bab ii kajian teoritik - sunan ampeldigilib.uinsby.ac.id/4286/5/bab 2.pdfmenggabungkan teori...
TRANSCRIPT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Yang Relevan
No Nama Peneliti Judul Tahun Persamaan Perbedaan Hasil
1 Ana Sri
Ekaningsih
PENGARUH
MOTIVASI
KERJA
TERHADAP
KINERJA
DENGAN
PERSEPSI
LINGKUNGAN
KERJA SEBAGAI
VARIABEL
PEMODERASI(ST
UDI PADA
SATUAN POLISI
PAMONG PRAJA
KOTA
2012 Menggunaka
n variable
yang sama
yaitu
Motivasi,Ki
nerja,Lingku
ngan kerja
Lokasi,popu
lasi
Menggunak
an variable
pemoderasi
berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja sedangkan
lingkungan kerja
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja polisi
pamong praja
2 Rendy Cahyo
Hadiwijaya
PENGARUH
INTELLECTUAL
CAPITAL
TERHADAP
NILAI
PERUSAHAAN
DENGAN
KINERJA
KEUANGAN
SEBAGAI
VARIABEL
INTERVENING
2013 Menggunaka
n metode
yang sama
yaitu dengan
variable
intervening
Lokasi,popu
lasi,beda
variable.yan
g digunakan
peniliti ini
Intellectual
capital,
Nilai
perusahaan,
kinerja
keuangan
Secara garis besar
bahwa intellectual
capital,nilai
perusahaan dengan
kinerja keuangan
berpengaruh postif
3 Endang Nur
Widyastuti
ANALISIS
PENGARUH
IKLIM
ORGANISASI
DAN MOTIVASI
TERHADAP
KINERJA
PEGAWAI
MELALUI
VARIABLE
INTERVENING
KEPUASAN
KERJA
2004 Menggunaka
n variable
yang sama
yaitu
motivasi,
kinerja
pegawai, dan
metode yang
sama yaitu
dengan
variable
intervening
Lokasi,popu
lasi, dan
beberapa
variable
berbeda
yaitu
kepuasan
kerja dan
iklim
organisasi
Secara garis besar
bahwa setiap
variable iklim
organisasi, motivasi
dan kinerja ,melalui
kepuasan kerja
berpengaruh positif
4 Lucky Wulan ANALISIS
PENGARUH
2011 Menggunaka
n variable
Lokasi,popu
lasi,
berpengaruh
signifikan terhadap
12
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
MOTIVASI
KERJA DAN
LINGKUNGAN
KERJA
TERHADAP
KINERJA
KARYAWAN(
STUDI PADA
DISPERINDAG
KOTA
SEMARANG )
yang sama
yaitu
Motivasi,Ki
nerja,Lingku
ngan kerja
menggunak
an variable
langsung
X-Y
kinerja dan
lingkungan kerja
B. Kerangka Teori
Dalam rangka memudahkan memperoleh pemahaman tentang arah
penelitian yang dilakukan, maka perlu ditentukan kerangka pemikirannya.
Kerangka pemikiran dan penelitian ini dapat dideskripsikan.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
1. Motivasi kerja
Peneliti menggunakan indikator motivasi dariteori Maslow. Teori
hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow dalam buku Sofyandi dan Garniwa.
Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua menusia
memiliki kebutuhan pokok menunjukkannya dalam lima tingkatan yang
berbentuk pyramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima
MOTIVASI
KERJA( X )
KINERJA ( Y )
LINGKUNGAN
KERJA( Z )
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
tingkat kebutuhan itu dikenal dengan Hierarki kebutuhan Maslow9, dimulai
dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks
yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi :
a. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang
paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti
makan, minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
b. Kebutuhan rasa aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka
munculkebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman.
Kebutuhan akanrasa aman ini meliputi keamanan akan
perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan
kelangsungan pekerjaannya dan jaminanakan hari tuanya pada saat
mereka tidak lagi bekerja.
c. Kebutuhan social
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara
minimal,maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan
untukpersahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan
orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan
akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik,
rekreasi bersama dan sebagainya.
