bab ii kajian pustaka 2.1.kajian teori 2.1.1.pengertian belajar...

12
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar dan Pembelajaran Menurut Sudjana ( 1989 : 28 ) belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sedangkan suryasubrata ( 1993 : 249 ) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor internal meliputi faktor yang bersifat fisiologis dan faktor psikologis. Faktor-faktor yang bersifat psikologis antara lain : intelegensia, bakat dan emosi. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh dalam proses belajar anak. Dan faktor eksternal meliputi : faktor orang tua dan keadaan ekonomi keluarga. Dari pendapat di atas maka tujuan seseorang belajar adalah ingin mendapatkan sesuatu yang sebelumnya belum dimiliki atau belum diketahui. Proses mendapatkannya ada pada pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dengan menggunkan berbagai metode atau teknik pembelajaran. Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu, peranan metode pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran ( Sudjana , 1989 : 76 ). Metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan sesuatu pada saat berlangsungnya pembelajaran ( Suryasubrata 1997 : 43 ). Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari suatu metode dapat ditutupi oleh metode lainnya. Oleh karena itu tidak ada metode pembelajaran yang baik. Dengan demikian guru tidak hanya menggunakan satu metode dalam proses mengajarnya tetapi dapat menggunakan beberapa metode. 2.1.2. Hasil Belajar. Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya

Upload: truongkhue

Post on 08-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/657/3/T1... · 2012-10-24 · Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Kajian Teori

2.1.1.Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Sudjana ( 1989 : 28 ) belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan

adanya perubahan pada diri seseorang. Sedangkan suryasubrata ( 1993 : 249 ) faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar adalah faktor internal meliputi faktor yang bersifat fisiologis dan

faktor psikologis. Faktor-faktor yang bersifat psikologis antara lain : intelegensia, bakat dan

emosi. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh dalam proses belajar anak. Dan faktor

eksternal meliputi : faktor orang tua dan keadaan ekonomi keluarga.

Dari pendapat di atas maka tujuan seseorang belajar adalah ingin mendapatkan

sesuatu yang sebelumnya belum dimiliki atau belum diketahui. Proses mendapatkannya ada

pada pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dengan menggunkan berbagai metode atau

teknik pembelajaran. Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu, peranan

metode pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran ( Sudjana , 1989 :

76 ).

Metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam

mengadakan hubungan dengan sesuatu pada saat berlangsungnya pembelajaran (

Suryasubrata 1997 : 43 ).

Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari suatu metode

dapat ditutupi oleh metode lainnya. Oleh karena itu tidak ada metode pembelajaran yang baik.

Dengan demikian guru tidak hanya menggunakan satu metode dalam proses mengajarnya

tetapi dapat menggunakan beberapa metode.

2.1.2. Hasil Belajar.

Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses

penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan

siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/657/3/T1... · 2012-10-24 · Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh

5

dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih

lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu : (a) ketrampilan dan

kebiasaan (b) Pengetahuan dan pengertian (c) Sikap dan cita-cita yang masing-masing

golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah ( Nana Sudjana, 2004 :

22 ). Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kompetensi yang dimiliki dan dikuasai siswa

yang dapat diketahui pada nilai hasil belajar.

Factor Internal ( dari dalam individu yang belajar ).

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekannkan pada faktor dari

dalam individu yang belajar. Adapaun factor yang mempengaruhui kegiatan tersebut adalah

faktor psikologis, antara lain : motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan sebainya.

Faktor Eksternal ( dari luar individu yang belajar ).

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya system lingkungan belajar yang

kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan factor dari luar siswa. Adapun factor yang

mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan ketrampilan dan

pembentukan sikap.

Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang

dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar

merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa, ( Nana Sudjana, 1989 : 111 )

2.1.3. Pembelajaran CTL Pada Pengajaran IPA di Sekolah Dasar

Contextual Teacing and Learning ( CTL ) adalah skenario pembelajaran yang

menekankan pada minat, kreatifitas dan pengalaman siswa ( John Dewey 1915 ) . Jika

seorang guru sudah menerapkan pembelajaran dengan CTL maka guru tersebut dalam

mengajar sudah mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi yang nyata di

lingkungan siswa begitu pula pengetahuan dan ketrampilan diperoleh dengan sendiri oleh

siswa melalui kegiatan selama proses belajar mengajar berlangsung.

