bab i - stiniklover.files.wordpress.com  · web viewbab i. pendahuluan. a. latar belakang

137
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit TB Paru merupakan penyakit menular dan kronis (menahun) yang telah lama dikenal oleh masyarakat luas dan ditakuti. Penyakit TB disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch. Kuman ini sangat kecil dan bersifat tahan terhadap larutan asam sehingga mendapat julukan Basil Tahan Asam (BTA). Kuman ini dapat ditemukan dalam dahak atau sputum orang yang sedang menderita TB. Sebagian besar kuman ini menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Kuman ini timbul disebabkan karena lingkungan yang kotor dan lembab, ekonomi yang rendah dan dari keluarga yang mengidap penyakit TB Paru. Pada lingkungan yang kotor dan lembab kuman TB dapat bertahan hidup beberapa jam, kuman ini masuk kedalam tubuh dan tertidur lama selama beberapa tahun. Dan saat 1

Upload: lamtram

Post on 08-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit TB Paru merupakan penyakit menular dan kronis (menahun)

yang telah lama dikenal oleh masyarakat luas dan ditakuti. Penyakit TB

disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini pertama kali

ditemukan oleh Robert Koch. Kuman ini sangat kecil dan bersifat tahan terhadap

larutan asam sehingga mendapat julukan Basil Tahan Asam (BTA). Kuman ini

dapat ditemukan dalam dahak atau sputum orang yang sedang menderita TB.

Sebagian besar kuman ini menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang

organ tubuh lainnya. Kuman ini timbul disebabkan karena lingkungan yang kotor

dan lembab, ekonomi yang rendah dan dari keluarga yang mengidap penyakit TB

Paru. Pada lingkungan yang kotor dan lembab kuman TB dapat bertahan hidup

beberapa jam, kuman ini masuk kedalam tubuh dan tertidur lama selama beberapa

tahun. Dan saat imunitas orang yang diserang rendah, maka orang tersebut akan

menjadi sakit (Misnadiarly, 2006)

Salah satu penyebab kuman ini timbul karena keadaan ekonomi yang

rendah pada keluarga sehingga akan mempengaruhi keadaan gizi, adanya

defisiensi gizi menyebabkan daya tahan tubuh yang lemah sehingga memudahkan

kuman Mycobacterium tuberculosis berkembang biak dengan cepat. Cara

penularan TB Paru terjadi pada waktu penderita itu batuk dan bersin, penderita

menyebarkan kuman keudara dalam bentuk percikan dahak (droplet). Droplet

1

Page 2: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

yang mengandung kuman dapat bertahan diudara dan bila droplet tersebut terhirup

kedalam saluran pernapasan akan beresiko menginfeksi orang tersebut.

Penyakit TB dapat dihindari dengan cara menutup mulut saat batuk dan

bersin, tidak meludah disembarang tempat, tidak merokok dan minum-minuman

beralkohol, berolah raga teratur, menjaga agar tempat tinggal / rumah tidak gelap,

lembab dan ventilasi udara harus cukup baik, sinar matahari bisa masuk ke dalam

ruangan karena kuman TB dapat mati karena cahaya matahari. Dengan demikian

infeksi atau kuman yang masuk ke dalam tubuh lewat pernapasan dapat dicegah

dan dikurangi jumlahnya. Disamping itu daya tahan tubuh harus dijaga dengan

mengkonsumsi makanan yang bergizi baik serta mendapatkan vaksinasi BCG.

Dari hasil System Pencatatan dan Laporan Terpadu Puskesmas

(SP2TP) dalam kurun waktu 5 bulan terakhir (Januari – Mei 2009) menunjukkan

jumlah kunjungan Puskesmas I Denpasar Timur sebanyak 11.905, dimana 25

kasus dengan proporsi 0,20% diantaranya adalah TB Paru.

Berdasarkan data tersebut, masih banyaknya ditemukan kasus TB

Paru. Jika hal tersebut tidak ditanggulangi maka akan timbul berbagai macam

komplikasi yaitu : pasien tidak sembuh, kekambuhan, penyebaran kuman dalam

bentuk percikan dahak (droplet) yang disebabkan karena pasien tidak rajin minum

obat dan tidak menjaga kebersihan lingkungan hal tersebut didukung oleh faktor

kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang cara penularan penyakit TB

Paru. Namun bagaimana pun tuhan tidak akan menurunkan suatu penyakit tanpa

menurunkan pula obatnya. TB dapat disembuhkan dengan minum obat anti TB

dengan betul yaitu teratur sesuai petunjuk dokter atau petugas kesehatan lainnya.

2

Page 3: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik

mengangkat kasus TB Paru pada Klien MS keluarga Bapak KS dengan Alamat

JL. Kecubung Gang Suli, yang merupakan keluarga binaan Wilayah Kerja

Puskesmas I Denpasar Timur dengan harapan ada manfaatnya bagi keluarga dan

lingkungan sekitarnya, tidak terjadi penularan, bisa menekan kasus TB Paru yang

ada dimasyarakat demikian pula bagi bidang pendidikan untuk dapat

meningkatkan asuhan keperawatan pada penderita TB Paru.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mendapatkan gambaran umum tentang asuhan keperawatan

keluarga dengan TB Paru.

2. Tujuan khusus

a. Dapat melakukan pengkajian keperawatan keluarga dengan TB Paru.

b. Dapat merencanakan tindakan keperawatan keluarga dengan TB Paru.

c. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan keluarga dengan TB Paru.

d. Dapat melakukan evaluasi keperawatan keluarga dengan TB Paru.

B. Metode Penulisan

Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan

kasus ini adalah dengan metode deskriptif yaitu metode mengambil suatu

kasus pada pasien yang sedang mengikuti perawatan dan memberikan

gambaran tentang kasus tersebut dalam asuhan yang diberikan mulai dari

3

Page 4: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dimana dengan

menggunakan tehnik pengumpulan data, wawancara, observasi, studi

dokumentasi dan pemeriksaan fisik.

C. Sistematika Penulisan

Secara garis besar laporan kasus ini terdiri dari empat bab yaitu Bab I

Pendahuluan yang menguraikan tentang terdiri latar belakang, tujuan umum,

tujuan khusus, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II mencakup

tentang tinjauan teoritis dan tinjauan kasus, tinjauan teoritis menguraikan

tentang konsep dasar keluarga terdiri dari pengertian, keluarga, fungsi

keluarga, tipe-tipe keluarga, dan lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan),

konsep dasar teori penyakit TB Paru terdiri dari pengertian, patofsiologi,

WOC, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan medis. Konsep Dasar

Asuhan Keperawatan Keluarga terdiri dari Pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Sedangkan pada tinjauan kasus terdiri dari

pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. Bab III Pembahasan,

membandingkan antara kesenjangan teori dan kenyataan yang ditemukan di

lapangan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Bab IV Penutup meliputi kesimpulan dan saran.

4

Page 5: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II

TINJAUAN TEORITIS DAN TINJAUAN KASUS

A. Tinjauan Teoritis

1. Konsep Dasar Keluarga

a. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh

ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang

mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Friedman

(1998, dalam Suprajitno, 2004).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di

suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan

Depkes RI (1998 dalam Effendy, 1998).

Sayekti (1994 dalam Suprajitno 2004) berpendapat bahwa

keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan

antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau

seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan

atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam

sebuah rumah tangga.

b. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1998, dalam Suprajitno, 2004),

mengemukakan ada 5 fungsi keluarga yaitu:

5

5

Page 6: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1) Fungsi Afektif

Yaitu berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga,

pelindung dan dukungan psikososial bagi para anggotanya. Keluarga

melakukan tugas-tugas yang menunjang pertumbuhan dan

perkembangan yang sehat bagi anggotanya dengan memenuhi

kebutuhan-kebutuhan anggotanya.

2) Fungsi Sosialisasi

Yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu

melaksanakan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin,

norma budaya prilaku melalui interaksi dalam keluarga selanjutnya

individu mampu berperan dalam masyarakat.

3) Fungsi reproduksi

Yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan menambah

sumber daya manusia.

4) Fungsi Ekonomi

Yaitu fungsi memenuhi kebutuhan keluarga seperti : makan,

pakaian, perumahan dan lain-lain.

5) Fungsi Perawatan Keluarga

Yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan

asuhan kesehatan/perawatan, kemampuan keluarga melakukan

asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan mempengaruhi

status kesehatan keluarga dan individu.

6

Page 7: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Selain fungsi diatas ada beberapa fungsi keluarga yang lain menurut

Effendy (1998, dalam Setiadi, 2008), yang dapat dijalankan keluarga

yaitu sebagai berikut :

1) Fungsi biologis

a) Untuk meneruskan keturunan

b) Memelihara dan membesarkan anak

c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d) Memelihara dan merawat anggota keluarga

2) Fungsi Psikologi

a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d) Memberikan identitas keluarga

3) Fungsi Sosiologi

a) Membina sosialisasi pada anak

b) Membantu norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak.

c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4) Fungsi Ekonomi

a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan lingkungan.

7

Page 8: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga

dimana yang akan datang, misalnya : pendidikan anak-anak,

jaminan hari tua dan sebagainya.

5) Fungsi Pendidikan

a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,

keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat

dan minat yang dimilikinya.

b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa.

c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangan

c. Tipe Keluarga

1) Tipe-tipe keluarga secara umum dikemukakan untuk mempermudah

tentang pemahaman keluarga. Adapun tipe-tipe keluarga menurut

Suprajitno (2004) antara lain:

a) Keluarga inti (konjungal)

Yaitu keluarga yang menikah sebagai orangtua atau pemberian

nafkah, keluarga ini terdiri dari suami, istri dan anak mereka

anak kandung, anak adopsi atau keduanya.

b) Keluarga orentasi (keluarga asal)

Yaitu untuk keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.

c) Keluarga besar

Yaitu keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh

darah), yang paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi

8

Page 9: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

yaitu salah satu teman keluarga ini. Berikut ini termasuk sanak

keluarga: kakek, nenek, tante, paman dan sepupu.

d. Tipe/Bentuk Keluarga

Ada enam tipe atau bentuk keluarga menurut Effendy (1998)

a) Keluarga inti (Nuclear Family)

Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

b) Keluarga besar (Exstende Family)

Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya,

nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan

sebagainya.

c) Keluarga berantai (Serial family)

Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah

lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

d) Keluarga duda/janda (single family)

Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

e) Keluarga berkomposisi (composite)

Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup

secara bersama.

f) Keluarga kabitas (cababitation)

Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi

membentuk suatu keluarga.

9

Page 10: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

e. Tingkat Perkembangan Keluarga

Seperti individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan

perkembangan yang berturut-turut keluarga sebagai sebuah unit juga

mengalami tahap-tahap perkembangan yang berturut-turut.

Adapun delapan tahap siklus kehidupan keluarga menurut

Friedman (1998) antara lain:

1) Tahap I : keluarga pemula (juga menunjuk pasangan menikah

atau tahap pernikahan)

Tugasnya adalah :

a) Membangun perkawinan yang saling memuaskan

b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis

c) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai

orang tua)

2) Tahap II : keluarga yang sedang mengasuh anak (anak tertua

adalah bayi sampai umur 30 tahun)

Tugasnya adalah :

a) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap

b) Rekonsiliasi tugas untuk perkembangan yang bertentangan

dan kebutuhan anggota keluarga

c) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

d) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan

menambahkan peran-peran orang tua dan kakek dan nenek.

10

Page 11: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

3) Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua

berumur 2 hingga 6 bulan)

Tugasnya adalah :

a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : rumah,

ruang bermain, privasi, keamanan.

b) Mensosialisasikan anak.

c) Mengintegrasikan anak yang sementara tetap memenuhi

kebutuhan anak-anak yang lain.

d) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam (hubungan

perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan diluar

keluarga (keluarga besar dan komunitas).

4) Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua

berumur hingga 13 tahun)

Tugasnya adalah :

a) Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan

prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan

teman sebaya yang sehat.

b) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

c) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

5) Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13

hingga 20 tahun)

Tugasnya :

11

Page 12: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

a) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika

remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.

b) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.

c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-

anak.

6) Tahap VI : keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda

(mencakup anak pertama sampai terakhir yang meninggalkan

rumah)

Tugasnya :

a) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota

keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-

anak.

b) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan

kembali hubungan perkawinan.

c) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dan suami

maupun istri.

7) Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan,

pensiunan)

Tugasnya :

a) Menyelidiki lingkungan yang meningkatkan kesehatan

b) Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan

penuh arti dengan para orang tua, lansia dan anak-anak.

12

Page 13: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

8) Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiunan dan lansia

Tugasnya :

a) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

b) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

c) Mempertahankan hubungan perkawinan

d) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

e) Mempertahankan ikatan keluarga antara generasi

f) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka

f. Lima Tugas Keluarga dan Bidang Kesehatan

Seperti dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga

mempunyai tugas dibidang kesehatan menurut Suprajitno (2004)

yang perlu dipahami dan dilakukan meliputi :

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh

diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan

berarti, orang tua perlu mengenal kesehatan.

2) Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga yang utama

untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan

keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang

mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan

tindakan keluarga.

13

Page 14: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di

rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan

tindakan untuk pertolongan pertama.

4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga.

5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi

keluarga.

2. Konsep Dasar TBC

a. Pengertian

1) Penyakit TB Paru adalah penyakit menular langsung yang

disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang

menyerang paru-paru dan dapat juga mengenai organ tubuh lainnya

(Depkes RI , 2002)

2) TB Paru adalah suatu penyakit menular kronis yang disebabkan

oleh kuman Mycobakterium tuberculosis yang menyerang paru-

paru dan organ lain ditandai dengan batuk-batuk lebih dari tiga

minggu, batuk darah, demam nyeri dada dan sesak nafas bila

penyakit sudah lanjut. (Suyono. S, 2001, hal 820).

3) TB Paru adalah penyakit infeksi kronis (menahun) yang

disebabkan oleh kuman Mycobakterium tuberculosis, dan biasanya

14

Page 15: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

terdapat pada paru-paru,tetapi mungkin juga pada organ tubuh

lainnya. (Misnadiarly , 2006)

4) Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobakterium

tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai hampir semua

organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya

merupakan lokasi infeksi primer. (Mansjoer. A, 2000)

b. Patofisiologi

Penyakit TB paru disebabkan oleh kuman mycobacterium

tuberculosis yang menyerang orang sehat melalui droplet atau percikan

dahak pada waktu penderita batuk bersin atau berbicara.

Mycobacterium tuberculosis masuk kedalam saluran pernafasan

meningkatkan reaksi radang sehingga leukosit polimofonuklear

memfagosit bakteri tapi tidak dibunuh, alveoli mengalami konsolidasi

dan timbul gejala pneumonia akut bila berlanjut bakteri akan

berkembang biak dalam sel makrofag mengadakan infiltrasi

membentuk sel tuberkel kurang lebih 10-20 hari terjadi nekrosis

koseosa menjadi mencair dalam bronkus timbulkan kavitas kemudian

melepas materi tuberkel kuman masuk cabang trakeobronkial

menyebar melalui getah bening dan pembuluh darah menyebar ke

usus, ke laring, ke hati, ke ginjal. Tanda dan gejala yang biasanya

dikeluhkan pasien dalam penyakit TB paru yaitu batuk berdahak lebih

dari 3 minggu, batuk berdarah, demam lebih dari 1 bulan, berkeringat

pada malam hari, nyeri dada nafsu makan menurun dan BB menurun.

15

Page 16: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Klien tidak menutup mulut saat batuk, tampak tempat dahak klien

tidak tertutup serta tidak memakai desinfektan akan terjadi resiko

penularan sedangkan pasien juga mengeluh gelisah yang disebabkan

oleh kurangnya pengetahuan keluarga dan ansietas ditandai dengan

adanya keluarga bertanya-tanya tentang penyebab TB paru, tanda

gejala, cara pencegahan dan cara pengobatan TB paru, dimana dapat

mengakibatkan penatalaksanaan pemeliharaan rumah tidak efektif

berhubungan dengan keadaan kamar lembab, kurang pencahayaan,

barang-barang dikamar tampak berantakan dan kotor, lama kelamaan

apabila penyakit TB paru ini tidak ditanggulangi maka akan

menimbulkan berbagai komplikasi seperti : pnemothorak spontan,

hemaptisis, akibat retraksi bronkiektasis, fibrosis paru dan insufisiensi

kardiopulmonal. (Price, A 2005)

c. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Depkes RI (2002) ada tiga jenis pemeriksaan untuk TB paru

yaitu :

1) Pemeriksaan sputum BTA

Diagnosa TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan

ditemukan BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis.

Hasil pemeriksaan dirinya akan positif apabila sedikitnya 2 dan 3

sputum SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu) BTA positif. Pemeriksaan

sputum juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang

sudah diberikan.

16

Page 17: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2) Rontgen

Foto rontgen dada dapat menunjang menegakkan diagnosa TB.

Paling mungkin bila ditemukan infiltrat dengan pembesaran

kelenjar hilus atau kelenjar paratrakeal. Gejala lain dari foto

rontgen yang mencurigai TB adalah :

a) Atelektasis

b) Infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus / paratrakeal

c) Iconsolidasi (lobus)

d) Reaksi pleura atau efusi pleura

e) Bronkiektasis

f) Destroyed lung

3) Tes Montoux / Tuberculin

Tes ini sering digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa

TB paru anak-anak. Biasanya dipakai montoux tes dengan

menyuntikkan 0,1 cc tuberkulin secara intrakutan. Pembacaan

dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan.

d. Penatalaksanaan Medis

Penanggulangan TB paru menurut Depkes RI (2002) adalah dengan

menggunakan obat anti TB (OAT).Dimana tujuan pemberian OAT

adalah :

1) Membuat konversi sputum BTA positif menjadi negatif secepat

mungkin melalui kegiatan bakterisid.

17

Page 18: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2) Mencegah kekambuhan dalam tahun pertama setelah pengobatan

dengan kegiatan sterilisasi.

3) Menghilangkan atau mengurangi gejala dan lesi melalui perbaikan

daya tahan imunologis.

Menurut Depkes RI (2002) pengobatan TB dilakukan melalui 2 fase

yaitu :

1) Fase Awal Intensif

Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan

diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap

semua OAT. Terutama rifampicin.Bila pengobatan tahap intensif

diberikan secara tepat,biasanya penderita menular menjadi tidak

menular dalam kurun waktu 2 minggu.Sebagian besar penderita

TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) pada akhir

pengobatan intensif.

2) Tahap lanjutan

Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obatlebih sedikit,

namun dalam jangka waktu yang lebih lama.OAT yang bisa

digunakan antara lain isoniasid (INH), rifampisin (R), pirasinamid

(Z) dan Streptomicin (S) yang bersifat bakterisid dan etambutol (E)

yang bersifat bakteriostatik. Penatalaksanaan medis pada penderita

TB yang diberikan dalam kombinasi dan beberapa jenis obat dalam

jumlah yang cukup. Dosis yang tepat diberikan selama 6-8 bulan

supaya kuman dapat terbunuh. Adapun panduan OAT Ysng

18

Page 19: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

digunakan adalah : OAT kategori I.II.III serta panduan obat

sisispan, indikasi dan komposisi obat TB paru adalah :

a) Kategori I (2 HRZE / 4 H3R3)

(1) Indikasi :

(a) (a)Penderita baru TB paru BTA positif

(b) (b)Penderita TB paru BTA negatif rontgen positif yang

sakit berat

(c) (c)Penderita TB exstra paru

(2) Komposisi obat :

Tabel 1 : Komposisi OAT Kategori I

TahapPengobatan

Lamanya Pengobatan

Dosis Perhari / kali Jumlah hari/ kali minum obat

INH @ 300 mg

Rifampicin@ 450 mg

Pirazinamid @ 500 mg

Ethambutol @ 250 mg

Tahap Intensif (dosis harian)

2 bulan 1 1 3 3 60

Tahap Lanjutan (3 kali/ minggu)

4 bulan 2 1 - - 54

(Depkes RI, 2000)

b) Kategori II (2 HRZE /5 H3R3E3)

(1) Indikasi :

(a) Penderita kambuh (relaps)

(b) Penderita gagal (failure)

(c) Penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default)

19

Page 20: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

(2) Komposisi obat :

Tabel 2 : Komposisi OAT Kategori II

Tahap Pengobat-an

Lama-nyaPengo-batan

INH @ 300 mg

Rifampicin @ 450 mg

Pirazinamid @ 500 mg

Ethambutol @ 250 mg

Streptomycin injeksi (gr)

Jml hari/ kali menelan obat

@ 250 mg

@ 500 mg

Tahap Intensif

2 bulan1 bulan

11

11

33

33

--

0,75-

6030

Tahap Lanjutan

5 bulan 2 1 - 1 2 - 60

(Depkes RI, 2000)

c) Kategori III (2 HRZ / 4 H3R3)

(1) Indikasi :

(a) Penderita baru BTA negatif dan rontgen positif sakit

ringan

(b) Penderita eksta paru ringan yaitu TB kelenjar limfe,

pleuritis eksudatifa unilateral, TB kulit, TB tulang.

(2) Komposisi Obat

Tabel 3 : Komposisi OAT Kategori III

Tahap Pengobatan

LamanyaPengo-batan

INH @ 300 mg

Rifampicin @ 450 mg

Pirazinamid @ 500 mg

Jumlah hari / kali

minum obat

Tahap Insentif (dosis harian)

2 bulan 1 1 3 60

Tahap Lanjutan (3 kali/ minggu)

4 bulan 2 1 - 54

(Depkes RI, 2000)

20

Page 21: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

d) Panduan OAT Sisipan (HRZE)

Bila pada akhir tahap intensif dari pengobatan dengan kategori

I dan kategori II hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif,

diberikan obat sisipan (HRZE) setiap hari selama 1 bulan.

Komposisi Obat sebagai berikut :

Tabel 4: Komposisi OAT Sisipan

Pengobatan Lamanya Pengobatan

INH @300 MG

Rifampicin @450 mg

Pirazinamid @500 mg

Ethambutol @250 mg

Jml hari / kali

minum obat

Tahap Intensif

1 bulan 1 1 3 3 30

Tahap Intensif (dosis harian)

(Depkes RI, 2000)

3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga

a. Pengkajian

Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat

untuk mengukur keadaan klien (keluarga) yang memakai patokan

norma-norma kesehatan pribadi maupun sosial serta integritas dan

kesanggupan untuk mengatasi masalah.

1) Pengumpulan data

Pengkajian data yang dikumpulkan (Friedman, 1998) adalah

a) Data umum

(1) Identitas kepala keluarga

21

Page 22: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

(2) Komposisi kelaurga

(3) Genogram

(4) Tipe keluarga

(5) Latar belakang keluarga (etnis)

(6) Agama

(7) Status Sosial Ekonomi

(8) Aktivitas rekreasi keluarga

b) Tahap dan riwayat perkembangan keluarga

(1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

(2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

(3) Riwayat keluarga sebelumnya

c) Data lingkungan

(1) Karakteristik rumah

(2) Karakteristik lingkungan komunitas

(3) Mobilitas geografis keluarga

(4) Perkumpulan keluarga dan interaksi sosial keluarga

(5) Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga

d) Struktur keluarga

(1) Pola komunikasi

(2) Struktur kekuasaan

(3) Struktur peran

(4) Nilai dan normal keluarga

22

Page 23: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

e) Pemeriksaan fisik

Yaitu pemeriksaan yang menggunakan pendekatan ”Head to

toe” .

(1) Koping keluarga

(2) Stressor jangka pendek dan jangka panjang

(3) Kemampuan keluarga untuk berespon terhadap situasi atau

stressor

(4) Penggunaan strategi koping

(5) Strategi adaptasi disfungsional

2) Analisa data

Dalam menganalisa ada tiga norma yang perlu diperhatikan dalam

melihat perkembangan keluarga antara lain :

a) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga

b) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan

c) Karakter keluarga

3) Rumusan Masalah

Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah

keperawatan keluarga, perumusan masalah kesehatan dan

keperawatan yang diambil didasarkan kepada penganalisaan

praktek lapangan yang didasarkan pada analisa konsep, prinsip,

teori dan standar yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisa

sebelum mengambil keputusan tentang masalah keperawatan

keluarga (Effendy, 1998).

