bab ii kajian teori a. pengertian partisipasi masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/bab...

21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1. Pengertian Partisipasi Istilah partisipasi mengandung arti keikutsertaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:679), partisipasi adalah “sejumlah orang yang turut berperan dalam suatu kegiatan, keikutsertaan dan peran serta”. Maksud partisipasi di sini adalah keikutsertaan, peran serta, atau keterlibatan seseorang baik secara perorangan maupun sebagai kelompok dalam suatu kegiatan tertentu. 1 2. Pengertian Masyarakat Adanya bermacam-macam wujud kesatuan kolektif manusia menyebabkan bahwa kita memerlukan beberapa istilah untuk membeda-bedakan berbagai macam kesatuan manusia tadi. Kecuali istilah yang paling lazim, yaitu masyarakat, ada istilah-istilah khusus untuk menyebut kesatuan-kesatuan khusus yang merupakan unsur- unsur dari masyarakat, yaitu kategori sosial, golongan sosial, komunitas, kelompok, dan perkumpulan. Keenam istilah tersebut itu beserta konsepnya, syarat-syarat pengikatnya, serta ciri-ciri lainnya. Masyarakat seperti tersebut di atas, istilah yang paing lazim dipakai untuk menyebut kesatuan-kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun dalam bahasa sehari-hari, adalah masyarakat. 1 Mansyur Ramly, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta:Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 1986), h.189. 1

Upload: truongtu

Post on 08-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Partisipasi Masyarakat

1. Pengertian Partisipasi

Istilah partisipasi mengandung arti keikutsertaan. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:679), partisipasi adalah

“sejumlah orang yang turut berperan dalam suatu kegiatan,

keikutsertaan dan peran serta”. Maksud partisipasi di sini adalah

keikutsertaan, peran serta, atau keterlibatan seseorang baik secara

perorangan maupun sebagai kelompok dalam suatu kegiatan tertentu.1

2. Pengertian Masyarakat

Adanya bermacam-macam wujud kesatuan kolektif manusia

menyebabkan bahwa kita memerlukan beberapa istilah untuk

membeda-bedakan berbagai macam kesatuan manusia tadi. Kecuali

istilah yang paling lazim, yaitu masyarakat, ada istilah-istilah khusus

untuk menyebut kesatuan-kesatuan khusus yang merupakan unsur-

unsur dari masyarakat, yaitu kategori sosial, golongan sosial,

komunitas, kelompok, dan perkumpulan. Keenam istilah tersebut itu

beserta konsepnya, syarat-syarat pengikatnya, serta ciri-ciri lainnya.

Masyarakat seperti tersebut di atas, istilah yang paing lazim

dipakai untuk menyebut kesatuan-kesatuan hidup manusia, baik dalam

tulisan ilmiah maupun dalam bahasa sehari-hari, adalah masyarakat.

1Mansyur Ramly, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta:Badan Penelitian dan

Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 1986), h.189.

1

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata

latin socius, yang berarti “kawan”. Istilah masyarakat sendiri berasal

dari akar kata Arab syaraka yang berarti “ikut serta, berpartisipasi”.

Masyarakat adalah memang sekumpulan manusia yang saling

bergaul, atau dengan istilah ilmiah saling berinteraksi. Suatu kesatuan

dapat mempunyai prasarana melalui apa warga-warganya dapat saling

berinteraksi. Suatu negara modern misalnya, merupakan kesatuan

manusia dengan berbagai macam prasarana, yang memungkinkan para

warganya untuk berinteraksi secara intensif, dan dengan frekuensi

yang tinggi.

Tidak semua kesatuan manusia yang bergaul atau berinteraksi

itu merupakan masyarakat, karena suatu masyarakat harus mempunyai

suatu ikatan lain yang khusus. Ikatan tersebut yaitu pola tingkah laku

yang khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batas kesatuan

itu dan pola tersebut bersifat kontinyu dalam arti sudah menjadi adat

istiadat yang khas. Suatu masyarakat manusia harus juga mempunyai

ciri lain yaitu suatu rasa identitas diantara para warga atau

anggotanya, bahwa mereka memang merupakan suatu kesatuan

khusus yang berbeda dari kesatuan-kesatuan manusia lainnya.

