antusiasme masyaraka di dusun nganyang, siti

45
ANTUSIASME M DI DUSUN NGANY Diajukan K Universit Untuk Gela PR FAKULTAS UNIVERSITA MASYARAKAT DESA MENJADI KET YANG, SITIMULYO, PIYUNGAN, BA YOGYAKARTA SKRIPSI Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora tas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh ar Sarjana Strata Satu Sosiologi (S.Sos) Disusun Oleh: Tatang Agus Bahri NIM. 11720006 ROGRAM STUDI SOSIOLOGI S ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA AS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAG YOGYAKARTA 2015 TUA RT ANTUL, A GA

Upload: nguyennhu

Post on 30-Dec-2016

238 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

ANTUSIASME MASYARAKATDI DUSUN NGANYANG, SITIMULYO, PIYUNGAN, BANTUL,

Diajukan KUniversitas Islam Negeri

Untuk Gelar

PROGRAM STUDI SOSIOLOGIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

MASYARAKAT DESA MENJADI KETUA RTNGANYANG, SITIMULYO, PIYUNGAN, BANTUL,

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Sosiologi (S.Sos)

Disusun Oleh:

Tatang Agus Bahri NIM. 11720006

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA

2015

KETUA RT NGANYANG, SITIMULYO, PIYUNGAN, BANTUL,

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

Page 2: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI
Page 3: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI
Page 4: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI
Page 5: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

v

MOTTO

“Perubahan tidak dibuat tanpa ketidaknyamanan, “Perubahan tidak dibuat tanpa ketidaknyamanan, “Perubahan tidak dibuat tanpa ketidaknyamanan, “Perubahan tidak dibuat tanpa ketidaknyamanan, bahkan dari yang terburuk menjdi yang terbaik”bahkan dari yang terburuk menjdi yang terbaik”bahkan dari yang terburuk menjdi yang terbaik”bahkan dari yang terburuk menjdi yang terbaik”

_ Richard Hooker_ Richard Hooker_ Richard Hooker_ Richard Hooker

Lebih baik makan singkong tapi nyata,daripada makan keju tapi mimpi. Bukan pesimis, tapi hidup

harus realistis

_NN

Adil Katalino, Bacuramin kasaruga, Adil Katalino, Bacuramin kasaruga, Adil Katalino, Bacuramin kasaruga, Adil Katalino, Bacuramin kasaruga, Baksengat kajubata...(Harus...!)Baksengat kajubata...(Harus...!)Baksengat kajubata...(Harus...!)Baksengat kajubata...(Harus...!)

____Majelis Adat DayakMajelis Adat DayakMajelis Adat DayakMajelis Adat Dayak

Page 6: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

vi

Karya Tulis Ini Aku Persembahkan Kepada

Almamaterku Tercinta UIN Sunan Kalijaga

Keluarga Besar Fishum

Dosen-Dosen Prodi Sosiologi yang Telah Mengajarkan Banyak Ilmu dan

Memberikan Nasehat Terbaik

Inakku Tercinta yang Selalu Mendo’akanku

Kakak-kakakku yang Selalu Menasehatiku

Sahabat-sahabatku yang Memberikan Motivasi Selama Menyusun Skripsi Ini

Masyarakat Dusun Nganyang, Dan

Semua Orang yang Telah Banyak Membantu Hingga Skripsi Ini Selesai

Disusun...

Makaseh bah,,,☺

Page 7: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

hidayah dan pertolongan-Nya sehingga skripsi ini dapat selesai disusun. Shalawat

serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi kita Muhammad SAW

yang telah menuntun para umat manusia menuju jalan hidup yang selamat di

dunia maupun akhirat.

Alhamdulillahirabil’alamin, merupakan kata yang tepat setelah skripsi

ini selesai disusun. Penyusunan skripsi ini disadari masih sangat jauh dari

kesempurnaan serta banyak kekurangan baik dari segi bahasa, penulisan, isi,

maupun penyajian. Penyusunan skripsi ini dicurahkan dengan segenap tenaga dan

pikiran yang ada dan berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan

bagi saya juga sebagai penulisnya, terlebih lagi bagi pemenuhan syarat sebagai

karya ilmiah memperoleh gelar sarjana strata satu Sosiologi pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan, bimbingan,

dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

diucapkan terima kasih dengan penuh hormat dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dudung Abdurrahman, M.Hum selaku Dekan fakultas

Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta yang selalu memberikan motivasi untuk dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan cepat.

Page 8: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

viii

2. Bapak Dadi Nurhaedi, M.Si selaku Kaprodi Sosiologi, terimakasih sekali

untuk

3. Ibu Muryanti M.A selaku Dosen Penasehat Akademik Sosiologi 2011 dan

juga Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan banyak waktu,

tenaga, dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan bimbingan kepada

saya bagaimana tata cara mengerjakan skripsi dengan baik, sehingga

penyusunan skripsi ini dapat terwujud tepat waktu.

4. Bapak Zainal Arifin selaku Biro Skripsi prodi Sosiologi, terimakasih untuk

5. Dosen-dosen Prodi Sosiologi lainnya Pak Musa, Bu Sulis, Pak Yayan, Pak

Norma, Bu Ambar, dan Bu Napsiah yang tiada hentinya memberikan

semangat, motivasi, nasehat, bantuan, dan masukan yang sangat berharga

dan bernilai demi kelancaran skripsi ini. Saya berharap amal baik Bapak

dan Ibu semua semoga dapat digantikan dengan pahala yang belimpah

oleh Allah SWT, Amin.

6. Bapak dan Ibu TU serta seluruh karyawan yang menjadi bagian dari

keluarga besar FISHUM sebagai tempat interaksi penulis untuk

mengetahui berbagai informasi selama menjalani studi untuk memperoleh

gelar S.Sos. Saya mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-

besarnya atas bantuan yang tidak bisa terhitung nilainya selama saya

berada di fakultas ini.

7. Terima kasih dari hatiku yang paling dalam untuk Almarhum Bapakku

tercinta yang telah mendidik dan membesarkanku dengan penuh kasih

sayang, do’a ku tak pernah putus, semoga Allah membalas semua dengan

surga-Nya.

8. Terima kasih dari hati yang paling dalam untuk Inakku tercinta yang selalu

mendo’akan, mendidik, membesarkan dan memberi nasehat terbaik,

semoga Allah membalas semua dengan surga-Nya.

9. Kepada kakak laki-lakiku dan kakak perempuanku yang selalu sabar

menghadapi adiknya yang egois ini, terimakasih atas do’anya.

10. Kepada motor vespaku (lalat) yang selalu mengantarku kemanapun kaki

ini akan melangkah dan membuatku selalu bahagia.

Page 9: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

ix

11. Kepada masyarakat Dusun Nganyang dan pamong Desa Sitimulyo yang

sudah menerimaku dengan sangat baik dan sudah banyak membantu serta

bersedia menjadi informan untuk penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas

kerjasama, bantuan, serta informasinya selama ini.

12. Teman-teman seperjuangan Sosiologi angkatan 2011, yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu. Proses interaksi dan orgasme pemikiran selama

kita kuliah akan selalu indah untuk dikenang.

13. Kepada masyarakat Karangbendo RW 03 yang telah memberikan suasana

nyaman selama tinggal di Jogja, terima kasih atas kebaikannya.

14. Kepada rayon PMII Humanoira Park yang telah memberi kesempatan

untuk menganal bagaimana kerasnya perjuangan dalam dunia pergerakan,

terima kasih untuk semuanya.

15. Kepada sahabat-sahabat satu daerahku yang mengontrak di Perumahan

Darussalam 3 Condong Catur yang telah banyak memotivasi dan

membantu, bersama kalian membuat rasa kangenku terhadap suasana

rumah menjadi terobati, terima kasih untuk semuanya.

Kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan untuk

memperbaiki skripsi yang sederhana ini, dan pada akhirnya diharapkan penelitian

ini berguna khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi semua yang membaca

dan mengkaji skripsi ini.

