bab ii landasan teori a. means ends analysis (mea) 1

24
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) 1. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran berasal dari kata dasar belajar yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an. Menurut Wittig sebagaimana yang dikutip oleh Muhibbin Syah, belajar adalah perubahan ytang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. 1 Menurut Morgan sebagaimana yang dikutip oleh M. Dalyono, mengartikan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. 2 Menurut Skinner yang juga dikutip oleh Muhibbin Syah berpendapat bahwa teori belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa timbulnya tingkah laku lantaran adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respons. 3 Sedangkan menurut Hilgard dan Brower sebagaimana dikutip oleh Oemar Hamalik, mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman. 4 Sementara itu, tentang pengertian pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. 5 Pengertian pembelajaran sangat luas, definisi dari beberapa ahli antara lain: 1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008, hlm. 90. 2 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 211 3 Muhibbin Syah, Op. Cit, hlm. 89. 4 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2009, hlm. 45. 5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2014, hlm. 57

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA)

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata dasar belajar yang mendapat awalan

pe- dan akhiran -an. Menurut Wittig sebagaimana yang dikutip oleh

Muhibbin Syah, belajar adalah perubahan ytang relatif menetap yang

terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu

organisme sebagai hasil pengalaman.1 Menurut Morgan sebagaimana yang

dikutip oleh M. Dalyono, mengartikan belajar adalah setiap perubahan

yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil

dari latihan atau pengalaman.2

Menurut Skinner yang juga dikutip oleh Muhibbin Syah berpendapat

bahwa teori belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya

memperkuat dugaan bahwa timbulnya tingkah laku lantaran adanya

hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respons.3

Sedangkan menurut Hilgard dan Brower sebagaimana dikutip oleh

Oemar Hamalik, mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam

perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman.4 Sementara itu,

tentang pengertian pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.5

Pengertian pembelajaran sangat luas, definisi dari beberapa ahli

antara lain:

1Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2008, hlm. 90. 2M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 211

3Muhibbin Syah, Op. Cit, hlm. 89.

4Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2009,

hlm. 45. 5Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2014, hlm. 57

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

7

a. Mazur sebagaimana dikutip oleh Nini Subini, dkk, mendefinisikan

pembelajaran merupakan perubahan individu yang disebabkan karena

pengalaman.6

b. Sudjana, pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu siswa

melakukan kegiatan belajar.7

c. Rahil Mahyuddin sebagaimana dikutip oleh Nini Subini, dkk,

mengartikan pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang

melibatkan keterampilan kognitif yang meliputi penguasaan ilmu dan

perkembangan kemahiran intelektual.8

Dari berbagai definisi di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk

memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Dalam hal ini pembelajaran dilakukan sengaja oleh

pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan

menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa

dapat melakukan kegiatan belajar dan memperoleh hasil optimal seperti

dalam perubahan perilaku.

2. Unsur-unsur Pembelajaran

Unsur-unsur minimal yang harus ada dalam sistem pembelajaran

adalah seorang siswa, suatu tujuan dan suatu prosedur kerja untuk

mencapai tujuan. Adapun unsur-unsur pembelajaran adalah sebagai

berikut:9

a. Dinamis pembelajaran pada diri guru

1) Motivasi membelajarkan siswa

Guru harus memliki motivasi untuk membelajarkan siswa.

motivasi itu sebaiknya timbul dari kesadaran yang tinggi untuk

mendidik siswa menjadi warga negara yang baik. Jadi, guru

6Nini Subini, dkk, Psikologi Pembelajaran, Mentari Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 6

7Sudjana, Strategi Pembelajaran, Falah Production, Bandung, 2000, hlm. 6

8Nini Subini, dkk, Op. Cit, hlm. 6.

9Oemar Hamaik, , Kurikulum dan Pembelajaran, Op. Cit, hlm. 67-70.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

8

memiliki hasrat untuk menyiapkan siswa menjadi pribadi yang

memiliki pengetahuan dan kemampuan tertentu.

2) Kondisi guru siap membelajarkan siswa

Guru perlu memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran, di

samping kemampuan kepribadian dan kemampuan kemasyarakatan.

Kemampuan dalam proses pembelajaran sering disebut kemampuan

profesional. Guru perlu berupaya meningkatkan kemampuan-

kemampuan tersebut agar senantiasa berada dalam kondisi siap untuk

membelajarkan siswa.

b. Pembelajaran konkruen dengan unsur belajar

1) Motivasi belajar menuntut sikap tanggap dari pihak guru serta

kemampuan untuk mendorong motivasi dengan berbagai upaya

pembelajaran.

2) Sumber-sumber yang digunakan sebagai bahan belajar

3) Pengadaan alat-alat bantu belajar dilakukan oleh guru, siswa

sendiri dan bantuan orang tua. Namun, harus dipertimbangkan

kesesuaian alat bantu belajar itu dengan tujuan belajar, kemampuan

siswa sendiri, bahan yang dipelajari, dan ketersediannya di

sekolah.

