analisis bahasa kiasan novel ayahku bukan …

75
i ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Dedik Mujiono NIM 092110010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2016

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

i

ANALISIS BAHASA KIASAN

NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG

KARYA TERE LIYE

DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Dedik Mujiono

NIM 092110010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2016

Page 2: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

ii

Page 3: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

iii

Page 4: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah :153).

“Jangan menganggap diri kita tidak mampu sebelum mencoba, belajar dan

berlatihlah” (Thomas A. Edison).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk Universitas

Muhammadiyah Purworejo

Skripsi ini juga saya hadiahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku, Prayitno dan Jumini yang

tidak pernah lelah mendoakan dan

menyemangati saya di setiap hari yang saya lalui.

2. Istriku, Lely Risnawati yang selalu memberikan

semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Anakku, Rezian Affandi Saputra yang selalu

memberi motivasi semangat dalam penyelesaian

skripsi ini.

Page 5: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

v

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dedik Mujiono;

NIM : 092110010;

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia;

menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

sendiri, bukan plagiat dari orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila terbukti/ dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat,

saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh

Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo, 7 Maret 2016

Yang membuat pernyataan,

Dedik Mujiono

Page 6: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

vi

PRAKATA

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah

Swt. Atas limpahan rahmat, karunia, hidayah, dan inayah-Nya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Bahasa Kiasan dalam Novel

Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye dan Skenario Pembelajaran di Kelas

XI SMA”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Penulis menyadari selama penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa

terima kasih setulus-tulusnya kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di Universitas Muhammadiyah

Purworejo ini;

2. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas

Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo;

3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan perhatian dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini;

4. Drs. Khabib Soleh, M. Pd. selaku pembimbing I dan Drs. H. Bagiya, M. Hum.

selaku pembimbing II yang telah banyak membimbing, mengarahkan,

Page 7: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

vii

5. memotivasi dengan penuh kesabaran dan tidak kenal lelah, serta mengoreksi

skripsi ini dengan penuh ketelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat dan berbagai pihak yang telah

memberikan bantuan, motivasi dan semangat kepada penulis.

Penulis berdoa semoga Allah Swt. memberikan pahala, rahmat dan karunia-

Nya kepada segenap dosen atas segala jasa dan bantuan yang telah diberikan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca

pada umumnya.

Purworejo, 7 Maret 2016

Penulis,

Dedik Mujiono

Page 8: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

viii

ABSTRAK

Mujiono, Dedik. 2016. “Analisis Bahasa Kiasan dalam Novel Ayahku (Bukan)

Pembohong karya Tere Liye dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA”.

Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah

Purworejo.

Novel merupakan hasil daya cipta seorang pengarang akan pengalaman

kehidupannya serta bentuk-bentuk kehidupan masyarakat. Isi novel sendiri banyak

mengandung pesan dan bahasa yang kurang dipahami oleh pembaca. Oleh karena

itu, penulis mendeskripsi: (1) bahasa kiasan dan (2) skenario pembelajaran bahasa

kiasan dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye di kelas XI SMA.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Fokus penelitian ini adalah

bahasa kiasan dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere dan Skenario

Pembelajarannya di Kelas XI SMA. Sumber data penelitian ini novel Ayahku

(Bukan) Pembohong karya Tere. Pengumpulan data dilakukan dengan simak,

pilah, dan teknik catat. Hasil analisis data disajikan dengan teknik informal.

Dari penelitian disimpulkan (1) bahasa kiasan dalam novel Ayahku (Bukan)

Pembohong karya Tere Liye meliputi: (a) simile perbandingan yang menyatakan

sesuatu sama dengan hal yang lain dengan menggunakan kata-kata: seperti, sama,

sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya,yaitu pada saat Jarjit berkata

“sepertinya dugaanku benar, Kawan. Rambut jeleknya membuat dia tenggelam.

Meluncur ke bawah seperti patung batu”. Artinya orang yang disamakan seperti

patung yang hanya diam dan tak bernyawa. Penanda kalimatnya adalah seperti,

(b) metafora merupakan perbandingan dua hal secara langsung, tetapi dalam

bentuk yang singkat. Metafora terlihat pada saat seseorang dipanggil dengan

panggilan si Keriting (Pengecut), artinya orang yang berambut keriting dan

pengecut, (c) personifikasi semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan

benda-benda mati atau barang-barang yang mati seolah-olah memiliki sifat-sifat

kemanusiaan. Personifikasi terlihat pada saat hujan diumpamakan seperti manusia

yang dapat bertindak membungkus sesuatu, (d) ironi majas yang berisi pernyataan

yang mengandung pertentangan antara yang dikatakan dan kenyataan yang ada, .

Ironi terlihat pada saat Ibu Dam berbicara kepada Ibu Jarjit “bukan masalah

besar, Bu. Hanya kenakalan anak-anak” artinya bahwa kenakalan Dam dan Jarjit

sudah melampaui batas kewajaran; (2) skenario pembelajaran dilakukan

menggunakan cara sebagai berikut, (a) guru memberikan tugas kepada peserta didik

untuk membaca novel disertai dengan memberi penjelasan secara umum materi

bahasa kiasan, (b) guru mengulas materi tersebut, (c) guru membagi peserta didik

menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi dalam menganalisis bahasa kiasan (d)

guru memberi tugas kepada peserta didik untuk presentasi, (e) guru memberikan

kesempatan untuk tanya jawab, (f) guru mengomentari hasil presentasi, (g) guru

memberi tugas kepada peserta didik untuk maju membacakan simpulan.

Kata Kunci: Bahasa kiasan, novel dan skenario pembelajaran.

Page 9: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL. ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN. ........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv

PERNYATAAN ............................................................................................... v

PRAKATA ....................................................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Penegasan Istilah ...................................................................... 6

C. Identifikasi Masalah ................................................................. 7

D. Rumusan Masalah .................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ................................................................... 9

G. Sistematika Skripsi ................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 12

B. Kajian Teoretis ......................................................................... 13

1. Pengertian Bahasa Kiasan ................................................... 13

2. Macam-macam Bahasa Kia ................................................. 14

3. Skenario Pembelajaran Sastra .............................................. 18

BAB III METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian ................................................................ 21

B. Fokus Penelitian ................................................................ 21

C. Sumber Data ...................................................................... 22

D. Instrumen Penelitian .......................................................... 22

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 23

F. Teknik Analisis Data ......................................................... 23

G. Teknik Penyajian Analisis Data ........................................ 24

BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

A. Penyajian Data

1. Struktur Novel Ayahku (Bukan) Pembohong

karya Tere Liye ................................................................. 26

Page 10: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

x

2. Skenario Pembelajaran Novel Ayahku (Bukan) Pembohong

karya Tere Liye ........ ........................................................ 27

B. Pembahasan Data

1. Bahasa Kiasan pada Novel Ayahku (Bukan) Pembohong

karya Tere Liye......... ........................................................ 31

2. Langkah-langkah Pembelajaran Novel Ayahku (Bukan)

Pembohong karya Tere Liye di Kelas XI SMA ................ 38

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................ 46

B. Saran .................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1: Sajian data dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohonng

Karya Tere Liye..................................................................................... 27

Page 12: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Sampul Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye

Lampiran 2: Sinopsis Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye

Lampiran 3: Biografi Pengarang

Lampiran 4: Silabus

Lampiran 5: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 6: Data Tabel dalam Novel Ayahku (Bukan) Pembohong

Karya Tere Liye

Lampiran 7: Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran 8: Surat Keputusan Dosen Pembimbing

Page 13: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bagian ini penulis memaparkan beberapa poin yang berisi Latar

Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah,

Manfaat Penelitian, serta Sistematika Skripsi.

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi dan era reformasi seperti saat ini setiap orang

berusaha untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya baik dalam bidang

ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam bidang sosial, seni, dan budaya.

Sastra sebagai suatu karya seni merupakan wujud keindahan yang menjelma

pengalaman jiwa seseorang (Najid, 2003: 7). Pengalaman itu sendiri sangat

terbatas karena terbatasnya kesempatan atau waktu yang ada. Menghayati suatu

karya sastra dalam arti yang sesungguhnya berarti menghayati kembali

pengalaman jiwa orang lain yang menjelma dalam suatu karya tersebut.

Pengalaman jiwa dalam karya sastra mencangkup berbagai hal tentang hidup

dan kehidupan yang semuanya terjalin dalam keselarasan yang artistik.

Menghayati pengalaman jiwa orang lain berarti dapat memperkaya pengalaman

sendiri sehingga kehidupan ini akan menjadi lebih dewasa dan kemampuan akan

bertambah besar, karena sastra banyak relevansinya dengan masalah-masalah

kehidupan (Rahmanto, 1988: 10)

Sastra adalah hasil kreativitas pengarang yang bersumber dari kehidupan

manusia secara langsung atau melalui rekaannya dengan bahasa sebagai

1

Page 14: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

2

medianya (Winarni, 2009: 5). Sastra dibagi menjadi 2 jenis yakni imajinatif dan

nonimajinatif. Prosa fiksi (cerpen, novel atau roman), puisi, dan drama termasuk

sastra imajinatif. Sedangkan yang termasuk sastra nonimajinatif ialah karya-

karya yang berbentuk kritik, biografi, otobiografi, dan sejarah.

Karya sastra (novel) merupakan struktur yang bermakna. Novel tidak

hanya sekadar merupakan serangkaian tulisan yang menggairahkan ketika

dibaca, tetapi merupakan struktur pikiran yang tersusun dari unsur-unsur yang

padu. novel adalah karya sastra yang mampu menghadirkan perkembangan satu

karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau

sedikit karakter, dan berbagai peristiwa rumit yang terjadi beberapa tahun silam

secara mendetil.

Karya sastra sebagai hasil cipta manusia selain memberikan hiburan juga

sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran hidup. Orang

dapat mengetahui nilai- nilai hidup, susunan adat istiadat, suatu keyakinan, dan

pandangan hidup orang lain atau masyarakat melalui karya sastra. Dengan

hadirnya karya sastra yang membicarakan persoalan manusia, antara karya sastra

dengan manusia memiliki hubungan yang tidak terpisahkan. Sastra dengan segala

ekspresinya merupakan pencerminan dari kehidupan manusia. Adapun

permasalahan manusia merupakan ilham bagi pengarang untuk mengungkapkan

dirinya dengan media karya sastra. Hal ini, dapat dikatakan bahwa tanpa

kehadiran manusia, sastra mungkin tidak ada. Memang sastra tidak terlepas dari

manusia, baik manusia sebagai sastrawan maupun sebagai penikmat sastra.

Page 15: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

3

Mencermati hal tersebut, jelaslah manusia berperan sebagai pendukung yang

sangat menentukan dalam kehidupan sastra.

