tiroid - olivia c. kaihatu (1)
Post on 17-Feb-2018
253 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
1/24
REFRAT
TIROID
OLEH :
Olivia C. Kaihatu
11.2014.162
KEPANITERAAN KLINIS ILM !EDAH
RSD TARAKAN
NI"ERSITAS KRISTEN KRIDA #ACANA
$AKARTA 201%
BAB I
PendahuluanKelenjar tiroid terdiri dari dua lobus jaringan endokrin yang
dihubungkan ditengah oleh suatu bagian sempit sehingga organ ini
tampak seperti dasi kupu-kupu. Kelenjar bahkan terletak di tepat yang
sesuai untuk dasi kupu-kupu, berada di atas trakea tepat di bawah laring.
Sel-sel sekretorik utama tiroid, yang dikenal sebagai sel folikel, tersusun
membentuk bola-bola berongga yang masing-masing membentuk suatu
unit fungsional yang diamai folikel. Pada potongan mikroskopik, folikel
tampak sebagai cincin sel-sel folikel mengelilingi suatu lumen di bagian
dalam yang terisi oleh koloid, bahan yang berfungsi sebagai tempat
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
2/24
penyimpanan ekstrasel untuk hormon tiroid. Perhatikan bahwa koloid di
dalam lumen folikel bersifat ekstraseluler (yaitu di luar sel tiroid),
meskipun terletak di bagian inferior folikel. Koloid tidak berkontak
langsung dengan cairan ekstrasel yang mengelilingi folikel. Konstituenutama koloid adalah suatu molekul protein besar yang dikenal sebagai
tiroglobulin (Tg), yang berkaitan dengan hormon-hormon tiroid dalam
berbagai stadium sintesis. Sel folikel menghasilkan dua hormon yang
mengandung iodium yang berasal dari asam amino tirosin
tetraiodotironin (T4 atau tiroksin) dan triiodotironin (T3). Kedua
hormon, yang secara kolektif disebut hormon tiroid, adalah regulator
penting laju metabolik basal (!"#) keseluruhan. $i ruang interstisium di
antara folikel-folikel terselip sel C, tipe sel sekretorik lain, yang diberi
nama demikian karena mengeluarkan hormon peptida kalsitonin.
Kalsitonin berperan dalam metabolisme kalsium serta sama sekali tidak
berkaitan dengan dua hormon tiroid utama lainnya. Pada refrat ini, penulis
akan membahas lebih jauh mengenai kelenjar tiroid beserta penyakit
yang dapat menyerang kelenjar tersebut.
%
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
3/24
BAB II.
Isi
A. Anatomi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di bagian bawah leher, terdiri dari % lobus yang
dihubungkan oleh ismus yang menutupi cincin trakea % dan &. Setiap
lobus tiroid berukuran panjang %,'- cm, lebar ,'-% cm dan tebal -,'
cm. !erat kelenjar tiroid dipengaruhi oleh berat badan dan asupan
yodium. Pada orang dewasa berat normalnya antara *-%* gram.
Pada sisi posterior melekat erat pada fasia pratrakea dan laring melalui
kapsul +brosa, sehingga akan ikut bergerak kea rah cranial sewaktu
menelan. Pada sebelah anterior kelenjar tiroid menempel otot pretrakealis
(m. sternotiroid dan m. sternohioid) kanan dan kiri yang bertemu pada
midline. Pada sebelah yang lebih super+cial dan sedikit lateral ditutupi
oleh fasia kolli profunda dan super+sialis yang membungkus m.
sternokleidomastoideus dan ena jugularis eksterna. Sisi lateral
berbatasan dengan a. karotis komunis, . jugularis interna, trunkus
simpatikus dan arteri tiroidea inferior. Posterior dari sisi medialnya
terdapat kelenjar paratiroid, n. laringeus rekuren dan esophagus. sofagus
terletak di belakang trakea dan laring, sedangkan n.laringeus rekuren
terletak pada sulkus trakeoesofagikus.
askularisasi kelenjar tiroid termasuk amat baik. /.tiroidea superior
berasal dari a.karotis kommunis atau a.karotis eksterna, a.tiroidea inferior
dari a.subklaia, dan a.tiroidea ima berasal dari a.brakhiosefalik salah
satu cabang arkus aorta. /liran darah dalam kelenjar tiroid berkisar -0ml1gram1menit, kira-kira '* kali lebih banyak dibanding aliran darah di
bagian tubuh lainnya. Pada keadaan hipertiroidisme, aliran darah ini akan
meningkat sehingga dengan stetoskop terdengar bising aliran darah
dengan jelas di ujung bawah kelenjar.
Setiap folikel tiroid diselubungi oleh jala-jala kapiler dan limfatik,
sedangkan sistem enanya berasal dari pleksus parafolikuler yang
menyatu di permukaan membentuk ena tiroidea superior, lateral daninferior.
