bab 2 kewajiban divestasi dalam kontrak karya 2.1 ... i 2108.8293-kewajiban divestasi... · pada...
TRANSCRIPT
Universitas Indonesia
16
BAB 2
KEWAJIBAN DIVESTASI DALAM KONTRAK KARYA
2.1. KETENTUAN DIVESTASI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA
DALAM KONTRAK KARYA
Ketentuan divestasi saham asing kepada pemegang saham nasional berdasarkan
Perjanjian Kontrak Karya antara PT NNT dengan Pemerintah Indonesia pada
awalnya terdapat pada ketentuan perundang-undangan yaitu Pasal 27 UU Penanaman
Modal Asing. Pada masa pembentukan UU PMA tersebut, terdapat penonjolan pada
suasana rasa nasionalisme yang kuat dan kondisi penanaman modal asing masih
dibayangi dengan tindakan nasionalisasi asset asing di Indonesia pada masa itu.
Sementara ini dengan lahirnya Undang-undang No.25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal tidak lagi mencantumkan kewajiban divestasi.
Pada pasal 7 ayat (1) Undang Undang No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal menyebutkan bahwa Pemerintah tidak akan melakukan tindakan nasionalisasi
atau pengambilan hak kepemilikan penanaman modal, kecuali dengan undang-
undang. Ayat (2) menyatakan, bahwa dalam hal Pemerintah melakukan tindakan
nasionalisasi, Pemerintah akan memberikan kompensasi yang jumlahnya ditetapkan
berdasarkan harga pasar. Dan pada penjelasan pasal ini menyebutkan, bahwa yang
dimaksud “ harga pasar “ adalah harga yang ditentukan menurut cara yang digunakan
secara internasional oleh penilai independen yang ditunjuk oleh para pihak.
Partisipasi modal nasional dalam perusahaan penanaman modal asing telah
menjadi kecenderungan yang umum baik di negara-negara yang sedang berkembang
maupun di negara-negara maju. Ia merupakan pencerminan nasionalisme di bidang
ekonomi dan keinginan untuk menghindarkan ketergantungan pada dan kontrol asing
terhadap perekonomian mereka. Negara-negara penerima modal telah melakukan
penekanan terhadap joint venture internasional agar supaya mayoritas penyertaan
berada pada pihak nasional melalui berbagai sistem.19
19 Erman Radjagukguk, dalam tulisannya Joint-Venture Policy and Relationship Between
Majority and Minority Shareholders”, tanpa tahun
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
17
Dan pola penerapan ketentuan divestasi wajib bagi peserta Indonesia tidak
hanya diterapkan oleh Indonesia, Malaysia umpamanya, mewajibkan agar
perusahaan-perusahaan joint venture yang telah disetujui sebelum 1 Januari 1972
mengajukan rencana mereka agar penyertaan nasional menjadi 70% menjelang tahun
1990 (termasuk di dalamnya pemilikan 30% oleh pribumi Malaysia). 20
Philipina juga menentukan bahwa penyertaan asing dalam perusahaan-
perusahaan yang bukan merupakan pioneer tidak boleh melebihi 40%, kecuali
dimana kapasitas penuh belum dilaksanakan oleh pihak asing. Perusahaan-
perusahaan pioneer boleh memiliki 100% oleh pihak asing dalam hal modal lokal
tidak cukup tersedia. Namun perusahaan-perusahaan tersebut diwajibkan untuk
memindahkan saham-sahamnya sehingga mayoritas Philipina akan menjadi 60%
dalam waktu 30 tahun (atau 40 tahun), ketika 70% dari rencana produksi telah
tercapai. 21
Di Amerika Selatan, Undang-undang Perindustrian Peru menentukan bahwa
setelah 10 tahun, Pemerintah harus membeli sedikitnya dua pertiga dari industri-
industri dasar dan menjualnya kembali kepada pengusaha nasional Peru. Di samping
itu, dalam waktu singkat investor asing dalam industri lainnya harus mengalihkan
saham-sahamnya kepada pihak nasional, sehingga penyertaan asing dalam industri
yang bersangkutan akan melebihi 25%. Karyawan-karyawan akan merupakan
pemilik mayoritas, dimana tiap-tiap perusahaan harus menyisihkan 15% dari
keuntungannya setiap tahun dalam bentuk pembelian saham-saham untuk
karyawannya sampai mencapai jumlah 51%. Di Venezuela, Undang-undang
Perusahaan Asuransi dan Reasuransi 1965 menentukan bahwa usaha asuransi dan
reasuransi di negeri tersebut mayoritas harus dimiliki oleh “Socedades anonimes”.
Minimum 51% dari saham-saham perusahaan asuransi harus dimiliki oleh pengusaha
nasional Venezuela. Di samping itu, Dewan Direksi dari perusahaan-perusahaan
tersebut harus terdiri paling Sedikit lima orang dan dari padanya mayoritas harus
dijabat oleh warga Venezuela. Situasi yang sama terdapat juga di beberapa Negara
20 Ibid., 21 Ibid.,
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
18
maju. 22
Pemerintah Canada misalnya menentukan bahwa 50% dari industri bergerak
di bidang minyak dan gas harus dimiliki oleh Pemerintah Canada atau warga Negara
Canada menjelang tahun 1990. kebijaksanaan untuk membatasi penyertaan asing
juga dianut oleh Jepang. Pemerintah Jepang lebih menyukai jiwa investor asing
hanya memiliki 50% atau kurang dari saham-saham dalam perusahaan joint venture
di Negara tersebut.23
Dalam pelaksanaan divestasi wajib yang tertera secara kontraktual ini Pemda
Nusa Tenggara Barat, Pemerintahan Kabupaten Sumbawa dan Pemerintahan
Kabupaten Sumbawa Barat mengajukan keinginan untuk membeli saham PT NNT,
dengan bekerjasama dengan perusahaan swasta nasional yaitu PT Bumi Resources
Tbk bekerjasama dengan Pemprov NTB dan Pemkab Sumbawa, sementara PT
Darma Henwa dengan Pemkab Sumbawa Barat.
Pasal 24.3 Perjanjian kontrak karya antara Pemerintah Indonesia dengan PT NNT
mengatur:
“Dengan mengingat kepada ketentuan-ketentuan dibawah ini, perusahaan harus
menjamin bahwa saham-saham yang dimiliki oleh Penanam Modal Asing akan
ditawarkan untuk dijual atau diterbitkan, pertama-pertama kepada pemerintah, dan
kedua (jika pemerintah tidak menerima (menyetujui) penawaran itu dalam waktu 30
hari sejak tanggal penawaran), kepada warga negara Indonesia atau perusahaan
Indonesia yang dikendalikan oleh warga negara Indonesia. Suatu penawaran
kepada pemerintah Indonesia atau warga negara Indonesia akan disebut suatu
penawaran kepada “Peserta Indonesia” untuk maksud Pasal 24 ini. Dalam hal
pemerintah menolak penawaran sesuai dengan pasal ini, pemerintah dapat
mengawasi penawaran ini kepada warga negara Indonesia atau kepada perusahaan
Indonesia dan menaksirkan saham itu sesuai dengan Pasal 24 ayat 6.
Bahwa dalam Perjanjian kontrak karya antara Pemerintah Indonesia dengan PT
NNT Pasal 1.10 menyebutkan:
“Pemerintah berarti Pemerintah Republik Indonesia, Menteri, Departemen,
22 Ibid., 23Erman Rajagukguk, Hukum Investasi di Indonesia, (Depok: FHUI, 2006), hlm. 83-84.
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
19
Badan, Lembaga, Pemerintah Daerah, Kepala Daerah Tingkat I atau Tingkat
II.”
Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat adalah badan hukum bagian dari
Pemerintah Indonesia, dan kewenangan-kewenangan Pemda dengan adanya otonomi
seluas-luasnya semakin memperkokoh kedudukannya untuk memenuhi unsur peserta
Indonesia dalam Perjanjian kontrak karya antara Pemerintah Indonesia dengan PT
NNT Pasal 24.3 diatas. Oleh karena itu divestasi saham PT NNT bila dikaitkan
dengan keinginan pemda saham PT NNT, Pemda dapat dan berhak menjadi pihak
yang dapat menerima membeli divestasi saham tersebut.
Sudah saatnya wilayah-wilayah di daerah dengan segala potensinya tidak lagi
dijadikan jarahan. Keuntungan yang memadai harus diberikan kepada masyarakat di
sekitar lokasi potensi. Kabupaten dan provinsi harus dapat mendapatkan manfaat
yang lebih besar di banding periode sebelumnya
Pasal 24.4 Perjanjian Kontrak karya PT NNT dengan pemerintah Indonesia
diatur tentang ketentuan divestasi wajib secara kontraktual yang seharusnya
dilaksanakan.
setelah empat tahun dimulainya tahap produksi, kontraktor wajib menawarkan sahamnya kepada pemerintah dan atau Warga Negara Indonesia sehingga pada tahun kesepuluh sejak dimulainya tahap produksi paling sedikit 51% dari sahamnya sudah ditawarkan.