Dengan segala do’a yang tulus dari orang-orang yang saya sayangi,

semoga amal kebaikan kalian dapat diterima oleh Allah SWT, serta mendapatkan

balasan yang melimpah beserta rahmat dari-Nya, Aamiin Yaa Allah Ya Rabbal

‘Alamiin.

Yogyakarta, 12 Februari 2015

Penyusun,

Tatang Agus Bahri

NIM. 11720006

Page 10: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Matrik Klasifikasi Perbedaan Penelitian......................... 14

Tabel 2 : Informan Penelitian....................................................... 20

Tabel 3 : Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin............... 28

Tabel 4 : Jumlah KK Berdasarkan RT.......................................... 29

Tabel 5 : Komposisi Penduduk Menurut Umur............................ 30

Tabel 6 : Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan.................... 31

Tabel 7 : Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan...................... 32

Tabel 8 : Contoh Tindakan Relasi Sosial Terhadap Lembaga RT.. 84

Tabel 9 : Relasi Sosial Lembaga RT Dusun Nganyang................. 85

Tabel 10 : Mekanisme Pemilihan Ketua RT Dusun Nganyang....... 95

Tabel 11 : Penilaian Masyarakat Dusun Nganyang Terhadap Jabatan

Ketua RT........................................................................ 111

Page 11: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Gambar peta Desa Sitimulyo....................................... 26

Gambar 2 : Gambar gapura pintu masuk melalui RT 01

ke Dusun Nganyang................................................... 27

Gambar 3 : Gambar kumpulan warga RT 03 Dusun Nganyang.... 35

Gambar 4 : Gambar kerja bakti warga RT 07 Dusun Nganyang.... 35

Gambar 5 : Gambar acara yasinan Ibu-Ibu warga RT 06

Dusun Nganyang........................................................ 37

Gambar 6 : Gambar warga RT 02 Dusun Nganyang

sedang latihan tari Srandul......................................... 39

Gambar 7 : Gambar pementasan Srandul

di Balai Desa Sitimulyo............................................... 39

Gambar 8 : Gambar beberapa rumah masyarakat

Dusun Nganyang........................................................ 41

Gambar 9 : Gambar beberapa lahan pertanian masyarakat

Dusun Nganyang........................................................ 42

Gambar 10 : Gambar beberapa warga sedang membuat bata

di Dusun Nganyang................................................... 43

Gambar 11 : Gambar ruas jalan di Dusun Nganyang

bagian selatan.............................................................. 45

Gambar 12 : Gambar ruas jalan di Dusun Nganyang

bagian utara................................................................. 45

Gambar 13 : Gambar masjid yang ada di Dusun Nganyang............. 46

Gambar 14 : Gambar Ketua RT 04 Dusun Nganyang

Bapak Supardi sedang memimpin kumpulan RT 04..... 69

Page 12: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : Bagan piramida hierarki pemerintahan di Indonesia... 58

Bagan 2 : Bagan struktur pemerintahan desa.............................. 60

Bagan 3 : Bagan Struktur Pemerintahan Desa Sitimulyo............ 63

Bagan 4 : Bagan peran Ketua RT............................................... 71

Bagan 5 : Bagan pola relasi sosial lembaga RT........................... 73

Bagan 6 : Bagan diagram pola relasi sosial

lembaga RT Dusun Nganyang..................................... 86

Page 13: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................... i

SURAT PERNYATAAN .............................................................. ii

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING .............................. iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ...................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................. vii

DAFTAR TABEL ........................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ................................................................... xi

DAFTAR BAGAN ....................................................................... xii

DAFTAR ISI ............................................................................... xiii

ABSTRAK ................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................ 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................... 9 D. Tinjauan Pustaka .............................................. 10 E. Karangka Teori ................................................ 15 F. Metode Penelitian ............................................. 18 G. Sistematika Pembahasan ................................... 24

BAB II PROFIL LOKASI PENELITIAN DAN PROFIL INFORMAN

A. Kondisi Geografis ............................................ 25 B. Kondisi Demografi .......................................... 28 C. Kondisi Historis, Sosial dan Budaya ................ 33 D. Kondisi Ekonomi, Politik dan Infrastruktur ..... 39 E. Profil Informan ................................................ 46

Page 14: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

xiv

BAB III TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA, RELASI SOSIAL

DAN LEMBAGA RT DI DUSUN NGANYANG

A. Pemerintahan Desa ........................................... 56 B. Peran Ketua RT ................................................ 65 C. Pola Relasi Sosial Ketua RT dan Masyarakat

Dusun Nganyang Terhadap Lembaga RT ......... 72 D. Pemilihan Ketua RT di Dusun Nganyang .......... 87 E. Penilaian Masyarakat Dusun Nganyang

Terhadap Jabatan Sebagai Ketua RT .................. 96

BAB IV ANTUSIASME MASYARAKAT DUSUN NGANYANG

MENJADI KETUA RT DAN RASIONALITASNYA

TERHADAP LEMBAGA RT

A. Antusiasme Masyarakat Dusun Nganyang Menjadi Ketua RT ............................................ 103

B. Rasionalitas Masyarakat Dusun Nganyang dan Hubungannya Terhadap Kurangnya Antusiasme Menjadi Ketua RT .......................... 108

C. Internalisasi Masyarakat Dusun Nganyang Terhadap Lembaga RT ...................................... 113

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN ................................................ 119 B. SARAN ............................................................ 120

DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 121

LAMPIRAN

Page 15: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

xv

ABSTRAK

Masyarakat desa yang sebagian besar bermata pencarian sebagai petani berada pada posisi yang sulit. Di tengah kesibukan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka diminta untuk membentuk lembaga rukun tetangga (RT) oleh pemerintah desa. Secara esensi lembaga RT memiliki fungsi sebagai wadah partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan, pemerintahan, kemasyarakatan dan pemberdayaan. Secara eksistensi lembaga RT menjadi lemah karena bersifat suka rela dan tidak mendapat imbalan (materi/immaterial). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana antusiasme masyarakat desa menjadi Ketua RT di Dusun Nganyang, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta? dan mengapa masyarakat Dusun Nganyang kurang antusias menjadi Ketua RT?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Yaitu suatu penelitian yang dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Teori yang digunakan untuk menganalisis masalah penelitian adalah Petani Rasional yang dipopulerkan oleh Samuel L. Popkin. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu metode wawancara mendalam (dept interview), pengamatan lapangan (observasi) dan metode dokumentasi. Adapun analisis data dilakukan dengan cara menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber yaitu wawancara, observasi, dokementasi, catatan lapangan dan lain sebagainya.

Hasil penelitian ini adalah kurangnya antusiasme masyarakat desa menjadi Ketua RT di Dusun Nganyang, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Itu disebabkan oleh 2 faktor, yaitu: Pertama, lembaga RT kurang dihargai. Kedua, jabatan Ketua RT tidak mendapatkan imbalan (materi/immaterial). Kurangnya antusiasme masyarakat Dusun Nganyang menjadi Ketua RT didasari oleh rasionalitas yang tidak ingin dirugikan, tetapi mengharap keuntungan (self interest). Pemerintah Desa Sitimulyo dan masyarakat Dusun Nganyang harus memahami bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai ibadah sosial (hablum minannas) sebagai bentuk kepatuhan terhadap Tuhan. Sehingga ikhlas untuk mewakafkan diri untuk kemaslahatan masyarakat luas. Kurangnya antusiasme masyarakat Dusun Nganyang menjadi Ketua RT tidak dapat disalahkan. Saat ini bagi mereka mungkin itu lah yang terbaik. Daripada harus menjadi Ketua RT, sementara masyarakat Dusun Nganyang dalam kondisi yang tidak nyaman.