Makna karya sastra semata-mata tidak hanya ditentukan oleh struktur

intrinsiknya saja, malainkan juga ditentukan oleh latar sosial budaya dan

kesejahteraannya. Hal ini disebabkan oleh karya sastra ditulis sastrawan tidak

lepas dari latar sosial budaya pada waktu dia menulis. Karya sastra tidak ditulis

dalam kekosongan budaya (Teeuw: 1980: 11). Karya sastra ditulis atau

diciptakan berdasarkan konvensi sastra yang ada. Karya sastra ditulis dengan

mencontoh karya yang sudah ada sebelumnya. Akan tetapi disaping itu karya

sastra adalah karya kreatif maka karya sastra ditulis tidak semata-mata hanya

mencontoh saja melainkan juga memperkembangkan konvensi yang sudah ada

bahkan menyimangi cirri-ciri dan konvensi yang sudah ada dalam batasan-

batasan tertentu. Dalam sejarah sastra selalu ada ketegangan antara konvensi

dengan pembaharu (Teeuw, 1980: 12) hal ini merupakan prinsip kreativitas dan

sifat kreatif karya sastra.

Sebuah karya prosa fiksi sudah tentu terdapat unsur-unsur yang

membangun karya sastra. Analisis dan pemahaman. Unsur-unsur itu berperan

penting dalam menentukan karya itu berkualitas atau tidak. Seorang penikmat

karya sastra secara umum tentu beragam dalam hal memahami unsur-unsur yang

ada di dalam karya sastra, serta dalam proses pencarian makna yang terkandung

di dalam sebuah novel. Karya sastra memang banyak jenisnya antara lain novel,

cerpen, dongeng, puisi, dan lain sebagainya. Novel dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2005: 694) novel diartikan sebagai karangan prosa yang panjang,

Page 16: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

4

yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dan orang

disekelililngnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

Ketika proses pencarian itu terkadang pembaca mengalami kejenenuhan

dikarenakan sulit menangkap isi atu maksud cerita di dalam sebuah novel. Tidak

jarang terjadi jurang pemisah antara pengarang dan pembaca.

Novel merupakan hasil daya cipta seorang pengarang akan pengalaman

kehidupannya serta bentuk-bentuk kehidupan masyarakat. Masyarakat kerap

mengatakan bahwa novel adalah wadah untuk mengungkapkan kehidupan

manusia dari berbagai aspek karena mengungkapkan berbagai perasaan di

dalamnya misalnya latar belakang kehidupan masyarakat itu menjadi dasar

penciptaan sebuah karya sastra. Isi dari novel itu sendiri banyak mengandung

pesan yang sarat akan nilai yang dapat digunakan untuk mentransformasikan

nilai, terutama nilai pendidikan karakter.

Penulis membahas bahasa kiasan yang ada di dalam novel Ayahku

(Bukan) Pembohong karya Tere Liye. Pandangan-pandangan atau pendapat-

pendapat tentang gaya bahasa sejauh ini sekurang-kurangnya dapat dibedakan,

pertama, dilihat dari segi nonbahasa, dan kedua dilihat dari segi bahasanya

(Keraf, 1990: 115).

Majas adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk memperoleh efek

tertentu dari suatu benda atau hal dengan cara membandingkannya dengan

benda atau hal lain yang lebih umum. Menurut Perrine (dalam Waluyo, 1987:

83), penggunaan majas dipandang lebih efektif untuk menyatakan maksud

penyair karena:

Page 17: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

5

a. majas mampu memberi kesenangan imanjinatif;

b. majas adalah cara untuk menghasilkan imaji tambahan dalam puisi sehingga

yang abstrak menjadi konkret dan menjadikan puisi lebih nikmat dibaca;

c. majas adalah cara menambah intensitas perasaan penyair untuk puisinya dan

menyampaikan sikap penyair; majas adalah cara untuk mengkonsentrasikan

makna yang hendak disampaikan dan cara menyampaikan sesuatu dengan

bahasa yang singkat.

Majas atau gaya bahasa sebagai gejala penggunaan sistem tanda, dapat

dipahami bahwa gaya bahasa pada dasarnya memiliki sejumlah mitra hubungan.

Mitra hubungan tersebut dapat dikaitkan dengan dunia proses kreatif pengarang,

dunia luar yang dijadikan objek dan bahan penciptaan, fakta yang terkait dengan

aspek internal kebahasaan itu sendiri, dan dunia penafsiran penannggapnya

(Aminudin, 1995: 54)

Gaya bahasa ialah cara penyair menggunakan bahasa untuk

menimbulkan kesan-kesan tertentu. Gaya digunakan untuk melahirkan

keindahan. Hal itu terjadi karena dalam karya sastralah paling sering dijumpai,

sebagai wujud eksplorasi dan kreativitas sastrawan-sastrawati dalam

berekspresi. Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa

secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai

bahasa (Keraf, 2002: 113). Gaya bahasa dapat ditinjau dari bermacam-macam

sudut pandang. Oleh karena itu, sulit diperoleh kata sepakat mengenai suatu

pembagian yang bersifat menyeluruh dan dapat diterima oleh semua pihak.

Page 18: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

6

Bahasa kiasan yang dianalisis antara lain (a) majas persamaan atau

simile/ perbandingan, (b) majas metafora, (c) majas personifikasi, dan (d) majas

ironi. Dibentuk berdasarkan perbandingan atau persamaan. Perbandingan

sebenarnya mengandung dua pengertian, yaitu perbandingan yang termasuk

dalam gaya bahasa yang polos atau langsung, dan perbandingan yang termasuk

dalam gaya bahasa kiasan. Bahasa kiasan dibentuk dengan mengiaskan atau

membandingkan dengan hal yang lain, hal ini dilakukan supaya dalam karya

sastra terlihat menarik dan berbedadalam penyajiannya (Keraf, 1988: 136).

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah penelitian ini

adalah bahasa kiasan yang ada di dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong

karya Tere Liye. Untuk itu, tujuan analisis ini adalah mengetahui dan dapat

menjelaskan bahasa kiasan yang terdapat di dalam novel Ayahku (Bukan)

Pembohong karya Tere Liye dan juga berharap analisis ini berguna untuk

mengembangkan ilmu sastra.

B. Penegasan Istilah

Penulis akan memberikan penegasan pada beberapa istilah yang

digunakan dalam judul penelitian ini agar tidak terjadi kesalahan penafsiran

judul. Istilah yang ditegaskan dipaparkan sebagai berikut.

1. Bahasa

Bahasa adalah komunikasi antar anggota masyarakat, berupa lambang bunyi

ujaran yang dihasilkan oleh ucapan manusia. (Keraf, 1984: 1 dan 1991: 2)

Page 19: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

7

2. Makna kias

Makna kias adalah pemakaian leksem dengan makna yang tidak sebenarnya.

3. Novel

Baribin (1978) menyatakan bahwa novel adalah suatu cerita fiksi yang

ditulis oleh sastrawan yang menceritakan kehidupan para pelakunya seperti

dalam kehidupan nyata yang representative dengan jalinan-jalinan peristiwa

para pelaku (tokoh)-nya.

4. Skenario

Rencana lakon sandiwara atau film berupa adegan demi adegan yang tertulis

secara terperinci (KBBI, 2008: 1234).

5. Pembelajaran

Proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar

(KBBI, 2008: 23)

6. SMA adalah jenjang pendidikan menengah atas.

Jadi, maksud judul skripsi “Analisis Bahasa Kiasan dalam Novel Ayahku

(bukan) Pembohong karya Tere Liye dan Skenario Pembelajarannya di

Kelas XI SMA” adalah penelitian mengenai analisis bahasa kiasan yang

terdapat dalam Novel Ayahku (bukan) Pembohong karya Tere Liye dan

sebagai sumber belajar untuk siswa di Kelas XI SMA.

C. Identifikasi Masalah

Suatu penelitian diawali dengan adanya masalah. Pradopo (1991: 10)

menyatakan bahwa masalah merupakan kondisi atau keadaan yang mengancam,

Page 20: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

8

mengganggu, menghambat, menyulitkan, dan menunjukkan kesenjangan dari

apa yang diharapkan. Identifikasi masalah penelitian ini dipaparkan di bawah

ini.

1. Bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Ayahku (bukan) Pembohong karya

Tere Liye.

2. Novel Ayahku (bukan) Pembohong karya Tere Liye digunakan sebagai

skenario pembelajaran di Kelas XI SMA.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian dipaparkan di bawah ini.

1. Bagaimanakah bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Ayahku (bukan)

Pembohong karya Tere Liye?

2. Bagaimanakah skenario pembelajaran bahasa kiasan dalam novel Ayahku

(bukan) Pembohong karya Tere Liye?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan akan memudahkan peneliti atau pembaca untuk meneliti

masalah, sehingga dapat tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan oleh

penulis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bahasa kiasan dalam

novel Ayahku (bukan) Pembohong karya Tere Liye dan dapat digunakan sebagai

skenario pembelajaran di Kelas XI SMA.

Page 21: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

9

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk berbagai

pihak, baik secara teoretis maupun secara praktis, diantaranya sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dapat memperkaya

khazanah penelitian mengenai analisis novel bahasa kiasan, khususnya

dalam bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

kepada: siswa, guru, dan peneliti.

a. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan untuk merangsang

kepekaan siswa terhadap gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam karya

sastra khususnya novel.

b. Guru

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan Guru Mata

Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA untuk mengembangkan

bahan pembelajaran yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang telah

ditentukan yaitu menganalisis gaya bahasa kiasan dalam novel Indonesia/

terjemahan.

c. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman berpikir ilmiah

melalui penyusunan dan penulisan skripsi sehingga dapat menambah

Page 22: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

10

pengetahuan, pengalaman, dan menambah wawasan dalam bidang

pendidikan khususnya bahasa dan sastra Indonesia.

G. Sistematika Skripsi

Skripsi ini terbagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari subbab sebagai

berikut.

Bagian depan, berisi lembar persetujuan, pernyataan, moto dan

persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, dan daftar lampiran.

Bab I berisi Pendahuluan, latar belakang masalah, penegasan istilah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika skripsi.

Bab II berisi Tinjauan Pustaka, Kajian Teoretis, dan Hipotesis. Tinjauan

Pustaka pada dasarnya merupakan kajian secara kritis terhadap kajian terdahulu.

Kajian teori mencakup rancangan pembahasan bahasa kiasan dan jenis-jenisnya,

deskripsi skenario pembelajaran. Hipotesis berisi tentang dugaan sementara

dalam penelitian.

Bab III berisi Metodologi Penelitian. Metode ini berisi tentang subjek

penelitian, fokus penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan

teknik analisis data.

