analisis pembiayaan qardhul hasan dalam rangka …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2470/1/ta...
TRANSCRIPT
ANALISIS PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DALAM
RANGKA MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DI BMT SYAMIL AMPEL
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah
Oleh:
DWI RAHAYU
NIM: 201-14-034
JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
ANALISIS PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DALAM
RANGKA MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DI BMT SYAMIL AMPEL
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah
Oleh:
DWI RAHAYU
NIM: 201-14-034
JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. 0298-323706 Fax 0298 (323433) Salatiga 50721
Website: http://www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@ iainsalatiga.ac.id
ii
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. 0298-323706 Fax 0298 (323433) Salatiga 50721
Website: http://www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@ iainsalatiga.ac.id
iii
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. 0298-323706 Fax 0298 (323433) Salatiga 50721
Website: http://www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@ iainsalatiga.ac.id
iv
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. 0298-323706 Fax 0298 (323433) Salatiga 50721
Website: http://www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@ iainsalatiga.ac.id
v
vi
MOTTO
“Hai manusia sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh sungguh
menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemuiNya”
(QS. AL Inshiqaq 6)
“dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia
orang yang sombong lagi durhaka”
(QS. Maryam 14)
“
vii
PERSEMBAHAN
Dengan syukur yang telah diberikan Allah SWT selaku Tuhan Semesta Alam
atas nikmat dan karunia rahmatNya, tugas akhir Ini kupersembahkan untuk:
1. Allah SWT, yang telah mengabulkan setiap doa yang penulis panjatkan.
Serta ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan lancar.
2. Kedua orang tuaku, yang ikut serta selalu mendoakan, menyayangi,
mencintai sepenuh hati, membimbing dan mengarahkan, dan memberikan
semangat kepada anak anaknya.
3. Satu satunya kakakku dan suaminya, yang selalu memotivasi dan
memberikan semangat.
4. Keluarga besarku yang selalu mendoakan kelancaran dalam kelangsungan
pendidikanku.
5. Teman spesial yang setia menunggu tiga tahun selalu menemaniku dengan
kesabaran dan penuh kasih sayang.
6. Empat sekawan yang setia, saling melengkapi dan mendukung.
7. Sahabat karibku yang selalu memberikan doa dan semangat.
8. Sahabatku D III Perbankan Syariah yang selama tiga tahun bersama sama
berjuang dan mengajarkan arti kebersamaan menerima kekurangan dan
kelebihan hingga kita dapat menjadi keluarga.
9. Kepada seluruh staff karyawan akademis yang membantu melancarkan
proses penulisan.
10. BMT Syamil Ampel sebagai tempat penulis teliti.
11. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat penulis sampaikan.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang
atas segala limpahan nikmat, karunia, serta hidayah-nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa
terhaturkan dan tercurahkan kepada khatamul anbiya’ wal mursalin (penutup para
Nabi dan Rasul) baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan
pengikut serta orang-orang yang mencintainya, hingga yaumul qiyamah. Semoga
kita semua, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita diberi tetap Iman, Islam,
Ihsan, istiqomah dalam beribadah dan dibimbing oleh Allah SWT dan pada
akhirnya jika kita dipanggil menghadap Allah AWT menetapi ‘ala ar-Ridha wa
khusnul khatimah. Amin
Penyusun Tugas Akhir ini merupakan salahsatu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Berawal dari kekurangan dan keterbatasan,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS
PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI BMT Syamil Ampel” denganbaik.
Sebagai hamba yang lemah dan banyak kesalahan, penulis menyadari bahwa dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini banyak pihak yang ikut serta memberikan bantuan
moril maupun material. Oleh karenanya dengan kerendahan hati bantuan moril
maupun material. Oleh karenanya dengan kerendahan hati perkenankan penulis
untuk menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga
ix
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga
3. Bapak Drs. Alfred L. M.SI. selaku Ketua Jurusan D-III Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
4. Bapak Mochlasin, M.Ag yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir, dengan penuh kesabaran, keikhlasan dan
kebajikan.
5. Bapak Drs. Mubasirun, M.Ag. Selaku dosen Pembimbing Akademik selama
kuliah di jurusan D-III Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang selalu
memberikan motivasi belajar bagi penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan Akademik IAIN Salatiga terlebih
kepada dosen-dosen di jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang
banyak berjasa kepada penulis.
7. Para Staf Perpustakaan IAIN Salatiga terimakasih atas bantuan penyediaan
buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannyaTugas Akhir ini.
8. Seluruh Karyawan BMT Syamil Ampel, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian hingga akhir.
9. Semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran dan kritik yang konstruktif
dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dimasa mendatang.
x
Pada akhirnya semua usaha dan upaya penulis atas karunia dari Allah SWT.
Tugas Akhir ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik dan hanya kepada Allah-
lah semua urusan dikembalikan. Oleh karena itu penulis berharap semoga Tugas
Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan.
Wassalamu’alaikumWr.Wb.
Salatiga, 14 Juli 2017
Penulis,
Dwi Rahayu
NIM. 201-14-034
xi
ABSTRAK
Rahayu, Dwi 2017. Analisis Pembiayaan Qardhul Hasan dalam Rangka
Mewujukan Good Corporate Governance. Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Program Studi D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga.
Pembimbing: Mochlasin. M.Ag
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya fenomena yang mengatakan
bahwa perlu adanya good corporate governance pada sebuah BMT. Hal tersebut,
berperan sangat penting untuk mengendalikan pengelolaan sebuah BMT, termasuk
pengelolaan pembiayaan qardhul hasan. Rumusan masalah penelitian ini
bagaimana prosedur pembiayaan qardhul hasan di BMT Syamil Ampel, upaya dan
kendala mewujudkan good corporate governance melalui pembiayaan qardhul
hasan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana prosedur pembiayaan
qardhul hasan di BMT Syamil Ampel untuk mengetahui bagaimana upaya dan
kendala mewujudkan good corporate governance. Metode penelitian yang penulis
gunakan adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan teknik pengumpulan data melalui
wawancara kepada pihak pengelola BMT Syamil Ampel. Data sekunder didapatkan
dari dokumen dokumen BMT Syamil Ampel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa pembiayaan qardhul hasan yang ada di BMT Syamil Ampel tidak untuk
dipasarkan secara terbuka untuk masyarakat sekitar maupun anggota. Akan tetapi
untuk dapat pembiayaan tersebut yang dapat menentukannya hanya dari pihak
BMT Syamil Ampel. Hal tersebut karena ketersediaan dana yang minim, sumber
dana diperoleh dari 2,5 % dari keuntungan BMT Syamil Ampel termasuk dana ZIS.
Kata Kunci: pembiayaan, qardhul hasan, good corporate governance.
DAFTAR ISI
xii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................ v
MOTTO .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................viii
ABSTRAK .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. LatarBelakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan .................................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
E. Metode Penelitian................................................................................. 8
F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 12
xiii
A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 12
B. Kajian Teoritik ..................................................................................... 19
1. Pembiayaan .................................................................................... 19
2. Qardhul Hasan ............................................................................... 22
3. Governance ................................................................................... 26
BAB III GAMBARAN OBJEK PENELITIAN ................................................. 33
A. Gambaran Umum Perusahaan .............................................................. 33
1. Sejarah BMT Syamil Ampel .......................................................... 33
2. Visi dan Misi BMT Syamil Ampel ................................................ 33
3. Struktur Organisasi BMT Syamil Ampel ...................................... 34
4. Susunan Manajemen BMT Syamil Ampel .................................... 34
5. Tugas dan Wewenang Jabatan ....................................................... 35
6. Produk ............................................................................................ 62
BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................ 65
A. Prosedur Pembiayaan qardhul hasan ................................................... 65
B. Upaya mewujudkan good corporate
governance
..............................................................................................................
71
C. Kendala mewujudkan good corporate governance
..............................................................................................................
76
BAB VPENUTUP ............................................................................................... 81
xiv
A. Kesimpulan .......................................................................................... 81
B. Saran
..............................................................................................................
82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar3.1 Struktur Organisasi BMT Syamil Ampel .................................... 34
xv
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Beda Penelitian Sebelumnya ..........................................................16
Tabel 4.1 Realisasi Pembiayaan Qardhul Hasan .......................................... 76
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Formulir Pembukaan Rekening Baru
Lampiran 2 Formulir Pengajuan Pembiayaan
Lampiran 3 Slip Setoran Dan Slip Pengambilan
Lampiran 4 Brosur
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan di Indonesia, didorong rasa keprihatinan yang
mendalam terhadap banyaknya masyarakat miskin (nota bene-nya umat Islam)
yang terjerat rentenir dan juga dalam rangka usaha memberikan alternatif bagi
mereka yang ingin mengembangkan usahanya, namun tidak dapat
berhubungan secara langsung dengan perbankan Islam (baik BMI maupun
BPRS) dikarenakan usahanya tergolong kecil dan mikro. Sehingga pada tahun
1992 lahirlah sebuah lembaga keuangan kecil yang beroperasi dengan
menggunaakan gabungan antara konsep Baitul Maal dan Baitul Tamwil, target,
sasaran serta skalanya pada sektor usaha mikro. Lembaga tersebut bernama
Baitul Maal wat Tamwil yang disingkat BMT. Berdasakan pemaparan tersebut
tampaklah bahwa fungsi Baitul Maal wat Tamwil yang sebenarnya dalam
konsep Islam merupakan alternatif kelembagaan keuangan syariah yang
memiliki dimensi sosial dan produktif dalam skala nasional bahkan global,
dimana denyut nadi perekonomian umat terpusat pada fungsi kelembagaan
ekonomi lainnya (Yunus, 2009: 7).
Secara umum lembaga keuangan mikro dapat didefinisikan dengan pola
bagi hasil yang merupakan landasan utama dari segala operasinya baik dalam
produk pendanaan, pembiayaan, maupun produk lainnya. Produk produk
lembaga keuangan mikro mempunyai kemiripan dengan bank syariah yang
2
telah ada, namun tidak sama dengan bank konvensional karena adanya
pelarangan riba, gharar dan maisir. Oleh karena itu, produk pendanaan dan
pembiayaan pada lembaga keuangan yang berbasis syariah harus menghindari
hal tersebut. Bentuk utama produk bank syariah terutama menggunakan pola
bagi hasil, sesuai dengan karakteristiknya. Selain pola bagi hasil bank syariah
mempunyai produk pendanaan dan pembiayaan dengan pola non bagi hasil.
Dalam produk pendanaan, bank syariah dapat juga menggunakan prinsip
wadi`ah, qardh, maupun ijarah. Dalam produk pembiayaan, bank syariah dapat
juga menggunakan pola jual beli (dengan prinsip murabahah, salam, dan
istishna) pola sewa (dengan prinsip ijarah dan ijarah wa iqtina) menurut
(Ascarya, 2011: 2).
Dari persoalan diatas, mendorong munculnya lembaga keuangan
syari'ah alternatif. Yakni sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi bisnis
tetapi juga sosial. Juga lembaga yang tidak melakukan pemusatan kekayaan
pada sebagian kecil orang pemilik modal (pendiri) dengan penghisapan pada
mayoritas orang, tetapi lembaga yang kekayaannya terdistribusi secara merata
dan adil. Lembaga yang terlahir dari kesadaran umat dan ditakdirkan untuk
menolong kaum mayoritas, yakni pengusaha kecil/mikro. Lembaga yang tidak
terjebak pada permainan bisnis untuk keuntungan pribadi, tetapi membangun
kebersamaan untuk mencapai kemakmuran bersama. Lembaga yang tidak
terjebak pada pikiran pragmatis tetapi memiliki konsep idealis yang istiqomah.
Lembaga tersebut adalah Baitul Māl Wa Tamwil menurut (Manan, 1993: 191).
3
Di era globalisasi seperti sekarang ini, permintaan akan produk dan
jasa keuangan semakin meningkat. Sebagian masyarakat menginginkan
layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip syari’ah Islam dan terbebas dari
praktek bunga. Penerapan sistem perbankan dengan menggunakan bunga
dirasakan kurang berhasil dalam membantu memerangi kemiskinan.
Perbankan dengan system bunga kurang memberi peluang kepada kelompok
masyarakat miskin untuk mengembangkan usahanya karena dianggap
membebani masyarakat miskin dengan konsekuensi bunga yang harus
dibayarkan kepada bank. Hal itu mengakibatkan masyarakat menjadi kesulitan
dalam pembayaran pinjaman sehingga pembayaran pinjaman tersebut lebih
dari pinjaman pokok. Salah satu cara yang ditawarkan lembaga perbankan
syariah dalam membantu masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhan
dananya dengan memberikan fasilitas pemberian pinjaman yang terbebas
dari praktek bunga atau pemberian pinjaman kebijakan yaitu pembiayaan
Qardhul Hasan. Sasaran pembiayaan Qardhul Hasan adalah para pengusaha
kecil dan masyarakat lain yang menghadapi problem modal dengan prospek
usaha yang layak, serta untuk menolong peminjam yang berada dalam
keadaan terdesak. Peminjam dipilih secara selektif dan hati-hati terutama
kepada peminjam yang dinilai jujur dan mempunyai reputasi yang baik
(Warkum, 2004: 13). Lembaga perbankan syariah yang memberikan solusi
bijak mengenai pinjaman bagi kemaslahatan umat yang diwujudkan dengan
pembiayaan Qardhul Hasan.
4
Al Qardh yaitu pemberian harta atau manfaat barang kepada orang lain
yang halal dan dapat ditagih atau dikembalikan pokok barangnya, tanpa
ada persyaratan imbalan apapun. Al Qardh ini sering dikategorikan dengan
pinjaman kebijakan dan bersifat sosial karena mengandung unsur tolong
menolong ta’awun. Bank Syariah di samping memberikan pinjaman qardh
juga dapat mengeluarkan pinjaman dalam bentuk Qardhul Hasan. Qardhul
Hasan adalah pinjaman tanpa imbalan yang memungkinkan pinjaman
untuk menggunakan dana tersebut selama jangka waktu tertentu dan
mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang disepakati
menurut (Ridwan, 2008: 61).
Pinjaman kebajikan tersebut juga dapat dikatakan sebagai wujud
Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap lingkungan masyarakat sekitar. Sebagai entitas bisnis
lembaga keuangan syariah khususnya Baitul Maal waa Tanwil (BMT) memang
harus bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungannya, yang
merupakan penerapan dari salah satu asas Good Corporate Governance
(GCG), yaitu asas Responsibility (Responsibilitas). Perusahaan harus
melaksanakan tanggung jawab sosial dengan membuat perencanaan dan
pelaksanaan yang memadai demi mewujudkan masyarakat damai bermartabat
(Zarkasyi, 2008: 40). Akan tetapi dalam menjalankan aktivitas intermediasi
keuangan, sebuah BMT berhadapan dengan berbagai macam risiko, dari
risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, hingga risiko legal dan risiko
reputasi. Karena itu sebuah BMT harus dikelola secara sangat hati hati, oleh
5
manajemen yang bukan saja professional tetapi juga berintegritas tinggi.
