uun agama
Post on 26-Jan-2016
8 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
POTENSI MANUSIA SEBAGAI RAGAM ALAT INDERA UNTUK MEMPERHATIKAN AYAT – AYAT ALLAH ( QS. AN-NAHL [16] : 78 )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Segala puji bagi Allah yng telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa ajaran yng benar bagi
manusia. Kita memuji-Nya, kita meminta pertolongan kepada-Nya dan memohon ampunan kepada-Nya.
Kita berlindung dari kejahatan yang menganiaya diri kita sendiri.
Allah SWT telah memberikan kepada manusia begitu banyak anugerah dan nikmat. Dimulai dari
nikmat jasmani dan rohani yang tidak terhitung jumlahnya. Sudah tentu, tidak akan ada satu orang pun
yang bisa dan mampu untuk menghitungnya.
Begitupun ketika Allah menciptakan manusia dalam keadaan yang sebaik-baiknya atau sempurna
dan berbeda jauh dengan makhluk hidup lainnya. Sehingga manusia di kategorikan sebagai makhluk
yang paling mulya dan paling berbeda dari pada makhluk lainnya dimuka bumi ini. apakah itu dalam segi
fisik, fostur tubuh, akal dan nafsunya. Al – Qur'an menjelaskan fisik manusia tersebut dalam aurat At-
Tiin [: 4, yang berbunyi :
.� �م ق�و�ي ن� ت ح�س ان ف�ي� ا �س �ن �ال ا ا ق�ن ل قد� خ ل
" Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ".
( QS. At-Tiin [95] : 4 ).
Pada ayat tersebut Allah berfirman bahwa manusia diciptakan dengan segala fisik yang
sebaik-baiknya. Maha suci Allah yang telah memeulyakan manusia dalam segi penciptaannya. Tidak
hanya itu Al-Qur'an menjelaskan proses terjadinya manusia secara runtut dan kronologis, mulai dari
suatu masa yang belum dapat disebut. Dijelaskan pula dalam Al-Qur'an :
�ا �ئ ي ��ك ن� ش م�� ي �د$ه�ر� ل��ن' م%ن ال ان� ح�ي ���س ن �ال� ي علي ا ات ل� �� ه
ا. مذ�ك و�ر�
" Bukankah telah datang atas manusia suatu masa yang sedang dia ketika itu belum merupakan
sesuatu yang dapat disebut ? " ( QS. Al-Insaan [76] : 1 )
Artinya tak ada satupun kejadian yang di luar rencana dan perhitungan Allah sampai proses
pembuahan itu terejadi. Dan manusia diciptakan bukan secara main-main, namun benar-benar sudah
dipersiapkan Allah untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini dengan berbekal jasad yang begitu
sempurna.1
Tidak hanya itu Allah pun memulyakan proses kehidupan manusia semenjak dalam rahim,
sehingga menggugah ilmu pengetahuan untuk meneliti betapa hebat dan dashyatnya proses penciptaan
manusia. Rasulullah memberikan gambaran dalam sabdanya melalui hadits shahih :
ا ن د$ث ��ال : ح ��ض�ي الله عنه ق ع و�د� ر �ن� مس� �د� الله� ب عن� عب
اد�ق $��و الص ��$م وه ل ��ه� وس ���ي �ه عل�ل$ى الل ���ه� ص�و�ل الل ��س ر
ط�ن� ه ف�ي ب ���ق ل ع خ ��د ك م� ي ج�م ��ح �ن$ ا �لمص�د و�ق قال : " ا وا
و�ن ��ك م$ ي , ث ك ���ل ذل ���قة� م�ث ك و�ن عل �ن� يو�م�ا, ث م$ ي ع�ي ب ر� ا م%ه� ا
ع� ب ر� ا ����مر ب ا ��ا في ���ك �ه مل��عث الل ب , ث م$ ي ك ���ل ذل ���غة� م�ث ��� م ض
Lق�ي ��ه وش ��جل ه وا ��ق ه ور�ز� ���ت ب� عمل ه ا ك ��. وي قال ل �مات� ل ك
. و ح Sه� الر� �فخ ف�ي �د', ث م$ ي ن ع�ي و�س ا
1. KH. Shiddiq Amien, Drs. MBA, Jiwa tanpa topeng kepalsuan meretas jalan menjadi diri sendiri ( Granada : 2004 )
hlm.15
" Dari Abdullah bin Mas'ud RA dia berkata : telah menceritakan kepada kami Rasulullah SAW,
beliau lah orang yang benar dan dibenarkan, beliau bersabda : Sesungguhnya kamu dikumpulkan
penciptaannya didalam perut ibumu selama empat puluh hari, kemudian Allah menjadikan 'alaqah
seperti itu, Allah pun menjadikan mudlghah seperti itu, Allah pun mengutus malaikat dan
memerintahkannya untuk menulis empat perkara. Dan dikatakan kepada malaikat itu, tulislah amalnya,
rizqinya, ajalnya, bahagianya dan celakanya. Setelah itu Allah meniupkan ruh padanya. ( HR. Bukhari
63 : 431 ).
