askep benigna prostat hyperplasia

25
www.saktyairlangga.wordpress.com Page 1 PANDUAN MAHASISWA KEPERAWATAN 2012 KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN (Askep Benigna Prostas Hyperplasia) WWW . SAKTYAIRLANGGA . WORDPRESS . COM

Upload: satria-yudha

Post on 15-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

askep BPH

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 1

PANDUAN MAHASISWA KEPERAWATAN

2012

KUMPULAN ASUHAN

KEPERAWATAN

(Askep Benigna Prostas

Hyperplasia)

W W W . S A K T Y A I R L A N G G A . W O R D P R E S S . C O M

Page 2: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 2

Kelenjar Prostat

Anatomi

Gambar 2.1 Anatomi Kelenjar Prostat

Kelenjar Prostat adalah satu organ genetalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-buli dan membungkus uretra posterior. Bila mengalami pembesaran organ ini menekan uretra pars prostatic dan menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar dari buli-buli.

Prostat merupakan kelenjar aksesori terbesar pada pria; tebalnya ± 2 cm dan panjangnya ± 3 cm dan lebarnya ± 4 cm, dan berat 20 gram. Prostat mengelilingi uretra pars prostatika dan ditembus di bagian posterior oleh dua buah duktus ejakulatorius.

Kelenjar prostat terdiri dari 30-50 kelenjar yang terdiri atas empat lobus yaitu :

1. lobus medial 2. lobus lateralis 3. lobus anterior 4. lobus posterior.

Fungsi kelenjar prostat menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang terdapat pada uretra dan vagma. Kelenjar bulbo uretralis terletak di sebelah bawah dari kelenjar prostat panjangnya 2-5 cm. Fungsinya hampir sama dengan kelenjar prostat.

Fisiologi

Sekret kelenjaran prostat adalah cairan seperti susu yang bersama-sama secret dari vesikula seminalis merupakan komponen utama dari cairan semen. Semen berisi

Page 3: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 3

sejumlah asam sitrat sehingga pH nya agak asam (6,5). Selain itu dapat ditemukan enzim yang bekerja sebagai fibrinolisin yang kuat, fosfatase asam, enzim-enzim lain dan lipid. Secret prostat dikeluarkan selama ejakulasi melalui kontraksi otot polos.

Benigna Prostat Hipertropi

Pengertian

Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika.

Benigna Prostat Hiperplasi adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat (secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun) menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius (Marilynn, E.D, 2000 : 671).

Etiologi

Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hyperplasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan proses penuaan (Purnomo, 2005).

Menurut Syamsu Hidayat dan Wim De Jong etiologi dari BPH adalah :

1) Adanya hyperplasia periuteral yang disebabkan karena perubahan keseimbangan endokrin (testosteron dan estrogen)

2) Faktor umur/usia lanjut 3) Idiopatik

Selain faktor tersebut ada beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hyperplasia prostat, yaitu sebagai berikut.

1) Dihidrotestosteron, peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen menyebabkan epitel dan stroma dari kelenjar prostat mengalami hiperplasi.

2) Ketidakseimbangan hormone estrogen testosterone. Pada proses penuaan pria terjadi peningkatan hormone estrogen dan penurunan testosterone yang mengakibatkan hiperplasi stroma.

3) Interaksi stroma epitel. Peningkatan epidermal growth factor atau fibroblas growth factor dan penurunan transforming growth factor beta menyebabkan hiperplasi stroma dan epitel.

4) Berkurangnya sel yang mati. Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup stroma dan epitel dari kelenjar prostat.

Page 4: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 4

5) Teori sel stem. Sel stem yang meningkat mengakibatkan poliferasi sel transit.

Patofisiologi

Sejalan dengan pertambahan umur, kelenjar prostat akan mengalami hiperplasia. Jika prostat membesar, maka akan meluas keatas (kandung kemih) sehingga pada bagian dalam akan mempersempit saluran uretra prostatica dan menyumbat aliran urine.

Keadaan ini dapat meningkatakan tekanan intravesikal. Sebagai kompensasi terhadap tahanan uretra prostatica, maka otot detrusor dan kandung kemih berkontraksi lebih kuat agar dapat memompa urine keluar. Kontraksi yang terus-menerus menyebabkan perubahan anatomi dari kandung kemih berupa: hipertropi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sekula, dan divertikel kandung kemih.

Tekanan intravesikal yang tinggi diteruskan keseluruh bagian buli-buli tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urine dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks vesiko-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus-menerus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal.

Manifestasi Klinis

Gejala klinik yang timbul disebabkan oleh karena dua hal: 1. Obstuksi 2. Iritasi

Gejala-gejala klinik ini dapat berupa : 1. Gejala pertama dan yang paling sering dijumpai adalah penurunan kekuatan

pancaran dan kaliber aliran urine, oleh karena lumen urethra mengecil dan tahanan di dalam urethra mengecil dan tahanan di dalam urethra meningkat, sehingga kandung kemih harus memberikan tekanan yang lebih besar untuk dapat mengeluarkan urine.