Kata Kunci: Masyarakat desa, Antusiasme, Ketua RT, dan Dusun Nganyang

Page 16: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa-desa di Indonesia mempunyai sejarah yang panjang terkait

bagaimana proses terbentuknya. Desa-desa di Indonesia juga mempunyai ciri khas

yang berbeda-beda dengan keunikannya masing-masing. Ada yang disebut

dengan Desa Adat, Desa non Adat dan Kelurahan. Secara hierarki memiliki

kedudukan yang sama dalam pemerintahan. Perbedaan mendasarnya terletak pada

aspek geografis dan landasan nilai yang digunakan.1 Menurut Koentjaraningrat2

ada empat faktor yang mendasari kehidupan masyarakat desa. Pertama, hubungan

kekerabatan (genealogis). Kedua, hubungan tinggal dekat (territorial ). Ketiga,

prinsip tujuan khusus. Keempat, prinsip ikatan dari atas. Secara definitif desa

dapat dimaknai sebagai satu kesatuan wilayah hukum atau teritorial, sebagai

tempat tinggal dari satu kelompok masyarakat atau suku tertentu.

Indonesia memiliki sebanyak 78.609 wilayah administrasi setingkat desa.

70.390 merupakan administrasi desa, dan 8.083 merupakan administrasi

kelurahan, serta masih ada sekitar 136 wilayah merupakan desa adat.3 Sebagian

besar desa di Indonesia merupakan desa yang heterogen. Itu dapat dilihat dari

1 Sapari Imam Asy'ari, Sosiologi Kota dan Desa, (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hlm. 150 2 Ibid, hlm. 147 3http://www.google.co.id/search?q=berapa+jumlah+desa+dan+kelurahan+di+indonesia&oq=berapa+jumla

h+desa+d&gs_l=mobile-heirloom-serp.1.1.0l2j0i22i30l3.4562.14789.0.20991.21.13.0.8.8.0.436.1806.0j2j0j3j1.6.0....0...1c.1.34.mobile-heirloom-serp..7.14.2246.cdr5P9snzdE, Diakses pada tanggal 23 September 2014 pukul 10.23 WIB

Page 17: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

2

stratifikasi sosial yang terdapat di dalamnya. Seperti perbedaan kekayaan,

pendidikan, agama, pekerjaan, suku dan aspek-aspek biologis.4 Keheterogenan

desa di Indonesia merupakan satu kekayaan yang penting untuk dipelihara karena

tidak dimiliki oleh negara lain.

Wilayah pedesaan hingga saat ini menjadi penopang berbagai kebutuhan

dasar masyarakat, baik masyarakat desa itu sendiri (substitution) maupun

masyarakat perkotaan. Sandang, pangan dan papan, tidak dapat diproduksi

sepenuhnya di wilayah perkotaan. Di Yogyakarta ketika pagi hari kita akan

melihat bagaimana sibuknya para pedagang di Pasar Bringharjo. Para pedagang

menjajakan berbagai sayur-sayuran yang akan dijual kepada para pembeli.

Pedagang-pedagang tersebut ada yang menggunakan Mobil Pick-up, Sepeda

Motor, dan Gendongan untuk membawa dagangannya. Para pedagang sayuran

tersebut kebanyakan berasal dari desa-desa di sekitar kota Yogyakarta seperti

Pleret, Sewon, Imogiri dan lain-lain. Secara politik wilayah pedesaan juga

terkadang menjadi tempat basis massa untuk menggalang suara ketika pemilihan

umum(pemilu). Massa di desa lebih menjanjikan dibanding wilayah perkotaan.

Masyarakat desa lebih mudah dimobilisasi karena solidaritas mekanik yang masih

kuat, dibandingkan masyarakat perkotaan yang cenderung individualis.5

4 Rahardjo, Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

1999), hlm. 92-110 5 Bahan Bacaan Utama Fisipol UGM, Pembangunan Msyarakat Desa, (Yogyakarta: University Gajah

Mada Press, 2002), hlm. 8-17

Page 18: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

3

Desa menyimpan kekayaan besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Kekayaan alam, kekayaan budaya dan kekayaan suku bangsa. Semua kekayaan

itu pada kenyataannya tidak berbanding lurus dengan stigma yang masih

dilekatkan oleh sebagian besar masyarakat terhadapnya. Sampai saat ini ketika

kita mendengar kata desa, maka yang ada dalam bayangan adalah masyarakat

miskin, kumuh dan berpendidikan rendah. Involusi6 rupanya adalah istilah yang

masih relevan untuk menggambarkan kondisi desa saat ini. Dari berbagai kerja

keras yang dilakukan oleh masyarakat desa ternyata tidak membawa perubahan

yang berarti. Konflik sosial justru sering terjadi pada masyarakat desa.7

Desa harus bangkit dan diperkuat. Kemakmuran, keadilan dan

kesejahteraan sosial merupakan cita-cita bersama masyarakat Indonesia dalam

membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Memperkuat posisi desa harus

dimulai dari bagian yang paling kecil yaitu lembaga rukun tetangga yang

kemudian disingkat RT. Lembaga RT merupakan bagian dari Lembaga

Kemasyarakatan Desa (LKD). Lembaga RT merupakan lembaga mitra bagi

pemerintahan desa yang berada di wilayah Pedukuhan atau Rukun Warga (RW).

Setiap lembaga RT sekurang-kurangnya terdiri dari 10 Kepala Keluarga (KK).8 Di

dalam penjelasan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa dijelaskan

bahwa:

6 Involusi adalah kondisi dimana dengan usaha maksimal yang telah dilakukan tetapi tidak membawa

perubahan yang berarti. Lihat Muryanti, Pedesaan Dalam Putaran Zaman; Kajian Sosiologi Petani, Pertanian, dan Pedesaan, (Yogyakarta: SUKA-Press, 2011), hlm. 8

7 Nasikun, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hlm. 75 8 Hasil wawancara dengan Kepala Dukuh Nganyang Bapak Tubi, terkait peran Ketua RT, pada hari Senin,

3 November 2014, pukul 15.30 WIB

Page 19: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

4

“Di Desa dibentuk lembaga kemasyarakatan Desa, seperti rukun tetangga, rukun warga, pembinaan kesejahtraan keluarga, karang taruna, dan lembaga pemberdayaan masyarakat atau yang disebut dengan nama lain. Lembaga Kemasyarakatan Desa bertugas membantu Pemerintah Desa dan merupakan mitra dalam pemberdayaan masyarakat Desa” 9

Lembaga RT tidak hanya terdapat di desa, akan tetapi terdapat juga di

wilayah perkotaan. Secara fungsi sama, perbedaanya hanya pada bentuk lembaga

pemerintahan yang menaunginya. Lembaga RT di desa berada di bawah naungan

pemerintah desa, sedangkan di kota berada di bawah naungan pemerintah

kelurahan.

Orang yang memimpin lembaga RT disebut Ketua RT. Ketua RT

merupakan sosok penting dalam lembaga RT, yaitu sebagai koordinator

penggerak masyarakat. Seperti menjaga kerukunan antar warga dalam satu RT.

Merespon segala permasalahan yang dihadapi serta melakukan kegiatan

pembangunan untuk kemaslahatan bersama.10 Partisipasi aktif masyarakat dalam

lingkup RT harapannya adalah dapat menjadikan masyarakat sebagai subjek

pembangunan.