Begitu hebatnya Allah menjelaskan lewat Rasul-Nya bahwa manusia diciptakan tidak ada yang
kurang. Tidak hanya kehidupannya, bahkan masa sebelum kehidupannya pun dimulyakan, di terangkan
dan dijelaskan oleh Allah SWT. Selama empat puluh hari menjadi 'Alaqah. Alaqah adalah sekepal darah
kental atau darah yang sebesar kepalan tangan atau sekerat daging yang melekat berwarna merah.
Dengan adanya 'alaqah, manusia belum menjadi sosok yang sempurna, maka Allah menambahkan satu
komponen pada diri seorang manusia yaitu dengan mukhallaqah atau Mudhghah. Penciptaannya pun
menghabiskan waktu selama empat puluh hari. Yang dimaksud Mukhallaqah atau mudhghah adalah
potongan ( keratan ) yang sempurna yang tidak ada kekurangan dan tidak ada cacatnya dalam arti
sempurna penciptaannya. Tapi, meskipun sudah sempurna jasad dalam rahim itu, masih belum
sempurna tanpa adanya ruh. Setelah menghabiskan waktu selama 120 hari, Allah pum meniupkan pada
manusia yaitu ruh, sehingga manusia itu hidup dalam usia kurang lebih 4 bulan dala rahim seorang ibu.
Maka setelah Segalanya sudah diatur dan diawasi oleh malaikat amalnya, rizqinya, bahagia dan
celakanya sehingga manusia terkontrol segala aktifitas dan amalnya selama di dunia. Allah
menyempurnakan manusia tersebut selam sembilan bulan.
Jadi manusia sangatlah mulya hidupnya dialam dunia ini. beragam alat indera yang diperlukan
oleh manusia sendiri dalam kehidupannya pun telah dianugerahkan oleh Allah. Dimulai dari indera
penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman, indera pengecap dan indera peraba. Allah telah
memberikan semuanya kepada manusia. Dan semuanya itu merupakan potensi yang diberikan oleh
Allah. Yang bertujuan supaya manusia menjadi makhluk yang bersyukur dan berterima kasih kepada-
Nya. Tanpa disadari potensi itu melebihi dari apa yang ada di dunia ini.
Allah hanyalah mengharapkan supaya hamba-hamba-Nya bersyukur dengan apa yang diberikan
Allah berupa alat indera yang begitu menakjubkan. Diawali dengan pendengaran setelah itu dilanjutkan
dengan penglihatan dan diakhiri dengan perasaan Namun, potensi yang diberikan oleh Allah ada kalanya
tidak digunakan pada tempat yang semestinya. Sehingga menyebabkan manusia menjadi makhluk yang
sia-sia dan terhina dalam pandangan Allah. Menjadikannya penghuni neraka dan merasa menyesal
karena tidak menggunakan poteni dari Allah SWT yang begitu menakjubkan.
Dengan keadaan menyesal itulah Allah memasukan mereka yang tidak menggunakan potensinya
itu, kedala nerka sa'ir yang begitu menyala-nyala. Al- Qur'an menceritakan kisahnya dalam Al- Qur'an
surat Al-Mulk : 10 yang berbunyi :
حاب� ���ص ا ف�ي ا $��ا ك ن ��ل م ���ع�ق و� ن مع ا ���س ا ن $��و� كن ��ال و�ا ل �� وق
�ر�. ع�ي الس$
" Dan mereka berkata : kalaulah keadaan kami dulu mendengarkan dan menggunakan akal kami
( dijalan yang benar ), maka kami tidak akan termasuk kepada ahli neraka yang menyala-nyala ( neraka
sa'ir ) " ( QS. Al-Mulk [67] : 10 )
Allah tidak segan-segan untuk menjadikan manusia sebagai penghuni neraka. Sehingga hal itu
sangatlah mudah bagi Allah untuk melakukannya. Oleh karena itu, potensi yang diberikan oleh-Nya,
seharusnya digunakan untuk memperhatikan, mengambil 'ibrah dan hikmah dari segala ciptaan Allah
SWT. Maka pendengaran kita, Akal serta hati kita akan menjadi penolong dari api neraka sa'ir, apabila
kita menggunakan pendengaran, akal serta hati tersebut di jalan yang diridlai Allah SWT, sebagaimana
yang telah ternaktub pada Ayat di atas.