4) Untuk menjamin dan membina suasana belajar yang efektif, guru

dan siswa dapat melakukan beberapa upaya, seperti sikap guru

sendiri terhadap pembelajaran di kelas, perlu adanya kesadaran

yang tinggi di kalangan siswa untuk membina disiplin dan tata

tertib yang baik dalam kelas, guru dan siswa berupaya menciptakan

hubungan dan kerja sama yang serasi, selaras dan seimbang dalam

kelas, yang dijiwai oleh rasa kekeluargaan dan kebersamaan.

5) Subjek belajar yang berada dalam kondisi kurang mantap perlu

diberikan binaan.10

10

Ibid, hlm. 70.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

9

3. Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA)

Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide

dalam bentuk yang disederhanakan dari kondisi atau fenomena alam.

Model berisi informasi-informasi tentang suatu fenomena yang dibuat

dengan tujuan untuk mempelajari fenomena sistem yang sebenarnya.

Model dapat merupakan tiruan dari suatu benda, sistem atau kejadian yang

sesungguhnya yang hanya berisi informasi-informasi yang dianggap

penting untuk ditelaah.11

Penelitian ini tak lepas dari adanya pembelajaran.

Pembelajaran berasal dari kata dasar belajar yang mendapat awalan

pe- dan akhiran -an. Menurut Wittig sebagaimana yang dikutip oleh

Muhibbin Syah, belajar adalah perubahan ytang relatif menetap yang

terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu

organisme sebagai hasil pengalaman.12

Menurut Morgan sebagaimana

yang dikutip oleh M. Dalyono, mengartikan belajar adalah setiap

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai

suatu hasil dari latihan atau pengalaman.13

Menurut Skinner yang juga dikutip oleh Muhibbin Syah berpendapat

bahwa teori belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya

memperkuat dugaan bahwa timbulnya tingkah laku lantaran adanya

hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respons.14

Sedangkan menurut Hilgard dan Brower sebagaimana dikutip oleh

Oemar Hamalik, mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam

perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman.15

Sementara itu,

tentang pengertian pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun

11

Mahmud Achmad, Pengertian dan Klasifikasi Model, Artikel, diambil melalui

www.pengertianmodel.hmtl, diakses tanggal 5 Januari 2016. 12

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi, Remaja

Rosdakarya, Bandung, 2010, hlm. 89. 13

M. Dalyono, Op. Cit, hlm. 211. 14

Muhibbin Syah, Op. Cit, hlm. 89. 15

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Op. Cit, hlm. 45.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

10

meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.16

Pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran

sangat dominan untuk mewujudkan kualitas baik proses maupun lulusan

(output) pendidikan.17

Pembelajaran juga memiliki pengaruh yang

menyebabkan kualitas pendidikan menjadi rendah. Artinya pembelajaran

sangat tergantung dari kemampuan guru dalam melaksanakan atau

mengemas proses pembelajaran. Pembelajaran yang di laksanakan secara

baik dan tepat akan memberikan kontribusi sangat dominan bagi siswa,

sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara yang tidak baik

akan menyebabkan potensi peserta didik sulit dikembangkan atau

diberdayakan.18

Penelitian ini, model tak lepas dari pembelajaran, artinya model

pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal

sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Maka dari itu,

macam-macam model adalah sebagai berikut:

a. Model kooperatif

Model kooperatif dikembabgkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga

tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan

terhadap keragaman, dan pengembangan keterampialn sosial.

b. Model berdasarkan masalah

Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang

efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran

ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi

dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang

dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk

mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.

16

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Op. Cit, hlm. 57 17

M. Saekhan Muchith, Pembelajaran Kontekstual, Rasail Media Group, Semarang, 2008,

hlm. 1. 18

Ibid, hlm. 1.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

11

c. Model interaksi sosial

Model ini melakukan hubungan sosial dengan orang lain, artinya

menjalain komunikasi dalam pembelajaran agar tercipta suasana

belajar dengan baik.

d. Model pengolahan informasi

Model ini mencari informasi dalam belajar, artinya ketika ada siswa

yang kurang memahami materi pelajaran perlu adanya informasi

tentang faktor apa yang mempengaruhi belajarnya menurun atau

bahkan meningkat.19

Means Ends Analysis (MEA) terdiri dari tiga unsur kata, yakni

means end berarti tujuan dan analysis berarti analisis atau menyelidiki

secara sistematis. Dengan demikian, Means Ends Analysis (MEA) bisa

diarikan sebagai strategi untuk menganalisis permasalahan melalui

berbagai cara untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan.20

Means Ends Analysis (MEA) merupakan metode pemikiran sistem

yang dalam penerapannya merencanakan tujuan keseluruhan.21

Tujuan

tersebut disajikan dalam beberapa tujuan yang pada akhirnya menjadi

beberapa langkah atau tindakan berdasarkan konsep yang berlaku. Means

Ends Analysis (MEA) merupakan strategi yang memisahkan permasalahan

yang diketahui dan tujuan yang akan dicapai yang kemudian dilanjutkan

dengan melakukan berbagai cara untuk mereduksi perbedaan yang ada di

atara permasalahan dan tujuan.22

Means Ends Analysis adalah strategi belajar mengajar yang

menganalisa suatu masalah dengan bermacam cara sehingga menghasilkan

19

Akhmad Sudrajat, Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model

Pembelajaran, Artikel, diambil melalui

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-

pembelajaran/, diakses tanggal 5 Januari 2016. 20

Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, 2013, hlm. 294. 21

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatid dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media,