23

Page 24: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

4) Skoring

Dalam penyusunan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga harus didasarkan pada beberapa kriteria yaitu :

a) Sifat masalah yang dikelompokkan menjadi aktual, resiko dan

potensial

b) Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah kemungkinan

kebersihan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah

bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.

c) Potensial masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya

masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah

melalui tindakan keperawatan atau kesehatan.

d) Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan

menilai masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk

diatasi melalui intervensi keperawatan atau kesehatan.

Menentukan prioritas diangnosa keperawatan keluarga, perlu

disusun skala prioritas dengan teknik skoring sebagai berikut :

24

Page 25: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tabel 5: Skoring Masalah Keperawatan

No Kriteria Nilai Bobot1 Sifat masalah

Skala :a. Aktual b. Resikoc. Potensial

321

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubahSkala :a. Dengan mudahb. Hanya sebagianc. Tidak dapat

210

2

3 Potensial masalah untuk dicegahSkala :a. Tinggib. Cukupc. Rendah

321

1

4 Menonjolnya masalahSkala :a. Masalah berat harus segera ditanganib. Masalah yang tidak perlu segera ditanganic. Masalah tidak dirasakan

21

0

1

TOTAL 5(Suprajitno, 2004)

Berdasarkan kriteria di atas, maka dapat diprioritaskan suatu

masalah. Masing-masing masalah keperawatan diskoring terlebih

dahulu. Kemudian dari hasil skoring tersebut dijumlahkan nilainya.

Adapun rumus untuk mendapatkan nilai skoring tersebut adalah :

Skor x

bobot Nilai Tertinggi

25

Page 26: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

5) Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul menurut NANDA

(Carpenito L.J. 2001) adalah :

a) Manajemen kesehatan yang dapat diubah

b) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

c) Kurang pengetahuan

d) Konflik keputusan

e) Berduka disfungsional

f) Konflik peran orang tua

g) Isolasi sosial

h) Perubahan dalam proses keluarga

i) Potensial perubahan dalam menjadi orang tua

j) Perubahan penampilan peran

k) Potensial terhadap kekerasan

l) Potensial terhadap pertumbuhan koping keluarga

m) Penatalaksanaan program terapeutik tak efektif

n) Perilaku mencari hidup sehat

o) Berduka diantisipasi

b. Perencanaan

Setelah pengkajian langkah selanjutnya adalah menyusun perencanaan

keperawatan atau kesehatan dan keperawatan keluarga yaitu

sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan,

26

Page 27: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah

diidentifikasi.

Tahap-tahap dalam menyusun perencanaan :

1) Prioritas diagnosa keperawatan

Prioritas diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan atas nilai

skor tertinggi.

2) Rencana perawatan

Dalam penyusunan rencana perawatan terdiri dari tujuan jangka

panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang

mengacu pada masalah dan tujuan jangka pendek yang mengacu

pada lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan, kriteria dan

standar yang menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan

untuk membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya (Effendy,

1998).

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan keperawataan terhadap keluarga didasarkan pada

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap

keluarga adalah sumber daya keluarga, tingkat pendidikan keluarga

dan sarana prasarana yang ada pada keluarga.

d. Evaluasi

Evaluasi merupakan komponen terakhir dari proses keperawatan.

Evaluasi merupakan upaya untuk menentukan apakah seluruh proses

27

Page 28: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

sudah berjalan dengan baik atau belum. Apabila hasil tidak mencapai

tujuan maka pelaksanaan tindakan diulang kembali dengan melakukan

berbagai perbaikan.

Sebagai suatu proses evaluasi ada empat dimensi yaitu :

1) Dimensi keberhasilan, yaitu evaluasi dipusatkan untuk mencapai

tujuan tindakan keperawatan.

2) Dimensi ketepatgunaan: yaitu evaluasi yang dikaitkan sumber daya

3) Dimensi kecocokan, yaitu evaluasi yang berkaitan dengan

kecocokan kemampuan dalam pelaksanan tindakan keperawatan

4) Dimensi kecukupan, yaitu evaluasi yang berkaitan dengan

kecukupan perlengkapan dari tindakan yang telah dilaksanakan

(Effendy, 1998)

28

Page 29: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Web of Caution (WOC) Tuberculosis Paru

Penyakit TB paru

Mycobacterium tuberculosis

Orang sehat

Droplet

Saluran pernafasan

Masuk ke dalam alveolus melalui droplet

Membangkitkan reaksi radang

Leukosit polimorfonuklear memfagosit bakteri tapi tidak dibunuh

Berlanjut

Bakteri berkembang biak dalam sel

Makrofag mengadakan infiltrasi membentuk sel

tuberkel 10-20 hari

Necrosis casposa

Pencairan dalam bronkus timbulkan karitas

Melepas materi tuberkel

Menyebar melalui getah bening dan pembuluh darah

Basil tertahan di saluran hidung dan di cabang besar bronkus

Tidak timbul penyakit

Sembuh

Statis cairan tubuh terjadi penumpukan sekret

Bersihan jalan nafas tak efektif

Batuk disertai dahak

Klien tidak menutup mulut saat batukTempat dahak klien tidak tertutup serta

tidak memakai desinfektan

Resiko penularan anggota keluarga

Peningkatan suhu tubuh berkeringat malam hari

Hipertermi

Nafsu makan menurun

BB menurun

Gelisah

Keluarga cemas dengan keadaan klien, dan

keluarga bertanya-tanya kapan penyakit klien

sembuh

Ansietas keluarga

Keluarga bertanya-tanya tentang penyebab TB paru, tanda dan gejala,

cara pencegahan dan pengobatan penyakit TB paru

Kurang pengetahuan keluarga

Keadaan kamar lembab, kurang pencahayaan, barang-barang kamar

tampak berantakan dan kotor

Resiko penularan anggota keluarga

Sumber : Price, A 2005 & Friedman, 1998

29

Page 30: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B. Tinjauan Kasus

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tangal 23 Juni 2009 pukul 09.00 Wita

di rumah keluarga Bapak KS dengan teknik pengumpulan data

wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi

keperawatan di Puskesmas.

a. Pengumpulan Data

1) Data umum

a) Kepala keluarga

(1) Nama : KS

(2) Umur : 38 tahun

(3) Jenis kelamin : Laki - laki

(4) Pendidikan : S1

(5) Pekerjaan : PNS

(6) Agama : Hindu

(7) Suku/Bangsa : Bali/Indonesia

(8) Alamat :Jl. Kecubung Gang Suli

b) Komposisi keluarga

Tabel 6: Komposisi Keluarga Bapak KS Dengan TB Paru BTA (-) Pada Klien MS di Jalan Kecubung Gang Suli Dentim Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tanggal 23 Juni 2009

No Nama L/P Umur(Thn)

Hubungan dengan KK

PendiDikan Pekerjaan Imunisasi Kondisi Ket

1 LS P 33 Istri SMA - Lengkap Sehat2 PK P 9 Anak Pelajar - Lengkap Sehat3 MK L 3,5 Anak - - Lengkap Sehat4 NS L 41 Kakak SD - Lengkap Sehat5 LT P 46 Kakak SD - Lengkap Sehat6 NR P 74 Ibu - - Lengkap Sehat7 MS L 75 Bapak - - Lengkap Sakit TB Paru

30

Page 31: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

c) Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Kasus (klien)

: Tinggal serumah

Gambar 1 : Genogram Keluarga Bapak KS dengan TB Paru BTA (-) Pada klien MS di Jalan Kecubung Gang Suli Dentim Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tanggal 23 – 27 Juni 2009

31

Page 32: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Penjelasan genogram :

Keluarga Klien MS tinggal serumah dengan 8 orang, yang

terdiri dari satu orang kepala keluarga (Bapak KS), istri KK

dan 2 orang anaknya yang pertama perempuan dan yang

kedua laki-laki dan 2 orang kakaknya yang belum menikah.

Bapak KS (KK), kakak KK yang no. 6 dan yang no. 8 adalah

mantan penderita TB paru namun hanya Bapak KS yang hasil

BTA (-) negativ sama seperti Klien MS. Selain 3 orang

anaknya dalam keluarga Klien MS maupun istri Klien MS

tidak ada lagi yang menderita penyakit seperti Klien MS.

d) Tipe keluarga

Keluarga Klien MS termasuk dalam keluarga extended family

yang terdiri dari ayah, istri, anak,kakak, nenek dan kakek .

e) Latar belakang budaya

Dilihat dari latar belakang budaya Keluarga klien MS

termasuk ke dalam etnis budaya yang homogen yaitu budaya

Bali, dalam berinteraksi dengan anggota keluarga maupun

tetangga (masyarakat sekitarnya), keluarga Klien MS

menggunakan Bahasa Bali.

f) Agama

Semua anggota keluarga Klien MS satu keyakinan yaitu

agama Hindu dan biasa sembahyang setiap hari terutama pada

hari-hari tertentu, seperti Purnama dan Tilem.

32

Page 33: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

g) Status sosial ekonomi keluarga (data pendapatan dan

pengeluaran)

Tabel 7 : Data Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga Bapak KS dengan TB Paru BTA (-) pada Klien MS di Jalan Kecubung Gang. Suli Denpasar Timur Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tanggal 23 – 27 Juni 2009

NoNama Anggota Keluarga

Pekerjaan Pendapatan (Rp)

Pengeluaran (Rp) Ket

1 KS PNS 1.700.000 TetapBiaya anak sekolahBiaya dapurBiaya air, listrik, telfonTabunganKeperluan lain-lain

200.000600.000200.000

200.000 400.000

JumlahSaldo

1.600.000100.000

Penjelasan tabel :

Bapak KS bekerja sebagai PNS dan mempunyai penghasilan

per bulan Rp. 1.700.000 dan pengeluaran Rp. 1.600.000 untuk

biaya anak sekolah, biaya dapur, air, listrik, telfon, tabungan

dan keperluan lain-lain. Bapak KS mengatakan tidak ada dana

yang sengaja disiapkan apabila ada anggota keluarga yang

sakit, karena Bapak KS memiliki tanggungan Asuransi

Kesehatan.

h) Aktivitas rekreasi dan waktu luang

Keluarga Klien MS mengatakan kebiasaan rutin untuk

rekreasi tidak ada hanya saja dalam mengisi waktu luangnya

diisi dengan menonton TV, mongobrol dengan tetangga

33

Page 34: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

disekitarnya dan biasanya lebih banyak menghabiskan waktu

di rumah untuk menjaga keharmonisan keluarganya..

i) Tahap dan riwayat perkembangan keluarga

(1) Tahap perkembangan keluarga Bapak KS saat ini berada

dalam tahap ke-3 dimana tahap perkembangan keluarga

dengan anak sekolah. Anak yang pertama umur 9 tahun

(SD).

(2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Keluarga Bapak KS mengatakan tahap perkembangan

berada dalam tahap Ke-3, yaitu pada tahap perkembangan

anak sekolah dan tidak mengalami hambatan.

j) Riwayat keluarga

Keluarga Klien MS mengatakan dalam keluarganya tidak ada

yang mengikat tali perkawinan yang masih ada hubungan

darah atau keluarga.

2) Data lingkungan

a) Karakteristik rumah

Keluarga Klien MS mengatakan mereka hidup di rumah milik

sendiri dengan luas pekarangan 2 are dengan tipe rumah

permanen. Jumlah kamar ada 7 kamar tidur dengan masing-

masing kamar terdapat 1 jendela dengan ukuran 80 x 60 m ,

lantai 2m x 2m, ventilasi masing-masing kamar 10 %,

terdapat 2 dapur, 1 WC. Dapur pada no. 13 digambar

34

Page 35: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

bersebelahan dengan WC. Keluarga mengatakan biasa

menyapu halaman 2 kali sehari pagi dan sore. WC dibersihkan

2 kali seminggu. Penerangan menggunakan lampu listrik

malam hari 20 watt. Keluarga mengatakan jarang membuka

jendela rumah namun pintu kamar selalu terbuka. Lantai

terbuat dari tehel dan cukup bersih, barang-barang tertata

kurang rapi baik yang di luar maupun di dalam kamar,

keadaan dalam kamar tampak lembab dan pengap, sinar

matahari tidak menyinari seluruh kamar, bantal dan kasur

jarang dijemur. Halaman depan tampak becek. Pembuangan

tinja pada septic tank. Sedangkan limbah dapur langsung di

got depan rumah. Pembuangan sampah dikumpulkan dengan

kantong plastik kemudian dibuang ke TPA setempat. Kondisi

rumah kurang rapi dan atap rumah terbuat dari genteng dan

dinding rumah terbuat dari batako yang dilapisi cat berwarna

putih pada tembok.