2. Sulit memulai kencing (hesitancy) menunjukan adanya pemanjangan periode laten, sebelum kandung kemih dapat menghasilkan tekanan intra-vesika yang cukup tinggi.

3. Diperlukan waktu yang lebih lama untuk mengosongkan kandung kemih, jika kandung kemih tidak dapat mempertahankan tekanan yang tinggi selama berkemih, aliran urine dapat berhenti dan dribbling (urine menetes setelah berkemih) bisa terjadi. Untuk meningkatkan usaha berkemih pasien biasanya melakukan valvasa menauver sewaktu berkemih.

4. Otot-otot kandung kemih menjadi lemah dan kandung kemih gagal mengosongkan urine secara sempurna, sejumlah urine tertahan dalam kandung

Page 5: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 5

kemih sehingga menimbulkan sering berkemih (frequency) dan sering berkemih malam hari (nocturia).

5. Infeksi yang menyertai residual urine akan memperberat gejala, karena akan menambah obstruksi akibat inflamasi sekunder dan oedem.

6. Residual urine juga dapat sebagai predisposisi terbentuknya batu kandung kemih.

7. Hematuria sering terjadi oleh karena pembesaran prostat menyebabkan pembuluh darahnya menjadi rapuh.

8. Bladder outlet obstruction ataupun overdistensi kandung kemih juga dapat menyebabkan refluk vesikoureter dan sumbatan saluran kemih bagian atas yang akhirnya menimbulkan hydroureteronephrosis.

9. Bila obstruksi cukup berat, dapat menimbulkan gagal ginjal (renal failure) dan gejala-gejala uremia berupa mual, muntah, somnolen atau disorientasi, mudah lelah dan penurunan berat badan.

Tingkat Keparahan BPH

Tingkat keparahan penderita BPH dapat diukur dengan skor IPSS (Internasional Prostate Symptom Score) untuk membantu diagnosis dan menentukan tingkat beratnya penyakit.

No Keluhan pada bulan terakhir

Tidak pernah

<1x dalam 5 kali

<dari setengah

Kadang-kadang sekitar (50%)

>dari setengah

Hampir selalu

1 Seberapa sering anda merasa tidak lampias saat selesai berkemih?

0 1 2 3 4 5

2 Seberapa sering anda harus kencing dalam waktu <2 jam setelah selesai berkemih?

0 1 2 3 4 5

3 Seberapa sering anda mendapatkan kencing anda terputus-putus?

0 1 2 3 4 5

4 Seberapa sering anda mendapatkan bahwa anda sulit menahan

0 1 2 3 4 5

Page 6: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 6

kencing? 5 Seberapa sering pancaran

kencing anda lemah?

0 1 2 3 4 5

6 Seberapa sering anda harus mengedan untuk mulai berkemih?

0 1 2 3 4 5

7 Seberapa sering anda harus bangun untuk berkemih sejak mulai tidur pada malam hari hingga bangun di pagi hari?

0 1 2 3 4 5

Total IPSS Score : Ringan (Mild) : 0 – 7

: Sedang (Moderate) : 8-19 : Berat (Severe) : 20 - 35

Ada juga yang membagi derajat penderita hiperplasi prostat berdasarkan gambaran klinis:

1. Derajat I : Colok dubur terdapat penonjolan prostat 1-2 cm, batas atas

prostat mudah diraba, dan sisa volume urin <50 ml 2. Derajat II : Colok dubur terdapat penonjolan prostat 2-3 cm, batas atas

prostat dapat dicapai, sisa volume urin 50-150 ml 3. Derajat III : Colok dubur terdapat penonjolan prostat 3-4 cm, batas atas

prostat tidak dapat diraba, sisa volume urin >150 ml 4. Derajat IV : Colok dubur terdapat penonjolan prostat >4 cm, tidak dapat

BAK, terjadi retensi urin total

Pemeriksaan Diagnostik

1. Urinalisis untuk melihat adanya tanda infeksi pada saluran kemih. 2. Fungsi ginjal untuk menilai adanya gangguan fungsi ginjal. 3. Pemeriksaan uroflowmetri. 4. Foto polos abdomen, untuk menilai adanya batu saluran kemih. 5. PIV, untuk melihat adanya komplikasi pada ureter dan ginjal, seperti hidroureter,

hidronefrosis.

