partisipasi masyarakat gampong nusa terhadap …
TRANSCRIPT
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 1(2):90-101 (2018)
DOI: 10.24815/jarsp.v1i2.10948
90
PARTISIPASI MASYARAKAT GAMPONG NUSA TERHADAP
PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PROGRAM 3R
Farizah Hanuma,*, Suhendrayatnab, Muhammad Isyac aMagister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah kuala, Banda Aceh
bJurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh cJurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
*Corresponding author, email address: [email protected]
A R T I C L E I N F O A B S T R A C T
©2018 Magister Teknik Sipil Unsyiah. All rights reserved
1. PENDAHULUAN
Kecamatan Lhoknga merupakan salah satu tempat wisata masyarakat Aceh selaku wisatawan
lokal, nasional dan bahkan mancanegara, keindahan alamnya menjadi daya tarik tersendiri bagi
masyarakat sekitar maupun wisatawan lainnya, sehingga menjadi salah satu daerah tujuan bagi para
pencari kerja yang berdampak terhadap pertambahan jumlah penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk
yang datang dari berbagai daerah ke Kecamatan Lhoknga khususnya Gampong Nusa, aktivitas yang
dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi akan berpengaruh terhadap meningkatnya volume
sampah.
Nusa menjadi Gampong wisata, yaitu wisata kuliner dengan masakan gulee pliek yang menggoda
wasatawan sehingga terus berkeinginan untuk berwisata ke Gampong Nusa dan disebut dengan Saweue
Nusa. Budaya masyarakat Gampong Nusa dalam pemeliharaan lingkungan menjadi perhatian khusus
wisatawan, masyarakat Gampong Nusa juga terkenal dengan sifat sosialnya terhadap sesama. Gampong
Nusa dikelilingi oleh hamparan sawah yang hijau pada saat musim tanam yang menggambarkan betapa
indahnya hidup di Gampong yang masih sangat alami. Hamparan sawah, luasan kebun, hunian tradisional
The problem of garbage has become a problem together and must be
done in special handling. The 3R program is one of the best ways to
handle the waste problem in Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga, Aceh
Besar District. The purpose of this study is to assess the level of
community participation in the waste management system of 3R in
Gampong Nusa. Data collection is done by observation, questionnaire,
interview, and documentation. The sample selection was chosen by
random sampling technique based on Slovin equation with an error rate
of 10%. The questionnaire used a Likert scale and analyzed by
percentage formula. Reliability test carried out with the formula
Flanagan, obtained value of 0.996 with reliable conclusions and very
high category. Validity test done with Pearson product-moment
obtained 100% valid instrument results. The results showed that the
participation of the community of Gampong Nusa towards the 3R
program activity was good. It means that the community actively
participated in the handling of waste with 3R. It can be seen from the
result of data analysis found that average of community participation
reach 77,30% society strongly agree there is a program of 3R, 16,19%
agree and only 5,79% less agree.
Article History:
Recieved 20 February 2017
Recieved in revised form 28 April 2018
Accepted 07 May 2018
Keywords:
The 3R program, community participation,
waste management, random sampling,
Reliability, Validity test
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan (JARSP)
Journal of Archive in Civil Engineering and Planning E-ISSN: 2615-1340; P-ISSN: 2620-7567
Journal homepage: http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JARSP/index
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 1(2):90-101 (2018)
DOI: 10.24815/jarsp.v1i2.10948
91
masyarakat dan ramahnya penduduk adalah sisi tersendiri yang dapat di jumpai ketika berkunjung ke
Gampong Nusa.
Seiring dengan banyaknya pengunjung ke Gampong Nusa, maka akan bertambah volume
sampah. Hal ini akan menajadikan pencemaran lingkungan dan kehilangan keindahan Gampong Nusa.
Sampah menjadi permasalahan utama dalam membangun Gampong yang indah dan asri, keindahan
Gampong Nusa merupakan sisi baik bagi berkembangnya Kecamatan Lhoknga. Namun masalah
persampahan perlu ditangani dengan serius. Apabila masalah ini tidak dilakukan perubahan dalam
penanganannya, maka waktu dekat diprediksi dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan
yang cukup signifikan.
Pada dasarnya penanganan sampah sudah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2008, yaitu tentang pengelolaan sampah 3R (reduce, reuse, dan recycle). Masyarakat diharuskan untuk
melakukan pengumpulan sampah dan akan diangkut oleh penggiat program 3R atau petugas ke TPS.