Presentase penawaran saham kepada peserta Indonesia dalam setiap tahun setelah
akhir tahun takwim penuh keempat tidak boleh kurang dari jumlah seluruh saham
yang masih belum dilunasi setelah diterimanya tawaran, seperti ditetapkan dalam
Pasal 24.4 Perjanjian Kontrak karya PT NNT dengan pemerintah Indonesia , antara
lain:
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
20
Tabel Tahapan Divestasi
Tahun Kewajiban Kumulatip
Tahun ke lima (2005) 20 % 20 %
Tahun ke enam (2006) 3 % 23 %
Tahun ke tujuh (2007) 7 % 30 %
Tahun ke delapan (2008) 7 % 37 %
Tahun ke sembilan (2009) 7 % 44 %
Tahun ke sepuluh(2010) 7 % 51 %
Periode operasi PT.NNT dimulai pada 1 Januari 2000, maka berdasarkan Pasal
24.4. Perjanjian Kontrak karya PT NNT dengan pemerintah Indonesia, kewajiban
divestasi saham dimulai pada Tahun ke-lima yaitu tahun 2005, demikian seterusnya
sehingga pada tahun 2010, kewajiban divestasi saham tersebut sudah mencapai 51%,
sehingga jika dirinci :
1. Pada akhir tahun kelima , sekurang-kurangnya 15%;
2. Pada akhir tahun keenam , sekurang-kurangnya 23%;
3. Pada akhir tahun ketujuh, sekurang-kurangnya 30%;
4. Pada akhir tahun kedelapan , sekurang-kurangnya 37%;
5. Pada akhir tahun kesembilan , sekurang-kurangnya 44%;
6. Pada akhir tahun kesepuluh, sekurang-kurangnya 51%;
2.1.1. Prinsip-prinsip Perjanjian Kontrak Karya Dalam Bidang
Pertambangan
Suatu perjanjian adalah adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji
kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk
melaksanakan suatu hal.24 Akibat peristiwa suatu hubungan antara dua orang
yang mengadakan perjanjian timbulah suatu perikatan. Perjanjian itu menerbitkan
suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya. Dalam bentuknya
perjanjian merupakan suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji
suatu kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. Hubungan antara perikatan dan
perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menimbulkan perikatan. Kontrak adalah
24 Subekti, Hukum Perjanjian, cetakan XX, (Jakarta.,PT Intermasa,tahun 2004), hal1.
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
21
perjanjian atau persetujuan tertulis.
Perjanjian merupakan sumber terpenting yang menerbitkan perikatan.
Selain perjanjian, ada juga sumber lain lain yang melahirkan perikatan yaitu
undang-undang. Perikatan yang lahir dari perjanjian memang dikehendaki oleh
kedua belah pihak yang membuat suatu perjanjian, sedangkan perikatan yang
lahir dari undang-undang diadakan oleh undang-undang di luar kemauan para
pihak yang bersangkutan. Perjanjian yang dibuat oleh para pihak dimaksudkan
agar diantara mereka terkait suatu perikatan hukum dan mereka terikat satu sama
yang lain karena janji yang telah mereka berikan.25
Pengertian perjanjian berdasarkan ketentuan Pasal 1313 KUHPerdata,
adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang dan atau lebih. Sedangkan menurut Prof. Subekti adalah
suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada orang lain atau di mana dua
orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.
Kontrak adalah keseluruhan dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur
hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk
menimbulkan akibat hukum.26 Kontrak merupakan suatu perjanjian yang
dituangkan dalam tulisan atau perjanjian tertulis. Dari definisi diatas, dapat
dikemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam hukum kontrak, yaitu:27
a. Adanya kaidah hukum
Kaidah hukum kontrak dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Kaidah hukum kontrak tertulis, adalah kaidah-kaidah hukum yang
terdapat di dalam peraturan perundang-undangan, traktat, dan
yurisprudensi
2. Kaidah hukum kontrak tidak tertulis , adalah kaidah-kaidah;
b. Subyek hukum
Subyek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban;
c. Adanya prestasi
Prestasi adalah apa yang menjadi hak dan kewajiban para pihak. Prestasi
25 Ibid. 26 Ibid 27 Ibid
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
22
terdiri dari:
1. Memberikan sesuatu
2. Berbuat sesuatu
3. Tidak berbuat sesuatu;
d. Kata sepakat
Kata sepakat merupakan salah satu syarat sahnya perjanjian. Kesepakatan
adalah persesuaian pernyataan kehendak antara para pihak;
e. Akibat hukum
Setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan menimbulkan akibat
hukum. Akibat hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban para pihak.
Sistem pengaturan hukum kontrak adalah sistem terbuka, artinya
bahwa setiap orang bebas untuk mengadakan perjanjian, baik yang sudah
diatur di dalam undang-undang maupun yang belum diatur dalam undang-
undang. Hal ini dapat disimpulkan dari ketentuan yang didapat dalam Pasal
1338 ayat (1) KUHPerdata, Semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
Ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata memberikan kebebasan kepada
para pihak untuk:
a. Membuat atau tidak membuat perjanjian;
b. Mengadakan perjanjian dengan siapapun;
c. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratnnya;
d. Menentukan bentuknya perjanjian.
Didalam hukum kontrak dikenal lima asas penting. Asas-asas tersebut
adalah.28
a. Asas kebebasan berkontrak
Asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas yang memberikan kebebasan
kepada para pihak untuk membuat atau tidak membuat perjanjian,
mengadakan perjanjian dengan siapapun, menentukan isi perjanjian,
pelaksanaan dan persyartannya, dan menentukan bentuknya perjanjian.
Dalam Pasal 1338 KUHPerdata ayat (1) dikatakan bahwa semua
28Ibid., hal 9.
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
23
perjanjian, berarti perjanjian apa saja, baik itu perjanjian yang telah ada
dan diatur dalam KUHPerdata maupun perjanjian yang baru muncul
dengan suatu nama yang mungkin belum diatur dalam Undang-undang
atau tidak dikenal oleh Undang-undang. Asas kebebasan berkontrak
merupakan asas yang penting dalam hukum perjanjian;
b. Asas konsensualisme
Asas konsensualisme dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat (1)
KUHPerdata. Dalam pasal ini ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya
perjanjian yaitu adanya kesepakatan kedua belah pihak. Suatu perjanjian
itu sudah ada sah apabila sudah sepakat mengenai hal-hal yang pokok dan
tidaklah diperlukan suatu formalitas. Perjanjian sudah mengikat apabila
sudah tercapai kesepakatan mengenai hal-hal yang pokok dari perjanjian
tersebut.
c. Asas pacta sunt servanda
Asas pacta sunt servanda dapat disimpulkan dalam Pasal 1338 ayat (1)
KUHPerdata. Asas ini disebut juga dengan asas kepastian hukum, yang
berhubungan dengan akibat perjanjian. Asas ini merupakan asas bahwa
hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat
oleh para pihak sebagaimana layaknya undang-undang. Mereka tidak
boleh melakukan intervensi terhadap substansi kontrak yang dibuat oleh
para pihak;
d. Asas itikad baik
Asas itikad baik dapat disimpulkan dari pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata,
“Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik” Asas itikad baik
merupakan asas bahwa para pihak harus melaksanakan isi kontrak
berdasarka kepercayaan atau keyakinan yang teguh atau berkemauan baik
dari para pihak. Asas itikad baik dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1). Itikad baik nisbi, orang memperhatikan sikap dan tingkah laku yang
nyata dari subyek;
2). Itikad baik mutlak, penilaiannya terletak pada akal sehat dan keadilan,
dibuat ukuran yang obyektif untuk menilai keadaan (penilaian tidak
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
24
memihak) menurut norma-norma yang obyektif.
e. Asas kepribadian atau asas personalitas
Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang
yang akan melakukan dan atau membuat kontrak hanya untuk
kepentingan perseorangan saja. Hal ini dapat dilihat dalam pasal 1315 dan
1340 KUHPerdata. Pasal 1315 KUHPerdata, Pada umumnya tak seorang
dapat mengikatkan diri atas nama sendiri atau meminta ditetapkannya
suatu janji dari pada untuk dirinya sendir. Sedankan Pasal 1340
KUHPerdata menyatakan Suatu perjanjian yang hanya berlaku antara
pihak-pihak yang membuatnya, Bunyi dari Pasal 1340 KUHPerdata
tersebut dapat diartikan bahwa perjanjian yang dibuat oleh para pihak
hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya. Asas-asas inilah yang
menjadi dasar pijakan dari para pihak dalam menentukan dan membuat
kontrak. Salah satu dari asas-asas ini merupakan asas yang menentukan
saat dan tempat lahirnya perjanjian. Menurut asas konsensualisme, suatu
perjanjian lahir pada detik tercapainya kesepakatan atau persetujuan antara
kedua belah pihak mengenai obyek yang diperjanjikan. Menurut ajaran
yang lazim dianut sekarang, perjanjian harus dianggap lahir pada saat
pihak yang melakukan penawaran menerima surat jawaban dari penerima
tawaran, sebab detik itulah yang dianggap sebagai detik lahirnya
kesepakatan. Sedangkan tempat lahirnya perjanjian adalah tempat tinggal
pihak yang mengadakan penawaran, juga sebagai tempat ditutupnya
perjanjian. Tempat ini pun penting untuk menetapkan hukum manakah
yang akan berlaku apabila kedua belah berada ditempat yang berlainan di
dalam negeri ataupun di negara yang berlainan adat kebiasaannya. 29
Syarat sahnya kontrak dapat dikaji berdasarkan hukum kontrak
menurut Pasal 1320 KUHPerdata,30 menyatakan untuk sahnya perjanjian
diperlukan empat syarat, yaitu:
a. Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri ( agreement/consensus)
29Subekti, op cit., hal 28. 30Ibid., hal.33.
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
25
b. Kecakapan ( capacity )
c. Hal yang tertentu ( certainty of terms )
d. Sebab yang halal ( consideration )
Keempat syarat ini merupakan syarat pokok bagi setiap perjanjian. Artinya,
setiap perjanjian harus memenuhi keempat syarat ini bila ingin menjadi
perjanjian yang sah. Keempat hal itu dikemukakan berikut ini.
a. Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri
Syarat yang pertama sahnya kontrak adalah adanya kesepakatan pada para
pihak. Kesepakatan itu diatur pada pasal 1320 ayat (1) KUHPerdata.
Kesepakatan adalah persesuaian pernyataan kehendak antara satu orang
atau lebih dengan pihak lainnya. Ada lima cara terjadinya persesuaian
pernyataan kehendak, yaitu dengan:
1. Bahasa yang sempurna dan tertulis
2. Bahasa yang sempurna secara lisan
3. Bahasa yang tidak sempurna asal dapat diterima oleh pihak lawan.
4. Bahasa isyarat asal dapat diterima oleh pihak lawan.
5. Diam atau membisu, tetapi asal dipahami atau diterima oleh pihak
lawan. Cara yang paling banyak dilakukan oleh para pihak adalah dengan
bahasa yang sempurna secara lisan dan secara tertulis.