Dari uraian di atas maka definisi mengenai masyarakat dapat

dirumuskan sebagai berikut: Masyarakat adalah kesatuan hidup

manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas

bersama.2

Adapun pengertian lain dari masyarakat adalah golongan besar

atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang dengan atau karena

sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi

satu sama lain.3

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah, yang

hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu.

Dalam zaman biasa masyarakat mengenal kehidupan yang teratur dan

aman, disebabkan oleh karena pengorbanan sebagai kemerdekaan dari

anggota-anggotanya, baik dengan paksa maupun sukarela.

Pengorbanan di sini dimaksudkan menahan nafsu atau kehendak

sewenang-wenang, untuk mengutamakan kepentingan dan keamanan

bersama. Dengan paksa berarti tunduk kepada hukum-hukum yang

telah ditetapkan (negara, perkumpulan, dan sebagainya), dengan

sukarela berarti meurut adat dan berdasarkan keinsyafan akan

persyaudaraan dalam kehidupan bersama itu (desa berdasarkan adat

dan sebagainya).4

2Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Rineka Cipta,1990), h.143-147.

3Hassan Shadily, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993),

h.47. 4Ibid., h.50

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Menurut Soerjono Soekanto, ada 4 (empat) unsur yang

terdapat dalam masyarakat, yaitu:

a. Adanya manusia yang hidup bersama, (dua atau lebih).

b. Mereka bercampur untuk waktu yang cukup lama, yang

menimbulkan sistem komunikasi dan tata cara pergaulan

lainnya.

c. Memiliki kesadaran sebagai satu kesatuan.

d. Merupakan sistem kehidupan bersama yang menimbulkan

kebudayaan.5

3. Pengertian Partisipasi Masyarakat

Partisipasi Masyarakat merupakan peran serta atau

keikutsertaan dan keterlibatan seseorang secara perseorangan atau

berkelompok dalam suatu kegiatan. Conyer (1984) menjelaskan

bahwa pendekatan dalam partisipasi masyarakat adalah adanya

keterlibatan langsung masyarakat dalam proses pembangunan.

Kerja sama dengan orang tua murid umumnya didefinisikan

sebagai usaha para orang tua murid untuk mendukung kegiatan

belajar-mengajar di sekolah dengan cara membantu belajar anak di

rumah, mengawasi kegiatan anak di luar sekolah, berkomunikasi

dengan anak tentang apa yang dipelajari di sekolah, menghadiri

kegiatan-kegiatan sekolah yang sesuai, serta berkomunikasi dengan

guru/staf sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang

5Ari H Gunawan, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 4-5.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

dimaksud dengan partisipasi masyarakat adalah bentuk-bentuk

partisipasi, keterlibatan, atau dukungannya sebagai anggota

masyarakat bersama-sama pihak sekolah baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam penyelenggaraan pendidikan di

sekolah.6

Sekolah sebagai institusi pendidikan memiliki sistem yang

kompleks dan dinamis sehingga memerlukan manajemen yang

profsional. Di dalamnya terdapat komponen guru, siswa, dan para staf

nonguru yang masing-masing mempunyai tugas tertentu dalam

melancarkan program pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan

yang telah ditetapkan.

B. Pengertian Kualitas Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Kualitas

Istilah kualitas/mutu mengandung dua hal. Pertama sifat dan

kedua taraf. Sifat adalah sesuatu yang menerangkan keadaan benda

sedangkan taraf menunjukkan kedudukannya dalam suatu skala. Tiap

manusia memiliki pandangan yang berbeda tentang sifat dan taraf

tersebut. Demikian juga terhadap sifat dan taraf mutu pendidikan.