Untuk tercapai dan terlaksananuya program 3R ini harus saling mendukung dan saling membantu
(Subekti, 2009). Dengan adanya program 3R ini, diharapkan permasalahan persampahan di Gampong
Nusa akan teratasi. Program 3R merupakan salah satu cara dalam rangka penanganan masalah
persampahan. Sampah dikelola oleh penggiat sampah, yaitu dengan mengupulkan sampah mulai dari hulu
ke hilir dan terakhir ke tempat pengolahan sampah (TPS), sampah tidak lagi dibuang ke tempat
pembuangan (Sudrajat, 2002).
Permasalahan sampah harus ditangani dengan serius, dengan melakukan kerjasama pemerintah
dengan segenap masyarakat. Dengan kesadaran masyarakat akan lingkungan yang semakin meningkat,
maka masyarakat dapat mengembangkan pengelolaan sampah secara mandiri. Masyarakat, pelaku usaha
dan pemerintah harus bekerjasama dalam menangani permasalahan sampah, masyarakat dan pelaku usaha
harus mendukung dan mematuhi aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah, sedangkan pemerintah harus
menyediakan tempat-tempat pengumpulan sampah. Alternatif tersebut merupakan salah satu cara untuk
mengatasi masalah persampahan di Indonesia pada umumnya, yaitu dengan mengadakan bank sampah
melalui program 3R.
Pengelolaan sampah dengan program 3R yang dimaksud adalah: 1) reduce, yaitu mengurangi
volume sampah, menghindari pemakaian yang dapat menghasilkan sampah, 2) reuse, memanfaatkan
kembali barang bekas yang masih layak digunakan, dan 3) recycle, mengolah sampah-sampah menjadi
sebuah hasil karya yang dapat digunakan kembali, dan sampah yang tidak dapat digunakan dilakukan
daur ulang. Penanganan sampah perlu kerjasama dan partisipasi masyarakat, masalah sampah tidak dapat
berjalan jika hanya dijalankan oleh pemerintah saja atau kelompok penggiat program 3R saja.
Partisipasi masyarakat dalam menggerakkan pengelolaan sampah merupakan hal yang sangat
penting demi keberlanjutan organisasi pengelolaan sampah. Kunci utama dalam meraih kesuksesan
terhadap berbagai kegiatan atau program terletak pada kerjasama, yaitu partisipasi masyarakat. Oleh
sebab itu, perlu dukungan penuh masyarakat sebagai produsen sampah. Sehebat apapun sistem
pengelolaan sampah yang dibuat pemerintah kota, akan sia-sia jika tidak ada peran serta masyarakat.
Masyarakat pada umumnya membuang sampah sembarangan, banyak terlihat tumpukan sampah di
pinggir-pinggir jalan. Pembakaran sampah dimana-mana sehingga menyebabkan polusi udara, selokan
tersumbat akibat sampah rumah tangga. Sebagian masyarakat yang mengambil inisiatif untuk mengubur
sampah, namun hal ini bukan solusi terhadap sampah anorganik. Peristiwa ini juga terjadi di Kecamatan
Lhoknga Kabupaten Aceh Besar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga, bahwa
terdapat penggiat pengolahan sampah secara berkelompok. Program yang dimaksud merupakan program
3R. Gampong Nusa sudah memulai melakukan pengelolaan sampah dengan program 3R, walau belum
maksimal dari segi pengelolaan dan manajemen namun program ini sudah berjalan selama 10 tahun, sejak
tahun 2007. Berdasarkan permasalahan di atas, perlu kiranya dilakukan penelitian mengenai partisipasi
masyarakat dalam mengelola sampah dengan program 3R di Gampong Nusa. Berdasarkan permasalahan
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 1(2):90-101 (2018)
DOI: 10.24815/jarsp.v1i2.10948
92
tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji tingkat partisipasi masyarakat dalam sistem
pengelolaan persampahan di Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar
2. KAJIAN PUSTAKA
Sampah merupakan sisa atau bekas yang digunakan oleh manusia, sesuatu yang sudah menjadi
sisa dan tidak digunakan lagi. Sampah berupa zat organik dapat terurai, sedangkan sampah anorganik
bersifat tidak dapat terurai (Slamet, 2004). Sampah-sampah ini jika di buang akan merusak lingkungan,
maka perlu dikelola secara khusus. Pengelolaan sampah yang tepat adalah dengan menerapkan program
3R (reduce, reuse dan recycle). Reduce, yaitu mengurangi pemakaian yang dapat menghasilkan sampah.