Mengenai Potensi Manusia , fungsi dari potensi manusia yang terdapat dalam Al– Qur'an surat
An – Nahl [16] : 78, hikmahnya memperhatikan ayat – ayat Allah, Kaitan antara potensi manusia dan
ayat-ayat Allah, dan sikap kita terhadap ayat – ayat Allah.
Poin-poin itulah yang akan penulis jelaskan dalam karya tulis ini dengan judul " POTENSI
MANUSIA SEBAGAI RAGAM ALAT INDERA UNTUK MEMPERHATIKAN AYAT-AYAT ALLAH ( QS AN-NAHL
[16] : 78 ) "
BAB II
POTENSI MANUSIA SEBAGAI ALAT INDERA
UNTUK MEMPERHATIKAN AYAT - AYAT ALLAH
2.1 Pengertian Potensi Manusia
Sebagaimana yang telah dikutip pada Kamus Besar bahasa indonesia, bahwa
definisi potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkian untuk dikembangkan,
kekuatan, kemampuan, kesanggupan daya. Sedangka yang dimaksud dengan potensi manusia
adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk dikembangkan.
Oleh karena itu potensi manusia yang berupa pendengaran, penglihatan dan
perasaan itu, akan dikembangkan oleh manusia itu sendiri dalam jangka waktu yang sangat lama.
Ketika manusia lahir ke alam dunia ini, dia tidak bisa langsung melihat dan merasakan
bagaimana hidup di alam dunia ini. Sehingga dengan keterbatasan indera itulah manusia pertama
kali menngunakan potensinya yang merupakan alat pendengaran. Dengan pendengaran inilah
manusia bisa mendengar suara – suara, terutama suara ibunya yang begitu suka didengarnya.
Subhaanallah, Allah menjadikan manusia secara bertahap dalam menggunakan inderanya yang
berupa potensi manusia itu sendiri.
Setelah menggunakan pendengaran Allah melengakapinya dengan indera pengliahatan
dan perasaan, setelah itu, Allah pun memberikan kesempurnaan pada manusia, berupa alat indera
atau potensi yang lainnya. Seperti indera pengecap dan indera peraba. Kemudian barulah Allah
memberi nama dengan Sebutan Ahsani taqwim. Jadi manusia sangatlah mulya hidupnya dialam
dunia ini. beragam alat indera yang diperlukan oleh manusia sendiri dalam kehidupannya pun
telah dianugerahkan oleh Allah. Dimulai dari indera penglihatan, indera pendengaran, indera
penciuman, indera pengecap dan indera peraba. Allah telah memberikan semuanya kepada
manusia. Dan semuanya itu merupakan potensi yang diberikan oleh Allah. Yang bertujuan
supaya manusia menjadi makhluk yang bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya. Tanpa
disadari potensi itu melebihi dari apa yang ada di dunia ini.