Disinilah antara lain corporate governance (CG) menjadi sangat penting
sehingga memerlukan pengaturan khusus menurut (Abdullah, 2010: 12).
Shanmugam dan Perumal dalam (Abdullah, 2010: 13), menjelaskan
bahwa corporate governance merujuk kepada sistem dan metode bagaimana
perusahaan (koorporasi) diarahkan, ditata atau dikendalikan. Ketentuan hukum
dan kelaziman yang mempengaruhi arah dan tujuan yang menggerakkan
perusahaan. Proses pemantauan kinerja perusahaan dengan menerapkan
langkah langkah pencegahan yang tepat yang terkait dengan konsep
transparansi, integritas dan akuntabilitas.
Tidak hanya bank umum namun alangkah baiknya jika lembaga
keuangan mikro juga diwajibkan dalam melaksanakan prinsip-prinsip GCG
(Good Corporate Governance) dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi, termasuk pada saat penyusunan visi, misi,
rencana, strategis, pelaksanaan kebijakan, dan langkah-langkah pengawasan
intern pada tingkatan atau jenjang organisasi apapun menurut (Abdullah, 2010:
74).
Ketiadaan atau kekurangan pada panduan Good Corporate Governance
(GCG) dalam Perbankan syariah (Islam) menyebabkan kesulitan dalam
pengukuran terhadap implementasi kepatuhan syari’ah (shariah compliance),
khususnya terhadap operasional dari bisnis perbankan dan tidak semata-mata
pada pada produk yang ditawarkan. Karakter dari perbankan syariah (Islam)
yang secara nyata berbeda dari perbankan konvensional, memerlukan sebuah
6
GCG yang khusus. Jika hal ini tidak bisa disediakan, maka perbankan syariah
akan kehilangan karakternya yang paling mendasar/ fundamental dan hal ini
akan menimbulkan ketidak-kejelasan target dan tujuan dimasa depan. Hal ini
menjadi bukti bahwa secara kuantitas, dibalik perkembangan perbankan Islam,
terutama dari jumlah bank dan kantor cabang mereka, dan asset mereka secara
keseluruhan, telah timbul permasalah terhadap upaya untuk
mengimplementasikan/ menerapkan prinsip-prinsip Syariah.
BMT Syamil Ampel berada di wilayah Kecamatan Ampel, Kab
Boyolali memiliki kegiatan funding dan landing. Pembiayaan BMT Syamil
Ampel sangat memperhatikan sektor UKM yang benar-benar membutuhkan
modal yang ringan jauh dari riba, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
di sektor mikro agar tetap bertahan. Serta sangat peduli dalam bidang
pendidikan sehingga bagi masyarakat yang dirasa kurang mampu dan layak
mendapatkan dana sosial demi mewujudkan tujuan Negara yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa.Untuk mewujukan lembaga keuangan mikro syariah yang
dapat dipercaya khususnya pada pembiayaan Qardhul Hasan perlunya adanya
Corporate Governance yang dapat mendeteksi apakah BMT Syamil Ampel
dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan latar belakang permasalahan seperti
diuraikan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian sehingga
dalam penulisan tugas akhir mengambil judul “Analisis Pembiayaan
Qardhul Hasan Dalam Rangka Mewujudkan Good Corporate Governance
di BMT Syamil Ampel”.
B. Rumusan Masalah
7
Berdasarkan landasan teori yang sudah terurai diatas berikut rumusan
masalah, yaitu;
1. Bagaimana prosedur pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Syamil Ampel?
2. Bagaimana upaya BMT Syamil Ampel dalam mewujudkan Good
Corporate Governance melalui pembiayaan Qardhul Hasan?
3. Apa kendala yang dihadapi BMT Syamil Ampel dalam rangka
mewujudkan Good Corporate Governance melalui pembiayaan Qardhul
Hasan?
C. Tujuandan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah:
a. Mengetahui bagaimana prosedur pembiayaan Qardhul Hasan di BMT
Syamil Ampel.
b. Memahami upaya BMT Syamil Ampel dalam mewujudkan Good
Corporate Governance melalui pembiayaan Qardhul Hasan.
c. Mengetahui kendala yang dihadapi BMT Syamil Ampel dalam rangka
mewujudkan Good Corporate Governance melalui pembiayaan
Qardhul Hasan.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Akademis
8
1) Menjadikan tambahan referensi untuk mahasiswa setelah penulis
melakukan penelitian dan pengamatan.
2) Menciptakan hubungan baik antara lembaga pendidikan dengan
lembaga keuangan, sehingga membantu terbentuknya lapangan
pekerjaan.
b. Bagi Penulis
Sebagai alat ukur agar dapat mengetahui sejauh mana ilmu
yang diperoleh di bangku perkuliahan dan mempraktikan teori-teori
dari mata kuliah yang diberikan.
c. Bagi Peneliti Lain
Menjadi bahan perbandingan dalam memperoleh informasi
ketika melakukan penelitian di tempat yang berbeda, sehingga saling
dapat bertukar pikiran satu sama lain.
d. Bagi LKS
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan
pengembangan perusahaan yang bersangkutan.
e. Bagi Masyarakat
Sebagai wacana baru yang dapat di pahami dan dikenali apa
saja produk yang di tawarkan di BMT Syamil Ampel. Terutama pada
produk pembiayaan, hal ini membuat bahwasanya produk tersebut tak
asing lagi di kalangan masyarakat keberadaan BMT Syamil Ampel.
Sebagai sumber informasi bagaimana cara pengajuan pembiayaan
Qardhul Hasan di BMT Syamil Ampel juga sebagai pengetahuan baru
9
bagaimana pelaksanaan pembiyaan Qardhul Hasan di BMT Syamil
Ampel.
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan yakni dilakukan ditempat
observasi yaitu BMT Syamil Ampel. Jenis penelitian ini adalah metode
kualitatif bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif adalah data yang
dinyatakan dalam bentuk bukan bilangan, atau dengan kata lain data
kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang
mengandung makna atau berbentuk kategori. Ciri data kualitatif adalah
tidak bisa dilakukan operasi matematika, seperti penambahan,
pengurangan, perkalian, pembagian dan pangkat. Data kualitatif dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu data berskala nominal dan data berskala
ordinal (Noor, 2014: 13). Peneliti akan menggambarkan secara terperinci
tentang optimalisasi produk qardhul hasan di BMT Syamil Ampel.
2. Sumber Data
Jenis jenis data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu;
a. Data primer
Data primer diperoleh langsung dari pihak pihak yang
bersangkutan yang menjadi responden di BMT Syamil Ampel.
Sedangkan data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:
1) Data register anggota qardhul hasan.
10
2) Data tentang perkembangan pembiayaan qardhul hasan dan
angsuran.
3) Data laporan keuangan.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data untuk melengkapi data pokok
diperoleh dari keperpustakaan BMT meliputi :
1) Sejarah dan perkembangan BMT Syamil Ampel.
2) Jenis-jenis produk
3) Struktur organisasi
4) Pelayanan pembiayaan
c. Wawancara (interview)
Wawancara dilakukan secara langsung dengan karyawan dan
pimpinan BMT Syamil Ampel. Teknik pengumupulan data ini
digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan
melalui bercakapan. Dengan menyusun daftar pertanyaan yang akan
diberikan terkait dengan produk qardhul hasan.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis membuat sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pembuka yang berisi dari beberapa sub,
yaitu: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
11
kegunaan, penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah
dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang telaah pustaka yang berisi landasan
teoritis, terhadap masalah dan ditinjau terhadap hasil karya lain yang
sebelumnya dilakukan. Kerangka teoritik membahas tentang
konsep-konsep teoritik yang muncul dalam telaah pustaka dalam
rangka menjelaskan masalah-masalah yang dipilih.
BAB III LAPORAN OBYEK PENELITIAN
Bab ini membahas tentang gambaran umum, yang berisi sejarah
berdirinya BMT Syamil Ampel, visi dan misi BMT Syamil Ampel,
tujuan dan fungsi BMT Syamil Ampel.Selanjutnya meliputi data-
data diskriptif yang berisi usaha-usaha yang dilakukan BMT Syamil
Ampel, produk-produk, struktur organisasi, badan hukum, lokasi
dan permodalan.Kemudian strategi yang digunakan BMT Syamil
Ampel dalam menghadapi persaingan antar lembaga keuangan
syariah yang ada.
BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini penulis menjelaskan masalah yang telah dirumuskan
berdasakan landasan teori dan informasi yang diperoleh dari BMT
Syamil Ampel mengenai objek yang diteliti.
12
BAB V PENUTUP
Bab ini penulis menyajikan kesimpulan yang diambil berdasarkan
pada analisis data penelitian yang telah dilakukan, dan berisikan
saran yang disusun dari hasil kesipulan tersebut, baik bagi pihak
objek penelitian ataupun bagi pihak pihak lainnya yang
membutuhkan untuk digunakan sebagai bahan referensi yang juga
bertujuan demi perbaikan di masa yang akan datang.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Penelitian Heru dan Abdul (2013) meneliti tentang Model pembiayaan
qardhul hasan sangat penting untuk memberikan solusi pembiayaan bagi
pedagang kaki lima yang selama ini tidak memiliki akses permodalan ke
lembaga keuangan. Beberapa lembaga seperti bank syariah, BPR syariah,
BMT, Laznas dan Bazda Kota Semarang dan Bazda Provinsi Jawa Tengah
sudah menyalurkan pembiayaan tersebut namun masih dalam proporsi yang
kecil. Menyimpulkan bahwa tingkat kemacetan pembiayaan qardhul hasan
sangat kecil dan mayoritas PKL merasakan adanya peningkatan omzet dan
tingkat kesejahteraan mereka.
Peneliti Andini (2011) meneliti tentang “Pengelolaan Dana Qardhul
Hasan terhadap Pemberdayaan Masyarakat kampong Sukamulya”
menyimpulkan bahwa ada beberapa yaitu: penghimpunan dana pengelolaan
BAZ kota Bogor, penyaluran dana, pemanfaatan pengelolaan dan
Pendayagunaan BAZ di kota bogor. Hasil pengelolaan dan pendayagunaan
Dana Qardhul Hasan BAZ Kota Bogor dalam upaya peningkatan taraf hidup
masyarakat Kampung. Sukamulya dapat dikatakan sudah berpengaruh/
berdampak. Hal ini dapat dilihat dari berdasarkan besarnya jumlah pendapatan
sebelum dan sesudah adanya program berkah.
14
Penelitian Rondiatin (2010) tentang “ Analisa Pembiayaan Al Qardhul
Hasan pada BMT AMAN SALATIGA” menyimpulkan bahwa berdasarkan
penelitian yang penulis lakukan dapat diambil dari kesimpulan bahwa prosedur
realisasi pembiayaan qardhul hasan adalah setelah menandatangani akad
pembiayaan, bagian pemasaran memberikan berkas catatan kepada bagian
pembiayaan membuat kwitansi, yang berisi nominal pembiayaaan lalu
diberikan kepada nasabah atau meminta nasabah untuk menandatangani,
kwitansi pembayaran yang telah ditandatangani nasabah dan bagian
pembiayaan kemudian diserahkan kepada teller, teller yang memberikan
sejumlah uang kepada nasabah.
Peneliti Adnan (2006) yang meneliti tentang Evaluasi Non Perfoming
Loan (NPL) Pinjaman Qardhul Hasan (Studi Kasus di BNI Syariah Cabang
Yogyakarta) qardhul hasan ini mempunyai keterbatasan dalam ruang
lingkup penelitian hanya pada BNI Syariah dengan obyek penelitian hanya
pada 1 (satu) cabang BNI Syariah, dan perkembangan pinjaman qardhul
hasan hanya dilihat 3 (tiga) tahun, sedangkan data untuk meneliti
perkembangan pinjaman qardhul hasan Perbankan Syariah di Indonesia
belum tersedia pada Bank Indonesia. Penelitian ini mempunyai keterbatasan
dalam hal pengujian suatu teori dengan menguji sebagian dari varibel
prinsip 7 C dan 7 P dalam pemberian suatu kredit. Peraturan tentang batas
toleransi pinjaman macet pada produk qardhul hasan belum ada ketentuan
baku, Bank Indonesia memberlakukan pinjaman/kredit komersil hanya 5
%, sedangkan koperasi berdasarkan petunjuk pelaksanaan penilaian
15
kesehatan koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam dari menteri
koperasi memberikan toleransi pinjaman macet 10%. Saran untuk penelitian
selanjutnya harus memperluas lingkup penelitian qardhul hasan dengan
obyek penelitian dan sample pada perbankan syariah di Indonesia serta
perkembangan pinjaman qardhul hasan dilihat secara makro di Indonesia.
Peneliti Setiadi (2012) dengan judul “Peneliti Analisis Akad Pembiyaan
Qardh di BMT Mandiri Getasan” menyimpulkan Qardh yang diajukan untuk
jangka waktu 12 bulan. Sumber dananya di ambilkan dari modal, besarnya
pembiayaan qardh sebesar Rp 2.000.000,-. BMT tidak memberikan sanksi
apabila nasabah terlambat membayar angsuran qarh, apabila nasabah tidak
mampu mengembalikan, setelah dilakukan analisa faktor penyebab nasabah
tidak mampu mengembalikan qardh, maka pembiayaan tersebut dialihkan
kedalam akad qardhul hasan, dimana nasabah tidak harus mengembalikan
pembiayaan qardhul hasan pada BMT Mandiri Getasan didasarkan pada Al
Quran, surat Al-Baqarah, ayat 280.
Peneliti Zunita (2016) dengan judul” Analisis Pembiayaan Qardhul
Hasan di BMT Karisma Magelang” menyimpulkan Qardhul hasan
diperiotaskan untuk usaha kecil yang kurang mampu secara ekonomi, dan yang
ingin mengembangkan usahanya, juga membantu masyarakat yang tidak
mmpu, berobat, membayar hutang, biaya sekolah, biaya pernikahan. Sumber
dana awal qardhul hasan berasal dari infaq. Pembiayaan yang di kabulkan
BMT Karisman Magelang adalah Rp 5.000.000,-. BMT tidak memberikan
sanksi ataupun denda apabila nasabah telat membayar angsuran, jika tidak
16
mampu mengembalikan maka dilakukan analisa faktor penyebab nasabah tidak
mampu membayar angsuran maka pembiayaan tersebut diihklaskan atau di
hapus dari pihak BMT.