&
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
4/24
Secara anatomis dari dua pasang kelenjar paratiroid, sepasang kelenjar
paratiroid menempel di belakang lobus superior tiroid dan sepasang lagi
di lobus medius.
Pembuluh getah bening kelenjar tiroid berhubungan secara bebasdengan pleksus trakealis. Selanjutnya dari pleksus ini ke arah nodus
pralaring yang tepat berada di atas ismus menuju ke kelenjar getah
bening brakiosefalik dan sebagian ada yang langsung ke duktus torasikus.
2ubungan getah bening ini penting untuk menduga penyebaran
keganasan yang berasal dari kelenjar tiroid.
3ambar . /natomi 4iroid
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
5/24
3ambar %. /natomi 4iroid Potongan "elintang
B. Fisiologi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama, yaitu tiroksin (4).!entuk aktif ini adalah triyodotironin (4&), yang sebagian besar berasal
dari konersi hormon 4di perifer, dan sebagian kecil langsung dibentuk
oleh kelenjar tiroid. 5odida anorganik yang diserap dari saluran cerna
merupakan bahan baku hormon tiroid. 6at ini dipekatkan kadarnya
menjadi &*-* kali yang a+nitasnya sangat tinggi di jaringan tiroid. 5odida
anorganik mengalami oksidasi menjadi bentuk organik dan selanjutnya
menjadi bagian dari tirosin yang terdapat dalam tiroglobulin sebagai
monoyodotirosin ("74) atau diyodotirosin ($74). Senyawa atau konjugasi
$74 dengan "74 atau dengan $74 yang lain akan menghasilkan 4&atau 4,
yang disimpan dalam koloid kelenjar tiroid. Sebagian besar 4 dilepaskan
ke sirkulasi, sedangkan sisanya tetap di dalam kelenjar yang kemudian
mengalami deyodinasi untuk selanjutnya menjalani daur ulang. $alam
sirkulasi, hormon tiroid terikat pada protein, yaitu globulin pengikat tiroid
(thyroid binding globulin, 4!3) atau prealbumin pengikat tiroksin
(thyro8ine binding prealbumine, 4!P/).
Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh suatu hormon stimulator tiroid
(thyroid stimulating hormone, 4S2) yang dihasilkan oleh lobus anterior
kelenjar hipo+sis. Kelenjar hipo+sis secara langsung dipengaruhi dan
diatur aktiitasnya oleh kadar hormon tiroid dalam sirkulasi yang
bertindak sebagai negatie feedback terhadap lobus anterior hipo+sis,
dan terhadap sekresi thyrotropine releasing hormone (4#2) dari
hipotalamus.
Pada kelenjar tiroid juga didapatkan sel parafolikuler, yang
menghasilkan kalsitonin. Kalsitonin adalah suatu polipeptida yang turut
mengatur metabolisme kalsium, yaitu menurunkan kadar kalsium serum,
melalui pengaruhnya terhadap tulang.
9adi, kesimpulan pembentukan hormon tiroksin melalui beberapa
langkah, yaitu
'
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
6/24
Iodide Trapping, yaitu pejeratan iodium oleh pompa Na+/K+
ATPase.
% 5odium masuk ke dalam koloid dan mengalami oksidasi. Kelenjar
tiroid merupakan satu-satunya jaringan yang dapat mengoksidasi 7hingga mencapai status alensi yang lebih tinggi. 4ahap ini
melibatkan en:im peroksidase.
& Iodinasi tirosin, dimana yodium yang teroksidasi akan bereaksi
dengan residu tirosil dalam tiroglobulin di dalam reaksi yang
mungkin pula melibatkan enzim tiroperoksidase (tipe en:im
peroksidase).
Perangkaian iodotironil, yaitu perangkaian dua molekul $74
(diiodotirosin) menjadi 4 (tiroksin, tetraiodotirosin) atau
perangkaian "74 (monoiodotirosin) dan $74 menjadi 4&
(triiodotirosin). reaksi ini diperkirakan juga dipengaruhi oleh enzim
tiroperoksidase.
' Hidrolisis yang dibantu oleh 4S2 (Thyroid-Stimulating ormone)
tetapi dihambat oleh 7, sehingga senyawa inaktif ("74 dan $74) akan
tetap berada dalam sel folikel.
0 Tiroksin dan triiodotirosinkeluar dari sel folikel dan masuk ke
dalam darah. Proses ini dibantu oleh 4S2.
; "74 dan $74 yang tertinggal dalam sel folikel akan mengalami
deiodinasi, dimana tirosin akan dipisahkan lagi dari 7. !nzimdeiodinasesangat berperan dalam proses ini.
< 4irosin akan dibentuk menjadi tiroglobulin oleh retikulum
endoplasmadan kompleks golgi.
C. Struma
Struma adalah pembesaran pada kelenjar tiroid. !iasanya dianggap
membesar bila kelenjar tiroid lebih dari %8 ukuran normal. Pembesaran
kelenjar tiroid sangat berariasi dari tidak terlihat sampai besar sekali dan
0
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
7/24
mengadakan penekanan pada trakea, membuat dilatasi sistem ena serta
pembentukan ena kolateral.
