asi

57
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan sebaiknya anak hanya disusui air susu ibu (ASI) paling sedikit enam bulan. Makanan padat seharusnya diberika sesudah anak berumur enam

Upload: muhammad-mirdza

Post on 14-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asi eksklusif

TRANSCRIPT

BAB II

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan sebaiknya anak hanya disusui air susu ibu (ASI) paling sedikit enam bulan. Makanan padat seharusnya diberika sesudah anak berumur enam bula, dan pemberian asi dilanjutkan sampai anak berumur dua tahun. ASI Eksklusif dianjurkan pada beberapa bulan pertama kehidupan karena ASI tidak terkontaminasi dan mengandung banyak gizi atau yang disiapkan dalam kondisi tidak higienis dapa menyebabkan anak mengalami kurang gizi da teinfeksi organisme asing, sehigga mempunyai daya tahan tubuh yang rendah terhadap penyakit.

Terdapat beberapa peraturan hukum terkait ASI Eksklusif antara lain sebagai berikut :

UU nomor 36/2009 tentang kesehatan

Pasal 128 ayat 2 dan 3 disebutkan bahwa selama pemberian ASI, pihak keluarha, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus. Penediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum.

Pasal 200 sanksi pidana dikenakan bagi setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air susu ibu eksklusif sebagaimana dimaksud dalam pasal 128 ayat (2). Ancama pidana yang diberika adalah pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Peraturan pemerintah Repulik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Pasal 6 berbunyi setia[p ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tentang pemberian ASI secara Eksklusif di Indonesia.

Menetapkan ASI eksklusif di Indonesia selama 6 bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai dengan anak berusia 2 tahun atau lebih dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai.

Tenaga kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu yang baru melahirkan untuk memberi ASI eksklusif dengan mengacu pada 10 langkah keberhasilan menyusui.

Menyusui eksklusif adalah tidak memberi bayimakanan atau minuman lain termasuk air utih selain menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes). Menyusui predominan adalah menyusui bayi tetapi pernah memberikan sedikit air atau minuman berbasis air, misalnya teh, sebagai makanan/minuman prelakteal sebelum ASI keluar. .Menyusui partial adalah menyusui bayi serta diberikan makanan buatan selain ASI baik susu formula, bubur, atau makanan lainnya seelum bayi berumur enam bulan. Baik diberikan secara kontinyu maupun diberikan sebagai makanan prelakteal.

1. Cakupan pola menyusui berdasarkan kelompok umurKelompok UmurPola menyusui (%)

EksklusifPredominanParsial

0 bulan39,85,155,1

1 bulan32,54,463,1

2 bulan30,74,165,2

3 bulan25,24,470,4

4 bulan26,33,070,7

5 bulan15,31,583,2

Tabel 1. Persentase Pola Menyusui pada bayi usia 0-5 tahun menurut kelompok umur (Riskesdas, 2010)

2. Cakupan inisiasi menyusui dini (IMD)

Inisiasi menyusui dini (IMD) adalah memberika ASI segera setelah bayi dilahirkan, biasanya dalam waktu 30 menit-1 jam pasca bayi dilahirkan. Tujuan IMD adalah:

Kontak kulit dengan kulit membuat ibu dan bayi lebih tenang.

Saat IMD bayi menelan bakteri baik dari kulit ibu yang akan membentuk koloni di kulit dan usus bayi sebagai perlindungan diri.

Kontak kulit dengan kulit antara ibu dan bayi akan meningkatkan ikatan kasih sayang ibu dan bayi.

Mengurangi terjadinya anemia.

3. Cakupan pemberian ASI Eksklusif

ProvinsiJumlah Cakupan

DKI Jakarta62,7

Jawa Barat33,7

Jawa Tengah58,4

DI Yogyakarta67,9

Jawa Timur70,8

Banten47,9

Tabel 2. Cakupan pemberian ASI Ekslusif 0-6bulan menurut provinsi tahun 2013 (Dinkes, 2013) BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Defenisi ASI Eksklusif Air Susu Ibu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya (WHO, 2004).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini (Depkes RI, 2004)

ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi (WHO, 2001).

ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli, 2000)

2. Penggolongan ASIBerdasarkan waktu produksinya ASI digolongkan kedalam 3 kelompok :

1. Kolostrum

Kolostrum adalah ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke empat setelah melahirkan. Kolostrum merupakan cairan emas, cairan pelindung yang kaya akan zat anti infeksi dan berprotein tinggi, merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara, mengandung tissuedebris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium. Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah. Kolostrum merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuning kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan susu yang matang. Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi dan makanan yang akan datang. Selain itu Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibanding dengan ASI yang matur. Pada kolostrum protein yang utama adalah globulin. (Utama Roesli, 2004). Kolostrum memiliki manfaat yaitu Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi khususnya diare. Jumlah Kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari isapan bayi pada hari hari pertama kelahiran, walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan zat gizi bayi, oleh karena itu harus diberikan kepada bayi. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat, dan lemak rendah. Sehingga sesuai dengan kebutuhan zat gizi bayi pada hari hari pertama setelah kelahiran. Selain itu membantu pengeluaran mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan (Depkes, 2002).

2. ASI transisi atau ASI peralihan

ASI transisi diproduksi pada hari ke empat sampai hari ke sepuluh kelahiran dari masa laktasi. Tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa, pada kondisi kondisi tertentu ASI transisi dapat diproduksi sampai minggu ke 5. ASI transisi mengandung protein yang lebih rendah dibanding Kolostrum. Namun, kandungan lemak dan karbohidrat ASI transisi lebih tinggi dibanding Kolostrum dan volume pada ASI transisi makin meningkat. 3. Air susu dengan komposisi zat gizi tetap.

Setelah bayi berumur 1 bulan, komposisi zat gizi ASI tidak akan mengalami perubahan (komposisinya tetap). Kondisi ini akan berlangsung sampai bayi berumur 2 3 tahun. Volume ASI yang diproduksi akan mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya umur bayi. Ketika umur bayi mencapai 3 bulan, seorang ibu dapat memproduksi ASI 800 ml sehari. Terjadinya perubahan volume ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Menginjak umur 6 bulan, bayi membutuhkan makanan tambahan berupa makanan pendamping ASI karena ASI yang diproduksi ibu mulai menurun dan tidak mencukupi kebutuhan bayi. ASI tetap boleh diberikan sampai bayi berumur 2 tahun.3. Manfaat ASI dan Menyusui Keuntungan menyusui meningkat seiring lama menyusu eksklusif hingga enam bulan. Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam bulan, keuntungan menyusui meningkat seiring dengan meningkatnya lama pemberian ASI sampai dua tahun.

a. Manfaat ASI untuk bayi

ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi, dapat juga melindungi infeksi gastrointestinal. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. ASI juga mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin 2004). Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin. ASI dapat meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bayi serta meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan anak (bonding) (Gupte, 2004).

b. Manfaat ASI untuk ibu

Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan kehidupan kepada bayinya dan hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak. Dengan menyusui, rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian rahim keukuran sebelum hamil serta mempercepat berhentinya pendarahan post partum. Dengan menyusui kesuburan ibu akan menjadi berkurang untuk beberpa bulan dan dapat menjarangkan kehamilan. ASI juga dapat mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang (Gupte, 2004). c. Manfaat pemberian ASI Eksklusif bagi Negara Menurut Utami Roesli, 2005, terdapat beberapa manfaat ASI eksklusif bagi negara yaitu penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu. Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah, mencret, dan sakit saluran nafas. Penghematan obat obatan tenaga dan sarana kesehatan. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun Negara. Karena anak yang mendapat ASI dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Serta ASI eksklusif juga merupakan langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi Indonesia.