Bab IV berisi Penyajian dan Pembahasan Data. Bab ini menguraikan

tentang data penelitian yang diambil dari hasil membaca dan menganalisis

bahasa kiasan pada novel Ayahku (bukan) Pembohong karya tere Liye.

Bab V berisi Penutup, berisi simpulan dan saran hasil penelitian. Bagian

simpulan menyajikan secara singkat hasil penelitian dan simpulan terhadap

Page 23: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

11

penelitian. Pada bagian saran, penulis menyampaikan saran-saran yang

membangun dan bagian akhir skripsi memuat daftar pustaka dan lampiran-

lampiran.

Lampiran, berisi sinopsis novel, biografi pengarang, silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), data tabel, kartu bimbingan dan beberapa

dokumen berupa foto yang diambil dari novel.

Page 24: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

Pada bagian ini penulis memaparkan dua poin yang berisi Tinjauan

Pustaka dan Kajian Teoretis.

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang bahasa kiasan pada sebuah karya sastra telah banyak

dilakukan. Oleh karena itu, penulis memerlukan penelitian lanjutan demi

melengkapi dan menyempurnakan penelitian sebelumnya.

Penelitian yang berhubungan dengan topik ini yakni penelitian tentang

bahasa kiasan yang akan dijadikan sebagai kajian pustaka dalam penelitian ini,

antara lain: Suryani (2004), dan Sadyo Dedy Kustanto (2013).

Suryani (2004) dalam skripsi yang berjudul “Analisis Struktur dan Gaya

Bahasa pada Novel Kubur Ngemut Wewadi Karya A.Y.Suharyono”, mengkaji

unsur-unsur intrinsik dan gaya bahasa yang terdapat dalam novel Kubur Ngemut

Wewadi Karya A. Y. Suharyono.

Unsur intrinsik yang ditemukan dalam skripsi Suryani, ialah (1) tema yaitu

kehidupan dan proses pendewasaan seseorang pemuda yang tertimpa banyak

masalah; (2) tokoh utama yaitu Indro sedangkan tokoh tambahan yaitu Dhik

Titik, Bu Sarti, dan Anton; (3) alur yaitu maju (progresif); (4) latar, tempat

berada di kost Indro, kamar Indro, di rumah Dhik Titik. Latar waktu siang hari,

pagi hari, sore hari, dan malam hari; (5) gaya bahasa adalah metafora, hiperbola,

12

Page 25: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

13

eufimisme, personifikasi, perumpamaan, klimaks, antiklimaks, sinisme,

sarkasme, antitesis dan simile.

Analisis yang dilakukan oleh Suryani dengan analisis yang dilakukan

penulis terdapat kesamaan dan perbedaan. Persamaannya terdapat pada fokus

penelitian, yaitu sama-sama menganalisis gaya bahasa kiasan dan sama-sama

menganalisis novel.

Kustanto (2013) “Analisis Makna Kias dalam Lirik Lagu Ebiet G.Ade dan

Skenario Pembelajaran Sastra di Kelas X SMA, membahas makna kias dalam

setiap lirik lagu-lagu Ebiet G. Ade. Dalam penelitian yang dilakukan Kustanto ,

objek penelitian yang digunakan penulis adalah lirik-lirik lagu Ebiet G. Ade

yang terdiri dari tiga buah lagu diantaranya Titip Rindu Buat Ayah dalam album

Camellia IV, Untuk Kita Renungkan dalam album Tokoh-Tokoh, dan Masih

Ada Waktu dalam album Sketsa Rembulan Emas.

B. Kajian Teoretis

Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis akan menguraikan beberapa

teori yang digunakan sebagai panduan dalam penyusunan skripsi yang meliputi:

(1) pengertian bahasa kiasan dan (2) skenario pembelajaran. Berikut ini disajikan

kajian mengenai teori-teori tersebut.

1. Pengertian Bahasa Kiasan

Gaya bahasa kiasan ini pertama-tama dibentuk berdasarkan

perbandingan atau persamaan. Membandingkan sesuatu dengan sesuatu hal

yang lain, berarti mencoba menemukan ciri-ciri yang menunjukkan

Page 26: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

14

kesamaan antara kedua hal tersebut. Perbandingan sebenarnya mengandung

dua pengertian, yaitu perbandingan yang termasuk dalam gaya bahasa yang

polos atau langsung dan perbandingan yang termasuk dalam gaya bahasa

kiasan. Kelompok pertama dalam contoh berikut termasuk gaya bahasa

langsung dan kelompok kedua termasuk gaya bahasa kiasan: (1) Dia sama

pintar dengan kakaknya; Kerbau itu sama kuat dengan sapi; (2) Matanya

seperti bintang timur; Bibirnya seperti delima merekah.

Oleh sebab itu, untuk, menetapkan apakah suatu perbandingan itu

merupakan bahasa kiasan atau tidak, hendaknya diperhatikan tiga hal

berikut: (1) Tetapkanlah terlebih dahulu kelas kedua hal yang

diperbandingkan. (2) Perhatikan tingkat kesamaan atau perbedaan antara

kedua hal tersebut. (3) Perhatikan konteks dimana ciri-ciri kedua hal itu

diketemukan. Jika tak ada kesamaan maka perbandingan itu adalah bahasa

kiasan.

Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa

secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai

bahasa (Keraf, 2002: 113). Makna kias adalah bagian dari gaya bahasa dan

majas merupakan peristiwa pemakaian kata yang melewati batas-batas

maknanya yang lazim atau menyimpang dari arti harfiah.

2. Macam-macam Bahasa Kiasan (majas)

Di bawah ini akan dibahas macam-macam bahasa kiasan antara lain:

a. Majas persamaan atau Simile

Page 27: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

15

Persamaan atau simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit

(Keraf, 1988: 138). Yang dimaksud perbandingan eksplisit di sini ialah

bahwa ia menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia

memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu

kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya.

Contoh: (a) bibirnya seperti delima merekah; (b) matanya seperti bintang

timur.

b. Majas Metafora

Metafora adalah perbandingan yang implisit. Jadi, tanpa kata

pembanding di antara dua hal yang berbeda. Dengan kata lain, metafora

yaitu majas yang berupa kiasan persamaan antara benda yang diganti

namanya dengan benda yang menggantinya.

Metafora adalah perbandingan dua hal secara langsung, tetapi dalam

bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata,

dan sebagainya. Metafora dapat berdiri sendiri sebagai kata, tetapi dibatasi

oleh sebuah konteks (Keraf, 1988: 139). Senada dengan pendapat tersebut,

Zaidan (2007: 129) menyatakan bahwa metafora adalah majas yang

mengandung perbandingan yang tersirat yang menyamakan hal yang satu

dengan hal yang lain. Contoh: (a) Kapan Anda bertemu dengan lintah darat

itu?; (b) Siti Mutmainah adalah kembang desa di kampung sebelah.; (c)

Kelaparan masih menghantui rakyat Eropa.

c. Majas Personifikasi

Page 28: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

16

Personifikasi adalah majas perbandingan yang menuliskan benda-

benda mati menjadi seolah-olah hidup, dapat berbuat, atau bergerak.

Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan

benda-benda mati atau barang-barang yang mati seolah-olah memiliki sifat-

sifat kemanusiaan. Personifikasi mengiaskan benda-benda mati bertindak,

berbuat, berbicara seperti manusia (Keraf, 1988: 140.). Selanjutnya, Zaidan

(2007: 154) memperjelas bahwa personifikasi adalah majas pengorangan

dengan cara memberikan wujud manusia yang nyata kepada benda atau

konsep abstrak. Contoh: (a) peluru mengoyak-ngoyak dada musuh; (b)

matahari mulai merangkak ke atas; (c) banjir besar telah menelan harta

penduduk.

d. Majas Ironi

Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang berlawanan atau

bertentangan, dengan maksud menyindir. Ironi disebut juga majas sindiran.

Ironi di turunkan darikata eironeia yang berarti penipuan atau pura-pura.

Sebagai bahasa kiasan, ironi atau sinisme adalah suatu acuan yang ingin

mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang

terkandung dalam rangkaian kata-katanya. Entah dengan sengaja atau tidak,

rangkaian kata-kata yang dipergunakan itu mengingkari maksud yang

sebenarnya. Sebab itu, ironi akan berhasil kalau pendengar juga sadar akan

maksud yang disembunyikan dibalik perangkaian kata-katanya (Keraf, 1988:

143). Menurut Zaidan (2007: 90), ironi adalah majas yang berisi pernyataan

yang mengandung pertentangan antara yang dikatakan dan kenyataan yang

Page 29: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

17

ada, ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan yang dihadapi. Contoh;

(a) bagus benar ucapanmu itu, sehingga menyakitkan hati; (b) kau memang

pandai mengerjakan soal itu tak satupun ada yang betul.

e. Deskripsi Skenario Pembelajaran

Sastra merupakan satu cabang ilmu seni. Seni merupakan satu hasil

kegiatan imajinatif yang memiliki unsur yang dominan. Dengan demikian,

sastra sebagai karya seni tentu merupakan suatu wujud keindahan.

Unsur-unsur fisik sastra tidak selalu berupa unsur bahasa. Orang

memandang bahwa sastra merupakan salah satu ragam fungsi terapan dari

bahasa, maka sastra masuk dalam wilayah bahasa. Akan tetapi, berdasarkan

kenyataan perkembangan sastra, terbukti bahwa sastra tidak semata-mata

merupakan unsur dalam wilayah bahasa saja melainkan satu unsur yang

bagian-bagiannya ada yang keluar menerobos wilayah bahasa seperti

pemakaian kata dalam bentuk seni.

Dalam bentuknya yang paling sederhana, pengajaran sastra

membekali para siswa dengan keterampilan mendengarkan, berbicara,

membaca, dan menulis. Pengajaran sastra merupakan suatu hal penting guna

membekali para siswa tentang bagaimana cara memahami dan

mengapresiasikan sebuah karya sastra baik yang berwujud lagu, puisi, dan

karya sastra lainnya, sehingga diharapkan siswa dapat berpikir secara logis

dan kritis tentang hal dalam kehidupan.

Page 30: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

18

3. Skenario Pembelajaran Sastra

Skenario pembelajaran novel Ayahku (bukan) Pembohong Karya

Tere Liye di Kelas XI SMA diawali dengan membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) sebagai berikut.

1) Standar Kompetensi

Standar kompetensi berpedoman pada strandar kompetensi dalam

silabus yang disusun oleh pemerintah. Standar kompetensi merupakan

kerangka yang menjelaskan dasar pengembangan program pembelajatan

yang terstruktur.

2) Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar merupakan perincian dari standar kompetensi.