Ciri-ciri kelas yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan CTL manakala

kelas tersebut ada unsur konstruktioisme, unsur bertanya, ada kegiatan siswa, ada kelompok

belajar, ada model yang ditiru serta penilaian selama proses belajar berlangsung.

Proses pembelajaran dalam kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL , apabila

dalam proses pembelajaran ( i ) siswa selalu ramai dan gembira dalam belajar. Konteks ramai

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/657/3/T1... · 2012-10-24 · Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh

6

dan gembira disebabkan siswa dalam kelas aktif bekelompok melakukan kerja baik melakukan

eksperimen, berdiskusi, bertanya, menyampaikan pendapat dalam kelompok maupun

kelompok yang lain ( ii ) lingkungan fisik kelasnya penuh dengan pajangan hasil karya siswa.

Hasil karya siswa ini dapat berupa artikel gambar, komentar, diagram maupun karikatur ,

hendaklah guru memberikan penghargaan atau hadiah. Apapun bentuk penghargaan yang

diberikan guru, sangat berarti bagi siswa dan ini menjadikan siswa lebih termotivasi untuk lebih

aktif dalam mengikuti proses pembelajaran ( iii ) Pengelola kelas atau pengaturan meja dan

tempat duduk, siswa diberi kebebasan sehingga dalam proses belajarnya siswa menjadi lebih

senang dan dapat mengembangkan kreatifnya. Kondisi ini akan berdampak pada peningkatan

pemahaman siswa yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan ( KTSP ) untuk Sekolah Dasar bahwa

pemberian pengalaman belajar secara langsung sangat ditekankan melalui berbagai kegiatan,

seperti pengamatan, diskusi, demonstrasi, eksperimen serta penggalian informasi mendiri

melalui tugas-tugas tertentu dan wawancara dengan nara sumber. hal ini diperbuat dengan

pendapat Jean Piget “ bahwa belajar merupakan proses berpikir siswa bagaimana ia

memperoleh pengetahuan”.

Sejalan dengan pendapat di atas ( Jean Piget ) bahwa tahap perkembangan

intelektuan anak pada usia sekolah dasar, umumnya berada tahap operasional konkrit.

Mereka masih lemah jika untuk berpikir abstrak. Hal ini berarti bahwa dalam pengajaran di

kelas guru sebanyak mungkin melibatkan pengalaman fisik anak, yaitu melalui kegiatan

pengamatan eksperimen dan memberikan contoh-contoh kecil yang ada di lingkungan belajar

siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka guru mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar di

dalam melakukan, menyusun, melaksanakan pembelajaran hendaknya melalui pendekatan

Contextual Teacing and Learning ( CTL ). Dengan menggunakan metode eksperimen, sebab

dalam kegiatan ini :

1.Merangsang siswa berpikir

Untuk melatih atau merangsang siswa berpikir aktif, guru hendaknya memberikan kegiatan,

dimana siswa dalam belajar menggunakan sebanyak mungkin indra yang dimiliki, sehingga

muncul ide dan pdari siswa.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/657/3/T1... · 2012-10-24 · Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh

7

2. Melakukan kegiatan fisik

Dalam kegiatan belajar di kelas, hendaknya guru memilih metode yang tepat ( eksperimen ) ,

sebab dengan kegiatan ini siswa akan memperoleh pengalaman langsung ( nyata ) terhadap

apa yang dipelajari.

3. Mengembangkan bahasa

Dalam kegiatan belajar ini, siswa secara tidak langsung dilatih cara pengembangan penalaran

dan ketrampilan berkomunikasi. gagasan ini muncul saat anak melakukan diskusi kelompok

maupun anak diskusi kelas.

4. Mengembangkan keterampilan social

Dalam metode eksperimen, anak akan bekerja secara kelompok-kelompok. Pengalaman yang

demikian akan melatih siswa untuk saling asah, asih dan asuh ( saling memberi dan menerima

). Kegiatan ini akan merangsang siswa meningkatkan percaya diri dan akhirnya motivasi

belajar meningkat.

