bab ii kajian pustaka a. deskripsi teori 1. a. pengertian kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/bab...

36
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kerja Keras a. Pengertian Kerja Keras Kerja keras sangat di perlukan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan apapun untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Kerja keras menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 9) adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Kerja keras menurut Kesuma (2012: 17) adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Kerja keras bukan berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti, istilah yang dimaksud adalah mengarah pada visi besar yang harus dicapai untuk kebaikan/kemaslahatan manusia (umat) dan lingkungannya. Karakteristik kerja keras menurut Kesuma (2012: 19) adalah perilaku seseorang yang dicirikan oleh kecenderungan berikut: 1) Merasa risau jika pekerjaannya belum terselesaikan sampai tuntas. 11 Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Upload: others

Post on 28-Jan-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Kerja Keras

a. Pengertian Kerja Keras

Kerja keras sangat di perlukan seseorang dalam melakukan

suatu pekerjaan apapun untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.

Kerja keras menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 9)

adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Kerja keras menurut

Kesuma (2012: 17) adalah suatu istilah yang melingkupi suatu

upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam

menyelesaikan pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas.

Kerja keras bukan berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti,

istilah yang dimaksud adalah mengarah pada visi besar yang harus

dicapai untuk kebaikan/kemaslahatan manusia (umat) dan

lingkungannya.

Karakteristik kerja keras menurut Kesuma (2012: 19) adalah

perilaku seseorang yang dicirikan oleh kecenderungan berikut:

1) Merasa risau jika pekerjaannya belum terselesaikan sampai

tuntas.

11

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

12

2) Mengecek/memeriksa terhadap apa yang harus dilakukan/apa

yang menjadi tanggung jawabnya dalam suatu jabatan/posisi.

3) Mampu mengelola waktu yang dimilikinya.

4) Mampu mengorganisasi sumber daya yang ada untuk

menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kerja

keras adalah salah satu sikap yang merupakan usaha sungguh-

sungguh yang dilakukan oleh setiap orang dalam bekerja atau

mengerjakan tugas-tugas tertentu. Seseorang yang memiliki sikap

kerja keras mempunyai tujuan agar suatu pekerjaan atau tugas-

tugas tertentu dapat terselesaikan dengan baik, tanpa menyerah,

tanpa berhenti dan mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-

baiknya. Kerja keras yang dilakukan dengan sungguh-sungguh,

maka pekerjaan dan tugas-tugas tertentu dapat terselesaikan sesuai

dengan tujuan yang diharapkan dengan sebaik-baiknya.

b. Indikator Kerja Keras

Indikator berfungsi bagi guru sebagai kriteria untuk

memberikan pertimbangan tentang perilaku peserta didik, untuk

nilai tertentu yang telah menjadi perilaku yang dimiliki peserta

didik. Indikator kerja keras untuk Sekolah Dasar menurut

Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 33), dapat dilihat pada

tabel 2.1 di bawah ini:

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

13

Tabel 2.1 Indikator Kerja Keras untuk SD

No Karakter Indikator untuk kelas 4-6

1. Kerja keras 1. Mengerjakan tugas dengan teliti dan

rapi.

2. Mencari informasi dari sumber-sumber

di luar sekolah.

3. Mengerjakan tugas-tugas dari guru

pada waktunya.

4. Fokus pada tugas-tugas yang diberikan

guru di kelas.

5. Mencatat dengan sungguh-sungguh

sesuatu yang dibaca, diamati, dan

didengar untuk kegiatan kelas.

(Kementerian Pendidikan Nasional, 2010: 33)

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak

pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang

melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok

tertentu. Pengertian belajar menurut James O. Whittaker dalam

Aunurrahman (2011: 35) adalah proses di mana tingkah laku

ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar

adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Belajar menurut Gagne dalam Suprijono (2013: 2) adalah

perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

14

melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

Pengertian belajar secara psikologis dalam Slameto (2010: 2)

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh

aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai

berikut:

“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang unuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Pengertian belajar menurut para ahli, dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah sebuah usaha sadar yang dilakukan secara

terus menerus oleh individu dalam mencari ilmu dan menambah

wawasan sehingga individu tersebut memperoleh perubahan

tingkahlaku dari yang tadinya belum tahu menjadi tahu, dari yang

tadinya tidak bisa menjadi bisa. Belajar dapat menjadikan

seseorang memperoleh pengalaman yang sangat berharga.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu

faktor intern dan faktor ekstern. Faktor yang mempengaruhi belajar

menurut Slameto (2010: 54) sebagai berikut:

1) Faktor intern

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu

yang sedang belajar. Faktor intern dikelompokkan menjadi 3

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

15

faktor antara lain faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan

dan cacat tubuh, faktor psikologis yang meliputi intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan,

kemudian faktor yang berikutnya adalah faktor kelelahan.

2) Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.