"orfologi dari pembesaran kelenjar tiroid ada berbagai macam. Struma
difus adalah pembesaran yang merata dengan konsistensi lunak padaseluruh kelenjar tiroid. Struma nodusa adalah jika pembesaran tiroid
terjadi akibat nodul, apabila nodulnya satu maka disebut uninodusa,
apabila lebih dari satu, baik terletak pada satu atau kedua sisi lobus,
maka disebut multinodusa.
$itinjau dari aspek fungsi kelenjar tiroid, yang tugasnya memproduksi
hormon tiroksin, maka bisa kita bagi
. 2ipertiroid, sering juga disebut sebagai toksika bila produksi hormon
tiroksin berlebihan.
%. utiroid, bila produksi hormon tiroksin dalam batas normal
&. 2ipotiroid, bila produksi hormon tiroksin kurang dari normal.
Pada struma yang tanpa ada tanda-tanda hipertiroid, disebut struma non
toksika. $ari aspek histopatologi kelenjar tiroid, maka timbulnya struma
bisa kita jumpai akibat proses hiperplasia, peradangan atau in=amasi,
neoplasma jinak dan neoplasma ganas.
Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh
. 2iperplasi dan hipertro+ dari kelenjar tiroid
Setiap organ apabila dipacu untuk bekerja lebih berat maka akan
berkompensasi dengan jalan hipertro+ dan hiperplasi. $emikian pula
dengan kelenjat tiroid pada saat masa pertumbuhan atau pada kondisi
memerlukan hormon tiroksin lebih banyak, misal saat pubertas, graida
dan sembuh dari sakit parah.
a. >on to8ic goiter difus, noduler
b. 4o8ic goiter noduler (Parry?s disease), difus (3rae?s
disease)1"orbus !asedow
%. 7n=amasi atau infeksi kelenjar tiroid
a. 4iroiditis akut
b. 4iroiditis subakut (de @uerain)
c. 4iroiditis kronis (2ashimoto?s disease dan struma #iedel)
;
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
8/24
&. >eoplasma
a. >eoplasma jinak (adenoma)
b. >eoplasma ganas (adenocarcinoma) papiliferum, folikularis,
anaplastik/dapun klasi+kasi klinisnya adalah ebagai berikut
a. 3rade * tidak teraba struma, atau bila teraba besarnya normal
b. 3rade 7/ teraba struma, tapi tak terlihat
c. 3rade 7! teraba struma, tapi baru dapat dilihat apabila posisi
kepala menengadah
d. 3rade 77 struma dapat dilihat dalam posisi biasa
e. 3rade 777 struma dapat dilihat dalam posisi biasa dalam jarak 0
meter
f. 3rade 7 struma yang amat besar
o Difuse Toi! "oiter #"ra$e%s Disease&
$e+nisi
Struma difusa toksik dapat kita temukan pada 3rae?s $isease. Penyakit
ini juga biasa disebut !asedow. 4rias !asedow meliputi pembesaran
kelenjar tiroid difus, hipertiroid, dan eksoftalmus. Penyakit ini lebih sering
ditemukan pada orang muda dengan gejala seperti berkeringat
berlebihan, tremor tangan, menurunnya toleransi terhafap panas,
penurunan berat badan, ketidakstabilan emosi, gangguan menstruasi
berupa amenorrhea"dan polidefekasi ( sering buang air besar ). Klinis
sering ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid, kadang terdapat
juga manifestasi pada mata berupa e#ophthalmus dan miopatia
ekstrabulbi. Aalaupun etiologi penyakit 3raes tidak diketahui pasti,
tampaknya terdapat peran dari suatu antibodi yang dapat ditangkap
reseptor 4S2, yang menimbulkan stimulus terhadap peningkatan hormon
tiroid. Penyakit ini juga ditandai dengan peningkatan absorbsi yodium
radiokatif oleh kelenjar tiroid.
3ambar penderita penyakit 3raes
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
9/24
Pato+siologi
3rae?s $isease merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
kelainan system imun dalam tubuh, di mana terdapat suatu :at yang
disebut sebagai Thyroid $e%eptor Antibodies. 6at ini menempati reseptor
4S2 di sel-sel tiroid dan menstimulasinya secara berlebiham, sehingga
4S2 tidak dapat menempati reseptornya dan kadar hormone tiroid dalam
tubuh menjadi meningkat.
3ejala Klinis
3ejala dan tanda yang timbul merupakan manifestasi dari peningkatan
metabolisme di semua sistem tubuh dan organ yang mungkin secara
klinis terlihat jelas. Peningkatan metabolisme menyebabkan peningkatan
kebutuhan kalori, dan seringkali asupan ( intake) kalori tidak mencukupi
kebutuhan sehingga terjadi penurunan berat badan secara drastis.