Hal ini sangat sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam Al-Qur'an pada surat An-Nahl : 78 yang
berbunyi :
�ا �ئ ي ��و�ن ش ��م ع�ل �ك م� ال ت ات ��و�ن� ا م$ه �� بط جك م� م%ن� ر ���خ �ه ا� والل
. و�ن ك ر ش� $ك م� ت عل �دة ل ف�ئ �ال �صار وا ب �ال م�ع و ا ك م الس$ وجعل ل" Dan Allah mngeluarkan kamu dari perut ibumu, kamu tidak mengetahui sesuatupun dan allah
memberikan kamu pendengaran, penglihatan dan perasaan supaya kamu bersyukur ( QS.An –
Nahl : 78 )
Dalam kenyataannya, disisi lain, Allah SWT memulyakan manusia dengan potensi yang
begitu banyak dan menakjubkan, sehingga Nabi Adam yang mendapat julukan Abul Basyar
( Bapak Manusia ), ketika pertama kali diciptakan dan sebagai manusia yang pertama yang
malaikat pun sujud kepadanya. Itu artinya suatu pertanda bahwa manusia adalah makhluk yang
sangat mulya dari malaikat dan syetan bahkan syetan sangat membangkang dan sombong
dikarenakan Adamlah sebagai manusia, sekaligus makhluk yang mulya. tapi disisi lain Allah
justru menganggap hina terhadap manusia dengan potensinya itu sendiri. Hal tersebut di jelaskan
dalam Al-Qur'an Surat An Nahl :179 yang berbunyi :
ه م� ق ل و�ب' ال$ �س� ل �ن �ال �ج�ن% وا ا م%ن ال �ر� �ي ث $م ك �جهن ا ل �ن ا قد� ذر ول
ذان' ه م� ا ا ول ���ه و�ن ب ر ����ص ع�ي ن' ال$ ي ب ه م� ا ا ول ���ه و�ن� ب ��ف�قه ي
ك ه م ���ئ ضل[ وا و�ل ل� ه م� ا � ب �عام ن اال� �ك ك ئ �ها ا و�ل مع و�ن ب س� ي ال$
. �لغاف�ل و�ن ا’Dan sungguh kami telah mejadikan isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya (untuk memahami ayat-ayat Allah), dan
mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakannya (untuk memperhatikan tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka pun mempunyai telinga, tetapi dipergunakannya (untuk
mendengarkan ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang bahkan lebih sesat lagi, dan
mereka itulah orang-orang yang lalai. ( QS. Al-'Araaf : 179 ).
Allah sangat tidak suka sekali kepada manusia yang menyalahgunakan potensinya.
Bahkan manusia tersebut disejajarkan dengan binatang. Mereka mempunyai hati, mata, dan
telinga yang semuanya tidak sama sekali dipergunakannya untuk berterima kasih kepada Allah
sebagai Sang Kholiq yang telah menciptakan mereka. Padahal sebenarnya akal adalah potensi kejiwaan manusia berupa sistem psikis yang
kompleks untuk menyerap, mengolah, menyimpan dan memproduksi kembali item-item
informasi dan pengetahuan ( ranah kognitif ).
Akal ini bersifat fisik dengan demikian akal punabstrak. Dengan akal inilah kemudian
mausia menjadi makhluk yang istimewa. Dengan akal itu manusia dapat memahami berbagai hal
yang Allah ajarkan. Akal memberi manfaat besar kepada manusia dalam bidang ilmu
pengetahuan sehingga manusia dapat melakukan pengembangan dan inovasi. Dalam ayat diatas
bahwa yang dinamakan Qalbu tiu tidak hanya hati melainkan akal juga diartikan qalbu dalam Al-
Qur'an. Hati sering diartikan qalbu, sedang qalbu diartikan yang bolak-balik diantar perasaan ,
karena tidak berada pada satu keadaan itulah ia dinamakan qalbu dan di dalam qalbu atau hati
terdapat potensi besar untuk berniat dan bertekad. 2
2. Program Tutorial Universitas Pendidikan Indonesia, Generasi Muslim sejati.( Adzkiya : 2009 ) Hlm. 48
Adapun indera penglihatan atau mata adalah alat indera yang berguna untuk menerima informasi
secara visual. Sedangkan indera pendengar atau telinga adalah alat indera yang berguna untuk
menerima informasi secara verbal. Dan semua potensi tersebut adalah alat indera yang sering
digunakan manusia untuk kepentingan dalam hidupnya. Sehingga dengan bantuan indera itulah
manusia bisa mengatur hidupnya, pekerjaannya dan segala aktivitas kesehariannya.
.2.2 Fungsi Potensi Manusia
Allah SWT menjadikan ciptaannya, tidak terlepas dari fungsi dan gunanya. Sehingga
tidak mungkin jika Allah menciptakan sesuatu tanpa ada fungsi dan gunanya. Begitu pun dengan
potensi yang berupa alat indera, dimulai dari pendengaran, penglihatan dan perasaan, semuanya
mempunyai fungsinya masing-masing.