Penatalaksanaan

Page 7: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 7

1. Watchfull waiting Watchfull waiting dilakukan pada penderita dengan keluhan ringan. Tindakan yang dilakukan adalah observasi saja tanpa pengobatan

2. Medikamentosa : Penghambat adrenergik α, Fitotropi, alpha blocker 3. Teknik pembedahan.

a. Trans uretral Resection (TUR), yaitu reseksi endoskopik malalui uretra. Jaringan yang direseksi hampir seluruhnya terdiri dari jaringan kelenjar sentralis. Jaringan perifer ditinggalkan bersama kapsulnya. Metode ini cukup aman, efektif dan berhasil guna, bisa terjadi ejakulasi retrograd dan pada sebagaian kecil dapat mengalami impotensi. Hasil terbaik diperoleh pasien yang sungguh membutuhkan tindakan bedah. Untuk keperluan tersebut, evaluasi urodinamik sangat berguna untuk membedakan pasien dengan obstruksi dari pasien non-obstruksi. Evaluasi ini berperan selektif dalam penentuan perlu tidaknya dilakukan TUR. Suatu penelitian menyebutkan bahwa hasil obyektif TUR meningkat dari 72% menjadi 88% dengan mengikutsertakan evaluasi urodinamik pada penilaian pra-bedah dari 152 pasien. Mortalitas TUR sekitar 1%dan morbiditas sekitar 8%.Saat ini tindakan TUR P merupakan tindakan operasi paling banyak dikerjakan diseluruh dunia. Reseksi kelenjar prostat dilakukan trans-uretra dengan mempergunakan cairan irigan (pembilas) agar daerah yang akan direseksi tetap terang dan tidak tertutup olehdarah. Cairan yang dipergunakan adalah berupa larutan non ionik, yang dimaksudkan agar tidak terjadi hantaran listrik pada saat operasi. Cairan yang sering dipakai dan harganya cukup murah adalah H2O steril (aquades). Salah satu kerugian dari aquades adalah sifatnya yang hipotonik sehingga cairan ini dapat masuk ke sirkulasi sistemik melalui pembuluh darah vena yang terbuka pada saat reseksi. Kelebihan air dapat menyebabkan terjadinya hiponatremia relatif atau gejala intoksikasi air atau dikenal dengan sindroma TUR P. Sindroma ini ditandai dengan pasien yang mulai gelisah, kesadaran somnolen, tekanan darah meningkat, dan terdapat bradikardi. Jika tidak segera diatasi, pasien akan mengalami edema otak yang akhirnya jatuh dalam keadaan koma dan meninggal. Angka mortalitas sindroma TUR P ini adalah sebesar 0,99%. Karena itu untuk mengurangi timbulnya sindroma TUR P dipakai cairan non ionik yang lain tetapi harganya lebih mahal daripada aquades, antara lain adalah cairan glisin , membatasi jangka waktu operasi tidak melebihi 1 jam, dan memasang sistostomi suprapubik untuk mengurangi tekanan air pada buli-buli selama reseksi prostat. Keuntungan : - Luka insisi tidak ada - Lama perawatan lebih pendek

Page 8: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 8

- Morbiditas dan mortalitas rendah - Prostat fibrous mudah diangkat - Perdarahan mudah dilihat dan dikontrol. Kerugian : - Tehnik sulit - Resiko merusak uretra - Intoksikasi cairan - Trauma spingter eksterna dan trigonum - Tidak dianjurkan untuk BPH yang besar - Alat mahal - Ketrampilan khusus

b. Trans urethral incision of prostate (TUIP)

Metode ini di indikasikan untuk pasien dengan gejala obstruktif, tetapi ukuran prostatnya mendekati normal. Pada hiperplasia prostat yang tidak begitu besar dan pada pasien yang umurnya masih muda umumnya dilakukan metode tersebut atau incisi leher buli- buli atau bladder neck incision (BNI) pada jam 5 dan 7. Terapi ini juga dilakukan secara endoskopik yaitu dengan menyayat memakai alat seperti yang dipakai pada TUR P tetapi memakai alat pemotong yang menyerupai alat penggaruk, sayatan dimulai dari dekat muara ureter sampai dekat ke verumontanum dan harus cukup dalam sampai tampak kapsul prostat. Kelebihan dari metode ini adalah lebih cepat daripada TUR dan menurunnya kejadian ejakulasi retrograde dibandingkan dengan cara TUR.

c. Prostatektomi terbuka

4. Terapi invasive minimal

a. TUMT (Trans urethral micro web thermotherapy)

b. Dilatasi balon trans uretra (TUBD)

c. High intensity focus ultrasound

d. Ablasi jarum trans uretra

e. Stent Prostat

Di dalam praktek, pembagian derajat beratnya BPH derajat I-IV digunakan untuk menentukan cara penanganan, yaitu

1) Derajat I : belum memerlukan tindakan operatif, melainkan dapat diberikan pengobatan secara konservatif (observasi : watchfull waiting)

Page 9: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 9

2) Derajat II : sudah ada indikasi untuk melakukan intervensi operatif, dan yang sampai sekarang masih dianggap sebagai cara terpilih ialah transurethral resection (TUR)