Reuse, yaitu menggunakan kembali sampah-sampah yang masih layak pakai dan memperbaikinya.
Recycle, yaitu mengolah sampah ke dalam bentuk yang lain dan mendaur ulang. Sampah perlu dikelola
dengan baik, pengelolaan sampah memiliki manajemen khusus dan harus saling bahu membahu antar
masyarakat dan pemerintah. Masyarakat harus berpartisipasi dalam menangani sampah.
Partisipasi merupakan keikutsertaan, keterlibatan anggota masyarakat dalam suatu kegiatan.
Partisipasi dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu secara langsung dan tidak langsung. Partisipasi secara
langsung adalah anggota masyarakat tersebut ikut memberikan kontribusi dan bantuanserta tenaga tenaga
dalam kegiatan yang dilaksanakan. Sedangkan partisipasi tidak langsung dapat berupa sumbangan
pemikiran, pendanaan dan material yang diperlukan (Wibisono, 1989).
Partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh beberapa keadaan, terdapat tiga hal penting yang
mempengaruhi partisipasi masyarakat, yaitu: 1) Keadaan sosial masyarakat, yaitu meliputi pendidikan,
pendapatan, kebiasaan, dan kedudukan sosial dalam sistem sosial; 2) Kegiatan program pembangunan,
yaitu kegiatan yang dirumuskan dan dikendalikan oleh pemerintah, dan 3) Keadaan alam sekitar
(Lingkungan sekitar),yaitu mencakup faktor fisik atau keadaan geofrafi daerah yang ada pada lingkungan
tempat hidup masyarakat tersebut (Sastroputro, 1988).
Lebih lanjut Sastroputro (1988) mengemukakan bahwa faktor-faktor pokok yang mempengaruhi
anggota masyarakat turut berpartisipasi adalah: (i) adanya kesempatan bagi anggota untuk berpartisipasi,
(ii) kemampuan anggota untuk berpartisipasi, dan (iii) kemauan anggota untuk berpartisipasi. Partisipasi
masyarakat terhadap permasalahan persampahan juga dipengaruhi oleh keadaan waktu dan kesempatan,
anggota masyarakat yang super sibuk tidak memiliki waktu untuk mengurus sampah, namun demikian
dapat mengurangi pemakaian yang dapat menghasilkan sampah.
Menurut Wiswakharman (2006) partisipasi masyarakat dalam pelaksanaannya terdapat tingkatan-
tingkatan: 1) Partisipasi Inisiasi, merupakan tingkatan partisipasi tertinggi. Masyarakat dalam tingkatan
partisipasi ini dapat menentukan dan mengusulkan segala sesuatu rencana yang akan dilaksanakan dan
benar-benar merupakan inisiatif murni mereka. Peran masyarakat disini adalah sebagai subjek kegiatan
(pembangunan). 2) Partisipasi Legitimasi, yaitu partisipasi pada tingkat pembicaraan atau perundingan
kesepakatan pada suatu proses pembangunan. Peran masyarakat pada tingkat ini cukup besar, yaitu
masyarakat dapat memberi usulan dan turut aktif dalam pembicaraan dan musyawarah dalam pelaksanaan
pembangunan. 2) Partisipasi Eksekusi, yaitu partisipasi dalam tingkat pelaksanaan kegiatan dan mereka
tidak mulai dari awal (pada tahap perencanaan) dan tidak turut mengambil/menentukan keputusan.