Kompetensi dasar adalah pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang minimal

harus dikuasai siswa untuk menunjukkan penguasaan standar kompetensi

yang diterapkan.

3) Indikator

Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat

dijadikan ukuran mengetahui ketercapaian pembelajaran. Indikator berfungsi

sebagai tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku siswa.

4) Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran sastra harus diarahkan kepada pembinaan sastra agar

siswa memiliki kesanggupan untuk memahami, menikmati, dan menghargai

karya sastra. Tujuan pembelajaran sastra disekolah adalah meningkatkan

keterampilan berbahasa, pengetahuan pengembangan cipta rasa, serta

Page 31: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

19

menunjang pembentukan watak. Tujuan pokok yang perlu dicapai dalam

pembelajaran novel adalah peningkatan kemampuan membaca secara

intensif.

5) Materi Pembelajaran

Guru di dalam proses belajar mengajar hendaknya dapat memilih

materi dan bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Guru harus memperhatikan pedoman dalam menentukan materi

pembelajaran sastra. Pembelajaran sastra harus sesuai dengan materi yang

sudah disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa agar

lebih tertarik dan mudah menerima materi. Materi dalam pembelajaran sastra

yang diterapakan dalam penelitian ini ialah bahasa kiasan.

6) Metode

Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah tersusun dalam bentuk kegiatan

nyata praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

7) Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran sastra pada siswa harus menggunakan

langkah-langkah pembelajaran agar pembelajaran lebih terarah dan

diharapkan mengena pada siswa. Langkah-langkah pembelajaran sastra

dapat dibagi menjadi pendahuluan, isi (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi),

dan penutup.

Page 32: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

20

8) Alokasi Waktu

Alokasi waktu berkaitan dengan cara mengatur waktu bagi guru

dalam menyampaikan materi. Alokasi waktu dalam silabus sudah ditentukan

tiap kompetensi dasar. Seorang guru dituntut dapat mengatur waktu yang

tepat sesuai dengan keluasan dan kedalam materi.

9) Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan informasi yang disajikan dan disimpan

dalam berbagai bentuk, yang dapat membantu siswa mengalami perubahan

sikap, keterampilan, dan kecerdasan kearah yang lebih baik. Sumber belajar

dapat berupa: (1) buku pelajaran, (2) media cetak, (3) media elektronik, (4)

lingkungan, dan (5) hasil karya siswa.

10) Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu komponen penting dalam

pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan setiap kompetensi dasar telah selesai

diajarkan. Evaluasi pembelajaran sastra merupakan pengukuran ketercapaian

hasil pembelajaran. Evaluasi dalam kelas berfungsi untuk menentukan hasil-

hasil urutan dalam pembelajaran.

Page 33: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

21

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bagian ini penulis membahas tentang Objek Penelitian, Fokus

Penelitian, Sumber Data, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan

Teknik Analisis Data.

A. Objek Penelitian

Objek adalah hal yang menjadi titik perhatian penelitian. Sugiyono

(2010: 38) mengemukakan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau nilai

dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh penulis untuk dipelajari dan menarik kesimpulan. Objek penelitian ini

adalah bahasa kiasan dalam novel Ayahku (bukan) Pembohong karya Tere Liye

skenario pembelajarannya di Kelas XI SMA.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan pusat dari objek penelitian. Penelitian ini

dimaksudkan untuk memperoleh gambaran bahasa-bahasa kiasan yang

mencakup beberapa majas yang didasarkan dalam kehidupan sehari-hari

makhluk di dunia ini, baik itu makluk hidup maupun makhluk tak hidup yang

terdapat dalam novel Ayahku (bukan) Pembohong karya Tere Liye dan skenario

pembelajarannya di Kelas XI SMA. Oleh karena itu, fokus penelitian ini adalah

bahasa-bahasa kiasan yang mencakup beberapa majas yang didasarkan dalam

21

Page 34: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

22

kehidupan sehari-hari makhluk di dunia ini, baik itu makhluk hidup maupun

makhluk tak hidup yang terdapat dalam novel Ayahku (bukan) Pembohong

karya Tere Liye dan skenario pembelajarannya di Kelas XI SMA.

C. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto,

2006: 129). Data penelitian ini berupa kalimat atau kutipan-kutipan yang

diambil dari novel Ayahku (bukan) Pembohong karya Tere Liye.

Untuk melengkapi sumber data, berikut identitas lengkap novel Ayahku

(bukan) Pembohong karya Tere Liye.

Judul novel : Ayahku (bukan) Pembohong

Penulis : Tere Liye

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Kota terbit : Jakarta

Tahun terbit : 2011

Tebal halaman : 304 halaman

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan untuk memudahkan kerja

penulis. Dalam penelitian ini, penulis bertindak sebagai instrumen penelitian dan

dibantu dengan kartu pencatat data. Dalam penelitian kualitatif, penulis sebagai

peneliti atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan

Page 35: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

23

kartu pencatat data dari hasil membaca novel Ayahku (bukan) Pembohong karya

Tere Liye.

E. Teknik Pengumpulan Data

Setelah data terkumpul, dilakukan analisis data dengan metode simak dan

catat, yakni suatu metode yang mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasi

berbagai karakteristik khusus suatu pesan secara objektif dan sistematis

(Ibrahim, 2009: 97). Objekif berarti menurut aturan atau prosedur yang apabila

dilaksanakan oleh orang atau peneliti lain dapat menghasilkan kesimpulan yang

serupa; sistematis artinya penetapan isi atau kategori dilakukan menurut aturan

yang diterapkan secara konsisten. Untuk kepentingan analisis data pada

penelitian ini, metode analisis isi diadaptasi ke dalam langkah-langkah sebagai

berikut:

a. mengidentifikasikan dan mengolah data sesuai dengan teori bahasa kiasan;

b. menganalisis data dari hasil pengolahan data dengan mengelompokan

aspek-aspek bahasa kiasan berdasarkan berbagai macam jenis majas yang

terdapat dalam novel Ayahku (bukan) Pembohong karya Tere Liye;

c. menyusun laporan hasil penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode simak.

Metode simak ialah penyediaan data yang dilakukan dengan penggunaan bahasa

dengan cara menyimak (membaca) serta memahami isi (Sudaryanto, 1993: 121).

Page 36: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

24

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

simak, pilah, dan catat. Teknik simak dilakukan untuk mengetahui secara

keseluruhan isi dari novel. Teknik pilah dilakukan untuk memilah secara

keseluruhan bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Ayahku (bukan)

Pembohong karya Tere Liye. Teknik catat disajikan untuk mencatat analisis

bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Ayahku (bukan) Pembohong karya

Tere Liye.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai

berikut.

a. membaca novel Ayahku (bukan) Pembohong karya Tere Liye: peneliti

membaca, memeriksa, dan mempelajari dengan teliti novel yang dijadikan

sebagai sumber data sehingga peneliti dapat mengetahui keseluruhan isi dari

novel tersebut.

b. pemilahan: peneliti memilah materi yang akan dianalisis berkenaan dengan

bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Ayahku (bukan) Pembohong karya

Tere Liye.

c. pencatatan dilakukan setelah melalui proses memilah, yakni peneliti

mencatat data yang berupa kutipan kalimat yang mengandung bahasa kiasan

ke dalam kartu pencatat data.

G. Teknik Penyajian Analisis Data

Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah penyajian atau pemaparan

analisis data. Dalam penelitian ini penulis menyajikannya dengan informal dan

Page 37: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

25

formal. Penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa,

sedangkan penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-

lambang. Pemaparan hasil analisis dalam penelitian bertolak dari masalah-

masalah yang disajikan. Metode untuk menyajikan hasil analisis data dalam

penelitian ini menggunakan metode penyajian informal. Data yang sudah

dianalisis kemudian dipaparkan dengan menggunakan kata-kata biasa atau

bentuk-bentuk bahasa. Pemaparan dalam bentuk-bentuk bahasa adalah

pemaparan yang tidak menggunakan rumus-rumus atau lambang-lambang.

Page 38: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

26

BAB IV

PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

Pada bagian ini disajikan dua hal paparan pokok, yakni Penyajian data dan

Pembahasan data merupakan hasil penelitian yang terdiri dari bahasa kiasan pada

novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye dan skenario pembelajarannya

di Kelas XI SMA.

A. Penyajian Data

Dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye yang akan

penulis teliti mengenai bahasa kiasan yang ada di dalam novel Ayahku (Bukan)

Pembohong karya Tere Liye antara lain persamaan atau simile, metafora,

personifikasi, ironi dan skenario pembelajaran sastra di Kelas XI SMA.

Sebelum penulis membahas data penelitian tentang novel Ayahku (Bukan)

Pembohong Karya Tere Liye, terlebih dahulu penulis menyajikan data. Data-

data dalam penyajian ini merupakan gambaran mengenai masalah-masalah yang

akan penulis bahas dalam pembahasan data.

1. Struktur Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye

Di bawah ini disajikan tabel yang memuat data novel Ayahku (Bukan)

Pembohong Karya Tere Liye. Agar efektif, data yang berupa kutipan teks

novel tidak disertakan, tetapi hanya ditunjukkan dengan halaman teks

26

Page 39: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

27

kutipan tersebut dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye.

Teks data akan disajikan dalam subbab pembahasan.

Tabel

Sajian data dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong

karya Tere Liye

No Bahasa Kiasan Halaman

Data

1. Persamaan atau simile 36, 85, 98, 147, 228

2. Metafora 20, 92

3. Personifikasi 60, 115, 220

4. Ironi 63, 229, 245

2. Skenario Pembelajaran Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere

Liye

Pembelajaran novel di sekolah, khususnya SMA dapat dikatakan

sama dengan jenis sastra prosa lainnya seperti cerpen dan novel.

Pembelajaran sastra atau novel berkaitan dengan strategi mengajar dan

strategi belajar. Keterampilan bersastra Indonesia dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) yang berkaitan dengan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar sebagai berikut.

a. Standar Kompetensi

Standar kompetensinya adalah memahami berbagai hikayat, novel

Indonesia/ novel terjemahan

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasarnya adalah menganalisis gaya bahasa kiasan

novel Indonesia/ terjemahan

Page 40: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

28

c. Indikator

Indikator hasil belajar dipakai untuk mengajarkan sastra di SMA,

yaitu:

1) menceritakan isi novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye;

2) menjelaskan gaya bahasa kiasan yang ada di dalam novel Ayahku

(Bukan) Pembohong Karya Tere Liye.

d. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus,

tujuan umum tertuang dalam kompetensi dasar, sedangkan tujuan khusus

tertuang dalam indikator.

1) Siswa mampu menceritakan isi novel Ayahku (Bukan) Pembohong

Karya Tere Liye melalui proses membaca novel terlebih dahulu.