Ketua RT di dalam pemerintahan desa berada pada garis koordinasi yang

paling bawah. Ketua RT sebagai pembantu tugas kepala dukuh, atau membantu

tugas Ketua RW jika di perkotaan.11 Ketua RT bersentuhan langsung dengan

masyarakat tanpa ada pembatas didalamnya. Analogi sederhananya adalah Ketua

RT tak ubahnya seperti seorang Kepala Keluarga. Ketua RT sebagai Kepala

9 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa bagian penjelasan, hlm. 14 10 Hasil wawancara dengan Kepala Dukuh Nganyang Bapak Tubi, pada hari Senin, 3 November 2014,

pukul 15.30 WIB 11 Ibid

Page 20: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

5

Keluarga dan masyarakat sebagai anaknya tentu akan mempunyai hubungan yang

sangat dekat. Kepala Keluarga tentu akan lebih mengetahui bagaimana kondisi

dari keluarganya dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu permasalahan

apapun yang dihadapi oleh masyarakat, Ketua RT akan jauh lebih mengetahuinya

dibanding kepala dukuh atau Ketua RW. Maka atas dasar pertimbangan efisiensi

dan efektifitas keberadaan lembaga RT dirasa menjadi sangat penting sebagai

mitra pemerintah desa. Ketua RT dapat menunjuk Sekretaris RT dan Bendahara

RT dari warganya untuk membantu tugas-tugas Ketua RT.12

Lembaga RT memiliki kekuatan hukum karena diakui secara kelembagaan

dalam Undang-Undang Desa. Esensinya keberadaan lembaga RT sangat

dibutuhkan oleh pemerintah desa dan masyarakat, akan tetapi lembaga RT

menjadi lemah secara eksistensi karena hanya bersifat suka rela.13 Jika bersifat

suka rela maka tidak ada yang bisa memaksa seseorang untuk menjadi Ketua RT,

begitu pula terkait dengan pertanggungjawabannya. Ketua RT tidak berkewajiban

untuk mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang dilakukan selama menjadi

Ketua RT kepada siapapun termasuk kepala dukuh atau Ketua RW.

Ketua RT merupakan jabatan informal dan tidak ada materi di dalamnya.14

Tidak adanya materi juga dapat memperlemah eksistensi RT yang akan

berdampak pada antusiasme masyarakat desa menjadi Ketua RT. Materi

merupakan salah satu faktor yang dapat menjadi tolak ukur untuk melihat

12 Ibid 13 Ibid 14 Ibid

Page 21: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

6

bagaimana antusiasme masyarakat dalam menilai suatu pekerjaan, karena

biasanya materi menjadi salah satu motivasi dalam bertindak.15 Sebagai

perbandingan, dalam pemilihan kepala desa (pilkades)16 antusiasme masyarakat

akan jauh lebih meningkat sehingga acara pun dibuat begitu semarak.

Penyebabnya karena terdapat materi dan peningkatan status sosial dalam jabatan

kepala desa. Sementara pemilihan Ketua RT berlangsung biasa-biasa saja melalui

rapat musyawarah RT.17 Dua faktor penyebab perbedaan tersebut adalah skala

kepemimpinan kepala desa yang lebih luas dan kepala desa mendapat materi

seperti gaji dan tanah bengkok. Sementara Ketua RT skala kepemimpinanya kecil

dan tidak mendapat materi.

Lemahnya posisi lembaga RT secara eksistensi memunculkan dampak

negatif, salah satunya adalah kurangnya antusiasme masyarakat menjadi Ketua

RT. Di tengah kondisi masyarakat desa yang masih lemah dalam berbagai aspek.

Kurangnya antusiasme menjadi Ketua RT tentu akan menjadi tantangan dalam

upaya penguatan desa. Gagasan pemberdayaan desa sebaik apapun tentu menjadi

tidak ada artinya jika tidak ada aktor yang menggerakkannya menjadi tindakan

yang nyata. Untuk itu maka eksistensi Ketua RT juga menjadi perlu untuk

diperhatikan.

15 Didit Rudiansyah, Dinamika Sosial Politik dalam Pemilihan Kepala Desa, Skripsi (Fakultas Ilmu Sosial

dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga: 2012), hlm. 78 16 Ibid, hlm. 3 17 Hasil wawancara dengan Kepala Dukuh Nganyang Bapak Tubi, pada hari Senin, 3 November 2014,

pukul 15.30 WIB

Page 22: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

7

Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta,

memiliki permasalahan yang serius terkait antusiasme masyarakat menjadi Ketua

RT. Berdasarkan observasi awal sebelum penelitian ini dilakukan. Penulis sempat

mewawancarai Bapak Tubi selaku Kepala Dukuh Nganyang. Dalam wawancara

tersebut beliau mengatakan bahwa selama beliau menjadi kepala dukuh dari tahun

1987 hingga saat ini tahun 2014. Ternyata antusiasme masyarakat untuk menjadi

Ketua RT mengalami perubahan. Berikut pernyataan Bapak Tubi:

“warga memang untuk saat ini antusiasnya berkurang kalo diminta untuk menjadi Ketua RT mas, ya saya iso memaklumi. Siapa yang mau kerja kalo hanya cuma-cuma. Saya juga berharap mereka dapat gajih, atau paling tidak dana insentif beberapa bulan sekali. Biar gak hanya istilahnya “padamu negri” mas, karna keberadaan RT memang sangat membantu pemerintah”18 (warga memang untuk saat ini kurang antusias, saya bisa memaklumi. Siapa yang mau bekerja jika hanya cuma-cuma. Saya juga berharap Ketua RT mendapat Gaji, atau paling tidak ada dana insentif untuk Ketua RT dengan jangka beberapa bulan sekali. Supaya tidak istilahnya itu suka rela (padamu negri)19, karena keberadaan RT memang sangat membantu pmemerintah desa) Dusun Nganyang memiliki 7 RT. Antusias menjadi Ketua RT dapat terlihat

dalam proses pemilihan Ketua RT. 5 RT dari 7 RT yang ada di Dusun Nganyang

yang baru beberapa tahun terakhir ini diganti bahwa kepala dukuh harus

membujuk dan mensosialiasikan pentingnya peran lembaga RT baru masyarakat

menjadi luluh untuk mau menjadi Ketua RT. Padahal pada tahun-tahun

sebelumnya masyarakat secara suka rela menjadi Ketua RT dan tidak pernah

18 Hasil wawancara dengan Kepala Dukuh Nganyang Bapak Tubi, pada hari Rabu, 21 mei 2014, pukul

10.00 WIB 19 Padamu negri adalah istilah yang digunakan oleh Kepala Dukuh Nganyang yaitu Bapak Tubi, untuk

memberi gambaran tentang kondisi Ketua RT di Dusun Nganyang yang artinya adalah mengabdi secara suka rela

Page 23: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

8

terjadi penolakan dari masyarakat.20 Oleh karena itu, Kepala Dukuh Nganyang

merasa ini menjadi permasalahan yang sangat serius yang perlu dicari jalan

keluarnya.

Permasalahan sosial diatas merupakan masalah yang penting dan menarik

untuk diteliti. Pertama, untuk menemukan solusi. Kedua, permasalahan tersebut

sangat dekat dengan masyarakat. Ketiga, kajian sosiologi belum banyak mengkaji

tentang problematika lembaga RT. Penelitian ini telah menggali data mengenai

“bagaimana antusiasme masyarakat desa menjadi Ketua RT di Dusun Nganyang?

Dan mengapa masyarakat Dusun Nganyang kurang antusias menjadi Ketua RT?”.

Penelitian ini telah memperjelas bagaimana antusiasme masyarakat desa

untuk menjadi Ketua RT. Apakah masyarakat desa sangat antusias atau kurang

antusias. Antusiasme yang diteliti adalah sebelum dan setelah menjadi Ketua RT.

Dengan bersandar pada data dan fakta yang telah ditemukan di lapangan.

Penelitian ini hanya membahas tentang problematika lembaga RT di desa.

Meskipun di perkotaan terdapat lembaga RT, akan tetapi itu tidak akan dibahas

karena penelitian ini bukan penelitian komparasi. Penelitian ini adalah kajian

sosiologi pedesaan dengan fokus utamanya adalah lembaga RT yang ada di desa.

20 Hasil wawancara dengan Kepala Dukuh Nganyang Bapak Tubi, pada hari Rabu, 21 mei 2014, pukul

10.00 WIB

Page 24: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

9

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan penjelasan latar belakang adalah:

1. Bagaimana antusiasme masyarakat desa menjadi Ketua RT di Dusun

Nganyang, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta?

2. Mengapa masyarakat Dusun Nganyang kurang antusias menjadi Ketua RT?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana antusiasme masyarakat

desa menjadi Ketua RT di Dusun Nganyang, Sitimulyo, Piyungan, Bantul,

Yogyakarta? Dan Mengapa masyarakat Dusun Nganyang kurang antusias

menjadi Ketua RT?