4. Komposisi ASI Keadaan yang menguntungkan dari ASI meliputi asam amino dan kandungan protein yang optimal untuk bayi normal. Asam lemak esensial dalam jumlah yang berlimpah tetapi tidak berlebihan, kandungan natrium yang relatif rendah tetapi adekuat, beban solut yang rendah dibandingkan dengan susu sapi, dan absorbs yang sangat baik untuk zat besi, kalsium dan seng, yang menyediakan jumlah yang adekuat dari zat-zat nutrisi ini untuk bayi yang disusui ASI secara penuh selama 4-6 bulan (Merenstein, 2001).

ASI tidak saja mengandung makronutrien, vitamin,dan mineral tatapi juga faktor pertumbuhan, hormon, dan faktor protektif. Paling sedikit terdapat 100 komponen pada ASI, termasuk zat yang belum teridentifikasi dan belum jelas perannya. Dalam alquran, ASI disebut sebagai darah putih. Hal ini merupakan penjelasan yang sangat tepat karena susu awal memiliki lebih banyak sel darah putih daripada darah sendiri. Sifat khas manusia adalah otak yang besar dan rumit, yang mengalami banyak perkembangan selama 2 tahun pertama. ASI menyediakan laktosa, sistein, kolestrol, dan tromboplastin yang diperlukan untuk sintesis jaringan system syaraf pusat. Namun, karena ASI merupakan nutrisi yang sempurna, analisis komponenya memungkinkan kita memproduksi pengganti untuk ditambahkan kedalam susu formula. Maka dari itu, susu formula tidak akan secara sempurna menyerupai ASI. Walaupun ASI mungkin dapat dianggap nutrisi yang sempurna, komposisinya bervariasi. Komposisi ASI bervariasi dari orang ke orang, dari satu periode laktasi ke periode lain, dan setiap jam dalam sehari. Adapun komposisi ASI antara lain mengandung protein, lemak, karbohidrat, garam mineral, air, Vitamin seperti pada kolostrum (Melvyn, 2006). Kolostrum mengandung zat kekebalan, vitamin A yang tinggi, lebih kental dan berwarna kekuning-kuningan. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan kepada bayi. Sekalipun produksi ASI pada hari-hari pertama baru sedikit, namun mencukupi kebutuhan bayi. Pemberian air gula, air tajin dan masakan pralaktal (sebelum ASI lancar diproduksi) lain harus dihindari (Depkes RI, 2005).

Kolostrum merupakan sekresi payudara yang bersifat alkali, yang mungkin mulai dihasilkan selama bulan-bulan terakhir kehamilan dan pada 2- 4 hari pertama setelah melahirkan. Mempunyai berat jenis yang lebih besar (1,040 - 1,060), kandungan protein yang lebih tinggi, vitamin larut lemak, mineral, kandungan karbohidrat, dan lemak yang lebih rendah daripada ASI biasa. Kolostrum mengandung IgA sekretori, leukosit, dan zat-zat imun lainnya yang berperan dalam mekanisme pertahanan neonatus (Merenstein, 2001).5. Produksi ASI Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Refleks Let Down atau refleks ejeksi susu , dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar hipofisis posterior untuk menghasilkan hormon oksitosin, Di bawah pengaruh oksitosin, sel-sel di sekitar alveoli berkontraksi, mengeluarkan susu melalui system duktus kedalam mulut bayi (Bobak, 2005). Laktasi dapat dianggap terdiri atas dua fase, laktogenesis, inisiasi laktasi, dan galaktopoiesis, pemeliharaan sekresi air susu. Inisiasi laktasi berkaitan dengan penurunan estrogen, progesteron, dari sirkulasi ibu saat persalinan. Dua hormon terpenting yang berperan dalam laktasi adalah prolaktin yang merangsang produksi air susu, dan oksitosin yang berperan dalam penyemprotan (ejeksi) susu (Melvyn, 2006). Menurut (Arifin, 2004), berdasarkan waktu diproduksi ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak. Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi. Komposisi colostrum dari hari ke hari dapat berubah,dan merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature. ASI juga merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya. Dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin, Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi berlainan sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi. Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama. Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Mature. Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum. Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak. PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature. Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI Mature. Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi krang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi pada bayi. Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.