2) Siswa dapat menjelaskan gaya bahasa kiasan yang ada di dalam novel

Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye.

e. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum. Materi

pembelajaran sastra ini adalah gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam

novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye.

f. Waktu

Waktu dalam kurikulum yang dimaksud adalah lama proses

pembelajaran dalam satu minggu setiap pertemuan sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan dalam silabus. Pembelajaran sastra berdasarkan

Page 41: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

29

KTSP, mempunyai alokasi waktu 2 x 45 menit setiap kali pertemuan

mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.

g. Langkah-langkah pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran merupakan tahap yang dilaksanakan

dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran meliputi

pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Di bawah ini disajikan langkah-

langkah pembelajaran novel dengan materi nilai moral pada novel

Ayahku (Bukan) Pembohong di kelas SMA dengan dua pertemuan.

1) Pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.

a) Pendahuluan

Pada tahap ini guru memberikan salam dan melakukan absensi

pada siswa. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran.

Memotivasi siswa dengan mengarahkan pada situasi pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti guru memberikan:

1) teori atau menerangkan tentang bahasa kiasan novel yang terdapat

dalam karya sastra.

2) Guru mengajak siswa untuk membaca novel Ayahku (Bukan)

Pembohong.

3) Membaca novel memerlukan waktu yang cukup lama, oleh karena itu

guru mengajak siswa untuk melanjutkan membaca novel Ayahku

(Bukan) Pembohong di luar jam sekolah.

Page 42: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

30

c) Penutup

Pada tahap ini guru menyuruh siswa melanjutkan tugasnya

masing-masing di rumah. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran

dengan mengucapkan salam dan berdoa.

2) Pertemuan kedua dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.

a) Pendahuluan

Pada tahap ini guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan melakukan absensi. Guru mengulas materi yang

telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti guru memberikan

1) Guru menugaskan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis

bahasa kiasan yang terdapat pada novel Ayahku (Bukan) Pembohong.

2) Guru menugaskan siswa untuk mendiskusikan bahasa kiasan novel

Ayahku (Bukan) Pembohong.

c) Penutup

Pada tahap ini guru dan siwa melakukan refleksi kegiatan belajar

mengajar yang telah dilaksanakan. Guru dan siswa menyimpulkan materi

pembelajaran. Guru memberikan evaluasi.

h. Evaluasi

Evaluasi identik dengan penilaian. Penilaian dilaksanakan untuk

mengetahui sejauh mana siswa dalam menguasai materi. Kegiatan ini

Page 43: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

31

merupakan kegiatan untuk mencari data tentang penguasaan materi

peserta didik dalam setiap proses pembelajaran secara tertulis.

Soal bentuk tes esai:

1) Sebutkan bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Ayahku (Bukan)

Pembohong Karya Tere Liye?

2) Jelaskan bahasa kiasan yang ada pada novel Ayahku (Bukan)

Pembohong Karya Tere Liye?

B. Pembahasan Data

1. Bahasa Kiasan Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye

Dalam skripsi ini penulis menganalisis bahasa kiasan pada novel

Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye yang meliputi (a) persamaan

atau simile, (b) metafora, (c) personifikasi, dan (d) ironi.

a. Persamaan atau Simile

Persamaan atau simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit

(Keraf, 1988: 138). Perbandingan eksplisit ialah bahwa ia menyatakan

sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang

secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama,

sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya. Gaya persamaan atau simile

ditemukan seperti kutipan di bawah ini

“Sepertinya dugaanku benar, Kawan. Rambut jeleknya membuat dia

tenggelam. Meluncur ke bawah seperti patung batu.”

(ABP:36)

Page 44: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

32

Dari kutipan di atas terlihat bahwa ada kesamaan antara seseorang

dengan patung batu. Patung batu merupakan benda mati yang hanya diam

dan tidak bergerak. Artinya orang yang disamakan seperti patung yang

hanya terdiam dan tak bernyawa. Penanda kalimatnya adalah seperti. Selain

itu, gaya persamaan atau simile juga ditemukan lagi seperti kutipan di bawah

ini.

“Semua kegembiraanku - sejak berangkat, sejak menerima gaji loper

koranku, sejak memasukkan seluruh uang logam dan kertas ke dalam

kantong, sejak bersepeda secepat mungkin, sejak berlari-lari dari

parkiran gedung penjual tiket - jatuh bagai daun di musim kering.

Semuanya berguguran.”

(ABP:85)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa ada kesamaan antara jatuh dengan

daun kering. Daun kering merupakan bagian dari pohon yang akan gugur

bila terkena angin. Artinya orang yang kecewa karena harapanya tidak

tercapai. Penanda kalimatnya adalah bagai. Gaya persamaan atau

simileditemukan lagi seperti kutipan di bawah ini.

“…. Pelatih juga bilang aku seperti penyu, bukan hiu, merangkak,

bukan melesat menyelesaikan bagian terakhir.…”

(ABP:98)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa ada kesamaan antara manusia

dengan penyu dan hiu. Penyu merupakan binatang air yang berjalan

merangkak dan lambat, sedangkan hiu merupakan binatang air yang

berenang cepat. Artinya bahwa tokoh aku disamakan seperti binantang

penyu dan hiu yang hanya merangkak dan tidak secepat hiu berenang.

Page 45: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

33

Penanda kalimatnya adalah seperti. Gaya persamaan atau simili juga

ditemukan lagi seperti kutipan di bawah ini.

“…. Lembayung senja sepanjang mata memandang, gunung-gunung

berselimutkan salju, sungai-sungai bagai naga tidur, dan beberapa

penunggang layang-layang lainyang terbangdi sekeliling kami

berseru-seru senang.”

(ABP:147)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa ada kesamaan antara sungai

dengan naga tidur. Naga tidur merupakaan binatang melata yang panjang

yang tenang dan diam karena tidur. Artinya ahwa sungai itu tenang

layaknya naga yang sedang tidur. Penanda kalimatnya adalah bagai. Gaya

persamaan atau simile ditemukan lagi seperti kutipan di bawah ini.

“…. Dengan layang-layangnya aku bisa melesat cepat menuju kota.

Sayangnya aku harus menumpang kereta api yang bergerak seperti

siput, delapan jam.”

(ABP:228)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa ada kesamaan antara kereta api

dengan siput. Kereta api merupakan alat transportasi yang dijalankan dengan

bahan bakar minyak, sedangkan siput merupakan binatang yang berjalan

lambat. Artinya kereta api yang disamakan seperti siput yang berjalan

lambat. Penanda kalimtanya adalah seperti.

b. Metafora

Metafora adalah perbandingan dua hal secara langsung, tetapi dalam

bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata,

dan sebagainya. Metafora dapat berdiri sendiri sebagai kata, tetapi dibatasi

Page 46: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

34

oleh sebuah konteks (Keraf, 1988: 139). Senada dengan pendapat tersebut

Zaidan (2007: 129) menyatakan bahwa metafora adalah majas yang

mengandung perbandingan yang tersirat yang menyamakan hal yang satu

dengan hal yang lain. Perhatikan kutipan di bawah ini.

“…. Aku menyeringai sekali lagi, aku juga tidak akan mengeluh soal

panggilan si Keriting (Pengecut). Itu tidak penting. Bukankah sang

Kapten waktu kecil juga dipanggil seperti itu…..”

(ABP:20)

Kutipan di atas terlihat pada perbandingan langsung yakni pada kata

si Keriting (Pengecut) yang artinya orang yang berambut keriting dan

pengecut. Gaya metafora juga ditemukan lagi. Perhatikan kutipan di bawah

ini.

“.… Dulu aku juga memperlihatkan surat sang Kapten, dan Taani

membalasnya dengan membuat seluruh sekolah tahu. Dasar ember

bocor. Dua hari terakhir ia memang menjelaskan ke mana-mana….”

(ABP:92)

Kutipan di atas terlihat pada perbandingan langsung yakni pada kata

dasar ember bocor yang artinya Taani adalah orang yang suka

membocorkan rahasia orang lain.

c. Personifikasi

Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang

menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang mati seolah-

olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi mengiaskan benda-

benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia (Keraf, 1988: 140.).

Selanjutnya, Zaidan (2007: 154) memperjelas bahwa personifikasi adalah

Page 47: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

35

majas pengorangan dengan cara memberikan wujud manusia yang nyata

kepada benda atau konsep abstrak. Perhatikan kutipan di bawah ini yang

memperlihatkan gaya personifiksi.

“Hujan membungkus kota. Ruang keluarga kami. “Zas dan Qon,” aku

berdeham,”sudah malam, saatnya tidur.” Dua anakku menoleh,

menatapku yang sudah berdiri di bawah bingkai pintu.”

(ABP:60)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa hujan diumpamakan seperti

manusia yang dapat bertindak yaitu membungkus sesuatu. Seolah-olah

hujan mempunyai tangan yang dapat bergerak dan digunakan untuk

membungkus kota. Maksud gaya bahasa tersebut adalah hujan turun

membasahi kota. Gaya personifikasi juga ditemukan lagi seperti kutipan di

bawah ini.

“Suara desis kereta memenuhi langit-langit peron. Aku memasang

ransel di pundak, menggeleng saat portir menawarkan bantuan,

menyeret sendiri kopet besarku….”

(ABP:115)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa kereta diumpamakan seperti

manusia yang dapat bertindak yaitu berdesis. Seolah-olah kereta dapat

berdesis seperti manusia. Maksud dari gaya bahasa tersebut adalah suara rem

kereta terdengar memenuhi langit-langit peron. Gaya bahasa personifikasi

ditemukan lagi seperti kutipan di bawah ini.

“Cahaya matahari pertama menyentuh hutan dekat Akademi Gajah.

Pagi datang. Aku dan Retro tertawa saling memukulkan telapak

tangan. Berburu babi ternyata luar biasa.”

(ABP:220)

Page 48: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

36

Dari kutipan di atas terlihat bahwa cahaya matahari diumpamakan

seperti manusia yang dapat bertindak yaitu menyentuh sesuatu. Seolah-olah

cahaya matahari mempunyai tangan yang dapat bergerak dan digunakan

untuk menyentuh hutan. Maksud gaya bahasa tersebut adalah yang terkena

cahaya matahari yang pertama yaitu hutan.

d. Ironi

Ironi di turunkan dari kata eironeia yang berarti penipuan atau pura-

pura. Sebagai bahasa kiasan, ironi atau sinisme adalah suatu acuan yang

ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa

yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya. Entah dengan sengaja atau

tidak, rangkaian kata-kata yang dipergunakan itu mengingkari maksud yang

sebenarnya. Oleh sebab itu, ironi akan berhasil kalau pendengar juga sadar

akan maksud yang disembunyikan dibalik perangkaian kata-katanya (Keraf,

1988: 143). Menurut Zaidan (2007: 90), ironi adalah majas yang berisi

pernyataan yang mengandung pertentangan antara yang dikatakan dan

kenyataan yang ada, ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan yang

dihadapi. Gaya bahasa ironi ditemukan seperti kutipan di bawah ini.