Peningkatan metabolisme pada sistem kardioaskuler terlihat dalam
bentuk peningkatan sirkulasi darah, antara lain dengan peningkatan curah
jantung1 %ardia% output sampai dua-tiga kali normal, dan juga dalam
keadaan istirahat. 7rama nadi meningkat dan tekanan denyut bertambah
sehingga menjadipulsus %elerB penderita akan mengalami takikardia dan
palpitasi. !eban pada miokard, dan rangsangan saraf autonom dapat
mengakibatkan kekacauan irama jantung berupa ektrasistol, +brilasi
atrium, dan +brilasi entrikel.
Pada saluran cerna sekresi maupun peristaltik meningkat sehingga
sering timbul polidefekasi dan diare.
C
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
10/24
2ipermetabolisme susunan saraf biasanya menyebabkan tremor,
penderita sulit tidur, sering terbangun di waktu malam. Penderita
mengalami ketidakstabilan emosi, kegelisahan, kekacauan pikiran, dan
ketakutan yang tidak beralasan yang sangat menggangu.Pada saluran napas, hipermetabolisme menimbulkan dispnea dan
takipnea yang tidak terlalu mengganggu. Kelemahan otot terutama otot-
otot bagian proksimal, biasanya cukup mengganggu dan sering muncul
secara tiba-tiba. 2al ini disebabkan oleh gangguan elektrolit yang dipicu
oleh adanya hipertiroidi tersebut.
3angguan menstruasi dapat berupa amenorea sekunder atau
metrorhagia. Kelainan mata disebabkan oleh reaksi autoimun berupa
ikatan antibodi terhadap reseptor pada jaringan ikat dan otot ekstrabulbi
dalam rongga mata. 9aringan ikat dan jaringan lemaknya menjadi
hiperplastik sehingga bola mata terdorong ke luar dan otot mata terjepit.
/kibatnya terjadi eksoftalmus yang dapat menyebabkan kerusakan bola
mata akibat keratitis. 3angguan gerak otot akan menyebabkan
strabismus.
3ambar Skema patogenesis penyakit 3raes
4atalaksana
*
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
11/24
4erapi penyakit 3raes ditujukan pada pengendalian keadaan
tirotoksisitas1 hipertiroidi dengan pemberian antitiroid, seperti
propylthiouracil (P4D) atau methima:ole. 4erapi de+nitif dapat dipilih
antara pengobatan anti-tiroid jangka panjang, ablasio dengan yodiumradiokatif, atau tiroidektomi. Pembedahan terhadap tiroid dengan
hipertiroidi dilakukan terutama jika pengobatan dengan medikamentosa
gagal dengan kelenjar tiroid besar. Pembedahan yang baik biasanya
memberikan kesembuhan yang permanen meskipun kadang dijumpai
terjadinya hipotiroid dan komplikasi yang minimal.
o Struma 'odosa Toksik
$e+nisi
Struma nodosa toksik adalah pembesaran kelenjar tiroid pada salah satu
lobus yang disertai dengan tanda-tanda hipertiroid. Pembesaran noduler
terjadi pada usia dewasa muda sebagai suatu struma yang nontoksik. !ila
tidak diobati, dalam '-%* tahun dapat menjadi toksik. Pertama kali
dibedakan dari penyakit 3rae?s oleh Plummer, maka disebut juga
Plummer?s disease.
Pato+siologi
Penyakit ini diawali dengan timbulnya pembesaran noduler pada
kelenjar tiroid yang tidak menimbulkan gejala-gejala toksisitas, namun jika
tidak segera diobati, dalam '-%* tahun dapat menimbulkan hipertiroid.
Eaktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dari nontoksik menjadi
toksik antara lain adalah nodul tersebut berubah menjadi otonom sendiri
(berhubungan dengan penyakit autoimun), pemberian hormon tiroid dari
luar, pemberian yodium radioaktif sebagai pengobatan.
3ejala Klinis
Saat anamnesis, sulit untuk membedakan antara 3rae?s disease
dengan Plummer?s disease karena sama-sama menunjukan gejala-gejala
hipertiroid. 5ang membedakan adalah saat pemeriksaan +sik di mana
pada saat palpasi kita dapat merasakan pembesaran yang hanya terjadipada salah satu lobus.
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
12/24
4atalaksana
4erapi yang diberikan pada Plummer?s $isease juga sama dengan
3rae?s yaitu ditujukan pada pengendalian keadaan tirotoksisitas1
hipertiroidi dengan pemberian antitiroid, seperti propil-tiourasil ( P4D )
atau metima:ol. 4erapi de+nitif dapat dipilih antara pengobatan anti-tiroid
jangka panjang, ablasio dengan yodium radiokatif, atau tiroidektomi.
Pembedahan terhadap tiroid dengan hipertiroidi dilakukan terutama jika
pengobatan dengan medikamentosa gagal dengan kelenjar tiroid besar.