2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi) Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature. Disekresi dari hari ke 4 hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3 ke 5. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi serta volume semakin meningkat.

4. Air Susu mature merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan. ASI matur ini juga merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertamabagi bayi. Air susu matur merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflavin dan karotin.Tidak menggumpal bila dipanaskan.Volume: 300 850 ml/24 jam. Terdapat anti microbaterial factor, yaitu: Antibodi terhadap bakteri dan virus, Enzim (lysozime, lactoperoxidese), Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein), Faktor resisten terhadap staphylococcus, Complecement ( C3 dan C4). 6. Pola pemberian ASI Agar pemberian ASI eksklusif dapat berhasil, selain tidak memberikan makanan lain perlu pula diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar yaitu tidak dijadwal, ASI diberikan sesering mungkin termasuk menyusui pada malam hari. Ibu menggunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui. Disamping itu, posisi ibu bisa duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan santai. Bayi dipeluk dengan posisi menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu harus baik yaitu sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk kemulut bayi. Apabila payudara terasa penuh dan bayi belum mengisap secara efektif, sebaiknya ASI dikeluarkan dengan menggunakan tangan yang bersih (Depkes RI, 2005).

Keadaan gizi ibu yang baik selama hamil dan menyusui serta persiapan psikologi selama kehamilan akan menunjang keberhasilan menyusui. Seorang ibu yang menyusui harus menjaga ketenangan pikiran, menghindari kelelahan, membuang rasa khawatir yang berlebihan dan percaya diri bahwa ASI-nya mencukupi untuk kebutuhan bayi (Depkes RI, 1996). 7. Masalah Pemberian ASI Kegagalan pemberian ASI eksklusif akan menyebabkan kekurangan jumlah sel otak sebanyak 15% 20%, sehingga menghambat perkembangan kecerdasan bayi pada tahap selanjutnya. Ada beberapa masalah menyusui terkait dengan ibu yaitu :

1. Pembengkakan Payudara

Pembengkakan payudara ialah respon payudara terhadap hormon-hormon laktasi dan adanya air susu. Payudara mambengkak dan menekan saluran air susu, sehingga bayi tidak memperoleh air susu. Rasa nyeri dapat menjalar ke aksila. Perawatan yang lebih baik dapat dilakukan dengan menggunakan es yang diletakkan di payudara. Es akan mengurangi pembengkakan,sehingga sejumlah air susu yang cukup dapat dikeluarkan untuk membuat areola menjadi lunak (Bobak, 2005). Payudara dapat menjadi sangat bengkak jika bayi tidak sering menyusu atau kurang efisien dalam mengisap selama beberapa hari pertama setelah ASI keluar. Payudara memang sedikit bengkak disaat sedang mulai menyusui, bengkak yang ekstrem menyebabkan pembengkakan dari duktus susu dalam payudara dan pembuluh daerah di area dada (Juwono, 2004).

2. Putting yang luka

Puting susu dapat terasa nyeri pada beberapa hari pertama. Puting yang luka dapat dicegah atau dibatasi dengan mengambil posisi yang benar dan dengan menghindari pembengkakan sebelum hal ini terjadi (Bobak, 2005).

3. Saluran Yang Tersumbat

Kadang-kadang saluran air susu tersumbat, menimbulkan nyeri di payudara, yang terlihat bengkak dan panas. Saluran yang tersumbat ini dapat di sebabkan oleh pengosongan payudara yang tidak baik, pemakaian bra yang terlalu ketat, posisi menyusui yang tidak benar, atau selalu menggunakan posisi yang sama (Bobak, 2005).