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang antusiasme masyarakat desa menjadi Ketua

RT di Dusun Nganyang ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

a. Secara praktis, memberikan sumbangan pemikiran bagi masyarakat

Dusun Nganyang dan Lembaga-lembaga pemerintahan yang ada di

Kabupaten Bantul ataupun instansi lainnya, sehingga memberikan

gambaran yang jelas tentang antusiasme masyarakat desa untuk

menjadi Ketua RT dan dapat menemukan jalan keluar terhadap

permasalahan kurang antusiasnya masyarakat desa menjadi Ketua RT.

Page 25: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

10

b. Secara teoritis, keinginan untuk menyumbangkan pemikiran dalam hal

permasalahan sosial kemasyarakatan desa, dan kajian Sosiologi

Pedesaan, selain itu untuk membangkitkan minat penelitian tentang

lembaga RT.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang kompeherensif harus memiliki tinjauan pustaka, maka

harus menggunakan beberapa referensi sebagai bahan komparasi. Ada beberapa

referensi yang dapat dijadikan bahan acuan, berdasarkan penelusuran yang telah

peneliti lakukan terkait beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki kesamaan

terhadap penelitian ini. Pertama, penelitian dilakukan oleh Didit Rudiansyah,

mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam penelitian yang berjudul

Dinamika Sosial Politik dalam Pemilihan Kepala Desa.21 Penelitian tersebut

berfokus pada motivasi pencalonan diri dan jaringan sosial para calon kepala

desa dalam pemilihan kepala desa (lurah) yang terjadi di Desa Belimbing,

Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Dimana dalam penelitian tersebut

disimpulkan bahwa motivasi pencalonan sebagai kepala desa adalah

mengharapkan sesuatu yang besar dibalik jabatan tersebut. Persamaannya adalah

meneliti tentang masalah kepemimpinan di desa, akan tetapi perbedaan

mendasarnya terletak pada masalah antusiasme masyarakat desa menjadi

pemimpin dalam lingkup RT di Dusun Nganyang. Sedangkan penelitian tersebut

21 Didit Rudiansyah, Dinamika Sosial Politik dalam Pemilihan Kepala Desa, Skripsi (Fakultas Ilmu Sosial

dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga: 2012)

Page 26: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

11

menekankan pada dinamika motivasi pencalonan diri sebagai kepala desa.

Kedua, penelitian terbaru terkait Studi Kepemimpinan Ketua RT dilakukan

oleh Merwy Rande Layuk, mahasiswi Fisip Universitas Mulawarman

Samarinda.22 Dalam penelitian tersebut dikemukaan bagaimana peran RT seperti

membantu menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi

tanggung jawab pemerintah, memelihara kerukunan hidup warga, menyusun

rencana dan melaksanakan pembagunan dan lain-lain. Penelitian tersebut

dilakukan di Desa Sebuntal, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai

Kartanegara. Persamaannya adalah meneliti tentang masalah kepemimpinan RT di

desa, akan tetapi perbedaan mendasarnya terletak pada masalah antusiasme

masyarakat untuk menjadi pemimpin dalam lingkup RT, dan lokasi penelitiannya

pun berbeda, serta teori yang gunakan sebagai pisau analisis juga berbeda.

Ketiga, penelitian dilakukan oleh Wiwin Elfina. Penelitian tentang

Pemilihan Kepala Desa Sebagai Sarana Pendidikan Politik Masyarakat di Desa

Ngembe, Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan.23 Penelitian yang dilakukan oleh

mahasiswi Universitas Negeri Malang ini berfokus pada bagaimana pemilihan

kepala desa dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan politik untuk masyarakat.

Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa ternyata proses pemilihan kepala desa

dapat dijadikan sebagai wadah pendidikan politik bagi masyarakat. Secara umum

22 Merwy Rande Layuk, Studi tentang Kepemimpinan Ketua RT di Desa Sebuntal Kecamatan Marangkayu

Kabupaten Kutai Kertanegara, Jurnal (Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Pemerintahan Universitas Mulawarman: 2013 )

23 Wiwin Elfina, Pemeilihan Kepala Desa Sebagai Sarana Pendidikan Politik Masyarakat di Desa Ngembe Kecamatan Beji Kebupaten Pasuruan, Skripsi (Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang: 2008)

Page 27: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

12

persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang permasalahan kepemimpinan di

desa, akan tetapi perbedaan mendasarnya terletak pada antusiasme masyarakat

untuk menjadi ketua RT, bukan sebagai asarana pendidikan politik.

Keempat, penelitian dilakukan oleh Buddy Prasadja, penelitian tersebut

berupa skripsi yang kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku. Penelitian

tersebut tentang Pembangunan Desa dan Masalah Kepemimpinannya.24 Dalam

penelitian itu masalah kepemimpinan yang diteliti adalah bagaimana kesalahan

dalam menjalankan peran oleh kepala desa, kepala dukuh dan ditambah dengan

aktor lain seperti kepala adat, tokoh agama dan pimpinan partai politik,

menimbulkan konflik sosial dan menghambat jalannya penbangunan di Desa

Gegesik, Kabupaten Cirebon. Persamaannya adalah meneliti tentang masalah

kepemimpinan di desa dan masalah sosial yang ditimbulkan, akan tetapi

perbedaan mendasarnya terletak pada masalah antusiasme masyarakat utuk

menjadi pemimpin dalam lingkup RT, dan teori sebagai pisau analisisnya pun

berbeda.

Kelima, penelitian dilakukan oleh Poniran, dengan Judul Aktor dan

Strategi Politik dalam Pemilihan Kepala Desa (studi tentang pemilihan Kepala

Desa Hargowilis kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo Provinsi DIY tahun

2008).25 berdasarkan tesis tersebut di simpulkan bahwa calon Kepala Desa (actor)

24 Buddy Prasaja, Pembangunan Desa dan Masalah Kepemimpinannya, (Jakarta: Rajawali Press, 1986) 25 Poniran, Aktor dan Strategi Politik dalam Pemilihan Kepala Desa (studi tentang pemilihan Kepala Desa

Hargowilis kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo Provinsi DIY, Tesis (Sekolah Pascasarjana Universitas Gajah Mada: 2008)

Page 28: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

13

akan menerapkan berbagai strategi dalam Pilkades yang kemudian membuatnya

sampai pada tujuan yang diinginkan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

yang akan peneliti lakukan adalah dalam penelitian tersebut lebih menekankan

pada kajian aktor yang ingin menjadi kepala desa di Hargowilis. Sedangkan

penelitian ini menekankan kajian pada antusiasme masyarakat untuk menjadi

Ketua RT di Dusun Nganyang.

Keenam, penelitian dilakukan oleh Afan Fanany, mahasiswa Universitas

Airlangga. Dalam penelitian yang berjudul Kekuasaan dalam Pilkades,26

penelitian tersebut menitik beratkan kajiannya pada kekuasaan yang dimiliki oleh

calon kandidat kepala desa baik bersifat internal dan eksternal. Penelitian

dilakukan di Desa Ngampel, Kabupaten Jombang. Dari hasil penelitiaan tersebut

dikatakan bahwa terdapat kekuasaan penuh yang dimiliki oleh calon kepala desa

untuk menekan masyarakat dari apa yang telah diberikan kapada masyarakat

sebelum Pilkades dilakukan. Persamaannya adalah meneliti tentang masalah

kepemimpinan di desa, akan tetapi perbedaan mendasarnya terletak pada masalah

antusiasme masyarakat utuk menjadi pemimpin dalam lingkup RT, dan lokasi

penelitiannya pun berbeda, serta teori yang gunakan sebagai pisau analisis juga

berbeda. Penelitian ini juga tidak berbicara tentang otoritas yang kemudian dapat

digunakan untuk menekan salah satu pihak.