Tujuan pembuatan perjanjian secara tertulis agar memberikan kepastian
hukum bagi para pihak dan sebagai alat bukti yang sempurna jika terjadi
sengketa dikemudian hari.
b. Kecakapan bertindak
Kecakapan bertindak adalah kecakapan atau kemempuan untuk
melakukan perbuatan hukum. Perbuatan hukum adalah perbuatan yang
akan menimbulkan akibat hukum. Orang-orang yang akan mengadakan
perjanjian haruslah orang-orang yang cakap dan mempunyai wewenang
untuk melakukan perbuatan hukum. Orang-orang yang cakap dan
mempunyai wewenang untuk melakukan perbuatan hukum adalah orang
dewasa. Ukuran kedewasaan adalah telah berumur 21 tahun dan atau
sudah kawin. Orang-orang yang tidak berwenang untuk melakukan
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
26
perbuatan hukum berdasarkan pasal 1330 KUHPerdata adalah:
1. Orang yang belum dewasa;
2. Orang yang ditaruh dibawah pengampuan
3. Istri
c. Adanya obyek yang diperjanjikan
Yang menjadi obyek perjanjian adalah prestasi (pokok perjanjian).
Prestasi berdasarkan Pasal 1234 KUHPerdata terdiri atas:
1. Memberikan sesuatu
2. Berbuat sesuatu
3. Tidak berbuat sesuatu
Prestasi itu harus ditentukan, dibolehkan, dimungkinkan, dan dapat dinilai
dengan Uang. Dapat ditentukan artinya di dalam mengadakan perjanjian,
isi perjanjian harus dipastikan dalam arti dapat ditentukan secara cukup.
d. Adanya kausa yang halal
Dalam Pasal 1320 KUHPerdata tidak dijelaskan pengertian kausa yang
halal. Di dalam Pasal 1337 KUHPerdata hanya disebutkan kausa yang
terlarang. Suatu sebab adalah terlarang apabila bertentangan dengan
undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban umum.
Syarat yang pertama dan kedua disebut syarat subyektif, karena
menyangkut pihak-pihak yang mengadakan perjanjian. Apabila syarat yang
pertama dan kedua tidak terpenuhi maka perjanjian itu dapat dibatalkan.
Artinya, bahwa salah satu pihak dapat mengajukan kepada pengadilan untuk
membatalkan perjanjian yang disepakatinya. Tetapi apabila para pihak tidak
ada yang keberatan maka perjanjian itu tetap dianggap sah. Sedangkan syarat
ketiga dan keempat disebut syarat obyektif, karena menyangkut obyek
perjanjian. Apabila syarat ketiga dan keempat tidak terpenuhi maka
perjanjian itu batal demi hukum. Artinya, bahwa dari semula perjanjian
dianggap tidak ada.
Syarat sahnya kontrak harus dipenuhi agar kontrak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Fungsi kontrak dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
27
a. Fungsi yuridis
Fungsi yuridis suatu kontrak adalah dapat memberikan kepastian hukum
bagi para pihak;
b. Fungsi ekonomis
Fungsi ekonomis suatu kontrak adalah menggerakkan sumber daya dari
nilai penggunaan yang lebih rendah menjadi nilai yang lebih tinggi.
2.1.2. Hal-hal pokok dalam perjanjian Kontrak Karya dalam bidang
pertambangan
Kerjasama adalah ikatan antara dua atau lebih orang atau badan yang
mempunyai kesatuan kepentingan dalam mencapai tujuan tertentu. Walaupun
kepentingan para pihak tidak semua sama akan tetapi keduanya telah
mencapai titik keseimbangan. Titik keseimbangan dapat bertahan apabila
para pihak melaksanakan kewajiban masing-masing sesuai yang diperjanjikan
disertai dengan keseimbangan yang optimal dari kepentingan ekonomi
masing-masing. 31
Dalam kerja sama dalam bidang migas dan pertambangan
motivasinya yang menggerakannya adalah kepentingan mencari keuntungan
yang dijiwai oleh motif ekonomi. Oleh karena itu setiap pengambilan
keputusan investasi, sebenarnya yang menjadi obyek adalah peluang
keuntungan dengan rangking yang menarik. Melalui pendekatan ekonomi,
jelas dapat dibaca bahwa motifasi dari kerjasama migas dan pertambangan
umum pada akhirnya adalah motif untuk mendapatkan keuntungan, dimana
secara jumlah sudah diperhitungkan versus resiko dan segala hambatan
lainnya.32
Pengertian diatas untuk menunjukan kepentingan yang utama dalam
suatu perjanjian kerjasama dalam bidang pertambangan umum adalah motif
ekonomi, sehingga seseorang atau badan usaha mau melibatkan diri dalam
suatu kerjasama yang disertai dengan investasi baik berupa modal teknis dan
dana. Dengan didorong kepentingan ekonomi inilah keputusan investasi
31Sutadi Pudjo Utomo, Prinsip-prinsip dalam perjanjian Kerja Sama, ( Jakarta; BPMIGAS, tanpa tahun), hal 2
32 Ibid.
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
28
melalui perjanjian kerjasama pertambangan dibuat secara matang oleh
investor untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Dengan demikian terdapat dua sisi perbedaan antara negara sebagai
penguasa sumber daya alam dan kepentingan kontraktor pertambangan.
Negara berusaha mengamankan kepentingan negara dengan amanat UUD
1945 kemakmuran bagi kepentingan rakyat sedangkan kontraktor
pertambangan sebatas keuntungan dan terjaminnya investasi yang
ditanamkan. Oleh karena itu, segala keputusan yang diterima oleh kedua
belah pihak melalui proses perundingan, pada hakekatnya masih tetap
menjamin titik keseimbangan pembagian keuntungan yang optimum. Atau
dengan kata lain, keputusan itu tidak melanggar prinsip kerjasama dalam
kerja sama bisnis.
Untuk memahami ukuran dalam menilai antara hak yang akan dituntut
dan kewajiban yang akan diberikan dalam suatu perjanjian harus memenuhi
logika dari pemikiran pihak Indonesia adalah keuntungan yang didapat
kontraktor sedangkan dari pihak kontraktor adalah resiko yang besar
dibandingkan dengan nilai investasi yang ditanamkan.
Semuanya mempunyai kekuatan yang didasari oleh argumennya
sendiri-sendiri dan keduanya adalah sama benar atas pertimbangan yang
rasionil. Yang jelas pada saat ditandatangani kerjasama antara hak dan
kewajiban dilihat dari masing-masing pihak adalah seimbang secara optimal.
Karena apabila kepentingan masing-masing pihak secara optimal tidak
seimbang, maka tidak akan lahir suatu bentuk kerja sama dalam bidang
pertambangan.
Dalam kerjasama bisnis akan ada ketentuan tentang hak dan
kewajiban bagi pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Hak dan kewajiban ini
merupakan pencerminan dan pengorbanan – pengorbanan dan imbalan –
imbalan yang diberikan dan diterima oleh oleh masing – masing pihak yang
terlibat untuk menjamin keseimbangan kepentingan yang optimum. 33
Sebagai suatu kerjasama bisnis, maka kewajiban ini sebenarnya
33 Sutadi Pudjo Utomo, loc.cit, hal.2.
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
29
merupakan resiko investasi dan hak adalah identik dengan pengembalian
investasi ( return on investment ). Semua resiko investasi diharapkan dapat
ditutup dengan pengembalian investasi. Dengan ketentuan yang mantap dan
konsisten melalui pengaturan hak dan kewajiban inilah yang akan mendorong
keberanian para pihak untuk bergabung dalam kerja sama ini.
Akhirnya, negosiasi akan mengerucut ketika hak dan kewajiban
mencerminkan azas keseimbangan kepentingan yang optimum dalam
kerjasama bisnis adalah dinamis dan berfluktuasi sesuai dengan lingkungan
bisnis yang menjadi mediumnya. Oleh karena itu, hak dan kewajiban ini
biasanya adalah luwes yang mengatur hal-hal pokok saja, dalam arti prinsip
bukan rincian. Sejauh mana titik keseimbangan ini dicapai secara optimum,
adalah tergantung sejauh mana kemampuan dari masing-masing pihak untuk
menginterpretasikan dan mempertahankan dalam implementasinya agar dapat
mencapai azas pokok yang tercermin dalam ketentuan pasalnya. 34
2.2. TUJUAN DARI KEBIJAKAN DIVESTASI SAHAM
Proses divestasi saham PT.NNT oleh pemerintah Indonesia sampai saat
ini belum dapat direalisasi yang seharusnya berdasarkan Pasal 24.4. Perjanjian
Kontrak karya PT NNT dengan pemerintah Indonesia, kewajiban divestasi
saham dimulai pada Tahun ke-lima yaitu tahun 2005. Sampai saat ini
kepemilikan nasional dalam investasi saham PT NNT hanya 20%, yaitu pada
saat awal perusahaan itu didirikan yang dimiliki oleh PT. Pukuafu Indah.
Divestasi saham PT NNT bergulir setelah Undang-undang Nomor 22
tahun 1999 dan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah berlaku. Latar belakang keinginan Pemda untuk dapat memiliki saham
PT NNT adalah untuk menggali sumber dana yang menjadi pendapatan daerah
(PAD), rencana ini sesuai dengan salah satu bagian dari urusan pemerintah
daerah provinsi dalam hal perencanaan dan pengendalian pembangunan yang
diatur dalam Pasal 13 (1) huruf a Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah.