4. Affterpains Ibu yang menyusui dapat mengalami affterpains. Affterpains lebih sering terjadi pada ibu multipara daripada ibu primipara. Affterpains Ini dapat cukup kuat sehingga ibu merasa tidak nyaman dan ketegangannya dapat mengganggu proses pemberian makan pada bayi (Bobak, 2005).

5. Persepsi Tentang Jumlah Susu Yang Tidak Adekuat

Suplai air susu yang tidak cukup jarang menjadi masalah, karena isapan menstimulasi aliran susu dalam waktu cukup lama seharusnya dapat memberikan suplai susu dan jumlah besar (Bobak, 2005).

6. Mastitis Mastitis merupakan suatu infeksi payudara yang disebabkan oleh bakteri dalam sisstem duktus. Mastitis menyebabkan bengkak, panas, dan nyeri, biasanya hanya pada satu payudara, dan juga menyebabkan ibu menyusui merasa demam dan sakit (Juwono, 2004).

7. Masalah pada Bayi.

Beberapa kondisi bayi bisa mempersulit tindakan menyusui pada bayi, salah satu diantaranya adalah bayi tidak tahan terhadap laktosa atau fenilketonuria. kelainan sumbing bibir atau langit-langit, dan kelainan bentuk mulut sehingga bayi tidak dapat menghisap dengan baik.

8. Faktor- faktor Kegagalan Pemberian ASI

Ada 2 hal yang mempengaruhi kegagalan dalam pemberian ASI yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

9.1 Faktor Internal

Adapun yang termasuk kedalam faktor Internal yaitu:

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah sejumlah informasi yang dikumpulkan yang dipahami dan pengenalan terhadap sesuatu hal atau benda-benda secara obyektif. Pengetahuan juga berasal dari pengalaman tertentu yang pernah dialami dan yang diperoleh dari hasil belajar secara formal, informal dan non formal (Notoatmodjo,2005).

Dalam hal ini, banyak sekali alasan kenapa orang tua memberikan MPASI < 6 bulan. Umumnya banyak ibu yang beranggapan kalau anaknya kelaparan dan akan tidur nyenyak jika diberi makan. Meski tidak ada relevansinya banyak yang beranggapan ini benar. Karena, belum sempurnanya sistem pencernaan sehingga harus bekerja lebih keras untuk mengolah dan memecah makanan. Kadang anak yang menangis terus menerus dianggap sebagai anak yang tidak kenyang. Padahal menangis bukan semata-mata tanda anak yang kelaparan. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan orang tua masih sangat rendah (Nurafifa, 2009).

b. Pendidikan

Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses pengembangan sumberdaya manusia. Menurut Martoyo (1996) pendidikan adalah suatu proses pendidikan jangka panjang yang dilakukan secara sistematis dan prosedurnya diorganisisr melalui konsep belajar manajerial perorangan dan pengetahuan teoritis untuk tujuan umum (Nurafifa, 2009). Sciartino (1999) mengemukakan bahwa pendidikan yang cukup merupakan dasar dalam pengembangan wawasan sarana yang memudahkan untuk dimotivasi serta turut menentukan cara berpikir seseorang dalam menerima pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu proses belajar yang memberikan latar belakang berupa mengajarkan kepada manusia untuk dapat berpikir secara obyektif dan dapat memberikan kemampuan untuk menilai apakah budaya masyarakat dapat diterima atau mengakibatkan seseorang merubah tingkah laku (Nurafifa, 2009).