Yogyakarta, 2014, hlm. 103. 22

Miftahul Huda, Op. Cit, hlm. 295.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

12

tujuan akhir.23

Strategi pembelajaran Means Ends Analysis satu model

pembelajaran yang merupakan variasi dari pembelajaran dengan

pemecahan masalah. Penyajian materi pada strategi pembelajaran ini

dilakukan dengan pendekatan pemecahan masalah.24

Melihat uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

Means Ends Analysis (MEA) adalah model pembelajaran yang merupakan

strategi yang memisahkan permasalahan yang diketahui dan tujuan yang

akan dicapai yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan berbagai cara

untuk mereduksi perbedaan yang ada di atara permasalahan dan tujuan.

Sehingga di dalam pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) terdapat

adanya unsur berpikir.

Islam membebaskan manusia dari belenggu kejumudan dan kendali

taklid buta yang menjijikkan. Islam mendidiknya untuk berpikir dan

berkehendak secara bebas supaya akalnya sempurna, berpikir dengan

benar, dan memiliki kepribadian dan kemanusiaan yang lengkap,

sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya: Katakanlah: "Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu

kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu,

bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia

dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian

yang lain sebagai Tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka

katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang

yang berserah diri (kepada Allah)". (Qs. Ali Imran:64)25

23

Kadek Maindra, dkk, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Means Ends Analysis

(MEA) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran TIK Kelas XII IPA 2 SMA

Negeri 1 Kubutambahan Tahun Pelajaran 2012/2013”, Vol. 2, No. 6, Agustus 2013, hlm. 711. 24

Ibid, hlm. 711. 25

Al-Qur’an Surat Ali Imran Ayat 64, Yayasan Penyelenggara Penerjemah dan Penafsir

Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Kementerian Agama RI, Jakarta, 2012, hlm. 72.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

13

Melihat ayat di atas, dapat dipahami bahwa Islam menyeru seluruh

manusia kepada kalimat kebenaran yang menjadi esensi kebaikan dan

direspon oleh setiap orang yang berhati bersih dan berpikiran rasional.

Kalimat yang diserukan oleh Islam ini merupakan titik persamaan semua

risalah para rasul dan kitab suci yang diturunkan.

4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA)

Langkah-langkah dalam pembelajaran Means Ends Analysis (MEA)

adalah sebagai berikut:

a. Tujuan pembelajaran dijelaskan kepada siswa

b. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang

dipilih

c. Siswa dibantu mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar

yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas

dan lain sebagainya)

d. Siswa dikelompokkan menjadi 5 atau 6 kelompok (kelompok yang

dibentuk harus homogen). Masing-masing kelompok diberi tugas atau

soal pemecahan masalah

e. Siswa dibimbing untuk mengidentifikasi masalah, menyederhanakan

masalah, hipotesis, mengumpulkan data, membuktikan hipotesis, dan

menarik kesimpulan.

f. Siswa dibantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

g. Siswa dibimbing untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.26

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Means Ends

Analysis (MEA)

a. Kelebihan

1) Siswa dapat terbiasa memecahkan atau menyelesaikan soal-soal

pemecahan masalah

2) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering

mengekspersikan idenya

26

Aris Shoimin, Op. Cit, hlm. 103-104.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

14

3) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan

pengetahuan dan keterampilan

4) Siswa dengan kemampuan rendah dapat merespons permasalahan

dengan cara mereka sendiri

5) Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu

dalam menjawab pertanyaan melalui diskusi kelompok

6) MEA memudahkan siswa dalam memecahkan masalah.27

b. Kekurangan

1) Membuat soal pemecahan masalah yang bermakna bagi siswa

bukan merupakan hal yang mudah

2) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa

sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan

bagaimana merespons masalah yang diberikan

3) Lebih dominannya soal pemecahan masalah terutama soal yang

terlalu sulit untuk dikerjakan, terkadang membuat siswa jenuh.28

B. Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah Pada Mata Pelajaran

PAI

1. Pengertian Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah

Kemampuan pemecahan masalah adalah Problem Based Learning

(PBL). PBL adalah suatu sistem belajar mengajar di mana, tanpa persiapan

sebelumnya, kelompok kecil siswa mempertimbangkan keadaan yang

tidak familiar, masalah atau tugas, dengan mengeksplorasi sifat situasi

asing ini, para siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman sebelumnya.29