5. Mengembangkan harga diri

Setiap akhir kegiatan diskusi kelompok, guru memberikan kesempatan pada siswa

untuk tampil ke depan dalam rangka menyampaikan pendapat di depat temannya. Jika

pendapatnya benar disarankan pada guru untuk memberikan Reword atau penghargaan.

Pemberian ini akan dapat meningkatkan keberanian anak. Dengan demikian pembelajaran di

kelas penggunaan metode dan jenis kegiatan yang sesuai dengan perkembangan intelektual

siswa akan dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep yang akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar.

Guru sebagai pengelola proses belajar perlu mempertahankan semangat

belajar siswa. Bukti-bukti menunjukkan bahwa siswa hanya giat belajar j ika termotivasi

untuk belajar. Dengan demikian perlu diketahui cara-cara untuk memotivasi belajar.

Langkah pertama memotivasi siswa dalam pembelajaran adalah dengan mengetahui

tujuan belajar, dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai tujuan

tersebut.Menurut Gagne (Carin, 1993 : 145,Gega, 1994:165) dikatakan bahwa tujuan

belajar dapat menggambarkan hasil belajar yang akan diraih siswa.

Hasil belajar menurut Gagne dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu:

1. Informasi Verbal

Hasil belajarnya berupa kemampuan menyebut kembali informasi.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/657/3/T1... · 2012-10-24 · Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh

8

2. Keterampilan Intelektual

Keterampilan berinteraksi dengan lingkungan melalui simbol -simbol.

3. Strategi Kognitif

Menjadikan orang mampu belajar dan berfikir secara mandiri.

4. Sikap

Keterampilan menentukan sikap di tengah-tengah situasi sosial.

5. Ketrampilan Motorik

Keterampilan manusia untuk melakukan sesuatu di tengah-tengah situasi sosial.

Setelah siswa mengetahui tujuan pembelajaran selanjutnya ialah bagaimana

membimbing siswa untuk sampai pada tujuan tersebut. Atau dengan kata lain

bagaimana cara guru mempertahankan motivasi belajar siswa yang

telah timbul seketika.

Hakikat pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong

peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendekatan ini dilibatkan tujuh komponen utama

pembelajaran efektif yaitu: konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar,

pemodelan, refleksi, dan asesmen autentik.

Johnson (dalam Nurhadi, 2004:13-14) mengungkapkan bahwa karakteristik pendekatan

kontekstual memiliki delapan komponen utama yaitu :

a. Memiliki hubungan yang bermakna

b. Melakukan kegiatan yang signifikan

c. Belajar yang diatur sendiri

d. Bekerja sama

e. Berfikir kritis dan kreatif

f. Mengasuh dan memelihara pribadi peserta didik

g. Mencapai standar yang tinggi

h. Menggunakan penilaian autentik

Pendekatan kontekstual menurut ( Sudiono dkk, 2003 ). Bahwa pendekatan kontektual

berhubungan erat dengan pengetahuan sehari-hari dan selalu dihadapkan pada masalah. Hal

ini memerlukan kemampuan berfikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisa masalah dan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/657/3/T1... · 2012-10-24 · Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh

9

kreatif untuk melahirkan alternatif semacam masalah. Kedua jenis berfikir tersebut kritis dan

kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasinya yang keduanya ada pada diri anak sejak

lahir.

Oleh karena itu tugas guru adalah mengembangkannya antara lain dengan sering-

sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka dan menantang. Ada

empat alasan siswa harus dikembangkan kemampuan berfikirnya terutama dalam IPA, yaitu :

1. Kehidupan kita dewasa ini ditandai dengan abad infomasi yang menuntut setiap orang

untuk memiliki kemampuan dalam mencari, menyaring guna menentukan pilihan dan

memanfaatkan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kehidupannya.

2. Setiap orang senantiasa dihadapkan pada berbagai masalah dan ragam pilihan sehingga

untuk itu dituntut memiliki kemampuan berfikir kritis dan kreatif, karena masalah dapat

terpecahkan dengan pemikiran seperti itu.