Terdapat deskripsi tentang sifat dan taraf yang berbeda.7

Filosofi Dr. Deming cenderung menempatkan mutu/kualitas

dalam artian yang manusiawi. Ketika pekerja sebuah perusahaan

6Mansyur Ramly, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 1986), h. 185 7Sanusi Uwes, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1999), h.27.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

berkomitmen pada pekerjaan untuk dilaksanakan dengan baik dan

memiliki proses manajerial yang kuat untuk bertindak, maka

mutu/kualitas pun akan mengalir dengan sendirinya. Definisi

mutu/kualitas yang praktis adalah: sebuah derajat variasi yang terduga

standar yang digunakan dan memiliki kebergantungan pada biaya

yang rendah.8

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Secara alamiah, manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam

kandungan sampai meninggal, mengalami proses tahap demi tahap.

Demikian pula kejadian alam semesta ini diciptakan Tuhan melalui

proses setingkat demi setingkat.

Pola perkembangan manusia dan kejadian alam semesta yang

berproses demikian adalah berlangsung di atas hukum alam yang

ditetapkan oleh Allah sebagai “sunnatullah”.

Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan

pribadi manusia dari aspek-aspek rohanian dan jasmaniah juga harus

berlangsung secara bertahap. Oleh karena suatu kematangan yang

bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan/pertumbuhan, baru

dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses ke arah tujuan

akhir perkembangan/pertumbuhannya.9

Pendidikan pada hakiktnya adalah proses pematangan kualitas

hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami

8Jeromes S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h.

7. 9Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 11

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana

menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar. Karena itulah

fokus pendidikan diarahkan pada pembentukan kepribadian unggul

dengan menitikberatkan pada proses pematangan kualitas logika, hati,

akhlak, dan keimanan. Puncak pendidikan adalah tercapainya titik

kesempurnaan kualitas hidup.10

Islam dari segi bahasa berasal dari kata aslama, yuslimu,

islaman, yang berarti submission (ketundukan), resignation

(pengunduran), dan reconciliation (perdamaian), to the will of God

(tunduk kepada kehendak Allah). Kata aslama ini berasal dari kata

salima, berarti peace, yaitu: damai, aman, dan sentosa. Pengertian

Islam yang demikian itu, sejalan dengan tujuan ajaran Islam, yaitu

untuk mendorong manusia agar patuh dan tunduk kepada Tuhan,

sehingga terwujud keselamatan, kedamaian, aman, dan sentosa, serta

sejalan pula dengan misi ajaran Islam, yaitu menciptakan kedamaian

di muka bumi dengan cara mengajak manusia untuk patuh dan tunduk

kepada Tuhan. Islam dengan misi yang demikian itu adalah Islam

yang dibawa oleh seluruh para Nabi, dari sejak Adam as. hingga

Muhammad SAW. hal ini dinyatakan dalam al-Qur’an:

ما كان إب راهيم ي هوديا وال نصرانيا ولكن كان حنيفا مسلما وما كان

من المشركي

10Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), h.2.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani,

akan tetapi Dia adalah seorang yang luruslagi berserah diri (kepada

Allah) dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk golongan orang-orang

musyrik.”(QS. Ali Imran (3):67)

نا وما أنزل إل إب راهيم وإساعيل وإسحاق قولوا آمنا بالله وما أنزل إلي م ال وي عقوب واألسباط وما أوت موسى وعيسى وما أوت النبيون من ربه

هم ونن له مسلمون ن فرهق ب ي أحد من “Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah

dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan

kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa

yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada

nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun

diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".(QS. al-

Baqarah (2): 136)

Berdasarkan ayat-ayat tersebut di atas, terlihat bahwa Islam

merupakan misi yang dibawa oleh seluruh para nabi, yaitu misi suci,

agar manusia patuh dan tunduk serta berserah diri kepada Allah

SWT.11

Menurut Yusuf al-Qardhawi pendidikan Islam adalah

pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan

jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu, pendidikan

Islam menyiapkan mnusia untuk hidup baik dalam keadaan damai

maupun perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat

dengan segala kebaikan dan kejhatannya, manis dan pahitnya.