Pembedahan yang baik biasanya memberikan kesembuhan yang
permanen meskipun kadang dijumpai terjadinya hipotiroidi dan komplikasi
yang minimal.
o "oiter
Setiap pembesaran pada kelenjar tiroid dirujuk sebagai goiter. Penyebab
dari nonto8ic goiter dijelaskan pada tabel . 3oiter dapat difus, uninodular
atau multinodular. Kebanyakan non to8ic goiter diperkirakan sebagai hasil
dari stimulasi sekunder 4S2 yang dikarenakan sintesis h ormon tiroid yang
tidak adekuat dan other para%rine gro&th fa%tors. Peningkatan leel 4S2
memicu di'use thyroid hyperplasia, diikuti dengan hiperplasia fokal, yang
menghasilkan nodul dapat atau tidak mengandung iodine, %olloid nodules,
atau mikrofolikuler nodul. Eamilial goiter terjadi dikarenakan adanya
inherited de(%ien%ies pada en:im yang dibutuhkan untuk mensintesis
hormon tiroid secara lengkap atau parsial. 7stilah endemi% goitermerujuk
pada terjadinya kejadian goiter pada suatu populasi secara signi+kan
pada daerah tertentu. $ulu, dijelaskan bahwa penyebab tersering
terjadinya endemic goiter dikarenakan oleh de+siensi iodium. Selain itu
ada pula makanan yang disebutkan sebagai dietary goitrogensyang juga
disebutkan sebagai pemicu endemic goiter, seperti rumput laut, singkong
dan kol.
Klasi(kasi )tiologi S*esi(k ndemic 7odine de+ciency, dietary
goitrogens (cassaa, cabbage)"edications 7odide, amiodarone, lithium4hyroiditis Subacute, chronic (2ashimoto?s)
%
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
13/24
Eamilial 7mpaired hormone synthesis from
en:yme defects>eoplasm /denoma, carcinoma#esistance to thyroid hormone -
4abel . tiologi dari nonto8ic goiter3ejala Klinis
Kebanyakan pasien dengan nonto8ic goiter adalah asymptomatic,
meskipun begitu keluhan tersering adalah adanya rasa seperti ditekan
dileher. Sejalan dengan makin besarnya goiter, gejala kompresi seperti
dyspnea dan dysphagia dapat timbul. Pasien juga mengeluh sering
meludah (catarrh). Pemeriksaan +sik mungkin didapatkan massa teraba
lunak, pembesaran difus (simple goiter), atau nodul dengan beragamukuran dan konsistensi pada kasuk multinodular goiter. $eiasi atau
kompresi trakea bisa saja timbul.
Pemeriksaan Penunjang
Pasien biasanya eutiroid dengan 4S2 normal dan leel free 4 low-
normal atau normal. E>/! dirokomendasikan pada pasien dengan nodul
yang dominan atau nodul yang terasa sakit atau tetap membesar. F4
scan juga sangat membantu untuk mengealuasi meluasnya
pemanjangan retrosternal dan air&ay %ompression.
4ata laksana
Pasien eutiroid dengan goiter difus tidak membutuhkan terapi. !eberapa
dokter memberikan pasien dengan goiter yang besar hormon tiroid
eksogen untuk menekan stimulus 4S2 dari pusatnyaB terapi ini akan
membuat ukuran goiter berkurang dan atau menstabilkan ukurannya dan
cara ini merupakan cara yang paling efektif untuk small di'use goiters.
ndemic goiter di terapi dengan pemberian iodine. Pembedahan di
lakukan pada
) Peningkatan nilai 4secara berkelanjutan%) "emberikan gejala obstruktif&) /danya ekstensi substernal) /danya kecurigaan ke arah malignancy atau dibuktikan dengan
E>/!') 7ndikasi kosmetik
&
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
14/24
Near-totalatau total thyroidectomy adalah pilihan yang dapat dipilih dan
pasien membutuhkan terapi 4seumur hidup.
o Struma >odosa >ontoksik (S>>4)
$e+nisiStruma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tiroid yang
secara klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda
hypertiroidisme. 7stilah struma nodosa menunjukkan adanya suatu proses,
baik +siologis maupun patologis yang menyebabkan pembesaran
asimetris dari kelenjar tiroid. Karena tidak disertai tanda-tanda toksisitas
pada tubuh, maka pembesaran asimetris ini disebut sebagai struma
nodosa nontoksik. Kelainan ini sangat sering dijumpai sehari-hari, dan
harus diwaspadai tanda-tanda keganasan yang mungkin ada.
Pato+siologi
S>>4 dapat juga disebut sebagai goiter sporadis. 9ika goiter endemis
terjadi *G populasi di daerah dengan de+siensi yodium, maka goiter
sporadis terjadi pada seseorang yang tidak tinggal di daerah endemik
beryodium rendah. Penyebabnya sampai sekarang belum diketahui
dengan jelas, bisa terdapat gangguan en:im yang penting dalam sintesis
hormon tiroid atau konsumsi obat-obatan yang mengandung litium,
propiltiourasil, fenilbuta:one, atau aminoglutatimid.
