anak berkebutuhan khusus.docx
TRANSCRIPT
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...1 A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………1
B. PERMASALAHAN……………………………………………………………………2C. METODE PENGUMPULAN DATA………………………………………………….2D. TUJUAN PENULISAN………………………………………………………………..3
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………………………….4
A. PENGERTIAN…………………………………………………………………………4B. KLASIFIKASI…………………………………………………………………………5
BAB III ISI PEMBAHASAN…………………………………………………………………….6A. GAMBARAN UMUM………………………………………………………………...6B. LAYANAN PENDIDIKAN…………………………………………………………...7C. FASILITAS……………………………………………………………………………8
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………………9A. KESIMPULAN………………………………………………………………………...9B. SARAN……………………………………………………………………………….10
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan laporan hasil observasi sekolah luar biasa. Laporan ini disusun
guna memenuhi tugas semester dua mata kuliah Character Building. Penulis sangat berterima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini.
Laporan ini disusun berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi, interview dan
data sekunder dengan pihak yang bersangkutan.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak berkebutuhan khusus, mereka adalah anak-anak yang hidupnya tak seberuntung
manusia pada umumnya. Mereka hidup dalam keterbatasan mental, fisik dan intekelektual.
Meskipun mereka hidup dalam keterbatasan, tetapi mereka tetap berusaha menjalani kehidupan
mereka, bahkan mereka juga mampu menempuh jalur pendidikan layaknya anak-anak pada
umumnya walaupun dengan standar pembelajaran yang berbeda tentunya.
Pendidikan sebagai bekal mempunyai banyak peranan. Guna melaksanakan peranan ini,
maka dibutuhkan banyak komponen yang menunjang proses pembelajaran secara optimal dan
signifikan.
Pendidikan mempunyai kajian yang sangat luas. Dalam hal itu, salah satu bagian dalam
pendidikan yaitu pendidikan khusus sebagaimana dilakukan pada tingkat satuan pendidikan yang
melayani anak berkebutuhan khusus (SLB). Negara telah menjamin pelayanan pendidikan bagi
anak berkebutuhan khusus. Hal tersebut sebagaimana dituangkan dalam Undang – Undang Dasar
1945 pasal 31 (ayat 1) yang menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat
pendidikan[1]. Dan dijabarkan lagi dalam produk hukum Negara Republik Indonesia pada
Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 (ayat 2)
warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial
berhak memperoleh pendidikan khusus[2]. Proses pembelajaran yang berdiferensiasi dengan
memperhatikan kemampuan dan bakat tiap peserta didik pada satuan pendidikan seiring dengan
amanat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai benih pengembangan terhadap anak
berkebutuhan khusus diharapkan dapat mengembangkan kemampuan tiap peserta didik dalam
mengembangkan dan menunjukan kelebihan di samping kekurangannya sebagai anak
berkebutuhan khusus di samping individu umum lainnya.
Pelayanan pendidikan yang diberikan di sekolah luar biasa mempunyai standar pelayanan
tertentu terhadap tiap peserta didiknya. Standar pelayanan pada sekolah luar biasa mempunyai
beberapa kategori tertentu sebagaimana contohnya mengenai sarana dan prasarana yang
ditentukan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar
Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama
Luar Biasa (SMPLB), dan sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).
B. PERMASALAHAN
Kurangnya perhatian Pemerintah terhadap anak berkebutuhan khusus mengakibatkan
anak berkebutuhan khusus bersekolah dengan fasilitas seadanya. Mereka terbilang di nomor
sekiankan, masyarakat pun kurang mengakui keberadaan mereka, padahal mereka itu
mempunyai hak yang sama dengan manusia lainnya.
Beberapa kajian permasalahan yang kami ajukan melalui observasi pelayanan terhadap
anak berkebutuhan khusus, antara lain :
1. Apakah ketentuan seseorang dinyatakan sebagai anak berkebutuhan khusus ?
2. Ketika lulus dari lembaga pendidikan ini, apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh
mereka (anak berkebutuhan khusus) ?
3. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap anak-anak berkebutuhan khusus ?
C. METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam proses pengumpulan data, kami tidak melakukan sendiri dalam hal ini
sebagaimana tim yang dibentuk terdiri atas 5 orang. Adapun metode yang dilakukan dalam
proses pengumpulan data yang optimal antara lain :
- Observasi lapangan, dengan melihat dan mengamati keadaan, fasilitas penunjang,
media dan proses pembelajaran siswa-siswa SLB.
- Interview, dengan melakukan wawancara dengan pihak terkait dalam hal ini yaitu
Pengelola dan staf pengajar di SLB.
- Mencari referensi-referensi pada jaringan internet mengenai materi-materi seputar
layanan anak berkebutuhan khusus.
D. TUJUAN PENULISAN
Tujuan disusun dan ditulisnya laporan ini salah satunya untuk menambah referensi dalam
hal pelayanan anak berkebutuhan khusus. Bila kita melihat dan membuka mata dan hati kita,
sangatlah beragam hal akan ditemukan pada dunia anak dan peserta didik tingkat dasar baik
dalam proses pembelajaran, perkembangan dan kematangan dan pergaulan mereka.
Selain itu, laporan hasil observasi ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Character
Building yang kami ambil dalam perkuliahan semester 2 Jurusan Teknik Komputer di Bina
Sarana Informatika Cengkareng, Jakarta Barat.
BAB II LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN
Menurut Kirk & Gallagher (1979). Anak Berkebutuhan Khusus adalah mereka yang
menyimpang dari rata-rata atau “normal” dalam beberapa hal di bawah ini :
1. Karakteristik mental
2. Kemampuan sensoris
3. Neuromotor atau fisik
4. Perilaku sosial
5. Kemampuan berkomunikasi
6. Gabungan dari variabel-variabel
Jadi dapat dikatakan bahwa Anak Berkebutuhan Khusus adalah Peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan serta bakat istimewa.
Berikut adalah beberapa Istilah Anak Berkebutuhan Khusus :
a. Exceptional child,
b. Disability child,
c. Handicapped child,
d. Impairment child,
e. Children with special needs.
B. KLASIFIKASI
BAB III ISI PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM
1. Siswa Kesulitan Belajar
· Siswa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan.Siswa kesulitan belajar adalah hambatan atau gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf integensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai.· Disebabkan oleh gangguan di dalam sistem saraf pusat otak ( gangguan neorubioligis ) yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara, membaca, menulis, pemahaman, dan berhitung. Anak-anak disekolah pada umumnya memiliki karakteristik individu yang berbeda, baik dari segi fisik, mental, intelektual, ataupun social-emosional.· Contoh gambar
2. Siswa Hiperaktif· Hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal yang disebabkan disfungsi neurologia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian.
· Gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada system saraf pusat dan otak sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Penyebab lainnya dikarenakan temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak, serta epilepsi. Atau bisa juga karena gangguan di kepala seperti geger otak, trauma kepala karena persalinan sulit atau pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan.Ciri-ciri Anak Hiperaktif1. Tidak fokusAnak dengan gangguan hiperaktif tidak bisa konsentrasi lebih dari lima menit. Tidak memiliki focus yang jelas dan melakukan sesuatu tanpa tujuan. Cenderung tidak mampu melakukan sosialisasi dengan baik.2. Sulit untuk dikendalikanAnak hiperaktif memang selalu bergerak, nakal. Keinginannya harus segera dipenuhi. Tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan.3. ImpulsifMelakukan sesuatu secara tiba-tiba tanpa dipikir lebih dahulu. Selalu ingin meraih dan memegang apapun yang ada di depannya. Gangguan perilaku ini biasanya terjadi pada anak usia prasekolah dasar, atau sebelum mereka berusia 7tahun.4. MenentangUmumnya memiliki sikap penentang/pembangkang/tidak mau dinasehati. Penolakannya ditunjukkan dengan sikap cuek.5. DestruktifDestruksif atau merusak. Merusak mainan yang dimainkannya dan cenderung menghancurkan sangat besar.6. Tidak kenal lelahSering tidak menunjukkan sikap lelah, hal inilah yang sering kali membuat orang tua kewalahan dan tidak sanggup meladeni perilakunya.7. Tidak sabar dan usilKetika bermain tidak mau menunggu giliran,tetapi langsung merebut. Sering pula mengusili teman-temannya tanpa alas an yang jelas.8. Intelektualitas rendahSering kali anak dengan gangguan hiperaktif memiliki intelektualitas di bawah rata-rata anak normal. Mungkin dikarenakan secara psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia tidak bisa menunjukkan kemampuan kreatifnya.· Contoh gambar3. Siswa Cerdas Istimewa· Anak cerdas istimewa adalah anak yang memiliki kelebihan khusus, mempunyai skor IQ 140 atau lebih, kemampuan yang unggul dalam segi intelektual, akademik, psikomotor dan psikososial· Ciri-ciri yang terliat adalaha. Mamiliki rasa ingin tau yang kuat dalam hal apapun, terutama dalam minat belajar akademik.b. Selalu mempertahankan orisinilitas, luwes dalam berfikir, pengamatan yang tajam dan daya imajinasi yang kuat.c. Selalu ingin mencoba hal-hal baru yang baru diketahuinya.· Contoh gambar4. Berbakat Istimewa
· Berbakat istimewa adalah seorang anak yang memiliki keahlian atau ketrampilan lebih sejak dilahirkan dibandingkan anak yang terlatih lainnya.· Ciri-ciri yang nampak anak berbakat istimewa selalu unggul dalam kegiatan psikomotor (ketrampilan gerak) dibandingkan anak yang lain meski latihan yang dilakukan tidak rutin. Memiliki daya tangkap belajar yang cepat dalam bidang tertentu dan merupakan bidang yang akan digeluti dan diminati.· Contoh gambar5. Down Syndrom· Sindrom down adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.· Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar. Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia). Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds). Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar. Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput (dermatoglyphics). Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan atau bahkan kerusakan pada sistem organ yang lain.· Contoh gambar
6. Indigo· Anak indigo adalah anak yang memiliki konsep dari zaman baru yang memiliki karakteristik berbeda dari anak-anak seusianya. Anak ini memiliki sifat yang unik untuk membedakan generasinya dengan generasi sebelumnya.· Ciri-ciri anak indigo:a. Memiliki keinginan yang kuat;b. Berdedikasi dengan melakukan apa yang ada di pikirannya daripada mematuhi kehendak orang tua;c. Bijaksana dan mempunyai tahap kesadaran dan kebersamaan yang melebihi pengalamannya;d. Secara emosi, mereka dapat dengan mudahnya bereaksi sehingga tidak jarang mereka memiliki permasalahan dengan kecemasan, depresi atau bahkan stress;e. Kreatif dalam berpikir dengan menggunakan otak kanan namun tetap harus berusaha belajar dengan menggunakan otak kiri terutama pada sistem di sekolah;f. Sering didiagnosis mengalami ADD ataupun ADHD saat mereka menunjukkan perilaku impulsive (otak memproses informasi lebih cepat) dan mereka harus tetap bergerak agar selalu fokus;g. Anak indigo sangatlah peka dan dapat melihat, mendengar atau mengetahui sesuatu hal yang tidak dimiliki orang-orang kebanyakan;h. Mempunyai gaya belajar secara visual dan kinestetik, mereka mampu mengingat apa yang terekam dalam otaknya dan menciptakannya dengan tangannya sendiri;i. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, maka mereka akan merasa kesulitan dan menjadi self centered, walaupun hal ini bukanlah sifat sebenarnya;