Sementara itu, Hasan Langgulung merumuskan pendidikan

Islam sebagai “proses penyiapan generasi muda untuk mengisi

peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yan

11

Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h.32-33.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

diselaraskan dngan fungsi manusia untu beramal di dunia dan

memetik hasilnya di akhirat. Di sini pendidikan Islam merupakan

proses pembentuan individu berdasarkan ajaran slam yang diwahyuan

Allah SWT kepada Muhammad SAW. melalui proses mana individu

dibentuk agar dapat mencapai derajat yang tinggi sehingga ia mampu

menunaikan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi, yang

selanjutnya mewujudkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Tegasnya,

senada dengan apa yang dikemukakan Ahmad D. Marimba,

“pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani menuju

kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran

Islam”.

Semua pengertian di atas lebih global. Secara lebih teknis

Endang Saifuddin Anshari memberikan pengertian pendidikan Islam

sebagai “proses bimbingan (pempinan, tuntunan, usulan) oleh subjek

didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, dan

intuisi), dan raga objek didik dengan bahan materi tertentu, pada

jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu dan dengan alat

perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai

evaluasi sesuai ajaran Islam”.12

12

Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Di Tengah Tantangan

Milenium II, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 6

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

3. Tujuan Pendidikan Islam

Secara umum pendidikan Islam bertujuan untuk

“meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan

peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim

yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia

dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak

ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama

Islam, yaitu:

a. Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama

Islam.

b. Dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta

keilmuan peserta didik erhadap ajaran agama Islam.

c. Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang

dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam.

d. Dimensi pengalamannya, dalam arti bagaimana ajaran

Islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati tau

diinternalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan

motivasi dalam dirinya untuk menggerakka, mengamalkan

dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam

kehidupan pribadi sebagai manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Allah Swt serta mengakualisasikan dan

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.13

Hasil rumusan Kongres se-Dunia ke II tentang pendidikan

Islam melalui seminar tentang Konsepsi dan Kurikulum Pendidikan

Islam tahun 1980 dinytakan bahwa: pendidikan Islam ditunjukkan

untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan dari pribadi manusia

secara menyeluruh melalui latihan-latihan kejiwaan, akal pikiran,

kecerdasan, perasaan dan pancaindera. Oleh karena itu pendidikan

Islam harus mengembangkan seluruh aspek kehidupan manusia, baik

spiritual, intelektual, imajinasi (fantasi), jasmaniah, keilmiahannya,

bahasanya, baik secara individual maupun kelompok, serta

mendorong aspek-aspek itu ke arah kebaikan dan ke arah pencapaian

kesempurnaan hidup.14

4. Landasan Pendidikan Islam

Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk

mencapai sesuatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak

yang baik dan kuat. Oleh karena itu pendidikan Islam sebagai suatu

usaha membentuk manusia, harus mempunyai landasan ke mana

semua kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan Islam itu

dihubungkan.

13

Muhaimin, Paradigma Penidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),

h.78. 14

Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksaram 1996), h.16.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Landasan itu terdiri dari al-Qur’an, dan Sunnah Nabi

Muhammad SAW yang dapat dikembangkan dengan ijtihad, al

maslahah al mursalah, istihsan, qiyas, dan sebagainya.

a. Al-Qur’an

Al-Quran ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh

jibril kepada Nabi Muhammad SAW. di dalamnya terkandung

ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh

aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam al-

Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan

dengan masalah keimanan yang disebut Aqidah, dan yang

berhubungan dengan amal yang disebut Syari’ah.

b. As-Sunnah

As-Sunnah ialah perkataan, pebuatan ataupun pengakuan

Rasulullah SWT. Yang dimaksud dengan pngakuan itu ialah

kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah dan

beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan.

Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al-Qur’an.