Bentuk-bentuk partisipasi di atas memiliki tingkatan tersendiri, tidak semua masyarakat memiliki
partisipasi yang sama. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dilibatkan langsung dalam
penanganannya dengan memperhatikan aspek-aspek pengelolaan sampah yaitu:
1. Teknik operasional pengelolaan sampah mulai dari sumber timbulan sampah, kemudian sistem
pewadahan, jenis dan pola penampungan, lokasi penempatan, pengumpulan, pemindahan dan
pengangkutan
2. Kelembagaan dalam pengelolaan sampah, mengenai organisasi yang menangani langsung pengelolaan
sampah
3. Aspek Peraturan/hukum yang melibatkan wewenang dan tanggung jawab pengelola kebersihan
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 1(2):90-101 (2018)
DOI: 10.24815/jarsp.v1i2.10948
93
4. Sumber pembiayaannya, besaran retribusi dari masyarakat
5. Peran serta masyarakat yang dibagi menjadi partisipasi aktif dan pasif
Menurut Chandra (2012), partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga
dipengaruhi oleh kemauan, kemampuan dan kesempatan yang dibagi ke dalam enam indikator, yaitu (1)
sikap terhadap lingkungan dan program, (2) motivasi untuk terlibat dalam program, (3) tingkat
pengetahuan dalam pengelolaan sampah, (4) tingkat keterampilan dalam pengelolaan sampah sebelum
adanya program, (5) tingkat pengalaman dalam pengelolaan sampah sebelum adanya program, dan (6)
manajemen program pengelolaan sampah.
Indikator partispasi merupakan tolak ukur dalam penilaian tingkat partisipasi masyarakat terhadap
suatu kegiatan, dalam hal ini kegiatan yang dimaksud adalah partisipasi, keterlibatan dan ikut serta
masyarakat dalam mendukung pengelolaan sampah dengan program 3R. Namun demikian partisipasi
dalam hal ini tidak harus berkecimpung sepenuhnya dalam program, bias juga mendukung program
dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Populasi dalam penelitian ini seluruh masyarakat Lhoknga, yang kemudian ditentukan sampel.
Menurut Noor (2012) bahwa penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin
yaitu sebagai berikut:
𝑛 =∑ 𝑋𝑡
∑ 𝑋𝑡 𝑥 𝛼2+1 (1)
Keterangan:
N = Jumlah sampel ∑ 𝑋𝑡 = Jumlah populasi.
α = tingkat kesalahan yang dipakai 10% atau 0,1.
Metode yang digunakan untuk pengukuran menggunakan skala likert yang memiliki 5 (lima)
jawaban yaitu sebagaimana terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Kualifikasi dan skor skala likert
No Kualifikasi Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2010)
Uji reliabilitas instrumen dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
𝑟11 = 2 (1 −𝑠1
2+𝑠22
𝑆𝑡2 ) (2)
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
s12 = Varians skor butir belahan pertama
s22 = Varians skor butir belahan kedua
st2 = Varians skor total (Yusrizal, 2016)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah jika pengkuran dilakukan dalam kondisi yang mirip,
hasilnya akan sama. Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Kategori reliabilitas tes
Batasan Kategori
0,80 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,00 Sangat Tinggi (sangat baik)
0,60 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,80 Tinggi (baik)
0,40 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,60 Cukup (sedang)
0,20 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,40 Rendah (kurang)
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 1(2):90-101 (2018)
DOI: 10.24815/jarsp.v1i2.10948
94
0,00 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,20 Sangat Rendah (sangat kurang)
Sumber: Arikunto (2006)
Uji validitas yang digunakan adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh
Pearson, atau dikenal dengan Pearson product moment.
rxy =N ∑ XY−(∑ X)(∑ Y)
√{N ∑ X2−(∑ X)2}{N ∑ Y2−(∑ Y)2} (3)
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.
X = Skor item
Y = Skor total
N = Jumlah responden
Interpretasi untuk besarnya koefisien korelasi tingkat validitas instrumen sama dengan reliabilitas
instrumen, dan dapat dilihat pada Tabel 2. Validitas dilakukan untuk menguji sejauh mana kevalidan dari
suatu alat yang diukur. Setelah uji reliabilitas dan validitas memenuhi persyaratan, maka kegiatan
pembagian kuesioner dapat dilakukan.
3. METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian dilakukan di Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar.
Gampong Nusa dengan jumlah Penduduk 945 Jiwa dan di Kecamatan Lhoknga dengan 28 Gampong,
termasuk Gampong Nusa dengan jumlah penduduk 18.436 Jiwa pada tahun 2016 (Kantor Camat
Lhoknga, 2016).
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.
Tahap persiapan yaitu: merumuskan masalah dan tujuan penelitian, mengumpulkan literatur dan
merancang instrumen. Pada tahap pelaksanaan membagikan kuesioner kepada responden, pengolahan dan
analisis data, menyusun laporan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Data yang
dikumpulkan terdiri atas data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan pada saat melaksanakan
penelitian di lapangan berupa kuisioner.