Peneliti Putriyana, (2016) dengan judul”Analisis Pembiayaan Qardhul
Hasan pada PT BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) KC UNGARAN”
menyimpulkan Prosedur pembiayaan qardhul hasan di Bank Syariah Mandiri
(BSM) KC Ungaran tidak menggunakan jaminan serta persyaratan cukup
mudah dengan jangka waktu jatuh tempo selama satu tahun. Bank Syariah
Mandiri (BSM) KC Ungaran bekerja sama dengan masjid dalam penyaluran
dana pembiayaan qardhul hasan dengan maksud untuk memberdayakan
ekonomi masyarakat sekitar masjid. Nasabah pembiayaan qardhul hasan tiap
orang menerima maksimal Rp 2.000.00,-, sumber dana qardhul hasan melalui
zakat, infaq, sodaqoh yang berasal dari LAZNAS (Lembaga Amil Zakat
Nasional) Bank Syariah Mandiri (BSM) Semarang. Penyaluran pembiayaan
qardhul hasan di Bank Syariah Mandiri (BSM) KC Ungaran sudah terlaksana
dengan tepat sasaran yaitu pihak yang mendapat pembiayaan qardhul hasan
ini masyarakat menengah kebawah yang memiliki usaha kecil dan menengah.
Dari pemaparan penelitian yang sudah ada diatas maka penelitian yang
akan diajukan penulis berbeda dengan penelitian sebelumnya. Beberapa
perbedaan penelitian itu antara lain objek penelitian yang akan dilakukan, yaitu
di BMT Syamil Ampel. Peneliti lebih fokus pada bagaimana prosedur
pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Syamil Ampel, melihat bagaimana upaya
BMT Syamil Ampel dalam mewujudkan Good Corporate Governance melalui
17
pembiayaan Qardhul Hasan, serta mengetahui kendala yang dihadapi BMT
Syamil Ampel dalam rangka mewujudkan Good Corporate Governance
melalui pembiayaan Qardhul Hasan. Peneliti menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara,
observasi dan studi dokumentasi. Dengan perbedaan–perbedan yang ada maka
dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang analisis pembiayan qardhul hasan
dalam rangka mewujudkan good corporate governance dengan mengambil
judul “Analisis Pembiayaan Qardhul Hasan Dalam Rangka Mewujudkan
Good Corporate Governance di BMT Syamil Ampel” ini berbeda dan belum
pernah ada yang melakukannya.
Adapun ringkasan mengenai perbedaan dan persamaan penelitian
terdahulu dan penelitian ini, sebagai berikut:
Tabel 2.1. Penelitian Sebelumnya
Nama Judul Metode Hasil
Muhammad
Najib Setiadi
(2012)
Analisis Akad
Pembiyaan
Qardh di BMT
Mandiri Getasan
Kualitatif
Qardh yang diajukan untuk jangka
waktu 12 bulan. Sumber dananya di
ambilkan dari modal, besarnya
pembiayaan qardh sebesar Rp
2.000.000,-. BMT tidak memberikan
sanksi apabila nasabah terlambat
membayar angsuran qardh, apabila
nasabah tidak mampu
mengembalikan, setelah dilakukan
analisa faktor penyebab nasabah
tidak mampu mengembalikan qardh,
maka pembiayaan tersebut dialihkan
18
kedalam akad qardhul hasan,
dimana nasabah tidak harus
mengembalikan pembiayaan qardhul
hasan pada BMT Mandiri Getasan
didasarkan pada Al Quran, surat Al-
Baqarah, ayat 280.
Zunita
Megasari
(2016)
Analisis
Pembiayaan
Qardhul Hasan
di BMT
Karisma
Magelang
Deskriptif
Qardhul hasan diperiotaskan untuk
usaha kecil yang kurang mampu
secara ekonomi, dan yang ingin
mengembangkan usahanya, juga
membantu masyarakat yang tidak
mmpu, berobat, membayar hutang,
biaya sekolah, biaya pernikahan.
Sumber dana awal qardhul hasan
berasal dari infaq. Pembiayaan yang
di kabulkan BMT Karisman
Magelang adalah Rp 5.000.000,-.
BMT tidak memberikan sanksi
ataupun denda apabila nasabah telat
membayar angsuran, jika tidak
mampu mengembalikan maka
dilakukan analisa faktor penyebab
nasabah tidak mampu membayar
angsuran maka pembiayaan tersebut
diihklaskan atau di hapus dari pihak
BMT.
Putriyana
(2016)
Analisis
Pembiayaan
Kualitatif Prosedur pembiayaan qardhul hasan
di Bank Syariah Mandiri( BSM) KC
19
Qardhul Hasan
pada PT BANK
SYARIAH
MANDIRI
(BSM) KC
UNGARAN
Ungaran tidak menggunakan
jaminan serta persyaratan cukup
mudah dengan jangka waktu jatuh
tempo selama satu tahun. Bank
Syariah Mandiri( BSM) KC Ungaran
bekerja sama dengan masjid dalam
penyaluran dana pembiayaan
qardhul hasan dengan maksud untuk
memberdayakan ekonomi
masyarakat sekitar masjid. Nasabah
pembiayaan qardhul hasan tiap
orang menerima maksimal Rp
2.000.00,-, sumber dana qardhul
hasan melalui zakat, infaq, sodaqoh
yang berasal dari LAZNAS
(Lembaga Amil Zakat Nasional)
Bank Syariah Mandiri( BSM)
Semarang. Penyaluran pembiayaan
qardhul hasan di Bank Syariah
Mandiri( BSM) KC Ungaran sudah
terlaksana dengan tepat sasaran yaitu
pihak yang mendapat pembiayaan
qardhul hasan ini masyarakat
menengah kebawah yang memiliki
usaha kecil dan menengah.
Muhammad
Akhyar
Adnan
(2006)
EVALUASI
NON
PERFORMING
LOAN (NPL)
Kuantitatif
dengan
analisis
regresi
qardhul hasan inimempunyai
keterbatasan dalam ruanglingkup
penelitian hanya pada BNI
Syariahdengan obyek penelitian
hanya pada 1 (satu)cabang BNI
20
PINJAMAN
QARDHUL
HASAN
(Studi Kasus di
BNI Syariah
Cabang
Yogyakarta)
Syariah, dan
perkembanganpinjaman qardhul
hasan hanya dilihat 3(tiga) tahun,
sedangkan data untuk
menelitiperkembangan pinjaman
qardhul hasanPerbankan Syariah
di Indonesia belumtersedia pada
Bank Indonesia.Penelitian ini
mempunyai keterbatasan dalam hal
pengujian suatu teoridengan
menguji sebagian dari
varibelprinsip 7 C dan 7 P dalam
pemberian suatukredit.
B. Kajian Teori
1. Pembiayaan
a. Pengertian
Pembiayaan menurut Kamus Pintar Ekonomi Syariah,
pembiayaan diartikan sebagai penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berupa, (a) transaksi bagi hasil dalam bentuk
mudharabah dan musyarakah, (b) transaksi sewa menyewa dalam
bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bit tamlik,
(c) transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan
istishna’, (d) transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh,
(e) transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multi jasa, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank
syariah serta atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
21
dibiayai dan atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana
tersebut untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil menurut
(Asiyah, 2014: 2). Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang
diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun
lembaga menurut (Muhammad, 2005:17).
Berdasarkan tujuan pembiayaan yang ada dapat dibagi menjadi
2 bagian yaitu berdasarkan tingkat makro dan mikro namun disini kita
akan lebih fokuskan ke mikro berdasarkan tema besar. Tujuan tersebut
yaitu untuk:
1) Upaya untuk memaksimalkan laba, yang artinya setiap usaha yang
dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha.
Untuk dapat menghasilkan laba maksimal maka diperlukan
dukungan dana yang cukup.
2) Upaya meminimalkan risiko, dengan arti usaha yang dilakukan
agar mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus
mampu meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Risiko
kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui tindakan
pembiayaan.
3) Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya ekonomi
dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber
daya alam dengan sumber daya manusia serta sumber daya modal.
22
Jika sumber daya alam dan sumber daya manusianya ada, dan
sumber daya modal tidak ada, maka dipastikan diperlukan
pembiayaan. Dengan demikian, pembiayaan pada dasarnya dapat
meningkatkan daya guna sumber daya ekonomi.
4) Penyaluran kelebihan dana, yang artinya dalam kehidupan
masyarakat ada pihak yang kelebihan dana, sementara ada pihak
yang kekurangan dana. Dalam kaitan dengan masalah dana, maka
mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam
penyeimbangan dan penyaluran kelebihan dana dari pihak yang
kelebihan kepada pihak yang kekurangan dana menurut (Asiyah,
2014: 6).
Namun secara umum tujuan pembiayaan ada dua fungsi yang
saling berkaitan. Profitability yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari
pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang
diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah. Safety yakni
keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar
terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar benar tercapai tanpa
hambatan yang berarti.
Pembiayaan yang diselenggarakan bank syariah memiliki fungsi
yaitu; meningkatkan daya guna uang, meningkatkan daya guna barang,
meningkatkan peredaran uang, mnimbulkan kegairahan berusaha,
stabilitas ekonomi, dan jembatan untuk meningkatkan pendapatan
nasional menurut (Asiyah, 2014: 8)
23
b. Prosedur analisis pembiayaan
1) Berkas dan pencatatan
2) Data pokok dan analisis pendahuluan
a) Realisasi pembelian, produksi dan penjualan
b) Rencana pembelian, produksi dan penjualan
c) Jaminan
d) Laporan keuangan
e) Data kualintatif dari calon debitur
3) Penelitian data
4) Penelitian atas realisasi usaha
5) Penelitian atas rencana usaha
6) Penelitian dan penilaian barang jaminan
7) Laporan keuangan dan penelitiannya menurut (Asiyah, 2014: 88)
2. Qardhul Hasan
a. Implementasi
Qardhul Hasan merupakan pinjaman lunak yang di berikan
kepada anggota yang benar-benar kekurangan modal/ kepada
mereka yang sangat membutuhkan untuk keperluan yang sifatnya
darurat. Nasabah cukup mengembalikan pinjaman sesuai dengan
nilai yang di berikan oleh BMT (Yunus, 2009: 38).
1) Landasan syariah
a) Sumber Hukum Al Qur’an
”Dan jika ia (orang yang berutang itu) dalam kesulitan,
berilah tangguh sampai ia berkelapangan. Dan
24
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS 2: 280).
b) As Sunnah
”Orang yang melepaskan seorang muslim dari
kesulitannya di dunia, Allah akan melepaskan kesulitannya
di hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba Nya
selama ia (suka) menolong saudara Nya” (H.R. Muslim).
Dari Abu Qatadah: ”Wahal rasulullah, bagaimanakah jika
aku berjihad dengan jiwa dan hartaku, aku bertempur
penuh sabar demi mengharap pahala Allah dan maju terus
pantang mundur, apakah aku masuk surga?” Rasulullah
menjawab: ”ya” Beliau mengatakan sebanyak tiga kali,
kemudian ia bersabda :”kecuali jika kamu mati dan kamu
punya utang serta kamu tidak membayarnya”(H.R.
Muslim).
Telah dihadapkan kepada Rasulullah (mayat seorang lelaki
untuk dishalatkan). Rasulullah bertanya”Apakah dia
mempunyai warisan?” Para sahabat menjawab ”Tidak”,
Rasulullah bertanya lagi, ” Apakah dia mempunyai
utang?” Para sahabat menjawab ”Ya, sejumlah tiga
dinar”’ Rasulullah pun menyuruh para sahabat untuk
menshalatkannya (tetapi beliau sendiri tidak). Abu
Qatadah lalu berkata, ”saya menjamin utangnya ya
rasulullah”. Maka Rasulullah pun menshalatkan mayat
tersebut (H.R. Bukhari).
2) Rukun
a) Pelaku, terdiri atas pemberi dan penerima pinjaman
b) Objek akad, berupa uang yang dipinjamkan
c) Ijab Kabul/serah terima
3) Tujuan
Pada dasarnya pinjaman qardhul hasan bertujuan atau
diperuntukkan untuk mereka kaum duafa yang memerlukan
pinjaman konsumtif jangka pendek untuk tujuan yang sangat
darurat (pendidikan dan biaya rumah sakit).
4) Sumber Dana
25
Sumber dana pinjaman Qardhul Hasan dapat berasal
dari modal, infaq, shadaqah, denda, sumbangan, dan pendapatan
non halal.
5) Pemberi Pinjaman (LKS)
a) Dapat memberikan pinjaman qardh untuk kepentingan
nasabah berdasarkan kesepakatan.
b) Dapat membebankan biaya administrasi sehubungan dengan
pemberian qard. Biaya administrasi ditetapkan dengan
nominal tertentu, tanpa terkait dengan jumlah dan jangka
waktu pinjaman.
c) Dapat memperpanjang jangka waktu pengembalian atau
menghapus buku sebagian/ seluruh kewajiban pada waktu
yang telah disepakati karena nasabah tidak mampu.
6) Peminjam (nasabah)
a) Nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok pinjaman
qardhul hasan pada waktu yang disepakati.
b) Nasabah dapat memberikan tambahan/sumbangan dengan
suka rela kepada bank selama tidak diperjanjikan dalam
akad.
c) Karakter nasabah harus diketahui dengan jelas.
d) Bank tidak diperbolehkan mempermasyarakatkan imbalan
atau kelebihan/ hadiah (di luar pinjaman) dari nasabah
peminjam Qardhul Hasan.
26
b. Dokumentasi
1) Surat persetujuan prinsip
2) Akad Qardhul Hasan
3) Surat Permohonan realisasi Pinjaman Qardhul Hasan
4) Tanda Terima Uang oleh Nasabah
c. Lain-lain
1) Semua biaya administrasi yang timbul akibat dari perjanjian ini
dapat ditanggung oleh nasabah.
2) Penyaluran dana biaya administrasi dapat dilakukan secara
sekaligus atau secara mengangsur.
3) Atas pinjaman qardh, bank hanya boleh mengenakan biaya
administrasi menurut (Muhammad, 2000: 17-151)
Akad terutama digunakan IDB ketika memberikan pinjaman
lunak kepada pemerintah. Biaya jasa ini pada umumnya tidak lebih
dari 2,5 %, dan selama ini berkisar antara 1-2 persen. Dalam
aplikasinya di perbankan syariah. Qardh biasa digunakan untuk
menyediakan dana talangan kepada nasabah prima dan untuk
menyumbang sektor usaha kecil/mikro atau membantu sektor sosial.
Dalam hal ini skema pinjamannya di sebut qardhul hasan menurut
(Ascarya, 2011: 47)
d. Persyaratan untuk memperoleh fasilitas Qardhul Hasan
1) Jumlah pinjaman paling tinggi sesuai dngan keputusan sidang
Dewan Direktur Eksekutif IDB ke-108 adalah US$ 5 juta.