Faktor ekstern yang mempengaruhi belajar dikelompokkan

menjadi 3 faktor, yaitu:

a) Faktor keluarga

Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi

antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang

kebudayaan.

b) Faktor sekolah

Faktor sekolah, meliputi metode mengajar yang dilakukan

oleh guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat

Faktor masyarakat, yang meliputi hal yang mempengaruhi

belajar siswa antara lain kegiatan siswa di masyarakat,

teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat, maka

dari itu, untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

16

dapat memberi pengaruh positif terhadap siswa sehingga

dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

b. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil usaha yang harus dicapai

oleh siswa. Prestasi belajar menutut Arifin (2011: 12) merupakan

suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan

manusia, karena sepanjang rentang kehidupan manusia selalu

mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Prestasi belajar menurut Mulyasa (2014: 189) adalah hasil yang

diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar.

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

menurut Mulyasa (2014: 190-193) yaitu faktor internal dan faktor

eksternal, sebagai berikut:

1) Faktor internal

Prestasi belajar seseorang akan ditentukan oleh faktor

diri (internal), baik secara fisiologis maupun psikologis,

beserta usaha yang dilakukannya. Faktor fisiologis berkaitan

dengan kondisi jasmani atau fisik seseorang, yang dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu kondisi jasmani pada

umumnya dan kondisi yang berkaitan dengan fungsi-fungsi

jasmani tertentu terutama panca indera, sedangkan faktor

psikologis, berasal dari dalam diri seseorang seperti

intelegensi, minat dan sikap.

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

17

a) Inteligensi

Intelegensi merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar.

Intelegensi yang rendah mempengaruhi hasil yang dicapai,

jika intelegensinya rendah maka kecenderungan hasil yang

dicapai akan rendah.

b) Minat (interest)

Minat yaitu kecenderungan dan gairah yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat

mempengaruhi pencapaian hasil belajar dalam mata

pelajaran tertentu.

c) Sikap

Sikap yang dimiliki seseorang itu berbeda-beda.

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif,

berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon

(respon tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap

objek orang, barang, baik secara positif maupun negatif.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial

dan nonsosial. Faktor sosial menyangkut hubungan antar

manusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial. Faktor

sosial ini termasuk lingkungan keluarga, sekolah, teman dan

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

18

masyarakat pada umumnya, sedangkan faktor non sosial

seperti lingkungan alam dan fisik, misalnya: keadaan rumah,

ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber dan

sebagainya.

Berdasarkan pengertian prestasi belajar menurut para

ahli, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil

usaha yang harus dicapai oleh siswa setelah dirinya menempuh

kegiatan belajar sepanjang kehidupan masing-masing. Prestasi

belajar yang baik tentu saja dilakukan dengan usaha yang baik

3. Matematika di Sekolah Dasar

a. Pengertian Matematika

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang di ajarkan

pada anak sekolah dasar. Matematika menurut Ruseffendi dalam

Heruman (2007: 1) adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak

menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola

keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang

tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau

postulat, dan akhirnya ke dalil. Belajar matematika menurut

Susanto (2013: 183) merupakan suatu syarat cukup untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, karena dengan

belajar matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif,

dan aktif. Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

19

simbol-simbol, maka konsep-konsep matematika harus dipahami

terlebih dahulu sebelum memanipulasi simbol-simbol itu. Hakikat

matematika menurut Soedjadi dalam Heruman (2007: 1) yaitu

memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan

pola pikir yang deduktif.

Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7

tahun, sampai 12 atau 13 tahun, menurut Piaget dalam Heruman

(2007: 1) mereka berada pada fase operasional konkret.

Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam

proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika,

meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret.

Usia perkembangan kognitif untuk siswa Sekolah Dasar

masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh

panca indera. Pembelajaran matematika yang abstrak, bagi siswa

sangat diperlukannya alat bantu berupa media, dan alat peraga

yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru

sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses

pembelajaran pada fase konkret dapat melalui tahapan konkret,

semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya abstrak.

Pembelajaran matematika setiap konsep yang abstrak yang

baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar

mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan

melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya, maka diperlukan

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

20

adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak

hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini

akan mudah dilupakan siswa. Pepatah Cina mengatakan, “Saya

mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya tahu, saya

berbuat maka saya mengerti”. Pepatah Cina tersebut, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran matematika harus benar-benar

dilakukan dengan sungguh-sungguh. Proses belajar atau segala

sesuatu bila dikerjakan dengan bersungguh-sungguh maka akan

mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan harapan.

b. Langkah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar menurut

Heruman (2007: 2-3) bahwa dalam mengerjakan matematika, guru

harus memahami bahwa kemampuan setiap siswa berbeda-beda,

serta tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran matematika.

Tahapan aktivitas penguasaan materi pelajaran matematika di

dalam pembelajaran dalam buku Depdiknas (2009: 1) yaitu sebagai

berikut:

1) Tahap Penanaman Konsep

Tahap penanaman konsep merupakan tahap pengenalan

awal tentang konsep yang akan dipelajari siswa. Tahap

penanaman konsep ini pengajaran memerlukan penggunaan

benda konkrit sebagai alat peraga.

