tetanus

Post on 23-Jun-2015

216 Views

Category:

Health & Medicine

6 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Tetanus

TRANSCRIPT

Asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis tetanus

ByQurotul A’yun.Skep.,Ns

Pengertian • tetanus adalah penyakit infeksi yang

diakibatkan oleh toksik kuman Cloctradium tetani (tatanospasmin) yang dimanifestasikan berupa kejang otot proksimal, diikuti oleh kekuatan otot seluruh tubuh.

• Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekauan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran, sebagai akibat dari toksin kuman closteredium tetani

Reservoir kuman

• Tanah yang mengandung kotoran ternak

• Kotoran manusia • Kotoran hewan

Gejala Klinis

• Masa inkubasi tetanus berkisar antara 2-21 hari.

• Timbulnya gejala klinis biasanya mendadak yang didahului oleh ketegangan otot pada rahang dan leher

• Timbul kesukaran membuka mulut• Trismus• Kejang ototini akan berlanjut kekuduk

dinding perut dan sepanjang tulang belakang

Keadaan khas

• Badan kaku dengan episttonus• Tungkai dalam keadaan ekstensi• ‘lengan kaku dan tangan mengepal

Klasifikasi

Berdasarkan keadaan klinis• Tetanus local– Ditandai dengan otot terasa sakit, lalau

timbul rebiditas dan spasme pada bagian proksimal luar.

– Gejala menetap dalam beberapa minggu dan kemudian hilang

• Tetanus general– Timbul mendadak dengan kaku kuduk,– Trismus– Gelisah– Mudah tersinggung– Sakit kepala merupakan manifestasi awal– Dalam waktu singkat kontraksi otot

somatic meluas– Menimbulkan aduksi lengan– Dan ekstensi ekstremitas bagian bawah– Spasme berlangsung beberapa detik

sampai beberapa menit dan terdapat jeda relaksasi

• Tetanus segal– Termasuk dalam kategori tetanus vocal– Masa inkubasi 1-2 hari terjadi sesudah

otitis media atau luka kepala dan muka– Gejala tetanus umum

Berdasarkan berat gejala• Trismus (3cm) tanpa kejang torik

umum meskipun dirangsang• Trismus (3 cm atau lebih kecil) dengan

kejang torik umum bila dirangsang• Trismus (1 cm) dengan kejang torik

umum spontan

Etiologi • Toksik kuman clostridium tetani yang

dapat masuk melalui– Luka tusuk– Gigitan binatang– Luka bakar– Luka operasi yang tidak dirawat dan tidak

dibersihkan dengan baik– Caries gigi– Pemotongan tali pusat yang tidak steril– Dan penjahitan luka robek yang tidak steril– Klien yang belum imunisasi lebih beresiko

penatalaksanaan• Farmakologi– Antitoksin – Antikonvulsan

• Non farmakologi– Merawat dan membersihkan luka dengan steril– Diit TKTP– Isolasi pada ruang yang tenang, bebas dari

rangsangan luar– Manjaga jalan nafas agar tetap baik– Mengatur cairan elektrolit

Pemeriksaan penunjang

• Elektrolit ( tidak seimbang sebagai pencetus kejang ).

• Glukosa ( hipoglikemi sebagaipencetus kejang)

• Ureum/ kreatinin ( peningkatannya dapat meningkatkan resiko kejang)

• Sel darah merah• Kadar obat dalam racun.

Komplikasi

• Pneumonia aspirasi• Asfiksia• Atelektasis

Asuhan keperawatan

• A.Identitas : alamat penting untuk Mengetahui adanya faktor resiko thd timbulnya serangan tetanus.

• Aktifitas dan istirahat : Gejala yg timbul biasanya : berupa keletihan, keterbatasan dalam beraktifitas dan bekerja yg ditimbulkan oleh diri sendiri atau orang terdekat atau pemberi asuhan keperawatan.

Tandanya : perubahan tonus dan kekuatan otot, gerakan involunter atau kontrasi

otot ataupun kelompok otot.

• . Sirkulasi : Gejala : hipertensi, peningkatan nadi, sianosis atau bisa juga depresi dgn penurunan Nadi dan RR dan penurunan tanda vital

• Neoru sensori :– Gejala : aktifitas berulang,

pingsan,pusing, infeksi serebri.– Tanda : karakteristik kejang : prodromal,

kejang umum, kejang parsial ( komplek), kejang parsial sederhana.