27
2) Jangka waktu paling lama 25 tahun, dengan masa tenggang
waktu paling lama 5 tahun
3) Dikenakan service free sebesar biaya yang benar benar
dikeluarkan untuk pemberian pinjaman tersebut yang besarnya
tidak lebih dari 2,5% per tahun menurut (Antonio, dan
Perwataatmadja, 1992: 67-68)
3. Governance
a. Governance
Governance adalah mekanisme, praktik dan tata cara
pemerintah dan warga mengatur sumber daya dan memecahkan
publik. Kualitas governance dinilai dari kualita interaksi yang
terjadi antara komponen governance yaitu pemerintah.
Governance yang baik memiliki unsur transparansi,
akuntabilitas, partisipasi, predictability menurut (Sumarto,
2003: 15)
b. Corporate Governance
Corporate Governance adalah konsep lama yang dipopulerkan
kembali untuk mengantisipasi perubahan lingkungan yang dihadapi
oleh korporasi modern. Dari tahap perkembangannya terlihat bahwa
konsepsi governance yang sekarang berkembang lebih mengarah ke
konsep divergensi, yang dari hakikinya bersifat terbuka dan menerima
perbedaan model dan sistem governance yang dianut oleh korporasi
di lintas negara. Walaupun demikian prinsip prinsip dasar yang dianut
28
tetap sama untuk setiap institusi yang menerapkannya, karena
perbedaan yang ada dalam penerapan sistem governance semata mata
dipengaruhi oleh hal hal yang bersifat konteks spesifik. Dengan tujuan
akhir meningkatkan kinerja korporasi dan mengurangi benturan
kepentingan antara berbagai pihak yang berhubungan dengan
perusahaan, penerapan governance secara lebih baik diharapkan akan
berpengaruh pada perbaikan kondisi perekonomian secara
keseluruhan menurut (Abdullah, 2010: 40)
c. Good Corporate Governance
Good Corporate Governance adalah sistem dan struktur untuk
mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang
saham (stakeholders value) serta mengalokasi berbagai pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder) seperti kreditor,
supplier, asosiasi usaha, konsumen, pekerja, pemerintah dan
masyarakat luas menurut (Tangkilisan, 2003: 11). Secara etimologis
kata Governance berasal dari bahasa Perancis kuno gouvernance yang
berarti pengendalian (control) dan suatu keadaan yang berada dalam
situasi terkendali the state being governed (Abdullah, 2010: 24).
Menurut Endraswati (2006: 9) Good Corporate Governance adalah
sebagai suatu sistem dimana perusahaan diarahkan dan dikontrol dan
sebagai suatu hubungn antara pimpinan perusahaan dengan pemegang
saham dan stakeholders.
Berikut adalah penerapan prinsip good corporate governance:
29
1) Fairness (keadilan)
Inti dari keadilan adalah bahwa setiap keputusan yang
diambil senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham
mayoritas. Atau dengan memberikan perlindungan pemegang
saham minoritas dan stakeholders lainnya dari rekayasa dan
transaksi yang bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
2) Transparency (transparansi)
Inti dari trasparansi adalah meningkatkan keterbukaan
dari kinerja perusahaan secara teratur dan tepat waktu serta benar.
Dalam pengambilan keputusan direksi dan dewan komisaris
senantiasa berupaya mengetengahkan keterbukaan kepada para
stakeholder, dengan lima karakteristik, yaitu komprehensif,
relevan, friendly, reliable dan comparable.
3) Responsibility (tanggung jawab)
Inti dari tanggung jawab adalah bahwa selain bertanggung
jawab untuk menjalankan perusahaan kepada pemegang saham,
direksi serta jajaran termasuk karyawan dan masyarakat.
Perusahaan memiliki tannggung jawab untuk mematuhi hukum
dan ketentuan/peraturan yang berlaku, termasuk tanggap
lingkungan dimana perusahaan berada.
4) Accountabilityi (akuntabilitas)
Inti dari prinsip akuntabilitas adalah bahwa teciptanya
sistem pengendalian yang efektif didasarkan atas distribusi dan
30
keseimbangan kekuasaan diantara anggota direksi, pemegang
saham, komisaris dan pengawas. Para komisaris, direksi dan
jajarannya wajib memiliki kemampuan dan integritas untuk
menjalankan usaha sesuai aturan dan ketentuan yng berlaku.
Sebagai contoh, kewenangan board of commissioners dan board
of directions diatur dalam anggaran dasar (AD) dan anggaran
rumah tangga (ART) perusahaan yang dilaksanakan secara
konsekuen.
5) Commitment (komitmen)
Inti dari prinsip komitmen adalah bahwa pihak
pengelola/manajemen dituntut memiliki komiten penuh untuk
selalu meningkatkan nilai perusahaan, senantiasa
mengoptimalisasikan nilai pemegang saham, serta menurunkaan
tingkat resiko perusahaan menurut (Tangkilisan, 2003: 100).
d. Mekanisme Governance
Pedoman GCG menyebut pelaksanaan GCG dapat dilakukan
melalui lima tindakan utama yaitu; 1) penentapan misi dan visi dan
nilai perusahaan, 2) penyusunan corporate governance structure, 3)
pembentukan budaya koorporasi, 4) penerapan sarana, 5)
penyempurnaan berbagai kebijakan LKS memenuhi prinsip GCG
menurut (Abdullah, 2010: 98).
31
4. Teori Stakeholder
Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal
yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun di
pengaruhi, bersifat lansung maupun tidak lansung oleh perusahaan (Retno,
dan Priantinah, 2012: 87)
Stakehorder theory pada abad ke 20 diperkenalkan oleh Freeman
1984 memiliki sudut pandang yang sangat berbeda dengan prespektif
shareholding, dengan mentakrifkan perusahaan sebagai organ (locus)
yang berhubungan dengan berbagai pihak yang memiliki kepentingan
(stakeholder) yang berada di dalam maupun di luar perusahaan, bukan
hanya pemegang saham, yang semuanya harus dipelihara dan dilindungi
kepentingannya oleh perusahaan. Untuk itu proponen yang menganut
perspektif ini memandang hubungan yang berbasis kepercayaan (tust
relasionships) dan etika bisnis (business ethics) merupakan prasyarat
utama dan harus dijadikan acuan dalam setiap pengambilan keputusan
melalui proses stakeholding management (Abdullah, 2010: 35-36).
Teori stakeholder dalam perspektif islam ahli-ahli ekonomi islam
membentuk pemikiran Corporate Governance berdasarkan paradigma
stakeholding. Pilihan paradigma itu adalah keniscayaan dari paradigma
ekonomi islam yang menekan dimensi moral dan etika dari perilaku usaha.
Karena itu, Hasan meringkas taktif Corporate Governance menurut
prespektif islam sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan, dengan mengupayakan tercapainya tujuan perusahaan melalui
32
perlindungan atas kepentingan dan kepentingan dan hak semua
stakeholder. Tetapi, lebih dari pada sekedar menerima, ahli-ahli ekonomi
Islam berupaya memberikan kontribusi substansial untuk memperkuat
landasan teoritis yang ada dari model-model Corporate Governance yang
dihasilkan oleh paradigma stakeholding.
33
BAB III
LAPORAN OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum BMT Syamil
BMT Syamil merupakan nama baru dari BMT Syariah Sejahtera
Cabang Ampel yang berdiri tahun 2009. BMT Syamil beralamat di Jl. Ampel-
Candi No. 8 ( Timur Tugu Lilin ) Ampel, Boyolali 57352 Telepon: (0276) 334
7000.BMT Syamil dipercayakan kepada orang karyawan, yang beroperasi
mengelola keuangan wilayah Pasar Ampel, dan sekitarnya.
B. Visi dan Misi
1. Visi
“Komitmen dalam syariah, amanah dan muamalah.”
2. Misi
a. Meningkatkankesejahteraan dan tarafhidupanggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
b. Sebagaiwadahpemberdayaanekonomianggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
c. Sebagai gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tataran
perekonomian nasional.
d. Sebagai alternatif pilihan model pengelolaan usaha koperasi.
34
C. Struktur Organisasi
Bagan Sturuktur Organisasi
Sumber: SOP BMT Syamil
D. Susunan Manajemen BMT SYAMIL
1. Pengurus
a. Ketua : Joko Purnomo, M.Pd
b. Sekretaris : Nur Arifin
c. Bendahara : Catur Riyanto
2. Pengawas
Susunan pengawas KJKS BMT SYAMIL adalah sebagai berikut:
a. Dewan Pengawas Syariah
1) Ketua : Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.Si
2) Anggota : Bajuri
b. Pengawas Manajemen
1) Ketua : Ahmad Hasyim, S.Si
Rapat Anggota
PENGURUS
Kabag Operasional
Pengawas
syari’ah
Kabag Pemasaran
Pembukuan/
Akunting
Teller SDM dan
Umum
Admin
Pembiayaan
Staff
Pemasaran
Staff
Penagihan
MANAJER
35
2) Anggota : 1. Drs. Abdul Rachman
2. Slamet Wahyudi
3. Pengelola
Susunan Pengelola KJKS BMT SYAMIL adalah sebagai berikut:
a. Manajer : Sumiyati, S.Hi
b. Teller& Admin : Fitri Yunia Romadhoni, A.Md.Ei
c. Marketing : Eva Hindun Khasanah A.Md
Eko Prasetyo, Amd.Ei
Fitriana Ayu Lestari
E. Tugas dan Wewenang Jabatan
1. Dewan Pengawas Syariah
a. Identitas Jabatan
1) Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah badan yang dibentuk untuk
melakukan fungsi pengawasan kesyariahan. Oleh karena itu badan
ini bekerja sesuai dengan pedoman-pedoman yang telah ditetapkan
oleh Majelis Ulama Indonesia, dalam hal ini Dewan Syariah
Nasional (DSN);
2) Dewan Pengawas Syariah (DPS) harus terdiri dari para alim ulama
dibidang syariah muamalah yang juga memiliki pengetahuan umum
di bidang “baytut tamwiil” (keuangan bank dan atau koperasi).
Persyaratan lebih lanjut mempertimbangkan ketentuan Dewan
Syariah Nasional (DSN); dan
36
3) Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, DPS wajib mengikuti fatwa
DSN dalam rangka kesesuaian produk atau jasa KJKS dengan
ketentuan dan prinsip syariah Islam.
b. Fungsi Utama Jabatan DPS adalah:
Melakukan pengawasan terhadap keseluruhan aspek organisasi
dan usaha KJKS sehingga benar-benar sesuai dengan prinsip syariah
Islam.
c. Tanggung Jawab DPS adalah:
1) Memastikan produk atau jasa KJKS sesuai dengan syariah;
2) Memastikan tata laksana manajemen dan pelayanan sesuai dengan
syariah; dan
3) Terselenggaranya pembinaan anggota yang dapat mencerahkan dan
membangun kesadaran bersama sehingga anggota siap dan konsisten
bermuamalah secara Islami melalui wadah KJKS.
d. Tugas-Tugas Pokok DPS adalah:
1) Memastikan produk dan jasa KJKS sesuai dengan syariah;
2) Memastikan tata laksana manajemen dan pelayanan sesuai dengan
syariah;
3) Terselenggaranya pembinaan anggota yang dapat mencerahkan dan
membangun kesadaran bersama sehingga anggota siap dan konsisten
bermuamalah secara Islam melalui wadah KJKS; dan
4) Membantu terlaksananya pendidikan anggota yang dapat
meningkatkan kualitas aqidah, syariah dan akhlaq anggota.
37
e. Wewenang DPS adalah:
1) Meneliti barang, catatan, berkas, bukti-bukti dan dokumen lainnya
yang ada pada KJKS;
2) Mendapatkan keterangan yang diperlukan baik dari pengurus,
manajemen atau staf dan anggota;
3) Memberikan koreksi, saran dan peringatan kepada pengurus dan
manajemen KJKS;
4) Menggunakan fasilitas yang tersedia untuk kelancaran pelaksanaan
tugasnya atas persetujuan pengurus; dan
5) Melaporkan kepada DSN dan pihak berwenang tentang keadaan
kesyariahan KJKS.
2. Manajer
a. Identitas Manajer
Posisi dalam Organisasi di bawah Badan Pengurus; membawahi
langsung Kepala Bagian (Kabag.) Operasional, Kabag. Pemasaran.
b. Fungsi Manajer
1) Memimpin Usaha KJKS di wilayah kerjanya sesuai dengan tujuan
dan kebijakan umum yang telah ditentukan KJKS;
2) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh
aktivitas lembaga yang meliputi penghimpunan dana dari anggota
dan lainnya serta penyaluran dana yang merupakan kegiatan utama
lembaga serta kegiatan-kegiatan yang secara langsung berhubungan
dengan aktifitas utama tersebut dalam upaya mencapai target;
38
3) Melindungi dan menjaga asset perusahaan yang berada dalam
tanggung jawabnya;
4) Membina hubungan dengan anggota, calon anggota, dan pihak lain
(customer) yang dilayani dengan tujuan untuk mengembangkan
pelayanan yang lebih baik; dan
5) Membina hubungan kerjasama eksternal dan internal, baik dengan
para pembina koperasi setempat, badan usaha lainnya (Dep Kop
UKM, INKOPSYAH, Dinas Pasar, Perusahaan Pengelola Pasar dan
lain-lain) maupun secara internal dengan seluruh aparat pelaksana,
demi meningkatkan produktifitas usaha.
c. Tanggung Jawab Manajer:
1) Menjabarkan kebijakan umum KJKS yang telah dibuat Pengurus
dan disetujui Rapat Anggota;
2) Menyusun dan menghasilkan rancangan anggaran KJKS dan
rencana jangka pendek, rencana jangka panjang, serta proyeksi
(finansial maupun non finansial) kepada pengurus yang selanjutnya
akan dibawa pada Rapat Anggota;
3) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tak melampaui batas
wewenang manajemen;
4) Mengusulkan kepada pengurus tentang penambahan, pengangkatan,
pemberhentian karyawan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
operasional KJKS;
39
5) Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biaya-biaya
harian dan Tercapainya target yang telah ditetapkan secara
keseluruhan;
6) Mengamankan harta kekayaan KJKS agar terlindungi dari bahaya
kebakaran, pencurian, perampokan dan kerusakan, serta seluruh
asset KJKS;
7) Terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan dan membuat
laporan secara periodik kepada Badan Pengurus , berupa :
a) Bertanggung jawab atas selesainya tugas dan kewajiban harian
seluruh Bidang/ Bagian;
b) Tercapainya lingkup kerja yang nyaman untuk semua pekerja
yang berorientasi pada pencapaian target;
c) Bertanggung jawab atas terealisasinya semua program kerja;
d) Terjalinnya kerjasama dengan pihak lain secara baik dan
menguntungkan dalam rangka memenuhi kebutuhan lembaga;
e) Bertanggung jawab atas terciptanya suasana kerja yang dinamis
dan harmonis;
f) Bertanggung jawab atas tersedianya bahan Rapat Anggota
Tahunan
g) Menandatangani dan menyetujui permohonan pembiayaan
dengan batas wewenang yang ada pada kantor Cabang/Unit; dan
h) Meningkatkan pendapatan dan menekan biaya serta mengawasi
operasional kantor cabang.