Polya sebagaimana dikutip oleh Hamzah Upu, mengartikan

pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu

27

Ibid, hlm. 104. 28

Ibid, hlm. 104. 29

Lia Vendiagrys, dkk, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Soal Setipe

Timss Berdasarkan Gaya Kognitif Siswa pada Pembelajaran Model Problem Based Learning”,

UJMER 4 (1) (2015), hlm. 35.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

15

tujuan yang tidak begitu mudah segera dapat dicapai.30

Sedangkan

Siswono, menjelaskan bahwa pemecahan masalah adalah suatu proses atau

upaya individu untuk merespons atau mengatasi halangan atau kendala

ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum tampak jelas.31

Dari

pengertian pemecahan masalah yang dikemukakan di atas

mengindikasikan bahwa diperolehnya solusi suatu masalah menjadi syarat

bagi proses pemecahan masalah dikatakan berhasil.

Sementara pendidikan agama Islam adalah usaha berupa

bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai

pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam serta

dapat menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).32

Menurut

Muhaimin, mengemukkan bahwa pendidikan agama Islam adalah sebagai

usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan

yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak

dicapai.33

Segala sesuatu yang akan dikerjakan oleh setiap orang pasti ada

tujuannya, termasuk dalam proses pembelajaran. Dan tujuan pembelajaran

sebagaimana tersebut telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Namun

dalam melaksanakan peroses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang

diinginkan, tidak hanya sekedar melaksanakan sesuai kehendak hati tanpa

melihat aspek-aspek yang lain.

Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh

guru Pendidikan Agama Islam dalam rangka mewujudkan proses

pembelajaran yang aktual, yaitu:34

30

Hamzah Upu, Problem Posing dan Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika,

Pustaka Ramadhan, Bandung, 2003, hlm. 31. 31

Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, Unesa University Press, Surabaya, 2008, hlm.

35. 32

Zakiyah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 86. 33

Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Agama Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung,

2008, hlm. 76. 34

Mgs. Nazarudin, Manajemen Pembelajaran; Implementasi Konsep, Karakteristik dan

Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Teras, Yogyakarta, 2007, hlm. 33-38.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

16

a. Terpusat pada guru/teacher center

Strategi pembelajaran yang terpusat pada guru adalah

pembelajaran yang menempatkan guru sebagai pemberi informasi,

pembina dan pengarah satu-satunya dalam proses belajar mengajar.

Model ini didasarkan pada konsep mengajar yang bersifat rasionalitas

akademis yang menekankan segi pemberian pengetahuan semata-mata,

dengan tidak melihat bahwa pengajaran juga harus mengandung

maksud pembinaan dan pengembangan terhadap berbagai potensi yang

dimiliki para siswa.

b. Terpusat pada siswa/student center

Seiring dengan kemajuan yang terjadi dalam bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi, konsep pembelajaran pun megalami

perubahan, yaitu dari yang semula berpusat pada guru, menjadi lebih

berpusat pada siswa. Sehingga kegiatan belajar mengajar seperti ini

mengisyaratkan pentingnya peserta didik sebagai faktor dominan

dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar.

c. Terpusat pada guru dan siswa

Jika pada strategi pertama kegiatan belajar mengajar didominasi

oleh guru, dan strategi yang kedua kegiatan belajar mengajar

didominasi oleh siswa, maka pada strategi yang ketiga kegiatan belajar

tidak terpusat pada salah satu dari kedua, tetapi terjadi interaksi antara

guru dan peserta didik secara bersama-sama. Interaksi dalam peristiwa

belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, yaitu tidak hanya

sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi

edukatif. Dalam hubungan ini tugas seorang guru bukan hanya

menyampaikan pesan berupa materi pelajaran, melainkan pemahaman

sikap dan nilai pada diri peserta didik yang sedang belajar.35

35

Ibid, hlm. 38.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

17

Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan belajar mengajar

mengandung sejumlah komponen. Komponen itu meliputi tujuan, bahan

pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan evaluasi.36

a. Tujuan

Tujuan dalam kegiatan belajar mengajar mempunyai arti yang sangat

penting. Karena dengan mempunyai tujuan akan dapat memberikan

arah yang jelas dan pasti kemana kegiatan pembelajaran akan dibawa

guru.37

b. Bahan Pelajaran

Bahan adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar

mengajar. Tanpa bahan pelajaran kegiatan belajar mengajar tidak akan

berjalan, karena itu guru yang akan mengajar pasti mempunyai dan

mempersiapkan bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak

didik.38

c. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan ini adalah inti kegiatan dalam pendidikan segala sesuatu yang

telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar

mengajar.39

d. Metode

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode

diperlukan oleh guru dalam menjalankan pembelajaran.40

e. Alat

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai hal yang dipergunakan untuk

36

Sardiman A.M, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm. 57-60. 37

Ibid, hlm, 57. 38

Ibid, hlm. 58. 39

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 2009, hlm.