9 Sofyandi dan Garniwa. 2007. Perilaku Organisasional. Edisi Pertama. GrahaIlmu. Yogyakarta.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
d. Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati,
dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan
keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
e. Kebutuhan aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang
paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses
pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang.
Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi
yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri
ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang
mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh
kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang
menantang kemampuan dan keahliannya.
Sedangkan faktor Kinerja peneliti menggunakan teori dari menurut
Mathis dan Jackson Manajemen Kinerja10
yang berorientasi pada :
a. Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam
istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang
diselesaikan.Kuantitas yang diukur dari persepsi pegawai terhadap
jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta hasilnya.
b. Kualitas adalah ketaatan dalam prosedur, disiplin, dedikasi. Tingkat
dimana hasil aktivitas yang dikehendaki mendekati sempurna
10
Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta
:Grafindo.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan
aktivitas, maupun memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dari
suatu aktivitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi pegawai
terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan
tugas terhadap ketrampilan dan kemampuan pegawai.
c. Keandalan adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang
disyaratkan dengan supervisi minimum. Kehandalan yakni
mencakup konsistensi kinerja dan kehandalan dalam pelayanan;
akurat, benar dan tepat.
d. Kehadiran adalah keyakinan akan masuk kerja setiap hari dan
sesuai dengan jam kerja.
e. Kemampuan bekerja sama adalah kemampuan seorang tenaga kerja
untuk bekerja bersama dengan orang lain dalam menyelesaikan
suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan sehingga mencapai
daya guna dan hasil guna yang sebesar–besarnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kuantitas
dan kualitas pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh individu dalam kurun
waktu tertentu dalam rangka menyelesaikan pekerjaannya.
Peneliti menggunakan teori dari memiliki hubungan yang tidak
langsung dengan kinerja. Menurut Sedermayanti, lingkungan dan iklim kerja
adalah hal baik dalam mendorong pegawai agar senang dalam bekerja dan
meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih
baik sehingga terarah dalam peningkatan produktivitas kerja. Adapun
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
indikator-indikator dari lingkungan dan iklim kerja yang akan dipakai dalam
penelitian ini diadaptasi dari pendapat Sedermayanti terdiri atas otonomi dan
fleksibilitas, menaruh kepercayaan dan terbuka, simpatik dan memberi
dukungan, serta jujur dan menghargai. 11
Adapun beberapa teori yang memiliki kesamaan atau kesinambungan
dengan teori yang peneliti gunakan berikut beberapa teori motivasi yang
masih memiliki kesinambungan dengan peneltian ini :
Mangkunegara menyatakan : “motivasi terbentuk dari sikap (attitude)
karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi
merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang
terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap
mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang
memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”.
Lebih lanjut, Mangkunegara menjelaskan tentang prinsip-prinsip dalam
memotivasi karyawan, yaitu12
:
a. Prinsip partisipasi, yaitu dalam meotivasi kerja, pegawai perlu
diberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam menentukan
tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.
b. Prinsip komunikasi, yaitu pemimpin harus mengkomunikasikan
segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas,
11
Sedarmayanti.2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mandar
Maju.
12Mangkunegara, Anwar Prabu., 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Refika Aditama.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi
kerjanya.
c. Prinsip mengakui andil bawahan, yaitu pemimpin mengakui bahwa
bawahan (pegawai) mempunyai andil di dalam usaha pencapai
tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih dimotivasi
kerjanya.
d. Prinsip pendelegasian wewenang, yaitu pemimpin yang memberikan
otoritas atau wewenang kepada bawahan untuk sewaktu-waktu dapat
mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan
membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk
mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.
e. Prinsip memberi perhatian, yaitu pemimpin memberikan perhatian
terhadap apa yang diinginkan pegawai/bawahan, akan memotivasi
pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin.
Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland Konsep penting lain dari teori
motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri manusia adalah
motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap mempunyai
apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain
pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan menurut
Reksohadiprojo dan Handoko13
yaitu :
a. Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang
dapat dipertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatan-
13
Handoko, Hani T, Dr.MBA dan Reksohadiprodjo Sukanto, Dr. M.Com.1996. Organisasi
Perusahaan. Edisi kedua Yogyakarta : BPFE
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat
memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara
kreatif dan inovatif.
b. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya
bersahabat.
c. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang
ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur
pengaruh antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan
mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya,
serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.