40
d. Tugas- Tugas Pokok Manajer:
1) Menjabarkan kebijakan umum KJKS yang telah dibuat Pengurus
dan disetujui Rapat Anggota;
2) Menyusun dan menghasilkan rancangan anggaran KJKS dan
rencana jangka pendek, rencana jangka panjang, serta proyeksi
(finansial maupun non finansial) kepada pengurus yang
selanjutnya akan dibawa pada Rapat Anggota;
3) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tidak melampaui batas
wewenang manajemen;
4) Mengusulkan penambahan, pengangkatan dan mempromosikan
serta pemberhentian karyawan pada kantor cabang/unit;
5) Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biaya-
biaya harian dan tercapainya target yang telah ditetapkan secara
keseluruhan;
6) Membuka peluang/akses kerja sama dengan jaringan/ lembaga lain
dalam upaya mencapai target;
7) Mengamankan harta kekayaan KJKS agar terlindungi dari bahaya
kebakaran, pencurian, perampokan dan kerusakan.
8) Terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan dan membuat
laporan secara periodic.
9) Menandatangani dan menyetujui permohonan pembiayaan dengan
batas wewenang yang ada pada wilayah masing-masing,
41
10) Meningkatkan pendapatan dan menekan biaya serta mengawasi
operasional kantor wilayah masing-masing,
e. Wewenang Manajer:
1) Memimpin Rapat Komite untuk memberikan keputusan terhadap
pengajuan pembiayaan;
2) Menyetujui / menolak secara tertulis pengajuan rapat komite secara
musyawarah dengan alasan-alasan yang jelas;
3) Menyetujui / menolak pencairan dropping pembiayaan sesuai
dengan batasan wewenang;
4) Menyetujui pengeluaran uang untuk pembelian aktiva tetap sesuai
dengan batas wewenang;
5) Menyetujui pengeluaran uang untuk pengeluaran kas kecil dan biaya
operasional lain sesuai dengan batas wewenang;
6) Menyetujui / menolak penggunaan keuangan yang diajukan yang
tidak melalui prosedur;
7) Memberikan terguran dan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan
bawahan;
8) Melakukan penilaian prestasi karyawan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
9) Mengusulkan promosi, rotasi dan PHK sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
42
10) Mengadakan kerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan
lembaga dalam upaya mencapai target proyeksi dan tidak merugikan
lembaga; dan
11) Memutuskan menolak atau menerima kerjasama dengan pihak lain
dalam sesuai dengan kegiatan utama KJKS dengan alasan-alasan
yang dapat diterima.
3. Kepala Bagian Operaional
a. Identitas Jabatan
Unit Kerja : Bagian Operasional
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Manajer KJKS sejajar
Kabag. Pemasaran, membawahi seksi Pembukuan/Akuntansi, Layanan
Mitra usaha, Teller, serta SDM & Umum.
b. Fungsi Kabag Operasional
Merencanakan, mengarahkan, mengontrol serta mengevaluasi
seluruh aktifitas dibidang operasional baik yang berhubungan dengan
pihak internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan
profesionalisme KJKS atau UJKS Koperasi khususnya dalam pelayanan
terhadap mitra maupun anggota KJKS
c. Tanggung Jawab Kabag Operasional:
1) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service excellence)
kepada mitra/anggota KJKS;
2) Terevaluasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan yang ada
dalam operasional KJKS;
43
3) Terbitnya laporan keuangan, laporan perkembangan pembiayaan
dan laporan mengenai penghimpunan dana secara lengkap, akurat
dan sah baik harian, bulanan ataupun sesuai dengan periode yang
dibutuhkan, Terarsipkannya seluruh dokumen-dokumen keuangan,
dokumen lembaga, dokumen pembiayaan serta dokumen penting
lainnya;
4) Terarsipkannya surat masuk dan keluar serta notulasi rapat
manajemen dan rapat operasional;
5) Terselenggaranya seluruh aktifitas rumah tangga KJKS; dan
6) Terselenggaranya absensi kehadiran karyawan dan
terdokumentasinya hasil penilaian seluruh karyawan.
d. Tugas-Tugas Pokok Kabag Operasional
1) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service excellence)
kepada mitra/ anggota KJKS;
2) Terevaluasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan yang ada
dalam operasional KJKS;
3) Terbitnya laporan keuangan, laporan perkembangan pembiayaan
dan laporan mengenai penghimpunan dana secara lengkap, akurat
dan sah baik harian, bulanan maupun sesuai dengan periode yang
dibutuhkan;
4) Terarsipkannya surat masuk dan keluar serta notulasi rapat
manajemen dan rapat operasional;
5) Terselenggaranya seluruh aktifitas rumah tangga KJKS; dan
44
6) Terselenggaranya absensi kehadiran karyawan dan dokumentasi
hasil penilaian seluruh karyawan serta pengajuan gaji.
e. Wewenang Kabag Operasional
1) Mengeluarkan biaya operasional rutin dalam batas wewenang;
2) Mengajukan biaya operasional dan kebutuhan lain yang dibutuhkan
untuk mendukung pekerjaan di bidang operasional kepada Manajer
KJKS untuk dipertimbangkan;
3) Menyetujui pengeluaran kas untuk penarikan tabungan dalam batas
wewenang;
4) Melakukan kontrol terhadap kehadiran karyawan;
5) Memeriksa seluruh laporan dalam bidang operasional;
6) Menegur karyawan bidang operasional apabila bekerja tidak sesuai
dengan prosedur yang berlaku;
7) Menyetujui pemotongan biaya administrasi tabungan untuk
tabungan yang tidak bermutasi selama 6 bulan atau sesuai dengan
kebijakan KJKS ;
8) Meminta pihak-pihak tertentu yang memegang tanggung jawab dana
KJKS (uang muka biaya, TL pembiayaan lainnya) untuk cepat
menyelesaikannya, apabila waktu yang disepakati sudah tiba; dan
9) Memberikan masukan dan membantu bagian operasional lainnya
yang memerlukan bantuan, dalam kapasitasnya sebagai Kabag
Operasional.
4. Teller
45
a. Identitas Jabatan
Unit Kerja : Bagian Operasional,
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Operasional.
b. Fungsi Teller
Merencanakan dan melaksanakan seluruh transaksi yang sifatnya tunai.
c. Tanggung Jawab Teller
1) Mengelola fisik kas dan terjaganya keamanan kas;
2) Terselesaikannya laporan kas harian;
3) Tersedianya laporan arus kas pada akhir bulan untuk keperluan
evaluasi; dan
4) Menerima setoran dan penarikan tabungan serta simpanan
berjangka.
d. Tugas-Tugas Pokok Teller
1) Mengelola fisik kas dan terjaganya keamanan kas.
a) Melakukan penghitungan kas pada pagi dan sore hari saat akan
dimulainya hari kerja dan akhirnya hari kerja yang harus
disaksikan oleh petugas yang berwenang;
b) Meneliti setiap keaslian uang masuk agar terhindar dari uang
palsu;
c) Menjaga ruang dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan;
d) Mengarsipkan laporan mutasi vault pada tempat yang aman;
dan
46
e) Melakukan cross check antara vault dengan neraca dan
rekapitulasi kas.
2) Terselesaikannya laporan kas harian
3) Tersedianya laporan arus kas pada akhir bulan untuk keperluan
evaluasi
a) Membuat laporan kas masuk dan keluar pada setiap akhir
bulan untuk setiap akun-akun yang penting; dan
b) Meminta pengesahan laporan arus kas dari yang berwenang
sebagai laporan yang sah.
4) Menerima setoran dan penarikan tabungan
a) Memeriksa kelengkapan dan kebenaran pengisian slip setoran
(dalam slip setoran harus tertera nilai uang dalam bentuk angka
dan huruf dengan nilai yang sama, pengisian slip harus ditulis
dengan jelas);
b) Mencocokkan saldo tabungan pada buku tabungan anggota
dengan kartu tabungan anggota bersangkutan yang ada di
komputer, bila terjadi selisih maka bagian ini harus mencatat
tambahan itu terlebih dahulu baru kemudian mencatat ke
dalam buku tabungan dan kartu tabungan anggota;
e. Wewenang Teller
1) Menerima transaksi tunai dari transaksi-transaksi yang terjadi di
KJKS;
2) Memegang kas tunai sesuai dengan kebijakan yang ada;
47
3) Mengeluarkan transaksi tunai pada batas nominal yang diberikan
atau atas persetujuan yang berwenang;
4) Menolak pengeluaran kas apabila tidak ada bukti-bukti pendukung
yang kuat;
5) Mengetahui kode brankas tetapi tidak memegang kuncinya ataupun
sebaliknya; dan
6) Meminta pertanggungjawaban keuangan kas kecil jika batas waktu
pertanggungjawaban telah tiba.
5. SDM dan Umum
a. Identitas Jabatan
Unit Kerja : Bagian Operasional
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Operasional
b. Fungsi SDM & Umum:
1) Melakukan pengadministrasian dan pemeliharaan data karyawan,
serta hal-hal yang menyangkut ketenagakerjaan (absensi, cuti dan
lain-lain), pendidikan, pelatihan, karir dan hubungan antar
karyawan; dan
2) Memberikan layanan kepada karyawan serta hal-hal umum lainnya
yang tidak termasuk dalam kegiatan bidang operasional koperasi
yang telah diatur secara khusus dalam bidang pemasaran,
operasional dan lain-lain.
c. Tanggung Jawab SDM & Umum:
48
1) Bertanggung jawab langsung pada Kabag. Operasional untuk bidang
umum dan bertanggung jawab langsung kepada Manajer KJKS atau
untuk bidang SDM;
2) Bertanggung jawab dalam hal pengadministrasian danpemeliharaan
data karyawan serta hal-hal lain yang menyangkut ketenagakerjaan;
3) Bertanggung jawab dalam hal kebutuhan rumah tangga KJKS,
pengelolaan inventaris dan pembelian inventaris kantor;
4) Melakukan kegiatan administrasi pembukuan saldo ke rekening
simpanan harian; dan
5) Melakukan aktifitas yang berkaitan dengan hubungan kepada
pengawas, pengurus dan seluruh anggota KJKS dan juga pihak
eksternal.
d. Tugas-Tugas Pokok SDM & Umum:
1) Memberikan layanan kepada karyawan serta hal-hal umum,
pengelolaan inventaris serta pembelian inventaris kantor.
a) Menyediakan segala kebutuhan rumah tangga KJKS dengan
berkoordinasi dengan bagian lain;
b) Bertanggung jawab pengelolaan inventaris kantor; dan
c) Menyediakan Kebutuhan ATK dan hal-hal lain yangberhubungan
dengan kebutuhan rumah tangga KJKS.
2) Melakukan kegiatan administrasi Tabungan dan Simpanan
Berjangka.
49
3) Melakukan aktifitas yang berkaitan dengan hubungan eksternal
KJKS.
4) Melakukan pengadministrasian dan pemeliharaan data karyawan,
serta hal-hal yang menyangkut ketenagakerjaan, pendidikan,
pelatihan, karir dan hubungan antar karyawan.
e. Wewenang SDM & Umum:
1) Memegang kas kecil sesuai dengan kebijakan yang ada untuk
kebutuhan rumah tangga;
2) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan hal-hal umum;
3) Membuat usulan tentang kebutuhan inventaris (pengadaan dan
administrasi inventaris);
4) Melakukan pencairan dana untuk kebutuhan pengadaan inventaris
kantor;
5) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan;
6) Membuat evaluasi terhadap absensi, job description&goal,
kompetensi, motivasi, profesional dan aktivitas karyawan lainnya
yang berhubungan dengan pencapaian prestasi kerja; dan
7) Memberikan rekomendasi atas prestasi kerja karyawan sehubungan
dengan kegiatan mutasi, promosi, diklat &training serta reward dan
punishment.
6. Akuntansi/Pembukuan
a. Identitas Jabatan
Unit Kerja : Bagian Operasional
50
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Operasional
b. Fungsi Akuntansi/ Pembukuan
Mengelola administrasi keuangan hingga ke pelaporan keuangan
c. Tanggung Jawab Akuntansi/ Pembukuan
1) Pembuatan laporan keuangan;
2) Pengarsipan laporan keuangan dan berkas-berkas yang berkaitan
secara langsung dengan keuangan;
3) Menyiapkan laporan-laporan untuk keperluan analisis keuangan
lembaga; dan
4) Pengeluaran dan penyimpanan uang dari dan ke brankas.
d. Tugas-Tugas Pokok Akuntansi/ Pembukuan
1) Pembuatan laporan keuangan:
a) Membuat laporan keuangan harian meliputi neraca dan laba
rugi;
b) Membuat laporan keuangan akhir bulan, arus kas dan buku
besar; dan
c) Menyediakan data-data yang dibutuhkan untuk kebutuhan
analisis lembaga.
2) Pengarsipan laporan keuangan dan berkas-berkas yang berkaitan
secara langsung dengan keuangan:
a) Mengarsipkan seluruh berkas keuangan sesuai dengan
kebijakan pengarsipan yang digunakan; dan
51
b) Menjaga keamanan arsip dan memastikan bahwa seluruh arsip
terjaga keamanannya dengan baik.
3) Menyediakan data-data yang dibutuhkan untuk kebutuhan analisis
lembaga.
4) Pengeluaran dan penyimpanan uang dari dan ke brankas (sebagai
petugas alternatif/petugas pengganti):
e. Wewenang Akuntansi/ Pembukuan
1) Mengarsipkan dan mengamankan bukti-bukti pembukuan /
transaksi;
2) Meminta kelengkapan administrasi pada pertanggungjawaban
keuangan;
3) Tidak memberikan berkas/arsip kepada pihak-pihak yang tidak
berkepentingan; dan
4) Menerbitkan laporan keuangan atas persetujuan Manajer KJKS
untuk keperluan publikasi.
7. Kepala Bagian Pemasaran
a. Identitas Jabatan:
Unit Kerja : Bagian Pemasaran
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Manajer KJKS
Koperasi, sejajar Kabag. Operasional. Membawahi seksi-seksi Adm.