3. Kemampuan memandang suatu hal dengan cara baru atau tidak konvensional

merupakan keterampilan penting dalam memecahkan masalah.

4. Kreativitas merupakan aspek penting dalam memecahkan masalah, mulai dari apa

masalahnya, mengapa muncul masalah dan bagaimana cara pemecahannya.

Menurut Zahorik (1995 : 14-22) ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam

praktek pembelajaran konstektual, yaitu :

1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

2. Pemerolehan pengetahuan baru dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu,

kemudian memperhatikan detailnya.

3. Pemahaman pengetahuan, yaitu cara menyusun konsep sementara melakukan

sharing orang lain agar mendapat tanggapan, merevisi tanggapan tersebut dan

mengembangkannya

4. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman

5. Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut.

Hal ini sesuai dengan pendapat Bettencourt yang menyatakan bahwa

“Konstruktivisme” tidak bertujuan mengerti realitas, tetapi lebih menekankan bagaimana kita

tahu dan menjadi tahu. Dengan demikian penerapan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) sangatlah tepat dengan pembelajaran IPA di SD, karena siswa dapat belajar

dan mengalami sendiri bukan dari pemberian orang lain.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/657/3/T1... · 2012-10-24 · Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh

10

2.1.4.Metode Eksperimen Dalam Bentuk Kegiatan Belajar Mengajar

Dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan ( KTSP ) di Sekolah Dasar khususnya

pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) di mana setiap kompetensi dasar sudah

ditentukan indikator dan hasil belajarnya. Indikator dalam setiap kompetensi dasar merupakan

syarat untuk dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Jika guru mencermati, maka

setiap kegiatan mengajar diarahkan pada kegiatan-kegiatan nyata yang dapat mendorong

siswa untuk melakukan pengamatan, pengukuran, pengelompokan maupun membandingkan

sesuatu, kegiatan ini dikenal dengan eksperimen.

Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen ini lebih diarahkan pada

pengalaman belajar langsung atau pembelajaran yang berpusat pada siswa, peran guru hanya

sebagai fasilitator, sedangkan siswa lebih aktif dan mendominasi proses belajar. Pembelajaran

dengan metode eksperimen ini siswa akan memperoleh sendiri konsep yang dipelajari baik

berupa pengetahuan, sikap serta ketrampilan sehingga pemahaman siswa meningkat ( Cony

Semiawan, 1992 ).

Menurut Moh Uzer Usman dan Lilis Setiawan ( 1993 ) pada hakekatnya siswa belajar

sambil bekerja atau melakukan aktifitas, siswa merasa lebih senang, lebih percaya diri dan

dapat bersosialisasi dengan teman yang lain, maka pengetahuan yang diperoleh akan

tertanam baik dan kesan tidak mudah terlupakan.

Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode

eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen

mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan

kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep

dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.

Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental,

serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar

memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat

tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan

dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan

rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.

Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk belajar

konsep sama halnya dengan seorang ilmuwan. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/657/3/T1... · 2012-10-24 · Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh

11

tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep

sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.

Langkah – langkah yang perlu diperhatikan dalam Pembelajaran dengan

menggunakan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) sebagai berikut :

(1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang

didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini

menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi wujud benda

padat, cair dan gas yang akan dipelajari.

(2) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa

diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.

(3) hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil

pengamatannya.

(4) verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah

dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan

merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat

dilaporkan hasilnya.

(5) aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya

diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep

yang telah dipelajari.

(6) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.

Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk

memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan

secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain , siswa memiliki

kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep

terkait dengan pokok bahasan.

Metode Eksperimen menurut Al-farisi (2005:2) adalah metode yang bertitik tolak dari

suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip

metode ilmiah.

Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

Kelebihan metode eksperimen :

1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/657/3/T1... · 2012-10-24 · Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh

12

2. Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari

hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat

manusia.

Kekurangan metode eksperimen :

1. Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.

2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah

diperoleh dan kadangkala mahal.

3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.