j. Mempunyai potensi dan bakat yang luar biasa, namun dapat hilang begitu saja jika tidak dijaga dan dirawat dengan baik.· Contoh gambar7. Autis· Autis adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif.· Karakteristik anak dengan autisme adalah adanya 6 gangguan dalam bidang:a. interaksi sosialb. komunikasi (bahasa dan bicara)c. perilaku-emosid. pola bermaine. gangguan sensorik dan motorikf. perkembangan terlambat atau tidak normal· Contoh gambar8. Tunanetra· Tuna netra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya.· Berdasarkan tingkat gangguannya Tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total blind) dan yang masih mempunyai sisa penglihatan (Low Visioan). Alat bantu untuk mobilitasnya bagi tuna netra dengan menggunakan tongkat khusus, yaitu berwarna putih dengan ada garis merah horizontal. Akibat hilang/berkurangnya fungsi indra penglihatannya maka tunanetra berusaha memaksimalkan fungsi indra-indra yang lainnya seperti, perabaan, penciuman, pendengaran, dan lain sebagainya sehingga tidak sedikit penyandang tunanetra yang memiliki kemampuan luar biasa misalnya di bidang musik atau ilmu pengetahuan.· Contoh gambar
9. Tuna Grahita· Tuna grahita adalah keadaaan keterbelakangan mental, keadaan ini dikenal juga retardasi mental (mental retardation).· Salah satu cirinya meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes; yang muncul sebelum usia 16 tahun; yang menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif.· Contoh gambar
10. Tuna Daksa· Tuna daksa adalah seseorang yang tidak memiliki kelengkapan organ-organ anggota tubuh seperti layaknya orang normal.· Ciri-ciri yang terliat jelas adalah seseorang yang tidak memiliki kelengkapan organ tubuh, misalnya tangan, kaki, dll. Memiliki tingkat tekanan psikis yang sangat tinggi.· Contoh gambar11. Tuna Laras· Tuna laras adalah adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. Individu tunalaras biasanya menunjukan perilaku menyimpang yang tidak
sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di sekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.· Secara garis besar anak tunalaras dapat diklasifikasikan menjadi:a. anak yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial:Ø The Semi-socialize child, anak yang termasuk dalam kelompok ini dapat mengadakan hubungan sosial tetapi terbatas pada lingkungan tertentu. Misalnya: keluarga dan kelompoknya. Keadaan seperti ini datang dari lingkungan yang menganut norma-norma tersendiri, yang mana norma tersebut bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian anak selalu merasakan ada suatu masalah dengan lingkungan di luar kelompoknya.Ø Children arrested at a primitive level of socialization, anak pada kelompok ini dalam perkembangan sosialnya, berhenti pada level atau tingkatan yang rendah. Mereka adalah anak yang tidak pernah mendapat bimbingan kearah sikap sosial yang benar dan terlantar dari pendidikan, sehingga ia melakukan apa saja yang dikehendakinya. Hal ini disebabkan karena tidak adanya perhatian dari orang tua yang mengakibatkan perilaku anak di kelompok ini cenderung dikuasai oleh dorongan nafsu saja. Meskipun demikian mereka masih dapat memberikan respon pada perlakuan yang ramah.Ø Children with minimum socialization capacity, anak kelompok ini tidak mempunyai kemampuan sama sekali untuk belajar sikap-sikap sosial. Ini disebabkan oleh pembawaan/kelainan atau anak tidak pernah mengenal hubungan kasih sayang sehingga anak pada golongan ini banyak bersikap apatis dan egois.· Anak yang mengalami gangguan emosi, terdiri dari:Ø neurotic behavior, anak pada kelompok ini masih bisa bergaul dengan orang lain akan tetapi mereka mempunyai masalah pribadi yang tidak mampu diselesaikannya. Mereka sering dan mudah dihinggapi perasaan sakit hati, perasaan cemas, marah, agresif dan perasaan bersalah. Di samping itu kadang mereka melakukan tindakan lain seperti mencuri dan bermusuhan. Anak seperti ini biasanya dapat dibantu dengan terapi seorangkonselor. Keadaan neurotik ini biasanya disebabkan oleh sikap keluarga yang menolak atau sebaliknya, terlalu memanjakan anak serta pengaruh pendidikan yaitu karena kesalahan pengajaran atau juga adanya kesulitan belajar yang berat.Ø children with psychotic processes, anak pada kelompok ini mengalami gangguan yang paling berat sehingga memerlukan penanganan yang lebih khusus. Mereka sudah menyimpang dari kehidupan yang nyata, sudah tidak memiliki kesadaran diri serta tidak memiliki identitas diri. Adanya ketidaksadaran ini disebabkan oleh gangguan pada sistem syaraf sebagai akibat dari keracunan, misalnya minuman keras dan obat-obatan· Contoh gambar
12. Tuna Ganda· Tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius ,sehingga dia tidak hanya dapat diatas dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melaiankan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai kelainan yang dimiliki.· Anak tunaganda biasanya menunjukkan fenomena-fenomena perlaku di antaranya :a. Kurang komunikasi atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi.b. Perkembangan motorik dan fisiknya terlambat.c. Seringkali menunjukkan perilaku yang aneh dan tidak bertujuan.d. Kurang dalam keterampilan menolong diri sendiri.