Dalam hal ini, banyak ahli pendidikan setempat mempunyai program pendidikan yang lebih jelas meliputi modal pendidikan untuk hidup sebagai subjek (mata pelajaran) akademik tambahan. Kapanpun dan dimana mungkin, bidan harus dengan yakin menerima kesempatan untuk ikut berperan dalam kelas Pendidikan Kesehatan, kursus perawatan Anak dan Persiapan Menjadi Orang Tua yang sekarang dilaksanakan di banyak sekolah dan pendidikan lanjut. Dapat terjadi pertukaran pikiran dan gagasan yang bermanfaat dengan orang-orang muda yang merupakan generasi berikutnya setelah orang tua mereka. Selain dari itu semua, mendengarkan mereka, bersikap peka terhadap sesuatu yang tidak ingin mereka katakan; mendorong mereka untuk menyatakan gagasan dan tanggapan mereka, membantu mereka untuk mengungkapkan hambatan dan emosi mereka. Apabila mungkin, izinkan mereka bertemu dengan seseorang ibu yang baru melahirkan bersama bayinya, dan membicarakan sikap ibu tersebut terhadap bayinya terutama dalam hubungannya dengan pemberian air susu ibu (Sylvia, 1997).

c. Pekerjaan ibu

Beberapa wanita karier mempunyai kecemasan lain, yaitu bahwa memberikan air susu kepada bayi selama 4 sampai 6 bulan akan mempengaruhi kegagalan profesi dan kemasyarakatan mereka dan mungkin akan merusak prospek peningkatan karier. Ini semua merupakan masalah besar yang telah berkembang pada kebudayaan dan masalah ini sangat nyata bagi para wanita yang menghadapinya (Sylvia, 1997). Ibu menyusui yang bekerja tidak perlu khawatir. Mereka tidak perlu berhenti menyusui anaknya. Sebaiknya ibu bekerja tetap harus memberi ASI eksklusif kepada bayinya hingga umur 6 bulan. Hal ini dikarenakan banyaknya keuntungan yang diperoleh dibandingkan jika anak disusui dengan susu formula. Tidak sulit untuk tetap menyusui bayi saat bekerja. Jika memungkinkan, bayi dapat dibawa ke kantor ibu untuk disusui. Hal tersebut akan sedikit terkendala jika di tempat bekerja atau di sekitar tempat bekerja tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok laktasi. Bila tempat bekerja dekat dengan rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui bayi pada waktu istirahat atau bisa juga meminta bantuan seseorang untuk membawa bayi ketempat bekerja. Lokasi kantor ibu yang jauh dari rumah juga bukanlah penghalang untuk tetap memberikan ASI ekslusif. Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari rumah, ibu tetap dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Sebelum pergi bekerja, ASI tersebut bisa dikeluarkan dan dititipkan pada pengasuh untuk diberikan pada bayi. Di tempat bekerja, ibu dapat memerah ASI 2-3 kali (setiap 3 jam). Pengeluaran ASI dapat membuat ibu merasa nyaman dan mengurangi ASI menetes. ASI simpan di lemari es dan dibawa pulang dengan termos es saat ibu selesai bekerja. Ibu juga bisa menyimpannya dalam termos yang diberi es batu atau blue ice. Kegiatan menyusui dapat dilanjutkan pada malam hari, pagi hari sebelum berangkat, dan waktu luang ibu. Keadaan ini akan membantu produksi ASI tetap tinggi (Surabaya, eHealth 2008).

d. Penyakit ibu

Pilihan untuk menyusui tidak terbuka untuk setiap ibu. Beberapa ibu tidak bisa atau tidak boleh menyusui bayi mereka. Alasanya bisa emosional atau fiscal, berkaitan dengan kesehatan ibu atau bayi, bisa sementara (dimana kadang-kadang ibu bisa menyusui sesudahnya) atau jangka panjang. Beberapa faktor yang paling sering bisa mencegah atau menghalangi seorang ibu dari menyusui termasuk: Penyakit serius yang melumpuhkan (misalnya gagal jantung atau gagal ginjal, atau anemia yang parah) atau kekurangan berat badan yang ekstrem meskipun beberapa ibu bisa mengatasi masalah ini dan menyusui bayinya.

Infeksi yang serius, misalnya tuberculosis (TBC) aktif yang tidak dirawat (setelah dirawat selama dua minggu, ibu boleh menyusui); untuk sementara waktu, payudara bisa dipompa dan air susunya dibuang agar cadangan air susu sudah ada ketika tindakan menyusui dimulai. Penyakit yang menahun yang memerlukan obat yang akan memasuki air susu ibu dan membahayakan bayi, misalnya obat-obat anti tiroid, antikanker, antihipertensi atau obat-obat yang bisa mengubah suasana hati, misalnya lhitium, penenang, atau sedatif. Jika anda menggunakan obat-obat saperti ini, tanyakan terlebih dahulu kepada dokter anda sebelum anda mulai menyusui. Pada beberapa kasus, perubahan obat atau jarak makan obat bisa memungkinkan anda untuk menyusui. Kontak dengan beberapa bahan kimia tertentu di tempat kerja. Infeksi AIDS atau HIV, yang bisa ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk air susu ibu. Penyalahgunaan obat-obatan termasuk penggunaan obat penenang, kokain, heroin, metadon, marijuana, atau penyalahgunaan alkohol. penolakan yang mendalam terhadap menyusui. Beberapa kondisi bayi bisa mempersulit tindakan menyusui, tatapi bukan tidak mungkin untuk mencobanya (dengan dukungan medis yang benar). Termasuk diantaranya adalah kelainan-kelainan seperti tidak tahan terhadap laktosa atau fenilketonuria (PKU), di mana susu manusia maupun susu sapi tidak bisa dicerna. Sumbing bibir dan atau langit-langit, dan kelainan bentuk mulut lainya yang mengganggu penghisapan. Meskipun keberhasilan menyusu sebagian tergantung dari jenis cacatnya, tetapi dengan bantuan khusus, tindakan menyusui msih bisa dimungkinkan (Murkoff, 2006).

9.2. Faktor eksternal

Adapun hal yang termasuk dalam faktor eksternal yaitu :

a. Promosi Susu Formula Bayi

Tempat melahirkan memberikan pengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi karena merupakan titik awal bagi ibu untuk memilih apakah tetap memberikan bayinya ASI Eksklusif atau memberikan susu formula yang diberikan oleh petugas kesehatan maupun non kesehatan sebelum ASI-nya keluar. Meskipun ada kode etik internasional tentang pengganti ASI (susu formula), pemasaran susu formula langsung ke rumah sakit saat ini semakin gencar dan sangat mengganggu keberhasilan program ASI Eksklusif. (Nurafifa, 2009). Selain itu adanya promosi susu formula juga bisa menjadi kemungkinan gagalnya pemberian ASI walaupun mindset awal sebenarnya ASI, promosi bisa berasal dari petugas kesehatan misalnya pada saat pulang dibekali susu formula, ataupun dari iklan-iklan di beberapa media baik cetak maupun elektronik (jurnal Hikmawati, 2008).

b. Penolong Persalinan

Menurut Depkes RI, 1998 tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) dan dukun bayi (terlatih dan tidak terlatih) (sugiarto, 2003)

Kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan penggunaan ASI adalah sikap sementara petugas kesehatan dari berbagai tingkat yang tidak bergairah mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan. Konsep baru tentang pemberian ASI dan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui dan bayi baru lahir. Disamping itu juga sikap sementara penaggung jawab ruang bersalin dan perawatan dirumah sakit, rumah bersalinn yang berlangsung memberikan susu botol pada bayi baru lahir ataupun tidak mau mengusahakan agar ibu mampu memberikan ASI kepada bayinya, serta belum diterapkannya pelayanan rawat disebahagian besar rumah sakit atau klinik bersalin (Arifin, 2004).

DAFTAR PUSTAKA

KEMENKES, Situasi dan Analisis ASI Eksklusif, jakarta : Pusat Data Dan Informasi, 2014

Utami Roesli, Mengenal ASI Eksklusif (Jakarta: PT Elex Komputindo, 2000),hal. 3Utami Roesli, Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif (Jakarta: PT Elex Komputindo,

2001), hal.31.

Utami Roeli, mengenal ASI Eksklusif (jakarta : Trubus Agriwidya, 2005)