“…. Menyuruh Jarjit meminta maaf padaku (dan ibu). Ibu Jarjit

bertanya bagaimana pelipismu. Ibu mnerimanya sambil tersenyum.

“Bukan masalah besar, Bu. Hanya kenakalan anak-anak….”

(ABP:63)

Kutipan di atas merupakan kalimat sindiran yang diucapkan oleh ibu

Dam kepada ibunya Jarjit. Kalimat sindiran tersebut ditujukan untuk Dam

dan Jarjit karena mereka berdua sering berkelahi. Kalimat sindirannya yaitu

Page 49: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

37

bukan masalah besar, Bu. Hanya kenakalan anak-anak artinya bahwa Dam

dan Jarjit nakal. Gaya bahasa ironi juga terdapat seperti kutipan di bawah ini.

“…. Ayah tidak punya cukup uang untuk pelesir.Uang ayah

dihabiskan untuk hal yang lebih berguna (menurut versi ayah),

membantu tetangga, menyumbang apalah.”

(ABP:229)

Kutipan di atas merupakan kalimat sindiran yang di tujukan kepada

ayah karena uang yang seharusnya untuk keperluan keluarga justru malah

digunakan untuk keperluan lain. Kalimat sindirannya adalah uang ayah

dihabiskan untuk hal yang lebih berguna (menurut versi ayah) artinya bahwa

ayah mementingkan keperluan yang lain dari pada keperluan keluarga. Gaya

bahasa ironi juga ditemukan seperti kutipan di bawah ini.

“…. Kau pasti Dam. Astaga, kau sekarang terlihat berbeda sekali.

Gadis itu menunjuk-nunjuk kepalaku.

Iya, rambut kau! Sejak kapan dipotong nyaris botak? Bukankah itu

rambut kebanggan sang Kapten? Aku tidak pernah tahu kau kuliah di

sini….”

(ABP:245)

Kutipan di atas merupakan kalimat sindiran yang diucapkan olek

Taani yang ditujakan kepada Dam karena Dam di cukur nyaris botak.

Kalimat sindirannya yaitu sejak kapan dipotong nyaris botak artinya bahwa

dulu semasa kecil Dam bangga terhadap rambut keritingnya dan sekarang

dicukur nyaris botak.

Page 50: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

38

2. Langkah-Langkah Pembelajaran Novel Ayahku (Bukan) Pembohong

Karya Tere Liye di SMA

Dalam pembelajaran sastra seorang guru tidak hanya mengajarkan

teori-teori saja. Seorang guru harus mengenalkan karya sastra dan

menerapkan teori-teori tersebut untuk mengapresiasi karya sastra. Dengan

mengapresiasi karya sastra dapat melatih siswa mempertajam perasaan,

penalaran, dan daya imajinasi serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya,

agama, dan lingkungan hidup. Pengalaman siswa dalam mengkaji dan

mengapresiasi karya sastra akan berdampak positif dan berpengaruh

terhadap siswa.

Penulis memperhatikan tingkat penguasaan bahasa siswa sehingga dalam

menyampaikan materi tidak mengalami kesulitan. Pada novel Ayahku

(Bukan) Pembohong Karya Tere Liye bahasa yang digunakan adalah bahasa

Indonesia novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye dapat

diajarkan di SMA.

a. Tujuan Pembelajaran Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere

Liye

Tujuan pembelajaran sastra secara umum di SMA, yaitu peserta didik

mampu menikmati, menghayati, memahami dan memanfaatkan karya sastra

untuk pengembangan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan dan

kemampuan berbahasa.

Page 51: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

39

1) Standar Kompetensi

Standar kompetensi dalam pembelajaran sastra adalah memahami

novel Indonesia.

2) Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar dalam pembelajaran adalah menganalisis bahasa

kiasan novel.

3) Indikator Hasil Belajar

Indikator hasil belajar untuk mengajarkan bahasa kiasan sastra di

SMA, yaitu:

a) menceritakan isi novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye;

b) menjelaskan gaya bahasa kiasan yang ada di dalam novel Ayahku (Bukan)

Pembohong Karya Tere Liye.

b. Strategi Pembelajaran Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere

Liye

Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah strategi sastra yang

meliputi tiga tahap, yaitu:

1) Tahap Penjelajahan

Tahap penjelajahan memberi kesempatan kepada siswa dalam

mengapresiasikan karya sastra. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

a) Guru membuka pelajaran dan memberi salam.

b) Guru menjelaskan materi pembelajaran.

c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca novel

Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye agar siswa dapat memberi

Page 52: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

40

tanggapan awal tentang bahasa kiasan yang terdapat dalam novel

tersebut.

2) Tahap Interpretasi

Tahap interpretasi merupakan kegiatan mendiskusikan materi

mengenai bahasa kiasan dan mendiskusikan novel yang telah dibaca.

Langkah-langkah yang dilakukan, adalah:

a) Guru menjelaskan tentang bahasa kiasan novel.

b) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok

terdiri dari 5 siswa.

c) Guru membagi siswa dalam kelompoknya. Materi yang didiskusikan

adalah mendiskusikan bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Ayahku

(Bukan) Pembohong Karya Tere Liye.

d) Guru memberi ulasan dan penjelasan yang berupa kesimpulan.

3) Tahap Rekreasi

Tahap rekreasi adalah tahap produksi.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a) Dalam tahap ini siswa diminta untuk merekreasikan kembali hal-hal yang

diperolehnya menggunakan kata-kata sendiri. Dalam proses ini

diharapkan peserta didik mampu melahirkan kembali hasil yang sudah

diperolehnya dengan bahasanya sendiri. Setelah selesai membaca novel

Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye siswa diharap

menceritakan kembali novel tersebut.

Page 53: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

41

c. Metode Pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut:

Dalam mengajarkan suatu karya sastra (novel) penulis harus memilih

metode pembelajaran yang tepat. Berdasarkan kebutuhan dan materi

pembelajaran sastra, metode pembelajaran sastra yang masih menunjang

untuk dipakai dalam pembelajaran sastra adalah metode ceramah, tanya

jawab, diskusi, dan pemberian tugas.

Metode ceramah dan tanya jawab digunakan pada awal

pembelajaran, sedangkan metode diskusi dan pemberian tugas pada akhir

pembelajaran. Keempat metode tersebut digunakan dalam pembelajaran

sastra di SMA.

d. Skenario Langkah-langkah Pembelajaran

Pembelajaran novel dengan materi bahasa kiasan pada novel Ayahku

(Bukan) Pembohong berfokus pada aspek membaca. Sehubungan dengan hal

itu penulis memaparkan skenario pembelajaran berupa RPP (terlampir).

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibuat berdasakan silabus. Di

bawah ini disajikan langkah-langkah pembelajaran novel dengan bahasa

kiasan pada novel Ayahku (Bukan) Pembohong di SMA.

1) Pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.

a) Guru memberikan teori atau menerangkan tentang bahasa kiasan yang

terdapat dalam karya sastra dengan alokasi waktu 30 menit.

Guru pada tahap ini dapat menggunakan metode ceramah untuk

menyampaikan teori tentang bahasa kiasan yang terdapat pada karya

Page 54: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

42

sastra. Metode ceramah dilakukan dengan penuturan secara lisan oleh

guru terhadap siswa.

b) Guru mengajak siswa untuk membaca novel Ayahku (Bukan) Pembohong

dengan alokasi waktu 60 menit.

Membaca novel memerlukan waktu yang cukup lama, oleh karena

itu guru mengajak siswa untuk melanjutkan membaca novel Ayahku

(Bukan) Pembohong di luar jam sekolah.

2) Pertemuan kedua dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.

a) Guru menugaskan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis bahasa

kiasan yang terdapat pada novel Ayahku (Bukan) Pembohong dengan

alokasi waktu 40 menit.

Pada tahap ini siswa mendapatkan tugas dari guru untuk

mengidentifikasi serta menganalisis bahasa kiasan yang terdapat dalam

novel Ayahku (Bukan) Pembohong dengan metode analisis isi. Metode

analisis isi merupakan teknik penelitian dengan menguraikan isi dari

objek yang diteliti.

b) Guru menugaskan siswa untuk mendiskusikan bahasa kiasan pada novel

Ayahku (Bukan) Pembohong dengan alokasi waktu 30 menit.

Pada kegiatan diskusi ini metode yang digunakan adalah metode

diskusi dengan cara pengelompokan. Peserta didik dibagi menjadi enam

kelompok, kemudian masing-masing kelompok mendiskusikan bahasa

kiasan yang terdapat dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong. Dengan

Page 55: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

43

kegiatan ini peserta didik tidak hanya berpegang pada hasil pemikiran

sendiri, tetapi juga dapat memberi dan menerima masukan terhadap

jawaban atau hasil pemikiran teman.

c) Siswa diminta untuk melaporkan hasil diskusi dengan alokasi waktu 20

menit.

Pada tahap ini masing-masing kelompok menunjuk seorang

perwakilan untuk melaporkan hasil diskusinya di depan kelas secara

bergantian. Metode yang digunakan pada tahap ini adalah metode

presentasi atau membaca. Setelah semua perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil diskusi mereka, guru memberi evaluasi secara

singkat agar siswa dapat mengetahui bagaimana perbaikan hasil diskusi

siswa.

e. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah orang dapat dijadikan tempat bertanya tentang

berbagai pengetahuan. Dalam kegiatan belajar mengajar, sumber belajar

tidak hanya diperoleh dari guru saja, melainkan buku pelajaran juga dapat

sebagai sumber belajar. Pelajaran akan menjadi menarik, mudah dipahami,

hemat waktu dan tenaga, dan hasil belajar akan lebih bermakna dengan

menggunakan bantuan berbagai alat. Sumber belajar atau media dalam

pembelajaran sastra khususnya novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya

Tere liye sebagai berikut.

Page 56: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

44

1) Buku-buku referensi berupa antara lain: (a) buku pelajaran bahasa

Indonesia yang diwajibkan; (b) buku pelengkap, artinya buku yang

menunjang (buku acuan) bahan ajar atau materi pelajaran selain buku

wajib atau utama.