3) Derajat III : TUR masih dapat dikerjakan oleh ahli urologi yang cukup berpengalaman melakukan TUR oleh karena biasanya pembesaran prostat sudah lebih dari 60 gram. Apabila diperkirakan prostat sudah cukup besar sehingga reseksi tidak akan selesai dalam satu jam maka sebaiknya dilakukan operasi terbuka

4) Derajat IV : tindakan pertama yang harus dilakukan adalah membebaskan pasien dari retensi urin total, dengan memasang kateter atau sistostomi setelah itu baru dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk melengkapi diagnostic, kemudian terapi definitive dapat dengan TURP atau operasi terbuka

Komplikasi

1. Retensi urin akut dan involusi kontraksi kandung kemih 2. Refluks kandung kemih, hidroureter, dan hidronefrosis 3. Gross hematuria dan urinary tract infection (UTI)

Latihan Kegel

Pengertian

Berbagai kondisi dapat menyebabkan melemahnya otot-otot panggul, seperti kehamilan, melahirkan, dan kelebihan berat badan. Otot-otot panggul yang lemah menyebabkan penurunan kemampuan untuk mengendalikan berkemih atau buang air besar. Sebagai contoh, pada saat kandung kemih anda sudah penuh dengan urin, anda tentu akan menahan agar urin tidak segera keluar sebelum anda sampai di toilet atau kamar mandi. Meskipun sudah urin sudah sangat mendesak dan mungkin kandung kemih sudah meregang, anda mampu mencegah aliran urin keluar. Otot yang membantu anda untuk menahan urin untuk tidak segera keluar diperankan oleh otot-otot panggul. Apabila otot-otot panggul ini sudah melemah, kemampuan untuk mengendalikan perkemihan pun akan menurun. Otot-otot panggul sama seperti otot-otot di bagian tubuh yang lain. Jika otot ini sudah mulai melemah, dapat dilatih untuk memperkuatnya kembali caranya adalah dengan Latihan Kegel. Kegel’s Exercise atau Latihan Kegel adalah latihan otot-otot panggul yang berperan dalam mengendalikan perkemihan dan anus. Latihan dilakukan dengan mengencangkan (kontraksi) dan mengendurkan (relaksasi) secara bergantian otot-otot panggul. Latihan ini biasanya dianjurkan untuk dilakukan bagi mereka yang mengalami gangguan mengendalikan perkemihan, seperti sering mengompol, kebocoran (atau merembes), atau desakan berkemih yang tidak dapat ditahan. Wanita yang sedang

Page 10: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 10

hamil sering mengalami masalah kebocoran urin karena janin dalam rahimnya menekan kandung kemih.Selain otot yang mengendalikan perkemihan, latihan Kegel ini juga dapat bermanfaat untuk masalah kendurnya otot-otot yang mengendalikan pengeluaran BAB. Pada manula pria, seiring dengan penurunan fungsi fisiologis tubuh, terjadi perubahan pada sistem perkemihan berupa penurunan aliran darah ke ginjal dan penurunan kapasitas kandung kencing. Akibatnya timbul keluhan sering kencing, susah menahan kencing, ngompol, dan inkontinensia (kencing terasa tidak tuntas). Di samping itu terjadi pembesaran prostat yang menyebabkan saluran kencing menyempit. Akhirnya kencing menjadi sedikit-sedikit atau sampai tidak bisa kencing sama sekali.

Posisi otot dasar panggul

Sphincter terletak di beberapa bagian tubuh kita: antara perut dan kerongkongan yang usus besar dan usus kecil. Ini memainkan peran untuk mencegah terjadinya refluks. Otot dasar panggul adalah salah satu sfingter dan merupakan otot yang didistribusikan di sekitar anus, vagina, dan uretra dalam bentuk angka "8". Untuk merasakan dimana posisi otot panggul dapat dilakukan beberapa metode, yaitu : 1. Duduk toilet dengan posisi kaki terpisah dan mencoba untuk menghentikan aliran

urin ketika buang air kecil. Pada saat ini tidak menggunakan otot lainnya, seperti perut, pinggul, atau kaki. Jika Anda dapat menghentikan aliran urin, Anda akan mengontraksikan otot dasar panggul dan jika Anda buang air kecil lagi, Anda dapat merilekskan otot dasar panggul. Cobalah berulang kali sampai anda mulai bisa lebih peka merasakan rasa kontraksi dan relaksasi.

2. Metode lain mengetahui letak otot dasar panggul adalah dengan memasukkan jari Anda ke dalam vagina dan menjepit jari pada otot vagina seperti metode menghentikan urin. tidak menggunakan otot paha atau perut.

3. Seperti metode lainnya, ketika Anda berhubungan seks, cobalah untuk kontraksikan otot vagina Anda. Otot yang dikontraksikan adalah otot dasar panggul.

4. Jika Anda tidak dapat merasakan otot panggul dengan metode di atas, Anda mungkin harus bantuan dari instrumen.

Page 11: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 11

Fungsi otot dasar panggul

1. Seperti otot perut disebut Core merupakan sebuah otot penting yang mendukung

tubuh kita, sehingga otot dasar panggul mampu menopang berat didaerah panggul

khususnya, rahim, kandung kemih, dan organ internal.