34 Ibid.
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
30
Bahwa PT NNT melakukan investasi dan kegiatan penggalian sumber
kekayaan alam pertambangan umum di Nusa Tenggara Barat, sehingga harapan
agar diberikan prioritas utama dalam pemilikan saham PT NNT melalui
program divestasi adalah sesuai dengan hak-haknya yang diatur dalam Pasal 21
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan
potensi unggulan daerah yang bersangkutan dengan mengelola kekayaan
daerah, mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya lain yang berada didaerah, dan mendapatkan sumber-sumber pendapatan
lain yang sah.
Serinata sebagai Gubernur NTB mengatakan, sumbangsih keberadaan PT
NNT, seperti tersedianya lapangan kerja, meski kasat mata eksploitasi sumber
daya alam itu juga berpengaruh terhadap lingkungan disekitar tambang.
Pengaruh itu, misalnya gunung sebagai sumber galian yang semula tinggi
menjulang kini berubah menjadi kawah. Namun berubahnya ekosistim dan
ekologi itu tidak sebanding dengan kontribusi dana perusahaan yang mencapai
Rp 40 miliar – Rp 50 miliar setiap tahun bagi Pemkab Sumbawa Barat.35
Permasalahan perekonomian NTB adalah rendahnya pendapatan asli
daerah dan masyarakatnya. Pertumbuhan ekonomi rendah yaitu kurang dari
lima persen dan labil. Sedangkan angka kemiskinan tinggi, mencapai 25,35
persen atau 1.073400 jiwa. Keadaan perekonomian NTB tersebut disebabkan
rendahnya produktifitas industri yang meliputi agro, pariwisata, pabrikan,
pengolahan, jasa dan lainnya. Semuanya berasal dari rendahnya kapital, kualitas
sumber daya manusia(SDM), infrastruktur yang terbatas dan kebijakan yang
kurang efektif, serta rendahnya teknologi dan daya saing. Karena itu menurut
Kepala Bidang Perencanaan Bidang Ekonomi Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah NTB Lalu Bayu Windia, arah pembangunan ekonomi
NTB ditujukan untuk meningkatkan dan stabilisasi pertumbuhan mencapai lebih
6 persen, dan menurunkan angka kemiskinan menuju 2 persen setahun. 36
35 Kompas, Pemda di NTB sepakat ambil alih saham PT NTT, Selasa, 30-01-2007 36 http://lomboknews.com/2007/12/05/pendapatan-daerah-dan-masyarakat.. diakses 20
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
31
Rendahnya sumber dana ini karena kecilnya pendapatan asli daerah ( PAD)
yang menyebabkan pula rendahnya anggaran pendapatan dan belanja daerah,
dana pusat, investasi swasta, perbankan, dana masyarakat serta kualitas SDM
yang rendah, karenanya diperlukan sumber masukan untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah ( PAD) melalui pembelian saham PT NNT yang dapat
meningkatkan pendapatan asli daerah ( PAD)
2.3. PROSES DIVESTASI SAHAM YANG SEHARUSNYA
DILAKSANAKAN
Pada dasarnya divestasi bukanlah terminolgi hukum melainkan
terminologi ekonomi. Divestasi Antoni K. Muda dalam Kamus Lengkap
Ekonomi menyatakan divestasi (divesment) adalah,37
Penyertaan/pelepasan sebuah investasi, seperti pelepasan saham oleh pemilik saham lama, tindakan penarikan kembali penyertaan modal yang dilakukan perusahaan model Ventura dari perusahan pasangan usahanya, Divestasi model Ventura dapat dilaksanakan dengan beberapa cara.
Sementara itu menurut Jhon Clark dalam Dictionary of Insurance and
Finance Terms, Divestasi (divesment) adalah : Sale or liquidation of parts a
campany, generally in an attemp to improve efficiency by cutting loss-marking
businesses and/or concentrating on one product or industry. Divesment is
therefore the opposite process to merger. Defenisi di atas hampir sejalan
dengan definisi yang diberikan oleh Haro Johannsen dan G. Terry Page dalam
Internatioanl Dictionary of Management, yakni divestasi (divesment) adalah
Establishing and elimining unprofitable activities of business.38
Dari definisi-definisi diatas terlihat bahwa tindakan pelepasan saham
dilakukan karena pertimbangan bisnis semata seperti untuk mempertahankan
profitabilitas perusahaan. Namun dalam kontes skripsi ini yang dimaksud
dengan divestasi adalah divestasi wajib, artinya pelepasan saham dilakukan
november 2008.
37 Muda, Ahmad Antoni K, Kamus Lengkap Ekonomi, (Jakarta : Gita Media Press), 2003. hal 117
38 Johannsen, Hero, G Terry Page, Internatioanl Dictionary of Management, (New Delhi : Hagan Page India PVT. Ltd), 2002, hal 95
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
32
bukan karena pertimbangan bisnis, tetapi lebih kepada untuk memenuhi
kewajiaban kontraktual dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Divestasi demiikian lebih cocok dikatakan sebagai divestasi wajib, maksudnya
wajib dilakukan karena ketentuan kontrak.
Dalam konteks yang demikian rupa, divestasi wajib ini diatur melalui
penawaran saham seperti terdapat dalam Pasal 24.5 Perjanjian Kontrak Karya
antara PT NNT dengan Pemerintah Indonesia yaitu:
(i) dengan syarat-syarat dan kondisi yang direncanakan secara wajar untuk
menjamin bahwa saham-saham tersebut nantinya tidak akan dipindah-
tangankan kepada bukan warga negara Indonesia, dan
(ii) dalam waktu 3 bulan setelah berakhirnya tiap tahun takwin dan peserta
Indonesia, selambat-lambatnya 3 bulan setelah tanggal penawaran harus
memberitahukan kepada perusahaan bahwa mereka akan melaksanakan
haknya membeli saham-saham tersebut.
Perencanaan divestasi saham kepada peserta Indonesia ini sesuai
dengan perjanjian yang secara kontraktual telah dinyatakan. Karena
perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan.. Perikatan
yang lahir dari perjanjian memang dikehendaki oleh kedua belah pihak yang
membuat suatu perjanjian, sedangkan perikatan yang lahir dari undang-undang
diadakan oleh undang-undang di luar kemauan para pihak yang bersangkutan.
Perjanjian yang dibuat oleh para pihak dimaksudkan agar diantara mereka
terkait suatu perikatan hukum dan mereka terikat satu sama yang lain karena
janji yang telah mereka berikan.
Secara ekonomis divestasi saham telah diperhitungkan dalam Perjanjian
Kontrak Karya antara PT NNT dengan Pemerintah Indonesia sebagai suatu
kerjasama bisnis, maka kewajiban ini sebenarnya merupakan resiko investasi
melalui perhitungan pengembalian modal investasi ( return on investment ).
Semua resiko investasi diharapkan dapat ditutup dengan pengembalian
investasi. Dengan ketentuan yang mantap dan konsisten melalui pengaturan hak
dan kewajiban inilah yang seharusnya menjadi dasar para pihak untuk
bergabung dalam kerja sama ini.
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
33
Dengan demikian terdapat dua sisi perbedaan antara negara sebagai
penguasa sumber daya alam dan kepentingan kontraktor pertambangan. Negara
berusaha mengamankan kepentingan negara dengan amanat UUD 1945
kemakmuran bagi kepentingan rakyat sedangkan kontraktor pertambangan
sebatas keuntungan dan terjaminnya investasi yang ditanamkan. Logikanya
tertundanya divestasi saham PT NNT ini kepada perserta Indonesia seperti yang
tertuang dalam perjanjian Kontrak Karya ini akan mengganggu proses
pemanfaatan ekonomi bagi Indonesia.
Sejalan dengan pemikiran diatas, bahwa sudah sewajarnya jika
tertundanya divestasi yang menjadi kewajiban PT Newmont Nusa Tenggara
dikenakan semacam pengenaan status lalai (default). Dalam hal perusahaan
ternyata lalai dalam melaksanakan ketentuan dalam persetujuan, menurut Pasal
20 ketentuan Perjanjian Kontrak Karya antara PT NNT dengan Pemerintah
Indonesia ”maka pemerintah menyampaikan pemberitahuan tertulis dan
perusahaan akan mendapat jangka waktu selama 180 (seratus delapan puluh)
hari. Setelah menerima pemberitahuan tersebut, memperbaiki kelalaian
tersebut, harus dicantumkan dalam pemberitahuan tertulis untuk setiap
kelalaian. Dalam hal perusahaan telah memperbaiki kelalaian tersebut dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan, maka perjanjian ini akan tetap berlaku
penuh dan tidak mengurangi hak pemerintah (untuk melakukan teguran)
terhadap sesuatu kelalaian dikemudian hari. Dalam hal perusahaan tidak
memperbaiki kelalaian tersebut dalam jangka waktu yang telah ditetapkan,
didalam pemberitahuan, maka pemerintah berhak untuk mengakiri Persetujuan
ini sesuai dengan ketentuan Pasal 22, tergantung pada masalahnya.”
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
34
BAB 3
SENGKETA YANG MUNGKIN TIMBUL DALAM
PROSES DIVESTASI
3.1. Siapa Pihak Indonesia dan Berapa Persen Besar Saham Masing-masing
Pihak ?
PT. Newmont Nusa Tengggara (NNT) yang merupakan perusahaan disektor
pertambangan emas. PT. Newmont Nusa Tengggara adalah satu badan hukum
Indonesia yang didirikan dengan Akta Notaris Nomor 164 tanggal 18 November
1986, Surat Keputusan Menteri Kehakiman Nomor 52-8155-HT-01-61-T11 86
tanggal 27 November 1986 yang semua sahamnya pada waktu didirikan dimiliki
oleh Newmont Indonesia Limited, satu perusahaan yang didirikan di negara Bagian
Delware, Amerika Serikat, dan kantornya beralamat di tingkat 18, AMP tower 535.
Bourke Street Melbourne, Victoria, Australia 30000 dan PT. Pukuafu Indah, Satu
badan hukum Indonesia yang didirikan dengan Akta Notaris Nomor 22 tanggal 25
September 1978, Surat Keputusan Menteri Kehakiman Nomor: Y.A.5/365/3
tanggal 27 November 1978 yang beralamat di Arthaloka Building Tingkat 14, Jalan
Jendral Sudirman Jakarta Indonesia dengan perbandingan saham 80% : 20%.