3ejala Klinis
Pada umumnya struma nodosa non toksik tidak mengalami keluhan
karena tidak ada hipo- atau hipertiroidisme. 5ang penting pada diagnosis
S>>4 adalah tidak adanya gejala toksik yang disebabkan oleh perubahan
kadar hormon tiroid, dan pada palpasi dirasakan adanya pembesaran
kelenjar tiroid pada salah satu lobus. !iasanya tiroid mulai membesar
pada usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada saat
dewasa. Karena pertumbuhannya berangsur-angsur, struma dapat
menjadi besar tanpa gejala kecuali benjolan di leher.
Sebagian besar penderita dengan struma nodosa dapat hidup dengan
strumanya tanpa keluhan. Aalaupun sebagian struma nodosa tidak
mengganggu pernafasan karena menonjol ke depan, sebagian lain dapat
menyebabkan penyempitan trakea bila pembesarannya bilateral. Struma
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
15/24
nodosa unilateral dapat menyebabkan pendorongan sampai jauh ke arah
kontra lateral. Pendorongan demikian mungkin tidak mengakibatkan
gangguan pernafasan. Penyempitan yang berarti menyebabkan gangguan
pernafasan sampai akhirnya terjadi dispnea dengan stridor inspiratoar.Keluhan yang ada ialah rasa berat di leher. Sewaktu menelan trakea naik
untuk menutup laring dan epiglotis sehingga terasa berat karena ter+ksasi
pada trakea.
4atalaksana
4indakan operatif masih merupakan pilihan utama pada S>>4. "acam-
macam teknik operasinya antara lain
a. Hobektomi, yaitu mengangkat satu lobus, bila subtotal maka
kelenjar disisakan seberat & gramb. 7sthmolobektomi, yaitu pengangkatan salah satu lobus diikuti oleh
isthmusc. 4iroidektomi total, yaitu pengangkatan seluruh kelenjar tiroidd. 4iroidektomi subtotal bilateral, yaitu pengangkatan sebagian lobus
kanan dan sebagian kiri, sisa jaringan %- gram di bagian posterior
dilakukan untuk mencegah kerusakan pada kelenjar paratiroid atau
>. #ekurens Haryngeus
o S*esi(! Tumor T+*es
a) Pa*illar+ Car!inoma #PTC&Papillary carcinoma meliputi
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
16/24
Needle Aspiration iopsy) pada massa di tiroid atau kelenjar limfe. Saat
kanker tiroid di diagnosis menggunakan E>/!, ultrasound leher secara
keseluruhan sangat direkomendasikan untuk mengealuasi lobus
kontralateral dan metastasis ke kelenjar limfe central dan lateral ne%k%ompartment. "atastasis tersering adalah paru, diikuti oleh tulang, hati
dan otak.
Prognosis 7ndicator
Secara umum, pasien dengan P4F mempunyai prognosis yang baik
dengan JC'G * tahun surial rate. Pada tahun C" (Tumor"
Nodal status, etastases) yang dipakai pada hampir semua pusat
kesehatan di /merika Dtara. Simpli(ed system dari $e 3root and
associates menggunakan empat grupLclass 7 (intrathyroidal), class 77
(cerical nodal metastases), class 777 (e8trathyroidal inasion), dan class 7
(distant metastases)Ldigunakan untuk menentukan prognosis.
Surgical 4reatment
Kebanyakan penulis berpendapat bahwa jika pasien dengan high risk
tumor (didiagnosa berdasarkan klasi+kasi apapun) atau bilateral tumor
harus dilakukan total atau near-total thyroidectomy. !elakangan ini,
penelitian yang dilakukan pada J '*.*** pasien dengan P4F menunjukan
bahwa, pada banyak macam analisis, total thyroidectomy menghasilkan
lebih banyak recurrence dan surial untuk tumor dengan ukuran J cm.
0
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
17/24
Hebih lanjut, penulis menjelaskan
bahwa pasien dengan diameter
tumor hingga % cm yang di terapi
dengan lobectomy mempunyairesiko %G lebih tinggi angka
recurrence dan CG resiko lebih
tinggi angka mortalitas kanker tiroid.
!erdasarkan pernyataan diatas,
guideline saat ini untuk kanker tiroid
adalah direkomendasikan untuk
dilakukan near total atau total
thyroidectomy untuk kanker primer
J cm kecuali ada kontraindikasi
pada pembedahan.
4abel %. Klasi+kasi 4>" untuk 4umor
4iroid
b) Folli!ular Car!inoma
Eollicular carcinoma termasuk *G
kanker tiroid dan sering terjadi pada
daerah dengan de+siensi iodiun.