2. Peran sfingter Ini mengontrol pergerakan usus dan gerakan kandung kemih. Pada

saat keluar air seni, sebagian otot dasar panggul di sekitar uretra menjadi santai,

tegangan otot sangat rendah sehingga bisa buang air kecil dengan lancar. Pada

saat yang sama, otot dasar panggul di sekitar anus membuat tegangan seperti itu

sehingga untuk mencegah tinja keluar saat buang air kecil.

3. Dalam hal berhubungan seks, otot dasar panggul membuat tegangan seperti itu

sehingga mencegah tinja atau urin keluar dan membantu untuk mencapai orgasme

dengan mudah.

4. Hal ini memainkan peran penting ketika memimpin relaksasi saat melahirkan

sehingga melahirkan menjadi lebih mudah.

Tujuan

1. Meningkatkan tonus otot kandung kemih dan kekuatan otot dasar panggul serta

sfingter uretra agar dapat tertutup dengan baik 2. Meningkatkan efisiensi serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit 3. Meningkatkan aliran darah ke ginjal 4. Memperpanjang interval waktu berkemih sehingga lansia dapat menahan sensasi

untuk berkemih sebelum waktunya

Page 12: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 12

Langkah-langkah Latihan

Kegel

Gambar 3.3.3 Latihan Kegel dengan sit up

1. Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul. Minta klien berupaya untuk menghentikan aliran urine selama berkemih dan kemudian memulainya kembali. Praktikkan setiap kali berkemih.

2. Klien mengambil posisi duduk berdiri. Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot disekitar anus.

3. Minta klien mengencangkan otot di bagian posterior dan kemudian kontraksikan otot anterior secara perlahan sampai hitungan ke empat. Kemudian minta klien merelaksasikan otot- otot secara keseluruhan. Ulangi latihan empat kali per jam saat terbangun dari tidur selama tiga bulan.

4. Apabila memungkinkan, ajar klien melakukan sit-ups yang dimodifikasi (lutut ditekuk). Membantu klien untuk merasakan otot - otot anterior pada dasar panggul. Mengajarkan teknik pengontrolan. Membantu klien merasakan otot-otot posterior pada dasar panggul. Meningkatkan pengontrolan otot panggul dan membantu relaksasi sfingter selama berkemih. Menguatkan otot - otot abdomen untuk pengontrolan kandung kemih. (Potter & Perry, 2005: 1732)

Lakukan rangkaian Kegel’s Exercise ini tiga kali dalam sehari. Latihan dilakukan setiap hari dalam berbagai posisi yang berbeda: berbaring, duduk, dan berdiri. Anda dapat melakukannya saat berbaring di tempat tidur (misalnya, malam hari sebelum tidur), saat duduk di meja kerja, atau saat beridiri memasak di dapur. Orang lain tidak akan mengetahui anda melakukan latihan ini, sehingga mempermudah anda melakukannya di mana saja di tengah-tengah aktivitas sehari-hari. Latihan di tempat umum pun tidak masalah, anda dapat melakukannya sambil duduk di kendaraan, atau

Page 13: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 13

berdiri saat mengantri kasir di supermarket. Latihan dengan posisi yang berbeda-beda dapat memperkuat otot-otot panggul anda.

Petunjuk

1. Bernapas normal saat melakukan latihan kegel untuk memastikan aliran oksigen

lancar untuk otot dasar panggul Anda.

2. Menghindari ketegangan otot-otot pantat paha dan perut Anda saat berlatih senam

kegel. Menempatkan tangan Anda pada wilayah ini saat melakukan latihan kegel

akan mengingatkan Anda menjaga otot-otot tersebut untuk tetap rileks.

3. Jangan melewatkan fase relaksasi setiap siklus latihan kegel. Relaksasi otot-otot

dasar panggul Anda antara kontraksi memungkinkan serat otot untuk beristirahat

dan memperkuat kontrol Anda.

4. Bersabarlah, dibutuhkan waktu untuk membangun kekuatan pada otot dasar

panggul Anda. Tergantung pada jumlah pengulangan Anda melakukan dan

frekuensi latihan Anda, mungkin diperlukan waktu hingga enam minggu sebelum

Anda mengalami peningkatan yang nyata dalam kekuatan otot dasar panggul Anda.

5. Bicarakan dengan dokter Anda jika Anda memiliki pertanyaan atau mengalami

kesulitan mencoba untuk melakukan latihan Kegel.

6. Inkontinensia urin dapat terjadi karena berbagai alasan selain kelemahan otot dasar

panggul. Bicarakan dengan dokter Anda jika Anda mengalami nkontinensia urin.

Anda mungkin perlu tes medis untuk menentukan penyebab dan pengobatan yang

tepat.