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

21

2) Tahap Pemahaman Konsep

Tahap pemahaman konsep merupakan tahap lanjut

setelah konsep ditanamkan. Tahap pemahaman konsep ini

penggunaan alat peraga mulai dikurangi dan bentuknya semi

konkrit sampai pada akhirnya tidak diperlukan lagi.

3) Tahap Pembinaan Keterampilan

Tahap pembinaan keterampilan merupakan tahap yang

tidak boleh dilupakan dalam rangka membina pengetahuan

siap bagi siswa. Tahap pembinaan keterampilan ini diwarnai

dengan latihan-latihan seperti mencongak dan berlomba.

Tahap pengajaran ini alat peraga sudah tidak boleh digunakan

lagi.

4) Tahap Penerapan Konsep

Penerapan konsep yang sudah dipelajari ke dalam

bentuk soal-soal terapan (cerita) yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari. Tahap penerapan konsep ini disebut

juga sebagai pembinaan kemampuan memecahkan masalah.

Pengertian matematika dan uraian yang dikemukakan para

ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ide-ide

abstrak yang berisi simbol-simbol, yang harus dipahami oleh siswa

dengan menggunakan benda-benda yang konkret, sehingga siswa

dapat dengan mudah memahami materi dalam pembelajaran

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

22

matematika. Pola pikir anak Sekolah Dasar tidak hanya sekedar

hafalan namun dengan perbutan dan juga pengertian.

c. Ciri-ciri Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar selalu berbeda.

Ciri-ciri pembelajaran matematika di Sekolah Dasar menurut

Suwangsih dan Tiurlina (2006: 25-26) yaitu sebagai berikut:

1) Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral.

Pendekatan spiral dalam pembelajaran matematika merupakan

dimana pembelajaran konsep atau suatu topik matematika

selalu mengkaitkan atau menghubungkan dengan topik

sebelumnya. Topik sebelumnya dapat menjadi prasyarat untuk

dapat memahami dan mempelajari suatu topik matematika.

2) Pembelajaran matematika bertahap. Materi pembelajaran

matematika selalu diajarkan bertahap yaitu dimulai dari

konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih

sulit. Pembelajaran matematika dimulai dari yang konkret, ke

semi konkret dan akhirnya kepada konsep abstrak.

3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif.

Matematika merupakan ilmu deduktif, namun karena sesuai

tahap perkembangan mental siswa maka pada pembelajaran

matematika di Sekolah Dasar digunakan pendekatan induktif.

4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.

Kebenaran matematika merupakan kebenaran yang konsisten

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

23

artinya tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu

dengan kebenaran yang lainnya, suatu pernyataan dianggap

benar jika didasarkan kepada pernyataan-pernyataan

sebelumnya yang telah diterima kebenarannya.

5) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna. Pembelajaran

secara bermakna merupakan cara mengajarkan materi pelajaran

yang mengutamakan pengertian daripada hafalan.

Berdasarkan uraian dari ciri-ciri pembelajaran matematika di

atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran

matematika cara penyampaiannya harus bertahap. Penyampaian

dalam proses pembelajaran matematika harus bertahap artinya

siswa diajarkan dari konsep-konsep yang sederhana menuju

konsep-konsep yang lebih sulit agar siswa dapat memahami konsep

dalam pembelajaran matematika sekaligus siswa dapat menerima

materi yang dijelaskan oleh guru dengan baik.

d. Tujuan Pembelajaran Matematika

Tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar secara

umum adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan

matematika, selain itu dengan pembelajaran matematika dapat

memberikan tekanan penataran nalar dalam penerapan matematika.

Kompetensi atau kemampuan umum pembelajaran matematika di

Sekolah Dasar menurut Depdiknas dalam Susanto (2013: 189-190)

yaitu sebagai berikut:

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

24

1) Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan,

perkalian, pembagian beserta operasi campurannya, termasuk

yang melibatkan pecahan.

2) Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun

ruang sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas,

dan volume.

3) Menentukan sifat simetri, kesebangunan dan sistem koordinat.

4) Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antarsatuan, dan

penaksiran pengukuran.

5) Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran

tertinggi, terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan, dan

menyajikannya.

6) Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan

mengomunikasikan gagasan secara matematika.

Tujuan pembelajaran matematika secara khusus di Sekolah

Dasar, sebagaimana yang disajikan oleh Depdiknas dalam Susanto

(2013: 190) yaitu sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti,

atau menjelaskan daan pernyataan mmatematika.

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

25

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model,

dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,

atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam

kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian tentang tujuan pembelajaran matematika

di Sekolah Dasar, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran

matematika di sekolah dasar harus semaksimal mungkin dicapai.

Guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang membuat siswa

aktif dan mengembangkan pengetahuannya.

e. Materi Matematika

Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

matematika, dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 2.2 SK dan KD Matematika yang akan Digunakan

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Mengguanakan pecahan

dalam pemecahan masalah.