15. 40

Sardiman A.M, Op. Cit, hlm. 58.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

18

mencapai tujuan, alat tidak hanya sebagai pelengkap tetapi juga

sebagai pembantu untuk mempermudah usaha mencapai tujuan.41

f. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

tentang sejauhmana keberhasilan anak didik dalam belajar dan

keberhasilan guru dalam mengajar.42

2. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Pemecahan Masalah

Dalam memecahkan masalah, setiap individu memerlukan waktu

yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh motivasi dan strategi yang

digunakan dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan

masalah, yaitu:43

a. Pengalaman awal

Pengalaman terhadap tugas-tugas menyelesaikan soal cerita atau soal

aplikasi. Pengalaman awal seperti ketakutan (pobia) terhadap

matematika dapat menghambat kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah.

b. Latar belakang materi

Kemampuan siswa terhadap konsep-konsep materi yang berbeda-beda

tingkatnya dapat memicu perbedaan kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah.

c. Keinginan dan motivasi.

Dorongan yang kuat dari dalam diri (internal), seperti menumbuhkan

keyakinan saya “bisa” maupun eksternal, seperti diberikan soal-soal

yang menarik, menantang, kontekstual dapat mempengaruhi hasil

pemecahan masalah

d. Struktur Masalah

Struktur masalah yang diberikan kepada siswa (pemecahan masalah),

seperti format secara verbal atau gambar, kompleksitas

41

Ibid, hlm. 59. 42

Ibid, hlm. 60. 43

Siswono, Op. Cit, hlm. 35.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

19

(tingkat kesulitan soal), konteks (latar belakang cerita atau tema),

bahasa soal, maupun pola masalah satu dengan masalah yang lain

dapat mengganggu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

3. Langkah-langkah Memecahkan Masalah

Model pemecahan masalah ini memiliki langkah-langkah, yaitu

sebagai berikut:

a. Memahami masalah

Aspek yang harus dicantumkan siswa pada langkah ini meliputi apa

yang diketahui dan apa yang ditanyakan

b. Merencanakan penyelesaian

Aspek yang harus dicantumkan siswa pada langkah ini meliputi urutan

langkah penyelesaian dan mengarahkan pada jawaban yang benar

c. Menyelesaiakan rencana penyelesaian

Aspek yang harus dicantumkan siswa pada langkah ini meliputi

pelaksanaan cara yang telah dibuat dan kebenaran langkah yang sesuai

dengan cara yang dibuat

d. Mengkaji kembali dan mengevaluasi dampak dari pengaruh (Look

back and Evaluate the effect).

Aspek yang harus dicantumkan siswa pada langkah ini meliputi

penyimpulan jawaban yang telah diperoleh dengan benar/memeriksa

jawabannya dengan tepat.44

4. Mata Pelajaran PAI

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan

asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya

dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam serta dapat

menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).45

44

Eko Andy Purnomo dan Venissa Dian Mawarsari, “Peningkatan Kemampuan Pemecahan

Masalah Melalui Model Pembelajaran Ideal Problem Solving Berbasis Project Based Learning”,

JKPM, Volume 1 Nomor 1 Januari 2014, hlm. 26. 45

Zakiyah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 86.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

20

Sementara Muhaimin, mengemukkan bahwa pendidikan agama

Islam adalah sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan,

pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar

atas tujuan yang hendak dicapai.46

Sedangkan mata pelajaran PAI merupakan mata pelajaran yang

bersumber pada pendidikan yang diberikan kepada Allah sebagai

pendidik seluruh ciptaan-Nya termasuk manusia.47

Sehingga dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam

merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan

kegiatan belajar sesuai dengan ajaran agama Islam agara mereka hidup

layak, bahagia dan sejahtera.

b. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Mata pelajaran pendidikan agama Islam secara keseluruhannya

dalam ruang lingkup al-Qur’an dan hadits, keimanan, akhlaq, Fiqih,

atau ibadah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup

pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT,

diri sendiri, sesama manusia, makhluq lainnya, serta lingkungannya.

Dilihat dari sudut ruang lingkup pembahasannya, pendidikan

agama Islam sebagai mata pelajaran yang umum dilaksanakan di

sekolah menengah pertama di antaranya:

1) Pengajaran Keimanan

Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada Dzat Mutlak

yang Maha Esa yaitu Allah. Allah Maha Esa dalam zat, sifat,

perbutan dan wujud-Nya. Kemaha-Esaan Allah dalam zat, sifat,

perbutan dan wujud-Nya disebut tauhid. Tauhid menjadi rukun

iman dan prima causa seluruh keyakinan Islam.48 Keimanan

46

Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Agama Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung,

2008, hlm. 76. 47

Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Ciputat Press, Jakarta, 2002, hlm. 26. 48

Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 1998, hlm. 199-200.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

21

merupakan akar suatu pokok agama, pengajaran keimanan berarti

proses belajar mengajar tentang berbagai aspek kepercayaan.