Sampel ditentukan dengan menetapkan tingkat kepercayaan yang dipakai sebesar 90% dan nilai
tingkat kesalahan yang dipakai 10%, nilai tingkat kesalahan tergantung pada tingkat kepercayaan yang
dikehendaki, sampel diambil berdasarkan populasi yaitu masyarakat yang terlibat langsung dalam
program 3R di Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar dengan menggunakan
persamaan (1), hasil perhitungan sampel adalah sebagai berikut:
𝑛 =230
230 𝑥 (0,1)2+1 (4)
𝑛 =230
230 𝑥 0,01+1
𝑛 = 69,69 ≈ 70 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
Proses pengolahan dan analisis data dengan metode deskriptif dengan pendekatan kombinasi
(mixed methods), dimana data kualitatif didukung dengan pengolahan data kuantitatif. Metode yang
digunakan untuk pengukuran menggunakan skala likert seperti pada Tabel 1 untuk mengetahui partisipasi
masyarakat Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga dalam partisipasi terhadap pebgelolaan sampah dengan
program 3R.
Instrumen penelitian berupa kuesioner dilakukan uji reliabilitas dan validitas sebelum penelitian
berlangsung. Uji tersebut dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil
yang tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Jika nilai reliabilitas
yang diperoleh > 0,6 maka kesimpulannya adalah kuesioner yang diisi responden merupakan reliabel.
Untuk menganalisis tingkat reliabilitas kuesioner dapat dilakukan dengan persamaan 2 dan kategori
interpretasi derajat reliabilitas pada Tabel 2.
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 1(2):90-101 (2018)
DOI: 10.24815/jarsp.v1i2.10948
95
Uji validitas merupakan tingkat keabsahan atau ketepatan suatu instrumen. Uji validitas yang
digunakan adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, atau dikenal dengan
Pearson product moment. Untuk menganalisis tingkat validitas kuesioner dapat dilakukan dengan
persamaan 3, dan interpretasi untuk besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 2.
Hasil analisis uji reliabilitas di dapat r11 =0,996 dengan kategori reliabel dan sangat tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa instrumen kuisioner yang dirancang oleh peneliti dapat digunakan sebagai instrumen
penelitian untuk mengkaji tingkat partisipasi masyarakat Gampong Nusa terhadap pengelolaan sampah.
Reliabel yang dimaksudkan merupakan instrumen ini juga dapat digunakan untuk mengukur variabel
yang sama pada objek yang berbeda. Validitas instrumen kuisioner dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3.
Validitas Instrumen
Validitas Kategori
Persentase Persentase
Valid 100 % Tinggi 79 %
Cukup Tinggi 21 %
Tidak Valid 0 %
Agak Rendah 0 %
Rendah 0 %
Sangat Rendah 0 %
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pernyataan Umum Tentang Masalah Persampahan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian melalui angket tentang masalah persampahan secara
umum dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4
Persentase dan Mean Pernyataan Umum
Pernyataan Tanggapan (%)
Mean STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5)
A1 0 0 1 46 53 3.99
A2 0 0 20 41 39 3.8
A3 0 0 0 41 59 4
A4 0 0 27 43 30 3.73
A5 0 9 19 14 59 3.64
A6 0 0 1 26 73 3.99
Mean (%) 0,00 1,43 11,43 35,24 51,90
Berdasarkan pernyataan A1 tentang “masyarakat akan merasakan dampak atau kerugian yang
ditimbulkan oleh segala kegiatan yang serampangan atau tidak memperhatikan masalah persampahan,
adapun salah satu dampaknya adalah tercemar/terganggunya keseimbangan lingkungan!”, menjelaskan
bahwa persentase masyarakat sangat setuju sebesar (53%), setuju sebesar (46%), kurang setuju sebesar
(1%), sedangkan tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah (0%). Artinya masyarakat memberikan
respon yang baik terhadap masalah sampah jika tidak diperhatikan akan rusaknya lingkungan.
Berdasarkan pernyataan A2 tentang “pemerintah sudah mengeluarkan aturan larangan membuang
sampah sembarangan!”, masyarakat Gampong Nusa menyetujui bahwa pemerintah telah mengeluarkan
undang-undang atau aturan-aturan tentang larangan membuang sampah sembarangan. Adapun persentase
yang didapatkan masyarakat terhadap pernyataan tersebut adalah sangat setuju (39%), setuju (41%),
kurang setuju (20%).