35

Page 36: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Gambar 2 : Denah Rumah Keluarga Bapak KS dengan TB Paru BTA (-) Pada klien MS di Jalan Kecubung Gang Suli Denpasar Timur Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur Tanggal 23-27 Juni 2009

b) Karakteristik lingkungan dan komunitas

Dilihat dari segi geografis tempat tinggal keluarga Klien MS

berada di tempat yang cukup ramai, dekat dari pusat kota tapi

rumah bapak jauh dari jalan raya. Untuk melewati rumah

Klien MS harus melewati gang kecil dan masuk ke dalam.

Jarak rumah Klien MS dengan pelayanan kesehatan seperti

Puskesmas I Denpasar Timur 2 km.

1

2 3

4

5

6

789

10

11

12

13

14

1516

Keterangan :Pintu masukKamar tidurKamar tidurKamar tidurGudang TowerSanggahKamar tidur Klien MSKamar tidurKamar tidurKamar tidurWCDapurDapurSeptic tankGot

36

Page 37: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

c) Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Klien MS tinggal di rumah milik sendiri yang

ditempatinya sejak tahun 1934 (75 tahun) dan sudah masuk

banjar adat. Keluarga Klien MS adalah penduduk asli Jl.

Kecubung Gang Suli. Keluarga Klien MS mengatakan tidak

pernah pindah rumah.

d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga Klien MS mengatakan selalu aktif dalam mengikuti

kegiatan organisasi yang ada. Keluarga mengatakan hubungan

dengan tetangga dan lingkungan baik.

e) Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga

Keluarga Klien MS mengatakan saat keluarga mendapat

masalah dan kesusahan apabila mampu keluarga berusaha

sendiri untuk menyelesaikannya namun tidak luput dari

dukungan kerabat dekat dan tetangga di lingkungan sekitar.

Dalam bidang kesehatan keluarga bapak mendapat dukungan

dari petugas kesehatan (Puskesmas I Denpasar Timur) dimana

hubungan keluarga dengan lembaga kesehatan sangat baik. Ini

dilihat dari sikap positif keluarga terhadap kunjungan petugas

kesehatan. Keluarga mengatakan sangat mendukung klien MS

untuk menjalani pengobatan yang dilakukan sekarang demi

kesembuhannya.

37

Page 38: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

3) Struktur peran

Masing-masing keluarga dapat melakukan perannya masing-

masing. Bapak KS dijadikan panutan dalam keluarga. Tidak ada

pengaruh kelas sosial, ekonomi, budaya, perkembangan keluarga

serta masalah kesehatan terhadap peran keluarga. Tidak ada

penyimpangan peran dan konflik dalam keluarga dan menghargai

satu sama lainnya.

4) Nilai dan norma keluarga

Etika dalam keluarga ditanamkan sejak dini pada anak-anaknya.

Keluarga menerapkan sistem demokrasi dengan memberikan

kebebasan kepada anggota keluarganya terutama dalam

mengungkapkan masalahnya dengan selalu melihat aturan yang

ada. Dan apabila salah satu keluarga melakukan kesalahan yang

melanggar peraturan maka akan mendapatkan hukuman yang

setimpal dengan perbuatannya, agar menyadari apakah

perbuatannya salah atau benar. Sistem nilai keluarga tidak

membentuk nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan.

Menurut keluarga, masalah kesehatan adalah hal yang terpenting.

Dimana tidak ada aturan dalam keluarga yang melarang anggota

keluarganya untuk berobat ke unit pelayanan kesehatan. Klien

MS mengatakan penyakit yang ia derita saat ini yakni sebagai

penyakit medis dan tidak ada hubungannya dengan magic.

38

Page 39: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

5) Fungsi keluarga

a) Fungsi afektif

Dalam menanggulangi masalah keluarga yang biasanya saling

bertukar pikiran untuk membina keakraban dan saling

menyayangi satu sama lain. Dimana keluarga sangat

mendukung klien MS menjalani pengobatan yang dilakukan

sekarang. Keluarga mengatakan klien MS rajin minum obat

dan rajin kontrol ke Puskesmas I Denpasar Timur.

b) Fungsi sosialisasi

Dalam hal ini yang tua mengajarkan kepada yang muda

bagaimana berperilaku sesuai ajaran agama yang dianutnya.

Saat ini Bapak KS sebagai tulang punggung sekaligus kepala

keluarga bertugas menjaga keharmonisan dan membina kasih

sayang dalam merawat seluruh anggota keluarga serta

mendidik anak-anaknya dalam berperilaku.

c) Fungsi perawatan kesehatan

(1) Keyakinan nilai dan prilaku keluarga

Keluarga mengatakan kesehatan adalah hal yang paling

penting dan utama. Apabila ada anggota keluarga yang

sakit keluarga mengatakan akan segera mengajak berobat.

(2) Definisi keluarga tentang sehat sakit

Keluarga mengatakan sehat adalah mereka bisa

beraktivitas untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan

39

Page 40: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dikatakan sakit bila tidak mampu melakukan kegiatan

sehari-hari. Keluarga mengatakan mengetahui tentang

penyakit yang diderita Klien MS, kerena sebelumnya 3

orang anak dari Klien MS juga menderita penyakit yang

sama dengan Klien MS. Keluarga mengatakan mengerti

tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara

penularan dan pengobatan TB Paru.

(3) Status kesehatan dan kerentanan sakit yang dirasakan

keluarga

Keluarga mengatakan saat ini Klien MS sedang

melakukan pengobatan karena menderita TB Paru.

Keluarga mengatakan Klien MS rajin minum obat secara

teratur demi kesembuhan dirinya dari sakit yang sudah

dirasakan dari 5 bulan yang lalu.

(4) Praktik diit keluarga

Keluarga Klien MS mengatakan di dalam keluarganya

tidak ada yang pantang terhadap makanan tertentu.

(5) Kebiasaan tidur dan istirahat

Klien mengatakan biasa tidur pada pukul 21.00 Wita dan

bangun pada pukul 05.00 wita. Klien MS selalu

menyempatkan diri untuk istirahat tidur siang demi

kesembuhannya.

40

Page 41: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

(6) Latihan dan rekreasi

Keluarga Klien MS mengatakan tidak mempunyai

kebiasaan rutin untuk rekreasi dimana rekreasi turinnya

diisi dengan menonton TV atau duduk di depan kamarnya

pada sore hari sambil berbincang-bincang dengan tetangga

atau keluarga lainnya.

(7) Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga

Keluarga mengatakan dalam keluarga ini tidak ada yang

menggunakan obat sembarangan, apalagi penyalah gunaan

obat seperti alkohol, sabu-sabu dan lain-lain. Bila ada

anggota keluarga yang sakit biasanya diantar berobat ke

pelayanan kesehatan atau puskesmas.

d) Perawatan diri

Keluarga Klien MS masing-masing anggota keluarga mampu

merawat diri dengan baik, mandi 2 kali sehari, gosok gigi

setelah makan, keramas 2 kali seminggu serta ganti pakaian 1

kali sehari.

e) Praktik lingkungan

Keluarga mengatakan dalam lingkungan tempat tinggalnya

tidak ada yang mengucilkan keluarga Klien MS (penderita TB

paru). Hubungan dengan lingkungan di sekitar baik-baik saja.

Klien MS dulu adalah seorang perokok berat namun semenjak

sakit Klien MS sudah tidak merokok lagi. Tidak ada

41

Page 42: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ditemukan bahaya yang dirasakan baik dari air, udara, barang-

barang tertata kurang rapi, bantal dan kasur jarang dijemur,

alat-alat makan Klien MS dengan anggota keluarga lainnya

berbeda, lingkungan kurang bersih dan rapi, halaman rumah

tampak becek.

f) Pemeriksaan kesehatan secara teratur

Klien MS mengatakan rajin kontrol ke puskesmas setiap

obatnya habis. Klien MS juga mengatakan setiap kali

mengalami keluhan tentang kesehatan segera datang ke

pelayanan kesehatan (puskesmas) untuk berobat.

(1) Kesehatan gigi

Keluarga Klien MS mengatakan dalam perawatan gigi

seluruh anggota keluarga menggunakan pasta gigi, dan

apabila ada masalah pada gigi segera datang ke

puskesmas.

(2) Persepsi / perasaan terhadap pelayanan kesehatan

Keluarga Klien MS mengatakan pelayanan kesehatan

yang diterima saat berkunjung ke puskesmas dan praktek

dokter cukup memuaskan.

(3) Sumber pembiayaan pelayanan kesehatan

Keluarga Klien MS mengatakan biaya yang diperlukan

untuk pelayanan kesehatan gratis karena keluarga

menggunakan asuransi kesehatan.

42

Page 43: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

(4) Riwayat kesehatan keluarga

Klien MS mengatakan dalam keluarganya ada 3 orang

mantan penderita penyakit TBC yaitu anak perempuan

klien MS yang no. 6, anak laki-lakinya yang no. 8 dan 9.

Namun hanya anak laki-lakinya yang no. 9 yang hasil

BTAnya (-) negatif sama seperti Klien MS. Klien MS

mulai merasakan gejala batuk-batuk berkepanjangan sejak

bulan Januari dan sesak dirasakan mulai bulan mei.

Kemudian pada tanggal 15 Mei 2009 seperti biasa klien

MS hendak melakukan aktivitasnya setiap hari dengan

berjemur di pantai, saat akan pulang ke rumah klien MS

digigit anjing liar, oleh keluarga klien MS segera dibawa

ke RSUP Sanglah untuk mendapatkan perawatan lebih

lanjut. Klien MS mendapat VAR (Vaksin Anti Rabies)

dan saat itu juga sesaknya kambuh, klien MS segera

mendapatkan bantuan O2. Setelah diperiksa oleh dokter

klien disarankan untuk foto rontgen. Hasil dari foto

rontgen (+) positif, oleh dokter klien MS dicurigai

menderita TB paru kemudian klien MS disarankan oleh

dokter untuk melakukan test ulang yaitu test BTA (dahak).

Klies MS melakukan test BTA 3x (Sewaktu Pagi

Sewaktu) yaitu pada tanggal 18-20 Mei 2009 di RSUP

Sanglah dimana dari hasil 3x tes BTA (-) negatif. Pada

43

Page 44: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

tanggal 23 Mei 2009 klien mulai mengkonsumsi obat anti

TB, yaitu Rifampicin 150 mg dan Pirazinamid 75 mg.

(5) Logistik untuk mendapatkan perawatan

Keluarga mengatakan jarak antara rumah dengan

pelayanan Puskesmas I Denpasar Timur 2 km. Dengan

sarana transportasi yang digunakan adalah kendaraan

sepeda motor untuk menjangkaunya ( 10 menit).

6) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum

(1) Bentuk tubuh : tegak

(2) Bangun tubuh : sedang

(3) Kesadaran : CM

(4) Tinggi badan dan berat badan : 165 cm dan 60 kg

b) Gejala kardinal

(1) Suhu : 360C

(2) Nadi : 84 x/mnt

(3) Tekanan darah : 130/80 mmHg

(4) Respirasi : 20x/mnt

c) Keadaan fisik

(1) Kepala

Bentuk simetris, benjolan tidak ada, lesi dan nyeri tekan

tidak ada, kebesihan cukup.

44

Page 45: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

(2) Mata

Bentuk simetris, pupil isokor, sklera putih, konjungtiva

merah muda, pergerakan bola mata terkoordinasi.

(3) Hidung

Bentuk simetris, mukosa hidung merah muda, tidak

terdapat sekret, tidak ada lesi dan nyeri tekan, perdarahan

hidung tidak ada.

(4) Mulut

Bentuk simetris, tidak ada luka, mukosa bibir kering, lidah

cukup bersih, terdapat carises, gusi tidak berdarah,

kebersihan cukup.

(5) Telinga

Bentuk simetris, benjolan tidak ada, lesi dan nyeri tekan

tidak ada, pendengaran cukup baik dimana pertanyaan

yang diberikan dapat dijawab kebersihan cukup.