• Nyeri dan kenyamanan : Nyeri otot punggung ssakit kepala.

• Pernafasan : – Gejala :, gigi mengatup, sianosis,

pernafasan menurun atau cepat, peningkatan sekresi mukus sampai apnea.

Prioritas masalah

1 Mencegah atau mengendaklikan aktifitas kejang

2. Melindungi klien dfari cedera atau akibat kejang

3. Mempertahankan fungsi nafas yg efektif

4. Meningkatkan pengetahuan klien

. Diagnosa Keperawatan: 1. Resiko tinggi terhadap trauma atau

penghentian pernafasan b.d kehilangan koordinasi otot-otot besar dan kecil.

2. Bersihan jalan nafas atau pola nafas tidak efektif b.d kerusakan neuro ,obstrusi tracheobronchial.

3. Kurang pengetahuan atau kebutuhan bejar mengenai kondisi dan aturan penatalaksanaan b.d kurangnya informasi , keterbatasan kognitif.

Dx 1 Intervensi Rasaional

1. Gali bersama klien berbagai stimulus

pencetus kejang

2. Pertaahankan bantalan lunak, pada

penghalang tempat tidur yg aman.

3. Pertahankan tirah baring secara ketat

jika klien menunjukkan gejala

prodromal kejang.

4. Tinggallah bersama klien bbrp lama

setelah timbulnya kejang.

5. Miringkan kepala, masukkan tong

spatel kemulut, dan lakukan

pengisapan.

6. Catat tipe aktifitas kejang

7. Kolaborasi pembelian obat-obat anti

kejang.

1. Untuk menghindari faktor resiko

terjadinya kejang.

2. Untuk mencegah klien dari trauma.

3. Untuk mencegah/ mengambil

tindakan secara mudah jika terjadi

serangan kejang,klien bebas dari

trauma.

4. Mengobservasi timbul;nya serangan

kejang berulang.

5. Mencegah aspiras, gigitan lidah, dan

aspirasi oleh cairan pd jalan nafas.

6. Memberi pengaman thd pencegahan

serangan kejang berikutnya.

7. Mencegah terjadinya serngan kejang

yang berulang.

Dx 2 Intervensi Rasional

1. Anjurkan klien untuk mengosongkan

mulut dari benda tertetu seperti gigi

palsu jika fase aura terjadi atau tanpa

gejala kejang.

2. Letakkan klien pd posisi miring

permukaan datar , miringkan kepala

selama serangan kejang.

3. Tanggalkan pakain pd derah dada /

abdomen dan leher.

4. Masukkan spatel lidah atau jalan nafas

buatan atau gulungan benda lunak

sesuai indikasi.

5. Lakukan pengisapan sesuai indikasi

6. Berikan tambahan oksigen sesuia

indikasi.

7.Siapkan alat atau bantu intubasi jika

ada indikasi.

1. Menurunkan resiko aspirasi atau

masuknya benda asing ke faring.

2. Mencegah aspirasi.

3. Untuk memfasilitasi usaha bernafas

atau ekspansi dada.

4. Untuk mencegah gigitan lidah,

mengefektifkan jalan nafas.

5. Mempertahankan bersihan jalan nafas

6. Memenuhi kebutuhan klien terhadap

oksigen.

7. Menjaga jika terjadinya obstruksi

jala nafas.yg permanent oleh

rangsangan kejang.

Dx 3 Intervensi Rasional

1. Jelaskan mengenai penyakitnya,

patifisiologi, gejala tanda serangan,

dan penenganan yg dilakukan pada

saat serangan timbul.

2. Jelaskan pentingnya minum obat

secara teratur.

3. Jelaskan pentingnya menghindari

rangsangan sabagai faktor pencetus

terjadinya serangan..

1. Klien mengerti tentang keadaan dan

mampu mengambil tindakan yang

berguna untuk dirinya.

2. Menghindari terjadinya serangan yang

disebabkab oleh karena putus obat.

3. Klien dapat terhindar dari stimulus

terjadinya serangan berulang.

Terima Kasih

top related