analisis semiotik puisi _padamu jua_ karya amir hamzah
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Analisis Semiotik Puisi _PADAMU JUA_ Karya Amir Hamzah
1/15
PADAMU JUA
Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kendil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
Satu kekasihku
Aku manusiaRindu rasa
Rindu rupa
Di mana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku, gila dasar
Sayang berulang paamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara di balik tirai
Kasihmu sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu~bukan giliranku
Matahari~bukan kawanku
i
-
7/29/2019 Analisis Semiotik Puisi _PADAMU JUA_ Karya Amir Hamzah
2/15
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu
pengetahuan yang banyak agar kita tidak merasa kesulitan. Salawat serta salam
tidak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah
menyampaikan wahyu kepada hamba-Nya yang setia sampai akhir zaman.
Makalah yang berjudul Analisis Semiotik Puisi Padamu Jua Karya Amir
Hamzah ini, disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Kajian Puisi di FKIP
UNMA Banten. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat
bantuan dan sumbangan pemikiran, serta dorongan dari berbagai pihak, tetapi
tidak luput dari kendala yang begitu banyak.
Akhir kata semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama
bagi penulis, Amin yarobbal alamiin.
Pandeglang, April 2013
Penulis
ii
-
7/29/2019 Analisis Semiotik Puisi _PADAMU JUA_ Karya Amir Hamzah
3/15
DAFTAR ISI
PUISI .. i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .. 1
B. Rumusan Masalah.. 2
C. Tujuan .. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Semiotika.. 3
B. Pendekatan Semiotik dalam Analisis Karya Sastra 3
C. Konvensi Konvensi Untuk Menelaah Karya Sastra
Dengan Pendekatan Semiotik 4
D. Analisis Semiotik Puisi PADAMU JUA Karya Amir Hamzah 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 10
DAFTAR PUSTAKA .. 11
iii
-
7/29/2019 Analisis Semiotik Puisi _PADAMU JUA_ Karya Amir Hamzah
4/15
MAKALAH
ANALISIS SEMIOTIK PUISI PADAMU JUAKARYA AMIR HAMZAH
Diajukan sebagai Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Kajian Puisi
Dosen Pengampu: Komarudin, M.Pd
Disusun oleh:
Rini Febriani
Anggi Purwani Dewi
Lilis Holisoh
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATHLAUL ANWAR BANTEN
BANTEN
2013
iv
-
7/29/2019 Analisis Semiotik Puisi _PADAMU JUA_ Karya Amir Hamzah
5/15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra adalah penuangan ide ide yang diimajinasikan menjadi teks
yang memiliki nilai nilai etika dan estetika. Sehingga, orang yang menikmati
karya sastra akan merasa berada dalam lingkup kehidupan yang diciptakan karya
sastra tersebut. Pengarang menyampaikan permasalahan dan ide ide melalui
media bahasa dan tanda tanda lain. Setiap pengarang memiliki konvensi
konvensi (etika) yang berbeda dalam proses kepengarangannya. Ada pengarang
yang menitikberatkan simbolisasi pada tokoh, penokohan, atau alur cerita
tersebut, dan ada juga yang memberikan penekanan simbolisasi pada judul karya
sastra tersebut.
Analisis semiotik merupakan metode menganalisis karya sastra sebagai
sebuah struktur, pengkajian melalui tanda dan simbolisasi yang terdapat dalam
karya sastra. Dalam analisis semiotik, karya sastra dipandang sebagai proses
penuangan imajinasi pengarang. Sehingga, dalam analisis semiotik karya sastra
dikaitkan dengan pengarang, realita, pembaca dan hal hal yang memiliki
keterkaitan dengan karya sastra tersebut.
Dalam analisis, Jan Mukarovsky memberikan perumusan tentang aplikasi
model semiotik, yaitu :
1. menjelaskan kaitan antara pengarang, realitas, karya sastra dan pembaca.
2. menjelaskan karya sastra sebagai sebuah struktur, berdasarkan unsur
unsur atau elemen yang membentuknya.(Sukada, 1987:44)
Dalam analisis semiotik, seseorang dapat memberikan makna yang
berbeda. Hal ini dikarenakan dengan pengalaman dan pengetahuan orang tersebut
tentang tanda dan konvensi yang berlaku. Misalnya saja kata lari yang ada
dalam konteks yang sama dapat diberikan makna sebagai kemajuan yang cepat
atau revolusi, namun ada juga yang memberikan makna perjuangan, tak
bertanggung jawab, atau dapat pula makna lainnya sesuai dengan konteks karya
sastra tersebut.