Indera pendengar digunakan untuk menerima dan mengetahui sesuatu yang nampak atau
secara visual, begitupun dengan pendengaran yang digunakan untuk mendengar atau mungkin
kedua indera tersebut bisa digunakan sekaligus untuk menyimak pembicaraan. Tapi berbeda
dengan hati dan akal, indera tersebut digunakan untuk mengolah, menyimpan dan memproduksi
informasi-informasi yang bersifat penting. Tetapi itu hanyalah dipandang dalam segi
universalnya saja. Berbeda dengan penjelasan Al-Qur'an yang menerangkan tentang potensi yang
berupa alat indera. Menurut Al-Qur'an, semua potensi tersebut digunakan untuk memperhatikan
tanda-tanda kekuasaan Allah yang berada di seluruh jagat raya ini. Allah berfirman :
ار� ��$ه �ل� والن $لي ف� ال �ال ت ر�ض� واخ� �ال موت� وا �ن$ ف�ي خل�ق� الس$ ا
. اب� �ب ل �ال ت� ال% و�ل�ى ا ي ال" Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda ( kekuasaan Allah ) bagi orang-orang yang berakal " ( QS. Ali Imran : 190
)
Albaab diartikan pikiran atau akal. Yang berasal dari kata Lub dan jama'nya Albaab. Oleh
karena itu pikiran atau akal tidak hanya berguna untuk memikirkan hal-hal yang bersifat
imajinasi, bayangan, ingatan ataupun hapalan, akan tetapi, Allah SWT juga memerintahkan
kepada manusia untuk memperhatikan tanda-tanda kekuasaan-Nya berupa penciptaan langit dan
bumi serta pergantian malam dan siang, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh ayat diatas.
2.3 Hikmah memperhatikan ayat-ayat Allah
Sesuai dengan fungsi dan guna dari potensi manusia, ada hikmah yang begitu banyak
yang terdapat dalam ayat-ayat dan tanda kekuasaan Allah. Diantaranya manusia akan
mendapatkan banyak sekali ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya. Karena kedahsyatan
potensi manusia lah yang menyebabkan dunia menjadi berubah dengan cepat dan bisa merubah
kaum primitif menjadi manusia yang bersosial dan berkembang dengan teknologi. Contohnya
ketika kita memperhatikan ayat-ayat Allah yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an pada Surat Al-
Anbiyaa [21] : 30, yang berbunyi :
�ق�ا ت ر ا ت ان ك ر�ض �ال ا و موت� الس$ ن$ ا و�ا فر ك �ن $ذ�ي ال ر ي م� ول ا
ي ؤ�م�ن و�ن فال ا eيح ي�ء� ش ك ل$ �لماء� ا م�ن ا �ن وجعل ه ما ق�ن ففت" Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah satu padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman ?" ( QS Al-Anbiyaa
[21] : 30 )
Ayat tersebut menerangkan tentang teori Big Bang atau ledakan besar pada permulaan
adanya alam semesta ini. Ternyata semuanya sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an sejak beribu -
ribu tahun yang lalu, sehingga dengan mengambil hikmah atau pelajaran dari ayat-ayat Allah,
manusia akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang melebihi ilmu pengetahuan lainnya yang ada
dimuka bumi ini. Subhaanallah.
Kemudian Allah juga menjelaskan proses terjadinya awan dan hujan yang terdapat dalam
Qur'an Surat An-Nur [24] : 43, yang berbunyi :
ج�عل ه ي ث م$ ه �ن ي ب ل%ف ي ا ث م$ �ا اب ح س ي ج�ز�ى الله ن$ ا ر ت م� ل ا
ماء� الس$ م�ن ل ز% وي ن �ه� ل خ�ال م�ن� ج خ�ر ي ود�ق �ل ا ي ر فت ام�ا ك ر
ص�ر�ف ه وي اء $ش ي من� �ه� ب �ب في ص�ي د� ر ب م�ن� �ها ف�ي ال� ب ج� م�ن
. �صار� ب �ال� ب ذ�هب ي ق ه ر� ب ا ن س اد ك ي اء ش ي من� عن�" Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka terlihatlah olehmu hujan
keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu)
dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) ggnung-gunung. Maka ditimpakan-Nya (butiran-
butiran) es itu kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa saja
yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. "
( QS. An-Nuur [24] : 43 ).