7. Latihan kegel seharusnya tidak menimbulkan rasa sakit. Jika Anda mengalami sakit

saat melakukan latihan dasar panggul, konsultasikan dengan penyedia layanan

kesehatan Anda.

8. otot dasar panggul Sangat lemah atau rusak dapat menyebabkan organ-organ

panggul ke dalam vagina kendur. Jika Anda melihat sebuah tonjolan yang tidak

biasa di dalam vagina, hubungi dokter.

Page 14: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 14

ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus

Tn. X berumur 60 tahun mengeluh buang air kecil tidak lancar sejak ± 2 bulan yang lalu. Pasien harus menunggu pada permulaan buang air kecil, mengedan pada saat buang air kecil, alirannya terputus-putus, pancaran air lemah dan menetes pada akhir kencing. Pasien juga merasa tidak puas setelah buang air kecil.selain itu, pasien merasakan nyeri pada ujung penis dan batang penis saat buang air kecil.

Pengkajian

Nama : Tn. X

Umur : 60 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Klirong, Kebumen

Agama : Islam

Keluhan Utama : Buang air kecil tidak lancar

Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat DM disangkal, riwayat sakit batu saluran kencing di sangkal, riwayat infeksi saluran kemih disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang mengalami sakit yang sama

Pemeriksaan Fisik

1. Sistem pernapasan

RR=20x/menit

2. Sistem Kardiovaskuler

Nadi 120 x/menit, tekanan darah 130/100 mmHg, CRT <3 detik

3. Sistem Persarafan

Nyeri pada batang dan ujung penis

4. Sistem Perkemihan

Page 15: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 15

Sulit memulai buang air kecil, alirannya terputus-putus, pancaran air lemah dan menetes pada akhir kencing. Ada retensi urin, dan setelah dipalpasi ditemukan pembesaran pada prostat, batas atas prostat tidak dapat diraba.

5. Sistem Pencernaan

Normal

6. Sistem Muskuloskeletal

Normal

7. Sistem Integumen

Normal

8. Sistem Endokrin

Normal

9. Sistem Reproduksi

Normal

Analisa Data

Pre operasi No Data Etiologi Masalah

1. DS : Pasien mengeluh buang air kecil tidak lancar

DO : Ada retensi urin

BPH ↓

Prostat membesar ↓

Mendesak uretra ↓

Obstruksi uretra ↓

Perubahan pola eliminasi urin

Perubahan pola eliminasi urine

2. DS : Pasien mengeluh nyeri di ujung dan batang penis saat BAK

DO : P = nyeri

BPH ↓

Prostat membesar ↓

Menekan saraf

Nyeri

Page 16: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 16

meningkat saat BAK Q = R = ujung dan

batang penis S = 5 T = saat BAK

↓ Nyeri

5. DS : pasien mengekspresikan keluhan karena perubahan pada kejadian kehidupan DO : pasien tampak gelisah dan takut saat tau akan dilakukan tindakan bedah

BPH ↓

Rencana pembedahan ↓

Ansietas

Ansietas

Post Operasi No. Data Etiologi Masalah 1. DS : -

DO : penggunaan kateter BPH ↓

Prostat membesar ↓

Mendesak uretra ↓

Obstruksi uretra ↓

Retensi urin ↓

Kateterisasi ↓

Resiko infeksi

Resiko infeksi

2. DS : Klien mengeluh keterbatasan dalam berhubungan seksual selama proses penyembuhan akibat pembedahan DO : pembatasan yang dialami atau actual terkait

BPH ↓

Berkurangnya fungsi organ reproduksi

↓ Perubahan gairah seksual

↓ Disfungsi seksual

Disfungsi seksual

Page 17: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 17

dengan penyakit dan/atau terapi

Diagnosa Keperawatan

Pre operasi 1. Perubahan pola eliminasi urin b.d obstruksi uretra sekunder dari pembesaran prostat 2. Nyeri b.d peregangan dari terminal saraf 3. Ansietas b.d prognosis perubahan status kesehatan, menghadapi prosedur bedah

Post operasi

1. Resiko infeksi b.d port de entrée mikroorganisme melalui kateterisasi 2. Resiko disfungsi seksual b.d hilangnya fungsi tubuh

Intervensi Keperawatan

Pre operasi 1. Perubahan pola eliminasi urin b.d obstruksi uretra sekunder dari pembesaran prostat

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 7x24 jam, pola eliminasi optimal sesuai kondisi pasien

Kriteria Hasil : Frekuensi miksi dalam batas 5-8x/24 jam

: Tidak terjadi retensi urin

Intervensi Rasional 1. Kaji pola berkemih dan catat produksi

urin tiap 6 jam

2. Menghindari minum banyak dalam waktu singkat, menghindari alcohol dan diuretik

3. Kolaborasi : a. pemberian obat penghambat

adrenergic α b. pemasangan kateter

c. catat jumlah sisa volume urin, jika

1. Mengetahui pengaruh iritasi kandung kemih dengan frekuensi miksi

2. Mencegah distensi kandung kemih akibat tonus otot detrusor menurun

3. Kolaborasi: Untuk mengurangi resistensi otot olos prostat Kateter dapat mengurangi retensi urin Tindakan pembedahan merupakan