5.3 Mengalikan dan membagi

berbagai bentuk pecahan.

f. Pecahan

Pecahan adalah salah satu materi yang diajarkan pada siswa

sekolah dasar. Pengertian pecahan menurut Heruman (2007: 43)

dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Pecahan

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

26

dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang

diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah

yang dinamakan pembilang. Bagian yang utuh adalah bagian yang

dianggap sebagai satuan, dan dinamakan penyebut. Simanjuntak

(1993: 153) menyatakan bahwa pengertian bilangan pecahan pada

matematika Sekolah Dasar dapat didasarkan atas pembagian suatu

benda atau himpunan atas beberapa bagian yang sama, misalnya

seorang ibu yang baru pulang dari pasar membawa jeruk 3

sedangkan anaknya 2 orang, supaya anak mendapatkan bagian

yang sama maka, tiga buah tersebut harus dibagi 2.

Materi pecahan yang diajarkan di kelas V salah satunya

adalah mengalikan dan membagi pecahan:

1) Mengalikan Pecahan

Perkalian adalah penjumlahan berulang.

2 × 3 = 3 + 3 = 6

3 × 2 = 2 + 2 + 2 = 6

Dalam perkalian berlaku sifat komutatif (pertukaran), yaitu:

2 × 3 = 3 × 2

a) Mengalikan Pecahan Biasa

- 3 ×

=

+

+

=

=1

-

×

=

=

Atau bisa dicari dengan rumus di bawah ini:

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

27

b) Perkalian Pecahan Desimal

- 0,4 × 1,2 =

×

=

= 0,48

Atau dengan cara:

0,4 terdapat 1 angka di belakang tanda koma (,)

1,2 terdapat 1 angka di belakang tanda koma (,)

Pecahan desimal hasil perkaliannya mempunyai (1 + 1)

agka di belakang tanda koma.

Perhatikan:

4 × 12 = 48

0,4 × 1,2 = 0, 48

1 angka (1 + 1 = 2 angka)

1 angka

c) Perkalian Berbagai Bentuk Pecahan

Langkahnya: Ubah ke pecahan yang sejenis (ke bentuk

pecahan biasa atau bentuk pecahan desimal semua) lalu

kalikan pecahan-pecahan tersebut.

- 0,12 ×

=

×

=

=

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

28

- 15% × 2,4 = 0,15 × 2,4 = 0,36

- 20% × 1

=

×

=

=

2) Membagi Pecahan

Secara umum pembagian pecahan dapat ditulis seperti berikut:

a) Membagi Pecahan Biasa

-

=

Pada pembagian bilangan yang berpenyebut sama, cukup

bagilah pada pembilangnya.

-

- 2

=

b) Membagi Pecahan Desimal

- 3,6 : 0,3

=

diubah ke bentuk pecahan biasa

=

Atau dengan cara menyederhanakan pecahan biasa:

3,6 : 0,3 =

=

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

29

- 168 : 12 = 14

16,8 : 1,2 = 14

1,68 : 1,2 = 1,4

2 angka (2 – 1 = 1 angka)

1 angka

c) Pembagian Berbagai Bentuk Pecahan

Langkahnya: Ubah seluruh pecahan yang dioperasikan ke

bentuk pecahan sejenis (mengubah ke bentuk pecahan

biasa atau pecahan desimal semua), lalu bagi pecahan-

pecahan tersebut.

- 0,75 :

=

- 45% :

=

= 0,525

4. Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat diperlukan dalam proses belajar

mengajar. Pembelajaran akan menarik jika menggunakan media atau

alat peraga, sehingga sangat diperlukan media pembelajaran. Media

menurut Marshal Mcluhan dalam Anton Noornia yang dikutip dalam

buku Trianto (2009: 234) adalah suatu ekstensi manusia yang

memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan

kontak langsung dengannya. Media pembelajaran adalah sebagai

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

30

penyampai pesan (the carriers of messages) dari beberapa sumber ke

penerima pesan (the receiver of the messages).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran itu adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan pada saat proses pembelajaran, sehingga proses

belajar mengajar akan lebih menarik ketika seorang guru

menggunakan media pembelajaran ketika proses belajar mengajar.

Trianto (2009: 234) menyatakan bahwa media pembelajaran

diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

a. Bahan yang disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa,

dan tidak bersifat verbalistik.

b. Metode pembelajaran lebih bervariasi.

c. Siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam aktivitas.

d. Pembelajaran lebih menarik.

e. Mengatasi keterbatasan ruang.

Keuntungan dari media pembelajaran antara lain:

a. Gairah belajar meningkat.

b. Siswa berkembang menurut minat dan kecepatannya.

c. Interaksi langsung dengan ligkungan.

d. Memberikan perangsang dan mempersamakan pengalaman.

e. Menimbulkan persepsi akan sebuah konsep yang sama.

Proses pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam

penelitian yaitu menggunakan media/alat peraga transparansi berpetak

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

31

dan literan dalam materi mengalikan dan membagi pecahan.

Transparansi berpetak terbuat dari plastik mika yang memiliki warna

yang berbeda, kemudian literan bisa kita gunakan gelas atau

semacamnya.

a. Mengalikan pecahan menggunakan media transparansi berpetak.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Sediakan 2 mika yang berbeda warna dan pensil warna atau

spidol.