Teori X dan Y dari Mc. Gregor yaitu teori motivasi yang
menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang dikembangkan oleh
Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku
manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional
mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar
teori X. Adapun anggapan yang mendasari teori-teori X menurut
Reksohadiprojo dan Handoko14
a. Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan
menghidarinya.
b. Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan
dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk
pencapaian tujuan organisasi.
14
Handoko, Hani T, Dr.MBA dan Reksohadiprodjo Sukanto, Dr. M.Com.1996. Organisasi
Perusahaan. Edisi kedua Yogyakarta : BPFE
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
c. Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari
tanggung jawab, mempunyai ambisi kecil, kemamuan dirinya diatas
segalanya. Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena
para manajer bahwa anggapn-anggapan itu benar dan banyak sifat-
sifat yang diamati perilaku manusia, sesuai dengan anggapan tersebut
teori ini tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan yang terjadi pada
organisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab dengan teori yang
berdasarkan pada kenyataannya.
Anggapan dasar teori Y adalah :
a. Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya
bermain atau istirahat.
b. Rata-rata manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak
hanya menerima tetapi mencari tanggung jawab.
c. Ada kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya
imajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara
luas tersebar pada seluruh pegawai.
d. Pengendalian dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk
mengarahkan tercapainya tujuan organisasi.
Teori Motivasi dari Herzberg, Teori motivasi yang dikemukakan oleh
Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut dengan M – H atau teori
dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat
menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan
penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang
sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi,
penghargaan dan tanggung jawab. Kelompok faktor kedua adalah ”iklim
baik” dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja justru sebagai sumber
ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja, hubungan antar pribadi,
teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi
ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja. Faktor
”iklim baik” tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini
akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.
Teori ERG Aldefer, teori Aldefer merupakan teori motivasi yang
mengatakan bahwa individu mempunyai kebutuhan tiga hirarki yaitu :
ekstensi (E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan pertumbuhan (Growth) (G).
Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan terhadap proses
kemajuan pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu, jika
seseorang terus-menerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhan menyebabkan individu tersebut mengarahkan pada upaya
pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang
lebih rendah. Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang
penting bagi manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat
kebutuhan yang lebih tinggi dari seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan
nampak terkendali, mungkin karena kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini
harus menjadi perhatian utama manajer untuk mencoba mengarahkan kembali
upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi kebutuhan akan keterkaitan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer mengisyaratkan bahwa
individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna memenuhi salah
satu dari ketiga perangkat kebutuhan.
2. Kinerja
Adapun beberapa teori yang memiliki kesamaan atau
kesinambungan dengan teori yang peneliti gunakan berikut beberapa
pengertian dari kinerja menurut beberapa ahli yang masih memiliki
kesinambungan dengan peneltian ini :
Pengertian kinerja menurut Sulistiyani, kinerja seseorang merupakan
kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari
hasil kerjanya.Sedangkan menurut Bernardin dan Russel dalam Sulistiyani
menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan
dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode
waktu tertentu.15
Simamora mengemukakan bahwa kinerja karyawan adalah tingkatan
dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.
Sedangkan Suprihanto mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kinerja
seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang karyawan
selama periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya
standar, target atau sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih
dahulu dan telah disepakati bersama.16
Kinerja mengacu pada prestasi
15
Sulistiyani, Ambar T. dan Rosidah.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu:
Yogyakarta 16
Simamora, Henry, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua.STIE : YKPN
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
karyawan yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan
perusahan. Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier
sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Lebih tegas lagi Lawler and Poter menyatakan bahwa kinerja adalah
"succesfull role achievement" yang diperoleh seseorang dari perbuatan-
perbuatannya.17
Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau
kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.18
Menurut
Rivai dan Basri pengertian kinerja adalah kesediaan seseorang atau
kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti
yang diharapkan.19
Menurut Bambang Guritno dan Waridin kinerja merupakan
perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang
telah ditentukan. Sedangkan menurut Hakim (2006) mendefinisikan
kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan
dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada
suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai
atau standar tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja.