Page 18: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 18

>100 ml (BPH derajat III) maka dilakukan tindakan pembedahan prostatektomi atau lebih aman Trans Uretral Reseksi Prostat

penatalaksanaan BPH dan tindakan endourologi adalah tindakan invasive minimal untuk reseksi prostat. Lebih aman apabila pada pasien yang mengalami risiko tinggi pembedahan tidak perlu insisi pembedahan

2. Nyeri b.d peregangan dari terminal saraf Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam, pasien mampu

mempertahankan derajat kenyamanan secara adekuat

Kriteria Hasil : Secara verbal pasien mengungkapkan nyeri berkurang/hilang

: Pasien dapat beristirahat dengan tenang

Intervensi Rasional 1. Monitor dan catat adanya rasa nyeri,

lokasi, durasi dan faktor pencetus serta penghilang nyeri

2. Observasi tanda-tanda non verbal nyeri (gelisah, kening mengkerut, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi)

3. Beri kompres hangat pada abdomen terutama perut bagian bawah

4. Anjurkan pasien untuk menghindari stimulant (kopi, teh, merokok, abdomen tegang)

5. Atur posisi pasien senyaman mungkin

6. Ajarkan teknik relaksasi.

7. Kolaborasi : pemberian analgesik jika diperlukan

1. Mengidentifikasi nyeri yang dirasakan pasien

2. Mengidentifikasi keparahan/skala nyeri yang dirasakan pasien

3. Kompres hangat dapat mengurangi nyeri dengan cara merilekskan otot

4. Kopi dan teh adalah diuretic yang dapat menstimulasi pembentukan urin

5. Posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri

6. Teknik relaksasi dapat mengurangi nyeri

7. Analgesik berfungsi sebagai pengurang rasa nyeri

3. Ansietas b.d perubahan status kesehatan, menghadapi prosedur bedah

Page 19: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 19

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, perasaan khawatir dan tegang menghilang atau berkurang

Kriteria Hasil : Pasien tampak rileks

: Tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik

Intervensi Rasional 1. Dampingi klien dan bina hubungan

saling percaya 2. Memberikan informasi tentang prosedur

tindakan yang akan dilakukan 3. Dorong pasien atau orang terdekat untuk

menyatakan masalah atau perasaan

4. Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencentuskan ansietas

5. Sediakan pengalihan melalui televisi, radio, permainan, serta terapi okupasi.

1. Menunjukka perhatian dan keinginan untuk membantu

2. Membantu pasien dalam memahami tujuan dari suatu tindakan

3. Memberikan kesempatan pada pasien dan konsep solusi pemecahan masalah

4. Membantu pasien menghindari/mengurangi faktor pencetus

5. Untuk mengurangi ansietas dan memperluas fokus

Post operasi

1. Resiko infeksi b.d port de entrée mikroorganisme melalui kateterisasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan 2x24 jam, pasien terbebas dari infeksi

Kriteria Hasil : Tanda-tanda vital dalam batas normal

: Tidak ada bengkak, aritema, nyeri

: Berkemih dengan urin jernih tanpa kesulitan

Intervensi Rasional 1. Monitor tanda-tanda sepsis (nadi

lemah, hipotensi, nafas meningkat, dingin, keseimbangan cairan intake output, adanya perdarahan)

2. Perhatikan kateter urin, laporkan bila keruh dan bau busuk

3. Ajarkan personal hygiene pada pasien

1. Mengidentifikasi tanda-tanda infeksi sejak dini

2. Tanda terdapat bakteri

3. Untuk melindungi tubuh terhadap infeksi

Page 20: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 20

4. Pertahankan system drainage gravitas

tertutup 5. Buang urin dalam bag urine setelah

terisi

4. Mencegah refluks urin ke dalam kandung kemih

5. Untuk mencegah perkembangbiakan bakteri

2. Resiko disfungsi seksual b.d hilangnya fungsi tubuh

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam, pasien mampu mempertahankan fungsi seksualnya

Kriteria Hasil : Pasien menyadari keadaannya dan akan mulai lagi interaksi seksual dan aktivitas secara optimal

Intervensi Rasional 1. Motivasi pasien untuk

mengungkapkan perasaannya yang berhubungan dengan perubahannya

2. Beri kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan perasaannya tentang efek prostatektomi dalam fungsi seksual

3. Libatkan keluarga/istri dalam perawatan pemecahan masalah fungsi seksual

4. Beri HE tentang : adanya kemungkinan fungsi seksual kembali normal : adanya kemunduran ejakulasi. Anjurkan pasien untuk menghindari hubungan seksual selama 1 bulan setelah operasi

1. Mengungkapkan perasaan yang dirasakan dapat meningkatkan rasa nyaman pada pasien

2. Menjelaskan pada pasien hal-hal yang sedang di khawatirkan pasien

3. Keluarga/istri adalah system pendukung terkuat dari pasien

4. Menjelaskan pada pasien hal-hal yang sedang di khawatirkan pasien

Page 21: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 21

PENUTUP

Kesimpulan

Benigna Prostat Hiperplasi adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat. Adanya pembesaran prostat tersebut akan menyebabkan terjadinya obstruksi saluran kemih yang dapat mengakibatkan terganggunya pola berkemih pada penderitanya.