(6) Leher

Bentuk simetris, bendungan vena jugularis tidak ada,

pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, nyeri tekan tidak

ada.

(7) Thorak

Bentuk simetris, retraksi otot dada tidak ada, pergerakan

dada simetris, ronchi -/-, whezing -/-, bunyi nafas

vaskuler, bunyi jantung S1S2 tunggal reguler.

(8) Abdomen

45

Page 46: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bentuk simetris, distensi tidak ada, nyeri tekan tidak ada,

pergerakan terkoordinasi

(9) Ekstremitas

Atas : Bentuk simetris, oedema tidak ada, lesi tidak

ada, pergerakan terkoordinir

Bawah : Bentuk simetris, oedema tidak ada, nyeri

tekan tidak ada, lesi tidak ada, pergerakan

terkoordinir

(10) Genetalia

Kebersihan cukup, tidak ada nyeri tekan.

(11) Anus

Tidak ada haemoroid, kebersihan cukup, tidak ada nyeri

tekan

7) Pemeriksaan penunjang

Test foto thorax PA, tanggal 15 Mei 2009

Pulmo : Gerakan bronkovaskuler normal

Tampak bercak kesuraman pada apeks paru kanan

Tak tampak pembesaran kelenjar perihiler

8) Koping keluarga

a) Stresor jangka pendek dan panjang

Stresor yang dialami oleh keluarga sering berkaitan dengan

faktor ekonomi, penghasilan keluarga yang pas-pasan dan

perkembangan zaman.

b) Kemampuan keluarga untuk berespon terhadap situasi/stressor

46

Page 47: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Keluarga mampu menghadapi masalah yang ada dapat

bertindak secara obyektif dan realistis seperti datang berobat

bila mengalami gangguan kesehatan ke puskesmas atau pusat

pelayanan lainnya.

c) Penggunaan strategi koping

Keluarga mengatakan apabila ada masalah dalam keluarga

maka keluarga akan mencari pemecahan masalah bersama-

sama anggota keluarga ataupun keluarga lainnya, dan yang

mengambil keputusan tetap bapak KS sebagai kepala

keluarga.

d) Strategi adaptasi disfungsional

Dalam keluarga tidak ada yang bersifat otoriter dan

melakukan tindakan kekerasan. Tidak terdapat perlakuan

kejam terhadap anak. Namun apabila mereka salah akan

mendapatkan sekedar hukuman agar mereka bisa

membedakan mana yang benar dan mana yang salah

47

Page 48: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

b. Analisa data

TABEL 8ANALISA DATA KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK KS

DENGAN TB PARU BTA (-) PADA KLIEN MSDI JALAN KECUBUNG GANG SULI DENPASAR TIMUR

WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR TIMURTANGGAL 23 JUNI 2009

No Data Subjektif Data Objektif Masalah Keperawatan

1 2 3 41 - - Saat batuk klien MS tidak

menutup mulut- Di dalam rumah klien MS

terdapat anak, menantu, cucu dan istrinya yang biasa bergaul dengan klien

- Klien MS berludah tidak menggunakan tempat yang tidak diisi larutan desinfektan

- Bantal dan kasur jarang dijemur, kamar tampak lembab, pengap

- Ventilasi masing-masing kamar 10 %

Resiko penularan penyakit

2 - Keluarga mengatakan jarang membuka jendela, bantal dan kasur jarang dijemur.

- Kondisi rumah kurang bersih dan rapi

- Barang-barang tertata kurang rapi (berantakan)

- Halaman depan rumah tampak becek

- Keadaan kamar lembab dan pengap

PenatalaksanaanPemeliharaan rumah tak efektif

3 - Klien MS mengatakan rajin kontrol untuk berobat ke Puskesmas

- Keluarga klien MS mengatakan klien MS

- Klien MS dapat menunjukkan obat yang didapat dari Puskesmas yang terdiri dari :Rifampisin 150 mg

Potensial penatalaksanaan therapeutik yang efektif

Dilanjutkan

48

Page 49: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Lanjutan 1 2 3 4

rajin minum obat secara teratur

- Keluarga klien MS mengatakan setiap anggota keluarganya yang sakit segera dibawa ke Puskesmas

- Keluarga mengatakan sangat mendukung klien MS untuk menjalani pengobatan yang dilakukan sekarang, demi kesembuhannya

Pirazinamid 75 mg yang diminum

- Klien MS mulai mengikuti pengobatan sejak tanggal 23 Mei 2009

-

c. Rumusan masalah

1) Resiko penularan penyakit.

2) Penatalaksanaan pemeliharaan rumah tak efektif.

3) Potensial penatalaksanaan therapeutik yang efektif

49

Page 50: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

d. Skoring

Tabel 9 : Skoring Masalah Potensial Penatalaksanaan Therapeutik Yang Efektif

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1 2 3 4 51 Sifat masalah

(potensial)1/3x1 1/3 Pengobatan penyakit TB paru

bisa sembuh bila klien mengikuti program pengobatan secara teratur terlihat dari keterangan klien minum obat secara teratur dan apabila obat habis, klien segera mengambil obat kepuskesmas

2 Kemungkinan masalah dapat diubah (dengan mudah)

x2 2 Masalah dapat diubah dengan mudah karena Klien sudah teratur minum obat dan pengobatan sudah berlangsung 1 bulan

3 Potensial masalah untuk dicegah(cukup)

x1 Potensial masalah untuk dicegah cukup karena telah mengikuti pengobatan secara teratur dan berusaha menjaga kondisinya tubuhnya agar daya tahan tubuh klien tetap stabil

4 Menonjolnya masalah (masalah tidak perlu segera ditangani)

x1 1/2 Keluarga menyadari adanya masalah tetapi hanya pengobatan ini yang bias dilakukan dan keluarga sudah melakukan penanganan terhadap penyakit klien agar tidak lebih parah

Total skor 3 1/2

50

Page 51: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tabel 10 :Skoring masalah penatalaksanaan pemeliharaan rumah tak efektif

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1 2 3 4 51 Sifat masalah

(resiko) x1 2/3 Lingkungan rumah yang tidak sehat dapat menimbulkan penyakit dan berdampak buruk pada keluarga

2 Kemungkinan masalah dapat diubah (hanya sebagian)

x2 1Fasilitas dan sarana prasarana yang kurang mendukung keadaan lingkungan

3 Potensial masalah untuk dicegah(cukup)

2/3 x1 2/3Potensial masalah untuk dicegah cukup karena sudah ada keinginan untuk menata / memperbaiki rumah tetapi sumber daya yang tidak memungkinkan untuk melaksanakannya

4 Menonjolnya masalah (masalah berat harus ditangani)

x1 1Keluarga menyadari adanya masalah yang harus ditangani namun perlu waktu dan perencanaan yang matang agar penyakit dapat dicegah lebih lanjut

Total skor 3 1/3

51

Page 52: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tabel 11 :Skoring masalah keperawatan Resiko penularan penyakit

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1 2 3 4 51 Sifat masalah

(Resiko) x1 Masalah yang bersifat nyata sudah terjadi. Yang perlu diatasi segera yaitu penularan TB paru lebih lanjut

2 Kemungkinan masalah dapat diubah (dengan mudah)

x2 2 Keluarga sangat kooperatif dalam mendengarkan penyuluhan tentang cara penularan TB Paru dan akan berusaha untuk melaksanakan anjuran-anjuran yang disarankan dalam upaya penyembuhan

3 Potensial masalah untuk dicegah(cukup)

x1 Potensial masalah untuk dicegah cukup karena keinginan keluarga untuk tahu tentang cara penularan penyakit TB Paru

4 Menonjolnya masalah (masalah berat dan harus ditangani)

x1 1 Keluarga menyadari tentang masalahnya dan perlu segera ditangani sebelum terjadi penyebaran lebih lanjut

Total skor 4

e. Diagnosa Keperawatan

1) Resiko penularan penyakit ditandai dengan ketidakmampuan

keluarga dalam menjaga lingkungan, saat batuk klien MS tidak

menutup mulut, klien MS tinggal bersama anak, istri, menantu dan

cucunya yang biasa bergaul dengan Klien MS. Klien MS berludah,

bantal dan kasur jarang dijemur, kamar tampak lembab, pensgap,

masing-masing kamar ventilasi 10%.

52

Page 53: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2) Penatalaksanaan pemeliharaan rumah tak efektif berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan

dalam mengatasi masalah kesehatan ditandai dengan kondisi

rumah kurang rapi dan bersih, barang-barang kurang tertata rapi,

halaman rumah tampak becek, keadaan kmar lembab dan pengap.

tidak menggunakan tempat yang berisi larutan desinfektan.

3) Potensial penatalaksanaan therapeutik yang efektif berhubungan

dengan keadekuatan keluarga dalam merawat anggota keluarga

ditandai dengan klien mengatakan rajin kontrol ke puskesmas,

keluarga mengatakan klien MS rajin minum obat secara teratur,

Klien MS mulai mengikuti pengobatan sejak tanggal 23 Mei 2009,

keluarga mengatakan setiap anggota keluarga yang sakit segera

dibawa ke puskesmas. Keluarga sangat mendukung klien MS

untuk menjalani pengobatan yang dilakukan sekarang, demi

kesembuhannya, klien MS dapat menunjukkan obat yang

didapatkan dari puskesmas yaitu Rifampisin 150 mg, Pirazinamid

75 mg.

2. Perencanaan

a. Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan skoring tertinggi

1) Resiko penularan penyakit

2) Penatalaksanaan pemeliharaan rumah tak efektif

3) Penatalaksanaan therapeutik yang efektif

53

Page 54: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

b. Rencana Keperawatan

TABEL 12RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK KS

DENGAN TB PARU BTA (-) PADA KLIEN MSJL. KECUBUNG GANG SULI DENPASAR TIMUR

WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR TIMURTANGGAL 23 – 27 JUNI 2009

No. Diagnosa Tujuan Evaluasi IntervensiKriteria Standar1 2 3 4 5 6

1 Resiko penularan ditandai dengan ketidakmampuan keluarga dalam menjaga lingkungan

Tupan :Setelah diberikan askep selama 4 hari diharapkan keluarga dapat mengerti tentang penularan penyakit TB paru dan tidak terjadi penularan lebih lanjut

Tupen :1. Setelah

diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu mengenal penularan TB paru

Verbal - Keluarga dapat memahami dan menyebutkan cara penularan TB paru

- Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang cara penularan TB Paru

- Diskusikan dengan keluarga tentang cara penularan TB paru

- Anjurkan keluarga untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih

- Memotivasi keluarga untuk menghindari hal-hal yang dapat menularkan TB Paru

dilanjutkan

54

Page 55: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 2 3 4 5 62. Setelah

diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan mengenai pengobatan pada klien

Verbal - Keluarga mengerti tentang pemberian obat secara teratur

- Pemberian lama pengobatan selama 6 - 8 bulan

- Keluarga mampu memotivasi klien untuk berobat secara teratur

- Diskusikan dengan keluarga manfaat pengobatan secara teratur

- Beri pujian tentang keputusan yang diambil

- Motivasi keluarga untuk selalu mengingatkan klien minum obat

lanjutan

dilanjutkan

55

Page 56: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 2 3 4 5 63. Setelah

diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit

Psikomotor - Keluarga mampu merawat klien MS

- Dapat menghindari hal-hal yang dapat menularkan penyakit TB paru

- Diskusikan dengan keluarga cara penularan TB Paru

- Ajarkan keluarga merawat diri dan klien

- Jelaskan pada keluarga cara menghindari hal-hal yang dapat menularkan TB paru

56

Page 57: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 2 3 4 5 64. Setelah

diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu memelihara lingkungan rumah

Psikomotor - Keluarga selalu membersihkan rumah, menata barang-barangnya dan membedakan peralatan untuk makan

- Sinar matahari dapat menyinari seluruh ruangan

- Anjurkan keluarga agar selalu menjaga kebersihan rumah, manata barang-barang dan membedakan peralatan untuk makan

- Motivasi keluarga untuk memelihara lingkungan rumah agar tetap bersih dan membuka jendela setiap hari agar sinar matahari menyinari seluruh kamar

lanjutan

dilanjutkan

57

Page 58: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 2 3 4 5 65. Setelah

diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada

Psikomotor - Keluarga dapat memanfatkan fasilitas kesehatan yang ada

- Keluarga dapat mengajak anggota keluarga yang sakit untuk berobat

- Diskusikan dengan keluarga tentang pentingnya fasilitas kesehatan dalam perawatan kesehatan keluarga