1
-
7/29/2019 Analisis Semiotik Puisi _PADAMU JUA_ Karya Amir Hamzah
6/15
Dalam karya tulis ini akan dipaparkan mengenai analisis semiotik sastra
dan penerapannya pada puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah. Puisi ini lebih
mudah dipahami karena menggunakan konvensi yang berlaku secara umum dan
dapat membantu pemahamn mengenai semiotik sastra.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas
adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan semiotika?
2. Bagaimana pendekatan semiotik dalam karya sastra?
3. Bagaimanakah konvensi konvensi untuk menelaah karya sastra dengan
pendekatan semiotik?
4. Bagaimana analisis puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah dengan
pendekatan semiotik?
C. Tujuan
Dari pokok permasalahan dalam karya ini, maka tujuan penulisan adalah:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan semiotika.
2. Memahami pendekatan semiotik dalam karya sastra.
3. Mengetahui konvensi konvensi untuk menelaah karya sastra dengan
pendekatan semiotik.
4. Melakukan analisis Padamu Jua karya Amir Hamzah dengan pendekatan
semiotik.
2
-
7/29/2019 Analisis Semiotik Puisi _PADAMU JUA_ Karya Amir Hamzah
7/15
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Semiotika
Dalam kata pengantar buku serba serbi semiotika, Panuti Sujiman dan
Aart van Zoes memberikan istilah semiotika yang berasal dari bahasa yunani
semion yang berarti tanda. Panuti dan Zoes berpendapat bahwa kehidupan
dipenuhi dengan tanda-tanda, seperti komunikasi, struktur bangunan, film, dan
sebagainya terdapat tanda. Ahli filsafat Amerika Charles Sanders Piece,
menegaskan bahwa kita berfikir dengan adanya tanda. (Sujiman dan
Zoes,1992:viii).
Semiotik sastra adalah ilmu yang mengkaji tentang tanda, dan
menganggap karya sastra adalah sebagai suatu system yang padu (di dalam) dan
memiliki konvensi konvensi (di luar) sebagai system. Pengarang melakukan
komunikasi dengan dirinya, karya sastra dan pembaca. Karya sastra secara jelas
memiliki tanda yang disampaikan membaca untuk dapat dipahami makna karya
sastra tersebut. Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi
yang disertai dengan mimik, dan ekspresi serta intonasi dapat menentukan makna
komunikasi tersebut. Jadi, analisis semiotika atau disebut semiotik saja dapat
dikatakan sebagai metode pengkajian analisis tanda yang terdapat dalam karya
sastra.
B. Pendekatan Semiotik dalam Analisis Karya Sastra
Pendekatan semiotik adalah penelaah karya sastra dengan mempelajari
setiap unsur yang ada di dalamnya, suatu sistem yang terikat dengan sistem
tertentu (yang ada di luar). Konvensi-konvensi dan pandangan masyarakat tentang
tanda yang terdapat dalam karya sastra tersebut.
Pendekatan Semiotikmerupakan salah satu kritikan yang penting dan
popular dalam bidang bahasa dan kesusasteraan. Pendekatan ini kritik ini
menggunakan prinsip-prinsip teoriSemiotiksebagaiamana yang yang
dikemukakan oleh beberapa orang tokoh seperti Fredinand de Saussure, Sander
3
-
7/29/2019 Analisis Semiotik Puisi _PADAMU JUA_ Karya Amir Hamzah
8/15
Pierce, Micheal Riffaterre, Umbarto Eco, Jurij Lotman dan lain-lain. Pendekatan
ini menitikberatkan soal kebahasaan dengan penumpuan kepada mencari dan
memahami makna menerusi sistem lambang (sign) dan perlambangan dalam teks.
Asas kepada kritikan ini ialah kepercayaan bahawa makna bahasa ditandai
dengan sistem lambang dan perlambangan. Lambang dan perlambangan ini pula
mempunyai hubungan dengan psikologi manusia dalam sesebuah masyarakat.
Makna dalam teks dapat difahami dengan mentafsir lambang dan perlambangan
yang hadir dalam teks dan dihubungkan pula dengan penerimaan umum dalam
sebuah masyarakat. Semiotikmungkin bermula awal iaitu semenjak zaman Plato
lagi. Namun, untuk beberapa tempoh waktu, ianya tidak dipentingkan
terutamanya dalam era penolakan epistimologi teori ini. Walau bagaimanapun,
selepas kurun ke-17, Semiotik muncul semula dengan lebih bertenaga. Beberapa
cadangan supaya kajian secara mendalam tentang bahasa yang lebih sistematik
perlu diwujudkan telah disuarakan oleh ramai pemikir falsafah seperti Ferdinand
de Saussure dan Charles Sander Peirce.