2) Media cetak (surat kabar dan majalah), media cetak sebagai sumber

belajar harus mempertimbangkan segi bahasa, estetika, psikologi, materi

dan tujuan belajar. Contohnya cerpen, puisi yang ada di surat kabar.

f. Waktu Pembelajaran Sastra

Waktu yang digunakan dalam pembelajaran sastra diatur sesuai

dengan keleluasaan dan kedalaman materi. Dalam pembelajaran novel

Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye sebaiknya 4 jam pelajaran (2x

pertemuan).

Misalnya untuk menyampaikan materi yang panjang dan mendalam

perlu waktu yang lebih lama. Dalam pembelajaran novel sebaiknya satu

minggu sebelum dimulai pembelajaran siswa diminta untuk membaca

terlebih dahulu di rumah.

g. Evaluasi Pembelajaran Sastra

Penilaian proses dan hasil sastra di SMA dapat berlangsung lewat

kegiatan, baik lisan maupun tertulis. Evaluasi yang digunakan dalam

pembelajaran novel Ayahku (Bukan) Pembohong secara tertulis

menggunakan tes esai. Evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat

Page 57: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

45

dipisahkan dari keseluruhan proses belajar mengajar. Evaluasi dimaksudkan

untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam memahami dan

mendalami materi yang dijelaskan penulis. Pembelajaran novel Ayahku

(Bukan) Pembohong menggunakan bentuk tes esai. Tes esai adalah sejenis

tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan

atau uraian kata-kata. Bentuk esai ini menuntut peserta didik untuk dapat

berpikir sehingga daya kreativitas yang dimiliki peserta didik menjadi tinggi.

Soal bentuk tes esai :

1) Sebutkan bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Ayahku (Bukan)

Pembohong Karya Tere Liye?

2) Jelaskan bahasa kiasan yang ada pada novel Ayahku (Bukan) Pembohong

Karya Tere Liye?

Skor Penilaian

Penilaian

No. Aspek yang dinilai Skor

1.

2.

Sebutkan bahasa kiasan apa saja yang

ada pada novel?

Jelaskan bahasa kiasan yang ada?

Kriteria Skor:

Setiap jawaban lengkap (4 unsur atau lebih) = 10

Jawaban kurang lengkap = 20

Page 58: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

46

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi jawaban singkat atas

masalah yang diteliti, sedangkan saran berisi masukan penulis yang berkaitan

dengan hasil penelitian.

A. Simpulan

Dari pembahasan data yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa

pokok hasil penelitian sebagai berikut:

1. Bahasa kiasan dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye

meliputi:

(a) persamaan atau simile terlihat pada saat menunjukkan kesamaan, yaitu

pada saat Jarjit berkata sepertinya dugaanku benar, Kawan. Rambut

jeleknya membuat dia tenggelam. Meluncur ke bawah seperti patung

batu. Artinya orang yang disamakan seperti patung yang hanya terdiam

dan tak bernyawa. Penanda kalimatnya adalah seperti. Selain itu, pada

saat Dam berkata Semua kegembiraanku - sejak berangkat, sejak

menerima gaji loper koranku, sejak memasukkan seluruh uang logam

dan kertas ke dalam kantong, sejak bersepeda secepat mungkin, sejak

berlari-lari dari parkiran gedung penjual tiket - jatuh bagai daun di

musim kering. Semuanya berguguran. Artinya orang yang kecewa karena

harapanya tidak tercapai. Penanda kalimatnya adalah bagai,

46

Page 59: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

47

(b) metafora mengacu pada perbandingan langsung yakni pada saat

seseorang dipanggil dengan panggilan si Keriting (Pengecut) yang

artinya orang yang berambut keriting dan pengecut. Gaya metafora juga

ditemukan lagi pada saat seseorang mengatakan dasar ember bocor yang

artinya orang yang suka membocorkan rahasia orang lain,

(c) personifikasi adalah majas pengorangan dengan cara memberikan wujud

manusia yang nyata kepada benda atau konsep abstrak. Personifikasi

terlihat bahwa hujan diumpamakan seperti manusia yang dapat bertindak

yaitu membungkus sesuatu. Seolah-olah hujan mempunyai tangan yang

dapat bergerak dan digunakan untuk membungkus kota.. Gaya

personifikasi juga ditemukan lagi bahwa kereta diumpamakan seperti

manusia yang dapat bertindak yaitu berdesis. Seolah-olah kereta dapat

berdesis seperti manusia,

(d) ironi adalah majas yang berisi pernyataan yang mengandung

pertentangan antara yang dikatakan dan kenyataan yang ada,

ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan yang dihadapi. Ironi

terlihat pada suatu kalimat sindiran yang diucapkan oleh ibu Dam kepada

ibunya Jarjit. Kalimat sindirannya yaitu bukan masalah besar, Bu. Hanya

kenakalan anak-anak artinya bahwa Dam dan Jarjit nakal. Gaya bahasa

ironi juga terdapat pada kalimat sindiran yang di tujukan kepada ayah

karena uang yang seharusnya untuk keperluan keluarga justru malah

digunakan untuk keperluan lain. Kalimat sindirannya yaitu uang ayah

dihabiskan untuk hal yang lebih berguna (menurut versi ayah) artinya

Page 60: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

48

bahwa ayah mementingkan keperluan yang lain dari pada keperluan

keluarga.

2. Skenario Pembelajaran novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye

menggunakan kompetensi dasar dan indikator belajar sebagai ganti tujuan

pembelajaran umum dan khusus. Kompetensi dasarnya adalah menganalisis

gaya bahasa kiasan novel Indonesia/ terjemahan. Strategi yang digunakan

pada proses belajar mengajar adalah strategi sastra yang dibagi menjadi tiga

tahapan, yaitu (1) tahap penjelajahan, (2) tahap interpretasi, dan (3) tahap

rekreasi. Dalam pemilihan bahan pembelajaran juga harus diperhatikan sudut

bahasa, latar belakang budaya, dan psikologi. Metode digunakan yaitu

ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas. Sumber belajar yang

dipakai adalah hasil karya sastra atau novel, buku pelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia di SMA, buku-buku tentang sastra, dan Kamus Besar

Bahasa Indonesia.

B. Saran

Beberapa saran yang dipaparkan oleh penulis antara lain:

1. Bagi Guru

Semoga penelitian ini dapat membantu para guru khususnya guru SMA

dalam mengerjakan pembelajaran sastra di SMA.

2. Bagi Siswa

Dengan penelitian ini diharapkan siswa mampu mengapresiasikan

sehingga pengetahuan dan wawasan akan bertambah.

Page 61: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

49

3. Bagi Pembaca

Dengan penelitian ini diharapkan pembaca dapat lebih mudah dalam

memahami novel Lontara Rindu Karya S. Gegge Mappangewa. Selain itu,

pembaca dapat menggunakan penelitian ini sebagai acuan dalam

mempelajarai karya sastra.

Page 62: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

50

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Baribin, Raminah. 1985. Teori dan Apresiasi Prosa Fiksi. Semarang: IKIP

Semarang Press.

Endraswara, Suwardi. 2005. Metode dan Teori Pengajaran Sastra. Yogyakarta:

Buana Pustaka.

Keraf, Gorys. 1988. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia.

Kustanto, Sadyo, Dedy. 2013 “Analisis Makna Kias dalam Lirik Lagu Ebiet

G. Ade dan Skenario Pembelajaran Sastra Di Kelas X SMA”. Skripsi

Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Liye, Tere. 2011. Ayahku Bukan Pembohong. Jakarta: PT. Gramedia.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Suryani. 2004 “Analisis Struktur dan Gaya Bahasa pada Novel Kubur Ngemut

Wewadi Karya A.Y.Suharyono”. Skripsi Purworejo: Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

TIM. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah

Purworejo.

Tim Penyususn Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Keempat. Jakata: PT Gramedia Pustaka Utama.

Wellek & Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia

Zaidan, Abdul Rozak, Anita K. Rustapa, dan Hani’ah. 2007. Kamus Istilah Sastra.

Jakarta: Balai Pustaka.

Page 63: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

51

Lampiran 1

Page 64: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

52

Lampiran 2

SINOPSIS NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG

Novel Ayahku (Bukan) Pembohong menceritakan kisah seorang anak

yang bernama Dam dibesarkan dengan kisah-kisah petualangan ayahnya yang luar

biasa. Hingga ia tumbuh dengan cara berfikir berbeda dibandingkan anak lainnya.

Sang ayah begitu terkenal di kotanya, terkenal tak pernah mengatakan

kebohongan. Dam, ayah, ibunya tinggal dalam lingkungan yang sangat sederhana.

Ia selalu diceritakan tentang kisah-kisah petualangan sang ayah. Seperti,

saat sang ayah menemukan suatu desa yang sangat tertutup dari peradaban dan

memakan apel emas, saat sang ayah berteman dengan pemain sepak bola

legendaris dari negara barat, dan saat sang ayah mengendarai layang-layang dari

suku penguasa angin. Ia selalu terkagum-kagum dan terinspirasi oleh cerita

ayahnya. Namun ada satu hal yang membuat Dam bingung, mengapa ia tak boleh

menceritakan cerita-cerita sang ayah kepada teman sekolahnya. Hinggga akhirnya

ia disekolahkan ke sebuah sekolah terpencil yang bernama Akademi gajah.

Sekolah yang tidak sama dengan sekolah pada umumnya, sekolah yang mencetak

orang-orang hebat. Di perpustakaan sekolah ia menemukan buku-buku yang

menceritakan tentang suku penguasa angin dan layang-layang terbang yang

dikendarai, serta cerita desa yang ditumbuhi pohon apel emas. Sejak itu

kepercayaan Dam pada ayaahnya runtuh dan mulai menganggap semua cerita

ayah adalah kebohongan.

Page 65: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

53

Saat sang ibu meningggal dunia karena sakit yang diderita ayahnyapun

hanya mengatakan Ibunya baik-baik saja dan bahagia, mengetahui hal itu

kepercayaan Dan terhadap ayah runtuh semua, hingga Dam menganggap sang

ayah pembohong sampai Dam mempunyai anak pun Dam selalu menjauhkan

anak-anaknya dari sang ayah. Pada akhirnnya sang Ayah meninggal karena usia,

ketika Ayahnya meninggal Dam baru sadar bahwa semua cerita yang diceritakan

Ayahnya bukanlah kebohongan. Ketika pemakaman berlangssung tokoh-tokoh

yang diceritakan Ayah semua menghadiri pemakaman. Pada saat itulah Dam

sadar dan menyesal bahwa selama ini sudah menncampakkab sang Ayah dan

tidak mempercayai semua cerita sang Ayah.

Page 66: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

54

Lampiran 3

BIOGRAFI PENGARANG

Tere Liye merupakan nama pena seorang penulis tanah air yang produktif

dan berbakat. Nama Tere Liye sendiri diambil dari bahasa India dan memiliki arti

untukmu. Sebelum nama Tere Liye terkenal, ia menggunakan nama Darwis.

Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera Selatann. Ia

lahir pada tanggal 21 Mei 1979. Tere Liye menikah dengan Riski Amelia dan

dikarunia seorang putra bernama Abdullah Pasai dan seorang putri bernama

Faizah Azkia.

Ia berasal dari keluarga sederhana yang orang tuanya berprofesi sebagai

petani biasa. Anak ke enam dari tujuh bersaudara ini sampai saat ini telah

menghasilkan 14 karya. Bahkan beberapa di antaranya di angkat ke layar lebar.

Tere Liye menyelesaikan masa pendidikan dasar sanpai SMP di SD N 2

dan SMP N 2 Kikir Timur, Sumatera Selatan. Kemudian melanjutkan ke SMU N

9 Bandar lampung. Setelah selesai di Bandar Lampung ia meneruskan ke

Universitas Indonesia dengan mengambil fakultas Ekonomi.

Page 67: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

1

SILABUS

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : XI

Semester : 1

Standar Kompetensi : Membaca

7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia / Novel Terjemahan

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu Sumber / Bahan

7.2 Menganalisis

bahasa

kiasan novel

Indonesia/

terjemahan.

Novel Indonesia

dan novel

terjemahan. Bahasa kiasan yang

terdapat dalam

novel Indoneesia/

terjemahan

- Membaca novel Indonesia/

terjemahan.

- Menganalisis bahasa kiasan

yang terdapat di dalam

novel Indonesia/terjemahan.

- Menceritakan isi novel

Indonesia/ terjemahan.

- Menjelaskan bahasa

kiasan yang ada dalam

novel Indonesia/

terjemahan.

Tugas

kelompok

Ulangan

Bentuk Instrumen

Uraian bebas

4 x 45’

Novel

Ayahku

(Bukan)

Pembohong

Karya Tere

Liye

Buku teks

Bahasa

Indonesia

Buku

tenttang

bahasa

kiasan

Lam

piran

4

Page 68: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

1

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : XI/I

Standar Kompetensi : 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/

terjemahan.

Kempetensi Dasar : 7.2. Menganalisis bahasa kiasan novel Indonesia/

terjemahan.

Indikator : a) Siswa mampu menceritakan isi novel Ayahku

(Bukan) Pembohong karya Tere Liye.

b) Siswa dapat menjelaskan bahasa kiasan yang ada

dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye.

Alokasi Waktu : 4 X 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menceritakan isi novel novel Ayahku (Bukan)

Pembohong karya Tere Liye.

2. Siswa dapat menjelaskan bahasa kiasan yang ada dalam novel Ayahku

(Bukan) Pembohong karya Tere Liye.

B. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum. Materi

pembelajaran sastra ini adalah bahasa kiasan yang terdapat dalam novel

Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye.

C. Metode Pembelajaran

Page 69: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

2

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

4. Pemberian tugas

D. Langkah-langkah Pembelajaran

N

O.

Langkah-langkah

Pembelajaran

W

aktu

1

.

Pertemuan pertama 2x 45

menit

Kegiatan awal

a. Guru mengucapkan salam

b. Guru bersama-sama peserta didik berdoa

terlebih dahulu sebelum memulai

pelajaran

c. Guru mengabsen untuk mengetahui

kehadiran peserta didik

d. Guru menjelaskan tujuan pembalajaran

atau kompetensi dasar yang akan dicapai,

yaitu agar peserta didik mampu

menganalisis bahasa kiasan dalam novel

Indonesia/terjemahan

Kegiatan inti

Eksplorasi

a. Guru memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengingat materi

tentang bahasa kiasan yang pernah

disampaikan sebelumnya

b. Guru bersama-sama dengan peserta didik

mengulas materi yang pernah

disampaikan terkait dengan bahasa kiasan

Elaborasi

5

menit

Page 70: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

3

2

.

a. Guru membagi peserta didik menjadi 5

kelompok untuk berdiskusi dalam

menganalisis bahasa kiasan yang terdapat

dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong

karya Tere Liye

b. Guru memberikan tugas kepada

perwakilan setiap kelompok untuk

menjelaskan di depan kelas hasil diskusi

c. Guru memberikan kesempatan kepada

peserta didik lainnya untuk bertanya

setelah presentasi selesai

d. Guru mengomentari hasil presentasi yang

telah dilaksanakan

e. Setelah diskusi selesai guru memberi tugas

peserta didik memperbaiki pekerjaannya

untuk kemudian disimpulkan

f. Guru memberi tugas kepada peserta didik

yang maju di depan kelas membacakan

simpulan hasil pembahasan terkait dengan

bahasa kiasan.

Konfirmasi

a. Guru melakukan pengamatan atas kinerja

peserta didik dalam menjalankan tugas

yang telah diberikan.

b. Guru memberikan penghargaan kepada

peserta didik yang terbaik

c. Guru memberi motivasi kepada peserta

didik yang belum berpartisipasi aktif.

Penutup

a. Guru bersama-sama dengan peserta didik

merefleksikan hasil pembelajaran.

b. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

salam dan berdoa.

80

menit

5

menit

Page 71: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

4

Pertemuan kedua 2x 45 menit

Kegiatan awal

a. Guru mengucapkan salam

b. Guru bersama-sama peserta didik berdoa

terlebih dahulu sebelum memulai

pelajaran

c. Guru mengabsen untuk mengetahui

kehadiran peserta didik

Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru beserta peserta didik mengulas

materi bahasa kiasan yang pernah

dijelaskan sebelumnya.

b. Guru memberikan kesempatan bertanya

bagi peserta didik yang belum paham

terkait dengan materi yang telah

disampaikan.

Elaborasi

a. Guru seperti pada pertemuan pertama

membagi peserta didik menjadi 5

kelompok untuk ber-diskusi dalam

menganalisis bahasa kiasan dalam novel

Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere

Liye.

b. Guru memberikan tugas kepada

perwakilan setiap kelompok untuk

menjelaskan di depan kelas hasil diskusi

mengenai bahasa kiasan.

c. Guru memberikan kesempatan kepada

peserta didik lainnya untuk bertanya

setelah presentasi selesai.

d. Guru mengomentari hasil presentasi yang

5

menit

80

menit

Page 72: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

5

telah dilaksanakan

e. Setelah diskusi selesai guru memberi tugas

peserta didik memperbaiki pekerjaannya

untuk kemudian disimpulkan

f. Guru memberi tugas kepada peserta didik

yang maju di depan kelas membacakan

simpulan hasil analisis bahasa kiasan.

Konfirmasi

a. Guru melakukan pengamatan atas kinerja

peserta didik dalam menjalankan tugas

yang telah di-berikan.

b. Guru memberikan penghargaan kepada

peserta didik yang terbaik.

Penutup

a. Guru bersama-sama dengan peserta didik

merefleksikan hasil pembelajaran.

b. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

salam dan berdoa.

5

menit

E. Sumber Belajar

1. Buku pelajaran Bahasa Indonesia yang diwajibkan di sekolah.

2. Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye.

3. Buku penunjang lainnya yang berhubungan dengan bahasa kiasan.

Penilaian

1. Teknik : tulis

2. Bentuk : uraian

a. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!

1. Sebutkan bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Ayahku (Bukan)

Pembohong Karya Tere Liye?

Page 73: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

6

2. Jelaskan bahasa kiasan yang ada dalam novel Ayahku (Bukan)

Pembohong Karya Tere Liye?

Kunci Jawaban

Uraian

1. (a) persaan atau siimile, (b) metafora, (c) ppersonifikasi, dan (d) ironi.

2. Penjelasan bahasa kiasan

(a) persamaan atau simile terlihat pada saat menunjukkan kesamaan, yaitu

pada saat Jarjit berkata sepertinya dugaanku benar, Kawan. Rambut

jeleknya membuat dia tenggelam. Meluncur ke bawah seperti patung batu.

Artinya orang yang disamakan seperti patung yang hanya terdiam dan tak

bernyawa. Penanda kalimatnya adalah seperti. Selain itu, pada saat Dam

berkata Semua kegembiraanku - sejak berangkat, sejak menerima gaji

loper koranku, sejak memasukkan seluruh uang logam dan kertas ke

dalam kantong, sejak bersepeda secepat mungkin, sejak berlari-lari dari

parkiran gedung penjual tiket - jatuh bagai daun di musim kering.

Semuanya berguguran. Artinya orang yang kecewa karena harapanya

tidak tercapai. Penanda kalimatnya adalah bagai,

(b) metafora mengacu pada perbandingan langsung yakni pada saat seseorang

dipanggil dengan panggilan si Keriting (Pengecut) yang artinya orang

yang berambut keriting dan pengecut. Gaya metafora juga ditemukan lagi

Page 74: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

7

pada saat seseorang mengatakan dasar ember bocor yang artinya orang

yang suka membocorkan rahasia orang lain,

(c) personifikasi adalah majas pengorangan dengan cara memberikan wujud

manusia yang nyata kepada benda atau konsep abstrak. Personifikasi

terlihat bahwa hujan diumpamakan seperti manusia yang dapat bertindak

yaitu membungkus sesuatu. Seolah-olah hujan mempunyai tangan yang

dapat bergerak dan digunakan untuk membungkus kota.. Gaya

personifikasi juga ditemukan lagi bahwa kereta diumpamakan seperti

manusia yang dapat bertindak yaitu berdesis. Seolah-olah kereta dapat

berdesis seperti manusia,

(d) ironi adalah majas yang berisi pernyataan yang mengandung pertentangan

antara yang dikatakan dan kenyataan yang ada, ketidaksesuaian antara

harapan dan kenyataan yang dihadapi. Ironi terlihat pada suatu kalimat

sindiran yang diucapkan oleh ibu Dam kepada ibunya Jarjit. Kalimat

sindirannya yaitu bukan masalah besar, Bu. Hanya kenakalan anak-anak

artinya bahwa Dam dan Jarjit nakal. Gaya bahasa ironi juga terdapat pada

kalimat sindiran yang di tujukan kepada ayah karena uang yang

seharusnya untuk keperluan keluarga justru malah digunakan untuk

keperluan lain. Kalimat sindirannya yaitu uang ayah dihabiskan untuk hal

yang lebih berguna (menurut versi ayah) artinya bahwa ayah

mementingkan keperluan yang lain dari pada keperluan keluarga.

Page 75: ANALISIS BAHASA KIASAN NOVEL AYAHKU BUKAN …

8

Lampiran 6

Tabel

Sajian data dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong

karya Tere Liye

No Bahasa Kiasan Halaman

Data

1. Persamaan atau simile 36, 85, 98, 147, 228

2. Metafora 20, 92

3. Personifikasi 60, 115, 220

4. Ironi 63, 229, 245