2) Pengajaran Akhlak

Kata akhlak berawal dari bahasa Arab yang berarti bentuk

kejadian dalam hal ini bentuk batin atau psikis manusia. Akhlak

merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia

sebagai sistem yang mengatur hubungan manusia dengan Allah.

Manusia dan lainnya yang dilandasi oleh aqidah yang kokoh.

Dalam pelaksanaannya pengajaran ini berarti proses kegiatan

belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajar

berakhlak baik.49

3) Pengajaran Ibadah

Ibadah menurut bahasa artinya, taat, tunduk, turut, ikut dan

doa.50 Dalam pengertian yang khusus ibadah adalah segala bentuk

pengabdian yang sudah digariskan oleh syariat Islam baik

bentuknya, caranya, waktunya serta syarat dan rukunnya seperti

shalat, puasa, zakat dan lain-lain.51 Pengajaran ibadah ini tidak

hanya memberikan pengetahuan tentang ibadah tetapi juga

menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga situasi proses

belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

4) Pengajaran Al-Qur’an

Al-Qur'an adalah sumber ajaran agama (juga ajaran) Islam

pertama dan utama. Al-Qur'an adalah kitab suci yang memuat

firmanfirman (wahyu) Allah.52 Dalam hal ini pada tingkatan SD,

memahami dan menghayati bacaan surat-surat Al-Qur'an dan

menarik hikmah yang terkandung di dalamnya secara keseluruhan

dalam setiap aspek kehidupan.

49

Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2001, hlm. 68

50Muhammad Daud Ali, Op. Cit., hlm. 244.

51Zakiah Daradjat, Op. Cit., hlm. 73

52Muhammad Daud Ali, Op. Cit., hlm. 93.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

22

5) Pengajaran Muamalah

Muamalah merupakan sikap hidup dan kepribadian hidup

manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya yang dilandasi

dengan keimanan yang kokoh.53 Setiap proses kehidupan

seharusnya mengandung berbagai kebutuhan masyarakat, sehingga

out put pendidikan sanggup memetakan sekaligus masalah yang

sedang dihadapi masyarakat.

6) Pengajaran Sejarah Islam atau Tarikh

Tarikh merupakan suatu bidang studi yang memberikan

pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan Islam meliputi masa

sebelum kelahiran Islam, masa nabi dan sesudahnya baik pada

daulah Islamiyah maupun pada negara-negara lainnya di dunia,

khususnya perkembangan agama Islam di tanah air.

Pelaksanaan pengajaran tarikh ini diharapkan mampu

membantu peningkatan iman siswa dalam rangka pembentukan

pribadi muslim disamping memupuk rasa kecintaan dan

kekaguman terhadap Islam dan kebudayaannya, memberikan bekal

kepada siswa dalam melanjutkan tingkat pendidikan yang lebih

tinggi atau untuk menjalani kehidupan pribadi mereka bila putus

sekolah, mendukung perkembangan Islam masa kini dan

mendatang. Di samping meluaskan cakrawala pandangan terhadap

makna Islam bagi kepentingan umat Islam.

c. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dipergunakan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar

mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.54

Metode pendidikan yang sangat menyentuh perasaan, mendidik

jiwa dan membangkitkan semangat. Dengan demikian pendidikan

53

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam , Kalamulya, Jakarta, 2005, hlm. 23. 54

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta,

Jakarta, 2000, hlm. 70.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

23

disini bukan melalui akal melainkan langsung ke dalam perasaan

anak.55

Diantara metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran

adalah sebagai berikut:

1) Metode ibrah dan mau’izah

Metode ibrah merupakan suatu kondisi psikis yang

menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu yang disaksikan,

yang dihadapi, dengan menggunakan nalar, yang menyebabkan

hati mengakuinya.56

Sedangkan mau’izah merupakan suatu cara

penyampaian materi pelajaran melalui tutur kata yang indah, baik,

pantas, mulia, lembut, bermanfaat yang berisi nasihat-nasihat dan

peringatan yang diambil dari pengalaman yang tersaji dalam materi

pelajaran.57

Teknik mengajar melalui metode ibrah mau’izah dari

dahulu sampai sekarang masih berjalan dan sering dilakukan

khususnya untuk materi pelajaran agama Islam, namun usaha-

usaha peningkatan teknik mengajar tersebut tetap berjalan terus.