2) Gambarlah sebuah persegi panjang dengan panjang sisi-

sisinya sama dengan penyebut pada pecahan yang dikalikan.

Misalnya, mencari hasil kali dari

dan

. Kemudian arsirlah

lajur horizontal yang menggambarkan pecahan

dan arsir

lajur vertikal yang menunjukkan pecahan

.

3) Satukan mika horizontal yang menunjukkan pecahan

dengan

mika vertikal yang menunjukkan pecahan

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

32

Kesimpulannya yaitu yang mendapat arsiran dua kali adalah

sebagai pembilang. Hitung berapa petak yang mendapat

arsiran dua kali, yaitu 8. Kemudian hitung jumlah keseluruhan

petak. Jumlah keseluruhan petak yaitu 21, itu sebagai

penyebut. Jadi kesimpulan dari perkalian

b. Membagi pecahan dengan menggunakan literan.

Contoh:

- 1 :

= 1

= 2

Artinya: =

-

Artinya:

=

5. Model Pembelajaran Dengar-Lihat-Kerjakan (Delikan)

Model mengajar Delikan menurut Sudjana (1991: 58-67)

merupakan salah satu model pembelajaran CBSA yang paling

sederhana, dikatakan sederhana karena mudah di praktekkan. Kadar

aktivitas belajar siswa memang tidak terlalu optimal sehingga

termasuk ke dalam kategori I (rendah). Model ini tepat digunakan

untuk mengajarkan bahan pengajaran yang sifatnya fakta dan konsep.

Aktivitas mental siswa dalam penggunaan model mengajar ini adalah

1 L

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

33

mengingat, mengenal, menjelaskan, membedakan, menyimpulkan dan

menerapkan. Model ini menekankan informasi dan partisipasi.

Model pembelajaran Delikan terdapat tiga aktivitas belajar

siswa, yakni yang pertama yaitu menyimak (dengar), artinya

memperhatikan dan menangkap makna uraian yang diberikan oleh

guru tentang bahan pengajaran. Proses dengar tidak terbatas pada

uraian guru, tetapi juga uraian-uraian dari media instruksional lainnya,

yaitu dari kaset (rekaman), diskusi, sandiwara atau sosiodrama yang

dilakukan oleh siswa, dan kegiatan lain yang sejenis. Metode yang

digunakan dalam proses dengar ini yaitu dengan menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab.

Aktivitas belajar yang kedua yaitu melihat. Aktivitas siswa

dalam proses lihat ini adalah mengamati peragaan guru, mengamati

cara kerja, mengamati contoh pemecahan masalah yang dikerjakan

oleh guru, membaca buku atau bacaan lainnya. Proses lihat adalah

kelanjutan proses dengar agar siswa lebih memahami bahan ajar yang

dijelaskan guru. Metode yang digunakan dalam proses lihat yaitu

demonstrasi dan pelatihan tugas.

Bekerja termasuk aktivitas belajar siswa yang ketiga, dalam

proses kerja ini siswa mengerjakan tugas belajar yang diberikan oleh

guru dalam rangka penerapan atau penggunaan konsep-konsep bahan

pengajaran, misalnya mengerjakan soal, mendiskusikan pemecahan

masalah, mengisi lembar kerja, atau menulis karangan cerita. Proses

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

34

kerja adalah pengembangan kegiatan belajar siswa setelah proses lihat

dan proses dengar. Proses kerja ini diharapkan siswa lebih menguasai

konsep-konsep bahan pengajaran yang telah dijelaskan oleh guru.

Metode yang digunakan dalam proses kerja ini yaitu diskusi kelompok

dan penugasan.

a. Prosedur Menggunakan Model

Prainstruksional: Tahap ini dimaksudkan untuk

mengondisikan kesiapan belajar dan memotivasi belajar. Kegiatan

apersepsi (mengulang bahan lama), memberitahukan TIK dan

bahan pengajaran (pokok-pokoknya) serta informasi kegiatan

belajar merupakan aktivitas yang harus dikerjakan oleh guru

sebelum membahas bahan pengajaran.

Kegiatan instruksional: Prosedur pembelajaran pada fase

kegiatan instruksional menempuh tiga tahapan, yakni:

1) Proses dengar

Proses dengar ini bertujuan mengantarkan siswa ke

dalam bahan pengajaran. Proses dengar ini siswa menyimak

pembahasan guru mengenai bahan pengajaran. Proses

pembelajaran dimulai dari uraian guru tentang bahan

pengajaran, uraian harus sistematis. Isi uraian dimulai dari

informasi konsep yang ada dalam bahan pengajaran, kemudian

diberikan contoh-contohnya. Alat peraga digunakan jika

dibutuhkan, beri siswa kesempatan untuk mengajukan

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

35

pertanyaan jika belum jelas. Aktivitas siswa belum begitu

optimal sebab terbatas pada menyimak, menulis, dan bertanya.

Metode mengajar yang digunakan guru adalah ceramah dan

tanya jawab.