Tentang proses penciptaan manusia pun sudah Allah jelaskan pada Surat Al-Hajj [22] :
5, firman Allah :
اك م� ق�ن ل خ $ا �ن فا ع�ث� �لب ا م%ن �ب� ي ر ف�ي �ت م� ك ن �ن� ا $اس الن ي ها ا ي
م ض�غة� م�ن� ث م$ قة� عل م�ن� �م$ ث ن ط�فة� م�ن� �م$ ث اب� ت ر م%ن�
جل� ا ى �ل ا اء ش ن ما � حام ر� �ال ا ف�ي �ق�ر ن و ك م� ل %ن ي �ن ب ل $قة� ل م خ
. . . . د$ك م� ش ا �ل غ و�ا ب �ت ل ث م$ ط�ف�ال �خ�ر�ج ك م� ن ث م$ م$ى م[س
” Wahai manusia, jika kamu ada dalam keraguan tentang kebangkitan( dari alam kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes
mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam
rahim, apa yang kami kehendaki sampai sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami
mengeluarkan kamu sebagai bayi kemudian dengan ( berangsur-angsur) sehingga kamu
sampailah kepada kedewasaan. " Selain yang disebut diatas, masih banyak lagi isyarat – isyarat ilimiah yang dikemukakan
oleh para pakar sebagai kewajiban bagi kita untuk menggunakan potensi kita dalam
merenungkan ayat-ayat Allah SWT.
Disamping itu, hikmah dari memperhatikan ayat Allah adalah kita lebih bersyukur
dengan apa yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita. Ada pepatah yang mengatakan bahwa
orang yang paling menderita hidupnya adalah orang yang tidak bisa bersyukur pada tuhan atas
apa yang telah diterimanya dalam hidupnya. Individu tersebut tidak pernah bisa berusaha melihat
segala sesuatu dari kacamata positif. Bahkan kehidupan yang dijalaninya selama inipun tidak
dilihat sebagai pemberian dari tuhan.
Oleh karena itu, Kita semua sudah menyaksikan dan bahkan mengalami bagaimana
dahsyatnya potensi manusia. Manusia menjadikan peradaban dan teknologi berkembang dengan
pesatnya, yang seakan sebuah keajaiban, sesuatu yang tidak terpikirkan pada suatu jaman bisa
terealisasi pada jaman berikutnya.
2.3 Sikap kita terhadap Ayat-ayat Allah SWT
Adapun sikap kita terhadap ayat-ayat Allah yaitu kita harus memperhatikan dan
mengambil 'ibroh dari setiap kejadian yang ada di seluruh Alam semesta ini. Karena potensi kita
sebagai pemberian dari Allah SWT , sepantasnya kita gunakan pada jalan yang Haq, yang
tentunya diridhoi oleh Allah SWT. Serta potensi yang kita miliki sekarang ini akan
mengantarkan kita sebagai hamba Allah kepada derajat "Abdan Syakuuraa" .
Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Ali Imran [3] : 190, yaitu :
و �ه�م� ن و�ب ج وعلى ق ع و�د�ا و ام�ا ق�ي الله و�ن ذ�ك ر� ي �ن $ذ�ي ل ا
هذا �ق�ت ل خ ما ا $ن ب ر ر�ض� �ال وا موت� الس$ خل�ق� ف�ي و�ن $ر فك ت ي
. $ار� الن عذاب ا فق�ن ك �حان ب س اط�ال� ب"( yaitu ) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring atau mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi ( seraya berkata ) : " Ya
Tuhan kami tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia, maha suci engkau , maka
peliharalah kami dari siksa api neraka. ( QS. Ali Imran [3] : 190 )
Begitulah seharusnya sikap kita terhadap ayat-ayat Allah SWT yang digambarkan
didalam Al-Qur'an. Sebagai orang beriman dan bersyukur, tentu kita melaksanakan apa yang
dianjurkan oleh Allah SWT. Apabila melihat keindahan alam, fenomena alam, keajaiban alam
dan kesempurnaan tatanannya, maka orang beriman berkata : " Ya Tuhan kami tiadalah engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api
neraka.3
Itulah sikap yang dilakukan oleh orang yang beriman yang sangat merendah diri terhadap
Allah, bahkan terhadap ciptaan-Nya pun potensi, alat indera mereka tidak hanya melihat,
mendengar, merasakan, memahami, memperhatikan dan meneliti, tetapi disisi lain mereka
berdo'a, memuji dan menyanjung Allah SWT atas ciptaan-Nya. Wallahu a'lam bish Showaab.
top related