Seperti al-Quran, sunnah juga berisi aqidah dan syai’ah. Sunnah

berisi petunjuk (pedoman) untuk kemashlahatan hidup manusia

dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia

seutuhnya atau muslim yang bertakwa. Untuk itu Rasulullah

menjadi guru dan pendidik utama. Beliau sendiri mendidik,

pertama dengan menggunakan rumah Al-Arqam ibn Abi Al-

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Arqam, kedua dengan memanfaatkan tawanan perang untuk

mengajar baca tulis, ketiga dengan mengirim para sahabat ke

daerah-daerah yang baru masuk Islam. Semua itu adalah

pendidikan dalam rangka pembentukan manusia muslim dan

masyarakat Islam.

c. Ijtihad

Ijtihad adalah istilah para fuqaha, yaitu berfikir dengan

menggunakan seluruh ilmu yang dimilki oleh ilmuan syari’at Islam

untuk menetapkan/menentukan sesuatu hukum Syari’at Islam

dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh al-

Qur’an dan Sunnah.

Ijtihad di bidang pendidikan ternyata semakin perlu sebab ajaran

Islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah adalah bersifat

pokok-pokok dan prinsip-prinsipnya saja. Bila ada yang agak

terperinci, maka perincian itu adalah sekedar contoh dalam

menerapkan yang prinsip itu. Sejak diturunkan sampai dengan Nabi

Muhammad SAW wafat, ajaran Islam telah tumbuh, dan

berkembang melalui ijtihad yang dituntut oleh perubahan situasi

dan kondisi sosial yang tumbuh dan berkembang pula. Sebaliknya

ajaran Islam sendiri telah berperan mengubah kehidupan manusia

menjadi kehidupan muslim.15

15

Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 19-22

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

5. Kualitas Pendidikan Agama Islam

Secara normatif, pendidikan nasional menjadi tanggung jawab

bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Oleh

karena itu penjaminan mutu pendidikan pun menjadi tanggung jawab

bersama ketiga unsur tersebut.

Mutu pendidikan menurut Permendiknas nomor 63 tahun 2009

adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari

penerapan Sistem Pendidikan Nasional. Bukan hanya mutu

pendidikan yang perlu dibahas oleh para pengambil kebijakan

pendidikan, tapi perlu ditetapkan penjaminan mutu pendidikan.

Penjaminan mutu pendidikan merupakan kegiatan sistemik dan

terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan

atau program pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah, dan

masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa

melalui pendidikan.16

Untuk mendukung tercapainya pola penyelenggaraan

pendidikan yang bermutu, pimpinan lembaga pendidikan mesti

melakukan langkah-langkah yang lebih efektif, efisien, dan produktif.

Para penyelenggara pendidikan setidaknya mampu memberdayakan

lembaganya sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Para

penyelenggara pendidikan setidaknya mampu memberi pupuk secara

16

Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), h. 129.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

tepat kepada lembaga yang dianggap sehat dan mengobati lembaganya

yang dianggap berpenyakit.17

Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu

melakukan proses pematangan kualitas peserta didik yang

dikembangkan dengan cara membebaskan peserta didik dari

ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran,

ketidakjujuran, dan dari buruknya akhlak dan keimanan.

Pendidikan bermutu lahir dari sistem perencanaan yang baik

(good planning system) dengan materi dan sistem tata kelola yang

baik (good governance system) dan disampaikan oleh guru yang baik

(good teachers) dengan komponen pendidikan yang bermutu,

khususnya guru.18

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kualitas pendidikan

dapat diketahui dari sebuah lembaga pendidikan yang mampu

melakukan proses pematangan kualitas peserta didik yang

dikembangkan dengan cara membebaskan peserta didik dari

ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran,

ketidakjujuran, dan dari buruknya akhlak dan keimanan.