Pembiayaan, Staf Pemasaran dan Staf Penagihan.
b. Fungsi Kepala Bagian Pemasaran:
52
Merencanakan, mengarahkan serta mengevaluasi target financing dan
funding serta memastikan strategi yang digunakan sudah tepat dalam
upaya mencapai sasaran termasuk dalam menyelesaikan pembiayaan
bermasalah.
c. Tanggung Jawab Kepala Bagian Pemasaran:
1) Tercapainya target pemasaran baik funding, financing maupun
collecting;
2) Terselenggaranya rapat pemasaran dan terselesaikan permasalahan
di tingkat pemasaran;
3) Menilai dan mengevaluasi kinerja bagian pemasaran;
4) Bertanggung jawab dalam proses pengajuan pembiayaan dan
melakukan penilaian terhadap potensi pasar dan pengembangan
pasar serta proses penyelesaian pembiayaan bermasalah; dan
5) Pengarsipan bukti Nota Debet dan Nota Kredit.
d. Tugas-Tugas Pokok Kepala Bagian Pemasaran
1) Tercapainya target pemasaran baik funding maupun financing:
a) Membuat target-target yang ingin dicapai dengan melihat
kapasitas AO yang ada;
b) Melakukan pemantauan terhadap hasil yang dicapai AO sesuai
dengan target yang diberikan;
c) Melakukan evaluasi terhadap hasil yang dicapai AO atas yang
diberikan; dan
d) Memberikan masukan dan perbaikan jika diperlukan.
53
2) Terselenggaranya rapat bagian pemasaran dan terselesaikannya
permasalahan di tingkat pemasaran:
a) Membuat jadwal rutin rapat pemasaran dan memastikan agenda-
agenda yang penting untuk dibahas;
b) Memastikan seluruh bahan rapat sudah tersedia dan lengkap
(data, daftar masalah, dan lain-lain);
c) Memimpin rapat;
d) Memastikan diperoleh jalan keluar dalam membahas masalah
pada akhir rapat; dan
e) Memastikan notulasi rapat dibuat dan terdokumentasidengan
baik.
3) Menilai dan mengevaluasi kinerja bagian pemasaran.
a) Menciptakan alat kontrol untuk memudahkan penilaian kinerja
bagian pemasaran;
b) Melakukan penilaian pada periode tertentu atas kinerja
pemasaran antara lain meliputi capaian target per AO serta
mencatat pelanggaran-pelanggaran dari sisi pemasaran yang
dilakukan olah AO;
c) Bertanggung jawab dalam proses pengajuan pembiayaan;
d) Melakukan penilaian terhadap potensi pasar dan pengembangan
pasar;
54
e) Menerima dari bagian AO berkas pengajuan pembiayaan (daftar
pengajuan pembiayaan, analisis pembiayaan dari bagian
pembiayaan dan kelengkapan;
f) syarat administrasi yang mungkin diperlukan, seperti: KTA, KK,
surat izin suami /istri, surat atas jaminan dan lain-lain);
g) Memeriksa kelengkapan dan kebenaran berkas pengajuan
pembiayaan anggota dan mendiskusikan dengan baik;
h) Secara berkala dan terencana melakukan kunjungan pasar untuk
melihat potensi-potensi yang perlu dikembangkan;
i) Bersama dengan Manajer KJKS membicarakan peluang-peluang
pasar yang ada dan kemungkinan pengembangannya;
j) Menerima daftar pembiayaan anggota yang bermasalah (kurang
lancar, diragukan dan macet) dari bagian AO;
k) Memeriksa daftar pembiayaan bermasalah apakah benar telah
memenuhi kriteria pembiayaan bermasalah dan menandatangani
sebagai tanda persetujuan;
l) Menyerahkannya kembali daftar pembiayaan bermasalah kepada
Staf Pemasaran dan Staf; dan
m) Penagihan serta melaporkannya pada Manajer KJKS.
e. Wewenang Kepala Bagian Pemasaran:
1) Memberi usulan untuk pengembangan pasar, potensi bisnis dan
strategi-strategi lainnya yang berhubungan dengan bisnis existing,
55
peluang bisnis dan penyelesaian pembiayaan bermasalah kepada
Manajer KJKS;
2) Menentukan target funding, financing dan penyelesaian pembiayaan
bermasalah bersama dengan Manajer KJKS;
3) Memimpin dan menentukan agenda rapat pemasaran; dan
4) Melakukan penilaian terhadap Staf Pemasaran (AO/FO) dan Staf
Penagihan (RO).
8. Staf Pemasaran
a. Identitas Jabatan:
Unit Kerja : Bagian Pemasaran
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Pemasaran
b. Fungsi Staf Pemasaran:
1) Melayani pengajuan pembiayaan, melakukan analisis kelayakan
serta memberikan rekomendasi atas pengajuan pembiayaan sesuai
dengan hasil analisis yang telah dilakukan;
2) Melayani permohonan penyimpanan dana (tabungan & deposito)
dengan bekerja sama dengan bagian Layanan Mitra usaha; dan
3) Melakukan sosialisasi seluruh produk KJKS atau UJKS Koperasi
dan melakukan upaya kerjasama atau sindikasi dengan
pihak/lembaga lainnya.
c. Tanggung Jawab Staf Pemasaran:
1) Memastikan seluruh pengajuan pembiayaan telah diproses sesuai
dengan proses yang sebenarnya;
56
2) Memastikan analisis pembiayaan telah dilakukan dengan tepat dan
lengkap sesuai dengan kebutuhan dan mempresentasikan dalam
rapat komite;
3) Memastikan proses penyimpanan dana telah dilakukan dengan tepat
dan lengkap serta sesuai dengan sistem dan prosedur yang dimiliki;
4) Membantu terselesaikannya pembiayaan bermasalah;
5) Melihat peluang dan potensi pasar yang ada dalam upaya
pengembangan pasar (funding dan financing); dan
6) Melakukan monitoring atas ketepatan alokasi dana serta ketepatan
angsuran pembiayaan mitra.
d. Tugas-Tugas Pokok Staf Pemasaran:
1) Memastikan seluruh pengajuan pembiayaan telah diproses sesuai
dengan proses yang sebenarnya:
a) Melayani pengajuan pembiayaan dan memberikan penjelasan
mengenai produk pembiayaan;
b) Melakukan pengumpulan informasi mengenai calon mitra
melalui kegiatan wawancara dan on the spot (kunjungan
lapangan) baik tempat usaha maupun jaminannya; dan
c) Mengupayakan kelengkapan syarat yang dibutuhkan dari calon
mitra.
2) Memastikan analisis pembiayaan telah dilakukan dengan tepat dan
lengkap sesuai dengan kebutuhan dan mempresentasikan dalam rapat
komite:
57
a) Membuat analisis pembiayaan secara tertulis dari hasil
wawancara dan kunjungan lapangan; dan
b) Memberikan penjelasan secara jelas dan lengkap atas pertanyaan
dan saran peserta komite.
3) Membantu terselesaikannya pembiayaan bermasalah:
a) Melakukan analisis bersama Kabag. Pemasaran dan Staf
Penagihan atas pembiayaan-pembiayaan yang bermasalah; dan
b) Membantu proses penyelesaian pembiayaan bermasalah.
4) Melihat peluang dan potensi yang ada dalam upaya pengembangan
pasar.
5) Melakukan monitoring atas ketepatan alokasi dana serta ketepatan
angsuran pembiayaan mitra.
e. Wewenang Staf Pemasaran:
1) Memberi usulan untuk pengembangan pasar kepada Manajer KJKS;
2) Menentukan target funding dan financing bersama dengan Manajer
KJKS ;
3) Ikut menentukan dan mengatur agenda rapat di bagian pemasaran;
dan
4) Melakukan koordinasi dengan Staf Penagihan untuk target
penyelesaian pembiayaan bermasalah.
9. Administrasi Pembiayaan
a. Identitas Jabatan:
Unit Kerja : Bagian Pemasaran
58
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Pemasaran
b. Fungsi Administrasi Pembiayaan:
Mengelola administrasi data mitra usaha, melakukan proses pembiayaan
mulai dari pencairan hingga pelunasan, membuat akad-akad dan surat -
surat perjanjian lain.
c. Tanggung Jawab Administrasi Pembiayaan
1) Penyiapan administrasi pencairan pembiayaan (dropping);
2) Pengarsipan seluruh berkas pembiayaan;
3) Pengarsipan jaminan pembiayaan;
4) Penerimaan angsuran dan pelunasan pembiayaan;
5) Penyiapan kupon dan kontrol terhadap kupon;
6) Pembuatan laporan pembiayaan sesuai dengan periode laporan;
7) Membuat surat teguran dan peringatan kepada mitra yang akan dan
telah jatuh tempo;
8) Membuat surat-surat perjanjian dengan pihak lain;
9) Pemeliharaan arsip–arsip dari pengajuan sampai terealisir
pembiayaan; dan
10) Selalu mengontrol masa berlaku persyaratan administrasi pemohon
(KTP, Izin Usaha, Sewa Kios/Toko dan lain-lain).
d. Tugas-Tugas Pokok Administrasi Pembiayaan
1) Penyiapan administrasi pencairan pembiayaan (dropping) dan
melakukan proses dropping.
2) Pengarsipan seluruh berkas pembiayaan.
59
3) Pengarsipan jaminan pembiayaan.
4) Penerimaan angsuran dan pelunasan pembiayaan.
5) Membantu pengisian setoran dari kolektor dan meneliti setoran yang
masuk sesuai dengan jumlah kupon yang dikeluarkan.
6) Pembuatan laporan pembiayaan sesuai dengan periode laporan
7) Membuat laporan pembiayaan bulanan yang terdiri dari.
8) Membuat surat teguran dan peringatan kepada mitra yang akan dan
telah jatuh tempo.
9) Membuat surat-surat perjanjian dengan pihak lain.
e. Wewenang Administrasi Pembiayaan:
1) Memberikan nomor rekening mitra pembiayaan;
2) Melakukan pengamanan atas data-data pembiayaan serta arsip-arsip
pendukung;
3) Mengeluarkan laporan resmi mengenai perkembangan pembiayaan
atas persetujuan Manajer KJKS atau UJKS Koperasi;
4) Tidak memberikan berkas/arsip kepada pihak-pihak yang tidak
berkepentingan; dan
5) Ikut memberikan kontribusi/ usulan dalam rapat komite.
10. Staf Penagihan
a. Identitas Jabatan:
Unit Kerja : Bagian Pemasaran
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Pemasaran
b. Fungsi Staf Penagihan:
60
1) Melakukan penagihan terhadap angsuran/pembayaran pembiayaan
baik untuk mitra usaha yang tidak bermasalah maupun yang
bermasalah serta melakukan pengambilan terhadap mitra usaha
funding; dan
2) Memberikan jalan keluar dan langkah-langkah penyelesaian bagi
mitra usaha yang bermasalah serta melakukan tindakan penarikan,
penyitaan, penjualan jaminan dan lain-lain yang berhubungan
dengan aspek hukum.
c. Tanggung Jawab Staf Penagihan
1) Memastikan angsuran yang harus dijemput telah ditagih sesuai
dengan waktunya;
2) Memastikan tidak ada selisih antara dana yang dijemput dengan
dana yang disetorkan ke KJKS; dan
3) Menyelesaikan pembiayaan yang bermasalah.
d. Tugas-Tugas Pokok Staf Penagihan
1) Memastikan angsuran yang harus dijemput telah ditagih sesuai
dengan waktunya:
a) Membuat rencana/jadwal penagihan harian, mingguan dan
bulanan; dan
b) Menyiapkan peralatan administrasi yang dibutuhkan untuk
menjemput tabungan/angsuran pembiayaan.
2) Memastikan tidak ada selisih antara dana yang dijemput dengan
dana yang disetorkan ke KJKS
61
a) Menghitung seluruh uang yang dijemput;
b) Membuat daftar angsuran seluruh mitra yang menyetorkan
uangnya;
c) Menyerahkannya kepada Teller, dan memastikan seluruh
setoran tidak ada yang tertinggal dan tidak terjadi selisih antara
catatan dengan uang yang diserahkan;
3) Membantu memberikan jalan keluar dan solusi bagi mitra usaha
yang bermasalah, melakukan penjualan jaminan, dan upaya-upaya
lainnya baik secara kekeluargaan maupun hukum yang berlaku.
e. Wewenang Staf Penagihan:
1) Menerima setoran dana atas nama KJKS terhadap mitra-mitra
pembiayaan maupun mitra penabung (sesuai dengan kebijakan yang
ada); dan
2) Melakukan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan aspek
hukum terhadap mitra yang bermasalah.
F. Produk-Produk BMT Syamil
1. Penghimpunan Dana
a. Simpanan Pokok Khusus ( Si Pokus)
b. Simpanan Umum Islam (Si Umi)
Simpanan yang bisa diambil sewaktu-waktu. Setoran awal
minimal Rp. 10.000,00 dan setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000,00.
62
c. Simpanan Mandiri Persiapan (Si Mapan)
Simpanan dengan nisbah (30:70), terdapat beberapa produk
simpanan mandiri persiapan, yaitu:
1) Si Didik
Merupakan simpanan untuk persiapan, dan pengambilannya sesuai
kenaikan kelas, atau pergantian semester.
2) Si Qurban
Merupakan simpanan khusus yang dipersiapkan untuk Quban.
Pengambilan simpanan sebulan sebelum hari Raya Idhul Qurban.
3) Si Haji
Merupakan simpanan khusus yang dipersiapkan untuk menunaikan
ibadah Haji.
4) Si Pensi
Merupakan simpanan khusus yang dipersiapkan untuk tabungan
pensiun/ hari tua.
d. Jimpitan
1) Jimpitan Sadranan merupakan simpanan untuk persiapan Nyadran
2) Jimpitan Lebaran merupakan simpanan untuk persiapan Lebaran.
e. Simpanan Investasi (Si Vesta)
1) Investasi Berjangka Semakin Membawa Untung (Si Jaka Sembung)
63
Merupakan simpanan berjangka waktu 3, 6, & 12 bulan serta
mendapat bagi hasil. Setoran awal minimal Rp. 1.000.000,00. Bagi
hasil untuk 3 bulan (35:65), 6 bulan (40:60), 12 bulan (45:55)
2) Investasi Berkah (Si Berkah)
Merupakan simpanan yang telah ditentukan penyalurannya
pada suatu unit usaha tertentu sesuai kehendak penyimpan.
3) Investasi Peduli (Si Dul)
Merupakan simpanan yang telah ditentukan penyalurannya
pada suatu unit usaha tertentu sesuai kehendak penyimpan untuk
kepentingan sosial/kepedulian.
4) Investasi Pendidikan (Si ipin)
Merupakan simpanan yang dipersiapkan untuk kebutuhan
pendidikan dengan jangka waktu 1 s/d 15 tahun.
2. Pemberdayaan Dana
a. Pembiayaan Musyarakah
Merupakan kerjasama antara dua pihak untuk usaha dengan
modal dan pembagian hasil/keuntungan sesuai kesepakatan kedua belah
pihak.
b. Pembiayaan Mudharabah
64
Merupakan modal usaha, BMT sebagai pemodal 100% dan
pembagian hasil/keuntungan sesuai kesepakatan antara kedua belah
pihak.
c. Pembiayaan Murabahah/ Jual Beli
Merupakan jual beli antara BMT dengan penjual/pembeli.