Aanita mempunyai insidens
tertinggi terkena follicular carcinoma
dengan rasio wanita berbanding pria
& , dan rata-rata berumur '*
tahun. Eollicular cancers biasanya muncul sebagai solitary thyroid
nodules, kadang ada riwayat pembesaran benjolan yang cepat dan long-
standing goiter. >yeri biasanya jarang timbul, kecuali perdarahan terjadi
di dalam nodul. 4idak seperti P4F, cerical lymphadenopaty merupakan
hal yang jarang terjadi pada awal (sekitar 'G), meskipun begitu
metastase jauh dapat terjadi. Pada G kasus follicular cancer dapat
menjadi hiperfungsi, sehingga menimnulkan pasien datang dengan
;
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
18/24
keluhan thyroto8icosis. E>/! tidak dapat digunakan untuk menyingkirkan
benign folli%ular lesion dari follicular carcinoma. Dntuk itu, preoperatie
clinical diagnosis untuk kanker ini sulit dilakukan kecuali terjadi metastasis
jauh terjadi. Hage follicular tumor (J cm) pada laki-laki yang sudah tuacenderung mengarah ke arah malignancy.
Surgical 4reatment dan Prognosis
Pasien yang didiagnosa mempunyai lesi follicular dengan E>/!
sebaiknya melakukan thyroid lobectomy karena setidaknya
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
19/24
dan hati. Firi khasnya adalah kemampuannya mensekresi kalsitonin
karena asalnya. Karsinoma ini sering dikatakan herediter.
D. -angkah-angkah Penegakkan Diagnosis Struma
i. /namnesisPada anamnesis, keluhan utama yang diutarakan oleh pasien bisa
berupa benjolan di leher yang sudah berlangsung lama, maupun gejala-
gejala hipertiroid atau hipotiroidnya. 9ika pasien mengeluhkan adanya
benjolan di leher, maka harus digali lebih jauh apakah pembesaran terjadi
sangat progresif atau lamban, disertai dengan gangguan menelan,
gangguan bernafas dan perubahan suara. Setelah itu baru ditanyakan ada
tidaknya gejala-gejala hiper dan hipofungsi dari kelenjer tiroid. Perlu juga
ditanyakan tempat tinggal pasien dan asupan garamnya untuk
mengetahui apakah ada kecendrungan ke arah struma endemik.
Sebaliknya jika pasien datang dengan keluhan ke arah gejala-gejala hiper
maupun hipofungsi dari tiroid, harus digali lebih jauh ke arah hiper atau
hipo dan ada tidaknya benjolan di leher.
ii. Pemeriksaan Eisik
Pada pemeriksaan +sik status lokalis pada regio coli anterior, yang
paling pertama dilakukan adalah inspeksi, dilihat apakah pembesaran
simetris atau tidak, timbul tanda-tanda gangguan pernapasan atau tidak,
ikut bergerak saat menelan atau tidak.
Pada palpasi sangat penting untuk menentukan apakah bejolan tersebut
benar adalah kelenjar tiroid atau kelenjar getah bening. Perbedaannya
terasa pada saat pasien diminta untuk menelan. 9ika benar pembesaran
tiroid maka benjolan akan ikut bergerak saat menelan, sementara jika
tidak ikut bergerak maka harus dipikirkan kemungkinan pembesaran
kelenjar getah bening leher. Pembesaran yang teraba harus dideskripsikan
o Hokasi lobus kanan, lobos kiri, ismuso Dkuran dalam sentimeter, diameter panjang
o 9umlah nodul satu (uninodosa) atau lebih dari satu (multinodosa)o Konsistensinya kistik, lunak, kenyal, keraso >yeri ada nyeri atau tidak pada saat dilakukan palpasi
o "obilitas ada atau tidak perlekatan terhadap trakea, muskulus
sternokleidomastoidea
C
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
20/24
o Kelenjar getah bening di sekitar tiroid ada pembesaran atau tidakiii. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang digunakan dalam mendiagnosis
penyakit tiroid terbagi atas
o Pemeriksaan untuk mengukur fungsi tiroid. Pemeriksaan untuk
mengetahui kadar 4& dan 4 serta 4S2 paling sering menggunakan
teknik radioimmunoassay (#7/) dan H7S/ dalam serum atau plasma
darah. Kadar normal 4 total pada orang dewasa adalah '*-%*
ng1dl. Kadar normal untuk 4& pada orang dewasa adalah *,0'-,;
ng1dl.o Pemeriksaan untuk menunjukkan penyebab gangguan tiroid.