2) Proses lihat

Proses lihat ini bertujuan memperjelas pemahaman

bahan pengajaran yang telah dibahas pada langkah pertama,

untuk itu guru memperlihatkan contoh penggunaan konsep

bahan pengajaran dalam bentuk pemecahan masalah, misalnya

cara menggunakan rumus, proses kerja, dan pemecahan soal-

soal. Siswa dituntut untuk mengamatinya atau membaca uraian

yang ada dalam buku sumber, bila siswa masih belum jelas,

guru menunjuk siswa lain untuk mengerjakan salah satu contoh

penggunaan konsep bahan pengajaran dalam pemecahan

masalah di papan tulis. Metode mengajar yang digunakan guru

adalah peragaan dan pelatihan tugas.

3) Proses kerja

Proses kerja ini siswa melakukan aktivitas belajar

optimal. Guru memberikan soal atau tugas pemecahan masalah

dengan pola seperti dicontohkan dalam langkah kedua (proses

lihat).

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

36

Langkah yang ditempuh dalam model ini, jika dilukiskan,

adalah seperti dalam gambar 2.1 yaitu model mengajar Delikan

berikut.

Gambar 2.1 Model Mengajar Delikan

1. Prainstruksional

2. Instruksional

3. Evaluasi

4. Tindak lanjut

Absensi siswa, kegiatan apersepsi,

informasi TIK dan pokok-pokok

bahan pengajaran, informasi

kegiatan belajar yang akan dilakukan

oleh siswa.

Dengar

Lihat

Kerja

Proses

Siswa menyimak bahan

pengajaran yang dijelaskan oleh

guru, bertanya kepada guru bila

belum jelas.

Hasil

Penugasan dan pengayaan

belajar.

Tindak

lanjut

Siswa melihat peragaan guru,

contoh-contoh yang dibuat oleh

guru, membaca buku, dll.

Pemeriksaan hasil belajar,

pengajuan pertanyaan.

Siswa mengerjakan tugas-tugas

yang diberikan oleh guru.

Kesimpulan/

rangkuman

Guru + siswa membuat

kesimpulan.

Bimbingan guru, pemantauan

belajar, perbaikan belajar.

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

37

Peran guru adalah memberikan bantuan dan bimbingan,

serta memberikan kemudahan belajar yang diperlukan (fasilitas

belajar), oleh sebab itu, sangat keliru bila dalam CBSA hanya

siswa yang aktif, dan guru meninggalkan kelas, pada saat siswa

bekerja atau belajar, guru melakukan pemantauan dan penilaian

terhadap aktivitas belajar siswa (penilaian proses). Guru menilai

bagaimana siswa melaksanakan tugas belajarnya, bagaimana cara

siswa belajar, bagaimana partisipasi siswa dalam diskusi dan

tanggungjawabnya dalam mengerjakan tugas atau pekerjaannya.

Guru menumbuhkan motivasi belajar siswa dan kegiatan lain yang

dipandang perlu. Metode mengajar yang digunakan antara lain

yang dipandang perlu. Metode mengajar yang digunakan antara

lain ialah tugas, kerja kelompok, eksperimen, diskusi, dan simulasi.

Kegiatan evaluasi: Tahap evaluasi ini, guru melakukan tiga

kegiatan, yakni:

1) Mengemukakan kekurangan proses belajar siswa pada waktu

proses kerja berdasarkan hasil pemantauan selama siswa

mengerjakan tugas-tugas belajarnya. Guru menjelaskan

bagaimana kekurangan itu harus diperbaiki dengan

memberikan saran-saran dan penyempurnaannya.

2) Memeriksa pekerjaan siswa dan memberikan penilaian.

Pemeriksaan bisa dilakukan satu per satu, bisa pula secara

bersama-sama dengan siswa. Guru bisa pula menunjuk

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

38

beberapa siswa untuk mengemukakan hasil pekerjaannya

secara lisan di depan kelas atau secara tertulis di papan tulis.

Komentar terhadap pekerjaan siswa harus diberikan oleh guru

agar siswa tahu apa kekurangannya. Guru mengajukan

pertanyaan secara lisan atau tertulis mengenai bahan

pengajaran untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap apa

yang telah dipelajarinya. Pertanyaan tentunya telah dibuat oleh

guru dalam satuan pelajaran. Hasil penilaian butir (b) dan (c)

hendaknya dijadikan dasar dalam menentukan tingkat

keberhasilan proses belajar mengajar. Jumlah siswa apabila

lebih dari 75% dapat mengerjakan tugas dengan benar dan

dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat minimal 75%

dari apa yang harus dikerjakannya, maka proses pembelajaran

termasuk berhasil, kurang dari itu berarti belum berhasil.

3) Membuat kesimpulan tentang proses pembelajaran. Guru

merangkum bahan pengajaran, misalnya menuliskan pokok-

pokok bahan pengajaran di papan tulis, dan siswa mencatat di

buku masing-masing, dalam batas-batas tertentu siswa dapat

juga diminta untuk membuat kesimpulan sendiri, atau

membuatnya bersama-sama oleh guru atau siswa.