26 Afan Fanany, Kekuasaan dalam Pilkades, Skripsi (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Airlangga: 2007)

Page 29: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

14

Tabel 1

Matrik Klasifikasi Perbedaan Penelitian

Sumber: Data Sekunder, 2014

Keterangan:

DR : Didit Rudiansyah BP : Buddy Prasadja P : Poniran AF : Afan Fanany MRL : Merwy Rande Layuk WE : Wiwin Elfina TAB : Tatang Agus Bahri (penelitian ini)

Berdasarkan hasil penelusuran dari beberapa penelitian yang telah

dilakukan tersebut, sudah terlihat jelas pada Tabel Matrik dimana perbedaan

mendasar tentang masalah penelitian yang dilakukan ini. Perbedaan mendasarnya

adalah terkait masalah antusiasme masyarakat desa menjadi Ketua RT. Objek

yang diteliti juga lebih bersifat mikro dengan titik fokus pada hubungan

masyarakat desa dan lembaga RT. Teori yang digunakan sebagai pisau analisis

Penelitian Kepemimpinan Kepala Desa Ketua RT Kajian Sosiologi

DR � � X �

MRL � X � X

WE � � X X

BP � � X �

P � � X �

AF � � X �

TAB � X � �

Page 30: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

15

juga berbeda yaitu dengan teori Petani Rasional Samuel L. Popkin. Penelitian ini

terinspirasi dari semua tinjauan pustaka tersebut. Oleh karena itu penelitian ini

dilakukan untuk mengisi ruang kosong yang belum terisi oleh penelitian-

penelitian sebelumnya.

E. Karangka Teori

Penelitian sosial tentu sangat membutuhkan satu karangka teori untuk

dijadikan sebagai pisau analisis. Penelitian ini menggunakan teori Petani Rasional

Samuel L. Popkin sebagai pisau analisis. Teori tersebut merupakan teori mikro

dalam kajian sosiologi. Sebelum berbicara bagaimana teori tersebut digunakan,

terlebih dahulu dijelaskan secara singkat bagaimana keterhubungan teori lain yang

ada di dalamnya. Penjelasan ini untuk memperjelas fokus dan posisi dari teori

tersebut.

Teori Petani Rasional Samuel L. Popkin memiliki keterhubungan dengan

teori “Rasonalitas” Max Weber, akan tetapi teori rasionalitas Weber hanya

menjelakan secara umum bahwa tindakan dapat dikatakan rasional ketika

seseorang secara sadar melakukan sebuah tindakan, kemudian apakah tindakan itu

berorientasi pada nilai atau tujuan.27 James S. Coleman dalam teori pertukaran

mengembangkan teori rasionalitas Weber menjadi teori “pilihan rasional”.

Coleman berpendapat bahwa tindakan tidak hanya sebatas rasional, tetapi tindakan

27 George Ritzer, Teori Sosiologi Edisi Kedelapan 2012, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 231

Page 31: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

16

yang rasional itu juga dibentuk berdasarkan nilai-nilai atau pilihan-pilihan.28

Rasionalitas yang dikemukakan oleh Weber dan Coleman masih bersifat sangat

umum. Popkin kemudian membatasi rasionalitas itu secara khusus pada

masyarakat petani yang ada di desa.

Teori Petani Rasional muncul berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Samuel L. Popkin di Vietnam pada tahun 1978. Ketertarikan Popkin untuk

mengkaji rasionalitas petani dipengaruhi oleh kritiknya terhadap pemikiran James

Scott dalam tulisannya mengenai “economic moral”. Dalam tulisan tersebut Scott

mengemukakan gagasannya bahwa:

“para petani itu anti pasar, lebih menyukai kepemilikan harta bersama dari pada kepemilikan pribadi, Dan tidak menyukai pembelian dan penjualan”.29

Lebih tegas lagi Eric Wolf sebagai tokoh yang memiliki pandangan yang sama

dengan Scott mengatakan bahwa:

“produksi pasar terjadi hanya apabila petani tidak sanggup memenuhi kebutuhan-kebutuhan kebudayaan melalui lembaga lokalnya. Bila si petani, yang berorientasi kepada norma-norma dan peranan-peranan setempat, menjual tanaman perdagangan, maka uangnya hanyalah “untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkannya untuk hidup subsistensi dan untuk mempertahankan status sosialnya dan bukan untuk memperluas skala usaha – usahanya”.30

Gagasan utamanya Scott dan Eric Wolf ingin mengatakan bahwa hubungan patron-

klien, meminimalkan resiko, mendahulukan selamat, kolektifitas dalam

masyarakat petani adalah semata-mata tindakan moralitas dalam kegiatan

ekonomi, tidak ada orientasi lain di dalamnya.

28 Ibid, hlm. 757 29 Samuel L. Popkin, Petani Rasional, (Jakarta: Yayasan Padamu Negeri, 1986), hlm. 4 30 Ibid, hlm. 5

Page 32: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

17

Kritik Popkin terhadap “economic moral” adalah tindakan petani dalam

kegiatan ekonomi tersebut tidak bisa dikatakan sepenuhnya sebagai tindakan yang

bersifat moralitas. Pada perkembangannya ternyata ada rasionalitas di dalamnya

untuk memaksimalkan keuntungan pribadi. Kerasionalan itu diperkuat melalui

hasil temuan di lapangan, Popkin mengatakan bahwa:

“Orang-orang juga akan menyumbang bilamana mereka percaya bahwa sumbangan mereka itu akan mendatangakan keuntungan yang cukup besar. Ada dua varian untuk dipertimbangkan : (1) suatu sumbangan yang bisa mempengaruhi orang-orang lain untuk menyumbang dan yang oleh sebab itu mempunyai efek penting yang bisa dilihat terhadap keseluruhan tingkat sumbangan-sumbangan, dan (2) situasi-situasi dimana setiap butir kecil dilihat sebagai suatu/sebuah langkah penting dalam sebuah proses panjang”.31

Lebih tegas lagi Popkin mengatakan bahwa:

“Aspek resiko dari pengambilan keputusan untuk berpartisipasi dalam tindakan kolektif ini dapat diperbandingkan dengan kehilangan legitimasi, aspel-aspek pendorong moral dari ekonomik moral. Sementara ekonomik moral mengatakan bahwa para petani membandingkan apa dengan seharusnya, maka pendekatan ekonomik politik menekankan bahwa para petani menimbang-nimbang resiko memperdagangkan status quo untuk sebuah lotere antara tindakan yang berhasil dengan kegagalan. Sudah tentu, tidak menyumbang juga merupakan suatu situasi beresiko yang punya unsur-unsur lotere”.32

Gagasan utama kritik Popkin terhadap “economic moral” adalah

hubungan-hubungan patron-klien, kolektifitas dan solidaritas pada masyarakat

petani tidak sepenuhnya berlandaskan moralitas, akan tetapi mereka menyadari

secara rasional bahwa tindakan mereka mempunyai tujuan-tujuan yang

berorientasi pada keuntungan individu. Pada perkembangannya rasionalitas

31 Ibid, hlm. 206 32 Ibid, hlm. 207

Page 33: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

18

bermain dalam diri petani untuk mengambil peluang apapun untuk mengubah

nasibnya. Di akhir tulisanya Popkin mengatakan bahwa:

“dengan menekankan logika investasi bersama dari hubungan-hubungan intra desa, patron-klien dan pasar, telah saya coba memperlihatkan bahwa dengan melihat pada adanya tingkat-tingkat perebutan sebenarnya dari para patron dan desa-desa itu, maka merosotnya atau merapuhnya lembaga-lembaga petani itu bukanlah hal-hal yang diperlukan untuk memungkinkan para petani itu bisa memasuki pasar-pasar. Selanjutnya, dukungan petani para revolusi-revolusi dan protes-protes bisa menggambarkan adanya kemampuan berpolitik, bukan kemerosotan atau kerapuhan”.33

Teori yang dimunculkan oleh Popkin tersebut digunakan untuk melihat

antusiasme masyarakat desa menjadi Ketua RT dipengaruhi oleh faktor

(immaterial) seperti moralitas untuk mempertahankan status quo, atau rasionalitas

yang berorientasi pada tujuan materi yang harus didapat (self interest). Selain

rasional tersebut, masyarakat desa juga adalah masyarakat yang bermata pencarian

sebagai petani. Hal inilah yang membuat peneliti mantap untuk menggunakan teori

petani rasional yang dikemukakan oleh Samuel L. Popkin sebagai pisau analisis.