6. Standarisasi Kualitas Pendidikan Agama Islam

Permasalahan mutu/kualitas di dalam lembaga Pendidikan

Islam merupakan permasalahan yang paling serius dan paling

kompleks. Rata-rata, lembaga pendidikan Islam belum ada yang

17

Ibid,. h. 123. 18

Ibid., h. 120.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

berhasil merealisasikan mutu/kualitas pendidikannya. Padahal

mutu/kualitas pendidikan itu menjadi cita-cita bersama seluruh

pemikir dan praktisi pendidikan Islam, bahkan telah diupayakan

melalui berbagai cara, metode, pendekatan, strategi, dan kebijakan.

Ada faktor internal sekolah yang memberikan kontribusi

signifikan terhadap mutu/kualitas, yaitu:

a. Kesejahteraan guru

b. Kemampuan guru

c. Sarana kelas

d. Buku-buku pelajaran.19

Sedangkan faktor lain yang lebih rinci adalah sebagai berikut:

1) Siswa

Terutama yang menyangkut kesiapan dan motivasi

belajarnya.

2) Guru

Terutama menyangkut kemampuan profesional, moral

kerja (kemampuan personal), dan kerja samanya

(kemampuan sosial).

3) Kurikulum

Terutama menyangkut relevansi isi dan operasionalisasi

proses pembelajarannya.

4) Dana, sarana, dan prasarana

19

Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya.

2000), h. 56.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Terutama menyangkut kecukupan dan efektivitas dalam

mendukung proses pembelajaran.

5) Masyarakat

Terutama menyangkut partisipasi mereka dalam

pengembangan program-program pendidikan di sekolah.20

Menurut Priyanto, menyatakan bahwa pendidikan agama Islam

yang berkualitas didasarkan pada empat ukuran/indikator, yaitu:21

a) Mutu produk/lulusan

Perencanaan pendidikan yang baik tidak hanya

dimaksudkan untuk mencetak dan mempersiapkan masa

depan peserta didik agar mereka dapat hidup dengan baik di

zamannya, tapi juga mempersiapkan dan membekali mereka

ketika manusia menghadapi Allah Swt. dengan demikian,

pendidikan yang baik tidak hanya menjadikan peserta didik

menjadi manusia yang terhormat di dunia, tapi juga dapat

memperoleh keselamatan dan bahagia di akhirat.22

b) Mutu proses pembelajaran

Untuk menangani pendidikan unggul harus didukung

dengan guru yang unggul baik dari segi penguasaan materi

20

Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga,t.t) h. 205. 21

http://justarsyad.blogspot.co.id/2012/11/makalah-isd.html Diunduh tanggal 10

Desember 2016, Pukul 12:15

22Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), h. 120.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

pelajaran, metode mengajar, maupun komitmen dalam

melaksanakan tugas.23

c) Mutu layanan pendidikan

Pelayanan dalam pendidikan Islam mencakup berbagai hal,

seperti pelayanan pembelajaran, yang paling merasakan

manfaat pelayanan ini adalah para siswa/santri, peayanan

bimbingan dan konseling bagi siswa/santri maupun

guru/ustadz, pelayanan kepegawaian, pelayanan keuangan,

dan pelayanan keuangan, dan pelayanan kesejaheraan.24

d) Mutu lingkungan pendidikan,

Sekolah adalah tempat pendidikan kedua setelah keluarga.

Sekolah mempunyai peran yang cukup besar terhadap

pembinaan anak untuk menjadi manusia dewasa dan

bertanggung jawab baik terhadap dirinya, orangtuanya,

masyarakat, dan terlebih terhadap Tuhan.25

Untuk

berkembangnya potensi keunggulan menjadi keunggulan

yang nyata baik lingkungan fisik maupun sosial-psikologis

maka diperlukan lingkungan belajar yang kondusif.26

23

Agus Maimun, Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatif di Era Kompetitif,

(Malang: UIN-Maliki Press, 2010), h. 44. 24

Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga,t.t) h. 196. 25

Sama’un Bakry, Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Bani

Quraisy, 2005), h. 144. 26

Agus Maimun, Madrasah Unggulan, Ibid, h. 43.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Sehingga dapat menghasilkan:

a) Lulusan berkualitas dan kompeten

b) Penelitian berkualitas, publikasi pada tingkat tertentu

c) Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah dan lembaga

lain

C. Partisipasi Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Kualitas

Pendidikan Agama Islam

Masyarakat memandang sekolah (lembaga pendidikan) sebagai

cara yang meyakinkan dalam memperkembangkan para siswa, karena itu

masyarakat berpartisipasi dan setia kepadanya (Wslsh, 1973, h. 131).