Dikemukakan Preminger dkk bahwa penerangan semiotik itu memandang
objek-objek atau laku-laku sebagaiparole (laku tuturan) dari
suatu langue (bahasa: system linguistik) yang mendasari tata bahasanya harus
dianalisis.
Langkah-langkah dalam mennganalisi karya sastra adalah sebagai berikut:
1. Menyendirikan satuan-satuan minimal yang digunakan system tersebut.
2. Menentukan kontras-kontras di antara satuan-satuan yang menghasilkan arti
(hubungan-hubungan pragmatik)
3. Aturan kombinasi yang memungkinkan satuan-satuan itu untuk
dikelompokkan bersama sama sebagai pembentuk-pembentuk struktur
makna yang lebih luas (hubungan-hubungan sintagmatik).
C. Konvensi Konvensi Untuk Menelaah Karya Sastra Dengan Pendekatan
Semiotik
Dikatakan selanjutnya oleh preminger dalam Pradopo (2010:109) bahwa
studi semiotik sastra adalah usaha untuk menganalisis sebuah sistem tanda-tanda.
4
-
7/29/2019 Analisis Semiotik Puisi _PADAMU JUA_ Karya Amir Hamzah
9/15
Oleh karena itu peneliti harus bisa menentukan konvensi-konvensi tambahan apa
yang memungkinkan karya sastra bisa mempunyai makna yang lebih luas. Karya
satra merupakan sebuah sistem yang mempunyai konvensi-konvensi sendiri.
Dalam genre puisi khususnya, ,mempunyai ragam: puisi lirik, syair, pantun,
sonata, balada, dan sebagainya. Seperti contohnya , seperti genre puisi merupakan
sistem tanda, yang mempunyai satuan-satuan tanda (yang minimal) seperi kosa
kata, bahasa kiasan, diantaranya personifikasi, simile, metafora, dan metomini.
Tanda-tanda itu mempunyai makna berdasarkan konvensi-konvensi (dalam)
sastra. Diantara konvensi-konvensi kebahasaan yang meliputi : bahasa kiasan,
saran retorika, dan gaya bahasa pada umumnya. Disamping itu ada konvensi
ambiguitas. Kontradiksi dan nonsense. Adapula konvensi visual tersebut
diantaranya baris sajak, enjambement, sajak (rima), tipografi, dan homoloque.
Konvensi kepuitisan visual sajak tersebut dalam linguistik tidak mempunyai arti,
tetapi dalam sastra mempunyai dan menciptakan arti.
Puisi yang baik lazimnya menawarkan serangkaian makna kepada
pembacanya. Untuk menangkap rangkaian makna itu, tentu saja pembaca perlu
masuk ke dalamnya dan mencoba memberi penafsiran terhadapnya. Langkah
dasar yang dapat dilakukan untuk pemahaman itu adalah ikhtiar untuk mencari
tahu makna teks. Sebagian sebuah teks, puisi menyodorkan makna eksplisit dapat
kita tarik dari per-wujudan teks itu sendiri; pilihan katannya, Rangkaian
sintaksisnya, dan makna semantisnya. Pilihan kata atau diksi menyodorkan
kekayaan nuansa makna; rangkaian sintaksis berhubugan dengan maksud yang
hendak disampaikan, logika yang digunakan bekaitan dengan pemikiran dan
ekspresi yang ditawarkan; makna semantik berkaitan dengan kedalaman makna
setiap kata dan acuan-acuan yang disarankannya. Adapun makna eksplisit
berkaitan dengan interpretasi dan makna yang menyertai dibelakang puisi yang
bersangkutan.
Berdasarkan hubungan antara penanda dan petanda, tanda terdiri atas tiga
jenis. Jenis-jenis tanda tersebut adalah ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda
yang memperlihatkan adanya hubungan yang bersifat alami antara penanda
dengan petandanya. Hubungan itu adalah hubungan persamaan. Indeks adalah
5
-
7/29/2019 Analisis Semiotik Puisi _PADAMU JUA_ Karya Amir Hamzah
10/15
tanda yang menunjukkan hubungan kausal (sebab-akibat) antara penanda dengan
petandanya. Simbol adalah tanda yang tidak memiliki hubungan alamiah antara
penanda dengan petandanya, melainkan hubungan yang ada bersifat arbitrer.