/ntibodi terhadap macam-macam antigen tiroid yang ditemukan
pada serum penderita dengan penyakit tiroid autoimun. Seperti
antibodi tiroglobulin dan thyroid stimulating hormone antibody.o Pemeriksaan radiologis
a. Eoto rontgen dapat memperjelas adanya deiasi trakea atau
pembesaran struma retrosternal yang pada umumnya secara klinis
pun sudah bisa diduga. Eoto rontgen leher posisi /P dan lateral
biasanya menjadi pilihan.
b. DS3 tiroid yang bermanfaat untuk menentukan jumlah nodul,
membedakan antara lesi kistik maupun padat, mendeteksi adanya
jaringan kanker yang tidak menangkap iodium dan bisa dilihat
dengan scanning tiroid.c. Scanning 4iroid dasarnya adalah presentasi uptake dari 7 &
yang didistribusikan tiroid. $ari uptake dapat ditentukan teraan
ukuran, bentuk lokasi dan yang utama ialah fungsi bagian-bagian
tiroid (distribusi dalam kelenjar). Dptake normal '-*G dalam %
jam. $ari hasil scanning tiroid dapat dibedakan & bentuk, yaitu cold
nodule bila uptake nihil atau kurang dari normal dibandingkan
dengan daerah disekitarnya, ini menunjukkan fungsi yang rendah
dan sering terjadi pada neoplasma. !entuk yang kedua adalah warm
nodule bila uptakenya sama dengan sekitarnya, menunjukkan fungsi
yang nodul sama dengan bagian tiroid lain. 4erakhir adalah hot
nodule bila uptake lebih dari normal, berarti akti+tasnya berlebih
dan jarang pada neoplasma.
%*
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
21/24
o E>/!. Pemeriksaan histopatologis akurasinya /! saja.i. 4indakan Pembedahan
7ndikasi operasi pada struma adalah
. Struma difus toksik yang gagal dengan terapi medikamentosa%. Struma uni atau multinodosa dengan kemungkinan keganasan&. Struma dengan gangguan kompresi. Kosmetik
Kontraindikasi pada operasi struma
. Struma toksika yang belum dipersiapkan sebelumnya%. Struma dengan dekompensasi kordis dan penyakit sistemik lain
yang belum terkontrol&. Struma besar yang melekat erat ke jaringan leher sehingga sulit
digerakkan yang biasanya karena karsinoma. Karsinoma yang
demikian biasanya sering dari tipe anaplastik yang jelek
prognosisnya. Perlekatan pada trakea ataupun laring dapat
sekaligus dilakukanreseksi trakea atau laringektomi, tetapi
perlekatan dengan jaringan lunak leher yang luas sulit dilakukan
eksisi yang baik.
Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah
nodul tiroid tersebut suspek malignant atau suspek benign. !ila nodul
tersebut suspek malignant, maka dibedakan apakah kasus tersebut
operable atau inoperable.
!ila kasus yang dihadapi adalah inoperable maka dilakukan tidakan
biopsi insisi untuk keperluan pemeriksaan histopatologis. $ilanjutkan
dengan tindakan debulking dan radiasi eksterna atau kemoradioterapi.
!ila nodul tiroid suspek maligna yang operable atau suspek benign dapat
dilakukan tindakan isthmolobektomi atau lobektomi. 9ika setelah hasil P/
membuktikan bahwa lesi tersebut jinak maka operasi selesai, tetapi jika
ganas maka harus ditentukan terlebih dahulu jenis karsinoma yang
terjadi.
Komplikasi pembedahan tiroid
. Perdarahan dari /. 4iroidea superior
%. $ispneu
%
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
22/24
&. Paralisis >. #ekurens Haryngeus. /kibatnya otot-oto laring terjadi
kelemahan. Paralisis >. Haryngeus Superior. /kibatnya suara penderita menjadi
lenih lemah dan sukar mengontrol suara nada tinggi, karena terjadi
pemendekan pita suara oleh karena relaksasi ". Krikotiroid.
Kemungkinan nerus terligasi saat operasi.
%%
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
23/24
BAB III
Kesim*ulan
Struma adalah suatu penyakit yang sering kita jumpai sehari-hari.
Sangat penting untuk melakukan anamnesis dan pemeriksaan +sik yang
teliti dan cermat untuk mengetahui ada tidaknya tanda-tanda toksisitas
yang disebabkan oleh perubahan kadar hormon tiroid dalam tubuh. !egitu
juga dengan tanda-tanda keganasan yang dapat diketahui secara dini.
Selanjutnya adalah menentukan pemeriksaan penunjang yang tepat
untuk menentukan diagnosis pasti dari jenis struma yang ada. $engan
menegakkan diagnosis pasti maka kita dapat menentukkan tatalaksana
yang tepat bagi struma yang dialami oleh pasien. /pakah memerlukan
tindakan pembedahan, atau cukup diberi pengobatan dalam jangka waktu
tertentu.
%&
-
7/23/2019 Tiroid - Olivia C. Kaihatu (1)
24/24
BAB I/
Da0tar Pustaka
. Sherwood H. Kelenjar endokrin perifer. $alam Sherwood H. Eisiologi
manusia. 3F. 9akartaB %*%. ;';-on 4oksik N
2ipertiroidisme. $alam !uku ajar ilmu peneyakit dalam. disi
Ketiga. EKD7. 9akartaB %*. ;';-;
top related