- Motivasi keluarga untuk mengajak anggota keluarga yang sakit berobat ke puskesmas

2 Penatalaksanaan pemeliharaan rumah tak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan dalam usaha mengatasi masalah kesehatan ditandai dengan kondisi rumah kurang rapi dan bersih

Tupan :Setelah diberikan askep selama 4 hari diharapkan keluarga mampu menata atau mempertahankan lingkungan rumah yang efektif

Tupen :1. Setelah

diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu mengenal lingkungan yang sehat

Verbal - Keluarga mengerti tentang pengertian rumah sehat

- Syarat rumah sehat

- Manfaat rumah sehat

- Akibat bila lingkungan rumah yang tidak sehat

- Diskusikan dengan keluarga manfaat lingkungan yang sehat

- Jelaskan pada keluarga tentang pengertian, syarat rumah sehat dan akibat bila lingkungan tidak sehat

- Motivasi keluarga untuk menjaga lingkungan yang sehat

58

Page 59: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 2 3 4 5 62. Setelah

diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan untuk menata rumah sehat bagi keluarga

Psikomotor - Keluarga termotivasi untuk menata lingkungan rumah sehat bagi keluarga

- Diskusikan dengan keluarga untuk mempertahankan lingkungan yang sehat

- Motivasi keluarga untuk tetap menjaga lingkungan yang sehat

- Beri pujian terhadap keputusan yang diambil oleh keluarga

lanjutan

dilanjutkan

59

Page 60: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 2 3 4 5 63. Setelah

diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu menata dan memelihara lingkungan rumah

Psikomotor - Keluarga menata perabotan agar rapi dan bersih

- Keluarga menyapu di dalam dan di luar rumah setiap hari

- Diskusikan dengan keluarga tentang akibat dari lingkungan yang kotor

- Berikan dorongan pada keluarga untuk membersihkan lingkungan rumah

- Anjurkan keluarga untuk menyapu di dalam dan di luar kamar setiap hari

60

Page 61: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 2 3 4 5 64. Setelah

diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan rumah untuk meningkatkan kesehatan keluarga

Psikomotor - Keluarga dapat membuat kamar tidak lembab dan pengap

- Sinar matahari dapat masuk keseluruh ruangan

- Jendela terbuka setiap hari

- Peralatan tertata rapi

- Bantal dan kasur dijemur minimal 2 kali seminggu

- Memotivasi keluarga agar mampu memodifikasi lingkungan rumah agar tampak bersih dan rapi

- Anjurkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara membersihkan lingkungan, barang-barang tertata rapi dan menjemur bantal, kasur minimal 2 kali seminggu

lanjutan

dilanjutkan

61

Page 62: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 2 3 4 5 65. Setelah diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terkait dengan kesehatan lingkungan

Psikomotor - Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada sesuai dengan kebutuhan

- Diskusikan untuk menentukan fasilitas kesehatan yang tepat untuk dipilih

- Anjurkan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

- Motivasi keluarga untuk memeriksakan anggota keluarganya yang sakit kepelayanan kesehatan terdekat

3 Potensial penatalaksanaan terapeutik yang efektif berhubungan dengan keadekuatan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit ditandai dengan klien mengatakan rajin kontrol kepuskesmas

Tupan :Setelah diberikan askep selama 4 hari diharapkan keluarga mampu melaksanakan program pengobatan keluarga yang efektif

Tupen :1. Setelah

diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu mengenal penyakit TB paru tersebut

Verbal - Keluarga mengerti tentang penyakit TB paru

- Keluarga mengerti tentang penyebab, tanda dan gejala TB paru, cara penularan TB paru, cara pencegahan dan pengobatan TB paru, cara minum obat

- Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit TB paru

- Jelaskan pada keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara pencegahan dan pengobatan TB paru

- Diskusikan dengan keluarga tentang akibat bila tidak minum obat

lanjutan

62

Page 63: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 2 3 4 5 6yang benar

Dan akibat bila tidak minum obat

2. Setelah diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan dalam pengobatan yang sedang dijalani oleh MS

Verbal - Keluarga mengerti tentang akibat bila putus obat dan bila minum obat tidak teratur

- Keluarga termotivasi dalam perawatan klien MS

- Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat minum obat secara teratur dan akibat bila putus obat

- Motivasi keluarga untuk menjaga dan mengawasi klien saat minum obat

3. Setelah diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita TB paru

Psikomotor - Keluarga mengerti tentang manfaat minum obat secara teratur

- Keluarga mengambil obat di puskesmas bila obat klien habis

- Motivasi klien MS untuk tetap minum obat secara teratur

- Anjurkan keluarga untuk mengambil obat bila obat klien sudah habis

63

Page 64: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 2 3 4 5 64. Setelah

diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu mempertahankan suasana rumah yang sehat bagi anggota keluarga yang sakit

Psikomotor - Keluarga membuka Jendela setiap hari, kamar tidak lembab dan pengap, barang-barang tertata rapi, membuang ludah pada tempat pembuangan ludah yang sudah diisi larutan desinfektan, halaman rumah tidak becek

- Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat mempertahankan lingkungan rumah yang sehat bagi anggota keluarga yang sakit

- Anjurkan keluarga membuka jendela setiap hari, membuang ludah pada tempat pembuangan ludah yang sudah diisi larutan desinfektan

- Motivasi keluarga untuk menata rumah yang sehat agar sinar matahari dapat masuk ke seluruh ruangan sehingga kamar tidak lembab dan pengap

lanjutan

64

Page 65: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 2 3 4 5 65. Setelah

diberikan perawatan selama 1 kali kunjungan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu memanfaatkan sumber dan fasilitas kesehatan yang ada

Psikomotor - Keluarga mengajak klien kontrol dan melanjutkan pengobatan apabila obat habis

- Motivasi klien agar kontrol ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan

- Anjurkan keluarga untuk selalu mengontrol obat klien

65

Page 66: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

3. Pelaksanaan

TABEL 13PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

BAPAK KS DENGAN TB PARU BTA (-) PADA KLIEN MS JL. KECUBUNG GANG SULI DENPASAR TIMUR

WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR TIMURTANGGAL 23 – 27 JUNI 2009

No. Hari/Tgl/Jam No. Dx Pelaksanaan Evaluasi Paraf

1 2 3 4 5 61. Selasa,

23 Juni 2009Pkl. 09.00 Wita

I Tupen 1- Mengkaji tingkat

pengetahuan keluarga tentang cara penularan TB Paru

- Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara penularan TB Paru

- Memotivasi keluarga untuk menghindari hal-hal yang dapat menularkan TB Paru

S = Keluarga mengatakan mengerti tentang cara penularan TB paru dan akan menghindari hal-hal yang dapat menularkan TB Paru

O = Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang cara penularan TB paru

A = Tupen 1 tercapai

P = Lanjutkan ke tupen 2 diagnosa II

Yuli

2 Selasa, 23 Juni 2009Pkl. 09.30 Wita

I Tupen 2- Mendiskusikan

dengan keluarga manfaat pengobatan secara teratur

- Beri pujian tentang keputusan yang diambil

S = Keluarga mengatakan mengerti tentang manfaat pengobatan secara teratur dan akan selalu

Yuli

Dilanjutkan

66

Page 67: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Lanjutan 1 2 3 4 5 6

- Memotivasi keluarga untuk selalu mengingatkan klien minum obat

mengingatkan klien untuk minum obat

O = Klien tampak minum obat tepat pada waktunya

A = Tupen 2 tercapai

P = Lanjutkan ke tupen 3 diagnosa II

3 Selasa, 23 Juni 2009Pkl. 10.00 Wita

I Tupen 3- Mendiskusikan

dengan keluarga cara penularan TB Paru

- Mengajarkan keluarga untuk merawat diri dan klien

- Jelaskan cara menghindari hal-hal yang dapat menularkan TB paru

S = Keluarga mengatakan mengerti tentang cara merawat diri dan klien dan mengerti tentang hal-hal yang dapat menularkan TB paru

O = Keluarga dapat menjelaskan kembali tentang cara penularan TB Paru dan cara menghindari hal-hal yang dapat menularkan TB Paru

A = Tupen 3 tercapai

P = Lanjutkan ke tupen 4 diagnosa II

Yuli

Dilanjutkan

67

Page 68: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Lanjutan 1 2 3 4 5 6

4 Selasa, 23 Juni 2009Pkl. 10.30 Wita

I Tupen 4- Menganjurkan

keluarga agar selalu menjaga kebersihan rumah dan membedakan peralatan makan

- Memotivasi keluarga untuk memelihara lingkungan rumah agar tetap bersih dan membuka jendela setiap hari agar sinar matahari menyinari seluruh ruangan

S = Keluarga mengatakan akan berusaha untuk memelihara lingkungan rumah agar tetap bersih

O = Barang-barang tampak belum tertata rapi, kamar masih lembab dan pengap, peralatan makan klien dibedakan

A = Tupen 4 belum tercapai

P = Lanjutkan ke tupen 5 diagnosa II

Yuli

5 Selasa, 23 Juni 2009Pkl. 11.00 Wita

I Tupen 5- Mendiskusikan

dengan keluarga tentang pentingnya fasilitas kesehatan dalam perawatan kesehatan keluarga

- Memotivasi keluarga untuk mengajak anggota keluarga yang sakit berobat ke pelayanan kesehatan

S = Keluarga mengatakan akan datang ke pelayanan kesehatan apabila ada anggota keluarga yang sakit atau obat klien habis

O = Keluarga tampak termotivasi untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan

A = Tupen 5 tercapaiP = Pertahankan dan

tingkatkan kesehatan keluarga

YulI

Dilanjutkan

68

Page 69: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Lanjutan 1 2 3 4 5 6

6 Selasa, 23 Juni 2009Pkl. 16.00 Wita

II Tupen 1 :- Mendiskusikan

dengan keluarga manfaat lingkungan yang sehat

- Menjelaskan pada keluarga tentang pengertian, syarat rumah sehat dan akibat bila lingkungan tidak sehat

- Memotivasi keluarga untuk menjaga lingkungan yang sehat

S = Keluarga mengatakan mengerti tentang syarat rumah sehat, akibat bila lingkungan tidak sehat dan akan berusaha untuk menjaga lingkungan yang sehat

O = Keluarga mampu menjelaskan kembali syarat rumah sehat, akibat bila lingkungan tidak sehat

A = Tupen 1 tercapai

P = Lanjutkan ke tupen 2 diagnosa III

Yuli

7 Rabu, 24 Juni 2009Pkl. 16.30 Wita

II Tupen 2- Mendiskusikan

dengan keluarga untuk mempertahankan lingkungan yang sehat

- Memotivasi keluarga untuk tetap menjaga lingkungan yang sehat

- Memberi pujian terhadap keputusan yang diambil oleh keluarga

S = Keluarga mengatakan akan berusaha mempertahankan lingkungan yang sehat

O = Keluarga mampu kembali menjelasksan bagaimana mempertahan-kan lingkungan yang sehat

A = Tupen 2 tercapai

P = Lanjutkan ke tupen 3 diagnosa III

YulI

Dilanjutkan

69

Page 70: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Lanjutan 1 2 3 4 5 6

8 Rabu, 24 Juni 2009Pkl. 17.00 Wita

II Tupen 3- Mendiskusikan

dengan keluarga tentang akibat dari lingkingan yang kotor

- Memberikan dorongan pada keluarga untuk membersihkan lingkungan yang ada di luar dan di dalam rumah

- Menganjurkan keluarga untuk menyapu di dalam dan di luar rumah setiap hari

S = Keluarga mengatakan akan berusaha menjaga lingkungan

O = Keluarga mampu kembali menjelaskan cara menjaga kesehatan lingkungan, lingkungan rumah tampak cukup bersih

A = Tupen 3 tercapai

P = Lanjutkan ke tupen 4 diagnosa III

Yuli

9 Rabu, 24 Juni 2009Pkl. 17.30 Wita

II Tupen 4- Memotivasi

keluarga agar mampu memodifikasi lingkungan rumah yang benar

- Menganjurkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara membersihkan lingkungan, barang-barang tertata rapi dan menjemur bantal, kasur minimal 2 kali seminggu