17
Moh As’ad. 2003. Psikologi Industri. Yogyakarta: Libery. 18
Tika, P. 2006. Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. PT Bumi Aksara.
Jakarta. 19
Rivai, Veithzal dan Basri. 2005. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk Menilai
Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Rajagrafindo Persada. Jakarta.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai
dengan standar yang telah ditentukan.20
3. Lingkungan kerja
Definisi lingkungan kerja menurut Komarudin21
adalah kehidupan
sosial psikologi dan fisik dalam organisasi yang berpengaruh terhadap
pekerjaan karyawan dalam melakukan tugasnya. Jadi dapat disimpulkan
bahwa lingkungan kerja adalah keadaan di sekitar para pekerja sewaktu
pekerja melakukan tugasnya yang mana keadaan ini mempunyai pengaruh
bagi pekerja pada waktu melakukan pekerjaannya dalam rangka
menjalankan operasi perusahaan. Lingkungan kerja mempunyai makna
yang penting bagi pekerja dalam menyelesaikan tugasnya.
Tujuan utama pengaturan lingkungan kerja adalah naiknya
produktivitas perusahaan. Oleh karenanya pengadaan fasilitas lingkungan
kerja yang baik adalah secukupnya saja, jangan sampai tenaga kerja
merasa terlalu dimanja dalam bekerja, sehingga hasil yang dicapai tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
perencanaan dan pengaturan lingkungan kerja tidak dapat diabaikan begitu
saja, karena hal itu berpengaruh pada jalannya operasi perusahaan.
Siagian22
berpendapat bahwa lingkungan kerja ada dua macam, yaitu
a. Lingkungan kerja fisik
Ada beberapa kondisi fisik dari tempat kerja yang baik yaitu :
20
Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku
Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja. JRBI.Vol 1. No 1. Hal: 63-74. 21
Komaruddin, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. 22
Siagian, Sondang. P. 2001.Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Gunung Agung.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
1) Bangunan tempat kerja disamping menarik untuk dipandang
juga dibangun dengan pertimbangan keselamatan kerja.
2) Ruang kerja yang longgar dalam arti penempatan orang
dalam suatu ruangan tidak menimbulkan perasaan sempit.
3) Tersedianya peralatan yang cukup memadai.
4) Ventilasi untuk keluar masuknya udara segar yang cukup.
5) Tersedianya tempat istirahat untuk melepas lelah, seperti
kafetaria baik dalam lingkungan perusahaan atau sekitarnya
yang mudah dicapai karyawan
6) Tersedianya tempat ibadah keagamaan seperti masjid atau
musholla, baik dikelompokkan organisasi maupun
disekitarnya.
7) Tersedianya sarana angkutan, baik yang diperuntukkan
karyawan maupun angkutan umum yang nyaman, murah dan
mudah diperoleh.
b. Lingkungan kerja non fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah lingkungan kerja yang
menyenangkan dalam arti terciptanya hubungan kerja yang
harmonis antara karyawan dan atasan, karena pada hakekatnya
manusia dalam bekerja tidak mencari uang saja, akan tetapi
bekerja merupakan bentuk aktivitas yang bertujuan untuk
mendapatkan kepuasan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja
Dalam sebuah perusahaan seorang manajer dapat meningkatkan
kinerja dengan cara-cara yang mendorong karyawannya untuk
bekerja keras dalam pekerjaan mereka. Keberhasilan atau
tidaknya seorang manajer dalam memotivasi karyawannya dapat
terlihat dengan perilaku karyawannya dalam bekerja. Seseorang
sangat termotivasi akan bekerja keras melakukan pekerjaan sesuai
dengan target yang diharapkan, seseorang yang tidak termotivasi
tidak mau melakukan pekerjaannya sesuai dengan target yang
diharapkan bahkan melakukan pekerjaannya dengan ala kadarnya.