Terdapat beberapa terapi yang dapat mengembalikan fungsi otot detrusor agar pemenuhan eliminasi urin kembali optimal, salah satunya dengan latihan kegel.

Latihan kegel yang dilakukan secara teratur dapat berpengaruh terhadap pemenuhan eliminasi urin

Saran

Sebagai seorang perawat, sudah menjadi kewajiban untuk memberikan tindakan perawatan dalam asuhan keperawatan yang diarahkan kepada pembentukan tingkat kenyamanan pasien, manajemen rasa sakit dan keamanan. Perawat harus mampu memahami factor psikologis dan emosional yang berhubungan dengan diagnosa penyakit, dan perawat juga harus terus mendukung pasien dan keluarga menjalani proses penyembuhan penyakitnya.

Page 22: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 22

DAFTAR PUSTAKA Muttaqin. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Selemba Medika. Nursalam. 2009. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika. Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk MahasiswaKeperawatan.Jakarta : EGC. Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC. Aprillia, Yessie. 2012. http://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=504:latihan-kegel--latihan-memperkuat-sphincter-otot-dasar-panggul&catid=40:monthly-guide&Itemid=34 diakses pada tanggal 3 Juni pukul 17.00 WIB

Page 23: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 23

WOC

Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH )

meluas keatas (kandung kemih)

mempersempit saluran uretra prostatica

menyumbat aliran urine tekanan intravesikal

urethra menjadi panjang (elongasil) Derajat I

Colok dubur : penonjolan prostat, batas atas mudah diraba, dan sisa volume urin <50 ml

Derajat II

Colok dubur : penonjolan prostat jelas, batas atas dapat dicapai, sisa volume urin 50-100 ml

Derajat III

Colok dubur : batas atas prostat tidak dapat diraba, sisa volume urin>100 ml

Derajat IV

Terjadi retensi urin total

PROSTAT MEMBESAR

Perubahan keseimbangan endokrin (testosteron dan estrogen)

Faktor umur/usia lanjut

Idiopatik Dihidrotestosteron

hyperplasia periuteral

peningkatan 5 alfa reduktase

peningkatan reseptor androgen

epitel dan stroma dari kelenjar prostat hiperplasi

Estrogen dan testosterone

peningkatan lama hidup stroma dan epitel dari kelenjar prostat

Teori sel stem

Sel stem

poliferasi sel transit

Page 24: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 24

Ansietas

Manifestasi klinis : Penurunan kekuatan pancaran

Manifestasi klinis : 1. Diperlukan waktu yang

lebih lama untuk mengosongkan kandung kemih

2. dribbling (urine menetes setelah berkemih)

Manifestasi klinis : 1. Otot-otot kandung kemih

menjadi lemah 2. Kandung kemih gagal

mengosongkan urine

Manifestasi klinis : Sulit memulai kencing (hesitancy)

residual urine

Resiko Tinggi Infeksi batu kandung

kemih

obstruksi

overdistensi kandung kemih akibat residual urine meningkat

refluk vesikoureter

hydroureteronephrosis

Gangguan Pola Eliminasi Urin

Nyeri

gagal ginjal

Penatalaksanaan Farmakologi

Pembedahan Pembedahan endourologi (TURP)

reseksi prostat yang membesar

Indikasi :

klien yang mengalami urin akut atau pernah retensi urin akut, klien dengan residual urin > 100 ml. klien dengan penyulit, terapi medikamentosa tidak berhasil dan flowmetri menunjukkan pola obstruktif.

Ansietas

ISK Inflamasi sistemik

Peningkatan suhu Hipert

pembuluh darah rapuh

hematuria

PK. Perdarahan

Watchfull waiting

Page 25: Askep Benigna Prostat Hyperplasia

w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m

Page 25

Trans urethral incision of prostate (TUIP)

Terapi invasive minimal

a. TUMT (Trans urethral micro web thermotherapy)

b. Dilatasi balon trans uretra (TUBD)

c. High intensity focus ultrasound

d. Ablasi jarum trans uretra e. Stent Prostat

Pre operasi

Intra operasi

Post operasi

Perubahan pola eliminasi urin

Nyeri Ansietas

Resiko infeksi Resiko disfungsi

seksual