e. Jarang berperilaku dan berinteraksi yang sifatnya konstruktif.f. Kecenderungan lupa akan keterampilan keterampilan yang sudah dikuasai.g. Memiliki masalah dalam mengeneralisasikan keterampilan keterampialan dari suatu situasi ke situasi lainnya.· Contoh gambar13. Cerebral Palsy (Lumpuh Otak)· Lumpuh otak adalah suatu kondisi terganggunya fungsi otak dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, laju belajar, pendengaran, penglihatan, kemampuan berpikir.· Ciri umum dari anak lumpuh otak adalah:a. Perkembangan motorik yang terlambat.b. Refleks yang seharusnya menghilang tapi masih ada seperti:Ø Refleks menggenggam hilang saat bayi berusia 3 bulanØ Bayi yang berjalan jinjit atau merangkak dengan satu kaki diseret.· Contoh gambar
14. Tuli Tunarungu· Tuna rungu adalah kondisi fisik yang ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan seseorang untuk mendengarkan suara.· Klasifikasi tuna rungu
.
B. LAYANAN PENDIDIKAN
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa ABK adalah anak yang memiliki keterbatasan atau gangguan baik dalam hal fisik, mental, maupun perilaku sosialnya sehingga berimplikasi pada bentuk layanan pendidikannya. Layanan pendidikan yang sesuai bagi ABK adalah layanan pendidikan yang memperhatikan kemampuan, karakteristik, dan kebutuhan dari ketunaan/gangguan tiap-tiap anak yang bertujuan untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna dan dapat berkembang secara optimal.
Layanan pendidikan bagi ABK dikenal dengan Pendidikan Luar Biasa atau kini disebut juga Pendidikan Khusus (special education) atau ortopedogik. Berasal dari Bahasa Yunani, ortos yang berarti lurus, baik, normal, paedos yang berarti anak, dan agogos artinya pendidikan atau bimbingan. Jadi, pendidikan luar biasa berarti pendidikan yang bersifat meluruskan, memperbaiki, dan menormalkan.
Pemerintah telah menjamin pendidikan bagi ABK dalam undang-undang tersebut agar mendapatkan pendidikan layaknya anak normal lain. Undang-undang Ini merupakan landasan yuridis yang memberikan kesamaan hak dalam memperoleh layanan pendidikan yang layak bagi semua ABK. Tidak akan ada lagi perbedaan dalam hal pendidikan untuk anak luar biasa.
Seorang dokter Perancis bernama Jean Marc-Gaspard Itard (1775-1838) disebut sebagai Bapak Pendidikan Luar Biasa. Itard mendapat kehormatan tersebut disebabkan karena ia pernah mendidik seorang anak berusia 12 tahun, bernama Viktor, yang memiliki perilaku ‘luar biasa’ dan berbeda dengan anak seusianya yang belakangan diidentifikasi seorang tunagrahita. Itard, yang seorang pengajar bagi anak-anak dengan ketunarunguan dan juga dokter ahli penyakit telinga, mencoba mendidik Viktor agar dapat bersikap layaknya anak lainnya.