Berdasarkan pernyataan A3 tentang “Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dalam hal ini Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten memberikan sosialisasi ke sekolah-sekolah minimal anak-anak
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 1(2):90-101 (2018)
DOI: 10.24815/jarsp.v1i2.10948
96
sekolah dasar terhadap peduli lingkungan minimal masalah sampah”. Hasil analisis data dijelaskan bahwa
persentase pencapaian untuk kategori sangat setuju sebesar (59%), setuju (41%), sedangkan kurang
setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju sebesar (0,00%). Artinya masyarakat sangat antusias jika
pemerintah mau bekerja sama dalam bidang kebersihan lingkungan.
Penanganan sampah perlu dilakukan dengan serius, dan melibatkan segala lini dan segenap
masyarakat. Masalah persampahan tidak bisa dilakukan oleh individu semata tanpa adanya dukungan dan
kerja sama. Partisipasi masyarakat dalam program 3R tidak akan berjalan lancar tanpa adanya support dan
kepedulian dari Pemerintah dalam hal ini DLH Kabupaten Aceh Besar.
Berdasarkan pernyataan A4 tentang “peraturan yang mengatur tentang persampahan dimasukkan
ke dalam kurikulum pendidikan untuk jadi bahan ajar murid-murid disekolah!”. Persentase hasil analisis
partisipasi masyarakat sangat setuju dengan pernyataan mencapai 30% dan setuju mencapai 43%. Hanya
27% saja masyarakat menyatakan kurang setuju bahwa peraturan yang mengatur tentang persampahan
dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan untuk jadi bahan ajar murid-murid disekolah.
Terdapat masyarakat kurang setuju dan bahkan tidak setuju dengan pernyataan A4 tentang
“peraturan yang mengatur tentang persampahan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan untuk jadi
bahan ajar murid-murid disekolah!”. Hal ini menunjukkan bahwa di sekolah cukup dengan memberikan
pemahaman bahaya membuang sampah sembarangan saja dan sosialisasi serta membiasakan siswa untuk
membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan, tidak pelu membuat modul atau bahan ajar dan
tertera dalam kurikulum.
Berdasarkan pernyataan A5 tentang “Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melarang membuang
sampah sembarangan dan memberlakukan denda supaya tingkat kesadaran terhadap kebersihan dan
peduli terhadap lingkungan!”. Hal ini terlihat dari hasil analisis data angket mencapai 59% masyarakat
sangat setuju, 14% setuju, 19% kurang setuju dan 9% tidak setuju.
Berdasarkan pernyataan A6 tentang “Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dalam hal ini DLH
Kabupaten menangani masalah persampahan sudah dapat dikategorikan baik!” mencapai 73%
masayarakat sangat setuju dengan pernyataan, 26% setuju, dan hanya 2% kurang setuju. Tidak ada
masyarakat yang kurang setuju atau sangat tidak setuju. Skor rata-rata yang diperoleh dari hasil analisis
data untuk setiap pernyataan dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1.
Skor rata-rata Setiap Pernyataan Umum tentang Masalah Persampahan
1. Pernyataan Khusus Tentang Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah 3R (Reduce,
Reuse dan Recycle)/Bank Sampah
Berdasarkan hasil analisis data angket pernyataan khusus tentang partisipasi masyarakat terhadap
pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) dapat dilihat pada Tabel 5.
3,99
3,80
4,003,73
3,64
3,99
A1
A2
A3
A4
A5
A6
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 1(2):90-101 (2018)
DOI: 10.24815/jarsp.v1i2.10948
97
Tabel 5.