Untuk meningkatkan kinerja karyawannya seorang manajer
melakukan motivasi dengan cara antara lain dengan memberikan
penghargaan, kompensasi, tunjangan dan bonus kepada
karyawan.23
Hubungan Motivasi Kerja dengan Lingkungan Kerja
Menurut Widodo yang menguji pengaruh motivasi dan kepuasan
kerja terhadap kinerja. Hasil penelitiannya dibuktikan terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja dan
kepuasan kerja terhadap kinerja, sedangkan variabel pendidikan
memperkuat pengaruh motivasi terhadap kinerja.24
Hayani yang
menguji pengaruh motivasi dan lingkungan kerja terhadap
23
Nur Abis Asriyanto,2013,skripsi PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. KALIKA INTERGRAHA DI SEMARANG: UNDIP
Semarang 24
Widodo, Sri, 2006. Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja Pada Kinerja Guru di SMP Kab.
Blora. Tesis. Program Pasca sarjana Magister Manajemen UNS
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
peningkatan kinerja pegawai. Hasil penelitiannya ditemukan
variabel motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap
kinerja pegawai baik diuji secara parsial maupun secara simultan.
Dalam penelitian Heifets ditemukan bahwa lingkungan kerja
menentukan hubungan motivasi kerja dengan kinerja karyawan.
Motivasi dan lingkungan kerja yang baik akan meningkatkan
kinerja. Hal inilah tentunya yang harus dilaksanakan oleh staf
untuk mencapai tujuan, walaupun motivasi dan lingkungan kerja
bukan syarat mutlak yang dapat memberikan kepuasan kerja yang
dapat mempengaruhi kinerja pegawai
Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kinerja
Lingkungan kerja dalam suatu organisasi sangat penting untuk
diperhatikan, karena mempunyai pengaruh langsung terhadap
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Menurut As’ad
terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu : faktor
individu dan factor situasional. Dalam faktor situasional terdapat
faktor fisik dan faktor social organisasi yang mempengaruhi
pekerjaan.25
Faktor fisik disini berupa lingkungan dalam organisasi
yaitu tata ruang, penerangan, temperatur, sirkulasi udara,
kebersihan dan lain–lain. Sedangkan untuk faktor social
organisasi yang tidak kalah penting adalah faktor lingkungan
25
As’ad, Mohammad. 2001. Psikologi Industri. Liberti. Yogyakarta
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
sosial, dalam hal ini berupa hubungan antara karyawan dengan
karyawan lainnya maupun hubungan antara karyawan dengan
atasannya. Faktor lingkungan kerja menjadi faktor yang sangat
penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Lingkungan kerja
yang baik dapat meningkatkan kinerja, sebaliknya lingkungan
kerja yang tidak memadai dapat menurunkan kinerja.
Menurut Nitisemito lingkungan kerja dapat mempengaruhi
semangat kerja dan kegairahan kerja sehingga berpengaruh juga
terhadap kinerja dari karyawan.26
Suatu lingkungan kerja
dikatakan baik, atau sesuai apabila karyawan dapat melaksanakan
kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Sedangkan
lingkungan kerja yang kurang baik menuntut tenaga kerja dan
waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya
rancangan sistem yang efisien27
26
Nitisemito, Alex S. 1992. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia. 27
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
4. Kajian teori dalam perspekstif islam
Kajian teori dalam perspekstif islam di penelitian ini yaitu tentang
motivasi dan kinerja sesuai dengan judul dalam penitian ini di dalam kajian
teori ini peneliti mengambil beberapa referensi ayat – ayat Al – Qur’an yang
akan di jelaskan sebagai berikut :
Kajian teori islam dalam Motivasi Kerja terkandung dalam ayat Al-
Qur’an dan terjemah, QS Hud ayat 6:
٦ Artinya : “Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi
melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat
kediamannya dan tempat penyimpanannya.Semua (tertulis) dalam kitab yang
nyata (Lauh Mahfuzh)”.28
Penafsiran ayat tersebut adalah baik manusia, hewan darat maupun
hewan laut. Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat
kediamannya di sini adalah dunia dan tempat penyimpanan adalah akhirat.
Menurut ahli tafsir yang lain maksud tempat kediamannya adalah tulang
sulbi dan tempat penyimpanan adalah rahim. Ada pula yang menafsirkan
“tempat kediaman” adalah tempat makhluk tersebut berdiam atau
bermukim, Sedangkan maksud “tempat penyimpanannya” adalah tempat
pindahnya.29
Jadi yang dapat di simpulkan untuk ayat ini adalah memotivasi
28
Al-qur’an dan terjemah, Al – Hud 6 29
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-hud-ayat-6.html di kutip pada tanggal 3 Mei 2015
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
manusia atau pegawai untuk mencari rejeki yang sudah di sediakan oleh
allah di muka bumi ini.