Kegiatan tindak lanjut: Akhir proses pembelajaran adalah

kegiatan tindak lanjut. Ada dua kegiatan tindak lanjut, yakni:

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

39

1) Bila hasil evaluasi proses pembelajaran belum berhasil, guru

perlu memberikan tugas pekerjaan rumah kepada siswa

terutama yang berkenaan dengan bahan pengajaran yang

belum dipahaminya.

2) Bila hasil evaluasi dinilai telah berhasil, semua siswa diberi

tugas pengayaan agar penguasaan bahan pengajaran bisa lebih

dalam dan lebih luas.

Prosedur pembelajaran yang dikemukakan di atas sangat

sederhana sehingga mudah dipraktekkan oleh guru. Guru bisa

melakukan penyesuaian penggunaan prosedur di atas berdasarkan

situasi dan kondisi belajar yang dihadapinya.

b. Prasyarat Pembelajaran

Persyaratan yang harus dipenuhi agar penggunaan model ini

mencapai hasil yang optimal. Persyaratan yang dimaksud

umumnya berkenaan dengan kemampuan guru, sarana belajar,

bahan pengajaran dan penilaian.

1) Guru

Guru dituntut memiliki keterampilan dalam hal:

a) Menyajikan bahan pengajaran kepada siswa sehingga dapat

dipahami oleh semua siswa.

b) Menggunakan alat peraga, terutama dalam proses lihat.

c) Menentukan tugas-tugas belajar yang akan diberikan

kepada siswa dalam proses kerja.

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

40

d) Memimpin kelas, terutama dalam memantau kegiatan

belajar siswa, memberikan dorongan kepada siswa,

mengaktifkan belajar para siswa, memberi petunjuk cara

belajar, dan menilai proses belajar siswa.

e) Mengenal pribadi dan karakteristik siswa agar dapat

menyesuaikan tugas-tugas belajar dengan minat dan

kemampuan siswa, dapat membina hubungan yang baik

dengan siswa.

2) Sarana belajar

Sarana belajar yang harus disiapkan antara lain:

a) Buku pelajaran dan bahan tertulis lainnya.

b) Alat-alat peraga pengajaran yang sesuai dan dapat

menunjang konsep-konsep yang ada dalam bahan

pengajaran.

c) Waktu yang cukup untuk aktivitas belajar siswa, terutama

untuk proses kerja.

d) Tempat belajar yang dapat diatur secara fleksibel sesuai

dengan kebutuhan belajar siswa.

e) Suasana belajar yang kondusif agar siswa bebas

mengemukakan pendapatnya, bebas melakukan aktivitas

belajar, kesempatan mengadakan hubungan dengan siswa

lainnya dalam pembelajarannya.

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

41

3) Bahan pengajaran

Bahan pengajaran yang akan dibahas hendaknya memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

a) Disusun secara sistematis sehingga jelas bahan mana yang

perlu diinformasikan pada tahap proses dengar, bahan apa

dari konsep bahan ajar yang perlu diberikan pada tahap

proses lihat, dan bahan apa yang perlu dibahas pada tahap

proses kerja.

b) Konsep-konsep yang ada dalam bahan pengajaran harus

disiapkan contoh-contohnya dan cara menggunakan konsep

tersebut dalam pemecahan masalah.

c) Apabila ada konsep yang harus dimanipulasikan, guru

sebaiknya mempersiapkan langkah-langkah simulasi.

d) Konsep dan prinsip yang perlu di pecahkan melalui diskusi

hendaknya ditentukan tema dan masalahnya serta ruang

lingkup pembahasannya.

e) Kesimpulan bahan pengajaran berupa pokok-pokoknya

harus disiapkan sebelumnya agar siswa memahami ruang

lingkup bahan pengajaran yang telah dipelajarinya serta

mengetahui hubungannya satu sama lain.

f) Pengembangan bahan pengajaran bersumber dari

kurikulum.

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

42

4) Penilaian

a) Alat-alat penilaian proses belajar siswa.

b) Soal-soal untuk menilai hasil belajar siswa.

c) Kunci jawaban soal, lembar kerja, pemecahan masalah

dalam bentuk diskusi, tes yang diajukan pada akhir

pembelajaran.

d) Soal atau tugas yang akan diberikan kepada siswa sebagai

kegiatan tindak lanjut maupun untuk pengayaan.

e) Kriteria yang akan digunakan dalam menentukan tingkat

keberhasilan proses pembelajaran.

B. Hasi Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Irianto dan Eka, tahun 2011 dalam

ISSN 1979-7877 Educare International Journal for Educational Studies

dengan penelitian yang berjudul “The Impact of DELIKAN Learning

Towards Mathematics Achievement in Terms of Students Motivation: An

Experiment at the State Elementary School of Banyumas, Central Java,

Indonesia” menyatakan bahwa:

“The result of the analysis showed that the there was a significant

difference in the mathematics achievement of student taught using

DELIKAN and those taught with conventional learning; there was not

significant difference in motivation; and there was not significant

interrelationship in mathematics achievement as caused by DELIKAN,

conventional learning, and motivation.”