Usahanya tersebut tidak bisa dikatakan berhasil namun juga tidak dikatakan gagal. Viktor hanya mampu menangkap apa yang diajarkan Itard berupa keterampilan dasar dalam bersosialisasi dan menolong diri sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu dapat belajar dan berkembang meskipun sedikit yang mampu diserapnya.
Mengapa Perlu Pendidikan Khusus?
Seperti yang telah disebutkan dalam undang-undang bahwa anak berkebutuhan khusus berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan tidak dibeda-bedakan dengan anak normal lainnya. Saat ini, masih terdapat diskriminasi dalam hal pendidikan, padahal ABK pun dapat menjadi anak yang mandiri jika dididik sesuai dengan kebutuhannya.
Paling sedikit ada tiga alasan mengapa ABK memerlukan layanan pendidikan khusus, yaitu1. Individual differences, manusia diciptakan Tuhan berbeda-beda. memiliki kapasitas intelektual, sosial, fisik, suku, agama yang berbeda, sehingga memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya.
2. Potensi siswa akan berkembang optimal dengan adanya layanan pendidikan khusus3. Siswa ABK akan lebih terbantu dalam melakukan adaptasi sosial.
Dengan penggolongan jenis sekolah; SLB A untuk Tunanetra, SLB B untuk tunarungu, SLB C untuk tunagrahita, SLB D untuk tunadaksa, SLB E untuk tunalaras, SLB G untuk tunaganda. Model pendidikan segregratif ini bertujuan agar ABK memperoleh pendidikan yang sesuai dengan karakteristik ketunaan/kecacatannya sehingga dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal.
Untuk memenuhi guru yang mengajar di sekolah yang diperuntukkan bagi anak luar biasa, didirikan lembaga pendidikan guru sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pendidikan guru untuk PLB yang pertama, Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB), didirikan di Bandung pada tahun 1952.
C. FASILITAS
Macam-macam fasilitas anak berkebutuhan khusus
Fasilitas pendidikan merupakan sarana penunjang dan pelengkap dalam mencapai tujuan
pendidikan. Bahkan fasilitas pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan
menentukan dalam mencapai efektifitas belajar. Dengan fasilitas penunjang belajar yang
memadai diharapkan anak berkebutuhan khusus lebuh mudah memahami materi pelajaran yang
diberikan oleh guru.
Dibawah ini akan dipaparkan fasilitas pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus sesuai
dengan ketunaannya.
1. Fasilitas pendidikan untuk anak tunanetra
Fasilitas penunjang pendidikan untuk anak tunanetra secara umum sama dengan anak
normal, hanya memerlukan penyesuaian untuk informasi yang memungkinkan tidak dapat
dilihat. Harus disampaikan dengan media perabaan atau pendengaran. Fasilitas fisik yang
berkaitang dengan gedung seyogyanya sedikit mungkin parit dan fariasi tinggi rendah lantainya,
dinding dihindari yang mempunyai sudut yang lancip dank eras. Perabot sekolah sedapat
mungkin dengan sudut yang tumpul. Fasilitas penunjang pendidikan yang diperluka untuk anak
tunanetra menurut annastasia widja janti dan imanuel hitipeuw (1995) adalah Braille dan
peralatan orientasi mobilitas, serta media pelajaran yang memungkinkan anak untuk
memanfaatkan fungsi perabaan secara optimal.
Fasilitas pendidikan untuk anak tunanetra antara lain adalah:
a. Huruf Braille
Huruf braille merupakan fasilitas utama penyelenggaraan pendidikan bagi anak tunanetra.
Huruf Braille ditemukan pertama kali oleh Louwis Braille. Ia menyusun tulisan yang terdiri dari
6 titik dijajarkan vertikal tiga tiga. Dengan menempatkan titik tersebut dalam berbagai posisi
maka terbentuklah seluruh abjat. Dengan menggunakan tulisan tersebut akan mempermudah
anak tunanetra membaca dan menulis.