F. Metode Penelitian

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu tentang bagaimana

antusiasme masyarakat desa menjadi Ketua RT. Penelitian ini merupakan

penelitian lapangan (field research).34 Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini merupakan

penelitian yang memerlukan keterlibatan peneliti secara langsung dengan obyek

33 Ibid, hlm. 215 34 Lihat Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009), hlm. 157

Page 34: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

19

yang diteliti. Hal Ini untuk dapat menjawab pertanyaan pada rumusan masalah

secara mendalam. Oleh karena itu ada beberapa teknik penggalian data yang

digunakan agar mendapatkan data-data yang dapat digunakan untuk menjawab

rumusan masalah.

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara (interview)

Penulis telah mewawancara (interview) 35 beberapa elemen masyarakat

di Desa Sitimulyo khususnya Dusun Nganyang. Pertama, Kepala Desa

Sitimulyo ini terkait faktor-faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat

kurang antusias untuk menjadi Ketua RT di Dusun Nganyang. beliau

berada di internal pemerintah desa Sitimulyo yang mana memiliki

hubungan erat dengan lembaga RT di Dusun Nganyang. Kedua, Kepala

Dukuh Nganyang ini terkait pendapat beliau tentang antusiasnya

masyarakat Dusun Nganyang untuk menjadi Ketua RT, karena beliau

orang yang bersentuhan langsung dengan Ketua-Ketua RT di Dusun

Nganyang sehingga tentu lebih mendalam dalam memberikan informasi

dan data. Ketiga, wawancara yang terpenting adalah 7 orang Ketua RT

yang ada di Dusun Nganyang, informasi dan tanggapan mereka sebagai

orang yang sedang menjalankan tugas sebagai Ketua RT sangat

diperlukan. Keempat, 3 orang mantan Ketua RT, pengalaman mereka tentu

akan dapat memberikan jawaban yang holistik. Hal ini untuk memperkuat

35 Lihat Nasution, Metode Reseach, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 113

Page 35: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

20

data dan informasi terkait kurangnya antusias masyarakat di Dusun

Nganyang untuk menjadi Ketua RT. Kelima, masyarakat Dusun Nganyang

sebanyak 5 orang dengan memperhatikan perbedaan profesi, peran mereka

di masyarakat dan gender informan, terkait bagaimana respon masyarakat

terhadap lembaga RT dan mengapa masyarakat kurang antusias untuk

menjadi Ketua RT. Hasil wawancara tersebut menjadi sumber data primer.

Tabel 2

Informan Penelitian

No Informan Informasi dan Data yang telah digali

1 Kepala Desa Sitimulyo Bagaimana peran Ketua RT bagi pemerintah desa, Upaya

yang dilakukan untuk memperkuat posisi Ketua RT dan

data-data atau arsip kegiatan yang melibatkan Ketua RT.

2 Kepala Dukuh Nganyang Tanggapan tentang bagaimana peran Ketua RT, Pola

hubungan yang terbangun antara Kepala Dukuh dan

Ketua RT dan data-data atau arsip kegiatan yang

melibatkan Ketua RT.

3 Mantan Ketua RT di

Dusun Nganyang

Bagaimana peroses pemilihan untuk menjadi Ketua RT,

Apa yang memotivasi untuk menjadi Ketua RT,

tanggapan tentang pengalaman selama menjdi Ketua RT

dan saran.

4 Ketua-ketua RT di Dusun Apa yang memotivasi untuk menjadi Ketua RT, apa saja

Page 36: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

21

Nganyang tugas yang dikerjakan dan apa kendala yang dihadapi.

5 Masyarakat Dusun

Nganyang

Tanggapan tentang bagaimana peran Ketua RT, tertarik

atau tidak untuk menjadi Ketua RT dan apa alasannya.

Pola hubungan yang terbagun antara masyarakat dan

Ketua RT.

Sumber: Data Sekunder, 2014

b. Pengamatan Lapangan (observasi)

Pengamatan lapangan (observasi) 36 dilakukan untuk melihat sejauh

mana peran Ketua RT dan bagaimana sikap masyarakat terhadap lembaga

RT. Penulis melakukan pengamatan dari dalam dengan melibatkan diri

sebagai tamu pada kegiatan kumpul RT pada 7 RT yang ada di Dusun

Nganyang yang dilaksanakan setiap selapanan dalam penanggalan Jawa.

Penulis mengamati jalannya acara pemilihan Ketua RT 07 yang dilakukan

pada kumpulan RT 07. Penulis mengamati pola relasi sosial masyarakat

Dusun Nganyang terkait lembaga RT. Penulis juga mengecek kembali

bagaimana kesesuaian data demografi yang diberikan oleh Kepala Dukuh

Nganyang dengan fakta di lapangan. Hal ini bertujuan untuk dapat

memperkuat data dan informasi tentang apakah kurangnya antusias

masyarakat Dusun Nganyang menjadi Ketua RT merupakan tindakan yang

rasional, sebagaimana asumsi yang ditarik berdasarkan teori Rasionalitas

Petani yang dikemukakan oleh Samuel L. Popkin. Data yang diperoleh

36 Lihat Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 60

Page 37: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

22

dari hasil observasi tersebut dijadikan sebagai data sekunder.

c. Dokumantasi

Dokumentasi37 yang dilakukan seperti, mendokumentasikan kegiatan-

kegiatan Ketua RT di masyarakat menggunakan kamera digital.

Mendokumentasikan dialog wawancara dengan menggunakan recorder,

aplikasi voice note dan catatan tangan. Hal ini untuk memperkuat

bagaimana gambaran peran Ketua RT di Dusun Nganyang, sehingga tidak

hanya menyajikan data dalam bentuk narasi saja, tetapi juga dengan

menampilkan data-data berupa gambar-gambar, bagan dan tabel.

Contohnya seperti menyajikan gambar ketika Ketua RT 04 sedang

memimpin kegiatan kumpulan RT 04, Bagan Struktur Pemerintahan Desa

Sitimulyo, tabel mekanisme pemilihan Ketua RT dll. Hasil dokumentasi

ini juga sebagai data sekunder, dengan demikian maka data-data yang

disajikan semakin kuat.

2. Teknik Analisis Data

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses seleksi data-data yang telah diperoleh

dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, baik berupa rekaman

suara ataupun catatan-catatan tangan, dan gambar-gambar hasil

dokumantasi.38 Hal ini bertujuan untuk pemfokusan, penyerderhanaan dan

37 Lihat Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1989), hlm. 32 38 Lihat Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

Page 38: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

23

abstraksi data kasar yang ada dalam file note agar menjadi kongkrit.

Proses ini berlangsung sepanjang pelaksanaan penelitian, yang dimulai

dari awal hingga akhir proses penelitian. Contoh reduksi data yang

dilakukan adalah mentranskrip hasil wawancara informan yang masih

berupa bahasa pertama (informan) menjadi bahasa kedua agar dapat

dipahami pembaca. Mentabelkan data-data yang masih berupa narasi-

narasi panjang dan membuat footnote untuk istilah-istilah yang masih

asing agar memudahkan pembaca.

b. Penyajian Data

Penyajian data39 adalah suatu rakitan informasi yang memungkinkan

kesimpulan penelitian dilakukan. Pada bagian ini, data yang akan

disajikan telah disederhanakan dalam reduksi data dan harus ada

gambaran secara menyeluruh dari kesimpulan yang diambil. Susunan

kajian data yang baik adalah yang jelas sistematikanya, karena hal ini akan

banyak membantu dalam penarikan kesimpulan. Adapun sajian data

berupa narasi, tabel dan bagan analisis. Contohnya seperti gambaran profil

Dusun Nganyang, tabel matrik klasifikasi perbedaan penelitian, bagan

peran Ketua RT, diagram persentase pola relasi sosial masyarakat Dusun

Nganyang dan lain-lain.

