bab i pendahuluan 1.1 latar belakang...

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang giat-giatnya mengadakan pembangunan di semua sektor kehidupan masyarakat. Hakekat pembangunan Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 alinea ke-4 yaitu: Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial” 1 Pembangunan suatu negara tercermin dalam tujuan nasional yang dibuat oleh negara tersebut. Salah satu tujuan nasional Indonesia yaitu bidang pendidikan, yang berupaya mencapai masyarakat adil dan makmur baik jasmani maupun rohani. Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas guna memenuhi kebutuhan pembangunan dewasa guna ini dan masa yang akan datang. Salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut yaitu melalui pendidikan. Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya 1 Indonesia, Undang- Undang Dasar, 2008, UUD 1945 Amandemen Undang-Undang Dasar 1945, Interaksar,Tangerang, hal. 4

Upload: phamlien

Post on 30-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang giat-giatnya mengadakan

pembangunan di semua sektor kehidupan masyarakat. Hakekat pembangunan

Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 alinea ke-4 yaitu:

“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah

negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial”1

Pembangunan suatu negara tercermin dalam tujuan nasional yang dibuat oleh

negara tersebut. Salah satu tujuan nasional Indonesia yaitu bidang pendidikan,

yang berupaya mencapai masyarakat adil dan makmur baik jasmani maupun

rohani. Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas guna memenuhi

kebutuhan pembangunan dewasa guna ini dan masa yang akan datang. Salah satu

upaya yang perlu dilakukan dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang

berkualitas tersebut yaitu melalui pendidikan.

“Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

1Indonesia, Undang- Undang Dasar, 2008, UUD 1945 Amandemen Undang-Undang Dasar

1945, Interaksar,Tangerang, hal. 4

untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.2

Pendidikan di Indonesia terbagai menjadi beberapa jalur pendidikan yang

dijelaskan dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu

“Jalur pendidikan terbagi menjadi tiga jalur, yaitu jalur

pendidikan formal, non-formal, dan informal. Pendidikan

formal yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang

yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi. Sedangkan yang dimaksud pendidikan non-

formal yaitu, jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang

dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, dan

pendidikan informal yaitu jalur pendidikan keluarga dan

lingkungan.”3

Keluarga menjadi lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak,

baik ditinjau dari sudut urutan waktu maupun dari sudut identitas dan tanggung

jawab pendidikan yang berlangsung dalam keluarga. Keluarga yang bahagia suatu

hal yang sangat penting dalam perkembangan anak. Berbeda halnya dengan anak

yang tidak memiliki keluarga. Mereka hidup tanpa perlindungan orang tua

ataupun sanak saudara. Pemerintah melakukan upaya pelindungan bagi anak

terlantar dalam bentuk pendirian lembaga-lembaga sosial sepert panti asuhan yang

didirikan oleh masyarakat dengan diawasi langsung oleh pemerintah dalam proses

penyelnggaraannya.

Kepmensos No. 50/HUK/2004, menjelaskan tugas panti asuhan anak yaitu

memberikan bimbingan dan pelayanan bagi anak yatim, piatu, dan yatim piatu

yang kurang mampu, terlantar agar potensi dan kapasitas belajarnya pulih

2Ara Hidayat, Imam Machali, 2010, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi

dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, Pustaka Educa, Bandung, hal. 31. 3 Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

kembali dan dapat berkembang secara wajar.4 Bentuk keluarga yang mereka

miliki di panti asuhan tentunya berbeda jika dibandingkan dengan keluarga

mereka yang sesungguhnya dengan orang tua lengkap. Walaupun pada dasarnya

panti asuhan bagi anak-anak asuh yang tinggal didalamnya adalah sebuah rumah

dan keluarga.

Peran lembaga Panti Asuhan di era global ini menjadi sangat penting. Hal itu

dikarenakan lembaga ini memiliki tanggung jawab yang berat terkait dengan

mempersiapkan generasi penerus bangsa ini bagi mereka yang “kurang

beruntung” dari sisi ekonomi maupun pengasuhan orangtua serta memberikan

rasa nyaman dalam konteks kesejateraan dari anak asuh itu.

Kedua orang tua sangat menentukan kehidupan manusia selanjutnya dari

perkembangan potensi-potensinya. Potensi anak akan berkembang sesuai dengan

kesempatan dan suasana yang diberikan oleh kedua orang tuanya sebagai

lingkungan pendidikan pertama dan utama dan juga pendidik utama dan pertama.

Keluarga bagaikan sekolah pertama yang dimasuki anak-anak, sementara orang

tua laksana guru pertama dan utama tempat anak belajar.

Gambaran tersebut tidak selamanya mampu dirasakan oleh setiap anak.

Diantara mereka ada yang terpisahkan dari orangtua yang dicintainya, ayah, ibu,

saudara karena sebuah kondisi yang memaksa. Kondisi tersebut bisa dirasakan

karena faktor ekonomi, baik dari mereka (anak) yang sesungguhnya tidak yatim

namun kurang mampu, atau karena memang ditinggal salah satu atau bahkan

4 Indonesia, Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomer : 50 / HUK / 2004

(http://www.kemsos.go.id/ diakses tanggal 23 februari 2015)

kedua orangtua. Lebih dari itu, diantara mereka juga ada yang tidak pernah kenal

siapa orangtuanya yang melahirkan dia ke dunia.

Kabupaten Semarang terletak di Provinsi Jawa Tengah dengan memiliki luas

wilayah 981,95 km2. Panti asuhan di Kabupaten Semarang berjumlah 26, panti

sosial bina remaja 1, panti sosial tresna werda sebanyak 3, panti sosial grahita

sebanyak 4 dan panti sosial bina laras sebanyak 25.

Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang adalah salah satu panti asuhan khusus

putri yang ada di Kabupaten Semarang, tepatnya di Kecamatan Tuntang. Panti

Asuhan ini didirikan ”tanggal 13 Oktober 1989 berada dibawah Yayasan

Aisyiyah. Bermula rumah biasa yang merupakan wakaf Almarhum Bapak H.

Harmoni Dja’far dari Bogor.”6 Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang terdaftar

pada ”dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Semarang, serta

berbadan hukum dan tercatat dalam akta notaris A. Dimyati, SH. No:6 Tanggal 3

Mei 1999.”7

Panti Asuhan Putri Aisyiyah mempunyai visi dan misi yang jelas. Adapun

visi Panti Asuhan Putri Aisyiyah adalah “terpenuhinya hak anak yang meliputi

hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan dan partisipasi agar dapat

meraih masa depan yang lebih baik.”8

“Misi panti Asuhan Putri Aisyiyah yaitu,

1. Menyelenggarakan upaya pemenuhan kebutuhan dasar anak

baik jasman, rohani, mental dan psikososial.

2. Memberikan perlindungan terhadap anak dari perlakuan

salah, ekspoitasi dan situasi yang membahayakan anak.

5 Lyndonbaines (http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Semarang diaskes 31 Juli 2015)

6 Pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang (www.pantiaisyiyahtuntang.or.id diakses

23 Juni 2015) 7 Dokumentasi Profil Khusus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang

8 Ibid, Hal. 2

3. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

anak sesuai bakat dan minatnya.

4. Membentu akhlakul karimah sesuai ajaran Al-Quran dan Al-

Hadist.”9

Tujuan dan maksud didirikan Panti Asuhan Putri Aisyiyah adalah untuk

mengentaskan kemiskinan dengan jalan menampung, membimbing, menyantuni

anak-anak yatim, piatu, yatim piatu, serta dhuafa dengan meningkatkan SDM

pendidikan formal dan non formal dalam panti10

. Panti Asuhan Putri Aisyiyah

Tuntang Kabupaten Semarang berlangsung proses sosialisasi nilai-nilai hidup

bermasyarakat, nilai-nilai keagamaan dan sebagaimana diharapkan akan dapat

mempersiapkan mental anak-anak dalam hidup bermasyarakat nantinya. Panti

asuhan Putri Aisyiyah diasuh oleh Ibu Tiara Rubiati, SHi. Panti asuhan Putri

Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang memiliki sarana dan prasarana memadai

yang disediakan untuk anak panti. Semua anak panti asuhan melakukan berbagai

kegiatan layaknya di rumah, selain itu anak panti juga bersekolah bagi mereka

yang usia sekolah.

1.2 Permasalahan Penelitian

Anak sebagai aset bangsa yang juga harus mendapatkann perlindungan

hukum. Hal ini selaras dengan Undang- Undang Dasar Nomor 23 Tahun 2002

Tentang Perlindungan Anak, salah satu pasal didalamnya mengatur hak anak

tercantum dalam Bab II pasal 2 yang menyatakan bahwa

“anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan

bimbingan berdasarkan kasih sayang, baik dalam keluarga

maupun didalam asuhan khusus untuk tumbuh dan bekembang

secara wajar. Selain itu anak juga berhak atas pememliharaan

9 Ibid, Hal. 3

10 Ibid

dan perlindungan baik semasa dalam kandungan ibunya

maupun sudah dilahirkan.”11

Hal ini pula yang seharusnya didapat juga oleh anak panti asuhan. Mereka

memiliki hak yang sama dalam hal perlindungan anak. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak pasal 11

menyebutkan bahwa :

“Usaha-usaha untuk mensejahterakan anak adalah :

1. Usaha mensejahterakan anak terdiri atas usaha pembinaan,

pengembangan, pencegahan dan rehabilitasi.

2. Usaha kesejahteraan anak dilakukan oleh pemerintah dan

atau masyarakat.

3. Usaha kesejahteraan anak yang dilakukan oleh pemerintah

dan atau masyarakat dilaksanakan baik di dalam maupun di

luar panti.

4. Pemerintah mengadakan pengarahan, bimbingan, bantuan,

dan pengawasan terhadap usaha kesejahteraan anak

dilakukan oleh masyarakat”.12

Sebagai wujud konkrit usaha dan kepedulian terhadap kesejahteraan anak,

masyarakat mendirikan lembaga sosial kesejahteraan anak yaitu Panti Asuhan.

Panti asuhan memiliki peranan dalam mensejahterakan anak asuh yang ada di

dalam panti tersebut. Pengertian peranan menurut Setyadi dalam Ras Eko adalah

“suatu aspek dinamika berupa pola tindakan baik yang abstak maupun yang

konkrit dalam organisasi.”13

Panti asuhan merupakan organisasi atau lembaga sosial dibidang

kesejahteraan anak. Panti asuhan tidak hanya berfungsi sebagai tempat

penampungan anak yang memberikan makan dan minum setiap hari serta

11

Indonesia, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak 12

Indonesia, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang

Kesejahteraan Anak (http://www.detkop.go.id/) 13

Ras Eko Budi Santoso (http://www.ras-eko.com/2015/05/pengertian-peranan.html?m=1) diakses tanggal 28 April 2015 pukul 08.02 WIB

membiayai pendidikan mereka, akan tetapi sangat berperan penting yakni sebagai

pelayan alternatif yang menggantikan fungsi keluarga yang kehilangan

peranannya sebagai pembentuk watak, mental spiritual anak yang bertujuan

membimbing, mendidik, mengarahkan, dan mengatur perilaku anak-anak asuhnya

agar menjadi seseorang yang mandiri dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan

negara, agar fungsi keluarga tersebut dapat dilanjutkan dan diusahakan, sehingga

gangguan keluarga tersebut dapat diatasi semaksimal mungkin dan anak akan

merasa hidup dalam lingkungan keluarga sendiri.

Setiap anak memiliki hak yang harus dipenuhi oleh setiap orang tua. Sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam

pasal 1 ayat (12) disebutkan bahwa hak anak adalah bagian dari hak asasi

manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga,

masyarakat, pemerintah, dan Negara.14

Panti asuhan putri Aisyiyah Tuntang sebelum memutuskan untuk mengasuh

anak terlebih dahulu menelusuri keberadaan dan kesiapan/kapasitas pengasuhan

keluarga untuk memastikan tidak ada lagi keluarga inti, keluarga besar, kerabat

atau keluarga pengganti yang dapat melaksanakan fungsi pengasuhan.

Mengidentifkasi keluarga yang mengalai hambatan dalam pengasuhan anak,

permasalahan yang mereka hadapi serta jenis bantuan yang akan diberikan atau

diifasitasi.

Setiap anak memilik hak yang wajib terpenuhi, tidak terkecuali anak- anak

yang tinggal dipanti asuhan. Berdasarkan wawancara dengan Ibu T, beliau adalah

14

Indonesia, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak

pengasuh panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang. Beliau

mengatakan bahwa

”Jumlah Anak asuh di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang

Kabupaten Semarang sekitar 68 anak dan sebagian anak

memiliki latar belakang keluarga yang rata-rata hampir sama

yaitu mereka hanya memiliki satu orang tua atau bahkan sudah

tidak memiliki orang tua sama sekali. Sehingga mereka tidak

merasakan perhatian dan kasih sayang penuh dari orang

tuanya. Selain itu, dalam masalah pendidikan anak agak kurang

diperhatikan dan terlantar terutama mengenai pendidikan

informalnya dan khususnya mengenai pendidikan akhlak.

Bahkan sebagian dari anak asuh di Panti Asuhan Putri Aisyiyah

Tuntang Kabupaten Semarang datang dengan membawa atau

sedang mengemban masalah sosial yang sangat berat sehingga

memerlukan penanganan intensif.”15

Anak-anak yang yang tinggal dipanti asuhan awalnya datang dengan

memiliki berbagai masalah terlebih adalah masalah sosial. Masalah sosial yang

sering dialami oleh anak asuh seperti anak yang tidak pernah mendapatkan kasih

sayang dan perhatian dari orang tuanya karena sama sekali sudah tidak memiliki

orang tua, anak yang pernah mengalami trauma dan masalah-masalah sosial lain

yang ada pada anak asuh. Sebagai manusia yang masih anak-anak mereka butuh

mempertahankan hidup, mereka ini seharusnya panti asuhan harus lebih perhatian

untuk mengangkat mereka, dan mengatakan mereka tidak layak untuk

mempertahankan hidup dengan cara demikian itu, artinya bahwa panti asuhan

harus tanpa alasan apapun mengentaskan anak asuh dengan memberikan fasilitasi

dalam wujud bimbingan baik fisik, mental dan sosial kepada anak agar dapat

tumbuh dan berkembang sesuai dengan pertumbuhan anak yang wajar. Peran

panti asuhan dalam menangani anak asuh yang pernah memiliki masalah sosial

15

Wawancara dengan Ibu T selaku pengasuh Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang tanggal 5

Maret 2015.

yang cukup berat memerlukan penanganan yang intensif. Setiap anak asuh yang

tinggal dipanti asuhan memilik penanganan berbeda-beda. Penanganan yang

diberikan pada anak tidaklah yang terlalu keras dan sesuai dengan apa yang anak

asuh lakukan tetapi melihat usianya juga.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Al, beliau adalah ketua pengurus Panti

Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang. Beliau mengatakan bahwa

“Setiap anak asuh diberikan kebebasan pendapat mereka, ingin

melanjutkan sekolah ataupun ingin bekerja diluar. panti

mengarahkan anak anak asuh agar tidak salah dalam

pengambilan keputusan untuk masa depan merka. Setiap anak

asuh selama masih di panti diharuskan mengikut berbagai

kegiatan rutin yang sudah ada. Kegiatan biasanya dimulai dari

jam 15.00 sampai jam 17.00, anak asuh yang sudah pulang

sekolah langsung mengikut dan anak asuh yang telat pulang

karena ada kegiatan disekolahnya bisa menyusul. Apabila ada

anak asuh yang tidak mengikuti akan ditegur dan bisa juga

diberi hukuman.”16

Panti asuhan memberikan kebebasan sesuai keinginan mereka bersekolah

ataupun bekerja, akan tetapi selain memberikan kebebasan panti asuhan

mengarahkan dan menasehati anak asuhnya agar tidak salah dalam mengambil

keputusan mereka. Panti asuhan juga memberikan hukuman bagi anak asuh yang

tidak mengikuti aturan atau tata tertib yang sudah ditetapkan oleh panti asuhan.

Hukuman itu diberikan agar anak asuh disiplin dan tidak mengulangi kesalahan

yang telah dilakukannya, serta diharapkan anak berubah baik dalam diri meraka

maupun kehidupannya sehingga mencapai keinginan dan cita-cita yang mereka

inginkan. Bukan hanya anak yang memiliki keluarga utuh dan mendapatkan kasih

16

Wawancara dengan Ibu Al selaku ketua pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang

tanggal 30 Maret 2015

sayang dari orangtanya, tetapi anak yang tinggal di panti usahan juga perlu

melakukan perubahan untuk mencapai cita-citanya.

Menghindari maraknya kekerasan anak dan pengadopsian ilegal, panti asuhan

dalam pengasuhan yang sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor : 30/HUK/2011 tentang standar nasional pengasuhan anak untuk

lembaga kesejahtraan sosial menyebutkan bahwa

“Upaya untuk menentukan kebutuhan anak terhadap

pengasuhan baik yang berbasis keluarga maupun pengasuhan

alternatif, dilakukan melalui tahapan yang bersifat

berkelanjutan mulai dari pendekatan awal, asesmen,

perencanaan, pelaksanaan rencana pengasuhan sampai dengan

evaluasi, dan pengakhiran pelayanan.”17

Sumber dana panti asuhan diperoleh dari bantuan pemerintah, kerja sama

dengan pihak donatur, serta swadaya dari kegiatan ekonomi produktiftas panti.

Dana yang dialokasikan untuk kebutuhan serta keperluan yang diperlukan warga

panti, salah satunya adalah untuk biaya kehidupan dan biaya sekolah anak asuh.

Masing- masing anak asuh sudah memiliki anggaran sendiri untuk kebutuhan

meraka baik sekolah maupun yang lainnya.

Selain itu dana juga digunakan untuk penyediaan sarana dan prasarana yang

ada di panti asuhan. Sarana dan pasarana disediankan oleh panti asuhan yaitu

sebuah gedung asrama berlantai dua yang terdapat 12 kamar, kamar mandi, aula,

mushola, ruang pendidikan, ruang makan serta ruang dapur. Semua menggunakan

sarana yang ada didalam panti asuhan dengan bergantian karena sarana prasarana

yang ada terbatas. Sarana dan prasarana dipakai secara bersama sehingga semua

17

Indonesia, Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 30/HUK/2011 tentang

standar nasional pengasuhan anak untuk lembaga kesejahtraan sosial.

anak wajib menjaga agar dapat dipakai dalam jangka waktu lama. Kotak P3K

disediakan tetapi masih belum mempunyai ruang kesehatan khusus.

Berdasarkan wawancara dengan E salah satu anak asuh yang tinggal di Panti

Asuhan Putri Asyiyah, ia mengatakan bahwa

“Kegiatan yang dilakukan selama satu minggu itu harus diikut,

kegiatan tidak hanya kerohanian tetapi juga ada kegiatan

keterampilan menjahit, pra koperasi simpan pinjam, marching

band, dan masih banyak lagi kegiatan yang diajarkan di panti

asuhan. Selain itu kita dibebaskan untuk memilih jalur

pendidikan yang kita tempuh sesuai dengan kemauan kita

sendiri.”18

Berbagai kegiatan dilakukan dalam panti asuhan dan wajib diikuti seluruh

anak asuh. Pemilihan jalur pendidikan dibebaskan kepada anak asuh, panti asuhan

hanya menyetujui dan memberi masukan agar memilih sekolah yang biayanya

yang lebih ringan. Walaupun bersekolah ditempat yang biaya ringan mereka

masih bisa berprestasi, itu terlihat banyaknya piala penghargaan serta foto wisuda

anak asuh. Bagi seorang anak asuh sangatlah penting perhatian berupa nasehat

yang menunjang untuk kesejahteraan mereka terlebih dalam hal pendidikan.

Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut yang menjadi masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimanakah peranan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang

Kabupaten Semarang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anak asuh?

18

Wawancara dengan E selaku Anak asuh Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang tanggal 29

Maret 2015

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan Panti Asuhan Putri

Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

anak asuh.

1.4 Signifikansi Penelitian

1.1.1. Signifikansi Teoritis

Secara teoritis penelitian ini mendukung Levinsion yang menyatakan

bahwa peranan didefinisikan sebagai suatu konsep tentang apa yang dapat

dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.19

1.1.2. Signifikansi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat

bagi:

1. Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang tentang

upaya meningkatkan kesejahteraan anak asuh.

2. Anak asuh Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang yang dapat membantu

mengeluarkan pendapatnya mengenai apa yang dibutuhkan untuk

kesejahteraan mereka.

3. Peneliti selanjutnya yang dapat menambah pengetahuan serta sebagai

referensi sesuai dengan materi yang berhubungan dengan skripsi ini.

19

Soekanto, Soerjono. 2009, Memperkenalkan Sosiologi, CV.Rajawali, Jakarta, hal. 213.

1.5 Keterbatasan Penelitian

Menghindari ruang lingkup yang terlalu besar sehingga penelitian ini dapat

terarah serta dengan adanya keterbatasan waktu pengerjaan, tenaga, dan biaya

maka perlu adanya keterbatasan pnelitian, adapun keterbatasan penelitan ini

adalah:

1. Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini pada warga Panti

Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini hanya pada peranan

panti asuhan dalam mensejahterakan anak asuh.