Ada tiga cara untuk menulis Braille, yaitu dengan
Reglet dan Pen atau Stilus
Mesin Tik Braille
Komputer yang dilengkapi dengan printer Braille
b. Tongkat putih
Merupakan fasilitas pendukung anak tuananetra untuk orientasi dan mobilitas. dengan
tongkat putih anak tunanetra berjalan untuk mengenali lingkungannya
c. Laser Cane (Tongkat Laser)
Tongkat laser adalah tongkat penuntun berjalan yang menggunakan sinar inframerah
untuk mendeteksi rintangan yang ada pada jalan yang akan dilalui dengan memberi tanda lisan
atau suara.
2. Fasilitas penddidikan untuk anak tunarungu
Fasilitas penunjang pendidikan anak tunarungu secara umum relatif sama dengan anak
normal seperti buku, papan tulis, buku pelajaran, sarana bermain dan sarana berolahraga. Namun
karena anak tunarungu mempunyai hambatan dalam mendengar dan berbicara, maka merekame
merlukan alat bantu khusus. Alat bantu tersebut menurut Permanarian Somad dan Tati
Hernawati, 1996 adalah:
a. Audiometer
Audiometer adalah alat elektronik untuk mengukur taraf kehilangan pendengaran
seseorang.
b. Hearing Aids
Hearing Aids atau alat bantu dengar mempunyai tiga unsur utama yaitu: microphone,
amplifier, dan receiver.
c. Telephone-typewriter
d. Mikrokomputer
Mikrokomputer merupakan alat bantu khusus yang dapat memberikan informasi secara
visual.
3. Fasilitas pendidikan untuk anak tunagrahita
Fasilitas pendidikan untuk anak tunagrahita relatif sama dengan fasilitas pendidikan
untuk anak umum disekolah dasar dan fasilitas pendidikan ditaman kanak-kanak. Fasilitas
pendidikan lebih diarahkan untuk latihan sensomotorik dan pembentukan motorik halus.
Walaupun demikaian fasilitas yang berkaitan denagn oembinaan motorik kasar juga perlu
disediakan secara memadai. Secara garis besar fasilitas pendidikan yang harus disesuaikan
dengan karakteristik anak tunagrahita adalah :
a. Fasilitas pendidikan yang berkaitan dengan latihan sensorimotor
b. Fasilitas pendidikan yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan keseharian.
c. Fasilitas pendidikan yang berkaitan dengan latihan motorik kasar.
Fasilitas pendidikan untuk anak tunadaksa
Fasilitas pendidikan untuk anak tunadaksa berkaitan dengan prasarana dan sarana
langsung yang diperlukan dalam layanan pendidikan anak tunadaksa. Prasarana yang dirancang
untuk anak tunadaksa hendaknya memenuhi tiga kemudahan (Musjafak Assjari, 1995), yaitu
mudah keluiar masuk, mudah bergerak dalam ruangan, dan mudah mengadakan penyesuaian.
Sesuai dengan ketentuan tersebut, bangunan seyogyanya menghindari model tangga, bila
terpaksa harus disediakan life, lantai tidak banyak reliefnya, tidak banyak lubang, lebar pintu
harus sesuai, kamar mandi dan WC memungkinkan kursi roda dan treepot bisa masuk, ada
parallel bars, dinding kelas dilengkapi denagn parallel bars, meja dan kursi anak disesuaikan
denagn kelainan anak.
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap manusia di dunia ini memiliki hak-hak yang sama, tidak memandang perbedaan status sosial, perbedaan fisik dan lain sebagainya. Semua manusia berhak mendapatkan pendidikan yang sama baik yang normal maupun yang berkebutuhan khusus. Anak normal maupun yang berkebutuhan khusus sama-sama harus membangun potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Dan tugas seorang guru untuk bagaimana membimbing mereka menggunakan strategi-strategi pembelajaran, model pembelajaran ,layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan