kewajiban muslim

Upload: gus-fa

Post on 06-Jul-2015

133 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEWAJIBAN TERHADAP ALLAH SWT Terdapat sepuluh kewajiban terhadap Allah SWT, yang harus dilaksanakan kita : - Beriman Kepada Allah SWT - Taat Kepada Allah SWT - Berzikir Kepada Allah SWT - Berdo'a Kepada Allah SWT - Bertawakal Kepada Allah SWT - Husnudhan Kepada Allah SWT - Bersyukur Kepada Allah SWT - Bersabar Terhadap cobaan dari Allah SWT - IKhlas dalam beribadah Kepada Allah SWT - Mengharap Ridho Allah SWT kewajiban seorang muslim terhadap muslim lainnya oleh Tg. Muhammad Luqman pada 29 Maret 2011 jam 22:33 Prinsip Islam (48): Kewajiban Seorang Muslim terhadap Muslim Lainnya Kita meyakini bahwa setiap muslim atas muslim lainnya adalah haram darah, harta, dan kehormatanya. Dan sesungguhnya seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Karena itu tidak boleh mendzaliminya, menelantarkannya, menyerahkannya kepada musuh, menghinanya, dan tidak boleh juga membuka rahasianya.

Seorang muslim wajib menghadiri undangan saudaranya apabila diundang, memberinya nasihat apabila diminta, memenuhi sumpahnya apabila bersumpah, mendoakannya apabila bersin, mengucapkan salam apabila bertemu, menjenguknya bila sakit, melayatnya bila meninggal.

Dalam urusan darah, Allah Subhanahu wa Ta'ala menyiapkan sanksi yang sangat keras. Orang yang menumpahkan darah yang tidak dibenarkan berhak mendapat murka dan laknat dari Allah di dunia dan akhirat. Allah Taala berfirman,

Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan adzab yang besar baginya. (QS. Al-Nisa: 93)

Allah telah menetapkan qishash sebagai sanksi yang adil dalam kasus pembunuhan dengan sengaja. Hikmahnya: untuk mencegah orang yang punya niatan jahat ini, untuk melapangkan dada keluarga korban, dan sebagai upaya untuk membersihkan masyarakat dari benih-benih tindak kriminal yang sangat tercela ini.

Allah Taala berfirman,

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh (QS. Al-Baqarah: 178)

Dan dalam kisas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 179)

Dan barang siapa dibunuh secara dzalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan. (QS. Al-Isra: 33)

Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

:

Tidak halal (ditumpahkan) darah seorang muslim yang bersaksi tidak ada ilah yang patut untuk disembah kecuali Allah dan aku adalah utusan-Nya, melainkan karena salah satu dari tiga sebab berikut; pelaku zina yang telah berkeluarga, jiwa dengan jiwa (qishash pembunuhan), dan orang yang meninggalkan agama serta jamaahnya (murtad). (HR. Muttafaq alaih)

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam sangat memperhatikan persoalan tentang darah. Beliau bersabda,

Seorang mukmin masih dalam kelapangan agamanya (untuk menjadi orang taat dan diampuni dosa-dosanya) selama dia tidak menumpahkan darah yang haram. (HR. Bukhari)

Ibnu Umar radliyallaahu 'anhuma berkata, Sesungguhnya di antara perkara yang membinasakan yang tidak ada jalan keluar bagi siapa yang menjerumuskan diri ke dalamnya adalah menumpahkan darah yang haram tanpa ada sebab yang menghalalkannya. (HR. Al-Bukhari)

Dari Abi Bakrah radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, Apabila dua orang muslim saling meghunuskan pedang, maka yang membunuh dan yang dibunuh berada dalam neraka. Lalu aku bertanya, Ya Rasulullah, kalau si pembunuh masuk neraka kami maklumi, lalu bagaimana dengan yang dibunuh? Beliau menjawab, Karena dia (yang terbunuh) ingin sekali membunuh saudaranya. (Muttafaq alaih)

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam menegaskan tentang haramnya darah, harta, dan kehormatan kaum muslimin. Beliau shallallaahu 'alaihi wasallam menjadikannya laksana kehormatan hari Arafah di bulan Dzil Hijjah di negeri Allah yang haram (mulia). Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Larangan Syariat Bagi MuslimahKewajiban setiap muslim dan muslimah adalah meninggalkan setiap perkara-perkara yang telah dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Karena setiap sesuatu yang dilarang dalam syariat, tentulah mempunyai dampak serta akibat baik di dunia maupun di akhirat. Setiap umat Islam, laki-laki dan wanita wajib mentaati perintah Allah dan menjauhi apa-apa yang dilarang. Perintah untuk Taat kepada Allah dan Rasul-Nya Dalam Al-Quran disebutkan secara jelas tentang perintah-perintah untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya. Hal ini merupakan kewajiban setiap mukmin agar mentaati apa yang telah dibawa oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Karena mentaati Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sama halnya mentaati Allah. Seperti yang telah disebutkan dalam surat An Nisaa ayat 80 Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka Selain kewajiban mentaati perintah-perintah Allah yang dibawa oleh Rasulullah, Juga merupakan kewajiban setiap mukmin untuk menjauhi larangan yang telah ditetapkan. Firman Allah dalam surat Al Hasyr ayat 7 Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. Bagi yang melanggar perintah maupun larangan dari Allah, tentunya mendapat acaman dan azab yang pedih. Allah berfirman dalam surat An Nuur ayat 63 maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. Sikap Taslim dan Tidak Memilih-milih Disebutkan dalam sebuah hadits, bahwa setiap umat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam akan masuk syurga kecuali yang enggan, yaitu orang yang durhaka dan tidak taat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan yang melanggar perintah dan larangan Allah Azza wa Jalla. Oleh karena itu wajib kaum muslim untuk taslim (tunduk) dengan apa yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan/putuskan.

Tidak patut bagi seorang mukmin memilih-milih dalam mengerjakan syariat. Hal ini diterangkan dalam surat Al Ahzab ayat 36 Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mumin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mumin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. Larangan-larangan Syariat Bagi Muslimah 1. Larangan Berbuat Syirik Syirik adalah perbuatan dosa yang paling besar. Karena akan menjerumuskan pelakunya dalam neraka jahanam. Larangan ini berlaku baik muslim dan muslimah. 2. Mendatangi dukun, ahli nujum, para normal, orang pintar Termasuk hal yang dilarang dalam syariat. Dalam sebuah hadits disebutkan Barangsiapa yang datang kepada peramal lalu bertanya kepadanya tentang suatu perkara, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari atau 40 malam. (Riwayat Muslim) 3. Larangan menyambung rambut Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa ada seorang datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, dan mengatakan bahwa anaknya hendak menikah tetapi rambutnya rontok. Orang tersebut bertanya bolehkah anaknya menyambung rambut dengan rambut lain? Lalu beliau Shallallahu alaihi wa sallam berkata. Allah melaknat wanita yang menyambung rambut, dan yang minta disambung rambutnya 4. Larangan membuat tato, mencukur alis, merenggangkan gigi Dalilnya adalah sebagai berikut Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan wanita yang minta disambungkan rambutnya, wanita yang mentato (kulitnya) dan wanita yang meminta dibuatkan tato. (Hadits Riwayat Muttafaqun alaih). Allah melaknat wanita yang mencukur alisnya dan wanita yang minta dicukurkan alisnya, wanita yang minta direnggangkan giginya untuk mempercantik diri, yang mereka semua merubah ciptaan Allah. (Hadits Riwayat Muttafaqun alaih). 5. Larangan menampakkan perhiasan Yang dimaksud di sini adalah seorang wanita muslimah keluar dengan tidak memakai busana muslimah. Karena

hal ini menyelesihi perintah Allah dalam surat Al Ahzab (33) ayat 59, yang artinya Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. Pakaian yang dikenakan muslimah ketika hendak keluar rumah mempunyai beberapa syarat seperti yang disebutkan oleh syaikh Al-Albani dalam bukunya Jilbab Wanita Muslimah, yaitu sebagai berikut : - Menutupi seluruh tubuh, tebal - Longgar, tidak boleh sempit/ketat - Tidak boleh menyerupai laki-laki - Bukan bentuk perhiasan/mencolok - Tidak boleh memakai wangi-wangian 6. Larangan keluar rumah dengan menggunakan wangi-wangian/parfum Rasulullah Shallallahualaihi wasallam sangat keras mamperingatkan masalah tersebut. Beliau Shallallahualaihi wasallam bersabda :Perempuan manapun yang menggunakan parfum kemudian melewati suatu kaum agar mereka mencium wanginya maka dia seorang pezina (HR Ahmad, 4/418; shahihul jam: 105) Kemudian dalam hadits lain disebutkan Nabi Shalallahu alaihi wassalam bersabda:Siapa saja perempuan yang memakai parfum maka janganlah ia menghadiri shalat isya di masjid bersama kami (Shahih riwayat Imam Ahmad,Muslim, Abu Dawud, dan Nasai dari jalan Abu Hurairah, juga lihat kitab Ash-shahihah hadits no.1094) 7. Kufur kepada kebaikan suami Dalilnya adalah sebagai berikut, Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda: dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat pun bertanya : Mengapa (demikian) wahai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam? Beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab : Karena kekufuran mereka. Kemudian ditanya lagi : Apakah mereka kufur kepada Allah? Beliau menjawab : Mereka kufur terhadap suamisuami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu. (HR. Bukhari) 8. Mengganggu tetangga

Seorang muslimah yang ahli ibadah dan ahli sedekah dapat terjerumus dalam neraka diakibatkan perilaku yang sering mengganggu tetangganya baik berupa ucapan lisan maupun perbuatan. Hal ini disebutkan dalam hadits, Dari Abu Hurairah, ia berkata, Ada seseorang bertanya pada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Wahai Rasulullah, si fulanah sering melaksanakan shalat di tengah malam dan berpuasa sunnah di siang hari. Dia juga berbuat baik dan bersedekah, tetapi lidahnya sering mengganggu tetangganya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab, Tidak ada kebaikan di dalam dirinya dan dia adalah penduduk neraka. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk kepada kita, sesungguhnya Dia adalah Maha Pemberi Petunjuk, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ======= Larangan Syariat Bagi Muslimah Ditranskrip oleh Oryza dari rekaman Kajian 7 Larangan Syariat Bagi Wanita oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Kajian tersebut dapat didownload di website Audio Assunnah

"Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kamu adalah haram atas kamu seperti haramnya hari kamu ini, dalam bulan kamu ini, di negeri kamu ini. Dan kelak kamu akan bertemu dengan Rabb-mu lalu Dia akan menanyakan tentang amal-amalmu. Karena itu janganlah kamu kembali kepada kekufuran atau kesesatan sesudahku, yaitu dengan sebagianmu membunuh atas bagaian yang lain." ( HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam juga sangat keras dalam masalah kehormatan seorang muslim. Beliau menjadikan perilaku mencela seorang muslim sebagai tindakan fasik dan membunuhnya sebagai tindakan kufur. Beliau shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Mencela seorang muslim adalah kefasikan sedangkan membunuhnya adalah kekufuran. (Muttafaq alaih)

Bahkan hanya mengacungkan senjata kepada seorang muslim menyebabkannya dilaknat oleh malaikat. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, Siapa yang mengacungkan sepotong besi kepada saudaranya, maka malaikat akan melaknatnya, walaupun dia itu saudara sebapak atau seibu. (HR. Muslim dari Abi Hurairah)

Dari Abu Musa al-Asyari radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: Apabila salah seorang dari kalian berlalu di masjid atau pasar kami dangan membawa tombak, maka hendaknya ia memegang ujungnya atau hendaknya ia menggenggam dengan tangannya, agar tidak ada sesuatupun dari senjata-senjata tersebut yang menimpa salah seorang dari kaum muslimin." (Muttafaqalaih)

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam juga menjelaskan bahwa persoalan yang pertama kali akan diadili pada hari kiamat adalah persoalan darah. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, Perkara pertama di antara manusia yang akan divonis pada hari kiamat adalah dalam perkara darah. (HR. Muslim)

Allah telah mengajarkan kepada hamba-hamba-Nya beriman beberapa adab dan aturan dalam berinteraksi sesama mereka. Allah melarang mengolok-olok, mengumpat, memanggil dengan panggilan yang jelek, berperasangka buruk, mencari-cari kesalahan, dan menggunjing. Allah Taala berfirman,

Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang

diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburukburuk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat: 11-12)

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam telah menjelaskan hak-hak muslim atas sesamanya dalam sabdanya,

Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak boleh mendzaliminya dan menyerahkannya kepada musuh. Dan siapa yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan darinya kesusahan pada hari kiamat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hair kiamat. (Muttafaq alaih)

Makna adalah tidak membiarkannya bersama orang yang menyakitinya dan dalam penderitaannya, tetapi akan menolong dan membelanya.

Sedangkan makna adalah jika melihatnya berbuat buruk tidak lantas disebarkan di tengah-tengah manusia. Hal ini tidak menafikan inkarul munkar (mengingkari kemungkaran) antara dirinya dan saudaranya. Menutupi aib terletak pada kemaksiatan yang telah dilakukannya. Sedangkan inkarul munkar letaknya pada kemaksiatan yang menjadi pekerjaannya. Mengingkari kemungkarannya adalah wajib dan kalau tidak bisa maka ia melaporkannya kepada hakim.

Dari al-Bara radliyallaahu 'anhu berkata, Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepada kita tujuh perkara dan melarang kita dari tujuh perkara. Beliau memerintahkan kami

untuk mengantarkan jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, menolong orang teraniaya, memenuhi sumpah, menjawab salam dan mendakan orang yang bersin. Beliau melarang kami dari memakai bejana perak, cincin emas, sutra, Dibaj (kain sutera dari Persia), Qasi (kain sutera dari Mesir), dan Istabraq (kain dari benang emas sutra). (HR. Al-Bukhari)

Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Tidaklah seorang hamba menutupi aib hamba lainnya di dunia kecuali Allah akan menutupi aibnya pada hari hari kiamat. (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu berkata, aku mendengar Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

:

Hak muslim atas muslim lainnya ada enam: apabila engkau bertemu dengannya maka ucapkan salam, apabila dia mengundangmu maka penuhilah undangannya, apabila dia meminta nasihat kepadamu maka nasihati dia, apabila dia bersin lalu memuji Allah maka doakan dia, apabila dia sakit maka jenguklah, Dan apabila dia wafat maka ikutilah (yakni mengantarkannya ke pekuburan). (HR. Muslim)

Dari Anas bin Malik radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, Tolonglah saudaramu yang berbuat dzalim dan yang didzalimi. Para sahabat bertanya, Ini yang terdzalimi kami akan menolongnya, lalu bagaimana kami bisa menolong

yang mendzalimi? Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab, Ambillah kedua tangannya (cegah dia dari berbuat dzalim). (Muttafaq alaih)

Dari Abu Musa radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Orang mukmin dengan mukmin lainnya laksana satu bangunan, satu dengan yang lainnya saling menguatkan. Lalu beliau shallallaahu 'alaihi wasallam lalu beliau menautkan antar jarijemarinya. (Muttafaq alaih)

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam mengibaratkan saluruh kaum mukminin laksana satu tubuh. Beliau shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemahlembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan demam dan tidak bisa tidur. (Muttafaqun Alaihdari alNuman bin Basyir)

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam telah melarang sejumlah akhlak jelek yang bisa merusak hubungan sesama sekaligus menguatkan akan mulianya darah, harta, dan kehormatan seorang muslim. Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Janganlah kalian saling hasad, saling berbuat najasy (menawar lebih tinggi untuk mengecoh pembeli), saling membenci, saling membelakangi, dan janganlah salah seorang di antara kalian menjual barang yang sudah terjadi transaksi jual beli oleh orang lain, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain, tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya (tidak peduli padanya), menghinanya. Taqwa tempatnya di sini, -beliau menunjuk ke dadanya sebanyak tiga-. Cukuplah seseorang itu dikatakan telah berbuat kejelekan manakala telah merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain itu haram darahnya, harta, dan kehormatannya. (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

KEWAJIBAN SEORANG MUSLIMAH Kewajiban Seorang Muslimah

Aug 29, '07 3:44 AM for everyone

Wanita Islam merupakan bagian dari masyarakat yang tidak dapat dipisah-kan dan mempunyai posisi yang sangat penting. Ia mempunyai kewajiban terhadap Allah, dirinya sendiri, keluarga, lingkungan dan terhadap Islam. Pada kali ini akan sedikit dibahas tentang kewajiban seorang muslimah terhadap dirinya sendiri, lingkungan dan Islam. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri Kewajiban seorang muslimah terhadap dirinya adalah berhias dengan akhlaq yang mulia sebagai cermin dari keimanan yang ada di dalam dirinya. Diantara akhlaq mulia yang harus dimiliki seorang muslimah adalah : 1. Hati yang lembut dan perasaan yang sensitif. Rasulullah sebagai panutan bagi seluruh umat Islam terkenal mempunyai hati yang sangat lembut. 2. Jujur. Sifat ini mutlak harus ada pada diri setiap muslimah. Jujur dalam bersikap sehari-hari, selalu berhati-hati dengan segala ucapannya agar lidahnya tidak tergelincir pada perkataan yang dusta.

3. Berani & mempunyai fisik yang kuat. Bagaimana seorang muslimah yang berani dan kuat ? Asma binti Abu Bakar adalah salah seorang wanita yang dapat dijadikan contoh. Dimana dalam masa kehamilannya beliau berjalan melintasi padang pasir dan menaiki bukit terjal sambil membawa bekal bagi Rasulullah dan ayahnya Abu Bakar yang ketika itu bersembunyi di gua Tsaur. Sedang-kan keberanian dalam berpendapat dapat kita ambil contoh teguran Kaulah binti Salabah kepada Ummar bin Khattab yang pada masa kekhalifahannya hendak membatasi harga mahar. 4. Menjauhi teman yang buruk. Pada prinsipnya teman yang buruk adalah teman yang menjauhkan kita dari mengingat Allah dan mengajak kita pada perbuatan yang mengundang murka Allah. Teman seperti inilah yang harus kita hindari, karena akhlaq seseorang itu dapat dilihat dari akhlaq teman karibnya. Kewajiban terhadap Lingkungannya Seorang muslimah hidup dalam suatu lingkungan masyarakat dan saling berinteraksi dengan mereka. Dalam berinteraksi dengan sesamanya, seorang muslimah harus memiliki hal-hal sebagai berikut : 1. Sikap adil. Ia harus mampu bersikap adil kepada orang-orang di sekitar-nya. Tidak membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. 2. Keperdulian terhadap orang lain. Tanggap terhadap situasi dan keadaan saudaranya yang sedang mempunyai masalah. Perduli bukan berarti hanya mengetahui bagaimana keadaan saudaranya, tetapi juga berusaha untuk menunjukkan perha-tiannya sebagai bukti dari keper-duliannya itu. 3. Hati yang pengasih. Seorang muslimah harus memiliki rasa sayang terhadap sesamanya dan mampu untuk menunjukkan rasa sayangnya itu. 4. Menjaga hak-hak orang lain. Apa yang menjadi hak orang lain adalah merupakan kewajiban bagi diri kita untuk memenuhinya. Sebagai contoh, hak seornag muslim dari muslim yang lain adalah dikunjungi ketika ia sakit. Kewajiban terhadap Islam Diantara kewajiban muslimah terhadap Islam adalah keikutsertaanya dalam menyebarkan syiarsyiar Islam. Dengan selalu berprilaku baik, menjaga adab-adab yang islami, dan membina hubungan baiknya dengan masyarakat, maka secara tidak langsung ia telah turut andil dalam menyebarkan nilai-nilai Islam. Dari sinilah orang dapat melihat dan merasakan indahnya islam sebagai rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Selain itu seorang muslimah juga dituntut untuk dapat berperan aktif dalam membina masyarakatnya sesuai dengan kemampuan dan kelebihan masing-masing. Aisyah ra adalah salah satu istri Rasulullah yang pandai tentang ilmu hadits, fiqih, dan kedokteran. Kemampuan tersebut beliau ajarkan kepada para muslimah lainnya dalam rangka keikutsertaannya membina masyarakat pada saat itu. Demikianlah tiga kewajiban seorang muslimah yang harus ia jalankan. Dengan mengetahui kewajiban-kewajiban tersebut diharapkan bahwa setiap muslimah akan sadar, bahwa dia hidup bukan untuk dirinya sendiri, dan dia juga islam bukan untuk dirinya sendiri, tetapi juga hidup dan islam bagi masyarakatnya, dan harus turut serta dalam menyebarkan nilai-nilai islam tersebut. Tanggung jawabnya begitu besar, dan kelak akan dimintai pertanggung-jawabannya di hari akhir.

Jauhilah olehmu berperangka karena dia adalah perkataan paling dusta. Janganlah mencari-cari kesalahan orang, saling bersaing (dalam urusan dunia), saling dengki, saling membenci, saling membuang muka. Dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. (HR. Muslim)

Dari Abu Ayyub al-Anshari radliyallaahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam. Keduanya bertemu lalu yang satu berpaling ke sini dan yang satu berpaling ke sana. Yang terbaik dari keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam. (Muttafaq alaih)

Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Lalu setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu akan diampuni, kecuali seorang yang bermusuhan dengan saudaranya. Lalu dikatakan: Tangguhkanlah dua orang ini sehingga keduanya berdamai, tangguhkanlah dua orang ini sehingga keduanya berdamai, tangguhkanlah dua orang ini sehingga keduanya berdamai. Dalam riwayat lain, Amal-amal akan dilaporkan pada hari senin dan kamis, maka diampunilah . . . (HR. Muslim)

(PurWD/voa-islam.com)

Ditarjamahkan oleh Badrul Tamam dari kitab Maa Laa Yasa' al Muslima Jahluhu, DR. Abdullah al-Mushlih dan DR. Shalah Shawi. Prinsip Islam (48): Kewajiban Seorang Muslim terhadap Muslim Lainnya Kita meyakini bahwa setiap muslim atas muslim lainnya adalah haram darah, harta, dan kehormatanya. Dan sesungguhnya seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Karena itu tidak boleh mendzaliminya, menelantarkannya, menyerahkannya kepada musuh, menghinanya, dan tidak boleh juga membuka rahasianya. Seorang muslim wajib menghadiri undangan saudaranya apabila diundang, memberinya nasihat apabila diminta, memenuhi sumpahnya apabila bersumpah, mendoakannya apabila bersin, mengucapkan salam apabila bertemu, menjenguknya bila sakit, melayatnya bila meninggal. Dalam urusan darah, Allah Subhanahu wa Ta'ala menyiapkan sanksi yang sangat keras. Orang yang menumpahkan darah yang tidak dibenarkan berhak mendapat murka dan laknat dari Allah di dunia dan akhirat. Allah Taala berfirman,

Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan adzab yang besar baginya. (QS. Al-Nisa: 93) Allah telah menetapkan qishash sebagai sanksi yang adil dalam kasus pembunuhan dengan sengaja. Hikmahnya: untuk mencegah orang yang punya niatan jahat ini, untuk melapangkan dada keluarga korban, dan sebagai upaya untuk membersihkan masyarakat dari benih-benih tindak kriminal yang sangat tercela ini. Allah Taala berfirman,

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orangorang yang dibunuh (QS. Al-Baqarah: 178)

Dan dalam kisas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 179)

Dan barang siapa dibunuh secara dzalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan. (QS. Al-Isra: 33) Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, : Tidak halal (ditumpahkan) darah seorang muslim yang bersaksi tidak ada ilah yang patut untuk disembah kecuali Allah dan aku adalah utusan-Nya, melainkan karena salah satu dari tiga sebab berikut; pelaku zina yang telah berkeluarga, jiwa dengan jiwa (qishash pembunuhan), dan orang yang meninggalkan agama serta jamaahnya (murtad). (HR. Muttafaq alaih) Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam sangat memperhatikan persoalan tentang darah. Beliau bersabda,

Seorang mukmin masih dalam kelapangan agamanya (untuk menjadi orang taat dan diampuni dosa-dosanya) selama dia tidak menumpahkan darah yang haram. (HR. Bukhari) Ibnu Umar radliyallaahu 'anhuma berkata, Sesungguhnya di antara perkara yang membinasakan yang tidak ada jalan keluar bagi siapa yang menjerumuskan diri ke dalamnya adalah menumpahkan darah yang haram tanpa ada sebab yang menghalalkannya. (HR. AlBukhari) Dari Abi Bakrah radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, Apabila dua orang muslim saling meghunuskan pedang, maka yang membunuh dan yang dibunuh berada dalam neraka. Lalu aku bertanya, Ya Rasulullah, kalau si pembunuh masuk neraka kami maklumi, lalu bagaimana dengan yang dibunuh? Beliau menjawab, Karena dia (yang terbunuh) ingin sekali membunuh saudaranya. (Muttafaq alaih) Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam menegaskan tentang haramnya darah, harta, dan kehormatan kaum muslimin. Beliau shallallaahu 'alaihi wasallam menjadikannya laksana kehormatan hari Arafah di bulan Dzil Hijjah di negeri Allah yang haram (mulia). Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

"Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kamu adalah haram atas kamu seperti haramnya hari kamu ini, dalam bulan kamu ini, di negeri kamu ini. Dan kelak kamu akan bertemu dengan Rabb-mu lalu Dia akan menanyakan tentang amal-amalmu. Karena itu janganlah kamu kembali kepada kekufuran atau kesesatan sesudahku, yaitu dengan sebagianmu membunuh atas bagaian yang lain." ( HR. Al-Bukhari dan Muslim) Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam juga sangat keras dalam masalah kehormatan seorang muslim. Beliau menjadikan perilaku mencela seorang muslim sebagai tindakan fasik dan membunuhnya sebagai tindakan kufur. Beliau shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Mencela seorang muslim adalah kefasikan sedangkan membunuhnya adalah kekufuran. (Muttafaq alaih) Bahkan hanya mengacungkan senjata kepada seorang muslim menyebabkannya dilaknat oleh malaikat. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, Siapa yang mengacungkan sepotong besi kepada saudaranya, maka malaikat akan melaknatnya, walaupun dia itu saudara sebapak atau seibu. (HR. Muslim dari Abi Hurairah) Dari Abu Musa al-Asyari radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: Apabila salah seorang dari kalian berlalu di masjid atau pasar kami dangan membawa tombak, maka hendaknya ia memegang ujungnya atau hendaknya ia menggenggam dengan tangannya, agar tidak ada sesuatupun dari senjata-senjata tersebut yang menimpa salah seorang dari kaum muslimin." (Muttafaqalaih) Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam juga menjelaskan bahwa persoalan yang pertama kali akan diadili pada hari kiamat adalah persoalan darah. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, Perkara pertama di antara manusia yang akan divonis pada hari kiamat adalah dalam perkara darah. (HR. Muslim) Allah telah mengajarkan kepada hamba-hamba-Nya beriman beberapa adab dan aturan dalam berinteraksi sesama mereka. Allah melarang mengolok-olok, mengumpat, memanggil dengan panggilan yang jelek, berperasangka buruk, mencari-cari kesalahan, dan menggunjing. Allah Taala berfirman,

Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (QS. AlHujurat: 11-12) Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam telah menjelaskan hak-hak muslim atas sesamanya dalam sabdanya,

Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak boleh mendzaliminya dan menyerahkannya kepada musuh. Dan siapa yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan darinya kesusahan pada hari kiamat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hair kiamat. (Muttafaq alaih) Makna adalah tidak membiarkannya bersama orang yang menyakitinya dan dalam penderitaannya, tetapi akan menolong dan membelanya. Sedangkan makna adalah jika melihatnya berbuat buruk tidak lantas disebarkan di tengah-tengah manusia. Hal ini tidak menafikan inkarul munkar (mengingkari kemungkaran) antara dirinya dan saudaranya. Menutupi aib terletak pada kemaksiatan yang telah dilakukannya. Sedangkan inkarul munkar letaknya pada kemaksiatan yang menjadi pekerjaannya. Mengingkari kemungkarannya adalah wajib dan kalau tidak bisa maka ia melaporkannya kepada hakim. Dari al-Bara radliyallaahu 'anhu berkata, Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepada kita tujuh perkara dan melarang kita dari tujuh perkara. Beliau memerintahkan kami untuk mengantarkan jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, menolong orang teraniaya, memenuhi sumpah, menjawab salam dan mendakan orang yang bersin. Beliau melarang kami dari memakai bejana perak, cincin emas, sutra, Dibaj (kain sutera dari Persia), Qasi (kain sutera dari Mesir), dan Istabraq (kain dari benang emas sutra). (HR. Al-Bukhari) Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Tidaklah seorang hamba menutupi aib hamba lainnya di dunia kecuali Allah akan menutupi aibnya pada hari hari kiamat. (HR. Muslim) Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu berkata, aku mendengar Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, : Hak muslim atas muslim lainnya ada enam: apabila engkau bertemu dengannya maka ucapkan salam, apabila dia mengundangmu maka penuhilah undangannya, apabila dia meminta nasihat kepadamu maka nasihati dia, apabila dia bersin lalu memuji Allah maka doakan dia, apabila dia sakit maka jenguklah, Dan apabila dia wafat maka ikutilah (yakni mengantarkannya ke pekuburan). (HR. Muslim) Dari Anas bin Malik radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, Tolonglah saudaramu yang berbuat dzalim dan yang didzalimi. Para sahabat bertanya, Ini yang terdzalimi kami akan menolongnya, lalu bagaimana kami bisa menolong yang mendzalimi? Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab, Ambillah kedua tangannya (cegah dia dari berbuat dzalim). (Muttafaq alaih) Dari Abu Musa radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Orang mukmin dengan mukmin lainnya laksana satu bangunan, satu dengan yang lainnya saling menguatkan. Lalu beliau shallallaahu 'alaihi wasallam lalu beliau menautkan antar jarijemarinya. (Muttafaq alaih) Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam mengibaratkan saluruh kaum mukminin laksana satu tubuh. Beliau shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemahlembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan demam dan tidak bisa tidur. (Muttafaqun Alaihdari alNuman bin Basyir) Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam telah melarang sejumlah akhlak jelek yang bisa merusak hubungan sesama sekaligus menguatkan akan mulianya darah, harta, dan kehormatan seorang muslim. Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Janganlah kalian saling hasad, saling berbuat najasy (menawar lebih tinggi untuk mengecoh pembeli), saling membenci, saling membelakangi, dan janganlah salah seorang di antara kalian menjual barang yang sudah terjadi transaksi jual beli oleh orang lain, dan jadilah hambahamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain, tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya (tidak peduli padanya), menghinanya. Taqwa tempatnya di sini, -beliau menunjuk ke dadanya sebanyak tiga-. Cukuplah seseorang itu dikatakan telah berbuat kejelekan manakala telah merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain itu haram darahnya, harta, dan kehormatannya. (HR. Muslim) Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Jauhilah olehmu berperangka karena dia adalah perkataan paling dusta. Janganlah mencaricari kesalahan orang, saling bersaing (dalam urusan dunia), saling dengki, saling membenci, saling membuang muka. Dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. (HR. Muslim) Dari Abu Ayyub al-Anshari radliyallaahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam. Keduanya bertemu lalu yang satu berpaling ke sini dan yang satu berpaling ke sana. Yang terbaik dari keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam. (Muttafaq alaih) Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Lalu setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu akan diampuni, kecuali seorang yang bermusuhan dengan saudaranya. Lalu dikatakan: Tangguhkanlah dua orang ini sehingga keduanya berdamai, tangguhkanlah dua orang ini sehingga keduanya berdamai, tangguhkanlah dua orang ini sehingga keduanya berdamai. Dalam riwayat lain, Amal-amal akan dilaporkan pada hari senin dan kamis, maka diampunilah . . . (HR. Muslim) (PurWD/voa-islam.com)

Ditarjamahkan oleh Badrul Tamam dari kitab Maa Laa Yasa' al Muslima Jahluhu, DR. Abdullah al-Mushlih dan DR. Shalah Shawi.

Ayat patuh trhdp ortu : al ankabut ayt 8