsa
-3.66E-03 .004 -.951 .350
3.101E-02 .016 .330 1.939 .063 .996 1.004
.619 .295 .357 2.097 .046 .996 1.004
(Constant)
ROE
IHSG
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: RETURNa.
L-19
STEPWISE REGRESSION – ROA, ROE VS RISK
Model Summary
.747a .558 .525 .465256372Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), ROA, ROEa.
ANOVAb
7.380 2 3.690 17.047 .000a
5.845 27 .216
13.224 29
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), ROA, ROEa.
Dependent Variable: RISKb.
Coefficientsa
.486 .201 2.415 .023
5.632 1.056 1.039 5.335 .000 .431 2.318
-8.746 3.551 -.480 -2.463 .020 .431 2.318
(Constant)
ROE
ROA
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: RISKa.
RIWAYAT HIDUP
Nama : Lina Budhianti Koko
Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 28 November 1980
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katholik
Alamat : Taman Alfa Indah Blok A13/2
Jakarta Barat 11640
Telepon : 5843192
Riwayat Pendidikan:
* SD Santo Yusup, Bandung ……………………………………… 1987 – 1993
* SMP Abdi Siswa, Jakarta ……………………………………….. 1993 – 1996
* SMU Regina Pacis, Jakarta ……………………………………… 1996 – 1999
* Universitas Bina Nusantara, Jakarta …………………………….. 1999 – 2003
* Pascasarjana Universitas Bina Nusantara, Jakarta ……………… 2004 – sekarang
Pengalaman Kerja:
* PT Alfaraya Mitraniaga, Bandung ……………………………… 2003 – 2004
* PT Aviotech Internatioal………………………………………… 2005
RIWAYAT HIDUP
Nama : Yuliana
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Juli 1978
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katholik
Alamat : Taman Alfa Indah Blok H4 no 2
Jakarta
Telepon : 5348412
Riwayat Pendidikan:
* SD Lemuel 1, Jakarta........……………………………………… 1985 – 1991
* SMP Tarsisius II, Jakarta……………………………………….. 1991 – 1994
* SMU Tarsisius II, Jakarta..……………………………………... 1994 – 1997
* Universitas Bina Nusantara, Jakarta …………………………… 1997 – 2002
* Pascasarjana Universitas Bina Nusantara, Jakarta …………….. 2004 – sekarang
Pengalaman Kerja:
* PT Walet Kencana Perkasa……………………………............... 2002 – 2003
* PT Johnson Home Hygiene Products…………………………… 2003 – sekarang
RIWAYAT HIDUP
Nama : Dea Asdewi
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Juni 1979
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cendana No. 1B Blok B Cinere
Depok
Telepon : 7543807
Riwayat Pendidikan:
* SD Yapenka, Jakarta ……………………………………………. 1985 – 1991
* SMPN 68, Jakarta ……………………………………………….. 1991 – 1994
* SMUN 34, Jakarta ……………………………………………….. 1994 – 1997
* Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta ………………………….. 1997 – 2003
* Pascasarjana Universitas Bina Nusantara, Jakarta ……………… 2004 – sekarang
Pengalaman Kerja:
* PT Binaarta Parama, Jakarta ……………………………………. 2003
* American Express Bank Ltd, Jakarta …………………………… 2003 - sekarang