Pembayaran dilakukan berdasarkan jatuh tempo sesuai kesepakatan.
d. Pembiayaan Ba’I Bitsama Ajil (BBA)
Merupakan jual beli antara BMT dengan penjual/pembeli dengan
sistem pembayaran diangsur sesuai kesepakatan.
e. Pembiayaan Ijarah
Merupakan sewa menyewa antara BMT dengan anggota.
f. Pembiayaan Talangan Haji
Merupakan pembiayaan untuk Talangan Haji.
g. Rahn
Merupakan gadai dengan system Syariah.
h. Qardhul Hasan
Qardh sebagai salah satu bentuk pembiayaan pada BMT Syamil
Ampel secara umum diartikan sebagai kegiatan meminjamkan uang
tanpa memungut imbalan apapun. Sistem pembiayaan qardh yang
diberikan peminjam tidak dikenakan bunga, tetapi hanya mengembalikan
65
pinjaman, hal ini merupakan sesuatu yang sangat berbeda dengan system
lembaga keuangan konvensional.
Dari beberapa produk pembiayaan yang ditawarkan oleh BMT
Syamil, semuanya diaplikasikan dalam pembiayaan yang diajukan anggota
sesuai kegunaannya, akan tetapi yang sering digunakan adalah akad
murabahah dan ijarah. Besarnya margin/nisbah ditentukan bersama antara
anggota dan pihak BMT, anggota diperbolehkan menawar margin yang
ditetapkan BMT. Berikut adalah syarat pengajuan produk pembiayaan yang
ditawarkan oleh BMT Syamil:
a. Mengisi formulir pengajuan dilampiri dengan fotocopy:
1) KTP (Suami atau Istri )
2) Kartu Keluarga (KK )
3) Surat Nikah
4) Rekening Listrik atau PAM atau Telepon
5) Ijin Usaha ( SIU,TDP, NPWP )
6) Slip Gaji (Karyawan dan Pegawai )
7) Agunan yang akan dijaminkan
b. Bersedia menjadi anggota BMT
c. Menyerahkan anggunan atau jaminan (berupa BPKB, Seartifikat Tanah,
dll ).
d. Memberikan informasi yang dibutuhkan dengan benar dan bersedia
disurvei.
66
Secara umum prosedur pembiayaan di BMT Syamil Ampel sama,
yaitu :
a. Calon nasabah mengajukan surat permohonan pembiayaan kepada BMT
dengan sudah dilengkapi dengan berkas-berkas persyaratan yang telah
ditentukan.
b. Customer service yang berwenang memeriksa berkas-berkas apakah
sudah lengkap dan layak.
c. Apabila berkas telah layak maka dibuatkan nomor registrasi
d. Account Office memeriksa kelayakan berkas, agunan atau jaminan serta
melakukan survei kepada calon nasabah secara langsung.
e. Apabila tidak layak maka permohonan pembiayaan ditolak, namun
apabila layak maka proses selanjutnya adalah analisis pembiayaan
menurut anggunan atau jaminan yang diberikan nasabah, yaitu dengan
mentaksir harga jual barang anggunan atau jaminan dan mengambil 70%
dari harga barang anggunan yang bisa disetujui sebagai jumlah nominal
pembiayaan.
f. Memorandu pembiayaan
g. Komite pembiayaan
h. Pencairan
68
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Prosedur pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Syamil Ampel
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan tentang prosedur dalam
produk qardhul hasan di BMT Syamil Ampel, melalui wawancara dengan
manajer Ibu Sumiyati, S.Hi serta admin dan teller, Ibu Fitri Yunia Romadhoni
pada hari Kamis, 22 Juni 2017. Disampaikan bahwasanya pembiayaan qardhul
hasan adalah salah satu produk yang sumber dananya berasal dari ZIS dan hasil
keuntungan 2,5 %. Pembiayaan tersebut ditujukkan kepada anggota yang sudah
memiliki SPK (Simpanan Pokok Khusus) juga kepada anggota yang benar-
benar membutuhkan dana qardhul hasan. Berikut adalah prosedur pembiayaan
Qardhul Hasan di BMT Syamil Ampel:
1. Prosedur Permohonan PembiayaanQardhul Hasan
Mengisi formulir dan menandatangani menjadi anggota BMT
Syamil Ampel. Pemohon pembiayaan yang inti adalah modal yang
diperlukan anggota. Anggota pembiayaan yang mengajukan permohonan
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Mengisi formulir pengajuan dilampiri dengan fotocopy:
1) KTP (Suami atau Istri)
2) Kartu Keluarga (KK)
3) Surat Nikah
4) Rekening Listrik atau PAM atau Telepon
69
5) Ijin Usaha (SIUP,TDP, NPWP)
6) Slip Gaji (Karyawan dan Pegawai)
7) Agunan yang akan dijaminkan
b. Bersedia menjadi anggota BMT Syamil Ampel
c. Menyerahkan anggunan atau jaminan (berupa BPKB, Sertifikat
Tanah, dll).
d. Memberikan informasi yang dibutuhkan dengan benar dan bersedia
disurvei.
2. Prosedur Realisasi Pembiayaan Qardhul Hasan
Secara umum prosedur pembiayaan Qardhul Hasan di BMT
Syamil Ampel sama dengan pembiayaan lainnya, yaitu setelah sesuai
dengan prosedur yang ditentukan sebagai berikut:
a. Calon nasabah mengajukan surat permohonan pembiayaan kepada
BMT Syamil dengan sudah dilengkapi dengan berkas-berkas
persyaratan yang telah ditentukan.
b. Customer service yang berwenang memeriksa berkas-berkas apakah
sudah lengkap dan layak. Kategori layak menurut ukuran di BMT
Syamil Ampel sendiri itu dengan kesesuaian syarat yang berlaku dan
lengkap sesuai prosedur.
c. Apabila berkas telah layak maka dibuatkan nomor registrasi
d. Account Office memeriksa kelayakan berkas, agunan atau jaminan
serta melakukan survei kepada calon anggota penerima pembiayaan
qardhul hasan secara langsung. Survei biasanya dilakukan sebelum
70
realisasi pembiayaan tersebut, kurang lebih 3 hari – seminggu. Survei
pembiayaan qarhul hasan di BMT Syamil Ampel biasanya prinsip
penilaian menggunakan unsur 5 C, yaitu:
1) Character
Penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima
pembiayaan qardhul hasan dengan tujuan untuk memperkirakan
kemungkinan bahwa pelanggan dapat memenuhi kewajibannya.
Mencari informasi dari keluarga, tetangga terdekat, informasi dari
pihak LKS pemberi pinjaman sebelumnya, survei lingkungan
dengan ketua RT, ibu PKK yang mengurusi keuangan, beberapa
orang dirasa perlu, dan juga interview langsung kepada calon
penerima pembiayaan qardhul hasan. Hal yang dapat diliat
karakter orang yaitu dari segi sifat, perilaku, kebiasaan yang ada
pada diri manusia.
2) Capacity
Penilaian secara subjektif tentang kemampuan penerima
pembiayaan qardhul hasan untuk melakukan pembayaran.
Kemampuan ini diukur dengan catatan presentasi penerima
pembiayaan qardhul hasan di masa lampau yang didukung
dengan pengamatan di lapangan atas pabrik atau toko dan metode
kegiatan lainnya. Dan juga dengan dilihat hasil gaji per bulannya
30% untuk angsuran dari total pembiayaan yang di ajukan.
71
3) Capital
Penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh
calon penerima pembiayaan qardhul hasan, yang diukur dengan
memiliki pekerjaan tetap dengan catatan hasil yang didapatkan
mampu digunakan untuk membayar angsuran.
4) Collateral
Yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan
qardhul hasan. Penilaian ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa
jika suatu risiko kegagalan pembayaran terjadi, maka jaminan
dipakai pengganti dari kewajibannya. Cara mengukurnya dengan
jika jaminan dalam bentuk BPKB kendaraan dicek apakah masih
layak dan jika dalam bentuk sertifikat ilihat nilai jual dan posisi
tanah tersebut.
5) Condition
Bagian pembiayaan Baitut Tanwil harus melihat kondisi
perekonomian secara umum. Khususnya yang terkait dengan
usaha calon penerima pembiayaan qardhul hasan. Biasanya
pihak BMT melihat dari pengasilanya/ pemasukannya, selain itu
dilihat dari pengeluarannya untuk biaya keseharian. Seperti biaya
sekolah, pajak, pembayaran listrik, dan lain lain. Dengan ini
setelah pemasukan dikurangi pengeluaran apakah mencukupi.
Hal tersebut dilakukan karena keadaan eksternal usaha yang
72
dibiayai mempunyai peranan yang sangat besar dalam
memperlancar usaha yang dibiayai.
Setelah Account Office memeriksa kelayakan berkas,
melaksanakan proses survei dan dinyatakan layak sesuai dengan prosedur
yang ditentukan, kemudian dilaksanakan akad qardhul hasan dan
pencairan pembiayaan. Ketentuannya sebagai berikut:
a. Proses Akad
1) Orang yang meminjamkan pinjaman (muqtaridh),
Pihak muqtaridh akad qardhul hasan ini bisa Manajer atau
marketing landing.
2) Pihak yang memberi pinjaman (muqridh),
Pihak muqridh yaitu anggota penerima dana qardhul hasan harus
datang, ketika tidak datang maka akad akan dilakukan ditempat
(dirumah).
3) Objek akad yang merupakan pinjaman yang dipinjamkan oleh
pemilik kepada pihak yang menerima pinjaman (dana/qardh),
antara Rp. 500.000,- sampai Rp. 1.000.000,- untuk setiap anggota.
Jangka pengembalian yang diberikan oleh pihak BMT bekisar 3
bulan saja.
4) Ijab qabul (sighat).
Akad yang digunakan adalah akad qardhul hasan campur
tangan BMT dan akad dikombinasi dengan wakalah. Anggota
73
harus mengetahui semua ketentuan dan kesepakatan yang telah
tercapai.
b. Pencairan Pembiayaan
Setelah dilaksanakan akad qardhul hasan, dilanjutkan proses
pencairan. Selama ini pemberian pembiayaan dalam bentuk uang tunai.
Sesuai akad terdapat 2 jenis, yaitu akad terlebih dahulu baru dibayarkan
pihak BMT apabila pihak anggota berkehendak. Misalnya ketika
anggota melakukan pengajuan pembiayaan untuk dana pendidikan akad
dilangsungkan terlebih dahulu di BMT, pihak BMT marketing landing
melakukan pembayaran ke sekolah. Dan jika melalui akad wakalah
uang akan cair setelah anggota mendapatkan kwitansi dari pihak yang
bersangkutan. Misalnya jika dana tersebut digunakan untuk
pembayaran biaya rumah sakit anggota membayarkan dengan uang
tersebut kemudian kwitansi diberikan kepada pihak BMT sebagai bukti
pembayaran.
B. Upaya BMT Syamil Ampel dalam mewujudkan Good Corporate
Governance melalui pembiayaan Qardhul Hasan
Good Corporate Governance adalah rangkaian proses terstruktur yang
digunakan untuk mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis dan
usaha usaha korporasi dengan tujuan untuk meningkatkan nilai-nilai
perusahaan serta kontinuitas usaha. Tujuannya adalah untuk menciptakan nilai
tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Meningkatkan
efisiensi, efektifitas, dan kesinambungan suatu organisasi yang memberikan
74
kontribusi kepada terciptanya kesejahteraan. Sebagai upaya untuk
mewujudkan Good Corporate Governance tersebut, BMT Syamil Ampel dapat
melalui pembiayaan qardhul hasan. Pembiayaan qardhul hasan sendiri adalah
pinjaman kebajikan yang peruntukannya untuk masyarakat kalangan bawah
(duafa), yaitu masyarakat yang benar-benar membutuhkan pembiayan Qardhul
Hasan tersebut.
BMT Syamil Ampel menyadari bahwa BMT sebagai lembaga
keuangan mikro syariah menjalankan dua prinsip, yaitu Maal (Sosial) dan
Tamwil (Bisnis). Kedua prinsip tersebut harus dijalankan dengan seimbang,
bahkan porsi Maal-nya harus lebih besar. Salah satu upaya untuk
meningkatkan porsi Maal-nya tersebut adalah melalui pembiayaan Qardhul
Hasan yang diharapkan menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang
berkepentingan. Untuk mewujudkan hal tersebut, BMT Syamil Ampel
memperhatikan asas-asasGood Corporate Governance. Berikut adalah upaya
BMT Syamil Ampel dalam mewujudkan Good Corporate Governance melalui
pembiayaan Qardhul Hasan:
1. Fairness
Berdasarkan prinsip kewajaran, upaya yang dilakukan oleh BMT
Syamil Ampel demi kebaikan bersama, sebagaimana yang telah
disampaikan oleh admin dan teller (Ibu Fitria) berdasarkan pengertian
fairness yang ada di BMT adalah memberikan pelayanan yang sama sesuai
kepentingan anggota. Anggota yang mempunyai pembiayaan qardhul
hasan, tidak ada perbedaan antara pembiayaan kecil maupun besar, BMT
75
juga tidak membandingkan antara pembiayaan bisnis menggunakan akad
murabahah, ba’i bitsaman ajil, musyarakah, mudharabah, dan ijarah,
dengan pembiayaan sosial yaitu menggunakan qardhul hasan. BMT
tersebut telah memperhatikan kepentingan seluruh anggota tanpa suatu
perbedaan perlakuan atau pelayanan.
2. Transparency
Berdasakan prinsip keterbukaan upaya yang dilakukan BMT
Syamil Ampel adalah keterbukaan antar sesama karyawan saja dan
sedangkan untuk pembiayaan qardhul hasan kepada anggota hanya
memperiotaskan kepada anggota tertentu sesuai ketentuan yang
diberlakukan di BMT Syamil Ampel. Ketentuan tersebut seperti:
a. Qardhul Hasan adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah
(mutaridh) yang memerlukan
b. Anggota Qardhul Hasan wajib mengembalikan jumlah pokok yang
diterima pada waktu yang telah disepakati bersama.
c. Biaya administrasi dibebankan kepada anggota.
d. BMT meminta jaminan kepada anggota Qardhul Hasan.
e. Anggota Qardhul Hasan dapat memberikan tambahan (sumbangan)
dengan suka rela kepada pihak BMT selama tidak diperjanjikan dalam
akad.
f. Jika nasabah tidak mampu mengembalikan sebagian atau seluruh
kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan BMT telah
76
memastikan ketidakmampuannya, BMT dapat memperpanjang
jangka waktu pengembalian.