2009), hlm. 248

39 Ibid, hlm. 288

Page 39: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

24

G. Sistematika Pembahasan

Bab I: berisi tentang pendahuluan, latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, karangka teori dan

metodologi penelitian.

Bab II: berisi tentang profil lokasi penelitian dan profil informan.

Bab III: berisi tentang pembahasan tata kelola pemerintah desa, relasi

soaial dan gambaran pemilihan Ketua RT di Dusun Nganyang.

Bab IV: berisi tentang analisis teori terhadap antusiasme masyarakat desa

menjadi Ketua RT di Dusun Nganyang dan faktor-faktor penyebab

berkurangnya antusiasme masyarakat Dusun Nganyang menjadi Ketua

RT.

Bab V: berisi tentang penutup, kesimpulan dan saran.

Page 40: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

119

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang penulis lakukan terkait masalah penelitian yaitu

tentang antusiasme masyarakat desa menjadi Ketua RT di Dusun Nganyang,

Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta,

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Masyarakat Dusun Nganyang kurang antusias menjadi Ketua RT. Itu

terlihat jelas dalam pola relasi sosial masyarakat Dusun Nganyang

terhadapa lembaga RT, proses pemilihan Ketua RT di Dusun Nganyang

dan penilaian masyarakat Dusun Nganyang terhadap jabatan sebagai

Ketua RT.

2. Kurangnya antusiasme masyarakat Dusun Nganyang menjadi Ketua RT

disebabkan oleh dua faktor. Pertama, lembaga RT kurang dihargai oleh

Pemerintah Desa Sitimulyo dan masyarakat Dusun Nganyang. Kedua,

jabatan Ketua RT tidak mendapat imbalan (materi/immaterial).

Page 41: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

120

B. Saran-saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat dibuat suatu saran bagi

perbaikan kedepan terkait dengan masalah penelitian yang sudah diteliti.

1. Untuk masyarakat Dusun Nganyang: Agar terus melakukan internalisasi

nilai-nilai dan norma-norma sosial, budaya dan agama yang dimiliki.

Memelihara kebudayaan yang ada dan sebagai mahluk sosial untuk terus

meningkatkan solidaritas mekanik.

2. Untuk Pemerintah: Diharapkan pemerintah dapat lebih memberikan

perhatian khusus kepada lembaga RT di indonesia pada umumnya,

maupun lembaga RT yang ada di Kabupaten Bantul pada khususnya.

Seperti dengan mengadakan sosialisasi terkait pentingnya lembaga RT.

Sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan, pemerintah dirasa perlu

memberikan pelatihan kepada Ketua RT terkait tugas dan peran RT dan

memberikan gaji atau dana insentif setiap satu bulan sekali kepada Ketua

RT.

3. Untuk Kalangan Akademisi: Penelitian ini dapat dijadikan referensi

sebagai rujukan bagi penelitian yang akan dating. Bila memiliki minat

terkait dengan tema penelitian yakni antusiasme masyarakat desa menjadi

Ketua RT, sehingga diharapkan dapat memperluas khasanah keilmuan bila

nantinya ada masukan dan tambahan dari penelitian yang bersangkutan.

Page 42: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

121

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Antlov, H. 2001. Kepemimpinan Jawa: Perintah Halus, Pemerintahan Otoriter. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Asy’ari, I. Sapari. 1993. Sosiologi Kota Dan Desa. Surabaya: Usaha nasional.

Hardiman, F. Budi. 2009. Kritik Ideologi. Yogyakarta: Kanisius Media.

Haryanta, Agung Tri. 2012. Kamus Sosiologi. Surakarta: Aksara Sinergi Media.

Haryanto, Sindung. 2011. Sosiologi Ekonomi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Koentjaraningrat. 1989. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Layuk, Merwy Rande. 2013. Studi Tentang Kepemimpinan Ketua RT di Desa

Sebuntal Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kitai Kartanegara. Samarinda. Ejournal Fisip Unmul.

LP2M UIN Sunan Kalijaga. 2014. Buku Pedoman KKN. Yogyakarta: Tidak

diterbitkan. Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya. Mulyana. 2005. Demokrasi dalam Budaya Lokal. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Muryanti. 2011. Pedesaan Dalam Putaran Zaman; Kajian Sosiologi Petani, Pertanian dan Pedesaan. Yogyakarta: Suka-press UIN Sunan Kalijaga.

Nasution. 1996. Metode Reseach. Jakarta: Bumi Aksara.

Pamudji, S. 1981. Demokrasi Pancasila dan Ketahanan Nasional. Jakarta: Bina Aksara.

Patilima, Hamid. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Popkin, Samuel L. 1986. Petani Rasional. Jakarta: Yayasan Padamu Negeri.

Page 43: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

122

Prasadja, Buddy. 1986. Pembangunan Desa Dan Masalah Kepemimpinannya. Jakarta: CV. Rajawali.

Rahman, Fazlur. 1980. Tema Pokok Al-Qur’an. Bandung: Pustaka.

Ritzer, George. 1980. Sosiologi Ilmu pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: CV. Rajawali.

Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sajogyo, Pudjiwati. 2005. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Shahab, Kurnadi. 2012. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Zuhro, R. Siti. 2009. Demokrasi Lokal Peran Aktor Dalam Demokratisasi. Yogyakarta: Ombak.

Zuhro, R. Siti. 2009. Demokrasi Lokal. Yogyakarta: Ombak.

Skripsi & Tesis

Elfina, Wiwin. 2008. Pemilihan Kepala Desa sebagai sarana Pendidikan Politik masyarakat di Desa Ngembe Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan.Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Fanany, Afan. 2007. Kekuasaan dalam Pilkades. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya. Poniran. 2008. Aktor dan Strategi Politik dalam Pemilihan Kepala Desa (studi

tentang pemilihan kepala desa Hargowilis). Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Rudiansyah, Didit. 2012. Dinamika Sosial Politik Dalam Pemilihan Kepala

Desa.Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Page 44: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

123

Lain-lain

Salinan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

http://www.google.co.id/search?q=berapa+jumlah+desa+dan+kelurahan+di+indonesia&oq=berapa+jumlah+desa+d&gs_l=mobile-heirloom-serp.1.1.0l2j0i22i30l3.4562.14789.0.20991.21.13.0.8.8.0.436.1806.0j2j0j3j1.6.0....0...1c.1.34.mobile-heirloom-serp..7.14.2246.cdr5P9snzdE. Diakses pada tanggal 23 September 2014 Pukul 10.23 WIB. http://kbbi.web.id/pilih. Diakses hari Rabu 7 Januari 2015, pukul 06.35 WIB.

http://putihsembrani.blogspot.com/2011/07/pola-hubungan-antar-kelompok.html diakses tanggal 18 Januari 2015, pukul 11.40 WIB. http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi diakses tanggal 18 Januari 2015, pukul 11.50 WIB.

Page 45: ANTUSIASME MASYARAKA DI DUSUN NGANYANG, SITI

124

CURRICULUM VITAE

Nama : Tatang Agus Bahri

Tempat, Tanggal Lahir : Pringga Baya, 11 Agustus 1991

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Juang KM. 2, Dusun Tanah Tinggi, Tanjung Niaga,

Nanga Pinoh, Melawi, Kalimantan Barat

Status : Belum Kawin

Email : [email protected]

No HP : 089610313611

Riwayat Pendidikan:

SD Negeri 09 Nanga Pinoh (1997-2004)

SMP Negeri 1 Nanga Pinoh (2004-2007)

SMA Negeri 1 Nanga Pinoh (2007-2010)

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2011-2015)