Ketiga tanda tersebut merupakan peralatan semiotik yang fundamental.
Dikemukakan oleh Riffaterre (1978:1) bahwa puisi itu dari dahulu hingga
sekarang selalu berubah karena evolusi selera dan konsep estetik yang selalu
berubah dari periode ke periode. Ia menganggap bahwa puisi adalah sebagai salah
satu wujud aktivitas bahasa. Puisi berbicara mengenai sesuatu hal dengan maksud
yang lain. Artinya, puisi berbicara secara tidak langsung sehingga bahasa yang
digunakan pun berbeda dari bahasa sehari-hari. Jadi, ketidaklangsungan ekspresi
itu merupakan konvensi sastra pada umumnya. Karya sastra itu merupakan
ekspresi yang tidak langsung, yaitu menyatakan pikiran atau gagasan secara tidak
langsung, tetapi dengan cara lain (Pradopo, 2010:124). Ketidaklangsungan
ekspresi itu menurut Riffaterre (1978:2) disebabkan oleh tiga hal, yaitu :
a) Penggantian Arti (displacing of meaning)
Penggantian arti ini menurut Riffaterre disebabkan oleh penggunaan
metafora dan metonimi dalam karya sastra. Metafora dan metonimi ini
dalam arti luasnya untuk menyebut bahasa kiasan pada umumnya. Jadi,
tidak terbatas pada bahasa kiasan metafora dan metonimi saja. Hal ini
disebabkan oleh metafora dan metonimi itu merupakan bahasa kiasan yang
sangat penting hingga dapat mengganti bahasa kiasan lainnya.
b) Penyimpangan Arti (distorting of meaning)
Riffaterre (1978:2) mengemukakan bahwa penyimpangan arti disebabkan
oleh tiga hal, yaitu terjadi karena adanya ambiguitas (bermakna ganda),
kontradiksi ( pertentangan) dan nonsense (kata-kata yang secara linguistik
tidak memiliki arti).
c) Penciptaan Arti (creating of meaning)
Organisasi teks di luar lingistik (konvensi kepuitisan yang secara linguistic
tak memiliki arti , tetapi menimbulkan makna dalam sajak) misalnya saja
bait, rima, homologues. (Pradopo, 2005:131).
6
-
7/29/2019 Analisis Semiotik Puisi _PADAMU JUA_ Karya Amir Hamzah
11/15
D. Analisis Semiotik Puisi PADAMU JUA Karya Amir Hamzah
PADAMU JUA
Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kendil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
Satu kekasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa
Di mana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku, gila dasar
Sayang berulang paamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara di balik tirai
7
-
7/29/2019 Analisis Semiotik Puisi _PADAMU JUA_ Karya Amir Hamzah
12/15
Kasihmu sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu~bukan giliranku
Matahari~bukan kawanku
(Berkenalan dengan puisi, 2002:199)
Puisi Padamu Jua terdiri dari 28 baris yang terbagi dalam tujuh bait, tiap
bait terdiri dari 4 baris. Puisi Padamu Jua ditinjau dari judulnya menggambarkan
tentang kembalinya seseorang yang telah lama meninggalkannya. Ketika pembaca
membaca judulnya akan terlintas minimal tentang sesuatu yang kembali. Ketika
memasuki isi, Padamu Jua merupakan gambaran tentang pengakuan dan
pengaduan antara aku (lirik) dengan engkau (lirik). Engkau (lirik) merupakan zat
yang tak terlihat tetapi keberadaannya sangat diakui, dalam hal ini zat Ilahiah. Hal
ini disimbolkan jelas pada bari ke-5 dan ke-6 : /Kaulah kendil kemerlap//Pelita
jendela di malam gelap/. Engkau adalah zat yang menerangi hati manusia ketika
manusia mengalami/malam gelap/yang merupakansimbolkegelisahan,
kesusahan, kegagalan, dan permasalahan yang berat. Demikian juga Serupa dara
dibalik tirai yang merupakan penguatan dari zat yang tak terlihat namun
keberadaannya diakui. Demikian juga sifat sifat ke-Ilahiahan tergambar
dalam/melambai pulang perlahan// Sabar, setia selalu/yang merupakan sifat
Ilahiah selalu mendengar keluh dan kesah manusia, memberikan/melambai
pulang perlahan/petunjuk dengan caranya, yang manusia tak menyadarinya, dan
bagi orang yang berpikir akan mengetahui hikmah dari apa yang disajikan Tuhan.