Dalam menyampaikan isi materi Al-Qur’an menuntut kita agar

mempergunakan bahasa yang lemah lembut, jelas, tegas dan

menyentuh jiwa.58

2) Metode latihan

Metode driil atau disebut latihan dimaksudkan untuk

memperoleh ketangkasan atau ketrampilan latihan terhadap apa

yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis

suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap-siagakan.59

3) Metode diskusi

Metode diskusi merupakan cara mendidik dan mengajar

manusia dengan tujuan lebih mementapkan pengertian, dan sikap

55

Samsul Nizar, Op. Cit, hlm. 224. 56

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung,

2005, hlm. 145. 57

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2008, hlm. 181. 58

Ibid, hlm. 181. 59

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op. Cit, hlm. 83.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

24

pengetahuan mereka terhadap sesuatu masalah yang berupa

pernyataan untuk dibahas dan dipecahkan bersama.60

4) Metode demonstrasi

Metode demonstrasi berarti membuat contoh praktek

dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mempraktekkan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas

melalui demonstrasi.61

Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan

gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan

dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses

bekerja sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya,

komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan

suatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat

kebenaran sesuatu.

5) Metode keteladanan

Metode keteladanan adalah metode yang memberikan

contoh-contoh konkrit tentang figur para tokoh kepada peserta

didik yang akan ditiru orang lain.62

Metode ini untuk memberi

contoh teladan yang baik kepada siswa agar mereka dapat

berkembang baik secara fisik, mental dan akhlak yang baik dan

benar.

Pendidikan dengan teadan berarti pendidikan dengan

memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berpikir dan

sebagainya. Banyak ahli pendidikan yang berpendapat bahwa

pendidikan dengan teladan merupakan metode yang berhasil guna.

Hal ini karena dalam belajar, orang umumnya lebih mudah

menangkap yang konkrit daripada yang abstrak.

60

Abduddin Nata, Filsafat Pendidikan Agama Islam, Wacana, Jakarta, 1997, hlm. 107. 61

Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, CTSD, Yogyakarta, 2004, hlm. 78. 62

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers, Jakarta,

2002, hlm. 117.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

25

6) Metode pembiasaan

Metode pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat

dilakukan untuk membiasakan anak didik berpikir, bersikap dan

bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.63

Pembiasaan merupakan salah satu upaya pendidikan yang

baik dalam pembentukan manusia dewasa. Oleh karena itu, dapat

diambil suatu pengertian bahwa yang dimaksud metode

pembiasaan adalah sebuah cara yang dipakai pendidik untuk

membiasakan anak didik secara berulang-ulang sehingga menjadi

kebiasaan yang sulit ditinggalkan dan akan terus terbawa sampai di

hari tuanya.

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Eko Andy Purnomo dan Venissa Dian

Mawarsari, dengan judul “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

Melalui Model Pembelajaran Ideal Problem Solving Berbasis Project Based

Learning”, dalam penelitiannya dihasilkan bahwa buku ajar materi persamaan

kudrat, peluang, trigonometri, turunan dan program linier yang baik;

implementasi model pembelajaran IDEAL problem solving berbasis PBL

dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan penelitian

diharapkan dosen dapat menerapkan model pembelajaran IDEAL problem

solving berbasis PBL.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Lia Vendiagrys, dkk, dengan judul

“Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Soal Setipe Timss

Berdasarkan Gaya Kognitif Siswa pada Pembelajaran Model Problem Based

Learning”,, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk

subjek FI dalam menyelesaikan masalah memiliki profil: dapat memahami

pernyataan verbal dari masalah dan mengubahnya ke dalam kalimat

matematika, lebih analitis dalam menerima informasi, dapat memperluas hasil

63

Mubasyaroh, Materi dan Pembelajaran Aqidah Akhlaq, STAIN Kudus, Kudus, 2008,

hlm. 94.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

26

pemecahan masalah dan pemikiran matematis, memberikan suatu pembenaran

berdasarkan pada hasil,dan memecahkan masalah dalam konteks kehidupan

nyata, memperoleh jawaban yang benar, Untuk subjek FD dalam

menyelesaikan masalah memiliki profil: dapat memahami pernyataan verbal

dari masalah,tetapi tidak dapat mengubahnya ke dalam kalimat matematika,

lebih global dalam menerima informasi, mudah terpengaruh manipulasi unsur

pengecoh karena memandang secara global, tidak dapat memperluas hasil

pemecahan masalah, memberikan suatu pembenaran berdasarkan pada

hasil,dan memecahkan masalah dalam konteks kehidupan nyata, sering tidak

dapat memperoleh jawaban yang benar.

Penelitian yang dilakukan oleh Kt. Teddi Harto, A.A Gd. Agung, I Md.

Citra Wibawa dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Means-Ends

Analysis (MEA) dengan Setting Belajar Kelompok Berbantuan LKS terhadap

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV di SD Desa Bebetin”, Hasil

penelitian menunjukan bahwa (1) deskripsi data dengan model pembelajaran

MEA berada pada kategori sangat tinggi, (2) deskripsi data dengan model

pembelajaran konvensional berada pada kategori tinggi, dan (3) terdapat

pengaruh yang signifikan hasil belajar Matematika siswa yang belajar dengan

model pembelajaran MEA dengan thitung 4,11 > ttabel 2,00. Jadi model

pembelajaran MEA lebih baik dari model pembelajaran konvensional.