Persentase dan Mean Pernyataan Khusus Tentang Partisipasi Masyarakat Terhadap Pegelolaan Sampah 3R (Reduce,
Reuse dan Recycle)
Pernyataan Tanggapan (%)
Mean STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5)
B1 0 0 8.57 22.86 68.57 4.6
B2 0 0 0 24.29 75.71 4.76
B3 0 0 10 18.57 71.43 4.61
B4 0 4.29 7.14 10 78.57 4.63
B5 0 0 1.43 15.71 82.86 4.81
B6 0 0 8.57 15.71 75.71 4.67
B7 0 0 0 14.29 85.71 4.86
B8 0 0 10 18.57 71.43 4.61
B9 0 4.29 7.14 10 78.57 4.63
B10 0 0 1.43 17.14 81.43 4.8
B11 0 0 8.57 15.71 75.71 4.67
B12 0 0 10 18.57 71.43 4.61
B13 0 4.29 7.14 10 78.57 4.63
B14 0 0 2.86 15.71 81.43 4.79
B15 0 0 8.57 15.71 75.71 4.67
B16 0 0 0 14.29 85.71 4.86
B17 0 0 11.43 18.57 70 4.59
B18 0 0 1.43 15.71 82.86 4.81
Mean % 0 0.71 5.79 16.19 77.3
Berdasarkan Indikator partisipasi masyarakat terhadap pegelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse dan
Recycle), dapat diklasifikasikan dalam 6 (enam) indikator, yaitu sebagai berikut:
1. Sikap terhadap lingkungan dan program
Pada Indikator sikap terhadap lingkungan dan program, rata-rata persentase responden dalam
memberikan jawaban sangat setuju mancapai 73,21%, setuju 16,43%, kurang setuju 9,29%, tidak setuju
1,07% dan sangat tidak setuju 0%. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2.
Rata-rata Persentase Responden terhadap Indikator Partisipasi Sikap
Terhadap Lingkungan dan Program
2. Motivasi untuk terlibat dalam program
73,21
16,43
9,29
1,07 0,00
SS
S
KS
TS
STS
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 1(2):90-101 (2018)
DOI: 10.24815/jarsp.v1i2.10948
98
Partisipasi masyarakat terhadap pegelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle), dilihat dari
indikator “motivasi untuk terlibat dalam program” rata persentase responden memberikan dalam
memberikan jawaban sangat setuju mancapai 79,29%, setuju 20,00%, kurang setuju 0,71%, dan 1% tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3.
Rata-rata Persentase Responden terhadap Indikator Motivasi
untuk Terlibat dalam Program
3. Tingkat pengetahuan dalam pengelolaan sampah
Dilihat dari indikator “tingkat pengetahuan dalam pengelolaan sampah”, partisipasi masyarakat
terhadap pegelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) pada indikator ini sangat baik. Hal ini
terlihat dari rata persentase responden dalam memberikan jawaban sangat setuju mancapai 80,71%, setuju
15,00%, dan kurang setuju 4,29%. Sedangkan pada alternatif jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju
tidak ada responden yang memberi jawaban. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4.
Rata-rata Persentase Responden terhadap Indikator Motivasi
untuk Terlibat dalam Program
4. Tingkat keterampilan dalam pengelolaan sampah sebelum adanya program
Pada indikator “tingkat keterampilan dalam pengelolaan sampah sebelum adanya program”,
partisipasi masyarakat terhadap pegelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) pada indikator ini
sangat baik. Dapat dilihat dari rata persentase responden memberikan jawaban sangat setuju sebesar
71,29%, setuju 16,19%, dan kurang setuju 8,10%, tidak setuju sebesar 1,43%. Hal ini menunjukkan
bahwa sebelum adanya program 3R ini masih terdapat masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
79,29
20,00
0,71 0,00 0,00
SS
S
KS
TS
STS
80,71
15,00
4,29 0,00 0,00
SS
S
KS
TS
STS
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 1(2):90-101 (2018)
DOI: 10.24815/jarsp.v1i2.10948
99
Namun demikian kesadaran masyarakat berubah dan memiliki keterampilan yang lebih bagus
setelah adanya program 3R ini. Selengkapnya dapat dilihat Gambar 5.
Gambar 5.
Rata-rata Persentase Responden terhadap Indikator Tingkat Keterampilan dalam
Pengelolaan Sampah Sebelum Adanya Program
5. Tingkat pengalaman dalam mengelola sampah sebelum adanya program
Berdasarkan pengalaman, masyarakat Gampong Nusa sudah bagus sekali dalam pengelolaan
sampah dengan program 3R. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data angket pada indikator “tingkat
pengalaman dalam pengelolaan sampah”. Partisipasi masyarakat terhadap pegelolaan sampah 3R
(Reduce, Reuse dan Recycle) pada indikator ini mencapai 77,86% dan setuju mencapai 16,43% sedangkan
pada jawaban kurang setuju mencapai 5,71%.