Para Pihak yang diatur pada perjanjian Kontrak karya PT NNT dengan
pemerintah Indonesia menandatangani pada tanggal 8 Desember 1986, yaitu:
a. Pemerintah Republik Indonesia, sesuai dengan pasal 33 ayat (3) Undang
undang dasar 1945 amandemen IV, pasal 1 dan Pasal 10 UUKPP, Pemerintah
Indonesia adalah pemegang kuasa tunggal pertambangan di bumi Indonesia.
Dalam kontrak ini Pemerintah Indonesia diwakili oleh oleh Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral.
b. PT Newmont Nusa Tenggara.
Komposisi saham PT NNT terdiri dari Sumitomo 35%, Newmont Mining
Corp 45% dan sebagai peserta Indonesia adalah PT Pukuafu Indah 20%.
Sesuai dengan perjanjian Kontrak Karya antara Pemerintah Indonesia
dengan NNT, divestasi saham pertama-tama ditawarkan kepada pemerintah pusat
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
35
dan apabila pemerintah tidak menyetujui penawaran itu dalam waktu 30 hari sejak
tanggal penawaran , ditawarkan kepada warga Negara Indonesia atau perusahaan
Indonesia yang dikendalikan oleh warga Indonesia.39
Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat, pemerintah Kabupaten
Sumbawa dan pemerintah kabupaten Sumbawa Barat menghendaki divestasi
saham PT Newmont Nusa Tenggara dilakukan secara bussines to government (B
to G) untuk mencegah peluang bersaing pemerintah daerah yang berat dengan
perusahaan lainnya. Dengan perincian 3% saham Newmont 2006 akan dibeli
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, 7% saham 2007 dibagi dua, yaitu 5%
atau US $ 209,4 juta bagi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan 2% atau
US$ 72,6 juta untuk Pemerintah Kabupaten Sumbawa. Sejak awal telah siap
bekerja sama beberapa perusahaan swasta nasional dengan pemerintah daerah
yang tidak mungkin dapat mendivestasi saham PT NNT dengan jumlah yang
cukup besar. Adapun perusahaan nasional yang akan bekerjasama dengan
pemerintah daerah untuk membeli saham diantaranya PT Bumi Resources Tbk
bekerjasama dengan Pemprov NTB dan Pemkab Sumbawa, sementara PT Darma
Henwa dengan Pemkab Sumbawa Barat.40
Perusahaan pertambangan asing pada dasarnya mempunyai prinsip seperti
lembaga ekonomi yang lain yaitu kepentingan mencari keuntungan yang dijiwai
oleh motif ekonomi. Oleh karena itu setiap pengambilan keputusan investasi,
sebenarnya yang menjadi obyek adalah peluang keuntungan sedangkan divestasi
adalah kebalikannya melepaskan peluang kesempatan mendapatkan keuntungan
walaupun divestasi yang harus dilakukan secara kontraktual merupakan
kewajiban PT NNT. Perbedaan peserta Indonesia yang menyertakan perusahaan
swasta nasional merupakan pendapat dari pihak PT NNT yang dapat mengurangi
keuntungan apabila divestasi dilaksanakan.
39 Perjanjian Kontrak Karya antara Pemerintah Indonesia dengan PT NNT 40http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/02/27/19/87327/pt-newmont-
nusa-tenggara-upayakan-capai-kesepakatan-soal-divestasi.
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
36
3.2. Bagaimana Menentukan Harga Saham Yang Akan Dialihkan?
Nilai yang harus didivestasi PT Newmont Nusa Tenggara berdasarkan
kajian Departemen Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan nilai
30% saham PT Newmont Nusa Tenggara tersebut dapat mencapai 1,38 miliar
US Dolar atau sekitar 12,420 triliun rupiah. Hal ini didasarkan aset Newmont
saat ini mencapai 4,6 miliar US Dolar. Sementara harga awal yang ditawarkan
yang disepakati untuk 10 persen saham , yaitu USD 109 juta untuk 3 persen
saham dan USD 282 juta untuk 7 persen saham.41 Namun dengan perkembangan
gagalnya divestasi tahun 2006-2007 , PT NNT pada tahun 2008 menawarkan
kembali divestasi saham dengan harga yang sangat tinggi dibandingkan harga
tahun 2007 untuk 7% saham adalah USD 282 juta sedangkan penawaran pada
tahun 2008 sebesar USD 426 juta, kenaikan ini didasari pertimbangan sepihak PT
NNT dengan naiknya harga komoditas tembaga dunia. Sudah selayaknya
peningkatan ini sangat merugikan bagi pemerintah dan peserta Indonesia. Untuk
memperjelas pengetian tentang saham akan diurai tentang saham dan cara
penilaiannya.
3.2.1. Definisi Saham
Ada beberapa definisi mengenai saham, salah satunya adalah definisi
saham menurut Robbert Ang dalam Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, yaitu
: surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun
institusi atas suatu.42 Definisi- saham menurut kamus hukum adalah : andil,
sero, bagian yang dimasukkan dalam suatu perseroan atau perusahaan sebagai
tanda ikut mengambil bagian atau memiliki perseroan tersebut43, sedangkan
definisi saham menurut kamus ekonomi adalah :
a. Surat bukti pemilikian bagian modal perseroan terbatas yang memberi
hak atas dividen dan lain-lain besar kecilnya modal yang disetor.
41http://www.antara.co.id/arc/2007/9/11/divestasi-saham-newmont-newmont-belum-capai-
kesepakatan/. 42 Robert Ang, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Mediasoft Indonesia, 1997),
ha1.62. 43 B.N. Marbun, Kamus Hukum Indonesia (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2006), hal. 279
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
37
b. Hak yang dimiliki seseorang, pemegang saham, terhadap perusahaan
berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap sebagai pembagian
dalam pemilikan pengawasan.44
Selain itu, definisi saham adalah bagian pemegang saham di dalam
perusahaan, yang dinyatakan dengan angka dan bilangan yang tertulis pada
surat saham yang dikeluarkan oleh perseroan.45
3.2.2. Nilai Saham
Pada setiap sertifikat saham terkandung nilai saham, dimana nilai
saham tersebut dibedakan menjadi46 :
a. Nilai nominal (Par value) merupakan harga saham pertama yang
tercantum pada sertifikat saham. Harga saham tersebut merupakan
harga yang sudah diotorisasi oleh rapat umum pemegang saham
(shareholders).
b. Nilai buku per lembar saham yaitu total ekuitas dibagi jumlah saham
beredar.
c. Nilai pasar adalah nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan
dan penawaran saham di bursa saham.
d. Nilai intrinsik (nilai fundamental) adalah nilai nyata (true value) suatu
saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan.
Pengertian nilai intrinsik adalah nilai yang tercermin pada fakta
(justified by the fact) seperti aktiva, pendapatan, deviden, dan prospek
perusahaan.
3.2.3. Cara Penentuan nilai saham
Proses penentuan harga saham diperlukan analisis saham yang
merupakan hal mendasar yang harus diketahui para pemegang saham dan
publik untuk menentukan berapa perkiraan harga yang wajar, mengingat
tanpa analisis yang baik dan rasional akan dapat menimbulkan kerugian. Ada
beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga suatu ,
44 Sumadji P, dkk, Kamus Ekonomi Lengkap, (Jakarta: WI Press, 2006), hal. 600. 45 LG. Ray Widjaya, Hukum Perusahaan, (Bekasi: Megapoin, 2005), hal. 193. 46 Dyah Ratih Sulistyastuti, Saham dan Obligasi, (Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma
Jaya Yogyakarta, 2002), hal. 1
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
38
namun disini hanya akan disebutkan garis-garis besar cara penilaian itu. Cara-
cara tersebut adalah47 :
a. Pendekatan tradisional
Untuk menganalisa surat berharga saham dengan pendekatan tradisional
digunakan dua analisis yaitu :
1. Analisis teknikal
Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan
data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha
mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun
pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data
pasar yang dipublikasikan, seperti : harga saham, volume
perdagangan, indeks harga saham gabungan dan individu, serta
faktor-faktor lain yang bersifat teknis.
2. Analisis fundamental
Pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham
memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang diestimasi oleh
para investor atau analis. Ada dua pendekatan fundamental, yaitu :
pendekatan laba (Price earning ratio) dan pendekatan nilai sekarang
(Present value approach).
b. Pendekatan portofolio modern
Pendekatan portofolio menekankan pada aspek psikologi bursa dengan
asumsi hipotesis mengenai bursa, yaitu hipotesis pasar efisien.
Dari kedua pendekatan penilaian saham tersebut, pendekatan yang
sering dan umum digunakan adalah pendekatan Price Earning Ratio
(pendekatan tradisional).48
Alasan penggunaan secara luas Price Earning Ratio dalam penentuan harga
saham adalah secara intuisi menunjukan bahwa terdapat hubungan antara
harga yang dibayarkan dengan pendapat yang dihasilkan saat ini, mudah
47 Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 1997), hal. 86 48 “Menilai Harga Saham Dengan ‘Price Earning Ratio’ (PER),”
<http://www.pikiranrakyat.com/ cetak/2005/0705/24/hikmah/manajemen.htm>, 4 Desember 2006.
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
39
untuk proses perhitungannya dan dapat dijadikan pembanding karakteristik
lain dari perusahaan termasuk resiko dan pertumbuhan.49
Terlepas dari pendekatan fundamental mana yang digunakan, bila
seorang analis ingin menggunakan pendekatan analis secara cermat, maka dia
memerlukan kerangka kerja. Kerangka kerja tersebut berupa tahapan analisis
yang harus dilakukan secara sistematik yang terdiri dari.50
1. Analisis ekonomi
Analisis ekonomi bertujuan untuk mengetahui jenis serta prospek
bisnis suatu perusahaan. Aktivitas ekonomi akan mempengaruhi laba
perusahaan. Apabila tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara
rendah, pada umumnya tingkat laba yang dicapai oleh suatu
perusahaan juga rendah.
2. Analisis industri
Dalam analisis industri perlu diketahui kelemahan dan kekuatan jenis
Industri perusahaan yang bersangkutan. Pengetahuan yang memadai
mengenai dinamika industri dari perusahaan yang bersangkutan akan
sangat membantu analisis atau investor dalam melakukan analisis
industri. Yang dimaksud analisis industri adalah kumpulan
perusahaan yang sejenis.
3. Analisis perusahaan
Analisis perusahaan dimaksudkan untuk mengetahui kinerja
perusahaan. Para investor memerlukan informasi yang relevan tentang
perusahaan sebagai dasar pembuatan keputusan investasi. Informasi
tersebut termasuk informasi intern dan ekstern perusahaan, yang
antara lain tentang informasi laporan keuangan periode tertentu. Di
samping itu, informasi yang penting adalah informasi yang bersifat
ekspektasi yaitu informasi tentang proyeksi keuangan atau
forecasting. Mengingat bahwa kebutuhan informasi didasarkan atas
49 Hendrika Nora Sinaga, Penentuan Harga Wajar Saham PT. Tambang Batubara Bukit
Asam Dalam Rangka Penawaran Umum Saham Perdana. (Tesis Fakultas Hukum Universitas Indonesia), Depok,2006, Hlm 19.
50 Sunariyah, op. cit., hal. 98
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
40
pertimbangan bahwa harga saham ditentukan oleh kinerja perusahaan
di masa lalu dan ekpektasi di masa mendatang.
Harga saham sebuah perusahaan akan meningkat jika diperkirakan
bahwa arus kas masa depan yang diharapkan (Expected future cash inflow)
meningkat. Sebaliknya, jika diperkirakan bahwa expected future cash inflow
menurun, maka harga saham perusahaan pun akan menurun. Arus kas yang
diharapkan pemodal dalam bentuk deviden atau bunga dipengaruhi oleh
kemampuan manajemen perusahaan untuk beroperasi secara menguntungkan
di tengah lingkungan usaha yang semakin kompetitif.51
Untuk penentuan nilai saham yang akan didivestasikan menurut
perjanjian Kontrak Karya maka harga saham-saham yang harus ditawarkan
untuk dijual sesuai dengan Pasal 24 ayat (3), (4), dan ayat (5) akan
ditetapkan pada akhir tahun sebelum tahun dilakukannya penawaran
dimaksud, dan adalah yang tertinggi di antara :
(i) Biaya penggantian yang berlaku pada saat itu atas investasi
perusahaan menurut persetujuan ini, yaitu biaya penggantian
perusahaan yang berlaku saat itu atas penanaman modal perusahaan
yang ditetapkan sebagai jumlah kumulatif yang dibelanjakan
perusahaan untuk penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
pengembangan dan biaya-biaya pra produksi lainnya, pengeluaran
modal dan modal kerja disesuaikan dengan jumlah tahunan yang
sesuai yang diperlukan untuk membenarkan pengaruh inftasi
dihitung dari indeks harga ekspor barang-barang hasil pabrikasi
seperti dilaporkan dalam “The United Nations Bulletin of
Statistics”, dikurangi :
(a) Penyusutan kumulatif dan amortisasi yang didasarkan atas
umur ekonomis atau manfaat dari golongan harta
(investment categories) yang berbeda-beda seperti disebut
di atas, disesuaikan dengan jumlah tahunan yang sesuai
51 Farid Harianto dan Siswanto Sudomo. Perangkat dan Teknik Analisa Investasi di Pasar
Modal Indonesia. PT Bursa Efek Jakarta, 1998, hlm.137.
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
41
diperlukan untuk membenarkan pengaruh inflasi dihitung
dari indeks harga ekspor barang-barang hasil pabrikasi
seperti dilaporkan dalam “The United Nations Bulletin of
Statistics”, dan
(b) Kewajiban keuangan sampai akhir tahun.
Umur ekonomis dari golongan harta (investment
categories) yang berbeda-beda yang digunakan untuk menetapkan
biaya penggantian yang berlaku pada saat itu harus sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum dalam industri
pertambangan. Penyesuaian inflasi akan diterapkan kepada
investasi tersebut di atas dengan mengakui, sebagai modal kerja
yang diperhitungkan dengan penyesuaian inflasi, hanyalah bagian
yang berbentuk peralatan nyata dan barang-barang setengah jadi
atau barang-barang jadi, termasuk tetapi tidak terbatas kepada
bahan-bahan untuk operasi dan persediaan-persediaan dan suku
cadang dan bahan galian dan/atau logam inventaris yang dapat
dijual. Harga tiap saham yang ditawarkan adalah harga yang
ditetapkan dengan cara membagi biaya pengantian yang berlaku
saat itu dengan jumlah keseluruhan saham perusahaan sebelum
penawaran termaksud dilakukan.
Penetapan biaya penggantian yang berlaku saat itu akan
merupakan hal yang harus disetujui antara pihak penanam modal
asing dan pemerintah. Apabila gagal mencapai persetujuan
tersebut, maka biaya penggantian yang berlaku saat itu harus
ditetapkan oleh penilai yang independen (tidak memihak) yang
akan ditunjuk seperti ditetapkan di bawah :
Harga saham yang dapat diterima untuk didaftarkan di
Bursa Saham Jakarta dan ditawarkan untuk dijual. Pemerintah dan
perusahaan harus berkonsultasi dengan wakil dari Bursa Saham
Jakarta dan ahli keuangan lainnya untuk menetapkan pada harga
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
42
berapa saham-saham akan ditawarkan untuk didaftarkan di Bursa
Saham Jakarta.
(ii) Nilai-nilai dari saham-saham (dalam perbandingan antara modal
saham yang disetor dengan modal saham yang diterbitkan) yang
didasarkan pada satu penilaian yang wajar atas perusahaan sebagai
suatu yang sedang berjalan (as going concern) yang harus disetujui
oleh pemerintah dan pihak penanam modal asing.
Perusahaan dan pemerintah setuju bahwa nilai dari saham-
saham yang didasarkan pada satu penilaian yang wajar atas
perusahaan sebagai suatu usaha yang sedang berjalan akan
ditetapkan dengan memperhitungkan penerimaan-penerimaan di
masa yang akan datang, proyeksi deviden dan pertimbangan atas
tingkat pengembalian modal yang sesuai dengan memperhitungkan
resiko yang berkaitan dengan penerimaan-penerimaan dan deviden
di waktu yang akan datang.
Dalam hal persetujuan tidak dapat dicapai mengenai biaya peng-
gantian yang berlaku pada saat itu atas investasi perusahaan dengan cara
perhitungan seperti disebut di atas atau penilaian yang wajar atas
perusahaan sebagai suatu usaha yang sedang berjalan, seperti tersebut di
atas, maka biaya penggantian yang berlaku pada saat itu atas investasi
perusahaan atau penilaian yang wajar atas perusahaan sebagai suatu usaha
yang sedang berjalan akan ditetapkan oleh penilai yang independen (indepent
valuer) atas dasar bahwa PMA adalah penjual yang bersedia tetapi bukan
penjual yang menginginkan sebagai ditetapkan di bawah dengan
menggunakan prinsip penilaian seperti diatur di atas dan dalam hal penilaian
menurut (ii) dan (iii) di atas, dengan memberikan pertimbangan yang layak
atas resiko investasi proyek.
Penilai independen tersebut terdiri dari satu wakil dari dan ditunjuk oleh
pemerintah dan satu wakil dari dan ditunjuk oleh Penanam Modal Asing.
Penilai tersebut harus mengadakan rapat sesedera mungkin di suatu tempat
yang disetujui bersama di Indonesia dan jika anggota-anggota dari penilai
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
43
yang independen itu tidak mencapai persetujuan dalam waktu 30 hari sesudah
penunjukan mereka atau waktu yang lebih lama yang disetujui bersama oleh
pemerintah dan Penanam Modal Asing, maka wakil-wakil tersebut harus
menunjuk seorang anggota ketiga dari penilai independen, yaitu wakil dari
suatu untuk menetapkan jumlah direktur yang menjadi hak pemerintah untuk
mengangkatnya sesuai ayat (ii), setiap pemilikan saham seorang wakil yang
ditunjuk pemerintah akan dianggap sebagai ekan saham pemerintah.52
3.3 BAGAIMANA SAHAM YANG SUDAH DIGADAIKAN DAPAT
DIALIHKAN?
Dengan perkembangan yang terjadi selagi adanya negosiasi antara PT
NNT dan Pemerintah Indonesia terungkap adanya saham PT NNT yang
dijaminkan, akibatnya negosiasi menjadi terhenti dan pemerintah menetapkan
tanggal 22 Februari 2008 merupakan batas akhir penyelesaian divestasi PT NNT.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) M Lutfi mengatakan,
saham yang didivestasi seharusnya saham yang bersih dari masalah. “ Ibaratnya
mau jual rumah kok digadaikan duluan dan kita yang harus bicara dengan
banknya.” Apabila PT NNT minta persetujuan sindikasi bank yang memberikan
pinjaman berarti perusahaan tidak mampu melakukan divestasi. 53
Saham PT NNT dimiliki oleh Sumitomo 35%, Newmont Mining
Corp 45% dan sebagai peserta Indonesia adalah PT Pukuafu Indah 20%. Dan
seluruh aset dan saham mereka dijaminkan pada sindikasi Bank asing ( The
Export Import Bank of Japan, US Exim Bank, dan KFW Jerman ) untuk
mendapatkan pinjaman sebesar 1 miliar dollar AS pada tahun 1996, dan
mendapat persetujuan dari Pemerintah Indonesia sebagaimana yang tertera dalam
surat Menteri Pertambangan dan Energi RI tertanggal 30 Oktober 1997.54
Dari permasalahan yang timbul dalam proses divestasi ini memerlukan
kebijakan yang arif dan terukur secara akademis apakah saham yang telah
digadaikan dapat dialihkan untuk melaksanakan divestasi? Untuk menjawabnya
52Perjanjian Kontrak karya PT NNT dengan pemerintah Indonesia 53 Kompas Senin 25-02-2008. hal.18. 54 Ibid
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
44
berikut ini akan diuraikan tentang gadai dan pelaksanaan proses pengalihan yang
dimungkinkan.