Mengungkapkan informasi kepada anggota, berusaha
menyampaikan dengan jelas, mudah dimengerti bagi para anggota dan
pemegang saham secara tepat waktu. Lembaga menyampaikan laporan
yang berisi visi, misi, sasaran usaha, strategi lembaga, susunan,
kompensasi pengurus, anggota, tidak lupa hal yang paling penting untuk
disampaikan adalah laporan keuangan khususnya dana-dana sosial yang
diperuntukan untuk pembiayaan Qardhul Hasan. Laporan tersebut
biasanya diterbitkan dalam bentuk tertulis secara rinci. Mengenai
pembiayaan Qardhul Hasan khususnya keterbukaan yang diupayakan
terkait dengan akad pelaksanaan, kemudian perjanjian pengembalian,
jumlah yang dapat dipinjam oleh nasabah, hal tersebut dilakukan secara
transparan tanpa ada yang ditutupi antara nasabah dan pengelola. Hanya
saja untuk nama dan alamat penerima dana qardhul hasan tidak
disampaikan karna itu adalah salah satu rahasia BMT Syamil Ampel yang
sangat dijaga erat keamanannya.
3. Responsibility
Berdasakan prinsip tanggung jawab upaya BMT Syamil Ampel
yaitu menjaga kelangsungan pembiayaan Qardhul Hasan, BMT
senantiasa berhati-hati dalam memberikan pinjaman dana kebajikan
tersebut meskipun prosedur telah dilakukan namun berhati-hati sangat
penting demi keselamatan BMT. Pihak BMT juga berupaya menjamin
77
kenyamanan anggota untuk menitipkan agunan sebagai jaminan
pembiayaan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku. BMT berupaya
memberikan bantuan pembiayaan tersebut kepada anggota yang benar-
benar membutuhkan. Dengan adanya penyaluran dana Qardhul Hasan,
BMT dapat dikatakan memiliki tata kelola yang baik sehingga dapat
memberikan manfaat ekonomi dan sosial terhadap masyarakat dan
lingkungan. Selain itu melalui pembiayaan qardhul hasan BMT dapat
memaksimalkan dana ZIS yang kemudian disalurkan untuk kaum duafa
yang benar-benar membutuhkan dan dapat dikatakan sebagai tanggung
jawab sosial BMT untuk meningkatkan usaha produktif, perekonomian
kaum duafa.
4. Accountability
Berdasakan prinsip akuntabilitas upaya BMT Syamil Ampel untuk
dapat mempertanggung jawabkan kembalinnya dana yang dingunakan
untuk pembiayaan qardhul hasan, yaitu dengan cara melakukan
penagihan, peringatan lisan dan pemberian SP. Penagihan dilakukan setiap
waktu yang telah disepakati jika calon pembiayaan qardhul hasan tidak
sanggup membayar angsuran ke kantor. Peringatan lisan dilakukan jika
penagihan masih belum mencukupi. Kemudian dilakukan dengan
memberikan SP 1-3 jika masih belum sanggup membayar. Dengan begitu
pengelola BMT dapat secara maksimal mengelola simpanan maupun
pembiayaan, dalam hal ini khususnya pembiayaan qadhul hasan dapat
dimaksimalkan dan tepat sasaran.
78
5. Commitment
Sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak
organisasi tertentu serta tujuan dan keinginan untuk mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Keterlibatan pekerjaan yang
tinggi berati memihak pada pekerjaan tertentu seorang inividu, sementara
commitment organisasi yang tinggi berati memihak kepada yang merekrut
indiviu tersebut. Dalam Lembaga Keuangan Syariah pengelola merupakan
tenaga profesional yang berhadapan langsung dengan anggota. Dari pihak
BMT memiliki komitmen untuk menyalurkan pembiayaan qardhul hasan,
mengoptimalkan pembiayaan Qardhul Hasan tersebut dan tepat sasaran.
Komitmen BMT Syamil Ampel dalam menyalurkan pembiayaan Qardhul
Hasan dapat dilihat di tabel di bawah ini:
Tabel 4.1.
Realisasi Pembiayaan Qardhul Hasan
No Tahun Jumlah nasabah pengajuan pembiayaan
Qardhul Hasan
1 2014 1
2 2015 3
3 2016 3
4 2017 -
Sumber: Data yang diolah, 2017
Berdasarkan dari tabel diatas bahwasannya yang meperoleh
pembiayaan qardhul hasan hanya beberapa 1-3 orang per tahunnya.
Menurut Ibu Sumiyati, S.Hi selaku Manajer BMT Syamil Ampel
79
mengungkapkan bahwa sedikitnya jumlah anggota yang mendapatkan
kesempatan pembiayaan qardhul hasan karena ketersediaan dana yang
terbatas, oleh karena itu pembiayaan tersebut bukanlah termasuk produk
yang ditawarkan oleh pihak BMT kepada semua orang. Hanya dari pihak
BMT lah yang dapat menentukan siapakah yang pantas mendapatkan
pembiayaan qardhul hasan, seperti:
a. Anggota yang benar benar tidak mampu
b. Anggota yang membutuhkan
c. Digunakan untuk biaya pendidikan dan biaya rumah sakit.
d. Kaum dhuafa
C. Kendala yang dihadapi BMT Syamil Ampel dalam rangka mewujudkan
Good Corporate Governance melalui pembiayaan Qardhul Hasan
Sebagai upaya untuk mewujudkan Good Corporate Governance, BMT
Syamil Ampel dapat melalui pembiayaan Qardhul Hasan. Akan tetapi dalam
mewujudkan hal tersebut terdapat beberapa kendala, pada umunya kendala yang
dihadapi BMT Syamil Ampel sama dengan lembaga keuangan mikro syariah
dalam penyaluran pembiayaan. Berikut adalah kendala-kendala yang dihadapi
BMT Syamil Ampel dalam rangka mewujudkan Good Corporate Governance
melalui pembiayaan Qardhul Hasan:
1. Pembiayaan Macet
Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
80
untuk melunasi hutang setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bagi
hasil. Kredit macet merupakan kredit yang mengalami kesulitan pelunasan
akibat adanya faktor atau unsur kesenganjaan atau karena kondisi luar
kemampuan debitur. Berdasarkan pengertian tersebut di BMT Syamil
Ampel mengalami kredit macet pada beberapa nasabah disebabkan karena
tidak mampu mengembalikan pembiayaan yang sudah diberikan BMT
Syamil Ampel. Karena tidak sanggup membayar pokok pinjaman dana
Qardhul Hasan. Anggota mengalami krisis ekonomi usaha yang tidak
berkembang hingga mengalami gulung tikar. Problem keluarga, misalnya
perceraian, kematian, sakit yang berkepanjangan, atau pemborosan dana.
2. Ketersediaan Dana
Ketersediaan dana merupakan salah satu sektor pendukung untuk
kelangsungan suatu LKS. Sumber dana dapat diperoleh dari bagian modal
LKS, keuntungan yang disisihkan 2,5%, individu yang mempercayakan
penyaluran infaqnya, dana ZIS. Dana yang seharusnya disalurkan dari BMT
Syamil Ampel ke anggota pembiayaan lain terganggu, serta berkurangnya
dana yang ditargetkan bisa membantu lebih banyak lagi peminjam yang
memerlukan. Karna sumber dana ZIS itu sendiri hanya berasal dari
pendapatan BMT 2,5 %, pengelolanya pun juga hanya pengelola BMT itu
sendiri bukan dari pengelola yang khusus dana Qardhul Hasan. Susahnya
penagihan para anggota yang kebanyakan tidak sanggup membayar.
Cara meminimalisir kendala tersebut oleh BMT Syamil Ampel dapat
dilakukan sebagai berikut:
81
1. Kredit Macet
a. Melakukan survei sebelum terealisaikan pencairan pembiayaan qadhul
hasan dengan menggunakan unsur 5 C.
b. Mencari data usaha calon peminjam dana Qardhul Hasan.
c. Penagihan secara berkala
Penagihan secara lisan, penagihan dengan pemberian SP 1-3,
pemberitahuan peringatan penyitaan jaminan.
2. Ketersediaan Dana
a. Pihak BMT melakukan pendampingan pendanaan.
Contoh: ada anggota yang mengajukan pembiayaan qardhul hasan,
kemudian setelah anggota tersebut telah memenuhi syarat sesuai
prosedur. Pihak BMT melakukan pendampingan pendanaan, yaitu
dengan cara selalu mengawasi, membimbing dan mengarahkan. Agar
tidak menyalahgunakan dana tersebut.
b. Meningkatkan penghasilan keuntungan dari produk lain sehingga dapat
menanggulangi ketersediaan dana tersebut.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Prosedur pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Syamil Ampel
Pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Syamil Ampel merupakan salah
satu produk yang sumber dana berasal dari ZIS dan hasil keuntungan 2,5 %.
Ditujukka kepada anggota yag memiliki SPK (Simpanan Pokok Khusus)
juga kepada anggota yang benar benar tidak mampu. Prosedur permohonan
pembiayaan Qardhul Hasan: a) mengisi formulir pengajuan dengan
dilampiri fotocopy (KK,KTP,Surat Nikah, Rekening Listrik, Ijin Usaha,
Slip Gaji, Agunan), b) bersedia menjadi anggota BMT Syamil Ampel, c)
menyerahkan anggunan dan bersedia di survei. Dengan realisasi
pembiayaan Qardhul Hasan kurang lebih 3hari – seminggu setelah
dilakukan survei. Pinjaman yang diberikan antara Rp. 500.000,- sampai Rp.
1.000.000,- untuk setiap anggota, dengan jangka waktu pengembalian tiga
bulan.
2. Upaya BMT Syamil Ampel dalam mewujudkan Good Corporate
Governance melalui pembiayaan Qardhul Hasan.
Pembiayaan Qardhul Hasan yang diharapkan mampu menciptakan
nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan. Untuk mewujudkan
hal tersebut BMT Syamil Ampel memperhatikan asas Good Corporate
Governance yaitu: a) fairness, tidak ada perbedaan perlakuan atau
pelayanan yang diberikan kepada para anggota penerima pembiayaan
83
qardhul hasan, b) transparency, keterbukaan antar karyawan saja, c)
responsibility, menjamin kenyamanan anggota menitipkan agunan sebagai
jaminan, d) accountability, ukuran kinerja di BMT, e) commitment,
menyalurkan dan mengoptimalkan pembiayaan qardhul hasan.
3. Kendala yang dihadapi BMT Syamil Ampel dalam rangka
mewujudkan Good Corporate Governance melalui pembiayaan Qardhul
Hasan.
a. Pembiayaan macet, anggota mengalami krisis ekonomi, usaha yang
tidak berkembang.
b. Ketersediaan dana, sumber dana hanya bersumber dari ZIS.
B. Saran
Berdasarkan temuan dan kesimpulan yang telah penulis paparkan,
kiranya penulis dapat menyampaikan saran atas pelaksanaan progam
pengelolaan dana qardhul hasan sebagai perbaikan kedepannya, yaitu:
1. Sebaiknya pihak BMT lebih banyak melakukan pengawasan dan
pendampingan terhadap anggota penerima pembiayaan qardhul hasan
baik dari segi pengelolaan maupun segi mental. Segi mental bagaimana
anggota penerima pembiayaan qardhul hasan bisa menghadapi keadaan
untuk dapat melunasi angsuran, hingga dapat meningkatkan
perekenomian.
2. Para anggota yang memiliki usaha kecil maupun yang bekerja hendaklah
mengembangkan usahanya dan mengelola ekonomi dengan baik agar tidak
terjadi besar pasak daripada tiang.
84
3. Untuk pihak BMT hendaklah mengalokasikan dana qardhul hasan kepada
para calon anggota penerima pembiayaan qardhul hasan.
4. Peningkatkan hasil pendapatan BMT agar penyaluran dana qardhul hasan
dapat merata ke kalangan masyarakat yang tidak mampu di sekitar lokasi.
C. Kritik
4. Lebih mengoptimalkan dalam penyaluran qardhul hasan.
5. Kurangnya transparansi pada pengelolaan qardhul hasan.
84
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER BUKU
Abdullah, Mal An. 2010. Corporate Governance Perbankan Syariah diIndonesia.
Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Ascarya,2011.Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta. Rajawali Press.
Asiyah, Binti Nur. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syaria. Yogyakarta.
Sukses.
Endraswati, Hikmah. 2006. Corporate Gorvenance. Salatiga: STAIN Saltiga Press.
Hetifah, Sumarto. 2003. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Manan, M. Abdul. 1993. Islamic Economic Theory and Practice, Terjemahan M.
Nastangin. Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf
Muhammad. 2000. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta:
UII Press.
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Noor, Juliansyah. 2014. Analisis Data Penelitian Ekonomi & Manajemen. Jakarta:
PT Grasindo.
Ridwan, Muhammad. 2008. Konstruksi Bank Syariah Indonesia. Yogyakarta:
Pustaka SM.
Nur, Asiyah Binti. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta:
Teras.
Perwataatmadja, H.karmaen,H. Muhammad Syafii Antonio. 1992. Apa dan
Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.
Sumitro, Warkum. 2004. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga
Terkait (BAMUI, Tafakul dan Pasar Modal Syariah). Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003.Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate
Governance. Yogyakarta: Penerbit Balairung & Co.
Yunus, Jamal Lulail. 2009. Manajemen Bank Syariah Mikro. Malang: UIN-Malang
Press.
85
Zarkasyi, Moh Wahyudin. 2008. Good Corporate Governance Pada Badan
Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung:
Alfabeta.
SUMBER TA, SKRIPSI, JURNAL
Adnan,Muhammad Akhyar. 2006. “Evaluasi Non Perfoming Loan (NPL) Pinjaman
Qardhul Hasan (Studi Kasus di BNI Syariah Cabang Yogyakarta)”. Jurnal
JAAI. Vol. 10 No. 2. 155 – 171.
Andini, Siti Nur Mutia.2011. “Pengelolaan Dana Qardhul Hasan Terhadap
Pmberdayaan Masyarakat Kampung Suka Mulya”.Skripsi. UIN Syarif
Hidayatullah.
Hakim, Abdul dan Heru Sulistyo. 2013. “Model Pembiayaan Pedagang Kaki Lima
(PKL) Melalui Qardhul Hasan”. Junal Riptek. Vol. 7, No. 1, 39-4.
Megasar, Zunita. 2016. “Analisis Pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Karisma
Magelang”. Tugas Akhir:IAIN Salatiga.
Putriyana. 2016. “Analisis Pembiayaan Qardhul Hasan pada PT BANK SYARIAH
MANDIRI (BSM) KC UNGARAN”. Tugas Akhir: IAIN Salatiga.
Retno & Danies Priantinah, 2012. “PENGARUH GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (STUDI
EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2007-2010)” . Jurnal Nominal Vol. I. No.
I. 84-103
Rodiatin, Siti. 2010. “Analisa Pembiayaan Qardhul Hasan pada BMT Aman
Salatiga”. Tugas Akhir. IAIN Salatiga.
Setiadi, Muhammad Najib. 2012. “Analisis Akad Pembiyaan Qardh di BMT
Mandiri Getasan”. Tugas Akhir. IAIN Salatiga.
84
LAMPIRAN