S = Keluarga mengatakan akan berusaha untuk memodifikasi lingkungan rumah yang benar

O = Barang-barang tampak belum tertata rapi, kamar masih lembab dan pengap

A = Tupen 4 belum tercapai

P = Lanjutkan ke tupen 5 diagnosa III

Yuli

Dilanjutkan

70

Page 71: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Lanjutan 1 2 3 4 5 6

10 Rabu, 24 Juni 2009Pkl. 18.00 Wita

II Tupen 5- Mendiskusikan

untuk menentukan fasilitas kesehatan yang tepat untuk dipilih

- Menganjurkan keluarga untuk memanfaatkan fesilitas kesehatan yang ada

- Memotivasi keluarga untuk memeriksakan anggota keluarganya yang sakit kepelayananan kesehatan terdekat

S = Keluarkan mengatakan akan datang ke pelayanan kesehatan apabila ada anggota keluarga yang sakit atau obat klien habis

O = Tanggal 23 Juni 2009 klien MS mengambil obat di Puskesmas karena obat klien sudah habis

A = Tupen 5 tercapai

P = Lanjutkan ke tupen 1 diagnosa II

YulI

11 Kamis, 25 Juni 2009Pkl. 09.00 Wita

III Tupen 1- Mengkaji tingkat

pengetahuan keluarga tentang cara penularan TB Paru

- Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara penularan TB Paru

- Memotivasi keluarga untuk menghindari hal-hal yang dapat menularkan TB Paru

S = Keluarga mengatakan mengerti tentang cara penularan TB paru dan akan menghindari hal-hal yang dapat menularkan TB Paru

O = Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang cara penularan TB paru

Yuli

Dilanjutkan

71

Page 72: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Lanjutan 1 2 3 4 5 6

A = Tupen 1 tercapai

P = Lanjutkan ke tupen 2 diagnosa II

12 Kamis, 25 Juni 2009Pkl. 09.30 Wita

III Tupen 2- Mendiskusikan

dengan keluarga manfaat pengobatan secara teratur

- Beri pujian tentang keputusan yang diambil

- Memotivasi keluarga untuk selalu mengingatkan klien minum obat

S = Keluarga mengatakan mengerti tentang manfaat pengobatan secara teratur dan akan selalu mengingatkan klien untuk minum obat

O = Klien tampak minum obat tepat pada waktunya

A = Tupen 2 tercapai

P = Lanjutkan ke tupen 3 diagnosa II

Yuli

13 Kamis, 25 Juni 2009Pkl. 10.00 Wita

III Tupen 3- Mendiskusikan

dengan keluarga cara penularan TB Paru

- Mengajarkan keluarga untuk merawat diri dan klien

- Jelaskan cara menghindari hal-hal yang dapat menularkan TB paru

S = Keluarga mengatakan mengerti tentang cara merawat diri dan klien dan mengerti tentang hal-hal yang dapat menularkan TB paru

O = Keluarga dapat menjelaskan

YulI

Dilanjutkan

72

Page 73: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Lanjutan 1 2 3 4 5 6

kembali tentang cara penularan TB Paru dan cara menghindari hal-hal yang dapat menularkan TB Paru

A = Tupen 3 tercapai

P = Lanjutkan ke tupen 4 diagnosa II

14 Jumat, 26 Juni 2009Pkl. 16.30 Wita

III Tupen 4- Menganjurkan

keluarga agar selalu menjaga kebersihan rumah dan membedakan peralatan makan

- Memotivasi keluarga untuk memelihara lingkungan rumah agar tetap bersih dan membuka jendela setiap hari agar sinar matahari menyinari seluruh ruangan

S = Keluarga mengatakan akan berusaha untuk memelihara lingkungan rumah agar tetap bersih

O = Barang-barang cukup tertata, lembab pada kamar sudah berkurang, peralatan makan klien dibedakan

A = Tupen 4 tercapai sebagian

P = Lanjutkan ke tupen 5 diagnosa II

Yuli

Dilanjutkan

73

Page 74: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Lanjutan 1 2 3 4 5 6

15 Jumat, 26 Juni 2009Pkl. 17.00 Wita

III Tupen 5- Mendiskusikan

dengan keluarga tentang pentingnya fasilitas kesehatan dalam perawatan kesehatan keluarga

- Memotivasi keluarga untuk mengajak anggota keluarga yang sakit berobat ke pelayanan kesehatan

S = Keluarga mengatakan akan datang ke pelayanan kesehatan apabila ada anggota keluarga yang sakit atau obat klien habis

O = Keluarga tampak termotivasi untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan

A = Tupen 5 tercapai

P =

Pertahankandan tingkatkan kesehatan keluarga

Yuli

74

Page 75: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

4. Evaluasi

TABEL 14EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK KS

DENGAN TB PARU BTA (-) PADA KLIEN MSJL. KECUBUNG GANG SULI DENPASAR TIMUR

WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR TIMURTANGGAL 27 JUNI 2009

Hari/tgl/ jam Diagnosa

Evaluasi Paraf

1 2 3 4Sabtu,27-6-2009Pk. 16.00 Wita

III S = - Keluarga mengatakan mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara penularan dan pengobatan TB paru, klien mengatakan akan minum obat secara teratur dan akibat bila tidak minum obat, Keluarga mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan serta mau menjalankan pengobatan secara teratur, keluarga mengatakan akan mengajak klien kontrol ke puskesmas, keluarga mengatakan akan berusaha menata rumah yang sehat dan akan memberi larutan desinfektan pada tempat klien meludah

O = Keluarga mampu penjelasan kembali tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara penularan dan pengobatan TB paru. Barang-barang cukup tertata, tempat membuang ludah sudah diisi larutan desinfektan, klien termotivasi untuk kontrol ke puskesmas

A = Tupen 1,2,3,5 tercapai, Tupen 4 belum tercapai, Tujuan Panjang Penatalaksanaan Pemeliharaan Rumah Tak Efektif Tercapai Sebagian

P = Anjurkan dan motivasi keluarga agar tetap melaksanakan tupen 4 untuk mengurangi resiko penularan

Yuli

Dilanjutkan

75

Page 76: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sabtu,27-6-2009Pk. 16.00 Wita

II S = Keluarga mengatakan mengerti tentang syarat rumah sehat dan akibat bila lingkungan tidak sehat, keluarga mengatakan akan berusaha

mempertahankan lingkungan yang sehat, keluarga mengatakan akan berusaha menjaga kesehatan, keluarga mengatakan akan beusaha untuk memodifikasi lingkungan rumah yang benar

O = Keluarga mendengarkan penjelasan yang diberikan, keluarga mampu kembali menjelaskan bagaimana mempertahankan lingkungan yang sehat, barang-barang cukup tertata, lembab pada kamar sudah berkurang dan peralatan makan klien dibedakan

A = Tupen 1,2,3,5 tercapaiTupen 4 tercapai sebagian, Tujuan Panjang Penatalaksanaan Terapeutik Yang Efektif Tercapai Sebagian

P = Motivasi keluarga agar mampu menjaga kesehatan lingkungan (lanjutkan tupen 4)

Yuli

Sabtu,27-6-2009Pk. 16.00 Wita

I S = Keluarga mengatakan mengerti tentang cara penularan TB paru, keluarga mengatakan mengerti tentang manfaat pengobatan secara teratur, keluarga mengatakan mengerti tentang cara merawat diri dan klien, keluarga mengatakan akan berusaha untuk menjaga kebersihan rumah, keluarga mengatakan akan datang ke pelayanan kesehatan apabila ada anggota keluarga yang sakit atau obat klien habis

O = Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang cara penularan TB paru, klien tampak minum obat tepat pada waktunya, keluarga tampak termotivasi untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan, barang-barang cukup tertata, lembab pada kamar sudah berkurang

A = Tupen 1,2,3,5 tercapaiTupen 4 tercapai sebagian, Tujuan Panjang Resiko Penularan Penyakit Teracapai Sebagian

P = Lanjutkan tupen 4Memotivasi keluarga agar mampu

Yuli

Lanjutan

Dilanjutkan

Lanjutan

76

Page 77: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

memodifikasi lingkungan rumah agar bersih dan rapi.

BAB III

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan antarateori yang didapat

73

77

Page 78: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dengankenyataan yang ditemukandi lapangan. Pembahasan ini akan diuraikan dalam

empat tahap dari proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pada tahap awal dari proses keperawatan ini tidak semua terlaksana

berdasarkan teori. Pada saat melakukan pengkajian tidak menemukan data yang

sesuai dengan teori dimana pada teori data yang harus muncul adalah batuk

berdahak dari 3 minggu, demam lebih dari 1 bulan berkeringat pada malam hari,

nyeri dada, nafsu makan menurun dan berat badan menurun. Sedangkan data yang

ditemukan pada kasus adalah Batuk berdahak lebih dari 3 minggu dan tanda gejala

yang tidak ditemukan pada kasus yaitu demam lebih dari 1 bulan berkeringat pada

malam hari, nyeri dada, nafsu makan menurun. Sehingga dari data diatas penulis

melaksanakan pengkajian sesuai dengan masalah yang muncul dan yang

diungkapkan keluarga saat ini.

Pada Pengkajian data yang harusnya muncul sesuai teori adalah 15

diagnosa keperawatan keluarga, sedangkan data yang muncul pada kasus

ditemukan 3 diagnosa keperawatan yaitu diagnosa kerusakan penatalaksanaan

pemeliharaan rumah dan kurang pengetahuan. Untuk 13 diagnosa yang ada pada

teori, tidak ditemukan pada kasus karena data yang mendukung untuk munculnya

diagnosa tersebut tidak ditemukan pada keluarga MS. Pada kasus ditemukan 1

diagnosa tambahan yaitu diagnosa potensial penatalaksanaan therapeutik keluarga

yang efektif. Hal ini disebabkan karena keluarga Bapak KS terutama klien MS

sudah mengikuti program pengobatan TB Paru sesuai dengan tahap pengobatan

yang sudah ditentukan dan sudah mengikuti peraturan program pengobatan TB

Paru terutama dalam hal minum obat. Disamping itu keluarga sudah

78

Page 79: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dimana dapat dilihat dari kesadaran

keluarga untuk mengajak anggota keluarga yang sakit ke puskesmas.

B. Perencanaan

Dalam memprioritaskan diagnosa keperawatan penulis berpedoman

pada nilai skor tertinggi. Dimana dari hasil skoring yang dibuat bersama keluarga

didapatkan diagnosa yang menjadi prioritas ketiga adalah diagnosa potensial

penatalaksanaan therapeutik yang efektif (3½). Prioritas diagnosa keperawatan

yang kedua adalah penatalaksanaan pemeliharaan rumah tak efektif (3 1/3). Dan

prioritas diagnosa keperawatan yang utama adalah resiko penularan penyakit (4

1/3).

Dalam penyusunan rencana keperawatan Klien MS dilakukan bersama-

sama dengan keluarga sehingga rencana yang akan dilaksanakan merupakan

rumusan keluarga dan penulis hanya memberikan arahan serta bimbingan. Dalam

penyusunan rencana tindakan keperawatan lebih menekankan pada kemandirian

keluarga dalam melaksanakan dan mengemban lima tugas keluarga bidang

kesehatan dengan memberikan penyuluhan dan motivasi, hal ini disebabkan

karena penyebab timbulnya masalah berkaitan erat dengan pengetahuan dan

prilaku keluarga.

Dalam penyusunan rencana keperawatan penulis menemukan sedikit kesulitan

dalam menyusun rencana yang akan di laksanakan pada keluarga, namun untuk

sementara dapat di atasi berkat kerjasama keluarga yang aktif dalam mengajukan

pendapatnya untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami, serta dalam

penyusunan rencana keperawatan tersebut sudah disesuaikan dengan potensi yang

ada dalam keluarga Klien MS.