3.3.1. Pengertian Gadai
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, mengingat sifat saham
sebagai benda bergerak sebagaimana ditegaskan dalam UUPT No 40
Tahun 2007 Pasal 60 ayat 1, maka pengikatannya sebagai jaminan
adalah dengan cara gadai. Meskipun dikenal lembaga jaminan lain
untuk benda bergerak yaitu lembaga fidusia, namun dilihat dari konsep
lahirnya menurut Sri Kastini55, konsep lahirnya fidusia adalah karena
benda bergerak yang akan dijadikan jaminan berarti akan lepas dari
kekuasaan debitur (sebagai suatu asas dalam gadai bahwa barang gadai
yang tetap berada dalam kekuasaan debitur, maka gadai batal) dan
akhirnya debitur tidak akan dapat mencapai tujuan untuk
mengembangkan usahanya. Karena barang yang dijadikan jaminan
adalah barang yang diperlukan untuk kegiatan usahanya, sementara
saham tidak diperlukan untuk kegiatan usaha (produksi) debitur.
Pengertian gadai diatur dalam Pasal 1150 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata, yang merumuskan : Gadai adalah suatu hak yang
diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang
diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lain
atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang
itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara
didahulukan daripada orang-orang berpiutang lainnya; dengan
kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang
telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu
digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan. Dari rumusan
tersebut dapat diketahui bahwa untuk dapat disebut gadai, maka
unsur-unsur atau elemen pokok gadai berikut di bawah ini harus
dipenuhi :56
55 Djuhaendah Hasan, Hukum Jaminan Indonesia, (Jakarta: Elips, 1998), hal. 236 56 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Hak Itimewa, Gadai, dan Hipotek, (Jakarta:
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
45
a. Gadai diberikan hanya atas benda bergerak;
1. benda bergerak yang berwujud dan piutang-piutang kepada
pembawa, yang dilaksanakan dengan cara melepaskan benda
tersebut dari penguasaan pemberi gadai (pasal 1152
KUHPerdata);
2. piutang kepada pihak yang ditunjuk, yang pemberian gadainya
dilakukan dengan cara endosemen yang disertai dengan
penyerahan surat piutang atas tunjuk tersebut (pasal 1152 bis);
3. piutang-piutang atas nama, pemberian gadainya hanya sah jika
telah diberitahukan mengenai pemberian gadai tersebut kepada
orang, terhadap siapa gadai tersebut akan dilaksanakan. (Pasal
1153 KUHPerdata).
b. Gadai harus dikeluarkan dari penguasaan pemberi gadai;
Sebagai benda bergerak, maka gadai harus dikeluarkan dari
penguasaan pemberi gadai, yang caranya dilakukan menurut wujud
dari masing-masing benda bergerak tersebut. Bagi benda bergerak
yang berwujud dan piutang-piutang kepada pembawa, maka cara
mengeluarkan benda gadai dari pemberi gadai adalah dengan
menyerahkannya kepada penerima gadai, yang dapat merupakan
kreditor atau pihak ketiga yang ditunjuk atau disepakati secara
bersama. Selanjutnya bagi benda bergerak yang tidak berwujud
tersebut harus di “endorse” dan selanjutnya diserahkan kepada
pemegang gadai. Dalam hal piutang atas nama, maka wujud
pengeluaran piutang tersebut dari penguasaan pemberi gadai
dilakukan dengan cara pemberitahuan akan gadai yang diberikan
tersebut kepada orang terhadap siapa gadai akan dilaksanakan.
Kencana, :005), hal. 74.
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
46
c.Gadai memberikan hak kepada kreditor untuk memperoleh
pelunasan terlebih dahulu atas piutang kreditor (droit de
preference);
Pengaturan mengenai hal ini dapat dilihat dari ketentuan pasal
1150 KUHPerdata yang menyatakan bahwa gadai adalah hak yang
bersifat mendahulu dari seorang kreditor untuk mendapatkan
pelunasan dari benda yang digadaikan tersebut, manakala debitor
tidak dapat memenuhi kewajibannya. Hak ini memberikan hak
mendahulu dari kreditor konkuren, berdasarkan ketentuan Pasal
1132 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Pasal 1133 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata dan Pasal 1134 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata.
d. Gadai memberikan kewenangan kepada kreditor untuk mengambil
sendiri pelunasan secara mendahulu tersebut.
Hak untuk mengambil sendiri pelunasan secara mendahulu
melalui penjualan benda yang digadaikan dapat ditemukan
pengaturannya dalam Pasal 1155 dan pasal 1156 KUHPerdata.
Gadai adalah suatu perjanjian riil, oleh karena, sebagaimana
ditentukan dalam pengertian gadai itu sendiri, gadai hanya ada,
manakala benda yang akan digadaikan secara fisik telah
dikeluarkan dari kekuasaan pemberi gadai. Pengeluaran benda
yang digadaikan dari kekuasaan pemberi gadai ini bersifat mutlak
dan tidak dapat ditawar-tawar. Pengeluaran benda yang -
digadaikan dari kekuasaan pemberi gadai ini dapat dilakukan,
baik dengan menyerahkan kekuasaan atas benda yang digadaikan
tersebut kepada kreditor atau pihak ketiga, untuk kepentingan
kreditor, sebagai pemegang gadai. Kesepakatan untuk
memberikan gadai tidak dengan begitu saja melahirkan gadai,
melainkan sampai perbuatan pengeluaran benda gadai dari
kekuasaan debitor atau pemberi gadai dilakukan. Perlunya benda
yang digadaikan dikeluarkan dari penguasaan debitor atau pihak
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
47
ketiga yang memebrikan benda tersebut sebagai jaminan dalam
bentuk gadai adalah karena sifat dari benda bergerak itu sendiri.
3.3.2. Subyek Hak Gadai
Subyek hak gadai adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pengikatan
gadai. Perumusan pasal 1150 KUH Perdata memberikan kesimpulan bahwa
pihak yang terlibat dalam gadai ada 2 (dua), yaitu pemberi gadai dan
penerima gadai.
Pemberi gadai adalah orang atau badan hukum yang menpunyai
kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap obyek hak gadai.
Jadi pemberi gadai adalah pemilik benda yang digadaikan .
Penerima gadai adalah orang-perorangan atau badan hukum sebagai
pihak yang berpiutang atau disebut kreditur. Kreditur yang memberikan
pinjaman hutang kepada debitur, dalam pelaksanaannya bisa Bank atau
Pegadaian atau perorangan. Penerima gadai inilah yang akan menguasai
benda digadaikan. Benda yang digadaikan harus ditarik dari kekuasaan
pemberi gadai.
Namun, tidak tertutup kemungkinan, atas persetujuan para pihak,
benda gadai dipegang oleh pihak ketiga (Pasal 1152 ayat 1 KUH Perdata).
Apabila benda gadai dipegang oleh pihak ketiga maka pihak ketiga tersebut
disebut pihak ketiga pemegang gadai.
Pasal 1156 KUH Perdata menentukan tentang si berhutang atau si
pemberi gadai, yang berarti bahwa orang dapat menggadaikan barangnya
untuk menjamin hutang orang lain, atau sebaliknya, orang dapat mempunyai
hutang dengan jaminan gadai barangnya orang lain. Kalau debitur sendiri
yang memberikan jaminan, maka ia disebut debitur-pemberi gadai, sedang
kalau benda jaminan adalah milik dan diberikan oleh pihak ketiga, maka
disana ada pihak-ketiga pemberi gadai. 57
3.3.3. Obyek Gadai
Yang dimaksud objek gadai adalah benda-benda yang dijadikan jaminan
57 J.Satrio, Hukum Benda dan Hak-hak Jaminan Kebendaan, (Bandung : Citra Aditya Pakti,
~ v. hal. 99
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
48
hutang dengan dibebani hak gadai. Benda yang dapat digadaikan adalah
semua benda bergerak berwujud misalnya kendaraan bermotor, mesin-mesin,
perhiasan, dan barang bergerak lainnya yang memiliki nilai, maupun benda
bergerak tidak berwujud, misalnya tabungan, wesel, sertifikat deposito,
obligasi, saham, dan piutang. Untuk surat-surat berharga yang digadaikan
selain barang tersebut harus ditarik dari kekuasaan pemberi gadai yang
kemudian dikuasai penerima gadai, juga disertai surat kuasa matuk
memperpanjang atau mencairkan bila terjadi debitur cidera janji.
3.3.4. Saham Yang Digadaikan Dapat Dialihkan Melalui Eksekusi Jaminan
Gadai
Dalam permasalahan saham yang telah diperjanjikan untuk
didivestasikan pada Kontrak karya antara PT NNT dengan Pemerintah
Indonesia yang ternyata telah di gadaikan pada sindikasi bank asing, maka
perjanjian Kontrak Karya ini lah yang lahir terlebih dahulu dan sesuai dengan
prinsip perikatan Pasal 1233 dan Pasal 1234 KUHPer masing-masing
mengatur seperti dikutip, sebagai berikut: “Tiap-tiap perikatan dilahirkan baik
karena persetujuan, baik karena undang-undang”, sedangkan Pasal 1234
menyatakan “Tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk
berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu”
Menurut hukum penyelesaian hutang atau kredit bermasalah karena
debitur cidera janji adalah melakukan eksekusi atau menjual benda yang
menjadi jaminan hutang. Eksekusi benda yang menjadi jaminan dilakukan
karena langkah restrukturisasi atau negosiasi lainnya tidak berhasil.58
Dengan demikian saham yang telah digadaikan dapat dinegosiasikan dengan
pihak sindikasi bank asing sesuai dengan adanya perjanjian untuk
melaksanakan divestasi yang menjadi kewajiban PT NNT, dan Bank sebagai
kreditur dapat melakukan eksekusi gadai.
Eksekusi gadai dapat ditemukan dalam 2 pasal,yaitu dalam pasal 1155
dan Pasal 1156 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
a. Parate Eksekusi
58 Ibid., hal. 135
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
49
Pasal 1155 KUH Perdata menyatakan :
Apabila oleh para pihak tidak telah diperjanjikan lain, maka si berpiutang adalah berhak jika si berutang atau si pemberi gadai bercedera janji, setelah tenggang waktu yang ditentukan lampau, atau tidak telah ditentukan suatu tenggang waktu, setelah dilakukannya suatu peringatan untuk membayar, menyuruh jual barang gadainya di muka umum menurut kebiasaan-kebiasaan setempat serta atas syarat-syarat yang lazim berlaku, dengan maksud untuk mengambil pelunasan jumlah piutangnya beserta bunga dan biaya dari pendapatan penjualan tersebut.
Pertama-tama, pasal tersebut menunjukkan kepada kita bahwa
ketentuan Pasal 1155 merupakan ketentuan yang bersifat menambah
(aanvulled-recht), karena para pihak bebas menetapkan lain. Dalam hal para
pihak tidak menyimpangi ketentuan tersebut, maka barulah pasal 1155
berlaku.59
Kedua, jika si berhutang atau pemberi gadai wanprestasi, maka
penerima gadai berhak untuk menjual barang gadai di depan umum menurut
kebiasaan dan syarat-syarat setempat. Hak ini diperoleh kreditur, kalau
debitur atau pemberi gadai sudah wanprestasi. Sejak saat debitur atau
pemberi gadai wanprestasi, lahirlah hak tersebut.60
Mengenai kapan debitur wanprestasi, bergantung dari perikatannya.
Kalau perikatannya memakai ketentuan waktu sebagai batas akhir (verval
termijn), maka sejak saaat lewatnya waktu yang dicantumkan debitur
wanprestasi.
Ketiga, hak ini diberikan oleh undang-undang, tidak perlu
diperjanjikan. Dulu hak yang demikian itu hanya diberikan, kalau para pihak
memperjanjikannya. Jadi, dulu hak tersebut didasarkan atas perjanjian,
sedang sekarang diberikan demi hukum.61
Ke empat, untuk penjualan tersebut tidak disyaratkan adanya titel
eksekutorial. Pemegang gadai melaksanakan penjualan tanpa perantaraan
59 J. Satrio, Hukum Jaminan, Hak Jaminan Kebendaan, ( Bandung : Citra Aditya Bakti,
2002), hal. 134 60 Ibid, hal 134 61 Ibid hal.134
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
50
Pengadilan, tanpa perlu minta bantuan juru sita, tanpa perlu mendahuluinya
dengan suatu sitaan. Pemegang gadai disini menjual atas kekuasaan sendiri.
Hak pemegang gadai untuk menjual barang gadai tanpa titel eksekutorial
disebut Parate Eksekusi. Karena ia tidak perlu suatu titel eksekutorial, tanpa
perlu perantaraan Pengadilan, tanpa butuh bantuan juru sita, maka seakan-
akan hak eksekusi selalu siap -paraat- ditangan pemegang gadai dan
karenanya disebut parate eksekusi.62
Kemudian, hal yang menarik dari Pasal 1155 ini adalah anak kalimat
“apabila oleh para pihak tidak telah ditentukan lain” karena menimbulkan
berbagai penafsiran dalam eksekusi gadai saham. Penafsiran yang pertama
adalah para pihak setuju eksekusi gadai saham melalui parate eksekusi,
namun penjualannya tetap ke kantor lelang. Jadi tidak bisa diartikan, dapat
diperjanjikan untuk menjual saham di bawah tangan.63
Anak kalimat dimaksud berarti bahwa pemegang gadai dengan
sendirinya mempunyai “recht van parate executie”, kecuali para pihak telah
memperjanjikan secara tegas bahwa pemegang gadai tidak boleh
menggunakan hak itu. Jadi, anak kalimat pasal 1155 tersebut tidak dapat
ditafsirkan sebagai suatu hak yang diberikan kepada pihak untuk
memperjanjikan dalam perjanjian gadai bahwa pemegang gadai dapat
menjual barang gadai di bawah tangan. Yang dapat diperjanjikan adalah
bahwa pemegang gadai tidak berhak menggunakan hak parate executie,
melainkan harus menempuh jalan yang digariskan dalam pasal 1156
KUHPerdata, yaitu penjualan barang gadai dengan penetapan pengadilan.64
Seperti sudah dikatakan di depan, Pasal 1155 merupakan pasal yang
bersifat mengatur (aanvullend) dan para pihak diberikan kebebasan untuk
memperjanjikan lain. Akan tetapi, memperjanjikan cara penjualan yang lain
dari pada penjualan di muka umum tidak diperkenankan. Pembuat Undang-
undang mempunyai kekhawatiran akan kemungkinan timbulnya kerugian
62 Ibid.hal 135 63 “Praktek eksekusi gadai saham simpang siur”, <http://www.hukumonline.com/detail.asp?
id=12387&cl=Berita>, diakses 20 November 2008 64 Ibid
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
51
yang terlalu besar bagi debitur melalui persekongkolan antara penjual dengan
calon pembelinya. Namun, sebagaimana di depan telah kita kemukakan,
setelah debitur wanprestasi, maka para pihak dapat mengadakan persetujuan
untuk menjual benda jaminan di bawah tangan.65
Sedangkan penafsiran yang kedua adalah apabila para pihak
menentukan lain, maka eksekusi dapat dilakukan tidak di muka umum.
Mengenai penjualan secara di bawah tangan, ada pendapat yang mengatakan
bahwa untuk jaminan dalam bentuk gadai, meskipun ketentuan undang-
undang menetapkan pada prinsipnya penjualan barang jaminan dilakukan
dengan lelang, namun dibuka kemungkinan untuk memperjanjikan lain.
Dengan demikian sejak awal, yaitu pada waktu membuat perjanjian gadai
dapat ditegaskan bahwa jika debitor cidera janji, kreditor berhak menjualnya
baik melalui lelang maupun secara di bawah tangan.66
Ketentuan undang-undang membuka kemungkinan bagi kreditor
untuk melakukan penjualan secara di bawah tangan yang seharusnya melalui
pelelangan jika dengan cara ini dapat diperoleh dengan harga tertinggi yang
menguntungkan semua pihak. Disamping harga yang lebih menguntungkan
dibandingkan dengan harga lelang, umumnya penjualan dengan lelang amat
memakan waktu, tertunda-tunda karena sulit mendapatkan harga yang baik
atau menemukan pembeli yang berminat.67
b. Pasal 1155 Ayat (2) KUH Perdata
Selanjutnya Pasal 1155 KUHPerdata juga mengatur apabila barang gadainya
terdiri atas efek-efek yang dapat diperdagangkan di pasar atau di bursa, maka
penjualannya dapat diperdagangkan di tempat-tempat tersebut, asal dengan
perantaraan dua orang makelar yang ahli dalam perdagangan barang-barang
itu.68
c. Pasal 1156 KUH Perdata
65 Satrio. Op. cit., hal. 136 66 Ibid., hal 137 67 Indrawati Soewarso, Aspek Hukum Jaminan Kredit (Jakarta: Institut Bankir Indonesia,
2002), hal 120 68 Ibid., hal. 126
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
52
“Bagaimanapun, apabila si berutang atau si pemberi gadai bercedera janji, si berpiutang dapat menuntut di muka hakim supaya barang gadainya dijual menurut cara yang ditentukan oleh hakim untuk melunasi utang beserta bunga dan biaya, atau pun hakim, atas tuntutan si berpiutang, dapat mengabulkan bahwa barang gadainya akan tetap pada si berpiutang untuk suatu jumlah yang akan ditetapkan dalam putusan hingga sebesar utangnya beserta bunga dan biaya.”
Di samping hak untuk menjual sendiri seperti tersebut di atas,
pemegang-gadai dalam hal debitur atau pemberi gadai wanprestasi, masih
dapat menempuh jalan penyelesaian yang lain yaitu :
1. Mohon agar hakim menentukan cara penjualan barang gadai.
Yang demikian itu mungkin sekali diperlukan untuk menjaga agar
barang gadai menghasilkan uang sebanyak mungkin, sebab pemegang
gadai mempunyai kepentingan agar harga jual paling tidak menutup
piutangnya. Adakalanya barang-barang tertentu tidak menguntungkan
untuk dijual di depan umum, umpamanya tagihan atas nama.
2. Mohon agar hakim mengizinkan pemegang gadai membeli sendiri
barang gadai dengan harga yang ditentukan oleh hakim.69
Adanya wewenang yang demikian itu terasa bermanfaat dalam hal
barang gadai turun sekali nilainya, sehingga penjualan di muka umum malah
akan merugikan kedua belah pihak. Kekhawatiran terhadap kecurangan
pemegang-gadai disini tidak perlu ada, karena hakimlah yang memberikan
keputusan, baik mengenai dikabulkan atau tidaknya maupun harganya.
Hasil penjualan saham yang digadaikan sesuai dengan perjanjian
pada Kontrak Karya dapat dialihkan/dibeli pada peserta Indonesia atau
digunakan untuk melunasi hutang debitur. Jika hasil penjualan mampu
menutup seluruh hutangnya maka jika ada kelebihan dikembalikan kepada
debitur. Sebaliknya jika hasil penjualan belum mampu melunasi hutangnya
maka kekurangannya tetap harus dilunasi debitur.
69 Ibid., hal. 127.
Kewajiban divestasi..., Iwan Dermawan, FHUI, 2009