Al – Qur’an dan Terjemah, QS Al – Jumuah ayat 10
فإذا قضيت الصالة فانتشزوا في األرض وابتغىا من فضاللل
كثيزا لعلكم تفلحىن ) (٠١واذكزوا الل
Artinya : “Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di
bumi carilah karunia Allahdan ingatlah Allah banyak-banyakagar kamu
beruntung”.30
Penafsiran dalam ayat tersebut perintah setelah larangan menunjukkan
mubah, yakni silahkan bertebaran lagi di bumi untuk mencari rezeki. Oleh
karena kesibukan untuk bekerja dan berdagang biasanya membuat lalai dari
mengingat Allah, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan untuk
banyak mengingat-Nya. Baik ketika berdiri, duduk maupun berbaring.Karena
banyak berdzikr merupakan sebab terbesar untuk beruntung.31
Dalam
penafsiran ayat tersbut dapat di simpulkan untuk memotivasi manusia atau
pegawai tidak hanya dari duniawi akan tetapi dari sisi religiusnya juga
terdapat motivasi yaitu ketika dating waktu sholat maka kembalilah sholat
dan meminta kepda allah, laksanakan kewajiban-Nya setlah itu laksanakan
kembali kegiatan atau pekerjaan itu maka akan allah akan memperlancar dan
mempermudah pekerjaan.
30
Al-qur’an dan terjemahAl – Jumuah 10 31
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al - jumuah-ayat-10.html di kutip pada tanggal 3 Mei
2015
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
Al – Qur’an dan Terjemah, QS Al – Mulk ayat 15
هى الذي جعل لكم األرض ذلىال فامشىا في مناكبها وكلىا من
(٠١) رسقه وإليه النشىر
Artinya :. “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi,
maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-
Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”.32
Penafsiran dalam ayat tersebut adalah Dialah Allah yang
menundukkan bumi untukmu agar kamu dapat memperoleh kebutuhanmu,
seperti menanam, membangun, menggarap dan jalan-jalan untuk
menyampaikan ke negeri yang jauh. Untuk mencari rezeki. Yakni setelah
kamu berpindah dari tempat yang Allah jadikan sebagai ujian dan sebagai
penyambung untuk melanjutkan ke negeri akhirat, maka kamu akan
dibangkitkan dan dikumpulkan kepada Allah untuk diberi-Nya balasan
terhadap amalmu yang baik dan yang buruk.33
Dalam surat ini dapat di
simpulkan untuk memotivasi manusia atau pegawai adalah sudah di sediakan
oleh Allah bumi dan segala isinya untuk manusia dan di manfaatkan untuk
apa saja tergantung manusia tersebut untuk sebaik – baiknya memanfaatkan
bumi untuk mencari nafkah.
32
Al- qur’an dan terjemah, Al – mulk 15 33
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al - mulk-ayat-15- .html di kutip pada tanggal 3 Mei
2015
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
32
Kajian teori islam dalam Kinerja terkandung dalam ayat Al-Qur’an dan
terjemah, QS At – Taubah ayat 105:
Artinya : Dan Katakanlah, "Berbuatlah kamu maka Allah akan melihat
perbuatanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin , dan kamu
akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”34
Tafsir untuk ayat tersebut adalah kepada orang-orang munafik. Sesuka
hatimu dan tetaplah di atas kebatilanmu, namun jangan kamu kira, bahwa
yang demikian tersembunyi bagi-Nya. Dalam ayat ini terdapat ancaman bagi
mereka yang tetap di atas kebatilan, kesesatan dan maksiatnya. Yakni
amalmu akan semakin jelas. Makna ayat ini bisa juga, bahwa amal yang
kamu lakukan baik atau buruk, maka Allah mengetahunya, demikian pula
Rasul-Nya dan kaum mukmin meskipun tersembunyi. Dan diberikan
balasan.35
Dalam ayat tersebut dapat simpulkan bahwa setiap pekerjaan yang
kita lakukan selalu terawasi oleh Allah mungkin sesama manusia tidak ada
yang tau kalau kita sedang melakukan kecurangan akan tetapi Allah
senantiasa mengawasi pekerjaan kita.