79

Page 80: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

C. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan keperawatan antara tinjauan teori dengan kasus

sudah dianggap sesuai walaupun masih ada sedikit kekurangan. Yang dimaksud

adalah dalam kenyataan di lapangan tidak sepenuhnya rencana tindakan dapat

dilaksanakan dengan baik mengingat sumber daya yang ada dari keluarga seperti

ukuran kamar yang tidak sebanding dengan banyaknya barang-barang. Melihat

dari keadaan rumah klien tidak mungkin dalam sekian hari bisa dirubah karena

keterbatasan waktu, sehingga untuk sementara hal ini bisa ditanggulangi dengan

mengurangi barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan

Dari tindakan keperawatan yang direncanakan tidak semua sesuai dengan

pelaksanaan sehingga dapat dikatakan belum sepenuhnya terlaksana sehingga

perlu dilanjutkan oleh puskesmas terutama dalam pengawasan minum obat karena

klien MS sudah mengikuti program pengobatan secara teratur pada tahap awal.

D. Evaluasi

Dari hasil evaluasi di atas dapat dikatakan tidak berhasil sepenuhnya,

walaupun penulis tidak dapat merawat klien sepenuhnya karena keterbatasan

waktu, dimana kita ketahui pengobatan pasien TB memerlukan waktu 6-8 bulan,

yang terdiri dari 2 bulan fase awal dan 4 bulan fase lanjutan dan kondisi dari

rumah klien tidak mungkin dalam sekian hari bisa dirubah. Hal ini bisa di lihat

dari diagnosa 1 dimana Tupen 1,2,3,5 tercapai sedangkan tupen 4 tercapai

sebagian sehingga tujuan panjang penatalaksanaan terapeutik yang efektif

tercapai sebagian, diagnosa 2 dimana Tupen 1,2,3,5 tercapai sedangkan tupen 4

tercapai sebagian sehingga tujuan panjang penatalaksanaan pemeliharaan rumah

80

Page 81: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

tak efektif tercapai sebagian dan diagnosa 3 tupen 1,2,3,5 tercapai sedangkan

tupen 4 tercapai sebagian sehingga tujuan panjang resiko penularan penyakit

tercapai sebagian. Dari hasil evaluasi diatas diperlukan pengawasan dari petugas

puskesmas dan dukungan dari keluarga untuk tetap mengawasi pengobatan klien

MS terutama peraturan dalam minum obat.

81

Page 82: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas maka penulis dapat

menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :

Pada pengkajian dari proses keperawatan ini tidak semua terlaksana

berdasarkan teori. Saat melakukan pengkajian penulis tidak menemukan data

sesuai dengan teori terutama pada pengumpulan data, hal ini disebabkan kerena

bapak MS sudah mengikuti program pengobatan TB Paru secara teratur, sehingga

penulis melaksanakan pengkajian sesuai dengan masalah yang muncul dan yang

diungkapkan keluarga saat ini.

Dari rencana keperawatan penulis menemukan sedikit kesulitan, namun

untuk sementara dapat di atasi berkat kerjasama keluarga yang aktif dalam

mengajukan pendapatnya untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami,

Sehingga dalam rencana keperawatan penulis mengangkat 3 diagnosa yaitu

diagnosa 3 adalah Penatalaksanaan aturan therapeutik yang efektif (31/2),

diagnosa 2 adalah Penatalaksanaan pemeliharaan rumah tak efektif (31/3) dan

diagnosa 1 adalah Resiko penularan penyakit (41/3). Dimana dalam penyusunan

rencana keperawatan tersebut sudah disesuaikan dengan potensi yang ada dalam

keluarga Klien MS.

Pelaksanaan tindakan keperawatan antara tinjauan teori dengan kasus

sudah dianggap sesuai walaupun masih ada sedikit kekurangan, kekurangan yang

dimaksud dengan kekurangan adalah dalam kenyataan di lapangan tidak

sepenuhnya rencana tindakan dapat dilaksanakan dengan baik mengingat sumber 77

82

Page 83: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

daya yang ada dari keluarga seperti ukuran kamar yang tidak sebanding dengan

banyaknya barang-barang. Melihat dari keadaan rumah klien tidak mungkin dalam

sekian hari bisa dirubah mengingat terbatasnya waktu, sehingga untuk sementara

hal ini bisa ditanggulangi dengan mengurangi barang-barang yang tidak terlalu

dibutuhkan.

Dan dari hasil evaluasi di atas dapat dikatakan tidak berhasil sepenuhnya,

walaupun penulis tidak dapat merawat klien sepenuhnya karena keterbatasan

waktu, dimana kita ketahui pengobatan pasien TB memerlukan waktu 6-8 bulan,

yang terdiri dari 2 bulan fase awal dan 4 bulan fase lanjutan dan dilihat dari

kondisi rumah klien tidak mungkin dalam sekian hari bisa dirubah.

B. Saran

1. Kepada Perawat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) I Denpasar Timur

hendaknya lebih meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat khususnya

asuhan keperawatan keluarga terutama dalam memberikan penyuluhan

kesehatan serta tetap memberi motivasi kepada keluarga.

2. Kepada Keluarga Bapak KS untuk tetap menjadi pengawas minum obat Klien

MS dengan cara memberi motivasi kepada klien MS untuk selalu ingat minum

obat dan tetap menjaga kebersihan lingkungan rumah dengan tetap membuka

jendela setiap hari,menyapu kamar dan halaman rumah tiap hari, menjemur

bantal dan kasur serta tetap membuang ludah pada tempat yang sudah diisi

larutan desinfektan.

83

Page 84: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (2001). Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Dep.Kes.RI.(2002). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Cetakan 5. Jakarta.

Effendy, N. (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Friedman, M.M. (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Mansjoer, A.(2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Ausculapius.

Misnadiarly. (2006). Penyakit Infeksi TB Paru dan TB Extra Paru. Jakarta : Pustaka Populer Obor.

Price, A.S. (2005). Patofisiologi. Edisi 6. Jakarta : EGC.

Puskemas I Denpasar Timur. (2009). Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas. Denpasar Timur.

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Surabaya : Graha Ilmu.

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam Praktek. Jakarta : EGC.

Suyono, H.S. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta ; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

84

Page 85: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyakit Sistem Pernapasan

Sub topik : Tuberculosis Paru

Sasaran : Keluarga KS

Waktu : Pkl. 09.00 Wita

Hari/tanggal : Selasa, 23 Juni 2009

Tempat : Jalan Kecubung Gang Suli Denpasar

1. Tujuan

a. Tujuan intruksional umum

Setelah diberikan penyuluhan tentang TB Paru selama 30 menit dengan

metode ceramah, diskusi, demonstrasi, redemonstrasi, diharapkan keluarga

mampu memahami tentang perawatan TB Paru yang benar.

b. Tujuan instruksional khusus

Setelah diberikan penyuluhan tentang TB Paru selama

30 menit dengan metode ceramah, diskusi, demonstrasi, redemonstrasi,

diharapkan keluarga mampu :

1. Menyebutkan Pengertian serta penyebab TB Paru

2. Menyebutkan tanda dan gejala TB Paru

3. Menyebutkan cara penularan TB Paru

4. Menyebutkan cara pencegahan dan pengobatan TB Paru

5. Menyebutkan cara perawatan klien TB Paru dirumah (demonstrasi cara

pembuatan larutan desinfektan untuk tempat dahak).

Lampiran 1

85

Page 86: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2. Metode

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Demonstrasi

3. Media

Leaflet

4. Materi (terlampir)

a. Pengertian dan penyebab TB Paru

b. Tanda gejala TB Paru

c. Cara penularan TB Paru

d. Cara pencegahan serta pengobatan TB Paru

e. Cara batuk efektif

5. Evaluasi

Kegiatan penyuluhan

Hari/Tgl/ Jam

Tahapan kegiatan

PenyuluhanKegiatan Penyuluhan Kegiatan

Penyuluhan

Selasa23 Juni 2009

Pk. 09.00 Wita

Selasa23 Juni 2009

Pk. 09.05

1. Pembukaan(5 Menit)

2. Inti

Memulai dan mengucapkan salam dan memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan penyuluhan

Menyebutkan materi penyuluhan

Menjelaskan pengertian TB Paru

Menjelaskan penyebab

Menjawab salam Mendengarkan Mendengarkan

Mendengarkan & memperhatikan

86

Page 87: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Wita

Selasa23 Juni 2009

Pk. 09.15 Wita

3. Penutup (10 menit)

TB Paru Menyebutkan tanda dan

gejala TB Paru Menyebutkan dan

menjelaskan cara pencegahan TB Paru & pengobatan

Mendemonstrasi kan cara batuk efektif

Menyatakan pengertian & penyebab TB Paru

Menyatakan tanda dan gejala

Menyatakan cara penularan TB Paru

Menyatakan cara pencegahan dan pengobatan TB Paru

Mendemonstrasikan cara batuk efektif

Memberi kesempatan bertanya hal yang belum jelas

Mengucapkan terima kasih atas waktu dan perhatiannya

Mengucapkan salam penutup

Mendengarkan dan memperhatikan

Mendengarkan

Memperhatikan

Menjawab pertanyaan

Menjawab pertanyaan

Menjawab pertanyaan

Menjawab pertanyaan

Memperhati kan

Keluarga mengajukan pertanyaan

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian penyakit TB Paru

Tuberculosis Paru (TB Paru) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan

87

Page 88: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Bagian tubuh yang paling umum

diserang adalah paru-paru.

2. Penyebab TB Paru

Disebabkan oleh kuman yang dinamakan mycobacterium tuberculosis

3. Tanda dan gejala penyakit TB Paru

Batuk berdahak lebIh dari 3 minggu

Batuk darah/dahak bercampur darah

Rasa sakit di dada dan sesak nafas

Nafsu makan menurun, badan lemas

Berat badan menurun

Demam lebih dari 1 bulan

Berkeringat di malam hari, meskipun tidak melakukan kegiatan

4. Cara penularan TB Paru

Penularan penyakit TB Paru adalah melalui percikan dahak (droplet) yang

berasal dari penderita TB saat batuk dan bersin. Bila penderita batuk atau bersin

tanpa menutup mulut, maka kuman mycobacterium tuberculosis akan tersebar

diudara. Apabila ada orang yang berada di sekitar penderita bisa tertular kuman

mycobacterium tuberculosis hanya dengan menghirup udara yang mengandung

kuman tersebut.

5. Cara pencegahan penyakit TB Paru :

Menutup mulut saat batuk dan bersin dengan sapu tangan atau tissue.

Tidak meludah disembarang tempat, tetapi di wadah yang berisi air sabun

atau lysol, kemudian dibuang pada lubang dan ditimbun dengan tanah.

Menjemur alat tidur secara teratur pada pagi hari.

Membuka jendela pada pagi hari agar rumah dapat udara bersih dan cahaya

88

Page 89: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

matahari yang cukup.

Dan diberikan imunisasi BCG.

6. Cara pengobatan penyakit TB Paru :

Cara pengobatan TB Paru yaitu dengan obat anti TB (OAT) yang didapatkan di

pelayanan kesehatan secara gratis, yang harus diminum secara teratur tidak boleh

putus selama 6-8 bulan dan dosis yang diminum sesuai dengan petunjuk petugas

kesehatan. Dan pada saat minum obat perlu adanya orang yang mengawasi atau

PMO (pengawas minum obat).

Cara minum obat yang benar :

Sebaiknya satu papan obat (blister) diminum sekaligus sesudah makan

pagi/malam hari sebelum tidur .

Jika sulit minum obat boleh ditelan satu persatu akan tetapi harus dalam

waktu 2 jam.

Minum obat harus didampingi oleh PMO (pengawas minum obat)

Jangan selesai minum obat /putus obat sebelum pada waktu yang ditentukan

Akibat bila minum obat tidak teratur /putus obat :

Tidak sembuh/ menjadi lebih berat penyakitnya bahkan bisa meninggal.

Sukar diobati karena kemungkinan kuman menjadi kebal sehingga diperlikan

obat yang lebih ampuh/mahal harganya.

Dapat menularkan kepada anggota keluarga atau orang lain.

7. Perawatan klien TB Paru di rumah ( mendemonstrasikan cara batuk efektif)

Siapkan tempat dahak dalam keadaan terbuka (tempat dahak harus tertutup)

Klien menarik nafas melalui hidung dan tahan selama kurang lebih 3 detik

kemudian dihembuskan melalui mulut (lakukan 3x)

89

Page 90: BAB I - stiniklover.files.wordpress.com  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Segera batukan keluar dari dada bukan dari tenggorokan

Tampung dahak pada wadah yang telah diberikan larutan sabun, lysol atau

bayclin kemudian ditutup.

90