Namun hal ini tidak otomatis terjadi terutama di negara-negara

berkembang termasuk di Indonesia. Hal ini disebabkan karena banyak

warga masyarakat yang belum paham akan makna lembaga pendidikan,

lebih-lebih bila kondisi sosial ekonomi mereka rendah, mereka hampir

tidak hirau akan lembaga pendidikan. Pusat perhatian mereka adalah pada

kebutuhan dasar kehidupan sehari-hari.

Untuk mengikutsertakan warga masyarakat ini dalam

pembangunan pendidikan di sekolah, sudah sepatutnya para manajer

pendidikan melalui tokoh-tokoh masyarakat aktif menggugah perhatian

mereka. Para manajer dapat mengundang para tokoh ini untuk membhas

bentuk-bentuk kerja sama dalam meningkatkan pendidikan. Dalam

pertemuan ini mereka akan mengadu pedapat, bertukar pikiran, untuk

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

menemukan alternati-alterntif peningkatan pendidikan. Keputusan diambil

secara musyawarah untuk memperoleh alternatif yang terbaik.

Komunikasi tentang pendidikan kepada masyarakat tidak cukup

hanya dengan informasi verbal saja. Informasi in perlu dilengkapi dengan

pengalaman nyata yang ditunjukkan kepada masyarakat, agar timbul citra

positif tentang pendidikan di kalangan mereka (National School Public

Relations Association, 1976, h. 24). Masyarakat umum pada umumnya

memang ingin bukti nyata sebelum mereka memberi dukungan terhadap

sesuatu. Beitu pula halnya dengan pendidikan, mereka juga ingin minta

bukti. Hal ini perlu diusahakan oleh para manajer pendidikan, misalnya

lewat pameran setahun sekali.27

Beberapa contoh partisipasi masyarakat dalam pendidikan adalah:

1. Bentuk partisipasi antara lain:

a. Dewan Pendidikan

b. Komite Sekolah

c. Persatuan orang tua siswa

d. Perkumpulan olah raga

e. Perkumpulan kesenian

f. Organisasi-organisasi yang lain

2. Bidang partisipasi antara lain:

a. Kurikulum terutama yang lokal

b. Alat-alat belajar

27

Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004),

h.185-186

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Partisipasi Masyarakat 1 ...digilib.uinsby.ac.id/15680/5/Bab 2.pdf · dari akar kata Arab . 2 ... Istilah masyarakat sendiri berasal syaraka yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

c. Dana

d. Material untuk bangunan

e. Auditing keuangan

f. Kontrol terhadap kegiatan-kegiatan sekolah

g. Dan sejenisnya.

3. Cara berpartisipasi antara lain:

a. Ikut dalam pertemuan

b. Datang ke sekolah

c. Lewat surat

d. Lewat telepon

e. Ikut malam kesenian

f. Ikut bazar

g. Dan sejenisnya.

Dalam usaha membina hubungan dan kerjasama antara lembaga

pendidikan dan masyarakat, sesungguhnya sudah ada beberapa badan yang

dapat membantu para manajer pendidikan. Badan-badan itu ialah Dewan

Penyantun, Dewan Pendidikan, Komite Sekolah, dan Yayasan Pendidikan.

Dewan pnyantun bergerak di perguruan tinggi, Dewan Pendidikan dan

Komite Sekolah di sekolah dan Yayasan Pendidikan bisa di perguruan

tinggi, bisa juga di sekolah yang berstatus swasta.28

28

Ibid., h. 188-189