4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada

faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

2.2. Kajian Hasil Penulisan yang Relevan

Penelitian yang berjudul “Meningkatkan hasil belajar IPA melalui Metode Eksperimen

dengan pendekatan CTL” siswa kelas IV SD Growong Lor 03 kecamatan Juwana kabupaten

Pati,selaras dengan buku yang berjudul “Dasar – Dasar Pendidikan IPA”, pengarang Ratna

Willis Dahar pada tahun 1991.Masalahnya Sebagian besar guru di SD sampai saat ini dalam

mengajar masih komensional, ini dapat terlihat dalam pembelajaran yang hanya berorientasi

pada pencapaian target kurikulum saja, akibatnya siswa hanya berhasil dalam kompetensi

mengingat, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan

sehari-hari. Pandangan guru yang demikian ini berpendapat bahwa pengetahuan sebagai

fakta-fakta yang harus dihafal, guru hanya aktif di depan kelas sedangkan siswa hanya duduk,

dengar saja. Akibatnya hanya metode ceramah menjadi pilihan utama guru.

Tujuan penelitian ini adalah : Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan

metode eksperimen dalam mata pelajaran IPA akan lebih aktif berani bertanya , berani

menyampaikan pendapat, tidak abstrak dan senang.Penguasaan materi tentang wujud benda

padat, cair dan gas hasilnya akan memuaskan dan itu semua dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses

interaksi antara guru dengan siswa yang ditujukan untuk melakukan perubahan sikap dan pola

pikir siswa kearah yang lebih baik untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan

demikian dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen merupakan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/657/3/T1... · 2012-10-24 · Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh

13

proses interaksi antara guru dengan siswa untuk melakukan perubahan sikap dan pola pikir

siswa yang lebih optimal.

2.3.Kerangka berfikir

Keterangan Bagan kerangka berfikir

Pada kondisi awal sebelum guru menerapkan strategi pembelajaran dengan

menggunakan metode ekspermen dengan pendekatan CTL hasil belajar siswa kelas IV SD

Negeri Growong Lor 03 Juwana Kabupaten Pati sangat rendah, Karena siswa tidak tertarik

penjelasan guru, siswa tidak merespon pertanyaan guru, siswa tidak berani bertanya dan guru

aktif sendiri.

Pada siklus I ketuntasan belajar pada pembelajaran IPA menggunakan metode

eksperimen sudah adanya menunjukkan peningkatan. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran

siklus I diketahui siswa terlihat sudah aktif namun masih ada kekurangan diantaranya siswa

kurang aktif dalam pembelajaran dan siswa hanya berani bertanya pada temannya

Pada siklus II ketuntasan belajar pada pembelajaran IPA menggunakan metode

eksperimen dengan pendekatan CTL peningkatan hasil belajar siswa. Ketuntasan belajar

siswa yang dicapai sebesar 100% artinya semua siswa (41 siswa) telah mencapai nilai KKM,

Karena dalam pembelajaran pada siklus II semua siswa telah tertarik dengan pembelajaran

menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan CTL membantu siswa

mengembangkan potensi berfikir.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/657/3/T1... · 2012-10-24 · Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh

14

Bagan kerangka berfikir

Kondisi Awal

Kondisi

akhir

Tindakan ( action )

Belum menggunakan me tode pembelajaran

menggunakan metode ekspreimen

Metode eksperiment dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi wujud benda padat, cair dan gas

melalui model CTL

Siklus II Hasil belajar meningkat memenuhi KKM.

Siklus I 1.Siswa masih ada yang kurang aktif. 2.Siswa kurang berani bertanya 3.Hasil belajar ada peningkatan

1.Siswa tidak tertarik penjelasan guru 2. Siswa tidak merespon pertanyaan guru 3.siswa tidak berani bertanya 4. Guru aktif sendiri 5. Hasil belajar rendah.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/657/3/T1... · 2012-10-24 · Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh

15

2.4. Hipotesis Tindakan.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas maka

dapat dirumuskan hipotesis tindakan.

Adapun hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah :

Penggunaan metode eksperimen dengan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Growong Lor 03 Juwana

Kabupaten Pati semester I tahun 2011/2012.