Berdasarkan analisis data tidak ditemukan masyarakat yang belum berpengalaman dalam
mengelola sampah secara baik dengan program 3R. Pengalaman inilah yang menjadi tolak ukur
masyarakat Gampong Nusa dalam meraih kesuksesan dalam bidang pengelolaan sampah. Dengan adanya
program 3R ini sampah terkelola dengan baik dan putaran ekomoni menjadi meningkat. Selengkapnya
dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6.
Rata-rata Persentase Responden terhadap Indikator Tingkat
Pengalaman dalam Pengelolaan Sampah
6. Manajemen program pengelolaan sampah
74,29
16,19
8,10
1,43 0,00
SS
S
KS
TS
STS
77,86
16,43
5,71
0,00 0,00
SS
S
KS
TS
STS
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 1(2):90-101 (2018)
DOI: 10.24815/jarsp.v1i2.10948
100
Manajemen pengelolaan sampah dengan program 3R di Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga
Kabupaten Aceh Besar jauh sudah lebih baik, dan hal ini terus meningkat sejak dimulainya program 3R
ini. Berdasarkan analisis data angket yang diberikan kepada 70 responden mengenai partisipasi
masyarakat terhadap pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) pada indikator “manajemen
program pengelolaan sampah” mencapai 79,14% responden sangat setuju dengan pernyataan tentang
manajemen, sementara pada kriteria setuju mencapai 15,43%, kriteria kurang setuju mencapai 4,57% dan
pada kriteria tidak setuju hanya 0,86%.
Tidak ditemukan masyarakat yang sama sekali tidak setuju dengan manajemen pengelolaan
sampah dengan program 3R, terlihat 0% masyarakat memilih kriteria sangat tidak setuju. Data
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran dan Gambar 7.
Gambar 7.
Rata-rata Persentase Responden terhadap Indikator Manajemen Pengelolaan Sampah
Berdasarkan hasil analisis data tentang pasrtisipasi masyarakat terhadap kegiatan program 3R
bahwa masyarakat Gampong Nusa sudah sangat sadar dan berpartisipasi aktif terhadap penanganan
sampah 3R. Hal ini terlihat dari hasil analisis data ditemukan bahwa rata-rata partisipasi masyarakat
mencapai 77,30% masyarakat sangat setuju terdapat program 3R, 16,19% setuju dan hanya 5,79% yang
kurang setuju.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan kajian partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan sampah dengan program 3R di Desa Nusa Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar,
dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh
Besar terhadap kegiatan program 3R sudah baik, sadar dan berpartisipasi aktif dalam rangka penanganan
sampah 3R. Hal ini terlihat dari hasil analisis data ditemukan bahwa rata-rata partisipasi masyarakat
mencapai 77,30% masyarakat sangat setuju terdapat program 3R, 16,19% setuju dan hanya 5,79% yang
kurang setuju. Sistem pengelolaan sampah di Gampong Nusa sudah sesuai dengan program 3R.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan,
yaitu: Masyarakat hendaknya terus meningkatkan partisipasi dalam mewujudkan pengelolaan sampah
melalui program 3R di Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar, dan perlu
diadakannya penyuluhan tentang sampah atau masalah lingkungan lainnya agar masyarakat lebih tahu
dan lebih sadar akan lingkungan sekitar
79,14
15,43
4,57
0,86 0,00
SS
S
KS
TS
STS
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 1(2):90-101 (2018)
DOI: 10.24815/jarsp.v1i2.10948
101
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidika. Jakarta: Bumi Aksara
Candra I. 2012. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga (Studi kasus di
Kelurahan Siantan Tengah Kecamatan Pontianak Utara). Sociodev-Jurnal Ilmu Sosiatri [internet].
[diunduh 2013 oktober 9]; 1(1):1-21. Tersedia pada: http:// jurnal mahasiswa.
fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri/article/view/140.
Noor, J 2012, Metodologi Penelitian, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Sastropoetro, S.R.A. 1988. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan
Nasional, Alumni, Bandung
Slamet, J.S. 2004. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Sudrajat, H.,R. 2006. Mengelola Sampah Kota. Penebar Swadaya. Depok
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta, Bandung.
Wibisono. C. 1989. Anatomi dan Profil Konglomerat Bisnis Indonesia. Management dan Usahawan
Indonesia, Desember.
Yusrizal, 2016. Pengukuran & Evaluasi Hasil dan Proses Belajar. Pale Media Prima, Yogyakarta