34
Al- qur’an dan terjemah, At Taubah ayat 105 35
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-at- taubah-ayat-105.html di kutip pada tanggal 3 Mei
2015
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
Kajian teori islam dalam Lingkungan Kerja terkandung dalam ayat Al-
Qur’an dan terjemah, QS Al – Mujadillah ayat 11 :
حوا ف المجالس فافسحوا ي أي ها الذين آمنوا إذا قيل لكم ت فسي فسح الل لكم وإذا قيل انشزوا فانشزوا ي رفع الل الذين آمنوا منكم
با ت عملون خبري )والذين أوتوا ا (١١لعلم درجات والل
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,
"Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah
kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.
Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.36
Tafsir untuk ayat tersebut adalah Ayat ini merupakan pemberian adab
dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin,
yaitu apabila mereka berkumpul dalam suatu majlis dan sebagian mereka atau
sebagian orang yang datang butuh diberikan tempat duduk agar diberikan
kelapangan untuknya. Hal itu, tidaklah merugikan orang yang duduk sedikit
pun sehingga tercapai maksud saudaranya tanpa ada kerugian yang
diterimanya. Dan balasan disesuaikan dengan jenis amalan, barang siapa yang
melapangkan, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan memberikan
kelapangan untuknya. Di surga untuk shalat tahiyyatul masjid, atau untuk
melakukan kebaikan lainnya atau karena kebutuhan yang muncul. Agar
terwujud maslahat itu, karena berdiri dalam hal seperti ini termasuk ilmu dan
iman, dan Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan meninggikan orang-orang yang
36 Al- qur’an dan terjemah, Al – Mujadillah ayat 11
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
34
berilmu dan beriman dengan beberapa derajat sesuai yang Allah berikan
kepadanya berupa ilmu dan iman. Di surga oleh karena itu, Dia akan
membalas setiap orang yang beramal dengan amalnya, jika baik maka akan
dibalas dengan kebaikan dan jika buruk, maka akan dibalas dengan
keburukan.37
Dalam tafsir tersebut dapat disimpulkan bahwa dab – adab atau
tata cara di dalam suatu majlis atau organisasi yang biasa disebut juga kantor
terdapat tata cara adab bertamu , rapat , atau kegiatan kantor yang lain yang
harus di lakukan dengan sopan santun sesuai aturan kantor atau perusahaan
tersebut dan wajib untuk menaatinya agar kondisi lingkungan kerja tidak
amburadul atau tidak tertib. Maka wajib bagi perusahaan ataupun lemabaga
memiliki tata tertib bekerja agar suasana lingkungan kerja tertata dan
terkondisikan memiliki standart opersional procedure agar semua pegawai
yang lama ataupun yang baru faham akan peraturan yang sudah dibuat oleh
pihak – pihak yang berkewenangkan menangani standart operasional
procedure.
37
http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-al-mujadilah-ayat-1-11.html#more di kutip
pada tanggal 13 Agustus 2015
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
35
C. Paradigma penelitian
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
H1 : Motivasi kerja berpengaruh pada kinerja pegawai BPJS Kesehatan
Divisi Regional Jawa Timur
H0 : Motivasi kerja tidak berpengaruh pada kinerja pegawai BPJS
Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur
H2 : Motivasi kerja berpengaruh pada lingkungan kerja pegawai BPJS
Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur
H0 : Motivasi kerja tidak berpengaruh pada lingkungan kerja pegawai BPJS
Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur
H3 : Lingkungan kerja berpengaruh pada kinerja pegawai BPJS Kesehatan
Divisi Regional Jawa Timur
H0 : Lingkungan kerja tidak berpengaruh pada kinerja pegawai BPJS
Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur
MOTIVASI
KERJA( X ) KINERJA ( Y )
LINGKUNGAN
KERJA( Z )
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
36
H4 : Motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai dengan lingkungan
kerja sebagai variable antara (intervening)
H0 : Motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai dengan
lingkungan kerja sebagai variable antara (intervening)