Penelitian yang dilakukan M. Juanda, R. Johar, M. Ikhsan Universitas

Syiah Kuala, Jurnal Penelitian Matematika, FMIPA UNNES Volume 5 Nomor

2, Desember 2014, dengan judul “Peningkatan Kemampuan Pemecahan

Masalah dan Komunikasi Matematika Siswa SMP melalui Model

Pembelajaran Means-eand Analysis (MEA)”. Jurnal ini mengkaji tentang

penggunaan Model Pembelajaran Means-eand Analysis (MEA) untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis

siswa SMP. Jadi kesamaan dengan judulnya penulis adalah sama-sama

menggunakan Model Pembelajaran Means-eand Analysis (MEA). Akan tetapi

tujuan penggunaan model pembelajaran tersebut berbeda, yaitu penulis

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

27

pada pelajaran PAI sedangkan penelitian yang dilakukan M. Juanda, R. Johar,

M. Ikhsan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematis dan kemampuan komunokasi matematis.

Penelitian yang dilakukan Kt. Teddi Harto, A.A Gd. Agung, I Md. Citra

Wibawa, Universitas Pendidikan Ganesha, Jurnal Penelitian Jurusan PGSD

Vol: 2 No: 1, Tahun: 2014, dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran

Mean-ends Analysis (MEA) Dengan Setting Belajar Kelompok Berbantuan

LKS Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV di SD Desa

Bebetin”. Jurnal ini mengkaji tentang penggunaan Model Pembelajaran

Means-eand Analysis (MEA) dengan setting belajar kelompok untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi kesamaan dengan judul penulis adalah

sama-sama menggunakan Model Pembelajaran Means-eand Analysis (MEA).

Akan tetapi tujuan penggunaan model pembelajaran tersebut berbeda, yaitu

penulis bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah pada pelajaran PAI sedangkan penelitian yang dilakukan Kt. Teddi

Harto, A.A Gd. Agung, I Md. Citra Wibawa bertujuan untuk meningkatkan

hasil belajar siswa yang tergolong rendah .

D. Kerangka Berpikir

Salah satu bentuk kemampuan memecahkan masalah pada pembelajaran

PAI adalah menganalisis beberapa pokok permasalahan yang ada dalam

lingkungan masyarakat yang berkembang saat ini, seperti tentang minimnya

masa remaja membaca al-Qur’an sehabis shalat maghrib, karena ini

disebabkan dampak dari perkembangan teknologi yang canggih, misalnya

penggunaan jejaring sosial melalui handphone. Melihat fenomena seperti ini,

perlu perhatian khusus pada peserta didik untuk dapat melakukan pengamatan

sehingga nantinya peserta didik benar-benar mampu tidak melakukan hal

seperti itu. Untuk itu, perlu adanya peran guru dalam memberikan arahan pada

peserta didik dan diperlukan juga adanya strategi pembelajaran PAI yang

tepat. Salah satunya adalah menggunakan model pembelajaran Means Ends

Analysis (MEA).

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

28

Means Ends Analysis (MEA) merupakan metode pemikiran sistem yang

dalam penerapannya merencanakan tujuan keseluruhan. Tujuan tersebut

disajikan dalam beberapa tujuan yang pada akhirnya menjadi beberapa

langkah atau tindakan berdasarkan konsep yang berlaku. Means Ends Analysis

(MEA) merupakan strategi yang memisahkan permasalahan yang diketahui

dan tujuan yang akan dicapai yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan

berbagai cara untuk mereduksi perbedaan yang ada di atara permasalahan dan

tujuan.

Untuk mencapai tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran Means

Ends Analysis (MEA) dibutuhkan beberapa tahapan, antara lain:

mengidentifikasi perbedaan antara kondisi saat ini dan tujuan, menyusun sub

tujuan untuk mengurangi perbedaan tersebut, dan memilih operator yang tepat

serta mengaplikasikannya dengan benar sehingga sub tujuan yang telah

disusun dapat dicapai. Means Ends Analysis (MEA) saat ini sudah menjadi

salah satu variasi pembelajaran untuk pemecahan masalah. Adapun bentuk

kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Means Ends Analysis (MEA) 1

29

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Model-model

pembelajaran PAI

Konvensional atau

tradisional

Menyenangkan

Means Ends

Analysis (MEA)

Langkah-langkah dalam

pembelajaran Means Ends

Analysis (MEA) adalah:

- Tujuan pembelajaran

dijelaskan kepada siswa

- Memotivasi siswa terlibat

dalam aktivitas pemecahan

masalah yang dipilih

- Siswa dibantu mendefinisikan

dan mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan

dengan masalah tersebut

- Dan sebagainya

Kemampuan

memecahkan

masalah