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perubahan signifikan dalam

prestasi belajar siswa mata pelajaran matematika dengan menggunakan

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

43

model pembelajaran Delikan. Sebuah hasil dari eksperimen yang

dikatakan berhasil. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2009 di SD Negeri

Pasir Wetan dan SD Negeri 2 Kecila, dimana SD Negeri Pasir Wetan

merupakan kelas eksperimen yang diberi sebuah perlakuan berupa model

pembelajaran Delikan (Dengar, Lihat, dan Kerja), sedangkan SD Negeri 2

Kecila merupakan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan. Hasil yang di

dapat ternyata eksperimen ini berhasil dan model pembelajaran Delikan ini

merupakan model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk

memperoleh prestasi yang tinggi dan nilai yang bagus. Model

pembelajaran Delikan ini bagus diterapkan dalam proses pembelajaran,

karena dengan menggunakan model ini guru dapat melakukan persiapan

yang bagus dalam segi materi, bahan ajar, media, dan alat peraga, melalui

model pembelajaran Delikan ini, guru dapat mengajar dengan

pembelajaran yang membuat siswa aktif, kreatif, efektif dan menikmati

pembelajaran yang disampaikan.

C. Kerangka Berpikir

Kondisi awal dengan melihat permaslahan yang tertulis dalam latar

belakang, yaitu masih terdapat dari sebagian siswa yang nilai UTS

(Ulangan Tengah Semester) di bawah KKM yang ditentukan oleh sekolah.

Masalah yang sering dijumpai guru dalam melaksanakan pembelajaran

matematika salah satunya adalah kurangnya antusias siswa dalam

mengikuti pembelajaran matematika hanya 30% atau masih di bawah

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

44

50%, kurangnya sikap kerja keras siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas

dari guru sangat rendah. Permasalahan tersebut dikarenakan mereka

menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sangat sulit.

Pendapat beberapa siswa mengatakan bahwa pembelajaran matematika

adalah pembelajaran yang sulit untuk dipahami. Pikiran seperti itulah yang

mengakibatkan rendahnya sikap kerja keras dan prestasi belajar siswa

belum maksimal dan belum mencapai KKM.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian yang akan

dilaksanakan yaitu menggunakan cara untuk dapat meningkatkan sikap

kerja keras dan prestasi belajar siswa. Proses pembelajaran akan lebih

menyenangkan jika siswa lebih aktif dan bekerja dalam proses belajar

mengajar. Guru diharapkan mampu menjadikan pembelajaran menjadi

lebih aktif dan menyenangkan. Guru harus mampu membantu dan

mendorong siswa untuk bekerja keras dalam menyelesaikan tugas-tugas

yang diberikan oleh guru, dengan demikian, penelitian yang akan

dilaksanakan yaitu menggunakan model yang dapat menumbuhkan kerja

keras dan prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar.

Penelitian yang akan dilaksanakan yaitu dengan menggunakan

model pembelajaran Delikan (Dengar, Lihat, Kerjakan). Model Delikan

yang digunakan dalam proses pembelajaran akan menekankan informasi

partisipasi, memberi kesempatan kepada siswa untuk melihat, mendengar

dan mengerjakan penjelasan atau perintah dari guru, hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran Delikan dapat meningkatkan

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

45

kerja keras dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan

oleh guru.

Hasil yang akan dicapai diharapkan sesuai dengan harapan, baik

sikap kerja keras meningkat maupun prestasi belajar yang terus meningkat.

Berdasarkan paparan di atas, maka kerangka berfikir dalam penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir dalam Penelitian

KEADAAN AWAL

- Rendahnya kerja keras

siswa.

- Rendahnya prestasi

belajar siswa.

TINDAKAN

Penerapan model

pembelajaran Delikan

(Dengar, Lihat, Kerjakan)

Siklus I:

Dalam pembelajaran

menggunakan model

pembelajaran Delikan

Siklus II:

Dalam pembelajaran

dengan menggunakan

model pembelajaran

Delikan

Berhasil

Kerja Keras dan prestasi belajar

siswa meningkat

Selesai

Evaluasi siklus I

Evaluasi siklus II

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. a. Pengertian Kerja …repository.ump.ac.id/4917/3/BAB II.pdf · 2017-10-24 · melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

46

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir di atas, dapat

disimpulkan hipotesis tindakan yang muncul dari permasalahan di muka,

sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran Delikan akan dapat meningkatkan

sikap kerja keras siswa kelas V SD Negeri 3 Lesmana Kecamatan

Ajibarang Kabupaten Banyumas pada tahun ajaran 2015/2016 mata

pelajaran matematika materi perkalian dan pembagian pecahan.

2. Penggunaan model pembelajaran Delikan akan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Lesmana Kecamatan

Ajibarang Kabupaten Banyumas pada tahun ajaran 2015/2016 mata

pelajaran matematika materi perkalian dan pembagian pecahan.

Peningkatan Kerja Keras..., Anggraeni Krisna Pradani, FKIP, UMP, 2016