Si aku lirik mengalami kegagalan/Habis kikis//Segala cintaku hilang
terbang/yang sangat menyakitkan dan tak tercapainya keinginan atau cita cita si
aku lirik. Sehingga ia menemui kembali pada sang pemberi jalan, yang mengatur
nasib ini/pulang kembali aku Padamu// Seperti dahulu/yang merupakan indeks
dalam kegagalan. Dalam konteks ini, si aku lirik pernah mengalami kerenggangan
atau lupa pada masa kejayaannya, perjuanganya, namun ketika jatuh /Mangsa aku
dalam cakarmu// Bertukar tangkap dengan lepas/ia sadar atau insaf dan
melakukan pengakuan dan pengaduan bahwa segala sesuatu telah ada yang
mengatur, segala sesuatu akan kembali kepadaNya.
8
-
7/29/2019 Analisis Semiotik Puisi _PADAMU JUA_ Karya Amir Hamzah
13/15
Dapat diartikan si aku lirik mengalami kegagalan dalam cinta. Namun
cinta disini tak dijelaskan kepada siapa. Apakah kepada wanita (jika si aku lirik
adalah laki-laki) atau kepada laki-laki (jika si aku lirik adalah wanita), cinta pada
kerja, harta, atau hal yang beersifat keduniaan.
Si aku lirik mengalami kerinduan dengan si engkau lirik ketika ia
mengalami kegagalan atau apa yang telah ia usahakan semua sirna, hilang dan
terbang. /Satu kekasihku//Aku manusia//Rindu rasa//Rindu rupa//Di mana
engkau//Rupa tiada//Suara sayup//Hanya kata merngkai hati/merupakan senyum
pengakuan si aku lirik sebagai manusia bahwa kekasih sejati adalah engkau lirik,
cinta yang sesungguhnya hanya untuk engkau lirik. Kerinduan si aku lirik akan
kehadiran engkau lirik (Tuhan) dengan ayat-ayatnya (firman-Nya).
Kasihmu sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu~bukan giliranku
Matahari~bukan kawanku
Memberikan makna bahwa si aku lirik menyadari dan pasrah menerima
apa yang telah diberikan oleh engkau lirik. Si aku tidak menyerah terhadap
kegagalan yang telah dialaminya. Tanda (~) /Lalu waktu~bukan
giliranku/merupakan keinsyafan si aku akan nasib, kemudian juga
pada /Matahari~bukan kawanku/. Pemisahan
kata /Mata/dengan /hari/memperjelas makna sebagai keberuntungan, jalan,
keberhasilan, dan kekuasaan.
9
-
7/29/2019 Analisis Semiotik Puisi _PADAMU JUA_ Karya Amir Hamzah
14/15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pendekatan Semiotik puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah
memiliki tanda yang disampaikan untuk pembaca agar dapat dipahami maknanya.
Puisi tersebut sesungguhnya menyampaikan bahwa seseorang seharusnya
senantiasa selalu mengingat Tuhan dalam keadaan apapun dan bersyukur dengan
apa yang telah diberikan. Bukan hanya pada saat kitajatuh saja dan mensyukuri
saat kita mengalami keberuntungan. Karena sesungguhnya segala sesuatu telah
ada yang mengaturnya dan semua akan kembali kepada-Nya. Amir Hamzah
memberikan pesan (ketidak langsungan ekspresi) melalui media puisi dan kiasan
kata yang memberikan konkretisasi, kesatuan yang utuh dari tiap baris dan bait
yang memberikan makna. Dengan mengandaikan sebuah kehidupan si aku yang
hancur dan kemudian insyaf. Sesungguhnya semua itu mengharapkan manusia
agar tidak lupa diri dan sombong pada saat mengalami kejayaan, karena
kehidupan itu akan terus berputar dan suatu saat kejayaan itu akan mengalami
kejatuhan, kenaasan.
10
-
7/29/2019 Analisis Semiotik Puisi _PADAMU JUA_ Karya Amir Hamzah
15/15
DAFTAR PUSTAKA
Riffaterre, Michael. 1978. Semiotics of Poetry. Bloomington: Indiana University
Press.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2005.Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik , dan
Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Preminger, Alese (ed.) dkk. 1974.Princeton Encyclopedia of Poetry and Poetics.
New Jersey: Pringceton University Press.
11